tutorial blok 6 modul 3

49
LAPORAN TUTORIAL MODUL 3 BLOK 6 “BIOMATERIAL DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI” Kelompok 2 Agung Pernando Karen 1411411001 Annisa Endriani 1411412018 Firanda 1411412010 Laura Jasanddes 1411411024 Lisvia A’an Kornila 1411411006 Monalisa 1411411015 Nancy Valencia 1411412015

Upload: monalisaapr

Post on 16-Sep-2015

175 views

Category:

Documents


39 download

DESCRIPTION

Bahan Restorasi Direct

TRANSCRIPT

LAPORAN TUTORIAL MODUL 3 BLOK 6 BIOMATERIAL DAN TEKNOLOGI KEDOKTERAN GIGI

Kelompok 2

Agung Pernando Karen1411411001Annisa Endriani1411412018Firanda1411412010Laura Jasanddes1411411024Lisvia Aan Kornila1411411006Monalisa1411411015Nancy Valencia1411412015Nofitri Rahmoni1411411022Rahmi Wastri1411412021

Tutor : drg. Ridha Syahri

Fakultas Kedokteran GigiUniversitas Andalas2015

MODUL 3RESIN KEDOKTERAN GIGI

SKENARIO 3Protesa gigi...

Okky mahasiswa kedokteran gigi tahun pertama menemani ibunya ke drg. Nirmala untuk memeriksakan giginya. Pada pemeriksaan intraoral diperoleh gigi 2.1 karies media dan hilangnya gigi 3.5,3.6,4.5,4.6, dan 4.7. Drg. Nirmala menjelaskan bahwa rencana perawatan untuk ibunya yaitu membuat protesa berbasis akrilik dan penambalan dengan menggunakan resin komposit.Sebelum ditambal dengan komposit, harus diaplikasikan suatu bahan etsa dan bonding untuk melekatkan tambalan dengan gigi, jelas drg. Nirmala. Okky mendengar penjelasan drg. Nirmala dengan seksama dan merasa ingin tahu bagaimana dengan struktur, sifat, serta manipulasi bahan resin tersebut.Dapatkah saudara membantu Okky untuk menjelaskan tentang resin yang dipakai dalam kedokteran gigi?

Langkah 1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefini-sikan hal-hal yang dapat menimbulkan kesalahan interprestasi

Protesa gigi: Gigi tiruan untuk mengganti gigi yang telah hilang akibat trauma ataupun pencabutan. Karies media : Karies yang mengenai email dan telah mencapai setengah dentin. Akrilik : Salah satu bahan kedokteran gigi yang berbentuk lembaran/sheet. Pemeriksaan Intraoral: Pemeriksaan yang dilakukan dalam mulut pasien untuk mengetahui kondisi rongga mulut pasien yang meliputi mukosa ( bibir, mulut, palatum, dan gingival ) dan gigi. Resin komposit : Polimer yang digunakan untuk mengganti struktur gigi yang hilang , modifikasi bentuk, dan warna gigi. Bonding: Resin untuk membentuk adhesi semen. Bahan etsa: Bahan untuk melekatkan bahan resin kepermukaan gigi berupa asam lemah.

Langkah 2. Menentukan masalah

1. Apa saja jenis-jenis resin?2. Apa saja macam-macam protesa gigi?3. Apa saja sifat bahan resin?4. Apa fungsi resin?5. Apa saja kelebihan dan kekurangan resin komposit?6. Apa saja kelebihan dan kekurangan resin akrilik?7. Bagaimana syarat resin yang baik?8. Apa saja pembagian resin akrilik?9. Bagaimana manipulasi bahan resin?10. Apa saja bahan tambal kedokteran gigi selain dari pada resin komposit?

Langkah 3. Menganalisa masalah melalui brain storming denganmenggunakan prior knowledge

1. Apa saja jenis-jenis resin? Thermoplastik : larut dalam pelarut organik dan dapat dibentuk berulang-ulang. Thermosetting : hanya dapat digunakan sekali dan ketahanan abrasi dalam dimensi baik.Selain itu juga ada : Resin akrilik Metakrilat : resin akrilik multifungsi Metil metakrilat : cairan bening dan transparan Polimetilmetakrilat : resin transparan dengan kejernihan luarbiasa

2. Apa saja macam-macam protesa gigi? Protesa Gigi LepasanAdalah protesa gigi yang mudah di lepas pasang oleh pasien, yang terbuat dari akrilik atau metal/ logam. Kelebihan protesa gigi lepasan ini antara lain : Mudah pengerjaannya Mudah di pasang oleh pasien Mudah dibersihkan Harga lebih murah Potesa Gigi CekatAdalah jenis protesa gigi yang permanen, yang tidak dapat di lepas oleh pasien. Ada dua macam, yang di lekatkan ke gigi sebelahnya dan yang di tanam atau implan.

Gigi Tiruan Penuh Adalah gigi tiruan yang digunakan untuk menggantikan kehilangan beberapa ataupun semua gigi. Gigi Tiruan SebagianAdalah gigi tiruan yang digunakan untuk menggantikan kehilangan 1 atau 2 gigi.

3. Apa saja sifat bahan resin? Resinakrilik: Cukupelastik Tidak berbau Tidak toksik Tidak berubah warna Tidak mengiritasi Resinkomposit: Absorpsiairrendah Perubahan warna minimal Kerusakan akibar karies minimal Konduktivitas termal rendah Estetik bagus Kekuatan oklusal rendahSelain dari yang diatas juga ada Sifat fisik : Warna Strength tensile dan compressive strength Setting Sifat mekanis : Adhesi Kekuatan dan keausan Sifat kimia : Lambat absorbsi air Sifat estetik : Pigmentasi sama dengan jaringan lunak rongga mulut sifat ekonomis4. Apa fungsi resin? Sebagai sendokcetak Basis gigi tiruan Elemen gigi tiruan Crown and bridge sementara Restorasi gigi Sementasi Athletic Mouth Protector Pola inlay danpasak inti Protesa maxillofacial Ortodonti

5. Apa saja kelebihan dan kekurangan resin komposit? Kelebihan Komposit: Warna dan tekstur material bisa disamakan dengan gigi pasien Bisa digunakan untuk merubah warna, ukuran dan bentuk gigi, serta untuk memperbaiki senyuman Tidak mengandung merkuri Sangat bermanfaat untuk gigi anterior dan kavitas kecil pada gigi posterior dengan beban gigitan yang tidak terlalu besar dan mementingkan estetis Hanya sedikit gigi yang perlu dipreparasi untuk pengisian bahan tambalan berbanding amalgam Kekurangan Komposit : Kurang daya tahan berbanding amalgam serta tidak begitu kuat dalam menahan tekanan gigitan pada bagian posterior Bisa terjadi shrinkage apabila material di set, sehingga menyebabkan pembentukan ruang kecil antara gigi dan bahan tambalan Tidak bisa digunakan untuk tambalan yang besar Lebih cepat aus dibanding amalgam Teknik etsa asam bisa melemahkan material polimer komposit Kontras bahan tambalan komposit dan karies yang kurang menyebabkan sukar untuk mendeteksi karies baru Memerlukan ketrampilan serta biaya tinggi

6. Apa saja kelebihan dan kekurangan resin akrilik? Kelebihan Akrilik : Mempunyai nilai estetis yang baik Mudah dan murah untuk diproses Biokompatibilitas yang baik terhadap jaringan rongga mulut Mempunyai warna yang stabil Tidak mempunyai bau dan rasa Kekurangan Akrilik : Mempunyai kekuatan yang rendah Konduktivitas termal yang rendah Rentan terhadap distorsi Daya tahan terhadap benturan yang rendah

7. Bagaimana syarat resin yang baik? Segibiologis: Tidakberasa Tidak berbau Tidak toksik Tidak mengiritasijaringan rongga mulut Tidak larut dalam saliva Segifisik: Punyakekuatandankepegasan Tahan terhadap tekanan gigi dan pengunyahan Segikimia: Punyatranslusensi/transparansitinggi Dapat diwarnai dan dipigmentasi Tidak berubah warna setelah pemakaian

8. Apa saja pembagian resin akrilik?Menurut American Dental Asociation (ADA) dibedakan menjadi dua : Resin Akrilik Polimerisasi Panas (Heat-Cured Polymerization) Merupakan resin akrilik yang polimerisasinya dengan bantuan pemanasan Resin Akrilik Swapolimerisasi ( Self-Cured Autopolymerizing/Resin Cold Curing)Merupakan resin akrilik yang teraktivasi secara kimia

9. Bagaimana manipulasi bahan resin? Akrilik: Wetsandstage Sticky stage Dough stage Rubbery stage stiff stage Plat akrilik : Mixing powder dan liquid Curing Finishing Molding tekanan Molding penyuntikan

10. Apa saja bahan tambal kedokteran gigi selain dari pada resin komposit? Amalgam Kelebihan : biayanya murah Kekurangan : perbedaan warnanya jelas Komposit Kelebihan : sewarna dengan gigi tapi lama-kelamaan warnanya juga akan berubah. Porselen Kelebihan : sewarna dengan gigi tapi warnanya lebih tahan lama disbanding dengan komposit Kekuragan : biayanya mahal Emas Kelebihan : kuat, keras, dan tahan lama

