95419760 gabungan-case-tipoid-auto-saved
TRANSCRIPT
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
click here for freelancing tutoring sites
STATUS PASIEN KEPANITERAAN FK TRISAKTI
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD BUDHI ASIH
Nama Mahasiswa : Anatasyalia Pembimbing : Prof. Dr. Widagdo Sp.A
NIM : 030.07.016 Tanda Tangan :
I.IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An. N Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 8 tahun Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 17 mei 2004
Alamat : Jl. Dewi sartika, gang langgar. Rt 10 rw 04. No 29.
Orang Tua / Wali
Ayah : Ibu :
Nama : Tn. L Nama : Ny. S
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Jl. Dewi sartika Alamat : Jl. Dewi sartika
1
gg.langgar. no 29. Gg.langgar no 29.
Pekerjaan : Cleaning service Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : ±200.000/minggu Penghasilan : Rp. 0 /hari
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung.
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara Alloanamnesis dengan Ny. S (ibu kandung pasien)
Lokasi : Bangsal lantai V Timur, kamar 511
Tanggal / waktu : 22 April 2012, pkl 12.00 WIB
Tanggal Masuk : 22 April 2012
A. Keluhan Utama:
Demam sejak 8 hari sebelum masuk rumah sakit.
B. Keluhan Tambahan :
Mual , muntah dan susah buang air besar
C. Riwayat Penyakit Sekarang
OS diantar oleh orang tuanya dengan keluhan demam sejak 8 hari sebelum masuk
Rumah Sakit. Demam muncul perlahan-lahan, dirasakan naik turun, lebih tinggi pada sore
menjelang malam hari dan berkurang pada pagi hari namun tidak pernah sampai normal
dan terus menerus sepanjang hari. Pada malam harinya pasien menggigil dan berkeringat
saat tidur. Ibu pasien sempat mengukur suhu badan anaknya teraba hangat dengan
perabaan telapak tangan. Kemudian ibu pasien memberikan obat penurun panas (Proris)
sehingga demam turun secara perlahan namun tidak lama demam muncul kembali. Setiap
makan pasien mengeluhkan mual dan muntah. Muntah lebih dari 3 kali terumata setelah
makan, muntah berisi makanan dan air kira-kira sebanyak ½ gelas aqua. Nafsu makan
pasien menurun sejak sakit dan pasien menjadi malas minum. Pasien juga mengeluh
2
susah buang air besar sejak 2 hari, sebelumnya os mengaku bisa buang air besar 2-3 kali
sehari, namun pernah buang air besar cair ± 1-2 kali. Batuk, pilek, nyeri tenggorokan
disangkal oleh pasien. Tidak terdapat keluhan ada keluar cairan dari telinga sebelumnya,
mata berair, bintik-bintik merah pada kedua tangan dan kaki, perdarahan gusi ataupun
hidung. Dan tidak disertai keluhan nyeri pada persendian atau badan pegal. Buang air
kecil sedikit, warna kuning pekat. Os mengaku sering jajan di pinggir sekolah. Tidak ada
riwayat bepergian ke luar kota.
D. Riwayat Penyakit dahulu
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteria - Jantung -
Cacingan - Diare 5 tahun Ginjal -
Demam
Berdarah- Kejang - Darah -
Demam
Thypoid- Kecelakaan - Radang paru -
Otitis - Morbili 7 tahun Tuberkulosis -
Parotitis - Operasi - Lainnya -
Kesan :
Pasien pernah diare dan demam sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Kedua orangtua pasien tidak memiliki riwayat demam sebelumnya0. Kedua orangtua
pasien tidak ada riwayat darah tinggi dan kencing manis.
E. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan Tidak ada
3
Perawatan antenatalSering periksa ke bidan tiap
bulan, vaksin TT(+)
KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah bersalin
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Spontan/normal
Masa gestasi Cukup bulan (38 minggu)
Keadaan bayi
Berat lahir : 3000 gram
Panjang badan : 46 cm
Lingkar kepala : tidak tahu
Langsung menangis (+)
Kulit kemerahan
Kesan :
Riwayat kehamilan dan persalinan normal
F. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :
Pertumbuhan gigi I : Umur 6 bulan (Normal: 5-9 bulan)
Psikomotor
Tengkurap : Umur 4 bulan (Normal: 3-4 bulan)
Duduk : Umur 6 bulan (Normal: 6-9 bulan)
Berdiri : Umur 12 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Berjalan : Umur 13 bulan (Normal: 13 bulan)
Bicara : Umur 15 bulan (Normal: 9-12 bulan)
4
Baca dan Tulis : Umur 48 bulan
Perkembangan pubertas
Rambut pubis : -
Payudara : -
Menarche : -
Gangguan perkembangan mental/emosi : tidak ada
Kesan :
Riwayat perkembangan baik
G. Riwayat Makanan :
Umur
(bulan
)
ASI/PASI Buah / Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
0 – 2 ASI - - -
2 – 4 ASI - - -
4 – 6 ASI+PASI + + +
6 – 8 ASI+PASI + + +
8 – 10 ASI+PASI + + +
10 -12 ASI+PASI + + +
Umur Diatas 1 Tahun
Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah
Nasi/Pengganti 3x/hari, setengah porsi
5
Sayur 2x/hari
Daging 1x/minggu, 1 potong/kali
Telur 1butir, 2x/minggu
Ikan 1x/minggu
Tahu 1 potong, setiap hari
Tempe 1 potong, setiap hari
Susu (merk/takaran) Susu 1x/hari, takaran tidak ingat
Lain-lain Sering jajan dipinggir sekolah
Kesan:
Riwayat makanan baik namun pasien memiliki kebiasaan sering jajan dipinggir
sekolah.
Riwayat Imunisasi :
Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )
BCG 0 bulan - - - - -
DPT /
PT
2 bulan 4 bulan 6 bulan 18 bulan 5 tahun -
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan 18 bulan -
Campak - - 9 bulan - - -
Hepatitis 0 bulan 1 bulan 6 bulan
Kesan: Riwayat imunisasi dasar pasien lengkap
6
H. Riwayat Keluarga (corak reproduksi)
a. Corak reproduksi
No Tanggal
lahir (umur)
Jenis
kelamin
Hidup Lahir
Mati
Abortus Mati
(sebab)
Keterangan
kesehatan
1. 6 tahun Laki-laki + - - - sehat
b. Riwayat Pernikahan
Ayah Ibu
Nama Tn. L Ny. S
Perkawinan ke- Satu Satu
Umur saat menikah 25Tahun 23tahun
Pendidikan terakhir SMP SD
Agama Islam Islam
Suku bangsa Jawa Jawa
Keadaan kesehatan Baik Baik
I. Riwayat Perumahan dan Sanitasi
Pasien tinggal bersama ayah, ibu serta adiknya di sebuah rumah tinggal milik sendiri
dengan dua kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, beratap genteng, berlantai keramik,
berdinding tembok, terletak di jalan gang yang padat penduduk dan agak kumuh. Keadaan
rumah sempit, pencahayaan cukup, ventilasi cukup.Sumber air bersih dari air PAM. Air
limbah rumah tangga disalurkan dengan baik dan pembuangan sampah setiap harinya
diangkut oleh petugas kebersihan.
Kesan :
Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien kurang baik yang memungkinkan pasien
menderita penyakit infeksi.
III.PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 12 April 2012 7
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Data Antropometri
Berat Badan : 20 kg
Tinggi Badan : 120 cm
Status Gizi
BB/U = (20 kg/27 kg) x 100 % = 74 % à gizi kurang (60-80 %)
TB/U = (120 cm/127 cm) x 100 % = 94 %à tinggi normal (90-110%)
BB/TB = (20 kg/ 25 kg) x 100% = 80 % à gizi kurang (70-90%)
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi kurang.
Tanda Vital
Tekanan Darah : 100/60
Nadi : 84 x/menit, reguler
Suhu : 37,5°C
Pernapasan : 20 x/menit, teratur, tipe abdomino-thorakal
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor normal,
kelembaban normal, tidak ada efloresensi yang
bermakna
Kepala dan Leher
Kepala : Normosefali, rambut warna hitam kecoklatan,
distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-
8
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping
hidung -/-, sekret -/-
Telinga : Membran timpani intak, serumen -/-
Mulut : Bibir merah muda, tidak kering, sianosis (-), trismus
(-) , halitosis (-)
Lidah : Normoglossia, kotor, tepi hiperemis, tremor (+)
Gigi geligi : Caries (-)
Uvula : Letak di tengah
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak
teraba membesar, trakea letak normal
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, efloresensi
primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal(-),
gerak pernapasan simetris, irama teratur, tipe
abdomino-thorakal, retraksi (-)
Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill (-)
9
Perkusi : Redup
Auskultasi : SISII reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani di semua kuadran abdomen, ascites (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, spastisitas (-), sianosis (-), parese (-),
paralisis (-)
Refleks Kanan Kiri
Bisep + +
Trisep + +
Patella + +
Refleks patologis
- Schaeffer
- Chaddok
Rangsang meningeal
- Kaku kuduk
- Brudzinsky I
- Brudzinsky II
- Kerniq
- Laseq
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dilakukan pemeriksaan H2TL pertama kali pada tanggal 22 April 2012
10
11
JENIS PEMERIKSAAN HASIL
PEMERIKSAAN
NILAI NORMAL
Hematologi
Hemoglobin 11,29 g/dL 13-16 g/dL
Hematokrit 34 % 40 – 48 %
Lekosit 4.3 rb /uL 5-10 rb/ul
Trombosit 245 rb/uL 150-400 rb/uL
Eritrosit 4,6 juta/uL 4,6-5,5 juta/uL
Hitung jenis
- Basofil
- Eosinofil
- Batang
- Segemen
- Limfosit
- Monosit
1
1
1
45
48
4
0 -1
1-3
2-6
32-62
<30
2-8
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai
normal
Catatan
Imuno-serologi
Umum
Tubex TF
S.Typhi IGM
6 < 2
3
4-5
>6
- Negatif, tidak menunjukan tifoid
aktif
- borderline, pengukuran tidak
dapat disimpulkan, ulang
pengujian bila ragu sampling
ulang beberapa hari kemudian
- positif, menunjukan infeksi
demam tifoid aktif
- positif, indikasi kuat demam
tifoid aktif
V.
RINGKASAN
An perempuan 8 tahun, datang ke RSUD Budi Asih diantar oleh orang tuanya
dengan keluhan demam sejak 8 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Demam muncul
perlahan-lahan, dirasakan naik turun, lebih tinggi pada sore menjelang malam hari dan
berkurang pada pagi hari namun tidak pernah sampai normal. Setiap makan pasien
mengeluhkan mual dan muntah. Pasien juga mengeluh susah buang air besar sejak 2 hari,
sebelumnya os mengaku bisa buang air besar 2-3 kali sehari, namun pernah buang air
besar cair ± 1-2 kali. Pada pemeriksaan fisik; mata: ca-/-, lidah: coated tongue (+),
pemeriksaan laboratorium 22/4/2012 Hb: 11,29 g/dL, Ht: 34%, leukosit 4.3 rb/uL,
12
WIDAL
S. Typhosa O
S. Typhosa H
S. Paratyphi AO
S. Paratyphi BO
S. Paratyphi AO
S. Paratyphi CO
S. Paratyphi AH
S. Paratyphi BH
S. Paratyphi CH
1/160
1/160
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
trombosit 245.000/uL, eritrosit 4.6 juta/uL. S. Typhosa O 1/160, S. Typhoid H 1/160.
