tugas kapita selekta kimia

Upload: despita-yuliantari

Post on 06-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    1/74

    TESIS

    ANALISIS HKSA DAN DESAIN SENYAWA BARUINSEKTISIDA TURUNAN SULFENIL METILKARBAMAT

    DENGAN METODE SEMIEMPIRIK AM1

    QSAR ANALYSIS AND STRUCTURAL DESIGN FOR INSECTICIDE

    DERIVATIVES OF SULFENYL METHYLCARBAMATE BY USING

    SEMIEMPIRIC AM1 METHOD

    RINI SELLY09/289198/PPA/02836

    PROGRAM STUDI S2 ILMU KIMIAJURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA2012

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    2/74

    TESIS

    ANALISIS HKSA INSEKTISIDA DAN DESAIN SENYAWABARU TURUNAN SULFENIL METILKARBAMAT DENGAN

    METODE SEMIEMPIRIK AM1

    QSAR ANALYSIS AND STRUCTURAL DESIGN FOR INSECTICIDE

    DERIVATIVES OF SULFENYL METHYLCARBAMATE BY USING

    SEMIEMPIRIC AM1 METHOD

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajatMaster of ScienceIlmu Kimia

    RINI SELLY

    09/289198/PPA/02836

    PROGRAM STUDI S2 ILMU KIMIAJURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA2012

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    3/74

    iii

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    4/74

    iv

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa isi tesis ini tidak terdapat karya yang

    pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu Perguruan Tinggi,

    dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

    pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

    dalam daftar pustaka.

    Yogyakarta, Juni 2012

    Rini Selly

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    5/74

    v

    PRAKATA

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala

    rahmat dan karunia-Nya, shalawat dan salam penulis haturkan kepada junjungan

    umat, Rasulullah Muhammad shalallahu alaihi wa salam hingga akhirnya

    penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis yang berjudul

    Analisis HKSA dan Desain Senyawa Baru Insektisida Turunan Sulfenil

    Metilkarbamat dengan Metode Semiempirik AM1. Tesis ini disusun untuk

    memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Master of Science (M.Sc.) dari

    Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.Selama proses penelitian dan penyusunan tesis ini, telah begitu banyak

    bimbingan, bantuan, saran dan motivasi serta doa yang diberikan kepada Penulis,

    oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan setulus-tulusnya

    terima kasih kepada:

    1. Dr. Dwi Siswanta, M.Eng., selaku dosen pembimbing I yang telah sabar

    membimbing, memberikan arahan dan koreksi selama proses penelitian,

    penulisan hingga selesainya penyusunan tesis ini

    2. Prof. Dr. Mudasir, M.Eng., selaku pembimbing II yang telah meluangkan

    waktunya untuk memberikan arahan selama proses penelitian hingga

    selesainya penyusunan tesis ini.

    3. Pimpinan dan staf Lab. AIC yang telah banyak membantu selama proses

    penelitian.

    4. Teman-teman S2 Jurusan Kimia angkatan 2009 khususnya Gerry Nugraha

    dan Muslih Anwar, senpai-senpaiRozaq, Yari dan Agus serta rekan-rekan di

    Laboratorium AIC yang telah membantu dan bekerja sama selama penelitian.

    5. Kedua orang tua tercinta atas segala doa kepada penulis.

    Akhir kata penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari kata sempurna, oleh karena

    itu semua saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan untuk

    penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat memberikan sumbangan

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    6/74

    vi

    pemikiran dalam menambah wawasan pembaca serta berguna bagi perkembangan

    ilmu pengetahuan.

    Yogyakarta, Juni 2012

    Penulis

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    7/74

    vii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL iLEMBAR PENGESAHAN iii

    LEMBAR PERNYATAAN iv

    PRAKATA v

    DAFTAR ISI vii

    DAFTAR GAMBAR ix

    DAFTAR TABEL x

    DAFTAR LAMPIRAN xi

    INTISARI xiiABSTRACT xiii

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1 Latar Belakang 1

    1.2 Tujuan Penelitian 3

    1.3 Manfaat Penelitian 3

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4

    2.1 Sintesis Insektisida 4

    2.2 Analisis HKSA Senyawa Pestisida 4

    2.3 Analisis HKSA dengan Metode Semiempirik 5

    BAB III LANDASAN TEORI, HIPOTESIS DAN RANCANGAN

    PENELITIAN 7

    3.1 Karbofuran dan derivatisasinya 7

    3.2 Kimia Komputasi 9

    3.3 Hubungan Kuantitatif Struktur dan Aktivitas (HKSA) 10

    3.3.1 Metode Hansch 11

    3.3.2 Metode Free-wilson 12

    3.3.3 Metode HKSA 3D 12

    3.4 Metode Semiempirik 12

    3.5 Pemilihan Deskriptor 13

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    8/74

    viii

    3.6 Analisis Statistik dalam HKSA 14

    3.6.1 Analisis regresi multilinear (MLR) 14

    3.6.2 Analisis komponen utama (PCA) 173.7 Hipotesis 19

    3.8 Rancangan Penelitian 18

    BAB IV METODE PENELITIAN 21

    4.1 Materi dan Peralatan Penelitian 21

    4.1.1 Materi penelitian 21

    4.1.2 Peralatan penelitian 21

    4.2 Prosedur Penelitian 21

    4.2.1 Validasi metode 214.2.2 Optimasi geometri 21

    4.2.3 Analisis HKSA dengan SPSS 22

    4.2.4 Desain struktur senyawa baru 22

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 24

    5.1 Validasi Metode 24

    5.2 Optimasi Geometri Menggunakan Metode Semiempirik

    AM1 25

    5.3 Analisis HKSA 26

    5.3.1 Analisis HKSA dengan Regresi multilinier 29

    5.3.2 Analisis HKSA dengan menggunakan Regresi

    komponen utama 34

    5.3.3 Perbandingan antara metode MLR dan metode PCR 36

    5.4 Desain Senyawa Baru 36

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 39

    6.1 Kesimpulan 39

    6.2 Saran 39

    DAFTAR PUSTAKA 41

    LAMPIRAN 44

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    9/74

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    10/74

    x

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Struktur kimia dan aktivitas senyawa turunan Sulfenil

    Metilkarbamat 6

    Tabel 3.1 Deskriptor molekuler dan parameternya 13

    Tabel 5.1 Data panjang ikatan antar atom () senyawa hasil eksperimen

    laboratorium dan perhitungan berbagai metode semiempirik 24

    Tabel 5.2 Data sudut ikatan (o) senyawa hasil eksperimen laboratorium

    dan perhitungan berbagai metode semiempirik 24

    Tabel 5.3 Data sudut torsi (o) senyawa hasil eksperimen dan perhitungan

    berbagai metode semiempirik 25

    Tabel 5.4 Pemisahan data senyawa fitting dan senyawa uji 27

    Tabel 5.5 Model HKSA hasil analisis regresi multilinear 29

    Tabel 5.6 Model persamaan aktivitas turunan sulfenil metilkarbamat

    berdasarkan analisis multiregresi multilinear 29

    Tabel 5.7 Data aktivitas insektisida hasil eksperimen dan hasil

    prediksi 30

    Tabel 5.8 Model HKSA hasil analisis regresi komponen utama 34

    Tabel 5.9 Model persamaan aktivitas turunan sulfenil metilkarbamat

    berdasarkan analisis regresi komponen utama 34

    Tabel 5.10 Data aktivitas biologis dan variabel laten hasil transformasi

    deksriptor 35

    Tabel 5.11 Senyawa usulan dan aktivitas biologisnya 37

    Tabel 5.12 Aktivitas biologis insektisida fenil yang mengikat halogen 38

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    11/74

    xi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Data muatan bersih atom menggunakan metodesemiempirik AM1 44

    Lampiran 2 Data deskriptor momen dipol, koefisien partisi oktanol-air

    dan polarisabilitas 46

    Lampiran 3 Contoh senyawa yang telah dioptimasi dengan

    metode AM1 47

    Lampiran 4 Contoh log file hasil optimasi 48

    Lampiran 5 Substituen usulan senyawa baru dan aktivitas inhibitor

    asetilkolinesterasenya 50Lampiran 6 Contoh output SPSS dengan analisis regresi multilinear 51

    Lampiran 7 Contoh output SPSS dengan analisis regresi komponen

    utama 58

    Lampiran 8 PRESS untuk masing-masing model dengan teknik analisis

    MLR 60

    Lampiran 9 PRESS untuk masing-masing model dengan teknik analisis

    PCA 61

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    12/74

    xii

    INTISARI

    Analisis HKSA Insektisida dan Desain Senyawa Baru Turunan SulfenilMetilkarbamat dengan Metode Semiempirik AM1

    Oleh

    Rini Selly

    09/289198/PPA/02836

    Telah diteliti analisis HKSA (Hubungan Kuantitatif Struktur danAktivitas) terhadap insektisida turunan sulfenil metilkarbamat. Senyawa turunansulfenil metilkarbamat dan data aktivitasnya diperoleh dari literatur. Perhitungandeskriptor elektronik, polaritas dan pemodelan struktur senyawa turunanaminosulfenil metilkarbamat dilakukan dengan metode semiempirik AustinModel 1(AM1). Analisis HKSA dilakukan dengan analisis regresi multilinier danregresi komponen utama untuk memperoleh persamaan HKSA terbaik untukmemprediksi aktivitas insektisida pada serangga. Model HKSA terbaik adalah:Log LD50= 2,675 50,476 qC6 0,183 dipol+ 0,001 SAn = 19, R = 0,889, SD = 0,174, Fhitung/Ftabel= 5,743, PRESS = 0,452

    Berdasarkan model HKSA di atas, telah dirancang senyawa insektisidabaru turunan sulfenil metilkarbamat dengan aktivitas insektisida yang lebih tinggiterhadap serangga yaitu 2,2-dimetil-2,3-dihidrobenzofuran-7-il-2-hidroksiietiltio(metil)karbamat.

    Kata kunci: Insektisida sulfenil metilkarbamat, HKSA, semiempirik, AM1

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    13/74

    xiii

    ABSTRACT

    QSAR Analysis and Structural Design for Insecticide Derivatives of Sulfenyl

    Methylcarbamate by Using Semiempiric AM1 Method

    By

    Rini Selly

    09/289198/PPA/02836

    QSAR (Quantitative Structure Activity Relationship) analysis ofinsecticide compounds of sulfenyl methylcarbamate derivatives has beeninvestigated. Acivities of sulfenyl methylcarbamate derivatives has been obtainedfrom the literature. Calculation of descriptors and structural modeling of sulfenylmethylcarbamate derivative compounds have been done by Austin Model 1(AM1) method. QSAR analysis was performed by multiple linier regression(MLR) and principal componen regression (PCR) analysis methods to get the bestQSAR model for predicting insecticide activity. The best model is:Log LD50= 2, 675 50,476 qC6 0,183 dipole + 0,001 SAn = 19, R = 0,889, SE = 0,174 Fcal/Ftab= 5,743, PRESS = 0,452

    Based on the above model, a new insecticide compound of sulfenylmethylcarbamate derivatives namely 2,2-dimethyl-2,3-dihydrobenzofuran-7-yl-2-hidroxyetilthio (methyl) carbamat has been designed with higher insecticideactivity.

    Key word: Insecticide sulfenyl methylcarbamate, QSAR, semiempiric, AM1

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    14/74

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Menurut PP No. 7/1973, definisi pestisida adalah semua zat kimia dan

    bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau

    mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau

    hasil-hasil pertanian, memberantas rerumputan, mengatur atau merangsang

    pertumbuhan yang tidak diinginkan, memberantas atau mencegah hama-hama luar

    pada hewan peliharaan dan ternak, memberantas atau mencegah hama-hama air,memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam

    bangunan rumah tangga, alat angkutan, dan alat-alat pertanian, memberantas atau

    mencegah binatang-binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan tanaman,

    tanah dan air.

    Salah satu jenis pestisida yang telah direkomendasikan oleh pemerintah

    adalah pestisida dengan bahan aktif karbofuran. Karbofuran (2,3-dihidro- 2,2-

    dimetil- 7-benzofuranil N-metilkarbamat) adalah insektisida dengan bahan aktif

    golongan metilkarbamat tidak termasuk jenis insektisida yang dibatasi

    penggunaannya pada padi karena selektif dan efek residu tidak panjang.

    Karbofuran adalah insektisida yang menduduki ranking kedua terpopuler

    dalam golongan karbamat, setelah karbaril. Produksi pestisida berbahan dasar

    karbofuran telah dipasarkan di Indonesia dengan berbagai merk dagang.

