tutorial modul 5 blok 7

70
Tutorial Modul 5 Blok 7 “Aging” Tutor guide : drg. Lindawati

Upload: astuti-nadapdap

Post on 27-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tutorial Modul 5 Blok 7

Tutorial Modul 5 Blok 7 “Aging”Tutor guide : drg. Lindawati

Page 2: Tutorial Modul 5 Blok 7

• Ketua : Astuti Nadapdap (1212030)

• Sekretaris : Fendy Cahyadi (1212041)

• Anggota : Anggun Tri Sari (1212001)

Ellen Limawan (1212024)

Chintya Florencia (1212012)

Chintya Noor (1212029)

Jesica Noviana (1212006)

I Gede Erlangga (1212005)

Marline Wiraatmaja (1212023)

Yosefa Velinsiana Jois (1212011)

Page 3: Tutorial Modul 5 Blok 7

Skenario

Ny. Ambar, seorang ibu rumah tangga memiliki kondisi tubuh yang cukup sehat, namun karena teman-temannya banyak mengeluhkan tentang kondisi kesehatan yang mereka rasakan makin hari makin turun menyebabkan Ny. Ambar ingin melakukan general check up di sebuah rumah sakit.

Saat melakukan medical check up, kesan awal dr. Santo yang akan memeriksa Ny. Ambar, memperkirakan usia biologis Ny. Ambar sekitar 70 tahun. Namun, pada medical record tercantum usia kronologis Ny. Ambar 60 tahun.

Page 4: Tutorial Modul 5 Blok 7

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan di berbagai bagian, sekarang giliran Ny. Ambar melakukan pemeriksaan di bagian gigi dan mulut.

Kepada dokter gigi Benyamin, Ny. Ambar mengeluhkan bahwa beliau merasa agak sulit menelan makanan dan makanan yang beliau makan agak kurang berasa. Berdasarkan anamnesis diketahui Ny. Ambar mengalami xerostomia, burning mouth, dan halitosis. Beliau juga menceritakan bahwa terakhir melakukan skeling 2 tahun yang lalu.

Page 5: Tutorial Modul 5 Blok 7

Ny. Ambar bertanya kepada dokter gigi Benyamin apakah ketidakteraturan beliau melakukan skeling-lah yang menyebabkan timbulnya keluhan tersebut? Keadaan ini mulai dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, namun belakangan ini baru menimbulkan keluhan yang cukup berarti. Apakah yang dapt dokter gigi Benyamin jelaskan dan sarankan keoda Ny. Ambar berkaitan dengan keluhan yang dialaminya itu.

Page 6: Tutorial Modul 5 Blok 7

Terminologi

Page 7: Tutorial Modul 5 Blok 7

AgingPerubahan berangsur-angsur dari struktur organisme yang

terjadi dengan berlalunya waktu, yang bukan disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan lain, dan akhirnya sampai pada peningkatan kemungkinan kematian karena individu itu bertambah tua.

Page 8: Tutorial Modul 5 Blok 7

• Definisi aging menurut A4M (American Academy of Anti-Aging Medicine) adalah kelemahan dan kegagalan fisik-mental yang berhubungan dengan aging normal disebabkan oleh disfungsi fisiologik, dalam banyak kasus dapat diubah dengan intervensi kedokteran yang tepat (Klatz, 2003).

Page 9: Tutorial Modul 5 Blok 7

General check up

• Merupakan tindakan pencegahan berfungsi untuk mengetahui dan mengukur kesehatan fisik tubuh secara laboratoris, khususnya dengan kinerja faal organ dalam tubuh (Jantung, Paru-paru, Hati , Ginjal dan Organ tubuh yang lain) dan untuk mengetahui kekurangan ataupun kelebihan produk kimia klinik dalam darah (kadar gula, lemak, asam urat dan produk kimia dalam darah yang lain)

Page 10: Tutorial Modul 5 Blok 7

Medical check up• merupakan pemeriksaan / tes kesehatan secara

menyeluruh, termasuk didalamnya pemeriksaan laboratorium dan penunjang diagnostik lain, untuk mengetahui apakah terdapat kelainan atau penyakit yang potensial membahayakan.

