nilai-nilaikarya cipta dan problematik perlindungan hukumnya

16
M. Syamsudin. Nilai-Nilai Karya Cipta.... Nilai-Nilai Karya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya M. Syamsudin Abstract The following essay tries to address some issues related to patent right in Indonesia. It is found out from the study that the conception of patent right isnot recognized in Indonesian traditional community. Demands for admitting and respecting the existence of patent right have to do with the influence of legal ideas from the School or Doctrine of Natural- Law which heavily stresses on human factors and the use of mind which have been familiar and well known'in the system of civil law in European Continents. The concept of patent n'ght, including its law protection in Indonesia, still faces various obstacles, specially cultural ones. . , - Pendahuluan Manusia, inheren dalam dirinya diberi anugerah oleh Tuhan bempa alat kelengkapan yang sempuma berupa akal dan budi. Dengan akal dan budi tersebut manusia mampu berkarya cipta tentang sesuatu yang dikehendakinya. la mampu menciptakan limu pengetahuan, teknologi, dan juga sen! yang sangat bernilai dan bermanfaat untuk' kehidupan manusia. Dalam perkembangannya karya cipta yang bersumberdari hasil kreasi akal dan budl^ manusia tersebut telah melahirkan suatu hak" yang disebut dengan hak cipta {copy right). Hak cipta tersebut melekat pada din seorang pencipta atau pemegang hak cipta. sehingga lahirlah dari' hak cipta tersebut hak-hak ekonomi (economic rights) dan hak-hak moral (moral rights). Hak ekonomi merupakan hak untuk mengeksploitasi yaitu hak untuk mengumumkan dan memperbanyak suatu ciptaan, sedangkan hak moral merupakan hak yang berisr larangan untuk meiakukan perubahan terhadap isi ciptaan, judul ciptaan, nama pencipta, dan ciptaan itu sendiri.' ' Dilihat dari sejarah perkembangannya, hak cipta lahir di benua Eropa pada 'abad pertengahan yaitu pada zaman pencerahan tatkala semangat menggali pengetahuan 'Eddy Damian, 1999. Hukum Hak Cipta Menurut BeberapaKonvensiIntemasional, UU Hak Cipta 1997, dan Perlindungannya terhadap Bakuserta Perjanjian Penerbitan, Bandung: Alumni. Hliri. 62-63. 121

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

M. Syamsudin. Nilai-Nilai Karya Cipta....

Nilai-Nilai Karya Ciptadan Problematik Perlindungan Hukumnya

M. Syamsudin

Abstract

The following essaytries to address some issues related to patent right in Indonesia. It isfound out from the study that the conception ofpatent right isnot recognized in Indonesiantraditional community. Demands for admitting and respecting the existence ofpatentright have to do with theinfluence oflegal ideas from the School or Doctrine ofNatural-Law which heavily stresses on human factors and the use of mind which have beenfamiliar and well known'in the system ofcivil lawin European Continents. The concept ofpatentn'ght, including its lawprotection in Indonesia, still faces various obstacles, speciallycultural ones. . , -

Pendahuluan

Manusia, inheren dalam dirinya diberianugerah oleh Tuhan bempa alatkelengkapanyangsempuma berupaakaldan budi. Denganakal dan budi tersebut manusia mampuberkarya cipta tentang sesuatu yangdikehendakinya. la mampu menciptakan limupengetahuan, teknologi, dan juga sen! yangsangat bernilai dan bermanfaat untuk'kehidupan manusia.

Dalam perkembangannya karya ciptayang bersumberdari hasil kreasi akal danbudl^manusia tersebut telah melahirkan suatu hak"

yang disebut dengan hak cipta {copy right).Hak cipta tersebut melekat pada din seorang

pencipta atau pemegang hak cipta. sehinggalahirlah dari' hak cipta tersebut hak-hakekonomi (economic rights) dan hak-hak moral(moral rights). Hak ekonomi merupakan hakuntuk mengeksploitasi yaitu hak untukmengumumkan dan memperbanyak suatuciptaan, sedangkan hakmoral merupakan hakyang berisr larangan untuk meiakukanperubahan terhadap isi ciptaan, judul ciptaan,nama pencipta, dan ciptaan itu sendiri.' '

Dilihat dari sejarah perkembangannya,hak cipta lahir di benua Eropa pada 'abadpertengahan yaitu pada zaman pencerahantatkala semangat menggali pengetahuan

'Eddy Damian, 1999. Hukum HakCipta Menurut BeberapaKonvensiIntemasional, UU HakCipta1997, dan Perlindungannya terhadapBakuserta Perjanjian Penerbitan, Bandung: Alumni. Hliri. 62-63.

121

Page 2: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

menjadi simbol dan pedoman masyarakatberadab {civilized society). Pencipta/penemupada zaman inl dianggap sebagai pahlawankemanusiaan yang disanjung dan diabadikannamanya. Zaman ini ditandai oleh semangatrenaisance yang menolak terhadapkepasrahan, ketidakberdayaan yang terjadipada zaman sebelumnya yang disebutzamankegelapan. Menolak kegelapan dankepasrahan berarti memberdayakan akal danbudl.

^ Dengan memberdayakan akal dan budl.maka muncullah penemuan-penemuan barudi bidang. Ilmu dan teknologi seperti alatnavlgasi yang membawa manfaat bag!pengetahuan manusia tentang jagad raya,mesin cetak yang membawa akibat luar biasapada cara-cara berkomunikasi, piston denganuap panas yang mengilhami penemuanlainnya di bidang transportasi dan prosesproduksl.- Penemuan-penemuan baru tersebutsebenarnya tidak berdiri sendiri, melainkanterkait dengan penemuan-penemuansebelumnya. Papin, misalnya menemukanpiston dengan uap panas (1690) tidak dapatiepas dari penemuan thermometer denganprinsip uap air oleh Galileo (1620). Galileosendiri juga tidak berangkat dari, nol, akantetapi la berhutang budl pada Leonardo deVinci, Copernicus dan Kepler.^

Boleh jadi para pencipta/penemu di ataspada saat itu belum berpikir tentang hakcipta.Barangkaii mereka mendapatkan inspirasi darifiisafat Yunani tentang hakekat manusia

beradabyangmempunyal ideallsme, lebih darisekedar makhluk biologis dan fisiologis,sehingga memandang penemu dan penciptasebagai pahlawan. Demikian juga parapenemu/pencipta Muslim di zaman prarenei-sance Eropa, seperti ibnu Sina, ibnu Khaldun,ibnu Rusyd, dan sebagainya. Mungkin merekamencipta karena didorong oleh semangatiman dan taqwa dari ajaran islam yangmengajarkan tentang keutamaan orang yangmempunyal ilmu pengetahuan. Dalam konteksini sama sekali tidak relevan menuntut hak,

karena mencipta dan menemukan adalahtujuan pemberdayaan untuk menjadi manusiayang beradab dan berbudaya.