Tubex 5.
VI. DIAGNOSIS BANDING
Demam Tifoid
Gastroenteritis
VII. DIAGNOSIS KERJA
Demam Tifoid
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN
Feses lengkap
IX. TERAPI
Non medikamentosa
- Tirah baring
- Kebutuhan cairan terpenuhi
- Edukasi kepada orangtua agar menjaga kesehatan lingkungan
Medikamentosa
- IVFD Kaen 3B 3cc/kg bb
- inj.Colsan 4x300 mg
- Sanmol 3x150 mg
- CTM 3x1 mg
X. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam13
Ad sanasionam : ad bonam
STATUS PASIEN KEPANITERAAN FK TRISAKTI
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD BUDHI ASIH
Nama Mahasiswa : Anatasyalia Pembimbing : Prof. Dr. Widagdo Sp.A
NIM : 030.07.016 Tanda Tangan :
I.IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An. S Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 5 tahun Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 17 april 2007
Alamat :.
Orang Tua / Wali
Ayah : Ibu :
Nama : Tn. H Nama : Ny. U
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Pancoran, Jakarta timur Alamat : Pancoran, Jakarta timur
Pekerjaan : buruh bangunan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : ±800.000/bulan Penghasilan : Rp. 0 /hari
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung.
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara Alloanamnesis dengan Ny. S (ibu kandung pasien)
Lokasi : Bangsal lantai V Timur, kamar 511
Tanggal / waktu : 17 April 2012
14
Tanggal Masuk : 17 April 2012
A. Keluhan Utama:
Demam sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
B. Keluhan Tambahan :
Mual, muntah dan diare
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan demam sejak 7 hari SMRS. Demam dirasakan naik
turun. Demam lebih tinggi pada sore menjelang malam hari. Pada malam harinya pasien
menggigil dan mengigau saat tidur. Setiap makan pasien mengeluhkan mual dan muntah.
Pasien juga mencret sudah 5x berisi ampas dan air, tidak ada lendir dan darah, warna
kuning, sebanyak kurang lebih 2 gelas. Sebelumnya BAB pasien biasa saja tidak
mengalami semblit. BAK pasien normal. Nafsu makan pasien menurun sejak sakit.
Minum pasien biasa saja.
4 hari SMRS pasien telah diberikan panadol, demam sempat turun namun naik
kembali dan gejala yang lainnya masih ada. Tidak terdapat keluhan ada keluar cairan dari
telinga sebelumnya, mata berair, bintik-bintik merah pada kedua tangan dan kaki,
perdarahan gusi ataupun hidung. Dan tidak disertai keluhan nyeri pada persendian atau
badan pegal. Buang air kecil sedikit, warna kuning pekat. Os mengaku sering jajan di
pinggir sekolah. Tidak ada riwayat bepergian ke luar kota.
D. Riwayat Penyakit dahulu
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteria - Jantung -
Cacingan - Diare 1 tahun Ginjal -
15
Demam
Berdarah- Kejang - Darah -
Demam
Thypoid- Kecelakaan - Radang paru -
Otitis - Morbili - Tuberkulosis -
Parotitis - Operasi - Lainnya -
Kesan :
Pasien pernah diare dan tidak pernah sakit lain sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Kedua orangtua pasien tidak memiliki riwayat demam sebelumnya. Kedua orangtua
pasien tidak ada riwayat darah tinggi dan kencing manis.
E. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan Tidak ada
Perawatan antenatalSering periksa ke bidan tiap
bulan, vaksin TT(+)
KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah bersalin
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Spontan/normal
Masa gestasi Cukup bulan (38 minggu)
Keadaan bayi Berat lahir : 3500 gram
Panjang badan : 47 cm
Lingkar kepala : tidak tahu
Langsung menangis (+)
16
Kulit kemerahan
Kesan :
Riwayat kehamilan dan persalinan normal
F. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :
Pertumbuhan gigi I : Umur 6 bulan (Normal: 5-9 bulan)
Psikomotor
Tengkurap : Umur 5 bulan (Normal: 3-4 bulan)
Duduk : Umur 8 bulan (Normal: 6-9 bulan)
Berdiri : Umur 12 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Berjalan : Umur 15 bulan (Normal: 13 bulan)
Bicara : Umur 15 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Baca dan Tulis : -
Perkembangan pubertas
Rambut pubis : -
Payudara : -
Menarche : -
Gangguan perkembangan mental/emosi : tidak ada
Kesan :
Riwayat perkembangan baik
G. Riwayat Makanan :
Umur ASI/PASI Buah / Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
17
(bulan
)
0 – 2 ASI - - -
2 – 4 ASI - - -
4 – 6 ASI+PASI + + +
6 – 8 ASI+PASI + + +
8 – 10 ASI+PASI + + +
10 -12 ASI+PASI + + +
Umur Diatas 1 Tahun
Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah
Nasi/Pengganti 3x/hari, setengah porsi
Sayur 1x/hari
Daging 1x/2minggu, 1 potong/kali
Telur 2 butir, 2x/minggu
Ikan 1x/2minggu
Tahu 1 potong, setiap hari
Tempe 1 potong, setiap hari
Susu (merk/takaran) -
Lain-lain Sering jajan dipinggir sekolah
Kesan:
18
Riwayat makanan baik namun pasien memiliki kebiasaan sering jajan dipinggir
sekolah.
Riwayat Imunisasi :
Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )
BCG 0 bulan - - - - -
DPT /
PT
2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan - - -
Campak - - 9 bulan - - -
Hepatitis 0 bulan 1 bulan 6 bulan
Kesan: Riwayat imunisasi dasar pasien lengkap
H. Riwayat Keluarga (corak reproduksi)
a. Corak reproduksi
No Tanggal
lahir (umur)
Jenis
kelamin
Hidup Lahir
Mati
Abortus Mati
(sebab)
Keterangan
kesehatan
1. 1 tahun Laki-laki + - - - sehat
b. Riwayat Pernikahan
Ayah Ibu
Nama Tn. y Ny. w
Perkawinan ke- Satu Satu
Umur saat menikah 27Tahun 23tahun
Pendidikan terakhir SMP SD
Agama Islam Islam 19
Suku bangsa Jawa Jawa
Keadaan kesehatan Baik Baik
I. Riwayat Perumahan dan Sanitasi
Pasien tinggal bersama ayah, ibu serta adiknya di sebuah rumah kontrak dengan dua
kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, beratap genteng, berlantai keramik, berdinding tembok,
terletak di jalan gang yang padat penduduk dan agak kumuh. Keadaan rumah sempit,
pencahayaan kurang, ventilasi kurang. Sumber air bersih dari air tanah. Air limbah rumah
tangga disalurkan dengan baik dan pembuangan sampah dua hari sekali.
Kesan :
Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien kurang baik yang memungkinkan pasien
menderita penyakit infeksi.
III.PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 17 April 2012
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Data Antropometri
Berat Badan : 13.5 kg
Tinggi Badan : 107 cm
Status Gizi
BB/U = (13.5 kg/19 kg) x 100 % = 71 % à gizi kurang (60-80 %)
TB/U = (107 cm/127 cm) x 100 % = 85 %à tinggi normal (90-110%)
BB/TB = (13.5 kg/ 19 kg) x 100% = 71 % à gizi kurang (70-90%)
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi kurang.
20
Tanda Vital
Tekanan Darah : 90/60
Nadi : 88 x/menit, reguler
Suhu : 37,8°C
Pernapasan : 20 x/menit, teratur, tipe abdomino-thorakal
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor normal,
kelembaban normal, tidak ada efloresensi yang
bermakna
Kepala dan Leher
Kepala : Normosefali, rambut warna hitam kecoklatan,
distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping
hidung -/-, sekret -/-
Telinga : Membran timpani intak, serumen -/-
Mulut : Bibir merah muda, tidak kering, sianosis (-), trismus
(-) , halitosis (-)
Lidah : Normoglossia, kotor, tepi hiperemis, tremor (-)
Gigi geligi : Caries (-)
Uvula : Letak di tengah
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
21
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak
teraba membesar, trakea letak normal
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, efloresensi
primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal(-),
gerak pernapasan simetris, irama teratur, tipe
abdomino-thorakal, retraksi (-)
Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill (-)
Perkusi : Redup
Auskultasi : SISII reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani di semua kuadran abdomen, ascites (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal22
Ekstremitas : Akral hangat, spastisitas (-), sianosis (-), parese (-),
paralisis (-)
Refleks Kanan Kiri
Bisep + +
Trisep + +
Patella + +
Refleks patologis
- Schaeffer
- Chaddok
Rangsang meningeal
- Kaku kuduk
- Brudzinsky I
- Brudzinsky II
- Kerniq
- Laseq
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dilakukan pemeriksaan H2TL pertama kali pada tanggal 17 April 2012
23
24
JENIS PEMERIKSAAN HASIL
PEMERIKSAAN
NILAI NORMAL
Hematologi
Hemoglobin 10.8 g/dL 13-16 g/dL
Hematokrit 33 % 40 – 48 %
Lekosit 3.5 rb /uL 5-10 rb/ul
Trombosit 205 rb/uL 150-400 rb/uL
Eritrosit 4,4 juta/uL 4,6-5,5 juta/uL
Hitung jenis
- Basofil
- Eosinofil
- Batang
- Segemen
- Limfosit
- Monosit
0
2
1
50
28
6
0 -1
1-3
2-6
32-62
<30
2-8
V.
RINGKASAN
An S, perempuan 5 tahun, datang dengan keluhan demam sejak 7 hari SMRS.
Demam dirasakan naik turun. Demam lebih tinggi pada sore menjelang malam hari. Pada
malam harinya pasien menggigil dan mengigau saat tidur. Setiap makan pasien
mengeluhkan mual dan muntah. Pasien juga mencret sudah 5x berisi ampas dan air, tidak
ada lendir dan darah, warna kuning, sebanyak kurang lebih 2 gelas. Sebelumnya BAB
pasien biasa saja tidak mengalami semblit. Pada pemeriksaan fisik; tekanan darah
90/60mmHg, Nadi : 88x/m, suhu 37.8 ºC, pernapasan 20x/m, lidah: kotor, tepi hiperemis
(+), pemeriksaan laboratorium 17/4/2012 Hb: 10,8 g/dL, Ht: 33%, leukosit 3.5 rb/uL,
trombosit 205.000/uL, eritrosit 4.6 juta/uL, Widal S. typhosa O 1/320, S. Typhosa 1/160.
