wrap up edema 2011
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
1/18
1
Skenario 2
Bengkak
Seorang laki laki, umur 55 tahun berobat ke dokter dengan keluhan perut membesar dan tungkai
bawah membengkak sejak satu bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan adanya asites dan
edema pada kedua tungkai bawah. Dokter menyatakan pasien mengalami kelebihan cairan tubuh.
Pemeriksaan laboratorium: kadar protein (albumin) di dalam plasma darah yang rendah 2,0 g/L
(normal lebih dari 3,5 g/L). Keadaan ini menujukkan adanya gangguan tekanan koloid osmotic
dan tekanan hidrostatik di dalam kapiler darah.
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
2/18
2
Sasaran Belajar
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Kapiler Darah
LI 1.1 Memahami dan menjelaskan Definisi Kapiler Darah
LI 1.2 Memahami dan menjelaskan Struktur dan fungsi kapiler darah
LI.1.3 Menjelaskan Hubungan Terjadinya Tekanan Koloid Osmotik dan Hidrostatik
LO 2. Memahami dan Menjelaskan Edema
LI 2.1. Memahami dan menjelaskan Definisi Edema
LI 2.2 Memahami Faktor Fisiologi dan Biokim Edema (Mekanisme Edema)
LI 2.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Edema
LI 2.4 Memahami dan Menjelaskan Gejala dan Penyebab Edema
LI 2.5 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Edema
LO 3. Memahami dan Menjelaskan Asites
LI 3.1. Memahami dan menjelaskan Definisi Asites
LI 3.2 Memahami Faktor Fisiologi dan Biokim Asites (Mekanisme Asites)
LI 3.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Asites
LI 3.4 Memahami dan Menjelaskan Gejala dan Penyebab Asites
LI 3.5 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Asites
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
3/18
3
LO 1. Memahami dan Menjelaskan Kapiler Darah
LI 1.1 Memahami dan menjelaskan Definisi Kapiler Darah
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil yang berasal dari cabang terhalus
dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dibawah mikroskop. Kapiler juga merupakantempat pertukaran anatara darah dan jaringan, memiliki percabangan yang luas sehingga
terjangkau ke semua sel.
LI 1.2 Memahami dan menjelaskan Struktur dan fungsi kapiler darah
a. Struktur dinding kapiler tersusun atas satu lapisan uniselular sel-sel endothelial, dan disebelah luarnya dikelilingi oleh membrane dasar. Total ketebalan dinding itu kira-kira0,5m,. diameter kapiler besarnya 4-9m, yaitu ukuran yang cukup besar untuk dilewati
sel darah merah dan sel darah lainnya. Luas total semua dinding kapiler di dalam tubuh
melebihi 6300m2. Pada dinding kapiler terdapat dua buah penghubung kecil yang
menghubungkan bagian dalam dengan bagian luar kapiler. Salah satu dari penghubung
ini adalah celah interseluler yang merupakan celah tipis yang terletak diantara sel-sel
endotel yang saling berdekatan. Dalam otot rangka, otot jantung dan otot polos hubungan
antara sel endotel memungkinkan lewatnya molekul sampai diameter 10nm. Sitoplasma
sel endotel yang menipis disebut fenetrasi. Fenetrasi memungkinkan lewatnya molekul
yang relative besar dan membuat kapiler seperti berpori.
Pori - pori kapiler pada beberapa organ mempunyai sifat khusus:1. Di dalam otak yaitu sel endotel kapiler sangat rapat, jadi hanya molekul yang sangat
kecil yang dapat masuk / keluar dari jaringan otak.
2. Di dalam hati yaitu celah antara sel endotel kapiler lebar terbuka sehingga hampirsemua zat yang larut dalam plasma dapat lewat dari darah masuk ke hati.
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
4/18
4
3. Di dalam berkas glomerulus ginjal yaitu terdapat fenestra ( lubang ) yang langsungmenembus bagian tengah sel endotel sehingga banyak zat yang dapat di filtrasi
melewati glomerulus tanpa harus melewati celah di antara sel endotelia.
b. Pada rangkaian mesentrium, darah memasuki kapiler melalui arteriol dan meninggalkanarteri melalui venula. Darah yang berasal dari arteriol akan memasuki metarteriol atau
arteriol terminalis dan yang mempunyai struktur pertengahan antara arteriol dan kapiler.
