post disaster reporting
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
1/19
Naskah Asli:
“Post-disaster Damage Assessment & Needs Analysis – Reporting”
Terjemahan dari ADPC (Asian Disaster Prepareness Centre)Oktober 2001 – www.adpc.ait.ac.th
Diter jem ahk an d eng an sedik i t pe nye suaian kul tur Indone sia
oleh Komunitas Peduli BencanaPebruari 2004 – www.peduli-bencana.or.id
Dokumen in i d i te r jem ahka n un tuk mem udahk an t ingka tan ba sis(masya raka t d i kawasan rawa n benc ana ) un tuk m emb ua t
pe l apo ran mengena i kawa san rawan m ereka
diedarkan oleh Komunitas Peduli Bencana – http://peduli-bencana.or.id – [email protected]
UUUsssaaa iii --- BBBeee nnn cccaaa nnn aaa :::
MMM eee nnn aaa kkk sss iii rrr KKKeee rrr uuu sssaaa kkk aaa nnn ,,, ddd aaa nnn
AAAnnn aaa lll iii sss iii sss KKKeee bbb uuu ttt uuu hhh aaa nnn ;;;
CCCAAARRRAAA PPPEEELLLAAAPPPOOORRRAAANNN
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
2/19
2
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan 3
2. Jenis-Jenis Penaksiran (assessment ) 4
3. Pelaporan 4
4. Format Laporan 7
5. Mengukur Kebutuhan 8
6. Peristilahan 9
7. Inventaris Sumber Daya Sekitar 10
8. Prioritas 11
9. Pelatihan 11
PERNYATAAN - Dokumen ini terkait dengan workshop yang dilakukan oleh ADPC, untuk Menaksir Kerusakan dan
Analisis Kebutuhan Usai-Bencana, di Bangkok 24-28 April 2000, disarikan dari dokumen-dokumen yang diproduksi
oleh peserta dalam workshop, dan juga ditarik dari beragam publikasi yang lain termasuk “US Office of Foreign
Disaster Assistance Field Operation Guide”, “the United Nation Disaster Assessment”, dan “Coordination Field
Handbook”, “the SPHERE Project”, dan “South Pacific Disaster Reduction Program’s Guide to Successful Damage
Reporting”.
Diterjemahkan oleh Komunitas Peduli Bencana, dengan tetap menyebutkan sumber secara jelas. Redaksi peduli-
bencana tidak bertanggung jawab terhadap isi dari dokumen ini, ataupun pemanfaatan yang tidak bertanggung
jawab.― Dapat didownload di web: http://www.peduli-bencana.or.id ; email: [email protected]
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
3/19
3
PENDAHULUAN
1. Jika terdapat lembaga-lembaga (ornop, komunitas, pemerintah) yang diturunkan dilapangan dan berpontensi atau cenderung lebih bertanggung jawab untuk mengorganisirkegiatan-kegiatan terkait dengan pemulihan usai-bencana, disarankan untuk pulamemberikan informasi pada mereka secara cepat, tepat dan akurat. Selain sebagaibentuk kerja sama, karena pada dasarnya merekalah yang seharusnya memiliki informasiyang baru, tepat dan pantas mengenai apa yang telah terjadi, apa yang dibutuhkan untuksegera diselesaikan, dan sumber daya apa yang tersedia. Sehingga sangat dibutuhkankerja sama dari pihak manapun, demi pemulihan bencana yang lebih tepat sasaran,karena mereka dapat dikatakan, selain yang berperan dalam kebingungan, serta dituntutpada beberapa aspek sesuai dengan latar belakangnya, membuat-keputusan. Sebaiknyamengesampingkan kepentingan pribadi, atau tujuan tertentu kita, dalam tujuan pemulihanusai-bencana. Dikarenakan merekalah yang lebih tepat dalam mengambil keputusan(misal: pemerintah), maka keputusan mereka (yang muncul atas rekomendasikomunitas/masyarakat, atau ornop) dapat menyelamatkan banyak nyawa, meminimalkanluka/sakit/penderitaan, kerusakan dan kehilangan, mencegah perluasan dampak, danmereka lebih berhak untuk membuat keputusan mengenai dampak-dampak sekunderyang sewaktu-waktu dapat muncul. Dan informasikan pula kepada orang-orang yang
butuh untuk tahu atau perlu mewawas (wartawan, simpatisan, penduduk sekitar). Responyang diorganisir dengan baik, akan dapat membantu untuk membangun kepercayaan diridan meningkatkan kredibilitas, baik masyarakat itu sendiri, hingga dan lembaga-lembagaterkait lainnya.