Tuntutan untuk mengakui danmenghormati keberadaan hak (cipta) terkait-dengan pengaruh pemikiran hukum darimazhab Hukum Aiam yang sangatmenekankan pada faktor manusia danpenggunaan akal seperti yang dikenal padasistem hukum sipil {civil law system) EropaKontinentai, termasukjuga Indonesia.^ Mazhabhukum aiam ini telah mempengaruhipemikiran hukum terhadap seseorang individuyang menciptakan peibagai ciptaan yangkemudian memperoleh perlindungan hukumatas ciptaan yang merupakan kekayaaninteiektuai. Hak cipta merupakan bagian darisekump'uian hak yang dinamakan hakkekayaaninteiektuai (HKI) yang pengaturannyaterdapat dalam ilmu hukum yang dinamakanHukum HKI. Hukum HKI meliputi suatu bidanghukum yang membldangi hak-hak yuridis dari

^Imam Buchorl Zalnudin. "Konsepsi SeniRupadalamKaitannya denganHak Cipta", makalah pada TemuWicara Mengenai Hak Cipta antaraSenlman, Sastrawan, llmuwan, dan Organisasi Profesi diBidang Hak Cipta,Jakarta: 28-29 Juli 1997, Him. 1

^Satjipto Rahardjo. 1982. IlmuHukum. Bandung: Alumni. Him. 292;

122 JURNAL HUKUM. NO. 16 VOL. 8. MARET2001: 121 - 136

Page 3: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

M. Syamsudin. Nilai-NHai Karya Cipta....

karya-karya atau ciptaan-ciptaan hasil olahpikir manusia berkaitan dengan kepentingan-kepentingan yang bersifatekonomidan moral.

Hukum HAKI mencegah dilakukannyatindakan penjiplakan atau plagiat. yaitu suatutindakandengan maksud menarik keuntungandari ciptaan-ciptaan yang merupakankekayaan intelektual seseorang. Hukum HKIjuga menetapkan kaidah-kaidah hukum yangmengatur ganti rug! yang harus dipikul olehorang yang melanggamya dengan melakukantindakan penjiplakan.^

Berkaitan dengan periindungan hukumatas hak cipta yang merupakan bagian dariHKI, Ricketson (1991) mengemukakan: ®

"... it has been popular to argue, particularly in Continental jurisdiction,that a person has a naturalpropertyrightinthecreation ofmind. Thus, itsaid,apersonhas a natural right to the product of hislabour and this should be recomized as

hisproperty, whethertangible orintangible.With respect to copyright, ithas been saidthat this theorysees the foundation of therights of an author in the very nature ofthings."

-Senada dengan yang dikemukakanRicketson, Deklarasi Universal Hak-HakAsasiManusia Pasai 27 ayat 1, menetapkan:

"Setiap orang mempunyai hak sebagaipencipta untuk mendapatkan periindungan

atas kepentingan-kepentingan moral danmaterial yang merupakan hasil dariciptaannya di bidang ilmu pengetahuan,sastra dan seni."

Meskipun sudah menjadi isu-isu global,terutama setelah persetujuan TRIPs di manaIndonesia menjadi salahsatu negarayang ikutmenandatangani persetujuan tersebut,masalah hakciptadi Indonesia masih menjadipermasaiahan yang kompieks, penuh para-doks, ambiguitas, dan dilema. Hal ini dapatditunjukkan, antara Iain bahwa hak ciptamerupakan hak eksklusif (khusus), yang manabila dilihat dari akar budaya bangsa Indonesia,dapat dikatakan tidak mempunyai akar dalamkebudayaan Indonesia danjugatidak terdapatdaiam sistem hukum adat.^ Niiai-nilai falsafah

yang mendasari pemiiikan individu terhadapsuatu karya cipta manusia balk daiam bidangilmu, sastra, maupunseni adalah nilai budayabaratyang menjelma dalam sistem hukumnya.^Dikarenakan hak ciptatersebut bukan berasaldari niiai-nilai budaya bangsa Indonesia, akantetapi niiai-niiai barat yang menjelma dalamsistem hukum keperdataannya, kadangkalapemberiakuan hak tersebutdalam kehidupanmasyarakat menimbulkan pertentangandengan nilal-nilai budayatradisional yangtelahmelembaga dalam kehidupan masyarakat.Artinya, ada perbuatan yang dikualifikasikansebagai peianggaran hak cipta menurutketentuan undang-undang, akan tetapi daiam

^Eddy Damian, Op.Cit Him. 32-33®Loc. at

^aitu hukum Indonesia asli yangtidak tertulis dalam bentuk perundang-undangan Riyangdisana-sinimengandung unsuragama,periksa, Hilman Hadikusuma, 1992, Pengantarllmu Hukum Adat Indonesia,Bandung: CVMandarMaju.Hlm. 32

'SalmanLuthan, 1989. 'Delik Hak Cipta". Makalah Diskusi Jurusan Hukum PIdanaFH UII, Tanggai 24Agustus1989,Hlm.36

123

Page 4: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

nilai-nilai budaya masyarakat tersebut tidakdianggap sebagai suatu pelanggaran hakcipta.® Demikian juga tentang konsep yangmenyangkut perlindungan hak cipta bukanmerupakan ideyang dimiliki bangsa Indonesia.®

Konsep Dasar Hak Cipta dan Nilal-Nliaiyang Terkandung dl dalamnya

Hak cipta merupakan istilah hukum untukmenyebut atau menamakan basil kreasi ataukarya cipta manusia dalam bidang ilmupengetahuan, sastra, dan seni. Istiiah tersebutadalah terjemahan dari istilah Inggris, yaitucopyright, yang padanan dalam bahasaBelanda adalah auteurrecht. Para pihak yangterkait langsung dengan hak cipta adalahkaum ilmuwan, sastrawan, dan seniman.'®

Hak ciptasebagai bagian dariHKI, semuladikenal dinegarayangmenganut sistemCommon Law, dipakai untuk menggambarkan hakpenggandaan dan atau perbanyakan suatukarya cipta [copyrighf). Hak cipta dalam konsepcommon law adalahperlindungan karya sastradan karya seni). Dalam pandangan commonlaw system, hak cipta merupakan functionalistjustification yaitu memandang hak ciptasebagai instrumen ekonomi dan kebijaksanaanuntuk meningkatkan pengetahuan-danmendukung perkembangan sosial ekonomi.Tujuan hakciptaadalah insentif bagiproduser,

penerbit dan promoteryang telah mengambilrisiko guna pemasaran dan penjualan karya-karya cipta. Di Inggris, hak cipta berkembanguntuk menggambarkan konsep gunamelindungi penerbit dari tindakanpenggandaan buku oleh pihak-pihak lain yangtidak mempunyai hak untuk menerbitkannya.Perlindungan diberikan bukan kepada sipencipta{authoi), akan tetapi kepada penerbituntuk memberi jaminan atas investasi penerbitdalam membiayai percetakan suatu karya.Dalam perkembangannya perlindungan tidakhanya diberikan kepada penerbit, akan tetapijuga kepada pencipta.^^

Di dalam konsep Civil Law System, hakcipta merupakannaturaln'ghtjustification yangmemandang hak ciptasebagai suatu hak-hakdasar yangdiberikan kepada si pencipta tanpamelihatkonsekuensi ekonomidan politik yanglebih luas. Tujuan hak cipta adalahmemberikan reward (penghargaan) bagi sipencipta dan ini merupakan argumen moral.Hal ini adalah author's right system yaitupenekan perlindungan personality penciptamelalul ciptaanya lebih dari pada perlindunganterhadap karya cipta itu sendiri."