    Senyawa insektisida perlu terus dikembangkan karena pada dasarnya

    serangga yang tidak mati pada saat terkena insektisida ini akan menjadi resisten

    atau mampu beradaptasi terhadap senyawa insektisida yang ada sehingga

    walaupun insektisida diberikan terus menerus serangga tidak akan mati. Oleh

    karena itu, penelitian insektisida harus terus dilanjutkan untuk mencari senyawa

    insektisida baru yang bisa membasmi serangga yang resisten terhadap insektisida

    sebelumnya.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    15/74

    2

    Proses penemuan senyawa baru dengan aktivitas yang lebih tinggi tanpa

    efek biologis yang merugikan memerlukan langkah-langkah eksperimen yang

    meliputi desain, sintesis, purifikasi, identifikasi, dan uji aktivitas. Metodeeksperimen ini mempunyai kelemahan yaitu seringkali produk yang diperoleh

    tidak mempunyai aktivitas yang lebih baik dari senyawa yang telah ada meskipun

    tahapan-tahapan eksperimental tersebut telah dilakukan sehingga waktu, biaya,

    dan tenaga yang telah dikeluarkan dalam kerja di laboratorium menjadi sia-sia.

    Model hubungan antara struktur, baik elektronik maupun geometri dari satu atau

    sekelompok molekul yang mempunyai aktivitas tertentu dapat dicari melalui suatu

    pemodelan sebelum dilakukan sintesis terhadap senyawa tersebut. Pemodelan ini

    dilakukan dengan menggunakan komputer yang merupakan salah satu alternatifdari pemecahan masalah dalam pencarian senyawa baru dengan memodifikasi

    struktur kimia (Mudasir dkk., 2003).

    Ilmu kimia komputasi saat ini telah banyak diaplikasikan pada berbagai

    bidang. Salah satu aplikasi dari kimia komputasi yaitu untuk kajian analisis

    hubungan kuantitatif struktur dan aktivitas (HKSA). HKSA merupakan kajian

    kemometri terhadap satu seri senyawa, dengan struktur induk tertentu

    mengunakan data hasil perhitungan kimia komputasi yang dikorelasikan dengan

    suatu data aktivitas biologis.

    Semiempirik sebagai salah satu metode perhitungan kimia komputasi

    memiliki keunggulan yakni dapat dijalankan lebih cepat karena tidak semua

    persamaan diselesaikan secara eksak dan elektron yang diperhitungkan hanyalah

    elektron valensi saja. Salah satu jenis semiempirik adalah AM1 (Austin Model 1),

    kelebihan metode ini adalah hasil perhitungannya yang cukup baik untuk senyawa

    organik, selain itu juga memiliki keunggukan dalam penghitungan fungsi tolakan

    inti dibandingkan semiempirik sekawannya PM3.

    Penelitian yang dilakukan Fukuto dkk. (1973) menyatakan bahwa sifat

    toksisitas dari metilkarbamat sangat dipengaruhi oleh derivatisasi, hal serupa juga

    disampaikan oleh Umetsu (1984), penelitiannya menunjukkan bahwa toksisitas

    insektisida metilkarbamat dapat dirubah ke dalam turunannya dengan toksisitas

    yang lebih baik dengan sulfenil metilkarbamat sebagai salah satu turunannya.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    16/74

    3

    Penelitian ini mencoba melakukan pemodelan matematis untuk

    mendapatkan persamaan terbaik guna menghitung aktivitas insektisida turunan

    sulfenil metilkarbamat sebagai senyawa insektisida dengan bantuan kimiakomputasi dan analisis HKSA dengan metode semiempirik AM1. Hasil

    pemodelan ini diharapkan dapat menghasilkan desain senyawa baru yang tidak

    hanya lebih tinggi aktivitasnya insektisidanya, namun juga diharapkan dapat

    dibuat dari bahan alam dan dengan reaksi yang cukup sederhana.

    1.2 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penelitian ini dilakukan

    dengan tujuan untuk:1. Menghitung sifat-sifat/deskriptor senyawa turunan sulfenil metilkarbamat

    dengan pemodelan molekul menggunakan metode semiempirik.

    Mencari model persamaan HKSA terbaik yang menghubungkan struktur

    turunan sulfenil metilkarbamat dengan aktivitasnya.

    Merancang dan menghitung aktivitas senyawa pestisida baru

    menggunakan persamaan HKSA diperoleh.

    Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan arah dalam melakukan

    sintesis di laboratorium, sehingga perancangan pestisida yang sifatnya coba-coba

    dapat dikurangi dan dapat menghemat tenaga, biaya maupun waktu. Penelitian ini

    juga akan memberikan sumbangan bagi khasanah ilmu pengetahuan khususnya

    bidang-bidang kimia komputasi maupun agrokimia.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    17/74

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Sintesis Insektisida

    Sejumlah sintesis terhadap senyawa-senyawa turunan sulfenil

    metilkarbamat telah dilakukan, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Fukuto

    dkk. (1973) terhadap turunan 2,3-dihidro-2,2-dimethylbenzofuranyl-7-N-metil-

    N(4-toluenesulfenyl) hasil sintesis ini menghasilkan spektrum PMR dengan

    serapan berikut (kloroform- dTMS): 6,7-7,4 (m, 7 H, proton aromatik), 3,4 (s, 3H, NCH3), 3,0 (s, 2 H,-CH2), 2,3 (s, 3 H,-CH3), dan 1,5 (s, 6 H, gem-di-CH3).Pergeseran downfielddan singlet untuk NCH3, dimana untuk karbofuran terdapat

    sebagai doublet lebar pada 2.9, konsisten dengan substitusi dari proton dari yangbagian karbamoil.

    Sintesis turunan sulfenil metilkarbamat yang lain dilakukan oleh Umetsu

    dkk. (1988) dimana hampir semua produk sintesis diperoleh sebagai minyak,

    sementara beberapa diantaranya merupakan kristal padat dengan perolehan hasil

    total (dari induk metilkarbamat) adalah 35-50% untuk semua produk.

    2.2 Analisis HKSA Senyawa Insektisida

    Penelitian mengenai HKSA senyawa insektisida dilakukan oleh Naik dkk.

    (2009), yakni menganalisis senyawa turunan organofosfat dan karbamat sebagai

    insektisida untuk membasmi lalatMusca nebulo. Naik telah membuktikan bahwa

    penggunaan deskriptor indeks elektro-topologikal, elektronik, spasial, struktural,

    termodinamik, hidrofobisitas, sterik dan topologikal dalam HKSA menghasilkan

    aktivitas insektisida prediksi yang cukup baik untuk senyawa turunan

    organofosfat.Hasil HKSA yang baik juga diperoleh pada penelitian yang dilakukan oleh

    Agrawal dkk. (2004) pada insektisida turunan phosphoramidothioate. Penelitian

    ini didasarkan pada parameter topologi dan juga memodelkan berdasarkan

    deskriptor lipofilisitas.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    18/74

    5

    2.3 Analisis HKSA dengan Metode Semiempirik

    Penelitian mengenai HKSA senyawa insektisida sebelumnya telah

    dilaksanakan oleh Naik dkk. (2009) kemudian dilanjutkan oleh Ananto (2011) dan

    Wibowo (2011). Hasil-hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa untuk

    senyawa insektisida turunan karbamat dapat dimodelkan dengan baik dan

    deskriptor-deskriptor hidrofobik, elektronik dan sterik dapat dihitung secara

    akurat dengan menggunakan metode semiempirik PM3, sedangkan untuk

    organofosfat pemodelan dapat dilakukan dengan baik dengan menggunakan

    metode AM1.

    Penggunaan metode AM1 pada penelitian terhadap dua kelas insektisida

    phosphoramidothioate yakni methamidophos dan acephate dilakukan oleh Spassova

    dkk.(2001). Studi HKSA disini menjelaskan mode of actionpada posisi in vivodan in

    vitro.

    HKSA senyawa pirol dilakukan oleh Santa (2008) dengan menggunakan

    deskriptor muatan bersih atom, momen dipol dan log P, serta membandingkan

    metode semiempirik AM1 dan PM3. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil

    bahwa metode semiempirik AM1 lebih baik daripada PM3 untuk memprediksi

    senyawa turunan pirol sebagai insektisida dalam penyusunan persamaan HKSA

    menggunakan deskriptor muatan bersih atom, momen dwi kutub dan log P.

    Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa metode

    semiempirik, salah satunya AM1 mampu memberikan hasil yang cukup baik untuk

    senyawa-senyawa insektisida. Selain itu penggunaan deskriptor elektronik, sterik,

    serta hidrofobik mendominasi dalam penggunaan deskriptor pada senyawa-senyawa

    tersebut.

    Penelitian ini mencoba untuk mendesain senyawa baru turunan sulfenil

    metilkarbamat dengan aktivitas yang lebih baik terhadap serangga berdasarkan hasil

    analisis HKSA terhadap seri senyawa tersebut. Analisis yang digunakan

    menggunakan pendekatan HKSA dengan metode AM1, adapun struktur sulfenil

    metilkarbamat dan aktivitas eksperimen untuk seri turunannya disajikan pada Tabel

    2.1 (Penomeran atom hanya untuk pemodelan saja)

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    19/74

    6

    O

    O

    C

    O

    N

    CH3

    S1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    910

    11

    12

    13

    14

    15

    16

    R

    17

    Gambar 2.1 Kerangka utama dan penomeran senyawa turunan Sulfenil

    Metilkarbamat yang digunakan dalam penelitian Umetsu

    (1984) dan Umetsu dkk. (1988)

    Tabel 2.1 Struktur kimia dan aktivitas senyawa turunan Sulfenil

    Metilkarbamat yang digunakan dalam penelitian Umetsu

    (1984) dan Umetsu dkk. (1988)

    Nomor

    R LD50eksperimen(g/g)

    Nomor

    R LD50eksperimen(g/g)

    1. -OCH3 18,8 13. -OCH2C6H4-p-C(CH3)3 15,52. -OCH2CH3 15,8 14. -OCH2C6H4-p-OCH3 13,83. -OCH(CH3)2 31,0 15. -2-Tolyl 3,74. -OC(CH3)3 25,0 16. -3-Tolyl 6,55. -O(CH2)3CH3 20,5 17. -4-Tolyl 9,76. -OCH(CH2CH3)2 21,0 18. -2,4-Xylyl 9,07. -Ocyclohexyl 21,5 19. -4-t-Butylphenyl 2,7

    8. -OCH2C6H5 7,5 20. -2-Me-4-t-Buthylphenyl 7,59. -O(CH2)5CH3 14,5 21. -4-Br-Phenyl 9,010. -O(CH2)7CH3 13,0 22. -3,4-OCH2O-Phenyl 5,011. -O(CH2)11CH3 21,0 23. -Me 4,912. -O(CH2)17CH3 75,0 24. -Et 12,8

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    20/74

    7

    BAB III

    LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

    3.1 Karbofuran dan derivatisasinya

    Karbofuran (2,3-dihidro-2,2-dimetil-7-benzofuranil metilkarbamat; BM,

    221,26) merupakan insektisida dengan spektrum yang luas, bersifat sistemik,

    merupakan insektisida, akarisida dan nematisida. Karbofuran digunakan terhadap

    sejumlah besar spesies target, termasuk kutu daun, beetles (kumbang), kutu busuk,

    corn rootworm (sejenis serangga pemakan jagung), belalang, greenbugs (sejenis

    hama yang berwarna hijau), wereng, lygus bugs (penyakit tanaman virus,nematoda, penggerek tebu, thrips (sejenis serangga yang biasanya menyerang

    alpukat), dan wireworms. (Anonim, 2006)

    Sebagai anggota dari kelas pestisida karbamat, aksi karbofuran sebagian

    besar didasarkan pada kemampuannya untuk menghambat asetilkolinesterase

    (AChE) dalam sistem saraf dan motor endplates spesies sasaran. Toksisitas

    karbofuran dalam sistem mamalia juga dapat didasarkan pada hal ini. Meskipun

    demikian, karbofuran menghambat kholinesterase lain (ChEs) secara baik pula,

    termasuk plasma-lokal butiril ChE dan AChE sel darah merah yang terlokalisasi.

    Berbeda dengan organofosfat, karbamat tidak membentuk ikatan inhibisi yang

    irreversibel dengan ChE.

    Enzim secara normal menghidrolisis asetilkolin menjadi asetat dan kolin.

