vol 8 no 2 (2020): oktober 2020 - unud

17
Vol 8 No 2 (2020): OKTOBER 2020

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

The Journal of Agribusiness Management (JMA) is a scientific journal, has a concentration

focus on Sustainable Agriculture Management and Agribusiness Areas and refers to the term

"Sustainable Development Goals." Sustainable Development Goals are needed in

agribusiness management as a means to form structured and organized agribusiness planning

well. Through this concentration focus, it can be understood that planning is vital in

agricultural business considering its nature is full of uncertainty and vulnerable to risk of loss,

so it requires analysis and synthesis of multidisciplinary science to explain empirical facts of

social, economic, management, and institutional dimensions in a company or agricultural area

. The Agribusiness Management Journal only accepts articles from original research papers

and has not been published in any institution. The Agribusiness Management Journal was

first published in October 2013. It was then called "Agribusiness Management." In October

2017, "Agribusiness Management" changed its name to Journal of Agribusiness Management

(JMA) and was published twice a year, namely in May and October. JMA is published by the

Master of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Udayana University, Bali, Indonesia.

DOI: https://doi.org/10.24843/JMA.2020.v08.i02

Published: 2020-11-02

Articles

Strategi Peningkatan Sistem Informasi Desa dan Kawasan (SIDEKA) di Kabupaten

Cianjur

Eka Chandra Kusuma, Harianto Harianto, Lala M Kolopaking

111-124

o PDF (Bahasa Indonesia)

DOI : https://doi.org/10.24843/JMA.2020.v08.i02.p01

Abstract views: 53, PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 82

Analisa Komparasi Keunggulan Kompetitif Usaha Tani Padi Sawah Dan Sawit Di

Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu

Ana N Nurmalia, Rasoki Timbul, Asnamawati Lina

125-134

o PDF (Bahasa Indonesia)

DOI : https://doi.org/10.24843/JMA.2020.v08.i02.p02

Abstract views: 51, PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 69

Kondisi Sosial Ekonomi Pedagang Pengepul Buah di Desa Ubung Kaja Kecamatan

Denpasar Utara, Kota Denpasar

NP Kanya Mitha, Widhianthini Widhianthini, Ketut Rantau

135-143

o PDF (Bahasa Indonesia)

DOI : https://doi.org/10.24843/JMA.2020.v08.i02.p03

Abstract views: 44, PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 47

Kontribusi Teknologi Fermentasi Terhadap Nilai Tambah Kakao Sertifikasi di Subak

Abian Amerta Nadi Desa Tuwed Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana

Luh Putu Intarini, I Wayan Budiasa, I Made Sudarma

144-153

o PDF (Bahasa Indonesia)

DOI : https://doi.org/10.24843/JMA.2020.v08.i02.p04

Abstract views: 41, PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 30

Prospek Keberlanjutan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan di

Kabupaten Purwakarta

Lena Puspa Aswara, Ma’mun Sarma, Lukman M Baga

154-164

o PDF (Bahasa Indonesia)

DOI : https://doi.org/10.24843/JMA.2020.v08.i02.p05

Abstract views: 50, PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 58

Strategi Optimalisasi Penyerapan Anggaran Pada Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Bogor

Tatu Rizkia, Dedi Budiman Hakim, A Faroby Falatehan

165-175

o PDF (Bahasa Indonesia)

DOI : https://doi.org/10.24843/JMA.2020.v08.i02.p06

Abstract views: 34, PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 33

Alih Fungsi Lahan Sawah di Badung Utara

Ni Made Ayu Krisna Wati, I Made Sudarma, Widhianthini Widhianthini

176-187

o PDF (Bahasa Indonesia)

DOI : https://doi.org/10.24843/JMA.2020.v08.i02.p07

Abstract views: 33, PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 27

Manajemen Pemanfaatan Sorgum Batang Manis Terhadap Induk Sapi Bali

I Made Londra, Putu Sutami

188-195

o PDF (Bahasa Indonesia)

DOI : https://doi.org/10.24843/JMA.2020.v08.i02.p08

Abstract views: 43, PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 39

Pengaruh Tata Laksana Perkandangan Terhadap Infeksi Parasit Cacing Pada Kambing

Gembrong di Dua Tempat Berbeda di Provinsi Bali

I Made Londra, I Wayan Sudarma

196-206

o PDF (Bahasa Indonesia)

DOI : https://doi.org/10.24843/JMA.2020.v08.i02.p09

Abstract views: 56, PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 74

Strategi Perbaikan Penyerapan Anggaran Belanja Pemerintah Kota Bogor

Gustawan Rachman, Ma’mun Sarma, Dwi Rachmina

207-219

o PDF (Bahasa Indonesia)

DOI : https://doi.org/10.24843/JMA.2020.v08.i02.p10

Abstract views: 33, PDF (Bahasa Indonesia) downloads: 38

Reviewers

Reviewers

Prof. Dr. Ir. Nyoman Sutjipta, M.S., Udayana University, Bali, Indonesia (Google Scholar)