Di Indonesia, yang mewarisi tradisi civillaw,hakciptadirumuskan sebagai hak khususbagi pencipta atau penerima hak untukmengumumkan atau memperbanyak

8/b/d.

®Saidin, 1995. Aspek Hukum Hak kekayaan Intelektual (Intelectual Property Right), Jakarta PTRajaGrafindo Persada, Him. 27.

'"Salman Luthan, 1989. "Delik-Delik Hak Cipta". Maka/ahDiskusi Dosen Fakultas Hukum Ull Yogyakarta,Hlm.1.

"Rahmi Jened. 2001. Perlindungan Hak Cipta Pasca Perseiujuan TRIPs. Surabaya: Yuridika PressFak. Hukum Unair Surabaya. Him. 25-26.

'Hbid.

124 JURNAL HUKUM. NO. 16 VOL 8. MARET2001: 121 - 136

Page 5: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

M. Syamsudin. Nilai-Nilai Karya Cipta....

ciptaannya maupun memberi I'jin untuk itu.Dalam sistem hukum di Indonesia, pengaturantentang hak cipta ini merupakan bidang hukumperdata, yang termasuk dalam bagian hukumbenda. Khusus mengenai hukum bendaterdapat pengaturan tentang hak-hakkebendaan. Hak kebendaan itu sendiri terdiri.atas hak kebendaan materiil dan hakkebendaan immateriil. Termasuk dalam hakkebendaan immateriil adalah hak kekayaanintelektual {inteilectual property right), yangterdiri atas hak cipta {copyright) dan hakkekayaan industri {industrial propertyright).^^ Hak cipta sendiri mencakup duabagian yaitu;.hak cipta dan hak yang berkaitandengan hak cipta {neigbouring right), sedang-kan hak milik industri mencakup hak paten,model dan rancang bangunan {utility models),desain industri {industrial design), merekdagang (trade mark), nama niaga dan namadagang, sumber tanda atau sebutan asal {in-

.dication ofsource orappelation oforigin).^^Adapun standaragardapatdinilai sebagai

hak cipta {standart of copyright ability) ataskarya cipta di bidang ilmu pengetahuan, senidan sastra yaitu: (1) perwujudan {Fixation),yaitu suatu karya diwujudkan dalam.suatumedia ekspresi yang berujud manakalapembuatannya ke dalam perbanyakan ataurekaman suara oleh atau berdasarkankewenangan pencipta, secara permanenataustabil untuk dilihat, direproduksi ataudikomunikasikan dengan cara lain, selama

suatu jangka waktu yang cukup lama; (2)keaslian {originality), yaitu karya cipta tersebutbukan berartiharusbetul-betui baruatau unik,mungkin telah menjadi milik umum akan tetapimasihjuga asli; dan (3) kreativitas {creativity),yaitu karya cipta tersebut membutuhkan

•penilaian kreatif mandiri dari pencipta dalamkaryariya yaitu 'kreativitas tersebutmenunjukkan karya asli.'®

Hak cipta dewasa ini telah menjadimasalah internasional yang bertujuan untukmenentukan arah politik hubungan antarbangsa, politik ekonomi, politik pertahanan,dan politik budaya. Hak cipta, dan juga hakhak Iain seperti paten, dan merek dipakaisebagai alat ukur untuk menentukan statussebuah negara maju, berkembang atauterbelakang, terutama dalam hal penentuantinggi rendahnya royalti. Hak cipta dewasa initelah mampu menyumbangkan sesuatu yangbernilai budaya, nilai ekonomi, nilai estetik,nilai kreatifitas, dan nilai sejarah sehinggamampu menambah pendapatan negara.

Nilai ekonomi dari hak cipta padahakekatnya memberikan perlindungan bagi sipencipta untuk menikmati secara materiil jerihpayahnya dari karya cipta tersebut. Benda basilkarya cipta djanggap sebagai benda bergerakyang dapat diperjualbelikan, diwariskan, dandihibahkan. Suatu contoh. misalnya Seorangpematung menciptakan sebuah patung dari.bahan marmer berukuran 1:1, diaksariakan.selama2 (dua) bulan. Setelahselesai kemudian

'̂ Saldin, 1995. Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Right), Jakarta: PTRajaGraflndo Persada, Him. 3

'W. Him. 10 . • .'®Earl W.Kintner dan Jack Lahr. 1983. An IntellectualPropertyLaw Primer. New York: Clark Boardman

Him. 346-349

125

Page 6: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

dipamerkan, mendapat pujian dari kritikus.Tetkala dijual harganya mencapai Rp.50 juta.Coritoh lain adanya niiai ekbnoitii yang.tinggldari hak cipta misalnya sengketa Microsoftdenganpemsahaankecil pembuat disket pirantilunak bemama SfacElectronics yang berakhlrdengan kesedlaan Microsoft membayargantirug! kepada Stac Electronics sebesar US$ 82Juta sebulan selama kurun waktu 43 bulan

karenamembajak teknologi Sfac£/ecfron/cs.'®Beberapa data dalam besaran cukup

besaryang merupakan niiai ekonomi darikaryaciptadapat disimakdari beritadalafnPuMs/ierWeeWy'Edisi 22 Pebmari 1999. Diberltakanbahwa pembajak global pada tahun 1998senilai US$ 12,38 milliar (99 triliun). Angka in!naik 6 % dibanding tahun sebelumnya (1977)yang mencapai angka US$. 11,69 milliar.international inteliectuai Property Alliance(UFA) juga memberikan data-data yangmenunjukkan bahwa karya-karya di AmerikaSerikat yang paling dibajak adalah aplikasiSoftware, yakni senllalUS$ 4,65 milliar, urutankedua adalah entertainment program senilaiUS$ 3,4 milliar. Sedangkan kerugian parapenerbit Amerika Serikat akibat tindakanpembajakan Copyright-nya sebesar US$ 685,3juta (1998) lebih besar US$ 20 jutadibandingtahun sebelumnyayakni US$ 665,3juta(1997).menurutIlPA, negara pembajakterbesar yangtelah merugikan penerbit karena melakukanpembajakan copyr/gbf adalahChina (US$ 125juta), Rusia (US$ 45 juta), Pakistan (US$ 40

juta), Philipina (US$.39 juta), Korea dan Meksi-ko (masing-masing US$ 35 juta), India danIndonesia (US$ 30 juta).''

