case anestesia

21
Case Report Session Te knik Anestesi pada Pasien CKD stage V dengan aff CAPD Oleh Rendi Dwi Prasetyo 09101!0"9 Chika A#lia $#sna 11 101!119 Preseptor % dr& 'ose (i)ano* SpAn KKV +A,-A. A./ST/S-OO,- DA. R/A.-AS- RS2P DR& & D3A- PA DA., 4AK2TAS K/DOKT/RA. 2.-V/RS-TAS A.DAAS !015 +A+ -

Upload: chika

Post on 13-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 1/21

Case Report Session

Teknik Anestesi pada Pasien

CKD stage V dengan aff CAPD

Oleh

Rendi Dwi Prasetyo 09101!0"9

Chika A#lia $#sna 11101!119

Preseptor %

dr& 'ose (i)ano* SpAn KKV

+A,-A. A./ST/S-OO,- DA. R/A.-AS-

RS2P DR& & D3A- PADA.,

4AK2TAS K/DOKT/RA. 2.-V/RS-TAS A.DAAS

!015

+A+ -

Page 2: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 2/21

P/.DA$22A.

1&1 atar +elakang

Dalam memilih cara melakukan prosedur anestesia dipengaruhi oleh beberapa faktor 

antara lain umur, status fisik (termasuk adanya kelainan/ penyakit), posis pembedahan,

keterampilan dan pengalaman anestesiologinya, keinginan pasien serta bahaya lainnya.

Sebagian besar prosedur pembedahan (70-7!) dilakukan dengan anestesi umum,

sedangkan operasi lainnya dilakukan dengan anestesi regional atau lokal. "perasi sekitar leher,

kepala, intratorakal, intraabdominal paling baik dilakukan dengan menggunakan anestesi umum

endotrakeal. Sedangkan untuk operasi dibagian hipogastrik, obstetric, ektremitas ba#ah, dan

 bedah urologi biasanya menggunakan anestesi regional.

$ada pasien dengan gangguan gin%al, teknik terbanyak yang digunakan adalah anestesia

spinal, terutama pada operasi pelepasan kateter &'$D, karena pada pembedahan ini, hanya

dilakukan sayatan kecil pada abdomen dan #aktu yang dibutuhkan untuk melakukan

 pembedahan ini tidak lama. 'nestesi spinal adalah pemberian obat anestetik lokal ke dalam

ruang subarackhnoid. "bat yang laim digunakan adalah bupiacaine dengan efek analgesia * +

 %am.

1&! T#6#an Pen#lisan

$enulisan ini bertu%uan untuk mengetahui dan memahami tindakan anastesi pada tindakan

aff CAPD&

1& anfaat Pen#lisan

anfaat penulisan ini adalah menambah pengetahuan pembaca umumnya dan penulis

khususnya mengenai &D ( Chronic Kidney Desease ) dan tatalaksananya.

1&" etode Pen#lisan

$enulisan ini meru%uk pada studi kepustakaan berdasarkan berbagai literature.

+A+ --

T-.3A2A. P2STAKA

1

Page 3: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 3/21

!&1 CKD

!&1&1 Definisi

&hronic idney Disease(&D) adalah salah satu penyakit renal tahapakhir. &D

merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreersible. Dimana kemampuan tubuh

gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan elektrolit yang menyebabka

n uremia atau retensi urea dan sampah nitrogenlain dalam darah (Smelterdan are, 00).

!&1&! /pide7iologi

1rekuensi &D cenderung terus meningkat setiap tahun di seluruh dunia. $enelitian

 populasi yang dilakukan di empat kota yakni 2akarta, 3ogyakarta, Surabaya, dan ali yang

melibatkan sekitar 0.000 pasien, menun%ukkan prealensi &D sebesar +,4! dari total

 penduduk 5ndonesia.