2. Kegiatan-kegiatan pemulihan, pada tingkat paling dasar, adalah manajemen(pengaturan/pengaluran) informasi dan sumber daya, didasarkan pada penaksiranlapangan dan pelaporan yang masuk/diketahui. Informasi sangat dibutuhkan dari semuatingkatan administrasi (fungsional lembaga terkait) tetapi keabsahan/kebenaran informasi
yang dibutuhkan akan beragam dari tingkatan yang satu dengan tingkatan yang lainnya.Penaksiran dan pelaporan yang baik membutuhkan pemikiran jangka panjang; sistempenaksiran dan pelaporan seharusnya di lakukan dalam tahapan/perencanaan kesiap-siagaan bersama-sama dengan masyarakat pada kawasan yang berpotensi rawanbencana.
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
4/19
4
3. Beberapa data1 yang dibutuhkan, seharusnya harus telah tersedia sebagai bentukan data
dasar (peta, statistik populasi, dan sebagainya), yang harus bagiamanapun dapat dengan
mudah diakses, tetapi garis dasar dari informasi ini seharusnya diimplementasikansebagai informasi yang real-time (dapat diakses sewaktu-waktu, dari manapun, misal:internet-website), terlebih pada wujud pelaporan yang berdatangan dari berbagai sumbersetelah bencana (distribusi informasi, misal: internet-mailing-list ).
4. Ada beberapa tahapan urutan yang harus dikerjakan dalam memproses informasi − merubah data kasar menjadi informasi yang bermanfaat:
Informasi “MASUK”
Penyederhanaan (penggolongan, pembandingan, mengesampingkan yang tidakdapat dipertanggungjawabkan) Evaluasi Informasi dan olah-data Pembuatan keputusan sesuai kapasitas Basis dan Lembaga-Lembaga terkait Informasi “KELUAR” (penyebaran informasi/disseminasi ) Aksi/perlakuan di lapangan
5. Meneruskan informasi adalah sama (pentingnya) dengan menerima informasi. Jika andamemberikan informasi, maka anda secara otomatis juga akan mendapatkan informasiyang bahkan pada beberapa tahapan sudah terolah menjadi lebih baik, danmemudahkan koordinasi, pembagian peran, dan pemulihannya di lapangan. Sebabinformasi yang anda berikan, kemudian akan diolah seperti tahapan diatas, dandigunakan sebesar-besarnya pada penerima bantuan.
JENIS-JENIS PENAKSIRAN ( ASSESSMENT )
6. Terdapat dua (2) jenis penaksiran:
Penaksiran situasi kawasan: penggambaran mengenai apa yang telah terjadi padasebuah kawasan, dan situasinya pada saat tersebut;
Penaksiran kebutuhan: penyataan mengenai apa yang dibutuhkan untuk segeradiselesaikan/dipenuhi.
1
Data adalah kata-kata berstruktur, gambaran, dan/atau karakter lain; informasi adalah data bermanfaat.
