digilib.uns.ac.id/rusunawa... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user konsep...

175
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Arsitektur Disusun Oleh : NURJAMILAH TIKAS FITRIANIDO I0207071 PRODI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: lydat

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RUSUNAWA KALIGAWE

Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni di Kota Semarang Dengan

Pendekatan Eko-Arsitektur

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Disusun Oleh :

NURJAMILAH TIKAS FITRIANIDO

I0207071

PRODI ARSITEKTUR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2012

Page 2: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. JUDUL

Rumah Susun Sederhana Sewa Kaligawe

Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni di Kota Semarang

Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

1.2. SATUAN PENGERTIAN JUDUL

· Rumah Susun Sederhana Sewa

Pengertian Rusunawa yang tertuang dalam Peraturan Menteri Negara

Perumahan Rakyat No. 18/PERMEN/M/2007 adalah bangunan gedung

bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam

bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal

maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing

digunakan secara terpisah, status penguasaannya sewa serta dibangun

dengan menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dengan fungsi utamanya

sebagai hunian.

· Kaligawe

Kaligawe merupakan salah satu kelurahan di Kota Semarang yang

termasuk dalam BWK (Bagian Wilayah Kota) V dengan perencanaan

wilayah sebagai pemukiman, perdagangan dan jasa, perguruan tinggi,

Industri, dan Transportasi. ( RDTRK BWK V, 2004:9)

Page 3: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 2

· Eko-arsitektur

Eko-arsitektur atau Ekologi arsitektur merupakan pembangunan

secara holistis (berhubungan dengan sistem keseluruhan), yang

memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pembangunan), sebagai

proses dan kerja sama antara manusia dan alam sekitarnya. Eko-arsitektur

mencakup keselarasan antara manusia dengan lingkungan alamnya. (Frick,

1998:39)

Secara keseluruhan dapat diartikan bahwa “Rusunawa Kaligawe

sebagai altenatif keberlanjutan hunian layak huni di kota Semarang dengan

pendekatan Eko-Arsitektur” merupakan rumah susun beserta fasilitas

pendukungnya yang menerapkan sistem sewa di Kaligawe, Semarang

dengan Penerapan Konsep Eko-Arsitektur

1.3. LATAR BELAKANG

1.3.1. Krisis Alam Nasional

Populasi manusia meningkat dengan cepat disertai dengan kemajuan

teknologi yang meningkat pesat, maka terjadilah pemanfaatan sumber daya

alam secara besar-besaran dengan teknologi yang paling ekonomis, sehingga

menimbulkan dampak yang tidak semuanya bisa diterima oleh alam.

Kepadatan dan pertumbuhan penduduk membuat kebutuhan pangan

dan lahan menjadi meningkat dan berakibat pada kerusakan alam dan hutan.

Di Indonesia, menurut data dari Green Peace, setiap 1 jam kerusakan hutan

mencapai seluas 300 lapangan bola, hal ini merupakan faktor utama

meningkatnya laju emisi gas rumah kaca ke atmosfer. Padahal hutan

merupakan paru-paru bumi dengan menyerap CO2 dan diolah menjadi O2.

Menyusutnya luas hutan membuat konsentrasi CO2 merupakan salah satu

pemicu suhu bumi meningkat. Disamping itu, rusaknya hutan berarti semua

siklus ekosistim yang tergantung pada hutan dan yang terkandung didalam

tanah juga terganggu.

Page 4: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 3

Menurut Green Peace, akibat pemanasan global akan mencairkan es

di kutub, yang diperkirakan pada tahun 2050, kemungkinan 2000 pulau di

Indonesia akan tenggelam. Semua kondisi ini diawali oleh kerusakan

ekosistim di alam yang sangat parah, mulai habisnya sumber daya alam yang

tak terperbarui, dan rusaknya sumber daya alam lainnya. Kondisi ini

merupakan suatu bencana ekologis yang akan mengancam kualitas hidup

manusia karena merupakan penunjang kehidupan manusia.

Gambar 1.1. Grafik kenaikan kadar CO2

Sumber: Raupach et al. 2007

1.3.2. Kerusakan alam Kota Semarang

Peningkatan kegiatan industri dan transportasi juga menjadi

penyebab terjadinya kerusakan alam dan lingkungan. Kerusakan alam salah

satunya ditandai oleh Kualitas udara. Kualitas udara ambien Kota Semarang

masuk kategori sedang. Artinya, udara tidak berpengaruh pada kesehatan

manusia atau hewan, tapi pada tumbuhan dan nilai estetika.

Page 5: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 4

Kategorisasi itu berdasarkan indeks standar pencemar udara atau

ISPU. ISPU menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan

waktu tertentu, yang didasarkan pada dampak terhadap kesehatan manusia,

nilai estetika, dan makhluk hidup lainnya. ISPU Kota Semarang diperoleh

dari hasil pantauan stasiun pemantau di Tugu, Banyumanik, dan

Pedurungan. Dalam lima tahun terakhir, ISPU rata-rata per tahun mencapai

angka 55,54. (Kompas edisi 01 September 2006).

Kualitas udara tidak sehat jika ISPU menunjukkan angka lebih dari

100. Meski demikian, tidak berarti masyarakat boleh bernapas lega.

Pasalnya, ada waktu di mana pencemaran mencapai puncaknya, terutama

saat transportasi padat. Bahkan, Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional memasukkan Semarang dalam enam kota di Indonesia dengan

kualitas udara mengkhawatirkan. Udara bersih hanya dapat dinikmati antara

22 sampai 62 hari dalam setahun. Pencemar udara terbesar dari sektor

transportasi dan industri. Jumlah kendaraan bermotor sebanyak 780.000 unit

dan tingkat pelanggaran penanganan cerobong asap di 2.600 industri relatif

tinggi. Semua ini tidak sebanding dengan kemampuan alam menetralisasi

racun di udara. (Kompas edisi 01 September 2006)

Gambar 1.2 Penyumbang Polusi udara di Semarang

Sumber: kompas

Page 6: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 5

1.3.3. Fenomena Rob Kota Semarang

Banjir di Kota Semarang merupakan tradisi tahunan yang disebabkan

oleh tidak terkendalinya aliran sungai, kenaikan debit, pendangkalan dasar

badan sungai dan penyempitan sungai karena sedimentasi, adanya kerusakan

lingkungan pada daerah hulu (wilayah atas kota Semarang) atau daerah

tangkapan air (recharge area) serta diakibatkan pula oleh ketidakseimbangan

input – output pada saluran drainase kota. Selain itu juga disebabkan oleh

intrusi air laut yang masuk kedaratan sampai kurang lebih sejauh 6 km dari

garis pantai. Penyebab intrusi di Kota Semarang disebabkan adanya muka

tanah yang lebih rendah dari muka air laut, penyedotan air bawah tanah yang

berlebihan serta karena kerusakan lingkungan kawasan pesisir. (RPJPD Kota

Semarang Tahun 2005-2025)

Kondisi lingkungan kota Semarang telah mengalami penurunan

kualitas angka pasang surut dari tahun 1991 setinggi 0,87 m menjadi 0,97 m

pada tahun 1994 (laporan dari JICA- Japan International Corporation

Agency, 1994). Kenaikan tinggi pasang surut ini berdampak pada rob

dikawasan Semarang Utara, Semarang Tengah, Gayamsari, dan Genuk.

Kawasan pantai yang terkena rob khususnya di kecamatan Semarang Utara,

Semarang Tengah, dan Gayamsari dipengaruhi oleh adanya penurunan muka

tanah dengan laju 2-8 cm/ tahun (Direktorat Geologi dan Tata Lingkungan).

Gambar 1.3 Rob di Stasiun Tawang, Semarang

Sumber: Dokumentasi Garna Raditya

Page 7: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 6

Salah satu penyebabnya adalah pemanasan global yang

menyebabkan terjadinya kenaikan muka laut. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh CCROM IPB, sejauh ini sampai dengan tahun 2000

diperkirakan telah terjadi kenaikan muka air laut setinggi 2 cm di Semarang,

dan akan mengalami kenaikan yang semakin tinggi akibat pertambahan

emisi.

Kenaikan muka laut tersebut juga diperparah dengan terjadinya

penurunan muka tanah di Semarang sehingga dalam kurun waktu ±25 tahun

terakhir, kawasan pesisir Semarang sering terjadi banjir rob saat air laut

pasang. Akibat dari naiknya muka air laut tersebut yang menggenangi

daerah-daerah yang lebih rendah dari muka air laut saat pasang tertinggi

(HWL).

0

10

20

30

40

50

60

2000 2025 2050 2100

kenaikan air laut

kenaikan air laut

Gambar 1.4 Grafik kenaikan air laut

Sumber: penelitian IPB (Bintari.org)

Inilah yang sedang terjadi di Semarang. Rob (naiknya permukaan air

laut) cukup mengancam kelangsungan hidup warganya dari berbagai aspek.

Page 8: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 7

Walaupun rob adalah fenomena yang bersifat alami, tetapi meminimalisasi

dampak merupakan upaya yang dapat dilaksanakan dalam berbagai wujud

kegiatan. Secara umum, adanya rob menyebabkan kerusakan materi, seperti

kerusakan infrastruktur, terganggunya aktivitas ekonomi, mempengaruhi

dampak sosial serta moral masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

1.3.4. Permasalahan kota Semarang terkait kependudukan

Pada sub bidang kependudukan, permasalahan yang terjadi berupa

masih tingginya pertumbuhan penduduk di Kota Semarang dan masih

tingginya jumlah keluarga pra sejahtera dan sejahtera I. Perkembangan

penduduk di kota Semarang tidak hanya dipengaruhi oleh angka kelahiran,

namun juga dipengaruhi pendatang dengan kenaikan rata-rata 17,5% per

tahun. Hal ini menyebabkan peningkatan permintahan perumahan. (Propeda

Kota Semarang)

Gambar 1.5 Peta Semarang

Sumber: RTRW Kota Semarang

Page 9: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 8

Pertambahan penduduk mengakibatkan perkembangan permukiman

kumuh dari tahun 1985 – 2005 yang disebabkan oleh faktor ekonomi dan

faktor geografi. Salah satu penyebab munculnya permukiman kumuh adalah

adanya urbanisasi yang tidak terkendali, proses pengkotaan (urbanisasi) baik

secara fisik maupun karena adanya mobilitas penduduk dari luar perkotaan

berakibat terhadap adanya krisis perumahan (Drakakis-Smith, 1980).

Meningkatnya kebutuhan akan lahan untuk bertenpat tingal bagi penduduk

kota yang tidak diimbangi dengan peningkatan luas lahan akan

menyebabkan terjadinya pemadatan rumah mukim (densifikasi) dan

menurunnya kualitas permukiman itu sendiri (deteriorisasi), dua hal tersebut

merupakan faktor yang menyebabkan proses taudifikasi berjalan terus

menerus.

Banyaknya buruh membuat seperempat lebih penduduk termasuk

MBR ditambah masyarakat yang bekerja di sektor informal. Masyarakat

inilah yang pada umumnya menjadi langganan penghuni/ pencipta

pemukiman kumuh karena keterbatasan perekonomian yang dimilikinya.

Oleh karena itu perlu peningkatan perekonomian untuk menunjang

kehidupan mereka yang lebih layak.

1.21.41.6

2005

2006

2007

2008

2009

2010

jumlah penduduk (juta jiwa)

jumlah penduduk (juta jiwa)

Gambar 1.6 Pertumbuhan penduduk Kota Semarang

Sumber: Kota Semarang dalam angka 2009

Page 10: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 9

Gambar 1.7 Presentase jenis pekerjaan penduduk Semarang

Sumber: Kota Semarang dalam angka 2009

1.3.5. Permasalahan ekologis kaligawe

Salah satu kerusakan ekologis ditandai dengan menurunnya kualitas

lingkungan, berubahnya tata guna lahan dan bencana alam sebagai

akibatnya. Ketiga cirri ini terjadi di kaligawe dengan dengan rob sebagai

akibatnya.

Daerah yang beresiko terhadap banjir rob yaitu wilayah pesisir Kota

Semarang, meliputi enam kecamatan yaitu Kecamatan Tugu, Semarang

Barat, Semarang Utara, Gayamsari, Semarang Timur, Genuk dengan

prediksi dan asumsi kenaikan air laut pada tahun 2050 nanti dan penurunan

muka tanah sebesar 2-3 cm tiap tahun. (Muhrozi, 2004)

Akibatnya warga harus menanggung kerugian sekitar Rp 15 juta-Rp

20 juta lantaran budidaya tambaknya hanyut diterjang banjir. Belum lagi

kerugian akibat rumah yang tak luput terendam air.

Page 11: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 10

Gambar 1.8 Rob di Kawasan Pasar Waru, Kaligawe

Sumber: Dokumentasi Garna Raditya

Menggeliatnya iklim industri dan perekonomian memaksa

berubahnya tatanan kota maupun desa. Modernisasi merangsek hingga ke

pelosok. Menjamurnya pabrik di wilayah suburban menjadi hal jamak.

Namun seringkali modernisasi tak dibarengi dengan pembangunan

berwawasan lingkungan

Sudharto mengemukakan hal itu dalam paparannya saat menjadi

pembicara pada diskusi "Multidimensi Rob dan Banjir di Kota Semarang"

Jumat (21/4), dalam rangka memperingati Hari Bumi pada 22 April.

Dikatakan, penurunan permukaan tanah ditengarai disebabkan dua hal, yakni

beban pembangunan yang melebihi daya dukung dan pemompaan air tanah

yang makin meningkat.

1.3.6. Daur Hidup Bangunan Rusunawa

Pembangunan Rusunawa dilakukan dengan tujuan meningkatkan

kualitas lingkungan permukiman melalui upaya peremajaan, pemugaran dan

relokasi. Kegiatan pembangunan rusunawa ini dinilai positif dalam

mengurangi kumuh perkotaan karena sangat menghemat lahan.

Page 12: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 11

Namun, dibalik nilai positif Rusunawa, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan mulai dari perencanaan hingga pasca pembangunan karena data

menunjukkan pada akhir 2007, dari 8.876 unit rusunawa yang terbangun,

baru terhuni sejumlah 2.260 unit (± 25,46% dari jumlah unit terbangun).

Dari data tersebut, bisa dipastikan ada yang salah dalam proses

pelaksanaannya.

Pada tahap Pra Perancangan. Pemerintah kab/kota yang memegang

factor kunci. Pemerintah membangun Rusunawa berdasarkan usulan dari

pemerintah kabupaten/ kota setempat, sehingga peranan pemerintah

kabupaten/kota sangat besar dalam menentukan kebutuhan Rusunawa di

daerahnya berikut lokasi serta sasaran penghuni Rusunawa tersebut. Pada

kenyataannya banyak terdapat Rusunawa yang belum terhuni hingga

sekarang (bahkan bangunannya menjadi rusak).

Page 13: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 12

Ada pula kasus Rusunawa terhuni, tapi tidak tepat sasaran karena

kurangnya kajian yang mendalam (termasuk sosialisasi) terhadap

kebiasaan/kebutuhan masyarakat yang menjadi sasaran. Desain bangunan

Rusunawa yang tipikal, maka yang perlu ditekankan adalah bagaimana

desain sarana dan prasarana yang hendak dibangun oleh pemerintah

kabupaten/ kota. Rusunawa dengan sarana dan prasarananya (termasuk

waktu pelaksanaan pembangunan keduanya) harus dilakukan untuk

menghindari masalah di kemudian hari. (Buletin Rusunawa Ditjen Cipta

Karya, Desember 2010)

1.4. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

1.4.1. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan sesuai isu-isu

yang berkembang, yaitu sebagai berikut:

Diperlukannya bangunan rusunawa yang dapat menanggulangi

permasalahan di Kaligawe, Semarang sehingga tidak mengganggu

kenyaman dan dapat meningkatkan kualitas kehidupan penghuni sesuai

dengan konsep Eko-Arsitektur yang ingin diterapkan.

1.4.2. Persoalan

Dalam perencanaan dan perancangan rusunawa dengan penekanan

pada Eko-Arsitektur di Kaligawe, Semarang ini memiliki beberapa

persoalan yaitu :

a. Bagaimana lokasi dan site yang dipilih dapat menunjang keberadaan

rusunawa tersebut

b. Bagaimana pemanfaatan potensi site yang ada untuk memenuhi konsep

eko-arsitektur yang ingin dicapai

c. Bagaimana konsep program kegiatan, program ruang pada rusunawa

sebagai wadah mengakomodir aktivitas perilaku dan kebutuhan sosial

budaya penghuninya

Page 14: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 13

d. Bagaimana bentuk fisik bangunan agar dapat mencerminkan karakter

eko-arsitektur.

e. Bagaimana sistem struktur, konstruksi bangunan yang mendukung

konsep eko-arsitektur yang ingin disampaikan oleh bangunan

f. Bagaimana sistem utilitas pada bangunan rusunawa agar memperlancar

kegiatan yang ada dan meminimalisir limbah yang dihasilkan oleh

rusunawa

1.5. TUJUAN DAN SASARAN

1.5.1. Tujuan

Merumuskan konsep yang mendasari perencanaan dan perancangan

sebagai landasan membuat desain rumah susun sederhana sewa ideal pada

kondisi lingkungan yang buruk sekaligus memberikan kontribusi terhadap

peningkatan kualitas kehidupan penghuni.

1.5.2. Sasaran

Mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan bangunan

Rusunawa yang meliputi:

a. Konsep perencanaan dan perancangan, meliputi:

· Konsep lokasi dan site

· Konsep tata kelola site yang ekologis

· Konsep perencanaan dan perancangan tata massa yang ekologis

· Konsep kegiatan

ü Penentuan jenis kegiatan

ü Penentuan penzoningan aktivitas

· Konsep peruangan

ü Konsep besaran ruang

ü Konsep kebutuhan ruang (macam dan jenis ruang)

ü Konsep persyaratan ruang

Page 15: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 14

ü Konsep pola hubungan dan organisasi ruang

ü konsep sirkulasi

· Konsep penampilan bangunan

ü Eksterior

· Konsep Tampilan Kawasan Site (perancangan lansekap)

ü Vegetasi

ü Hardscape

· Konsep struktur bangunan

· Konsep lingkungan sebagai ruang luar untuk pembelajaran

· Konsep utilitas bangunan ekologis

ü Sistem air bersih, air kotor dan sistem pengolahan limbah

ü Sistem MEE (Mechanical Electrical)

ü Sistem keamanan bangunan (pemadam kebakaran, penangkal

petir)

1.6. LINGKUP PEMBAHASAN DAN BATASAN

1.6.1. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan mencakup pendekatan prinsip eko-arsitektur

pada bangunan rusunawa (Rumah Susunsederhana sewa) yang meliputi

aspek bangunan, sosial budaya dan ekonomi.

Pembahasan terpusat pada permasalahan perencanaan dan

perancangan Hunian beserta fasilitas pendukung bagi kelompok ekonomi

menengah ke bawah. Diupayakan penerapan metode eko-arsitektur

mengurangi atau minimal sama dengan biaya perumahan konvensional

serupa mencakup biaya pembangunan dan biaya operasional.

1.6.2. Batasan

· Penyusunan konsep diorientasikan untuk menjawab permasalahan dan

persoalan dalam perencanaan dan perancangan rumah susun sederhana

sewa dengan penekanan Eko-arsitektur di Semarang.

Page 16: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 15

· Pembahasan lebih ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur dan hal-hal

yang berkaitan dengan rumah susun sederhana sewa yang direncanakan

yaitu dengan menerapkan konsep eko-arsitektur dalam Aspek terhadap

bangunan, Aspek terhadap sosial budaya, dan Aspek terhadap ekonomi .

Sedangkan disiplin ilmu lainnya berperan sebagai pendukung yang akan

dibahas sesuai dengan proporsi keterkaitannya.

1.7. METODE PEMBAHASAN

1.7.1. Metode Pembahasan

Metoda yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

meliputi metode pengumpulan data, metode analisi data, dan penyajian hasil

analisis.

1. Metode pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,dan

tinjauan pustaka.

a. Observasi

Observasi langsung pada rusunawa yang sudah ada untuk

mendapatkan data mengenai fasilitas yang mewadahi kegiatan di

rusunawa.

Observasi dilakukan pada hunian vertikal yang telah terbangun, yaitu:

1. Rumah Susun Pekunden, Semarang

2. Rumah Susun Bandarhardjo, Semarang

3. Daerah Pasar Waru, Kaligawe sebagai Lokasi Site

b. Wawancara

Melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait sebagai bahan

referensi dan acuan.

Wawancara yang dilakukan, antara lain:

1. pengurus rumah susun

2. masyarakat sekitar terutama penghuni

Page 17: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 16

c. Tinjauan pustaka

2. Analisis data

Merupakan metode penguraian dan pengkajian dari data-data dan

informasi yang kemudian digunakan sebagai data relevan bagi

perenacanaan dan perancangan. Pada tahapan ini dilakukan dengan

analisis data menggunakan metode analisis deskriptif yaitu melalui

penguraian data dan informasi yang disertai gambar sebagai media

berdasar pada teori normative yang ada. Tahapan analisa akan dilakukan

pengolahan data-data yang telah terkumpul dan dikelompokan

berdasarkan program fungsional, performasi dan arsitektural.

· Program fungsional bertujuan untuk mengidentifikasi pengguna yang

ada di rusunawa yaitu user, kegiatan user dan alur kegiatan user.

· Program performasi menerjemahkan secara skematik kebutuhan

penghuni rusunawa beserta fasilitasnya kedalam peryataan persyaratan

karakteristik respon lingkungan binaan (tolak ukur kinerja). Dalam hal

ini membahas persyaratan kebutuhan ruang, persyaratan ruang dan

program ruang dalam bangunan rusunawa.

Analisis arsitektural merupakan tahap pengagabungan dari hasil

identifikasi kedua analisis sebelumnya (fungsional dan performasi).

Dalam proses ini akan menganalisis masalah massa, ruangan, tampilan,

pengolahan site, utilitas dan struktur bangunan yang menyatukan akan

kebutuhan penghuni dengan pesyaratan yang ada.

3. Penyajian hasil analisis.

Hasil analisis tersebut diolah dan disimpulkan untuk mendapatkan

pendekatan konsep perencanaan dan perancangan yang sesuai, kemudian

siap ditrasformasikan kedalam bentuk ungkapan fisik yang dikehendaki

Page 18: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 17

4. Transformasi dan rancang bangun arsitektur

a. Berdasarkan deskripsi konsep perancangan yang dilakukan trasformasi

untuk memperjelas apa yang dideskripsikan menjadi wujud gambaran

rancang wadah atau fasilitas yang dihendaki (konsep diagramatik dan

skematik).

Wujud gambaran rancangan wadah atau fasilitas akan digambarkan

sebagai gambaran idea rancangan yang akan dikembangkan menjadi produk

pra rancang (dilengkapi detail, perspektif maket yang presentatif terhadap isi

bahasan).

1.7.2. Sistematika Penulisan

Garis besar sistematika penulisan dapat dikemukakan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan, tujuan dan

sasaran yang hendak dicapai, lingkup pembahasan, metode pengumpulan

data, metode pembahasan dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORI

Tinjauan teori yang ditulis meliputi : tinjauan teori tentang rumah

susunrhana sewa sed. tinjauan teori tentang eko-arsitektur.

BAB III TINJAUAN KOTA SEMARANG

Berisi mengenai tinjauan Kota Semarang, tata bangunan di Semarang,

kondisi dan fasilitas kesehatan di Semarang, serta potensi hunian vertikal di

Semarang.

BAB IV RUSUNAWA YANG DIRENCANAKAN

Merumuskan runawa di Kaligawe sebagai wadah hunian yang memberikan

kenyamana bagi penghuni dan lingkungan

Page 19: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 18

BAB VI ANALISA PENDEKATAN PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN

Mengungkapkan analisa perencanaan dan perancangan sebagai usaha

pemecahan masalah dengan meninjau tujuan dan sasaran yang akan dicapai.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Mensintesakan konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil

akhir dari analisis yang selanjutnya ditransformasikan dalam wujud desain

fisik bangunan.

Page 20: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 1

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1. TINJAUAN RUMAH SUSUN

2.1.1. Pengertian Rumah Susun

Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam

suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara

fungsional dalam arah horisontal maupun vertikal dan merupakan satuan-satuan

yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk

tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah

bersama.1

Sedangkan yang dimaksud dengan satuan rumah susun, bagian bersama,

benda bersama dan tanah bersama adalah sebagai berikut :

a. Satuan rumah susun adalah rumah susun yang tujuan peruntukan

utamanya digunakan secara terpisah sebagai tempat hunian, yang

memiliki sarana penghubung ke jalan umum.

b. Benda bersama adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak

terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan

satuan-satuan rumah susun.

c. Benda bersama adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah

susun tetapi yang dimilki bersama secara tidak terpisah untuk

pemakaian bersama.

1 UU No. 16/1985 Tentang Rumah Susun, bab 1 pasal 1

Page 21: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 2

d. Tanah bersama adalah sebidang tanah yang digunakan atas dasar hak

bersama secara tidak terpisah yang diatasnya berdiri rumah susun dan

ditetapkan batasnya dalam persyaratan ijin bersama.

