pembuatan standard operating procedure(sop) it …
TRANSCRIPT
i
TUGAS AKHIR - 141501
PEMBUATAN STANDARD OPERATING PROCEDURE(SOP) IT HELPDESK BERBASIS ITIL V3 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS KESENJANGAN ( STUDI KASUS: LPSE ITS) Ahmad Faizun NRP 5210 100 137 Dosen Pembimbing Tony Dwi Susanto, S.T., M.T,Ph.D DEPARTEMEN SISTEM INFORMASI Fakultas Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2018
iii
TUGAS AKHIR – KS 141501
PEMBUATAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) IT HELPDESK BERBASIS ITIL V3 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS KESENJANGAN ( STUDI KASUS: LPSE ITS)
Ahmad Faizun NRP 5210 100 137 Dosen Pembimbing Tony Dwi Susanto, S.T., M.T.,Ph.D. DEPARTEMEN SISTEM INFORMASI Fakultas Teknologi Informasi Dan Komunikasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2018
v
FINAL PROJECT – KS 141501
DEVELOPMENT OF IT HELPDESK STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) BASED ON ITIL V3 USING GAP ANALYSIS (CASE STUDY: LPSE ITS) Ahmad Faizun NRP 5210 100 137 Supervisor Tony Dwi Susanto, S.T., M.T.,Ph.D. DEPARTEMENT OF INFORMATION SYSTEMS Faculty of Information Technology And Communication Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2018
i
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBUATAN STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
IT HELPDESK BERBASIS ITIL V3 DENGAN
MENGGUNAKAN ANALISIS KESENJANGAN ( STUDI
KASUS: LPSE ITS)
TUGAS AKHIR
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Pada
Departemen Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Oleh:
Ahmad Faizun
NRP 5210 100 137
Surabaya, 22 Januari 2018
PLH KEPALA
DEPARTEMEN SISTEM INFORMASI
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMBUATAN STANDARD OPERATING PROCEDURE
(SOP) IT HELPDESK BERBASIS ITIL V3 DENGAN
MENGGUNAKAN ANALISIS KESENJANGAN ( STUDI
KASUS: LPSE ITS)
TUGAS AKHIR
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Pada
Departemen Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Oleh:
Ahmad Faizun
NRP 5210100137
Disetujui Tim Penguji : Tanggal Ujian : 19 Januari 2018
Periode Wisuda : Maret 2018
Tony Dwi Susanto, S.T, M.T, Ph.D (Pembimbing I)
v
PEMBUATAN STANDARD OPERATING
PROCEDURE (SOP) IT HELPDESK BERBASIS
ITIL V3 DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS
KESENJANGAN ( STUDI KASUS: LPSE ITS)
Nama Mahasiswa : Ahmad Faizun
NRP : 5210 100 137
Departemen : Departemen Sistem Informasi
Pembimbing : Tony Dwi Susanto S.T.,M.T.,Ph.D.
ABSTRAK
Untuk menjamin kualitas dalam suatu layanan, salah satunya
dapat dilakukan dengan mengoptimalkan Standard Operating
Procedure (SOP). IT Helpdesk LPSE ITS merupakan unit kerja
ITS yang menyediakan layanan untuk pengadaan barang jasa
secara elektronik. IT Helpdesk LPSE ITS telah menerapkan
SOP yang merupakan adopsi dari Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Namun SOP
tersebut tidak bersesuaian dengan kondisi saat ini akan
infrastruktur, sumber daya manusia di LPSE ITS. Sehingga
diperlukan suatu SOP yang dapat mengakomodasi kondisi saat
ini di LPSE ITS serta menjadi SOP turunan dari LKPP.
Pengambilan data, perancangan hingga analisis dilakukan
oleh penulis menggunakan metode analisis kesenjangan.
Kesenjangan dilakukkan dengan membandingkang antara
kondisi eksisting dengan kondisi ideal menurut best practice
ITIL V3. Hasil analisis ini akan digunakan sebagai dasar dalam
pembuatan rekomendasi SOP yang dapat membantu IT
Helpdesk LPSE ITS untuk meningkatkan kinerja dalam
mengelola layanan operational TI. Sehingga dalam Tugas
Akhir ini dihasikan rekomendasi dokumen SOP yang berbasis
best practice ITIL V3 terverifikasi dan tervalidsi sesuai
kebutuhan Helpdesk LPSE ITS.
Kata Kunci : IT Helpdesk LPSE ITS, Standard Operating
Procedure (SOP), ITIL V3, Analisis
Kesenjangan
vii
DEVELOPMENT OF IT HELPDESK STANDARD
OPERATING PROCEDURE (SOP) BASED ON
ITIL V3 USING GAP ANALYSIS
( CASE STUDY: LPSE ITS)
Student Name : Ahmad Faizun
NRP : 5210 100 137
Departement : Department of Information Systems
Supervisor : Tony Dwi Susanto S.T, M.T, Ph.D
ABSTRACT
To ensure the quality of a service, one of them can be done by
optimizing Standard Operating Procedure (SOP). IT Helpdesk
LPSE ITS is one of ITS unit that provides services for e-
procurement. IT Helpdesk LPSE ITS has implemented SOP
which is made by Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang Jasa
Pemerintah (LKPP). However, the SOP does not correspond to
the current condition of infrastructures, human resources in
LPSE ITS. So its need an SOP that can accommodate the
current conditions in LPSE ITS and become SOP derivative of
LKPP. Data retreival, designs and analysis is done by the
author using gap analysis. Gap analysis is used by comparing
the existing conditions with the ideal conditions according to
best practice of ITIL V3. The results of this analysis will be used
as a basis for making SOP recommendations that can help IT
Helpdesk LPSE ITS to improve performance on IT operational
services. So in this final project, the recommendations of SOP
document based on best practice of ITIL V3 are verified and
validated by IT Helpdesk LPSE ITS.
Keyword : IT Helpdesk LPSE ITS, Standard Operating
Procedure (SOP), ITIL V3, Gap Analysis
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT yang
telah memberikan petunjuk, pertolongan, rahmat, dan kekuatan
pada penulis, sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas
Akhir dengan judul “Pembuatan Standard Operating
Procedure (SOP) IT Helpdesk berbasis ITIL v3 dengan
Menggunakan Analisis Kesenjangan (Studi Kasus: LPSE
ITS)”. Tugas akhir ini dibuat dalam rangka menyelesaikan gelar
sarjana di Departemen Sistem Informasi Fakultas Teknologi
Informasi dan Komunikasi Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan dalam
penyelesaian tugas akhir ini, yaitu :
1. Allah Subhanahu Wa Ta’ala, atas Ke-Maha MurahanNya
2. Seluruh keluarga yang selalu memberikan dukungan doa,
moril dan semangat pada penulis. Terutama ibu tercinta
yang selalu menyertai penulis di setiap doanya. Kepada
bapak yang selalu menghargai setiap keputusan yang
penulis ambil. Semoga Allah selalu memberikan hidayah
dan menyertai kebaikan kepada beliau berdua.
3. Bapak Tony Dwi Susanto, S.T, M.T., Ph.D, ITIL. selaku
dosen pembimbing yang dengan sabar telah meluangkan
waktu untuk membantu, membimbing, selalu memberi
semangat agar penulis dapat segera menyelesaikan tugas
akhir ini. Semoga karunia Allah selalu menyertai beliau
dalam setiap aktivitasnya.
4. Ibu Yety Murtirahayu S.K.M dan Bapak Prof. Iwan Vanany
S.T, M.T., Ph.D yang telah begitu sabar dan bersedia untuk
menjadi narasumber untuk kebutuhan penelitian tugas
akhir.
5. Ibu Feby Artwodini Muqtadiroh, S.Kom.,M.T. dan Ibu
Anisah Herdiyanti, S.Kom., M.Sc. yang telah menjadi
dosen penguji dan memotivasi penulis dalam penyelesaian
tugas akhir ini .
6. Bapak Dr. Ir. Aris Tjahyanto, M.Kom., selaku Ketua
Departemen Sistem Informasi ITS, yang telah menyediakan
fasilitas terbaik untuk kebutuhan penelitian tugas akhir.
7. Bapak Nisfu Asrul Sani, S.Kom., M.Sc., selaku Kepala
Program Studi Departemen Sistem Informasi ITS, yang
telah membantu penulis terkait prosedur penyusunan tugas
akhir.
8. Bapak Sholiq, S.T., M.Kom., M.SA selaku kepala
Laboratorium Manajemen Sistem Informasi (MSI) DSI ITS
Surabaya dan dosen penguji Anisah Herdiyanti, S.Kom.,
M.Sc., ITIL dan yang telah membantu penulis dalam
penyusunan tugas akhir.
9. Pak Hermono, selaku admin laboratoriun MSI yang
membantu penulis dalam hal administrasi penyelesaian
tugas akhir.
10. Tim Papandayan Cargo yang selalu menjadi sumber
motivasi penulis dalam penyelesaikan tugas akhir ini.
11. Teman-teman Foxis, Watangtang, serta pihak lain yang
telah mendukung dan membantu dalam kelancaran
penyelesaian tugas akhir ini.
Penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis meminta maaf untuk kekurangan yang terdapat pada
laporan ini. Kritik dan saran yang membangun tentunya sangat
diharapkan untuk perbaikan penelitian tugas akhir di masa
mendatang.
Surabaya, Januari 2018
Penulis
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN .................................................... iii ABSTRAK ............................................................................... v ABSTRACT ........................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................ ix DAFTAR ISI ........................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ............................................................. xv DAFTAR TABEL ................................................................ xvii BAB I PENDAHULUAN ...................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah .................................................. 3 1.3. Batasan Masalah ....................................................... 3 1.4. Tujuan Tugas Akhir .................................................. 3 1.5. Manfaat Kegiatan Tugas Akhir ................................. 3 1.6. Sistematika Penulisan ............................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................ 7 2.1. Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance) .. 7 2.2. Standard Operating Procedure (SOP) ....................... 8 2.3. Manajemen Layanan Teknologi Informasi ............... 9
2.3.1. Layanan ........................................................... 10 2.3.2. Komposisi Value ............................................. 10 2.3.3. Aset Layanan................................................... 11
2.4. Best Practice ITIL V3 ............................................. 12 2.4.1. Service Strategy .............................................. 13 2.4.2. Service Design ................................................ 14 2.4.3. Service Transition ........................................... 14 2.4.4. Service Operating ............................................ 15 2.4.5. Continual Service Improvement ..................... 16
2.5. Analisis Gap (Kesenjangan) ................................... 16 2.5.1. Vertical gap analysis (VGA) ........................... 17 2.5.2. Horizontal Gap Analysis (HGA) ..................... 17
2.6. Lembaga Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (
LKPP) ..................................................................... 17 2.7. Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE) ..... 18
BAB III METODOLOGI ...................................................... 21 3.1. Tahapan Pendahuluan ............................................. 21 3.2. Pengumpulan Data .................................................. 21 3.3. Analisis dan Pengolahan Data ................................. 22 3.4. Penyusunan Dokumen Rekomendasi ...................... 24 3.5. Penyusunan Buku Tugas Akhir ............................... 24
BAB VI PERANCANGAN................................................... 25 4.1. Perancangan Studi Kasus ........................................ 25
4.1.1. Tujuan Studi Kasus ......................................... 25 4.1.2. Subjek dan Objek Penelitian ........................... 25 4.1.3. Kebutuhan Data ............................................... 26
4.2. Pengumpulan Data dan Informasi ........................... 26 4.2.1. Telaah Dokumen ............................................. 28 4.2.2. Wawancara ...................................................... 29 4.2.3. Observasi ......................................................... 33
4.2. Perancangan Dokumen Standard Operating
Procedure (SOP) ..................................................... 34 4.3. Perancangan Pengujian Dokumen Standard Operating
Procedure (SOP) ..................................................... 39 4.3.1. Verifikasi ......................................................... 39 4.3.2. Validasi ............................................................ 40
BAB V IMPLEMENTASI .................................................... 43 5.1. Hasil Telaah Dokumen ............................................ 43
5.1.1. Dokumen Standard Operating Procedure(SOP)
Lembaga Kebijakan Barang Jasa
Pemerintah(LKPP) Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE) 2012 .................................. 44 5.1.2. Dokumen Peraturan Kepala LKPP Nomor 2
tahun 2010 ....................................................... 55 5.2. Hasil Wawancara .................................................... 56
5.2.1. Tugas Pokok dan Fungsi IT Helpdesk LPSE ITS
......................................................................... 57 5.2.2. Kondisi eksisting Penanganan layanan pada IT
Helpdesk .......................................................... 58 BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................ 71
xiii
6.1. Analisis Kesenjangan .............................................. 71 6.1.1. Event Management ......................................... 71 6.1.2. Insiden Management ....................................... 77 6.1.3. Problem Management ..................................... 83 6.1.4. Access Management ....................................... 89 6.1.5. Request Fulfillment ......................................... 93
6.2. Identifikasi Perubahan .......................................... 100 6.3. Identifikasi Solusi ................................................. 111 6.4. Pembuatan Standard Operating Procedure ........... 116
6.4.1. Prosedur Pencatatan Event ............................ 116 6.4.2. Prosedur Pengelolan Insiden ......................... 117 6.4.3. Prosedur Pengelolan Problem ....................... 120 6.4.4. Prosedur Pengelolaan Akses ......................... 120 6.4.5. Prosedur Pengelolaan Permintaan ................. 121
7.BAB VII PENUTUP ......................................................... 125 7.1. Kesimpulan ............................................................... 125 7.2. Saran ......................................................................... 125
8.DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 127 9.BIODATA PENULIS ....................................................... 129 LAMPIRAN A ..................................................................... A-1 LAMPIRAN B ..................................................................... B-1 LAMPIRAN C ..................................................................... C-1 LAMPIRAN D ..................................................................... D-1 LAMPIRAN E ..................................................................... E-1
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Hubungan utility dan warranty .......................... 11 Gambar 2.2. Resources dan Capabilities ................................ 12 Gambar 2.3. ITIL V3 Diagram ............................................... 13 Gambar 3.1. Metode Penelitan Tugas Akhir .......................... 23 Gambar 4.1. Cover SOP ......................................................... 36 Gambar 4.2. Lembar Pengesahaan ......................................... 37 Gambar 4.3. Bagian Keterangan & Penjelasan Prosedur ....... 38 Gambar 4.4. Bagian Prosedur ................................................ 39 Gambar 6.1. SOP Problem ................................................... 120 Gambar 6.2. SOP Pengelolaan Akses .................................. 121 Gambar 6.3. SOP Permintaan .............................................. 122
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Mapping metode pengumpulan data ..................... 27 Tabel 4.2. Dokumen yang akan ditelaah ................................ 29 Tabel 4.3. Kode Interview Protocol ....................................... 30 Tabel 4.4. Template Interview Protocol ................................. 30 Tabel 4.5. Materi Wawancara ................................................ 32 Tabel 4.6. Template Observasi ............................................... 33 Tabel 4.7. Prosedur ................................................................ 34 Tabel 4.8. Rencana Verifikasi ................................................ 39 Tabel 4.9. Rencana Validasi ................................................... 40 Tabel 5.1. Hasil Telaah Dokumen .......................................... 43 Tabel 5.2. Mapping SOP LPSE LKPP dalam Proses ITIL .... 47 Tabel 5.3. Kondisi Eksisting Pengelolaan layanan ................ 60 Tabel 5.4. Pengelolaan Insiden .............................................. 62 Tabel 5.5. Pengelolaan Problem ............................................. 64 Tabel 5.6. Pengelolaan Akses ................................................ 66 Tabel 5.7. Pengelolaan Request ............................................. 67 Tabel 6.1. Kesenjangan Event Notification ............................ 71 Tabel 6.2. Kesenjangan Event Detection................................ 72 Tabel 6.3. Kesenjangan Event Logging ................................. 72 Tabel 6.4. Kesenjangan Event Filtering ................................. 73 Tabel 6.5. Kesenjangan Event Corelation .............................. 74 Tabel 6.6. Kesenjangan Response Selection .......................... 74 Tabel 6.7. Kesenjangan Review Event ................................... 76 Tabel 6.8. Kesenjangan Penutupan Event .............................. 76 Tabel 6.9. Kesenjangan identifikasi Insiden .......................... 77 Tabel 6.10. Kesenjangan Pencatatan Insiden ......................... 77 Tabel 6.11. Kategori Insiden .................................................. 78 Tabel 6.12. Prioritas Insiden .................................................. 80 Tabel 6.13. Diagnosa Awaal .................................................. 80 Tabel 6.14. Kesenjangan Eskalasi .......................................... 81 Tabel 6.15. Kesenjangan Investigation & Diagnose .............. 82 Tabel 6.16. Kesenjangan Insident Resolution & Recovery .... 82 Tabel 6.17. Kesenjangan Insident Closure ............................. 83
Tabel 6.18. Kesenjangan Insident Closure .............................83 Tabel 6.19. Kesenjangan Pengelolaan Akses .........................89 Tabel 6.20. Kesenjangan Verifikasi .......................................89 Tabel 6.21. Kesenjangan Memberikan Hak Akses .................90 Tabel 6.22. Kesenjangan pengawasan status identitas ...........91 Tabel 6.23. Kesenjangan Penonaktifan akses .........................91 Tabel 6.24. Kesenjangan Pencatatan dan Pelacakan Akses ...92 Tabel 6.25. Request Fulfillment .............................................93 Tabel 6.26. Request Logging and Validation .........................93 Tabel 6.27. Request Categorization ........................................94 Tabel 6.28. Request Prioritazation .........................................95 Tabel 6.29. Request Authorization .........................................95 Tabel 6.30. Request Review ...................................................96 Tabel 6.31. Request Model Execution ....................................97 Tabel 6.32. Request Closure ...................................................98 Tabel 6.33. Identifikasi Perubahan Event .............................100 Tabel 6.34. Perubahan pada Incident Management ..............102 Tabel 6.35. Perubahan proses problem manajemen .............105 Tabel 6.36. Akses Managemen.............................................107 Tabel 6.37. Identifikasi Solusi ..............................................111 Tabel 6.38. Tahapan Lelang .................................................117
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini, akan dijelaskan tentang Latar Belakang Masalah,
Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Tugas Akhir dan
Manfaat Kegiatan Tugas Akhir.
1.1. Latar Belakang
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) ITS adalah unit
kerja yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan
pengadaan barang/jasa secara elektronik serta memfasilitasi
Pejabat Pengadaan (PA) dalam melaksanakan pengadaan
barang/jasa di Institut Teknologi Sepuluh Nopember. LPSE ITS
menggunakan sebuah perangkat lunak e-procurement yang
dikembangkan oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang
Jasa Pemerintah (LKPP) yang bernama Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE) untuk memberikan dukungan
terhadap proses pengadaan barang dan jasa di ITS.
IT Helpdesk LPSE ITS memberikan dukungan layanan bagi
pengguna Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).
Pengguna SPSE adalah Perorangan/badan usaha yang memiliki
hak akses kepada SPSE direpresentasikan oleh User lD dan
Password yang diberikan oleh LPSE [1].Pengguna SPSE
diantaranya adalah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP),
Penyedia Barang/Jasa [1].