Page 11: Tutorial Modul 5 Blok 7

Medical record• Suatu sistem pencatatan

riwayat kesehatan yang sangat berguna dalam dunia kesehatan.

Page 12: Tutorial Modul 5 Blok 7

Xerostomia

Kekeringan mulut karena berkurangnya saliva bisa disebabkan oleh berkurangnya fungsi kelenjar saliva, penyumbatan saluran keluar kelenjar saliva / pengaruh obat-obatan

Page 13: Tutorial Modul 5 Blok 7

Burning mouth

• Luka pada jaringan yang terjadi pada rongga mulut.

Page 14: Tutorial Modul 5 Blok 7

Halitosis

• Nafas bau bisa bersifat sementara misalnya setelah makan makanan yang berbau keras atau minum obat seperti paraldehidye. Bisa juga bersifat lama yang biasa nya disebabkan oleh penyakit gingiva ,gigi, tenggorokan, sinus nasalis, paru paru dan perut /hati.

Page 15: Tutorial Modul 5 Blok 7

Usia biologis

• penampilan sistem tubuh seseorang, dari fungsi mental hingga penampilan seksual sampai kekuatan fisik, lebih baik atau lebih buruk dari yang diperkirakan jika dibandingkan dengan orang yang seusianya.

(Goldman dan Klatz, 2007; Pangkahila, 2007).

Page 16: Tutorial Modul 5 Blok 7

Usia kronologis

Perhitungan usia yang dimulai saat kelahiran seseorang. Usia berdasarkan tanggal,bulan, dan tahun kelahiran.

Page 17: Tutorial Modul 5 Blok 7

Scaling

Pengangkatan plak, kalkulus dari permukaan gigi menggunakan scaler.

Page 18: Tutorial Modul 5 Blok 7

1. Definisi Penuaan

Page 19: Tutorial Modul 5 Blok 7

•Penuaan adalah proses alamiah dan normal bukan merupakan suatu penyakit dan akan dialami oleh setiap manusia.

•Merupakan proses multidimensional yang tidak hanya terkait pada faktor jasmani tapi juga psikologis dan sosial.

•Melibatkan setiap molekul sel dan organ dalam tubuh

Definisi Penuaan

Page 20: Tutorial Modul 5 Blok 7

Teori mengenai Penuaan (populer)

TEORI RADIKAL BEBAS

- Menyatakan bahwa tubuh mengalami penuaan

serangan oksidasi dan zat-zat perusak

- Penuaan diakibatkan oleh radikal bebas

-Radikal bebas: molekul yang relatif tidak stabil

atau molekul oksigen yang memiliki 1 (satu)

atau lebih elektron yang tidak berpasangan.

Page 21: Tutorial Modul 5 Blok 7

• Sebelum memiliki pasangan radikal bebas akan terus menerus menghantarkan sel-sel tubuh guna mendapatkan pasangannya termasuk menyerang sel-sel tubuh yang sudah stabil normal.• Akibatnya sel-sel kan menjadi cepat rusak.

Page 22: Tutorial Modul 5 Blok 7

• Faktor internal : stress, depresi, cemas, radang dan luka, lelah yang berlebihan, dll

• Faktor eksternal : polusi asap pabrik atau rokok, obat-obatan, kemoterapi, pestisida, insektisida, dll

Sumber Radikal Bebas

• oleh anti-oksidan misalnya vitamin A, C, dan E.

Radikal bebas akan di

netralisir

Page 23: Tutorial Modul 5 Blok 7

2. Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Kelenjar Saliva

Page 24: Tutorial Modul 5 Blok 7

Anatomi Kelenjar Saliva

Page 25: Tutorial Modul 5 Blok 7
Page 26: Tutorial Modul 5 Blok 7

3 Pasang Kelenjar Saliva Mayor

Kelenjar Parotis

(Glandulae parotidea)

Kelenjar submandibularis

(Glandulae submandibularis)

Kelenjar Sublingualis

(Glandulae sublingualis)

Page 27: Tutorial Modul 5 Blok 7

Kelenjar Parotis

Terletak pada sudut rahang di bawah arcus zygomaticus, posterior mandibula, inferior telinga.

