daftar isi - group-dmc.comgroup-dmc.com/images/b_inv_annual_report/file-11.pdf · • pelanggan...

129

Upload: vantu

Post on 29-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

01. Visi, Misi, Nilai Nilai dan Kebijakan Mutu Perusahaan Vision, Mission, Values and Company’s Quality Policies

02. Ikhtisar Keuangan Financial Highlights

04. Laporan Dewan Komisaris Report of the Board of Commissioners

06. Profil Dewan Komisaris Profile of the Board of Commissioners

08. Laporan Direksi Report of the Board of Directors

10. Profil Direksi Profile of the Board of Directors

12. Profil Perseroan Company Profile

18. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Good Corporate Governance

28. Laporan Komite Audit Audit Committee Report

32. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Company Social Responsibility

34. Analisis dan Pembahasan Manajemen Management Analysis and Review

44. Struktur Organisasi Organization Structure

45. Lembar Persetujuan Dewan Komisaris dan Direksi Approval of the Board of Commissioners and Board of Directors

47. Laporan Auditor Independen Independent Auditor Report

Daftar IsiContents

Visi, Misi,Nilai-Nilai dan Kebijakan Mutu PerusahaanVision, Mission, Values and Company’s Quality Policies

01

VisiMenjadikan PT Jembo Cable Company Tbk. sebagai produsen yang terdepan dalam indutsri kawat dan kabel:• Reputasi yang sangat baik.• Posisi keuangan yang sehat.• Lingkungan kerja yang sehat.• Pengembangan yang berkesinambungan.

MisiMenjadikan seluruh mitra usaha kita sebagai pemenang, antara lain:• Pelanggan,• Karyawan,• Penyalur, agen dan pemasok,• Pemegang saham.

Memberi Peluang kepada karyawan untuk menjadi unggul sehingga berdampak baik bagi pertumbuhan Perusahaan.

• Dengan meletakkan dasar yang baik dan kuat sehingga memungkinkan karyawan untuk meraih target mereka sesuai dengan kemam- puannya.

Nilai-Nilai• Memberikan nilai tambah dari apapun yang kita kerjakan.• Pelanggan adalah pusat sasaran dari seluruh yang kita kerjakan.• Pengembangan yang berkesinambungan merupakan kunci sukses kita.• Setiap orang, tanpa pengecualian, terlibat, di berdayakan dan kontribusi mereka di akui serta prestasi mereka di hargai.• Kami bertanggung jawab terhadap komunitas di tempat tinggal kita dan masyarakat dunia.• Menjadikan PT Jembo Cable Company Tbk. tempat bekerja yang baik, menyenangkan, aman dan sehat. Kita bekerja sebagai kelom- pok di dalam lingkungan yang saling memper- cayai, menghormati, menghargai, jujur dan adil.

Kebijakan Mutu• PT Jembo Cable Company Tbk. berusaha untuk menjadi produsen yang terdepan dalam industri kawat dan kabel di Indonesia.• Kami bertekad untuk memproduksi produk yang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang diinginkan oleh pelanggan.• Setiap orang terlibat, bermotivasi dan berpengetahuan untuk membuat kemajuan yang berkesinambungan dalam rangka meng hasilkan prestasi yang luar biasa.

VisionTo turn PT Jembo Cable Company Tbk. into the foremost producer in the wire and cable industry:• Very good reputation.• Sound financial position.• Healthy work environment.• Continual development.

MissionTo make all our skateholders as winners, among others:• Customers,• Employees,• Distributor, agent and suppliers,• Shareholders.

Provide opportunities to the employees to becomeexcellent so that it will have a good impact on the Company’s growth.• By providing a good and solid foundation enabling its employees to achieve their target according to their capability.

Values• Provide added value to everything we do.• The customer is the center objective of what we do.• Sustainable development is the key to our success.• Everybody without exception is involved, empow- ered, their contribution acknowledge and their achievement honored.• We are responsible to the community where we live and to the global community.• To make PT Jembo Cable Company Tbk, a good place to work, comfortable, safe and healthy. We work as a group in a friendly environnent, honor- ing each other, honest and equitable.

Quality Policy• PT Jembo Cable Company Tbk. efforts to become a foremost producer in the wire and cable industry in Indonesia.• We are committed to produce products compliant to the need and requirements demanded by our customers.• Everybody is involved, motivated and knowledgable to uphold a sustainable development in the framework of achieving an extraordinary achieve- ment.

02

2013 2012 2011 2010 2009

Ekuitas Equity

Posisi Keuangan Financial Position

Hasil Usaha Operational Income

Rasio-rasio Keuangan Financial Ratios

Dalam Miliar Rupiah In Billion Rupiahs(Kecuali Jumlah Saham yang beredar dan laba bersih per saham)(Except for the Number of Circulating Shares andNet Profit per Share)

Jumlah Saham yang beredar (dalam juta lembar) Circulating Shares (in million sheets)Modal Saham Share Capital

Aset Lancar Current AssetInvestasi Dalam Saham Investment in SharesAset Tetap Fixed AssetAset Lain-lain Other AssetsJumlah Aset Total Assets

Liabilitas Lancar Current LiabilitiesLiabilitas Tidak Lancar Doubtful LiabilitiesEkuitas EquityJumlah Liabilitas & Ekuitas Total Liability & Equity

Penjualan Bersih Net SalesBeban Pokok Penjualan Cost of goods SoldLaba (Rugi) Kotor Gross Profit (Loss) Laba (Rugi) Sebelum Manfaat (Beban) PajakBefore Tax Profit (Loss)Laba (Rugi) Bersih Net Profit (Loss)Laba (Rugi) Komprehensif Comprehensive Profit (Loss)

Jumlah Laba (Rugi) komprehensif yg dapatdiatribusikan kepada pemilik Entitas induk &kepentingan non pengendaliTotal of comprehensive Profit (Loss) to be distributedto the Parent Entity owners & non-controlling interest

Laba (Rugi) Bersih per Saham (dalam rupiah penuh)Net Profit (Loss) per Share (in full rupiah)

Laba (Rugi) Bersih / Jumlah Aset Net Profit (Loss) / Total AssetLaba (Rugi) Bersih / Ekuitas Net Profit (Loss) / EquityRasio Lancar Current RatioLiabilitas / Ekuitas Liability / EquityLiabilitas / Jumlah Aset Liability / Total AssetEkuitas / Jumlah Aset Equity / Total AssetsLaba Kotor / Penjualan Bersih Gross Profit / Net SalesLaba Sebelum Pajak / Penjualan Bersih Profit before Tax / Net SalesLaba Bersih / Penjualan Bersih Net Profit / Net Sales

1.234,81.102,1

132,748,9

31,832,0

1.267,41.148,4

119,041,3

29,728,8

32,0

211,71

28,8

196,4

830,7784,4

46,32,2

(1,0)0,7

-

(6,7)

762,9694,3

68.629,8

15,8-

-

104,7

614,72,0

72,220,1

709,0

531,734,4

142,9709,0

521,11,8

80,024,1

627,0

467,831,8

127,4627,0

461,12,7

79,818,4

562,0

438,924,498,7

562,0

459,61,0

83,243,5

587,3

465,819,0

102,5587,3

151,2

75,6

151,2

75,6

151,2

75,6

151,2

75,6

% % %

4,5

22,2118396

79,820,210,7

6,1

4,7

23,3111392

79,720,3

9,44,7

-

-105469

82,417,6

5,60,4

2,7

15,499

47382,517,5

93,1

4,0

1.490,11.290.5

199,643,4

22,622,9

22,9

151,6

1.029,32,4

136,351,4

1.239,8

1.052,639,6

147,71.239,8

151,2

75,6

1,8

15,398

73988,111,913,4

2,9

1,5 3,3 0,3 3,9

% %

Ikhtisar KeuanganFinancial Highlights

03

Ikhtisar Mengenai Saham Pada tanggal 31 Desember 2013, modal yang disetor Perseroan tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp75,6 miliar yang terdiri dari 151,2 juta lembar saham biasa masing-masing dengan nilai nominal Rp500,00 (lima ratus rupiah) per lembar saham. Saham-saham Perseroan terse-but, seluruhnya telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (sebelumnya Bursa Efek Jakarta) sejak tanggal 18 November 1992.

Tabel Harga Saham Perseroan Terendah, Tertinggi dan Penutupan serta Volume dan Nilai Transaksi pada Bursa Efek Indonesia untuk periode yang bersangkutan.

Summary of Shares

On 31 December 2013, the Company’s paid-in capital is still stable maintained at Rp.75.6 billion consisting of 151.2 million common shares of a respective nominal value of Rp.500.00 (five hundred rupiah) per share. Such Company shares, are all registered in the Indonesian Stock Exchange (formerly Jakarta Stock Exchange) since 18 November 1992.

Table of the Company’s Share Prices Lowest, Highest and Closing and Volume and Value of Transaction in the Indonesian Stock Exchange for the related period.

Harga Per Saham (Rp)Price Per Share (Rp)

Total TransaksiTotal Transaction

TerendahLowest

TertinggiHighest

PenutupanClosing Volume Volume Nilai Value

2013

2012

Triwulan ke 1 (Jan-Mar)1st Quarter (Jan-Mar)Triwulan ke 2 (Apr-Jun)2nd Quarter (Apr-Jun)Triwulan ke 3 (Jul-Sep)3rd Quarter (Jul-Sep)Triwulan ke 4 (Okt-Des)4th Quarter (Oct-Dec)

1.600

1.890

1.870

2.000

1.600

1.900

2.700

2.650

3.000

3.000

1.890

2.450

2.600

2.850

2.850

1.423.000

8.362.500

485.500

766.000

11.037.000

2.488.495.000

18.774.645.000

1.188.695.000

2.084.675.000

24.536.510.000

570

760

1.980

1.800

570

860

2.700

3.150

1.800

3.150

800

2.125

2.050

1.900

1.900

20.889.500

53.094.000

45.764.500

5.804.500

125.552.500

15.759.455.000

106.873.317.500

121.729.655.000

12.510.015.000

256.872.442.500

Triwulan ke 1 (Jan-Mar)1st Quarter (Jan-Mar)Triwulan ke 2 (Apr-Jun)2nd Quarter (Apr-Jun)Triwulan ke 3 (Jul-Sep)3rd Quarter (Jul-Sep)Triwulan ke 4 (Okt-Des)4th Quarter (Oct-Dec)

04

Para Pemegang Saham yang terhormat,

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang atas limpahan rahmat dan anugrah-Nya, telah menghantarkan PT Jembo Cable Company Tbk. dapat melalui tahun 2013 dengan baik.

Dewan Komisaris telah meneliti dan menyetujui Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan tahun 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (member firm of BDO International) dengan pendapat ”Wajar Tanpa Pengecualian”, dan untuk itu kami sangat menghargai kerja keras yang telah dilakukan oleh jajaran Direksi dalam upaya meningkatkan pertumbuhan Perseroan, serta menjaga konsistensi pengelolaan Perseroan agar tetap searah dengan tekad penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik.

Penjualan konsolidasi Perseroan tahun 2013 sebesar Rp1.490,1 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp255,3 miliar atau naik sekitar 20,7%, dari tahun 2012 sebesar Rp1.234,8 miliar. Pada tahun 2013 Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp22,9 miliar, mengalami penurunan sebesar Rp9,1 miliar atau 28,4% dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp32,0 miliar.

Dewan Komisaris meminta kepada jajaran Direksi untuk tetap meningkatkan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan Perseroan, serta memper-hatikan risiko yang mungkin timbul akibat dari operasional dan sekaligus dengan langkah-langkah sebagai antisipasi penanggulangannya. Selain konsisten dalam menjalankan Perseroan agar searah dengan tekad penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Direksi juga perlu untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan efisiensi di segala bidang, serta mempersiapkan langkah-langkah strategis terutama dalam mengantisipasi dampak dari situasi politik dan ekonomi. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan seluruh perangkat sistem teknologi informasi agar dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat guna mendukung pengelolaan Perseroan. Terus membangun sumber daya manusia Perseroan dengan landasan disiplin kerja yang ketat namun dengan kreatifitas yang tinggi, dan tetap terpeliharanya semangat kerja dengan motivasi yang kuat, semangat berkompetisi dengan tekad kuat untuk tampil sebagai pemenang.

Dear Shareholders,

Praise and thanks be to the Lord Almighty on His grace to lead PT Jembo Cable Company Tbk. able to pass the year 2013 in good condition.

The Board of Commissioners has reviewed and ratified the Company’s Consolidated Financial Statement for 2013 audited by the Accountant Public Office Tanubrata Sutanto Fahmi & Associates (member firm of BDO International) with an “Unqualified Opinion”. We appreciate the hard work by the Board of Directors in their efforts to improve the Company’s growth, and maintain the consistency of the Company’s management to be in line with the commitment to implement Good Corporate Gover-nance.

The Company’s consolidated sales in 2013 of Rp.1,490.1 billion shows an increase of Rp.255.3 billion or an increase of 20.7% from 2012 of Rp.1,234.8 billion. In 2013 the Company booked a net profit of Rp.22.9 billion, a decrease of Rp.9.1 billion or 28.4% compared to the year 2012 of Rp. 32.0 billion.

The Board of Commissioners has requested the Board of Directors to maintain improving its supervi-sion in conducting the Company’s operation, and to be aware of risk which may arise due to operational matters and conduct anticipative actions to overcome it. Besides being consistent in running the Company to be in line with the commitment of implementing good corporate governance, the Board of Directors also need to maintain and upgrade efficiency in all fields, and prepare strategic steps especially in anticipating the impact of political and economic situation. Improve the capability of the company’s human resources and all information technology system to provide precise information, accurate and timely to support the Company’s management. To consistently develop the Company’s human resources on a strict work discipline foundation but with high creativity, and maintain a good work spirit and strong motivation, and competitive spirit with the commitment to emerge as winner.

Laporan Dewan KomisarisReport of the Board of Commissioners

Dewan Komisaris menyetujui proyeksi usaha Perseroan yang telah disampaikan oleh Direksi, dimana pada masa mendatang, karena kebutuhan kabel listrik maupun telephone akan terus meningkat seiring dengan terus berlanjutnya pembangunan di Tanah Air, baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun swasta dari Sabang sampai Merauke, dan tidak dapat dipungkiri walau persaingan antara produsen kabel akan semakin ketat yang diakibatkan oleh pasar bebas namun hal itu juga sekaligus menjadikan semakin terbukanya peluang di pasar internasional dengan perkembangan dan pembangungannya di berba-gai belahan dunia, dengan demikian dapat dikatakan bahwa, industri kabel masih tetap memiliki peluang yang besar,

Dalam menjalankan tugasnya Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit yang melakukan fungsi pengawasan terhadap jalannya pengelolaan Perseroan, agar pengelolaan Perseroan tetap sejalan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta memenuhi ketentuan tata kelola perusahaan yang baik.

Pada akhirnya, Dewan Komisaris menyampaikan terima kasih kepada para Pemegang Saham, Pelanggan, mitra kerja dan semua pihak yang telah memberikan dukungan serta kepercayaan bagi kami dalam usaha terus memajukan Perseroan.

Tangerang, April 2014

Drs. I Gusti Made Putera AstamanPresiden Komisaris & Komisaris IndependenPresident Commissioner & Independent Commissioners

The Board of Commissioners approve the Company’s business projection submitted by the Board of Directors, considering the fact that in the coming years, due to the continual increase in the need of electrical cable and telephone in line with the domestic ongoing development, both by the Govern-ment and private sector from Sabang until Merauke, and also the stringent competition between cable producers due to the free market which at the same time also open opportunities in the international market with the development and growth in various part of the world, as proof that the cable industry has still great opportunities.

In conducting its duties, the Board of Commissioners is assisted by the Audit Committee conducting supervision functions on the Company’s manage-ment, so that the Company’s management shall be in line with prevailing laws and regulation and compliant to the provisions of a good corporate governance.

Finally, the Board of Commissioners wish to convey its thanks to the Shareholders, Customers, working partners and all parties which have given their support and trust to us in continuing the success of the Company.

05

06

Drs. I Gusti Made Putera Astaman Presiden Komisaris & Komisaris IndependenPresident Commissioner & Independent Commis-sioner

Purnawirawan Kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal Polisi.Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 1994 yang penunjukannya melalui Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham PT Jembo Cable Company Tbk., tercatat dalam Akte Notaris No. 74 tanggal 27 Juni 1994. Lulusan dari Pergu-ruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) tahun 1967 dan Lemhanas KSA II tahun 1991, aktif dalam berbagai organisasi di Indonesia.

A retired Police Officer of the Republic of Indonesia with the latest rank of Major General Police. Has held the position of the Company’s Commissioner since 1994 appointed by the Extraordinary General Meeting of Shareholders PT Jembo Cable Company Tbk., recorded in a Notarial Deed No, 74 dated 27 June 1994. Graduate of the Police Academy (PTIK) in 1967 and Lemhanas KSA II in 1991, active in various organizations in Indonesia.

Ny. Hauw Ay Lan KomisarisCommissioner

Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 1977 hingga saat ini. Penunjukan pertamanya melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 1977 dan tercatat dalam Akte Notaris No. 113, tanggal 31 Mei 1977. Lulusan Sekolah Menengah Atas. Saat ini beliau juga merupakan Direktur Utama PT Monas Permata Persada sejak tahun 1992.

Held the Company’s Commissioner since 1977 until present. Her first appointment was through the Annual General Shareholders Meeting in 1977 and recorded in the Notarial Deed No. 113, dated 31 May 1977. A graduate of the Secondary High School. At present she is also the President Director of PT Monas Permata Persada since 1992.

Profil Dewan KomisarisProfile of the Board of Commissioners

07

Drs. Andreas S. Soedjijanto, MBA, FLMIKomisaris IndependenIndependent Commissioner

Menjabat sebagai Komisaris Independen sejak tahun 2001 hingga saat ini yang penunjukan pertamanya melalui Rapat Umum Pemengang Saham Tahunan tahun 2001 dan tercatat dalam Akte Notaris No 57 tanggal 25 Juni 2001. Mendapat gelar Master of Business Administration dari Netherlands International Institute for Management. Saat ini beliau menjabat sebagai Direktur PT. Indolife Pensiontama.

Held the position of Independent Commissioner since 2001 until present with the first appointment through the Annual General Meeting of Sharehold-ers in 2001 and recorded in the Notarial Deed No. 57 dated 25 June 2001. Graduated as Master of Business Administration from the Netherland International Institute for Management. At present he holds the position of Director in PT. Indolife Pensiontama.

08

Para Pemegang Saham yang terhormat,

Segala Puji dan Syukur, kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, yang oleh karena rahmat dan anugrah-Nya, kita berhasil melalui 2013 dengan baik.

Berbagai tantangan tetap harus dihadapi seperti tingginya tingkat persaingan di antara para produsen kabel, terus berfluktuasinya harga bahan baku berupa tembaga dan aluminium, serta berbagai kebijakan Pemerintah. Namun secara keseluruhan dapat dikatakan kondisi perekonomian di tahun 2013 relatif stabil.

Penjualan konsolidasian Perseroan tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp255,3 miliar atau naik 20,7% dari Rp1.234,8 miliar tahun 2012 menjadi Rp1.490,1 miliar tahun 2013. Namun demikian bila dibandingkan dengan target penjual-an Perseroan tahun 2013 sebesar Rp1.613,6 maka penjualan konsolidasian tersebut mencapai 92,3% dari target. Walaupun demikian Perseroan pada tahun 2013 membukukan laba bersih konsolidasian sebesar Rp22,9 miliar.

Secara rinci gambaran tentang kinerja Perseroan dapat dilihat dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, yang telah diaudit oleh kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi dan Rekan (member firm of BDO International).

Selain menjalankan Perseroan sesuai dengan peraturan yang berhubungan dengan tata kelola perusahaan yang baik, dalam rangka terus mem-pertahankan dan meningkatkan kinerja Perseroan, beberapa langkah maupun kebijakan strategis yang ditempuh Perseroan di tahun 2013, seperti terus meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi dan manajemen operasi, kemudian meningkatkan kapasitas produksi dan pengawasan kualitas yaitu dengan cara meningkatkan kemampuan beberapa mesin produksi serta melakukan penambahan beberapa unit mesin dan alat uji. Menambah jenis produk yang dihasilkan dengan berdasarkan kebutuhan pasar, kemudian tetap meningkatkan penjualan terhadap produk yang bermargin tinggi, memperluas jaringan distribusi, serta tetap menjalin kerjasama di bidang pemasaran dengan berbagai pihak. Melakukan restrukturisasi organ-isasi untuk mendapatkan format yang terbaik, dan tetap menerapkan sistem Manajemen Mutu, Manajemen Lingkungan, serta Manajemen Keseha-tan dan Keselamatan (K-3) yang telah memberikan dampak positif bagi kinerja Perseroan. Menjalankan program cost saving dan improvement dengan melakukan pengendalian biaya di semua

Dear Shareholders,

Praise and thanks be to the Lord Almighty by whose grace we successfully passed 2013.

We are still facing various challenges such as the high and stringent competition between cable producers, the fluctuation in raw material price such as copper and aluminum, and various Government policies. But in overall it may be said that the economic condition in 2013 was relatively stable.

The Company’s consolidated sales in 2013 under-went an increase of Rp.255.3 billion or an increase of 20.7% from Rp.1,234.8 billion in 2012 to become Rp.1,490.1 billion in 2013. Compared, however, with the Company’s sales target in 2013 of Rp.1,613.6 such consolidated sales attained 92.3% of its target. The Company, however, in 2013 booked a net consolidated profit of Rp.22.9 billion.

A detailed illustration of the Company’s performance is depicted in the consolidated financial statement of the Company for the book year ended on 31 Decem-ber 2013, audited by the Accountant Public Office Tanubrata Sutanto Fahmi and Associate (member firm of BDO International).

Besides conducting the Company according to regulation related to good corporate governance, in the framework to maintain and improve the Company’s performance, several steps and strategic policies were taken by the Company in 2013, such as continuously improving production efficiency and effectiveness and operational management, also improving production capacity and quality supervi-sion by means of improving the capability of several production machines and provide additional machine units and testing tools. Increase the types of product based on market need, and still maintain the level of sales on high margin products, expanding distribu-tion network and maintaining cooperation in the field of marketing with various parties. Conduct organiza-tion restructuration to obtain the best format, and still applying the Quality Management system, Environmental Management, and Occupational Health and Safety Management (K-3) providing positive impact on the Company’s performance. Conduct cost saving and improvement program by implementing cost control in all Departments and

Departemen dan meletakan dasar yang baik dan kuat sehingga karyawan dapat meraih target sesuai kemampuan juga merupakan langkah yang ditempuh oleh Perseroan di tahun 2013.

Kami yakin prospek usaha dalam industri perka-belan pada waktu-waktu mendatang diperkirakan masih tetap memiliki peluang yang baik meskipun persaingan akan semakin ketat. Kebutuhan kabel listrik berpenghantar tembaga dan aluminium untuk dalam negeri diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan pemban-gunan dan infrastruktur, peningkatan pembangu-nan properti dan pemukiman baru, terlebih lagi dengan rencana-rencana PT PLN (Persero) dalam hal peningkatan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan listrik di seluruh tanah air. Kemudian pada kabel telepon, untuk jenis penghantar tembaga (metalik) masih akan tetap diperlukan, demikian pula pada kabel serat optik permintaan-nya akan terus meningkat baik untuk pemasangan baru dan penggantian dari kabel metalik ke serat optik, serta upaya peningkatan pelayanan dari PT Telkom Indonesia Tbk. dalam penggunaan kabel serat optik pada jaringan perumahan dan perkan-toran yang terkenal dengan istilah FTTH (Fiber to The Home), yang semuanya ini diperkirakan akan memberikan peluang yang sangat baik bagi pasar domestik.

Akhirnya perkenankan Direksi menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh Pemegang Saham, Pelanggan, Pemasok, Perbankan, Penyalur dan Karyawan Perseroan serta semua pihak yang telah mempercayai dan memberikan dukungan serta bantuan kepada Perseroan.

Tangerang, April 2014

SantosoPresiden DirekturPresident Director

build a good and strong foundation so that employees may achieve their targets according to capability which are also steps conducted by the Company in 2013.

We are convinced that the cable industry business prospects opportunity in the coming years is still good despite the stringent competition. The need for copper and aluminum insulated electrical cable domestically is estimated to be still increasing in line with the improvement in development and infrastructure, the increase in property development and new housing, especially with the plan of PT PLN (Persero) (State Electrical Company) in upgrading its services to meet the need of electricity all over Indonesia. Copper insulated cables (metallic) is needed for phone cables, the demand for optic fiber cable shall also continuously increase for new installation and replacement of metallic cable to optical fiber, and the efforts of improving services from PT Telkom Indonesia Tbk. in using optic fiber cables in housing network and offices known as the FTTH (Fiber to the Home), estimated to provide a very good opportunity for the domestic market.

Finally, allow us to convey our heartiest thanks to all Shareholders, Customers, Suppliers, Banking, Distributors, and the Company Employees and all parties who have given their trust and support to the Company.

Laporan DireksiReport from the Board of Directors

09

Departemen dan meletakan dasar yang baik dan kuat sehingga karyawan dapat meraih target sesuai kemampuan juga merupakan langkah yang ditempuh oleh Perseroan di tahun 2013.

Kami yakin prospek usaha dalam industri perka-belan pada waktu-waktu mendatang diperkirakan masih tetap memiliki peluang yang baik meskipun persaingan akan semakin ketat. Kebutuhan kabel listrik berpenghantar tembaga dan aluminium untuk dalam negeri diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan pemban-gunan dan infrastruktur, peningkatan pembangu-nan properti dan pemukiman baru, terlebih lagi dengan rencana-rencana PT PLN (Persero) dalam hal peningkatan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan listrik di seluruh tanah air. Kemudian pada kabel telepon, untuk jenis penghantar tembaga (metalik) masih akan tetap diperlukan, demikian pula pada kabel serat optik permintaan-nya akan terus meningkat baik untuk pemasangan baru dan penggantian dari kabel metalik ke serat optik, serta upaya peningkatan pelayanan dari PT Telkom Indonesia Tbk. dalam penggunaan kabel serat optik pada jaringan perumahan dan perkan-toran yang terkenal dengan istilah FTTH (Fiber to The Home), yang semuanya ini diperkirakan akan memberikan peluang yang sangat baik bagi pasar domestik.

Akhirnya perkenankan Direksi menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh Pemegang Saham, Pelanggan, Pemasok, Perbankan, Penyalur dan Karyawan Perseroan serta semua pihak yang telah mempercayai dan memberikan dukungan serta bantuan kepada Perseroan.

Tangerang, April 2014

SantosoPresiden DirekturPresident Director

build a good and strong foundation so that employees may achieve their targets according to capability which are also steps conducted by the Company in 2013.

We are convinced that the cable industry business prospects opportunity in the coming years is still good despite the stringent competition. The need for copper and aluminum insulated electrical cable domestically is estimated to be still increasing in line with the improvement in development and infrastructure, the increase in property development and new housing, especially with the plan of PT PLN (Persero) (State Electrical Company) in upgrading its services to meet the need of electricity all over Indonesia. Copper insulated cables (metallic) is needed for phone cables, the demand for optic fiber cable shall also continuously increase for new installation and replacement of metallic cable to optical fiber, and the efforts of improving services from PT Telkom Indonesia Tbk. in using optic fiber cables in housing network and offices known as the FTTH (Fiber to the Home), estimated to provide a very good opportunity for the domestic market.

Finally, allow us to convey our heartiest thanks to all Shareholders, Customers, Suppliers, Banking, Distributors, and the Company Employees and all parties who have given their trust and support to the Company.

10

Santoso Presiden DirekturPresident Director

Beliau merupakan pendiri Perseroan. Menjabat sebagai Presiden Direktur sejak tahun 1973 hingga sekarang ini yang penunjukan pertamanya tercan-tum dalam Akte Perseroan Terbatas PT Jembo Cable Company, Akte Notaris No. 51 tanggal 17 April 1973. Lulusan dari Sekolah Menengah Atas ini berpengalaman luas dalam dunia bisnis, industri dan perdagangan.

He is the founder of the Company. Held the position of President Director since 1973 until present with the first appointment recorded in the Deed of Incorporation of the Limited Liability Company PT Jembo Cable Company, Notarial Deed No. 51 of 17 April 1973. A graduate from the Secondary High School has a vast experience in the world of business, industry and trade.

Antonius Benady DirekturDirector

Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 1996, penunjukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Jembo Cable Company Tbk., dan tercatat dalam Akte Notaris No. 82 tanggal 25 Juni 1996. Lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, memulai karier sebagai auditor, dan sebelumnya menjabat sebagai Manajer Divisi Akuntansi di Direktorat Keuangan Perseroan.

Held the position of the Company’s Director since 1996, appointed through the Annual General Meeting of Shareholders PT Jembo Cable Company Tbk., and recorded in the Notarial Deed No. 82 of 25 June 1996. Graduated from the Faculty of Economy University of Indonesia, started his career as an auditor, and previously held the position of Account-ant Division Manager in the Company’s Financial Directorate.

Profil DireksiProfile of the Board of Directors

Nanyang SantosoDirekturDirector

Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2011. Penunjukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT Jembo Cable Company Tbk., dan tercatat dalam Akte Notaris No. 39 tanggal 15 Juni 2011. Lulusan dari Universitas Toronto. Sebe-lumnya pernah menjabat sebagai Komisaris Perseroan yaitu sejak tahun 1994–2004, dan saat ini beliau juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Multi Tembaga Utama.

Held the position of the Company’s Director since 2011. Appointed through the Annual General Meeting of Shareholders PT Jembo Cable Company Tbk., and recorded in the Notarial Deed No. 39 of 15 June 2011. A graduate from the University of Toronto. From 1994-2004, held the position of the Company’s Commissioner, and at present he also held the position of President Director in PT Multi Tembaga Utama.

Toshitaka TakahashiDirekturDirector

Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2013. Penunjukannya melalui Rapat Umum Peme-gang Saham Tahunan PT Jembo Cable Company Tbk. tahun 2013 dan tercatat dalam Akte Notaris No. 13 tanggal 18 Juni 2013. Lulusan dari Univesitas Yokohama, Jepang dan sangat berpengalaman dalam bidang keuangan Lebih dari 35 tahun bergabung dengan Fujikura Limited, salah satu perusahaan kabel terkemuka di Jepang, dan saat ini beliau juga menjabat sebagai Managing Director Fujikura Asia Ltd.

Held the position of the Company’s Director since 2013. Appointed through the Annual General Meeting of Shareholders PT Jembo Cable Company Tbk. in 2013 and recorded in the Notarial Deed No. 13 of 18 June 2013. A graduate from the Yokohama University, Japan and has quite experienced in the field of finance. More than 35 years with Fujikura Limited, a foremost cable company in Japan, ad at present he is also the Managing Director in Fujikura Asia Ltd.

11

12

Data Perusahaan Company’s Data

Tanggal didirikan Date of establishment 17-Apr-73

Pencatatan di Bursa Efek Listing at Jakarta Stock Exchange

Jumlah saham yang tercatat Total share listed 151.200.000

Alamat kantor pemasaran Mega Glodok Kemayoran Address of marketing office Office Tower B 6th Floor Jl. Angkasa Kav B – 6 Jakarta Pusat - Indonesia Telp. : (62-21) 6570-1511 (Hunting), (62-21) 2937-1222 (Hunting) Fax. : (62-21) 6570-1488, 6570-1556

Alamat kantor pusat dan pabrik Jl. Pajajaran, Kel. Gandasari – JatiuwungAddress of head office and factory Tangerang 15137 Indonesia. Telp. (021) 591-9442 (Hunting) Fax. (021) 556-50466. Web : http://www.jembo.com

Susunan modal (Setelah penawaran umum) Capital structure (after PO) - Modal dasar Authorized capital- Jumlah Saham Total Share- Nominal per Saham Par Value per Share- Modal ditempatkan Subscribed and paid-up

Rp 300 miliar bilion600.000.000Rp 500 Rp 75,6 miliar bilion

Pemegang saham Share holder - PT Monas Permata Persada - PT. Indolife Pensiontama- Fujikura Ltd, Japan - Fujikura Asia Ltd, Singapore- Masyarakat Umum The Public

52,57 %17,58 %13,51 % 6,49 % 9,85 %

Produk-produk Products Kabel listrik tegangan rendah tembaga LV-CU insulated cableKabel listrik tegangan rendah aluminium LV-Al insulated cableKabel listrik tegangan menengah Medium voltage cableKabel telekomunikasi metalik Metallic telecommunication cable Kabel serat optik Optical fiber cableKabel data Data cable

18-Nov-92

Profil PerseroanCompany Profile

13

Riwayat Singkat Perseroan

PT Jembo Cable Company Tbk. berdiri pada bulan April 1973 dengan produksi awalnya adalah kabel listrik penghantar tembaga tegangan rendah dan sejak itu Perseroan terus memberi sumbangan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan menambah varietas kabelnya dan juga memper-luas serta meningkatkan kemampuan produk-sinya.

Mutu adalah hal yang paling diutamakan oleh Perseroan dan hal ini terintegrasi erat dalam kinerja harian Perseroan. Investasi besar telah dilakukan demi menunjang terjaganya mutu barang dan jasa secara terus-menerus, dengan melakukan pengadaan peralatan dan perlengka-pan dibidang Quality Control. Dan dalam upaya meningkatkan mutu barang dan jasa, Perseroan mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari TUV Product Service GmbH pada tahun 1995 dan sertifikat ISO 9001 di tahun 2000 yang kemudian diperbaharui dengan sertifikat ISO 9001:2008, dimana Perseroan telah dinyatakan layak menerimanya pada bulan April 2010.

Perseroan mencatatkan sahamnya pada Bursa Efek Jakarta atau yang sekarang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia, pada tahun 1992.

Pada tahun 1992, Perseroan membuat perjanjian kerjasama dalam bidang teknik dengan Fujikura Ltd., yang merupakan salah satu perusahaan kabel terkemuka dari Jepang.

Penerapan Sistem Managemen Lingkungan yang dilakukan oleh Perseroan sejak pertengahan tahun 2007 menjadikan Perseroan dinyatakan layak untuk mendapatkan sertifikat ISO 14001:2004 oleh Badan Sertifikasi TUV Product Service GmbH pada bulan Desember 2007. Sedangkan untuk penerapan Sistem Managemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja, pada akhir Desember 2009, Perseroan juga telah dinyatakan layak untuk menerima sertifikat OHSAS 18001:2007 oleh Badan Sertifikasi TUV Product Service GmbH.

Dengan kemajuan dan pengalaman lebih dari empat puluh tahun, serta semangat “TOGETHER WE GROW”, PT Jembo Cable Company Tbk. telah mampu menjadi produsen terkemuka dalam industri kawat dan kabel.

Brief History of the Company

Incorporated in April 1973 PT Jembo Cable Company Tbk. started with its initial product of low voltage CU insulated cable and since that time the Company continued to provide its contribution in the growth of the Indonesian economy by adding new cable varieties and also expanding and upgrading its production capacity.

Quality is the main objective of the Company and this is closely integrated in the Company’s daily perfor-mance. To maintain continuous goods and service quality, big investment has been conducted by providing tools and other equipment in the field of quality control. The Company achieved the ISO 9002 certificate and TUV Product Service GmbH in 1995 and the ISO 9001 certificate in 2000, as a result of its efforts to improve its goods and service quality, later on renewed by the ISO 9001:2008 where the Company is stated to be feasible in receiving it in April 2010.

The Company registered its shares in the Jakarta Stock Exchange or which is now known as the Indonesian Stock Exchange, in 1992.

In 1992, the Company entered into a technical cooperation agreement with Fujikura Ltd., a foremost cable company in Japan.

In December 2007 the Company was pronounced feasible to obtain the ISO 14001:2004 certificate by the Certification Agency TUV Product Service GmbH, due to the Company applying the Environment Management System since the middle of 2007.And at the end of December 2009, the Company was pronounced to be feasible to obtain the OHSAS 18001:2007 certificate by the Certification Agency TUV Product Service GmbH for applying the Occupa-tional Health and Safety Management System.

With a development and experience of more than forty years, and the spirit of “TOGETHER WE GROW”, PT Jembo Cable Company Tbk. is able to become a foremost producer in the wire and cable industry.

14

Kegiatan Usaha

Perseroan memiliki kegiatan usaha pembuatan segala jenis kawat, segala jenis kabel dan memperdagangkan produk-produk hasil industri tersebut baik domestik maupun internasional.

Sejak awal berdirinya hingga saat ini, Perseroan telah memproduksi berbagai jenis kabel dengan berbagai macam ukuran yang mengacu pada standar baik nasional maupun internasional. Hal inilah menjadikan produk-produk tersebut dapat diterima dengan baik oleh pasar domestik maupun internasional. Beberapa standar terse-but, seperti ; Standar Nasional Indonesia (SNI), Standar Perusahaan Listrik Negara (SPLN), Standard Telkom (STEL-K-QA), Japanese Indus-trial Standar (JIS), Deutsche Industrial Norm (DIN) International Electroctechical Commision (IEC), American Society for Testing and Materials (ASTM), British Standar (BS) Australian Standard (AS) dan lain-lain.

Adapun berbagai jenis kabel yang dihasilkan tersebut antara lain :

1. Kabel listrik tegangan rendah dengan konduk- tor tembaga dan aluminium2. Kabel listrik tegangan menengah dengan konduktor tembaga dan aluminium

Business Activities

The Company produces all types of wire, all types of cable and trade such industry products domestic and also internationally.

Since its incorporation until present, the Company has produced various types of cables with various measurement referring to national and also interna-tional standards. This has made such products accepted both in the domestic and also international market. Several standard such as the Indonesian National Standard (SNI), State Electrical Company Standard (SPLN), Telkom Standard (STEL-K-QA), Japanese Industrial Standard (JIS), Deutsche Industrial Norm (DIN), International Electrotechnical Commission (IEC), American Society for Testing and Materials (ASTM), British Standard (BS) Australian Standard (AS) and et cetera.

The various types of cable produced are among others:

1. Low voltage electrical cable with cooper and aluminum conductors2. Medium frequency electrical cable with copper and aluminum conductors

15

2. Program Beasiswa

Salah satu program untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan karyawan dalam menunjang pekerjaan adalah Program Beasiswa. Beasiswa ini disediakan bagi karyawan yang memenuhi presyaratan untuk melanjutkan ke jenjang Diploma 3 (D-3), Strata I dan Strata II. Dan secara keseluruhan pada tahun 2013, sebanyak 6 orang karyawan yang sedang menjalankan pendidikan dengan dukungan Program Beasiswa.

3. Perpustakaan

Perpustakaan juga di sediakan di lingkungan Perseroan, hal ini merupakan bagian dari program pengembangkan karyawan, dengan jumlah buku sekitar 534 buku dari berbagai disiplin ilmu, seperti Teknik, Manajemen, Teknologi Informatika dan lainnya serta 31 film tentang motivasi dalam bentuk soft copy sebagai salah satu media pembelajaran.

Pemegang Saham

Hingga saat ini saham yang beredar sebanyak 151,2 juta lembar atau bernilai nominal sebesar Rp75,6 miliar, yang masing-masing dimiliki oleh PT Monas Permata Persada sebanyak 79.485.000 lembar saham atau 52,57%, PT. Indolife Pension-tama sebanyak 26.578.300 lembar saham atau 17,58%, Fujikura Ltd. Japan sebanyak 20.430.000 lembar saham atau 13,51%, Fujikura Asia Ltd., Singapore sebanyak 9.810.000 lembar saham atau 6,49% dan Masyarakat sebanyak 14.896.700 lembar saham atau 9,85%.

Prosentase Pemegang Saham

3. Kabel transmisi udara/ Distribusi4. Kabel telekomunikasi dengan konduktor tembaga dan serat optik5. Kabel instrumen6. Kabel kontrol7. Kabel data8. Kabel tahan api dan flame retardant

Selain memproduksi berbagai jenis kabel, Perseroan memiliki Entitas Anak yang bergerak dibidang Industri, Perdagangan Umum, Jasa Pemasaran dll.

Sumber Daya Manusia

Memberikan peluang kepada karyawan untuk menjadi unggul sehingga berdampak baik bagi pertumbuhan Perseroan yaitu dengan meletakkan dasar yang baik dan kuat sehingga memungkin-kan karyawan untuk meraih target mereka sesuai dengan kemampuannya merupakan Misi dari Perseroan. Hal ini mencerminkan, bahwa karyawan merupakan aset yang sangat berharga bagi Perseroan, dan pada tahun 2013, Perseroan memiliki 970 orang karyawan.

Beberapa cara dilakukan oleh Perseroan dalam rangka mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya, antara lain:

1. Program Pendidikan dan Pelatihan, Program Pendidikan dan Pelatihan diselengara- kan baik di dalam maupun di luar lingkungan Perseroan dengan pelaksana baik dari internal maupun pihak eksternal Perseroan, atau merupakan gabungannya. Realisasi dari rencana pelatihan adalah sebesar 97%.

Berbagai macam subject materi pendidikan dan pelatihan telah laksanakan diantaranya: Production Manajemen, Company & Product Knowledge, Problem Solving & Decision Making, Attitude (Disiplin & Tanggung Jawab), Keseha- tan & Keselamatan Kerja (K3), Kemampuan Berkomunikasi, Pengetahuan tentang Produk, BAAN System, Fokus pada Pelanggan, ISO (International Standard Organization), Kepe- mimpinan, Key Performance Index, Penga wasan dan Pengendalian, Perencanaan Produksi, Material dan Alat Proses, Operation Standard, Perawatan Mesin, Perencanaan Produksi, Proces Engineering, Desain Produk, Manajemen Produk, Prosedur Kerja, Kerja Tim, Ilmu Teknik Terapan, Teknik Pengamanan dan Beladiri.

3. Air transmission cable/distribution4. Telecommunication cable with copper and fiber optic conductors5. Instrument cable6. Control cable7. Data cable8. Fire resistant and flame retardant cable

Besides producing various types of cables, the Company has a Subsidiary Active in the field of Industry, General Trade, Marketing Services, etc.

Human Resources

The Company provides its employees to become perfect resulting in a good impact for the growth of the Company by providing a good and strong founda-tion enabling the employees to attain their target according to their capability is the mission of the Company. This is reflected, as the employees are the most precious asset of the Company, and in 2013, the Company has 970 employees.

Several means conducted by the Company in the framework of developing its existing human resources quality are among others:

1. Education and Training Program

The Education and Training Program is held internal and also external the Company, organ- ized. by internal and also external parties or a combination of both. The realization of the training plan reached 97%.

Various educational and training subject matters have been conducted among others: Production Management, Company & Product Knowledge, Problem Solving & Decision Making, Attitude (Discipline & Responsibility), Occupational Health & Safety (K3), Communication Capability, Product Knowledge, BAAN System, Focus on Customers, ISO (International Standard Organization), Leader- ship, Key Performance Index, Supervision and Control, Production Planning, Material and Tools Process, Operation Standard, Machinery Mainte- nance, Production Planning, Engineering Process, Product Design, Product Management, Work Procedure, Teamwork, Applied Technical Science, Safety and Self Defense Techniques.

16

2. Program Beasiswa

Salah satu program untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan karyawan dalam menunjang pekerjaan adalah Program Beasiswa. Beasiswa ini disediakan bagi karyawan yang memenuhi presyaratan untuk melanjutkan ke jenjang Diploma 3 (D-3), Strata I dan Strata II. Dan secara keseluruhan pada tahun 2013, sebanyak 6 orang karyawan yang sedang menjalankan pendidikan dengan dukungan Program Beasiswa.

3. Perpustakaan

Perpustakaan juga di sediakan di lingkungan Perseroan, hal ini merupakan bagian dari program pengembangkan karyawan, dengan jumlah buku sekitar 534 buku dari berbagai disiplin ilmu, seperti Teknik, Manajemen, Teknologi Informatika dan lainnya serta 31 film tentang motivasi dalam bentuk soft copy sebagai salah satu media pembelajaran.

Pemegang Saham

Hingga saat ini saham yang beredar sebanyak 151,2 juta lembar atau bernilai nominal sebesar Rp75,6 miliar, yang masing-masing dimiliki oleh PT Monas Permata Persada sebanyak 79.485.000 lembar saham atau 52,57%, PT. Indolife Pension-tama sebanyak 26.578.300 lembar saham atau 17,58%, Fujikura Ltd. Japan sebanyak 20.430.000 lembar saham atau 13,51%, Fujikura Asia Ltd., Singapore sebanyak 9.810.000 lembar saham atau 6,49% dan Masyarakat sebanyak 14.896.700 lembar saham atau 9,85%.

Prosentase Pemegang Saham

2. Scholarship Program

The Scholarship Program has the objective to improve the competence and knowledge of employees in supporting their work. This program is provided for employees who meet the requirements to continue their study to the Diploma 3 (D-3), Strata I and Strata II level. In 2013, 6 employees are undergoing education under the Scholarship Program.

3. Library

The Company also provides a library, which is part of the program to develop the employees. There are about 534 books on various science discipline, such as Technique, Management, Information Technology and others and 31 videos regarding motivation in the form of soft copies as one of the media of learning.

Shareholders

Until present, the circulating shares amount to 151.2 million number of shares with a total nominal value of Rp.75.6 billion, respectively owned by PT Monas Permata Persada … 79,485,000 number of shares or 52.57%, PT Indolife Pensiontama of 26,578,300 shares or 17.58%, Fujikura Ltd. Japan of 20,430,000 shares or 13.51%, Fujikura Asia Ltd., Singapore of 9,810,000 shares or 6.49% and the Public of 14,896,700 shares or 9.85%.

Percentage of Shareholders

PT Monas

permata

Pers

ada

PT Indonlife

Pensio

ntama

Fujikura

Ltd. J

apan

Fujikura

Asia

Ltd. S

ingapore

Masya

rakat

Um

um The P

ublic

PT Monaspermata Persada 52.57 %

PT Indonlife Pensiontama 17.58 %17.58%

Fujikura Ltd. Japan 13.51 %

13.51%

Fujikura Asia Ltd. Singapore 6.49 %

6.49%

Masyarakat Umum The Public 9.85 %

9.85%

52.57%

3. Kabel transmisi udara/ Distribusi4. Kabel telekomunikasi dengan konduktor tembaga dan serat optik5. Kabel instrumen6. Kabel kontrol7. Kabel data8. Kabel tahan api dan flame retardant

Selain memproduksi berbagai jenis kabel, Perseroan memiliki Entitas Anak yang bergerak dibidang Industri, Perdagangan Umum, Jasa Pemasaran dll.

Sumber Daya Manusia

Memberikan peluang kepada karyawan untuk menjadi unggul sehingga berdampak baik bagi pertumbuhan Perseroan yaitu dengan meletakkan dasar yang baik dan kuat sehingga memungkin-kan karyawan untuk meraih target mereka sesuai dengan kemampuannya merupakan Misi dari Perseroan. Hal ini mencerminkan, bahwa karyawan merupakan aset yang sangat berharga bagi Perseroan, dan pada tahun 2013, Perseroan memiliki 970 orang karyawan.

Beberapa cara dilakukan oleh Perseroan dalam rangka mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya, antara lain:

1. Program Pendidikan dan Pelatihan, Program Pendidikan dan Pelatihan diselengara- kan baik di dalam maupun di luar lingkungan Perseroan dengan pelaksana baik dari internal maupun pihak eksternal Perseroan, atau merupakan gabungannya. Realisasi dari rencana pelatihan adalah sebesar 97%.

Berbagai macam subject materi pendidikan dan pelatihan telah laksanakan diantaranya: Production Manajemen, Company & Product Knowledge, Problem Solving & Decision Making, Attitude (Disiplin & Tanggung Jawab), Keseha- tan & Keselamatan Kerja (K3), Kemampuan Berkomunikasi, Pengetahuan tentang Produk, BAAN System, Fokus pada Pelanggan, ISO (International Standard Organization), Kepe- mimpinan, Key Performance Index, Penga wasan dan Pengendalian, Perencanaan Produksi, Material dan Alat Proses, Operation Standard, Perawatan Mesin, Perencanaan Produksi, Proces Engineering, Desain Produk, Manajemen Produk, Prosedur Kerja, Kerja Tim, Ilmu Teknik Terapan, Teknik Pengamanan dan Beladiri.

17

Entitas Anak Perseroan memiliki entitas anak bernama PT Jembo Energindo yang bergerak dibidang Industri, Perdagangan Umum dan Jasa Pemasaran.PT. Jembo Energindo beralamat di Mega Glodok Kemayoran, Office Tower B lantai 6, Jl. Angkasa Kav. B-6, Kemayoran Jakarta Pusat. Telp. (62-021) 6570 – 1511, Fax. (62-021) 6570 – 1488.

Sejak pertama kali mencatatkan efeknya di bursa, Perseroan selalu menggunakan jasa PT Puri Datindo yang beralamat di Wisma Sudirman, Jl. Jend. Sudirman Kav. 34 – 35 Jakarta 10220, Indonesia. Telp. (62-21) 570-9009, Fax. (62-21) 570-9026. Dengan biaya jasa sebesar Rp6.200.000,- per enam bulan dimana dalam setahun dibagi dalam dua periode pertama dari bulan Mei s/d Oktober, kemudian periode berikutnya dimulai dari November s/d April.

Penghargaan dan Sertifikasi

Sepanjang tahun 2013, Perseroan menerima beberapa Sertifikat dan Penghargaan penting yang diperlukan guna mendukung Perseroan dalam operasionalnya seperti beberapa Sertifikat Type Test yang merupakan salah satu persyaratan untuk dapat ikut serta dalam pengadaan kabel pada beberapa instansi baik pemerintah maupun swasta. Pada tahun 2013, beberapa sertikat produk yang diperoleh Perseroan antara lain, Kabel T-ACSR 410/67 26/4.50 – 7/3.50 mm dan Kabel T-ACSR/ AS 410/67 26/4.50 – 7/3.50 mm yang dikeluarkan oleh Litbang PT PLN (Persero), kemudian Pipa HDPE DTL III 50/42 mm dan Pipa HDPE SDT I A 32/27 mm, KABEL SERAT OPTIK SM.D D WG LT (G 652 D) 288 Core yang dikeluar-kan oleh R&D Center PT Telkomunikasi Indonesia Tbk., serta penghargaan dari sisi Quality yaitu “Best Customer Appreciation 2014 yang juga diterima dari R&D Center PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

Beneficiary Entity

The Company has a beneficiary PT Jembo Energindo operating in the field of industry, General Trade and Marketing Services. PT Jembo Energindo is domi-ciled in Mega Glodok Kemayoran, Office Tower B floor 6, Jl. Kemayoran Kav. B-6, Kemayoran Central Jakarta. Phone. (62-021) 6570 – 1511, Fax. (62-021) 6570 – 1488.

Since registering its shares in the stock exchange, the Company has utilized the services of PT Puri Datindo domiciled in Wisma Sudirman, Jl. Jend. Sudirman Kav. 34-35 Jakarta 10220, Indonesia. Phone. (62-21) 570-9009, Fax. (62-21) 570-9026. With a fee of Rp.6,200,000 per six months annually divided into two periods, the first from May until October, and the following period from November until April.

Awards and Certification

During 2013, the Company received several impor-tant Certificates and Awards to support the Company in its operation such as several Type Test Certificates which is one of the requirements to be able to participate in providing cables to several institution be it government and also private sector. In 2013, the product certificate achieved by the Company are among others, Cable T-ACSR 410/67 26/4.50 - 7/3.50 mm and Cable T-ACSR/ AS 410/67 26/4.50 - 7/3.50 mm issued by the Litbang PT PLN (Persero), and later Pipe HDPE DTL III 50/42 mm and Pipe HDPE SDT I A 32/77 mm, OPTICAL FIBER CABLE SM.D D WG LT (G 652 D) 288 Core issued by R&D Center PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., and an award from side of Quality as the “Best Customer Appreciation 2014” also received from the R&D Center PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

18

anggota Direksi adalah seorang Presiden Direktur dan 2 (dua) orang Direktur atau Lebih. Dan para anggota Direksi diangkat melalui RUPS Tahunan.

Dalam pengelolaan Perseroan untuk tahun 2013, pada Direksi terdapat 5 posisi yang terdiri dari Presiden Direktur dengan 4 Direktur yaitu Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur Produksi dan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum.