Jadi, rumah susun merupakan suatu pengertian yuridis arti bangunan gedung

bertingkat yang senantiasa mengandung system kepemilikan perseorangan dan

hak bersama, yang penggunanya bersifat hunian atau bukan hunian,sacara mandiri

maupun terpadu sebagai satu kesatuan system pembangunan. Dengan demikian

berarti tidak semua bangunan gedung bertingkat itu dapat dsebut sebagai rumah

susun, tetapi rumah susun itu sendiri adalah selalu bangunan yang bertingkat. 2

2.1.2 Tujuan Rumah Susun

Berdasarkan undang-undang No.16 tahun 1985 tentang rumah susun,

pembangunan rumah susun bertujuan :

a. Memenuhi kebutuhan perumahan yang layak bagi rakyat, terutama

golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah yang menjamin

kepastian hokum dalam pemanfaatannya.

b. Meningkatkan daya guna dan hasil guna lahan di daerah perkotaan

dengan memperbaiki kelestarian sumber daya alam dan menciptakan

lingkungan pemukiman yang lengkap, serasi dan seimbang.

2.1.3 Katerogori Rumah Susun

Bangunan rumah susun dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok :

A. Berdasarkan Ketinggian Bangunan

a. Rumah susun low rise, dengan ketinggian maksimal 4 lantai

b. Rumah susun medium rise, dengan ketinggiam 5-8 lantai

c. Rumah susun high rise, dengan ketinggian > 9 lantai.

2 Fenomena Rumah Susun Sederhana, Majalah Konstruksi. Juli 1998

Page 22: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 3

B. Berdasarkan Sistem Pelayanan Sirkulasi

a. Inner Corridor Type (Koridor Tengah)

b. Single Corridor Type (Koridor Satu Sisi)

c. Double Corridor Type

d. Cout Corrior Type (Koridor Terpusat)

e. Twin Corridor Type (Koridor Kembar)

f. Stair CaseType (Koridor Tangga)

C. Berdasarkan Status Kepemilikan

a. Rumah susun untuk dimiliki :

1. Ada kecenderungan daya tarik bagi pembeli karena keuntungan

dengan membeli unit hunian pada kompleks rumah susun

menjadikannya dekat dengan pusat kota.

2. Ada rasa memiliki terhadap rumah susun sehingga penghuni

akan merasa bertanggungjawab terhadap keberadaan rumah

susun.

3. Salah satu kelemahan kategori ini hádala kesulitan bagi

penghuni untuk biaya perbaikan dan perawatan, terutama bagi

mereka yang berpenghasilan rendah.

4. Bagi Developer, rumah susun dengan hak milik lebih

membantu dalam pengembalian modal dan tidak perlu

memikirkan sistem pengelolaan rumah susun.

b. Rumah susun sewa :

1. Bagi keluarga baru/ masyarakat tidak mampu untuk membeli

rumah susun, rusunawa ini memberi kemudahan dapat tinggal

dan menempati unit hunian secara sewa.

2. Cocok bagi orang-orang yang sering berpindah tempat kerja,

dan tinggal pada statu daerah tidak terlalu lama.

3. Bagi Developer, pengembalian modal butuh waktu lama serta

membutuhkan biaya maintenance yang besar.

Page 23: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 4

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan

2.1.4 PERSYARATAN TEKNIS PEMBANGUNAN LINGKUNGAN

RUMAH SUSUN

a. Ruang

Ruang-ruang harus memenuhi fungsi utamanya sebagai tempat tinggal,

tempat usaha, atau fungsi ganda. Semua yang dipergunakan sehari-hari harus

disediakan penghawaan alami atau buatan, pencahayaan secara alami maupun

buatan, memenuhi ambang batas suara baik dari dalam ke luar maupun

sebaliknya.

KRITERIA PERSYARATAN

Penghawaan alami atau buatan Memakai sistem pertukaran udara cross

ventilation dengan lubang angin min

1% dari luas gedung.

Pencahayaan alami atau buatan Minimum 50 lux untuk ruang kerja dan

20 lux untuk ruang lain.

Suara dan Kebisingan Memenuhi ambang batas suara.

Bau Memenuhi persyaratan ambang batas

pencemaran baik dari dalam maupun

sebaliknya.

Tabel 2.1 Persyaratan Ruang Pada Rumah Susun

Page 24: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 5

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan

b. Struktur, Komponen dan Bahan Bangunan

Rumah susun harus menggunakan struktur, komponen dan bahan

bangunan dengan memperhatikan prinsip-prinsip koordinasi modular

danmemenuhi persyaratan konstruksi dan memperhitungkan kekuatan dan

ketahanannya.

KRITERIA PERSYARATAN

Struktur Merupakan satu kesatuan sistem

konstruksi bangunan atas maupun

bawah dan tidak boleh diubah,

keawetan struktur min 50 tahun.

Komponen Komponen dan bahan bangunan bukan

struktur tetapi harus memiliki keawetan

min 20 tahun. Bahan bangunan

Tabel 2.2 Persyaratan Ruang Pada Rumah Susun

c. Kelengkapan Rumah Susun

Rumah susun harus dilengkapi dengan alat transportasi bangunan,

pintu dan tangga darurat kebakaran, alat dan sistem kebakaran, alat pemadam

kebakaran, penangkal petir, jaringan air bersih, saluran pembuangan air kotor dan

limbah, tempat pembuangan sampah, tempat jemuran, kelengkapan pemeliharaan

bangunan, jaringan dan instalasi listrik, jaringan komunikasi dan sebagainya.

Page 25: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 6

KRITERIA KELENGKAPAN PERSYARATAN

Alat transportasi bangunan Tangga disediakan untuk bangunan

maks. 5 lantai, lebar tangga min. 120

cm, lebar bordes min. 120 cm, lebar

injakan min. 22,5 cm, railing tangga

110 cm.

Alat dan sistem bahaya

kebakaran

Berupa detector kebakaran yang dapat

memberikan isyarat sehingga dapat

menjangkau semua bagian ruangan

rumah susun dan diletakkan mulai dari

lantai satu.

Alat pemadam kebakaran Berupa hidran gedung, pemadam api

ringan dan hidran halaman yang

dipasang mulai dari lantai satu.

Penangkal petir Untuk rumah susun kurang dari 5

lantai penangkal petir berupa

penangkal konvensional (non-

radioaktif), yang terdiri dari kabel

penghantar dan logam pembumian.

Jaringan air bersih Air bersih diperoleh dari jaringan kota

yang terlebih dahulu ditampung dalam

tangki bawah/tangki atas, sebelum

disambungkan langsung pada sistem

pemompaan dan didistribusikan ke

tiap lantai.

Saluran pembuangan air hujan Berupa talang datar dan talang tegak

yang dihubungkan dengan saluran

terbuka atau tertutup menuju ke

Page 26: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 7

penangkap air atau peresapan

setempat. Saluran tersebut dilengkapi

pipa udara dan bak kontrol.

Saluran pembuangan air

limbah

Air linbah yang berasal dari dapur,

kamar mandi, dan tempat cuci

dialirkan melalui saluran tertutup ke

saluran lingkungan atau tempat

pengolahan limbah. Sedangkan air

limbah yang berasal dari kakus

diteruskan ke septictank dengan

dilengkapi pipa udara, bak kontrol dan

bidang resapan.

Pembuangan sampah Pembuangan sampah harus

terkoordinasi dengan sistem

pembuangan sampah lingkungan,

saluran sampah dengan diameter

terkecil ± 0,5 m yang dilengkapi

dengan lubang masuk dan ruang

pengumpul sampah.

Tempat jemuran Memenuhi persyaratan keamanan,

kebersihan, tidak mengganggu

pandangan serta dapat memberi ruang

bagi aliran udara dan sinar matahari

yang cukup.

Jaringan listrik Setiap satuan rumah susun mendapat

pelayanan listrik dengan kelengkapan

1 unit meter listrik, dan sambungan

kabel seperlunya.

Page 27: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 8

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan

Jaringan telepon Apabila ada yang menggunakan

sambungan telepon pemasangannya

ditempatkan sedemikian rupa sehingga

tidak mengganggu keamanan dan

keselamatan penghuni lainnya.

Tabel 2.3 Persyaratan Ruang Pada Rumah Susun

d. Kepadatan dan Tata Letak Bangunan

Kepadatan bangunan harus memperhitungkan Koefisien Dasar

Bangunan (KDB), Koefisien Lantai bangunan (KLB), ketinggian dan

kedalaman bangunan serta penggunaan tanah untuk mencapai

optimalisasi daya guna dan daya guna lahan. Penggunaan tanah harus

memperhatikan ketentuan sebagai berikut :

a. Luas tanah bangunan rusun maksimal 50% dari luas tanah

bersama.

b. Luas tanah prasarana lingkungan minimal 20% dari luas tanah

bersama.

c. Luas tanah fasilitas lingkungan minimal 30% dari luas tanah

bersama.

Tata letak bangunan rumah susun harus memperhatikan jarak

antara bangunan,batas kepemilikan tanah serta kemudahan pencapaian

dan pengelolaan, guna mencapai keamanan, keselamatan dan

kenyamanan penghuni dan lingkungannya, yaitu :

a. Jarak bangunan harus memenuhi persyaratan terhadap bahaya

kebakaran, pencahayaan dan pertukaran udara.

Page 28: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 9

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan

b. Kemudahan pencapaian dan pengelompokan hunian dan orientasi

pencapaian.

KDB KLB

(%)

Jumlah Lantai

(lantai)

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

34% 1,105 3-4 1528

28% 1,2 4-5 1667

25% 1,25 5 1736

20,2% 1,33 6-7 1847

317,5% 1,375 7-8 1909

16% 1,4 8-9 1944

15% 1,42 9-10 1972

14% 1,436 10-11 1995

13% 1,45 11-12 2014

Tabel 2.4 Koefisien Dasar Bangunan dan Koefisien Lantai Bangunan

e. Satuan Rumah Susun

a. Memiliki ukuran standart minimal 18 m2 , lebar bagian muka

minimal 3 m.

b. Dapat terdiri dari ruang utama dan ruang lain di dalam dan/atau di

luar ruang utama. Ruang utam berfungsi sebagai ruang tidur pada

rumah untuk unit hunian dan ruangutama sebagai ruang kerja pada

Page 29: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 10

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan

susun untuk unit buka hunian, sementara ruang lain berfungsi

sebagai ruang penunjang untuk kamar mandi, kakus, dan dapur.

c. Harus dilengkapi dengan pencahayaan dan penghawaan alami dan

buatan yang cukup, sistem evakuasi penghuni yang menjamin

kelancaran dan kemudahan, sistem penyediaan daya listrik yang

memadai dan sistem penyediaan air secara otomatis.

d. Batas pemilikan satuan rumah susun berupa ruang tertutup

dan/atau sebagian terbuka dan/atau ruang terbuka.

SATUAN HUNIAN PERSYRATAN

Ruang utama Diperuntukan sebagai ruang tamu

dan ruang tidur.

Kamar mandi Berada di luar satuan rumah susun,

untuk 1 unit kamar mandi harus

dapat melayani minimal 2 satuan

rumah susun.

dapur Dapat berada di luar satuan rumah

susun, berupa tempat untuk

memasak dan dapat melayani 1 unit

rumah susun.

Tabel 2.5 Satuan Hunian Dalam Rumah Susun

f. Prasarana Lingkungan

Prasarana lingkungan berupa jalan setapak, jalan kendaraan sebagai

penghubungan antar bangunan rumah susun atau keluar lingkungan rumah susun,

tempat parkir dan/atau tempat penyimpanan barang.

Page 30: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 11

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan

KRITERIA PERSYARATAN

Jalan setapak Badan jalan 2 m dengan lebar

perkerasan jalan ± 1,5 m dan lebar

bahu jalan ± 0,25 m, saluran tei jalan

dibuat pada 1 atau 2 sisi jalan.

Jalan kendaraan dengan

kecepatan 10-20 km/jam

Badan jalan 3,5 m dengan lebar

perkerasan jalan ± 3 m dan lebar

bahu jalan ± 0,25 m, saluran tepi

jalan dibuat pada 1 atau 2 sisi jalan,

trotoar ± 0,9 n dikedua sisi jalan.

Tempat parkir Jarak tempatparkir dari pintu

bangunan rumah susun ± 300m,

fasilitas parkir menjamin keamanan

bagi pejalan kaki terhadap

pengendara.

Tabel 2.6 Kriteria Prasarana Lingkungan Rumah Susun

g. Utilitas Umum Lingkungan

Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan utilitas umumynag

terdiri dari jaringan air bersih, saluran pembuangan air hujan, saluran pembuangan

air limbah, jaringan tempat pembuangan sampah, jaringan pemadam kebakaran,

jaringa listrik, jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya.

Page 31: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 12

UTILITAS UMUM PERSYARATAN

Jaringan air bersih a. Penyediaan tangki air,

pompa hisap dan tekan

b. Melayani sambungan

halaman dengan kapasitas ±

90 lt/org/hari

c. Dilengkapi dengan kran-kran

air atau hidran kebakaran

dengan jarak penempatan

yang dapat menjangkau

seluruh lingkungan rumah

susun baik vertikal maupun

horizontal.

Saluran air hujan a. Saluran air hujan dilengkapi

dengan bak kontrol

b. Dihubungkan daengan riol

kota

c. Dilengkapi dengan pompa

hisap yang lebih rendah dari

riol kota.

Saluran air limbah a. Saluran limbah cair

dihubungkan dengan saluran

kota menuju tempat

pengolahan limbah.

b. Septictank untuk limbah cair

padat.

Pembuangan sampah Bahan bak sampah dibuat dari bahan

yang kedap air, kedap bau dan tidak

mudah berkarat.

Page 32: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 13

Jaringan listrik Dilengkapi dengan gardu listrik,

tiang listrik dan sebagainya.

Jarngan telepon Dipasang padatempat-tempat

tertentu yang memudahkan

penyambungan ke unit-unit hunian

mudah dalan perbaikan dan serta

perawatan.

Tabel 2.7 Persyaratan Utilitas Umum Pada Rumah Susun

h. Fasilitas Lingkungan

Fasilitas lingkungan pada rumah susun dapat berupa ruangan dan/atau

bangunan, antara lain fasilitas perniagaan atau perbelanjaan,lapangan terbuka,

fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, pemerintahan dan pelayanan umum

serta pemakaman dan pertamanan. Tetapi itu semua tidak harus dipenuhi karena

tergantung dari tingkat kebutuhan penduduknya.

FASILITAS PERSYARATAN

Fasilitas niaga dan

perbelanjaan

a. Jumlah penduduk ≤ 250

minimal disediakan warung

dan pelataran kaki lima yang

menjual kebutuhan sehari-

hari dan sembako.

b. Jumlah penduduk 250-1000

minimal disediakan

pertokoan yang menjual

kebutuhan sehari-hari lebih

lengkap.

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan

Page 33: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 14

c. Jumlah penduduk > 1000

minimal disediakan pusat

perbelanjaan (pasar

swalayan), bengkel-bengkel

reparasi dan usaha jasa yang

lainnya.

Lapangan terbuka Dapat berupa taman sebagai

penghijauan, tempat bermain anak,

lapangan olahraga dengan luas tanah

min 20% dari luas tanah lingkungan

rumah susun.

Fasilitas pendidikan a. Jumlah penduduk ≤ 1000

minimal disediakan fasilitas

pra sekolah atau TK.

b. Jumlah penduduk 1000-1600

minimal disediakan SD

c. Jumlah penduduk 1600-6000

minimal disediakan SLTP.

d. Jumlah penduduk 6000-9000

minimal disediakan SLTA.

e. Atau disesuaikan dengan

jumlah jiwa yang sesuai

dengan tingkat pendidikan

dan melihat daya tampung

fasilitas disekitarnya yang

sesuai dengan fasilitas

pendidikan untuk

permukiaman.

Page 34: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 15

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.

60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis Pembangunan

Fasilitas kesehatan Sesuai dengan peraturan pengadaan

fasilitas kesehatan pada permukiman

pada umumnya.

Fasilitas pemerintahan dan

pelayanan umum lainnya.

Sesuai dengan peraturan pengadaan

fasilitas pemerintah pada

permukiman pada umumnya.

Fasilitas peribadatan. Sekurang-kurangnya dapat melayani

peribadatan mingguan dan untuk

kegiatan yang sifatnya tertentu dapat

menggunakan fasilitas ruang seba

guna.

Tabel 2.8 Persyaratan Fasilitas Lingkungan

Fasilitas lingkungan ini sebesar-besarnya dengan luas lantai 30% dari

jumlah luas lantai bangunan rumah susun dan tidak lebih dari 3 lantai. Fasilitas

lingkungan rumah susun juga dapat dilayani oleh fasilitas lain yang berada diluar

lingkungan rumah susun dengan ketentuan yang berlaku.

i. Persyaratan Lain-lain

a. Persyaratan Rumah Susun Sebagai Hunian Komunal (Sugiyanto,

Rumah Susun di Bantaran Kali Code, Tugas Akhir JUTA

UGM.2001. hal 10) :

1. Kenyamanan dan ketenangan visual/psikologis.

2. Kompleksitas kepemilikan.

3. Kemudahan penyelesaian struktur, yaitu dengan bentuk-

bentuk tipikal.

4. Memungkinkan terciptanya interaksi antar penghuni.

Page 35: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 16

5. Penyelesaian fisik bangunan yang menghindari kesa

formal.

b. Persyaratan Rumah Susun Sebagai Hunian Vertikal (Peraturan

Menteri PU No.60/PRT/1992) :

1. Semua ruang kecuali gudang harus terang dan segar.

2. Memperhatikan keamanan struktur, komponen dan bahan

bangunan.

3. Ditentukan ukuran minimum untuk setiap ruang.

4. Melengkapi ruang-ruang pembentuk suatu hunian.

5. Ruang bersama (tangga, lobby, koridor) memiliki view

keluar.

6. Kepadatan dan letak banguanan ditentukan sedemikian rupa

sehingga menjamin aliran udara dan pencahayaan alami.

c. Persyaratan Lokasi Rumah Susun (Ditjen Cipta Karya, 1980) :

1. Waktu tempuh ± 30 enit dari tempat kerja dan pusat

pelayanan.

2. Memiliki aksesiblitas ke tempat umum.

3. Lokasi rumah susun berada di daerah yang memberikan

keseimbangan sosial dan keserasian serta keterpaduan antar

kawasan yang menjadi lingkungannya.

4. Memberikan kesempatan untuk membina individu dan

keluarga serta terjamin atas bahaya.

5. Tersedia infrastruktur dan prasarana yang memadai.

2.2. TINJAUAN TEORI EKO-ARSITEKTUR

2.2.1. Pengertian Eko-Arsitektur

Frick, Heinz, dan Suskiyatno, FX. Bambang, 1998, menyebutkan

bahwa eko-arsitektur adalah : Holistis, berhubungan dengan sistem

keseluruhan, sebagai suatu kesatuan, yang lebih penting dari pada sekedar

kumpulan bagian - bagian. Memanfatkan pengalaman manusia (tradisi dalam

Page 36: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 17

pembangunan) dan pengalaman lingkungan alam terhadap manusia.

Pembangunan sebagai proses dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang

statis. Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi keselamatan

ke dua belah pihak.

Eko-arsitektur dapat didefinisikan sebagai suatu pemikiran yang

bertujuan untuk menyelesaikan masalah pembangunan rumah atau tempat

tinggal (bangunan) sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan

timbal balik dengan lingkungan alamnya.

Lingkungan alam merupakan bagian dari proses ekologi yang

merupakan bentuk konservasi terhadap alam sekitar untuk membantu

terjadinya keseimbangan alam antara alam yang terbangun dengan alam

aslinya.

Eko-arsitektur menghasilkan keselarasan antara manusia dengan

lingkungan alamnya. Eko-arsitektur adalah istilah holistik yang sangat luas

dan mengandung bidang-bidang telaah lain seperti arsitektur surya, arsitektur

biologis, arsitektur bionik serta pembangunan berkelanjutan.

2.2.2. Unsur Pokok eko-arsitektur

Bagi banyak manusia tradisional materi selalu terdiri atas empat unsur

yaitu udara (angin), air (banyu), tanah/bumi (lemah) dan api/energi (geni).

Menurut perhitungan masa kini hal itu jauh lebih rumit dari pada empat hal

tersebut. Akan tetapi hal tersebut dianggap sebagai awal pembicaraan

hubungan timbal balik antara gedung dengan lingkungan.

a. Udara

Bumi, tanaman, hewan, bangunan dan manusia penghuninya

membutuhkan daur udara. Oksigen dan beberapa gas fungsional lain disedot

paru-paru melalui susunan lubang ventilasi. Sisa udara berupa karbondioksida

dan gas buang lainnya diserap tanaman untuk mengolahnya lagi menjadi

oksigen. Udara dari luar yang penuh debu dan bersuhu tidak nyaman, perlu

Page 37: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 18

disaring oleh daun-daun perpohonan serta suhunya dinyamankan oleh uap air

yang keluar dari mulut daun. Akan tetapi, pencemaran lingkungan oleh

manusia yang terjadi sejak awal industrialisasi meningkat sangat tajam yang

menyebabkan sistem pembersihan udara secara alami tidak berfungsi lagi

secara sempurna. Disamping itu, pencemaran udara juga menimbulkan efek

samping pemanasan global dan lubang ozon.

Pencemaran udara dapat diatasi dengan cara mencuci atau mengikat.

Proses mencuci udara berarti dibutuhkan hujan yang cukup banyak dimana

tetes-tetes air mengikat partikel debu dan kemudian debu tersebut akan

mengikat dengan tanah. Tanaman memiliki sifat mengikat debu pada

permukaan daunnya. Dengan demikian, pada lahan hijau tanaman dapat

menyaring 85% debu yang ada, seperti :

Tabel 2.9 Susunan Udara

Sumber : Heinz, frick, 1998

b. Air

Dalam sebuah perencanaan dan perancangan yang ekologis, peredaran

alami air harus diperhatikan untuk menjaga agar aliran air yang besar di alam

ini tidak berubah. Seluruh air di bumi sebaliknya dikembalikan ke alam.

Tanah sangggup mengolah kembali air buangan sabun non deterjen menjadi

air bersih di dalam tanah.

Page 38: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 19

Hal-hal yang dapat dilakukan dalam pengelolaan kebutuhan akan air

adalah :

· Mendukung peredaran alami air tanah yang sangat penting dengan

melakukan penanaman vegetasi atau mempertahankan vegetasi alami

tapak sehingga peredaran alami air tanah tidak mengalami gangguan.

· Membersihkan buangan air limbah dari rumah tangga. Sebagai alternative

yang mudah dan murah adalah dengan menerapkan azas “daur ulang”

yaitu dengan mengalirkan air buangan limbah dari septic tank menuju

kolam yang telah ditanami enceng gondok. Tanaman ini mampu

membersihkan air limbah sekaligus mempertinggi mutu kimia air dan

mengurangi jumlah bakteri.

c. Energi

Dalam kehidupannya, manusia tidak pernah lepas dari kebutuhan akan

energi. Penggunaan energi yang tidak terkendali menyebabkan adanya

pemborosan energi yang sebenarnya dapat disimpan untuk generasi

mendatang, adanya kelebihan pembakaran yang menyebabkan berlebihnya

kandungan karbondioksida maupun karbonmonosida di atmosfer yang

mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca dan pemanasan global.

Pembangkitan energi dalam bentuk apapun selalu membebani lingkungan

alam. Energi dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu energi yang

terbarukan dan energi yang tidak terbarukan, menurut tabel berikut

(Dasardasar arsitektur ekologis , Heinz Frick, 2007: 65).

d. Bumi

Sepertiga dari manusia menghuni rumah dari tanah liat yang diambil

dari dalam bumi (pasir, kerikil, batu-batuan, tanah liat, logam, sulfur, dan

mineral lainnya). Mulai awal abad yang ke-19 muncul bahan bangunan

modern seperti semen porland sebagai bahan dasar beton, baja, kaca,

alumunium, plastik, dan bahan sintesis lainnya. Meskipun bahan ini juga

Page 39: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 20

berasal dari bahan baku bumi, namun bahan tersebut telah mengalami

transformasi yang keadaan entropinya (merupakan istilah dalam ilmu

termodinamika untuk menggambarkan arah suatu proses yang tidak dapat

memutarbalikkan) rendah.

Eksploitasi bahan baku yang berada pada permukaan bumi biasanya

dilakukan oleh manusia dengan cara mencuri dan meninggalkan kegersangan.

Berkurangnya volume hutan di kalimantan cukup memberi gambaran bahwa

perilaku manusia lebih banyak pada tindakan pemanfaatan alam bahkan

pengrusakan tanpa menghiraukan kelestrariannya. Masalah bumi akhirnya

bukan hanya menyangkut permasalahan eksploitasi bahan baku semata

melainkan juga adalah sampah dengan volume yang meningkat tajam. Tidak

hanya di rumah tangga, melainkan juga di kawasan industri dan

pembangunan.

Tanah sebagai tempat untuk berdirinya suatu bangunan juga turut

mendapat perhatian dalam perencanaan ekologi arsitektur. Fungsi tanah selain

sebagai media tumbuhnya vegetasi, juga sebagai penyimpan air dan

mengalirkan ke area yang lebih rendah. Oleh sebab itu, perencanaan ekologi

arsitektur mengupayakan suatu konservasi agar tanah tidak mengalami

kerusakan dan tetap terpelihara.