Langkah 4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponenpermasalahan dan mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara terintegrasi

RESIN KEDOKTERAN GIGI

PenambalanProtesa

ManipulasiSifat UmumKlasifikasi

Teknik EtseStruktur

FungsiKelebihan dan Kekurangan

Teknik BondingSifat

BiologisFisikKimia

Langkah 5. Memformulasikan tujuan pembelajaran1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis-jenis resin dalam kedokteran gigi beserta sifat, struktur, fungsi, dan manipulasinya.2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan resin untuk pembuatan protesa beserta sifat, struktur, fungsi, dan manipulasinya.3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan resin untuk penambalan beserta sifat, struktur, fungsi, dan manipulasinya.4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bahan etsa.5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bahan bonding.Langkah 6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain

Langkah 7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan jenis-jenis resin dalam kedokteran gigi beserta sifat, struktur, fungsi, dan manipulasinya Klasifikasi resin berdasarkan sifat termal : Resin Thermoplastik:resinyangdapatdilunakkandan dibentuk berulang dengan pemanasan tetapi akan mengalami pengerasan pada saat pendinginan/ temperaturnya turun. Thermoplastik dapat larut dalam pelarut organik. Dokter gigi menggunakan bahan resin thermoplastik umumnya untuk memperbaiki gigi, mengganti gigi dan struktur gigi yang hilang. Resin ini dapat direkatkan dengan resin lain langsung dengan struktur gigi atau bahan restorasi lain. Contoh : celluloid, cellulose nitrate, vinyl resin, nylon, polycarbonate, resin akrilik. Resin Thermosetting:resin ini mejadi keras secara permanen bila dipanaskan melebihi temperature kritis dan tidak dapat melunak kembali pada pemanasan ulang atau hanyabisa dibentuk 1 kali. Resin ini umumnya tidak bercampur dan tidak larut. Resin ini mempunyai ketahanan abrasi serta kestabilan dimensi yang istimewa dibanding dengan resin thermoplastik yang memiliki sifat lentur dan tahan benturan yang baik. Contoh : vulcanite, phenol formaldehyde. ElastomerIndustri elastomer modern dibangun berdasarkan pada lateks alami yang diisolasi dari pohon hevea brasiliense. Sejak abad 20, para ahli kimia telah mencoba membuat bahan yang mempunyai sifat menyerupai karet alami dan ini telah membawa pada produksi serangkaian jenis elastomer sintetik. Beberapa elastomer ini digunakan dalam kedokteran gigi sebagai bahan cetak. Elastomer ini mudah mengalami deformasi dan menunjukkan elongasi reversible yang ekstensif dibawah aplikasi tekanan kecil atau bahan tersebut mempunyai elastisitas. Persyaratan resin gigi : Pertimbangan biologis : tidak memiliki rasa, tidak berbau, tidak toksik, tidak mengiritasi jaringan lunak rongga mulut, dan yang terpenting tidak larut dalam saliva. Sifat fisik : kekuatan dan kepegasan serta tahan tehadap tekanan gigit atau kunyah, tekanan benturan, serta keausan. Sifat estetik : bahan harus translusensi dan transparan sehingga cocok dengan penampilan jaringan mulut yang digantikan, harus dapat diwarnai dan dipigmentasi, harus tidak berubah warna. Karakteristik penanganan : tidak boleh menghasilkan uap/debu toksik selama penangan dan manipulasi, mudah diaduk, dibentuk, dimasukkan, diproses. Kemudian harus dapat diperbaiki dengan mudah dan efisien. Pertimbangan ekonomis : biaya resin dan metode pemrosesannya harus rendah dan tidak memerlukan peralatan kompleks serta mahal