Suatu karya cipta juga mempunyai niiaibudaya dan estetis manakala mampu mengusik'emosi, inspirasi, dan penuh pesan. Dalam ha!ini kualifikasi harga tidak diperhitungkan, akantetapl yang diperhitungkan adalah faktor estetisdan pengakuan masyarakat terhadap sipencipta: Periilaian terhadap karya cipta yangmempunyai bobot budaya dan estetis tidakmudah, dibutuhkan keahlian profesional yangmampu mengungkap nllai-nllai tersebut. Bia-sanya ditangani oleh kritikus dan'kurator.-Lembaga-lembaga lelang karya seni yangterkenal selalu menggunakan jasa kurator untukmeiihat keaslian karya, kandungan niiai budaya-dan keasllan karya.- --

Suatu karya cipta jugasering mengandungniiai sejarah. Misalnya pelukis Indonesia pertamaRaden Saleh yang melukiskan perkelahianBanteng dan Harimau. Lukisan Raden Salehmengandung dimensi kesejarahan. Di balikluklsannya tersembunyl suatupergolakan batinyang melambangkangejolak perjuangan yangbernuansa pembebasan, terutama sejarahperjuangan Indonesia.

Prihsip-Prinsip Dasar Perlindungan HakCipta

Prinsip-prinsip dasaryang dapatdigunakanuntuk perlindungan hak cipta adalah sebagaiberikut:

^^Suara Pembaharuan, 27 Juni 1994."SiaranlKAPI No.04/Tahun ll,Aprii-Mei1999, yang memua'tArtikelAmarFaishal dalam rubn/f/nfouhtuk

Anda, Him. 5, dalam EdyDamian,Loc.Cit. Him. 5-6.

126 JURNAL HUKUM. NO. 16 VOL 8. MARET200i: 121 -136

Page 7: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

M. Syamsudin. Nilai-NHai Karya Cipta....

1. Yang dilindungi adalah ide yang telahberwujud dan'asii.

Prinsip ini mengandung arti bahwa hakcipta hanya berkenaan dengan bentukperwujudan dari suatu ciptaan seperti buku,sehingga tldak bedcaitan dengan substansinya.Prinsip ini melahirkan sub prinsip antara lain:(1) prinsip keaslian (orisinil) yaitu bahwa suatuciptaan harus mempunyai keaslian untukdapat menikmati hak-hak yang diberikanundang-undang. Keaslian ini sangat erathubungannya dengan berituk perwujudansuatu ciptaan. Oleh karena itu suatu ciptaandapat dianggap asli bila bentuk perwujudannyatidak berupa suatu jiplakan (plagiat) dari suatuciptaan lain yang telah diwujudkan; (2) prinsipbahwa suatu ciptaan mempunyai hak cipta jikaciptaan yang bersangkutan diwujudkan dalamberituk tulisan atau bentuk material yang lain.Ini berarti bahwa suatu ide ataugagasanataucita-cita beium merupakan suatu ciptaan; (3)prinsip bahwa hak cipta adalah hak khususdari pencipta atau penerima hak untukmengumumkan atau memperbanyakciptaannya. Ini berarti bahwa tidak ada oranglairi yang boleh melakukan hak itu kecualidengan izin pencipta. Hak khusus inimengandung arti "monopoli terbatas" tertiadapbentuk perwujudan dari ide pencipta, bukanterhadap ide itu sendiri.

2. Hak cipta timbul dengan sendirinya(otomatis)

Ini berarti bahwa suatu hak cipta eksispada saat pencipta mewujudkan idenyadalam suatu bentuk yang berujud, misal buku.Untuk memperoleh hak ciptatidak diperlukantindakan lanjutan apapun. Pendaftaran (di Dep.Kehakiman) tidak mutlakharus dilakukan. Jika

pendaftaran dilakukan, akan mempermudahpembuktian kepemilikan hak cipta olehpencipta dalam hal terjadinya sengketatentang hak cipta. Dengan adanya wujud darisuatu ide maka hak cipta lahir. Ciptaan yangdilahirkan dapat diumumkan dan dapat tidakdiumumkan. Suatu ciptaan yang tidakdiumumkan,..hak ciptanya tetap ada padapencipta.

3. Suatu ciptaan tidak selalu perludiumumkan untuk mendapatkan hak cipta

Suatu ciptaan yang diumumkan maupunyang tidak diumumkan keduanya dapatmemperoleh hak cipta. Misalkan seorangpencipta suatu naskah tulisan menyirnpannaskahnya di dalam laci meja tulisnya tanpaadanya usaha mengumumkan sendiri lewatpenerbit. Walaupun tidak diumumkan hakcipta naskah tufisan tersebut tetap ada padapencipta. Lain halnya dengan suatu susunanperwajahan karya tulis yanghakciptanya barntimbul sesudah suatu pengumuman dilakukan(Pasal 11 ayat (1) a UUHC 97). Susunanperwajahan karya tulis baru mempunyai hakcipta bagi penerbit setelah penerbitandilakukan olehnya, yang berarti setelahdiumumkan.

4. Hak cipta suatu ciptaan merupakan suatuhak yang diakui hukum yang harusdipisahkan dan harus dibedakan daripenguasaan fisik suatu ciptaan..

Ini berarti bahwa seseorang yang membelisebuah buku dari toko buku misalnya, iamenjadi pemilik buku tersebut. Namun iabukanlah pemilik hak ciptadari ciptaan tulisanyang diterbitkan dan dicetak dalam buku yangdibeliriya. Apabila orang tersebut kemudlanmemperbanyak buku yang dibelinya dalam

127

Page 8: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

jumlah besar untuk dikomersialkan, lamelanggar hak cipta.

5. Hak cipta bukan hak mutlak (absoiut).

Hak cipta bukan suatu monopoii mutlakmeiainkan hanya suatu limited monopoly, iniberarti bahwa jika terjadi penciptaan daiamwaktu yang sama {coincidence) tidakiah terjadipiagiat sehingga bukan merupakanpeianggar^n hak cipta. Daiam kasus demikiantidak terjadi penjipiakan atau piagiat asaikanciptaan yang tercipta kemudian tidakmenjpakan dupiikasi atau penjipiakan mumidari ciptaan terdahulu.^®

Perlindungan Hukum Karya Cipta

Periindungan hukum mengacu kepadanorma-norma hukum baik tertulis maupuntidak tertulis yang mengatur hubungan antarmanusia daiam berbagai aspek kehidupan,yang bertujuan untuk menjaga ketenteramandan ketertiban hidup bermasyarakat,memberikan periindungan terhadap hak-hakdan kepentingan manusia, dan sarana untukmenegakkan keadiian. Dengan adanya aturanhukum, maka setiap orang mempunyaipedoman daiam bertingkah iaku. Hukum.memberikan batasan-batasan terhadapbentuk-bentuk tingkah iaku yang tidak'boiehdiiakukan disetlai ancaman hukuman bagiorang yang meianggamya.