Sesudah meninggalkan metarteriol , darah memasuki kapiler yang berukuran besar
disebut saluran istimewa dan yang berukuran kecil disebut kapiler murni. Sesudah
melalui kapiler, darah kembali ke dalam sistemik melalui venula.
c. Arteriol sangat berotot dan diameternya dapat berubah beberapa kali lipat. Metarterioltidak mempunyai lapisan otot yang bersambungan, namun mempunyai serat-serat otot
polos yang mengelilingi pembuluh darah pada titik-titik yang bersambungan. Pada titik
dimana kapiler murni berasal dari metarteriol, serat otot polos mengelilingi kapiler yangdisebut dengan Sfingter prekapiler yang dapat membuka dan menutup jalan masuk ke
kapiler.Venula ukurannya jauh lebih besar daripada arteriol tapi lapisan ototnya lebih
lemah.
1. Kapiler darah dibagi menjadi 3 jenis utama :1. Kapiler sempurna
Bayak dijumpai pada jaringan termasuk otot paru,susundan saraf pusat dan kulit.
Sitoplasma sel endotel menebal d tempat yang berinti dan menipis di bagian lainnya.
2. Kapiler bertingkatKapiler bertingkat dijumpai pada mukosa usus,glomerulus,ginjal dan pancreas.
Sitoplasma tipis dan tempat pori-pori.
3. Kapiler sinusidalKapiler sinusidal mempunyai garis tengah,lumen lebih besar dari normal.
Fungsi kapiler Darah:
1. Alat penghubung antara pembuluh darah arteri dan vena2. Tempat terjadinya pertukaran zat-zat antara darah dan cairan jaringan
Oksigen dan zat zat makanan dimasukkan kedalam sel melalui pembuluh kapiler. Zat zat
ini digunakan sel untuk memperoleh energy dengan cara pembakaran.
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
5/18
5
3. Mengambil hasil hasil dari kelenjar.4. Menyerap hasil makanan yangterdapat diusus5. Menyaring darah yang terdapat di ginjal .
LI.1.3 Menjelaskan Hubungan Terjadinya Tekanan Koloid Osmotik dan Hidrostatik
Hukum starling adalah kecepatan dan arah perpindahan air dan zat terlarut antara kapiler
dan jaringan dipengaruhi oleh tekanan hidrostatik dan osmotik masing masing kompartemen.
Ada 4 gaya yang mempengaruhi perpindahan cairan menembus dinding kapiler antara lain :
1. Tekanan Darah Kapiler (Pc) adalah tekanan cairan atau hidrostatik darah yang bekerjapada bagian dalam dinding kapiler. Tekanan ini cenderung mendorong cairan keluarkapiler untukmasuk dalam cairan interstisium. Di tingkat kapiler, tekanan darah rata-rata
telah turun secara substansial karena adanya gesekan di arteriol beresistensi tinggi di
bagian hulu. Secara rata-rata, tekanan hidrostatik di ujung arteriol kapiler jaringan adalah
37mmHg dan semakin menurun menjadi 17 mmHg di ujung venula.
2. Tekanan Osmotik Koloid Plasma (p), yang juga dikenal sebagai tekanan onkotik, adalahsuatu gaya yang disebabkan oleh dispersi koloid protein-protein plasma; tekanan ini
mendorong cairan masuk ke dalam kapiler. Karena protein plasma tetap berada di plasma
dan tidak masuk ke dalam cairan interstisium, terdapat perbedaan konsentrasi protein
antara plasma dan cairan interstisium. Begitu juga dengan konsentrasi air yang berbeda
antara kedua kompartemen tersebut. Plasma memiliki konsentrasi protein yang lebih
besar dan konsentrasi air yang lebih kecil daripada cairan yang ada pada cairan
interstisium.
Perbedaan ini menimbulkan efek osmotik yang cenderung mendorong air dari daerah
dengan konsentrasi air tinggi di cairan interstisium ke daerah dengan konsentrasi air
rendah di plasma. Dengan demikian, protein-protein plasma dianggap menarik air.