Prof. Dr. Ir. Noer Azam Achsani, M.S., Bogor Agricultural University, Bogor, Indonesia

Scopus ID: 35621383400 (Google Scholar, SINTA ID, SCOPUS ID)

Prof. Dr. Ir. Bambang Juanda, M.S., Bogor Agricultural University, Bogor, Indonesia Scopus

ID: 56644727700 (Google Scholar, SINTA ID, SCOPUS ID)

Prof. Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec., Bogor Agricultural University, Bogor, Indonesia

Scopus ID: 6506116982 (Google Scholar, SCOPUS ID)

Dr.Ir. Nyoman Parining, M.Rur, Udayana University, Bali, Indonesia (SINTA ID, SCOPUS

ID)

Dr.Ir. Ali Ibrahim Hasyim, Lampung University, Lampung, Indonesia (Google Scholar,

SINTA ID)

Dr.Ir. Lala Kolopaking, M.S., Bogor Agricultural University, Bogor, Indonesia (Google

Scholar, SINTA ID)

Dr.Ir. Lies Sulistyowati, Padjajaran University, Bandung, Indonesia (Google Scholar, SINTA

ID, SCOPUS ID)

Dr.Ir. Mohammad Muslich Mustadjab, Brawijaya University, Malang, Indonesia (Google

Scholar, SINTA ID, SCOPUS ID)

Dr.Ir. Slamet Hartono, Gadjah Mada University, Yogyakarta, Indonesia (Google Scholar)

Dr. Narfiah Ariyani, SE, M.Si., Sahid University, Jakarta, Indonesia (Google Scholar)

Dr.Ir. Herlina Tarigan, Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Bogor, Indonesia

(Google Scholar, SINTA ID)

Dr.Ir. Yusniar J Nababan, M.IDEC., Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik,

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia (Google Scholar)

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.8, No.2, Oktober 2020 E- ISSN: 2684-7728

Krisna, et al., Alih Fungsi…|176

Alih Fungsi Lahan Sawah di Badung Utara

(Studi Kasus di Subak Latu Kecamatan Abiansemal dan

Subak Dukuh Kecamatan Mengwi)

The Conversion of Rice Field Functions in North Badung

(Case Study in Subak Latu of Abiansemal Sub-District and Subak Dukuh of Mengwi

Sub-District)

Ni Made Ayu Krisna Wati*)

I Made Sudarma

Widhianthini

Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Bali Indonesia

Email: [email protected]*)

ABSTRACT

Land is the main resource in carrying out development. Reduction of land area,

especially agricultural land for development also has an impact on the area of

agricultural land in Bali, especially in Badung Regency. The construction of

accommodation to support the tourism sector led to the conversion of agricultural land in

Badung Regency, which is mostly found in South Badung. North Badung, which does not

have as many attractions as those in South Badung, has in fact also experienced the

conversion of agricultural land, especially rice fields, as was the case in the Abiansemal

and Mengwi Sub-Districts. The purpose of this study is to determine the factors that

cause the conversion of paddy fields in the North Badung sub-district and determine the

strategy to control the conversion of wetland in North Badung. The technique for

determining key informants was done by purposive sampling with a total of 20 people.

The analysis technique used is the Interpretive Structural Modeling (ISM) analysis. The

results showed that the factors that caused the conversion of paddy fields or wetland in

North Badung were economic elements, namely rice farming income, harvest price

stability, access to crop marketing and paddy land prices. Social elements, namely family

participation in managing rice fields, the influence of modernization on agriculture, the

number of family members who are covered and regeneration of rice field management.

The third elements is the environment, namely the level of water irrigation of rice fields,

pests and diseases and housing needs due to increasing population. The strategy of

controlling wetland conversion in North Badung that can be done based on short-term

management priorities in the independent sector is the Millennial Farmer program.

Keywords: conversion of paddy fields;economi, social and environmental elements

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.8, No.2, Oktober 2020 E- ISSN: 2684-7728

Krisna, et al., Alih Fungsi…|177

ABSTRAK

Tanah merupakan sumber daya utama dalam menjalankan pembangunan. Berkurangnya

luas lahan khususnya lahan pertanian untuk pembangunan juga berdampak pada luas

lahan pertanian di Bali khususnya di Kabupaten Badung. Pembangunan akomodasi untuk

menunjang sektor pariwisata menyebabkan terjadinya konversi lahan pertanian di

Kabupaten Badung yang banyak terdapat di Badung Selatan. Badung Utara yang tidak

memiliki objek wisata sebanyak di Badung Selatan ternyata juga mengalami alih fungsi

lahan pertanian khususnya persawahan seperti yang terjadi di Kecamatan Abiansemal

dan Mengwi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab

terjadinya konversi lahan sawah di Kecamatan Badung Utara dan menentukan strategi

pengendalian konversi lahan sawah di Kabupaten Badung Utara. Teknik penentuan

informan kunci dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah 20 orang. Teknik

analisis yang digunakan adalah analisis Interpretive Structural Modeling (ISM). Hasil

penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konversi

sawah atau lahan sawah di Badung Utara adalah unsur ekonomi yaitu pendapatan

usahatani padi, stabilitas harga panen, akses pemasaran hasil panen dan harga lahan padi.

