perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id hubungan antara .../hubungan... · perpustakaan.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU
DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
PURI UTOMO
K2508071
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Puri Utomo
NIM : K2508071
Jurusan/Program Studi : PTK/Pendidikan Teknik Mesin
menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA
KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN
PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Puri Utomo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU
DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
PURI UTOMO
K2508071
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan
Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Puri Utomo. HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMK
PGRI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2012.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk memperoleh pengetahuan
mengenai hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa kelas XI
SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, (2) Untuk memperoleh
pengetahuan mengenai hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi
belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012, (3) Untuk
memperoleh pengetahuan mengenai hubungan secara bersama antara kompetensi
guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1
Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan korelasional. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK PGRI 1
Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 111 siswa.
Sampel diambil dengan teknik simple random sampling sejumlah 82 siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Uji coba angket
penelitian dilakukan dengan responden sejumlah 25 siswa. Untuk uji validitas
digunakan rumus Product Moment Pearson. Selanjutnya uji reliabilitas instrumen
digunakan rumus Alpha. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi
Product Moment Pearson dan teknik analisis regresi ganda dua prediktor, yang
sebelumnya terlebih dahulu telah dilakukan uji prasyarat analisis yaitu: (1) Uji
normalitas data, (2) Uji Linieritas dan Keberartian Regresi, dan (3) Uji Independen.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diambil simpulan yaitu, (1) Terdapat
hubungan positif antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa kelas XI
SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dari hasil uji
hipotesis pertama dengan analisis korelasi Product Moment diperoleh rhitung sebesar
0,244 lebih besar dari rtabel sebesar 0,213 pada taraf signifikan 5%. (2) Terdapat
hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI
SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dari hasil uji
hipotesis kedua dengan analisis korelasi Product Moment diperoleh rhitung sebesar
0,265 lebih besar dari rtabel sebesar 0,213 pada taraf signifikan 5%. (3) Terdapat
hubungan positif secara bersama antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa
dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis ketiga dengan analisis regresi dua
prediktor diperoleh Fhitung sebesar 64,627 lebih besar dari Ftabel (2;79;0,05) = 3,11 pada
taraf signifikan 5%. Variabel kompetensi guru memberikan sumbangan relatif
sebesar 48,5% dan sumbangan efektif 30,19%. Sedangkan motivasi belajar
memberikan sumbangan relatif sebesar 51,5% dan sumbangan efektif 31,9%.
Kata Kunci: kompetensi guru, motivasi belajar siswa, prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Puri Utomo. CORRELATION BETWEEN TEACHER COMPETENCIES AND
STUDENT LEARNING MOTIVATION WITH STUDENT LEARNING
ACHIEVEMENT 11th
GRADE SMK PGRI 1 SURAKARTA ON ACADEMIC
YEAR 2011/2012. Skripsi. The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas
Maret University of Surakarta. July 2012.
The purpose of this research are (1) To acquire knowledge about the
correlation between teacher competencies with student learning achievement 11th
grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year 2011/2012, (2) To acquire
knowledge about the correlation between student learning motivation with student
learning achievement 11th
grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year
2011/2012, (3) To acquire knowledge about the togetherly relationship between
teacher competencies and student learning motivation with student learning
achievement 11th
grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year 2011/2012.
This research used the descriptive methods with correlational approach.
Subjects of the research were student 11th
grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic
year 2011/2012. Population in this research is student 11th
grade SMK PGRI 1
Surakarta on academic year 2011/2012 in which totaled 111 student. The Samples
was taken by using cluster sampling technique and 82 student were taken as sample.
The instrument used in this research by questionaire. The questionaire try out execute
25 of student as respondents. The Product Moment Pearson formula’s used to test the
validity of the instrument. Then, to test instruments reliability used Alpha formula’s.
Data analysis technique used double regression analysis two predictor technique and
correlation product moment pearson technique. However, first thing to do data
analysis, prerequisites analysis testing is needed there are: (1) Data Normality Test,
(2) Regression Linearity and Meaningful Test, (3) Independent Test.
Based on the results of the data analysis, the conclusion is, (1) There is a
positive relationship between teacher competencies with student learning
achievement 11th
grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year 2011/2012. This is
proven by the results of first test hypotheses with analysis of correlation product
moment obtained rcalculate 0,244 larger than rtable 0,213 at the 5% level of significance.
(2) There is a positive relationship between student learning motivation with student
learning achievement 11th
grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year
2011/2012. This is proven by the results of second test hypotheses with analysis of
correlation product moment obtains rcalculate 0,265 larger than rtable 0,213 at the 5%
level of significance. (3) There is a togetherly positive relationship between teacher
competencies and student learning motivation with student learning achievement 11th
grade SMK PGRI 1 Surakarta on academic year 2011/2012. This is proven by the
results of the hypotheses with two predictor regression analysis obtained Fcalculate of
64,627 larger than Ftable(2;79;0,05) = 3,11 at the 5% level of significance. Teacher
competencies contributed relatively equal to 48,5% and effective contributions to
30,19%. Whereas the student learning motivation contribute relatively of 51,5% and
31,9% effective donation.
Keywords: teacher competencies, student learning motivation, student learning
achievement.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
M O T T O
“Karena sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai
dari suatu urusan, kerjakan dengan sungguh - sungguh urusan yang lain”.
(Alam Nasyroh: 6-7)
”Jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”.
(QS.Al-Baqoroh: 45)
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
(QS.Al-Baqoroh: 286)
”Berbahagialah orang yang bersabar
karena akan merasakan manisnya buah kesabaran”.
(Deby Hapsari)
“Pengorbanan merupakan syarat untuk mendapatkan hal yang besar
atau kecil sekalipun”.
(Deby Hapsari)
“Segala sesuatu akan indah ketika tiba saatnya”.
(Puri Utomo)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
“Bapak dan Ibu tercinta”
Doa yang senantiasa mengiringi langkah kaki dan detak jantungku, pengorbanan
dan kasih sayang tak terbatas. Tiada kasih sayang yang setulus dan seabadi kasih
sayangmu.
“Adikku tersayang Fatimah Puri Utami”
Yang selalu menguatkanku
“Kelompok AAI Mas Syaifuddin”
( Deni, Mulyono, Tri Ujan, Momok, Agus, Dwi, Febri)
Terima kasih telah menjadi sahabat-sahabat terbaikku
“Deby Hapsari”
Terima kasih atas inspirasinya.
“Sahabat-sahabatku PTM ’08 UNS Pabelan”
Yang senantiasa berbagi bersama.
Almamater.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang memberi
ilmu, inspirasi dan semoga kemuliaan di dunia serta akhirat. Atas rahmat dan
kehendak-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan antara
Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas
XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk
mendapatkan gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Jurusan
Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan.
3. Ketua Program Pendidikan Teknik Teknik Mesin, Jurusan Pendidikan Teknik dan
Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Drs. Suwachid, M.Pd., M.T. selaku Dosen Pembimbing I, yang selalu memberi-
kan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Suharno, S.T., M.T. selaku Dosen Pembimbing II, dengan penuh semangat mem-
berikan motivasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Kepala SMK PGRI 1 Surakarta, yang memberikan kesempatan guna mengadakan
penelitian di SMK PGRI 1 Surakarta.
7. Waka Kurikulum SMK PGRI 1 Surakarta, yang telah memberikan pengarahan
pengambilan data penelitian.
8. Tentrem Kartini, S.Pd. yang telah memberikan pengarahan dan motivasi.
9. Siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 atas kesediaan-
nya berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ix
KATA PENGANTAR ...................................................................................... x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 6
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan ......................... 8
1. Kompetensi Guru .................................................................... 8
2. Motivasi Belajar Siswa ............................................................ 22
3. Prestasi Belajar Siswa .............................................................. 37
4. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................. 39
B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 40
C. Hipotesis ...................................................................................... 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 43
1. Tempat Penelitian .................................................................... 43
2. Waktu Penelitian ..................................................................... 43
B. Rancangan/Desain Penelitian ...................................................... 44
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 44
1. Populasi .................................................................................. 44
2. Sampel .................................................................................... 45
3. Teknik Sampling .................................................................... 45
D. Pengumpulan Data ....................................................................... 46
1. Identifikasi Variabel ............................................................... 46
2. Metode Pengumpulan Data ................................................... 47
E. Teknik Analisis Data ................................................................... 53
1. Uji Persyaratan Analisis ........................................................... 53
2. Pengujian Hipotesis ................................................................. 55
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data .............................................................................. 59
B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................... 63
1. Uji Normalitas Data .................................................................. 63
2. Uji Linieritas dan Keberartian .................................................. 63
3. Uji Independen ......................................................................... 65
C. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 66
D. Pembahasan Hasil Analisis Data .................................................. 67
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ....................................................................................... 69
B. Implikasi ...................................................................................... 69
C. Saran ............................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72
LAMPIRAN ...................................................................................................... 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar .............................................................................................. Halaman
2.1. Hierarki Kebutuhan Maslow .................................................................... 24
2.2. Macro Model Motivasi, Belajar dan Unjuk Kerja .................................. 26
2.3. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 42
4.1. Histogram Rerata Indikator Kompetensi Guru ......................................... 60
4.2. Histogram Rerata Indikator Motivasi Belajar Siswa ................................ 62
4.3. Histogram Data Prestasi Belajar Siswa .................................................... 63
4.4. Grafik Linieritas regresi X1 terhadap Y dan Keberartian Y= a+ b.X1 ..... 64
4.5. Grafik Linieritas regresi X2 terhadap Y dan Keberartian Y= a+ b.X1 ..... 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel .............................................................................................. Halaman
3.1. Jumlah Populasi Penelitian ........................................................................ 44
3.2. Jumlah Sampel Penelitian ......................................................................... 45
3.3. Skor Jawaban Angket Kompetensi Guru ................................................... 49
3.4. Skor Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa .......................................... 50
3.5. Interprestasi Nilai r .................................................................................... 52
4.1. Persentase Indikator Kompetensi Guru (X1) ............................................... 60
4.2. Persentase Indikator Variabel Motivasi Belajar Siswa (X2) ...................... 61
4.3. Distribusi Data Prestasi Belajar Siswa (Y) ................................................ 62
4.4. Rangkuman Uji Normalitas Data ............................................................... 63
4.5. Rangkuman Hasil Uji Linieritas dan Keberartian Regresi.......................... 65
5. Kisi-Kisi Angket Uji Coba/Try Out ........................................................... 74
6. Uji Validitas dan Reabilitas Angket Coba Kompetensi Guru .................. 88
7. Uji Validitas dan Reabilitas Angket Coba Motivasi Belajar Siswa .......... 93
8. Kisi-Kisi Angket Penelitian ....................................................................... 96
9. Skor Hasil Penilaian Angket Kompetensi Guru ........................................ 106
10. Skor Hasil Penilaian Angket Motivasi Belajar Siswa ................................ 114
11. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI M 1 Semester I ...................... 122
12. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI M 2 Semester I ...................... 123
13. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI O 1 Semester I ....................... 124
14. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI O 2 Semester I ....................... 125
15. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI M 1 Semester II ..................... 126
16. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI M 2 Semester II ..................... 127
17. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI O 1 Semester II ...................... 128
18. Skor Prestasi Belajar Responden Kelas XI O 2 Semester II ...................... 129
19. Rangkuman Skor Hasil Penilaian Angket Variabel Kompetensi Guru ..... 130
20. Rangkuman Skor Hasil Penilaian Angket Variabel
Motivasi Belajar Siswa ............................................................................ 132
21. Data Induk Penelitian ................................................................................. 133
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
Tabel .............................................................................................. Halaman
22. Distribusi Data Kompetensi Guru .............................................................. 138
23. Uji Normalitas Data Kompetensi Guru (Fkum) .......................................... 138
24. Uji Normalitas Data Kompetensi Guru (Z score) ....................................... 139
25. Uji Normalitas Data Kompetensi Guru ...................................................... 139
26. Distribusi Data Motivasi Belajar Siswa ..................................................... 140
27. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa (Z score) .............................. 140
28. Uji Normalitas Data Motivasi Belajar Siswa ............................................. 141
29. Distribusi Data Prestasi Belajar Siswa ....................................................... 142
30. Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Siswa (Z score) ................................ 142
31. Uji Normalitas Data Prestasi Belajar Siswa ............................................... 143
32. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi X1 terhadap Y .............................. 144
33. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi X2 terhadap Y .............................. 150
34. Uji Independen antara X1 dan X2 ................................................................ 156
35. Tabel Persiapan Data Analisis Regresi Dua Prediktor ............................... 160
36. Tabel r product moment .............................................................................. 167
37. Tabel Kurve Normal ................................................................................. 168
38. Tabel Chi Kuadrat ...................................................................................... 169
39. Tabel Nilai F .............................................................................................. 170
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ........................................................................................... Halaman
1. Kisi-Kisi Angket Uji Coba/Try Out Penelitian ........................................... 74
2. Angket Ujicoba/Try Out Penelitian ............................................................. 76
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Uji Coba .......................................... 88
4. Kisi-Kisi Angket Penelitian ......................................................................... 96
5. Angket Penelitian ........................................................................................ 98
6. Skor Hasil Angket Penelitian Variabel Kompetensi Guru ......................... 106
7. Skor Hasil Angket Penelitian Variabel Motivasi Belajar Siswa ................. 114
8. Skor Prestasi Belajar Responden ............................................................... 122
9. Rangkuman Skor Hasil Angket Penelitian Variabel Kompetensi Guru ..... 130
10. Rangkuman Skor Hasil Angket Penelitian Variabel Motivasi
Belajar Siswa ............................................................................................... 132
11. Data Induk Penelitian .................................................................................. 133
12. Uji Normalitas dan Distribusi Frekuensi Data Kompetensi Guru .............. 136
13. Uji Normalitas dan Distribusi Frekuensi Data Motivasi Belajar Siswa ...... 140
14. Uji Normalitas dan Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Siswa ........ 142
15. Uji keberartian dan linieritas regresi Kompetensi Guru (X1)
Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) .......................................................... 144
16. Uji keberartian dan linieritas regresi Motivasi Belajar Siswa (X2)
Terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) .......................................................... 150
17. Uji Independen X1 dan X2 ............................................................................ 156
18. Pengujian Hipotesis ..................................................................................... 160
19. Daftar Siswa Kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta TA 2011/2012 .................. 165
20. Tabel r Product Moment ............................................................................... 167
21. Tabel Kurve Normal ................................................................................... 168
22. Tabel Chi Kuadrat ....................................................................................... 169
23. Tabel Nilai F ................................................................................................ 170
24. Surat Pengajuan Judul Skripsi ..................................................................... 174
25. Surat Permohonan Izin Penyusunan Skripsi ............................................... 175
26. Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi .................. 176
27. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................................... 177
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Lampiran ........................................................................................... Halaman
28. Surat Keterangan telah selesai Penelitian .................................................... 178
29. Daftar Hadir Seminar Proposal Skripsi ....................................................... 179
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Era globalisasi dan persaingan bebas antarbangsa menuntut berbagai
sektor pembangunan sumber daya manusia (SDM) untuk terus berkembang ke-
arah yang lebih produktif dan efisien serta mampu menjawab semua tantangan
baik lokal maupun global. Pembangunan sektor pendidikan, kesehatan dan
peningkatan gizi, program-program kependudukan dan sektor-sektor yang lain
perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM agar mampu bersanding-
bahkan bersaing- dengan negara-negara maju. Dari berbagai sektor pembangunan
SDM yang ada, pendidikan merupakan salah satu penggerak utama. Sejalan
dengan hal tersebut, Suryadi menjelaskan bahwa “Pendidikan dapat dikatakan
sebagai katalisator utama pengembangan SDM” (2002:1).
