kejang demam word

Upload: veronicha-anggarai

Post on 07-Aug-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    1/28

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    2/28

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    Kejang demam adalah yang suatu penyakit yang terkait dengan demam,

    usia, dan tidak didapatkan infeksi intrakranial ataupun kelainan lain di otak.

    Dikatakan demam apabila suhu tubuh rektal diatas 38C atau suhu aksila 37,8C.

    Biasanya kejang demam terjadi pada umur 3 bulan samapai 5 tahun, dan

    terbanyak umur !"8 bulan. Kejang demam merupakan kelainan tersering pada

    anak dimana #"5$ anak berumur di ba%ah 5 tahun pernah mengalami bangkitan

    kejang demam.

    Kejang demam dikelompokkan menjadi dua, yaitu kejang demam

    sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam merupakan salah satu

    kelainan saraf tersering pada anak. &aktor"faktor yang berperan dalam etiologi

    kejang demam, yaitu' faktor demam, usia, ri%ayat keluarga, dan ri%ayat perinatal

    (asfiksia, usia kehamilan, dan bayi berat lahir rendah). *rognosis kejang demam

     baik, karena kejang demam bersifat benigna. +ngka kematian hanya ,-!",75$.

    ebagian besar penderita kejang demam sembuh sempurna, sebagian berkembang

    menjadi epilepsi sebanyak #"7$. Kejang demam dapat mengakibatkan gangguan

    tigkah laku serta penurunan intelegensi dan pen/apaian tingkat akademik.

    Beberapa hasil penelitian tentang penurun tingkat intelegensi paska bangkitan

    kejang demam tidak sama. 0mpat persen penderita kejang demam se/ara

     bermakna mengalami gangguan tingkah laku dan penurunan tingkat intelegensi.

    1alaupun prognosis kejang demam baik, bangkitan kejang demam /ukup

    mengkha%atirkan bagi orang tuanya. 2asil penelitian an tuiji4en Berg di

    Kanada dan Belanda menunjukkan bah%a 7$ diantara orang tua anak dengan

    kejang demam tidak mempunyai pengetahuan tentang penyakit anaknya. 2asil

     penelitian Karmar dkk, di ndia mengenai kejang demam dan 6$ menganggap

    anaknya akan mati.

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    3/28

    +tas dasar pertimbangan bah%a demam memungkinkan terjadi bangkitan

    kejang demam, kejang demam dapat menurunkan tingkat ke/erdasan dan /a/at

    saraf, kemudian kekha%atiran dan kebingungan orang tua terhadap anaknya

    tatkala mengalami bangkitan kejang, maka diperlukan tindakan pen/egahan

    terhadap bangkitan kejang. *emberian antipiretik tanpa disertai pemberian anti

    kon4ulsan atau diaepam dosis rendah tidak efektif untuk men/egah timbulnya

    kejang demam berulang. enis obat yang sering digunakan adalah fenobarbital,

    asam 4alproat, dan fenitoin. *emberian obat anti kon4ulsan jangka panjang

    tersebut dapat men/egah timbulnya kejang demam akan tetapi tidak akan

    men/egah timbulnya epilepsi maupun /a/at neurologis akibat kejang demam.

    9etapi tindakan pemberian antikejang ini memiliki efek sampng, oleh karena itu

    tindakan pemberian obat fenobarbital, fenitoin, dan asam 4alproat harus atas

    inidikasi yang sesuai.

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    4/28

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    1. Definisi

    Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu

    tubuh (suhu re/tal di atas 38,5  /el/ius) yang disebabkan oleh proses

    ekstrakranium. :ilai ambang kejang antara suhu (38,8 " !,!)C. Biasanya terjadi

     pada anak berusia - bulan sampai dengan 5 tahun.,! 

    ;enurut Consensus Statement on Febrile Seizures, kejang demam adalahsuatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan sampai 5

    tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya infeksi

    intra/ranial atau penyebab tertentu. Definisi ini menyingkirkan kejang yang

    disebabkan penyakit saraf seperti meningitis, ensefalitis atau ensefalopati. Kejang

     pada keadaan tersebut mempunyai prognosis berbeda dengan kejang demam

    karena keadaan yang mendasari mengenai sistem saraf pusat. 5,-,7

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    5/28

    Bila anak berusia kurang dari - bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami

    kejang didahului demam, perlu dipikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi

    *, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.3

    2. Epidemiologi

    Kejang demam terjadi pada #$"!$ dari populasi anak yang berusia -

     bulan hingga 5 tahun. Kejang pertama terbanyak terjadi antara usia 7"#3 bulan,

    dimana anak laki"laki lebih sering mengalami kejang demam.3

    tudi populasi di 0ropa dan +merika melaporkan insiden kejang demam

    sebesar #"5$ dari anak 3,!. nsiden di bagian lain dunia ber4ariasi, antara 5" $

    (ndia), 8,8$ (epang). Data dari negara"negara berkembang sangat terbatas,

    frekuensinya mungkin didapatkan lebih tinggi di +sia.#,3 ebanyak #"5$ anak"

    anak yang berumur kurang dari 5 tahun pernah mengalami kejang disertai

    demam.! *un/ak umur mulainya adalah sekitar !"- bulan. ekitar 6"35$ dari

    seluruh kejang demam a%al merupakan kejang demam kompleks.