Unsur sosial yaitu partisipasi keluarga dalam pengelolaan sawah, pengaruh modernisasi

terhadap pertanian, jumlah anggota keluarga yang ditampung dan kaderisasi pengelolaan

sawah. Unsur ketiga adalah lingkungan, yaitu tingkat pengairan sawah, hama penyakit,

dan kebutuhan perumahan akibat pertambahan penduduk. Strategi pengendalian konversi

lahan basah di Badung Utara yang dapat dilakukan berdasarkan prioritas pengelolaan

jangka pendek di sektor mandiri adalah program Milenial Farmer.

Kata kunci: konversi sawah; elemen ekonomi, sosial dan lingkungan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Lahan pertanian menjadi salah satu lahan yang marak dijadikan media alih fungsi lahan,

padahal Indonesia mendapat julukan sebagai negara agraris. Secara umum dengan adanya

pertambahan jumlah penduduk maka disertai pula dengan meningkatnya tuntutan

kebutuhan dasar yaitu sandang, pangan dan papan yang menyebabkan bertambahnya

permintaan lahan untuk pembangunan. Hal inilah yang akan mendorong terjadinya alih

fungsi lahan pertanian ke non pertanian. Pengurangan luas lahan pertanian di Indonesia

juga berdampak pada luasan lahan pertanian di setiap provinsinya begitu pula yang

terjadi di Provinsi Bali.

Berdasarkan data BPS Provinsi Bali dari tahun 2013-2017, Kabupaten Badung selama 5

tahun terakhir mengalami pengurangan luas lahan sawah sebesar 206 ha dan menduduki

peringkat ketiga jumlah penduduk terbanyak pada tahun 2017 setelah Kota Denpasar dan

Kabupaten Buleleng yaitu sebesar 643.500 jiwa. Jumlah penduduk yang meningkat setiap

tahunnya dan berkembangnya sektor pariwisata menyebabkan pembangunan akomodasi

di Kabupaten Badung yang mengambil peran dalam terjadinya alih fungsi lahan sawah.

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.8, No.2, Oktober 2020 E- ISSN: 2684-7728

Krisna, et al., Alih Fungsi…|178

Terlepas dari adanya alih fungsi lahan untuk menunjang sektor pariwisata di Kabupaten

Badung yang sebagian besar terdapat di Badung Selatan, ternyata di Badung Utara yang

tidak memiliki objek wisata sebanyak di Badung Selatan juga telah mengalami alih

fungsi lahan sawah seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Abiansemal dan

Kecamatan Mengwi. Subak Latu Kecamatan Abiansemal dan Subak Dukuh Kecamatan

Mengwi menjadi salah satu subak yang tidak terkena dampak pariwisata secara langsung

namun mengalami alih fungsi lahan sawah sebesar 4 ha dan 5 ha selama lima tahun

terakhir yaitu dari tahun 2013-2017.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas, maka dapat dirumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut: faktor apakah yang menyebabkan alih fungsi

lahan sawah di kecamatan wilayah Badung Utara? dan strategi apakah yang diperlukan

dalam mengendalikan alih fungsi lahan sawah di Badung Utara?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang sudah dipaparkan, tujuan dari penelitian ini adalah

mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan alih fungsi lahan sawah di kecamatan

wilayah Badung Utara dan menentukan strategi pengendalian alih fungsi lahan sawah di

Badung Utara.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Badung Utara dengan studi kasus di Subak Latu Kecamatan

Abiansemal dan Subak Dukuh Kecamatan Mengwi. Penelitian dilakukan selama 3 bulan

yaitu dari bulan Maret sampai bulan Mei 2019. Jenis data dalam penelitian ini dibagi

menjadi dua yaitu data kualitatif yang meliputi faktor pendorong terjadinya alih fungsi

lahan sawah dilihat dari tiga elemen yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan. Data

kuantitatif yang digunakan pada penelitian ini yaitu data yang diperoleh dari hasil indepth

interview dengan informan kunci seperti data laju dan luas lahan sawah di Kabupaten

Badung, Kecamatan Abiansemal, Kecamatan Mengwi, Subak Latu dan Subak Dukuh.