Peningkatan kualitas SDM di Indonesia melalui sektor pendidikan akan
selalu berkesuaian dan berkaitan erat dengan fungsi dan tujuan Pendidikan
Nasional yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (Sisdiknas,
pasal 3) berikut.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan mem-
bentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional tersebut di-
atas, sektor pendidikan harus mampu mencetak SDM yang berkualitas.
Pendidikan menempati posisi penting untuk menopang sektor-sektor lain.
Pendidikan banyak memberikan kontribusi baik secara langsung maupun secara
tidak langsung terhadap pengembangan kualitas SDM. Konsekuensi logis dari hal
tersebut adalah mutu pendidikan sendiri seharusnya juga sangat perlu untuk
ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, maka pendidikan harus
dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang
saling berkaitan. Komponen-komponen itu antara lain: guru (pendidik), siswa
(peserta didik), kurikulum, sumber belajar, lingkungan pendidikan, sarana dan
prasarana dan sebagainya. Peningkatan mutu pendidikan tidak bisa hanya terfokus
pada salah satu atau beberapa komponen saja, tetapi harus dilakukan secara
menyeluruh dari komponen yang ada.
Keseluruhan dari komponen sistem pendidikan harus mampu bersinergi
satu sama lain dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Sedangkan mutu
pendidikan akan terlihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa selama proses
belajarnya sebagaimana penjelasan Suryadi (2002) “Mutu pendidikan akan
tercermin dalam tingginya hasil belajar siswa…” (hlm. 299). Dengan kata lain,
hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan peningkatan mutu
pendidikan.
Hasil belajar siswa yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah
ditunjukkan dari prestasi belajar yang lazimya berupa angka atau nilai tes. Hasil
belajar siswa akan tertuang pada prestasi belajarnya. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Tu’u yang menyatakan bahwa hasil belajar yang
dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas serta pembelajaran di-
sekolah merupakan bentuk dari prestasi belajar (2004).
Prestasi belajar siswa itu sendiri dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara
umum faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dapat
dikelompokkan menjadi 2, yaitu faktor yang berasal dari dalam siswa (internal)
dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa menurut Tu’u.
Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat
yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran,
motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi
pembelajaran variatif yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang
memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang
tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam
pembelajaran (2004:81).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Di antara faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa,
guru menempati posisi paling penting. Supriadi (1998:178) mengungkapkan
bahwa “Mutu pendidikan yang dinilai dari prestasi belajar peserta didik sangat
ditentukan oleh guru, yaitu 34% pada negara sedang berkembang, dan 36% pada
negara industri” (dikutip oleh Mulyasa, 2008:8). Mulyasa (2008) berpendapat
bahwa “Guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama dalam
kaitannya dengan proses belajar-mengajar” (hlm. 5).
Begitu besar pengaruh guru terhadap prestasi belajar siswa, maka guru
dituntut memiliki kompetensi agar siswa mendapatkan prestasi belajar yang
maksimal. Hamalik menjelaskan bahwa “Guru yang kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan, dan akan lebih
mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat
optimal” (2006:36). Agar mampu melaksanakan perannya dalam proses belajar-
mengajar dengan baik, maka guru harus memiliki kompetensi.
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, kompetensi guru meliputi:
1) Kompetensi Kepribadian, mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,
dan berakhlak mulia.
2) Kompetensi Pedagogik, meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
evaluasi hasil belajar, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, serta
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai kompetensi
yang dimilikinya.
3) Kompetensi Profesional, merupakan penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
4) Kompetensi Sosial, merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dalam bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua atau wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar.
Selain faktor guru, motivasi belajar dipandang sebagai faktor lain yang
ikut berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Berkaitan dengan motivasi dan
prestasi belajar, Sardiman berpendapat bahwa “Motivasi dapat berfungsi sebagai
pendorong usaha dan pencapaian prestasi” (2004:83). Motivasi memberikan
energi kepada siswa untuk terus melakukan usaha belajar. Siswa akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
bersemangat meraih prestasi apabila siswa tersebut memiliki sebuah motivasi.
Sedangkan dilihat dari sumber timbulnya motivasi belajar pada diri siswa,
Hamzah menjelaskan “Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,
berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan
akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan,
lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik” (2007:23).
Pencapaian prestasi belajar siswa secara optimal tidak akan pernah
terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dari pembahasan di atas,
kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru menjadi faktor penting dalam
pencapaian prestasi belajar siswa. Selain kompetensi guru, motivasi belajar yang
dimiliki siswa juga menjadi salah satu faktor penentu dalam pencapaian prestasi
belajar. Kedua faktor tersebut harus berjalan beriringan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Tanpa adanya guru yang berkompeten, sangat sulit bagi siswa
untuk meningkatkan prestasi belajar. Begitu pula sebaliknya, sebaik apapun
kompetensi yang dimiliki dan dilaksanakan guru dalam pencapaian tujuan
pembelajaran tanpa adanya motivasi belajar pada diri siswa, peningkatan prestasi
belajar sukar dilaksanakan.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di SMK
PGRI 1 Surakarta, didapatkan banyak informasi mengenai sekolah tersebut. Guru
sebagai penyelenggara proses belajar-mengajar di kelas harus mampu me-
laksanakan tugas-tugas kaitannya dengan kegiatan pengajaran sehingga men-
dorong siswa mencapai prestasi belajar maksimal. Namun sejauh pengamatan
peneliti, masih banyak dijumpai siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta dengan
prestasi belajar rendah. Hal itu menimbulkan dugaan pada diri peneliti bahwa
terdapat keterkaitan antara kompetensi yang dimiliki guru pengampu mata
pelajaran kelas XI dalam mengajar dengan rendahnya prestasi belajar siswa
tersebut.
Selain kompetensi guru, motivasi belajar siswa pun juga ikut menentukan
tingkat prestasi belajar siswa. Motivasi mendorong siswa untuk tetap menyiapkan
dirinya terus belajar sehingga memperoleh prestasi belajar yang tinggi. Seperti
uraian diatas, masih dijumpai siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
prestasi belajar rendah. Hal itu menimbulkan anggapan pada diri peneliti bahwa
motivasi belajar siswa juga memiliki keterkaitan dengan prestasi belajar siswa
kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta selain kompetensi guru.
Dari pembahasan yang telah diuraikan, peneliti merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai hubungan antara kompetensi yang dimiliki guru
dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa di SMK PGRI 1
Surakarta. Adapun judul penelitian yang peneliti lakukan adalah “Hubungan
antara Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
masalahnya sebagai berikut:
1. Faktor bakat, kecerdasan, cara belajar, minat dan perhatian merupakan faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang berasal dari diri siswa sendiri
(internal).
2. Faktor lingkungan keluarga, masyarakat dan sekolah merupakan faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa dari luar diri siswa (eksternal).
3. Kompetensi guru pengampu dalam melaksanakan tugas-tugasnya merupakan
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1
Surakarta.
4. Motivasi belajar, baik berasal dari dalam diri sendiri maupun berasal dari luar
merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas XI SMK
PGRI 1 Surakarta.
5. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa kelas XI
SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 masih rendah.
6. Kompetensi guru dan motivasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta
mungkin memiliki hubungan dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK
PGRI 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dapat dijawab dan dikaji secara mendalam, maka
permasalahan perlu untuk dibatasi. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Kompetensi guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah persepsi siswa
kelas XI mengenai kompetensi guru pengampu mata pelajaran kelas XI SMK
PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 ketika pembelajaran di sekolah.
2. Motivasi belajar siswa merupakan semua dorongan yang menimbulkan usaha
atau kegiatan yang dilakukan oleh siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2011/2012 untuk mencapai tujuan belajar.
3. Prestasi belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata
mata pelajaran yang dicapai siswa kelas XI pada akhir semester I dan II di-
SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adakah hubungan positif antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa
kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
2. Adakah hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar
siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012?
3. Adakah hubungan posistif secara bersama antara kompetensi guru dan motivasi
belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2011/2012?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memperoleh pengetahuan mengenai hubungan antara kompetensi guru
dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran
2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Untuk memperoleh pengetahuan mengenai hubungan antara motivasi belajar
siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2011/2012.
3. Untuk memperoleh pengetahuan mengenai hubungan secara bersama antara
kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas
XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoretis
maupun praktis. Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khasanah
pengetahuan yang berhubungan dengan dunia pendidikan terutama dalam
meningkatkan prestasi belajar pada jenjang sekolah menengah kejuruan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan
pertimbangan bagi penelitian lebih lanjut yang relevan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
masukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa melalui
kompetensi guru dan motivasi belajar siswa khususnya siswa kelas XI SMK
PGRI 1 Surakarta.
b. Bagi sekolah, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan informasi dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori dan Hasil Penelitian yang Relevan
1. Kompetensi Guru
a. Pengertian Kompetensi Guru
Proses dan hasil belajar siswa tidak hanya ditentukan dari fasilitas,
kurikulum, lingkungan belajar, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh
faktor kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka di sekolah.
Guru yang berkompeten bukanlah guru yang setiap siswa takut kepadanya.
Akan tetapi guru yang berkompeten adalah guru yang mampu membuat
suasana pembelajaran yang menyenangkan, efektif dan mampu mengelola
kelas dengan baik, sehingga siswa belajar berada pada tingkat optimal.
Agar mampu mengelola kelas dengan baik, efektif, dan men-
suasanakan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan bagi siswa, maka
guru perlu memiliki kompetensi-kompetensi untuk mewujudkannya. Seperti
yang disinyalir oleh Kiymet Selvi “Teachers are responsible for operating
educational system and they need strong and efficient professional
competencies” (2010:167) guru bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
sistem pendidikan dan mereka membutuhkan kompetensi profesional yang
kuat dan efisien. Adapun tinjauan mengenai kompetensi guru diuraikan
sebagai berikut.
1) Pengertian Kompetensi
Sebelum membahas lebih detail mengenai kompetensi guru,
maka haruslah dimengerti terlebih dahulu definisi kompetensi. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan
(kekuasaan) untuk menentukan atau memutuskan sesuatu. Dalam
pengertian secara luas ini dapat dipahami bahwa dengan adanya
kompetensi membuat seseorang mampu memutuskan suatu hal yang
dihadapi. Hal itu sejalan dengan pendapat yang disampaikan Usman
“Kompetensi berarti suatu hal yang menggambarkan kualifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif” (2005:4).
Kompetensi dapat dijadikan pengkategorian keahlian seseorang atas
dasar kemampuannya.
Sagala (2009) memberikan pengertian mengenai kompetensi
yang dinyatakan sebagai gabungan dari kemampuan, pengetahuan,
kecakapan, sikap, pemahaman, apresiasi dan harapan yang mendasari
karakteristik seseorang untuk berunjuk kerja dalam menjalankan tugas
atau pekerjaan guna mencapai standar kualitas dalam pekerjaan nyata.
Kompetensi menunjuk kepada kualitas seseorang dalam suatu pekerjaan
tertentu sebagai hasil dari kecakapan-kecakapan yang dimilikinya.
Sedangkan pendapat Johnson yang dikutip oleh Usman
mengenai kompetensi, ia mengemukakan bahwa “Competency as a
rational performance wich satisfactorily meets the objective for a desired
condition” (2005:14). Kompetensi merupakan perilaku yang rasional
untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan. Dengan kata lain, kompetensi digunakan sebagai alat
pencapai tujuan yang dikehendaki. Melengkapi pendapat-pendapat
tersebut di atas, kompetensi menurut Mulyasa mengacu pada kemampuan
melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. Kompetensi
menurut Mulyasa adalah sebuah kemampuan yang dipelajari sebelumnya
(2008).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan yang dimiliki seseorang
baik kualitatif maupun kuantitatif dalam melaksanakan suatu tugas yang
sesuai dengan bidang keahliannya dalam rangka mencapai tujuan yang
hendak diraih.
2) Pengertian Guru
Guru biasanya disebut sebagai pendidik di lingkungan sekolah.
Secara umum, guru adalah pelaksana kegiatan belajar-mengajar bersama
siswa. Umar Tirtarahardja dan La Sulo mengemukakan bahwa guru
merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
pendidikan dengan sasaran peserta didik di sekolah (dikutip oleh
Rohman, 2009).
Menurut Sagala, guru adalah orang yang berwenang dan
bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara
individual maupun berkelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah
(2009). Guru dapat dikatakan sebagai orang tua kedua bagi murid-murid
yang mengajarkan ilmu pengetahuan dan juga nilai-nilai kehidupan agar
murid mampu hidup mandiri kelak nantinya sebagai manusia seutuhnya.
Menurut Usman, “Guru merupakan jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa
dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan
kegiatan atau pekerjaan sebagai guru” (2005:5). Di dalam Undang-
Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
disebutkan bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah”.
Dari pembahasan di atas dapat dimengerti bahwa guru adalah
pelaksana pendidikan yang profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, dan tugas yang lain terhadap peserta didik pada
jalur pendidikan yang ada.
3) Pengertian Kompetensi Guru
Dalam proses pendidikan guru memiliki tugas mengajar, yaitu
menyampaikan pengetahuan-pengetahuan kepada siswa yang biasa
disebut dengan istilah transfer of knowledge. Mengajar adalah
mengorganisasikan seluruh kegiatan agar terjadi proses belajar pada
peserta didik. Selain mengajar, guru mempunyai tugas mendidik. Guru
membina kepribadian anak didik melalui penyampaian nilai-nilai atau
transfer of values. Untuk melaksanakan keduanya, guru perlu memiliki
kompetensi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa “Kompetensi adalah
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan
tugas keprofesionalan”. Usman (2005) menyebutkan kompetensi guru
(teacher competency) the ability of a teacher to responsibility perform
has or her duties appropriately. Kompetensi guru merupakan
kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban
secara bertanggung jawab dan layak. Kompetensi guru mengacu kepada
performance dan perbuatan yang rasional untuk memenuhi spesifikasi
tertentu di dalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan (Mulyasa, 2008).
Guru sebagai salah satu pelaksana fungsi dan tujuan sekolah
harus mempunyai kompetensi-kompetensi agar mampu melaksanakan
tugas-tugasnya dengan baik. Guru yang dinilai berkompeten menurut
Hamalik adalah guru yang mampu mengembangkan tanggung jawab
dengan sebaik-baiknya, guru mampu melaksanakan peranan-peranannya
secara berhasil, mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan pendidikan
(tujuan instruksional) sekolah serta mampu melaksanakan peranannya
dalam proses mengajar dan belajar dalam kelas (2006).
Dari pengertian-pengertian kompetensi guru tersebut di atas
dapat diambil sebuah simpulan bahwa kompetensi guru merupakan
kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki dan dikuasai guru dalam menjalankan tugas keprofesionalannya
sebagai pendidik sekaligus pengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sedangkan kompetensi guru yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
dimiliki dan dikuasai guru pengampu mata pelajaran kelas XI SMK
PGRI 1 Surakarta dalam menjalankan tugas keprofesionalannya sebagai
pendidik sekaligus pengajar untuk mencapai tujuan pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Macam-Macam Kompetensi Guru
Menurut Dirto Hadisusanto, Suryati Sidharto, dan Dewi Siswoyo yang
dikutip oleh Rohman kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah:
1) Kompetensi profesional yaitu seorang guru harus memiliki pengetahuan
yang luas dan mendalam mengenai bidang studi yang akan diajarkan kepada
peserta didik dan metodologinya, memiliki pengetahuan yang fundamental
tentang pendidikan, serta memiliki keterampilan yang vital bagi dirinya
untuk memilih dan menggunakan berbagai strategi yang tepat dalam proses
pembelajaran.
