perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pendidikan kaum ... · perpustakaan.uns.ac.id...

186
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENDIDIKAN KAUM MARGINAL DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA (KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK) TESIS Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Jenjang S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Oleh: SUTRI S 840809032 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: phungliem

Post on 07-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENDIDIKAN KAUM MARGINAL DALAM NOVEL

LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA

(KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK)

TESIS

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Mencapai Jenjang S2

Pendidikan Bahasa Indonesia

Oleh:

SUTRI

S 840809032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

1

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  2

i

i
Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  3

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  4

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Sutri

NIM : S840809032

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul DIMENSI PENDIDIKAN

KAUM MARGINAL DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA

HIRATA (KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK) adalah betul-betul karya

saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi

dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari

tesis tersebut.

Surakarta, Juli 2011

Yang Membuat Pernyataan,

Sutri

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  5

MOTTO

Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah saat ini.

(Andrea Hirata)

Semangat adalah cikal bakal keberhasilan. Banyak orang kuat gagal karena ragu-

ragu menggunakan kemampuan yang dimiliki. Sebagian besar orang gagal karena

mengabaikan kekuatannya sendiri.

(C. Rajagopalachari)

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia,

tetapi hanya kamu sendiri yang menangis; dan pada kematianmu semua orang

menangis sedih, tetapi hanya kamu sendiri yang tersenyum.

(Mahatma Gandhi)

Singsingkan lengan baju dan bersungguh-sungguhlah menggapai impian karena

kemuliaan tak akan bisa diraih dengan kemalasan.

(Sayyid Ahmad Hasyimi)

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  6

PERSEMBAHAN

Dengan segenap kerendahan hati, karya kecil ini penulis

persembahkan kepada:

1. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tidak pernah berhenti

menyayangi, mendoakan, dan mendukung, semoga berkah Allah

senantiasa menaungi dalam setiap langkah kehidupan.

2. Adik-adikku (Lis dan Ian) yang selalu memberi motivasi untuk

menjadi model bagi kalian.

3. Drs. Adyana Sunanda, terimakasih sudah berbagi ilmu dan buku

referensi serta meluangkan waktu untuk berdiskusi.

4. Taufik Agung Laksono, terimakasih untuk doa dan dukungannya.

Semoga langkah ke depan berjalan mudah dan indah.

5. Sahabat-sahabatku Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Angkatan 2009.

vi

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena berkat

dan rabmat-Nya tesis yang berjudul “Dimensi Pendidikan Kaum Marginal dalam

Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata (Kajian Strukturalisme Genetik)”

dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Penelitian dan penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan,

dukungan, maupun doa dan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali

ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada

semua pihak yang telah turut membantu hingga terselesainya tesis ini. Penulis

ucapkan kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D., selaku Direktur PPs UNS yang telah

memberikan izin penyusunan tesis ini.

3. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa Indonesia yang memberikan izin dan motivasi dalam penyusunan tesis

ini.

4. Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd., sebagai pembimbing I yang telah membimbing

penulis dalam penyusunan tesis mi dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Di

tengah kesibukannya telah memberikan bimbingan, masukan, dan gagasan demi

sempurnanya tesis ini.

vii

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  8

5. Dr. Nugraheni Eko Wardani, M.Hum., selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan yang berharga kepada penulis

sehingga penyusunan tesis ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu.

6. Bapak dan Ibu Dosen di Program Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa

Indonesia yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat dan membekali

penulis tentang teori-teori pendidikan dan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia

sehingga wawasan penulis semakin luas.

7. Rekan-rekan mahasiswa Program Pascasarjana khususnya Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah memberikan semangat dan bertukar

pikir sehingga tesis ini dapat diwujudkan.

8. Rekan-rekan dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta terima kasih atas

suguhan wacananya selama ini dan motivasi untuk menyelesaikan tesis ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

hingga diwujudkannya tesis ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dan kesempurnaan.

Maka dan itu, berbagai saran, masukan, dan kritik yang membangun demi

sempurnanya tesis ini sangat penulis harapkan. Semoga berkat dan rahmat Allah

selalu menyertai setiap langkah kita. Amin.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

viii

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  9

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN.......................................................................... .. ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

PENYATAAN................................................................................................ . iv

MOTTO.......................................................................................................... . v

PERSEMBAHAN........................................................................................... . vi

KATA PENGANTAR.................................................................................... . vii

DAFTAR ISI.................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xv

ABSTRAK....................................................................................................... xvi

ABSTRACT ..................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1

B. Perumusan Masalah ................................................................. 11

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 12

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 12

BAB II KERANGKA TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN DAN

KERANGKA BERPIKIR ........................................................... 15

A. Kerangka Teori ......................................................................... 15

1. Hakikat Pendekatan Strukturalisme Genetik..................... 15

ix

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  10

a. Pengertian Pendekatan Strukturalisme Genetik .......... 15

b. Struktur Karya Sastra .................................................. 21

1) Tema ........................................................................ 24

2) Alur .......................................................................... 25

3) Tokoh....................................................................... 25

4) Latar ......................................................................... 25

c. Fakta Kemanusiaan ..................................................... 26

d. Subjek kolektif/ Subjek Transindividual..................... 27

e. Pandangan Dunia ........................................................ 29

f. Konsep Pemahaman-Penjelasan dan Keseluruhan-

Sebagian ....................................................................... 32

2. Novel ................................................................................. 36

3. Hakikat Pendidikan Kaum Marginal ................................. 41

a. Pengertian Pendidikan ................................................ 41

b. Pengertian Kaum Marginal.......................................... 47

c. Pengertian Pendidikan Kaum Marginal....................... 47

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 55

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 60

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 61

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 61

B. Bentuk/Strategi Penelitian ....................................................... 61

C. Data dan Sumber Data ............................................................. 62

D. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 63

x

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  11

E. Validitas Data.......................................................................... 63

F. Teknik Analisis Data................................................................ 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................... 68

A. Struktur Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata yang

Mencerminkan Problematika Tokoh Akibat Hubungan

Antartokoh Maupun Lingkungannya ....................................... 68

B. Kehidupan Sosial Andrea Hirata yang Berhubungan dengan

Novel Laskar Pelangi .............................................................. 108

C. Latar Belakang Sejarah atau Peristiwa Sosial Budaya

Masyarakat Indosesia yang melahirkan Laskar Pelangi.......... 112

1. Latar Belakang Penciptaan................................................... 120

2. Karya-karya Andrea Hirata .................................................. 126

3. Ciri khas Karya Andrea Hirata............................................. 128

D. Dimensi Pendidikan Kaum Marginal dalam Novel Laskar

Pelangi Karya Andrea Hirata ................................................... 136

1. Kesadaran Magis (Magical Consciousness) ........................ 142

2. Kesadaran Naif (Naival Consciousness).............................. 143

3. Kesadaran Kritis (Critical Consciousness ........................... 143

4. Kesadarannya Kesadaran (the Consice of the

Consciousness)...................................................................... 144

E. Pandangan Dunia (Vision du Monde) Andrea Hirata............... 144

F. PEMBAHASAN ...................................................................... 156

xi

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  12

BAB V PENUTUP..................................................................................... 161

A. Simpulan................................................................................... 161

B. Implikasi................................................................................... 166

C. Saran......................................................................................... 167

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 169

LAMPIRAN

xii

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  13

DAFTAR GAMBAR

Skema 1: Makna dan Hakikat Praxis .............................................................. 47

Skema 2: Pendidikan Humanisasi................................................................... 49

Skema 3: Kerangka Berpikir........................................................................... 60

Skema 4: Komponen Analisis Data Model Interaktif ..................................... 66

xiii

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  14

DAFTAR TABEL

 

Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian........................................................ 61

xiv

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  15

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jurnal .............................................................................................. 174

Lampiran 2 Biografi .......................................................................................... 178

Lampiran 3 Artikel ............................................................................................ 182

Lampiran 4 Sinopsis ........................................................................................... 211

xv

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  16

ABSTRAK Sutri, S 840809032. PENDIDIKAN KAUM MARGINAL DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA (KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK). Pembimbing I: Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd, Pembimbing II: Dr. Nugraheni E.W., M. Hum., Surakarta: Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk 1) Mendeskripsikan dan menjelaskan struktur yang membangun novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang mencerminkan problematika tokoh akibat hubungan antartokoh dan lingkungannya. 2) Mendeskripsikan dan menjelaskan kehidupan sosial pengarang (dimensi pendidikan kaum marginal) Andrea Hirata yang berhubungan dengan novel Laskar Pelangi; 3) Mendeskripsikan dan menjelaskan latar belakang sosial masyarakat (dimensi pendidikan kaum marginal) yang mengkondisikan lahirnya novel Laskar Pelangi. 4) Mendeskripsikan dan menjelaskan pandangan Andrea Hirata dalam novel Laskar Pelangi.

Bentuk Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, sedangkan pendekatan penelitian adalah pendekatan stukturalisme genetik yang menekankan teks sebagai objek kajian. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, klausa, kalimat, wacana yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi. Sumber data penelitian ini adalah novel Laskar Pelangi yang diterbitkan oleh penerbit Bentang, Yogyakarta 2008. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik pustaka, simak, dan catat. Teknik analisis data yang digunakan adalah model dialektik yang dikemukakan oleh Lucien Goldmann dan model interaktif.

Hasil Penelitian ini adalah: (1) Struktur yang terjalin dalam novel Laskar Pelangi memiliki aspek-aspek yang saling berkaitan dan menguatkan satu sama lain. Aspek-aspek struktural tersebut secara padu membangun peristiwa-peristiwa dan makna cerita novel. (2) Kehidupan sosial Andrea Hirata yang berhubungan dengan novel Laskar Pelangi mencakup latar belakang sejarah atau peristiwa sosial budaya masyarakat Indonesia yang melahirkan Laskar Pelangi; dimensi pendidikan kaum marginal ada dua ciri orang termarginalkan (tertindas). Pertama, alienasi dari diri dan lingkungannya. Kedua, self-depreciation, merasa bodoh, tidak mengetahui apa-apa. (3) Pendidikan kaum marginal dalam Laskar Pelangi terdapat pemetaan tipologi kesadaran manusia dalam empat kategori; kesadaran magis (magic conscousness), kesadaran naif (naival consciousness); kesadaran kritis (critical consciousness) dan kesadarannya kesadaran (transformation consciousness). (4) Pandangan dunia (vision du monde) Andrea Hirata sebagai pengarang terhadap novel Laskar Pelangi mencakup problematika ketidakberpihakan sistem pendidikan pada kaum marginal; problematika kemiskinan (sosial ekonomi) dalam novel Laskar Pelangi; dan kesenjangan sosial antara kaum elite dan kaum marginal Kata kunci : Dimensi pendidikan, kaum marginal, strukturalisme genetik

xvi

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  17

ABSTRACT

Sutri. S 840809032. MARGINAL EDUCATION IN THE LASKAR PELANGI NOVEL BY ANDREA HIRATA (STUDY OF GENETIC STRUCTURALISM). Advisor I: Prof. Dr. Retno Winarni, M.Pd, Advisor II: Dr. Nugraheni E.W., M. Hum., Surakarta: Indonesian Language Education Study Program, Post Graduate Program of Sebelas Maret University of Surakarta, 2011.

The aims of this study was to 1) Describe and explain the structure of that building Laskar Pelangi novel by Andrea Hirata which reflects the character problematic due to the relationship between character and environment. 2) Describe and explain the social life of the author (marginal educational dimension) Andrea Hirata, related to Laskar Pelangi novel; 3) Describe and explain the social background of society (marginal education dimensional) that conditioned the birth of the Laskar Pelangi novel. 4) Describe and explain the Andrea Hirata’s views in the Laskar Pelangi novel.

Form of research is qualitative descriptive, while the research approach is an approach the genetic structuralism that emphasizes text as an object of study. The data in this study in form of words, phrases, clauses, sentences, discourse contained in the Laskar Pelangi novel. Data source of this study is Laskar Pelangi novel that published by Bentang, Yogyakarta 2008. Data collection methods used the technique literature, see, and record. Analysis technique used is a dialectical model proposed by Lucien Goldmann and interactive model.

The results of this study are: (1) The structure that exists in the Laskar Pelangi novel has aspects that are interrelated and reinforce each other. Structural aspects of a coherent building events and novel meanings. (2) Andrea Hirata’s social life associated with Laskar Pelangi novel includes historical background or events of socio-cultural Indonesia community that gave birth to Laskar Pelangi; marginal education dimensional there are two features of marginalized people (the oppressed). First, alienation from self and environment. Second, self-depreciation, feeling stupid, not knowing anything. (3) Marginal Education in the Laskar Pelangi in the typology mapping the human consciousness into four categories: magic conscousness, naive consciousness; critical consciousness and consciousness transformation. (4) Andrea Hirata’s world view (vision du monde), as the author of Laskar Pelangi novel include impartiality problematic educational system in the marginal society; poverty problem (social economy) in the Laskar Pelangi novel, and social gap between the elite and marginal. Key words: education dimensions, marginal, genetic structuralism

xvii

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan bentuk kegiatan imajinatif, kreatif, dan produktif

dalam menghasilkan sebuah karya yang memiliki nilai rasa estetis serta

mencerminkan realias sosial kemasyarakatan. Faktor lingkungan membentuk karya

sastra karena ditulis pengarang sebagai anggota masyarakat yang bersumber dari

masyarakat.

Karya sastra lahir karena adanya keinginan dari pengarang untuk

mengungkapkan eksistensinya sebagai manusia yang berisi ide, gagasan, dan pesan

tertentu yang diilhami oleh imajinasi dan realitas sosial budaya pengarang serta

menggunakan media bahasa sebagai penyampaiannya. Karya sastra merupakan

fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari

pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa pengarang secara

mendalam melalui proses imajinasi (Aminuddin, 1990: 57).

Karya sastra memiliki objek, tidak berdiri sendiri, terikat oleh dunia dalam

kata yang diciptakan pengarang berdasarkan realitas sosial, dan pengalaman

pengarang. Hal ini sejalan dengan pemikiran Rahmat Djoko Pradopo (2002: 59) yang

mengemukakan bahwa karya sastra secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi

oleh pengalaman dari lingkungan pengarang. Sastrawan sebagai anggota masyarakat

tidak akan lepas dari tatanan masyarakat dan kebudayaan. Semua itu berpengaruh

dalam proses penciptaan karya sastra.

1

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  2

Penciptaan karya sastra tidak dapat dipisahkan dengan proses imajinasi

pengarang dalam melakukan proses kreatifnya. Hal ini sejalan dengan pendapat

Rahmat Djoko Pradopo (2001: 61) yang mengemukakan bahwa karya sastra lahir di

tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya

terhadap gejala-gejala sosial yang ada di sekitarnya. Akan tetapi karya sastra tidak

hadir dalam kekosongan budaya. Herder (dalam Atmazaki, 1990: 44) menjelaskan

bahwa karya sastra dipengaruhi oleh lingkungannya maka karya sastra merupakan

ekspresi zamannya sendiri sehingga ada hubungan sebab akibat antara karya sastra

dengan situasi sosial tempat dilahirkannya.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karya sastra

lahir dari latar belakang dan dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan

eksistensi dirinya. Sebuah karya sastra dipersepsikan sebagai ungkapan realitas

kehidupan dan konteks penyajiannya disusun secara terstruktur, menarik, serta

menggunakan media bahasa berupa teks yang disusun melalui refleksi pengalaman

dan pengetahuan secara potensial memiliki berbagai macam bentuk representasi

kehidupan. Ditinjau dari segi pembacanya karya sastra merupakan bayang-bayang

realitas yang dapat menghadirkan gambaran dan refleksi berbagai permasalahan

dalam kehidupan.

Media karya sastra adalah bahasa. Fungsi bahasa sebagai bahasa karya sastra

membawa ciri-ciri tersendiri. Artinya, bahasa sastra adalah bahasa sehari-hari itu

sendiri, kata-katanya dengan sendirinya terkandung dalam kamus, perkembangannya

pun mengikuti perkembangan masyarakat pada umumnya. Tidak ada bahasa sastra

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  3

secara khusus, yang ada adalah bahasa yang disusun secara khusus sehingga

menampilkan makna-makna tertentu (Nyoman Kutha Ratna, 2006: 334-335).

Karya sastra bukan hanya untuk dinikmati tapi juga dimengerti, untuk itulah

diperlukan kajian atau penelitian dan analisis mendalam mengenai karya sastra.

Chamamah (dalam Jabrohim, 2003: 9) mengemukakan bahwa Penelitian sastra

merupakan kegiatan yang diperlukan untuk menghidupkan, mengembangkan, dan

mempertajam suatu ilmu. Kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan ilmu

memerlukan metode yang memadai adalah metode ilmiah. Keilmiahan karya sastra

ditentukan oleh karakteristik kesastraannya.

Widati (dalam Jabrohim, 2003: 31) menjelaskan bahwa penelitian adalah

proses pencarian sesuatu hal secara sistematik dalam waktu yang lama (tidak hanya

selintas) dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku agar

penelitiannya maksimal dan dapat dipahami oleh masyarakat luas.

Dibutuhkannya pemahaman masyarakat terhadap karya sastra yang dihasilkan

pengarang maka penelitian ini menggunakan pendekatan strukturalisme genetik.

Teori strukturalisme genetik menekankan hubungan antara karya dengan lingkungan

sosialnya. Manusia berhadapan dengan norma dan nilai dalam lingkungan

masyarakat, karya sastra juga mencerminkan norma serta nilai yang secara sadar

difokuskan dan diusahakan untuk dilaksanakan dalam masyarakat. Sastra

mencerminkan kecemasan, harapan dan aspirasi manusia. Oleh karena itu

kemungkinan karya sastra dapat menjadi ukuran sosiologis paling efektif untuk

mengukur tanggapan manusia terhadap kekuatan sosial. Strukturalisme genetik

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  4

merupakan pendekatan yang tidak meninggalkan faktor genetik atau asal-usul

penciptaan sebuah karya berupa unsur sosial.

Pada prinsipnya teori strukturalisme genetik memandang karya sastra tidak

hanya struktur yang statis dan lahir dengan sendirinya tetapi merupakan hasil

strukturasi pemikiran subjek penciptanya yang timbul akibat interaksi antara subjek

dengan situasi sosial tertentu (Goldmann, 1970: 584). Struktur karya dalam

pandangan Goldmann merupakan struktur dinamis yang lahir dari dinamika

pemikiran manusia.

Hubungan manusia dengan lingkungannya menurut Goldmann termanifestasi

dalam tiga ciri utama perilaku manusia: pertama adanya tendensi manusia untuk

beradaptasi dengan lingkungannya agar hubungan lebih bermakna. Kedua, adanya

tendensi ke arah konsistensi menyeluruh dan penciptaan bentuk-bentuk struktural.

Ketiga, adanya tendensi mengubah dan mengembangkan struktur tersebut sebagai

bukti sifat-sifat dinamik (Goldmann, 1970: 118-119).

Penelitian dengan pendekatan strukturalisme genetik mempunyai kelebihan

karena teks sastra diperlakukan sebagai sasaran utama penelitian dan dianggap

sebagai suatu totalitas yang tidak sekadar terdiri dari unsur-unsur yang lepas-lepas

(Sapardi Djoko Damono, 1979: 46). Teks sastra sebagai hasil proses sejarah manusia

akan bermakna jika dipahami secara menyeluruh dalam hubungan antarbagian teks

dan sejarah masyarakat pengarang.

Keunggulan strukturalisme genetik tidak hanya berorientasi pada teks, tetapi

juga pada pengarang dan latar belakang sejarah yang mengkondisikan kelahiran karya

sastra.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  5

Prinsip dasar strukturalisme genetik adalah mempertimbangkan hal-hal yang

melatarbelakangi lahirnya karya sastra. Peneliti dalam menganalisis karya sastra yang

diteliti dapat dikaitkan dengan menghubungkannya dengan hal-hal di luar teks. Hal

ini didasarkan pada kenyataan bahwa karya sastra lahir karena kegelisahan pengarang

melihat realitas. Karya sastra kemudian dapat diteliti dari hubungannya dengan

sejarah zaman yang melahirkannya.

Salah satu genre karya sastra adalah novel. Novel merupakan salah satu

ragam prosa selain puisi dan drama, di dalamnya terdapat peristiwa yang dialami oleh

tokoh-tokohnya secara sistematis serta terstruktur. Hal ini sejalan dengan pemikiran

Panuti Sudjiman (1990: 55) yang menyatakan bahwa novel adalah prosa rekaan yang

panjang, menyuguhkan tokoh-tokoh, dan menampilkan serangkaian peristiwa dan

latar belakang secara terstruktur. Di antara genre utama karya sastra, yaitu puisi,

prosa, dan drama, genre prosalah, khususnya novel, yang dianggap paling dominan

dalam menampilkan unsur-unsur sosial. Alasan yang dapat dikemukakan,

diantaranya: a) novel menampilkan unsur-unsur cerita yang paling lengkap, memiliki

media yang paling luas, menyajikan masalah-masalah kemasyarakatan yang paling

luas, b) bahasa novel cenderung merupakan bahasa sehari-hari, bahasa yang paling

umum digunakan dalam masyarakat.

Novel Laskar Pelangi karya novelis Andrea Hirata buah karya yang

mencengangkan. Sebagai karya pertama yang ditulis seseorang yang tidak berasal

dari lingkungan sastra, dan tidak tunduk pada selera pasar. Kelebihan novel Laskar

Pelangi (LP) adalah ceritanya diangkat dari kehidupan nyata. Novel-novel sekarang

biasanya hanya menceritakan tentang percintaan dan ekspose seksualitas tetapi tidak

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  6

pada novel Laskar Pelangi (LP). Novel ini mengisahkan sepuluh anak kampung di

Pulau Belitong, Sumatera Selatan. Mereka bersekolah di sebuah SD Muhammadiyah

di Belitong yang bangunannya hampir rubuh dan di malam hari menjadi kandang

ternak. Sekolah itu hampir ditutup karena muridnya tidak sampai sepuluh sebagai

persyaratan minimal.

Keberuntungan atau lebih tepatnya takdir, masih berpihak pada sepuluh anak

kampung Pulau Belitong tersebut. Sebelum sekolah tersebut ditutup, ada salah satu

siswa yang bernama Harun mendaftarkan diri. Akhirnya, sekolah ini tetap eksis

melanjutkan pendidikan untuk anak-anak Belitong. Kelebihan yang dimiliki

pengarang (Andrea Hirata) dalam karya-karyanya dari segi stilistik yang menarik,

mengungkapkan setiap kejadian secara sistematis, terarah dan kronologis, sehingga

penulis tertarik untuk mengkaji masalah-masalah yang terdapat di dalam novel

tersebut.

Dimensi pendidikan kaum marginal menjadi tema dalam novel Laskar

Pelangi, termarginalkan secara ekonomi dan termarginalkan secara politik. Sebagai

kaum marginal mereka tetap berjuang memperoleh pendidikan untuk mengubah

kehidupan mereka. Mereka bersekolah tanpa alas kaki, baju tanpa kancing, atap

sekolah bocor jika hujan, dan papan tulis berlubang sehingga terpaksa ditambal

dengan poster Rhoma Irama. Mereka mengesampingkan anggapan bahwa orang

miskin dilarang sekolah.

Munculnya stigma masyarakat marginal bahwa orang miskin dilarang sekolah

karena tidak adanya keberpihakan sekolah pada mereka. Sistem pendidikan yang

diterapkan penentu kebijakan yang tidak memihak kaum marginal dan kemiskinan

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  7

menjadikan sekolah sebagai barang mewah. Sebagaimana diungkapkan Eko Prasetyo

(2009: 26) bahwa bukan hanya kebijakan pendidikan yang payah, kebijakan

pemerintah yang lain juga menyebabkan rakyat semakin sulit untuk mendapatkan

pendidikan, kebijakan peperintah itu secara tidak langsung adalah pelarangan orang

miskin dilarang sekolah.

Eko Prasetyo (2009: 21; 25) menyatakan bahwa jika biaya pendidikan mahal

maka pendidikan bisa manjadi biang utama proses pemiskinan. Pemiskinan menjadi

proses yang terus berjalan seperti mesin penggiling, orang tua berhadapan dengan

situasi darurat tanpa mampu mengambil pertimbangan. Biaya pendidikan sama

besarnya dengan biaya kesehatan. Keduanya ditempatkan sebagai kebutuhan Primer.

Orang tua tidak segan-segan meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan biaya

sekolah. Kebutuhan untuk sekolah sama seperti keperluan untuk makan dan minum.

Andrea Hirata dalam novel Laskar Pelangi tampak menyajikan konsep

sekolah yang berpihak pada kaum marginal, pemenuhan kebutuhan publik dalam

pendidikan dan wujud protes pendidikan bukan hanya dimiliki oleh segelintir orang

dengan kelas sosial tertentu. Konsep pembelajaran variatif yang ditekankan pada budi

pekerti dominan ditampilkan Andrea Hirata dalam karyanya.

Novel Laskar pelangi menyajikan konsep pembelajaran variatif yang

diterapkan oleh guru-gurunya. Pembelajaran tidak hanya berlangsung di dalam kelas,

tetapi juga di luar kelas. Siswa mengalami secara langsung dan menerapkan dalam

hidup bermasyarakat. Dirunut lebih jauh tampak bahwa pendidik dalam novel Laskar

Pelangi menerapkan sistem pendidikan alternatif dengan memanfaatkan lingkungan

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  8

sekitar, terbatasnya sarana prasarana tidak menghalangi mereka untuk memenuhi hak

anak dalam memperoleh pendidikan.

Penerapan pembelajaran demikian tampak bahwa pendidik di perguruan

Muhammadiyah tidak menggunakan konsep pendidikan ‘gaya bank’ seperti yang

diungkapkan Paulo Freire. Pendidikan ‘gaya bank’ menurut Freire (1985: 50) anak

didik tidak dilihat sebagai subjek dinamis dan punya kreasi tetapi dilihat sebagai

benda yang seperti wadah untuk menampung sejumlah rumusan atau dalil

pengetahuan. Semakin banyak isi yang dimasukkan oleh gurunya dalam “wadah” itu,

maka semakin baiklah gurunya dan semakin patuh wadah itu semakin baiklah ia.

Anak didik hanya menghafal semua yang disampaikan oleh gurunya tanpa mengerti.

Anak didik adalah objek bukan subjek sebab dalam proses belajar mengajar guru

tidak memberikan pengertian kepada anak didik, tetapi memindahkan sejumlah dalil

atau rumusan kepada siswa untuk disimpan yang kemudian akan dikeluarkan dalam

bentuk yang sama jika diperlukan.

Anak didik adalah pengumpul dan penyimpan sejumlah pengetahuan, tetapi

pada akhirnya anak didik itu sendiri yang “disimpan” sebab miskinnya daya cipta.

Karena itu pendidikan gaya bank menguntungkan kaum penindas dalam melestarikan

penindasan terhadap sesamanya manusia (Freire, 1985: 50-51).

Pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan lahir dari pergumulannya selama

bekerja bertahun-tahun di tengah-tengah masyarakat desa yang miskin dan tidak

berpendidikan. Masyarakat feodal (hirarkis) adalah struktur masyarakat yang umum

berpengaruh di Amerika Latin pada saat itu dan menghadirkan perbedaan mencolok

antara strata masyarakat atas dengan strata masyarakat bawah. Golongan atas

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  9

menjadi penindas masyarakat bawah melalui kekuasaan politik dan akumulasi

kekayaan karena itu menyebabkan golongan masyarakat bawah menjadi semakin

miskin sekaligus semakin menguatkan ketergantungan kaum tertindas kepada para

penindas. Kehidupan masyarakat yang sangat kontras melahirlah suatu kebudayaan

yang disebut Freire dengan kebudayaan bisu (Marthen Manggeng, 2005: 41).

Kaum marginal sama halnya dengan kaum tertindas. Adanya kaum tertindas

berarti ada pula kaum penindas. Kaum penindas menggunakan konsep pendidikan

gaya bank bekerjasama dengan aparat-aparat masyarakat paternalistik, di mana kaum

tertindas kemudian memperoleh sebutan yang diperhalus sebagai “kaum penerima

santunan” (Freire, 1985: 53). Hal ini tampak dalam novel Laskar Pelangi, ada

pengelompokkan pendidikan berdasarkan status ekonomi. Tertindas dari sisi politik

dan ekonomi yang berdampak pada pendidikan sangat kental dalam novel ini.

Suksesnya Laskar Pelangi yang mengangkat kehidupan kaum pinggiran

miskin dan terlupakan di Pulau Belitong (sekarang Provinsi Bangka Belitung)

menjadikan tokoh Ikal, Lintang, Mahar dkk. sebagai pahlawan-pahlawan baru

menggantikan tokoh `Cowok Idaman’ dalam kebanyakan karya teenlit atau tokoh

‘Nayla’ si Trauma Seks’ dalam kebanyakan sastra kelamin saat ini. Maka tidak heran,

bila sejumlah kritikus sastra memandang Laskar Pelangi sebagai fenomena baru, baik

di ranah kesusastraan maupun perfilman nasional. Hampir semua komentar pembaca

memberikan pujian, mulai dari cerpenis Linda Christanty, sineas Garin Nugroho dan

Riri Riza, kritikus sastra Nicola Horner, pecinta sastra Diphie Kuron, novelis Ahmad

Tohari, sastrawan Korrie Layun Rampan, Kak Seto, pemikir dan mantan Ketua

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  10

Umum Muhamadiyah, Syafii Ma’arif, sampai penyair-kritikus sastra Sapardi Djoko

Damono.

Novel Andrea Hirata menarik karena beberapa hal. Pertama, ia menceritakan

kehidupan suatu daerah yang hampir tidaak pernah masuk dalam pengetahuan sastra

Indonesia, yakni Pulau Belitong. Pulau timah ini hanya dikenal dalam pembicaraan

ekonomi dari pertambangannya oleh pemerintah, tetapi tidak dikenal perikehidupan

penduduk pribuminya. Karya Andrea ini memberikan informasi tangan pertama

tentang kehidupan masyarakat Belitong yang termarginalkan tersebut. Kedua, Andrea

mengangkat suatu tema yang menarik tentang pendidikan kaum marginal, baik secara

ekonomi maupun secara politik, bagaimana seorang anak yang dilahirkan dan hidup

dalam kemiskinan serta perekonomian keluarga yang tak menentu dan termarginalkan

akhirnya mencapai status terpandang dengan melanjutkan studinya ke Eropa. Ketiga,

Andrea menghadirkan kritik pada pelaku pendidikan terkait dengan sistem

pendidikan dan sistem pengajaran yang tidak memihak kaum marginal, Andrea

mencoba mematahkan stigma masyarakat marginal mengenai orang miskin dilarang

sekolah.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan secara rinci alasan penelitian

adalah sebagai berikut.

1. Novel Laskar Pelangi menampilkan tokoh anak-anak sekolah yang

termarginalkan secara ekonomi dan politik tetapi memiliki sumber inspirasi kuat

terjelma pada guru-gurunya. Inspirasi ini menjadi motivasi membentuk pribadi

yang mandiri dan menjadi sarana mencapai cita-citanya. Mereka sadar sebagai

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  11

kaum marginal yang dapat merubah nasib mereka adalah mereka sendiri melalui

pendidikan.

2. Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata belum dianalisis secara khusus

dengan pendekatan strukturalisme genetik terutama berhubungan dengan dimensi

pendidikan kaum marginal.

3. Analisis terhadap novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dengan pendekatan

strukturalisme genetik Lucien Goldman diperlukan untuk mengetahui dimensi

pendidikan kaum marginal.

Berdasarkan paparan di atas, maka novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata

dianalisis dengan pendekatan strukturalisme genetik untuk mendeskripsikan dimensi

pendidikan kaum marginal.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah struktur yang membangun novel Laskar Pelangi karya Andrea

Hirata yang mencerminkan problematika tokoh akibat hubungan antartokoh dan

lingkungannya?

2. Bagaimanakah kehidupan sosial dan latar belakang sosial pengarang (dimensi

pendidikan kaum marginal) Andrea Hirata yang berhubungan dengan novel

Laskar Pelangi?

3. Bagaimana pandangan dunia Andrea Hirata dalam novel Laskar Pelangi?

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  12

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan struktur yang membangun novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata yang mencerminkan problematika tokoh akibat

hubungan antartokoh dan lingkungannya?

2. Mendeskripsikan dan menjelaskan kehidupan sosial pengarang (dimensi

pendidikan kaum marginal) Andrea Hirata yang berhubungan dengan novel

Laskar Pelangi?

3. Mendeskripsikan dan menjelaskan latar belakang sosial masyarakat (dimensi

pendidikan kaum marginal) yang mengkondisikan lahirnya novel Laskar Pelangi?

4. Mendeskripsikan dan menjelaskan pandangan Andrea Hirata dalam novel Laskar

Pelangi?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berhasil dengan baik dan dapat mencapai tujuan

penelitian secara optimal, mampu menghasilkan laporan yang sistematis dan

bermanfaat secara umum.

1. Manfaat teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai studi

analisis terhadap sastra di Indonesia, terutama dalam bidang penelitian novel

Indonesia yang memanfatkan teori strukturalisme genetik.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

mengaplikasikan teori sastra dan teori strukturalisme genetik dalam

mengungkap novel Laskar Pelangi.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  13

c. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai konsep

pendidikan yang memanusiakan dalam pandangan Paulo Freire serta

aplikasinya.

d. Hasil penelitian dapat memberikan pengetahuan mengenai keberagaman

sekolah alternatif dalam dunia pendidikan.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada

peneliti dan ilmuwan, kalangan pendidikan, pembaca, dan penikmat karya sastra

untuk memahami dan mengapresiasi novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.  

a. Bagi Penelitian dan Ilmuwan

Penelaahan dan kajian tentang spesifikasi, kreativitas dan tema yang

membangun novel Laskar Pelangi dapat dijadikan bahan kajian lebih

mendalam oleh para peneliti yang selanjutnya dapat digunakan dalam

pengembangan kajian sastra khususnya novel.

b. Kalangan Pendidikan

Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi dapat

dijadikan acuan-acuan refleksi dalam membentuk karakter manusia Indonesia

yang cerdas, ulet, konsisten, serta tidak cepat putus asa dalam mewujudkan

cita-cita hidupnya.

c. Bagi Pemimpin Pendidikan

Kritikan yang disampaikan secara halus dan kreatif yang terkandung di dalam

novel Laskar Pelangi dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

menentukan kebijakan di bidang pendidikan.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  14

d. Bagi Pembaca

Dapat memperoleh gambaran secara lebih jelas, rinci, dan sistematis baik

secara kritis maupun akademis tentang dimensi pendidikan marginal yang

terkandung dalam novel Laskar Pelangi.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

KERANGKA TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN

DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kerangka Teori

1. Hakikat Pendekatan Strukturalisme Genetik

a. Pengertian Pendekatan Strukturalisme Genetik

Dewasa ini telah banyak dikenal berbagai macam pendekatan dalam

penelitian sastra salah satunya yaitu pendekatan strukturalisme genetik.

Strukturalisme genetik adalah cabang penelitian dalam karya sastra yang tidak

meninggalkan faktor genetik atau asal-usul diciptakannya sebuah karya yaitu

unsur sosial.

Strukturalisme genetik merupakan penelitian sosiologi sastra. Yoseph

Yopi Taum (1997: 47) menyatakan bahwa sosiologi sastra sebagai suatu jenis

pendekatan terhadap sastra memiliki paradigma dengan asumsi dan implikasi

epistemologis yang berbeda daripada yang telah digariskan oleh teori sastra

berdasarkan prinsip otonomi sastra. Penelitian-penelitian sosiologi sastra

menghasilkan pandangan bahwa karya sastra adalah ekspresi dan bagian dari

masyarakat. Karya sastra memiliki keterkaitan dengan jaringan-jaringan sistem

dan nilai dalam suatu masyarakat.

Berkaitan dengan hal di atas dalam menelaah hubungan antara sastra

dengan masyarakat Watt (dalam Sapardi Djoko Damono, 2000: 12-13)

mengungkapkan bahwa ada tiga hal yang dapat diteliti. Ketiga hal tersebut

meliputi, pertama, sosiologi pengarang memfokuskan perhatiannya pada latar

15

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  16

belakang sosial pengarang, sumber ekonomi pengarang, ideologi pengarang dan

integrasi sosial pengarang, sosiologi karya serta sosiologi pembaca. Kedua,

sosiologi karya sastra menitikberatkan perhatiannya terhadap isi teks karya sastra,

tujuan karya sastra dan masalah sosial yang terdapat dalam karya sastra. Ketiga,

sosiologi pembaca memfokuskan perhatiannya pada latar sosial pembaca, dampak

sosial karya sastra terhadap pembaca dan perkembangan sosial pembaca.

Kajian sosiologi sastra merupakan upaya melihat fenomena sosial secara

empiris dengan menggunakan teks sastra sebagai cermin fakta sosial. Meski

demikian, sastra bukanlah fakta sosial itu sendiri. Mengenai hal ini Max Weber

(dalam Wellek dan Austin Warren, 1993: 124) mengungkapkan bahwa gejala-

gejala sosial dalam sastra bukanlah fakta objektif dan pola perilaku, tetapi

merupakan sikap yang kompleks. Jadi, teks karya sastra yang ditulis pengarang

bukanlah suatu peristiwa yang langsung terjadi di tengah masyarakat, tetapi

pengarang memproses ide yang diperolehnya dengan imajinasinya sehingga isi

karya sastra menarik untuk dipahami.

Hippolyte Taine (dalam Yoseph Yapi Taum, 1997: 49) mengemukakan

bahwa karya sastra dapat dijelaskan menurut tiga faktor, yakni ras, saat (moment)

dan lingkungan (milieu). Ketiga hal tersebut mengantarkan pemahaman terhadap

iklim suatu kebudayaan yang melahirkan seorang pengarang yang selanjutnya

diwujudkan dalam karya sastra. Ras adalah sesuatu yang diwaris dalam jiwa dan

raga seseorang. Saat (moment) adalah situasi sosial politik pada suatu periode

tertentu. Lingkungan (milieu) meliputi keadaan alam, iklim dan sosial.

Konsep-konsep tersebut kemudian dikembangkan lebih sistematis dan

ilmiah oleh Goldmann dengan pendekatan strukturalisme genetik (Sapardi Djoko

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  17

Damono, 1979: 41). Strukturalisme genetik sebagai salah satu teori penelitian

sosiologi sastra bertumpu pada sosiologi teks dan sosiologi pengarang. Penelitian

dengan strukturalisme genetik hendak mengungkap masalah sosial dalam teks dan

integrasi sosial pengarang dalam masyarakatnya yang tercermin dalam teks. Oleh

karena itu, penelitian dengan pendekatan strukturalisme genetik selalu

mengaitkan antara karya sastra, pengarang sebagai penghasil karya, dan

masyarakat pengarang yang dianggap mampu mengondisikan pengarang untuk

menulis novel. Karya sastra bersumber dari kehidupan masyarakat dalam

konfigurasi status dan peranan yang terbentuk struktur sosial serta dengan

sendirinya menerima berbagai pengaruh sosial.

Adanya perangkat peralatan sastra dan kapasitas regulasi diri dalam

struktur intrinsiknya, karya sastra secara independen mampu membebaskan diri.

Ia menjadi otonom, dalam pengertian bahwa ia bukan lagi merupakan objek yang

tidak terpisahkan dengan struktur sosial yang menghasilkannya dan dengan

sendirinya memiliki kebebasan penuh dalam menunjukkan material-material

sosial. Keterpisahan karya seni dengan struktur sosialnya dianggap sebagai

keterpisahan secara konseptual. Apabila benar-benar terpisah dengan masyarakat,

justru karya seni akan menjadi artifisial (Nyoman Kutha Ratna, 2003: 33).