Dalam pelaksanaan operasional, tata kelola IT Helpdesk LPSE
ITS diatur oleh LKPP. LKPP menyediakan seperangkat
dokumen Standard Operating Procedure (SOP) TI yang
menjadi pedoman baku bagi pelaksanaan kegiatan operasional
IT Helpdesk LPSE. Dokumen Standard Operating Procedure
(SOP) tersebut berlaku secara nasional bagi seluruh IT
2
Helpdesk LPSE yang ada, baik IT Helpdesk LPSE pada
Kementerian / Lembaga / Satuan Kerja Perangkat Daerah /
lnstitusi Lainnya (K/L/D/I). Implementasi SOP dalam proses
operasional IT Helpdesk LPSE ITS masih belum sesuai, karena
adanya perbedaan sumberdaya manusia, infrastruktur dan
kebijakan yang tersedia dengan yang ada pada SOP LKPP.
Terdapat beberapa permasalahan yang muncul pada IT
Helpdesk LPSE ITS, diantaranya distribusi aktivitas/peran yang
tidak sesuai dengan SOP, sistem alur dan cara penyelesaian
insiden/permitaan/akses tidak sistematis. Oleh karena itu,
pembuatan dokumen SOP yang seusai dengan ketersediaan
sumberdaya manusia, infrastruktur dan kebijakan yang ada di
LPSE ITS sangat penting, terutama dalam menstandarisasi
proses dan aktivitas yang dilakukan oleh IT Helpdesk untuk
menjamin efektivitas dan kualitas layanan.
Pada tugas akhir ini, akan dilakukan penyusunan SOP (standar
operating procedure) dengan melakukan pengamatan kondisi
eksisting terkait proses pengelolaan layanan TI untuk lingkup
proses event management, incident management, problem
management, request fulfillment dan access management oleh
IT Helpdesk LPSE ITS dan membandingkannya dengan proses
ideal menurut Best Practice ITIL V3. Penyusunan SOP pada IT
Helpdesk LPSE ITS dilakukan berdasarkan Best Practice ITIL
V3. Dimana pada Best Practice tersebut dibahas mengenai
proses Helpdesk dan bagaimana melakukan pengelolaan
terhadap event, insiden, penanganan problem, permintaan dan
hak akses pengguna. Kemudian, akan dilakukan
pendokumentasian terhadap SOP yang sudah disusun,
dilakukan verifikasi dan validasi dokumen SOP kepada IT
Helpdesk LPSE ITS, sehingga nantinya dapat digunakan oleh
IT Helpdesk LPSE ITS dalam melakukan penanganan
permasalahan layanan TI pengguna. Dengan demikian,
diharapkan kinerja IT Helpdesk LPSE IT dalam memenuhi
layanan dan menangani permasalahan layanan TI dapat
3
meningkat dan dapat memenuhi harapan pengguna layanan,
serta memberikan dampak positif terhadap LPSE ITS.
1.2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diangkat dalam Tugas Akhir ini
adalah:
1. Apa saja kesenjangan yang terjadi pada kondisi kekinian
implementasi SOP LKPP layanan IT Helpdesk LPSE ITS
dengan kondisi ideal berdasarkan best practice ITIL V3.
2. Seperti apa hasil pembuatan rekomendasi Standard
Operating Procedure (SOP) pelaksanaan layanan teknologi
informasi pada IT Helpdesk LPSE ITS menurut best
practice ITIL V3 berdasarkan hasil analisis kesenjangan
yang telah dilakukan?
1.3. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam pengerjaan Tugas Akhir ini adalah:
Penyusunan dokumen rekomendasi Standard Operating
Procedure (SOP) IT Helpdesk LPSE ITS pada fase Service
Operation menurut best practice ITIL V3 mengacu pada tingkat
layanan yang disepakati dengan LKPP.
1.4. Tujuan Tugas Akhir
Tujuan dari tugas akhir ini adalah menyusun sebuah dokumen
rekomendasi Standard Operating Procedure (SOP) TI
Helpdesk pada setiap aktivitas layanan yang dapat membantu
mengarahkan pelaksanaan layanan teknologi berdasarkan best
practice ITIL V3, kondisi sumberdaya dan infrastruktur yang
ada dan mengacu pada ketentuan yang dibuat LKPP.
1.5. Manfaat Kegiatan Tugas Akhir
Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Bagi IT Helpdesk LPSE ITS: Memiliki dokumen SOP IT
Helpdesk yang sesuai dengan ketersedian sumberdaya manusia,
infrastrutur dan kebijakan yang ada dan berdasarkan best
practice ITIL V3 sehingga dapat digunakan sebagai acuan
dalam memberikan layanan kepada pengguna.
Bagi penulis: Memperoleh pengalaman dalam menerapkan
pengetahuan yang didapatkan pada perkuliahan khususnya pada
mata kuliah Manajemen Layanan Teknologi Informasi dan Tata
Kelola Audit SI/TI di sebuah penyedia layanan teknologi
informasi.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini dibagi menjadi 5 bab
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang,
batasan masalah, tujuan tugas akhir, manfaat tugas akhir dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi dan penjelasan pustaka yang dijadikan referensi dalam
pembuatan tugas akhir ini akan dijelaskan pada bab ini. Teori
dan konsep yang akan dipaparkan dalam bab ini diantaranya
mengenai tata kelola teknologi informasi, layanan teknologi
informasi, ITIL V3 serta konsep lainnya yang berkaitan dengan
tugas akhir ini.
BAB III METODOLOGI PENGERJAAN
Bab ini menguraikan tentang tahapan pengerjaan yang akan
dilakukan pada penyusunan tugas akhir ini.
BAB IV PERANCANGAN
5
Bab ini memaparkan bagaimana perancangan perangkat yang
penulis gunakan dalam pengumpulan dan penggalian data di IT
Helpdesk LPSE ITS
BAB V IMPLEMENTASI
Bab ini memaparkan hasil yang didapatkan dari proses
pengumpulan data menggunakan perangkat yang telah dibuat,
serta hambatan apa saja yang dihadapi ketika pengumpulan
data.
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan bab yang memaparkan bagaimana
kesenjangan terjadi antara organisasi dan layanan ideal menurut
standar acuan, hasil analisis proses helpdesk yang telah
dilakukan, penyusunan dokumen SOP, serta verifikasi dan
validasi dokumen SOP yang telah dibuat untuk melihat apakah
dokumen SOP tersebut telah sesuai dengan kondisi IT Helpdesk
LPSE ITS.
BAB VII PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari seluruh tugas akhir.
Saran dan rekomendasi terhadap penelitian tugas akhir ini juga
disertakan untuk penelitian lanjutan yang memiliki kesamaan
dengan topik yang diangkat.
7
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Untuk memberikan kemudahan pemahaman tentang apa yang
akan dilakukan pada tugas akhir ini, berikut ini akan dijelaskan
beberapa konsep, istilah dan teknologi yang berkaitan dengan
penelitian ini. Serta akan dipaparkan juga penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan topik pada tugas
akhir ini
2.1. Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance)
Tata kelola adalah serangkaian proses, kebiasaan, kebijakan,
aturan, praktek manajemen organisasi yang mempengaruhi
sebuah entitas dikontrol dan dikelola. Tata kelola dilakukan
dimaksudkan agar setiap aktivitas, proses dalam organisasi
diarahkan kepada pencapaian tujuan organisasi.
Tata kelola teknologi informasi memiliki banyak pengertian.
Banyaknya perspektif yang digunakan dalam melihat tata kelola
TI, memunculkan banyak pengertian dari berbagai para ahli.
diantaranya adalah:
Specifying the decision rights and accountability
framework to encourage desirable behaviours in the use of
IT [1]
IT governance is the responsibility of the Board of
Directors and executive management. It is an integral part
of enterprise governance and consists of the leadership and
organizational structures and processes that ensure that
the organization’s IT sustains and extends the
organization’s strategy and objective [2].
IT governance is the organizational capacity exercised by
the Board, executive management and IT management to
control the formulation and implementation of IT strategy
and in this way ensure the fusion of business and IT [3].
The set of processes that ensure the effective and efficient
use of IT in enabling an organization to achieve its goals
[4]
Secara umum penulis mendifinisikan tata kelola teknologi
informasi sebagai proses, aturan, struktur organisasi dan
pendefinisan peran dan tanggung jawab terhadap informasi,
proses bisnis, aplikasi dan perangkat lunak yang bertujuan
untuk memastikan investasi TI memberikan nilai bisnis bagi
organisasi.
2.2. Standard Operating Procedure (SOP)
Standard Operating Procedure (SOP) dibuat untuk aktivitas
yang berulang. SOP menjadi panduan baku bagi pelaksanaan
aktivitas tersebut. SOP memberikan penjelasan secara detail
bagaimana sebuah aktivitas dilakukan atau sebuah kebijakan
diterapkan. Sebuah SOP yang efektif terdapat beberapa
komponen diantaranya.
1. Siapa yang akan melakukan aktivitas
2. Apa yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas tersebut
3. Dimana aktivitas tersebut akan dilakukan
4. Kapan aktivitas tersebut seharusnya dilakukan.
5. dan Bagaimana seseorang melakukan aktivitas tersebut.
Detail penjelasan dari SOP memberikan pedoman baku untuk
pelaksanaan aktivitas dengan cara yang konsisten. Dokumen
SOP berperan sebagai sumber. Dokumen SOP memberikan
sumberdaya pembelajaran yang memungkinkan staff/karyawan
dapat melaksanakan aktivitas tanpa perlu memperoleh arahan
dan bimbingan.Tahapan prosedur tertulis dapat juga membantu
menjaga staff akuntabel, karena harapan karyawan
didokumentasikan dan tindakan mereka dapat diukur terhadap
SOP.
A. Tujuan SOP
9
9
Pembuatan sebuah Standard Operating Procedure(SOP) untuk
sebuah kegiatan atau kebijakan bertujuan untuk:
1. Menjadi sebuah framework bagi kebijakan atau ativitas
pada sebuah organisasi
2. Dokumentasi tertulis Best Practices
3. Menjelaskan siapa, apa, bagaimana, kapan, dan mengapa
sebuah kebijakan atau aktivitas dilakukan.
4. Memberikan dasar pedoman untuk deskripsi kerja,
aktivitas korektif dan disiplin kerja serta penilaian kinerja
B. Tipe SOP
1. SOP Teknikal
SOP teknikal dapat digunakan untuk berbagai aktivitas. Sebagai
contoh adalah SOP yang digunakan melakukan pengujian
kualitas sebuah produk pada sebuah pabrik atau SOP untuk
mendapatkan sample untuk menjaga integritas dan
keterwakilan dalam sebuah sistem. SOP teknik juga dapat
digunakan dalam aktivitas seperti pemrosesan data dan
evaluasi, permodelan, pengukuran resiko dan sebagainya.
2. SOP Administratif
Seperti halnya SOP teknikal, SOP administratrif data digunakan
dalam berbagai aktivitas seperti tata cara evaluasi dokumen
kontrak Proyek pelaksanaan Uji kualitas, melakukan inspeksi
pekerjaan lainnnya, menentukan kebutuhan aktivitas sebuah
organisasi dan lain sebagainya
2.3. Manajemen Layanan Teknologi Informasi
Manajemen Layanan merupakan seperangkat kemampuan
khusus sebuah organisasi untuk memberikan sebuah manfaat
kepada pelanggan dalam bentuk sebuah layanan[2].
Kemampuan tersebut diwujudkan dalam bentuk kapasistas
layanan, kompetensi dan kepercayaan diri dalam bertindak.
Tindakan yang dilakukan adalah dengan mengubah resources
menjadi layanan yang memiliki “value” bagi pelanggan.
2.3.1. Layanan
Layanan memiliki banyak sekali pengertian sebagaimana
banyaknya bidang yang menggunakan istilah layanan
tersebut.Jika melihat pengertian layanan dari berbagai sumber
atau kamus maka akan terlihat banyak sekali berbedaan
pengertian yang disebabkan perbedaan cara pandang mengenai
layanan.Perbedaan itu bisa dilihat dari bidangnya, skalanya.
Dibawah ini beberapa pengertian mengenai "layanan".
1. Sebuah tindakan membantu.
2. Sebuah sistem yang terorganisasi yang terdiri dari tenaga
kerja dan dan material yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen.
3. Suplai, instalasi atau perawatan sebuah alat yang dilakukan
oleh vendor
4. Komoditas seperti perbankan, yang memiliki banyak aspek
intangble dan biasanya dikonsumsi bersamaan dengan
proses produksinya.
Sedangkan menurut ITIL V3, sebuah framework yang akan
digunakan pada tugas akhir ini, layanan didefinisikan sebagai
sarana dalam memberikan “Value” kepada konsumen dengan
membantu pelanggan mencapai hasil yang diinginkan tanpa
kepemilikan biaya atau resiko tertentu. Hasil yang diinginkan
oleh pelanggan dicapai dengan sebuah kinerja dan mengurangi
batasan yang dilakukan oleh penyedia layanan.
2.3.2. Komposisi Value
Terdapat 2 komposisi value dari perspektif pengguna
berdasarkan ITIL V3 yaitu Utilitty dan Warranty. Utility
merupakan hal positif yang dirasakan oleh pengguna berkaitan
dengan kinerja sebuah layanan. Sebagai contoh: sebuah internet
provider memberikan utility berupa bandwitch 2 gb/bulan.
Sedangkan warranty adalah kemampuan sebuah penyedia
layanan untuk menyediakan layanan ketika dibutuhkan.
11
11
Sebagai contoh: sebuah internet provider menjamin internet
dapat diakses kapanpun.
Hubungan Utility dan Warranty dalam membentuk Value
kepada pengguna dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Dengan utility, rata-rata kinerja sebuah layanan akan
meningkat. Sedangkan Warranty menurunkan variasi rata-rata
kinerja layanan setiap waktunya. Pada akhirnya dengan Utility
dan Warranty akan menghasilkan kinerja yang maksimal
sepanjang waktu dan memberikan return on asset terhadap
investasi yang dilakukan oleh pelanggan.
Gambar 2.1. Hubungan utility dan warranty
2.3.3. Aset Layanan
Dalam ITIL V3 aset layanan dibagi menjadi dua jenis yaitu
Resources dan Capabilities. Resources adalah inputan langsung
dalam membentuk sebuah layanan. Sedangkan Capabilities
yang terdiri dari manajemen, organisasi, sumberdaya manusia
dan pengetahuan adalah yang mengubah Resources menjadi
layanan. Capabilities diwujudkan dalam kemampuan organisasi
dalam mengkoordinasikan, mengontrol dan mengubah
sumberdaya menjadi layanan yang memiliki nilai bagi
pelanggan. Capabilities sangat erat kaitannya dengan
pengalaman dan pengetahuan yang tertanam dalam sumberdaya
manusia, sistem, proses dan teknologi. Gambar dibawah ini
adalah bagian-bagian dari organisasi yang termasuk ke dalam
Capabilites ataupun Resources.
Gambar 2.2. Resources dan Capabilities
Berdasarkan gambar diatas, resources dapat berupa modal,
infrastruktur, aplikasi, informasi, dan sumberdaya manusia.
Sedangkan capabilites berupa management, organisasi, proses-
proses, pengetahuan, dan sumberdaya manusia.
2.4. Best Practice ITIL V3
Information Technology Infrastructure Library (ITIL) adalah
sebuah framework yang menjadi sumber praktek yang baik
(Best Practice) untuk Manajemen Layanan ITIL telah banyak
digunakan oleh organisasi-organisasi di seluruh dunia untuk
13
13
membangun dan mengembangkan kemampuan dalam
manajamen layanan. ITIL mengeluarkan 5 publikasi untuk
bidang Manajemen Layanan Teknologi Informasi(MLTI).
Setiap publikasi mewakili setiap proses yang ada dalam MLTI.
Setiap proses ITIL saling behubungan dan ditujukan untuk
menciptakan sebuah MLTI yang baik [5].
Gambar 2.3. ITIL V3 Diagram
2.4.1. Service Strategy
Service Strategy adalah proses pertama dalam Manajemen
Layanan Teknologi Informasi. Pada tahapan ini,organisasi
membuat tujuan dan kinerja yang diharapkan dalam
memberikan layanan kepada pengguna dan pasar dan untuk
mengidentifikasi, memilih dan memprioritaskan kesempatan
yang ada. Service Strategy berkaitan dengan aktivitas untuk
memastikan bahwa organisasi dalam posisi yang mampu
menangani biaya dan resiko yang berkaitan dengan portofolio
layanan.
2.4.2. Service Design
Menurut ITIL fase desain memiliki peran sepanjang proses
perubahan bisnis yang digambarkan pada gambar diatas. Peran
tersebut didefinisikan sebagai "Desain Layanan TI yang sesuai
dan inovatif, termasuk arsitektur, proses, kebijakan, dan
dokumentasi layanan untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang
disepakati untuk masa kini dan masa yang akan datang” [6].
Tujuan dari Service Design adalah
1. Desain layanan ditujukan untuk memenuhi tujuan bisnis
berdasarkan kualitas,kepatuhan, kebutuhan resiko dan
keamanan, memberikan IT yang efektif dan efisien dan
solusi bisnis dan layanan sesuai dengan kebutuhan bisnis
dengan mengkoordinasikan setiap aktivitas desian untuk
layanan IT untuk memastikan konsistensi dan fokus bisnis.
2. Identifikasi dan mengelola resiko sehingga manajemen bisa
menghilangkan dan memitigasi resiko.
3. Mebuat dan menjaga perencanaan IT, proses, kebijakan,
arsitektur, kerang kerja dan dokument untuk desain kualitas
solusi IT untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang disepakati
untuk masa kini dan masa yang akan datang.
4. Membangun kemapuan IT dengan mengarahkan strategi
dan aktivitas desain kepada tugas-tugas operasional
sehingga menciptakan efektivitas dan efisiensi penggunaan
sumberdaya IT
2.4.3. Service Transition
Service Transition merupakan tahapan ketika sebuah layanan
baru atau layanan yang dimodifikasi diterapkan pada
lingkungan operasional.Pada tahapan ini, sangat penting untuk
memastikan setiap desain layanan yang telah dibuat pada
tahapan sebelumnya dapat berjalan dengan efektif pada tahapan
operasional yaitu dengan mengontrol resiko kegagalan dan
gangguan. [5] Pada tahapan ini terdapat aktifitas pengelolaan
rilis layanan, pengelolaan resiko.
15
15
2.4.4. Service Operating
Service Operating merupakan sebuah tahapan untuk
mengkoordinasikan dan menjalankan aktivitas dan proses yang
dibutuhkan untuk memberikan dan mengelola layanan sesuai
dengan SLA. Selain itu Service Operating juga bertanggung
jawab manajemen teknologi yang sedang berjalan untuk
memberikan layanan dan dukungan terhadap proses bisnis.
Terdapat beberapa kunci keberhasilan dari fase Service
Operating. Diantaranya adalah
1. Event Management
Event Management atau pengelolaan kejadian adalah sebuah
proses memonitor setiap kejadian yang terjadi pada
infrastruktur IT , memonitor operasional yang berjalan normal,
dan untuk mendeteksi dan mengekskalasi pengecualian kondisi.
2. Incident Management
Incident Management atau Pengelolaan insiden merupakan
sebuah proses yang fokus kepada mengembalikan kualitas
layanan yang dikarenakan gangguan atau penyebab tidak
terduga lainnya sesegera mungkin untuk meminimalkan
dampak pada proses bisnis.
3. Problem Management
Problem management adalah proses analisis akar penyebab
sebuah kejadian sehingga insiden dapat diketahui dan
diselesaikan sebelum insiden terjadi pada layanan.
