refrat thanatologi

Upload: anneke-nandia-paramitha

Post on 06-Jul-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    1/73

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangKematian adalah berhentinya kehidupan secara permanen fungsi dari organ vital paru,

     jantung dan otak sebagai kesatuan yang utuh yang ditandai oleh berhentinya konsumsi

    oksigen. Penentuan kematian dahulu didasarkan pada criteria tradisional namun hanya

     berlaku pada kasus biasa, jika pada kasus luar biasa perlu dilakukan penentuan kematian yang

    lebih modern. Dalam penentuan kematian, tidak hanya menetukan sebab, cara maupun proses

    kematian, namun juga menentukan aktu terjadinya kematian. Deasa ini penentuan

    kematian tidak hanya melakukan pemeriksaan makroskopis, namun juga melakukan

     pemeriksaan lainnya yang dapat mendukung diagnosis kematian, diantaranya adalah

     pemeriksaan mikroskopis dan pemeriksaan entomologi. !al ini sangat penting diketahui oleh

    tenaga terutama para profesional yang berkecimpung dalam dunia kedokteran kehakiman.

    "aka kami mengangkat topik Penentuan waktu Perkiraan Kematian sebagai topik referat

    kelompok kami.

    1.# $umusan "asalah

    Bagaimana menentukan aktu perkiraan kematian korban%

    1.& 'ujuan1.&.1 'ujuan (mum

    (ntuk menentukan aktu perkiraan kematian korban

    1.&.# 'ujuan Khusus

    1. "engenal ilmu thanatologi

    #. "engenal ilmu entomologi

    &. "engenal ilmu pemeriksaan mikroskopis dan laboratorium forensik 

    ). "engetahui perubahan * perubahan yang terjadi pada jena+ah

    . "enentukan perkiraan aktu kematian korban

    1.) "anfaat

    1.).1 "anfaat untuk masyarakat

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    2/73

    Dapat membantu penyidik dalam memperkirakan aktu kematian korban di tempat kejadian

     perkara.

    1.).# "anfaat untuk dokter 

    "enjadi bekal bagi dokter mengetahui cara * cara memperkirakan aktu kematian korban

    tempat kejadian perkara

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    3/73

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    I. Definisi Kematian

    Kematian hanya dapat dialami oleh organisme hidup. -ecara medis, kematian

    merupakan suatu proses dimana fungsi dan metabolisme sel organ internal tubuh

    terhenti. Dikenal beberapa istilah yaitu mati somatis, mati seluler mati serebral dan

    mati batang otak.

    enis kematian ada & yaitu /

    a. "ati klinis 0 somatis

    Proses kematian yang hanya dapat dilihat secara mikroskopis karena terjadi

    gangguan pada sistem pernafasan, kardiovaskuler, dan persarafan yang bersifat

    menetap.

    Ditandai dengan tidak adanya gerakan, refleksrefleks, 223 mendatar selama

    menit, serta tidak berfungsinya jantung dan paruparu.

    4rgan * organ belum tentu mati, masih bisa dimanfaatkan untuk transplantasi.

    Definisi ini yang sering dianut oleh orang aam.

     b. "ati seluler 0 molekuler 

    Proses kematian sel0 jaringan setelah mati klinis. . Proses ini kemudian diikuti

    oleh proses autolisis dan pembusukan. -etiap sel tubuh memiliki perbedaan

    aktu untuk mengalamikematian sel disebabkan oleh perbedaan metabolisme

    seluler didalamnya

    5aktu kematian tiap jaringan 0 organ berbeda. 4tak merupakan organ yang

     paling sensitif yaitu sekitar & menit. aringan otot akan mengalami mati

    seluler setelah ) jam dan kornea masih dapat diambil dalam jangka aktu 6

     jam setelah seseorang dinyatakan mati somatis.

    Penentuan mati seluler ini terutama penting dalam hal transplantasi organ.

    "ati seluler adalag kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul akibatterhentinya penggunaaan oksigen serta metaboliema normal sel dan jairngan

    c. "ati cerebral

    7aitu proses kematian yang ditandai dengan tidak berfungsinya otak dan

    susunan saraf pusat. Definisi ini adalah definisi yang diakui oleh 5!4.

    Kerusakan batang otak / pernafasan berhenti namun masih bisa dipertahankan

    dengan ventilator.

    d. "ati batang otak 

    mati batang otak dapat dikatakan seseorang secara keseluruhan dikatakan tidak dapat

    hidup kembali

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    4/73

    Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenali secara klinis pada seseorang

    melalui tanda kematian yaitu perubahan yang terjadi pada mayat. 8ni sangat penting

    utnuk investigasi suatu kasus kematian dimana perubahan postmortem banyak 

    memberikan informasi baik mengenai aktu kematian, penyebab maupun mekanisme

    kematian1,#

    Berikut adalah alur pemeriksaan jena+ah forensik, dimana jena+ah yang akan

    diperiksa akan dilakukan pemeriksaan luar, pemerikdaan dalam serta laboratorium

    dan pemeriksaan penunjang untuk mengetahui indormasi mengenai kematiannya.

    3ambar 1.1. alur pemeriksan jena+ah forensik 

    II. Penentuan Waktu Kematian

    1. Penentuan Waktu Kematian Berdasarkan Pemeriksaan akr!sk!"is

    #.1.1 Dia$n!sa Kematian dari Peru%a&an 'e"at

    (ntuk mendiagnosa perubahan cepat dari kematian digunakan beberapa alat antara

    lain stetoskop, lampu senter, palu reflek, 223, dan 293. Prinsipnya adalah mendeteksi

    traktus respiratorius dan denyut jantung.

    Beberapa tes yang dapat digunakan adalah /

    a. 'es kardiovaskuler.

    1. "agnus test.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    5/73

    Karena jantung berhenti maka sirkulasi juga berhenti. 9aranya dengan

    mengikat0menutup ujung jari korban dengan karet, lalu dilepaskan, maka tidak 

    tampak adanya perubahan arna dari pucat menjadi merah.

    #. Diaphonos test.

    9aranya dengan menyinari ibu jari korban dengan lampu senter dan tidak 

    terlihat ada sirkulasi :arna merah terang;.

    &.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    6/73

    Lebam mayat.

    Perubahan lambat :late; ?

    Kaku mayat :post mortal rigidity;.

    Pembusukan :decomposition;.

    Penyabunan :adipocere;.

    "ummifikasi.#.1.#.1 Peru%a&an ata

    Perubahan mata setelah kematian dapat berupa /

    !ilangnya refleks kornea, refleks konjungtiva, dan refleks cahaya.

    Kornea menjadi pucat 0 opa@ue 0 keruh.

    Kelopak mata biasanya tertutup setelah kematian karena kekakuan primer dari otot

    tetapi kekakuan otot biasanya sukar untuk membuat mata menutup menjadi lengkap

    sehingga akan tampak sklera, sel debris, mukus dan debu dalam beberapa jam

    kematian, menjadi merah kecoklatan dan kemudian menjadi hitam :Taches Noire De

     La Sclerotique;. Kecepatan kekeruhan dipengaruhi oleh /• 5aktu kematian keadaan matanya menutup atau membuka :bila menutup maka

    kekeruhan lambat terjadi, tapi bila membuka, maka kekeruhan akan cepat terjadi

    akibat kontak dengan luar;.

    • Kelembapan udara :bila lembab maka kekeruhan lambat, bila kering 0 angin

    kencang maka kekeruhan cepat terjadi;.

    • Keadaan korban sebelum mati :bila sakit mata maka kekeruhan akan cepat

    terjadi;.