Secara definisi, Goldmann (dalam Faruk, 1999: 13) menjelaskan bahwa

strukturalisme genetik adalah teori sastra yang berkeyakinan bahwa karya sastra

semata-mata merupakan suatu struktur statis dan lahir dengan sendirinya. Karya

sastra oleh struktur katalogis pikiran subjek penciptanya atau subjek kolektif

tertentu yang terbangun akibat interaksi antara subjek itu dengan situasi sosial dan

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  18

ekonomi tertentu. Pemahaman struktur karya sastra harus mempertimbangkan

faktor-faktor sosial yang melahirkannya dan sekaligus memberikan kepaduan

struktur karya sastra.

Hubungan manusia dalam lingkungannya menurut Goldmann

termanifestasi dalam tiga ciri utama perilaku manusia: pertama, adanya tendensi

manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya agar lebih bermakna. Kedua,

adanya tendensi ka arah konsistensi menyeluruh dan penciptaan bentuk-bentuk

struktural. Ketiga, adanya tendensi mengubah dan mengembangkan struktur

tersebut sebagai bukti sifat-sifat dinamik (Goldmann, 1970: 118-119).

Pendekatan strukturalisme genetik dikembangkan atas dasar penolakan

terhadap analisis strukturalisme murni, analisis terhadap unsur-unsur intrinsik.

Strukturalisme genetik ditemukan oleh Lucien Goldmann, seorang filsuf dan

sosiolog Rumania-Perancis. Secara definitif strukturalisme genetik adalah analisis

struktur dengan memberikan perhatian terhadap asal-usul karya. Secara ringkas

berarti bahwa pendekatan strukturalisme genetik sekaligus memberikan perhatian

terhadap analisis secara intrinsik dan ekstrinsik (Nyoman Kutha Ratna, 2006:

121-123).

Pendekatan strukturalisme genetik adalah bagian dari kajian sosiologi

sastra yang mengkaji karya sastra berdasarkan struktur luar karya sastra. Hadirnya

teori Lucien Goldmann berupa pendekatan strukturalisme genetik untuk mengkaji

unsur dalam dan unsur di luar karya sastra. Sastra merupakan representasi dari

kehidupan masyarakat berupa kritik sosial dalam masyarakat. Hal ini sejalan

dengan pendapat Elizabeth and Tom Burns (1973: 9) literature is an attempt to

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  19

make sense of our lives, sosiology is an attempt to make sense of the ways in

which we live our lives. For the present writers, sosiology has itself always

represented a critical discipline.

Suwardi Endraswara (2003: 55-56) mengemukakan bahwa pendekatan

strukturalisme genetik adalah cabang penelitian sastra struktural yang tidak

murni. Strukturalisme genetik merupakan penggabungan antara struktural dengan

metode penelitian sebelumnya. Dalam beberapa analisis novel, Goldmann selalu

menekankan latar belakang sejarah karya sastra, di samping memiliki unsur

otonom juga tidak bisa lepas dari unsur ekstrinsik. Teks sastra sekaligus

mereprentasikan kenyataan sejarah yang mengkondisikan munculnya karya

sastra.

Teori strukturalisme genetik diutarakan oleh Molina (1991: 140) sebagai

berikut:

Goldmann’s interpretation of tragedy shows that there is a structural homology between dialectical Marxism and the schema of the tragic vision. Goldmann elaborated the letter in terms of three elements: god, man, and world. For him, God is translated into historical terms and made to signify human community, which, in turn, is indentified with realization of socialism in the Marxist sense.

Sapardi Djoko Damono (1979: 46) berpendapat bahwa “metode yang

dipergunakan Goldmann untuk mencari hubungan karya dengan lingkungan

sosialnya adalah strukturalisme historis, yang diistilahkannya sebagai

“strukturalisme genetik yang digeneralisir”, Goldmann sebelumnya meneliti

struktur-struktur tertentu dalam teks kemudian menghubungkan struktur-struktur

tersebut dengan kondisi sosial dan historis yang konkret dengan kelompok sosial

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  20

dan kelas sosial yang mengikat si pengarang dan dengan pandangan dunia kelas

yang bersangkutan.

Penelitian strukturalisme genetik memandang karya sastra dari dua sudut

yaitu intrinsik dan ekstrinsik studi diawali dari kajian unsur intinsik. Kesatuan dan

koherensinya sebagai data dasarnya. Selanjutnya, penelitian akan

menghubungkan berbagai unsur dengan realitas masyarakatnya, karya dipandang

sebagai sebuah refleksi zaman, yang dapat mengungkapkan aspek siosial, budaya,

politik, ekonomi, dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa penting dari zamannya akan

dihubungkan langsung dengan unsur-unsur intrinsik karya sastra (Suwardi

Endraswara 2003: 56).

Goldmann (dalam Nyoman Kutha Ratna, 2006: 122) mengungkapkan

bahwa struktur mesti disempurnakan menjadi stuktur bermakna, setiap gejala

memiliki ahli apabila dikaitkan dengan struktur yang lebih luas, demikian

seterusnya sehingga setiap unsur menopang totalitas”.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap

unsur dalam karya sastra, baik itu unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya, masing-

masing tidak dapat bekerja sendiri untuk menciptakan sebuah karya yang bernilai

tinggi. Semua unsurnya harus melebur menjadi satu untuk mencapai totalitas

makna. Goldmann membangun seperangkat kategori yang saling bertalian satu

sama lain untuk menopang teori tersebut sehingga membentuk apa yang

disebutnya sebagai strukturalisme genetik. Kategori-kategori itu adalah (a)

struktur karya sastra (b) fakta kemanusiaan, (c) subjek kolektif, (d) pandangan

dunia pengarang dan (e) pemahaman-penjelasan dan keseluruhan-bagian.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  21

b. Struktur Karya Sastra

Karya sastra merupakan produk strukturasi dari subjek kolektif atau

masyarakat. Karya sastra mempunyai struktur yang koheren. Konsep struktur

karya sastra dalam strukturalisme genetik berbeda dengan konsep karya sastra

otonom. Goldmann menyatakan dua pendapat mengenai karya sastra. Pertama,

karya sastra merupakan ekspresi pandangan dunia secara imajiner. Kedua, dalam

usahanya mengekspresikan pandangan dunia itu. Pengarang menciptakan semesta

tokoh-tokoh, objek-objek, dan relasi-relasi secara imajiner. Karena itu, dibedakan

karya sastra dari filsafat dan sosiologi. Filsafat mengekspresikan pandangan dunia

secara konseptual sedangkan sosiologi mengacu pada empirisitas (Faruk, 1999:

17).

Struktur karya sastra dalam pandangan Goldmann adalah konsep struktur

yang bersifat tematik. Yang menjadi pusat perhatian adalah relasi antara tokoh

dengan tokoh dan tokoh dengan objek yang ada di sekitar tokoh. Goldmann

mendefinisikan novel sebagai cerita mengenai pencarian nilai-nilai otentik yang

terdegradasi dalam dunia yang juga terdegradasi. Pencarian tersebut dilakukan

oleh seorang atau tokoh hero yang problematik (Faruk, 1994: 18).

Konsep struktur karya sastra dalam pandangan Goldmann yang bersifat

tematik artinya pusat perhatian antara relasi dengan tokoh, tokoh dengan tokoh

dan antara tokoh dengan objek sekitar novel sebagai cerita mengenai pencarian

nilai-nilai otentik yang terdegradasi dalam dunia dilakukan. Pencarian dilakukan

oleh tokoh hero yang problematik. Nilai otentik adalah totalitas yang secara

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  22

tersirat muncul dalam cerita, nilai-nilai yang mengorganisasi sesuai dengan mode

dunia sebagai totalitas.

Karya sastra berfungsi untuk menginventarisasikan sejumlah besar

kejadian-kejadian, yaitu kejadian-kejadian yang telah dibuat kerangka (pola-pola)

kreativitas dan imaji. Seluruh kejadian dalam karya sastra bahkan juga karya-

karya yang tergolong ke dalam genre yang paling absurd pun merupakan

prototipe kejadian yang pernah dan mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan kreativitas dan imajinasinya sastra memiliki kemungkinan yang paling

luas dalam mengalihkan keragaman alam semesta ke dalam totalitas naratif

semantis, dari kuantitas kehidupan sehari-hari ke dalam kualitas dunia fiksional

(Nyoman Kutha Ratna, 2006: 35).

Karya sastra sebagai karya estetis dalam pandangan strukturalisme genetik

mempunyai dua estetika: estetika sosiologis dan estetika sastra. Berkaitan estetika

sastra sosiologis. Pendekatan strukturalisme genetik menunjukkan hubungan

antara salah satu pandangan dunia dan tokoh-tokoh serta hal-hal yang diciptakan

pengarang dalam karyanya. Berkaitan dengan estetika sastra, strukturalisme

genetik menunjukkan hubungan antara alam ciptaan pengarang dengan

perlengkapan sastra yang dipergunakan pengarang untuk menuliskannya (Sapardi

Djoko Damono, 1979: 43).

Membaca novel, secara tidak langsung salah satu sisi kehidupan suatu

masyarakat dapat dipahami. Hukum kehidupan suatu masyarakat dalam novel

juga mungkin berlaku pada masyarakat umumnya. Struktur masyarakat dapat

dipahami melalui struktur karya sastra.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  23

Struktur karya satra merupakan representasi masyarakat, struktur karya

sastra mempunyai hubungan secara tidak langsung dengan struktur masyarakat.

Dalam hubungan tersebut, peran pengarang sangat menentukan. Struktur karya

sastra yang dihasilkan pengarang menyuarakan aspirasi kelompok sosial tertentu

melalui gambaran problematik hubungan tokoh-tokoh yang dilukiskan.

Karya sastra sebagai kreativitas maupun respon kehidupan sosial,

mencoba mengungkapkan perilaku manusia dalam suatu komunitas yang

dianggap berarti bagi aspirasi kehidupan seniman dan kehidupan manusia pada

umumnya. Dimensi-dimensi yang dilukiskan pengarang bukan hanya entitas

tokoh secara fisik, tetapi sikap, perilaku, dan kejadian-kejadian yang mengacu

pada kualitas struktur sosial. Sebagai dua dunia yang saling bergantung, keduanya

hadir dalam situasi dialogis. Masyarakat mempersiapkan entitas karya sastra

sesuai dengan formasi struktur sosial; sebaliknya karya sastra memanfaatkan

unsur-unsur sosial ke dalam sistem sastra dengan cara-cara yang ditentukan oleh

konvensi dan tradisi (Nyoman Kutha Ratna, 2003: 34).

Struktur karya sastra dengan demikian harus dipahami sebagai totalitas

yang bermakna. Pemahaman itu dapat dilakukan dengan melihat hubungan antara

tokoh dengan tokoh lain maupun antara tokoh dengan lingkungannya.

Berdasarkan hubungan-hubungan tersebut terlihat problematika sang tokoh dalam

memeperjuangkan nilai kehidupan yang dianggap sesuai dengan kelompok

sosialnya dalam menghadapi kelompok sosial lain.

Konsep struktur karya sastra digunakan dalam penelitian ini untuk

mengetahui hubungan antara tokoh yang satu dengan yang lainnya maupun

hubungan antara tokoh dengan lingkungannya dalam novel Laskar Pelangi.

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  24

Berdasarkan hubungan tersebut terlihat bahwa masyarakat mengalami

problematika. Berdasarkan problematika yang dihadapi oleh masing-masing

tokoh akan terlihat aspirasi imajiner pengarang dalam struktur novel.

Struktur novel yang mencerminkan pandangan pengarang terlihat pada

problem yang dihadapi tokoh. Problematika tokoh utama disebabkan oleh tokoh

lainnya. Tokoh hero mengalami problematika karena senantiasa berusaha

memperjuangkan nilai-nilai yang dianggap ideal dalam menghadapi tokoh lain

sebagai perwujudan kelompok sosial yang lain.

Perjuangan tokoh utama adalah manifestasi perjuangan subjek kolektif

atau kelompok sosialnya. Tokoh lain dalam hal ini merupakan subjek kolektif di

luar kelompok sosial tokoh hero. Pikiran-pikiran tokoh hero merupakan aspirasi

gagasan pengarang dalam memperjuangkan kelompok sosial pengarang.

1) Tema

Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan makna dalam

pengalaman manusia; sesuatu yang menjadikan suatu pengalaman begitu

diingat. Banyak cerita yang menggambarkan dan menelaah kejadian atau

emosi yang dialami manusia seperti cinta, derita, rasa takut, kedewasaan,

keyakinan, pengingkaran manusia terhadap dirinya sendiri, atau bahkan usia

lanjut. Sama seperti makna pengalaman manusia, tema membuat cerita lebih

fokus, menyatu, mengerucut, dan berdampak. Bagian awal dan akhir cerita

akan pas, sesuai, dan memuaskan berkat keberadaan tema. Adapun cara yang

paling efektif untuk mengenali tema sebuah karya adalah dengan mengamati

secara teliti setiap konflik yang ada di dalamnya (Stanton, 2007).

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  25

2) Alur

Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam

sebuah cerita. Istilah alur biasanya terbatas pada peristiwa-peristiwa yang

terhubung secara kausal saja. Dua elemen dasar yang membangun alur adalah

konflik dan klimaks. Setiap karya fiksi setidak-tidaknya memiliki ‘konflik

internal’ (yang tampak jelas) yang hadir melalui hasrat dua orang karakter

atau hasrat seorang karakter dengan lingkungannya. Klimaks adalah saat

ketika konflik terasa sangat intens sehingga ending tidak dapat dihindari lagi.

Klimaks merupakan titik yang mempertemukan kekuatan-kekuatan konflik

dan menentukan bagaimana oposisi tersebut dapat terselesaikan (Stanton,

2007).

3) Tokoh

Mengenai tokoh, Atar Semi (1988: 39) mengemukakan bahwa pada

umumnya fiksi mempunyai tokoh utama (a central character) yaitu orang

yang ambil bagian dalam sebagian besar peristiwa dalam cerita, biasanya

peristiwa atau kejadian-kejadian itu menyebabkan terjadinya perubahan sikap

terhadap diri tokoh atau perubahan pandangan sebagai pembaca terhadap diri

tokoh tersebut.

4) Latar

Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam

cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang

berlangsung. Latar juga dapat berwujud waktu-waktu tertentu (hari, bulan,

dan tahun), cuaca, atau satu periode sejarah (Stanton, 2007: 35).

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  26

c. Fakta Kemanusiaan

Fakta kemanusiaan mempunyai peranan dalam sejarah berupa fakta

individual dan fakta sosial atau historis. Hal ini sejalan dengan Faruk (1994: 12)

yang menyatakan bahwa fakta kemanusiaan adalah seluruh hasil perilaku

manusia, baik verbal maupun fisik, yang berusaha dipahami oleh ilmu

pengetahuan. Fakta tersebut dapat berupa aktivitas sosial tertentu, aktivitas politik

tertentu, maupun kreasi kultural seperti filsafat, seni rupa, seni patung dan sastra.

Fakta kemanusiaan pada hakikatnya ada dua, yaitu fakta individual dan fakta

sosial. Fakta yang kedua memiliki peranan dan sejarah, sedangkan pertama tidak,

sebab hanya merupakan hasil perilaku libidal seperti mimpi, tingkah laku orang

gila, dan sebagainya.

Goldmann (dalam Faruk, 1994: 13) menjelaskan bahwa “semua fakta

kemanusiaan merupakan suatu struktur yang berarti” artinya fakta-fakta itu

sekaligus mempunyai struktur tertentu dari arti tertentu. Oleh karena itu,

pemahaman mengenai fakta-fakta kemanusiaan harus mempertimbangkan

struktur dan artinya.

Karya sastra sebagai fakta kemanusiaan merupakan struktur. Struktur

karya sastra bukanlah struktur yang statis tetapi dinamis. Karya sastra merupakan

produk dari proses sejarah yang terus berlangsung, proses strukturasi dan

destrukturasi yang hidup dan dihayati oleh masyarakat adalah karya sastra yang

bersangkutan (Faruk, 1999: 12).

Goldmann (1977: 159) beranggapan adanya homologi antara struktur

sastra dengan struktur mental kelompok sosial tertentu atau masyarakat.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  27

Homologi menurut Nyoman Kutha Ratna (2006: 122) diturunkan melalui

organisme primitif yang sama dan disamakan dengan korespondensi, kualitas

hubungan yang bersifat struktural. Homologi memiliki implikasi dengan

hubungan bermakna antara struktur literer dengan struktur sosial. Nilai-nilai

otentik yang terdapat dalam strukturalisme genetik menganggap bahwa karya

sastra sebagai homolagi antara struktur karya sastra dengan struktur lain yang

berkaitan dengan sikap suatu kelas tertentu atau struktur mental dan pandangan

dunia yang dimiliki oleh pengarang dan penyesuaiannya dengan struktur sosial.

Bagi Goldmann (1977: 158-159) karya sastra dipandang: (1) bukan hanya

refleksi kenyataan dan kesadaran kelompok tertentu; (2) karya sastra berhubungan

dengan ideologi kolektif, filosofis dan teologis; (3) karya sastra berhubungan

dengan struktur mental kelompok sosial tertentu yang dapat diperluas melalui

hubungan individu dengan kelompok; dan (4) kesadaran kolektif bukanlah realitas

utama, akan tetapi struktur mental yang merupakan pandangan dunia.

Berpijak dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa fakta

kemanusiaan adalah seluruh hasil perilaku manusia yang mempunyai struktur dan

arti tertentu berdasarkan pada fakta-fakta yang ada.

d. Subjek Kolektif/ Subjek Transindividual

Goldmann (dalam Faruk, 1994: 14) mengemukakan bahwa fakta

kemanusiaan, bukanlah sesuatu yang muncul begitu saja, melainkan merupakan

hasil aktivitas manusia sebagai subjeknya. Subjek fakta kemanusiaan dapat

dibedakan menjadi dua macam, yaitu subjek individual dan subjek kolektif.

Perbedaan itu sesuai dengan perpedaan jenis fakta kemanusiaan. Subjek

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  28

individual merupakan subjek fakta individual (libinal), sedangkan subjek kolektif

merupakan subjek fakta sosial (historis). Revolusi sosial, politik, ekonomi, dan

karya-karya kultural yang besar merupakan kenyataan sosial yang tidak akan

mampu menciptakannya. Penciptanya adalah subjek transindividual. Subjek

transindividual adalah subjek yang mengatasi individu, di dalam individu hanya

merupakan bagian. Subjek transindividual bukanlah kumpulan individu-individu

yang berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan, satu kolektivitas.

Goldmann (dalam Faruk, 1994: 15) kosep subjek kolektif atau

transindividual masih sangat kabur karena subjek kolektif itu dapat berupa

kelompok kekerabatan, kelompok kerja, kelompok teritorial, dan sebagainya.

Untuk memperjelasnya, Goldmann mengelompokkannya sebagai kelas sosial.

Kelas sosial tersebut menurut Goldmann merupakan bukti dalam sejarah sebagai

kelompok yang telah menciptakan suatu pandangan yang lengkap dan

menyeluruh mengenai kehidupan dan yang telah mempengaruhi perkembang

sejarah umat manusia.

Kelas-kelas sosial adalah kolektivitas yang menciptakan gaya hidup

tertentu dengan struktur yang ketat dan koheren. Kelas merupakan salah satu

indikator untuk membatasi kenyataan sosial yang dimaksudkan oleh pengarang

untuk mempengaruhi bentuk, fungsi, makna dan gaya suatu karya sastra.

Hubungan ini sesuai dengan pandangan marxis, karya disebut sebagai wakil kelas

sebab karya sastra dimanfaatkan untuk menyampaikan aspirasi kelompoknya.

Goldmann menspesifikasikan kelas sosial dalam pengertian marxis sebab baginya

kelompok itulah yang terbukti dalam sejarah sebagai keompok yang telah

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  29

menciptakan suatu pandangan yang lengkap dan menyeluruh mengenai kehidupan

dan telah mempengaruhi perkembangan sejarah umat manusia.

Kajian strukturalisme genetik, subjek transindividual merupakan energi

untuk membangun pandangan dunia. Dikaitkan dengan pengarang, latar belakang

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu latar belakang karena afiliasi dan karena

kelahiran.

Meskipun istilah transindividual diadopsi oleh Goldmann dari khazanah

intelektual Marxis, khususnya Lukacs, Goldmann tidak menggunakan istilah

kesadaran kolektif dengan pertimbangan istilah ini seolah-olah menonjolkan

pikiran-pikiran kelompok. Sebaliknya, konsep transindividual menurut

Goldmann, menampilkan pikiran-pikiran individu tetapi dengan struktur mental

kelompok.

Pendapat di atas dapat diartikan bahwa struktur karya sastra dapat

diselidiki asal-usulnya atau genetiknya. Asal-usul karya sastra tidak lain adalah

pengarang, selain itu pengarang menghasilkan karya sastra karena terdapat faktor-

faktor yang mengkondisikannya. Fakta sosial yang dianggap tidak sejalan dengan

aspirasi subjek kolektif pengarang itulah yang menyebabkan pengarang menulis

karya sastra.

e. Pandangan Dunia

Menurut Goldmann dalam Faruk (1994: 15-16) pandangan dunia

merupakan istilah yang cocok bagi kompleks menyeluruh dari gagasan-gagasan,

aspirasi-aspirasi, dan perasaan-perasaan yang menghubungkan secara bersama-

sama anggota kelompok sosial tertentu dan mempertentangkannya dengan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  30

kelompk sosial yang lainnya. Masih menurut Goldmann pandangan dunia

merupakan kesadaran kolektif yang dapat digunakan sebagai hipotesis kerja yang

konseptual, suatu model, bagi pemahaman mengenai koherensi struktur teks

sastra. Pandangan dunia ini berkembang sebagai hasil dari situasi sosial dan

ekonomi tertentu yang dihadapi oleh subjek kolektif yang memilikinya.

Pandangan dunia tidak lahir dengan tiba-tiba, ia merupakan transformasi

mentalitas yang lama secara berlahan dan bertahap diperlukan demi terbangunnya

mentalitas yang baru dan teratasinya mentalitas yang lama. Proses panjang

tersebut disebabkan oleh kenyataan bahwa pandangan dunia merupakan

kesadaran yang mungkin tidak semua orang memahaminya. Kesadaran yang

mungkin adalah kesadaran yang menyatakan suatu kecenderungan kelompok ke

arah suatu koherensi menyeluruh, perspektif koheren dan terpadu mengenai

hubungan manusia dengan sesamanya dengan alam semesta (Goldmann, 1981:

97).

Kesadaran demikian jarang disadari pemiliknya kecuali dalam momen-

momen krisis dan sebagai ekspresi karya sastra besar yang menurut Goldmann

berbicara tentang alam semesta dan hukum-hukumnya serta persoalan yang

tumbuh darinya (Faruk, 1994: 15).

Visi duniawi merupakan kesadaran kolektif terhadap totalitas pikiran yang

ekspresinya dapat berupa aspirasi atau perasaan yang sama sekali bukan sekedar

kenyataan empiris, itulah sebabnya, menurut Goldmann visi duniawi selalu

muncul seiring dengan krisis sosial. Oleh karena itu sebagai pelopor

strukturalisme genetik Goldmann beranggapan bahwa visi duniawi adalah

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  31

ekspresi teoritik dari suatu kelas sosial pada saat bersejarah tertentu. Vision du

monde selalu mencerminkan pandangan kelas sosial karena tumbuh dan

berkembang dari situasi sosial-ekonomi tertentu yang dihadapi suatu komunitas

(Wahyu Wibowo, 2003: 30-31).

Visi duniawi tidak lepas dari tragedi dalam karya sastra yang dituangkan

pengarang dalam karyanya. Lucien Goldmann (1991: 18) berpendapat mengenai

hal ini sebagai berikut:

The universe of tragedy is a universe where God is absent; not merely non-existent as He is for the empiricists or rationalists, but absent; that is to say, that everything that happens situates itself in reletion to Him, and to the fact that He never intervenes. Lukacs defined tragedy as a play in which God is the only spectator, but a passive spectator who doesn’t intervene in tehe action or in the destiny of the heroes.

Menurut Goldmann (dalam Suwardi Endraswara, 2003: 57) karya sastra

sebagai struktur memiliki makna merupakan wakil pandangan dunia penulis tidak

sebagai individu melainkan sebagai anggota masyarakatnya. Dengan demikian,

dapat dinyatakan bahwa strukturalisme genetik merupakan penelitian sastra yang

menghubungkan antara struktur sastra dengan struktur masyarakat melalui

pandangan dunia atau ideologi yang diekspresikanya. Karya sastra tidak akan

dapat dipahami secara utuh jika totalitas kehidupan masyarakat yang telah

melahirkan teks sastra diabaikan begitu saja. Pengabaian unsur masyarakat dapat

mengakibatkan penelitian menjadi pincang.

Pandangan dunia memicu subjek untuk mengarang dan dianggap sebagai

salah satu ciri keberhasilan suatu karya dalam rangka strukturalisme genetik,

pandangan dunia berfungsi untuk menunjukkan kecenderungan kolektivitas

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  32

tertentu. Melalui kualitas pandangan dunia inilah karya sastra menunjukkan nilai-

nilainya, sekaligus memperoleh artinya bagi masyarakat. Berdasarkan penjelasan

di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan dunia adalah keseluruhan gagasan,

aspirasi, dan perasaan yang menghubungkan secara bersama-sama anggota-

anggota suatu kelompok sosial yang lain yang diwakili oleh pengarang sebagai

bagian dari masyarakat.

f. Konsep Pemahaman-Penjelasan dan Keseluruhan-Bagian

Konsep ini terkait dengan metode yang digunakan oleh teori

strukturalisme genetik. Karya sastra harus dipahami sebagai struktur yang

menyeluruh. Pemahaman karya sastra sebagai struktur menyeluruh akan

mengarah pada penjelasan hubungan sastra sosial budaya sehingga mempunyai

makna.

Karya sastra merupakan satuan yang dibangun dari bagian-bagian yang

lebih kecil. Karena itu pemahaman terhadap karya sastra dilakukan dengan

konsep keseluruhan-bagian. Teks karya sastra itu sendiri merupakan bagian dari

struktur keseluruhan yang lebih besar, yang membuatnya menjadi struktur berarti.

Konsep tersebut melahirkan metode dialektika. Prinsip dasar metode ini adalah

bahwa karya sastra dengan realita masyarakat mempunyai hubungan dialektika,

hubungan yang secara tidak langsung. Karya sastra mempunyai dunia yang

berlainan, karya sastra dan realita dapat dilihat melalui proses interpretasi.

Perhatian pertama tertuju pada teks karya sastra dan perhatian yang kedua

terhadap latar belakang sosial budaya masyarakat (Umar Junus, 1986: 194).

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  33

Konsep pemahaman-penjelasan dalam metode dialektika. Pemahaman

adalah usaha pendeskripsian struktur objek karya sastra yang dikaji, sedangkan

penjelasan adalah usaha menghubungkan pemahaman ke dalam struktur yang

lebih besar.

Konsep keseluruhan-bagian mengemukakan dialektika antara keseluruhan

dan bagian. Keseluruhan hanya dapat dipahami dengan mempelajari bagian-

bagiannya dan bagian-bagian tersebut dapat dipahami jika ditempatkan dalam

satu keseluruhan. Pemahaman dilihat sebagai suatu proses yang melingkar terus-

menerus; dari keseluruhan ke bagian dan dari bagian kekeseluruhan (Ekarini

Saraswati, 2003: 81).

Teori strukturalisme genetik pada prinsipnya memadukan analisis

struktural dengan materialisme historis dan dialektik. Karya sastra harus dipahami

secara keseluruhan terhadap hal yang bermakna. Teks sastra memiliki kepaduan

total. Unsur-unsur yang memebentuk teks mengandung arti sehingga dapat

memberikan gambaran yang lengkap dan padu terhadap makna secara

keseluruhan dalam karya tersebut.

Goldmann memandang karya sastra sebagai produk strukturasi pandangan

dunia sehingga cenderung mempunyai struktur yang koheren. Sebagai struktur

yang koheren karya sastra merupakan satuan yang dibangun dari bagian-bagian

yang lebih kecil. Oleh karena itu, pemahaman terhadapnya dapat dilakukan

dengan konsep keseluruhan bagian. dalam batas teks karya sastra yang dimaksud

dengan keseluruhan dan bagian adalah keseluruhan dan bagian teks sastra.

Berikut pendapat Goldmann (1970: 593, 595).

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  34

“in this respect, the process of investigation is the same throught out the whole field of the sciences of man. The research worker must secure apattern, a model composed of a limited number af elements and relationships, starting from which he must be able to account for the great majority of the empirical data of which the object studied is thought to be composed….

Once the recearch worker has advenced as far as possible in the internal coherence of the work and its structural modes h must direct himself toward explanation”.

Eksplanasi pada kutipan terakhir dinyatakan Goldmann dengan maksud

penggabungan struktur internal yang diterangkan dalam struktur yang lebi besar,

di dalam struktur internal hanya berupa elemen saja. Keterangan ini

mengimplikasikan pengertian bahwa bagi Goldmann struktur internal bukan

tujuan akhir pemahaman karya sastra. Berarti atau tidaknya suatu karya sastra

hanya dapat diuketahui dengan memasukkannya dalam struktur yang lebih besar.

Pemahaman adalah usaha pendeskripsian struktur objek yang dipelajari

(Goldmann, 1970: 589), sedangkan penjelasan adalah usaha manemukan makna

struktur dengan menggabungkannya ke dalam struktur yang lebih besar

(Goldmann, 1970: 590), dengan kata lain pemahaman adalah usaha untuk

mengerti makna bagian dengan menempatkan ke dalam keseluruhan yang lebih

besar (Faruk, 1988: 106).

Penelitian dengan pendekatan strukturalisme genetik Sapardi Djoko

Damono (1979) memberikan ciri-ciri strukturalisme genetik sebagai suatu metode

sebagai berikut.

1) Perhatiannya terhadap keutuhan dan totalitas: kaum strukturalis percaya

bahwa yang menjadi dasar telaah strukturalisme genetik bukanlah bagian-

bagian totalitas tetapi jaringan hubungan yang ada antara bagian-bagian itu

yang menyatukannya menjadi totalitas.

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  35

2) Strukturalisme genetik tidak menelaah struktur pada permukaannya, tetapi

struktur yang ada di balik kenyataan. Kaum strukturalis berpandangan bahwa

yang terlihat dan terdengar, misalnya, bukanlah struktur yang sebenarnya,

tetapi hanya bukti adanya struktur.

3) Analisis yang dilakukan oleh kaum strukturalis menyangkut struktur yang

sinkronis (bukan diakronis). Perhatian kaum strukturalis lebih difokuskan

pada hubungan-hubungan yang ada pada suatu saat di suatu waktu, bukan

dalam perjalanan waktu. Struktur sinkronis dibentuk oleh jaringan hubungan

struktural yang ada.

4) Strukturalisme genetik adalah metode pendekatan yang antikausal. Kaum

strukturalis dalam analisisnya sama sekali tidak menggunakan sebab-akibat;

mereka menggunakan hukum perubahan bentuk.

Langkah-langkah penelitian dengan metode strukturalisme genetik yang

ditawarkan oleh Laurenson dan Alan Swingewood (1972) yang disetujui oleh

Goldmann adalah sebagai berikut.

a) Penelitian sastra itu dapat kita ikuti sendiri. Mula-mula diteliti strukturnya

untuk membuktikan bagian-bagiannya sehingga terjadi keseluruhan yang padu

dan holistik.

b) Penghubung dengan sosial budaya. Unsur-unsur kesatuan karya sastra yang

dihubungkan dengan sosial budaya dan sejarahnya, kemudian dihubungkan

dengan struktur mental yang dihubungkan dengan dunia pengarang.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  36

c) Untuk mencapai solusi atau kesimpulan digunakan metode induktif, yaitu

metode pencarian kesimpulan dengan jalan melihat premis-premis yang

sifatnya spesifik untuk selanjutnya mencari premis general.

2. Hakikat Novel

Novel merupakan bagian dari sebuah karya sastra berupa potret kehidupan

manusia dan dunia imajiner yang dibangun melalui berbagai unsurnya. Unsur-unsur

tersebut oleh pengarang dikreasikan dibuat semirip mungkin dan diimajinasikan

dengan dunia nyata lengkap dengan peritiwa-peristiwa dan lakonnya.

Lucien Goldman (1977: 1) menyatakan gagasannya mengenai novel tampak

pada kutipan berikut.

The novel is the story of a degraged search, a search for authentic values in a world itself degraded, but at an otherwise advance level according to a different mode. By authentic values, not the values that the critic or the reader regards as authentic, but those which, without being manifestly present in the novel, organize in accordance with an implicit mode its world as a whole.

Burhan Nurgiyantoro (2007: 4) berpendapat bahwa novel adalah karya fiksi

yang menawarkan sebuah dunia imajiner yang dibangun melalui unsur intrinsiknya.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditemukan novel imajinatif yang terkadang

berada di luar nalar manusia dan dunia, berusaha dibangun tidak pernah lepas dari

alam pikiran pengarang dari hasil mediasi antara subjek nyata dan imajiner yang ada.

Novel merupakan representasi dari kehidupan sosial. Langland (1984: ix)

mengungkapkan hal yang sama society in the novel is thus seen as replicating an

historical, a contemporaneous, or an imagined miliew. Society in novels, then, never

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  37

simply replicates a world outside, and the relationship between fictional society and

real world is not primarily a mimetic one but an evaluative one.

Novel merupakan penggambaran sejarah dalam kehidupan dan mempunyai

kekuatan di dalamnya, hal ini dikemukakan oleh Lukacs (1962: 415-416) berikut.

This historical spirit is the great new principle which Balzac learnt from Walter Scott and passed on to all the really great representatives of the medern social novel. The modern social novel is as much a child of the classical historical novel as the latter is of the great social novels of the eighteenth century. The decisive question of the development of the historical novel in our day is how to restore this connexion in keeping with our age.

The classical type of historical novel can only be aesthetically renewed if writers concretely face the question: how was the Hitler regime in germany possible? Then an historical novel many be achieved which will be fully realized artistically.

Atar Semi (1988: 32) menyatakan bahwa novel adalah karya yang

mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan

dengan halus. Pendapat tersebut mengandung pengertian bahwa novel selain sebagai

seni, juga dapat berperan sebagai penyampai misi-misi kemanusiaan yang tidak

berkesan menggurui, sebab sangat halus dan mendalam.

Robert Stanton (2007: 90) berpendapat bahwa novel mampu menghadirkan

perkembangan karakter dan berbagai peristiwa ruwet yang terjadi beberapa tahun

silam secara lebih mendetail. Itulah yang membedakan novel dengan cerpen. Hal

menarik lain dari novel adalah kemampuannya menciptakan suatu semesta yang

lengkap sekaligus rumit.

Novel sebagai karya sastra yang kompleks memiliki karakteristik yang

menjadi ciri novel tersebut, sebagaimana yang diungkapkan Herman J.Waluyo (2002:

37) bahwa di dalam novel terdapat perubahan nasib dari tokoh cerita, ada beberapa

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  38

episode dalam kehidupan tokoh utamanya dan biasanya tokoh utama tidak sampai

mati.

Novel dapat dibedakan berdasarkan jenisnya, seperti yang dikemukakan oleh

Herman J.Waluyo (2002: 38-39) yang membedakan novel berdasarkan dua jenis,

yaitu novel serius dan novel pop. Novel serius adalah novel yang dipandang bernilai

sastra (tinggi) sedangkan novel pop adalah novel yang nilai sastranya diragukan

(rendah) karena tidak ada unsur kreativitasnya.

Sesuai dengan teori Lukass, Goldmann (dalam Faruk, 2003: 31) membagi

novel menjadi tiga jenis, yaitu novel idealisme abstrak, novel psikologi, dan novel

pendidikan. Novel jenis pertama menampilkan sang hero yang penuh optimisme

dalam petualangan tanpa menyadari kompleksitas dunia. Novel jenis kedua sang hero

cenderung pasif karena keluasan kesadarannya tidak tertampung oleh dunia fantasi,

sedangkan dalam novel jenis ketiga sang hero telah melepaskan pencariannya akan

nilai-nilai otentik.

Di pihak lain Lucien Goldmann (dalam Nyoman Kutha Ratna, 2003: 126)

yang memandang karya sastra dalam kapasitas sebagai manifestasi aktivitas kultural

mengungkapkan bahwa novellah karya sastra yang berhasil merekonstruksi struktur

mental dan kesadaran sosial secara memadai yaitu dengan cara menyajikannya

melalui tokoh-tokoh dan peristiwa. Penggunaan tokoh-tokoh imajiner juga

merupakan salah satu keunggulan novel dalam usaha untuk merekonstruksi dan

memahami gejala sosial pelaku impersonal, termasuk peristiwa-peristiwa historis

(Nyoman Kutha Ratna, 2003: 127).

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  39

Memahami sebuah novel harus dilakukan pembedaan struktur yang dimiliki,

Kenney (1966: 6-7) berpendapat,

”To analyze a literary work is to identify the sparate parts that make it up (this correspondsroughly to the nation of tearing it to pieces), to determine the relationships among the parts, and to discover the relation of the parts, to the whole. The end of the analyze is always the understanding of the literary work as a unified and complex whole”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa novel adalah bagian

dari karya sastra berupa kisah hasil representasi kehidupan sosial mengenai

penggambaran sejarah dan permasalahan kehidupan yang kompleks, mempunyai

unsur-unsur yang saling berkaitan dan pesan-pesan kemanusiaan yang tidak

menggurui sebab sangat halus dan mendalam. Peristiwa yang terjalin sangat

kompleks karena tidak hanya menciptakan hidup seorang tokoh saja tetapi seluruh

tokoh yang terlibat dalam cerita. Karya sastra berupa novel yang dianalisis harus

diidentifikasi dan ditentukan hubungannya dalam kajian strukturali agar karya sastra

dapat dipahami sebagai satu kesatuan yang menyatu dan kompleks.

Pendekatan struktural dapat pula disebut dengan pendekatan intrinsik, yakni

pendekatan yang berorientasi kepada karya sebagai jagad yang mandiri terlepas dari

dunia eksternal di luar teks. Analisis ditujukan kepada teks itu sendiri sebagai

kesatuan yang tersusun dari bagian-bagian yang saling berjalin dan analisis dilakukan

berdasarkan pada parameter intrinsik sesuai keberadaan unsur-unsur internal

(Siswantoro, 2005: 19).

Tujuan analisis struktural adalah membongkar, memaparkan, secermat

mungkin keterkaitan dan keterjalinan dari berbagai aspek yang secara bersama-sama

membentuk makna (A.Teeuw, 1984: 135-136).

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  40

Menurut Siswantoro (2005: 20) pendekatan struktural membedah novel,

misalnya dapat dilihat dari sudut plot, karakter, setting, point of view, tone, dan theme

sebagaimana unsur-unsur itu saling berinteraksi.

Pembahasan struktur novel Laskar Pelangi hanya terbatas pada masalah tema,

alur, tokoh, dan latar. Alasannya adalah keempat unsure tersebut sesuai dengan tujuan

penelitian dan objek yang dikaji yaitu mengenai dimensi sosial kesenjangan

perekonomian dan kemiskinan. Tema menentukan inti cerita dari novel tersebut, alur

untuk mengetahui bagaimana jalan cerita, penokohan digunakan untuk mengetahui

bagaimana karakteristik setiap tokoh sebagai landasan untuk menggali data

kesenjangan perekonomian dan kemiskinan.

