wrap up edema b9

Upload: rizka-kurnia-gemilang

Post on 18-Oct-2015

115 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    1/22

    1

    EDEMA

    Seorang laki-laki, umur 60 tahun berobat ke dokter dengan keluhan perut membesar

    dan tungkai bawah bengkak sejak 1 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan

    adanya asites pada abdomen dan edema pada kedua tungkai bawah. Dokter

    menyatakan pasien mengalami kelebihan cairan tubuh. Pemeriksaan laboratorium :Kadar protein (albumin) di dalam plasma darah yang rendah 2,0 g/l (normal 3,5 g/l).

    Keadaan ini menunjukan adanya gangguan tekanan koloid osmotik dan tekanan

    hidrostatik di dalam kapiler darah.

    IDENTIFIKASI KATA-KATA SULIT

    1. Asites : Penumpukan cairan secara abnormal di rongga peritoneum, dan terdapatpada tungkai.

    2. Edema : Suatu keadaan dengan akumulasi cairan di jaringan interstitium secaraberlebih akibat penambahan volume yang melebihi kapasitas penyerapan

    pembuluh limfe.

    3. Albumin : Protein plasma utama yang berperan penting menimbulkan tekananosmotik koloid plasma dan berperan sebagai protein transpor untuk anion organik

    besar dan beberapa hormon.

    4. Tekanan koloid osmotik : Tekanan yang keluar dari dinding kapiler yangdipengaruhi oleh albumin dan dihasilkan oleh molekul koloid yang tidak dapat

    berdifusi.

    5. Tekanan hidrostatik : Tekanan di pembuluh darah yang sangat ditentukan olehtekanan darah yang semakin menurun ke arah perifer.

    BRAINSTORMING PROBLEM

    1. Mengapa perubahan kadar protein albumin dalam plasma mempengaruhi tekanankoloid osmotik dan tekanan hidrostatik?

    2. Apa saja gejala yang ditimbulkan ketika mengalami edema?3. Apa saja faktor penyebab terjadinya edema?4. Apa saja klasifikasi edema?5. Bagaimana mekanisme terjadinya edema?6. Bagaimana cara penanganan edema?7. Bagaimana mekanisme asites?8. Apakah asites hanya terjadi pada abdomen?9. Apakah faktor penyebab kelebihan cairan tubuh?10. Apa sajakah ciri pasien yang mengalami asites?11. Apa saja komplikasi dari penyakit edema dan asites?12. Apa perbedaan edema dan asites?13. Bagaimana cara penanganan asites?14. Bagaimana pencegahan asites dan edema?

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    2/22

    2

    ANALISA MASALAH

    1. Protein albumin menurun sehingga terjadi peningkatan tekanan koloid osmotikdan hidrostatik.

    2. Penambahan berat badan secara cepat dan meningkatnya tekanan darah sertadenyut nadi penuh dan keluar.

    3. Tekanan koloid osmotik plasma menurunTekanan vena portaPerubahan elektrolit seperti: Na, H2O, dan KAda gangguan pada saluran limfe

    4. Edema intraseluler, edema ekstraseluler, edema generalisata dan edemalokalisata.

    5. Aliran darah ke jantung menurun kemudian pompa ion Na tertekan sehinggamengakibatkan ion Na tertahan dalam sel dan terjadi osmosis (air masuk ke sel).

    6. Mengurangi asupan Na dan diuretik.7. Kadar albumin dalam darah menurun sehingga menigkatkan tekanan dalam

    cabang portavein yang dijalankan melalui hati atau hipertensi porta.8. Penyebab utama adalah hipertensi porta yang menuju ke peningkatan tekanan di

    cabang vena porta melalui hati kemudian darah tidak dapat mengalir di hati dan

    meningkatnya tekanan sehingga bocor ke rongga perut.

    9. Depresi sistem metabolisme jaringan dan tidak adanya nutrisi yang adekuat.10.Pada inspeksi perut, perut membuncit seperti perut katak

    Hernia umbilikalis

    Pada perkusi, pekak samping meningkat dan terjadishifting dullness

    11. Penyakit hati kronis, gagal jantung, sindroma nefrotik, gagal ginjal, hipotiroid,hipoalbuminemia yang berat.

    12. Asites, terjadi pada rongga abdomen. Sedangkan edema, dapat terjadi di seluruhtubuh.

    13. Tirah baring, diet, dan diuretik.14. Diet diberikan Na ( 800 mg/hari) dan retsiki cairan ( 1 l/hari).

    HIPOTESA SEMENTARA

    Edema terjadi karena kelebihan cairan di jaringan interstitium yang disebabkan oleh

    alirah darah ke jantung menurun, pompa ion Na berkurang sehinggaprotein albumin

    menurun. Sedangkan asites adalah penumpukan cairan atau kelebihan cairan di

    rongga perut yang disebabkan oleh kadar albumin dalam darah menurun. Keduanya

    menyebabkan gangguan teknan koloid osmotik dan tekanan hidrostatik.

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    3/22

    3

    SASARAN BELAJAR

    LI 1. Memahami dan menjelaskan sirkulasi kapiler darah

    1.1.Definisi1.2.Susunan sirkulasi darah1.3.Fungsi sirkulasi1.4.Mekanisme sirkulasi cairan tubuh dari kapiler sisi arteri tubuh ke sel-sel

    dan kapiler darah sisi venula

    LI 2. Memahami dan menjelaskan kelebihan cairan tubuh

    2.1. Definisi

    2.2. Faktor yang mempengaruhi

    2.3. Penyebab dan pencegahan

    2.4. Tekanan koloid osmotik dan tekanan hidrostatik

    2.5. Gangguan keseimbangan cairan

    LI 3. Memahami dan menjelaskan edema dan asites

    3.1. Menjelaskan edema3.1.1. Definisi edema

    3.1.2. Klasifikasi edema

    3.1.3. Penyebab terjadinya edema3.1.4. Gejala edema

    3.1.5. Diagnosis edema

    3.1.6. Komplikasi edema

    3.1.7. Penanganan

    3.1. Menjelaskan asites

    3.2.1. Definisi asites

    3.2.2. Klasifikasi asites

    3.2.3. Penyebab terjadinya asites3.2.4. Gejala asites

    3.2.5. Diagnosis asites

    3.2.6. Komplikasi asites

    3.2.7. Penanganan

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    4/22

    4

    LI 1. Memahami dan Menjelaskan Sirkulasi Kapiler Darah

    1.1 Definisi Kapiler DarahKapiler adalah tempat pertukaran anatara darah dan jaringan, memiliki

    percabangan yang luas sehingga terjangkau ke semua sel. Kapiler merupakan saluranmikroskopik untuk pertukaran nutrient dan zat sisa diantara darah dan jaringan.