    Pada saat enzim dihambat, jumlah asetilkolin meningkat dan berikatan dengan

    reseptor muskarinik dan nikotinik pada sistem saraf pusat dan perifer. (Fukuto,

    1990).

    Gambar 3.1 Hidrolisis asetilkolin menjadi asam asetat dan kolin

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    21/74

    8

    Toksisitas akut dihasilkan karbofuran dari kemampuannya untuk

    mengalami karbamilasi, dan menghambat acetylcholinesterase (AChE) pada

    sinapsis dan persimpangan neuromuskular.Proses penghambatan enzim oleh pestisida turunan karbamat diilustrasikan

    pada Gambar 3.1. (Pogaenik, 1998)

    Enzim aktif pestisida karbamat karbamil-enzim kompleks

    (inaktif-terinhibisi)

    Gambar 3.2 Mekanisme penghambatan enzim oleh pestisida karbamat

    Penghambatan kerja enzim terjadi karena karbamat melakukan karbamilasi

    enzim tersebut dalam bentuk komponen yang stabil.

    Dibandingkan dengan methylcarbamates induk, sulfenylated derivatif yang

    sangat beracun untuk nyamuk larva, terutama derivatif dari karbofuran dan 3 -

    isopropylphenyl methylcarbamate. Dalam tes terpisah yang dilakukan oleh World

    Health Organizationterhadap Anopheles albinanus, nilai LC50kurang dari 0,001

    ppm diperoleh dengan beberapa turunan.Dalam hampir setiap kasus, pengenalan suatu substituen hidrofobik ke

    bagian benzenesulfenyl meningkatkan aktivitas larva, hal ini menunjukkan bahwa

    lipofilisitas dalam turunan karbamat memainkan peran penting dalam menentukan

    efektivitas terhadap larva nyamuk. Aktivitas yang tinggi dari larva selektif, Abate

    telah dikaitkan sebagian nya lipofilisitas tinggi, yang mempromosikan penyerapan

    yang cepat dari Abate oleh larva nyamuk dari air Dengan asumsi bahwa

    sulfenylated turunan lainnya juga memiliki karakteristik partisi yang mirip, seperti

    partisi tinggi mendukung fase nonpolar juga menunjukkan bahwa senyawa inidengan cepat diserap oleh larva. Ini pasti akan memberikan kontribusi untuk

    efektivitas mereka sebagai larvicides nyamuk.

    Sulfenylation dari insektisida metilkarbamat dapat memberikan tambahan

    kesempatan untuk intoxicationdan detoxicationproses berlangsung pada serangga

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    22/74

    9

    dan mamalia. Korelasi yang buruk antara di antikolinesterase in vitroaktivitas dan

    toksisitas pada tikus dan serangga menunjukkan bahwa proses metabolisme in

    vivo bertanggung jawab untuk toksisitas selektif diamati dari karbamatdiderivatisasi, meskipun faktor faktor lain seperti sifat lipofilik molekul juga harus

    dipertimbangkan. (Fukuto, 1973)

    Selain itu adanya perbedaan tingkat toksisitas pada serangga dan mamalia

    (tikus) disebabkan oleh perbedaan jarak antara sisi anionik dan sisi ester pada

    enzim kolinesterase. (Fukuto dalam Ridlo, 1992)

    3.2 Kimia Komputasi

    Kimia komputasi termasuk kajian teoritik yang mendukung perkembangan

    teori-teori ilmu kimia, kajian kimia komputasi terhadap suatu sistem kimia

    diawali dengan langkah pemodelan sistem yang akan dikaji, dilanjutkan dengan

    perhitungan sifat fisikokimia, diakhiri dengan analisis data yang dihasilkan dari

    perhitungan. Jika data eksperimen tersedia, hasil yang diperoleh melalui kajian

    teori kimia komputasi bisa dibandingkan dengan data-data percobaan. Jika tidak

    tersedia data eksperimen, maka pemilihan metode yang tepat akan menentukan

    hasil kajian itu. (Jensen, 2007).

    Kimia komputasi tidak hanya membicarakan mekanika kuantum saja,tetapi juga mekanika molekuler, minimisasi, simulasi, analisis konformasi dan

    metode komputasi lain untuk memahami serta memperkirakan perilaku sistem

    molekuler. Pemodelan senyawa dapat menggunakan semua metode tersebut,

    model senyawa dapat diartikan sebagai representasi dan manipulasi struktur

    senyawa dan sifat yang didasarkan pada struktur 3 dimensinya. (Leach, 1996).

    Metode kimia komputasi dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu

    mekanika molekuler dan metode struktur elektronik yang terdiri dari ab initiodan

    semiempirik. Metode yang sekarang berkembang pesat adalah teori kerapatanfungsional (density functional theory, DFT).

    Banyak aspek dinamik dan struktur molekul seperti sifat listrik dan muatan

    atom dapat diperkirakan dengan menggunakan kimia komputasi. Perhitungan sifat

    listrik dan muatan atom tersebut berdasarkan atas perhitungan kimia kuantum.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    23/74

    10

    Kimia kuantum berguna dalam menentukan beberapa sifat molekul dengan

    menggunakan dasar-dasar mekanika kuantum. Mekanika kuantum digunakan

    untuk mempelajari partikel-partikel yang berukuran mikro seperti elektron, intiatom dan molekul yang sifat dan kelakuan partikel tersebut tidak dapat dijelaskan

    dengan mekanika klasik. Dalam mekanika kuantum, keadaan suatu sistem

    digambarkan melalui fungsi koordinat partikel dalam sistem yang disebut dengan

    fungsi gelombang atau fungsi keadaan. Fungsi ini diperoleh dari persamaan

    Schrdinger:

    E............................................................................................... (3.1) adalah hamiltonian yang menyatakan energi kinetik dan energi

    potensial, baik inti maupun elektron. adalah fungsi gelombang yang merupakanfungsi koordinat inti dan elektron yang berisikan semua informasi mengenai

    koordinat sistem sedangkan E adalah energi total dari sistem. Sifat molekul yang

    dapat dihitung melalui penyelesaian persamaan di atas adalah geometri molekul,

    stabilitas relatif, momen dwi kutub dan muatan atom.

    3.3 Hubungan Kuantitatif Struktur dan Aktivitas (HKSA)

    Kajian HKSA berkembang pesat karena memberikan peranan besar dalam

    proses desain senyawa baru untuk mempersempit fokus riset, penghematan dana

    dan penghematan waktu. Penggunaan HKSA dapat digunakan sebagai pendekatan

    awal untuk menyeleksi molekul dengan aktivitas prediksi terbaik.

    Studi HKSA menghasilkan aspek penting yaitu:

    a. Hubungan sistematik antara variasi struktur suatu molekul dengan

    perubahan aktivitas biologis molekul tersebut.

    b. Pola penalaran dalam merancang molekul baru yang lebih efektif dengan

    aktivitas yang lebih tinggi.

    Dalam perkembangannya, tidak hanya obat saja yang dikembangkan pada

    studi HKSA, akan tetapi makromolekul biologis lainya yang mempunyai efek

    biologis akibat adanya interaksi dengan target spesifik seperti enzim, reseptor

    protein dan asam nukleat yang memiliki struktur tiga dimensi dimana penataan

    gugus fungsi dan sifat-sifat permukaan mempengaruhi sisi yang berikatan.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    24/74

    11

    Perlambangan makromolekul biologis yang terlibat pada interaksi ligan-protein,

    ligan menunjukkan substrat atau inhibitor, dan protein menunjukkan reseptor

    berupa makromolekul seperti enzim, protein dan asam nukleat.Kajian HKSA digunakan sebagai pendekatan awal untuk menyeleksi

    kemungkinan pemodelan senyawa dengan prediksi terbaik (Riyadi, 2009). Metode

    analisis yang dipakai untuk mengetahui tentang struktur atau sifat-sifat struktural

    yang diuji, dapat mengarah ke hubungan struktur dan aktivitas yang sebenarnya

    bila dihubungkan dengan fakta-fakta biologis yang ada. Pendekatan ini didasarkan

    pada uraian mekanika kuantum yaitu yang pertama penyederhanaan pengetahuan

    tentang teori orbital molekul dengan memasukkan konektivitas molekuler

    sedangkan yang kedua melalui upaya mencari kesepadanan antara aktivitasbiologis dengan sifat-sifat kimia fisika molekul yang akan dianalisis.

    Berdasarkan parameter dan pendekatan yang digunakan, kajian HKSA

    digolongkan dalam 3 metode, yaitu metode Hansch, metode Free-Wilson dan

    metode HKSA-3D atau CoMFA (Comparative Molecule Field Analysis)

    3.3.1 Metode Hansch

    Metode Hansch dikembangkan oleh Hansch pada tahun 1964 (Kubinyi,

    1993) metode Hansch mengasumsikan aktivitas biologi sebagai fungsi dari

    parameter-parameter hidrofobisitas (), elektronik (), dan sterik (Es) yang

    terdapat pada molekul, yang dapat dinyatakan secara matematis sebagai

    persamaan (3.1)

    .. (3.2)Notasi A menyatakan aktivitas biologis, notasi a, b, c dan d menyatakan

    tetapan persamaan regresi, Notasi adalah tetapan hidrofobisitas substituen

    menurut Hansch-Fujita, adalah tetapan Hammet yang menyatakan sifat

    elektronik, dan Es adalah tetapan substituen untuk sterik menurut Taft. Ketiga

    parameter tersebut diperoleh dari pendekatan termodinamika atau model

    hubungan linier energi bebas (Linear Free Energy Relationship, LFER), yaitu

    suatu model matematik yang dikembangkan dari hubungan reaktivitas kimia

    dengan parameter substituen yang dikemukakan oleh Hammet pada tahun 1938.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    25/74

    12

    Analisis Hansch kemudian dikembangkan dengan menggunakan

    parameter sifat fisikokimia dari struktur molekul atau menggunakan beberapa

    parameter teoritis. Parameter-paramater tersebut digunakan sebagai variabel bebasyang memberikan prediksi harga aktivitas biologis.

    3.3.2 Metode Free-Wilson

    Metode ini dikembangkan oleh Free dan Wilson, didasarkan pada

    perkiraan bahwa masing-masing substituen pada struktur senyawa induk

    memberikan sumbangan yang tetap terhadap aktivitas biologis. Metode ini

    mengajukan model persamaan yang memperkirakan bahwa aktivitas biologi sama

    dengan jumlah sumbangan substituen ditambah aktivitas biologis senyawa induk.

    g ..(3.3)A adalah aktivitas biologis, S adalah sumbangan masing-masing

    substituen terhadap aktivitas total senyawa induk yang telah tersubstitusi dan

    adalah aktivitas biologis senyawa induk. Kelebihan dari metode ini adalah analisis

    dapat dikerjakan dengan cepat dan sederhana, metode Free-Wilson efektif

    diterapkan jika uji aktivitas biologi berlangsung lambat daripada sintesis senyawa

    turunannya.

    3.3.3 Metode HKSA 3D

    Metode ini dikembangkan sebagai antisipasi permasalahan untuk senyawa-

    senyawa enantiomer yang mempunyai kuantitas sifat fisikokimia yang sama,

    tetapi mempunyai aktivitas biologi yang berbeda. Metode HKSA 3D menyusun

    suatu hubungan antara aktivitas biologis dan sifat sterik elektrostatik dari satu seri

    senyawa. Metode ini diawali dengan mendefinisikan aturan superposisi dari satu

    seri senyawa kemudian dilakukan perhitungan energi sterik dan energi interaksi

    elektrostatik pada setiap titik kisi (grid point) dalam suatu ruang tiga dimensi.

    3.4 Metode Semiempirik

    Perhitungan semiempirik merupakan perhitungan orbital molekul yang

    didasarkan pada perhitungan kimia kuantum. Perhitungan ini akan menghasilkan

    penyelesaian terhadap persamaan Schrdinger dengan menggunakan pendekatan

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    26/74

    13

    tertentu dan beberapa data empirik untuk mengambarkan sifat-sifat elektron dari

    suatu atom atau molekul (Pranowo, 2003). Dibandingkan dengan ab initio,

    perhitungan dengan metode semiempirik dapat dijalankan lebih cepat karena tidaksemua persamaan diselesaikan secara eksak dan elektron yang diperhitungkan

    hanyalah elektron valensi saja. Perhitungan semiempirik mekanika kuantum ini

    meliputi tujuh metode yaitu metode Extended Huckel, Complete Neglect of

    Differential Overlap (CNDO), Intermediate Neglect of Differential Overlap

    (INDO),Modified Neglect on Diatomic Overlap(MNDO),Modified Intermediate

    Neglect of Differential Overlap (MINDO3), Austin Model 1 (AM1) dan

    Parameterized Model 3 (PM3).

