artikel lia

33
“PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP NIAT PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN COMPUTER SELF EFFICACY SEBAGAI VARIABEL MODERATING (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH)” PUTRI HELIYAWATI Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala ABSRACT The objective of this research is to find out the following matter: the influence of organization culture, leadership style, and work motivation towards employee performance. This research is done in employee of PT PLN (persero) Wilayah I NAD. Data collecting is done to primary data, that is with distributes questionnaires to every respondents. Sample determination that used in this research quota sampling with sample total as much as 62 person from 162 employees. Variables are measured with interval scale. Data analysis uses doubled linear regression that is cultivated by using computer program statistical package for social science (SPSS) version 15.0. This research shows that connection between organization culture, leadership style, work motivation and employee performance is tight. This research is showed by correlation coefficient value (R) as big as 0.702 or as big as 70.2%. Determination coefficient (R 2 ) as big as 0.493 that mean that as big as 49.3% employee performance change is influenced by organization culture, leadership style and work motivation while the rest as big as 50.7% influenced by variables other is not used in these research. This research is shows these following results: there is a significant influence of organization culture toward employee performance, there is a significant influence of leadership style toward employee performance, there is a significant influence of work motivation toward employee performance, and there is a significant influence of 1

Upload: zazt

Post on 03-Jul-2015

379 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARTIKEL LIA

“PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP NIAT PENGGUNAAN

TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN COMPUTER SELF EFFICACY SEBAGAI

VARIABEL MODERATING

(STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH)”

PUTRI HELIYAWATI

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

ABSRACT

The objective of this research is to find out the following matter: the

influence of organization culture, leadership style, and work motivation

towards employee performance. This research is done in employee of PT PLN

(persero) Wilayah I NAD. Data collecting is done to primary data, that is with

distributes questionnaires to every respondents. Sample determination that

used in this research quota sampling with sample total as much as 62 person

from 162 employees. Variables are measured with interval scale. Data analysis

uses doubled linear regression that is cultivated by using computer program

statistical package for social science (SPSS) version 15.0.

This research shows that connection between organization culture,

leadership style, work motivation and employee performance is tight. This

research is showed by correlation coefficient value (R) as big as 0.702 or as big

as 70.2%. Determination coefficient (R2) as big as 0.493 that mean that as big

as 49.3% employee performance change is influenced by organization culture,

leadership style and work motivation while the rest as big as 50.7% influenced

by variables other is not used in these research.

This research is shows these following results: there is a significant

influence of organization culture toward employee performance, there is a

significant influence of leadership style toward employee performance, there is

a significant influence of work motivation toward employee performance, and

there is a significant influence of organization culture, leadership style, and

work motivation simultaneously towards employee performance

Keywords: Organization Culture, Leadership Style, Work Motivation,

Employee Performance

1

Page 2: ARTIKEL LIA

2

PENDAHULUAN

Lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan diikuti

ketidakpastian yang tinggi membutuhan informasi yang cepat, relevan, akurat,

dan dapat dipercaya. Agar organisasi memperoleh keunggulan kompetitif,

aksebilitas dan kapabilitas dalam pengintegrasian informasi menjadi faktor

penting sebagai bahan pengambilan keputusan strategis. Kebutuhan ini

mendorong dengan tajam perkembangan teknologi informasi sebagai

penghasil informasi.

Perkembangan tersebut mengakibatkan hampir semua bidang

kehidupan saat ini telah dimasuki oleh aplikasi dan otomatisasi teknologi

informasi berbasis komputer. Dibidang akuntansi, perkembangan teknologi

informasi telah banyak membantu meningkatkan sistem informasi akuntansi.

Banyak organisasi yang mulai mengembangkan dan memberikan perhatian

khusus pada teknologi komputer sebagai sumber yang memfasilitasi

pengumpulan dan penggunaan informasi secara efektif. Salah satu bentuk

perhatian ini adalah penggunaan software akuntansi untuk memperlancar arus

informasi (Istianingsih dan Wijanto, 2008). Peningkatan penggunaan teknologi

software akuntansi telah mengubah pemrosesan data akuntansi secara

manual menjadi otomatis. Dengan otomatisasi atau sistem informasi yang

berdasarkan pada software akuntansi berbagai fungsi dapat dilakukan secara

tepat dan cepat.

Menurut Wardiana (2002) perkembangan teknologi informasi di

Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber daya manusia

(pengguna) dalam memahami komponen teknologi informasi. Torkzadeh et al.

(2006) mengemukakan pentingnya hubungan antara perilaku pengguna

software komputer dengan penggunaan teknologi informasi. Pengguna

software akuntansi secara psikologis memiliki suatu perilaku (behavior)

tertentu yang melekat pada dirinya. Perilaku ini dipengaruhi oleh persepsi

(perception) dan sikap (attitude) pengguna terhadap penggunaan software

akuntansi. Persepsi pengguna sangat dipengaruhi oleh aspek keperilakuan

pengguna berupa niat untuk menggunakan teknologi informasi berupa

software akuntansi. Menurut theory of reasoned action (TRA), Fishbein dan

Ajzen (1980) mengemukakan bahwa perilaku (behavior) dikendalikan oleh niat

(intention) yang merupakan fungsi dari sikap dan norma subjektif. Niat untuk

Page 3: ARTIKEL LIA

3

pengguna ini akan menimbulkan penerimaan ataupun penolakan untuk

menggunakan teknologi informasi tersebut (Widiatmoko, 2003).

Havelka (2003) menemukan bahwa para mahasiswa dan para sarjana

akan menghindari kelas yang menggunakan komputer dan aplikasi khusus.

Sikap negatif ini seringkali ditimbulkan oleh adanya rasa khawatir untuk

berbuat salah pada suatu sistem informasi. Para pendidik menyadari bahwa

hal ini dapat mengganggu outcomes pembelajaran dalam mata kuliah yang

menggunakan komputer (seperti sistem informasi akuntansi), sehingga

diperlukan usaha untuk mengurangi kecemasan ini. Usaha yang dilakukan

untuk mengurangi computer anxiety dapat menghasilkan pengalaman dan

sikap yang positif kepada mahasiswa terhadap pendidikan mereka. Penolakan

seseorang menggunakan teknologi informasi dapat disebabkan oleh

ketakutan/kecemasan (anxiety) terhadap penggunaan teknologi informasi.

Torkzadeh et al. (2006) mengemukakan pentingnya hubungan antara

perilaku pengguna software komputer dengan penggunaan teknologi

informasi. Pengguna software akuntansi secara psikologis memiliki suatu

perilaku (behavior) tertentu yang melekat pada dirinya. Perilaku ini

dipengaruhi oleh persepsi (perception) dan sikap (attitude) pengguna terhadap

penggunaan software akuntansi. Persepsi pengguna sangat dipengaruhi oleh

aspek keperilakuan pengguna berupa niat untuk menggunakan teknologi

informasi berupa software akuntansi. Menurut theory of reasoned action (TRA),

Fishbein dan Ajzen (1980) mengemukakan bahwa perilaku (behavior)

dikendalikan oleh niat (intention) yang merupakan fungsi dari sikap dan norma

subjektif. Niat untuk pengguna ini akan menimbulkan penerimaan ataupun

penolakan untuk menggunakan teknologi informasi tersebut (Widiatmoko,

2003).

