jurnal lia suprihartini

16
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN PRODUK FASHION YANG DITAWARKAN MELALUI SOCIAL NETWORKING (Studi Kasus Pada User Facebook di Kota Tanjungpinang) Lia Suprihartini ABSTRACT The study was conducted to find out what are the driving force influencing consumer purchases as well as their behavior in an online purchase. Related to the practice of online sales (ecommerce), the phenomenon is interesting to study what factors influence consumer behavior towards buying fashion products that are offered online through social networking. The purpose of this study was to analyze and find out how much influence the display (display products), trust (trust), and delivery (delivery process through the hands of consumers) on consumer behavior. The results using the regression as an analytical tool verifikatif indicates that the variable Trust (trust) is the greatest influence on consumer behavior. But in general these three variables, namely the variable display (display products), trust (trust), and delivery (delivery process through the hands of consumers), all of which have a positive and significant influence. Keywords: Consumer Behavior, Display, Trust, Delivery. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pergeseran perekonomian dari perekonomian tradisonal ke perekonomian baru memberikan serangkaian teknologi baru bagi konsumen maupun pelaku bisnis dalam menjalankan aktivitas perekonomian. Perekonomian lama didasarkan pada revolusi industri dengan efisiensi sebagai tujuan utamanya. Sedangkan perekonomian baru didasarkan pada revolusi digital dan sistem informasi. Perekonomian baru membuat konsumen dan pelaku bisnis memiliki alternatif yang tidak dimiliki pada perekonomian lama. Salah satunya adalah kemampuan pelaku bisnis untuk mengoperasikan saluran informasi dan penjualan baru yang dapat meningkatkan cakupan geografis dalam menginformasikan dan mendistribusikan produknya ke konsumen. (Kotler, 2003). Salah satunya dengan menggunakan teknologi internet. Internet merupakan jaringan rangkaian komputer (networking) dengan rangkaian komputer lain di seluruh dunia. Internet berguna untuk kita berkomunikasi dan bertukar informasi, file, data, suara, gambar dan sebagainya antara individu dan manusia diseluruh dunia. Internet merupakan sarana elektronik yang dapat dipergunakan untuk berbagai aktivitas seperti komunikasi, riset, transaksi bisnis dan lainnya. Pada saat ini manajemen informasi cenderung kearah publikasi elektronis dan meninggalkan pelayanan secara analog (non elektronik). Kehadiran teknologi media online dapat meningkatkan exposure suatu produk atau perusahaan, dan dapat juga berperan sebagai marketing tools atau alat pemasaran suatu

Upload: dedy-syahpoetra-rambe

Post on 15-Jan-2016

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Lia Suprihartini

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PEMBELIAN PRODUK FASHION YANG

DITAWARKAN MELALUI SOCIAL NETWORKING (Studi Kasus Pada User Facebook di Kota Tanjungpinang)

Lia Suprihartini

ABSTRACT

The study was conducted to find out what are the driving force influencing consumer

purchases as well as their behavior in an online purchase. Related to the practice of online sales

(ecommerce), the phenomenon is interesting to study what factors influence consumer behavior

towards buying fashion products that are offered online through social networking. The purpose

of this study was to analyze and find out how much influence the display (display products), trust

(trust), and delivery (delivery process through the hands of consumers) on consumer behavior.

The results using the regression as an analytical tool verifikatif indicates that the

variable Trust (trust) is the greatest influence on consumer behavior. But in general these three

variables, namely the variable display (display products), trust (trust), and delivery (delivery

process through the hands of consumers), all of which have a positive and significant influence.

Keywords: Consumer Behavior, Display, Trust, Delivery.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pertumbuhan ekonomi adalah proses

perubahan kondisi perekonomian suatu

negara secara berkesinambungan menuju

keadaan yang lebih baik selama periode

tertentu. Pergeseran perekonomian dari

perekonomian tradisonal ke perekonomian

baru memberikan serangkaian teknologi

baru bagi konsumen maupun pelaku bisnis

dalam menjalankan aktivitas perekonomian.

Perekonomian lama didasarkan pada

revolusi industri dengan efisiensi sebagai

tujuan utamanya. Sedangkan perekonomian

baru didasarkan pada revolusi digital dan

sistem informasi. Perekonomian baru

membuat konsumen dan pelaku bisnis

memiliki alternatif yang tidak dimiliki pada

perekonomian lama. Salah satunya adalah

kemampuan pelaku bisnis untuk

mengoperasikan saluran informasi dan

penjualan baru yang dapat meningkatkan

cakupan geografis dalam menginformasikan

dan mendistribusikan produknya ke

konsumen. (Kotler, 2003). Salah satunya

dengan menggunakan teknologi internet.

Internet merupakan jaringan rangkaian

komputer (networking) dengan rangkaian

komputer lain di seluruh dunia. Internet

berguna untuk kita berkomunikasi dan

bertukar informasi, file, data, suara, gambar

dan sebagainya antara individu dan manusia

diseluruh dunia. Internet merupakan sarana

elektronik yang dapat dipergunakan untuk

berbagai aktivitas seperti komunikasi, riset,

transaksi bisnis dan lainnya. Pada saat ini

manajemen informasi cenderung kearah

publikasi elektronis dan meninggalkan

pelayanan secara analog (non elektronik).

Kehadiran teknologi media online dapat

meningkatkan exposure suatu produk atau

perusahaan, dan dapat juga berperan sebagai

marketing tools atau alat pemasaran suatu

Page 2: Jurnal Lia Suprihartini

2

produk melalui dunia maya. Situs web yang

efektif merupakan salah satu strategi yang

harus dijalankan oleh organisasi atau

perusahaan yang akan berpartisipasi melalui

media online.