    • ia :perdarahan karena hipertensi; akan tampak kornea terang

    karena terjadi perdarahan retina.

    Keracunan sianida dan 94 maka kekeruhan akan cepat terjadi.

    Kematian kurang dari 1 jam, otot * otot mata masih hidup sehingga bisa

    ditetesi atropin akan terjadi midriasis pupil.

    'ekanan intraokuler tidak ada. 'ekanan intraokuler menurun dengan cepat setelah

    kematian tergantung dari tekanan darah arteri. Bola mata menjadi lunak dan

    cenderung untuk masuk ke dalam fossa orbital. Kekakuan bola mata dapat dengan

    mudah ditentukan dengan perabaan. Bila jantung berhenti berdetak, tekanan

    menurun sekitar setengah sampai satu jam setelah kematian dan menjadi nol setelah

    # jam setelah kematian.

    Kadar kalium yang tinggi karena cairan bola mata keluar :jumlah kalium yang

    keluar berhubungan dengan aktu kematian;.

    Kedudukan pupil. 5alaupun iris berespon terhadap kimia beberapa jam setelah

    kematian, refleks cahaya menghilang segera saat nukleus batang otak mengalami

    iskemik. 8ris mengandung jaringan otot yang banyak sehingga kehilangan tonusdengan cepat dan iris biasanya relaksasi.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    7/73

    Perubahan pembuluh darah retina melalui pemeriksaan ophtalmoskop retina akan

    dapat menentukan satu tanda pasti kematian aal. -etelah mati, aliran darah

     pembuluh darah retina menjadi segmen seiring dengan tekanan darah yang hilang

    menyebabkan aliran darah terbagi menjadi beberapa segmen.

    #.1.#.# Peru%a&an Ku+it

    Perubahan yang terjadi pada kulit setelah kematian dapat berupa /

    Kulit menjadi pucat. Karena sirkulasi darah berhenti setelah kematian, darah

    merembes keluar dari pembuluh darah kecil sehingga kulit tampak pucat. Kulit

    menjadi pucat, bearna putih abu dan kehilangan elastisitasnya.

    Pada kasus kematian berhubungan dengan spasme agonal dan terdapatnya sumbatan

     pada pembuluh darah balik karena tekanan pada leher atau karena asfiksia traumatic,

    ajah tetap berarna merah kebiruan selama beberapa saat setelah kematian. 5arna

    kekuningan pada kulit karena menderita sakit kuning, arna pink kemerahan karena

    keracunan !9A atau 94 biasanya tetap ada selama beberapa saat setelah kematian.

    2lastisitas :turgor; kulit menurun sampai menghilang.

     -ehingga bisa menetapkan apakah luka pada tubuh korban didapat intravital atau

     post mortem, yaitu /

    • Luka pada intravital akan berbekas dengan ukuran lebih kecil daripada ukuran

    senjata, dermis berarna merah, antara epidermis dan dermis masih ada

     perekatnya.

    • Luka post mortem membekas dengan ukuran lebih besar daripada ukuran

    senjata, bahkan menganga, dermis pucat, epidermis lebih mudah mengelupas.

    Pada kasus tenggelam, kulit tangan keriput :washer woman hand ;.

    • ika terjadi pada ujung jari saja maka kematian ) jam yang lalu.

    • ika terjadi pada telapak tangan dan seluruh jari maka kematian #) jam yang

    lalu.

    • ari tangan yang sudah terlepas digunakan untuk sidik jari.

    #.1.#., Penurunan Su&u Tu%u& -A+$!r !rtis P!st !rtem '!!+in$/

    Penurunan suhu mayat atau algor mortis akan terjadi setelah kematian dan berlanjut

    sampai tercapai keadaan dimana suhu mayat sama dengan suhu lingkungan. Berdasarkan

     penelitian, kurva penurunan suhu mayat akan berbentuk kurva sigmoid, dimana pada jam

     * jam penurunan suhu akan berlangsung lambat, demikian pula bila suhu tubuh mayat

    telah mendekati suhu tubuh lingkungan.

    Bila telah dicapai suatu keadaan yang dikenal sebagai temperatur gradient, yaitu suatu

    keadaan dimana telah terdapat perbedaan suhu yang bertahap di antara lapisan * lapisan

    yang menyusun tubuh, maka penyaluran panas dari bagian dalam tubuh ke permukaandapat berjalan dengan lancar.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    8/73

    Kini penentuan suhu rektal kerap kali sangat berguna dalam investigasi kematian yang

    mencurigakan, kecuali dimana tampak luar mengindikasikan baha tubuh sudah

    didinginkan oleh suhu sekitarnya.

    !al ini juga harus dititikberatkan baha kegunaan dari perkiraan temperatur ini

    menetap pada iklim dengan suhu dingin dan menengah dimana tubuh kehilangan

     panasnya secara lama sebagaimana halnya keseimbangan pada temperatur lingkungan,

    sedangkan pada daerah tropis, penurunan suhu tubuh post mortem dapat minimal atau

     bahkan tidak ada pada iklim yang sangat panas sekali, mayat mungkin dapat menghangat

    setelah mati.

    -aat mati, setelah aktu yang tidak lama, tubuh mulai kehilangan panasnya.

    'emperatur la+im pada tubuh deasa sehat adalah antara C,) derajat

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    9/73

    sampah atau comberan, suhunya akan lebih cepat turun sedikit dibanding dibiarkan di

    udara terbuka.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    10/73

    $umus perkiraan saat kematian berdasarkan penurunan suhu mayat pada suhu

    lingkungan sebesar E derajat

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    11/73

     bertindak pada fibrin, bukan pada fibrinogen.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    12/73

    - 'ubuh mayat yang sudah didinginkan atau tenggelam maka lebam akan berada

    didekat tempat yang bersuhu rendah, akan menunjukkan bercak pink muda

    kemungkinan terjadi karena adanya retensi dari o>yhemoglobin pada jaringan.

    - Keracunan sianida akan memberikan arna lebam merah terang, karena kadar oksi

    hemoglobin :!b4#; yang tinggi.

    Per%edaan antara +e%am ma)at dan memar

    -aat pembusukan sudah terjadi, perbedaannya akan semakin sulit karena terjadi

    hemolisis darah dan difusi pigmen ke dalam jaringan sekitarnya. -aat pembusukan

     berlangsung, lebam akan menjadi gelap, berubah menjadi coklat kemudian hijau sebelum

    hilang seiring hancurnya sel darah.

    Lebam "ayat "emar  

    Lokasi Bagian tubuh terbaah Dimana saja

    Permukaan 'idak menimbul Bisa menimbul

    Batas 'egas 'idak tegas

    5arna Kebiru * biruan atau merah

    keunguan, arna spesifik 

     pada kematian karena kasus

    keracunan

    Diaali dengan merah yang

    lama kelamaan berubah

    seiring bertambahnya aktu

    Penyebab Distensi kapiler * vena 2kstravasasi darah dari kapiler  

    2fek penekanan Bila ditekan akan memucat 'idak ada efek penekanan

    Bila dipotong =kan terlihat darah yang

    terjebak antara pembuluh

    darah, tetesan akan perlahan * 

    lahan

    'erlihat perdarahan pada

     jaringan dengan adanya

    koagulasi atau darah cair yang

     berasal dari pembuluh yang

    ruptur 

    "ikroskopis (nsur darah ditemukan

    diantara pembuluh darah dan

    tidak terdapat peradangan

    (nsur darah ditemukan diluar 

     pembuluh darah dan tampak 

     bukti peradangan

    2n+imatik 'idak ada perubahan Perubahan level dari en+im

     pada daerah yang terlibat

    Kepentingan medicolegal "emperkirakan aktu

    kematian dan posisi saat mati

    "emperkirakan cedera,

    senjata yang digunakan

    Ta%e+ 1. Per%edaan antara +e%am ma)at dan +uka memar

    Le%am "ada !r$an da+am

    Karena lebam terjadi pada daerah yang mengandung pembuluh darah, maka akan

     berpengaruh pada organ * organ dalam yang mengandung pembuluh darah juga.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    13/73