2.2.3. Prinsip Desain Eko-Arsitektur

Pembangunan sebagai kebutuhan kehidupan manusia dalam hubungan

timbal balik dengan lingkungan alamnya dinamakan arsitektur ekologis.

Sebenarnya, arsitektur ekologis mengandung juga bagian-bagian dari

arsitektur biologis (arsitektur kemanusiaan yang memperhatikan kesehatan

penghuni), arsitektur alternatif, arsitektur matahari (dengan memanfaatkan

energi surya), arsitektur bionik (teknik sipil dan konstruksi yang

memperhatikan pembangunan alam), serta pembangunan berkelanjutan. Maka

Page 40: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 21

istilah arsitektur ekologis adalah istilah holistis yang sangat luas dan

mengandung semua bidang tersebut.

Arsitektur ekologis menghasilkan keselarasan antara manusia dan

lingkungannya. Dan dalam hal ini arsitektur ekologis merupakan arsitektur

yang hendak merusak lingkungan sesedikit mungkin. Untuk mencapai tujuan

ini, maka titik beratnya terletak pada desain yang terpengaruh iklim, dan pada

perhatian rantai bahan dan masa pakai bahan bangunan. Berdasarkan diagram

termodinamika tersebut di atas, maka bangunan berkelanjutan yang ekologis

adalah:

a. Hemat Energi

Sungguh sangat ideal apabila menjalankan operasional suatu

kawasan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang

langka atau membutuhkan waktu lama untuk menghasilkannya kembali

pada bangunannya. Solusi yang dapat mengatasinya adalah desain

bangunan harus mampu memodifikasi iklim dan dibuat beradaptasi dengan

lingkungan bukan merubah lingkungan yang sudah ada, Lebih jelasnya

dengan memanfaatkan potensi sinar matahari sebagai sumber energi dan

cahaya matahari sebagai pengganti lampu listrik [dimbil dari Green

Architecture design for sustainable future, Thames and Hudson, London,

p.70]

b. Memanfaatkan Kondisi Iklim dan Sumber Energi Alami

Melalui pendekatan Ekologi Arsitektur, bangunan beradaptasi

dengan lingkungan, bukan merubahnya. Hal ini dilakukan dengan

memanfaatkan kondisi alam, iklim dan lingkungan sekitar kedalam bentuk

dan pengoperasian bangunan.

c. Mengurangi Penggunaan Sumber Daya Alam Baru

Mengurangi material bangunan seharusnya tetap

mempertimbangkan aspek perlindungan alam dan sumber daya alam.

Page 41: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 22

Tidak akan cukup sumber daya alam baru dialam yang dapat mencukupi

kebutuhan setiap generasi, untuk itu didalam membuat suatu bangunan

perlu memperhatikan hal – hal seperti :

1. Menggunakan bahan bangunan alam yang mengalami perubahan

transformasi sederhana serta menggunakan bahan bangunan yang

dapat diperbaharui / digunakan kembali.

2. Membuat suatu bangunan dimana pada saat bangunan itu tidak

berfungsi lagi, bahan –bahannya masih dapat digunakan kembali.

3. Membuat bangunan multi fungsi yang digunakan untuk berbagai

keperluan dimasa kini dan masa mendatang, selain itu ruang –ruang

yang ada tanpa sekat dan multifungsi sehingga dapat digunakan untuk

keperluan bersama.

d. Menanggapi Keadaan tapak pada Bangunan

Bangunan harus menyentuh bumi secara ringan. Hal ini

dimaksudkan bahwa keberadaan bangunan baik dari segi konstruksi,

bentuk dan pengoperasiannya tidak merusak lingkungan yang ada

disekitarnya.

Teknologi yang ekologis selalu mengutamakan keseimbangan

antara teknologi dan lingkungan, sebagai berikut:

a. Seimbang dengan alam:

· Perhatian kepada alam dan sumbernya

b. Seimbang dengan manusia:

· Perhatian kepada keamanan, kehidupan, kebudayaan, sumber alam,

pencemaran udara, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya

c. Seimbang dengan lingkungan:

· Perhatian terhadap iklim, tanah (gempa bumi, banjir, rob),

pengaruh lainnya (tahan rayap, bahaya malaria), dan sebagainya.

Page 42: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 23

2.2.4. Perencanaan Desain Eko-Arsitektur

Struktur – struktur alam selalu terbentuk sebagai peredaran alam.

Sebuah rumah atau bangunan merupakan salah satu organisme alam yang

termasuk / ikut berpengaruh dalam sistem peredaran alam. Alam sebagai pola

eko-arsitektur yang holistik ( bersifat keseluruhan ) mempunyai persyaratan

sebagai berikut :

· Penyesuaian pada lingkungan alam setempat (iklim tropis).

· Menghemat Sumber alam yang tidak dapat diperbaharui dan

menghemat penggunaan energi.

· Memelihara Sumber lingkungan (udara, tanah, air)

· Memelihara dan memperbaiki peredaran alam.

· Mengurangi ketergantungan pada pusat energi ( listrik, air) dan

limbah ( air limbah, sampah).

· Menggunakan teknologi sederhana.

a. Kualitas Kenyamanan

Tujuan setiap arsitektur ekologis yang memperhatikan cipta dan rasa

adalah kenyamanan penghuninya. Namun kenyamanan tidak dapat diukur

dengan alat sederhana seperti lebar dan panjang ruang dengan meter,

melainkan seperti yang diuraikan tentang kualitas, penilaian kenyamanan

selalu sangat subyektif dan bergantung pada berbagai faktor.

Kenyamanan dalam suatu ruang tergantung secara imaterial dari

kebudayaan dan kebiasaan manusia masing-masing dan secara material

terutama pencahayaan, penghawaan, olahan ruang luar, bahan bangunan,

struktur bangunan, maupun bentuk bangunan.

a) Pencahayaan

Ø Pencahayaan Alami

Matahari sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia dan

makhluk hidup lainnya. Pencahayaan didalam ruang

memungkinkan pengalaman ruang melalui mata dalam

Page 43: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 24

hubungannya dengan pengalaman perasaan. Pencahayaan dan

pembayangan mempengaruhi orientasi didalam ruang.

Pencahayaan alami digunakan umumnya pada siang hari

karena mengingat efisiensi energi yang digunakan. Mulai pagi hari

hingga sore hari diusahakan pemanfaatan sinar matahari

semaksimal mungkin bagi pencahayaan ruangan. Hal ini dapat

dilakukan dengan menghadirkan bukaan-bukaan yang lebar agar

cahaya matahari dapat masuk kedalam ruang secara maksimal,

namun kebutuhan sinar matahari dalam pencahayaan ruang

tergantung dari aktivitas di dalam ruang.

Hal-hal yang berpengaruh dalam perencanaan pencahayaan

alami adalah :

· Orientasi bangunan terhadap sinar matahari yang paling cocok

dan menguntungkan dari barat ke timur sehingga cahaya dapat

diterima dan kesilauan dapat dihindari namun jika ada

pertimbangan lain yang memerlukan orientasi tertentu misal

aliran udara, maka kemiringan atap sampai 30º masih dapat

diterima.

· Untuk mendapatkan lubang cahaya efektif maka diperlukan titik

ukur tertentu. Untuk penerangan langsung dari langit melalui

lubang-lubang cahaya pada bangunan titik ukur tersebut

diperoleh dari jarak sepertiga ukuran dalam ruang. Pada

perancangan bangunan umumnya menghindari perhitungan yang

terlalu rumit, maka ditetapkan standar praktis luasan jendela

yaitu 10%-20% dari luasan dinding untuk dapat memanfaatkan

cahaya dengan baik dan membatasi panas yang masuk ke dalam

ruangan.

Page 44: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 25

· Semakin tinggi bukaan cahaya maka semakin dalam cahaya akan

masuk ke dalam ruang. (Frick dan Suskiyatno, 1988:56)

Beberapa faktor bentuk bangunan yang mempengaruhi

masuknya cahaya ke dalam ruangan :

· Tinggi dan Lebar Jendela

· Kedalaman ruang

· Jarak antar bangunan

· Skylight

· Clerestories

· Overhang

Komponen-komponen yang berpengaruh pada pencahayaan

alami adalah :

· Komponen langit

Komponen langit yang dimaksud adalah cahaya matahari dan

langit. Besarnya tergantung pada besaran lubang cahaya atau

penghalang yang ada diluar bangunan serta penghalang berupa

bagian dari bangunan.

· Komponen refleksi luar

Komponen refleksi luar adalah cahaya yang diperoleh melalui

pantulan dari benda diluar bangunan.

· Komponen refleksi dalam

Komponen refleksi dalam adalah komponen cahaya yang datang

pada bidang kerja melalui pantulan permukaan interior ruangan.

Cahaya yang dipantulkan berupa cahaya langsung dari langit

ataupun cahaya yang dipantulkan. Besar intensitas tergantung pada

komponen ruang baik bahan, warna, tekstur atau ukuran ruang.

Ø Pantulan dan Penyerapan

Intensitas dan pantulan cahaya matahari yang kuat

merupakan gejala dari iklim tropis. Cahaya yang terlalu kuat, juga

Page 45: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 26

kontras yang terlalu besar dalam nilai “terang” sering dirasakan

tidak menyenangkan karena ada efek silau yang dihasilkan.

Penghijauan lingkungan adalah salah satu cara terbaik untuk

mengatasi silau. Dengan tumbuhan rendah dan rerumputan,

kesialauan tanah dapat dihindarkan, begitu pula kesilauan dari atas

dapat dihalangi dengan pohon-pohon yang tinggi.

b) Penghawaan

Arah angin dipengaruhi oleh musim kemarau yaitu angin

timur laut dan musim hujan adalah angin barat, selain itu juga

dipengaruhi oleh iklim mikro pada tapak. Orientasi bangunan pada

arah angin dapat meningkatkan kelancaran sirkulasi ventilasi

silang. Udara yang bergerak menghasilkan penyegaran yang

terbaik karena dengan penyegaran tersebut terjadi proses

penguapan yang menurunkan suhu pada kulit manusia. Dengan

demikian juga dapat digunakan angin untuk mengatur udara

didalam ruang.

Angin yang menerpa sebuah bangunan akan membentuk

daerah bertekanan tinggi pada sisi hulu angin. Pada hal lain, angin

berhembus mengelilingi bangunan dan membentuk daerah

bertekanan rendah pada sisi samping dan sisi hilir angin.

Menunjukan bahwa aliran udara tidak selalu mencari jalan

terpendek.

Gambar 2.1. Angin menerpa bangunan

Sumber : Dasar – dasar arsitektur ekologis, 2007

Page 46: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 27

Kondisi tekanan yang berbeda pada kedua sisi lubang masuk

aliran udara, akan membelok mencari jalan lain. Berarti pergeseran

lubang masuk udara pada satu sisi mengubah kondisi tekanan

amsing-masing.

Disamping aliran udara yang bergerak, timbul juga pengaruh

silau oleh sinar matahari yang juga perlu diperhatikan. Sebaiknya

silau tersebut dihindari dengan pengadaan tanaman.

Pada rumah yang tidak bertingkat, aliran udara bergerak pada

ketinggian tubuh manusia. Demikian juga terjadi pada gedung yang

bertingkat di lantai satu, sedangkan pada gedung yang bertingkat di

ruang tingkat atas aliran udara bergerak dekat pada langit-langit.

Gambar 2.2 Kondisi tekanan pada sisi lubang Sumber : Dasar – dasar arsitektur ekologis, 2007

Gambar 2.3 Pengaruh silau matahari Sumber : Dasar – dasar arsitektur ekologis, 2007

Page 47: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 28

Pengaruh elemen peneduh mengakibatkan kondisi tekanan

yang berbeda pada kedua sisi lubang masuk udara. Letak lubang

masuk udara selalu mempengaruhi aliran udara, sedangkan letak

lubang keluar tidak begitu penting.

Kecepatan aliran udara mempengaruhi penyegaran udara.

Jika lubang masuk udara lebih besar daripada lubang keluarnya,

maka kecepatan aliran udara akan berkurang, lain halnya jika lubang

keluar udara lebih besar, kecepatan aliran udara akan semakin kuat.

Gambar 2.4. Aliran udara pada rumah tingkat Sumber : Dasar – dasar arsitektur ekologis, 2007

Gambar 2.5 Pengaruh elemen peneduh Sumber : Dasar – dasar arsitektur ekologis, 2007

Gambar 2.6 Kecepatan aliran udara mempengaruhi penyegaran udara

Sumber : Dasar – dasar arsitektur ekologis, 2007

Page 48: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 29

Pemanfaatan pohon, serta semak-semak merupakan cara

alamiah untuk memberi perlindungan terhadap sinar matahari

maupun untuk menyegarkan dan menyalurkan aliran udara, terutama

pada gedung yang rendah.

b. Bahan Bangunan

Pemilihan bahan bangunan maupun penentuan struktur sebaiknya juga

harus mempertimbangkan aspek yang berkaitan dengan ekologi. Bahan

bangunan dan struktur yang digunakan untuk banguan tradisional lebih murah

harganya, lebih sederhana, mudah digunakan atau diterapkan, tersedia di

tempat / local, seimbangan dengan iklim setempat dan sesuai dengan tingkat

keahlian tukang-tukang setempat.

Bahan bangunan yang ekologis digolongkan menurut penggunaan bahan

mentah dan tingkat transformasi, seperti bagan sebagai berikut :

GOLONGAN CONTOH BAHAN BANGUNAN

Bahan bangunan yang dapat

dibudidayakan kembali

(regeneratif)

· Bahan nabati, seperti ; kayu, rotan, rumbia,

alang-alang, serabut kayu, ijuk, kulit kayu,

kapas, kapuk, dll.

· Bahan hewani, seperti : kulit binatang,

woll, dll.

Gambar 2.7. Pemanfaatan pohon serta semak-semak

Sumber : Dasar – dasar arsitektur ekologis, 2007

Page 49: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 30

Bahan bangunan alam yang

dapat digunakan kembali.

Tanah, tanah liat, lempung, tras, kapus, batu

kali, batu alam, dsb.

Bahan bangunan buatan yang

dapat didaur ulang (recycling),

yaitu bahan bangunan yang

didapat sebagai : limbah,

ampas, sampah, potongan, dsb

dari perusahaan industri.

Bahan bungkusan ( kaleng,botol), mobil

bekas, ban, serbuk kayu, poongan bahan

sintesis, kaca, seng, dan kain.

Bahan bangunan alam yang

mengalami perubahan

transfornasi sederhana, yaitu

bahan bangunan yang

disediakan secara industri.

· Batu batuan ( batu merah) dan genting

(genting flam dan genting pres) serta batu

buatan yang tidak dibakar (batako dan

conblock).

· Sebagai bahan perekat / lem, seperti :

semen merah, kapur mentah, kapur padam,

kapur kering, dan semen portland.

Bahan bangunan yang

mengalami beberapa tingkat

perubahan transformasi

Plastik dan bahan sintesis yang lainnya dan

yang tentunya dapat dinamakan “ekologis”

sehingga dalam penggunaannya sebagai

bahan bengunan 90% dapat diabaikan.

Bahan bangunan komposit,

yaitu bahan bangunan yang

tercampur menjadi satu yang

tidak dapat dibagi-bagi lagi.

Beton, pelat serat semen, pelat serutan / tatal

kayu semen, cat kimia, dan perekat

Tabel 2.10. Jenis dan Bahan Ekologis

Sumber : dasar – dasar arsitektur ekologis, 2007

Page 50: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 31

Banyak jenis bahan yang mempunyai sifat dan kecenderungan tertentu baik

yang cepat rusak atau awet, cenderung merusak alam atau aman terhadap

alam. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan bangunan

yang ekologis :

· Disesuaikan dengan kondisi iklim tropis lembab dan fungsi dalam

penggunaannya (sesuai dnegan sistem struktur).

· Eksploitasi dan pembuatan bahan bangunan menggunakan energi

sesedikit mungkin.

· Tidak mengalami perubahan bahan (transformasi) yang tidak dapat

dikembalikan pada alam.

· Ekaploitasi pembuatan (produksi, penggunaan dan pemeliharaan

bahan bangunan mencemari lingkungan sesedikit mungkin (keadaan

entropinya serendah mungkin)

Bahan bangunan berasal dari sumber alam lokal. Bahan bangunan yang

ekologis selalu berkaitan dengan sumber alamnya. Dengan demikian kualitas

struktur yang baik juga harus memperhatikan teknologi yang ekologis dimana

selalu mengutamakan keseimbangan antara teknologi dan lingkungan sebagai

berikut :

· Seimbang dengan alam

Perhatian kepada alam dan sumbernya

· Seimbang dengan manusia

Perhatian pada keamanan, kenyamanan, kehidupan (air, jalan nafkah

kehidupan, uang sewa / beli), kebudayaan (tanah, air, agama,

keluarga), sumber alam, pencemaran udara, kesehatan, dll.

· Seimbang dengan lingkungan

Perhatian terhadap iklim, tanah (gempa bumi, banjir, erosi, dll),

kondisi kontur tanah, pengaruh lainnya (tahan rayap), dsb.

Page 51: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 1

BAB III

TINJAUAN KOTA

3.1. TINJAUAN KOTA SEMARANG

3.1.1. Letak dan Luas Wilayah

Gambar 3.1 Peta Semarang

Sumber: RTRW Kota Semarang

Secara geografis wilayah Kota Semarang berada diantara 6º50’-7º10’

LS dan 109º35’-110º50’ BT dengan luas wilayah 373,70 km2.

Page 52: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 2

Batas-batas Kota Semarang sebagai berikut :

§ Batas Utara : Laut Jawa

§ Batas Selatan : Kabupaten Semarang

§ Batas Timur : Kabupaten Demak

§ Batas Barat : Kabupaten Kendal

Kota Semarang terdiri dari 16 kecamatan dan 177 kelurahan

dengan luas wilayah keseluruhan 373,7 km2. Kecamatan yang mempunyai

wilayah paling luas yaitu kecamatan Mijen (62,15 km2) sedangkan

kecamatan dengan luas wilayah paling kecil adalah kecamatan Candisari

(5,56 km2). Ketinggian Kota Semarang bervariasi, terletak antara 0,75

sampai dengan 348,00 di atas garis pantai.

Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada

jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor

pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang

yakni koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis

seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor

Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan;

dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan dan

pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan

adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan jalan) serta

transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional

Jawa Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak

kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara

langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah.

Page 53: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 3

3.1.2. Sejarah Singkat Terbentuknya Kota Semarang

Sejarah Semarang berawal pada abad ke-8 M, yaitu daerah pesisir

yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan bagian dari

kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan

pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil. Akibat

pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan

tersebut menyatu membentuk daratan. kota Semarang Bawah yang dikenal

sekarang ini dahulu merupakan laut.

Pada akhir abad ke-15 M Pangeran Made Pandan (Sunan

Pandanaran I) ditempatkan oleh Kerajaan Demakuntuk menyebarkan

agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu

semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang

arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama

daerah itu menjadi Semarang.

Semarang bermula dari dataran lumpur,yang kemudian hari

berkembang pesat menjadi lingkungan maju dan menampakkan diri

sebagai kota yang penting. Sebagai kota besar, ia menyerap banyak

pendatang. Mereka ini, kemudian mencari penghidupan dan menetap di

Kota Semarang sampai akhir hayatnya. Lalu susul menyusul kehidupan

generasi berikutnya.

Industri, perdagangan, peningkatan sarana dan prasarana kota,

permukiman serta kehidupan keagamaan yang beragam mewarnai suasana

kebersamaan warganya. Dalam bidang pendidikan terdapat 44 perguruan

tinggi negeri dan swasta. Untuk kawasan permukiman menyebar di 16

Kecamatan, selain permukiman lama juga ditambah bertumbuhnya

perumahan-perumahan baik sederhana, menengah maupun perumahan elit.

Page 54: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 4

Tercatat ada kawasan 4 Perumas dan 51 proyek perumahan dengan

masing-masing jumlah unit yang bervariasi antara 100 - 10.000 unit

rumah. Industri di Semarang mengalami peningkatan yang amat pesat.

Dengan bertumbuhnya kawasan-kawasan industri dengan ribuan

perusahaan dan 41 sentra industri kecil meliputi berbagai produksi baik

sandang, pangan, perlengkapan, rumah tangga, suvenir dan lain-lain.

3.1.3. Penduduk Kota Semarang

Berdasarkan hasil registrasi penduduk tahun 2009, jumlah

penduduk Kota Semarang tercatat sebesar 1.506.924 jiwa. Dalam kurun

waktu 5 tahun, kepadatan penduduk cenderung naik seiring dengan

kenaikan jumlah penduduk. Di sisi lain, penyebaran penduduk di masing-

masing kecamatan belum merata. Di wilayah kota Semarang, tercatat

kecamatan Semarang Tengah sebagai wilayah terpadat dengan angka

kepadatan 14.089 jiwa/km2, sedangkan kecamatan Mijen merupakan

wilayah yang kepadatannya paling rendah yaitu 625 jiwa/km2.

Gambar 3.2. pergerakan dan kepadatan penduduk Kota Semarang

Sumber: RTRW Kota Semarang

Page 55: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 5

Tipologi masyarakat berorientasi pada tata kehidupan “kekotaan”

(urbanis), “pedesaan” (ruralis) dan terjalin hubungan masyarakat yang

baik.

3.1.4. Kondisi Fisik Kota Semarang

a. Topografi

Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan

daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan

adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22%

wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 %

merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40%. Kondisi lereng

tanah Kota Semarang dibagi menjadi 4 jenis kelerengan yaitu lereng I (0-

2%) meliputi Kecamatan Genuk, Pedurungan, Gayamsari, Semarang

Timur, Semarang Utara dan Tugu, serta sebagian wilayah Kecamatan

Tembalang, Banyumanik dan Mijen. Lereng II (2-5%) meliputi

Kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, Candisari, Gajahmungkur,

Gunungpati dan Ngaliyan, lereng III (15-40%) meliputi wilayah di sekitar

Kaligarang dan Kali Kreo (Kecamatan Gunungpati), sebagian wilayah

kecamatan Mijen (daerah Wonoplumbon) dan sebagian wilayah

Kecamatan Banyumanik, serta Kecamatan Candisari. Sedangkan lereng IV

(> 50%) meliputi sebagian wilayah Kecamatan Banyumanik (sebelah

tenggara), dan sebagian wilayah Kecamatan Gunungpati, terutama

disekitar Kali Garang dan Kali Kripik. Kota Bawah yang sebagian besar

tanahnya terdiri dari pasir dan lempung.

Kota bawah merupakan pantai dan dataran rendah yang memiliki

kemiringan antara 0% sampai 5%, sedangkan dibagian Selatan merupakan

daerah dataran tinggi dengan kemiringan bervariasi antara 5%-40%.

Secara lengkap ketinggian tempat di Kota Semarang dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Page 56: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 6

Tabel Ketinggian Tempat di Kota Semarang

No. Bagian Wilayah Ketinggian (MDPL)

1. Daerah Pantai 0,75

2. Daerah Dataran Rendah

· Pusat Kota (Depan Hotel Dibya Puri Semarang) 2,45 - Simpang Lima 3,49

3. Daerah Perbukitan

- Candi Baru 90,56

- Jatingaleh 136,00

- Gombel 270,00

- Mijen 253,00

- Gunungpati Barat 259,00

- Gunungpati Tmur 348,00

Tabel 3.1 Ketinggian Tanah

Sumber : Kota Semarang Dalam Angka Tahun 2009

b. Klimatologis

Kota Semarang seperti kondisi umum di Indonesia, mempunyai

iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun

timur. Kondisi klimatologis meliputi:

· Angin

Kecepatan angin bulanan rata-rata di Stasiun Klimatologi Semarang

berubah-ubah dari 215 km/hari pada bulan Agustus sampai 286

km/hari pada bulan Januari.

· Matahari

Lamanya sinar matahari, menunjukkan rasio sebenarnya sampai

lamanya sinar matahari maksimum hari, bervariasi dari 46% pada

bulan Desember sampai 98% pada bulan Agustus. Suhu minimum

22,1 oC terjadi pada bulan Juli, dan suhu maksimum 33,7 oC terjadi

pada bulan September dan Oktober.

· Curah hujan

curah hujan di Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata

sepanjang tahun, dengan total curah hujan rata-rata 9.891 mm per

Page 57: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 7

tahun. Hal ini menunjukkan curah hujan khas pola di Indonesia,

khususnya di Jawa, yang mengikuti pola angin monsun SENW yang

umum.

· Kelembaban

Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari minimum 61%

pada bulan September ke maksimum 83% pada bulan Januari.

· Suhu

Suhu minimum rata-rata yang diukur di Stasiun Klimatologi Semarang

berubah-ubah dari 21,1 °C pada September ke 24,6 °C pada bulan

Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubah-ubah dari 29,9 °C ke 32,9

°C.

3.1.5. Kondisi Non Fisik Kota Semarang

a. Ekonomi

Perekonomian Kota Semarang sebelum krisis terjadi

mengalami pertumbuhan di atas pertumbuhan rata-rata ekonomi

nasional, namun setelah adanya krisis multi dimensi pertumbuhan

ekonomi mengalami penurunan yang cukup drastis. Penurunan

pertumbuhan ekonomi yang paling tajam terjadi pada tahun 1998

secara riil mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Dalam

bidang ekonomi yang mengalami penurunan paling drastis adalah

sektor bangunan.