    3. F!"o# $esi!o

    &aktor resiko kejang demam pertama yang penting adalah demam. &aktor 

    yang memegang peranan penting dalam perlangsungan kejang demam adalah

    faktor genetik. *e%arisannya autosomal dominan dengan minimal 3 lokus

    abnormal yaitu pada kromosam 8=3"=#  (&0B), 6 p (&0B#) dan 5=!"=5 (&0B!).

    Kejang demam plus adalah kejang demam dengan ri%ayat epilepsi pada keluarga.

    *ada bayi atau anak dengan kejang demam  plus  ini mempunyai resiko paling

     besar untuk terjadinya kejang demam, kemudian diikuti kejang selanjutnya tanpa

    demam.

    Kejadian kejang demam pada anak laki"laki lebih tinggi daripada anak 

     perempuan dengan rasio ,5 ' . umlah episode serangan pada anak dengan

    ri%ayat epilepsi pada keluarga - kali lebih tingi daripada tanpa ri%ayat epilepsi.

    Dari penjelasan diatas, faktor resiko untuk terjadi kejang demam yaitu'

    • >mur (terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun)

    Keterlambatan perkembangan ( /ontohnya /erebral palsy, retardasi mental

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    6/28

    • ?i%ayat kelainan kejang dalam keluarga

    • ering demam(disebabkan infeksi 4irus atau bakteri)

    • Demam tinggi (diatas #@&)

    • aat kehamilan, ibu pasien merokok dan pengguna al/ohol

    • ;eningitis (nflamasi membrane yang mengelilingi otak dan spinal /ord)

    • ?i%ayat kepribadian (misalnya ada ri%ayat kejang demam).

    %. E"iologi

    2ingga kini belum diketahui dengan pasti. Demam sering disebabkan

    infeksi saluran pernapasan atas, otitis media, pneumonia, gastroenteritis dan

    infeksi saluran kemih.5

    9erjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan

    dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan /epat yang disebabkan oleh infeksi

    di luar susunan saraf pusat, misalnya infeksi 4irus, tonsillitis, otitis media akut,

    K, Aastrointeritis, *+, furunkulosis, meningitis, post imunisasi dan lain"lain.

    &. P"ofisiologi

    >ntuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak 

    diperlukan suatu energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk 

    metabolisme otak yang terpenting adalah glukosa. ifat proses itu adalah oksidasi

    dimana oksigen disediakan melalui fungsi paru"paru dan diteruskan ke otak 

    melalui sistem kardio4askuler. ;elalui proses oksidasi glukosa dipe/ah menjadi

    C# dan air.

    el neuron dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari permukaan

    dalam adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionik. Dalam keadaan normal,

    membran sel dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K) dan sangat sulit

    dilalui oleh ion (:a) dan elektrolit lainnya, ke/uali ion (Cl"). +kibatnya

    konsentrasi ion K dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi ion :a rendah,

    sedangkan di luar sel neuron terjadi sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan

    konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial yang

    disebut sebagai potensial membran dari sel neuron. >ntuk menjaga keseimbangan

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    7/28

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    8/28

     pembentukkan leukosit maupun sel phagosit (monosit, neutrofil, limfosit, sel glial

    endothelium, sel mesangium mesen/hymal) untuk memproduksi bahan"bahan

    endogenous  pirogen seperti

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    9/28

    -. Klsifi!si

    Kejang demam menurut Konsensus *enatalaksanaan Kejang Demam

    D+ #- memiliki # bentuk yakni kejang demam kejang demam sederhana dan

    kejang demam komplek. 8$ dari kasus kejang demam merupakan kejang

    demam sederhana sedangkan #$ kasus adalah kejang demam komplek.

    -.1. Keng Demm Sede#*n

    Kejang demam sederhana !Simple Febrile Seizure" memiliki beberapa

    kriteria, yakni'

    . Kejang berlangsung singkat 5 menit.

    #. Kejang berhenti sendiri tanpa pengobatan.

    3. Kejang bersifat umum tonik atau klonik tanpa gerakan umum.

    !. Kejang tidak berulang dalam %aktu #! jam.

    -.2. Keng Demm Komple!

    Kejang Demam Komplek !Comple# Febrile Seizure" memiliki /iri E /iri

    gejala klinis sebagai berikut'

    . Kejang berlangsung lama lebih dari 5 menit

    #. ifat kejang fokal atau parsial satu sisi atau kejang umum yang didahului

    oleh suatu kejang parsial

    3. Kejang berulang atau terjadi lebih dari kali dalam #! jam

    ;enurut  $ivingstone, kejang demam komplek digolongkan sebagai

    epilepsi yang dipro4okasi oleh demam. Kejang tipe ini mempunyai suatu dasar 

    kelainan yang menyebabkan timbulnya kejang, sedangkan demam hanya

    merupakan fa/tor pen/etus saja.7

    Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak 

     berbahaya dan tidak menimbulkan gejala sisa. 9etapi pada kejang yang

     berlangsung lama, lebih dari 5 menit, biasanya disertai terjadinya apnea,

    meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    10/28

     pada akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnea, asidosis laktat disebabkan oleh

    metabolisme anaerobik, hipotensi arterial, disertai denyut jantung yang tidak 

    teratur dan suhu tubuh yang makin meningkat disebabkan oleh meningkatnya

    aktifitas otot dan selanjutnya menyebabkan metabolisme otak meningkat.