Norma-norma hukum yang mengaturperiindungan terhadap hasil karya ciptamanusia dapat dijadikan dasar meiindungi

hakcipta. Norma-norma hukum tersebutdapatdijadikan dasar dan aiasan untuk menuntutatau menggugatapabiia ketentuan atau normahukum hak cipta tersebut dilanggar dariusaha-usaha pencurian, penjipiakan danpembajakan.

Ketentuan hukum yang berkaitan dengankarya cipta ada yang bersifat jntemasionai dannasionai. Ketentuan hukum yang bersifatintemasionai antara lain; Konvensi Bern 1886

tentang Periindungan Karya Sastra dan Seni(The Berne Convention for The Protection ofLiterry andArtistic Works), Konvensi Hak CiptaUniversal 1952 [The Universai CopyrightConvention 1992), Konvensi Roma 1961tentang Periindungan Peiaku ProduserRekaman dan Lembaga Penyiaran {Rome\Convention for the Protection of Performers,Producers of Phonograms and BroadcastingOrganization), Konvensi Jenewa 1971 tentangperiindungan Produser Rekaman Suara danPerbanyakan Tidak Sah Rekaman Suara{Geneva Convention for the Protection ofProducers of Phonograms againts Unauthorized Duplication of Their Phonograms),Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagangyang terkait dengan Hak-hak Atas KekayaanInteiektuai 1994(Agreement on Trade RelatedAspects of Intellectual Property Rights—TRIPS).

Pengaturan hukum tentang hak cipta diIndonesia sebenarnya sudah dimuiai sejakzaman penjajahan Beianda yaitu sejak tahun1912, berdasarkan 'Auteurswet1912' (St.1912No.600).'^ Baru kemudian kurang lebih 70

i«Eddy Damian, Loc.Cit. Him. 98-105;Jumhana dan RDjubaedillah. 1993. HakMilik Inteiektuaisejarah, Teori dan Prakteknya.Bandung:

Citra Aditya Bhakti. Him. 39

128 JURNAL HUKUM. NO. 16 VOL 8. MARET2001: 121 - 136

Page 9: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

M. Syamsudin. Nilai-Nilai Karya Cipta....

tahun setelah kemerdekaan Rl, bangsaIndonesia mempunyai perunda'ng-undangannasional yang mengatur tentang hakcipta yaitutepatnya pada tahun 1982, dengandiundangkannya UU No. 6Tahun 1,982 tentangHak Cipta (LN.Ri, 1982 No.15 dan TLN.No.3217).^ Dengan diundangkannya UU No.6Tahun 1982, maka secara resmi Auteurswet1912 tidak beriaku iagi karena dirasa sudahtidak sesuai dengan kebutuhan dan cita-cltahukum nasional.

Kurang leblh iima tahun sejak UU No.6/1982diberiakukan, beberapa ketentuan dalamUU tersebut diubah, dihapus dan ditambah,yaitu dengan diundangkan UU No.7 Tahun1987 tentang perubahan atas UU No.6/1982tentang Hak Cipta. Perubahan tersebutdisebabkan adanyamasaiahyang t'mbu! antaraiain:

1) Meningkatnya jumiah peianggaran hakcipta(seperti pembajakan) yangdirasakanteiah sampai pada tingkat yangmembahayakan;

2) Ancaman pidana terlaiu ringan, yangdianggap kurang marhpu di daiam

• menangkai peianggaran hak cipta; •3) Dirasakan kurahgnya koordinasi dan

kesamaan pandangan; sikap, serta'• tindakan di antara aparat penegak hukum

daiam menghadapi masaiah peianggaranhak cipta;

4) Masih kurangnya tingkat pemahaman.mengenai arti dan fungsi hak cipta sertaketentuan-ketentuan undang-undang hak

. cipta di kalangan masyarakat pada umum-nya, dan bahkan di kalangan pehcipta padakhususnya.2^ - " '

Di samping Itu seiring dengan tuntutangiobaiisasidan keikutsertaan indonesia daiampersetujuan-persetujuan internasionai,terutama terkait dengan persetujuan-tentangAspek-aspek Hak atas Kekayaan intelektual(HAKi) yang terkait dengan perdagangam{Agreement on Trade RelatedAspects ofIntellectual Property Rights—TRIPs) yang"merupakan bagian dari persetujuanpembentukan organisasi perdagangan dunia{Agreement Establishing the World Trade-Organization), teiah diratifikasi UU.No.7Tahun 1994. Konsekuensinya, indonesia harusmeiakukan harmonisasi ketentuan-ketentuan

perundangan nasionai dengan ketentuan-ketentuan yang ada di daiam TRIPs^tersebut.

Saiah satu upaya.harmonisasi tersebutadaiah dengan diundangkannya UU No.12Tahun 1997 tentang Perubahan.atas Undang-Undang No.. 6 Tahun 1982 tentang Hak Ciptasebagaimana teiah diubah dengan UU No.7Tahun 1987." Dengan demikian iahirnya UUNo.12 /1997 merupakan tuntutan internasionaidan upaya pemerintah Indonesia daiammeiakukan harmonisasi hukum: HAKi di bidang

^°Sophar Maru Hutagalung, 1994. Hak Cipta Kedudukan dan Perahannya didaiam Perphangunan.Edisi pertama, Jakarta: Akademika Presslndo, Him. 103.

Him. 110-112.

^Nandang Sutrisno, 1999. "ImplementasI Persetujuan TRIPs dalam Undang-Undang Hak Cipta Indonesia,"Ji/rna/Hu/riim No.12 Vol. 6-1999, Him. 46.

"129

Page 10: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

hak cipta, berkaitan dengan keikutsertaanIndonesia dalam WTO dan TRIPs.

TRIPS sebenarnya merupakan Isu barudalam persetujuan umum tentang tarif danperdagangan {General Agreement on Tarifftand Trade—GAAJ) yangdimasukkan melaluiPutaran Uruguay yang berjalan dari tahun1986 sampai tahun 1994. Masuknya masajahHAKI ke dalam GAAT, sebenarnya merupakanusulan dari negara-negara industri agar HAKImereka leblh terjamin perlindungannyadalamglobalisasi perdagangan. Mereka memandangbahwa mekanisme penyelesaian sengketamelalui GAAT akan lebih efektif karena

dimungkinkan untuk melakukan pembalasan{retaliation) dan pembalasan sllang {crossretaliation) yang berupa sanksi-sanksiperdagangan yang dikenakan terhadapbarang-barang ekspcr negara yang melakukanpelanggaran." .

