no 2 fix
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 no 2 fix
1/3
2. Jelaskan factor-faktor yang menyebabkan populasi rentan dan populasi risiko
mengalami masalah kesehatan pada populasi di lembaga permasyarakatan
Masalah kesehatan pada narapidana di lembaga pemasyarakatan diperikirakan karena
beberapa faktor diantaranya kelebihan kapasitas yang meningkatkan resiko penyakit menular,keterlambatan deteksi penyakit, kurangnya ruangan isolasi, ketidaktepatan pengobatan.
Sementara pada sisi lain, kondisi fasilitas dan tenaga kesehatan belum sepenuhnya optimal
(Depkumham RI, 2008
a. !elebihan kapasitas
Dampak daripada o"er kapasitas#kelebihan penghuni di lapas#rutan, seperti buruknya
kondisi kesehatan narapidana#tahanan, suasana psikologis narapidana#tahanan memburuk,
mudah ter$adinya konflik antar penghuni, meningkatnya ketidakpuasan penghuni,
pembinaan tidak ber$alan sesuai ketentuan dan menyebabkan pemenuhan hak%hak mutlak
dari narapidana tidak optimal (&o"a, 200'.
b. !ondisi fasilitas dan lingkungan fisik ruang tahananuruknya fasilitas hunian, sanitasi dan kesehatan lapas menyebabkan narapidana tidak dapat
mengaktualisasikan dirinya (&o"a, 200'. !elembaban udara yang )*0+ dari kelembaban
normal dapat mempengaruhi penurunanan daya tahan tubuh seseorang dan meningkatkan
kerentanan tubuh terhadap penyakit terutama penyakit infeksi. enurunan daya tahan tubuh
ter$adi ketika kondisi ruangan panas oleh pen-ahayaan yang berlebihan maka proses radiasi
dan konduksi tubuh melalui kulit menurun serta tidak ter$adi e"aporasi. Suhu $uga
berpengaruh pada kelembaban dimana hal itu berguna untuk membebaskan bakteri dan "irus
karena suhu yang tidak memenuhi syarat kesehatan men$adi faktor resiko ter$adinya IS
sebesar * kali (/umananda dkk, 20*.-. ersonal hygiene narapidana
ersonal hygiene merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena
kebersihan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Dampak yang sering timbul pada
masalah personal hygiene adalah dampak fisik banyak gangguan kesehatan yang diderita
seseorang karena tidak terpeliharanya personal higiene dengan baik seperti gangguan
integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan
gangguan fisik pada kuku (/umananda dkk, 20*
d. !ebiasaan merokok
-
8/18/2019 no 2 fix
2/3
Menurut hasil penelitian 1ur, u$i, dan ulia$i (20* dari 3 orang narapidana di &embaga
emasyarakatan !las II mbara4a terdapat '5,0 + (66 orang memiliki kebiasaan
merokok dan responden yang tidak mempunyai kebiasaan merokok yaitu sebesar 3,0+ (7
orang. /al ini disebabkan karena responden sudah mempunyai kebiasaan merokok sebelum
tinggal di lembaga pemasyarakatan. !ebiasaan merokok $uga dilakukan narapidana didalam
lembaga pemasyarakatan karena tidak terdapat aturan larangan merokok sehingga kebiasaan
merokok narapidana tidak dibatasi 4aktu dan tempat. &embaga emasyarakatan
membolehkan narapidana merokok dimana sa$a termasuk didalam kamar narapidana yang
mana asap dari rokok dapat menyebabkan pen-emaran udara dalam ruangan yang dapat
merusak mekanisme paru%paru bagi orang yang menghisapnya. Dampak dari kebiasaan
merokok ini adalah penigkatan risiko narapidana terserang IS.
e. enyalahgunaan narkobaenyalahgunaan narkoba terutama narkoba suntik di dalam lingkungan &S sebenarnya
suatu fenomena yang sesungguhnya tidak mungkin ter$adi menurut anggapan masyarakat
a4am. Meningkatnya $umlah pengguna narkoba suntik di lingkungan &S disebabkan
oleh lemahnya penga4asan dan penanggulangan narkoba di lingkungan &S, hal
tersebut sulit dilakukan dikarenakan keterbatasan $umlah personil yang ada. Selain itu,
sarana dan prasarana pengamanan untuk membantu pendeteksian masuknya narkoba
kedalam lingkungan &S $uga sangat terbatas sehingga memungkinkan lolosnya narkoba
masuk ke dalam lingkungan &S. Masuknya narkoba dan adanya penyalahgunaan
narkoba se-ara aktif dan tersembunyi menimbulkan dampak terhadap kesehatan diri
penghuni, dimana semakin banyak penghuni yang kemungkinan akan ter$angkit innfeksi%
infeksi menular. /al ini dikarenakan penggunaan media dalam mengkonsumsi narkoba
tersebut dilakukan se-ara bergantian (riadi Rd, 2008.
f. erilaku seks beresiko
erbagai fakta men-engangkan ditemukan di &embaga ermasyaratakatan (&apas dan
Rumah ahanan (Rutan di Indonesia. 9enomena penyimpangan penyaluran kebutuhan
biologis tahanan atau narapidana ternyata mara$ela. /asil penelitian dari usat engka$ian
dan engembangan !ebi$akan Departemen /ukum dan /M (Depkum /M
menyebutkan penyimpangan perilaku seksual napi ber"ariasi. Ini bisa dilihat dari ob$ek dan
-ara memperoleh ob$ek. 9akta tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan di &apas
II Mataram, ro"insi 1. enelitian ditu$ukan kepada 526 napi, 08 responder yang
-
8/18/2019 no 2 fix
3/3
terdiri dari kepala &apas, !abid pembinaan. !abid !amtib, !asie inadik, !& dan 4ali
napi, serta 22 masyarakat termasuk keluarga napi. /asilnya, 8 + atau 26* napi mengatakan
mereka merasa tidak nyaman ketika kebutuhan biologisnya tidak terpenuhi. Sebanyak 38 +
atau 2** napi sering berhalusinasi atau berfantasi, 3 napi atau 73 + melakukan
masturbasi dan 72 + atau 6' napi melakukan akti"itas biologis dengan melanggar
ketentuan. (gita Sukma &istyanti, 200'. 1arapidana yang sedang men$alani hukuman dan
terkurung di lembaga pemasyarakatan ataupun rumah tahanan -enderung berfantasi seks
ketika kebutuhan biologisnya tidak bisa dilampiaskan. 1arapidana tanpa pengetahuan yang
memadai tentang seksualitas mudah ter$ebak dalam hubungan seks yang berisiko tinggi
seperti hubungan seks bebas dan tanpa perlindungan resiko ini dapat mempengaruhi
kelangsungan hidup narapidana dimasa yang akan datang. erilaku seks narapidana yang
sering berganti pasangan dan tanpa menggunakan kondom akan sangat rentan terhadap
penyakit menular seksual termasuk tertular /I:#IDS (di Su$anto, 2008.
D;S
Depkumham RI. 2008. Data !esehatan &S.
&o"a, M. 200'.