Perekonomian pada tahun 1999 menunjukan pertanda

membaik, hal ini dapat terlihat dari pertumbuhan ekonomi, namun

masih ada sektor dengan pertumbuhan negatif, yakni sektor jasa

perusahaan dan sektor pertanian, mulai tahun 2000 kondisi

perekonomian jauh lebih baik. Hal ini ditandai dengan Pembangunan

perdagangan dan jasa yang telah menunjukkan hasil yang cukup

menggembirakan.

Page 58: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 8

b. Jalan dan Transportasi

Pola rencana jaringan jalan di Kota Semarang secara garis

besar dikembangkan dengan pola Radial (memusat) dan Konsentris

(melingkar). Pola radial merupakan pola jaringan jalan yang

menghubungkan kota Semarang dan kota-kota hinterland (kearah

Kendal/Jakarta, Demak/Surabaya, Mranggen/Purwodadi,

ungaran/Surakarta/Yogyakarta dan ke arah Boja).

Jalur transportasi utama yang melewati Kabupaten Semarang, terutama

jalur nasional Semarang-Solo sangat membantu kemudahan

pergerakan masyarakat. Sementara itu, jalan yang menghubungkan

antara jalur utama dengan pusat-pusat permukiman kondisinya cukup

buruk.

Mengatasi permasalahan tersebut disusunlah beberapa rencana

jaringan jalan dalam kota dengan pola Konsentris. Pola jaringan jalan

konsentris adalah rencana jaringan Jalan Lingkar Dalam (Inner Ring

Road), Lingkar Tengah (Middle Ring Road) dan Lingkar Luar (Middle

Ring Road).

Gambar 3.3 frase Semarang Middle Ring Road

Sumber: RTRW Kota Semarang

Page 59: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 9

Memenuhi transportasi darat tersedia dua jenis kendaraan angkutan darat

utama, yaitu kendaraan bermotor dan kereta api. Salah satu jenis kendaraan

bermotor yang digunakan untuk angkutan penumpang dengan jumlah besar

adalah bus, yang terdiri dari Bus Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan Bus

Antar Kota Antar Propinsi (AKAP). Bus-bus ini dilayani oleh Terminal Bus

Terboyo Semarang. Angkutan Kereta Api di Kota Semarang dilayani 2 stasiun

yaitu Stasiun Tawang dan Stasiun Poncol.

Angkutan udara dilayani di Bandara Ahmad Yani, menghubungkan

Semarang dengan sejumlah kota-kota besar Indonesia setiap harinya. Sejak

tahun 2008 Bandara Ahmad Yani menjadi bandara Internasional dengan

adanya penerbangan langsung ke luar negri, contohnya ke Singapura.

Pelabuhan Tanjung Mas menghubungkan Semarang dengan sejumlah kota-

kota pelabuhan Indonesia; pelabuhan ini juga terdapat terminal peti kemas.

3.2. RENCANA PEMBANGUNAN KOTA

3.2.1. Rencana Pengembangan Sistem Pusat Pelayanan

Dengan mempertimbangkan luas, karakter daerah, koordinasi

pelaksanaan pembangunan, kemudahan dalam penyelesaian masalah, maka

pembagian BWK di Kota Semarang ditentukan melalui pendekatan batas

administratif. Untuk itu, dalam Rencana Tata Ruang Kota Semarang Tahun

2010-2030 pembagian BWK ditetapkan sebagai berikut :

a. BWK I meliputi Kecamatan Semarang Tengah, Kecamatan Semarang

Timur dan Kecamatan Semarang Selatan dengan luas kurang lebih 2.223

Ha;

b. BWK II meliputi Kecamatan Candisari dan Kecamatan Gajahmungkur

dengan luas kurang lebih 1.320 Ha;

c. BWK III meliputi Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan Semarang

Utara dengan luas kurang lebih 3.522 Ha;

Page 60: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 10

d. BWK IV meliputi Kecamatan Genuk dengan luas kurang lebih 2.738 Ha;

e. BWK V meliputi Kecamatan Gayamsari dan Kecamatan Pedurungan

dengan luas kurang lebih 2.622 Ha;

f. BWK VI meliputi Kecamatan Tembalang dengan luas kurang lebih 4.420

Ha;

g. BWK VII meliputi Kecamatan Banyumanik dengan luas kurang lebih

2.509 Ha;

h. BWK VIII meliputi Kecamatan Gunungpati dengan luas kurang lebih

5.399 Ha;

i. BWK IX meliputi Kecamatan Mijen dengan luas kurang lebih 6.213 Ha;

dan

j. BWK X meliputi Kecamatan Ngaliyan dan Kecamatan Tugu dengan luas

kurang lebih 6.393 ha.

Gambar 3.4 Pembagian BWK Kota Semarang

Sumber: RTRW Kota Semarang

Page 61: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 11

Rencana pendistribusian fasilitas pelayanan regional di masing-masing

BWK meliputi :

a. Perkantoran, perdagangan dan jasa di BWK I, II, dan III

b. Pendidikan kepolisian dan olah raga di BWK II

c. Perkantoran, transportasi udara dan transportasi laut di BWK III

d. Industri di BWK IV dan BWK X

e. Pendidikan di BWK VI dan BWK VIII

f. Perkantoran militer di BWK VII

g. Kantor pelayanan publik di BWK IX

Rencana penetapan pusat pelayanan di Kota Semarang terdiri atas:

Pusat pelayanan kota, Sub pusat pelayanan kota dan Pelayanan lingkungan.

Pusat pelayanan kota berfungsi sebagai pusat pelayanan pemerintahan

Provinsi, pemerintahan Kota yang berupa pusat pelayanan kegiatan

pemerintahan yang dilengkapi dengan pengembangan fasilitas, meliputi kantor

Gubernur dan kantor Walikota serta fasilitas kantor pemerintahan pendukung

dan pelayanan publik lainnya.

Selain itu pusat pelayanan kota juga sebagai pusat kegiatan

perdagangan modern dan jasa komersial yang dilengkapi dengan :

a. Pusat perbelanjaan skala kota;

b. Hotel dan penginapan;

c. Perkantoran swasta;

d. Jasa akomodasi pariwisata lainnya.

Sub pusat pelayanan kota merupakan pusat BWK yang dilengkapi

dengan sarana lingkungan perkotaan skala pelayanan BWK yang meliputi :

a. Sarana perdagangan dan jasa

b. Sarana pendidikan

c. Sarana kesehatan

Page 62: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 12

d. Sarana peribadatan

e. Sarana pelayanan umum

Pusat pelayanan lingkungan kota dilengkapi dengan sarana lingkungan

perkotaan skala pelayanan sebagian BWK, meliputi :

a. Sarana perdagangan;

b. Sarana pendidikan;

c. Sarana kesehatan;

d. Sarana peribadatan; dan

e. Sarana pelayanan umum.

2. Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan Jasa

Potensi pergeseran peruntukan non komersial ke arah komersial ini

harus diantisipasi dalam kebijakan penataan ruang wilayah Kota Semarang.

Hal ini bertujuan untuk mengarahkan perkembangan yang ada agar konflik

antar kegiatan kawasan, antar pelaku kegiatan, dan antar jenis kegiatan

ekonomi tidak terjadi.

Arahan pemanfaatan ruang kawasan permukiman, perdagangan dan

jasa adalah sebagai berikut:

a. Pengembangan Fungsi Rencana Kawasan Permukiman, Perdagangan dan

Jasa dilakukan di kawasan pusat kota (Central Bussiness Distric/CBD)

PETAWANGI (Peterongan – Tawang – Siliwangi);

b. Pengembangan jenis kegatan ini di kawasan PETAWANGI bertujuan

untuk mendukung terwujudnya kawasan PETAWANGI sebagai kawasan

perdagangan dan jasa skala pelayanan regional/ nasional/ internasional;

c. Pengembangan kawasan kawasan permukiman, perdagangan dan jasa di

kawasan PETAWANGI tetap mempertahankan Kampung Heritage

sebagai kawasan permukiman dan pariwisata;

Page 63: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 13

d. Pengembangan kegiatan permukiman di kawasan ini dilakukan secara

vertikal dengan pola rumah susun/ apartemen/ kondominium.

3. Rencana Kawasan Perumahan dan Permukiman

Kawasan Perumahan dan permukiman, adalah kawasan yang

pemanfaatannya untuk perumahan dan permukiman, serta berfungsi sebagai

tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan

sarana lingkungan. Kawasan ini terdiri dari kawasan perumahan yang

dibangun oleh penduduk sendiri dibangun oleh perusahaan pembangunan

perumahan dan dibangun oleh pemerintah.

Arahan pembangunan dan pemanfaatan kawasan perumahan dan

permukiman ditetapkan sebagai berikut :

a. pembangunan perumahan dilakukan dalam rangka memenuhi kebutuhan

tempat tinggal yang layak bagi masyarakat dan/atau untuk pemukiman

kembali (resettlement) sebagai akibat dari pembangunan prasarana dan

sarana kota.

b. pembangunan perumahan dilakukan dengan dengan pengembangan

perumahan yang sudah ada maupun pembangunan perumahan baru;

c. pembangunan perumahan baru dilakukan secara intensif (vertikal dan

horisontal) dengan pemanfaatan lahan secara optimal pada kawasan-

kawasan di luar kawasan lindung dengan fungsi kegiatan perumahan

permukiman;

d. pembangunan perumahan baru dilakukan di masing-masing BWK dengan

ketentuan sebagai berikut :

· Pengembangan perumahan dengan bangunan vertikal (rumah susun/

apartemen) dilakukan di kawasan pusat kota (BWK I, BWK II, dan

BWK III)

Page 64: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 14

· Pengembangan perumahan dengan kedatan sedang sampai dengan

tinggi di BWK IV, V, VI, VII, dan X.

· Perumahan pada BWK VIII, dan IX direncanakan dengan kepadatan

rendah sampai sedang.

e. Pada pembangunan perumahan, pelaksana pembangunan

perumahan/pengembang wajib menyediakan prasarana lingkungan, utilitas

umum, dan fasilitas sosial dengan proporsi 40% (empat puluh persen) dari

keseluruhan luas lahan perumahan, dan selanjutnya diserahkan kepada

Pemerintah Daerah;

f. Pembangunan perumahan secara intensif vertikal dilakukan dengan

pembangunan rumah susun baik pada kawasan perumahan baru maupun

kawasan padat hunian yang dilakukan secara terpadu dengan lingkungan

sekitarnya;

g. Pengembangan lokasi perumahan lama dan perkampungan kota

ditekankan pada peningkatan kualitas lingkungan, dan pembenahan

prasarana dan sarana perumahan;

h. Pembangunan perumahan lama/ perkampungan dilakukan secara terpadu

baik fisik maupun sosial ekonomi masyarakat melalui program

pembenahan lingkungan, peremajaan kawasan maupun perbaikan

kampung.

3.3. RPJMD PERUMAHAN DAN PEMUKIMAN KOTA SEMARANG

3.3.1. Isu-Isu Strategis

Iisu strategis dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai

berikut:

1) Memiliki pengaruh yang besar/ signifikan terhadap pencapaian

sasaran pembangunan nasional

2) Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah

Page 65: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 15

3) Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap public

4) Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah

5) Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola

6) Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan.

Berdasarkan kriteria tersebut setelah dilakukan penilaian

terhadap berbagai isu-isu strategis, isu tentang perumahan menjadi salah

satu isu strategis pembangunan 5 (lima) tahun kedepan pada setiap

urusan penyelenggaraan Pemerintah Daerah tahun 2010-2015.

Urusan Perumahan, diantaranya:

a. Permukiman Kumuh

b. Kepemilikan rumah

c. Keterbatasan Lahan Permukiman (vertical housing)

3.3.2. Strategi dan Arah Kebijakan

Untuk dapat mewujudkan Visi “Terwujudnya Semarang Kota

Perdagangan dan Jasa, yang Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera”

tersebut sangat dibutuhkan political will, baik oleh Pemerintah dengan

kebijakan otonomi daerah, maupun oleh masyarakat dan seluruh

stakeholders.

Strategi dan arah kebijakan dalam pelaksanaan misi Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Semarang

Tahun 2010-2015 terkait masalah perumahan dan pemukiman

dirumuskan sebagai berikut :

· Mewujudkan Tata Ruang Wilayah dan Infrastruktur yang

Berkelanjutan.

Strategi dan arah kebijakan pembangunan dalam

mewujudkan tata ruang wilayah dan infrastruktur yang

berkelanjutan, meliputi :

Page 66: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 16

1. Pencegahan dan pengendalian dampak kerusahakan lingkungan,

dengan kebijakan pembangunan diarahkan pada :

· Pengendalian polusi dan pencemaran lingkungan;

· Rehabilitasi dan konservasi lahan kritis;

· Penyusunan pranata pengendalian dampak kerusakan lingkungan;

· Pengendalian eksplorasi dan eksploitasi hasil tambang;

· Penataan dan konservasi kawasan pantai.

· Pengendalian reklamasi pantai.

2. Pengembangan upaya mitigasi dan adaptasi dampak perubahan iklim,

dengan kebijakan pembangunan diarahkan pada :

· Pengurangan kerentanan terhadap perubahan iklim;

· Fasilitasi dan penguatan jejaring dan kelembagaan untuk antisipasi

perubahan iklim;

3. Pengembangan manajemen pengelolaan sampah, dengan kebijakan

pembangunan diarahkan pada :

· Peningkatan pengelolaan sampah di TPA yang berkelanjutan;

· Pemenuhan sarana prasarana persampahan;

· Fasilitasi pengembangan kerjasama pengelolaan TPA bersama

antara daerah.

· Pengurangan volume sampah yang masuk TPA Jatibarang.

· Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang

berkelanjutan dengan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.

4. Pengendalian jumlah ruang terbuka hijau di publik area dan private

area, dengan kebijakan pembangunan diarahkan pada :

· Penyusunan pranata kebijakan Ruang Tata Hijau (RTH) secara

konsisten;

· Perwujudan gerakan “Green City” dan “one man one tree”;

Page 67: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 17

· Peningkatan peran masyarakat dalam peningkatan kualitas Ruang

Tata Hijau (RTH);

· Pengembangan hutan dan taman kota.

5. Pengendalian tata ruang berdasar pada panduan rancang kota, dengan

kebijakan pembangunan diarahkan pada :

· Penyusunan Rencana Tata Ruang Bangunan dan Lingkungan

(RTBL);

· Peningkatan kapasitas kelembagaan ketataruangan;

· Dokumentasi dan inventarisasi pemanfaatan tata ruang yang ada.

6. Peningkatan sarana pusat pertumbuhan baru dilokasi strategis dan

cepat berkembang, dengan kebijakan pembangunan diarahkan pada

penyusunan rencana pengembangan dan pengendalian wilayah

strategis dan cepat tumbuh.

7. Revitalisasi bangunan cagar budaya, dengan kebijakan pembangunan

diarahkan pada :

· Perencanaan kawasan bangunan bernilai budaya;

· Perlindungan kawasan dan bangunan cagar budaya.

8. Pengembangan moda transportasi masal yang aman, nyaman serta

tepat waktu dan terjangkau, dengan kebijakan pembangunan

diarahkan pada :

· Fasilitasi dan bantuan pengembangan kelayakan dan kenyamanan

angkutan massal;

· Penyempurnaan trayek angkutan massal;

· Pengembangan dan optimalisasi terminal;

· Fasilitasi, pengendalian dan peningkatan pelayanan angkutan orang

dan barang;

Page 68: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 18

· Penyediaan sarana prasarana perhubungan dan informasi fasilitas

transportasi yang terintegrasi.

· Peningkatan koordinasi antar moda angkutan yang terintegrasi.

9. Pengembangan manajemen pola perpakiran, dengan kebijakan

pembangunan diarahkan pada :

· Peningkatan tertib perpakiran;

· Pengembangan pranata kebijakan perpakiran.

10. Pengadaan rambu-rambu lalu lintas dan informasi fasilitas

transportasi yang terintegrasi, dengan kebijakan pembangunan

diarahkan pada :

· Pengadaan rambu-rambu lalu lintas yang informatif;

· Pengendalian kelayakan angkutan;

· Peningkatan pelayanan angkutan umum dan prasarana yang

mendukung.

11. Peningkatan aksesbilitas dan pengurangan kemacetan lalu lintas,

dengan kebijakan pembangunan diarahkan pada :

· Peningkatan dan pembangunan jalan;

· Peningkatan dan pembangunan jembatan;

· Pembangunan jalan lingkar luar tahap I (barat-selatan);

· Pembangunan jalan radial;

· Pembangunan fly over Kalibanteng.

12. Pembangunan “Wajah Kota”, dengan kebijakan pembangunan

diarahkan pada :

· Peningkatan estetika kota kawasan Simapala dan Petawangi;

· Penandaan batas kota;

· Pengembangan “Jalur Bunga”;

· Pembangunan “Urban Renewal”;

Page 69: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 19

· Pembangunan dan revitalisasi taman kota.

13. Peremajaan perumahan tidak layak huni, dengan kebijakan

pembangunan diarahkan pada :

· Fasilitasi dan bantuan pemugaran rumah tidak layak huni bagi

warga miskin;

· Perbaikan lingkungan dan permukiman kumuh;

· Pembangunan “urban renewal”;

· Pemberdayaan kelembagaan komunitas perumahan;

· Fasilitasi rumah murah.

14. Pembangunan tempat pemakaman umum (TPU), dengan kebijakan

pembangunan diarahkan pada :

· Pengembangan manajemen pengelola TPU milik pemerintah kota;

· Fasilitasi TPU masyarakat;

· Fasilitasi dan pembangunan TPU baru.

15. Peningkatan penanganan system jaringan drainase dan pengendalian

banjir, dengan kebijakan pembangunan diarahkan pada :

· Penyelesaian paket A, B dan C Dam Jatibarang;

· Normalisasi saluran drainase perkotaan;

· Pengembangan sistem polder dan embung;

· Fasilitasi dan pengembangan tanggul terpadu;

· Peningkatan kapasitas kelembagaan pengelolaan system jaringan

drainase.

16. Optimalisasi sumber-sumber air baku, dengan kebijakan

pembangunan diarahkan pada :

· Fasilitasi pengembangan sumber-sumber air baku yang baru;

· Fasilitasi dan bantuan pemeliharaan sumber air milik masyarakat;

Page 70: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 20

· Fasilitasi pengembangan kerjasama pengelolaan air antar wilayah;

· Penguatan kelembagaan masyarakat pengelola air.

3.3.3. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

· Urusan Pekerjaan Umum

Kebijakan pada Urusan pekerjaan umum diarahkan pada

perwujudan keseimbangan pertumbuhan dan pelayanan wilayah melalui

(1) pembentukan struktur jaringan jalan sesuai dengan hirarki dan

pelayanan jalan, interkoneksi antar bagian wilayah pengembangan dan

antar pusat pelayanan transportasi dan pusat pelayanan perkotaan serta

peningkatan kapasitas jalan; (2) pengendalian dan penanggulangan

banjir dan rob terpadu dan sistemik ; (3) penyelesaian DAM Jatibarang

beserta komponennya, pembangunan sistem drainase wilayah dan

kawasan, dan (4) penyempurnaan wajah kota (5) pemenuhan kebutuhan

air bersih masyarakat serta menjaga kualitas dan kuantitas sumber daya

air.

Program-program pembangunan pada Urusan pekerjaan umum

yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan

2. Program Rehabilitasi / Pemeliharaan Jalan dan Jembatan

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan

4. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan

Jaringan Pengairan Lainnya

5. Program Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong

6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Drainase

7. Program Pengendalian Banjir

8. Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku

9. Program Rehabilitasi/ Pemeliharaan Infrastruktur Kewilayahan

10. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air

Limbah

Page 71: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 21

11. Program Penerangan Jalan Umum

12. Program Pengelolaan Reklame

13. Program Pembangunan Sistem Informasi/ Database Jalan dan

Jembatan

14. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh

· Urusan Perumahan

Kebijakan pada Urusan perumahan diarahkan pada upaya-upaya

perbaikan permukiman kumuh, peningkatan pengetahuan dan kesadaran

masyarakat terhadap konsep rumah sehat, meningkatkan keswadayaan

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang sehat, dan

mendorong investasi swasta dalam pengadaan rumah sehat sederhana.

Program-program pembangunan pada Urusan perumahan yang

dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan

2. Program Pengelolaan Areal Pemakaman

3. Pengembangan Teknologi dan Konstruksi.

· Urusan Penataan Ruang

Kebijakan pada Urusan penataan ruang diarahkan untuk

mewujudkan tata ruang kota yang sinergis, serasi dan berkelanjutan

didukung oleh dokumen perencanaan tata ruang yang realistik dan

implementatif, penegakan hukum (law enforcement) yang tegas, dan

tersedianya aparat pelaksana yang bertanggung jawab.

Program-program pembangunan pada Urusan penataan ruang

yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Program Perencanaan Tata Ruang

2. Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

Page 72: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 22

· Urusan Perhubungan

Kebijakan pada Urusan perhubungan diarahkan pada upaya

mendorong kelancaran arus barang, jasa dan orang melalui peningkatan

kualitas sarana dan prasarana transportasi, peningkatan manajemen

transportasi dan pengembangan transportasi massal.

Program-program pembangunan pada Urusan perhubungan yang

dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

2. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ

3. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan

4. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

5. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

6. Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor

7. Program Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informatika.

· Urusan Lingkungan Hidup

Kebijakan pada Urusan lingkungan hidup diarahkan pada

mewujudkan kualitas lingkungan dalam rangka meningkatkan daya

dukung lingkungan dan antisipasi terhadap perbahan iklim melalui (1)

penegakan hukum lingkungan yang adil dan tegas; (2) peningkatan peran

pemangku kepentingan dalam pengelolaan lingkungan hidup; (3)

Peningkatan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup

(4) adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Program-program pembangunan pada Urusan lingkungan hidup

yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

Page 73: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 23

4. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

5. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya

Alam dan Lingkungan Hidup

6. Program Peningkatan Pengendalian Polusi

7. Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut

8. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

· Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral

Kebijakan pada Urusan energi dan sumberdaya mineral

diarahkan pada pengelolaan Energi dan Sumberdaya Mineral dengan

memperhatikan prinsip keberlanjutannya bagi generasi yang akan datang

melalui pengendalian dan pemanfaatan lahan bekas galian C, penataan

lahan kritis serta penggunaan air bawah tanah (ABT).

Program-program pembangunan pada Urusan energi dan

sumberdaya mineral yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Program Pembinaan dan Pengawasan Bidang Pertambangan

2. Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang

Berpotensi Merusak Lingkungan.

Dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang sejahtera. Perumahan

menjadi isu yang strategis dalam rencana pembangunan jangka pendek

Semarang tahun 2010-2015.

· Urusan Perumahan

Kebijakan pada Urusan perumahan diarahkan pada upaya-upaya

pengembangan perlindungan dan pemenuhan hak dasar warga miskin

dalam hal ketersediaan perumahan dan perbaikan dalam fasilitas

lingkungan perumahan sederhana untuk warga miskin.

Program pembangunan pada Urusan perumahan yang

dilaksanakan adalah sebagai berikut:

Page 74: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 24

1. Program Pengembangan Perumahan

2. Program Lingkungan Sehat Perumahan

3. Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran.

3.4. TINJAUAN KALIGAWE

3.4.1. Letak dan Luas Wilayah

Kelurahan Kligawe terletak di dataran rendah dengan luas

seluruhnya 90 Ha2 yang terdiri dari 7 kelurahan.

Batas-batas Wilayah Kelurahan Gayamsari adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Siwalan;

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sendangguwo dan

Kelurahan LamperTengah;

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pandean Lamper;

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kalicari.

3.4.2. Penduduk

Jumlah penduduk kelurahan Gayamsari berdasarkan data akhir

tanggal 31 Desember 2009 sebanyak 13.866 jiwa terdiri dari 7.094 laki-

laki dan 6.772 perempuan dengan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 3.193

KK.

Tabel 3.2 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin

Sumber : Semarang dalam angka 2009

Page 75: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 25

3.4.3. Topografi

Kondisi topografi Kaligawe merupakan daerah dataran rendah dan

elevasi permukaan tanahnya sebagian besar dari wilayah tersebut terletak

di bawah muka air laut terutama pada saat air laut pasang.

3.4.4. Kondisi Genangan

Ada tiga macam genangan yang terjadi di Kaligawe yaitu :

§ Genangan akibat banjir dan waktu musim hujan.

§ Genangan akibat air laut pasang (Rob) yang terjadi di sepanjang tahun

(setiap hari).

§ Genangan akibat kombinasi antara banjir karena hujan yang waktunya

bersamaan dengan air laut pasang, genangan yang ditimbulkan ini

paling parah.

Genangan / Banjir tersebut di atas diakibatkan antara lain :

§ Elevasi permukaan tanah di kawasan tol lebih rendah dari elevasi

muka air laut pasang.

§ Kawasan tersebut mengalami Land Subsidence (penurunan tanah).

§ Kondisi Kali Tunggang belum di normalisasi, sehingga kapasitasnya

sangat kurang dan alurnya mengalami penyempitan akibat culvert di

jalan Kali Gawe.

§ Kondisi saluran sekunder Kandang Kebo dan Sepanjang Jalan Tol

kurang terawat dan kapasitasnya tidak memadai.