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan resin untuk pembuatan protesa beserta sifat, struktur, fungsi, dan manipulasinya Resin akrilikResin akrilik adalah rantai polimer yang terdiri dari unit-unit metil metakrilat yang berulang. Resin akrilik digunakan untuk membuat basis gigi tiruan dalam proses rehabilitatif, untuk pelat ortodonsi, maupun restorasi crown and bridge. Syarat- syarat akrilik :a. Tidak toksis dan tidak mengiritasi.b. Tidak terpengaruh cairan rongga mulut.c. Mempunyai modulus elastisitas tinggi sehingga cukup kaku pada bagian yang tipis.d. Mempunyai proporsional limits yang tinggi, sehingga jika terkena stress tidak mudah mengalami perubahan bentuk yang permanen.e. Mempunyai kekuatan impact tinggi sehingga tidak mudah patah atau pecah jika terbentur atau jatuh.f. Mempunyai fatigue strength tinggi sehingga akrilik dapat dipakai sebagai bahan restorasi yang cukup lama.g. Keras dan memiliki daya tahan yang baik terhadap abrasi.h. Estetis cukup baik, hendaknya transparan atau translusen dan mudah dipigmentasi. Warna yang diperoleh hendaknya tidak luntur.i. Radio-opacity, memungkinkan bahan dapat dideteksi dengan sinar x jika tertelan.j. Mudah direparasi jika patah.k. Mempunyai densitas rendah untuk memudahkan retensinya di dalam mulut.l. Mudah dibersihkan. Klasifikasi resin akrilika. Heat Cured (Resin akrilik polimerisasi panas)Merupakan resin akrilik yang polimerisasinya dengan bantuan pemanasan. Energi termal yang diperlukan dalam polimerisasi dapat diperoleh dengan menggunakan perendaman air atau microwave. Penggunaan energy termal menyebabkan dekomposisi peroksida dan terbentuknya radikal bebas. Radikal bebas yang terbentuk akan mengawali proses polimerisasi.b. Resin akrilik swapolimerisasi ( Self- Cured) autopolymerizingMerupakan resin akrilik yang teraktivasi secara kimia. Resin yang teraktivasi secara kimia tidak memerlukan penggunaan energi termal dan dapat dilakukan pada suhu kamar. Aktivasi kimia dapat dicapai melalui penambahan amintersier terhadap monomer. Bila komponen powder dan liquid diaduk, amintersier akan menyebabkan terpisahnya benzoil peroksida sehingga dihasilkan radikal bebas dan polimerisasi dimulai.c. Resin akrilik polimerisasi microwaveGelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik dalam rentang frekuensi megahertz untuk mengaktifkan proses polimerisasi basis resin akrilik. Prosedur ini sangat disederhanakan pada tahun 1983, dengan pengenalan serat kaca khusus, cocok untuk digunakan dalam oven microwave. Resin akrilik dicampur dalam bubuk yang tepat, dalam waktu yang sangat singkat sekitar 3 menit. Kontrol yang cermat dari waktu dan jumlah watt dari oven adalah penting untuk menghasilkan resin bebas pori dan memastikan polimerisasi lengkap.d. Resin akrilik polimerisasi cahayaResin akrilik diaktifkan cahaya, yang juga disebut resin VLC, adalah kopolimer dari dimetakrilat uretan dan resin akrilik kopolimer bersama dengan silika microfine. Proses polimerisasi diaktifkan dengan menempatkan resin akrilik yang telah dicampur dalam moldable di model master pada sebuah meja berputar, dalam ruang cahaya dengan intensitas cahaya yang tinggi dari 400-500 nm, untuk periode sekitar 10 menit. Komposisi resin akrilik :1. Heat cured acrylic :a. Bubuk (powder) mengandung : Polimer (polimetilmetakrilat) sebagai unsur utama. Benzoil peroksida sebagai inisiator : 0,2-0,5%. Reduces translucency : titanium dioxide. Pewarna dalam partikel polimer yang dapat disesuaikan dengan jaringan mulut : 1%. Fiber : menyerupai serabut-serabut pembuluh darah kecil.b. Cairan (liquid) mengandung : Monomer :methyl methacrylate, berupa cairan jernih yang mudah menguap.c. Stabilisator : 0,006 % inhibitor hidrokuinonsebagai penghalang polimerisasi selama penyimpanan.d. Cross linking agent: 2 % ethylen glycol dimetacrylate, bermanfaat membantu penyambungan dua molekul polimer sehingga rantaie. menjadi panjang dan untuk meningkatkan kekuatan dan kekerasan resin akrilik.2. Self cured acrylic :Komposisinya sama dengan tipe heat cured, tetapi ada tambahan aktivator, seperti dimethyl-p-toluidinpada liquidnya Sifat Resin Akrilik :1. Sifat fisika. Warna dan persepsi warnaResin akrilik mempunyai warna yang harmonis, artinya warnanya sama dengan jaringan sekitar. Warna disini berkaitan dengan estetika, dimana harus menunjukkan transulensi atau transparansi yang cukup sehingga cocok dengan penampilan jaringan mulut yang digantikannya. Selain itu harus dapat diwarnai atau dipigmentasi, dan harus tidak berubah warna atau penampilan setelah pembentukkan.b. Stabilitas dimensionalResin Akrilik mempunyai dimensional stability yang baik, sehingga dalam kurun waktu tertentu bentuknya tidak berubah. Stabilitas dimensional dapat dipengaruhi oleh proses, molding, cooling, polimerisasi, absobsi air, dan temperatur tinggi.c. Abrasi dan ketahanan abrasi Kekerasan merupakan suatu sifat yang sering kali digunakan untuk memperkirakan ketahanan aus suatu bahan dan kemampuan untuk mengikis struktur gigi lawannya. Proses abrasi yang terjadi saat mastikasi makanan, berefek pada hilangnya sebuah substansi / zat. Mastikasi melibatkan pemberian tekanan yang mengakibatkan kerusakan dan terbentuknya pecahan / fraktur. Namun resin akrilik keras dan memiliki daya tahan yang baik terhadap abrasi.d. Crazing ( retak )Retakan yang terjadi pada permukaan basis resin disebabkan karena adanya tensile stress, sehingga terjadi pemisahan berat molekul atau terpisahnya molekul molekul polimer.e. Creep ( tekanan )Creep didefinisikan sebagai geseran plastik yang bergantung waktu dari suatu bahan di bawah muatan statis atau tekanan konstan. Akrilik mempunyai sifat cold flow, yaitu apabila akrilik mendapat beban atau tekanan terus menerus dan kemudian ditiadakan, maka akan berubah bentuk secara permanen.f. Termal Thermal conduktivity resin akrilik rendah dibandingkan dengan logam, pengahntar panasnya sebesar 5,7 x 10-4 / detik / cm / 0C / cm2.g. Porositas Porositas adalah gelembung udara yang terjebak dalam massa akrilik yang telah mengalami polimerisasi. Timbulnya porositas menyebabkan efek negatif terhadap kekuatan dari resin akrilik. Dimana resin akrilik ini mudah patah. Macam-macam porosity : Gasseous porosityPemanasan yang terlalu tinggi dan cepat sehingga sebagian monomer tidak sempat berpolimerisasi dan menguap membentuk bubbles (bola-bola uap) sehingga pada bagian resin yang lebih tebal, bubbles terkurung sehingga terjadi porositas yang terlokalisir. Sedangkan pada bagian yang tipis, panas cxothermis dapat keluar dan diserap gips sehingga resin tidak melewati titik didihnya dan tidak akan membentuk bubbles. Air yang terkandung didalam resin sebelum atau selama polirnerisasi akan merendahkan titik didih monomer sehingga dengan ternperatur biasa akan terjadi seperti diatas. Shrinkage porosityKetidak-homogenan resin akrlik selama polirnerisasi sehingga bagian yang mengandung lebih banyak monomer akan menyusut dan membentuk voids (ruang-ruang hampa udara) dan terjadi porosity yang terlokalisi. Polimer-polimer yang berbeda BM, komposisi, dan ukuran akan menyebabkan bagian-bagian yang mempunyai partikel-partikel lebih kecil dulu berpolimerisasi daripada partikel yang lebih besar. Bagian-bagian yang berpolimerisasi lebih lambat akan berpindah kebagian yang berpolimerisasi lebih dulu, sehingga terbentuk voids dengan porosity yang terlokalisir. Kurang lamanya pengepresan sebelum penggodokan maupun selama polimerisasi juga akan menyebabkan diffusi monomer menjadi kurang baik dan membuat voids dengan porosity internal.2. Sifat mekanikSifat mekanis adalah respons yang terukur, baik elastis maupun plastis, dari bahan bila terkena gaya atau distribusi tekanan. Sifat mekanis bahan basis gigi tiruan terdiri atas :a. Kekuatan tensil Kekuatan tensil resin akrilik polimerisasi panas adalah 55 MPa. Kekuatan tensil resin akrilik yang rendah ini merupakan salah satu kekurangan utama resin akrilik.b. Kekuatan impakKekuatan impak resin akrilik polimerisasi panas adalah 1 cm kg/cm. Resin akrilik memiliki kekuatan impak yang relatif rendah dan apabila gigi tiruan akrilik jatuh ke atas permukaan yang keras kemungkinan besar akan terjadi fraktur.c. FatiqueResin akrilik memiliki ketahanan yang relatif buruk terhadap fraktur akibat fatique. Fatique merupakan akibat dari pemakaian gigi tiruan yang tidak didesain dengan baik sehingga basis gigi tiruan melengkung setiap menerima tekanan pengunyahan. Kekuatan fatique basis resin akrilik polimerisasi panas adalah 1,5 juta lengkungan sebelum patah dengan beban 2500 lb/in2 pada stress maksimum 17 MPa.d. CrazingCrazing merupakan terbentuknya goresan atau keretakan mikro. Crazing pada resin transparan menimbulkan penampilan berkabut atau tidak terang. Pada resin berwarna, menimbulkan gambaran putih. Crazing kadang-kadang muncul berupa kumpulan retakan pada permukaan gigi tiruan resin akrilik yang dapat melemahkan basis gigi tiruan. Retakan-retakan ini dapat timbul akibat salah satu dari tiga mekanisme berikut. Pertama, apabila pasien memiliki kebiasaan sering mengeluarkan gigi tiruannya dan membiarkannya kering, siklus penyerapan air yang konstan diikuti pengeringan sehingga dapat menimbulkan stress tensil pada permukaan dan mengakibatkan terjadinya crazing. Kedua, penggunaan anasir gigi tiruan porselen juga dapat menyebabkan crazing pada basis di daerah sekitar leher anasir gigi tiruan yang diakibatkan perbedaan koefisien