tugas translate itmkg 2

9
Tugas Ilmu dan Teknologi Material Kedokteran Gigi 2 Fluoride: Apakah Layak ditambahkan kedalam Pit dan Fisur Silen? (Fluoride: Is It Worth tobe added in Pit and Fissure Sealants? Disusun Oleh: Resty Wahyu Veriani (04121004065) Khairannisa Trisna Asih (04121004068) Dosen Pembimbing : drg. Maya Hudiyati, M.DSc Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 2013

Upload: resty-wahyu-veriani

Post on 28-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

added on December 30th, 2013

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Translate ITMKG 2

Tugas Ilmu dan Teknologi Material Kedokteran Gigi 2

Fluoride: Apakah Layak ditambahkan kedalam Pit dan Fisur Silen? (Fluoride: Is It

Worth tobe added in Pit and Fissure Sealants?

Disusun Oleh:

Resty Wahyu Veriani (04121004065)

Khairannisa Trisna Asih (04121004068)

Dosen Pembimbing :

drg. Maya Hudiyati, M.DSc

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi

Fakultas Kedokteran

Universitas Sriwijaya

2013

Page 2: Tugas Translate ITMKG 2

Fluoride: Apakah Layak ditambahkan kedalam Pit dan Fisur Silen?

Abstrak.

Latar belakang dan tujuan: Fluoride digunakan untuk mencegah karies gigi sejak lama.

Pemberian fluoride ke dalam pit and fisur silen telah ditemukan untuk mengurangi inisiasi

dan progresi karies pada pit dan fisur. Penulis melakukan penelitian ini untuk mengevaluasi

dan membandingkan efek dari pelepasan fluoride pada pit dan fisur silen terhadap

penghambatan demineralisasi email yang berdekatan dan mengurangi frekuensi lesi.

Material dan metode: 60 molar tiga bebas karies secara acak dibagi menjadi tiga kelompok,

grup A dengan pit dan fisur silen konvensional tanpa fluoride, Grup B dengan silen berbahan

dasar resin, dan grup C dengan silen berbahan dasar semen ionomer. Kavitas fisur dengan

ukuran 5 x 2 x 15 disiapkan pada permukaan bukal gigi menggunakan bur fissurotomi dan

silen di aplikasikan ke dalam kavitas.

Gigi kemudian dilakukan proses thermocycling dan asam gel gelatin diaplikasikan selama 6

minggu untuk menginduksi karies seperti lesi. 150 mikrometer bagian diambil dari masing-

masing gigi dan diobeservasi dibawah mikroskopkop cahaya terpolarisasi untuk mengukur

kedalaman bagian terdepan dari luar lesi enamel. Kedalaman lesi luar ketiga kelompok

dibandingkan.

Hasil: Demineralisasi email paling sedikit terdapat di pit dan fisur silen dengan semen

ionomer sedangkan demineralisasi yang ditunjukkan resin nonfluoride dan resin berfluoride

sebanding. Frekuensi dinding lesi 0% dari semua kelompok.

Kesimpulan dan interpretasi: Pit dan fisur silen berbahan dasar semen ionomer

menunjukkan efisiasi antikariogenik tertinggi dan oleh karena itu dapat dianjurkan sebagai

sarana untuk mencegah karies gigi.

Katakunci: Karies gigi, Pit dan fisur silen, Fluoride.

Cara untuk mengutip artikel ini: Prabhakar AR, Dahake PT, Raju OS, Basappa N.

Fluoride: Is It Worth to be added in Pit and Fissure Sealants?. Int J Clin Pediatr Dent

2012;5(1):1-5.

Page 3: Tugas Translate ITMKG 2

Pendahuluan

Karies gigi merupakan penyakit yang paling umum yang diderita oleh manusia.

Karies gigi tetap menjadi penyakit utama yang paling umum pada anak-anak, terjadi delapan

kali lebih umum dibandingkan dengan asma, yang merupakan penyakit umum kedua pada

anak-anak.

