3. kejang demam fix

Upload: chandra

Post on 07-Jul-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    1/23

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering

    dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh

    (suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab

    demam terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi

    saluran pencernaan. nsiden terjadinya kejang demam terutama pada anak umur !

     bulan sampai " tahun. #ampir 3$ dari anak yang berumur diba%ah & tahun pernah

    menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada anak laki'laki

    dari pada perempuan. #al tersebut disebabkan karena paa %anita didapatkan maturasiserebral yang lebih cepat dibandingkan dengan laki'laki.

    imbulnya kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan

    kerusakan sel'sel otak kurang menyenangkan dikemudian hari* terutama adanya cacat

     baik secara fisik* mental ataupun sosial yang menggangu pertumbuhan dan

     perkembangan anak.+

    #al inilah yang menjadi latar belakang penulisan laporan kasus ini. Penulis

     berharap agar krya tulis ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukan*

    khususnya sesama rekan tenaga kesehatan guna menambah pengetahuan* kemampuan

    mengatasi kejang demam* yang mencakup apa kejang demam* bagaimana cara

     penanganannya* dan komplikasi yang terjadi jika kejang demam tidak segera

    ditangani dengan cepat dan tepat.3

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    2/23

    BAB II

    STATUS PASIEN

    II. 1 IDENTITAS PASIEN

     ,ama - n. /

    0mur - ahun 1 Bulan +2 #ari

    enis Kelamin - Perempuan

    gama - slam

    lamat - mbara%a

     ,ama yah - n. 45P

    0mur yah - +3 ahun

    Pekerjaan yah - Buruh 6atrial

    Pendidikan yah - /6P

     ,ama bu - ,y. 7

    0mur bu - + ahun

    Pekerjaan bu - bu rumah tangga

    Pendidikan bu - /6P ,o. C6 - 19999' +1&

    6asuk 5/ - ,o:ember +1&

    II. 2 DATA DASAR 

    II. 2.1 Anamnesis

    namnesis dilakukan secara aloanamnesis dengan kedua orangtua pasien di

    5uang nggrek ,o:ember +1& Pukul- &.11 7B

    Keluhan utama- Kejang

    +

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    3/23

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    4/23

    Nenek, 52 tKakek, 50 th

    Ny.W21 th

    AS1 thSilsilah Kelua!a

    Keterangan -

    < Perempuan

    < =aki' laki

    < Pasien

    Riwayat Kehamilan #an Pesalinan

    >P1* anak pertama* lahir dengan berat +.811 gram secara spontan. 5i%ayat

    kelahiran cukup bulan ( Bulan)* di bidan. Bayi lahir langsung menangis. idak ada

    ri%ayat kuning.

    Riwayat Petum$uhan #an Pekem$an!an

    Riwayat %akanan

    ' / sampai sekarang' si eksklusif sampai usia + bulan. /etelah usia + bulan asi ditambah bubur 

    serelac.' 0sia 2 bulan makan nasi ditabah sayur seperti %ortel

    Riwayat Imunisasi

    munisasi dasar lengkap.

    "

    Tn.D

    2& th

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    5/23

     – munisasi dasar - 

    • #b? - sudah dilakukan saat baru lahir

    • BC> - @* pada umur bulan

    • #epatitis B - 3@* pada umur +'3'" bulan

    • Polio - "@* pada umur '+'3'"

    • 4P - 3@* pada umur +'3'"

    • #iB - 3@* pada umur +'3'"

    • Campak - @* pada umur bln

    .

    II.2.2 Anamnesis Sistem

    a. Sistem 'ee$"s(inal ) kejang untuk pertama kalinya

    $. Sistem Ka#i"*askula ) kebiruan pada bibir dan ujung' ujung

    ekstremitas saat menangis disangkal

    +. Sistem Res(iasi ) batuk (A) ri%ayat sesak berulang

    disangkal.