3.4.5. Peruntukan Kaligawe Menurut RUTRK Semarang

Wilayah Perencanaan BWK V terdiri dari Kecamatan Gayamsari yang

mencakup 7 kelurahan dan Kecamatan Pedurungan yang mencakup 12

kelurahan dengan luas total 2.621,508 ha, yaitu :

Page 76: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 26

Gambar 3.5. BWK V, kecamatan Gayamsari

Sumber: RTRW Kota Semarang

a. Kecamatan Gayamsari dengan luas 636,560 ha dengan rincian sebagai

berikut :

1. Kelurahan Tambakrejo

2. Kelurahan Kaligawe

3. Kelurahan Sawah Besar

4. Kelurahan Siwalan

5. Kelurahan Sambirejo

6. Kelurahan Pandean Lamper

7. Kelurahan Gayamsari

b. Kecamatan Pedurungan dengan luas 1.984,948 ha dengan rincian sebagai

berikut :

1. Kelurahan Penggaron Kidul

2. Kelurahan Tlogomulyo

Page 77: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 27

3. Kelurahan Tlogosari Wetan

4. Kelurahan Plamongansari

5. Kelurahan Pedurungan Kidul

6. Kelurahan Pedurungan Lor

7. Kelurahan Palebon

8. Kelurahan Tlogosari Kulon

9. Kelurahan Muktiharjo Kidul

10. Kelurahan Gemah

11. Kelurahan Pedurungan Tengah

12. Kelurahan Kalicari

3.4.6. Penataan Ruang Kawasan Pasar Waru, Kaligawe

Kondisi tata guna lahan kawasan Pasar Waru dan Pengembangannya

saat ini sebagian besar berupa lahan kosong, Pasar Waru, permukiman

penduduk, kantor kelurahan Kali Gawe, SDN 1 Kali Gawe dan perumahan

liar.

Gambar 3.6 Peta Kawasan Pasar Waru, Kaligawe

Sumber: RUTRK Kota Semarang

Page 78: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 III 28

Berdasarkan Master Plan Pengembangan Pasar Waru kawasan dengan

luas 16.1 ha tersebut rencananya akan dikembangkan menjadi :

1. Rumah susun

2. RSS

3. Pasar buah dan sayur

4. Pasar tanaman hias

5. Sekolah

6. Masjid

7. Pasar barang antik

8. Flea market

9. Pasar loak

10. Pasar waru

11. Pasar ikan

12. Pasar burung

13. Polder

14. Area parkir

Page 79: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 1

BAB IV

RUSUNAWA YANG

DIRENCANAKAN

4.1. Pemahaman Rusunawa Kaligawe dengan Pendekatan Eko – Arsitektur

4.1.1. Pengertian

Rusunawa kaligawe adalah rumah susun dengan system sewa

yang berwawasan lingkungan dengan konsep Eko-arsitektur.

Lingkungan rusunawa direncanakan dapat mengatasi

permasalahan hunian pada lahan rob menjadi lingkungan yang

nyaman untuk dijadikan lingkunga pemukiman baru. Selain itu

lingkungan juga direncanakan dapat memberikan konstribusi sebagi

timbale balik hubungan holistic antara manusia dan alam.

Permasalahan lain dari sebuah bangunan rusunawa adalah

kekumuhan yang terjasdi selama

Rusunawa direncanakan sebagai bangunan vertikal dengan 4-5

lantai sehingga dapat menampung penghuni secara optimal dengan

biaya operasional yang tidak mahal.

4.1.2. Fungsi

Fungsi bangunan yang direncanakan adalah sebuah hunian

(tempat tinggal) dengan konsep eko-arsitektur dan dilengkapi dengan

fungsi penunjang sehingga dapat membentuk pola hidup ramah

lingkungan.

Page 80: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 2

4.1.3. Peran

Peran Rumah Susun Kaligawe ini adalah sebagai satu bentuk

eksplorasi konsep mengenai hunian perkotaan dalam mewujudkan

instruksi pemerintah dalam rangka penataan ruang perkotaan jangka

panjang menuju pembangunan kota berkelanjutan. Pembangunan

kota berkelanjutan sendiri terintegrasi dengan tiga aspek utama yaitu

ekonomi, sosial, dan lingkungan dimana ketiganya harus dijalankan

secara seimbang agar tujuan “keberlanjutan” dapat dicapai.

4.1.4. Dasar Pertimbangan

Dasar pertimbangan dalam perancangan rumah susun dengan

konsep eko-arsitektur ini adalah krisis bumi, kebutuhan hunian

perkotaan dan kelangsungan hidup,. Karena dibutuhkan tidakan

nyata untuk menanggapi isu krisis bumi.

4.2. Rusunawa Kaligawe sebagai Hunian Berwawasan Ekologis di

Semarang

4.2.1. Rusunawa Kaligawe Menunjang Hunian Eko-Komunitas

(Mengarahkan hubungan timbal balik antara manusia dan

alam)

eko-komunitas adalah kumpulan bangunan yang mengekspresikan

kerjasama sekelompok masyarakat dalam menciptakan lingkungan

sosial, yang mampu memenuhi kebutuhan mereka akan air, energi

dan makanan. Sebagai contoh adalah sinergi antara perkebunan,

pertanian terpadu, komunitas pro lingkungan, bangunan ekologis,

arsitektur taman, serta program hemat energi dalam satu kawasan.

a. Pola hidup mandiri

b. Pola hidup ramah lingkungan dan ramah terhadap penghuni

Page 81: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 3

4.2.2. Rusunawa Kaligawe sebagai Bangunan yang Tanggap akan

Permasalah yan

a. Tanggap terhadap iklim setempat

b. Tanggap terhadap keadaan sekitar

4.2.3. Konsep hunian Eko-arsitektur yang direncanakan

a. Live cycle design

Ø Tahap perencanaan (pre building phase)

· Mengenali bagaimana kualitas wilayah terbangun dan

bagaimana kemungkinan kualitas tingkat hidup yang akan

dicapai adalah langkah awal untuk menciptakan desain yang

ekologis. Apa saja di sana yang bisa dimanfaatkan untuk

keberlangsungan bangunan yang direncanakan, seperti keadaan

tanah, air, dan lokasi terhadap jalur angkutan umum.

· Mempertimbangkan ukuran bangunan. Bangunan yang

direncanakan memiliki besaran ruang yang dibuat seefisien

mungkin untuk memudahkan kontrol aspek lingkungan

terhadap bangunan tersebut. Makin kecil (sederhana )

bangunan maka akan lebih baik kontrol aspek lingkungannya.

Ø Tahap pembangunan (building phase)

· Biaya pengangkutan material ke dalam site diperhitungkan.

Semakin jauh jarak lokasi asal material dari site maka semakin

besar biaya ngkut yang berarti pemborosan bahan bakar. Olrh

karena itu, sebisa mungkin material bangunan adalah material

local yang sedikit membutuhkan biaya angkut.

· Menggunakan pekerja bangunan dari daerah setempat untuk

mengurangi biaya tahap ini. Selain itu, pekerja local lebih

memahami konsidi daerah setempat dan juga dapat

meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.

Page 82: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 4

Ø Tahap penggunaan (post building phase)

· Bangunan tidak menggunakan pendingin atau pemanas ruang

untuk mendapatkan kenyamanan thermal bagi pengguna.

Untuk mencapai sirkulasi udara yang baik dibuat bukaan yang

lebar dan mengurangi sekat antar ruang. Untuk menghindari

panas pada sisang hari dan mengurangi dingin pada malam hari

dengan cara pemilihan material yang sesuai.

· Supaya bangunan lebih awet yang berarti lebih hemat dalam

hal pemeliharaan, material yang rentan terhadap cuaca, seperti

kayu dan bamboo, dilapisi zat kimia yang dapat

memperpanajang keawatan.

b. Human design

Ø Ramah terhadap alam

Pengawetan lahan terhadap longsor dicapai dengan

mempertahankan vegetasi yang telah ada dan penambahan

vegetasi baru yang berasala dari sekotar site, penggunaan talud,

serta meminimalisir cut and fill kontur

Ø Ramah terhadap kota

Rusunawa direncanakan memaksimalkan lahan dalam site

untuk hunian dan penunjangnya dan memanfaatkan lahan

lanscape sebagai RTH yang dapat memberi konstribusi pada

RTH Kota Semarang.

Ø Ramah terhadap manusia

- Sirkulasi yang nyaman bagi pedestrian dengan anak tangga

tidak lebih dari 18 cm dan ram yang kemiringannya tidak

lebih dari 7

- Sirkulasi yang nyaman bagi pengendara kendaraan bermontor

dari dank e luar site dengan merencanakan ram dan sedikit

menggunakan cut and fill kontur.

Page 83: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 5

4.3. Penerapan Eko-Arsitektur pada Rumah Susun

4.3.1. Optimalisasi SDA

· Menggunakan material local-alami

· Optimalisasi areaperesapan, mengurangi perkerasan

· Membangun dengan penyesuaian kontur site

· Meminimalisasi cut n fill dengan mengguanakansistem struktur

ruamh pangguang atau sistema kantilever

· Memeprtahankan pohon-pohon besar yang dapat digunakan

sebagai shading/ peneduh, barier debu, dan pembentuk ruang

· Daur ulang sampah menjadi kompos

4.3.2. Perencanaan Lansekap

a. Tapak

Melakukan perubahan kecil yang tidak signifikan namun tetap

memeprtahankan kondisi tapak eksisting. Serta menyesuaikan

zona-zona berdasarkan kondisi tapak.

Perencanaan tata ruang taoak didasarkan kepada tujuan untuk:

- Menciptakan rusunawa yang dapat mengakomodasi secara

optimal aktivitas didalamnya.

- Menciptakan rusunawa sebagai lingkungan terbangun yang

sekaligus berfungsi sebagai media pembelajaran tentang

keutuhan anatara manusia dan lingkungan.

b. Ruang terbuka

Pengadaan ruang terbuka pada kawasan rusunwa yang

direncanakan terdiri dari:

- Ruang terbuka

- Ruang terbuka public, terdiri dari: pedestrian, plaza (ruang

komunal), lapangan, parkir, dan ruang terbuaka antar

bangunan.

Page 84: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 6

c. Pedestrian

- Dalam master plan rusunawa diterapkan konsep

pedestrialisasi. Kendaraan bermontor hanya dapat mengakses

jalur terbatas.

- Setiap bangunan langsung dapat diakses oleh pejalan kaki.

Parkir tidak ditempatkan se

- Pedestrian area rusunawa direncanakan sebagai salah satu

ruang public yang menjadi ruang social dan generator

aktivitas public bagi lingkungan sekitar, sekaligus menjadi

ruang kontrol dalam lingkungannya.

- Untuk kenyamanan pejalan kaki/pedestrian direncanakan

secara kontinyu, dengan pola perkerasan yang menarik,

cukup lebar (minimal 2m), dengan landscaping yang

memberikan suasana yang menyenangkan.

4.3.3. Efisiensi Energi

· Penghematan pemakaian listrik dan bahan bakar

· Optimalisasi pencahayaan dan penghawaan alami

· Penggunaan energy yang terbarukan seperti solar energi,

mikrohidro, biogas, dll dalam kehidupan aktivitas sehari-hari

4.3.4. Konservasi Air

· Menerpakan system daur ulang air

4.3.5. Konservasi Lahan

Koservasi lahan dilakukan agar bangunan dapat bertahan pada

lahan yang kurang baik misalnya lahan rob yang menjadi lokasi

rusunawa ini. Konservasi lahan juga menjadi salah satu untuk

mempertahankan ekologi wilayah tersebut. Dengan sesedikit

mungkin merusak alam dan bersinergi dengan alam akan mejadikan

rusunawa ini menjadi lebih baik.

Page 85: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 I 7

4.3.6. Pemanfaatan Energi Surya

Pada prinsipnya hampir semua energy yang tersedia adalah

energy surya. Energy surya diperoleh dari sinar radiasi matahari.

Matahari juga member enrgi untuk fotosintesis yang memungkinkan

tumbuhan menghasilkan biomassa, biogas kayu dan sebagainya.

Oleh penghangatan permukaan bumi akan terjadi gerak angin, arus

laut, dan penguapan air yang menghasilkan hujan. Sebenarnya

energy fosil seperti minyak bumi dan batu bar juga merupakan

penampungan anergi surya yang berumur jutaan tahun.

Intensitas matahari disebabkan oleh keadaan dalam atmosfir dan

kondisi setempat yang berbeda meskipun berada pada garis lintang

dan ketinggian yang sama, serta dipengaruhi oleh bermacam-macam

pemantulan, absorbs, dan disperse (penyebaran) radiasi.

4.3.7. Menciptakan Ruang Dalam yang Sehat

· Optimalisasi day lighting untuk proses kehiduapan cross

ventilation

· System struktur dan konstruksi bangunan kering

· Penataan tanaman yang dapat mengurangi pengaruh buruk

debu udara.

Page 86: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 1

BAB V

ANALISIS PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN

Pada bagian ini dijelaskan mengenai analisa perencanaan dan perancangan

Rusunawa di Kaligawe yang meliputi analisa kegiatan, tata ruang, pemilihan site,

pengolahan tapak, pembentukan karakter bangunan, lansekap, pola tata massa,

tampilan bangunan, struktur dan bahan bangunan, serta utilitas yang kesemuanya

memperhatikan aspek eko-arsitektur.

5.1. ANALISIS PERUANGAN

5.1.1. Penghuni

a. Sasaran Penghuni

Target pasar yang akan ditampung oleh rumah susun dengan

penghuni sebagian besar merupakan penduduk kota Semarang pada

umumnya yang memerlukan rumah layak huni dengan strata ekonomi

menengah ke bawah. Selain itu penghuni juga berasal dari penduduk Kota

Semarang yang huniannya mengalami penggusuran pada proyek

normalisasi Sungai besar di Semarang untuk penangan rob seperti kali

Tenggang, Kali Banjir Kanal Barat, dan masyarakat yang terpaksa pindah

karena hunian mereka tergenang oleh rob.

b. Kondisi Ekonomi Sasaran Penghuni

Pembangunan rusun kaligawe diperuntukkan bagi masyarakat

dengan golongan ekonomi menengah ke bawah. Golongan ekonomi ini

bukan mereka yang yang tidak mempunyai pekerjaan namun masyarakat

Page 87: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 2

yang bermata pencaharian dari sektor informal seperti pedagang, buruh

industri, pekerja pelabuhan, pegawai negeri sipil dan lain sebagainya. Hal

ini didasarkan pada kedekatan lokasi dengan kawasan industri, pelabuhan,

dan pusat kota.

c. Fenomena Perilaku Penghuni

Perilaku masyarakat bawah berbeda dengan keseharian masyarakat

golongan menengah ke atas. Masyarakat bawah masih mempunyai sifat

kegotongroyongan dan kekeluargaan yang erat. Hubungan sosial yang

terjalin begitu erat sehingga membuat tetangga bebas keluar masuk

kedalam rumah lainnya. Kekerabatan sosial inilah yang memberikan

keunikan pada perilaku penghuni rumah susun sehingga diperlukan desain

yang memenuhi kebutuhan penghuni bukan untuk mengubah penghuni.

5.1.2. Analisis Kegiatan

Kegiatan yang akan diwadahi sesuai dengan kelompok sasaran

yaitu kelompok keluarga menengah ke bawah di kota Semarang, yaitu:

1. Kegiatan utama

Pelaku

Kegiatan Waktu Kegiatan Tempat

Bapak-bapak Rutin

05.00-06.00 Bangun tidur, sholat Rumah

08.00-16.00 Bekerja Pelabuhan, pabrik,

kota

12.00-13.00 Istirahat Di luar/rumah

16.00-19.00 Sosialisasi Di luar rumah

19.00-22.00 Bersantai / kegiatan

warga

Rumah, komunal,

r. serbaguna

22.00-15.00 Tidur Rumah

Page 88: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 3

Temporer

07.00-09.00 Kerja Bakti Lingkungan RW,

16.00-17.00 Olahraga Jalan, lapangan

20.00-22.00 Pengajian, pertemuan

warga

Masjid,

R. Serbaguna

Ibu-Ibu Rutin

04.00-06.00 Bangun tidur, sholat Rumah

05.00-08.00 Memasak, membersihkan

rumah

Rumah

06.00-07.00 Belanja Pasar/warung

08.00-15.00 Bekerja Pabrik, kota

17.00-21.00 Bersantai, bersosialisasi Didalam / di luar

rumah

22.00-04.00 Tidur Rumah

Temporer

07.00-09.00 Kerja bakti Lingkungan RW,

kebun

19.00-11.00 Olahraga volley Lapangan PW

16.00-17.00 Pertemuan PKK RT/RW Rumah warga

secara bergiliran

16.00-17.00 pengajian Masjid

Remaja Rutin

05.00-06.00 Bangun tidur, sholat Rumah

07.00-16.00 Belajar Sekolah

16.00-22.00 Sosialisasi/ tinggal di

rumah

Di luar/ di dalam

rumah

22.00-05.00 Tidur Rumah

Temporer

16.00-17.00 Olahraga Jalan, lapangan

Page 89: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 4

19.00-21.00 Pertemuan remaja r. serbaguna

Anak-anak 05.00-06.00 Bangun tidur, sholat Rumah

07.00-12.00 Belajar sekolah

13.00-15.00 bermain Di luar rumah

19.00-21.00 Belajar Rumah

21.00-05.00 Tidur rumah

Tabel 5.1 Analisis Kegiatan Utama

Sumber : Dokumen Pribadi

2. Kegiatan Pendukung

Pelaku Waktu Kegiatan Tempat

Penghuni 08.00-16.00 Berjualan warung

Memelihara,

panen

Tambak

berkebun Kebun buah

Pengunjung 16.00-18.00 Memancing Tambak

Tabel 5.2 Analisis Kegiatan Pendukung

Sumber : Dokumen Pribadi

3. Kegiatan pengelolaan

Dalam perancangan eko-arsitektur yang belum populer untuk

membiasakan penghuni sangat dibutuhkan kegiatan mengatur,

malayani, memelihara.

5.1.3. Analisa Kebutuhan Unit Hunian

Berdasar data statistik kota Semarang pada tahun 2009 jumlah

penduduk Semarang tercatat sebesar 1.506.924 jiwa dengan

pertumbuhan penduduk 1,71% per-tahun.

Page 90: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 5

Dari jumlah tersebut persentase terbanyak terdapat pada buruh

industri dan pekerja sektor informal dengan perincian buruh industri

25% dan pekerja sektor informal 12%. Sedangkan untuk penduduk

miskin di Semarang selama kurun waktu 5 tahun (2005-2009)

mengalami pertumbuhan yang fluktuatif, namun tahun 2009 menurun

menjadi sebesar 26,41%. Sebagian besar dari penduduk miskin tersebut

menghuni bantaran sungai di Semarang dan area dekat dengan industri.

5.1.4. Analisa Tipologi Unit Hunian

Dasar Pertimbangan dalam manentukan tipologi ruang pada unit

hunian rumah susun adalah:

· Jumlah kebutuhan unit yang diperuntukkan

· Struktur ekonomi masyarakat

· Mampu menampung rata-rata jumlah anggota yaitu 2-4 orang.

Tipe unit hunian yang direncanakan

· Untuk menentukan banyaknya tipe digunakan studi banding

terhadap luas lahan antara lain

- Rusun Pekunden, Semarang: luas lahan ±1ha terdiri dari 3 tipe.

- Rusun Pulo Mas, Jakarta : luas lahan 5ha terdiri dari 2 tipe.

· Penentuan unit hunian juga didasarkan pada struktur ekonomi

calon penghuni

PEKERJAAN KARAKTERISTIK

· Buruh industri

· Buruh pelabuhan

· Pegawai Negeri Sipil

· Berangkat pagi, pulang sore.

Interaksi sosial hanya terjadi pada

sore hingga malam hari

· Berangkat pagi pulang sore

· Berangkat pagi pulang sore

Tabel 5.3 Struktur Ekonomi

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 91: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 6

· Tipe didasarkan kebutuhan rata-rata calon penghuni, yaitu mampu

menampung 2-4 orang sehingga direncanakan 3 tipe:

- Tipe 1 : mampu menampung hingga 2 orang dengan 1 ruang

tidur

- Tipe 2 : mampu menampung hingga 3 orang dengan 2 ruang

tidur

- Tipe 3 : mampu menampung hingga 4 orang dengan 2 ruang

tidur

· Tipe yang direncanakan

UNIT KAPASITAS STANDAR PERHITUNGAN LUAS

TIPE

KECIL

- Tempat tidur

besar

- Terima tamu

- Kamar mandi

- dapur

- 2,1 x 2,1 = 4,41

- 1,5 x 2,2 = 3,3

- 1,5 x 1,5 = 2,25

- 1,5 x 1,5 = 2,25

4,41 + 3,3 + 2,25 +

2,25 + flow 80%

=26,87 m²

Tipe 27

TIPE

SEDANG

- Tempat tidur

besar

- Tempat tidur

kecil

- Berkumpul

keluarga

- Terima tamu

- Kamar mandi

- dapur

- 2,1 x 2,1 = 4,41

- 0,9 x 2 = 1,8

- 2,7 x 2,2 = 5,94

- 1,5 x 2,2 = 3,3

- 1,5 x 1,5 = 2,25

- 1,5 x 1,5 = 2,25

4,41 + 1,8 + 5,94 +

3,3 + 2,25 + 2,25 +

flow 80%

=35,96 m²

Tipe 36

Page 92: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 7

TIPE

BESAR

- Tempat tidur

besar

- Tempat tidur

kecil

- Meja makan

- Berkumpul

keluarga

- Terima tamu

- Kamar mandi

- Dapur

- 2,1 x 2,1 = 4,41

- 0,9 x 2 = 1,8

- 1,8 x 1,2 = 2,16

- 2,7 x 2,2 = 5,94

- 1,5 x 2,2 = 3,3

- 1,5 x 1,5 = 2,25

- 1,5 x 1,5 = 2,25

4,41 + 1,8 + 2,16 +

5,94 + 3,3 + 2,25 +

2,25 + flow 100%

=44,72 m²

Tipe 45

Tabel 5.4 Tipe yang Direncanakan

Sumber : Analisis Pribadi

5.1.5. Analisis Kebutuhan Ruang

a. Analisis Kebutuhan Ruang dalam hunian

KEGIATAN SIFAT KEBUTUHAN RUANG

Tidur Tenang, privasi Ruang Tidur

Bersih diri Private, segar, lembab KM/WC

Makan Bersih, terang, akrab Ruang Makan

Belajar Tenang, privasi, terang Ruang Keluarga

Berkumpul Akrab, intim semi

publik

Ruang Keluarga

Terima Tamu Terang, bersih, publik Ruang Tamu

Memasak Sehat, noise, panas Dapur

Mencuci dan Jemur Lembab, berair Tempat cuci dan jemur

Tabel 5.5 Kebutuhan Ruang

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 93: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 8

b. Analisis Kebutuhan fasilitas

· Kepengurusan RW

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

rapat Pengurus RW

masyarakat

Balai RW Manampilkan

kesan terbuka

Tabel 5.6 Analisis Kegiatan Kepengurusan RW

Sumber : Dokumen Pribadi

· Kepengurusan RT

Tabel kebutuhan ruang kepengurusan RT

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Rapat Pengurus RT

dan

masyarakat

Balai RT Manampilkan

kesan terbuka

Tabel 5.7 Analisis Kegiatan Kepengurusan RT

Sumber : Dokumen Pribadi

· Kepengurusan Karang Taruna

Tabel kebutuhan ruang kepengurusanKarang Taruna

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Rapat Ruang rapat Manampilkan

kesan terbuka

Tabel 5.8 Analisis Kegiatan Karang Taruna

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 94: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 9

· Kesehatan (Puskesmas)

Tabel kebutuhan ruang kesehatan

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Menunggu Pasien Ruang tunggu Menampilkan

kesan terbuka

Mengesankan

bersih

Praktik Dokter ,

asisten

dokter,

pasien

Ruang praktik Bersifat private

Tenang

Bersih/hygeinis

Menyimpan

obat dan

peralatan

Dokter,

asisten

dokter

Ruang

penyimpanan

Private

Bersih

Tabel 5.9 Analisis Kegiatan Puskesmas

Sumber : Dokumen Pribadi

· Kegiatan taman baca dan TK paud

Tabel kebutuhan ruang taman baca

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang Kebutuhan ruang

Memilih

buku

Masyarakat Etalase buku Tenang

Rapi

Bersih

Nyaman

Meminjam

buku

Masyarakat

dan

pengelola

Peminjaman Berkesan

menerima dan

hanggat

Page 95: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 10

Membaca

buku

masyarakat Ruang baca Terbuka

Nyaman

Tenang

Tabel 5.10 Analisis Kegiatan Taman Baca

Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel kebutuhan ruang TK paud

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang Kebutuhan ruang

Menunggu Masyarakat

(ibu-ibu

pengantar)

Ruang

tunggu

Hangat

Nyaman

Bersih

Bersifat

kekeluargaan

Belajar Murid dan

guru Paud

Ruang

belajar

Edukatif

Bersih

Nyaman

Bermain Murid dan

guru Paud

Taman

bermain

Terbuka

Nyaman

Edukatif

Rekreatif

Beribadah Murid dan

guru Paud,

masyarakat

Musholla Edukatif

Tenang

Rileks

Tabel 5.11 Analisis Kegiatan TK. Paud

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 96: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 11