Permukaan oklusal memperlihatkan 12,5% dari total permukaan pada pertumbuhan

gigi permanen, tetapi menyumbang lebih dari 50% karies pada anak sekolah. Daerah oklusal,

yaitu pit dan fisur merupakan daerah inisiasi karies. Upaya untuk mencegah inisiasi dan

perkembangan karies pada pit dan fisur sudah dilakukan sejak waktu yang lama. Pengenalan

Bis-GMA telah merevolusi perawatan pit dan fisur silen, karena kemudian banyak kemajuan

telah dibuat untuk meningkatkan adesif dan sifat mekaniknya. Pit dan fisur silen merupakan

sarana ekonomis dan memadai untuk pencegahan karies gigi pada permukaan oklusal molar

dan premolar dan juga untuk menjaga kesehatan gigi. Berbagai bahan lain seperti komposit

flowable, semen ionomer kaca, semen ionomer kaca modifikasi resin, kompomer, dan

berbagai jenis agen bonding juga telah digunakan saat ini sebagai pit dan fisur silen.

Fluor topikal dan sistemik efektif dalam mengurangi karies permukaan halus tetapi

tidak efektif dalam mencegah karies pit dan fisur. Penggabungan fluoride dalam pit dan fisur

silen telah ditemukan dan memainkan peran dalam pengurangan karies pit dan fisur, sehingga

mengurangi kejadian karies secara keseluruhan. Berbagai jenis pit dan fisur silen yang

melepaskan fluoride dapat digunakan untuk melindungi permukaan halus, hipoplasia enamel,

dan daerah sekitar kawat ortodonti. Mengingat manfaat-manfaat yang dihasilkan, penggunaan

silen disarankan sebagai langkah-langkah pencegahan dalam berbagai kesehatan masyarakat

dan telah dibuktikan sukses.

Bahan-Bahan dan Metode

Sebanyak 60 molar ketiga diekstraksi untuk tujuan terapeutik dilibatkan dalam

penelitian ini. Semua gigi dievaluasi di bawah mikroskop stereo (Leica Liar M3Z, Jerman)

untuk memastikan tidak adanya lesi white spot atau karies, cacat perkembangan,

Page 4: Tugas Translate ITMKG 2

mikrofraktur, dan diskolorisasi. Semua sampel disimpan dalam 0,01% larutan timol untuk

mencapai desinfeksi dan mencegah dehidrasi. Fluoride bebas prophylaxis diberikan dan gigi

disimpan di air suling deionisasi ganda pada suhu kamar sampai penggunaan lebih lanjut.

Sampel dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu A, B dan C, masing-masing berisi 20

gigi. Pada sepertiga tengah dari bukal permukaan setiap gigi molar ketiga, kavitas pada fisur

disiapkan dengan menggunakan bur Fissurotomi (SS Putih Burs, Lakewood, NJ) dan

handpiece kecepatan tinggi (NSK, Pana AIR) ukuran 5 × 2 × 1,5 mm tanpa bevel atau

preparasi tepi.

Dimensi kavitas diukur dengan Probe periodontal William (Hu-Friedy PQW6, USA)

untuk memastikan keseragaman jendela enamel di semua sampel. Sampel pada ketiga

kelompok dikodekan dengan warna untuk identifikasi, ditunjukkan pada Tabel 1, dan

diaplikasikan dengan pit dan fisur silen sesuai dengan instruksi pabrik.

Aplikasi Silen kedalam Kavitas

Kelompok A (pit dan fisur silen nonfluoride; pit dan fisur silen Helioseal ®): Kavitas

di setiap sampel dietsa asam dengan 37% asam fosfat gel selama 30 detik, dibilas

dengan air suling deionisasi ganda selama 10 detik dan dikeringkan dengan udara

bebas minyak terkompresi selama 10 detik. Bahan-bahan tadi kemudian ditempatkan

di kavitas setiap gigi sesuai dengan instruksi pabrik sampai margin cavosurface dan

disinari selama 40 detik dengan light curing unit. (Bee Cool, Plus Top light – LED

light curing unit, Taiwan).