    Dindingnya bersifat semipermeable untuk pertukaran berbagai substansi.

    1.2 Susunan Sirkulasi Daraha. Arteri

    Arteri mengangkut darah keluar dari jantung. Arteri dibentuk khusus untuk:

    1. Berfungsi sebagai saluran transit cepat bagi darah dari jantung ke berbagai organ(karena jari-jarinya yang besar, arteri tidak banyak menimbulkan resistensi

    terhadap aliran darah) .

    2. Berfungsi sebagai reservoar (penampung) tekanan untuk menghasilkan gayapendorong bagi darah ketika jantung dalam keadaan relaksasi.

    b. ArteriolArteriol adalah pembuluh resistensi utama di pohon vaskular karena jari-jarinya yang

    cukup kecil untuk menghasilkan resistensi yang lumayan besar terhadap aliran darah.

    fungsi arteriol :

    1. Mendistribusikan curah jantung di antara berbagai organ sistemik, bergantung padakebutuhan sesaat tubuh.

    2. Membantu mengatur tekanan darah arteri.c. Kapiler

    Kapiler adalah tempat pertukaran bahan antara darah dan sel jaringan,

    bercabang-cabang secara ekstensif untuk membawa darah agar dapat dijangkau oleh

    setiap sel. Di dinding kapiler tidak terdapat sistem transpor yang diperantarai oleh

    pembawa, kecuali kapiler di otak yang berperan dalam sawar darah-otak. Bahan-

    bahan dipertukarkan menembus dinding kapiler terutama dengan difusi. Fungsi

    kapiler adalah untuk pertukaran cairan, zat makanan, elektrolit, hormon, dan bahan-

    bahan lainnya antara darah dan cairan interstisial. Untuk dapat melakukan peran ini,dinding kapiler bersifat sangat tipis dan memiliki banyak pori-pori kapiler yang

    sangat kecil, yang permeable terhadap air dan zat bermolekul lainnya. Kapiler

    biasanya bercabang baik secara langsung dari sebuah arteriol atau dari saluran utama

    yang dikenal sebagai metarteriol, yang berjalan anrara arreriol dan venula. Demikian

    juga, kapiler-kapiler dapat kembali menyatu di venula atau metartenol. Metarteriol

    dikelilingi oleh sedikit sel otot polos spiral. Sel-sel ini juga membentuk sfingter

    prakapiler, yang masing-masing terdiri dari suatu cincin otot polos di sekitar pintu

    masuk kaprier ketika pembuluh ini muncul dari metarteriol. Sfingter ini bekerja

    sebagai keran untuk mengontrol aliran darah melalui kapiler tertentu yang dijaganya.

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    5/22

    5

    d. VenulaKumpulan kapiler yang menyatu kembali. Selanjutnya venula akan membentuk

    vena kecil yang keluar dari organ. Vena-vena kecil secara progresif menyatu atau

    berkonvergensi untuk membentuk vena besar yang akhirnya mengalirkan isinya ke

    jantung.

    e. VenaVena berfungsi sebagai saluran untuk mengangkut darah dari venula kembali ke

    jantung yang sama pentingnya juga, vena berperan sebagai penampung darah utama

    ekstra.

    f. Sistem LimfeBahkan pada keadaan normal, jumlah cairan yang keluar dari kapiler ke dalam

    cairan inrerstisium sedikit lebih banyak daripada cairan yang direabsorpsi dari cairan

    interstisium kembali ke dalam plasma. Akibat adanya perbedaan tekanan maka secara

    rerata lebih banyak cairan yang tersaring keluar daripada yang direabsorpsi.

    Kelebihan cairan yang tersaring keluar akibat ketidakseimbangan filtrasi-reabsorpsi

    ini diserap oleh sistem limfe. Fungsi sistem limfe:

    1. Mengembalikan kelebihan cairan yang terfiltrasi2. Pertahanan terhadap penyakit3. Transpor lemak yang diserap4. Pengembalian protein yang tersaring

    1.3 Fungsi SirkulasiFungsi kapiler adalah untuk pertukaran oksigen dan karbondioksida, nutrient,

    cairan, dan produk sampah antara darah dan cairan jaringan disekeliling sel.

    Kecepatan aliran darah melalui kapiler hanya sekitar 0,5 mm/detik, dan ini

    memberikan waktu cukup lama untuk terjadinya pertukaran. Dinding kapiler

    bertindak sebagai membrane yang cukup permeable. Air lewat dengan bebas melalui

    membrane, dan demikian juga molekul dengan berat molekul di bawah 5000. Molekul

    dengan berat molekul lebih besar dapat lewat dan telah diduga bahwa terdapat pori-

    pori di antara sel-sel pada dinding kapiler yang dilalui oleh molekul tersebut. Leukosit

    dapat menembus dinding diantara sel-sel.

    1.4 Mekanisme Cairan Tubuh dari Kapiler Sisi Arteri Tubuh ke Sel-Sel danKapiler Darah Sisi Venula

    Darah dari ventrikel kiri dipompakan ke seluruh tubuh melalui aorta, kemudian

    pembuluh darah Aorta bercabang-cabang menjadi arteri dan arteri bercabang lagi

    membentuk aeteriol/ arteri yang lebih kecil yang tersebar dan dapat mengakses ke

    seluruh sel tubuh kita. Selanjutnya darah dikembalikan ke jantung bagian kanan

    tepatnya ke serambi kanan)/ ventrikel dexter melalui vena cava, baik Vena cava

    superior (tubuh sebelah atas jantung ) maupun Vena cava inferior. Sirkulasi darah

    antara jantung dan seluruh tubuh berjalan satu arah. Darah dari ventrikel kanandialirkan ke paru-paru kemudian kembali ke jantung dan diedarkan ke seluruh tubuh

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    6/22

    6

    dari ventrikel kiri melalui aorta. Aorta akan bercabang-cabang menjadi arteri,

    arteriola /pembuluh kapiler. Selanjutnya dikembalikan ke jantung melalui venula-

    vena-vena cava (pembuluh balik).

    Hukum starling : kecepatan dan arah perpindahan air dan zat terlarut antara kapiler

    dan jaringan dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan osmotik masing masing

    kompartemen.

    Tekanan Hidrostatik Kapiler (Pc)Tekanan cairan/hidrostatik darah yang bekerja pada bagian dalam dinding

    kapiler. Tekanan ini mendorong cairan dari membran kapiler untuk masuk ke dalam

    cairan interstisium. Secara rata rata, tekanan hidrostatik di ujung arteriol kapiler

    jaringan adalah 37 mmHg dan semakin menurun menjadi 17 mmHg di ujung venula.