Transaksi melalui internet ini dikenal

dengan nama e-commerce. Meningkatnya

jumlah pengguna internet, telah menarik

berbagai usaha bisnis untuk memasarkan

produknya melalui internet. Internet dapat

menyediakan channel untuk memasarkan

produk atau jasa secara online. Toko virtual

merupakan salah satu wujud perkembangan

kemampuan pelaku bisnis di era

perekonomian baru dalam menyampaikan

produk ke konsumen. Biasanya toko virtual

mengandalkan teknik informasi dan media

lainnya sebagai alat komunikasi antara

produsen atau penjual dengan konsumen

dalam mencapai tujuan pemasaran. Belanja

melalui media seperti katalog {catalog

shopping), Televisi (TV shopping), dan

internet (online shopping) merupakan

contoh dari toko virtual.

Pada Maret 2011 tercatat sebanyak 1 milyar

lebih (1.596.270.108 jiwa) dari kurang lebih

enam milyar penduduk dunia

(6.930.005.154 estimasi tahun 2011)

merupakan pengguna internet. 41,2 %

pengguna internet dunia (sekitar 864 ribu

jiwa) berasal dari Asia

(internetworldstat.com, 2011) Berdasarkan

data tersebut, negara Indonesia menempati

urutan ke empat dari jumlah pengguna

internet tertinggi se-Asia. Diperkirakan di

Indonesia terdapat 30 juta pengguna internet

dimana 44 % diantaranya mengakses di web

tertentu setiap hari dengan kisaran waktu on-

line selama dua jam (web.bisnis.com).

Dengan tingginya pengguna internet di

Indonesia akhirnya banyak orang yang

memanfaatkan peluang ini sebagai peluang

bisnis yang menjanjikan dengan banyaknya

toko online (online shop) yang bermunculan.

Hasil riset Nielsen pada tahun 2010 produk

pakaian, aksesoris dan sepatu menempati

urutan ke tiga produk yang paling sering

dibeli melalui toko online di Indonesia.

Banyak produsen pakaian, aksesoris dan

sepatu yang memiliki toko ritel dengan

wujud fisik mulai melakukan ekspansi ke

bisnis online

(sumber:http://at.nielsen.com/site/document

s/Q12010GOSOnlineShoppingTrends,

June2010).

Dengan pemanfaatan terhadap internet yang

semakin berkembang dari waktu ke waktu,

dimanfaatkan oleh banyak kalangan sebagai

media yang diyakini efektif dalam media

mempromosikan produk, tempat jual-beli

dengan membangun toko secara online yang

dianggap dapat mempersingkat jarak dan

waktu dalam berbelanja dan menjadi sebagai

pilihan yang efektif bagi para konsumen

yang dihadapkan dengan waktu yang padat

sehingga.

Di Indonesia, produk fashion yang ada saat

ini cukup cepat terjadi pergantian mode

bahkan dalam hitungan hari, khususnya

produk fashion bagi kaum wanita, baik itu

asesorries, pakaian, sepatu, sandal dan lain

sebagainya. Fenomena yang ada sekarang

ini, harga yang relatif murah dengan model

yang bahkan sama dengan merk ternama

lebih banyak menjadi pilihan kaum wanita

khususnya dengan ekonomi sedang dan

bawah. Dengan media internet, kondisi

tersebut tentunya dapat mempermudah bagi

para konsumen untuk mencari kebutuhan

mereka dengan tidak lupa untuk selalu

membandingkan harga dari setiap supplier

yang menawarkan produk tersebut.

Perilaku konsumen merupakan suatu hal

yang dinamis karena pikiran, perasaan dan

tindakan dari konsumen senantiasa berubah.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi

seseorang untuk berbelanja secara online di

situs Internet diantaranya harga yang murah,

Page 3: Jurnal Lia Suprihartini

3

kualitas jenis barang, kepercayaan, fasilitas

kemudahan dalam bertransaksi, efesien

dalam waktu. Selain itu juga, pertimbangan

konsumen untuk berbelanja secara online

diantaranya faktor tampilan (display) apakah

dapat memberikan informasi yang jelas dan

dapat menarik minat beli konsumen;

kepercayaan (trust), karena pembelian

secara online dilakukan tidak melalui tatap

muka atau bertemu langsung antara penjual

dan pembeli, apakah cukup memberikan

rasa aman dan kepercayaan dari konsumen

dalam bertransaksi dll; dan proses

pengiriman ke tangan konsumen (delivery),

karena terkadang keterlambatan dalam

pengiriman barang bisa disebabkan faktor

jasa pengiriman/ekspedisi oleh pihak ketiga.

Ketiga faktor tersebut lah yang sekiranya

memberikan pengaruh terhadap perilaku beli

konsumen yang ditawarkan secara online,

dimana ketiga faktor tersebut merupakan

variabel dari penelitian mengenai Online

Shop yang telah dilakukan sebelumnya yang

dapat dijadikan sebagai variabel independen

dengan melakukan beberapa penyesuaian

untuk setting penelitian mengenai perilaku

pembelian secara online.

Sebagai pemasar sangat penting untuk

memahami perilaku konsumennya.

Konsumen sering kali memiliki perilaku

yang berbeda dalam setiap proses pembelian

dan keputusan pembelian yang tentunya

akan berdampak langsung terhadap proses

pembelian selanjutnya. Hasil evaluasi dari

penelitian ini akan memperlihatkan faktor

apa saja yang mempengaruhi perilaku

konsumen terhadap pembelian produk

fashion yang ditawarkan melalui social

networking di Tanjungpinang (Studi kasus

pada user facebook di kota Tanjungpinang).

1.2 Permasalahan

• Bagaimana pengaruh Display

(penampilan), Trust (tingkat

kepercayaan) dan Delivery

(penyampaian), mampu mempengaruhi

perilaku konsumen terhadap pembelian

produk fashion yang ditawarkan secara

online di Tanjungpinang ?

1.3 Pembatasan Masalah

Penulis perlu membatasinya hanya pada

perilaku konsumen terhadap pembelian

produk fashion khusus wanita yang

ditawarkan secara online ditinjau dari tiga

faktor yaitu display (penampilan), trust

(kepercayaan), dan delivery (proses

penyampaian sampai ke tangan konsumen).