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
6/18
6
Konstituen-konstituen plasma lain tidak menimbulkan efek osmotik karena mereka
mudah menembus dinding kapiler, sehingga konsentrasi mereka di plasma dan cairan
interstisium setara. Tekanan osmotic koloid plasma rata-rata adalah 25 mmHg.
3. Tekanan Hidrostatik Cairan Interstisium (PIF) adalah tekanan cairan yang bekerja diluardinding kapiler oleh cairan interstisium. Tekanan ini cenderung mendorong cairan masuk
ke dalam kapiler. Tekanan hidrostatik ini besarnya 1 mmHg.
4. Tekanan Osmotik Koloid Cairan Interstisium (IF) adalah gaya lain yang dalam keadaannormal tidak banyak berperan dalam bulk flow. Sebagian kecil protein plasma yang
bocor keluar dinding kapiler dan masuk ke ruang interstisium dalam keadaan normal di
kembalikan ke dalam sistem darah melalui limfe. Dengan demikian konsentrasi protein
dalam cairan interstisium sangat rendah dan tekanan osmotic koloid cairan interstisium
hampir mendekati nol. Namun apabila protein plasma secara patologis bocor ke dalam
cairan interstisium, misalnya ketika histamin memperlebar celah antar sel selama cedera
jaringan, protein-protein yang bocor menimbulkan efek osmotik yang cenderung
mendorong perpindahan cairan keluar dari kapiler ke dalam cairan interstisium.
Dengan demikian, dua tekanan yang cenderung mendorong cairan keluar kapiler adalah tekanan
darah kapiler dan tekanan osmotik koloid cairan interstisium. Dua tekanan yang mendorong
cairan masuk kedalam kapiler darah adalh tekanan osmotik koloid plasma dan tekanan koloid
cairan interstisium.
Pertukaran netto disetiap tertentu didinding kapiler dapat di hitung dengan persamaan berikut:
Tekanan pertukaran netto = (Pc+IF) (p+PIF)(Tekanan ke luar) (Tekanan ke dalam)
Tekanan pertukaran netto positif (apabila tekanan kearah luar melebihi tekanan ke arah dalam)
merupakan tekanan ultrafiltrasi. Tekanan perukaran netto yang negative (apabila tekanan
kedalam melebihi tekanan ke luar) merupakan tekanan reabsorbsi.
Di ujung arteriol kapiler, total tekanan kearah luar adalah 37 mmHg, sehingga netto tekanan ke
arah luar adalah 11 mmHg. Ultrafiltrasi berlangsung di awal kapiler sewaktu gradient tekanan ini
mendorong filtrat bebas-protein menembus pori-poro kapiler.
Pada saat ujung venula kapiler tercapai, tekanan kapiler darah telah turun, tetapi tekanan-tekanan
yang lain pada dasarnya konstan. Di titik ini total tekanan kea rah luar telah turun menjadi 17
mmHg, sedangkan total kea rah dalam tetap 26 mmHg, sehingga netto ke arah dalam adalah 9
mmHg. Reabsorbsi cairan ini berlangsung sewaktu gradient tekanan kedalam ini mendorong
cairan masuk kembali ke dalam kspiler di ujung venulanya.
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
7/18
7
Dengan demikian ultrafiltrasi dan reabsorsi yang secara kolektif dikenal dengan bulk flow di
sebabkan oleh pergeseran kesetimbangan antara gaya-gaya fisik pasif yang bekerja di dinding
kapiler. Dalam pertukaran cairan jenis ini antara plasma dan cairan interstisium di sekitarnya ini
tidak terdapat gaya-gaya aktif atau pemakaian energy lokal. Dengan hanya sedikit kontribusi dari
cairan interstisium, ultrafiltrasi terjadi di awal kapiler karena tekanan darah kapiler melebihi
tekanan osmotik koloid plasma, sedangkan di akhir kapiler terjadi reabsorbsi karena tekanan
darah turun di bawah tekanan osmotik.
