corak beberapa jenis kayu perdagangan indonesia · salah satu kriteria bahan baku industri mebel...

60
CORAK BEBERAPA JENIS KAYU PERDAGANGAN INDONESIA UMMU MUTMAINAH E24060539 DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Upload: nguyenkiet

Post on 04-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

CORAK BEBERAPA JENIS KAYU

PERDAGANGAN INDONESIA

UMMU MUTMAINAH

E24060539

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 2: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

FIGURE SOME SPECIES OF TRADE TIMBER IN INDONESIA

Ummu Mutmainah and I Ketut Nuridja Pandit

INTRODUCTION. Total destruction of forests by 2005 is estimated up to 59.1 million ha. To overcome the problem, government through the Forestry Department launched an industrial forest program and plantation forest program. Industrial forest program development is generally higher priority to meet the needs of raw materials for pulp and paper industry. Plantation forest timber generally has short sortimen, small diameter, high ratio of juvenile wood and mature wood. From these characteristics can be concluded that the plantation forest timber, unsuitable for construction raw materials. So that the plantation forest timber with these characteristics can be utilized for the furniture industry raw materials. Some specific criteria of the furniture industry raw materials are a beautiful pattern on the wood. Appearances pattern on the wood are closely related to the constituent of wood anatomical structure. This study aimed to observe the kind of anatomical structures that caused the appearance of decorative figure. MATERIAL AND METHOD. The main sample used in this study was taken from eight types of trade timber. This study used standard from forest product laboratory. The equipment used in this microscopic observation are Stereoscopic Microscope with Digital Camera Model DCZ-456H National Optical & Scientific Instruments and for macroscopic observe used loupe, sandpaper, and cutter. RESULTS. The results showed that wood anatomical structure closely related to the pattern or figure. In a sample study of microscopic properties of pine (Pinus merkusii) looks beautiful complexion due to differences in spring and summer wood structures that fluctuate. Observations on some hardwood such as teak (Tectona grandis), suren (Toona sureni), sungkai (Peronema canescens) and Mindi (Melia azedarach) there is a figure that is caused by the spread of the pore structure of governance in circumference (ring porous). In contrast to the four kinds of wood, the observations of meransi (Carallia lucida) showed a different caused. The multiseriate ray structure became causes of figure appearance on the surface of C.lucida. Research on perupuk (Lophopetalum javanicum) denotes a figure appearance that is caused by apotrakea parenchyma cells whose distribution as a thin strip lengthwise and regularly to the tangential direction. While the results of research on the rosewood (Dalbergia latifolia) shows a typical figure caused by the formation of irregular heartwood. In addition there is the structure of confluent paratrakea parenchyma aliform. Keywords: figure or pattern, wood anatomical structure, trade timber.

  DHH

Page 3: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

RINGKASAN

Ummu Mutmainah. E24060539. Corak Beberapa Jenis Kayu Perdagangan Indonesia. Di bawah bimbingan Prof.Dr.Ir. I Ketut Nuridja Pandit, MS.

Total kerusakan hutan sampai tahun 2005 diperkirakan telah mencapai sekitar 59,1 juta ha. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah melalui Departemen Kehutanan telah mencanangkan program pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Pembangunan HTI umumnya lebih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri pulp dan kertas. Hasil kayu HTR umumnya memiliki sortimen yang pendek, diameter kecil, ratio kayu juvenile yang tinggi dan kayu mature yang rendah. Dari karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa kayu HTR kurang cocok untuk bahan baku konstruksi. Sehingga kayu HTR dengan karakteristik tersebut dapat dimanfaatkan untuk bahan baku industri mebel. Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. Penampilan corak pada kayu berkaitan erat dengan struktur anatomi penyusunnya. Penelitian ini dilakukan untuk mengobservasi struktur anatomi kayu apa saja yang menyebabkan kayu dapat menampilkan figure atau corak dekoratif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa struktur anatomi kayu berkaitan erat dengan corak atau figure. Pada sample penelitian sifat makroskopis kayu pinus (Pinus merkusii) terlihat corak yang indah karena perbedaan struktur spring and summer wood yang fluktuatif. Pada sample kayu pinus untuk penelitian sifat mikroskopis terdapat perbedaan ukuran sel trakeida antara kayu awal dan kayu akhir yang menjadi penyebab tampilan corak pada permukaan kayu pinus. Hasil observasi pada beberapa kayu hardwood seperti pada kayu jati (Tectona grandis), suren (Toona sureni), sungkai (Peronema canescens) dan mindi (Melia azedarach) terdapat corak yang disebabkan oleh struktur penyebaran pori tata lingkar. Selain itu warna alami pada kayu jati, suren, sungkai dan mindi berbeda tergantung degradasi warna pembentukan kayu teras. Berbeda dengan keempat jenis kayu tersebut, hasil observasi pada kayu meransi (Carallia lucida) menunjukan penyebab yang berbeda. Struktur jari-jari multiseriate menjadi penyebab tampilnya corak pada permukaan kayu meransi. Penelitian pada kayu perupuk (Lophopetalum javanicum) menunjukan corak yang disebabkan oleh sel-sel parenkim apotrakeal yang distribusinya seperti pita-pita tipis memanjang dan teratur ke arah tangensial. Sedangkan hasil penelitian pada kayu sonokeling (Dalbergia latifolia) menunjukan corak khas yang disebabkan oleh pembentukan kayu teras yang tidak teratur. Selain itu terdapat struktur parenkim paratrakea aliform yang konfluen.

Penggunaan bahan baku yang tepat serta memperhatikan struktur anatomi dan sifat dasar kayu dapat meningkatkan nilai tambah pada produk. Selain itu pemilihan bahan baku kayu yang tepat dapat mempermudah proses pengerjaan kayu.

Kata Kunci: Corak kayu, struktur anatomi, kayu perdagangan , kayu HTR

Page 4: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

SUMMARY Ummu Mutmainah. E24060539. Figure of Some Indonesian Species Comemercial wood. Under the guidance Prof.Dr.Ir. I Ketut Nuridja Pandit, MS.

Total destruction of forests by 2005 is estimated up to 59.1 million ha. To overcome the problem, government through the Forestry Department launched a industrial forest program and plantation forest program. Industrial forest program development is generally higher priority to meet the needs of raw materials for pulp and paper industry. Plantation forest timber generally has short sortimen, small diameter, high ratio of juvenile wood and mature wood. From these characteristics can be concluded that the plantation forest timber, unsuitable for construction raw materials. So that the plantation forest timber with these characteristics can be utilized for the furniture industry raw materials. Some specific criteria of the furniture industry raw materials is a beautiful pattern on the wood. Appearances pattern on the wood are closely related to the constituent of wood anatomical structure. This research aimed to observe the kind of anatomical structures that caused the appearance of decorative figure.

The results showed that wood anatomical structure closely related to the pattern or figure. In a sample study of microscopic properties of pine (Pinus merkusii) looks beautiful complexion due to differences in spring and summer wood structures that fluctuate. Observations on some hardwood such as teak (Tectona grandis), suren (Toona sureni), sungkai (Peronema canescens) and Mindi (Melia azedarach) there is a figure that is caused by the spread of the pore structure of governance in circumference (ring porous). In contrast to the four kinds of wood, the observations of meransi (Carallia lucida) showed a different caused. The multiseriate ray structure became causes of figure appearance on the surface of C.lucida. Research on perupuk (Lophopetalum javanicum) denotes a figure appearance that is caused by apotrakea parenchyma cells whose distribution as a thin strips lengthwise and regularly to the tangential direction. While the results of research on the rosewood (Dalbergia latifolia) shows a typical figure caused by the formation of an irregular heartwood. In addition there is the structure of confluent paratrakea parenchyma aliform.

Keywords: figure or pattern, wood anatomical structure, trade timber.

Page 5: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

CORAK BEBERAPA JENIS KAYU

PERDAGANGAN INDONESIA

Karya Ilmiah

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor

UMMU MUTMAINAH

E24060539

DEPARTEMEN HASIL HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

Page 6: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan anugerah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul Corak

Beberapa Jenis Kayu Perdagangan Indonesia. Penelitian ini dilakukan sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen

Hasil Hutan, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan

demi penyempurnaan karya ini. Akhir kata semoga karya ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pihak-pihak yang membutuhkan.

Bogor, Agustus 2011

Penulis

Page 7: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI…………………………………………………………….. i

DAFTAR TABEL................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..... iii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………….... 1

1.2 Hipotesis ……………………………………………….... 2

1.3 Tujuan ………………………………………………….... 2

1.4 Ma

nfaat …………………………………………………... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mebel (furniture)………………………………………….. 4 2.2 Kriteria Bahan Baku Industri Pengrajin Kayu (Kriya) …... 8 2.3 Kriteria Bahan Baku Industri Mebel ……………………... 10 2.4 Hubungan Struktur Makroskopis dengan Sifat Pengerjaan. 12 2.5 Hubungan Struktur Mikroskopis dengan Sifat Pengerjaan.. 16 2.6 Struktur Anatomi Kayu Hardwood …………………….... 17

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat………….…………………………..... 20 3.2 Bahan dan Alat…………………………………………… 20 3.3 Rancangan Penelitian…………………………………….. 21 3.4 Metode Penelitian………………………………………… 22

3.4.1 Persiapan Sampel Kayu………………………….... 22 3.4.2 Parameter Sifat Makroskopis…………………….... 22 3.4.3 Parameter Sifat Mikroskopis……………………..... 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ratio Kayu Awal dan Kayu Akhir Pada Softwood…….. 25 4.2 Struktur Pori Tatalingkar Pada Hardwood…………….... 30

4.2.1 Susunan Pori Tatalingkar Pada Kayu Jati………… 30 4.2.2 Susunan Pori Tatalingkar Pada Kayu Sungkai…… 34 4.2.3 Susunan Pori Tatalingkar Pada Kayu Surian……... 36 4.2.4 Susunan Pori Tatalingkar Pada Kayu Mindi……... 37

4.3 Struktur Jari-jari Multiseriate……………………………. 39 4.4 Pola Penyebaran Parenkim Aksial……………………… 42 4.5 Pola Pembentukan Kayu Teras yang Tidak Teratur……. 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Page 8: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

5.1 Kesimpulan……………………………………………..... 47 5.2 Saran……………………………………………………… 47

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………......... 48

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Jenis-jenis sampel kayu yang digunakan ............................................. 50

2. Taksonomi dan kegunaan pinus (pine)……………………………… 51

3. Taksonomi dan kegunaan jati (teak)………………………………... . 52

Page 9: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman 1. Contoh Produk Mebel .......................................................................... 7 2. Ukiran Kayu Pada Mebel ..................................................................... 9 3. Rancangan Penelitian Sifat Makroskopis ............................................ 21 4. Rancangan Penelitian Sifat Mikroskopis ............................................. 21

5. Arah Pemotongan Sampel Flat-sawn dan Quarter-sawn .................... 22

6. Sampel Kayu Sifat Makroskopis Ukuran 200x70x15mm .................... 23

7. Preparat Kayu Sifat Mikroskopis 10x10x10mm ................................... 24

8. Struktur Anatomi Kayu Pinus

a. Penampang melintang (10x) .............................................................. 26 b. Penampang melintang (30x)………………………………………. 26

9. Corak Dekoratif Pada P.merkusii

a. Penampang tangensial dengan corak mata kayu…….. ..................... 27 b. Penampang tangensial dengan corak normal……………………… 27

10. Cacat Mata Kayu Hidup Pada P.merkusii………. ................................ 29

11. Jati (T.grandis)

a. Struktur anatomi penampang melintang (30x)………… .................. 30 b. Corak dekoratif penampang tangensial……………………………. 30

12. Struktur Anatomi Kayu Jati (Parenkim Marginal, Sel Pembuluh Pada

Kayu Awal dan Kayu Akhir)………………………………………… 31

13. Kayu Sungkai (P.canescens)

a. Struktur anatomi penampang melintang (30x) .................................. 34 b. Corak dekoratif penampang tangensial……………………………. 34

14. Kayu Surian (T.sureni)

a. Struktur anatomi penampangan melintang (30x)………………….. 36 b. Corak dekoratif penampang tangensial……………………………. 36

15. Kayu Mindi (M.azedarach)

a. Struktur anatomi penampang melintang (30x)…………………….. 38 b. Corak dekoratif penampang tangensial……………………………. 38

16. Kayu Meransi (C.lucida)

Page 10: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

a. Struktur anatomi penampang melintang (30x)…………………… .. 39 b. Corak dekoratif penampang radial………………………………… 39

17. Kayu Perupuk (L.javanicum)

a. Struktur anatomi penampang melintang (30x)…………………….. 43 b. Corak dekoratif penampang tangensial……………………………. 43

18. Kayu Sonokeling (D.latifolia)

a. Struktur anatomi penampang melintang (30x)…………………….. 45 b. Corak dekoratif penampang tangensial……………………………. 45

Page 11: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kerusakan hutan alam di Indonesia pada periode antara tahun 1985-1997

telah mencapai 1,6 juta ha setiap tahunnya. Pada periode antara tahun 1997-2000

kerusakan hutan alam terus meningkat dan telah mencapai rata-rata 2,84 juta ha

setiap tahunnya. Total kerusakan hutan sampai tahun 2005 diperkirakan telah

mencapai sekitar 59,1 juta ha (Pandit 2010). Laporan terakhir yang diperoleh dari

Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia bahwa : Jatah Produksi Tebangan (JPT) dari

hutan alam Indonesia tahun 2007 yang ditetapkan Departemen Kehutanan, hanya

mampu menghasilkan produksi secara lestari sebesar 8,1 juta m3. Sedangkan

konsumsi bahan baku kayu untuk industri perkayuan (terutama industri pulp and

paper, sawn-timber dan industri plywood) pada tahun 2005 saja telah mencapai

44,5 juta m3 (Pandit 2010). Direktur Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan

Sosial, Departemen Kehutanan menyatakan bahwa : kebutuhan kayu nasional

diperkirakan lebih kurang 80 juta m3 / tahun, sementara rata-rata jatah produksi

tebangan (JPT) yang ditetapkan pemerintah hanya sebesar 8.152.250 m3 / tahun

sehingga defisit pasokan bahan baku kayu diperkirakan sebesar 71,85 juta m3 /

tahun (Pandit 2010).