VI. DIAGNOSIS BANDING
25
WIDAL
S. Typhosa O
S. Typhosa H
S. Paratyphi AO
S. Paratyphi BO
S. Paratyphi AO
S. Paratyphi CO
S. Paratyphi AH
S. Paratyphi BH
S. Paratyphi CH
1/320
1/160
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Demam Tifoid
Gastroenteritis
VII. DIAGNOSIS KERJA
Demam Tifoid
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan widal 1 minggu setelah tes pertama
Tes imunologi
Feses lengkap
IX. TERAPI
Non medikamentosa
- Tirah baring
- Kebutuhan cairan terpenuhi
- Edukasi kepada orangtua agar menjaga kesehatan lingkungan
Medikamentosa
- IVFD Asering 2 cc /kg / jam
- Sanmol 3x150 mg
- colsan 4 x 250mg
X. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanasionam : ad bonam
26
STATUS PASIEN KEPANITERAAN FK TRISAKTI
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD BUDHI ASIH
Nama Mahasiswa : Anatasyalia Pembimbing : Prof. Dr. Widagdo Sp.A
NIM : 030.07.016 Tanda Tangan :
I.IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An. Y Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 4 tahun Agama : Islam
Suku bangsa : Betawi
Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 17 februari 2008
Alamat : Jl. Pengadegan timur 4 No. 39 RT.10 Rw 1 Kalibata
Orang Tua / Wali
Ayah : Ibu :
Nama : Tn. A Nama : Ny. D
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Pengadegan timur 4 No. 39 Alamat : Pengadegan timur 4
RT 10 RW 1, kalibata RT 10 RW 1 Kalibata
Pekerjaan : Karyawan swasta Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : ±2.000.000/bulan Penghasilan : Rp. 0 /hari
Suku Bangsa : Betawi Suku Bangsa : Betawi
Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung.
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara Alloanamnesis dengan Ny. D (ibu kandung pasien)
Lokasi : Bangsal lantai VI Timur, kamar 510
Tanggal Masuk : 29 Maret 2012
A. Keluhan Utama:
27
Demam sejak 8 hari sebelum masuk rumah sakit.
B. Keluhan Tambahan :
Mual dan sulit buang air besar
C. Riwayat Penyakit Sekarang
8 Hari SMRS , pasien mengalami demam yang tidak terlalu tinggi , demamnya
lebih tinggi terutama pada malam hari, namun pada siang hari suhunya turun tetapi
tidak sampai ke suhu normal. Pasien mendapat pengobatan pertama di PUSKESMAS
pada hari ke-4: Paracetamol syrup, pemeriksaan darah tidak dilakukan. Namun ,
demamnya tetap tidak membaik. Selama mengkonsumsi obat tersebut , pola demam
pasien tetap sama namun, pada siang hari suhunya kembali ke suhu normal.Suhu
tertinggi yang pernah dicapai adalah 39.1C sementara suhu terendah yang dicapai
adalah 36.1C .Keluhan tambahan lain mual sehingga nafsu makan berkurang yang
biasanya satu piring sekarang hanya setengah porsi saja dan sulit buang air besar.
Terdapat pola perubahan dalam BAB : 3 hari sekali , konsistensi padat , berwarna
coklat , tidak disertai darah , tidak nyeri. Tidak terdapat perubahan dalam pola BAK:
satu hari 3 kali , setiap kali kencing setengah aqua gelas , tidak nyeri , tidak panas ,
tidak ada terputus atau bercabang , tidak mengedan. Demam pasien ini tidak diawali
batuk , berdahak , sakit tenggorokan , amandel , pilek , tidak ada gigi berlubang , tidak
ada keluar cairan dari telinga. Demam ini tidak disertai dengan muntah , kejang,
nyeri sendi, berkeringat berlebihan , mata dan kulit berwarna kuning, mengingau ,
perubahan dalam tingkah laku. Pasien juga menyangkal pergi ke luar kota dua bulan
terakhir ini.
D. Riwayat Penyakit dahulu
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteria - Jantung -
Cacingan - Diare 1, 5 Ginjal -
28
tahun
Demam
Berdarah- Kejang - Darah -
Demam
Thypoid- Kecelakaan - Radang paru -
Otitis - Morbili - Tuberkulosis -
Parotitis - Operasi - Lainnya -
Kesan :
Pasien pernah diare dan tidak pernah sakit lain sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Kedua orangtua pasien tidak memiliki riwayat demam sebelumnya. Kedua orangtua
pasien ada riwayat darah tinggi.
E. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan Tidak ada
Perawatan antenatalSering periksa ke bidan tiap
bulan, vaksin TT(+)
KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah sakit
Penolong persalinan Dokter spesialis
Cara persalinan SC a/i KPD
Masa gestasi Cukup bulan (38 minggu)
Keadaan bayi Berat lahir : 2800 gram
Panjang badan : 46 cm
Lingkar kepala : tidak tahu
29
Langsung menangis (+)
Kulit kemerahan
Kesan :
Riwayat kehamilan dan persalinan normal
F. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :
Pertumbuhan gigi I : Umur 5 bulan (Normal: 5-9 bulan)
Psikomotor
Tengkurap : Umur 6 bulan (Normal: 3-4 bulan)
Duduk : Umur 7 bulan (Normal: 6-9 bulan)
Berdiri : Umur 10 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Berjalan : Umur 14 bulan (Normal: 13 bulan)
Bicara : Umur 12 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Baca dan Tulis : -
Perkembangan pubertas
Rambut pubis : -
Payudara : -
Menarche : -
Gangguan perkembangan mental/emosi : tidak ada
Kesan :
Riwayat perkembangan baik
G. Riwayat Makanan :
30
Umur
(bulan
)
ASI/PASI Buah / Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
0 – 2 ASI - - -
2 – 4 ASI - - -
4 – 6 ASI+PASI - - -
6 – 8 ASI+PASI + + +
8 – 10 ASI+PASI + + +
10 -12 ASI+PASI + + +
Umur Diatas 1 Tahun
Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah
Nasi/Pengganti 3x/hari, setengah porsi
Sayur 2x/hari
Daging 2 x/ minggu, 1 potong/kali
Telur 2 butir / minggu
Ikan 2 x minggu
Tahu 1 potong, setiap hari
Tempe 1 potong, setiap hari
Susu (merk/takaran) -
Lain-lain Sering jajan dipinggir sekolah
Kesan:
31
Riwayat makanan baik namun pasien memiliki kebiasaan sering jajan dipinggir
sekolah.
Riwayat Imunisasi :
Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )
BCG 0 bulan - - - - -
DPT /
PT
2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan - - -
Campak - - 9 bulan - - -
Hepatitis 0 bulan 1 bulan 6 bulan
Kesan: Riwayat imunisasi dasar pasien lengkap
H. Riwayat Keluarga (corak reproduksi)
a. Corak reproduksi
No Tanggal
lahir (umur)
Jenis
kelamin
Hidup Lahir
Mati
Abortus Mati
(sebab)
Keterangan
kesehatan
1. 5 tahun Perempua
n
+ - - - sehat
b. Riwayat Pernikahan
Ayah Ibu
Nama Tn. A Ny. D
Perkawinan ke- Satu Satu
Umur saat menikah 40 tahun 37 tahun
Pendidikan terakhir SMP SD
Agama Islam Islam
32
Suku bangsa Betawi Betawi
Keadaan kesehatan Baik Baik
I. Riwayat Perumahan dan Sanitasi
Pasien tinggal bersama ayah, ibu serta adiknya di sebuah rumah milik sendiri
dengan dua kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, beratap genteng, berlantai keramik,
berdinding tembok, terletak di jalan gang yang padat penduduk dan agak kumuh.
Keadaan rumah sempit, pencahayaan kurang, ventilasi kurang. Sumber air bersih dari air
tanah. Air limbah rumah tangga disalurkan dengan baik dan pembuangan sampah dua
hari sekali.
Kesan :
Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien kurang baik yang memungkinkan
pasien menderita penyakit infeksi.
III.PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 29 Maret 2012
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Data Antropometri
Berat Badan : 17 kg
Tinggi Badan : 107 cm
Status Gizi
BB/U = (17 kg/16 kg) x 100 % = 106 % à gizi baik (80-120 %)
TB/U = (107 cm/101 cm) x 100 % = 105 %à tinggi normal (90-110%)
BB/TB = (17kg/ 18 kg) x 100% = 94 % à gizi baik (90-110%)
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi baik
Tanda Vital
33
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 92 x/menit, reguler
Suhu : 38, 2°C
Pernapasan : 20 x/menit, teratur, tipe abdomino-thorakal
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor normal,
kelembaban normal, tidak ada efloresensi yang
bermakna
Kepala dan Leher
Kepala : Normosefali, rambut warna hitam kecoklatan,
distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping
hidung -/-, sekret -/-
Telinga : Membran timpani intak, serumen -/-
Mulut : Bibir merah muda, tidak kering, sianosis (-), trismus
(-) , halitosis (-)
Lidah : Normoglossia, kotor, tepi hiperemis, tremor (+)
Gigi geligi : Caries (-)
Uvula : Letak di tengah
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak
teraba membesar, trakea letak normal
34
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, efloresensi
primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal(-),
gerak pernapasan simetris, irama teratur, tipe
abdomino-thorakal, retraksi (-)
Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill (-)
Perkusi : Redup
Auskultasi : SISII reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani di semua kuadran abdomen, ascites (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, spastisitas (-), sianosis (-), parese (-),
paralisis (-)
Refleks Kanan Kiri
Bisep + +
35
Trisep + +
Patella + +
Refleks patologis
- Schaeffer
- Chaddok
Rangsang meningeal
- Kaku kuduk
- Brudzinsky I
- Brudzinsky II
- Kerniq
- Laseq
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dilakukan pemeriksaan H2TL pertama kali pada tanggal 29 Maret 2012
36
JENIS PEMERIKSAAN HASIL
PEMERIKSAAN
NILAI NORMAL
Hematologi
Hemoglobin 12.8 g/dL 13-16 g/dL
Hematokrit 37 % 40 – 48 %
Lekosit 5 rb /uL 5-10 rb/ul
Trombosit 178 rb/uL 150-400 rb/uL
Eritrosit 4,7 juta/uL 4,6-5,5 juta/uL
Hitung jenis
- Basofil
- Eosinofil
- Batang
- Segemen
- Limfosit
- Monosit
0
2
1
58
27
8
0 -1
1-3
2-6
32-62
<30
2-8
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai
normal
Catatan
Imuno-serologi
Umum
Tubex TF
S.Typhi IGM 6 < 2
3
4-5
- Negatif, tidak menunjukan tifoid
aktif
- borderline, pengukuran tidak
dapat disimpulkan, ulang
pengujian bila ragu sampling
ulang beberapa hari kemudian
- positif, menunjukan infeksi
demam tifoid aktif
37
WIDAL
S. Typhosa O
S. Typhosa H
S. Paratyphi AO
S. Paratyphi BO
S. Paratyphi AO
S. Paratyphi CO
S. Paratyphi AH
S. Paratyphi BH
S. Paratyphi CH
1/160
1/160
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
>6 - positif, indikasi kuat demam
tifoid aktif
V. RINGKASAN
An. N, perempuan, 4 tahun datang ke IGD RSUD BA dengan keluhan demam
sejak 8 Hari SMRS , pasien mengalami demam yang tidak terlalu tinggi , demamnya
lebih tinggi terutama pada malam hari, namun pada siang hari suhunya turun tetapi
tidak sampai ke suhu normal.Suhu tertinggi yang pernah dicapai adalah 39.1ºC.
sementara suhu terendah yang dicapai adalah 36.1C .Keluhan tambahan lain mual
sehingga nafsu makan berkurang yang biasanya satu piring sekarang hanya setengah
porsi saja dan sulit buang air besar. Terdapat pola perubahan dalam BAB : 3 hari
sekali , konsistensi padat , berwarna coklat. Pada pemeriksaan fisik; tekanan darah
90/60mmHg, Nadi : 92x/m, suhu 38.2 ºC, pernapasan 20x/m, lidah: kotor,
pemeriksaan laboratorium 29/3/2012 Hb: 12,8 g/dL, Ht: 37%, leukosit 5 rb/uL,
trombosit 178.000/uL, eritrosit 4.7 juta/uL, Widal S. typhosa O 1/160, S. Typhosa
1/160. Tubex : 6.