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
8/18
8
L.O.2. Memahami dan Menjelaskan Edema
L.2.1 Definisi Edema
Edema menunjukan adanya cairan berlebih di jaringan tubuh. Pada sebagian besar keadaan,
edema terutama terjadi pada kompartemen cairan ekstrasel khususnya pada interstisuim, tetapidapat juga melibatkan kompartemen cairan intrasel.
Edema Intrasel
Ada dua kondisi yang memudahkan terjadinya pembengkakan intrasel: (1) depresi system
metabolism jaringan dan (2) tidak adanya nutrisi sel yang adekuat. Contohnya, bila aliran darah
ke jaringan menurun,pengiriman oksigen dan nutrient berkurang. Jika aliran darah menjadi
sangat rendah untuk mempertahankan metabolism jaringan normal,maka pompa ion membrane
sel menjadi tertekan. Bila hal ini terjadi,ion natrium yang biasanya masuk ke dalam sel tidak
dapat lagi dipompa keluar dari sel, dan kelebihan ion natrium dalam sel menimbulkan osmosis
air ke dalam sel. Kadang kadang hal ini dapat meningkatkan volume intrasel suatu jaringan
bahkan pada seluruh tungkai yang iskemik,contohnya sampai dua atau tiga kali volume normal.
Bila hal ini terjadi, biasanya merupakan awal terjadinya kematian jaringan.
Edema intrasel juga dapat terjadi pada jaringan yang meradang. Peradangan biasanya
mempunyai efek langsung pada membrane sel yaitu meningkatnya permeabilitas membrane, dan
memungkinkan natrium dan ion-ion lain berdifusi masuk ke dalam sel, yang diikuti dengan
osmosis air ke dalam sel.
Edema Ekstrasel
Edema ekstrasel terjadi bila ada akumulasi cairan yang berlebihan dalam ruang ekstrasel.
Ada dua penyebab edema ekstrasel yang umum dijumpai : (1) kebocoran abnormal cairan dari
plasma ke ruangan interstisial dengan melintasi kapiler dan (2) kegagalan system limfatik untuk
mengembalikan cairan dari interstisium ke dalam darah. Penyebab kliniis akumulasi cairan
interstisial yang paling sering adalah filtrasi cairan kapiler yang berlebihan.
LI.2.2 Klasifikasi Edema
Berdasarkan Peletakannya :
1. Edema Lokalisata / local adEdema ini dipengaruhi oleh peningkatan permeabilitas kapiler yang diperantarai oleh
sitokin,peningkatan tekanan hidrostatik yang diatur oleh aldosterone, peningkatan
tekanan osmotic karena penurunan kadar albumin. Terjadi obstruksi limfe , contoh asites.
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
9/18
9
2. Edema generalisata ( umum )Sehingga menyebabkan gangguan pada regulasi ECCF yang normal. Penyebab : gagal
jantung,sirosis jantung dan nefrotik.
Jenis edema berdasarkan penekanan pada kulit :
1. Edema pitting adalah mengacu pada perpindahan (menyingkirnya) air interstisial olehtekanan dari pada kulit yang meninggalkan cekungan. Setelah tekanan dilepas
memerlukan beberapa menit bagi cekungan ini untuk kembali pada keadaan semula.
Edema pitting sering terlihat pada sisi dependen,seperti sokrum pada individu yang
tirah baring,begitu juga dengan tekanan hidrostatik grafitasi meningkatkan akumulasi
cairan di tungkai dan kaki pada individu yang berdiri.
2. Edema Non pitting adalah terlihat pada area lipatan kulit yang longgar,sepertiperiorbital pada wajah. Edema non pitting apabila ditekan, bagian yg ditekan itu akan
segera kembali ke bentuk semula.
Jenis edema berdasarkan tempatnya :
1. Hydrothorax ( plural effution ) : edema berada di rongga dada2. Hydropericardium : edema pada pericardium3. Hydroperitoneum ( ascites ) : edema pada rongga perut4. Anasarka : edema umum di seluruh jaringan sub kutan
LI.2.3 Faktor fisiologi dan Biokimia yang menyebabkan edema
1. Tekanan hidrostatik plasma meningkatKetika tekanan hidrostatik plasma meningkat, maka banyak cairan yang akan keluar
dari plasma menuju interstisium.