!&1& Klasifikasi

lasifikasi penyakit gin%al kronik dikelompokkan atas dasar dera%at (stage)penyakit dan

atas dasar diagnosis etiologi. lasifikasi atas dasar dera%at penyakitdibuat berdasarkan la%u

filtrasi glomerulus (61) yang dihitung dengan rumusockcroft-ault (Su#itra, 007).

lasifikasi penyakit gin%al kronik berdasarkan dera%at penyakit (81-D"95, 00)

Dera%at $en%elasan 61

erusakan gin%al dengan 61 normal atau : ; <0

erusakan gin%al dengan 61↓ringan 40- +<

= erusakan gin%al dengan 61↓sedang =0 - <

> erusakan gin%al dengan 61↓ berat - <

agal gin%al ? atau dialisis

2

Page 4: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 4/21

!&1&" /tiologi

Diba#ah ini ada beberapa penyebab &D menurut $rice dan @ilson(004) diantaranya

adalah A

.$enyakit infeksi tubulointerstinal seperti pielo nefritis kronik dan refluksnefropati.

.$enyakit peradangan seperti glomerulonefritis.

=. $enyakit askular seperti hipertensi, nefrosklerosis benigna, nefrosklerosismaligna, dan

stenosis arteria renalis.

>. angguan %aringan ikat seperti 6upus eritematosus sistemik, poliarteritisnodosa, dan seklerosis

sistemik progresif.

. angguan kongenital dan herediter seperti penyakitgin%al polikistik danasidosis tubulus gin%al.

4.$enyakit metabolik seperti diabetes militus, gout,dan hiperparatiroidisme,serta amiloidosis.

7.8efropati toksik seperti penyalahgunaan analgetik,dan nefropati timah.

+. 8efropati obstruktif seperti traktus urinarius bagian atas yang terdiri daribatu, neoplasma,

fibrosis retroperitoneal. Braktusurinarius bagian ba#ahyang terdiri dari hipertropi prostat,

setriktur uretra, anomali kongenitalleher esika urinaria dan uretra.

!&1&5 Patofisisologi

$enurunan la%u filtrasi glomerulus (61) %uga berpengaruh padaretensi cairan dan

natrium. Cetensi cairan dan natrium tidak terkontoldikarenakangin%al tidak mampu untuk 

mengonsentrasikan ataumengencerkan urin secara normal pada penyakit gin%al tahap akhir,

respongin%al yang sesuai terhadap perubahan masukan cairan dan elektrolit sehari-hari tidak 

ter%adi. 8atrium dan cairan sering tertahan dalam tubuh yangmeningkatkan resiko ter%adinya

3

Page 5: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 5/21

oedema, gagal %antung kongesti, danhipertensi. ipertensi %uga dapat ter%adi akibat aktiasi aksis

reninangiotensin dan ker%asama keduanya meningkatkan sekresi aldosteron. $asienlain

mempunyai kecenderungan untuk kehilangan garam, mencetuskan resikohipotensi dan

hipoolemia. Episode muntah dan diaremenyebabkanpenipisan air dan natrium, yang semakin

memperburukstatus uremik.

'sidosis metabolik ter%adi akibat ketidakmampuan gin%almensekresikan muatan asam

(F) yang berlebihan. Sekresi asam terutamaakibat ketidakmampuan tubulus gin%al untuk 

mensekresi amonia (8=) danmengabsorpsi natrium bikarbonat (&"=). $enurunan sekresi

fosfat danasam organik lain %uga ter%adi.

erusakan gin%al pada &D %uga menyebabkan produksieritropoetinmenurun dan anemia

ter%adi disertai sesak napas, angina dan keletihan.Eritropoetin yang tidak adekuat dapat

memendekkan usia sel darah merah,defisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk mengalami

 perdarahan karenastatus pasien, terutama dari saluran gastrointestinal sehingga ter%adi

anemiaberat atau sedang. Eritropoitin sendiri adalah subtansi normal.

'bnormalitas utama yang lain pada &D menurut Smelter, dan arec(00) adalah

gangguan metabolisme kalsium dan fosfat tubuh yang memilikihubungan saling timbal balik,

 %ika salah satunya meningkat yang lainmenurun. $enurunan 61 menyebabkan peningkatankadar fosfat serum dansebaliknya penurunan kadar serum menyebabkan penurunan

sekresiparathormon dari kelen%ar paratiroid. 8amun pada &D, tubuh tidak beresponsecara

normal terhadap peningkatan sekresi parathormon, dan akibatnyakalsium di tulang menurun,

menyebabkan perubahan pada tulang danmenyebabkan penyakit tulang, selain itu metabolik 

aktif itamin dihidrokolekalsifero yang secara normal dibuat didalam gin%al menurun,seiring

dengan berkembangnya &D ter%adi penyakit tulang uremik dansering disebut"steodistrofienal.