1.4 Tujuan Penelitian

• Untuk menganalisis serta mengetahui

seberapa besar pengaruh display

(penampilan), trust (kepercayaan), dan

delivery (proses penyampaian sampai ke

tangan konsumen) terhadap perilaku

konsumen pembelian produk fashion

yang ditawarkan secara online di

Tanjungpinang ?

2. METODE PENELITIAN

2.1. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini data dikumpulkan

melalui dua cara, yaitu (1) riset kepustakaan

dan (2) riset lapangan. Pengumpulan data di

lapangan dilakukan dengan survei

menggunakan kuesioner.

a. Data Primer; menyebarkan daftar

pertanyaan kepada responden, dengan

harapan mereka akan memberikan respon

atas daftar pertanyaan yang diberikan

peneliti kepada responden (Umar, 2002;

167).

b. Data Sekunder ; melalui studi literature

yang dilakukan dengan mengumpulkan

dan mempelajari teori-teori yang

bersumber dari literature yang

berhubungan dengan masalah yang

dibahas. Data sekunder dikumpulkan dari

berbagai sumber eksternal seperti literatur

Page 4: Jurnal Lia Suprihartini

4

jurnal, artikel-artikel terkait dari majalah,

indepth interview, koran, serta website.

c. Populasi dan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

pengguna internet di Tanjungpinang yang

telah melakukan transaksi Online Shoping

minimal 3 kali transaksi dengan teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah

teknikpurposivesampling, dalam teknik ini

pemilihan unit sampling dilakukan dengan

mempertimbangkan syarat-syarat yang telah

ditetapkan sebelumnya (Simamora,

2004:207).Berikut syarat-syarat responden yang

akan dijadikan sampel dalam penelitian ini: 1. Pengguna social networking yang telah

melakukan transaksi melalui online shop

minimal 3 kali transaksi.

2. Wanita yang berusia 17 – 55 tahun.

Adapun jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 100 orang.

Hal ini sesuai dengan pendapat Roscoe

dalam buku Research Methods for Business

(1992:253) dalam Sugiyono (2001:12),

ukuran sampel yang layak digunakan dalam

penelitian adalah antara 30 s/d 500.

2.2 Variabel Penelitian

Didalam penelitian ini terdapat dua

jenis variabel penelitian yaitu variabel bebas

dan variabel terikat. Adapun yang menjadi

variabel bebasnya adalah display (tampilan

produk) sebagai variabel X1, trust

(kepercayaan) sebagai variabel X2, dan

delivery (proses penyampaian sampai ke

tangan konsumen) sebagai variabel X3 yang

pada akhirnya variabel ini akan

mempengaruhi variabel terikat yaitu

perilaku konsumen sebagai variabel Y.

Tabel2.2

OperasionalisasiVariabel

Variabel Subvariabel Indikator Sumber

Perilaku

Kosumen (Y)

1. Display

(tampilanproduk)

X1

1. Keberadaan Ilustrasi

2. Komposisi Warna

3. Gaya Bahasa

4. Posisi/lay out

5. Ukuran Font

6. Lokasi

7. Jenis

Ilham, A.P., dan

Hardianto, D., (2009).

“Faktor-faktor Sistem

Interaksi yang

Mempengaruhi

EfketifitasIklan Online”.

Jurnal system informasi

MTI-UI,vol. 4, No.1,

1412-8896

1. Trust (kepercayaan)

2. X2

- Kompetensi

- Pengalaman

- Pengetahuan Luas

- Pengesahan Institusionl

- Perhatian

- Kemauan Berbagi

- Dapat diharapkan

- Pemenuhan

- Keterusterangan

- Kehandalan

Mayer et al dalam Ainur

Rofiq ”Pengaruh Dimensi

Keprcayaan (Trust)

terhadap partisipasi

pelanggan e-commerce di

Indonesia (2007)

3. Delivery

(proses

penyampaianketangankonsumen)

X3

- Proses

Pengirimanbarangmeliputikecepat

an, ketepatan, danperhatianselama

proses pengiriman

2. Kotlerdan Keller (2007;

385)

Page 5: Jurnal Lia Suprihartini

1

2.3 Analisis Data Data diperoleh dengan cara mentabulasi

jawaban responden dengan menggunakan

skala Likert. Skala Likert disebut juga

summated rating scale. Skala ini banyak

digunakan karena skala ini memberikan

peluang kepada responden untuk

mengekspresikan perasaan mereka dalam

bentuk persetujuan atau agreement terhadap

suatu pernyataan. Dengan demikian tipe

data yang digunakan adalah tipe interval.

(Sugiyono, 2004:66)

Kemudian data dianalisis dengan

menggunakan SPSS Regresi Berganda

(Multiple Regression) guna mengetahui

besarnya Display (penampilan), Trust

(kepercayaan), dan Delivery(Proses

penyampaiansampaiketangankonsumen)

baik secara simultan maupun parsial

terhadap Niatbelikonsumen.. Adapun

rumus Regresi Berganda (Multiple

Regression) adalah sebagai berikut

(Sugiyono, 2004: 211):

dimana:

Y = Perilaku konsumen

X1 = Display (tampilan produk)

X2 = Trust (kepercayaan)

X3 = Delivery (penyampaian)

a = Nilai intercept (konstant)

b1, b2 ,b3 = Koefisien arah regresi

e = Standar error

a. PengujianValiditas dan Reliabilitas

Instrumen

b. Uji Asumsi Klasik OLS (Ordinary Least

Square)

Menurut Santosa dan Ashari (2003:231)

dalam bukunya yang berjudul Analisis

Statistik Dengan MS. Excel & SPSS,

terdapat lima uji asumsi Ordinary Least

Square, yaitu uji normalitas, uji

multikolinieritas, uji autokorelasi, uji

heterokedastisitas, dan uji linieritas. Agar

data yang digunakan valid dan tidak

memberikan hasil yang bias.