Dengan kondisi seperti itu menunjukan bahwa kayu hasil produksi dari

hutan alam tidak lagi mampu untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kayu untuk

industri di dalam negeri. Untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah melalui

Departemen Kehutanan telah mencanangkan program pembangunan Hutan

Tanaman Industri (HTI) dan Hutan Tanaman Rakyat (HTR). Pembangunan HTI

umumnya lebih diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri

pulp dan kertas. Jenis- jenis yang dikembangkan sangat terbatas seperti jenis kayu

akasia (Acacia mangium), Eucalyptus sp dan fast growing tree species lainnya.

Page 12: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Jenis-jenis pohon yang dikembangkan dan masa daur tanaman dalam

program hutan tanaman rakyat (HTR) umumnya lebih beragam, sehingga jenis

dan kualitas kayu yang dihasilkan juga lebih beragam. Di samping itu informasi

atau data tentang kualitas kayu hasil HTR belum banyak diketahui secara pasti.

Karakteristik kayu hasil HTR umumnya memiliki sortimen yang pendek, diameter

kecil, dan persentase kayu juvenil yang tinggi. Dari karakteristik tersebut dapat

disimpulkan bahwa kayu HTR tidak cocok untuk bahan baku kayu konstruksi.

Sehingga kayu HTR dengan karakteristik tersebut dapat dimanfaatkan untuk

bahan baku industri mebel.

Mebel merupakan peralatan rumah tangga dan perkantoran yang sering

digeser atau dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Mebel memiliki fungsi

ganda karena selain dimanfaatkan sebagai perabot interior, mebel juga berfungsi

sebagai produk artistik yang mampu menampilkan estetika ruangan. Salah satu

kriteria untuk bahan baku industri mebel adalah corak yang indah pada kayu.

Corak kayu merupakan kriteria sifat dasar khusus yang mampu memberikan nilai

tambah suatu produk. Tampilan corak pada kayu dipengaruhi oleh susunan

struktur anatomi pada kayu tersebut. Untuk mengetahui struktur anatomi apa saja

yang menyebabkan kayu dapat menampilkan figure atau corak yang menarik

maka, penelitian tentang Corak Beberapa Jenis Kayu Perdagangan Indonesia perlu

dilakukan.

1.2 Hipotesis

Kayu merupakan suatu bahan yang berasal dari proses metabolisme

tumbuhan yang berbentuk pohon, jadi kayu merupakan bio-material. Karakteristik

sifat dasar kayu ditentukan oleh struktur anatomi sel-sel penyusunnya. Jadi, corak

atau figure yang tampil diduga disebabkan karena struktur anatominya.

1.3 Tujuan

Untuk mengobservasi struktur anatomi apa saja yang dapat menyebabkan

kayu dapat menampilkan figure atau corak yang unik dan menarik. Diharapkan

melalui penelitian ini dapat membantu pengrajin kayu atau para pengusaha mebel

untuk mengetahui dan memilih kayu yang mempunyai karakteristik corak atau

Page 13: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

figure yang indah, sehingga dapat meningkatkan nilai tambah produk yang

dihasilkan.

1.4 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan informasi

kepada pengguna kayu tentang jenis-jenis kayu yang mempunyai corak atau

figure dari kayu perdagangan yang telah diteliti. Data hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat menambah pemahaman tentang struktur anatomi yang dapat

menghasilkan corak atau figure kayu sehingga masyarakat yang berkecimpung

dalam dunia perkayuan dapat mengambil manfaat yang sebenarnya dari kayu

sebagai bahan. Pemanfaatan kayu secara tepat yang sesuai dengan sifat dasarnya

sebagai bahan, diyakini dapat memberi efisiensi dan nilai tambah. 

Page 14: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mebel (Furniture)

Mebel adalah peralatan rumah tangga dan perkantoran yang sering digeser

atau dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Oleh karena itu kayu untuk

bahan baku industri mebel, memerlukan kriteria sifat dasar khusus sehingga

mampu memberikan nilai tambah yang maksimal (Direktorat Kredit, BPR dan

UMKM 2008).

Mebel adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang

berfungsi sebagai tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat

mengerjakan sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang di

permukaannya. Misalnya, mebel sebagai tempat penyimpanan yang biasanya

dilengkapi dengan pintu, laci, dan rak, contohnya lemari pakaian, lemari buku,

dan sebagainya. Mebel dapat terbuat dari kayu, bambu, logam, plastic, dan lain

sebagainya. Mebel sebagai produk artistik biasanya terbuat dari kayu pilihan

dengan corak, warna, dan tekstur yang indah yang dikerjakan dengan

penyelesaian akhir yang halus (Direktorat Kredit, BPR dan UMKM 2008).

Industri mebel (furniture) di Indonesia masih memiliki pamor bagus dalam

perdagangan dunia. Demikian juga dari sisi pangsa pasar nasional, industri mebel

lokal masih menguasai 70% pasar mebel domestik. Bahan baku yang digunakan

dalam pembuatan berbagai jenis produk mebel kayu antara lain kayu jati dan kayu

mahoni. Kayu jati digunakan untuk bagian mebel yang tampak terekspose pada

produk akhir, sedangkan kayu mahoni digunakan untuk bagian dalam seperti

rangka bagian dalam, rak, lis penyangga rak, dan sebagainya. Kayu jati

merupakan kayu yang paling banyak diminati karena kualitasnya, ketahanannya

terhadap kondisi cuaca, tahan rayap, dan coraknya yang menarik. Kayu ini

merupakan kayu kelas satu yang banyak diolah menjadi mebel indah. Jenis mebel

Page 15: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

ini pun sangat diminati oleh penduduk mancanegara sehingga permintaan ekspor

selalu meningkat dari tahun ke tahun (Direktorat Kredit, BPR dan UMKM 2008).

Berdasarkan berat jenis, kekuatan, dan nilai dekoratifnya, mahoni, dan

suren cocok untuk dijadikan bahan baku mebel indah.

Pemerintah juga telah mengupayakan untuk mengembangkan industri

mebel atau furniture. Terlebih sektor ini telah ditetapkan pemerintah sebagai salah

satu dari 10 komoditas unggulan ekspor tanah air. Ini didukung baik oleh aspek

kualitas dan desain produk yang diminati oleh konsumen luar negeri, ketersediaan

bahan baku maupun sumber daya manusia terampil (Direktorat Kredit, BPR dan

UMKM 2008).

Dulu mebel dibuat dengan menggunakan kayu solid tanpa penggunaan

limbah kayu agar lebih kokoh karena kekuatan dan ketebalannya. Karena

persediaan kayu yang terbatas kemudian orang membuat mebel dengan

menggunakan limbah kayu dan diolah menjadi MDF, HDF, particle board baru

kemudian dibuat menjadi mebel. Sampai saat ini mebel kayu merupakan jenis

yang paling banyak digunakan dalam rumah tangga. Dari kursi, meja, tempat

tidur, tempat penyimpanan bahkan kabinet di dapur pun menggunakan mebel

berbahan kayu. Untuk mendapatkan kualitas dan harga yang diinginkan, akan

lebih baik jika dapat mengenal jenis material kayu beserta kelebihan dan

kekurangannya sebelum memutuskan untuk membuat atau membeli mebel

(Direktorat Kredit, BPR dan UMKM 2008).

Mebel yang terbuat dari kayu solid merupakan bahan terkuat dan paling

tahan lama dibandingkan kayu olahan. Namun, tergantung pada jenis kayu dan

persediaannya yang terbatas harganya menjadi sangat mahal. Dalam proses

pengerjaannya akan membutuhkan keterampilan khusus. Pengeringan harus

sempurna untuk mengindari sifat kembang-susut kayu. Kayu yang biasa dipakai

di Indonesia untuk industri mebel adalah kayu jati, kayu nyatoh, dan kayu sungkai

dan beberapa jenis kayu lainnya seperti mahoni, pinus, dan ramin (Direktorat

Kredit, BPR dan UMKM 2008).

Kayu sungkai memiliki warna coklat muda, coklat kelabu hingga coklat

tua kemerahan. Kayu sungkai ini mudah dipotong dan dibentuk. Selain itu agar

keindahan serat dan corak kayu terlihat alami, finishing nya bisa menggunakan

Page 16: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

politur, melamik atau PU (polyurethane). Kayu sungkai kini semakin popular

penggunaannya sebagai pengganti kayu jati yang mahal. Kayu sungkai cocok

untuk mebel atau furniture dalam ruangan. Walaupun harganya lebih murah dari

kayu jati tapi masih lebih mahal dari pada kayu nyatoh (Direktorat Kredit, BPR

dan UMKM 2008).

Kayu nyatoh banyak terdapat di Propinsi Riau. Kayu ini juga tahan

terhadap serangan rayap dan memiliki keawetan yang baik (Direktorat Kredit,

BPR dan UMKM 2008).

Di dalam pembuatan mebel ada beberapa tahapan proses, adapun tahapan

dalam proses produksi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kayu  gelondongan/log  masuk  mesin  sawmill  yaitu  proses 

pembelahan/penggergajian  dari  bahan  baku  dasar  menjadi  bahan  baku  yang 

sudah berupa papan. 

2. Proses pengeringan  (Kiln Dry) dengan sistem pemanasan  tertentu agar kadar air 

yang terkandung di dalam kayu bisa dikurangi sampai dengan kadar kelembaban 

12‐15  %.  Hal  ini  dimaksudkan  untuk  mengurangi  resiko  kayu  menjadi  pecah, 

melengkung dan kayu tidak akan mengalami penyusutan lagi. 

3. Proses  pembelahan menjadi  komponen  sesuai  dengan  lebar  yang  dikehandaki 

dengan mesin Sercle. 

4. Proses  pemotongan  dengan  mesin  potong/cuttersaw  ;  kayu  dipotong‐potong 

sesuai dengan panjang yang dibutuhkan. 

5. Proses pembuatan komponen mebel dengan memakai mesin Scrall

bandsaw.

6. Proses penyerutan agar kayu lapis halus dan sama ukuran tebal-lebarnya

dengan planner/mesin serut atau juga bisa dengan mesin moulding.

7. Proses pemasukan ke dalam mesin yang meliputi :

a. Mesin Tenoner yaitu proses pembuatan pen untuk sistem pertemuan.

b. Mesin Mortizer yaitu proses pembuatan lubang bor guna penempatan

baut ataupun dowel-dowel yang bersifat barang knock down.

c. Mesin Profil yaitu proses pembuatan variasi profil apabila

diperlukan.

Page 17: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

8. Proses sanding memasukkan ke dalam mesin amplas untuk semua

komponen yang sudah selesai diproses, sehingga akan diperoleh komponen

yang sudah halus dengan ukuran yang sama sebelum dilakukan penyetelan.

9. Proses assembling atau penyetelan yaitu proses menyetel/merangkai dari

komponen menjadi barang jadi yang meliputi pengeleman dan pemasangan

hardware atau aksesoris lain yang dibutuhkan.

10. Proses finishing, yaitu proses pengamplasan terakhir dengan sistem manual.

Proses finishing ini juga bisa meliputi proses politur atau cat apabila

diperlukan.

11. Proses packing, yaitu proses pengepakan dengan box agar barang-barang

yang akan dikirim tidak mengalami kerusakan.

12. Proses pengiriman produk kepasaran di dalam negeri maupun luar negeri

(ekspor) (Anonim 2009).

Berikut ini contoh produk mebel menggunakan bahan baku berbahan dasar

kayu.

Gambar 1 Contoh Produk Mebel (Furniture).

2.2 Kriteria Bahan Baku Industri Pengrajin Kayu (Kriya)

Page 18: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Industri kriya sering disebut dengan istilah industri handycraft yang berarti

kerajinan tangan. Industri kriya termasuk industri penghasil kerajinan tangan hasil

produk seni rupa terapan (applied art) yang selain mempunyai aspek-aspek

keindahan juga menekankan aspek kegunaan. Dengan kata lain, industri kriya

adalah industri penghasil kerajinan tangan manusia yang diciptakan untuk

memenuhi kebutuhan peralatan kehidupan sehari-hari dengan tidak melupakan

pertimbangan artistik dan keindahan (Anonim 2010).

Terdapat beberapa jenis industri kerajinan tangan yaitu kerajinan kulit,

logam, ukir kayu, anyaman, batik, dan keramik. Industri ukiran kayu adalah

industri yang bergerak dalam produksi kerajinan tangan berbahan dasar kayu

menggunakan tata ukiran (Anonim 2010).

a. Ukiran Kayu 

Mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan menoreh pola pada

permukaan benda yang diukir. Di Indonesia, karya ukir sudah dikenal sejak zaman

batu muda. Pada masa itu banyak peralatan yang dibuat dari batu seperti perkakas

rumah tangga dan benda-benda dari gerabah atau kayu. Benda- benda itu diberi

ukiran bermotif geometris, seperti tumpal, lingkaran, garis, swastika, zig-zag, dan

segitiga. Umumnya ukiran tersebut selain sebagai hiasan juga mengandung makna

simbolis dan religius (Anonim 2010).