Ruang Ltngkup Perlindungan Hak Cipta

Dalam pasal 11 UU No. 12/ 97 ditetapkanketentuan sebagai berikut:(1) Dalam undang-undang Inl yang dllindungi

adalah ciptaan dalam bidang ilmupengetahuan, sen!, dan sastra, yangmeliputi karya;a. buku, program komputer, pamflet,

susunan perwajahan karya tulis yangditerbitkan, dan semua hasil karyatulis lainnya;

b. ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaanlainnya yang diwujudkan dengan caradiucapkan;

0. alat peraga yang dibuat untukkeperluan ilmu pengetahuan;

d. ciptaan lagu atau musik dengan atautanpa teks, terrhasuk karawitan, danrekaman suara;

e. drama, tari (koreografi), pewayangan,pantomlm;

f. karya pertunjukan;g. karyasiaran;h. seni rupadalam segala bentukseperti

lukisan, gambar, seni ukir, senikaiigrafi, seni pahat, seni patung,kolase, seni terapan yang berupa senikerajinan tangan;

1. arsitektur;j. peta;k. seni Batik;I. fotografi;m. sinematografi;n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga

rampai, dan karya lainnya dari hasilpengalihwujudan.

(2) Ciptaan sebagaimana dimaksud dalamhuruf n dilindungi sebagai ciptaantersendiri dengan tidak mengurangi hakcipta atas ciptaan aslinya;

(3) Dalam perlindungan sebagimanadimaksuddalam ayat (1)dan (2)termasukjuga semua ciptaan yang tidakatau belumdiumumkan, akan tetapisudah merupakansuatu bentuk kesatuan yang nyata yangmemungkinkan perbanyakan karyatersebut.

Meskipun karya cipta yang disebutkan diatas mendapatkan perlindungan hukum, akan

^^Martln Khor Kok Peng, 1993. Imperialisme Ekonomi Baru: Putaran Uruguay dan KedaulatanDunia Ketiga, Jakarta; FT Gramedia Pustaka Utarnadan Konphalindo, Him. 31.

130 JURNAL HUKUM. NO. 16 VOL 8. MARET2001: 121 - 136

Page 11: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

M. Syamsudin. Nilai-Nilai Karya Cipta....

tetapi undang-undang juga memberikanpembatasan terhadap hak cipta. Pembatas-pembatasan tersebutdiaturpada Pasal 13 dan14 UU No.12/1997. Ketentuan Pasal 13menentukan hal-hal yang dianggap bukansebagai peianggaran hak cipta, yaitu: '

1) Pengumumaa dan perbanyakan darilembaga negara dan lagu kebangsaanmenurut sifataslinya;

2) Pengumuman dan perbanyakan darisegala sesuatu yang diumumkan olehatau atas nama pemerintah, kecualiapabila hak cipta itu dinyatakan dilindungi,baik dengan peraturan perundang-un-dangan maupun dengan pemyataan padaciptaan itu sendiri atau ketika ciptaan itudiumumkan;

3) Pengambllan, balk seluruhnya maupunsebagian, beritadari kantor berita, badanpenyiar radio atau televisi dan surat kabardansuratkabar setelah satu kali duapuluhempatjamtertiitung dari saat pengumumanpertama berita itu dan sumbemya harusdisebut secara lengkap.Kemudian Pasai 14 menentukan bahwa

asalkan sumbernya disebutkan ataudicantumkan. maka tidak dianggap sebagaipeianggaran hak cipta, yaitu;

1) Penggunaan ciptaan pihak lain untukkeperluan pendldikan, penelitian,penulisan ilmiah, penyusunan laporan,penulisan kritik dan tinjuan suatu masalahdengan ketentuan tidak merugikankepentingan yang wajar bagi pencipta;

2) Pengambllan ciptaan pihak lain baik'seluruhnya maupun sebagian gunakeperluan pembelaan di dalam dan dl luarpengadilan;

3) Pengambllan ciptaan pihak lain baikseluruhnya maupun sebagian gunakepertuan: (1) ceramah yang semata-matauntuk tujuan pendidikan dan ilmupengetahiian; (2) pertunjukan ataupementasan yang tidak dipungut bayarandengan ketentuan tidak merugikankepentingan yang wajar bagi pencipta;Perbanyakan suatu ciptaan dalam bidangilmu, seni, dan sastra dalam huruf braiieguna keperluan tuna netra, kecuali jika,

, perbanyakan itu bersifat komersial;4) Perbanyakan suatu ciptaan selain program

komputer, secara terbatas dengan caraataualat apapun atau proses yang serupaoleh perpustakaan umum, lembaga ilmupengetahuan atau pendidikan dan pusatdokumentasi yang non komersial' semata-mata untuk keperluan aktifitasnya; .

5) Perubahan yang dllakukan atas karyaarsitektur seperti ciptaan bangunanberdasarkan. pertimbangan pelaksanaanteknis;

6) Pembuatan suatu salinan cadangan suatuprogram komputer yangdllakukan semata-mata untuk digunakan untuk keperluansendiri.

Dengan adanya perlindungan hukumtersebut berarti hak dan kepentingan penciptadiakui dan dilindungi oleh undang-undang,sehingga mereka dapat menuntut setiaporang yang melanggarhakdan kepentingannyaatas karya cipta tersebut. Upaya hukum untukmenuntut para pelanggar hak cipta dapatdllakukan oleh pencipta atau organisasi yangterkait dengan ciptaan tersebut, melaluituntutan pidana atau gugatan perdata..

Berdasarkan uraian tentang perlindunganhukum hak cipta dapat diketahui bahwa

131

Page 12: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

ketentuan-ketentuan hukum yang mengaturtentang hak cipta dengan segala aspeknyasudah cukup memadai dan mendukungperlindungan hak cipta. Ketentuan-ketentuanhukum tersebut berbentuk Konvensi-konvensi

Internasional yang berlaku universal, danundang-undang yang bersifat naslonai (UUHak Cipta No.12/1997).

Perlindungan hukum terhadap berbagaijenis karya cipta mempunyai art! panting bagipara pencipta, seperti ilmuwan, sastrawan,novelis, pencipta lagu, peiukis. arsltek, aktordan aktris, pembatik, dan sebagainya. Disamping itu perlindungan hukum jugamempunyai arti yangsama bagiorganisasidanlembaga yang bergerak dan terkait dengancipta mencipta, seperti IKAPI, ASIRI, PARFI,OPI, dan sebaginya.