    Lebam mayat Kongesti

    Lokasi !anya pada organ * organ

    tertentu

    Bisa seluruh atau beberapa

     bagian dari organ tersebut

    dipengaruhi oleh patologinya

    Penyebab Distensi pasif kapiler * vena Berdasarkan patologi

     penyakitnya

    Bengkak dan oedema 'idak ada Dapat bermakna

    Pada penampang potongan Darah mengalir pelan * pelan

    dari kapiler yang terdistensi

    Keluar cairan, tercampur 

    dengan darah

    !ollo viscus Lambung atau usus saat

    direntangkan akan tampak 

    daerah dengan perubahan

    arna dan tanpa perubahan

    arna

    Lambung atau usus saat

    direntangkan akan tampak 

     perubahan arna yang

    seragam

    Ta%e+ #. Per%edaan antara +e%am ma)at den$an "r!ses k!n$esti "ada !r$an da+am

    As"ek edik!+e$a+ Pada Pemeriksaan Le%am a)at

    Kegunaan pemeriksaan lebam mayat /

    • Dapat memperkirakan saat kematian.

    • Dapat memperkirakan posisi kematian.

    • 'anda pasti kematian seluler :mati yang terjadi adalah mati seluler;.

    • "engetahui adanya manipulasi :perubahan pada jena+ah;.

    • Dapat mengetahui penyebab kematian.

    #.1.#.4 Kaku a)at -5i$!r !rtis P!st !rtem Stiffenin$/

    Disebut juga cadaveric rigidity. Kaku mayat atau rigor mortis adalah kekakuan yang

    terjadi pada otot yang kadang * kadang disertai dengan sedikit pemendekkan serabut

    otot, yang terjadi setelah periode pelemasan 0 relaksasi primer.

    Kaku mayat mulai terdapat sekitar # jam post mortal dan mencapai puncaknya setelah 1E

     * 1# jam post mortal, keadaan ini akan menetap selama #) jam, dan setelah #) jam kaku

    mayat mulai menghilang sesuai dengan urutan terjadinya, yaitu dimulai dari otot * ototajah, leher, lengan, dada, perut, dan tungkai.

    Kekakuan pertama ditemukan pada otot * otot kecil, bukan karena itu terjadi pertama

    kali disana, melainkan karena adanya sendi yang tidak luas, seperti contohnya tulang

    rahang yang lebih mudah diimobilisasi.

    Kelenturan otot setelah kematian masih dipertahankan karena metabolisme tingkat

    seluler masih berjalan berupa pemecahan cadangan glikogen otot yang menghasilkan

    energi. 2nergi ini digunakan untuk memecah =DP menjadi ='P. -elama masih terdapat

    ='P maka serabut aktin dan miosin tetap lentur. Bila cadangan glikogen dalam otot

    habis, maka energi tidak terbentuk lagi, aktin dan miosin menggumpal dan otot menjadi

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    14/73

    kaku. 

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    15/73

     biasanya bayi, orang sakit, atau orang tua, dapat memberikan kekakuan yang kurang

    dapat dinilai, kebanyakan dikarenakan lemahnya otot mereka.

    Kaku menyebar ke seluruh otot dalam beberapa kondisi dapat mencapai nilai maksimum

    antara 6 * 1# jam. Kondisi ini tidak berubah sampai massa otot mulai menjalani autolisis,

    dimana akan melemas berangsur * angsur kembali seperti periode perubahan aal post * 

    mortem. Kekakuan mayat lengkap dapat terjadi antara 1C * &6 jam.

    5i$!r !rtis Pada Jarin$an Tu%u&

    Kekakuan juga terjadi pada seluruh jaringan muskular dan organ sama seperti terjadi

     pada otot skelet. Kekakuan dapat terjadi tidak sama pada tiap mata, membuat letak pupil

    tidak sama, hal ini memastikan baha posisi post * mortem menjadi indikator yang tidak dapat dipercaya pada kondisi toksik atau neurologis selama hidup.

    Pada jantung, kekakuan menyebabkan kontraksi ventrikel, yang menyerupai pembesaran

    ventrikel kiri, hal ini dapat dihindari dengan pengukuran berat total, menilai ukuran

    normal jantung kiri, mengukur ketebalan ventrikel, dan yang paling penting dengan

     pembedahan dan membandingkan berat kedua ventrikel.

    Kekakuan muskulus dartos pada skrotum dapat menghimpit testes dan epididimis,

    dimana akan membuat kontraksi serabut otot vesikula seminalis dan prostat

    menyebabkan terjadinya ekstrusi semen dari uretra eksterna pada post * mortem.Kekakuan pada muskulus erector pili yang menempel pada folikel rambut dapat

    mengakibatkan gambaran dengan elevasi dari folikel rambut : goose – flesh appearence;.

    Pr!ses Bi!kimiawi )an$ Ter*adi Pada 5i$!r !rtis

    -+ent * 3yorgi :1); menemukan baha substansi kontraktil essensial pada otot adalah

     protein actin dan miosin. 2nergi ini didapat dengan membagi kompleks fosfat dari =DP

    menjadi ='P :2rdos, 1)&;. 3ugus fosfat yang bebas akan membentuk reaksi fosforilasi

    yang mengubah glikogen menjadi asam laktat. =DP dibentuk kembali dengan

    meresintesa ='P dengan tambahan kreatin fosfat.

    -ebagai tambahan untuk persediaan energi, ='P bertanggung jaab terhadap kekenyalan

    otot. =sam laktat disaring kembali masuk kedalam peredaran darah dan kembali ke hati

    untuk dikonversikan kembali menjadi glikogen. -emua reaksi ini anaerob dan dapat

     berlanjut setelah kematian.

    -aat hidup, terdapat konsentrasi ='P yang konstan pada jaringan otot, terdapat

    keseimbangan antara penggunaan dan resintesis ='P. -aat mati, bagaimanapun reaksi

     perubahan =DP menjadi ='P berhenti dan kadar trifosfat berangsur * angsur berkurang

    dengan akumulasi asam laktat. -esudah beberapa aktu, bergantung pada temperatur dan

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    16/73

     jumlah ='P yang tersisa, aktin dan miosin berikatan, mengakibatkan otot menjadi kaku

    sebagai akibat timbulnya kekakuan pada otot :Bate * -mith and Bendall, 1);

    $esintesis ='P bergantung pada ketersediaan glikogen, dimana akan dikurangi dengan

    adanya aktifitas berat sebelum mati. -ecara normal, hal ini muncul pada periode aal

    setelah kematian dimana tingkat ='P dipertahankan atau bahkan meningkat sebagai hasil

    dari pembebasan fosfat oleh proses glikogenolisis.

    Kekakuan dimulai saat konsentrasi ='P turun menjadi CG dari normal, dan kekakuan

    otot akan maksimal saat kadar turun menjadi 1G.

    -aat sudah sempurna, kekakuan HdipatahkanI dengan gerakan memaksa dari anggota

     badan atau leher, lalu jika tidak kembali, maka hal ini memudahkan dilakukannya

     pekerjaan dalam kamar mayat atau memasukkan ke dalam peti mati. Aamun jika

    kekakuan tetap terbentuk, maka kekakuan tersebut akan berlanjut pada posisi yang baru

    sesuai gerakan terakhir.

