3. kejang demam fix
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
1/23
BAB I
PENDAHULUAN
Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering
dijumpai pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium. Penyebab
demam terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas disusul infeksi
saluran pencernaan. nsiden terjadinya kejang demam terutama pada anak umur !
bulan sampai " tahun. #ampir 3$ dari anak yang berumur diba%ah & tahun pernah
menderita kejang demam. Kejang demam lebih sering didapatkan pada anak laki'laki
dari pada perempuan. #al tersebut disebabkan karena paa %anita didapatkan maturasiserebral yang lebih cepat dibandingkan dengan laki'laki.
imbulnya kejang berulang atau kejang yang lama akan mengakibatkan
kerusakan sel'sel otak kurang menyenangkan dikemudian hari* terutama adanya cacat
baik secara fisik* mental ataupun sosial yang menggangu pertumbuhan dan
perkembangan anak.+
#al inilah yang menjadi latar belakang penulisan laporan kasus ini. Penulis
berharap agar krya tulis ini dapat berguna bagi semua pihak yang memerlukan*
khususnya sesama rekan tenaga kesehatan guna menambah pengetahuan* kemampuan
mengatasi kejang demam* yang mencakup apa kejang demam* bagaimana cara
penanganannya* dan komplikasi yang terjadi jika kejang demam tidak segera
ditangani dengan cepat dan tepat.3
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
2/23
BAB II
STATUS PASIEN
II. 1 IDENTITAS PASIEN
,ama - n. /
0mur - ahun 1 Bulan +2 #ari
enis Kelamin - Perempuan
gama - slam
lamat - mbara%a
,ama yah - n. 45P
0mur yah - +3 ahun
Pekerjaan yah - Buruh 6atrial
Pendidikan yah - /6P
,ama bu - ,y. 7
0mur bu - + ahun
Pekerjaan bu - bu rumah tangga
Pendidikan bu - /6P ,o. C6 - 19999' +1&
6asuk 5/ - ,o:ember +1&
II. 2 DATA DASAR
II. 2.1 Anamnesis
namnesis dilakukan secara aloanamnesis dengan kedua orangtua pasien di
5uang nggrek ,o:ember +1& Pukul- &.11 7B
Keluhan utama- Kejang
+
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
3/23
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
4/23
Nenek, 52 tKakek, 50 th
Ny.W21 th
AS1 thSilsilah Kelua!a
Keterangan -
< Perempuan
< =aki' laki
< Pasien
Riwayat Kehamilan #an Pesalinan
>P1* anak pertama* lahir dengan berat +.811 gram secara spontan. 5i%ayat
kelahiran cukup bulan ( Bulan)* di bidan. Bayi lahir langsung menangis. idak ada
ri%ayat kuning.
Riwayat Petum$uhan #an Pekem$an!an
Riwayat %akanan
' / sampai sekarang' si eksklusif sampai usia + bulan. /etelah usia + bulan asi ditambah bubur
serelac.' 0sia 2 bulan makan nasi ditabah sayur seperti %ortel
Riwayat Imunisasi
munisasi dasar lengkap.
"
Tn.D
2& th
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
5/23
– munisasi dasar -
• #b? - sudah dilakukan saat baru lahir
• BC> - @* pada umur bulan
• #epatitis B - 3@* pada umur +'3'" bulan
• Polio - "@* pada umur '+'3'"
• 4P - 3@* pada umur +'3'"
• #iB - 3@* pada umur +'3'"
• Campak - @* pada umur bln
.
II.2.2 Anamnesis Sistem
a. Sistem 'ee$"s(inal ) kejang untuk pertama kalinya
$. Sistem Ka#i"*askula ) kebiruan pada bibir dan ujung' ujung
ekstremitas saat menangis disangkal
+. Sistem Res(iasi ) batuk (A) ri%ayat sesak berulang
disangkal.