Kelompok B (Pit dan fisur silen yang melepaskan fluoride, pit dan fisur silen

Guardian Seal™): Prosedur yang sama seperti yang dijelaskan kelompok A dilakukan

juga terhadap sampel kelompok B.

Grup C (Pit dan fisur silen berbahan dasar semen ionomer, pit dan fisur silen GC Fuji

VII™ ): Masing-masing sampel kavitas dibersihkan selama 15 detik dengan dentin

conditioner, dibilas dengan air suling deionisasi ganda selama 10 detik dan

dikeringkan dengan udara bebas minyak terkompresi selama 10 detik. Bubuk dan cair

Page 5: Tugas Translate ITMKG 2

dicampur sesuai dengan instruksi pabrik dan ditempatkan ke

kavitas. Sisa material dihapus dengan plastik instrumen dan disinar dengan light

curing selama 40 detik. (Bee Cool, Plus Top light – LED light curing unit,

Taiwan).Semua permukaan molar dilapisi dengan varnish tahan asam meninggalkan 1

mm dari sound enamel melingkupi kavitas yang terisi silen, yang terpapar dan

mengalami thermocycling pada saliva buatan.

Sampel disuspensikan dalam asam gelatin gel selama 6 minggu pada suhu 37 ° C untuk

menginduksi karies buatan seperti lesi pada enamel rim. Asam gelatin gel diubah pada

interval mingguan, sesuai dengan pH larutan yang akan berubah berdasarkan waktu. Setiap

gigi kemudian dibersihkan secara menyeluruh dengan air suling deionisasi ganda.

Bagian gigi longitudinal dengan ketebalan 150 mikrometer diperoleh dengan memotong

sepanjang jendela enamel gigi menggunakan mikrotom jaringan keras Silverstone-Taylor

(Leica SP 1600, Leica Microsystems, Nussloch, Germany). Potongan itu dievaluasi dibawah

mikroskop cahaya terpolarisasi (Leica, Leica Microsystems, Nussloch, Germany).

Kuantifikasi Lesi Menggunakan Software Leica Qwin

Setiap potongan diperiksa di bawah mikroskop cahaya terpolarisasi dan

photomicrograph dari setiap potongan diambil. Rata-rata kedalaman karies seperti lesi

ditentukan dalam blinded fashion dengan memproyeksikan photomicrographs ke sebuah

komputer dihubungkan tablet digital dan berukuran 10 poin sepanjang bagian terdepan dari

lesi. Menggunakan protokol yang sama, ada atau tidak adanya lesi dinding ditentukan untuk

setiap spesimen. Bagian terdepan bersama dengan bagian permukaan lesi diukur, dengan

pengukuran pertama terletak 100 mikrometer dari preparasi kavitas (Gambar 1).

Untuk analisis statistik, ANOVA digunakan untuk perbandingan kelompok diikuti

dengan tes post hoc Tukey untuk perbandingan grup (A vs B, A vs C, B vs C). Hasil

dinyatakan dengan rata-rata ± SD, koefisien variasi dan rentang nilai.

Hasil

Tabel 2 dan Gambar 2 menunjukkan rata-rata kedalaman lesi luar dari tiga kelompok

perlakuan. Rata-rata kedalaman lesi luar dibandingkan menggunakan ANOVA dan tes post-

hoc Tukey untuk perbandingan grup ( tingkat signifikansi p < 0,05 ).

Page 6: Tugas Translate ITMKG 2

Gambar 1. Potomikrograf menunjukkan pengukuran bagian terdepan karies seperti

lesi pada 10 poin.