VI. DIAGNOSIS BANDING
Demam Tifoid
Gastroenteritis
VII. DIAGNOSIS KERJA
Demam Tifoid
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan widal 1 minggu setelah tes pertama
Tes imunologi
Feses lengkap
IX. TERAPI 38
Non medikamentosa
- Tirah baring
- Kebutuhan cairan terpenuhi
- Edukasi kepada orangtua agar menjaga kesehatan lingkungan
Medikamentosa
- IVFD Asering 2 cc /kg / jam
- Sanmol 3x150 mg
- colsan 4 x 250mg
X. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanasionam : ad bonam
STATUS PASIEN KEPANITERAAN FK TRISAKTI
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD BUDHI ASIH
Nama Mahasiswa : Anatasyalia Pembimbing : Prof. Dr. Widagdo Sp.A
NIM : 030.07.016 Tanda Tangan :
I.IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An. R Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 6 tahun Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 17 Agustus 2006
Alamat : Jl. Batu ampar, condet
39
Orang Tua / Wali
Ayah : Ibu :
Nama : Tn. A Nama : Ny. N
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Batu Ampar, condet Alamat : Batu Ampar, condet
Pekerjaan : Karyawan swasta Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : ±2.500.000/bulan Penghasilan : Rp. 0 /hari
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung.
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara Alloanamnesis dengan Ny. D (ibu kandung pasien)
Lokasi : Bangsal lantai VI Timur, kamar 510
Tanggal Masuk : 20 Maret 2012
J. Keluhan Utama:
Demam sejak 8 hari sebelum masuk rumah sakit.
K. Keluhan Tambahan :
Mual dan sulit buang air besar
L. Riwayat Penyakit Sekarang
8 hari SMRS Os mengeluh mengalami demam.Demam dirasakan naik turun dengan
pola demam meningkat pada malam hari dan turun pada pagi hari. Suhu tubuh diukur
hanya dengan perabaan tangan dan sudah diobati dengan obat penurun panas oleh obat
dokter. Setelah meminum obat dokter, demam kemudian turun lalu naik lagi. Os tidak
mengeluh adanya rasa menggigil dan berkeringat. Os juga mengeluh mual sepanjang hari
dan muntah sebanyak 2x/hari. Muntah berisi cairan sebanyak 1/2 gelas aqua dan
terdapat sedikit sisa makanan, tidak terdapat darah. Os juga mengeluh adanya nyeri pada
ulu hati yang terus - menerus dengan rasa seperti ditekan-tekan. Os juga mengeluh buang
air besar sebanyak 4x/hari. Buang air besar cair berwarna kuning kecoklatan disertai
40
lendir sebanyak 1/2 gelas aqua, tidak ada darah. Buang air kecil sebanyak 3-4 kali sehari,
berwarna urin kuning jernih, tidak keruh, tidak ada hambatan berkemih, tidak ada nyeri
berkemih dan tidak ada darah... Nafsu makan pasien berkurang semenjak sakit.
5 hari SMRS, Os masih mengeluh demam naik turun. Pola demam meningkat saat
sore hari, turun saat pagi hari. Mual masih ada. Muntah sebanyak 1x berisi sisa makanan.
Os juga mengeluh belum buang air besar sejak pagi hari.
2 hari SMRS, Os mengeluh demam meningkat naik turun dengan pola demam yang
sama. Keluhan ini membawa pasien datang berobat ke RSUD Budhi Asih. Os masih
belum bisa BAB. Mual masih dirasakan. Muntah sebanyak 1x. Masih ada nyeri pada ulu
hati.
I. Riwayat Penyakit dahulu
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteria - Jantung -
Cacingan - Diare 2 tahun Ginjal -
Demam
Berdarah- Kejang - Darah -
Demam
Thypoid- Kecelakaan - Radang paru -
Otitis - Morbili 5 Tuberkulosis -
Parotitis - Operasi - Lainnya -
Kesan :
Pasien pernah diare dan tidak pernah sakit lain sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Kedua orangtua pasien tidak memiliki riwayat demam sebelumnya. Kedua orangtua
pasien ada riwayat darah tinggi.
41
II. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan Tidak ada
Perawatan antenatalSering periksa ke bidan tiap
bulan, vaksin TT(+)
KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah sakit
Penolong persalinan Dokter spesialis
Cara persalinan SC a/i PEB
Masa gestasi Cukup bulan (39 minggu)
Keadaan bayi
Berat lahir : 2600 gram
Panjang badan : 50 cm
Lingkar kepala : tidak tahu
Langsung menangis (+)
Kulit kemerahan
Kesan :
Riwayat kehamilan dan persalinan normal
III. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :
Pertumbuhan gigi I : Umur 6 bulan (Normal: 5-9 bulan)
Psikomotor
Tengkurap : Umur 6 bulan (Normal: 3-4 bulan)
Duduk : Umur 8 bulan (Normal: 6-9 bulan)
Berdiri : Umur 10 bulan (Normal: 9-12 bulan)
42
Berjalan : Umur 12 bulan (Normal: 13 bulan)
Bicara : Umur 12 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Baca dan Tulis : 6
Perkembangan pubertas
Rambut pubis : -
Payudara : -
Menarche : -
Gangguan perkembangan mental/emosi : tidak ada
Kesan :
Riwayat perkembangan baik
IV. Riwayat Makanan :
Umur
(bulan
)
ASI/PASI Buah / Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
0 – 2 ASI - - -
2 – 4 ASI - - -
4 – 6 ASI+PASI - - -
6 – 8 ASI+PASI + + +
8 – 10 ASI+PASI + + +
10 -12 ASI+PASI + + +
Umur Diatas 1 Tahun
Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah
43
Nasi/Pengganti 3x/hari, setengah porsi
Sayur 2x/hari
Daging 2 x/ minggu, 1 potong/kali
Telur 2 butir / minggu
Ikan 2 x minggu
Tahu 1 potong, setiap hari
Tempe 1 potong, setiap hari
Susu (merk/takaran) -
Lain-lain Sering jajan dipinggir sekolah
Kesan:
Riwayat makanan baik namun pasien memiliki kebiasaan sering jajan dipinggir
sekolah.
Riwayat Imunisasi :
Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )
BCG 0 bulan - - - - -
DPT /
PT
2 bulan 4 bulan 6 bulan - - -
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan - - -
Campak - - 9 bulan - - -
Hepatitis 0 bulan 1 bulan 6 bulan
44
Kesan: Riwayat imunisasi dasar pasien lengkap
V. Riwayat Keluarga (corak reproduksi)
a. Corak reproduksi
No Tanggal
lahir (umur)
Jenis
kelamin
Hidup Lahir
Mati
Abortus Mati
(sebab)
Keterangan
kesehatan
1. 6 tahun (os) Laki-laki + - - - Sehat
b. Riwayat Pernikahan
Ayah Ibu
Nama Tn. A Ny. N
Perkawinan ke- Satu Satu
Umur saat menikah 37 tahun 32 tahun
Pendidikan terakhir SMP SD
Agama Islam Islam
Suku bangsa Jawa Jawa
Keadaan kesehatan Baik Baik
VI. Riwayat Perumahan dan Sanitasi
Pasien tinggal bersama ayah, ibu serta adiknya di sebuah rumah milik sendiri
dengan dua kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, beratap genteng, berlantai keramik,
berdinding tembok, terletak di jalan gang yang padat penduduk dan agak kumuh.
Keadaan rumah sempit, pencahayaan kurang, ventilasi kurang. Sumber air bersih dari air
tanah. Air limbah rumah tangga disalurkan dengan baik dan pembuangan sampah dua
hari sekali.
Kesan :
Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien kurang baik yang memungkinkan
pasien menderita penyakit infeksi.
III.PEMERIKSAAN FISIK45
Dilakukan pada tanggal 20 Maret 2012 pukul 10.00
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Data Antropometri
Berat Badan : 25 kg
Tinggi Badan : 122 cm
Status Gizi
BB/U = (25 kg/21 kg) x 100 % = 119 % à gizi baik (80-120 %)
TB/U = (122 cm/115 cm) x 100 % = 106 %à tinggi normal (90-110%)
BB/TB = (25kg/ 23 kg) x 100% = 108 % à gizi baik (90-110%)
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi baik
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler
Suhu : 38, 3°C
Pernapasan : 20 x/menit, teratur, tipe abdomino-thorakal
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor normal,
kelembaban normal, tidak ada efloresensi yang
bermakna
Kepala dan Leher
Kepala : Normosefali, rambut warna hitam kecoklatan,
distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva
anemis -/-, sklera ikterik -/-46
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping
hidung -/-, sekret -/-
Telinga : Membran timpani intak, serumen -/-
Mulut : Bibir merah muda, tidak kering, sianosis (-), trismus
(-) , halitosis (-)
Lidah : Normoglossia, kotor, tepi hiperemis, tremor (+)
Gigi geligi : Caries (-)
Uvula : Letak di tengah
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak
teraba membesar, trakea letak normal
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, efloresensi
primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal(-),
gerak pernapasan simetris, irama teratur, tipe
abdomino-thorakal, retraksi (-)
Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
47
Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill (-)
Perkusi : Redup
Auskultasi : SISII reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani di semua kuadran abdomen, ascites (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, spastisitas (-), sianosis (-), parese (-),
paralisis (-)
Refleks Kanan Kiri
Bisep + +
Trisep + +
Patella + +
Refleks patologis
- Schaeffer
- Chaddok
Rangsang meningeal
- Kaku kuduk
- Brudzinsky I
- Brudzinsky II
- Kerniq
- Laseq
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dilakukan pemeriksaan H2TL pertama kali pada tanggal 29 Maret 2012
48
49
JENIS PEMERIKSAAN HASIL
PEMERIKSAAN
NILAI NORMAL
Hematologi
Hemoglobin 13 g/dL 13-16 g/dL
Hematokrit 40 % 40 – 48 %
Lekosit 2.3 rb /uL 5-10 rb/ul
Trombosit 146 rb/uL 150-400 rb/uL
Eritrosit 4,7 juta/uL 4,6-5,5 juta/uL
Hitung jenis
- Basofil
- Eosinofil
- Batang
- Segemen
- Limfosit
- Monosit
0
2
1
45
23
7
0 -1
1-3
2-6
32-62
<30
2-8
V.
