pengaruh kompetensi, etika dan independensi, …
TRANSCRIPT
1
PENGARUH KOMPETENSI, ETIKA DAN INDEPENDENSI,
SERTA FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT
Bella Dwi Sulistiarini
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya
ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of the competence, ethics and
independency, and fee audit to audit quality at Public Accountant Firm in
Surabaya.The sample of this study is 30 Public Accountant Firm in Surabaya.. This
research was conducted using primary data with questionnaires. The result of the
study show that competence, ethics and independency, and fee audit positive effect
on audit quality. Simultaneously entire variable that are competence, ethics and
independency, and fee audit has a positive effect on audit quality.
Keywords: Competence, Ethics and Independency, Fee Audit, Audit Quality.
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan output dari proses akuntansi yang berisi
informasi keuangan yang relevan, andal, dan digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan oleh penggunanya. Akuntan Publik mengemban kepercayaan pengguna
laporan keuangan untuk memberikan opini atas laporan keuangan yang diterbitkan
suatu entitas.
Guna menjaga kepercayaan pengguna laporan keuangan auditan, Akuntan
Publik harus memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Meskipun auditor
dituntut untuk memberikan audit yang berkualitas, namun tuntutan tersebut belum
sepenuhnya dapat dipenuhi oleh auditor, karena masih banyak skandal keuangan
yang melibatkan auditor, seperti skandal keuangan yang terjadi pada Toshiba di
tahun 2015 dan skandal keuangan di Indonesia yang melibatkan KAP Purwantono,
Suherman & Surja yang gagal melakukan audit pada laporan keuangan pada salah
satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia pada tahun 2011.
Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi dan independensi
(AAA Financial Accounting Commite, 2000 dalam Christiawan, 2002). Menurut
Arens et al (2008:8) auditor harus memiliki kualifikasi untuk memahami kriteria
yang digunakan dan harus kompeten untuk mengetahui jenis dan jumlah bukti yang
akan dikumpulkan guna mencapai kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
2
tersebut. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Halim dkk (2014) menunjukkan
bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
Selain kompetensi, faktor penting dalam menghasilkan audit yang berkualitas
adalah etika dan independensi. Ketentuan independensi berlaku bagi setiap auditor,
KAP, maupun Jaringan KAP. Kepatuhan terhadap ketentuan etika dan independensi
dalam suatu perikatan audit memerlukan pemahaman yang memadai setiap auditor
terhadap ketentuan etika dan independensi, serta komitmen dan dukungan dari
pimpinan (Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik, 2016:5).
Auditor harus mematuhi ketentuan etika yang relevan, termasuk ketentuan
independensi, yang berkaitan dengan perikatan audit atas laporan keuangan.
Seiring perkembangan, kualitas audit tidak hanya ditentukan oleh
kompetensi, etika dan independensi. Sehingga IAPI mengeluarkan Panduan Indikator
Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (2016). Menurut Panduan tersebut,
faktor lain yang dapat menghasilkan audit yang berkualitas adalah fee audit. Fee
audit yang tinggi akan memungkinkan KAP menggunakan sumber daya yang lebih
banyak. Semakin banyak sumber daya atau auditor yang ditugaskan maka ketelitian
dan penerapan prosedur audit dapat dilakukan dengan efektif. Selain itu, semakin
tinggi fee audit yang diterima oleh auditor maka akan membuat auditor melakukan
prosedur audit yang lebih luas dan mendalam sehingga kualitas audit yang dihasilkan
semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Suseno (2013), serta Pramesti &
Wiratmaja (2017) menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh positif terhadap
kualitas audit. Hal tersebut menggambarkan bahwa semakin tinggi fee audit yang
diterima oleh auditor, maka kualitas audit yang dihasilkan juga semakin tinggi.
KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Kompetensi
Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (2016)
mendefinisikan kompetensi auditor sebagai kemampuan profesional individu auditor
dalam menerapkan pengetahuan untuk menyelesaikan suatu perikatan baik secara
bersama-sama dalam suatu tim atau secara mandiri berdasarkan Standar Profesional
Akuntan Publik, kode etik dan ketentuan hukum yang berlaku.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
3
Berdasarkan SPM 1.19 (2016), kompetensi dapat dikembangkan melalui
berbagai metode, yang mencakup: (1) Pendidikan profesional; (2) Pengembangan
profesional berkelanjutan, termasuk pelatihan; (3) Pengalaman kerja; (4) Bimbingan
oleh staf yang lebih berpengalaman, sebagai contoh, anggota tim perikatan lainnya;
(5) Pendidikan mengenai independensi bagi personel yang diisyaratkan untuk
independen.