Dilihat dari jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus

(krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran utuh. Karya seni

ukiran kayu memiliki macam-macam fungsi antara lain:

a. Fungsi hias, yaitu ukiran yang dibuat semata-mata sebagai hiasan dan

tidak memiliki makna tertentu

b. Fungsi magis, yaitu ukiran yang mengandung simbol-simbol tertentu dan

berfungsi sebagai benda magis berkaitan dengan kepercayaan dan spiritual

c. Fungsi simbolik, yaitu ukiran tradisional yang selain sebagai hiasan juga

berfungsi menyimbolkan hal tertentu yang berhubungan dengan spiritual

d. Fungsi konstruksi, yaitu ukiran yang selain sebagai hiasan juga sebagai

pendukung sebuah bangunan

e. Fungsi ekonomis, yaitu ukiran yang berfungsi untuk menambah nilai jual

suatu benda (Anonim 2010)

Page 19: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Kerajinan yang menggunakan bahan dari kayu yang dikerjakan atau

dibentuk menggunakan tatah ukir. Kayu yang biasanya digunakan adalah kayu

jati, mahoni, sawo, nangka dan lain-lain. Gambar dibawah ini adalah ukiran yang

dikerjakan oleh tenaga ukir professional yang menggunakan kombinasi kayu

bercorak dengan bahan lainnya sehingga didapatkan bentuk mebel ukiran yang

menarik (Direktorat Kredit, BPR dan UMKM 2008).

Gambar 2 Ukiran Kayu Pada Mebel.

b. Ornamen Kayu  

Keterampilan ukiran kayu (ornamen) adalah seni ukiran kayu yang

menampilkan bentuk lain dari ukiran kayu yang memiliki makna seni atau nilai

estetika mewah. Seringkali ornamen kayu yang akan dikerjakan sebelumnya

disesuaikan dengan keinginan konsumen. Ukiran yang laris dipesan oleh pembeli

domestik adalah ukiran tua dengan motif unik. Hal ini berarti bahwa ornamen

kayu yang akan dikerjakan perlu persiapan dari berbagai aspek. Seni ukiran yang

mementingkan aspek estetika, dekoratif, dan corak kayu. Dengan menggunakan

jenis kayu yang sesuai dan cocok untuk pembuatan ornamen ukiran kayu maka

kayu berukir ornamen bisa benar-benar klasik, kontemporer, dan bernuansa alam

dalam gaya yang unik (Anonim 2011).

Page 20: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Ornamen ukiran kayu dalam banyak hal dapat menjadi ciri khas dari suatu

ruangan atau bangunan. Hal ini dapat menciptakan sekaligus mencerminkan

kepribadian seseorang, apakah motif kayu ukiran terdapat pada lemari dapur,

ukiran perapian, langit-langit balok atau detail ukiran dapat dipilih disekitar

ruangan. Detail ukiran dapat elegan atau unik. Ornamen ukiran kayu tidak harus

berupa perabot berukuran besar tetapi bisa berupa barang seni berbahan dasar

kayu yang sering diletakan sebagai hiasan berciri khas dan unik dalam suatu

ruangan (Anonim 2011).

2.3 Kriteria Bahan Baku Industri Mebel

Pengolahan dan pemanfaatan kayu yang sesuai dengan sifat dasarnya akan

mampu memberikan nilai tambah yang tinggi. Semakin tinggi manfaat yang

diharapkan dari kayu maka, semakin dalam pengetahuan sifat-sifat dasar kayu

yang harus dimiliki. Dalam industri mebel, kualitas atau mutu hasil pengerjaan

kayu akan sangat ditentukan oleh struktur anatomi kayu yang dipakai. Untuk

bahan baku mebel terdapat beberapa kriteria kayu yang lebih disenangi sebagai

bahan baku. Diantaranya adalah kayu dengan stabilitas dimensi yang baik.

Stabilitas dimensi dapat dipengaruhi oleh ratio kayu teras dan kayu gubal. Sifat

kayu gubal sebagai bahan baku industri mebel memiliki moisture contents lebih

tinggi, stabilitas dimensi dan keawetan alaminya umumnya lebih rendah. Bagian

kayu gubal umumnya kurang disenangi untuk bahan baku industri mebel. Oleh

karena itu, kayu untuk bahan baku mebel lebih disenangi yang memiliki ratio

kayu gubal rendah dengan kayu teras yang lebih tinggi (Pandit 2009).

Perubahan kayu gubal menjadi kayu teras juga menyebabkan adanya

perubahan warna, sebagai contoh kayu kempas (Koompassia malaccensis) bagian

terasnya berwarna kemerahan, kayu mangium (Acacia mangium) kayu terasnya

berwarna coklat, kayu eboni (Diospyros celebica) bagian terasnya berwarna

hitam. Banyak juga jenis pohon dimana bagian teras tidak berubah warnanya

sehingga sama dengan bagian gubal, seperti pada kayu pulai (Alstonia scholaris)

dan kayu ramin (Gonystylus bancanus) warna kayu terasnya tetap berwarna putih

(Sarajar 1975).

Page 21: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Bahan baku kayu untuk industri mebel umumnya lebih menyukai bahan

baku kayu yang mempunyai ratio kayu teras dan kayu gubal (RTG) yang tinggi,

artinya persentase kayu terasnya yang jauh lebih tinggi dibanding bagian

gubalnya. Kriteria bahan baku kayu yang mempunyai RTG yang tinggi akan

menyebabkan :

a. Stabilitas dimensinya meningkat

b. Keawetan alaminya meningkat

c. Moisture content yang lebih rendah

d. Corak kayunya menjadi lebih menarik

e. Warna kayu umumya menjadi semakin gelap

f. Permeabilitas kayu menurun

Selain ratio kayu gubal dan teras, kriteria untuk bahan baku mebel juga

dipengaruhi oleh ratio kayu juvenile dan kayu dewasa. Karakteristik kayu juvenile

umumnya mempunyai kerapatan yang rendah, persentase kadar air yang tinggi

dan penyusutan longitudinal yang tinggi sehingga mudah mengalami cacat

bentuk. Jadi karena struktur anatomi sangat berbeda dengan kayu dewasa sering

kayu juvenile ini dianggap sebagai cacat kayu yang sangat ditakuti, khususnya

untuk kayu struktural. Untuk bahan baku industri mebel adanya persentase kayu

juvenile yang tinggi juga akan menimbulkan banyak masalah selama proses

pengerjaan (Pandit 2010).

Untuk  bahan  baku  industri  mebel  atau  furniture  umumnya  lebih  disenangi 

bahan baku kayu yang mempunyai serat  lurus, karena kayu yang arah seratnya miring 

umumnya  sifat  kekuatannya  akan  tereduksi  (Pandit  2009).  Kayu  yang  mempunyai 

tekstur  halus  sampai  sedang  lebih  disukai  untuk  bahan  baku  mebel  dan  kurang 

menyukai  kayu  dengan  tekstur  kasar.  Tekstur  kayu  yang  halus  secara  alami  sangat 

berpengaruh  dalam  proses  finishing  (Mandang  dan  Pandit  1997).  Bahan  baku  kayu 

untuk industri mebel yang mempunyai kilap alami yang baik akan sangat mempermudah 

dalam proses  finishing  dan  contoh  kayu  yang mempunyai  kilap  alami  yang baik  yaitu 

seperti  kayu  jati  (Tectona  grandis)  dan  kayu  eboni  (Diospyros  celebica)  (Pandit  dan 

Kurniawan 2008).  

Bahan  baku  untuk  industri  mebel  tidak  menghendaki  kayu  yang  memiliki 

kekerasan dan berat yang terlalu tinggi. Kriteria bahan baku kayu untuk  industri mebel 

umumnya lebih menyukai bahan baku kayu yang mempunyai kekerasan dan berat yang 

Page 22: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

moderat, artinya lebih menginginkan kayu yang tidak terlalu keras dan berat. Kayu yang 

terlalu keras dan berat akan menyulitkan dalam proses pengerjaan kayu. Di samping itu 

untuk  bahan  baku  mebel  kayu  yang  terlalu  berat  kurang  disukai,  karena  mebel 

merupakan perabot rumah tangga yang sering digeser‐geser atau dipindahkan posisinya 

(Pandit 2010).  

 

2.4 Hubungan Struktur Makroskopis dengan Sifat Pengerjaan

Industri mebel atau furniture merupakan industri sekunder yang umumnya

memperoleh pasokan bahan baku dari hasil industri penggergajian dengan

menuntut bahan baku kayu yang berkualitas baik. Oleh karena itu, bahan baku

kayu untuk industri mebel memerlukan kriteria tertentu. Kualitas atau mutu hasil

pengerjaan kayu pada dasarnya dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yaitu:

1. Kualitas kayu gergajian 

2. Teknologi pemesinan yang digunakan 

3. Mutu sumber daya manusia yang tersedia 

Kayu dikatakan mempunyai mutu tinggi untuk bahan baku industri

pengerjaan apabila bahan baku kayu mampu memberikan nilai tambah yang

tinggi. Kayu sebagai bio-material memiliki sifat-sifat dasar yang inherent didalam

struktur anatomi sel-sel penyusunnya. Struktur anatomi kayu merupakan sifat

dasar kayu yang sangat menentukan pola pengolahan dan pemanfaatan kayu yang

rasional (Panshin 1980).

Menurut Panshin (1980) menyatakan bahwa kita akan dapat menggunakan

kayu secara bijak, hanya apabila kita mengenal dengan baik sifat dasar kayu.

Pengolahan dan pemanfaatan kayu yang sesuai dengan sifat dasar yang dimiliki,

akan mampu memberikan nilai tambah dan efisiensi yang tinggi. Dalam industri

mebel, kualitas atau mutu hasil pengerjaan kayu akan sangat ditentukan oleh sifat

dasar atau struktur anatomi dari kayu yang dipakai sebagai bahan baku. Struktur

anatomi yang dimaksud disini meliputi : struktur makroskopis, mikroskopis

maupun struktur ultra-mikroskopisnya. Struktur makroskopis kayu adalah elemen-

elemen penyusun kayu yang mampu dilihat dengan mata telanjang atau dibantu

dengan lensa tangan (loupe) dengan pembesaran 10-20 kali. Struktur anatomi

Page 23: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

yang mampu diobservasi secara makroskopis seperti: orientasi arah serat, tektur

kayu, corak kayu dsb (Panshin, 1980; Bowyer, 2003).

Karakteristik sifat makroskopis kayu dalam hubungannya dengan mutu

hasil pengerjaan kayu antara lain meliputi arah serat kayu, tekstur kayu, kilap

kayu, kekerasan kayu, corak kayu, dan berat jenis kayu.

1. Serat Kayu (Grain of Wood) 

Arah  serat  kayu  pada  dasarnya  adalah  arah  orientasi  sel‐sel  yang  bentuknya 

panjang  terhadap  sumbu  panjang  batang.  Arah  serat  pada  permukaan  kayu  pada 

dasarnya dapat digolongkan ke dalam dua pola umum yaitu: arah serat  lurus  (straight 

grain) dan  arah  serat miring  (cross grain)  (Panshin 1980; Tsoumis 1991; Bowyer et  al 

2003).  Arah  serat  permukaan  kayu  dikatakan  lurus  apabila  sel‐sel  yang  berukuran 

panjang  yang menyusun  kayu  tersusun  sejajar  dengan  sumbu  panjang  batang.  Arah 

serat miring  ada  beberapa macam  yaitu  arah  serat melilit  (spiral  grain),  arah  serat 

terpadu (interlocked grain), arah serat berombak (wavy grain) dan arah serat diagonal. 

Arah  serat diagonal  ini dapat disebabkan  karena  kesalahan dalam pola penggergajian 

atau juga sering disebabkan karena bentuk batang yang mempunyai taper besar. Untuk 

bahan baku  industri mebel  atau  furniture umumnya  lebih disenangi bahan baku  kayu 

yang mempunyai  serat  lurus,  karena  kayu  yang  arah  seratnya miring  umumnya  sifat 

kekuatannya akan tereduksi (Pandit 2008). 

2. Tekstur Kayu (Texture of Wood) 

Tekstur  kayu adalah  kesan pada permukaan  kayu  yang disebabkan oleh besar 

kecilnya ukuran diameter  sel‐sel penyusun kayu. Tekstur kayu dikatakan kasar apabila 

diameter  sel‐sel  penyusun  kayu  berukuran  besar.  Sedangkan  tekstur  kayu  dikatakan 

halus apabila diameter sel‐sel penyusun kayu berukuran kecil. Pada softwood diameter 

sel  yang  dimaksud  adalah  diameter  sel  trakeida.  Diameter  sel  trakeida  softwood 

umumnya bervariasi antara 30‐45 mikron. Softwood yang disusun oleh sel‐sel trakeida 

yang  mempunyai  ukuran  diameter  lebih  kecil  dari  30  mikron  menyebabkan  tekstur 

sedang dan bila ukuran diameter lebih dari 45 mikron menyebabkan tekstur kasar. 