#. Sistem ,ast"intestinal ) ri%ayat diare* muntah disangkal
e. Sistem %uskul"skeletal ) Badan kaku saat kejang (A) ri%ayat demam
disertai nyeri sendi disangkal
-. Sistem Inte!umentum ) ri%ayat memar tanpa sebab disangkal*
5i%ayat bercak'bercak merah dikulit
disangkal
!. Sistem U"!enital ) BK tidak ada keluhan
II.2.& Pemeiksaan isik
Status ,enealisata
Kea#aan Umum
' Keadaan 0mum - ampak sakit sedang' Kesadaran - patis
Tan#a /ital
&
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
6/23
' ,adi - +& kalimenit (reguler* isi dan tegangan cukup)' Respiratory rate - 3+ kalimenit
' /uhu - 32*2 oC (a@iller)
Status ,i0i• BB- kg
• PB - 22 cm
• =K - "2 cm
• 0mur - ahun 1 Bulan +2 #ari
BB0 - diantara 1 dan '+ /4 - >ii baik
B0 - diantara + dan 1 /4 - Pera%akan normal
BBB - ,ormo%eight
Pehitun!an kal"i
Kalori @ 11 < 11 kkalkg
Protein < +'" gkgBBhari < 3 @ < +2 gramhari
Status Intenus
Ke(ala ) ,ormocephal* rambut hitam tidak mudah dicabut* distribusi
merata
%ata ) Konjungti:a anemis ('')* sklera ikterik ('')
' Hi#un! ) /ekret ('')* napas cuping hidung (')' Telin!a ) Bentuk (normal)* liang lapang* sekret ('')
%ulut ) /ianosis (') * tonsil ' tenang* mukosa faring hiperemis
(A)
Lehe ) Pembesaran K>B (')* kelenjar thyroid tidak didapatkan
pembesaran
Pau
Ins(eksi ) 4eformitas(')* pergerakan dada simetris*retraksi suprasternal (')
' Pal(asi ) Dokal fremitus kanan
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
7/23
antun!
Ins(eksi ) ctus cordis tidak tampak
Pal(asi ) ctus cordis tidak kuat angkat
Pekusi ) Batas jantung dalam batas normal
' Auskultasi ) B 'B murni reguler* tidak ada suara tambahan
A$#"men
' Ins(eksi ) 4atar* simetris
' Auskultasi ) Bising usus (A) normal' Pal(asi ) /upel* nyeri tekan (')
' Pekusi ) Bunyi timpani diseluruh lapang abdomen kecuali daerah hati
Ekstemitas' kral hangat* sianosis ('')* edema ('')* C5 ; + detik* petekie (')
Pemeiksaan Penun3an!
Darah LengkapHemoglobin 10.0
L
12.5-15.5
Lekosit 13.6 6-15Eritrosit 4.34 3.6-5.2Hematokrit 30.0
L
36-44
MCV 69.1
L
82-98
MCH 23.0 23-31MCHC 33.3 32-36!" 15.9 10-16
#rombosit 296 150-400
$!" 12.2 10-18Lim%osit 1.7
L
4.0-10.5
&aso'l 0(0 0-0(2Eosino'l 0,0
L
0(05-0()
2
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
8/23
Monosit 0.0 0-0..8Lim%osit * 12.2
H
25-40
Monosit * 0.3
L
2-8
&aso'l * 0.1 0-1+e,tro'l * 87.2
H
50-)0
Eosino'l* 0.2
L
2-4
$C# 0.222 0.2-0.5
SEKES! DAN EKSKES!+ #+
"arna /,ning/eker,an erni
$rotein rine +egati% +egati% l,kosa ,rine +egati% +egati%
$H ).0 5-9&ilir,bin ,rine +egati% +egati% robilinogen +egati% +egati%
&erat enis ,rin 1.015 1.000-1.030/eton ,rine +egati% +egati%
Le,kosit +egati% +egati% Eritrosit +egati% +egati%
+itrit +egati% +egati% eimen
Eitel 3-5 74Eritrosit 0-1 75Le,kosit 2-3 75iliner +egati% +egati% /ristal +egati% +egati%
La"n#$a"n %akter" &&
8
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
9/23
II.& RESU%E
Pasien dating melalui >4 dengan keluhan kejang 1 menit /65/. Kejang
sebanyak kali selama ;& menit dan sudah berhenti sekarang* ketika kejang mata
mendelik keatas* lidah tidak tergigit* mulut tidak berbusa* tubuh kaku*anak tidak
sadar. # /65/ pasien mengalami demam cukup tinggi* demam dirasakan terus
menerus namun setelah kejang pasien tidak sadar dan mengantuk* Batuk dan pilek
sejak hari /65/. bu se%aktu umur + tahun mengalami kejang ketika demam.