Secara umum, Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya bagi kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan-nya. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi tersebut antara lain:

1. Presiden Direktur - Memastikan kontinuitas keberhasilan dan pertumbuhan entitas Perseroan. - Mengawasi jalannya Perseroan secara paling efektif, efisien dan mudah beradaptasi.2. Direktur Pemasaran - Memimpin, mengelola dan mengarahkan; inisiatif pemasaran dan penjualan yang strategis dan taktis guna memastikan pertumbuhan pendapatan yang menguntung- kan. - Menciptakan dan memelihara cara-cara pengukuran program pemasaran dan penjua- lan yang efektif dan kinerja sendiri.3. Direktur Keuangan - Memastikan bahwa keuangan Perseroan dalam keadaan benar dan ditangani dengan cara yang bertanggung jawab. - Memantau kesehatan keuangan Perseroan secara menyeluruh menggunakan matriks standar industri. - Menambah nilai Perusahaan dengan menye- diakan perspektif keuangan yang dapat dipercaya dan konsisten.4. Direktur Manufaktur - Memastikan efektivitas, efisiensi dan kemam- puan penyesuaian pabrik/ kegiatan Operasi- operasi dalam Perseroan. - Memastikan kesesuaian produk dan jasa-jasa terhadap kebutuhan pelanggan. - Mempertahankan standar-standar tinggi operasi pembuatan, kualitas produksi, keterpercayaan dan keamanan.5. Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Umum. - Memastikan tempat kerja yang sehat dan aman serta tenaga kerja yang kompeten. - Memastikan bahwa praktik-praktik Sumber Daya Manusia Perseroan aman, efisien dan mendukung pertumbuhan Perseroan.

Dewan Komisaris dan Direksi PT Jembo Cable Company Tbk. menyadari benar akan arti pentingnya pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, selain berguna untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas Perseroan kepada publik, bagi Perseroan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik juga memiliki makna penting yaitu melindungi aset dari pengelolaan Perseroan yang tidak benar, dan memberikan jaminan bahwa Perseroan beroperasi dengan berorientasi kepada keuntungan, serta menjamin bahwa setiap keputusan yang diambil adalah berdasarkan pertimbangan matang yang meng-hasilkan keputusan yang terbaik.

Dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan menganut 5 prinsip dasar antara lain: Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggung jawaban, dan Kewajaran, yaitu untuk mengatur mekanisme kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi serta komite yang ada.

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris diangkat melalui RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang, masing-masing untuk jangka waktu sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS yang mengang-katnya sampai dengan penutupan RUPS Tahunan yang ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan. Formasi Dewan Komisaris terdiri dari 1 (satu) orang Presiden Komisaris dan 2 (dua) orang anggota Komisaris atau lebih. Adapun tugas dari Dewan Komisaris adalah untuk melakukan pengawasan dan memberikan arahan kepada Direksi dalam melaksanakan tugas sebaik-baiknya demi kepentingan Perseroan dan Pemegang Saham serta memantau efektifitas dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Dewan Komisaris telah melakukan rapat khusus sebanyak 4 kali dan rapat gabungan yang dihadiri oleh Direksi juga sebanyak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran anggota Komisaris sebesar 100%.

Direksi

Dalam Anggaran Dasar diatur bahwa Direksi terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih anggota Direksi, dan seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Presiden Direktur dengan susunan

The Board of Commissioners and Board of Director of PT Jembo Cable Company Tbk. are fully aware of the importance to implement a good corporate governance, not only to upgrade the performance and accountability of the company to the public but also for the company itself, as the implementation of a good corporate governance is important in safe guarding assets from incorrect company’s manage-ment, and ensure that the company’s operation is oriented on profit and also that every decision taken is based on mature consideration resulting into the best decision.

In implementing good corporate governance the company adheres to 5 basics principles among others: Transparency, Independency, Accountability, Responsibility and Fairness, to regulate the working mechanism between the Board of Commissioners and the Board of Director and existing committees.

Board of Commissioners

The Board of Commissioners is appointed by the General Meeting of Share Holders compliant to prevailing laws and regulations, consisting of at least 3 (three) persons effective as of the date of the resolution in the General Meeting of Share Holders appointing them until after the third closing of the Annual General Meeting of Share Holders after the date of appointment. The Board of Commissioners consists of one President Commissioner and two other member commissioners or more.

The duty of the Board of Commissioners is to conduct supervision and provide directive to the Board of Directors in the best implementation of their duties for the interest of the company and share holders and also monitor the effectiveness of the good corporate governance imlementation.

During 2013, in conducting its duties and authority, the Board of Commissioners has conducted four times special meetings and join meetings attended by the Board of Directors also four times with an average attendance of 100% by the Commissioner members.

Board of Directors

The Company’s Articles of Association regulates that the Board of Directors consists of 3 (three) or more members of the Board of Directors and one of them shall be appointed as the President Director with the

Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Direksi telah melakukan rapat khusus sebanyak 35 kali dan rapat gabungan yang juga dihadiri oleh Dewan Komisars sebanyak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran anggota Direksi sebesar 91,2%.

Remunerasi

Dalam menjalankan tugasnya, setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi menerima penghar-gaan atas jasanya atau remunerasi yang pemberi-annya diatur dalam Anggaran Dasar dengan nilai sebagaimana yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Dan untuk tahun 2013, total remunerasi anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi sebesar Rp2,05 miliar.

Komite Audit

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit Perseroan. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggung jawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggung jawab mengenai pelaporannya.

Laporan Komite Audit dimuat dalam lembar tersendiri.

Sekretaris Perseroan

Dalam rangka meningkatkan pelayanan Perseroan kepada masyarakat pemodal, Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusa-haan.

Adapun yang bertindak sebagai Sekretaris Perusahaan adalah Antonius Benady, yang ditunjuk berdasarkan SK No.K – 042A/SKP/JCC/05, tanggal 1 September 2005.

Untuk tahun buku 2013, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan beberapa tugas, antara lain:

- Mengikuti perkembangan Pasar Modal, khususnya yang berkaitan dengan peraturan- peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.- Memberikan pelayanan kepada Masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal

berkaitan dengan kondisi Emiten atau Perusa- haan Publik.- Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar modal dan peraturan pelaksananya.- Sebagai penghubung antara Perseroan dengan Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek dan Masyarakat.

Satuan Pengawasan Internal

Satuan Pengawasan Internal (SPI) adalah unit kerja dalam Emiten atau Perusahaan Publik yang menjalankan fungsi Audit Internal. Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat indepepnden dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan.

Perseroan telah memiliki SPI berdasarkan Keputusan Direksi Perseroan no. K-013/SKP/JCC/04 tertanggal 31 Maret 2004 dan telah memiliki Piagam Audit Internal. Dalam piagam tersebut diatur secara rinci mengenai tugas, tanggung jawab dan wewenang SPI.

Perseroan telah mengangkat Sdr. Joni Dinata yang sekaligus sebagai Kepala SPI Perseroan berdasar-kan Surat Keputusan nomor No. K-005 A/SKP/JCC/11 tanggal 30 November 2011. Kepala SPI Perseroan tersebut berpendidikan Sarjana Ekonomi lulusan Universitas Mercu Buana jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bagian Keuangan dan Akuntansi di beberapa perusahaan, dan sudah bekerja di Perseroan lebih dari 2 tahun pada bagian yang sama dan sudah memiliki sertifikat di bidang perpajakan (Brevet A & B)

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Audit Internal, tugas dan tanggungjawab SPI, antara lain:

- Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan.- Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengen- dalian intern dari sistim manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan. - Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia. Pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.- Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.

Tata Kelola Perusahaan yang BaikGood Corporate Governance

19

anggota Direksi adalah seorang Presiden Direktur dan 2 (dua) orang Direktur atau Lebih. Dan para anggota Direksi diangkat melalui RUPS Tahunan.

Dalam pengelolaan Perseroan untuk tahun 2013, pada Direksi terdapat 5 posisi yang terdiri dari Presiden Direktur dengan 4 Direktur yaitu Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur Produksi dan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum.

Secara umum, Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya bagi kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan-nya. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi tersebut antara lain:

1. Presiden Direktur - Memastikan kontinuitas keberhasilan dan pertumbuhan entitas Perseroan. - Mengawasi jalannya Perseroan secara paling efektif, efisien dan mudah beradaptasi.2. Direktur Pemasaran - Memimpin, mengelola dan mengarahkan; inisiatif pemasaran dan penjualan yang strategis dan taktis guna memastikan pertumbuhan pendapatan yang menguntung- kan. - Menciptakan dan memelihara cara-cara pengukuran program pemasaran dan penjua- lan yang efektif dan kinerja sendiri.3. Direktur Keuangan - Memastikan bahwa keuangan Perseroan dalam keadaan benar dan ditangani dengan cara yang bertanggung jawab. - Memantau kesehatan keuangan Perseroan secara menyeluruh menggunakan matriks standar industri. - Menambah nilai Perusahaan dengan menye- diakan perspektif keuangan yang dapat dipercaya dan konsisten.4. Direktur Manufaktur - Memastikan efektivitas, efisiensi dan kemam- puan penyesuaian pabrik/ kegiatan Operasi- operasi dalam Perseroan. - Memastikan kesesuaian produk dan jasa-jasa terhadap kebutuhan pelanggan. - Mempertahankan standar-standar tinggi operasi pembuatan, kualitas produksi, keterpercayaan dan keamanan.5. Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Umum. - Memastikan tempat kerja yang sehat dan aman serta tenaga kerja yang kompeten. - Memastikan bahwa praktik-praktik Sumber Daya Manusia Perseroan aman, efisien dan mendukung pertumbuhan Perseroan.

the formation of one President Director and two or more Directors. The members of the Board of Directors are appointed in an Annual General Meeting of Shareholders.

In managing the company during 2013 the Board of Directors consisted of the President Director and 4 Directors respectively as the Director of Marketing, Director of Finance, Director of Production and Director of Human Resources and General Affairs.

In general, the Board of Directors is fully responsible in conducting its duties for the interest of the company in achieving its objectives and goals. The duties and responsibilities of the respective mem-bers of the Board of Directors are among others:

1. President Director - Ensure continual success and growth of the Company’s entity. - Supervise the operation of the Company to be efficient and easily adaptable.2. Director of Marketing - Lead, manage and direct marketing initiative and strategic and tactical sales to ensure profitable revenue growth. - Create and maintain means of marketing program measurement and effective sales and performance.3. Director of Finance - Ensure that the Company’s finance is in sound position and handled in a responsible manner. - Monitor the soundness of the Company’s finance in overall applying the industry standard matrix. - Give the Company additional value by providing a financial perspective which can be trusted and consistent.4. Director of Manufacture - Ensure the effective, efficient and capability of the plant/Operation activities in the Company’s adaptability. - Ensure the compliance of products and services to the need of customers. - Maintain high operational standard for the manufacturing production quality, trust and safety.5. Director of Human Resources and General Affairs - Ensure occupational health and safety and competent man power. - Ensure that the practice of the Company’s Human Resources are safe, efficient and supporting the growth of the Company.

Dewan Komisaris dan Direksi PT Jembo Cable Company Tbk. menyadari benar akan arti pentingnya pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, selain berguna untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas Perseroan kepada publik, bagi Perseroan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik juga memiliki makna penting yaitu melindungi aset dari pengelolaan Perseroan yang tidak benar, dan memberikan jaminan bahwa Perseroan beroperasi dengan berorientasi kepada keuntungan, serta menjamin bahwa setiap keputusan yang diambil adalah berdasarkan pertimbangan matang yang meng-hasilkan keputusan yang terbaik.

Dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan menganut 5 prinsip dasar antara lain: Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggung jawaban, dan Kewajaran, yaitu untuk mengatur mekanisme kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi serta komite yang ada.

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris diangkat melalui RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang, masing-masing untuk jangka waktu sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS yang mengang-katnya sampai dengan penutupan RUPS Tahunan yang ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan. Formasi Dewan Komisaris terdiri dari 1 (satu) orang Presiden Komisaris dan 2 (dua) orang anggota Komisaris atau lebih. Adapun tugas dari Dewan Komisaris adalah untuk melakukan pengawasan dan memberikan arahan kepada Direksi dalam melaksanakan tugas sebaik-baiknya demi kepentingan Perseroan dan Pemegang Saham serta memantau efektifitas dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Dewan Komisaris telah melakukan rapat khusus sebanyak 4 kali dan rapat gabungan yang dihadiri oleh Direksi juga sebanyak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran anggota Komisaris sebesar 100%.

Direksi

Dalam Anggaran Dasar diatur bahwa Direksi terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih anggota Direksi, dan seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Presiden Direktur dengan susunan

Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Direksi telah melakukan rapat khusus sebanyak 35 kali dan rapat gabungan yang juga dihadiri oleh Dewan Komisars sebanyak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran anggota Direksi sebesar 91,2%.

Remunerasi

Dalam menjalankan tugasnya, setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi menerima penghar-gaan atas jasanya atau remunerasi yang pemberi-annya diatur dalam Anggaran Dasar dengan nilai sebagaimana yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Dan untuk tahun 2013, total remunerasi anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi sebesar Rp2,05 miliar.

Komite Audit

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit Perseroan. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggung jawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggung jawab mengenai pelaporannya.

Laporan Komite Audit dimuat dalam lembar tersendiri.

Sekretaris Perseroan

Dalam rangka meningkatkan pelayanan Perseroan kepada masyarakat pemodal, Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusa-haan.

Adapun yang bertindak sebagai Sekretaris Perusahaan adalah Antonius Benady, yang ditunjuk berdasarkan SK No.K – 042A/SKP/JCC/05, tanggal 1 September 2005.

Untuk tahun buku 2013, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan beberapa tugas, antara lain:

- Mengikuti perkembangan Pasar Modal, khususnya yang berkaitan dengan peraturan- peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.- Memberikan pelayanan kepada Masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal

berkaitan dengan kondisi Emiten atau Perusa- haan Publik.- Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar modal dan peraturan pelaksananya.- Sebagai penghubung antara Perseroan dengan Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek dan Masyarakat.

Satuan Pengawasan Internal

Satuan Pengawasan Internal (SPI) adalah unit kerja dalam Emiten atau Perusahaan Publik yang menjalankan fungsi Audit Internal. Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat indepepnden dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan.

Perseroan telah memiliki SPI berdasarkan Keputusan Direksi Perseroan no. K-013/SKP/JCC/04 tertanggal 31 Maret 2004 dan telah memiliki Piagam Audit Internal. Dalam piagam tersebut diatur secara rinci mengenai tugas, tanggung jawab dan wewenang SPI.

Perseroan telah mengangkat Sdr. Joni Dinata yang sekaligus sebagai Kepala SPI Perseroan berdasar-kan Surat Keputusan nomor No. K-005 A/SKP/JCC/11 tanggal 30 November 2011. Kepala SPI Perseroan tersebut berpendidikan Sarjana Ekonomi lulusan Universitas Mercu Buana jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bagian Keuangan dan Akuntansi di beberapa perusahaan, dan sudah bekerja di Perseroan lebih dari 2 tahun pada bagian yang sama dan sudah memiliki sertifikat di bidang perpajakan (Brevet A & B)

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Audit Internal, tugas dan tanggungjawab SPI, antara lain:

- Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan.- Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengen- dalian intern dari sistim manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan. - Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia. Pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.- Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.

20

anggota Direksi adalah seorang Presiden Direktur dan 2 (dua) orang Direktur atau Lebih. Dan para anggota Direksi diangkat melalui RUPS Tahunan.

Dalam pengelolaan Perseroan untuk tahun 2013, pada Direksi terdapat 5 posisi yang terdiri dari Presiden Direktur dengan 4 Direktur yaitu Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur Produksi dan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum.

Secara umum, Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya bagi kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan-nya. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi tersebut antara lain:

1. Presiden Direktur - Memastikan kontinuitas keberhasilan dan pertumbuhan entitas Perseroan. - Mengawasi jalannya Perseroan secara paling efektif, efisien dan mudah beradaptasi.2. Direktur Pemasaran - Memimpin, mengelola dan mengarahkan; inisiatif pemasaran dan penjualan yang strategis dan taktis guna memastikan pertumbuhan pendapatan yang menguntung- kan. - Menciptakan dan memelihara cara-cara pengukuran program pemasaran dan penjua- lan yang efektif dan kinerja sendiri.3. Direktur Keuangan - Memastikan bahwa keuangan Perseroan dalam keadaan benar dan ditangani dengan cara yang bertanggung jawab. - Memantau kesehatan keuangan Perseroan secara menyeluruh menggunakan matriks standar industri. - Menambah nilai Perusahaan dengan menye- diakan perspektif keuangan yang dapat dipercaya dan konsisten.4. Direktur Manufaktur - Memastikan efektivitas, efisiensi dan kemam- puan penyesuaian pabrik/ kegiatan Operasi- operasi dalam Perseroan. - Memastikan kesesuaian produk dan jasa-jasa terhadap kebutuhan pelanggan. - Mempertahankan standar-standar tinggi operasi pembuatan, kualitas produksi, keterpercayaan dan keamanan.5. Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Umum. - Memastikan tempat kerja yang sehat dan aman serta tenaga kerja yang kompeten. - Memastikan bahwa praktik-praktik Sumber Daya Manusia Perseroan aman, efisien dan mendukung pertumbuhan Perseroan.

Dewan Komisaris dan Direksi PT Jembo Cable Company Tbk. menyadari benar akan arti pentingnya pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, selain berguna untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas Perseroan kepada publik, bagi Perseroan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik juga memiliki makna penting yaitu melindungi aset dari pengelolaan Perseroan yang tidak benar, dan memberikan jaminan bahwa Perseroan beroperasi dengan berorientasi kepada keuntungan, serta menjamin bahwa setiap keputusan yang diambil adalah berdasarkan pertimbangan matang yang meng-hasilkan keputusan yang terbaik.

Dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan menganut 5 prinsip dasar antara lain: Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggung jawaban, dan Kewajaran, yaitu untuk mengatur mekanisme kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi serta komite yang ada.

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris diangkat melalui RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang, masing-masing untuk jangka waktu sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS yang mengang-katnya sampai dengan penutupan RUPS Tahunan yang ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan. Formasi Dewan Komisaris terdiri dari 1 (satu) orang Presiden Komisaris dan 2 (dua) orang anggota Komisaris atau lebih. Adapun tugas dari Dewan Komisaris adalah untuk melakukan pengawasan dan memberikan arahan kepada Direksi dalam melaksanakan tugas sebaik-baiknya demi kepentingan Perseroan dan Pemegang Saham serta memantau efektifitas dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Dewan Komisaris telah melakukan rapat khusus sebanyak 4 kali dan rapat gabungan yang dihadiri oleh Direksi juga sebanyak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran anggota Komisaris sebesar 100%.

Direksi

Dalam Anggaran Dasar diatur bahwa Direksi terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih anggota Direksi, dan seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Presiden Direktur dengan susunan

Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Direksi telah melakukan rapat khusus sebanyak 35 kali dan rapat gabungan yang juga dihadiri oleh Dewan Komisars sebanyak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran anggota Direksi sebesar 91,2%.

Remunerasi

Dalam menjalankan tugasnya, setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi menerima penghar-gaan atas jasanya atau remunerasi yang pemberi-annya diatur dalam Anggaran Dasar dengan nilai sebagaimana yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Dan untuk tahun 2013, total remunerasi anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi sebesar Rp2,05 miliar.

Komite Audit

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit Perseroan. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggung jawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggung jawab mengenai pelaporannya.

Laporan Komite Audit dimuat dalam lembar tersendiri.

Sekretaris Perseroan

Dalam rangka meningkatkan pelayanan Perseroan kepada masyarakat pemodal, Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusa-haan.

Adapun yang bertindak sebagai Sekretaris Perusahaan adalah Antonius Benady, yang ditunjuk berdasarkan SK No.K – 042A/SKP/JCC/05, tanggal 1 September 2005.

Untuk tahun buku 2013, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan beberapa tugas, antara lain:

- Mengikuti perkembangan Pasar Modal, khususnya yang berkaitan dengan peraturan- peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.- Memberikan pelayanan kepada Masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal

During 2013, in conducting its duty and responsibil-ity, the Board of Directors has conducted 35 special meetings and combined meetings attended by the Board of Commissioners 4 times, with an average rate of attendance of the Board of Directors 91,2%.

Remuneration

In conducting its duties, the respective members of the Board of Commissioners and the Board of Directors receive an appreciation on their services or remuneration regulated in the Articles of Association of which the value is resolved in the Annual General Meetings of Share holders. For 2013, the total remuneration of the Board of Commissioners and the Board of Directors amounted to Rp. 2.05 Billion.

Audit Committee

The Audit Committee is a committee assign by and responsible to the Board of Commissioners in the frame work of supporting the task and function of the Board of Commissioners. The company’s audit committee was formed in 2001.

The Audit Committee Charter which is the working platform of the Company’s Audit Committee regulates in detail the duties and responsibilities and also authority and code of ethic which must be adhered to by the audit committee and accountability regarding its reports.

The Audit Committee report is contained in an apart page.

Company’s Secretary

In the frame work of improving the Company’s service to the investment community, the Company has appointed a Company’s Secretary.

The current Company’s Secretary is Antonius Benady appointed based on decision SK No.K – 042A/SKP/ JCC/05, dated 1 September 2005.

During 2013 the Company’s Secretary has conducted several duties among others, following:

- The Capital Market development, especially matters related to prevailing regulation in the field of Capital Market.- Provide services to the Community on any information

berkaitan dengan kondisi Emiten atau Perusa- haan Publik.- Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar modal dan peraturan pelaksananya.- Sebagai penghubung antara Perseroan dengan Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek dan Masyarakat.

Satuan Pengawasan Internal

Satuan Pengawasan Internal (SPI) adalah unit kerja dalam Emiten atau Perusahaan Publik yang menjalankan fungsi Audit Internal. Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat indepepnden dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan.

Perseroan telah memiliki SPI berdasarkan Keputusan Direksi Perseroan no. K-013/SKP/JCC/04 tertanggal 31 Maret 2004 dan telah memiliki Piagam Audit Internal. Dalam piagam tersebut diatur secara rinci mengenai tugas, tanggung jawab dan wewenang SPI.

Perseroan telah mengangkat Sdr. Joni Dinata yang sekaligus sebagai Kepala SPI Perseroan berdasar-kan Surat Keputusan nomor No. K-005 A/SKP/JCC/11 tanggal 30 November 2011. Kepala SPI Perseroan tersebut berpendidikan Sarjana Ekonomi lulusan Universitas Mercu Buana jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bagian Keuangan dan Akuntansi di beberapa perusahaan, dan sudah bekerja di Perseroan lebih dari 2 tahun pada bagian yang sama dan sudah memiliki sertifikat di bidang perpajakan (Brevet A & B)

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Audit Internal, tugas dan tanggungjawab SPI, antara lain:

- Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan.- Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengen- dalian intern dari sistim manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan. - Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia. Pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.- Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.

anggota Direksi adalah seorang Presiden Direktur dan 2 (dua) orang Direktur atau Lebih. Dan para anggota Direksi diangkat melalui RUPS Tahunan.

Dalam pengelolaan Perseroan untuk tahun 2013, pada Direksi terdapat 5 posisi yang terdiri dari Presiden Direktur dengan 4 Direktur yaitu Direktur Pemasaran, Direktur Keuangan, Direktur Produksi dan Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum.

Secara umum, Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya bagi kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan-nya. Adapun tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi tersebut antara lain:

1. Presiden Direktur - Memastikan kontinuitas keberhasilan dan pertumbuhan entitas Perseroan. - Mengawasi jalannya Perseroan secara paling efektif, efisien dan mudah beradaptasi.2. Direktur Pemasaran - Memimpin, mengelola dan mengarahkan; inisiatif pemasaran dan penjualan yang strategis dan taktis guna memastikan pertumbuhan pendapatan yang menguntung- kan. - Menciptakan dan memelihara cara-cara pengukuran program pemasaran dan penjua- lan yang efektif dan kinerja sendiri.3. Direktur Keuangan - Memastikan bahwa keuangan Perseroan dalam keadaan benar dan ditangani dengan cara yang bertanggung jawab. - Memantau kesehatan keuangan Perseroan secara menyeluruh menggunakan matriks standar industri. - Menambah nilai Perusahaan dengan menye- diakan perspektif keuangan yang dapat dipercaya dan konsisten.4. Direktur Manufaktur - Memastikan efektivitas, efisiensi dan kemam- puan penyesuaian pabrik/ kegiatan Operasi- operasi dalam Perseroan. - Memastikan kesesuaian produk dan jasa-jasa terhadap kebutuhan pelanggan. - Mempertahankan standar-standar tinggi operasi pembuatan, kualitas produksi, keterpercayaan dan keamanan.5. Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Umum. - Memastikan tempat kerja yang sehat dan aman serta tenaga kerja yang kompeten. - Memastikan bahwa praktik-praktik Sumber Daya Manusia Perseroan aman, efisien dan mendukung pertumbuhan Perseroan.

Dewan Komisaris dan Direksi PT Jembo Cable Company Tbk. menyadari benar akan arti pentingnya pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik, selain berguna untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas Perseroan kepada publik, bagi Perseroan pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik juga memiliki makna penting yaitu melindungi aset dari pengelolaan Perseroan yang tidak benar, dan memberikan jaminan bahwa Perseroan beroperasi dengan berorientasi kepada keuntungan, serta menjamin bahwa setiap keputusan yang diambil adalah berdasarkan pertimbangan matang yang meng-hasilkan keputusan yang terbaik.

Dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan menganut 5 prinsip dasar antara lain: Transparansi, Kemandirian, Akuntabilitas, Pertanggung jawaban, dan Kewajaran, yaitu untuk mengatur mekanisme kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi serta komite yang ada.

Dewan Komisaris

Dewan Komisaris diangkat melalui RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang, masing-masing untuk jangka waktu sejak tanggal yang ditentukan dalam RUPS yang mengang-katnya sampai dengan penutupan RUPS Tahunan yang ke-3 (tiga) setelah tanggal pengangkatan. Formasi Dewan Komisaris terdiri dari 1 (satu) orang Presiden Komisaris dan 2 (dua) orang anggota Komisaris atau lebih. Adapun tugas dari Dewan Komisaris adalah untuk melakukan pengawasan dan memberikan arahan kepada Direksi dalam melaksanakan tugas sebaik-baiknya demi kepentingan Perseroan dan Pemegang Saham serta memantau efektifitas dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Dewan Komisaris telah melakukan rapat khusus sebanyak 4 kali dan rapat gabungan yang dihadiri oleh Direksi juga sebanyak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran anggota Komisaris sebesar 100%.

Direksi

Dalam Anggaran Dasar diatur bahwa Direksi terdiri dari 3 (tiga) orang atau lebih anggota Direksi, dan seorang diantaranya dapat diangkat sebagai Presiden Direktur dengan susunan

Sepanjang tahun 2013, dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Direksi telah melakukan rapat khusus sebanyak 35 kali dan rapat gabungan yang juga dihadiri oleh Dewan Komisars sebanyak 4 kali, dengan rata-rata kehadiran anggota Direksi sebesar 91,2%.

Remunerasi

Dalam menjalankan tugasnya, setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi menerima penghar-gaan atas jasanya atau remunerasi yang pemberi-annya diatur dalam Anggaran Dasar dengan nilai sebagaimana yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Dan untuk tahun 2013, total remunerasi anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi sebesar Rp2,05 miliar.

Komite Audit

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit Perseroan. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggung jawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggung jawab mengenai pelaporannya.

Laporan Komite Audit dimuat dalam lembar tersendiri.

Sekretaris Perseroan

Dalam rangka meningkatkan pelayanan Perseroan kepada masyarakat pemodal, Perseroan telah membentuk Sekretaris Perusa-haan.

Adapun yang bertindak sebagai Sekretaris Perusahaan adalah Antonius Benady, yang ditunjuk berdasarkan SK No.K – 042A/SKP/JCC/05, tanggal 1 September 2005.

Untuk tahun buku 2013, Sekretaris Perusahaan telah melaksanakan beberapa tugas, antara lain:

- Mengikuti perkembangan Pasar Modal, khususnya yang berkaitan dengan peraturan- peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.- Memberikan pelayanan kepada Masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal

21

berkaitan dengan kondisi Emiten atau Perusa- haan Publik.- Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar modal dan peraturan pelaksananya.- Sebagai penghubung antara Perseroan dengan Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek dan Masyarakat.

Satuan Pengawasan Internal

Satuan Pengawasan Internal (SPI) adalah unit kerja dalam Emiten atau Perusahaan Publik yang menjalankan fungsi Audit Internal. Audit Internal adalah suatu kegiatan pemberian keyakinan (assurance) dan konsultasi yang bersifat indepepnden dan obyektif, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai dan memperbaiki operasional perusahaan, melalui pendekatan yang sistematis, dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola perusahaan.

Perseroan telah memiliki SPI berdasarkan Keputusan Direksi Perseroan no. K-013/SKP/JCC/04 tertanggal 31 Maret 2004 dan telah memiliki Piagam Audit Internal. Dalam piagam tersebut diatur secara rinci mengenai tugas, tanggung jawab dan wewenang SPI.

Perseroan telah mengangkat Sdr. Joni Dinata yang sekaligus sebagai Kepala SPI Perseroan berdasar-kan Surat Keputusan nomor No. K-005 A/SKP/JCC/11 tanggal 30 November 2011. Kepala SPI Perseroan tersebut berpendidikan Sarjana Ekonomi lulusan Universitas Mercu Buana jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bagian Keuangan dan Akuntansi di beberapa perusahaan, dan sudah bekerja di Perseroan lebih dari 2 tahun pada bagian yang sama dan sudah memiliki sertifikat di bidang perpajakan (Brevet A & B)

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Audit Internal, tugas dan tanggungjawab SPI, antara lain:

- Menyusun dan melaksanakan rencana Audit Internal tahunan.- Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengen- dalian intern dari sistim manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan. - Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia. Pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya.- Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen.

needed by investors related to the Emitent Condition or Public Company.- Provide input to the Company’s Board of Directors to comply to the Provisions of Law number 8 of 1995 regarding Capital Market and its implementa- tion regulation.- As liaise between the Company and Financial Service Authority, Stock Exchange and the Community.

Internal Supervision Unit

The Internal Supervision Unit (SPI) is a work unit in the Emiten or Public Company conducting Internal Audit Function. Internal Audit is an activity of providing assurance and an independent and objective consultation with the goal to upgrade the value and improve the company operational, through systematic approaches by way of evaluation and improve the effectiveness of risks management, control and the process of the company’s manage-ment procedure.

The Company has an SPI pursuant to the Resolution of the Company’s Board of Directors Number K-013/SKP/JCC/04 dated 31 March 2004 and has an Internal Audit Charter. Which regulates in detail the duties, responsibility and authority of the SPI.

The Company has appointed Joni Dinata as Head of the Company’s SPI pursuant to a decision letter Number K-005 A/SKP/JCC/11 dated 30 November 2011. The Company’s SPI Head is a BA (Hons) Economy of the Mercu Buana University, majoring in Accountancy, has a working experience in the financial and accounting divisions in several compa-nies and joined the Company for more than 2 years in the same department and holds a certificate in the field of taxation (Brevet A & B).

According to what is stated in the Internal Audit Charter, the duty and responsibility of SPI are among others:

- To formulate and conduct the Annual Internal Audit.- To test and evaluate the implementation of internal control and risk management system according to the Company’s policy.- To conduct inspection and assessment on the effectiveness of the financial, accountancy, opera- tional, human resources, marketing, information technology and other activities.- Provide improvement suggestion and objective information regarding activities inspected at all levels of management.

22

- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan. - Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. - Bekerja sama dengan Komite Audit.- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.- Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan, antara lain, hal-hal sebagai berikut :

- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober 2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe- men, dan hubungan antar personal yang terkait dalam satu transaksi.- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang ada di Perseroan.- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya.- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data yang terintegrasi antar departemen.- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan bersama dengan Auditee, sebelum laporan pemeriksaan diterbitkan.- Memberikan usul saran atas temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA).- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai- kan yang disetujui oleh Presiden Direktur Perseroan.- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.- Melakukan pembahasan bersama dengan Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman (Delivery Order), Account Receivable dan Over Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).

Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern

Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola yang baik (Goods Corporate Governance), agar dapat mengevaluasi pengendalian internal, sehingga memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional

- To compile audit result report and submit such report to the Company’s President Director and the Company’s Board of Commissioners.- To monitor, analyze, and report the implementation of improvement follow up advice.- To cooperate with the Audit Committee.- To compile a program to evaluate the internal audit activities conducted.- To conduct special inspection if needed.

In the book year 2013, SPI has conducted among others the following matters:

- To formulate the audit plan in October 2012, for the audit implementation in 2013.- To evaluate the transaction between department, and interpersonal relation related in one transac- tion.- To evaluate transactions and documents to be compared with the Jembo Standard (JS) of the Company.- To analyze existing transaction in the Company regarding the effectiveness, efficiency, and economy in its implementation.- To evaluate the optimization of integrated data utilization between departments.- To conduct discussion on the mutual inspections with the Audit Team prior to the issuing of the inspection report.- Provide suggestion on the result of inspection conducted in the form of Audit Result Report (LHA).- To submit such LHA to the Company’s President Director with the CC to the Auditee.- To monitor the follow up on the advice of improve- ment approved by the Company’s President Director.- Report the monitoring result on the follow up of the Auditee to the President Director of the Company.- To conduct discussion with the Audit Company once in a month on the result of inspection conducted by SPI.- To conduct inspection on the Delivery Order, Account Receivable and Over Time request by the Board of Directors (BOD).

Internal Control and Internal Supervision

The assignment of an Internal Supervision Unit (SPI) to meet one of the elements of a Good Corporate Governance, to be able to evaluate internal control providing adequate assurance on the achievement of the Company’s operational efficiency and effective-

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-party gagal memenuhi liabilitasnya.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-kan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

b. Risiko Pasar

Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga Perseroan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing.

Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang asing, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-bangan tersebut maka Perseroan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

Perseroan, kehandalan laporan keuangan, pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-han terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI, Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama di dalamnya termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.

SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis dalam rangka menformulasikan kontribusi peran SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan, sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan monitoring tindak lanjut.

Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan peningkatan kualitas jaminan atas operasional Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Manajemen Risiko

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengindentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan dan fleksibilitas.

1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.

Perseroan menghadapi risiko dari instrument keuangan antara lain:

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan menyediakan generator sebagai penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perseroan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, Perseroan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko ke semua level organisasi Perseroan. Terus mendorong dukungan yang penuh dari seluruh anggota Manajemen, dan mengadakan training eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.

Pengembangan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan pemantauan dan telaah ulang akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat kultur dan membangun kemampuan manajamen risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam memonitor dan menghadapi semua risiko yang terkait dengan aspek operasional.

Perkara Penting

Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara penting, antara lain:

1. Gugatan Perdata atas Tanah

Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar

Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perseroan telah menunjuk pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah selesai.

2. Standard Chartered Bank.

Kasus bermula dari Standard Chartered Bank (SCB) yang telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif International Associa-tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005) dan juga anggaran dasar Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC), dan Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No. 87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan melalui surat kembali menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan jumlah kerugiannya.

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai pelaporannya.

Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman adalah Presiden Komisaris, Komisaris Independen perseroan dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite Audit, purnawirawan anggota kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jendral Polisi.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun- tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua. Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perseroan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena berten-tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-likan pembayaran yang telah diterima serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012 telah diputuskan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo Cable Company Tbk. melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement beserta turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku 2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47 dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000. Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten, dimana tanggal 17 September 2013 permohonan banding tersebut diterima dan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-san dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkira-kan hasil dan jumlah kerugiannya.

perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat kehadiran sebanyak 90%.

Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.• Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.• Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan- aan manajemen risiko.• Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI).• Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh auditor eksternal.• Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis- nya program kerja untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.• Melakukan pembahasan dengan manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisisnya sebagai masukan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai berikut :

• Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI untuk membahas program kerja, laporan hasil audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.• Melakukan pertemuan internal Komite Audit bulanan untuk membahas laporan Komite Audit yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa- ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe- nelaahan atas informasi keuangan dan permasa- lahan lain yang membutuhkan perhatian manajemen.• Melakukan pertemuan baik formal maupun informal dengan Corporate Legal dan Corporate Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas- tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).

23

- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan. - Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. - Bekerja sama dengan Komite Audit.- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.- Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan, antara lain, hal-hal sebagai berikut :

- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober 2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe- men, dan hubungan antar personal yang terkait dalam satu transaksi.- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang ada di Perseroan.- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya.- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data yang terintegrasi antar departemen.- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan bersama dengan Auditee, sebelum laporan pemeriksaan diterbitkan.- Memberikan usul saran atas temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA).- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai- kan yang disetujui oleh Presiden Direktur Perseroan.- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.- Melakukan pembahasan bersama dengan Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman (Delivery Order), Account Receivable dan Over Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).

Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern

Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola yang baik (Goods Corporate Governance), agar dapat mengevaluasi pengendalian internal, sehingga memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-party gagal memenuhi liabilitasnya.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-kan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

b. Risiko Pasar

Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga Perseroan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing.

Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang asing, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-bangan tersebut maka Perseroan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

Perseroan, kehandalan laporan keuangan, pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-han terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI, Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama di dalamnya termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.

SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis dalam rangka menformulasikan kontribusi peran SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan, sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan monitoring tindak lanjut.

Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan peningkatan kualitas jaminan atas operasional Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Manajemen Risiko

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengindentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan dan fleksibilitas.

1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.

Perseroan menghadapi risiko dari instrument keuangan antara lain:

ness trustworthiness of the financial statement, security on the Company’s assets compliance to prevailing laws and regulation, and the Company’s policy.

To strengthen the role and responsibility of SPI, the Internal Supervision Unit Charter clearly describe the vision, mission, structure, status, responsibility and authority of the SPI, the requirements of an auditor and consent of the President Director including the Audit Committee on the SPI Charter Content.

The SPI has a very strategic activity in the frame work of formulating the contribution of SPI role on the business operation of the Company, as provider of security and internal consultation services. The SPI activity is conducted systematically starting from preparation, implementation and monitoring the follow up.

The improvement of SPI role is in line with the upgrading of the quality on the Company’s opera-tional through audit and also non audit. Audit is conducted to ensure that the business risk which may happen can be immediately overcome through an effective internal control.

Risk Management

The Board of Directors has the overall responsibility to stipulate and supervise the risk management frame work. The Board of Directors has stipulated a financial function responsible for the development and monitoring the company risk management policy. While the internal audit function has the responsibility to monitor compliance on the policies and procedure of risk management and to review the adequacy of risk management frame work related to the risk faced by the Company by providing its report to the Board of Directors.

The overall objective of the risk management is to identify and analyze risks faced by the Company, stipulate risk limit and adequate control and to supervise the risk and compliance to the stipulated limitation but does not affect the Company’s competitiveness and flexibility.

1. Risk Types and Its Management

The company face risk from financial instrument among others:

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan menyediakan generator sebagai penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perseroan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, Perseroan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko ke semua level organisasi Perseroan. Terus mendorong dukungan yang penuh dari seluruh anggota Manajemen, dan mengadakan training eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.

Pengembangan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan pemantauan dan telaah ulang akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat kultur dan membangun kemampuan manajamen risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam memonitor dan menghadapi semua risiko yang terkait dengan aspek operasional.

Perkara Penting

Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara penting, antara lain:

1. Gugatan Perdata atas Tanah

Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar

Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perseroan telah menunjuk pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah selesai.

2. Standard Chartered Bank.

Kasus bermula dari Standard Chartered Bank (SCB) yang telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif International Associa-tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005) dan juga anggaran dasar Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC), dan Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No. 87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan melalui surat kembali menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan jumlah kerugiannya.

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai pelaporannya.

Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman adalah Presiden Komisaris, Komisaris Independen perseroan dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite Audit, purnawirawan anggota kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jendral Polisi.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun- tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua. Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perseroan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena berten-tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-likan pembayaran yang telah diterima serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012 telah diputuskan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo Cable Company Tbk. melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement beserta turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku 2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47 dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000. Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten, dimana tanggal 17 September 2013 permohonan banding tersebut diterima dan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-san dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkira-kan hasil dan jumlah kerugiannya.

perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat kehadiran sebanyak 90%.

Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.• Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.• Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan- aan manajemen risiko.• Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI).• Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh auditor eksternal.• Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis- nya program kerja untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.• Melakukan pembahasan dengan manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisisnya sebagai masukan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai berikut :

• Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI untuk membahas program kerja, laporan hasil audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.• Melakukan pertemuan internal Komite Audit bulanan untuk membahas laporan Komite Audit yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa- ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe- nelaahan atas informasi keuangan dan permasa- lahan lain yang membutuhkan perhatian manajemen.• Melakukan pertemuan baik formal maupun informal dengan Corporate Legal dan Corporate Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas- tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).

24

- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan. - Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. - Bekerja sama dengan Komite Audit.- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.- Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan, antara lain, hal-hal sebagai berikut :

- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober 2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe- men, dan hubungan antar personal yang terkait dalam satu transaksi.- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang ada di Perseroan.- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya.- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data yang terintegrasi antar departemen.- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan bersama dengan Auditee, sebelum laporan pemeriksaan diterbitkan.- Memberikan usul saran atas temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA).- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai- kan yang disetujui oleh Presiden Direktur Perseroan.- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.- Melakukan pembahasan bersama dengan Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman (Delivery Order), Account Receivable dan Over Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).

Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern

Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola yang baik (Goods Corporate Governance), agar dapat mengevaluasi pengendalian internal, sehingga memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-party gagal memenuhi liabilitasnya.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-kan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

b. Risiko Pasar

Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga Perseroan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing.

Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang asing, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-bangan tersebut maka Perseroan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

a. Credit Risk

Credit risk is the risk of financial loss due to the client or counter party failure to meet its liability.

The credit risk faced by the company originates from credit provided to customers. To mitigate this risk the policy to conduct sales only to trusted customers and proven to have a good credit history. The Company shall conduct analyzes on credit extension to all its candidate customers.

b. Market Risk

The Company is fully aware of risk due to fluctuation in the rupiah currency against the exchange rate to foreign currencies and therefore the Company conducts value hedging contract with the objective to protect from fluctuation of foreign currency.

The risk of foreign currency exchange is due that the greatest part of the Company’s product sales is conducted in rupiah while all raw material purchase is conducted in foreign currencies creating an imbalance between the existing rupiah currency from product sales to the payment liability of purchasing raw material in foreign currencies. To mitigate this imbalance the Company conducts term transaction in the purchase of foreign currency with rupiah currency at the time it becomes due.

c. Liquidity Risk

Liquidity risk is the risk where the Company and its subsidiaries can no longer meet its payment obligation at due time. To mitigate this risk the Company and its subsidiaries continuously monitor its current liquidity needs and also in the coming years and ensure adequate liquidity funds.

d. Operational Risk

Operational risk is the risk of loss due to the inadequacy or failure in internal process, human factor and system or from external happening. This

Perseroan, kehandalan laporan keuangan, pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-han terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI, Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama di dalamnya termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.

SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis dalam rangka menformulasikan kontribusi peran SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan, sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan monitoring tindak lanjut.

Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan peningkatan kualitas jaminan atas operasional Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Manajemen Risiko

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengindentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan dan fleksibilitas.

1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.

Perseroan menghadapi risiko dari instrument keuangan antara lain:

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan menyediakan generator sebagai penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perseroan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, Perseroan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko ke semua level organisasi Perseroan. Terus mendorong dukungan yang penuh dari seluruh anggota Manajemen, dan mengadakan training eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.

Pengembangan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan pemantauan dan telaah ulang akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat kultur dan membangun kemampuan manajamen risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam memonitor dan menghadapi semua risiko yang terkait dengan aspek operasional.

Perkara Penting

Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara penting, antara lain:

1. Gugatan Perdata atas Tanah

Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar

Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perseroan telah menunjuk pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah selesai.

2. Standard Chartered Bank.

Kasus bermula dari Standard Chartered Bank (SCB) yang telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif International Associa-tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005) dan juga anggaran dasar Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC), dan Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No. 87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan melalui surat kembali menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan jumlah kerugiannya.

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai pelaporannya.

Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman adalah Presiden Komisaris, Komisaris Independen perseroan dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite Audit, purnawirawan anggota kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jendral Polisi.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun- tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua. Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perseroan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena berten-tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-likan pembayaran yang telah diterima serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012 telah diputuskan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo Cable Company Tbk. melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement beserta turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku 2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47 dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000. Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten, dimana tanggal 17 September 2013 permohonan banding tersebut diterima dan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-san dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkira-kan hasil dan jumlah kerugiannya.

perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat kehadiran sebanyak 90%.

Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.• Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.• Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan- aan manajemen risiko.• Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI).• Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh auditor eksternal.• Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis- nya program kerja untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.• Melakukan pembahasan dengan manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisisnya sebagai masukan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai berikut :

• Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI untuk membahas program kerja, laporan hasil audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.• Melakukan pertemuan internal Komite Audit bulanan untuk membahas laporan Komite Audit yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa- ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe- nelaahan atas informasi keuangan dan permasa- lahan lain yang membutuhkan perhatian manajemen.• Melakukan pertemuan baik formal maupun informal dengan Corporate Legal dan Corporate Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas- tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).

25

- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan. - Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. - Bekerja sama dengan Komite Audit.- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.- Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan, antara lain, hal-hal sebagai berikut :

- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober 2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe- men, dan hubungan antar personal yang terkait dalam satu transaksi.- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang ada di Perseroan.- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya.- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data yang terintegrasi antar departemen.- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan bersama dengan Auditee, sebelum laporan pemeriksaan diterbitkan.- Memberikan usul saran atas temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA).- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai- kan yang disetujui oleh Presiden Direktur Perseroan.- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.- Melakukan pembahasan bersama dengan Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman (Delivery Order), Account Receivable dan Over Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).

Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern

Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola yang baik (Goods Corporate Governance), agar dapat mengevaluasi pengendalian internal, sehingga memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-party gagal memenuhi liabilitasnya.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-kan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

b. Risiko Pasar

Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga Perseroan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing.

Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang asing, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-bangan tersebut maka Perseroan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

Perseroan, kehandalan laporan keuangan, pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-han terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI, Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama di dalamnya termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.

SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis dalam rangka menformulasikan kontribusi peran SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan, sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan monitoring tindak lanjut.

Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan peningkatan kualitas jaminan atas operasional Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Manajemen Risiko

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengindentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan dan fleksibilitas.

1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.

Perseroan menghadapi risiko dari instrument keuangan antara lain:

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan menyediakan generator sebagai penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perseroan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, Perseroan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko ke semua level organisasi Perseroan. Terus mendorong dukungan yang penuh dari seluruh anggota Manajemen, dan mengadakan training eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.

Pengembangan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan pemantauan dan telaah ulang akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat kultur dan membangun kemampuan manajamen risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam memonitor dan menghadapi semua risiko yang terkait dengan aspek operasional.

Perkara Penting

Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara penting, antara lain:

1. Gugatan Perdata atas Tanah

Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar

risk is inherent in all the business process, opera-tional activities, the Company’s system and product. Operational risk among others can be due to the machine stops production process due to the power shortage. To mitigate this risk the Company provides generators as auxiliary power supply. It can also happen that the machine stops due to lack of raw material the Company has assigned buffer stock of raw material. If machine stops due to failure the Company always conducts routine maintenances. In the event that the machines stop due to employee strike, the Company has conducted a good industrial relation with all of its employees.

2. Review On Risk Management System Effectiveness

The current Risk Management Application and efforts to be more performance effective is still being upgraded, among others improve the awareness of the importance of risk management to all level of the Company’s organization. Continuously push the full support of all management members and conduct external training for risk management working units.

The development and implementation of the Company’s risk management must be monitored to ensure the creation of risk management optimiza-tion. The objectives of these activities are to ensure that the risk management implementation is in line with the Company’s policy. Monitoring and review is expected to guarantee an effective and efficient risk management implementation to run optimal.

The Company is sure that by strengthening the culture and develop the capability of risk manage-ment; the Company shall be more effective in monitoring and facing all risk related to the opera-tional aspects.

Important Matters

In 2013, the Company faces important matters, among others:

1. Civil Claim on Land

On 12 March 2010 according to the claim letter, the claimant claim to be the former owner on a land of 2.190 m2 owned by the Company and based on such claim the Company has to pay a damage claim of Rp.600.000m2 or Rp.1.314.000.000 or leave the

Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perseroan telah menunjuk pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah selesai.

2. Standard Chartered Bank.

Kasus bermula dari Standard Chartered Bank (SCB) yang telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif International Associa-tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005) dan juga anggaran dasar Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC), dan Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No. 87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan melalui surat kembali menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan jumlah kerugiannya.

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai pelaporannya.

Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman adalah Presiden Komisaris, Komisaris Independen perseroan dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite Audit, purnawirawan anggota kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jendral Polisi.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun- tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua. Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perseroan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena berten-tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-likan pembayaran yang telah diterima serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012 telah diputuskan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo Cable Company Tbk. melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement beserta turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku 2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47 dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000. Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten, dimana tanggal 17 September 2013 permohonan banding tersebut diterima dan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-san dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkira-kan hasil dan jumlah kerugiannya.

perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat kehadiran sebanyak 90%.

Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.• Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.• Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan- aan manajemen risiko.• Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI).• Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh auditor eksternal.• Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis- nya program kerja untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.• Melakukan pembahasan dengan manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisisnya sebagai masukan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai berikut :

• Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI untuk membahas program kerja, laporan hasil audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.• Melakukan pertemuan internal Komite Audit bulanan untuk membahas laporan Komite Audit yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa- ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe- nelaahan atas informasi keuangan dan permasa- lahan lain yang membutuhkan perhatian manajemen.• Melakukan pertemuan baik formal maupun informal dengan Corporate Legal dan Corporate Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas- tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).

26

- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan. - Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. - Bekerja sama dengan Komite Audit.- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.- Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan, antara lain, hal-hal sebagai berikut :

- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober 2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe- men, dan hubungan antar personal yang terkait dalam satu transaksi.- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang ada di Perseroan.- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya.- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data yang terintegrasi antar departemen.- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan bersama dengan Auditee, sebelum laporan pemeriksaan diterbitkan.- Memberikan usul saran atas temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA).- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai- kan yang disetujui oleh Presiden Direktur Perseroan.- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.- Melakukan pembahasan bersama dengan Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman (Delivery Order), Account Receivable dan Over Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).

Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern

Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola yang baik (Goods Corporate Governance), agar dapat mengevaluasi pengendalian internal, sehingga memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-party gagal memenuhi liabilitasnya.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-kan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

b. Risiko Pasar

Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga Perseroan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing.

Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang asing, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-bangan tersebut maka Perseroan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

Perseroan, kehandalan laporan keuangan, pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-han terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI, Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama di dalamnya termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.

SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis dalam rangka menformulasikan kontribusi peran SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan, sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan monitoring tindak lanjut.

Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan peningkatan kualitas jaminan atas operasional Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Manajemen Risiko

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengindentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan dan fleksibilitas.

1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.

Perseroan menghadapi risiko dari instrument keuangan antara lain:

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan menyediakan generator sebagai penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perseroan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, Perseroan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko ke semua level organisasi Perseroan. Terus mendorong dukungan yang penuh dari seluruh anggota Manajemen, dan mengadakan training eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.

Pengembangan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan pemantauan dan telaah ulang akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat kultur dan membangun kemampuan manajamen risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam memonitor dan menghadapi semua risiko yang terkait dengan aspek operasional.

Perkara Penting

Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara penting, antara lain:

1. Gugatan Perdata atas Tanah

Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar

Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perseroan telah menunjuk pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah selesai.

2. Standard Chartered Bank.

Kasus bermula dari Standard Chartered Bank (SCB) yang telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif International Associa-tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005) dan juga anggaran dasar Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC), dan Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No. 87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan melalui surat kembali menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan jumlah kerugiannya.

disputed land. The Company has assigned a lawyer to represent the Company in this matter and based on the judgment of the Banten High Court dated 24 January 2012 the claim was rejected both in the District Court and also in the Banten High Court. So there is no conditional liability. The claimant submit-ted a cassation to the Supreme Court of the Republic of Indonesia and based on the judgment of the Supreme court of Republic of Indonesia dated 24 June 2013 the cassation application was rejected and therefore the law suit is ended.

2. Standard Chartered Bank

The case started when Standard Chartered Bank (SCB) introduce derivative transaction to the Market-ing Director. No approval for transaction was given by the General Meeting of Share Holders and or Board of Commissioners. SCB claim that such transaction is conducted in the London Metal Exchange accord-ing to swaps and Derivative International Association (ISDA) and therefore SCB claim the Company for US$ 14,355.578. The Company has decline to admit/accept the claim/liability and assigned a lawyer to handle such unjustified transaction and contradictory to law in Indonesia (Article 1 number 2 Bank Indonesia Regulation Number 7/31/PBI/2005 dated 13 September 2005) and also the Company’s articles of association. On 28 January 2011, SCB took the initiative to file this case in the Singapore International Arbitration Centre (SIAC), and the Company which it letter dated 28 February 2011 submitted to SIAC stated that the jurisdiction and suitable law with the stipulation of with the provi-sions of legal case is the Indonesia Law. And based on the SIAC Award Number 87/2012 dated 28 September 2012 it is stipulated that PT. Jembo Cable Company Tbk. must pay to SCB US$16,067.407. On 5 October 2012 the Company through its letter repeated that the jurisdiction and suitable law according to the provisions of legal issues is the Indonesian Law. Presently the company is conduct-ing efforts to settle this issue but there is not yet any certainty of its settlement and related to this condition the Company’s management cannot yet estimate the result and amount of loss.