Pada  hardwood  bentuk  dan  ukuran  sel‐sel  penyusun  kayu  yang  dapat 

mempengaruhi tekstur kayu antara lain adalah sel pembuluh (vessel cell) dan sel serabut 

(fiber  cell).  Tekstur  hardwood  dikatakan  kasar  apabila  diameter  sel‐sel  pembuluhnya 

mempunyai ukuran  lebih besar dari 200 mikron, bila diameter porinya sekitar 100‐200 

mikron akan menampilkan tekstur sedang atau moderat dan bila diameter pori kurang 

Page 24: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

dari 100 mikron akan menyebabkan tekstur kayu yang halus. Untuk bahan baku industri 

mebel umumnya lebih disenangi kayu yang mempunyai tekstur halus sampai sedang dan 

kurang  menyukai  kayu  dengan  tekstur  kasar.  Tekstur  kayu  yang  halus  secara  alami 

sangat berpengaruh dalam proses finishing (Mandang dan Pandit 1997). 

3. Kilap Kayu (Luster of Wood) 

Kilap kayu adalah suatu sifat kayu yang memungkinkan permukaan kayu dapat 

memantulkan cahaya sehingga kesan permukaan kayu mengkilap. Beberapa  jenis kayu 

dapat memantulkan  cahaya  sehingga  kesan mengkilap.  Sebaliknya  banyak  jenis  kayu 

kesan  permukaannya  buram,  ini  ditentukan  oleh  beberapa  sifat  anatomi  yang  khas 

(Sarajar 1975). 

Kilap kayu disini harus dibedakan dengan kesan permukaan kayu akibat proses 

finishing.  Kilap  kayu  ditentukan  oleh  karakteristik  sel‐sel  penyusun  kayu.  Permukaan 

bidang radial (quartersawn) dapat menampilkan kilap yang  lebih baik jika dibandingkan 

dengan bidnag  tangensial  (flatsawn), hal  ini disebabkan  adanya  sel  jari‐jari  kayu  yang 

tersingkap. Kandungan minyak atau  lilin dalam kayu  teras  sangat mempengaruhi kilap 

permukaan kayu. Kayu yang disusun oleh sel‐sel berdinding tipis dengan lumen sel yang 

lebar,  cenderung  akan  menampilkan  kesan  buram.  Bahan  baku  kayu  untuk  industri 

mebel yang mempunyai kilap alami yang baik akan sangat mempermudah dalam proses 

finishing dan contoh kayu yang mempunyai kilap alami yang baik yaitu seperti kayu jati 

(Tectona grandis) dan kayu eboni (Diospyros celebica) (Pandit dan Kurniawan 2008). 

4. Berat dan Kekerasan Kayu (Weight and Hardness) 

Terdapat  hubungan  langsung  antara  kekerasan  kayu  dengan  beratnya.  Kayu‐

kayu yang keras umumnya juga merupakan kayu yang berat, sebaliknya kayu‐kayu yang 

tergolong    lunak umumnya  juga termasuk kayu‐kayu yang ringan. Kekerasan dan berat 

kayu  sangat ditentukan oleh  struktur  sel‐sel penyusung  kayu. Kayu‐kayu  yang disusun 

oleh  sel‐sel  yang  berdinding  tebal,  lumen  yang  sempit  umumnya  akan menyebabkan 

kayu mempunyai kekerasan dan berat kayu yang tinggi. Sebaliknya bila sel‐sel penyusun 

kayu berdinding tipis dan lumen sel lebar maka akan menyebabkan kayunya lebih lunak 

(Pandit 2008). 

Mebel  adalah  alat  perabot  rumah  tangga  yang  mempunyai  fungsi  khusus, 

misalnya meja berfungsi untuk tempat meletakan barang namun ada  fungsi  tambahan 

yaitu meja  juga dapat  sebagai hiasan  atau ornamen. Meja  sebagai  tempat meletakan 

barang  secara  fungsional  juga  harus  mampu menahan  beban  yang  dipikulnya.  Oleh 

Page 25: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

karena  itu  kriteria bahan baku  untuk  industri mebel mempersyaratkan  sifat  kekuatan 

kayunya yang dapat disesuaikan untuk menahan beban yang diperkirakan (Pandit 2010).  

Bahan  baku  untuk  industri  mebel  tidak  menghendaki  kayu  yang  memiliki 

kekerasan dan berat yang terlalu tinggi. Kriteria bahan baku kayu untuk  industri mebel 

umumnya lebih menyukai bahan baku kayu yang mempunyai kekerasan dan berat yang 

moderat, artinya lebih menginginkan kayu yang tidak terlalu keras dan berat. Kayu yang 

terlalu keras dan berat akan menyulitkan dalam proses pengerjaan kayu. Disamping  itu 

untuk  bahan  baku  mebel  kayu  yang  terlalu  berat  kurang  disukai,  karena  mebel 

merupakan perabot rumah tangga yang sering digeser‐geser atau dipindahkan posisinya 

(Martawijaya dan Kartasujana 1977). 

5. Corak Kayu (Figure of Wood) 

Mebel  sebagai alat perabot  rumah  tangga yang  juga berfungsi  sebagai barang 

pajangan atau hiasan dituntut untuk menampilkan kesan yang unik dan menarik. Sifat 

dasar kayu yang mampu menampilkan kesan yang menarik mensyaratkan bahan baku 

yang mempunyai corak kayu yang  indah. Corak kayu yang aktraktif dan berkesan  indah 

sangat  berhubungan  dengan  struktur  anatomi  sel‐sel  penyusunya.  Struktur  anatomi 

kayu dapat menimbulkan corak permukaan kayu yang indah (Pandit 2010).  

Susunan pori yang teratur dimana pori‐pori yang besar tersusun konsentris pada 

daerah kayu awal dan pori kecil tersusun pada daerah kayu akhir. Pola penyusunan pori 

seperti  ini akan menyebabkan  riap pertumbuhan kayu  terlihat  jelas  sehingga  terdapat 

kesan  pada  permukaan  kayu menimbulkan  corak  yang  indah.  Corak  kayu  yang  indah 

akibat pola penyusunan pori tatalingkar ini berbeda menurut bidang orientasinya. Papan 

flatsawn pada kayu yang porinya tatalingkar akan menyebabkan corak kayu yang atraktif 

menyerupai corak garis parabola yang saling menutupi. Tetapi papan flatsawn umumnya 

mempunyai  stabilitas  dimensi  yang  lebih  rendah  bila  dibandingkan  dengan  papan 

quartersawn (Pandit 2010).  

Sifat  alami  kayu  sebagai  bio‐material  menunjukan  arah  tangensial  kayu 

mempunyai  sifat  penyusutan  dan  pengembangan  rata‐rata  dua  kali  lebih  besar 

dibandingkan  arah  radial.  Berbeda  dengan  papan  quartersawn,  pola  corak  yang 

ditimbulkan dengan adanya susunan pori tatalingkar membentuk corak garis sejajar satu 

dengan lainnya yang indah (Pandit dan Kurniawan 2008). 

2.5 Hubungan Struktur Mikroskopis dengan Sifat Pengerjaan

Page 26: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Struktur mikroskopis kayu adalah sifat dasar kayu yang menyangkut

susunan sel-sel penyusun kayu yang mampu diamati dengan bantuan mikroskop

meliputi : macam sel, bentuk sel, ukuran dan sifat sel-sel penyusun kayu. Sifat

mikroskopis kayu bersifat lebih renik dibanding sifat makroskopis sehingga

memerlukan pengamatan yang lebih teliti. Sifat mikroskopis yang sangat

berpengaruh terhadap pengerjaan kayu adalah struktur dinding sel kayu (Pandit

1989).

Kayu yang disusun oleh mayoritas sel-sel berdinding tebal dan lumen sel

yang sempit akan menyebabkan kerapatan kayu yang tinggi. Kayu dengan

kerapatan tinggi umumnya merupakan kayu yang memiliki kekerasan yang tinggi

pula. Pada hardwood yang mempunyai ukuran diameter pori yang sangat kecil

(diameter pori kurang dari 50 mikron) akan menyebabkan kayu mempunyai

kerapatan tinggi. Kayu dengan kerapatan yang tinggi akan sulit dalam

pengerjaannya. Selain itu, kayu dengan kerapatan yang tinggi akan mengkonsumsi

banyak energi dalam pengerjaannya dan barang yang dihasilkan akan terlalu berat.

Kayu yang memiliki kerapatan terlalu tinggi juga sering menimbulkan masalah

dalam proses perekatan. Untuk bahan baku industri mebel sifat kayu yang

disenangi umumnya memiliki kekerasan yang moderat. Kayu yang kerapatannya

sangat rendah umumnya kurang mampu memikul beban dan kurang efisien dalam

proses finishing sehingga permukaan kayu terkesan buram atau kurang mengkilap

(Pandit dan Kurniawan 2008).

2.6 Struktur Anatomi Hardwood

a. Pori Tatalingkar  

Hanya beberapa jenis kayu yang diketahui mempunyai pembuluh yang

tersebar menurut pola tatalingkar. Ciri dari pembuluh tatalingkar adalah pembuluh

yang berdiameter besar tersusun dalam deret konsentris pada awal lingkar tumbuh

sedangkan pembuluh yang kecil tersusun dalam deret konsentris pada akhir

lingkar tumbuh. Kayu sungkai memiliki pori yang tersusun dalam tata lingkar

dengan batas kayu awal dan kayu akhir yang nampak jelas. Bentuk pori bundar,

jarang berbentuk lonjong, hampir seluruhnya soliter, sebagian kecil berpasangan.

Bidang perforasi berbentuk sederhana. Diameter pori pada batas lingkaran tumbuh

Page 27: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

rata-rata 262 mikron, dan diantara lingkaran tumbuh rata-rata 170 mikron,

frekuensi 7,7 per mm persegi (Martawijaya A dan Kartasujana I 1977).

b. Jari‐jari 

Pada bidang radial, jari-jari tampak seperti pita putu-putus kearah

horisontal. Jika tingginya cukup maka jari-jari akan tampak seperti sapuan-sapuan

kuas ke arah horizontal. Jari-jari sukar diamati pada bidang tangensial. Jika

ukurannya cukup lebar, jari-jari dapat dilihat dengan mata telanjang seperti bintik-

bintik lensa cembung atau garis-garis tipis pendek ke arah longitudinal, seperti

misalnya pada kayu palapi. Sifat jari-jari yang penting untuk identifikasi jenis

kayu di lapangan meliputi : lebar, frekuensi, atau jumlah per mm arah tangensial,

dan tinggi. Sifat-sifat tersebut digolongkan berturut-turut dalam buku. Jari-jari

kayu tampak dengan lup pada penampang lintang kayu garis-garis yang hampir

sejajar satu-sama-lain. Jika ukurannya cukup lebar, jari-jari dapat dilihat jelas

dengan bantuan lup (Martawijaya A dan Kartasujana I 1977).

c. Kayu Awal dan Kayu Akhir 

Pada beberapa jenis kayu, misalnya jati dan surian, lapisan kayu yang

dibentuk dalam suatu periode tumbuh mempunyai batas yang tegas dengan

lapisan kayu yang dibentuk selama periode berikutnya. Adanya batas yang tegas

antara lapisan kayu yang satu dengan yang lainnya menimbulkan gambar pada

penampang lintang batang pohon yang menyerupai lingkaran-lingkaran dari yang

kecil sampai yang besar. Gambar-gambar ini dikenal dengan nama lingkar tumbuh

(Kartasujana I dan Martawijaya A 1995).

Ciri pembuluh dapat berbeda dari satu jenis kayu ke jenis lain, sehingga

berguna untuk keperluan identifikasi. Ciri yang dimaksud meliputi : sebaran,

susunan, diameter, frekuensi, bentuk bidang perforasi, dan isi. Pembuluh dapat

kelihatan kosong tetapi dapat pula berisi sesuatu. Isinya dapat berupa tilosis yaitu

benda yang tampak dengan bantuan lup seperti gelembung mengkilap yang

menyumbat pembuluh. Isi pembuluh dapat berupa endapan yang dapat berwarna

putih, coklat, kuning, hitam, tetapi tidak mengkilap (Sarajar 1975).

d. Parenkim 

Parenkim pada kayu sungkai umumnya paratrakeal berbentuk selubung

lengkap atau tidak lengkap. Pada batas lingkaran tumbuh terdapat parenkim

Page 28: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

terminal. Terdapat jari-jari heterogen dan heteroselular, lebar 40-60 mikron, tinggi

200-800 mikron, frekuensi 4 per mm. Panjang serat 1.093 mikron dengan

diameter 19 mikron, tebal dinding 3,5 mikron dan diameter lumen 12 mikron.

Kegunaan kayu sungkai cocok untuk rangka atap, karena ringan dan cukup kuat.

Selain daripada itu dipakai juga untuk tiang rumah dan bangunan jembatan.

Karena mempunyai gambar menarik berupa garis-garis indah, mungkin baik

untuk vinir mewah, mebel, kabinet (Martawijaya 1989).

Ciri parenkim yang penting untuk identifikasi adalah susunannya sebagai

mana yang terlihat pada penampang lintang kayu. Susunan parenkim bermacam-

macam dan seringkali sukar dipertelakan. Akan tetapi justru karena

keanekaragaman susunannya, maka parenkim sangat berguna untuk dasar

identifikasi kayu. Secara garis besar susunan parenkim dapat dibagi atas dua tipe

berdasarkan hubungannya dengan pembuluh (Mandang dan Pandit 1997).

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2011 di Laboratorium

Anatomi Kayu, Bagian Teknologi Peningkatan Mutu Kayu, Departemen Hasil

Hutan, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah sampel kayu yang diambil dari delapan jenis

kayu perdagangan. Kedelapan jenis kayu yang digunakan sebagai bahan

penelitian tersebut disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1 Delapan Jenis Kayu yang Digunakan Sebagai Bahan Penelitian.