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
5/19
5
PELAPORAN
7. Laporan SEKILAS (kadang disebut sebagai laporan “FLASH”, atau laporan “SOS”)adalah jenis laporan yang harus segera diinformasikan dengan sangat cepat (agarmemunculkan respon yang cepat pula). Tujuannya adalah semata-mata mengkonfirmasibanyak pihak; bahwa telah terjadi bencana yang benar-benar/nyata terjadi, serta sangatmembutuhkan langkah-langkah yang harus dengan segera diambil dengan cepat untukmengatasi/menguasai kembali keadaan. Serta pada kondisi tertentu, untuk pulamenginformasikan para penerima bantuan; selain agar laporan/penyelidikan dan bantuanlebih jauh dapat dilakukan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Jika situasai dan kondisimemungkinkan, format pelaporan yang disarankan dilampirkan pada lampiran:
[LAPORAN-SEKILAS]
8. Laporan AWAL (kadang disebut pula sebagai laporan “INISIAL”) yang harus mengacupada petunjuk awal (yaitu laporan SEKILAS/laporan “FLASH/SOS”) dengan sesegeradan secepat mungkin, sebagai wujud respon yang cepat dan akurat (dalam kurun waktuhanya beberapa jam saja). Tujuannya adalah untuk menginformasikan para penerimabantuan, dari tingkatan/seberapa “dasyat” sebuah bencana terjadi, dan terpenting, demimenghubungkan antara “dasyat”-nya bencana dengan tujuan kegiatan dalam mengatasiatau mengendalikan suasana saat usai-bencana, menyediakan informasi yang
dibutuhkan untuk memulai pergerakan sumber daya (baik fisik maupun non fisik) dari luarkawasan bencana, menuju kedalam kawasan bencana yang terpengaruh, untukmemberikan bantuan secara tepat sasaran. Jika situasai dan kondisi memungkinkan,format pelaporan yang disarankan dilampirkan pada lampiran” [LAPORAN AWAL]. Laporan AWAL tersebut seharusnya secara mendasar menyimpulkan mengenai:
derajat “kedasyatan” bencana (gambaran bencana setidaknya cukup jelas dan dapatdipertanggungjawabkan, meski tidak harus terlampau detail―penyampaian haruscepat, tepat, akurat);
aksi kegiatan yang telah sedang dikerjakan oleh dan secara lokal; penanggulangan sesuai kapasitas lokal (termasuk sumber daya yang sebelumnya
telah dipersiapkan atau ternyata tersedia disekitar); kebutuhan primer, atau prioritas utama untuk meringankan bencana, jumlah/kuantitas
dari kebutuhan primer; dan kemungkinan, jika terdapat alternatif lain, untuk pemenuhan kebutuhan primer
tersebut, sarankan logistik yang lebih baik, untuk segera dikirimkan (misal: ternyataobat-obatan saat itu lebih penting, dibandingkan beras);
perkiraan kemungkinan pembangunan termasuk pula perkiraan resiko bencana baru.
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
6/19
6
9. Keadaan, kebutuhan dan prioritasnya akan berubah dari waktu ke waktu. Sebuah
penaksiran (assessment ) hanya menggambarkan pernyataan/tulisan terkait dengankejadian saat penaksiran dilakukan. Sebuah [penaksiran awal], seharusnya, jugamemperlihatkan alur indikasi kelanjutan sistem pelaporan yang akan disusun kemudian.