· Kegiatan agama Islam

Tabel kebutuhan ruang Kegiatan Agama Islam

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Sholat Pria Tempat

sholat pria

Tenang

Terbuka

Suci

Wanita Entrance Tenang

Terbuka

Suci

TPA Anak-anak Serambi

/ruang TPA

Terbuka

Atraktif

Edukatif

Suci

Pengajian Warga

masyarakat

beragama

islam

Tempat

sholat dan

serambi

musholla

Terbuka

Tenang

Suci

Rapat

pengurus

masjid

Takmir,

warga

Tempat

sholat

Tenang

Suci

Wudhu dan

KM/WC

Pria Tempat

wudhu dan

KM/WC pria

Private

Suci

Bersih

Utilitas yang

baik

Wanita Tempat

wudhu dan

KM/WC

wanita

Private

Suci

Bersih

Utilitas yang

Page 97: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 12

baik

Menyimpan

barang

Pengguna

mushola

Tempat

penyimpanan

Tidak

lembab,kering

Tabel 5.12 Analisis Kegiatan Agama Islam

Sumber : Dokumen Pribadi

· Keamanan

Tabel kebutuhan ruang kepengurusan RW

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

berjaga Warga

masyarakat

Pos ronda Terbuka

Tabel 5.13 Analisis Kegiatan Keamanan

Sumber : Dokumen Pribadi

· Olah raga

Tabel kebutuhan ruang olah raga

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Senam,

bulu

tangkis,

voli, sepak

bola,

bersepada

Masyarakat Lapangan

olah raga

Terbuka

Cahaya baik

Penghawaan

baik

Tabel 5.14 Analisis Kegiatan Olah Raga

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 98: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 13

· Kegiatan berkebun

Tabel kebutuhan ruang Berkebun

Macam Kegiatan Pelaku

Kegiatan

Kebutuhan

Ruang

Kebutuhan

Ruang

Becocok Tanam Penghuni Kebun Bersifat privat

terbuka

Bertanam Pengelola Kebun Luar Terbuka

Mudah

diakses

Pengkomposan Penghuni,

Pengelola

Kebun Luar Mudah

diakses

Terisolasi

Tabel 5.15 Analisis Berkebun

Sumber : Dokumen Pribadi

· Kegiatan komersial wirausaha (kuliner)

Tabel kebutuhan ruang wirausaha

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Berjualan penghuni toko Mudah

diakses

Terjangkau

bagi

masyarakat

sekitar

Terbuka/open

space dengan

penghijauan

Terekspos

Page 99: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 14

Ruang

makan

Masyarakat

rusunawa

dan

masyarakat

sekitar

Kantin

Openspace

Ruang

makan

Mudah

diakses

Terbuka

Rekreatif

Openspace

dengan

penghijauan

pemancingan penghuni toko Mudah

diakses

Terbuka

Rekreatif

Openspace

Usaha

tambak

Pengelola Koperasi Mudah

diakses

Tidak

menggangu

kegiatan

penghuni

Metabolisme Masyarakat WC/KM Private

Tabel 5.16 Analisis Kegiatan Wirausaha

Sumber : Dokumen Pribadi

· Kegiatan penunjang

Tabel kebutuhan ruang penunjang

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Sampah Penghuni,

pengelola,

pengunjung

Jaringan

pembuangan

sampah/shaft

Aksesibel

Terisolasi

Dapat

Page 100: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 15

sampah terakses

untuk

perawatan

Listrik Penghuni,

pengelola,

Jaringan

listrik /shaft

listrik

Dapat

diakses

untuk

perawatan

Air Penghuni,

pengelola

Jaringan air

bersih dan

kotor/shaft

air bersih

dan kotor

Dapat

diakses

untuk

perawatan

Treatment air Pengelola, Kolam

treatmen air,

Jaringan

treatmen air

Dapat

diakses

untuk

perawatan

Daur ulang Penghuni,

pengelola

Kebun,

ruang daur

ulang

Dapat

diakses

untuk

perawatan

Menyelamatkan

diri ketika

bencana

Penghuni,

pengelola

Tangga

darurat

Mempunyai

struktur

terpisah

Berada

dengan

jarak 20 m

Terlihat

jelas dari

penghuni

rusunawa

Page 101: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 16

Memenuhi

standar

keselamatan

Bongkar muat

barang

Penghuni,

pengelola,

Loading

dock

Aksesibel

Parkir Penghuni,

pengelola

Parkir

sepeda,

motor,

mobil,

gerobak, dan

becak

Aksesibel

Aman

Tabel 5.17 Analisis Kegiatan Ruang Penunjang

Sumber : Dokumen Pribadi

5.1.6. Pola Hubungan Ruang

a. Hubungan ruang unit hunian

Diagram 5.1 Unit Hunian

Sumber : Analisis Pribadi

cuci Balkon

dapur KM/WC R. tidur

R. Keluarga R. makan R. tidur

R. tamu

Page 102: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 17

b. Hubungan antar hunian pada kompleks rusun

Diagram 5.2 Hubungan antar hunian pada kompleks rusun

Sumber : Analisis Pribadi

c. Hubungan ruang fasilitas umum dan sosial

Diagram 5.3 Hubungan ruang fasilitas umum dan sosial

Sumber : Analisis Pribadi

r. pendaftaran

r. tunggu

r. konsultasi

r. periksa

apotek

lavatori

Unit hunian Court coridor

utilitas

Unit hunian

Unit hunian

Unit Hunian

Unit hunian

Unit hunian

utilitas Sirkulas Sirkulasi

Sirkulas Sirkulas

Page 103: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 18

d. Hubungan ruang pengelola dan koperasi

Diagram 5.4 Hubungan ruang pengelola dan koperasi

Sumber : Analisis Pribadi

e. Hubungan ruang balai pertemuan

Diagram 5.5 Hubungan ruang balai pertemuan

Sumber : Analisis Pribadi

hall

audience

stage

r.ganti lavatori

r. penjaga

gudang

r.staff

r. pertemuan

gudang

r. pimpinan r.tamu

lavatori

r. administrasi

Page 104: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 19

f. Hubungan ruang fasilitas perdagangan

Diagram 5.6 Hubungan ruang fasilitas perdagangan

Sumber : Analisis Pribadi

5.1.7. Analisis Besaran Ruang

Tujuan:

Menentukan besaran ruang sesuai kebutuhan, menentukan tinggi

bangunan, dan luas lantai setiap bangunan.

Dasar Perhitungan

Perhitungan Standar

a. Neufert architect data (NAD) b. Time saver standard for building types (TSS)

Perhitungan asumsi · Survey · Pertimbangan lain

Perhitungan

· Kelompok Unit Hunian

Ruang Flow Perhitungan Luas asumsi flow 30% ( )

Ruang keluarga

Standart (NAD) 2 kursi, meja, televisi, kabinet

Standart (NAD) =3(0,7x0,85)+(1,3x0,8)+ (0,6x1,2)

=(1,8+1,04+0,72)

=5,36

6

Gudang Lavatori

Kios

Page 105: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 20

Kamar tidur utama

Standart (NAD) double bed, lemari, meja

Standart (NAD) =(1,45x1,95)+(0,8x1,5)

=(3,83+0,72) =8,72

9

Kamar tidur anak

Standart (NAD) 1 bed tingkat, 2 meja, lemari

Standart (NAD) =(0,8x1,92)+!0,7x1,3) +(0,6x1,2)

=(3,4+0,9) =5,303

6

Dapur Standart (NAD) meja kerja, tempat sampah

Standart (NAD) =(0,4x0,6)+(0,5x0,5)

=(2+0,09) =2.58

3

KM/WC Kamar mandi dengan perhitungan instalasi

Standart (NAD) =(2,05x1,4) =2,87

3

Tempat jemur

Asumsi Asumsi =(1 x 2) =2 2

Kebun Asumsi =(1 x 2) =2 2

Tabel 5.18 Analisis Perhitungan Unit Rumah Sumber : Analisis Pribadi

Ruang Tipe Kecil Tipe Sedang Tipe Besar Ruang Tamu 4 5 7 Ruang keluarga 4 6 10 Kamar tidur utama 9 9 9 Kamar tidur anak - 6 9 Dapur 3 3 3 KM/WC 3 3 3 Tempat jemur 2 2 2 Kebun 2 2 2 Luas ruangan 27 36 45

Tabel 5.19 Analisa Perhitungan Unit Rumah

Sumber : Analisis Pribadi

Page 106: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 21

· Kelompok Fasilitas

Ruang Keterangan

Perhitungan Luas hasil perhitungan

Balai Rw dan RT 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13

13

Karang taruna 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13

18

Klinik kesehatan 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13

Penyimpanan =12

144

Taman bacaan 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13

Penyimpanan =12

18

TK/Paud 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13

Penyimpanan =12

162

Balai pertemuan (ruang serba guna)

200 Area duduk 1,5x2,0=3 /orang,

stage 30 , gudang

12 , KM/WC=3

198

Musholla/langgar 1. Tempat sholat pria

2. tempat sholat wanita

3. serambi musholla

4. ruang takmir

5. tempat wudhu pria

6.tempat wudhu wanita

500 Standart (NAD)

1. orang sholat =1,2x0,8 =0,96x100 orang = 96

2. termasuk diatas

3. ruang takmir (asumsi) =9

169

Page 107: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 22

7.gudang 4. tempat wudhu pria (NAD) =0,65x1 =0,65x5tempat wudhu =3,25

5. tempat wudhu wanita (NAD) =0,65x1 =0,65x5tempat wudhu =3,25

8. gudang (asumsi) =6

Lapangan olah raga Bulu tangkis

Voli

Sempak bola

Standart (NAD)

Bulu tangkis dan voli =18x9 =162

Sempak bola 2x lapangan voli 2x162 =324

Jumlah =162+162+324 =648

648

kebun Asumsi 384

Jumlah 1750

Tabel 5.20 Analisis Perhitungan Ruang Fasilitas

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 108: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 23

· Kegiatan penunjang Tabel besaran ruang penunjang

Ruang Perhitungan Hasil luas perhitungan

Mekanikal dan elektrikal

Ruang genset =54

Ruang MEE =28,7

Ruang pompa =20

Ruang tangki =15

=terdapat 2tangki, tangki atsa dan bawah =2x15=30

Water treatment =64

Kolam Penampungan = 1250

Gudang =10

Flow 20%

1747

Loading dock Tambak

Asumsi 2 Mobil

Standart (NAD)

1 Mobil = 30

2 mobil= 30 x 2= 60

60

Parkir

mobil =10 buah

motor =360 buah penguhuni +40buah pengunjung =400 buah

Standart (NAD)

mobil =3,00x5,00=15x10 =150

motor =1,6 x2,00=3,2x400 =1280

1270

Page 109: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 24

Jumlah =150+1120 =1270

Jumlah 3077

Tabel 5.21 Analisis Perhitungan Ruang Kegiatan Penunjang

Sumber : Dokumen Pribadi

· Ruang Terbuka Hijau

Menurut UU No.26 Tahun 2007, Ruang Terbuka Hijau (RTH)

yang ideal adalah 10% dari Luas Kawasan. Selain itu, Karena

Rusunawa ini mengambil konsep eko-arsitektur sebagai

keberlanjutan arsitektur bangunan maka BC yang dipakai

cukup 40% (BC terendah). Kawasan Rusunawa yang

direncanakan adalah sebagai berikut:

Luas Site: ± 48000 m² (± 4,8 Ha)

RTH : 10%x48000 = 4800 m²

BC: 40%x48000 = 19200 m²

· Ketinggian Bangunan

Menurut UU Rumah Susun Ketinggain bangunan Rumah

susun dapat berjumlah > 5 lantai dengan ketentuan dan syarat

bangunan gedung berlanyai banyak. Namun menurut pengalaman

dan tuntutan eko-arsitektur membatasi rumah susun maksumal 4

lantai. Hal ini untuk mengurangi tingakt kepadtan dalam bangunan.

5.2. Analisis Pengolahan Site

5.2.1. Analisis Site

Dalam perencanaan dan perancangan rusunawa Kaligawe, faktor

standar urban design dalam pemilihan site antara lain:

1. Kapasitas : Kapasitas berdasar sensitifitas sumber alam yang terdapat

di site.

Page 110: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 25

2. Kepadatan : Artinya daya dukung lahan masih dimungkinkan

pembangunan baru.

3. Iklim : Karakter iklim spesifik sesuai fungsi sehingga pengguna

merasa aman dan nyaman terhadap berbagai gejala dan gangguan

alam.

4. Kemiringan : Bangunan pada site miring dibuat berjenjang untuk

mencegah erosi, rusaknya tanaman, mengurangi volume air tanah dan

merusak ekosistem laut.

5. Vegetasi : Vegetasi alami dijadikan objek dan bagian dari bangunan.

6. Akses : Sarana pendukung berupa alat transportasi yang aman dan

nyaman menjadi pertimbangan para konsumen dalam menentukan

lokasi tempat tinggal.

7. Energi dan Utilitas : Lokasi dengan sarana infrastruktur kota yang

lengkap memiliki nilai lebih daripada lokasi dengan infrastruktur yang

tidak memadai.

Site berada di Kawasan Pasar Waru, Kaligawe dengan batas site

sebagai berikut :

Sebelah Utara : Jalan Sawah Besar 4

Sebelah Selatan : SDN 1 Kaligawe, perumahan

Sebelah Barat : Kelurahan Kaligawe

Sebelah Timur : Jalan Tol Muktiharjo

Page 111: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 26

Gambar 5.1 Peta Lokasi Site

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Site terletak lebih rendah dari jalan raya, -0,5 m

5.2.2. Analisis Pencapaian

Tujuan:

· Mendapatkan pencapaian site yang baik sesuai dengan fungsi

bangunan.

Jalan Sawah Besar 4

Pasar Waru

SDN 1 Kaligawe

Jalan Lingkungan

Jalan Sawah Besar 5

Pemukiman

Page 112: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 27

Dasar Pertimbangan:

· Kemudahan dan keamanan untuk pencapaian menuju dan dari site

· Kondisi dan pola sirkulasi di sekitar site

· Pengelompokan kegiatan yang diwadahi

Analisis:

· Alternatif pencapaian utama menuju site (ME) : melalui jalan yang

merupakan jalur (berdasarkan tata ruang wilayah Semarang) yang

langsung dapat mengakses ke dalam site.

· Alternatif pencapaian:

Alternatif Pola Sirkulasi

Bangunan Terhadap Tapak Analisa

Pencapaian Frontal

Sistem pencapaian yang memberi arah

yang jelas dan langsung tetapi kurang

memberi peralihan ruang.

Pencapaian Samping

Pencapaian yang memberi pengarahan

tidak langsung, pencapaian dapat

dibelokkan beberapa kali untuk

memberikan suatu peralihan dalam

menonjolkan objek.

Pencapaian Memutar

Pencapaian dengan memberikan suatu

peralihan, serta memberi kejutan dan

menjaga privasi bangunan

Page 113: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 28

Gambar 5.2 Analisis Pencapaian ME

Sumber: Analisis Pribadi

Menuju kota 15 menit

Site berjarak 5-7 menit dari jl. Raya Kaligawe

Ke arah industri 5-15 menit

Tol Muktiharjo

Jalan dua arah

Jalan Lingkungan lebih rendah dari site 0.5 m sehingga sering menjadi genangan rob

Jl. Sawah Besar 4 dengan ground cover berupa paving. Merupakan jalan dua arah.

Page 114: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 29

Hasil Analisa:

Gambar 5.3 Hasil Analisis Pencapaian ME

Sumber: Analisis Pribadi

5.2.3. Analisis Noise

Dasar Pertimbangan:

· Arah datang sumber bunyi

· Untuk kegiatan yang membutuhkan tingkat privasi dan konsentrasi

yang tinggi

Analisa:

· Tingkat kebisingan cukuo tinggi berasal dari

· Tingkat kebisingan sedang

· Tingkat kebisingan rendah

Ø Aspek Eko-Arsitektur:

· Penggunaan barier tanaman sebagai pereduksi suara

Main Entrance diletakkan pada area Jalan sawah besar 4. Merupakan jalan Lingkungan yang aman bagi keluar masuk kendaraan

Main entrance hanya disediakan satu area untuk keamanan dan kenyamanan penghuni sehingga orang yang keluar masuk kawasan dapat dikontrol oleh petugas keamanan.

Page 115: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 30

Gambar 5.4 Analisis Noise

Sumber: Analisis Pribadi

· Noise Pada Site berasal dari jalan tol, pasar waru, dan pemukiman.

· Noise paling tinggi berasal dari jalan tol yang berada di sebelah timur site dan

noise dari pasar waru yang berada di sebelah barat site.

· Noise juga berasal dari pemukiman yang berada di sekitar pemukiman karena

diantara pemukiman terdapat industri seperti tempat pengumpulan barang

bekas.

Bising dari Jalan Tol Muktiharjo terjadi sepanjang hari sehingga diperlukan barier untuk meredam suara bising.

Noise dari pasar waru terjadi setiap hari dari pukul 03.00-15.00. diperlukan barier atau menjauhkan area privat dari pasar.

Page 116: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 31

Hasil Analisis:

Gambar 5.5 Hasil Analisis Noise

Sumber: Analisis Pribadi

Keterangan

Tanaman Sebagai Barier Noise

Area Transisi Area Servis

5.2.4. Analisis Klimatologis

Tujuan:

· Menghasilkan desain dengan kenyamanan thermal dan

kenyamanan pencahayaan alami

Menjauhkan bising pasar dengan penempatan area Servis dan pengelola rusunawa.

Barier berupa tanaman dan area transisi yang berfungsi sebagai area pedestrian dan kebun sehingga dapat meredam bising karena jarak jalan tol ke hunian ± 100m

Area Transisi sebagai jalan pedestrian untuk anak sekolah

Page 117: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 32

Dasar Pertimbangan:

· Arah datang sinar matahari

· Arah angin

· Kecepatan angin

· Fungsi ruang

5.2.4.a. Analisis Matahari

Gambar 5.6 Analisis Matahari

Sumber: Analisis Pribadi

· Cahaya matahari pagi bersifat menyehatkan. Dapat dimanfaatkan

untuk ruang-ruang yang membutuhkan matahari pagi, seperti aarea

olahraga, kamar, dsb. Sehingga ruangan tidak lembab dan dapat

menghemat biaya penggunaan lampu/penerangan buatan.

· Cahaya matahari siang dan sore bersifat silau dan mempunyai efek

yang kurang baik untuk kesehatan. Menghindari penempatan

ruang-ruang yang membutuhkan kenyamanan thermal di sisi

Site mendapat penyinaran matahari mulai pukul 08.00-15.30

· Site mendapat penyinaran matahari sekaligus glare dari pukul 14.30-15.30

· Glare didapat karena site langsung menghadap ke laut Jawa

Page 118: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 33

sebelah barat. Pada area ini dapat ditempatkan ruang-ruang yang

kurang memerlukan sinar, seperti ruang janitor, KM/WC, dsb.

· Keadaan site mendapatkan pencahayaan yang terus menerus secara

continue, karena tidak ditemukan potensi bangunan atau alam yang

dapat mempengaruhi pencahayaan pada site.

· Sistem Pencahayaan Alami

Analisis:

Sistem pencahayaan yang digunakan adalah system

pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari yang

dipadukan dengan lampu listrik. Lampu listrik hanya digunakan

pada malam hari, saat kondisi langit mendung dan pada area-area

ruangan yang tingkat keterangannya kurang (sesuai kebutuhan).

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan

menggunakan daylighting:

· Perbandingan luas bukaan 20% dari luas lantai

· Perbandingan tinggi jendela dengan kedalaman ruang

· Perencanaan sunshading dan skylighting yang tepat.

1. Analisis Shading pada Bangunan:

Bukaan mengatasi permasalahan temperatur dan

kelembaban udara sering mendatangkan masalah baru saat hujan

(tampias) dan panas matahari yang masuk dalam ruang secara

berlebihan. Shading digunakan di kulit bangunan untuk

mengurangi penetrasi sinar matahari langsung pada interior

bangunan sekaligus menghindari tampias.

Secara umum, pada sisi panas bangunan diperlukan shading

device agar sunlight tidak langsung masuk ke dalam bangunan.

Secara garis besar ada Tiga tipe shading device:

Page 119: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 34

· Reflective glass

Sinar matahari yang menerpa bidang kaca akan dipantulkan

kembali sehingga ruangan terhindar dari radiasi langsung sinar

matahari.

Gambar 5.6 Reflective glass

Sumber: www.vuewindows.com.au, 18-10-2011

· Internal shade

Sinar matahari yang masuk akan dihalau oleh shading yang

dipasang di dalam ruangan.

Gambar 5.7 Internal shade

Sumber: www.smarthp.com.au, 18-10-2011

· Eksternal shade

Penggunaan eksternal shade lebih menguntungkan dibanding

dengan internal shade karena sinar matahari tidak sempat

memasuki ruangan.

Gambar 5.8 Eksternal shade

Sumber: www.innovativeopenings.com, 18-10-2011

Page 120: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 35

v Jenis-jenis eksternal shade:

a. Vertical shade

Di daerah tropis elemen shading vertikal digunakan

untuk perlindungan terhadap sinar matahari rendah yaitu sinar

matahari pagi dan sore hari. Elemen shading vertikal ini

ditempatkan pada fasade timar dan barat. Beberapa

karakteristik dari vertical shade:

· Sirip-sirip vertikal cocok untuk melindungi sisi barat.

· Sirip-sirip vertikal yang miring akan menghasilkan

perlindungan yang asimetris. Pemisahan dari dinding

menghindari transmisi panas.

· Sirip-sirip yang dapat digerakkan mampu melindungi

dinding keseluruhan atau dapat dibuka dengan arah berbeda

megikuti posisi matahari.

Gambar 5.9 Vertical shade

Sumber: www.ideas-for-home-decorating.com, 18-10-2011

b. Horizontal shade

Horizontal shade efektif untuk menahan panas matahari

tinggi, elemen shading ini ditempatkan pada fasad utara dan

selatan.

Page 121: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 36

Gambar 5.10 Horizontal shade

Sumber: www.ideas-for-home-decorating.com, 18-10-2011

Karakteristik horizontal shading:

· horizontal overhangs, efisien untuk fasad yang menghadap

arah selatan. Karakteristik penutupnya segmental.

· Louvers parallel to eall, sirkulasi udara masuk dekat

tampak, memiliki kemiringan yang dapat memberikan

perlindungan lebih baik daripada tanpa kemiringan.

· Penggantung yang solid dan daapat dimodifikasi

merupakan karakteristik dari canvas canopies.

· Perlindungan yang dibutuhkan pada area dengan sudut

jatuh matahari yang rendah melalui louvers window yang

digantung pada penggantung solid horizontal akan lebih

efisien.

· Solid, bentukan perforated screen dengan lubang-lubang

jendela secara parallel dapat memotong sinar mathari.

· Horizontal louvers yang dapat bergerak dapat menjadi

perlindungan sesuai dengan posisi yang diatur.

Page 122: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 37

c. Eggrate shading

Gambar 5.11 Eggrate shading

Sumber: www.architecture.uwaterloo.ca, 18-10-2011

· Enggrate merupakan kombinasi dari tipe vertikal dan

horizontal

· Solid eggrate dengan sirip-sirip yang memiliki kemiringan

vertikal akan menghasilkan kemiringan yang asimetris.

· Eggrate dengan kemiringan horizontal yang dapat

digerakkan merupakan tipe perlindungan yang lebih

fleksibel karena rasio ketinggian shading efektif untuk

musim panas.

Hasil Analisis:

· Orientasi massa bangunan

Sesuai dengan garis edar matahari, orientasi massa bangunan

memanjang dari timur ke barat dengan bukaan berada disisi utara-

selatan.

· Bukaan

Bukaan dimaksimalkan pada sisi utara. Bukaan pada sisi selatan

sebaiknya dihindari khusunya pada permukaan yang selalu terkena

radiasi matahari pada saat intensitas tinggi.

Page 123: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 38

Penggunaan sun shading pada bukaan sehingga matahari tidak

diterima secara langsung oleh bangunan

· Barier

Barier Berupa vegetasi ataupun bangunan dan pagar sebagai

penghalang sinar matahari yang kurang menguntungkan.

· Material

Penggunaan material sebagai solusi permasalahan denga sinar

matahari, dimana material berperan sebagai filter sinar dan

mengurangi kesilauan (glare) dalam bangunan.

5.2.4.b. Analisis Angin

· Angin pada site berasal dari angin laut dan angin darat karena

letak site yang berada tidak jauh dari Laut Jawa

· Angin laut terjadi pada siang hari bertiup dari laut ke darat.

Angin ini cukup kuat, sedangkan angin darat terjadi pada

malam hari bertiup dari darat ke laut.

Gambar 5.12 Analisis Angin

Sumber: Analisis Pribadi

Angin laut bertiup kencang sehingga kurang baik terhadap kesehatan

· Angin laut bertiup pada siang hari

· Angin darat bertiup pada malam hari Angin Laut

Angin Darat

Page 124: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 39

· Sistem Penghawaan Alami

Dalam kaitannya dengan sistem penghawaan dalam bangunan,

standart luasan bukaan minimal dalam bangunan adalah 1/3 luas lantai.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi system penghawaan alami

antara lain:

· Kebutuhan udara bersih

· Kecepatan angin

· Orientasi bangunan

· Arah angin

Diagram 5.7 Analisis Penghawaan Bangunan

Sumber: Jatmiko dalam Fisika Bangunan, 2004

· Natural Ventilation

Gambar 5.13 Natural Ventilation

Sumber: www.wiki.aia.org, 20-10-2011

Page 125: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 40

· Vegetation Cooling

Gambar 5.14 Vegetation Cooling

Sumber: www.aila.org.au, 20-10-2011

· Water Cooling

Gambar 5.15 Water Cooling

Sumber: www.property96.com, 20-10-2011

5.2.5. Analisis Lansekap

Tujuan:

· Mendapatkan pola tata lansekap yang mendukung keberadaan

rumah susun dan mendukung lingkungan.

