journal reading rinitis alergi indo

17
JOURNAL READING : ALLERGIC RHINITIS Jasreena Kaur Sandal 112013165

Upload: jasreena-kaur-sandal

Post on 09-Sep-2015

55 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

Jurnal Reading RInitis Alergi

TRANSCRIPT

Journal Reading : Allergic Rhinitis

Journal Reading : Allergic Rhinitis

Jasreena Kaur Sandal

112013165

PENDAHULUAN

Rinitis secara umumnya didefinisikan sebagai inflamasi mukosa hidung (nasal)

Ia merupakan kelainan yang sering ditemukan kurang lebih pada 40% populasi.

Rinitis alergi yang parah sering dikaitkan dengan penurunan kualitas hidup, tidur dan kegiatan harian.

Sebelum ini, rinitis alergi disebut sebagai kelainan di hidung dan saluran, namun temuan sekarang mengindikasikan bahwa rinitis alergi bukan sahaja mengenai satu komponen sistem respirasi tetapi seluruh sistem.

Studi menunjukkan bahwa alergen yang menimbulkan inflamasi pada saluran respirasi bagian atas juga menimbulkan inflamasi pada saluran respirasi bagian bawah ,dan ini mendukung teori rinitis dan asma sering berjalan seiringan.

patofisiolog

Paparan terhadap alergen (debu,residu serangga,jamur, serbuk sari

Sel sel inflamasi e.g sel mast, CD4-positive T cells, B cells, macrofag, and eosinophil menginfiltrasi dinding mukosa hidung.

Sel T yang menginfiltrasi mukosa hidung , dominannya terdirii dari T helper akan melepaskan sitokin (e.g., interleukin [IL]-3, IL-4, IL-5, and IL-13) yang menginduksi promosi immunoglobulin E (IgE)

Produksi IgE meyebabkan pelepasan mediator seperti histamin dan leukotrin

Histamin dan leukotrin in akan menyebabkan terjadinya vasodilatas atreriole, meningkatkan permeabilitas , rasa gatal, rinores, sekresi mukus, dan kontraksi otot polos

Mediator dan sitokin yang dilepaskan pada tahap awal respons imun akan seterusnya mengaktifkan respon inflamasi seluler dalam 4-8 jam (latephase inflammatory response) yang menyebabkan keluhan yang berulang (hidung mampet)

Klasifikasi

Rinitis dapat diklasifikasikan berdasarkan etiologi

IgE-mediated (allergic)

autonomic

infectious

idiopathic (unknown)

7

Diagnosis

Anamnesis

Keluhan klasik : hidung mampet, hidung gatal, ingusan, bersin-bersin

Konjungtivitis alergi terjadi inflamasi membran yang meliputi bagian putih dari mata :mata merah, berair dan gatal

Anamnesis lingkungan harus diberi perhatian buat mencari alergen

Serbuk sari,hewan berbulu, asap rokok, kelembapan

Pengunaan obat obatan (e.g., beta-blockers, acetylsalicylic acid [ASA], non-steroidal anti-inflammatory drugs [NSAIDs], angiotensin-converting enzyme [ACE] inhibitors, and hormone therapy)

Pemeriksaan fisik

Dari inspeksi, cari tanda tanda rinitis alergi : nafas dari mulut,menggaruk hidung, nasal , sniffling dan allergic shiners

Pembengkakan mukosa hidung, sekresi mukus yang cair dan jernih.

Endoscopi internak harus dilakukan untuk melihat kelainan struktural atau polip nasal.

penilaian Tuba eustachius mengunakan otosko pneumatik

Perasat Valsalva- untuk menilai ada nya cairan di balik membran timpani

Pemeriksaan sinus harus dilakukan dengan palpasi sinus

Dilakukan perkusi gigi maksilaris dengan spatel untuk melihat sensitivitas

Orofaring posterior diperiksa untuk melihat ada tidaknya post nasal drip

Pemeriksaan penunjang

Skin-prick testing merupakan metoda primer untuk melakukan tes alergi.

Tatalaksana simptomatis

kesimpulan

Rinitis alergi sangat berhubung kait dengan asma dan konjungtivitis

Test Alergi merupakan tes diagnostik yang paling penting buat rinitis alergi.

Kortikosteroid intranasal merupakan tatalaksana yang paling berkesan pada pasien dengan rinitis alergi.

Immunoterapi alergen merupakan terapi immunomodulating yang harus dilakukan bila tatalaksan medika mentosa sudah tidak membantu.