    #. Sistem ,ast"intestinal ) ri%ayat diare* muntah disangkal

    e. Sistem %uskul"skeletal ) Badan kaku saat kejang (A) ri%ayat demam

    disertai nyeri sendi disangkal

    -. Sistem Inte!umentum ) ri%ayat memar tanpa sebab disangkal*

    5i%ayat bercak'bercak merah dikulit

    disangkal

    !. Sistem U"!enital ) BK tidak ada keluhan

    II.2.& Pemeiksaan isik 

    Status ,enealisata

    Kea#aan Umum

    ' Keadaan 0mum - ampak sakit sedang' Kesadaran - patis

    Tan#a /ital

    &

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    6/23

    ' ,adi - +& kalimenit (reguler* isi dan tegangan cukup)'  Respiratory rate - 3+ kalimenit

    ' /uhu - 32*2 oC (a@iller)

    Status ,i0i• BB- kg

    • PB - 22 cm

    • =K - "2 cm

    • 0mur - ahun 1 Bulan +2 #ari

    BB0 - diantara 1 dan '+ /4 - >ii baik 

    B0 - diantara + dan 1 /4 - Pera%akan normal

    BBB - ,ormo%eight

    Pehitun!an kal"i

    Kalori @ 11 < 11 kkalkg

    Protein < +'" gkgBBhari < 3 @ < +2 gramhari

    Status Intenus

    Ke(ala )  ,ormocephal* rambut hitam tidak mudah dicabut* distribusi

    merata

    %ata ) Konjungti:a anemis ('')* sklera ikterik ('')

    ' Hi#un! ) /ekret ('')* napas cuping hidung (')' Telin!a ) Bentuk (normal)* liang lapang* sekret ('')

    %ulut ) /ianosis (') * tonsil ' tenang* mukosa faring hiperemis

    (A)

    Lehe ) Pembesaran K>B (')* kelenjar thyroid tidak didapatkan

     pembesaran

    Pau

    Ins(eksi ) 4eformitas(')* pergerakan dada simetris*retraksi suprasternal (')

    ' Pal(asi ) Dokal fremitus kanan

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    7/23

    antun!

    Ins(eksi ) ctus cordis tidak tampak 

    Pal(asi ) ctus cordis tidak kuat angkat

    Pekusi ) Batas jantung dalam batas normal

    ' Auskultasi ) B 'B murni reguler* tidak ada suara tambahan

    A$#"men 

    ' Ins(eksi ) 4atar* simetris

    ' Auskultasi ) Bising usus (A) normal' Pal(asi ) /upel* nyeri tekan (')

    ' Pekusi ) Bunyi timpani diseluruh lapang abdomen kecuali daerah hati

    Ekstemitas' kral hangat* sianosis ('')* edema ('')* C5 ; + detik* petekie (')

    Pemeiksaan Penun3an!

    Darah LengkapHemoglobin 10.0

    L

    12.5-15.5

    Lekosit 13.6 6-15Eritrosit 4.34 3.6-5.2Hematokrit 30.0

    L

    36-44

    MCV 69.1

    L

    82-98

    MCH 23.0 23-31MCHC 33.3 32-36!" 15.9 10-16

     #rombosit 296 150-400

    $!" 12.2 10-18Lim%osit 1.7

    L

    4.0-10.5

    &aso'l 0(0 0-0(2Eosino'l 0,0

    L

    0(05-0()

    2

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    8/23

    Monosit 0.0 0-0..8Lim%osit * 12.2

    H

    25-40

    Monosit * 0.3

    L

    2-8

    &aso'l * 0.1 0-1+e,tro'l * 87.2

    H

    50-)0

    Eosino'l* 0.2

    L

    2-4

    $C# 0.222 0.2-0.5

    SEKES! DAN EKSKES!+ #+

    "arna /,ning/eker,an erni

    $rotein rine +egati% +egati% l,kosa ,rine +egati% +egati%  

    $H ).0 5-9&ilir,bin ,rine +egati% +egati%  robilinogen +egati% +egati%  

    &erat enis ,rin 1.015 1.000-1.030/eton ,rine +egati% +egati% 

    Le,kosit +egati% +egati%  Eritrosit +egati% +egati%  

    +itrit +egati% +egati%  eimen

    Eitel 3-5 74Eritrosit 0-1 75Le,kosit 2-3 75iliner +egati% +egati%  /ristal +egati% +egati%  