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah menggunakan informan kunci yang

berjumlah 20 orang dengan pertimbangan jumlah tersebut sudah cukup untuk

representatif data Interpretive Structural Modelling (ISM). Informan kunci dipilih

melalui narasumber yang benar-benar mengetahui kondisi internal dan eksternal alih

fungsi lahan sawah di Subak Latu dan Subak Dukuh yang menjadi gambaran alih fungsi

lahan sawah di Badung Utara, sehingga mereka akan dapat memberikan jawaban secara

tepat tentang data yang dibutuhkan peneliti.

Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis Interpretive Structural Modelling

(ISM). Penelitian ini memiliki beberapa tahapan yaitu pertama dengan menginventarisasi

permasalahan dan kendala faktor penyebab alih fungsi lahan sawah di Badung Utara.

Permasalahan dan kendala terbagi pada tiga elemen antara lain ekonomi, sosial dan

lingkungan. Kendala kemudian disusun melalui kuesioner yang selanjutnya digunakan

acuan dalam melakukan indepth interview dengan informan kunci. Tahapan selanjutnya

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.8, No.2, Oktober 2020 E- ISSN: 2684-7728

Krisna, et al., Alih Fungsi…|179

diambil sub elemen yang dipilih lebih dari 50% jumlah total informan kunci atau sub

elemen yang dipilih lebih dari 10 orang informan kunci.

Tahapan selanjutnya memberikan penilaian perbandingan oleh informan kunci dengan

menggunakan VAXO berupa skor pada setiap sub elemen sehingga muncul sub elemen

yang menjadi faktor penyebab alih fungsi lahan sawah pada setiap subaknya sehingga

menjadi gambaran faktor penyebab alih fungsi lahan sawah di Badung Utara. Tahap

selanjutnya yaitu pembuatan strategi pengendalian alih fungsi lahan sawah di Badung

Utara melalui hasil level partions pada analisis data Interpretive Structural Modelling

(ISM).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Elemen dan Sub Elemen Penyebab Alih Fungsi Lahan Sawah di

Badung Utara

Berdasarkan hasil indepth interview yang telah dilakukan di lapangan, terdapat 11 sub

elemen yang mendapat nilai diatas 50% yang dipilih sebagai faktor penyebab alih fungsi

lahan sawah di Badung Utara. Pada ekonomi adalah pendapatan usaha tani padi, stabilitas

harga panen, pemasaran hasil panen dan harga lahan sawah. Pada elemen sosial adalah

partisipasi keluarga dalam mengelola lahan sawah, pengaruh adanya modernisasi

terhadap bidang pertanian, banyaknya anggota keluarga yang ditanggung dan regenerasi

pengelolaan lahan sawah. Pada elemen lingkungan yang memenuhi nilai diatas 50%

adalah pencemaran air irigasi sawah, hama dan penyakit, dan kebutuhan perumahan

akibat meningkatnya pertumbuhan penduduk.

Analisis Elemen Penyebab Alih Fungsi Lahan Sawah di Badung Utara

Elemen ekonomi

Analisis Interpretive Structural Modelling (ISM) pada pembentukan digraph berdasarkan

gabungan analisis Subak Latu dan Subak Dukuh menghasilkan klasifikasi elemen

ekonomi berdasarkan nilai DP dan D pada gambar 1.

Gambar 1. Pembentukan Digraph Elemen Ekonomi Badung Utara

Keterangan:

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.8, No.2, Oktober 2020 E- ISSN: 2684-7728

Krisna, et al., Alih Fungsi…|180

E1 : Pendapatan Usaha Tani Padi

E2 : Stabilitas Harga Panen

E3 : Pemasaran Hasil Panen

E4 : Harga Lahan Sawah

Berdasarkan gambar 1, menempatkan sub elemen pendapatan usaha tani padi berada

pada sektor independent. Hal ini berarti sub elemen pendapatan usaha tani padi

merupakan sub elemen kunci karena sangat mendorong timbulnya alih fungsi lahan

sawah di Badung Utara. Hal tersebut ditunjukan dengan rata-rata pendapatan usaha tani

dari Subak Latu dan Subak Dukuh berkisar Rp 200.000 perarenya. Sub Elemen stabilitas

harga panen dan harga lahan sawah berada pada sektor linkage. Stabilitas harga panen

masih belum stabil karena memang belum ada lembaga khusus yang mewadahi hasil

panen petani sehingga pemberian harga biasanya tergantung dari tengkulak sehingga

terkadang petani dirugikan. Harga lahan sendiri berdasarkan gambaran yang di dapat

pada wilayah Abiansemal dan Mengwi berkisar antara Rp. 300.000 – Rp. 350.000 untuk

lahan sawah yang dekat dengan akses jalan sehingga petani yang merasa pendapatan

usaha taninya rendahnya terdorong untuk menjual dan mengalihfungsikan lahan

sawahnya. Sub elemen yang berada pada sektor linkage harus dikaji secara hati-hati

karena perubahan pada sub elemen tersebut akan berdampak pada sub elemen lainnya.