4. Request Fulfillment
Request Fulfilment atau pemenuhan permintaan adalah sebuah
proses yang berkaitan dengan Service Request (Permintaan
layanan) yang umumnya memiliki resiko yang rendah,
membutuhkan perubahan pada sistem.
5. Access Management
Access Management adalah sebuah proses persetujuan hak
akses kepada pengguna yang berhak serta pemblokiran akses
terhadap pengguna yang tidak berhak. Access Management
disebut juga sebagai pengelolaan identitas dan hak akses.
2.4.5. Continual Service Improvement
Continual Service Improvement(CSI) atau Peningkatan layanan
berkelanjutan merupakan kombinasi prinsip,praktek dan
metode manajemen kualitas, manajemen perubahan dan
peningkatan kemampuan [7]. Tujuan CSI adalah untuk
penyelarasan secara berkelanjutan layanan TI terhadap
perubahan kebutuhan bisnis dengan mengidentifikasi dan
mengimplementasikan peningkatan terhadap layanan TI yang
mendukung proses bisnis.
2.5. Analisis Gap (Kesenjangan)
Secara bahasa "gap" mengindikasikan adanya perbedaan antara
satu hal dengan hal lainnya. Analisis kesenjangan(gap)
merupakan salah satu metode dalam pengukuran evaluasi
kinerja. Metode ini umum digunakan dalam pengelolaan
manajamen dalam sebuah organisasi.
Dalam bidang bisnis dan managemen analisis gap seringkali
diartikan sebagai sebuah pendekatan pengukuran bisnis untuk
membandingkan kinerja aktual dan kinerja yang diharapkan.
Analisis gap dilakukan dalam berbagai aspek yang
mempengaruhi kinerja perusahaan. Dengan demikian
perusahaan bisa mengetahuai sektor apa yang kinerjanya harus
diperbaiki.
Dalam pengembangan sebuah sistem informasi analisis gap
merupakan salah satu metode pengukuran terhadap solusi yang
akan diterapkan. Pengukuran tersebut dapat berupa pengukuran
kelayakan solusi dari aspek bisnis bergantung kebutuhan.
17
17
Penggunaan analisis gap dalam mengukur sebuah solusi
memiliki dua tipe, yaitu:
2.5.1. Vertical gap analysis (VGA)
Analisis Gap secara vertical digunakan untuk membandingkan
sebuah sistem atau solusi yang sudah diterapkan dengan sistem
atau solusi yang akan diterapkan. Analisis gap secara vertikal
membantu pengambilan keputusan dalam menginvestigasi
aspek resiko dari sistem atau solusi yang akan digunakan.
Penggunaan Analisa gap secara vertikal dapat meminimalkan
resiko sejak awal siklus proyek.
2.5.2. Horizontal Gap Analysis (HGA)
Analisis gap secara horizontal merupakan metode untuk
membandingkan solusi yang berbeda sehingga didapatkan satu
solusi yang paling sesuai. Parameter dalam menentukan solusi
terbaik dapat diukur secara berbeda bergantung kebutuhan
organisasi. Kriteria yang digunakan diantaranya adalah Resiko,
keamanan,kesesuaian skala kebutuhan, kemudahan dalam
pengelolaan, kemudahan penggunaan, Ketersediaan
sumberdaya, dan dampak terhadap sistem lainnya.
2.6. Lembaga Pengadaan Barang Jasa Pemerintah (
LKPP)
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan untuk
memperoleh barang/jasa oleh Kementrian/Lembaga Satuan
Kerja Perangkat Daerah/ Institusi Lainnya yang prosesnya
dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa [8].
Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik E-Procurement
adalah pengadaan barang/jasa yang mengikuti ketentuan
Peraturan Presiden tentang pengadaan barang/jasa Pemerintah
dan dilaksankan dengan menggunakan teknologi informasi dan
transaksi elektronik sesuai dengan aturan perundang-undangan.
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
(LKPP) adalah lembaga Pemerintah yang bertugas untuk
mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam peraturan presiden
nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah [9].
2.7. Layanan Pengadaan Secara Elektronik ( LPSE)
Layanan Pengadaan Secara Elektronik(LPSE) merupakan unit
kerja yang dibentuk oleh K/L/D/I untuk menyelenggarakan
Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) dan memfasilitasi
K/L/D/I kepda Portal Pengadaan Nasional [9]. Sistem
Pengadaan Secara Elektronik selanjutnya disingkat SPSE
adalah kesisteman meliputi perangkat lunak (aplikasi SPSE)
dan database E-Procurement yang dikembangkan oleh LKPP
untuk digunakan oleh LPSE dan insfrastrukturnya.
Tugas LPSE menurut Perka LKPP no. 2 Tahun 2010 :
a) Memfasilitasi PA/KPA mengumumkan rencana umum
pengadaan
b) Memfasilitasi ULP menayangkan pengumuman
pelaksanaan pengadaan
c) Memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan melaksanakan
pemilihan penyedia barang/jasa secara elektronik
d) Memfasilitasi Penyedia Barang/Jasa dan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan Pengguna SPSE
e) Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan
K/L/D/I
Fungsi LPSE
a) Penyusunan program kegiatan, ketatausahaan, evaluasi dan
pelaporan pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa Secara
Elektroni di lingkungan K/L/D/I
b) Pengelolaan SPSE dan infrastrukturnya
c) Pelaksanaan registrasi dan verifikasi Pengguna SPSE
19
19
d) Pelaksanaan pelayanan pelatihan dan dukungan teknis
pengoperasian SPSE
21
21
BAB III
METODOLOGI
Metodologi diperlukan sebagai panduan dalam proses
pengerjaan tugas akhir agar tahapan pengerjaan tugas akhir
dapat berjalan secara terarah dan sistematis. Gambar 3.1 adalah
tahapan yang dilakukan dalam kegiatan Tugas Akhir ini.
3.1. Tahapan Pendahuluan
Merupakan tahapan awal penelitian untuk mencari sumber
bahasan baik berupa tinjauan pustaka mapun sumber lainnya
seperti pencarian informasi dari pihak yang memiliki
pemahaman dan keahlian sesuai dengan objek penelitian yang
akan dilakukan.
Pengumpulan literatur dilakukan dari berbagai macam sumber.
Sumber tersebut berupa jurnal, buku, artikel, internet dan lain
sebagainya. Proses selanjutnya adalah studi literatur yang telah
didapatkan pada tahapan sebelumnya. Hasil telaah literatur ini
akan menjadi salah satu bahan acuan dalam penelitian.
3.2. Pengumpulan Data
Tahapan ini adalah tahap pencarian dan pengumpulan data yang
dibutuhkan untuk dilakukan analisis lebih lanjut sehingga dapat
menjadi informasi yang cukup dalam proses pengembangan,
penyusunan dan penulisan rekomendasi dokumen Standard
Operating Procedure (SOP) LPSE ITS
a) Perancangan
Pada proses perancangan dilakukan perancangan langkah -
langkah pengumpulan data, perancangan dokumen dan daftar
perancanaan yang akan digunakan dalam proses penggalian
data, perancangan dokumen dokumen SOP, perancangan
pengujian dokumen rekomendasi SOP
b) Telaah Dokumen
Proses ini dilakukan dengan meninjau tujuan, struktur
organisasi LPSE ITS. Peninjauan dilakukan melalui dokumen
tertulis maupun melalui website Layanan Pengadaan
Barang/Jasa Secara Elektornik. Penggalian informasi juga
dilakukan pada dokumen fisik SOP LPSE LKPP dari yang telah
ada, dokumen prosedur, dokumen sumberdaya LPSE ITS.
c) Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan yang
bersifat kualitatif mengenai organisasi yang sedang diteliti,
dalam hal ini IT Helpdesk LPSE ITS Melakukan pencarian data
yang berkaitan dengan peran, dan proses pengelolaan layanan
teknologi informasi yang sedang berjalan. Mengumpulkan data
mengenai aset layanan teknologi informasi yang dimiliki LPSE
ITS.
d) Observasi
Observasi dilakukan dengan langsung berinteraksi dengan
proses bisnis organisasi. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran faktual mengenai kondisi yang terjadi pada objek
penelitian.
3.3. Analisis dan Pengolahan Data
Tahapan ini merupakan tahap lanjutan setelah terkumpulnya
data yang diperlukan. Analisis dimulai dengan menganalisis
implementasi SOP LKPP yang sudah berjalan. difokuskan pada
kondisi kekinian IT Helpdeks LPSE ITS. Selanjutnya dilakukan
pemilihan aktivitas yang saat ini berjalan ataupun SOP yang
belum berjalan pada fase Service Operation ITIL V3.
23
23
METODE PENELITIAN TUGAS AKHIR
Tah
ap
Pen
gum
pu
lan
D
ata
Tah
ap
Pen
dah
ulu
anTa
hap
An
alis
is d
an P
engo
lah
anTa
hap
Pen
yusu
nan
Do
kum
en
Pro
sed
ur
Tah
ap
Pen
utu
pan
Mulai Studi Literatur
Telaah Dokumen
Wawancara Observasi
Analisis Kesenjangan Implementasi SOP LKPP berdasarkan best Practice ITIL V3 Fase Service
Operation
SOP Hasil analisis berdasarkan best practice ITIL V3, kondisi
sumberdaya, dan sesuai dengan ketetapan LKPP
Pembuatan SOP berdasarkan hasil analisis kesenjangan
Verifikasi dan Validasi SOP
Penyusunan Buku Tugas
AkhirSelesai
Kondisi kekinian Implementasi SOP LKPP di IT Helpdesk LPSE ITS
Perancangan Penelitian
Memilih SOP yang berjalan pada fase Service Operation ITIL V3
Gambar 3.1. Metode Penelitan Tugas Akhir
Aktivitas dan SOP yang telah dipilih selanjutnya di analisis.
Analisis dilakukan untuk mengetahuan kesenjangan yang
terjadi pada implementasi SOP LKPP dengan best practice ITIL
V3. Hasil analisis kesenjangan ini selanjutnya digunakan
bersama ketersediaan aset layanan sebagai acuan dalam proses
pembuatan rekomendasi SOP.
3.4. Penyusunan Dokumen Rekomendasi
Pada Tahapan ini akan dilakukan penyusunan dan penulisan
dokumen rekomendasi SOP hasil analisis kesenjaangan pada
tahapan sebelumnya. Selanjutnya dokumen rekomendasi SOP
LPSE ITS yang ditulis akan diverifikasi dan divalidasi pada
LPSE ITS sebagai organisasi yang akan menerapkan produk
rekomendasi SOP.
3.5. Penyusunan Buku Tugas Akhir
Akhir dari proses penelitian ini adalah penyusunan buku tugas
akhir sebagai dokumentasi dari seluruh proses yang dilakukan
selama penelitian. Penulisan buku tugas akhir dilakukan sesuai
dengan format laporan tugas akhir yang berlaku di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
25
BAB VI
PERANCANGAN
Bagian perancangan akan menjelaskan mengenai perangkat
yang akan dibutuhkan dalam penelitian tugas akhir ini. Berikiut
perancangan yang perlu dilakukan sebagai panduan dalam tugas
akhir ini:
4.1. Perancangan Studi Kasus
4.1.1. Tujuan Studi Kasus
Tujuan Studi kasus pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a) Mengetahui kesenjangan yang terjadi antara proses eksisting
pengelolaan layanan TI di IT Helpdesk LPSE ITS
dibandingkan dengan proses ideal menurut ITIL V3.
Penelitian kesenjangan berfokus pada proses Service
Operation meliputi pengelolaan event, pengelolaan insiden,
pengelolaan problem, akses dan pengelolaan permintaan.
b) Menghasilkan dokumen SOP untuk layanan IT Helpdesk
LPSE ITS untuk lingkup proses pengelolaan event,
pengelolaan insiden, pengelolaan problem, pengelolaan
permintaan dan pengelolaan akses sesuai analisis
kesenjangan yang akan dilakukan.
4.1.2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak yang memberikan data dan
pendapat terkait kebutuhan dalam penelitian. Pada penelitian ini
subjek tugas akhir adalah LPSE ITS ( Layanan Pengadaan
Secara Elektronik) ITS, terutama IT Helpdesk LPSE ITS. Objek
penelitian merupakan suatu hal yang akan diteliti dan menjadi
pusat pada penelitian. Pada penelitian ini, objek penelitian
adalah proses pelayanan IT Helpdesk LPSE ITS yang
disempurnakan dengan pembuatan Standard Operating
Procedure (SOP) menurut best practice ITIL V3.
4.1.3. Kebutuhan Data
Untuk kebutuhan penelitan tugas akhir ini , terdapat beberapa
data yang diperlukan terkait proses yang dilakukan oleh IT
Helpdesk sesuai dengan standar acuan yang telah ditentukan
oleh peneliti. Berikut data yang dibutuhkan dalam penelitian:
a) Tugas pokok dan fungsi IT Helpdesk LPSE ITS dalam
proses pengadaan barang/jasa di lingkungan ITS.
b) Kondisi kekinian terkait dengan layanan IT Helpdesk LPSE
ITS yang sudah berjalan. Data yang dibutuhkan berupa
data kondisi sumber daya manusia, infrastruktur, kebijakan,
implementasi SOP yang sudah berjalan, dan proses layanan
berdasarkan ITIL V3
4.2. Pengumpulan Data dan Informasi
Pada bagian ini akan dilakukan perancangan perangkat yang
akan digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dan
informasi terkait kondisi kekiniaan organisasi, kondisi yang
diharapkan, serta kondisi ideal pengelolaan IT Helpdesk.
Aktivitas perancangan perangkat yang dilakukan peneliti antara
lain: perancangan interview protocol untuk wawancara,
perancangan daftar kebutuhan untuk review dokumen, dan
template observasi.
Berikut pemetaan metode yang digunakan dalam penggalian
data dan informasi pada Tabel 4.1 yang ditunjukkan dibawah
ini
27
Tabel 4.1. Mapping metode pengumpulan data
Metode Tujuan Data
Telaah
Dokumen
Mengetahui struktur,
konten dan isi dari
dokumen lain yang terkait
dalam proses penyusunan
SOP, Mengetahui
Tugas pokok dan fungsi
IT Helpdesk LPSE ITS
dalam proses pengadaan
barang/jasa di
lingkungan ITS,
Wawancara
Kondisi kekinian terkait
dengan layanan IT
Helpdesk LPSE ITS yang
sudah berjalan
Sumberdaya
manusia
Infrastruktur
Kebijakan yang
diterapkan
Implementasi SOP
yang sudah berjalan
Aktivitas yang
berjalan namun
belum memiliki
SOP
Mengetahui Tugas pokok
dan fungsi IT Helpdesk
LPSE ITS dalam proses
pengadaan barang/jasa di
lingkungan ITS
Pihak-pihak yang
terlibat dalam layanan
IT Helpdesk LPSE ITS
Metode Tujuan Data
Mengetahui kondisi yang
diharapkan terkait proses
pengelolaan layanan IT
yang ada di IT Helpdesk
LPSE ITS
Infrastruktur yang
diharapkan
Jumlah dan kualitas
sumberdaya
manusia yang
diharapkan
Level kepuasan
yang diharapkan
Observasi
Melengkapi data yang
diperoleh pada metode
wawancara
Cara kerja sistem yang
digunakan IT Helpdesk
dalam mendukung
layanan IT
4.2.1. Telaah Dokumen
Merupakan metode yang dilakukan oleh peneliti dalam
pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen
yang dimiliki oleh IT Helpdesk LPSE ITS terkait layanan TI
yang diberikan. Diharapkan data yang diperoleh dapat
mendukung penelitan yang dilakuan. Berikut daftar dokumen
yang akan dipelajari oleh peneliti dalam proses penelitan ini.
29
Tabel 4.2. Dokumen yang akan ditelaah
No Dokumen
1 Dokumen Standard Operating Procedure(SOP)
Lembaga Kebijakan Barang Jasa Pemerintah(LKPP)
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) 2012
2 Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Tahun 2010
Tentang Layanan Pengadaan Secara Elektronik
3 Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 4
Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah
4 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penyusunan
Standar Operasional Prosedur Administrasi
Pemerintahan
5 Dokumen IT Helpdesk LPSE ITS Lainnya yang
terkait
4.2.2. Wawancara
Metode penggalian data melalui wawancara dilakukan dengan
perangkat Interview Protocol. Interview Protocol menjadi
acuan penelitian dalam melakukan wawancara agar lebih
terarah. Setiap Interview Protocol memiliki kode yang
menandakan sub bahasan tertentu dalam penelitian. Berikut
adalah Tabel 4.3 pengkodean Interview Protocol yang akan
penulis gunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.3. Kode Interview Protocol
Kode Deskripsi
IP 1
Pertanyaan umum layanan, kebijakan,
stackholder yang berperan dalam
layanan
SO 1 Event Management
SO 2 Incident Management
SO 3 Problem Management
SO 4 Access Management
SO 5 Request Fulfillment
Setiap Interview Protocol dilengkapi dengan tabel keterangan
pelaksaan wawancara. Informasi topik wawancara, tujuan,
waktu , lokasi, narasumber dan jabatan narasumber. Tampilan
tabel keterangan Interview Protocol yang akan digunakan
dalam proses pengumpulan data pada penelitian ini ditunjukkan
oleh Tabel 4.4. Pada bagian daftar pertanyaan disusun
berdasarkan proses dan subproses yang ada pada ITIL V3.
Tampilan tabel Daftar Pertanyaan ditunjukkan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4. Template Interview Protocol
INTERVIEW PROTOCOL <SO1>
Keterangan
Topik (ex. Event Management)
Tujuan (ex. Mengetahui proses penanganan event yang
ada pada LPSE)
Waktu ( ex . Kamis, 02 Juli 2017)
Lokasi (ex. LPSE ITS)
31
INTERVIEW PROTOCOL <SO1>
Keterangan
Nara
Sumber (ex. Ibu Yety Murtirahayu S.KM)
Jabatan (ex. Sekretaris LPSE)
Daftar Pertanyaan
Proses No Pertanyaan & Jawaban
Event
Notification
1
Pertanyaan: ( Ex. Bagaimana proses
pencatatan event yang terjadi pada
layanan IT Helpdesk LPSE ITS)
2
Jawaban: ( Ex. Pencatatan kejadian
lakukan secara reguler , harian, mingguan,
dan bulanan)
Event
Detection
1
Pertanyaan: ( Ex. Bagaimana proses
diagnosa event yang terjadi pada layanan
IT Helpdesk LPSE ITS)
2 Jawaban: ( Ex. Diagnosa cepat, lambat,
dll.)