"steodistrofienalter%adi dari perubahankomplek kalsium, fosfat dan keseimbangan

 parathormon. 6a%u penurunanfungsi gin%al %uga berkaitan dengan gangguan yang mendasari

ekresi proteindan urin, dan adanya hipertensi. $asien yang mengekresikan secara

signifikanse%umlah protein atau mengalami peningkatan tekanandarah cenderung akancepat

memburuk dari pada mereka yang tidak mengaliami kondisi ini.

4

Page 6: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 6/21

!&1&8 ,e6ala dan tanda

anifestasi yang ter%adi pada &D antara lain ter%adi pada sistem kardio askuler,

dermatologi, gastro intestinal,neurologis, pulmoner, muskuloskletal dan psiko-sosial menurut

Smelter danare (00) diantaranya adalah A

.ardioaskuler A

'. ipertensi, yang diakibatkan oleh retensi cairan dan natrium dariaktiasi sistem renin

angiotensin aldosteron.

. agal %antung kongestif.

&. Edema pulmoner, akibat dari cairan yang berlebih.

.Dermatologi seperti $ruritis, yaitu penumpukan ureapada lapisan kulit.

=. astrointestinal seperti anoreksia atau kehilangannafsu makan, mualsampai dengan ter%adinya

muntah.

>. 8euromuskuler seperti ter%adinya perubahan tingkatkesadaran, tidakmampu berkonsentrasi,

kedutan otot sampai ke%ang.

. $ulmoner seperti adanya seputum kental dan liat, pernapasan dangkal,kusmol, sampai

ter%adinya edema pulmonal.

4. uskuloskletal seperti ter%adinya fraktur karena kekurangan kalsium danpengeroposan tulang

akibat terganggunya hormon dihidroksi kolekalsiferon.

7. $siko sosial seperti ter%adinya penurunan tingkat kepercayaan diri sampaipada harga dirirendah (DC), ansietas pada penyakit dan kematian

5

Page 7: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 7/21

!&1& Pe7eriksaan pen#n6ang

'. 6aboratorium A

.Grin

a)Holume A iasanya kurang dari >00 ml/%am (oliguria) atauurin tidak ada (anuria).

 b)@arna A Secara normal perubahan urine mungkin disebabkanoleh pus / nanah, bakteri,

lemak, partikel koloid,fosfat,sedimen kotor, #arna kecoklatan menun%ukkan

adanyadarah,miglobin, dan porfirin.

c)erat 2enis A urang dari ,0 (menetap pada ,00menun%ukkan kerusakan gin%al

 berat).

d)"smolalitas A urang dari =0 m"sm/kg menun%ukkankerusakan tubular, amrasio

urine / ureum sering A

.liren kreatinin mungkin agak menurun.

=.8atrium A 6ebih besar dari >0 EmI/6 karena gin%altidak mampumereabsorbsi natrium.

>. $rotein A Dera%at tinggi proteinuria ( =->F ), secara kuatmenun%ukkan kerusakan

glomerulus bila sel darah merah (SD)dan fregmen %uga ada.

.Darah

a)reatinin A iasanya meningkat dalam proporsi. adar kreatinin0 mg/d6 diduga tahap

akhir (mungkin rendah yaitu ).

 b)itung darah lengkap A ematokrit menurun dan b biasanya kurang dari 7-+ g/d6.

c)SD (Sel Darah erah) A @aktu hidup menurun pada defisiensieritropoetin seperti

 pada aotemia.