Sub elemen pemasaran hasil panen berada pada sektor dependent. Pemasaran hasil panen

yang terjadi di kedua wilayah tersebut sepenuhnya diambil alih oleh tengkulak yang

menyebabkan tengkulak mendapatkan keuntungan yang lebih besar dibanding yang

didapatkan petani. Berdasarkan digraph tersebut dibuat hirarki untuk membagi dalam

tahapan pengelolaan berjangka. Hirarki yang dihasilkan disajikan pada gambar 2.

Gambar 2. Pembuatan Level Partitioning Elemen Ekonomi Badung Utara

Berdasarkan hirarki tersebut diperoleh hasil bahwa pengelolaan utama jangka pendek

perlu lebih memprioritaskan pada faktor independent yaitu pendapatan usaha tani padi.

Struktur berikutnya yang perlu mendapat perhatian adalah pengelolaan jangka menengah

pada faktor linkage yaitu stabilitas harga panen dan harga lahan sawah. Struktur ketiga

yang perlu mendapat perhatian setelah pengelolaan jangka pendek dan jangka menengah

terpenuhi adalah pemasaran hasil panen yang terdapat pada sektor dependent.

Pemasaran Hasil

Panen Level 1

Stabilitas Harga

Panen

Pendapatan Usaha Tani

Padi

Harga Lahan

Sawah

Level 3

Level 2

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.8, No.2, Oktober 2020 E- ISSN: 2684-7728

Krisna, et al., Alih Fungsi…|181

Elemen dan sub elemen sosial di Badung Utara

Analisis Interpretive Structural Modelling (ISM) pada pembentukan digraph

menghasilkan klasifikasi elemen sosial berdasarkan nilai DP dan D pada Gambar 3.

Gambar 3. Pembentukan Digraph Elemen Sosial Badung Utara

Keterangan:

E1 : Partisipasi Keluarga dalam Mengelola Sawah

E2 : Pengaruh Adanya Modernisasi Terhadap Bidang Pertanian

E3 : Banyaknya Anggota Keluarga yang Ditanggung

E4 : Regenerasi Pengelolaan Lahan Sawah

Berdasarkan gambar 3, menempatkan sub elemen regenerasi pengelolaan lahan sawah

berada pada sektor independent. Hal ini berarti sub elemen regenerasi pengelolaan lahan

sawah merupakan sub elemen kunci karena sangat mendorong timbulnya alih fungsi

lahan sawah di wilayah Badung Utara. Regenerasi pengelolaan lahan sawah muncul

sebagai faktor yang paling mempengaruhi pada elemen sosial karena memang saat ini

petani yang ada dilapangan sudah berusia lanjut sedangkan generasi muda sedikit yang

mau terjun langsung ke sawah sehingga pada generasi berikutnya lahan sawah tersebut

dialihfungsikan ke bidang non pertanian.

Sub elemen partisipasi keluarga dalam mengelola lahan sawah dan pengaruh adanya

modernisasi terhadap bidang pertanian berada pada sektor linkage. Partisipasi keluarga

berkaitan dengan regenerasi pengelolaan lahan sawah karena berdasarkan hasil indepth

interview yang telah dilakukan, dalam satu rumah tangga yang bekerja di sawah hanya

satu orang yaitu kepala keluarganya saja sedangkan untuk istri dan anak-anaknya bekerja

diluar sektor pertanian. Saat ini tidak ada yang dapat menghindar dari adanya dampak

modernisasi begitu pula yang terjadi di bidang pertanian. Lahan sawah yang ada sudah

mulai dikembangkan dengan adanya tambahan fasilitas seperti tempat makan dan areal

foto sehingga beberapa lahan dialihfungsikan. Sub elemen yang berada pada sektor

linkage harus dikaji secara hati-hati karena perubahan pada sub elemen tersebut akan

berdampak pada sub elemen lainnya.

Sub elemen banyaknya anggota keluarga yang ditanggung berada pada sektor dependent.

Timbulnya faktor penyebab banyaknya anggota keluarga yang ditanggung merupakan

masalah yang timbul akibat ketidaksiapan keluarga tersebut dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari keluarganya sehingga saat-saat tertentu petani menjual lahan sawahnya.

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.8, No.2, Oktober 2020 E- ISSN: 2684-7728

Krisna, et al., Alih Fungsi…|182

Berdasarkan digraph tersebut dibuat hirarki untuk membagi dalam tahapan pengelolaan

berjangka. Hirarki yang dihasilkan disajikan pada gambar 4.

Gambar 4. Pembuatan Level Partitioning Elemen Sosial Badung Utara

Berdasarkan hirarki tersebut diperoleh hasil bahwa pengelolaan utama jangka pendek

perlu lebih memprioritaskan pada faktor independent yaitu regenerasi pengelolaan lahan

sawah. Struktur berikutnya yang perlu mendapat perhatian adalah pengelolaan jangka

menengah pada faktor linkage yaitu partisipasi keluarga dalam mengelola lahan sawah

dan pengaruh adanya modernisasi terhadap bidang pertanian. Struktur ketiga yang perlu

mendapat perhatian setelah pengelolaan jangka pendek dan jangka menengah terpenuhi

adalah banyaknya anggota keluarga yang ditanggung yang terdapat pada sektor

dependent.