Kondisi klinis :
- gagal jantung
- gagal ginjal
- obstruksi vena
- kehamilan
2. Tekanan osmotic koloid plasma menurunPenyebab tekanan osmotic koloid plasma menurun adalah karena berkurangnya
konsentrasi protein plasma menurun. Karena hal tersebut,air dari plasma masuk ke
interstitium.
Kondisi klinis :
- Malnutrisi
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
10/18
10
- Diare kronik- Luka bakar- Syndrome nefrotik- Sirosis
3. Permeabilitas kapiler meningkatKetika permeabilitas kapiler meningkat,banyak protein plasma yang akan keluar
menuju interstisium. Selanjutnya diikuti oleh perpindahan air ke interstisium juga.
Kondisi klinis :
- Infeksi bakteri- Reaksi alergi- Luka bakar- Toksin
4.
Retensi natrium meningkatGinjal mengatur kadar ion natrium pada CES. Fungsi ginjal bergantung pada aliran
darah yang memadai . ketika aliran darah tidak cukup,maka akan dihasilkan
kelebihan aldosterone atau glukokorticosteroid. Dan dengan kelebihan
glukokorticosteroid ini,akan menyebabkan retensi natrium dan air yang berlebihan
dan akhirnya timbul edema.
Kondisi klinis :
- Gagal jantung- Gagal ginjal- Sirosis hati- Trauma akibat fraktur- Luka bakar- Oprasi
5. Aliran limfatik menurunProtein plasma yang bocor ke dalam ruang interstisial tidak mempunyai jalan lain
untuk keluar jika terjadi hambatan limfatik. Makin lama protein akan banyak terdapat
diruangan interstisial,selanjutnya akan menarik cairan lebih banyak lagi keruang
interstisial dan berujung pada edema.
Kondisi klinis :
- Kanker- Infeksi nematode filarial- Pembedahan- Kelainan atau tidak adanya pembuluh limfatik secara kongenital
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
11/18
11
LI.2.4 Menejlaskan Gejala dan Penyebab Edema
Gejala
Pada edema generalisata adalah dimana wajah tampak sembab serta terlihat paling jelas
didaerah periorbital dan dengan adanya pencekungan kulit ketika ditekan (pitting edema ).
Hasil laboratorium
gejala terjadinya edema juga bisa dilihat dari hasil pemerikasaan laboratorium yang
menunjukkan penurunan serum osmolalitas dan penurunan kadar albumin pada plasma.
Penyebab :
a. Edema yang disebabkan gagal jantungPenyebab edema palig sering dan paling seruius adalah gagal jantung. Pada gagal
jantung,jantung gagal memompa darah secara normal dari vena kedalam arteri; hal ini
meningkatkan tekanan vena dan tekanan kapiler, yang menyebabkan peningkatan filtrasi
kapiler. Tekanan arteri cenderung turun,menyebabkan penuruna ekskresi garam dan air
oleh ginjal,yang meningkatkan volume darah dan lebih lanjut meningkatkan tekanan
hidrostatik kapiler sehingga edema makin bertambah.
b. Edema yang disebabkan oleh penurunan ekskresi garam dan air oleh ginjalSebagian besar natrium klorida yang ditambahkan kedalam darah tetap berada di
kompartemen ekstrasel, dan hanya sejumlah kecil saja yang memasuki sel. Pada penyakit
ginjal yang menurunkan ekskresi natrium klorida dan air dalam urin,sejumlah besar
nattrium klorida dan air akan ditambahkan kecairan ekstrasel.
Efek utama kejadian ini ialah menyebabkan : (1) peningkatan volume cairan interstisialyang besar (edema ekstrasel ) ,(2) hipertensi akibat peningkatan volume darah
c. Edema yang disebabkan oleh penurunan protein plasmapenurunan konsentrasi protein plasma akibat kegagalan untuk menghasilkan protein
dalam jumlah yang cukup maupun karena kebocoran protein dari plasma,akan
menimbulkan penurunan tekanan osmotic koloid plasma. Mengakibatkan peningkatan
filtrasi kapiler diselurruh tubuh dan edema ekstrasel.