Event
Filtering
1
Pertanyaan: ( Ex. Bagaimana proses
pemilihan event yang terjadi pada layanan
IT Helpdesk LPSE ITS)
2 Jawaban: ( Ex. Urgent, Penting, biasa,
tidak penting)
Event
Correlation
1
Pertanyaan: ( Ex. Bagaimana proses
hubungan event yang terjadi pada layanan
IT Helpdesk LPSE ITS)
2
Jawaban: ( Ex. Berkaitan dengan SOP
event filtering, SOP event detection, SOP
event notification)
INTERVIEW PROTOCOL <SO1>
Keterangan
Response 1
Pertanyaan: ( Ex. Bagaimana proses
feedback terhadap event yang terjadi pada
layanan IT Helpdesk LPSE ITS)
2 Jawaban: ( Ex. Cepat, lambat, tepat, dll.)
Pelaksanaan wawancara akan dilaksanaan kepada staff IT
Helpdesk LPSE ITS diantaranya kepada front-office IT
Helpdesk LPSE ITS, Technical Support/Administrator LPSE
dan Staff Manajemen LPSE. Adapun materi wawancara adalah
sebagai berikut pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Materi Wawancara
No Materi Wawancara
1 Mengetahui Tugas pokok dan fungsi IT Helpdesk LPSE
ITS dalam proses pengadaan barang/jasa di lingkungan ITS
2 Kondisi kekinian terkait dengan layanan IT Helpdesk LPSE
ITS yang sudah berjalan
Penggalian informasi eksisting dilakukan terkait
Proses pengelolaan event yang terjadi pada IT Helpdesk
LPSE ITS
Proses pengelolaan insiden yang terjadi pada IT
Helpdesk LPSE ITS
Proses pengelolaan problem yang terjadi pada IT
Helpdesk LPSE ITS
Proses pengelolaan akses yang terjadi pada IT
Helpdesk LPSE ITS
Proses pengelolaan request fulfillment yang terjadi
pada IT Helpdesk LPSE ITS
Aset-aset yang mendukung layanan
Aktivitas layanan yang berjalan
Dokumentasi pengelolaan layanan
33
No Materi Wawancara
3 Mengetahui kondisi yang diharapkan terkait proses
pengelolaan layanan IT yang ada di IT Helpdesk LPSE ITS
4.2.3. Observasi
Metode observasi dilakukan peneliti dengan melakukan
pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian untuk
mengetahui kondisi eksisting yang terjadi. Pengamatan secara
langsung dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui gambaran
terkait layanan TI yang sudah berjalan yaitu pengelolaan
terhadap event, insiden, problem , request dan akses pada IT
Helpdesk LPSE ITS. Dengan demikian, diharapkan data dan
informasi yang diperoleh peneliti melalui pengamatan secara
langsung, dapat melengkapi data yang diperoleh melalui
wawancara. Untuk memudahkan peneliti dalam
mendokumentasikan hal-hal penting yang ditemukan selama
observasi, maka dilakukan perancangan template observasi
seperti berikut pada tabel yang ditunjukkan pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Template Observasi
TEMPLATE OBSERVASI
Waktu (ex. Event Management)
Lokasi (ex. Mengetahui proses penanganan event yang
ada pada LPSE)
Nara
Sumber ( ex . Kamis, 02 Juli 2017)
Jabatan (ex. LPSE ITS)
Objek (ex: Sistem Pencatatan Insiden)
Tujuan (ex: Mengetahui cara dan gambaran sistem yang
digunakan untuk mencatat insiden)
TEMPLATE OBSERVASI
Hasil (ex: Pencatatan insiden dimulai dari laporan
yang masuk ke meja IT Helpdesk LPSE ITS)
4.2. Perancangan Dokumen Standard Operating Procedure
(SOP)
Perancangan dokumen standard operating procedure (SOP)
yang dilakukan oleh peneliti mengacu kepada PermenpanRB
No.35 tahun 2012, yaitu Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
mengenai pedoman penyusunan standar operasional prosedur.
Berikut gambaran rancangan dokumen standard operating
procedure yang akan dilakukan oleh peneliti ditunjukkan pada
Tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7. Prosedur
Struktur Bab Sub bab Deskripsi
Rincian
Dokumen
Halaman
Pengesahan
Memberikan gambaran terkait
pengesahan yang dilakukan
oleh pihak organisasi sebagai
persetujuan penggunaan
dokumen SOP yang telah
dibuat
Penjelasan
Singkat
Berisi penjelasan singkat
tentang prosedur
Pendahuluan
Tujuan Berisi tujuan pembuatan
dokumen standard operating
procedure (SOP)
Peringatan Berisi tentang hal-hal penting
yang harus diperhatikan oleh
pelaksana SOP
35
Struktur Bab Sub bab Deskripsi
SOP yang
berkaitan
Berisi tentang SOP yang juga
digunakan dalam menjalankan
SOP tersebut
Kualifikasi
Pelakasana
Berisi tentang pelaksana/orang
yang menjalankan SOP
tersebut
Peralatan dan
Perlengkapan
Berisi tentang perlengkapan
dan peralatan yang dibutuhkan
dalam menjalankan prosedur
tersebut
Definisi Berisi tentang daftar istilah
yang harus dipahami oleh
pelaksana dan pengertiannya
Prosedur
Prosedur Berisi penjabaran atau detail
aktivitas yang dilakukan untuk
menjalankan proses tertentu
dengan tampilan berupa
bagian identitas dan flowchart
Formulir
Formulir Berisi template form yang
dibutuhkan untuk mendukung
pelaksanaan aktivitas sesuai
prosedur yang dibuat
Gambar 4.1. Cover SOP
37
Gambar 4.2. Lembar Pengesahaan
Gambar 4.3. Bagian Keterangan & Penjelasan Prosedur
39
Gambar 4.4. Bagian Prosedur
4.3. Perancangan Pengujian Dokumen Standard
Operating Procedure (SOP)
4.3.1. Verifikasi
Verifikasi adalah aktivitas yang dilakukan untuk memastikan
data dan informasi yang diperoleh sudah benar dan sesuai.
Berikut merupakan rincian aktivitas verifikasi yang akan
dilakukan ditunjukkan pada Tabel 4.8 sebagai berikut
Tabel 4.8. Rencana Verifikasi
Tujuan Melakukan verifikasi dokumen Standard
Operating Procedure ( SOP) yang dibaut telah
sesuai dengan kebutuhan organisasi (LPSE)
Metode Pengisian Form dan Wawancara
Sasaran Ketua Layanan Pengadaan Secara Elektronik (
LPSE ITS)
Tahap
Pengujian:
Berikut merupakan tahap pengujian yang
dilakukan:
1. Peneliti menyerahkan dokumen SOP IT
Helpdesk kepada ketua LPSE ITS serta
menjelaskan dokumen terkait
2. Peneliti memberikan form verifikasi untuk
membantu ketua LPSE ITS melakukan
verifikasi
3. Kepala LPSE review dokumen standard
operating procedure (SOP) Helpdesk untuk
verifikasi
4. Peneliti membaca form review yang telah diisi
dan melakukan wawancara terkait dokumen
SOP yang telah dibuat
5. Ketua LPSE ITS memberikan review dan hasil
revisi dokumen standard operating procedure
untuk diperbaiki
6. Peneliti melakukan revisi terkait dokumen
SOP sesuai hasil revisi yang diberikan (hasil
wawancara dan form review)
7. Peneliti memberikan hasil revisi dokumen
SOP yang telah diperbaiki
8. Ketua LPSE ITS menyetujui dokumen SOP
yang telah diperbaiki
4.3.2. Validasi
Validasi adalah aktivitas untuk memastikan bahwa SOP yang
dibuat dapat digunakan dan diterapkan oleh organisasi. Validasi
dilakukan dengan pengujian dan simulasi yang ditujukan kepda
pihak terkait dalam hal ini yaitu Helpdesk LPSE ITS, sebagai
pengguna SOP. Berikut aktivitas validasi yang akan dilakukan,
ditunjukkan pada tabel 4.9 berikut ini
Tabel 4.9. Rencana Validasi
Tujuan Melakukan validasi dokumen SOP yang dibuat
bagi IT Helpdesk LPSE ITS. Validasi akan
diajukan kepada staff IT Helpdesk untuk
memastikan apakah dokumen SOP yang dibuat
41
dapat diterapkan dan dipahami pengguna dengan
baik
Metode Simulasi SOP IT Helpdesk
Sasaran Pelaksana SOP, Staff IT Helpdesk LPSE ITS
Tahap
Pengujian:
Berikut merupakan tahap pengujian yang
dilakukan:
1. Peneliti menyerahkan dokumen SOP IT
Helpdesk yang telah diperbaiki pada tahap
verifikasi Ketua LPSE
2. Peneliti memberikan arahan dan penjelasan
penggunaan dokumen SOP IT Helpdesk yang
akan disimulasikan
3. Staf IT Helpdesk melakukan simulasi
penggunaan dokumen SOP
4. Peneliti menerima feedback dan review terkait
hasil simulasi dokumen SOP
5. Peneliti melakukan perbaikan dokumen SOP
jika terdapat ketidaksesuaian
6. Dokumen SOP dapat dinyatakan valid untuk
digunakan dan diterapkan oleh IT Helpdesk
LPSE ITS
43
BAB V
IMPLEMENTASI
5.1. Hasil Telaah Dokumen
Berdasarkan perancangan dalam penggalian data dengan
mereview dokumen diperoleh tugas pokok dan review dokumen
SOP yang dimiliki oleh IT Helpdesk LPSE ITS ditunjukkan
pada tabel berikut:
Tabel 5.1. Hasil Telaah Dokumen
No Dokumen Keterangan Hasil
1 Dokumen Standard
Operating
Procedure(SOP)
Lembaga Kebijakan
Barang Jasa
Pemerintah(LKPP)
Layanan Pengadaan
Secara Elektronik
(LPSE) 2012
Identifikasi SOP apa saja yang
telah dijalankan dan yang belum
dijalankan serta menjadi ruang
lingkup kerja IT Helpdesk LPSE
ITS yaitu berkaitan dengan
aktivitas yang mengacu pada
proses Service Operation
SOP apa saja yang belum bisa
dijalankan dengan baik karena
adanya keterbatasan sumberdaya
manusia, infrastruktur, biaya dan
faktor lainnya sehingga perlu
dilakukan modifikasi SOP yang
sesuai dengan ketersedian aset
layanan dan yang sesuai dengan
kerangka acuan ITIL V3
2 Dokumen Peraturan
Kepala LKPP Nomor 2
tahun 2010
Identifikasi tugas dan fungsi
lpse, struktur organisasi dan
kebijakan terkait LPSE dalam
No Dokumen Keterangan Hasil
proses pengadaan barang jasa di
K/L/D/I
3 Peraturan Presiden
Republik Indonesia
nomor 4 Tahun 2015
Tentang Perubahan
Keempat atas Peraturan
Presiden Nomor 54
Tahun 2010 Tentang
Pengadaan Barang /
Jasa Pemerintah
Fungsi dan Peran LKPP dalam
proses pengadaan barang jasa
pemerintahan
4 Peraturan Menteri
Pendayagunaan
Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia no.
35 Tahun 2012
Tentang Pedoman Penyusunan
Standar Operasional Prosedur
Administrasi Pemerintah
5 Dokumen IT Helpdesk
LPSE ITS lain terkait
Identifikasi penyesuaian –
penyesuaian yang telah
dilakukan pada layanan yang
telah di dokumentasikan
Berikut penjelasan terkait telaah dokumen yang telah
dilakukan.
5.1.1. Dokumen Standard Operating Procedure(SOP) Lembaga
Kebijakan Barang Jasa Pemerintah(LKPP) Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) 2012
Dokumen tersebut adalah Standard Operating Procedure(SOP)
yang dibuat oleh Lembaga Kebijakan Barang Jasa
Pemerintah(LKPP) pada tahun 2012 sebagai pedoman Layanan
Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) seluruh indonesia dalam
mengelola layanan TI pada proses pengadaan barang jasa di
D/K/L/I pemerintah. Di dalam dokumen tersebut terdapat 61
45
prosedur dan panduan dalam menjalankan aktivitas yang ada di
IT Helpdesk LPSE.
47
Berdasarkan batasan masalah yang ditetapkan pada penelitian
tugas akhir ini, penelitian hanya mencakup aktivitas IT
Helpdesk pada fase Service Operation. Penulis menampilkan
prosedur yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini,
pada Tabel 5.1 dibawah :
Tabel 5.2. Mapping SOP LPSE LKPP dalam Proses ITIL
No SOP LPSE LKPP
Proses
dalam
Service
Operation
ITIL V3
Penilaian?
( Y/T)
1 SOP Perubahan Email
Penyedia
Request
Fulfillment (
Service
Operation )
Y
2 SOP Perubahan Password
Dan Pemberian Informasi
User ID Admin Agency
Access
Management
( Service
Operation )
Y
3 SOP Perubahan Password
Dan Pemberian Informasi
User ID Auditor
Access
Management
( Service
Operation )
Y
4 SOP Perubahan Password
Dan Pemberian Informasi
User ID Helpdesk
Access
Management
( Service
Operation )
Y
5 SOP Perubahan Password
Dan Pemberian Informasi
User ID Verifikator
Access
Management
( Service
Operation )
Y
No SOP LPSE LKPP
Proses
dalam
Service
Operation
ITIL V3
Penilaian?
( Y/T)
6 SOP Perubahan Password
Dan Pemberian Informasi
User ID PPK
Access
Management
( Service
Operation )
Y
7 SOP Perubahan Password
Dan Pemberian Informasi
User ID Panitia Pokja ULP
Access
Management
( Service
Operation )
Y
8 SOP Perubahan Password
Dan Pemberian Informasi
User ID Admin PPE
Access
Management
( Service
Operation )
Y
9 SOP Perubahan NPWP
Penyedia
Request
Fulfillment (
Service
Operation )
Y
10 SOP Perubahan Data Lelang Request
Fulfillment (
Service
Operation )
Y
11 SOP Pemberian Informasi
User ID Penyedia
Access
Management
( Service
Operation )
Y
12 SOP Penggunaan Akses
Intranet Internet di Bidding
Room Bagi Pengguna
Access
Management
( Service
Operation )
Y
49
No SOP LPSE LKPP
Proses
dalam
Service
Operation
ITIL V3
Penilaian?
( Y/T)
13 SOP Pengumuman
Informasi Ke Pengguna
SPSE Terkait Kendala
Sistem SPSE
IT Operations
Control (
Service
Operation )
Y
14 SOP Pengumuman
Informasi Ke Pengguna
SPSE Terkait Pemeliharaan
Sistem SPSE
IT Operations
Control (
Service
Operation )
Y
15 SOP Eskalasi Permasalahan
Melalui Aplikasi TTS
Insident
Management
( Service
Operation )
Y
16 SOP Eskalasi Permasalahan
Melalui E-Mail
Insident
Management
( Service
Operation )
Y
17 SOP Penanganan
Permasalahan Pengguna
SPSE Melalui Telepon
Insident
Management
( Service
Operation )
Y
18 SOP Penanganan
Permasalahan Pengguna
SPSE Melalui TTS
Insident
Management
( Service
Operation )
Y
19 SOP Penanganan
Permasalahan Pengguna
SPSE Melalui E-Mail
Insident
Management
( Service
Operation )
Y
No SOP LPSE LKPP
Proses
dalam
Service
Operation
ITIL V3
Penilaian?
( Y/T)
20 SOP Penanganan
Permasalahan Pengguna
SPSE di LPSE
Insident
Management
( Service
Operation )
Y
21 SOP Pendampingan Upload
di Bidding Room
Request
Fulfillment (
Service
Operation )
Y
22 SOP Agregasi Data
Penyedia
Request
Fulfillment (
Service
Operation )
Y
23 SOP Perubahan Jadwal
Batas Akhir Upload dan
Awal Pembukaan Dokumen
Penawaran
Request
Fulfillment (
Service
Operation )
Y
24 SOP Pelaksanaan Training
Penggunaan LPSE
Service
Transition
T
25 SOP Sosialisasi e-
Procurement
Service
Transition
T
26 SOP Monitoring dan
Evaluasi Kinerja Infrastruktu
SPSE
Event
Management
( Service
Operation)
Y
27 SOP Monitoring dan
Evaluasi Kinerja Aplikasi
SPSE
Event
Management
( Service
Operation)
Y
51
No SOP LPSE LKPP
Proses
dalam
Service
Operation
ITIL V3
Penilaian?
( Y/T)
28 SOP Monitoring dan
Evaluasi Kinerja
Infrastruktur SPSE
Event
Management
( Service
Operation)
Y
29 SOP Monitoring dan
Pemeliharaan Data Center
Event
Management
( Service
Operation)
Y
30 SOP Pengelolaan Asset
Informasi
IT Operations
Control (
Service
Operation )
Y
31 SOP Pengelolaan Software
Pendukung
IT Operations
Control (
Service
Operation )
Y
32 SOP Prosedur Perbaikan
Secara Remote
Insident
Management
( Service
Operation )
Y
33 Instruksi Kerja Monitoring
Log Pada Server
IT Operations
Control (
Service
Operation )
Y
34 Instruksi Kerja Pengelolaan
Data Center
IT Operations
Control (
Service
Operation )
Y
No SOP LPSE LKPP
Proses
dalam
Service
Operation
ITIL V3
Penilaian?
( Y/T)
35 SOP Prosedur Monitoring
dan Pemeliharaan Jaringan
Event
Management
( Service
Operation)
Y
36 SOP Pengarsipan Dokumen Continual
Service
Improvement
Y
37 SOP Pelaksanaan Backup
Server
IT Operations
Control (
Service
Operation )
Y
38 Instruksi Kerja Backup and
Recovery
IT Operations
Control (
Service
Operation )
Y
39 SOP Pedoman
Pengembangan Aplikasi
Pendukung e-Procurement
oleh LPSE
Continual
Service
Improvement
Y
40 SOP Pedoman Implementasi
Aplikasi SPSE
Transition
Management
T
41 SOP Pedoman
Pendampingan
Pembangunan Infrastruktur
IT LPSE
Transition
Management
T
53
No SOP LPSE LKPP
Proses
dalam
Service
Operation
ITIL V3
Penilaian?
( Y/T)
42 SOP Pedoman User
Acceptance Test Terhadap
Hasil Pembangunan
Infrastruktur IT LPSE
Continual
Service
Improvement
T
43 SOP Prosedur Perencanaan
dan Monitoring Kapasitas
Infrastruktur SPSE
Continual
Service
Improvement
T
44 Instruksi Kerja Instalasi
Aplikasi E-procurement
Transition
Management
T
45 SOP Registrasi dan
Verifikasi Penyedia Barang
Jasa
Access
Management
( Service
Operation )
Y
46 SOP Registrasi PPK Access
Management
( Service
Operation )
Y
47 SOP Registrasi Panitia
Pengadaan
Access
Management
( Service
Operation )
Y
48 SOP Registrasi Admin
Agency K/L/D/I
Access
Management
( Service
Operation )
Y
49 SOP Registrasi
Auditor/Pemeriksa/Penyidik
Access
Management
Y
No SOP LPSE LKPP
Proses
dalam
Service
Operation
ITIL V3
Penilaian?
( Y/T)
( Service
Operation )
50 SOP Registrasi
Helpdesk/Verifikator/Admin
Agency
Access
Management
( Service
Operation )
Y
51 SOP Registrasi
Helpdesk/Verifikator/Admin
Agency untuk LPSE Service
Provider
Access
Management
( Service
Operation )
Y
52 SOP Registrasi Admin PPE Access
Management
( Service
Operation )
Y
53 SOP Pengaktifan Kembali
Akun Penyedia
Access
Management
( Service
Operation )
Y
54 SOP Penonaktifan Akun
Penyedia
Access
Management
( Service
Operation )
Y
55 SOP Penonaktifan Akun
PPK dan Panitia Pengadaan
Pokja ULP
Access
Management
( Service
Operation )
Y
55
No SOP LPSE LKPP
Proses
dalam
Service
Operation
ITIL V3
Penilaian?