    Kadang, kekakuan dapat membantu memperlihatkan baha tubuh telah dipindahkan

    antara saat mati dan saat ditemukan.

    0akt!r )an$ mem"en$aru&i ke6e"atan ter*adin)a ri$!r m!rtis

    -ebagai suatu proses kimia, kecepatan dan durasi dari kekakuan dipengaruhi oleh

    temperatur. -emakin tinggi suhu lingkungan, akan memperlambat proses ini. "ayat yang

    terdapat pada daerah dingin 0 salju tidak akan mengalami kekakuan bahkan sampai 1

    minggu setelah kematian, namun saat mayat tersebut dipindahkan ke tempat yang

    hangat, maka dengan cepat akan mengalami kekakuan. -ebaliknya, cuaca panas atau

    tropis dapat mempercepat, sehingga kekakuan akan terjadi dalam beberapa jam atau

     bahkan kurang. Kekakuan total terbentuk cepat, kemudian akan hilang semenjak hari

     pertama terjadinya pembusukan.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    17/73

    0akt!r )an$ mem"en$aru&i !nset dan durasi kaku ma)at

    - 'emperatur 

     Aysten :1C11; mengatakan baha kekakuan bertahan lama di dalam dingin, udara

    lembab dibanding udara kering. !al ini menyebabkan kenapa onset kekakuan berjalan

    lambat dan durasinya berjalan lama pada negara dingin atau cuaca dingin sedangkan

    onsetnya cepat dan durasi cepat pada cuaca panas. !al ini dikarenakan perusakan ='P

    lebih cepat pada cuaca panas.

    - Kondisi fisiologis sebelum mati

    Berdasarkan observasi, tubuh seseorang yang kurus atau mati karena penyakit akan

    melalui proses yang cepat menuju kekakuan, dimana biasanya dengan durasi yang

    cepat. Pada kasus orang yang meninggal karena septicemia, kaku mayat terlihat lebih

    dini sejak & setengah menit pertama dan hilang pada 1 menit sampai 1 jam, saat

     pembusukan dimulai. Pada kematian karena asfiksia, perdarahan hebat, apople>y,

     pneumonia, dan penyakit saraf dengan paralisis otot, maka onset akan lebih lama.

    - Kondisi otot sebelum mati

    4nset akan berjalan lambat dan durasi berjalan lama pada kasus dimana otot dalam

    kondisi sehat sebelum kondisi mati. 4nset akan berjalan cepat jika otot berada dalam

    kondisi kelelahan. Pada orang yang mati saat lari, kaku akan terbentuk dengan cepat

     pada daerah kaki sebelum menuju ke daerah lainnya.

    - Pengaruh sistem saraf pusat

    Pada saat stres, kaku mayat terjadi karena perubahan kimia yang terjadi pada otot

    setelah kematian sebagai bentuk dari aktifitas selular dan en+imatik.

    - (mur 

    Kaku biasanya tidak terjadi pada janin yang tidak lebih dari bulan, tapi masih bisa

    ditemukan pada bayi yang cukup bulan. Kaku bisa timbul dan menghilang dengan

    sangat dini.

    As"ek edik!+e$a+ Pada 5i$!r !rtisKegunaan pemeriksaan kaku mayat /

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    18/73

    'anda pasti kematian.

    Dapat memperkirakan aktu 0 saat kematian.

    Dapat memperkirakan 0 melihat adanya tanda * tanda manipulasi.

    Dapat memperkirakan penyebab :alaupun sulit;.

     

    Dapat memperkirakan posisi.

    Bentuk ( Bentuk dari Kekakuan )an$ en)eru"ai 5i$!r !rtis

    a. Heat Stiffenin$

    Protein pada otot akan terkoagulasi pada temperatur diatas 1) derajat

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    19/73

    Bila orang yang mati duluan, kemudian dibuang ditempat yang dingin J

    tubuh mayat yang dibuang akan tetap kaku karena udara dingin, tetapi setelah

    dihangatkan tubuh mayat akan tetap lemas. 'idak akan terjadi rigor mortis.

    6. 'ada3eri6 S"asm

    9adaveric spasm terjadi pada kematian yang disebabkan jika seseorang berada

    ditengah aktifitas fisik atau emosi yang kuat, yang kemudian menuntun pada

    kekakuan post * mortem instan yang sedikit kurang dapat dipahami. !al ini harus

    diaali dengan aktifitas saraf motorik, tetapi beberapa alasan mengatakan terdapat

    kegagalan relaksasi normal.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    20/73

    "ekanisme pembentukan Penurunan ='P dibaah level

    kritis

    'idak diketahui

    !ubungan medikolegal "engetahui aktu kematian "engetahui cara kematian,

     bisa karena bunuh diri,

    kecelakaan, atau pembunuhan

    Ta%e+ ,. Per%edaan antara ri$!r m!rtis den$an 6ada3eri6 s"asm

    #.1.#.7 Pem%usukan -De6!m"!siti!n8 Putrefa6ti!n/

    "erupakan tahap akhir pemutusan jaringan tubuh mengakibatkan hancurnya komponen

    tubuh organik kompleks menjadi sederhana. Pembusukan merupakan perubahan lebih

    lanjut dari mati seluler. Kedua proses ini mengakibatkan dekomposisi seperti di baah

    ini /

    a. Aut!+isis.

    "erupakan proses melunaknya jaringan bahkan pada keadaan steril yang

    diakibatkan oleh kerja en+im digestif yang dikeluarkan sel setelah kematian dan

    dapat dihindari dengan membekukan jaringan. Perubahan autolisis aal dapat

    diketahui pada organ parenkim dan kelenjar. Pelunakan dan ruptur perut dan ujung

    akhir esofagus dapat terjadi karena adanya asam lambung pada bayi baru lahir 

    setelah kematian. Pada deasa juga dapat terlihat.

    %. Pr!ses Pem%usukan Bakteri.

    "erupakan proses dominan pada proses pembusukan dengan adanya

    mikroorganisme, baik aerobik maupun anaerobik. Bakteri pada umumnya terdapat

    dalam tubuh, akan memasuki jaringan setelah kematian. Kebanyakan bakteri

    terdapat pada usus, terutama #lostridium welchii. Bakteri lainnya dapat ditemukan

     pada saluran nafas dan luka terbuka. Pada kasus kematian akibat penyakit infeksi,

     pembusukan berlangsung lebih cepat. Karena darah merupakan media yang sangat

     baik untuk perkembangan bakteri maka organ yang mendapat banyak suplai darah

    dan dekat dengan sumber bakteri akan terdapat lebih banyak bakteri dan mengalami

     pembusukan terlebih dahulu.

    Bakteri menghasilkan berbagai macam en+im yang berperan pada karbohidrat,

     protein, dan lemak, dan hancurnya jaringan. -alah satu en+im yang paling penting

    adalah lecithin yang dihasilkan oleh #lostridium welchii, yang menghidrolisis

    lecithin yang terdapat pada seluruh membran sel termasuk sel darah dan berperan

     pada pembentukan hemolisis pada darah post mortem. 2n+im ini juga berperan

    dalam hidrolisis post mortem dan hidrogenasi lemak tubuh.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    21/73

    =ktifitas pembusukan berlangsung optimal pada suhu antara E sampai 1EE derajat

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    22/73

    3as terkumpul diantara dermis dan epidermis membentuk lepuh. Lepuh tersebuh

    dapat mengandung cairan berarna merah, keluar dari pembuluh darah karena

    tekanan dari gas. Biasanya lepuh terbentuk lebih dahulu dibaah permukaan,

    dimana jaringan mengandung banyak cairan karena oedema hipostatik. 2pidermis

    menjadi longgar menghasilkan kantong berisi cairan bening atau merah muda

    disebut sin slippage yang terlihat pada hari # * &.