Dasar Pertimbangan:

· Mendukung karakter bangunan sebagai bangunan rumah tinggal

dan bangunan eko-arsitektur

· Jenis tanah

· Fungsi lansekap dapat mendukung kegiatan

Page 126: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 41

· Kemudahan sirkulasi

· Perencanaan penghijauan dan sebagai fungsi peresapan air hujan

Analisis:

Faktor perancangan yang mempengaruhi kontribusi kenyaman

indoor dan outdoor antara lain :

· Lebar area tanaman sekitar bangunan

· Tipe tanaman : semak, pohon. rumput, bunga, anggur rambat,

pergola dan lain sebagainya.

Kualitas kontribusi perencanaan area hijau lingkungan urban

ditentukan oleh :

· Ukuran total open space yang tersedia dengan populasi

· Pembagian kedalam persil individual dan lokasi dalam hubungan

area hunian

· Perencanaan detail openspace : fasilitas, vegetasi cover tanah,

akses ke area dan jalur internal

Tipe Lansekap :

· Pohon dengan kanopi tinggi dan pergola dinding /jendela

menyediakan naungan dan mengurangi kelebihan panas.

· Tanaman rambat seluruh dinding dan semak yang tinggi sebelah

dinding berfungsi sebagai shadding juga mengurangi kecepatan

angin.

· Tanaman rimbun dekat bangunan dapat mengurangi temperature

udara kulit bangunan dan mengurangi konduktif dan infiltrasi

pertumbuhan panas.

· Penutup tanah dengan tanaman sekitar bangunan mengurangi

pemantulan radiasi panas dan radiasi gelombang panjang.

Page 127: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 42

5.2.5.a. Hard Landscape

Hard landscape merupakan bahan-bahan konstruksi yang

digunakan untuk meningkatkan lanskap pada desain. Pemanfaatan hard

landscape sebagai pendukung kegiatan seperti pedestrian. Penggunaan

hard landscape juga dapat sebagai area tangkapan hujan. Berbagai

macam bahan dapat digunakan, seperti batu bata, batu kerikil, atau

batu, beton, kayu, aspal, kaca, logam, paving, dll juga dapat

menggambarkan outdoor furniture dan produk lanskap lainnya.

· Batu bata, digunakan sebagai elemen vertikal seperti pembatas

tanaman maupun pemisah area taman. Material ini memiliki daya

serap air hujan yang cukup baik.

· Batu kerikil, dapat digunakan sebagai penutup tanah dengan tekstur

kasar. Material ini memiliki daya serap yang cukup baik terhadap

air hujan

· Beton, digunakan sebagai perkerasan jalur kendaraan dengan

beban berat seperti truk dengan daya serap air hujan yang sangat

kecil.

· Kayu, dapat digunakan sebagai penutup tanah untuk jalur

pedestrian maupun sebagai elemen vertikal pada lansekap. Material

ini mempunyai daya serap air yang cukup baik

· Pavinggrass, dapat digunakan sebagai perkerasan pedestrian dan

juga dapat menyerap air hujan dengan baik.

· Aspal, digunakan sebagai perkerasan untuk jalur kendaraan dengan

daya serap air hujan yang kecil.

· Paving, baik digunakan sebagai jalur pedestrian maupun kendaraan

dengan daya serap air hujan yang cukup baik.

· Logam, digunakan sebagai elemen vertikal lansekap seperti

fountain, sculpture, dll. Tidak dapat menyerap air hujan.

Page 128: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 43

· Hasil Analisis

Gambar 5.16 Hasil Analisis Hard landscape

Sumber: Dokumen Pribadi

Keterangan :

· Jalan aspal

· Paving block

· Paving gras

· Jalan kerikil

· Biopori

- Jalur kendaraan menggunakan aspal atau paving

- Jalur pedestrian menggunakan pavingblock/ pavinggrass

sehingga air hujan dapat masuk ketanah.

Material Paving gras pada jalur pedestrian sebagai jalur penghubung antara bangunan.

Material paving blok pada area transisi sebagai jalur pedestrian

Jalan aspal digunakan sebagai jalur kendaraan.

Penggunaan jalan kerikil sebagai area open space, komunal, dan pedestrian.

Page 129: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 44

Gambar 5.17 Paving grass

Sumber: us.fotolia.com

- Pada plasa penghubung antar bangunan menggunakan berbagai

variasi material yaitu batu-bata, pavinggrass, paving sehingga

air hujan dapat meresap dengan baik

- Street furniture yang digunakan memiliki fungsi ganda seperti

pembatas sekaligus tempat duduk sehingga efisien dalam

pengerjaan. Selain itu dipilih material reuse seperti batu-bata

sekam, kayu bekas yang dapat menampilkan konsep eko pada

desain.

- Penggunaan biopori dan sumur resapan untuk mempermudah

peresapan air hujan dan sebagai usaha konservasi air.

5.2.5.b. Softscape Landscape

Softscape landscape merupakan elemen vegetasi/tanaman.

Bahan Soft landscape meliputi setiap lapisan dari urutan ekologi:

tanaman air, tanaman semi-akuatik, tanaman lapangan lapisan

(termasuk rumput dan tanaman herba) semak dan pohon. Tanaman

mempunyai berbagai fungsi seperti relaksasi, perkuatan tanah,

penyerap polusi udara, dan lain sebagainya.

Page 130: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 45

Nama Stratifikasi Toleran terhadap

cahaya langsung

Siklus

Hidup

Amanilis Herba √ Dua musim

Anggrek Herba √ Tahunan

Anyelir Herba √ Semusim

Aster Penutup tanah √ Tahunan

Azela Perdu √ Tahunan

Bambu-bambuan Perdu √ Tahunan

Bayam merah Herba - Semusim

Bunga sepatu perdu √ Tahunan

Cemara-cemaraan Pohon √ Tahunan

Filea Penutup tanah √ Dua musim

Hemigrafis Penutup tanah - Tahunan

Jengger ayam Herba - Semusim

Jeruk keprok Perdu √ Tahunan

Kenari Pohon √ Tahunan

Krokot Penutup tanah √ Semusim

Lantana Penutup tanah √ Tahunan

Liliparis Penutup tanah √ Tahunan

Mangga Pohon Tahunan

Maranta Herba √ Tahunan

Merrygold Herba √ Tahunan

Monstera liana √ Tahunan

Palm-palman Pohon/perdu - Tahunan

Pinus-pinusan pohon √ Tahunan

Page 131: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 46

Rumput Bermuda Penutup tanah √ Tahunan

Sawo pohon √ Tahunan

Skindapsus Liana - Tahunan

Sikas Perdu √ Tahunan

Soka Perdu √ Tahunan

Tapak dara Herba √ Tahunan

Suplir Herba - Tahunan

Sutera bombai Penutup tanah √ Semusim

Terang bulan Perdu √ Tahunan

Wali songo Perdu / pohon √ Tahunan

Tabel 5.24 Jenis tanaman Tropis

Sumber : Arifin, Nurhayati HS. Taman Dalam Ruang. Hal. 71

· Tanaman pohon buah-buahan yang dianjurkan untuk pengawetan

tanah dan air

Tabel 5.25 Pohon Pengawetan Tanah dan Air

Sumber : Rachman, Encep. Perencanaan penanaman rehabilitasi hutan

dan lahan terdegradasi di Jawa Barat

Page 132: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 47

· Tanaman sebagai pengendali erosi

Tabel 5.26 Tanaman Pengendali Erosi

Sumber : Rachman, Encep. Perencanaan penanaman rehabilitasi hutan dan lahan

terdegradasi di Jawa Barat

Hasil Analisis:

Gambar 5.18 Hasil Analisis Soft Landscape

Sumber: Analisis Pribadi

Tanaman Buah Sebagai konservasi air sekaligus sebagai peneduh, penghasil

Tanaman peneduh untuk open space, area komunal, dan area olahraga

Tanaman sebagai pengendali erosi karena site dikelilingi lahan rob sehingga diperlukan tanaman penguat

Tanaman Pengarah Kendaraan sekaligus sebagai peneduh trotoar (pedestrian)

Page 133: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 48

Keterangan :

· Tanaman Pengarah

· Tanaman penguat tanah

· Tanaman buah

· Tanaman Peneduh

5.2.6. Analisis Sirkulasi

5.2.6.a. Sirkulasi Vertikal

Transportasi dalam bangunan menggunakan tangga. Diantaranya

bentuk tangga dan efisiensi ruang yang dicapai adalah :

Gambar 5.19 Bentuk Tangga dan Efisiensi

Sumber : Ernst Neufert, Data Arsitek Jilid 2 Hal.175

Page 134: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 49

5.2.6.b. Sirkulasi Horisontal

Untuk menunjang kelancaran sirkulasi perlu adanya sistem

sirkulasi yang baik. Sistem sirkulasi dalam bangunan akan

menentukan pola-pola ruang yang ada, sehingga pola sirkulasi

merupakan pembentukan dari ruang itu linier.

◘ Pola Linier:

Merupakan deretan ruang-ruang yang

berjajar, dihubungkan oleh suatu jalan

lurus sebagai penghubung antar ruang,

sekaligus sebagai unsur pembentuk

ruang. Aplikasi pada bangunan: unit

penjualan, unit hunian.

◘ Pola radial

Biasanya berupa ruang-ruang terpola

dalam bentuk yang memusat atau

menyebar sehingga bentuk radial ini

mempunyai jalan yang berkembang

dari atau menuju sebuah titik pusat.

Aplikasi pada : hall, unit penjualan,

hunian, fasilitas bersama, dll.

◘ Pola terpusat

Satu pusat ruang, dimana sejumlah

ruang sekunder dikelompokkan.

Aplikasi pada bangunan : hall,main

hall, Community center,Open space,

dll.

Page 135: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 V 50

◘ Pola Grid

Ruang-ruang ditempatkan pada bentuk

grid tertentu, yang dihubungkan

dengan pola jalan linier yang saling

bersilangan. Aplikasi pada : unit

penjualan, unit hunian.

◘ Pola Clutser

Ruang-ruang yang dikelompokkan oleh letaknya secara bersama/berhubungan. Aplikasinya pada: fitnes center, squash court, swimming pool, play ground.

Sirkulasi yang dikembangkan adalah sirkulasi yang

memudahkan kendaraan dapat menjangkau semua tempat tetapi

tidak mengganggu jalan pedestrian yang disediakan. Penghuni

dapat berjalan atau menggunakan kendaraan untuk moving dari

tempat satu ke tampat lain.

Site merupakan lahan dengan kondisi rawan banjir sehingga

diperlukan adanya peninggian jalan terutama jalan kendaraan

sehingga di waktu banjir penghuni masih dapat melalui site dengan

aman. Jalan lingkungan telah dinaikkan 50cm. jalan site dinaikkan

50 cm lagi.

5.2.6.c. Sirkulasi Difabel

The American with Disabilities Act (ADA) tahun 1990

adalah undang-undang hak azasi warga sipil yang memuat panduan

aksesibitas atau akses ke tempat-tempat umum dan komersial yang

dioperasikan oleh swasta. Dibawah ini adalah standarisasi fasilitas

yang harus dipenuhi sebuah bangunan untuk difabel :

Page 136: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 1

BAB VI

KONSEP PERENCANAAN DAN

PERANCANGAN

Pada bagian ini dijelaskan mengenai analisa perencanaan dan perancangan

Rusunawa di Kaligawe yang meliputi konsep lokasi, kegiatan, tata ruang,

pemilihan site, pengolahan tapak, pembentukan karakter bangunan, lansekap, pola

tata massa, tampilan bangunan, struktur dan bahan bangunan, dan utilitas yang

semua aspek analisa memperhatikan aspek eko-Arsitektur.

6.1. KONSEP PERUANGAN

6.1.1. Penghuni

a. Sasaran Penghuni

Target pasar yang akan ditampung oleh rumah susun dengan penghuni

sebagian besar merupakan penduduk kota Semarang pada umumnya yang

memerlukan rumah layak huni dengan strata ekonomi menengah ke

bawah. Selain itu penghuni juga berasal dari penduduk Kota Semarang

yang huniannya mengalami penggusuran pada proyek normalisasi Sungai

besar di Semarang untuk penangan rob seperti kali Tenggang, Kali Banjir

Kanal Barat, dan masyarakat yang terpaksa pindah karena hunian mereka

tergenang oleh rob.

b. Kondisi Ekonomi Sasaran Penghuni

Pembangunan rusun kaligawe diperuntukkan bagi masyarakat

dengan golongan ekonomi menengah ke bawah. Golongan ekonomi ini

Page 137: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 2

bukan mereka yang yang tidak mempunyai pekerjaan namun masyarakat

yang bermata pencaharian dari sektor informal seperti pedagang, buruh

industri, pekerja pelabuhan, pegawai negeri sipil dan lain sebagainya. Hal

ini didasarkan pada kedekatan lokasi dengan kawasan industri, pelabuhan,

dan pusat kota.

c. Fenomena Perilaku Penghuni

Perilaku masyarakat bawah berbeda dengan keseharian masyarakat

golongan menengah ke atas. Masyarakat bawah masih mempunyai sifat

kegotongroyongan dan kekeluargaan yang erat. Hubungan sosial yang

terjalin begitu erat sehingga membuat tetangga bebas keluar masuk

kedalam rumah lainnya. Kekerabatan sosial inilah yang memberikan

keunikan pada perilaku penghuni rumah susun sehingga diperlukan desain

yang memenuhi kebutuhan penghuni bukan untuk mengubah penghuni.

6.1.2. Konsep Kegiatan

Kegiatan yang akan diwadahi sesuai dengan kelompok sasaran

yaitu kelompok keluarga menengah ke bawah di kota Semarang, terbagi

atas :

1. Kegiatan utama

Pelaku Kegiatan Waktu Kegiatan Tempat

Bapak-bapak Rutin

05.00-06.00 Bangun tidur,

sholat

Rumah

08.00-16.00 Bekerja Pelabuhan, pabrik, kota

12.00-13.00 Istirahat Di luar/rumah

16.00-19.00 Sosialisasi Di luar rumah

19.00-22.00 Bersantai / kegiatan

warga

Rumah, komunal, r.

serbaguna

22.00-15.00 Tidur Rumah

Page 138: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 3

Temporer

07.00-09.00 Kerja Bakti Lingkungan RW,

16.00-17.00 Olahraga Jalan, lapangan

20.00-22.00 Pengajian,

pertemuan warga

Masjid,

R. Serbaguna

Ibu-Ibu Rutin

04.00-06.00 Bangun tidur,

sholat

Rumah

05.00-08.00 Memasak,

membersihkan

rumah

Rumah

06.00-07.00 Belanja Pasar/warung

08.00-15.00 Bekerja Pabrik, kota

17.00-21.00 Bersantai,

bersosialisasi

Didalam / di luar

rumah

22.00-04.00 Tidur Rumah

Temporer

07.00-09.00 Kerja bakti Lingkungan RW,

kebun

19.00-11.00 Olahraga volley Lapangan PW

16.00-17.00 Pertemuan PKK

RT/RW

Rumah warga secara

bergiliran

16.00-17.00 pengajian Masjid

Remaja Rutin

05.00-06.00 Bangun tidur,

sholat

Rumah

07.00-16.00 Belajar Sekolah

16.00-22.00 Sosialisasi/ tinggal

di rumah

Di luar/ di dalam

rumah

Page 139: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 4

22.00-05.00 Tidur Rumah

Temporer

16.00-17.00 Olahraga Jalan, lapangan

19.00-21.00 Pertemuan remaja r. serbaguna

Anak-anak 05.00-06.00 Bangun tidur,

sholat

Rumah

07.00-12.00 Belajar sekolah

13.00-15.00 bermain Di luar rumah

19.00-21.00 Belajar Rumah

21.00-05.00 Tidur rumah

Tabel 6.1 Konsep Kegiatan

Sumber : Dokumen Pribadi

2. Kegiatan Pendukung

Pelaku Waktu Kegiatan Tempat

Penghuni 08.00-16.00 Berjualan warung

Memelihara,

panen

Tambak

Pengunjung 16.00-18.00 Memancing Tambak

Tabel 6.2 Konsep Kegiatan

Sumber : Dokumen Pribadi

3. Kegiatan pengelolaan

Dalam perancangan eko-arsitektur yang belum populer untuk

membiasakan penghuni sangat dibutuhkan kegiatan mengatur,

malayani, memelihara.

6.1.3. Konsep Tipologi Unit Hunian

Dasar Pertimbangan dalam manentukan tipologi ruang pada unit

hunian rumah susun adalah:

Page 140: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 5

· Jumlah kebutuhan unit yang diperuntukkan ( berdasarkan analisa

peta wilayah)

· Struktur ekonomi masyarakat

· Mampu menampung rata-rata jumlah anggota yaitu 3-5 orang

Tipe unit hunian

· Tipe didasarkan kebutuhan rata-rata calon penghuni, yaitu mampu

menampung 2-4 orang sehingga direncanakan 3 tipe:

· Tipe 1 : mampu menampung hingga 2 orang dengan 1 ruang tidur

· Tipe 2 : mampu menampung hingga 3 orang dengan 2 ruang tidur

· Tipe 3 : mampu menampung hingga 4 orang dengan 2 ruang tidur

· Tipe unit yang direncanakan:

UNIT KAPASITAS STANDAR PERHITUNGAN LUAS

TIPE

KECIL

- Tempat tidur

besar

- Terima tamu

- Kamar mandi

- dapur

- 2,1 x 2,1 = 4,41

- 1,5 x 2,2 = 3,3

- 1,5 x 1,5 = 2,25

- 1,5 x 1,5 = 2,25

4,41 + 3,3 + 2,25 +

2,25 + flow 80%

=26,87 m²

Tipe 27

TIPE

SEDANG

- Tempat tidur

besar

- Tempat tidur

kecil

- Berkumpul

keluarga

- Terima tamu

- Kamar mandi

- dapur

- 2,1 x 2,1 = 4,41

- 0,9 x 2 = 1,8

- 2,7 x 2,2 = 5,94

- 1,5 x 2,2 = 3,3

- 1,5 x 1,5 = 2,25

- 1,5 x 1,5 = 2,25

4,41 + 1,8 + 5,94 +

3,3 + 2,25 + 2,25 +

flow 80%

=35,96 m²

Tipe 36

Page 141: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 6

TIPE

BESAR

- Tempat tidur

besar

- Tempat tidur

kecil

- Meja makan

- Berkumpul

keluarga

- Terima tamu

- Kamar mandi

- Dapur

- 2,1 x 2,1 = 4,41

- 0,9 x 2 = 1,8

- 1,8 x 1,2 = 2,16

- 2,7 x 2,2 = 5,94

- 1,5 x 2,2 = 3,3

- 1,5 x 1,5 = 2,25

- 1,5 x 1,5 = 2,25

4,41 + 1,8 + 2,16 +

5,94 + 3,3 + 2,25 +

2,25 + flow 100%

=44,72 m²

Tipe 45

Tabel 6.3 Tipe yang Direncanakan

Sumber : Dokumen Pribadi

6.1.4. Konsep Kebutuhan Ruang

a. Konsep Kebutuhan Ruang dalam hunian

KEGIATAN SIFAT KEBUTUHAN RUANG

Tidur Tenang, privasi Ruang Tidur

Bersih diri Private, segar, lembab KM/WC

Makan Bersih, terang, akrab Ruang Makan

Belajar Tenang, privasi, terang Ruang Keluarga

Berkumpul Akrab, intim semi

publik

Ruang Keluarga

Terima Tamu Terang, bersih, publik Ruang Tamu

Memasak Sehat, noise, panas Dapur

Mencuci dan Jemur Lembab, berair Tempat cuci dan jemur

Tabel 6.4 Kebutuhan Ruang Sumber : Dokumen Pribadi

Page 142: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 7

b. Analisa Kebutuhan fasilitas

· Kepengurusan RW

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

rapat Pengurus RW

masyarakat

Balai RW Manampilkan

kesan terbuka

Tabel 6.5 Kegiatan Kepengurusan RW

Sumber : Dokumen Pribadi

· Kepengurusan RT

Tabel kebutuhan ruang kepengurusan RT

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Rapat Pengurus RT

dan

masyarakat

Balai RT Manampilkan

kesan terbuka

Tabel 6.6 Kegiatan Kepengurusan RT

Sumber : Dokumen Pribadi

· Kepengurusan Karang Taruna

Tabel kebutuhan ruang kepengurusanKarang Taruna

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Rapat Ruang rapat Manampilkan

kesan terbuka

Tabel 6.7 Kegiatan Karang Taruna

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 143: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 8

· Kesehatan (Puskesmas)

Tabel kebutuhan ruang kesehatan

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Menunggu Pasien Ruang tunggu Menampilkan

kesan terbuka

Mengesankan

bersih

Praktik Dokter ,

asisten

dokter,

pasien

Ruang praktik Bersifat private

Tenang

Bersih/hygeinis

Menyimpan

obat dan

peralatan

Dokter,

asisten

dokter

Ruang

penyimpanan

Private

Bersih

Tabel 6.8 Kegiatan Puskesmas

Sumber : Dokumen Pribadi

· Kegiatan taman baca dan TK paud

Tabel kebutuhan ruang taman baca

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Memilih

buku

Masyarakat Etalase buku Tenang

Rapi

Bersih

Nyaman

Meminjam

buku

Masyarakat

dan

pengelola

Peminjaman Berkesan

menerima

dan hanggat

Page 144: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 9

Membaca

buku

masyarakat Ruang baca Terbuka

Nyaman

Tenang

Tabel 6.9 Kegiatan Taman Baca

Sumber : Dokumen Pribadi

Tabel kebutuhan ruang TK paud

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Menunggu Masyarakat

(ibu-ibu

pengantar)

Ruang

tunggu

Hangat

Nyaman

Bersih

Bersifat

kekeluargaan

Belajar Murid dan

guru Paud

Ruang

belajar

Edukatif

Bersih

Nyaman

Bermain Murid dan

guru Paud

Taman

bermain

Terbuka

Nyaman

Edukatif

Rekreatif

Beribadah Murid dan

guru Paud,

masyarakat

Musholla Edukatif

Tenang

Rileks

Tabel 6.10 Kegiatan TK. Paud

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 145: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 10

· Kegiatan agama Islam

Tabel kebutuhan ruang Kegiatan Agama Islam

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Sholat Pria Tempat

sholat pria

Tenang

Terbuka

Suci

Wanita Entrance Tenang

Terbuka

Suci

TPA Anak-anak Serambi

/ruang TPA

Terbuka

Atraktif

Edukatif

Suci

Pengajian Warga

masyarakat

beragama

islam

Tempat

sholat dan

serambi

musholla

Terbuka

Tenang

Suci

Rapat

pengurus

masjid

Takmir,

warga

Tempat

sholat

Tenang

Suci

Wudhu dan

KM/WC

Pria Tempat

wudhu dan

KM/WC pria

Private

Suci

Bersih

Utilitas yang

baik

Wanita Tempat

wudhu dan

KM/WC

wanita

Private

Suci

Bersih

Utilitas yang

Page 146: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 11

baik

Menyimpan

barang

Pengguna

mushola

Tempat

penyimpanan

Tidak

lembab,kering

Tabel 6.11 Analisa Kegiatan Agama Islam

Sumber : Dokumen Pribadi

· Keamanan

Tabel kebutuhan ruang kepengurusan RW

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

berjaga Warga

masyarakat

Pos ronda Terbuka

Tabel 6.12 Kegiatan Keamanan

Sumber : Dokumen Pribadi

· Olah raga

Tabel kebutuhan ruang olah raga

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Senam,

bulu

tangkis,

voli, sepak

bola,

bersepada

Masyarakat Lapangan

olah raga

Terbuka

Cahaya baik

Penghawaan

baik

Tabel 6.13 Kegiatan Olah Raga

Sumber : Dokumen Pribadi

Page 147: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 12

· Kegiatan berkebun

Tabel kebutuhan ruang Berkebun

Macam Kegiatan Pelaku

Kegiatan

Kebutuhan

Ruang

Kebutuhan

Ruang

Becocok Tanam Penghuni Kebun Bersifat privat

terbuka

Bertanam Pengelola Kebun Luar Terbuka

Mudah

diakses

Pengkomposan Penghuni,

Pengelola

Kebun Luar Mudah

diakses

Terisolasi

Tabel 6.14 Kegiatan Berkebun

Sumber : Dokumen Pribadi

· Kegiatan komersial wirausaha (kuliner)