c. Hipotesis Penelitian Secara parsial (t-test) dengan = 5%

Ho : didugatidakadapengaruh yang

signifikanantaravariabel X1, x2 dan

X3secaraparsialterhadapvariabel Y

Ha :diduga ada pengaruh yang signifikan

antara variabel X1,x 2 , dan X3 secara

parsial terhadapvariabel Y

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Uji Validitas

Dalam penelitian ini uji validitas yang

digunakan adalah Uji signifikansi dengan

metode Bivariate Pearson (Korelasi

Pearson Product Momoent), yaitu

mengkorelasikan masing-masing skor item

dengan skor total, dimana jumlah sampel

yang digunakan untuk uji ini adalah

sebanyak 100 orang. Pengujian ini

menggunakan uji dua sisi dengan taraf

signifikansi 0,05, dimana kriteria

pengujian adalah sebagai berikut :

- Jika r hitung ≥ r Tabel (uji dua sisi

dengan sid. 0,05), maka instrument atau

item-item pertanyaan pertanyaan

berkorelasi signifikan terhadap skor total

(dinyatakan valid).

- Jika r hitung < r Tabel (uji dua sisi

dengan sig. 0,05), maka item-item

pertanyaan tidak berkorelasi signifikan

terhadap skor total (dinayatakan tidak

valid)

Berdasarkan data hasil olahan yang

terdapat Lampiran 1, maka hasil uji

validitas untuk variabel X1 (Display)

diperoleh hasil perhitungan seperti yang

terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini :

eXbΧbXbaΥ 32211 3

Page 6: Jurnal Lia Suprihartini

2

Tabel 3.1

Uji Validitas Variabel X1 (Display)

Score

X11 Pearson Correlation .541(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X12 Pearson Correlation .540(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X13 Pearson Correlation .568(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X14 Pearson Correlation .603(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X15 Pearson Correlation .595(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X16 Pearson Correlation .594(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X17 Pearson Correlation .462(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Score Pearson Correlation 1.000

Sig. (2-tailed) .

N 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan data yang terdapat pada

Tabel 3.1 di atas, diketahui bahwa nilai

korelasi antara X1 (item pertanyaan nomor 1)

sampai X7 (item pertanyaan nomor 7) untuk

variabel X1dengan Score (Nilai penjumlahan

dari X11 sampai X7) terlihat bahwa item

pertanyaan untuk variabel X1 dari item

pertanyaan nomor 1 sampai dengan item

pertanyaan nomor 7 semuanya valid dengan

signifikansi 0,01. Walaupun ada beberapa

item yang nilai korelasinya di bawah 0,5,

namun masih valid dengan signifikasi 0,05.

Hal ini berarti bahwa item pertanyaan pada

kuesioner untuk variabel X1 sudah valid.

Kemudian untuk item pertanyaan

variabel X2 (Trust), hasil uji validitasnya

dapat dilihat pada Tabel 3.2 Berikut ini :

Tabel 3.2

Uji Validitas Variabel X2 (Trust)

Score

X21 Pearson Correlation .662(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X22 Pearson Correlation .594(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X23 Pearson Correlation .743(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X24 Pearson Correlation .638(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X25 Pearson Correlation .660(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X26 Pearson Correlation .673(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X27 Pearson Correlation .718(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X28 Pearson Correlation .594(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X29 Pearson Correlation .384(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X210 Pearson Correlation .561(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Score Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber : Hasil Olahan SPSS Ver.15 For Windows, 2012

Berdasarkan data yang terdapat pada

Tabel 4.38 di atas, diketahui bahwa nilai

korelasi antara X21 (item pertanyaan nomor

Page 7: Jurnal Lia Suprihartini

3

1) sampai X210 (item pertanyaan nomor 10)

untuk variabel X2 dengan Score (Nilai

penjumlahan dari X21 sampai X210)

terlihat bahwa item pertanyaan untuk

variabel X2 dari item pertanyaan nomor 1

sampai dengan item pertanyaan nomor 10

semuanya valid dengan signifikansi 0,001.

Walaupun ada beberapa item yang nilai

korelasinya di bawah 0,5, namun masih

valid dengan signifikasi 0,05. Hal ini berarti

bahwa item pertanyaan pada kuesioner

untuk variabel X2 sudah valid.

Selanjutnya untuk variabel X3

(Delivery), uji validitasnya dapat dilihat

pada Tabel 4.3 di bawah ini :

Tabel 3.3

Uji Validitas Variabel X3 (Delivery)

Score

X31 Pearson Correlation .788(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X32 Pearson Correlation .827(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

X33 Pearson Correlation .787(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Score Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-

tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-

tailed).

Sumber : Hasil Olahan SPSS Ver.15 For

Windows, 2012

Berdasarkan data yang terdapat pada

Tabel 4.3 di atas, diketahui bahwa nilai

korelasi antara X31 (item pertanyaan nomor

1) sampai X33 (item pertanyaan nomor 3)

untuk variabel X3 (Delivery) dengan Score

(Nilai penjumlahan dari X31 sampai X33)

terlihat bahwa item pertanyaan untuk variabel

X3 dari item pertanyaan nomor 1 sampai

dengan item pertanyaan nomor 3 semuanya

valid dengan signifikansi 0,01. Hal ini berarti

bahwa item pertanyaan pada kuesioner untuk

variabel X3 sudah valid.