Etika dan Independensi
Kode Etik menetapkan lima prinsip dasar etika profesi yang wajib dipatuhi
oleh setiap praktisi, yaitu: (1) Integritas; (2) Objektivitas; (3) Kompetensi serta sikap
kecermatan dan kehati-hatian profesional; (4) Kerahasiaan; (5) Perilaku Profesional.
Arens et al. (2008:74) independensi merupakan cara pandang yang tidak memihak di
dalam penyelenggaraan pengujian audit, evaluasi hasil pemeriksaan, dan penyusunan
laporan audit. Independensi dibagi menjadi independensi dalam pemikiran dan
independensi dalam penampilan (Kode Etik Seksi 290).
Fee Audit
Fee audit merupakan imbalan yang diterima oleh Akuntan Publik dari entitas
kliennya sebuhungan dengan pemberian jasa audit (Panduan Kualitas Audit Pada
Kantor Akuntan Publik, 2016). Penentuan Fee audit atas audit diatur dalam Peraturan
Pengurus Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penentuan Imbalan Jasa Audit Laporan
Keuangan. Guna meningkatkan kualitas audit, IAPI menetapkan indikator batas
bawah Tarif Penagihan. Indikator batas bawah Fee audit per jam (minimum horly
charge-out rates) yang disajikan dalam Tabel .
Kualitas Audit
DeAngelo (1981) menjelaskan kualitas audit merupakan suatu kemungkinan
bahwa ketika auditor melakukan audit pada laporan keuangan klien dapat
menemukan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien dan melaporkan temuannya.
Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (2016), audit yang
berkualitas adalah audit yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan persyaratan
standar profesi Akuntan Publik, kode etik, dan ketentuan peraturan yang berlaku
dalam melaksanakan setiap perikatan dan laporan auditor yang diterbitkan sesuai
dengan kondisinya.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
4
HIPOTESIS
Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit
Kompetensi berhubungan dengan keahlian, pengetahuan dan pengalaman
sehingga auditor yang kompeten adalah auditor yang memiliki pengetahuan,
pelatihan, keterampilan, dan pengalaman yang memadai agar berhasil menyelesaikan
pekerjaan auditnya (Tandiontong, 2016:172). Penelitian yang telah dilakukan oleh
Halim dkk (2014) dan Darayasa & Wisadha (2016) menunjukkan bahwa kompetensi
berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang
diajukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
H1: Kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit
Pengaruh Etika dan Independensi
Auditor harus memenuhi ketentuan etika yang relevan, termasuk ketentuan
yang berkaitan dengan independensi, sehubungan dengan perikatan audit atas
laporan keuangan (SA 200.A14). Independensi meningkatkan kemampuan auditor
dalam menjaga integritasnya, serta bertindak secara objektif, dan memelihara suatu
sikap skeptisisme profesional. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mustikawati &
Kurnia (2013) serta Wardana & Ariyanto (2016) menunjukkan bahwa etika
berpengaruh terhadap kualitas audit. Penelitian yang dilakukan oleh Octavia &
Widodo (2015) menunjukkan hasil bahwa independensi berpengaruh positif
signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang
diajukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah:
H2: Etika dan Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit.
Pengaruh Fee audit Terhadap Kualitas Audit
Fee audit merupakan imbalan yang diterima oleh akuntan publik setelah
melaksanakan jasa auditnya. Besarnya fee audit yang diterima oleh auditor
tergantung dari risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian
yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut (Mulyadi, 2008:63). Penelitian
yang dilakukan oleh Suseno (2013), serta Pramesti & Wiratmaja (2017)
menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh positif terhadap kualitas audit.