    ?angkaian peristi%a diatas adalah penyebab rusaknya neuron otak selama

     berlangsung kejang yang lama. &aktor terpentiang adalah terjadinya gangguan

     peredaran darah yang menyebabkan hipoksia sehingga meningkatkan

     permeabilitas kapiler dan timbulnya edema otak yang mengakibatkan kerusakan

    sel neuron otak. Kerusakan pada daerah mesial lobus temporalis setelah mendapat

    serangan kejang yang berlangsung lama, dapat menjadi FmatangF sehingga dapat

    terjadi serangan epilepsi yang spontan. adi kejang demam yang berlangsung lama

    dapat menyebabkan kelainan antomis di otak hingga terjadi epilepsi.7

    /. 0nifes"si Klinis

    9erjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan

    dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan /epat yang disebabkan oleh proses

    infeksi di luar susunan saraf pusat. erangan kejang biasanya terjadi dalam #! jam

     pertama se%aktu demam, berlangsung singkat dan dengan sifat bangkitan dapat

     berbentuk tonik"klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. >mumnya kejang

     berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk 

    sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak akan terbangun dan sadar 

    kembali tanpa adanya kelainan saraf.7

    . Dignosis

    .1. Anmnesis

    +namnesa adalah /ara pemeriksaan yang dilakukan dengan %a%an/ara

     baik langsung pada pasien (autoanamnesis) atau kepada orang tua atau sumber 

    lain (aloanamnesis) misalnya %ali atau pengantar. Dalam anamnesa khususnya

     pada penyakit anak dapat digali data E data yang berhubungan dengan kejang

    demam meliputi'

    a. dentitas.

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    11/28

    dentitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua, alamat,

    umur penndidikan dan pekerjaan orang tua, agama dan suku bangsa.

    ebagaimana disebutkan sebelumnya, epidemiologi kejang demam lebih banyak 

    terjadi pada anak laki"laki pada usia - bulan sampai dengan 5 tahun.-

     b. ?i%ayat *enyakit.

    *ada ri%ayat penyakit perlu ditanyakan keluhan utama dan ri%ayat

     perjalanan penyakit. Keluhan utama adalah keluhan atau gejala yang

    menyebabkan pasien diba%a berobat. *ada ri%ayat perjalanan penyakit disusun

    /erita yang kronologis, terin/i, dan jelas mengenai keadaan kesehatan pasien sejak 

    sebelum ada keluhan sampai anak diba%a berobat. Bila pasien mendapat

     pengobatan sebelumnya, perlu ditanyakan kapan berobat, kepada siapa, obat yang

    sudah diberikan, hasil dari pengobatan tersebut, dan ri%ayat adanya reaksi alergi

    terhadap obat.-

    *ada kasus kejang demam, perlu digali informasi mengenai demam dan

    kejang itu sendiri. *ada setiap keluhan demam perlu ditanyakan berapa lama

    demam berlangsungG karakteristik demam apakah timbul mendadak, remitten,

    intermitten, kontinou, apakah terutama saat malam hari, dsb. 2al lain yang

    menyertai demam juga perlu ditanyakan misalnya menggigil, kejang, kesadaran

    menurun, meran/au, mengigau, men/ret, muntah, sesak nafas, adanya manifestasi

     perdarahan, dsb. Demam didapatkan pada penyakit infeksi dan non infeksi. Dari

    anamnesa diharapkan kita bisa mengarahkan ke/urigaan terhadap penyebab

    demam itu sendiri.-

    *ada anamnesa kejang perlu digali informasi mengenai kapan kejang

    terjadiG apakah didahului adanya demam, berapa jarak antara demam dengan onset

    kejangG apakah kejang ini baru pertama kalinya atau sudah pernah sebelumnya

    (bila sudah pernah berapa kali (frekuensi per tahun), saat anak umur berapa mulai

    mun/ul kejang pertama)G apakah terjadi kejang ulangan dalam #! jam, berapa

    lama %aktu sekali kejang. 9ipe kejang harus ditanyakan se/ara teliti apakah

    kejang bersifat klonik, tonik, umum, atau fokal.

    Ditanyakan pula lamanya serangan kejang, inter4al antara dua serangan,

    kesadaran pada saat kejang dan setelah kejang. Aejala lain yang menyertai juga

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    12/28

     penting termasuk panas, muntah, adanya kelumpuhan, penurunan kesadaran, dan

    apakah ada kemunduran kepandaian anak. *ada kejang demam juga perlu

    dibedakan apakah termasuk kejang demam sederhana atau kejang suatu epilepsi

    yang dibangkitkan serangannya oleh demam (berdasarkan kriteria $ivingstone).-

    /. ?i%ayat Kehamilan bu.

    *erlu ditanyakan kesehatan ibu selama hamil, ada atau tidaknya penyakit,

    serta upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi penyakit. ?i%ayat

    mengkonsumsi obat"obatan tertentu, merokok, minuman keras, konsumsi

    makanan ibu selama hamil.-

    d. ?i%ayat *ersalinan.