    =ntara & * hari setelah kematian, peningkatan tekanan gas pembusukan

    dihubungkan dengan perubahan pada jaringan lunak yang akan membuat perut

    menjadi lunak. 3igi dapat dicabut dengan mudah atau keropos. Kulit pada tangan

    dan kaki dapat menjadi H glove and stocing I. $ambut dan kuku menjadi longgar dan

    mudah dicabut.

    * 1E hari setelah kematian, pembusukan bersifat tetap. aringan lunak menjadi

    masa semisolid berarna hitam yang tebal yang dapat dipisahkan dari tulang dan

    terlepas. Kartilogi dan ligament menjadi lunak.

    e.  Skeletonisasi .

    -keletonisasi berlangsung tergantung faktor intrinsik dan ekstrinsik dan lingkungan

    dari mayat tersebut, apakah terdapat di udara, air, atau terkubur. Pada umumnya

    tubuh yang terkena udara mengalami skeletonisasi sekitar # * ) minggu tetapi dapat

     berlangsung lebih cepat bila terdapat binatang seperti semut dan lalat, dapat pula

    lebih lama bila tubuh terlindungi contohnya terlindung daun dan disimpan dalam

    semak.

    Dekomposisi berbeda pada setiap tubuh, lingkungan dan dari bagian tubuh yang satu

    dengan yang lain. 'erkadang, satu bagian tubuh telah mengalami mumifikasi

    sedangkan bagian tubuh lainnya menunjukkan pembusukan. =danya binatang akan

    menghancurkan jaringan luna dalam aktu yang singkat dan dalam aktu #) jam

    akan terjadi skeletonisasi.

    f. Pem%usukan :r$an Da+am.

    Perubahan arna muncul pada jaringan dan organ dalam tubuh alaupun prosesnya

    lebih lama dari yang dipermukaan. ika organ lebih lunak dan banyak vascular maka

    akan membusuk lebih cepat. 5arna merah kecoklatan pada bagian dalam aorta dan

     pembuluh darah lain muncul pada perubahan aal. =danya hemolisis dan difusi

    darah akan mearnai sekeliling jaringan atau organ dan merubah arna organ

    tersebut menjadi hitam. 4rgan menjadi lunak ,berminyak, empuk dan kemudian

    menjadi masa semili@uid.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    23/73

    Awa+ Ak&ir

    Laring dan trakhea Paru * paru

    Lambung dan usus antung

    Limpa 3injal4mentum dan mesenterium 4esofagus dan diafragma

    !ati Kandung kencing

    4tak Pembuluh darah

    (terus gravid Prostat dan uterus

    Ta%e+ 2. Susunan "eru%a&an "em%usukan "ada !r$an da+am

    Keadaan yang mempengaruhi onset dan lama pembusukan /

    a. 0akt!r Eks!$en

    1. Tem"eratur atm!sfer.'emperatur atmosfer lingkungan yang tinggi akan mempercepat pembusukan.

    Pada umumnya, proses pembusukan berlangsung optimal pada suhu E sampai

    1EE derajat

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    24/73

    Biasanya tergantung dari produksi dan akumulasi gas di jaringan dan rongga

    tubuh. 3aya gravitasi cadaver lebih besar dari air maka tubuh akan cenderung

    tenggelam sampai adanya cukup gas sehingga membuat tubuh mengapung. "aka

    dari itu, pembentukan gas akan membantu tubuh untuk naik ke permukaan air.

    Beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, pakaian, kondisi tubuh, musim,

    keadaan air dapat mempengaruhi aktu mengapung yang berperan dalam proses

     pembusukan dan pembentukan gas.

    Penampakan arna dekomposisi pada permukaan tubuh menjadi kacau dimana

    tubuh yang terendam dalam air memiliki postur tertentu yaitu kepala dan ajah

    terletak lebih rendah dari bagian tubuh lainnya karena kepala lebih berat dan

     padat. Bagian batang tubuh berada paling atas dan anggota gerak tergantung

    secara pasif pada posisi yang lebih rendah. Posisi ini menyebabkan darah banyak 

    menuju kepala dan mempercepat pembusukan.

    Dekomposisi dalam air Dekomposisi pada udara

    5ajah dan leher Perut

    Dada Dada

    Bahu 5ajah

    Lengan 'ungkai

    Perut Bahu'ungkai Lengan

    Ta%e+ 4. Per%edaan "em%usukan da+am air dan "ada udara

    4. Terku%ur da+am tana&.

    Pada umumnya tubuh yang terkubur dalam tanah yang dalam akan membusuk 

    lebih lama daripada tubuh yang terkubur dalam tanah yang dangkal. Pada tubuh

    yang terkubur pada tempat yang basah, daerah raa, tanah liat, maka

     pembusukan akan lebih cepat. Pembusukan akan berlangsung lebih lama jika

    dikubur di tanah kering, tanah kuburan pada dataran tinggi, atau kuburan yang

    dalam. =danya +at kimia disekitar tubuh, khususnya lemon, akan memperlambat

     pembusukan.

    'ubuh yang terkubur tanpa pakaian atau kafan pada tanah berpori yang kaya

     bahan organik, akan menunjukkan pembusukan yang lebih lama.

    5aktu antara saat kematian dengan saat dikuburkan dan lingkungan sekitar tubuh

     pada aktu ini akan mempengaruhi proses pembusukan. -emakin lama tubuh

     berada di tanah sebelum dikuburkan, maka akan mempercepat pembusukankhususnya bila tubuh diletakkan pada udara yang hangat.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    25/73

    %. 0akt!r End!$en

    1. Se%a% kematian.

    ika seseorang meninggal karena kecelakaan, pembusukan akan berlangsung

    lebih lama daripada orang yang meninggal karena sakit. Kematian karena gas

    gangren, sumbatan usus, bakteriemia 0 septikemia, aborsi akan menunjukkan

     proses pembusukan yang lebih cepat. $acun yang dapat memperlambat

     pembusukan yaitu potassium sianida, barbiturat, fosfor, dhatura, strychnine, dan

    sebagainya. Pada kasus strychnine, terjadi kejang yang lama dan berulang, proses

     pembusukan akan dipercepat, dimana terjadi kejang dengan sedikit kelelahan

    otot, pembusukan akan menjadi lebih lama. Keracunan kronis oleh logam akan

    memperlambat pembusukan karena memperlambat efek jaringan. =lkoholik 

    kronik umumnya akan mempercepat pembusukan.

    ika tubuh terurai saat kematian, anggota gerak akan menunjukkan pembusukan

    yang lambat, batang tubuh akan membusuk seperti biasa.

    #. K!ndisi tu%u&.

    Kelembapan pada tubuh akan menunjang pembusukan. 9airan pada tubuh

    manusia kira * kira dua per tiga dari berat badan. "aka dari itu pada tubuh yang

    mengandung sedikit cairan seperti rambut, gigi, tulang akan memperlambat

     pembusukan. Pada kasus dehidrasi akan memperlambat pembusukan. 'ubuh yang

    sangat kurus akan lebih lambat membusuk dibandingkan dengan tubuh yang

    gemuk karena jumlah cairan pada orang yang kurus lebih sedikit.

    ,. Pakaian "ada tu%u&.

    Pada tubuh yang terpapar udara, pakaian dapat mempercepat pembusukan dengan

    menjaga suhu tubuh tetap hangat. Pakaian yang ketat dapat memperlambat

     pembusukan karena menekan bagian tubuh sehingga darah sedikit yang

    terkumpul pada daerah yang tertekan.2. Umur dan *enis ke+amin.