    Tekanan Koloid Osmotik Kapiler (

    c)Disebut juga tekanan onkotik, yaitu suatu gaya akibat dispersi koloid protein

    protein plasma. Tekanan ini mendorong gerakan cairan ke dalam kapiler. Plasma

    punya konsentrasi protein yang lebih besar dan konsentrasi air yang lebih kecil

    daripada di cairan interstisium. Perbedaan ini menimbulkan efek osmotik yang

    mendorong air dari daerah dengan konsentrasi air tinggi di cairan interstisium ke

    daerah dengan air yang berkonsentrasi rendah ) konsentrasi protein lebih tinggi ) dari

    plasma. Tekanan koloid osmotik plasma rata rata adalah 25 mmHg.

    Tekanan Hidrostatik Cairan Interstisium (Pi)Tekanan ini bekerja di bagian luar dinding kapiler oleh cairan interstisium.

    Tekanan ini mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Tekanan hidrostatik cairan

    interstisium dianggap 1 mmHg.

    Tekanan Osmotik Koloid Cairan Interstisium (i)Sebagian kecil protein plasma yang bocor ke luar dinding kapiler dan masuk ke

    ruang interstisium dalam keadaan normal akan dikembalikan ke dalam darah melalui

    sistem limfe. Tetapi apabila protein plasma bocor secara patologis, protein yang bocor

    menimbulkan efek osmotik yang akan mendorong perpindahan cairan keluar dari

    kapiler dan masuk ke cairan interstisium.

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    7/22

    7

    Tek. hid. Tek. osmo.

    Interstitial Interstitial

    Filtrasi sepanjang kapiler terjadi karena ada tenaga Starling : perbedaan tekanan

    hidrostatik intravaskuler dan interstisiil, dan perbedaan tekanan koloid-osmotik

    intravaskuler dan interstisiil. Maka aliran cairan :

    K (Pc + i)(Pi + c)

    K = koefisien filtrasi kaplier

    Pc = tekanan hidrostatik kapiler = 37 mm Hg

    Pi = tekanan hidrostatik interstitial = 17 mm Hg

    c = tekanan koloidosmotik kapiler = 25 mm Hg

    i = tekanan koloidosmotik interstisiil = diabaikan

    Jadi yang difiltrasi per hari sebanyak 24 liter/hari, 85% diserap kembali dan 15%masuk saluran limfe.

    Pada jaringan yang tidak aktif, kapiler kolaps dan aliran darah mengambil jalanpintas dari arteriol langsung ke venula.

    LI 2. Memahami dan Menjelaskan Kelebihan Cairan Tubuh

    2.1 DefinisiKelebihan cairan tubuh, disebut dengan istilah Overhidrasi. Hal ini terjadi

    karena berlebihannya cairan total tubuh kita atau secara relatif, berlebihnya cairan

    tubuh pada satu atau beberapa kompartemen cairannya. Overhidrasi terjadi jika

    asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan. Kelebihan cairan dalam tubuh

    menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran darah menjadi sangat kecil. Minum

    air dalam jumlah yang sangat banyak biasanya tidak menyebabkan overhidrasi jika

    kelenjar hipofisa, ginjal dan jantung berfungsi secara normal. Overhidrasi lebih sering

    terjadi pada orang-orang yang ginjalnya tidak membuang cairan secara normal,misalnya pada penderita penyakit jantung, ginjal atau hati. Orang-orang tersebut harus

    membatasi jumlah air yang mereka minum dan jumlah garam yang mereka makan.

    2.2 Faktor yang MempengaruhiFaktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh

    antara lain :

    1. UmurKebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan

    berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant dananak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding usia

    Tek. hid.

    Tek.osmo

    Ka iler ka iler

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    8/22

    8

    dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dikarenakan

    gangguan fungsi ginjal atau jantung.

    2. IklimOrang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban

    udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melaluikeringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas dapat

    kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

    3. StressStress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan

    glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air sehingga

    bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah

    4. DietDiet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake

    nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akanserum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya sangat

    diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan menyebabkan

    edema.

    5. Kondisi SakitKondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan

    elektrolit tubuh Misalnya :

    1. Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.2. Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator

    keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.

    3. Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguanpemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk

    memenuhinya secara mandiri.

    Tabel 1. Kompartemen Cairan Tubuh

    (Sumber: Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa FKUI)

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    9/22

    9

    Cairan Intraseluler(CIS)

    Semua cairan didalam sel secara keseluruhan disebut cairan intraseluler sekitar

    28 dari 42 L cairan tubuh ada didalam 75 triliun sel dan disebut CIS, jadi CIS

    merupakan 40 % dari berat badan total pada orang rata-rata.

    Cairan Ekstrasel(CES)

    Semua cairan dikuar sel secara keseluruhan disebut CES. Cairan ini

    merupakan 20 % dari berat badan atau sekitar 14 L pada orang dewasa normal

    dengan berat badan 70 kg. 2 kompartemen terbesar dari cairan ekstrasel adalah

    cairan intersisial yang berjumlah lebih dari 3/4 bagian cairan ekstrasel dan plasma

    yang berjumlah hampir 1/4 atau 3 L.

    HUKUM STARLING :

    Akumulasi cairan =K [(PcPIF) - ( PL - IF)] - Q lymph

    K tahanan hidraulik (berbanding lurus dengan luas

    permukaan membran, berbanding terbalik dengan

    ketebalan membran)

    Pc tekanan intra kapiler rata-rata

    IF tekanan onkotik cairan interstitial

    koefisien makromolekul

    PIF tekanan cairan interstitial rata-rata

    PL tekanan onkotik plasma

    Q lymph aliran limfatik

    Tekanan kapiler Starling (mm Hg)

    HPc = Tekanan hidrostatik kapiler = 3517 mmHg

    OPc = Tekanan onkotik kapiler = 25 mmHg

    HPi = Tekanan hidrostatik ruang interstitial = 0 mmHg

    OPi = Tekanan onkotik ruang interstitial = 1 mmHg

    HPc dan OPi : berfungsi untuk memindahkan cairan dari vaskuler ke

    ekstravaskuler

    HPi dan OPc : berfungsi untuk memindahkan cairan dari ekstra vaskuler ke

    vaskuler

    Edema terjadi bila : HPc + OPi > HPi + OPc

    2.3 Penyebab dan PencegahanA. Penyebab

    Overhidrasi terjadi jika asupan cairan lebih besar daripada pengeluaran cairan.