Kemudian yang terakhir untuk variabel

Y (Perilaku Konsumen), hasil dari uji

validitasnya terlihat pada Tabel 3.4 berikut

ini :

Tabel 3.4

Uji Validitas Variabel Y (Perilaku Konsumen)

Score

Y01 Pearson Correlation .526(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Y02 Pearson Correlation .291(**)

Sig. (2-tailed) .003

N 100

Y03 Pearson Correlation .592(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Y04 Pearson Correlation .759(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Y05 Pearson Correlation .634(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Y06 Pearson Correlation .547(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Y07 Pearson Correlation .661(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 100

Score Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber :HasilOlahan SPSS Ver.15 For Windows, 2012

Berdasarkan hasil perhitungan

seperti yang terlihat pada Tabel 3.4 di atas,

terlihat bahwa nilai korelasi antara Y1

(item pertanyaan nomor 1) sampai Y7

(item pertanyaan nomor 7) untuk variabel

Y(Delivery) dengan Score (Nilai

penjumlahan dari Y1 sampai Y7) terlihat

bahwa item pertanyaan untuk variabel Y

Page 8: Jurnal Lia Suprihartini

4

dari item pertanyaan nomor 1 sampai

dengan item pertanyaan nomor 7

semuanya valid dengan signifikansi 0,01..

Hal ini berarti bahwa item pertanyaan pada

kuesioner untuk variabel Y sudah valid

semua.

3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indek yang

menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat

diandalkan. Pengujian reliabilitas dalam

penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan melihat nilai Alpha

Cronbach. Menurut Santosa dan Ashari

(2003:251) suatu instrumen dapat

dikatakan handal (reliable) apabila

koefisien alpha mempunyai nilai lebih

besar dari 0,60.

Berdasarkan hasil pengujian yang

dilakukan terhadap skor yang digunakan

pada item-item pertanyaan pada keempat

variabel yang diuji yaitu X1 (Display), X2

(Trust), X3 (Delivery), dan Y (Perilaku

Konsumen) diperoleh hasil sebagai berikut

:

1. Variabel X1 (Display)

Berdasarkan hasil output dalam menguji

alat ukur yang digunakan pada item

pertanyaan untuk varibel X1 diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100,0

Excluded(a) 0 ,0

Total 100 100,0

Sumber: Data primer diolah (2012)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

,841 ,843 14

Sumber: Data primer diolah (2012)

Sumber: Data primer diolah (2012)

Berdasarkan hasil keterangan-keterangan di

atas seperti yang terlihat pada output

Reability Statistics di dapat bahwa nilai

Cronbach Alpha> 0,6, yaitu 0,841. Maka

dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang

digunakan dalam item pertanyaan pada

variabel X1 (Display) tersebut realibel.

2. Variabel X2 (Trust)

Berdasarkan hasil output dalam

menguji alat ukur yang digunakan pada

item pertanyaan untuk varibel X2

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 3.6

HasilUjiReliabilitasInstrumenPenelitian

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100,0

Excluded

(a) 0 ,0

Total 100 100,0

Sumber: Data primer diolah (2012)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

,668 ,695 3

Sumber: Data primer diolah (2012)

Item-Total Statistics

46,2300 43,876 ,485 ,830

46,2100 44,289 ,495 ,830

46,4000 44,101 ,507 ,829

46,6500 43,563 ,527 ,828

46,8300 43,153 ,462 ,832

46,6800 42,462 ,506 ,829

46,0000 45,636 ,374 ,837

x11

x12

x13

x14

x15

x16

x17

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Page 9: Jurnal Lia Suprihartini

5

Berdasarkan hasil keterangan-

keterangan di atas seperti yang terlihat pada

output Reability Statistics di dapat bahwa

nilai Cronbach Alpha> 0,6, yaitu 0,668.

Maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur

yang digunakan dalam item pertanyaan pada

variabel X2 (Trust) tersebut realibel.

3. Variabel X3 (Delivery)

Berdasarkan hasil output dalam menguji

alat ukur yang digunakan pada item

pertanyaan untuk varibel X3 diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 3.7

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100,0

Excluded(a

) 0 ,0

Total 100 100,0

Sumber: Data primer diolah (2012)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

,717 ,721 3

Sumber: Data primer diolah (2012)

Sumber: Data primer diolah (2012)

Berdasarkan hasil keterangan-keterangan

di atas seperti yang terlihat pada output

Reability Statistics di dapat bahwa nilai

Cronbach Alpha> 0,6, yaitu 0,717. Maka

dapat disimpulkan bahwa alat ukur yang

digunakan dalam item pertanyaan pada

variabel X3 (Delivery) tersebut realibel.

4. Variabel Y (Perilaku Konsumen)

Berdasarkan hasil output dalam

menguji alat ukur yang digunakan pada

item pertanyaan untuk varibel Y diperoleh

hasil sebagai berikut :

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100,0

Excluded(a

) 0 ,0

Total 100 100,0

Sumber: Data primer diolah (2012)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

,671 ,663 7

Sumber: Data primer diolah (2012)

Item-Total Statistics

8,9100 ,992 ,268 ,239

8,9300 ,955 ,243 ,288

8,7800 1,163 ,194 ,375

x21

x22

x23

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Item-Total Statistics

9,1700 ,850 ,480 ,706

9,2100 ,854 ,602 ,549

9,2600 ,922 ,536 ,629

x31

x32

x33

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Page 10: Jurnal Lia Suprihartini

1 Observed Cum Prob

1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

Sumber: Data primer diolah (2012)

Berdasarkan hasil keterangan-

keterangan di atas seperti yang terlihat

pada output Reability Statistics di dapat

bahwa nilai Cronbach Alpha> 0,6, yaitu

0,671. Maka dapat disimpulkan bahwa

alat ukur yang digunakan dalam item

pertanyaan pada variabel Y(Perilaku

Konsumen) tersebut realibel.