    3.5 Pemilihan Deskriptor

    Deskriptor merupakan parameter sifat kimia dan fisika dari suatu senyawa

    yang akan digunakan sebagai variabel bebas dalam proses analisis HKSA.

    Deskriptor yang digunakan harus benar-benar memiliki hubungan aktivitas yang

    kuat dengan senyawa tersebut, sehingga aktivitas senyawa baru dapat diprediksi,

    jika ada satu saja hubungan yang lemah, maka nilai dari parameter tersebut tidak

    berguna dalam prediksi. Oleh karena itu, dalam suatu parameter yang dipilih

    haruslah mempunyai hubungan yang relevan terhadap aktivitas dari senyawa yang

    diteliti dan nilai parameter-parameter tersebut didapatkan dari perlakuan yang

    konsisten.

    Tabel 3.1 Deskriptor molekuler dan parameternya (Kubinyi, 1993)Deskriptormolekuler

    Interaksi Parameter

    Lipofilisitas Interaksi hidrofobis Log P, , f, RM, XPolarisabilitas Interaksi van-der Waals MR(refraktivitas molar), PA

    (parachor), MV(volume molar)

    Densitaselektron

    Ikatan ionik, interaksidipol-dipol, ikatanhidrogen, interaksi

    transfer muatan

    , R, F, , indeks kimia kuantum

    Topologi Halangan sterik,kemiripan geometric

    Es, rv, L, B, panjang ikatan,volume

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    27/74

    14

    3.6 Analisis Statistik dalam HKSA

    3.6.1 Analisis regresi multilinear

    Analisis regresi multilinear dalam HKSA menghubungkan variabel bebasX (seperti parameter fisika dan kimia dalam metode Hansch, variabel indikator

    dalam metode Free-Wilson) dengan variabel tidak bebas Y, yakni aktivitas

    biologis (Kubinyi, 1993). Variabel tidak bebas mengandung suku error (nilai

    kesalahan) sedangkan variabel bebas disusun dengan maksud untuk

    meminimalkan kesalahan (Daniel dan Wood, 1980 dalam Tahir, 2000). Pada

    kenyataannya, ini hanyalah suatu pendekatan saja, karena parameter kimia fisika

    pada suatu persamaan HKSA umumnya mengandung kesalahan pada saat

    eksperimen perhitungannya, meskipun kesalahan ini pada berbagai kasus lebihkecil dari pada kesalahan yang terdapat pada data biologis.

    Pada analisis HKSA, pemilihan prediktor yang tepat merupakan suatu

    langkah yang penting dalam memprediksi aktivitas biologis suatu senyawa.

    Biasanya analisis ini dilakukan menggunakan analisis regresi multilinear. Metode

    ini secara eksak adalah prosedur perhitungan matematis biasa untuk fitting data.

    Teknik fitting data ini dilakukan untuk meminimalkan harga total random error

    ().

    Data observasi pada kenyataannya mempunyai hubungan antara harga

    respon sebenarnya dengan harga prediktor yang menurut Daniel dan Wood

    hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan (3.4) berikut ini

    (Tahir, 2000):

    ..(3.4)nilai k melambangkan konstanta regresi, m melambangkan jumlah variabel dan

    melambangkan random error.

    Tujuan dari langkahfitting ini adalah untuk meminimalkan total random error, maka

    akan mendekati nol, sehingga diperoleh persamaan sebagai berikut:

    .(3.5)Jika Q didefinisikan sebagai dan N adalah jumlah data, maka: Y

    .. .

    ..(3.6)

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    28/74

    15

    dan Q harus minimum, oleh karena itu harga diferensial Q terhadap tiap konstanta

    harus sama dengan nol, , ,

    , . .

    sehingga diperoleh persamaan:

    2

    0

    ...(3.7)

    2

    0(3.8)..(3.8) 2

    0

    .(3.9)..

    2 0. . (3.10)

    Jika persamaan ini kita susun kembali ke dalam bentuk matrik, maka akan diperoleh:

    =

    Penyelasaian bentuk persamaan tersebut digunakan aturan sebagai berikut:

    . . merupakan matrik invers dari matrik A. Pada matrik B dapat kita temuisemua harga parameter untuk tiap suku dalam persamaan regresi multilinear.

    Parameter statistik yang lain yaitu koefisien korelasi (r), standar deviasi (SD), dan

    harga F. Harga koefisien korelasi (r) merupakan suatu ukuran relatif terhadap

    kualitas model, karena harganya tergantung pada semua varians dari prediktor

    (persamaan 3.11).

    1 1 ............ (3.11)

    Notasi merupakan jumlah kuadrat penyimpangan (SSQ), maka: ....... (3.12)

    dan Syy adalah jumlah total varians, yang dinyatakan sebagai:

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    29/74

    16

    .. (3.13)Standar deviasi (SD) adalah ukuran absolut dari kualitasfitting yang secara matematis

    dapat ditulis sebagai berikut:

    atau SD

    ....(3.14)

    db dalam persamaan tersebut merupakan jumlah derajat kebebasan yang digunakan.

    Harga F adalah perbedaan tingkat signifikansi dari persamaan regresi. Signifikansi

    dari suatu persamaan regresi terjadi bila harga F lebih besar dari batas signifikansi

    (sebagai Ftabel) untuk batas konfidensi yang ditentukan. Dalam analisis HKSA

    biasanya menggunakan tingkat konfidensi 95% atau 99%. Harga F dapat dirumuskan

    sebagai berikut: ...... (3.15)Menurut Kubinyi (1993), parameter-parameter seperti r atau R2, SD dan F

    inilah yang digunakan sebagai parameter penentu dalam pengambilan keputusan

    pada analisis regresi multilinear.

    Dalam melakukan penelitian dengan menggunakan HKSA, biasanya akan

    menghasilkan banyak model persamaan. Model-model persamaan tersebut dapat

    kita pilih untuk model persamaan yang terbaik. Kriteria-kriteria dalam pemilihan

    model terbaik tersebut dapat berdasarkan faktor-faktor dibawah ini:

    a. Harga r harus lebih besar dari 0,800 untuk persamaan regresi yang diterima.

    b. Harga adjusted r2harus besar.

    c. Haga F harus melebihi harga Ftabeluntuk tingkat signifikansi 95%.

    d. Harga PRESS (Predicted Residual Sum of Square) harus kecil.

    Parameter PRESS didefinisikan sebagai jumlah kuadrat dari perbedaan

    prediksi i = 1 sampai dengan i = npred

    =

    =1

    2)(i

    obspred YYPRESS ...(3.16)

    Ypred adalah aktivitas biologis prediksi, sedangkan Yobs adalah aktivitas

    biologis eksperimen.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    30/74

    17

    3.6.2 Analisis komponen utama (PCA)

    Analisis komponen utama dikenalkan oleh Pearson dan Hotelling. Pada

    proses analisis faktor dicoba untuk menemukan hubungan (interrelationship)antar variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga

    dapat dibuat satu atau beberapa kemampuan variabel yang lebih sedikit dari

    jumlah variabel awal. (Santoso, 2004)

    Analisis komponen utama merupakan usaha untuk mereduksi p variabel

    pengamatan (asal) menjadi k variabel baru yang saling ortogonal yang masing-

    masing kvariabel baru tersebut merupakan kombinasi linear darip variabel lama.

    Pemilihan k variabel baru tersebut sedemikian rupa sehingga

    keragaman/kontribusi yang dimiliki variabel asal, hampir seluruhnya dapatdiwakili oleh k variabel baru. Analisis komponen utama sangat efektif untuk

    kasus-kasus dimana antar p variabel asal mempunyai korelasi yang cukup

    tinggi/erat (mengatasi multikolinearitas). Hasil dari analisis komponen utama

    nantinya digunakan pada analisis lebih lanjut, seperti analisis cluster(gerombol)

    dan analisis regresi komponen utama.

    Misalkan X1, , Xp merupakan p variabel yang akan diselidiki Dari

    matriks varians kovarians bisa diturunkan akar karakteristik yaitu 1 2 p

    0.

    Penyusutan variabel asal X dengan variabel baru Y dapat dirumuskan

    dalam bentuk Y= aX

    Pemilihan dilakukan agar var(Y) = amaksimum dan a= 1. Hal ini

    dapat ditentukan dari persamaan (-I) = 0. Untuk menyelesaikan masalah

    tersebut digunakan fungsiLagrange atau tepatnya penggandaLagrangedan dapat

    dirumuskan sebagai

    Y=

    -

    (

    - I)..(3.17)Dengan memaksimumkan persamaan di atas, maka akan diperoleh

    komponen utamanya. (Johnson, 2007)

    Komponen utama pertama mampu menerangkan variansi data terbesar

    sehingga var(Y1) = 1 dan kovarians masing-masing komponen utama sama

    dengan 0. Artinya komponen utama tidak saling berkorelasi. Komponen utama

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    31/74

    pertama adalah kombin

    keragaman terbesar, de

    varians data yang maantara akar karakteris

    karakteristik atau trace

    tr= 1+ 2+

    3.7 Hipotesis

    Berdasarkan tin

    paragraf sebelumnya m

    Hipotesis IJika hasil perh

    dengan baik struktur

    metilkarbamat, maka si

    digunakan sebagai predi

    asi linier terbobot variabel asal yang dapat m

    ikian seterusnya untuk komponen utama yang

    pu diterangkan setiap komponen utama adalatik () komponen tersebut terhadap juml

    atriks varians kovarians, dirumuskan sebagai

    + p

    Gambar. 3.3 Ilustrasi alur PCA

    auan pustaka dan dasar teori yang telah di

    ka dapat diajukan beberapa hipotesis sebagai b

    itungan metode semiempirik AM1 dapat m

    atau konformasi senyawa pestisida turuna

    at-sifat molekul yang dihitung dengan metode

    ktor pada analisis HKSA.

    18

    nerangkan

    lain. Total

    h proporsiahan akar

    erikut:

    .(3.18)

    ahas pada

    rikut:

    emodelkan

    n sulfenil

    M1 dapat

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    32/74

    19

    Hipotesis II

    Jika interaksi pestisida turunan sulfenil metilkarbamat terhadap enzim

    asetilkolinesterase dipengaruhi oleh sifat-sifat molekul, maka model hubunganyang konsisten antara sifat-sifat molekul senyawa turunan sulfenil metilkarbamat

    dengan aktivitas biologisnya sebagai insektisida dapat ditemukan/diperoleh.

    Hipotesis III

    Jika persamaan HKSA yang diperoleh konsisten menggambarkan

    hubungan sifat-sifat molekul turunan sulfenil metilkarbamat dengan aktivitasnya

    sebagai insektisida, maka persamaan HKSA tersebut dapat digunakan sebagai

    penuntun dalam mendesain senyawa baru turunan sulfenil metilkarbamat dengan

    aktivitas insektisida yang lebih tinggi.

    3.8 Rancangan Penelitian

    Verifikasi hipotesis yang diajukan pada sub bab 3.7 diatas dapat dilakukan

    dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

    1. Hipotesis I dapat diverifikasi melalui validasi/perbandingan hasil perhitungan

    metode semiempirik AM1 pada senyawa sulfenil metilkarbamat dengan data

    yang telah diperoleh melalui eksperimen laboratorium.

    2. Hipotesis II dapat diverifikasi dengan melakukan analisis regresi multilinearantara variabel bebas berupa sifat-sifat dengan variabel tidak bebas log LD50.

    3. Hipotesis III dapat diverifikasi dengan merancang senyawa baru dengan

    substituen yang bervariasi dan dihitung harga aktivitas prediksinya (log LD50)

    menggunakan model persamaan HKSA terbaik yang diperoleh dari analisis.

    Skema rancangan kerja dapat dilihat pada Gambar 3.4 berikut:

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    33/74

    20

    Gambar 3.4 Skema rancangan kerja

    Seri senyawa

    Model Struktur 2D

    Model Struktur 3D

    Metode SemiempirikAM1

    Hasil Optimasi

    Pemisahan senyawafitting dan senyawa uji

    Analisis data denganMLR dan PCR

    Model HKSA terbaik

    Pemodelan senyawabaru

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    34/74

    21

    BAB IV

    METODE PENELITIAN

    4.1 Materi dan Peralatan Penelitian

    4.1.1 Materi penelitian

    Pada penelitian ini digunakan data dan struktur molekul insektisida

    turunan sulfenil metilkarbamat dan aktivitas eksperimennya yang berasal dari

    Umetsu (1984) dan Umetsu dkk.(1988)

    4.1.2 Peralatan penelitianPenelitian ini dikerjakan dengan menggunakan perangkat komputer

    dengan spesifikasi prosesor Pentium 4 3GHz, RAM 512 MB, Harddisk 60 GB.

    Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan yaitu Hyperchem 8.0 for

    Windows untuk melakukan pemodelan molekul senyawa, dan perangkat lunak

    SPSS 13.0for Windows untuk analisis persamaan HKSA

    4.2 Prosedur Penelitian

    4.2.1 Validasi metodeUntuk mendapatkan metode perhitungan muatan bersih atom yang paling

    sesuai, dilakukan pemodelan molekul senyawa turunan sulfenil metilkarbamat

    menggunakan berbagai metode semiempirik. Struktur senyawa utama dihitung

    muatan bersih atom-atom penyusunnya serta momen dipolnya.

    Parameter-parameter tersebut dihitung dengan menggunakan metode

    semiempirik menggunakan software HyperChem. Untuk validasi metode data-

    data tentang panjang ikatan, sudut ikatan serta sudut torsi senyawa yang diperoleh

    dari perhitungan kemudian dibandingkan dengan data hasil eksperimen.

    4.2.2 Optimasi geometri

    Optimasi geometri merupakan metode perhitungan untuk menampilkan

    struktur molekul dengan energi terendah dan gaya-gaya atom terkecil. Bentuk

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    35/74

    22

    geometri dari molekul memiliki energi potensial. Untuk mendapatkan struktur

    molekul yang stabil dilakukan optimasi geometri. Struktur yang stabil akan

    memiliki energi potensial yang minimum, oleh karena itu untuk mendapatkankonformasi yang stabil dilakukan minimisasi energi.

    Setiap seri senyawa turunan sulfenil metilkarbamat dibuat struktur 2D

    Perhitungan dilakukan dengan metode semiempiris AM1 dengan parameter

    seperti yang tersaji dalam Tabel 4.1. Setelah diperoleh struktur yang stabil,

    dilakukan pencatatan data perhitungan hasil geometri optimasi berupa file.log

    (rekaman data). Deskriptor HKSA diperoleh dari QSAR properties, setelah

    senyawa dioptimasi kemudian dilakukan perhitungan QSAR propertiesdari menu

    compute.Batas konvergensi di atur sebesar 0,001 kkal/ yaitu batas gradient

    perubahan energi per perubahan posisi. Batas iterasi yang digunakan adalah

    sebesar 32767 yang merupakan batas iterasi maksimum yang dapat dilakukan oleh

    softwaredengan algoritma Polak Ribiere.

    4.2.3 Analisis HKSA dengan SPSS

    Analisis penelitian HKSA ini menggunakan metode regresi multilinear

    dan metode regresi komponen utama dengan program SPSS evaluation version.

    Persamaan yang diperoleh diseleksi untuk mencari model yang terbaik dengan

    menggunakan parameter statistik r, r2, SE, dan nilai anova(F).

    Pengujian keakuratan model-model persamaan yang diproleh dapat

    dilakukan dengan mempertimbangkan perhitungan PRESS terhadap data uji.

    Model terpilih hasil uji ini digunakan untuk menunjukkan variabel bebas yang

    akan digunakan dalam persamaan HKSA akhir.

    4.2.4 Desain senyawa pestisida baru

    Berdasarkan persamaan HKSA terpilih, variabel bebas yang paling

    berpengaruh pada aktivitas dipilih untuk digunakan dalam desain struktur

    senyawa turunan asam karbamat yang baru secara teoritik dengan aktivitas

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    36/74

    23

    inhibitor asetilkolinesterase yang lebih tinggi. Hasil desain ini dapat diusulkan

    untuk ditinjaklanjuti pada proses sintesis senyawa baru.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    37/74

    24

    BAB V

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Validasi Metode

    Sebelum dilakukan optimasi geometri dengan metode semiempirik AM1

    terlebih dahulu dilakukan validasi metode untuk memastikan bahwa metode

    semiempirik yang dipilih sudah tepat. Hasil dari validasi metode ini dibandingkan

    dengan data eksperimen.

    Hasil pemodelan dan perhitungan parameter struktur/konformasi

    menggunakan berbagai metode semiempirik disajikan pada tabel bersama-samadengan data eksperimen. Perbandingan data hasil pemodelan dengan data hasil

    eksperimen dimaksudkan untuk mengevaluasi sejauh mana data hasil pemodelan

    bersesuaian dengan data eksperimen. Data panjang ikatan dan sudut torsi

    diperoleh dari pemodelan dengan menggunakan berbagai metode semiempirik.

    Dengan demikian dapat ditentukan metode semiempirik mana yang memberikan

    hasil perhitungan paling akurat untuk digunakan pada penelitian selanjutnya.

    Tabel 5.1 Data panjang ikatan antar atom () senyawa hasil eksperimenlaboratorium dan perhitungan berbagai metode semiempirikAtom Eksperimen* CNDO INDO MNDO AM1 PM3C1-O2 1,410 1,422 1,381 1,373 1,391 1,390

    C11-O3 1,182 1,369 1,364 1,228 1,236 1,214C11-O2 1,342 1,398 1,348 1,366 1,393 1,372C1-C2 1,380 1,434 1,393 1,414 1,394 1,395C1-C6 1,381 1,504 1,394 1,424 1,406 1,406

    *Sumber:Actacrystallographica organic compounds (Yang dkk., 2011).

    Tabel 5.2 Data sudut ikatan antar atom () senyawa hasil eksperimenlaboratorium dan perhitungan berbagai metode semiempirikAtom Eksperimen* CNDO INDO MNDO AM1 PM3

    O3-C11-O2 126,600 115,403 115,887 123,113 119,735 123,283C2-C1-O2 119,300 130,099 123,972 121,532 118,840 126,860

    C11-O2-C1 114,800 63,242 119,190 122,127 116,850 119,775C6-C1-O2 120,800 106,694 118,341 120,459 122,323 114,667

    *Sumber:Actacrystallographica organic compounds (Yang dkk.,2011).

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    38/74

    25

    Dari perbandingan data panjang ikatan antar atom dan sudut ikatan tidak

    ditemukan perbedaan yang signifikan diantara berbagai metode semiempirik

    dibandingkan dengan data eksperimen. Selisih harga yang dihasilkan tidak dapatdijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menganalisa metode mana yang paling

    akurat dalam menghitung senyawa, oleh karena itu telah dilakukan perbandingan lain

    berupa data sudut torsi yang ditampilkan pada Tabel 5.3 berikut:

    Tabel 5.3 Data sudut torsi antar atom () senyawa hasil eksperimenlaboratorium dan perhitungan berbagai metode semiempirik

    Atom Eksperimen* CNDO INDO MNDO AM1 PM3O3-C11-O2-C1 12,700 121,791 -0,043 8,600 14,161 1,579C6-C1-O2-C11 -118,300 63,798 -179,890 -96,505 -64,430 161,719

    O2-C1-C2-C3 177,000 174,676 180,000 174,568 172,891 -176,084C1-C2-C3-C4 0,400 0,977 0,000 -0,147 1,159 -0,054

    *Sumber:Actacrystallographica organic compounds (Yang dkk.,2011).

    Data sudut torsi yang dihasilkan dari perhitungan berbagai metode

    semiempirik memperlihatkan bahwa metode AM1 adalah metode yang paling akurat

    dibandingkan dengan metode lainnya, data hasil perhitungan metode AM1

    menunjukkan selisih yang kecil dengan data eksperimen laboratorium, sementara

    untuk metode CNDO, INDO, MNDO dan PM3 menunjukkan selisih yang cukup

    signifikan dengan data eksperimen. Dari berbagai perbandingan data kristal, dapat

    disimpulkan bahwa metode AM1 adalah metode yang dipilih pada penelitian ini

    dikarenakan hasil pemodelannya lebih mendekati harga eksperimen.

    5.2 Optimasi Geometri Menggunakan Metode Semiempirik AM1

    Hasil optimasi senyawa induk beserta muatan bersih atom senyawa

    sulfenil metilkarbamat yang dioptimasi dengan menggunakan metode

    semiempirik AM1 ditunjukkan dalam gambar 5.1.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    39/74

    26

    Gambar 5.1 Struktur 3D senyawa hasil optimasi dengan metode AM1dilengkapi dengan muatan bersih atom

    Gambar hasil optimasi ini memiliki simbol-simbol warna sebagai berikut:

    atom O disimbolkan dengan warna merah, atom N dengan warna biru tua, atom S

    dengan warna kuning serta atom C lainnya dengan warna biru muda. Arti warna

    bagi atom-atom tersebut merupakan warna yang merupakan bawaan dari software

    optimasi.

    Dari struktur hasil optimasi, terlihat bahwa semua atom O bermuatan

    negatif yang menunjukkan bahwa kelektronegatifannya yang tinggi dibandingkan

    dengan atom lainnya. Awan elektron tertarik ke arah atom O, hal ini

    menyebabkan atom-atom yang berada didekat atom O menjadi bermuatan positif

    karena terpengaruh olehnya, yaitu atom-atom dengan nomor C3, C6, C11 dan C13

    serta atom S17 (lihat penomeran atom pada Gambar 2.1).

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    40/74

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    41/74

    28

    Selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan dua metode yakni regresi

    multilinier dan regresi komponen utama. Parameter statistik yang digunakan

    adalah koefisien korelasi (r), standar deviasi (SD), harga F dan PRESS. r adalahukuran relatif terhadap kualitas model, harganya harus mendekati satu. SD adalah

    ukuran absolut dari kualitas model, harganya harus mendekati nol. F adalah

    perbedaan tingkat signifikan dari model regresi, harga rasio antara Fhitung dengan

    Ftabel harus lebih dari satu untuk tingkat signifikansi 95%. Parameter statistik

    terakhir adalah PRESS (Predicted Residual Sum of Square), harganya harus

    mendekati nol.

    Seperti telah dituliskan sebelumnya mengenai reaksi antara insektisida

    dengan enzim asetilkolinesterase, maka deskriptor-deskriptor yang digunakansebagai variabel bebas pada penelitian ini adalah deskriptor elektronik, sterik dan

    hidrofobik. Deskriptor elektronik yakni muatan bersih atom (q), momen dipol (.Untuk deskriptor sterik digunakan luas permukaan/grid (SA), sedangkan

    deskriptor hidrofobik yakni log P.

    Analisis regresi multilinier ataupun regresi komponen utama keduanya

    dilakukan dengan menggunakan softwarestatistik yang sama hanya dengan menu

    yang berbeda. Untuk regresi multilinear data langsung diolah dengan analisis

    regresi, sedangkan untuk regresi komponen utama data diolah dengan menu data

    reduction untuk terlebih dahulu dilakukan analisis faktornya, baru kemudian

    dilakukan hal yang sama dengan MLR yakni dilanjutkan dengan regresinya.

    Kedua metode analisis statistik tersebut nantinya akan dibandingkan berdasarkan

    parameter-parameter statistiknya untuk diambil model terbaik dari hasil masing-

    masing metode statistik tersebut.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    42/74

    5.3.1 Analisis HKSA dengan regresi multilinear

    Tabel 5.5 Model HKSA hasil analisis regresi multilinear

    Model Variabel r r2

    Adjusted

    R square SD Fhit Ftab Fhit/Ftab

    1

    polarisabilitas, N1, C6, dipol, C3,

    C2, S17, logp, O4, grid, O5 0,918 0,843 0,596 0,221 3,419 3,603 0,949

    2

    N1, C6, dipol, C3, C2, S17, logp, O4,

    grid, O5 0,918 0,842 0,645 0,207 4,273 3,347 1,277

    3

    N1, C6, dipol, C2, S17, logp, O4,

    grid, O5 0,918 0,842 0,684 0,195 5,329 3,179 1,676

    4 N1, C6, dipol, C2, S17, logp, grid, O5 0,917 0,841 0,713 0,186 6,592 3,072 2,146

    5 N1, C6, dipol, S17, logp, grid, O5 0,916 0,840 0,738 0,178 8,236 3,012 2,734

    6 N1, C6, dipol, S17, grid, O5 0,910 0,829 0,743 0,176 9,692 2,996 3,235

    7 N1, C6, dipol, S17, grid 0,899 0,808 0,735 0,179 10,962 3,025 3,623

    8 C6, dipol, S17, grid 0,894 0,799 0,742 0,176 13,946 3,112 4,481

    9 C6, dipol, grid 0,889 0,791 0,749 0,174 18,880 3,287 5,743

    Tabel 5.6 Model persamaan aktivitas turunan sulfenil metilkarbamat berdasarkan analisis regresi multilinear

    model Konstanta N1 O5 C6 S17 dipol SA

    6 -14,681 -34,520 -22,133 -73,933 -2,805 -0,275 0,001

    7 -1,939 -11,339 -46,648 -1,521 -0,149 0,001

    8 2,829 -47,066 -0,761 -0,185 0,001

    9 2,675 -50,476 -0,183 0,001

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    43/74

    30

    Dari kesembilan model yang dihasilkan secara statistik dengan metode

    MLR, hanya diambil empat diantaranya untuk diteruskan uji validasinya.