    *erlu ditanyakan kapan tanggal lahir pasien, tempat kelahiran, siapa yang

    menolong, /ara persalinan, keadaan bayi setelah lahir, berat badan dan panjang

     badan bayi saat lahir, dan hari"hari pertama setelah lahir. *erlu juga ditanyakan

    masa kehamilan apakah /ukup bulan atau kurang bulan atau le%at bulan. Dengan

    mengetahui informasi yang lengkap tentang keadaan ibu saat hamil dan ri%ayat

     persalinan anak dapat disimpulkan beberapa hal penting termasuk terdapatnya

    asfiksia, trauma lahir, infeksi intrapartum,dsb yang mungkin berhubungan dengan

    ri%ayat penyakit sekarang, misalnya kejang demam.-

    e. ?i%ayat *ertumbuhan dan *erkembangan.

    *erlu digali bagaimana status pertumbuhan anak yang dapat ditelaah dari

    kur4a berat badan terhadap umur dan panjang badan terhadap umur. Data ini dapat

    diperoleh dari K; atau kartu pemeriksaan kesehatan lainnya. tatus

     perkembangan pasien perlu ditelaah se/ara rin/i untuk mengetahui ada tidaknya

     penyimpangan. *ada anak balita perlu ditanyakan perkembangan motorik kasar,

    motorik halus, sosial"personal, dan bahasa.-

    f. ?i%ayat munisasi.

    +pakah penderita mendapat imunisasi se/ara lengkap, rutin, sesuai jad%al

    yang diberikan. *erlu juga ditanyakan adanya kejadian ikutan pas/a imunisasi.-

    g. ?i%ayat ;akanan.

    ;akanan dinilai dari segi kualitas dan kuantitasnya.-

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    13/28

    h. ?i%ayat *enyakit Hang *ernah Diderita

    *ada kejang demam perlu ditanyakan apakah sebelumnya pernah

    mengalami kejang dengan atau tanpa demam, apakah pernah mengalami penyakit

    saraf sebelumnya.-

    i. ?i%ayat Keluarga

    Biasanya didapatkan ri%ayat kejang demam pada keluarga lainnya (ayah,

    ibu, atau saudara kandung), oleh sebab itu perlu ditanyakan ri%ayat familial

     penderita.-

    .2. Peme#i!sn Fisi!

    *emeriksaan fisik dibagi menjadi # yakni pemeriksaan umum dan

     pemeriksaan sistematis. *enilaian keadaan umum pasien antara lain meliputi

    kesan keadaan sakit pasien (tampak sakit ringan, sedang, atau berat)G tanda E 

    tanda 4ital pasien (kesadaran pasien, nadi, tekanan darah, pernafasan, dan suhu

    tubuh)G status gii pasienG serta data antropometrik (panjang badan, berat badan,

    lingkar kepala, lingkar dada).-

    elanjutnya dilanjutkan dengan pemeriksaan sistematik organ dari ujung

    rambut sampai ujung kuku untuk mengarahkan ke suatu diagnosis. *ada

     pemerikasaan kasus kejang demam perlu diperiksa faktor faktor yang berkaitan

    dengan terjadinya kejang dan demam itu sendiri. Demam merupakan salah satu

    keluhan dan gejala yang paling sering terjadi pada anak dengan penyebab bias

    infeksi maupun non infeksi, namun paling sering disebabkan oleh infeksi. *ada

     pemeriksaan fisik, pasien diukur suhunya baik aksila maupun rektal. *erlu di/ari

    adanya sumber terjadinya demam, apakah ada ke/urigaan yang mengarah pada

    infeksi baik 4irus, bakteri maupun jamurG ada tidaknya fokus infeksiG atau adanya

     proses non infeksi seperti misalnya kelainan darah yang biasanya ditandai dengan

    dengan pu/at, panas, atau perdarahan.-

    *emeriksaaan kejang sendiri lebih diarahkan untuk membedakan apakah

    kejang disebabkan oleh proses ekstra atau intrakranial. ika kita mendapatkan

     pasien dalam keadaan kejang, perlu diamati teliti apakah kejang bersifat klonik,

    tonik, umum, atau fokal. +mati pula kesadaran pasien pada saat dan setelah

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    14/28

    kejang. *erlu diperiksa keadaan pupilG adanya tanda"tanda lateralisasiG rangsangan

    meningeal (kaku kuduk, Kernig sign, Brudinski , )G adanya paresis, paralisaG

    adanya spastisitasG pemeriksaan reflek patologis dan fisiologis.-

    .3. Peme#i!sn Pennng

    *emeriksaan penunjang terdiri dari'

    a. pemeriksaan laboratorium

    *emeriksaan rutin tidak dianjurkan, ke/uali untuk menge4aluasi sumber 

    infeksiI men/ari penyebab (darah tepi, elektrolit, dan gula darah).#

     b. pemeriksaan radiologi

    &oto J"ray kepala dan neuropen/itraan C9 s/an atau ;? tidak rutin dan

    hanya dikerjakan atas indikasi seperti'

    . Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)

    #. *aresis ner4us

    3. *apiledema

    /. pemeriksaan /airan serebrospinal (C)

    9indakan pungsi lumbal untuk pemeriksaan C dilakukan untuk 

    menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. *ada bayi ke/il, klinis

    meningitis tidak jelas, maka tindakan pungsi lumbal dikerjakan dengan ketentuan

    sebagai berikut'

    " bayi # bulan ' diharuskan

    " bayi antara #"- bulan ' dianjurkan

    " bayi - bulan ' tidak rutin, ke/uali bila ada tanda"tanda meningitis

    *emeriksaan lumbal pungsi dilakukan pada anak dengan kejang demam pertama

    kali dengan umur diba%ah - bulan karena tidak tampaknya tanda meningeal pada

    umur diba%ah - bulan, sehingga sulit mendeteksi adanya meningitis maupun

    infeksi intrakranial lain tanpa dilakukannya lumbal pungsi. :amun, jika yakin

     bukan meningitis se/ara klinis tidak perlu lumbal pungsi.!

    d. pemeriksaan elektroensefalografi (00A)

    *emeriksaan 00A tidak dapat memprediksi berulangnya kejang atau

    memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam, oleh

    sebab itu tidak direkomendasikan, ke/uali pada kejang demam yang tidak khas

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    15/28

    (misalnya pada kejang demam komplikata pada anak usia - tahun atau kejang

    demam fokal).!