RINGKASAN
An. R, laki-laki usia 6 tahun datang ke IGD RSUD Budhi Asih dengan keluhan utama
demam sejak 8 hari SMRS Os mengeluh mengalami demam.Demam dirasakan naik
turun dengan pola demam meningkat pada malam hari dan turun pada pagi hari. Os juga
mengeluh mual sepanjang hari dan muntah sebanyak 2x/hari. Muntah berisi cairan
sebanyak 1/2 gelas aqua dan terdapat sedikit sisa makanan, tidak terdapat darah. Disertai
keluhan Os juga mengeluh nyeri pada ulu hati yang terus – menerus, buang air besar
sebanyak 4x/hari. Buang air besar cair berwarna kuning kecoklatan disertai lendir
sebanyak 1/2 gelas aqua, tidak ada darah. Pada pemeriksaan fisik; tekanan darah
50
WIDAL
S. Typhosa O
S. Typhosa H
S. Paratyphi AO
S. Paratyphi BO
S. Paratyphi AO
S. Paratyphi CO
S. Paratyphi AH
S. Paratyphi BH
S. Paratyphi CH
1/320
1/160
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
110/60mmHg, Nadi : 80x/m, suhu 38.3 ºC, pernapasan 20x/m, lidah: coated toungue.
Pemeriksaan laboratorium 20/3/2012 Hb: 13 g/dL, Ht: 40%, leukosit 2.3 rb/uL, trombosit
146.000/uL, eritrosit 4.7 juta/uL, Widal S. typhosa O 1/320, S. Typhosa 1/160.
VI. DIAGNOSIS BANDING
Demam Tifoid
Gastroenteritis
VII. DIAGNOSIS KERJA
Demam Tifoid
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN
Pemeriksaan widal 1 minggu setelah tes pertama
Tes imunologi (tubex)
Feses lengkap
IX. TERAPI
Non medikamentosa
- Tirah baring
- Kebutuhan cairan terpenuhi
- Edukasi kepada orangtua agar menjaga kesehatan lingkungan
Medikamentosa
- IVFD Asering 3 cc /kg / jam
- Sanmol 3x150 mg
- colsan 4 x 500mg
51
X. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanasionam : ad bonam
STATUS PASIEN KEPANITERAAN FK TRISAKTI
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD BUDHI ASIH
Nama Mahasiswa : Anatasyalia Pembimbing : Prof. Dr. Widagdo. Sp.A
NIM : 030.07.078 Tanda Tangan :
I.IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An. T Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 5 tahun Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 25 Maret 2007
Alamat : Jl. Kayu Manis No 5, Matraman-Jakarta
Orang Tua / Wali
Ayah : Ibu :
Nama : Tn. Z Nama : Ny. D
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Jl. Kayu Manis No 5, Alamat : Jl. Kayu Manis No 5,
Matraman-Jakarta Matraman-Jakarta
Pekerjaan : Pegawai swasta Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : Tidak tahu Penghasilan : Rp. 0 /hari
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung.
II. ANAMNESIS
52
Dilakukan secara Alloanamnesis dengan Ny. D (ibu kandung pasien)
Lokasi : Bangsal lantai V Timur, kamar 511
Tanggal / waktu : 17 Maret 2012
Tanggal Masuk : 17 Maret 2012
I. Keluhan Utama:
Demam sejak 7 hari sebelum masuk rumah sakit.
II. Keluhan Tambahan :
Mual, muntah dan diare
III. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Budi Asih diantar oleh orang tuanya dengan keluhan demam
sejak 7 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Demam dirasakan naik turun yang lebih tinggi
pada sore menjelang malam hari dan berkurang pada pagi hari. Pada malam harinya pasien
menggigil dan berkeringat saat tidur. Ibu pasien sempat mengukur suhu badan anaknya teraba
hangat dengan perabaan telapak tangan. Kemudian ibu pasien memberikan obat penurun
panas (Proris) sehingga demam turun secara perlahan namun tidak lama demam muncul
kembali. Setiap makan pasien mengeluhkan mual dan muntah. Muntah lebih dari 3x berisi
makanan dan cairan berwana kecoklatan sebanyak kurang lebih 2 gelas. Nafsu makan pasien
menurun sejak sakit dan pasien menjadi malas minum. Pasien juga mengeluh lemas dan
pegal-pegal di badan sehingga pasien tidak bisa beraktivitas seperti biasanya. Batuk, pilek,
nyeri tenggorokan disangkal oleh pasien. Tidak ada keluar cairan dari telinga sebelumnya.
Tidak ada mata berair. Tidak ada bintik-bintik merah pada kedua tangan dan kaki. Tidak ada
perdarahan gusi ataupun hidung.
1 hari smrs ibu pasien membawa anaknya ke poli RSUD budi asih karena demam yang
dirasakan serta pasien mengeluh mencret sebanyak 3x berisi ampas dan air, tidak ada lendir
dan darah, warna kuning, sebanyak kurang lebih 2 gelas. Namun dokter menyatakan pasien
terkena gejala tipes dan diberikan beberapa obat untuk mengobati keluhannya. Pada malam
harinya ibu pasien merasa demamnya semakin tinggi walaupun sudah diberi obat. Karena
53
tidak kunjung membaik akhirnya orang tua memutuskan untuk membawa pasien keesokan
harinya ke RSUD budi Asih dan kemudian pasien di rawat inap.
IV. Riwayat Penyakit dahulu
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteria - Jantung -
Cacingan - Diare - Ginjal -
Demam
Berdarah- Kejang - Darah -
Demam
Thypoid- Kecelakaan - Radang paru -
Otitis - Morbili - Tuberkulosis -
Parotitis - Operasi - Lainnya -
Kesan :
Pasien tidak pernah penyakit demam sebelumnya. Pasien tidak ada riwayat keluar kota
(daerah endemis malaria)
V. Riwayat Penyakit Keluarga
Kedua orangtua pasien tidak memiliki riwayat demam sebelumnya. Namun paman
pasien juga menderita penyakit demam tipes sejak 2 minggu yang lalu. Kedua orangtua
pasien tidak ada riwayat darah tinggi dan kencing manis
VI. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan Tidak ada
Perawatan antenatal Sering periksa ke bidan tiap
54
bulan, vaksin TT(+)
KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah bersalin
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Spontan/normal
Masa gestasi Cukup bulan (38 minggu)
Keadaan bayi
Berat lahir : 3900 gram
Panjang badan : 49 cm
Lingkar kepala : tidak tahu
Langsung menangis (+)
Kulit kemerahan
Kesan :
Riwayat kehamilan dan persalinan normal
VII. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan :
Pertumbuhan gigi I : Umur 6 bulan (Normal: 5-9 bulan)
Psikomotor
Tengkurap : Umur 5 bulan (Normal: 3-4 bulan)
Duduk : Umur 7 bulan (Normal: 6-9 bulan)
Berdiri : Umur 10 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Berjalan : Umur 13 bulan (Normal: 13 bulan)
Bicara : Umur 12 bulan (Normal: 9-12 bulan)
Baca dan Tulis : Umur 48 bulan
Perkembangan pubertas
55
Rambut pubis : -
Payudara : -
Menarche : -
Gangguan perkembangan mental/emosi : tidak ada
Kesan :
Riwayat perkembangan baik
VIII. Riwayat Makanan :
Umur
(bulan
)
ASI/PASI Buah / Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
0 – 2 ASI - - -
2 – 4 ASI - - -
4 – 6 ASI+PASI - - -
6 – 8 ASI+PASI - + -
8 – 10 ASI+PASI + + -
10 -12 ASI+PASI + + +
Umur Diatas 1 Tahun
Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah
Nasi/Pengganti 3x/hari, satu piring
Sayur 2x/hari, 1 mangkuk/kali
Daging 1x/minggu, 1 potong/kali
56
Telur 1butir, setiap hari
Ikan 1x/minggu
Tahu 1 potong, setiap hari
Tempe 1 potong, setiap hari
Susu (merk/takaran) Susu dancow 1x/hari, takaran tidak ingat
Lain-lain _
Kesan:
Riwayat makanan baik namun pasien memiliki kebiasaan suka memasukan tanganya
kedalam mulutnya serta sering jajan diluar.
IX. Riwayat Imunisasi :
Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )
BCG 0 bulan - - - - -
DPT /
PT
2 bulan 4 bulan 6 bulan 18 bulan 5 tahun -
Polio 0 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan 18 bulan -
Campak - - 9 bulan - - -
Hepatitis 0 bulan 1 bulan 6 bulan
Kesan: Riwayat imunisasi dasar pasien lengkap
X. Riwayat Keluarga (corak reproduksi)
a. Corak reproduksi
No Tanggal
lahir (umur)
Jenis
kelamin
Hidup Lahir
Mati
Abortus Mati
(sebab)
Keterangan
kesehatan
57
1. 10 bulan perempua
n
+ - - - Sehat
b. Riwayat Pernikahan
Ayah Ibu
Nama Tn. Z Ny. D
Perkawinan ke- Satu Satu
Umur saat menikah 28 Tahun 26 tahun
Pendidikan terakhir SMA SMA
Agama Islam Islam
Suku bangsa Jawa Jawa
Keadaan kesehatan Baik Baik
XI. Riwayat Perumahan dan Sanitasi
Pasien tinggal bersama ayah, ibu serta adiknya di sebuah rumah tinggal milik sendiri
dengan dua kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, beratap genteng, berlantai keramik,
berdinding tembok, terletak di jalan gang yang padat penduduk dan agak kumuh. Keadaan
rumah sempit, pencahayaan cukup, ventilasi cukup.Sumber air bersih dari air PAM. Air
limbah rumah tangga disalurkan dengan baik dan pembuangan sampah setiap harinya
diangkut oleh petugas kebersihan.
Kesan :
Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien kurang baik yang memungkinkan pasien
menderita penyakit infeksi.