Kejang dialami ibu lebih dari satu kali. yah se%aktu kecil pernah mngalami kejang
ketika demam. Kejang dialami ayah lebih dari satu kali.
II.4 DIA,N5SIS
Kejang demam simpleks
>ii Baik
nemia
II.6 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan di >4nj.paracetamol cc (e@tra)
>uyur 11 cc (e@tra)
Konsul dr.Endang. /p.?+ + litermnt
Pasang ?>
nfus kaen 3 1 tpmCeftaidin 3@331 mg
/yr.paracetamol " @ ! cc
4iaepam 3@ mg (p.o)
nj.5anitidin + @ ampBila kejang inj.phenitoin 81 mg (i: pelan) diencerkan ,aCl
Cek darah rutin* urin rutin
Har
"
S ' A (
1 /eang && 9 :bs. n. en;toine 180
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
10/23
# 3)(3
H 168
tion
#el%on
r.enang .A
$enobarbital 180 mg
elan keanng
berenti entikanMas,k B)5 mg keang berenti emberian enobarbital 105
mg i? elan it,na
6asukan minimal sampai 1 mg tambahkan & mg phenobarbital
2. !emam saat
malam emam
ari ke-2D
#i,r semenak
iberikan obat
semalam
H 10)
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
11/23
II.7 PR5,N5SIS
Fuo ad Ditam - dubia
Fuo ad /anationam - dubia ad bonam Fuo ad Gunctionam - dubia ad bonam
BAB III
TINAUAN PUSTAKA
&.1 De-inisi
Kejang demam (febrile con:ulsion) adalah kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rectal lebih dari 38oC) tanpa adanya infeksi sistem saraf pusat atau
ketidakseimbangan elektrolit akut yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada
anak* terutama pada golongan anak umur ! bulan sampai " tahun. #ampir 3$ darianak yang berumur diba%ah & tahun pernah menderita kejang demam. nak yang
pernah mengalami kejang tanpa demam* kemudian kejang demam kembali tidak
termasuk dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang
dari bulan tidak termasuk dalam kejang demam.+*8
&.2 E(i#emi"l"!i
Kejang merupakan gangguan syaraf yang sering dijumpai pada anak.'3
nsiden kejang demam +*+'&$ pada anak di ba%ah usia & tahun. '3 nak laki'lakilebih sering dari pada perempuan dengan perbandingan *+H*!-.*+ /aing B ()*
menemukan !+*+$* kemungkinan kejang demam berulang pada 1 anak yang
mengalami kejang demam sebelum usia + tahun* dan "&$ pada 11 anak yang
mengalami kejang setelah usia + tahun. Kejang demam kompleks dan khususnya
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
12/23
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
13/23
&.4 Pat"l"!i
0ntuk mempertahan kan kelangsungan hidup sel atau organ otak diperlukan
energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku metabolisme otak yang terpenting
adalah glukosa. /ifat proses itu adalah oksidasi dengan perantara fungsi paru'paru
dan diteruskan ke otak melalui sistem kardio:askuler. 4ari uraian tersebut dapat
diketahui bah%a sum ber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi
yang dipecah menjadi karbondioksida dan air.