A. Uji Asumsi Klasik Ordinary Least

Square (OLS)

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan suatu

jenis uji statistik untuk menentukan

apakah suatu populasi berdistribusi

normal atau tidak. Normal atau tidaknya

suatu data dapat dilihat dari posisi atau

penyebaran titik data. Apabila titik

tersebut berada di sekitar garis dalam

penelitian ini yaitu garis keputusan

pembelian maka data tersebut

berdistribusi normal. Seperti terlihat pada

Gambar 3.1 berikut:

Gambar 4.1 GrafikNormalitas

2. Deteksi Multikolinieritas

Agar model dapat dianalisis dan

dapat memberikan hasil yang

representatif, maka perlu diuji terhadap

gejala multikolinieritas. Multi

kolinieritas adalah situasi dimana terjadi

korelasi variabel-variabel bebas antara

satu dengan yang lainnya. Untuk

mengetahui ada atau tidaknya gejala

multikolinieritas pada model regresi

berganda yang diajukan, dapat dilihat

melalui perhitungan Variance Inflating

Factor (VIF). Malhotra menyatakan

bahwa nilai Variance Inflating Factor

(VIF) di bawah 10 maka tidak terjadi

multikolinieritas. Tabel 3.9 berikut dapat

dilihat bahwa nilai Variance Inflating

Factor (VIF) semua variabel berada di

bawah 10.

Item-Total Statistics

21,9300 11,621 ,312 ,655

21,8300 13,254 ,080 ,709

21,8100 11,145 ,429 ,623

22,0400 9,796 ,607 ,565

22,2900 10,652 ,426 ,622

21,9900 11,525 ,344 ,646

21,8300 10,446 ,468 ,609

y1

y2

y3

y4

y5

y6

y7

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

Page 11: Jurnal Lia Suprihartini

2

Tabel3.9

HasilPengujianMultikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 4.773 .698 6.835 .000

Trust .664 .110 .060 3.585 .000 .060 .059

Display .573 .139 .062 5.526 .000 .054 .053

Delivery .421 .148 .097 6.817 .000 .083 .082

Sumber: Data primer diolah (2012)

Dari Tabel 3.9 di atas dapat

disimpulkan bahwa varibel independen

dalam penelitian ini terbebas dari gejala

multikolinieritas. Karena nilai Variance

Inflating Factor (VIF) untuk ketiga variabel

bebas, baik variabel display, trust, maupun

delivery, semuanyadibawah 10.

3. Uji Autokorelasi

Agar model dapat dianalisis dan dapat

memberikan hasil yang representatif, maka

perlu diuji terhadap gejala autokorelasi.

Autokorelasi adalah terjadinya hubungan

antara variabel-variabel bebas itu sendiri atau

berkorelasi sendiri. Prosedur pendeteksian

masalah autokorelasi dapat digunakan

pengujian Durbin-Watson.

Dari Tabel 3.9 di atas dapat

disimpulkan bahwa varibel independen

dalam penelitian ini terbebas dari gejala

multikolinieritas. Karena nilai Variance

Inflating Factor (VIF) untuk ketiga variabel

bebas, baik variabel display, trust, maupun

delivery, semuanyadibawah 10.

4. Uji Autokorelasi

Agar model dapat dianalisis dan dapat

memberikan hasil yang representatif, maka

perlu diuji terhadap gejala autokorelasi.

Autokorelasi adalah terjadinya hubungan

antara variabel-variabel bebas itu sendiri

atau berkorelasi sendiri. Prosedur

pendeteksian masalah autokorelasi dapat

digunakan pengujian Durbin-Watson.

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .161(a) .026 -.005 .54546 2.070

a Predictors: (Constant), X3, X1, X2

b Dependent Variable: Y

Dalam penelitian ini diperoleh bahwa

nilai pengujian Durbin Watson sebesar

2,070. Angka ini berada diantara du<d<4-du

(1,631 < 2,070 < 4-1,736 = 1,64 < 2,070 <

2,264). Ini menunjukkan bahwa tidak terjadi

autokorelasi sama sekali. Dengan demikian,

kedua variabel bebas dalam penelitian ini

layak untuk dianalisis lebih lanjut.

5. Deteksi Heterokedastisitas

Situasi heterokedastisitas akan

menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien

regresi menjadi tidak efisien dan hasil

taksiran dapat menjadi kurang atau juga

melebihi dari yang semestinya. Dengan

demikian, agar koefisien-koefisien regresi

tidak menyesatkan, maka situasi

Page 12: Jurnal Lia Suprihartini

2

Regression Standardized Predicted Value

3210-1-2

Reg

ress

ion

Sta

ndar

dize

d R

esid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: Y

heterokedastisitas harus dihilangkan dari

model regresi. Salah satu cara untuk menguji

heterokedastisitas ini adalah dengan melihat

penyebaran dari varians residual dengan

melihat Scatterplot. Dalam penelitian ini,

penyebaran dari varians residual yang terjadi

dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut:

Sumber: Data primer diolah (2012)

Gambar 3.2

Scatterplot

Dari gambar 3.2 di atas, dapat

dilihat bahwa penyebaran varians

residual tidak membentuk pola

tertentu. Ini berarti bahwa data yang

diperoleh dalam penelitian ini layak

untuk digunakan.

6. Uji Linieritas

Asumsi ini menyatakan bahwa

untuk setiap persamaan regresi linier,

hubungan antar variabel independen

dan dependen harus linier. Untuk

melihat linieritas dapat melihat grafik

hubungan antara variabel nilai

scoring terhadap variabel

kolektibilitas pada gambar 3.3

berikut:

Sumber: Data primer diolah (2012)

Gambar 3.3

3 , 3 3

3, 3 3

4, 0 0

4, 0 0

3, 3 3

3, 6 7

3, 3 3

3, 6 7

4, 0 0

3, 6 7

3, 3 3

4, 0 0

3, 3 3

4, 0 0

4, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

5, 0 0

X1, x2, x3

8.80

8.60

8.40

8.20

8.00

Value Y

Hubungan X1, X2, X3 terhadap Y

Page 13: Jurnal Lia Suprihartini

2

Kurva Hubungan Display, Trust, dan Delivery terhadap

Perilaku Konsumen Online Shop

Dari gambar 3.3, dapat diketahui bahwa

pergerakan kurva variabel Display, Trust,

dan Deliveryterhadap variabel Perilaku

Konsumen Online Shopadalah linier. Oleh

karena itu, data ini layak untuk dilakukan uji

regresi, baik parsial maupun secara simultan.