ekspansi termal antara porselen dan resin akrilik. Ketiga, crazing dapat terjadi selama perbaikan gigi tiruan ketika monomer metil metakrilat berkontak dengan resin akrilik yang telah mengeras dari potongan yang sedang diperbaiki. Tingkat crazing ini dapat dikurangi oleh cross-linking agent yang berfungsi mengikat rantai-rantai polimer.e. KekerasanNilai kekerasan resin akrilik polimerisasi panas adalah 20 VHN atau 15 kg/mm2. Nilai kekerasan tersebut menunjukkan bahwa resin akrilik relatif lunak dibandingkan dengan logam dan mengakibatkan basis resin akrilik cenderung menipis. Penipisan tersebut disebabkan makanan yang abrasif dan terutama pasta gigi pembersih yang abrasif, namun penipisan basis resin akrilik ini bukan suatu masalah besar.3. Sifat kimiaa. Penyerapan airPenyerapan air selalu terjadi pada resin akrilik dengan tingkat yang lebih besar pada bahan yang lebih kasar. Penyerapan air menyebabkan perubahan dimensi, meskipun tidak signifikan. Penelitian Cheng Yi-Yung (1994) menemukan bahwa penambahan berbagai serat pada resin akrilik menunjukkan perubahan dimensi yang lebih kecil selama perendaman dalam air.b. Stabilitas warnaYu-lin Lai dkk. (2003) mempelajari stabilitas warna dan ketahanan terhadap stain dari nilon, silikon serta dua jenis resin akrilik dan menemukan bahwa resin akrilik menunjukkan nilai diskolorasi yang paling rendah setelah direndam dalam larutan kopi. Beberapa penulis juga menyatakan bahwa resin akrilik polimerisasi panas memiliki stabilitas warna yang baik.4. Sifat biologisa. Pembentukan koloni bakteri Kemampuan organisme tertentu untuk berkembang pada permukaan gigi tiruan resin akrilik berkaitan dengan penyerapan air, energi bebas permukaan, kekerasan permukaan, dan kekasaran permukaan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa resin akrilik polimerisasi panas memiliki penyerapan air yang rendah, permukaan yang halus, kekerasan permukaan yang lebih tinggi dibandingkan nilon dan sudut kontak permukaan dengan air yang cukup besar sehingga apabila diproses dengan baik dan sering dibersihkan maka perlekatan bakteri tidak akan mudah terjadi. Pembersihan dan perendaman gigi tiruan dalam pembersih kemis secara teratur umumnya sudah cukup untuk mengurangi masalah perlekatan bakteri.b. BiokompatibilitasSecara umum, resin akrilik polimerisasi panas sangat biokompatibel. Walaupun demikian, beberapa pasien mungkin menunjukkan reaksi alergi yang disebabkan monomer sisa metil metakrilat atau benzoic acid pada basis gigi tiruan. Pasien yang tidak alergi juga dapat mengalami iritasi apabila terdapat jumlah monomer yang tinggi pada basis gigitiruan yang tidak dikuring dengan baik. Batas maksimal konsentrasi monomer sisa untuk resin akrilik polimerisasi panas menurut standar ISO adalah 2,2 %. Manipulasi Resin AkrilikRasio polimer:monomer adalah 3:1. Hal ini akan memberikan monomer yang cukup untuk membasahi keseluruhan partikel polimer. Ada dua jenis cara manipulasi resin akrilik, yaitu :1. Teknik molding-tekanan Susunan gigi tiruan disiapkan untuk proses penanaman. Master model ditanam didalam dental stone yang dibentuk dengan tepat. Permukaan oklusal dan insisal elemen gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk memudahkan prosedur pembukaan kuvet. Penanaman dalam kuvet gigi tiruan penuh rahang atas. Pada tahap ini, dental stone diaduk dan sisa kuvet diisi. Penutup kuvet perlahan-lahan diletakkan pada tempatnya dan stone dibiarkan mengeras. Setelah proses pengerasan sempurna, malam dikeluarkan dari mould. Untuk melakukannya, kuvet dapat direndam dalam air mendidih selama 4 menit. Kuvet kemudian dikeluarkan atau diangkat dari air dan kedua bagian kuvet dibuka. Kemudian malam luar dikeluarkan. Penempatan medium pemisah berbasis alginat untuk melindungi bahan protesa.2. Teknik molding-penyuntikan : Setengah kuvet diisi dengan adukan dental stone dan model master diletakkan ke dalam stone tersebut. Stone dibentuk dan dibiarkan mengeras. Sprue diletakkan dalam basis malam. Permukaan oklusal dan insisal gigi tiruan dibiarkan sedikit terbuka untuk memudahkan pengeluaran protesa. Pembuangan malam dengan melakukan pemisahan kedua kuvet disatukan kembali. Resin disuntikkan ke dalam rongga mold. Resin dibiarkan dingin dan memadat. Kuvet dimasukkan kedalam bak air untuk polimerisasi resin.Begitu bahan terpolimerisasi, resin bahan dimasukkan ke dalam rongga mold. Setelah selesai, gigi tiruan dikeluarkan, disesuaikan, diprose akhir, dipoles. Aspek aspek yang mempengaruhi manipulasi1. Perbandingan bubuk dan cairanPerbandingan yang umum digunakan adalah 3,5 : 1 satuan volume atau 2,5: 1 satuan berat. Bila cairan terlalu sedikit maka tidak semua bubuk sanggup dibasahi oleh cairan akibatnya akrilik yang telah selesai berpolimerisasi akan bergranul dan adonan tidak akan mengalir saat dipress ke dalam mold . Sebaliknya, cairan juga tidak boleh terlalu banyak karena dapat menyebabkan terjadinya kontraksi pada adonan akrilik , maka pengerutan selama polimerisasi akan lebih besar (dari 7% menjadi 21 % satuan volume ) dan membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai konsistensi dough dan dapat menimbulkan porositas pada bahan gingiva tiruan.2. PencampuranSetelah perbandingan tepat, maka bubuk dan cairan dicampur dalam tempat yang tertutup lalu dibiarkan beberapa menit hingga mencapai fase dough. Adonan atau campuran akrilik ini akan mengalami empat fase, yaitu : Sandy stage : mula mula terbentuk campuran yang menyerupai pasir basah. Sticky stage : bahan menjadi merekat ketika bubuk mulai larut dalam cairan. Dough stage : terbentuknya adonan yang halus, homogeny, dan konsistensinya tidak melekat lagi dan mudah diangkat, dimana tahap ini merupakan saat yang tepat untuk memasukkan adonan ke dalam mold dalam waktu 10 menit. Rubbery stage : bila adonan dibiarkan terlalu lama , maka akan terbentuk adonan menyerupai karet dan menjadi kaku (rubbery hard ) sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam mould.3. PengisianSebelum pengisian dinding mould diberi bahan separator untuk mencegah merembesnya cairan ke bahan mould dan berpolimerisasi sehingga menghasilkan permukaan yang kasar, merekatnya dengan bahan tanam gips dan mencegah air dari gips masuk ke dalam resin akrilik.Pengisian adonan ke dalam mould harus diperhatikan agar terisi penuh dan saat dipress terdapat tekanan yang cukup pada mould. Setelah pengisian adonan ke dalam mould penuh kemudian dilakukan press pertama sebesar 1000 psi ditunggu selama 5 menit agar mould terisi padat dan kelebihan resin dibuang kemudian dilakukan press terakhir dengan tekanan 2200 psi ditunggu selama 5 menit . Selanjutnya kuvet dipasang mur dan dilakukan proses kuring.4. KuringSalah satu tehnik kuring mencakup proses pembuatan bahan tiruan dalam water bath bertemperatur konstan yaitu 70 C selama 8 jam atau dengan cara dipanaskan pada suhu 70 C selama 1 jam 30 menit kemudian meningkatkan temperatur smapai 100 C dipertahankan selama 1 jam. Pemanasan pada suhu 100 C penting dilakukan untuk mendapatkan kekuatan dan derajat polimerisasi resin akrilik yang tinggi dan juga akan mengurangi sisa monomer yang tertinggal. Kuvet yang didalamnya terdapat mold yang telah diisi resin akrilik kemudian dipanaskan di dalam water bath . Suhu dan lamanya pemanasan harus dikontrol. Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama proses kuring yaitu : Bila bahan mengalami kuring yang tidak sempurna , memungkinkan mengandung monomer sisa tinggi. Kecepatan peningkatan suhu tidak boleh terlalu besar. Monomer mendidih pada suhu 100,3 C . Resin hendaknya tidak mencapai suhu ini sewaktu masih terdapat sejumlah bagian monomer yang belum bereaksi . Reaksi polimerisasi adalah bersifat eksotermis. Maka apabila sejumlah besar massa akrilik yang belum dikuring tiba tiba dimasukkan ke dalam air mendidih , suhu resin bisa naik di atas 100,3 C sehingga menyebabkan monomer menguap . Hal ini menyebabkan gaseous porosity. Setelah proses kuring, kuvet dibiarkan dingin secara perlahan . Pendinginan dilakukan hingga suhu mencapai suhu kamar . Selama proses ini, harus dihindari pendinginan secara tiba-tiba karena semalaman pendinginan terdapat perbedaan kontrasksi antara gips dan akrilik yang menyebabkan timbulnya stress di dalam polimer. Bila pendinginan dilakukan secara perlahan, maka stress diberi kesempatan keluar akrilik oleh karena plastic deformation. Selanjutnya resin dikeluarkan dari cetakan dengan hati hati untuk mencegah patahnya gingiva tiruan, kemudian dilakukan pemolesan resin akrilik, Kekurangan dan kelebihan resin akrilik1. Heat cured acrylic (resin akrilik teraktivasi)a. Kelebihan : nilai estetis yang unggul dimana warna hasil akhir akrilik sama dengan warna jaringan lunak rongga mulut. mudah dimanipulasi. harga terjangkau.b. Kekurangan : daya tahan abrasi atau benturan masih tergolong rendah. fleksibilitas juga masih rendah. hasil akhir dari manipulasi akrilik akan terjadi penyusutan volume.2. Self cured acrylic (resin akrilik teraktivasi kimia)a. Kelebihan : mudah dilepaskan dari kuvet. fleksibilitas lebih tinggi dari tipe1. pengerutan volume akhir tergolong rendah karena proses polimerisasi dari tipe ini tergolong kurang sempurna.b. Kekurangan : elastisitas dari tipe initergolong kurang dari tipe I, kemudian karena digunakan bahan kimia hal tersebut dapat mengiritasi jaringan rongga mulut. lebih mahal.3. Light cured acrylic (resin akrilik teraktivasi cahaya)a. Kelebihan : penyusutan saat polimerisasi rendah. hasil akhir manipulasi dapat dibentuk dengan baik. resin ini dapat dimanipulasi dengan peralatan sederhana.b. Kekurangan : elastisitas dari resin akrilik ini kecil dan penggunaan sinar UV pada resin ini dapat merusak jaringan rongga mulut.4. Microwave cured acrylic (resin akrilik teraktivasi kimia)a. Kelebihan : waktu pemanasan yang dibutuhkan sangat singkat. perubahan warna kecil. sisa monomernya lebih sedikit di karenakan polimerisasinya lebih sempurna. b. Kekurangan : resin akrilik ini masih dapat menyerap air. harga cukup mahal karena manipulasinya menggunakan peralatan canggih. Vulcanite Dipakai sebelum ditemukan resin akrilik. Komposisi karet (isoprene) dan sulfur. Pembuatan dipanaskan > 1000 C dengan tekanan (vulkanisasi). Sifat : cukup kuat. Kelemahan : estetika kurang, menghisap saliva, dan sedikit ada perubahan dimensi. Phenol formaldehyde Biasanya dikenal sebagai Bakelite. Digunakan secara umum dalam industri dan dikembangkan sebagai basis protesa Proses agak sulit diperlukan penutupan kertas timah pada seluruh permukaan plaster. Pemrosesan dalam batas temperatur yang sangat sempit. Kehilangan warna dalam mulut, cenderung kembali pada corak kuning alami dari bahan. Impact strength rendah. VIinyl resin Ketahanan terhadap kelelahan rendah menimbulkan fraktur setelah pemakaian beberapa waktu. Tidak cocok jika digunakan sendiri dikombinasikan dengan resin lain, seperti akrilik.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan resin untuk penambalan beserta sifat, struktur, fungsi, dan manipulasinya Resin kompositResin komposit merupakan resin akrilik yang telah ditambah dengan bahan lain seperti bubuk quartz untuk membentuk struktur komposit. Komposisi resin komposit : 1. Bahan utama/matriks resin2. Filler3. Coupling agent4. Penghambat polimerisasi5. Penyerap UV6. Opacifier7. Pigmen warna Struktur resin komposit :1. Bahan utama/matriks resinKebanyakan resin komposit menggunakan campuran monomeraromatic atau aliphatic dimetacrylatesepertibisphenol A glycidyl methacrylate(BIS-GMA), selain itu juga banyak dipakai adalahtryethylene glycol dimethacrylate(TEGDMA), dan urethane dimethacrylate(UDMA) adalah dimethacrylate yang umum digunakan dalam komposit gigi. Perkembangan bahan restorasi kedokteran gigi (komposit) dimulai dari akhir tahun 1950-an dan awal 1960, ketika Bowen memulai percobaan untuk memperkuat resin epoksi dengan partikel bahan pengisi. Kelemahan sistem epoksi, seperti lamanya pengerasan dan kecenderungan perubahan warna, mendorong Bowen mengkombinasikan keunggulan epoksi (CH-O-CH2) dan akrilat (CH2=CHCOO-). Percobaan-percobaan ini menghasilkan pengembangan molekul BIS-GMA. Molekul tersebut memenuhi persyaratan matrik resin suatu komposit gigi. BIS-GMA memiliki viskositas yang tinggi sehingga membutuhkan tambahan cairan dari dimethacrylate lain yang memiliki viskositas rendah yaitu TEGDMA untuk menghasilkan cairan resin yang dapat diisi secara maksimal dengan partikelglass. Sifatnya yang lain yaitu sulit melakukan sintesa antara struktur molekul yang alami dan kurang melekat dengan baik terhadap struktur gigi.2. FillerDikenal sebagai filler inorganik. Filler inorganik mengisi 70% dari berat material. Beberapa jenis filler yang sering dijumpai adalah berbentuk manik-manik kaca dan batang, partikel keramik seperti quartz (SiO2), litium-aluminium silikat (Li2O.Al2O3.4SiO2), dan kaca barium (BaO) yang ditambahkan untuk membuat komposit menjadi radiopak. Ukuran partikel yang sering dipakai berkisar antara 4 hingga 15 m. Partikel yang dikategorikan berukuran besar sehingga mencapai 60 m pernah digunakan tetapi permukaan tumpatan akan menjadi kasar sehingga mengganggu kenyamanan pasien. Bentuk dari partikel juga terbukti penting karena manik-manik bulat sering terlepas dari material mengakibatkan permukaan menjadi aus. Bentuk filler yang tidak beratura mempunyai permukaan yang lebih baik dan tersedia untuk bonding dan dapat dipertahankan di dalam resin. Penambahan partikel filler dapat memperbaiki sifat resin komposit : Lebih sedikit jumlah resin, pengerutan sewaktu curing dapat dikurangi. Mengurangkan penyerapan cairan dan koefisien ekspansi termal. Memperbaiki sifat mekanis seperti kekuatan, kekakuan, kekerasan dan resisten terhadap abrasi.3. Coupling agentKomponen penting yang terdapat pada komposit resin yang banyak dipergunakan pada saat ini adalahcoupling agent. Resin akrilik yang awal digunakan tidak berfungsi dengan baik karena ikatan antara matriks dan filler adalah tidak kuat. Melapiskan partikel filler dengancoupling agentcontohnyavinyl silanememperkuat ikatan antara filler dan matriks.Coupling agentmemperkuat ikatan antara filler dan matriks resin dengan cara bereaksi secara khemis dengan keduanya. Ini membolehkan lebih banyak matriks resin memindahkan tekanan kepada partikel filler yang lebih kaku. Kegunaancoupling agenttidak hanya untuk memperbaiki sifat khemis dari komposit tetapi juga meminimalisasi kehilangan awal dari partikel filler diakibatkan dari penetrasi oleh cairan diantara resin dan filler. Fungsi bagicoupling agentadalah : Memperbaiki sifat fisik dan mekanis dari resin. Mencegah cairan dari penetrasi kedalam filler-resin.4. Bahan penghambat polimerisasiMerupakan penghambat bagi terjadinya polimerisasi dini. Monomerdimethacrylate dapat berpolimerisasi selama penyimpanan maka dibutuhkan bahan penghambat (inhibitor). Sebagai inhibitor, sering digunakanhydroquinone, tetapi bahan yang sering digunakan pada saat ini adalahmonometyhl ether hydroquinone.5. Penyerap ultraviolet (UV)Ini bertujuan meminimalkan perubahan warna karena proses oksidasi. Camphorquinonedan9-fluorenonesering dipergunakan sebagai penyerap UV.6. OpacifiersTujuan bagi penambahanopacifiersadalah untuk memastikan resin komposit terlihat di dalam sinar-X. Bahan yang sering dipergunakan adalah titanium dioksida dan aluminium dioksida.7. Pigmen warnaBertujuan agar warna resin komposit menyamai warna gigi geligi asli. Zat warna yang biasa dipergunakan adalahferric oxide, cadmium black, mercuric sulfide, dan lain-lain.Ferric oxideakan memberikan warna coklat-kemerahan, cadmium black memberikan warna kehitaman, danmercuric sulfidememberikan warna merah. Sifat sifat resin komposit1. Sifat fisikSecara fisik resin komposit memiliki nilai estetik yang baik sehingga nyaman digunakan pada gigi anterior. Selain itu juga kekuatan, waktu pengerasa, dan karakteristik permukaan juga menjadi pertimbangan dalam penggunaan bahan ini. Sifat-sifat fisik tersebut diantaranya:a. WarnaResin komposit resisten terhadap perubahan warna yang disebabkan oleh oksidasi tetapi sensitif pada penodaan. Stabilitas warna resin komposit dipengaruhi oleh pencelupan berbagai noda seperti kopi, teh, jus anggur, arak, dan minyak wijen. Perubahan warna bisa juga terjadi dengan oksidasi dan akibat dari penggantian air dalam polimer matriks. Untuk mencocokan dengan warna gigi, komposit kedokteran gigi harus memiliki warna visual (shading) dan translusensi yang dapat menyerupai struktur gigi. Translusensi atau opasitas dibuat untuk menyesuaikan dengan warna email dan dentin.b. StrengthTensile dancompressive strengthresin komposit ini lebih rendah dari amalgam, hal ini memungkinkan bahan ini digunakan untuk pembuatan restorasi pada pembuatan insisal. Nilai kekuatan dari masing-masing jenis bahan resin komposit berbeda.c. SettingDari aspek klinis setting komposit ini terjadi selama 20 - 60 detik sedikitnya waktu yang diperlukan setelah penyinaran. Pencampuran dansettingbahan denganlight cureddalam beberapa detik setelah aplikasi sinar. Sedangkan pada bahan yang diaktifkan secara kimia memerlukansetting time30 detik selama pengadukan. Apabila resin komposit telah mengeras tidak dapat dicarving dengan instrument yang tajam tetapi dengan menggunakanabrasive rotary.d. Sifat mekanisSifat mekanis pada bahan restorasi resin komposit merupakan faktor yang penting terhadap kemampuan bahan ini bertahan pada kavitas. Sifat ini juga harus menjamin bahan tambalan berfungsi secara efektif, aman, dan tahan untuk jangka waktu tertentu. Sifat-sifat yang mendukung bahan resin komposit diantaranya yaitu : AdhesiAdhesi terjadi apabila dua subtansi yang berbeda melekat sewaktu berkontak disebabkan adanya gaya tarik menarik yang timbul antara kedua benda tersebut. Resin komposit tidak berikatan secara kimia dengan email. Adhesi diperoleh dengan dua cara. Pertama dengan menciptakan ikatan fisik antara resin dengan jaringan gigi melalui etsa. Pengetsaan pada email menyebabkan terbentuknya porositas tersebut sehingga tercipta retensi mekanis yang cukup baik. Kedua dengan penggunaan lapisan yang diaplikasikan antara dentin dan resin komposit dengan maksud menciptakan ikatan antara dentin dengan resin komposit tersebut (dentin bonding agent). Kekuatan dan keausanKekuatan kompresif dan kekuatan tensil resin komposit lebih unggul dibandingkan resin akrilik. Kekuatan tensil komposit dan daya tahan terhadap fraktur memungkinkannya digunakan bahan restorasi ini untuk penumpatan sudut insisal. Akan tetapi memiliki derajat keausan yang sangat tinggi, karena resin matriks yang lunak lebih cepat hilang sehingga akhirnyafillerlepas.e. Sifat khemisResin gigi menjadi padat bila berpolimerisasi. Polimerisasi adalah serangkaian reaksi kimia dimana molekul makro, atau polimer dibentuk dari sejumlah molekul molekul yang disebut monomer. Inti molekul yang terbentuk