Aspek keperilakuan pengguna berupa niat merupakan faktor penting

yang memberikan kontribusi terhadap penggunaan teknologi software

akuntansi. Niat dapat bersifat positif maupun negatif dalam menggunakan

teknologi software akuntansi. Sikap positif dan negatif ini diimplementasikan

dengan menerima atau menolak kehadiran teknologi software akuntansi jika

adanya keyakinan akan konsekuensi masa yang akan datang, sehingga

menimbulkan afeksi seseorang.

Beberapa peneliti menemukan bahwa kecemasan dalam mengunakan

teknologi berbasis komputer (computer anxiety) akan menghambat interaksi

Page 4: ARTIKEL LIA

4

pengguna dengan teknologi informasi. Pengguna yang percaya akan

kemampuan atau kompetensinya akan mengatasi kecemasan ini agar dapat

melakukan tugas, mengatasi hambatan, dan mencapai tujuan yang ingin

dicapai. Sun dan Zhang (2006) menyatakan bahwa keyakinan seseorang

terhadap kapabilitas dan kemampuannya dalam menggunakan teknologi

informasi akan mendorong pengguna untuk mengadopsi teknologi tersebut.

Penilaian positif ini menimbulkan niat untuk menerima penggunaan software

akuntansi yang kemudian diimplementasikan dengan menggunakan teknologi

tersebut. Penilaian seseorang mengenai kemampuannya menggunakan

teknologi informasi disebut dengan istilah computer self efficacy.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh computer anxiety terhadap niat penggunaan teknologi informasi

pada mahasiswa Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

2. Pengaruh computer self efficacy sebagai variabel moderating dalam

hubungan antara computer anxiety dan niat penggunaan teknologi

informasi pada mahasiswa Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Niat Penggunaan Teknologi Informasi

a. Theory of Reasoned Action (TRA)

Theory Reasoned Action diperkenalkan oleh Ajzen pada tahun 1980

yang berfokus pada niat manusia dalam melakukan sesuatu. Teori ini disusun

menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang

sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Niat seseorang

untuk melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau tidak

dilakukannya perilaku tersebut. Zhang et, al. (2008) menyatakan bahwa TRA

telah digunakan oleh para peneliti sistem informasi untuk memprediksi suatu

niat berperilaku (behaviour intention) dalam menggunakan teknologi

informasi.

Page 5: ARTIKEL LIA

5

TRA mendefinisikan niat sebagai motivasi seseorang untuk

menggunakan sejumlah usaha untuk mencapai tujuannya yang

diimplementasikan dalam bentuk perilaku. Niat dapat disusun sebagai bagian

dari tujuan dalam nilai harapan yang menghasilkan suatu proses yang sadar.

b. Niat Penggunaan Teknologi Informasi

Menurut Riasetiawan (2008) informasi adalah hasil pengolahan dari data

yang digunakan untuk membantu pengambil keputusan. Agar informasi

berguna dalam pengambilan keputusan, harus memiliki kriteria-kriteria

sebagai berikut:

1) Relevan, suatu informasi mempunyai manfaat sebagai dasar pengambilan keputusan.

2) Akurat, ketepatan dan dapat diandalkannya suatu informasi.3) Tepat waktu, informasi yang diperoleh terbaru dan mudah diperoleh saat

dibutuhkan.4) Ringkas, informasi telah dikelompokkan sehingga tidak perlu diterangkan.5) Jelas, tingkat informasi dapat di mengerti oleh penerima.6) Dapat dikuantifikasi, tingkat informasi dapat dinyatakan dalam bentuk

angka.7) Konsisten, tingkat informasi dapat diperbandingkan.

Sedangkan teknologi informasi menurut Wardiana (2002) merupakan

suatu teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan data, termasuk

memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi, dan melaporkan serta

mendistribusikan informasi dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi

yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang

digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan merupakan informasi yang

strategis untuk pengambilan keputusan.

Niat penggunaan teknologi informasi adalah kecenderungan seseorang

untuk menggunakan teknologi informasi agar mempermudah pekerjaannya

menghasilkan informasi berkualitas. Niat untuk menggunakan teknologi

informasi berbasis software akuntansi akan menentukan apakah orang akan

menerima atau menolak menggunakan teknologi tersebut. Kepercayaan

individu akan mempengaruhi niat individu untuk berinteraksi dengan software

akuntansi. Tingkat niat penggunaan sebuah software akuntansi pada

seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap teknologi

tersebut, seperti: keinginanan menambah peripheral pendukung, motivasi

untuk tetap menggunakan, dan keinginan untuk memotivasi pengguna lain.

Page 6: ARTIKEL LIA

6

COMPUTER ANXIETY

a. Theory of Interpersonal Behavior

Teori yang digagas oleh Triandis (1980) mengusulkan bahwa niat

perilaku ditentukan oleh perasaan-perasan (feeling) yang mereka pikirkan

tentang apa yang seharusnya mereka lakukan yang kemudian disebut dengan

affect. Istilah affect mengacu pada perasaa-perasaan bahagia, gembira, riang

atau senang, jijik, tidak nyaman, atau benci yang dihubungkan dengan

seorang individual terhadap tindakan yang dilakukannya. Affect merupakan

istilah yang menggambarkan karakteristik dan kecenderungan yang tidak

stabil.

Secara umum affect menunjukkan mood, emotion, dan feeling (Russel,

2003 dalam Sun dan Zhang, 2006). Mood adalah suasana hati seseorang

untuk menerima atau menolak perilaku tertentu. Emotion ialah keadaan dan

reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan,

kecintaan, dan keberanian yang bersifat subjektif). Sedangakan perasaan

(feeling) merupakan rasa atau keadaan batin sewaktu menghadapi (merasai)

sesuatu perilaku (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005:819).

Reaksi affectif terhadap interaksi dengan sesuatu hal merupakan

persepsi atau penilaian subjektif tentang apakah interaksi tersebut akan

mengubah core effect atau emosi mereka terhadap hal tersebut. Dalam

penelitian ini faktor afektif yang diteliti adalah computer anxiety yang

merupakan kecemasan menggunakan komputer karena ketidaksukaan

seseorang pada teknologi tersebut.

b. Pengertian Computer Anxiety

Rensel, et.al (2006) menyatakan anxiety adalah perasaan kecemasan

ketika menggunakan teknologi informasi yang diharapkan berpengaruh negatif

ketika menggunakan teknologi informasi. Kecemasan ini ditunjukkan sebagai

reaksi negatif. Menurut Sumiyana (2007) computer anxiety mendenotasikan

kecenderungan individu untuk tidak secara mudah, secara cemas, atau

ketakutan terhadap penggunaan komputer untuk masa sekarang dan masa

mendatang.