B. Analisis Regresi

1. Pengujian Hipotesis secara Parsial

Pengujian hipotesis secara parsial ini

dimaksudkan untuk mengetahui faktor-faktor

apa diantara variabel bebas yang paling

dominan mempengaruhi Perilaku Konsumen

dalam proses belanja on line.

Untuk membuktikan hipotesis yang

diajukan, maka dengan menggunakan

software program SPSS 15.00 dilakukan

perhitungan regresi berganda. Dari hasil

perhitungan tersebut, diperoleh hasil sebagai

berikut:

Tabel 3.10

HasilAnalisisRegresiBerganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Korelasi Parsial

B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.773 .698 6.835 .000

Display .664 .110 .060 3.585 .000 .820

Trust .573 .139 .062 5.526 .000 .811

Delivery .421 .148 .097 6.817 .000 .740

Sumber: Data primer diolah (2012)

Dari hasil perhitungan yang ditunjukkan

pada Tabel 3.11 , diperoleh persamaan

regresi sebagai berikut:

Y = 4,733+ 0,064X 1 + 0,73X 2 + 0,121X 3 +e

a. Pengaruh Display (X1) terhadap Perilaku

Konsumen On Line Shop (Y)

Berdasarkan persamaan regresi dan

Tabel output uji t (Tabel 4.2), pengaruh

variabel Display (X1) terhadap Perilaku

Konsumen On Line Shop (Y) dapat

dilihat pada Tabel 3.11 berikut:

Tabel 3.11

Pengaruh Display terhadapPerilakuKonsumen Online

Shop

thitung tTabel Korelasi Parsial

,664 3,585 1,984 ,820

Sumber: Data primer diolah (2012)

Berdasarkan Tabel 3.11 di atas dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

- Nilai thitung lebih besar dari tTabel untuk

%05,0 dan derajat bebas = 99 sebesar

1,984, sehingga dapat diambil keputusan

menolak Ho dan menerima Ha, hal ini

berarti berdasarkan hasil penelitian

terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel Display (X1) terhadap Perilaku

Konsumen On Line Shop (Y).

- Sehingga jika nilai variabel Display (X1)

naik sebesar 1 satuan, maka nilai variabel

Perilaku Konsumen On Line Shop (Y)

akan meningkat pula sebesar 0,664

dengan asumsi variabel independen

lainnya konstan.

Page 14: Jurnal Lia Suprihartini

2

- Nilai korelasi parsial sebesar 0,082

menunjukkan keeratan hubungan Display

(X1) terhadap Perilaku Konsumen On

Line Shop (Y). Diperoleh besarnya

pengaruh parsial Display (X1) terhadap

Perilaku Konsumen On Line Shop (Y)

adalah (0,820)2 x 100% = 67,24%.

b. Pengaruh Trust (X2) terhadap Perilaku

Konsumen On Line Shop (Y)

Berdasarkan persamaan regresi dan

Tabel output uji t (Tabel 3.11), pengaruh

variabel Trust (X2) terhadap Perilaku

Konsumen On Line Shop (Y) dapat

dilihat pada Tabel 3.12 berikut:

Tabel3.12

Pengaruh Trust terhadapPerilakuKonsumen Online

Shop

thitung tTabel Korelasi Parsial

,573 5,526 1,984 ,811

Sumber: Data primer diolah (2012)

Berdasarkan Tabel 3.12 di atas dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

- Nilai thitung lebih besar dari tTabel untuk

%05,0 dan derajat bebas = 99 sebesar

1,984, sehingga dapat diambil keputusan

menolak Ho dan menerima Ha, hal ini berarti

berdasarkan hasil penelitian terdapat

pengaruh yang signifikan dari variabel Trust

(X2) terhadap Perilaku Konsumen On Line

Shop (Y).

- Sehingga jika nilai variabel Trust (X2) naik

sebesar 1 satuan, maka nilai variabel

Perilaku Konsumen On Line Shop (Y) akan

meningkat pula sebesar 0,573 dengan asumsi

variabel independen lainnya konstan.

- Nilai korelasi parsial sebesar 0,811

menunjukkan keeratan hubungan Trust (X2)

terhadap Perilaku Konsumen On Line Shop

(Y). Diperoleh besarnya pengaruh parsial

Trust (X2) terhadap Perilaku Konsumen On

Line Shop (Y) adalah (0,811)2 x 100% =

65,77%.

c. Pengaruh Delivery (X3) terhadap Perilaku

Konsumen On Line Shop (Y)

Berdasarkan persamaan regresi dan

Tabel output uji t (Tabel 4.2), pengaruh

variabel Delivery (X3) terhadap Perilaku

Konsumen On Line Shop (Y) dapat dilihat

pada Tabel 3.13 berikut:

Tabel3.13

Pengaruh Delivery terhadapPerilakuKonsumen Online

Shop

thitung tTabel Korelasi Parsial

,421 6,817 1,984 ,740

Sumber: Data primer diolah (2012)

Berdasarkan Tabel 3.13 di atas dapat

diambil beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

- Nilai thitung lebih besar dari tTabel untuk

%05,0 dan derajat bebas = 99 sebesar

1,984, sehingga dapat diambil keputusan

menolak Ho dan menerima Ha, hal ini

berarti berdasarkan hasil penelitian

terdapat pengaruh yang signifikan dari

variabel Delivery (X3) terhadap Perilaku

Konsumen On Line Shop (Y).

- Sehingga jika nilai variabel Delivery (X3)

naik sebesar 1 satuan, maka nilai variabel

Perilaku Konsumen On Line Shop (Y)

akan meningkat pula sebesar 0,421dengan

asumsi variabel independen lainnya

konstan.