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1C akan mengakibatkn kenaikan
metabolisme basal 1'&$ dan kebutuhan oksigen akan meningkat +1$. Pada
seorang anak umur 3 tahun sirkulasi otak mencapai !&$ dari seluruh tubuh
dibandingkan dengan orang de%aa yang hanya &$. ?leh karena itu* kenaikan suhutubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam %aktu
yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion natrium melalui membrane
tersebut dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. =epas muatan listrik ini
demikian besarnya sehingga dapt meluas keseluruh sel maupun membran sel
disekitarnya dengan bantuan yang disebut IneurotransimitterJ dan terjadi kejang.
iap anak memiliki ambang kejang yang berbeda dan tergangtung tinggi rendahnya
ambang kejang seseorang. nak akan menderita kejang pada suhu tertentu. Pada anak
dengan ambang kejang yang rendah* kejang akan terjadi pada suhu 381C sedangkan
anak dengan ambang kejang yang tinggi* kejan akan terjadi pada suhu "1 1C atau
lebih."*
4ari kenyataan ini dapat disimpulkan bah%a berulangnya kejang demam lebih
sering terjadi pada anak dengan ambang kejangg yang rendah. 4alam
penanggulannya perlu memperhatikan pada tingkat suhu beberapa pasien menderita
kejang.
Kejang demam yang berlangsung singkat pada umumnya tidak berbahaya dan
tidak meninggalkan gejala sisa. etapi kejang yang berlangsung lama (lebih dari &
menit) biasanya disertai apnea* meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk
kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia* hiperkapia* asidosis laktat
disebabkab oleh metabolisme anaerobik* hipotensi arterial disertai denyut jantung
3
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
14/23
yang tidak teratur dan suhu tubuh makin meningkat yang disebabkan makin
meningkaynya aktifitas otot dan selanjutnya mneyebabkan metabolisme otak
meningkat. 5angkaian kejadian diatas adalah faktor penyebab hingga terjadinya
kerusakan neuron otak selama berlangsungnya kejan lama. Gaktor terpenting adalah
gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meninggikan
permehabilitas kapiler dan timbul odema otak yang mengakibatkan kerusakan neuron
otak. Kerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapatkan serangan
kejang yang berlangsung lama dapat menjadi ImatangJ dikemudian hari sehingga
terjadi serangan epilepsy yang spontan. Karena itu kejang demam yang berlangsung
lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak sehingga terjadi epilepsi.&*2*8
&.6 %ani-estasi klinis
Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat* bilateral* serangan berupa
kronik atau tonik'klonik. 0mumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti
anak tidakmemberi reaksi apapu untuk sejenak* tetapi setelah beberapa detik atau
menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf. Kejang demam
dapat berlangsung lama atau parsial. Pada kejang yang unilateral kadang'kadang
diikuti oleh hemiplegi yang menetap. Kejang demam terkait dengan suhu yang tinggi
dan biasanya berkembang bila suhu tubuh mencapai 3 1C atau lebih* ditandai dengan
adanya kejang khas menyeluruh lamanya beberapa detik sampai 1 menit. Kejang
demam yang menetap & menit menunjukkan penyebab organik seperti proses
infeksi atau toksik* selain itu juga dapat terjadi mata terbalik keatas dengan disertai
kekakuan dan kelemahan serta gerakan sentakan berulang."*&*1
Klasifikasi kejang demam menurut kriteria ,ationall Collaborati:e Perinatal
Project adalah kejang demam sederhana (simple febril seiure) dan kejang demam
kompleks (comple@ febrile seiure). Kejang demam sederhana adalah kejang demam
yang lama kejangnya kurang dari & menit* umum* tonik dan atau klonik* umumnya
akan berhenti sendiri* dan tidak berulang pada satu episode demam. Kejang demam
kompleks adalah kejang demam yang lebih lama dari & menit baik bersifat fokal
atau parsial satu sisi* atau kejang umum yang didahului kejang parsial. Kejang
"
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
15/23
demam berulang adalah kejang demam yang timbul pada lebih dari satu episode
demam. Penggolongan tidak lagi menurut kejang demam sederhana dan epilepsi yang
dipro:okasi demam tetapi dibagi menjadi pasien yang memerlukan dan tidak
memerlukan pengobatan rumat.! 0mumnya kejang demam pada anak berlangsung pada permulaan demam akut*
berupa serangan kejang klonik umum atau tonik klonik* singkat dan tidak ada tanda'
tanda neurologi post iktal* Pemeriksaan EE> pada kejang demam dapat
memperlihatkan gelombang lambat di daerah belakang yang bilateral* sering
asimetris* kadang'kadang unilateral.