Elemen dan sub elemen lingkungan di Badung Utara

Analisis Interpretive Structural Modelling (ISM) pada pembentukan digraph

menghasilkan klasifikasi elemen lingkungan berdasarkan nilai DP dan D pada Gambar

5.

Gambar 5. Pembentukan Digraph Elemen Lingkungan Badung Utara

Keterangan:

E1 : Pencemaran Air Irigasi Sawah

E2 : Hama dan Penyakit

E3 : Kebutuhan Perumahan Akibat Meningkatnya Pertumbuhan Penduduk

Partisipasi Keluarga dalam

Mengelola Sawah

Regenerasi Pengelolaan

Lahan Sawah

Pengaruh Adanya Modernisasi

Terhadap Bidang Pertanian

Banyaknya Anggota Keluarga

yang Ditanggung

Level 4

Level 3

Level 2

Level 1

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.8, No.2, Oktober 2020 E- ISSN: 2684-7728

Krisna, et al., Alih Fungsi…|183

Berdasarkan gambar 5, menempatkan sub elemen kebutuhan perumahan akibat

meningkatnya pertumbuhan penduduk berada pada sektor independent. Hal ini berarti

sub elemen kebutuhan perumahan akibat meningkatnya pertumbuhan penduduk

merupakan sub elemen kunci karena sangat mendorong timbulnya alih fungsi lahan

sawah di Badung Utara. Pertumbuhan penduduk memiliki dampak yang cukup tinggi

terhadap alih fungsi lahan sawah dan kegiatan pembangunan yang terjadi. Sub elemen

hama dan penyakit berada pada sektor linkage. Berdasarkan hasil indepth interview yang

telah dilakukan serangan hama dan penyakit berpengaruh terhadap kualitas dan hasil

panen yang berkaitan pula dengan rendahnya pendapatan usaha tani padi yang diterima.

Sub elemen yang berada pada sektor linkage harus dikaji secara hati-hati karena

perubahan pada sub elemen tersebut akan berdampak pada sub elemen lainnya. Sub

elemen pencemaran air irigasi sawah berada pada sektor dependent. Pencemaran air

irigasi sawah yang terjadi lebih bersumber dari limbah-limbah rumah tangga dan usaha-

usaha seperti warung makan, bengkel dan lain-lain yang membuang limbahnya ke

selokan sehingga mencemari air irigasi untuk berusaha tani. Berdasarkan digraph

tersebut dibuat hirarki untuk membagi dalam tahapan pengelolaan berjangka. Hirarki

yang dihasilkan disajikan pada gambar 6.

Gambar 6. Pembuatan Level Partitioning Elemen Lingkungan Badung Utara

Berdasarkan hirarki tersebut diperoleh hasil bahwa pengelolaan utama jangka pendek

perlu lebih memprioritaskan pada faktor independent yaitu kebutuhan perumahan akibat

meningkatnya pertumbuhan penduduk. Struktur berikutnya yang perlu mendapat

perhatian adalah pengelolaan jangka menengah pada faktor linkage yaitu hama dan

penyakit. Struktur ketiga yang perlu mendapat perhatian setelah pengelolaan jangka

pendek dan jangka menengah terpenuhi adalah pencemaran air irigasi sawah yang

terdapat pada sektor dependent.

Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah di Badung Utara

Strategi pengendalian alih fungsi lahan sawah di Badung Utara merupakan gabungan dari

hasil agregat ketiga elemen yaitu ekonomi, sosial dan lingkungan yang terjadi di Subak

Latu Kecamatan Abiansemal dan Subak Dukuh Kecamatan Mengwi. Analisis

Interpretive Structural Modelling pada pembentukan digraph menghasilkan klasifikasi

dari ketiga elemen berdasarkan nilai DP dan D pada gambar 7.

Hama dan Penyakit

Kebutuhan Perumahan Akibat

Meningkatnya Pertumbuhan

Penduduk

Pencemaran Air Irigasi Sawah

Level 3

Level 2

Level 1

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.8, No.2, Oktober 2020 E- ISSN: 2684-7728