Bentuk irregular, meluas dari processus mastoideus os temporale melewati permukaan terluar dari musculus masseter.

Menghasilkan sekresi serosa yang mengandung sejumlah besar amilase saliva, enzim yang memecah pati (karbohidrat kompleks).

Hasil sekresi dikeluarkan melalui duktus parotideus (Stensen’s duct) ke vestibularis setinggi gigi molar atas ke dua.

Page 28: Tutorial Modul 5 Blok 7

Kelenjar Submandibularis

Terletak di dasar mulut sepanjang

permukaan dalam mandibula

Sel-sel dari kelenjar

submandibula mengeluarkan

campuran buffer, glikoprotein yang disebut mucins,

dan amilase saliva

Ductus submandibularis/ Wharton’s duct

terbuka ke dalam mulut pada sisi

frenulum linguae tepat di bagian posterior gigi.

Page 29: Tutorial Modul 5 Blok 7

Kelenjar Sublingualis

Terletak di dasar mulut di bawah lidah

Menghasilkan sekresi mukus untuk buffer

dan lubrikasi

Ductus sublingualis (Rivinus’s duct)

terbuka sepanjang sisi frenulum linguae.

Page 30: Tutorial Modul 5 Blok 7

Beberapa kelenjar saliva tambahan(Glandulae salivarae minores) Glandula

labialis

Glandulae buccales

Glandulae molars

Glandulae palatinae

Glandulae lingualis

Page 31: Tutorial Modul 5 Blok 7

HISTOLOGI KELENJAR SALIVA

Page 32: Tutorial Modul 5 Blok 7

• Merupakan kelenjar tubulo alveolar complex,• memiliki kapsul jaringan yang membentuk

septa sehingga terbagi dalam lobus dan lobululus.

• Setiap kelenjar mempunyai bagian sekretori/ acinus dan ductus. Semua kelenjar saliva bersifat merokin

Page 33: Tutorial Modul 5 Blok 7

Bagian Sekretoris

Diatur dalam tubulus dan acinus (alveoli), terdiri dari 3 tipe sel, yaitu:

1.Sel Serosa

2. sel mukosa

3. Sel myoepithelial

Page 34: Tutorial Modul 5 Blok 7

1. Sel serosa •bentuk sel piramida, •relative lebih kecil dari sel mukosa, •inti bulat dan tunggal, •letak di basal, •sitoplasma terdapat granula sekretoris•kaya ptyalin, bersifat basofilik.

2. Sel mukosa •bentuk kuboid sampai silindris / pyramid, •sel lebih besar daripada sel serosa, •inti oval atau gepeng, •tertekan di basal, •sitoplasma bagian apical banyak granula sekretoris• Sitoplasma asidofilik tampak berbusa (“frothy”).

3. Sel myoepithelial•bentuk sel seperti kumparan dan stellate (acinus).•Banyak tonjolan sitoplasma, •kaya aktin dan myosin seperti sel otot polos.

Page 35: Tutorial Modul 5 Blok 7

• Bagian Duktus

Duktus kelenjar salivatorius mayor bercabang mulai dari duktus intercalates sampai duktus terminalis, terdiri dari:

1. Duktus intra lobularis

2. Duktus Interlobularis dan duktus interlobaris (duktus ekskretorius)

3. Duktus terminal/principal

Page 36: Tutorial Modul 5 Blok 7

•yang termasuk duktus intra lobularis :

•1.Duktus intercalatus : selapis gepeng, memiliki sel myoepitheal dan lumen yang sempit

•2. Duktus sekretorius/ striated ducts/ pars striata : selapis sel kuboid sampai silindris rendah, tampak garis-garis radial pada basal sel epitel

1.Duktus Intra Lobularis

•epitel selapis kuboid tinggi,selapis silindris hingga epitel berlapis silindris, di sekitar duktus banyak jaringan pengikat dan pembuluh darah.