    Kelebihan cairan dalam tubuh menyebabkan konsentrasi natrium dalam aliran darah

    menjadi sangat kecil. Minum air dalam jumlah yang sangat banyak biasanya tidak

    menyebabkan overhidrasi jika kelenjar hipofisa, ginjal dan jantung berfungsi secara

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    10/22

    10

    normal. Overhidrasi lebih sering terjadi pada orang-orang yang ginjalnya tidak

    membuang cairan secara normal, misalnya pada penderita penyakit jantung, ginjal

    atau hati. Orang-orang tersebut harus membatasi jumlah air yang mereka minum dan

    jumlah garam yang mereka makan.

    B. PencegahanMinum sebanyak kurang dari 1 liter cairan/hari biasanya akan memperbaiki

    overhidrasi dalam beberapa hari. Pembatasan asupan cairan ini harus dibawah

    pengawasan dan atas saran dari dokter.

    2.4 Tekanan Koloid Osmotik dan Tekanan HidrostatikTekanan osmotik koloid (tekanan onkotik) adalah tekanan osmotik yang

    dihasilkan oleh molekul koloid yang tidak dapat berdifusi, misalnya protein, yang

    bersifat menarik air ke dalam kapiler dan melawan tekanan filtrasi. Perpindahan

    cairan dari ruang intravaskular ke interstisium atau sebaliknya sangat dipengaruhi

    oleh kadar albumin dalam plasma. Pada keadaan normal, albumin tidak dapat keluardari pembuluh darah. Albumin adalah protein utama di dalam plasma (80% protein

    plasma), memberikan 85% tekanan onkotik plasma. Protein plasma menghasilkan

    tekanan onkotik sekitar 25 mmHg. Efek osmotik packed red blood cells adalah nol

    karena sel darah berada dalam suspensi bukan di dalam solution, sehingga tidak

    bereaksi dengan air. Tekanan hidrostatik adalah tekanan di dalam pembuluh darah

    yang sangat ditentukan oleh tekanan darah. Tekanan ini semakin menurun ke arah

    perifer.

    Hubungan antara tekanan osmotik dan tekanan hidrostatik dalam kapiler adalah

    pergerakan cairan antara kapiler dan jaringan tubuh terutama ditentukan oleh tekanan

    hidrostatik dan osmotik koloid (tekanan onkotik) yang terutama berasal dari protein

    darah. Tekanan onkotik relatif stabil, berkisar 25 mmHg. Filtrasi cairan di awalkapiler disebabkan oleh tekanan hidrostatik yang melebihi tekanan onkotik. Pada

    kapiler bagian proksimal (dekat arteriol) tekanan hidrostatik 40 mmHg. Air didorong

    dari plasma ke dalam cairan interstisium dengan tekanan 15 mmHg, sehingga terjadi

    filtrasi cairan secara terus-menerus dari kapiler ke interstisium. Pada bagian distal

    kapiler tekanan hidrostatik turun menjadi 10 mmHg. Sebagian besar air dari cairan

    interstisium ditarik kembali ke dalam plasma dengan tekanan 15 mmHg. Sebagian

    besar cairan yang difiltrasi di kapiler bagian proksimal kembali ke darah di kapiler

    bagian distal karena tarikan tekanan onkotik. Cairan yang tertinggal, disalurkan

    melalui saluran limfe. Sisa air yang ditampung melalui sistem limfatik dibawa

    kembali ke sistem vena.

    2.5 Gangguan Keseimbangan CairanA. Cairan ekstrasel terdiri dari:

    Cairan interstisium atau cairan antar-sel,yang berada diantara sel-sel. Cairan intra-vaskular, yang berada dalam pembuluh darah yang merupakan

    bagian air dari plasma darah.

    Cairan trans-seluler, yang berada dalam rongga-rongga khusus, misalnyacairan otak (likuor serebrospinal), bola mata, sendi. Jumlah cairan transeluler

    relatif sedikit.

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    11/22

    11

    Cairan ekstrasel berperan sebagai :

    Pengatur keperluan semua sel (nutrien, oksigen, berbagai ion, trace minerals,dan regulator hormon/molekul).

    Pengangkut CO2, sisa metabolisme, bahan toksik atau bahan yang telahmengalami detoksifikasi dari sekitar lingkungan sel.

    B. Cairan IntraselulerCairan intrasel adalah cairan yang terdapat dalam sel tubuh. Cairan intrasel

    berperan pada proses perbaikan sel. Selain itu, cairan intra sel juga berperan dalam

    proses replikasi dan berfungsi khusus antaralain sebagai cadangan air untuk

    mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel. Dalam cairan intrasel,

    kation utama adalah kalium, sedangkan anion utama adalah fosfat dan protein.

    FAKTOR AKIBAT KONDISI KLINIS

    Tekanan

    hidrostatik

    plasma kapiler

    meningkat

    Darah yang terhambat

    kembali ke vena dapat

    menyebabkan peningkatan

    tekanan kapiler. Akibatnya

    cairan akan banyak masuk

    kedalam

    jaringan edema

    Gagal jantung

    Gagal ginjal

    Obstruksi vena

    Kehamilan

    Tekanan osmotik

    koloid plasmamenurun

    Konsentrasi plasma protein

    berkurang tekanan osmotikkoloid plasma menurun air

    berpindah dari plasma masuk

    ke dalam jaringan edema

    Malnutrisi

    Diare kronikLuka bakar

    Sindroma nefrotik

    Sirosis

    Permeabilitas

    kapiler meningkat

    Peningkatan permeabilitas

    kapiler menyebabkan

    terjadinya kebocoran

    membran kapiler sehingga

    protein dapat berpindah dari

    kapiler masuk ke ruang

    interstitial

    Infeksi bakteri

    Reaksi alergi

    Luka bakar

    Penyakit ginjal akut :

    nefriris

    Retensi Natrium

    meningkat

    Ginjal mengatur ion natrium

    di cairan ekstrasel oleh.

    Fungsi ginjal dipengaruhi oleh

    aliran darah yang masuk. Bila

    aliran darah tidak adekuat

    akan terjadi retensi natrium

    dan air edema

    Gagal jantung

    Gagal ginjal

    Sirosis hati

    Trauma (fraktur,

    operasi, luka bakar)

    Peningkatan produksi

    hormon kortikoadrenal

    : (aldosteron, kortison,

    hidrokortison)

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    12/22

    12

    Drainase limfatik

    menurun

    Drainase limfatik berfungsi

    untuk mencegah kembalinya

    protein ke sirkulasi. Bila

    terjadi gangguan limfatik

    maka protein akan masuk ke

    sirkulasi, akibatnya tekanankoloid osmotik plasma akan

    menurun edema

    Obstruksi limfatik

    (kanker sistem limfatik)

    Tabel 2. Gangguan Keseimbangan Cairan (Edema)

    LI 3. Memahami dan Menjelaskan Edema dan Asites

    3.1. Menjelaskan Edema

    3.1.1. Definisi Edema

    Edema adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler

    (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam sela-

    sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan).