10. Laporan SEMENTARA (kadang disebut juga sebagai laporan “INTERIM”) seharusnyadisusun dari pelaporan sebelumnya yang sudah ada (mengacu pada laporan SEKILASdan laporan AWAL), namun memberikan informasi tambahan dan informasi yang lebihtepat/akurat, sebagai kemajuan pelaporan/penginformasian. Sebelum menyusun laporanSEMENTARA, sebaiknya dilakukan pelaporan-pelaporan yang dikirimkan setiap 24 jampada rentan waktu yang sama/disepakati setiap harinya (atau waktu yang ditentukan olehpenerima bantuan sesuai dengan kebutuhan mereka) dan selang interval waktusetelahnya yang juga ditentukan oleh penerima bantuan. Dengan berlalunya waktu,tuntutan tekanan penyusunan Laporan SEMENTARA, akan berubah/berpindah/bergesermenjadi kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi (misalnya: memperbaiki strukturyang rusak, membuka kembali sawah dan ladang, peternakan, perikanan dan produksiindustri). Sebaiknya, dalam pelaporan pada rentan waktu tersebut, tidak dilakukanperulangan pada apa yang telah sebelumnya disampaikan, kecuali informasi yangsebelumnya disampaikan harus ditambahkan, atau dikoreksi. Laporan SEMENTARAseharusnya menyediakan perkiraan (disertai masukan para ahli dan-atau orang-orangyang sebelumnya telah memiliki pengalaman bencana yang pernah terjadi), dankemudian menekankan pentingnya penyampaian informasi yang sejelas-jelasnya kepadapara penerima bantuan dari masukan para ahli tersebut, misalnya: masalah-masalah yang juga harus diperhatikan dan tergolong potensial; perubahan, pola, kecenderungan dan indikator; kelompok-kelompok yang rentan dan perhatian-perhatian lainnya..
11. Para ahli dan laporan teknisnya, dapat pula menyediakan atau merekomendasikantambahan detail teknis untuk penanganan selanjutnya (misalnya: tukang-tukang, suster,dokter, PMI, aparat; yang dapat lebih bertanggung jawab untuk perawatan kesehatankondisi darurat dan atau pendirian bangunan sementara).
12. Laporan AKHIR akan menjadi sebuah kesimpulan dari: Apa yang telah terjadi Bagaimana respon diatur Pelajaran yang diambil/didapat/didokumentasikan
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
7/19
7
13. Dalam mempersiapkan sebuah laporan, penulis seharusnya meletakkan dirinya padaposisi dimana dia seolah-olah adalah korban; dan selalu menanyakan pada dirinya
sendiri “apa yang mereka harus ketahui, agar tujuan pemulihan dapat terpenuhi sesuaidengan kapasitas dan tanggung jawab mereka, serta bagaimana agar mereka mampumembuat keputusan yang tepat, dan tidak memunculkan ketergantungan?”
14. Sebuah laporan seharusnya tidak disatukan dengan data-data yang tidak perlu/tidakseharusnya ada/diada-adakan, dan bebas dari asumsi, dan-atau, tentunya jangan sampaiterlambat atau terhambat menginformasikan, hanya karena kekurangan informasi.Sebaiknya kita berkata: “Kita memang tidak memiliki informasi sebanyak informasisebagaimana kita inginkan, tetapi pada dasarnya apa yang kita saat ini ketahui danalami, pada skala tertentu, dapat diikutkan dan digunakan sebagai analisis untukmenyediakan prioritas sesuai kebutuhan m ereka … Kita harus menyediakan informasiyang lebih detail sesegera mungkin”.
15. Detail kebutuhan yang diuraikan dalam laporan seharusnya tetap konsisten/teralur.Konflik antara laporan yang satu dengan yang lainnya, dapat saja berbeda, karenamuncul dari beragam sumber yang berbeda; sehingga dapat menyebabkan kebingungan.Lebih diinginkan atau dipilih, laporan-laporan dari satu ke yang lainnya, telahdikonsolidasikan bersama.
FORMAT LAPORAN
16. Katakanlah―laporan-laporan akan diterima dari banyak sumber; tentu akan menjadisangat penting, format (bentuk) laporan yang ada, sebelumnya telah disesuaikan denganstandar yang disepakati bersama, agar memudahkan proses analisis, danpembandingannya secara lebih teliti. Untuk itu, sangat dibutuhkan kebijaksanaan dalampelaporan yang akan dilakukan. Hal tersebut, bagaimanapun akan menjadi lebih baik
(jika sangat memungkinkan) sang penerima bantuanlah yang menyusun, dibandingkanpenulis luar yang menyusun formatnya. Hal ini akan lebih meyakinkan bahwa informasiyang dihadirkan menjadi lebih bermanfaat bagi orang-orang yang harus menerimamanfaatan dan kemudian beraksi atas bencana tersebut (agar tidak memunculkanketergantungan baru). Laporan-laporan seharusnya berimbang antara narasi, tabel; sertalaporan-laporan tersebut sebaiknya juga disusun dalam format yang dapat dikirimkansecara elektronis (lewat internet, misalnya: email ―ingat: cepat, tepat, akurat).