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai pelaporannya.

Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman adalah Presiden Komisaris, Komisaris Independen perseroan dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite Audit, purnawirawan anggota kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jendral Polisi.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun- tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua. Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perseroan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena berten-tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-likan pembayaran yang telah diterima serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012 telah diputuskan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo Cable Company Tbk. melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement beserta turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku 2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47 dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000. Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten, dimana tanggal 17 September 2013 permohonan banding tersebut diterima dan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-san dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkira-kan hasil dan jumlah kerugiannya.

perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat kehadiran sebanyak 90%.

Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.• Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.• Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan- aan manajemen risiko.• Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI).• Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh auditor eksternal.• Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis- nya program kerja untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.• Melakukan pembahasan dengan manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisisnya sebagai masukan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai berikut :

• Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI untuk membahas program kerja, laporan hasil audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.• Melakukan pertemuan internal Komite Audit bulanan untuk membahas laporan Komite Audit yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa- ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe- nelaahan atas informasi keuangan dan permasa- lahan lain yang membutuhkan perhatian manajemen.• Melakukan pertemuan baik formal maupun informal dengan Corporate Legal dan Corporate Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas- tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).

- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan. - Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. - Bekerja sama dengan Komite Audit.- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.- Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan, antara lain, hal-hal sebagai berikut :

- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober 2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe- men, dan hubungan antar personal yang terkait dalam satu transaksi.- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang ada di Perseroan.- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya.- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data yang terintegrasi antar departemen.- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan bersama dengan Auditee, sebelum laporan pemeriksaan diterbitkan.- Memberikan usul saran atas temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA).- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai- kan yang disetujui oleh Presiden Direktur Perseroan.- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.- Melakukan pembahasan bersama dengan Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman (Delivery Order), Account Receivable dan Over Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).

Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern

Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola yang baik (Goods Corporate Governance), agar dapat mengevaluasi pengendalian internal, sehingga memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-party gagal memenuhi liabilitasnya.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-kan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

b. Risiko Pasar

Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga Perseroan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing.

Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang asing, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-bangan tersebut maka Perseroan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

Perseroan, kehandalan laporan keuangan, pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-han terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI, Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama di dalamnya termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.

SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis dalam rangka menformulasikan kontribusi peran SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan, sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan monitoring tindak lanjut.

Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan peningkatan kualitas jaminan atas operasional Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Manajemen Risiko

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengindentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan dan fleksibilitas.

1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.

Perseroan menghadapi risiko dari instrument keuangan antara lain:

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan menyediakan generator sebagai penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perseroan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, Perseroan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko ke semua level organisasi Perseroan. Terus mendorong dukungan yang penuh dari seluruh anggota Manajemen, dan mengadakan training eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.

Pengembangan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan pemantauan dan telaah ulang akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat kultur dan membangun kemampuan manajamen risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam memonitor dan menghadapi semua risiko yang terkait dengan aspek operasional.

Perkara Penting

Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara penting, antara lain:

1. Gugatan Perdata atas Tanah

Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar

Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perseroan telah menunjuk pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah selesai.

2. Standard Chartered Bank.

Kasus bermula dari Standard Chartered Bank (SCB) yang telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif International Associa-tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005) dan juga anggaran dasar Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC), dan Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No. 87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan melalui surat kembali menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan jumlah kerugiannya.

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai pelaporannya.

Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman adalah Presiden Komisaris, Komisaris Independen perseroan dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite Audit, purnawirawan anggota kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jendral Polisi.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun- tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua. Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

27

3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perseroan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena berten-tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-likan pembayaran yang telah diterima serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012 telah diputuskan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo Cable Company Tbk. melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement beserta turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku 2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47 dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000. Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten, dimana tanggal 17 September 2013 permohonan banding tersebut diterima dan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-san dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkira-kan hasil dan jumlah kerugiannya.

3. The Civil Claim of PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada one of the owners of the Company filed a claim on the defendants Standard Chartered Bank and PT Jembo Cable Company Tbk. in the district court of Tangerang to cancel the ISDA 2002 Master Agreement as it is contrary to the prevailing law in Indonesia (one of it is violating the regulation of Bank Indonesia) and claim SCB to reimburse the payment receive and pay a certain sum as indemnification. Pursuant to a judgment of the Tangerang District Court dated 14 November 2012 the claimant claim for part was accepted, declare PT Jembo Cable Company Tbk to conduct a breach of law and order defendant PT Jembo Cable Company Tbk to stop all derivative transaction based on the ISDA 2002 Master Agreement and schedule to the 2002 Master Agreement and its derivatives. And judge defendant I to pay indemnification in the form of dividend of the book year 2008, 2009, 2010 amounting to USD1,138.850.47 with an interest rate of 12% per annum as of the book year 2008 until the execution of this judgment and penalize PT Jembo Cable Company Tbk. to pay the lawsuit cost of Rp. 291.000. On such judgment the Company has filed an appeal to the Banten High Court where on 17 September 2013 the appeal was accepted and annuled the Tangerang District Court judgment of 14 November 2012. On 21 October 2013, the Company has filed a cassation to the Supreme Court of the Republic of Indonesia and until present there is still no definitive judgment and due to such condition the Company management it is not that able to estimate the result and amount of loss.

perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat kehadiran sebanyak 90%.

Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.• Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.• Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan- aan manajemen risiko.• Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI).• Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh auditor eksternal.• Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis- nya program kerja untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.• Melakukan pembahasan dengan manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisisnya sebagai masukan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai berikut :

• Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI untuk membahas program kerja, laporan hasil audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.• Melakukan pertemuan internal Komite Audit bulanan untuk membahas laporan Komite Audit yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa- ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe- nelaahan atas informasi keuangan dan permasa- lahan lain yang membutuhkan perhatian manajemen.• Melakukan pertemuan baik formal maupun informal dengan Corporate Legal dan Corporate Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas- tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).

- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan. - Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. - Bekerja sama dengan Komite Audit.- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.- Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan, antara lain, hal-hal sebagai berikut :

- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober 2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe- men, dan hubungan antar personal yang terkait dalam satu transaksi.- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang ada di Perseroan.- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya.- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data yang terintegrasi antar departemen.- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan bersama dengan Auditee, sebelum laporan pemeriksaan diterbitkan.- Memberikan usul saran atas temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA).- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai- kan yang disetujui oleh Presiden Direktur Perseroan.- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.- Melakukan pembahasan bersama dengan Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman (Delivery Order), Account Receivable dan Over Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).

Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern

Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola yang baik (Goods Corporate Governance), agar dapat mengevaluasi pengendalian internal, sehingga memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-party gagal memenuhi liabilitasnya.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-kan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

b. Risiko Pasar

Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga Perseroan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing.

Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang asing, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-bangan tersebut maka Perseroan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

Perseroan, kehandalan laporan keuangan, pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-han terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI, Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama di dalamnya termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.

SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis dalam rangka menformulasikan kontribusi peran SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan, sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan monitoring tindak lanjut.

Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan peningkatan kualitas jaminan atas operasional Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Manajemen Risiko

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengindentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan dan fleksibilitas.

1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.

Perseroan menghadapi risiko dari instrument keuangan antara lain:

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan menyediakan generator sebagai penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perseroan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, Perseroan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko ke semua level organisasi Perseroan. Terus mendorong dukungan yang penuh dari seluruh anggota Manajemen, dan mengadakan training eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.

Pengembangan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan pemantauan dan telaah ulang akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat kultur dan membangun kemampuan manajamen risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam memonitor dan menghadapi semua risiko yang terkait dengan aspek operasional.

Perkara Penting

Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara penting, antara lain:

1. Gugatan Perdata atas Tanah

Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar

Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perseroan telah menunjuk pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah selesai.

2. Standard Chartered Bank.

Kasus bermula dari Standard Chartered Bank (SCB) yang telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif International Associa-tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005) dan juga anggaran dasar Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC), dan Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No. 87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan melalui surat kembali menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan jumlah kerugiannya.

28

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai pelaporannya.

Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman adalah Presiden Komisaris, Komisaris Independen perseroan dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite Audit, purnawirawan anggota kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jendral Polisi.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun- tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua. Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

The Audit Committee is a committee assigned by and responsible to the Board of Commissioners in the frame work of assisting it to conduct its duties and function. The Company’s Audit Committee was assigned in 2001.

The Company has an Audit Committee Charter which is the work platform of the Audit Committee. The Charter also regulates in detail the task and respon-sibility and authority and code of ethic to be adhere to by the Audit Committee and the responsibility regarding reporting.

The structure and membership of the Audit Commit-tee are as follow:

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman, as President Commissioner, Independent Commissioner of the Company and concurrently acting as Chairman of the Audit Committee, a retired police of the Republic of Indonesia Police force with the latest rank of Police Major General.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, the company Independent Audit Committee member, graduated from the Faculty of Economy University of Indone- sia majoring in Accountancy, has experience as an Independent Auditor in an Accountant Public Office during 20 years with the latest position as Senior Manager Audit Division in the Accountant Public Office Hans, Tuanakotta and Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). For the first time appointed as member of the Audit Committee based on the decision of Company’s Board of Directors Number 001/SKP/DK/JCC/12 dated 2 January 2012 for a 3 years period.

3. Drs. Ali Masykur, member of the Company Independent Audit Committee, a graduate of the Economic High-School (STIE-YKPN) Jogjakarta majoring in Accountancy, has working experience in the field of Finance, Accountancy and lastly as Internal Auditor in the position of Chairman. For the first time appointed as member of the Audit Committee pursuant to the decision letter of the Board of Commissioners of the Company number 001/SKP/DK/JCC/12 dated 2 January 2012 for a period of 3 years.

As stated in the Company’s Audit Committee Charter, the Committee Audit held meetings at least equal to the minimum meeting of the Board of Commissioners stipulated in the Company’s Articles of Association. For 2013 the Audit Committee has conducted meeting including a coordination

3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perseroan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena berten-tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-likan pembayaran yang telah diterima serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012 telah diputuskan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo Cable Company Tbk. melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement beserta turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku 2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47 dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000. Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten, dimana tanggal 17 September 2013 permohonan banding tersebut diterima dan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-san dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkira-kan hasil dan jumlah kerugiannya.

perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat kehadiran sebanyak 90%.

Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.• Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.• Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan- aan manajemen risiko.• Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI).• Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh auditor eksternal.• Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis- nya program kerja untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.• Melakukan pembahasan dengan manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisisnya sebagai masukan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai berikut :

• Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI untuk membahas program kerja, laporan hasil audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.• Melakukan pertemuan internal Komite Audit bulanan untuk membahas laporan Komite Audit yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa- ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe- nelaahan atas informasi keuangan dan permasa- lahan lain yang membutuhkan perhatian manajemen.• Melakukan pertemuan baik formal maupun informal dengan Corporate Legal dan Corporate Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas- tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).

Laporan Komite AuditAudit Committee Report

- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan. - Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. - Bekerja sama dengan Komite Audit.- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.- Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan, antara lain, hal-hal sebagai berikut :

- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober 2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe- men, dan hubungan antar personal yang terkait dalam satu transaksi.- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang ada di Perseroan.- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya.- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data yang terintegrasi antar departemen.- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan bersama dengan Auditee, sebelum laporan pemeriksaan diterbitkan.- Memberikan usul saran atas temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA).- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai- kan yang disetujui oleh Presiden Direktur Perseroan.- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.- Melakukan pembahasan bersama dengan Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman (Delivery Order), Account Receivable dan Over Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).

Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern

Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola yang baik (Goods Corporate Governance), agar dapat mengevaluasi pengendalian internal, sehingga memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-party gagal memenuhi liabilitasnya.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-kan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

b. Risiko Pasar

Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga Perseroan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing.

Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang asing, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-bangan tersebut maka Perseroan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

Perseroan, kehandalan laporan keuangan, pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-han terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI, Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama di dalamnya termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.

SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis dalam rangka menformulasikan kontribusi peran SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan, sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan monitoring tindak lanjut.

Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan peningkatan kualitas jaminan atas operasional Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Manajemen Risiko

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengindentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan dan fleksibilitas.

1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.

Perseroan menghadapi risiko dari instrument keuangan antara lain:

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan menyediakan generator sebagai penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perseroan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, Perseroan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko ke semua level organisasi Perseroan. Terus mendorong dukungan yang penuh dari seluruh anggota Manajemen, dan mengadakan training eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.

Pengembangan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan pemantauan dan telaah ulang akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat kultur dan membangun kemampuan manajamen risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam memonitor dan menghadapi semua risiko yang terkait dengan aspek operasional.

Perkara Penting

Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara penting, antara lain:

1. Gugatan Perdata atas Tanah

Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar

Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perseroan telah menunjuk pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah selesai.

2. Standard Chartered Bank.

Kasus bermula dari Standard Chartered Bank (SCB) yang telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif International Associa-tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005) dan juga anggaran dasar Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC), dan Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No. 87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan melalui surat kembali menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan jumlah kerugiannya.

29

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai pelaporannya.

Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman adalah Presiden Komisaris, Komisaris Independen perseroan dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite Audit, purnawirawan anggota kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jendral Polisi.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun- tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua. Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perseroan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena berten-tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-likan pembayaran yang telah diterima serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012 telah diputuskan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo Cable Company Tbk. melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement beserta turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku 2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47 dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000. Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten, dimana tanggal 17 September 2013 permohonan banding tersebut diterima dan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-san dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkira-kan hasil dan jumlah kerugiannya.

perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat kehadiran sebanyak 90%.

Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.• Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.• Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan- aan manajemen risiko.• Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI).• Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh auditor eksternal.• Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis- nya program kerja untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.• Melakukan pembahasan dengan manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisisnya sebagai masukan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai berikut :

• Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI untuk membahas program kerja, laporan hasil audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.• Melakukan pertemuan internal Komite Audit bulanan untuk membahas laporan Komite Audit yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa- ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe- nelaahan atas informasi keuangan dan permasa- lahan lain yang membutuhkan perhatian manajemen.• Melakukan pertemuan baik formal maupun informal dengan Corporate Legal dan Corporate Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas- tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).

meeting with the Board of Commissioners and Board of Directors amounting to 18 times with an attend-ance rate of 90%.

For the book year 2013 the Audit Committee has conducted the following matters:

• Review the quarterly and annual financial state- ment for 2013.• Review and analyze the quarterly performance report and annual performance during 2013 related to the stipulated target attainment.• Review the Company’s compliance on prevailing laws and regulation in the capital market and other laws and regulation related to the Company’s business activities.• Conduct research on the risk management implementation activities.• Conduct a review on the results of the examination conducted by the Internal Supervising Unit (SPI).• Review the Draft Report of the audit result of the book year 2013 conducted by an external auditor.• Compile report of the review and analyzes of work program to be submitted to the Board of Commis- sioners.• Conduct discussion with the management regard- ing the review and its analyst as input for the management in managing the Company.

In the process, the Audit Committee has conducted several activities among others:

• Conduct monthly work meeting with the SPI to discuss the work program, routine audit result report and special inspection report and implemen- tation of the follow up of such finding.• Conduct monthly internal meeting of the Audit Committee to discuss the Audit Committee report to be submitted to the Board of Commissioners which among other contain the result of review on financial information and other issue which need the attention of the management.• Conduct meeting both formal and informal with the Corporate Legal and Corporate Secretary and other departments to ensure the Company’s compliance on prevailing laws and regulation in the capital market and other laws in implementing the Company’s business activities, among other laws and regulation in the field of man power and the Corporate Social Responsibility Program.

- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan. - Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. - Bekerja sama dengan Komite Audit.- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.- Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan, antara lain, hal-hal sebagai berikut :

- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober 2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe- men, dan hubungan antar personal yang terkait dalam satu transaksi.- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang ada di Perseroan.- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya.- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data yang terintegrasi antar departemen.- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan bersama dengan Auditee, sebelum laporan pemeriksaan diterbitkan.- Memberikan usul saran atas temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA).- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai- kan yang disetujui oleh Presiden Direktur Perseroan.- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.- Melakukan pembahasan bersama dengan Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman (Delivery Order), Account Receivable dan Over Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).

Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern

Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola yang baik (Goods Corporate Governance), agar dapat mengevaluasi pengendalian internal, sehingga memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-party gagal memenuhi liabilitasnya.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-kan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

b. Risiko Pasar

Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga Perseroan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing.

Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang asing, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-bangan tersebut maka Perseroan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

Perseroan, kehandalan laporan keuangan, pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-han terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI, Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama di dalamnya termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.

SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis dalam rangka menformulasikan kontribusi peran SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan, sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan monitoring tindak lanjut.

Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan peningkatan kualitas jaminan atas operasional Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Manajemen Risiko

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengindentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan dan fleksibilitas.

1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.

Perseroan menghadapi risiko dari instrument keuangan antara lain:

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan menyediakan generator sebagai penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perseroan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, Perseroan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko ke semua level organisasi Perseroan. Terus mendorong dukungan yang penuh dari seluruh anggota Manajemen, dan mengadakan training eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.

Pengembangan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan pemantauan dan telaah ulang akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat kultur dan membangun kemampuan manajamen risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam memonitor dan menghadapi semua risiko yang terkait dengan aspek operasional.

Perkara Penting

Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara penting, antara lain:

1. Gugatan Perdata atas Tanah

Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar

Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perseroan telah menunjuk pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah selesai.

2. Standard Chartered Bank.

Kasus bermula dari Standard Chartered Bank (SCB) yang telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif International Associa-tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005) dan juga anggaran dasar Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC), dan Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No. 87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan melalui surat kembali menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan jumlah kerugiannya.

30

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai pelaporannya.

Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman adalah Presiden Komisaris, Komisaris Independen perseroan dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite Audit, purnawirawan anggota kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jendral Polisi.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun- tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua. Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

• Menyampaikan hasil penelaahan atas informasi keuangan Perseroan kepada Dewan Komisaris dan Direksi setiap 3 bulan.• Melakukan pembahasan laporan hasil penelaa- han bersama Dewan komisaris dan Direksi perseroan 3 bulan.• Melakukan pertemuan dengan auditor eksternal Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan (member of BDO Internatiional Limited) yang mengaudit laporan keuangan untuk tahun buku 2013, baik formal maupun informal, untuk memastikan kompetensi dan independensi Auditor eksternal dan memastikan bahwa seluruh temuan audit telah diselesaikan secara memuaskan.

Berdasarkan hasil penelaahan atas laporan keuangan dan informasi lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan untuk tahun buku 2013, sepanjang pengetahuan terbaik yang dimiliki, Komite Audit berpendapat bahwa :

• Tidak terdapat hal-hal yang menyebabkan Komite Audit yakin bahwa laporan keuangan Perseroan untuk tahun buku 2013 tidak disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum di Indonesia.• Tidak terdapat hal-hal yang menyebabkan Komite Audit yakin bahwa kegiatan usaha Perseroan tidak dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang- undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha perseroan dalam tahun 2013.

Untuk meningkatkan kinerja Perseroan dalam mencapai tata kelola perusahaan yang baik (GCG) beberapa hal yang berikut ini perlu mendapat perhatian Manajemen.

• Meningkatkan ketertiban dalam pencatatan seluruh proses kegiatan Perseroan terutama pada kegiatan produksi dan penjualan.• Meningkatkan terwujudnya pengendalian intern yang efektif di Perseroan mulai dari system dan prosedur, termasuk fungsi pengawasan melekat (Build in Control), mekanisme pengawasan dalam setiap proses pelaksanaan kegiatan Perseroan dan pengambilan keputusan.• Menyesuaikan petunjuk pelaksanaan kegiatan Perseroan sesuai kondisi terkini.• Meningkatkan pelaksanaan Manajemen Risiko.• Memelihara semangat kerja seluruh karyawan dengan berbagai kiat motivasi dengan motto “Jembo Luar Biasa”.

• Submit review result on the Company’s Financial Information to the Board of Commissioners and Board of Directors every 3 months.• Conduct review of the mutual review with the Board of Commissioners and Board of Directors every 3 months.• Conduct meeting with the external auditor of the Accountant Public Office Tanubrata Sutanto Fahmi & Associates (member of BDO International Limited) auditing the financial statement for the book year 2013 both formal and informal to ensure the competence and independency of the external Auditor and ensure that all the findings of the auditor are satisfactory solved.

Based on the review result of the financial statement and other information related to the Company’s business activities for the book year 2013, to the best of its knowledge the Audit Committee is of the opinion:

• There are no matters which according to the Audit Committee may cast doubt that the Company Financial Statement for the book year 2013 is not presented according to the Financial Accounting Standards generally prevailing in Indonesia. • There is no evidence showing the Audit Committee whereas the Company’s Business activities is not conducted according to prevailing laws and regulation in the capital market and other laws and regulations related to the Company’s Business activity during 2013.

To improve the Company’s performance in attaining The Company’s Good Corporate Governance the following matters needs the attention of the Manage-ment:

• Improve the consistency in recording the Company’s activity process especially in production and marketing.• Improve the realization of an effective internal control in the Company starting from the system and procedure, including Build in Control function, supervision mechanism in every activity of imple- menting the process of the Company and taking resolutions.• Compliance to the Company’s operational execution according to the latest condition.• Improve the implementation of Risk Management.• Maintain the work spirit of all employees by various motivational spirit under the motto “Jembo Extraordinary”

3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perseroan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena berten-tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-likan pembayaran yang telah diterima serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012 telah diputuskan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo Cable Company Tbk. melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement beserta turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku 2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47 dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000. Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten, dimana tanggal 17 September 2013 permohonan banding tersebut diterima dan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-san dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkira-kan hasil dan jumlah kerugiannya.

perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat kehadiran sebanyak 90%.

Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.• Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.• Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan- aan manajemen risiko.• Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI).• Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh auditor eksternal.• Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis- nya program kerja untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.• Melakukan pembahasan dengan manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisisnya sebagai masukan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai berikut :

• Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI untuk membahas program kerja, laporan hasil audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.• Melakukan pertemuan internal Komite Audit bulanan untuk membahas laporan Komite Audit yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa- ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe- nelaahan atas informasi keuangan dan permasa- lahan lain yang membutuhkan perhatian manajemen.• Melakukan pertemuan baik formal maupun informal dengan Corporate Legal dan Corporate Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas- tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).

- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan. - Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. - Bekerja sama dengan Komite Audit.- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.- Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan, antara lain, hal-hal sebagai berikut :

- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober 2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe- men, dan hubungan antar personal yang terkait dalam satu transaksi.- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang ada di Perseroan.- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya.- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data yang terintegrasi antar departemen.- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan bersama dengan Auditee, sebelum laporan pemeriksaan diterbitkan.- Memberikan usul saran atas temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA).- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai- kan yang disetujui oleh Presiden Direktur Perseroan.- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.- Melakukan pembahasan bersama dengan Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman (Delivery Order), Account Receivable dan Over Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).

Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern

Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola yang baik (Goods Corporate Governance), agar dapat mengevaluasi pengendalian internal, sehingga memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-party gagal memenuhi liabilitasnya.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-kan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

b. Risiko Pasar

Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga Perseroan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing.

Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang asing, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-bangan tersebut maka Perseroan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

Perseroan, kehandalan laporan keuangan, pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-han terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI, Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama di dalamnya termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.

SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis dalam rangka menformulasikan kontribusi peran SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan, sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan monitoring tindak lanjut.

Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan peningkatan kualitas jaminan atas operasional Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Manajemen Risiko

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengindentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan dan fleksibilitas.

1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.

Perseroan menghadapi risiko dari instrument keuangan antara lain:

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan menyediakan generator sebagai penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perseroan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, Perseroan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko ke semua level organisasi Perseroan. Terus mendorong dukungan yang penuh dari seluruh anggota Manajemen, dan mengadakan training eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.

Pengembangan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan pemantauan dan telaah ulang akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat kultur dan membangun kemampuan manajamen risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam memonitor dan menghadapi semua risiko yang terkait dengan aspek operasional.

Perkara Penting

Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara penting, antara lain:

1. Gugatan Perdata atas Tanah

Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar

Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perseroan telah menunjuk pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah selesai.

2. Standard Chartered Bank.

Kasus bermula dari Standard Chartered Bank (SCB) yang telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif International Associa-tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005) dan juga anggaran dasar Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC), dan Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No. 87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan melalui surat kembali menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan jumlah kerugiannya.

31

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai pelaporannya.

Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman adalah Presiden Komisaris, Komisaris Independen perseroan dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite Audit, purnawirawan anggota kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jendral Polisi.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun- tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua. Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perseroan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena berten-tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-likan pembayaran yang telah diterima serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012 telah diputuskan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo Cable Company Tbk. melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement beserta turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku 2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47 dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000. Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten, dimana tanggal 17 September 2013 permohonan banding tersebut diterima dan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-san dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkira-kan hasil dan jumlah kerugiannya.

• Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan perangkat lunaknya terkait dengan penggunaan system teknologi informasi, agar dapat memberikan informasi secara cepat, tepat dan akurat bagi Manajemen dalam mengelola Perseroan, khususnya dalam pengambilan keputusan-keputusan penting.

Tangerang, April 2014.Komite Audit Audit Committee

Drs. I Gusti Made Putera AstamanKetua Komite AuditAudit Committee Chairman

• Improve the capability of the resources and software related to the usage of information technology system, to provide quick, precise and accurate information for the Management in managing the Company, especially in taking important resolution.

perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat kehadiran sebanyak 90%.

Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.• Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.• Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan- aan manajemen risiko.• Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI).• Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh auditor eksternal.• Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis- nya program kerja untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.• Melakukan pembahasan dengan manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisisnya sebagai masukan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai berikut :

• Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI untuk membahas program kerja, laporan hasil audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.• Melakukan pertemuan internal Komite Audit bulanan untuk membahas laporan Komite Audit yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa- ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe- nelaahan atas informasi keuangan dan permasa- lahan lain yang membutuhkan perhatian manajemen.• Melakukan pertemuan baik formal maupun informal dengan Corporate Legal dan Corporate Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas- tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).

- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan. - Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. - Bekerja sama dengan Komite Audit.- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.- Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan, antara lain, hal-hal sebagai berikut :

- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober 2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe- men, dan hubungan antar personal yang terkait dalam satu transaksi.- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang ada di Perseroan.- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya.- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data yang terintegrasi antar departemen.- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan bersama dengan Auditee, sebelum laporan pemeriksaan diterbitkan.- Memberikan usul saran atas temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA).- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai- kan yang disetujui oleh Presiden Direktur Perseroan.- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.- Melakukan pembahasan bersama dengan Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman (Delivery Order), Account Receivable dan Over Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).

Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern

Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola yang baik (Goods Corporate Governance), agar dapat mengevaluasi pengendalian internal, sehingga memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-party gagal memenuhi liabilitasnya.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-kan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

b. Risiko Pasar

Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga Perseroan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing.

Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang asing, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-bangan tersebut maka Perseroan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

Perseroan, kehandalan laporan keuangan, pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-han terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI, Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama di dalamnya termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.

SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis dalam rangka menformulasikan kontribusi peran SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan, sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan monitoring tindak lanjut.

Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan peningkatan kualitas jaminan atas operasional Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Manajemen Risiko

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengindentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan dan fleksibilitas.

1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.

Perseroan menghadapi risiko dari instrument keuangan antara lain:

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan menyediakan generator sebagai penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perseroan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, Perseroan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko ke semua level organisasi Perseroan. Terus mendorong dukungan yang penuh dari seluruh anggota Manajemen, dan mengadakan training eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.

Pengembangan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan pemantauan dan telaah ulang akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat kultur dan membangun kemampuan manajamen risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam memonitor dan menghadapi semua risiko yang terkait dengan aspek operasional.

Perkara Penting

Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara penting, antara lain:

1. Gugatan Perdata atas Tanah

Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar

Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perseroan telah menunjuk pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah selesai.

2. Standard Chartered Bank.

Kasus bermula dari Standard Chartered Bank (SCB) yang telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif International Associa-tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005) dan juga anggaran dasar Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC), dan Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No. 87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan melalui surat kembali menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan jumlah kerugiannya.

32

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai pelaporannya.

Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman adalah Presiden Komisaris, Komisaris Independen perseroan dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite Audit, purnawirawan anggota kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jendral Polisi.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun- tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua. Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perseroan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena berten-tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-likan pembayaran yang telah diterima serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012 telah diputuskan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo Cable Company Tbk. melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement beserta turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku 2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47 dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000. Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten, dimana tanggal 17 September 2013 permohonan banding tersebut diterima dan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-san dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkira-kan hasil dan jumlah kerugiannya.

perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat kehadiran sebanyak 90%.

Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.• Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.• Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan- aan manajemen risiko.• Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI).• Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh auditor eksternal.• Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis- nya program kerja untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.• Melakukan pembahasan dengan manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisisnya sebagai masukan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai berikut :

• Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI untuk membahas program kerja, laporan hasil audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.• Melakukan pertemuan internal Komite Audit bulanan untuk membahas laporan Komite Audit yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa- ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe- nelaahan atas informasi keuangan dan permasa- lahan lain yang membutuhkan perhatian manajemen.• Melakukan pertemuan baik formal maupun informal dengan Corporate Legal dan Corporate Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas- tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).

18001:2007 (Serifikat No.: OHS 2012-0429), juga selalu dilakukan audit oleh Badan Sertifikasi setiap setahun sekali. Selama tahun 2013, dibidang Keselamatan Kerja, Perseroan terus-menerus melakukan pemantauan dan menguku-ran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja, melalui pelatihan-pelatihan di bidang K3, melengkapi dan memperbaharui sarana prasarana, peralatan produksi, dan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi seluruh pekerja. Sedangkan di bidang kesehatan kerja, Perseroan melaksanakan Pemeriksaan Kesehatan Karyawan (Medical Check Up) setiap sekali setahun, memberikan edukasi kesehatan secara berkala dan menyelenggarakan Donor Darah setiap tiga bulan sekali. Kemudian guna memudahkan dalam pelayanan kesehatan karyawan, selain menyediakan Poliklinik di lingkungan Pabrik, Perseroan juga bekerjasama dengan pihak asuransi kesehatan swasta.

Penggunaan tenaga kerja lokal menjadi bagian dari pemberdayaan masyarakat di sekitar Perseroan. Dan di tahun 2013, Perseroan telah melakukan beberapa aksi sosial diantaranya Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Gratis bagi masyarakat sekitar, Donor Darah, Santunan bagi Anak Yatim dan dan kaum Dhuafa, serta Hewan Qurban yang seluruhnya diperuntukkan bagi masyarakat sekitar (Kampung Rawacana).

Setiap produk yang dihasilkan oleh Perseroan memiliki sertifikat tes sesuai standar yang ditetapkan dan dijamin kualitasnya sehingga aman bagi konsumen pengguna. Perseroan terbuka terhadap masukan dan saran dari para konsumen dan juga memberikan pelayanan purna jual seperti teknik penanganan produk serta solusi-solusi bagi penyelesai masalah yang mungkin terjadi di lapangan.

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan dan melalui pelaksanaannya diharapkan dapat terjalinnya hubungan yang harmonis antara Perseroan dengan lingkungannya.

Perseroan telah menerapkan Sistem Manjemen Lingkungan dengan standard ISO 14001:2004 (Sertifikat No.: 2012-0557) sejak tahun 2007, dan selalu mendapat audit dari Badan Sertifikasi setiap sekali dalam setahun, hal ini merupakan dukungan Perseroan terhadap pelestarian lingkungan. Dan dalam realisasinya beberapa hal yang dilakukan antara lain: Pengelolaan dan pemantauan lingkungan, diantaranya dengan melakukan pengukuran secara berkala terhadap kualitas udara ambien dan udara lingkungan kerja, suhu dan kelembaban, pencahayaan, kebisingan, kebauan, kualitas air minum, dan air bersih, pengukuran air limbah, dan menyediakan TPS. Kemudian efisiensi penggunaan tenaga listrik dengan menggunakan lampu penerangan hemat energy, dan juga melaksanakan program penggunaan Haspel Bekas, yang telah melalui proses pemeriksaan dan perbaikan kualitasnya.

Sejak tahun 2009, Perseroan juga telah menerap-kan Sistem Manajemen Keselamatan dan Keseha-tan Kerja (SMK3). yang berbasis pada OHSAS

The Company’s social responsibility is an important matter to be conducted and its implementation is expected to result in the harmonious relation between the Company and its environment.

The Company has implemented the environment management system with the ISO 14001:2004 standard (Certificate Number: 2012-0057) since 2007, and continuously audited by the Certification Agency once annually, this supports the Company in its environmental preservation. In its realization several matters conducted are among others the management and monitoring of the environment by conducting periodical measurement on the ambient air quality and occupational environmental air, temperature and moisture, lighting, noise, odor, quality of drinking water, and clean water, measure-ment of waste water, and providing waste disposal. Efficiency in the usage a power utilization by using energy saving lightning and also conducting the utilization of used Reel, having gone through examination and quality improvement.

Since 2009, the Company has also applied the Occupational Safety and Health Management System

Tanggung Jawab Sosial PerusahaanCorporate Social Responsibility

- Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada Presiden Direktur Perseroan dan Dewan Komisaris Perseroan. - Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan. - Bekerja sama dengan Komite Audit.- Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukan.- Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan.

Dalam tahun buku 2013, SPI telah melaksanakan, antara lain, hal-hal sebagai berikut :

- Menyusun rencana audit pada bulan Oktober 2012, untuk pelaksanaan audit tahun 2013.- Mengevaluasi transaksi-transaksi antar departe- men, dan hubungan antar personal yang terkait dalam satu transaksi.- Mengevaluari transaksi dan dokumen untuk dibandingkan dengan Jembo Standart (JS) yang ada di Perseroan.- Menganalisa transaksi yang ada di Perseroan tentang efektivitas, effisien dan ekonomis dalam pelaksanaannya.- Mengevaluasi optimalisasi penggunaan data yang terintegrasi antar departemen.- Melakukan pembahasan hasil pemeriksaan bersama dengan Auditee, sebelum laporan pemeriksaan diterbitkan.- Memberikan usul saran atas temuan hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam bentuk Laporan Hasil Audit (LHA).- Menyampaikan LHA kepada Presiden Direktur Perseroan dan ada tembusan ke Auditee.- Memonitor tindak lanjut atas usul saran perbai- kan yang disetujui oleh Presiden Direktur Perseroan.- Melaporkan hasil monitor atas tindak lanjut Auditee kepada Presiden Direktur Perseroan.- Melakukan pembahasan bersama dengan Komite Audit satu bulan sekali, atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan oleh SPI.- Melakukan pemeriksaan atas Order Pengiriman (Delivery Order), Account Receivable dan Over Time yang diminta oleh Board Of Directors (BOD).

Pengendalian Internal dan Pengawasan Intern

Pembentukan Satuan Pengawasan Internal (SPI) untuk memenuhi salah satu unsur tata kelola yang baik (Goods Corporate Governance), agar dapat mengevaluasi pengendalian internal, sehingga memberi jaminan yang memadai atas tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional

a. Risiko Kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counter-party gagal memenuhi liabilitasnya.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelang-gan. Untuk mengurangi risiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik. Perseroan akan melaku-kan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

b. Risiko Pasar

Perseroan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktuasi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga Perseroan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing.

Untuk risiko nilai tukar mata uang asing, dimana sebagian besar hasil penjualan produk Perseroan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan baku dilakukan dengan mata uang asing, sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seim-bangan tersebut maka Perseroan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

c. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perseroan dan entitas anaknya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

d. Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

Perseroan, kehandalan laporan keuangan, pengamanan terhadap asset Perseroan, kepatu-han terhadap peraturan perundang-undangan dan kebijakan Perseroan.

Guna menguatkan peran dan tanggungjawab SPI, Piagam Satuan Pengawasan Internal (Internal Audit Charter) telah mendeskripsikannya secara jelas visi, misi, struktur, status, tugas tanggung-jawab dan wewenang SPI, persyaratan auditor dan persetujuan Direktur Utama di dalamnya termasuk Komite Audit atas isi Piagam SPI.

SPI mempunyai aktivitas yang sangat strategis dalam rangka menformulasikan kontribusi peran SPI terhadap penyelenggaraan bisnis Perseroan, sebagai pemberi jaminan dan layanan konsultasi internal. Aktivitas SPI diselenggarakan secara sistematis dari mulai persiapan, pelaksanaan dan monitoring tindak lanjut.

Peningkatan peran serta SPI sejalan dengan peningkatan kualitas jaminan atas operasional Perseroan melalui audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif.

Manajemen Risiko

Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluru-han untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perseroan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perseroan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengindentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perseroan, menetap-kan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tidak terlalu mempengaruhi daya saing Perseroan dan fleksibilitas.

1. Jenis Risiko dan Pengelolaannya.

Perseroan menghadapi risiko dari instrument keuangan antara lain:

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perseroan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Untuk mengurangi risiko ini Perseroan menyediakan generator sebagai penganti pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perseroan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, Perseroan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apa bila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, Perseroan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

2. Review atas Efektivitas Sistem Manajemen Risiko

Penerapan Manajemen Risiko yang telah berjalan dan upaya untuk lebih mengefektifkan kinerja masih terus ditingkatkan, diantaranya: Meningkat-kan kesadaran akan pentingnya manajemen risiko ke semua level organisasi Perseroan. Terus mendorong dukungan yang penuh dari seluruh anggota Manajemen, dan mengadakan training eksternal untuk unit kerja manajemen risiko.

Pengembangan dan pelaksanaan manajemen risiko Perseroan perlu dipantau untuk menjamin terciptanya optimalisasi manajemen risiko. Kegiatan ini juga bertujuan untuk menjamin bahwa implementasi manajemen risiko tetap sejalan dengan kebijakan Perseroan. Diharapkan pemantauan dan telaah ulang akan menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal.

Perseroan meyakini bahwa dengan memperkuat kultur dan membangun kemampuan manajamen risiko, Perseroan akan lebih efektif dalam memonitor dan menghadapi semua risiko yang terkait dengan aspek operasional.

Perkara Penting

Pada tahun 2013, Perseroan menghadapi perkara penting, antara lain:

1. Gugatan Perdata atas Tanah

Tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan surat gugatan, penggugat mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 m2 yang kini dimiliki oleh Perseroan, dan berdasarkan gugatan tersebut Perseroan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m2 atau sebesar

Rp1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perseroan telah menunjuk pengawacara untuk mewakilinya dalam hal ini dan berdasarkan Putusan Pengadilan Tinggi Banten tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri maupun Pengadilan Tinggi Banten. Sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut pihak penggugat telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia, tanggal 24 Juni 2013, permohonan kasasi ditolak. Dengan demikian perkara ini sudah selesai.

2. Standard Chartered Bank.

Kasus bermula dari Standard Chartered Bank (SCB) yang telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada Direktur Pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk transaksi yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan atau Komisa-ris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif International Associa-tion (ISDA), sehingga SCB menggugat Perseroan sebesar US$ 14.355.578. Perseroan menolak untuk mengakui/ menerima klaim/ kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi itu tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia (Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005) dan juga anggaran dasar Perseroan. Tanggal 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC), dan Perseroan dengan surat tertanggal 28 Februari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Dan berdasarkan Putusan SIAC No. 87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk. diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar US$16.067.407. Tanggal 5 Oktober 2012 Perseroan melalui surat kembali menegaskan bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok sesuai dengan penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia. Saat ini Perseroan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkirakan hasil dan jumlah kerugiannya.

Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi Dewan Komisaris. Komite Audit Perseroan pertama kali dibentuk pada tahun 2001.

Perseroan telah memiliki Piagam Komite Audit yang menjadi landasan kerja Komite Audit. Dalam Piagam tersebut juga telah diatur secara lebih rinci mengenai tugas dan tanggungjawab maupun wewenang dan kode etik yang harus dipatuhi oleh Komite Audit, serta tanggungjawab mengenai pelaporannya.

Struktur dan keanggotaan Komite Audit adalah sebagai berikut :

1. Drs. I Gusti Made Putera Astaman adalah Presiden Komisaris, Komisaris Independen perseroan dan sekaligus bertindak sebagai Ketua Komite Audit, purnawirawan anggota kepolisian Republik Indonesia dengan pangkat terakhir Mayor Jendral Polisi.

2. Drs. Helmy Darwin Siregar, anggota Komite Audit Independen perseroan, lulusan Fakultas Ekonomi Unversitas Indonesia jurusan Akun- tansi, mempunyai pengalaman kerja sebagai Auditor Independen di Kantor Akuntan Publik selama lebih dari 20 tahun dengan jabatan terakhir Senior Manajer Divisi Audit di Kantor Akuntan Publik Hans, Tuanakotta dan Mustofa (member of Deloitte Touch Tohmatsu). Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

3. Drs. Ali Masykur, anggota Komite Audit Independen Perseroan, lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE-YKPN) Yogyakarta jurusan Akuntansi, mempunyai pengalaman kerja di bidang Keuangan, Akuntansi dan terakhir sebagai Internal Auditor dengan jabatan Ketua. Pertama kali ditunjuk sebagai anggota Komite Audit berdasarkan surat keputusan Dewan Komisaris Perseroan no. 001/SKP/DK/JCC/12 tanggal 2 Januari 2012 untuk masa jabatan 3 tahun.

Sebagaimana tercantum dalam Piagam Komite Audit Perseroan, Komite Audit mengadakan rapat sekurang-kurangnya sama dengan minimal rapat Dewan komisaris yang ditetapkan dalam Angga-ran Dasar Perseroan. Untuk tahun 2013, Komite Audit telah melakukan rapat, termasuk rapat gabungan dengan Dewan Komisaris dan Direksi

3. Gugatan Perdata PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perseroan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standar Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk. di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena berten-tangan dengan Hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengemba-likan pembayaran yang telah diterima serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012 telah diputuskan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan PT Jembo Cable Company Tbk. melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk. untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement beserta turunannya. Dan menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa deviden tahun buku 2008, 2009, 2010 sebesar USD 1.138.850,47 dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum PT Jembo Cable Company Tbk. untuk membayar ongkos perkara sebesar Rp291.000. Atas keputusan tersebut, Perseroan mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Banten, dimana tanggal 17 September 2013 permohonan banding tersebut diterima dan membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang tanggal 14 November 2012. Kemudian pada tanggal 21 Oktober 2013, Perseroan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan hingga saat ini belum ada keputu-san dan sehubungan dengan kondisi tersebut, manajemen Perseroan belum dapat memperkira-kan hasil dan jumlah kerugiannya.

3. The Civil Claim of PT Monaspermata Persada

PT Monaspermata Persada one of the owners of the Company filed a claim on the defendants Standard Chartered Bank and PT Jembo Cable Company Tbk. in the district court of Tangerang to cancel the ISDA 2002 Master Agreement as it is contrary to the prevailing law in Indonesia (one of it is violating the regulation of Bank Indonesia) and claim SCB to reimburse the payment receive and pay a certain sum as indemnification. Pursuant to a judgment of the Tangerang District Court dated 14 November 2012 the claimant claim for part was accepted, declare PT Jembo Cable Company Tbk to conduct a breach of law and order defendant PT Jembo Cable Company Tbk to stop all derivative transaction based on the ISDA 2002 Master Agreement and schedule to the 2002 Master Agreement and its derivatives. And judge defendant I to pay indemnification in the form of dividend of the book year 2008, 2009, 2010 amounting to USD1,138.850.47 with an interest rate of 12% per annum as of the book year 2008 until the execution of this judgment and penalize PT Jembo Cable Company Tbk. to pay the lawsuit cost of Rp. 291.000. On such judgment the Company has filed an appeal to the Banten High Court where on 17 September 2013 the appeal was accepted and annuled the Tangerang District Court judgment of 14 November 2012. On 21 October 2013, the Company has filed a cassation to the Supreme Court of the Republic of Indonesia and until present there is still no definitive judgment and due to such condition the Company management it is not that able to estimate the result and amount of loss.

33

perseroan sebanyak 18 kali dengan tingkat kehadiran sebanyak 90%.

Untuk tahun buku 2013, Komite Audit telah melaksanakan antara lain hal-hal sebagai berikut:

• Melakukan penelaahan atas laporan keuangan triwulan dan laporan keuangan tahun 2013.• Melakukan penelaahan dan analisis atas laporan kinerja triwulanan dan laporan kinerja selama tahun 2013 berkaitan dengan pencapaian target yang telah ditetapkan.• Melakukan penelaahan atas ketaatan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perseroan.• Melakukan penelaahan atas aktifitas pelaksan- aan manajemen risiko.• Melakukan penelaahan atas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Satuan Pengawasan Internal (SPI).• Melakukan penelaahan atas Draft Laporan hasil audit tahun buku 2013 yang dilakukan oleh auditor eksternal.• Membuat laporan hasil penelaahan dan analisis- nya program kerja untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.• Melakukan pembahasan dengan manajemen mengenai hasil penelaahan dan analisisnya sebagai masukan bagi manajemen dalam mengelola perusahaan.

Dalam proses penelaahannya, Komite Audit telah melakukan beberapa aktifitas, antara lain sebagai berikut :

• Melakukan rapat kerja bulanan dengan SPI untuk membahas program kerja, laporan hasil audit rutin dan laporan pemeriksaan khusus dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil temuannya.• Melakukan pertemuan internal Komite Audit bulanan untuk membahas laporan Komite Audit yang akan disampaikan kepada Dewan Komisa- ris Perseroan yang antara lain berisi hasil pe- nelaahan atas informasi keuangan dan permasa- lahan lain yang membutuhkan perhatian manajemen.• Melakukan pertemuan baik formal maupun informal dengan Corporate Legal dan Corporate Secretary dan bagian-bagian lain untuk memas- tikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan usaha Perseroan, antara lain peraturan perundang-undangan di bidang ketenaga kerjaan dan program Corporate Sosial Reponsibility (CSR).

18001:2007 (Serifikat No.: OHS 2012-0429), juga selalu dilakukan audit oleh Badan Sertifikasi setiap setahun sekali. Selama tahun 2013, dibidang Keselamatan Kerja, Perseroan terus-menerus melakukan pemantauan dan menguku-ran terhadap hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan kerja, melalui pelatihan-pelatihan di bidang K3, melengkapi dan memperbaharui sarana prasarana, peralatan produksi, dan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi seluruh pekerja. Sedangkan di bidang kesehatan kerja, Perseroan melaksanakan Pemeriksaan Kesehatan Karyawan (Medical Check Up) setiap sekali setahun, memberikan edukasi kesehatan secara berkala dan menyelenggarakan Donor Darah setiap tiga bulan sekali. Kemudian guna memudahkan dalam pelayanan kesehatan karyawan, selain menyediakan Poliklinik di lingkungan Pabrik, Perseroan juga bekerjasama dengan pihak asuransi kesehatan swasta.

Penggunaan tenaga kerja lokal menjadi bagian dari pemberdayaan masyarakat di sekitar Perseroan. Dan di tahun 2013, Perseroan telah melakukan beberapa aksi sosial diantaranya Pemeriksaan Kesehatan dan Pengobatan Gratis bagi masyarakat sekitar, Donor Darah, Santunan bagi Anak Yatim dan dan kaum Dhuafa, serta Hewan Qurban yang seluruhnya diperuntukkan bagi masyarakat sekitar (Kampung Rawacana).

Setiap produk yang dihasilkan oleh Perseroan memiliki sertifikat tes sesuai standar yang ditetapkan dan dijamin kualitasnya sehingga aman bagi konsumen pengguna. Perseroan terbuka terhadap masukan dan saran dari para konsumen dan juga memberikan pelayanan purna jual seperti teknik penanganan produk serta solusi-solusi bagi penyelesai masalah yang mungkin terjadi di lapangan.

(SMK3), based on the OHSAS 18001:2007 (Certificate Number: OHS 2012-0429), and also constantly audited by Certification Agency annually. During 2013 in the field of Occupational Safety the Company continuously conducts supervision and measure-ment on matters related to occupational safety through training in the field of K3, complete and renew infrastructure, production tools, and provide personal protective tools (APD) for all employees. In the field of occupational help, the Company conducts regular Medical Check Up annually, provide health education periodically and hold Blood Donor move-ment every three months. To facilitate the health service for employees, besides providing the Policlinic in the Plant environment, the Company also cooperates with private health insurance Companies.

The utilization of local man power is part of the empowerment of the community in the vicinity of the Company, in 2013 the Company has conducted several social activities among other Health and Free Medication activities for the community in the vicinity, Blood Donor, Donation for Orphans and the Poor, and also Sacrificial Animals, which are fully available to the community around the Company (Rawacana Village).

Every product produce by the Company has a certificate according to the stipulated standard and its quality guarantee to be safe for the use of consumers, the Company is open to all input and suggestion from consumers and also provide an after sales service such as product handling technique and solutions for the settlement of issues which may happen on site.

Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan dan melalui pelaksanaannya diharapkan dapat terjalinnya hubungan yang harmonis antara Perseroan dengan lingkungannya.

Perseroan telah menerapkan Sistem Manjemen Lingkungan dengan standard ISO 14001:2004 (Sertifikat No.: 2012-0557) sejak tahun 2007, dan selalu mendapat audit dari Badan Sertifikasi setiap sekali dalam setahun, hal ini merupakan dukungan Perseroan terhadap pelestarian lingkungan. Dan dalam realisasinya beberapa hal yang dilakukan antara lain: Pengelolaan dan pemantauan lingkungan, diantaranya dengan melakukan pengukuran secara berkala terhadap kualitas udara ambien dan udara lingkungan kerja, suhu dan kelembaban, pencahayaan, kebisingan, kebauan, kualitas air minum, dan air bersih, pengukuran air limbah, dan menyediakan TPS. Kemudian efisiensi penggunaan tenaga listrik dengan menggunakan lampu penerangan hemat energy, dan juga melaksanakan program penggunaan Haspel Bekas, yang telah melalui proses pemeriksaan dan perbaikan kualitasnya.

Sejak tahun 2009, Perseroan juga telah menerap-kan Sistem Manajemen Keselamatan dan Keseha-tan Kerja (SMK3). yang berbasis pada OHSAS

34

b. Penjualan

Penjualan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp255,2 miliar atau naik 20,7% dari Rp1.234,8 miliar menjadi Rp1.490,1 miliar. Penjualan kabel telekomunikasi mengalami kenaikan sebesar Rp220,3 miliar atau naik 363,5% dari Rp60.6 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp280,9 miliar tahun 2013, kenaikan ini didapat dari penjualan Kabel Telekomunikasi. Kenaikan penjualan juga terjadi pada kabel listrik tegangan rendah yaitu sebesar Rp105,1 miliar atau naik 11,5% dari Rp917,5 miliar tahun 2012 menjadi Rp1.022,6 miliar tahun 2013. Sedangkan pada kabel listrik tegangan menengah terjadi penurunan penjualan sebesar Rp59,4 miliar atau turun 24,2%, dari Rp245,9 tahun 2012 menjadi Rp186,5 miliar tahun 2013. Penjualan energi listrik pada tahun 2013 tidak ada penjualan dengan tidak diperpanjangnya kontrak pengadaan energi listrik yang menggunakan energi diesel oleh PLN.

a. Produksi

Proses produksi kabel yang dilakukan oleh Perseroan, merupakan kumpulan dari beberapa proses, yang dilakukan secara berurutan sesuai dengan jenis kabel yang akan diproduksi. Dimulai dari proses penarikan kawat sesuai dengan ukuran diameter yang dibutuhkan, hingga proses pembungkusan akhir, dimana antara kedua proses tersebut terdapat berbagai proses sesuai kebutu-han, misalnya proses pemasangan lapisan anti bakar, pelindung mekanis dan lain-lain. Semakin rumit jenis kabel yang dibuat, maka rangkaian proses produksinya pun semakin panjang.

Seiring dengan peningkatan Penjualan Konsolida-sian pada tahun 2013, peningkatan hasil produksi terjadi pada Kabel Telekomunikasi sebesar 15.680,8 km atau 80%, dari 19.596,3 km tahun 2012 menjadi 35.277,1 km tahun 2013. Sedangkan pada Kabel Listrik Tegangan Rendah mengalami penurunan produksi sebanyak 1.796,7 ton atau sebesar 11,3% dari 15.875,7 ton tahun 2012 menjadi 14.079 ton tahun 2013. Demikian juga pada Kabel Listrik Tegangan Menengah mengalami penurunan sebesar 2.090,4 ton atau 34,2% dari 6.121,1 ton tahun 2012 menjadi 4.030,7 ton tahun 2013.