    Edema dapat bersifat setempat (lokal) dan umum.

    3.1.2. Klasifikasi Edema

    Berdasarkan letakannya :

    EdemaLokalisataEdema ini dipengaruhi oleh peningkatan permeabilitas kapiler yang diperantarai

    oleh sitokin,peningkatan tekanan hidrostatik yang diatur oleh aldosterone,

    peningkatan tekanan osmotic karena penurunan kadar albumin. Terjadi obstruksi

    limfe , contoh asites.

    Edema Generalisata(umum)o Pembengkakan terjadi pada seluruh tubuh atau sebagian besar tubuh

    penderita

    o Pada ekstremitas bawah, terutama setelah berdiri lama dan disertai denganedema pada paru : disebabkan oleh kelainan jantung

    o Pada mata, terutama setelah bangun tidur : disebabkan oleh kelainan ginjaldan gangguan ekskresi natrium

    o Asites, edema pada ekstremitas dan skrotum: sering disebabkan oleh sirosishati dan gagal jantung

    Gagal jantung

    o Berkurangnya curah jantung (cardiac output) dan volume darah arteri efektif penurunan perfusi renal vasokontriksi renal hiperaldosteronisme

    sekunder retensi air dan natrium di ginjal edema

    Sirosis hati

    o Pintas arteri-vena perfusi ginjal yang efektif berkurang retensi natrium o Hipertensi portal peningkatan tahananpembuluh darah intra hepatik

    asites

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    13/22

    13

    o Peningkatan tekanan intra abdomen dan penurunan kadar serum albumin edema pada ekstremitas bawah

    Sindroma nefrotik

    o Keluarnya protein melalui ginjal penurunan tekanan onkotik plasma cairan masuk ke rongga interstitial

    o Penurunan volume darah efektif retensi natrium di ginjalGagal ginjal akut dan kronik :

    o Penurunan filtrasi flomeruluso Edema terjadi bila asupan Na melebihi kemampuan ginjal untuk

    mengeluarkan Na

    Hipoalbuminemia

    o Kadar albumin < 2,5 g/dLo Tekanan onkotik menurun edemao Terdapat pada keadaan: defisiensi nutrisi (terutama protein), nefrosis

    (sindroma nefrotik), penyakit hati kronik

    Penyebab lain (tapi kasusnya relatif jarang) :

    o Edema idiopatik: edema yang disertai dengan peningkatan berat badan secaracepat dan berulang, biasanya terjadi pada wanita usia reproduktif

    o Hipotiroid : merupakan mix-edema, biasanya terdapat di pre-tibialo Obat-obatan: steroid, estrogen, vasodilatoro Kehamilano Makan kembali setelah puasa

    Jenis edema berdasarkan penekanan pada kulit :

    Edema pitting adalah mengacu pada perpindahan (menyingkirnya) airinterstisial oleh tekanan dari pada kulit yang meninggalkan cekungan. Setelah

    tekanan dilepas memerlukan beberapa menit bagi cekungan ini untuk kembali

    pada keadaan semula. Edema pitting sering terlihat pada sisi dependen,seperti

    sokrum pada individu yang tirah baring,begitu juga dengan tekanan hidrostatik

    grafitasi meningkatkan akumulasi cairan di tungkai dan kaki pada individu yang

    berdiri.

    Edema Non pitting adalah terlihat pada area lipatan kulit yang longgar,sepertiperiorbital pada wajah. Edema non pitting apabila ditekan, bagian yg ditekan itu

    akan segera kembali ke bentuk semula.

    Jenis edema berdasarkan tempatnya :

    Hydrothorax (plural effution) : edema berada di rongga dada Hydropericardium : edema pada pericardium Hydroperitoneum(asites) : edema pada rongga perut Anasarka : edema umum di seluruh jaringan subkutan

    Selain itu, edema juga dapat dibedakan menjadi :

    EdemaIntaselulerEdema yang biasa terjadi akibat depresi sistem metabolik jaringan dan tidak

    adanya nutrisi sel yang adekuat.

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    14/22

    14

    EdemaEkstraselulerEdema yang biasanya disebabkan oleh kebocoran abnormal cairan dari plasma

    ke ruang interstitial dengan melintasi kapiler dan kegagalan limfatik untuk

    mengembalikan cairan dari interestitium ke dalam darah.

    3.1.3. Penyebab Terjadinya Edema

    Penyebab edema dapat dikelompokan menjadi 4 kategori umum:

    1.Penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan penurunan tekanan osmotikplasma

    Penurunan ini menyebabkan filtrasi cairan yang keluar dari pembuluh lebih

    tinggi, sementara jumlah cairan yang direabsorpsi kurang dari normal dengan

    demikian terdapat cairan tambahan yang tertinggal diruang ruang interstisium.

    Edema yang disebabkan oleh penurunan konsentrasi protein plasma dapat terjadi

    melalui beberapa cara: pengeluaran berlebihan protein plasma di urin akibat penyakit

    ginjal, penurunan sintesis protein plasma akibat penyakit hati (hati mensintesis hampirsemua protein plasma) makanan yang kurang mengandung protein atau pengeluaran

    protein akibat luka bakar yang luas.

    2.Peningkatan permeabilitas dinding kapiler menyebabkan protein plasma yangkeluar dari kapiler ke cairan interstisium disekitarnya lebih banyak

    Sebagai contoh, melalui pelebaran poripori kapiler yang dicetuskan oleh

    histamin pada cedera jaringan atau reaksi alergi . Terjadi penurunan tekanan osmotik

    koloid plasma yang menurunkan kearah dalam sementara peningkatan tekanan

    osmotik koloid cairan interstisium yang diseabkan oleh kelebihan protein dicairan

    interstisium meningkatkan tekanan kearah luar. ketidakseimbangan ini ikut berperan

    menimbulkan edema lokal yang berkaitan dengan cedera (misalnya, lepuh) dan

    respon alergi (misalnya, biduran)

    3.Peningkatan tekanan venaMisalnya darah terbendung di vena , akan disertai peningkatan tekanan darah

    kapiler, kerena kapiler mengalirkan isinya kedalam vena. peningkatan tekanan kearah

    dinding kapiler ini terutama berperan pada edema yang terjadipada gagal jantung

    kongestif. Edema regional juga dapat terjadi karena restriksi lokal aliran balik vena.