No Nama Perdagangan Nama Botani Famili

1 Tusam Pinus merkusii Pinaceae

2 Jati Tectona grandis Verbenaceae

3 Sungkai Peronema canescens Verbenaceae

4 Surian Toona sureni Meliaceae

Page 29: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

5 Mindi Melia azedarach Meliaceae

6 Meransi Carallia lucida Rizophoraceae

7 Perupuk Lophopetalum javanicum Celastraceae

8 Sonokeling Dalbergia latifolia Papilionaceae

Peralatan yang akan digunakan dalam observasi sifat mikroskopis yaitu

alat Stereoscopic Microscope with Digital Camera Model DCZ-456H National

Optical & Scientific Instruments Inc sedangkan untuk observasi sifat makroskopis

digunakan loupe 10x, selain itu juga digunakan alat bantu seperti amplas dan

cutter.

3.3 Rancangan Penelitian

Keindahan corak pada suatu jenis kayu dan kemudahan suatu jenis kayu

dalam proses pengerjaan tergantung pada sifat makroskopis dan mikroskopis yang

terkandung dalam kayu. Pendugaan keindahan corak suatu kayu dilakukan dengan

observasi struktur anatomi meliputi sifat makroskopis dan mikroskopisnya.

Pendekatan dengan parameter sifat makroskopis dan mikroskopis dilakukan untuk

mengetahui penyebab penampilan corak pada kayu dengan meneliti struktur

anatominya menggunakan alat Stereoscopic Microscope with Digital Camera

Model DCZ-456H National Optical & Scientific Instruments Inc. Berikut ini

merupakan rancangan penelitian yaitu parameter sifat makroskopis, sifat

mikroskopis, dan pengolahan data. Di bawah ini merupakan rancangan penelitian

dari berbagai parameter.

Pertama, rancangan penelitian sifat makroskopis;

Page 30: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Gambar 3 Rancangan Penelitian Sifat Makroskopis.

Kedua, rancangan penelitian sifat mikroskopis;

Gambar 4 Rancangan Penelitian Sifat Mikroskopis. 3.4 Metode Penelitian

3.4.1 Persiapan Sampel Kayu

Dari delapan jenis kayu tersebut dibuat sampel flat-sawn dan quarter-sawn

berukuran 200x70x15 mm untuk bahan observasi sifat makroskopis. Untuk bahan

penelitian sifat mikroskopis dibuat sampel kayu dalam bentuk 10x10x10 mm

bidang cross section.

Gambar 5 Arah Pemotongan Sampel Flat-sawn dan Quarter-sawn.

3.4.2 Parameter Sifat Makroskopis

Parameter sifat makroskopis yang diteliti untuk bahan penyusunan kriteria

sifat dasar kayu meliputi : corak kayu, penyebaran warna pada permukaan kayu.

Dalam penelitian ini untuk corak kayu atau figur ditentukan oleh kesan

permukaan kayu yang menunjukan adanya kesan berupa gambar-gambar tertentu.

Page 31: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Umumnya disebabkan karena pola riap tumbuh yang jelas,dll. Corak pada kayu

dihasilkan dari perpaduan serat, tekstur, penyebaran warna, dan pemunculan riap-

riap tumbuhan atau ciri-ciri pada bidang radial, yang bersama-sama menampilkan

corak dalam pola atau bentuk tertentu. Pola struktur anatomi inilah yang

menyebabkan kayu memiliki figur indah sehingga memberikan nilai dekoratif

tertentu.

Beberapa macam figur atau corak yang dapat diidentifikasi pada sepuluh

jenis kayu yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Figur riap tumbuh, yang nyata pada bidang tangensial dalam bentuk

lengkungan-lengkungan atau parabola yang saling menutupi

2. Figur dari warna perak yang muncul pada sisi radial dari sesuatu papan

dari jenis-jenis kayu, yang ciri-cirinya mencolok

3. Figur pita atau jalur-jalur, yang nampak pada papan yang mengandung

serat berpadu, yang menampilkan jalur yang berkilau dengan diselang-

seling oleh jalur yang tanpa kilau.

4. Figur bergaris-garis atau bercoreng-coreng (strealy), yang disebabkan oleh

penyebaran tidak teratur dari bagian-bagian yang berwarna, atau

penyebaran lapisan-lapisan dengan warna kayu teras berselang-seling

dengan warna kayu gubal (Sarajar 1975).

Berikut ini adalah contoh sampel kayu yang telah dibuat dengan ukuran

200x70x15mm untuk observasi sifat makroskopis.

Gambar 6 Sampel Kayu Sifat Makroskopis Ukuran 200x70x15mm.

Page 32: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Kayu memberikan figur atau corak yang khas, maka figur dapat menjadi

tanda yang berguna didalam proses identifikasi. Contoh kayu untuk observasi sifat

makroskopis dibuat dalam ukuran 200x70x15 mm yang permukaannya dibuat

halus. Observasi dilakukan untuk melihat adanya permukaan papan yang mampu

menampilkan delapan corak dekoratif yang unik dan indah.

3.4.3 Parameter Sifat Mikroskopis

Parameter untuk menyatakan sifat mikroskopis yang diteliti adalah pola

penyebaran pori, struktur jari-jari, pola penyebaran parenkim, dan pola

pembentukan kayu teras yang tidak teratur. Hasil dari observasi sifat mikroskopis

digunakan untuk analisis hubungan struktur anatomi kayu dengan corak yang

indah pada kayu. Contoh kayu untuk penelitian sifat mikroskopis dibuat dalam

ukuran 10x10x10 mm yang diamati menggunakan alat Stereoscopic Microscope

with Digital Camera Model DCZ-456H National Optical & Scientific Instruments

Inc.

Gambar 7 Preparat Kayu Sifat Mikroskopis 10x10x10 mm.

Page 33: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ratio Kayu Awal dan Kayu Akhir Pada Softwood

Hasil observasi sifat makroskopis dari sampel kayu pinus (Pinus merkusii)

yang diteliti perbedaan signifikan antara struktur kayu awal dan kayu akhir

menghasilkan corak pada sampel tangensial dan radial. Pola dekoratif dapat

dihasilkan terutama karena penampilan riap pertumbuhan, orientasi sel, dan

distribusi warna yang tidak teratur. Semakin signifikan perbedaan antara kayu

awal dan kayu akhir akan menyebabkan corak yang semakin jelas dan menarik.

Pada sampel tangensial terlihat corak indah seperti garis-garis parabola yang

saling menutup. Warna pada kayu akhir yang lebih gelap memberi kesan warna

kayu yang kontras sehingga corak dapat terlihat jelas.

Sifat dekoratif pada kayu dapat muncul apabila ada pola arah serat dan

perbedaan warna pada permukaan tangensial, radial, dan x-section. Sifat fisik

yang terdapat pada kayu merupakan salah satu keistimewaan dari bahan baku

kayu. Pada kayu P. merkusii dapat dilihat sel trakeida yang berbeda antara kayu

awal dan kayu akhir. Kayu awal merupakan kayu yang dibentuk pada masa awal

masa pertumbuhan yang memiliki sel trakeida berukuran besar dan memiliki

kerapatan rendah. Sedangkan kayu akhir berarti kayu yang dibentuk pada akhir

masa pertumbuhan yang memiliki sel trakeida berukuran kecil dan memiliki

kerapatan tinggi. Struktur anatomi sel-sel trakeida kayu awal dicirikan oleh

diameter sel yang lebih besar dan dinding sel yang lebih tipis. Struktur anatomi

kayu akhir dicirikan oleh diameter sel trakeida yang lebih kecil dan dinding selnya

lebih tebal.

Pada kayu pinus (softwood) corak yang indah disebabkan adanya struktur

springwood vs summerwood yang sangat fluktuatif. Semakin fluktuatif perbedaan

struktur spring and summer wood semakin aktraktif corak atau figurnya (Pandit

2008). Kayu pinus bertekstur permukaan yang halus dengan serat yang lurus.

Kayu merupakan suatu objek yang memiliki kekayaan akan variasi dalam sifat

dekoratifnya seperti pada kayu pinus, terlihat perbedaan corak yang terdapat pada

Page 34: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

papan radial, tangesial dan x-setion. Pada sampel tangensial kayu pinus tampak

ada pola melingkar akibat adanya tight knot.

(a) (b)

Gambar 8 Struktur Anatomi Kayu Pinus (Pinus merkusii) : a. Penampang melintang (30x) b. Penampang melintang (10x)

Struktur anatomi hardwood lebih heterogen dibanding softwood oleh

karena itu softwood sering juga disebut kayu yang berstruktur homogen. Menurut

Haygreen dan Bowyer (1989) sebagian besar volume kayu softwood, 90-95%

tersusun atas sel-sel yang panjang dan ramping yang disebut trakeida longitudinal.

Trakeida longitudinal memiliki panjang kira-kira 100 kali diameternya dengan

penampang melintang berbentuk persegi panjang dengan ukuran rata-rata

panjangnya 3-4 mm.

Corak indah pada kayu pinus disebabkan karena perbedaan struktur

anatomi kayu awal dan kayu akhir. Struktur anatomi sel-sel trakeida kayu awal

dicirikan oleh diameter sel yang lebih besar dan dinding sel yang lebih tipis.

Struktur anatomi kayu akhir dicirikan oleh diameter sel trakeida yang lebih kecil

dan dinding selnya lebih tebal. Secara umum setiap ciri-ciri atau tanda-tanda

khusus yang dimiliki oleh kayu dapat digambarkan sebagai corak.

Page 35: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Permukaan kayu tampak mengkilap dengan corak seperti parabola

mencirikan kayu pinus mengandung saluran damar. Saluran damar aksial

seringkali nampak jelas berupa garis-garis berwarna gelap, mirip seperti

pembuluh pada kayu daun lebar.

(a) (b)

Gambar 9 Corak Dekoratif Pada P.merkusii : a. Penampang tangensial dengan corak mata kayu b. Penampang tangensial dengan corak normal

Pola lingkaran ini nampak jelas karena warna kayu akhir lebih gelap

dibandingkan dengan kayu awal yang berwarna lebih muda dan kurang padat.

Dengan adanya batas yang jelas antara lapisan kayu awal dan kayu akhir

menimbulkan corak pada penampang kayu pinus. Perbedaan warna yang jelas ini

disebabkan karena adanya perbedaan musim di Indonesia yang mempengaruhi

struktur anatomi penyusun kayu awal dan kayu akhir.

Berdasarkan hasil observasi sifat makroskopis untuk sampel kayu pinus

yang diteliti pada sampel radial corak nampak berupa garis-garis sejajar satu

dengan lainnya, sedangkan pada papan tangensial, corak indah tampak seperti

garis-garis parabola yang saling menutup. Namun terdapat pola lain selain

parabola dan garis sejajar. Pola yang muncul pada papan tangensial yaitu pola

Page 36: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

melingkar mata kayu. Pola melingkar ini timbul di permukaan papan karena

terdapat mata kayu pada kayu pinus. Mata kayu yang tersisip pada contoh kayu

pinus merupakan mata kayu hidup seperti pada gambar 9.a.

Sedangkan corak pada kayu juga dapat dikatakan sebagai pola yang

dihasilkan dari lingkaran tahun, distorsi serat, dan infiltrasi yang tidak sama dari

zat warna (Sarajar 1975). Seperti pada kayu pinus corak yang ditampilkan

merupakan hasil dari signifikasi warna yang berbeda pada kayu awal dan kayu

akhirnya. Corak kayu awal dan kayu akhir yang indah dipengaruhi oleh struktur

sel trakeida penyusunnya. Pada kayu awal sel trakeida penyusunnya berbentuk

lebih besar dengan dinding yang tipis, hal ini disebabkan oleh masa pembentukan

kayu awal yang terletak pada musim panas. Penguapan yang lebih banyak terjadi

pada musim panas sehingga lapisan kayu yang dihasilkan memiliki sel trakeida

yang lebih besar dan berdinding tipis. Sedangkan pada kayu akhir, lapisan kayu

terbentuk pada musim hujan sehingga kayu dengan sifat higroskopisnya menyerap

uap air lebih banyak dan membentuk struktur sel trakeida yang kecil dan

berdinding sel tebal.

Cacat mata kayu hidup (tight knot) menampilkan corak melingkar pada

kayu pinus, hal ini akibat dari pemangkasan cabang yang masih hidup dan tersisip

didalam batang kayu (Pandit 2008). Kayu yang mengandung mata kayu hidup

pada saat dilakukan penggergajian akan menampilkan corak melingkar pada

papan tangesial yang dihasilkan sebaliknya pada papan radial dapat terlihat jelas

bahwa terdapat cabang yang tersisip didalam pohon seperti pada gambar 10.

Adanya corak akibat dari tight knot ini menjadi ciri khas dari kayu pinus

dan beberapa jenis kayu HTR lainnya yang mengalami pemangkasan cabang

(Pandit 2010). Terdapat beberapa kriteria pohon yang perlu dipangkas yaitu

diantaranya pohon yang memiliki banyak cabang, pohon dengan pemangkasan

alami yang rendah, dan pohon yang akan digunakan untuk kayu pertukangan dan

konstruksi struktural (Pandit 2009).

Page 37: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Gambar 10 Cacat Mata Kayu Hidup Pada P. merkusii.