    'ubuh bayi yang baru lahir akan membusuk lebih lambat karena masih steril. ika

     bayi baru lahir tersebut mengalami trauma selama atau setelah lahir atau sudah

    mendapat makanan setelah lahir, maka akan membusuk lebih aal. 'ubuh anak * 

    anak membusuk lebih cepat daripada orang tua, dimana pada orang tua akan

    membusuk lebih lama karena mengandung cairan lebih sedikit.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    26/73

    enis kelamin tidak terlalu berpengaruh. 'ubuh anita memiliki lemak yang lebih

     banyak yang akan mempertahankan panas lebih lama, yang akan mempercepat

     proses pembusukan.

    #.1.#.; Pen)a%unan -Sa"!nifikasi/

    Dikenal juga sebagai Hgrave a>I atau adiposera. =diposera berasal dari bahasa latin,

    adipo untuk lemak dan cera untuk lilin; berarna utih kelabu setelah meninggal

    dikarenakan dekomposisi lemak yang dikarenakan hidrolisis dan hidrogenasi dan lemak 

    :sel lemak; yang terkumpul di jaringan subkutan yang menyebabkan terbentuknya

    lechitinase, suatu en+im yang dihasilkan oleh #lostridium welchii, yang berpengaruh

    terhadap jaringan lemak. Dengan demikian akan terbentuk asam * asam lemak bebas

    :asam palmitat, stearat, oleat;, ph tubuh menjadi rendah dan ini akan menghambat

     bakteri untuk pembusukan dengan demikian proses pembusukan oleh bakteri akan

    terhenti. 'ubuh yang mengalami adiposera akan tampak berarna putih * kelabu,

     perabaan licin dengan bau yang khas, yaitu campuran bau tanah, keju, amoniak, manis,

    tengik, mudah mencair, larut dalam alkohol, panas, eter, dan tidak mudah terbakar, bila

    terbakar mengeluarkan nyala kuning dan meleleh pada suhu #EE derajat

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    27/73

    - Dapat pula untuk mengetahui sebab * sebab kematian jangka aktu dekat seperti

    kecelakaan, namun dapat juga digunakan untuk aktu yang lama.

    - 'empat untuk pembuangan tubuh dapat diketahui.

    - 'anda * tanda positif dari kematian dapat diketahui dari kematian sampai beberapa

    minggu atau mungkin beberapa bulan.

    Lemak tubuh pada aktu meninggal mengandung hanya sekitar E,G dari asam lemak 

     bebas namun sekitar empat minggu setelah kematian dapat meningkat sampai #EG dan

    setelah 1# minggu dapat meningkat menjadi EG bahkan lebih. Pada saat ini adiposera

    dapat terlihat dengan jelas berarna putih keabuan menggantikan jaringan lunak. Pada

    aal saponifikasi, dimana belum terlalu jelas terlihat pemeriksaan dapat dengan

    menggunakan analisa asam palmitat.

    =diposera dapat diketemukan bercampur dengan dekomposisi yang lain tergantung dariletak tubuh dan lingkungan yang bervarias, maka salah satu tubuh dapat menjadi

    saponifikasi di bagian tubuh yang lain dapat menjadi mumifikasi atau pembusukan.

    #.1.#.< umifikasi

    "umifikasi adalah proses yang menginhibisi proses pembusukan alami yang memiliki

    karakteristik dimana jaringan yang mengalami dehidrasi menjadi kering, berarna gelap,

    dan mengerut. Pengeringan akan menyebabkan tubuh lebih kecil dan ringan. Dilihat dari

    sudut forensik, mumifikasi memberikan keuntungan dalam bertahannya bentuk tubuh,

    terutama kulit dan beberapa organ dalam, bentuk ajah secara kasar masih dapat

    diindentifikasi secara visual. "umifikasi juga dapat mempreservasi bukti terjadinya jejas

    yang menunjukkan kemungkinan sebab kematian. 2lliot -mith :11#; menemukan mumi

    yang telah berumur kurang lebih #EEE tahun dan masih mampu menunjukkan baha

    sebab kematian orang itu adalah akibat kekerasan. Luka * luka yang ada cocok dengan

    luka akibat bacokan kapak atau pedang, tusukan tombak dan pukulan dari pegangan

    tombak.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    28/73

    Kepentingan forensik yang tak kalah penting pada mumifikasi adalah identifikasi. 5alau

    terjadi pengerutan namun struktur ajah, rambut, dan beberapa kekhususan pada tubuh

    seperti tato dapat bertahan sampai bertahun * tahun. 'erperliharanya sebagian dari

    anatomi dan topografi jenasah pada proses mumifikasi memungkinkan pemeriksaan

    radiologi yang lebih teliti. Dengan pemeriksaan radiologi, jejas jejas yang mungkin

    terleatkan dalam pemeriksaan mayat dan bedah mayat dapat ditunjukkan dengan jelas

    dan dieksplorasi kembali leat pemeriksaan bedah jenasah. Pemeriksaan 9' scan pada

    mumi juga dapat mengungkapkan jejas pada lokasi yang sulit dijangkau, bahkan dengan

     pemeriksaan bedah mayat.

    Proses mumifikasi juga memungkinkan dilakukannya pemeriksaan DA=, baha pada

     jenasah yang berusia ratusan atau ribuan tahun. Laposan kulit luar yang miskin akan inti

    sel mungkin tidak cukup baik diambil sebagai sampel, namun tulang, akar rambut, organ

    dalam dan sisa cairan tubuh yang mengering pada mumi dapat digunakan untuk 

     pemeriksaan DA=. 7ang harus diingat dalam pemanfaatan mumi untuk kepentingan

    forensik baha pada mumifikasi terjadi pengerutan kulit yang dapat menimbulkan

    artefak pada kulit yang menyerupai luka 0 jejas terutama pada daerah pubis, daerah

    disekiter leber, dan a>illa.

    #. Penentuan Waktu Kematian Berdasarkan Pemeriksaan ent!m!+!$i

    #., Penentuan Waktu Kematian Se6ara Ent!m!+!$i

    #.,.1 Definisi

     2ntomologi forensik atau medikolegal adalah ilmu yang mempelajari serangga yang

     berhubungan dengan jasad tubuh. Pada lingkungan yang sesuai serangga akan membentuk 

    koloni pada jasad tubuh beberapa saat setelah kematian. Perkembangan serangga

    seiring dengan aktu dapat digunakan untuk menentukan aktu kematian dengan tepat.1

    #.,.# Karakteristik seran$$a

      -erangga adalah anggota dari kelas insekta hean tidak bertulang belakang filum

    artropoda. -erangga dapat berupa lalat, nyamuk, jengkrik, kecoa, rayap, kumbang, kupu

    kupu, ngengat, semut, taon dan lebah. -erangga deasa biasanya dapat dibedakan dari

     binatang lainnya dengan beberapa ciri khas yang jelas. !ampir beberapa di antaranya

    ditutupi permukaan luar yang keras disebut e>oskeleton, yang terbagi atas kepala, dada,

     perut, & pasang kaki yang menempel pada dada, 1 pasang antena di kepala, mata yang besar 

    dan 1 atau # pasang sayap.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    29/73

    -erangga deasa akan menetaskan telur dan serangga yang imatur akan keluar dari

    telur dan beberapa kelompok terlihat sangat mirip dengan induknya, kecuali bila berukuran

    lebih kecil dan tidak punya sayap. -erangga yang imatur ini disebut nimfa, secara periodik 

    melepaskan kulitnya dan bertambah besar. Aimfa meleati fase pergantian kulit dan

    menunjukkan semua karakteristik deasa. angkrik, kecoa dan turunan dari beberapa

    serangga yang dikenal, tumbuh perlahanlahan seperti siklus di atas. 'etapi, beberapa

    serangga meleati & stadium yang berbeda dalam perkembangannya yaitu telur. larva, dan

     pupa. 'idak satupun dari stadium ini yang menyerupai bentuk induknya. Larva yang menetas

    dari telurnya, umumnya memiliki tubuh yang lunak dan menyerupai ulat bulu, belatung.