( Y/T)
56 SOP Prosedur Pemulihan
Keadaan Aplikasi SPSE
Akibat Kendala Teknis
Insident
Management
( Service
Operation )
Y
57 SOP Prosedur Uji Forensik Insident
Management
( Service
Operation )
Y
58 SOP Penanganan Insiden
Keamanan Informasi SPSE
Insident
Management
( Service
Operation )
Y
59 SOP Penanganan Insiden
Infrastruktur SPSE
Insident
Management
( Service
Operation )
Y
60 SOP Penanganan Insiden
SPSE
Insident
Management
( Service
Operation )
Y
61 Instruksi Kerja Error
Handling E-procurement
Insident
Management
( Service
Operation )
Y
5.1.2. Dokumen Peraturan Kepala LKPP Nomor 2 tahun 2010
Tugas LPSE menurut Perka LKPP no. 2 Tahun 2010
a) Memfasilitasi PA/KPA mengumumkan rencana umum
pengadaan
b) Memfasilitasi ULP menayangkan pengumuman
pelaksanaan pengadaan
c) Memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan melaksanakan
pemilihan penyedia barang/jasa secara elektronik
d) Memfasilitasi Penyedia Barang/Jasa dan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan Pengguna SPSE
e) Melaksankan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan
K/L/D/I
Fungsi LPSE
a) Penyusunan program kegiatan, ketatausahaan, evaluasi dan
pelaporan pengelolaan Pengadaan Barang/Jasa Secara
Elektroni di lingkungan K/L/D/I
b) Pengelolaan SPSE dan infrastrukturnya
c) Pelaksanaan registrasi dan verifikasi Pengguna SPSE
d) Pelaksanaan pelayanan pelatihan dan dukungan teknis
pengoperasian SPSE
5.2. Hasil Wawancara
Berdasarkan perancanaan yang telah dilakukan terkait
penggalian data pada penelitian, dilakukan wawancara kepada
pihak IT Helpdesk LPSE ITS yaitu dengan Ibu Yety
Murtirahayu S.KM pada tanggal 12 Januari 2018 dan pada
tanggal 14 Januari 2018.
Topik wawancara meliputi hal-hal berikut:
a) Mengidentifikasi tugas IT Helpdesk LPSE ITS dalam
rangkaian proses pengadaan barang jasa di ITS
b) Mengidentifikasi dan menganalisa implementasi SOP yang
sudah dimiliki dan diterapkan oleh IT Helpdesk LPSE ITS.
c) Mengidentifikasi kondisi eksisting layanan yang IT
Helpdesk meliputi proses pengelolaan event, insiden,
problem, request, pengelolaan hak akses.
57
5.2.1. Tugas Pokok dan Fungsi IT Helpdesk LPSE ITS
Dalam menjalankan aktivitas operasional IT Helpdesk LPSE
ITS melakukan tugas untuk mendukung Unit Layanan
Pengadaan ( ULP) dalam proses pengadaan barang jasa di ITS.
Adapun fungsi dan tugas secara terperinci adalah sebagai
berikut :
a) Memfasilitasi ULP/ Pejabat Pengadaan dalam proses
pengadaan barang jasa secara elektronik
b) Melayani Registrasi Penyedia,PPK, Panitia Pengadaan
Panitia Pokja ULP pada aplikasi Sistem Pengadaan Secara
Elektronik (SPSE)
c) Melakukan monitoring terhadap kinerja infrastruktur,
jaringan dan aplikasi SPSE
d) Menerima keluhan, pencatatan dan penanganan keluhan
pengguna SPSE
e) Melakukan pemeliharaan terhadap infrastruktur, jaringan
aplikasi SPSE
Identifikasi aktor dalam penanganan layanan
Aktor yang ada dalam proses layanan IT Helpdesk LPSE
a) Penyedia adalah personil perorangan atau badan usaha yang
menyediakan barang jasa dan menjadi pengguna aplikasi
SPSE
b) Admin Agency adalah personil pada LPSE atau K/L/D/I
yang memiliki tugas dan kewenangan melakukan proses
registrasi dan verifikasi pada Panitia
Pengadaan/Pokja/ULP/PPK
c) Helpdesk LPSE adalah Tim pada LPSE yang menjalankan
tugas dan fungsi Unit Layanan Dukungan Pengguna LPSE
d) Admin PPE adalah personil LPSE yang memiliki tugas
mengelola website LPSE serta mengelola dan membuat
akun (user id dan password admin agency, verifikator,
helpdesk dan auditor)
e) Verifikator adalah personil pada unit registrasi verifikasi
LPSE yang bertugas melakukan verifikasi pada penyedia
barang/jasa yang akan menjadi pengguna SPSE
f) PPK ( Pejabat Pembuat Komitmen) adalah pejabat yang
diangkat oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran sebagai pemilik pekerjaan, yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
g) Program Manager ( PM) adalah tim yang terdiri dari personil
pada Direktorat E-Precurement yang menjalankan tugas dan
fungsi seksi penyiapan Kebijakan E-Procurement pada Sub
Direktorat Pengembangan E-Procurement.
h) Administrator Sistem LPSE adalah personil LPSE yang
bertugas untuk melakukan proses administrasi sistem dan
jaringan LPSE agar aplikasi SPSE bisa berjalan dengan baik
i) IT Operation (ITO) adalah tim yang terdiri dari personil pada
Direktorat e-Procurement yang menjalankan tugas dan
fungsi Seksi Teknis E-Procurement pada Sub Direktorat
Pengelolaan dan Pembinaan Layanan Pengadaan secara
elektronik Direktorat e-Procurement LKPP
5.2.2. Kondisi eksisting Penanganan layanan pada IT Helpdesk
a) Sumberdaya Manusia
Berdasarkan hasil telaah dokumen dan wawancara dengan
pihak LPSE ITS berikut struktur jabatan yang ada di LPSE ITS
Kepala LPSE : Prof. Iwan Vanany S.T, M.T., Ph.D
Sekretaris : Yeti Murtrirahayu S.KM
Helpdesk & Verifikator : Arif Prayogo
Administrasi PPE : Satrio Wicaksono
Administrasi Agency : Taufiqul Syamsul Bakhri S.Kom
59
b) Proses atau aktivitas eksisting
Kondisi eksisting adalah kondisi terkini yang terjadi pada
layanan IT Helpdesk LPSE ITS. Kondisi eksisting penulis
jabarkan berdasarkan proses yang ada pada acuan ITIL V3
Service Operation, yaitu proses pengelolaan event, pengelolaan
insiden, pengelolaan problem, pengelolaan akses pengguna,
pengelolaan request. Berikut kondisi eksisting pada masing-
masing proses
Tabel 5.3. Kondisi Eksisting Pengelolaan layanan
Pengelolaan Event
Aktivitas Deskripsi Kondisi Eksisting
Event
Notification
Pemberitahuan
akan terjadinya
sebuah even pada
komponen TI
LPSE ITS telah memiliki
sistem monitoring perangkat keras dan
jaringan, memiliki sistem
monitoring aplikasi dan log
database
Event
Detection
Menentukan jenis
pesan event yang
terjadi
Event Detection dilakukan
namun tidak secara
berkala, Event Detection
dilakukan berbarengan
dengan Pengelolaan
kapasitas
Event
Logging
Aktivitas
pencatatan dan
perekaman event
dalam event
logging tool
Belum memiliki pedoman dalam proses
pengklasifikasian sebuah
event yang terjadi
Belum memiliki form untuk pencatatan kejadian
Event
Filtering
Aktivitas
pemilahan sebuah
event berdasarkan
jenisnya
Belum memiliki pedoman dalam proses
pengklasifikasian sebuah
event yang terjadi
61
Pengelolaan Event
Aktivitas Deskripsi Kondisi Eksisting
Event
Corelation
Mengaitkan/menge
lompokkan sebuah
kejadian pada
kejadian lain yang
memiliki dampak
atau aturan yang
sama
-
Response
Selection
Aktivitas
menentukan
respon terhadap
terjadinya sebuah
event pada
komponen TI
Proses penanganan event
belum didokumetasikan.
Respon terhadap sebuah
event lebih bersifat reaktif
karena adanya laporan
keluhan(insiden/problem)
bukan karena adanya
notifikasi kejadian
Review Melakukan
tinjauan ulang
pemilihan respon
terhadap sebuah
event dan
penutupan event
yang telah
ditangani
Tidak melakukan
aktivitas peninjauan
ulang terhadap respon
terhadap event.
Close Event Penutupan sebuah
event
Penutupan event dilakukan
tanpa melakukan
dokumentasi.
Tabel 5.4. Pengelolaan Insiden
Pengelolaan Insiden
Aktivitas Deskripsi Kondisi Eksisting
Incident
Identification
Proses menerima
pelaporan,
penemuan dan
pengenalan
terhadap sebuah
insiden
IT Helpdesk LPSE telah
memiliki pedoman dalam
proses pelaporan dan
identifikasi insiden.
Incident
Logging
Proses Pencatatan
sebuah laporan
insiden
Memiliki Prosedur
Pencatatan Insiden namun
tidak dilakukan, catatan
sebuah insiden hanya ada
ketika pelaporan dilakukan
melalui email saja, karena
ada histori email yang
tersimpan, tetapi tidak
memiliki format khusus
yang bisa menjelaskan
sebuah kejadian dan
informasi lain yang terkait
Incident
Categorisation
Aktivitas
mengklasifikasian
sebuah insiden
IT Helpdesk LPSE telah
memiliki pedoman dalam
mengkategorikan sebuah
insiden. Implementasi
belum dilakukan
Incident
Prioritazation
Aktifitas
penentuan
prioritas
penanganan
sebuah insiden
IT Helpdesk LPSE telah
memiliki pedoman dalam
menentukan skala
prioritas dari sebuah
insiden, berdasarkan
dampak, urgensi, paparan
dari insiden tersebut.
63
Pengelolaan Insiden
Aktivitas Deskripsi Kondisi Eksisting
Initial
Diagnose
Aktivitas
penanganan
insiden oleh IT
Helpdesk sebelum
diteruskan kepada
Technical Support
IT Helpdesk LPSE ITS
belum memiliki
dokumentasi untuk
insiden yang memiliki
frekuensi kejadian tinggi
dan penanganannya, agar
penanganan insiden
menjadi lebih cepat
teratasi hanya sampai pada
IT Helpdesk
Incident
Escalation
Jika tidak mampu
ditangani oleh
Helpdesk maka
diperlukan proses
ekskalasi
penanganan
kepada Technical
Suport level 1 dan
seterusnya
Saat ini sudah memiliki
prosedur dalam melakukan
eskalasi insiden/masalah,
eskalasi yang saat ini bisa
dilakukan hanya melalui
Investigation
& Diagnose
Aktifitas
investigasi,
diagnosa terhadap
sebuah insiden
LPSE telah memiliki
pedoman dalam
Investigasi dan diagnosa
Resolution &
Recovery
Aktivitas
penyelesaian
insiden dan
pemulihan
keadaaan layanan
seperti sedia kala
LPSE telah memiliki
pedoman dalam
penanganan insiden dan
pemulihannnya
Incident
Closure
Penutupan
laporan insiden
yang telah
tertangani
Sudah ada panduan dalam
pendokumentasian
penyelesaian insiden,
namun belum pada
Pengelolaan Insiden
Aktivitas Deskripsi Kondisi Eksisting
tahapan pelaksanaan,
sehingga insiden belum
terdokumentasi dengan
baik.
Tabel 5.5. Pengelolaan Problem
Pengelolaan Problem
Aktivitas Deskripsi Kondisi Eksisting
Problem
Detection
Mengidentifikasi
penyebab masalah Telah memiliki
panduan dalam proses
pendeteksian penyebab
masalah
Problem
Logging
Pencatatan
Masalah setelah
diidentifikasi
Telah Memiliki panduan
pencatatan terhadap
laporan masalah
Problem
Categorization
Merupakan
aktivitas
pengkategorian
sebuah problem
IT Helpdesk LPSE ITS
telah memiliki panduan
dalam mengkategorikan
sebuah problem
Problem
Prioratization
penentuan
prioritas
penyelesaian
sebuah masalah
penentauan prioritasnya,
yaitu mengacu pada
model yang ada pada
pengelolaan insiden
65
Pengelolaan Problem
Aktivitas Deskripsi Kondisi Eksisting
Problem
Investigation &
Diagnonse
Aktivitas
investigasi
menentukan akan
permasalahan TI
dan
penyelesaiannya
Belum memiliki tim
khusus dan pedoman
diagnosa permasalahan
Workarounds Aktivitas
penanganan
sementara yang
belum diketahui
solusinya
Dilakukan aktivitas
penanganan sementara
untuk aktifitas yang
belum diketahui
penyebab masalahanya
Known Error
Record
Pencatatan
terhadap sebuah
problem,
termasuk
diantaranya
gejalannya,
insiden terkait,
dan
penyelesaiananny
a
IT Helpdesk LPSE ITS
belum melakukan
pencatatan dan
dokumentasi terhadap
akar permasalahan dan
penanganannya
Problems
Resolution
Aktivitas
penerapan solusi
pada problem
Dilakukan penerapan
solusi sesuai dengan
ketetatapan yang di
sepakati
Problem
CLosure
Aktivitas
Penutupan sebuah
laporan
permasalahn
Penutupan masalah
belum didokumentasikan
dengan jelas
Tabel 5.6. Pengelolaan Akses
Pengelolaan Akses
Aktivitas Deskripsi Kondisi Eksisting
Request
Access
Aktivitas
penerimaan
permintaan hak
ases layanan
Aktivitas permintaan hak
akses telah disediaan dengan
mengharuskan calon
pengguna mengisi beberapa
formulir
Verification Aktivitas
verifikasi
identitas
pemohon hak
akses
Ada proses verifikasi
identitas pemohon sesuai
dengan kebijakan LKPP
Providing
Rights
Aktivitas
memberikan hak
akses
Pelaksanaan pemberian hak
akses sesuai dengan pengguna
Monitoring
Identity
Status,
Pengecekan dan
pemantauan
status pengguna
Belum memiliki panduan
dalam memonitoring status
pengguna. Sistem monitoring
aplikasi masih dilakukan oleh
LKPP
Removing,
Restricting
Rights
Menghapus hak
akses pengguna
layanan
Sudah memiliki pedoman
penonaktifan hak akses dan
melindungi sistem dari akses
yang dilarang
Logging &
Tracking
Access
Pencatatan dan
pelacakan hak
akses pengguna
Belum ada pencatatan dan
pelacakan status pengguna
dalam mengakses SPSE.
Jikapun ada hal tersebut
merupakan kewenangan
LKPP
67
Tabel 5.7. Pengelolaan Request
Pengelolaan Request
Aktivitas Deskripsi Kondisi Eksisting
Receive Request Menerima
permintaan
Proses request yang
sudah berjalan dilakukan
melalui front office, via
telepon dan email
Belum melakukan
pencataan terhadap
permintaan dengan baik
Request logging Mencatat
permintaaan
Request
Validation
Memvalidasi
Permintaaan
Request
Categorization
Pengkategorian
Permintaan
Sudah memiliki
pedoman dalam
pengkategorian
Pengelolaan Request
Aktivitas Deskripsi Kondisi Eksisting
Request
Prioritization
Menentukan
prioritas
persetujuan
permintaan
Sudah Memiliki
pedoman penentuan
prioritas
Request
Authorization
Aktivitas
persetujuan
terhadap
permintaan
perubahan
Ada tahapan persetujuan
terhadap permintaan
perubahan bergantung
dari jenis permintaan
Reqeust Review Aktivitas
peninjauan
kapasistas
pemenuhan
permintaan oleh
Helpdesk
Helpdesk memenuhi
permintaan layanan, jika
tidak dapat dipenuhi oleh
helpdesk, belum ada
pedoman dalam eskalasi
permintaan pengguna.
Request Model
Execution
Penetapan
prosedur
pemenuhan
permintaan
layanan yang
sesuai
Permintaan berupa
panduan/bimbingan
penggunaan SPSE
langsung ditangani oleh
Helpdesk, namun untuk
permintaan yang bersifat
teknis akan diekskalasi
kepada bagian terkait
Request Closure Penutupan
permintaan yang
telah di selesaikan
maupun di tolak
Perubahan status
layanan dilakukan pada
beberapa aktivitas yang
telah memiliki pedoman
ada
pemberitahuan/konfirmas
i bahwa permintaan telah
dipenuhi atau ditolak,
69
Pengelolaan Request
Aktivitas Deskripsi Kondisi Eksisting
untuk aktivitas yang
belum memiliki acuan
atau yang tidak ada SOP
belum dilakuan
pemberitahuan kepada
pemohon.
Untuk permintaan yang
bersifat teknis dan
memiliki waktu
penyelesaian yang lebih
lama penutupan tidak
diinformasikan kepada
pemohon
71
71
BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Kesenjangan
Analisis kesenjangan membandingkan antara kondisi eksisting
terkait suatu aktivitas pada organisasi dengan kondisi ideal.
Kondisi ideal yang dimaksud adalah kondisi ideal menurut
standar acuan ITIL V3. Guna memudahkan dalam memahami
kesenjangan yang terjadi antara kondisi eksisting dan kondisi
ideal maka dilakukan pemetaaan kondisi eksisting layanan
berdasarkan proses yang ada pada ITIL V3, dalam hal ini
terbatas pada Service Operation.
6.1.1. Event Management
Berikut ini pemetaan kondisi eksisting penanganan layanan IT
Helpdesk, kondisi ideal dan kesenjangan yang terjadi pada
aktivitas pengelolaan event
Tabel 6.1. Kesenjangan Event Notification
Event Notification
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
LPSE ITS telah memiliki
sistem monitoring perangkat
keras dan jaringan, memiliki
sistem monitoring aplikasi dan
log database
Kejadian
Adanya perangkat monitoring
status perangkat TI
Event Notification
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Kesenjangan:
Tidak ada kesenjangan
Tabel 6.2. Kesenjangan Event Detection
Event Detection
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Event Detection dilakukan namun
tidak secara berkala, Event
Detection dilakukan berbarengan
dengan Pengelolaan kapasitas.
Bersifat pasif, hanya menuggu
adanya keluhan baru dilakukan
deteksi terhadap event
Adanya Pendeteksian sebuah
event pada komponen TI secara
berkala ( Harian, Mingguan,
Bulanan, tahuana)
Kesenjangan:
Deteksi sebuah event tidak dilakukan secara berkala, dan
pendeteksian hanya bersifat pasih menunggu adanya permasalahan
pengguna atau insiden terjadi
Tabel 6.3. Kesenjangan Event Logging
Event Logging
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
73
Belum memiliki
pedoman dalam proses
pengklasifikasian sebuah
event yang terjadi
Belum memiliki form untuk pencatatan kejadian
Adanya pedoman pengklasifikasian
sebuah event/kejadian (informasi,
peringatan, ketidakwajaran)
Perlu ada penyimpanan terhadap
pencatatan sebuah event dalam satu
database untuk aktivitas yang memang
informasi event tersebut dibutuhkan
dimasa yang akan datang
Kesenjangan:
Tidak ada pengklasifikasian sebuah event (Informasi, peringatan,
ketidak-wajaran.
Tabel 6.4. Kesenjangan Event Filtering
Event Filtering
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Belum memiliki pedoman dalam proses pengklasifikasian
sebuah event yang terjadi
Memiliki penyaringan event
berdasarkan jenisnya ( informasi,
peringatan, ketidakwajaran),
sehingga bisa diputuskan apakah
perlu tidakan atau hanya dicatat
Mengambil sebuah keputusan /
Respons terhadap kejadian yang
berulang
Kesenjangan:
Belum ada panduan untuk penyaringan event ( informasi, peringatan,
ketidakwajaran)
Tabel 6.5. Kesenjangan Event Corelation
Event Corelation
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Belum melakukan
dokumentasi proses pemilahan
sebuah event pada komponen TI
Memiliki penyaringan event
berdasarkan jenisnya ( informasi,
peringatan, ketidakwajaran),
sehingga bisa diputuskan apakah
perlu tidakan atau hanya dicatat
Mengambil sebuah keputusan
terhadap kejadian yang berulang
Kesenjangan:
Belum ada panduan untuk penyaringan event ( informasi, peringatan,
ketidakwajaran)
Tabel 6.6. Kesenjangan Response Selection
Response Selection
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Proses penanganan event belum
didokumetasikan.