    Salah satu contoh adalah adalah pembengkakan di tungkai dan kaki yang sering

    terjadi pada masa kehamilan. Uterus yang membesar menekan vena vena besar yang

    mengalirkan darah dari ekstremitas bawah pada saat vena-vena tersebut masuk kerongga abdomen. Pembendungan darah di vena ini menyebabkan kaki yang

    mendorong terjadinya edema regional di ekstremitas bawah.

    4.Penyumbatan pembuluh limfe menimbulkan edemaKarena kelebihan cairan yang difiltrasi keluar tertahan di cairan interstisium dan

    tidak dapat dikembalikan ke darah melalui sistem limfe. Akumulasi protein di cairan

    interstisium memperberat masalah melalui efek osmotiknya. Penyumbatan limfe lokal

    dapat terjadi, misalnya di lengan wanita yang saluran-saluran drainase limfenya dari

    lengan yang tersumbat akibat pengangkatan kelenjar limfe selama pembedahan untuk

    kanker payudara. Penyumbatan limfe yang lebih meluas terjadi pada filariasis, suatu

    penyakit parasitic yang ditularkan melalui cacing yang terutama dijumpai di daerah-daerah tropis. Pada penyakit ini, cacing-cacing filaria kecil mirip benang menginfeksi

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    15/22

    15

    pembuluh limfe sehingga terjadi gangguan aliran limfe. Bagian tubuh yang

    terkena,terutama skrotum dan ekstremitas, mengalami edema hebat.Kelainan ini

    sering disebut sebagai elephantiasis,karena ekstremitas yang membengkak seperti

    kaki gajah.

    Apapun penyebab edema, konsenkuensi pentingnya adalah penurunan

    pertukaranbahan-bahan antara darah dan sel. Sering dengan akumulasi cairaninterstisium, jarak antara sel dan darah yang harus ditempuh oleh nutrient, O2, dan

    zat-zat sisa melebar sehingga kecepatan difusi berkurang. Dengan demikian, sel-sel di

    dalam jaringan yang edematosa mungkin kurang mendapat pasokan darah.

    3.1.4. Gejala Edema

    a. Distensi vena jugularis, peningkatan tekanan vena sentralb. Peningkatan tekanan darah, denyut nadi penuh, kuatc. Melambatnya waktu pengosongan vena-vena tangand. Edema perifer dan periorbitae. Asites, Efusi pleura, Edema paru akut (dispnea, takipnea, ronki basah di seluruh

    lapangan paru)

    f. Penambahan berat badan secara cepat: penambahan 2% = kelebihan ringan,penambahan 5% = kelebihan sedang, penambahan 8% = kelebihan berat

    g. Hasil laboratorium: penurunan hematokrit, protein serum rendah, natrium serumnormal, natrium urine rendah (< 10 mEq/24 jam)

    3.1.5. Diagnosis Edema

    a. Bentuk paru-paru seperti kodok, abdomen cembung dan sedikit tegangb. Variesis di dekat ususc. Variesis di dekat tungkai bawahd. Edema timbul karena hipoalbumineae. Perubahan sirkulasi distensi abdomenf. Timpani pada puncak asites

    g.Fluid Waveh. Shifting Dullnessi. Pudle Sing

    j. Foto thoraxk. Ultrasonografil. T Scan3.1.6. Komplikasi Edema

    Edema ParuTerjadi ketika alveoli dipenuhi dengan kelebihan cairan yang merembes keluar

    dari pembuluhpembuluh darah dalam paru sebagai gantinya udara. Hal ini dapat

    menyebabkan pertukaran gas (oksigen dan karbondioksida) berakibat kesulitan

    bernapas dan pengoksigenan darah yang buruk.

    Edema SerebriDisebabkan karena penurunan tekanan sistemik yang akan menimbulkan

    penurunan cerebral perfusion pressure, selanjutnya akan menurunkan cerebral blood

    flow sehingga menimbulkan hipoksia jaringan otak. Jika hal ini berlanjut akan terjadikerusakan otak kemudian kerusakan blood brain barrier sehingga edema serebri

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    16/22

    16

    3.1.7. Penanganan

    Pengobatan pada penyakit yang mendasar. Menyembuhkan penyakit yangmendasari seperti asites peritonitis tuberkulosis.

    Tirah Baring. Tirah Baring dapat memperbaiki efektifitas diuretika pada pasientransudasi yang berhubungan dengan hipertensi porta yang bisa menyebabkanaldosteron menurun. Dianjurkan Tirah Baring ini sedikit kakinya diangkat, selama

    beberapa jam setelah minum diuretika.

    Diet. Diet rendah natrium antara 40-60 mEq/hari atau setara dengan < 500 mg/harinamun jika diet garam terlalu rendah akan mengganggu fungsi ginjal.

    Terapi presentesis. Dengan mengetahui dasar patofisiologi dari protein (gradiennilai albumin serum) untuk mengetahui penyebabnya dengan transudat atau

    eksudat dan menghitung sel untuk mengetahui akibat dari inflamasi.

    Stoking suportif dan elevasi kaki Restriksi cairan < 1500 ml/hari

    Diuretika. Pada gagal jantung :Hindari overdiuresis karena dapat menurunkan curah jantung dan

    menyebabkan azotemia prerenal

    Hindari diuretik yang bersifat hipokalemia karena dapat menyebabkanintoksikasi digitalis

    b. Pada sirosis hati :Spironolakton dapat menyebabkan asidosis dan hiperkalemiaDapat pula ditambahkan diuretik golongan tiazidDeplesi volume yang berlebihan dapat menyebabkan gagal ginjal,

    hiponatremia dan alkalosis

    c. Pada sindroma nefrotik : Pemberian albumin dibatasi hanya pada kasus yang berat

    d. Hindari faktor yang memperburuk penyakit dasar: diuresis yang berlebihanmenyebabkan pengurangan volume plasma, hipotensi, perfusi yang inadekuat,

    sehingga diuretic harus diberikan dengan hati-hati.