dalam sistem ini dapat berbentuk apapun, tetapi gugus metrakilat ditemukan pada ujung ujung rantai atau pada ujung ujung rantai percabangan. Salah satu metakrilat multifungsional yang pertama kali digunakan dalam kedokteran gigi adalah resin Bowen (Bis-GMA) . Resin ini dapat digambarkan sebagai suatu ester aromatik dari metakrilat, yang tersintesa dari resin epoksi (etilen glikol dari Bis-fenol A) dan metal metakrilat. Karena Bis-GMA mempunyai struktur sentral yang kaku (2 cincin) dan dua gugus OH, Bis-GMA murni menjadi amat kental. Untuk mengurangi kekentalannya, suatu dimetakrilat berviskositas rendah seperti trietilen glikol dimetakrilat (TEDGMA) ditambahkan. Kegunaan resin komposit : 1. Bahan tambalan pada gigi anterior dan posterior (directatau inlay).2. Sebagaiveneermahkota logam dan jembatan (prosthodontic resin).3. Sebagai pasak.4. Sebagai semen padaorthodontic brackets,Maryland bridges,ceramic crown, inlay, dan onlay.5. Pit dan fisursealant.6. Memperbaiki restorasi porselen yang rusak. Resin komposit dapat diklasifikasikan :1. Berdasarkan ukuran fillera. Resin komposit tradisionalResin komposit tradisional juga dikenal sebagai resin konvensional. Komposit ini terdiri dari partikel filler kaca dengan ukuran rata-rata 10-20 m dan ukuran partikel terbesar adalah 40m. Terdapat kekurangan pada komposit ini yaitu permukaan tambalan tidak bagus, dengan warna yang pudar disebabkan partikel filler menonjol keluar dari permukaan.b. Resin komposit mikrofilerResin mikrofiler pertama diperkenalkan pada akhir tahun 1970, yang mengandung colloidal silicadengan rata-rata ukuran partikel 0.02 m dan antara ukuran 0.01-0.05 m. Ukuran partikel yang kecil dimaksudkan agar komposit dapat dipolish hingga menjadi permukaan yang sangat licin. Ukuran partikel filler yang kecil bermaksud bahan ini dapat menyediakan luas permukaan filler yang besar dalam kontak dengan resin.c. Resin komposit hibridKomposit hibrid mengandung partikel filler berukuran besar dengan rata-rata berukuran 15-20 m dan juga terdapat sedikit jumlahcolloidal silica, dengan ukuran partikel 0.01-0.05 m.Perlu diketahui bahwa semua komposit pada masa sekarang mengandung sedikit jumlahcolloidal silica, tetapi tidak mempengaruhi sifat-sifat dari komposit itu.d. Resin Komposit Partikel Hibrid Ukuran KecilUntuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih kecil daripada sebelumnya telah dilakukan perbaikan metode dengan caragrinding kaca. Ini menyebabkan kepada pengenalan komposit yang mempunyai partikel filler dengan ukuran partikel kurang dari 1m, dan biasanya berukuran 0.1-1.0 m, yang biasanya dikombinasi dengancolloidal silica. Partikel filler berukuran kecil memungkinkan komposit dipolish permukaannya sehingga menjadi lebih rata dibanding partikel filler berukuran besar. Komposit ini dapat mencapai permukaan yang lebih rata karena setiap permukaan kasar yang dihasilkan dari partikel filler adalah lebih kecil dari partikel filler.2. Berdasarkan cara aktivasia. Aktivasi secara khemisProduk yang diaktivasi secara khemis terdiri dari dua pasta, satu yang mengandungbenzoyl peroxide(BP) initiator dan yang satu lagi mengandung aktivatoraromatic amine tertier. Sewaktu aktivasi, rantai OO putus dan elektron terbelah diantara kedua molekul oksigen (O). Pasta katalis dan base diletakkan di atasmixing paddan diaduk dengan menggunakan instrument plastis selama 30 detik. Dengan pengadukan tersebut, amineakan bereaksi dengan BP untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi dimulai. Adonan yang telah siap diaduk kemudian dimasukkan ke dalam kavitas dengan menggunakan instrument plastis atausyringe.b. Aktivasi mempergunakan cahayaSistem aktivasi menggunakan cahaya pertama kali diformulasikan untuk sinar ultraviolet (UV) membentuk radikal bebas. Pada masa kini, komposit yang menggunakan curing sinar UV telah digantikan dengan sistem aktivasi sinar tampak biru yang telah diperbaiki kedalaman curing, masa kerja terkontrol, dan berbagai kebaikan lainnya. Disebabkan kebaikan ini, komposit yang menggunakan aktivasi sinar tampak biru lebih banyak digunakan dibanding material yang diaktivasi secara khemis. Komposit yang menggunakan aktivasi dari sinar ini terdiri dari pasta tunggal yang diletakkan dalamsyringetahan cahaya. Pasta ini mengandung photosensitizer, Camphorquinone (CQ) dengan panjang gelombang diantara 400-500 nm danamineyang menginisiasi pembentukan radikal bebas. Bila bahan ini, terkontaminasi sinar tampak biru (visible blue light, panjang gelombang ~468nm) memproduksi fase eksitasi dariphotosensitizer, dimana akan bereaksi denganamineuntuk membentuk radikal bebas sehingga terjadi polimerisasi lanjutan. Working time bagi komposit tipe ini juga tergantung pada operator. Pasta hanya dikeluarkan dari tube pada saat ingin digunakan karena terkena sinar pada pasta dapat menginisiasi polimerisasi. Pasta diisi kedalam kavitas, disinar dengan sinar biru dan terjadi polimerisasi sehingga bahan resin mengeras.Camphorquinone (CQ) menyerap sinar tampak biru dan membentuk fase eksitasi dengan melepaskan elektron sepertiamine(dimetyhlaminoethyl methacrylate[DMAEMA]). Tipe-tipe preparasi restorasi resin komposit :1. Beleved conventional tooth preparationPreparasi gigi dengan menggunakan bevel mirip dengan preparasi gigi bentuk konvensional dengan bentuk outline seperti box, tetapi pada margin enamel dibentuk bevel pada margin enamel. Preparasi ini dapat dibentuk dan disempurnakan dengan menggunakan diamond atau stone bur. Preparasibeveled conventionalini didesain untuk suatu gigi dimana gigi tersebut sudah direstorasi (biasanya restorasi amalgam), tetapi restorasi tersebut akan diganti dengan menggunakan resin komposit. Preparasi dengan desain ini lebih cocok digunakan pada kavitas klas III, IV, dan V. Keuntungan dari bevel pada margin enamel untuk restorasi resin komposit adalah perlekatan resin padaenamel rodsmenjadi lebih baik. Selain itu, keuntungan lain adalah ikatan antara resin dengan email menjadi lebih kuat yang berarti meningkatkan retensi, mengurangi marginal leakage, dan mengurangi diskolorisasi pada bagian marginal. Bevel pada bagian cavosurface dapat membuat restorasi tampak lebih menyatu dengan struktur gigi sehingga tampak lebih estetik. Walaupun memiliki beberapa keuntungan, ternyata bevel ini biasanya tidak ditempatkan pada permukaan oklusal gigi posterior atau permukaan lain yang berkontak tinggi karena pada preparasi konvensional sudah didesain sedemikian rupa dimana perlekatannya memanfaatkan enamel rods pada permukaan oklusal. Bevel juga tidak ditempatkan pada bagian proksimal jika penggunaan bevel ini akan memperluas cavosurface margin. Preparasibevel conventionaljarang digunakan untuk restorasi resin komposit pada gigi posterior.2. Conventional tooth preparationPreparasi gigi konvensional dengan menggunakan resin komposit pada dasarnya sama seperti preparasi menggunakan tumpatan amalgam. Bentukoutline diperlukan untuk perluasan dinding eksternal memerlukan batasan yang benar, bentuk yang sama, kedalaman dentin, membentuk dinding menjadi sebuah sudut 90 derajat dengan restorasi materialnya. Pada preparasi gigi konvensional dengan amalgam, bentuk konfigurasi marginal, retensigroove, dan perlekatan dentin mempunyai ciri-ciri berbeda. Desain preparasi ini digunakan secara ekstensif pada restorasi amalgam dan komposit masa lampau, dan desain ini bisa digabungkan ketika penggantian restorasi menjadi salah satu indikasinya. Kegunaan preparasi konvensional sebelumnya tidak hanya dibatasi pada preparasi permukaan akar saja, namun bisa juga menjadi desain untuk kelas 3, 4, dan 5. Indikasi utama untuk preparasi konvensional menggunakan restorasi komposit adalah pertama preparasi terletak pada permukaan akar, yang kedua restorasi kelas 1 dan 2 sedang sampai besar. Pada area akar desain preparasi kelas 1 ini akan memberikan bentuk preparasi yang baik karena ada retensi groovenya. Desain ini memberikan perlindungan yang baik antara komposit dan permukaan dentin atau sementum dan memberikan retensi pada material komposit di dalam gigi. Pada restorasi komposit kelas 1 dan 2 yang sedang sampai besar, dibutuhkan bentuk resistensi yang cukup, seperti pada desain preparasi konvensional menggunakan amalgam. Burinverted coneataupun bur karbid dibutuhkan untuk preparasi gigi, menghasilkan desain preparasi yang sama seperti pada preparasi amalgam, tetapi luasnya lebih kecil, perluasannya lebih sedikit, dan tanpa preparasi retensi sekunder. Burinverted coneakan membuat hasil preparasi yang kasar bila menggunakan diamond dan menggunakan bentuk desain konservatif dari ekstensi oklusal fasiolingual. Bentukmarginal butt jointantara gigi dan komposit tidak dibutuhkan (dengan amalgam wajib dilakukan). Sudutcavosurfacepada area tepi dari preparasi bisa lebih dari 90 derajat. Sudut oklusal cavosurface tumpul, sehingga masih belum dapat membentuk dinding yang konvergen. Penggunaan bur diamond menghasilkan permukaan yang kasar, peningkatan area kontak, dan peningkatan retensi potensial, namun dapat menghasil menghasilkansmear layeryang lumayan tebal. Efek ini menyebabkan perlunya peningkatan agitasi dari primer ketika dilakukan bonding pada area yang kasar. Sistem self-etching bonding bisa menyebabkan terjadinya efek negative pada smear layer, karena asam yang dikandung semakin sedikit. Penggunaan istrumen putar tergantung keinginan operator, yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilannya. Karena