- Nilai korelasi parsial sebesar 0,740

menunjukkan keeratan hubungan Delivery

(X3) terhadap Perilaku Konsumen On

Line Shop (Y). Diperoleh besarnya

pengaruh parsial Trust (X2) terhadap

Perilaku Konsumen On Line Shop (Y)

adalah (0,740)2 x 100% = 54,76%.

2. Pengujian Hipotesis secara Simultan

Pengujian hipotesis ini berguna

untuk mengetahui pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama atau

keseluruhan antara variabel bebas yang

meliputi variabel Display(X 1 ),Trust (X 2 ),

dan Delivery (X3 ) terhadap Perilaku

Konsumen On Line Shop (Y).

Page 15: Jurnal Lia Suprihartini

3

Dari perhitungan yang telah

dilakukan, diperoleh hasil pengujian

korelasi berganda secara simultan sebagai

berikut:

Tabel 3.12

HasilPengujianRegresiBerganda

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .759 3 .253 8.70 .470(a)

Residual 28.562 96 .298

Total 29.321 99

Sumber: Data primer diolah (2012)

Berdasarkan hasil perhitungan di

atas, pada output ANOVA terlihat bahwa

nilai F hitung adalah 8,70 lebih besar dari

F Tabel untuk df1 (var-1=4-1= 3) dan df2

(n-k-1=100-3-1= 96) dengan α = 5%

adalah 8,55. Karena F hitung > F Tabel,

maka H0 ditolak, dan Ha diterima artinya

Indikator dari display, trust, dan delivery

secara bersama-sama mempunyai

pengaruh terhadap Perilaku Konsumen.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, dapat

disimpulkan bahwa:

- Display berpengaruh terhadap perilaku

konsumen online shop. Besarnya

pengaruh display terhadap perilaku

konsumen online shop secara parsial

adalah sebesar 67,24%, sedangkan

sisanya 32,76% merupakan pengaruh

faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

- Trust berpengaruh terhadap perilaku

konsumen online shop. Besarnya

pengaruh trust terhadap perilaku

konsumen online shop secara parsial

adalah sebesar 67,55%, sedangkan

sisanya 32,76% merupakan pengaruh

faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

- Delivery berpengaruh terhadap perilaku

konsumen online shop. Besarnya

pengaruh delivery terhadap perilaku

konsumen online shop secara parsial

adalah sebesar 54,76%, sedangkan

sisanya 45,24% merupakan pengaruh

faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

- Display, trust, dan delivery secara

simultan berpengaruh terhadap perilaku

konsumen online shop. Besarnya

pengaruh dari Display, trust, dan delivery

terhadap perilaku konsumen online shop

secara simultan adalah sebesar 70,5%,

sedangkan sisanya 29,5% merupakan

pengaruh faktor lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian,

pembahasan dan kesimpulan yang

menunjukkan bahwa Variabel Trust yang

paling berpengaruh terhadap perilaku

konsumen terhadap online shop terhadap

keputusan konsumen terhadap pembelian

produk fashion yang ditawarkan melalui

social networking, maka diajukan saran

sebagai berikut:

- Penjual produk online sebaiknya

memperhatikan dan menjaga lebih baik

lagi terhadap pelayanan yang diberikan

kepada konsumen mengenai kesesuaian

barang yang dijual dengan yang

diinformasikan secara lengkap.

Page 16: Jurnal Lia Suprihartini

2

DAFTAR PUSTAKA

Ainur, Rofiq (2007), “Pengaruh Dimensi

Kepercayaan (Trust) terhadap Partisipasi

Pelanggan E-Commerce (Studi Kasus pada

Pelanggan E-Commerce di Indonesia”,

Thesis tidak dipublikasikan, Universitas

Brawijaya, Malang

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII) (2011, 2 November

11.50 wib), “ Tabel Perkembangan Jumlah

Pelanggan dan Pemakai Internet

Kumulatif”.http://www.apjii.or.id/index.ph

p?option=com_content&view=article&id=

59&Itemid=53

Ilham, A.P., dan Hardianto, D., (2009).

“Faktor-faktor Siatem Interaksi yang

Mempengaruhi Efketifitas Iklan Online”.

Jurnal system informasi MTI-UI,vol. 4,

No.1, 1412-8896

Indrajit, R. E., 2001. E-Commerce: Kiat dan

Strategi Bisnis di Dunia Maya. PenerbitPT

Elex Media Komputindo, Jakarta.

Internet World Stats (2011, 2 November.

11.40 wib), “World Internet Stats Users

and Population Stats”.

http://www.internetworldstats.com/stats3.ht

m

John, C. Mowon & Michael Minor, Perilaku

Konsumen, Jilid I, Jakarta “Erlangga, 2002

John, C. Mowon & Michael Minor, Perilaku

Konsumen, Jilid II, Jakarta “Erlangga, 2002

Kotler, Philip & Keller, K.L. 2007.

“Marketing Management 13th

ed”. New

Jersey : Perason Prentice Hall

Malhotra, M.K (2004), “Marketing Research

on Applied Orientation”.Pearson

International Edition, Pearson Education,

Inc.

Santosa, Purbayu Budi; Ashari, 2003,

Analisis Statistik Dengan MS. Excel &

SPSS, Andi Yogyakarta

Sigit, M., (2006). “Pengaruh Sikap dan

Norma Subjektif terhadap Niat Beli

Mahasiswa Sebagai Konsumen Potensial

Produk Pasta GigiCloseUp”. JSB, vol 1,

no. 1, April, 0853-7665

Simmamora, Bilson, Panduan Riset Perilaku

Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta, 2008

http://at.nielsen.com/site/documents/Q12010GO

S-OnlineShoppingTrendsJune2010.pdf

www.digilib.petra.ac.id, 2010

www.wikipedia.com

Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/hi

story/1946922-sejarah

facebook/#ixzz1tVhHZ8Cw