presentasi - konversi kayu menjadi kayu siap pakai

Upload: ardy-lafiza

Post on 16-Jul-2015

328 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Kelompok 1 Adrian Taufik F (111111033) Afif Triyoga (111111034) Albertus Alfi (111111035) Anggia Permatasari (111111036) Ardy Lafiza (111111037) Armelya Dhika Purnama (111111038) Bagiri Dwi Nurdianto (111111039) Bimo Wibi Aditya (111111040)

Proses penggergajian: Penggergajian

memanjang/penggergajian

terus menerus Penggergajian cara perempatanMacam-macam konversi: Konversi Kayu Log terhadap Kayu Gergajian Konversi Kayu Gergajian terhadap Ukuran Jadi

Penggergajian memanjang/penggergajian terus menerus yang merupakan metode konversi yang paling sderhana, karena papan digergaji berdasarkan ketebalan yang dinginkan, paralel dengan sumbu memanjang dari kayu tersebut. Cara penggergajian tersebut akan menghilangkan keindahan dari pola-pola jaringan serat, karena papan akan cenderung melentik.

Gambar 1. Penggergajian Memanjang Sumber: Encyclopedia Of Wood

BACK

Penggergajian cara perempatan, yaitu pemotongan yang sebagian besar papan digergaji ke arah jari-jari kayu. Maka dengan penggergajian seperti ini penyusutan radial tidak akan terlalu besar dibanding dengan kayu yang digergaji secara memanjang. Pada cara penggergajian kayu perempatan ini papan yang melentik akan berkurang, pola yang dihasilkan nampak jelas dan indah

Gambar 2. Penggergajian Perempatan Sumber: Encyclopedia Of Wood BACK

Volume log yang dihitung berdasarkan perkalian luas penampangnya terhadap panjang log ketika dibelah menjadi beberapa lembar papan atau balok, total volume log tersebut akan terpecah menjadi beberapa bagian dari yang terbesar adalah balok, lalu serpihan kayu dan serbuk gergaji.

Contoh : Diketahui : Diameter () sebuah log kayu = 40cm (0,40m) Panjang = 250cm (2,5m) Jawab :Volume log = 3,14 x (0,20m x 0,20m) x 2,5m Volume log = 3,14 x 0,040 x 2,5m = 0,314 m

Log tersebut dibelah menjadi beberapa batang kayu balok sehingga menghasilkan 11 batang kayu yang efektif bisa dipakai sebagai bahan baku furniture (lihat gambar 1) dengan rincian sebagai berikut: 18 x 3,5 x 250 cm (7 batang) = 0,110 m 20 x 4 x 250 cm (1 batang) = 0.02 m 30 x 4 x 250 cm (1 batang) = 0,03 m 12 x 4 x 250 cm (2 batang) = 0,024 m Total Volume kayu gergajian = 0,184 m

Gambar 1

Dari hasil perhitungan di atas terlihat bahwa hanya 0,184 m yang menjadi kayu gergajian sehingga jika dikonversikan menjadi: volume kayu gergajian : vol kayu logs, yaitu: 0,184 : 0,314 = 0,585 = 58,5 % Sehingga dari 100% volume kayu log, hanya 58,5% yang menjadi kayu gergajian. Sisanya sebesar 41,5% telah menjadi serpihan kayu dan serbuk gergaji. Prosentase ini bukanlah nilai yang mutlak karena dapat berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah tergantung dari berbagai faktor misalnya jenis kayu, bentuk penampang kayu dan metode penggergajian.BACK

Sama halnya dengan konversi kayu log terhadap kayu gergajian, tidak 100% kayu yang dibeli bisa diolah menjadi barang ataupun ukuran jadi. Waste atau kayu terbuang akan selalu ada pada sebuah proses produksi, namun bagaimana kita mengolah kayu dengan bijak sehingga waste tersebut bisa diminimalkan adalah sebuah prestasi tersendiri terutama dalam rangka efisiensi produksi. Secara global biaya produksi untuk material utama kayu sebesar 60-75% dari keseluruhan cost, oleh karena itu dengan menghemat pemakaian bahan dasar kayu secara baik akan memberikan keuntungan yang cukup besar.

Lihat ilustrasi berikut pada gambar 2: Balok pertama (panjang 1 meter) pada saat sebelum diserut/diketam berukuran 35 x 65mm (volume 0.002275 m3). Untuk mendapatkan permukaan halus pengetaman akan memakan +/- 2-3 mm ketebalan pada setiap sisi pengetaman. Begitu pula pada sisi lebarnya. Sehingga setelah diketam menjadi ukuran 29 x 59 mm, volume kayu menjadi 0.001711 m3. Kubikasi tersebut setelah dikonversikan terlihat menyusut sebesar 25%, artinya volume awal berkurang dan tersisa hanya 75% nya saja. Konversi ini hanya pada sisi lebar dan tebal.

Gambar 2

Pada balok dengan panjang 1 meter, untuk dipotong dengan halus dan rapi akan membutuhkan minimal 20mm pada setiap sisi panjangnya, itupun jika tidak terdapat cacat mata kayu atau retak/pecah. Kita anggap satu sisi panjang berkualitas baik sehingga hanya diptong sepanjang 20mm, dan sisi lainnya terdapat retak hingga harus dipotong sepanjang 50mm. Setelah dipotong 20mm + 50mm pada setiap ujung, panjang balok tinggal 930 mm. Untuk itu volume akhir yang digunakan adalah 0.001711 x 93% = 0.001591 m3. Hasil konversi akhir adalah 0.001591/0.002275 m3 = 57% Dari 100% volume kayu awal, 43% nya telah menjadi serbuk kayu, debu dan potongan yang tidak bisa digunakan.

1 m3 log --> 0.58 m3 kayu gergajian 1 m3 kayu gergajian --> 0.57 m3 ukuran jadi, sehingga: 1 m3 log --> 0.58 m3 kayu gergajian --> (0.58 x 0.57) = 0.33 m3. Pada praktek pengerjaan yang sebenarnya, konversi log terhadap ukuran jadi adalah antara 20% - 35%. Sangat sulit untuk mendapatkan rendemen di atas 35%. Berikut ini beberapa contoh dan rendemen dari beberapa jenis kayu: a. b. c. d. Jati kelas 1 (tanpa mata, tanpa putih): 20-27% Jati kelas 2 (ada mata, tanpa putih): 25-29% Akasia (tanpa putih): 23-28% Keruing: 30-35%