Krisna, et al., Alih Fungsi…|184

Gambar 7. Pembentukan Digraph Tiga Elemen Badung Utara

Keterangan

E1 : Pendapatan Usaha Tani Padi

E2 : Stabilitas Harga Panen

E3 : Pemasaran Hasil Panen

E4 : Harga Lahan Sawah

E5 : Partisipasi Keluarga Dalam Mengelola Lahan Sawah

E6 : Pengaruh Adanya Modernisasi Terhadap Bidang Pertanian

E7 : Banyaknya Anggota Keluarga yang Ditanggung

E8 : Regenerasi Pengelolaan Lahan Sawah

E9 : Pencemaran Air Irigasi Sawah

E10 : Hama dan Penyakit

E11 : Kebutuhan Perumahan Akibat Meningkatnya Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan gambar 7, menempatkan sub elemen regenerasi pengelolaan lahan sawah

berada pada sektor independent. Hal ini berarti sub elemen regenerasi pengelolaan lahan

sawah merupakan sub elemen kunci karena sangat mendorong timbulnya alih fungsi

lahan sawah di Badung Utara. Sub elemen pendapatan usaha tani padi, stabilitas harga

panen, partisipasi keluarga dalam mengelola lahan sawah, kebutuhan perumahan akibat

meningkatnya pertumbuhan penduduk, harga lahan sawah, pengaruh adanya modernisasi

terhadap bidang pertanian serta hama dan penyakit berada pada sektor linkage. Sub

elemen pemasaran hasil panen, banyaknya anggota keluarga yang ditanggung dan

pencemaran air irigasi sawah berada pada sektor dependent. Berdasarkan matriks tersebut

dibuat hirarki untuk membagi dalam tahapan pengelolaan berjangka. Hirarki yang

dihasilkan disajikan pada Gambar 8.

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.8, No.2, Oktober 2020 E- ISSN: 2684-7728

Krisna, et al., Alih Fungsi…|185

Gambar 8. Pembuatan Level Partitioning Tiga Elemen di Badung Utara

Berdasarkan hirarki tersebut diperoleh hasil bahwa pengelolaan utama jangka pendek

perlu lebih memprioritaskan pada faktor independent yaitu regenerasi pengelolaan lahan

sawah. Struktur berikutnya yang perlu mendapat perhatian adalah pengelolaan jangka

menengah pada faktor linkage yaitu pendapatan usaha tani padi, stabilitas harga panen,

partisipasi keluarga dalam mengelola lahan sawah, kebutuhan perumahan akibat

meningkatnya pertumbuhan penduduk, harga lahan sawah, pengaruh adanya modernisasi

terhadap bidang pertanian serta hama dan penyakit. Struktur ketiga yang perlu mendapat

perhatian setelah pengelolaan jangka pendek dan jangka menengah terpenuhi adalah

pemasaran hasil panen, banyaknya anggota keluarga yang ditanggung dan pencemaran

air irigasi sawah yang terdapat pada sektor dependent Berdasarkan hasil analisis, strategi

pengendalian alih fungsi lahan sawah yang dapat diambil berdasarkan sub elemem-sub

elemen yang menjadi faktor penyebab terjadinya alih fungsi lahan sawah di Badung

Utara secara rinci dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah di Badung Utara

Regenerasi Pengelolaan

Lahan Sawah

Pencemaran Air Irigasi

Sawah

Banyaknya Anggota

Keluarga yang Ditanggung

Pemasaran Hasil

Panen

Hama dan Penyakit

Harga Lahan

Sawah

Partisipasi Keluarga

Dalam Mengelola

Lahan Sawah

Stabilitas Harga

Panen

Pengaruh Adanya Modernisasi

Terhadap Bidang Pertanian

Level 1

Level 7

Level 2

Level 3

Level 4

Level 5

Level 6

Level 8 Pendapatan Usaha

Tani Padi

Level 9

Kebutuhan Perumahan

Akibat Meningkatnya

Pertumbuhan Penduduk

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.8, No.2, Oktober 2020 E- ISSN: 2684-7728

Krisna, et al., Alih Fungsi…|186

Sub Elemen Strategi Pengendalian

Regenerasi Pengelolaan Lahan Sawah

(Independent)

Program Petani Millenial

Pendapatan Usahatani Padi (Linkage). Peningkatan kualitas hasil panen

Stabilitas Harga Panen (Linkage) Mengontrol dan menerapkan stabilitas harga

Partisipasi Keluarga (Linkage) Pengenalan sejak dini untuk ikut turun ke sawah

Kebutuhan Perumahan Akibat

Meningkatnya Pertumbuhan Penduduk

(Linkage)

Membatasi penduduk luar yang masuk ke Bali tanpa

memiliki pekerjaan tetap

Harga Lahan Sawah (Linkage) Memperketat aturan menjual lahan terutama lahan

sawah

Pengaruh Adanya Modernisasi

(Linkage)

Mempertahankan Subak sebagai warisan budaya

masyarakat Bali

Hama dan Penyakit (Linkage) Mengoptimalkan fungsi Penyuluh Pertanian Lapangan

(PPL)

Pemasaran Hasil Panen (Dependent) Mengoptimalkan kinerja koperasi-koperasi pertanian

Banyaknya Anggota Keluarga yang

Ditanggung (Dependent)