Page 7: ARTIKEL LIA

7

Iqbaria dan Parasuraman (1989) dalam Sudaryono dan Astuti (2005)

mendefinisikan computer anxiety sebagai suatu kecenderungan seseorang

menjadi susah, khawatir atau ketakutan mengenai penggunaan teknologi

informasi (komputer) pada masa sekarang atau pada masa yang akan datang.

Menurut Kohrman (2003) kecemasan pengguna komputer seringkali

ditimbulkan oleh adanya rasa takut untuk berbuat salah pada sistem yang

belum dipahami pengguna, kesalahan aktifitas yang menurut pengguna dapat

menyebabkan kerusakan sistem, dan juga tekanan dari luar diri pengguna.

Pengguna yang memiliki sikap cemas yang berlebihan terhadap software

akuntansi akan menurunkan nilai efesiensi dan kinerja dalam menggunakan

teknologi tersebut.

Menurut Rifa dan Gudono (1999) munculnya rasa cemas menggunakan

komputer merupakan suatu tipe stress tertentu ketika pengguna berhadapan

langsung dengan teknologi tersebut yang berasosiasi dengan kepercayaan

yang negatif mengenai komputer, masalah-masalah dalam menggunakan

komputer dan penolakan terhadap mesin. Orang akan menghindari perilaku

yang menimbulkan kecemasan. Computer anxiety dalam dimensi ini dikaitkan

dengan pemasukkan data ke dalam software akuntansi. Dari pemasukkan data

tersebut, individu-individu merasa cemas dengan penyebaran informasi ke

pihak-pihak lain dan membuat kesalahan yang tidak dapat diperbaiki.

Menurut Sudaryono dan Astuti (2005) kecemasan terhadap teknologi

informasi berbasis software komputer dapat memunculkan dua hal, yaitu fear

dan anticipation. Fear (takut/khawatir) merupakan salah satu efek yang

ditimbulkan ketika pengguna berhadapan langsung dengan software

akuntansi. Kekhawatiran ini timbul dari keadaan tidak sadar dalam diri

pengguna teknologi informasi. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya

pengusaan software akuntansi sehingga mereka belum bisa mendapatkan

manfaat dengan kehadiran teknologi tersebut. Anticipation (antisipasi)

merupakan suatu kondisi dimana seseorang merasa perlu melakukan

antisipasi terhadap kegelisahan yang muncul dengan adanya software

akuntansi. Antisipasi tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan ide-ide

pembelajaran yang menyenangkan terhadap software komputer (Sudaryono

dan Astuti, 2005).

COMPUTER SELF EFFICACY

Page 8: ARTIKEL LIA

8

a. Teori Kognisi Sosial (Social Cognitive Theory)

Kognisi merupakan istilah yang mengelompokkan proses-proses mental

seperti mengamati, mengenali, membayangkan, menilai, dan melakukan

penalaran. Paradigma kognisi berfokus pada bagaimana seseorang menyusun

berbagai pengalaman mereka, membuat pengalaman-pengalaman tersebut

menjadi masuk akal, dan bagaimana mereka menghubungkan berbagai

pengalaman masa kini dengan berbagai pengalaman masa lalu yang

tersimpan dalam memori (Davidson et al, 2006:72).

Teori kognisi sosial yang dicetuskan oleh Bandura (1989) merupakan

suatu teori yang diadopsi dari theory of reasoned action. Teori ini mengajukan

premis bahwa perilaku individu, karakteristik personal seperti kognitif,

demografi dan faktor personal, dan pengaruh lingkungan seperti tekanan

sosial atau karakteristik situasi khusus saling mempengaruhi secara timbal-

balik. Hubungan ini dikenal sebagai triadic reprocality.

Individu memilih lingkungan dimana dia berada agar dapat terpengaruh

oleh lingkungan tersebut. Lingkungan lebih dilihat sebagai sesuatu yang

inoperative sebelum diaktualisasikan oleh tindakan yang tepat oleh individu.

Perilaku dalam keadaan tertentu dipengaruhi oleh lingkungan yang pada

gilirannya lingkungan itu sendiri dipengaruhi oleh perilaku individu. Perilaku

dapat mengambil peran dalam menentukan bagian mana dari banyak

pengaruh lingkungan yang potensial bisa menjadi pengaruh aktual. Sebaliknya

pengaruh lingkungan juga berperan dalam menentukan bentuk-bentuk

perilaku mana yang dikembangkan.

Bandura (1989a) mengajukan dua set pengharapan (expectation)

sebagai kekuatan kognitif utama yang mendorong perilaku. Set pengharapan

pertama berhubungan dengan hasil (outcome), individu lebih memilih perilaku

yang mereka yakini akan memberikan hasil yang menguntungkan dan

menghindari perilaku yang dianggap tidak memberikan hasil yang diharapkan.

Secara intuisi manusia akan memilih apa yang dirasa akan memberikan yang

terbaik bagi dirinya. Tidak terkecuali dengan perihal memilih tindakan atau

perilaku. Mereka cenderung akan memilih semua perilaku yang menghasilkan

manfaat terbesar baginya. Manusia menentukan perilaku yang memberi

manfaat bagi dirinya melalui pengamatan perilaku orang-orang di

lingkungannya. Setelah ia berhasil menjalankan perilaku yang diinginkannya

tersebut maka ia menjadi bagian dari lingkungan yang membentuknya karena

Page 9: ARTIKEL LIA

9

ia akan menjadi preferen bagi orang lain. Kemudian lingkungan tersebut akan

bersama dengan perubahan perilaku orang-orang di dalamnya secara kolektif.

Perubahan perilaku orang-orang dalam lingkungan tersebut dipengaruhi juga

oleh perilaku orang lain yang nampaknya akan lebih memberikan manfaat

bagi orang-orang dalam lingkungan tersebut, demikian seterusnya.

Set pengharapan kedua adalah self-efficacy yaitu keyakinan individu

tentang kemampuan mereka untuk melakukan perilaku/tindakan tertentu.

Individu yang merasa yakin mampu menjalankan perilaku orang-orang di

lingkungannya akan lebih memilih perilaku tersebut karena ia akan merasa

sama di lingkungannya atau paling tidak ia akan dapat memperoleh bantuan

dari orang di sekitarnya. Lingkungan itu sendiri akan berubah bersama-sama

dengan perubahan perilaku orang di dalamnya. Perubahan perilaku orang-

orang dalam lingkungan itu dipengaruhi oleh perilaku orang lain, demikian

seterusnya.

b. Pengertian Computer Self Efficacy

Self efficacy merujuk pada penilaian atau keyakinan seseorang

mengenai kemampuannya melakukan suatu tindakan. Bandura (1989)

mendefinisikan self efficacy sebagai: “People judgement of their capabilities to

organize and execute courses of action required to attain designated type of

performances. It is concerned not with skills one has, but with judgement of

what one can do with whatever skills one prossesses”. Menurut Compeau dan

Higgins (1995) computer self efficacy didefinisikan sebagai penilaian

kapabilitas seseorang untuk menggunakan komputer/sistem

informasi/teknologi informasi. Istilah computer self efficacy mengacu pada

pada kepercayaan seseorang yang mempunyai kemampuan untuk

menggunakan komputer.