Menurut Burhan Nurgiyantoro (2007: 37) langkah-langkah dalam menerapkan

teori strukturalisme adalah sebagai berikut:

a. mengidentifikasikan unsur-unsur intrinsik yang membangun karya sastra secara

lengkap dan jelas meliputi tema, tokoh, latar, dan alur;

b. menggali unsur-unsur yang telah diidentifikasi sehingga diketahui bagaimana

tema, tokoh, latar, dan alur dari sebuah karya sastra;

c. mendeskripsikan fungsi masing-masing unsur sehingga diketahui tema, tokoh,

latar, dan alur dari sebuah karya sastra, dan

d. menghubungkan masing-masing unsur sehingga diketahui tema, tokoh, latar, dan

alur dalam sebuah karya sastra.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam analisis karya sastra, dalam

hal ini novel, dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi, mengkaji,

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  41

mendeskripsikan fungsi dan kemudian menghubungkan antara unsur intrinsik yang

bersangkutan.

3. Hakikat Pendidikan Kaum Marginal

a. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan upaya pengenalan realitas secara objektif dan

subjektif. Paulo Freire (1985: xvi) menyatakan bahwa pendidikan dapat berfungsi

sebagai sarana yang digunakan untuk mempermudah integrasi generasi muda ke

dalam logika dari sistem yang berlaku dan menghasilkan kesesuaian terhadapnya.

Fungsi utama pendidikan disetiap tingkat adalah untuk menyediakan

pelatihan cara-cara berpikir mendasar yang terwakili dalam sejarah, ilmu

pengetahuan alam, metematika, kesusastraan, bahasa, dan kesenian yang selama

ini berkembang dalam pencarian pengetahuan yang dapat digunakan oleh

manusia, perjalanan menggapai pemahaman budaya, dan upaya berkelanjutan

untuk meraih kekuatan intelektual (Arthur Bestor, 1999: 200).

Tolstoy (dalam Archambaulth, 1999: 490) menyatakan bahwa setiap

situasi pendidikan memuat empat unsur pokok: 1) guru, agen utama yang

bertujuan mengarahkan, memikul tanggungjawab atas proses pendidikan; murid

yang menjadi objek upaya pendidikan, dalam arti perilakunya akan diubah, sikap-

sikapnya akan dipupuk dan dimodifikasi; 3) bahan pengajaran, atau bidang

studi, atau pengetahuan yang akan ditanamkan pada murid; 4) tujuan, sasaran,

cita-cita, hasil akhir yang diharapkan dari proses pendidikan yang menjadi

sumber penentu arah pendidikan. Pencirian Tolstoy tentang keempat elemen di

atas dan pendapatnya tentang bagaimana seharusnya keempatnya berfungsi,

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  42

langsung menunjukkan jantung konsepsinya mengenai pendidikan dan dari hal

tersebut dapat dilihat gagasannya mengenai hakikat manusia.

Pendidikan tidak lepas dari nilai dan budaya. Pendidikan terbagi menjadi

dua, yaitu pendidikan formal dan nonformal. Pendidikan formal menjadi bagian

sangat politis karena pendidikan bukan hanya melibatkan semua lapisan

pemerintah, tetapi berpengaruh dalam pembentukan warga sebuah negara. Sistem

pendidikan merupakan pilihan ideologis masyarakat, bangsa, dan negara, karena

itulah disebut persoalan masyarakat (Fiske, 1998: xxii).

Tokoh pendidikan pembebasan fenomenal yaitu Paulo Freire, tokoh

pendidikan yang sangat kontroversial. Ia menggugat sistem pendidikan yang telah

mapan dalam masyarakat Brasil. Baginya, sistem pendidikan yang ada sama

sekali tidak berpihak pada rakyat miskin tetapi sebaliknya justru mengasingkan

dan menjadi alat penindasan oleh penguasa karena pendidikan yang demikian

hanya menguntungkan penguasa maka harus dihapuskan dan digantikan dengan

sistem pendidikan yang baru.

Menurut Paulo Freire (1985: 33) pendidikan dipahami sebagai aksi

kultural untuk pembebasan, pendidikan tidak bisa dibatasi fungsinya hanya

sebatas area pembelajaran di sekolah. Ia harus diperluas perannya dalam

menciptakan kehidupan publik yang lebih demokratis. Pandangan Freire,

"reading a word cannot be separated from reading the world and speaking a

word must be related to transforming reality." Dengan demikian, harus ada

semacam kontekstualisasi pembelajaran di kelas. Teks yang diajarkan di kelas

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  43

harus dikaitkan kehidupan nyata, dengan kata lain harus ada dialektika antara teks

dan konteks, teks dan realitas.

Tugas utama pendidikan sebenarnya mengantar peserta didik menjadi

subjek untuk mencapai tujuan ini, proses yang ditempuh harus mengandaikan dua

gerakan ganda yaitu: meningkatkan kesadaran kritis peserta didik sekaligus

berupaya mentransformasikan struktur sosial yang menjadikan penindasan itu

berlangsung. Sebab, kesadaran manusia itu berproses secara dialektis antara diri

dan lingkungan. Ia punya potensi untuk berkembang dan mempengaruhi

lingkungan, tetapi ia juga bisa dipengaruhi dan dibentuk oleh struktur sosial atau

tempat ia berkembang, untuk itulah emansipasi dan transendensi tingkat

kesadaran itu harus melibatkan dua gerakan ganda ini sekaligus.

Gagasan Freire banyak dianggap sebagai gagasan pembebasan penuh

pendidikan institusional dan mengacu pada pembebasan masyarakat dalam

mengenyam pendidikan. Gagasan ini banyak disetarakan dengan teori anarkis

mengenai praktik ajar-mengajar yang dinilai sudah cenderung menjadi komoditas

kapitalistik yang tidak lepas dari usaha pemenuhan kebutuhan semu terhadap

tuntutan masyarakat semu produk sistem kapitalis.

Kapitalistik hadir karena adanya kekuasaan, kekuasaan dalam pengertian

kapasitas transformatif agensi manusia merupakan kemampuan aktor untuk

mencampuri rangkaian peristiwa dan juga mengubah rangkaian kekuasaan dalam

pengertian yang lebih sempit dan relasional merupakan properti interaksi dan

mungkin didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengamankan hasil di mana

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  44

realisasi atas hasil bergantung pada agensi orang lain, inilah yang disebut Giddens

(2010: 153) sebagai kekuasaan dominan.

Kekuasaan dominan yang mendominasi dalam pandangan Paulo Freire

(2007: 4) lebih dari sekadar penyelewengan oleh suatu kelompok terhadap

kelompok lain. Logika dominasi menunjukkan adanya kombinasi rekayasa

ideologis dan ‘material’. Rekayasa tidak pernah berhasil sepenuhnya, melainkan

menimbulkan hal-hal kontradiktif dan tragisnya pemegang kekuasaan saling

bermusuhan.

Permusuhan atau konflik yang terjadi dikalangan penguasa pemegang

kebijakan berdampak pada kebijakan dalam dunia pendidikan. Mengubah

fenomena demikian Freire berpandangan bahwa pendidikan sebagai pilot project

dan agen untuk melakukan perubahan sosial untuk membentuk masyarakat baru.

Pendidikan sebagai pilot project tidak lepas dari sistem politik kebudayaan

(cultural politics) (Paulo Freire, 2007: 5).

Bagi Paulo Freire pendidikan harus berorientasi pada pengenalan diri

manusia dan dirinya sendiri. Pengenalan tidak cukup hanya bersifat objektif dan

subjektif, tetapi harus keduanya. Kebutuhan objektif untuk merubah keadaan yang

tidak manusiawi selalu memerlukan kemampuan subjektif (kesadaran subjektif)

untuk mengenali terlebihdahulu keadaan yang tidak manusiawi secara objektif.

Objektivitas dan subjektivitas dalam hal ini tidak bertentangan, tetapi fungsi

dialektis yang tetap dalam diri manusia dalam hubungannya dengan kenyataan

yang saling bertentangan. Subjektif dan objektif bukanlah persoalan mencari yang

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  45

benar atau yang salah. Pendidik harus melibatkan tiga unsur dalam hubungan

dialektisnya, yaitu pendidik, anak didik dan realitas dunia. Unsur pertama dan

kedua merupan subjek yang sadar (cognitive) sedangkan yang ketiga adalah objek

yang disadari (cognizable).

Guru, dalam pandangan Freire tidak hanya menjadi tenaga pengajar yang

memberi instruksi kepada anak didik, tetapi mereka harus memerankan dirinya

sebagai pekerja kultural (cultural workers). Mereka harus sadar, pendidikan itu

mempunyai dua kekuatan sekaligus yaitu sebagai aksi kultural untuk pembebasan

atau sebagai aksi kultural untuk dominasi dan hegemoni dan sebagai medium

untuk memproduksi sistem sosial yang baru atau sebagai medium untuk

mereproduksi status quo.

Pengabaian pelibatan dialektis antara pendidik, anak didik dan realitas

dunia merupakan bentuk penindasan. Praktik seperti ini mengakibatkan timbulnya

dua ciri orang termarginalkan. Pertama, mereka mengalami alienasi dari diri dan

lingkungannya. Mereka tidak bisa menjadi subjek otonom, tetapi hanya mampu

mengintimidasi orang lain. Kedua, mereka mengalami self-depreciation, merasa

bodoh, tidak mengetahui apa-apa. Padahal, saat mereka telah berinteraksi dengan

dunia dan manusia lain, sebenarnya mereka tidak lagi menjadi bejana kosong atau

empty vessel, tetapi telah menjadi makhluk yang mengetahui.

Gagasan Paulo Freire (1985: 51-52) memposisikan anak didik sebagai

subjek dan pendidikan bukan hanya pemberian informasi yang ditelan mentah-

mentah oleh anak didik, hal yang wajib diingat dan dihafalkan tanpa mengetahui

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  46

maknanya, konsep pendidikan ini disebut Paulo Freire sebagai pendidikan gaya

bank. Secara sederhana Paulo Freire menyusun daftar antagonisme pendidikan

gaya bank sebagai berikut.

a. Guru mengajar, murid belajar.

b. Guru mengetahui segala sesuatu, murid tidak tahu apa-apa.

c. Guru berpikir, murid dipikirkan.

d. Guru bercerita, murid patuh mendengarkan.

e. Guru menentukan, murid diatur.

f. Guru memilih dan memaksakan pilihannya, murid menyetujui.

g. Guru berbuat, murid membayangkan dirinya berbuat melalui perbuatan

gurunya.

h. Guru memilih bahan dan isi pelajaran, murid (tanpa diminta pendapatnya)

menyesuaikan diri dengan pelajaran itu.

i. Guru mencampuradukkan kewenangan ilmu pengetahuan dan kewenangan

jabatannya, yang ia lakukan untuk menghalangi kebebasan murid.

j. Guru adalah subjek dalam proses belajar, murid adalah objek belaka.

Secara metodologis prinsip bertindak untuk mengubah paradigma di atas

dapat diputuskan dengan upaya penyadaran realitas dan hasrat merubah kenyataan

yang menindas berupa tindakan praxis. Paulo Freire (1985) menggambarkan

dalam bentuk skema berikut.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  47

Tindakan

(action)

Kata (word) = karya (word) = PRAXIS

Pikiran

(reflection)

Skema 1: Makna dan Hakikat Praxis (Diadaptasi dari Paulo Freire, 1985: xiii)

b. Pengertian Kaum Marginal

Kaum marginal atau masyarakat marginal adalah kelompok masyarakat

yang tersisih atau disisihkan dari pembangunan sehingga tidak mendapatkan

kesempatan menikmati pembangunan. Dalam pemahaman yang radikal kaum

marginal adalah kelompok-kelompok sosial yang dimiskinkan dalam

pembangunan (Justin M, Sihombing, Justin M, 2005: vii-viii).

Kaum marginal yang tersisih secara ekonomi, politik dan sosial

menghadirkan kesenjangan bukan kemakmuran dalam masyarakat. Kekayaan

sumber daya alam seyogyanya berdampak pada kemakmuran masyarakat dari sisi

pendapatan. Pendapatan sampai batas tertentu ditentukan oleh pendidikan yang

dimiliki masyarakat. Pendidikan dipandang tidak hanya menambah pengetahuan,

tetapi juga dapat meningkatkan keterampilan (keahlian tenaga kerja) pada

gilirannya dapat meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan penduduk (Noor

Efendi, 1995: 15).

c. Pengertian Pendidikan Kaum Marginal

Tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan rendahnya tingkat

partisipasi angkatan kerja (TPAK) suatu indikator keterlibatan sumber daya

manusia dalam dunia kerja (Justin M, Sihombing, 2005: 51). Dengan demikian

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  48

berdampak pada kemiskinan dalam masyarakat, kemiskinan berdampak pada

pemerolehan pendidikan sebagai hak asasi setiap individu.

Pendidikan kaum marginal atau pendidikan kaum tertindas dalam

pandangan Paulo Freire (1985: 26) yakni pendidikan bagi manusia yang terlibat

dalam perjuangan bagi kebebasan mereka. Lebih lanjut, Paulo Freire menyatakan

tidak ada pendidikan yang sungguh-sungguh membebaskan yang tetap membuat

jarak dari kaum tertindas, dengan menganggap mereka sebagai orang-orang yang

tidak beruntung dan menyajikan model pelajaran pelajaran tiruan yang berasal

dari kaum penindas

Pendidikan kaum tertindas tidak dapat dikembangkan dan dilakukan oleh

kaum penindas. Akan menjadi kontradiksi jika kaum penindas tidak hanya

membela tetapi juga melaksanakan pendidikan pembebasan.

Pendidikan kaum tertindas, sebagai pendidikan humanis dan libertarian,

mempunyai dua tahap yang berlaianan, pertama, kaum tertindas menyingkap

selubung dunia penindasan serta lewat praksis mereka mengikatkan diri pada

transformasi dunia penindasan itu. Kedua, ketika kenyataan penindasan sudah

diubah, pendidikan ini tidak lagi menjadi milik khas kaum tertindas melainkan

menjadi pendidikan semua manusia dalam proses pembebasan yang permanen. Di

kedua tahap itu budaya dominasi selalu dihadapi secara kultural melalui aksi yang

mendalam. Pada tahap pertama konfrontasi berlangsung melalui perubahan cara

kaum tertindas memahami dunia penindasan; dalam tahap kedua, konfrontasi

terjadi lewat penghapusan mitos-mitos yang diciptakan dan dikembangkan dalam

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  49

orde lama, yang kini membayangi struktur baru yang mengemuka dari

transformasi revolusioner (Freire, 1999: 444-445).

Penerapan pendidikan pembebasan adalah pendidikan yang tidak

memandang status sosial peserta didik, penempatan siswa sebagai subjek dan

penerapan pendidikan dengan konsep humanisasi.

Pemecahan masalah pendidikan kaum marginal oleh Freire (1985) berupa

pendidikan humanisasi. Pendidikan humanisasi adalah pendidikan yang

mengupayakan penumbuhan rasa prikemanusiaan. Skema pendidikan humanisasi

ditampilkan sebagai berikut.

DIALOGIS ANTIDIALOGIS

Subjek Subjek Subjek (pemimpin pembaharu, (anggota masyarakat (kaum elit misalnya: guru membaharu misalnya: berkuasa)

murid)

Interaksi

Objek Objek (keadaan yang harus mayoritas kaum dipertahankan tertindas sebagai

realitas

Objek (realitas yang harus diperbaharui dan diubah (sebagai objek bersama)

Humanisasi Dehumanisasi sebagai proses berlangsungnya situasi tanpa henti (sebagai tujuan) penindasan (sebagai tujuan)

Skema 2: Pendidikan Humanisasi (Diadaptasi dari Paulo Freire, 1985, xv)

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  50

Menggambarkan betapa pentingnya Freire dalam dunia pendidikan dapat

disimak dari statemen Moacir Gadotti dan Carlos Alberto Torres (1997) Educators

can be with Freire or against Freire, but not without Freire. Pernyataan ini

menunjukkan signifikansi Freire dalam diskursus pendidikan di dunia, termasuk di

Indonesia. Sebagai seorang humanis-revolusioner, Freire menunjukkan kecintaannya

yang tinggi kepada manusia. Berbekal kepercayaan ini ia berjuang untuk menegakkan

sebuah dunia yang menos feio, menos malvado, menos desumano (less ugly, less

cruel, less inhumane) (dalam Agus Nuryatno. M, 2005).

Menurut kesaksian Martin Carnoy, Paulo Freire mempunyai arah politik

pendidikan yang jelas. Inilah yang membedakannya dengan Ivan Illich. Arah politik

pendidikan Freire berporos pada keberpihakan kepada kaum tertindas (the

oppressed). Kaum tertindas ini bisa bermacam-macam, tertindas rezim otoriter,

tertindas oleh struktur sosial yang tak adil dan diskriminatif, tertindas karena warna

kulit, jender, ras, dan sebagainya (dalam Agus Nuryanto, M, 2005).

Kondisi yang tidak berimbang sebab dominasi peran suatu kelompok dalam

masyarakat kemudian melahirkan penindasan, tekanan-tekanan dan mungkin juga

kekerasan fisik. Akibatnya struktur sosial yang ada hanya mewakili dari "sistem tuan

dan budak". Kelompok lemah akan semakin tertindas dan hidup dalam

keterbelakangan. Potensi-potensi manusiawi telah dinafikan akibat struktur yang

membentuk antagonisme itu.

Bagi Paulo Freire, kondisi seperti itu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Setiap

penindasan apapun bentuknya tetap dinilai tidak manusiawi (dehumanisasi). Oleh

karena itu proses pendidikan harus memuat agenda untuk memanusiakan manusia

(humanisasi). Masyarakat yang tertindas itu nantinya hanya akan semakin tengelam

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  51

dalam kebudayaan bisu (sub merged in the culture silence), yaitu suatu kondisi yang

senantiasa dalam ketakutan dan ketidakberdayaan umum untuk mengungkapkan

pikiran dan perasaannya sendiri (Mu’arif, 2010).

Ketimpangan sosial akibat dominasi peran (fungsi) dari sekelompok orang

yang merasakan kenyamanan di atas penderitaan orang lain bukanlah kondisi yang

harus dibiarkan begitu saja. Paulo Freire (1985) menggarisbawahi bahwa pendidikan

harus bertujuan untuk membebaskan manusia dari kungkungan rasa takut atau

tertekan akibat otoritas kekuasaan. Ia juga berpendapat bahwa pendidikan untuk

membebaskan kaum tertindas harus didasarkan atas semangat optimisme, sikap kritis

dan resistent. Optimisme berarti merubah pola pikir masyarakat dari kesadaran magis

(magic consciousness) yang sangat determinis itu. Sikap ini merupakan langkah awal

untuk mengubah sistem yang ada karena pada dasarnya setiap manusia itu memiliki

"kehendak" (will) dan "kebebasan" (freedom) untuk menentukan nasibnya sendiri.

Karena itulah, seseorang harusnya optimis dalam menghadapi proses kehidupan ini.

Semuanya penuh dengan "keserbamungkinan".

Mengemansipasi mereka yang tertindas Paulo Freire (1985) berangkat dari

konsep tentang manusia. Baginya, manusia adalah incomplete and unfinished beings.

Untuk itulah manusia dituntut untuk selalu berusaha menjadi subjek yang mampu

mengubah realitas eksistensinya. Menjadi subjek atau makhluk yang lebih manusiawi

dalam pandangan Freire adalah panggilan ontologis (ontological vocation) manusia.

Sebaliknya, dehumanisasi adalah distorsi atas panggilan ontologis manusia.

Filsafat pendidikan Paulo Freire bertumpu pada keyakinan, manusia secara fitrah

mempunyai kapasitas untuk mengubah nasibnya.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  52

Pelajaran yang bisa ditarik dari ajaran Paulo Freire untuk konteks pendidikan

Indonesia adalah komitmen terhadap kaum marginal. Melalui perspektif Paulo Freire

tidak ada lagi kesenjangan yang luar biasa tinggi dalam pendidikan antara kaum elite

dan kaum marginal, sehingga sekolah tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk

melayani kepentingan masyarakat dominan dalam rangka mempertahankan dan

mereproduksi status quo.

Ada dua kelompok kaum marginal yang tereksklusi dan jarang mendapatkan

perhatian serius oleh publik dalam hal pendidikan: pertama, penyandang cacat.

Kelompok ini termasuk mereka yang kurang beruntung mendapatkan pendidikan

yang memadai. Mereka mengalami apa yang disebut segregasi pendidikan.

Pendidikan mereka dibedakan dengan kaum normal. Segregasi pendidikan ini telah

berlangsung sekian lama dengan asumsi, mereka yang cacat tidak mampu bersaing

dengan yang normal karena ada bagian syaraf tertentu yang tidak bisa bekerja

maksimal. Dampak lain dari segregasi pendidikan adalah para penyandang cacat

menjadi terasing dari lingkungan sosial, mereka tereksklusi dari sistem sosial orang-

orang normal, jadilah mereka sebagai warga kelas dua. Anak-anak normal juga tidak

mendapat pendidikan pluralitas yang memadai. Bagaimana mereka bisa berempati

dan bersimpati kepada penyandang cacat, jika mereka tidak pernah bergaul dengan

kelompok ini karena hanya bergaul dengan sejenisnya di sekolah. Kedua, anak-anak

jalanan. Secara kuantitas kelompok ini semakin banyak, terutama di kota-kota besar.

Mereka adalah kaum miskin kota dan sudah terbiasa dengan kekerasan, seks dan

mabuk-mabukan. Menggunakan perspektif Paulo Freire, kunci utama agar kedua

kelompok dapat menjadi subjek yang otonom dan bisa mengkritisi realitas

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  53

eksistensialnya adalah dengan cara mengembangkan kesadaran kritisnya dan

mentransformasi struktur sosial yang adil. Kaum marginal harus diyakinkan bahwa

mereka berhak dan mampu menentukan nasib sendiri, berhak mendapatkan keadilan

dan berhak melawan segala bentuk diskriminasi (Agus Nuryanto. M, 2005).

Tatanan nilai positif Paulo Freire dalam bidang pendidikan relevan dan dapat

disejajarkan dengan pilihan tema pendidikan yang berkembang saat ini yaitu orientasi

institusi pendidikan yang berniat mencetak manusia mekanistis atau berusaha untuk

lebih menghasilkan manusia yang berbudaya. Manusia yang berbudaya lebih

diarahkan pada peralihan kebebasan dan humanisasi, sesuai dengan gagasan Paulo

Freire.

Beberapa konsep Paulo Freire (1985) mengenai pendidikan yang

membebaskan dan memanusiakan dapat dilihat di bawah ini.

a. Pendidikan ditujukan pada kaum tertindas dengan tidak berupaya menempatkan

kaum tertindas dan penindas pada dua kutub berseberangan. Pendidikan bukan

dilaksanakan atas kemurahatian palsu kaum penindas untuk mempertahankan

status quo melalui penciptaan dan legitimasi kesenjangan. Pendidikan kaum

tertindas lebih diarahkan pada pembebasan perasaan/ idealisme melalui

persinggungannya dengan keadaan nyata dan praksis. Penyadaran atas

kemanusiaan secara utuh bukan diperoleh dari kaum penindas, melainkan dari diri

sendiri. Berpijak dari sinilah subjek-didik membebaskan dirinya, bukan untuk

kemudian menjelma sebagai kaum penindas baru, melainkan ikut membebaskan

kaum penindas itu sendiri. Pendidikan ini bukan bertujuan untuk menjadikan

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  54

kaum tertindas menjadi lebih terpelajar, tetapi untuk membebaskan dan mencapai

kesejajaran pembagian pengetahuan.

b. Bila pembebasan sudah tercapai, pendidikan Freire adalah suatu kampanye

dialogis sebagai suatu usaha pemanusiaan secara terus-menerus. Pendidikan

bukan menuntut ilmu, tetapi bertukar pikiran dan saling mendapatkan ilmu

(kemanusiaan) yang merupakan hak bagi semua orang tanpa kecuali.

c. Kesadaran dan kebersamaan adalah kata-kata kunci dari pendidikan yang

membebaskan dan kemudian memanusiakan. Menumbuhkan kesadaran yang

menjauhkan rasa takut akan kemerdekaan (fear of freedom) berupa:

1) kesadaran magis (magic consciousness)

Kesadaran magis merupakan tingkat kesadaran yang tidak mampu mengetahui

kaitan antara satu faktor dan faktor lainnya. Misalnya masyarakat miskin yang

tidak mampu melihat kaitan kemiskinan dengan sistem politik dan

kebudayaan. Kesadaran magis lebih melihat faktor di luar manusia sebagai

penyebab ketidakberdayaan. Proses pendidikan yang menggunakan logika ini

tidak memberikan kemampuan analisis permasalahan masyarakat. Anak didik

secara dogmatik menerima keberanian dari guru tanpa ada mekanisme untuk

memahami makna ideologis dari setiap konsepsi kehidupan masyarakat;

2) kesadaran naif (naival consciousness)

Kesadaran yang dikatagorikan dalam kesadaran ini adalah aspek manusia

yang menjadi akar penyebab masalah masyarakat. Kesadaran ini mencakup

masalah etika kreativitas (need for achevement) dianggap sebagai penentu

perubahan sosial. Menganalisis sebab masyarakat menjadi miskin, bagi

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  55

mereka hal ini disebabkan salah masyarakat sendiri karena malas, tidak

memiliki jiwa berwirausaha dan tidak mempunyai jiwa membangun. Oleh

karena itu man power development merupakan penentu perubahan.

Pendidikan dalam konteks ini tidak mempertanyakan sistem dan struktur

bahkan sistem dan struktur yang ada sudah baik dan benar tanpa perlu

dipertanyakan lagi. Tugas pendidikan adalah bagaimana membuat dan

mengarahkan murid untuk beradaptasi dengan sistem yang sudah benar

tersebut;

3) kesadaran kritis (critical consciousness)

Kesadaran ini melihat aspek sistem dan struktur sebagai sumber masalah.

Pendekatan struktur menghindari ‘blaming the victims’ dan lebih menganalisis

kritis struktur dan sistem sosial, politik, ekonomi, dan budaya serta

dampaknya bagi masyarakat. Paradigma ini melatih anak didik untuk

mengidentifikasi ketidakadilan dalam sistem dan struktur yang ada serta

mampu menganalisis bagaimana sistem dan struktur bekerja dan

mentransformasikannya;

4) kesadaran kesadarannya kesadaran (the consice of the consciousness)

merupakan bentuk kesadaran tingkat tertinggi dan terdalam.

B. Penelitian yang Relevan

Sebuah penelitian agar mempunyai orisinilitas perlu adanya tinjauan pustaka

berupa panelitian relevan. Tinjauan pustaka berupa penelitian yang relevan berfungsi

untuk memberikan pemaparan tentang penelitian dan analisis sebelumnya yang telah

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  56

dilakukan. Tinjauan terhadap hasil penelitian dan analisis sebelumnya ini akan

dipaparkan yang berkaitan dengan novel Laskar Pelangi.

Analisis mengenai novel Laskar Pelangi sebelumnya telah dilakukan, antara

lain oleh Aldilla Nofrinda (2008) dalam bentuk tesis berjudul “Nilai-nilai Pendidikan

dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata. Tesis yang disusun Aldilla

merupakan penelitian eksploratif yang ditempuh dengan menggunakan metode

semiotika untuk menganalisis wacana dengan memperhatikan tanda-tanda tertentu

dalam objek penelitian sampai pada tingkat menemukan makna keseluruhan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian Aldilla adalah penggunaan objek kajian

novel yaitu Laskar Pelangi, sedangkan perbedaannya pada pendekatan yang

dipergunakan. Penelitian Aldilla menggunakan pendekatan semiotik, sedangkan

penelitian ini menggunakan pendekatan strukturalisme genetik.

Iwan Nurdaya Djafar (2008) dalam analisisnya yang berjudul “Dari Aspek

Saintifik Tetralogi Laskar Pelangi” mengemukakan bahwa Laskar Pelangi

merupakan novel bergaya Saintifik karena mensastrakan Fisika, Kimia, Biologi dan

Astronomi, adanya penegasan perbedaan antara Astronomi dan Astrologi dalam

novel Laskar Pelangi, serta tokoh Mahar dan Flo yang mengidap over belief

(keimanan yang berlebihan) yang tergabung dalam Societeit Limpai. Persamaan

analisis tersebut dengan penelitian ini adalah menggunakan novel Laskar Pelangi

sebagai objek, sedangkan perbedaan penelitian ini dengan analisis di atas adalah

penelitian ini mengkaji dimensi pendidikan kaum marginal, sedangkan dalam analisis

di atas mengkaji aspek saintifik.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  57

Jakob Sumardjo (2008) dalam analisisnya “Kritik Buku: Biografi atau

Novel, Fakta atau Fiksi?” pengamat sastra ini memberikan simpulan bahwa Laskar

Pelangi sebagai biografi atau otobiografi (memoar) dari sebagian episode hidup

Andrea Hirata, dan Laskar Pelangi merupakan realitas (fakta) kehidupan Andrea

Hirata. Persamaan penelitian ini dengan analisis di atas adalah dalam hal penggunaan

objek yaitu novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Perbedaan penelitian ini

dengan analisis di atas terletak pada pokok bahasan yang dikaji, dalam penelitian ini

mengkaji dimensi pendidikan kaum marginal, sedangkan dalam analisis di atas

mengkaji tentang kritik buku, apakah Laskar Pelangi berupa biografi atau novel?,

fiksi atau fakta? dapat disimpulkan bahwa Laskar Pelangi sebagai biografi atau

otobiografi (memoar) dari sebagian episode hidup Andrea Hirata, dan Laskar Pelangi

merupakan realitas (fakta) kehidupan Andrea Hirata.

Sri Setya Prihatin (2009) dalam tesisnya yang berjudul “Novel Laskar

Pelangi (Analisis Struktur, Resepsi Pembaca, dan Nilai Pendidikan)”. Program Studi

Pendidikan Bahasa Indonesia Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Berdasarkan penelitiannya dapat disimpulkan bahwa dilihat dari struktur,

plot atau alur novel Laskar Pelangi secara umum menggunakan plot atau alur maju.

Penokohan dan perwatakan yang diciptakan pengarang berhasil menggambarkan

secara riil karakter manusia. Setting atau latar cerita, tempat kejadian cerita novel

Laskar Pelangi yaitu di SD Muhammadiyah di wilayah Belitong. Berdasarkan point

of view novel Laskar Pelangi menggunakan sudut pandang persona pertama (firt-

person) atau gaya “aku”. Amanat novel Laskar Pelangi banyak memberi pencerahan

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  58

para pendidik, generasi muda, dan para pemegang kebijakan di bidang pendidikan.

Berdasarkan resepsi pembaca, semua pembaca yang diwawancarai berpendapat

bahwa novel Laskar Pelangi merupakan novel yang bernilai positif, novel yang dapat

meningkatkan kualitas tingkah laku dan kecerdasan moral pembaca.Adapun nilai-

pendidikan yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi setidaknya ada empat

macam, yaitu nilai pendidikan keagamaan, nilai pendidikan moral, nilai pendidikan

kepahlawanan, dan nilai pendidikan sosial kemasyarakatan. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian Sri Setya Prihatin terletak pada dimensi kajian. Penelitian Sri Setya

Prihatin menggali resepsi pembaca, dan nilai pendidikan, sedangkan penelitian ini

menggali dimensi pendidikan kaum marginal.

Adek Setiawan (2010) dalam tesisnya yang berjudul “Aspek Pendidikan

dalam Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata”. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa dalam tema novel Laskar Pelangi adalah perjuangan dan semangat anak-anak

dalam memperoleh pendidikan di tengah himpitan kemiskinan dan diskriminasi

sosial. Alur dalam novel Laskar Pelangi menggunakan alur maju. Tokoh yang

berperan sebagai tokoh utama adalah Ikal, dan tokoh-tokoh lain adalah tokoh

bawahan yang mendukung tokoh utama. Latar tempat pada novel Laskar Pelangi

terjadi di Pulau Belitong, latar waktu terjadi pada pertengahan tahun 1970-an sampai

pada tahun 1992. Kemudian latar sosial yang tergambar adalah perjuangan

memperoleh pendidikan di tengah kondisi kemiskinan. Aspek pendidikan yang

terkandung dalam novel Laskar Pelangi adalah keteladanan guru, kesenjangan

pendidikan, semangat juang memperoleh pendidikan, dimensi kecerdasan, penerapan

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  59

pendidikan inklusi, dan konsep pendidikan formal yang ideal. Persamaan penelitian

ini dengan penelitian Adek Setiawan adalah objek kajian berupa novel Laskar

Pelangi, sedangkan sisi perbedaan pada aspek kajian. Aspek kajian penelitian Adek

Setiawan berupa aspek pendidikan, sedangkan penelitian ini difokuskan pada dimensi

pendidikan kaum marginal.

Eko Marini (2010) dalam tesisya yang berjudul “Analisis Stilistika Novel

Laskar Pelangi”. Program Studi Linguistik Deskriptif, Program Pascasarjana.

Universitas Sebelas Maret Surakarta, ditemukan adanya keunikan pemilihan dan

pemakaian kosakata yaitu pada leksikon bahasa asing, leksikon bahasa Jawa, leksikon

ilmu pengetahuan, kata sapaan dan kata konotatif. Kekhususan aspek morfologis

dalam novel Laskar Pelangi yaitu pada penggunaan afiksasi pada leksikon bahasa

Jawa dan bahasa Inggris, reduplikasi dalam leksikon bahasa Jawa dan kata majemuk

dalam bahasa Indonesia. Aspek sintaksis dalam novel Laskar Pelangi yaitu kalimat

majemuk, penggunaan pola kalimat inversi. Pemakaian gaya bahasa figuratif yaitu

idiom, arti kiasan, metafora, metonimia, simile, personifikasi dan hiperbola.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Eko Marini terletak pada bidang ilmu

kajian. Eko Marini mengkaji novel Laskar Pelangi menggunakan kacamata linguistik

khususnya kajian stilistika, sedangkan panelitian ini menggunakan kacamata sastra

dalam hal dimensi pendidikan kaum marginal.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  60

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian kualitatif hanya merupakan gambaran

bagaimana setiap variabelnya dengan posisinya yang khusus akan dikaji dan

dipahami keterkaitannya dengan variabel yang lain. Tujuannya adalah untuk

menggambarkan bagaimana kerangka berpikir yang digunakan peneliti untuk

mengkaji dan memahami permasalahan yang diteliti. Dengan pemahaman peta secara

teoritik beragam variabel yang terlibat dalam penelitian, peneliti berusaha

menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel yang terlibat, sehingga posisi

setiap variabel yang akan dikaji menjadi jelas (Sutopo, 2002: 141).

Kerangka teori dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Karya Sastra Laskar Pelangi

Pandangan dunia dan latar belakang

sosial budaya pengarang

Pendidikan Kaum Marginal (Paulo

Freire

Aspek-aspek struktural tema, seting, alur, dan

penokohan

Totalisasi Makna Novel

Strukturalisme Genetik

Skema 3: Kerangka Berpikir

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan sehingga tidak

terpancang pada tempat. Penelitian ini dapat dilakukan di perpustakaan, di rumah

maupun tempat tertentu yang telah dipersiapkan. Objek kajian dalam penelitian

ini adalah novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 7 bulan yaitu mulai bulan

Januari 2011 sampai dengan bulan Juli 2011. Adapun jadwal pelaksanaan

penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

3 Analisis Data

4 Verifikasi Data

5 Penyusunan Laporan

6 Ujian Tesis

7 Revisi Tesis

B. Bentuk/Strategi Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Hal ini disesuaikan

dengan rumusan masalah penelitian yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini

informasi yang bersifat kualitatif dideskripsikan secara teliti dan analitis. Penelitian

61

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  62

kualitatif menurut Lexy J. Moleong (2004: 4) yang mengutip pendapat Bogdan dan

Taylor adalah sebagai berikut: ”metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskripsi berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau

perilaku yang dapat diamati”. Penelitian ini menggunakan deskripsi berupa kata-kata

tertulis dengan pendekatan strukturalisme genetik.

Pendeskripsian meliputi struktur yang membangun novel Laskar Pelangi,

pandangan dunia pengarang (Andrea Hirata) dan dimensi pendidikan kaum marginal.

Pendekatan ini digunakan dalam rangka pemberian makna yang mendalam terhadap

karya sastra yang diteliti dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat . Dilihat dari

sisi pengarang, pengarang juga merupakan bagian komunitas masyarakat yang sadar

atau tidak pola kehidupannjya akan terpengaruhi oleh lingkungan sekitarnya.

C. Data dan Sumber Data

1. Data

Data atau informasi penting yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian

ini berupa data kualitatif. Dana penelitian ini diperoleh melalui membaca.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian ini adalah:

a. Novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata

b. Biografi penulis

c. Komentar-komentar para sastrawan tentang novel Laskar Pelangi karya

Andrea Hirata

d. Artikel-artikel yang terkait dengan novel Laskar Pelangi.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  63

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara sesuai jenis

penelitian kualitatif yang dipilih. Menurut Gotz dan Le Comte, dalam Sutopo (2006:

66), berbagai strategi pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum

dapat dikelompokkan ke dalam 2 cara, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat

interaktif dan noninteraktif. Teknik yang bersifat interaktif, berarti ada kemungkinan

terjadinya saling mempengaruhi antara peneliti dengan sumber datanya, karena

sumber data berupa benda atau sumber datanya manusia atau yang lain, tidak

mengetahui bila sedang diamati atau dikaji.

Teknik interaktif meliputi wawancara mendalam, observasi berperan, dan

focus group discussion. Teknik non interaktif meliputi kuesioner, mencatat dokumen

atau arsip (content analysis), dan observasi tak berperan. Dalam melakukan

pengumpulan data, peneliti menyadari bahwa posisi dan peran utamanya adalah

sebagai alat pengumpul data (human instrument). Sehingga kualita data yang

diperoleh akan bergantung dari kualitas penelitian.

Dalam telaah novel Laskar Pelangi dengan pendekatan strukturalisme genetik

memadukan teknik pengumpulan data dialektik dan nonimperatif dengan melakukan

pembacaan secara intensif terhadap novel, melakukan pencatatan secara aktif dengan

metode content analysis berdasarkan teori sastra yang telah dibahas di depan.

E. Validitas Data

Untuk mengukur validitas tentang pandangan dunia pengaruh dalam novel

Laskar Pelangi, struktur yang membangun novel dan latar belakang sosial budaya

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  64

Laskar Pelangi yang ada, peneliti membaca buku-buku dan rubrik yang berkaitan

dengan pengarang dan hasil karyanya lewat internet.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis novel Laskar Pelangi

karya Andrea Hirata guna mendapatkan gambaran konkrit, analisis dilakukan dengan

menggunakan metode dialektik Goldmann. Goldmann mengembangkan sebuah

metode yang disebutnya sebagai metode dialektik dengan dua pasang konsep;

keseluruhan-bagian dan pemahaman-penjelasan (Goldmann, 1977: 7). Menurut

Goldmann metode dialektik merupakan metode yang khas dan berbeda dari metode

positivis, metode intuitif dan metode biografis yang psikologis (Goldmann, 1977: 8).

Sudut pandang dialektik mengukuhkan perihal tidak adanya titik awal yang

mutlak, tidak adanya persoalan yang secara final dan pasti terpecahkan karena dalam

pandangan pikiran tidak pernah bergerak seperti garis lurus. Setiap fakta atau gagasan

individu hanya mempunyai arti jika ditempatkan dalam keseluruhannya. Sebaliknya,

keseluruhan hanya dapat dipahami dengan pengetahuan tentang fakta-fakta parsial

yang membangun keseluruhan itu, karena keseluruhan tidak dapat dipahami tanpa

bagian dan bagian tidak dapat dipahami tanpa keseluruhan, proses pencapaian

pengetahuan dengan metode dialektik menjadi semacam gerak yang melingkar terus-

menerus tanpa diketahui titik yang menjadi pangkal dan ujungnya (Goldmann, 1977:

5).