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
8/19
8
17. Bentuk-bentuk laporan, seharusnya disusun sesederhana mungkin dan dapat denganmudah dipahami, tetapi tetap terstruktur dengan baik dan mudah diikuti, seperti misalnya:
daftar kebutuhan, mengarahkan peliput/wartawan/peneliti bencana (yang sangat mungkintidak berpengalaman dalam mengorganisir kegiatan respon bencana) melalui urut-urutandalam pernyataan masalah mengidentifikasi status respon saat ini mengidentifikasikebutuhan yang tidak terpenuhi, atau jika ada: mensikapi perpecahan komunitas pembuatan-keputusan.
18. Untuk menjaga bentuk laporan agar tetap sesederhana mungkin, tentunya lebih baik jikalaporan-laporan yang ada dihadirkan dalam urutan (atau serial) yang terpisah/dipisah(misalkan: dikategorikan berdasarkan kebutuhan). Hal ini juga akan membuatkemudahan bagi penerima bantuan untuk mendistribusikan aksi bersama-sama dengankehadiran lembaga yang berbeda-beda. Bagian-bagian yang disarankan termasuk: SAR (Search And Rescue); Evakuasi; Perlindungan; Medis dan Kesehatan; Tempat berlindung sementara (shelter ) dan pakaian; Pangan (termasuk peralatan dan pendukungnya); Air; Sanitasi; Sistem Perhubungan (komunikasi, listrik, transport, dsb)
19. Lembaga/orang yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan setiap bagian daribencana (sesuai inti kapasitas keberadaan lembaga/orang) seharusnya salingmemahami kekuatannya dan kapasitasnya. Setiap lembaga/orang seharusnya mampuuntuk saling mengindikasikan kebutuhan masing-masing dalam pemulihan bencana,pembekalan dan pemenuhan kebutuhan lain yang berhubungan sesuai dengankemampuannya. Kecuali jika dinyatakan berbeda, penyedia (lembaga) seharusnyaberasumsi bahwa pertolongan yang disediakannya harus sudah mencukupi (misalnya:
pangan dan akomodasi untuk pekerja-bencana (relief-worker ) lembaga mereka sendiri,transportasi dan sopir, bensin, gudang, perawatan, dsb harus dipenuhi secara mandirioleh lembaga terkait, dan tidak dibebankan pada penerima bantuan!). Hal ini umumnyaberguna pula untuk juga mengetahui apa yang tidak dibutuhkan (dan tentu pula untuk juga mengetehui, atau menentukan hal-hal tertentu mungkin terlewatkan).