6

Page 8: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 8/21

d)D' (as Darah 'nalisa) A p, penurunan asidosis metabolik(kurang dari 7,) ter%adi

karena kehilangan kemampuan gin%al untuk mengeksekresi hidrogen dan amonia atau

hasilakhirkatabolisme protein. ikarbonat menurun $&" menurun.

e)8atrium serum A ungkin rendah, bila gin%al kehabisan natriumatau normal

menun%ukkan status dilusi hipernatremia.

f)alium A $eningkatan sehubungan dengan retensi sesuai denganperpindahan selular 

(asidosis), atau pengeluaran %aringan(hemolisis SD). $ada tahap akhir , perubahan E

mungkintidak ter%adi sampai kalium 4, mEI atau lebih besar.

.Cadiologi

.Gltrasono grafi gin%al digunakan untuk menentukan ukuran gin%aldan adanya masa , kista,

obtruksi pada saluran perkemihan bagianatas.

.iopsi in%al dilakukan secara endoskopik untuk menentukan sel%aringan untuk diagnosis

histologis.

=.Endoskopi gin%al dilakukan untuk menentukan pelisgin%al.

!&1&: Penatalaksanaan

Dera%at 61 Cencana Berapi

; <0

Berapi penyakit dasar, kondisi komorbid, ealuasi pemburukan

fungsi gin%al, memperkecil risiko kardioaskuler 

40- +<

enghambat pemburukan fungsi gin%al

=

=0 - <

Ealuasi dan terapi komplikasi

>

- <

$ersiapan untuk terapi pengganti gin%al

?

Berapi pengganti gin%al

7

Page 9: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 9/21

!&! CAPD

&ontinuous 'mbulatory $eritoneal Dialysis (&'$D) adalah suatu proses dialisis di dalam

rongga perut yangbeker%a sebagai penampung cairan dialisis dan peritoneum sebagai

membransemipermeabel yang berfungsi sebagai tempat yang dile#ati cairan tubuh

yangberlebihan dan solute yang berisi racun ureum yang akan dibuang, dimana cairan dialisatnya

selalu berhubungan dengan membrane peritoneum,kecuali pada saat penggantian cairan dialisat.

&'$D bersifat kontinyu dan biasanya dapat dilakukan sendiri di rumahan oleh pasien.

$ada &'$Dini, rongga abdomen/peritoneum pasien selalu terisi cairan dialisat yang

merupakancairan khusus yang terdiri dari elektrolit dan dekstrosa. &airan dialisat ini perlu

diganti secaraperiodik ketikakonsentrasi dari produk buangan(#aste product)meningkat.@aste

 productiniberdifusi dari darah pasien mele#ati membranperitoneum dan masuk ke rongga

abdomen.Dekstrosa atau gula pada cairan dialisatakan menarik air melalui proses osmosis dari

tubuh menu%u ke rongga peritoneum.arena se%umlah dekstrosa diserap melalui proses difusi

masuk ke dalam tubuh pasiendan karena konsentrasi dekstrosadi dalam rongga peritoneum

menurun karenapenambahan air, maka pergerakan cairan %uga menurun dan pada saat

inilahdiperlukan penggantian cairan dialisat.$roses penggantian cairan dialisat ini diulang =

sampai kali sehari, padaumumnya > kali sehari.

!& Anestesi Spinal

'nestesi regional adalah hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh sementara pada

impuls syaraf sensorik. 1ungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya. Betapi

 pasien tetap sadar. 'nestesi spinal adalah pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang

subarackhnoid. Gntuk mencapai cairan serebrospinal, %arum suntik akan menembus kutis J

subkutis J lig. Supraspinosum J lig. 5nterspinosum J lig. 1laum J ruang epidural J

8

Page 10: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 10/21

durameter J ruang subarackhnoid. aka dari daerah disekitar tempat tusukan perlu diteliti

terlebih dahulu.

eberapa keuntungan bila kita melakukan anestesi spinal antara lain A

. 'lat minim dan teknik relatif sederhana, sehingga biaya relatif lebih murah.

. Celatif aman untuk pasien yang tidak puasa.

=. Bidak ada komplikasi %alan nafas dan respirasi.

>. Bidak ada polusi kamar operasi oleh gas anestesi.

. $era#atan post operasi lebih ringan.

4. "bat yang digunakan lebih sedikit.

7. "nset lebih singkat.

+. 6eel anestesi lebih pasti dibandingkan anestesi lokal.