    *emeriksaan 00A yang dibuat 8" hari setelah panas tidak menunjukkan

    kelainan. Dan hanya sebanyak 5$ dari anak normal memiliki gambaran 00A

    yang abnormal. 00A abnormal juga tidak dapat digunakan untuk menduga

    kemungkinan terjadinya epilepsi di kemudian hari.,!

    . Dignosis Bnding

    nfeksi susunan saraf pusat dapat disingkirkan dengan pemeriksaan klinis

    dan /airan /erebrospinal. Kejang demam yang berlangsung lama kadang"kadang

    diikuti hemiperesis sehingga sukar dibedakan dengan kejang karena proses

    intrakranial. inkop juga dapat dipro4okasi oleh demam, dan sukar dibedakan

    dengan kejang demam. ;eningitis, ensefalitis, anak dengan demam tinggi dapat

    mengalami delirium, menggigil, pu/at dan sianosis sehingga menyerupai kejang

    demam.

    14. Pen"l!sn

    *enatalaksanaan kejang demam meliputi 3 hal yang perlu dikerjakan yaitu

     pengobatan fase akut, men/ari dan mengobati penyebab, pengobatan profilaksis.

    14.1 Pengo("n fse !"

    *enanganan Kejang

    ering kali kejang berhenti sendiri. *ada %aktu pasien sedang kejang

    semua pakaian yang ketat dibuka, dan pasien dimiringkan apabila muntah untuk 

    men/egah aspirasi. alan nafas harus bebas agar oksigenasi terjamin. *enghisapan

    lendir dilakukan se/ara teratur, diberikan oksigen, kalau perlu intubasi. +%asi

    keadaan 4ital seperti kesadaran, suhu, tekanan darah, pernafasan dan fungsi

     jantung.

    Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada saat datang ke

    tempat pelayanan kesehatan, kejang sudah berhenti. +pabila datang dalam

    keadaan kejang obat yang paling /epat untuk menghentikan kejang adalah

    diaepam yang diberikan se/ara intra4ena dengan dosis ,3",5 mgIkgBBIkali

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    16/28

    se/ara perlahan dengan ke/epatan "# mgImenit atau dalam %aktu # menit dengan

    dosis maksimal # mg.

    bat yang praktis dan dapat diberikan kepada orang tua atau di rumah

    adalah diaepam rektal dengan dosis ,5 " ,75 mgIkgBBIkali atau diaepam

    rektal 5 mg untuk anak berat badan di ba%ah kg dan mg untuk anak dengan

     berat badan diatas kg. +tau diaepam re/tal dengan dosis 5 mg untuk anak di

     ba%ah 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak usia di atas 3 tahun.

    Kejang yang tetap belum berhenti dengan diaepam rektal dapat diulang

    lagi dengan /ara dan dosis yang sama dengan inter4al %aktu 5 menit. Bila # kali

    dengan diaepam rektal masih kejang, dianjurkan orang tua untuk segera ke

    rumah sakit. Dan disini dapat dimulai pemberian diaepam intra4ena dengan dosis

    ,3 E ,5 mgIkgBBIkali. Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenithoin

    se/ara i4 dengan loading dose "# mgIkgbbIkali dengan ke/epatan

    mgIkgbbImenit atau kurang dari 5 mgImenit. Bila kejang berhenti, selanjutnya

    diberikan dosis rumatan !"8 mgIkgbbIhari (# jam setelah pemberian loading

    dose). Bila kejang belum berhenti, maka pasien harus dira%at di ruang intensif 

    Bila kejang telah berhenti, pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis

    kejang demamnya dan faktor resikonya apakah kejang demam sederhana atau

    kejang demam kompleks.- 

    *emakaian antikon4ulsan diaepam oral dosis ,3 mgIkgbb setiap 8 jam

     pada saat demam menurunkan resiko berulangnya kejang (I3 s.d #I3 kasus).

    Begitu pula dengan diaepam rektal dosis ,5 mgIkgbb setiap 8 jam pada suhu

    38,5 C. Dosis tersebut /ukup tinggi dan menyebabkan ataksia, iritabel, dan

    sedasi yang /ukup berat pada #5"36$ kasus. &enobarbital, karbamaepin, dan

    fenitoin pada saat demam tidak berguna untuk men/egah kejang demam.-

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    17/28

    Dig#m 1. Algo#i"me Penngnn Keng Demm

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    18/28

    ;enurunkan Demam

    *ada dasarnya demam tidak mengakibatkan kerusakan otak jika suhu berada di ba%ah !,7C. >ntungnya, otak tetap menjaga keseimbangan suhu

    didalamnya dari demam yang tidak teratasi sampai batas suhu !,C. ;eskipun

    setiap anak mempunyai kemungkinan untuk demam, namun hanya !$ yang

     berkembang menjadi kejang demam.