persamaan preparasi konvensional kelas 1 dan 2 pada amalgam dan restorasi komposit, banyak operator lebih menggunakan restorasi komposit ketika melakukan preparasi kelas 1 dan 2 pada kavitas posterior yang besar, atau untuk membentuk kavitas yang lebih kecil. Karena pentingnya bentuk struktur gigi maka restorasi komposit kelas 1 dan 2 konvensional harus dilakukan dengan sesedikit mungkin perluasan fasiolingual dan harus diperluas sampai area pit dan fisur pada permukaan oklusal ketikasealantdiperlukan.3. Modified tooth preparationTeknik preparasi ini tidak mempunyai spesifikasi bentuk dinding maupun kedalaman pulpa atau aksial, yang utama adalah mempunyai enamel margin. Perbedaan yang mencolok antara teknik preparasi konvensional dan modifiedadalah bahwa preparasimodifiedini tidak dipreparasi hingga kedalaman dentin. Perluasan margin dan kedalaman pada teknik ini diperoleh dengan melebarkan (ke arah lateral) dan kedalaman dari lesi karies atau kerusakan yang lain. Tujuan desain preparasi ini adalah untuk membuang kerusakan sekonservatif mungkin dan untuk mengandalkan ikatan komposit pada struktur gigi untuk mempertahankan restorasi di dalam mulut.Round bursataudiamond stonedapat digunakan untuk jenis preparasi ini, yang akan menghasilkan desain marginal yang serupa denganbeveled preparation, struktur gigi yang dibuang sedikit. Mekanisme pengerasan pada resin kompositKepadatan yang terbentuk pada resin komposit melalui mekanisme polimerisesi. Monomer metil metakrilat dan dimetil metakrilat berpolimerisasi dengan mekanisme pilomerisai tambahan yang diawali oleh radikal bebas. Radikal bebas dapat berasal dari aktivitas kimia atau pengaktifan energi eksternal (panas atausinar) karena komposit gigi penggunaan langsung biasanya menggunakan aktivasi sinar atau kimia kedua sistem ini akan dibahas.1. Resin komposit yang diaktifkan secara kimiaBahan yang diaktifkan secara kimia dipasok dalam dua pasta, satu mengandung inisiator benzoil peroksida dan lainnya mengandung amine tersier (N,N dimetil-p-toluidin). Bila kedua pasta diaduk, amin beraksi dengan benzoil peroksida untuk membentuk radikal bebas dan polimerisasi tambahan dimulai. Bahan-bahan ini digunakan unntuk restorasi dan pembuatan inti yang pengerasannya tidak dengan sumber sinar.2. Resin komposit yang diaktifkan dengan sinarSistem yang pertama diaktifkan dengan sinar menggunakan sinar ultraviolet untuk merangsang radikal bebas. Dewasa ini, komposit yang diaktifkan dengan sinar ultra violet telah diganti karna efek cahayanya dapat mengiritasi retina. Sehingga diganti dengan sinar yang dapat dilihat dengan mata (sinar biru). Yang secara nyata meningkatkan kemampuan berpolimerisasi lebih tebal sampai 2 mm. Resin komposit yang mengeras dengan sinar dipasok sebagai pasta tunggal dalam satu semprit. Radikal bebas pemulai reaksi, terdiri atas molekul foto-inisiator dan aktivator amin, yang terdapat dalam pasta ini. Bila kedua komponen tidak terpapar oleh sinar, komponen tersebut tidak bereaksi. Namun, pemamparan sinar dengan panjang gelombang yang tepat yaitu 468 nm dapat merangsang foto-inisiator dan interaksi dengan amin untuk membentuk radikal bebas yang mengawali polimerisasi tambahan. Foto-inisiator yang umum digunakan adalah camphoroquinone, yang memiliki penyerapan berkisar 400 dan 500 nm yang berada pada region biru dari spektrum sinar tampak. Inisiator ini ada dalam pasta sebesar 0,2 % berat atau kurang. Juga ada sejumlah aselelator amin yang cocok untuk berinteraksi dengan camphoroqunone seperti dimetilaminoetil metakrilat 0,15 % berat, yang ada dalam pasta. Kelebihan dan kekurangan resin komposit1. Kelebihan komposita. Warna dan tekstur material bisa disamakan dengan gigi pasien dengan menambah material pengisi.b. Bisa digunakan untuk merubah warna, ukuran dan bentuk gigi untuk memperbaiki senyuman.c. Tidak mengandung merkuri.d. Sangat bermanfaat untuk gigi anterior dan kavitas kecil pada gigi posterior dengan beban gigitan yang tidak terlalu besar dan mementingkan estetis.e. Hanya sedikit gigi yang perlu dipreparasi untuk pengisian bahan tambalan berbanding amalgam.2. Kekurangan komposita. Kurang daya tahan berbanding amalgam serta tidak begitu kuat dalam menahan tekanan gigitan pada bagian posterior.b. Bisa terjadi shrinkage apabila material di set, sehingga menyebabkan pembentukan ruang kecil antara gigi dan bahan tambalan.c. Tidak bisa digunakan untuk tambalan yang besar.d. Lebih cepat aus dibanding amalgam.e. Tehnik etsa asam bisa melemahkan material polimer komposit.f. Kontras bahan tambalan komposit dan karies yang kurang menyebabkan sukar untuk mendeteksi karies baru.g. Memerlukan ketrampilan serta biaya tinggi.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bahan etsa Tujuan melakukan etsa asam padajaringan gigiyaitu untuk mendapatkan retensi tanpa perlu membuang jaringan sehat gigi lebih banyak. 4 hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan etsa asam : MetodeAsam fosforik dapat diaplikasikan dalam bentuk gel dengan menggunakan kuas atau injeksi. Kuas lebih dianjurkan karena ujung yang baik dari kuas akan mengikatkan asam ke enamel pada preparasi chamfer-shoulder dan bulu kuas yang halus akan mencegah gosokan kasar yang nantinya akan menghasilkan penurunan retensi akibat fraktur dari enamel interstitial yang mengelilingi pori-pori yang sangat kecil (micropore). WaktuWaktu yang digunakan untuk etsa asam fosforik tidaklah lama, normalnya 10-60 detik. Waktu yang lebih lama tidak akan menambah kekuatan ikatan. Namun, lamanya pemberian etsa bervariasi tergantung riwayat gigi yang dietsa. Aplikasi dapat lebih lama (1 menit atau lebih) pada gigi susu dan gigi yang mengalami fluorosis karena keduanya bersifat melawan prosedur etsa. Konsentrasi asamKonsentrasi 30%-50% adalah yang paling efektif dan banyak terdapat di pasaran. Konsentrasi 37% merupakan konsentrasi terbanyak di pasaran. Konsentrasi lebih dari 50% dapat menyebabkan pembentukan monokalsium fosfat monohidrat pada permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut. Tipe asam yang digunakanAda 2 macam tipe asam yang dapat digunakan untuk etsa yaitu gel dan larutan encer. Tipe larutan encer mudah untuk digunakan tetapi sangat sulit untuk mengontrol flow cairan. Gel fosforik dengan viskositas tinggi seperti Caulk Gel Etchant atau Ultradent Etching Gel lebih mudah untuk dikontrol secara klinis. Dalam pembuatannya, gel tersebut seringkali dibuat dengan menambah silika koloidal atau butiran polimer ke dalam asam. Perubahan-perubahan akibat etsa dibagi menjadi tiga tahap, yaitu : Demineralisasi superfisialisAsam pertama kali akan melarutkan smear layer yang terdapat pada bagian dentin terluar yang telah dipreparasi. Waktu yang diperlukan asam untuk melarutkansmear layer jauh lebih kecil daripada waktu yang digunakan untuk mengetsa. Demineralisasi kompleks tubuli dentinAsam etsa yang telah melarutkan smear layer kemudian berkontak dengan matriks dentin dan menyebabkan demineralisasi yang akan menghasilkan porositas pada dentin. Demineralisasi dentin menyebabkan denaturasi kolagen sehingga kolagen dentin menjadi lemah. Perubahan perfusi cairan dentin akibat permeabilitas dentin meningkat. Pelarutan komponen smear layer sebagai akibat berkontaknya asam dengan dentin dapat meningkatkan permeabilitas dentin. Smear layer berfungsi dalam :a. Membatasi difusi molekul-molekul besar ataupun kecil berpenetrasi ke dalam pulpa melalui tubuli dentin.b. Mengatur koveksi cairan tubuli dentin yang berperan dalam mekanisme sensitivitas dentin sesuai dengan teori hidrodinamikc. Smear layer bertanggung jawab terhadap perubahan permeabilitas dentin. Prosedur etsa asam : Gigidiisolasidengan cotton roll ataurubber dam. Asam fosfat37 %diaplikasikanpada emaildan dentin menggunakan sikat halus ataukuas,selama 15 detik. Email dandentin dicucidenganair bertekanan agar jaringan mineral gigi yang larut dan sisa asam hanyut bersama air. Waktu pencucian efektif yang dianjurkan adalah 15 detik. Email dan dentin dikeringkandengansemprotan angin selama 15detik. Mengeringkan dengan menggunakan kapas atau cotton pellet dapat menyebabkan serat kapas tertinggal dan akan menyumbat porus hasil pengetsaan. Permukaanemailyangtelahdietsaterlihat kusam dan terlihat seperti kapur. Pengaruh pengetsaan terhadap permukaan enamel dan dentin : EnamelTerdiri dari bahan anorganik :95-98% hidroksiapatit (HA). Enameldietsakristalhidroksiapatitterlarut(ionkalsiumfosfat)kekasaranmikroskopik pada permukaan emailsebagaiikatanfisik (mikromekanik) antara komposit dan enamel. DentinTerdiri dari 20% bahan organik (kolagen) dan 80% bahan anorganik HA. Tersusun atas 4 elemen utama :a. Tubulus dentin.b. Peritubular dentin.c. Intertubular dentin.d. Kolagen tipe 1 yang berikatan dengan kristal apatit dan cairan dentin.Etsa akan menghilangkan smear layer dentin, tubulusdentin serat kolagen terbuka. Asam akan melarutkan HA pada peritubular dan intertubulardentindisekitarkolagen jaringan kolagen terekspose. Bahan primer masuk dalam tubulus dentin dan sekitar serabutkolagenyangterbuka resinakan berpenetrasikedalam jaringan kolagen terjadi mechanical interlocking dengan dentin. Proses etsa asam menyisakan HA di sekitar kolagen.Aplikasibahanprimerberpenetrasi dan membentuk ikatan kimia antara gugus karboksilatauasamfosfatdarimonomerbahan primer dengan kristal HA yang melapisi kolagen dan keduanya membentuk hybrid layer