2. Duktus Interlobularis dan duktus interlobaris

(duktus ekskretorius

•Mengeluarkan hasil sekresi ke rongga mulut. Dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tak berkeratin

3. Duktus terminal/principal

Page 37: Tutorial Modul 5 Blok 7

Kelenjar Parotiskelenjar saliva terbesarBerat : 20-30 gram. Sifat yang disekresikan serosa. merupakan kelenjar serosa murni. Dilapisi kapsul jaringan ikat yang membentuk septa, sehingga kelenjar terbagi kedalam lobus dan lobules.

Page 38: Tutorial Modul 5 Blok 7
Page 39: Tutorial Modul 5 Blok 7

Kelenjar submandibularis / kelenjar submaksilarisBerat : 12-15 gram. Produksi saliva bersifat serosa 90% dan sisanya mukosa kelenjar campur seromukosa.Tampak demilunagianuzzi dalam jumlah sedikit. Dilapisi kapsul jaringan ikat yang membentuk septa, sehingga kelenjar terbagi ke dalam lobus dan lobules 

Page 40: Tutorial Modul 5 Blok 7

D: striated duct M: acinus mukosa S: acinus serosa

Page 41: Tutorial Modul 5 Blok 7

Kelenjar Sublingualis paling kecil dari ketiga kelenjar salivatorius mayor berat 2-3 gram. Merupakan kelenjar campur seromukosa

Page 42: Tutorial Modul 5 Blok 7
Page 43: Tutorial Modul 5 Blok 7

FISIOLOGI KELENJAR SALIVA

Page 44: Tutorial Modul 5 Blok 7

Fungsi Saliva

Membersihkan permukaan gigi Memiki efek buffer

Menjaga jaringan oral tetap basah (lubrikasi) dan

mencegah terjadinya iritasi

Membantu dalam pencernaan makanan

Membantu pengunyahan dan

penelanan makanan

Mengahambat aksi bakteri

Memcahkan zat kimia sehingga dapat merangsang taste bud

dan memberikan informasi sensoris

Membantu dalam proses bicara

Membantu dalam pembentukan

pellicle, yang akan melindungi

permukaan gigi

Page 45: Tutorial Modul 5 Blok 7

Komponen Organik

1.Amylase2.Imunnoglobulin3.Musin4.Lisosom5.Laktoferin6.Protein kaya prolin

Komponen Inorganik1.Natrium (Na+)2.Kalium (K+)3.Klorida (Cl)4.Kalsium (Ca2+)5.Posfat (HPO4)6.Bikarbonat (HCO3)7.Flourida (F)8.Tiosianat (CNS)

Komponen Saliva

Page 46: Tutorial Modul 5 Blok 7

Sekresi kelenjar saliva dipengaruhi oleh saraf

parasimpatis dan simpatis

Rangsangan saraf parasimpatis

menimbulkan sekresi yang berlimpah karena

terjadi vasodilatasi

Rangsangan saraf simpatis menyebabkan vasokontriksi

Kelenjar saliva mayor± 700-1100 ml/hari

Kelenjar saliva minor5% dari total saliva/hari

Persyarafan kelenjar saliva

Page 47: Tutorial Modul 5 Blok 7

Sekresi Saliva

Terjadi dalam 2 fase :

Fase pertama

Sintesis dan sekresi cairan oleh sel sekretorik

Fase kedua

Perubahan komponen saliva yang terjadi pada duktus striata

Page 48: Tutorial Modul 5 Blok 7

3. XEROSTOMIA

Page 49: Tutorial Modul 5 Blok 7

PENGERTIAN XEROSTOMIA• Perasaan subjektif dari kekeringan mulut

disebut xerostomia. Xerostomia adalah gejala, bukan diagnosis atau penyakit (Burket’s,

Oral Medicine)