LI 2.5 Menjelaskan penatalaksanaan edema
Pengobatan edema:
1. Tirah baringTirah baring dapat memperbaiki efektifitas diuretika pada pasien yang berhubungan
dengan hipertensi porta yang bisa menyebabkan aldosterone menurun.
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
12/18
12
2. Diet rendah natrium :
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
13/18
13
LO 3. Memahami dan Menjelaskan Asites
LI 3.1. Memahami dan menjelaskan Definisi Asites
Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga peritoneum (perut), tetapi ada juga
yang terdapat di tungkai. Dan asites terjadi banyak disebabkan karena adanya penyakit.
LI 3.2 Memahami Faktor Fisiologi dan Biokim Asites (Mekanisme Asites)
Cairan antara darah dan cairan interstitial dikontrol oleh keseimbangan antara tekanan darah
kapiler yang mendorong cairan masuk ke dalam jaringan interstitial, dan tekanan osmotik dari
plasma protein yang menarik cairan tetap tinggal di dalam kapiler.
Faktor yang mempengaruhi terbentuknya asites :
a. Tekanan koloid osmotik plasmaBergantung pada kadar albumin. Pada keadaan normal albumin dibentuk di hati. Bila hati
terganggu fungsinya, maka pembentukan albumin juga terganggu. Akibatnya kadar albumin
akan berkurang, sehingga tekanan koloid osmotik plasma juga menurun. Terdapatnya kadar
albumin kurang dari 3 g %, sudah merupakan tanda kritis untuk terjadinya asites.
b. Tekanan vena portaPada penderita sirosis dengan peningkatan tekanan vena porta (hipertensi portal) tidak selalu
terjadi asites pada permulaannya. Tetapi bila terjadi perdarahan gastrointestinal maka kadar
protein plasma akan berkurang sehingga tekanan koloid osmotik akan menurun, akibatnya
terjadilah asites.
c. Perubahan elektrolit1. Retensi Natrium (Na)
Penderita sirosis hati bila terdapat asites maka ekskresi Na akan terganggu, menjadi < 5
meq/hari. Sedangkan kadar Na serum sedikit lebih rendah dari normal. Pada penderita
sirosis hati juga terjadi hipertrofi jukstaglomerulus, sehingga merangsang sistem renin
angiotensin. Akibatnya produksi aldosteron akan meningkat dan terjadilah peningkatan
reabsorbsi Na sebanyak 99,5 % di tubulus ginjal bagian distal.
2. Retensi airGangguan ekskresi air pada penderita sirosis disebabkan oleh aktivitas hormon anti
diuretik (ADH). Gangguan tersebut kemungkinan besar merupakan akibat dari
peningkatan absorbsi Na di tubulus ginjal bagian proksimal, sehingga tak ada lagi yang
melewati bagian distal.
3. Perubahan Kalium (K)
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
14/18
14
Kadar K dalam serum umumnya normal atau sedikit berkurang. Hal ini tidak disebabkan
karena terganggunya sel-sel untuk mempertahankan kadar K di dalam sel itu sendiri.
Mekanisme edema:
Dalam pembentukan edema ada beberapa mekanisme, yaitu:
a. Mekanisme UnderfillingPada mekanisme ini, terjadinya edema disebabkan rendahnya kadar albumin serum yang
mengakibatkan rendahnya tekanan osmotic plasma, kemudian akan diikuti peningkatan
transudasi cairan dari kapiler ke ruang interstisial sesuai dengan hokum starling.
Akibatnya volume darah yang beredar akan berkurang (underfilling) yang selanjutnya
mengakibatkan perangsangan sekunder RAAS yang meretensi air dan natrium pada
tubulus distalis. Sehingga terjadilah edema.
Mekanisme Underfilling:
Proteinuria
Hipoalbuminemia
Tekanan osmotic plasma
Volume plasma
ADH RAAS ANP
Retensi air Retensi natrium Retensi
EDEMA
b. Mekanisme OverfillingTerjadi pada penderita sindrom nefrotikmyang memiliki kelainan yang bersifat primer
yang mengganggu ekskresi natrium pada tubulus distalis, sebagai akibatnya terjadi
peningkatan volume darah, penekanan RAAS dan vassopressin. Kondisi volume darah
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
15/18
15
yang meningkat (overfilling) yang disertai rendahnya tekanan osmotic plasma
mengakibatkan transudasi cairan dari kapiler ke interstitial sehingga terjadi edema.
c.