2) Kompetensi personal yaitu seorang guru harus memiliki kepribadian yang
mantap, sehingga mampu menjadi sumber identifikasi khususnya bagi
peserta didik dan umumnya bagi sesama manusia.
3) Kompetensi sosial yaitu seorang guru harus bisa menunjukkan kemampuan
berkomunikasi dengan baik terhadap peserta didiknya, sesama guru,
pemimpinnya dan dengan masyarakat luas (2009).
Melengkapi keterangan Dirto et.al. yang dikutip oleh Rohman di atas,
telah disebutkan di dalam Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun
2005 dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 bahwa kompetensi guru
meliputi:
1) Kompetensi Kepribadian, mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
2) Kompetensi Pedagogik, meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
evaluasi hasil belajar, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, serta
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai kompetensi
yang dimilikinya.
3) Kompetensi Profesional, merupakan penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya,
serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
4) Kompetensi Sosial, merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi
dalam bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.
Secara teoretis jenis-jenis kompetensi tersebut dapat dipisahkan satu
sama lain, akan tetapi secara praktis jenis-jenis kompetensi tersebut tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
mungkin dapat dipisahkan. Guru yang terampil dalam mengajar tentu harus
menjadi pribadi yang baik dan dapat menjadi teladan bagi siswa. Selain itu
juga harus mampu bersosial dengan masyarakat. Jenis-jenis kompetensi
tersebut secara terpadu melekat pada karakteristik tingkah laku guru.
Secara lebih terperinci penjelasan mengenai jenis-jenis kompetensi
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Kompetensi Kepribadian
Citra diri dan kepribadian seseorang tercemin dalam setiap
perkataan, perbuatan dan tindakan yang dilakukannya sehari-hari. Menurut
Zakiah Daradjat (1980) yang dikutip oleh Sagala “Kepribadian adalah
sesuatu yang abstrak, sukar diamati secara nyata, hanya dapat diketahui
melalui penampilan, tindakan, ucapan ketika berhadapan dengan sebuah
permasalahan, atau melalui atsarnya saja” (2009:33). Kepribadian yang
dimiliki oleh guru harus menjadikannya sebagai pendidik yang baik bagi
siswanya. Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru meliputi:
a) Kepribadian yang mantap, stabil dan dewasa
Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, profesional dan dapat
dipertanggungjawabkan, guru harus memiliki kepribadian yang mantap,
stabil dan dewasa (Mulyasa, 2008). Pribadi yang mantap, stabil dan
dewasa seorang guru tercermin dari pengendalian emosi dalam setiap
aspek kehidupannya terutama ketika membelajarkan siswa. Guru dengan
kepribadian yang dimilikinya harus dapat dijadikan panutan bagi peserta
didik. Oleh karena itu, guru perlu berhati-hati dalam setiap perkataan,
perbuatan dan bertingkah laku terutama di hadapan peserta didik sebagai
cerminan dari kepribadiannya yang mantap, stabil dan dewasa.
b) Disiplin, arif dan berwibawa
Pendidikan yang mendisiplinkan peserta didik harus dimulai dari seorang
guru yang disiplin. Menurut Mulyasa (2008) dalam rangka men-
disiplinkan siswa guru harus mampu:
(1) Membantu peserta didik mengembangkan pola penilaian untuk
dirinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
(2) Membantu peserta didik meningkatkan standar perilakunya.
(3) Menggunakan aturan sebagai alat untuk menegakkan disiplin.
Guru mempunyai tugas mengajar dan mendidik agar kompetensi dan
pribadi siswanya berkembang. Guru harus senantiasa mengamati perilaku
peserta didik di sekolah agar tidak terjadi tindakan yang tidak disiplin.
Guru harus senantiasa mampu menjadi pembimbing, pengawas dan
pengendali seluruh perilaku peserta didik di sekolah.
c) Menjadi teladan bagi peserta didik
Sebagai teladan, seorang guru akan mendapat sorotan terutama dari siswa
dan juga lingkungan tempat tinggal dia berada. Mulyasa (2008)
mengemukakan bahwa menjadi teladan merupakan sifat dasar
pembelajaran, dan ketika seorang guru tidak mau menerima atau
menggunakannya secara konstruktif, maka telah mengurangi keefektifan
pembelajaran.
d) Berakhlak mulia
Sebagai seseorang yang mempunyai kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, disiplin, arif, berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta
didik guru harus mempunyai akhlak mulia. Dengan akhlak mulia guru
menjadi penasihat dan orang kepercayaan bagi peserta didik.
2) Kompetensi Pedagogik
a) Kemampuan mengelola pembelajaran
Secara operasional, kemampuan mengelola pembelajaran menyangkut
tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengendalian.
(1) Perencanaan meliputi penetapan tujuan, dan kompetensi, serta
memperkirakan cara-cara apa saja yang digunakan untuk
mencapainya. Guru sebagai manajer pembelajaran harus mampu
mengambil keputusan yang tepat untuk mengelola berbagai sumber,
baik sumber daya, sumber dana, maupun sumber belajar untuk
membentuk kompetensi dasar siswa, dan mencapai tujuan
pembelajaran. Termasuk dalam kegiatan perencanaan adalah guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
menjabarkan kurikulum ke dalam bentuk silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP).
(2) Pelaksanaan adalah melakukan hal-hal yang telah direncanakan
sebelumnya. Pelaksanaan merupakan proses yang harus memberikan
kepastian bahwa proses belajar mengajar telah memiliki sumber
daya manusia dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga dapat
membentuk kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan.
(3) Pengendalian bertujuan menjamin kinerja yang dicapai sesuai
dengan rencana atau tujuan yang telah ditetapkan.
b) Pemahaman terhadap peserta didik
Dengan memahami masing-masing peserta didik, guru dapat
memberikan pelayanan pembelajaran kepada masing-masing peserta
didik sesuai dengan keadaan mereka. Menurut Mulyasa (2008) sedikitnya
terdapat empat hal yang harus dipahami guru dari peserta didiknya, yaitu
tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif.
(1) Tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh peserta didik haruslah
dimengerti dan dipahami oleh guru. Pemahaman terhadap tingkat
kecerdasan peserta didik memberikan acuan bagi guru untuk
membelajarkan peserta didik dengan tingkat kecerdasan yang
berbeda-beda. Guru harus memahami tingkat kecerdasan peserta
didik agar tepat dalam memberikan materi sesuai dengan tingkat
kecerdasan yang dimiliki peserta didik.
(2) Kreativitas dan aktivitas peserta didik sebenarnya merupakan sasaran
proses pembelajaran. Guru dituntut mampu memahami kreativitas
yang dimiliki oleh peserta didik agar dapat dikembangkan dengan
sebaik-baiknya.
(3) Kondisi fisik peserta didik juga harus diperhatikan oleh guru.
Terhadap peserta didik yang memiliki kelainan fisik diperlukan
sikap dan layanan yang berbeda dalam rangka membantu per-
kembangan pribadi mereka.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
(4) Pertumbuhan dan perkembangan kognitif peserta didik berhubungan
dengan perubahan struktur dan fungsi karakteristik peserta didik
tersebut. Perbedaan individu sebagaimana diuraikan di atas perlu
dipahami oleh para guru, calon guru, pengembang kurikulum, dan
kepala sekolah agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif.
c) Perancangan pembelajaran
Perancangan pembelajaran bermuara kepada pelaksanaan pembelajaran.
Perancangan pembelajaran meliputi tiga kegiatan, yakni: identifikasi
kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program
pembelajaran.
(1) Identifikasi kebutuhan. Guru melibatkan peserta didik untuk
mengenali, menyatakan dan merumuskan kebutuhan belajar,
sumber-sumber yang tersedia dan hambatan yang mungkin dihadapi
dalam kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar.
(2) Identifikasi kompetensi. Kompetensi yang harus dipelajari dan
dimiliki peserta didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat
dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada pengalaman
langsung. Peserta didik perlu mengetahui tujuan belajar dan tingkat-
tingkat penguasaan yang akan dicapai.
(3) Penyusunan program pembelajaran. Penyusunan program
pembelajaran bermuara kepada rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), sebagai produk program pembelajaran jangka pendek
(Mulyasa, 2008).
d) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
Pelaksanaan pembelajaran harus berangkat dari proses dialogis antar
sesama subjek pembelajaran, sehingga melahirkan pemikiran kritis dan
komunikasi. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis merupakan
langkah untuk mewujudkan interaksi belajar-mengajar yang kondusif di-
dalam kelas. Menurut Mulyasa pelaksanaan pembelajaran mencakup:
(1) Pre tes (tes awal). Pre tes dilaksanakan sebagai upaya untuk men-
jajagi proses pembelajaran yang akan dilaksanakan. Hasil dari pre-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
tes digunakan guru sebagai sumber informasi awal untuk mengetahui
dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai. Selain itu, untuk
mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik
mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses
pembelajaran.
(2) Proses. Proses adalah inti dari pelaksanaan pembelajaran. Proses
pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan
tenang dan menyenangkan. Proses pembelajaran dan pembentukan
kompetensi dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik terlibat
secara aktif, baik mental, fisik maupun sosial.
(3) Post tes. Post tes digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan
peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan, baik secara
individu maupun kelompok. Selain itu, post tes juga dapat digunakan
sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap proses
pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik yang telah
dilaksanakan (2008).
e) Pemanfaatan teknologi pembelajaran
Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan
untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Guru
dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan
materi pembelajaran dengan menggunakan teknologi-teknologi yang
sudah ada.
f) Evaluasi hasil belajar
Dalam mengelola belajar-mengajar guru perlu mengevaluasi hasil belajar
untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai kompetensi yang
seharusnya dicapai setelah proses pembelajaran selesai. Evaluasi hasil
belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pem-
bentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan
penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan
dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
(1) Penilaian kelas. Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian,
ulangan umum, dan ujian akhir. Penilaian kelas dilakukan guru
untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, men-
diagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik, memperbaiki
proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik,
serta menentukan kenaikan kelas.
(2) Tes kemampuan dasar. Tes kemampuan dasar dilakukan untuk
mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung yang
diperlukan dalam rangka memperbaiki program pembelajaran.
(3) Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi. Pada setiap akhir
semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan penilaian
guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai
ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu.
(4) Benchmarking. Benchmarking merupakan suatu standar untuk
mengukur kinerja yang sedang berjalan, proses, dan hasil untuk
mencapai suatu keunggulan yang memuaskan. Penilaian dilaksana-
kan secara berkesinambungan sehingga peserta didik dapat mencapai
satuan tahap keunggulan pembelajaran yang sesuai dengan ke-
mampuan usaha dan keuletannya.
(5) Penilaian program. Penilaian program dilakukan oleh departemen
pendidikan nasional dan dinas pendidikan secara kontinu dan
berkesinambungan. Penilaian program dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian kurikulum dengan dasar, fungsi, tujuan pendidikan
nasional, serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan
masyarakat, kemajuan zaman.
g) Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki guru untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pada umunya setiap
peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda. Dengan dorongan
yang dilakukan oleh guru, maka diharapkan peserta didik mampu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
memaksimalkan potensi yang dimiliki guna pencapaian prestasi belajar
secara maksimal. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru
melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ekstrakurikuler, pe-
ngayaan dan remedial, serta bimbingan dan konseling.
3) Kompetensi Profesional
Menurut Mulyasa (2008) kompetensi profesional yang dimiliki
guru meliputi.
a) Memahami standar nasional pendidikan, yang meliputi:
(1) Standar isi
(2) Standar proses
(3) Standar kompetensi lulusan
(4) Standar pandidik dan tenaga kependidikan
(5) Standar sarana dan prasana
(6) Standar pengelolaan
(7) Standar pembiayaan
(8) Standar penilaian pendidikan
b) Mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan, yang meliputi:
(1) Memahami standar kompetensi dan kompetensi standar (SKKD)
(2) Mengembangkan silabus
(3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
(4) Melaksanakan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta
didik
(5) Menilai hasil belajar
(6) Menilai dan memperbaiki kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan kemajuan zaman
c) Menguasai materi standar, yang meliputi:
(1) Menguasai bahan pembelajaran (bidang studi)
(2) Menguasai bahan pendalaman (pengayaan)
d) Mengelola program pembelajaran, yang meliputi:
(1) Merumuskan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(2) Menjabarkan kompetensi dasar
(3) Memilih dan menggunakan metode pembelajaran
(4) Memilih dan menyusun prosedur pembelajaran
(5) Melaksanakan pembelajaran
e) Mengelola kelas, yang meliputi:
(1) Mengatur tata ruang kelas untuk pembelajaran
(2) Menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif
f) Menggunakan media dan sumber pembelajaran, yang meliputi:
(1) Memilih dan menggunakan media pembelajaran
(2) Membuat alat-alat pembelajaran
(3) Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam rangka pem-
belajaran
(4) Mengembangkan laboratorium
(5) Menggunakan perpustakaan dalam pembelajaran
(6) Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
g) Menguasai landasan-landasan kependidikan, yang meliputi:
(1) Landasan filosofis
(2) Landasan psikologis
(3) Landasan sosiologis
h) Memahami dan melaksanakan pengembangan peserta didik, yang
meliputi:
(1) Memahami fungsi pengembangan peserta didik
(2) Menyelenggarakan ekstrakurikuler dalam rangka pengembangan
peserta didik
(3) Menyelenggarakan bimbingan dan konseling dalam rangka pe-
ngembangan peserta didik
i) Memahami dan menyelenggarakan administrasi sekolah, yang meliputi:
(1) Memahami penyelenggaraan administrasi sekolah
(2) Menyelenggarakan administrasi sekolah
j) Memahami penelitian dalam pembelajaran, yang meliputi:
(1) Mengembangkan rancangan penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
(2) Melaksanakan penelitian
(3) Menggunakan hasil penelitian untuk meningkatkan kualitas pem-
belajaran
k) Menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam pembelajaran.
(1) Memberikan contoh perilaku keteladanan
(2) Mengembangkan sikap disiplin dalam pembelajaran
l) Mengembangkan teori dan konsep dasar pendidikan
(1) Mengembangkan teori-teori kependidikan yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik
(2) Mengembangkan konsep-konsep dasar kependidikan yang relevan
dengan kebutuhan peserta didik
m) Memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individual, yang
meliputi:
(1) Memahami strategi pembelajaran individual
(2) Melaksanakan pembelajaran individual
4) Kompetensi sosial
Kompetensi sosial yang dimiliki seorang guru menunjuk kepada
statusnya sebagai manusia yang merupakan makhluk sosial. Dengan
kompetensi sosial, guru berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungannya
yang masing-masing mempunyai karakteristik tersendiri. Oleh sebab itu,
guru dituntut memiliki kompetensi sosial yang memadai guna menciptakan
interaksi yang harmonis dengan individu lain di mana guru tersebut berada.