Untuk memperkuat perlindungan hukumterhadap karyaciptamakasebaiknyahakciptatersebut didaftarkan pada DepartemenKehakiman dan HAM. Namun demikian

pendaftaran tersebut bukan merupakankewajiban untuk mendaftarkan hak cipta.Pendaftaran hak cipta dalam daftar umumciptaan tidak mengandung art! sebagaipengesahan atas isi, arti atau bentuk dariciptaan yang didaftarkan. Hal itu berguna untukmemperkuat kedudukan hakciptasebagaialatbukti apabiia terjadi sengketa ataupeianggaran hak cipta.

Meskipun ketentuan hukum telah cukupmemadai melindungi hak cipta, di dalampraktek dl lapangan masih sering munculbeberapa permasaiahan yang sekiranyaperludiberi jalan pemecahan. Permasaiahan

tersebut seperti akan disampaikan padauraian berikut.

Problematika HakCipta

Problematik hak cipta muncul berkaitandengan masalah liberalisasi ekonomi di satupihak dan masalah kondisi sosial-budayamasyarakat Indonesia di pihak lain. Kondisisosial-budaya masyarakat Indonesia masihdalam masa transisi industrial yang belumsemuanya mengerti dan memahami masalahhak cipta yang sebelumnya tidak dikenal.Masyarakat transisi industrial digambarkansebagai masyarakat yang sedang mengalamiperubahan dari masyarakat agraris yangbercorak komunal-tradisional ke masyarakatindustri yang bercorak individual-modern.Perubahan itu berkaitan dengan strukturhubungan masyarakat yang belum tuntas kecorak yang lebih rasional dan komersialsebagai akibat dari proses pembangunanyang dilakukan.^^

Dalam masyarakat semacam itu, hukumyang mengatur juga mencerminkan masaperalihan yang digambarkan sebagai wajahhukum yang berpijak pada due kaki denganlangkah yang berbeda, yakni satu kaki sedangmelangkah pada corak hukum modernsementara kaki yang lain masih menapakpada hukum tradisional. Demikian halnyadengan hukum yang mengatur masalah hakcipta, meskipun secara normatif tidak banyakmengandung masalah untuk dibeiiakukan diIndonesia, akan tetapi secara kultural akanbanyak mengalami problem dalam

^^Maryadi, 2000. Transformasi Budaya. Ctk. Pertama. Surakarta: Muhammadiyah University Press.Him. 53

132 JURNAL HUKUM. NO. 16 VOL 8. MARET2001: 121 -136

Page 13: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

M. Syamsudin. Nilai-Nilai Ka/ya Cipta....

pelaksanaanya. Hal ini disebabkan olehdasarfilosofi yang melatarbelakangi masyarakathukum itu berbeda. Hak cipta muncul dinegara-negara barat bersamaan denganmunculnya masyarakat industri yang didasaricorak masyarakat yang lebih mengedepankankepentingan atau hak-hak indivldu {privaterights) dengan watak kapitalistik, sementara

•masyarakat Indonesia dengan corak ketimuranlebih mengedepankan nilai-nilai kebersamaan(komunal). Hal ini berakibat pada pemikiranbahwa jika mereka berkarya danhasil karyanyabermanfaat bagi orahg banyak, mereka akanmerasa ' bangga dan tidak begitumempermasaiahkan apabila ternyata oranglain menirunya, bahkanmerasa telahdiuntung-kankarenahasil karyanya telahdisebarluaskandan dikenal oleh banyak orang.^®

Berdasarkan hasil peneiitian yangdiiakukan oleh Absori terhadap industritradisional di daerah pengrajin tembagaBoyolali dan industri batikSurakarta dihasilkanbahwa kebanyakan mereka tidakmempermasaiahkan karyanya ditiru pihak laindan tidak ada keinginan untuk menuntutsecara hukum, sekalipun disadari bahwaperbuatan itu dapat merugikan usahanya.Terhadap adanya ketentuan untukmendaftarkan karya cipta batik ke KantorCipta, Paten dan Merek di Jakarta,sebagaimana diatur oleh undang-undang,kebanyakan mereka tidak begituberkepentingan untuk melakukan pendaftaran.Kalau ada yang melakukan pendaftaran,manfaatnyata belum dapat dirasakan secara

"/bid.

"/bid.

Pos, 20 Oktober 1997.

langsung, karena ternyata karya yang sudahdidaftarkan masih juga ditiru oleh pihak laindan untuk melakukan penuntutan jugamoigaiimitesiitian?® Demikian juga untukkarya cipta lagu dan musik, kesadaran untukmelakukan pendaftaran dinilai masih rendah.Padahal dari pendaftaran karya cipta lagu danmusik pihak-pihak yang tergabung dalamYayasan karyaCipta Indonesia (YKCI) selamatahun 1996 dapat diperoleh dana royaltysebesar Rp.2,3 milyar. Danatersebut sebagianbesar didistribusikan pada cipta lagu.^^ '

Problem hak cipta juga muncul berkaitandengan sen! rupa tradisional Indonesia yangmasih hidup seperti seni batik, seni pahathiasan, ragam hias; keramik gerabah,anyaman rotandan bambu. PermaMlahannya,apakahseorang perancang batik terkerial yang'membuat rancangannya berdasarkan' pada-pola dan ragam tradisional dapat menuntut -pada pembatik-pembatik tradisional. yangmenulis batik mirip dengan rancangan-pembatik terkenal tersebut karenamenggunakan pola dan ragam hias yangsudah mentradisi dikarenakan pembatikterkenal tersebutsudahmendaftarkan karyanyapada Kantor Cipta, Paten dan Merek?

Kasus Iain misalnya sentra-sentrakerajinan rotan di daerah TegalwangI dansentra kerajinan di Tasikmalaya yang sudahdikenal di masyarakat luas. Pengrajin tersebutpada umumnya lugas dan jujur. Sambilmenawarkan pekerjaannya mengatakandengan bangga bahwa desain dari barangtersebut dibuat oleh pendesain yang sudah

133

Page 14: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

dikenal di masyarakat luas. Justru karena faktortersebut kemudian pedagang dan paraeksportir memesan barang tersebut dalamjumlah besar. Dalam kasus In! hak moral daripendesain telah diakui oleh pengrajin denganmenyebut siapa pendesainnya iantaranmentalitas mereka menaruh hormat dengansetulus hatipada orang yang mau menularkan'ilmunya' pada orang lain. Dalam kasus Itupendesain haru's menuntut siapa?

Di sisi lain, di masyarakat masih terdapatsebagian penciptayang hasil ciptaanyajustrusenang ditiru, diperbanyak atau dipertunjukkanoleh orang lain kepada umum. Pertiuatanseperti itu tidak merugikan kepentlnganpencipta, akan tetapi sebaliknya justru akanmendatangkan keuntungan, yaitu semakinmemasyarakatnya karya cipta mereka dikalangan masyarakat. Mereka^memandangbahwa karya cipta tidak hanya semata-matabemilai mated belaka, akan tetapimempunyainilai sosial dan religius. Mereka meyakiniadanya nilai pahala yang dapat dipetik darikarya ciptanya. ilmu yang dimiliki seseorangapablla dipelajari, diamalkan seseorangkepada orang lain, maka yang memilikiilmu tersebut.akan mendapatkan pahala dariSang Pencipta (Tuhan).