Teks sastra merupakan bagian dari keseluruhan yang lebih besar dan

membuatnya menjadi struktur berarti. Pemahaman mengenai teks sastra sebagai

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  65

keseluruhan harus dilanjutkan dengan usaha menjelaskannya dengan menempatkan

keseluruhan yang lebih besar. Dengan demikian dapat dijelaskan yang dimaksud

dengan pemahaman adalah usaha pendeskripsian struktur objek yang dipelajari.

Penjelasan adalah usaha menggabungkannya ke dalam struktur yang lebih besar

(Goldmann, 1970: 589-590)

Metode dialektik Goldmann bekerja secara timbal balik dari bagian ke

keseluruhan, dari teks sastra ke masyarakat, ke pandangan dunia dan sebaliknya. Ia

dapat dimulai dari mana saja dan berlangsung terus-menerus sampai ditemukan

koherensi total antara struktur karya yang dihadapi dengan struktur sosial yang

melatari. Teknik analisis data dalam strukturalisme genetik adalah metode dialektik

dalam hal ini hubungan timbal balik antara struktur karya sastra dengan materialisme

historis dan subjek yang melahirkan karya sastra (Sangidu, 2004: 29).

Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis data adalah

sebagai berikut.

1. Menganalisis novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dengan menggunakan

analisis struktural. Analisis struktural dilakukan dengan membaca dan memahami

kembali data yang sudah diperoleh. Selanjutnya, mengelompokkan teks-teks

dalam novel Laskar Pelangi yang berkaitan dengan problematika tokoh melalui

hubungan dengan struktur antartokoh dan lingkungannya.

2. Menganalis latar belakang sejarah atau peristiwa sosial masyarakat Indonesia

yang menjadi latar belakang lahirnya novel Laskar Pelangi.

3. Menganalisis latar belakang sosial budaya karya sastra terkait dengan proses

penciptaan karya sastra oleh pengarang (Andrea Hirata) dilakukan dengan

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  66

membaca dan memahami kembali data yang diperoleh selanjutnya

mengelompokkan teks-teks yang mengandung fakta-fakta pendidikan kaum

marginal (Paulo Freire) yang ada dalam novel Laskar Pelangi dengan yang ada

di luar novel Laskar Pelangi dan memberikan solusi berupa konsep pendidikan

alternatif yang tepat bagi kaum marginal.

4. Analisis pandangan dunia pengarang (vision du monde) Andrea Hirata sebagai

pengarang.

Teknik analisis data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersama-

sama yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Teknik

analisisnya menggunakan model analisis interaktif dan berupa kegiatan yang bergerak

terus pada ketiga alur kegiatan proses penelitian. Kegiatan analisis interaktif dapat

digambarkan sebagai berikut:

Skema 4: Komponen Analisis Data Model Interaktif (Diadaptasi dari Miles dan Huberman, 1992: 20)

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pada saat pengumpulan

data, peneliti selalu membuat reduksi data dan sajian data. Data yang berupa catatan

yang terdiri dari bagian deskripsi dan refleksinya adalah data yang telah digali dan

Pengumpulan Data

Reduksi Data Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  67

dicatat. Berpijak pada dua bagian data tersebut peneliti menyusun rumusan

pengertiannya secara singkat berupa pokok-pokok temuan yang penting, yang disebut

reduksi data. Kemudian dilakukan penyusunan sajian data berupa cerita sistematis

dan logis dengan suntingan peneliti supaya makna peristiwanya menjadi lebih jelas

dipahami. Berdasarkan sajian data dilakukan penarikan kesimpulan sementara

dilanjutkan verifikasi.

Apabila simpulan dirasa barang karena rumusan data dalam sajian data, maka

peneliti kembali melakukan pengumpulan data untuk mencari pendukung simpulan

yang telah dikembangkan sebagai usaha pendalaman data. Begitu berulang-ulang

sampai mendapat simpulan yang memuaskan.

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan inti penelitian pendidikan kaum marginal dengan pendekatan

strukturalisme genetik, peneliti melakukan analisis data dari sumber data novel

Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Analisis data dilakukan dalam lima bagian.

Pertama, analisis data yang berhubungan dengan struktur novel Laskar Pelangi karya

Andrea Hirata dalam membentuk totalitas makna yang terlihat melalui hubungan

antartokoh dengan lingkungannya sehingga terlihat problematika yang dihadapi oleh

masing-masing tokoh. Kedua, analisis data yang berkaitan dengan kehidupan sosial

Andrea Hirata yang berhubungan dengan novel Laskar Pelangi. Ketiga, analisis data

yang berhubungan dengan latar belakang sejarah atau peristiwa sosial budaya

masyarakat Indonesia yang melahirkan Laskar Pelangi. Keempat, analisis data yang

berkaitan dengan dimensi pendidikan kaum marginal dalam novel Laskar Pelangi

karya Andrea Hirata. Kelima, analisis data yang berhubungan dengan pandangan

dunia Andrea Hirata tentang masyarakat Indonesia dalam novel Laskar Pelangi.

Kelima bagian analisis tersebut diuraikan sebagai berikut.

A. Struktur Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata yang

Mencerminkan Problematika Tokoh Akibat Hubungan Antartokoh

Maupun Lingkungannya

Analisis struktural karya sastra merupakan jembatan dan prioritas utama

dalam menganalisis unsur-unsur sastra lebih mendalam yang tidak dapat dihindari

dari tahap penelitian sastra karena analisis struktural akan memudahkan dalam

mengidentifikasi dan mendeskripsikan tiap-tiap unsur sastra yang ada. Hal ini sejalan

68

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  69

dengan pandapat A.Teeuw (1984: 61) yang mengemukakan bahwa analisis struktural

merupakan prioritas utama sebelum analisis yang lain, tanpa analisis struktural

kebulatan makna intrinsik yang hanya dapat digali dari karya sastra itu sendiri tidak

akan terungkap.

Analisis struktural karya sastra dapat dilakukan dengan mengidentifikasi,

mengkaji, mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik yang

bersangkutan. Tahap awal karya sastra diidentifikasi dan dideskripsikan unsur-

unsurnya, tahap selanjutnya menjelaskan hubungan dan fungsi tersebut yang

bertujuan untuk menunjang serta membentuk suatu totalitas kemaknaan secara

terpadu.

Struktur karya sastra merupakan sesuatu yang bulat dan bersifat otonom,

antarunsur saling terkait dan tidak dapat berdiri sendiri. Hal ini sejalan dengan

pemikiran Rahmat Djoko Pradopo (2003: 269) yang mengemukakan bahwa struktur

merupakan keseluruhan yang bulat, yakni bagian-bagian yang membentuknya tidak

bisa berdiri sendiri diluar struktur itu, sebuah karya sastra terdiri dari unsur-unsur

yang bersistem, dimana unsur-unsur tersebut terjadi hubungan yang timbal balik

saling menentukan jadi, kesatuan unsur-unsur dalam karya sastra bukan hanya berupa

kumpulan unsur-unsur yang berdiri sendiri, melainkan hal-hal yang saling terkait dan

saling bergantung.

Novel sebagai salah satu bentuk cerita rekaan, memiliki struktur yang

kompleks oleh sebab itu untuk memahami novel tersebut harus dianalisis unsur-

unsurnya (Hill dalam Sugihastuti dan Suharto, 2002: 24). Analisis struktural tidak

sekedar memecah struktur novel menjadi fragmen-fragmen yang tidak berhubungan

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  70

tetapi harus dipahami bagian dari keseluruhan. Jadi untuk memahami novel Laskar

Pelangi haruslah terlebih dahulu dianalisis unsur-unsurnya.

Stanton (2007: 22-36) mendeskripsikan unsur-unsur pembangun karya sastra

terdiri dari fakta cerita (alur, tokoh, dan latar), tema, dan sarana cerita.

1. Fakta Cerita

Fakta cerita adalah hal konkret yang secara langsung membentuk cerita.

Stanton mengelompokkan alur, tokoh, dan latar ke dalam fakta cerita. Fakta cerita

sering disebut sebagai struktural factual atau tahapan factual. Fakta cerita ini

sangat terlihat jelas dan mengisi cerita secara dominan, sehingga pembaca sering

mendapatkan kesulitan untuk mengidentifikasi unsur-unsurnya. Akan tetapi, perlu

diingat bahwa fakta cerita bukan bagian yang terpisah dari cerita dan hanya

merupakan salah satu aspeknya, cerita dipandang secara tertentu (Stanton, 2007:

22).

2. Tema

Tema adalah makna sebuah cerita yang khusus menerangkan sebagian

besar unsurnya dengan cara yang sederhana. Tema bersinonim dengan ide utama

dan tujuan utama. Tema merupakan aspek utama yang sejajar dengan makna

dalam kehidupan manusia, sesuatu yang dijadikan pengalaman begitu diingat

(Stanton, 2007: 36).

3. Sarana Cerita

Sarana cerita adalah metode pengarang untuk memilih dan menyusun

detail atau bagian-bagian cerita, agar tercapai pola yang bermakna. Tujuan sarana

cerita ini agar pembaca dapat melihat fakta-fakta cerita melalui sudut pandang,

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  71

gaya bahasa, simbol-simbol, imajinasi dan juga cara pemilihan judul di dalam

karya sastra.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis struktural

merupakan suatu penelitian yang didasarkan pada unsur internal karya sastra yang

merupakan satu kesatuan otonom untuk mengungkap makna secara keseluruhan.

Analisis dalam penelitian ini bersifat obyektif. Unsur-unsur yang akan

dianalisis di dalam penelitian ini adalah tema, alur, latar dan penokohan karena

keempat unsur tersebut saling berkaitan dan dapat membentuk satu kesatuan

makna dalam cerita rekaan. Dibawah ini akan dibahas unsur-unsur intrinsik yang

terdapat dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata sebagai berikut.

a. Tema

Tema adalah makna yang ditemukan dalam suatu cerita. Stanton

(dalam Burhan Nurgiyantoro, 2007: 70) mengemukakan bahwa tema adalah

dasar cerita yang secara khusus menerangkan sebagian besar unsurnya dengan

cara yang sederhana. Tema menurutnya, kurang lebih bersinonim dengan ide

utama (central idea) dan tujuan utama (central purpose).

Tema dapat dipandang sebagai dasar cerita atau sebagai gagasan

utama sebuah karya sastra. Gagasan utama itu telah dirumuskan oleh

pengarang sebelum memulai membuat karya sastra hingga diberbagai

peristiwa, konflik, pemikiran dan unsur intrinsik lainnya. Tema sebuah cerita

sesuai dengan pengalaman pengarang. Biasanya pengalaman yang dijadikan

sebagai tema adalah pengalaman yang sulit dilupakan. Kebanyakan cerita

melukiskan dan menganalisis kejadian-kejadian secara umum atau yang

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  72

berhubungan dengan emosi manusia, cinta, dan duka cita, ketakutan

kedewasaan, perjalanan iman, penghianatan, kekecewaan, dan perjalanan usia

(Stanton, 1965: 21-22).

Menemukan tema sebuah karya fiksi, ia haruslah disimpulkan dari

keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu cerita

(Burhan Nurgiyantoro, 2007: 68). Adapun lebih lanjut dijelaskan oleh Stanton

(2007: 44-45) bahwa tema dibagi menjadi empat, yaitu:

1) interpretasi yang baik hendaknya selalu mempertimbangkan berbagai

detail menonjol dalam sebuah cerita;

2) interpretasi yang baik hendaknya tidak terpengaruh oleh berbagai detail

cerita yang saling berkontradiksi;

3) interpretasi yang baik hendaknya tidak sepenuhnya bergantung pada

bukti-bukti yang tidak jelas diutarakan (hanya disebut secara implisit);

4) interpretasi yang dihasilkan hendaknya diujarkan secara jelas oleh cerita

bersangkutan.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tema

merupakan makna yang terkandung dalam cerita. Pencarian tema dapat

dilakukan dengan menyimpulkan keseluruhan isi cerita. Adapun tema yang

terkandung dalam novel Laskar Pelangi adalah pendidikan kaum marginal

yang membawa tokoh-tokoh dalam novel ini, anak-anak sekolah serba

kekurangan tetapi memiliki sumber inspirasi yang kuat yang terjelma pada

guru-gurunya. Inspirasi ini menjadi motivasi membentuk pribadi yang mandiri

dan menjadi sarana mencapai cita-citanya. Perekonomian dan kemiskinan

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  73

yang menjadi inti novel tersebut. Kesenjangan ini mendorong semangat kaum

muda yang mencintai tanah kelahirannya, Belitong untuk belajar dengan

penuh ketekunan.

Laskar Pelangi mengangkat tema kehidupan dan pendidikan di tengah

perekonomian yang miskin di daerah pedalaman Belitong, pulau kaya

penghasil timah. SD tersebut hanya memiliki sepuluh siswa, kondisi

bangunannya sangat memprihatinkan karena hampir roboh dan di malam hari

bangunan tersebut menjadi kandang ternak. Kegigihan mereka dan jasa Ibu

Muslimah. Satu-satunya guru di sekolah tersebut yang rela mengajar

bertahun-tahun tanpa digaji, mereka semua berhasil menjalani pendidikan.

Keterbatasan tersebut tidak menjadi penghalang mereka untuk memperoleh

pendidikan dan mewujudkan cita-cita serta impian mereka.

Laskar Pelangi bercerita mengenai semangat dalam menempuh

pendidikan dalam situasi yang serba kekurangan, tetapi akhirnya dapat meraih

yang dicita-citakan serta tokoh-tokohnya dapat menemukan jati dirinya. Hal

tersebut tampak pada kutipan berikut.

Pulau Belitong yang makmur seperti mengasingkan diri dari tanah Sumatra yang membujur dan di sana mengalir kebudayaan Melayu yang tua. Pada abad ke-19, katika korporasi secara sistematis mengeksploitasi timah, kebudayaan yang bersahaja itu mulai hidup dalam karakteristik sosiologi tertentu yang atribut-atributnya mencerminkan perbedaan sangat mencolok seolah berdasarkan status kasta-kasta. Kasta majemuk itu tersusun rapi mulai dari para petinggi PN Timah yang disebut ”orang staf” atau urang setap dalam dialek lokal sampai oada para tukang pikul pipa instalasi panambangan serta warga suku Sawang yang menjadi buruh-buruh yuka penjahit karung timah. Salah satu atribut diskriminasi itu adalah sekolah-sekolah PN (Laskar Pelangi, 2008: 41).

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  74

Di luar tembok feodal tadi berdirilah rumah-rumah kami, beberapa sekolah negeri, dan satu sekolah kampung Muhammadiyah. Tak ada orang kaya di sana, yang ada hanya kerumunan toko miskin di pasar tradisional dan rumah-rumah panggung yang renta dalam berbagai ukuran (Laskar Pelangi, 2008: 50).

Seperti Lintang, Syahdan yang miskin juga anak seorang

nelayan. Tapi bukan maksudku mencela dia, karena kenyataannya secara ekonomi kami, sepuluh kawan sekelas ini, memang semuanya orang susah. Ayahku contohnya, hanya pegawai rendahan di PN Timah. Beliau bekerja selama 25 tahun mencedok tailing, yaitu material buangan dalam instalasi pencucian timah yang disebut wasserij. Selain bergaji rendah, beliau juga rentan dari risiko kontaminasi radio aktif dari monazite dan senotim. Penghasilan ayahku lebih rendah dibandingkan penghasilan ayah Syahdan yang bekerja di bagan dan gudang kopra. Penghasilan ayah Syahdan sendiri sebagai tukang dempul perahu, serta ibunya yang menggerus pohon karet jika digabungkan sekaligus. Masalahnya di mata Syahdan, gedung sekolah, bagan ikan, dan gudang kopra tempat kelapa-kelapa busuk itu bersemedi adalah sama saja. Ia tak punya sense of fashion sama sekali dan di lingkungannya tidak ada yang mengingatkannya bahwa sekolah berbeda dengan keramba (Laskar Pelangi, 2008: 67-68).

Kami adalah sepuluh umpan nasib dan kami seumpama

kerang-kerang halus yang melekat erat satu sama lain dihantam deburan ombak ilmu. Kami seperti anak-anak bebek. Tak terpisahkan dalam susah dan senang. Induknya adalah Bu Mus. Sekali lagi kulihat wajah mereka, Harun yang murah senyum, Trapani yang rupawan, Syahdan yang liliput, Kucai yang sok gengsi, Sahara yang ketus, A Kiong yang polos, dan pria kedelapan__yaitu Samson __yang duduk seperti patung Ganesha (Laskar Pelangi, 2008: 85).

Lintang memang tak memiliki pengalaman emosional dengan

Bodega seperti yang kualami, tapi bukan baru sekali itu ia dihadang buaya dalam perjalanan ke sekolah. Dapat dikatakan tak jarang Lintang mempertaruhkan nyawa demi menempuh pendidikan, namun tak sehari pun ia pernah membolos. Delapan puluh kilometer pulang pergi ditempuhnya dengan sepeda setiap hari. Tak pernah mengeluh. Jika kegiatan sekolah berlangsung sampai sore, ia akan tiba malam hari di rumahnya. Sering aku merasa ngeri membayangkan perjalanannya (Laskar Pelangi, 2008: 93).

Kembali kami berada dalam sebuah situasi yang

mempertaruhkan reputasi. Lomba kecerdasan. Dan kami berkecil hati melihat murid-murid negeri dan sekolah PN membawa buku-buku teks

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  75

yang belum pernah kami lihat. Tabal berkilat-kilat dengan sampul berwarna-warni, pasti buku-buku mahal. Sebagian peserta berteriak-teriak keras menghafalkan nama-nama kantor berita (Laskar Pelangi, 2008: 363).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tema dari

novel Laskar Pelangi adalah perjuangan dan kegigihan serta semangat anak-

anak kaum marginal yang menyebut dirinya Laskar Pelangi memperoleh

pendidikan untuk mewujudkan cita-cita dan impian mereka dalam situasi

serba kekurangan, kesenjangan perekonomian dan kemiskinan.

b. Alur

Alur cerita sering juga disebut dengan Plot. Plot merupakan jalan

cerita yang dirangkaikan pada peristiwa-peristiwa yang memiliki hubungan

sebab-akibat. Plot secara singkat dapat didefinisikan sebagai jalannya sebuah

cerita, tetapi dalam sebuah novel untuk mengetahui bagaimana pengarang

menyusun cerita yang bersifat kronologis. Plot atau alur juga pengurutan dan

berbagai peristiwa yang disajikan oleh pengarang. Hal ini sejalan dengan

pendapat Stanton (2007: 26) yang mengungkapkan bahwa alur merupakan

rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Istilah alur merupakan

peristiwa-peristiwa yang terhubung secara kausal saja. Peristiwa kausal

merupakan peristiwa yang menyebabkan atau menjadi dampak dari berbagai

peristiwa lain dan tidak dapat diabaikan karena akan berpengaruh pada

keseluruhan karya. Peristiwa kausal tidak terbatas pada hal-hal fisik saja

seperti ujaran atau tindakan tetapi juga mencakup perubahan sikap karakter,

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  76

kilasan-kilasan pandangannya, ketepatan-ketepatannya, dan segala yang

menjadi variabel pengubah dalam dirinya.

Plot atau alur cerita sebuah fiksi menyajikan peristiwa-peristiwa atau

kejadian-kejadian kepada pembaca tidak hanya dalam sifat kewaktuan atau

temporalnya, tetapi juga dalam hubungan-hubungan yang sudah

diperhitungkan (Suminto A.Sayuti, 2000: 30).

Tahapan dalam plot atau alur oleh Tasrif (dalam Burhan Nurgiyantoro,

2007: 149-150) dapat dibagi menjadi lima tahapan. Tahapan-tahapan plot

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Tahap Penyituasian (situation)

Tahap ini berisi pelukisan dan pengenalan situasi latar atau tokoh-

tokoh. Berfungsi untuk melandastumpui cerita yang dikisahkan pada tahap

berikutnya.

2) Tahap Pemunculan konflik (generating circumstances)

Tahap ini merupakan tahap awal munculnya konflik, konflik itu

sendiri akan berkembang dan atau dikembangkan menjadi konflik-konflik

pada tahap berikutnya.

3) Tahap Peningkatan Konflik (rising Action)

Tahap ini merupakan tahap di mana peristiwa-peristiwa dramatik

yang menjadi inti cerita semakin mencekam dan menegangkan. Konflik-

konflik yang terjadi, internal, eksternal, ataupun keduanya, pertentangan-

pertentangan, benturan-benturan antar kepentingan, masalah, dan tokoh

yang mengarah ke klimaks tidak dapat terhindari.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  77

4) Tahap Klimaks (climaks)

Konflik atau pertentangan-pertentangan yang terjadi, yang dilalui

atau ditimpakan pada tokoh cerita mencapai intensitas puncak.

5) Tahap Penyelesaian (denovement)

Konflik yng telah mencapai klimaks diberi penyelesaian,

ketegangan dikendorkan. Konflik-konflik yang lain, sub-sub konflik, atau

konflik-konflik tambahan, jika ada, diberi jalan keluar, cerita diakhiri.

Suminto A.Sayuti (2000: 31-32) mengemukakan bahwa strukur plot

sebuah fiksi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, tengah, dan

akhir. Bagian-bagian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Bagian Awal

Bagian awal sebuah cerita boleh jadi mengandung dua hal yang

penting, yakni pemaparan atau eksposisi dan elemen instabilitas. Eksposisi

merupakan istilah yang biasanya dipergunakan pengarang untuk menunjuk

pada proses yang dipilih dan dipergunakan untuk memberitahukan

(berbagai) informasi yang diperlukan dalam pemahaman cerita. Eksposisi

biasanya merupakan fungsi primer dalam kaitannya dengan awal suatu

cerita sedangkan eleman instabilitas merupakan elemen ketidakstabilan

yang memberikan peluang bagi adanya suatu pengembangan cerita.

2) Bagian Tengah

Bagian tengah plot cerita masih ada hubungannya dengan

elemenelemen ketidakstabilan yang terdapat pada situasi awal karena

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  78

elemen-elemen ketidakstabilan tersebut pada bagian tengah ini

mengelompok dengan sendirinyadan membentuk a pattern of conflict

‘pola konflik’, selain itu juga terdapat komplikasi dan klimaks, komplikasi

merupakan perkembangan konflik permulaan, atau konflik permulaan

yang bergerak dalam mencapai klimaks, sedangkan klimaks merupakan

titik intensitas tertinggi komplikasi yang darinya titik hasil (out come)

cerita akan diperoleh dan tidak terelakkan.

3) Bagian Akhir

Bagian akhir plot cerita terdiri dari segala sesuatu yang berasal dari

klimaks menuju ke pemecahan (denoument) atau hasil ceritanya.

Burhan Nurgiyantoro (2007: 153-155) membedakan alur berdasarkan

urutan waktu menjadi tiga jenis seperti berikut.

1) Plot Lurus, Maju atau Progresif

Plot sebuah novel dikatakan lurus, maju, atau progresif jika

peristiwa-peristiwa yang pertama didikuti oleh peristiwa-peristiwa

kemudian.

2) Plot Mundur, Sorot Balik atau Flash Back, Regresif

Plot Mundur, Sorot Balik atau Flash Back, Regresif adalah cerita

yang langsung menyuguhkan adegan-adegan konflik, bahkan barangkali

konflik yang telah meruncing. Pembaca belum mengetahui situasi dan

permasalahan yang menyebabkan terjadinya konflik dan pertentangan

dalam cerita tersebut.

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  79

3) Plot Campuran

Plot campuran merupakan cerita yang di dalamnya tidak hanya

mengandung plot progresif tetapi juga sering terdapat adegan-adegan sorot

balik.

Berpijak pada uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alur merupakan

jalinan urutan peristiwa yang membentuk sebuah cerita sehingga dapat

dipahami oleh pembaca.

Adapun alur dalam novel Laskar Pelangi dianalisis berdasarkan

pendapat Tasrif, analisis alur dalam novel Laskar Pelangi dijelaskan sebagai

berikut.

1. Tahap Penyituasian (Situation)

Tahap ini dimulai ketika pendaftaran sekolah di SD

Muhammadiyah yang miskin. Salah satu yang mendaftar di sekolah

tersebut adalah Lintang. Lintang sangat antusias seperti teman-temannya

yang lain. Sekolah tersebut terancam akan dibubarkan Depdikbud Sumatra

Selatan jika jumlah siswa baru tidak mencapai sepuluh anak. Ketika itu

baru sembilan anak yang menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi

tepat ketika pak Harfan, sang kepala sekolah akan berpidato menutup

sekolah, Harun dan ibunya datang untuk mendaftarkan diri di sekolah

Muhammadiyah, dari kisah tersebut cerita dimulai. Hal ini tampak pada

kutipan berikut.

“Baru sembilan orang Pamanda Guru…,” ucap Bu Mus bergetar sekali lagi. Ia sudah tak bisa berpikir jernih. Ia berulang kali mengucapkan hal yang sama yang telah diketahui semua

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  80

orang. Suaranya berat selayaknya orang yang tertekan batinnya (Laskar pelangi, 2008: 8).

Pak Harfan menghampiri orangtua murid dan menyalami

mereka satu per satu. Sebuah pemandangan yang pilu. Para orangtua menepuk-nepuk bahunya untuk membesarkan hatinya. Mata Bu Mus berkilauan karena air mata yang menggenang. Pak Harfan berdiri di depan para orangtua, wajahnya muram. Beliau bersiap-siap memberikan pidato terakhir. Wajahnya tampak putus asa. Namun ketika beliau akan mengucapkan salam pertama Assalamu’alaikum seluruh hadirin terperanjat karena Trapani berteriak sambil menunjuk ke pinggir lapangan rumput luas halaman sekolah itu.

“Harun!” Kami serentak menoleh dan di kejauhan tampak seorang

pria kurus tinggi berjalan terseok-seok. Pakaian dan sisiran rambutnya sangat rapi. Ia berkemeja lengan panjang putih yang dimasukkan ke dalam. Kaki dan langkahnya membentuk huruf x sehingga jika berjalan seluruh tubuhnya bergoyang-goyang hebat. Seorang wanita gemuk setengah baya yang berseri-seri susah payah memeganginya. Pria itu adalah Harun, pria jenaka sahabat kami semua, yang sudah berusia lima belas tahun dan agak terbelakang mentalnya. Ia sangat gembira dan berjalan cepat setengah berlari tak sabar menghampiri kami. Ia tak menghiraukan ibunya yang tercepuk-cepuk kewalahan menggandengnya.

“Genap sepuluh orang…,” katanya. Harun telah menyelamatkan kami dan kami pun bersorak.

Sahara berdiri tegak merapikan lipatan jilbabnya dan menyandang tasnya dengan gagah, ia tak mau duduk lagi. Bu Mus tersipu. Air mata guru muda ini surut dan ia menyeka keringat di wajahnya yang belepotan karena bercampur dengan bedak tepung beras (Laskar Pelangi, 2008: 7-8).

Semua siswa masuk kelas, Bu Muslimah mengelompokkan

tempat duduk berdasarkan kemiripan. Ikal dan Lintang duduk

sebangku karena sama-sama ikal. Lintang tampak berseri-seri dan

semangat karena akan memulai harinya untuk belajar di sekolah

tersebut. Semangat Lintang untuk memperoleh pendidikan tampak

pada kutipan berikut:

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  81

Mendengar keputusan itu Lintang meronta-ronta ingin segera masuk kelas. Ayahnya berusaha keras menenangkannya, tapi ia memberontak, menepis pegangan ayahnya, melonjak, dan menghambur ke dalam kelas mencari bangku kosongnya sendiri. Di bangku itu ia seumpama balita yang dinaikkan ke atas tank, girang tak alang kepalang, tak mau turun lagi. Ayahnya telah melepaskan belut yang licin itu, dan anaknya baru saja meloncati nasib, merebut pendidikan (Laskar Pelangi, 2008: 10). Kemiskinan komunitas Melayu di daerahnya dan jarak antara

sekolah dengan rumahnya yang jauh di pedalaman tidak menyurutkan

langkah Lintang untuk pergi menimba ilmu di sekolah, hal ini tampak

pada kutipan berikut:

Agaknya selama turun temurun keluarga laki-laki cemara angin itu tak mampu terangkat dari endemik kemiskinan komunitas Melayu yang menjadi nelayan. Tahun ini beliau mengiginkan perubahan dan ia memutuskan anak laki-laki tertuanya, Lintang, tak akan menjadi seperti dirinya. Lintang akan duduk di samping pria kecil berambut ikal yaitu aku, dan ia akan sekolah di sini lalu pulang pergi setiap hari naik sepeda. Jika panggilan nasibnya memang harus menjadi nelayan maka biarkan jalan kerikil batu merah empat puluh kilo meter mematahkan semangatnya. Bau hangus yang kucium tadi ternyata adalah bau sandal cunghai, yakni sandal yang dibuat dari ban mobil, yang aus karena Lintang terlalu jauh mengayuh sepeda (Laskar Pelangi, 2008: 11). Perjuangan memperoleh pendidikan di tengah kondisi

perekonomian yang miskin dan kesenjangan yang curam di

masyarakat setempat serta keiklasan dari pendidik untuk menerima

anak didiknya tanpa implikasi biaya tampak pada kutipan berikut:

Lalu aku memandangi guruku Bu Mus, seseorang yang bersedia menerima kami apa adanya dengan sepenuh hatinya, segenap jiwanya. Ia paham betul kemiskinan dan posisi kami yang rentan sehingga tak pernah membuat kebijakan apa pun yang mengandung implikasi biaya. Ia selalu membesarkan hati kami. Kupandangi juga sembilan teman sekelasku, orang-orang

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  82

muda yang luar biasa. Sebagian mereka ke sekolah hanya memakai sandal, sementara yang bersepatu selalu tampak kebesaran sepatunya. Orangtua kami yang tak mampu memang sengaja membeli sepatu dua nomor lebih besar agar dapat dipakai dalam dua tahun ajaran(Laskar Pelangi, 2008: 83-84).

Sejak kecil aku tertarik untuk menjadi pengamat kehidupan dan sekarang aku menemukan kenyataan yang memesona dalam sosiologi lingkungan kami yang ironis. Di sini ada sekolahku yang sederhana, para sahabatku yang melarat, orang melayu yang terabaikan, juga ada orang staf dan sekolah PN mereka yang glamor, serta PN Timah yang gemah ripah dengan gedong, tembok feodalistisnya. Semua elemen itu adalah perpustakaan berjalan yang memberiku pengetahuan baru setiap hari (Laskar Pelangi, 2008: 84). Kondisi sekolah yang memprihatinkan, sarana-parasarana yang

tidak terpenuhi dan kemiskinan yang dihadapi tidak membuat anggota

Laskar Pelangi berkecil hati. Mereka menganggap perguruan

Muhammadiyah sebagai universitas kehidupan, data tersebut terlihat

pada kutipan berikut:

Pengetahuan terbesar terutama kudapat dari sekolahku, karena perguruan Muhammadiyah bukanlah center of excellence, tapi ia merupakan pusat marginalitas sehingga ia adalah sebuah universitas kehidupan. Di sekolah ini aku memahami arti keikhlasan, perjuangan, dan integritas. Lebih dari itu, perintis perguruan ini mewariskan pelajaran yang amat berharga tentang ide-ide besar islam yang mulia, keberanian untuk merealisasi ide itu meskipun tak putus-putus dirundung kesulitan, dan konsep menjalani hidup dengan gagasan memberi manfaat sebesarbesarnya untuk orang lain melelui pengorbanan tanpa pamrih (Laskar Pelangi, 2008: 84-85).

2. Tahap Pemunculan Konflik (Generating Circumstances)

Tahap pemunculan konflik terjadi saat Lintang terlambat masuk

sekolah karena jalan yang dilaluinya terhalang buaya sebesar pohon dan

tidak ada orang yang dapat dimintai bantuan. Di tengah ketakutannya ia

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  83

masih memperhitungkan kemungkinan kecepatan buaya menerkam

dirinya dalam jarak tertentu. Terhalangnya Lintang oleh buaya tidak

menyurutkan langkahnya untuk pergi ke sekolah dan akhirnya datanglah

Bodega menolongnya. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut:

“Aku hanya sendirian. Jika ada orang lain aku berani lebih frontal. Tahukah hewan ini pentingnya pendidikan? Aku tak berani lebih dekat. Ia menganga dan bersuara rendah, suara dari perut yang menggetarkan seperti sendawa seekor singa atau seperti suara orang menggeser sebuah lemari yang sangat besar. Aku diam menunggu. Tak ada jalur alternative dan kekuatan jelas tak berimbang. Aku mulai frustasi. Suara sunyi senyap. Yang ada hanya aku, seekor buaya ganas yang egois, dan intaian waktu.

“Tiba-tiba dari arah samping kudengar riak air. Aku terkejut dan takut. Menyeruak di antara lumut kumpai, membelah genangan setinggi dada, seorang laki-laki seram naik dari rawa. Ia berjalan menghampiriku, kakinya bengkok seperti huruf O,” lanjutnya.

“Siapa laki-laki itu Lintang?” tanya Sahara tercekat “Bodega….” (Laskar Pelangi, 2008: 88-89).

Hujan, panas, dan meluapnya air sungai disaat musim hujan

tidak menyurutkan semangat Lintang memperoleh pendidikan. Pada

awalnya ayahnya berpikir Lintang akan menyerah dengan kondisi

tersebut, ternyata Lintang tetap semangat untuk menimba ilmu di

sekolahnya yang miskin dan kondisi perekonomian orangtuanya yang

miskin pula. Rintangan juga terjadi saat sepedanya bocor, rantainya

putus tidak bisa lagi disambung karena terlalu sering putus tetapi

Lintang tidak pernah menyerah, ia tidak pernah sekalipun membolos.

Sesampainya di rumah Lintang bekerja sebagai kuli kopra. Hal ini

tampak pada kutupan berikut:

Dulu ayahnya pernah mengira putranya itu akan takluk pada minggu-minggu pertama sekolah dan terbukti prasangka

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  84

itu keliru. Hari demi hari semangat Lintang bukan semakin pudar tapi malah meroket karena ia sangat mencintai sekolah, mencintai teman-temannya, menyukai persahabatan kami yang mengasyikkan, dan mulai kecanduan pada daya tarik rahasia-rahasia ilmu. Jika tiba di rumah ia tak langsung beristirahat melainkan segera bergabung dengan anak-anak seusia di kampungnya untuk bekerja sebagai kuli kopra. Itulah penghasilan sampingan keluarganya dan juga sebagai kompensasi terbebasnya dia dari pekerjaan di laut serta ganjaran yang ia dapat dari ”kemewahan” bersekolah (Laskar Pelangi, 2008: 94-95). Lintang adalah siswa paling cerdas di kelasnya, ia selalu

menempati posisi juara satu, ia selalu menjawab pertanyaan yang

diajukan Bu Mus, bersikap kritis, dan Bu Mus sering kewalahan

menghadapi kecerdasannya. Bu Mus sangat bahagia karena di sekolah

yang miskin tersebut terdapat cahaya terang ilmu dari anak didiknya.

Lintang anak yang lahir dari kelurga miskin, ayahnya seorang nelayan

yang tidak memiliki perahu, rumahnya hanya sebuah gubuk panggung

berdinding lelak dari kulit pohon meranti, benda di rumahnya hanya

enam macam: beberapa helai tikar lais dan bantal, sajadah dan Al-

Qur’an, sebuah lemari kaca kecil yang sudah tidak ada lagi kacanya,

tungku dan alat-alat dapur, tumpukan cucian, dan enam ekor kucing.

Rumahnya dihuni 4 orang tua dari bapak dan ibunya, dua orang adik

lakilaki ayahnya, lima orang adik perempuan Lintang, Lintang, dan

kedua orangtuanya, seluruhnya ada empat belas orang, hidup bersama

dalam rumah sempit memanjang.

Kemiskinan keluarganya tidak menyurutkan langkah Lintang

untuk terus berjuang memperoleh pendidikan di sekolah, demikian

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  85

pula dengan jarak yang jauh, kecerdasannya semakin terlihat nyata

dari hari kehari, meskipun ia cerdas dan paling pandai di kelasnya ia

tidak sombong, selau rendah hati karena ia merasa ilmu demikian luas

untuk disombongkan dan menggali ilmu tidak ada habis-habisnya. Jika

teman-temannya mengalami kesulitan, ia mengajarinya dengan penuh

kesabaran dan selalu membesarkan hati teman-temannya. Hal ini

tampak pada kutipan berikut:

Meskipun rumahnya paling jauh tapi kalau datang ia paling pagi. Wajah manisnya senantiasa bersinar walaupun baju, celana, dan sandal cunghai-nya buruknya minta ampun. Namun sungguh kuasa Allah, di dalam tempurung kepalanya yang ditumbuhi rambut gimbal awut-awutan itu tersimpan cairan otak yang encer sekali. Pada setiap rangkaian kata yang ditulisnya secara acak-acakkan tersirat kecermelangan yang gilang-gemilang. Di balik tubuhnya yang tak terawat, kotor, miskin, serta berbau hangus, dia memiliki an absolutely beautiful mind. Ia adalah buah akal yang jernih, bibit genius asli, yang lahir di sebuah tampat nun jauh di pinggir laut. Dari sebuah keluarga yang tak satu pun bisa membaca (Laskar Pelangi, 2008: 108-109).

Namun, sahabatku Lintang memiliki hampir semua dimensi kecerdasan. Dia seperti toko serba ada kepandaian. Yang paling menonjol adalah kecerdasan spasialnya sehingga ia sangat unggul dalam geometri multidimensional. Ia dengan cepat dapat membayangkan wajah sebuah konstruksi suatu fungsi jika digerak-gerakkan dalam variabel derajat. Ia mampu memecahkan kasus-kasus dekomposisi modern yang runyam dan mengajari teknik menghitung luas poligon dengan cara membongkar sisi-sisinya sesuai dalil Geometri Euclidian. Ingin kukatakan bahwa ini sama sekali bukan perkara mudah (Laskar Pelangi, 2008: 114-115).

Lintang dan teman-teman sekelasnya suka memandangi pelangi,

Bu Mus memberi nama mereka Laskar Pelangi.

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  86

3. Tahap Peningkatan Konflik (Rising Action)

Tahap peningkatan konflik terjadi saat anggota Laskar Pelangi

mengharumkan perguruan Muhammadiyah saat karnaval 17 Agustus dan

kejeniusan Lintang yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru

sekolah PN Timah yang berijazah dan terkenal, serta memenangkan lomba

cerdas cermat. Hal ini tampak pada kutipan berikut.

“Sekolah Muhammadiyah telah menciptakan daripada suatu arwah baru dalam karnaval ini. Maka dari itu mereka telah mencanangkan Sesutu daripada standar baru yang makin kompetitif dari pada mutu festival seni ini. Mereka mendobrak dengan ide kreatif, tampil all out, dan Mereka berhasil menginterpretasikan dengan sempurna daripada sebuah tarian dan musik dari negeri yang jauh. Para penarinya tampil dengan penuh penghayatan, dengan spontanitas dan totalitas yang mengagumkan sebagai suatu manifestasi daripada penghargaan daripada mereka terhadap seni pertunjukan itu sendiri. Penampilan Muhammadiyah tahun ini adalah daripada suatu puncak pencapaian seni yang gilang gemilang dan oleh karena itu dewan juri tak punya daripada pilihan lain selain daripada menganugerahkan penghargaan daripada penampil seni terbaik tahun ini kepada sekolah Muhammadiyah!” (Laskar Pelangi, 2008: 246-247).

Berikut merupakan kekalahan Drs. Zulfikar dan kemenangan

perguruan Muhammadiyah dalam cerdas cermat.