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah:
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
5
H3: Fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit
METODE PENELITIAN
Populasi, Sampel, dan Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP) di
Surabaya sebanyak 43 KAP. Penentuan jumlah sampel dilakukan melalui
perhitungan menggunakan rumus slovin (Sevilla et al, 1993) yaitu:
keterangan:
n : ukuran sampel KAP
N : jumlah KAP keseluruhan (43)
e : nilai kritis (10% = 0,1)
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus di atas diperoleh hasil
sebanyak 30,06 KAP maka dibulatkan menjadi 30 KAP. Pengumpulan data
dilakukan menggunakan kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah skala likert 4 poin. Adapun skor yang diberikan pada setiap item
scale adalah Sangat Setuju (SS) diberi skor 4, Setuju (S) diberi skor 3, Tidak Setuju
(TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1.
DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL
Variabel Independen
Kompetensi auditor dapat diperoleh melalui pendidikan pada perguruan
tinggi pada bidang akuntansi, kegiatan pengembangan dan pelatihan profesional di
tempat bekerja. Sertifikasi profesi merupakan suatu bentuk pengakuan IAPI terhadap
kompetensi auditor. Dimensi variabel kompetensi berdasarkan Panduan Indikator
Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (2016) adalah: (1) Pendidikan
profesional; dan (2) Sertifikasi profesi auditor.
Etika dan Independensi, Auditor harus mematuhi ketentuan etika yang
relevan, termasuk ketentuan independensi, yang berkaitan dengan perikatan audit
atas laporan keuangan. Dimensi variabel kepatuhan terhadap etika dan independensi
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
6
menurut Panduan Indikator Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik (2016)
adalah: (1) KAP telah memiliki panduan etika dan independensi; dan (2) Setiap
auditor telah menerapkan ketentuan etika dan independensi pada setiap perikatan
audit.
Fee Audit merupakan imbalan yang diterima oleh Akuntan Publik dari
entitas kliennya sehubungan dengan pemberian jasa audit. Besaran fee audit dapat
ditentukan secara bebas dan mandiri berdasarkan kebutuhan dan profesional
judgment Akuntan Publik. Dimensi varibel fee audit menurut Peraturan Pengurus
Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penentuan Imbalan Jasa Audit Laporan Keuangan
adalah:
Kesesuaian atau kepatuhan terhadap penentuan indikator batas bawah tarif penagihan
fee audit per jam.
Variabel Dependen
Kualitas Audit
Audit yang berkualitas merupakan audit yang dilakukan sesuai dengan
Standar profesi, ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta laporan yang
diterbitkan telah sesuai dengan kondisinya. Pengukuran kualitas audit dalam
penelitian ini adalah menggunakan indikator pada Panduan Indikator Kualitas Audit
pada Kantor Akuntan Publik (2016) yaitu: (1) Tepat waktu; (2) Ringkas, mudah
dipahami, dan memadahi; (3) Memuat hal-hal pokok; (4) Tidak menyesatkan; dan
(5) Memuat informasi yang handal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 KAP, namun penulis hanya
mampu mengumpulkan data dari 20 KAP karena periode penyebaran kuesioner
dilakukan bertepatan dengan waktu KAP melakukan tugas auditnya yaitu pada
pertengahan tahun, sehingga KAP yang bersedia mengisi kuesioner atau bersedia
dijadikan responden menjadi terbatas. Jumlah responden dari penelitian ini adalah
100 responden.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
7
Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r
tabel degree of freedom (df)=n-2, dalam hal ini jumlah sampel yaitu 100 maka df=98
sedangkan r hitung dengan melihat tampilan output Cronbach Alpha pada kolom
Correlated Item-Total Correlation, kemudian nilai Correlated Item-Total
Correlation dibandingkan dengan hasil perhitungan r tabel. Jika r hitung lebih besar
dari r tabel maka dapat disimpulkan bahwa semua indikator valid. Adapun nilai r
tabel diketahui sebesar 0,197. Hasil uji validitas dijelaskan dalam Tabel 1.