    La"n#$a"n %akter" &&

    8

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    9/23

    II.& RESU%E

    Pasien dating melalui >4 dengan keluhan kejang 1 menit /65/. Kejang

    sebanyak kali selama ;& menit dan sudah berhenti sekarang* ketika kejang mata

    mendelik keatas* lidah tidak tergigit* mulut tidak berbusa* tubuh kaku*anak tidak 

    sadar. # /65/ pasien mengalami demam cukup tinggi* demam dirasakan terus

    menerus namun setelah kejang pasien tidak sadar dan mengantuk* Batuk dan pilek 

    sejak hari /65/. bu se%aktu umur + tahun mengalami kejang ketika demam.

    Kejang dialami ibu lebih dari satu kali. yah se%aktu kecil pernah mngalami kejang

    ketika demam. Kejang dialami ayah lebih dari satu kali.

    II.4 DIA,N5SIS

    Kejang demam simpleks

    >ii Baik 

    nemia

    II.6 PENATALAKSANAAN

    Penatalaksanaan di >4nj.paracetamol cc (e@tra)

    >uyur 11 cc (e@tra)

    Konsul dr.Endang. /p.?+ + litermnt

    Pasang ?>

    nfus kaen 3 1 tpmCeftaidin 3@331 mg

    /yr.paracetamol " @ ! cc

    4iaepam 3@ mg (p.o)

    nj.5anitidin + @ ampBila kejang inj.phenitoin 81 mg (i: pelan) diencerkan ,aCl

    Cek darah rutin* urin rutin

    Har

    "

    S ' A (

    1 /eang && 9 :bs. n. en;toine 180

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    10/23

     # 3)(3

    H 168

    tion

     #el%on

    r.enang .A

    $enobarbital 180 mg

    elan keanng

    berenti entikanMas,k B)5 mg keang berenti emberian enobarbital 105

    mg i? elan it,na

    6asukan minimal sampai 1 mg tambahkan & mg phenobarbital

     2. !emam saat

    malam emam

    ari ke-2D

     #i,r semenak

    iberikan obat

    semalam

    H 10)

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    11/23

    II.7 PR5,N5SIS

    Fuo ad Ditam - dubia

    Fuo ad /anationam - dubia ad bonam Fuo ad Gunctionam - dubia ad bonam

    BAB III

    TINAUAN PUSTAKA

    &.1 De-inisi

    Kejang demam (febrile con:ulsion) adalah kejang yang terjadi pada kenaikan

    suhu tubuh (suhu rectal lebih dari 38oC) tanpa adanya infeksi sistem saraf pusat atau

    ketidakseimbangan elektrolit akut yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.

    Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada

    anak* terutama pada golongan anak umur ! bulan sampai " tahun. #ampir 3$ darianak yang berumur diba%ah & tahun pernah menderita kejang demam. nak yang

     pernah mengalami kejang tanpa demam* kemudian kejang demam kembali tidak 

    termasuk dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang

    dari bulan tidak termasuk dalam kejang demam.+*8

    &.2 E(i#emi"l"!i

    Kejang merupakan gangguan syaraf yang sering dijumpai pada anak.'3

    nsiden kejang demam +*+'&$ pada anak di ba%ah usia & tahun. '3 nak laki'lakilebih sering dari pada perempuan dengan perbandingan *+H*!-.*+ /aing B ()*

    menemukan !+*+$* kemungkinan kejang demam berulang pada 1 anak yang

    mengalami kejang demam sebelum usia + tahun* dan "&$ pada 11 anak yang

    mengalami kejang setelah usia + tahun. Kejang demam kompleks dan khususnya

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    12/23

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    13/23

    &.4 Pat"l"!i

    0ntuk mempertahan kan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan

    energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku metabolisme otak yang terpenting

    adalah glukosa. /ifat proses itu adalah oksidasi dengan perantara fungsi paru'paru

    dan diteruskan ke otak melalui sistem kardio:askuler. 4ari uraian tersebut dapat

    diketahui bah%a sum ber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi

    yang dipecah menjadi karbondioksida dan air.