 8amun ada %uga kerugian dilakukannya anestesi spinal A

. Bidak semua penderita dilakukan anestesi secara regional

. embutuhkan ker%asama pasien yang kooperatif.

=. Sulit diterapkan pada anak - anak.

>. Bidak semua ahli bedah menyukai anesstesi regional.

. Berdapat kemungkinan kegagalan pada teknik anestesi regional.

Dalam melakukan anestesi, kita harus selalu #aspada dengan segala komplikasi - komplikasi

yang mungkin ter%adi agar kita dapat menangani dengan cepat saat hal tersebut ter%adi. $ada

anestesi spinal, komplikasi - komplikasi yang mungkin ter%adi adalah A

9

Page 11: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 11/21

. Brauma saraf, akibat dari A

a) ipotensi arterial yang terlalu lama

 b) Brauma tusukan %arum

. radikardia dapat disebabkan oleh A

a) lok yang terlalu tinggi sampai B.

 b) ipotensi aliran darah balik berkurang

c) lok simpatis

d) ehilangan darah saat operasi yang tidak diketahui.

=. ual muntah dikarenakan A

a) ipotensi

 b) ipoksia

c) Bonus parasimpatis berlebihan sehingga peningkatan peristaltik usus.

d) 'danya empedu dalam lambung oleh karena relaksasi pylorus dan spinchter ductus

 biliaris.

e) 1raktur psikologis.

>. lok spinal tinggi dapat disebabkan oleh A

a) Dasis yang terlalu besar

 b) $enyuntikan obat anestesi yang terlalu cepat

c) $asien menge%an

10

Page 12: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 12/21

d) $osisi pasien tidur tanpa bantal terutama bila menggunakan obat hiperbarik.

Dampak 'nestesi Spinal $ada "perasi $elepasan ateter &'$D

$ositif 8egatif  iaya relatif lebih murah Berdapat kemungkinan kegagalan

$era#atan post operasi lebih ringan $asien harus dalam posisi tidur selama > %am

$ada umumnya, obat anestesi regional tidak 

diekskresikan di gin%al

Bidak baik %ika digunakan untuk pembedahan

dengan %angka #aktu lebih dari %am

Bidak ada efek samping metabolit Sulit dilakukan pada pasien dengan obesitas

Bidak memerlukan muscle relaxan $asien cenderung merasa cemas karena pasien

dalam keadaan sadar 

Bidak mempengaruhi C1 asalakan hipotensi

 bisa dicegah dengan preload yang cukup

ipotensi akan sulit ditangani karena tidak bisa

di loading banyak cairan dan dapat

mengakibatkan bradikardi.

Banpa intubasi sehingga mengurangi infeksi

 %alan nafas

ipoentilasi yang ter%adi merupakan resiko

 besar te%adinya asidosis

+A+ ---

APORA. KAS2S

 8ama A E8

2enis elamin A 6aki-laki

Gsia A >4 tahun

C A >0.<0.><

Ana7nesis

Kel#han 2ta7a %

11

Page 13: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 13/21

Seorang pasien laki-laki usia >4 tahun dira#at di embun pagi CSG$ Dr..D%amil $adang pada

tanggal 7 februari 0 dengan keluhan pasien sudah tidak ada buang air kecil se%ak * hari

yang lalu..

Riwayat Penyakit Sekarang %

- Bidak ada buang air kecil

; Berpasang &'$D yang harus dilepas

Riwayat Penyakit Dah#l#%

enderita penyakit gin%al kronik 

Riwayat Penyakit Kel#arga %

Bidak ada keluarga yang sakit seperti ini.

Ana7nesis Peny#lit Anestesi

• 'sma (-)

• D (-)

• 'lergi (-)

• 'ngina $ectoris (-)

• ipertensi (F)

• $enyakit hati (-)

• $enyakit gin%al (F)

• igi palsu (-)

• e%ang (-)

• atuk (-)

• $ilek (-)

• Demam (-)

12

Page 14: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 14/21

• elainan ardioaskular (-)

Ci#ayat "bat yang sedang/telah digunakan

• 'nti ipertensi (F)

• 'nti Ceumatik (-)

• 'nti Diabetik (-)

• "bat %antung (-)