    Keempat model yang diambil adalah model-model yang memiliki deskriptor lebihsedikit diantara yang lainnya, yakni model 6 sampai dengan model 9. Hal ini

    dikarenakan sampel seri data yang diikutsertakan dalam penelitian ini berjumlah

    sedikit, yakni 19 data untuk fitting.

    Untuk memilih model persamaan HKSA terbaik maka dilakukan uji

    validasi dengan menggunakan lima senyawa uji yang telah ditentukan

    sebelumnya. Uji validasi tersebut dilakukan dengan memprediksi aktivitas

    insektisidanya menurut model-model yang telah dipilih, hasil perhitungan

    disajikan pada Tabel 5.7.

    Tabel 5.7 Data aktivitas insektisida hasil eksperimen dan hasil prediksi

    Senyawalog LD50eksperimen model 6 model 7 model 8 model 9

    2 1,199 1,113 1,092 1,109 1,1284 1,398 1,210 1,152 1,194 1,211

    16 0,813 0,542 0,624 0,654 0,66817 0,987 0,466 0,585 0,607 0,62021 0,954 0,824 0,787 0,780 0,819

    PRESS 0,387 0,269 0,219 0,195

    Hasil prediksi dari model-model tersebut kemudian dibuatkan kurva

    hubungan log LD50 eksperimen dengan log LD50 prediksinya. Hal ini bertujuan

    untuk memastikan bahwa model-model tersebut linear dengan data eksperimen

    yang ada, dibuktikan dengan nilai slopedan juga R2nya. Dimana nantinya kurva

    yang mempunyai slope mendekati 1 yang akan dipilih, karena nilai slope yang

    mendekati 1 menandakan bahwa antara nilai aktivitas prediksi (hasil model)

    dengan nilai aktivitas hasil eksperimen tidak memiliki perbedaan yang signifikan.Kurva yang diperoleh berturut-turut disajikan pada Gambar 5.2, Gambar 5.3, dan

    Gambar 5.4.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    44/74

    31

    Gambar 5.2 Kurva hubungan log LD50eksperimen dengan log LD50prediksiuntuk model 6

    Gambar 5.3 Kurva hubungan log LD50eksperimen dengan log LD50prediksiuntuk model 7

    y = 1.2636x - 0.521

    R = 0.7644

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    1.2

    1.4

    0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6

    LogLD50Prediksi

    Log LD50 Eksperimen

    y = 1.0345x - 0.2591

    R = 0.818

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    1.2

    1.4

    0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6

    LogLD50Pred

    iksi

    Log LD50 Eksperimen

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    45/74

    32

    Gambar 5.4 Kurva hubungan log LD50eksperimen dengan log LD50prediksiuntuk model 8

    Gambar 5.5 Kurva hubungan log LD50eksperimen dengan log LD50prediksiuntuk model 9

    y = 1.068x - 0.274R = 0.8391

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    1.2

    1.4

    0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6

    LogLD50Prediksi

    Log LD50 Eksperimen

    y = 1.062x - 0.247

    R = 0.8285

    0.4

    0.6

    0.8

    1.0

    1.2

    1.4

    0.4 0.6 0.8 1.0 1.2 1.4 1.6

    LogLD50Prediksi

    Log LD50 Eksperimen

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    46/74

    33

    Pemilihan model berdasarkan poin-poin berikut:

    1. Nilai koefisien korelasi (r) yang bernilai 0,889, menyatakan bahwa

    korelasi antara sifat fisikokimia dengan aktivitas biologis cukup erat.2. Nilai standar deviasi (SD) yang relatif kecil 0,174, menyatakan bahwa

    penyimpangan data yang terjadi cukup kecil.

    3. Nilai Fhit/Ftab sebesar 5,743, menyatakan bahwa signifikansi tingkat

    kepercayaan antara sifat fisikokimia cukup tinggi.

    4. Nilai PRESS sebesar 0,452, menyatakan bahwa perbedaan antara aktivitas

    senyawa insektisida eksperimen dengan aktivitas senyawa insektisida

    prediksi kecil, ini berarti bahwa model persamaan mempunyai kemampuan

    yang cukup baik untuk memprediksi aktivitas insektisida.5. Memiliki slope sebesar 1,062, terlihat pada kurva hubungan antara

    aktivitas biologis insektisida eksperimen dengan aktivitas biologis

    prediksi.

    Berdasarkan poin-poin di atas, maka model-model yang memenuhi syarat

    adalah model 7 sampai dengan model 9 memiliki harga- harga yang kurang lebih

    mirip, namun untuk jumlah deskriptor yang lebih baik adalah yang memiliki

    jumlah deskriptor yang lebih sedikit, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa

    model persamaan HKSA nomor 9 merupakan model terpilih yang bila dituliskan

    maka bentuk persamaannya adalah sebagai berikut:

    Log LD50= 2, 675 50,476 qC6 0,183 dipol + 0,001 SA..... (5.1)

    n = 19, r = 0,889, SD = 0,174, Fhit/Ftab= 5,743, PRESS = 0,452

    Pada persamaan linier di atas, variabel yang memiliki nilai negatif akan

    menaikkan aktivitas inhibitor asetilkolinesterase, sebaliknya variabel yang

    memiliki nilai positif akan menurunkan aktivitas inhibitor asetilkolinesterase. Dari

    persamaan linier ini dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan aktivitas

    inhibitor asetilkolinesterase senyawa turunan sulenil metilkarbamat diharapkan

    memiliki dipol yang besar serta surface area yang kecil. Model terbaik dari MLR

    ini kemudian dibandingkan dengan model hasil dari analisis statistik PCR.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    47/74

    5.3.2 Analisis HKSA dengan regresi komponen utama

    Tabel 5.8 Model HKSA hasil analisis regresi komponen utama

    Model Variabel r r2

    Adjusted R

    square SE Fhit F tab Fhit/Ftab P

    1 t1 0.505 0.255 0.211 0.309 5.824 4.451 1.308

    2 t1,t2 0.881 0.777 0.749 0.174 27.813 3.634 7.654

    3 t1,t3 0.799 0.638 0.593 0.222 14.118 3.634 3.885

    4 t2,t3 0.799 0.638 0.593 0.222 14.103 3.634 3.881

    Tabel 5.9 Model persamaan aktivitas turunan sulfenil metilkarbamat berdasarkan analisis regresi kom

    model konstanta t1 t2 t3

    1 0.188 0.001

    2 0.630 0.075 -0.069

    3 0.327 0.000 -0.110

    4 0.331 0.000 -0.110

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    48/74

    35

    PCA (Principal Component Analysis) atau analisis komponen utama

    merupakan langkah awal untuk mendapatkan persamaan HKSA dengan

    pendekatan regresi komponen utama (Principle Component Regression = PCR).Pada proses analisis faktor dicoba untuk menemukan hubungan (interrelationship)

    antar sejumlah variabel-variabel yang saling independen satu dengan yang lain

    sehingga dapat dibuat satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit

    dari jumlah awal.

    Hasil reduksi variabel muatan menggunakan PCA dihasilkan suatu matrik

    yang berasal dari bobot masing-masing komponen. Komponen laten yang

    diperoleh dari PCA digunakan untuk menghitung variabel laten, atau dalam

    bahasa lainnya digunakan untuk mereduksi variabel asal yang banyak menjadivariabel baru yang jumlahnya lebih sedikit tetapi dapat mewakili sifat-sifat yang

    melekat pada variabel asal.

    Tabel 5.10 Data aktivitas biologis dan variabel laten hasil transformasideskriptorsenyawa log LD50 t1 t2 t3

    1 1,274 909,879 976,382 -7,0323 1,491 1017,395 1089,248 -6,9325 1,312 1057,915 1135,950 -6,7626 1,322 1113,865 1193,527 -6,7077 1,332 1118,925 1199,520 -6,3098 0,875 1115,759 1201,172 -6,0079 1,161 1172,904 1259,008 -7,500

    10 1,114 1287,072 1381,322 -8,12311 1,322 1515,556 1625,811 -9,59612 1,875 1863,133 1997,345 -12,13513 1,190 1259,492 1355,320 -5,61314 1,140 1100,164 1184,335 -4,37015 0,568 1033,202 1115,319 -3,207

    18 0,954 1085,214 1171,668 -3,21419 0,431 1173,090 1267,055 -2,94720 0,875 1214,517 1311,796 -2,64622 0,699 1062,230 1147,467 -3,55223 0,690 883,618 949,848 -6,21524 1,107 942,350 1012,354 -6,824

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    49/74

    36

    Perhitungan variabel laten dilakukan dengan mengalikan komponen laten

    dengan parameter masing-masing senyawa yang dikaji, sehingga variabel laten

    dapat diartikan sebagai jumlah keseluruhan dari perkalian komponen laten denganparameter senyawa. Variabel laten yang diperoleh dari metode analisis faktor

    digunakan untuk menentukan persamaan dengan metode regresi multilinear.

    Langkah analisis PCR selanjutnya dilakukan dengan metode backward.

    5.3.3 Perbandingan antara metode MLR dan metode PCR

    Kedua metode statistik mampu memberikan beberapa model yang mampu

    menggambarkan hubungan yang konsisten antara sifat-sifat molekul senyawa

    dengan turunan aktivitas biologisnya sebagai insektisida. Hal ini ditandai dengannilai koefisien korelasi (r) yang menunjukkan angka di atas 0.8.

    Model-model dari PCR memiliki r yang lebih rendah dari MLR yang

    memiliki r sebesar 0,889. Kesimpulannya model yang diberikan oleh analisis PCR

    tidak lebih baik daripada hasil analisis MRL, sehingga untuk model yang

    diteruskan untuk desain senyawa baru adalah berdasarkan model terpilih hasil

    analisis MRL.

    5.4 Desain Senyawa Baru

    Dari tahapan penelitian sebelumnya, telah diperoleh model persamaan

    HKSA terbaik yaitu model 9. Model persamaan terbaik tersebut selanjutnya

    digunakan sebagai penuntun dalam mendesain dan memprediksi aktivitas

    insektisida senyawa baru.

    Senyawa yang akan dipilih adalah senyawa dengan LD50 yang memiliki

    aktivitas lebih baik dari seri senyawa yang sudah ada yakni lebih rendah dari nilai 2,7,

    berbahan dasar bahan alam dan memiliki reaksi yang sederhana dalam

    pembuatannya. Data lengkap aktivitas seluruh senyawa yang didesain dapat

    dilihat pada lampiran 4, sedangkan data aktivitas senyawa hasil modifikasi yang

    diusulkan dapat dilihat pada Tabel 5.11 berikut:

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    50/74

    37

    Tabel 5.11 senyawa usulan dan aktivitas biologisnyaNomor R Jenis bahan LD50prediksi

    5

    -OC6H3,2-OCH3,4CH2CHCH2

    (eugenol tanpa metil) bahan alam 2,534

    6-CH2OC6H3,2-OCH3,4CH2CHCH2(eugenol dengan metil) bahan alam 5,933

    22 -CH2CH2OH 2,60937 o-nitro benzena 0,907

    Senyawa nomor 5 dan no 37 memang memiliki aktivitas yang lebih baik,

    namun membutuhkan route yang lebih panjang dan rumit untuk proses sintesisnya

    bila dibandingkan dengan senyawa no 6 dan 22. Data LD50prediksi kedua senyawa

    disertakan dalam penelitian dimaksudkan sebagai perbandingan dan juga sebagai

    referensi. Dari keempat senyawa usulan terbaik yang memiliki aktivitas anti serangga

    lebih tinggi dipilih senyawa nomor 19 sebagai senyawa yang diusulkan untuk

    disintesis.