Teori Vasodilatasi PeriferMenurut teori ini factor pathogenesis pembentukan asites yang amat penting adalah
hipertensi porta yang sering disebut sebagai factor local dan gangguan fungsi ginjal yang
sering disebut factor sistemik.
Bagan patogenesis asites sesuai teori vasodilatsi perifer
Sirosis
Hi ertensi
Vasodilatasi arteriola
Tek intrakapilerdan koefisien
Pbtk cairan
limfe > aliran
Terbentuk
Vol efektif darah
Aktivasi ADH,sistem sim atis
Retensi air dan
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
16/18
16
LI 3.3. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Asites
1. Asites berdasarkan penimbunan cairan di rongga peritoneum, didasarkan pada jumlahdari protein yang ditemukan dalam cairan.
a. Transudasi, Asites yang ada hubungannya dengan sirosis hati dan hipertensi portaadalah adalah yang terjadi melalui mekanisme transudasi.
b. Eksudasi2. Derajat Asites dapat ditentukan secara semikuantitatif .
a. Derajat 1+ terdeteksi hanya pada pemeriksaan yang secara seksama.b. Derajat 2+ dapat mudah terlihat tetapi dengan volume relatif sedikit.c. Derajat 3+ asites jelas tetapi belum masif.d. Derajat 4+ asites massif
3. Klasifikasi Asites dihubungkan dengan Gardien Albumin Serum-AsitesNo Gradien Tinggi Gradien Rendah
1 Sirosis hati Karsinomatosis
2 Gagal hati akut Peritonium
3 Metastatis hati masif Peritonitis Tuberkulosa
4 Gagal jantung kongesif Asites surgikal
5 Sindrom Budd-Chiari Asites biliaris
6 Penyakit veno-oklusif Penyakit jaringan ikat
7 Miksedema Sindrom nefrotik
8. Asites pankreatik
LI 3.4 Memahami dan Menjelaskan Gejala dan Penyebab Asites
1. Penyebab asitesa. . Penyebab hati kronik
1.Keadaan penyakit yang kronik atau subakut
2.Penyebab yang paling sering terjadi adalah sirosis, hepatitis kronik, hepatitis
alkohol yang berat (tanpa sirosis) dan obstruksi vena hepatika (sindroma Budd-
Chiari)
b. Gagal jantung
c. Sindroma nefrotik
d. Hipoalbuminemia yang berat
e. Gangguan intra abdomen : karsinomatosis, peritonitis tuberkulosis, pankreatitis
(asites pankreatik)
2. Penyebab Asitesa. Normal peritoneum
1. Hipertensi portal (albumin serum-asites gradien [saag]> 1,1 g / dl)
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
17/18
17
Menyebabkan Gagal jantung kongestif, constrictive perikarditis, trikuspid
insufisiensi, sindrom Budd-Chiari. Penyakit hati, sirosis, hepatitis alkoholik,
kegagalan hepatik fulminan, besar hepatik metastasis.
2. Hipoalbuminemia (saag
-
7/30/2019 Wrap Up Edema 2011
18/18
18
Daftar Pustaka
FKUI. 2008. Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam Basa edisi ke-2.
Guyton AC, Hall JE. (2008). Fisiologi Kedokteran 11th
Ed,ab. Setiawan dkk, Jakarta:EGC
Kee JL, Paulanka BJ. (2000). Handbook of Fluid, Electrolyte, and Acid Base Imbalances.
Canada: Delmar, Thomson Learning
Mahmud, M H. (2007) Terapi Air. Jakarta: QultumMedia
Muscari, Mary E. (2005). Keperawatan Pediatric edisi ke-3
Price, Sylvia. (1995). Patofisiologi edisi ke-4
Sherwood L. (2001). Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem edisi 2. Jakarta: EGC
Siregar, P. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid I edisi kelima. (2009). Sudoyo dkk (eds).