Ci#ayat operasi sebelumnya A pemasangan &'$D

Ci#ayat anestesi sebelumnya A spinal

Ci#ayat komplikasi anestesi sebelumnya A (-)

Ke<iasaan <#r#k sehari;hari yang 7e7pers#lit operasi %

  Cokok A (F)

 

'lkohol A (-)

  "bat penenang A (-)

'S' =

$emeriksaan 1isik (7 1ebruari 0)

eadaan Gmum A

esadaran A &omposmentis &ooperatif

eadaan Gmum A tampak sakit sedang

Bekanan darah A 7</04 mmg

 8adi A +4 K/menit, teratur dan kuat angkat

 8afas A 0 K/menit

13

Page 15: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 15/21

Suhu A afebris

erat adan A kg

Binggi adan A 0 cm

2alan 8afas A bebas

$aru A esikuler F/F, rh -/-, #h -/-

2antung A irama teratur, bising (-)

'bdomen A bising usus (F) normal, mual (-), muntah (-), distensi abdomen (-)

enitalia A kateter (-), hematuria (-), anuria (F)

Ekstremitas A edema -/-, akral hangat, perfusi baik,

 8eurologis A defisit neurologis (-)

$asil a<oratori#7

b A +, g/dl

t A 4 !

6eukosit A .700/mm=

Brombosit A 04.000/mm

=

$B A 0,4 s '$BB A >,4 s

&l A 04 mmol/l

A >, mmol/6

 8a A >= mmol/l

Greum A 0

reatinin A 0,>

asil rontgen A Bidak ditemukan adanya pembesaran %antung dan paru

asil E A %antung dalam batas normal

14

Page 16: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 16/21

onsul 5nterne A Cisiko ardioaskuler A ringan-sedang, respirasi A ringan, hemostasis A stabil,

endokrin A stabil.

Diagnosa

&D stage H on D

Plan

'ff &'$D.

 6aporan 5ntraoperatif 

2enis 'nestesi A C' spinal

"bat premedikasi A

- "ndansentron > mg

"bat medikasi A

- Decain 0 mg

- orfin 0, mg

- 1ortanest mg

aintenance A

- " A 6/menit

Beknik 'nestesi A

S'

$osisi duduk 

6=-> median

6&S %ernih

Cespirasi A SC 

$osisi A Supine

5nfus A C6

15

Page 17: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 17/21

onitoring yang dilak#kan %

Ta<el 1& Tekanan Darah dan 4rekwensi .adi Pasien sela7a Operasi

P#k#l =(-+> Tekanan darah =77$g> .adi =?@7enit>

0<.00 >0/0 70

0<.0 >0/>+ 4+

0<.0 >/>7 470<. >/>+ 47

0<.0 =/ 47

0<. >7/70 47

0<.=0 >7/= 4

0<.= >/= 47

0<.>0 >/= 4+

0<.> >/= 7=

0<.0 =0/> 7

0<. / 4+

0.00 /7 7

,rafik onitoring %

09.00 AM 09.15 AM 09.30 aM 9.45

0

20

40

60

80

100

120

140

160

sistol diastol North

3#7lah Cairan yang 7as#k % R

L 0 g

$uasa L < %am

2umlah cairan yang dibutuhkan pasien A

16

Page 18: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 18/21

• aintenance A (>K0) F (K0) F (K=0) L <0 cc

• Stress operasi A (>K0) L 00 cc

• $uasa A <K<0 L +0 cc

 Penggantian cairan (kristaloid)

$ada %am 5 A <0 F 00 F >0 L 4< cc

$ada %am 55 A <0 F 00 F 0 L >< cc

Total 11: BB

 Perdarahan

Estimated blood olume A 70 K 0 L =00 cc

onitoring Post Operatif 

-nstr#ksi dokter %

ila esakitan A Bramadol l0 mg 5H

5nfus A C6

P#k#l =(-+> Tekanan darah =77$g> .adi =?@7enit>

0.00 /7 7

0. 4/+ 70

,rafik onitoring %

17

Page 19: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 19/21

10.00 AM 010.15 AM

0

20

40

60

80

100

120

140

sistol diastol North

+A+ -V

  P/+A$ASA.