Sang Drs. terkulai lemas, wajahnya pucat pasi. Ia membenamkan pantatnya yang tepos di bantalan kursi seperti tulang belulangnya telah dipresto. Ia kehabisan kata-kata pintar, kacamata minusnya merosot layu di batang hidungnya yang bengkok. Ia paham bahwa berpolemik secara membabi buta dan berkomentar lebih jauh tentang sesuatu yang tak terlalu ia kuasai hanya akan memperlihatkan ketololannya sendiri di mata orang genius seperti Lintang. Maka ia mengibarkan saputangan putih, Lintang telah menghantamnya knock out (Laskar Pelangi, 2008: 382).

Seperti Mahar, Lintang berhasil mengharumkan nama perguruan Muhammadiyah. Kami adalah sekolah kampung pertama yang menjuarai lomba ini, dan dengan kemenangan mutlak. Air yang menggenang di mata Bu Mus dan laki-laki

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  87

cemara angin itu kini menjadi butiran-butiran yang berlinang, air mata kemenangan yang mengobati harapan, pengorbanan, dan jerih payah (Laskar Pelangi, 2008: 383).

4. Tahap Klimaks (Climax)

Tahap klimaks terjadi saat Lintang terpaksa meninggalkan bangku

sekolah karena ayahnya meninggal dan sebagai anak tertua harus

mengambil alih tugas ayahnya menanggung nafkah empat belas orang.

Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.

Seorang anak laki-laki tertua keluarga pesisir miskin yang ditinggal mati ayah, harus menanggung nafkah ibu, banyak adik, kakek-nenek, dan paman-paman yang tak berdaya, Lintang tak punya peluang sedikit pun untuk melanjutkan sekolah. Ia sekarang harus mengambil alih menanggung nafkah paling tidak empat belas orang, karena ayahnya, pria kurus berwajah kurus itu, telah mati, karena pria cemara angin itu kini telah tumbang. Jasadnya dimakamkan bersama harapan besarnya terhadap anak lelaki satu-satunya dan justru kematiannya ikut membunuh cita-cita agung anaknya itu. Maka mereka berdua, orang-orang hebat dari peisir ini, hari ini terkubur dalam ironi (Laskar Pelangi, 2008: 430).

Ketika datang keesokan harinya, wajah Lintang tampak

hampa. Aku tahu hatinya menjerit, meronta-ronta dalam putus asa karena penolakan yang hebat terhadap perpisahan ini. Sekolah, kawan-kawan, buku, dan pelajaran adalah segala-galanya baginya, itulah dunianya dan seluruh kecintaannya. Suasana sepi membisu, suara-suara unggas yang biasanya riuh rendah di pohon filicium sore ini lengang. Semua hati terendam air mata melepas sang mutiara ilmu dari lingkaran pendidikan. Ketika kami satu per satu memeluknya tanda perpisahan, air matanya mengalir pelan, pelukannya erat seolah tak mau melepaskan, tubuhnya bergetar saat jiwa kecerdasannya yang agung tercabut paksa meninggalkan sekolah (Laskar Pelangi, 2008: 433).

Aku tak sanggup menatap wajahnya yang pilu dan

kesedihanku yang mengharu biru telah mencurahkan habis air mataku, tak dapat kutahan-tahan sekeras apapun aku berusaha. Kini ia menjadi tangis bisu tanpa air mata, perih sekali aku bahkan tak kuat mengucapka sepatah pun kata perpisahan. Kami semua sesunggukan. Bibir Bu Mus bergetar menahan tangis, matanya

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  88

memerah saga. Tak setitik air matanya jatuh. Beliau ingin kami tegar. Dadaku sesak menahankan pemandangan itu. Sore itu adalah sore yang paling sendu di seantero Belitong, dari muara sungai Lenggang sampai ke pesisir Pangkalan Punai, dari jembatan Mirang ke Tanjong Pandan. Itu adalah sore yang paling sendu di seantero jagad alam (Laskar Pelangi, 2008: 433-434).

5. Tahap Penyelesaian (Denouement)

Tahap penyelesaian terjadi dua belas tahun kemudian Lintang

menjadi supir truck di proyek pasir gelas. Hal ini tampak pada kutipan

berikut:

Pria yang kemarin menyapaku, yang menyetir tronton itu, salah satu dari puluhan sopir truk yang tinggal di bedeng ini, duduk di atas dipan, dekat tungku, berhadap-hadapan denganku. Ia kotor, miskin, hidup membujuang, dan kurang gizi, ia adalah Lintang (Laskar Pelangi, 2008: 468).

Meskipun Lintang menjadi supir truk kecerdasan tetap melekat

pada dirinya, pancaran matanya mengisyaratkan binar-binar

kecermelangan buah pikirannya, dengan keadaan demikian Lintang tetap

berbesar hati, sebagaimana kutipan berikut:

”Jangan sedih Ikal, paling tidak aku telah memenuhi harapan ayahku agar tak jadi nelayan....”

Dan kata-kata itu semakin menghancurkan hatiku, maka sekarang aku marah, aku kecewa pada kenyataan begitu banyak anak pintar yang harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi. Aku mengutuki orang-orang bodoh sok pintar yang menyombongkan diri, dan anak-anak orang kaya yang menyia-nyiakan kesempatan pendidikan (Laskar Pelangi, 2008: 93).

Anggota Laskar Pelangi lainnya telah mendapatkan apa yang

mereka harapkan. A Kiong menjadi mualaf dan menikah dengan Sahara,

mereka sekarang mempunyai lima orang anak serta membuka toko

kelontong yang diberi nama Sinar Perkasa, kulinya adalah Samson. Flo

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  89

menjadi guru TK di Tanjong Pandan dan bercita-cita membangun gerakan

wanita Muhammadiyah. Ia menikah dengan seorang petugas teller bank

BRI mantan anggota Societeit serta melahirkan empat anak laki-laki. Dua

kali anak kembar. Mahar mengajar dan mengorganisasi berbagai kegiatan

budaya, Syahdan menjadi aktor dan berkat beasiswa di Kyoto University,

Jepang sekarang menjadi pemimpin divisi inovasi teknologi dengan

ratusan anak buah, Kucai menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong dan Ikal

mendapatkan bea siswa kuliah di luar negeri.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa novel Laskar

Pelangi menggunakan alur maju atau Progresif. Hal ini terlihat Peristiwa-

peristiwa yang ditampilkan dalam novel Laskar Pelangi berurutan,

masalah yang mempunyai sebab akibat, dan perubahan sikap tokoh yang

logis dalam cerita, membuat cerita dalam novel ini padu secara

keseluruhan, sehingga bila salah satu bagian dihilangkan akan menganggu

jalannya keseluruhan cerita. Novel ini menampilkan konflik sedikit demi

sedikit dengan intensitas yang semakin meningkat. Hal ini sebenarnya

merupakan suatu cara untuk mempertahankan substansi cerita, karena

pempertahanan substansi ini menghindari pembaca untuk sulit menembak

akhir dari kemisteriusan cerita. Bila digambarkan dengan skema, alur pada

novel Laskar Pelangi terlihat sebagai berikut.

A B C D E

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  90

c. Penokohan

Zainuddin Fananie (2002: 86) mengemukakan bahwa sebagian besar

tokoh-tokoh karya fiksi adalah tokoh-tokoh rekaan. Kendati berupa rekaan atau

hanya imajinasi, masalah penokohan merupakan satu bagian penting dalam

membangun sebuah cerita.

Tokoh cerita menempati posisi strategis sebagai pembawa dan

penyampai pesan, amanat, moral, atau sesuatu yang sengaja ingin disampaikan

kepada pembaca (Burhan Nurgiyantoro, 2007: 167).

Model dalam mengekspresikan karakter tokoh yang dipakai oleh

pengarang bisa bermacam-macam (Zainuddin Fananie, 2002: 87-88). Model

pengekspresian karakter tokoh tersebut antara lain sebagai berikut.

1. Tampilan fisik, merupakan gambaran fisik tokoh, termasuk di dalamnya,

uraian mengenai ciri-ciri khusus tang dimilikinya. Dalam hal ini

pengarang biasanya menguraikan pula secara rinci perilaku, latar

belakang, keluarga, kehidupan tokoh pada bagian awal cerita. Model

pengekspresian tokoh seperti ini dalam telaah sastra sering disebut degan

model analitik. Artinya, tokoh-tokoh cerita sudah diekpresikan sendiri

oleh pengarang.

2. Pengarang tidak secara langsung mendeskripsikan karakter tokohnya.

Biasanya pengarang mencoba menggambarkan tokoh utama melalui

dialog antartokoh dan kemudian membuat suatu presentasi state of mind

tahap demi tahap yang dihubunghan dalam satuan-satuan peristiwa. Model

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  91

pengekspresian tokoh seperti ini dalam telaah sastra disebut dengan model

dramatik.

Setiap tokoh yang hadir dalam cerita memiliki unsur fisiologis yang

berkaitan dengan fisik, unsur psikologis berhubungan dengan psikis tokoh dan

unsur sosiologis menyangkut tentang lingkungan sosial tokoh. Unsur fisiologis

meliputi jenis kelamin, kondisi tubuh (fisik). Unsur psikologis meliputi cita-cita,

ambisi, kekecewaan, kecakapan, dan tempramen. Adapun unsur sosiologis

meliputi lingkungan, pangkat, status sosial, agama, dan kebangsaan (Oemarjati

dalam Ali Imron Al-Ma’ruf, 2003: 110).

Berdasarkan segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh fiksi

dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral atau tokoh utama dan tokoh periferal

atau tokoh tambahan (bawahan). Tokoh sentral merupakan tokoh yang

mengambil bagian terbesar suatu peristiwa dalam cerita. Adapun tokoh periferal

adalah tokoh tambahan (bawahan) yang tidak berperan penting dalam

mempengaruhi tokoh utama (Suminto Sayuti, 2000: 74).

Burhan Nurgiyantoro (2007: 181-183) menjelaskan bahwa berdasarkan

perwatakannya, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sederhana

(simple atau flat character) dan tokoh kompleks atau tokoh bulat (complex atau

round character). Tokoh sederhana adalah tokoh yang hanya memiliki satu

kausalitas pribadi tertentu, satu sifat atau watak tertentu saja. Adapun tokoh bulat

adalah tokoh yang memiliki berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi

kepribadian, dan jati dirinya.

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  92

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penokohan

merupakan elemen penting dalam pembentukan bangunan dalam suatu cerita.

Tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi meliputi Ikal, Lintang,

Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, Harun, Bu Muslimah,

Pak Harfan, Flo, dan A Ling, tokoh-tokoh tersebut dipaparkan sebagai berikut.

1) Ikal

Tokoh ‘aku’ dalam novel Laskar Pelangi dan sosok pemimpi. Ikal

yang selalu menjadi peringkat kedua memiliki teman sebangku bernama

Lintang, siswa jenius. Ia berminat pada sastra, terlihat dari kesehariannya

yang senang menulis puisi. Ia menyukai A Ling sepupu A Kiong yang

ditemuinya pertama kali di toko kelontong bernama Toko Sinar Harapan.

Pada akhirnya hubungan mereka terpaksa berakhir oleh jarak karena

kepergian A Ling ke Jakarta untuk menemani bibinya. Hal tersebut tampak

pada kutipan berikut.

Sebaliknya, karena Endensor aku segera pulih jiwa dan raga. Endensor memberiku alternatif guna memecah penghalang mental agar tak stres berkepanjangan karena terus-terusan terpaku pada perasaan patah hati. A Ling telah memberi racun cinta sekaligus penawarnya. Aku mulai tegar meskipun tak ‘kan ada lagi Michele Yeoh. Aku siap menyesuaikan diri dengan kenyataan baru. Aku sudah ikhlas meninggalkan cetak biru kehidupan indah asmara pertamaku yang bertaburan wangi bunga dalam ritual rutin pembelian kapur tulis (Laskar Pelangi, 2008: 335).

2) Lintang

Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara. Teman

sebangku Ikal yang jenius. Ayahnya seorang nelayan miskin yang tidak

mempunyai perahu dan harus menanggung kehidupan empat belas jiwa

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  93

anggota keluarga. Lintang menunjukkan minat bersekolah sejak pertama

berada di sekolah. Ia selalu aktif di dalam kelas dan mempunyai cita-cita

sebagai ahli Matematika, meskipun ia jenius, pria kecil berambut merah Ikal

ini pernah salah membawa peralatan sekolahnya. Cita-citanya terpaksa

ditinggalkan karena harus bekerja untuk membiayai kebutuhan hidup

keluarganya semenjak ayahnya meninggal. Hal ini tampak pada kutipan

berikut.

Sebaliknya, bagiku pagi itu adalah pagi yang tak terlupakan sampai puluhan tahun mendatang karena pagi itu aku melihat Lintang dengan canggung menggenggam sebuah pensil besar yang belum diserut seperti memegang sebuah belati. Ayahnya pasti telah keliru membeli pensil karena pensil itu memiliki warna yang berbeda dikedua ujungnya. Salah satu ujungnya berwarna merah dan ujung lainnya biru. Bukankah pensil semacam itu dipakai para tukang jahit untuk menggaris kain? Atau para tukang sol sepatu untuk membuat garis pola pada permukaan kulit? Sama sekali bukan untuk menulis. Buku yang dibeli juga keliru. Buku bersampul biru tua itu bergaris tiga. Bukankah buku semacam itu baru akan kami pakai nanti saat kelas dua untuk pelajaran menulis rangkai indah? Hal yang tak akan pernah kulupakan adalah bahwa pagi itu aku menyaksikan seorang anak pesisir melarat__temanku sebangku__untuk pertama kalinya memegang pensil dan buku, dan kemudian pada tahun-tahun berikutnya, setiap apa pun yang ditulisnya merupakan buah pikiran yang gilang gemilang, karena nanti ia__seorang anak miskin pesisir__akan menerangi nebula yang melingkupi sekolah miskin ini sebab ia akan berkembang menjadi manusia paling genius yang pernah kujumpai seumur hidupku (Laskar Pelangi, 2008: 14-15).

3) Mahar

Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awan. Pria tampan

bertubuh kurus memiliki bakat dan minat besar pada seni. Pertama diketahui

ketika tanpa disengaja Bu Muslimah menunjuknya untuk bernyanyi di depan

kelas saat pelajaran seni rupa. Pria yang menyenangi okultisme ini sering

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  94

dipojokkan teman-temannya. Ia tidak pergi kemana-mana karena ibunya sakit-

sakitan akan tetapi nasib baik menyapanya dan ia diajak petinggi untuk

membuat dokumantasi permainan anak-anak tradisional setelah mambaca

artikel yang ia tulis disebuah majalah berhasil menulis sebuah novel

persahabatan. Hal ini tampak pada kutipan berikut.

Seketika kami tersentak dalam pesona, itulah lagu terkenal karya Anne Muray, dan lagu itu dibawakan Mahar dengan teknik seindah Patti Page yang melambungkan lagu lama itu. Ritme ukulele mengiringi vibrasi sempurna suaranya disertai penghayatan yang luar biasa sehingga ia tampak demikian menderita karena kehilangan seorang kekasih (Laskar Pelangi, 2008: 137).

Mahar sangat imajinatif dan tidak logis__seorang dengan bakat

seni yang sangat besar. Sesuatu yang berasal dari Mahar selalu menerbitkan inspirasi, aneh, lucu, janggal, ganjil, dan menggoda keyakinan. Namun, mungkin karena otak sebelah kanannya benar-benar aktif maka ia menjadi pengkhayal luar biasa. Di sisi lain ia adalah maghnet, simply irresistable (Laskar Pelangi, 2008: 143).

4) Harun

Harun Adli Ramadhan bin Syamsul Hazana Ramadhan. Pria yang

keterbelakangan mental ini memulai sekolah dasar ketika berusia lima belas

tahun. Bersifat jenaka dan selalu bercerita tentang kucingnya yang berbelang

tiga dan melahirkan tiga anak yang masing-masing belang tiga pada tanggal

tiga kepada Sahara serta senang bertanya kapan libur lebaran kepada Bu

Muslimah. Ia menyerahkan tiga botol kecap ketika siswa diberi tugas untuk

mengumpulkan karya seni kelas enam. Hal ini tampak pada kutipan berikut.

Harun mempunyai hobi mengunyah permen asam jawa dan sama sekali tidak bisa menangkap pelajaran membaca atau menulis. Jika Bu Mus menjelaskan pelajaran, ia duduk tenang dan terus-menerus tersenyum. Pada setiap mata pelajaran, pelajaran apa pun, ia akan mengacung sekali dan menanyakan pertanyaan yang sama, setiap

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  95

hari, sepanjang tahun, “Ibunda Guru, kapan kita akan libur lebaran?” (Laskar Pelangi, 2008: 77).

5) A Kiong (Chau Chin Kiong)

Muhammad Jundullah Gufron Nur Zaman setelah menjadi mualaf.

Anak Hokian, keturunan Tionghoa pengikut sejati Mahar sejak kelas satu.

Baginya Mahar adalah suhunya yang agung. Berwajah buruk rupa tetapi suka

menolong kapada siapapun kecuali Sahara, namun ternyata mereka saling

mencintai. Hal ini tampak pada kutipan berikut.

Tapi jika melihat A Kiong, siapapun akan maklum kenapa nasibnya berakhir di SD kampung ini. Ia memang memiliki penampilan akan ditolak di mana-mana. Wajahnya seperti baru keluar dari bengkel ketok magic, alias menyerupai Frankenstein. Mukanya lebar dan berbentuk lebar, rambutnya menyerupai landak, matanya tertarik ke atas seperti sebilah pedang dan ia hampir tak punya alis. Seluruh giginya tonggos dan hanya tinggal setengah akibat digerogoti phyrite dan markacite dari air minum. Guru mana pun akan tertekan jiwanya, membayangkan betapa susahnya menjejalkan ilmu ke dalam kepala aluminiumnya itu (Laskar Pelangi, 2008: 68). Tapi tak dinyana, sekian lama waktu berlalu, rupanya kepak kalengnya cepat juga menangkap ilmu (Laskar Pelangi, 2008: 69).

6) Trapani

Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari. Pria tampan yang

baik hati dan sangat mencintai ibunya. Apapun yang dilakukan harus selalu

didampingi ibunya, pria tampan bercita-cita menjadi guru ini akhirnya

berakhir di rumah sakit jiwa karena ketergantungannya terhadap ibunya. Hal

ini tampak pada kutipan berikut.

Trapani agak pendiam, otaknya lumayan, dan selalu menduduki peringkat ketiga. Aku sering cemburu karena aku kebanjiran salam dari sepupu-sepupuku untuk disampaikan pada laki-laki muda flamboyan itu. Dia tak pernah menanggapi salam-salam itu. Di sisi lain kami juga sering jengkel pada Trapani karena setiap kali kami punya “acara”, misalnya menyangkut

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  96

sepeda Pak Fahimi__guru kelas empat yang tak bermutu dan suka menggertak murid__di dahan pohon gayam, Trapani harus minta izin dulu pada ibunya (Laskar Pelangi, 2008:75).

7) Borek atau Samson

Pria besar yang terobsesi pada otot. Borek selalu menjaga citranya

sebagai pria macho, ketika dewasa ia menjadi kuli di toko milik A Kiong dan

Sahara. Hal ini tampak pada kutipan berikut.

Samson demikian terobsesi dengan body buiding dan tergila-gila dengan citra cowok macho, dan pada suatu hari aku termakan hasutannya (Laskar Pelangi, 2008: 79).

8) Kucai

Mukharam Kucai Khairani. Ketua kelas sepanjang generasi sekolah

Laskar Pelangi dan bermulut besar, ia menderita rabun jauh karena kurang

gizi dan penglihatannya melenceng dua puluh derajat. Pria ini sejak kecil

terlihat bisa menjadi politikus dan akhirnya diwujudkan ketika ia dewasa

menjadi ketua fraksi di DPRD Belitong. Hal ini tampak pada kutipan berikut.

Kucai sedikit tak beruntung. Kekurangan gizi yang parah ketika kecil mengakibatkan ia menderita miopia alias rabun jauh. Selain itu pandangan matanya tidak fokus, melenceng sekitar 20 derajat. Maka ia memandang lurus ke depan artinya yang ia lihat adalah benda di samping benda yang ada persis di depannya dan demikian sebaliknya, sehingga saat berbicara dengan seseorang ia tidak memandang lawan bicaranya tapi ia menoleh ke samping. Namun, Kucai adalah orang paling optimis yang pernah aku jumpai. Kekurangannya secara fisik tak sedikit pun membuatnya minder. Sebaliknya, ia memiliki kepribadian populis, oportunis, bermulut besar, banyak teori dan sok tahu (Laskar Pelangi, 2008: 69).

9) Sahara

N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramadhani Fadillah.

Satu-satunya perempuan dalam anggota Laskar Pelangi. Sahara dalah gadis

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  97

keras kepala berpendirian kuat yang sangat patuh pada agama, ramah, baik

kepada siapa saja kecuali A Kiong, dan pandai. Hal ini tampak pada kutipan

berikut.

Lalu ada Sahara, satu-satunya hawa di kelas kami. Dia secantik grey cheeked green, atau burung punai lenguak. Ia ramping, berjilbab, dan sedikit lebih beruntung. Bapaknya seorang Taikong, yaitu atasan para Kepala Parit, orang-orang lapangan di PN. Sifatnya yang utama: penuh perhatian dan kepala batu. Maka tak ada yang berani bikin gara-gara dengannya karena ia tak segan mencakar. Jika marah ia akan mengaum dan kedua alisnya bertemu. Sahara sangat tempramental, tapi ia pintar. Peringkatnya bersaing ketat dengan Trapani. Kebalikan dari A Kiong, Sahara sangat skeptis, susah diyakinkan, dan tak mudah dibuat terkesan. Sifat lain Sahara yang amat menonjol adalah kejujurannya yang luar biasa dan benar-benar menghargai kebenaran. Ia pantang berbohong. Walaupun diancam akan dicampakkan ke dalam lautan api berkobar-kobar, tak satu pun dusta akan keluar dari mulutnya (Laskar Pelangi, 2008: 75).

10) Syahdan

Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziz. Anak nelayan yang ceria

dan tidak menonjol, selalu dikalahkan teman-tamannya, serta penurut.

Syahdan adalah saksi cinta pertama Ikal. Ia dan Ikal bertugas membeli kapur

di Toko Sinar Harapan semajak Ikal jatuh cinta pada A Ling. Ia memiliki

cita-cita sebagai aktor, akhirnya ia menjadi aktor setelah bosan ia pergi dan

kursus komputer kemudian ia berhasil menjadi network designer. Hal ini

tampak pada kutipan berikut.

Syahdan yang kecil, santun, dan lemah lembut agaknya memang ditakdirkan untuk menjadi pecundang yang selalu menerima perintah. Jika kami membentuk sebuah tim ia pasti menjadi orang yang tak penting (Laskar Pelangi, 2008: 477).

Ia yang dulu selalu menjadi menerima perintah, tukang

angkatangkat, dan tak becus terhadap sesuatu yang berbau teknik, kini

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  98

memimpin devisi inovasi teknologi dengan ratusan anak buah (Laskar Pelangi, 2008: 479).

11) Flo

Floriana seorang gadis tomboi yang berasal dari keluarga kaya

pindahan dari sekolah PN Timah. Ia merupakan tokoh terakhir yang muncul

sebagai bagian dari Laskar Pelangi. Awal masuk sekolah sempat membuat

kejadian kacau dengan mengambil alih tempat duduk Trapani yang malang

tergusur. Ia melakukannya degan alasan ingin duduk di sebalah Mahar dan

tidak mau didebat. Hal ini tampak pada kutipan berikut.

Floriana atau Flo yang tomboi, salah seorang siswa sekolah PN (Laskar Pelangi, 2008: 46).

Flo sendiri acuh tak acuh, ia tak tersenyum dan hanya menatap

bapaknya. Anak cantik ini berkarakter tegas, pasti, tahu persis apa yang ia inginkan, dan tak pernah ragu-ragu, sebuah gambaran singkat mengesankan (Laskar Pelangi, 2008: 353).

12) Bu Muslimah

N.A. Muslimah Hafsari Hamid binti K.A. Abdul Hamid, beliau adalah

Ibunda Guru bagi Laskar Pelangi. Wanita lembut ini pengajar pertama Laskar

Pelangi dan guru paling berharga bagi mereka.

Hal ini tampak pada kutipan berikut.

Bu Mus adalah seorang guru yang pandai, kharismatik, dan memiliki pandangan jauh ke depan. Beliau menyusun sendiri silabus pelajaran Budi pekerti dan mengajarkan pada kami sejak dini pandangan-pandangan dasar moral, demokrasi, hukum, keadilan, dan hak-hak asasi__jauh hari sebelum orang-orang sekarang meributkan soal materialisme versus pembangunan spiritualitas dalam pembangunan (Laskar Pelangi, 2008: 30).

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

  99

13) Pak Harfan

K.A. Harfan Efendy Noor bin K.A. Fadillah Zein Noor seorang

kepala sekolah Muhammadiyah. Beliau sangat baik hati dan penyabar

meskipun awalnya siswa takut melihatnya. Hal ini tampak pada kutipan

berikut.

Pak Harfan menceritakan semua itu dengan semangat perang Badar sekaligus setenang hembusan angin pagi. Kami terpesona pada tiap pilihan kata dan garak lakunya yang memikat. Ada semacam pengaruh yang lembut dan baik terpancar darinya. Ia mengesankan sebagai pria yang kenyang akan pahit getir perjuangan dan kesusahan hidup, berpengetahuan seluas samudra, bijak, berani mengambil resiko, dan memiliki daya tarik dalam mencari bagaimana cara menjelaskan sesuatu agar setiap orang mengerti (Laskar Pelangi, 2008: 23).

Kami menatap sang juru kisah yang ulung ini. Pria buruk rupa

dan buruk pula setiap apa yang disandangnya, tapi pemikirannya jernih dan kata-katanya bercahaya (Laskar Pelangi, 2008: 25).

14) A Ling

A Ling merupakan sepupu A Kiong, cinta pertama Ikal. A Ling yang

cantik dan tegas terpaksa pindah serta berpisah dengan Ikal karena harus

menemani bibinya yang tinggal sendiri di Jakarta. Tampak pada kutipan

berikut.

Ia memiliki struktur wajah lonjong dengan air muka sangat menawan. Hidungnya kecil dan bangir. Garis wajahnya tirus dengan tatapan mata kharismatik menyejukkan sekaligus menguatkan hati, seperti tatapan wanita-wanita yang telah menjadi ibu suri. Jika menerima nasehat dari wanita bermata semacam ini, semangat pria mana pun akan berkobar (Laskar Pelangi, 2008: 210).

Aku tak dapat menggambarkan perasaanku atas semua info itu.

Kenyataan bahwa A Ling adalah sepupu A Kiong membuatku bersemangat sekaligus was-was (Laskar Pelangi, 2008: 254).

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 100

d. Latar

Latar merupakan elemen fiksi yang menunjukkan dimana dan kapan

kejadian-kejadian dalam cerita berlangsung. Stanton (2007: 22)

mengelompokkan latar bersama dengan tokoh dan alur ke dalam fakta cerita.

Berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita.

Latar fiksi dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yakni latar tempat,

latar waktu, dan latar sosial. Latar tempat adalah hal yang menyangkut

deskripsi tempat suatu peristiwa cerita terjadi. Latar waktu mengacu pada saat

terjadinya peristiwa dalam plot, secara historis. Latar sosial merupakan

lukisan status yang menunjuk hakikat seseorang atau beberapa orang tokoh

dalam masyarakat yang ada di sekelilingnya (Suminto A. Sayuti, 2000: 127).

Uraian-uraian tentang latar yang sudah dikemukakan di atas mengarah

pada kesimpulan bahwa paling tidak terdapat empat elemen unsur yang

membentuk latar fiksi (Suminto A. Sayuti, 2000: 128), empat elemen tersebut

adalah sebagai berikut:

1) Lokasi geografis yang sesungguhnya, termasuk di dalamnya tipografi,

scenery ‘pemandangan tertentu’, bahkan detail-detail interior sebuah

kamar ruangan.

2) Pekerjaan dan cara-cara hidup tokoh sehari-hari.

3) Waktu terjadinya action ‘tindakan atau periatiwa, termasuk periode

historis, musim, tahun, dan sebagainya.

4) Lingkungan religius, moral, intelektual, sosial, dan emosional tokoh-

tokohnya.

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 101

Adapun latar yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi dapat

digambarkan sebagai berikut.

a) Latar tempat

Latar tempat pada novel Laskar Pelangi terjadi di pulau Belitong,

provinsi Bangka Belitung, Sumatera Selatan. Hal ini tampak pada kutipan

sebagai berikut.

Kami bertetangga dan kami adalah orang-orang Melayu Belitong dari sebuah komunitas yang paling miskin di pulau itu. Adapun sekolah ini, SD Muhammadiyah, juga sekolah kampung yang paling miskin di Belitong. Ada tiga alasan mengapa para orangtua mendaftarkan mendaftarkan anaknya di sini. Pertama, karena sekolah Muhammadiyah tidak menetapkan iuran dalam bentuk apa pun, para orangtua hanya menyumbang sukarela semampu mereka. Kedua, karena firasat, anak-anak mereka dianggap memiliki karakter yang mudah disesatkan iblis sehingga sejak usia muda harus mendapat pendadaran Islam yang tangguh. Ketiga, karena anaknya memang tak diterima di sekolah mana pun (Laskar Pelangi, 2008: 4).

Pulau Belitong yang makmur seperti mengasingkan diri dari

tanah Sumatra yang membujur dan di sana mengalir kebudayaan Melayu yang tua. Pada abad ke-19, ketika korporasi secara sistematis mengeksploitasi timah, kebudayaan yang bersahaja itu mulai hidup dalam karakteristik sosiologi tertentu yang atribut-atributnya mencerminkan perbedaan sangat mencolok seolah berdasarkan status berkasta-kasta (Laskar Pelangi, 2008: 41).

b) Latar waktu

Penceritaan waktu yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi adalah

pertengahan tahun 1970-an sampai pada tahun 1992. Data diperoleh dari

kutipan berikut.

Kami memiliki enam kelas kecil-kecil, pagi untuk SD Muhammadiyah dan sore untuk SMP Muhammadiyah. Maka kami, sepuluh siswa baru ini bercokol selama sembilan tahun di sekolah yang sama dan kelas-kelas yang sama, bahkan susunan kawan sebangku pun tak berubah selama sembilan tahun SD dan SMP itu (Laskar Pelangi, 2008:17).

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 102

Kutipan di atas mengungkapkan bahwa anggota Laskar Pelangi

menempuh pendidikan bersama selama sembilan tahun di tempat yang sama,

setelah melewati masa SD dan SMP tersebut, dalam novel Laskar Pelangi

memuat kisah dua belas tahun kemudian yang menceritakan perjumpaan Ikal

sebagai tokoh aku dengan anggota Laskar Pelangi. Tahun 1991 perguruan

Muhammadiyah ditutup jadi rentang waktu pendidikan anggota Laskar

Pelangi selama sembilan tahun dan waktu penceritaan dua belas tahun

kemudian menjadi dua puluh satu tahun dikurangi tahun bertemunya mereka

berpijak pada ditutupnya perguruan Muhammadiyah, maka lattar waktu novel

Laskar Pelangi diawali pada tahun 1971. Hal tersebut tampak pada kutipan di

bawah ini.

Pada tahun 1991 perguruan Muhammadiyah ditutup. Namun perintis jalan terang yang gagah berani ini meninggalkan semangat pendidikan Islam yang tak pernah mati. Sekarang Belitong telah memiliki dua buah pesantren. Pembangunan pesantren ini adalah harapan para tokoh Muhammadiyah sejak lama. Generani baru para legenda K.H. Achmad Dahlan, Zubair, K.A. Abdul Hamid, Ibrahim bin Zaidin, dan K.A. Harfan Effendi Noor lahir silih berganti, suatu hari nanti akan ada yang mengisahkan mereka laksana sebuah epik (Laskar Pelangi, 2008: 486-487).

Latar waktu yang lain tampak pada keterangan berikut. Kejelasan

waktu diindikasikan pada tahun 1979, kejelasan ini diperoleh ketika Andrea

bercerita tentang pertandingan All England yang menayangkan Single Lie

Sumirat melawan Seven Pri, dan Mahar menjadi pahlawan kampungnya

karena idenya yang cemerlang agar seluruh penduduk dapat menyaksikan

tayangan tersebut lewat pantulan cermin besar. Bagaimana reaksi penonton

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 103

ketika Lie yang kidal menjadi tak kidal. Hal tersebut tampak pada kutipan

berikut.

Mahar adalah Jules Verne kami. Ia penuh ide gila yang tak terpikirkan orang lain, walaupun tak jarang idenya itu absurd dan lucu. Salah satu contohnya adalah ketika ketua RT punya masalah dengan televisinya. TV hitam putih satu-satunya hanya ada di rumah beliau dan tak bisa dikeluarkan dari kamarnya yang sempit karena kabel antenanya sangat pendek dan ia kesulitan mendapatkan kabel untuk memperpanjangnya. Kabel itu tersambung pada antena di puncak pohon randu. Keadaan mendesak sebab malam itu ada pertandingan final badminton All England antara Svend Pri melawan lie Sumirat. Begitu banyak penonton akan hadir, tapi ruangan TV sangat sempit. Sejak sore Pak Ketua RT tak enak hati kerena banyak handai taulan yang akan bertamu tapi tak kan semua mendapat kesempatan menonton pertandingan seru itu.

Ketika beliau berkeluh kesah pada kepala sekolah kami. Maka Mahar yang sudah kondang akal dan taktiknya segera dipanggil dan ia muncul dengan ide ajaib ini:

“Gambar TV itu bisa dipantul-pantulkan melalui kaca, Ayahanda Guru,” kata Mahar berbinar-binar dengan ekspresi lugunya.

Pak Harfan melonjak girang seperti akan meneriakkan “eurika!” Maka digotonglah dua buah lemari pakaian berkaca besar ke rumah ketua. Lemari pertama diletakkan di ruang tamu dengan posisi frontal terhadap layar TV dan ruangan itu paling tidak memuat 17 orang. Sedangkan lemari kedua ditempatkan di beranda. Lemari kaca kedua diposisikan sedemikian rupa sehingga dapat menangkap gambar TV dari lemari kaca pertama. Ada 20 orang menonton TV melalui lemari kaca di beranda.

Tak ada satu pun penonton yang tak kebagian melihat aksi Lie Sumirat. Penonton merasa puas dan benar-benar menonton dari layar kaca dalam arti sesungguhnya. Meskipun Svend Pri yang kidal di layar TV menjadi normal di kaca yang pertama dan kembali kidal pada layar lemari kaca kedua. Menurutku inilah ide paling revolusioner, paling lucu, dan paling hebat yang pernah terjadi pada dunia penyiaran. Aku rasa yang dapat menandingi ide kreatif ini hanya penemuan remote kontrol beberapa waktu kemudian (Laskar Pelangi, 2008: 153-154).

Latar waktu juga tampak pada keterangan berikut.

Setting waktu pada tahun 1974 saat mereka kelas tiga SD ditandai PN

Timah yang masih aktif, para pegawai menggunakan seragam warna biru

muda. Setting tahun 1979 digunakan saat mereka kelas lima SD.

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 104

c) Latar sosial

Awal kehidupan sosial yang tergambar dari novel Laskar Pelangi

adalah masyarakat yang religius dan moral yang dijunjung tinggi, perjuangan

memperoleh pendidikan kaum marginal di tengah kondisi kemiskinan, serta

kesenjangan perekonomian dan kemiskinan masyarakat sekitar dengan PN

Timah. Kisah dimulai dari latar sosial di sekolah saat sekolah Muhammadiyah

terancam akan dibubarkan oleh Depdikbud Sumatra Selatan jika jumlah siswa

baru tidak mencapai sepuluh anak. Ketika itu baru sembilan anak yang

menghadiri upacara pembukaan, akan tetapi tepat ketika pak Harfan, sang

kepala sekolah akan berpidato menutup sekolah, Harun dan ibunya datang

untuk mendaftarkan diri di sekolah Muhammadiyah, dari kisah tersebut cerita

dimulai.

Latar sosial di atas tampak pada kutipan berikut.

“Baru sembilan orang Pamanda Guru…,” ucap Bu Mus bergetar sekali lagi. Ia sudah tak bisa berpikir jernih. Ia berulang kali mengucapkan hal yang sama yang telah diketahui semua orang. Suaranya berat selayaknya orang yang tertekan batinnya (Laskar pelangi, 2008: 8).

Pak Harfan menghampiri orangtua murid dan menyalami mereka satu per satu. Sebuah pemandangan yang pilu. Para orangtua menepuk-nepuk bahunya untuk membesarkan hatinya. Mata Bu Mus berkilauan karena air mata yang menggenang. Pak Harfan berdiri di depan para orangtua, wajahnya muram. Beliau bersiap-siap memberikan pidato terakhir. Wajahnya tampak putus asa. Namun ketika beliau akan mengucapkan salam pertama Assalamu’alaikum seluruh hadirin terperanjat karena Trapani berteriak sambil menunjuk ke pinggir lapangan rumput luas halaman sekolah itu.

“Harun!” Kami serentak menoleh dan di kejauhan tampak seorang

pria kurus tinggi berjalan terseok-seok. Pakaian dan sisiran rambutnya sangat rapi. Ia berkemeja lengan panjang putih yang

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 105

dimasukkan ke dalam. Kaki dan langkahnya membentuk huruf x sehingga jika berjalan seluruh tubuhnya bergoyang-goyang hebat. Seorang wanita gemuk setengah baya yang berseri-seri susah payah memeganginya. Pria itu adalah Harun, pria jenaka sahabat kami semua, yang sudah berusia lima belas tahun dan agak terbelakang mentalnya. Ia sangat gembira dan berjalan cepat setengah berlari tak sabar menghampiri kami. Ia tak menghiraukan ibunya yang tercepuk-cepuk kewalahan menggandengnya.

“Genap sepuluh orang…,” katanya. Harun telah menyelamatkan kami dan kami pun bersorak.

Sahara berdiri tegak merapikan lipatan jilbabnya dan menyandang tasnya dengan gagah, ia tak mau duduk lagi. Bu Mus tersipu. Air mata guru muda ini surut dan ia menyeka keringat di wajahnya yang belepotan karena bercampur dengan bedak tepung beras (Laskar Pelangi, 2008: 7-8)

Perjuangan memperoleh pendidikan meskipun dalam lilitan

kemiskinan tampak pada kutipan berikut.

Seperti Lintang, Syahdan yang miskin juga anak seorang nelayan. Tapi bukan maksudku mencela dia, karena kenyataannya secara ekonomi kami, sepuluh kawan sekelas ini, memang semuanya orang susah. Ayahku contohnya, hanya pegawai rendahan di PN Timah. Beliau bekerja selama 25 tahun mencedok tailing, yaitu material buangan dalam instalasi pencucian timah yang disebut wasserij. Selain bergaji rendah, beliau juga rentan dari risiko kontaminasi radio aktif dari monazite dan senotim. Penghasilan ayahku lebih rendah dibandingkan penghasilan ayah Syahdan yang bekerja di bagan dan gudang kopra. Penghasilan ayah Syahdan sendiri sebagai tukang dempul perahu, serta ibunya yang menggerus pohon karet jika digabungkan sekaligus. Masalahnya di mata Syahdan, gedung sekolah, bagan ikan, dan gudang kopra tempat kelapa-kelapa busuk itu bersemedi adalah sama saja. Ia tak punya sense of fashion sama sekali dan di lingkungannya tidak ada yang mengingatkannya bahwa sekolah berbeda dengan keramba (Laskar Pelangi, 2008: 67-68).

Data di atas menggambarkan semangat juang anggota Laskar Pelangi

untuk memperjuangkan pendidikan meskipun mereka dari kalangan kelurga

miskin dan kuli rendahan, karena mereka beranggapan bahwa pendidikan

sangat berarti.

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 106

Latar sosial religius dan ajaran moral tampak pada kutipan berikut.