Tabel kebutuhan ruang wirausaha

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Berjualan penghuni toko Mudah

diakses

Terjangkau

bagi

masyarakat

sekitar

Terbuka/open

space dengan

penghijauan

Terekspos

Page 148: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 13

Ruang

makan

Masyarakat

rusunawa

dan

masyarakat

sekitar

Kantin

Openspace

Ruang

makan

Mudah

diakses

Terbuka

Rekreatif

Openspace

dengan

penghijauan

pemancingan penghuni toko Mudah

diakses

Terbuka

Rekreatif

Openspace

Usaha

tambak

Pengelola Koperasi Mudah

diakses

Tidak

menggangu

kegiatan

penghuni

Metabolisme Masyarakat WC/KM Private

Tabel 6.15 Kegiatan Wirausaha

Sumber : Dokumen Pribadi

· Kegiatan penunjang

Tabel kebutuhan ruang penunjang

Macam

kegiatan

Pelaku

kegiatan

Kebutuhan

ruang

Kebutuhan

ruang

Sampah Penghuni,

pengelola,

pengunjung

Jaringan

pembuangan

sampah/shaft

Aksesibel

Terisolasi

Dapat

Page 149: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 14

sampah terakses

untuk

perawatan

Listrik Penghuni,

pengelola,

Jaringan

listrik /shaft

listrik

Dapat

diakses

untuk

perawatan

Air Penghuni,

pengelola

Jaringan air

bersih dan

kotor/shaft

air bersih

dan kotor

Dapat

diakses

untuk

perawatan

Treatment air Pengelola, Kolam

treatmen air,

Jaringan

treatmen air

Dapat

diakses

untuk

perawatan

Daur ulang Penghuni,

pengelola

Kebun,

ruang daur

ulang

Dapat

diakses

untuk

perawatan

Menyelamatkan

diri ketika

bencana

Penghuni,

pengelola

Tangga

darurat

Mempunyai

struktur

terpisah

Berada

dengan

jarak 20 m

Terlihat

jelas dari

penghuni

rusunawa

Page 150: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 15

Memenuhi

standar

keselamatan

Bongkar muat

barang

Penghuni,

pengelola,

Loading

dock

Aksesibel

Parkir Penghuni,

pengelola

Parkir

sepeda,

motor,

mobil,

gerobak, dan

becak

Aksesibel

Aman

Tabel 6.16 Kegiatan Ruang Penunjang

Sumber : Dokumen Pribadi

6.1.5. Pola Hubungan Ruang

a. Hubungan ruang unit hunian

Diagram 6.1 Unit Hunian

Sumber : Dokumentasi Pribadi

cuci Balkon

dapur KM/WC R. tidur

R. Keluarga R. makan R. tidur

R. tamu

Page 151: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 16

b. Hubungan antar hunian pada kompleks rusun

Diagram 6.2 Hubungan antar hunian pada kompleks rusun

Sumber : Dokumentasi Pribadi

c. Hubungan ruang fasilitas umum dan sosial

Diagram 6.3 Hubungan ruang fasilitas umum dan sosial

Sumber : Dokumentasi Pribadi

r. pendaftaran

r. tunggu

r. konsultasi

r. periksa

apotek

lavatori

Unit hunian Court coridor

utilitas

Unit hunian

Unit hunian

Unit Hunian

Unit hunian

Unit hunian

utilitas Sirkulas Sirkulasi

Sirkulas Sirkulas

Page 152: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 17

d. Hubungan ruang pengelola dan koperasi

Diagram 6.4 Hubungan ruang pengelola dan koperasi

Sumber : Dokumentasi Pribadi

e. Hubungan ruang balai pertemuan

Diagram 6.5 Hubungan ruang balai pertemuan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

hall

audience

stage

r.ganti lavatori

r. penjaga

gudang

r.staff

r. pertemuan

gudang

r. pimpinan r.tamu

lavatori

r. administrasi

Page 153: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 18

f. Hubungan ruang fasilitas perdagangan

Diagram 6.6 Hubungan ruang fasilitas perdagangan

Sumber : Dokumentasi Pribadi

6.1.6. Analisa Besaran Ruang

· Kelompok Unit Hunian

Ruang Flow Perhitungan Luas asumsi flow 30% ( )

Ruang keluarga

Standart (NAD) 2 kursi, meja, televisi, kabinet

Standart (NAD) =3(0,7x0,85)+(1,3x0,8)+ (0,6x1,2)

=(1,8+1,04+0,72)

=5,36

6

Kamar tidur utama

Standart (NAD) double bed, lemari, meja

Standart (NAD) =(1,45x1,95)+(0,8x1,5)

=(3,83+0,72) =8,72

9

Kamar tidur anak

Standart (NAD) 1 bed tingkat, 2 meja, lemari

Standart (NAD) =(0,8x1,92)+!0,7x1,3) +(0,6x1,2)

=(3,4+0,9) =5,303

6

Dapur Standart (NAD) meja kerja, tempat sampah

Standart (NAD) =(0,4x0,6)+(0,5x0,5)

=(2+0,09) =2.58

3

Gudang Lavatori

Kios

Page 154: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 19

KM/WC Kamar mandi dengan perhitungan instalasi

Standart (NAD) =(2,05x1,4) =2,87

3

Tempat

jemur

Asumsi Asumsi =(1 x 2) =2 2

Kebun Asumsi =(1 x 2) =2 2

Tabel 6.17 Perhitungan Unit Rumah Sumber : Dokumentasi Pribadi

Ruang Tipe Kecil Tipe Sedang Tipe Besar Ruang Tamu 4 5 7 Ruang keluarga 4 6 10 Kamar tidur utama 9 9 9 Kamar tidur anak - 6 9 Dapur 3 3 3 KM/WC 3 3 3 Tempat jemur 2 2 2 Kebun 2 2 2 Luas ruangan 27 36 45

Tabel 6.18 Analisa Perhitungan Unit Rumah

Sumber : Dokumentasi Pribadi

· Kelompok Fasilitas

Ruang Keterangan

Perhitungan Luas hasil perhitungan

Balai Rw dan RT 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13

13

Karang taruna 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13

18

Klinik kesehatan 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13

144

Page 155: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 20

Penyimpanan =12

Taman bacaan 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13

Penyimpanan =12

18

TK/Paud 20 Standart (NAD) =(20x0,65) =13

Penyimpanan =12

162

Balai pertemuan (ruang serba guna)

200 Area duduk 1,5x2,0=3 /orang,

stage 30 , gudang

12 , KM/WC=3

198

Musholla/langgar 1. Tempat sholat pria

2. tempat sholat wanita

3. serambi musholla

4. ruang takmir

5. tempat wudhu pria

6.tempat wudhu wanita

7.gudang

500 Standart (NAD)

1. orang sholat =1,2x0,8 =0,96x100 orang = 96

2. termasuk diatas

3. ruang takmir (asumsi) =9

4. tempat wudhu pria (NAD) =0,65x1 =0,65x5tempat wudhu =3,25

5. tempat wudhu wanita (NAD) =0,65x1 =0,65x5tempat wudhu =3,25

8. gudang (asumsi) =6

169

Page 156: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 21

Lapangan olah raga Bulu tangkis

Voli

Sempak bola

Standart (NAD)

Bulu tangkis dan voli =18x9 =162

Sempak bola 2x lapangan voli 2x162 =324

Jumlah =162+162+324 =648

648

kebun Asumsi 384

Jumlah 1750

Tabel 6.19 Perhitungan Ruang Fasilitas

Sumber : Dokumen Pribadi

· Kegiatan penunjang

Tabel besaran ruang penunjang

Ruang Perhitungan Hasil luas perhitungan

Mekanikal dan elektrikal

Ruang genset =54

Ruang MEE =28,7

Ruang pompa =20

Ruang tangki =15

=terdapat 2tangki, tangki atsa dan bawah =2x15=30

Water treatment =64

Kolam Penampungan =

1747

Page 157: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 22

1250

Gudang =10

Flow 20%

Loading dock Tambak

Asumsi 2 Mobil

Standart (NAD)

1 Mobil = 30

2 mobil= 30 x 2= 60

60

Parkir

mobil =10 buah

motor =360 buah penguhuni +40buah pengunjung =400 buah

Standart (NAD)

mobil =3,00x5,00=15x10 =150

motor =1,6 x2,00=3,2x400 =1280

Jumlah =150+1120 =1270

1270

Jumlah 3077

Tabel 6.20 Perhitungan Ruang Kegiatan Penunjang

Sumber : Dokumen Pribadi

· Ruang Terbuka Hijau

Menurut UU No.26 Tahun 2007, Ruang Terbuka Hijau (RTH)

yang ideal adalah 10% dari Luas Kawasan. Selain itu, Karena

Rusunawa ini mengambil konsep eko-arsitektur sebagai

keberlanjutan arsitektur bangunan maka BC yang dipakai

cukup 40% (BC terendah). Kawasan Rusunawa yang

direncanakan adalah sebagai berikut:

Luas Site: ± 48000 m² (± 4,8 Ha)

RTH : 10% x 48000 = 4800 m²

BC: 40% x 48000 = 19200 m²

Page 158: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 23

· Ketinggian Bangunan

Menurut UU Rumah Susun Ketinggain bangunan Rumah

susun dapat berjumlah > 5 lantai dengan ketentuan dan syarat

bangunan gedung berlanyai banyak. Namun menurut pengalaman

dan tuntutan eko-arsitektur membatasi rumah susun maksumal 4

lantai. Hal ini untuk mengurangi tingakt kepadtan dalam bangunan.

6.2. Konsep Pengolahan Site

6.2.1 Site

Site berada di Kawasan Pasar Waru, Kelurahan Kaligawe yang

termasuk dalam BWK V Kota Semarang.

Gambar 6.1 Peta Lokasi Site

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Page 159: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 24

Batas - batas site sebagai berikut :

Sebelah Utara : Jalan Sawah Besar 4

Sebelah Selatan : SDN 1 Kaligawe, perumahan

Sebelah Barat : Kelurahan Kaligawe

Sebelah Timur : Jalan Tol Muktiharjo

Gambar 6.2 Batas Site Sumber : Dokumentasi Pribadi

Site terletak lebih rendah dari jalan raya, -0,5 m

Jalan Sawah Besar

Pasar Waru

SDN 1 Kaligawe

Jalan Lingkungan

Jalan Sawah Besar

Pemukiman

Page 160: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 25

faktor standar urban design dalam pemilihan site antara lain:

1. Kapasitas : Kapasitas berdasar sensitifitas sumber alam yang terdapat di

site.

2. Kepadatan : Artinya daya dukung lahan masih dimungkinkan

pembangunan baru.

3. Iklim : Karakter iklim spesifik sesuai fungsi sehingga pengguna merasa

aman dan nyaman terhadap berbagai gejala dan gangguan alam.

4. Kemiringan : Bangunan pada site miring dibuat berjenjang untuk

mencegah erosi, rusaknya tanaman, mengurangi volume air tanah dan

merusak ekosistem laut.

5. Vegetasi : Vegetasi alami dijadikan objek dan bagian dari bangunan.

6. Akses : Sarana pendukung berupa alat transportasi yang aman dan

nyaman menjadi pertimbangan para konsumen dalam menentukan lokasi

tempat tinggal.

7. Energi dan Utilitas : Lokasi dengan sarana infrastruktur kota yang

lengkap memiliki nilai lebih daripada lokasi dengan infrastruktur yang

tidak memadai.

6.2.2. Konsep Pencapaian

Gambar 6.3 Konsep Pencapaian Sumber: Dokumen Pribadi

Main Entrance diletakkan pada area Jalan sawah besar 4. Merupakan jalan Lingkungan yang aman bagi keluar masuk kendaraan

Main entrance hanya disediakan satu area untuk keamanan dan kenyamanan penghuni sehingga orang yang keluar masuk kawasan dapat dikontrol oleh petugas keamanan.

Page 161: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 26

6.2.3. Konsep Sirkulasi

Dari hasil pencapaian site, diperoleh konsep sirkulasi

sebagai berikut:

Gambar 6.4 Konsep Sirkulasi

Sumber: Dokumen Pribadi

· Jalur sirkulasi dibuat satu jalur agar tidak mengganggu kegiatan

penghuni rumah susun.

· Pemisahan area masuk dan keluar untuk menghindari crowded

kendaraan yang melalui area ini.

Parkir Penghuni

MAIN ENTRANCE

Pasar Waru

Pemukiman

TAMBAK

Pemukiman

Parkir Pengunjung

Page 162: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 27

6.2.4. Konsep Noise

Gambar 6.5 Konsep Noise

Sumber: Dokumen Pribadi

Keterangan:

Tanaman Sebagai Barier Noise

Area Transisi

Area Servis dan Pengelola

Menjauhkan bising pasar dengan penempatan area Servis dan pengelola rusunawa.

Barier berupa tanaman dan area transisi yang berfungsi sebagai area pedestrian dan kebun sehingga dapat meredam bising karena jarak jalan tol ke hunian ± 100m

Area Transisi sebagai jalan pedestrian untuk anak sekolah

Page 163: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 28

6.2.5. Konsep Klimatologis

6.2.5.a. Sistem Pencahayaan Alami

Sistem pencahayaan yang digunakan adalah system

pencahayaan alami dengan memanfaatkan sinar matahari yang

dipadukan dengan lampu listrik.

Bangunan yang berada di sekitar site merupakan pemukiman

dengan tipe bangunan rendah sehingga matahari dapat menyinari site

sepanjang hari tanpa ada halangan.

Alternatif solusi untuk penanganan matahari dan

pencahayaan alami adalah sebagai berikut:

· Orientasi massa bangunan

Sesuai dengan garis edar matahari, orientasi massa bangunan

memanjang dari timur ke barat dengan bukaan berada disisi utara-

selatan.

Gambar 6.6 Orientasi massa

Sumber: Dokumen Pribadi

Page 164: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 29

· Bukaan

Bukaan dimaksimalkan pada sisi utara. Bukaan pada sisi selatan

sebaiknya dihindari khusunya pada permukaan yang selalu terkena

radiasi matahari pada saat intensitas tinggi.

Penggunaan sun shading pada bukaan sehingga matahari tidak

diterima secara langsung oleh bangunan.

Gambar 6.7 Sun Shading

Sumber: www.ideas-for-home-decorating.com, 2011

· Barier

Barier Berupa vegetasi ataupun bangunan dan pagar sebagai

penghalang sinar matahari yang kurang menguntungkan.

Gambar 6.8 Barier Tanaman

Sumber: www.ideas-for-home-decorating.com, 2011

Page 165: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 30

· Material

Penggunaan material sebagai solusi permasalahan denga sinar

matahari, dimana material berperan sebagai filter sinar dan

mengurangi kesilauan (glare) dalam bangunan.

6.2.5.b. Konsep Penghawaan Alami

Dalam kaitannya dengan sistem penghawaan dalam

bangunan, standar luasan bukan minimal dalam bangunan

asalah 1/3 luas lantai atau sesuai dengan perhitungan

menggunakan rumus.

· Natural Ventilation

Gambar 6.9 Natural Ventilation

Sumber: www.wiki.aia.org, 2011

· Vegetation Cooling

Gambar 6.10 Vegetation Cooling

Sumber: www.aila.org.au, 2011

Page 166: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 31

· Water Cooling

Gambar 6.11 Water Cooling

Sumber: www.property96.com, 2011

6.2.6. Lansekap

Lansekap efektif untuk memodifikasi lingkungan thermal. Faktor

perancangan yang mempengaruhi kontribusi kenyaman indoor dan outdoor

antara lain :

- lebar area tertanaman sekitar bangunan

- tipe tanaman : semak, pohon. rumput, bunga, anggur rambat, pergola

dan lain sebagainya

Kualitas kontribusi perencanaan area hijau lingkungan urban

ditentukan oleh :

- ukuran total open space yang tersedia dengan populasi

- pembagian kedalam persil individual dan lokasi dalam hubungan area

hunian

- perencanaan detail openspace : fasilitas, vegetasi cover tanah, akses ke

area dan jalur internal

Tipe Lansekap :

- Pohon dengan kanopi tinggi dan pergola dinding /jendela menyediakan

naungan dan mengurangi kelebihan panas.

Page 167: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 32

- Tanaman rambat seluruh dinding dan semak yang tinggi sebelah

dinding berfungsi sebagai shadding juga mengurangi kecepatan angin.

- Tanaman rimbun dekat bangunan dapat mengurangi temperature udara

kulit bangunan dan mengurangi konduktif dan infiltrasi pertumbuhan

panas.

- Penutup tanah dengan tanaman sekitar bangunan mengurangi

pemantulan radiasi panas dan radiasi gelombang panjang.

Ø Hard Landscape

Gambar 6.12 Konsep jalan pada site

Sumber: Dokumen Pribadi

Material Paving gras pada jalur pedestrian sebagai jalur penghubung antara bangunan.

Material paving blok pada area transisi sebagai jalur pedestrian

Jalan aspal digunakan sebagai jalur kendaraan.

Penggunaan jalan kerikil sebagai area open space, komunal, dan pedestrian.

Page 168: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 33

Keterangan :

Jalan aspal

Paving block

Paving gras

Jalan kerikil

Biopori

- Jalur kendaraan menggunakan bahan aspal halus sehingga

dapat memberikan kenyamanan.

- Jalur pedestrian menggunakan pavingblock/ pavinggrass

sehingga air hujan dapat masuk ketanah.

- Pada plasa penghubung antar bangunan menggunakan berbagai

variasi material yaitu batu-bata, pavinggrass, paving sehingga

air hujan dapat meresap dengan baik

- Street furniture yang digunakan memiliki fungsi ganda seperti

pembatas sekaligus tempat duduk sehingga efisien dalam

pengerjaan. Selain itu dipilih material reuse seperti batu-bata

sekam, kayu bekas yang dapat menampilkan konsep eko pada

desain.

- Penggunaan biopori dan sumur resapan untuk mempermudah

peresapan air hujan dan sebagai usaha konservasi air.

Ø Softscape Landscape

Softscape landscape merupakan elemen vegetasi/tanaman.

Bahan Soft landscape meliputi setiap lapisan dari urutan ekologi:

tanaman air, tanaman semi-akuatik, tanaman lapangan lapisan

(termasuk rumput dan tanaman herba) semak dan pohon. Tanaman

mempunyai berbagai fungsi seperti relaksasi, perkuatan tanah,

penyerap polusi udara, dan lain sebagainya.

Page 169: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 34

Nama Stratifikasi Toleran terhadap

cahaya langsung

Siklus

Hidup

Amanilis Herba √ Dua musim

Anggrek Herba √ Tahunan

Anyelir Herba √ Semusim

Aster Penutup tanah √ Tahunan

Azela Perdu √ Tahunan

Bambu-bambuan Perdu √ Tahunan

Bayam merah Herba - Semusim

Bunga sepatu perdu √ Tahunan

Cemara-cemaraan Pohon √ Tahunan

Filea Penutup tanah √ Dua musim

Hemigrafis Penutup tanah - Tahunan

Jengger ayam Herba - Semusim

Jeruk keprok Perdu √ Tahunan

Kenari Pohon √ Tahunan

Krokot Penutup tanah √ Semusim

Lantana Penutup tanah √ Tahunan

Liliparis Penutup tanah √ Tahunan

Mangga Pohon Tahunan

Maranta Herba √ Tahunan

Merrygold Herba √ Tahunan

Monstera liana √ Tahunan

Palm-palman Pohon/perdu - Tahunan

Pinus-pinusan pohon √ Tahunan

Page 170: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 35

Rumput Bermuda Penutup tanah √ Tahunan

Sawo pohon √ Tahunan

Skindapsus Liana - Tahunan

Sikas Perdu √ Tahunan

Soka Perdu √ Tahunan

Tapak dara Herba √ Tahunan

Suplir Herba - Tahunan

Sutera bombai Penutup tanah √ Semusim

Terang bulan Perdu √ Tahunan

Wali songo Perdu / pohon √ Tahunan

Tabel 6.21 Jenis tanaman Tropis

Gambar 6.13 Konsep Penataan Softscape

Sumber: Dokumen Pribadi

Sumber : Arifin, Nurhayati HS. Taman Dalam Ruang. Hal. 71

Tanaman Buah Sebagai konservasi air sekaligus sebagai peneduh, penghasil ekonomi

Tanaman peneduh untuk open space, area komunal, dan area olahraga

Tanaman sebagai pengendali erosi karena site dikelilingi lahan rob sehingga diperlukan tanaman

Tanaman Pengarah Kendaraan sekaligus sebagai peneduh trotoar (pedestrian)

Page 171: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 36

Keterangan :

Tanaman Pengarah

Tanaman penguat tanah

Tanaman buah

Tanaman Peneduh

6.2.7. Konsep Sirkulasi

· Sirkulasi Vertikal

Transportasi dalam bangunan menggunakan tangga.

Diantaranya bentuk tangga dan efisiensi ruang, sebagai berikut:

Gambar 6.14 Bentuk Tangga dan Efisiensi

Sumber : Ernst Neufert, Data Arsitek Jilid 2 Hal.175

Page 172: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 37

· Sirkulasi Horisontal

Untuk menunjang kelancaran sirkulasi perlu adanya sistem

sirkulasi yang baik. Sistem sirkulasi dalam bangunan akan

menentukan pola-pola ruang yang ada, sehingga pola sirkulasi

merupakan pembentukan dari ruang itu linier.

Site merupakan lahan dengan kondisi rawan banjir sehingga

diperlukan adanya peninggian jalan terutama jalan kendaraan

sehingga di waktu banjir penghuni masih dapat melalui site dengan

aman. Jalan lingkungan telah dinaikkan 50cm. jalan site dinaikkan

50 cm lagi.

· Sirkulasi Difabel

· Fasilitas harus dapat dicapai oleh mereka yang memakai kursi

roda maupun alat bantu lain.

ü rute yang dapat diakses terdiri atas permukaan jalan selasar

dengan lereng maksimum 1:20, diberi tanda apabila ada

persimpangan dengan jalan kendaraan, ruang bebas pada tiap

elemen yang dapat diakses gang, landaian atau ramp,

pinggiran lereng, dan lift.

ü permukaan lantai harus kokoh, stabil, dan tidak licin

ü hindari perubahan ketinggian dan penggunaan tangga

ü pergunakan landaian seperlunya

· Fasilitas harus dapat dipakai

ü ruang sirkulasi harus mencukupi agar pergerakan tetap

nyaman

ü semua fasilitas publik harus dilengkapi dengan fixtur yang

dirancang untuk penderita tunadaksa/cacat/difabel

Page 173: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 38

· Parkir

Banyaknya jumlah kendaraan untuk menentukan kebutuhan

luas parkir, antara lain :

- Ukuran dan jenis kendaraan yang ditampung

- Mempunyai keamanan yang baik dan terlindung dari panas

pancaran sinar matahari

- Cukup penerangan cahaya di malam hari

- Tersedia sarana penunjang parkir seperti ruang tunggu sopir

- Waktu penggunaan dan pemanfaatan tempat parkir

Parkir sepeda (Cycle Locker)

Parkir sepeda disediakan didalam bangunan. Menggunakan

tapping rail untuk mencegah pencurian. Parkir sepeda yang baik

dibangun terpisah dengan ruang parkir mobil.

Standar Kebutuhan Luas Parkir Kendaaran.

Tabel 6.22 Standar Kebutuhan Luas Parkir Kendaaran.

Sumber : Pedoman Perencanaan Tata Bangunan DTK DK

PENGGUNAAN STANDAR KEBUTUHAN

PARKIR

SATUAN

Bangunan flat/apartemen

Bangunan wisma bukan

flat

Luas lantai 90 m2 ke atas

Luas lantai 90-70 m2

Luas lantai 70 m2 ke bawah

Harus menyediakan tempat parkir

di luar ROW

1 unit/1 mobil

2 unit/1 mobil

5 unit/1 mobil

1 bangunan/1

mobil

Page 174: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 39

6.2.8. Zonifikasi Site

· Zoning Horisontal

Merupakan zoning kawasan yang berkaitan dengan kondisi

eksisting kawasan sekitarnya serta berkaitan dengan sirkulasi

bangunan dengan kawasan sekitarnya. Dalam penzoningan ini potensi

dan keadaan kawasan sangat berpengaruh terhadap hasil penzoningan,

dan penzoningan ini dibagi dalam tiga cara :

· Zona yang berkaitan langsung dengan kegiatan publik dan bersifat

terbuka bagi kawasan.

· Zona yang tidak langsung berhubungan dengan kegiatan umum

dan kawasan.

· Zona privat kawasan yang merupakan sifat tertutup.

Gambar 6.15 Zoning Horisontal

Sumber: Analisis Pribadi

Page 175: digilib.uns.ac.id/RUSUNAWA... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUSUNAWA KALIGAWE Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Rusunawa Kaligawe Sebagai Alternatif Keberlanjutan Hunian Layak Huni

di Kota Semarang Dengan Pendekatan Eko-Arsitektur

Nurjamilah Tikas Fitrianido I0207071 VI 40

Keterangan :

Publik

Privat

Semi Privat

Service

· Zoning vertikal

Zoning vertikal, menzoningkan bangunan berdasarkan sifat

kegiatan yang berlangsung, dibagikan dalam tiga cara :

· Zona tenang

Untuk kegiatan yang memerlukan ketenangan tinggi seperti

kegiatan hunian.

· Zona transisi

Merupakan zona perpindahan bersifat sebagai foyer atau pergantian

ruang dari zona prifat ke zona publik atau sebaliknya.

· Zona publik

Merupakan zona yang dapat dimasuki oleh publik atau umum

sesuai dengan kegiatannya yang bersifat terbuka seperti kegiatan

berkumpul.

Gambar 6.16 Zoning Horisontal

Sumber: Analisis Pribadi

Lantai 1

Lantai 2

Lantai 3

Lantai 4