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
9/19
9
MENGUKUR KEBUTUHAN
20. Pada tingkatan tertentu, dibutuhkan pula pengukuran kebutuhan. Jangan asumsikanbahwa semua orang adalah “korban tidak tertolong” tentunya, semua orang yang adadisitu sebenarnya saling membutuhkan dukungan. Membantu orang lain untuk membantudiri mereka sendiri, adalah bagian penting dari rehabilitasi. Penaksiran awal, seharusnyalebih dikonsentrasikan/difokuskan pada efek dari bencana dan bukan mencoba untukmengada-adakan kebutuhan-kebutuhan yang terus-menerus (ketergantungan). Dalammengukur kebutuhan, kadang kala (bukan berarti harus) lebih tepat untuk menggunakanstandar-standar yang disepakati secara internasional dan merencanakan faktor-faktornya, sehingga memudahkan pihak-pihak luar yang sekiranya dapat terlibat untuk
memberikan bantuan pada para penerima manfaat. Contoh dari perencanaan faktortersebut adalah: Sekian “X” Tim SAR untuk tiap : “Y” orang yang hilang Sekian “X” barang-barang (lembar plastik atau alat masak) per keluarga Tempat perlindungan sementara untuk “X” orang yang kehilangan tempat tinggal
(atau dengan asumsi pertimbangan bahwa sebagian dari mereka telah menemukantempat-perlindungan mereka dengan para tetangga, atau sanak-keluarga padakawasan yang agak jauh dari daerah bencana)
Sejumlah “X” gram dari of bahan pangan pokok per orang untuk “Y” hari
Sejumlah “X” gram tiap anak/bayi/balita per hari untuk “Y” hari (makanan suplemen) Sejumlah “X” liter untuk tiap orang untuk “Y” hari Sejumlah “X” ton/liter untuk cadangan bahan-bahan pokok.
21. Kecepatan dan ketangkasan dalam memberikan laporan SEKILAS dan laporan AWALadalah lebih penting dari penggambaran yang paling detail atau akurat.
PERISTILAHAN
22. Pengistilahan yang tidak tepat, atau perbedaan intrepetasi atas sebuah dampak akibat-bencana, dapat menyebabkan kebingungan. Tentunya, pengistilahan tersebut dapatmenjadi berbeda-beda setelah adanya korban dan kerusakan dari struktur dan atausebuah pelayanan. Apakah istilah untuk orang yang “terkena” bencana? Apakah maknadari “kerusakan atau kerugian” itu? Makna dari istilah yang digunakan dapat sajaberbeda, namun istilah yang sebaiknya digunakan dalam laporan harus dengan jelas didefinisikan dan di-standarisas-i, dan memang sebaiknya jauh sebelum terjadinya periode-periode bencana yang masih saja terjadi, telah disepakati bersama-sama.
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
10/19
10
23. KORBAN. Misalkan dipertimbangkan: tidak terlalu dibutuhkan informasi mengenaipopulasi dari suatu desa/dusun, sebab seharusnya dari sensus hal ini sudah dapatdiketahui (meskipun sebenarnya juga dapat digunakan sebagai suplemen), tetapitentunya yang lebih dibutuhkan adalah gambaran istilah “korban” dengan peristilahanterkait dengan kebutuhan (misalnya: berapa korban yang butuh dievakuasi, berapakorban yang butuh tempat-perlindungan, berapa korban yang butuh air bersih, dansebagainya). Informasi menjadi tajam, cepat, tepat, dan akurat, sederhana, tetapi lebihdari bermanfaat, dan bukan sekedar kuantitas dari laporan tersebut.
24. KERUSAKAN, dapat digambarkan dan diistilahkan dari kegunaan2, misalnya:
% Rusak Makna/Maksud/Berdasarkan Kegunaan
100% Stuktur tidak dapat digunakan sama sekali/tidak dapat diperbaiki
>75%Kerusakan struktur mayor. Tidak aman untuk digunakan, tetapi dapatdiperbaiki kurang lebih 1 bulan
>50%Kerusakan struktur yang signifikan. Tidak aman untuk digunakan, tetapidapat diperbaiki kurang lebih 1 minggu
>25% Struktur rusak, tetapi aman masih aman untuk penggunaan terbatas; dapatdiperbaiki kurang dari 1 minggu
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
11/19
11
PRIORITAS
26. Pengalaman telah lebih dari sekedar mengajarkan atau menunjukkan, sehingga dapatditarik umum, sehingga kadang terdapat konsistensi prioritas kebutuhan untukmemberikan pemulihan/pertolongan pada beberapa kejadian usai-bencana. Gambaranumum, dapat dilihat pada lampiran [PRIORITAS].