    Jenis jenis obat diuretik

    1. Loop diuretik : dapat diberikan per oral atau intra vena Furosemid : 40-120 mg (1-2 kali sehari) Masa kerja pendek, poten Efektif pada laju filtrasi glomerulus (LFG) yang rendah

    Bumetanide : 0,52 mg (1-2 kali sehari) Digunakan bila alergi terhadap furosemide

    Asam etakrinat 50-200 mg (1 kali sehari) Masa kerja panjang

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    17/22

    17

    2. Bekerja di tubulus distal, tidak hemat kalium (menyebabkan hipokalemia) Hidroklorotiazide (HCT) 25-200 mg (1 kali sehari) Bekerja bila LFG > 25 ml/menit

    Clortalidone 100 mg (1 hari atau 2 hari sekali) Masa kerja panjang sampai 72 jam Bekerja bila LFG > 25 ml/menit

    Metolazone Masa kerja panjang Efektif pada LFG yang rendah

    3. Bekerja di tubulus distal, tapi hemat kalium Spironolakton 25-100 mg (4 kali sehari) Dapat menyebabkan hiperkalemia, asidosis Blok aldosteron ginekomastia, impotensi, amenorea Onset 2-3 hari Jangan bersamaan dengan ACE-inhibitor dan K Sebaiknya tidak digunakan pada pasien GG

    Amiloride 5-10 mg (1-2 kali sehari) Kurang poten dibanding spironolakton Dapat menyebabkan hiperkalemia

    Triamterene 100 mg (2 kali sehari) Kurang poten dibanding spironolakton ES : hiperkalemia dan pembentukan batu ginjal

    4. Bekerja di tubulus proksimalis Asetazolamide (Diamoks) Teofilin Diperantarai oleh cyclic adenosine monophosphate

    3.1. Menjelaskan Asites

    3.2.1. Definisi Asites

    Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum. Asites

    dapat disebabkan oleh banyak penyakit. Pada dasarnya penimbunan cairan di rongga

    peritoneum dapat terjadi melalui 2 mekanisme dasar yakni transudasi dan eksudasi.

    Asites yang ada hubungannya dengan sirosis hati dan hipertensi porta adalah salah

    satu contoh penimbunan cairan di rongga peritoneum yang terjadi melalui mekanisme

    transudasi. Cairan asites secara umum digolongkan memiliki gradien albumin serum

    asites (serum-ascites albumin gradient /SAAG) yang tinggi atau rendah.

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    18/22

    18

    3.2.2. Klasifikasi Asites

    Asites berdasarkan penimbunan cairan di rongga peritoneum, didasarkan pada

    jumlah dari protein yang ditemukan dalam cairan.

    Transudasi, Asites yang ada hubungannya dengan sirosis hati dan hipertensiporta adalah adalah yang terjadi melalui mekanisme transudasi.

    EksudasiDerajat Asites dapat ditentukan secara semikuantitatif .

    Derajat 1+ terdeteksi hanya pada pemeriksaan yang secara seksama. Derajat 2+ dapat mudah terlihat tetapi dengan volume relatif sedikit. Derajat 3+ asites jelas tetapi belum masif. Derajat 4+ asites massif

    Klasifikasi Asites dihubungkan dengan Gardien Albumin Serum-Asites

    No Gradien Tinggi Gradien Rendah

    1 Sirosis hati Karsinomatosis

    2 Gagal hati akut Peritonium3 Metastatis hati masif Peritonitis Tuberkulosa

    4 Gagal jantung kongesif Asites surgikal

    5 Sindrom Budd-Chiari Asites biliaris

    6 Penyakit veno-oklusif Penyakit jaringan ikat

    7 Miksedema Sindrom nefrotik

    8. Asites pankreatik

    3.2.3. Penyebab Terjadinya Asites

    Penumpukan cairan asites menggambarkan kadar natrium total dalam tubuh dan

    pengeluaran air. Tetapi awal terjadinya ketidakeseimbangan belum jelas. Terdapat 3teori mengenai terbentuknya asites

    1. Teori PengisianMengatakan bahwa penyebab utama ketidaknormalan jumlah cairan antara

    jaringan vaskuler adalah HT portal dan penurunan sirkulasi aliran darah. Hal ini

    mengaktifkan renin plasma, aldosteron, dan saraf simpatis sehingga menyebabkan

    retensi natrium dan air.

    2. Teori OverflowMengatakan bahwa penyebab utama ketidaknormalan adalah retensi natrium

    dan air di ginjal akibat kurangnya volume darah. Teori ini terbentuk berdasarkan

    observasi pada pasien sirosis yang terdapat hipervolemia intervaskuler.

    3. Teori Vasodilatasi Arteri PeriferTeori ini mengatakan bahwa hipertensi portal mengakibatkan vasodilatasi yang

    akan menyebabkan penurunan voleme darah arteri. Berdasarkan perjalanan penyakit

    akan terjadi peningkatan neurohumoral yang akan mengakibatkan retensi natrium dan

    cairan plasma keluar. Hal ini mengakibatkan peningkatan cairan pada cavum

    peritoneal. Berdasarkan teori vasodilatasi, teori underfillingberlaku pada sirosis tahap

    lanjut.

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    19/22

    19

    Penyebab Asites :

    a. Kelainan di hati Sirosis, terutama yang disebabkan oleh alkoholisme Hepatitis alkoholik tanpa sirosis Hepatitis menahun Penyumbatan vena hepatic

    b. Kelainan diluar hati Gagal jantung Gagal ginjal, terutama sindroma nefrotik Perikarditis konstriktiva Karsinomatosis, dimana kanker menyebar ke rongga perut Berkurangnya aktivitas tiroid Peradangan pankreas

    3.2.4. Gejala AsitesGejala asites adalah:

    a. Kehilangan nafsu makanb. Merasa mudah kenyangc. Kelelahand. Muale. Perut kembungf.Nyeri ulu hatig. Penurunan berat badan yang tidak diinginkanh. Pembengkakan kakii. Sesak nafas

    3.2.5. Diagnosis Asitesa. Bentuk perut seperti perut kodok; abdomen cembung dan sedikit tegang

    karena banyaknya udara di dalam intestine yang telah mengalami dilatasi, dan

    umbilicus menonjol keluar

    b. Tekanan cairan peritoneum pada vena kafa inferior sehingga terbentukkolateral dari umbilicus ke sekelilingnya secara radier (caput medusae)

    c. Striae abdominalis yang berwarna putih karena adanya regangan pada dindingperut

    d. Efusi pleura kanan (6%) karena adanya defek pada diafragma sehingga cairanasites dapat melalui kavum pleura

    e. Edema tibial, karena hipoalbuminemiaf. Perubahan sirkulasi; terjadi peningkatan tekanan intra abdominal, tekananintra pleural, vena kafa inferior dan vena hepatika

    3.2.6. Komplikasi Asites

    Beberapa komplikasi-komplikasi dari ascites dapat dihubungkan pada

    ukurannya. Akumulasi dari cairan mungkin menyebabkan kesulitan-kesulitan

    bernapas oleh penekanan diaphragm dan pembentukan dari pleural effusion.