III.PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 17 Maret 2012
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
58
Data Antropometri
Berat Badan : 17 kg
Tinggi Badan : 112 cm
Status Gizi
BB/U = (17 kg/18 kg) x 100 % = 94 % à gizi baik (80-120 %)
TB/U = (112 cm/109 cm) x 100 % = 102 % à tinggi normal (90-
110%)
BB/TB = (17 kg/ 17,5 kg) x 100% = 97,1 % à normal (90-110%)
Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien baik
Tanda Vital
Tekanan Darah : 95/80
Nadi : 112 x/menit, reguler
Suhu : 39,8°C
Pernapasan : 38 x/menit, teratur, tipe abdomino-thorakal
Kulit : Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor normal,
kelembaban normal, tidak ada efloresensi yang
bermakna
Kepala dan Leher
Kepala : Normosefali, rambut warna hitam kecoklatan,
distribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+,
refleks cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva
anemis +/+, sklera ikterik -/-
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping
hidung -/-, sekret -/-
Telinga : Membran timpani intak, serumen -/-
59
Mulut : Bibir merah muda, tidak kering, sianosis (-), trismus
(-) , halitosis (-)
Lidah : Normoglossia, kotor, hiperemis (+), tremor (+)
Gigi geligi : Caries (-)
Uvula : Letak di tengah
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak
teraba membesar, trakea letak normal
Thorax
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris, efloresensi
primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi abnormal(-),
gerak pernapasan simetris, irama teratur, tipe
abdomino-thorakal, retraksi (-)
Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara napas vesikuler, ronchi -/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba, thrill (-)
Perkusi : Redup
Auskultasi : SISII reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
60
Inspeksi : Bentuk datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani di semua kuadran abdomen, ascites (-).
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, spastisitas (-), sianosis (-), parese (-),
paralisis (-)
Refleks Kanan Kiri
Bisep + +
Trisep + +
Patella + +
Refleks patologis
- Schaeffer
- Chaddok
Rangsang meningeal
- Kaku kuduk
- Brudzinsky I
- Brudzinsky II
- Kerniq
- Laseq
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Dilakukan pemeriksaan H2TL pertama kali pada tanggal 17 Maret 2012
61
62
JENIS PEMERIKSAAN HASIL
PEMERIKSAAN
NILAI NORMAL
Hematologi
Hemoglobin 10,9 g/dL 13-16 g/dL
Hematokrit 33 % 40 – 48 %
Lekosit 5,8 rb /uL 5-10 rb/ul
Trombosit 173 rb/uL 150-400 rb/uL
Eritrosit 4,6 juta/uL 4,6-5,5 juta/uL
Hitung jenis
- Basofil
- Eosinofil
- Batang
- Segemen
- Limfosit
- Monosit
0
0
1
74
22
3
0 -1
1-3
2-6
32-62
<30
2-8
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai
normal
Catatan
Imuno-serologi
Umum
Tubex TF
S.Typhi IGM 5 < 2
3
4-5
>6
- Negatif, tidak menunjukan tifoid
aktif
- borderline, pengukuran tidak
dapat disimpulkan, ulang
pengujian bila ragu sampling
ulang beberapa hari kemudian
- positif, menunjukan infeksi
demam tifoid aktif
- positif, indikasi kuat demam
tifoid aktif
V. RINGKASAN
Pasien seorang anak perempuan berusia 5 tahun datang dibawa ibunya ke IGD dengan
keluhan demam sejak 7 hari smrs. Demam naik turun yang lebih tinggi pada sore menjelang
malam hari dan berkurang pada pagi hari, pasien menggigil dan berkeringat saat tidur. Ibu
pasien sudah memberikan obat penurun panas tapi demam tidak turun Pasien mengeluhkan
mual dan muntah. Muntah lebih dari 3x berisi makanan dan cairan berwana kecoklatan
sebanyak kurang lebih 1 gelas. Pasien mengeluh lemas dan pegal-pegal di badan. 2 hari
63
SMRS pasien juga mengeluh mencret sudah 3x berisi ampas dan air, tidak ada lendir dan
darah, warna kuning, sebanyak kurang lebih 1 gelas. Nafsu makan pasien menurun sejak sakit
dan pasien menjadi malas minum. Pasien mempunyai kebiasaan jajan diluar dan suka
memasukan tangan ke mulut serta paman pasien menderita hal yang sama 2 minggu yang
lalu. Pada pemeriksaan fisik; mata: ca+/+, lidah: coated tongue (+), pemeriksaan
laboratorium 10/4/2012 Hb: 10,9 g/dL, Ht: 33%, diff count E/B/S : 0/1/74. Laboratorium 11
April 2012 Hb: 10,3 g/dL, Ht: 31%, leukosit: 4,9 rb/uL, pemeriksaan Tubex TF +5.
Laboratorium 12 April 2012 Hb: 9,2 g/dL, Ht: 28%, leukosit: 3,6 rb/uL, eritrosit 4 juta/uL,
LED 35 mm/jam, diff count E/B/S : 0/1/66. Laboratorium 13 April 2012 Hb: 9,0 g/dL, Ht :
28%, Leukosit : 4,1 rb
VI. DIAGNOSIS BANDING
Demam Tifoid
Gastroenteritis
VII. DIAGNOSIS KERJA
Demam Tifoid
VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN
Feses lengkap
IX. TERAPI
Non medikamentosa
- Tirah baring
- Kebutuhan cairan terpenuhi
- Edukasi kepada orangtua agar menjaga kesehatan lingkungan
Medikamentosa
- IVFD Kaen 3B 3cc/kg bb
64
- inj.Colsan 4x300 mg
- Sanmol 3x150 mg
- CTM 3x1 mg
X. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanasionam : ad bonam
ANALISA KASUS
1. Demam tifoid (Tifus abdominalis, Enteric fever, Eberth disease) adalah penyakit
infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi pada usus halus (terutama
didaerah illeosekal) dengan gejala demam selama 7 hari atau lebih, gangguan saluran
pencernaan, dan gangguan kesadaran.
2. Dalam analisis kasus ini akan mendiskusikan cara penegakan diagnosis dari kasus ini
sesuai dengan analisis subjektif dari pasien, hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan,
analisis masalah dari pasien dan perencanaan yang terdiri dari non medikamentosa
dan medikamentosa
3. Penegakan diagnosis Demam tifoid di dasarkan atas anamnesis, pemeriksaan fisik dan
periksaan penunjang yang pasti untuk meneggakan diagnosis demam tifoid yaitu tes
imulogi Tubex yang menilai antibodi terhadap antigen Salmonella typhi.
65
Pasien 1 2 3
Usia 8 tahun 5 tahun 4 tahun
Keluhan
utama
Demam sejak 8 hari Demam sejak 7 hari Demam sejak 8 hari
RPS Demam sejak 8 hari smrs,
muncul perlahan-lahan,
dirasakan naik turun, lebih
tinggi pada sore menjelang
malam hari dan berkurang
pada pagi hari namun tidak
pernah sampai normal.
Setiap makan mual dan
muntah, susah buang air
besar sejak 2 hari,
sebelumnya os mengaku
bisa buang air besar 2-3
kali sehari, namun pernah
buang air besar cair ± 1-2
kali.
Demam sejak 7 hari SMRS.
Demam dirasakan naik
turun. Demam lebih tinggi
pada sore menjelang malam
hari. Pada malam harinya
pasien menggigil dan
mengigau saat tidur. Setiap
makan pasien mengeluhkan
mual dan muntah. Pasien
juga mencret sudah 5x
berisi ampas dan air, tidak
ada lendir dan darah, warna
kuning, sebanyak kurang
lebih 2 gelas. Sebelumnya
BAB pasien biasa saja tidak
mengalami semblit.
Demam sejak 8 Hari
SMRS , pasien mengalami
demam yang tidak terlalu
tinggi , demamnya lebih
tinggi terutama pada
malam hari, namun pada
siang hari suhunya turun
tetapi tidak sampai ke suhu
normal.Suhu tertinggi yang
pernah dicapai adalah
39.1ºC. sementara suhu
terendah yang dicapai
adalah 36.1C .Keluhan
tambahan lain mual
sehingga nafsu makan
berkurang yang biasanya
satu piring sekarang hanya
setengah porsi saja dan
sulit buang air besar.
Terdapat pola perubahan
dalam BAB : 3 hari sekali ,
konsistensi padat ,
berwarna coklat.
Riw
kehamilan
dan persalinan
Baik Baik Baik
66
Riw
Perkembanga
n
Baik Baik Baik
Riw Makanan Baik (suka jajan) Baik (suka jajan) Baik (suka jajan)
Imunisasi
dasar
Lengkap Lengkap Tidak lengkap
Riw Keluarga Tidak ada yg seperti pasien Tidak ada yg seperti pasien Tidak ada yang seperti ini
Riw
Lingkungan
Padat penduduk Pada penduduk Padat penduduk
Riw Penyakit
Dahulu
Diare Diare Diare dan Morbili
PEMERIKSA
AN FISIK
Keadaan
umum/kesada
ran
Tampak sakit sedang/CM Tampak sakit sedang/CM Tampak sakit sedang/CM
Status Gizi Baik Baik Baik
Tanda vital TD : 100/60 mmHg
Nadi : 88x/m
Suhu : 37,8 0C
TD : 90/60
Nadi : 88x/m
Suhu : 37,8 0C
TD :90/60
Nadi : 92 x/m
Suhu : 38,2 0C
67
RR : 20 x/m RR : 20x/m RR : 20 x/m
Status
Generalis
yang
bermakna
Coated tongue Lidah : kotor, hiperemis Lidah : kotor, hiperemis
Laboratorium Leukoponeia,
Widal
S. Typhosa O 1/160,
S. Typhoid H 1/160.
Tubex 5.
Leucopenia
Widal
S. typhosa O 1/320,
S. Typhosa H 1/160
Leukopenia
Widal
S. typhosa O 1/160,
S. Typhosa 1/160.
Tubex : 6.
Diagnosis
Kerja
Demam tifoid Demam tifoid Demam tifoid
Pasien 4 5
Usia 6 tahun 5 tahun
Keluhan
utama
Demam sejak 8 hari Demam sejak 7 hari
RPS Demam sejak 8 hari
SMRS, dirasakan naik
turun dengan pola demam
meningkat pada malam
hari dan turun pada pagi
Demamsejak 7 hari smrs.
Demam naik turun yang
lebih tinggi pada sore
menjelang malam hari dan
berkurang pada pagi hari, 68
hari. Os juga mengeluh
mual sepanjang hari dan
muntah sebanyak 2x/hari.
Disertai keluhan Os juga
mengeluh nyeri pada ulu
hati yang terus – menerus,
buang air besar sebanyak
4x/hari. Buang air besar
cair berwarna kuning
kecoklatan.
pasien menggigil dan
berkeringat saat tidur. Ibu
pasien sudah memberikan
obat penurun panas tapi
demam tidak turun Pasien
mengeluhkan mual dan
muntah, mencret sudah 3x
berisi ampas dan air, tidak
ada lendir dan darah, warna
kuning.