Pemeriksaan EE> dilakukan pada kejang demam kompleks atau anak yang
mempunyai risiko untuk terjadinya epilepsi. Pemeriksaan pungsi lumbal
diindikasikan pada saat pertama sekali timbul kejang demam untuk menyingkirkan
adanya proses infeksi intra kranial* perdarahan subaraknoid atau gangguan
demielinasi* dan dianjurkan pada anak usia kurang dari + tahun yang menderita
kejang demam.*+
abel . Perbedaan kejang demam sederhana dan kompleks
N
).K$"n"*
KD*e+erhana
KDk)p$ek*
1. !,rasi 7 15 menit G15 menit
2. #ie keang ,m,m %okal B ,m,m3. &er,lang alam
erioe 24 amD1 kali B1 kali
4. !e'sit ne,rologis - 5. iIa;at kel,arga
keang emam
6. iIa;at kel,arga
keang tana emam
). Abnormalitas
ne,rologissebel,mn;a
Kejadian kejang demam sederhana sebanyak 81$* sedangkan +1$ kasus
adalah kejang demam kompleks. 8$ berlangsung lama (lebih dari & menit). !$
&
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
16/23
berulang dalam %aktu +" jam. Kejang pertama terrbanyak terjadi pada anak berusia
2'+3 bulan dan lebih sering pada anak laki'laki. Bila kejang demam sederhana yang
pertama terjadi pada umur kurang dari + bulan* maka risiko kejang demam kedua
sebanyak &1$* dan bila kejang demam sederhana pertama terjadi setelah umur +
bulan* risiko kejang demam ke dua turun menjadi 31$."
&.7 Pemeiksaan (enun3an!
da beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan* diantaranya-+*"*8*1
. Pemeriksaan =aboratorium
Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi untuk mencari penyebab
kejang demam. Pemeriksaan dapat meliputi darah perifer lengkap* gula darah*elektrolit* urinalisis dan biakan darah* urin atau feses. Pemeriksaan laboratorium
rutin tidak dianjurkan* dan dapat dikerjakan untuk menge:aluasi sumber infeksi
atau mencari penyebab demam.+. Pungsi lumbal
Pemeriksaan Kejang dengan suhu badan yang tinggi dapat terjadi karena
faktor lain* seperti meningitis atau ensefalitis. ?leh sebab itu pemeriksaan cairan
serebrospinal dilakukan untuk menegakkan diagnosis. Pada bayi kecil seringkali
sulit untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis meningitis karena
manifestasi klinisnya tidak jelas. ika yakin bukan meningitis secara klinis tidak
perlu dilakukan pungsi lumbal. 5isiko terjadinya meningitis bakterialis adalah 1*!'
!*2$. Pungsi lumbal dianjurkan pada-
a. Bayi usia kurang dari + bulan- sangat dianjurkan
b. Bayi usia +'8 bulan- dianjurkan
c. Bayi usia lebih dari 8 bulan tidak rutin dilakukan
Kontraindikasi dilakukanya pungsi lumbal yaitu-
a. Kenaikan tekanan intra'kranial yang ditandai oleh penurunan kesadaran
!
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
17/23
b. erdapat tanda deficit neurologi*
c. >angguan dan kelemahan pada sistem kardiorespirasi
d. Perdarahan diathesis
ika ditemukan tanda'tanda adanya kontraindikasi seperti diatas berikan antibiotic
segera. /tudi prospektif pada populasi menemukan kejadian infeksi meningitis
bacterial sebanyak 8$ terjadi pada anak dengan demam status epileptikus.