Memanfaatkan tenaga kerja di dalam keluarga dan

melakukan diversifikasi pertanian

Pencemaran Air Irigasi (Dependent) Penyuluhan dan aturan mengenai pembuangan limbah

rumah tangga dan limbah plastik

Simpulan dan Saran

Simpulan

Faktor penyebab alih fungsi lahan sawah di Badung Utara berdasarkan ketiga elemen

adalah pada ekonomi yaitu pendapatan usaha tani padi, stabilitas harga panen, pemasaran

hasil panen dan harga lahan sawah. Elemen sosial yaitu partisipasi keluarga dalam

mengelola sawah, pengaruh adanya modernisasi terhadap bidang pertanian, banyaknya

anggota keluarga yang ditanggung dan regenerasi pengelolaan lahan sawah. Elemen

ketiga yaitu lingkungan adalah pencemaran air irigasi sawah, hama dan penyakit serta

pertumbuhan penduduk dan kebutuhan akan perumahan.

Strategi pengendalian alih fungsi lahan sawah di Badung Utara yang dapat dilakukan

berdasarkan prioritas pengelolaan yaitu pada jangka pendek pada sektor independent

adalah program Petani Milenial. Jangka menengah pada sektor linkage adalah

peningkatan kualitas hasil panen, mengontrol dan menerapkan stabilitas harga,

pengenalan sejak dini untuk ikut turun ke sawah, membatasi penduduk luar yang masuk

ke Bali tanpa memiliki pekerjaan tetap, memperketat aturan menjual lahan pertanian

terutama lahan sawah, mempertahankan Subak sebagai warisan budaya masyarakat di

Bali dan mengoptimalkan fungsi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Jangka panjang

pada sektor dependent adalah mengaktifkan dan mengoptimalkan koperasi-koperasi

pertanian, memanfaatkan tenaga kerja dalam keluarga dan melakukan

Saran

Pemerintah, khususnya Dinas Pertanian Kabupaten Badung diharapkan dapat membuat

peraturan dimana mencantumkan persetujuan pekaseh sebelum anggota subak

mengalihfungsikan lahannya dan memberikan bantuan alat pertanian yang lebih modern

agar generasi muda tertarik pada bidang pertanian. Terkait dengan Subak, sebaiknya

Jurnal Manajemen Agribisnis Vol.8, No.2, Oktober 2020 E- ISSN: 2684-7728

Krisna, et al., Alih Fungsi…|187

bersedia mengikuti penyuluhan-penyulahan terkait alih fungsi lahan sawah sehingga

dapat dijadikan pertimbangan sebelum menjual maupun mengalihfungsikan lahan sawah.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung

terlaksananya penelitian ini yaitu Pekaseh Subak Latu, Pekaseh Subak Dukuh, Dinas

Pertanian Kabupaten Badung dan kepada para pembimbing yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis sehingga jurnal ini dapat disusun dengan baik dan tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Anandhio. 2017. Analisis Dampak Dan Laju ALih Fungsi Lahan Sawah di Kecamatam

Tamansari Kabupaten Bogor, IPB Repository.

Dwi. 2017. Pengambilan Keputusan Terstruktur Dengan Interpretive Structural

Modeling. Elmatera. Yogyakarta.

Anneke. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ALih Fungsi Lahan Pertanian Dan

Dampaknya Terhadap Pendapatan Petani (Studi Kasus Desa Kondangjaya,

Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang), IPB Repository.

Badan Pusat Statistika. 2013. Bali Dalam Angka 2013,

https://bali.bps.go.id/publication/2013/09/20/e4f2b2312d8d1fe08221b05b/bali-

dalam-angka-2013.html, diunduh pada tanggal 26 November 2018.

Badan Pusat Statistika. 2018. Provinsi Bali Dalam Angka 2018,

https://bali.bps.go.id/publication/2017/08/11/85bf7f9f0d2826ed2a8b2f74/provinsi-

bali-dalam-angka-2017.html, diunduh pada tanggal 26 November 2018.

Erna Sulistyoningsih. 2014. Analisis Elemen-Elemen Yang Berepengaruh Pada Rantai

Pasok Brokolo di PT Sayuran Siap Saji, IPB Repository.

Irman Firmansyah. 2016. Model Pengendalian Lahan Sawah di Dalam DAS Citarum,

IPB Repository.

Iphov Kumala Sriwana. 2016. Rancang Bangun Model Rantai Pasok Agroindustri Kakao

Berkelanjutan Dengan Menggunakan Sistem Cerdas, IPB Repository.

Rohani. 2015. Alih Fungsi lahan di Perkotaan (Studi Kasus di Kota Bandung dan

Yogyakarta). Aspirasi, Vol. 6, No. 2, Hal: 105-118.

Widhinthini. 2016. Pengendalian Konversi Lahan Pertanian di Kabupaten Tabanan,

Provinsi Bali: Analisis Kelembagaan Subak dan Pakraman, IPB Repository.