Riw
kehamilan
dan persalinan
Baik Baik
Riw
Perkembanga
n
Baik Baik
Riw Makanan Baik (suka jajan) Baik (suka jajan)
Imunisasi
dasar
Lengkap Lengkap
Riw Keluarga Tidak ada yg seperti pasien Tidak ada yg seperti pasien
Riw
Lingkungan
Padat penduduk Pada penduduk
Riw Penyakit
Dahulu
Diare Diare
69
PEMERIKSA
AN FISIK
Keadaan
umum/kesada
ran
Tampak sakit sedang/CM Tampak sakit sedang/CM
Status Gizi Baik Baik
Tanda vital TD : 120/60 mmHg
Nadi : 80x/m
Suhu : 38,3 0C
RR : 20 x/m
TD : 90/60
Nadi : 88x/m
Suhu : 37,8 0C
RR : 20x/m
Status
Generalis
yang
bermakna
Coated tongue Lidah : kotor, hiperemis
Laboratorium Leukoponeia,
Widal
S. typhosa O 1/320,
S. Typhosa H 1/160.
Leucopenia
Tubex 5
Diagnosis Demam tifoid Demam tifoid
70
Kerja
Dari identitas pasien didapatkan kisaran usia yang terkena pada usia sekolah, secara
teosi kisaran usia yang dilaporkan anatra 3-19 tahun untuk daerah Indonesia. Pada
usia ini adanya kebiasaan untuk membeli makan pada sembarang tempat, cara
penyebaran dari penyakit ini sebagian besar melalui minuman / makanan yang sudah
tercemar dengan bakteri Salmonellaa typhi.
Dari keluhan utama rata-rata datang berobat dengan demam pada hari ke 7 atau lebih.
Diawali dengan demam yang timbul perlahan-lahan, naik turun namun menetap
sepanjang hari. Ada yang sudah diberikan terapi ibat penurun panas namun keluhan
demam cenderung menurun namun tetap masih demam, tidak pernah mencapai pada
suhu normal. Khas, pada demam tifoid yaitu demam berlangsung 3 minggu. Bersifat
febris remittent dan tidak terlalu tinggi. Pada minggu I, suhu tubuh cenderung
meningkat setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore hari
dan malam hari. Dalam minggu II, penderita terus berada dalam keadaan demam.
Dalam minggu III suhu berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir
minggu III.
Dari keluhan tambahn berupa gejala intestinal yang dominan yaitu mual, muntah,
terkadang disertai nyeri ulu hati dan gangguan pada buang air besar. Gangguan pada
buang air besar ini terjadi perubahan dalam bab, diawali dengan perubahan menjadi
diare ataupun menjadi susah buang air besar.
Faktor kebersihan makanan dan lingkungan sekitar tempat tinggal berpengaruh pada
penyakit infeksi demma tifoid, keadaan rumah dan sanitasi yang kurang baik dapat
meningkatkan infeksi, karena cara penularan demam tifoid yaitu fekal-oral.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda khas demam tifoid, yaitu lidah kotor, dengan
pinggir hiperemis dan tremor, ketiga gejala ini disebut dengan coated tongue.
Untuk menunjang diagnosa demam tifoid dari anamnesa dan pemeriksaan fisik,
diperlukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium darah, periksa
darah rutin, serologi widal dan untuk mendiagnosa pasti demam tifoid yaitu tes
imuologi Tubex. Laboratorium darah rutin didapatkan Leukosit yang normal atau
menurun (Leukopenia < 5000/uL), dapat juga disertai dengan penurunan trmobosit
namun tidak pernah menurun sampai dengan <100.000/uL. Pemeriksaan serologi 71
Widal terjadi peningkatan titer S. typhi O yang menandakan penyakit demam tifoid
sedang berlangsung akut (>1/80), namun bermakna bila terjadi peningkatan 4 kali dari
titer pertama kali diperiksa. Pemeriksaan imunologi Tubex, mengenali antibody
terhadap S. typhi (IgM).
Penatalaksanaan demam tifoid bersifat kausal dan simptompatik. Kausal dapat
diberikan kloramfenikol dengan dosisi 50-100mg/kgBB/hari, dengan batas maksimal
2000mg perhari dan leukosit >2000/uL. Terapi simpromatik diberikan cairan yang
cukup dan obat penurun panas paracetamol dengan dosis 10-15mg/kgBB/kali.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi 1,2
Demam tifoid (Tifus abdominalis, Enteric fever, Eberth disease) adalah penyakit
infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi pada usus halus (terutama didaerah
illeosekal) dengan gejala demam selama 7 hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan, dan
gangguan kesadaran.
Etiologi 1,2,3
Penyakit demam tifoid disebabkan oleh infeksi kuman Salmonella Typhi yang mana
merupakan kuman gram negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, bersifat
aerob.
S. typhi mempunyai tiga macam antigen, yaitu:
- Antigen O = Ohne Hauch = Somatik antigen (tidak menyebar)
- Antigen H = Hauch (menyebar), terdapat pada flagella dan bersifat termolabil.
- Antigen Vi = Kapsul; merupakan kapsul yang meliputi tubuh kuman dan
melindungi O antigen terhadap fagositosis
72
Dalam serum penderita terdapat zat anti (agglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut.
Patogenesis dan Patofisiologi 1,5,6
Kuman Salmonella typhi masuk ke dalam tubuh manusia melalui fecal-oral
transmittion melalui orang ke orang maupun melalui perantaraan makanan dan minuman
yang tidak higienis yang terkontaminasi dengan feces atau urine, sesampainya di lambung
sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung, dan sebagian lagi masuk usus halus.
Penyakit yang timbul tergantung pada beberapa faktor, antara lain (1) jumlah organisme yang
ditelan, (2) kadar keasaman dalam lambung. Untuk dapat menimbulkan infeksi, diperlukan S.
typhi sebanyak 105-109 yang tertelan. Sesampainya di lambung sebagian kuman akan
dimusnahkan oleh asam lambung. Namun tidak semua bakteri tersebut mati. Jumlah bakteri
yang mampu bertahan hidup bergantung pada keasaman lambung tersebut. Bakteri yang
mampu bertahan hidup masuk ke dalam lumen usus, lalu mengadakan perlekatan pada
mikrovili dan menyerang epitel hingga mencapai lamina propria. Melalui plak peyeri pada
ileum distal bakteri masuk ke dalam KGB mesenterium dan mencapai aliran darah melalui
duktus torasikus menyebabkan bakteriemia pertama yang asimptomatis.
Kemudian kuman akan masuk kedalam organ – organ sistem retikuloendotelial (RES)
terutama di hepar dan limpa sehingga organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada
perabaan. Dari sini kuman akan masuk ke dalam peredaran darah, sehingga terjadi
bakteriemia kedua yang simptomatis (menimbulkan gejala klinis). Disamping itu kuman yang
ada didalam hepar akan masuk ke dalam kandung empedu dan berkembang biak disana, lalu
kuman tersebut bersama dengan asam empedu di keluarkan dan masuk ke dalam usus halus.
Kemudian kuman akan menginvasi epitel usus kembali dan menimbulkan tukak yang
berbentuk lonjong pada mukosa diatas plak peyeri. Tukak tersebut dapat mengakibatkan
terjadinya perdarahan dan perforasi usus yang menimbulkan gejala peritonitis.
Pada masa bakteriemia, kuman mengeluarkan endotoksin yang susunan kimianya
sama dengan antigen somatik (lipopolisakarida). Endotoksin sangat berperan membantu
proses radang lokal dimana kuman ini berkembang biak yaitu merangsang sintesa dan
pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang. Selanjutnya zat pirogen
yang beredar di darah mempengaruhi pusat termoregulator di hipothalamus yang
mengakibatkan terjadinya demam. Sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan
oleh kelainan pada usus.
73
Bagan Patofisiologi Demam Tifoid
74
KUMAN
S. TYPHI
Makanan +Minuman
Usus halus
Folikel getah bening
intestinum
Multiplikasi
Sel PMN
Aliran
Getah Bening
Aliran Darah
(Bakteremia Primer)
Aliran Darah
( Bakteremia Sekunder)
Hidup dan Berkembang Biak
Multiplikasi
LokalUsus
Lambung mati
Gejala Klinik1,6,8
Gejala demam tifoid pada anak-anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan dengan
penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10-14 hari, selama dalam masa inkubasi dapat
ditemukan gejala prodromal, yaitu: anoreksia, letargia, malaise, nyeri kepala, batuk tidak
berdahak, bradikardi.
Kemudian menyusul gejala-gejala klinis yang biasa ditemukan, yaitu :
1. Demam
Pada kasus-kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu. Bersifat febris remittent
dan tidak terlalu tinggi. Pada minggu I, suhu tubuh cenderung meningkat setiap hari,
biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore hari dan malam hari.
Dalam minggu II, penderita terus berada dalam keadaan demam. Dalam minggu III
suhu berangsur-angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu III.
2. Gangguan saluran cerna
Pada mulut didapatkan nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah- pecah
(rhagaden), lidah ditutupi oleh selaput putih kotor (coated tongue)., ujung dan tepinya
kemerahan. Pada abdomen dapat dijumpai adanya kembung (meteorismus). Hepar
dan lien yang membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya terdapat juga
konstipasi pada anak yang lebih tua dan remaja, akan tetapi dapat juga normal bahkan
terjadi diare pada anak yang lebih muda.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran penderita menurun walau tidak berapa dalam berupa apatis
sampai somnolen.
Disamping gejala-gejala diatas yang biasa ditemukan mungkin juga dapat ditemukan gejala-
gejala lain:
- Roseola atau rose spot; pada punggung, perut bagian atas dan dada bagian
bawah dapat ditemukan rose spot (roseola), yaitu bintik-bintik merah dengan
diameter 2-4 mm yang akan hilang dengan penekanan dan sukar didapat pada
75
RES
Hati dan Limpa
orang yang berkulit gelap. Rose spot timbul karena embolisasi bakteri dalam
kapiler kulit. Biasanya ditemukan pada minggu pertama demam.
- Bradikardia relatif; Kadang-kadang dijumpai bradikardia relatif yang
biasanya ditemukan pada awal minggu ke II.
Komplikasi 2,7,9
Komplikasi tipoid dapat terjadi pada :
1. Intestinal (usus halus) :
Umumnya jarang terjadi, tapi sering fatal, yaitu:
a. Perdarahan usus.
Bervariasi dari mikroskopik sampai terjadi melena dan kalau sangat berat dapat
disertai perasaan nyeri perut dengan tanda-tanda syok: berupa penurunan suhu tubuh dan
tekanan darah yang drastis.
b. Perforasi usus.
Timbul pada minggu ketiga atau setelah itu dan sering terjadi pada distal ileum.
Apabila hanya terjadi perforasi tanpa peritonitis hanya dapat ditemukan bila terdapat udara
dalam rongga peritoneum, yaitu pekak hati menghilang dan terdapat udara bebas (free air
sickle) diantara hati dan diafragma pada foto rontgen abdomen yang dibuat dalam posisi
tegak.
c. Peritonitis
Ditemukan gejala abdomen akut yaitu nyeri perut yang hebat, dinding abdomen
tegang (defense muskular) dan nyeri tekan.