Analisa dan Pembahasan ManajemenManagement Analysis and Discussion

1. Tinjauan Operasional

Tahun 2013 dapat dikatakan tahun yang tidak mudah, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 5,7%. Meskipun masih lebih rendah dari tahun sebelumnya, namun angka tersebut merupakan sebuah prestasi. Tekanan kepada Neraca Pemba-yaran Indonesia meningkat dibarengi dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Inflasi berada di atas kisaran inflasi yang ditetapkan Bank Indone-sia, awal tahun 2013 yang lalu yaitu 4,5% + 1 % sedangkan realisasi inflasi tercatat diangka 8,3% sampai akhir 2013.

Dalam kondisi Perekonimian yang tidak mudah tersebut. Perseroan pada tahun 2013 masih dapat tumbuh 20,7%. Pertumbuhan tersebut terutama diperoleh dari Kabel Telekomunikasi yang meningkat kapasitas produksinya hampir lima kali lipat. Hal ini untuk mengantisipasi terus bertum-buhnya permintaan Kabel Fiber Optik dengan mulai direalisasikan Proyek telekomunikasi Palapa Ring yang akan menghubungkan 3.000 pulau di Indonesia.

1. Operational Review

The year 2013 was not an easy year, the Indonesian economy only grew by 5.7%. Although lower than the previous year, such achievement may be said to be an achievement. The pressure on the Indonesian Balance of Payments increased together with the weakening of the rupiah exchange rate. Inflation was above the inflation range stipulated by Bank Indone-sia, at the start of 2013 it was 4.5% + 1% while the inflation realization stood at 8.3 % until the end of 2013.

In such difficult Economic condition, however, the Company in 2013 was still able to grow 20.7%. This growth was especially from the Telecommunication Cable due to its production capacity increase of nearly five times. This is to anticipate the continuous growth of Optic Fiber Cable demand with the start of Palapa Ring telecommunication Project realization to connect the 3.000 islands of Indonesia.

35

b. Penjualan

Penjualan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp255,2 miliar atau naik 20,7% dari Rp1.234,8 miliar menjadi Rp1.490,1 miliar. Penjualan kabel telekomunikasi mengalami kenaikan sebesar Rp220,3 miliar atau naik 363,5% dari Rp60.6 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp280,9 miliar tahun 2013, kenaikan ini didapat dari penjualan Kabel Telekomunikasi. Kenaikan penjualan juga terjadi pada kabel listrik tegangan rendah yaitu sebesar Rp105,1 miliar atau naik 11,5% dari Rp917,5 miliar tahun 2012 menjadi Rp1.022,6 miliar tahun 2013. Sedangkan pada kabel listrik tegangan menengah terjadi penurunan penjualan sebesar Rp59,4 miliar atau turun 24,2%, dari Rp245,9 tahun 2012 menjadi Rp186,5 miliar tahun 2013. Penjualan energi listrik pada tahun 2013 tidak ada penjualan dengan tidak diperpanjangnya kontrak pengadaan energi listrik yang menggunakan energi diesel oleh PLN.

a. Produksi

Proses produksi kabel yang dilakukan oleh Perseroan, merupakan kumpulan dari beberapa proses, yang dilakukan secara berurutan sesuai dengan jenis kabel yang akan diproduksi. Dimulai dari proses penarikan kawat sesuai dengan ukuran diameter yang dibutuhkan, hingga proses pembungkusan akhir, dimana antara kedua proses tersebut terdapat berbagai proses sesuai kebutu-han, misalnya proses pemasangan lapisan anti bakar, pelindung mekanis dan lain-lain. Semakin rumit jenis kabel yang dibuat, maka rangkaian proses produksinya pun semakin panjang.

Seiring dengan peningkatan Penjualan Konsolida-sian pada tahun 2013, peningkatan hasil produksi terjadi pada Kabel Telekomunikasi sebesar 15.680,8 km atau 80%, dari 19.596,3 km tahun 2012 menjadi 35.277,1 km tahun 2013. Sedangkan pada Kabel Listrik Tegangan Rendah mengalami penurunan produksi sebanyak 1.796,7 ton atau sebesar 11,3% dari 15.875,7 ton tahun 2012 menjadi 14.079 ton tahun 2013. Demikian juga pada Kabel Listrik Tegangan Menengah mengalami penurunan sebesar 2.090,4 ton atau 34,2% dari 6.121,1 ton tahun 2012 menjadi 4.030,7 ton tahun 2013.

a. Production

The cable production process conducted by the Company, is a collection of several processes, conducted consecutively according to the type of cable to be produced. Starting from the process of stretching the wire according to the diameter measurement needed, until the final coating process, where between those two processes there are various processes according to need, for example the process of attaching an anti fire coating, mechanical protec-tor, et cetera. The more sophisticated the type of cable, the longer the production process.

In line with the increase in Consolidated Sales in 2013, the improvement of production result was in the Telecommunication Cable of 15.680,8 km or 80%, from 19.596,3 km in 2012 to become 35.277,1 km in 2013. While the Low Voltage Electrical Cable shows a production decrease of 1.796,7 ton or 11.3% of 15.975,7 ton in 2012 to become 14.079 ton in 2013. This also took place with the Medium Voltage Electrical Cable decreasing by 2.090,4 ton or 34.2% of the 6.121,1 ton in 2012 to become 4.030,7 ton in 2013.

1. Tinjauan Operasional

Tahun 2013 dapat dikatakan tahun yang tidak mudah, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 5,7%. Meskipun masih lebih rendah dari tahun sebelumnya, namun angka tersebut merupakan sebuah prestasi. Tekanan kepada Neraca Pemba-yaran Indonesia meningkat dibarengi dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Inflasi berada di atas kisaran inflasi yang ditetapkan Bank Indone-sia, awal tahun 2013 yang lalu yaitu 4,5% + 1 % sedangkan realisasi inflasi tercatat diangka 8,3% sampai akhir 2013.

Dalam kondisi Perekonimian yang tidak mudah tersebut. Perseroan pada tahun 2013 masih dapat tumbuh 20,7%. Pertumbuhan tersebut terutama diperoleh dari Kabel Telekomunikasi yang meningkat kapasitas produksinya hampir lima kali lipat. Hal ini untuk mengantisipasi terus bertum-buhnya permintaan Kabel Fiber Optik dengan mulai direalisasikan Proyek telekomunikasi Palapa Ring yang akan menghubungkan 3.000 pulau di Indonesia.

25,200 ton

7,200 ton

90,000 km

15,875.7 ton

6,121.1 ton

19,596.3 km

14,079 ton

4,030.7 ton

35,277.1 km

Kabel Listrik Tegangan RendahLow Voltage Electrical Cable

Kabel Listrik Tegangan MenengahMedium Voltage Electrical Cable

Kabel TelekomunikasiTelecommunication Cable

Jenis Kabel Cable TypeKapasitas Terpasang 2013

Installed Capacity 2013Hasil Produksi 2013

Production Result 2013Hasil Produksi 2012

Production Result 2012

Kabel TelekomunikasiTelecommunication Cable

0 km

20,000 km

40,000 km

60,000 km

80,000 km

100,000 km90,000

35,277.1

19,596.3

Kabel Listrik Tegangan RendahLow Voltage Electrical Cable

Kabel Listrik Tegangan MenengahMedium Voltage Electrical Cable

0 ton

5000 ton

10,000 ton

15,000 ton

20,000 ton

25,000 ton25,200

7,200

4,030.7

6,121.1

14,07915,875.7

36

b. Penjualan

Penjualan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar Rp255,2 miliar atau naik 20,7% dari Rp1.234,8 miliar menjadi Rp1.490,1 miliar. Penjualan kabel telekomunikasi mengalami kenaikan sebesar Rp220,3 miliar atau naik 363,5% dari Rp60.6 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp280,9 miliar tahun 2013, kenaikan ini didapat dari penjualan Kabel Telekomunikasi. Kenaikan penjualan juga terjadi pada kabel listrik tegangan rendah yaitu sebesar Rp105,1 miliar atau naik 11,5% dari Rp917,5 miliar tahun 2012 menjadi Rp1.022,6 miliar tahun 2013. Sedangkan pada kabel listrik tegangan menengah terjadi penurunan penjualan sebesar Rp59,4 miliar atau turun 24,2%, dari Rp245,9 tahun 2012 menjadi Rp186,5 miliar tahun 2013. Penjualan energi listrik pada tahun 2013 tidak ada penjualan dengan tidak diperpanjangnya kontrak pengadaan energi listrik yang menggunakan energi diesel oleh PLN.

b. Sales

The Company’s consolidated sales for the year ended on 31 December 2013 underwent a hike of Rp.255.2 billion or an increase of 20.7% from Rp.1,234.8 billion to become Rp.1,490.1 billion. Sales in telecommunication cable underwent an increase of Rp.220.3 billion or a hike of 365.3% from Rp.60.6 billion in 2012 to become Rp.280,9 billion in 2013. This increase was obtained from the sales of Telecommunication Cable. Another increase was in the low voltage electric cable from Rp.105.1 billion or an increase of 11.5% from Rp.917.5 billion in 2012 to become Rp.1,022.6 billion in 2013. While the medium voltage electrical cable underwent a sales decrease of Rp.59.4 billion or down 24.2% from Rp.245.9 billion in 2012 to become Rp.186.5 billion in 2013. There was no power energy sales in 2013 due to not extended contract of power energy supply as PLN uses diesel energy.

a. Produksi

Proses produksi kabel yang dilakukan oleh Perseroan, merupakan kumpulan dari beberapa proses, yang dilakukan secara berurutan sesuai dengan jenis kabel yang akan diproduksi. Dimulai dari proses penarikan kawat sesuai dengan ukuran diameter yang dibutuhkan, hingga proses pembungkusan akhir, dimana antara kedua proses tersebut terdapat berbagai proses sesuai kebutu-han, misalnya proses pemasangan lapisan anti bakar, pelindung mekanis dan lain-lain. Semakin rumit jenis kabel yang dibuat, maka rangkaian proses produksinya pun semakin panjang.

Seiring dengan peningkatan Penjualan Konsolida-sian pada tahun 2013, peningkatan hasil produksi terjadi pada Kabel Telekomunikasi sebesar 15.680,8 km atau 80%, dari 19.596,3 km tahun 2012 menjadi 35.277,1 km tahun 2013. Sedangkan pada Kabel Listrik Tegangan Rendah mengalami penurunan produksi sebanyak 1.796,7 ton atau sebesar 11,3% dari 15.875,7 ton tahun 2012 menjadi 14.079 ton tahun 2013. Demikian juga pada Kabel Listrik Tegangan Menengah mengalami penurunan sebesar 2.090,4 ton atau 34,2% dari 6.121,1 ton tahun 2012 menjadi 4.030,7 ton tahun 2013.

1. Tinjauan Operasional

Tahun 2013 dapat dikatakan tahun yang tidak mudah, ekonomi Indonesia hanya mampu tumbuh 5,7%. Meskipun masih lebih rendah dari tahun sebelumnya, namun angka tersebut merupakan sebuah prestasi. Tekanan kepada Neraca Pemba-yaran Indonesia meningkat dibarengi dengan pelemahan nilai tukar rupiah. Inflasi berada di atas kisaran inflasi yang ditetapkan Bank Indone-sia, awal tahun 2013 yang lalu yaitu 4,5% + 1 % sedangkan realisasi inflasi tercatat diangka 8,3% sampai akhir 2013.

Dalam kondisi Perekonimian yang tidak mudah tersebut. Perseroan pada tahun 2013 masih dapat tumbuh 20,7%. Pertumbuhan tersebut terutama diperoleh dari Kabel Telekomunikasi yang meningkat kapasitas produksinya hampir lima kali lipat. Hal ini untuk mengantisipasi terus bertum-buhnya permintaan Kabel Fiber Optik dengan mulai direalisasikan Proyek telekomunikasi Palapa Ring yang akan menghubungkan 3.000 pulau di Indonesia.

37

Kabel Listrik Tegangan RendahLow Voltage Electrical Cable

Kabel Listrik Tegangan MenengahMedium Voltage Electrical Cable

Kabel TelekomunikasiTelecommunication Cable

Energi Listrik Power Energy

0

50

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1500 2013

20121.022,7

917,6

186,5

280,9

10,8-

60,6

245,9

Kelompok ProdukType of Products

Tahun 2013Year

Tahun 2012Year

% Naik (Turun)Increase (Decrease)

Kabel Listrik Tegangan RendahLow Voltage Electrical Cable

Kabel Listrik Tegangan MenengahMedium Voltage Electrical Cable

Kabel TelekomunikasiTelecommunication Cable

Energi Listrik Power Energy

Jumlah Total

Rp. 1.022,7 M

Rp. 186,5 M

Rp. 280,9 M

Rp. - M

Rp. 1.490,1 M

Rp. 917,6 M

Rp. 245,9 M

Rp. 60,6 M

Rp. 10,8 M

Rp. 1.234,9 M

11,5 %

(24,2 %)

363,5 %

-

20,7%

2. Profitabilitas

Kemampuan Perseroan untuk mendapatkan laba mengalami kenaikan bila dibandingkan tahun 2012, ukuran profitabilitas Perseroan dapat dilihat pada Gross Profit Margin Perseroan tahun 2013 sebesar 13,4% mengalami kenaikan sebesar 2,7% dibanding tahun 2012 sebesar 10,7%. Laba Sebelum Manfaat (Beban) Pajak tahun 2013 sebesar 2,9% mengalami penurunan sebesar 1% dibanding tahun 2012 sebesar 3,9%. Penurunan ini terjadi terutama karena naiknya Rugi selisih nilai tukar mata uang asing, naik 230% dari Rp20,8 miliar tahun 2012 menjadi Rp68,8 miliar tahun 2013 dan naiknya Beban Pinjaman serta Provisi dan Administrasi Bank naik 123,5% dari Rp18,3 miliar tahun 2012 menjadi Rp40,9 miliar tahun 2013.

2. Profitability

The Company capability to obtain profit increased compared to 2012, the Company profitability assess-ment can be seen from the Gross Profit Margin of the Company in 2013 of 13.4% or an increase of 2.7% compared to 2012 of 10.7%. Profit Before Tax in 2013 was 2.9% a decrease of 1% compared to 2012 of 3.9%. This decrease was mainly due to the increase in Loss difference of the foreign currency exchange rate, increasing 230% from Rp.20.8 billion in 2012 to become Rp.68.8 billion in 2013 and the increase in the Loan Burden and Bank Provision and Administration increased by 123.5% from Rp.18.3 billion in 2012 to become Rp.40.9 billion in 2013.

38

3. Financial Performance Analysisa. Asset

The Company’s total consolidated current asset on 31 December 2013 was Rp.1,029.3 billion an increase of Rp.414.6 billion or a hike of 67.4% compared to 2012 of Rp.614.7 billion. Such current asset increase took place in the Operational Receivable of Rp.294.5 billion or an increase of 135.3% from Rp.217.6 billion to become Rp.512.1 billion, this was due to the delay in payment by the customers. Stock also underwent a hike from Rp.139.1 billion or an increase of 42.8% from Rp.325.0 billion to become Rp.464.1 billion.

An increase also took place in the Company’s consolidated Non Current Asset on 31 December 2013 of Rp.210.5 billion, an increase of Rp.116.2 billion or 123.2% compared to 2012 of Rp.94.3 billion. The increase in non current asset took place in the fixed Asset undergoing an increase of Rp.64.1 billion or an increase of 88.8% from Rp.72.2 billion in 2012 to become Rp.136.3 billion in 2013. This was due to the Optic Fiber Cable plant expansion in 2013. Another Non Current Asset which underwent a hike of Rp.39.4 billion or an increase of 328.3% from Rp.12 billion to become Rp.51.4 billion due to the increase in financial security of around Rp.19.5 billion and a subsidiary fixed asset book value of Rp.19.8 billion was not utilized and ready to be sold.

b. Liability

The Company consolidated current liability total on 31 December 2013 was Rp.1,052.6 billion an increase of Rp.520.9 billion or 98% compared to 2012 of Rp.531.7 billion. Such current liability increase is mainly due to the Short Term Bank Loan of Rp.456 billion, with the additional credit facility transactional work capital credit.

This also happen in the non current liability which increase by Rp.5.2 billion or 15.1% from Rp.34.4 billion to become Rp.39.6 billion, an increase on the liability of the post performance fee of Rp.5.2 billion in 2013.

c. Equity

The Company consolidated equity amount in 31 December 2013 of Rp.147.7 billion underwent a hike

mengalami kenaikan sebesar Rp4,8 miliar atau naik 3,4% dibanding tahun 2012 sebesar Rp142,9 miliar. Pada tahun 2013 Perseroan telah mem-bagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 18,1 miliar atau sebesar 56,9 % dari keuntun-gan bersih yang diperoleh tahun 2012 sebesar Rp 31,8 miliar.

d. Pendapatan , Beban, Laba (Rugi), Pendapatan komprehensif lain

Jumlah penjualan konsolidasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.490,1 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp225,2 miliar atau naik 20,7% dibanding tahun 2012 sebesar Rp1.234,9 miliar. Kenaikan penjualan tahun 2013 terjadi pada Kabel Telekomunikasi mencapai 363,5% dari Rp60,6 miliar tahun 2012 menjadi Rp280,9 miliar tahun 2013.

Laba kotor konsolidasian Perseroan untuk periode tahun 2013 sebesar Rp 199,6 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp 66,9 miliar atau naik sebesar 50,4% dibanding tahun 2012 sebesar Rp132,7 miliar. Kenaikan laba kotor konsolidasian untuk periode tahun 2012 terutama diperoleh dari penjualan Kabel Telekomunikasi.

Laba konsolidasian sebelum manfaat (beban) pajak Perseroan untuk periode tahun 2013 sebesar Rp43,4 miliar mengalami penurunan sebesar Rp5,5 miliar atau turun 11,2% dibanding tahun 2012 sebesar Rp48,9 miliar. Penurunan Laba Konsolidasi sebelum manfaat (beban) pajak yang cukup significan terjadi pada kenaikan rugi selisih nilai tukar mata uang asing sebesar Rp48 miliar atau 230,8%, kenaikan beban pinjaman Rp17,3 miliar atau naik 141,8% dan kenaikan provisi dan administrasi bank sebesar Rp5,4 miliar atau naik 88,5%.

Jumlah laba komprehensif konsolidasian untuk periode tahun 2013 sebesar Rp 22,9 miliar mengalami penurunan sebesar Rp9,1 miliar atau turun sebesar 28,4% dibanding tahun 2012 sebesar Rp 32,0 miliar. Penurunan laba kompre-hensif konsolidasian untuk periode tahun 2013 terutama akibat dari menurunnya laba konsolida-sian sebelum manfaat (beban)pajak.

3. Analisa Kinerja Keuangana. Aset

Jumlah aset lancar konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp1.029,3 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp414,6 miliar atau naik 67,4% dibanding tahun 2012 sebesar Rp 614,7 miliar. Kenaikan aset lancar tersebut terjadi pada Piutang Usaha Rp294,5 miliar atau naik 135,3% dari Rp217,6 miliar menjadi Rp512,1 miliar, kenaikan ini disebabkan karena ada keterlambatan dalam pembayaran oleh pelanggan. Persediaan juga mengalami kenaikan sebesar Rp139,1 miliar atau naik 42,8% dari Rp325,0 miliar menjadi Rp464,1 miliar.

Kenaikan juga terjadi pada Aset Tidak Lancar konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desem-ber 2013 sebesar Rp210,5 miliar, naik sebesar Rp 116,2 miliar atau 123,2% dibanding tahun 2012 sebesar Rp94,3 miliar. Kenaikan aset tidak lancar terjadi pada Aset tetap yang mengalami kenaikan sebesar Rp64,1 miliar atau naik 88,8% dari Rp72,2 miliar tahun 2012 menjadi Rp136,3 tahun 2013. Kenaikan ini dikarenakan adanya ekspansi pabrik Kabel Fiber Optik pada tahun 2013. Aset Tidak Lancar lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp39,4 miliar atau naik 328,3% dari Rp12 miliar menjadi Rp51,4 miliar yang terjadi karena kenaikan uang jaminan sekitar Rp19,5 miliar dan nilai buku aset tetap Entitas anak sebesar Rp19,8 miliar tidak digunakan lagi dan siap untuk dijual.

b. Liabilitas

Jumlah liabilitas lancar konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp. 1.052,6 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp520,9 miliar atau naik 98% dibanding tahun 2012 sebesar Rp531,7 miliar. Kenaikan liabilitas lancar tersebut terutama terjadi pada Pinjaman Bank Jangka Pendek sebesar Rp456 miliar, adanya tambahan fasilitas kredit modal kerja transaksional.

Demikian pula pada liabilitas tidak lancar mengalami kenaikan sebesar Rp5,2 miliar atau naik 15,1% dari Rp34,4 miliar menjadi Rp39,6 miliar, kenaikan atas liabilitas imbalan pasca kerja sebesar Rp5,2 miliar tahun 2013.

c. Ekuitas

Jumlah ekuitas konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp147,7 miliar

39

mengalami kenaikan sebesar Rp4,8 miliar atau naik 3,4% dibanding tahun 2012 sebesar Rp142,9 miliar. Pada tahun 2013 Perseroan telah mem-bagikan dividen kepada pemegang saham sebesar Rp 18,1 miliar atau sebesar 56,9 % dari keuntun-gan bersih yang diperoleh tahun 2012 sebesar Rp 31,8 miliar.

d. Pendapatan , Beban, Laba (Rugi), Pendapatan komprehensif lain

Jumlah penjualan konsolidasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp1.490,1 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp225,2 miliar atau naik 20,7% dibanding tahun 2012 sebesar Rp1.234,9 miliar. Kenaikan penjualan tahun 2013 terjadi pada Kabel Telekomunikasi mencapai 363,5% dari Rp60,6 miliar tahun 2012 menjadi Rp280,9 miliar tahun 2013.

Laba kotor konsolidasian Perseroan untuk periode tahun 2013 sebesar Rp 199,6 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp 66,9 miliar atau naik sebesar 50,4% dibanding tahun 2012 sebesar Rp132,7 miliar. Kenaikan laba kotor konsolidasian untuk periode tahun 2012 terutama diperoleh dari penjualan Kabel Telekomunikasi.

Laba konsolidasian sebelum manfaat (beban) pajak Perseroan untuk periode tahun 2013 sebesar Rp43,4 miliar mengalami penurunan sebesar Rp5,5 miliar atau turun 11,2% dibanding tahun 2012 sebesar Rp48,9 miliar. Penurunan Laba Konsolidasi sebelum manfaat (beban) pajak yang cukup significan terjadi pada kenaikan rugi selisih nilai tukar mata uang asing sebesar Rp48 miliar atau 230,8%, kenaikan beban pinjaman Rp17,3 miliar atau naik 141,8% dan kenaikan provisi dan administrasi bank sebesar Rp5,4 miliar atau naik 88,5%.

Jumlah laba komprehensif konsolidasian untuk periode tahun 2013 sebesar Rp 22,9 miliar mengalami penurunan sebesar Rp9,1 miliar atau turun sebesar 28,4% dibanding tahun 2012 sebesar Rp 32,0 miliar. Penurunan laba kompre-hensif konsolidasian untuk periode tahun 2013 terutama akibat dari menurunnya laba konsolida-sian sebelum manfaat (beban)pajak.

of Rp.4.8 billion or 3.4% compared to 2012 of Rp.142.9 billion. In 2013 the Company has distributed a dividend to the shareholders amounting to Rp.18.1 billion or 56.9% of the net profit obtained in 2012 of Rp.31.8 billion.

d. Income, Cost, Profit (Loss), Other comprehensive income

The Company consolidated sales for the year ended on 31 December 2013 of Rp.1,490.1 billion, an increase of Rp.225.2 billion or 20.7% compared to 2012 of Rp.1,234.9 billion. Sales increase in 2013 was due to Telecommunication Cable achieving 363.5% from Rp.60.6 billion in 2012 to become Rp.280.9 billion in 2013.

The Company consolidated gross profit for the period 2013 was Rp.199.6 billion an increase of Rp.66.9 billion or 50.4% compared to 2012 of Rp.132.7 billion. The consolidated gross profit increase for the period 2012 was mainly due to sales in Telecommunication cable.

The Company’s consolidated profit before tax for the period 2013 amounted to Rp.43.4 billion a decrease of Rp.5.5 billion or 11.2% compared to 2012 of Rp.48.9 billion. This Consolidated Profit before tax significant decrease was due to the loss increase in the disparity of foreign currency exchange rate of Rp.48 billion or 230.8% an increase in loan burden of Rp.17.3 billion or 141.8% and increase in the bank provision and administration of Rp.5.4 billion or an increase of 88.5%.

The consolidated comprehensive profit for the period 2013 of Rp.22.9 billion underwent a decrease of Rp.9.1 billion or 28.4% compared to 2012 of Rp.32.0 billion. The decrease in the consolidated comprehen-sive profit for the period 2013 was mainly due to the decrease in the consolidated profit before tax.

3. Analisa Kinerja Keuangana. Aset

Jumlah aset lancar konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp1.029,3 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp414,6 miliar atau naik 67,4% dibanding tahun 2012 sebesar Rp 614,7 miliar. Kenaikan aset lancar tersebut terjadi pada Piutang Usaha Rp294,5 miliar atau naik 135,3% dari Rp217,6 miliar menjadi Rp512,1 miliar, kenaikan ini disebabkan karena ada keterlambatan dalam pembayaran oleh pelanggan. Persediaan juga mengalami kenaikan sebesar Rp139,1 miliar atau naik 42,8% dari Rp325,0 miliar menjadi Rp464,1 miliar.

Kenaikan juga terjadi pada Aset Tidak Lancar konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desem-ber 2013 sebesar Rp210,5 miliar, naik sebesar Rp 116,2 miliar atau 123,2% dibanding tahun 2012 sebesar Rp94,3 miliar. Kenaikan aset tidak lancar terjadi pada Aset tetap yang mengalami kenaikan sebesar Rp64,1 miliar atau naik 88,8% dari Rp72,2 miliar tahun 2012 menjadi Rp136,3 tahun 2013. Kenaikan ini dikarenakan adanya ekspansi pabrik Kabel Fiber Optik pada tahun 2013. Aset Tidak Lancar lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp39,4 miliar atau naik 328,3% dari Rp12 miliar menjadi Rp51,4 miliar yang terjadi karena kenaikan uang jaminan sekitar Rp19,5 miliar dan nilai buku aset tetap Entitas anak sebesar Rp19,8 miliar tidak digunakan lagi dan siap untuk dijual.

b. Liabilitas

Jumlah liabilitas lancar konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp. 1.052,6 miliar mengalami kenaikan sebesar Rp520,9 miliar atau naik 98% dibanding tahun 2012 sebesar Rp531,7 miliar. Kenaikan liabilitas lancar tersebut terutama terjadi pada Pinjaman Bank Jangka Pendek sebesar Rp456 miliar, adanya tambahan fasilitas kredit modal kerja transaksional.

Demikian pula pada liabilitas tidak lancar mengalami kenaikan sebesar Rp5,2 miliar atau naik 15,1% dari Rp34,4 miliar menjadi Rp39,6 miliar, kenaikan atas liabilitas imbalan pasca kerja sebesar Rp5,2 miliar tahun 2013.

c. Ekuitas

Jumlah ekuitas konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp147,7 miliar

40

31 Desember December 31

2013 2012 2011 2010 2009

Laba Sebelum Manfaat (Beban pajak) Income before tax benefit (expense)

Laba Bersih Net Income

Aset Total Assets

Kewajiban Liabilities

Ekuitas Stockholder's Equity

48,9

31,8

709,0

566,0

142,9

43,4

22,6

1.239,8

1.092,0

147,7

41,3

29,7

627,0

499,6

127,5

2,2

(1,0)

562,0

463,3

98,7

29,8

15,8

587,3

484,8

102,5

Analisa Keuangan Financial Analysis(dalam miliar rupiah) (In billion Rupiah)

Uraian Description

2013 2012 2011 2010 2009

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0 Laba Sebelum ManfaatLaba Bersih

43,4 48,9

31,822,6

41,3

29,7

2,2

29,8

(1,0)

15,8

e. Arus Kas

Kas dan setara kas pada akhir tahun 2013 sebesar Rp 5,5 miliar mengalami penurunan sebesar Rp 22,6 miliar atau turun 80,4% dibanding tahun 2012. Penurunan kas setara kas pada akhir tahun 2013, akibat dari defisit arus kas bersih digunakan untuk aktifitas operasi sebesar Rp119,1 miliar dan penggunaan arus kas terjadi pada akitfitas investasi sebesar Rp52,1 miliar, sehingga jumlah arus kas keluar periode tahun 2013 sebesar Rp171,2 miliar.

Walaupun pada tahun 2013 Perseroan masih mendapat tambahan pinjaman jangka pendek dari Bank Mandiri, jumlah arus kas selama tahun 2013 masih mengalami defisit sebesar Rp22,6 miliar.

e. Cash Flow

Cash and cash equivalent at the end of 2013 of Rp.5.5 billion underwent a downturn of Rp.22.6 billion or 80.4% compared to 2012. The decrease in cash equivalent at the end of 2013, due to the deficit in net cash flow was utilized for operational activities amounting to Rp.119.1 billion and the utilization of cash flow in the investment activities of Rp.52.1 billion, so therefore the amount of outgoing cash flow in the 2013 period amounted to Rp.171.2 billion.

Although in 2013 the Company still obtained an additional short term loan from Bank Mandiri, the cash flow amount during 2013 still underwent a deficit of Rp.22.6 billion.

mewujudkan 15 juta home pass di seluruh Indonesia hingga tahun 2017 dan 25 juta home pass pada 2025.

Selain pasar lokal, peluang di pasar internasional juga cukup besar walaupun untuk tahun 2013 Penjualan konsolidasian Perseroan lebih rendah dari tahun sebelumnya dikarenakan Perseroan lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini tentunya tidak akan mengurangi rasa optimis bahwa Perseroan akan terus mengalami pertumbuhan.

9. Perbandingan antara target /proyeksi dan realisasi

Penjualan konsolidasi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013 sebesar Rp1.490,1 miliar masih berada di bawah target tahun 2013 yaitu sebesar Rp1.613,6 miliar atau dengan kata lain realisasi penjualan konsolidasi perseroan tahun 2013 hanya mencapai 92,3% dari target tahun 2013. Tidak tercapainya realisasi penjualan tahun 2013 disebabkan oleh penurunan penjualan kabel listrik terutama penjualan kepada PLN, sedangkan Laba Bersih Perseroan sebesar Rp22,5 miliar atau 32,7% dari target Laba Bersih Perseroan Konsolidasian Perseroan tahun 2013 sebesar Rp68,9 miliar.

10. Aspek Pemasaran Target yang ingin dicapai

Infrastruktur, Industri, serta Konstruksi dan Bangunan merupakan tiga pasar utama yang dilayani oleh Perseroan dengan berbagai macam produk yang dihasilkan, baik pada pasar lokal maupun internasional.

Dalam usaha meningkatkan penjualan, selain terus meningkatkan kualitas dan kemampuan, Perseroan juga terus berusaha untuk menambah jenis produk yang dihasilkan terutama pada jenis-jenis kabel khusus.

11. Kebijakan Dividen Untuk mencapai keseimbangan yang baik antara kepentingan dari para Pemegang Saham dengan kondisi keuangan serta pertumbuhan Perseroan, pembayaran atau pembagian dividen ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham selama tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan.

4. Pembayaran Hutang

Rata-rata pembayaran hutang usaha Perseroan tahun 2013 adalah 135 hari lebih lama 19 hari dibanding tahun 2012, bertambah waktu pemba-yaran hutang usaha karena diperpanjang pemba-yaran hutang usance L/C yang telah jatuh tempo menjadi hutang TR.

5. Kolektibilitas Piutang

Rata-rata kolektibilitas piutang usaha Perseroan tahun 2013 adalah 102 hari mengalami kenaikan yang sangat signifikan 46 hari dibanding tahun 2012, bertambah lamanya kolektibilitas piutang usaha, terutama penjualan proyek turn key ke PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

6. Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal

Pada tahun 2013 tidak ada ikatan material untuk investasi barang modal

7. Informasi dan Fakta Material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntansi

Tidak ada Informasi & Fakta Material yang terjadi setelah tanggal Laporan Akuntansi

8. Propek Usaha

Walau laba bersih Perseroan untuk tahun 2013 mengalami sedikit penurunan dibanding tahun 2012, hal tersebut tidak dapat mempengaruhi prospek usaha ke depannya karena penjualan konsolidasian Perseroan yang mengalami kenaikan sebesar 20,6%. Terlebih lagi bila peluang pasar dalam negeri yang sangat besar untuk industri kabel, seperti PT PLN (Persero) yang memiliki visi 75 -100, yang artinya dalam usia Republik Indonesia yang ke 75 yakni pada tahun 2020, seluruh wilayah telah terlayani listrik. Kebutuhan kabel untuk proyek pembangunan gedung perkantoran dan perumahan saat ini sangat besar. Hal ini memberikan dampak bisnis yang besar bagi industri kabel di Indonesia terutama untuk kabel lisrik. Demikian pula untuk kabel telepon serat optik juga mempunyai peluang yang sangat besar, PT Telkom sedang mengem-bangkan proyek FTTH (Fiber To The Home) untuk

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 18 Juni 2013, sebagaimana tercantum dalam Akta Risalah Rapat No. 12 tanggal 18 Juni 2013, pemegang saham menyetujui penetapan penggunaan laba bersih untuk Tahun Buku 2012 sebagai berikut, Rp18,1 miliar dibagikan sebagai Dividen Tunai dengan nilai Rp120 perlembar saham dan telah dibagikan pada tanggal 25 Juli 2013, kemudian Rp2 miliar sebagai cadangan umum dan sisanya Rp11,9 miliar dibukukan sebagai laba di tahan.

41

e. Arus Kas

Kas dan setara kas pada akhir tahun 2013 sebesar Rp 5,5 miliar mengalami penurunan sebesar Rp 22,6 miliar atau turun 80,4% dibanding tahun 2012. Penurunan kas setara kas pada akhir tahun 2013, akibat dari defisit arus kas bersih digunakan untuk aktifitas operasi sebesar Rp119,1 miliar dan penggunaan arus kas terjadi pada akitfitas investasi sebesar Rp52,1 miliar, sehingga jumlah arus kas keluar periode tahun 2013 sebesar Rp171,2 miliar.

Walaupun pada tahun 2013 Perseroan masih mendapat tambahan pinjaman jangka pendek dari Bank Mandiri, jumlah arus kas selama tahun 2013 masih mengalami defisit sebesar Rp22,6 miliar.

mewujudkan 15 juta home pass di seluruh Indonesia hingga tahun 2017 dan 25 juta home pass pada 2025.

Selain pasar lokal, peluang di pasar internasional juga cukup besar walaupun untuk tahun 2013 Penjualan konsolidasian Perseroan lebih rendah dari tahun sebelumnya dikarenakan Perseroan lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini tentunya tidak akan mengurangi rasa optimis bahwa Perseroan akan terus mengalami pertumbuhan.

9. Perbandingan antara target /proyeksi dan realisasi

Penjualan konsolidasi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013 sebesar Rp1.490,1 miliar masih berada di bawah target tahun 2013 yaitu sebesar Rp1.613,6 miliar atau dengan kata lain realisasi penjualan konsolidasi perseroan tahun 2013 hanya mencapai 92,3% dari target tahun 2013. Tidak tercapainya realisasi penjualan tahun 2013 disebabkan oleh penurunan penjualan kabel listrik terutama penjualan kepada PLN, sedangkan Laba Bersih Perseroan sebesar Rp22,5 miliar atau 32,7% dari target Laba Bersih Perseroan Konsolidasian Perseroan tahun 2013 sebesar Rp68,9 miliar.

10. Aspek Pemasaran Target yang ingin dicapai

Infrastruktur, Industri, serta Konstruksi dan Bangunan merupakan tiga pasar utama yang dilayani oleh Perseroan dengan berbagai macam produk yang dihasilkan, baik pada pasar lokal maupun internasional.

Dalam usaha meningkatkan penjualan, selain terus meningkatkan kualitas dan kemampuan, Perseroan juga terus berusaha untuk menambah jenis produk yang dihasilkan terutama pada jenis-jenis kabel khusus.

11. Kebijakan Dividen Untuk mencapai keseimbangan yang baik antara kepentingan dari para Pemegang Saham dengan kondisi keuangan serta pertumbuhan Perseroan, pembayaran atau pembagian dividen ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham selama tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan.

4. Pembayaran Hutang

Rata-rata pembayaran hutang usaha Perseroan tahun 2013 adalah 135 hari lebih lama 19 hari dibanding tahun 2012, bertambah waktu pemba-yaran hutang usaha karena diperpanjang pemba-yaran hutang usance L/C yang telah jatuh tempo menjadi hutang TR.

5. Kolektibilitas Piutang

Rata-rata kolektibilitas piutang usaha Perseroan tahun 2013 adalah 102 hari mengalami kenaikan yang sangat signifikan 46 hari dibanding tahun 2012, bertambah lamanya kolektibilitas piutang usaha, terutama penjualan proyek turn key ke PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

6. Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal

Pada tahun 2013 tidak ada ikatan material untuk investasi barang modal

7. Informasi dan Fakta Material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntansi

Tidak ada Informasi & Fakta Material yang terjadi setelah tanggal Laporan Akuntansi

8. Propek Usaha

Walau laba bersih Perseroan untuk tahun 2013 mengalami sedikit penurunan dibanding tahun 2012, hal tersebut tidak dapat mempengaruhi prospek usaha ke depannya karena penjualan konsolidasian Perseroan yang mengalami kenaikan sebesar 20,6%. Terlebih lagi bila peluang pasar dalam negeri yang sangat besar untuk industri kabel, seperti PT PLN (Persero) yang memiliki visi 75 -100, yang artinya dalam usia Republik Indonesia yang ke 75 yakni pada tahun 2020, seluruh wilayah telah terlayani listrik. Kebutuhan kabel untuk proyek pembangunan gedung perkantoran dan perumahan saat ini sangat besar. Hal ini memberikan dampak bisnis yang besar bagi industri kabel di Indonesia terutama untuk kabel lisrik. Demikian pula untuk kabel telepon serat optik juga mempunyai peluang yang sangat besar, PT Telkom sedang mengem-bangkan proyek FTTH (Fiber To The Home) untuk

4. Debt Payment

The average account payable of the Company during 2013 is 135 days longer by 19 days compared to 2012, prolonged by the operational loan payment due to the extended usance L/C loan payment which was due to become a TR debt.

5. Collectability of Receivables

The average collectability of the Company receiva-bles in 2013 is 102 days undergoing a significant increase of 46 days compared to 2012, this prolonged Company receivable collectability, was mainly due to the turn key project sales to PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

6. Material Bonding for Capital Goods Investment

In 2013 there was no material bonding for capital goods investment

7. Information and Material Facts after the account- ancy report date

There is no Information & Material Fact after the date of Accountancy Report.

8. Business Prospect

Although the Company’s net profit for 2013 under-went a slight downturn compared to 2012, such matter does not affect the business prospect ahead due to the Company’s consolidated sales which underwent an increase of 20.6%. This fact is also supported if the great domestic market opportunity for cable industries, such as PT PLN (Persero) which has the 75-100 visions, meaning that in the 75th anniversary of the Republic of Indonesia which is in 2020, all regions are served by electricity. The need for cable for office building development project and housing is currently very great. This provides a big business impact for the cable industries in Indonesia especially for electrical cables. This is also true for the optical fiber phone cable which has also a quite big opportunity, as PT Telkom is presently developing its FTTH (Fiber To The Home) to realize a 15 million

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 18 Juni 2013, sebagaimana tercantum dalam Akta Risalah Rapat No. 12 tanggal 18 Juni 2013, pemegang saham menyetujui penetapan penggunaan laba bersih untuk Tahun Buku 2012 sebagai berikut, Rp18,1 miliar dibagikan sebagai Dividen Tunai dengan nilai Rp120 perlembar saham dan telah dibagikan pada tanggal 25 Juli 2013, kemudian Rp2 miliar sebagai cadangan umum dan sisanya Rp11,9 miliar dibukukan sebagai laba di tahan.

42

e. Arus Kas

Kas dan setara kas pada akhir tahun 2013 sebesar Rp 5,5 miliar mengalami penurunan sebesar Rp 22,6 miliar atau turun 80,4% dibanding tahun 2012. Penurunan kas setara kas pada akhir tahun 2013, akibat dari defisit arus kas bersih digunakan untuk aktifitas operasi sebesar Rp119,1 miliar dan penggunaan arus kas terjadi pada akitfitas investasi sebesar Rp52,1 miliar, sehingga jumlah arus kas keluar periode tahun 2013 sebesar Rp171,2 miliar.

Walaupun pada tahun 2013 Perseroan masih mendapat tambahan pinjaman jangka pendek dari Bank Mandiri, jumlah arus kas selama tahun 2013 masih mengalami defisit sebesar Rp22,6 miliar.

mewujudkan 15 juta home pass di seluruh Indonesia hingga tahun 2017 dan 25 juta home pass pada 2025.

Selain pasar lokal, peluang di pasar internasional juga cukup besar walaupun untuk tahun 2013 Penjualan konsolidasian Perseroan lebih rendah dari tahun sebelumnya dikarenakan Perseroan lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini tentunya tidak akan mengurangi rasa optimis bahwa Perseroan akan terus mengalami pertumbuhan.

9. Perbandingan antara target /proyeksi dan realisasi

Penjualan konsolidasi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013 sebesar Rp1.490,1 miliar masih berada di bawah target tahun 2013 yaitu sebesar Rp1.613,6 miliar atau dengan kata lain realisasi penjualan konsolidasi perseroan tahun 2013 hanya mencapai 92,3% dari target tahun 2013. Tidak tercapainya realisasi penjualan tahun 2013 disebabkan oleh penurunan penjualan kabel listrik terutama penjualan kepada PLN, sedangkan Laba Bersih Perseroan sebesar Rp22,5 miliar atau 32,7% dari target Laba Bersih Perseroan Konsolidasian Perseroan tahun 2013 sebesar Rp68,9 miliar.

10. Aspek Pemasaran Target yang ingin dicapai

Infrastruktur, Industri, serta Konstruksi dan Bangunan merupakan tiga pasar utama yang dilayani oleh Perseroan dengan berbagai macam produk yang dihasilkan, baik pada pasar lokal maupun internasional.

Dalam usaha meningkatkan penjualan, selain terus meningkatkan kualitas dan kemampuan, Perseroan juga terus berusaha untuk menambah jenis produk yang dihasilkan terutama pada jenis-jenis kabel khusus.

11. Kebijakan Dividen Untuk mencapai keseimbangan yang baik antara kepentingan dari para Pemegang Saham dengan kondisi keuangan serta pertumbuhan Perseroan, pembayaran atau pembagian dividen ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham selama tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan.

home pass in overall Indonesia until 2017 and 25 million home pass in 2025.

Besides the local market, the international market has also a quite big opportunity although for 2013 the Company’s consolidated Sales is still lower than the previous year due to the fact that the Company is more focused to meet the domestic need. This shall not of course lessen the optimistic view that the Company shall continue to experience growth.

9. Comparison between target/projection and realization

The Company’s consolidated sales for the book year ended on 31 December 2013 amounted to Rp.1,490.1 billion is still below the target of 2013 of Rp.1,613.6 billion or in other words the Company’s consolidated sales of 2013 only reached 92.3% of its 2013 target. The non achievement of the sales realization in 2013 is due to the decrease in the electric cable sales especially sales to PLN, while the Company’s Net Profit of Rp.22.5 billion or 32.7% of the Company’s Net Profit target in 2013 of Rp.68.9 billion.

10. Target Marketing Aspect to be achieved

Infrastructure, Industry, and Construction and Building are three main market services by the Company with various types of product produced, both in the local and international market.

In its efforts to improve sales, besides consistently improving its quality and capability, the Company also continuously strive to add the type of products especially in the types of special cables.

11. Dividend Policy

To attain a good balance between the interest of the Shareholders and financial condition and growth of the Company, payment or distribution of dividend is stipulated in a Shareholders General Meeting provided it does not breach the Company’s Articles of Association.

4. Pembayaran Hutang

Rata-rata pembayaran hutang usaha Perseroan tahun 2013 adalah 135 hari lebih lama 19 hari dibanding tahun 2012, bertambah waktu pemba-yaran hutang usaha karena diperpanjang pemba-yaran hutang usance L/C yang telah jatuh tempo menjadi hutang TR.

5. Kolektibilitas Piutang

Rata-rata kolektibilitas piutang usaha Perseroan tahun 2013 adalah 102 hari mengalami kenaikan yang sangat signifikan 46 hari dibanding tahun 2012, bertambah lamanya kolektibilitas piutang usaha, terutama penjualan proyek turn key ke PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

6. Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal

Pada tahun 2013 tidak ada ikatan material untuk investasi barang modal

7. Informasi dan Fakta Material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntansi

Tidak ada Informasi & Fakta Material yang terjadi setelah tanggal Laporan Akuntansi

8. Propek Usaha

Walau laba bersih Perseroan untuk tahun 2013 mengalami sedikit penurunan dibanding tahun 2012, hal tersebut tidak dapat mempengaruhi prospek usaha ke depannya karena penjualan konsolidasian Perseroan yang mengalami kenaikan sebesar 20,6%. Terlebih lagi bila peluang pasar dalam negeri yang sangat besar untuk industri kabel, seperti PT PLN (Persero) yang memiliki visi 75 -100, yang artinya dalam usia Republik Indonesia yang ke 75 yakni pada tahun 2020, seluruh wilayah telah terlayani listrik. Kebutuhan kabel untuk proyek pembangunan gedung perkantoran dan perumahan saat ini sangat besar. Hal ini memberikan dampak bisnis yang besar bagi industri kabel di Indonesia terutama untuk kabel lisrik. Demikian pula untuk kabel telepon serat optik juga mempunyai peluang yang sangat besar, PT Telkom sedang mengem-bangkan proyek FTTH (Fiber To The Home) untuk

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 18 Juni 2013, sebagaimana tercantum dalam Akta Risalah Rapat No. 12 tanggal 18 Juni 2013, pemegang saham menyetujui penetapan penggunaan laba bersih untuk Tahun Buku 2012 sebagai berikut, Rp18,1 miliar dibagikan sebagai Dividen Tunai dengan nilai Rp120 perlembar saham dan telah dibagikan pada tanggal 25 Juli 2013, kemudian Rp2 miliar sebagai cadangan umum dan sisanya Rp11,9 miliar dibukukan sebagai laba di tahan.

43

e. Arus Kas

Kas dan setara kas pada akhir tahun 2013 sebesar Rp 5,5 miliar mengalami penurunan sebesar Rp 22,6 miliar atau turun 80,4% dibanding tahun 2012. Penurunan kas setara kas pada akhir tahun 2013, akibat dari defisit arus kas bersih digunakan untuk aktifitas operasi sebesar Rp119,1 miliar dan penggunaan arus kas terjadi pada akitfitas investasi sebesar Rp52,1 miliar, sehingga jumlah arus kas keluar periode tahun 2013 sebesar Rp171,2 miliar.

Walaupun pada tahun 2013 Perseroan masih mendapat tambahan pinjaman jangka pendek dari Bank Mandiri, jumlah arus kas selama tahun 2013 masih mengalami defisit sebesar Rp22,6 miliar.

mewujudkan 15 juta home pass di seluruh Indonesia hingga tahun 2017 dan 25 juta home pass pada 2025.

Selain pasar lokal, peluang di pasar internasional juga cukup besar walaupun untuk tahun 2013 Penjualan konsolidasian Perseroan lebih rendah dari tahun sebelumnya dikarenakan Perseroan lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Hal ini tentunya tidak akan mengurangi rasa optimis bahwa Perseroan akan terus mengalami pertumbuhan.

9. Perbandingan antara target /proyeksi dan realisasi

Penjualan konsolidasi Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2013 sebesar Rp1.490,1 miliar masih berada di bawah target tahun 2013 yaitu sebesar Rp1.613,6 miliar atau dengan kata lain realisasi penjualan konsolidasi perseroan tahun 2013 hanya mencapai 92,3% dari target tahun 2013. Tidak tercapainya realisasi penjualan tahun 2013 disebabkan oleh penurunan penjualan kabel listrik terutama penjualan kepada PLN, sedangkan Laba Bersih Perseroan sebesar Rp22,5 miliar atau 32,7% dari target Laba Bersih Perseroan Konsolidasian Perseroan tahun 2013 sebesar Rp68,9 miliar.

10. Aspek Pemasaran Target yang ingin dicapai

Infrastruktur, Industri, serta Konstruksi dan Bangunan merupakan tiga pasar utama yang dilayani oleh Perseroan dengan berbagai macam produk yang dihasilkan, baik pada pasar lokal maupun internasional.

Dalam usaha meningkatkan penjualan, selain terus meningkatkan kualitas dan kemampuan, Perseroan juga terus berusaha untuk menambah jenis produk yang dihasilkan terutama pada jenis-jenis kabel khusus.

11. Kebijakan Dividen Untuk mencapai keseimbangan yang baik antara kepentingan dari para Pemegang Saham dengan kondisi keuangan serta pertumbuhan Perseroan, pembayaran atau pembagian dividen ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham selama tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Perseroan.

4. Pembayaran Hutang

Rata-rata pembayaran hutang usaha Perseroan tahun 2013 adalah 135 hari lebih lama 19 hari dibanding tahun 2012, bertambah waktu pemba-yaran hutang usaha karena diperpanjang pemba-yaran hutang usance L/C yang telah jatuh tempo menjadi hutang TR.

5. Kolektibilitas Piutang

Rata-rata kolektibilitas piutang usaha Perseroan tahun 2013 adalah 102 hari mengalami kenaikan yang sangat signifikan 46 hari dibanding tahun 2012, bertambah lamanya kolektibilitas piutang usaha, terutama penjualan proyek turn key ke PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.

6. Ikatan Material untuk Investasi Barang Modal

Pada tahun 2013 tidak ada ikatan material untuk investasi barang modal

7. Informasi dan Fakta Material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntansi

Tidak ada Informasi & Fakta Material yang terjadi setelah tanggal Laporan Akuntansi

8. Propek Usaha

Walau laba bersih Perseroan untuk tahun 2013 mengalami sedikit penurunan dibanding tahun 2012, hal tersebut tidak dapat mempengaruhi prospek usaha ke depannya karena penjualan konsolidasian Perseroan yang mengalami kenaikan sebesar 20,6%. Terlebih lagi bila peluang pasar dalam negeri yang sangat besar untuk industri kabel, seperti PT PLN (Persero) yang memiliki visi 75 -100, yang artinya dalam usia Republik Indonesia yang ke 75 yakni pada tahun 2020, seluruh wilayah telah terlayani listrik. Kebutuhan kabel untuk proyek pembangunan gedung perkantoran dan perumahan saat ini sangat besar. Hal ini memberikan dampak bisnis yang besar bagi industri kabel di Indonesia terutama untuk kabel lisrik. Demikian pula untuk kabel telepon serat optik juga mempunyai peluang yang sangat besar, PT Telkom sedang mengem-bangkan proyek FTTH (Fiber To The Home) untuk

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 18 Juni 2013, sebagaimana tercantum dalam Akta Risalah Rapat No. 12 tanggal 18 Juni 2013, pemegang saham menyetujui penetapan penggunaan laba bersih untuk Tahun Buku 2012 sebagai berikut, Rp18,1 miliar dibagikan sebagai Dividen Tunai dengan nilai Rp120 perlembar saham dan telah dibagikan pada tanggal 25 Juli 2013, kemudian Rp2 miliar sebagai cadangan umum dan sisanya Rp11,9 miliar dibukukan sebagai laba di tahan.

According to the General Meeting of Shareholders on 18 June 2013, as stated in the Deed of the Meeting Minutes No. 12 dated 18 June 2013, the shareholders have approved the appropriation of the net profit utilization for the Book Year 2012 as follows, Rp.18.1 billion to be divided as Cash Dividend with a value of Rp.120 per share and was distributed on 25 July 2013, and Rp.2 billion as general reserve and a balance of Rp.11.9 billion booked as retained earning.