Gambar 2. Rata-rata nilai demineralisasi kelompok A, B, dan C.

Rata-rata kedalaman lesi luar yang paling kecil adalah kelompok C (pit dan fisur silen

berbahan semen ionomer kaca) dengan 73%. Perbedaan kedalaman lesi luar kelompok C

dengan kelompok lain menjadi signifikan. Seperti ditunjukkan pada Tabel 3, lesi luar yang

berdekatan dengan kavitas yang diisi silen nonfluoride konvensional memiliki pengurangan

3% pada kedalamannya bila dibandingkan dengan spesimen yang diisi dengan silen yang

melepaskan fluoride. Lesi luar yang berdekatan dengan kavitas yang diisi dengan silen yang

berbahan semen ionomer memiliki pengurangan 27% pada kedalamannya bila dibandingkan

silen nonfluoride konvensional. Kelompok silen berbahan semen ionomer juga mengalami

penurunan 30% di kedalaman luar lesi bila dibandingkan dengan kelompok silen yang

melepaskan fluoride. Persentase pengurangan dihitung dengan membagi kedalaman lesi rata-

Page 7: Tugas Translate ITMKG 2

rata untuk kelompok perlakuan dengan kedalaman lesi rata-rata untuk kelompok kontrol dan

mengalikan hasilnya dengan 100%.

Pembahasan

Pit dan fisur lebih rentan terhadap karies inisiasi karena variasi dalam berbagai

bentuk, bentuknya berliku-liku, tidak teratur, dan sempit (lebar ~0,1 mm ). Akibatnya, ini

menjadi tempat yang ideal untuk retensi bakteri dan sisa-sisa makanan, pembersihan debris

secara mekanik tidak dapat diakses karena bulu sikat gigi (0,2 mm) terlalu besar untuk

menembus sebagian besar fisur.4

Upaya untuk mencegah karies pit dan fisur dilakukan dengan berbagai cara seperti

odontotomy profilaksis, enameloplasti, penggunaan fluoride topikal dan sistemik dan

berbagai bahan-bahan adhesif seperti semen dan resin.4 Penggunaan pit dan fisur silen

dengan demikian bertujuan untuk mencegah inisiasi karies di bagian celah gigi yang

merupakan modal dalam pencegahan karies.17

Sifat kariostatik silen yang disebabkan oleh

obstruksi fisik dari pit dan fisur dapat mencegah kolonisasi bakteri baru dan penetrasi

fermentasi karbohidrat, sehingga bakteri yang tersisa tidak bisa menghasilkan asam dalam

konsentrasi kariogenik.18

Peran pelepasan fluor dari material kedokteran gigi dalam

pencegahan caries19

telah dibuktikan dari penelitian in vitro dan in vivo, mendukung

pernyataan bahwa apabila sering memberikan F- pada konsentrasi rendah dapat mengurangi

demineralisasi enamel dan mempercepat proses remineralisasi.20

Meskipun bahan lain, seperti fluoride varnish, odol, larutan kumur, dan gel dapat

mengurangi prevalensi karies, fluoride yang dilepaskan dari material kedokteran gigi ini juga

memainkan peran yang menjanjikan dalam pencegahan karies.21,22

Kemampuan dari material

ini untuk bertindak sebagai reservoir fluoride adalah jelas sebagai keuntungan dalam

resistensi karies, baik pada interface restoratif enamel dan berbatasan dengan permukaan luar