Indikator kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang guru adalah dapat
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua peserta didik, dan masyarakat
sekitar.
Dalam penelitian ini, data mengenai kompetensi guru diperoleh dari
persepsi siswa mengenai kompetensi guru ketika kegiatan pembelajaran
berlangsung. Persepsi tersebut diperoleh siswa melalui interaksi dengan guru
maupun melalui pengamatannya selama kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Hal ini menyebabkan tidak semua indikator masing-masing kompetensi guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
tersebut di atas dapat digunakan karena terdapat beberapa indikator yang tidak
dapat diamati oleh siswa.
c. Peran Kompetensi Guru dalam Proses Belajar Mengajar
Kemampuan guru dalam melaksanakan berbagai peranan dalam
proses belajar mengajar sebagian besar mempengaruhi keberhasilan guru me-
laksanakan peranannya dalam bidang pendidikan. Adapun peran kompetensi
yang diperlukan guru dalam proses belajar-mengajar menurut Hamalik
(2006:48) adalah sebagai berikut:
1) Guru sebagai pengajar, menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu me-
miliki keterampilan memberikan informasi kepada kelas.
2) Guru sebagai pemimpin kelas, perlu memiliki keterampilan cara me-
mimpin kelompok-kelompok murid.
3) Guru sebagai pembimbing, perlu memiliki keterampilan cara meng-
arahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.
4) Guru sebagai pengatur lingkungan, perlu memiliki keterampilan mem-
persiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.
5) Guru sebagai partisipan, perlu memiliki keterampilan cara memberikan
saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan.
6) Guru sebagai ekspeditur, perlu memiliki keterampilan menyelidiki
sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan.
7) Guru sebagai perencana, perlu memiliki keterampilan cara memilih,
meramu bahan pelajaran secara professional.
8) Guru sebagai supervisor, perlu memiliki keterampilan mengawasi
kegiatan anak dan ketertiban kelas.
9) Guru sebagai motivator, perlu memiliki keterampilan mendorong
motivasi belajar kelas.
10) Guru sebagai penanya, perlu memiliki keterampilan cara bertanya yang
merangsang kelas berpikir dan cara memecahkan masalah.
11) Guru sebagai pengganjar, perlu memiliki keterampilan cara mem-
berikan penghargaan terhadap anak-anak berprestasi.
12) Guru sebagai evaluator, perlu memiliki keterampilan cara menilai anak-
anak secara objektif, kontinu, dan komprehensif.
13) Guru sebagai konselor, perlu memiliki keterampilan cara membantu
anak-anak yang mengalami kesulitan tertentu.
2. Motivasi Belajar Siswa
a. Tinjauan Tentang Motivasi
Istilah motivasi sering muncul dalam dunia pendidikan, terutama di
dalam proses pembelajaran. Motivasi dianggap sebagai unsur pokok dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
kegiatan belajar siswa. Motivasi berperan sebagai penggerak seorang siswa
untuk belajar. Motivasi diperlukan seorang siswa untuk mencapai prestasi
belajar maksimal.
1) Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai sebab
atau alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu per-
buatan. Mulyasa (2008) mengemukakan (mengutip simpulan Callahan
dan Clark, 1988) bahwa motivasi merupakan tenaga pendorong atau
penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku. Gleitman (1986); Reber
(1988) memberikan pengertian dasar mengenai motivasi yaitu sebagai
keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang
mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan atau dengan kata lain
motivasi memberikan energi untuk bertingkah laku secara terarah (Syah,
2010).
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah
motivasi diartikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang
secara sadar atau tidak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan
tertentu. Hamzah mengemukakan bahwa “Motivasi berarti kekuatan yang
terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat” (2007:3). Motivasi menyebabkan seseorang
berusaha mencapai tujuan dengan melakukan tindakan-tindakan yang
selaras dengan tujuan yang hendak dicapainya tersebut. Motivasi
memang muncul dari dalam diri individu, tetapi kemunculannya karena
terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik sebuah
simpulan bahwa motivasi merupakan tenaga atau dorongan yang
menyebabkan individu melakukan tindakan dalam rangka mencapai
suatu tujuan.
2) Teori Motivasi
Motivasi erat hubungannya dengan tingkah laku manusia dalam
rangka pencapaian tujuan. Sehubungan dengan hal itu, banyak para ahli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
memberikan pandangan mengenai motivasi. Perbedaan pandangan
mengenai motivasi berakar dari sudut pandang terhadap tingkah laku
manusia dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya. Adanya kebutuhan
akan mendorong seseorang melakukan sebuah tindakan. Salah satu teori
terkenal mengenai motivasi adalah teori kebutuhan Maslow (Hamzah,
2007). Hierarki itu didasarkan pada anggapan bahwa ketika seseorang
telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, maka mereka ingin
bergeser ketingkat yang lebih tinggi.
Gambar 2.1. Hierarki Kebutuhan Maslow (Sumber: Hamzah, 2007:41)
Lebih lanjut mengenai penjelasan masing-masing tingkat dari
hierarki kebutuhan Maslow adalah:
a) Kebutuhan fisiologis. Kebutuhan fisiologis yang harus dipuaskan
untuk dapat tetap hidup, termasuk makanan, perumahan, pakaian,
udara untuk bernapas, dan sebagainya. Mulyasa menyebutkan bahwa
kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar yang memerlukan paling
mendesak (2008).
b) Kebutuhan akan rasa aman. “Ketika kebutuhan fisiologis seseorang
telah dipuaskan, perhatian dapat diarahkan kepada kebutuhan akan
keselamatan” (Hamzah, 2007:41). Keselamatan termasuk merasa
aman dari setiap jenis ancaman fisik atau kehilangan, serta merasa
terjamin.
c) Kebutuhan akan cinta kasih. Menurut Hamzah ketika seseorang telah
memuaskan kebutuhan fisiologis dan rasa aman, kepentingan
berikutnya adalah hubungan antarmanusia (2007). Cinta kasih dan
Aktualisasi diri
Penghargaan
Cinta Kasih
Rasa Aman
Kebutuhan fisiologis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
kasih sayang yang diperlukan pada tingkat ini, mungkin disadari
melalui hubungan-hubungan antar pribadi yang mendalam, tetapi juga
yang dicerminkan dalam kebutuhan untuk menjadi bagian berbagai
kelompok sosial. Kebutuhan kasih sayang mendorong individu
mengadakan hubungan afektif dengan individu lain (Mulyasa, 2008).
d) Kebutuhan akan penghargaan. Percaya diri dan harga diri maupun
kebutuhan akan pengakuan orang lain. Mulyasa menyebutkan bahwa
penghargaan adalah apa yang membuat seseorang merasa yakin (pasti)
dan berguna (2008).
e) Kebutuhan aktualisasi diri. Ketika semua kebutuhan lain sudah
dipuaskan, seseorang ingin mencapai secara penuh potensinya.
Seseorang ingin diakui keberadaannya dalam sebuah kelompok
ataupun dalam kegiatan-kegiatan tertentu oleh orang lain dalam
kelompok maupun kegiatan-kegiatan itu. Aktualisasi diri merupakan
realisasi potensi yang dimiliki (Mulyasa, 2008).
Selain teori kebutuhan Maslow di atas, terdapat teori motivasi
lain yang lebih spesifik mengenai pembelajaran dan unjuk kerja
seseorang. Teori tersebut adalah teori motivasi ARCS. Teori motivasi
ARCS merupakan hasil analisis dari teori-teori dan konsep motivasi yang
dikembangkan oleh Keller. Keller (2010) menyatakan bahwa “The
analysis of motivation needs and corresponding selection of tactics are
based on four dimensions of motivation that were derived from the
synthesis of motivational concepts and theories, and are known as
attention (A), relevance (R), confidence (C), and satisfaction (S)” (hlm.
4). Teori ARCS dikembangkan untuk mendapatkan rancangan pem-
belajaran yang dapat mempengaruhi motivasi berprestasi dan hasil
belajar.
Berdasar atas teori harapan nilai (expentancy value theory)
dengan 2 komponennya yaitu nilai (value) dari tujuan yang hendak
dicapai dan harapan (expectancy) agar berhasil meraih tujuan, teori ini
dikembangkan menjadi 4 pilar yakni perhatian (attention), perkaitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
(relevance), keyakinan (confidence), dan kepuasan (satisfaction) yang
mengerucut pada pencapaian tujuan dan harapan akan keberhasilan.
Pengaruh ARCS dalam belajar dan unjuk kerja seseorang dapat
ditunjukkan pada Gambar 2.2. berikut.
Gambar 2.2. Macro Model Motivasi, Belajar, dan Unjuk Kerja (Keller,
2010:5)
Dari Gambar 2.2. dapat diketahui keingintahuan seseorang
(curiosity/attention) dan motif atau nilai (relevance) berkombinasi
bersama dengan harapan untuk sukses (expetancy/confidence) akan
menentukan tujuan yang hendak diperoleh, ketiga aspek tersebut
merupakan hal utama dan kemudian memimpinnya berusaha mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pengaruh dari luar dan dari dalam
seseorang dalam proses pencapaian tujuan mempengaruhinya untuk
berusaha dan berunjuk kerja. Ketika tujuan telah tercapai maka diperoleh
sebuah tingkat keberhasilan (consequenses) sebagai hasil dari usaha
(effort) dan unjuk kerjanya (performance). Tingkat keberhasilan yang
diperoleh menentukan derajat kepuasan sebagai hasil dari proses
pencapaian tujuan.
Seberapa besar usaha yang dilakukan seseorang secara tidak
langsung didasari atas seberapa besar harapan untuk berhasil mencapai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
tujuan. Begitu pula dengan unjuk kerja yang dilakukannya dan secara
langsung dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari luar seseorang.
3) Sifat Motivasi
Motivasi seseorang dapat bersumber dari dalam diri sendiri yang
dikenal sebagai motivasi internal, dan dari luar yang dikenal motivasi
eksternal. Menurut Dimyati dan Mudjiono, motivasi instrinsik adalah
dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada di dalam perbuatan yang
dilakukannya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari
motivasi intrinsik yaitu dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada
di luar perbuatan yang dilakukannya (2002).
Mengenai motivasi intrinsik dan ekstrinsik, hal senada juga
diungkapkan Syah bahwa sifat motivasi dapat dibedakan menjadi dua
yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah
hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat
mendorongnya melakukan suatu tindakan. Sedangkan motivasi ekstrinsik
adalah kebalikan dari motivasi intrinsik yaitu hal dan keadaan yang
berasal dari luar individu yang dapat mendorongnya melakukan suatu
tindakan (2010).
4) Fungsi Motivasi
Motivasi menurut Sardiman mempunyai tiga fungsi utama yaitu:
a) Mendorong manusia untuk berbuat dengan kata lain sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan di-
kerjakan.
b) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut (2004).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Tinjauan tentang Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebagian besar kegiatan yang berlangsung pada
proses perkembangan manusia. Belajar berkenaan dengan perubahan-
perubahan tingkah laku pada diri orang yang belajar. Selain berkenaan
dengan perubahan tingkah laku, belajar berkenaan pula dengan pengalaman
berupa interaksi dengan lingkungan.
Definisi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar
adalah berusaha mengetahui sesuatu. Sedangkan menurut Syah, belajar
dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu
yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif (2010). Dengan kata lain,
belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah
laku. Perubahan yang terjadi tersebut dikarenakan adanya usaha sadar.
Perubahan tingkah laku tersebut dapat berbentuk kemampuan baru yang
dimiliki dalam waktu yang relatif lama.
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri
individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan
lingkungannya (Usman, 2005). Pendapat Cronbach yang dikutip oleh
Sardiman (2004:20) “learning is shown by a change in behavior as a result
of experience”. Belajar ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman. Unsur perubahan dan pengalaman kerap dikaitkan
dengan proses belajar. Sedangkan pengertian belajar menurut Dimyati dan
Mudjiono merupakan proses internal yang kompleks dalam diri seseorang
yang melibatkan seluruh mental meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik (2002).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat dimengerti bahwa belajar
merupakan sebuah aktivitas fisik dan mental dalam diri individu yang
meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam berinteraksi dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan tingkah laku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2) Teori Belajar
Belajar adalah proses yang terjadi dalam diri individu dalam
berinteraksi dengan lingkungan yang pada akhirnya menyebabkan
terjadinya perubahan tingkah laku. Belajar selalu beriringan dengan
perkembangan seseorang. Apa yang dipelajari dan bagaimana cara
belajarnya pada setiap fase perkembangan berbeda-beda. Sukmadinata
mengemukakan bahwa terdapat tiga rumpun teori besar psikologi tentang
belajar, yaitu: Disiplin Mental, Behaviorisme, dan Cognitive-Gestalt-Field.
Teori-teori tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a) Disiplin Mental
Menurut rumpun psikologi ini individu memiliki kekuatan, kemampuan,
atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari
kekuatan, kemampuan, dan potensi-potensi tersebut. Proses pengembang-
an kekuatan tersebut tiap teori mengemukakan pandangan yang berbeda-
beda.
Menurut Psikologi Daya, individu memiliki sejumlah daya-daya: daya
mengingat, mengenal, menganggap, mengkhayal, berpikir, merasakan,
berbuat dan sebagainya. Daya-daya itu dapat dikembangkan melalui
latihan dalam bentuk ulangan-ulangan. Apabila anak dilatih banyak
mengulang-ulang menghafal sesuatu, maka ia akan terus ingat hal itu.
Teori lain dari disiplin mental adalah herbartisme yang disebut juga Teori
Vorstellungen yang diterjemahkan sebagai tanggapan-tanggapan yang
tersimpan dalam kesadaran. Tanggapan ini meliputi tiga bentuk, yaitu:
impresi indra, tanggapan atau bayangan dari impresi indra yang lalu,
serta perasaan senang atau tidak senang. Tanggapan-tanggapan tersebut
tidak semuanya berada dalam kesadaran, ada kalanya juga berada dalam
ketidaksadaran. Belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan se-
banyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya pada kesadaran individu.
Teori Disiplin Mental yang lain adalah Naturalisme Romantic dari
Rousseau. Anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui
belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau meng-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
aktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai
kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan, dan me-
ngembangkan dirinya sendiri.
b) Behaviorisme
Teori-teori dalam rumpun ini bersifat molekuler, karena memandang
kehidupan individu terdiri atas unsur-unsur seperti halnya molekul-
molekul. Ada beberapa ciri dari rumpun teori ini, yaitu: mengutamakan
unsur-unsur atau bagian-bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan
peranan lingkungan, mementingkan pembetukan reaksi atau respon,
menekankan latihan.
Koneksionisme merupakan salah satu teori dari rumpun ini. Menurut
teori koneksionisme tingkah laku manusia tidak lain dari suatu hubungan
antara perangsang-jawaban atau stimulus-respons. Belajar adalah
pembentukan hubungan stimulus respons sebanyak-banyaknya.
Pembentukan hubungan stimulus-respons melalui ulangan-ulangan.
Dalam teori ini mengenal tiga prinsip dalam belajar. Pertama, law of
readiness, belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk
melakukan perbuatan tersebut. Kedua, law of exercise, belajar akan
berhasil apabila banyak latihan, ulangan. Ketiga law of effect, belajar
akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
Teori Pengkondisian (conditoning), menurut teori ini belajar merupakan
suatu upaya untuk mengkondisikan pembentukan suatu perilaku atau
respons terhadap sesuatu. Dan teori yang terakhir dari rumpun ini adalah
teori penguatan atau reinforcement. Teori penguatan adalah menguatkan
respons. Suatu respons diperkuat oleh suatu penghargaan atau hadiah.
c) Cognitive-Gestalt-Field
Rumpun ini bersifat keseluruhan dan keterpaduan. Teori kognitif
menekankan pada peristiwa mental, bukan hubungan stimulus respons.