    Dalam pertumbuhannya, larva melepaskan kulitnya dan bertambah besar. Pada dasarnya,

    larva akan menyelubungi permukaan luar kulitnya menjadi kepompong, yang akan

    menjalani stadium perkembangan sebelum deasa. -tadium ini disebut pupa. -erangga

     bentuk deasa nantinya akan keluar dari pupa tersebut. Kupukupu, rayap, lalat, kumbang,

    dan beberapa serangga lain berkembang dengan cara ini. Banyak dari spesies serangga yang

     penting dalam forensik meleati tahap perkembangan yang terakhir ini.#

    #.,., em"erkirakan waktu post mortem den$an teknik ent!m!+!$i

    =hli patologi forensik menggunakan beberapa metode yang la+im digunakan

    dalam membuat perkiraan saat kematian adalah pengukuran penurunan suhu tubuh :algor 

    mortis;, interpretasi lebam :livor mortis; dan kaku mayat :rigor mortis;, interpretasi proses

    dekomposisi, pengukuran perubahan kimia pada vitreous, interpretasi isi dan

     pengosongan lambung. =kan tetapi, parameter medis tersebut sering dipengaruhi oleh

     banyak variabel lain, yang sampai sekarang masih tidak diketahui dengan pasti dan

     parameter medis tersebut dinilai sedikit atau bahkan tidak dapat dipergunakan sama sekali

     bila lama kematian sudah lebih dari # jam. -etelah meleati aktu lebih dari # jam, bukti

    entomologis merupakan bukti yang paling akurat dan merupakan satu * satunya metode yangtersedia untuk menentukan lama aktu kematian. 5alaupun parameter medis sering

    digunakan untuk memperkirakan lama kematian yang baru terjadi dalam beberapa

     jam, dalam keadaan normal serangga selalu tertarik dengan jasad tubuh segera

    setelah kematian, sehingga serangga juga dapat digunakan dalam memperkirakan aktu aal

    setelah kematian.&

    =plikasi yang paling sering dilakukan pada entomologi adalah menentukan

    aktu kematian, petunjuk adanya manipulasi pergerakan terhadap tubuh korban, letak 

    luka, tandatanda penyiksaan, ciriciri kriminalitas dan apakah korban menggunakan

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    30/73

    obat *obatan atau diracun. -erangga juga dapat digunakan untuk analisis

    toksikologi dan sumber materi DA= untuk analisa beberapa kasus dari ektoparasit

    seperti nyamuk atau kutu.,

    #.,.2 Dasar "en$$unaan seran$$a se%a$ai indikat!r mem"erkirakan waktu kematian

    'ubuh yang membusuk merupakan mikrohabitat yang baik sebagai sumber makanan

     bagi beberapa organisme seperti bakteri, jamur, hean pemakan bangkai. Dalam hal ini

    serangga merupakan yang paling dominan. -erangga yang terdapat pada mayat biasanya

    menunjukkan spesies tertentu yang hidup pada daerah tertentu. -ebagai contoh, di !aaii,

    terdapat satu spesies yang hanya ada di daerah tersebut, begitu juga di daerah tropis. Aamun

    dengan perkembangan +aman, perpindahan spesies dapat terjadi dengan mudah. -ehingga

    spesies yang aalnya ditemukan di satu daerah, dapat ditemukan juga di daerah lain.

    -erangga yang tertarik pada mayat, secara umum dapat dikategorikan menjadi empat

    kelompok /

    #.,.2.1 S"esies Ne6r!fa$us

    8ni merupakan spesies yang biasanya memakan jaringan tubuh mayat. 7ang termasuk 

    dalam spesies ini Diptera :9aliiphoridae dan -arcophagidae; dan 9oleoptera :-ilphidae dan

    Dermestidae;. -pesies dalam kelompok ini adalah yang paling signifikan untuk 

    memperkirakan aktu kematian selama stadium aal pembusukan.##.,.2.# Parasit dan "redat!r )an$ memakan s"esies ne6r!fa$us

    "enurut -mith, kelompok ini adalah kelompok kedua terbanyak yang ditemukan pada

    mayat.7ang termasuk kelompok ini adalah 9oleoptera :-ilphidae, -taphylinidae dan

    !isteridae;, Diptera :9alliphoridae dan -tratiomyidae; dan parasit !ymenoptera. Larva

    Diptera, yang merupakan necrofagus pada aal perkembangannya akan menjadi predator 

     pada akhir perkembangannya.#

    #.,.2., S"esies :mnif!ra

    7ang termasuk kategori ini adalah semut, taon dan beberapa kumbang yang memakan jaringan tubuh mayat serta serangga tertentu. Dalam jumlah besar mereka dapat menurunkan

    aktu pembusukan dengan memakan spesies necrofag.#

    #.,.2.2 S"esies +ainn)a

    Kategori ini termasuk spesies yang menggunakan mayat sebagai habitat mereka, seperti

     pada kasus 9ollembola, labalaba dan kelabang. Kategori ini meliputi =cari pada famili

    =caridae, Lardoglyphidae,5interschmidtiida, yang memakan jamur yang tumbuh pada

    mayat. Dan juga berhubungan dengan 3amasida dan =ctinedida, termasuk "acrochelidae,

    Parasitidae, Parholaspidae, 9heyletidae dan $aphignathidae yang memakan kelompok 

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    31/73

    =carinedanAematoda.#

    #.2 enentukan Lama Kematian

    Dalam ilmu kedokteran, memperkiraan saat kematian tidak dapat dilakukan

    dengan 1 metode saja, gabungan dari # atau lebih metode akan memberikan hasil perkiraan

    yang lebih akurat dengan rentang bias yang lebih kecil. "etode yang pertama dengan

    memperkirakan pertumbuhan dari larva diptera yang merupakan aal dari lalat :blow

     flies;. 'ehnik ini dimulai sejak dari ditaruhnya telur lalat hingga lalat yang pertama

    muncul dari pupa dan meninggalkan jasad, sehingga sangat berguna dalam

    hitungan jam hingga berminggu * minggu setelah kematian. "etode yang kedua

    adalah dengan berdasarkan prediksi, yaitu banyaknya kolonisasi pada tubuh oleh

    serangga.!al ini dapat digunakan sejak beberapa minggu setelah kematian hingga yang

    tersisa hanya tulang * tulang. "etode ini tergantung pada umur dari sisa jasad dan jenis

    serangga yang ada.&

    #.4 Perkem%an$an Lar3a Di"tera

    Lalat akan tertarik pada jasad tubuh segera setelah kematian. Lalat yang pertama kali

    tertarik dengan jasad umumnya adalah blow flies :berukuran besar, agak metalik, sering kali

    terlihat dekat makanan atau tempat sampah;, akan tetapi pada beberapa bagian dari dunia

    lalat  flesh flies yang terlebih dahulu tertarik dengan jasad. $low flies tergolong pada family

    #alliphoridae, ordo  Diptera.  Pada tahun 1C, ditemukan 1& spesies dari

    9alliphoridae dan -arcophagidae yang ditemukan pada mayat di 5ashington. Penelitian ini

    menjadi dasar yang digunakan untuk memperkirakan usia belatung yang didapat pada

    mayat. Belakangan ini, para peneliti mulai mengulang dan memperbaiki penelitian tentang

    siklus perkembangan dan ukuran belatung yang dipengaruhi oleh suhu. Data yang paling

     banyak ditemukan dalam forensik adalah spesies diptera. -erangga merupakan hean

     berdarah dingin, sehingga temperatur tubuhnya dipengaruhi oleh suhu sekitar 

    lingkungan. Ketika suhu lingkungan meningkat, laju pertumbuhan serangga lebih

    cepat, sedangkan ketika suhu lingkungan menurun, laju pertumbuhan serangga

    menjadi lebih lambat.