Page 8: Tugas Translate ITMKG 2

enamel dekat material gigi yang melepaskan fluoride. Semen ionomer kaca (GIC) diketahui

dapat melepaskan fluoride perlahan-lahan selama periode waktu25

ke sekitar enamel untuk

menghasilkan efek kariostatik.26

Bonding GIC dengan enamel dan dentin tanpa etsa adalah

keuntungan tambahan, sehingga lebih mudah untuk dilakukan.27

Oleh karena sifat

kariostatiknya yang terkenal sehingga beberapa upaya dilakukan secara konsisten selama

lebih dari 25 tahun untuk menambahkan fluoride dalam resin silen28

dan upaya untuk

menggabungkan keduanya terus berlanjut hingga sekarang.29

Dalam penelitian ini, pit dan fisur silen semen ionomer kaca telah menunjukkan

penghambatan demineralisasi enamel tertinggi. Perbedaan penghambatan demineralisasi

antara pit dan fisur silen semen ionomer kaca dan resin silen berfluoride dan nonfluoride

secara statistik adalah signifikan. Hasilnya dikaitkan dengan F yang dibebaskan dari semen

ionomer kaca dengan cara tiga mekanisme diskrit: mencuci permukaan, difusi melalui pori-

pori dan celah-celah dan difusi dalam jumlah besar.30

Temuan serupa dikonfirmasi oleh

beberapa penelitian in vitro dan in vivo menunjukkan fluoride yang dilepaskan dari GIC pada

struktur gigi di sekitarnya31

dan struktur mikro gigi.32

Penelitian mengevaluasi bahwa GIC

sebagai pit dan fisur silen secara klinis telah terbukti mengurangi kerentanan terhadap

karies.33

Tidak perbedaan yang signifikan terlihat dari penghambatan demineralisasi antara

resin silen berfluoride serta nonfluoride, dengan demikian, mengkonfirmasi dari hasil

sebelumnya.31,34

Temuan di atas dapat dijelaskan oleh karena perbedaan dalam komposisi antara bahan

ionomerik dan resin, menghasilkan perbedaan berikutnya dalam melepaskan fluoride.34

Difusi air ke bahan yang diperlukan untuk pembentukan ion hidrogen yang menyerang

partikel kaca yang mengandung fluoride dapat melepaskan fluoride. Itulah sebabnya bahan

ionomerik lebih permeabel terhadap air, meningkatkan difusi dan pelepasan fluoride.35

Di

sisi lain, matriks resin silen jauh lebih sedikit hidrofilik, membuat pelepasan fluoride lebih

sulit.36

Tidak ada lesi dinding yang ditemukan di salah satu spesimen di penelitian ini. Tidak

adanya lesi dinding dapat dibenarkan karena pengurangan kebocoran mikro sepanjang

material karena etsa asam atau pengkondisian enamel. Mikropori dan microproyeksi yang

terbuat pada permukaan enamel menyebabkan adanya penetrasi dan polimerisasi silen di

bagian ini, membentuk ikatan mekanik dengan gigi. Ikatan optimal resin silen dengan enamel

Page 9: Tugas Translate ITMKG 2

bergantung pada pengkondisian yang tepat dan memadai dari enamel.37

Hasil yang diperoleh

dalam penelitian ini dapat dikonfirmasi oleh penelitian lain, menunjukkan bahwa silen

meperlihatkan kebocoran mikro yang kecil atau tidak ada hubungan sama sekali antara silen

dan email gigi.38

Bergantung pada lingkungan, semua pit dan fisur silen dapat bertindak berbeda karena

variabel lain seperti persiapan celah, etsa enamel dan conditioning, penerapan bahan bonding

dan kontaminasi permukaan fisur. Metode yang tepat dari penerapan silen juga merupakan

faktor penentu untuk mengurangi kebocoran mikro, mengurangi lesi dinding, yang mungkin

secara lebih lanjut dapat menyebabkan pembentukan karies sekunder.

Kesimpulan

Penghambatan demineralisasi di enamel dengan pit dan fisur silen berbahan semen

ionomer kaca adalah yang tertinggi, diikuti dengan resin silen berfluoride dan

nonfluoride.

Penghambatan demineralisasi di enamel untuk sealant resin berfluoride dan

nonfluorie adalah sebanding.

Tidak ada lesi dinding yang ditemukan di salah satu spesimen di semua pit dan fisur

silen.