    Pada keadaan demam kenaikan suhu 1C akan mengakibatkn kenaikan

    metabolisme basal 1'&$ dan kebutuhan oksigen akan meningkat +1$. Pada

    seorang anak umur 3 tahun sirkulasi otak mencapai !&$ dari seluruh tubuh

    dibandingkan dengan orang de%aa yang hanya &$. ?leh karena itu* kenaikan suhutubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam %aktu

    yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui membrane

    tersebut dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. =epas muatan listrik ini

    demikian besarnya sehingga dapt meluas keseluruh sel maupun membran sel

    disekitarnya dengan bantuan yang disebut IneurotransimitterJ dan terjadi kejang.

    iap anak memiliki ambang kejang yang berbeda dan tergangtung tinggi rendahnya

    ambang kejang seseorang. nak akan menderita kejang pada suhu tertentu. Pada anak 

    dengan ambang kejang yang rendah* kejang akan terjadi pada suhu 381C sedangkan

    anak dengan ambang kejang yang tinggi* kejan akan terjadi pada suhu "1 1C atau

    lebih."* 

    4ari kenyataan ini dapat disimpulkan bah%a berulangnya kejang demam lebih

    sering terjadi pada anak dengan ambang kejangg yang rendah. 4alam

     penanggulannya perlu memperhatikan pada tingkat suhu beberapa pasien menderita

    kejang.

    Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan

    tidak meninggalkan gejala sisa. etapi kejang yang berlangsung lama (lebih dari &

    menit) biasanya disertai apnea* meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk 

    kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia* hiperkapia* asidosis laktat

    disebabkab oleh metabolisme anaerobik* hipotensi arterial disertai denyut jantung

    3

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    14/23

    yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan makin

    meningkaynya aktifitas otot dan selanjutnya mneyebabkan metabolisme otak 

    meningkat. 5angkaian kejadian diatas adalah faktor penyebab hingga terjadinya

    kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejan lama. Gaktor terpenting adalah

    gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan

     permehabilitas kapiler dan timbul odema otak yang mengakibatkan kerusakan neuron

    otak. Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapatkan serangan

    kejang yang berlangsung lama dapat menjadi ImatangJ dikemudian hari sehingga

    terjadi serangan epilepsy yang spontan. Karena itu kejang demam yang berlangsung

    lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak sehingga terjadi epilepsi.&*2*8

    &.6 %ani-estasi klinis

    Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat* bilateral* serangan berupa

    kronik atau tonik'klonik. 0mumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti

    anak tidakmemberi reaksi apapu untuk sejenak* tetapi setelah beberapa detik atau

    menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf. Kejang demam

    dapat berlangsung lama atau parsial. Pada kejang yang unilateral kadang'kadang

    diikuti oleh hemiplegi yang menetap. Kejang demam terkait dengan suhu yang tinggi

    dan biasanya berkembang bila suhu tubuh mencapai 3 1C atau lebih* ditandai dengan

    adanya kejang khas menyeluruh lamanya beberapa detik sampai 1 menit. Kejang

    demam yang menetap & menit menunjukkan penyebab organik seperti proses

    infeksi atau toksik* selain itu juga dapat terjadi mata terbalik keatas dengan disertai

    kekakuan dan kelemahan serta gerakan sentakan berulang."*&*1

    Klasifikasi kejang demam menurut kriteria ,ationall Collaborati:e Perinatal

    Project adalah kejang demam sederhana (simple febril seiure) dan kejang demam

    kompleks (comple@ febrile seiure). Kejang demam sederhana adalah kejang demam

    yang lama kejangnya kurang dari & menit* umum* tonik dan atau klonik* umumnya

    akan berhenti sendiri* dan tidak berulang pada satu episode demam. Kejang demam

    kompleks adalah kejang demam yang lebih lama dari & menit baik bersifat fokal

    atau parsial satu sisi* atau kejang umum yang didahului kejang parsial. Kejang

    "

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    15/23

    demam berulang adalah kejang demam yang timbul pada lebih dari satu episode

    demam. Penggolongan tidak lagi menurut kejang demam sederhana dan epilepsi yang

    dipro:okasi demam tetapi dibagi menjadi pasien yang memerlukan dan tidak 

    memerlukan pengobatan rumat.! 0mumnya kejang demam pada anak berlangsung pada permulaan demam akut*

     berupa serangan kejang klonik umum atau tonik klonik* singkat dan tidak ada tanda'

    tanda neurologi post iktal* Pemeriksaan EE> pada kejang demam dapat

    memperlihatkan gelombang lambat di daerah belakang yang bilateral* sering

    asimetris* kadang'kadang unilateral.