Budaya masyarakattradisional di Indonesiatidak mengenal hak cipta. Nilai-nilai budayamasyarakat Indonesia tidak mengenalpemllikan individu terhadap suatu karya ciptadalam bidang Ilmu pengetahuan, sastra, danseni. Satu-satunya sistem pemilikan yangmelembaga dalam kehidupan masyarakattradisional adalah pemilikan tanah. Namun

pemjiikan itusifatnya komunal, artinya dimilikioleh keluarga atau masyarakat hukumadatnya. Keadaan ini nampak jelas dalampenghargaan atas kreativitas dan karya senidalam masyarakat tradisional. Karya seniaslinyatidakpemah dibubuhi nama atau tandalain sebagai pengenal penciptanya. MendiangIda Bagus Nyana, termasuk tokoh pematungBali terkemuka yang dikenal ciri haluskreasinya, tidak pernah menandai karyapribadinya. Pematung terkenal Cokotsemasahidupnyasudah banyak ditiru orang coraknyadan kini dapat dipesan dengan mudah.Lukisan corak "naif" yang dimulai olehseseorang di Ubud, kini dllakukan olehsekelompok orang. Pada intinya tiru menirudalam kehidupan seni masyarakat tradisionaltidak pemah dirisaukandan dipermasaiahkan.Kebtasaan tidak mencantumkan nama padasuatu karya ciptadalammasyarakattradisionalberlaku di seluruh tanah air. Banyak cerita*cerita rakyat seperti pewayangan di Jawa,ceritera randai di Sumatera Barat, tidak dikenal

penciptanya. Arsitektur rumah-rumah adattradisional, karya sastra pantun, tambo danlainnya, juga tidak diketahui penciptanya.

Dalam masyarakat tradisionalsuatu karyacipta yang telah diumumkan kepadamasyarakat langsung menjadi milik bersama{public domein). Siapa saja boleh meniru danmencontoh ciptaan tersebut. dan penciptanyajuga tidak mempermasalahkan. Ciri khasmasyarakat tradisional adalahsifatkolektif ataukebersamaan. Hak cipta tidak mempunyaiakar budaya dalam masyarakat tradisional.Nilai falsafah yang mendasari pemilikan

'Haryati Soebadio.''Aspek Sosial Budaya Hak Milik Perindustrian", Makaiah, Him. 5.

134 JURNAL HUKUM. NO. 16 VOL 8. MARET2001: 121 - 136

Page 15: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

M. Syamsudin. Nilai-Nilai Karya Cipta....

individu terhadap suatu karya cipta manusia,balk di bidang ilmu pengetahuan, sastramaupun seni adalah nilai budaya barat yangmenjelma dalam sistem.hukumnya.

Simpulan

Dari uraian yang membahas tentang nilai-niiai hak cipta' dan problematik periindunganhukumnya dapat ditarik simpulan sebagaiberikut: Konsep hak cipta tidak dikenal dalammasyarakat tradisional Indonesia. Hak ciptasebagai bagian dari HAKI, semuia dikenal dinegara barat dan masuk di Indonesiabersamaan dengan penjajahan. Nilai-nilaibudaya masyarakat Indonesia tidak mengenalpemilikan individu terhadap suatu karya ciptadalam bidang ilmu pengetahuan, sastra, danseni. Satu-satunya sistem pemilikan yangmelembaga dalam kehidupan masyarakattradisional adalah pemilikan tanah. Namunpemilikan itu sifatnya komunal, artinya dimilikioleh keluarga atau masyarakat hukumadatnya. Oleh karena itu periindungan hukumdi bidang hak cipta akan banyak menghadapihambatan, terutama hambatan yang bersifatkultural. Peiiu sosialisasi dan pembudayaanhak cipta kepada masyarakat, sehinggamasyarakat mengetahui, bersikap positif danmenghormati hak cipta. 3

Daftar Pustaka

Damian, Eddy. 1999. Huhum Hak CiptaMenurut Beberapa KonvensiInternasional, UU Hak Cipta 1997,dan Perlindungannya terhadapBaku serta Perjanjian Penerbitan.Bandung: Alumni.

Hadikusuma. Hilman. 1992. Pengantar limuHukumAdatIndonesia. Bandung: CVMandar Maju.

Hutagalung. Sophar Maru.-1994. Hak CiptaKedudukan dan Peraniannya didalam Pemban'gunan. Edisi pertama.Jakarta: Akademika Pressindo.

Jened., Rahml. 200^.• Periindungan HakCipta Pasca Persetujuan TRiPs,Surabaya: Yuridlka Pres Fak. HukumUnair Surabaya.

Kintner, Earl W. dan Jack Lahr. 1983. An intellectual Property Law Primer. NewYork: Clark Boardman.

Luthan, Salman. 1989. "Delik Hak Cipta".Makalah DIskusi Jurusan Hukum

Pidana FH Ull. Tanggal 24 Agustus1989

M. Jumhana~dan R Djubaedillah. 1993. HakMilik Intelektual sejarah, Teori danPrakteknya. Bandupg: Citra AdityaBhakti

Maryadi. 2000. Transformasi Budaya. Ctk.Pertama, Surakarta: MuhammadiyahUniversity Press.

Martin Khor Kok Peng. 1993. ImperialismeEkonomi Baru: Putaran Uruguaydan Kedaulatan Dunia Ketiga.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

dan Konphaiindo.

Rahardjo, Satjipto. 1982. Ilmu Hukum.Bandung: Alumni.

Saidin. 1995. Aspek Hukum Hak kekayaanIntelektual (Intelectual PropertyRight). Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.

135

Page 16: Nilai-NilaiKarya Cipta dan Problematik Perlindungan Hukumnya

Soebadio. Haryati."Aspek Sosial Budaya Hak Cipta." Makalah pada Temu WicaraMilik Perindustrian." Makalah Mengenal Hak Cipta antara Seniman,

ox- M j 1 - X • Sastrawan, llmuwan, dan OrganisasiSutrisno, Nandang. 1999. Implementasi „ , .j- n-j u Lr- *xnioji iij Profes/d/S/dang HaA C/pfa. Jakarta:•Persetujuan TRIPs dalam Undang- .q. ^ ^

• Undang Hak Cipta Indonesia." JurnalHi/Aom No. 12 Vol. 6-1999 .Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1997

^ , n u • ui/ • o • tentang Hak Cipta (LN Ri tahun 1997Zainudin, imam Buchori. Konsepsi Seni ^ ^ ^Rupa daiam Kaitannya dengan Hak

136 JURNAL HUKUM. NO. 16 VOL 8. MARET 2001: 121 - 136