etika dan legal psikiatri

5/26/2018 Etika Dan Legal Psikiatri

1/31

ETIKA DAN LEGAL PSIKIATRI

OLEH

RUDY HARTANTO


2/31

PRAKTIK PSIKIATRI PRAKTIK KEDOKTERAN KHUSUS

MENANGANI PASIEN DENGAN

GANGGUAN MENTAL EMOSIONAL DARIYANG RINGAN SAMPAI YANG BERAT


3/31

MASALAH ETIKA DALAM

PRAKTIK PSIKIATRI MSALAH ETIKA DALAM PRAKTIK MEDIS

MASALAH ETIKA DALAM KAITANDENGAN PENANGANAN PASIENPSIKIATRI


4/31

MASALAH LEGAL DALAM

PRAKTIK PSIKIATRI HAMPIR SELALU MEMBAYANGI

PRAKTIK PSIKIATRI

TUNTUTAN MALAPRAKTIK TERBUKA


5/31

TUNTUTAN MALAPRAKTIK

DALAM PSIKIATRI KESALAHAN TERAPI (33%)

BD DAN PBD (20%)

KESALAHAN DIAGNOSIS (11%)

KURANG TEPAT SUPERVISI (7%)

KESALAHAN MEDIKASI ATAU REAKSIOBAT (7%)

KURANG SESUAI KOMITMEN (5%)


6/31

TUNTUTAN MALAPRAKTIK

DALAM PSIKIATRI MEMBUKA KERAHASIAAN (4%)

KURANG TEPAT RAWAT INAP (4%)

UNDUE FAMILIARITY (3%)

FITNAH (2%)

LAIN (PEMBIARAN, ECT, THIRD-PARTYINJURY) 4%

(SUMBER: APA)


7/31

MALAPRAKTIK PSIKIATRI

SYARAT TUNTUTANADANYA HUBUNGAN DOKTER-PASIEN

DENGAN KEWAJIBAN UNTUK

MERAWATADANYA PENYIMPANGAN DARI

STANDAR PERAWATAN

PASIEN MENGALAMI KERUGIAN PENYIMPANGAN SECARA LANGSUNG

MENGAKIBATKAN KERUGIAN PASIEN


8/31

EMPAT D

(Syarat Tuntutan Malapraktik) DUTY

DEVIATION

DAMAGE

DIRECT CAUSATION


9/31

STANDAR PERAWATAN

(SEBELUM TERAPI) Riwayat penyakit lengkap (Medis, Psikiatris)

Pemeriksaan fisik sesuai indikasi (dokter

pribadi atau psikiater) Pemeriksaan laboratorium dan interpretasinya

Informasi secukupnya untuk peroleh informed

consent Dokumentasi pemeriksaan klinis, diagosis,

informed consent, prosedur, dan pengobatan.


10/31

STANDAR PERAWATAN

(Selama Pengobatan) Monitoring cermat responspasien terhadap

pengobatan, termasuk follow-upyang

memadai dan pemeriksaan laboratorium Penyesuaian strategi medikasibila diperlukan

Upayakan informed consent yang barubilasecara substansial terapinya diubah atau adapengobatan baru yang diberikan


11/31

PROBLEM DIAGNOSIS DALAM

PSIKIATRI SUBYEKTIF VS OBYEKTIF

PERLU OPINI KEDUA


12/31

PROBLEM ETIKA DALAM

PRAKTIK PSIKIATRI OTONOMI

PATERNALISME

INFORMED CONSENT KOMPETENSI

PASIEN YANG BERBAHAYA

RAHASIA PASIEN

PENOLAKAN PENGOBATAN

PERAWATAN/PENGOBATAN PAKSA

PERWALIAN


13/31

PATERNALISME

(THESIS)

OTONOMI

(ANTITHESIS)

INFORMED CONSENT

(SYNTHESIS)


14/31

STANDAR INKOMPETENSI Ketidakmampuan mengekspresikan atau

mengkomunikasikan pilihan (1)

Ketidakmampuan memahami akan situasidirinya dan konsekuensi-konsekuensinya (2)

Ketidakmampuan memahami informasi yangrelevan (3)

Ketidakmampuan memberikan alasan (4) Ketidakmampuan memberikan alasan yang

rasional (walaupun beberapa alasan yangmendukung disajikan) (5)


15/31

STANDAR INKOMPETENSI Ketidakmampuan memberikan alasan

pertimbangan risiko dan keuntungan

(walaupun beberapa alasan yangmendukung disajikan) (6)

Ketidakmampuan membuat kesimpulan

yang masuk akal (seperti yangdilakukan oleh orang yang punyapenalaran standar) (7)