    Pemeriksaan EE> dilakukan pada kejang demam kompleks atau anak yang

    mempunyai risiko untuk terjadinya epilepsi. Pemeriksaan pungsi lumbal

    diindikasikan pada saat pertama sekali timbul kejang demam untuk menyingkirkan

    adanya proses infeksi intra kranial* perdarahan subaraknoid atau gangguan

    demielinasi* dan dianjurkan pada anak usia kurang dari + tahun yang menderita

    kejang demam.*+

    abel . Perbedaan kejang demam sederhana dan kompleks

    N

    ).K$"n"*

    KD*e+erhana

    KDk)p$ek*

    1. !,rasi 7 15 menit G15 menit

    2. #ie keang ,m,m %okal B ,m,m3. &er,lang alam

    erioe 24 amD1 kali B1 kali

    4. !e'sit ne,rologis - 5. iIa;at kel,arga

    keang emam

    6. iIa;at kel,arga

    keang tana emam

    ). Abnormalitas

    ne,rologissebel,mn;a

    Kejadian kejang demam sederhana sebanyak 81$* sedangkan +1$ kasus

    adalah kejang demam kompleks. 8$ berlangsung lama (lebih dari & menit). !$

    &

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    16/23

     berulang dalam %aktu +" jam. Kejang pertama terrbanyak terjadi pada anak berusia

    2'+3 bulan dan lebih sering pada anak laki'laki. Bila kejang demam sederhana yang

     pertama terjadi pada umur kurang dari + bulan* maka risiko kejang demam kedua

    sebanyak &1$* dan bila kejang demam sederhana pertama terjadi setelah umur +

     bulan* risiko kejang demam ke dua turun menjadi 31$."

    &.7 Pemeiksaan (enun3an!

    da beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan* diantaranya-+*"*8*1

    . Pemeriksaan =aboratorium

    Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari penyebab

    kejang demam. Pemeriksaan dapat meliputi darah perifer lengkap* gula darah*elektrolit* urinalisis dan biakan darah* urin atau feses. Pemeriksaan laboratorium

    rutin tidak dianjurkan* dan dapat dikerjakan untuk menge:aluasi sumber infeksi

    atau mencari penyebab demam.+. Pungsi lumbal

    Pemeriksaan Kejang dengan suhu badan yang tinggi dapat terjadi karena

    faktor lain* seperti meningitis atau ensefalitis. ?leh sebab itu pemeriksaan cairan

    serebrospinal dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Pada bayi kecil seringkali

    sulit untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis meningitis karena

    manifestasi klinisnya tidak jelas. ika yakin bukan meningitis secara klinis tidak 

     perlu dilakukan pungsi lumbal. 5isiko terjadinya meningitis bakterialis adalah 1*!'

    !*2$. Pungsi lumbal dianjurkan pada-

    a. Bayi usia kurang dari + bulan- sangat dianjurkan

     b. Bayi usia +'8 bulan- dianjurkan

    c. Bayi usia lebih dari 8 bulan tidak rutin dilakukan

    Kontraindikasi dilakukanya pungsi lumbal yaitu-

    a. Kenaikan tekanan intra'kranial yang ditandai oleh penurunan kesadaran

    !

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    17/23

     b. erdapat tanda deficit neurologi*

    c. >angguan dan kelemahan pada sistem kardiorespirasi

    d. Perdarahan diathesis

    ika ditemukan tanda'tanda adanya kontraindikasi seperti diatas berikan antibiotic

    segera. /tudi prospektif pada populasi menemukan kejadian infeksi meningitis

     bacterial sebanyak 8$ terjadi pada anak dengan demam status epileptikus.