“Kata-kata itu mengajarkan arti penting memegang amanah sebagai pemimpin dan Al-Qur’an mengingatkan bahwa kepemimpinan seseorang akan dipertanggungjawabkan nanti di akhirat.…” (Laskar Pelangi, 2008: 71).

“Sabarlah anakku, pertanyaanmu menyangkut penjelasan tafsir surah Ar-Ruum dan itu adalah ilmu yang telah berusia paling tidak seribu empat ratus tahun. Tafsir baru akan kita diskusikan nanti kalau kelas dua SMP….” (Laskar Pelangi, 2008:110-111).

Data kutipan di atas menggambarkan bahwa setiap tindak-tanduk

siswa perguruan muhammadiyah selalu di dasarkan pada ajaran islam yakni

Al-Qur,an dan hadits.

Adapun kesenjangan pendidikan serta kesenjangan perekonomian dan

kemiskinan masyarakat tampak pada kutipan berikut.

Sekolah-sekolah PN Timah, yaitu TK, SD, SMP, PN berada dalam kawasan gedong. Sekolah-sekolah ini berdiri megah di bawah naungan Aghatis berusia ratusan tahun dan dikelilingi pagar besi tinggi berulir melambangkan kedisiplinan dan mutu tinggi pendidikan. Sekolah PN merupakan center of excellece atau tempat bagi semua hal yang terbaik. Sekolah ini demikian kaya raya karena didukung sepenuhnya oleh PN Timah, sebuah korporasi yang kelebihan duit. Institusi pendidikan yang sangat modern ini lebih tepat di sebut percontohan bagaimana seharusnya generasi muda dibina (Laskar Pelangi, 2008: 58).

Yang dimaksud dengan sekolah kampung tentu saja adalah

perguruan Muhammadiyah dan beberapa sekolah swasta miskin lainnya di Belitong. Selain sekolah miskin memang terdapat pula babarapa sekolah negeri di kampung kami. Namun kondisi sekolah negeri tentu lebih baik karena mereka disokong oleh negara. Sementara sekolah kampung adalah sekolah swadaya yang kelelahan menyokong dirinya sendiri (Laskar Pelangi, 2008: 61).

Tak usah melukiskan sekolah kami, karena sekolah kami adalah satu dari ratusan atau mungkin ribuan sekolah miskin di seantero negeri ini yang jika disenggol sedikit saja oleh kambing yang senewen ingin kawin, bisa rubuh berantakan (Laskar Pelangi, 2008:17).

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 107

Kutipan di atas menggambarkan latar sosial terkait dengan

kesenjangan pendidikan karena perekonomian sedangkan kutipan di bawah ini

merupakan kesenjangan dalam hal perekonomian dan kemiskinan.

Kekuatan ekonomi Belitong dipimpin oleh orang staf PN dan para cukong swasta yang mengerjakan setiap konsesi eksploitasi timah. Mereka menempati strata tertinggi dalam lapisan yng sangat tipis. Kelas menengah tak ada, oh atau mungkin juga ada, yaitu para camat, para kepala dinas, dan pejabat-pejabat publik yang korupsi kecil-kecilan dan aparat penegak hukum yang mendapat uang dari menggertaki cukong-cukong itu (Laskar Pelangi, 2008: 55).

Sisanya berada di lapisan terendah, jumlahnya banyak dan

perbedaannya amat mencolok dibanding kelas di atasnya. Mereka adalah pegawai kantor desa, karyawan rendah PN, pencari madu dan nira, para pemain organ tunggal, semua orang Sawang, semua orang Tionghoa kebun, semua orang Melayu yang tinggal di pesisir, para tenaga honorer Pemda, dan semua guru dan kepala sekolah__baik sekolah negeri maupun sekolah kampung__kecuali guru dan kepala sekolah PN (Laskar Pelangi, 2008: 55).

Berdasarkan analisis struktural novel Laskar Pelangi di atas dapat

disimpulkan antara alur, penokohan, dan latar merupakan penunjang tema.

Adanya tema tanpa didukung ketiga unsur tersebut tidak dapat berjalan

dengan baik, begitu juga sebaliknya.

Para tokoh novel Laskar Pelangi diungkap dengan cermat sehingga

kepaduannnya terjaga. Tokoh Lintang menjadi penggerak alur utama dan

berinteraksi dengan tokoh-tokoh lain, dengan demikian jalinan peristiwa dapat

terjaga keutuhannya. Kaitan antara kedua aspek intrinsik ini menunjukkan

bahwa karakter masing-masing tokoh bertalian dengan interaksi.

Hubungan antara alur dan latar sangat terkait serta saling mendukung

peristiwa-peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam Laskar Pelangi

yang terbentuk dari tokoh dan lingkungan masyarakat.

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 108

Berpijak dari analisis struktural novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata di

atas dapat disimpulkan bahwa unsur yang membangun novel tersebut merupakan

bentuk keseluruhan antara unsur-unsur yang satu dengan yang lain saling terkait dan

menjalin kesatuan yang mendukung totalitas makna. Hal ini dapat dilihat dari jalinan

cerita yang merupakan hasil perpaduan antara alur, penokohan, dan alur.

B. Kehidupan Sosial Andrea Hirata yang berhubungan dengan

Novel Laskar Pelangi

Andrea Hirata, lahir di Belitong. Meskipun studi mayornya ekonomi, ia sangat

menggemari sains-fisika, kimia, biologi, astronomi dan sastra. Andrea lebih

mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Sekarang ia

tengah mengejar mimpinya yang lain ke Kye Gompa, desa tertinggi di dunia,

Himalaya. Andrea berpendidikan ekonomi dari Universitas Indonesia, ia mendapat

beasiswa Uni Eropa untuk studi, master of science di Universitas de Paris, Sorbonne,

Prancis dan Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesis Andrea di bidang

ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari kedua universitas tersebut dan ia

lulus cumlaude. Tesis tersebut telah diadaptsi dalam bahasa Indonesia dan merupakan

buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku

itu telah beredar sebagai referensi ilmiah. Saat ini Andrea tinggal di Bandung dan

masih bekerja di kantor Pusat PT Telkom. Hobinya naik komidi putar.

Karya-karya Andrea Hirata memberi kesegaran informasi sosial dan budaya

dari suatu daerah di Indonesia yang selama ini terabaikan. Andrea memperkenalkan

salah satu bagian Indonesia yang hanya dikenal sebagai penghasil timah, tetapi orang

tidak pernah tahu arti tambang timah itu bagi penduduk pulau tersebut. Andrea seolah

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 109

menggugat Indonesia atas ketidakpeduliannya selama ini sehingga ia tidak menyesali

mengapa tambang timah terbesar di Indonesia selama ini bangkrut total.

Andrea Hirata adalah penulis pertama pulau itu dalam sastra Indonesia. Pulau

Bangka, tetangganya, lebih dikenal secara nasional lewat karya sastra, di samping

kisah-kisah biografis para tokoh yang dilahirkan di pulau tersebut, misalnya Aidit.

Data-data otentik dalam buku-buku Andrea sangat berharga karena dialah saksi mata,

orang yang mengalami semua yang diceritakannya (Jakob Sumardjo, 2008).

Karya-karya Andrea dimaksudkan sebagai otobiografi atau sekurang-

kurangnya buku memoar dari sebagian episode hidupnya. Karya tersebut

mengandung fakta-fakta yang dialami penulisnya. Fakta-fakta itu penuh dengan

keajaiban, bagaimana anak-anak miskin di pulau gersang tersebut dapat begitu

cemerlang pemikirannya dan sebagian berhasil belajar di Eropa.

Buku apa pun, baik sastra maupun bukan sastra, bukan kehidupan itu sendiri.

Buku-buku adalah ungkapan kesadaran penulisnya, jadi sangat subjektif. Buku-buku

telah mengandung penilaian kehidupan nyata dalam bentuk pemikiran tertentu. Buku-

buku adalah refleksi kesadaran penulisnya tentang apa yang dialaminya,

diketahuinya, sehingga realitas kehidupan menjadi realitas kesadaran penulisnya. Kita

berhadapan dengan pemikiran, penghayatan, penilaian, dan sikap hidup penulisnya

dalam buku. Penulis itu sendiri yang muncul dalam buku, bukan realitas faktualnya.

Sebuah biografi atau otobiografi tetap merupakan cermin dari sikap

penulisnya terhadap realitas. Realitas itu masuk dalam buku melalui saringan

penilaian penulisnya. Buku-buku ini mencerminkan realitas subjektif Andrea sendiri

meskipun ia mendasarkan pada fakta-fakta hidupnya sendiri. Data-data yang menarik

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 110

perhatiannya akan diungkapkan, tetapi Andrea tidak peduli atau tidak tertarik pada

fakta atau data yang diharapkan.

Cara Andrea menceritakan pengalaman hidupnya (jadi bukan novel, tetapi

otobiografi atau memoar), sedikit banyak kita mengenal tata nilai yang dianut

penulisnya. Andrea bangga sebagai anak Belitong yang miskin berhasil mewujudkan

mimpi berbekal kecerdasannya sebagai manusia modern mondial. Buku-bukunya

penuh sanjungan terhadap kawan-kawannya dan guru-gurunya yang haus belajar

meningkatkan diri sebagai manusia pintar, banyak pengetahuan dan cerdas dalam

memecahkan masalah-masalah mereka. Cerita-cerita ajaib tentang keunggulan-

keunggulan mereka bertebaran dalam bukunya yang pertama.

Andrea sangat memercayai penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan modern dan

cenderung memojokkan kehidupan budaya daerahnya yang terkesan primitif dan bau

kemenyan. Inilah dunia yang harus ditinggalkan, seperti impiannya meninggalkan

Belitong menuju Jawa dan akhirnya meninggalkan Indonesia memasuki dunia

modern yang sesungguhnya.

Andrea adalah korban dari keberadaan perusahaan negara tambang timah

yang telah menghasilkan devisa negara sejak zaman kolonial sampai kemerdekaan.

Kehidupan pertambangan digambarkan berbandingterbalik dengan masyarakat di

lingkungannya.

Belitong, dan yang tegas-tegas tidak menghendaki integrasi dengan penduduk.

Sikapnya terhadap keberadaan masyarakat eksklusif tambang tersebut negatif

mewakili masyarakat Belitong umumnya.

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 111

Kepercayaan diri Andrea sebagai anak Belitong yang sukses di dunia

internasional dan juga beberapa temannya, memengaruhi sikapnya dalam menuturkan

cerita. Sudut pandangnya adalah sebagai manusia sekarang yang menilai kembali

sejarah hidupnya di masa silam.

Sikap Andrea membuat karyanya dipenuhi antusiasme dan optimisme yang

membuat karya-karyanya digemari pembaca. Semua kemiskinan, kesulitan dan

ketidakberdayaan dilihat dalam perspektif kesuksesan demi kesuksesan. Impian,

tekad dan cita-cita melambung tersebut penting dalam hidup. Nasihat gurunya, Pak

Mustar, memperkuat sikap ini, "pahamkah engkau, berhenti bercita-cita adalah

tragedi terbesar dalam hidup manusia!" (Sang Pemimpi: 148). Semua kejadian dilihat

dalam perspektif keberhasilan mimpi penulisnya.

Royalti dari karyanya cukup besar, berbekal Royalti tersebut Andrea

mempunyai konsep learning centre. Learning centre merupakan tempat orang datang

untuk belajar dan buku-buku yang ada di dalamnya mendukung tujuan belajar

spesifik. Bentuk learning centre seperti workshop tiga hari mengajari orang Belitong

membuat gerabah dengan guru-guru yang didatangkan dari Jogjakarta. Berikutnya

bagaimana industri gerabah diciptakan di Belitong.

Terkait dengan royalti Andrea mengungkapkan bahwa akan mengalokasikan

royalti buku dan film Laskar Pelangi untuk membuat sebuah program yang saya

sebut “Laskar pelangi in action”. Learning centre dalam “Laskar pelangi in action”

tahun ini berupa bimbingan belajar intensif gratis matematika, fisika, kimia, biologi,

dan bahasa Inggris bagi siswa-siswa kelas 3 SMA dari Belitong yang akan mengikuti

SPMB. Cita-cita Andrea adalah ide Laskar pelangi in action menginspirasi dan ditiru

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 112

orang lain sehingga menjadi seperti MLM intelektualitas, dan “Laskar pelangi in

action” menjadi sebuah model learning society (Yuyun, 2008).

C. Latar Belakang Sejarah Atau Peristiwa Sosial Budaya Masyarakat

Indonesia yang Melahirkan Laskar Pelangi

Realitas dalam karya sastra yaitu ilusi, kenyataan dan kesan yang ditampilkan

kepada pembaca tidak selalu merupakan kenyataan sehari-hari, karya sastra mampu

mengubah hal-hal yang pahit dan sakit bila dialami dalam kehidupan nyata menjadi

menyenangkan bila direnungkan dalam sebuah karya sastra, hal ini hanya mampu

menampilkan sebuah dunia daripada sebuah kasus tokoh cerita atau peristiwa saja.

Dunia tumpang tindih dengan kenyataan tetapi memiliki koherensi yang harus

dipahami secara tersendiri. Karya sastra sebagai suatu gejala sosial berkaitan dengan

norma-norma dan adat istiadat. Pengarang sebagai anggota masyarakat terlibat

langsung dalam segala masalah-masalah, peristiwa sekaligus mempengaruhi karya

sastra (Wellek dan Austin Warren, 1990: 70).

Proses kreatif pengarang dalam produksi karya sastra dipengaruhi oleh

lingkungan pengarang, pengalaman sebagai penulis atau sebagai makhluk sosial yang

selalu berhubungan dengan kelompok masyarakat disekitarnya, begitu juga dengan

Andrea Hirata, dalam hidupnya telah mengalami berbagai peristiwa dan pengalaman

yang dijadikan informasi dalam tulisannya. Riwayat hidup Andrea Hirata berupa

sejarah kehidupan yang berperan dalam kariernya.

Selama tiga pekan Andrea menuntaskan buku Laskar Pelangi setebal hampir

600 halaman. Setiap malam Andrea menulis. Padahal Andrea tidak pernah menulis

sastra sebelumnya. Jangankan menulis, membaca buku sastra pun bukan prioritas. Ia

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 113

memang gemar membaca, tetapi sebagian besar bacaannya seputar sains. Sebelum

menulis Laskar Pelangi, sepanjang hidupnya, Andrea mengaku baru sekali membaca

buku itu, semula tidak diniatkan untuk diterbitkan tetapi sebagai ungkapan terima

kasih untuk ibu gurunya dan memenuhi janji sewantu kelas 3 SD dulu.

Sebelum menyusun Laskar Pelangi, Andrea Hirata tidak dikenal dalam

belantara sastra Indonesia. Ia tidak pernah sekalipun menulis karya sastra. Sekadar

menulis cerita pendek pun juga tidak pernah, tetapi tetralogi Laskar Pelangi mampu

mengangkat nama Andrea yang semula nobody dalam gelanggang sastra Indonesia

menjadi some body (Asrori S. Karni, 2008: 42).

Andrea telah menggapai mimpinya untuk membuat karya yang bisa menjadi

rujukan setiap keluarga, tentang bagaimana menyemangati anak-anaknya belajar. Hal

ini tertuang dalam (Asrori S. Karni, 2008: 42-45) berikut.

“Yang membuat saya merasa punya value dengan buku Laskar Pelangi bahwa buku ini berada di ruang-ruang tamu keluarga, dibaca oleh anak-anak, tak ada bagian buku yang dirobek halaman tertentu, tak perlu diumpetin bapaknya” kata Andrea dalam diskusi yang dipandu Dick Doang di Metro TV. “Ini buku keluarga, untuk menyemangati mereka, menasehati anak-anak mereka untuk belajar dan sarana introspeksi bagi keluarga untuk bersyukur.

Andrea Hirata, putra Melayu Kelahiran Belitong, lulusan Fakultas Ekonomi

UI selama dua tahun mendalami dunia tulis menulis dan telah meluncurkan buku

Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Endensor, dan Maryamah Karpov yang diterbitkan

oleh penerbit Bentang. Buku-buku tersebut ternyata digemari oleh kalangan anak-

anak, ibu-ibu serta orang tua. Buku pertama Laskar Pelangi (cetakan pertama

September 2005) merupakan bagian dari serial Tetralogi.

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 114

Laskar Pelangi bercerita mengenai semangat kaum marginal dalam

menempuh pendidikan dalam situasi serba kekurangan, tetapi akhirnya dapat meraih

yang dicita-citakan serta tokoh-tokoh dapat menemukan jati diri. Teknik penulisan

Andrea menempuh sebuah pemaparan yang tidak biasa yaitu merekonstruksi karakter

dan perwatakan tokoh-tokohnya secara menarik dengan mempermainkan tautan

pikiran pembaca pada hal-hal yang sudah dikenal. Pendeskripsian lingkungan alam

sekitar dengan menyebutkan nama latin dari flora dan fauna bahkan sejumlah istilah

dari berbagai bidang ilmu seperti ilmu fisika, kimia, biologi, antropologi, astronomi

dan sosial untuk memberi gambaran konkrit tentang suatu peristiwa atau perilaku

para tokoh, menunjukkan pengarangnya memiliki pengetahuan yang luas.

Bagian belakang novel Laskar Pelangi terdapat glosarium yang membantu

pembaca untuk memahami sejumlah istilah. Andrea telah memadukan bakat dan

intelektualitas di dalam novel secara terang benderang. Tetralogi Laskar Pelangi

memuat kisah yang menyentuh dan berdedikasi tinggi dalam pendidikan, mengangkat

tema perjuangan kaum marginal memperoleh pendidikan di tengah kondisi

perekonomian yang miskin dengan gaya penuturan yang indah dan cerdas.

Awalnya, pria berambut keriting ini sekadar menulis memoar tentang masa

kecilnya untuk dipersembahkan sebagai kado ulang tahun bagi gurunya semasa di

SD, Ibu Muslimah. Keikhlasan guru yang membentuk karakternya untuk berani

bermimpi, berani berpikir out of the box, berpikir yang orang lain tidak memikirkan.

Tampak bahwa inilah esensi pendidikan yang mengangkat harkat dan martabat anak

murid serta membuatnya berani bermimpi melakukan hal-hal besar. Akibat

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 115

"tercuri"nya naskah tersebut oleh seorang sahabat, maka Laskar Pelangi pun

diterbitkan.

Nama Andrea Hirata akhirnya dikenal dalam “dunia” sastra. Angka penjualan

buku Laskar Pelangi mencapai setengah juta eksemplar. Kesuksesannya pun

berulang dengan diterbitkannya dua novel berikutnya, Sang Pemimpi dan Edensor

sedangkan buku ke-4 tahun 2008.

Andrea mengungkapkan bahwa dirinya tidak mempunyai banyak ide karena

novelnya menceritakan pangalaman pribadi sewaktu kecil dan telah terjadi (memoar).

Andrea menulis fiksi kerena adanya kesempatan menulis memoar tersebut untuk

memberikan kado kepada ibu Muslimah gurunya, dan sampai saat ini ia berusaha

menulis buku sains. Novel Maryamah Karpov yang merupakan novel terakhir Laskar

Pelangi diterbitkan setelah penayangan film Laskar Pelangi. Sementara waktu

Andrea menulis buku sains, karena pada dasarnya Andrea tertarik untuk melakukan

penelitian-penelitian di bidangnya. Sains yang akan ditulis lebih condong pada

ekonomi telekomunikasi, tetapi untuk menulis fiksi menurut pengakuannya tidak

akan berhenti. Sains hanya sebagai selingan, agar pembaca dan dirinya tidak jenuh

karena terus-menerus disuguhi novel.

Andrea merupakan seorang pekerja keras dalam berkarya, untuk

memaksimalkan penghayatan ia rela berjalan kaki menuntun motor belasan kilometer

dari Tanjung Pandan (ibu kota Belitong Barat) ke Gantung, kampung Andrea di

Belitong Timur. Andrea juga mendatangi kuburan pukul 01.00 dini hari untuk

merasakan seramnya orang ketakutan.

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 116

Karya Andrea Hirata mengejutkan para pengamat sastra dan menorehkan

terobosan fenomenal. Jakob Sumardjo (2008) pengamat sastra terkemuka menyatakan

bahwa karya-karya Andrea telah mendudukkannya sebagai penulis pertama dari

Pulau Belitong dalam bidang sastra Indonesia. Ini sekaligus mengangkat citra

Belitong yang selama ini tidak dihitung dalam khasanah sastra, berbeda dengan Pulau

Bangka yang sudah sering diulas dalam banyak literatur sastra.

Lebih lanjut Jakob Sumardjo menyatakan bahwa salah satu daya tarik karya-

karya Andrea karena menceritakan kehidupan daerah yang hampir tidak pernah

masuk dalam pengetahuan sastra Indonesia yaitu Pulau Belitong. Pulau timah ini

hanya dikenal dalam pembicaraan ekonomi dan pertambangan, tetapi tidak dikenal

kehidupan penduduk pribuminya. Belitong oleh banyak kalangan Nusantara lebih

dikenal dalam satu paket dengan Bangka menjadi Bangka-Belitong.

Andrea penulis sastra yang berasal dari daerah terpencil dan mengangkat

setting sosial Belitong. Makna terdalam karya-karya Andrea Hirata merupakan

kesegaran informasi sosial dan budaya dari suatu daerah di Indonesia yang selama ini

terabaikan. Andrea memperkenalkan salah satu bagian dari salah satu bagian

Indonesia yang hanya dikenal sebagai penghasil timah, tetapi masyarakat tidak

pernah tahu arti tambang timah bagi penduduk pribuminya. Data autentik dalam

karya-karya Andrea sangat berharga karena dialah saksi mata, orang yang mengalami

semua yang diceritakannya.

Laskar Pelangi memuat masalah-masalah sosial khususnya pendidikan kaum

marginal. Gambaran kaum marginal yang ditampilkan Andrea Hirata berupa marginal

secara politik dan ekonomi, keduanya berimbas pada pendidikan yang seharusnya

menjadi hak individu.

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 117

Potret pendidikan kaum marginal di Indonesia terwakili dalam karya-karya

Andrea Hirata dan menjadi hal utama yang disajikan dalam karyanya. Pendidikan

dikesampingkan karena budaya masyarakat yang berkembang bahwa mengenyam

pendidikan tidak penting, hal terpenting bagi masyarakat Belitong adalah

terpenuhinya kebutuhan mereka akan sandang, pangan dan papan. Masyarakat

berpandangan bahwa sekolah merupakan hal sia-sia karena pada akhirnya mereka

menjadi kuli PN Timah. Hal ini ditentang sepuluh anak Laskar Pelangi, mereka

beranggapan bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang untuk lepas dari

kemiskinan yang selama ini melilit mereka.

Kehidupan masyarakat yang kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar

berupa sandang, pangan dan papan sangat kontras dengan melimpahnya timah yang

mendatangkan devisa melimpah bagi negara. Hal ini terjadi karena adanya monopoli

PN Timah dan masyarakat sekitar hanya berperan sebagai kuli tambang. Kurangnya

penghasilan dan kekayaan memadai merupakan sisi termarginalnya masyarakat

dalam bidang ekonomi yang berakibat terabaikannya pendidikan, bahkan dalam

bidang politik bertalian erat karena ketidakberdayaan sekelompok masyarakat

terhadap sistem yang diterapkan oleh suatu pemerintahan sehingga mereka dalam

posisi sangat lemah dan tereksploitasi. Tidak terpenuhinya kebutuhan sosial mereka

menjadikan masyarakat yang terkucilkan, mangalami ketergantungan pada satu

sumber yaitu PN Timah dan ketidakmampuan berpartisipasi dalam masyarakat.

Kemiskinan telah membuat tokoh-tokoh Laskar Pelangi tidak dapat mengenyam

pendidikan memadai dari segi sarana dan prasarana, kurangnya akses pelayanan

publik, kurangnya lapangan pekerjaan memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-

hari, kurangnya jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga miskin.

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 118

Uraian-uraian di atas tertuang dalam novel Laskar Pelangi yang menceritakan

sekumpulan anak yang lahir disebuah pulau kaya timah negeri Indonesia. Namun,

pulau yang semestinya kaya raya itu ternyata miskin dari segi pendidikan dan

ekonomi. Di tengah-tengah keterbatasan fasilitas, anak-anak tersebut ternyata

mempunyai semangat belajar yang tinggi.

Laskar Pelangi berlatar budaya Melayu Belitong termarginalkan dalam

bidang ekonomi dan politik yang berdampak hadirnya kelompok penguasa dan

kelompok yang dikuasai, situasi demikian berakibat pada kesenjangan, tetapi

masyarakat hanya diam karena mereka hanya mempunyai satu tujuan dalam hidup

yakni terpenuhinya kebutuhan dasar. PN Timah berkuasa, memonopoli timah dan

mendominasi segala aspek dalam kehidupan masyarakat Belitong. Hal ini relevan

dengan pendapat Freire (2007:17) bahwa kekuasaan sebagai bentuk dominasi tidak

dipaksakan pemerintah secara sederhana dan dipraktikkan lewat kekuasaan, teknologi

dan ideologi yang bersama-sama menghasilkan pengetahuan, hubungan sosial dan

ekspresi budaya yang berfungsi secara aktif untuk membuat masyarakat diam.

Laskar Pelangi menggambarkan masa kecil tokoh-tokoh yang hidup disebuah

komunitas buruh tambang di Belitong. Pendidikan hanya dapat didikuti anak-anak

pegawai PN Timah dalam pangkat tertentu dan fasilitas yang hanya dapat dimasuki

orang-orang dengan kelas sosial tertentu. Tampak jelas adanya kapitalisme

pendidikan dalam sajian Laskar Pelangi.

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa latar belakang

sosial budaya dari seorang pengarang, dalam hal ini Andrea Hirata sangat

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 119

berpengaruh dalam penciptaan karya sastra. Pengaruh tersebut dapat dirinci sebagai

berikut.

1. Andrea Hirata awalnya hanya menulis memoar tentang masa kecilnya untuk

dipersembahkan sebagai kado ulang tahun bagi guru SD-nya, Ibu Muslimah.

Akibat "tercuri"nya naskah tersebut oleh seorang sahabat, maka Laskar Pelangi

pun diterbitkan.

2. Teknik penulisan Andrea menempuh sebuah pemaparan yang tidak biasa, yaitu

merekonstruksi karakter dan perwatakan tokoh-tokohnya secara menarik, dengan

mempermainkan tautan pikiran pembaca pada hal-hal yang sudah dikenal.

Pendeskripsian lingkungan alam sekitar dengan menyebutkan nama latin dari

flora dan fauna bahkan sejumlah istilah dari berbagai bidang ilmu seperti ilmu

fisika, kimia, biologi, antropologi, astronomi dan sosial untuk memberi gambaran

konkrit tentang suatu peristiwa atau perilaku para tokoh, menunjukkan

pengarangnya memiliki pengetahuan yang luas.

3. Dimensi pendidikan kaum marginal tampak pada perjuangan tokoh-tokoh dalam

novel Laskar Pelangi untuk mewujudkan mimpi masa depan di tengah kondisi

kemiskinan yang melilit mereka. Inspirasi ini menjadi motivasi membentuk

pribadi yang mandiri dann menjadi sarana mencapai cita-citanya. Kesenjangan ini

mendorong semangat kaum muda yang mencintai tanah kelahirannya, Belitong

untuk belajar dengan penuh ketekunan.

4. Laskar Pelangi memuat masalah-masalah sosial yang kompleks, salah satunya

adalan pendidikan kaum marginal.

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 120

1. Latar Belakang Penciptaan

Seorang pengarang bebas untuk mengeksplorasi perasaan, pikiran, dan

imajinasinya untuk dituangkan dalam sebuah karya sastra. Karya sastra sangat

dipengaruhi pengalaman dan pandangan hidup pengarangnya. Hal ini sejalan dengan

pendapat Luxemburg (dalam Sangidu, 2004: 41) dalam sastra yang ditulis oleh

pengarang pada suatu kurun waktu tertentu berkaitan langsung dengan norma-norma

dan adat istiadat zaman itu. Karya sastra merupakan tanggapan penciptanya

(pengarang) terhadap dunia (realitas sosial) yang dihadapi. Di dalamnya berisi

pengalaman. Pengalaman subjektif penciptanya, pengalaman kelompok masyarakat

(fakta sosial).

Karya sastra lahir karena proses kreatif dari pengarang yang menuangkan

gagasan melalui berbagai proses dalam produksinya oleh sebab itu penjelasan

mengenai latar belakang dan kehidupan pengarang merupakan metode yang tepat

dalam studi karya sastra. Melalui biografi pengarang akan terlihat ciri khas

kesusastraan pada hasil produksinya, dalam hal ini adalah biografi pengarang terkait

dengan novel Laskar Pelangi.

Pendekatan biografi merupakan studi yang sistematis mengenai proses

kreativitas. Subjek kreator atau pengarang dianggap sebagai asal-usul karya sastra.

Arti sebuah karya sastra tentunya relatif sama dengan maksud, niat, pesan, dan

tujuan-tujuan tertentu pengarang. Karya sastra pada dasarnya identik dengan riwayat

hidup dan pernyataan-pernyataan pengarang yang dianggap sebagai suatu kebenaran

(Nyoman Kutha Ratna, 2004: 56).

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 121

Proses penciptaan karya sastra, pengarang dipengaruhi susana kehidupan

sehari-hari, baik pengalaman sebagai penulis atau sebagai makhluk sosial yang

berhubungan dengan sesama dalam suatu lingkungan kelompok maupun dengan alam

sekitarnya, bahkan peristiwa-peristiwa yang dialami semasa kecil yang membentuk

pribadi seseorang sangat berpengaruh terhadap hasil karya pengarang.

Biografi pengarang akan mempermudah proses interpretasi makna karya

sastra. Menurut Wellek dan Austin Warren (1990: 82) manfaat biografi pengarang

dalam penelitian sastra adalah sebagai berikut.

1) Biografi menerangkan dan menjelaskan proses penciptaan karya yang

sebenarnya.

2) Biografi mengalihkan perhatian dari karya sastra tersebut terhadap kepribadian

pengarang.

3) Biografi dapat diperlakukan sebagai bahan pengetahuan psikologi ciptaan

artistik.

Uraian di atas dapat dipahami bahwa biografi pengarang sangat menunjang

bagi pembaca dalam menginterpretasi makna karya sastra. Hal ini sejalan dengan

pendapat Wellek dan Austin Warren (1990: 37) yang mengemukakan bahwa

pentingnya biografi pengarang akan banyak membantu dalam upaya penafsiran

makna.

Andrea Hirata Seman Said Harun lahir 24 Oktober, dari pasangan Seman Said

Harun dan NA Masturah Seman. Dibesarkan dalam lingkungan religius sebagaimana

masyarakat melayu pedalaman Sumatera yang tidak kental perdebatan ideologinya

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 122

dan apa adanya, serta membumi, sehingga diyakini dan dilaksanakan sebagai rambu-

rambu wajib tetapi sering melalaikan perkara-perkara yang jelas halal-haramnya.

Andrea mengungkapkan bahwa ia dan anggota Laskar Pelangi adalah korban

tsunami mental, hal ini terjadi karena selepas sekolah TK mereka sangat terobsesi

masuk SD milik PN Timah. Di sekolah tersebut biaya gratis, buku diberi cuma-cuma,

seragam disediakan dan pengajarnya adalah guru terbaik yang didatangkan dari Jawa.

Itulah SD terbaik di desa Gantung. Itulah SD yang menjadi impian setiap anak usia

sekolah dasar di Belitong Timur. Kriteria siswa yang diterima bukan berdasarkan

inteligensi tetapi, pertimbangan kelas sosial. Hanya anak karyawan PN Timah level

staf yang diterima, anak kuli rendahan tidak diperbolehkan, meski pun lebih pintar

dari anak staf. Perlakuan tersebut membekas hingga kini. Hierarki strata ekonomi

dalam masyarakat Belitong secara natural terbangun. Ada jarak antara orang kaya dan

miskin (Asrori S. Karni, 2008: 24-25).

Lulus SMA, Andrea Hirata merantau ke Jakarta untuk bekerja sambil kuliah

karena terinspirasi dengan kegigihan dan semangat juang bu Muslimah dalam

pendidikan tetapi terdampar di Bogor tanpa saudara. Dia diterima sebagai penyortir

surat kantor pos Bogor sambil kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

kemudian mendapatkan beasiswa di Universite de Paris Sorbone, Prancis dan

Sheffield Hallam University Inggris, lulus cumlaude dan mendapat gelar Master Uni

Eropa of Science.

Tesisnya telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku

teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 123

tersebut telah beredar sebagai referensi Ilmiah. Tahun 1997/1998 bekerja di PT

Telkom dan sekarang sebagai instruktur PT Telkom pusat Bandung.

Andrea suka naik komidi putar karena berhubungan dengan cinta pertamanya

dan awal mengenal cinta. Dia mengaku bangga menjadi orang Melayu pedalaman

meskipun pernah tinggal di Inggris dan Prancis tidak berubah sebagai orang

kampung. Terlihat pada pandangannya dalam pergaulan pria-wanita, taat shalat, tidak

liberal, sepulang sekolah mengaji, dan tidak mengagumi hedonistik. Meskipun studi

mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia sangat menggemari sains-fisika,

kimia, biologi, astronomi, dan sastra. Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai

seorang akademisi dan backpacker sedang mengejar mimpinya yang lain untuk

tinggal di Kye Gompa, desa tertinggi di dunia, di Himalaya.

Andrea seorang penulis Indonesia yang berasal dari masyarakat terpinggirkan

dari kampung terpencil Manggar pulau Belitong, provinsi Bangka Belitung, Sumatera

Selatan. Novel pertamanya adalah novel Laskar Pelangi merupakan buku pertama

dari tetralogi novelnya, yaitu: (1) Laskar Pelangi (2) Sang Pemimpi (3) Endensor (4)

Maryamah Karpov.

Laskar Pelangi adalah ledakan obsesi yang terpendam hampir tiga puluh

tahun. Tertimbun selama tiga dekade, tekad itu timbul tenggelam, namun gelora

dasarnya tidak pernah redup. Kisah fiksi berbasis kisah nyata ini merupakan ekspresi

hasrat kuat seorang murid yang pernah berjanji dalam hati, sejak masa kanak-kanak

untuk mengukir dedikasi gurunya yang mendidik tanpa pamrih (Asrori S. Karni,

2008: 15).

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 124

Asrori S. Karni (2008: 15-16) mengungkapkan bahwa Andrea merupakan

murid yang mengidap trauma batin akibat diskriminasi akses pendidikan yang layak,

terdiskriminasi semata karena status sosial-ekonomi, karena berasal dari keluarga

miskin, maka kehadiran guru yang peduli, tidak pernah letih memotivasi dan piawai

membangun rasa percaya diri, adalah anugerah Tuhan yang paling indah dan paling

tidak terlupakan di muka bumi, lebih-lebih, bila sang murid kini berhasil menerobos

keangkuhan tembok institusi pendidikan, hingga mencapai jenjang cukup tinggi,

bahkan melanglang buana ke mancanegara. Berbekal “bahan utama” berupa mimpi

kuat dan harapan mendalam yang benihnya ditanamkan sang guru sejak dini,

ditanamkan dengan penuh kasih sayang, maka guru model itu terus dikenang

sepanjang hayat.

Obsesi terpendam itu meledak tidak terbendung ketika si murid menyaksikan

langsung derita masyarakat Aceh pascamusibah tsunami, Desember 2004. Murid itu,

Andrea Hirata, mendapat tugas sebagai relawan Telkom di Aceh selama dua bulan.

Tugas sebagai relawan itu atas permohonan Andrea sendiri kepada pimpinan Telkom

(Asrori S, Karni, 2008: 16).

Selepas pulang dari Aceh, Andrea segera menulis kisah hidupnya tersebut,

dan hanya dalam tiga minggu draft pertama novel setebal 600 halaman selesai.

Andrea begitu serius mempersiapkan naskahnya dengan menjalani penghayatan total.

Sama seriusnya dengan riset yang ia lakukan untuk memperkaya isi. Dalam banyak

kesempatan Andrea kerap menyampaikan bahwa ia gila riset. Setiap fenomena yang

ia lihat, ia gali akar permasalahannya untuk menemukan konklusi dan bagaimana

Page 142: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 125

mendudukkan masalah secara tepat. Wajar saja bila karya-karyanya membuat banyak

orang berdecak kagum. Karena karya itu dipersiapkan sedemikian matang dan serius

sehingga padat gizi saat dikonsumsi pembaca (Asrori S. Karni, 2008: 27).

Awalnya pria yang bekerja di Telkom Bandung ini sama sekali tidak berminat

menyebarluaskan novel ini. Andrea hanya mencetak fotokopi untuk kalangan

terbatas. Seorang temannya yang melihat prospek buku tersebut diam-diam mengirim

ke penerbit Bentang atas nama Andrea. Dalam hitungan minggu novel Laskar

Pelangi dicetak ulang dan banyak pujian terhadap kehadiran buku tersebut karena

berbeda dengan buku lain. Hal ini memicu penulis melanjutkan menulis kisah

hidupnya yang menarik sehingga menjadi tetralogi. Tiga novelnya ditulis secara

spontan, seperti kutipan sebagai berikut.

”Spontan, demikian filosofi kreativitas saya. Saya tak perlu waktu khusus untuk menulis dan tak perlu bersusah-susah menyiasati mood. Saya tak tergantung mood, dan selalu berusaha belajar menjadi pribadi yang efektif”.

Kutipan wawancara di atas membahas mengenai proses kreatif yang dilewati

Andrea Hirata dalam produksi karya sastranya. Proses kreatif melahirkan tiga novel

(Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Endensor) mempunyai kesan yang paling membekas

pada masa kecilnya di SD Muhammadiyah dan kenangannya bersama ibu Muslimah

gurunya, sebagaimana kutipan wawancara sebagai berikut.

”Kesan yang paling membekas adalah bagaimana beliau selalu berhasil membuat kami untuk mencintai ilmu. Dengan beliau, mata pelajaran apapun tak pernah menjadi beban. Pekerjaan rumah adalah hiburan,ulangan adalah petualangan dan tantangan yang menyenangkan”. Andrea mempunyai harapan untuk mendirikan Laskar pelangi in action dari

royalti buku dan film Laskar Pelangi, sebagaimana kutipan wawancara berikut:

Page 143: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 126

”Saya akan mengalokasikan royalti buku dan film Laskar Pelangi untuk membuat sebuah program yang saya sebut “Laskar Pelangi in action”. Learning centre dalam “Laskar Pelangi in action” tahun ini berupa bimbingan belajar intensif gratis matematika, fisika, kimia, biologi, dan bahasa Inggris bagi siswa-siswa kelas 3 SMA dari Belitong yang akan mengikuti SPMB. Cita-cita saya adalah ide “Laskar pelangi in action” menginspirasi dan ditiru orang lain sehingga menjadi seperti MLM intelektualitas, dan mudah-mudahan “Laskar pelangi in action” bisa menjadi sebuah model learning society” Tanggal 14 Desember 2007, Andrea di depan siswa SMP dan SMA Belitung

Barat lounching program yang menjadi obsesinya program sosial pendidikan atau LP

In Action menggunakan royalti yang diterimanya. Andrea akan kembali menekuni

tugasnya semula menulis buku ekonomi telekomunikasi jilid 2 setelah Maryamah

Kaprov louncing.