Respon terhadap sebuah event
lebih bersifat reaktif karena
adanya laporan
keluhan(insiden/problem) bukan
karena adanya notifikasi kejadian
Melakukan respon penanganan
berdasarkan jenis event
Melakukan penanganan
berdasarkan signifikansi sebuah
event ( event logged/dicatat,
auto-response, intervensi
manusia, atau memerlukan RFC)
75
Response Selection
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Kesenjangan:
Langkah penanganan dilakukan secara langsung tanpa
melihat jenis event
Belum ada pendokumentasian penanganan event
Tabel 6.7. Kesenjangan Review Event
Review Event
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Tidak melakukan
aktivitas peninjauan
ulang terhadap respon
terhadap event.
Dilakukan peninjauan ulang terhadap
penanganan/respon terhadap sebuah e
vent, khususnya event yang
menginisiasi sebuah insiden, problem
atau perubahan
Kesenjangan:
Belum dilakukan peninjauan kembali terhadap tindakan penanganan
Tabel 6.8. Kesenjangan Penutupan Event
Close Event
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Penutupan event
dilakukan tanpa
melakukan
dokumentasi.
Dilakukan penutupan event yang terjadi, untuk
jenis event berupa ketidakwajaran, diteruskan
pada Incident Management. Sedangkan untuk
respons yang memerlukan perubahan maka
diteruskan pada Change Management. Jika jenis
event adalalah informasi maka perlu dilakukan
pencatatan
Kesenjangan:
Belum dilakukan penutupan event yang seusai
77
6.1.2. Insiden Management
Tabel 6.9. Kesenjangan identifikasi Insiden
Incident Identification
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
IT Helpdesk LPSE telah
memiliki pedoman dalam
proses identifikasi insiden.
Insiden dilaporkan dari
beberapa cara yaitu email,
telepon, secara langsung
Pelaporan diterima Helpdesk dari
beberapa cara ( Telepon, secara
langsung, email ), atau dari proses
pengelolaan event untuk jenis event
ketidak-wajaran
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut ITIL, namun belum
dilakukan pencatatan setiap insiden sehingga sulit melakukan
evaluasi terhadap insiden tersebut
Tabel 6.10. Kesenjangan Pencatatan Insiden
Incident Logging
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Memiliki Prosedur
Pencatatan Insiden namun
tidak dilakukan, catatan
sebuah insiden hanya ada
ketika pelaporan dilakukan
melalui email saja, karena
ada histori email yang
tersimpan, tetapi tidak
memiliki format khusus
yang bisa menjelaskan
sebuah kejadian dan
informasi lain yang terkait
Pelaporan diterima Helpdesk dari
berbagai cara ( Telepon, secara
langsung, email
Helpdesk mencatat insiden secara
detail, berikut informasi yang harus
ada dalam dokumen pencatatan
(Nomor tiket, kategori insiden,
dampak, urgensi, prioritas, waktu
pencatatan, identitas pelapor, media
pelaporan, deskripsi masalah, status
Incident Logging
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Belum ada pencatatan
insiden,pencatatan
dilakukan setelah adanya
eskalasi. Pencatatan hanya
ada pada pelaporan melalui
email.
tiket open, Komponen TI yang
terkait, Known Error, Waktu
Penanganan, Personel yang
menangani )
Memiliki sebuah database yang berisi
data ticket insiden, sehingga insiden
dapat di evaluasi dan di update
statusnya
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut ITIL, namun belum
dilakukan pencatatan setiap insiden sehingga sulit melakukan
evaluasi terhadap insiden tersebut
Tabel 6.11. Kategori Insiden
Incident Categorization
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
IT Helpdesk LPSE telah
memiliki pedoman dalam
mengkategorikan sebuah
insiden. Implementasi
belum dilakukan
Adanya pedoman pengkategorian
sebuah insiden
Kesenjangan:
Tidak ada kesenjangan
79
Tabel 6.12. Prioritas Insiden
Incident Prioritization
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
IT Helpdesk LPSE telah
memiliki pedoman dalam
menentukan skala
prioritas dari sebuah
insiden, berdasarkan
dampak, urgensi, paparan
dari insiden tersebut
Adanya pedoman penentuan skala
prioritas dari sebuah insiden
Kesenjangan:
Tidak ada kesenjangan
Tabel 6.13. Diagnosa Awaal
Initial Diagnose
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Helpdesk mencoba
menangani insiden
berdasarkan penyebab dan
keluhan yang disampaikan
IT Helpdesk LPSE ITS
belum memiliki Known
Error Database (KEDB) .
Penanganan insiden
dilakukan berdasarkan
Helpdesk menangani insiden dengan
mengumpulkan terkait data yang di
butuhkan
Mencatat penyebab, penanganan dan
penutupan insiden
Adanya Known Error Database
sebagai panduan Helpdesk
memberikan solusi awal sehingga
mampu diselesaikan hanya melalui
81
Initial Diagnose
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
pemahaman teknis setiap
personel IT Helpdesk
media yang sama seperti ketika
pelaporan.
Kesenjangan:
Tidak adanya Known Error Database sebagai panduan Helpdesk
memberikan solusi awal sehingga mampu diselesaikan hanya melalui
media yang sama seperti ketika pelaporan
Tabel 6.14. Kesenjangan Eskalasi
Incident Escalation
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Saat ini sudah memiliki
prosedur dalam melakukan
eskalasi insiden/masalah,
eskalasi yang saat ini bisa
dilakukan hanya melalui
Adanya pedoman ekskalasi
penanganan insiden
Adanya dokumentasi update status
insiden
Kesenjangan:
Tidak adanya update status insiden
Tabel 6.15. Kesenjangan Investigation & Diagnose
Investigation, Diagnose
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
LPSE telah memiliki
pedoman dalam Investigasi
dan diagnosa
Adanya pedoman ekskalasi
penanganan insiden
Adanya dokumentasi update status
insiden
Kesenjangan:
Tidak adanya update status insiden
Tabel 6.16. Kesenjangan Insident Resolution & Recovery
Resolution & Recovery
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
LPSE telah memiliki
pedoman dalam
penanganan insiden dan
pemulihannnya
Ada pedoman penanganan insiden dan
pemulihannya
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut ITIL v3 dan LKPP
83
Tabel 6.17. Kesenjangan Insident Closure
Incident Closure
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Sudah ada panduan dalam pendokumentasian
penyelesaian insiden,
namun belum pada tahapan
pelaksanaan, sehingga
insiden belum
terdokumentasi dengan
baik
Adanya panduan tata cara
mendokumentasikan insiden
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut ITIL v3 dan LKPP
6.1.3. Problem Management
Tabel 6.18. Kesenjangan Insident Closure
Problem Detection
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Telah memiliki panduan dalam
proses pendeteksian penyebab
masalah dan pencatatannya
Adanya panduan dalam
pendeteksian penyebab masalah
Adanya pencatatan dalam
pendeteksian penyebab masalah
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut ITIL v3 dan LKPP
Problem Logging
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Telah memiliki panduan dalam proses pendeteksian penyebab masalah dan pencatatannya
Adanya panduan dalam pendeteksian penyebab masalah
Adanya pencatatan dalam pendeteksian penyebab masalah
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut ITIL v3 dan LKPP
Problem Categorization
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
IT Helpdesk LPSE ITS telah memiliki panduan dalam mengkategorikan sebuah problem dan penentuan prioritasnya, yaitu mengacu pada model yang ada pada pengelolaan insiden
Adanya panduan terkait pengkategorian masalah
Adanya panduan penentuan prioritas masalah
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut ITIL v3 dan LKPP
85
Problem Prioritization
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
IT Helpdesk LPSE ITS telah memiliki panduan dalam mengkategorikan sebuah problem dan penentuan prioritasnya, yaitu mengacu pada model yang ada pada pengelolaan insiden
Adanya panduan terkait pengkategorian masalah
Adanya panduan penentuan prioritas masalah
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut ITIL v3 dan LKPP
Problem Investigation & Diagnose
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Belum memiliki tim khusus dan pedoman diagnosa permasalahan
Adanya tim khusus untuk mengidentifikasi masalah
Adanya pedoman untuk diagnosa masalah
Kesenjangan:
Tidak adanya tim khusus diagnosa masalah
Workarounds
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Dilakukan aktivitas penanganan sementara untuk aktifitas yang belum diketahui penyebab masalahnya
Adanya prosedur aktivitas penanganan untuk masalah yang belum diketahui penyebabnya
Adanya pencatatan riwayat aktivitas
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut ITIL V3
Known Error Record
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
IT Helpdesk LPSE ITS belum melakukan pencatatan dan dokumentasi terhadap akar permasalahan dan penanganannya dan menyimpannya di Known Error Database
Adanya dokumentasi penanganan permasalah dan menyimpannya dalam Known Error Database
Kesenjangan:
87
Known Error Record
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Belum memiliki Known Error Database
Problems Resolution
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Dilakukan penerapan solusi pada permasalahan, jika permasalah butuh perubahan pada insftastruktur, sudah ada SOP dalam ekskalasi dan konsultasi permasalahan
Adanya penerapan solusi
Untuk penerapan solusi yang membutuhkan perubahan insfrastruktur telah ada pedoman ekskalasi
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal
Problem Closure
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Tidak ada pencatatan known error
Adanya pemberian feedback kepada pengguna terkait progress penyelesaian masalah
Adanya Known Error Database
Kesenjangan:
Sudah Sesuai, namun perlu ada pencatatan known error
Major Problem Review
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Belum melakukan peninjauan ulang terhadap masalah yang berdampak besar
Adanya peninjauan ulang terhadap masalah masalah yang berdampak luas pada proses bisnis
Kesenjangan:
Tidak adanya peninjauan ulang terhadap masalah yang berdampak besar
89
6.1.4. Access Management
Tabel 6.19. Kesenjangan Pengelolaan Akses
Request Access
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Aktivitas permintaan hak akses telah disediaan dengan mengharuskan calon pengguna mengisi beberapa formulir
Adanya hak akses dengan calon pengguna
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar ITIL v3 dan LKPP
Tabel 6.20. Kesenjangan Verifikasi
Verification
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Ada proses verifikasi identitas pengguna
Adanya proses verifikasi identitas pengguna
Verification
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar ITIL v3 dan LKPP
Tabel 6.21. Kesenjangan Memberikan Hak Akses
Providing Rights
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Pelaksanaan pemberian hak akses sesuai dengan pengguna
Adanya pemberian hak akses yang sesuai dengan penggunanya
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar ITIL v3 dan LKPP
91
Tabel 6.22. Kesenjangan pengawasan status identitas
Monitoring Identity Status
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Belum memiliki panduan dalam memonitoring status pengguna
Tidak melakukan monitoring terhadap status pengguna
Adanya panduan untuk memantau status pengguna
Adanya update akan status pengguna terkini
Kesenjangan:
Tidak adanya panduan monitoring status pengguna
Tabel 6.23. Kesenjangan Penonaktifan akses
Removing, Restricting Rights
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Sudah memiliki pedoman penonaktifan hak akses dan melindungi sistem dari akses yang dilarang
Adanya pedoman penonaktifan hak akses
Adanya pedoman melindungi sistem dari akses dilarang
Removing, Restricting Rights
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar ITIL v3 dan LKPP
Tabel 6.24. Kesenjangan Pencatatan dan Pelacakan Akses
Logging & Tracking Access
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Belum ada pencatatan dan pelacakan akses pengguna
Adanya pencatatan status pengguna
Adanya pelacakan status pengguna, untuk mengetahui akses mencurigakan
Kesenjangan:
Tidak adanya pencatatan dan pelacakan status pengguna oleh LPSE karena kewenangan pelacakan ada di LKPP
93
6.1.5. Request Fulfillment
Tabel 6.25. Request Fulfillment
Receive Request
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Proses request sudah berjalan dilakukan melalui front office, telepon dan email
Sudah ada pencatatan terhadap permintaan dengan baik
Adanya proses request dari pengguna ke Helpdesk LPSE ITS
Adanya pencatatan dan validasi terhadap request tersebut
Kesenjangan:
Tidak ada kesenjangan
Tabel 6.26. Request Logging and Validation
Request Logging & Validation
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Proses request sudah berjalan dilakukan melalui front office, telepon dan email
Sudah ada pencatatan terhadap permintaan dengan baik
Adanya proses request dari pengguna ke Helpdesk LPSE ITS
Adanya pencatatan dan validasi terhadap request tersebut
Request Logging & Validation
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Kesenjangan:
Tidak ada kesenjangan
Tabel 6.27. Request Categorization
Request Categorization
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Sudah memiliki pedoman dalam pengkategorian ( permintaan infrastruktur, permintaan aplikasi, permintaan layanan), belum ada panduan dalam menentukan prioritas permintaaan
Adanya pedoman pengkategorian request yang diminta pengguna
Adanya panduan terkait prioritas urgensi request pengguna
Kesenjangan:
Belum ada panduan terkaitan prioritas request pengguna
95
Tabel 6.28. Request Prioritazation
Request Prioritization
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Sudah memiliki pedoman dalam pengkategorian ( permintaan infrastruktur, permintaan aplikasi, permintaan layanan), belum ada panduan dalam menentukan prioritas permintaaan
Adanya pedoman pengkategorian request yang diminta pengguna
Adanya panduan terkait prioritas urgensi request pengguna
Kesenjangan:
Belum ada panduan terkaitan prioritas request pengguna
Tabel 6.29. Request Authorization
Request Authorization
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Telah ada aktivitas peninjauan kapasistas pemenuhan permintaan oleh Helpdesk
Adanya aktivitas peninjauan kapasistas request. Helpdesk memastikan permintaan di setujuai oleh pihak yang berwenang
Helpdesk memberikan informasi kepada pengguna jjika terdapat penolakan,
Request Authorization
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
mengupdate data request tersebut
Kesenjangan:
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar ITIL V3
Tabel 6.30. Request Review
Request Review
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Helpdesk memenuhi permintaan layanan, jika tidak dapat dipenuhi oleh helpdesk, belum ada pedoman dalam eskalasi permintaan pengguna
Permintaan berupa panduan/bimbingan penggunaan SPSE langsung
Adanya pedoman ekskalasi request pengguna
Adanya validasi dari Helpdesk dalam memberi feedback request tersebut
97
ditangani oleh Helpdesk, namun untuk permintaan yang bersifat teknis akan diekskalasi kepada bagian terkait
Kesenjangan:
Tidak adanya pedoman ekskalasi request pengguna dan validasi Helpdesk
Tabel 6.31. Request Model Execution
Request Model Execution
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Helpdesk memenuhi permintaan layanan, jika tidak dapat dipenuhi oleh helpdesk, belum ada pedoman dalam eskalasi permintaan pengguna
Permintaan berupa panduan/bimbingan penggunaan SPSE langsung ditangani oleh Helpdesk, namun untuk permintaan yang bersifat teknis akan
Adanya pedoman ekskalasi request pengguna
Adanya validasi dari Helpdesk dalam memberi feedback request tersebut
diekskalasi kepada bagian terkait
Kesenjangan:
Tidak adanya pedoman ekskalasi request pengguna dan validasi Helpdesk
Tabel 6.32. Request Closure
Request Closure
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Perubahan status layanan dilakukan pada beberapa aktivitas yang telah memiliki pedoman ada pemberitahuan/ konfirmasi bahwa permintaan telah dipenuhi atau ditolak, untuk aktivitas yang belum memiliki acuan atau yang tidak ada SOP belum dilakuan pemberitahuan kepada pemohon.
Adanya pedoman pemberitahuan bahwa request telah/tidak dipenuhi berupa perubahan status
Adanya feedback terkait request yang bersifat teknis dan butuh waktu lama
99
Request Closure
Kondisi Kekinian Kondisi Ideal
Untuk permintaan yang bersifat teknis dan memiliki waktu penyelesaian yang lebih lama penutupan tidak diinformasikan kepada pemohon
Adanya penginformasian terkait feedback request tersebut
Kesenjangan:
Tidak adanya penginformasian sebagai feedback terhadap request tersebut
6.2. Identifikasi Perubahan
Tabel 6.33. Identifikasi Perubahan Event
Event Notification
Kesenjangan Perubahan
Tidak ada kesenjangan Adanya pendeteksian dan pencatatan event secara berkala.
Event Detection
Kesenjangan Perubahan
Belum ada pendeteksian dan pencatatan secara berkala terhadap event yang ditampilkan oleh tools sistem monitoring
Adanya pendeteksian dan pencatatan event secara berkala.
Event Logging
Kesenjangan Perubahan
Belum ada pendeteksian dan pencatatan secara berkala terhadap event yang ditampilkan oleh tools sistem monitoring
Adanya pendeteksian dan pencatatan event secara berkala.
Event Filtering
101
Kesenjangan Perubahan
Belum ada panduan untuk penyaringan jenis event ( informasi, peringatan, ketidakwajaran)
Adanya panduan untuk penyaringan event berdasarkan jenisnya (informasi, peringatan, ketidakwajaran)
Event Corelation
Kesenjangan Perubahan
Belum ada panduan untuk penyaringan jenis event ( informasi, peringatan, ketidakwajaran)
Adanya panduan untuk penyaringan event berdasarkan jenisnya (informasi, peringatan, ketidakwajaran)
Response Selection
Kesenjangan Perubahan
Langkah penanganan dilakukan secara langsung tanpa melihat jenis dari event
Adanya langkah penanganan event yang dilakukan berdasarkan jenis event
Review Event
Kesenjangan Perubahan
Belum dilakukan peninjauan kembali terhadap tindakan penanganan event
Adanya peninjauan kembali terhadap respon penanganan event.
Close Event
Kesenjangan Perubahan
Belum dilakukan peninjauan kembali terhadap tindakan penanganan event
Adanya peninjauan kembali terhadap respon penanganan event.