Menurut Sudaryono dan Astuti (2005) penerimaan teknologi komputer

dipengaruhi oleh teknologi itu sendiri serta tingkat keahlian dari individu yang

menggunakan komputer. Keyakinan bahwa setiap orang dapat meningkatkan

keahliannya sangat diperlukan, berguna untuk keefektifan penggunaan

komputer dan menguatkan rasa percaya diri setiap orang mampu menguasai

dan menggunakan teknologi komputer dalam pekerjaannya. Pengguna yang

merasa yakin akan kemampuannya menggunakan teknologi akan merasa

Page 10: ARTIKEL LIA

10

nyaman dengan tugasnya, mengerjakan semua tugasnya dan lebih produktif

(Macaulay, 2002).

Compeau dan Higgins (1995) serta Handayani (2003) menunjukkan

bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi computer self

efficacy,yaitu: dorongan dari pihak lain, pihak lain sebagai pengguna,

dukungan organisasi, rasa senang, dan kenyamanan. Compeau dan Higgins

(1995) menjelaskan ada tiga dimensi computer self efficacy, yaitu:

1. Magnitude (tingkat keseringan) yang mengacu pada tingkat kapabilitas yang diharapakan dalam penggunaan komputer.

2. Strength (keyakinan/kekuatan), mengacu pada level keyakinan tentang kepercayaan individu untuk mampu menyeleaikan tugas-tugas komputasinya dengan baik.

3. Generability (kemampuan umum), yang mengacu pada tingkat keputusan pengguna yang terbatas pada domain khusus aktifitas.

Sumber informasi self efficacy menurut Kreitner dan Angelo (2005:170)

dan Bandura (1989) ada empat yaitu:

1. Guided Mastery yaitu berdasarkan pengalaman kesuksesan nyata dalam kaitannya dengan perilaku.

2. Behavior Modeling merupakan pemodelan perilaku yang meliputi pengamatan terhadap orang lain dalam membentuk perilaku sebagai proses pembelajaran.

3. Social Persuasion adalah pendekatan persuatif yaitu jaminan ulang bagi pengguna yang mempunyai kemampuan tentang teknologi dan menggunakannya dengan sukses sehingga dapat membantu pengguna membangun kepercayaannya.

4. Physiological States, menunjukkan perasaan kecemasan (anxiety) yang berdampak negatif terhadap self efficacy.

HUBUNGAN COMPUTER ANXIETY DENGAN NIAT PENGGUNAAN

TEKNOLOGI INFORMASI

Theory of Interpersonal Behavior (Triandis, 1980) menyatakan bahwa

niat/minat perilaku ditentukan oleh perasaan-perasan yang mereka pikirkan

tentang apa yang seharusnya mereka lakukan. Salah satu faktor refleksi sikap

seseorang terhadap teknologi komputer adalah computer anxiety. Menurut

Nazar (2008) computer anxiety merupakan reaksi negatif yang diimplikasikan

dengan menghidari teknologi informasi. Seseorang yang mempunyai sikap

demikian merasa terintimidasi, khawatir, susah atau ketakutan oleh kehadiran

teknologi komputer.

Pengguna dengan computer anxiety yang rendah mempunyai keyakinan

bahwa teknologi komputer tidak akan mendominasi atau mengendalikan

Page 11: ARTIKEL LIA

11

kehidupan manusia, sehingga menimbulkan keinginan yang kuat untuk

mempelajari pemanfaatan teknologi akuntansi. Oleh karena itu, pengguna

dengan computer anxiety yang rendah akan menyebabkan tingkat niat

penggunaan yang tinggi dalam menggunakan software akuntansi dibanding

yang mempunyai tingkat computer anxiety yang tinggi.

HUBUNGAN COMPUTER ANXIETY, COMPUTER SELF EFFICACY

DENGAN NIAT PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

Menurut Sun dan Zhang (2006) sikap pengguna teknologi software

komputer terdiri atas tiga komponen, yaitu kognisi, afeksi dan keinginan.

Kognisi merupakan konsep penilaian yang diyakini seseorang akan kosekuensi

yang diperoleh dimasa depan sehingga menimbulkan niat untuk bersikap.

Salah satu faktor kognisi adalah computer self efficacy yang merupakan

keyakinan seseorang akan penggunaan teknologi komputer. Afektif berkaitan

dengan perasaan atau emosi seseorang yang mempunyai konotasi suka atau

tidak suka. Ketidaksukaan seseorang terhadap komputer dapat disebabkan

oleh ketakutan terhadap pengguna teknologi komputer atau disebut juga

computer anxiety. Sedangkan keinginan mendorong seseorang untuk

mempelajari software komputer.

Pada dasarnya, ketiga komponen tersebut saling terkait antara satu dan

lainnya. Keinginan seseorang dipengaruhi oleh keyakinan akan konsekuensi

masa yang akan datang, sehingga menimbulkan afeksi seseorang yang

dinyatakan dengan sikap suka atau tidak suka terhadap teknologi software

komputer. Pengguna yang mempunyai kognisi atau keyakinan bahwa

teknologi komputer dapat memberikan manfaat bagi dirinya akan

menimbulkan afeksi yang mempunyai konotasi suka untuk menerima

kehadiran teknologi komputer. Keyakinan dan afeksi menunjukkan sikap

optimistik bahwa komputer dapat membantu mengatasi masalah dalam

pekerjaannya sehingga seseorang merasa senang bekerja dengan komputer

(Torkzadeh, et.al, 2006).

Bandura (1989a,1989b) menyatakan perilaku pengguna adalah sebuah

fungsi yang mempunyai konsekuensi yang dapat berubah melalui mediasi

kognitif dan pembelajaran sosial. Teori kognitif sosial menganggap mekanisme

pengaturan diri sendiri (self-regulatory mechanism) dapat mempengaruhi

hubungan antara emosi yang ditimbulkan dengan perbuatannya.

Page 12: ARTIKEL LIA

12

Setiap individu mempunyai self-regulatory mechanism yang

memberikan kemampuan untuk mengubah perilaku mereka sendiri. Cara dan

tingkat seseorang mengatur tindakan dan perilakunya tergantung keakurasian

dan konsistensi terhadap pengamatan dan tanggapan dirinya akan tindakan

dan perilaku tersebut. Penilaian ini membuat mereka melakukan tindakan,

pilihan, atraksi, dan mengevaluasi perilaku yang telah dilakukannya (Pajares,

2002).

Self-regulatory mechanism yang dimiliki oleh setiap individu

memberikan kemampuan untuk mengubah perasaan atau emosi seseorang.

Faktor potensial yang mempengaruhi seseorang akan dapat mengubah faktor

keperilakuan lainnya, salah satunya computer anxiety. Mekanisme pengaturan

diri yang paling penting yang diidentifikasikan sebagai self efficacy ditemukan

menjadi faktor yang mempengaruhi niat dan perilaku pengguna teknologi

informasi.