2. Karya-karya Andrea Hirata

Andrea Hirata sebagai seorang pengarang telah menghasilkan novel tetralogi

Laskar Pelangi, Dwilogi Padang Bulan dan buku Teori Ekonomi.

a. Karya Fiksi

1) Laskar Pelangi (Bentang, September 2005, National Best Seller);

2) Sang Pemimpi (Bentang, Juli 2006, National Best Seller);

3) Edensor (Bentang, Mei 2007, National Best Seller dan nominator

penghargaan nasional sastra Khatulistiwa Literary Award/ KLA 20 tanggal 18

Januari 2008);

4) Maryamah Karpov (Bentang, November 2008);

5) Padang Bulan (Bentang, Juni 2010);

6) Cinta di Dalam Gelas (Bentang, Juni 2010).

b. Karya Nonfiksi

Page 144: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 127

The Science of Business, Teori Ekonomi dalam Perspektif Telekomunikasi

(Penerbit ITB, 2003).

Empat buah novel yang diterbitkan Bentang, yaitu Laskar Pelangi (terjual

200.000 eksemplar), Sang Pemimpi (30.000 eks) dan Edensor (15.000 eks) dan

Maryamah Kaprov. Laskar Pelangi menjadi best seller di Malaysia dan

Singapura, bahkan negara Spanyol dan beberapa negera Eropa lainnya berminat

menerbitkannya. Laskar Pelangi difilmkan dengan disutradarai Riri Reza. Tokoh-

tokoh dalam tiga novel Andrea (Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Endensor)

menceritakan perjuangan untuk mewujudkan mimpi masa depan di tengah kondisi

kemiskinan. Sekolah Dasar Muhammadiyah yang menjadi salah satu latar cerita

Laskar Pelangi telah roboh tahun 1991 dan tidak pernah dibangun lagi.

Novel keempat dari tetralogi Laskar Pelangi yaitu Maryamah Kaprov

mengisahkan keberanian dan keteguhan hati Andrea untuk menyelesaikan

studinya serta perjuangan menemukan pujaan hatinya A Ling.

Andrea mengakui tetralogi Laskar Pelangi bukan buku yang berakhir

bahagia tetapi realistis dalam menggambarkan kisah dan nasib mayoritas

penduduk Indonesia, tentang konteks bukan sekedar peristiwa, tentang

interpretasi fenomena hidup nyata dan seadanya. Tetralogi Laskar Pelangi tidak

terpaku pada tren metropop atau isi urban dan hedonistik tetapi esensi kepribadian

seseorang sehingga pembaca mempersepsikan dirinya pada karakter tokoh dalam

novel-novelnya.

Page 145: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 128

3. Ciri Khas Karya Andrea Hirata

Karya sastra akan menunjukkan perbedaan berdasarkan pengalaman

bermasyarakat masing-masing pengarang. Pengalaman pengarang ketika menciptakan

karya sastra dapat berupa pengalaman yang sadar (ingin diwujudkan dalam karyanya)

dan pengalaman yang tidak sadar (selama waktu penciptaan yang diperpanjang)

(Wellek dan Austin Warren, 1990: 182).

Setiap pengarang memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan

pengarang lain. Ciri tersebut tidak dimiliki oleh pengarang-pengarang lain dan ini

merupakan sesuatu yang menonjol dalam setiap karya-karyanya. Ciri-ciri suatu karya

sastra yang diciptakan pengarang dapat diketahui setelah membaca berulang-ulang

karya sastranya, dengan demikian seorang pengarang dapat diidentifikasi ciri

khasnya.

Interpretasi karya sastra seorang sastrawan dilakukan dengan cara menyelami

beberapa karya yang telah diciptakan sastrawan lain, hal ini diharapkan mampu

menemukan ciri khas dari sastrawan tersebut. Dibutuhkan beberapa hasil karya sastra

yang satu dengan yang lain untuk mengetahui ciri khas karya sastra seorang

sastrawan.

Andrea Hirata sebagai seorang sastrawan memiliki ciri khas kesusastraan.

Ciri-ciri tersebut dapat dilihat dari karya-karya yang dihasilkannya. Salah satu karya

tersebut adalah sebagai berikut:

Menyimak halaman persembahan dalam novel Laskar Pelangi yang

ditujukannya untuk dua orang guru masa kecilnya (Muslimah Hafsari dan Harfan

Effeny Noor), tampak bahwa dua orang ini tidak sekadar tokoh fiksi Laskar Pelangi

dalam imajinasi Andrea, tetapi ada dalam pengetahuan dan pengalaman hidup Andrea

sebagai pengarang. Ciri yang lain tampak pada kutipan sebagai berikut.

Page 146: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 129

Ayahnya . . . menganggap keputusan menyekolahkan Lintang adalah keputusan yang tepat . . . ia berharap Lintang dapat mengeluarkan mereka dari lingkaran kemiskinan yang telah lama mengikat mereka hingga sulit bernapas (Laskar Pelangi, 2008: 95).

Jika dulu aku tak berani bermimpi sekolah di Prancis, jika dulu aku tak menegakkan sumpah untuk sekolah setinggi-tingginya demi martabat ayahku, aku dapat melihat diriku dengan terang sore ini: sedang berdiri dengan tubuh hitam kumal, yang kelihata hanya mataku, memegang sekop menghadapi gunung timah, mengumpulkan napas, menghela tenaga, mencedokinya dari pukul delapan pagi sampai magrib, menggantikan tugas ayahku yang dulu menggantikan tugas ayahnya, turun temurun menjadi kuli kasta rendah. Aku menolak semua itu! Aku menolak perlakuan buruk nasib pada ayahku dan pada kaumku. Kini Tuhan telah memeluk mimpiku. Detik ini di jantung Paris, di depan tonggak penjara Bastille, perlambang kebebasan, aku telah merdeka, tak goyah, tak pernah sedetik pun menyerah. Di sini, atas nama kaumku, martabat ayahku, kurasakan dalam aliran darahku saat nasib membuktikan sifatnya yang hakiki bahwa ia akan memihak para pemberani (Maryamah Karpov, 2008: 32-33). Kutipan di atas menggambarkan seorang manusia terdidik diharapkan mampu

mendapatkan pengetahuan yang lebih baik tentang dunia dan mencapai kehidupan

yang lebih baik baginya di masa depan. Hal inilah yang direpresentasikan Andrea

dalam tetralogi Laskar Pelangi lewat tuturan tokoh orangtua Lintang pada novel

Laskar Pelangi. Maksud kutipan di atas sangat jelas. Tokoh ayah dan ibu Lintang

percaya bahwa dengan menyekolahkan anaknya tersebut, Lintang akan membawa

nasib keluarganya menjadi lebih baik di masa depan. Semangat Lintang bersekolah

juga digambarkan dengan menempuh perjalanan sejauh empat puluh kilometer dari

rumahnya di Tanjong Kelumpang menuju sekolah menggunakan sepeda sejak subuh.

Novel Maryamah Karpov pada kutipan di atas juga menggambarkan tekad Ikal untuk

merubah nasibnya menjadi lebih baik dimasa depan setelah menyelesaikan tesisnya.

Andrea memiliki pendeskripsian lingkungan alam sekitar dengan

menyebutkan nama latin dari flora dan fauna bahkan sejumlah istilah dari berbagai

Page 147: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 130

bidang ilmu untuk memberi gambaran konkrit tentang suatu peristiwa atau perilaku

para tokoh, menunjukkan pengarangnya memiliki pengetahuan yang luas. Hal ini

tampak pada kutipan sebagai berikut.

Filicium decipiens biasa ditanam botanikus untuk mengundang burung. Daunnya lebat tak kenal musim. Bentuk daunnya cekung sehingga dapat manampung embun untuk burung-burung kecil minum. Dahannya pun mungil, menarik hati burung segala ukuran. Lebih dari itu, dalam jarak 50 meter dari pohon ini, di belakang sekolah kami, berdiri kekar menjulang awan sebatang pohon tua ganitri (Elarocarpus sphaericus schum). Tingginya hampir 20 meter, dua kali lebih tinggi dari filicium. Konfigurasi ini menguntungkan bagi burung-burung kecil cantik nan aduhai yang diciptakan untuk selalu menjaga jarak dengan manusia (seperti setiap makhluk yang merasa dirinya cantik memang cenderung menjaga jarak), yaitu red breasted hanging parrots atau tak lain serindit melayu (Laskar Pelangi, 2008: 64-65).

Dokter gigi Budi Ardians Tanuwijaya selalu bangun mendahului matahari. Ia menyirami peperomia kesayangannya, yang berderet-deret di beranda rumah dinasnya. Lalu menangkas pucukpucuk pohon tehtehan atau durante repens, untuk memelihara bentuknya agar tetap seperti angsa (Maryamah Karpov, 2008: 160).

Gapailah gumpalan awan dalam lapisan atmosfer, lalu naiklah terus menuju stratosfer, menembus lapisan ozon, ionosfer dan bulan-bulan di planet yang asing. Meluncurlah terus sampai ketinggian di mana gravitasi bumi sudah tak peduli. Arungi samudra bintang gemintang dalam suhu dingin yang mampu meledakkan benda padat. Lintasi hujan meteor sampai tiba di eksosfer-lapisan paling luar atmosfer dengan bentangan selebar 1.200 kilometer, dan teruslah melaju menaklukkan langit ketujuh (Laskar Pelangi, 2008: 103-104).

“Substansinya adalah bahwa Newton terang-terangan berhasil membuktikan kesalahan teori-teori yang dikemukakan Descartes dan Aristoteles! Bahkan yang paling mutakhir ketika itu, Robert Hooke (Laskar Pelangi, 2008: 381).

Lalu ia mengkhotbahkan dalilnya, barangkali seperti Newton dulu mentasbihkan Principia (Maryamah Karpov, 2008: 292). Karya-karya Andrea Hirata menggambarkan kuatnya energi cinta,

pangorbanan, pesan moral dan kapercayaan pada Tuhan yang diungkapkan dengan

Page 148: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 131

kompilasi puisi dan lirik lagu. Hal ini tampak pada karya-karyanyanya sebagai

berikut.

Aku Bermimpi Melihat Surga

Sungguh, malam ketiga di Pangkalan Punai aku mimpi melihat surga

Ternyata surga tidak megah, hanya sebuah istana kecil di tengah hutan

Tidak ada bidadri seperti disebut di kitab-kitab suci Aku meniti jembatan kecil

Seorang Wanita berwajah jernih menyambutku ”Inilah surga” katanya. Ia tersenyum, kerling matanya mengajakku menengadah Seketika aku terkesiap oleh pantulan sinar matahari senja Menyirami kubah-kubah istana Mengapa matahari berwarna perak, jingga, dan biru? Sebuah keindahan yang asing Di istana surga Dahan-dahan pohon ara menjalar ke dalam kamar-kamar

sunyi yang bertingkat-tingkat Gelas-gelas kristal berdenting, dialiri air zam-zam

menebarkan rasa kesejukan Bunga petunia ditanam di dalam pot-pot kayu Pot-pot itu digantungkan pada kosen-kosen jendelatua

berwarna biru Di beranda, lampu-lampu kecil disembunyikan dibalik

tilam, indah sekali Sinarnya memancarkan kedamaian

Tembus membelah perdu-perdu di halaman Surga begitu sepi Tapi aku ingin tetap di sini Karena kuingat janjimu Tuhan Kalau aku datang dengan berjalan ENGKAU akan menjemputku dengan berlari-lari (Laskar Pelangi: 2008: 181-182).

Puisi di atas ditulis Ikal di pinggir pantai sebagai tugas pelajaran kesenian,

puisi tersebut menggambarkan pesona hakiki pangkalan punai yang membayanginya

sampai terbawa mimpi.

Page 149: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 132

Puisi bermakna kebesaran Tuhan juga tampak pada novel Maryamah Karpov

dalam bab Dalil Lintang berikut.

Ada Tahukah dirimu kawan? Dalam serpih-serpih cahaya Dan gerak-gerik halus benda tersimapan rahasia Mengapa kita ini ada (Maryamah Karpov: 2008: 340). Pengungkapan perasaan cinta kepada pujaan hati digambarkan melalui

kompilasi puisi terdapat pada karya-karya Andrea Hirata berikut.

Bunga Krisan A Ling, Lihatlah ke Langit Jauh tinggi di angkasa Awan-awan putih yang berarak itu Akan mengirim bunga-bunga krisan untukmu (Laskar Pelangi, 2008: 257).

Puisi di atas ditulis Ikal pada suatu sore yang indah, di bulan Juli di kebun

bunga, puisi tersebut ditujukan pada A Ling.

Rindu Cinta benar-benar telah menyusahkanku Ketika kita saling memandang Saat sembahyang rebut Malamnya aku tak bisa tidur Karena wajahmu tak mau

pergi dari kamarku Kapalaku pusing sejak itu... Sipakah dirimu? Yang berani merusak tidur dan selera makanku? Yang membuatku melamun sepanjang waktu? Kamu tak lebih dari seorang anak muda pengganggu! Namun ingin kukatakan padamu Setiap malam aku bersyukur kita telah bertemu Karena hanya padamu, aku akan merasa rindu... A Ling (Laskar Pelangi, 2008: 280-281).

Page 150: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 133

Lintang Tak tahu engkau dimana Tapi, kulihat dirimu di antara bayang-bayang pohon Willow Ku dengar suaramu, dalam riang sungai Darrow Dan kucium dirimu dalam angin yang berhembus dari utara (Maryamah Karpov: 2008: 36).

Jangan samakan lada dan pala Berbeda rupa, tak padan rasa Rela kanda menginjak bara Demi cinta dinda Nurmala (Sang Pemimpi: 2006: 187).

Puisi Rindu di tulis A Ling untuk Ikal sedangkan puisi berjudul Lintang di

atas diukir oleh Ikal di sebuah batu karang di Endensor untuk A Ling saat perjalannya

mencari pujaan hatinya dan karena mimpi serta janjinya di waktu kecil untuk

menemukan sebuah tempat bernama Endensor. Puisi pada novel Sang Pemimpi

merupakan puisi Arai kepada Nurmala.

Jauh tinggi A Ling, hari ini aku mendaki Gunung Selumar Tinggi, tinggi sekali, sampai ke puncaknya Hanya untuk melihat atap rumahmu Hatiku damai rasanya (Laskar Pelangi, 2008: 292). Selain penggambaran suasana hati melalui puisi, Andrea juga menggunakan

lirik lagu dalam karya-karyanya. Hal tersebut tampak pada karya-karyanya berikut.

A gentleman will walk but Nevel run It takes a man to suffer Ignorance and smile Be yourself no matter what they say (Maryamah Karpov, 2008: 71). Lirik lagu di atas berjudul English Man in New Yorknya Sting yang diputar

bang Zaitun di atas bis ”Dendang Gembira Suka-suka” untuk seorang akuntan dari

Jakarta.

Page 151: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 134

”Juwita malam siapakah gerangan puan...” ”Juwita malam, dari bulankah puan...” (Sang Pemimpi, 2006: 53) Lagu di atas dinyanyikan Nurmi sambil memainkan biola untuk Ikal dan Arai.

when I fall in Love It will be ferever In the restless day like this Love is ended before it’s begin... When I give my heart It will be comletely (Sang Pemimpi: 2006: 204) Lirik di atas merupakan cuplikan lagu When I Fall in Love Natking Cole yang

dimainkan oleh Nurmala melalui piringan hitam.

La Niege Au Sahara Si la paussiere emporte tes Reves de lumiere Je sairai ta lune, tan repare Et sile soleit naus brule Je prieri que tombe la niege au (Endensor, 2007: 88).

Lirik di atas di dengarkan Ikal berjudul Snow On the Sahara versi Prancis dari

Anggun C Sasmi di Radio Paris FM.

Karya Andrea erat dengan tampilan bahasa yang sederhana, lekat dengan

budaya Melayu dan ditampilkan dengan kompilasi puisi menarik. Hal ini

mendominasi karya-karyanya, dalam tetralogi Laskar Pelangi maupun dalam dwilogi

Padang Bulan.

Seribu Lima Ratus Perak

Kutengok di televisi Kebenaran di Jakarta mahal sekali Para koruptor pintar sembunyi

Page 152: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 135

Padahal nyata-nyata, mereka telah mencuri Kawan di kampung kami Kebenaran harganya hanya seribu limaratus perak

Warnanya hitam, tergenang di dalam gelas, saban pagi (Cinta di dalam Gelas, 2010: 110).

Bulan di Atas kota Kecilku yang Ditinggalkan Zaman

Orang asing Orang asing Seseorang yang asing berdiri dalam cermin Tak kupercaya aku pada pandanganku Begitu banyak cinta telah mengambil dariku Aku kesepian Aku kesepian di keramaian Menegeluarkanmu dari ingatan Bak menceraikan angin dari awan

Takut Takut Aku sangat takut Kehilangan seseorang yang tak pernah kumiliki Gila, gila rasanya Gila karena cemburu buta Yang tersisa hanya kenangan Saat kau meninggalkanku sendirian di bawah rembulan yang menyinari kota kecilku Yang ditinggalkan zaman Sejauh yang dapat kukenang Cinta tak pernah lagi datang Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman Bulan di atas kota kecilku yang ditinggalkan zaman (Padang Bulan, 2010: 198).

Kompilasi lagu, puisi dan penggambaran kultur Melayu dominan dalam karya

Andrea Hirata. Andrea memiliki ciri khas dalam menuangkan gagasannya dalam

karya sasatra yang diproduksinya.

Page 153: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 136

Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Andrea Hirata

memiliki ciri khas yang membedakan dengan sastrawan lain. Ciri khas tersebut

antarara lain sebagai berikut.

1. Dibanyak referensi ditemukan keterangan bahwa Andrea memiliki minat terhadap

sains dan dunia pendidikan. Novel Laskar Pelangi terdapat banyak kalimat

dengan ‘bumbu-bumbu’ ilmiah yang dipadukannya dengan kisah sederhana dan

memikat.

2. Tema yang diangkat dalam tetralogi Laskar Pelangi adalah perjuangan kaum

marginal memperoleh pendidikan, kekuatan cinta, serta kepercayaan kepada

Tuhan yang diungkapkan melalui lirik lagu dan kompilasi puisi.

3. Penceritaan berkisar pada masyarakat marginal di Belitong dan menggambarkan

perjuangan kaum marginal mencapai cita-cita.

D. Dimensi Pendidikan Kaum Marginal dalam Novel Laskar Pelangi

Karya Andrea Hirata

Pendidikan kaum marginal adalah pendidikan sekelompok masyarakat yang

dimiskinkan oleh pembangunan yang terdiri dari buruh kasar dengan upah subsisten

dari sebuah industri, kalangan petani yang tercekik struktur sosial ekonomi yang

didominasi kaum kapitalis. Serta pekerja sektor informal di perkotaan yang

keberadaannya selalu mengundang stigmatisasi, apriori dan segenap prasangka dari

aparat keamanan. Kaum marginal (tertindas) bermacam- macam, tertindas rezim

otoriter, tertindas oleh struktur sosial yang tak adil dan diskriminatif, tertindas karena

warna kulit, jender dan ras.

Page 154: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 137

Ada dua ciri orang termarginalkan (tertindas). Pertama, mereka mengalami

alienasi dari diri dan lingkungannya. Mereka tidak bisa menjadi subjek otonom, tetapi

hanya mampu mengimitasi orang lain. Hal ini tampak pada novel Laskar Pelangi,

yang mana masyarakat Melayu Belitong mayoritas hanya bekerja sebagai kuli. Hal

tersebut tampak pada kutipan berikut.

“…aku taku beliau sedang gugup dan aku maklum bahwa tak mudah bagi seorang pria berusia empat puluh tujuh tahun, seorang buruh tambang yang beranak banyak dan bergaji kecil, untuk menyerahkan anak laki-lakinya ke sekolah. Lebih mudah menyerahkannya pada tauke pasar pagi untuk jadi tukang parut atau pada juragan pantai untuk menjadi kuli kopra agar dapat membantu ekonomi keluarga. Menyekolahkan anak berarti mengikatkan diri pada biaya selama belasan tahun dan itu bukan perkara gampang bagi keluarga kami.

“Kasihan ayahku…”

Maka tak sampai hati aku memandang wajahnya.

“Barangkali sebaiknya aku pulang saja, melupakan keinginan sekolah dan mengikuti jejak beberapa abang dan sepupu-sepupuku menjadi kuli…”

“….setiap wajah orangtua di depanku mengesankan bahwa mereka tidak sedang duduk di bangku panjang itu, karena pikiran mereka, seperti pikiran ayahku, melayang-layang ke pasar pagi atau ke karamba di tepian laut membayangkan anak lelakinya lebih baik menjadi pesuruh di sana. Para orangtua ini sama sekali tak yakin bahwa pendidikan anaknya yang hanya mampu mereka biayai paling tinggi sampai SMP akan dapat mempercerah masa depan keluarga.” (Laskar Pelangi, 2008: 2-3).

Berdasarkan kutipan di atas tampak bahwa masyarakat Melayu Belitong tidak

yakin bahwa dengan pendidikan akan berdampak positif bagi mereka. Bahkan

mereka mengantar anak-anaknya mendaftar ke sekolah untuk menghindari celaan

aparat desa karena tidak menyekolahkan anaknya dalam upaya memerdekakan anak

dari buta huruf.

Page 155: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 138

Kedua, mereka mengalami self-depreciation, merasa bodoh, tidak

mengetahui apa-apa. Padahal, saat mereka telah berinteraksi dengan dunia dan

manusia lain, sebenarnya mereka tidak lagi menjadi bejana kosong atau empty vessel,

tetapi telah menjadi makhluk yang mengetahui. Tampak dalam Novel Laskar Pelangi

bahwa sepuluh anak yang dimasukkan oleh orangtuanya di Perguruan

Muhammadiyah awalnya kosong, tidak paham bagaimana membaca dan menulis

serta berhitung karena keluarga mereka buta huruf. Lambat laun mereka, kesepuluh

anak anggota Laskar Pelangi dapat berhitung, membaca dan menulis bahkan

diberikan bekal budi pekerti, norma dan demokrasi berkat adanya interaksi dengan

pendidik mereka yaitu ibu Muslimah dan pak Harfan.

Sebagaimana yang diungkapkan Freire bahwa mengemansipasi mereka yang

tertindas berangkat dari konsep tentang manusia. Baginya, manusia adalah incomplete

and unfinished beings. Untuk itulah manusia dituntut untuk selalu berusaha menjadi

subjek yang mampu mengubah realitas eksistensialnya. Menjadi subjek atau makhluk

yang lebih manusiawi, dalam pandangan Freire, adalah panggilan ontologis

(ontological vocation) manusia. Dalam konteks Laskar Pelangi di tengah kondisi

yang termarginalkan (tertindas) sepuluh anak Belitong yang mengenyam pendidikan

di Perguruan Muhammadiyah berupaya melepaskan diri dari kungkungan tersebut.

Hal tersebut dapat dilihat dari upaya mereka saat memahami pengetahuan yang

disampaikan oleh bu Muslimah maupun pak Harfan sebagai bekal meraih impian

mereka. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.

“Pak Harfan tampak amat bahagia menghadapi murid, tipikal “guru” yang sesungguhnya, seperti dalam lingua asalnya, India, yaitu orang yang tak hanya mentranfer sebuah pelajaran, tetapi juga yang secara pribadi menjadi

Page 156: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 139

sahabat dan pembimbing spiritual bagi muridnya….” (Laskar Pelangi, 2008: 23).

“…Pak Harfan member kami pelajaran pertama tentang keteguhan pendirian, tentang ketekunan, tentang keinginan kuat untuk mencapai cita-cita. Beliau meyakinkan kami bahwa hidup bias demikian bahagia dalam keterbatasan jika dimaknai dengan keikhlasan berkorban untuk sesama….” (Laskar Pelangi, 2008: 24).

Kutipan di atas sejalan dengan teori filsafat pendidikan Paulo Freire yang

bertumpu pada keyakinan, manusia secara fitrah mempunyai kapasitas untuk

mengubah nasibnya. Oleh karena itu, tugas utama pendidikan sebenarnya mengantar

peserta didik menjadi subjek. Di samping itu, Paulo Freire mengurai secara gamblang

problem pengetahuan yang dipolakan dari sistem pendidikan yang “menindas” dan

kontra-pembebasan.

Paulo Freire menegaskan bahwa pola pendidikan yang selama ini terjadi

bahwa hubungan antara guru dan murid dengan menggunakan model “watak

bercerita” (narrative): seorang subjek yang bercerita (guru) dan objek-objek yang

patuh dan mendengarkan (murid-murid). Konteks Laskar Pelangi dalam hal ini tidak

berlaku karena konsep dan cara mengajar pendidiknya menekankan pada sisi

moralitas, kepemimpinan, demokrasi yang melibatkan siswa sebagai subjeknya. Hal

ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.

Bu Mus adalah seorang guru yang pandai, karismatik dan memiliki pandangan jauh ke depan. Beliau menyusun sendiri silabus pelajaran budi pekerti dan mengajarkan pada kami sejak dini pandangan-pandangan dasar moral, demokrasi, hukum, keadilan dan hak-hak asasi__jauh hari sebelum orang-orang sekarang meributkan soal materialisme versus pembangunan spiritual dalam pendidikan. Dasar-dasar moral itu menuntun kami membuat konstruksi imajiner nilai-nilai integritas pribadi dalam konteks Islam. Kami diajarkan menggali nilai luhur di dalam diri sendiri agar berperilaku baik karena kesadran pribadi. Materi pelajaran budi pekerti yang hanya diajarkan di sekolah Muhammadiyah sama sekali tidak seperti kode perilaku formal

Page 157: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 140

yang ada dalam konteks legalitas intitusional seperti sapta prasetya atau pedoman-pedoman pengalaman lainnya.” (Laskar Pelangi, 2008: 30-31).

Tampak bahwa tugas guru dalam Laskar Pelangi tidak hanya menjalankan

proses pendidikan dengan menceritakan realitas, seolah-olah sesuatu yang tidak

bergerak, statis, terpisah satu sama lain, dan dapat diramalkan. Guru tidak

hanya“mengisi” para murid dengan bahan-bahan yang dituturkan, tidak terlepas dari

realitas dan terpisah dari totalitas. Pola pendidikan tidak hanya bercerita mengarahkan

murid-murid untuk menghafal secara mekanis apa yang diceritakan kepadanya

dengan demikian pendidikan tidak menjadi kegiatan “menabung”.

Konsep pendidikan bercerita dan mengarahkan murid-murid hanya untuk

menghafal secara mekanis apa yang diceritakan kepadanya seperti kegiatan

“menabung”. Hal tersebut disebut oleh Freire sebagai pendidikan “gaya bank”.

Akhirnya, murid hanya beraktivitas seputar menerima pengetahuan, mencatat, dan

menghafal. Dalam model pendidikan ini secara jelas terlihat bahwa pendidikan adalah

alat kekuasaan guru yang dominatif dan “angkuh”. Tidak ada proses komunikasi

timbal-balik dan tidak ada ruang demokratis untuk saling mengkritisi. Guru dan

murid berada pada posisi yang tidak berimbang. Freire kembali menegaskan bahwa

dengan demikian pengetahuan seolah-olah adalah “anugerah” yang dihibahkan oleh

mereka yang mengangap dirinya berpengetahuan kepada mereka yang dianggap tidak

memiliki pengetahuan apa-apa, alias bodoh.

Mencapai tujuan tersebut diperlukan proses gerakan ganda sebagimana yang

telah dilakukan oleh bu Muslimah dan pak Harfan: meningkatkan kesadaran kritis

peserta didik sekaligus berupaya mentransformasikan struktur sosial yang menjadikan

Page 158: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 141

penindasan itu berlangsung hilang berangsur-angsur. Hal ini muncul karena

kesadaran manusia berproses secara dialektis antara diri dan lingkungan yang

berpotensi untuk berkembang dan mempengaruhi lingkungan, tetapi juga dipengaruhi

dan dibentuk oleh struktur sosial atau melalui tempat berkembangnya.

Konsep pembelajaran ideal yang ditarapkan oleh bu Muslimah dan pak

Harfan dicapai dengan proses pembelajaran memnegun relasi antara pendidik dan

peserta didik yang bersifat subjek-subjek, bukan subjek- objek. Tetapi, konsep ini

tidak berarti hanya menjadikan guru sebagai fasilitator an sich, karena ia harus

terlibat (bersama- sama peserta didik) dalam mengkritisi dan memproduksi ilmu

pengetahuan.

Dalam Lasar Pelangi menunjukkan bahwa peran guru sejalan dengan

pandangan Freire, tidak hanya menjadi tenaga pengajar yang memberi instruksi

kepada anak didik, tetapi juga memerankan dirinya sebagai pekerja kultural (cultural

workers). Bu Muslimah dan pak Harfan sadar, pendidikan mempunyai dua kekuatan

sekaligus: sebagai aksi kultural untuk pembebasan atau sebagai aksi kultural untuk

dominasi dan hegemoni; sebagai medium untuk memproduksi sistem sosial yang baru

atau sebagai medium untuk mereproduksi status quo.

Pendidikan tidak bisa dibatasi fungsinya hanya sebatas area pembelajaran di

sekolah jika pendidikan dipahami sebagai aksi kultural untuk pembebasan, maka

pendidikan tidak bisa dibatasi fungsinya hanya sebatas area pembelajaran di sekolah.

Ia harus diperluas perannya dalam menciptakan kehidupan publik yang lebih

demokratis. Untuk itu, dalam pandangan Freire, “reading a word cannot be separated

from reading the world and speaking a word must be related to transforming reality.”

Page 159: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 142

Dengan demikian, harus ada semacam kontekstualisasi pembelajaran di kelas. Teks

yang diajarkan di kelas harus dikaitkan kehidupan nyata. Dengan kata lain, harus ada

dialektika antara teks dan konteks, teks dan realitas. Pendapat Freire tersebut tertuang

dalam kutipan novel Laskar Pelangi berikut.

“Kali ini Ibunda tidak memberimu nilai terbaikuntuk mendidikmu sendiri ,” kata Bu Mus dengan bujak pada Mahar yang cuek saja

“Bukan karena karyamu tidak bermutu, tapi dalam bekerja apapun kita harus memiliki disiplin." (Laskar Pelangi, 2008: 190).

Paulo Freire (1985) memetakan tipologi kesadaran manusia dalam empat

kategori; Pertama, Magic Conscousness, Kedua Naival Consciousness; Ketiga

Critical Consciousness dan Keempat, atau yang paling puncak adalah Transformation

Consciousness.

1. Kesadaran Magis Magic (Conscousness) merupakan jenis kesadaran paling

determinis. Seorang manusia tidak mampu memahami realitas sekaligus dirinya

sendiri. Bahkan dalam menghadapi kehidupan sehari-harinya ia lebih percaya

pada kekuatan takdir yang telah menentukan. Bahwa ia harus hidup miskin,

bodoh, terbelakang dan sebagainya adalah suatu “suratan takdir” yang tidak dapat

diganggu gugat. Hal ini banyak terungkap dalam novel Laskar Pelangi terkait

dengan budaya Melayu Belitong berikut.

"Para orangtua mungkin menganggap kekurangan satu murid sebagai pertanda bagi anak-anaknya bahwa mereka memang sebaiknya didaftarkan pada para juragan saja….” (Laskar Pelangi, 2008: 5).

Tampak pada kutipan di atas sikap pasrah para orangtua karena keterbatasan

ekonomi orangtua mengesampingkan hak anak utuk memperoleh pendidikan,

bahkan para orangtua mempunyai kecenderungan memintaa anak bekerja dengan

Page 160: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 143

menyerahkannya pada tauke dan mengesampingkan pendidikan. Mereka

beranggapan jadi kuli PN Timah adalah hal terbaik.

2. Kesadaran Naif (Naival Consciousness) adalah jenis kesadaran yang sedikit

berada di atas tingkatan-nya dibanding dengan sebelumnya. Kesadaran naif dalam

diri manusia baru sebatas mengerti namun kurang bisa menganalisa persoalan-

persoalan sosial yang berkaitan dengan unsur-unsur yang mendukung suatu

problem sosial. Ia baru sekadar mengerti bahwa dirinya itu tertindas, terbelakang

dan itu tidak lazim. Hanya saja kurang mampu untuk memetakan secara

sistematis persoalan-persoalan yang mendukung suatu problem sosial itu. Apalagi

untuk mengajukan suatu tawaran solusi dari problem sosial. Hal ini tampak jelas

dalam Laskar Pelangi bahwa masyarakat merasa bodoh, tebelakang, miskin, dan

hanya patut bekerja sebagai buruh tambang, pasar, maupun nelayan. Tidak ada

kesadaran dalam masyarakat untuk mengangkat ketertinggalan mereka melalui

pendidikan. Bahkan sepuluh anggota Laskar Pelangi diantar orangtuanya ke

sekolah karena enggan mendengar ceramah dari petugas kecamatan.

3. Kesadaran Kritis (Critical Consciousness) adalah jenis paling ideal di antara jenis

kesadaran sebelumnya. Kesadaran kritis bersifat analitis sekaligus praksis.

Seseorang itu mampu memahami persoalan sosial mulai dari pemetaan masalah,

identifikasi serta mampu menentukan unsur-unsur yang mempengaruhinya. Di

samping itu, ia mampu menawarkan solusi-solusi alternatif dari suatu problem

sosial. Laskar Pelangi menggambarkan hal demikian yang melontarkan sikap

kritis terhadap pendidikan formal yang tidah hanya mengedepankan sertifikat

daripada kemampuan nyata dalam bekarya dan meningkatkan kualitas hidup.

Page 161: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 144

Kepala sekolah yang bernama K A Harfan Efendy Noor dan ibu guru N A

Muslimah Hafsari yang mempunyai cara pandang jauh kedepan dengan gigih

dan terus-terusan mempertahankan sekolah SD Muhamadiyah-Gantong tetap

berdiri walau hanya mempunyai 10 orang murid. Dengan alasan bahwa sekolah

mereka ini merupakan satu-satunya sekolah yang mengkedepankan budi pekerti

walau silabusnya disusun sendiri oleh mereka berdua.

4. Kesadaran Transformatif (Transformation Consciousness) adalah puncak dari

kesadaran kritis. Dalam istilah lain kesadaran ini adalah “kesadarannya

kesadaran” (the conscie of the consciousness). Orang makin praksis dalam

merumuskan suatu persoalan. Antara ide, perkataan dan tindakan serta

progresifitas dalam posisi seimbang. Kesadaran transformatif akan menjadikan

manusia dalam derajat sebagai manusia yang sempurna. Dalam Laskar Pelangi

hal tersebut diajarkan sejak dini tentang pandangan dasar moral, demokrasi,

hukum keadilan dan hak azazi diterapkan. Dasar moral itulah yang menuntun dan

membuat konstruksi imajiner nilai intregritas pribadi dalam konteks islam pada

murid-muridnya. Dari sekolah bocor, lapuk dan menyatu dengan kandang hewan

itulah budi pekerti diajarkan alami. Tidak seperti kode-kode yang kaku atau

formal, semua dipelajari dengan bantuan alam, melalui hutan, laut, bebatuan,

semak, buaya, pasir putih bahkan pelangi.

E. Pandangan Dunia (Vision du Monde) Andrea Hirata

Karya sastra lahir karena ada pengarang dengan segala ide-ide atau gagasan-

gagasan yang berasal dari pengalaman hidup nyatanya di dalam kehidupan

Page 162: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 145

bermasyarakat. Memahami karya sastra pada hakikatnya juga mempelajari kondisi

masyarakat pada saat karya sastra tersebut dilahirkan, karena karya sastra merupakan

refleksi dari kehidupan nyata masyarakat. Dalam menciptakan karya sastra pengarang

akan merespon peristiwa-peristiwa yang ada dalam masyarakat.

Strukturalisme genetik dalam pandangan Goldmann memperlihatkan

hubungan antara struktur sosial dan karya sastra hanya dapat dilihat melalui mediasi

vision du monde. Karya sastra tidak lagi dianggap sebagai cerminan pasif struktur

sosial, tetapi merupakan struktur mandiri yang padu dan koheren. Pendapat Goldman

mengenai manusia tragik, yakni manusia yang terasing dan merasa kesepian di

tengah-tengah keramaian (Wahyu Wibowo, 2003: XVI).

Karya sastra mengandung fakta yang diilhami peristiwa aktual. Namun,

tersajinya karya sastra setelah pengarangnya melakukan rekayasa. Dalam proses

rekayasa fakta tersebut diolah formula imajinasi vision du monde (visi duniawi),

intelektualitas, penafsiran, dan pengalaman pengarang. Oleh karena itu wajar jika

pengarang mengisahkan suatu peristiwa nyata, namun dengan tokoh, latar atau masa

yang berbeda-beda (Wahyu Wibowo, 2003: 28).

Karya sastra adalah masyarakat itu sendiri, tiap-tiap karya sastra adalah suatu

totalitas yang hidup dan dapat dipahami lewat unsurnya, ungkapan inilah yang

dicetuskan Lucien Goldmann. Goldmann percaya bahwa karya sastra merupakan

sebuah struktur yang dinamis, mencerminkan dinamika proses perjalanan sejarah

yang sangat dihayati masyarakat. Goldmann menyodorkan seperangkat anasir

pendukung, yaitu iklim manusiawi (segala aktivitas yang bertalian dengan perilaku

Page 163: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 146

manusia), kesadaran kolektif (berhubungan dengan fakta sosial-historis suatu

masyarakat), dan vision du monde atau visi duniawi (world vision). Goldman

berpendapat bahwa visi duniawi penting sehingga jembatan penghubung antara

struktur sosial dan karya sastra. Visi duniwi adalah suatu pemahaman total terhadap

makna dunia dengan segala komitmen dan keutuhannya. Goldmann secara jelas

menyatakan bahwa hubungan antara struktur sastra dan struktur ekonomi berkaitan

erat. Buktinya karya sastra selalu lahir akibat adanya interaksi sastrawan dengan

situasi sekitarnya. Oleh karena itu vision du monde atau visi duniawi tidak lahir

begitu saja.

Sebagaimana sudah dijelaskan, visi duniawi terwujud sebagai kesadaran

transenden hal yang belum tentu disadari semua orang. Ia merupakan rangkaian yang

komplek dan rumit dalam proses panjang interaksi suatu komunitas dengan situasi di

sekitarnya. Kesadaran transendental berbeda dengan kesadaran sehari-hari,

merupakan struktur gagasan, aspirasi, dan perasaan yang dapat menyatupadukan

anggota suatu komunitas. Melalui struktur ini, identitas kolektif dapat dilihat dengan

jelas. Tanpa visi duniawi tidak mungkin seorang sastrawan akan melahirkan karya

besar. Dunia sastra dan seni di Indonesia adalah novel tokohan segala persoalan

berasal, berpijak dan berujung pada sang tokoh (Wahyu Wibowo, 2003: 46).

Lucien Goldmann (dalam Endraswara, 2003: 57) mengatakan bahwa karya

sastra sebagai struktur memiliki makna merupakan wakil pandangan dunia penulis,

tidak sebagai individu melainkan sebagai anggota masyarakatnya. Dengan demikian,

dapat dinyatakan bahwa strukturalisme genetik merupakan penelitian sastra yang

Page 164: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 147

menghubungkan antara struktur sastra dengan struktur masyarakat melalui pandangan

dunia atau idiologi yang diekspresikannya. Oleh karena itu, karya sastra tidak dapat

dipahami secara utuh jika totalitas kehidupan masyarakat yang telah melahirkan teks

sastra diabaikan begitu saja. Pengabaian unsur masyarakat bisa mengakibatkan

penelitian sastra menjadi pincang. Pengarang sebenarnya memiliki gambaran ideal

tentang kondisi sosial yang sebenarnya. Menurut pengarang, gambaran ideal tersebut

dapat tercipta jika pembaca berani menentukan pilihan dalam menafsirkan pilihannya

tersebut.