3. Elektroensefalografi (EE>)
Pemeriksaan elektroensefalogram tidak direkomendasikan. Karena EE> tidak
dapat memprediksi berulangnya kejang atau memperkirakan kemungkinan
kejadian epilepsy pada pasien kejang demam. EE> masih dapat dilakukan pada
kejang demam yang tidak khas* misalnya- kejang demam kompleks pada anak
berusia lebih dari ! tahun atau kejang demam fokal.
". 5adiologi
Pencitraan (C'/can atau 65 kepala) dilakukan hanya jika ada indikasi
misalnya-
a. Kelainan neurologi fokal yang menetap (hemiparesis) atau kemungkinan
adanya lesi structural di otak (mikrosefali* spastisitas).
b. erdapat tanda peningkatan tekanan intracranial (kesadaran menurun* muntah
berulang* 00B menonjol* paresis ner:us D* edema papilla)
&.8 K"m(likasi
Komplikasi kejang demam umumnya berlangsung & menit yaitu-8
. Kerusakan otak yang terjadi melalui mekanisme eksitotoksik neuron saraf yang
aktif se%aktu kejang melepaskan glutamat yang mengikat resptor yang
mengakibatkan ion kalsium dapat masuk ke sel otak yang merusak sel neuron
secara irre:esible.
+. 5etardasi mental dapat terjadi karena deficit neurologis ada demam neonatus.
&.9 Penatalaksanaan %e#is
ujuan pengobatan kejang demam pada anak adalah untuk-+*3*"*8*1
a. 6encegah kejang demam berulang
b. 6encegah status epilepsi
2
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
18/23
c. 6encegah epilepsi dan atau mental retardasid. ,ormalisasi kehidupan anak dan keluarga
. Pengobatan Gase kutBiasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada %aktu pasien datang
kejang sudah berhenti. pabila datang dalam keadaan kejang* prioritas utama adalah
menjaga agar jalan nafas tetap terbuka. Pakaian dilonggarkan* posisi anak
dimiringkan untuk mencegah aspirasi. /ebagian besar kasus kejang berhenti sendiri*
tetapi dapat juga berlangsung terus atau berulang. Pengisapan lendir dan pemberian
oksigen harus dilakukan teratur* kalau perlu dilakukan intubasi. Keadaan dan
kebutuhan cairan* kalori dan elektrolit harus diperhatikan. /uhu tubuh dapat
diturunkan dengan kompres air hangat (diseka) dan pemberian antipiretik
(asetaminofen oral 1 mg kg BB* " kali sehari atau ibuprofen oral +1 mgkg BB* "
kali sehari). setaminofen dapat menyebabkan sindrom reye terutama pada anak
kurang dari 8 bulan* meskipun jarang. ntipiretik pilihan adalah parasetamol 1'
&mgkgBB yang sama efektifnya dengan ibuprofen &'1mgkgBB dalam
menurunkan suhu tubuh.
/aat ini diaepam merupakan obat pilihan utama untuk kejang demam fase
akut* karena diaepam mempunyai masa kerja yang singkat. 4iaepam dapat
diberikan secara intra:ena atau rektal jika diberikan intramuskular absorbsinya
lambat. 4osis diaepam pada anak adalah 1*3'1*& mgkg BB perlahan'lahan dengan
kecepatan '+ mgmenit atau dalam %aktu 3'& menit* dengan dosis maksimal +1mg*
diberikan secara intra:ena pada kejang demam fase akut* tetapi pemberian tersebut
sering gagal pada anak yang lebih kecil.
ika jalur intra:ena belum terpasang* diaepam dapat diberikan per rektal
dengan dosis 1*&'1*2& mgkgBB atau & mg bila berat badan kurang dari 1 kg dan 1
mg pada berat badan lebih dari 1 kg. Pemberian diaepam secara rektal aman dan
efektif serta dapat pula diberikan oleh orang tua di rumah. Bila diaepam tidak
tersedia* dapat diberikan luminal suntikan intramuskular dengan dosis a%al 31 mg
8
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
19/23
obarbital 5-15 mg=kg&&=ari bol,s V ilan,tkan engan osis 1-6 mg=kg&&=meit ris ata, miaolam 0(2 mg=kg&& ilan
untuk neonatus* &1 mg untuk usia bulan H tahun* dan 2& mg untuk usia lebih dari
tahun.