44

Struktur OrganisasiOrganization Structure

PRES

IDEN

T D

IREC

TOR

BO

ARD

OF

CO

MM

ISSI

ON

ERS

AUD

IT C

OM

MIT

TEE

INTE

RN

AL C

ON

TRO

L

MAN

UFA

CTU

RIN

G D

IREC

TOR

MAI

NTE

NAN

CE

MAN

AGER

PRO

DU

CTIO

N 1

MAN

AGER

PRO

DU

CTIO

N 2

MAN

AGER

QU

ALIT

YAS

SUR

ANC

EM

ANAG

ER

PRO

CES

SEN

GIN

EER

ING

CO

OR

DIN

ATO

RLE

GAL

& C

SO

FIN

ANC

E AN

DAC

CO

UN

TIN

GM

ANAG

ER

CO

RPO

RAT

EC

OM

MU

NIC

ATIO

NO

FFIC

ER

SUPP

LY C

HAI

NM

ANAG

ER

INFO

RM

ATIO

NTE

CH

NO

LOG

YC

OO

RD

INAT

ORPR

OD

UCT

ION

PLAN

NIN

GM

ANAG

ER

HR

& G

AM

ANAG

ER

HU

MAN

RES

OU

RC

ES &

GEN

ERAL

AFF

AIR

S D

IREC

TOR PL

N S

ALES

MAN

AGER

FREE

MAR

KET

SALE

SM

ANAG

ER

SALE

S 1

GEN

ERAL

MAN

AGER

(PLN

, FR

EE M

ARK

ET)

TELE

CO

MM

UN

ICAT

ION

SALE

S M

ANAG

ER

MAR

KET

ING

DIR

ECTO

R

SALE

S 2

GEN

ERAL

MAN

AGER

(TEL

ECO

MM

UN

ICAT

ION

, FTT

H)

FTTH

PROJ

ECT

MAN

AGER

IND

OO

R S

ALES

GEN

ERAL

MAN

AGER

IND

OO

RSA

LES

MAN

AGER

SALE

SSU

PPO

RT

MAN

AGER

MAN

UFA

CTU

RIN

G G

ENER

ALM

ANAG

ER

FIN

ANC

E D

IREC

TOR

& C

OR

POR

ATE

SEC

RET

ARY

MAN

AGEM

ENT

REP

RES

ENTA

TIVE

STR

UK

TUR

OR

GA

NIS

ASI

OR

GA

NIZ

ATIO

N S

TRU

CTU

RE

PT

JEM

BO

CA

BLE

CO

MPA

NY

Tbk.

Halaman ini sengaja di kosongkan.This page is intentionally left blank.

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk

DAN ENTITAS ANAKNYA/AND ITS SUBSIDIARY

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN/CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013/FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA

31 DESEMBER 2013

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDARY

CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTSFOR THE YEAR ENDED

31 DECEMBER 2013

D A F T A R I S I CONTENTS

Pernyataan Direksi

Laporan Auditor Independen

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian

Laporan Arus Kas Konsolidasian

Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan Keuangan Tersendiri

Ekshibit/Exhibit

A

B

C

D E

Lampiran/ Appendix

1-6

Directors’ Statement

Independent Auditors’ Report

Consolidated Statements of Financial Position

Consolidated Statements of Comprehensive Income

Consolidated Statements of Changes in Equity

Consolidated Statements of Cash Flows

Notes to Consolidated Financial Statements

The Separate Financial Statements

A S E T Catatan/ A S S E T SNotes 2 0 1 3 2 0 1 2

ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 2,4 5.499.386 28.091.837 Cash and cash equivalentsDeposito berjangka 2,5 8.611.529 10.373.509 Time depositsPiutang usaha 2,6 Trade receivables

Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugianpenurunan nilai sebesar Rp 2.376.381 (2012: Rp 2.327.584) 404.955.802 121.202.391

Pihak-pihak berelasi 29 107.153.991 96.436.597Piutang lain-lain - Pihak ketiga 2 1.639.723 2.005.089 Other receivables - Third partiesPersediaan 2,7 464.139.560 324.905.839 InventoriesPajak dibayar dimuka 2, 25 17.989.004 9.193.836 Prepaid taxesUang muka 8 18.152.241 20.624.775 AdvancesBiaya dibayar dimuka 2 1.135.697 1.859.362 Prepaid expenses

Jumlah Aset Lancar 1.029.276.933 614.693.235 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETSTaksiran klaim pajak penghasilan 2, 25 9.754.844 2.160.692 Estimated claims for corporate tax refundAset keuangan tersedia untuk dijual 2, 9 2.400.000 2.025.000 Available for sale financial assetAset tetap - setelah dikurangi Property, plant and equipment – net of

akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation ofRp 192.765.147 (2012 : Rp 254.405.638) 2, 10 136.292.370 72.163.810 Rp 192,765,147 (2012 : Rp 254,405,638)

Aset pajak tangguhan 2, 25 10.734.721 5.934.139 Deferred tax assetsAset tidak lancar lainnya 2, 11 51.362.848 11.978.310 Other non-current assets

Jumlah Aset Tidak Lancar 210.544.783 94.261.951 Total Non-Current Assets

J U M L A H A S E T 1.239.821.716 708.955.186 T O T A L A S S E T S

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan

See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E

which are an integral part of

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued

Exhibit A

CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITION

in Indonesian Language

the Consolidated Financial Statements taken as a whole

Related parties impairment losses of Rp 2,376,381 (2012: Rp 2,327,584)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

Ekshibit A

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIANPADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Third parties - net of allowance for

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)AS OF 31 DECEMBER 2013

1

LIABILITAS DAN EKUITAS Catatan/ LIABILITIES AND EQUITYNotes 2 0 1 3 2 0 1 2

LIABILITAS LANCAR CURRENT LIABILITIESPinjaman bank jangka pendek 2,12 724.218.660 268.191.975 Short-term bank loansHutang usaha 2,13 Trade payables

Pihak ketiga 170.637.428 172.443.879 Third partiesPihak-pihak berelasi 29 77.408.931 47.676.474 Related parties

Hutang lain-lain 2,14 19.102.681 17.116.685 Other payablesHutang pajak 2,25 2.993.157 5.157.693 Taxes payablesUang muka penjualan 2,15 Advances from customers

Pihak ketiga 43.297.631 11.107.008 Third partiesPihak-pihak berelasi 2,29 - 18.145 Related parties

Biaya masih harus dibayar 16 13.354.080 8.550.429 Accrued expensesHutang sewa pembiayaan jangka panjang yang Current maturities of

jatuh tempo dalam waktu satu tahun 2,17 1.570.690 1.409.257 finance lease liabilities

Jumlah Liabilitas Lancar 1.052.583.258 531.671.545 Total Current Liabilities

LIABILITAS TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIESHutang sewa pembiayaan jangka panjang - setelah

dikurangi bagian yang jatuh tempo Finance lease liabilities - net of dalam waktu satu tahun 2,17 1.834.382 1.902.273 current maturities

Liabilitas imbalan pasca-kerja 2,28 37.743.732 32.505.575 Provision for post-employment benefits

Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 39.578.114 34.407.848 Total Non-Current Liabilities

E K U I T A S EQUITYModal saham - nilai nominal Rp 500 per saham*) Share capital - par value Rp 500 per share *)

Modal dasar - 600.000.000 saham Authorized - 600,000,000 sharesModal ditempatkan dan disetor - Subscribed and paid-up - 151.200.000 saham 18 75.600.000 75.600.000 151,200,000 shares

Agio saham 19 3.900.000 3.900.000 Additional on paid in capitalCadangan tersedia untuk dijual 2,9 2.000.000 1.625.000 Available-for-sale reservesSaldo laba Retained earnings

Ditentukan penggunaannya 11.774.497 9.774.497 AppropriatedTidak ditentukan penggunaannya 54.381.426 51.958.884 Unappropriated

Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk 147.655.923 142.858.381

Kepentingan non-pengendali 4.421 17.412 Non-controlling interest

Jumlah Ekuitas 147.660.344 142.875.793 Total Equity

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.239.821.716 708.955.186 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

*) Dalam angka penuh In full amount *)

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

Equity attributable to equity holders of the parent Company

See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E

which are an integral part of

in Indonesian Language

LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENT OF FINANCIAL POSITIONPADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013 AS OF 31 DECEMBER 2013

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued

Ekshibit A/2 Exhibit A/2

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

the Consolidated Financial Statements taken as a whole

2

Catatan/Notes 2 0 1 3 2 0 1 2

PENJUALAN BERSIH 2,20,29 1.490.073.098 1.234.827.852 NET SALES

BEBAN POKOK PENJUALAN 2,21,22 1.290.472.448 1.102.089.031 COST OF GOODS SOLD

LABA KOTOR 199.600.650 132.738.821 GROSS PROFIT

Beban penjualan 2,23 30.484.869)( 27.079.201)( Selling expenses

Beban umum dan administrasi 2,23 35.004.695)( 30.931.083)( General and administrative expenses

Penjualan barang rusak 2 6.328.110 5.426.833 Sales of scrap

Keuntungan atas penjualan aset tetap 2 388.378 414.961 Gain on sale of property, plant and equipment

Penghasilan bunga 4.074.407 662.703 Interest income

Beban pinjaman 2,24 29.460.515)( 12.152.053)( Interest expenses

Rugi selisih nilai tukar mata uang asing - Bersih 2 68.770.997)( 20.843.027)( Loss on foreign exchange - Net

Provisi dan administrasi bank 11.466.068)( 6.107.587)( Provisions and bank administration

Lain-lain - Bersih 8.231.583 6.798.557 Others - Net

LABA SEBELUM MANFAAT (BEBAN) PAJAK 43.435.984 48.928.924 INCOME BEFORE TAX BENEFIT (EXPENSES)

MANFAAT (BEBAN) PAJAK 2,25 TAX BENEFIT (EXPENSES)Pajak kini 13.558.310)( 18.342.077)( Current tax

Pajak tangguhan 4.800.582 1.183.923 Deferred tax

Beban Pajak - Bersih 8.757.728)( 17.158.154)( Tax Expenses - Net

RUGI NETO TAHUN BERJALAN DARI OPERASI YANGDIHENTIKAN 35 12.124.705)( - NET LOSS FOR THE YEAR FROM DISCONTINUED OPERATIONS

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 22.553.551 31.770.770 PROFIT FOR THE YEAR

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN OTHER COMPREHENSIVE INCOMEPerubahan nilai wajar investasi tersedia untuk dijual 375.000 240.000 Changes in fair value of available for sale financial assets

JUMLAH LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 22.928.551 32.010.770 TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR

Laba yang dapat diatribusikan kepada: Profit attributable to:Pemilik entitas induk 22.566.542 31.784.888 Equity holders of the parent company

Kepentingan non-pengendali 12.991)( 14.118)( Non-controlling interest

J u m l a h 22.553.551 31.770.770 T o t a l

Jumlah laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Total comprehensive income attributable to:Pemilik entitas induk 22.941.542 32.024.888 Equity holders of the parent company

Kepentingan non-pengendali 12.991)( 14.118)( Non-controlling interest

J u m l a h 22.928.551 32.010.770 T o t a l

LABA PER SAHAM *) 2,26 151,64 211,71 EARNINGS PER SHARE *)

*) Dalam angka penuh *) In full amount

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIANPT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

Ekshibit B

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued

Exhibit B

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY CONSOLIDATED STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME

in Indonesian Language

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian pada Ekshibit E terlampir See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E

dari Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan the Consolidated Financial Statements taken as a whole

yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan which are an integral part of

3

Eksh

ibit

CEx

hibi

t C

Jum

lah

ekui

tas

yang

diat

ribu

sika

nke

pada

pem

ilik

Cada

ngan

enti

tas

indu

k/te

rsed

iaEq

uity

un

tuk

Tida

kat

trib

utab

le

Mod

alA

gio

saha

m/

diju

al/

Dit

entu

kan

dite

ntuk

anto

equ

ity

Kepe

ntin

gan

non

dise

tor/

Addi

tion

alAv

aila

ble-

for-

peng

guna

an-

peng

guna

an-

hold

ers

of

peng

enda

li/Ju

mla

hCa

tata

n/Pa

id-i

non

pai

d-in

sale

nya/

nya/

the

pare

nt

Non

-con

trol

ling

ekui

tas/

Tot

alN

otes

capi

tal

capi

tal

rese

rves

appr

opri

ated

unap

prop

riat

edco

mpa

nyin

tere

steq

uity

Sald

o 31

Des

embe

r 20

1175

.600

.000

3.90

0.00

0

1.38

5.00

0

3.

774.

497

42

.805

.996

127.

465.

493

31

.530

127.

497.

023

Bala

nce

as o

f 31

Dec

embe

r 20

11

Cad

anga

n um

um-

--

6.00

0.00

0

6.00

0.00

0)(

-

--

App

ropr

iati

on f

or g

ener

al a

sset

Div

iden

tun

ai27

--

--

16.6

32.0

00)

(

16.6

32.0

00)

(

-

16.6

32.0

00)

(

C

ash

divi

dend

s

Laba

ber

sih

tahu

n be

rjal

an-

--

-31

.784

.888

31.7

84.8

88

14.1

18)

(

31.7

70.7

70

Prof

it f

or t

he y

ear

Jum

lah

laba

kom

preh

ensi

f la

inny

a ta

hun

berj

alan

--

240.

000

--

240.

000

-

240.

000

O

ther

com

preh

ensi

ve i

ncom

e fo

r th

e ye

ar

Sald

o 31

Des

embe

r 20

1275

.600

.000

3.90

0.00

0

1.62

5.00

0

9.

774.

497

51

.958

.884

142.

858.

381

17

.412

142.

875.

793

Bala

nce

as o

f 31

Dec

embe

r 20

12

Cad

anga

n um

um-

--

2.00

0.00

0

2.00

0.00

0)(

-

--

App

ropr

iati

on f

or g

ener

al a

sset

Div

iden

tun

ai27

--

--

18.1

44.0

00)

(

18.1

44.0

00)

(

-

18.1

44.0

00)

(

C

ash

divi

dend

s

Laba

ber

sih

tahu

n be

rjal

an-

--

-22

.566

.542

22.5

66.5

42

12.9

91)

(

22.5

53.5

51

Prof

it f

or t

he y

ear

Jum

lah

laba

kom

preh

ensi

f la

inny

a ta

hun

berj

alan

--

375.

000

--

375.

000

-

375.

000

O

ther

com

preh

ensi

ve i

ncom

e fo

r th

e ye

ar

Sald

o 31

Des

embe

r 20

1375

.600

.000

3.90

0.00

0

2.00

0.00

0

11

.774

.497

54.3

81.4

26

14

7.65

5.92

3

4.42

1

14

7.66

0.34

4

Ba

lanc

e as

of

31 D

ecem

ber

2013

Cata

tan/

Not

e 1

8Ca

tata

n/N

ote

19

Cata

tan/

Not

e 9

in

Indo

nesi

an L

angu

age

Liha

t Ca

tata

n at

as L

apor

an K

euan

gan

Kons

olid

asia

n pa

da E

kshi

bit

E te

rlam

pir

yan

g m

erup

akan

bag

ian

yang

tid

ak t

erpi

sahk

an d

ari L

apor

an K

euan

gan

Kons

olid

asia

n se

cara

kes

elur

uhan

CON

SOLI

DAT

ED S

TAT

EMEN

T O

F CH

ANG

ES IN

EQ

UIT

Y

Sald

o la

ba/

(Exp

ress

ed i

n T

hous

and

Rup

iah,

unl

ess

othe

rwis

e st

ated

)

Ret

aine

d ea

rnin

gs

FOR

TH

E Y

EAR

EN

DED

31

DEC

EMBE

R 2

013

The

se C

onso

lida

ted

Fina

ncia

l Sta

tem

ents

are

Ori

gina

lly

Issu

ed

See

acco

mpa

nyin

g N

otes

to

Cons

olid

ated

Fin

anci

al S

tate

men

ts o

n Ex

hibi

t E

whi

ch a

re a

n in

tegr

al p

art

of

the

Con

soli

date

d Fi

nanc

ial

Stat

emen

ts t

aken

as

a w

hole

PT J

EMBO

CA

BLE

COM

PAN

Y Tb

k D

AN

EN

TITA

S A

NA

KNYA

LAPO

RAN

PER

UBA

HA

N E

KUIT

AS

KON

SOLI

DA

SIA

NU

NTU

K TA

HU

N Y

AN

G B

ERA

KHIR

PA

DA

31

DES

EMBE

R 20

13

(Dis

ajik

an d

alam

Rib

uan

Rupi

ah,

kecu

ali d

inya

taka

n la

in)

PT J

EMBO

CAB

LE C

OM

PAN

Y T

bk A

ND

ITS

SUBS

IDIA

RY

4

Ekshibit D Exhibit D

2 0 1 3 2 0 1 2

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIESPenerimaan kas dari pelanggan 1.279.943.783 1.180.986.873 Cash receipts from customersPembayaran kas kepada: Cash paid to:

Pemasok 1.143.598.230)( 1.138.497.511)( SuppliersDireksi dan karyawan 63.675.506)( 86.412.441)( Directors and employees

Kas dihasilkan dari operasi 72.670.047 43.923.079)( Cash generated from operations(Pembayaran) penambahan bunga dan beban keuangan 25.715.292)( 192.383.521 (Payment) addition interest and financial costBeban operasi 138.750.366)( 68.959.132)( Operation expensesPembayaran pajak penghasilan 27.288.172)( 80.304.515)( Payments of income taxes

Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas operasi 119.083.783)( 803.205)( Net cash flows used in operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIESDeposito berjangka 1.571.971 ( 4.571.358) Time deposits(Perolehan) pengurangan aset tetap ( 39.018.648) 7.816.329 (Acquisitions) deduction of property, plant and equipmentPembayaran aset tidak lancar lainnya 14.723.306)( 700.597)( Payments of other non-current assets

Arus kas bersih (digunakan untuk) Net cash flows (used in)tersedia dari aktivitas investasi 52.169.982)( 2.544.374 provided by investing activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIESPenambahan hutang lain-lain 4.535.787 2.211.443 Addition of other payablesPenambahan pinjaman bank jangka pendek 163.162.066 - Addition of short-term bank loansPembayaran dividen 17.121.832)( 16.632.000)( Dividend paymentPembayaran hutang sewa pembiayaan 1.914.707)( 774.306)( Payments of finance leases liabilities

Arus kas bersih tersedia dari Net cash flows provided by(digunakan untuk) aktivitas pendanaan 148.661.314 15.194.863)( (used in) financing activities

PENURUNAN BERSIH DALAM KAS DAN SETARA KAS 22.592.451)( 13.453.694)( NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENT

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 28.091.837 41.545.531 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEARS

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 5.499.386 28.091.837 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEARS

These Consolidated Financial Statements are Originally

Issued in Indonesian Language

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS

terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan which are an integral part of dari Laporan Keuangan Konsolidasi secara keseluruhan the Consolidated Financial Statements taken as a whole

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi pada Ekshibit E See accompanying Notes to Consolidated Financial Statements on Exhibit E

5

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E Exhibit E

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA

31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

1. U M U M

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Jembo Cable Company Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968 juncto undang-undang No. 12 Tahun 1970 berdasarkan akta Notaris No. 51 tanggal 17 April 1973 dari Lody Herlianto, S.H., Notaris di Jakarta. Anggaran dasar beserta perubahannya telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/ 106/17 tanggal 30 Maret 1974 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 35 tanggal 3 Mei 1983, Tambahan No. 490 dan No. 491. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir diubah dengan akta Notaris No. 26 tanggal 27 Juni 2008 dari Ati Mulyati, S.H. Notaris di Jakarta mengenai perubahan pengurus Perusahaan dan perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Akta perubahan ini telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana penerimaan laporan akta perubahan anggaran dasar perusahaan dengan Surat Keputusan No. AHU-56016.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 27 Agustus 2008 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 17 tanggal 27 Februari 2009, Tambahan No. 6027.

1. G E N E R A L

a. Establishment and General Information

PT Jembo Cable Company Tbk (“the Company”) was established within the framework of the Domestic Capital Investment Law No. 6 of Year 1968 as amended by Law No. 12 of Year 1970 based on Notarial deed No. 51 dated 17 April 1973 of Lody Herlianto, S.H., Notary in Jakarta. The Company’s articles of association together with its amendments were approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in his Decision Letter No. Y.A.5/106/17 dated 30 March 1974 and were published in the State Gazette No. 35 dated 3 May 1983, Supplement No. 490 and No. 491. The Company’s articles of association have been amended several times, the latest by Notarial deed No.26 dated 27 June 2008, of Ati Mulyati, S.H., Notary in Jakarta, regarding the exchange of the Company’s management’s and to conform with Law No. 40 Year 2007 regarding Limited Liability Companies. These amendments were approved by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia as reflected in the acknowledgment of notification on changes of the article of association of the Company in his Decision Letter No. AHU-56016.AH.01.02.Tahun 2008 dated 27 August 2008 and were published in the State Gazette of the Republic Indonesia No. 17 dated 27 February 2009, Supplement No. 6027.

Perusahaan berdomisili di Tangerang, Banten, dengan pabrik berlokasi di Jl. Pajajaran, Keluarahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang. Kantor perusahaan beralamat di Mega Glodok Kemayoran, Office Tower B Lantai 6, Jl. Angkasa Kav B-6, Kemayoran, Jakarta Pusat – Indonesia.

The Company is domiciled in Tangerang, Banten and factory located in Jl. Pajajaran, Kelurahan Gandasari, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang. The Company’s office is located in Mega Glodok Kemayoran, Office Tower B 6th Floor, Jl. Angkasa Kav B-6, Kemayoran, Jakarta Pusat – Indonesia.

Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah bergerak dalam bidang usaha industri kabel listrik dan telekomunikasi. Kegiatan usaha komersial Perusahaan dimulai sejak tahun 1974.

In accordance with Article 3 of the Company’s articles of association, the scope of its activities comprises manufacturing of electrical and telecommunications cables. The Company started commercial operations since 1974.

Berdasarkan akta Notaris No. 13 tanggal 18 Juni 2013 Ati Mulyati, SH., MKn, Notaris di Jakarta telah dilakukan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut :

Based on Notarial deed No. 13 dated 18 June 2013 of Ati Mulyati, SH., MKn Notary in Jakarta, has been changed in the composition of the boards of Commisioners and Directors of the Company In which as of 31 December 2013 and 2012 consisted of the following :

2013 2013

Dewan Komisaris Presiden Komisaris/ Komisaris Independen Komisaris Komisaris Independen

Drs I Gusti Made Putera Astaman

Hauw Ay Lan Drs Andreas Soewatjono Soedjianto, MBA

Board of Commissioners President Commissioner/

Independent Commissioner Commissioner

Independent Commissioner

6

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/2 Exhibit E/2

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

1. U M U M (Lanjutan)

1. G E N E R A L (Continued)

a. Pendirian dan Informasi Umum (Lanjutan) a. Establishment and General Information (Continued)

2012 2012

Imbalan yang dibayarkan kepada Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2013 Rp 2.054.516 (2012: Rp 2.090.246). Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata selama tahun 2013 sejumlah 619 karyawan (2012: 556 karyawan) (Tidak diaudit).

Total remuneration paid to Commissioners and Directors for the year ended 31 December 2013 amounted to Rp 2,054,516 (2012: Rp 2,090,246). The Company has average total number of 619 employees during 2013 (2012: 556 employees) (Unaudited).

b. Entitas anaknya Perusahaan memiliki penyertaan saham sebesar 99,89% pada PT Jembo Energindo, entitas anaknya yang berkedudukan di Jakarta dengan bidang usaha industri pembangkit tenaga listrik. Entitas anaknya tersebut mulai berproduksi secara komersial pada tanggal 5 Agustus 2002. Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah aset entitas anaknya sebesar Rp 35.042.971 (2012: Rp 37.882.205). Pada bulan September 2012, entitas anaknya sudah tidak lagi memperoleh kontrak dengan PT PLN Batam sehingga aktivitas atau kegiatan entitas anaknya dihentikan.

b. Subsidiary

The Company has 99.89% ownership interest in PT Jembo Energindo, a subsidiary which is located in Jakarta and engaged in providing electrical power. The subsidiary started commercial operations on 5 August 2002. On 31 December 2013, total assets of the subsidiary amounted to Rp 35,042,971 (2012: Rp 37,882,205). On September 2012, the subsidiary did not get the contract from PT PLN Batam so its activity is halted.

c. Penawaran Umum Efek

Pada tanggal 9 Oktober 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam - LK) dengan suratnya No. S-1676/PM/1992 untuk melakukan penawaran umum atas 10.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 18 Nopember 1992, saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh saham atau sejumlah 151.200.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta).

c. Public Offering of Shares

On 9 October 1992, the Company obtained the Note of Effective Statement with Share Registration No. S-1676/PM/1992 from the Chairman of the Capital Market Supervisory Agency and Financial Institution (Bapepam - LK) for the Company’s public offering of 10,000,000 shares. On 18 November 1992, these shares were listed in the Jakarta Stock Exchange (currently known as Indonesia Stock Exchange). As of 31 December 2013 and 2012, all of the Company’s 151,200,000 shares were listed in the Indonesia Stock Exchange (formerly known as Jakarta Stock Exchange).

d. Penerbitan laporan keuangan konsolidasian d. Issuance of the consolidated financial statements

Laporan keuangan konsolidasian telah diotorisasi oleh Dewan Direksi untuk diterbitkan pada tanggal 21 Maret 2014.

The consolidated financial statements were authorized by the Board of Directors for issuance on 21 March 2014.

Dewan Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur

Santoso

Nanyang Santoso Antonius Benady

Toshitaka Takahashi

Board of Directors President Director

Director Director Director

Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris Komisaris

Drs IGM Putera Astaman

Hauw Ay Lan Drs Andreas Soewatjono Soedjianto, MBA

Board of Commissioners President Commissioner

Commissioner Commissioner

Dewan Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur Direktur

Santoso

Nanyang Santoso Antonius Benady Nobuo Ninomiya

Board of Directors President Director

Director Director Director

7

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/3 Exhibit E/3

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam – LK) No VIII G.7. tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam – LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.

a. Consolidated Financial Statements Presentation

The consolidated financial statements have been prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standard as issued by the Financial Accounting Standards Board of Institute of Accountants in Indonesia and Regulation of Capital Market Supervisory and Financial Institution (Bapepam – LK) No VIII. G.7. regarding to the Financial Statements Presentation Guidelines included in appendix of the decree of the chairman of the Capital Market Supervisory Board and Financial Institution No. KEP-347/BL/2012 dated 25 June 2012.

Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anaknyanya telah disusun berdasarkan konsep biaya historis, kecuali sebagaimana diungkapkan di dalam kebijakan akuntansi di bawah ini.

Laporan posisi keuangan konsolidasian disajikan dalam Rupiah yang merupakan mata uang fungsional entitas.

The consolidated financial statements have been prepared on the in historical cost concept, except when disclosed the accounting policies below.

The consolidated financial statements are presented in Rupiah which is the functional currency of the Company.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

The consolidated statements of cash flows are prepared by using the direct method with classifications of cash flows into operating, investing and financing activities.

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Kebijakan akuntansi yang diadopsi adalah konsisten dengan kebijakan akuntansi tahun keuangan sebelumnya, kecuali dinyatakan lain.

a) Standar baru, interpretasi dan amandemen efektif dari 1 Januari 2013 Tidak ada dari standar baru, interpretasi dan amandemen yang efektif untuk pertama kalinya sejak konsolidasi 1 Januari 2013, telah memiliki dampak material terhadap laporan keuangan.

b) Interpretasi standar baru dan revisian namum belum

berlaku efektif Perusahaan dan entitas anaknyanya belum mengadopsi PSAK revisian berikut yang telah diterbitkan namun dan akan berlaku efektif untuk periode tahunan yang dimulai 1 Januari 2014 ataupun periode setelahnya, yang terdiri dari :

PSAK 1(Revisi 2013) Penyajian laporan keuangan

PSAK 4 (Revisi 2013) Laporan keuangan tersendiri

PSAK 65 Laporan keuangan konsolidasian

PSAK 66 Pengaturan bersama

PSAK 67 Pengungkapan kepentingan dalam entitas lain

PSAK 68 Pengukuran nilai wajar

Changes in Accounting Policies

Accounting policies adopted are consistent with those of the previous financial year, unless otherwise stated.

a) New standards, interpretations and amendments effective from 1 January 2013 None of the new standards, interpretations and amendments effective for the first time from consolidate 1 January 2013, have had a material effect on the financial statements.

b) New and revised standards interpretations and

amendments not yet effective The Company and its subsidiary has not yet adopted the following revised PSAK that have been issued but and will be effective for annual periods beginning on 1 January 2014 or later periods, consisted of :

PSAK 1(Revised 2013) Presentation of financial

statements PSAK 4 (Revised 2013) Separate financial

statements PSAK 65 Consolidated financial

statements PSAK 66 Joint arrangements

PSAK 67 Disclosure of interests in other entities

PSAK 68 Fair value measurement

8

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/4 Exhibit E/4

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan)

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (Lanjutan)

b) Interpretasi standar baru dan revisian namum

belum berlaku efektif (Lanjutan)

ISAK 27 Pengalihan Aset dari Pelanggan

ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas

Perusahaan dan entitas anaknyanya sedang dalam proses penentuan dampak PSAK revisian ini yang telah diterbitkan namun belum berlaku efektif terhadap laporan keuangan konsolidasian.

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

a. Consolidated Financial Statements

Presentation (Continued)

b) New and revised standards interpretations and amendments not yet effective (Continued)

ISAK 27 Transfers of Asets from Customers

ISAK 28 Extinguishing Financial Liabilities with Equity Instuments

The Company and its subsidiary is in the process of determining the impact of this revised PSAK issued but not yet effective on the consolidated financial statements.

b. Dasar Konsolidasian – Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis dihitung dengan menggunakan metode akuisisi pada tanggal akuisisi, yaitu tanggal pengendalian beralih kepada Perusahaan. Pengendalian adalah kekuasaan untuk mengatur kebijakan keuangan dan kebijakan operasi entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Di dalam menilai pengendalian, Perusahaan mempertimbangkan hak suara potensial yang saat ini dilaksanakan.

b. Basis of Consolidation - Business Combination

Business combinations are accounted for using the acquisition method as at the acquisition date, which is the date on which control is transferred to the Company. Control is the power to govern the financial and operating policies of an entity so as to obtain benefits from its activities. In assessing control, the Company takes into consideration potential voting rights that are currently exercisable.

Imbalan yang dialihkan tidak termasuk jumlah yang terkait dengan penyelesaian pada hubungan yang sebelumnya ada. Jumlah tersebut, umumnya diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

The consideration transferred does not include amounts related to the settlement of preexisting relationships. Such amounts are generally recognized in consolidated statements of comprehensive income.

Biaya-biaya terkait dengan akuisisi, selain yang terkait dengan penerbitan surat utang maupun kepemilikian, yang terjadi dalam kaitan kombinasi bisnis Perusahaan, dibebankan pada saat terjadinya.

Costs related to the acquisition, other than those associated with the issue of debt or equity securities, that the Company incurs in connection with a business combination are expensed as incurred.

Semua imbalan kontinjensi diakui pada nilai wajar pada saat tanggal akuisisi. Apabila imbalan kontinjensi diklasifikasikan sebagai ekuitas, maka hal tersebut tidak diukur kembali dan penyelesaiannya dicatat di dalam ekuitas. Selain itu, perubahan berikutnya terhadap nilai wajar imbalan kontinjensi diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Any contingent consideration payable is recognized at fair value at the acquisition date. If the contingent consideration is classified as equity, it is not remeasured and settlement is accounted for within equity. Otherwise, subsequent changes to the fair value of the contingent consideration are recognized in consolidated statements of comprehensive income.

Entitas anaknya Entitas anaknya adalah entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan. Laporan keuangan entitas anaknya termasuk ke dalam laporan keuangan konsolidasian sejak tanggal pengendalian dimulai sampai dengan tanggal pengendalian dihentikan. Kebijakan akuntansi entitas anaknya diubah apabila dipandang perlu untuk menyelaraskan kebijakan akuntansi yang diadopsi oleh Perusahaan.

Subsidiary

Subsidiary is an entity controlled by the Company. The financial statements of subsidiary are included in the consolidated financial statements from the date that control commences until the date that control ceases. The accounting policies of subsidiary have been changed when necessary to align them with the policies adopted by the Company.

9

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/5 Exhibit E/5

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan)

b. Dasar Konsolidasian – Kombinasi Bisnis (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

b. Basis of Consolidation – Business Combination

(Continued) Entitas anaknya (Lanjutan) Subsidiary (Continued) Kerugian yang terjadi pada kepentingan non-pengendali pada entitas anaknya dialokasikan kepada kepentingan non-pengendali bahkan apabila dialokasikan kepada kepentingan non-pengendali tersebut dapat menimbulkan saldo defisit. Kepentingan non-pengendali disajikan di dalam laporan keuangan konsolidasian pada bagian ekuitas, yang terpisah dari ekuitas pemilik entitas induk.

Losses applicable to the non-controlling interests in a subsidiary are allocated to the non-controlling interests even if doing so causes the non-controlling interests to have a deficit balance. Non-controlling interests is presented in the consolidated statements of financial position within equity, separately from the equity of the owners of the parent.

Setelah terjadi hilangnya pengendalian, Perusahaan menghentikan pengakuan aset dan liabilitas entitas anaknya, semua kepentingan non-pengendali dan komponen ekuitas lainnya terkait dengan entitas anaknya. Segala surplus atau defisit yang timbul dari hilangnya pengendalian, diakui di dalam laporan laba rugi. Apabila Perusahaan menahan semua bagian di dalam entitas anaknya sebelumnya, maka bagian tersebut diukur pada nilai wajar pada tanggal saat pengendalian dihentikan. Selanjutnya, bagian tersebut dicatat sebagai investee dengan ekuitas yang dihitung atau sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual bergantung pada besarnya pengaruh.

Upon the loss of control, the Company derecognizes the assets and liabilities of the subsidiary, any non-controlling interests and the other components of equity related to the subsidiary. Any surplus or deficit arising on the loss of control is recognized in profit or loss. If the Company retains any interest in the previous subsidiary, then such interest is measured at fair value at the date that control is lost. Subsequently, it is accounted for as an equity-accounted investee or as an available-for-sale financial asset depending on the level of influence retained.

Transaksi yang dieliminasi pada konsolidasian Saldo dan transaksi antar Perusahaan dan semua pendapatan dan beban yang belum terealisasi yang timbul dari transaksi antar Perusahaan, dieliminasi di dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Laba yang belum terealisasi yang timbul dari transaksi dengan entitas asosiasi dieliminasi terhadap investasi dari bagian Perusahaan di dalam investee. Kerugian yang belum terealisasi dieliminasi dengan cara yang sama dengan keuntungan yang belum terealisasi, hanya apabila tidak terdapat bukti penurunan nilai.

Transactions eliminated on consolidation Intra-company balances and transactions, and any unrealized income and expenses arising from intra-Company transactions, are eliminated in preparing the consolidated financial statements. Unrealized gains arising from transactions with associates are eliminated against the investment to the extent of the Company’s interest in the investee. Unrealized losses are eliminated in the same way as unrealized gains, but only to the extent that there is no evidence of impairment.

Akuntansi bagi entitas anaknya dan entitas asosiasi di dalam laporan keuangan tersendiri Apabila Perusahaan menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan yang dikonsolidasikan kepada laporan keuangan konsolidasian, investasi pada entitas anaknya, entitas asosiasi dan ventura bersama, disajikan di dalam laporan posisi keuangan Entitas senilai nilai tercatat dikurangi akumulasi kerugian penurunan nilai.

Accounting for subsidiary and associates in separate financial statements If the Company presents separate financial statements as additional information to the consolidated financial statements, investments in subsidiary, associates and joint ventures are stated in the Company’s separate statement of financial position at cost less accumulated impairment losses.

Terhadap pelepasan investasi pada entitas anaknya dan entitas asosiasi, perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari investasi diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

On disposal of investments in subsidiary and associates, the difference between disposal proceeds and the carrying amounts of the investments are recognized in consolidated statements of comprehensive income.

10

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/6 Exhibit E/6

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan)

c. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Transaksi di dalam mata uang asing diukur dengan mata uang fungsional Perusahaan dan entitas anaknyanya dan dicatat pada tanggal awal pengakuan mata uang fungsional pada kurs nilai tukar yang mendekati tanggal transaksi. Aset dan liabilitas moneter dinyatakan dalam mata uang asing yang dijabarkan pada kurs nilai tukar pada akhir periode pelaporan. Item-item non-moneter yang diukur pada biaya historis di dalam mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi awal. Item-item non-moneter diukur pada nilai wajar di dalam mata uang asing yang dijabarkan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal di mana nilai wajar ditentukan. Selisih nilai tukar yang timbul dari penyelesaian pos-pos moneter atau pada pos-pos non-moneter yang dijabarkan atau pada pos-pos moneter yang dijabarkan pada akhir periode pelaporan, diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

c. Foreign Currency Transactions and Balances

Transactions in foreign currencies are measured in the functional currency of the Company and its subsidiary and recorded on initial recognition in the functional currency at exchange rates approximating those ruling at the transaction dates. Monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are translated at the rate of exchange ruling at the end of the reporting period. Non-monetary items that are measured in terms of historical cost in a foreign currency are translated using the exchange rates as at the dates of the initial transactions. Non-monetary items measured at fair value in a foreign currency are translated using the exchange rates at the date when the fair value was determined. Exchange differences arising on the settlement of monetary items or on translating monetary items at the end of the reporting period are recognized in consolidated statements of comprehensive income.

d. Pihak-pihak Berelasi

Untuk tujuan penyajian laporan keuangan ini, suatu pihak disebut sebagai pihak berelasi terhadap Perusahaan dan entitas anaknyanya, apabila: 1. entitas tersebut, baik secara langsung maupun

tak langsung melalui satu atau lebih perantara, untuk mengendalikan Perusahaan atau melakukan pengaruh signifikan terhadap Perusahaan di dalam membuat keputusan kebijakan keuangan dan operasional, atau memiliki pengendalian bersama terhadap;

2. Perusahaan dan entitas tersebut adalah subjek pengendalian bersama;

3. entitas tersebut adalah entitas asosiasi Perusahaan atau ventura bersama di mana Perusahaan adalah venturer;

4. pihak tersebut adalah anggota personel manajemen kunci atau anggota keluarga dekat individu yang bersangkutan, atau merupakan entitas di bawah pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan Perusahaan;

5. pihak tersebut adalah anggota keluarga dekat pihak yang disebut pada butir (i) atau merupakan entitas di bawah pengendalian, pengendalian bersama atau pengaruh signifikan individu tersebut; atau

6. pihak tersebut merupakan program imbalan pasca kerja yang merupakan manfaat karyawan atau merupakan entitas yang berelasi dengan pihak berelasi dengan Perusahaan.

d. Related Parties

For the purposes of these financial statements, a party is considered to be related to the Company and its subsidiary if:

1. the party has the ability, directly or indirectly through one or more intermediaries, to control the Company or exercise significant influence over the Company in making financial and operating policy decisions, or has joint control over the Company;

2. the Company and the party are subject to common control;

3. the party is an associate of the Company or a joint venture in which the Company is a venturer;

4. the party is a member of the key management personnel of the Company or a close family member of such an individual, or is an entity under the control, joint control or significant influence of the Company;

5. the party is a close family member of a party referred to in (i) or is an entity under the control, joint control or significant influence of such individuals; or

6. the party is a post-employment benefits plan which is for the benefit of employees of the Company or of any entity that is a related party of the Company.

11

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/7 Exhibit E/7

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan)

d. Pihak-pihak Berelasi (Lanjutan)

Anggota keluarga dekat merupakan individu anggota keluarga yang diharapkan mempengaruhi, atau dipengaruhi oleh orang, dalam hubungan mereka dengan entitas.

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

d. Related Parties (Continued)

Close family members of an individual are those family members who may be expected to influence, or be influenced by, that individual in their dealings with the entity.

e. Aset keuangan

Aset keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Perusahaan dan entitas anaknyanya menjadi pihak di dalam provisi kontraktual instrumen keuangan.

Selain dari aset keuangan di dalam hubungan lindung nilai kualifikasian, kebijakan akuntansi Perusahaan untuk setiap kategori adalah sebagai berikut :

e. Financial assets

Financial assets are recognized in the consolidated statement of financial position when, and only when, the Company and its subsidiary becomes a party to the contractual provisions of the financial instrument.

Other than financial assets in a qualifying hedging relationship, the Company's accounting policy for each category is as follows :

Pengakuan dan pengukuran awal

Ketika aset keuangan diakui pertama kali, aset keuangan tersebut diukur pada nilai wajar, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, biaya transaksi yang langsung dapat diatribusikan. Perusahaan menentukan klasifikasi aset keuangan pada pengakuan awal dan, apabila diizinkan dan jika diperbolehkan dan sesuai, akan dievaluasi kembali setiap akhir tahun keuangan.

Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran setelah pengakuan awal aset keuangan bergantung pada klasifikasi sebagai berikut: 1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi

Kategori ini meliputi aset keuangan “yang dimiliki untuk diperdagangkan” dan aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada awal penentuan. Suatu aset keuangan diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan apabila secara prinsip diperoleh untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam jangka pendek. Aset keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat penetapan awal adalah aset keuangan yang dikelola, dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan suatu strategi investasi yang terdokumentasi. Derivatif juga dikategorikan sebagai investasi yang dimiliki untuk tujuan diperdagangkan, kecuali ditetapkan sebagai lindung nilai efektif. Aset yang termasuk dalam katagori ini diklasifikasikan sebagai aset lancar apabila aset tersebut baik dimiliki untuk diperdagangkan atau diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Perusahaan dan entitas anaknyanya tidak memiliki aset keuangan yang diukur melalui nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan, yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajar, dan segala perubahan nilai wajar diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Initial recognition and measurement

When financial assets are recognized initially, they are measured at fair value, plus, in the case of financial assets not at fair value through profit or loss, directly attributable transaction costs. The Company determines the classification of its financial assets at initial recognition and, where allowed and appropriate, re-evaluates this designation at the end of each reporting period.

Subsequent measurement

The subsequent measurement of financial assets depends on their classification as follows: 1. Financial assets at fair value through profit or

loss (FVTPL)

This category includes financial assets “held for trading” and those designated at fair value through profit or loss at inception. A financial asset is classified as held for trading if acquired principally for the purpose of selling in the short-term. Financial assets designated at fair value through profit or loss at inception are those that are managed, and their performance evaluated on a fair value basis, in accordance with a documented investment strategy. Derivatives are also categorized as held for trading, unless they are designated as effective hedges. Assets in this category are classified as current assets if they are either held for trading or are expected to be realized within 12 months after the end of the reporting period. The Company and its subsidiary does not have any financial assets at fair value through profit and loss. Financial assets, at fair value through profit or loss are measured at fair value, and any fair value changes are recognized in statements of comprehensive income.

12

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/8 Exhibit E/8

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan)

e. Aset keuangan (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. Financial assets (Continued)

Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan) Initial recognition and measurement (Continued)

1. Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (Lanjutan)

Perusahaan dan entitas anaknyanya tidak mempunyai aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

1. Financial assets at fair value through profit or loss (FVTPL) (Continued)

The Company and its subsidiary does not have any financial assets classified as FVTPL.

2. Pinjaman dan piutang

Pinjaman dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap dan dapat ditentukan dan tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Secara mendasar, pinjaman dan piutang muncul dari pemberian barang dan jasa kepada para pelanggan (misalnya, piutang usaha), namun juga terkait dengan jenis lain aset moneter kontraktual. Aset-aset tersebut dinilai pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugiannya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika pinjaman dan piutang dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, sebagaimana dilakukan melalui proses amortisasi.

Piutang usaha, piutang lain-lain dan kas dan setara kas, dikelompokkan ke dalam aset lancar, kecuali apabila mereka memiliki jatuh tempo lebih dari 12 (duabelas) bulan setelah berakhirnya periode pelaporan, yang diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar.

Kas dan setara kas, deposito berjangka, piutang usaha, piutang lain-lain dan uang jaminan Perusahaan termasuk dalam kategori ini.

2. Loans and receivables Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market. They arise principally through the provision of goods and services to customers (e.g. trade receivables), but also incorporate other types of contractual monetary asset.

Such assets are carried at amortized cost using the effective interest rate method. Gains and losses are recognized in consolidated statements of comprehensive income when the loans and receivables are derecognized or impaired, as well as through the amortization process.

Trade receivables, other receivables and cash and cash equivalents are included in current assets, except those maturing more than 12 (twelve) months after the end of the reporting period, which are classified as non-current assets.

The Company’s cash and cash equivalents, time deposits, trade receivables, other receivables and security deposits are included in this category.

3. Investasi dimiliki hingga jatuh tempo 3. Held-to-maturity investments

Aset keuangan ‘dimiliki sampai jatuh tempo’ merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dengan jatuh tempo tetap di mana manajemen Perusahaan memiliki tujuan dan kemampuan positif untuk memiliki investasi sampai jatuh tempo. Investasi dimiliki sampai jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi segala kerugian penurunan nilai. Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi pada saat investasi dimiliki sampai jatuh tempo dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, sebagaimana halnya melalui proses amortisasi. Perusahaan tidak memiliki aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki sampai jatuh tempo.

Financial assets "held-to-maturity" are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities that the Company's management has the positive intention and ability to hold the investment to maturity. Held-to-maturity investments are measured at amortized cost using the effective interest method, less any impairment losses. Gains and losses are recognized in profit or loss when the held-to-maturity investments are derecognized or impaired, as well as through the amortization process. The Company does not have any financial assets classified as held-to-maturity.

13

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/9 Exhibit E/9

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan)

e. Aset keuangan (Lanjutan)

Pengukuran setelah pengakuan awal (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. Financial assets (Continued)

Initial recognition and measurement (Continued)

4. Aset keuangan tersedia untuk dijual

Aset keuangan non derivatif yang tidak termasuk ke dalam katagori-katagori di atas, diklasifikasikan sebagai investasi tersedia untuk dijual yang terdiri terutama di dalam investasi stratejik Perusahaan dan entitas anaknyanya di dalam entitas yang bukan merupakan entitas anaknya, entitas asosiasi maupun entitas sepengendali. Investasi tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai wajar, selain dari perubahan nilai wajar yang timbul dari fluktuasi nilai tukar dan bunga dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif, yang diakui di dalam pendapatan komprehensif lain dan diakumulasikan ke dalam cadangan investasi tersedia untuk dijual. Perubahan nilai tukar pada investasi didenominasi di dalam mata uang asing dan bunga yang dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif, diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

4. Available-for-sale financial assets (AFS)

Non-derivative financial assets not included in the above categories are classified as available-for-sale and comprise principally the Company and its subsidary’s strategic investments in entities not qualifying as subsidiary, associates or jointly controlled entities. They are carried at fair value with changes in fair value, other than those arising due to exchange rate fluctuations and interest calculated using the effective interest rate, recognised in other comprehensive income and accumulated in the available-for-sale reserve. Exchange differences on investments denominated in a foreign currency and interest calculated using the effective interest rate method are recognised in consolidated statements of comprehensive income.

Investasi di dalam instrumen ekuitas dengan nilai wajar yang tidak dapat diukur dengan andal, diukur pada biaya perolehan dikurangi kerugian penurunan nilai. Pada saat penjualan investasi tersedia untuk dijual, keuntungan atau kerugian kumulatif yang diakui di dalam pendapatan komprehensif lain, direklasifikasi dari cadangan investasi untuk dijual ke laba rugi.

Investments in equity instruments whose fair value cannot be reliably measured are measured at cost less impairment loss. On sale, the cumulative gain or loss recognised in other comprehensive income is reclassified from the available-for-sale reserve to profit or loss.

Penghentian Pengakuan

Suatu aset keuangan dihentikan pengakuannya apabila hak untuk menerima arus kas aset telah berakhir. Pada penghentian aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara nilai tercatat dengan jumlah yang akan diterima dan semua kumulatif keuntungan atau kerugian yang telah diakui di dalam pendapatan komprehensif lainnya diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Semua penjualan dan pembelian yang lazim aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada saat tanggal perdagangan, yaitu tanggal di mana Perusahaan dan entitas anaknyanya berkomitmen untuk membeli atau menjual aset. Pembelian atau penjualan yang lazim (reguler) adalah pembelian atau penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu yang ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.

Derecognition

A financial asset is derecognized when the rights to receive cash flows from the asset have expired. On derecognition of a financial asset in its entirety, the difference between the carrying amount and the sum of the consideration received and any cumulative gain or loss that had been recognized in other comprehensive income is recognized in consolidated statements of comprehensive income.

All regular way purchases and sales of financial assets are recognized or derecognized on the trade date i.e., the date that the Company and its subsidiary commits to purchase or sell the asset. Regular way purchases or sales are purchases or sales of financial assets that require delivery of assets within the period generally established by regulation or convention in the marketplace concerned.

14

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/10 Exhibit E/10

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. Aset keuangan (Lanjutan)

e. Financial assets (Continued)

Penurunan nilai aset keuangan

Perusahaan dan entitas anaknyanya menilai pada tiap akhir periode pelaporan apakah terdapat bukti objektif suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.

Impairment of financial assets

The Company and its subsidiary assesses at the end of each reporting period whether there is any objective evidence that a financial asset or Company of financial assets is impaired.

i. Aset yang dinilai dengan biaya perolehan

diamortisasi

Untuk aset keuangan yang dinilai pada biaya perolehan diamortisasi, pertama, Perusahaan dan entitas anaknyanya menilai aset keuangan tersebut secara individual untuk menentukan apakah terdapat bukti penurunan nilai aset keuangan secara individual bagi aset yang signifikan secara individual maupun secara kolektif bagi aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Apabila Perusahaan dan entitas anaknyanya menentukan tidak terdapat bukti objektif penurunan nilai yang terjadi bagi aset keuangan yang dinilai secara individual, apakah signifikan atau tidak, maka aset tersebut dikatagorikan ke dalam aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai aset keuangan tersebut secara kolektif. Aset yang dinilai secara individual untuk penurunan nilai dan di mana kerugian penurunan nilai terjadi, atau melanjutkan untuk diakui, tidak dikategorikan ke dalam penilaian kolektif penurunan nilai.

i. Assets carried at amortized cost

For financial assets carried at amortized cost, the Company and its subsidiary first assesses individually whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant. If the Company and its subsidiary determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, it includes the asset in a Company of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is, or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.

Apabila terdapat bukti objektif penurunan nilai aset keuangan yang dinilai pada biaya perolehan diamortisasi, telah terjadi, jumlah kerugiannya diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini diskonto arus kas di masa depan pada suku bunga efektif awal aset keuangan. Apabila suatu pinjaman memiliki suku bunga variabel, maka suku bunga diskonto untuk mengukur semua kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif. Jumlah tercatat aset dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Ketika aset menjadi tidak tertagih, nilai tercatat aset keuangan yang mengalami penurunan nilai langsung dikurangi atau apabila suatu jumlah dibebankan kepada akun penyisihan, jumlah yang dibebankan kepada akun penyisihan dihapuskan terhadap nilai tercatat aset keuangan.

If there is objective evidence that an impairment loss on financial assets carried at amortized cost has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset's carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset's original effective interest rate. If a loan has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account. The impairment loss is recognized in consolidated statements of comprehensive income.

When the asset becomes uncollectible, the carrying amount of impaired financial assets is reduced directly or if an amount was charged to the allowance account, the amounts charged to the allowance account are written-off against the carrying value of the financial asset.

15

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/11 Exhibit E/11

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan)

e. Aset keuangan (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. Financial assets (Continued)

Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

Impairment of financial assets (Continued)

i. Aset yang dinilai dengan biaya perolehan diamortisasi (Lanjutan)

i. Assets carried at amortized cost (Continued)

Untuk menentukan apakah terdapat bukti objektif suatu kerugian penurunan nilai aset keuangan yang telah terjadi, Perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kemungkinan ketidakmampuan untuk membayar atau kesulitan keuangan signifikan debitur dan wanprestasi atau penundaan signifikan di dalam pembayaran.

Apabila di dalam periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai menurun dan penurunan tersebut dapat dikaitkan secara objektif kepada peristiwa yang terjadi setelah kerugian penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dibalikkan nilainya kepada nilai tercatat aset selama tidak melebihi biaya diamortisasinya pada saat tanggal pembalikkan. Jumlah yang dibalikkan nilainya diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

To determine whether there is objective evidence that an impairment loss on financial assets has been incurred, the Company considers factors such as the probability of insolvency or significant financial difficulties of the debtor and default or significant delay in payments.