    3. Elektroensefalografi (EE>)

    Pemeriksaan elektroensefalogram tidak direkomendasikan. Karena EE> tidak 

    dapat memprediksi berulangnya kejang atau memperkirakan kemungkinan

    kejadian epilepsy pada pasien kejang demam. EE> masih dapat dilakukan pada

    kejang demam yang tidak khas* misalnya- kejang demam kompleks pada anak 

     berusia lebih dari ! tahun atau kejang demam fokal.

    ". 5adiologi

    Pencitraan (C'/can atau 65 kepala) dilakukan hanya jika ada indikasi

    misalnya-

    a. Kelainan neurologi fokal yang menetap (hemiparesis) atau kemungkinan

    adanya lesi structural di otak (mikrosefali* spastisitas).

     b. erdapat tanda peningkatan tekanan intracranial (kesadaran menurun* muntah

     berulang* 00B menonjol* paresis ner:us D* edema papilla)

    &.8 K"m(likasi

    Komplikasi kejang demam umumnya berlangsung & menit yaitu-8

    .  Kerusakan otak yang terjadi melalui mekanisme eksitotoksik neuron saraf yang

    aktif se%aktu kejang melepaskan glutamat yang mengikat resptor yang

    mengakibatkan ion kalsium dapat masuk ke sel otak yang merusak sel neuron

    secara irre:esible.

    +.  5etardasi mental dapat terjadi karena deficit neurologis ada demam neonatus.

    &.9 Penatalaksanaan %e#is

    ujuan pengobatan kejang demam pada anak adalah untuk-+*3*"*8*1

    a. 6encegah kejang demam berulang

     b. 6encegah status epilepsi

    2

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    18/23

    c. 6encegah epilepsi dan atau mental retardasid.  ,ormalisasi kehidupan anak dan keluarga

    .  Pengobatan Gase kutBiasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada %aktu pasien datang

    kejang sudah berhenti. pabila datang dalam keadaan kejang* prioritas utama adalah

    menjaga agar jalan nafas tetap terbuka. Pakaian dilonggarkan* posisi anak 

    dimiringkan untuk mencegah aspirasi. /ebagian besar kasus kejang berhenti sendiri*

    tetapi dapat juga berlangsung terus atau berulang. Pengisapan lendir dan pemberian

    oksigen harus dilakukan teratur* kalau perlu dilakukan intubasi. Keadaan dan

    kebutuhan cairan* kalori dan elektrolit harus diperhatikan. /uhu tubuh dapat

    diturunkan dengan kompres air hangat (diseka) dan pemberian antipiretik 

    (asetaminofen oral 1 mg kg BB* " kali sehari atau ibuprofen oral +1 mgkg BB* "

    kali sehari). setaminofen dapat menyebabkan sindrom reye terutama pada anak 

    kurang dari 8 bulan* meskipun jarang. ntipiretik pilihan adalah parasetamol 1'

    &mgkgBB yang sama efektifnya dengan ibuprofen &'1mgkgBB dalam

    menurunkan suhu tubuh.

    /aat ini diaepam merupakan obat pilihan utama untuk kejang demam fase

    akut* karena diaepam mempunyai masa kerja yang singkat. 4iaepam dapat

    diberikan secara intra:ena atau rektal jika diberikan intramuskular absorbsinya

    lambat. 4osis diaepam pada anak adalah 1*3'1*& mgkg BB perlahan'lahan dengan

    kecepatan '+ mgmenit atau dalam %aktu 3'& menit* dengan dosis maksimal +1mg*

    diberikan secara intra:ena pada kejang demam fase akut* tetapi pemberian tersebut

    sering gagal pada anak yang lebih kecil.

    ika jalur intra:ena belum terpasang* diaepam dapat diberikan per rektal

    dengan dosis 1*&'1*2& mgkgBB atau & mg bila berat badan kurang dari 1 kg dan 1

    mg pada berat badan lebih dari 1 kg. Pemberian diaepam secara rektal aman dan

    efektif serta dapat pula diberikan oleh orang tua di rumah. Bila diaepam tidak 

    tersedia* dapat diberikan luminal suntikan intramuskular dengan dosis a%al 31 mg

    8

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    19/23

    obarbital 5-15 mg=kg&&=ari bol,s V ilan,tkan engan osis 1-6 mg=kg&&=meit ris ata, miaolam 0(2 mg=kg&& ilan

    untuk neonatus* &1 mg untuk usia bulan H tahun* dan 2& mg untuk usia lebih dari

    tahun.