Berdasarkan uraian di atas, model penelitian dapat dilihat pada gambar

berikut:

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

H1: Computer anxiety mempunyai pengaruh terhadap niat penggunaan

teknologi informasi.

H2: Computer self efficacy memiliki pengaruh sebagai variabel moderating

dalam hubungan antara computer anxiety dan niat penggunaan teknologi

informasi.

METODOLOGI PENELITIAN

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu

dengan cara membagikan langsung daftar pertanyaan (kuesioner) kepada

setiap responden. Responden diarahkan dan didampingi dalam menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari

Niat Penggunaan Teknologi Informasi

Computer Self Efficacy

Computer Anxiety

Page 13: ARTIKEL LIA

13

salah pemahaman atas pertanyaan yang telah disiapkan. Jawaban kuesioner

akan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti. Cara ini ditempuh dengan

pertimbangan untuk menghindari hilang atau tidak kembalinya kuesioner.

Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner untuk masing-masing variabel

dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert yaitu suatu skala

yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

POPULASI

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala angkatan 2006 yang aktif

dan telah mengambil mata kuliah Komputer Akuntansi yang berjumlah 67

orang. Oleh karena seluruh elemen populasi diambil sebagai responden, maka

penelitian ini dilakukan secara sensus (Tika, 2006: 19).

DEFINISI DAN OPERASIONAL VARIABEL

a. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah niat penggunaan teknologi

informasi (Y). Niat penggunaan teknologi informasi adalah keinginan untuk

melakukan tindakan. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang

dipakai oleh Davis (1989) yang berisi 6 item pertanyaan.

Indikator yang meliputi elemen-elemen penting dalam niat penggunaan

teknologi informasi adalah:

a. Sikap pengguna

b. Persepsi atas daya guna dan

c. Persepsi atas kemampuan penggunaan

b. Variabel Bebas (Independent Variable)

Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah computer

anxiety (X1). Computer anxiety adalah kecemasan dalam menggunakan

komputer. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen Computer

anxiety Rating Scale (CARS) yang dikembangkan oleh Heinssen et al. (1987).

Page 14: ARTIKEL LIA

14

Indikator yang meliputi elemen-elemen penting dalam computer anxiety

adalah:

a. Fear: takut meneken tombol yang salah, takut dampak negatif dari

komputer, takut bisa menyebabkan kerusakan komputer, dan takut

kehilangan kendali.

b. Anticipation: perasaan yakin, perasaan senang mempelajari komputer.

c. Variabel Moderating

Variabel moderating (X ) dalam penelitian computer self efficacy.

Computer self efficacy adalah penilaian seseorang mengenai kemampuannya

dalam menggunakan teknologi informasi. Variabel ini diukur dengan

menggunakan instrumen Computer Self Efficacy Rating Scale (CSERS) yang

dikembangkan oleh Compeau dan Higgins (1995).

Indikator yang meliputi elemen-elemen penting dalam computer self

efficacy adalah:

a. Magnitude: pengalaman dan kebiasaan dalam menggunakan TI

b. Strength: Kemudahan, keyakinan, dan kenyamanan.

a. Generability: Kemampuan umum dan sarana prasarana

PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Suatu instrumen penelitian dianggap valid jika informasi yang ada pada

tiap item berkorelasi erat dengan informasi dari item-item tersebut sebagai

suatu kesatuan. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Person

Correlation dengan bantuan SPSS (Statistical package for social science) 15.0.

Setiap item pertanyaan dinyatakan valid jika nilai korelasi hitung lebih besar

dari nilai kritis.

Pengujian reliabilitas dilakukan setelah pengujian validitas dan hanya

dilakukan pada item yang valid. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan

konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain

kesempatan (Santosa dan Ashari, 2005:251). Konsep dasar reliabilitas adalah

konsisten, yaitu dengan melihat bagaimana konsistensi data yang

dikumpulkan. Pengujian ini menggunakan teknik Cronbach Alpha. Pengukuran

reliabilitas dianggap andal apabila koefisien alpha ( ) berada di atas 0,5.

Page 15: ARTIKEL LIA

15

METODE ANALISA DATA

Analisa dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda

(multiple regression analysis) yang menghubungkan variabel dependen

dengan satu variabel independen dan variabel moderating dalam satu model

prediksi.

Spesifikasi persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

Y = α + X + X + X X +e

Keterangan :

Y = Niat penggunaan teknologi informasi

α = Konstanta

- = Koefisien Regresi

X = Computer Anxiety

X = Computer Self Efficacy

X X = Interaksi antara Computer Anxiety dengan

Computer Self Efficacy

e = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menguji hipotesis dengan

menggunakan analisis regresi linier berganda sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis null (H0) dan hipotesis alternatif (HA).

Hipotesis pertama (H1)

H01 : βX1 = 0; Computer anxiety tidak berpengaruh terhadap niat

penggunaan teknologi informasi

HA1 : βX1 ≠ 0; Computer anxiety berpengaruh terhadap niat

penggunaan teknologi informasi

Hipotersi kedua (H2)

H02 : βX1X2: = 0; Computer self efficacy tidak berpengaruh sebagai

variabel moderating dalam hubungan antara computer

anxiety niat penggunaan teknologi informasi.

HA2 : βX1X2 ≠ 0; Computer self efficacy berpengaruh sebagai variabel

moderating dalam hubungan antara computer anxiety

niat penggunaan teknologi informasi.

2. Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis.

Page 16: ARTIKEL LIA

16

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:

Jika (i = 1,2,3) = 0 : H0 tidak ditolak

Jika (i = 1,2,3) 0 : H0 ditolak

H0 tidak ditolak artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen, sedangkan H0 ditolak berarti variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

DESKRIPSI DATA

Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui

penyebaran kuisioner kepada para mahasiswa Program Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala di Kota Banda Aceh angkatan 2006

yang aktif dan telah mengambil mata kuliah Komputer Akuntansi. Jangka

waktu responden dalam mengisi kuisioner rata-rata lebih dari seminggu. Dari

jumlah seluruh kuisioner yang diedarkan kepada responden sebanyak 67 buah

dan semuanya telah dikembalikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat

pengembalian kuisioner mencapai 100%.

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Karakteristik responden dalam penelitian ini merupakan ciri-ciri atau

keadaan responden yang meliputi umur, jenis kelamin, indeks prestasi

kumulatif, pendidikan terakhir, dan software akuntansi yang digunakan.