If in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is reversed to the extent the carrying amount of the asset does not exceed its amortized cost at the reversal date. The amount of reversal is recognized in consolidated statements of comprehensive income.

ii. Aset yang dinilai pada biaya perolehan

Apabila terdapat bukti objektif (seperti memburuknya lingkungan bisnis di mana entitas penerbit menjalankan bisnisnya, kemungkinan ketidakmampuan di dalam membayar atau kesulitan keuangan signifikan entitas penerbit) di mana kerugian penurunan nilai aset keuangan dinilai berdasarkan biaya yang terjadi, jumlah kerugian dihitung sebagai selisih nilai tercatat dan nilai kini arus kas yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan yang serupa. Kerugian penurunan nilai tersebut tidak dapat dibalikkan nilainya pada periode berikutnya.

ii. Assets carried at cost If there is objective evidence (such as significant adverse changes in the business environment where the issuer operates, probability of insolvency or significant financial difficulties of the issuer) that an impairment loss on financial assets carried at cost has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset's carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the current market rate of return for a similar financial asset. Such impairment losses are not reversed in subsequent periods.

iii. Aset keuangan tersedia untuk dijual Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang di dalam nilai wajar lebih rendah dari biaya perolehan, kesulitan keuangan signifikan entitas penerbit atau entitas peminjam, dan hilangnya pasar aktif perdagangan merupakan bukti objektif investasi ekuitas diklasifikasikan sebagai aset keuangan tersedia untuk dijual yang mungkin mengalami penurunan nilai. ‘Signifikan’ akan dievaluasi terhadap biaya awal investasi dan ‘jangka panjang’ terhadap periode di mana nilai wajar lebih rendah dari biaya awalnya.

iii. Available-for-sale financial assets

Significant or prolonged decline in fair value below cost, significant financial difficulties of the issuer or obligor, and the disappearance of an active trading market are objective evidence that equity investments classified as available-for-sale financial assets may be impaired. ‘Significant’ is to be evaluated against the original cost of the investment and ‘prolonged’ against the period in which the fair value has been below its original cost.

16

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/12 Exhibit E/12

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan)

e. Aset keuangan (Lanjutan)

Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan)

iii. Aset keuangan tersedia untuk dijual (Lanjutan)

Di mana terdapat bukti penurunan nilai, kumulatif kerugian – diukur sebagai selisih antara biaya akuisisi dan nilai wajar kini, dikurangi semua kerugian penurunan niali pada investasi yang sebelumnya diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dikeluarkan dari pendapatan komprehensif lain dan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Kerugian penurunan nilai pada investasi ekuitas tidak dibalikkan nilainya melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian; kenaikan di dalam nilai wajar setelah penurunan nilai diakui langsung di dalam pendapatan komprehensif lainnya.

Dalam hal instrumen utang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, penurunan nilai diuji berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dinilai berdasarkan biaya perolehan diamortisasi. Namun demikian, jumlah tercatat bagi penurunan nilai adalah kerugian kumulatif yang diukur sebagai selisih antara biaya perolehan diamortisasi dan nilai wajar kini, dikurangi segala kerugian penurunan nilai pada investasi yang sebelumnya diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Apabila di dalam tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dikaitkan dengan peristiwa yang terjadi setelah kerugian penurunan nilai yang diakui di dalam laporan laba rugi, maka kerugian penurunan nilai tersebut dibalikkan nilainya di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

e. Financial assets (Continued)

Impairment of financial assets (Continued)

iii. Available-for-sale financial assets (Continued)

Where there is evidence of impairment, the cumulative loss – measured as the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that investment previously recognized in consolidated statements of comprehensive income is removed from other comprehensive income and recognized in consolidated statements of comprehensive income. Impairment losses on equity investments are not reversed through profit or loss; increases in their fair value after impairment are recognized directly in other comprehensive income.

In the case of debt instruments classified as available-for-sale, impairment is assessed based on the same criteria as financial assets carried at amortized cost. However, the amount recorded for impairment is the cumulative loss measured as the difference between the amortized cost and the current fair value, less any impairment loss on that investment previously recognized in consolidated statements of comprehensive income. If in a subsequent year, the fair value of a debt instrument increases and the increases can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in consolidated statements of comprehensive income, the impairment loss is reversed in consolidated statements of comprehensive income.

f. Kas dan Setara Kas

Laporan arus kas konsolidasian disusun dan disajikan dengan menggunakan metode langsung yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas investasi. Untuk tujuan penyusunan dan penyajian laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas meliputi kas, deposito dengan lembaga keuangan dan cerukan bank. Cerukan bank disajikan sebagai hutang dan pinjaman yang diklasifikasikan sebagai ‘liabilitas lancar’ di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.

f. Cash and Cash Equivalents The consolidated statements of cash flows are prepared using direct method classified into operating activities, financing activities, and investing activities. For the purpose of preparation and presentation consolidated statements of cash flows, cash and cash equivalents includes cash in hand, deposits held at call with banks and bank overdrafts. Bank overdrafts are shown within borrowings in current liabilities on the consolidated statements of financial position.

17

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/13 Exhibit E/13

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

(Continued)

g. Persediaan

Persediaan dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan basis masuk-pertama, keluar pertama (a first-in, first-out basis). Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual di dalam kegiatan usaha biasa dikurangi beban-beban penjualan variabel yang diterapkan.

g. Inventories

Inventories are stated at the lower of cost and net realizable value. Cost is determined on a first-in, first-out basis. Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business, less applicable variable selling expenses.

h. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

h. Prepaid Expenses

Prepaid expenses are amortized over their beneficial periods using the straight-line method.

i. Aset Tetap i. Property, Plant and Equipment

Pada pengakuan awal, aset tetap dinilai sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan aset meliputi harga pembelian dan semua biaya yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset tersebut ke suatu kondisi kerja dan kondisi lokasi bagi tujuan penggunaannya.

Property, plant and equipment are initially carried at cost. The cost of an asset comprises its purchase price and any directly attributable costs of bringing the asset to the working condition and location for its intended use.

Perusahaan dan entitas anaknyanya menerapkan model biaya di dalam pengakuan selanjutnya bagi aset tetap. Aset tetap selain tanah, diakui pada biaya dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai, jika ada.

The Company and its subsidiary has applied the cost model in subsequent recognition for its property, plant and equipment. Property, plant and equipment, other than land, are recognized at cost less accumulated depreciation and accumulated impairment losses, if any.

Tanah diakui pada biaya perolehan dan tidak disusutkan. Penyusutan pada aset tetap lainnya dihitung dengan metode garis lurus untuk menghapus biaya aset tetap terhadap masa manfaat yang diharapkannya. Estimasi masa manfaatnya adalah sebagai berikut :

Land is recognized at cost and is not depreciated. Depreciation on other property, plant and equipment is calculated on a straight-line basis to write off the cost of property, plant and equipment over their expected useful lives. The estimated useful lives are as follows:

Tahun/Years

Bangunan 8 - 20 BuildingsInstalasi listrik 5 Electrical installationsM e s i n 5 - 15 MachineriesPeralatan pabrik 4 - 15 Factory equipmentPeralatan pembangkit listrik 8 - 15 Electrical equipmentPeralatan laboratorium 4 - 5 Laboratory equipmentPeralatan kantor 4 Office equipmentKendaraan bermotor 4 Motor vehicles

18

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/14 Exhibit E/14

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan)

i. Aset Tetap (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

i. Property, Plant and Equipment (Continued)

Beban penyusutan diperhitungkan di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama tahun buku di mana beban tersebut terjadi. Biaya perbaikan dan perawatan diperhitungkan ke dalam laporan laba rugi selama tahun di mana perbaikan dan perawatan terjadi. Biaya renovasi dan restorasi utama digabungkan ke dalam nilai tercatat aset jika biaya tersebut memiliki kemungkinan untuk memberikan manfaat di masa depan yang jumlahnya melebihi standar kinerja pada penilaian awal aset yang ada yang akan mengalir ke dalam Perusahaan dan entitas anaknyanya dan disusutkan sebesar sisa umur manfaat aset tersebut.

Depreciation expenses are taken to consolidated statements of comprehensive income during the financial year in which they are incurred.

Repair and maintenance expenses are taken to profit or loss during the financial year in which they are incurred. The cost of major renovations and restorations is included in the carrying amount of the asset when it is probable that future economic benefits in excess of the originally assessed standard of performance of the existing asset will flow to the Company and its subsidiary, and depreciated over the remaining useful life of the asset.

Nilai sisa, masa manfaat, dan metode depresiasi, diriview pada tiap akhir periode pelaporan, dan disesuaikan secara prospektif, sesuai dengan keadaan. Ketika terdapat indikasi penurunan nilai, nilai tercatat aset dinilai dan segera dicatat berdasarkan jumlah terpulihkan.

The residual value, useful life and depreciation method are reviewed at the end of each reporting period, and adjusted prospectively, if appropriate. Where an indication of impairment exists, the carrying amount of the asset is assessed and written down immediately to its recoverable amount.

Keuntungan atau kerugian pelepasan aset tetap ditentukan dengan membandingkan penerimaan dengan nilai tercatat dan dicatat ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dari operasi.

Gains or losses on disposal are determined by comparing proceeds with the carrying amount and are included in consolidated statements of comprehensive income from operations.

j. Penurunan nilai aset nonkeuangan (selain persediaan dan aset pajak tangguhan)

Perusahaan menilai pada tiap tanggal pelaporan apakah terdapat indikasi penurunan nilai pada aset. Apabila terdapat indikasi penurunan nilai, atau ketika penilaian penurunan nilai bagi aset secara tahunan disyaratkan, Perusahaan membuat estimasi nilai terpulihkan aset.

j. Impairment of non-financial assets (excluding inventories and deferred tax assets) The Company assesses at each reporting date whether there is any indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment assessment for an asset is required, the Company makes an estimate of the asset's recoverable amount.

19

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/15 Exhibit E/15

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan)

j. Penurunan nilai aset nonkeuangan (selain persediaan dan aset pajak tangguhan) (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

j. Impairment of non-financial assets (excluding

inventories and deferred tax assets) (Continued)

Suatu nilai terpulihkan aset lebih tinggi dibandingkan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset atau Unit Penghasil Kas dan nilai pakainya dan ditentukan sebagai suatu aset individual, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset lain. Di dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas yang diharapkan diperoleh dari aset didiskontokan terhadap nilai kininya dengan menggunakan suku bunga diskon sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini terhadap nilai waktu uang dan risiko spesifik aset. Di dalam menilai nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, dibutuhkan model penilaian yang tepat.

An asset's recoverable amount is the higher of an asset's or Cash-Generating Unit's fair value less costs to sell and its value in use and is determined for an individual asset, unless the asset does not generate cash inflows that are largely independent of those from other assets. In assessing value in use, the estimated future cash flows expected to be generated by the asset are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessments of the time value of money and the risks specific to the asset. In assessing fair value less costs to sell, an appropriate valuation model is used.

Ketika nilai tercatat aset melebihi nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dicatat sebesar nilai terpulihkan. Kerugian penurunan nilai diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian kecuali aset yang relevan dinilai pada jumlah yang direvaluasi, yang dalam hal ini kerugian penurunan nilai diperlakukan sebagai penurunan revaluasi.

Where the carrying amount of an asset exceeds its recoverable amount, the asset is written down to its recoverable amount. Impairment losses are recognized in consolidated statements of comprehensive income unless the relevant asset is carried at a revalued amount, in which case the impairment loss is treated as a revaluation decrease.

Suatu penilaian dilakukan pada setiap tanggal pelaporan sebagaimana apabila terdapat segala indikasi bahwa kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya sudah tidak ada lagi atau mengalami penurunan. Suatu kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya, dibalikkan nilainya jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan untuk menentukan nilai terpulihkan aset sejak pengakuan terakhir kerugian penurunan nilai. Apabila demikian kondisinya, nilai tercatat aset meningkat pada jumlah terpulihkannya. Kenaikan tersebut tidak dapat melebihi nilai tercatat yang telah ditentukan, penyusutan bersih, tidak ada kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya. Pembalikkan nilai tersebut diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian kecuali aset tersebut diukur pada jumlah revaluasian, yang dalam hal ini diperlakukan sebagai kenaikan revaluasi.

An assessment is made at each reporting date as to whether there is any indication that previously recognized impairment losses may no longer exist or may have decreased. A previously recognized impairment loss is reversed only if there has been a change in the estimates used to determine the asset's recoverable amount since the last impairment loss was recognized. If that is the case, the carrying amount of the asset is increased to its recoverable amount. That increase cannot exceed the carrying amount that would have been determined, net of depreciation, had no impairment loss been recognized previously. Such reversal is recognized in consolidated statements of comprehensive income unless the asset is measured at revalued amount, in which case the reversal is treated as a revaluation increase.

k. Liabilitas keuangan

Pengakuan dan pengukuran awal

Liabilitas keuangan diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Perusahaan menjadi bagian ketentuan kontraktual instrument keuangan. Perusahaan dan entitas anaknyanya menentukan klasifikasi liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

k. Financial liabilities

Initial recognition and measurement

Financial liabilities are recognized in the consolidated statement of financial position when, and only when, the Company becomes a party to the contractual provisions of the financial instrument. The Company and its subsidiary determines the classification of its financial liabilities at initial recognition.

20

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/16 Exhibit E/16

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan) k. Liabilitas keuangan (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

k. Financial liabilities (Continued)

Pengukuran dan pengukuran awal (Lanjutan) Initial recognition and measurement (Continued) Semua liabilitas keuangan diakui pada nilai wajar pada saat pengakuan awal, dan dalam hal liabilitas keuangan lainnya, ditambahkan dengan biaya transaksi yang dpat diatribusikan langsung. Liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anaknyanya terdiri dari hutang usaha dan hutang lainnya, hutang sewa pembiayaan dan utang dan pinjaman, yang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lainnya. Perusahaan dan entitas anaknyanya tidak memiliki liabilitas keuangan pada nilai wajar yang diukur melalui laporan laba rugi.

All financial liabilities are recognized initially at fair value and, in the case of other financial liabilities, plus directly attributable transaction costs. The Company and its subsidiary’s financial liabilities comprise trade and other payables, finance lease payables and loans and borrowings, which are classified as other financial liabilities. The Company does not have any financial liabilities at fair value through profit and loss.

Pengukuran selanjutnya Liabilitas keuangan lainnya yang selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan dan kerugiannya diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat liabilitas dihentikan pengakuannya, dan melalui proses amortisasi.

Subsequent measurement Other financial liabilities are subsequently measured at amortized cost, using the effective interest rate method. Gains and losses are recognized in consolidated statements of comprehensive income when the liabilities are derecognized, and through the amortization process.

Liabilitas keuangan disajikan sebagai liabilitas lancar kecuali Perusahaan dan entitas anaknyanya memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.

Financial liabilities are presented as current liabilities unless the Company and its subsidiary has an unconditional right to defer settlement for at least 12 months after the end of the reporting period.

Suatu liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan di dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika liabilitas keuangan saat ini ditukar dengan liabilitas keuangan lain dari peminjam yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau persyaratan liabilitas yang ada dimodifikasi secara substansial, maka pertukaran maupun modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabiltias awal dan pengakuan liabilitas baru dan selisih masing-masing jumlah diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

A financial liability is derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or expires. When an existing financial liability is replaced by another from the same lender on substantially different terms, or the terms of an existing liability are substantially modified, such an exchange or modification is treated as a derecognition of the original liability and the recognition of a new liability, and the difference in the respective carrying amounts is recognized in consolidated statements of comprehensive income.

l. Sewa Pembiayaan

Sewa pembiayaan - ketika Perusahaan adalah lessee

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan apabila persyaratan sewa mengalihkan secara substansial manfaat dan risiko kepemilikan kepada lessee.

Aset yang disewakan dan liabilitas sewa (jumlah neto beban keuangan) menurut sewa pembiayaan diakui pada laporan posisi keuangan konsolidasian masing-masing sebagai aset tetap dan utang sewa pembiayaan, pada saat dimulainya sewa berdasarkan nilai yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewa dan nilai kini pembayaran sewa minimum. Setiap pembayaran sewa dipisahkan antara beban keuangan dan pengurangan saldo liabilitas sewa.

l. Finance Leases Finance leases - when the Company is a lessee

Leases are classified as finance leases whenever the terms of the lease transfer substantially all the risks and rewards of ownership to the lessee.

The leased assets and the corresponding lease liabilities (net of finance charges) under finance leases are recognized on the consolidated statements of financial position as plant and equipment and finance lease payables respectively, at the inception of the leases based on the lower of fair value of the leased assets and the present value of the minimum lease payments. Each lease payment is apportioned between the finance expense and the reduction of the outstanding lease liability.

21

22

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/17 Exhibit E/17

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan)

l. Sewa Pembiayaan (Lanjutan)

Sewa pembiayaan - ketika Perusahaan adalah lessee (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

l. Finance Leases (Continued)

Finance leases - when the Company is a lessee (Continued)

Biaya keuangan diakui di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian menurut dasar yang mencerminkan tingkat suku bunga periodik yang konstan pada liabilitas sewa pembiayaan.

The finance cost is recognized in consolidated statements of comprehensive income on a basis that reflects a constant periodic rate of interest on the finance lease liability.

Sewa operasi – ketika Perusahaan adalah lessee

Sewa di mana lessor secara substansial menerima semua manfaat dan risiko kepemilikan aset sewa, diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian berdasarkan garis lurus selama masa sewa.

Operating leases - when the Company is a lessee

Leases where the lessor effectively retains substantially all the risks and benefits of ownership of the leased assets are classified as operating leases. Operating lease payments are recognised as expense in consolidated statements of comprehensive income on a straight-line method over the lease term.

m. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikapalkan (F.O.B. Shipping Point) dan hak kepemilikan berpindah ke pelanggan.

m. Revenue and Expenses Recognition

Local sales are recognized when the goods are delivered to the customers, while export sales are recognized when the goods are shipped (F.O.B Shipping Point) and title has passed to the customer.

Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).

Expenses are recognized when incurred (accrual basis).

n. Imbalan Pasca-Kerja

Program imbalan pasti Sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan dan entitas anaknyanya yang beroperasi di Indonesia menyelenggarakan program imbalan pasti manfaat pasca kerja kepada para karyawannya.

Provisi bagi manfaat pasca-kerja ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum terealisasi yang melebihi 10% nilai kini kewajiban manfaat pasti, diakui berdasarkan metode garis lurus terhadap rata-rata sisa usia kerja yang diharapkan dari karyawan peserta program. Biaya jasa lalu diakui segera pada saat manfaat menjadi vested, dan bila selain itu diamortiasi berdasarkan metode garis lurus terhadap periode rata-rata sampai manfaat menjadi vested. Kewajiban manfaat pensiun diakui di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian yang mencerminkan nilai kini kewajiban imbalan pasti, yang disesuaikan bagi keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum terealisasi dan biaya jasa lalu yang belum direalisasi.

n. Post-Employment Benefits

Defined benefit plans In accordance with the relevant Labor Law prevailing in Indonesia, The Company and its subsidiary operating in Indonesia provide defined benefit post-employment benefits to their employees. Provision for post-employment benefits is determined using the projected unit credit method. The accumulated unrecognized actuarial gains and losses that exceed 10% of the present value of the defined benefit obligations is recognized on the straight-line method over the expected average remaining working lives of the participating employees. Past service cost is recognized immediately to the extent that the benefits are already vested, and otherwise is amortized on the straight-line method over the average period until the benefits become vested. The pension benefit obligations recognized in the consolidated statement of financial position represent the present value of the defined benefit obligation, as adjusted for unrecognized actuarial gains and losses and unrecognized past service costs.

23

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/18 Exhibit E/18

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

n. Imbalan Pasca-Kerja (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

n. Post-Employment Benefits (Continued)

Manfaat jangka pendek karyawan

Imbalan karyawan berupa cuti tahunan diakui pada saat Perusahaan dan entitas anaknya mengakru kepada karyawan. Suatu provisi dicadangkan bagi liabilitas diestimasi bagi cuti sebagai hasil dari jasa yang diberikan oleh karyawan sampai tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

Short-term employee benefits

Employee entitlements to annual leave are recognized when the Company and its subsidiary accrue to employees. A provision is made for the estimated liability for leave as a result of services rendered by employees up to the consolidated statements of financial position date.

Ketidakhadiran yang dikompensasi secara non akumulatif seperti cuti sakit dan cuti melahirkan tidak diakui sampai waktu cuti.

Non-accumulating compensated absences such as sick leave and maternity leave are not recognized until the time of leave.

o. Pajak Penghasilan

Pajak kini

Aset dan/ atau liabilitas pajak kini terdiri dari kewajiban kepada, atau klaim dari Kantor Pelayanan Pajak terkait dengan periode kini dan periode sebelumnya pelaporan, yang belum dibayar pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Pendapatan aset dan/ atau liabilitas pajak dihitung sesuai dengan tarif pajak dan ketentuan perpajakan yang berlaku pada periode fiskal yang terkait, berdasarkan laba kena pajak periode berjalan. Semua perubahan aset atau liabilitas pajak kini diakui sebagai komponen beban pajak penghasilan di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

o. Income Tax

Current tax

Current income tax assets and/or liabilities comprise those obligations to, or claims from, Tax Authorities relating to the current or prior reporting period, that are unpaid at the consolidated statements of financial position date. They are calculated according to the tax rates and tax laws applicable to the fiscal periods to which they relate, based on the taxable profit for the period. All changes to current tax assets or liabilities are recognized as a component of income tax expense in the consolidated statements of comprehensive income.

Pajak tangguhan

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui bagi perbedaan temporer antara basis komersial dan basis fiskal aset dan liabilitas pada setiap tanggal pelaporan. Aset pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang memiliki kemungkinan tersedianya laba kena pajak di masa depan terhadap perbedaan temporer yang dapat dikurangkan yang dapat diutilisasi. Liabilitas pajak tangguhan diakui bagi seluruh perbedaan kena pajak temporer. Manfaat pajak di masa depan, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan juga diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasi.

Deferred tax

Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the deductible temporary difference can be utilized. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.

Aset dan liabilitas aset pajak tangguhan diukur dengan tarif pajak yang diharapkan berlaku pada tahun ketika aset direalisasi atau liabilitas diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang telah berlaku atau secara substansial berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian akhir.

Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to apply to the year when the asset is realized or the liability is settled, based on tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantially enacted at the end consolidated statements of financial position date.

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian dan diturunkan apabila laba fiskal mungkin tidak memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang belum diakui, diukur kembali pada tiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian dan diakui apabila terdapat kemungkinan pendapatan kena pajak di masa depan memulihkan aset pajak tangguhan.

The carrying amount of deferred tax assets is reviewed at each consolidated statements of financial position date and reduced to the extent that it is no longer probable that sufficient taxable profit will be available to allow all or part of the deferred tax asset to be utilized. Unrecognized deferred tax assets are reassessed at each consolidated statements of financial position date and are recognized to the extent that it has become probable that future taxable income will allow the deferred tax asset to be recovered.

24

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/19 Exhibit E/19

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan) o. Pajak Penghasilan (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

o. Income Tax (Continued)

Hal perpajakan lainnya Penyesuaian atas liabilitas pajak dicatat pada saat hasil Surat Ketetapan Pajak diterima atau pada saat keberatan yang diajukan Perusahaan dan entitas anaknyanya ditetapkan.

Other taxation matters Amendments to tax obligations are recorded when an Tax Assessment Letter is received and/or, if objected to and/or appealed against by the Company and its subsidiary, when the result of the objection and/or appeal is determined.

p. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.

p. Earnings per Share

Basic earning per share is computed by dividing net income by the weighted-average number of shares outstanding during the year.

q. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

q. Segment Information

Segment information is prepared using the accounting policies which are adopted for preparing and presenting the consolidated financial statements. The primary reporting segment is based on business segments, while secondary segment is based on geographical segments.

Segmen usaha adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

A business segment is a distinguishable component of an enterprise that which is engaged in providing an individual product or service or a Company of related products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments.

Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

A geographical segment is a distinguishable component of an enterprise that which is engaged in providing products or services within a particular economic environment and that is subject to risks and returns that are different from those of components operating in other economic environments.

Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.

Assets and liabilities that relate jointly to two or more segments are allocated to their respective segments if, and only if, their related revenues and expense also are allocated to those segments and the relative autonomy of that segments.

r. Estimasi nilai wajar aset keuangan dan liabilitas

keuangan

PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang mensyaratkan klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan di dalam melakukan pengukuran nilai wajar (lihat catatan 3). Hirarki nilai wajar memiliki tingkatan sebagai berikut:

r. Fair value estimation of financial assets and liabilities PSAK No. 60 requires certain disclosures which require the classification of financial assets and financial liabilities measured at fair value using a fair value hierarchy that reflects the significance of the inputs used in making the fair value measurement. The fair value hierarchy has the following levels:

25

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/20 Exhibit E/20

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (Lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (Continued)

r. Estimasi nilai wajar aset keuangan dan liabilitas

keuangan (Lanjutan)

a. Kuotasi pasar (belum disesuaikan) di dalam pasar aktif bagi aset maupun liabilitas yang identikal (Tingkat 1);

b. Input selain kuotasi pasar yang termasuk di dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi bagi aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, derivatif harga) (Tingkat 2); dan

c. Input bagi aset dan liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).

Tingkatan di dalam hirarki nilai wajar di mana aset keuangan maupun liabilitas keuangan dikatagorisasi, ditetapkan pada basis tingkatan paling rendah input yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar. Aset keuangan dan liabilitas keuangan diklasifikasikan di dalam keseluruhan hanya ke dalam salah satu dari ketiga tingkatan tersebut.

r. Fair value estimation of financial assets and liabilities (Continued)

a. quoted prices (unadjusted) in active markets for

identical assets or liabilities (Level 1); b. inputs other than quoted prices included within

Level 1 that are observable for the asset or liability, either directly (i.e. as prices) or indirectly (i.e. derived from prices) (Level 2); and

c. inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs) (Level 3).

The level in the fair value hierarchy within which the financial asset or financial liability is categorised is determined on the basis of the lowest level input that is significant to the fair value measurement. Financial assets and financial liabilities are classified in their entirety into only one of the three levels.

s. Provisi s. Provisions

Provisi diakui ketika Perusahaan dan entitas anaknyanya memiliki liabilitas legal maupun konstruktif sebagai hasil peristiwa lalu, yaitu kemungkinan besar arus keluar sumber daya ekonomi diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dan suatu estimasi terhadap jumlah dapat dilakukan. Provisi diriview pada akhir tiap periode pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi terbaik. Apabila tidak ada lagi kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas, maka provisi tersebut dicadangkan. Apabila dampak nilai waktu uang adalah material, maka provisi didiskontokan dengan menggunakan tarif sebelum pajak, jika lebih tepat, untuk mencerminkan risiko spesifik liabilitas. Ketika pendiskontoan digunakan, kenaikan provisi terkait dengan berlalunya waktu diakui sebagai beban keuangan.

Provisions are recognized when the Company and its subsidiary has a legal or constructive obligation as a result of past events, it is more likely than not that an outflow of resources will be required to settle the obligation and a reliable estimate of the amount can be made. Provisions are reviewed at the end of each reporting period and adjusted to reflect the current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of economic resources will be required to settle the obligation, the provision is reversed. If the effect of the time value of money is material, provisions are discounted using a current pre tax rate that reflects, where appropriate, the risk specific to the liability. When discounting is used, the increase in the provision due to the passage of time is recognized as a finance cost.

t. Kontinjensi t. Contingencies Liabilitas kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan konsolidasian. Liabilitas kontinjensi diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian kecuali kemungkinan arus keluar sumber daya ekonomi adalah kecil. Aset kontinjensi tidak diakui di dalam laporan keuangan konsolidasian, namun diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian jika terdapat kemungkinan suatu arus masuk manfaat ekonomis mengalir ke dalam entitas.

Contingent liabilities are not recognized in the consolidated financial statements. They are disclosed in the notes to consolidated financial statements unless the possibility of an outflow of resources embodying economic benefits is remote. Contingent assets are not recognized in the consolidated financial statements but are disclosed in the notes to the consolidated financial statements when an inflow of economic benefits is probable.

26

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/21 Exhibit E/21

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

(Continued)

u. Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

u. Non-Current Assets Held For Sale and Discontinued Operation

Aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) diklasifikasikan sebagai aset dimiliki untuk dijual ketika nilai tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian berlanjut dan penjualannya sangat mungkin terjadi. Aset ini dicatat pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk untuk menjual, kecuali untuk aset-aset seperti aset pajak tangguhan, aset yang terkait dengan imbalan kerja, aset keuangan dan properti investasi yang dicatat pada nilai wajar, yang secara khusus dikecualikan dari persyaratan ini.

Non-current assets (or disposal group) are classified as assets for sale when their carrying amount is to be recovered principally through a sale transaction rather than through continuing use and a sale is considered highly probable. They are stated at the lower of carrying amount and fair value less cost to sell, except for assets such as deferred tax assets, assets arising from employee benefits, financial assets and investment property thar are carried at fair value, which are specifically exempt from this requirement.

Kerugian penurunan nilai awal atau selanjutnya diakui atas penurunan nilai aset (atau kelompok lepasan) ke nilai wajar dikurangi dengan biaya untuk menjual aset. Keuntungan diakui atas peningkatan nilai wajar biaya untuk menjual aset (atau kelompok lepasan), tetapi tidak boleh melebihi akumulasi rugi penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya. Keuntungan atau kerugian yang sebelumnya tidak diakui pada tanggal penjualan aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) diakui pada tanggal penghentian pengakuan.

An impairment loss is recognised for any initial or subsequent write-down of the assets (or disposal group) to fair value less costs to sell. A gain is recognised for any subsequent increases in fair value less costs to sell for any asset (or disposal group), but not in excces of any cumulative impairment loss previously recognised. A gain or loss not previously recognised by the date of the sale of the non-current asset (or disposal group) is recognised at the date of derecognition.

Aset tidak lancar (termasuk yang merupakan bagian dari lepasan) tidak boleh disusutkan atau diamortisasi selama diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Bunga dan beban lainnya yang dapat diatribusikan pada liabilitas dari kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual tetap diakui.

Non-current assets (including those that are part of a disposal group) are not depreciated or amortised while they are classified as held for sale. Interest and other expenses attributable to the liabilities of a disposal group classified as held for sale continue to be recognised.

Aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan aset dalam kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual disajikan secara terpisah dari aset lainnya dalam laporan posisi keuangan. Liabilitas dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual disajikan secara terpisah dari liabilitas lainnya dalam laporan posisi keuangan.

Non-current assets classified as held for sale and the assets of a disposal group classified as held for sale are presented separately from the other assets in the consolidated statements of financial position. The liabilities of a disposal group classified as held for sale are presented separately from other liabilities in the consolidated statements of financial position.

Operasi yang dihentikan adalah komponen entitas yang telah dilepaskan atau diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual dan mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama yang terpisah, merupakan bagian dari suatu rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau area operasi, atau merupakan suatu entitas anaknya yang diperoleh secara khusus dengan tujuan dijual kembali. Hasil dari operasi yang dihentikan disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif.

A discontinued operation is a component of the entity that has been disposed of or is classified as held for sale and that represents a separate major line of business or geographical area of operations, is part of a single co-ordinated plan to dispose of such a line of business or are of operations, or is a subsidary acquired exclusively with a view to resale. The results of discontinued operations are presented separately in the statements of comprehensive income.

27

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/22 Exhibit E/22

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN

(Lanjutan) 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

(Continued)

v. Peristiwa setelah periode pelaporan v. Events after the reporting period Peristiwa setelah periode pelaporan menyajikan bukti kondisi yang terjadi pada akhir tahun pelaporan (peristiwa penyesuai) yang dicerminkan di dalam laporan keuangan konsolidasian. Peristiwa setelah periode pelaporan yang bukan merupakan peristiwa penyesuai, diungkapkan di dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian bila material.

Events after the reporting period that provide evidence of conditions that existed at the end of the reporting year (adjusting events) are reflected in the consolidated financial statements. Events after the reporting period that are not adjusting events are disclosed in the notes to consolidated financial statements when material.

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI

SIGNIFIKAN 3. JUDGEMENTS, SIGNIFICANT ACCOUNTING ESTIMATES

AND ASSUMPTIONS Penyajian laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anaknyanya, mengharuskan manajemen membuat pertimbangan, estimasi, dan asumsi yang mempengaruhi jumlah pendapatan, beban, aset, dan liabilitas yang dilaporkan, dan pengungkapan liabilitas kontinjensi pada tanggal pelaporan. Namun demikian, ketidakpastian mengenai asumsi dan estimasi dapat membutuhkan penyesuaian terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas yang terpengaruh di masa depan.

The preparation of the Company and its subsidiary’ consolidated financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities at the end of the reporting period. However, the uncertainty regarding the assumptions and estimates could result in output that requires an adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities affected in the future.

A. Pertimbangan di dalam penerapan kebijakan

akuntansi A. Judgements in applying accounting policies

Di dalam proses penerapan kebijakan akuntansi, manajemen telah membuat pertimbangan, terpisah dari masalah estimasi, yang memiliki dampak signifikan terhadap jumlah yang diakui di dalam laporan keuangan konsolidasian :

In the process of applying accounting policies, management has made judgement, apart from estimation problem, which have the most significant impact on the amounts recognized in the consolidated financial statements:

Pajak Penghasilan

Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi bagi pajak penghasilan. Ada beberapa transaksi dan perhitungan di mana penentuan pajak final adalah tidak pasti selama kegiatan usaha normal. Perusahaan dan entitas anaknyanya mengakui liabilitas atas perkiraan masalah pajak berdasarkan estimasi apakah pajak tersebut akan jatuh tempo.

Income Taxes

Significant considerations made in determining the provision for income taxes. There are some transactions and computation where the final tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company and its subsidiary recognize liabilities for expected tax issues based on estimates of whether additional taxes will be due.

Jika hasil pajak final berbeda dari jumlah yang sebelumnya diakui, maka selisih tersebut akan berdampak pada pajak penghasilan kini dan provisi pajak tangguhan di dalam periode pencatatannya. Jumlah tercatat bersih liabilitas pajak kini dan aset pajak tangguhan Perusahaan dan entitas anaknyanya pada akhir tahun pelaporan adalah Rp 8.757.728 dan Rp 17.158.154 untuk tahun yang berakhir masing-masing pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

At the time of the final tax outcome is different from the amounts previously recognized, then the difference will impact the current income tax and deferred tax provisions in the period in which such of its determination is made. The net amount of current tax liabilities and the deferred tax assets of the Company and its subsidiary at the end of the reporting years are Rp 8,757,728 and Rp 17,158,154 for the years ended 31 December 2013 and 2012, respectively.

28

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/23 Exhibit E/23

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 3. JUDGEMENTS, SIGNIFICANT ACCOUNTING ESTIMATES

AND ASSUMPTIONS (Continued)

B. Sumber utama ketidakpastian estimasi B. The key sources of estimation uncertainty Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber ketidakpastian utama lainnya atas estimasi pada akhir tahun pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang dapat menyebabkan penyesuaian material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas pada tahun buku mendatang, dibahas di bawah ini.

The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the end of reporting year, that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities in the next financial year, are discussed below.

i. Manfaat ekonomis aset tetap i. Useful lives of property, plant and equipment

Biaya perolehan aset tetap disusutkan dengan metode garis lurus selama estimasi umur ekonomis aset. Manajemen mengestimasikan umur ekonomis aset tetap antara 4 sampai 20 tahun. Ini merupakan ekspektasi umur yang biasa diterapkan di industri. Perubahan di tingkat yang diharapkan dari pemanfaatan perkembangan teknologi dapat berdampak pada umur ekonomis aset dan nilai residual aset tersebut, oleh karena itu, penyusutan dapat diperbaharui di masa depan. Nilai tercatat aset tetap Perusahaan dan entitas anaknyanya pada akhir periode pelaporan disajikan di Catatan 10 laporan keuangan konsolidasian.

The cost of property, plant and equipment is depreciated on straight-line basis over the assets’ estimated useful lives. Management estimates the useful lives of these property, plant and equipment to be between 4 to 20 years. It is the expectation of life which is usually applied in the industry. Changes in the expected level of usage and technological developments could impact the economic lives and the residual values of these assets, therefore, future depreciation charges could be revised. The carrying amount of the Company and its subsidiary’s property, plant and equipment at the end of the reporting period is disclosed in Note 10 to the consolidated financial statements.

ii. Penyisihan keusangan persediaan ii. Provision for inventory obsolescence

Perusahaan dan entitas anaknyanya melakukan penyisihan bagi persediaan pada saat nilai realisasi bersih persediaan menjadi lebih rendah dibandingkan dengan biaya perolehan, yang disebabkan kerusakan, penurunan fisik, usang, perubahan tingkat harga atau sebab-sebab lainnya.

The Company and its subsidiary provide allowance for inventories whenever the net realizable value of the inventories becomes lower than cost due to damage, physical deterioration, obsolescence, changes in price levels or other causes.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penyisihan keusangan persediaan yang harus diakui pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Management believes that there is no allowance for obsolescence of inventories should be recognized on 31 December 2013 and 2012.

iii. Penurunan aset tetap iii. Impairment of property, plant and equipment

Entitas anaknya memperoleh penilaian yang dilakukan oleh penilai independen untuk menentukan kemungkinan adanya penurunan nilai wajar aset tetap. Penilaian ini didasarkan pada asumsi yang meliputi biaya pengganti baru, nilai pasar dan nilai likuidasi.

The subsidiary obtain valuations performed by independent valuers in order to determine whether there is an impairment in value of property, plant and equipment. These valuations are based upon assumptions including new replacement cost, market value and liquidation value.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan aset tetap yang harus diakui pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012.

Management believes that there is no impairment of property, plant and equipment should be recognized on 31 December 2013 and 2012.

Nilai tercatat aset tetap Perusahaan dan entitas anaknyanyanya pada akhir periode pelaporan disajikan di Catatan 10 laporan keuangan.

The carrying amount of the Company and its subsidiary’s property, plant and equipment at the end of the reporting period is disclosed in Note 10 to the financial statements.

29

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/24 Exhibit E/24

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 3. PERTIMBANGAN, ESTIMASI DAN ASUMSI AKUNTANSI

SIGNIFIKAN (Lanjutan) 3. JUDGEMENTS, SIGNIFICANT ACCOUNTING ESTIMATES

AND ASSUMPTIONS (Continued)

B. Sumber utama ketidakpastian estimasi (Lanjutan) B. The key sources of estimation uncertainty (Continued)

iv. Nilai wajar instrumen keuangan iv. Fair value of financial instruments

Perusahaan dan entitas anaknyanya menentukan nilai wajar instrumen keuangan yang tidak memiliki kuotasi pasar dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik tersebut dipengaruhi secara signifikan oleh asumsi yang digunakan, termasuk tingkat suku bunga diskonto dan estimasi arus kas di masa depan. Dalam hal tersebut, estimasi nilai wajar yang diturunkan tidak selalu dapat disubstansikan oleh perbandingan dengan pasar independen dan, dalam banyak kasus, tidak dapat segera direalisasikan. Informasi selanjutnya dalam hubungan dengan nilai wajar instrumen keuangan tersebut diungkapkan di dalam Catatan 10 mengenai aset tetap.

The Company and its subsidiary determine the fair value of financial instruments that are not quoted, using valuation techniques. Those techniques are significantly affected by the assumptions used, including discount rates and estimates of future cash flows. In that regard, the derived fair value estimates cannot always be substantiated by comparison with independent markets and, in many cases, may not be capable of being realised immediately. Further information in relation to the fair value of financial instruments is disclosed in Note 10 about property, plant and equipment.

v. Manfaat pensiun v. Post-employment benefits

Nilai sekarang dari kewajiban pensiun bergantung pada sejumlah faktor yang ditentukan oleh aktuaria menggunakan sejumlah asumsi. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam menentukan biaya (pendapatan) bersih termasuk tingkat diskonto. Perubahan dalam asumsi ini akan mempengaruhi nilai tercatat kewajiban pensiun.

The present value of the pension obligations depends on number of factors that are determined by the actuary using a number of assumptions. The assumptions used in determining the cost (income) include the discount rate net. Changes in these assumptions will affect the carrying amount of pension obligations.

Perusahaan dan entitas anaknyanyanya menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada setiap akhir tahun sebagai tingkat bunga yang harus digunakan dalam menentukan nilai kini dari arus kas masa depan yang diperkirakan akan dibayarkan untuk menyelesaikan kewajiban pensiun. Dalam menentukan tingkat diskonto, Perusahaan dan entitas anaknyanyanya mempertimbangkan penggunaan suku bunga obligasi korporasi dalam mata uang berkualitas tinggi, terhadap manfaat yang akan dibayarkan dan jatuh tempo yang terkait dengan kewajiban pensiun.

The Company and its subsidiary determine the appropriate discount rate at the end of each year as the interest rate that should be used in determining the present value of future cash flows expected to be paid to settle the pension obligations. In determining the discount rate, the Company and its subsidiary consider the interest rates of corporate bonds denominated in a high quality in terms of the benefits to be paid and the maturity-related pension liabilities.

Asumsi-asumsi kunci lainnya untuk kewajiban pensiun sebagian didasarkan pada kondisi pasar saat kini. Informasi tambahan diungkapkan di Catatan 28 atas laporan keuangan.

Other key assumptions for pension obligations are based in part on current market conditions present. Additional information is disclosed in Note 28 to the financial statements.

30

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/25 Exhibit E/25

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 4. KAS DAN SETARA KAS

Akun ini terdiri dari :

4. CASH AND CASH EQUIVALENTS

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

K a s 128.985 87.524 Cash on hand

B a n k Cash in banks

Pihak ketiga Third partiesRupiah Rupiah

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 301.565 272.178 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Central Asia Tbk 175.694 803.577 PT Bank Central Asia Tbk

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 67.977 8.879 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

PT Bank Sinarmas 65.156 64.939 PT Bank Sinarmas

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 26.903 78.722 PT Bank Danamon Indonesia Tbk

PT Bank OCBC NISP Tbk 7.362 222.588 PT Bank OCBC NISP Tbk

644.657 1.450.883

E u r o E u r o

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 73.457 449.686 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Dolar Amerika Serikat United States Dollar

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 1.567.895 13.197.485 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

PT Bank Danamon Indonesia Tbk 281.578 10.603.475 PT Bank Danamon Indonesia Tbk

PT Bank OCBC NISP Tbk 55.469 46.900 PT Bank OCBC NISP Tbk

PT Bank Sinarmas 42.320 34.212 PT Bank Sinarmas

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 11.638 527.492 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

1.958.900 24.409.564

Dolar Singapura Singapore Dollar

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 158.450 196.032 PT Bank Mandiri (Persero) TbkPound sterling Pound sterling

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 88.151 78.913 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Dolar Australia Australian Dollar

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 526.483 115.779 PT Bank Mandiri (Persero) TbkYen Jepang Japanese Yen

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 50.397 30.962 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

3.629.480 26.819.343

Setara kas Cash equivalents

Pihak ketiga Third parties

Rupiah 1.869.906 1.272.494 Rupiah

J u m l a h 5.499.386 28.091.837 T o t a l

Setara kas termasuk deposito dengan jatuh tempo kurang dari tiga bulan. Tingkat bunga setara kas sebesar 4,25%.

Cash equivalents represents deposits with original maturity of three months on less. Interest rate on cash equivalents amounted to 4.25% per annum.

31

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/26 Exhibit E/26

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 5. DEPOSITO BERJANGKA

Akun ini terdiri dari :

5. TIME DEPOSITS

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

Pihak ketiga Third party

Rupiah 8.611.529 10.373.509 Rupiah

Akun ini merupakan deposito berjangka dengan jangka waktu 6 bulan dan diklasifikasikan sebagai “aset lancar”. Tingkat bunga di atas antara 5,25% - 6% per tahun.

This accounts represents time deposits with original maturities of 6 months and classified as “current assets”. Interest rate on the above ranges from 5.25% - 6% per annum.

6. PIUTANG USAHA 6. TRADE RECEIVABLES

a. Jumlah piutang usaha berdasarkan pelanggan adalah sebagai berikut :

a. Total trade receivables by customers are as follows:

2 0 1 3 2 0 1 2

Pihak ketiga Third partiesPelanggan dalam negeri 324.459.876 109.189.891 Domestic customers

Pelanggan luar negeri 82.872.307 14.340.084 Foreign customers

407.332.183 123.529.975

Cadangan kerugian Allowance for decline

penurunan nilai 2.376.381)( 2.327.584)( impairment losses

404.955.802 121.202.391

Pihak-pihak berelasi (Catatan 29) 107.153.991 96.436.597 Related parties (Note 29)

J u m l a h 512.109.793 217.638.988 T o t a l

b. Jumlah piutang usaha berdasarkan umur (hari) adalah sebagai berikut

b. Total trade receivables by age (days) are as follows:

2 0 1 3 2 0 1 2

Belum jatuh tempo 225.829.745 65.436.258 Not yet due

Lewat jatuh tempo 1 s/d 30 hari 122.042.644 81.960.155 1 - 30 days past due

Lewat jatuh tempo 31 s/d 60 hari 71.899.248 17.270.563 31 - 60 days past due

Lewat jatuh tempo 61 s/d 90 hari 47.921.151 12.190.673 61 - 90 days past due

Lewat jatuh tempo 91 s/d 120 hari 15.148.693 3.999.132 91 - 120 days past due

Lewat jatuh tempo > 120 hari 31.644.693 39.109.791 More than 120 days past due

514.486.174 219.966.572

Cadangan kerugian Allowance for impairment

penurunan nilai 2.376.381)( 2.327.584)( losses

Bersih 512.109.793 217.638.988 N e t

32

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/27 Exhibit E/27

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 6. PIUTANG USAHA (Lanjutan) 6. TRADE RECEIVABLES (Continued)

c. Jumlah piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

c. Total trade receivables by currency are as follows:

2 0 1 3 2 0 1 2

Rupiah 393.195.538 148.465.549 RupiahDolar Amerika Serikat 94.711.311 46.647.120 United States Dollar Dolar Singapura 16.738.390 17.940.560 Singapore Dollar E U R O 6.543.672 5.569.059 E U R OPound sterling 26.665 1.344.284 Pound sterlingDolar Australia 3.270.598 - Australian Dollar

514.486.174 219.966.572

Cadangan kerugian penurunan Allowance for impairmentnilai 2.376.381)( 2.327.584)( losses

Bersih 512.109.793 217.638.988 N e t

2 0 1 3 2 0 1 2

Mutasi cadangan kerugian Changes in the allowance forpenurunan nilai impairment losses

Saldo awal 2.327.584 2.871.821 Beginning balancePenghapusan - 803.860)( Write-offPenambahan 48.797 259.623 Additional provisions

Saldo akhir 2.376.381 2.327.584 Ending balance

Manajemen berpendapat bahwa cadangan kerugian penurunan nilai atas piutang pada pihak ketiga adalah cukup untuk menutupi kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut, sedangkan terhadap piutang pada pihak yang mempunyai hubungan berelasi tidak diadakan penurunan nilai piutang usaha karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih.

Management believes that the allowance for impairment losses of trade receivables from third parties is adequate to cover possible losses on collectibility of these accounts. No allowance for impairment losses was provided on trade receivables from related parties as management believes that all such receivables are collectible.

Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.

Management also believes that there are no significant concentrations of credit risk in third party receivables.

Semua piutang usaha dijadikan jaminan atas pinjaman PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Catatan 12).

All trade receivables are used as collaterals for the loans obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Note 12).

33

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/28 Exhibit E/28

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 7. PERSEDIAAN

Akun ini terdiri dari :

7. INVENTORIES

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

Bahan baku 139.572.285 133.080.968 Raw materialsBarang jadi 190.428.542 110.182.987 Finished goodsBarang dalam proses 120.281.442 69.328.750 Work in processSuku cadang 11.153.794 10.060.973 Spare partsBahan pembungkus 2.703.497 2.252.161 Packaging materials

J u m l a h 464.139.560 324.905.839 T o t a l

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, seluruh persediaan telah diasuransikan terhadap segala risiko kepada konsorsium asuransi yang dikoordinasi oleh PT Estika Jasatama dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 190 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang dialami Perusahaan dan entitas anaknyanya.

On 31 December 2013 and 2012, inventories were insured with insurance consortium which was coordinated by PT Estika Jasatama against all risks for Rp 190 billion. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible risk of losses to the Company and its subsidiary.

Perusahaan dan entitas anaknyanya tidak membentuk penyisihan penurunan nilai persediaan karena manajemen berpendapat bahwa seluruh persediaan masih dapat dijual dengan harga di atas nilai tercatat persediaan.

The Company and its subsidiary has not provided an allowance for decline in value of inventories because management believes that all of inventories can be sold at a price above the recorded value.

Semua persediaan dijadikan jaminan atas pinjaman PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Catatan 12).

All inventories are used as a collateral for loans obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Note 12).

8. UANG MUKA

Akun ini terdiri dari :

8. ADVANCES

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

Pihak ketiga Third partiesPembelian bahan baku dan pembantu 10.103.813 2.447.048 Purchases of raw material and suppliesUang muka impor 3.182.594 3.381.592 Advances for importPembelian aset tetap - 11.973.080 Purchases of property, plant and equipment

Uang muka lain-lain 4.865.834 2.823.055 Other advances

J u m l a h 18.152.241 20.624.775 T o t a l

34

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/29 Exhibit E/29

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

9. ASET KEUANGAN TERSEDIA UNTUK DIJUAL

Akun ini terdiri dari investasi sebesar 1,6% di PT Tembaga Mulia Semanan Tbk.

9. AVAILABLE-FOR-SALE FINANCIAL ASSETS

This account consist of 1.6% holdings investment in PT Tembaga Mulia Semanan Tbk.

2 0 1 3 2 0 1 2

Biaya perolehan 400.000 400.000 C o s t

Laba yang belum direalisasi dari Unrealized gain or changes in fair value of

aset keuangan tersedia untuk dijual : available for sale financial asset :

Saldo awal 1.625.000 1.385.000 Beginning balance

Perubahan nilai pasar untuk 375.000 240.000 Changes in fair value for the year

Saldo akhir 2.000.000 1.625.000 Ending balance

Nilai Pasar 2.400.000 2.025.000 Fair value

35

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/30 Exhibit E/30

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

10. ASET TETAP

Akun ini terdiri dari :

10. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT This account consist of :

2 0 1 3 Saldo awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Saldo akhir/ 2 0 1 3Beginning Additions Disposals Reclassification Ending balance

Biaya perolehan C o s t Pemilikan langsung Direct ownershipT a n a h 15.090.854 - - - 15.090.854 L a n dBangunan 27.225.165 18.635.170 - - 45.860.335 BuildingsInstalasi listrik 27.868.623 305.870 - 21.655.601)( 6.518.892 Electrical installationsM e s i n 182.314.626 50.129.090 493.843 67.703.463)( 164.246.411 MachineriesPeralatan pabrik 31.114.438 6.906.310 - 1.613.933)( 36.406.815 Factory equipmentPeralatan pembangkit listrik 8.925.412 - - 8.925.412)( - Electrical equipmentPeralatan laboratorium 7.719.993 265.415 - - 7.985.408 Laboratory equipmentPeralatan kantor 12.297.215 1.070.525 - - 13.367.740 Office equipmentKendaraan bermotor 6.065.823 1.072.844 141.957 - 6.996.710 Motor vehiclesSewa pembiayaan Finance leaseKendaraan bermotor 7.947.299 2.790.100 656.791 - 10.080.608 Motor vehicles

J u m l a h 326.569.448 81.175.324 1.292.591 99.898.409)( 306.553.772 To t a l

Aset dalam penyelesaian Construction in progress

Bangunan - 719.175 - - 719.175 Buildings

Instalasi listrik - 325.182 - - 325.182 Electrical installation

M e s i n - 18.582.777 - - 18.582.777 Machinery

Peralatan pabrik - 2.441.293 - - 2.441.293 Factory equipment

Kendaraan bermotor - 435.318 - - 435.318 Motor vehicles

J u m l a h - 22.503.745 - - 22.503.745 To t a l

Jumlah biaya perolehan 326.569.448 103.679.069 1.292.591 99.898.409)( 329.057.517 Total cost

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciationPemilikan langsung Direct ownershipBangunan 18.415.387 1.509.189 - - 19.924.576 BuildingsInstalasi listrik 20.955.744 1.140.585 - 15.977.139)( 6.119.190 Electrical installationM e s i n 154.522.797 11.277.169 493.843 57.105.189)( 108.200.934 MachineryPeralatan pabrik 28.077.288 1.849.951 - 1.595.057)( 28.332.182 Factory equipmentPeralatan pembangkit listrik 5.001.597 372.402 - 5.373.999)( - Electrical equipmentPeralatan laboratorium 7.287.500 217.292 - - 7.504.792 Laboratory equipmentPeralatan kantor 10.702.747 859.209 - - 11.561.956 Office equipmentKendaraan bermotor 4.217.942 265.716 141.957 - 4.341.701 Motor vehiclesSewa pembiayaan Finance leaseKendaraan bermotor 5.224.636 2.211.972 656.791 - 6.779.817 Motor vehicles

J u m l a h 254.405.638 19.703.485 1.292.591 80.051.384)( 192.765.148 T o t a l

Nilai tercatat 72.163.810 136.292.370 Carrying value

36

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/31 Exhibit E/31

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 10. ASET TETAP (Lanjutan) 10. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued)

2 0 1 2 Saldo awal/ Penambahan/ Pengurangan/ Penurunan/ Saldo akhir/ 2 0 1 2

Beginning Additions Disposals Impairment Ending balance

Biaya perolehan C o s t Pemilikan langsung Direct ownershipT a n a h 15.090.854 - - - 15.090.854 L a n dBangunan 27.225.165 - - - 27.225.165 BuildingsInstalasi listrik 27.919.532 91.570 142.479 - 27.868.623 Electrical installationsM e s i n 174.739.574 8.030.095 455.043 - 182.314.626 MachineriesPeralatan pabrik 29.784.786 1.329.652 - - 31.114.438 Factory equipmentPeralatan pembangkit listrik 8.925.412 - - - 8.925.412 Electrical equipmentPeralatan laboratorium 7.697.143 22.850 - - 7.719.993 Laboratory equipmentPeralatan kantor 11.821.963 475.252 - - 12.297.215 Office equipmentKendaraan bermotor 5.364.030 1.271.200 539.791 29.616 6.065.823 Motor vehiclesSewa pembiayaan Finance leaseKendaraan bermotor 8.272.299 - 325.000 - 7.947.299 Motor vehicles

J u m l a h 316.840.758 11.220.619 1.462.313 29.616 326.569.448 To t a l

Akumulasi penyusutan Accumulated depreciationPemilikan langsung Direct ownershipBangunan 17.157.482 1.257.905 - - 18.415.387 BuildingsInstalasi listrik 19.697.413 1.258.331 - - 20.955.744 Electrical installationM e s i n 143.290.394 11.687.446 455.043 - 154.522.797 MachineryPeralatan pabrik 26.946.680 1.130.608 - - 28.077.288 Factory equipmentPeralatan pembangkit listrik 4.587.815 413.782 - - 5.001.597 Electrical equipmentPeralatan laboratorium 7.087.994 199.506 - - 7.287.500 Laboratory equipmentPeralatan kantor 9.763.667 939.080 - - 10.702.747 Office equipmentKendaraan bermotor 4.586.719 171.014 539.791 - 4.217.942 Motor vehiclesSewa pembiayaan Finance leaseKendaraan bermotor 3.742.455 1.807.181 325.000 - 5.224.636 Motor vehicles

J u m l a h 236.860.619 18.864.853 1.319.834 - 254.405.638 T o t a l

Nilai tercatat 79.980.139 72.163.810 Carrying value

Perusahaan dan entitas anaknyanya memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Jakarta, Tangerang dan Pulau Batam dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan yang berjangka waktu 20-30 tahun yang akan jatuh tempo antara tahun 2004 – 2028. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung dengan bukti pemilikan yang memadai.