Tabel 1
Hasil Pengujian Validitas
Variabel Indikator Korelasi
(r) Kondisi Keterangan
X1 X1.1 0,667 rhit> rtab Valid
X1.2 0,720 rhit> rtab Valid
X1.3 0,729 rhit> rtab Valid
X2 X2.1 0,496 rhit> rtab Valid
X2.2 0,634 rhit> rtab Valid
X2.3 0,686 rhit> rtab Valid
X2.4 0,544 rhit> rtab Valid
X3 X3.1 0,794 rhit> rtab Valid
X3.2 0,777 rhit> rtab Valid
Y Y1.1 0,538 rhit> rtab Valid
Y1.2 0,678 rhit> rtab Valid
Y1.3 0,622 rhit> rtab Valid
Y1.4 0,660 rhit> rtab Valid
Y1.5 0,584 rhit> rtab Valid Sumber : Peneliti (2017)
Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2011:47) alat ukur dikatakan reliabel jika nilai alpha untuk
setiap pertanyaan lebih besar dari 0,7. Hasil uji reliabilitas disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2
Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.764 14
Sumber : Peneliti (2017)
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
8
Berdasarkan Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha
memiliki nilai melebihi 0,7 maka hal tersebut menunjukkan bahwa seluruh variabel
adalah reliabel.
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Hasil uji Kolmogorov Smirnov disajikan dalam Tabel 3.
Tabel 3
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std.
Deviation 1.30629892
Most Extreme
Differences
Absolute .083
Positive .083
Negative -.044
Test Statistic .083
Asymp. Sig. (2-tailed) .083c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction. Sumber: Peneliti (2017)
Suatu data dikatakan normal apabila nilai uji normalitasnya berada diatas 0,05.
Dari hasil pengujian normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov pada tabel 3 diatas,
memperlihatkan besarnya signifikansi berada di atas 0,05 atau 5%, yaitu 0,083.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai seluruh variabel memiliki distribusi normal.
b. Uji Heterokedastisitas
Cara untuk mengetahui apakah terjadi heteroskedastisitas yaitu dengan
melihat grafik plot antara prediksi variabel independen yaitu ZPRED dengan residual
SRESID. Tidak terjadi heteroskedastisitas yaitu apabila tidak ada pola yang jelas,
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil uji
heterokedastisitas disajikan dalam Gambar 1.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
9
Sumber: Peneliti (2017)
Gambar 1
Grafik Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 1, Uji Heterokedastisitas diketahui titik-titik data yang
digunakan pada penelitian ini menyebar di sekitar garis horisontal angka 0 (sumbu
Y) sehingga tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
c. Uji Multikolonieritas
Bila angka VIF di atas angka 10 dan nilai toleransi ≤ 0,10, maka terjadi
multikolinearitas. Hasil uji multikolinieritas disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4
Uji Multikolinieritas
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
(Constant)
Kompetensi (X1) 0,825 1,213
Etika dan Independensi (X2) 0,633 1,581
Fee audit (X3) 0,668 1,496 Sumber: Peneliti (2017)
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai VIF di bawah angka 10 dan
nilai tolerance lebih besar dari 0,1, sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi tidak
terdapat indikasi multikolinearitas.
Analisis Linier Berganda
Hasil analisis linier berganda dijelaskan dalam Tabel 5 berikut:
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
10
Tabel 5
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.020 1.593
totalx1 .331 .129 .243
totalx2 .275 .130 .230
totalx3 .367 .183 .211
a. Dependent Variable: totally
Sumber: Peneliti (2017)
Adapun persamaan regresi yang didapatkan adalah sebagai berikut :
Y =7,020+ 0,331X1 + 0,275X2 + 0,367X3 + it
Besarnya nilai konstanta (α) adalah 7,020 menunjukkan bahwa jika variabel
bebas sama dengan 0 (nol), maka variabel terikat yaitu kualitas audit akan bernilai
sebesar 7,020.
Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Guna mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Perhitungan Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .538a .289 .267 1.327 1.754
a. Predictors: (Constant), totalx3, totalx1, totalx2
b. Dependent Variable: totally
Sumber: Peneliti (2017)
Pada Tabel 6 nilai koefisien determinasi (R²) adalah 0,289 atau 29% yang
artinya bahwa 29% kualitas audit dipengaruhi oleh variabel Kompetensi (X1), Etika
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
11
dan Independensi (X2), Fee audit (X3). Sisanya sebesar 71% dipengaruhi oleh
variabel lain di luar model penelitian ini.
b. Uji F
Adapun data hasil pengujian uji F disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7
Hasil Perhitungan Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 68.775 3 22.925 13.027 .000b
Residual 168.935 96 1.760
Total 237.710 99
a. Dependent Variable: totally
b. Predictors: (Constant), totalx3, totalx1, totalx2 Sumber: Peneliti (2017)
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (p) = 0,000. Oleh
karena nilai p = 0,000 < = 0,05, maka variabel bebas berpengaruh secara bersama-
sama (simultan) terhadap variabel terikat.
c. Uji t
Hasil analisa menggunakan SPSS seperti tampak pada Tabel berikut 8.