Belah dilaporkan seorang pasien laki-laki berusia >4 tahun dira#at di ambun pagi CSG$

. D%amil $adang pada tanggal 4 februari 0 dengan diagnosis &D stage H on D,

diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta dibantu dengan

 pemeriksaan penun%ang.

Dari anamnesis didapatkan pasien datang dengan keluhan utama sudah tidak ada buang

air kecil, dan ri#ayat hipertensi. Dari pemeriksaan fisik keadaan umum tampak sakit sedang,

18

Page 20: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 20/21

 pasien tidak dapat ber%alan selama bulan terakhir dan hanya berbaring sa%a di kasur. lasifikasi

status fisik pasien adalah 'S' =. Sebelumnya terhadap pasien telah dilakukan pemasangan

&'$D dengan teknik ansatesi spinal pada agustus 00<

Beknik anesthesia yang digunakan pada operasi aff &'$D pada pasien ini adalahanestesia spinal, terutama pada operasi pelepasan kateter &'$D, karena pada pembedahan ini,

hanya dilakukan sayatan kecil pada abdomen dan #aktu yang dibutuhkan untuk melakukan

 pembedahan ini tidak lama. Saat akan induksi, pasien menolak untuk dilakukan anesthesia spinal

dan lebih meminta bius umum, namun pada akhirnya operasi tetap dilakukan dengan anestesi

spinal. 'nestesi spinal adalah pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang subarackhnoid.

"bat yang laim digunakan adalah bupiacaine.. $remedikasi yang digunakan antara lain

"ndansetron > mg. edikasi yang digunakan antara lain Decain 0 mg, orfin 0, mg,

1ortanest mg. "ndansetron memiliki efek anti muntah. Decain (bupiacaine) memiliki efek 

analgesia * + %am dengan potensi =->K lipat dibandingkan lidocaine dan lama -K lipat

dibandingkan lidocaine, fortanest (midaolam) merupakan obat sedasi yang memberikan suasana

nyaman pada pasien, bebas dari rasa takut dan cemas, dan tidak peduli terhadap lingkungan

sekitar.

Selama operasi pola respirasi pasien adalah spontan respirasi, posisi  supine, dan terpasang infus

Cinger 6actat. emudian obat analgetik yang diberikan post operatif adalah. Bramadol 0 mg 5H

diberikan sesaat sebelum operasi selesai. Bramadol merupakan obat analgetik opioid yang dapat

digunakan untuk mengurangi nyeri post operasi. emudian $asien dira#at di ambun pagi CSG$ Dr.

. D%amil $adang.

DA4TAR P2STAKA

'rnoud peppelenbosch et al. 00+. $eritoneal dialysis catheter placement techniIue and

complications. 8DB plus. Diunduh dari httpA//ek%.oKford%ournals.org/ by guest on

1ebruary + 0.

rane ein, yra '. lempeter. 004. oerioperatieanagement of peritoneal dialysis

international. Hol. . 6ousiana.

19

Page 21: Case Anestesia

7/26/2019 Case Anestesia

http://slidepdf.com/reader/full/case-anestesia 21/21

6atief S.' Suryadi '. Dachlan C.00. fisiologi gin%al dalam buku petun%ukpraktis

anestesiologi. &etakan kedua. agian anesthesiology dan terapi intensiffakultas

kedokteran 5ndonesia . 2akarta.

akalah pelatihan.00. $emasangan kateter peritoneal dialysis. 5ndonesia. 1resenius medicalcare.

 8ational institute for health and clinical eKcellent . 007. 5nternational procedure oerie# of

laparascopic of peritoneal dialysis catheter.

$emasangan kateter peritoneal dialisa. 5ndonesia. 1resenus medical care. $rosedur-prosedur

untuk pasien &'$D.

$rice and @ilson <<. $atofisiologi. Edisi >. &etakan 5. 2akarta. $enerbit uku edokteran

E&

Seiner C@. 00. Disease of the kidney and urinary tract. Holume three. Seenth edition. GS' A

6ippincott @illiams and #ilkins.

Seiner C@. 00. anualof nephrology. SiKth edition. GS' A 6ippincott #illiamsand #ilkins

20