Karakteristik responden yang lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 1

Karakteristik Responden

No Uraian Frekuensi Persentase

1 Umur:a. ≤ 20 tahunb. 21 tahunc. ≥ 22 tahun

243310

35,849,314,9

2 Jenis Kelamin:a. Laki – lakib. Perempuan

1849

26,973,1

3 Indeks Prestasi Kumulatif:a. < 2,00b. 2,00-2,49c. 2,50-2,99

-3

2235

-4,5

32,852,2

Page 17: ARTIKEL LIA

17

d. 3,00-3,49e. ≥ 3,50 7 10,4

4 Pendidikan Terakhir:a. SMUb. SMKc. MANd. D2

5926-

88,13,008,00

-5 Sofware akuntansi yang

sering dipakai:a. Ms. Excelb. MYOBc. Quick Bookd. Lainnya

282595

41,837,313,47,5

Sumber: Data Primer, 2009 (diolah)

PENGUJIAN VALIDITAS

Pengujian validitas data dalam penelitian ini dilakukan secara statistik,

yaitu dengan menggunakan Uji Pearson Correlation dengan bantuan Statistical

Package for Social Science (SPSS) versi 15.0. Setiap item pertanyaan

dinyatakan valid jika nilai korelasi hitung > nilai kritis. Hasil uji validitas dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2Pengujian Validitas

Item Pertanyaan

VariabelKoefisien Korelasi

Nilai Kritis r N = 67

Ket.

X1.1

Computer Anxiety

0,355 0,244 ValidX1.2 0,285 0,244 ValidX1.3 0,309 0,244 ValidX1.4 0,542 0,244 ValidX1.5 0,295 0,244 Valid X1.6 0,279 0,244 ValidX1.7 0,496 0,244 ValidX1.8 0,330 0,244 ValidX1.9 0,430 0,244 Valid

X1.10 0,596 0,244 ValidX1.11 0,366 0,244 ValidX1.12 0,500 0,244 ValidX1.13 0,633 0,244 ValidX1.14 0,662 0,244 ValidX1.15 0,511 0,244 ValidX1.16 0,394 0,244 ValidX1.17 0,357 0,244 ValidX2.1 Computer

Self Efficacy

0,582 0,244 ValidX2.2 0,468 0,244 ValidX2.3 0,543 0,244 ValidX2.4 0,541 0,244 ValidX2.5 0,656 0,244 ValidX2.6 0,678 0,244 Valid

Page 18: ARTIKEL LIA

18

X2.7 0,597 0,244 Valid X2.8 0,513 0,244 ValidX2.9 0,608 0,244 Valid

X2.10 0,456 0,244 ValidX2.11 0,618 0,244 ValidX2.12 0,513 0,244 ValidX2.13 0,523 0,244 ValidX2.14 0,681 0,244 ValidX2.15 0,493 0,244 ValidX2.16 0,519 0,244 ValidX2.17 0,549 0,244 ValidX2.18 0,461 0,244 ValidX2.19 0,640 0,244 Valid

Y1Niat

Penggunaan

Teknologi Informasi

0,661 0,244 ValidY2 0,641 0,244 ValidY3 0,712 0,244 ValidY4 0,657 0,244 ValidY5 0,612 0,244 ValidY6 0,733 0,244 Valid

Sumber: Data Primer, diolah (2009)

Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa semua variabel yang

digunakan dalam penelitian ini valid karena mempunyai nilai korelasi di atas

nilai kritis (N=67) yang menunjukkan angka sebesar 0.244.

PENGUJIAN RELIABILITAS

Untuk mengukur keandalan kuisioner yang digunakan, maka dalam

penelitian ini digunakan uji reliabilitas berdasarkan Cronbach Alpha, dengan

bantuan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 15.0. Hasil uji

validitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3Pengujian Reliabilitas

No. VariabelJumlah Item Pertanyaan

Cronbach Alpha

Keterangan

1. Computer Anxiety (X1) 17 0,723 Reliabel2. Computer Self Efficacy (X2) 19 0,841 Reliabel

3.Niat Penggunaan Teknologi Informasi (Y)

6 0,757 Reliabel

Sumber: Data Primer, diolah (2009)

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai alpha untuk variabel

computer anxiety (X1) sebesar 0,723. variabel computer self efficacy (X2)

sebesar 0,841, sedangkan untuk variabel niat penggunaan teknologi informasi

(Y) sebesar 0,757. Dengan demikian pengukuran reliabilitas terhadap variabel

penelitian menunjukkan bahwa pengukuran keandalan memenuhi kredibilitas

Page 19: ARTIKEL LIA

19

cronbach alpha dimana nilainya lebih besar dari 0.60. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai alpha untuk setiap variabel diatas 0.6 yang artinya seluruh

variabel yang digunakan dapat diandalkan (reliabel) (Sekaran, 2006:182).

ANALISIS PENGARUH COMPUTER ANXIETY TERHADAP NIAT PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN COMPUTER SELF

EFFICACY SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Computer anxiety dan interaksi computer computer anxiety dan

computer self efficacy berpengaruh terhadap Niat penggunaan teknologi

informasi, hal ini ditunjukkan oleh hasil pengolahan data seperti terlihat pada

bagian output SPSS di bawah ini:

Tabel 4Summary

Nama Variabel β Std. Errorα (constant) 28,631 11,058X1 (computer anxiety) -0,357 0,163X2 (computer self efficacy) 0,023 0,161Interaksi antara X1X2 0,003 0,002Koefisien Korelasi (R) = 0,610Koefisien Determinasi = 0,373Adjusted = 0,343

a. Dependent Variable: Niat Penggunaan Teknologi Informasi

b. Predictors: (Constant), Computer Anxiety, Computer Self Efficacy serta Interaksi antara Computer Anxiety dan Computer Self Efficacy.

Sumber: Data Primer, 2009 (diolah)

Dari hasil output SPSS seperti yang tercantum pada tabel diatas, dapat

diperoleh persamaan regresi berganda (multiple regression) sebagai berikut:

Y = 28,631 – 0,357 X1 + 0,023 X2 + 0,003 X1X2 + e

Dari persamaan regresi dapat diketahui hasil penelitian dari masing-

masing koefisien yaitu untuk konstanta (α = 28,631). Artinya jika faktor-faktor

computer anxiety (X1), computer self efficacy (X2) dan interaksi antara

computer anxiety dan computer self efficacy (X1X2) dianggap konstan, maka

besarnya niat penggunaan teknologi informasi pada mahasiswa Program

Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Unsyiah adalah sebesar 28,631 pada

satuan Skala Likert.

Koefisien regresi computer anxiety (X1) sebesar -0,357. Artinya setiap

ada peningkatan sebesar 1 pada variabel computer anxiety, maka secara

Page 20: ARTIKEL LIA

20

relatif akan menurunkan niat menggunakan teknologi informasi sebesar

35,7%, dengan asumsi variabel computer self efficacy dan interaksi antara

computer anxiety dan computer self efficacy dianggap tetap. Dengan demikian

semakin rendah computer anxiety pemakai software akuntansi seorang

mahasiswa maka secara relatif akan meningkatkan niat penggunaan teknologi

informasi mahasiswa tersebut.

Koefisien regresi computer self efficacy (X2) sebesar 0,023. Artinya setiap

ada peningkatan sebesar 1 pada variabel computer self efficacy, maka secara

relatif akan meningkatkan niat penggunaan teknologi informasi sebesar 2,3%,

dengan asumsi variabel computer anxiety dan interaksi antara computer

anxiety dan computer self efficacy dianggap tetap. Dengan demikian semakin

tinggi computer self efficacy maka secara relatif akan meningkatkan niat

penggunaan software akuntansi mahasiswa tersebut.