PELATIHAN
27. Lembaga (komunitas, ornop, pemerintah) seharusnya bertanggung jawab dalam halpengadaan penaksiran termasuk pula kegiatan aksi yang sekiranya diperlukan untukpelatihan yang sifatnya teratur sesuai dengan potensi bencananya.
LAMPIRAN
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
12/19
12
FORMAT
LAPORAN SEKILAS (FLASH/SOS)
BAGIAN 1 – SITUASI
1.1. Jenis Bencana __________________________
1.2. Tanggal dan Waktu _______________________
1.3. Kawasan Bencana _______________________
1.4. Kemungkinan setelah bencana ______________
BAGIAN 2 – PERKIRAAN DAMPAK AWAL
SANGAT PERKIRAAN
2.1. Meninggal ______________________________
2.2. Terluka ________________________________
2.3. Hilang _________________________________
2.4. Butuh tempat berlindung/sandang ___________
2.5. Butuh pangan ___________________________ _________
2.6. Butuh Air Bersih _________________________
2.7. Butuh Sanitasi __________________________
2.8. Kerusakan rumah/transport/dsb _____________
BAGIAN 3 – KEMUNGKINGAN KEBUTUHANUNTUK BANTUAN EKSTERNAL
3.1 SAR (Search and Rescue) Ya / Tidak
3.2 Evakuasi Ya / Tidak
3.3 Perlindungan Ya / Tidak
3.4 Medis dan kesehatan Ya / Tidak
3.5 Tempat berlindungan dan pakaian Ya / Tidak
3.6 Pangan Ya / Tidak
3.7 Air Ya / Tidak
3.8 Sanitasi Ya / Tidak
3.9 Perbaikan rumah/transport/dsb Ya / Tidak
BAGIAN 4 – LAPORAN SELANJUTNYAAN
Laporan selanjutnya, dengan detail yang lebih akurat,
akan dikirimkan pada _________________________
(tanggal/jam).
BAGIAN 5 – TAMBAHAN INFORMASI LAINNYA(JIKA ADA)
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
__________________________________________
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
13/19
FORMAT
LAPORAN AWAL (INISIAL/INITIAL)
BAGIAN 1 – SITUASI
1.1. Jenis Bencana ____________________________________________________________________________
1.2. Tanggal dan Jam ___________________________________________________________________________
1.3. Daerah yang terpengaruh ____________________________________________________________________
1.4. Kematian ( perkiraan) ________________________________________________________________________
1.5. Laporan selanjutnya akan dikirimkan (tanggal/jam) ________________________________________________
BAGIAN 2 – SEARCH & RESCUE
Penomoranberdasarkategori
Lokasi(dusun, desa,kecamatan,kabupaten,
propinsi)
Jumlah orangyang hilang(perkiraan)
Status Respon(Misal jumlahtim SAR yang
tersebar)
Kebutuhanyang tidak
dijumpai (misal:kebutuhan tim
SAR -> tali,kapal, dsb)
Prioritas
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
14/19
14
BAGIAN 3 – EVAKUASI
Penomoranberdasarkategori
Lokasi(dusun, desa,kecamatan,kabupaten,
propinsi)
Jumlah orangyang di
evakuasi(perkiraan)
Status Respon
(Misal jumlahorang yangdievakuasi
berdasarkankondisi)
Kebutuhan
yang tidakdijumpai (misal:tambahan tim
SAR untukevakuasi)
Prioritas
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
BAGIAN 4 – PERLINDUNGAN
Penomoranberdasarkategori
Lokasi(dusun, desa,kecamatan,kabupaten,
propinsi)
Jumlah orangyang
membutuhkanperlindungan(perkiraan)
Status Respon(Misal jumlahorang yang
membutuhkanperlindunganberdasarkan
kondisi)