Perilaku juga penting sebagai indikator, tetapi yang lebih penting adalah
berpikir. Dalam kaitannya dengan berpikir ini, bahwa pada manusia
terbentuk struktur mental atau organisasi mental. Pengetahuan terbentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
melalui proses pengetahuan baru dengan struktur yang telah ada setelah
pengetahuan baru diinterpretasikan oleh struktur yang ada tersebut.
Individu merupakan partisipan aktif dalam proses memperoleh dan
menggunakan pengetahuan.
Teori Gestalt memandang bahwa belajar harus dimulai dari keseluruhan,
baru kemudian kepada bagian-bagian. Belajar dalam teori ini
menekankan pemahaman atau insight. Suatu keseluruhan terdiri atas
bagian-bagian yang mempunyai hubungan yang bermakna satu sama
lain. Suatu hukum yang terkenal dari Teori Gestalt yaitu Hukum
Pragnanz, yang kurang lebih berarti teratur, seimbang, harmonis. Belajar
adalah mencari dan mendapatkan pragnanz, menemukan keteraturan,
keharmonisan dari sesuatu.
Teori Medan atau Field teori, menekankan pada keseluruhan dan
kesatupaduan. Menurut teori medan individu selalu berada dalam suatu
medan atau ruang hidup. Menurut teori medan, hidup ini ada suatu tujuan
yang ingin dicapai tetapi untuk mencapainya selalu ada hambatan.
Belajar dalam teori ini adalah berusaha mengatasi hambatan-hambatan
untuk mencapai tujuan (2009).
3) Prinsip-Prinsip Belajar
Dalam proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungan maka belajar perlu adanya prinsip-prinsip. Adapun
prinsip-prinsip dalam belajar yang dikemukakan oleh Dimyati dan
Mudjiono adalah sebagai berikut:
a) Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.
Tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian akan
timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam
kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan
mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat merupakan salah satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam
kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir.
b) Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan
dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan
juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin
apabila anak aktif mengalami sendiri. Dalam setiap proses belajar, siswa
menampakkan keaktifan. Keaktifan masing-masing siswa beragam
bentuknya.
c) Keterlibatan langsung
Dalam belajar melalui pengalaman langsung atau keterlibatan langsung,
siswa tidak hanya sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus
menghayati, terlibat lansung dalam perbuatan, bertanggung jawab
terhadap hasilnya. Keterlibatan langsung tidak bisa diartikan keterlibatan
fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental
emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan
perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai
dalam pembentukan sikap dan nilai.
d) Pengulangan
Prinsip pengulangan berpijak pada teori-teori yang menekankan pada
pengulangan. Pengulangan dimaksudkan untuk memperkuat konsep-
konsep ataupun materi yang telah dipelajari oleh siswa. Meskipun sudah
sejak lama prinsip pengulangan ada, prinsip pengulangan masih relevan
sebagai dasar pembelajaran.
e) Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai,
tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka
timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu.
f) Balikan dan penguatan
Siswa akan lebih belajar lebih bersemangat apabila mengatahui dan men-
dapatkan hasil yang baik. Format sajian berupa tanya jawab, diskusi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar-
mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan. Balikan
yang segera diperoleh siswa setelah belajar melalui penggunaan metode-
metode ini akan membuat siswa terdorong untuk belajar lebih giat dan
bersemangat.
g) Perbedaan Individual
Siswa merupakan individu yang unik artinya tidak ada dua orang siswa
yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lain.
Perbedaan itu terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, sifat-
sifatnya. Perbedaaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil
belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh
guru dalam upaya pembelajaran (2002).
4) Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi individu dalam
belajar. Syah mengemukakan bahwa secara umum faktor yang mem-
pengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a) Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani
dan rohani dalam diri siswa;
b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan sekitar
siswa;
c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (2010).
c. Motivasi Belajar Siswa
Telah dimengerti dari pembahasan mengenai motivasi sebelumnya
bahwa motivasi adalah tenaga atau dorongan dalam diri individu yang
menyebabkan individu melakukan tindakan dalam rangka mencapai suatu
tujuan. Sedangkan belajar merupakan sebuah aktivitas mental dalam diri
individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik dalam
berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan tingkah laku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Dalam kegiatan belajar, menurut Sardiman (2004:73) mengemukakan
bahwa “Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di-
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat
tercapai”. Melengkapi pendapat di atas, Hamzah mengemukakan bahwa
“Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-
siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada
umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung” (2007: 23).
Menurut Sardiman (2004) motivasi yang ada pada diri siswa memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang
lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah dalam kegiatan
belajar.
4) Lebih senang bekerja mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin.
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (apabila sudah yakin akan sesuatu).
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini tersebut.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah soal.
Dari uraian di atas dapat diambil sebuah simpulan bahwa motivasi
belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam dan dorongan dari
luar siswa yang menimbulkan usaha untuk mengadakan kegiatan belajar
sehingga tujuan siswa tersebut dalam belajarnya tercapai. Dalam penelitian ini
yang dimaksud motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak dari
dalam dan dorongan dari luar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun
Ajaran 2011/2012 yang menimbulkan usaha untuk mengadakan kegiatan
belajar sehingga tujuan dalam belajarnya tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
d. Pentingnya Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan hal yang penting dalam proses
pembelajaran. Dimyati dan Mudjiono mengemukakan pentingnya motivasi
belajar bagi siswa adalah:
1) Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir.
2) Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan
dengan teman sebaya.
3) Mengarahkan kegiatan belajar
4) Membesarkan semangat belajar.
5) Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja.
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh guru. Pengetahuan dan
pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, adapun
manfaat tersebut adalah:
1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk
belajar sampai berhasil.
2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar yang dimiliki siswa di kelas
selama pembelajaran bermacam-macam.
3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara
bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur,
teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. Masing-masing
peranan guru harus tepat waktu kapan penggunaannya.
4) Memberi peluang guru untuk unjuk kerja pedagogis (2002).
e. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
Untuk mencapai tujuan belajar yang akan dicapai, maka guru harus
memperhatikan motivasi belajar yang dimiliki siswa. Adapun cara untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa yang dikemukakan oleh Sardiman (2004)
adalah sebagai berikut:
1) Memberi Angka
Angka dimaksudkan sebagai simbol dan nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa belajar justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
karena itu langkah selanjutnya yang ditempuh guru adalah bagaimana cara
memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan values yang terkandung di
dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada para siswa sehingga tidak
sekedar kognitif saja tetapi juga keterampilan dan afeksinya.
2) Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai salah satu cara menumbuhkan
motivasi siswa. Akan tetapi penumbuhan motivasi siswa melalui hadiah
tidak harus selalu digunakan. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan tertentu
mungkin tidak akan menarik bagi siswa yang tidak senang dan tidak
berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.
3) Saingan/Kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual
maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4) Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan
mempertaruhkan harga diri adalah sebagai satu-satu bentuk motivasi yang
cukup penting. Dengan dimilikinya kesadaran diri pada siswa, maka siswa
memenuhi tantangan atau tugas yang didapatkannya. Tanpa adanya sebuah
kesadaran maka hasil yang dicapai tidak akan maksimal.
5) Memberi Ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan (evaluasi belajar). Oleh karena itu memberi ulangan ini juga
merupakan sarana memotivasi siswa untuk belajar.
6) Mengetahui Hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan yang telah dilakukan akan
mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa
grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk
terus belajar dengan harapan hasil belajar terus meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
7) Pujian
Apabila ada siswa berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, guru
perlu memberikan pujian atas keberhasilannya. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
8) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement (penguatan) yang negatif tetapi
apabila diberikan secara tepat dan bijak dapat dijadikan sebagai alat
motivasi.
9) Hasrat untuk Belajar
Hasrat untuk belajar menunjukkan adanya unsur kesengajaan pada
diri siswa untuk belajar. Hal ini akan lebih baik apabila dibandingkan segala
sesuatu kegiatan tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak
didik itu memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu
akan lebih baik.
10) Minat
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga dengan minat
sehingga minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar akan
berjalan lancar apabila siswa memiliki dengan minat.
11) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan
menjadi alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan
yang harus dicapai –karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan–
maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
3. Prestasi Belajar Siswa
a. Pengertian Prestasi Belajar Siswa
Prestasi merupakan hasil yang diperoleh seseorang ketika
mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Syah mengemukakan bahwa
pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang
berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa (2010). Namun
demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
sangatlah sulit. Oleh karena itu, yang dapat dilakukan guru dalam hal ini
adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap
penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai
hasil belajar siswa. Prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka
yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut
terutama dilihat dari sisi kognitif untuk melihat penguasaan pengetahuan
sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa (Tu’u, 2004).
Prestasi belajar merupakan sarana bagi guru untuk mengetahui
sejauhmana kemampuan siswa dalam proses pembelajaran sebagai hasil dari
kegiatan belajarnya. Tu’u merumuskan pengertian prestasi belajar sebagai
berikut:
1) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.
2) Prestasi belajar siswa dinilai dari aspek kognitif karena bersangkutan
dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.
3) Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau
angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas
siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya (2004).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
siswa merupakan penilaian atas kemampuan siswa oleh guru sebagai hasil
dari belajarnya dan biasanya diwujudkan dalam bentuk simbol, angka,
ataupun huruf. Sedangkan prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah
nilai rata-rata mata pelajaran yang dicapai siswa kelas XI pada akhir
semester I dan II di SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
b. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa tentu tidak berdiri dengan sendirinya, melainkan
terdapat penyebab atau faktor yang mempengaruhinya. faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
faktor internal (dari diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar diri siswa).
Menurut Tu’u, faktor tersebut meliputi:
1) Faktor kecerdasan. Tinggi rendahnya kecerdasan yang dimiliki siswa sangat
menentukan keberhasilannya mencapai prestasi belajar, termasuk prestasi
lain yang menonjol yang ada pada dirinya.
2) Faktor bakat. Bakat yang dimiliki siswa apabila diberi kesempatan
dikembangkan dalam pembelajaran, akan dapat mencapai prestasi yang
tinggi.
3) Faktor minat dan perhatian. Apabila seorang siswa menaruh minat pada satu
pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikannya dengan
baik. Minat dan perhatian yang tinggi pada mata pelajaran akan memberi
dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.
4) Faktor motif. Apabila seorang siswa mempunyai motif yang baik dan kuat
dalam belajar, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai
prestasi yang tinggi.
5) Faktor cara belajar. Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai
prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan cara belajar yang tidak efisien.
6) Faktor lingkungan keluarga. Keluarga merupakan salah satu potensi yang
besar dan positif memberi pengaruh pada prestasi siswa.
7) Faktor sekolah. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah
terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang (2004).
4. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti
lakukan adalah penelitian yang dilakukan oleh:
a. Imami (2007) dengan judul “Hubungan antara Kompetensi Guru dan
Kemandirian Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007”. Dengan hasil
penelitian menyatakan analisis regresi linear ganda diperoleh persamaan : Y
= 16,477 + 0,279X1 + 0,316X2. Interpretasi dari persamaan tersebut bahwa
kompetensi guru (X1) dan kemandirian belajar siswa (X2) memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
hubungan positif terhadap prestasi belajar akuntansi siswa, artinya semakin
baik atau meningkat kompetensi guru maka prestasi belajar akuntansi siswa
semakin bertambah, dan semakin baik kemandirian belajar siswa maka
prestasi belajar akuntansi siswa semakin meningkat pula.
b. Restuningtyas (2010) dengan judul “Hubungan antara Motivasi Belajar
Siswa dan Kemampuan Berkomunikasi Guru dengan Prestasi Belajar Mata
Diklat Komunikasi Kelas 2 Sekretaris SMK Murni 2 Surakarta Tahun
2009/2010”. Hasil penelitian menunjukkan, analisis regresi linear ganda
diperoleh persamaan : Y = 2,866 + 0,044X1 + 0,031X2. Interpretasi dari
persamaan tersebut bahwa Motivasi Belajar Siswa (X1) dan Kemampuan
Berkomunikasi Guru (X2) memiliki hubungan positif terhadap prestasi
belajar mata diklat komunikasi siswa, artinya semakin baik atau meningkat
motivasi belajar siswa maka prestasi belajar mata diklat komunikasi siswa
semakin bertambah baik, dan semakin baik kemampuan berkomunikasi guru
maka prestasi belajar mata diklat komunikasi siswa semakin meningkat
pula.
B. Kerangka Berpikir
1. Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa
Kompetensi guru merupakan gambaran dari pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang dimiliki dalam rangka menjalankan tugas
keprofesionalannya. Kompetensi guru memberikan kontribusi berarti dalam
pencapaian tujuan pembelajaran. Guru harus mampu menetapkan apa yang
telah dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan latar belakangnya,
kemudian mengarahkannya sampai kepada tujuan yang telah ditetapkan.
Guru berperan sebagai pendidik dalam proses belajar-mengajar.
Mendidik berarti proses penyampaian pengetahuan (transfer of knowledge)
kepada siswa. Selain itu, guru berperan sebagai pengajar dalam proses
pembelajaran. Mengajar berarti proses penyampaian nilai-nilai (transfer of
values) kepada peserta didik. Dengan kata lain, guru di samping menanamkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
ilmu pengetahuan juga menanamkan nilai-nilai kepada siswa agar mereka
memiliki kepribadian. Guru dituntut memiliki dan menguasai kompetensi-
kompetensi guna menjalankan dua peran tersebut. Semua itu dilaksanakan
sebagai usaha untuk mencapai tujuan pembelajaran atau dalam pengertian lain
untuk mencapai prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, diduga terdapat
hubungan positif antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa.
2. Hubungan antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa merupakan dorongan dalam diri siswa
menyiapkan dirinya dalam usaha kegiatan belajar untuk mencapai tujuan dari
kegiatan belajarnya itu. Motivasi merupakan salah satu faktor penting yang
dapat meningkatkan mutu pembelajaran, karena siswa akan belajar dengan
sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Motivasi belajar yang dimiliki siswa akan mendorongnya untuk
mencapai prestasi belajar yang tinggi. Dengan motivasi belajar, siswa akan
bersemangat dalam proses pembelajaran. Motivasi memegang peranan penting
dalam pencapaian hasil belajar yang lebih baik. Tanpa adanya motivasi belajar,
pencapaian tujuan proses belajar-mengajar yang dilaksanakan bersama-sama
dengan guru akan terhambat. Oleh sebab itu, diduga terdapat hubungan positif
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa.
3. Hubungan antara Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar dengan Prestasi
Belajar Siswa
Dalam rangka pencapaian prestasi belajar siswa secara optimal,
kompetensi yang dimiliki guru dan motivasi pada diri siswa harus berjalan
beriringan. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru berkompeten tanpa
disertai adanya motivasi dalam diri siswanya, maka pembelajaran tersebut
tidaklah efektif. Begitu pula sebaliknya, proses pembelajaran yang dilaksana-
kan oleh guru yang kurang berkompeten dengan siswa bermotivasi belajar
tinggi juga tidak efektif. Oleh karena itu, diduga ada hubungan positif antara
kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
1
3
2
Agar lebih mudah dipahami dan dilaksanakan, maka kerangka
pemikiran dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Hubungan antara Kompetensi Guru dan
Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa
C. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
1. Ada hubungan positif antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa
kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar
siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
3. Ada hubungan positif secara bersama antara kompetensi guru dan motivasi
belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2011/2012.