2. Ekstraintestinal
Miokarditis dapat timbul dengan manifestasi klinis berupa aritmia, perubahan ST-T
pada EKG, syok kardiogenik, infiltasi lemak maupun nekrosis pada jantung. Hepatitis tifosa
asimtomatik dapat dijumpai pada kasus demam tifoid dengan ditandai peningkatan kadar
transaminase yang tidak mencolok. Ikterus dengan atau tanpa disertai kenaikan kadar
transaminae, maupun kolesistitis akut juga dapat dijumpai, sedang kolesistitis kronis yang
76
terjadi pada penderita setelah mengalami demam tifoid dapat dikaitkan dengan adanya batu
empedu dan fenomena pembawa kuman (karier).
Diagnosa kerja 5
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis berupa demam, gangguan
gastrointestinal dan mungkin disertai perubahan atau gangguan kesadaran, dengan criteria ini
maka seorang klinisi dapat membuat diagnosis tersangka demam tifoid. Diagnosis pasti
ditegakkan melalui isolasi S. typhi dari darah.
Pemeriksaan Penunjang 9,10
1. Pemeriksaan yang menyokong diagnosis.
Pemeriksaan darah tepi terdapat gambaran leukopenia, limfositosis relatif,
neutropenia pada permulaan sakit. Mungkin juga terdapat anemia dan trombositopenia
ringan.
2. Pemeriksaan untuk membuat diagnosa
a. Deteksi S. Typhi
Kultur merupakan pemeriksaan baku emas namun sensitifitasnya rendah.
Hasil negatif tidak menyingkirkan diagnosis. Hasil negatif palsu dapat terjadi bila
jumlah spesimen sedikit, waktu pengambilan spesimen tidak tepat atau telah
mendapat pengobatan antibiotik.
Keterlibatan biakan strain Salmonella biasanya merupakan dasar untuk diagnosis.
- Biakan darah terutama pada minggu 1-2 dari perjalanan penyakit.
- Biakan sumsum tulang masih positif sampai minggu ke-4
- Biakan sumsum tulang merupakan metode yang paling sensitif
- Kultur tinja biasanya positif pada minggu ke-3 sampai ke-5
b. Deteksi DNA S.typhi
Metode yang digunakan yaitu PCR dimana DNA S.typhi dilipat gandakan.
Metode PCR dapat mendeteksi DNA bakteri baik yang hidup maupun mati. Hasil
positif tidak selalu menunjukkan adanya infeksi aktif, sedangkan hasil negatif tidak
menyingkirkan adanya infeksi karena terdapat beberapa zat yang dapat menghambat
reaksi
c. Tes Widal
77
Tes Widal merupakan pemeriksaan serologis yang pertama kali diperkenalkan
dan masih banyak digunakan. Uji widal klasik mengukur antibodi terhadap antigen O
dan H S typhi. Diagnosis demam tifoid ditegakkan bila kenaikan titer S. Typhi titer O
≥1:200 atau kenaikan 4 kali titer fase akut ke fase konvalesens. Deteksi anti O dan
anti H dalam serum tidak selalu menunjukkan adanya infeksi S.typhi. S.typhi
memiliki beberapa antigen O dan H yang sama dengan Salmonella lain, sehingga
peningkatan titer tidak spesifik untuk S.typhi. Anti O dan H negatif tidak
menyingkirkan adanya infeksi. Hasil negatif palsu dapat disebabkan antibodi belum
terbentuk karena spesimen diambil terlalu dini atau antibodi tidak terbentuk akibat
defek pembentukan antibodi.
d. Tubex Test
Tubex test untuk demam tifoid mendeteksi serum antibodi dengan pemeriksaan yang
sederhana dan cepat, berdasarkan pada penghambatan pengikatan antara 2 tipe
partikel reagen, partikel magnetik diselubungi dengan antigen S. typhi
lipopolysaccharide (LPS), dan partikel indikator berwarna yang diselubungi dengan
anti-O9 IgM monoclonal antibody (MAb). Reaktan kemudian di campur di sebuah
tabung mikro khusus selama 2 menit.7 Kemudian tabung ditempatkan pada sebuah
magnet dan sehingga partikel magnet akan berada pada dasar tabung, bersama atau
tanpa partikel indikator berwarna, tergantung dari ada atau tidaknya hambatan
pengikatan dari anti-O9 MAb.8 Hasil reaksinya dibaca berdasarkan warna resultan
dari supernatant yang mengikuti sedimentasi dari butir-butir magnetik. Pada keadaan
tidak adanya antibodi penghambat, terdapat perubahan (dari biru ke merah) karena
adanya kosedimentasi dari partikel indikator dengan partikel magnetik, namun bila
terdapat antibodi, antibodi akan mencegah perubahan warna tersebut, tergantung dari
konsentrasinya.9
Pada sebuah studi mengenai perbandingan alat tes diagnosis pada demam tifoid
(Multi-Test Dip-S-Ticks (deteksi IgG), Typhidot (IgG dan IgM), dan Tubex (deteksi
IgM)), didapatkan bahwa sensitifitas dan spesifisitas untuk Multi-Test Dip-S-Ticks
adalah 89% dan 53%, untuk TyphiDot adalah 79% dan 89%, dan untuk Tubex adalah
78% dan 94%. Dari hasil ini disimpulkan bahwa 2 alat tes cepat yang memberikan
78
hasil yang menjanjikan adalah TyphiDot dan Tubex. Walaupun ketiga alat diagnosis
ini relatif mudah digunakan, namun Tubex adalah yang paling sederhana.8
Diagnosa banding 1,5
- Influenza
- Gastroenteritis
- Bronkopneumonia
- Tuberkulosis
- Demam berdarah dengue
- Malaria
Tatalaksana 1,5
Sebagian besar pasien demam tifoid dapat diobati di rumah dengan tirah baring,
isolasi yang memadai, pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi serta pemberian antibiotik.
Sedangkan untuk kasus berat harus dirawat di rumah sakit agar pemenuhan cairan, elektrolit
serta nutrisi disamping observasi kemungkinan timbul penyulit dapat dilakukan dengan
seksama.
Pengobatan yang diberikan yaitu:
1. Isolasi penderita dan desinfeksi pakaian dan ekskreta
2. Perawatan yang baik untuk hindari komplikasi, mengingat sakit yang lama, lemah
dan anoreksia.
3. Pemberian antipiretik bila suhu tubuh > 38,5 C.
4. Diet. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein. Bahan
makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak
menimbulkan banyak gas.
5. Antibiotika:
Kloramfenikol; masih merupakan pilihan pertama pada pengobatan penderita demam tifoid.
Dosis yang diberikan 100 mg/kgBB/hari dibagi 4x pemberian selama 10-14 hari. Dosis
79
maksimal 2 g/hari. Hari pertama setengah dosis dulu, selanjutnya diberikan sesuai dosis
diatas, karena kalau diberi dalam dosis yang penuh maka kuman akan banyak yang mati dan
sebagai akibatnya endotoksin meningkat dan demam akan bertambah tinggi. Kloramfenikol
tidak boleh diberikan bila jumlah leukosit < 2000/ ul.
Selain itu dapat juga diberikan:
Ampislin; dengan dosis 100-200 mg/kgBB/hari dibagi 4 x pemberian secara oral atau
suntikan IV selama 14 hari.
Amoksilin; dengan dosis 100 mg/kgBB/hari dibagi 4 x yang memberikan hasil yang setara
dengan kloramfenikol walaupun penurunan demam yang lebih lama.
Kotrimoxazol (trimethoprim 80 mg + sulphametoxazole 400 mg); dengan dosis 10
mg/kgBB/hari dibagi 2 x pemberian
Pada kasus-kasus demam tifoid yang disebabkan S.typhi yang resisten terhadap berbagai
obat diatas (MDR= multidrug resistance), terdiri atas:
Seftriakson; dengan dosis 50-80 mg/kgBB/hari, dosis tunggal selama 10 hari.
Sefiksim; dengan dosis 10-12 mg/kgBB/hari peroral, dibagi dalam 2 dosis selama 14 hari.
Gol.quinolon; Siprofloksasin, 10 mg/kgBB/hari dalam 2 dosis atau ofloksasin, 10-15
mg/kgBB/hari dalam 2 dosis, sudah dipakai untuk pengobatan. Demam biasanya turun dalam
5 hari. Lama pengobatan 2-10 hari.
6. Bila terdapat komplikasi harus diberikan terapi yang sesuai. Misalnya: pemberian cairan
intravena untuk penderita dehidrasi dan asidosis. Pemberian antipiretik masih kontroversial,
di satu pihak demam diperlukan untuk efektifitas respon imun dan pemantauan keberhasilan
pengobatan, namun di pihak lain ketakutan akan terjadinya kejang dan kenyamanan anak
terganggu, sering membutuhkan antipiretik. Dianjurkan pemberian bila suhu di atas 38,5’C.
Pemberian kortikosteroid dianjurkan pada demam tifoid berat, misalnya bila ditemukan status
kesadaran delir, stupor, koma, ataupun syok. Deksamethason diberikan dengan dosis awal 3
mg/kgBB, diikuti dengan 1 mg/kgBB setiap 6 jam selama 2 hari.
Pencegahan 5
80
Secara umum, setiap individu harus memperhatikan kualitas makanan dan minuman
yang dikonsumsi. Kuman S.typhi akan mati apabila dipanasi dalam air setinggi 57’C untuk
beberapa menit atau dangan proses iodinasi/ klorinasi.
Penurunan endemisitas suatu negara/daerah tergantung pada baik buruknya
pengadaan sarana air, pengaturan pembuangan sampah serta tingkat kesadaran individu
terhadap higiene pribadi, dan pendidikan kesehatan masyarakat.
Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi. Vaksin yang digunakan adalah vaksin
yang berasal dari kuman yang dimatikan atau dilemahkan. Vaksin yang terbuat dari S.typhi
yang telah dimatikan ternyata tidak memberikan perlindungan yang baik, sedangkan yang
dilemahkan dapat memberikan perlindungan sebesar 87-95% / 36 bulan. Pemberian IM
dengan dosis 0,5cc. Vaksin ini terutama diberikan pada daerah endemik tifoid.
Prognosis 5
Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan kesehatan
sebelumnya, dan ada tidaknya komplikasi. Di negara maju, dengan terapi antibiotik yang
adekuat, angka mortalitas < 1%. Di negara berkembang, angka mortalitasnya > 10%,
biasanya karena keterlambatan diagnosis, perawatan dan pengobatan. Munculnya komplikasi,
seperti perforasi gastrointestinal atau perdarahan hebat, meningitis, endokarditis, dan
pneumonia, mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
81
Homework Help
https://www.homeworkping.com/
Math homework help
https://www.homeworkping.com/
Research Paper help
https://www.homeworkping.com/
Algebra Help
https://www.homeworkping.com/
Calculus Help
https://www.homeworkping.com/
Accounting help
https://www.homeworkping.com/
Paper Help
https://www.homeworkping.com/
Writing Help
https://www.homeworkping.com/
Online Tutor
https://www.homeworkping.com/
Online Tutoring
https://www.homeworkping.com/
82
83