The Company and its subsidiary own several pieces of land located in Jakarta, Tangerang and Batam Island with Building Use Rights (Hak Guna Bangunan or HGB) for 20 to 30 years will be due between 2004 –2028. Management believes that there will be no difficulty in the extension of the landrights since all the land were acquired legally and supported by sufficient evidence of ownership.

37

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/32 Exhibit E/32

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

2 0 1 3 2 0 1 2

Depreciation are allocated to:Penyusutan dialokasikan pada: to the following

Beban produksi tidak langsung Manufacturing expenses

(Catatan 22) 8.968.400 15.110.053 (Note 22)

Beban penjualan (Catatan 23) 954.109 1.109.245 Selling expenses (Note 23)

Beban umum dan administrasi General and administrative expenses

(Catatan 23) 2.872.870 2.645.555 (Note 23)

Lainnya 6.908.106 - Others

J u m l a h 19.703.485 18.864.853 T o t a l

Pada tahun 2013 dan 2012, seluruh aset tetap kecuali tanah telah diasuransikan terhadap segala risiko kepada konsorsium asuransi yang dikoordinasi oleh PT Estika Jasatama dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 240 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

On 2013 and 2012, all property, plant and equipment except for land, the insurance consortium coordinated by PT Estika Jasatama with total coverage of Rp 240 billion respectively. Management believes that the insurance coverage is adequate to cover possible losses on the assets insured.

Aset tetap dijadikan jaminan atas hutang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Catatan 12).

Property, plant and equipment are used as a collateral for the loans obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Note 12).

Pada tahun 2010 tanah milik perusahaan dengan luas 2.190 m² digugat secara perdata di Pengadilan Negeri Tangerang oleh pemilik lama dengan tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000/m². Atas hal tersebut, penggugat telah mengajukan kasasi dan ditolak baik di Pengadilan Negeri Tangerang, Pengadilan Tinggi Banten maupun Mahkamah Agung Republik Indonesia (Catatan 32).

In 2010, the company owned land with an area of 2,190 m² was under litigation in civil law at the Tangerang District Court by the previous owners with claims for compensation amounting to Rp 600,000/m². On the matter, parties claimining has filed an appeal and rejected in Tangerang District Court, the High Court of Banten or Supreme Court Republic of Indonesia (Note 32).

Pada akhir tahun 2012, entitas anaknya telah menghentikan produksi dan aset tetap berupa instalasi listrik, mesin, peralatan pabrik dan peralatan pembangkit listrik sebesar Rp 19.847.025 tidak digunakan lagi dan direklas ke aset tidak lancar lainnya. Aset dalam penyelesaian diperkirakan akan selesai dan dapat digunakan pada bulan Juni 2015.

At the end of 2012, the subsidiary has stopped its production and its property, plant and equipment consist of electrical installations, machineris, factory equipment and electrical equipment amounted Rp 19,847,025 are not used operations and reclass to other non-current assets. Construction in progress estimates expected to be completed and can be used by June 2015.

Manajemen berpendapat bahwa tidak perlu adanya penurunan atas aset tetap yang ada.

Management believes do not have any impairment of existing property, plant and equipment.

10. ASET TETAP (Lanjutan) 10. PROPERTY, PLANT AND EQUIPMENT (Continued)

38

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/33 Exhibit E/33

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 11. ASET TIDAK LANCAR LAINNYA 11. OTHER NON-CURRENT ASSETS

Akun ini terdiri dari : This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

Uang jaminan 31.515.823 11.978.310 Security deposits

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual 19.847.025 - Other non-current asset held for sale

J u m l a h 51.362.848 11.978.310 T o t a l

Berdasarkan laporan Penilai Independen No. DSR-BTM/ A/FAV/2014/III/0186 tanggal 14 Maret 2014 aset tetap entitas anaknya dengan nilai buku sebesar Rp 31.319.476 telah dinilai dengan nilai wajar Rp 36.241.200 sehingga manajemen berpendapat tidak perlu adanya penurunan atas aset tetap yang ada pada 31 Desember 2013. Berdasarkan laporan Penilai Independen No DSR-BTM/A/FAV/2013/III/0115 tanggal 14 Maret 2013 aset tetap entitas anaknya dengan nilai buku sebesar Rp 33.779.482 telah dinilai dengan nilai wajar Rp 39.063.800 sehingga manajemen berpendapat tidak perlu adanya penurunan atas aset tetap yang ada pada 31 Desember 2012.

Based on the report of the Independent Appraisal No. DSR-BTM/A/FAV/2014/III/0186 dated 14 March 2014, the Subsidiary’s property, plant and equipment with carrying value Rp 31,319,476 has been assessed with fair value of Rp 36,241,200 and the management believes that there are no impairment in value of the existing property, plant and equipment of the subsidiary as of 31 December 2013. Based on the report of the Independent Appraisal No DSR-BTM/A/FAV/2013/III/0115 dated 14 March 2013, the Subsidiary’s property, plant and equipment with carrying value Rp 33,779,482 has been assessed with fair value of Rp 39,063,800 and the management believes that there are no impairment in value of the existing property, plant and equipment of the subsidiary as of 31 December 2012.

12. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK

Akun ini terdiri dari :

12. SHORT-TERM BANK LOANS

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk

Rupiah 237.365.144 181.478.853 Rupiah

Dolar Amerika Serikat US Dollar

US$ 1.186.495 (2012: 15.288) (angka penuh) 14.462.191 147.836 US$ 1,186,495 (2012: 15,288) (full amount)

Letter of credit : Letter of credit :

Rupiah 138.547.806 6.206.935 Rupiah

Dolar Amerika Serikat 333.843.519 47.978.372 US Dollar

PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk

Letter of credit : US$ 3.348.498 - 32.379.979 Letter of credit : US$ 3,348,498

J u m l a h 724.218.660 268.191.975 T o t a l

39

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/34 Exhibit E/34

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

12. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (Lanjutan) 12. OTHER NON-CURRENT ASSETS (Continued)

Jumlah Periode Tingkat suku Saldo pada tanggal/ Saldo pada tanggal/

fasilitas/ Periode pembayaran bunga per Tipe Outstanding Outstanding

Mata Total facility pinjaman/ bunga/ tahun/ fasailitas/ balance as of balance as of

Kreditur/ uang/ (dalam ribuan/ Loan Interest Annual Type of Jaminan/ 31 Desember/ 31 Desember/

Creditor Currency in thousand) term payment period interest rate facility Collateral December 2013 December 2012

PT Bank Mandiri Rupiah 300.000.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14 Bulanan/monthly 10,00% 147.145.415 -

(Persero) Tbk Piutang usaha,

persediaan dan

35.243.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14 Bulanan/monthly 10,00% Kredit Modal aset tetap/ 22.501.032 9.671.100 Kerja/Working trade receivables,

Capital Facility inventories and

68.000.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14 Bulanan/monthly 10,00% property, plant 67.718.697 67.635.618

and equipment

Trust receipt

150.000.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14 Bulanan/monthly 9,75% and letter 138.547.806 110.379.070

of credit

Letter of

PT Bank Mandiri Dolar AS/ 52.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14 Bulanan/monthly - Credit 333.843.519 47.978.372

(Persero) Tbk US Dollar (2012: 32.000)

Bank

16.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14 Bulanan/monthly - Guarantee Piutang usaha, - -

(2012: 6.000) persediaan dan

Treasury aset tetap/

15.000 15 Jun 13 - 14 Jun 14 Bulanan/monthly - line trade receivables, - -

inventories and

Bill property, plant

1.600 15 Jun 13 - 14 Jun 14 Bulanan/monthly - purchasing and equipment - -

(2012: 2.400) line

Kredit Modal

2.125 15 Jun 13 - 14 Jun 14 Bulanan/monthly 6,0% Kerja/Working 14.462.191 147.836

Capital facility

PT Bank Danamon Dolar AS/ 5.000 31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None - Omnibus - -

Indonesia Tbk US Dollar Letter of

4.000 31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None - Credit - 32.379.979

Piutang usaha,

Bank persediaan dan

3.000 31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None - Guarantee aset tetap/ - -

trade receivables,

OAF inventories and

4.000 31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None - Payable property, plant - -

and equipment

Trust

4.000 31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None - receipt - -

OAF

5.000 31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None - Receivables - -

Revolving

1.000 31 Des/Dec 12 - 31 Des/Dec 13 Tidak ada/None - loan - -

40

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/35 Exhibit E/35

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 13. HUTANG USAHA 13. TRADE PAYABLES

Akun ini merupakan kewajiban kepada pemasok atas pembelian bahan baku, suku cadang dan bahan pembantu dengan rincian sebagai berikut:

This account represents amounts due to suppliers arising from purchases of raw materials, spare parts and supplies, with details as follows:

a. Jumlah hutang usaha berdasarkan pemasok, adalah sebagai berikut:

a. Total trade payables by suppliers, are as follows:

2 0 1 3 2 0 1 2

PT Ryu Ei Kogyo

PT Ryu Ei KogyoPihak ketiga 170.637.428 172.443.879 Third partiesPihak-pihak berelasi (Catatan 29) 77.408.931 47.676.474 Related parties (Note 29)

J u m l a h 248.046.359 220.120.353 T o t a l

2 0 1 3 2 0 1 2

Dolar Amerika Serikat 210.776.901 190.206.038 United States DollarRupiah 28.849.999 25.762.960 RupiahDolar Singapura 8.368.098 4.017.964 Singapore DollarE u r o 47.033 47.396 E u r o

Dolar Australia 4.328 - Australian Dollar

Pound sterling - 85.995 Pound sterling

J u m l a h 248.046.359 220.120.353 T o t a l

14. HUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari :

14. OTHER PAYABLES This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

Pembelian aset tetap 10.864.056 8.445.959 Purchase of property, plant and equipment

Lain-lain (Saldo di bawah Rp 5 miliar) 8.238.625 8.670.726 Others (Balance below Rp 5 billion)

J u m l a h 19.102.681 17.116.685 T o t a l Hutang tersebut merupakan hutang yang timbul atas pembelian mesin dan suku cadang. Lain-lain merupakan pinjaman modal kerja dengan tingkat bunga 12% per tahun. Semua pinjaman tunai ini tanpa jadual pengembalian yang pasti dan tidak ada jaminan.

The liabilities arise mainly from purchase of machines and spareparts. Others loan consist of working capital loans with interest 12% per annum. The loans have no fixed terms of repayment and without collateral.

b. Jumlah hutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

b. Total trade payables by currency are as follows:

Jangka waktu kredit yang timbul dari pembelian bahan baku utama dan pembantu, baik dari pemasok dalam maupun luar negeri berkisar 30 sampai dengan 180 hari.

Purchases of raw and indirect materials, both from local and foreign suppliers, have credit terms of 30 to 180 days.

41

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/36 Exhibit E/36

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 15. UANG MUKA PENJUALAN

Akun ini terdiri dari :

15. ADVANCES FROM CUSTOMERS

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

Pihak ketiga 43.297.631 11.107.008 Third parties

Pihak berelasi (Catatan 29) - 18.145 Related parties (Note 29)

J u m l a h 43.297.631 11.125.153 T o t a l

16. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari :

16. ACCRUED EXPENSES

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

Komisi 11.052.317 6.417.336 Commission

Listrik 1.518.728 974.630 Electricity

Lain-lain 783.035 1.158.463 Others

J u m l a h 13.354.080 8.550.429 T o t a l

17. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN 17. FINANCE LEASE

Rincian sewa pembiayaan berdasarkan jatuh tempo:

The details of finance lease by due dates:

2 0 1 3 2 0 1 2

Antara satu sampai lima tahun 3.980.050 3.763.966 Between one and five years

Dikurangi biaya pembiayaan masa datang 574.978 452.436 Less future finance charges

Nilai kini sewa pembiayaan 3.405.072 3.311.530 Present value of finance lease

Dikurangi bagian jangka pendek 1.570.690 1.409.257 Less current maturities

Bagian jangka panjang 1.834.382 1.902.273 Net of current maturities

Manajemen Perusahaan dan entitas anaknya menetapkan kebijakan untuk membeli kendaraan melalui pembiayaan sewa pembiayaan. Jangka waktu sewa adalah 3-5 tahun dengan tingkat bunga berkisar 6% - 10% flat per tahun. Semua hutang sewa pembiayaan didenominasi dalam Rupiah yang dibayar setiap bulan dalam suatu jumlah tetap. Hutang ini dijamin dengan aset tetap pembiayaan yang bersangkutan (Catatan 10).

The management of the Company and its subsidiary established a policy to purchase vehicles for operations through finance lease. The leases have terms between 3-5 years with effective interest rate ranged from 6% - 10% flat per annum. All the finance lease are denominated in Rupiah, payable every month at fixed amounts. The finance lease is secured by the related leased assets (Note 10).

42

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/37 Exhibit E/37

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 18. MODAL SAHAM 18. SHARE CAPITAL

Susunan pemegang saham dan pemiliknya pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:

The shareholders’ and their respective shareholdings as of 31 December 2013 and 2012 are as follows:

Jumlah Persentase Jumlah modal

saham/ pemilikan/ disetor/

Number of Percentage Total paid-up

Pemegang saham shares of ownership capital Shareholders

PT Monaspermata Persada 79.485.000 52,57% 39.742.500 PT Monaspermata Persada

PT Indolife Pensiontama 26.578.300 17,58% 13.289.150 PT Indolife Pensiontama

Fujikura Ltd 20.430.000 13,51% 10.215.000 Fujikura Ltd

Fujikura Asia Limited 9.810.000 6,49% 4.905.000 Fujikura Asia Limited

Masyarakat Public

(masing-masing di bawah 5%) 14.896.700 9,85% 7.448.350 (each under 5%)

151.200.000 100,00% 75.600.000

Sesuai dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Perusahaan disyaratkan membuat cadangan penyisihan laba bersih paling sedikit 20% dari jumlah modal yang ditempatkan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, Perusahaan telah membentuk dana cadangan sebesar Rp 11.774.497.

Under limited liability No. 40 (“Law”) Year 2007 regarding Limited Liability Companies, the Company required to set up statutory reserve amounting to at least 20% of the Company’s issued and paid-up capital. Until 31 December 2013, the Company has established its reserve amounting to Rp 11,774,497.

19. AGIO SAHAM 19. ADDITIONAL ON PAID-IN CAPITAL

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, akun ini merupakan agio saham sehubungan dengan penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum kepada masyarakat tahun 1992:

On 31 December 2013 and 2012, this account consists of additional paid-in capital related to sale of shares thorugh public offering in 1992:

2 0 1 3 2 0 1 2

Saldo agio saham 3.900.000 3.900.000 Additional paid-in capital

43

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/38 Exhibit E/38

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 20. PENJUALAN BERSIH 20. NET SALES

a. Rincian penjualan bersih menurut kelompok barang, adalah sebagai berikut:

a. Details of net sales by type of products, are as follows:

2 0 1 3 2 0 1 2

Kabel listrik tegangan rendah: Low voltage power cables:

Kabel tembaga 771.038.435 542.709.252 Copper

Kabel aluminium 251.614.037 374.873.534 Aluminium

Kabel listrik tegangan menengah 186.509.046 245.870.362 Medium voltage power cables

Kabel telepon 280.911.580 60.570.853 Telephone cables

Energi listrik - 10.803.851 Electrical power

Jumlah Penjualan Bersih 1.490.073.098 1.234.827.852 Total Net Sales

b. Rincian penjualan bersih menurut kelompok langganan, adalah sebagai berikut:

b. The details of net sales by Company of customers, are as follows:

2 0 1 3 2 0 1 2

L o k a l 1.419.400.599 1.094.108.282 L o c a l

Ekspor 70.672.499 140.719.570 Export

Penjualan bersih 1.490.073.098 1.234.827.852 Net sales

Persentase penjualan kepada pihak-pihak berelasi adalah sebesar 32,23% (2012: 36,79%) dari jumlah penjualan (Catatan 29).

Percentage of sales made to related parties is amounted to 32.23% (2012: 36.79%) of total sales (Note 29).

Rincian penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih:

The details of sales exceeding 10% from net sales:

2 0 1 3 2 0 1 2

PT Monaspermata Persada 275.986.229 248.398.227 PT Monaspermata Persada

PT Alumina Metal Utama - 126.070.696 PT Alumina Metal Utama

Jumlah 275.986.229 374.468.923 Total

44

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/39 Exhibit E/39

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 21. BEBAN POKOK PENJUALAN

Akun ini terdiri dari :

21. COST OF GOODS SOLD This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

Persediaan bahan baku Raw materials

Awal tahun 133.080.968 87.609.648 At beginning of year

Pembelian 1.241.764.143 1.045.718.824 Purchases

Tersedia untuk dipakai 1.374.845.111 1.133.328.472 Available for use

Akhir tahun 139.572.285)( 133.080.968)( At end of year

Bahan baku yang digunakan 1.235.272.826 1.000.247.504 Raw materials used

Upah langsung 44.547.897 30.976.403 Direct labor

Beban produksi tidak

langsung (Catatan 22) 44.647.708 59.127.106 Manufacturing expenses (Note 22)

Jumlah beban produksi 1.324.468.431 1.090.351.013 Total manufacturing costs

Persediaan barang dalam proses Work in process

Awal tahun 69.328.750 75.060.888 At beginning of year

Akhir tahun 120.281.442)( 69.328.750)( At end of year

Beban pokok produksi 1.273.515.739 1.096.083.151 Cost of goods manufactured

Persediaan barang jadi Finished goods

Awal tahun 110.182.987 84.500.845 At beginning of year

Pembelian 97.202.264 31.688.022 Purchases

Akhir tahun 190.428.542)( 110.182.987)( At end of year

Jumlah Beban Pokok Penjualan 1.290.472.448 1.102.089.031 Total Cost of Goods Sold

Persentase pembelian pada tahun 2013 sebesar 48,89% (2012: 22,06%) dilakukan dengan pihak-pihak berelasi (Catatan 29).

Percentage of purchases in 2013 amounting to 48.89% (2012: 22.06%) were from related parties (Note 29).

Berikut ini adalah rincian pembelian yang melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih tahun 2013 dan 2012:

The following are details of purchases which representing more than 10% of total net purchases for 2013 and 2012:

2 0 1 3 2 0 1 2

PT Multi Tembaga Utama 365.938.096 - PT Multi Tembaga Utama

PT Sinarmonas Industries 153.956.319 134.462.241 PT Sinarmonas Industries

PT Tembaga Mulia Semanan Tbk 150.459.696 372.239.154 PT Tembaga Mulia Semanan Tbk

Rio Tinto Alcan Inc - 163.326.016 Rio Tinto Alcan Inc

Jumlah 670.354.111 670.027.411 Total

45

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/40 Exhibit E/40

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 22. BEBAN PRODUKSI TIDAK LANGSUNG

Akun ini terdiri dari :

22. MANUFACTURING EXPENSES

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

Listrik, air dan gas 16.223.588 15.249.980 Electricity, water and gas

Perbaikan dan pemeliharaan 11.043.071 7.970.049 Repairs and maintenance

Penyusutan (Catatan 10) 8.968.400 15.110.053 Depreciation (Note 10)

Bahan bakar dan pelumas 5.459.302 8.329.423 Fuel and oil

Jasa profesional 1.184.412 6.376.097 Professional fees

Gaji dan tunjangan 670.741 3.826.896 Salaries and allowance

Laboratorium dan pengujian 400.909 937.593 Laboratory and testing

Pertemuan dan jamuan 113.506 162.685 Meeting and entertainment

Komunikasi 55.601 44.110 Communication

Sewa gudang 48.000 25.200 Warehouse rent

Asuransi 36.168 70.457 Insurance

Perjalanan dinas 4.042 160.551 Traveling

Lain-lain 439.968 864.012 Others

Jumlah Beban Produksi Tidak Total Manufacturing

44.647.708 59.127.106 Langsung (Catatan 21) Expenses (Note 21)

23. BEBAN USAHA 23. OPERATING EXPENSES

Akun ini terdiri dari :

This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

Beban Penjualan Selling Expenses

Pengangkutan 12.609.519 8.061.258 Freight out

Gaji, upah dan tunjangan-tunjangan 5.523.598 4.628.794 Salaries, wages and allowances

Komisi penjualan 3.556.975 2.623.930 Sales commission

Penyusutan (Catatan 10) 954.109 1.109.245 Depreciation (Note 10)

Perjalanan dinas 917.058 836.148 Traveling

Pertemuan dan jamuan 843.193 591.125 Meeting and entertainment

Denda keterlambatan pengiriman 520.245 1.472.231 Penalties for late deliveries

Alat tulis dan cetak 417.208 335.139 Office supplies and stationeries

Bahan bakar dan pelumas 264.538 180.016 Fuel and oil

Perbaikan dan pemeliharaan 191.648 2.381.191 Repairs and maintenance

Riset dan pengembangan 50.203 26.270 Research and development

Beban penurunan nilai piutang 48.797 259.623 Provision for impairment of accounts receivable

Iklan dan promosi 13.820 62.600 Advertising and promotion

Lain-lain 4.573.958 4.511.631 Others

Jumlah Beban Penjualan 30.484.869 27.079.201 Total Selling Expenses

46

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/41 Exhibit E/41

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 23. BEBAN USAHA (Lanjutan) 23. OPERATING EXPENSES (Continued)

2 0 1 3 2 0 1 2

Beban penjualan (pindahan) 30.484.869 27.079.201 Selling expenses (carry forward)

Beban Umum dan Administrasi General and Administrative Expenses

Gaji, upah dan tunjangan-tunjangan 18.668.071 14.913.530 Salaries, wages and allowances

Beban imbalan pasca-kerja (Catatan 28) 5.805.807 6.239.391 Employee benefits expenses (Note 28)

Jasa profesional 3.269.548 3.360.662 Professional fees

Penyusutan (Catatan 10) 2.872.870 2.645.555 Depreciation (Note 10)

Perbaikan dan pemeliharaan 2.017.264 1.327.329 Repairs and maintenance

Perjalanan dinas 785.903 1.042.738 Traveling

Komunikasi 503.410 485.694 Communication

Representasi dan sumbangan 203.806 232.042 Representation and donation

Lain-lain 878.016 684.142 Others

Total General and

Jumlah Beban Umum dan Administrasi 35.004.695 30.931.083 Administrative Expenses

Jumlah Beban Usaha 65.489.564 58.010.284 Total Operating Expenses

24. BEBAN PINJAMAN 24. INTEREST EXPENSES

Akun ini terdiri dari : This account consist of : 2 0 1 3 2 0 1 2

Pinjaman bank 24.555.824 10.362.441 Bank loans

Sewa pembiayaan 790.958 439.364 Finance lease

Lain-lain 4.113.733 1.350.248 Others

J u m l a h 29.460.515 12.152.053 T o t a l

25. PERPAJAKAN 25. TAXATION

a. Pajak dibayar dimuka a. Prepaid taxes Akun ini terdiri dari : This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

Pajak Pertambahan Nilai - Bersih 17.989.004 9.193.836 Value Added Tax - Net

b. Taksiran klaim pajak penghasilan b. Estimated claim corporate income

Akun ini terdiri dari : This account consist of : 2 0 1 3 2 0 1 2

Taksiran klaim pajak penghasilan Estimated claim corporate income

Tahun 2013 7.594.152 - Year 2013

Tahun 2010 2.160.692 2.160.692 Year 2010

J u m l a h 9.754.844 2.160.692 T o t a l

47

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/42 Exhibit E/42

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 25. PERPAJAKAN (Lanjutan) 25. TAXATION (Continued)

c. Hutang Pajak c. Taxes Payable

Akun ini terdiri dari : This account consist of :

2 0 1 3 2 0 1 2

Pajak Penghasilan: Income Taxes: Pasal 21 273.291 256.190 Article 21 Pasal 23 94.956 23.748 Article 23 Pasal 25 2.624.910 1.784.449 Article 25 Pasal 29 - 3.093.306 Article 29

Jumlah 2.993.157 5.157.693 T o t a l

d. Pajak penghasilan d. Income tax

Beban (manfaat) pajak Perusahaan, terdiri dari: Tax expense of the Company consists of the following:

2 0 1 3 2 0 1 2

Pajak kini 13.558.310 18.342.077 Current tax

Pajak tangguhan 4.800.582)( 1.183.923)( Deferred tax

Jumlah 8.757.728 17.158.154 T o t a l

e. Pajak kini e. Income tax

Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan laba kena pajak, adalah sebagai berikut :

A reconciliation between income before tax per consolidated statements of comprehensive income with taxable income, is as follow :

2 0 1 3 2 0 1 2

Laba sebelum pajak menurut Income before tax perlaporan laba rugi komprehensif konsolidasian 43.435.984 48.928.924 consolidated statements of comprehensive income

Rugi entitas anak - 14.360.547 Subsidiary's loss

Laba Perusahaan 43.435.984 63.289.471 Income of the Company

Perbedaan temporer: Temporary differences :

Depreciation of property,

Penyusutan aset tetap 2.563.489 1.786.923 plant and equipment

Perbedaan tetap: Permanent differences :

Beban imbalan pasca-kerja 5.805.807 6.239.391 Employee benefits expensePenyusutan aset sewa pembiayaan 1.058.767 733.225 Depreciation of leased assetsPertemuan dan jamuan 1.113.344 871.086 Meeting and entertainment

Biaya kantin dan tunjangan lainnya 319.539 352.125 Canteen expense and other allowancePenurunan nilai piutang usaha 48.797 259.623 Impairment of trade receivablesPenghasilan bunga 569.133)( 602.902)( Interest incomeBeban bunga sewa pembiayaan 456.645 439.364 Interest expenses of finance lease liabilities

8.233.766 8.291.912

Pendapatan kena pajak 54.233.239 73.368.306 Taxable income

48

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/43 Exhibit E/43

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 25. PERPAJAKAN (Lanjutan) 25. TAXATION (Continued)

e. Pajak Kini (Lanjutan) e. Current Tax (Continued)

2 0 1 3 2 0 1 2

Tarif pajak 25% 13.558.310 18.342.077 Tax rate 25%

Pajak penghasilan dibayar di muka: Prepayment of income taxes : Pajak Penghasilan Pasal 25 7.586.747 6.424.921 Income Tax Article 25Pajak Penghasilan Pasal 23 25.272 305.446 Income Tax Article 23

Pajak Penghasilan Pasal 22 13.540.443 8.518.404 Income Tax Article 22

21.152.462 15.248.771

Taksiran (klaim) hutang Estimated (claim) payable

pajak penghasilan 7.594.152)( 3.093.306 corporate income tax

Pada tanggal 15 Mei 2012, Perusahaan telah menerima pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Penghasilan Badan tahun 2010 sebesar Rp 5.961.575.246 berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SPKLB) No. 00055/406/10/ 054/12 tanggal 20 April 2012 dari Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa.

On 15 May 2012, the company has received refund of overpayment Corporate Income Tax year 2010 amounting to Rp 5,961,575,246 Based on tax overpayment assesment (SKPLB) No. 00055/406/10/054/10 dated 20 April 2012 from Office for Publicly Listed Company.

Pada tanggal 25 Juli 2012, Perusahaan telah menerima pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai untuk masa Maret 2011 sebesar Rp 6.606.372.124 berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00007/407/11/054/12 tanggal 22 Juni 2012 dari Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa.

On 25 July 2012, the Company has received refund of overpayment Value Added Tax for period March 2011 amounting to Rp 6,606,372,124 based on tax overpayment assesment SKPLB) No. 00007/407/11/054/12 dated 22 June 2012 from Office for Publicly Listed Company.

Pada tanggal 28 Juni 2012, Perusahaan telah menerima pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai untuk masa Desember 2010 sebesar Rp 4.506.041.382 berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) No. 00014/407/10/054/12 tanggal 6 Juni 2012 dari Kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa.

On 28 June 2012, the company has received refund of overpayment Value Added Tax for period December 2010 amounting to Rp 4,506,041,382 based on tax overpayment assesment (SKPLB) No. 00014/407/10/054/12 dated 6 June 2012 from Office for Publicly Listed Company.

Taksiran penghasilan kena pajak tahun 2013 dan 2012 sebagaimana yang disajikan di atas adalah sesuai dengan jumlah yang akan dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan untuk tahun – tahun yang bersangkutan kepada kantor Pelayanan Pajak Perusahaan Masuk Bursa (KPP-PMB).

Estimated of taxable income for 2013 and 2012 which are presented above is in accordance with the amounts reported in the annual for that year to the Office for Publicly Listed Company.

f. Pajak Tangguhan

Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan Perusahaan dan entitas anaknya, adalah sebagai berikut:

f. Deferred Tax

The details of the Company and its subsidiary’s deferred tax assets ( liabilities ), are as follows :

49

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/44 Exhibit E/44

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

25. PERPAJAKAN (Lanjutan) 25. TAXATION (Continued)

f. Pajak Tangguhan (Lanjutan) f. Deferred Tax (Continued)

2 0 1 1

(Dibebankan) dikreditkan ke

laba rugi/Charged

(credited) to profit or loss 2 0 1 2

(Dibebankan) dikreditkan ke

laba rugi/Charged

(credited) to profit or loss 2 0 1 3

Aset pajak tangguhan Deferred tax assets

Kesejahteraan karyawan 3.998.989 1.277.234 5.276.223 4.159.710 9.435.933 Employee benefits

Rugi fiskal1.664.073 1.664.073)( - - -

Fiscal loss

Depreciation property Penyusutan aset tetap 912.846)( 1.570.762 657.916 640.872 1.298.788 and equipment

Aset tangguhan – Bersih 4.750.216 1.183.923 5.934.139 4.800.582 10.734.721 Deferred tax assets – Net

Rekonsiliasi antara penghasilan beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak dengan tarif pajak Perusahaan dan entitas anaknyanya yang berlaku adalah sebagai berikut:

A reconciliation between the tax expense and the amounts computed by applying the effective tax rates to income before tax of the Company and its subsidiary is as follows:

2 0 1 3 2 0 1 2

Laba Perusahaan sebelum pajak 43.435.965 63.289.471 Income before tax of the Company

Pajak penghasilan sesuai tarif 10.858.991 15.822.368 Tax expense at effective tax rate

Pengaruh pajak atas penghasilan (beban)

yang tidak dapat diperhitungkan Tax effects of non deductible

menurut fiskal : income (expenses) :

Penyusutan aset sewa pembiayaan 264.692 183.306 Depreciation of finance assets

Pertemuan dan jamuan 278.341 217.771 Meeting and entertainment

Penurunan nilai piutang usaha 12.199 64.906 Impairment of trade receivables

Penghasilan bunga 142.283)( 150.725)( Interest income

Beban bunga sewa pembiayaan 114.161 109.841 Interest expenses of lease liabilities

Lain-lain 2.628.373)( 910.687 Others

2.101.263)( 1.335.786

Beban pajak 8.757.728 17.158.154 Tax expense of the Company

Beban pajak entitas anak - - Tax expenses of the Subsidiary

Jumlah Beban Pajak 8.757.728 17.158.154 Total Tax Expense

50

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/45 Exhibit E/45

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

26. LABA PER SAHAM 26. EARNINGS PER SHARE

Pada tahun 2013 dan 2012, laba (rugi) bersih yang digunakan Perusahaan untuk perhitungan laba per saham dasar masing-masing adalah Rp 22.928.551 dan Rp 32.010.770 Jumlah rata-rata saham yang beredar untuk tahun 2013 dan 2012 adalah 151.200.000 saham.

In 2013 and 2012, profit (loss) used by the Company to calculate earnings per share amounted to Rp 22,928,551 and Rp 32,010,770, respectively. The weighted average number of shares outstanding was 151,200,000 shares in 2013 and 2012.

27. DIVIDEN 27. DIVIDENDS

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam Akta Risalah Rapat No. 12 tanggal 18 Juni 2013 dari Notaris Ati Mulyati S.H., MKn, Notaris di Jakarta, pemegang saham menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 18.144.000, Rp 2.000.000 sebagai cadangan umum dan sebesar Rp 11.866.770 dibukukan sebagai laba ditahan. Dividen tunai telah dibagikan pada 25 Juli 2013. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan sebagaimana tercantum dalam Akta Risalah Rapat No. 89 tanggal 30 Mei 2012 dari Notaris Charles Hermawan, S.H., Notaris di Tangerang, pemegang saham menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 16.632.000, Rp 6.000.000 sebagai cadangan umum dan sebesar Rp 7.066.306 dibukukan sebagai laba ditahan. Dividen tunai telah dibagikan pada bulan Juni dan Juli 2012.

Based on the Annual General Shareholders' Meeting as stated by notarial deed No. 12 dated 18 June 2013 from notary Ati Mulyati S.H. MKn, Notary in Tangerang, the shareholders approved to distributed dividend amounted Rp 18,144,000, Rp 2,000,000 as a general reserve and Rp 11,866,770 as a retained earnings. The cash dividend had been distributed on 25 July 2013. Based on the Annual General Shareholders' Meeting as stated by Notarial deed No. 89 dated 30 May 2012 from Notary Charles Hermawan, S.H., Notary in Tangerang, the shareholders approved to distributed dividend amounted Rp 16,632,000, Rp 6,000,000 as a general reserve and Rp 7,066,306 as a retained earnings. The cash dividend had been distributed on June and July 2012.

28. IMBALAN PASCA-KERJA 28. POST-EMPLOYMENT BENEFITS

Perusahaan membukukan imbalan pasca-kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca-kerja tersebut adalah 619 karyawan tahun 2013 (2012: 556 karyawan).

The Company provided post - employment benefits for its qualifying employees in accordance with Labor Law No. 13/2003. The total of employees entitled to the benefits is 619 employees in 2013 (2012: 556 employees).

Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh aktuaris independen PT Sentra Jasa Aktuaria dan PT Bumi Persada Aktuaria tanggal 12 Desember 2013 dan 21 Januari 2013, yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut :

The cost of providing post-employment benefits is calculated by an independent actuary PT Sentra Jasa Aktuaria and PT Bumi Persada Aktuaria dated 12 December 2013 and 21 January 2013, the actuarial valuation was carried out using the following key assumptions:

2 0 1 3 2 0 1 2

Tingkat diskonto 9,00% 6,00% Discount rate

Tingkat kenaikan gaji 7,00% 7,00% Salary increment rate

Tingkat kematian TMI 2011 TMI 2011 Mortality rate

Tingkat cacat 5% dari/of TMI 2011 5% dari/of TMI 2011 Disability rate

51

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/46 Exhibit E/46

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 28. IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan) 28. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)

2 0 1 3 2 0 1 2

Tingkat pengunduran diri

4% sebelum usia 28 tahun dan terus

menurun

4% sebelum usia 28 tahun dan terus

menurun Resignation rate

menjadi 0% pada usia di atas 49 tahun/ 4% before 28 years old

and

menjadi 0% pada usia di atas 49 tahun/ 4% before 28 years old

and

linearly decrease to 0% after 49 years old

linearly decrease to 0% after 49 years old

Tingkat pensiun normal 55 tahun/years 55 tahun/years Normal retirement Beban imbalan pasca-kerja yang diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut:

Post-employment benefits expense is recognized in consolidated statements of comprehensive income as follows :

2 0 1 3 2 0 1 2

Beban jasa kini 2.192.822 2.278.922 Current service cost

Beban bunga 2.433.559 2.813.233 Interest cost

Beban jasa lalu dari perencanaan perubahan 1.163.446 1.163.446 Past service cost due to plan amandment

Amortisasi kerugian aktuaria 154.651 109.901)( Amortization of actuarial losses

Amortisasi jasa masa lalu 74.999 74.999 Amortization of past service cost

Keuntungan yang diakui dari kelebihan 213.670)( 18.692 Gain recognized on the excess

J u m l a h 5.805.807 6.239.391 T o t a l

Liabilitas imbalan pasca-kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian, adalah sebagai berikut :

Provision for post-employment benefits is recognized in the consolidated statements of financial position, are as follows :

2 0 1 3 2 0 1 2

Nilai kini liabilitas 38.717.277 40.559.312 Present value of obligation

Biaya jasa lalu yang belum diakui 316.550)( 1.554.996)( Unrecognized past service cost

Laba aktuarial yang belum diakui 656.995)( 6.498.741)( Unrecognized actuarial gain

Saldo akhir 37.743.732 32.505.575 Ending balance

Mutasi liabilitas bersih di laporan posisi keuangan, konsolidasian adalah sebagai berikut :

Movements in the liability recognized in the consolidated statements of financial position, are as follows :

2 0 1 3 2 0 1 2

Saldo awal 32.505.575 28.122.761 Beginning balancePembayaran manfaat 567.650)( 1.856.577)( Benefit paymentsBeban tahun berjalan 5.805.807 6.239.391 Expense in current year

Saldo akhir 37.743.732 32.505.575 Ending balance

52

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/47 Exhibit E/47

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 28. IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan) 28. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)

Entitas anaknya telah memberhentikan seluruh karyawan tetapnya pada akhir tahun 2013 dan telah membayar semua kewajiban imbalan pasca-kerja sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 yang berlaku.

The subsidiary has laid off all of its permanent employees at the end of 31 December 2013 and has paid all the liabilities for post-employment benefits in accordance with Labor Law No. 13/2003 in force.

Mutasi nilai kini liabilitas adalah sebagai berikut :

Movements in present value of obligation, are as follows :

2 0 1 3 2 0 1 2

Nilai kini liabilitas pada 1 Januari 40.559.312 28.132.327 Present value of obligation on 1 January

Beban jasa kini 2.192.822 2.278.922 Current service cost

Beban bunga 2.433.559 2.813.233 Interest cost

Pembayaran manfaat 567.651)( 1.856.577)( Benefit paid

Beban jasa lalu - 2.326.893 Past service cost

(Keuntungan) kerugian aktuaria liabilitas 5.900.765)( 6.864.514 Actuarial (gains) losses on obligation

Nilai kini liabilitas pada 31 December 38.717.277 40.559.312 Present value of obligation on 31 December

29. PIHAK-PIHAK BERELASI 29. RELATED PARTIES

Sifat Berelasi:

a. PT Monas Permata Persada, Fujikura Ltd dan

Fujikura Asia Limited adalah pemegang saham Perusahaan.

b. Pemegang saham mayoritas Perusahaan juga

merupakan pemegang saham PT Multi Tembaga Utama, PT Aluminametal Utama dan PT Sinarmonas Industries.

c. Perusahaan dimana pengurusnya merupakan keluarga dari pengurus Perusahaan adalah CV Sarihon Elektrik dan Nextrom Enterprise Pte. Ltd., Singapura (NEL).

d. Perusahaan menyewa bangunan kantor di Mega

Glodok Kemayoran milik PT Monas Permata Persada. Beban sewa tahun 2013 dan 2012 sebesar Rp 449.400.

e. Perusahaan menjual tembaga sisa dan aluminium

sisa (barang scrap) kepada PT Multi Tembaga Utama dan PT Sinar Monas Industries pada tahun 2011.

f. Pada tahun 2013 dan 2012, penjualan kepada Nextrom Enterprise Pte., Ltd. merupakan penjualan barang jadi dan piutang yang timbul dicatat sebagai piutang usaha.

Nature of Relationship: a. PT Monas Permata Persada, Fujikura Ltd and

Fujikura Asia Limited are shareholders of the Company.

b. The Companies with stockholder also majority

shareholders of the Company are PT Multi Tembaga Utama, PT Aluminametal Utama and PT Sinarmonas Industries.

c. The Companies with common member of the family of the Company’s management are CV Sarihon Elektrik and Nextrom Enterprise Pte. Ltd., Singapore (NEL).

d. The Company leases the PT Monas Permata

Persada’s office at Mega Glodok Kemayoran. Lease expenses for 2013 and 2012 amounting to Rp 449,400.

e. The Company sold scrap to PT Multi Tembaga

Utama and PT Sinar Monas Industries for 2011.

f. In 2013 and 2012, sales the Company to Nextrom

Enterprise Pte., Ltd. represent sales of finished goods and receivable arise from its sales were recorded as trade receivable.

53

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/48 Exhibit E/48

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 29. PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) 29. RELATED PARTIES (Continued)

Saldo piutang dan hutang pihak-pihak berelasi : The balances of trade receivables and trade payables

with related parties : Piutang usaha (Catatan 6) Trade receivables (Note 6)

2 0 1 3 2 0 1 2

PT Sinarmonas Industries 53.504.680 38.081.401 PT Sinarmonas IndustriesPT Monaspermata Persada 40.952.150 37.663.480 PT Monaspermata PersadaNextrom Enterprise Pte. Ltd. 12.682.169 16.757.905 Nextrom Enterprise Pte. Ltd.Fujikura Federal Cables Sdn Bhd 14.992 3.425.473 Fujikura Federal Cables Sdn BhdPT Multi Tembaga Utama - 508.338 PT Multi Tembaga Utama

J u m l a h 107.153.991 96.436.597 T o t a l

Berdasarkan penelaahan terhadap kondisi keuangan pihak-pihak berelasi, manajemen Perusahaan dan entitas anaknyanya berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga atas piutang kepada pihak tersebut tidak diadakan penyisihan penurunan nilai piutang usaha.

Based on the review of the status of related parties, the Company and its subsidiary’s management release the opinion that all the accounts are collectible, no allowance for impairment of trade receivables is necessary accordingly.

Hutang usaha (Catatan 13) Trade payables (Note 13)

2 0 1 3 2 0 1 2

Fujikura Asia Limited 36.704.060 1.631.771 Fujikura Asia Limited

PT Sinarmonas Industries 16.799.952 39.493.271 PT Sinarmonas Industries

PT Multi Tembaga Utama 19.558.006 3.859.427 PT Multi Tembaga Utama

PT Alumina Metal Utama 3.679.383 2.638.721 PT Alumina Metal Utama

PT Monas Permata Persada 576.541 53.284 PT Monas Permata Persada

Koperasi Karyawan PT JCC 76.362 - Koperasi Karyawan PT JCC

Fujikura Federal Cable Sdn Bhd 14.627 - Fujikura Federal Cable Sdn Bhd

J u m l a h 77.408.931 47.676.474 T o t a l

Uang muka penjualan (Catatan 15) Advances from customer (Note 15)

2 0 1 3 2 0 1 2

PT Aluminametal Utama - 18.145 PT Aluminametal Utama

Transaksi-transaksi Pihak-pihak Berelasi

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi, yang meliputi antara lain:

a. Tahun 2013, 32.23% dari jumlah penjualan

(2012: 36,79%), merupakan penjualan kepada pihak-pihak berelasi, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal laporan posisi keuangan, piutang atas penjualan tersebut dicatat sebagai bagian dari piutang usaha, yang meliputi 8,64% (2012: 13,6%) dari jumlah aset.

Transactions with Related Parties In the normal course of business, the Company entered into certain transaction with related parties, including the following :

a. In 2013, 32.23% from total sales (2012: 36.79%),

represent of the net sales to related parties, according to management, were made at normal price and conditions as those done with third parties. At statements of financial position dates, the receivables from these sales were presented as trade receivable, which constitutes 8.64% (2012: 13.6%) respectively, of the total assets.

54

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/49 Exhibit E/49

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 29. PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan) 29. RELATED PARTIES (Continued)

Rincian penjualan kepada pihak-pihak berelasi, sebagai berikut:

The details of sales to related parties, are as follows:

2 0 1 3 2 0 1 2

PT Monaspermata Persada 275.986.229 248.398.227 PT Monaspermata PersadaPT Sinarmonas Industries 130.989.630 55.025.308 PT Sinarmonas Industries

PT Alumina Metal Utama 49.890.402 126.070.696 PT Alumina Metal UtamaNextrom Enterprise Pte Ltd. 13.904.163 20.118.109 Nextrom Enterprise Pte Ltd.Fujikura Federal Cables Sdn Bhd 8.316.730 3.404.961 Fujikura Federal Cables Sdn BhdPT Multi Tembaga Utama 1.132.868 1.250.289 PT Multi Tembaga Utama

C.V Sarihon Elektrik 8.250 31.500 C.V Sarihon Elektrik

Fujikura Ltd 2.112 - Fujikura Ltd

J u m l a h 480.230.384 454.299.090 T o t a l

b. Tahun 2013, 48,89% (2012: 22,06%) dari jumlah

pembelian masing-masing merupakan pembelian dari pihak-pihak berelasi, dimana menurut pendapat manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga. Pada tanggal laporan posisi keuangan, hutang atas pembelian tersebut dicatat sebagai bagian dari hutang usaha, yang meliputi 55,59% (2012: 41,99%) dari jumlah liabilitas.

b. In 2013, 48,89% (2012: 22.06%) from total purchases represented of purchase from related parties, which, according to management, were made at normal prices and conditions as those done with third parties. At statements of financial position dates, the liabilities for these purchases were presented as trade account payable, which is constituted 55.59% (2012: 41.99%) respectively, of the total liabilities.

Rincian pembelian kepada pihak-pihak berelasi, sebagai berikut:

The details of purchases from related parties, are as follows:

2 0 1 3 2 0 1 2

PT Sinarmonas Industries 153.956.319 134.462.241 PT Sinarmonas IndustriesPT Multi Tembaga Utama 365.938.096 58.784.227 PT Multi Tembaga UtamaPT Alumina Metal Utama 19.917.310 34.493.980 PT Alumina Metal Utama

Fujikura Asia Limited 61.405.532 7.484.964 Fujikura Asia Limited

PT Monas Permata Persada 5.849.995 1.503.543 PT Monas Permata Persada

Fujikura Federal Cable Sdn Bhd 12.047 988.151 Fujikura Federal Cable Sdn Bhd

J u m l a h 607.079.299 237.717.106 T o t a l

55

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/50 Exhibit E/50

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 30. INFORMASI SEGMEN 30. BUSINESS SEGMENT INFORMATION

2 0 1 3 2 0 1 3

% Rp’ Juta/ % Rp’ Juta/ % Rp’ Juta/ % Rp’ Juta/

Rp’million Rp’million Rp’million Rp’million

Penjualan 81% 1.209.161 19% 280.912 - - 100% 1.490.073 S a l e s

Beban pokok penjualan 90% 1.161.425 10% 129.047 - - 100% 1.290.472 Cost of goods sold

Laba kotor 47.736 151.865 - 199.601 Gross profit

Beban usaha yang tidak dapat Unallocated operating

dialokasikan 65.490 expenses

Laba dari usaha 134.111 Income from operation

Penghasilan lain - lain yang tidak Unallocated other

dapat dialokasikan-Bersih 90.675)( charge-Net

Laba sebelum pajak 43.436 Income before tax

Pajak penghasilan 8.758)( Income tax

Rugi neto tahun berjalan dari operai yang dihentikan 12.125)( Net loss for the year from discontinued operations

Laba bersih tahun berjalan 22.553 Profit for the year

Laba yang dapat diatribusikan kepada : Profit attributable to :

Pemilik entitas induk 22.567 Equity holders of the parent company

Kepentingan non-pengendali 13)( Non-controlling interest

22.554

Pendapatan komprehensif lain 375 Other comprehensive income

Jumlah pendapatan komprehensif lain 22.929 Total comprehensive income for the year

Jumlah pendapatan yang dapat diatribusikan kepada : Total comprehensive income attributable to :

Pemilik entitas induk 22.942 Equity holders of the parent company

Kepentingan non-pengendali 13)( Non-controlling interest

Jumlah 22.929 Total

Jumlah/

Total

Kabel listrik/

Power cable

Kabel telepon/

Telephone cable

Energi/

Energy

2 0 1 2 2 0 1 2

% Rp’ Juta/ % Rp’ Juta/ % Rp’ Juta/ % Rp’ Juta/

Rp’million Rp’million Rp’million Rp’million

Penjualan 94% 1.163.453 5% 60.571 1% 10.804 100% 1.234.828 S a l e s

Beban pokok penjualan 90% 991.880 9% 99.188 1% 11.021 100% 1.102.089 Cost of goods sold

Laba kotor 171.573 38.617)( 217)( 132.739 Gross profit

Beban usaha yang tidak dapat Unallocated operating

dialokasikan 58.010 expenses

Laba dari usaha 74.729 Income from operation

Penghasilan lain - lain yang tidak Unallocated other

dapat dialokasikan-Bersih 25.800)( charge-Net

Laba sebelum pajak 48.929 Income before tax

Pajak penghasilan 17.158)( Income tax

Rugi neto tahun berjalan dari operasi yang dihentikan - Net loss for the year from discontinued operations

Laba bersih tahun berjalan 31.771 Profit for the year

Laba yang dapat diatribusikan kepada : Profit attributable to :

Pemilik entitas induk 31.785 Equity holders of the parent company

Kepentingan non-pengendali 14)( Non-controlling interest

31.771

Pendapatan komprehensif lain 240 Other comprehensive income

Jumlah pendapatan komprehensif lain 32.011 Total comprehensive income for the year

Jumlah pendapatan yang dapat diatribusikan kepada : Total comprehensive income attributable to :

Pemilik entitas induk 32.025 Equity holders of the parent company

Kepentingan non-pengendali 14)( Non-controlling interest

Jumlah 32.011 Total

Jumlah/

Total

Kabel listrik/

Power cable

Kabel telepon/

Telephone cable

Energi/

Energy

56

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/51 Exhibit E/51

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 31. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG

ASING 31. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED

IN FOREIGN CURRENCY

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan dan entitas anaknya mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:

As of 31 December 2013 and 2012, the Company and its subsidiary have monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as follows:

Mata uang asing/

Ekuivalen Rupiah/

Mata uang asing/

Ekuivalen Rupiah/

Foreign currency

Rupiah Equivalent

Foreign currency

Rupiah Equivalent

A s e t A s s e t s

Kas dan setara kas US$ 160.477 1.956.057 2.524.257 24.409.564 Cash and cash equivalents

SG$ 19.110 183.993 24.792 196.032

EUR 4.367 73.457 35.105 449.686

GBP 4.386 88.151 5.065 78.913

JPY 4.338 5.040 276.529 309.621

AUD 50.149 545.407 11.549 115.779

Piutang usaha Trade receivables

Pihak-pihak berelasi US$ 350.706 4.274.749 3.495.060 33.797.230 Related parties

SG$ 1.738.238 16.735.737 2.268.912 17.940.559

Pihak ketiga US$ 7.419.523 90.436.562 1.328.841 12.849.892 Third parties

EUR 389.008 6.543.672 434.748 5.569.061

GBP 1.327 26.665 86.289 1.344.284

AUD 300.727 3.270.599 - -

Uang jaminan US$ 2.317.262 28.245.109 1.155.224 11.171.014 Security deposit

Jumlah Aset 152.385.197 108.231.637 Total Asset

2 0 1 3 2 0 1 2

Liabilitas Liabilities

Pinjaman bank jangka pendek US$ 1.186.495 14.462.188 15.288 147.835 Short-term bank loans

Hutang usaha Trade payables

Pihak-pihak berelasi US$ 4.919.448 59.963.153 3.577.437 34.593.818 Related parties

SG$ 869.142 8.368.098 503.556 3.981.679

Pihak ketiga US$ 12.372.939 150.813.748 16.112.436 155.807.259 Third parties

EUR 2.796 47.033 3.700 47.396

AUD 398 4.328 - -

SG$ - - 4.589 36.285

GBP - - 5.520 85.995

Hutang lain-lain US$ 891.300 10.864.056 891.300 8.618.871 Other payables

Jumlah Liabilitas 244.522.603 203.319.139 Total Liabilities

Jumlah Liabilitas - Bersih 92.137.406)( 95.087.502)( Total Liabilities -Net

57

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/52 Exhibit E/52

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 31. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG

ASING (Lanjutan) 31. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED

IN FOREIGN CURRENCY (Continued)

21 Maret 2014/ 31 Desember 2013/ 31 Desember 2012/

21 March 2014 31 December 2013 31 December 2012Mata uang Foreign Currencies1 EUR 15.759,93 16.821,44 12.809,86 1 EUR1 US $ 11.431,00 12.189,00 9.670,00 1 US $1 SG $ 8.959,17 9.627,99 7.907,12 1 SG $100 JPY 11.169,09 11.616,88 11.196,68 100 JPY1 AUD $ 10.361,07 10.875,66 10.025,39 1 AUD $

1 GBP 18.882,30 20.096,63 15.578,86 1 GBP

Pada masa mendatang, nilai kurs masih mungkin berubah-ubah, dan mata uang Rupiah mungkin mengalami depresiasi atau apresiasi secara signifikan terhadap mata uang lainnya.