    >ntuk anak dengan kejang demam, demam dengan delirium ataupun

     peningkatan suhu diatas !,C, terindikasi untuk dilakukan kompres dengan air 

     biasa (lue%arm L hangat kuku), dan tidak dengan alkohol., ataupun air es.

    +ntipiretik pada saat kejang dianjurkan %alaupun tidak ditemukan bukti

     bah%a penggunaan antipiretik mengurangi resiko terjadinya kejang demam.

    bat"obat penurun panas yang dapat digunakan adalah '

    • +setaminophen I parasetamol

    +setaminofen diindikasikan untuk anak yang berumur diatas # bulan, jika

    suhu tubuh diatas 36C atau jika anak terlihat tidak nyaman. :amun beberapa

    referensi menyatakan bah%a seringkali suhu saat panas tidak diketahui se/ara

     pasti, sehingga penggunaan obat antipiretik bisa digunakan dengan melihat

    kondisi anak (merasakan suhu anak dengan perabaan). Dosis yang digunakan

    adalah "5 mgIkgbbIkali.,#  Dapat diberikan tiap !"- jam dan akan

    menurunkan suhu "#C dalam %aktu # jam.8 *emberian asetaminofen

    sebaiknya dilakukan 3 menit sebelum dikompres, karena apabila kompres

    dilakukan sebelum mun/ulnya efek dari asetaminofen, akan berdampak terhadap

     peningkatan suhu tubuh yang lebih tinggi lagi dan anak akan menggigil.# 

    • buprofen irup

    buprofen sama halnya dengan asetaminofen, memiliki kesamaan dalam

    keaamanan dan kemampuannya mengatasi demam. buprofen dapat diberikan

    dengan dosis mgIkgbbIkali, diberikan tiap -"8 jam sekali.# 

    • ;etampiron (:o4algin, Jylomidon)

    Keamanan obat golongan ini masih diragukan. ebaiknya obat golongan

    ini hanya diberikan bila dibutuhkan analgesik"antipiretik suntikan atau bila pasien

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    19/28

    tidak tahan dengan antipiretik yang lebih aman. :o4algin terdapat dalam sediaan

     berupa tablet (5 mgItab), sirup (#5 mgI5 ml), dan injeksi (5 mgIml). *ada

    de%asa dosis diberikan ,3" gram sehari, sementara untuk dosis anak belum ada

    referensi yang menyatakan mengenai dosis yang diperkenankan. 0fek samping

    obat ini adalah dapat terjadi agranulositosis, anemia aplastik dan

    trombositopenia.3

    ementara obat jenis lain seperti aspirin pernah menjadi antipiretik yang

     populer di masyarakat, tetapi penggunaannya sebagai antipiretik untuk pediatri

    saat ini dilarang, karena dapat mengakibatkan ?eyeMs syndrome.-

    14.2 0en5#i dn mengo("i pen+e((

    *emeriksaan rutin seperti elektrolit serum, glukosa, kalsium, dapat

    dilakukan untuk menyingkirkan adanya gangguan elektrolit dan metabolisme.

    +ngka leukosit diatas #.Iul atau S&ift to t&e left  yang eNtreme menandakan

    adanya bakteremia. odium serum terkadang menunjukkan angka di ba%ah

    normal, tetapi tidak /ukup rendah hingga membutuhkan terapi ataupun dapat

    menyebabkan kejang. *emeriksaan /airan serebrospinal dilakukan untuk 

    menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam

    yang pertama. 1alaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal

    hanya pada kasus yang di/urigai mengalami meningitis atau bila kejang demam

     berlangsung lama. *ada bayi ke/il sering manifestasi meningitis tidak jelas,

    sehingga pungsi lumbal harus dilakukan pada bayi berumur kurang dari - bulan,

    dan dianjurkan pada pasien yang berumur kurang dari - bulan. >ntuk usia diatas -

     bulan, lumbal pungsi tidak dianjurkan lagi ke/uali bila ditemukan gejala klinis

    meningitis, infeksi intrakranial yang lain atau status kon4ulsi4us. *emeriksaan

    laboratorium lain perlu dilakukan untuk men/ari penyebab.,-,#

    14.3 Pengo("n p#ofil!sis

    *en/egahan berulangnya kejang demam perlu dilakukan karena

    menakutkan dan bila sering berulang menyebabkan kerusakan otak yang menetap.

    +da # /ara profilaksis yaitu '

    . *rofilaksis intermittent  pada %aktu demam

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    20/28

    #. *rofilaksis terus menerus dengan antikon4ulsan tiap hari

    '" *rofilaksis intermittent 

    *engobatan profilaksis intermittent   disertai edukasi pada orangtua

     penderita sangat bermanfaat untuk men/egah kejang demam berulang.