Kejang yang masih belum berhenti dengan diaepam rektal dapat diulangi lagi
dengan cara dan dosis yang sama dalam inter:al %aktu & menit. bila dua kali dengan
diaepam rectal masih kejang* dianjurkan kerumah sakit* dan disini dapat diberikan
diaepam intra:ena dengan dosis 1*3'1*& mgkgBB.
Bila kejang tetap belum berhenti diberikan fenitoin secara intra:ena dengan
dosis a%al 1'+1 mgkgkali dengan kecepatan mgkgBBhari* yaitu + jam setelah
dosis a%al. Bila dengan fenitoin kejang belum berhenti maka pasien harus dira%at
diruang ra%at intensif. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah "'8 mgkghari*
dimulai + jam setelah dosis a%al. Pemakaian diaepam oral dosis 1*3 mgkg BBsetiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang (3'+3 kasus)*
begitu pula dengan diaepam rectal dosis 1*& mgkg BB setiap 8 jam pada suhu
38*&oC. dosis tersebut cukup tinggi dan menyebabkan ataksia* iritabel dan sedasi
yang cukup berat pada +&'3$ kasus. Genobarbital* karbamain* dan fenitoin pada
saat demam tidak berguna untuk mencegah kejang demam.
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
20/23
+. Pengobatan 5umatan
ndikasi pemberian obat rumat bila kejang demam demam menunjukkan ciri sebagai berikut (salah satu)-
a. /ebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan atau gangguan
perkembangan neurologis* misalnya hemiparesis* paresis odd* palsi serebral*
retardasi mental* hidrosefalus.
b. erdapat ri%ayat kejang tanpa demam yang bersifat genetik pada orang tua atau
saudara kandung.
c. Kejang demam lebih lama dari & menit* fokal atau diikuti kelainan neurologis
sementara atau menetap.
d. Pengobatan rumat dipertimbangkan bila-' Kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari + bulan.' Kejang berulang dua kali atau lebih dalam +" jam
' Kejang demam L" kali per tahun.
/ebagian besar peneliti setuju bah%a kejang demam & menit merupakan indikasi
pengobatan rumat. Kelainan neurologis tidak nyata misalnya keterlambatan
perkembangan ringan bukan merupakan indikasi. Kejang fokal atau fokal menjadi
umum menunjukkan bah%a anak mempunyai fokus organik.
ntikon:ulsan profilaksis terus menerus diberikan selama H + tahun setelah
kejang terakhir* kemudian dihentikan secara bertahap selama H + bulan. Pemberian
profilaksis terus menerus hanya berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam
berat* tetapi tidak dapat mencegah timbulnya epilepsi di kemudian hari.
Pemberian fenobarbital 3 H " mgkg BB perhari dengan kadar sebesar !
mgm= dalam darah menunjukkan hasil yang bermakna untuk mencegah berulangnya
kejang demam. Efek samping fenobarbital ialah iritabel* hiperaktif* pemarah dan
agresif ditemukan pada 31H&1 $ kasus. Efek samping fenobarbital dapat dikurangi
dengan menurunkan dosis. ?bat lain yang dapat digunakan adalah asam :alproat
yang memiliki khasiat sama dibandingkan dengan fenobarbital. 4osis asam :alproat
adalah & H"1 mgkg BB perhari. Efek samping yang ditemukan adalah hepatotoksik*
tremor dan alopesia. Genitoin dan karbamaepin tidak memiliki efek profilaksis terus
menerus.