Tabel 8
Hasil Perhitungan Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.020 1.593 4.408 .000
totalx1 .331 .129 .243 2.562 .012
totalx2 .275 .130 .230 2.122 .036
totalx3 .367 .183 .211 2.008 .048
a. Dependent Variable: totally Sumber: Peneliti (2017)
Berdasar Tabel 8 diketahui bahwa variabel kompetensi memiliki pengaruh
terhadap kualitas audit. Nilai signifikansi (p) dari kompetensi sebesar 0,012 yang
lebih kecil dari (0,05) maka variabel kompetensi secara parsial berpengaruh
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
12
terhadap variabel kualitas audit. Nilai signifikansi (p) dari etika dan independensi
sebesar 0,036 yang lebih kecil dari (0,05) maka variabel etika dan independensi
secara parsial berpengaruh terhadap variabel kualitas audit. Nilai signifikansi (p)
dari fee audit sebesar 0,048 yang lebih kecil dari (0,05) maka variabel fee audit
secara parsial berpengaruh terhadap variabel kualitas audit.
PEMBAHASAN
Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh
positif terhadap kualitas audit. Maka semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh
auditor maka kualitas yang dihasilkannya pun juga akan semakin baik, karena
dengan kompetensi yang dimiliki maka kemungkinan auditor dapat menemukan
salah saji atau kecurangan yang dilakukan oleh klien akan semakin besar. Selain itu
dengan kompetensi yang dimiliki, auditor dapat mengetahui berbagai masalah secara
lebih mendalam.
Hal tersebut didukung oleh policeman theory, auditor bertanggung jawab
untuk menemukan kecurangan pada laporan keuangan klien. Auditor berperan
seperti layaknya seorang polisi yang fokus pada ketepatan aritmatik dan melakukan
upaya untuk mendeteksi serta mencegah adanya kecurangan (Hayes et al, 2005:44).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darayasa & Wisadha
(2016) yang menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh positif pada kualitas
audit.
Pengaruh Etika dan Independensi Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa etika dan independensi
berpengaruh positif terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Semakin tinggi tingkat
etika profesional dan independensi seorang auditor, maka semakin baik pula kualitas
audit yang dapat diberikan, karena dengan menjunjung tinggi nilai-nilai pedoman
seorang auditor maka tidak akan terjadi kecurangan-kecurangan yang disebabkan
oleh auditor dan diharapkan mampu memberikan opini audit laporan keuangan
perusahaan yang benar-benar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi di Indonesia.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
13
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wardana & Ariyanto (2016)
serta Octavia & Widodo (2015).
Pengaruh Fee Audit Terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh
positif terhadap kualitas audit. Hal ini konsisten dengan penelitian Pramesti &
Wiratmaja (2017) menunjukkan bahwa fee audit berpengaruh positif terhadap
kualitas audit. Sehingga dapat dikatakan semakin besar fee audit suatu penugasan
audit, maka semakin baik kualitas audit yang dapat diberikan, karena semakin besar
fee audit yang diterima oleh auditor maka imbalan tersebut mencukupi untuk
melaksanakan proses pengumpulan dan pengujian bukti berdasarkan standar auditing
guna mendukung kesimpulan, temuan audit, maupun rekomendasi yang terkait
sehingga laporan yang dihasilkan memuat informasi yang handal. Selain itu, dengan
fee audit yang tinggi memungkinkan KAP untuk melibatkan lebih banyak auditornya
untuk bertugas sehingga ketelitian dalam penerapan setiap prosedur akan semakin
baik dan auditor dapat tepat waktu dalam melakukan prosedur audit maupun
menyelesaikan laporan audit.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa kompetensi
berpengaruh terhadap kualitas audit yang diberikan karena semakin baik kompetensi
yang dimiliki auditor maka kemampuannya dalam mendeteksi adanya kecurangan
atau salah saji juga akan semakin baik.