Pada hakikatnya pandangan dunia pengarang Andrea Hirata yang tercermin

dalam novel Laskar Pelangi berupa persoalan budaya, perekonomian, kemiskinan,

dan pendidikan yang berkaitan dengan kehidupan. Latar belakang sosial Andrea

Hirata merupakan seorang yang tumbuh di daerah kaya penghasil timah terbesar di

Indonesia tetapi masyarakatnya miskin, hal ini membawa dampak kesenjangan dalam

berbagai hal di antaranya kesenjangan perekonomian dan kemiskinan yang

berdampak pada pendidikan masyarakatnya. Andrea Hirata ingin mengungkapkan

bahwa dengan pendidikan yang layak kesenjangan perekonomian dan kemiskinan

dapat ditanggulangi dan keterbatasan dalam hal materi tidak dapat menjadi

penghalang untuk memperoleh pendidikan untuk mewujudkan cita-cita.

Andrea Hirata dalam novel Laskar Pelangi mengungkapkan pandangannya

mencakup tiga hal yaitu mengenai problematika, kemiskinan yang menjerat

masyarakat, kesenjangan, dan memperjuangkan pendidikan. Adapun uraian dari

ketiga hal tersebut yaitu:

Page 165: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 148

1. Problematika Ketidakberpihakan Sistem Pendidikan pada Kaum Marginal

Andrea Hirata Di dalam novel Laskar Pelangi mengungkapkan bahwa

kebebasan memperoleh pendidikan di sekolah yang layak dengan sistem yang

tepat merupakan hak setiap orang tanpa membedakan status sosial. Di tengah

kemiskinan anggota Laskar Pelangi tidak pernah menyerah meskipun keadaan

tidak pernah bersahabat dengan mereka.

Lintang anak Tanjong keriting yang genius. Setiap hari Lintang harus

mengayuh sepeda tua yang sering putus rantainya ke sekolah. Pulang pergi sejauh

delapan puluh kilo meter dilakukannya demi memuaskan dahaganya akan ilmu

pengetahuan, bahkan harus melewati sungai yang banyak buayanya sekalipun.

Lintang memiliki hampir semua dimensi kecerdasan. Dia seperti toko serba ada

kepandaian. Dia adalah guru bagi teman-temannya. Lintang pernah

mengharumkan nama perguruan Muhammadiyah ke arah level tertinggi. Dia

membawa pulang trofi besar kemenangan dalam sebuah lomba kecerdasan.

Sekolah kampung pertama yang menjuarai perlombaan ini dan dengan sebuah

kemenangan mutlak. Hal ini tampak pada fakta berikut.

Aku terpaku memandang Lintang, betapa aku meyayangi dan kagum setengah mati pada sahabatku ini. Dialah idolaku. Pikiranku melayamg ke suatu hari bertahun-tahun yang lalu ketika sang bunga pilea ini membawa pensil dan buku yang keliru, ketika ia beringsut naik sepeda besar 80 kilometer setiap hari untuk sekolah, ketika suatu hari ia menempuh jarak sejauh itu hanya untuk menyanyikan lagu Padamu Negeri. Dan hari itu ia mereja di sini, di majelis kecerdasan yang amat terhormat ini (Laskar Pelangi, 2008: 383).

Di samping Lintang ada Mahar. Seorang pesuruh tukang parut kelapa

sekaligus seniman dadakan. Bakat seni Mahar pertama kali muncul ketika ia

menyanyikan sebuah lagu Tennesse Waltz yang sangat populer karya Anne Muray.

Page 166: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 149

Mahar memiliki kapasitas estetika yang tinggi dan melahirkannya sebagai seniman

yang serba bisa. Ia seorang pelantun gurindam, sutradara teater, penulis yang

berbakat, pelukis natural, koreografer, penyanyi, pendongeng yang ulung, dan

pemain sitar yang fenomenal. Walaupun terkadang gagasan dan pikirannya tidak

logis, dan sering diremehkan sahabat-sahabatnya, namun Mahar berhasil

mengangkat derajat sekolah kampung mereka dalam karnaval 17 Agustus. Potensi

Mahar dan Lintang terdapat pada fakta berikut.

Lintang dan Mahar seperti Faraday kecil dan Warhol mungil dalam satu kelas, atau laksana Thomas Alva Edison muda dan Rabindranath Tagore junior yang berkumpul. Keduanya penuh inovasi dan kejutan-kejutan kreativitas dalam bidangnya masing-masing. Tanpa mereka, kelas kami tak lebih dari sekumpulan kuli tambang melarat yang mencoba belajar tulis rangkai indah di atas kertas bergaris tiga (Laskar Pelangi, 2008: 140).

Laskar Pelangi memberikan gambaran bahwa tokoh-tokohnya sangat

mencintai dunianya. Dunia yang menurut mereka memberi makna mendalam bagi

kelangsungan hidup di kemudian hari. Walaupun dengan keterbatasan, mereka

tetap semangat dan tetap tegar menghadapi segala permasalahan. Dengan

kebersamaan, mereka seakan lupa dengan keadaan keterpurukan yang menghimpit

mereka selama ini. Terlihat jelas kutipan di atas menggambarkan potret pendidikan

kaum marginal.

Andrea menggambarkan nasib, usaha, dan takdir. Lintang, si genius, Isaac

Newtonnya sekolah Muhammadiyah sekarang hanya sebagai sopir tronton,

sedangkan Andrea sang penulis, adalah orang yang bertekad meneruskan cita-cita

Lintang, yakni kuliah keluar negeri, setelah sekian puluh tahun akhirnya berhasil

Page 167: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 150

mendapat beasiswa ke Sorbonne Prancis. Sekarang ia bekerja sebagai analis di

kantor pusat PT Telkom Bandung.

Pandangan dunia pengarang terhadap dunianya ditranformasikan ke dalam

novel Laskar Pelangi tentang kondisi sosial menjadi makna yang berkaitan erat

dengan substansi cerita. Pandangan dunia tersebut adalah persoalan kesejangan

perekonomian dan kemiskinan berkaitan dengan problematika kehidupan.

Masyarakat marginal masih banyak yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Sebagai seorang yang dilahirkan dan dibesarkan di

daerah Belitong dan novelnya bersumber dari memoar masa kecilnya

Andrea Hirata memiliki keterkaitan erat terhadap peristiwa yang terjadi,

keterkaitan emosi tersebut menjadi sebuah pandangan dunia yang kompleks

tentang dunianya. Berdasarkan analisis dimensi pendidikan kaum marginal dalam

novel Laskar Pelangi di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Belitong

termarginalkan secara, ekonomi, sosial dan politik. Dalam bidang ekonomi

masyarakat Belitong mengalami kemiskinan, kemiskinan terbagi menjadi dua

yakni kemiskinan temporal (temporary proverty) yang terdiri dari kekurangan

materi dan batas kemiskinan ketahap sejahtera serta kemiskinan struktural

(structural provety) yang terdiri dari kebutuhan sosial, kurangnya penghasilan dan

kekayaan yang memadai.

Secara politik dan sosial masyarakat Belitong termarginalkan dalam hal

kebijakan pendidikan, pemerolehan akses informasi yang tidak faktual dan tidak

diikutsertakan dalam pengambilan kebijakan yang akan diterapkan pada mereka.

Bahkan masyarakat tidak mengetahui perkembangan di luar masyarakatnya.

Page 168: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 151

Dalam ranah sosial masyarakat Belitong tersisihkan karena berperan sebagai

masyarakat kelas tiga (termarginalkan).

Hadirnya karya sastra merupakan kegelisahan pengarang dan cerminan

fakta-fakta sosial masyarakat. Novel Laskar Pelangi yang dianalisis secara

sosiologis mengungkap fenomena sosial dalam karya sastra. Pandangan dunia

merupakan penilaian masyarakat yang terwakili oleh pengarang terhadap

fenomena tersebut, jadi adanya keberpihakan pangarang dalam karya sastra yang

telah diproduksinya. Keberpihakan Andrea Hirata dari vision du monde berupa

problematika pendidikan kaum marginal.

Tampak bahwa Andrea Hirata mengungkap dunia pendidikan yang

mengalami proses “dehumanisasi”, karena pendidikan mengalami proses

kemunduran dengan terkikisnya nilai-nilai kemanusiaan yang dikandungnya. Oleh

karena itu reformasi pendidikan perlu untuk segera dan secara massif diupayakan,

yaitu gagasan dan langkah untuk menuju pendidikan yang berorientasi

kemanusiaan.

Persoalan yang muncul dalam karya Andrea Hirata adalah pendidikan yang

dikomersialkan sehingga tidak ada kepedulian seluruh elemen pendidikan untuk

lebih memperhatikan nasib pendidikan bagi kaum marginal.

Laskar Pelangi menyoroti sistem pendidikan nasional yang ada selama ini

mengandung banyak kelemahan dari buruknya manajemen pendidikan sampai

pada soal mengenai minimnya dana untuk pengembangan pendidikan.

Tampak bahwa dalam karya Andrea Hirta sarat dengan pandangan Paulo

Freire memetakan tipologi kesadaran manusia dalam empat kategori; Pertama,

Page 169: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 152

Magic Conscousness, Kedua Naival Consciousness; Ketiga Critical Consciousness

dan Keempat, atau yang paling puncak adalah Transformation Consciousness.

Dapat disimpulkan bahwa keberpihakan Andrea Hirata dalam Laskar

Pelangi berupa komitmen pendidikan terhadap kaum marginal. Kepada siapa

sesungguhnya pendidikan berpihak. Apakah negara sudah sungguh-sungguh

mengamalkan salah satu pasal UUD 1945 kita yang berbunyi “anak-anak telantar

dipelihara oleh negara” dan kesenjangan dalam pendidikan. Di satu sisi ada

sekolah yang luar biasa mahal, dengan fasilitas lengkap, dan hanya orang kaya

yang mampu menyekolahkan anaknya ke sekolah tersebut, namun di sisi yang lain

ada sekolah dengan fasilitas seadanya yang dihuni kaum marginal.

2. Problematika Kemiskinan (Sosial Ekonomi) dalam Novel Laskar Pelangi

Problematika kemiskinan dituangkan pengarang dalam novel Laskar

Pelangi terwakili oleh tokoh-tokoh novel tersebut, diantaranya bernama Lintang.

Lintang adalah anak tertua dari keluarga nelayan miskin yang tak punya perahu.

Setiap anak memiliki cita-cita, begitu pula anggota Laskar Pelangi. Salah satu

anggota Laskar Pelangi, Lintang bercita-cita ingin bersekolah ke luar negeri,

seperti yang sering didorong oleh guru mereka. Tetapi cita-cita Lintang kandas.

Bahkan Lintang tidak tamat SMP karena orangtuanya yang nelayan meninggal

tepat ketika usia sekolah Lintang tinggal empat bulan lagi. Sungguh ironi, seorang

anak supergenius, penduduk asli sebuah pulau terkaya di Indonesia harus berhenti

sekolah karena kekurangan biaya. Hal ini tampak pada sepucuk surat dari Lintang

untuk Bu Muslimah berikut.

Page 170: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 153

Ibunda guru, Ayahku telah meninggal, besok aku akan sekolah. Salamku, Lintang (Laskar Pelangi, 2008: 430).

Ini kisah klasik tentang anak pintar dari kelurga melarat. Hari ini

aku kehilangan teman sebangkuku selama sembilan tahun. Ini tidak adil. Aku benci pada mereka yang berpesta pora di gedong dan aku benci pada diriku sendiri yang tak berdaya menolong Lintang karena keluarga kami sendiri melarat dan orangtua-orangtua kami harus berjuang setiap hari untuk sekedar menyambung hidup (Laskar Pelangi, 2008: 432-433).

Data di atas menceritakan tentang kemiskinan keluarga Lintang yang

berdampak pada putusnya sekolah Lintang. Sosial ekonomi ternyata tidak

berdampak pada kualitas hidup dan kreativitas dari anggota Laskar Pelangi, hal ini

terbukti ketika perguruan Muhammadiyah memenangkan karnaval 17 Agustus saat

mereka menampilkan koreografi massal suku Masai dari Afrika dan Mahar sebagai

koreografernya. Hal ini tampak pada kutipan berikut.

“Sekolah Muhammadiyah telah menciptakan daripada suatu arwah baru dalam karnaval ini. Maka dari itu mereka telah mencanangkan sesutu daripada standar baru yang makin kompetitif dari pada mutu festival seni ini. Mereka mendobrak dengan ide kreatif, tampil all out, dan Mereka berhasil menginterpretasikan dengan sempurna daripada sebuah tarian dan musik dari negeri yang jauh. Para penarinya tampil dengan penuh penghayatan, dengan spontanitas dan totalitas yang mengagumkan sebagai suatu manifestasi dari pada penghargaan daripada mereka terhadap seni pertunjukan itu sendiri. Penampilan Muhammadiyah tahun ini adalah daripada suatu puncak pencapaian seni yang gilang gemilang dan oleh karena itu dewan juri tak punya daripada pilihan lain selain daripada menganugerahkan penghargaan daripada penampil seni terbaik tahun ini kepada sekolah Muhammadiyah!” (Laskar Pelangi, 2008: 246-247).

3. Kesenjangan Sosial antara Kaum Elite dan Kaum Marginal

Berkaitan dengan problematika kesenjangan perekonomian pengarang

menuangkan dalam novel Laskar Pelangi berupa kampung miskin yang

berbatasan dengan ‘kerajaan besar’ PN Timah dengan semua fasilitas yang

mewah dan mahal. Hal ini tampak pada kutipan berikut.

Page 171: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 154

Persis bersebelahan dengan toko-toko kelontong milik warga Tionghoa ini berdiri tembok tinggi yang panjang dan di sana sini tergantung papan peringatan “DILARANG MASUK BAGI YANG TIDAK MEMILIKI HAK”. Di atas tembok ini tidak hanya ditancapi pecahan-pecahan kaca yang mengancam tapi dililitkan empat jalur kawat berduri di kamp Auschwitz. Namun, tidak seperti Tembok Besar Cina yang melindungi berbagai dinasti dari serbuan suku-suku Mongol dari utara, di Belitong tembok yang angkuh dan berkelok-kelok sepanjang kiloan meter ini adalah pengukuhan sebuah dominasi dan perbedaan status sosial (Laskar Pelangi, 2008: 36).

Gedong lebih sebagai kota satelit yang dijaga ketat oleh Polsus

(Polisi Khusus) Timah. Jika ada yang lancang masuk maka koboi tengik itu akan menyergap, menginterogasi, lalu interogasi akan ditutup dengan mengingatkan sang tangkapan pada tulisan “DILARANG MASUK BAGI YANG TIDAK MEMILIKI HAK” yang bertaburan secara mencolok pada berbagai akses dan fasilitas di sana, sebuah power statement tipikal kompeni (Laskar Pelangi, 2008: 42-43).

Di luar tembok feodal tadi berdirilah rumah-rumah kami, beberapa sekolah negeri, dan satu sekolah kampung Muhammadiyah. Tak ada orang kaya di sana, yang ada hanya kerumunan toko miskin di pasar tradisional dan rumah-rumah panggung yang renta dalam berbagai ukuran. Rumah-rumah asli Melayu ini sudah ditinggalkan zaman keemasannya. Pemiliknya tak ingin merubuhkannya karena tak ingin berpisah dengan kenangan masa jaya, atau karena tak punya uang (Laskar Pelangi, 2008: 50). Karyawan PN Timah yang disebut sebagai urang stap oleh masyarakat

setempat memiliki materi melimpah, kesehatan yang terjamin, pendidikan yang

terjamin, dan sarana olahraga yang lengkap, dalam artian segala sesuatu yang

mereka butuhkan tersedia di gedong tersebut. Tetapi tidak demikian halnya

dengan masyarakat di luar gedong tersebut.

Masyarakat sekitar bekerja keras dengan menjadi kuli rendahan,

pendulang timah ilegal, dan nelayan. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

mereka harus bekerja keras, pendidikan terabaikan, demikian juga halnya dengan

kesehatan. Mengenai pendidikan, dalam novel Laskar Pelangi Andrea Hirata

menggambarkan adanya kesenjangan sekolah milik PN Timah dengan sekolah

Page 172: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 155

kampung tempat anggota Laskar Pelangi menuntut ilmu. Sekolah yang

diceritakan sebagai tempat belajarnya anggota Laskar Pelangi adalah kelas-kelas

berdinding kayu, berlantai tanah, beratap bocor, yang malam harinya menjadi

kandang ternak. Tanpa poster burung Garuda, foto presiden dan wakil presiden.

Sangat sederhana bangunan sekolah tersebut, tetapi persoalan apapun menyangkut

pendidikan tidak pernah sederhana.

Sekolah pembanding adalah sekolah PN Timah, di sekolah-sekolah PN

Timah tersebut sarana-prasarana sangat memadai, buku-buku pelajaran tersedia,

begitu pula dengan pendidiknya yang merupakan lulusan terbaik dari perguruan

tinggi ternama. Hal ini tampak pada kutipan berikut.

Sekolah-sekolah PN Timah, yaitu TK, SD, dan SMP berada dalam kawasan gedong. Sekolah-sekolah ini berdiri megah di bawah naungan Aghatis berusia ratusan tahun dan dikelilingi pagar besi tinggi berulir melambangkan kedisiplinan dan mutu tinggi pendidikan. Sekolah PN merupakan center of excellence atau tempat bagi semua hal yang terbaik. Sekolah ini demikian kaya raya karena didukung sepenuhnya oleh PN Timah, sebuah korporasi yang kelebihan duit. Institusi pendidikan yang sangat modern ini lebih tepat disebut percontohan bagaimana seharusnya generasi muda dibina (Laskar Pelangi, 2008: 57). Kutipan di atas menceritakan kemegahan sekolah PN Timah dan mutu

pendidikannya. Di bawah ini tampak kutipan mengenai sekolah Muhammadiyah

yang bertolak belakang dengan kemewahan sekolah PN Timah.

Sekolah kami tidak dijaga karena tidak ada benda berharga yang layak dicuri. Satu-satunya benda yang menandakan bangunan itu sekolah adalah sebatang tiang bendera dari bambu kuning dan sebuah papan tulis hijau yang tergantung miring di dekat lonceng. Lonceng kami adalah besi bulat berlubang-lubang bekas tungku. Di papan tulis itu terpampang gambar matahari dengan garis-garis sinar berwarna putih. Di tengahnya tertulis:

SD MD Sekolah Dasar Muhammadiyah (Laskar Pelangi, 2008: 18-19).

Page 173: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 156

Keberpihakan Andrea Hirata dalam Laskar Pelangi ketika sekolah

Muhammadiyah yang miskin dan tidak mempunyai sarana prasarana yang

memadai dapat memenangkan lomba cerdas cermat berkat kejeniusan Lintang

yang menantang dan mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah PN Timah yang

berijazah dan terkenal, serta memenangkan lomba cerdas cermat. Berikut

merupakan kekalahan Drs. Zulfikar dan kemenangan perguruan Muhammadiyah

dalam cerdas cermat.

Sang Drs. terkulai lemas, wajahnya pucat pasi. Ia membenamkan pantatnya yang tepos di bantalan kursi seperti tulang belulangnya telah dipresto. Ia kehabisan kata-kata pintar, kacamata minusnya merosot layu di batang hidungnya yang bengkok. Ia paham bahwa berpolemik secara membabi buta dan berkomentar lebih jauh tentang sesuatu yang tak terlalu ia kuasai hanya akan memperlihatkan ketololannya sendiri di mata orang genius seperti Lintang. Maka ia mengibarkan saputangan putih, Lintang telah menghantamnya knock out (Laskar Pelangi, 2008: 382).

Seperti Mahar, Lintang berhasil mengharumkan nama perguruan Muhammadiyah. Kami adalah sekolah kampung pertama yang menjuarai lomba ini, dan dengan kemenangan mutlak. Air yang menggenang di mata Bu Mus dan laki-laki cemara angin itu kini menjadi butiran-butiran yang berlinang, air mata kemenangan yang mengobati harapan, pengorbanan, dan jerih payah (Laskar Pelangi, 2008: 383).

Data di atas menggambarkan keberpihakan Andrea Hirata terhadap kaum

termarginalkan.

F. PEMBAHASAN

Pendidikan di Indonesia mengalami proses “dehumanisasi”. Dikatakan

demikian karena pendidikan mengalami proses kemunduran dengan terkikisnya nilai-

nilai kemanusiaan yang dikandungnya. Reformasi pendidikan perlu untuk segera dan

secara massif diupayakan, yaitu gagasan dan langkah untuk menuju pendidikan yang

Page 174: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 157

berorientasi kemanusiaan sebagaimana yang digambarkan Andrea Hirata dalam

Laskar Pelangi.

Mencetak calon pemimpin bangsa tidak bisa lepas dari peran dan fungsi

pendidikan. Pendidikan bukan hanya berupa transfer ilmu (pengetahuan) dari satu

orang ke satu (beberapa) orang lain, tapi juga mentrasformasikan nilai-nilai (bukan

nilai hitam di atas kertas putih) ke dalam jiwa, kepribadiaan, dan struktur kesadaran

manusia itu. Hasil cetak kepribadian manusia adalah hasil dari proses transformasi

pengetahuan dan pendidikan yang dilakukan secara humanis, tetapi, selama ini kita

hanya melihat pendidikan hanya sebagai momen “ritualisasi”.

Pendidikan kita sangat miskin dari sarat keilmuan yang meniscayakan

jaminan atas perbaikan kondisi sosial yang ada. Pendidikan hanya menjadi “barang

dagangan” yang dibeli oleh siapa saja yang sanggup memperolehnya. Akhirnya,

pendidikan belum menjadi bagian utuh dan integral yang menyatu dalam pikiran

masyarakat keseluruhan.

Ivan Illich (1982), kritikus pendidikan yang banyak melakukan gugatan atas

konsep sekolah dan kapitalisasi pendidikan, mengatakan bahwa kita harus mengenali

keterasingan manusia dari belajarnya sendiri ketika pengetahuan menjadi produk

sebuah profesi jasa (guru) dan murid menjadi konsumennya. Kapitalisme

pengetahuan pada sejumlah besar konsumen pengetahuan, yakni orang-orang yang

membeli banyak persediaan pengetahuan dari sekolah akan mampu menikmati

keistimewaan hidup, punya penghasilan tinggi, dan punya akses ke alat-alat produksi

yang hebat. Pendidikan kemudian dikomersialkan. Sehingga tidak ada kepedulian

Page 175: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 158

seluruh elemen pendidikan untuk lebih memperhatikan nasib pendidikan bagi kaum

tertindas.

Implikasi atas kapitalisasi pendidikan itu maka masyarakat kita akan susah

mendapatkan akses yang lebih luas untuk memperoleh pengetahuan. Yang mampu

mengakses adalah mereka yang memang mempunyai banyak uang karena pendidikan

adalah barang dagangan yang mewah. Hal ini nampak dalam kondisi pendidikan

bangsa kita. Akhirnya, kita semua terpaksa harus membayar mahal demi memperoleh

pendidikan. Padahal, belum tentu kualitas yang dihasilkannya akan menjamin atas

pembentukan kepribadian yang memiliki kesadaran atas kemanusiaan.

Di saat bangsa kita sedang mengalami devaluasi nilai dan moralitas maka

sangat diperlukan wacana mengenai pendidikan yang memberdayakan. Nilai-nilai

kemanusiaan perlu dimasukkan ke dalam karakter pendidikan sehingga akan

menghasilkan kualitas manusia yang berwawasan dan berorientasi kemanusiaan.

Pendidikan adalah media kultural untuk membentuk “manusia”. Kaitan antara

pendidikan dan manusia sangat erat sekali, tidak bisa dipisahkan. Jalan yang

ditempuh tentu menggunakan massifikasi jalur kultural. Tidak boleh ada model

“kapitalisasi pendidikan” atau “politisasi pendidikan”. Karena, pendidikan secara

murni berupaya membentuk insan akademis yang berwawasan dan berkepribadian

kemanusiaan.

Paulo Freire dikenal dengan gagasan “penyadaran (conscientizacao)”-nya.

Beliau merefleksikan kembali gagasan Antonio Gramsci yang pernah menyatakan

bahwa kesenjangan struktural manusia perlu diperiksa secara kritis dengan

Page 176: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 159

menggunakan teori penyadaran, yaitu pembacaan secara mendalam dan kritis

terhadap “realitas akal sehat”.

Lebih lanjut, dimaknai bahwa pendidikan kritis yang disertai adanya

kedudukan wilayah-wilayah pedagogis dalam bentuk universitas, sekolah negeri,

museum, galeri seni, atau tempat-tempat lain, maka ia harus memiliki visi dengan

tidak hanya berisi individu-individu yang adaptif terhadap dunia hubungan sosial

yang menindas, tapi juga didedikasikan untuk mentransformasikan kondisi semacam

itu. Artinya, pendidikan tidak berhenti pada bagaimana produk yang akan

dihasilkannya untuk mencetak individu-individu yang hanya diam manakala mereka

harus berhubungan dengan sistem sosial yang menindas. Harus ada kesadaran untuk

melakukan pembebasan. Pendidikan adalah momen kesadaran kritis kita terhadap

berbagai problem sosial yang ada dalam masyarakat.

Upaya menggerakkan kesadaran ini dapat menggeser dinamika dari

pendidikan kritis menuju pendidikan yang revolusioner. Keduanya berasal dari rahim

pemikiran Freire juga. Menurutnya, pendidikan revolusioner adalah sistem kesadaran

untuk melawan sistem borjuis karena tugas utama pendidikan (selama ini) adalah

mereproduksi ideologi borjuis. Artinya, pendidikan telah menjadi kekuatan kaum

borjuis untuk menjadi saluran kepentingannya. Maka, revolusi yang nanti berkuasa

akan membalikkan tugas pendidikan yang pada awalnya telah dikuasai oleh kaum

borjuis kini menjadi jalan untuk menciptakan ideologi baru dengan terlebih dahulu

membentuk masyarakat baru. Masyarakat baru adalah tatanan struktur sosial yang

tak berkelas dengan memberikan ruang kebebasan penuh atas masyarakat

keseluruhan.

Page 177: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 160

Pendidikan pembebasan akan dicapai dengan menumbangkan realitas

penindasan, yaitu dengan mengisi konsep pedagogis yang memberikan kekuatan

pembebasan yang baru. Di sinilah kita perlu memperbincangkan soal kurikulum

pendidikan yang membebaskan. Tapi, terlebih dahulu kita perlu mengkritik konsep

pengetahuan selama ini.

Menggugat pendidikan gaya bank Freire mengurai secara jelas permasalahan

pengetahuan yang dipolakan dari sistem pendidikan yang “menindas” dan kontra-

pembebasan. Freire menegaskan bahwa pola pendidikan yang selama ini terjadi

bahwa hubungan antara guru dan murid dengan menggunakan model “watak

bercerita” (narratif): seorang subjek yang bercerita (guru) dan objek-objek yang patuh

dan mendengarkan (siswa).

Page 178: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Penelitian ini menganalisis, pertama, dimensi pendidikan kaum marginal

dalam novel Laskar Pelangi kajian pendekatan strukturalisme genetik. Analisis yang

dilakukan meliputi struktur novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dalam

membentuk totalitas makna yang terlihat melalui hubungan antartokoh dengan

lingkungannya sehingga terlihat problematika yang dihadapi oleh masing-masing

tokoh. Kedua, analisis data yang berkaitan dengan kehidupan sosial Andrea Hirata

yang berhubungan dengan novel Laskar Pelangi. Ketiga, analisis data yang

berhubungan dengan latar belakang sejarah atau peristiwa sosial budaya masyarakat

Indonesia yang melahirkan Laskar Pelangi. Keempat, analisis data yang berkaitan

dengan dimensi pendidikan kaum marginal dalam novel Laskar Pelangi karya

Andrea Hirata. Kelima, analisis data yang berhubungan dengan pandangan dunia

Andrea Hirata tentang masyarakat Indonesia dalam novel Laskar Pelangi.

Berdasarkan analisis dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Struktur Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata

Berdasarkan analisis strukturalisme dapat disimpulkan bahwa novel

Laskar Pelangi memiliki aspek-aspek yang saling berkaitan dan menguatkan satu

sama lain. Aspek-aspek struktural tersebut secara padu membangun peristiwa-

peristiwa dan makna cerita novel. Adapun aspek-aspek struktural yang terdapat

dalam novel Laskar Pelangi, dapat dijelaskan sebagai berikut.

161

 

Page 179: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

Tema dari novel Laskar Pelangi adalah perjuangan dan kegigihan serta

semangat anak-anak yang menyebut dirinya Laskar Pelangi memperoleh

pendidikan untuk mewujudkan cita-cita dan impian mereka dalam situasi serba

kekurangan, kesenjangan perekonomian dan kemiskinan.

Alur cerita novel Laskar Pelangi dirangkai secara kontinuitas dibentuk

oleh peristiwa-peristiwa yang tersusun secara berurutan tanpa adanya

pengulangan peristiwa. Alur yang digunakan adalah alur maju.

Novel Laskar Pelangi menampilkan tokoh-tokoh yang memiliki

perwatakan kuat yang masing-masing mendeskripsikan perwakilan dari simbol

dalam perjuangan memperoleh pendidikan. Tokoh utamanya yaitu Lintang

Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara. Teman sebangku Ikal yang

genius.

Setting yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi dibagi menjadi tiga

unsur yaitu tempat, waktu, dan sosial. Latar tempat terjadi di daerah Belitong

Sumatera Selatan. Latar waktu yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi adalah

pertengahan tahun 1970-an sampai pada tahun 1992. Sedangkan latar sosial yang

terjadi dalam novel Laskar Pelangi adalah masyarakat yang religius dan moral

yang dijunjung tinggi, perjuangan memperoleh pendidikan di tengah kondisi

kemiskinan, serta kesenjangan perekonomian dan kemiskinan masyarakat sekitar

dengan PN Timah.

2. Kehidupan Sosial Andrea Hirata yang Berhubungan dengan Novel Laskar

Pelangi

Andrea sangat memercayai penguasaan ilmu-ilmu pengetahuan modern

dan cenderung memojokkan kehidupan budaya daerahnya yang terkesan primitif

Page 180: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

dan bau kemenyan. Inilah dunia yang harus ditinggalkan, seperti impiannya

meninggalkan Belitong menuju Jawa dan akhirnya meninggalkan Indonesia

memasuki dunia modern yang sesungguhnya.

Andrea adalah korban dari keberadaan perusahaan negara tambang timah

yang telah menghasilkan devisa negara sejak zaman kolonial sampai

kemerdekaan. Kehidupan pertambangan digambarkan berbandingterbalik dengan

masyarakat di lingkungannya.

Sikap Andrea membuat karyanya dipenuhi antusiasme dan optimisme

yang membuat karya-karyanya digemari pembaca. Semua kemiskinan, kesulitan

dan ketidakberdayaan dilihat dalam perspektif kesuksesan demi kesuksesan.

Impian, tekad dan cita-cita melambung tersebut penting dalam hidup.

3. Latar Belakang Sosial Masyarakat Indonesia yang Melahirkan Laskar

Pelangi.

Latar belakang sosial budaya dari seorang pengarang, sangat berpengaruh

dalam penciptaan karya sastra. Pengaruh tersebut dapat dirinci sebagai berikut.

a. Andrea Hirata awalnya hanya menulis memoar tentang masa kecilnya untuk

dipersembahkan sebagai kado ulang tahun bagi guru SD-nya, Ibu Muslimah.

Akibat "tercuri"nya naskah tersebut oleh seorang sahabat, maka Laskar

Pelangi pun diterbitkan.

b. Teknik penulisan Andrea menempuh sebuah pemaparan yang tidak biasa,

yaitu merekonstruksi karakter dan perwatakan tokoh-tokohnya secara

menarik, dengan mempermainkan tautan pikiran pembaca pada hal-hal yang

sudah dikenal.

Page 181: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

c. Dimensi pendidikan kaum marginal tampak pada perjuangan tokoh-tokoh

dalam novel Laskar Pelangi untuk mewujudkan mimpi masa depan di tengah

kondisi kemiskinan yang melilit mereka.

d. Laskar Pelangi memuat masalah-masalah sosial yang kompleks, salah satunya

adalan pendidikan kaum marginal.

4. Dimensi Pendidikan Kaum Marginal dalam Novel Laskar Pelangi Karya

Andrea Hirata.

Pendidikan kaum marginal adalah pendidikan sekelompok masyarakat

yang dimiskinkan oleh pembangunan yang terdiri dari buruh kasar dengan upah

subsisten dari sebuah industri, kalangan petani yang tercekik struktur sosial

ekonomi yang didominasi kaum kapitalis.

Ada dua ciri orang termarginalkan (tertindas). Pertama, mereka

mengalami alienasi dari diri dan lingkungannya. Mereka tidak bisa menjadi

subjek otonom, tetapi hanya mampu mengimitasi orang lain. Hal ini tampak pada

novel Laskar Pelangi, di mana masyarakat Melayu Belitong mayoritas hanya

bekerja sebagai kuli.

Kedua, mereka mengalami self-depreciation, merasa bodoh, tidak

mengetahui apa-apa. Padahal, saat mereka telah berinteraksi dengan dunia dan

manusia lain, sebenarnya mereka tidak lagi menjadi bejana kosong atau empty

vessel, tetapi telah menjadi makhluk yang mengetahui. Tampak dalam Novel

Laskar Pelangi bahwa sepuluh anak yang dimasukkan oleh orangtuanya di

Perguruan Muhammadiyah awalnya kosong, tidak paham bagaimana membaca

dan menulis serta berhitung karena keluarga mereka buta huruf.

Page 182: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

Lasar Pelangi menunjukkan bahwa peran guru sejalan dengan pandangan

Freire, tidak hanya menjadi tenaga pengajar yang memberi instruksi kepada anak

didik, tetapi juga memerankan dirinya sebagai pekerja kultural (cultural workers).

Bu Muslimah dan pak Harfan sadar, pendidikan mempunyai dua kekuatan

sekaligus: sebagai aksi kultural untuk pembebasan atau sebagai aksi kultural

untuk dominasi dan hegemoni; sebagai medium untuk memproduksi sistem sosial

yang baru atau sebagai medium untuk mereproduksi status quo.

Dalam Laskar Pelangi terdapat pemetaan tipologi kesadaran manusia

dalam empat kategori; Pertama, Magic Conscousness, Kedua Naival

Consciousness; Ketiga Critical Consciousness dan Keempat, atau yang paling

puncak adalah Transformation Consciousness.

5. Pandangan Dunia Andrea Hirata tentang Masyarakat Indonesia dalam

Novel Laskar Pelangi.

Pada hakikatnya pandangan dunia pengarang Andrea Hirata yang

tercermin dalam novel Laskar Pelangi berupa persoalan budaya, perekonomian,

kemiskinan, dan pendidikan yang berkaitan dengan kehidupan. Latar belakang

sosial Andrea Hirata merupakan seorang yang tumbuh di daerah kaya penghasil

timah terbesar di Indonesia tetapi masyarakatnya miskin, hal ini membawa

dampak kesenjangan dalam berbagai hal di antaranya kesenjangan perekonomian

dan kemiskinan yang berdampak pada pendidikan masyarakatnya.

Andrea Hirata dalam novel Laskar Pelangi mengungkapkan

pandangannya mencakup tiga hal yaitu mengenai problematika, kemiskinan yang

menjerat masyarakat, kesenjangan, dan memperjuangkan pendidikan.

Page 183: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

B. Implikasi

Novel Laskar Pelangi mempunyai implikasi dalam dunia pendidikan. Laskar

Pelangi merupakan gambaran realita pendidikan di Indonesia. Kekuatan cerita ada

pada penggambaran realita dan inspirasi yang dijabarkan secara cerdas. Kondisi

pendidikani kaum marginal dengan latar belakang Pulau Belitong banyak ditemui di

daerah lain.

Di tengah kondisi termarginalkan secara ekonomi dan politik berakibat sikap

apatisme dan ketiadaan motivasi untuk meningkatkan kualitas diri dalam lingkungan

masyarakatnya. Keberanian dan semangat anak-anak Laskar Pelangi untuk

memperoleh pendidikan di tengah kondisi yang termarginalkan merupakan bentuk

inspirasi yang berpengaruh secara luas dan mereka dapat mencapai cita-cita yang

diimpikan.

Ide dasar cerita Laskar Pelangi adalah untuk keluar dari lingkaran masyarakat

yang termarginalkan secara ekonomi maupun politik. Anak-anak anggota Laskar

Pelangi sadar bahwa untuk keluar dari lingkaran tersebut dengan pendidikan. Solusi

tepat bagi kaum marginal coba ditawarkan Andrea Hirata dalam Laskar Pelangi

berupa kekuatan moral, semangat dan keberanian untuk keluar dari keadaan

terpinggirkan.

Kekuatan moral yang dihasilkan dari pendobrakan atas kepasrahan kondisi

menjadi kunci setiap individu untuk beranjak dari ketidakmampuan. Moralitas yang

konsisten dalam pendidikan adalah investasi utama yang berharga. Hal tersebut

dibuktikan anggota Laskar Pelangi.

Laskar Pelangi memberikan implikasi dalam memaknai hakikat pendidikan,

meskipun kaum marginal yang terpinggirkan. Tampak dalam Laskar Pelangi

Page 184: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

bagaimana memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, pribadi teguh,

cerdas, akhlak mulia dan keterampilan. Sangat dibutuhkan dalam menggapai impian

di tengah kondisi yang termarginalkan.

Sajian pendidikan humanis sebagaimana yang dikemukakan Paulo Freire

sangat kental. Pendidikan yang humanis adalah sebuah pendidikan yang menghargai

perbedaan individual mengajarkan anak didik untuk menjadi manusia yang berakal

dan berbudi. Hal ini didasarkan pada kenyataan adanya keunikan antar manusia.

Implikasi dimensi pendidikan kaum marginal mempunyai pengaruh positif,

mempengaruhi guru sebagai pendidik. Siswa sebagai peserta didik dan sekolah

sebagai institusi pendidikan yang menyelenggarakan proses mendidik anak bangsa.

Harapannya implikasi tersebut berimbas/terjadi pula pada pengambil kebijakan

pendidikan yakni pemerintah.

Pengaruh bagi pendidik secara umum adalah mewujudkan pendidik yang

mendidik dengan hati, mengedepankan pendidikan humanis, dan meninggalkan

konsep pendidikan dehumanisasi. Siswa tidak lagi diperankan sebagai objek tetapi

subjek dalam pendidikan. Hadirnya Laskar Pelangi memberikan contoh bagaimana

menyelenggarakan pendidikan dengan menanggalkan pendidikan gaya bank, siswa

hanya menyimpan pengetahuannya tanpa ditindaklanjuti dan didasari praktik.

C. Saran

Pada penelitian ini disampaikan saran sebagai berikut.

1. Pada aspek pendidikan, pendidikan bahasa dan sastra sebaiknya melakukan

pengajaran dengan sistematika yang runtut dan detail agar mudah memahami dan

Page 185: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

menginterpretasi makna novel yang mendalam. Pencapaian hasil maksimal

terhadap pengajaran apresiasi sastra harus diwujudkan dengan baik, mencakup

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Oleh karena itu, pengajaran tidak

terpaku pada hafalan, tetapi pada proses apresiasi yang mendalam.

2. Siswa sebaiknya melakukan pengalaman belajar sastra yang lebih intens karena

hal ini terkait dengan pencapaian prestasi siswa tidak hanya pada akademis, tetapi

juga perubahan (behavior).

3. Penelitian terhadap kajian sastra sebaiknya senantiasa melakukan peningkatan

kompetensi dan kualitas pengkajian sastra. Pengkajian sastra dapat dilakukan

dengan berbagai pendekatan yang ada dan dengan objek karya sastra mutakhir

yang memiliki kerumitan kompleks.

4. Masyarakat pembaca sebaiknya melakukan implementasi yang positif sebagai

hasil interaksinya dengan sastra sehingga menjadi fakta yang dapat menjadi

pengaruh luas terhadap perwujudan efek-efek potensial di masyarakat.

Page 186: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENDIDIKAN KAUM ... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 5 MOTTO Satu titik dalam relativitas waktu masa depan itu adalah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

 

 

169