Kompetensi Guru
Motivasi Belajar
Siswa
Prestasi Belajar
Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMK PGRI 1 Surakarta yang beralamat di-
Jln. Pleret Utara, Banyuanyar, Banjarsari, Surakarta. Adapun alasan pemilihan
tempat tersebut adalah:
a. Peneliti telah menempuh mata kuliah praktik pengalaman lapangan (PPL)
di SMK PGRI 1 Surakarta.
b. Lokasi SMK PGRI 1 Surakarta mudah dijangkau oleh peneliti.
c. Telah diberikan ijin oleh Kepala Sekolah SMK PGRI 1 Surakarta kepada
peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan kurang lebih selama 5 bulan, mulai dari bulan
Maret 2012 sampai dengan bulan Juli 2012. Adapun rincian kegiatan penelitian
yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
a. Persiapan Penelitian
1) Pengajuan Judul : 6 Maret 2012
2) Pembuatan Proposal : 7 Maret - 22 April 2012
3) Seminar Proposal : 23 April 2012
4) Revisi Proposal : 24 April - 2 Mei 2012
5) Perijinan : 3 Mei - 9 Mei 2012
b. Pelaksanaan Penelitian
1) Pengumpulan Data : 10 Mei - 9 Juni 2012
2) Analisis Data : 10 Juni - 30 Juni 2012
c. Pelaporan Hasil
1) Penyusunan : 1 Juli - 25 Juli 2012
2) Ujian dan revisi : 26 Juli – 31 Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
B. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dengan pendekatan korelasional. Penelitian deskriptif berkaitan dengan
pengumpulan data untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau
gejala, juga menjawab pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan status subyek
penelitian saat ini. Sedangkan jenis penelitian atau pendekatan yang digunakan
adalah studi korelasional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi
guru dan motivasi belajar siswa. Sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi
belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2005:90) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan Arikunto (2006:130) ber-
pendapat bahwa “Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian”. Populasi
merupakan keseluruhan subyek/obyek penelitian yang mempunyai
karakteristik tertentu dimana seorang peneliti menjadikannya sebagai wilayah
generalisasi dari hasil penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK
PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 sejumlah 111 siswa dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jumlah Populasi Penelitian
No Kelas Program Keahlian Jumlah Siswa
1 XI M1 Teknik Pemesinan 26
2 XI M2 Teknik Pemesinan 24
3 XI O1 Teknik Mekanik Otomotif 33
4 XI O2 Teknik Mekanik Otomotif 28
Total 111
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2. Sampel
Arikunto (2006:131) mengemukakan bahwa “Sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti”. Sugiyono berpendapat bahwa “Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut” (2005:91). Narbuko dan Achmadi menyebutkan bahwa sampel
merupakan sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu
penelitian (2003). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel
adalah sebagian individu yang diselidiki sebagai wakil dari populasi dalam
penelitian.
Arikunto (2006) menyebutkan bahwa jika subyek penelitian kurang
dari 100, lebih baik dilakukan penelitian populasi. Tetapi jika subjeknya besar,
maka dapat diambil antara 10 - 15% atau 20 - 25% atau lebih. Dalam penelitian
ini besarnya anggota sampel ditentukan 73%. Dengan jumlah populasi (N) =
111, maka jumlah sampel 0,73 x 111 = 81,03 digenapkan menjadi 82 siswa.
3. Teknik Sampling
Untuk menentukan anggota sampel yang akan diteliti diperlukan suatu
teknik atau cara pengambilan sampel. Sugiyono mengemukakan bahwa
“Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel” (2005:91).
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random
sampling. Sugiyono (2011) mengemukakan bahwa “Dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”. Sampel yang
diambil dari setiap kelas dari jurusan otomotif dan mesin dinyatakan dalam
Tabel 3.2. berikut:
Tabel 3.2. Jumlah Sampel Penelitian
No Kelas Program Keahlian Banyak Sampel
1 XI M1 Teknik Pemesinan 20
2 XI M2 Teknik Pemesinan 19
3 XI O1 Teknik Mekanik Otomotif 23
4 XI O2 Teknik Mekanik Otomotif 20
Jumlah Sampel 82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh
data yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Adapun langkah-langkah yang
ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Variabel
Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Definisi operasional, simbol dan skala
pengukuran dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
a. Variabel Bebas
Sugiyono (2005) menyatakan bahwa “Variabel bebas merupakan
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (terikat)” (hlm. 39). Variabel bebas atau
variabel independen dalam penelitian ini adalah kompetensi guru dan
motivasi belajar siswa.
1) Kompetensi Guru
a) Definisi Operasional
Kompetensi guru merupakan kemampuan berupa pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki dan dikuasai guru
dalam menjalankan tugas keprofesionalannya sebagai pendidik
sekaligus pengajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang meliputi:
kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional dan sosial. Yang
dimaksud kompetensi guru dalam penelitian ini adalah persepsi siswa
kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 mengenai
kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial guru pengampu mata pelajaran
kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta ketika pembelajaran di sekolah.
b) Simbol dan Skala Pengukuran
Simbol yang digunakan untuk variabel kompetensi guru adalah X1.
Sedangkan skala pengukuran yang digunakan untuk variabel ini
adalah skala interval.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2) Motivasi Belajar Siswa
a) Definisi Operasional
Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak dari dalam
dan dorongan dari luar siswa yang menimbulkan usaha untuk meng-
adakan kegiatan belajar sehingga tujuan siswa kelas XI SMK PGRI 1
Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012 dalam belajarnya tercapai. Dalam
hal ini indikatornya adalah keinginan atau hasrat untuk berhasil,
adanya kebutuhan, ulet dan tidak mudah puas, harapan akan tercapai-
nya cita-cita, lingkungan belajar yang kondusif, kegiatan belajar yang
menarik, mendapatkan penghargaan/pujian, kompetisi/ koordinasi,
adanya penilaian, adanya hukuman, adanya kebutuhan kasih sayang,
serta adanya aktualisasi diri.
b) Simbol dan Skala Pengukuran
Simbol yang digunakan untuk variabel motivasi belajar siswa adalah
X2. Sedangkan skala pengukuran yang digunakan untuk variabel ini
adalah skala interval.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa.
1) Definisi Operasional
Prestasi belajar siswa adalah nilai rata-rata mata pelajaran yang dicapai
siswa kelas XI pada akhir semester I dan II di SMK PGRI 1 Surakarta
Tahun Ajaran 2011/2012.
2) Simbol
Simbol yang digunakan untuk variabel prestasi belajar siswa dalam
penelitian ini adalah Y.
2. Metode Pengumpulan Data
Data mengenai kompetensi guru (X1) dan motivasi belajar siswa (X2)
sebagai varibabel bebas dalam penelitian ini dikumpulkan dengan instrumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
angket. Sedangkan data mengenai prestasi belajar siswa (Y) dikumpulkan dengan
menggunakan metode dokumentasi.
a. Metode Angket
Penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner sebagai
instrumen pengumpulan data. Angket atau kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang
responden ketahui (Arikunto, 2006). Sugiyono mengemukakan bahwa
“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya” (2005:162). Sehingga dapat dimengerti
bahwa angket merupakan instrumen atau alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data berupa seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang
diberikan kepada responden. Dalam penelitian ini yang menjadi responden
adalah siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
Dipandang dari cara responden menjawab, maka kuesioner
penelitian ini termasuk kuesioner tertutup sehingga responden tinggal
memilih jawaban yang telah tersedia. Dipandang dari jawaban yang
diberikan, maka kuesioner variabel kompetensi guru termasuk kuesioner
tidak langsung karena dalam hal ini siswa dimintai tanggapan mengenai
kompetensi guru. Sedangkan untuk variabel motivasi belajar siswa,
termasuk kuesioner langsung karena responden menjawab tentang dirinya
sendiri. Adapun langkah penyusunan angket dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1) Kisi-Kisi Angket
Variabel-variabel penelitian digunakan sebagai awal mula penyusunan
angket. Melalui definisi operasional, variabel-variabel tersebut dijabar-
kan menjadi indikator-indikator yang terkandung didalamnya. Kemudian
dari indikator yang diperoleh, disusun menjadi item pertanyaan atau
pernyataan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Variabel-variabel yang dijadikan acuan dalam penyusunan angket pada
penelitian ini adalah kompetensi guru dan motivasi belajar siswa. Melalui
definisi operasional, variabel-variabel tersebut dijabarkan menjadi
indikator-indikatornya. Melalui masing-masing indikator, selanjutnya
disusun item-item pernyataan atau pertanyaan yang terdiri dari item
positif dan negatif. Penjabaran variabel penelitian sampai dengan
didapatkan item angket dapat disusun dalam sebuah kisi-kisi angket
(Lampiran 1).
2) Perbaikan Instrumen
Hasil penelitian banyak ditentukan oleh kualitas instrumen yang
digunakan. Sebelum angket diberikan kepada responden, maka instrumen
perlu diperbaiki terlebih dahulu. Perbaikan instrumen dilakukan dengan
cara konsultasi. Dalam penelitian ini, angket dikonsultasikan terlebih
dahulu kepada dosen pembimbing skripsi.
3) Teknik Pengukuran
Instrumen angket pada penelitian ini menggunakan teknik pengukuran
skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang
fenomena sosial. Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala
Likert mempunyai rentang dari sangat positif sampai dengan sangat
negatif yang dapat berupa kata-kata. Untuk keperluan analisis kuantitatif,
maka jawaban dapat diberikan skor tertentu (Sugiyono, 2005).
Dalam penelitian ini teknik pengukuran variabel kompetensi guru dan
motivasi belajar siswa disajikan dalam Tabel 3.3. dan Tabel 3.4. berikut:
Tabel 3.3. Skor Jawaban Angket Kompetensi Guru
Alternatif Jawaban Positif Negatif
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
4
3
2
1
1
2
3
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tabel 3.4. Skor Jawaban Angket Motivasi Belajar Siswa
Alternatif Jawaban Positif Negatif
Sangat Setuju
Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
4
3
2
1
1
2
3
4
4) Uji Coba Instrumen
Penggunaan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data,
kemungkinan besar hasil penelitian sesuai dengan keadaan subjek yang
diambil datanya. Instrumen penelitian ini diuji coba terlebih dahulu
sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian.
a) Uji Validitas
Sugiyono mengemukakan bahwa “Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”
(2005:137). Sebuah alat ukur dikatakan valid apabila terdapat
kesamaan antara hasil pengukuran dengan keadaan yang sesungguh-
nya pada subjek yang diteliti.
Uji validitas angket kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dalam
penelitian ini menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai
berikut:
rxy =N XY − X Y
N X2 − X2 N Y2 − Y2
(Arikunto, 2006:170)
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N = jumlah responden penelitian
Σx = jumlah skor X (prediktor)
Σy = jumlah skor Y (kriterium)
Hasil uji validitas butir instrumen (rhitung) yang didapatkan,
dikonsultasikan harga kritis dari rtabel product moment. Apabila rhitung
lebih besar dari rtabel, maka butir instrumen dinyatakan valid dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
apabila rhitung lebih kecil dari rtabel, maka butir instrumen dinyatakan
tidak valid.
Dari hasil uji coba angket terhadap 25 siswa diluar sampel penelitian,
dengan N = 25 diperoleh rtabel = 0,396 sebagai penentu validitas
konstruk angket penelitian. Setelah dilakukan perhitungan validitas
konstruk dapat diketahui bahwa; variabel kompetensi guru terdapat 25
butir angket yang tidak valid dari 62 butir angket, yaitu nomor 1, 2, 5,
7, 13, 15, 16, 18, 22, 23, 29, 30, 31, 33, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 49,
51, 55 dan 56. Untuk variabel motivasi belajar siswa terdapat 18 butir
angket yang tidak valid dari 44 butir angket, yaitu nomer 1, 2, 5, 6, 9,
17, 18, 19, 25, 26, 27, 30, 34, 35, 36, 37, 39 dan 44 (Lampiran 3).
Berdasar hasil uji coba validitas instrumen, maka sebagian butir
angket yang tidak valid diperbaiki dan sebagian yang lain dieliminasi.
Selanjutnya angket divalidasi isi oleh dosen pembimbing. Sehingga
angket yang digunakan dalam penelitian ini telah divalidasi konstruk
dan validasi isi.
b) Uji Reliabilitas
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data
dalam waktu yang berbeda. Arikunto menyatakan bahwa “Apabila
datanya memang benar sesuai kenyataannya, maka berapa kalipun
diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat ke-
terandalan sesuatu” (2006:178).
Uji reliabilitas angket kompetensi guru dan motivasi belajar siswa
dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha. Arikunto me-
ngemukakan bahwa “Rumus Alpha digunakan untuk mencari
reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket
atau bentuk uraian” (2006:196). Adapun rumus Alpha yang dimaksud
adalah sebagai berikut sebagai berikut:
r11 = k
k − 1 1 −
σb2
σ2t
(Arikunto, 2006:170)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
𝜎𝑏2 = jumlah varians butir
𝜎2𝑡 = varians total
Untuk mengetahui kriteria dari harga koefisien instrumen yang
diperoleh, maka dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r.
Interpretasi tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5. Interpretasi Nilai r
Besarnya Nilai r Interpretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,799
Antara 0,400 sampai dengan 0,599
Antara 0,200 sampai dengan 0,399
Antara 0,000 sampai dengan 0,199
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
(Sumber: Arikunto, 2006:276)
Dari hasil uji coba reliabilitas instrumen dapat diketahui koefisien
korelasi instrumen variabel kompetensi guru sebesar 0,919 (sangat
tinggi), koefisien korelasi instrumen variabel motivasi belajar siswa
sebesar 0,891 (sangat tinggi) (Lampiran 3). Berdasarkan hasil uji coba
realibilitas instrumen di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
instrumen yang digunakan dalam penelitian ini realibel dan dapat
digunakan untuk penelitian selanjutnya.
b. Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan salah satu cara yang digunakan
untuk mengumpulkan data. Arikunto mengemukakan bahwa dokumentasi
berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Dengan
metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-
buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian,
dan sebagainya (2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk
memperoleh daftar siswa dan nilai akhir semester I dan II siswa kelas XI
SMK PGRI 1 Surakarta yang tertera di dalam buku rapor atau di leger nilai
siswa.
E. Teknik Analisis Data
Setelah semua data dari seluruh responden atau sumber data lain
terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data tersebut guna
menguji hipotesis. “Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif mengguna-
kan statistik. Terdapat dua macam statitistik yang digunakan untuk menganalisis
data penelitian, yaitu statistik deskriptif, dan statistik inferensial. Statistik
inferensial meliputi statistik parametris dan statistik non parametris” (Sugiyono,
2005:169). Adapun dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis dan regresi
linier ganda.
1. Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Normalitas
Sugiyono menyatakan bahwa “Penggunaan statistik parametris
mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus
berdistribusi normal” (2005:199). Oleh karena itu sebelum dilakukan
pengujian hipotesis, maka perlu dilakukan uji normalitas untuk mengetahui
apakah data berdistribusi normal ataukah tidak. Dalam penelitian ini
menggunakan rumus Chi-Kuadrat sebagai berikut:
χ2 = f0 − fh
2
fh
(Arikunto, 2006:290)
Keterangan:
𝜒2 = harga Chi-Kuadrat
𝑓0 = frekuensi yang diperoleh
𝑓ℎ = frekuensi yang diharapkan
Setelah harga χ2
hitung ditemukan, kemudian dikonsultasikan dengan
χ2
tabel pada taraf signifikansi 5% dan dk = k - 1. Keputusan uji adalah apabila
harga χ2
hitung < χ2
tabel, maka data dinyatakan berdistribusi normal. Dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
sebaliknya apabila harga χ2
hitung > χ2tabel, maka data dinyatakan berdistribusi
tidak normal.
b. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah garis regresi
merupakan garis linier. Sedangkan uji keberartian regresi dimaksudkan
untuk mengetahui apakah regresi tersebut memiliki keberartian. Uji
kelinieran dan keberartian regresi adalah sebagai berikut:
1) Fhitung (1) = 𝑆2 𝑇𝐶
𝑆2(𝐺)
2) Fhitung (2) = S2
reg
S2res
(Sudjana, 2001:15)
Keterangan :
S2 (TC) = menyatakan varian (rerata) kuadrat tuna cocok
S2 (G) = menyatakan varian (rerata) kuadrat galat
S2
reg = menyatakan varian (rerata) kuadrat regresi
S2
res = menyatakan varian (rerata) kuadrat residu
Fhitung (1)= harga bilangan F untuk uji kelinieran regresi
Fhitung (2)= harga bilangan F untuk uji keberartian regresi
Keputusan uji :
F 1 > F tab = arah regresi berarti
F 1 < F tab = arah regresi tidak berarti
F 2 > F tab = regresi tidak linier
F 2 < F tab = regresi linier
c. Uji Independen
Uji independen digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara variabel bebas yaitu X1 dan X2. Rumus yang digunakan
untuk uji independen adalah rumus korelasi Product Moment dan dilakukan
dengan langkah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
1) Menentukan hipotesis
Ho = populasi tidak berbeda secara nyata
Ha = populasi berbeda secara nyata
2) Memilih statistik uji, digunakan rumus:
rx1x2=
N X1 X2 − X1 X2
N X12 − X1
2 N X22 − X2
2
(Arikunto, 2006:170)
Keterangan :
𝑟𝑥1𝑥2 = koefisien korelasi antara variabel X1 dan X2
N = jumlah responden penelitian
X1 = variabel kompetensi guru
X2 = variabel motivasi belajar siswa
Setelah harga rhitung diperoleh, maka hasilnya dikonsultasikan
dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% N = 82. Keputusan uji adalah apabila
rhitung < rtabel maka Ho ditolak. Dan apabila harga rhitung > rtabel maka maka Ho
diterima.
2. Pengujian Hipotesis
Setelah uji persyaratan analisis terpenuhi, maka pengujian hipotesis
penelitian dapat dilaksanakan. Adapun langkah pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut:
a. Pengujian Hipotesis Pertama dan Kedua
Untuk menguji hipotesis pertama “Ada hubungan positif antara
kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1
Surakarta” dan hipotesis yang kedua “Ada hubungan positif antara motivasi
belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta”
digunakan rumus koefisien korelasi Product Moment (Hadi, 2001: 4).
rxy = 22 )( yx
xy
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
xy = jumlah dari product dari X dan Y
x2 = jumlah kuadrat deviasi X
y2
= jumlah kuadrat deviasi Y
Kemudian harga rxy dikonsultasikan dengan nilai rtabel Product
Moment. Apabila rxy > rtabel, maka hipotesis diterima, yang berarti: hipotesis
pertama yaitu “Ada hubungan positif antara kompetensi guru dengan prestasi
belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta” dan hipotesis yang kedua “Ada
hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa
kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta” diterima.
b. Pengujian Hipotesis Ketiga
Untuk menguji hipotesis yang ketiga yaitu: “Ada hubungan positif
secara bersama antara kompetensi guru dan motivasi belajar siswa dengan
prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta”, digunakan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Mencari persamaan garis regresi dua prediktor
Persamaan garis regresi linier dua prediktor adalah:
KXaXa 2211
(Hadi, 2001: 2)
Dimana :
Y = kriteria
a1 = koefisien prediktor 1
a2 = koefisien prediktor 2
K = bilangan konstan
2) Mencari koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1 dan
prediktor X2 dapat diperoleh dari:
2
22112,1
y
yxayxaRy
(Hadi, 2001: 25)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Dimana :
Ry(1,2) = koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2
a1 = koefisien prediktor X1
a2 = koefisien prediktor X2
x1y = jumlah produk antara X1 dan Y
x2y = jumlah produk antara X2 dan Y
y2 = jumlah kuadrat kriteria Y
Kriteria uji:
Ry(1,2) > r tab = ada korelasi antara kriterium (Y) dengan prediktor (X1) dan
(X2)
Ry(1,2) < r tab = tidak ada korelasi antara kriterium (Y) dengan prediktor
(X1) dan (X2)
3) Menguji apakah koefisien korelasi signifikan (F) antara kriterium Y dengan
prediktor X1 dan X2, dengan menggunakan rumus:
2
2
1
1
R N mFreg
m R
(Hadi, 2001: 26)
Dimana :
F reg = harga F garis regresi
N = cacah kasus (banyaknya sampel)
m = cacah prediktor (banyaknya prediktor)
R = koefisien korelasi antara kriterium dan prediktor-prediktor
Kemudian harga Freg dikonsultasikan dengan Ftabel dengan simpulan sebagai
berikut:
a) Apabila Freg > Ftabel, maka Ha diterima yang berarti ada hubungan antara
prediktor (X) dengan kriterium (Y).
b) Apabila Freg < Ftabel, maka Ha ditolak yang berarti tidak ada hubungan
antara prediktor (X) dengan kriterium (Y)
4) Mencari besarnya sumbangan relatif masing-masing prediktor terhadap
kriterium dihitung dengan rumus :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Prediktor X1 : %100.
% 111 x
regJK
yXaXSR (Hadi, 2001: 42)
Prediktor X2 : %100.
% 222 x
regJK
yXaXSR (Hadi, 2001: 42)
JKreg = a1 x1y + a2 2 xy (Hadi, 2001: 42)
Untuk mencari besarnya sumbangan efektif masing-masing prediktor
terhadap kriterium. Terlebih dahulu dicari efektivitas garis regresi yang
dicerminkan dalam koefisien determinan (R2) dengan rumus :
R2 = %100x
JK
JK
T
reg
JKT = Y2
Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dengan rumus:
2
11 .%% RxXSRXSE
Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan rumus:
2
22 .%% RxXSRXSE
Dimana : R2
= efektifitas garis regresi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian yang berjudul “Hubungan antara Kompetensi Guru dan
Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI SMK PGRI 1
Surakarta Tahun Ajaran 2011 / 2012” ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu
variabel terikat. Terdapat tiga macam data yang dibahas, yakni: data kompetensi
guru, motivasi belajar siswa dan data prestasi belajar siswa.
Data yang telah diperoleh dideskripsikan sebagai berikut :
1. Deskripsi Data Kompetensi Guru (X1)
Data variabel kompetensi guru diperoleh dengan metode angket yang
disebarkan kepada siswa. Angket kompetensi guru terdiri dari 33 item per-
nyataan dengan empat alternatif jawaban yaitu: selalu, sering, jarang dan tidak
pernah dengan skor 4, 3, 2, 1 untuk item positif dan 1, 2, 3, 4 untuk item
negatif. Sehingga jumlah skor maksimal apabila responden memberikan skor 4
untuk seluruh item pernyataan adalah 132 dan jumlah skor minimal apabila
memberikan skor 1 adalah 33. Kriteria skor yaitu sangat tinggi (ST) untuk
skor 4, tinggi (T) untuk skor 3, sedang (S) untuk skor 2, dan rendah (R) untuk
skor 1.
Hasil skoring angket penelitian variabel kompetensi guru diperoleh
skor tertinggi 129 dan skor terendah 85. Nilai rata-rata sebesar 106,69; median
107,35; modus 110,35 dan standar deviasi 9,73 (Lampiran 12). Berdasarkan
Tabel 4.1. dapat diketahui bahwa sebanyak 64,6% siswa menyatakan sub
indikator kompetensi kepribadian yaitu menjadi teladan memiliki kriteria
sangat tinggi. Sedangkan sebanyak 11,0% siswa menyatakan sub indikator
kompetensi kepribadian yaitu displin, arif dan bijaksana memiliki kriteria
rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Tabel 4.1. Persentase Indikator Kompetensi Guru (X1)
Kompetensi Sub Indikator Persentase (%)
ST T S R
Kepribadian - Pribadi yang mantap, stabil
dan dewasa
50,6 31,1 16,5 1,8
- Disiplin, arif dan bijaksana 22,0 18,3 48,8 11,0
- Menjadi teladan 64,6 26,2 7,9 1,2
- Berakhlak mulia 47,0 46,3 5,5 1,2
Pedagogik - Mengelola pembelajaran 48,8 40,2 10,4 0,6
- Pemahaman peserta didik 54,1 31,2 13,2 1,5
- Perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran
27,2 38,6 31,3 2,8
- Evaluasi hasil belajar 46,7 36,2 16,7 0,4
- Pengembangan peserta
didik
47,6 40,2 9,8 2,4
Profesional - Menguasai materi standar 30,5 45,9 23,2 0,4
- Mengelola kelas 28,7 35,4 29,3 6,7
- Menggunakan media 22,0 48,8 19,5 9,8
Sosial - Berkomunikasi dan
bergaul secara efektif
43,9 37,8 15,4 2,8
Rerata indikator variabel kompetensi guru tertera pada Gambar 4.1. berikut.
Gambar 4.1. Histogram Rerata Indikator Variabel Kompetensi Guru (X1)
2. Deskripsi Data Motivasi Belajar Siswa (X2)
Data variabel motivasi belajar siswa diperoleh dengan metode angket
yang disebarkan kepada siswa. Angket motivasi belajar siswa terdiri dari 28
item pernyataan dengan empat alternatif jawaban, yaitu: sangat setuju, setuju,
tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan skor 4, 3, 2,1 untuk item positif dan
3,19 3,262,92
3,23
1
2
3
4
Kepribadian Pedagogik Profesional Sosial
Kri
teri
a
Kompetensi Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
1, 2, 3, 4 untuk item negatif. Sehingga jumlah skor maksimal apabila
responden memberikan skor 4 untuk seluruh item pernyataan adalah 112 dan
jumlah skor minimal apabila memberikan skor 1 adalah 28. Kriteria skor yaitu
sangat tinggi (ST) untuk skor 4, tinggi (T) untuk skor 3, sedang (S) untuk skor
2, dan rendah (R) untuk skor 1.
Hasil skoring angket penelitian variabel motivasi belajar siswa
diperoleh skor tertinggi 108 dan skor terendah 71. Nilai rata-rata sebesar 87,18;
median 84,77; modus 84,38 dan standar deviasi 8,09 (Lampiran 13).
Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa sebanyak 52,4% siswa menyata-
kan indikator harapan akan tercapainya cita-cita memiliki kriteria sangat
tinggi. Sebanyak 8,5% siswa menyatakan bahwa indikator Adanya hukuman
memiliki kriteria rendah.
Tabel 4.2. Persentase Indikator Variabel Motivasi Belajar Siswa (X2)
Simbol Indikator Persentase (%)
ST T S R
A - Keinginan atau hasrat
untuk berhasil
51,8 45,1 2,4 0,6
B - Adanya kebutuhan 35,0 60,2 3,7 1,2
C - Ulet dan tidak mudah puas 23,8 58,9 15,7 1,6
D - Harapan akan tercapainya
cita-cita
52,4 46,3 1,2 0,0
E - Lingkungan belajar yang
kondusif
25,6 67,1 4,9 2,4
F - KBM yang menarik 13,7 69,5 15,9 0,9
G - Penghargaan/pujian 27,4 53,7 12,8 6,1
H - Kompetisi/ koordinasi 46,3 48,8 3,7 1,2
I - Penilaian 33,3 52,0 13,8 0,8
J - Adanya hukuman 18,3 59,8 13,4 8,5
K - Adanya kebutuhan kasih
sayang
12,6 54,1 26,0 7,3
L - Aktualisasi diri 42,7 50,0 7,3 0,0
Distribusi rerata indikator variabel motivasi belajar siswa tertera pada Gambar
4.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Gambar 4.2. Histogram Rerata Indikator Variabel Motivasi Belajar Siswa (X2)
3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa (Y)
Data variabel prestasi belajar siswa diperoleh dengan metode
dokumentasi dari leger nilai siswa. Nilai rata-rata mata pelajaran variabel
prestasi belajar siswa diperoleh skor tertinggi 82,63 dan skor terendah 69,05.
Nilai rata-rata sebesar 75,28; median 74,75; modus 77,12 dan standar deviasi
2,83 (Lampiran 14). Secara umum data variabel prestasi belajar siswa disajikan
pada Tabel 4.3. berikut.
Tabel 4.3. Distribusi Data Variabel Prestasi Belajar Siswa (Y)
Interval Nilai Fo Frekuensi Relatif
69 - 70 5 6,10 %
71 - 72 10 12,20 %
73 - 74 17 20,73 %
75 - 76 16 19,51 %
77 - 78 26 31,71 %
79 - 80 7 8,54 %
81 - 82 1 1,22 %
Jumlah 82 100 %
Distribusi data prestasi belajar siswa dapat disajikan pada histogram batang
(Gambar 4.3).
3,483,29
3,05
3,513,16
2,96 3,02
3,403,18
2,882,72
3,35
1
2
3
4
A B C D E F G H I J K L
Kri
teri
a
Motivasi Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar 4.3. Histogram Data Variabel Prestasi Belajar Siswa (Y)
B. Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian persyaratan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji normalitas, uji linieritas dan keberartian regresi serta uji independensi.
1. Uji Normalitas Data
Data kompetensi guru, motivasi belajar siswa dan prestasi belajar
siswa yang diperoleh dari hasil penelitian, kemudian diuji normalitas dengan
menggunakan rumus Chi Kuadrat (2) (Lampiran 12, 13 dan 14). Hasil uji
normalitas data disajikan pada Tabel 4.4. berikut:
Tabel 4.4. Rangkuman Uji Normalitas Data
No. Variabel 2 hitung
2 tabel
Keputusan
uji
1. Kompetensi Guru 7,847 12,592 Diterima
2. Motivasi Belajar Siswa 2,198 12,592 Diterima
3. Prestasi Belajar Siswa 9,163 12,592 Diterima
Berdasar Tabel 4.4. di atas dapat diketahui bahwa variabel kompetensi guru,
motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa berdistribusi normal.
2. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi
a. Hubungan Kompetensi Guru (X1) dengan Prestasi Belajar Siswa (Y)
Dari hasil perhitungan uji keberartian regresi kompetensi guru
(X1) terhadap prestasi belajar siswa (Y) didapatkan harga F1 sebesar 5,03,
5
10
17 16
26
7
1
0
5
10
15
20
25
30
69-70 71-72 73-74 75-76 77-78 79-80 81-82
Fre
ku
ensi
Interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel (1;80;0.05) = 3,96. Hasilnya adalah
5,03 > 3,96, dan dinyatakan bahwa regresi memiliki keberartian
(Lampiran 15). Artinya prediksi persamaan regresi Y = a + b(X1) adalah
bermakna.