    Kejang yang masih belum berhenti dengan diaepam rektal dapat diulangi lagi

    dengan cara dan dosis yang sama dalam inter:al %aktu & menit. bila dua kali dengan

    diaepam rectal masih kejang* dianjurkan kerumah sakit* dan disini dapat diberikan

    diaepam intra:ena dengan dosis 1*3'1*& mgkgBB.

    Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara intra:ena dengan

    dosis a%al 1'+1 mgkgkali dengan kecepatan mgkgBBhari* yaitu + jam setelah

    dosis a%al. Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dira%at

    diruang ra%at intensif. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah "'8 mgkghari*

    dimulai + jam setelah dosis a%al. Pemakaian diaepam oral dosis 1*3 mgkg BBsetiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang (3'+3 kasus)*

     begitu pula dengan diaepam rectal dosis 1*& mgkg BB setiap 8 jam pada suhu

    38*&oC. dosis tersebut cukup tinggi dan menyebabkan ataksia* iritabel dan sedasi

    yang cukup berat pada +&'3$ kasus. Genobarbital* karbamain* dan fenitoin pada

    saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam.

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    20/23

    +.  Pengobatan 5umatan

    ndikasi pemberian obat rumat bila kejang demam demam menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu)-

    a. /ebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan atau gangguan

     perkembangan neurologis* misalnya hemiparesis* paresis odd* palsi serebral*

    retardasi mental* hidrosefalus.

     b. erdapat ri%ayat kejang tanpa demam yang bersifat genetik pada orang tua atau

    saudara kandung.

    c. Kejang demam lebih lama dari & menit* fokal atau diikuti kelainan neurologis

    sementara atau menetap.

    d. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila-' Kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari + bulan.' Kejang berulang dua kali atau lebih dalam +" jam

    ' Kejang demam L" kali per tahun.

    /ebagian besar peneliti setuju bah%a kejang demam & menit merupakan indikasi

     pengobatan rumat. Kelainan neurologis tidak nyata misalnya keterlambatan

     perkembangan ringan bukan merupakan indikasi. Kejang fokal atau fokal menjadi

    umum menunjukkan bah%a anak mempunyai fokus organik.

    ntikon:ulsan profilaksis terus menerus diberikan selama H + tahun setelah

    kejang terakhir* kemudian dihentikan secara bertahap selama H + bulan. Pemberian

     profilaksis terus menerus hanya berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam

     berat* tetapi tidak dapat mencegah timbulnya epilepsi di kemudian hari.

    Pemberian fenobarbital 3 H " mgkg BB perhari dengan kadar sebesar !

    mgm= dalam darah menunjukkan hasil yang bermakna untuk mencegah berulangnya

    kejang demam. Efek samping fenobarbital ialah iritabel* hiperaktif* pemarah dan

    agresif ditemukan pada 31H&1 $ kasus. Efek samping fenobarbital dapat dikurangi

    dengan menurunkan dosis. ?bat lain yang dapat digunakan adalah asam :alproat

    yang memiliki khasiat sama dibandingkan dengan fenobarbital. 4osis asam :alproat

    adalah & H"1 mgkg BB perhari. Efek samping yang ditemukan adalah hepatotoksik*

    tremor dan alopesia. Genitoin dan karbamaepin tidak memiliki efek profilaksis terus

    menerus.