Pada papan tangensial yang diteliti ternyata kayunya menampilkan corak

berupa pola melingkar akibat adanya tight knot. Cacat mata kayu hidup

mempengaruhi corak yang ditampilkan pada permukaan kayu. Namun cacat tight

knot menurut Pandit 2009, tight knot tidak akan mempengaruhi nilai suatu kayu

jika tidak menimbulkan kesulitan yang berarti dalam pengerjaan kayu dan tidak

menurukan nilai tambah kayu tersebut.

Corak yang ada pada suatu jenis kayu dapat ditimbulkan oleh perbedaan

warna antara kayu awal dan kayu akhir dari lingkaran tahun, perbedaan warna

pada jaringan juga dapat ditimbulkan oleh perbedaan intensitas pewarnaan pada

lapisan-lapisan kayu yang dibentuk dalam jangka waktu berlainan (Sarajar 1975).

Kayu pinus merupakan salah satu jenis kayu yang memperlihatkan adanya

perbedaan antara kayu awal dan kayu akhir didalam riap pertumbuhannya.

Apabila suatu jenis kayu memiliki struktur kayu awal yang sangat berbeda

dengan kayu akhirnya maka kayu tersebut akan menampilkan corak. Semakin

signifikan perbedaan antara kayu awal dan kayu akhir ini akan menyebabkan

corak yang semakin jelas dan menarik (Pandit 2008).

4.2 Struktur Pori Tatalingkar Pada Hardwood

Page 38: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Hasil penelitian corak kayu yang unik dan menarik pada jenis kayu jati,

suren, sungkai dan mindi menunjukan bahwa pola pori tatalingkar menyebabkan

adanya penampilan yang unik dan menarik. Struktur anatomi kayu daun lebar

yang mempunyai susunan sel pembuluh tata lingkar (ring porous hardwood)

dapat menampilkan corak yang indah (Panshin 1980).

4.2.1 Susunan Pori Tatalingkar Pada Kayu Jati (Tectona grandis)

Struktur pori tatalingkar menyebabkan pola riap tumbuh terlihat jelas di

permukaan. Pori atau sel pembuluh bentuknya bundar sampai oval, pada bagian

kayu awal (early-wood) diameter tangensialnya berukuran 320-370 mikron,

sedangkan pada bagian kayu akhirnya (late-wood) berukuran 50-210 mikron

(Sarajar 1975).

(a) (b)

Gambar 11 Jati (T.grandis) : a. Struktur anatomi penampang melintang (30x) b. Corak dekoratif penampang tangensial

Hardwood berbeda dengan softwood karena adanya struktur sel-sel

pembuluh (pori) ( Bowyer 2003; Panshin 1980). Hasil penelitian menunjukan pola

penyebaran sel pembuluh yang tatalingkar pada bidang melintang menyebabkan

adanya penampilan corak yang menarik dan dekoratif terutama pada kayu jati,

Page 39: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

sungkai, dan suren. Pada lumen sel pembuluh T.grandis sering ditemukan tylosis

dan amorf berwarna putih. Parenkim aksial umumnya berupa parenkim

paratrakeal bentuk selubung tipis sampai bentuk pita marginal. Parenkim jari-jari

umumnya lebar (multiseriate) terdiri dari empat seri atau lebih, komposisinya

homoseluler yang terdiri hanya dari sel-sel baring (procumbent cells).

Semakin jelas perbedaan diameter sel pembuluh pada kayu awal dengan

diameter sel pembuluh pada kayu akhir, semakin aktraktif corak yang ditampilkan

(Pandit 2008). Corak pada kayu jati yang sangat menarik juga diperkuat dengan

adanya pola penyebaran parenkim marginal di sekitar kayu awal.

Gambar 12 Struktur Anatomi Kayu Jati (Parenkim Marginal, Sel Pembuluh Pada Kayu Awal dan Kayu Akhir).

Penyusunan pori pada struktur anatomi kayu jati terlihat pada gambar 12

bahwa pori-pori tersusun secara soliter. Penyusunan pori-pori pada kayu jati

dinyatakan soliter jika pori-pori pada bidang lintang terpisah satu dari yang

lainnya oleh jaringan sel-sel lain (nomer 1). Jika pori-pori ada yang

bersinggungan, tetapi dinding-dinding yang bersentuhan itu tetap lengkung

bentuknya, maka pori-pori itu termasuk golongan soliter (nomer 2).

Pada struktur pori kayu jati terdapat parenkim marginal yang

penyebarannya berkelompok dengan berbentuk seperti pita (nomer 3). Parenkim

marginal merupakan pengelompokan perenkim berupa pita yang terdapat pada

batas riap tumbuh, jadi sering disebut juga dengan istilah parenkim batas. Selain

pada kayu jati, parenkim marginal juga terdapat pada kayu kempas dan ulin.

Corak pada kayu jati yang sangat menarik juga diperkuat dengan adanya pola

penyebaran parenkim marginal disekitar kayu awal.

21

3

Page 40: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Penyusunan pori sangat mempengaruhi sifat makroskopis yang

ditampilkan pada permukaan kayu. Pori dapat mengandung zat-zat pengisi

tertentu, yang dapat dipakai sebagai tanda identifikasi kayu. Pada saat kayu gubal

berubah menjadi kayu teras, didalam pori-porinya dapat diendapkan atau dibentuk

zat-zat pengisi yang mempunyai sifat khusus. Salah satu dari zat pengisi pori-pori

adalah tylosis. Tylosis adalah suatu zat didalam pori yang dapat diumpamakan

seperti selaput-selaput tipis, yang tidak beraturan letaknya didalam pori (Sarajar

1975). Selaput itu dapat memantulkan cahaya sehingga dapat terlihat warna

apabila permukaan lintang batang yang mempunyai pori-pori yang mengandung

tylosis diarahkan ke cahaya dengan sudut yang tepat. Keberadaan tylosis dapat

terlihat jelas jika permukaan masih dalam keadaan bersih dan tertutup kotoran.

Zat pengisi lainnya yang dapat terlihat jelas didalam pori bersifat padat

dan amorf. Zat-zat ini menunjukan warna tertentu (Pandit 2008). Misalnya kayu

yang mengandung zat padat berwarna hitam atau gelap seperti pada kayu merbau,

zat pada yang berwarna kuning terdapat pada kayu ulin sedangkan pada kayu jati

terdapat zat padat berwarna putih didalam porinya.

Dari hasil penelitian ini dapat dinyatakan bahwa tylosis dan amorf tidak

termasuk kedalam struktur anatomi penyebab tampilan corak dipermukaan kayu.

Akan tetapi tylosis dan amorf dapat membantu dalam proses identifikasi kayu

karena bersifat unik sehingga dapat menjadi tanda pada suatu jenis kayu seperti

kayu jati. Berdasarkan hasil observasi terbukti bahwa struktur anatomi penyusun

T.grandis mempengaruhi corak yang ditampilkan pada permukaan kayunya.

Penyebaran pori yang tersusun dengan pola tatalingkar menyebabkan pola corak

seperti parabola pada papan tangensial. Penyebaran pori tatalingkar merupakan

ciri dari kayu hardwood. Pada dasarnya hardwood berbeda dengan softwood

karena struktur sel-sel pembuluhnya berlainan. Pada softwood sel penyusunnya

disebut sel trakeida sedangkan pada hardwood sel penyusunnya disebut sel

pembuluh atau sel pori.

Pori sebenarnya adalah suatu sel pembuluh yang berbentuk tabung atau

gendang, dengan kedua dinding ujungnya yang terletak horizontal sampai miring.

Suatu sel pembuluh pada bidang lintang berbentuk seperti suatu lubang kecil bila

dilihat dengan mata biasa, dan karena itu sel pembuluh disebut juga sel pori.

Page 41: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Ukuran atau diameter pori dapat dijadikan salah satu sifat yang dipakat sebagai

alat identifikasi kayu (Pandit 2008).

Pola pori tatalingkar atau zona-zona yang terbentuk seperti cincin

mengelilingi sumbu batang yang terdiri dari atas bagian-bagian renggang

berwarna lebih terang dan bagian-bagian rapat berwarna lebih gelap secara

bergilir.

Berbagai jenis ukuran diameter pori dapat digolongkan dalam tiga kelas

ukuran seperti pada tabel 2 sebagai berikut :

Tabel 2 Jenis Ukuran Diameter Pori.

Diameter Pori Kelas Ukuran

Lebih kecil dari 0,1 mm Kecil

Antara 0,1 sampai 0,2 mm Sedang

Lebih besar dari 0,2 mm Besar

Pembentukan pola tatalingkar dipengaruhi oleh kondisi iklim yang berbeda

untuk masa tumbuh yang baik dan untuk masa tumbuh yang kurang baik. Periode

di dalam pertumbuhan yang demikian itu tidak nyata pada jenis-jenis kayu yang

hidup di iklim tropis (Pandit 2008). Hal ini nyata terlihat dari pembentukan

jaringan kayu yang berganti-ganti, terdiri atas bagian dengan sel-sel yang

berukuran besar, berdinding tipis dan bagian dengan sel-sel yang berukuran kecil

dan berdinding tebal. Keadaan inilah yang menimbulkan menampilan corak yang

indah dan menarik pada permukaan kayu. Corak kayu sangat erat hubungannya

dengan struktur anatomi sel-sel penyusunnya.

Susunan pori tampak teratur jika terdapat pori-pori berukuran besar

tersusun konsentris pada daerah kayu awal dan pori-pori berdiameter lebih kecil

pada kayu akhir. Pola penyusunan pori seperti ini akan menampilkan pola riap

pertumbuhan kayu yang jelas sehingga permukaan kayu memiliki corak yang

indah. Akibat pola penyusun pori tatalingkar yang berbeda menurut bidang

orientasinya sampel T. grandis menampilkan corak dekoratif. Pada sampel

flatsawn terdapat corak yang aktraktif menyerupai corak garis parabola yang

Page 42: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

saling menutup. Tetapi arah pemotongan flatsawn umumnya menghasilkan kayu

berstabilitas dimensi yang rendah dibandingkan dengan quartersawn.

4.2.2 Susunan Pori Tatalingkar Pada Kayu Sungkai (Peronema canescens)

Hasil penelitian corak kayu yang unik dan menarik pada P.canescens

menunjukan bahwa pola pori tatalingkar menyebabkan adanya penampilan yang

unik dan menarik.

(a) (b)

Gambar 13 Kayu Sungkai (P.canescens) : a. Struktur anatomi penampang melintang (30x) b. Corak dekoratif penampang tangensial

Kayu sungkai yang merupakan jenis kayu daun lebar mempunyai sel

pembuluh atau pori yang tersusun tata lingkar (ring porous hardwood) sehingga

menimbulkan corak seperti parabola yang indah (Panshin 1980).

Kayu sungkai termasuk kedalam famili Verbenaceae yang memiliki ciri

umum kayu teras berwarna krem atau kuning muda (Sarajar 1975). Tekstur

permukaan kayu sungkai agak kasar dan tidak merata dengan arah serat lurus atau

kadang-kadang agak bergelombang (Pandit 2008). Hasil penelitian pola

penyebaran sel pembuluh pada P.canescens tersusun tatalingkar menyebabkan

Page 43: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

adanya penampilan corak kayu yang unik dan dekoratif. Dapat terlihat jelas

perbedaan diameter pori pada kayu awal dan kayu akhir pada kayu sungkai.

Dari hasil penelitian terlihat kayu sungkai memiliki diameter sel pembuluh

pada kayu awal memiliki diameter yang lebih besar daripada diameter sel

pembuluh pada kayu akhir. Perbedaan sel pembuluh pada kayu awal dan kayu

akhir akan menimbulkan corak pada kayu sungkai. Lingkaran tumbuh nampak

sangat mencolok sehingga menjadi ciri khas corak kayu sungkai dan pada bidang

radial merupakan corak berbentuk garis-garis lurus. Pada penampang melintang

riap tumbuh terlihat seperti lingkaran-lingkaran memusat. Corak pada kayu

sungkai disebabkan oleh struktur anatominya yaitu penyusunan pori. Penyusunan

pori yang tersusun secara tata lingkar menjadi ciri khas struktur anatomi kayu

daun lebar. Selain itu juga sangat jelas pori pada kayu sungkai tersusun konsentris

sehingga menimbulkan bentuk pola parabola yang saling menutup.

Corak pada papan tangensial kayu sungkai terlihat bahwa gradasi corak

kayu awal kayu akhir yang tersusun dari diameter sel pembuluh yang berbeda

menghasilkan warna dan corak yang atraktif. Dapat dengan jelas tampilan kayu

awal yang berdiameter sel pembuluh lebih besar menghasilkan pori yang lebih

renggang dan berwarna lebih muda.

Kayu sungkai mempunyai corak yang menarik berupa garis-garis indah

dan pola parabola yang saling menutup oleh karena itu kayu sungkai sangat baik

untuk menjadi vinir mewah, mebel, kabinet, dan produk lainya yang bernilai

tinggi.

4.2.3 Susunan Pori Tatalingkar Pada Kayu Surian (Toona sureni)

Kayu surian merupakan jenis kayu yang memiliki pola corak yang menarik

pada bidang tangensial, bidang radial, dan bidang melintang. Corak pada kayu

surian terlihat seperti parabola yang saling menutup pada tampilan di papan

tangensial. Lingkaran tumbuh pada kayu surian nampak jelas pada bidang

melintang. Sedangkan pada bidang radial corak yang timbul berupa garis-garis

lurus.

Riap tumbuh pada kayu surian sangat jelas dicirikan oleh adanya

perbedaan yang kontras antara struktur kayu awal dan kayu akhir (Pandit 2008).