Incident Management
Tabel 6.34. Perubahan pada Incident Management
Incident Identification
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut ITIL, namun belum dilakukan pencatatan setiap insiden. sehingga sulit melakukan evaluasi terhadap insiden tersebut
Adanya pencatatan setiap laporan insiden berupa ticketing yang diterima oleh IT Helpdesk
Incident Logging
Kesenjangan Perubahan
103
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut ITIL, namun belum dilakukan pencatatan setiap insiden. sehingga sulit melakukan evaluasi terhadap insiden tersebut
Adanya pencatatan setiap laporan insiden berupa ticketing yang diterima oleh IT Helpdesk
Incident Categorization
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Incident Prioritization
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Initial Diagnose
Kesenjangan Perubahan
Tidak ada dokumentasi insiden terhadap keseringan terjadinya masalah
Tidak dilakukan perubahan
scalation
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Investigation, Diagnose
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Resolution & Recovery
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Incident Closure
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Problem Management
105
Tabel 6.35. Perubahan proses problem manajemen
Problem Detection
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Problem Logging
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Problem Categorization
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Problem Prioritization
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Problem Investigation & Diagnose
Kesenjangan Perubahan
Tidak adanya tim khusus diagnosa masalah
Adanya tim khusus pendiagnosa masalah
Workarounds
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Known Error Record
Kesenjangan Perubahan
Tidak adanya pencatatan dan dokumentasi akar masalah
Adanya pencatatan dan dokumentasi setiap masalah
Problems Resolution
107
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Problem Closure
Kesenjangan Perubahan
Tidak dapat diketahuinya status terakhir penanganan masalah
Penambahan tools untuk mengetahui status terakhir penanganan masalah
Major Problem Review
Kesenjangan Perubahan
Tidak berkalanya sistem pengamanan
Dibuatkan sistem pengamanan yang berkala
Access Management
Tabel 6.36. Akses Managemen
Request Access
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Verification
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Providing Rights
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Monitoring Identity Status
Kesenjangan Perubahan
Tidak adanya panduan monitoring status pengguna
Adanya panduan monitoring status pengguna
Removing, Restricting Rights
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Logging & Tracking Access
Kesenjangan Perubahan
109
Tidak adanya pencatatan dan pelacakan status pengguna
Adanya sistem pencatatan dan pelacakan status pengguna
Request Fulfillment
Receive Request
Kesenjangan Perubahan
Tidak adanya pencatatan terhadap permintaan
Adanya pencatatan setiap ada permintaan masuk
Request Logging
Kesenjangan Perubahan
Tidak adanya pencatatan terhadap permintaan
Adanya pencatatan setiap ada permintaan masuk
Request Validation
Kesenjangan Perubahan
Tidak adanya pencatatan terhadap permintaan
Adanya pencatatan setiap ada permintaan masuk
Request Categorization
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Request Prioritization
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Request Authorization
Kesenjangan Perubahan
Sudah sesuai dengan kondisi ideal menurut standar LKPP dan kemungkinan usulan perbaikan
Tidak dilakukan perubahan
Request Model Execution
Kesenjangan Perubahan
Tidak adanya pedoman ekskalasi request pengguna dan validasi Helpdesk
Adanya pedoman eskalasi request pengguna dan adanya validasi dari Helpdesk
111
Request Review
Kesenjangan Perubahan
Tidak adanya pedoman ekskalasi request pengguna dan validasi Helpdesk
Adanya pedoman eskalasi request pengguna dan adanya validasi dari Helpdesk
Request Closure
Kesenjangan Perubahan
Tidak adanya penginformasian sebagai feedback terhadap request tersebut
Adanya feedback terhadap request pengguna
6.3. Identifikasi Solusi
Tabel 6.37. Identifikasi Solusi
Event Management
Perubahan Solusi Proses ITIL Kelompok Aktivitas
Adanya pendeteksian dan pencatatan
Dibuat kebijakan mengenai pendeteksian dan pencatatan
Event Detection
Penanganan Event
event secara berkala.
Adanya panduan untuk penyaringan event (informasi, peringatan, ketidakwajaran)
Dibuatkan panduan penyaringan event/ pengklasifikasian jenis event
Event Fltering
Adanya langkah penanganan dilakukan secara langsung tanpa melihat jenis dari event
Dibuatkan langkah penanganan secara langsung berdasarkan jenis event yang terjadi dan menentkan responnya
Response Selection
Adanya peninjauan kembali terhadap respon penanganan event.
Dibuat kebijakan mengenai peninjauan kembali penanganan eent
Review Event
Incident Management
Perubahan Solusi Proses ITIL Kelompok Aktivitas
113
Adanya pencatatan setiap insiden
Peneriapan ticketing untuk setiap laporan insiden yang diterima
Incident Identification
Pencatatan Insiden
Tidak dilakukan perubahan
Tidak dilakukan perubahan
Incident Categorization
Tidak dilakukan perubahan
Tidak dilakukan perubahan
Incident Prioritization
Tidak adanya Known Error Database sebagai panduan Helpdesk memberikan solusi awal sehingga mampu diselesaikan hanya melalui media yang sama seperti ketika pelaporan
Pencatatan dan pendokumentasian insiden dan membuat Known Error Database
Initial Diagnose
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat kebijakan mengenai eskalasi penanganan insiden
Investigation, Diagnose, Escalation
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat kebijakan pemulihan insiden
Recovery
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat kebijakan penyelesaian ins
Incident Closure
Problem Management
Perubahan Solusi Proses ITIL Kelompok Aktivitas
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat kebijakan dalam proses deteksi masalah
Problem Detection
Dokumentasi Masalah
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat kebijakan diagnosa masalah
Problem Diagnose
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat kebijakan penanganan aktivitas yang belum diketahui masalahnya
Workarounds
Adanya pencatatan dan dokumentasi setiap masalah
Dibuat catatan dan dokumentasi setiap masalah Known Error
Record
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat penerapan solusi sesuai dengan kesepakatan
Problems Resolution
Adanya tools untuk mengetahui status terakhir
Ditambahkan tool untuk tahu status terakhir masalah
Problem Closure
115
penanganan masalah
Adanya sistem pengamanan yang berkala
Dibuat sistem pengamanan berkala
Major Problem Review
Access Management
Perubahan Solusi Proses ITIL Kelompok Aktivitas
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat kebijakan permintaan hak akses
Request Access
Pemenuhan
Permintaan Layanan
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat proses verifijasi pemohon
Verification
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat kebijakan pemberian hak ais
Providing Rights
Adanya panduan monitoring status pengguna
Dibuat panduan monitoring
Monitoring Identity Status
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat kebijakan penonaktifan hak akses
Removing, Restricting Rights
Adanya sistem pencatatan dan pelacakan status pengguna
Dibuat sistem pencatatan dan pelacakan status pengguna
Logging & Tracking Access
Request Fulfillment
Perubahan Solusi Proses ITIL Kelompok Aktivitas
Adanya pencatatan setiap ada permintaan masuk
Dibuat pencatatan setiap permintaan masuk
Request Validation
Pencatatan
Permintaan
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat kebijakan dalam menentukan permintaan
Request Categorization
Tidak dilakukan perubahan
Dibuat kebijakan peninjauan aktivitas permintaan
Request Authrization
Adanya pedoman eskalasi request pengguna dan adanya validasi dari Helpdesk
Dibuat pedoman eskalasi request pengguna Request
Closure
6.4. Pembuatan Standard Operating Procedure
6.4.1. Prosedur Pencatatan Event
Prosedur pencatatan event adalah panduan mengenai langkah
langah dalam melakukan pencattan terkait event yang terjadi
pada komponen TI. Tujuan prosedur ini adalah untuk
memberikan acuan kepada Helpdesk dalam melakukan respon
atau tindakan mengenai event tersebut. Prosedur ini disusun
117
sesuai dengan kerangka kerja proses Event Management pada
ITIL v3.
Jenis Event
a) Informational: Event yang sifatnya hanya informasi
mengenai keaadaan sebuah komponen TI, sehingga tidak
perlu dilakukan penanganan lebih lanjut
b) Peringatan : Event yang menunjukkan bawah komponen TI
sedang dalam kondisi waspada, sehingga perlu diperhatian
dan dilakukan langkah penanganan lebih lanjut berupa
perubahan pengaturan atau konfigurasi
c) Ketidak-wajaran: Event yang menunjukkan perubahan
status ketersediaan layanan, sehinga perlu penanganan
lebih lanjut
Hasil pembuatan prosedur pencatatan event penulis lampirkan
pada lampiran A.
6.4.2. Prosedur Pengelolan Insiden
Prosedur pengelolaan insiden merupakan panduan yang berisi
langkah-langkah dalam menangani setiap kejadian insiden yang
ada para proses layanan.
Penilaian Insiden
Penilaian sebuah insiden dalam LPSE diukur berdasarkan
tahapan pelaksanaan lelang. Berikut ini adalah tahapan
pelaksanaan lelang
Tabel 6.38. Tahapan Lelang
No Tahapan Lelang
1 Pengumuman Lelang
2 Pendaftaran lelang
3 Pemberian Penjelasan
4 Pemasukan penawaran
5 Pembukaan penawaran
6 Evaluasi penawaran
7 Evaluasi kualifikasi
8 Pembuktian kualifikasi
9 Penetapan pemenang
10 Pengumuman pemenang
11 Masa sanggah
12 SPPBJ
Dampak dari insiden/masalah dapat diukur pada tiga faktor
yaitu: Dampak Fungsional, Dampak Informasi/Reputasi dan
Kemampuan Pemulihan Insiden.
a) Dampak Fungsional: Terendah angka 1 untuk satu fungsi
dan maksimum 10 untuk semua fungsi terganggu. Dampak
Fungsional diukur pada tahapan lelang yang kena dampak
yang terdiri dari 12 tahapan dengan fungsi yang terlibat
sesuai dengan penanggung jawabnya. Misalnya masalah
Penyedia tidak bisa login karena lupa email dan password
SPSE terjadi pada tahapan lelang ke 2 – 4. Secara kuantitatif
fungsi yang terpengaruh ada 3 tahapan.
b) Dampak Informasi/Reputasi: Terendah angka 1 untuk
reputasi internal dan maksimum 10 untuk Reputasi
Nasional LPSE. Dampak Informai/Reputasi terkait dengan
119
pelaku pada kegiatan lelang yaitu penyedia, panitia dan
pengelola SPSE. Jika terdampak pada penyedia saja maka
reputasi yang terganggu adalah internal penyedia saja,
tetapi untuk panitia akan berpengaruh pada kredibilitas
yang cukup menggangu sehingga disini diberikan nilai 5
tetapi jika yang terkena dampak adalah pengelola maka
dapat dikatakan reputasi akan rusak sehingga diberikan
angka 10.
c) Kemampuan pemulihan dilihat dari seberapa sering
masalah ini tejadi dan bisa diselesaikan: Terendah angka 1
untuk paling sering terjadi dan angka 10 untuk pertama kali
terjadi.
Nilai prioritas dihitung dengan formula Dampak Fungsional
dan Informasi akan dapat diselesaikan dengan kemampuan
pemulihan atau dengan rumus matematikanya adalah:
a) Jika f = dampak fungsional, r = dampak informasi/reputasi
dan k = kemampuan pemulihan maka, p= prioritas adalah
b) P = (f * r)/k
c) Semakin besar nilai p maka semakin tinggi prioritas
masalah tersebut untuk diselesaikan
d) Tindak lanjut yang harus dilakukan diberikan 3 level yaitu
Minor, Mayor dan Emergency Change.
e) Minor Change jika nilai prioritas kurang dari 10
(penyelesaian maksimal 3 (tiga) hari kerja)
f) Mayor Change jika nilai prioritas antara 10 – 20
(penyelesaian maksimal 2 (dua) hari kerja)
g) Emergency Change jika nilai prioritas diatas lebih dari 20.
(penyelesaian maksimal 1 (satu) hari kerja)
Hasil pembuatan prosedur pencatatan event penulis lampirkan
pada lampiran A.
6.4.3. Prosedur Pengelolan Problem
Prosedur pengelolaan problem adalah panduan mengenai
langkah langkah dalam melakukan pengelolaan terkait problem
yang terjadi pada komponen TI. Tujuan prosedur ini adalah
untuk memberikan acuan kepada Helpdesk dalam melakukan
respon atau tindakan mengenai problem tersebut. Prosedur ini
disusun sesuai dengan kerangka kerja proses Event
Management pada ITIL v3.
Gambar 6.1. SOP Problem
Hasil pembuatan prosedur pengelolan problem lebih detail,
penulis lampirkan pada lampiran A
6.4.4. Prosedur Pengelolaan Akses
Prosedur pengelolaan akses adalah panduan mengenai langkah
langkah dalam melakukan pengelolaan terkait akses pengguna
ke sistem. Tujuan prosedur ini adalah untuk memberikan acuan
kepada Helpdesk dalam melakukan melakukan penataan
terhadap akses pengguna pada sistem SPSE. Prosedur ini
disusun sesuai dengan kerangka kerja proses Event
Management pada ITIL v3.
121
Gambar 6.2. SOP Pengelolaan Akses
Hasil pembuatan prosedur pengelolan akses lebih detail, penulis
lampirkan pada lampiran A
6.4.5. Prosedur Pengelolaan Permintaan
Prosedur pengelolaan permintaan adalah panduan mengenai
langkah langkah dalam melakukan pengelolaan terkait adanya
permintaan pengguna kepada LPSE. Tujuan prosedur ini adalah
untuk memberikan acuan kepada Helpdesk dalam melakukan
respon atau tindakan mengenai permintaan tersebut. Prosedur
ini disusun sesuai dengan kerangka kerja proses Event
Management pada ITIL v3.
Gambar 6.3. SOP Permintaan
Hasil pembuatan prosedur pengelolan permintaan lebih detail,
penulis lampirkan pada lampiran A
123
125
7. BAB VII
PENUTUP
Bab kesimpulan menjelaskan mengenai kesimpulan akhir yang
didapatkan dari kegiatan penelitian dan pembuatan dokumen
Standard Operating Procedure (SOP) layanan IT Helpdesk
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) ITS dan saran
bagi pihak IT Helpdesk LPSE serta bagi penelitian selanjutnya
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis kesenjangan yang dilakukan antara
kondisi eksisting dengan kondisi ideal, sebagian besar dari
aktivitas tidak dilakukan dokumentasi dengan baik. Hasil
penelitaian ini menghasilkan lima rekomendasi Standard
Operating Procedure (SOP). Kelima Standard Operating
Procedure (SOP) adalah SOP pencatatan event, SOP
pengelolaan insiden, SOP pengelolaan problem, SOP
pengelolaan hak akses, SOP Pengelolaan permintaan.
7.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan oleh penulis terkait penelitian
tugas akhir yang meliputi saran bagi Helpdesk LPSE ITS dan
saran bagi penelian selanjutnya
A. Saran bagi Helpdesk LPSE
Perlu adanya aplikasi pendukung dalam pencatatan dan
dokumentasi penanganana layanan Helpdesk (e-ticket),
diharapkan dengan adanya e-ticket penanganan
insiden, problem, event, dan permintaan dapat lebih
terkontrol.
Apabila dokumen SOP IT Helpdesk pada penelitan ini
diimplementasikan, sebaiknya dilakukan aktivitas
evaluasi untuk dilakukan perbaikan di masa mendatang
sesuai dengan perubahan kebijakan dan organisasi.
B. Saran bagi penelitan selanjutnya
Pada penelitian ini, penggunaan metode analisis kesenjangan
dilakukan secara kualitatif sehingga memberikan penjelasan
secara deskriptif terkait kesenjangan yang terjadi antara kondisi
eksisting dengan kondisi ideal. Pada penelitian selanjutnya,
sebaiknya analisis kesenjangan dilakukan secara kuantitatif,
sehingga dapat mengetahui kesenjangan antara realisasi dengan
target organisasi secara jelas dalam visualisasi angka.
127
8. DAFTAR PUSTAKA
[1] LKPP, “Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 2 Tahun 2010 Tentang Layanan
Pengadaan Secara Elektronik,” Jakarta, 2010.
[2] P. Weill dan J. W. Ross, IT Governance How Top Performers
Mange IT Decision Rights for Superion Results, Boston: Harvard
Business School Publishing, 2004.
[3] ISACA.ORG, “IT Governance,” 2013. [Online]. Available:
http://www.isaca.org/Indonesia/Documents/ITGovernance.aspx.
[Diakses 2013].
[4] W. Van Grembergen, “Introduction to the Minitrack IT
Governance and Its Mechansims,” dalam Proceedings of the 35th
Hawaii International Conference on System Sciences (HICSS),
Hawai, 2002.
[5] Gartner,Inc., “IT Governance,” 2013. [Online]. Available:
http://www.gartner.com/it-glossary/it-governance/. [Diakses 24
10 2013].
[6] ITIL, ITIL Version 3 Service Transition, London: ITIL, 2007.
[7] ITIL, ITIL Version 3 Service Design, London: ITIL, 2007.
[8] ITIL, ITIL Version 3 Service Strategy, London: ITIL, 2007.
[9] P. R. I. “Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 4 Tahun
2015 Tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah,” Indonesia, 2015.
[10] G. Sanker, “itsmtransition,” itsmtransition, 21 Januari 2017.
[Online]. Available: http://itsmtransition.com/downloads/whos-
implementing-itil/. [Diakses Minggu Januari 2018].
129
9. BIODATA PENULIS
Penulis yang lahir di Banjarnegara
pada tanggal 11 Juni 1990 ini
merupakan anak ketiga dari tiga
bersaudara. Penulis telah
menempuh pendidikan formal di
SDN 184/IX Sumber Agung, MTS
Al-Zaytun, MAS AL-Zaytun dan
menjadi mahasiswa Sistem
Informasi angkatan 2010.
5210100137 adalah NRP dari
penulis sebagai mahasiswa DSI-
ITS. Selama menempuh masa kuliah, penulis aktif dalam
kegiatan akademik maupun non-akademik. Dibidang akademik
penulis pernah menjadi asisten praktikum untuk mata Kuliah
Sistem Fungsional Bisnis II dan asisten dosen Management
Layanan SI/TI organisasi. Dibidang non-akademik penulis aktif
dalam organisasi Kajian Islam Sistem Informasi Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Pernah Melaksanakan
kerja praktik di PT. Bayan Resource,Tbk dengan penempatan
di anak perusahaan PT Perkasa Inakakerta Bengalon, PT. Bayan
Pratamacoal Melak dan Balikpapan selama 2 bulan pada tahun
2013. Pada tahun terakhir penulis mengambil bidang studi
Manajemen Sistem Informasi dengan topik tugas akhir terkait
dengan Manajemen Layanan SI/TI. Untuk berhubungan
langsung dengan penulis, dapat melalui email:
A-1
LAMPIRAN A
SOP EVENT MANAGEMENT
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG
JASA PEMERINTAH
STANDARD OPERATING PROCEDURE
PENGELOLAAN EVENT
Surabaya
2017
A-2
LEMBAR PENGESAHAN
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
PENGELOLAAN KEJADIAN
DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
MENGETAHUI: DIBUAT
OLEH:
MENYETUJUI:
(Prof. Iwan Vanany
S.T, M.T., Ph.D)
(Yety
Murtirahayu
S.KM) (Bima H. Wibisana)
Kepala LPSE Sekretaris
LPSE ITS
Deputi Bidang
Monitoring Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi
A-3
PENDAHULUAN
LAYANAN
PENGADAAN
SECARA
ELEKTRONIK
(LPSE)
Pengelolaan
Kejadian
Nomor 1/SOP/LPSE/D.12/2017
Tanggal
Pembuatan
10 Desember 2017
Tanggal
Revisi
Tanggal
Efektif
Disahkan
oleh
Bima H. Wibisanan
Penjelasan Singkat
Berisi alur pelaksanaan penanganan sebuah
kejadian
Tujuan
Mengelola dan mengadministrasi setiap
kejadian yang berkaitan dengan sistem,
Peringatan
Setiap palaksana bertanggung jawab
terhadap hasil pelaksanaan aktivitas
SOP yang berkaitan
SOP penganganan insiden
SOP perubahan sistem
Kualifikasi
Pelaksana
1. Adminstator PPE
2. ITO LKPP
3. Helpdesk LPSE
A-4
Peralatan &
Perlengkapan
1. Surat Pencatatan Status Sistem
2. Sistem Monitoring Jaringan dan
beban kerja server
3. Tabel Prioritas penanganan
kejadian
4. Formulir Tanda Terima Berkas
Istilah/Definisi Administrator PPE adalah personel di LPSE
yang bertanggung jawab terhadap
operasional Sistem SPSE
ITO LKPP adalah personel di LKPP yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan
Sistem SPSE
A-5
PROSEDURE
No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku
Keterangan Administrator SPSE ITO LKPP Helpdesk Persyaratan Waktu Output
1
Memastikan sistem monitoring perangkat keras dan jaringan komunikasi data dalam keadaan akti
Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring yang dimilik
15 menit Memastikan software untuk monitoring berjalan tanpa ada
2 Melakukan pencatatan terhadap kondisi
2 Pencatatan hasil pemantaun pada formulir pencatatan event
Formulir pencatatan 30 menit Hasil Pencatatan pemantauan event
4 Menentukan apakah perlu membuat laporan insiden?
Jenis event 1 jam Permasalahan dijelaskan secara jelas agar solusi yang diambil segera dapat dilakuan
5 Bersama ITO LKPP administrator menentukan perubahan konfigurasi yang dperlukan pada perangkat
Formulir permintaan perubahan
1-3 jam Segera dilakukan peraikan agar service berjalan tnpa adanya gangguan
6 Jika perubahan minor perangkat yang diperlukan maka technical support akan melakuan perubahan tersebut dan jika peruahan major yang diperluan maka akan proses pengadaan baik berupa upgrage atau penggantian. Proses pengajuan perubahan harus dilakukan melalui formulir permintaan perubahan.