    +1

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    21/23

    6illichap merekomendasikan beberapa hal dalam upaya mencegah dan

    menghadapi kejang demam-

    a. ?rang tua atau pengasuh anak harus diberi cukup informasi mengenai

     penanganan demam dan kejang. b. Profilaksis intermittent dilakukan dengan memberikan diaepam dosis 1*& mgkg

    BB perhari* per oral pada saat anak menderita demam. /ebagai alternatif dapat

    diberikan profilaksis terus menerus dengan fenobarbital.

    c. 6emberikan diaepam per rektal bila terjadi kejang.

    Pemberian fenobarbital profilaksis dilakukan atas indikasi* pemberian sebaiknya

    dibatasi sampai !H+ bulan kejang tidak berulang lagi dan kadar fenoborbital

    dalam darah dipantau tiap ! mingguH3 bulan* juga dipantau keadaan tingkah laku

    dan psikologis anak.

    &.9 P"!n"sis

    Kejadian kecacatan atau kelainan neurologis umumnya tetap normal pada

     pasien yang sebelumnya normal. Penelitian lain secara retrospekktif melaporkan

    kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus* dan kelainan ini biasanya terjadi pada

    kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum maupun fokal. Kematian

    karena kejang demam tidak pernah dilaporkan.1 

    BAB I/

    PE%BAHASAN

    Pasien datang melalui >4 dengan keluhan kejang 1 menit /65/. Kejang

    sebanyak kali selama ;& menit dan sudah berhenti sekarang* ketika kejang mata

    mendelik keatas* lidah tidak tergigit* mulut tidak berbusa* tubuh kaku*anak tidak 

    sadar. # /65/ pasien mengalami demam cukup tinggi* demam dirasakan terus

    +

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    22/23

    menerus namun setelah kejang pasien tidak sadar dan mengantuk. 4ari anamnesis ini

    kita dapaat menduga bah%a terjadi kejang demam pada pasien. Kejang demam masih

    dapat dikatakan kejang demam simpleks karena terjadi satu kali dalam +" jam dan

    kurang dari & menit. Batuk dan pilek sejak hari /65/.bu se%aktu umur + tahun mengalami kejang ketika demam. Kejang dialami

    ibu lebih dari satu kali. yah se%aktu kecil pernah mngalami kejang ketika demam.

    Kejang dialami ayah lebih dari satu kali. erdapat predisposisi genetik untuk penyakit

    yag dialami pasienBerdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien

    didiagnosa Kejang 4emam /impleks.

    DATAR PUSTAKA

    . ntonius #* dkk. +11.  Pedoman Pelayanan Medis. katan 4okter nak 

    ndonesia* ilid .+. rif 6ansjoer*.d.k.k*. +111. Kejang 4emam. Kapita /elekta Kedokteran.  6edia

    esculapius GK0. akarta. # 1+'1&

    3. 4eliana* 6. Tata Laksana Kejang Demam pada Anak . /ari Pediatri* :ol "* ,o. +*

    /eptember +11+- &'!+". #ardiono 4. Pusponegoro* dkk*.+11&. Kejang 4emam. /tandar Pelayanan 6edis

    Kesehatan nak. Badan penerbit 4. akarta

    &. #ardiono 4.* dkk*. +11!.  Konsensus Penanganan Kejang Demam- 0nit Kerja

    Koordinasi ,eurologi katan 4okter nak ndonesia. akarta

    ++

  • 8/18/2019 3. Kejang Demam Fix

    23/23

    !. =ynette > and ngrid E.  Febrile Seizures.  M! +112M33"M312'3M

    # ttp-bmj.comcgicontentfull33"2&88312

    2. 6illichap >. Progress in pediatri" neurology ## * Chaniago- P,B* "M !'.

    8.  ,elson.+111. #lmu Kese$atan Anak% edisi &'. akarta- Penerbit buku kedokteran

    E>C. +111M NND - +1& H +1!1

    . Price* /yl:ia* nderson. Patofisiologi* Konsep Klinis Proses'Proses Penyakit.

    E>C* akarta +11!.

    1. /taf Pengajar lmu Kesehatan nak GK0. +111. Buku Kuliah 4ua lmu

    Kesehatannak. akarta - Percetakan nfo 6edika akarta

    +3

    http://bmj.com/cgi/content/full/334/7588/307http://bmj.com/cgi/content/full/334/7588/307