Page 44: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Riap tumbuh yang jelas ini menyebabkan adanya corak yang dekoratif pada

permukaan kayu untuk arah tangensial. Kayu surian memiliki karakteristik kayu

yang tergolong kayu lunak sampai agak keras.

(a) (b)

Gambar 14 Kayu Surian (T.sureni) : a. Struktur anatomi penampang melintang (30x) b. Corak dekoratif penampang tangensial

Corak dekoratif yang ditampilkan oleh kayu surian dipengaruhi oleh sifat

dasar dari struktur anatomi kayu pembentuknya. Ciri anatomi yang khas pada

kayu surian adalah penyebaran sel pembuluh yang menyebar melingkar (ring-

porous) sebagian pori tergolong soliter dan lainnya bergabung radial yang terdiri

2-3 pori. Diameter pori pada kayu awal relatif lebih besar jika dibandingkan

dengan diameter pori pada kayu akhir.

Dapat dilihat pada gambar 16.a, bahwa terdapat parenkim apotrakeal dan

paratrakeal pada pori. Parenkim apotrakeal menyebar berupa pita-pita tipis yang

terminal sedangkan paratrakeal menyebar menyelubungi pori. Namun,

terdapatnya parenkim paratrakeal dan apotrakeal pada kayu surian bukan

merupakan penyebab dari corak yang ditampilkan. Melainkan penyebaran pori

secara tata lingkar yang menjadi penyebab munculnya corak dekoratif pada kayu

Page 45: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

surian. Disamping itu juga yang menjadi penyebab lain tampilan corak dekoratif

adalah batas yang kontras antara struktur kayu awal dan kayu akhir pada kayu

surian.

Kayu teras pada surian berwarna coklat-merah muda sampai hampir

coklat-merah tua. Namun pada foto penampang tangensial, corak kayu surian

tidak terlihat jelas karena warna kayu awal dan kayu akhirnya tidak terlalu

kontras. Hal ini disebabkan kayu HTR mengandung kayu juvenile yang tinggi.

Tekstur kayu surian agak kasar atau agak halus, kasar pada batas lingkaran

tumbuh. Arah seratnya lurus atau bergelombang, biasanya agak berpadu.

Permukaan kayu terasa kesat sampai licin, mengkilap indah. Kayu surian sangat

cocok untuk industri kerajinan tangan kayu kayu nya lunak dan ringan. Kerajinan

tangan seperti kerajinan kotak cerutu, kayu lapis, papan dekoratif, dan bahan alat

music (Anonim 2010).

4.2.4 Susunan Pori Tatalingkar Pada Kayu Mindi (Melia azedarach)

Hasil observasi pada kayu mindi (Melia azedarach) menunjukan bahwa

corak kayu meransi dipengaruhi oleh pola penyebaran sel pembuluh tatalingkar.

Hasil penelitian membuktikan bahwa penampilan corak tersebut

disebabkan oleh susunan pori tatalingkar pada kayu mindi. Penyusunan pori yang

konsentris terlihat signifikan perbedaannya pada kayu awal dan kayu akhirnya.

Pori yang konsentris tersusun pada kayu awal terdiri dari sel pori yang

berdiameter lebih besar sehingga pada kayu awal terlihat lebih renggang sehingga

warna yang dihasilkan terlihat lebih muda. Kayu awal terbentuk pada saat awal

masa tumbuh maka kayu awal sering juga disebut early-wood. Sedangkan kayu

akhir terbentuk pada akhir masa tumbuh disebut late-wood dan menghasilkan

kayu yang lebih gelap dan lebih rapat.

Page 46: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

(a) (b)

Gambar 15 Kayu Mindi (M.azedarach) : a. Struktur anatomi penampang melintang (30x) b. Corak dekoratif penampang tangensial

Struktur anatomi kayu mindi mempengaruhi sifat makroskopis yang

tampil pada permukaan kayunya. Struktur penyusun sel pembuluh pada kayu

mindi berupa susunan tatalingkar yang menyebabkan tampilan corak pada kayu.

Perbedaan sel pori yang signifikan pada kayu awal dan kayu akhir menghasilkan

corak dengan batas yang jelas pada bidang lintang kayu. Perbedaan sel pori

meliputi diameter dan tebalnya dinding sel berpengaruh pada corak yang

ditampilkan. Pada kayu awal terdapat sel pori dengan diameter yang lebih besar

dan dinding sel yang lebih tipis sehingga warna garis corak menjadi lebih muda.

Sedangkan pada kayu akhir disusun oleh sel pori dengan diameter yang lebih

sempit dan dinding sel lebih tebal sehingga menampilkan warna garis corak lebih

gelap. Sel pori yang tersusun konsentris mengikuti lingkar tumbuh serta adanya

parenkim menghasilkan pola seperti parabola.

Sifat kayu mindi yaitu memiliki tekstur permukaan kayu yang halus,

terdapat batas yang jelas antara kayu awal dan kayu akhir sehingga menampilkan

corak pada permukaan kayu (Pandit 2008). Pada permukaan bidang tangensial

Page 47: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

corak yang muncul berupa parabola yanga saling menutup. Sedangkan pada

bidang radial corak terlihat seperti garis-garis lurus beraturan.

4.3 Struktur Jari-jari Multiseriate

Hasil observasi pada kayu meransi (Carallia lucida Roxb) menunjukan

bahwa corak kayu meransi dipengaruhi struktur sel jari-jari yang tersusun

multiseriate.

Gambar 16 Kayu Meransi (C.lucida) :

a. Struktur anatomi penampang melintang (30x) b. Corak dekoratif penampang radial

Jari-jari dapat dikelompokan menjadi dua jenis yaitu jari-jari homogenous

dan jari-jari heterogenous (Sarajar 1975). Pada jari-jari homogenous sel jari-jari

seluruhnya terdiri dari sel baring (sumbu terpanjang, mengarah horizontal) atau

seluruhnya terdiri dari sel-sel tegak (dimana sumbu terpanjang mengarah vertikal,

atau berbentuk kubus). Apabila lebar jari-jari hanya terdiri dari satu baris sel saja,

maka jari-jari tersebut tersusun uniseriate, sedang bila lebarnya lebih dari satu

baris sel, disebut biseriate dan bila lebih dari dua baris disebut multiseriate.

Jari-jari merupakan jaringan yang terdiri atas sel-sel jari-jari, yaitu sel-sel

bersifat parenkim (Pandit 2008). Sel bersifat parenkim bentuk selnya seperti batu

Page 48: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

bata yang dapat terletak radial atau longitudinal. Dengan mata biasa jari-jari dapat

terlihat pada bidang lintang berbentuk garis-garis halus atau tebal yang tersusun

dari pusat batang, empulur, kearah luar.

Ukuran jari-jari pada kayu meransi termasuk pada ukuran jari-jari yang

sangat besar yaitu lebar > 0,1 mm (Sarajar 1975). Sehingga karena ukuran jari-jari

yang sangat besar, kayu meransi menampilkan corak yang unik dan menarik.

Struktur anatomi pada kayu meransi yang menyebabkan tampilan corak pada

papan radial yang menarik karena ukuran sel jari-jarinya yang besar maka corak

yang ditampilkan semakin atraktif.

Sel jari-jari yang tersusun multiseriate menampilkan corak yang khas dan

berbeda dengan corak yang ditampilkan oleh struktur sel jari-jari yang tersusun

uniseriate. Susunan sel jari-jari yang besar terlihat menampilkan corak yang

berbeda dengan corak akibat penyebaran sel pembuluh tatalingkar (Sarajar 1975).

Karakteristik penampilan dari tipe papan radial, yang memiliki struktur

jari-jari yang sangat lebar dan teratur (Pandit 2009). Struktur jari-jari yang besar

dan tersusun secara multiseriate lebih dari dua seri menampilkan corak yang indah

seperti ombak. Untuk memperoleh corak indah pada jenis-jenis kayu yang

mempunyai struktur jari-jari multiseriate lebih baik bila dibuat papan radial

dibanding papan tangensial. Papan radial memiliki penyusutan arah transversal

yang lebih kecil dari pada papan tangensial. Papan radial memiliki arah orientasi

serat vertikal atau serat tepi.

Untuk memperoleh corak yang indah pada jenis-jenis kayu yang

mempunyai struktur multiseriate lebih baik bila dibuat papan radial dibanding

papan tangensial. hal ini dikarenakan adanya perbedaan tampilan corak pada

bidang melintang, radial, dan tangensial. Sel jari-jari berukuran besar akan

menampilkan corak berupa garis- garis halus atau tebal pada bidang melintang,

pada bidang tangensial corak yang ditampilkan berupa gelondong-gelondong atau

seperti lensa tapi jika sel jari-jari berukuran kecil makan hanya terlihat seperti

bintik-bintik halus atau tidak dapat tertangkap mata jika sel jari-jari sangat halus

(Pandit 2008). Sedangkan pada bidang radial corak yang ditampilkan berupa

corak yang seperti ombak tersusun bergelombang sehingga lebih unik jika

dibandingkan dengan corak pada bidang tangensial.

Page 49: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Lebar jari-jari bervariasi menurut jenis kayunya. Menurut lebarnya jari-jari

dapat dilihat secara garis besar didalam 3 kelas lebar pada tabel 3 berikut :

Tabel 3 Kelas Lebar Sel Jari-jari

Lebar Jari-jari (mm) Kelas Lebar

Lebih kecil dari 0,05 mm Sempit – Sangat sempit

Antara 0,05 sampai 0,1 mm Sedang

Lebih besar dari 0,1 mm Lebar – Sangat lebar

Kayu meransi dan jati merupakan kayu-kayu yang memiliki jari-jari

berukuran besar (Sarajar 1975). Adanya satu macam atau dua macam jari-jari

dapat merupakan tanda yang berguna didalam identifikasi. Yang dimaksud

dengan satu macam jari-jari yaitu jari-jari yang ukurannya termasuk sempit

semuanya. Jika jari-jari yang mengandung juga jari-jari lebar atau sangat lebar

disamping jari-jari sempit maka kayu tersebut memiliki dua macam jari-jari.

Untuk hasil observasi pada kayu meransi terbukti bahwa sel jari-jari yang

tersusun secara multiseriate dan jari-jarinya yang lebar menyebabkan corak pada

kayu meransi. Apabila kayu mempunyai jari-jari yang sangat lebar dan sangat

tinggi, pada bidang radial nampak daerah-daerah yang mempunyai kilap yang

lebih dari daerah disekitarnya, yang timbul oleh pantulan cahaya dinding sel jari-

jari. Gejala ini menimbulkan suatu gambar yaitu gambar perak. Pada kayu

meransi kilap dapat terlihat dengan memantulkan cahaya pada permukaan papan.

Pada bidang tangensial jari-jari hanya terlihat jika jari-jari itu berukuran

besar. Bentuknya pada bidang itu seperti gelondong-gelondong atau lensa-lensa

(Sarajar 1975). Jika jari-jarinya kecil atau halus, pada bidang tangensial jari-jari

akan terlihat seperti bintik-bintik halus, yang sering tidak dapat tertangkap oleh

mata biasa bila jari-jarinya sangat kecil dan halus. Sedangkan pada bidang radial

jari-jari yang berukuran besar dapat terlihat jelas sehingga menampilkan corak

yang indah. Kayu gergajian yang dihasilkan dari potongan luas permukaan pada

bidang radial-longitudinal dari kayu disebut papan radial. Begitu pula dengan

vinir yang dihasilkan dengan metode pemotongan ini yaitu vinir radial. Oleh

Page 50: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

karena corak indah yang terdapat pada papan radial kayu meransi sangat cocok

untuk dijadikan vinir radial.

4.4 Pola Penyebaran Parenkim Aksial

Sel-sel parenkim adalah elemen penyusun kayu yang berfungsi sebagai

jaringan penyimpan (Bowyer 2003; Panshin 1980). Sel-sel parenkim sering juga

disebut soft-tissue karena dicirikan oleh dinding sel yang sangat tipis, sehingga

mudah dibedakan dengan jaringan lainnya. Hasil penelitian terhadap kayu

perupuk corak yang ditampilkan disebabkan karena adanya pola penyebaran sel-

sel parenkim aksial.

Berdasarkan distribusinya pada penampang lintang kayu, parenkim terbagi

menjadi 2 bagian besar yaitu parenkim apotrakeal dan parenkim paratrakeal. Pada

parenkim apotrakeal, sel-sel atau kumpulan sel-sel parenkim terpisah dari sel

pembuluh (pori-pori kayu), sedangkan pada parenkim paratrakeal, sel-sel

parenkim bersinggungan dengan sel pembuluh secara sepihak maupun seluruhnya.

Pada kayu perupuk terlihat bahwa sel parenkim yang terdapat dalam bidang

lintang kayu merupakan parenkim aksial yang terdistribusi secara apotrakeal yaitu

tidak bersinggungan dengan sel pembuluh.

(a) (b)

Page 51: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Gambar 17 Kayu Perupuk (L.javanicum) : a. Struktur anatomi penampang melintang (30x) b. Corak dekoratif penampang tangensial

Parenkim aksial merupakan jaringan yang terdiri dari sel-sel berdinding

tipis. Jumlah parenkim pada bidang melintang kayu, sangat bervariasi dari sangat

sedikit atau tidak sama sekali sampai banyak.