Lampiran pengisian formulir permintan perubahan
45 menit Segera dilakukan peraikan agar service berjalan tnpa adanya gangguan
7 Membuat Laporan Insiden
Formulir Laporan insiden 10 Menit Laporan Insiden
A-6
No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku
Keterangan Administrator SPSE ITO LKPP Helpdesk Persyaratan Waktu Output
8 Pada setiap kegiatan pemantauan, administrator wajib melakukan dokumentasi begitu juga layanan penyelesaian keluhan yang masuk dan ditangani. Dokumentasi ini akan diperlukan dalam melakukan manajemen kapasitas infrastruktur
Laporan aktivitas administratr
1-3 jam Output dari pelaksanaan SOP monitring dan evaluasi kinerja infrstruktur SPSE adalah terjaminnya tingkat ketersediaan dukungan kmunikasi data dan komputasi perangkat keras aplikasi SPSE
B-1
LAMPIRAN B
SOP INSIDEN MANAGEMENT
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG
JASA PEMERINTAH
STANDARD OPERATING PROCEDURE
PENGELOLAAN INSIDEN
Surabaya
2017
B-2
LEMBAR PENGESAHAN
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
PENGELOLAAN INSIDEN
DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
MENGETAHUI: DIBUAT
OLEH:
MENYETUJUI:
(Prof. Iwan Vanany
S.T, M.T., Ph.D)
(Yety
Murtirahayu
S.KM) (Bima H. Wibisana)
Kepala LPSE Sekretaris
LPSE ITS
Deputi Bidang
Monitoring Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi
B-3
PENDAHULUAN
LAYANAN
PENGADAAN
SECARA
ELEKTRONIK (LPSE)
Pengelolaan Insiden
Nomor 1/SOP/LPSE/D.12/2017
Tanggal
Pembuatan
10 Desember 2017
Tanggal
Revisi
Tanggal
Efektif
Disahkan
oleh
Bima H. Wibisanan
Penjelasan
Singkat
Berisi alur pelaksanaan penanganan sebuah
Insiden
Tujuan
Mengelola dan mengadministrasi setiap Insiden
yang berkaitan dengan sistem,
Peringatan
Setiap pealaksana bertanggung jawab terhadap
hasil pelaksanaan aktivitas
SOP yang
berkaitan
SOP perubahan sistem
Kualifikasi
Pelaksana
1. Pengguna (Panita Pokja, Penyedia)
2. Helpdesk LPSE
B-4
Peralatan &
Perlengkapan
1. Surat Pencatatan insiden
2. Sistem Monitoring Jaringan dan beban
kerja server
3. Tabel Prioritas penanganan kejadian
4. Formulir Tanda Terima Berkas
Istilah/Definisi Administrator PPE adalah personel di LPSE yang
bertanggung jawab terhadap operasional Sistem
SPSE
B-5
PROSEDURE
No
Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Keteranga
n Pengguna SPSE Helpdesk ITO LKPP Persyaratan Waktu Output
1
Datang ke LPSE terkait, melapor ke front office dan mengisi buku tamu
Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring yang dimilik
15 menit Memastikan software untuk monitoring berjalan tanpa ada
2 Memberikan formulir pelaporan insiden kepada pengguna SPSE
2 Mengisi fomulir pelaporan dan memberikan kembali formulir formulir yang telah diisi dengan lengkap kepada Helpdesk
Formulir pencatatan 30 menit Hasil Pencatatan pemantauan event
4 Melakukan analisis Insiden dengan
menggali informasi sedalam-dalamnya dari
pengguna SPSE . Apakah Solusi permasalahan dapat ditemukan ?
Tabel prioritas insiden, Known Error Database
1 jam Permasalahan dijelaskan secara jelas agar solusi yang diambil segera dapat dilakuan
5 Hasil identifikasi dan evaluasi terhadap konfiguasi pada perangkat komputasi dan jaringan komunikasi data di analisis dan dikonsultasikan dengan technical support internal ataupun LKPP jika diperlukan
Formulir permintaan perubahan
1-3 jam Segera dilakukan peraikan agar service berjalan tnpa adanya gangguan
6 Apabila "Ya" Memberikan jawaban/solusi kepada pengguna SPSE
Lampiran pengisian formulir permintan perubahan
45 menit Segera dilakukan peraikan agar service berjalan tnpa adanya gangguan
7 Membuat Laporan Insiden
Formulir Laporan insiden 10 Menit Laporan Insiden
B-6
8 Mengeskalasikan permasalahan kepada
Mengacu pada SOP Eskalasi Permasalahan
5 Menit Email tiket permasalahan pengguna yang di ekskalasi
9 Memberikan salinan Formulir Konsultasi kepada pengguna SPSE dan mengarsipkan lembar Formulir Konsultasi asli dengan mengacu pada SOP pengarsipan berkas
Memberikan salinan Formulir Konsultasi kepada pengguna SPSE dan mengarsipkan lembar Formulir Konsultasi asli dengan mengacu pada SOP pengarsipan berkas
Arsip Formulir konsultasi
C-1
LAMPIRAN C
SOP PROBLMEN MANAGEMENT
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG
JASA PEMERINTAH
STANDARD OPERATING PROCEDURE
PENGELOLAAN PROBLEM
Surabaya
2017
C-2
LEMBAR PENGESAHAN
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
PENGELOLAAN PROMBLEM
DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
MENGETAHUI: DIBUAT
OLEH:
MENYETUJUI:
(Prof. Iwan Vanany
S.T, M.T., Ph.D)
(Yety
Murtirahayu
S.KM) (Bima H. Wibisana)
Kepala LPSE Sekretaris
LPSE ITS
Deputi Bidang
Monitoring Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi
C-3
PENDAHULUAN
LAYANAN
PENGADAAN
SECARA
ELEKTRONIK (LPSE)
Pengelolaan Problem
Nomor 1/SOP/LPSE/D.12/2017
Tanggal
Pembuatan
10 Desember 2017
Tanggal
Revisi
Tanggal
Efektif
Disahkan
oleh
Bima H. Wibisanan
Penjelasan
Singkat
Berisi alur pelaksanaan penanganan sebuah
Problem
Tujuan
Mengelola dan mengadministrasi setiap Problem
yang berkaitan dengan sistem,
Peringatan
Setiap pealaksana bertanggung jawab terhadap
hasil pelaksanaan aktivitas
SOP yang
berkaitan
SOP perubahan sistem
Kualifikasi
Pelaksana
1. Pengguna (Panita Pokja, Penyedia)
2. Helpdesk LPSE
C-4
Peralatan &
Perlengkapan
1. Surat Pencatatan problem
2. Sistem Monitoring Jaringan dan beban
kerja server
3. Tabel Prioritas penanganan kejadian
4. Formulir Tanda Terima Berkas
Istilah/Definisi Administrator PPE adalah personel di LPSE yang
bertanggung jawab terhadap operasional Sistem
SPSE
C-5
PROSEDURE
No
Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Keteranga
n Pengguna SPSE Helpdesk ITO LKPP Persyaratan Waktu Output
1
Datang ke LPSE terkait, melapor ke front office dan mengisi buku tamu
Pemantauan dilakukan melalui sistem monitoring yang dimilik
15 menit Memastikan software untuk monitoring berjalan tanpa ada
2 Memberikan formulir pelaporan problem kepada pengguna SPSE
2 Mengisi fomulir pelaporan dan memberikan kembali formulir formulir yang telah diisi dengan lengkap kepada Helpdesk
Formulir pencatatan 30 menit Hasil Pencatatan pemantauan event
4 Melakukan analisis Problem dengan
menggali informasi sedalam-dalamnya dari
pengguna SPSE . Apakah Solusi permasalahan dapat ditemukan ?
Tabel prioritas problem, Known Error Database
1 jam Permasalahan dijelaskan secara jelas agar solusi yang diambil segera dapat dilakuan
5 Hasil identifikasi dan evaluasi terhadap konfiguasi pada perangkat komputasi dan jaringan komunikasi data di analisis dan dikonsultasikan dengan technical support internal ataupun LKPP jika diperlukan
Formulir permintaan perubahan
1-3 jam Segera dilakukan peraikan agar service berjalan tnpa adanya gangguan
6 Apabila "Ya" Memberikan jawaban/solusi kepada pengguna SPSE
Lampiran pengisian formulir permintan perubahan
45 menit Segera dilakukan peraikan agar service berjalan tnpa adanya gangguan
7 Membuat Laporan Problem
Formulir Laporan problem 10 Menit Laporan Problem
C-6
8 Mengeskalasikan permasalahan kepada
Mengacu pada SOP Eskalasi Permasalahan
5 Menit Email tiket permasalahan pengguna yang di ekskalasi
9 Memberikan salinan Formulir Konsultasi kepada pengguna SPSE dan mengarsipkan lembar Formulir Konsultasi asli dengan mengacu pada SOP pengarsipan berkas
Memberikan salinan Formulir Konsultasi kepada pengguna SPSE dan mengarsipkan lembar Formulir Konsultasi asli dengan mengacu pada SOP pengarsipan berkas
Arsip Formulir konsultasi
D-1
LAMPIRAN D
SOP AKSES MANAGEMENT
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG
JASA PEMERINTAH
STANDARD OPERATING PROCEDURE
PENGELOLAAN AKSES
Surabaya
2017
D-2
LEMBAR PENGESAHAN
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
PENGELOLAAN AKSES
DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
MENGETAHUI: DIBUAT
OLEH:
MENYETUJUI:
(Prof. Iwan Vanany
S.T, M.T., Ph.D)
(Yety
Murtirahayu
S.KM) (Bima H. Wibisana)
Kepala LPSE Sekretaris
LPSE ITS
Deputi Bidang
Monitoring Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi
D-3
PENDAHULUAN
LAYANAN
PENGADAAN
SECARA
ELEKTRONIK
(LPSE)
Pengelolaan Akses
Nomor 1/SOP/LPSE/D.12/2017
Tanggal
Pembuatan
10 Desember 2017
Tanggal
Revisi
Tanggal
Efektif
Disahkan
oleh
Bima H. Wibisanan
Penjelasan
Singkat
Berisi tentang pedoman dalam melakukan
pendaftaran, pengawasan dan penonaktifan
akses ke dalam Sistem SPSE
Tujuan
Mengelola dan mengadministrasi akses
pengguna ke dalam Sistem SPSE
Peringatan
Setiap palaksana bertanggung jawab terhadap
hasil pelaksanaan aktivitas
SOP yang
berkaitan
SOP Request Fulfillment
Kualifikasi
Pelaksana
1. Adminstrator PPE
2. Penyedia
D-4
Peralatan &
Perlengkapan
1. Surat Pencatatan Status Sistem
2. Sistem Monitoring Jaringan dan
beban kerja server
3. Tabel Prioritas penanganan kejadian
4. Formulir Tanda Terima Berkas
Istilah/Definisi Administrator PPE adalah personel di LPSE
yang bertanggung jawab terhadap operasional
Sistem SPSE
ITO LKPP adalah personel di LKPP yang
bertanggung jawab terhadap pelayanan
Sistem SPSE
D-5
PROSEDURE
Pengelolaan Akses
No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku Keterangan
Penyedia Helpdesk Verifikator Persyaratan Waktu Output
1 Melakukan registrasi oline pada website LPSE/aplikasi
1. Wajib menggunakan e-mail perusahaan tidak boleh e-mail pribadi)
N/A
2 Mengunduh (download) formulir data penyedia dan formulir keikutsertaan yang tersedia pada aplikasi SPSE
2. Tata cara registrasi pada aplikasi SPSE mengacu pada panduan pengguna (user uide) aplikasi SPSE
N/A
3 Mengisi formulir data penyedia N/A Blanko Formulir Data Penyedia dan Blanko Formulir Keikutsertaan
4 Mengisi formulir keikutsertaan N/A Formulir data penyedia yang sudah terisi
Membuat Surat Penunjukan Admin Dibuat diatas kertas berkop perusahaan, ditandatangani pimpinan perusahaan, dicap dan bermaterai.
N/A Fromulir keikutsertaan yang sudah terisi1
Membuat Surat Kuasa untuk verifikasi
Dibuat diatas kertas berkop perusahaan ditandatangani pimpinan perusahaan dan admin yang ditunjuk, dicap serta bermaterai
N/A Surat Penunjukan Admin Blanko tersedia/menyatu dengan formulir keikutsertaan
Mempersiapkan berkas permohonan 2. Apabila Adminnya adalah pimpinan perusahaan itu sendiri maka membuat surat pernyataan bahwa dirinya sebagai admin
N/A
D-6
Datang ke LPSE terkait, melapor ke front office dan mengisi buku tamu
1. Pimpinan perusahaan dapat menguasakan kepada pihak manapun untuk melakukan proses verifikasi di LPSE.
N/A Surat Kuasa Untuk Verifikasi Blanko tersedia/menyatu dengan formulir keikutsertaan
6 Menyerahkan tanda terima berkas kepada penyedia dan menyerahkan berkas permohonan kepada verifikator
2. Surat kuasa dibuat diatas kertas berkop perusahaan dan ditandatangani pimpinan perusahaan serta penerima kuasa, dicap dan bermaterai.
N/A
7 Menerima berkas permohonan dan pemeriksa apakah penyedia sudah terdaftar di LPSE lain
3. Apabila pimpinan perusahaan yang melakukan verifikasi maka tidak perlu membuat surat kuasa.
N/A
8 Memberitahu penyedia agar penyedia tersebut menggunakan user id yang sudah terdaftar
1. Formulir data penyedia, Formulir keikutsertaan dan Dokumen perusahaan asli serta copynya (softcopy/hardcopy) terdiri dari 1.KTP pemilik/ direktur/ pengurus; 2. NPWP; 3. SIUP/ SIUJK/ SBU/ ijin untuk menjalankan kegiatan/usaha sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 4. Akta pendirian perusahaan dan Akta perubahan terakhir. Untuk Perseorangan dan Koperasi persyaratan menyesuaikan dengan ketentuan yang berlaku2.
5 menit
9 Menerima pemberitahuan dari verifikator melalui helpdesk untuk login pada aplikasi SPSE menggunakan user ID yang sudah terdaftar
2. Berkas permohonan dimasukan kedalam amplop/map bersampul identitas perusahaan8Datang
N/A
10 Melakukan verifikasi dan validitas berkas permohonan. Apakah berkas sesuai/lolos verifikasi ?
Berkas asli dan copy harus sesuai, dokumen masih berlaku dan data antar dokumen sesuai dan konsisten
10 menit hasil verifikasi
D-7
11 Menyetujui permohonan dengan mengklik tombol " SETUJU" pada aplikasi SPSE
hasil verifikasi 5 menit permohonan disetujui
12 Mencantumkan kekurangan pada amplop/map berkas permohonan, menyerahkannya kepada penyedia melalui helpdesk untuk dilengkapi dan kembali dilakukan verifikasi
5 menit
13 Mengarsipkan berkas dengan mengacu pada SOP pengarsipan berkas
10 menit arsip berkas
E-1
LAMPIRAN E
SOP REQUEST FULFILLMENT
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG JASA
PEMERINTAH
STANDARD OPERATING PROCEDURE
PENGELOLAAN PERMINTAAN
Surabaya
2017
E-2
LEMBAR PENGESAHAN
STANDAR OPERATING PROCEDURES (SOP)
LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK
PENGELOLAAN PERMINTAAN
DEPUTI BIDANG MONITORING EVALUASI DAN
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
MENGETAHUI: DIBUAT
OLEH:
MENYETUJUI:
(Prof. Iwan Vanany
S.T, M.T., Ph.D)
(Yety
Murtirahayu
S.KM) (Bima H. Wibisana)
Kepala LPSE Sekretaris
LPSE ITS
Deputi Bidang
Monitoring Evaluasi dan
Pengembangan Sistem
Informasi
E-3
PENDAHULUAN
LAYANAN
PENGADAAN
SECARA
ELEKTRONIK (LPSE)
Pengelolaan Permintaan
Nomor 1/SOP/LPSE/D.12/2017
Tanggal
Pembuatan
10 Desember 2017
Tanggal
Revisi
Tanggal
Efektif
Disahkan
oleh
Bima H. Wibisanan
Penjelasan Singkat
Berisi alur, peran dan dokumen dalam
menangani permintaan pengguna
Tujuan
Mengelola dan mengadministrasi
permintaan pengguna terhadap layanan
Peringatan
Setiap palaksana bertanggung jawab
terhadap hasil pelaksanaan aktivitas
SOP yang berkaitan
SOP Perubahan
Kualifikasi
Pelaksana
1. Kepala LPSE
2. Helpdesk
3. Pengguna
E-4
Peralatan &
Perlengkapan
1. Formulir permintaan perubahan
2. Formulir Tanda Terima Berkas
Istilah/Definisi
E-5
PROCEDURE
PENGELOLAAN PERMINTAAN
No Aktivitas Pelaksana Mutu Baku
Keterangan Pengguna SPSE Helpdesk LPSE Ketua LPSE Persyaratan Waktu Output
1 Pengguna SPSE melapor ke Helpdesk LPSE
2 Melakukan pengisian Formulir permintaan
Formulir Permintaan 5 menit
3 Memastikan formulir permintaan di isi dengan benar
Formulir Permintaan 5 menit Isian Formulir
4 Mengevaluasi formulir permintaan dengan mempertimbangkan dampak, urgensi dan prioritas permintaan
Isian Formulir Permintaan sudah lengkap
5 menit meminta melengkapi Formulir Permintaan
5 Melakukan evaluasi terhadap permintaaan yang masuk, ditolak atau diterima
Formulir permintaan, prioritas organisasi dan dampak permintaan terhadap asset layanan yang sudah berjalan
6 Memberikan persetujuan terhadap permintaan, dan melaporkannya kepada pengguna
Formulir Permintaan yang sudah disetujui/ditanda tangani
7 Menolak permintaan pengguna dan menginformasikan kepada pengguna
Formulir Permintaan yang sudah disetujui/ditanda tangani
7 Melakukan dokumentasi dan penutupan permintaan dan menginformasikan persetujuan maupun penolakan kepada pengguna