    Gambar 5.4 Senyawa prediksi 2,2-dimetil-2,3-dihidrobenzofuran-7-il 2hydroksietiltio(metil)karbamat

    Alkil halida mengandung gugus pergi yang baik dan mudah diserang oleh

    nukleofil yang kuat dans kloroetanol sebagai alkil halida dengan posisi primer

    memiliki laju reaksi yang paling tinggi di antara golongan alkil halida yang lain.

    (Fessenden, 1982), maka senyawa prediksi tersebut dalam pembuatannya

    diperkirakan akan memiliki routereaksi sebagai berikut:

    Gambar 5.5 Perkiraan Proses Pembuatan Senyawa Prediksis

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    51/74

    38

    Senyawa induk berupa sulfenil metilkarbamat direaksikan dengan 2-

    kloretanol, maka dihasilkan senyawa hasil desain 2,2-dimetil-2,3-

    dihidrobenzofuran-7-il-2 -hidroksietiltio(metil)karbamat.Selain penjabaran di atas, ada hal yang bisa diamati sekaligus juga menjadi

    referensi. Yaitu hasil prediksi terhadap gugus fenil yang mengikat beberapa unsur

    halogen, seperti terlihat dalam Tabel 5.12 berikut:

    Tabel 5.12 aktivitas biologis insektisida fenil yang mengikat halogenNomor R LD50

    12 -4-F-C6H4 5.62010 -4-Cl-C6H4 6.10016 -4-Br-C6H4 9.00011 -4-I-C6H4 25.166

    Dari tabel terlihat bahwa dalam satu golongan halogen dari atas ke bawah

    harga LD50memiliki pola yang nilainya semakin membesar sehingga kurang efektif.

    Fenil yang mengikat Iod memiliki nilai LD50yang paling besar atau dengan kata lain

    memiliki aktivitas inhibisi yang paling kecil terhadap pembentukan enzim

    asetilkolinesterase.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    52/74

    39

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Dari hasil pembahasan pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan

    sebagai berikut:

    1. Senyawa insektisida turunan sulfenil metilkarbamat dapat dimodelkan dengan

    baik dan deskriptor-deskriptor hidrofobik, elektronik dan sterik dapat dihitung

    secara akurat dengan menggunakan metode semiempirik AM1. Deskriptor-

    deskriptor tersebut digunakan sebagai variabel bebas pada analisis HKSAsenyawa insektisida baik dengan metode MLR maupun PCR.

    2. Penurunan model persamaan HKSA terbaik diperoleh dari hasil analisis regresi

    multilinear dengan model persamaan HKSA sebagai berikut:

    Log LD50= 2, 675 50,476 qC6 0,183 dipol + 0,001 SA.... (6.1)

    n = 19, r = 0,889, SD = 0,174, Fhit/Ftab= 5,743, PRESS = 0,452

    3. Berdasarkan model persamaan HKSA terbaik telah didesain senyawa

    insektisida baru dan mempunyai aktivitas insektisida prediksi lebih baik, yaitu

    2,2-dimetil-2,3-dihidrobenzofuran-7-il-2-hidroksiietiltio(metil)karbamat

    dengan LD50 prediksi sebesar 2, 609.

    6.2 Saran

    Dari semua hasil penelitian yang telah didapatkan, maka disarankan beberapa

    hal untuk dilakukan, antara lain sebagai berikut:

    1. Dilakukan perhitungan deskriptor dengan metode lain seperti ab initio untuk

    dikomparasikan dengan penelitian ini dan dengan eksperimen laboratorium

    sehingga bisa didapatkan model persamaan yang paling baik dari semua metodemekanika kuantum yang ada.

    2. Senyawa insektisida sulfenil metilkarbamat baru yang secara teoritis

    mempunyai aktivitas tinggi terhadap serangga, disarankan untuk disintesis dan

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    53/74

    40

    diuji aktivitasnya secara eksperimen untuk mendapatkan senyawa insektisida baru

    yang lebih baik.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    54/74

    41

    DAFTAR PUSTAKA

    Agrawal, K. V., Srivastava, S., Khadikar, P.V., 2004, QSAR Study onPhosphoramidothioate (Ace) Toxicities in Housefly, Molecular Diversity,Vol. 8, 413-419

    Ananto, A.D., 2011,Analisis Hubungan Kuantitatif Antara Struktur dan AktivitasInsektisida Turunan Karbamat Menggunakan Metode Semiempirik PM3,

    Tesis, Jurusan Kimia FMIPA UGM, Yogyakarta.

    Anonim, 2006,Risk Characterization Document Carbofuran, Medical ToxicologyBranch, Department of Pesticide Regulation.

    Anonim, 1973, Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 Tentang PengawasanAtas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida.

    Fukuto,T., R., 1990, Mechanism of Action of Organophosphorus and CarbamateInsecticides,Environ. Health Perspect., Vol. 87, 245-254.

    Fukuto, T.R., Black, A.L., Chiu, Y.C., Fahmy., M. A. H, 1973, Selective Toxicityof N-Sulfenylated Derivatives of Insecticidal Methylcarbamate Esters,J.

    Agr. Food Chem., Vol. 21, 747-751.

    Jensen, F., 1999,Introduction for Computational Chemistry, John Willey & Sons,New York ;

    Johnson, R., A., Wichern, D., W., 2007, Applied Multivariat Statistical Analysis,Sixth Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey

    Katrizky, A. R., dan M. Karelson, 1996, Quantum-Chemical Descriptor inQSAR/QSPR Studies, Chem. Rev.,96, 1027-1043.

    Kubinyi, H., 1993, QSAR Hansch Analysis and Retated Approaches, VCHVerlagsgesellschaft, Weinheim.

    Leach, A. R., 1996, Molecule Modelling: Principle and Applications, AddisonWesley Longman Limited, London.

    Mudasir, Tahir, I., dan Putri, I.P.A.M., 2003, Analisis Hubungan Kuantitatifantara Struktur dan Aktivitas Fungisida Turunan 1,2,4-ThiadazolinBerdasarkan Parameter Molekular Hasil Perhitungan Metode AM1, Indo.

    J. Chem. 3(1), 39-47.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    55/74

    42

    Naik, P. K., Sindhura, Singh, T. dan Singh H., 2009, Quantitative Structure-Activity Relationship (QSAR) for Insecticides: Development of Predictivein Vivo Insecticide Activity Models, SAR and QSAR in Environmental

    Research, 20 (5-6) 551-566.

    Pogaenik, L., 1998,Determination of Organophosphate and Carbamate Pesticidein Fruit Juices and Drinking Water by a Biosensor with Photothermal

    Detection, school of environmental science.

    Pranowo, H. D., 2002, Kimia Komputasi, Pusat Kimia Komputasi Indonesia-Austria Kimia FMIPA UGM, Yogyakarta.

    Ridlo, A., 1992, Inhibisi Beberapa Insektisida Karbamat dan Organofosfatterhadap Enzim Asetilkolinesterase, Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA UGM,Yogyakarta.

    Riyadi, 2009, Pemodelan Senyawa Turunan Asam Karbamat Sebagai SenyawaAntikanker Menggunakan Metode Semiempiris AM1, Skripsi, UniversitasJenderal Soedirman, Purwokerto.

    Santa, E. W., 2008, Analisis Hubungan Kuantitatif Antara Struktur dan AktivitasInsektisida Turunan Pirol Menggunakan Deskriptor Muatan Bersih Atom,

    Momen Dwikutub dan Log P, Tesis, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta.

    Santoso, S., 2004, Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat, PT. Elex MediaComputindo, Jakarta

    Spassova, D. P., Singh, A. K., 2001, QSAR for Acetylcholinesterase Inhibitionand Toxicity of Two Classes of Phosphoramidothioates, SAR and QSAR in

    Environmental Research, Vol. 11, 453-471

    Tahir, I, 2000, Hubungan Kuantitatif Struktur Elektronik-Aktivitas SenyawaTurunan N,N-dimetil-2Bromo Fenil Etil Amina Menggunakan Metode

    Validasi Silang, Tesis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

    Umetsu N., 1984, Studies on the Selectivity Toxic Derivates of MethylcarbamateInsecticides,J. Pesticide Sci., 9, 169-180.

    Umetsu N., Kawata M., Fukuto T.R., 1988, Synthesis and Biological Activity ofAlkoxysulfenyl Derivates of Methylcarbamate Insecticides, J. PesticideSci., 13, 595-603.

    Wahana Komputer, 2007, Panduan Praktis Pengolahan Data Statistik denganSPSS 15.0, Penerbit Andy, Yogyakarta.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    56/74

    43

    Wibowo, Y.M., 2011, Desain Senyawa Insektisida Turunan OrganofosfatBerdasarkan Persamaan HKSA, Tesis, Jurusan Kimia FMIPA UGM,Yogyakarta.

    Yang, L.T., Xian F.L., Ai X.H., and Yu W., 2011, Structure Reports Bis(2,2-dimethyl-2,3-dihydro-1-benzofuran-7-yl) Carbonate, Act. Cryst., E67,O338.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    57/74

    Lampiran 1 Data muatan bersih atom senyawa turunan menggunakan metode semiempirik AM1

    Nomor qN1 qC2 qC3 qO4 qO5 qC6 qC7 qC8 qC9 qC10 qC11 qO1

    1 -0,438 -0,076 0,397 -0,356 -0,199 0,031 -0,087 -0,158 -0,079 -0,146 0,081 -0,19

    2 -0,435 -0,078 0,395 -0,353 -0,202 0,032 -0,087 -0,158 -0,079 -0,146 0,080 -0,19

    3 -0,445 -0,080 0,401 -0,355 -0,183 0,035 -0,086 -0,161 -0,077 -0,146 0,085 -0,19

    4 -0,435 -0,078 0,396 -0,355 -0,203 0,033 -0,087 -0,158 -0,080 -0,147 0,080 -0,19

    5 -0,435 -0,078 0,395 -0,352 -0,202 0,032 -0,087 -0,157 -0,079 -0,146 0,080 -0,19

    6 -0,445 -0,080 0,400 -0,355 -0,183 0,035 -0,086 -0,161 -0,077 -0,146 0,085 -0,19

    7 -0,444 -0,080 0,400 -0,355 -0,183 0,035 -0,086 -0,161 -0,077 -0,146 0,085 -0,19

    8 -0,437 -0,081 0,398 -0,334 -0,205 0,034 -0,088 -0,157 -0,080 -0,147 0,078 -0,199 -0,435 -0,078 0,395 -0,352 -0,202 0,032 -0,087 -0,158 -0,079 -0,146 0,081 -0,19

    10 -0,435 -0,078 0,395 -0,352 -0,202 0,032 -0,087 -0,158 -0,079 -0,146 0,081 -0,19

    11 -0,435 -0,078 0,395 -0,352 -0,202 0,032 -0,087 -0,158 -0,079 -0,146 0,080 -0,19

    12 -0,435 -0,078 0,395 -0,352 -0,202 0,032 -0,087 -0,158 -0,079 -0,146 0,081 -0,19

    13 -0,432 -0,079 0,395 -0,345 -0,203 0,030 -0,086 -0,160 -0,075 -0,145 0,085 -0,19

    14 -0,430 -0,078 0,392 -0,332 -0,208 0,036 -0,089 -0,157 -0,079 -0,140 0,077 -0,19

    15 -0,439 -0,075 0,396 -0,326 -0,214 0,039 -0,086 -0,157 -0,079 -0,140 0,072 -0,20

    16 -0,434 -0,075 0,396 -0,328 -0,212 0,040 -0,088 -0,157 -0,080 -0,140 0,072 -0,20

    17 -0,434 -0,075 0,396 -0,329 -0,212 0,040 -0,088 -0,157 -0,080 -0,140 0,072 -0,20

    18 -0,439 -0,075 0,396 -0,326 -0,214 0,040 -0,087 -0,157 -0,079 -0,140 0,071 -0,20

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    58/74

    19 -0,434 -0,075 0,396 -0,329 -0,213 0,040 -0,088 -0,157 -0,080 -0,140 0,072 -0,20

    20 -0,439 -0,075 0,396 -0,326 -0,214 0,040 -0,087 -0,157 -0,079 -0,141 0,072 -0,20

    21 -0,439 -0,076 0,395 -0,324 -0,211 0,037 -0,087 -0,156 -0,078 -0,139 0,072 -0,20

    22 -0,436 -0,075 0,395 -0,330 -0,210 0,038 -0,088 -0,156 -0,079 -0,139 0,073 -0,20