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan bahan bonding Tujuannya adalah untuk memberikan perlekatan yang cukup pada enamel dan dentin. Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang tanpa bahan pengisi atau dengan hanya sedikit bahan pengisi (pasi) , yang diaktifkan secara kimia atau resin polimerisasi sinar. Resin dengan viskositas yang rendah akan mengalir segera ke daerah yang porus yang dihasilkan oleh etsa dan menjamin pembentukan tag resin yang maksimal sehingga bahan bonding mencapai suatu perlekatan yang baik dengan gigi. Bonding agents tersedia dalam berbagai macam pilihan, yaitu light-cured dan dual-cured, multibottle systems dan light cured, single bottle system. Sifat-sifat material bonding : Sifat laboratories :a. Kekuatan perlekatanSebagian menghasilkan kekuatan perlekatan dengan email dan dentin superfisial sebesar 15 sampai 35 Mpa. Pada dentin yang lebih dalam kekuatan ini akan cenderung menurun, atau lebih kecil dibanding pada dentin superfisial.b. Kekuatan fatiqueMerupakan kombinasi dari kekuatan meknikal dan stress dari thermal cycling, dapatmenghasilkansekitarsatujenisjutacyles pada interfacesebanyak satu jutapertahun. Kekuatan dalam interface yang lebih akan menyebabkan debonding dan terjadi mikroleakage cairan mengalir. Selanjutnya menyebabkan sakit. Sifat biologiSolvent dan monomer dalam bonding mempunyai sifat mengiritasi kulit yang ringan sepertti matral 2-hyroxyethyl metacrylate (HEMA), tidak sekompatibel monomer. Material bonding mungkin menyebabkan reaksi lokal dan sistematik pada dokter gigi atau perawat gigi. Untuk mengatasi hal tersebut dianjurkan menggunakan sarung tangan, menyipan botol dalam tutupan yang rapat, penggantian udara. Tetapi apabila material sudah terpolimerisasi, efeknya akan berkurang. Sifat klinikBondingemailakansusksesapabilaemailteretsadenganbaik, terbentukmikrotag material terpolimerisasi dengan baik. Ukuran keberhasilan bonding adalah :a. Sensitifitas setelah penumpatanb. Pewarnaan interfasialc. Sekunder kariesd. Retensi atau fraktur setelah 18 bulan Bahan-bahan bonding :1. Bahan bonding emailEmail merupakan jaringan yang paling padat dan keras pada tubuh manusia. Email terdiri atas 96 % mineral, 1 % organik material, dan 3 % air. Mineral tersusun dari jutaan kristal hydroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) yang sangat kecil. Dimana tersusun secara rapat sehingga membentuk perisma email secara bersamaan berikatan dengan matriks organik. Pada perisma yang panjang bentuknya seperti batang dengan diameter sekitar 5 m. Krital hidroksiapatit bentuknya heksagonal yang tipis, karena strukrur seperti itu tidak memungkinkan mendapatkan susunan yang sempurna. Celah diantara kristal dapat terisi air dan material organik. Bahan bonding biasanya terdiri atas bahan matriks resin BIS-GMA yang encer tanpa pasi atau hanya dengan sedikit bahan pengisi (pasi). Bahan bonding email dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan membasahi email yang teretsa. Umumnya, kekentalan bahan ini berasal dari matriks resin yang dilarutkan dengan monomer lain untuk menurunkan kekentalan dan meningkatkan kemungkinan membasahi. Bahan ini tidak mempunyai potensi perlekatan tetapi cendrung meningkatkan ikatan mekanis dengan membentuk resintagyang optimum pada email. Beberapa tahun terakhir bahan bonding tersebut telah digantikan dengan sistem yang sama seperti yang digunakan pada dentin. Peralihan ini terjadi karena manfaat dari bonding simultan pada enamel dan dentin dibandingkan karena kekuatan bonding.2. Bahan bonding dentinDentin adalah bagian terbesar dari struktur gigi yang terdapat hampir diseluruh panjang gigi dan merupakan jaringan hidup yang terdiri dari odontoblas dan matriks dentin. Tersusun dari 75 % materi inorganik, 20 % materi organic, dan 5 % materi air. Didalam matriks dentin terdapat tubuli berdiameter 0,5-0,9 mm dibagian dentino enamel jungsion dan 2-3 mm diujung yang berhubungan dengan pulpa. Jumlah tubuli dentin sekitar 15-20 ribu /mm didekat dentino enamel jungtion dan sekitar 45-65 ribu dekat permukaan pulpa. Penggunaan asam pada etsa untuk mengurangi terbentuknyamicroleakageatau kehilangan tahanan tidak lagi menjadi resiko pada resin dipermukaan enamel. Permasalahan timbul pada resin dipermukaan dentin atau sementum. Pengetsaan asam pada dentin yang tidak sempurna dapat melukai pulpa. Dentin bonding terdiri dari :3. DentinConditionerFungsi dari dentinconditioneradalah untuk memodifikasi smear layer yang terbentuk pada dentin selama proses preparasi kavitas. Yang termasuk dentinconditioerantara lain asam maleic, EDTA, asam oxalic, asam phosric, dan asam nitric. Pengaplikasian bahan asam kepermukaan dentin akan menghasilkan reaksi asam basah dengan hidroksiapatit, hal ini akan mengkibatkan larutnya hidroksiapatit yang menyebabkan terbukanya tubulus dentin serta terbentuknya permukaan demineralisasi dan biasanya memiliki kedalaman 4 mm. Semakin kuat asam yang digunakan semakin kuat pula reaksi yang ditimbulkan. Beberapa dari dentinconditioner mengandung glutaralhyde. Glutaralhyde dikenal sebagai bahan untuk penyambung kolagen. Proses penyambungan ini untuk menghasilkan substrat dentin yang lebih kuat dengan meningkatkan kekuatan dan stabilitas dari struktur kolagen.4. PrimerPrimer bekerja sebagai bahan adhesive pada dentin bonding agen yaitu menyatukan antara komposit dan kompomer yang bersifat hidrofobik dengan dentin yang bersifat hidrofilik. Oleh karena itu primer berfungsi sebagai prantara, dan terdiri dari monomer bifungsional yang dilarutkan dalam larutan yang sesuai. Monomer bifungsional adalah bahan pengikat yang memungkinkan penggabungan antara dua material yang berbeda.5. Sealer (Bahan pengisi)Kebanyakan sealer dentin yang digunakan adalah gabungan dari Bis-GMA dan HEMA. Bahan ini meningkatkan adaptasi bonding terhadap permukaan dentin. Persyaratan ideal bonding agent :1. Biokompatibel, tidak toksik, non-iritasi, dan tidak beracun2. Tidak bereaksi dengan konstituen organik maupun inorganik3. Sesuai dengan viskositas rendah untuk mengalir dengan mudah pada permukaanadherend4. Membasahi permukaan gigi dengan mudah5. Ketebalan film yang tipis6. Membentuk ikatan permanen yang kuat7. Stabilitas dimensi yang bagus8. Harus mempunyai kedua grup hidrofilik dan hidrofobik9. Konduktivitas termal rendah10. Jangka hidup bagus

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, Kenneth J.Phillips: Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi, Edisi10. 2003. Jakarta: EGC. Cabe FJ, Walls AWG.Applied Dental Materials.9thed. USA : Blackwell Scientific Publications, 1984.Cecilia G. J. Lunardi, Soeyatmi Iskandar, Sri Kunarti Prijambodo, Resin komposit untuk restorasi gigi posterior simposium sehari Mempertahankan Gigi Selama Mungkin, Surabaya: FKG, 1989.Munadziroh, Elly.Kekuatan kompresi resin komposit yang direndam dalamaquabidest dengan temperatur berbeda (Compresive strength of composite resin after immersed in aquabidest atdifferent temperatures). Dental journalTakatama T, and Setcos JC: Resin denture bases: Review of accuracy and methods of polymerization. Int J Prosthodont 2:555, 1989.