. Koefisien regresi interaksi computer anxiety dan computer self efficacy

(X1X2) sebesar 0,003. Artinya setiap ada peningkatan sebesar 1 pada variabel

computer anxiety dan computer self efficacy, maka secara relatif akan

meningkatkan niat penggunaan teknologi informasi sebesar 0,3%, dengan

asumsi computer anxiety dan computer self efficacy dianggap konstan.

Koefisien korelasi (R) sebesar 0.610 menunjukkan bahwa derajat

hubungan (korelasi) antara variabel independen dengan variabel dependen

sebesar 61,0%. Artinya niat penggunaan teknologi informasi erat

hubungannya dengan computer anxiety (X1), computer self efficacy (X2), serta

pada variabel-variabel yang berinteraksi dalam penelitian ini yaitu X1X2.

Selanjutnya, koefisien determinasi (R2) sebesar 0.373, yang artinya bahwa

sebesar 37,3% perubahan-perubahan dalam variabel dependen dapat

dijelaskan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada computer anxiety (X1),

computer self efficacy (X2), serta pada variabel interaksi antara computer

anxiety dan computer self efficacy (X1X2). Sedangkan 62,7% dijelaskan oleh

faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

PEMBUKTIAN HIPOTESIS

PENGARUH COMPUTE ANXIETY TERHADAP NIAT PENGGUNAAN

TEKNOLOGI INFORMASI

Page 21: ARTIKEL LIA

21

Nilai koefisien regresi penelitian pengaruh computer anxiety terhadap terhadap niat

pengguaan teknologi informasi adalah sebesar -0,357, yang menunjukkan bahwa koefisien

pengaruh computer anxiety terhadap niat penggunaan teknologi informasi tidak sama

dengan nol (βX1 ≠ 0). Mengacu pada syarat hipotesis maka hasil penelitian ini menolak HO

(hipotesis null) atau menerima HA (hipotesis alternatif). Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa computer anxiety berpengaruh terhadap niat penggunaan teknologi informasi pada

mahasiswa.

PENGARUH COMPUTER SELF EFFICACY SEBAGAI VARIABEL

MODERATING DALAM HUBUNGAN ANTARA COMPUTER ANXIETY DAN

NIAT PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI

Nilai koefisien regresi interaksi variabel X1X2 terhadap niat penggunaan

teknologi informasi (Y) sebesar 0,003, yang menunjukkan bahwa koefisien

pengaruh variabel computer anxiety setelah berinteraksi dengan variabel

computer self efficacy sebagai variabel moderating terhadap niat penggunaan

teknologi informasi tidak sama dengan nol (βX1X2 ≠ 0). Berdasarkan rumusan

hipotesis, syarat untuk menyatakan bahwa computer self efficacy berpengaruh

sebagai variabel moderating dalam hubungan antara computer anxiety dan

niat penggunaan teknologi informasi apabila βX1X2≠ 0. Mengacu pada syarat

tersebut hasil penelitian ini menolak HO (hipotesis null) atau menerima HA

(hipotesis alternatif). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa interaksi

computer anxiety dan computer self efficacy berpengaruh terhadap niat

penggunaan teknologi informasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:

a. Computer anxiety (X1) berpengaruh negatif terhadap niat penggunaan

teknologi informasi (Y) pada mahasiswa Program Diploma III Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

b. Computer self efficacy berpengaruh sebagai variabel moderating dalam

hubungan antara computer anxiety dan niat penggunaan teknologi

Page 22: ARTIKEL LIA

22

informasi pada mahasiswa Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

SARAN-SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti

memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini variabel computer anxiety memiliki pengaruh

negatif secara signifikan terhadap niat untuk menggunakan teknologi

informasi yang menyebabkan niat untuk menggunakan teknologi informasi

baik untuk masa sekarang ataupun dimasa depan akan menurun, sehingga

mahasiswa harus mengurangi perasaan kekhawatiran ini dengan

mengembangkan pengalaman positif dengan mengoptimalisasikan

penggunaan teknologi informasi dalam mengerjakan tugas akuntansi.

2. Diharapkan semua elemen di Program Diploma III Akuntansi Fakultas

Ekonomi Unsyiah dapat lebih meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk

menggunakan teknologi informasi, misalnya melalui pelatihan dan proses

belajar mengajar yang interaktif karena pengaruh computer anxiety

terhadap niat penggunaan teknologi informasi dapat dikurangi setelah

variabel computer anxiety berinteraksi dengan variabel computer self

efficacy.

3. Untuk menguatkan dan mendukung hasil penelitian, maka perlu

dilakukan pengujian kembali untuk melihat konsistensi penelitian ini

dengan penelitian terdahulu dan penelitian berikutnya.

4. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan teori-teori perilaku

pengguna lainnya yang diduga berpengaruh terhadap niat penggunaan

teknologi informasi.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Ajzen, I., and Fishben, M. (1980). “Understanding Attitudes and Predicting Social Behavior”. Engewood Cliffs, NJ: Printice, p:1-91

Bandura, Albert.Kreitner, (1989a). “Social Cogtive Theory”. In R. Vasta (Ed), Annals of Child development. Vol. 6 Six theories of child development (pp. 1-60). greenwich, CT: JAI Press.

Page 23: ARTIKEL LIA

23

______(1989b). “Human Agency in Social Cognitive Theory”. American Psycholical Association, Inc 0003-066X/89/500.75.Vol. 44, No. 9, p:1175-1184

Bodnar, H George dan Hopwood S.(1995). Accounting Information System. Edisi bahasa Indonesia oleh Amir Abadi Jusuf dan Rudi M Tambunan. Buku satu edisi keenam, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Compeau, D. R., & Higgins, C. A. (1995). “Computer self-efficacy: Development of a Measure and Initial Test”. MIS Quarterly. Volume 19, Number 2, pp. 189-211.

Davis, Fred, (1989), “Perceived Usefulnes, Perceived Ease of Use and User Acceptance of Information Technology”, MIS Quarterly, Vol.13, Issue 3, p318, 23p.

Davidson, C. G, Neale, M. J, dan Kring, A. M (2006). Psikologi Abnormal. Edisi Ke-9. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Depatemen Pendidikan Nasional. (2004). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka

Emmons, Bruce Allen (2003) “Computer Anxiety, Communication Preferences, & Personality Type in the North Carolina Cooperative Extension Service”. A dissertation submitted to the Graduate Faculty of North Carolina State University In partial fulfillment of the Requirements for the Degree of Doctor of Education.