    23 -0,429 -0,069 0,397 -0,346 -0,209 0,037 -0,086 -0,159 -0,077 -0,146 0,082 -0,19

    24 -0,427 -0,069 0,397 -0,346 -0,209 0,037 -0,086 -0,159 -0,077 -0,146 0,081 -0,19

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    59/74

    46

    Lampiran 2 Data deskriptor momen dipol, koefisien partisi oktanol-air danpolarisabilitas

    dipol SA volume logp polarisabilitas3,148 512,840 831,130 2,210 28,850

    2,812 531,630 876,070 2,550 30,690

    0,883 566,470 933,870 2,970 32,520

    2,353 574,320 968,970 3,050 34,360

    2,856 583,220 978,400 3,420 34,360

    0,900 611,490 1030,680 3,910 36,190

    0,848 612,250 1037,060 3,800 37,250

    3,964 608,780 1038,630 3,230 38,510

    2,862 645,330 1085,430 4,210 38,030

    2,862 706,030 1192,720 5,010 41,700

    2,861 829,560 1405,200 6,590 49,040

    2,859 1019,900 1725,900 8,970 60,050

    2,917 677,400 1180,890 4,120 44,020

    1,985 593,100 1031,410 1,810 39,150

    3,096 552,080 975,290 1,000 37,880

    3,273 562,750 983,690 1,000 37,880

    3,501 563,630 984,350 1,000 37,880

    3,220 577,870 1026,510 1,160 39,710

    3,485 618,220 1115,200 2,160 43,380

    3,210 637,100 1157,170 2,320 45,220

    3,245 567,420 993,660 0,900 38,670

    3,408 572,590 1000,590 -0,950 38,380

    3,074 496,070 811,740 0,360 28,220

    3,015 529,800 864,260 0,700 30,050

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    60/74

    47

    Lampiran 3 Contoh senyawa turunan yang telah di optimasi dengan metodeAM1

    Senyawa nomor 10

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    61/74

    48

    Lampiran 4 Contoh log filehasil optimasi

    HyperChem log start -- Thu Apr 28 10:46:46 2011.AM1Convergence limit = 0.0010000 Iteration limit = 32000Accelerate convergence = YESCriterion of RMS gradient = 0.0010 kcal/(A mol) Maximum cycles = 32000RHF Calculation:

    Singlet state calculationNumber of electrons = 126Number of Double Occupied Levels = 63Charge on the System = 0Total Orbitals = 117

    ENERGIES AND GRADIENTTotal Energy = -94164.0068920 (kcal/mol)Total Energy = -150.059878221 (a.u.)Binding Energy = -4750.5140320 (kcal/mol)Isolated Atomic Energy = -89413.4928600 (kcal/mol)Electronic Energy = -717467.7624400 (kcal/mol)Core-Core Interaction = 623303.7555479 (kcal/mol)Heat of Formation = -51.3850320 (kcal/mol)Gradient = 0.0009751 (kcal/mol/Ang)

    ATOMIC GRADIENTSAtom Z Gradients(kcal/mol/Angstrom)

    x y z1 7 -0.00141 -0.00195 0.001862 6 0.00046 0.00053 -0.001753 6 0.00190 0.00069 -0.001274 8 -0.00077 0.00035 0.000585 8 0.00084 0.00039 0.001356 6 -0.00064 0.00063 -0.000297 6 0.00060 -0.00171 -0.000258 6 0.00142 -0.00128 0.000809 6 -0.00187 0.00217 -0.00026

    10 6 -0.00031 -0.00039 0.0001911 6 -0.00256 0.00075 -0.0001012 8 0.00093 -0.00070 -0.0006413 6 0.00035 -0.00000 -0.0006814 6 0.00021 -0.00030 -0.0001415 6 -0.00017 0.00070 0.0002016 6 0.00098 0.00038 0.0003317 16 -0.00009 0.00106 -0.00104

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    62/74

    49

    18 6 0.00226 0.00174 0.0001219 6 0.00019 -0.00166 0.0000520 6 0.00087 0.00132 -0.00116

    21 6 -0.00263 -0.00405 0.0027122 6 0.00006 0.00350 -0.0002323 6 -0.00092 -0.00297 -0.0003224 6 -0.00045 -0.00002 0.0002525 1 0.00025 -0.00018 -0.0002226 1 -0.00006 -0.00033 -0.0002127 1 0.00031 -0.00005 -0.0000228 1 -0.00024 -0.00028 0.0006629 1 -0.00000 -0.00008 0.0003230 1 -0.00003 -0.00026 0.0004631 1 0.00044 -0.00020 -0.0004332 1 0.00046 0.00025 -0.00059

    33 1 0.00037 0.00005 -0.0007134 1 0.00024 0.00016 -0.0006135 1 0.00025 0.00040 -0.0004036 1 0.00015 0.00051 -0.0002637 1 -0.00048 -0.00009 -0.0001738 1 0.00050 0.00034 -0.0000239 1 -0.00018 -0.00038 0.0007440 1 -0.00045 0.00023 0.0004841 1 -0.00007 -0.00025 0.0006542 1 0.00026 0.00057 0.0003143 1 -0.00026 0.00028 -0.0001844 1 -0.00051 -0.00001 0.0000845 1 -0.00019 0.00015 -0.00023

    Dipole (Debyes) x y z TotalPoint-Chg. -0.358 -0.113 1.496 1.543sp Hybrid -1.876 -0.065 0.639 1.983pd Hybrid 0.000 0.000 0.000 0.000Sum -2.234 -0.178 2.135 3.096HyperChem log stop -- Thu Apr 28 11:17:10 2011.

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    63/74

    Lampiran 5 Substituen usulan senyawa baru dan prediksi aktivitas inhibitor asetilkolinesterasenya

    Nomor R jenis bahan log

    1

    -CH2OC6H4CH2CHCHCOCH2COCHCHC6H3,3-OCH3,4-OH (kurkumin

    dengan metil) bahan alam

    2 -CHOHC6H3,3-OCH3,4-OH (vanilin) bahan alam

    3 -CH2CHOHCH2C6H3,3-OCH3,4-COOCH3(isoeugenyl asetat) bahan alam

    4 -COC6H4,2-OH (salisilat) bahan alam

    5 -OC6H3,2-OCH3,4CH2CHCH2(eugenol tanpa metil) bahan alam

    6 -CH2OC6H3,2-OCH3,4CH2CHCH2(eugenol dengan metil) bahan alam

    7 -CH2OC6H4,4-OH (kuinon) bahan alam

    8 -OC6H4CH2CHCHCOCH2COCHCHC6H3,3-OCH3,4-OH (kurkumin) bahan alam

    9 -CH2Br halogen 10 -4-Cl-C6H5 halogen

    11 -4-I-C6H5 halogen

    12 -4-F-C6H5 halogen

    13 -CH2F halogen

    14 -CH2Cl halogen

    15 -CH2I halogen

    16 -CH2COOCH3

    17 -CH2COOC(CH3)3

    18 -COOCH3

    19 -CH2COOC6H5

    20 -OCH2-CH2-C6H5

    21 -OCH=CH2

    22 -CH2CH2OH

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    64/74

    23 -C(CH3)3

    24 -CH2COOH

    25 -CH2CH2CH3

    26 -C6H4C(CH3)2CH2C(CH3)3(p-oktyl)

    27 -OC6H4CH2CHCHCOCH2COCH3

    28 -CH=CH2

    29 -CH=CH-CH=CH2

    30 -CH2OH

    31 -C6H4-CHO

    32 -C6H4N(OH)2

    33 -p-nitro benzene

    34 -O-benzena 35 -CH2OCH3

    36 -p-C6H4-NH2

    37 -o-nitro benzene

    38 -m-nitro benzene

    39 -p-C6H4-CH=CH2(stirena)

    40 -C6H4-COCH3

    41 -CH2-CH2-C6H5

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    65/74

    52

    Lampiran 6 Contoh output SPSS dengan analisis regresi multilinear

    Variables Entered/Removed(b)

    Model Variables EnteredVariablesRemoved Method

    1 polarisability, N1, C6,dipole, C3, C2, S17,logp, O4, grid, O5(a)

    . Enter

    2. polarisability

    Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

    3. C3

    Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

    4. O4

    Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

    5. C2

    Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

    6. logp

    Backward (criterion: Probability of F-to-

    remove >= .100).7. O5

    Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

    8. N1

    Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

    9. S17

    Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

    a Tolerance = .000 limits reached.

    b Dependent Variable: logLD50

    Model Summary

    Model R R SquareAdjusted R

    SquareStd. Error ofthe Estimate

    1 .918(a) .843 .596 .220692 .918(b) .842 .645 .20693

    3 .918(c) .842 .684 .19529

    4 .917(d) .841 .713 .18608

    5 .916(e) .840 .738 .17789

    6 .910(f) .829 .743 .17597

    7 .899(g) .808 .735 .17899

    8 .894(h) .799 .742 .17644

    9 .889(i) .791 .749 .17413

    a Predictors: (Constant), polarisability, N1, C6, dipole, C3, C2, S17, logp, O4, grid, O5

    b Predictors: (Constant), N1, C6, dipole, C3, C2, S17, logp, O4, grid, O5

    c Predictors: (Constant), N1, C6, dipole, C2, S17, logp, O4, grid, O5

    d Predictors: (Constant), N1, C6, dipole, C2, S17, logp, grid, O5

    e Predictors: (Constant), N1, C6, dipole, S17, logp, grid, O5

    f Predictors: (Constant), N1, C6, dipole, S17, grid, O5

    g Predictors: (Constant), N1, C6, dipole, S17, grid

    h Predictors: (Constant), C6, dipole, S17, grid

    i Predictors: (Constant), C6, dipole, grid

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    66/74

    53

    ANOVA(j)

    ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.

    1 Regression 1.831 11 .166 3.419 .057(a)

    Residual .341 7 .049

    Total 2.172 18

    2 Regression 1.830 10 .183 4.273 .025(b)

    Residual .343 8 .043

    Total 2.172 18

    3 Regression 1.829 9 .203 5.329 .010(c)

    Residual .343 9 .038

    Total 2.172 18

    4 Regression 1.826 8 .228 6.592 .004(d)

    Residual .346 10 .035

    Total 2.172 18

    5 Regression 1.824 7 .261 8.236 .001(e)

    Residual .348 11 .032

    Total 2.172 18

    6 Regression 1.801 6 .300 9.692 .001(f)

    Residual .372 12 .031

    Total 2.172 18

    7 Regression 1.756 5 .351 10.962 .000(g)

    Residual .416 13 .032

    Total 2.172 18

    8 Regression 1.737 4 .434 13.946 .000(h)

    Residual .436 14 .031

    Total2.172 189 Regression 1.718 3 .573 18.880 .000(i)

    Residual .455 15 .030

    Total 2.172 18

    a Predictors: (Constant), polarisability, N1, C6, dipole, C3, C2, S17, logp, O4, grid, O5

    b Predictors: (Constant), N1, C6, dipole, C3, C2, S17, logp, O4, grid, O5

    c Predictors: (Constant), N1, C6, dipole, C2, S17, logp, O4, grid, O5

    d Predictors: (Constant), N1, C6, dipole, C2, S17, logp, grid, O5

    e Predictors: (Constant), N1, C6, dipole, S17, logp, grid, O5

    f Predictors: (Constant), N1, C6, dipole, S17, grid, O5

    g Predictors: (Constant), N1, C6, dipole, S17, gridh Predictors: (Constant), C6, dipole, S17, grid

    i Predictors: (Constant), C6, dipole, grid

    j Dependent Variable: logLD50

  • 7/21/2019 Tugas Kapita Selekta Kimia

    67/74

    54

    Coefficients(a)

    Model

    UnstandardizedCoefficients

    StandardizedCoefficients t Sig.

    B Std. Error Beta B Std. Error

    1 (Constant) -52.795 156.915 -.336 .746

    N1 -27.377 88.338 -.395 -.310 .766

    C2 -67.628 260.935 -.631 -.259 .803

    C3 45.148 226.014 .293 .200 .847

    O4 -25.316 116.440 -.853 -.217 .834

    O5 -61.435 161.724 -1.787 -.380 .715

    C6 -48.400 156.561 -.462 -.309 .766

    S17 -2.056 9.598 -.270 -.214 .836

    dipole -.375 .429 -.970 -.876 .410

    grid .004 .007 1.370 .539 .607

    logp -.113 .257 -.749 -.439 .674polarisability -.021 .115 -.455 -.183 .860

    2 (