• Kekeringan mulut karena berkurangnya saliva. Bisa disebabkan oleh berkurangnya fungsi kelenjar saliva, penyumbatan saluran keluar kelenjar saliva, atau pengaruh obat-

obatan

(Kamus Kedokteran

Gigi)

Page 50: Tutorial Modul 5 Blok 7

FAKTOR PENYEBAB

XEROSTOMIA

- Gangguan kelenjar saliva

- Radiasi di daerah kepala dan leher

- Obat- obatan

- Gangguan emosional

- Dehidrasi

- Usia

- Keadaan- keadaan lain. Seperti cacat kelenjar saliva

Page 51: Tutorial Modul 5 Blok 7

Akibat Xerostomia

1. Karies gigi meningkat

2. Mukosa mulut kering dan mudah teriritasi

3. Sukar mengunyah dan menelan

4. Gangguan pengecapan

5. Persoalan dengan protesa

6. Pergeseran dalam mikroflora mulut

7. Halitosis

8. Radang periodonsium

9. Burning mouth

Page 52: Tutorial Modul 5 Blok 7

4. Perubahan yang dapat Terjadi Akibat Penuaan

pada Jar. Keras, Jar. Lunak, dan Fungsi Oral

Page 53: Tutorial Modul 5 Blok 7

A. Jaringan Keras

• Permukaannya dapat termodifikasi oleh abrasi, atrisi,erosi ,karies gigi, dan pada level kristal dengan pertukaran ion, demineralisasi dan remineralisasi.

• Pada orang tua warna email lebih gelap dan lebih mudah retak.

1. Email

Page 54: Tutorial Modul 5 Blok 7

• Dentin dapat terbentuk terus-menerus sepanjang hidup.

• Seiring bertambahnya usia, terjadi deposisi material lebih tinggi kalsifikasinya pada dinding tubulus / dentin peritubular.

• Pada penuaan, dentin sklerotik pada tubulus mengalami penyempitan oleh deposisi bahan kalsifikasi.

2. Dentin

Page 55: Tutorial Modul 5 Blok 7

• sementum terus mengambil fluoride sehingga ketebalan akan meningkat perlahan-lahan sepanjang hidup, dan konsentrasi yang relatif tinggi sehingga dapat berada pada permukaan yang berdekatan dengan ligamen periodontal.

• Berhubungan dengan usia hal yang sering terjadi adalah hipersementosis

3. Sementum

Page 56: Tutorial Modul 5 Blok 7

• Perubahan pada tulang rahang sangat cepat terjadi pada wanita yang telah menoupause.

• Diantara usia 45 - 90 tahun baik pria atau wanita, kepadatan tulang mandibula menurun dari sekitar 1,9 1,5 %.

• Tulang menjadi lebih rapuh.

4. Tulang Rahang

Page 57: Tutorial Modul 5 Blok 7

B. Jaringan lunak (soft tissues)

• jaringan menjadi kurang elastis & lapisan mukosa menjadi tipis.

• Kekakuan dinding kolagen dan mengecilnya d pada pembuluh darah karena penumpukan lipid menyebabkan aliran darah berkurang.

• Hal ini dapat menyebabkan kerentanan yang lebih besar terhadap kerusakan dan infeksi, yang diperburuk juga oleh respon sistem imun yang buruk terhadap penyakit baru.

1. Oral mucosa

Page 58: Tutorial Modul 5 Blok 7

• Berkurangnya ukuran pulpa dengan terbentuknya dentin sekunder pada ruang pulpa suplai darah dan syaraf menurun.

2. Dental pulp

Page 59: Tutorial Modul 5 Blok 7

Lebar berkurang seiring bertambahnya usia. normal = 0.15 dan 0.35mm pertahankan dalam merespon tekanan mastikasi.

Lebar meningkat terdapat beban mastikasi yang besar dan menurun ketika gigi sedang tidak digunakan untuk fungsi mastikasi.