+1
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
21/23
6illichap merekomendasikan beberapa hal dalam upaya mencegah dan
menghadapi kejang demam-
a. ?rang tua atau pengasuh anak harus diberi cukup informasi mengenai
penanganan demam dan kejang. b. Profilaksis intermittent dilakukan dengan memberikan diaepam dosis 1*& mgkg
BB perhari* per oral pada saat anak menderita demam. /ebagai alternatif dapat
diberikan profilaksis terus menerus dengan fenobarbital.
c. 6emberikan diaepam per rektal bila terjadi kejang.
Pemberian fenobarbital profilaksis dilakukan atas indikasi* pemberian sebaiknya
dibatasi sampai !H+ bulan kejang tidak berulang lagi dan kadar fenoborbital
dalam darah dipantau tiap ! mingguH3 bulan* juga dipantau keadaan tingkah laku
dan psikologis anak.
&.9 P"!n"sis
Kejadian kecacatan atau kelainan neurologis umumnya tetap normal pada
pasien yang sebelumnya normal. Penelitian lain secara retrospekktif melaporkan
kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus* dan kelainan ini biasanya terjadi pada
kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum maupun fokal. Kematian
karena kejang demam tidak pernah dilaporkan.1
BAB I/
PE%BAHASAN
Pasien datang melalui >4 dengan keluhan kejang 1 menit /65/. Kejang
sebanyak kali selama ;& menit dan sudah berhenti sekarang* ketika kejang mata
mendelik keatas* lidah tidak tergigit* mulut tidak berbusa* tubuh kaku*anak tidak
sadar. # /65/ pasien mengalami demam cukup tinggi* demam dirasakan terus
+
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
22/23
menerus namun setelah kejang pasien tidak sadar dan mengantuk. 4ari anamnesis ini
kita dapaat menduga bah%a terjadi kejang demam pada pasien. Kejang demam masih
dapat dikatakan kejang demam simpleks karena terjadi satu kali dalam +" jam dan
kurang dari & menit. Batuk dan pilek sejak hari /65/.bu se%aktu umur + tahun mengalami kejang ketika demam. Kejang dialami
ibu lebih dari satu kali. yah se%aktu kecil pernah mngalami kejang ketika demam.
Kejang dialami ayah lebih dari satu kali. erdapat predisposisi genetik untuk penyakit
yag dialami pasienBerdasarkan anamnesis pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang pasien
didiagnosa Kejang 4emam /impleks.
DATAR PUSTAKA
. ntonius #* dkk. +11. Pedoman Pelayanan Medis. katan 4okter nak
ndonesia* ilid .+. rif 6ansjoer*.d.k.k*. +111. Kejang 4emam. Kapita /elekta Kedokteran. 6edia
esculapius GK0. akarta. # 1+'1&
3. 4eliana* 6. Tata Laksana Kejang Demam pada Anak . /ari Pediatri* :ol "* ,o. +*
/eptember +11+- &'!+". #ardiono 4. Pusponegoro* dkk*.+11&. Kejang 4emam. /tandar Pelayanan 6edis
Kesehatan nak. Badan penerbit 4. akarta
&. #ardiono 4.* dkk*. +11!. Konsensus Penanganan Kejang Demam- 0nit Kerja
Koordinasi ,eurologi katan 4okter nak ndonesia. akarta
++
-
8/18/2019 3. Kejang Demam Fix
23/23
!. =ynette > and ngrid E. Febrile Seizures. M! +112M33"M312'3M
# ttp-bmj.comcgicontentfull33"2&88312
2. 6illichap >. Progress in pediatri" neurology ## * Chaniago- P,B* "M !'.
8. ,elson.+111. #lmu Kese$atan Anak% edisi &'. akarta- Penerbit buku kedokteran
E>C. +111M NND - +1& H +1!1
. Price* /yl:ia* nderson. Patofisiologi* Konsep Klinis Proses'Proses Penyakit.
E>C* akarta +11!.
1. /taf Pengajar lmu Kesehatan nak GK0. +111. Buku Kuliah 4ua lmu
Kesehatannak. akarta - Percetakan nfo 6edika akarta
+3
http://bmj.com/cgi/content/full/334/7588/307http://bmj.com/cgi/content/full/334/7588/307