Apabila liabilitas bersih dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2013 dinyatakan dengan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal 21 Maret 2014, maka jumlah liabilitas akan turun sebesar Rp 86.423.256.

In the future the rates still fluctuate, and Rupiah has a possibility to depreciate significantly against other currencies.

If net assets and liabilities in foreign currencies on 31 December 2013 are expressed using Bank Indonesia middle rates as on 21 March 2014, total liabilities will decrease by Rp 86,423,256.

32. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 32. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES

a. Bank Garansi

Dalam rangka kontrak penjualannya, Perusahaan telah menyerahkan bank garansi sebagai jaminan pelaksanaan yang diterbitkan oleh Bank Mandiri untuk kepentingan langganannya terutama PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara, tender dan ekspor. Pada tanggal 31 Desember 2013, jumlah bank garansi yang masih berlaku adalah sebesar Rp 30.045.075.

a. Bank Guarantees

In relation to the sales agreements, the Company has submitted bank guarantees which are issued by Bank Mandiri for the benefit of its customers, mainly PT (Persero) Perusahaan Listrik Negara, bid bond and export. On 31 December 2013, total bank guarantees outstanding amounted to Rp 30,045,075.

b. Standard Chartered Bank b. Standard Chartered Bank

Standard Chartered Bank (SCB) telah memperkenalkan transaksi derivatif kepada direktur pemasaran. Tidak ada persetujuan untuk semua transaksi, diberikan oleh rapat para pemegang saham dan / atau komisaris. SCB mengklaim bahwa transaksi tersebut dilakukan di London Metal Exchange sesuai dengan Swaps dan Derivatif Internasional Association (ISDA), sehingga dengan itu, SCB mengajukan gugatan kepada Perusahaan dengan jumlah US$ 14.355.578. Perusahaan telah menolak untuk mengakui / menerima klaim / kewajiban dan menunjuk pengacara untuk menuntut bahwa transaksi tidak adil dan bertentangan dengan hukum di Indonesia dan juga anggaran dasar Perusahaan. Dengan tidak adanya hasil negosiasi yang berguna dengan SCB di mana hasilnya tidak menguntungkan Perusahaan, Perusahaan telah menunjuk pengacara untuk menyelesaikan secara hukum, termasuk mendapatkan kompensasi dan pengecualian dari semua tanggung jawab.

Standard Chartered Bank (SCB) has introduced a derivative transaction to the director of marketing. There is no approval for all transactions, given by shareholders' meeting and/or by commissioners. SCB claims that the transaction is held in London Metal Exchange in accordance with the International Swaps and Derivatives Association (ISDA), which with it, SCB proposed a claim to the Company for an amount of US$ 14,355,578. The Company has refused to admit/accept any claim/liability and assigned to a lawyer to demand that the transaction was not fair and against the laws in Indonesia and also against the Company's articles of association. In the absence of any useful negotiations with SCB where the results are not beneficial to the Company, the Company will refer the matter to the lawyer to resolve legal, including obtaining compensation and exclusion from all liability.

58

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/53 Exhibit E/53

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 32. KOMITMEN DAN KONTINJENSI (Lanjutan) 32. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (Continued)

b. Standard Chartered Bank (Lanjutan) b. Standard Chartered Bank (Continued)

Berdasarkan pendapat hukum dari penasehat atau konsultan hukum di Jakarta, beberapa aspek yang dapat disebutkan antara lain, tidak ada satupun dokumen kontrak atau transaksi yang dilakukan Perusahaan sebagai pembeli tembaga dengan pihak lain sebagai penjual tembaga, dimana transaksi jual beli ini dalam kaitannya dengan perjanjian ISDA di atas, kemudian di pergunakan dan berfungsi sebagai dasar (underlying transaction).

Based on legal opinion of legal advisors, who are advocates and consultants in Jakarta, amongst other aspect raised, there is no contract or transaction documents made by the Company as a buyer of copper with any other party as a seller of copper, where the transaction of the sale and purchase of copper should be then used as a basis of transaction (underlying transaction) in creating the ISDA agreement.

Dengan demikian, perjanjian ISDA, dengan semua dokumen yang berhubungan dan telah ditandatangani oleh SCB dan Perusahaan, pada dasarnya bukan kontrak derivatif atau transaksi karena perjanjian yang mendasari transaksi derivatif ("underlying transaction") tidak ada. Maka, transaksi derivatif tersebut dapat dikategorikan sebagai transaksi derivatif yang tidak nyata.

Accordingly, then the ISDA agreement, with its entire associated documents signed by SCB and the Company, basically is not a derivative agreement or transaction because the agreement underlying the derivative transaction ("underlying transaction") does not exist. Thus, the derivative transaction can be categorized as an unreal derivative transaction.

Dengan demikian, jumlah dan harga tembaga yang terkandung dalam dokumen yang berkaitan dengan transaksi derivatif (ISDA) adalah perkiraan dan bukan transaksi yang nyata, sehingga perjanjian atau transaksi derivatif tersebut berlawanan atau bertentangan dengan transaksi derivatif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/31/PBI/2005 tanggal 13 September 2005 yang berbunyi sebagai berikut: "Transaksi Derivatif adalah transaksi yang didasari oleh suatu kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilainya merupakan suatu turunan dari nilai instrumen yang mendasari seperti suku bunga, nilai tukar, komoditi, ekuiti dan indeks, baik yang diikuti dengan pergerakan atau tanpa pergerakan dana atau instrumen, namun tidak termasuk transaksi derivatif kredit.

Accordingly, the number and price of copper contained in documents relating to the derivative transaction (ISDA) is an estimation and it’s not a real character, so that the derivative agreement or transaction is in the opposite or contrary to derivative transaction referred in Article 1 point 2 of Bank Indonesia Regulation No. 7/31/PBI/2005 dated on 13 September 2005 which reads as follows: "Derivative Transaction is the payment transaction based on contracts or agreements whose value derived from underlying instrument such as interest rates, exchange rates, commodities, equities and indices, followed either by movement or without movement of funds or instruments, but excluding credit derivative transactions." Accordingly, the ISDA agreement is then invalid and null and void since its inception.

Berdasarkan surat No 005 tahun 2011 (ARB005/11/AU) 28 Januari 2011, SCB telah berinisiatif mendaftarkan kasus ini di Singapore International Arbitration Centre (SIAC). Perusahaan dalam suratnya tanggal 28 Pebruari 2011 yang disampaikan kepada SIAC menegaskan bahwa Yurisdiksi dan hukum yang cocok dan sesuai untuk penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia.

Based on the letter No. 005 of 2011 (ARB005/11/AU) dated on 28 January 2011, SCB has initiated case registration in the Singapore International Arbitration Centre (SIAC). The Company has in its letter dated on 28 February 2011 to SIAC reiterated that the appropriate jurisdiction and the appropriate law for the determination of matters is Indonesia and Indonesian law respectively.

59

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/54 Exhibit E/54

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

32. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan) 32. COMMITMENT AND CONTIGENCIES (Continued)

b. Standard Chartered Bank (Lanjutan) b. Standard Chartered Bank (Continued)

Berdasarkan Putusan Badan Arbitrase Singapore (SIAC) No.87/2012 tanggal 28 September 2012 ditetapkan bahwa PT Jembo Cable Company Tbk diwajibkan melakukan pembayaran kepada SCB sebesar USD 16.067.407 terkait dengan transaksi ISDA 2002 yang dibuat oleh SCB dan PT Jembo Cable Company Tbk atas hal tersebut, Perusahaan dalam suratnya tanggal 5 Oktober 2012 menegaskan kembali bahwa Yuridiksi dan hukum yang cocok dan sesuai untuk penentuan masalah hukum adalah hukum Indonesia.

Based Arbitration Decision Singapore (SIAC) No.87/2012 dated 28 September 2012 stated that PT Jembo Cable Company Tbk are required to pay to the SCB of US$ 16,067,407 related to the ISDA 2002 transactions made by SCB and PT Jembo Cable Company Tbk above, the Company in its letter dated 5 October 2012 stated that the jurisdiction and the law that is suitable and appropriate for the determine of the legal issues is the law of Indonesia.

Saat ini Perusahan sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut tetapi belum ada kepastian penyelesaiannya. Sehubungan dengan kondisi di atas, manajemen Perusahaan belum bisa memperkirakan hasil dan jumlah kerugian.

Currently, the Company is making efforts to resolve the problem but there is no certainty of completion. In connection with the above conditions, the Company's management is unable to estimate theresult of the decision and any purported amount of loss.

c. Gugatan Perdata PT Monas Permata Persada c. Dispute PT Monas Permata Persada

Pada tanggal 27 September 2011, sesuai dengan nomor gugatan No. 429/PDT.G/2011/PN.TNG, PT Monas Permata Persada yang merupakan salah satu pemilik Perusahaan melakukan gugatan terhadap tergugat yaitu Standard Chartered Bank dan PT Jembo Cable Company Tbk di Pengadilan Negeri Tangerang untuk membatalkan perjanjian ISDA 2002 Master Agreement karena bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia (salah satunya melanggar peraturan Bank Indonesia) serta menuntut SCB untuk mengembalikan pembayaran yang telah diterimanya serta membayar sejumlah uang tertentu sebagai ganti rugi.

On 27 September 2011, based on law suit No. 429/PDT.G/2011/PN.TNG, PT Monas Permata Persada represent one of shareholder of the Company to carry on lawsuit against Standard Chartered Bank and PT Jembo Cable Company Tbk in the District Court of Tangerang, to cancel of agreement ISDA 2002 Master Agreement because it is against to the law force in Indonesia (one of violation Bank Indonesia Regulation) and SCB demanded to return the payment has been received and pay a certain amount of money as compensation.

Pada tanggal 14 November 2012, Pengadilan Negeri Tangerang telah memutuskan dan memerintahkan antara lain mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian, menyatakan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk melakukan perbuatan melawan hukum, memerintahkan tergugat PT Jembo Cable Company Tbk untuk menghentikan segala transaksi derivatif yang didasarkan pada perjanjian ISDA 2002 Master Agreement dan schedule to the 2002 Master Agreement berikut seluruh turunannya, menghukum tergugat I untuk membayar ganti rugi berupa dividen tahun buku 2008, 2009 dan 2010 sebesar USD 1.138.850,47 (angka penuh) dengan bunga 12% per tahun sejak tahun buku 2008 sampai dilaksanakannya putusan ini serta menghukum tergugat PT Jembo Cable Company Tbk membayar ongkos perkara sebesar Rp 291.000 (angka penuh).

On 14 November 2012, Tangerang District Court was decided and ordered among other things for the most part in favor of Plaintiff, Defendant assert PT Jembo Cable Company Tbk committed an unlawful act, order the defendant to PT Jembo Cable Company Tbk to stop all derivative transactions under an agreements ISDA 2002 Master Agreement and schedule to the 2002 Master Agreement along with all its derivatives, sentenced defendant to pay restitution in the form of dividends and the fiscal year 2008, 2009 and 2010 amounted to USD 1,138,850.47 (full amount) with interest of 12% per year since fiscal year 2008 through the implementation of this decision and punish defendant PT Jembo Cable Company Tbk case pay Rp 291,000 (full amount).

60

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/55 Exhibit E/55

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

32. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan) 32. COMITMENT AND CONTINGENCIES (Continued)

c. Gugatan Perdata PT Monas Permata Persada

(Lanjutan) c. Dispute PT Monas Permata Persada

(Continued)

Atas putusan tersebut kemudian diajukan banding ke Pengadilan Tinggi Banten. Kemudian Pengadilan Tinggi Banten dalam putusannya No. 27/PDT/2013 PT.BTN tanggal 17 September 2013, antara lain menerima permohonan banding yang diajukan oleh para pihak penggugat maupun tergugat, membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Tangerang No. 429/Pdt.G/2011/PN.TNG tanggal 14 November 2012 yang dimohonkan banding. Pada tanggal 21 Oktober 2013, Perusahaan telah mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung Republik Indonesia dan sampai saat ini belum ada keputusannya. Sehubungan dengan kondisi di atas, manajemen Perusahaan belum bisa memperkirakan hasil dan jumlah kerugian.

Upon the decision then appealed to the High Court of Banten. And the High Court of Banten in its decision No. 27/PDT/2013 PT.BTN on 17 September 2013 such as receive an appeal filed by the plaintiff and the defendant, canceled the Tangerang District Court No. 429/Pdt.G/2011/PN.TNG dated 14 November 2012 filed an appeal. On 21 October 2013, the Company has filed an appeal to the Supreme Court of Indonesia and until now no decision yet. In connection with the above conditions, the Company's management has not been yet able to estimate the amount of loss.

d. Gugatan Perdata atas Tanah d. Land Dispute

Pada tanggal 12 Maret 2010 sesuai dengan gugatan No. 114/Pdt.G/2010/PN.TNG, Pihak pengugat yang mengaku pemilik sebelumnya dari tanah 2.190 M2, yang kini dimiliki oleh Perusahaan, Perusahaan dan tergugat lainnya digugat di Pengadilan Negeri Tangerang. Berdasarkan gugatan tersebut, Perusahaan digugat dengan nilai tuntutan ganti rugi sebesar Rp 600.000 / M2 atau sebesar Rp 1.314.000.000 atau meninggalkan tanah sengketa. Perusahaan sudah menunjuk pengacara untuk mewakili mereka dalam hal ini. Berdasarkan putusan Pengadilan Tinggi Banten No. 97/PDT/2011/PT.BTN tanggal 24 Januari 2012 gugatan penggugat ditolak baik di Pengadilan Negeri Tangerang maupun di Pengadilan Tinggi Banten sehingga tidak ada liabilitas bersyarat. Atas hal tersebut penggugat telah mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia.

Berdasarkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 2618/Pdt/2012 tanggal 24 Juni 2013, permohonan penggugat yang juga merupakan permohonan Kasasi ditolak oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan demikian perkara ini sudah selesai.

On 12 March 2010, based on lawsuit No. 114/Pdt.G/2010/PN.TNG, parties claiming to be the previous owner of a piece of land with area of 2,190 M2, which is now owned and possessed by the Company, sued the Company and other defendants in the Tangerang District Court. Based on the lawsuit, the Company was sued by the value of claims for compensation of Rp 600,000 /M2 or at total of Rp 1,314,000,000 or discharge of the disputed land. The Company has a lawyer to represent it in this case. Based on the Banten High Court result No. 97/PDT/2011/PT.BTN dated 24 January 2012 the lawsuit of claiming was rejected in both of Tangerang District Court or the High Court of Banten so there is no contingent liability. On the matter, parties claimining has filed an appeal Supreme Court of the Republic of Indonesia. Based on the decision of the Supreme Court of the Republic of Indonesia No. 2618/Pdt/2012 dated 24 June 2013, plea of parties claimining which is also an appeal was rejected by the Supreme Court of the Republic of Indonesia and the case is closed.

61

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/56 Exhibit E/56

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 32. KOMITMEN DAN KONTIJENSI (Lanjutan) 32. COMMITMENT AND CONTINGENCIES (Continued)

e. Perjanjian kerjasama konsinyasi penyediaan kabel

e. Consignment cooperation agreement providing cable

Pada tanggal 25 Juni 2013, sesuai dengan perjanjian No. 1122/HK.810/TA-00/2013 telah dilakukan kerjasama konsinyasi dalam penyediaan kabel yang diproduksi dan/atau dijual oleh PT Jembo Cable Company Tbk dengan PT Telkom Akses, dengan lingkup pekerjaan menyediakan kabel yang termasuk kategori barang fast moving, dimana pihak PT Telkom Akses berkewajiban untuk memasarkan dan menjual kabel konsinyasi kepada konsumen. Selama barang atau kabel belum terjual atau dianggap terjual atau dijual oleh PT Telkom Akses maka hak milik atas barang atau kabel dan/atau nota pesanan barang atau kabel tetap berada pada PT Jembo Cable Company Tbk. Perjanjian ini berlaku selama 2 tahun sejak tanggal ditandatanganinya. Pada akhir masa berlaku perjanjian dan jika masih terdapat penyelesaian pekerjaan dari nota pesanan barang atau kabel yang telah diterbitkan maka perjanjian ini berlaku sampai dengan diselesaikan seluruh hak dan kewajiban masing-masing.

On 25 June 2013, in accordance with the agreement No. 1122/HK.810/TA-00/2013 have carried out cooperation in the provision of cable consignment manufactured and/or sold by PT Jembo Cable Company Tbk and Telkom Akses, with the scope of work to provide cable which belongs to the category of fast moving goods, where the PT Telkom Akses obligated to market and sell the consignment cable to consumers. During unsold goods or cable or deemed sold or sold by PT Telkom Akses the property rights to goods or cable and/or cable memorandum or order goods remain on PT Jembo Cable Company Tbk. This agreement is valid for 2 years from the date of signing. At the end of the validity period of the agreement and if there are completion of the memorandum order goods or cables that have been published so the agreement is valid until completed all the rights and obligations of each.

33. MANAJEMEN RISIKO 33. RISK MANAGEMENT

Aset keuangan Financial assets

2 0 1 3 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 2

- - 5.499.386 28.091.837 - -Deposito berjangka - - 8.611.529 10.373.509 - - Time deposits

- - 512.109.793 217.638.988 - -- - 1.639.723 2.005.089 - -

Available for sale- - - - 2.400.000 2.025.000 financial asset

Aset tidak lancar lainnya - - 31.515.823 11.978.310 - - Other non-current assets

- - 559.376.254 270.087.733 2.400.000 2.025.000

Pinjaman dan piutang /Loans and receivable

Aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi/

Financial assets at fair value through Tersedia untuk dijual /

tersedia untuk dijual

Total financial assetsJumlah aset keuangan

profit or loss

Kas dan setara kas Cash and cash equivalents

Piutang usaha Piutang lain-lain Other receivables

Trade receivables

Available - for - sale

Aset keuangan

62

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/57 Exhibit E/57

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

33. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan) 33. RISK MANAGEMENT (Continued)

Liabilitas keuangan Financial liabilities

2 0 1 3 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 2

Pinjaman bank jangka pendek - - 724.218.660 268.191.975 Short-term bank loansHutang usaha - - 248.046.359 220.120.353 Trade payablesHutang lain-lain - - 19.102.681 17.116.685 Other payables

- - 13.354.080 8.550.429 - - 3.405.072 3.311.530

Jumlah liabilitas keuangan - - 1.008.126.852 517.290.972

Liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi /

Kewajiban keuangan pada biaya amortisasi/

Financial liabilities at fair value through profit or loss

Financial liabilities at amortised cost

Hutang sewa pembiayaan Finance lease liabilities

Total financial liabilities

Biaya masih harus dibayar Accrued expenses

a. Pendahuluan dan tinjauan a. Introduction and overview Dewan Direksi memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk menetapkan dan mengawasi kerangka manajemen risiko. Direksi telah menetapkan fungsi keuangan yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan memantau kebijakan manajemen risiko Perusahaan. Sedangkan fungsi internal audit memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Perusahaan dengan memberikan laporannya kepada Direksi.

The Board of Directors has overall responsibility for setting and overseeing risk management framework, and has established a financial function that is responsible for developing and monitoring the Company's risk management policy. The internal auditor function has the responsibility to monitor compliance with risk management policies and procedures, and to review the adequacy of risk management framework related to the risks faced by the Company and to provide its report to the Board of Directors.

Tujuan keseluruhan dari manajemen risiko adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan dan entitas anaknyanya, menetapkan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan, namun tanpa terlalu mempengaruhi daya saing Perusahaan dan entitas anaknyanya dan fleksibilitas.

The overall objective of risk management is to identify and analyze the risks faced by the Company and its subsidiary, set risk limits and ensure appropriate controls, and to monitor risks and adherence to a predetermined limit, but without unduly affecting the Company and its subsidiary's competitiveness and flexibility.

Perusahaan menghadapi risiko dari instrumen keuangan sebagai berikut: • Risiko kredit • Risiko pasar • Risiko likuiditas • Risiko operasional

The Company faces the following risks of financial instruments as follows: • Credit risk • Market risk • Liquidity risk • Operational risk

Instrumen keuangan utama yang digunakan oleh Perusahaan dan entitas anaknyanya, di mana risiko instrumen keuangan timbul, adalah sebagai berikut: • Piutang usaha • Kas dan setara kas • Hutang usaha dan hutang lain-lain • Pinjaman bank dengan tingkat suku bunga

mengambang • Pinjaman bank dengan tingkat suku bunga

tetap

The principal financial instruments used by the Company and its subsidiary, from which financial instrument risk arises, are as follows: • Trade receivables • Cash and cash equivalents • Trade and other payables • Floating-rate bank loans • Fixed rate bank loan

63

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/58 Exhibit E/58

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

33. MANAJEMEN RESIKO (Lanjutan) 33. RISK MANAGEMENT (Continued)

b. Risiko kredit b. Credit risk

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counterparty gagal memenuhi liabilitasnya.

Credit risk is the risk of financial loss due to the failure of customers or counterparties fails to meet their obligations.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Perusahaan berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan. Untuk mengurangi resiko ini, kebijakan untuk melakukan penjualan hanya kepada pelanggan yang dapat dipercaya dan terbukti mempunyai sejarah kredit yang baik.

Credit risk which is faced by the Company derived from credits granted to customers. To reduce this risk, the policy to sell only to customers who can be trusted and proven to have a good credit history.

Perusahaan akan melakukan analisa pemberian kredit kepada semua calon pelanggan.

The company will perform credit analysis to all prospective customers.

Jumlah Bruto/ Neto/ Jumlah Bruto/ Neto/Total gross Net Total gross Net

Kas dan setara kas - 5.499.386 - 28.091.837 Cash and cash equivalentsDeposito berjangka - 8.611.529 - 10.373.509 Time depositsPiutang usaha - 512.109.793 - 217.638.988 Trade receivablesPiutang lain-lain - 1.639.723 - 2.005.089 Other receivablesAset keuangan tersedia Available-for-sale

untuk dijual - 2.400.000 - 2.025.000 financial assetAset tidak lancar lainnya - 31.515.823 - 11.978.310 Other non-current assets

J u m l a h - 561.776.254 - 272.112.733 T o t a l

2 0 1 22 0 1 3

c. Risiko pasar c. Market risk

Perusahaan menyadari adanya risiko yang terjadi akibat fluktusi mata uang rupiah terhadap nilai tukar mata uang asing, sehingga perusahaan melakukan kontrak lindung nilai dengan tujuan melakukan aktivitas lindung nilai atas fluktuasi mata uang asing. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Asing Sebagian besar hasil penjualan produk perusahaan diperoleh dengan mata uang rupiah sedangkan seluruh pembelian bahan bahan baku dilakukan dengan mata uang asing. Sehingga terjadi ketidak seimbangan antara mata uang rupiah yang ada dari hasil penjualan produk dengan kewajiban pembayaran pembelian bahan baku dengan mata uang asing. Untuk mengurangi ketidak seimbangan tersebut maka perusahaan melakukan transaksi berjangka pembelian mata uang asing dengan mata uang rupiah pada saat tanggal jatuh tempo.

The company is aware of the risks arising from fluktusi rupiah exchange rate against foreign currencies, so the company hedging contracts with a view to hedging the foreign currency fluctuations. Foreign Exchange Risk Foreign Currency Most of the results obtained by the company's product sales rupiah while all raw material purchases made in foreign currency. So there is imbalance between the existing rupiah from the sale of the product with the purchase of raw material payment obligations in foreign currency. To reduce these imbalances futures transactions the company purchases foreign currency rupiah at the maturity date.

64

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/59 Exhibit E/59

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated)

33. MANAJEMEN RESIKO (Lanjutan) 33. RISK MANAGEMENT (Continued)

c. Risiko pasar (Lanjutan) c. Market risk (Continued)

Mata uang asing/

Ekuivalen Rupiah/

Mata uang asing/

Ekuivalen Rupiah/

Foreign currency

Rupiah Equivalent

Foreign currency

Rupiah Equivalent

A s e t A s s e t s

Kas dan setara kas US$ 160.477 1.956.057 2.524.257 24.409.564 Cash and cash equivalents

SG$ 19.110 183.993 24.792 196.032

EUR 4.367 73.457 35.105 449.686

GBP 4.386 88.151 5.065 78.913

JPY 4.338 5.040 276.529 309.621

AUD 50.149 545.407 11.549 115.779

Piutang usaha Trade receivables

Pihak-pihak berelasi US$ 350.706 4.274.749 3.495.060 33.797.230 Related parties

SG$ 1.738.238 16.735.737 2.268.912 17.940.559

Pihak ketiga US$ 7.419.523 90.436.562 1.328.841 12.849.892 Third parties

EUR 389.008 6.543.672 434.748 5.569.061

GBP 1.327 26.665 86.289 1.344.284

AUD 300.727 3.270.599 - -

Aset tidak lancar lainnya US$ 2.317.262 28.245.109 1.155.224 11.171.014 Other non-current assets

Jumlah Aset 152.385.197 108.231.637 Total Asset

2 0 1 3 2 0 1 2

Liabilitas Liabilities

Pinjaman bank jangka pendek US$ 1.186.495 14.462.188 15.288 147.835 Short-term bank loans

Hutang usaha Trade payables

Pihak-pihak berelasi US$ 4.919.448 59.963.153 3.577.437 34.593.818 Related parties

SG$ 869.142 8.368.098 503.556 3.981.679

Pihak ketiga US$ 12.372.939 150.813.748 16.112.436 155.807.259 Third parties

EUR 2.796 47.033 3.700 47.396

AUD 398 4.328 - -

SG$ - - 4.589 36.285

GBP - - 5.520 85.995

Hutang lain-lain US$ 891.300 10.864.056 891.300 8.618.871 Other payables

Jumlah Liabilitas 244.522.603 203.319.139 Total Liabilities

Jumlah Liabilitas - Bersih 92.137.406)( 95.087.502)( Total Liabilities -Net

d. Risiko likuiditas d. Liquidity risk

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan dan entitas anaknyanya tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran pada saat jatuh tempo. Untuk mengurangi risiko ini, Perusahaan dan entitas anaknya telah memantau terus menerus kebutuhan likuiditas saat ini maupun untuk masa yang akan datang dan memastikan kecukupan dana likuiditas.

Liquidity risk is the risk that the Company and its subsidiary can not comply with the obligations of payment at maturity. To reduce this risk, the Company and its subsidiary has been continuously monitoring the liquidity needs of today and for the future and ensure adequate liquidity funds.

65

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/60 Exhibit E/60

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 33. MANAJEMEN RESIKO (Lanjutan) 33. RISK MANAGEMENT (Continued)

d. Risiko likuiditas (Lanjutan) d. Liquidity risk (Continued)

2 0 1 3 2014 dan Nilai seterusnya/ wajar/

2014 2014 and etc Fair valueAset AssetsKas dan setara kas 5.499.386 - 5.499.386 Cash and cash equivalentsDeposito berjangka 8.611.529 - 8.611.529 Time depositsPiutang usaha 512.109.793 - 512.109.793 Trade receivablesPiutang lain-lain 1.639.723 - 1.639.723 Other receivablesAset tidak lancar lainnya 31.515.823 - 31.515.823 Other non-current assets

Jumlah aset 559.376.254 - 559.376.254 Total assets

Liabilitas LiabilitiesPinjaman bank jangka pendek 724.218.660 - 724.218.660 Short-term bank loansHutang usaha 248.046.359 - 248.046.359 Trade payablesHuang lain-lain 19.102.621 - 19.102.621 Other payablesBiaya yang masih harus dibayar 13.354.080 - 13.354.080 Accrued expenses

Hutang sewa pembiayaan 1.570.690 1.834.382 3.405.072 Lease liabilities

Jumlah liabilitas 1.006.292.410 1.834.382 1.008.126.792 Total liabilities

Jumlah liabilitas bersih 446.916.156 1.834.382 448.750.538 Total net liabilities

Jatuh tempo/ maturity

2 0 1 2 2013 dan Nilai seterusnya/ wajar/

2013 2013 and etc Fair valueAset AssetsKas dan setara kas 28.091.837 - 28.091.837 Cash and cash equivalentsDeposito berjangka 10.373.509 - 10.373.509 Time depositsPiutang usaha 217.638.988 - 217.638.988 Trade receivablesPiutang lain-lain 2.005.089 - 2.005.089 Other receivablesAset tidak lancar lainnya 11.978.310 - 11.978.310 Other non-current assets

Jumlah aset 270.087.733 - 270.087.733 Total assets

Liabilitas LiabilitiesPinjaman bank jangka pendek 268.191.975 - 268.191.975 Short-term bank loansHutang usaha 220.120.353 - 220.120.353 Trade payablesHutang lain-lain 17.116.685 - 17.116.685 Other payablesBiaya yang masih harus dibayar 8.550.429 - 8.550.429 Accrued expenses

Hutang sewa pembiayaan 1.409.257 1.902.273 3.311.530 Lease liabilities

Jumlah liabilitas 515.388.699 1.902.273 517.290.972 Total liabilities

Jumlah liabilitas bersih 245.300.966 1.902.273 247.203.239 Total net liabilities

Jatuh tempo/ maturity

66

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/61 Exhibit E/61

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 33. MANAJEMEN RESIKO (Lanjutan) 33. RISK MANAGEMENT (Continued)

e. Risiko operasional e. Operational risk

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal. Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Perusahaan. Risiko operasional terjadi antara lain mesin berhenti proses produksi karena putus pasokan listrik. Demikian pula mesin berhenti karena kekurangan bahan baku, Perusahaan membentuk stok penyangga bahan baku. Jika mesin berhenti karena kerusakan mesin, perusahaan selalu melakukan pemeliharaan secara rutin. Apabila mesin berhenti beroperasi karena pemogokan karyawan, perusahaan telah menjalin hubungan industrial yang baik dengan serikat buruh.

Operational risk is the risk of losses resulting from inadequate or failed internal processes, human factors, inadequate systems or from external events. This risk is inherent in all business processes, operations, systems and products of the Company. Operating risks, among other things, the machine stops the process of production due to the end of the source of electricity. In the same way, the engine stopped due to lack of raw materials, the company to establish a reserve of stabilization of raw materials. If the machine stops due to engine failure, the company always perform routine maintenance. When the machine stops operating due to strike of employees, the company has established a good industrial relations with trade unions.

34. PENGELOLAAN PERMODALAN 34. CAPITAL MANAGEMENT

Tujuan utama pengelolaan permodalan Perusahaan adalah untuk memastikan bahwa Perusahaan memelihara peringkat kredit yang kuat dan rasio permodalan yang sehat untuk mendukung bisnis dan memaksimumkan nilai pemegang saham Perusahaan.

Perusahaan mengelola struktur permodalan dan membuat penyesuaian terhadap struktur permodalan tersebut terkait dengan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan melakukan kebijakan dengan menunda pembayaran dividen kepada pemegang saham. Perusahaan memantau penggunaan modal dengan menggunakan rasio gear yaitu hutang neto dibagi dengan total modal ditambah hutang neto. Perusahaan memasukkan hutang neto, hutang sewa pembiayaan, hutang usaha dan hutang lainnya dan pinjaman, dikurangi kas dan setara kas. Modal meliputi ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemegang ekuitas Perusahaan. Tidak terdapat perubahan dari periode sebelumnya terhadap manajemen permodalan Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 total liabilitas bersih terhadap total ekuitas adalah sebesar Rp 854.967.122 dan Rp 346.323.342, dan rasio gear adalah sebesar 87% dan 77%. Untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2013 dan 2012, Perusahaan telah taat dengan persyaratan manajemen permodalan.

The primary objective of the Company’s capital management is to ensure that it maintains a strong credit rating and healthy capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value.

The Company manages its capital structure and makes adjustments to it, in light of changes in economic conditions. To maintain or adjust the capital structure, the Company may adjust dividend payments to shareholders, return capital to shareholders or issue new shares. The Company monitors capital using a gearing ratio, which is net debt divided by total capital plus net debt. The Company includes within net debt, finance lease payables, trade and other payables and loans and borrowings, less cash and cash equivalents. Capital includes equity attributable to the equity holders of the Company. There were no changes from the previous period for the Company’s capital management. On 31 December 2013 and 2012 total net liabilities to total equity amounting to Rp 854,967,122 and Rp 346,323,342, and gearing ratio amounting to 87% and 77%. For the years ended 31 December 2013 and 2012, the Company has complied with its capital management requirements.

67

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/62 Exhibit E/62

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 35. ASET TIDAK LANCAR DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN

OPERASI YANG DIHENTIKAN 35. NON-CURRENT ASSETS HELD FOR SALE AND

DISCONTINUED OPERATIONS

Pada bulan September 2012, PT Jembo Energindo, entitas anaknya sudah tidak lagi memperoleh kontrak dengan PT PLN Batam sehingga aktivitas atau kegiatan entitas anaknya dihentikan. Sampai dengan 31 Desember 2013, entitas anaknya tidak melakukan kegiatan operasi sehingga tidak menghasilkan pendapatan. Aset tetap yang dimiliki akan dijual sehingga diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual sebesar nilai buku yang terdiri dari:

On September 2012, PT Jembo Energindo, the subsidiary did not get the contract from PT PLN Batam so its activity is halted. As of 31 December 2013, subsidiary did not operations so not get revenue. Property, plant and equipment held for sale should be classified as non-current assets held for sale amounted carrying value are consist of:

2 0 1 3

Instalasi listrik 5.678.462 Electrical installationsMesin 10.598.274 Machineries

Peralatan pabrik 18.876 Factory equipment

Peralatan pembangkit listrik 3.551.413 Electrical equipment

J u m l a h 19.847.025 T o t a l

Taksiran nilai realisasi bersih diharapkan akan lebih besar dari nilai tercatatnya sehingga tidak terdapat rugi penurunan nilai.

The net realizable value is expected bigger than its carrying value therefore there is no impairment loss.

Rincian laporan laba rugi komprehensif atas operasi yang dihentikan adalah sebagai berikut :

Details of statement of comprehensive income of discontinued operations are as follows :

68

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language

Ekshibit E/63 Exhibit E/63

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk AND ITS SUBSIDIARY NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 35. ASET TIDAK LANCAR DIMILIKI UNTUK DIJUAL DAN

OPERASI YANG DIHENTIKAN (Lanjutan) 35. NON-CURRENT ASSETS HELD FOR SALE AND

DISCONTINUED OPERATIONS (Continued)

2 0 1 3

PENJUALAN BERSIH - NET SALES

BEBAN POKOK PENJUALAN - COST OF GOODS SOLD

RUGI KOTOR - GROSS LOSS

BEBAN USAHA - OPERATING EXPENSES

RUGI DARI USAHA - LOSS FROM OPERATIONS

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (EXPENSES)

Laba selisih kurs 1.491 Gain foreign exchange

Pendapatan keuangan 25.162 Finance expense

Lain-lain – Bersih 12.151.358)( Others - Net

Beban Lain-Lain – Bersih 12.124.705)( Others expense - Net

RUGI SEBELUM PAJAK 12.124.705)( LOSS BEFORE TAX

MANFAAT (BEBAN) PAJAK TAX BENEFIT (EXPENSES)

Pajak kini - Current tax

Pajak tangguhan - Deferred tax

Jumlah Manfaat (Beban) Pajak - Total Tax Benefit (Expenses)

RUGI TAHUN BERJALAN 12.124.705)( LOSS FOR THE YEAR

Pendapatan (Beban) Komprehensif lain - Other Comprehensive Income (Loss)

JUMLAH BEBAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 12.124.705)( TOTAL COMPREHENSIVE LOSS FOR THE YEAR

36. INFORMASI KEUANGAN TERSENDIRI PERUSAHAAN 36. FINANCIAL INFORMATION OF THE PARENT COMPANY

ONLY

Informasi keuangan tersendiri entitas induk menyajikan informasi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

The financial statements of the parent company only presents statements of financial position, statements of comprehensive income, statements of changes in equity and statements of cash flows.

Laporan keuangan tersendiri entitas induk disajikan dari lampiran 1 sampai dengan 6.

Financial information of the parent company was presented on appendix 1 to 6.

69

A S E T A S S E T S2 0 1 3 2 0 1 2

ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 4.818.724 27.555.466 Cash and cash equivalentsDeposito berjangka 8.611.529 10.373.509 Time depositsPiutang usaha Trade receivables

Pihak ketiga - setelah dikurangi cadangan kerugianpenurunan nilai sebesar Rp 2.376.381 (2012: Rp 2.327.584) 404.955.802 121.202.391

Pihak-pihak berelasi 107.153.991 96.436.597Piutang lain-lain 50.132.647 39.643.604 Other receivables Persediaan 460.634.329 321.410.902 InventoriesPajak dibayar dimuka 17.989.004 11.354.529 Prepaid taxesUang muka 18.999.290 12.599.015 AdvancesBiaya dibayar dimuka 1.132.913 1.814.379 Prepaid expenses

Jumlah Aset Lancar 1.074.428.229 642.390.392 Total Current Assets

ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETSTaksiran klaim pajak penghasilan 9.754.844 2.160.692 Estimated claims for corporate tax refundAset keuangan tersedia untuk dijual 30.370.000 42.392.204 Available for sale financial assetAset tetap - setelah dikurangi Property, plant and equipment – net of

akumulasi penyusutan sebesar accumulated depreciation ofRp 272.816.531 (2012 : Rp 254.405.638) 123.814.549 38.413.946 Rp 272,816,531 (2012 : Rp 254,405,638)

Aset pajak tangguhan 10.734.721 5.934.139 Deferred tax assetsUang jaminan 31.133.966 17.787.335 Security deposits

Jumlah Aset Tidak Lancar 205.808.080 106.688.316 Total Non-Current Assets

J U M L A H A S E T 1.280.236.308 749.078.708 T O T A L A S S E T S

The original supplementary information included herein are

Appendix 1

SEPARATE STATEMENT OF FINANCIAL POSITION

in the Indonesian Language

Related parties impairment losses of Rp 2,376,381 (2012: Rp 2,327,584)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk

Lampiran 1

LAPORAN POSISI KEUANGAN TERSENDIRIPADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

Third parties - net of allowance for

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk

(Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)AS OF 31 DECEMBER 2013

70

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY2 0 1 3 2 0 1 2

LIABILITAS LANCAR CURRENT LIABILITIESPinjaman bank jangka pendek 724.218.660 268.191.975 Short-term bank loansHutang usaha Trade payables

Pihak ketiga 170.637.428 171.837.948 Third partiesPihak-pihak berelasi 77.408.931 47.676.474 Related parties

Hutang lain-lain - Pihak ketiga 10.938.134 8.683.559 Other payables - Third partiesHutang pajak 2.993.158 5.157.693 Taxes payablesUang muka penjualan Advances from customers

Pihak ketiga 43.155.726 11.107.008 Third partiesPihak-pihak berelasi - 18.145 Related parties

Biaya masih harus dibayar 12.972.159 8.331.572 Accrued expensesHutang sewa pembiayaan jangka panjang yang Current maturities of

jatuh tempo dalam waktu satu tahun 1.564.720 1.409.257 finance lease liabilities

Jumlah Liabilitas Lancar 1.043.888.916 522.413.631 Total Current Liabilities

LIABILITAS TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIESHutang sewa pembiayaan jangka panjang - setelah

dikurangi bagian yang jatuh tempo Finance lease liabilities - net of dalam waktu satu tahun 1.834.382 1.902.273 current maturities

Liabilitas imbalan pasca-kerja 37.743.732 32.505.575 Provision for post-employment benefits

Jumlah Liabilitas Tidak Lancar 39.578.114 34.407.848 Total Non-Current Liabilities

E K U I T A S EQUITYModal saham - nilai nominal Rp 500 per saham*) Share capital - par value Rp 500 per share *)

Modal dasar - 600.000.000 saham Authorized - 600,000,000 sharesModal ditempatkan dan disetor - Subscribed and paid-up - 151.200.000 saham 75.600.000 75.600.000 151,200,000 shares

Agio saham 3.900.000 3.900.000 Additional on paid in capitalCadangan tersedia untuk dijual 2.000.000 1.625.000 Available for sale reservesSaldo laba Retained earnings

Ditentukan penggunaannya 11.774.497 9.774.497 AppropriatedTidak ditentukan penggunaannya 103.494.781 101.357.732 Unappropriated

Jumlah Ekuitas 196.769.278 192.257.229 Total Equity

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.280.236.308 749.078.708 TOTAL LIABILITIES AND EQUITY

*) Dalam angka penuh In full amount *)

(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)

in the Indonesian Language

LAPORAN POSISI KEUANGAN TERSENDIRI SEPARATE STATEMENT OF FINANCIAL POSITIONPADA TANGGAL 31 DESEMBER 2013 AS OF 31 DECEMBER 2013

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk

The original supplementary information included herein are

Lampiran 2 Appendix 2

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk

71

2 0 1 3 2 0 1 2

PENJUALAN BERSIH 1.490.073.098 1.224.024.001 NET SALES

BEBAN POKOK PENJUALAN 1.290.565.140 1.083.509.116 COST OF GOODS SOLD

LABA KOTOR 199.507.958 140.514.885 GROSS PROFIT

BEBAN USAHA OPERATING EXPENSESBeban penjualan 30.484.869 27.079.203 Selling expensesBeban umum dan administrasi 34.912.001 30.193.176 General and administrative expenses

Jumlah Beban Usaha 65.396.870 57.272.379 Total Operating Expenses

LABA DARI USAHA 134.111.088 83.242.506 INCOME FROM OPERATIONS

PENDAPATAN (BEBAN) LAIN-LAIN OTHER INCOME (CHARGES)

Penjualan barang rusak 6.328.110 5.426.833 Sales of scrapKeuntungan atas penjualan aset tetap 388.378 414.961 Gain on sale of property, plant and equipmentPenghasilan bunga 4.098.947 3.830.057 Interest incomeBeban pinjaman 29.460.515)( 11.533.524)( Interest expensesRugi selisih nilai tukar mata uang asing - Bersih 68.769.506)( 20.843.027)( Loss on foreign exchange - NetProvisi dan administrasi bank 11.466.025)( 6.107.463)( Provisions and bank administrationLain-lain - Bersih 8.205.507 6.852.551 Others - Net

Beban Lain-Lain - Bersih 90.675.104)( 21.959.612)( Other Charges - Net

LABA SEBELUM PAJAK 43.435.984 61.282.894 INCOME BEFORE TAX

MANFAAT (BEBAN) PAJAK TAX BENEFIT (EXPENSES)Pajak kini 13.558.310)( 18.342.077)( Current taxPajak tangguhan 4.800.582 2.006.578 Deferred tax

Jumlah Beban Pajak 8.757.728)( 16.335.499)( Total Tax Expenses

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 34.678.256 44.947.395 PROFIT FOR THE YEAR

The original supplementary information included herein are

Lampiran 3 Appendix 3

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk PT JEMBO CABLE COMPANY TbkLAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF TERSENDIRI SEPARATE STATEMENT OF COMPREHENSIVE INCOME

in the Indonesian Language

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)

72

Lam

pira

n 4

Appe

ndix

4

Cada

ngan

ters

edia

untu

kTi

dak

Mod

alA

gio

saha

m/

diju

al/

Dit

entu

kan

dite

ntuk

andi

seto

r/Ad

diti

onal

Avai

labl

e-fo

r-pe

nggu

naan

-pe

nggu

naan

-Ju

mla

hCa

tata

n/Pa

id-i

non

pai

d-in

sale

nya/

nya/

ekui

tas/

Tot

al

Not

esca

pita

lca

pita

lre

serv

esap

prop

riat

edun

appr

opri

ated

equi

ty

Sald

o 31

Des

embe

r 20

1175

.600

.000

3.90

0.00

0

1.38

5.00

0

3.

774.

497

79.0

42.3

37

163.

701.

834

Ba

lanc

e as

of

31 D

ecem

ber

2011

Cada

ngan

um

um-

--

6.00

0.00

0

6.

000.

000)

(

-Re

serv

e fu

nd

Div

iden

tun

ai-

--

-16

.632

.000

)(

16.6

32.0

00)

(

Cash

div

iden

d

Laba

kom

preh

ensi

f ta

hun

berj

alan

--

240.

000

-

44.9

47.3

95

45.1

87.3

95

To

tal

com

preh

ensi

ve i

ncom

e fo

r th

e ye

ar

Sald

o 31

Des

embe

r 20

1275

.600

.000

3.90

0.00

0

1.62

5.00

0

9.

774.

497

101.

357.

732

192.

257.

229

Ba

lanc

e as

of

31 D

ecem

ber

2012

Cada

ngan

um

um-

--

2.00

0.00

0

2.

000.

000)

(

-Re

serv

e fu

nd

Cada

ngan

nila

i waj

ar-

--

-12

.397

.207

)(

12.3

97.2

07)

(

Fair

val

ue r

eser

ve

Div

iden

tun

ai-

--

-18

.144

.000

)(

18.1

44.0

00)

(

Cash

div

iden

d

Laba

kom

preh

ensi

f ta

hun

berj

alan

--

375.

000

-

34.6

78.2

56

35.0

53.2

56

To

tal

com

preh

ensi

ve i

ncom

e fo

r th

e ye

ar

Sald

o 31

Des

embe

r 20

1375

.600

.000

3.90

0.00

0

2.00

0.00

0

11

.774

.497

10

3.49

4.78

1

19

6.76

9.27

8

Bala

nce

as o

f 31

Dec

embe

r 20

13

The

ori

gina

l su

pple

men

tary

inf

orm

atio

n in

clud

ed h

erei

n ar

e

in

the

Indo

nesi

an L

angu

age

SEPA

RAT

E ST

ATEM

ENT

OF

CHAN

GES

IN E

QU

ITY

Sald

o la

ba/

(Exp

ress

ed i

n T

hous

ands

Rup

iah,

unl

ess

othe

rwis

e st

ated

)

Ret

aine

d ea

rnin

gs

FOR

TH

E Y

EAR

EN

DED

31

DEC

EMBE

R 2

013

PT J

EMBO

CA

BLE

COM

PAN

Y Tb

kLA

PORA

N P

ERU

BAH

AN

EKU

ITA

S TE

RSEN

DIR

IU

NTU

K TA

HU

N Y

AN

G B

ERA

KHIR

PA

DA

31

DES

EMBE

R 20

13

(Dis

ajik

an d

alam

Rib

uan

Rupi

ah,

kecu

ali d

inya

taka

n la

in)

PT J

EMBO

CAB

LE C

OM

PAN

Y T

bk

73

Lampiran 5 Appendix 5

2 0 1 3 2 0 1 2ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIESPenerimaan kas dari pelanggan 1.279.943.783 1.252.889.287 Cash receipts from customersPembayaran kas kepada: Cash paid to:

Pemasok 1.143.598.230)( 1.031.883.025)( SuppliersDireksi dan karyawan 63.675.506)( 45.983.790)( Directors and employees

Kas dihasilkan dari operasi 72.670.047 175.022.473 Cash generated from operationsPembayaran bunga dan beban keuangan 25.715.292)( 16.095.463)( Payment interest and financial costBeban operasi 136.336.539)( 117.963.375)( Operation expensesPembayaran pajak penghasilan 27.288.172)( 13.038.686)( Payments of income taxes

Arus kas bersih (digunakan untuk) diperoleh dari aktivitas operasi 116.669.956)( 27.924.949 Net cash flows (used in) provided by operating activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIESDeposito Berjangka 1.571.971 ( 3.738.542) Time depositsPerolehan aset tetap ( 39.018.648) ( 8.020.444) Acquisitions of property, plant and equipmentPembayaran aset tidak lancar lainnya 17.281.424)( 1.681.628)( Payments of other non-current assets

Arus kas bersih digunakan untuk aktivitas investasi 54.728.100)( 13.440.613)( Net cash flows used in investing activities

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIESPenambahan (pembayaran) pinjaman bank jangka pendek 163.162.066 ( 4.173.524) Proceeds from (payments of) short-term bank loansPenambahan (pembayaran) hutang lain-lain 4.535.787 21.038)( Addition (payment) of other payablesPembayaran dividen 17.121.832)( 15.289.316)( Dividen paymentPembayaran hutang sewa pembiayaan 1.914.707)( 5.182.549)( Payments of finance lease liabilities

Arus kas bersih tersedia dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 148.661.314 24.666.427)( Net cash flows provided by (used in) financing activities

PENURUNAN BERSIH DALAM KAS DAN SETARA KAS 22.736.742)( 10.182.091)( NET DECREASE IN CASH AND CASH EQUIVALENT

KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 27.555.466 37.737.557 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEARS

KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 4.818.724 27.555.466 CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEARS

The original supplementary information included herein are

in the Indonesian Language

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk PT JEMBO CABLE COMPANY TbkLAPORAN ARUS KAS TERSENDIRI SEPARATE STATEMENT OF CASH FLOWS

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013(Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) (Expressed in Thousands Rupiah, unless otherwise stated)

74

These Consolidated Financial Statements are Originally Issued

in Indonesian Language

Lampiran 6 Appendix 6

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TERSENDIRI UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA

31 DESEMBER 2013 (Disajikan dalam Ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NOTES TO SEPARATE FINANCIAL STATEMENTS

FOR THE YEAR ENDED 31 DECEMBER 2013

(Expressed in Thousand Rupiah, unless otherwise stated) 1. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN 1. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES

Laporan keuangan tersendiri entitas induk disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi keuangan (“PSAK”) No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”.

The separate financial statements of the parent entity are prepared in accordance with the Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) No. 4 (Revised 2009), “Consolidated and Separate Financial Statements”.

PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur dalam hal entitas memilih untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri maka laporan tersebut hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk yang mencatat investasi pada entitas anak bersama berdasarkan kepemilikan ekuitas langsung bukan berdasarkan pelaporan hasil dan aset neto investee.

PSAK No. 4 (Revised 2009) regulates that when an entity elected to present the separate financial statements, such financial statements should be presented as supplementary information to the consolidated financial statements. Separate financial statements are those presented by a parent entity, in which the investments are accounted for on the basis of the direct equity interest rather than on the basis of the reported results and net assets of the investees.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersendiri entitas induk adalah sama dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan entitas anaknya sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk penyertaan pada entitas anak.

Accounting policies adopted in the preparation of the parent entity separate financial statements are the same as the accounting policies adopted in the preparation of the consolidated financial statements as disclosed in Note 2 to the consolidated financial statements, except for investments in subsidiaries.

Sesuai dengan PSAK No. 4 (Revisi 2009), entitas induk mencatat penyertaan saham pada entitas anak dengan menggunakan metode biaya.

In accordance with PSAK No. 4 (Revised 2009), the parent entity recorded the investments in subsidiary using cost method.

2. PENYERTAAN SAHAM PADA ENTITAS ANAK 2. INVESTMENT IN SHARES OF SUBSIDIARY

Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, entitas induk memiliki penyertaan saham pada PT Jembo Energindo, entitas anak dengan biaya perolehan sebesar Rp 27.970.000 dengan kepemilikan 99,99%.

As of 31 December 2013 and 2012, the parent entity has the following investments in shares of PT Jembo Energindo, subsidiary with acquisition cost Rp 27,970,000 with percentage of ownership 99.99%.