    +nti kon4ulsan hanya diberikan pada %aktu pasien demam dengan

    ketentuan orang tua pasien atau pengasuh mengetahui dengan /epat

    adanya demam pada pasien. bat yang diberikan harus /epat diabsorbsi

    dan harus /epat masuk ke otak. 2al yang demikian sebenarnya sukar 

    dipenuhi. *eneliti"peneliti sekarang tidak mendapat hasil dengan

    fenobarbital intermittent . Diaepam intermittent  memberikan hasil lebih

     baik karena penyerapannya lebih /epat. Dapat digunakan diaepam

    intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5 mg untuk pasien dengan berat badan

    kurang dari Kg dan mg untuk pasien dengan berat badan lebih dari

    Kg, setiap pasien menunjukkan suhu 38,5o C atau lebih. Diaepam

    dapat juga diberikan se/ara oral dengan dosis ,5 mgIKgBBIhari dibagi

    dalam 3 dosis pada %aktu pasien demam.

    #) *rofilaksis terus menerus (jangka panjang) dengan antikon4ulsan tiap

    hari

    *engobatan jangka panjang tidak dianjurkan pada kejang demam

    sederhana, tetapi diberikan pada kejang demam yang dengan pengobatan

     profilaksis intermittent   masih sering terjadi kejang berulang. bat"obat

    yang dapat digunakan untuk profilaksis jangka panjang adalah '

    a. &enobarbital.

    &enobarbital merupakan senya%a organik pertama yang digunakan

    dalam pengobatan antikon4ulsi. Kerjanya membatasi penjalaran

    akti4itas bangkitan dan menaikkan ambang rangsang. &enobarbital

    masih merupakan obat antikon4ulsi pilihan karena /ukup efektif dan

    murah. Dosis efektifnya relatif rendah dan kadar stabil ter/apai dalam

    !"# hari.  *emberian fenobarbital !"8 mgIKgBBIhari dengan kadar 

    darah sebesar - ugIml dalam darah menunjukkan hasil yang

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    21/28

     bermakna untuk men/egah berulangnya kejang demam. :amun

     beberapa sumber mengatakan bah%a fenobarbital tidak lagi dianjurkan

    sebagai pengobatan jangka panjang karena efek sampingnya yang

    tidak menyenangkan (perubahan %atak berupa iritabel, hiperaktif,

     pemarah dan agresif). 0fek samping tersebut ditemukan pada 3"5$

     pasien. 0fek samping dapat diturunkan dengan menurunkan dosis

    fenobarbital.,#

     b. +sam alproat

    bat lain yang dapat digunakan untuk profilaksis kejang demam

    adalah asam 4alproat. Kadar stabil ter/apai dalam !"7 hari. Dosis yang

    digunakan adalah 5"! mgIkgbbIhari diberikan selama tahun.

    alproat telah terbukti keefektifannya terhadap epilepsi umum, tetapi

     bukan merupakan obat terpilih karena efek toksisitasnya terhadap hati.

    Aangguan pada hati berupa peninggian akti4itas enim"enim hati, dan

    sesekali terjadi nekrosis hati yang sering berakibat fatal. Kira"kira -

    kasus kematian telah dilaporkan akibat penggunaan obat ini.

    Kerugiannya adalah bah%asanya obat ini lebih mahal dan lebih sulit

    didapat bila dibandingkan dengan fenobarbital. , #

    &enitoin dan karbamaepin tidak dianjurkan karena tidak mempunyai

    efek men/egah terjadinya kejang demam berulang.! *rofilaksis terus

    menerus berguna untuk men/egah berulangnya kejang demam berat

    yang dapat menyebabkan kerusakan otak tetapi tidak dapat men/egah

    terjadinya epilepsi di kemudian hari.,#

    Consensus Statement di +merika erikat mengemukakan kriteria yang

    dapat dipakai untuk pemberian pengobatan profilaksis terus"menerus pada saat ini

    adalah '

    . ebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan neurologis atau

    kelainan perkembangan neurologi (Cerebral Palsy, retardasi mental,

    mikrosefali).

    #. +da ri%ayat tanpa demam pada orang tua saudara kandung.

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    22/28

    3. Kejang demam lebih lama dari 5 menit, fokal atau diikuti oleh kelainan

    neurologis sementara atau menetap.

    !. Dapat dipertimbangkan pemberian profilaksis.

    • Kejang berulang dua kali atau lebih dalam #! jam

    • Kejang demam terjadi pada bayi kurang # bulan

    • Kejang demam O ! kali per tahun

    ebagian besar peneliti setuju bah%a kejang 5 menit merupakan

    indikasi pengobatan rumat. Kelainan neurologis tidak nyata misalnya

    keterlambatan perkembangan ringan bukan merupakan indikasi. Kejang fokal atau

    fokal menjadi umum menunjukkan bah%a anak mempunyai fokus organi/.-, # 

    +ntikon4ulsan profilaksis terus menerus diberikan selama "# tahun

    setelah kejang terakhir, kemudian dihentikan se/ara bertahap selama "# bulan.

    elain ketiga hal tersebut diatas, dalam penatalaksaan kejang demam juga

    diperlukan penanganan suportif, edukasi pada orang tua pasien, dan penggunaan

    4aksinasi pada pasien kejang demam.

    *enanganan upportif lainnya

    ;eliputi bebaskan jalan nafas, pemberian oksigen, menjaga keseimbangan

    air dan elektrolit, pertahankan keseimbangan tekanan darah.#

    0dukasi pada rang 9ua

    Kejang selalu merupakan peristi%a yang menakutkan bagi orang tua.

    *ada saat kejang sebagian besar orang tua beranggapan bah%a anaknya telah

    meninggal. Ke/emasan ini harus dikurangi dengan /ara'

    .