Lebih sempit pada usia lanjut

3. Periodontal ligament

Page 60: Tutorial Modul 5 Blok 7

Fungsi Oral

Page 61: Tutorial Modul 5 Blok 7

Salivary glands dan salivary secretion

• Terjadi perubahan kelenjar saliva pada usia lanjut (histologi) kelenjar parotis, submandibula, sublingual, dan kelenjar saliva minor.

• Tampak kurang kompak hilangnya acinar tissue dan meningkatnya fibrosa dan jaringan lemak

• Volume ductal tissue lebih banyak pada kelenjar muda.

• Perubahan-perubahan ini dapat menyebabkan berkurangnya suplai darah selain atherosclerosis yang terdapat pada pembuluh darah saliva.

Page 62: Tutorial Modul 5 Blok 7

• Beberapa sel ductus dan sel acinar berubah sel fungsional (oncocytes yang membesar). Banyak terdapat mitokondria dan organel lainnya.

• flow saliva berkurang seiring bertambahnya usia, kecuali pada kel parotis insidensi xerostomia (dry mouth syndrome) pada pasien dengan usia lanjut.

• Perubahan pada komposisi saliva tidak terlalu besar.

Page 63: Tutorial Modul 5 Blok 7

Batas rasa asin dan pahit pada individu dengan

usia lanjut lebih tinggi, tapi batas rasa manis dan asam tidak berubah.

Subjek biasanya mengeluhkan sensasi rasa yang hilang.

Rasa (Taste)

Page 64: Tutorial Modul 5 Blok 7

Pengunyahan & Penelanan (Mastication and deglutition)

• Penurunan fungsi motorik pada usia lanjut tidak mempengaruhi fungsi mastikasi, namun bergantung pada pemeliharaan kes. gigi geligi.

• Karena fungsi motorik yang menurun, pada usia lanjut didapatkan kurangnya lip seal, swallowing time yang berkurang sebanyak 25-50% pada usia lebih dari 55 tahun, serta bitting force berkurang sebanyak 16% dari normal.

Page 65: Tutorial Modul 5 Blok 7

Berbicara (Speech)

Artikulasi & fonasi berbicara tidak dipengaruhi oleh usia, namun oleh berkurangnya keelastisan jaringan.

Page 66: Tutorial Modul 5 Blok 7

5. Intervensi dan Rekomendasi untuk

Memperlambat Penuaan

Page 67: Tutorial Modul 5 Blok 7

Penuaan dapat dicegah dan diperlambat dengan memiliki gaya hidup yang baik dan sehat yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Rekomendasi untuk olahraga teratur. Asupan gizi optimal / makanan yang sehat Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkalaPengelolaan stress dengan selalu berpikir positif

Page 68: Tutorial Modul 5 Blok 7

Daftar Pustaka• Nanci. A. 2008. Ten’s Oral Histology Development,

Structure, and Function. Canada : Elsevier.• Greenberg. M & Michael. G. 2005. Burket’s Oral

Medicide Diagnosis and Treatment. 10ᵗʰ ed. India : Elsevier.

• Martini. F, dkk. 2006. Fundamentals of Anatomy and Physiology. 7ᵗʰ ed. Philadelphia : Pearson.

• Pocock. G & Christopher. D. Human Physiology The Basis of Medicine. 3ᵗʰ ed. Oxford University Press

• Kardos. T & Jules. K 2000. Clinical Oral Biology. 2ᵗʰ ed, New zeland : Otago University

Page 69: Tutorial Modul 5 Blok 7

• Wong. D. T. 2008. Salivary Diagnostics. India : Wiley Blackwell.

• Ferguson. D. B. 1999. Oral Bioscience. China : Churchill Livingstone.

• Judith. E. B. 2008. Nutrition Throught the Life Cycle. USA : Thomson Wadsworth.

• Junquiera. L. C. et al. 2003. Basic Histology. 10ᵗʰ ed. Lange, New York

• Gartner L. P. et al. 2001. Color Textbook of Histology. 2ᵗʰ ed. Saunders, Philadelphia.

Page 70: Tutorial Modul 5 Blok 7

Thank you