Gravill, Jane I, Deborah R. Compeau, Barbara L. Marcolin. (2002). “Metacognition and IT: The Influence Of Self-Efficacy and Self-Awareness”. Human-Computer Interaction Studies in MIS. Eighth Americas Conference on Information Systems.p:1055-1064

Handayani, Bestari Dwi (2003) “Self-efficacy: Analisis Social Cognitive Theory pada Tingkat Penerimaan, Implementas dan Keberhasilan Pengadopsian Teknologi”. www.ugm.co.id//research//766.pdf. hal:1-10.[103/12/2008]

Handayani, Rini (2007) “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemanfaatan Sistem Informasi Dan Penggunaan Sistem Informasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta)”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 2, Nopember 2007: 76-87

Havelka, Douglas (2003).”Predicting Software Self Efficacy among Business Students: A Preliminary Assessment”. Journal of Information Systems Education, Vol. 14(2). P:1-8

Heinssen, After Jr., R., Glass, C, and Knight, L. (1987). “Assessing computer anxiety: Development and validation of the Computer Anxiety Rating Scale”. Computers in Human Behavior, Vol. 3 , pp. 49-59.

Page 24: ARTIKEL LIA

24

Indriantoro, Nur. (2000). “Pengaruh Computer Anxiety terhadap keahlian dosen dalam menggunakan komputer”. Jurnal Akuntansi dan Auditing (JAAI), Volum 4 no 2 Desember, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.

Istianingsih dan Wijanto. (2008). “Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, perceived usefulness, dan Kualitas Informasi terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansi”. Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak.hal:1-51.

Korhman, Rita (2003). “Computer Anxiety in the 21st Century: When You Are Not In Kansas Any More”. ACRL Eleventh National Conference.page:1-9

Krathwohl, D.R., Bloom, B.S., and Masia, B.B. (1964). “Krathwohl's Taxonomy of Affective Domain”. http://classweb.gmu.edu/ndabbagh/Resources/Resources2/. [17/01/2009]

Kustono, A. S. (2000). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Penerimaan Implementasi Sistem Informasi Baru. Media Akuntansi, No. 9, h. xi-xviii.

Macaulay, Jennifer M. (2002) “Computer Self-efficacy and the Academic Library Employee: An Examination of Their Relationship”. Southern Connecticut State University pp:1-34

Maharsi dan Mulyadi, (2007) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan Internet Banking Dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model (TAM). http://puslit.ac.id/journals/accounting/ [03/12/2008]

Najrita (2008). “Pengaruh Fear dan Anticipation terhadap Keahlian Pegawai Bagian Keuanagn Dalam Menggunakan Komputer (Studi Empiris pada Dinas Pemerintahan Kota Banda Aceh)”. Skripsi S-1 tidak dipublikasikan Banda Aceh: UNSYIAH.

Nazar, M. Rafki (2008) “Cognitive Vs Personality Terhadap Niat Penggunaan Teknologi (Internet)”. Simposium Nasional Akuntansi XII Pontianak.hal:1-91

Pajares, Frank (2002). “Overview of Social Cognitive Theory and of Self-Efficacy.: An outline. Retreived month, day, year”. http://des.emory.edu/mfp/efftalk.html. [14/01/2009]

Rensel, A.D, Abbas, J.M, and Rao, H.R. (2006). “Publicly Accessible Computers: An Exploratory Study of the Determinants of Transactional Website Use in Public Locations”. Proceedings of the 39th Hawaii International Conference on System Sciences – 2006p.1-56

Riasetiawan, Mardhani (2008). “Tinjauan Teroitis Sistem Informasi Akuntansi”. http//:www.lecture.co.id//si-akuntansi.pdf.p: 1-24 [05][07][2008]

Page 25: ARTIKEL LIA

25

Rifa, Dandes & Gudono, (1999). “Pengaruh Faktor Demografi dan Personality terhadap Keahlian dalam End-User Computing”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 2, No. 1 Januari. 20-36.

Robert dan Kinicki, Angelo. (2005). Perilaku Organisasi: Organizational Behavior. Edisi Kelima. Buku Satu. Jakarta: Salemba Empat.

Rustiana (2004) ” Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa Akuntansi Dalam Penggunaan Teknologi Informasi: Tinjauan Perspektif Gender”. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 6, No. 1, Mei 2004: 29- 39

Sam, Hong Kian (2005) ” Computer Self Efficacy, Computer anxiety, And Attitudes Toward The Internet: A Study Among Undergraduates In Unimas”. Educational Technology & Society, 8 (4), p: 205-219.

Santosa, Budi Purbayu dan Anshari (2005). Analisis Statistik dengan Microsoft Exel dan SPSS. Yogyakarta: ANDI.

Sekaran, Uma (2006). Research Methods for Business (Edisi Bahasa Indonesia). Buku 1 dan 2. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

Sudaryono, Eko Arief dan Astuti, Istiati Diah (2005) “Pengaruh Tingkat Computer anxiety Terhadap Keahlian Dosen Akuntansi Dalam Menggunakan komputer”. Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo.1-7

Sugiono (1999) Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta, Bandung.

Sumiyana (2007) “Analisis Komparasi Antara Model Concern For Information Privacy Dan Model Internet Users’ Information Privacy Concern: Konsekuensi Untuk Proses Penyelarasan Manajemen Database Di Indonesia (Studi Empiris Di Jogyakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi X Makasar.1-47

Sun, Heshan and Ping Zhang. (2006). “The Role of Affect in Information Systems Research: A Critical Survey and A Research Model”. Series of Advances in Management Information Systems, Zwass, V. (editor-in-chief), M.E. Sharpe publisher. P:1-63

Susanto, Azhar. (2002). Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Lingga Jaya.

Tika, M.P. (2006). Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.

Torkzadeh, Chang, Demirhan. (2006).“A Contingency Model Of Computer And Internet Self-efficacy”.Journal Information and Management.pp:348-389Vol. 43,Issue 4.

Triandis. (1980). Triandis’ Theory of Interpersonal Behaviour. http://www.energy-behave.net/pdf/Triandis_theory.pdf. [30/03/2009]

Wardiana, Wawan (2002). ”Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia”. Disampaikan pada Seminar dan Pameran Teknologi Informasi 2002,

Page 26: ARTIKEL LIA

26

Fakultas Teknik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Jurusan Teknik Informatika.1-9

Widiatmoko. (2003). ”Faktor Motivasional Dan Faktor Anteseden Dalam Pemanfaatan Teknologi Komputer. Fokus Ekonomi Agustus 2004”. http://www.idtesis.blogspot.com/ .hal:1-6[29/11/2009]

Wilfong, Jeffery D. (2006) “Computer anxiety and Anger: The Impact of Computer Use, Computer Experience, and Self-efficacy Beliefs”. Computers in Human Behavior Volume 22, Issue 6 Pages 1001-1011

Winardi, (1992). Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti

Yulianda, Rezha (2006). “Computer Self Efficacy (CSE) Mahasiswa Akuntansi Dalam Penggunaan Teknologi Informasi: Tinjauan Perspektif Gender”. Skripsi S-1 tidak dipublikasikan Banda Aceh: UNSYIAH.

Zhang, P., A. Shelly, and H. Sun (2008), Two Types of Attitudes in ICT Acceptance and Use, International Journal of Human-Computer Interaction. This is a pre-publication version (2008.04.04). © Lawrence Erlbaum Associates, Inc.