Etika dan Independensi berpengaruh terhadap kualitas audit, dengan
menjunjung tinggi nilai-nilai pedoman seorang auditor maka tidak akan terjadi
kecurangan-kecurangan yang disebabkan oleh auditor dan perusahaan, dan
diharapkan mampu memberikan opini audit laporan keuangan perusahaan sesuai
dengan kondisi sebenarnya.
Fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit. Semakin tinggi nilai fee audit
yang diberikan perusahaan maka semakin baik pula kualitas audit yang dapat
diberikan karena imbalan tersebut mencukupi untuk melakukan prosedur sesuai
dengan standar audit dan ketentuan yang berlaku.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
14
SARAN
Penelitian ini mempunyai tingkat variabilitas yang kecil pada variabel
independennya (kualitas audit) sebesar 29% sedangkan 71% sisanya merupakan
variabel yang diharapkan untuk dapat dipenuhi oleh peneliti selanjutnya. Selain itu
menambahkan sampel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin A., Elder, dan Beasley. 2008. Auditing dan Jasa Assurance Pendekatan
Terintegrasi Jilid 1. Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
Darayasa, I.M. & Wishada, I.G.S., 2016. Etika Auditor Sebagai Pemoderasi
Pengaruh Kompetensi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 15(1),
pp.142–170.
DeAngelo, LE. 1981. Auditor Size and Auditor Quality. Journal of Accounting and
Economics. Vol. 3 (3): pp. 183-199.
Christiawan, Y. J. (2002). Kompetensi Dan Independensi Akuntan Publik : Refleksi
Hasil Penelitian Empiris.Akuntansi & Keuangan, 4(2), 79–92..
Futri, P.S. & Juliarsa, G., 2014. Pengaruh Independensi,Profesionalisme,Tingkat
Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, dan Kepuasan Kerja Auditor
Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 8(1), pp.41–58..
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Cetakan Lima. Semarang: BP Universitas Diponogoro.
Halim, A., Sutrisno, T. & Achsin, M., 2014. Effect of Competence and Auditor
Independence on Audit Quality with Audit Time Budget and Professional
Commitment as a Moderation Variable. International Journal of Management
and Business Studies, 3(6), pp.64–74.
Hayes, R., Dassen, R., Schilder, A. & Wallage, P., 2005. Principle of Auditing: An
Introduction to International Standars on Auditing. Prentice Hall.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2016. Panduan Indikator Kualitas Audit pada
Kantor Akuntan Publik.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2016. Peraturan Pengurus Nomor 2 Tahun 2016
Tentang Penentuan Fee audit Audit Laporan Keuangan.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)
15
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2016. Sistem Pengendalian Mutu 1 (SPM 1).
Jakarta: Salemba Empat.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2016. Standar Audit 200 tentang Tujuan
Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan
Standar Audit. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi. 2002. Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam. Jakarta: Salemba Empat.
Mustikawati, D., & Kurnia. (2013). Pengaruh Etika Profesional, Akuntabilitas,
Kompetensi dan Due Professional Care Terhadap Kualitas Audit. Jurnal Ilmu
& Riset Akuntansi, 2(12), 1–17.
Octavia, E. & Widodo, N.R., 2015. The Effect of Competence and Independence Of
Auditors on the Audit Quality. Research Journal of Finance and Accounting,
6(3), pp.189–194.
Pramesti, I.G.A.R. & Wiratmaja, I.D.N., 2017. Pengaruh Fee Audit, Profesionalisme
pada Kualitas Audit dengan Kepuasan Kerja Sebagai Pemediasi. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana, 18(1), pp.616–645.
Suseno, N.S., 2013. An Empirical Analysis of Auditor Independence and Audit Fees
on Audit Quality. International Journal of Management andBusiness Studies,
3(3), pp.82–87.
Tandiontong, Mathius.2016. Kualitas Audit dan Pengukurannya. Bandung:Alfabeta
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik.
Wardana, M. A., & Ariyanto, D. (2016). Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transformasional, Objektivitas, Integritas dan Etika Auditor Terhadap
Kualitas Audit. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 14(2), 948–976.
Jurnal Ekonomi Akuntansi Vol. 3 Issue 4 (2017)