    ;eyakinkan bah%a kejang demam umumnya FbenignF#. ;emberikan /ara penanganan kejang3. ;emberikan informasi kemungkinan kejang kembali!. 9erapi memang efektif men/egah rekurensi tetapi memiliki efek samping5. 9idak ada bukti bah%a terapi akan mengurangi kejadian epilepsy.#

    Beberapa hal yang harus dikerjakan orang tua di rumah bila anak kembali

    kejang'. 9etap tenang dan tidak panik #. Kendorkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher 

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    23/28

    3. Bila tidak sadar, posisikan anak telentang dengan kepala miring. Bersihkan

    muntahan atau lendir di mulut atau hidung. 1alaupun kemungkinan lidah

    tergigit jangan memasukkan sesuatu ke dalam mulut!. >kur suhu, obser4asi dan /atat lama dan bentuk kejang5. 9etap bersama pasien selama kejang-. Berikan diaepam rektal selama kejang dan jangan diberikan jika kejang

    telah berhenti7. Ba%a ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    24/28

    +da pula penelitian yang mendapatkan hasil akhir yakni kejang demam

    dapat berakibat buruk, misalnya penelitian yang dilakukan oleh +i/ardi dan

    Che4rie. ;ereka meneliti !# anak dengan kejang demam, sebanyak 3 anak 

    mendapatkan Ilebih sekuele, yaitu ! menderita epilepsi, 5! retardasi mental,

    37 anak menderita kelainan neurologis lain (misal hemiplegia).#

    12. P#ognosis

    ampai saat ini belum tuntas masalah apakah kejang demam sendiri dapat

    merusak otak atau tidak. Didapat kesan bah%a kejang demam yang singkat

    umumnya benigna dan kejang demam yang lama mungkin dapat mengakibatkankerusakan pada otak. ;ortalitas pada kejang demam sangat rendah yakni sebesar 

    ,-!",7!$.

    +pabila tidak diterapi dengan baik, kejang demam dapat berkembang

    menjadi'

    a. Kejang demam berulang

    Kejang demam akan terjadi kembali pada sebagian kasus. &aktor resiko

    terjadinya kejang demam berulang adalah'

    " ri%ayat kejang demam dalam keluarga

    " usia kurang dari 5 bulan

    " temperatur yang rendah saat kejang

    " /epatnya kejang saat demam

    Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulang 8$ sedangkan bila tidak 

    terdapat faktor tersebut hanya $ " 5$ kemungkinan berulang. Kemungkinan

     berulang adalah pada tahun pertama.

     b. 0pilepsi

    &aktor resiko lain adalah terjadinya epilepsi di kemudian hari. &aktor 

    resiko menjadi epilepsi adalah'

    " kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang

    demam pertama

    " kejang demam kompleks

    " ri%ayat epilepsi pada orang tua atau saudara kandung

    ;asing"masing faktor resiko meningkatkan kemungkinan kejadian

    epilepsy sampai !"-$. Kombinasi dari faktor resiko tersebut meningkatkan

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    25/28

    kemungkinan epilepsi "!6$. Kemungkinan menjadi epilepsi tidak dapat

    di/egah dengan pemberian obat rumat pada kejang demam.

    /. Kejadian ke/a/atan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah

    dilaporkan. ##

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    26/28

    BAB 3. KESI0PULAN

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    27/28

    DAFTA$ PUSTAKA

    . 9alsim. . oetomenggolo, ofyan smail. 666.  *uu A(ar Neurologi Ana .

    D+. akarta.

    #. *usponegoro, 2ardiono. #5. Standar Pelayanan +edis Kese&atan Ana Edisi , .

    D+. akarta.

    3. 2ir, DA. &ebrile eiures. *ed in ?e4 667G 8'5"6

    !. ++*, Provisional Committee on uality ,mprovement . Pediatrics '../ G .010/."

    02

    5. 1aldo. 0., :eelson, ;D. #.  ,lmu Kese&atan Ana !Neelson Te#tboo 3f 

     Pediatri". 0disi 5. akarta. 0AC.

    -.  Febrile Seizures. Cited ;ei #3.

    http'II%%%.emedi/ine./omIemergItopi/37-.htm.

    7. ;asnsjoer, dkk. 666.  Kapita Seleta Kedoteran. ;edia +es/ulapius &akultas

    Kedokteran >ni4ersitas ndonesia. akarta.

    8. ni4ersitas Aadjahmada Hogyakarta.

    #. +nonim. #5. Ke(ang )emam. >ni4ersitas ;uhammadiyah urakarta. urakarta

    3. ?udolf. ;. ##.  5udolf;s Pediatrics 8't& Edition6  >+. 9he ;/Ara%"2ill

    Companies, n/

    !. Carol . Camfield. #-. Febrile Seizure.

    5. http'II%%%.prodigy.nhs.ukI*rodigyKno%ledgeI*atientnformationIContentIpilsI*

  • 8/20/2019 Kejang Demam Word

    28/28

    7. 9onia ones. #7. C&ild&ood Febrile Seizures1 3vervie% and ,mplications. nt.

    . ;ed. /i. #7, !

    8. Komite ;edik ?>* D?. ardjito. Standar Pelayanan +edis 5S4P6)56

    Sard(ito. 666. ;edika &akultas Kedokteran >ni4ersitas Aadjahmada Hogjakarta.

    6.