16/31

STANDAR KOMPETENSI Kemampuan sederhana menentukan

preferensi pilihan (1)

(ini standar yang lemah standar 1) Kemampuan memahami informasi dan

menilai situasinya (2)(standar ke-2 dan ke-3)

Kemampuan untuk bernalar (3)(standar ke-4 sampai dengan ke-7)


17/31

KELOMPOK YANG DIANGGAP

INKOMPETEN PASIEN YANG KOMA (PVS)

ANAK-ANAK

RETARDASI MENTAL YANG BERAT

DEMENSIA YANG BERAT

GANGGUAN JIWA


18/31

CIRI-CIRI PASIEN GANGGUAN

JIWA Gangguannya cenderung periodik

Inkompetensinya adalah produk dari

penyakitnya dan berkaitan dengan episodeklinis yang akut

Pasien masih bisa memberikan opini tentangterapinya (walaupun bisa rasional atau

irasional) Penolakan terhadap terapinya adalah refleksi

dari penolakan terhadap gangguan jiwanyadan itu adalah bagian dari gangguannya

Inkompetensinya reversibel


19/31

Pasien gangguan jiwa sering

diidentifikasikan sebagaiinkompeten dan tidak mampumembuat keputusan yang

baik bagi dirinya. Ini dipakaiuntuk membenarkan tindakan

perawatan dan pengobatanpaksa yang dipandang

sebagai tindakan paternalistik


20/31

INFORMED CONSENT YANG

OTENTIK UNTUK RISET

INTERVENSI MEDIK

DALAM KONTEKS PSIKIATRI SERINGMENGALAMI KESULITAN


21/31

PERWALIAN

(membuat informed consent) BILA PASIEN INKOMPETEN


22/31

GANGGUAN JIWA

RINGAN KOMPETEN

RASIONAL

PENGERTIAN (+)

TANGGUNGJAWAB (+)

WALI (-) OPINI KEDUA (-)


23/31

GANGGUAN JIWA

BERAT INKOMPETEN

IRASIONAL

PENGERTIAN (-)

TANGGUNGJAWAB (-)

WALI (+) OPINI KEDUA (+)


24/31

GANGGUAN JIWA

SUDAH SEMBUH KOMPETEN

RASIONAL

PENGERTIAN (+)

TANGGUNGJAWAB (+)

WALI (-) OPINI KEDUA (-)


25/31

GANGGUAN JIWA

DENGAN DEFEK BERAT INKOMPETEN

IRASIONAL

PENGERTIAN (-)

TANGGUNGJAWAB (-)

WALI (+) OPINI KEDUA (+)


26/31

Hubungan Antara Kekerasan,

Kriminalitas dan G. Jiwa Sebelum tahun 1960:Angka penahanan kejahatan:

Gangguan Jiwa < Penduduk padaumumnya

Sesudah tahun 1960:

Angka penahanan kejahatan padaGangguan Jiwa amat meningkat


27/31

HASIL PENELITIAN

LINK et al (1992) Perbedaan angka kejahatan antara pasien

gangguan jiwa dengan penduduk non-pasien,didasarkan pada simptom psikotiknya, bukanpada label gangguan jiwa.

Simptom psikotik menyebabkan timbulnyakejahatan

Reaksi ketakutan masyarakat terhadapsimptom psikotik mendorong masyarakatmencoba mengendalikan simptom tersebut,ini yang membangkitkan timbulnya tindakkejahatan.

M l h t j di ti d k


28/31

Masalah terjadinya tindakkejahatan yang dilakukan

oleh pasien jiwa sering jadimasalah hukum dalam praktik

psikiatri. Memunculkan konflikantara: Menghormati otono-mi pasien (konfidensialitas)

dengan berbuat baik (mem-beritahukan adanya bahaya

pada calon korban)


29/31

TUNTUTAN HUKUM PADA

PASIEN GANGGUAN JIWA TERGANTUNG PADA TINGKAT

KEBEBASAN DAN

TANGGUNGJAWABNYA PERLU DITELITI KOMPETENSINYA


30/31

SKALA Mc GARRAY INSTRUMEN UNTUK MENILAI APAKAH

SESEORANG KOMPETEN UNTUK

MENGIKUTI SIDANG PENGADILAN


31/31

TERIMA KASIH

etika dan legal psikiatri

Documents

kurang tepat rawat inap

praktik medis masalah

legal psikiatri 131etika

kurang tepat supervisi

berat5262018 etika

apa5262018 etika

diberikan5262018 etika

kesalahan diagnosis