    Infeksi adalah komplikasi lain yang serius dari ascites. Pada pasien-pasien

    dengan ascites yang berhubungan dengan portal hypertension, bakteri-bakteri dari

    usus mungkin secara spontan menyerang cairan peritoneal (ascites) dan menyebabkan

    infeksi. Ini disebut spontaneous bacterial peritonitisatau SBP. Antibodi-antibodi

    adalah jarang pada ascites dan, oleh karenanya, respon imun pada cairan ascitic

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    20/22

    20

    adalah sangat terbatas. Diagnosis dari SBP dibuat dengan melakukan paracentesis dan

    menganalisa cairan untuk jumlah sel-sel darah putih atau bukti dari pertumbuhan

    bakteri.

    Hepatorenal syndrome adalah komplikasi yang jarang, namun serius dan

    berpotensi mematikan (angka-angka kelangsungan hidup rata-rata mencakup dari 2

    minggu sampai kira-kira 3 bulan) dari yang berhubungan dengan cirrhosis hati yangmenjurus pada gagal ginjal yang progresif. Mekanisme yang tepat dari sindrom ini

    tidak diketahui dengan baik, namun ia mungkin berakibat dari perubahan-perubahan

    dalam cairan-cairan, aliran darah ke ginjal-ginjal yang terganggu, penggunaan yang

    berlebihan dari diuretics, dan pemasukan-pemasukan dari zat-zat kontras atau obat-

    obat yang mungkin berbahaya pada ginjal-ginjal.

    3.2.7. PenangananCara Penanganan:

    1. Diuretik untuk membantu menghilangkan cairan; biasanya, spironolactone(aldactone) yang diberikan 1-3 mg/kg/24 jam digunakan pada awalnya, dankemudian furosemide (Lasix) yang diberikan 1-2mg/kg/24 jam akan

    ditambahkan.

    2. Antibiotik, jika infeksi berkembang3. Diet, diet randah garam ringan sampai sedang dapat membantu diuresis,

    garam dalam makanan (tidak lebih dari 1.500 mg / hari natrium)

    4. Hindari minum alkohol5. Paracentesis: pengambilan cairan untuk mengurangi asites.6. Transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS), yang membantu

    mengubah darah ke seluruh hati

    7. Tirah Baring, dapat memperbaiki efektifitas diuretika, pada pasien transudateyang berhubungan dengan hipertensi porta.

    Obat

    Kombinasi spironolakton dan furosemid sangat efektif untuk mengatasi asites

    dalam waktu singkat. Dosis awal untuk spironolakton adalah 1-3 mg/kg/24 jam dibagi

    2-4 dosis dan furosemid sebesar 1-2 mg/kgBB/dosis 4 kali/hari, dapat ditingkatkan

    sampai 6 mg/kgBB/dosis.Pada asites yang tidak memberi respon dengan pengobatan

    diatas dapat dilakukan cara berikut :

    1. Parasentesis2.Peritoneovenous shunt LeVeen atau Denver3. Ultrafiltrasi ekstrakorporal dari cairan asites dengan reinfus

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    21/22

    21

    Perbandingan Spironolactone dengan Furosemide pada sirosis hati:

    OBAT DOSIS KEUNTUNGAN EFEK SAMPING

    Spironolactone 100-600 mg Antagonis aldosteron

    Slow diuresis

    Hiperkalemia, ginekomastia, mengantuk,

    letargi, ruam, sakit kepala, ataksia,impotensi, jarang agranulositosis.

    Furosemide 40-160 mg Diuresis cepat. Rasa tidak enak pada abdominal,

    hipotensi ortostatik, gangguan GI,

    penglihatan kabur, pusing dehidrasi.

    Hipokalemia dan hiponatremia.

    Tabel 3. Perbandingan Spironolacton dan Furosemide

    Paracentesis

    Pengambilan cairan untuk mengurangi asites masif yang aman untuk anak

    adalah sebesar 50 cc/kg berat badan. Disarankan pemberian 10 g albumin intravena

    untuk tiap 1 liter cairan yang diaspirasi untuk mencegah penurunan volume plasma

    dan gangguan keseimbangan elektrolit.

    Monitoring

    Rawat inap diperlukan untuk memantau peningkatan berat badan serta

    pemasukan dan pengeluaran cairan. Pemantauan keseimbangan natrium dapatdiperkirakan dengan monitoring pemasukan (diet, kadar natrium dalam obat dan

    cairan infus) dan produksi urin. Keseimbangan Na negatif adalah prediktor dari

    penurunan berat badan. Keberhasilan manajemen pasien dengan asites tanpa edema

    perifer adalah keseimbangan Na negatif dengan penurunan berat badan sebesar 0,5 kg

    per hari.

    Diet

    Restriksi asupan natrium (garam) 500 mg/hari (22 mmol/hari) mudah

    diterapkan pada pasien-pasien yang dirawat akan tetapi sulit dilakukan pada pasien

    rawat jalan. Untuk itu pembatasan dapat ditolerir sampai batas 2000 mg/hari (88

    mmol/hari). Retriksi cairan tidak diperlukan kecuali pada kasus asites dengan serumsodium level turun di bawah 120 mmol/L.

  • 5/28/2018 Wrap Up Edema b9

    22/22

    22

    Daftar Pustaka

    GANGGUAN KESEIMBANGAN AIR-ELEKTROLIT DAN ASAM-BASA

    Penerbit: balai penerbit FKUI, jakarta ; edisi kedua tahun 2008 ; penulis dr. HendraUtama, Sp.FK

    Ganong, WF, (2007), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 21,ab. M. Djauhari

    Widjajakusumah, Jakarta, EGC.

    Glickmann RM. Isselbacher KJ. Abdominal Swelling and Ascites. In : Fauci, et al, ed.

    Harrisons Principles of Internal Medicine 14thed. New York: Mc Graw Hill, 1998;

    255-257

    Guyton,Arthur c,dkk.1997.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta : EGC.

    http://books.google.co.id ( Sabiston. 1995. Buku Ajar Bedah. Jakarta : EGC)

    http://books.google.co.id ( Sloane, Ethel. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.

    Jakarta: EGC)

    KAPITA SELEKTA PATOLOGI KLINIK DN. Baron ; alih bahas, Petrus Andrianto,

    Johannes Gunawan. Edisi4 jakarta : EGC, 1995

    Murray R.K. et al (2000),Biokimia Harper edisi 25,ab. A.Hartono, Jakarta, EGC.

    Price, Sylvia Anderson (2005), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit

    edisi6,ab. Huriawati Hartanto, Jakarta, EGC.

    Sherwood, Lauralee (2001), Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem edisi 2, Jakarta,

    EGC.

    Singer GG, Brenner BM. Fluid and Electrolyte Disturbances. In : Fauci, et al, ed.

    Harrisons Principles of Internal Medicine 14thed. New York: Mc Graw Hill, 1998;

    265-276

    http://books.google.co.id/http://books.google.co.id/http://books.google.co.id/http://books.google.co.id/