Pada distribusinnya parenkim apotrakeal pada kayu perupuk tersusun

seperti pita panjang ke arah tangensial. Kayu perupuk disusun oleh sel-sel

parenkim apotrakeal yang distribusinya seperti pita-pita tipis memanjang teratur

ke arah tangensial (Pandit 2008). Penyusunan parenkim pada kayu perupuk

berupa garis-garis panjang yang ke arah tengensial berupa seperti pita. Parenkim

pita tersebut sebenarnya merupakan bagian dari pita-pita yang konsentris. Oleh

karena itu parenkim yang tersusun seperti ini disebut juga pita tangensial panjang.

Parenkim pita pada kayu perupuk berjarak teratur sehingga terlihat seperti gambar

17.a diatas.

Selain sel parenkim struktur anatomi penyusun pada kayu perupuk dapat

menjadi tanda identifikasi yang penting namun bukan menjadi penyebab

munculnya tampilan corak pada kayu perupuk. Struktur anatomi penyusun yang

dapat menjadi tanda identifikasi diantaranya adalah susunan sel pembuluh pada

kayu perupuk. Sel pembuluh pada kayu perupuk tersebar secara soliter dan

bergabung radial yang terdiri 2-3 pori. Sedangkan pada sel parenkim penyusunan

parenkim secara apotrakeal pita konsentris dengan jarak yang teratur. Untuk sel

jari-jari pada kayu perupuk memiliki ukuran yang sempit uniseriate jarang yang

biseriate penyusunan ke arah tangensial agak teratur. Dari struktur anatomi

tersebut hanya struktur sel parenkim yang menjadi penyebab munculnya corak

pada kayu perupuk. Sedangkan struktur sel pembuluh dan sel jari-jari bukan

merupakan penyebab namun menjadi ciri anatomi dari struktur kayu perupuk.

Hasil observasi menunjukan bahwa susunan parenkim aksial yang

terdistribusi secara apotrakeal berupa pita panjang ke arah tangensial

menyebabkan tampilan corak pada permukaan kayu perupuk.

Sel-sel parenkim adalah elemen penyusun kayu yang berfungsi sebagai

jaringan penyimpan (Bowyer 2003; Panshin 1980). Sel-sel parenkim sering juga

disebut soft-tissue karena dicirikan oleh dinding sel sangat tipis, sehingga mudah

Page 52: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

dibedakan dengan jaringan lainnya. Corak yang ditampilkan oleh kayu perupuk

disusun oleh sel-sel parenkim apotrakeal yang distribusinya seperti pita-pita tipis

memanjang dan teratur ke arah tangensial. Sel-sel parenkim apotrakeal pada kayu

perupuk menghasilkan corak yang terlihat seperti ombak yang bertingkat.

Distribusi pita-pita tipis yang teratur menampilkan corak yang teratur dan

bertingkat.

Kayu perupuk yang memiliki corak yang indah sangat cocok untuk

digunakan sebagai bahan baku industri mebel. Sedangkan untuk tekstur yang

halus dan kayu yang tidak terlalu keras atau memiliki kekerasan moderat cocok

untuk industri pengrajin kayu alat musik karena akan mempermudah proses

pengerjaan kayu. Selain itu kayu perupuk yang memiliki warna krem sampai

coklat muda merupakan warna yang tidak terlalu mencolok sehingga dapat

mempermudah proses finishing.

4.5 Pola Pembentukan Kayu Teras yang Tidak Teratur

Berdasarkan proses pembentukan kayu teras, pohon dapat diklasifikaskan

menjadi empat macam, salah satunya trees with irregular hearthwood (Panshin

1980). Kayu sonokeling menampilkan corak khas yang ditandai oleh adanya pola

gari-garis antara bagian kayu teras yang memiliki warna berbeda. Pola pada kayu

sonokeling tersebut disebabkan oleh pembentukan bagian kayu teras yang tidak

merata.

Page 53: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

(a) (b)

Gambar 18 Kayu Sonokeling (D.latifolia) : a. Struktur anatomi penampang melintang (30x) b. Corak penampang tangensial

Hasil penelitian menunjukan corak yang ditampilkan disebabkan karena

proses pembentukan kayu teras yang tidak teratur disamping karena struktur

parenkim paratrakeal aliform yang konfluen. Kayu sonokeling termasuk kedalam

golongan kayu keras dan indah. Sonokeling termasuk dalam anggota suku

Fabaceae. Kayu sonokeling yang memiliki termasuk kayu kelas kuat sedang dan

berkualitas tinggi itu dalam perdagangan dikenal sebagai Indian rosewood,

Bombay blackwood (Seng 1990).

Sonokeling terutama dimanfaatkan kayunya, karena kayu yang memiliki

pola-pola (corak) yang indah, ungu bercoret-coret hitam, atau hitam keunguan

berbelang dengan coklat kemerahan. Pola-pola yang indah pada kayu sonokeling

disebabkan oleh pembentukan kayu teras yang tidak merata sehingga

menimbulkan corak pada permukaan kayu. Pada foto penampang tangensial pola

warna kayu kurang terlihat, hal ini disebabkan karena kayu teras sonokeling

berwarna keunguan berselang-seling dengan warna hitam sehingga warna yang

terlalu gelap menyebabkan corak pada foto sulit terlihat.

Page 54: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Kayu ini biasa digunakan untuk membuat mebel, almari, serta aneka

perabotan rumah berkelas tinggi. Vinirnya yang bernilai dekoratif digunakan

untuk melapisi permukaan kayu lapis mahal. Karena sifatnya yang baik, kayu

sonokeling juga sering digunakan untuk membuat barang ukiran dan pahatan,

barang bubutan, alat-alat musik dan olahraga, serta perabot kayu bengkok seperti

gagang payung, tongkat jalan dan lain-lain.

Kayu sonokeling termasuk kelas kuat II dan kelas awet I, sehingga tidak

jarang digunakan dalam konstruksi seperti untuk kusen, pintu dan jendela, serta

untuk membuat gerbong kereta api. Selain itu, sonokeling dipakai pula dalam

pembuatan lantai (Seng 1990).

Page 55: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Figur atau corak kayu sangat dipengaruhi oleh struktur anatominya. Corak

pada kayu P.merkusii (kayu daun jarum) disebabkan oleh adanya perbedaan

mencolok antara struktur sel-sel trakeida kayu awal dan sel-sel kayu akhirnya.

2. Pada kayu daun lebar (hardwood) figure atau corak kayu disebabkan oleh

struktur sel-sel pembuluh yang mempunyai pola ring porous seperti pada

kayu T.grandis, P.canescens, T.sureni, dan M.azedarach.

3. Figur atau corak pada kayu daun lebar juga dapat disebabkan oleh struktur sel

jari-jari yang multiseriate (sangat lebar); seperti yang terjadi pada kayu

C.lucida.

4. Figur atau corak pada kayu daun lebar juga dapat disebabkan oleh struktur

sel-sel parenkim apotrakeal yang terdistribusi seperti pita-pita tipis

memanjang dan teratur ke arah tangensial; seperti yang terjadi pada kayu

L.javanicum.

5. Figur atau corak pada kayu daun lebar juga dapat disebabkan oleh struktur

sel-sel parenkim aliform dan pembentukan kayu teras yang tidak teratur (trees

with irregular hearthwood); seperti yang terjadi pada kayu D.latifolia.

5.2 Saran

Corak atau figur kayu yang mampu menampilkan pola dekoratif indah

dapat meningkatkan nilai tambah kayu sebagai bahan. Penggunaan kayu harus

sesuai dengan karakteristik sifat dasar. Oleh karena itu disarankan kepada

masyarakat pengguna kayu, untuk memilih bahan baku dengan karakteristik yang

sesuai.

Perlu ada penelitian selanjutnya dengan mengobservasi jenis-jenis kayu

perdagangan lainnya yang memiliki corak indah sehingga dengan pengetahuan

tersebut kayu yang berpotensi dapat terus dikembangkan.

Page 56: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Tahapan Proses Pembuatan Furniture. http://en.wikipedia .org/wiki/Tahapan Proses Pebuatan Furniture/ [01 November 2010].

_______. 2010. Kriteria Bahan Baku Pengrajin Kayu.

http://en.wikipedia.org/wiki/Kriteria Bahan Baku Pengrajin Kayu/ [11 Februari 2010].

_______. 2011. Ornamen Kayu. http://en.wikipedia.org/wiki/Ornamen Kayu/ [01

Maret 2011]. Bowyer Jl., Shmulsky R., Haygreen JG. 2003. Forest Products and Wood

Science An Introduction. Fourth Edition. Iowa State Press. A Blackwell Pub. Comp.

Direktorat Kredit, BPR dan UMKM. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil

Furniture Kayu. http//www.bi.go.id/NR/Usaha Furniture Kayu.pdf/ [ 03 November 2010].

Kartasujana, I, Martawijaya A. 1995. Kayu Perdagangan Indonesia : Sifat dan

Kegunaanya. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian. Bogor, Indonesia.

Mandang, Y.I. dan IK.N. Pandit. 1997. Pedoman Identifikasi Kayu di Lapangan

Yayasan FROSEA Bogor. Pusat Diklat Pegawai & SDM Kehutanan. Martawijaya A. et al. 1989. Atlas Kayu Indonesia Jilid II. Departemen

Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor, Indonesia.

Martawijaya A, Kartasujana I. 1977. Ciri Umum, Sifat dan Kegunaan Jenis-jenis

Kayu Indonesia. Lembaga Penelitian Hasil Hutan. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian. Bogor, Indonesia.

Pandit IKN. 2008. Karakteristik Sifat Dasar Kayu Small Diameter Log. Jurnal

WoodBiz Indonesia Edition 34 Desember 2008. Pandit IKN. Dodi Nandika, IW. Darmawan. 2009. Evaluasi Jenis dan Kualitas

Kayu Hasil Hutan Tanaman Rakyat. Proyek Penelitian Strategis Nasional Tahun I Tahun I Tahun 2009. Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor.

Pandit IKN, Kurniawan D. 2008. Anatomi Kayu : Struktur Kayu, Kayu Sebagai

Bahan Baku dan Ciri Diagnostik Kayu Perdagangan Indonesia. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 57: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Pandit IKN. 2010. Analisis Sifat Dasar Kayu Hasil Hutan Tanaman Rakyat. Proyek Penelitian Strategis Nasional Tahun II Tahun 2010. Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat. Institut Pertanian Bogor.

Panshin AJ. and Carl de Zeeuw 1980. Textbook of Wood Technology. Fourth

Edition. Mc-Grow-Hill Book Company, Inc. New York, Toronto, London. Sarajar, C.G. 1975. Identifikasi Kayu Secara Makroskopis. Institut Pertanian

Bogor. Bogor. Seng OD. 1990. Berat Jenis Kayu dari Jenis- jenis Kayu Indonesia dan Pengertian

Beratnya Kayu untuk Keperluan Praktek. Bogor: Pengumuman No:13. Lembaga Penelitian Hasil Hutan

Page 58: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Lampiran 1 Jenis-jenis sampel kayu yang digunakan

No Jenis Penyebaran

1. Pinus merkusii Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara,

seluruh Jawa

2. Tectona grandis

Seluruh Jawa, Sulawesi Selatan, Sulawesi

Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Maluku,

Lampung

3. Peronema canescens

Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera

Selatan, Lampung, Jawa Barat, Seluruh

Kalimantan

4. Toona sureni

Seluruh sumatera, seluruh Jawa, Kalimantan

Selatan, Kalimantan timur, Sulawesi Utara,

Sulawesi Selatan, Maluku, Bali, Nusa

Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Irian

Jaya

5. Melia azedarach Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Irian

Jaya

6. Lophopetalum javanicum

Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu,

Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat,

Jawa Tengah, seluruh Kalimantan, Sulawesi

Selatan, Maluku

7. Carallia lucida Seluruh Jawa

8. Dalbergia latifolia Seluruh Jawa

Page 59: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Lampiran 2 Taksonomi dan kegunaan pinus (pine)

Nama binomial : Pinus merkusii Jungh.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Plantae

Divisi : Pinophyta

Kelas : Pinopsida

Ordo : Pinales

Famili : Pinaceae

Genus : Pinus

Spesies : P.merkusii

Kegunaan Pinus : Kayunya untuk berbagai keperluan, konstruksi

ringan, mebel, pulp, korek api dan sumpit. Sering

disadap getahnya. Pohon tua dapat menghasilkan

30-60 kg getah, 20-40 kg resin murni dan 7-14 kg

terpentin per tahun. Cocok untuk rehabilitasi lahan

kritis, tahan kebakaran dan tanah tidak subur.

Page 60: Corak beberapa jenis kayu perdagangan Indonesia · Salah satu kriteria bahan baku industri mebel adalah corak indah pada kayu. ... 2. Ukiran Kayu Pada Mebel

Lampiran 3 Taksonomi dan Kegunaan jati (teak)

Nama binomial : Tectona grandis Linn.

E.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Verbenales

Famili : Verbenaceae

Genus : Tectona

Spesies : T. grandis

Kegunaan kayu jati : Kayu jati mengandung semacam minyak dan

endapan di dalam sel-sel kayunya, sehingga dapat

awet digunakan di tempat terbuka meski tanpa

divernis. Di dalam rumah, selain dimanfaatkan

sebagai bahan baku furniture atau mebel jati kayu

jati digunakan pula dalam struktur bangunan.

Rumah-rumah tradisional Jawa, seperti rumah joglo

Jawa Tengah. Dalam industri kayu sekarang, jati

diolah menjadi venir (veneer) untuk melapisi wajah

kayu lapis mahal; serta dijadikan keping-keping

parket (parquet) penutup lantai. Selain itu juga

diekspor ke mancanegara dalam bentuk furniture

luar-rumah.