Kebutuhanyang tidak
dijumpai (misal:tambahan
perlindungan)
Prioritas
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
15/19
15
BAGIAN 5 – MEDIS DAN KESEHATAN
Terluka
Penomoranberdasarkategori
Lokasi(dusun, desa,kecamatan,kabupaten,
propinsi)Serius
Tidakdapat
berjalan
Status Respon(Misal fasilitasmedis, tempat
operasi,laboratorium,
suplai air, dsb)
Kebutuhanyang tidak
dijumpai (misal:kebutuhanbantuan
peralatan dariluar)
Prioritas
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)
BAGIAN 6 – TEMPAT PERLINDUNGAN DAN PAKAIAN
Penomoranberdasarkategori
Lokasi(dusun, desa,kecamatan,kabupaten,
propinsi)
Jumlah orangyang
membutuhkantempat
perlindungandan pakaian(perkiraan)
Status Respon(Misal tenda,
plastik, selimut,pakaian)
Kebutuhanyang tidak
dijumpai (misal:tambahan
perlindungan)
Prioritas
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
16/19
16
BAGIAN 7 – MAKANAN
Penomoranberdasarkategori
Lokasi(dusun, desa,kecamatan,kabupaten,
propinsi)
Jumlah orangyang
membutuhkanpangan
(perkiraan)
Status Respon(Misal jumlahorang yang
tersuplaipangan)
Kebutuhanyang tidak
dijumpai (misal:kekurangan
jumlah pangan,kurang alatmasak, dsb)
Prioritas
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
BAGIAN 8 – AIR
Penomoranberdasarkategori
Lokasi(dusun, desa,kecamatan,kabupaten,
propinsi)
Jumlah orangkekurangan air
yang dapatdibawa
(perkiraan)
Status Respon(Misal jumlahorang yangtersuplai air,kondisi air,
jumlah suplaiair, dsb)
Kebutuhanyang tidak
dijumpai (misal:dibutuhkan trukatau kontainer
air, dsb)
Prioritas
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
17/19
17
BAGIAN 9 – SANITASI
Penomoranberdasarkategori
Lokasi(dusun, desa,kecamatan,kabupaten,
propinsi)
Jumlah orangkekurangan
sanitasi yanglayak
(perkiraan)
Status Respon
(Misal jumlahorang telah
mendapatkansanitasi yanglayak, dsb)
Kebutuhan
yang tidakdijumpai (misal:sabun, deterjen,
spray,insektisida, dsb)
Prioritas
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
BAGIAN 10 – GARIS HIDUP UMUM
Status Respon (misal: kondisi sistem)
Penomoranberdasarkategori
Lokasi(dusun,desa,
kecamatan,kabupaten,
propinsi)Jalan dan jembatan
JalanKereta
Listrik Telekomunikasi
Kebutuhanyang tidakdijumpai(misal:
bantuanstruktur
dari luar,dsb)
Prioritas
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
18/19
18
FORMAT
INVENTARISASI SUMBER DAYA SEKITAR(personal, material, finansial)
Nomorkategori
Sumber Daya Lokasi AlamatKontak
KetersediaanDikerjakan
untukCatatan
-
8/16/2019 Post Disaster Reporting
19/19
19
LAMPIRAN
KEBUTUHAN UMUM SETELAH BENCANA DI ASIA
Kebutuhan Angin Ribut Banjir Gempa Bumi
Tim SAR (search andrescue)
SAR laut Kapal penyelamat denganmesin
Medis Suplai Perban, pembalut, ayakan,bebat patahan, tali, dsbJARANG obatan-obatan
Suplai Air Suplai dan perawatan:
- table chlorine
- unit perawatan
- container (20-25 liter)
- truk drum/ tangkiwadah air (5000-8000liter)
- truk air
Suplai dan perawatan:
idem
Suplai dan perawatan:
idem
Tempat Perlindungan Tenda
Plastik Lembaran
Selimut dan-atau kantong-tidur
Jaring nyamuk
Idem idem
Keahlian Idem JARANG pakaian
Rp Rp-Rp Rp-Rp-Rp Rp-Rp-Rp-Rp
Lain-lain Generator-listrik (5 – 10KVA)