Dari hasil perhitungan uji linieritas regresi didapatkan harga F2
sebesar 1,227, harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel (33;47;0,05) = 1,70.
Hasilnya adalah 1,227 < 1,70, jadi regresi kompetensi guru (X1) terhadap
prestasi belajar siswa (Y) adalah linier atau berupa garis lurus (Lampiran
15). Secara umum, linieritas regresi kompetensi guru (X1) terhadap
prestasi belajar siswa (Y) tertuang pada Gambar 4.4. berikut.
Gambar 4.4. Grafik Linieritas Regresi X1 terhadap Y dan Keberartian
persamaan : Y = 68,58 + 0,07X1
b. Hubungan Motivasi Belajar Siswa (X2) dengan Prestasi Belajar Siswa
(Y)
Dari hasil perhitungan uji keberartian regresi motivasi belajar
siswa (X2) terhadap prestasi belajar siswa (Y) didapatkan harga F1 sebesar
6,022, harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel (1;80;0.05) = 3,96. Hasilnya
adalah 6,022 > 3,96, jadi regresi memiliki keberartian (Lampiran 16).
Artinya prediksi oleh persamaan regresi Y = a + b (X2) adalah bermakna.
Dari hasil perhitungan uji linieritas regresi didapatkan harga F2
sebesar 0,828, harga ini dikonsultasikan dengan Ftabel (30;50;0,05) = 1,69.
y = 0,070x1 + 68,58
60
70
80
90
80 90 100 110 120 130 140
Pre
stas
i B
elaj
ar S
isw
a
Kompetensi Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Hasilnya adalah 0,828 < 1,69, jadi regresi motivasi belajar siswa (X2)
terhadap prestasi belajar siswa (Y) adalah linier atau berupa garis lurus
(Lampiran 16). Secara umum, linieritas regresi motivasi belajar siswa
(X2) terhadap prestasi belajar siswa (Y) tertuang pada Gambar 4.5.
berikut.
Gambar 4.5. Grafik Linieritas Regresi X2 terhadap Y dan Keberartian
persamaan : Y = 67,18 + 0,099X2
Tabel 4.5. Rangkuman Uji Linieritas dan Keberartian Regresi
Sampel Uji Regresi Fhitung Ftabel Kriteria Keputusan
X1Y
Keberartian
Regresi F1 = 5,03 3,96 F1 > F tabel Diterima
Uji Linieritas F2 = 1,22 1,70 F2 < F tabel Diterima
X2Y
Keberartian
Regresi F1 = 6,02 3,96 F1 > F tabel Diterima
Linieritas F2 = 0,82 1,69 F2 < F tabel Diterima
Dari Tabel 4.5. dapat diketahui bahwa regresi kompetensi guru (X1)
terhadap prestasi belajar siswa (Y) dan regresi motivasi belajar siswa (X2)
terhadap prestasi belajar siswa (Y) adalah berarti dan linier.
3. Uji Independen
Uji independen digunakan untuk mengetahui apakah kedua variabel
bebas saling bebas atau tidak mempengaruhi satu sama lainnya (independen).
y = 0,099x2 + 67,18
60
70
80
90
60 70 80 90 100 110
Pre
stas
i B
elaj
ar S
isw
a
Motivasi Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Uji independen dilakukan dengan rumus korelasi product moment Pearson.
Berdasarkan hasil uji independen didapatkan rX1X2 sebesar 0,205 (Lampiran
17), dikonsultasikan dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 82
diperoleh 0,220. Hasilnya rhitung < rtabel (0,205 < 0,220). Berarti bahwa kedua
variabel bebas, yaitu kompetensi guru (X1) dengan motivasi belajar siswa
(X2) adalah saling bebas (independen).
C. Pengujian Hipotesis
1. Uji Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama dilaksanakan dengan menggunakan
analisis korelasi Product Moment. Hipotesis pertama menyatakan ada
hubungan positif antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa kelas
XI SMK PGRI 1 Surakarta. Dari perhitungan didapatkan harga rx1y = 0,244
harga ini dikonsultasikan dengan rtabel (82;0,05) = 0,213, hasilnya: 0,244 > 0,213,
sehingga hipotesis pertama dinyatakan diterima. Jadi ada hubungan positif
antara kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa (Lampiran 18).
2. Uji Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua dilaksanakan dengan menggunakan
analisis korelasi Product Moment. Hipotesis kedua menyatakan ada hubungan
positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Dari
perhitungan didapatkan harga rx2y = 0,265 harga ini dikonsultasikan dengan
rtabel (82;0,05) = 0,213, hasilnya: 0,265 > 0,213, sehingga hipotesis kedua
dinyatakan diterima. Jadi ada hubungan positif antara motivasi belajar siswa
dengan prestasi belajar siswa (Lampiran 18).
3. Uji Hipotesis Ketiga
Pengujian hipotesis ketiga dilaksanakan dengan analisis regresi dua
prediktor. Hipotesis ketiga menyatakan bahwa ada hubungan positif secara
bersama antara kompetensi guru dan motivasi belajar dengan prestasi belajar
siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta. Berdasarkan hasil analisis data dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
menggunakan analisis regresi dua prediktor didapatkan nilai koefisien korelasi
Ry sebesar 0,788. Harga tersebut dikonsultasikan dengan rtabel (82:0,05) diperoleh
0,213. Harga Ry lebih besar daripada harga rtabel, 0,788 > 0,213 sehingga dapat
dinyatakan terdapat hubungan positif secara bersama antara kompetensi guru
dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1
Surakarta. Selanjutnya didapatkan harga Freg sebesar 64,627 dengan Ftabel
(2;79;0,05) = 3,11. Persamaan garis regresinya adalah (Lampiran 18):
Y = 0,342 + 0,365X1 + 0,421X2
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut harga Freg dikonsultasikan
dengan Ftabel (2;79;0,05) : 64,627 > 3,11 yang berarti bahwa persamaan garis
regresi signifikan. Sehingga hipotesis ketiga yang menyatakan ada hubungan
positif antara kompetensi guru dan motivasi belajar dengan prestasi belajar
siswa dinyatakan diterima.
Variabel kompetensi guru memberikan sumbangan relatif sebesar
48,5% dan sumbangan efektif 30,1%. Variabel motivasi belajar siswa
memberikan sumbangan relatif sebesar 51,5% dan sumbangan efektif 31,9%.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Hasil uji hipotesis pertama dengan analisis korelasi Product Moment
Pearson mendapatkan harga rx1y = 0,244, harga ini lebih besar dari rtabel (82;0,05) =
0,213 yaitu 0,244 > 0,213, sehingga dinyatakan ada hubungan positif antara
kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta.
Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi guru dalam melaksanakan tugasnya
sebagai pengajar dan pendidik memiilki hubungan yang positif dengan prestasi
siswa yang dididik dan diajarnya. Semakin baik kompetensi seorang guru dalam
melaksanakan tugasnya, semakin baik pula prestasi siswanya.
Hasil uji hipotesis kedua dengan analisis korelasi Product Moment
Pearson didapatkan harga rx1y = 0,265, harga ini lebih besar dari rtabel (82;0,05) =
0,213 yaitu 0,265 > 0,213, sehingga dinyatakan ada hubungan positif antara
motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1
Surakarta. Hal ini menunjukkan motivasi yang dimiliki siswa untuk belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
memiliki hubungan yang positif dengan prestasinya. Semakin tinggi motivasi
yang dimiliki untuk belajar, semakin tinggi prestasi yang diraihnya.
Dari hasil pengujian hipotesis ketiga dengan analisis regresi dua
prediktor diperoleh harga Fhitung sebesar 64,627 lebih besar dari harga Ftabel (2;79;0,05)
= 3,11. Hal ini menunjukkan adanya hubungan positif antara kompetensi guru dan
motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1
Surakarta. Dari hasil analisis di atas dapat dinyatakan bahwa kompetensi guru
yang baik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya ditambah dengan
motivasi yang dimiliki siswa untuk belajar memiliki hubungan yang positif
dengan prestasi yang diperoleh siswa. Kompetensi guru yang baik ditunjukkan
melalui pemahaman dan pelaksanaan ke empat macam kompetensi yaitu:
kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial. Sedangkan motivasi
belajar siswa yang tinggi dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal
siswa. Sehingga kompetensi guru dan motivasi siswa memiliki hubungan yang
positif dengan prestasi yang diperoleh siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan
pada BAB IV, maka dapat dibuat simpulan sebagai berikut :
1. Terdapat hubungan positif antara kompetensi guru dengan prestasi belajar
siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis
pertama dengan analisis korelasi Product Moment, diperoleh rhitung sebesar
0,244 lebih besar dari rtabel sebesar 0,213 pada taraf signifikan 5%
2. Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar siswa dengan prestasi
belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta. Hal ini terbukti dari hasil uji
hipotesis kedua dengan analisis korelasi Product Moment, diperoleh rhitung
sebesar 0,265 lebih besar dari rtabel sebesar 0,213 pada taraf signifikan 5%.
3. Terdapat hubungan positif secara bersama antara kompetensi guru dan
motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1
Surakarta. Hal ini terbukti dari hasil uji hipotesis ketiga dengan analisis regresi
dua prediktor diperoleh Fhitung sebesar 64,627 lebih besar dari Ftabel (2;79;0,05) =
3,11 pada taraf signifikan 5%. Variabel kompetensi guru memberikan
sumbangan relatif sebesar 48,5% dan sumbangan efektif 30,19%. Sedangkan
motivasi belajar siswa memberikan sumbangan relatif sebesar 51,5% dan
sumbangan efektif 31,9%. Sehingga dapat diketahui bahwa motivasi belajar
siswa memiliki hubungan yang lebih kuat dengan prestasi belajar siswa
dibandingkan dengan kompetensi guru.
B. Implikasi
Berdasarkan atas landasan teori serta hasil penelitian ini, maka dapat
disampaikan implikasi yang berguna secara teoritis maupun praktis dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta.
1. Implikasi Teoretis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pembuktian
teori bahwa prestasi belajar siswa kelas XI SMK PGRI 1 Surakarta memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
hubungan dengan kompetensi guru dan motivasi belajar siswa. Salah satu
faktor penentu prestasi belajar siswa yaitu guru yang berkompeten. Guru dapat
dikatakan berkompeten didasarkan pada penguasaan atas keempat jenis
kompetensi guru yaitu: kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian dan
sosial. Hal ini dapat diketahui dari hasil penelitian yang membuktikan bahwa
guru yang berkompeten mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga siswa
dapat belajar secara optimal. Di samping itu hasil penelitian ini dapat diguna-
kan sebagai dasar pengembangan penelitian selanjutnya.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi para
guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Efektifitas peningkatan
prestasi belajar siswa melalui peningkatan kompetensi guru di sekolah ter-
gantung dari guru sebagai penyelenggara utama dari proses belajar mengajar
di kelas. Motivasi belajar siswa akan ikut serta menentukan arah tindakan
guru, sehingga kompetensi guru dan motivasi siswa dapat digunakan sebagai
upaya peningkatan prestasi belajar siswa.
Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu motivasi
belajar siswa itu sendiri. Dengan motivasi belajar yang tinggi akan memberi-
kan dorongan untuk terus tetap belajar. Sehingga pada akhirnya prestasi
belajar siswa pun dapat meningkat.
Dengan demikian kompetensi guru dan motivasi belajar siswa yang
tinggi mengakibatkan prestasi belajar siswa yang tinggi pula. Dengan adanya
penelitian ini diharapkan dapat lebih membantu meningkatkan prestasi belajar
siswa di SMK PGRI 1 Surakarta.
C. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi serta hasil penelitian, maka terdapat
beberapa saran yang perlu disampaikan kepada guru pengampu kelas XI SMK
PGRI 1 Surakarta dan kepada peneliti berikutnya di SMK PGRI 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
1. Kepada para Guru (Pendidik)
a. Diharapkan terus meningkatkan kompetensi yang telah dimiliki agar
prestasi belajar siswa meningkat.
b. Diharapkan lebih ditingkatkan lagi kompetensi profesional yang telah
dimiliki, disamping meningkatkan kompetensi guru yang lain.
c. Diharapkan lebih mampu menciptakan kegiatan belajar mengajar (KBM)
yang menarik, sehingga siswa termotivasi.
d. Dalam mengupayakan adanya motivasi dalam pembelajaran, diharapkan
dapat menggunakan penghargaan dan hukuman kepada siswa secara
optimal.
e. Hendaknya terus dapat melaksanakan tugas sebagai pendidik dengan baik,
sehingga anak didiknya termotivasi untuk berprestasi.
2. Kepada Peneliti Berikutnya
Diharapkan untuk mengadakan penelitian mengenai faktor penentu
prestasi belajar siswa yang lain, sehingga nantinya dapat diketahui seluruh
faktor yang memiliki kontribusi terhadap meningkatnya prestasi belajar siswa
SMK PGRI 1 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendeketan Praktik) Edisi Revisi
VI. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.
Asrifah, I. (2006). Hubungan antara Kompetensi Guru dan Kemandirian Belajar
Siswa dengan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA
Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi.
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat Jendral Departemen
Pendidikan Nasional.
Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi
Mahastya.
Djohar, Ms. (2006). Guru, Pendidikan dan Pembinaannya (Penerapannya dalam
Pendidikan dan UU Guru). Yogyakarta: CV Grafika Indah.
Hadi, S. (2001). Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Hamalik, O. (2006). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Keller. J.M. (2010). Challenges in Learner Motivation: A Holistic, Integrative
Model for Research and Design on Learner Motivation (versi
elektronik). Makalah disajikan pada The 11th
International Conference on
Education Research New Educational Paradigm for Learning and
Instruction, Florida State University, USA, 29 September - 1 Oktober.
Diperoleh pada 26 april 2012, dari http://www.aect.org/publications/
whitepapers/2010/ICER4.pdf.
Mulyasa, E. (2008). Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya Offset.
Narbuko, C. & Acmadi, A. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa
Indonesia: Edisi Keempat. Jakarta: Balai Pustaka.
Restuningtyas, I. (2010). Hubungan antara Motivasi Belajar Siswa dan
Kemampuan Berkomunikasi Guru dengan Prestasi Belajar Mata Diklat
Komunikasi Kelas 2 Sekretaris SMK Murni 2 Surakarta Tahun
2009/2010. Skripsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Rohman, A. (2009). Profesionalisme Keguruan. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Sagala, S. (2009). Kemampuan profesional guru dan tenaga pendidikan.
Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Selvi, K. Cultura. (2010). Teachers’ Competencies. International Journal of
Philosophy of Culture and Axiology, 7 (1), 167-175. Diperoleh 22 maret
2012, dari http://www.international-journal-of-axiology.net/articole/nr13
/art12.pdf.
Sudjana. (2001). Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti.
Bandung: PT Tarsito.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta.
Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
Sukmadinata, N.S. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya.
Suryabrata, S. (2006). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Suryadi, A. (2002). Pendidikan, Investasi SDM dan Pengembangan : Isu, Teori
dan Aplikasi. Jakarta : Balai pustaka.
Syah, M. (2010). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta :
Penerbit PT Grasindo.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen. Jakarta:
Depdiknas.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 3. Jakarta: Depdiknas.
Usman, M. U. (2005). Menjadi Guru Professional. Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.