    Perkembangan dari serangga dapat diperkirakan, analisis dari serangga paling tua

    yang terdapat pada jasad, disertai dengan pengetahuan mengenai kondisi

    meteorologis dapat digunakan untuk menentukan berapa lama serangga berkoloni di jasad,

    sehingga dapat menentukan lama kematian.#

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    32/73

    Pada penelitian tentang penguraian, aktivitas lalat biasanya dimulai 1E menit segera

    setelah kematian, tapi hal ini tidak selalu sama pada beberapa kasus seperti pada kasus

    tenggelam dan mayat dibungkus, aktivitas lalat bisa lebih lambat.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    33/73

    stadium nonfeeding stage atau wandering stage. Pada stadium ini tidak ditemukan perubahan

    fisik, alaupun terjadi perubahan fisiologis pada organ internal, tetapi dapat ditemukan

     perubahan sikap yang signifikan. Ketika larva memasuki nonfeeding stage, larva akan

    menjauh dari sumber makanan dan mencari tempat yang sesuai untuk menjadi pupa. 'empat

    itu antara lain adalah tanah disekitar, karpet, rambut atau baju dari jasad. Larva mungkin akan

    mengubur diri beberapa sentimeter didalam tanah atau merangkak bermeter * meter untuk 

    mendapatkan tempat yang cocok untuk menjadi pupa. Pada stadium ini disebut

    dengan HprepupaI.Pada akhir stadium ini larva akan memendek dan menjadi

    translusen. Pupasi akan dimulai sejak belatung prepupa mulai berkontraksi. Belatung tidak 

    akan mengelupaskan kutikula yang tumbuh pada instar stage ', akan tetapi

    kutikula tersebut akan menghilang sedikit demi sedikit dan serangga akan

    mensekresikan sejumlah substansi kedalam kutikula yang akan membuat arna pupa

    menjadi keras dan berarna hitam untuk membentuk puparium. Bagian yang

    disebut dengan pupa adalah serangga yang hidup, dengan bagian kantung pupa yang

    mengalami pengerasan atau puparium yang berguna sebagai struktur nonvital yang

    membungkus serangga. =kan tetapi pada umumnya yang dianggap sebagai pupa adalah

     bagian puparium dan serangga yang hidup dalamnya, sedangkan kantung pupa yang

    ditinggalkan setelah lalat terbang disebut sebagai kantung pupa.&

    Didalam kantung pupa yang mengalami pengerasan, serangga

     bermetamorfosis atau berubah menjadi lalat deasa. Pada masa ini, jaringan * jaringan

    imatur akan rusak dan akan digantikan dengan jaringan yang matur. -etelah

    selesai lalat deasa akan merobek ujung kantung pupa dengan memperbesar dan

    mengkontraksikan ptilinum :kantung yang berisi darah yang terdapat pada kepala;. Bagian

    ujung dari kantung pupa atau operkulum akan robek dan membelah menjadi dua bagian.

    Lalat deasa yang baru akan meninggalkan kantung pupa dan robekan operkulum sebagai

     bukti baha sudah meleati siklus dengan sempurna. Lalat yang baru keluar dari pupa tidak 

    memiliki arna biru metalik atau kehijauan seperti pada lalat deasa. -ayap dari lalat baru

    keluar terlipat lipat, dengan kaki yang tinggi, kurus, dan lemah, badan berarna abu * abu

    dan bagian kepala belum terbentuk sempurna karena adanya ptilinum yang belum mengalami

    retraksi. Pada stadium ini lalat sangat mudah dimangsa dan alaupun tidak dapat terbang

    lalat tersebut dapat berlari dengan cepat dan akan bersembunyi hingga sayapnya kering dan

    dapat terbang. -etelah itu tubuh lalat akan terlihat berarna hijau metalik. Lalat deasa

    yang terbang merupakan tanda forensik yang signifikan karena mengindikasikan

     baha siklus dari lalat blow flies  telah lengkap terjadi pada jasad. Lalat yang dapat terbang

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    34/73

    tidak dapat digunakan sebagai identifikasi karena tidak bisa dibedakan antara lalat yang baru

    datang atau sudah berkembang, tetapi lalat yang baru saja keluar dari pupa dan

     belum dapat terbang dapat digunakan untuk memperkirakan aktu kematian.

    Ditemukannya pupa yang kosong juga mengindikasikan baha siklus dari lalat pada jasad

    telah lengkap.-eluruh siklus hidup dari lalat dapat diprediksi. -iklus tersebut

    sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan, spesies, nutrisi, kelembapan dan lain * lain.

    =kan tetapi dari semua faktor diatas yang paling berpengaruh adalah temperatur.

    Ketika menggunakan perkembangan lalat untuk menentukan aktu kematian perlu

    mengetahui beberapa hal antara lain/

    #.4.1 Stadium tertua dari blow flies )an$ %er&u%un$an den$an *asad

    -angatlah penting untuk mengetahui sampai sejauh mana siklus hidup dari lalat yang

    sudah terjadi. -eperti halnya temperatur yang mempengaruhi perkembangan serangga,

    serangga yang mengalami perkembangan paling depan adalah serangga yang pertama

    kali mencapai jasad. 'idak ada gunanya menentukan larva yang berada pada instar 

     stage &  bila dapat ditemukan pupa kosong. Pupa yang kosong mengindikasikan baha ada

    serangga yang sudah menyelesaikan siklus hidupnya. =pabila pada pemeriksaan

    didapatkan larva pada stadium instar stage ' pemeriksa harus memeriksa daerah baju, rambut

    dan sekitarnya untuk menentukan apakah sudah ada larva yang memasuki nonfeeding 

     stage. =pabila ditemukan larva pada nonfeeding stage  pemeriksa harus mencari apakah

    ada pupa atau tidak. Bila tidak ditemukan pupa maka pemeriksa dapat mengambil

    kesimpulan baha stadium terdepan yang dialami lalat adalah nonfeeding stage  atau

     prepupal third instar stage.#

    #.4.# S"esies seran$$a

    2ntomologis harus dapat mengidentifikasi spesies dari blow flies.  -etiap spesies

    memiliki perkembangan siklus yang berbeda * beda, akibatnya setiap spesies harus

    dapat dikenali. Lalat deasa memiliki kriteria diagnostik yang lebih banyak untuk 

    dibedakan dengan antara yang satu dengan yang lain, sedangkan larva harus dibedakan dari

     bagian mulut dan bentuk morfologis lainnya. Pemeriksaan DA= juga dapat digunakan untuk 

    menentukan spesies serangga terutama pada keadaan seperti larva pada instar stage %  yang

    sulit untuk dibedakan dan bila spesimen mengalami kerusakan.#

    #.4., Data tem"eratur

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    35/73

    -erangga sangat bergantung pada temperatur, karena itu sangat penting untuk 

    mengetahui temperatur dilokasi. Biasanya temperatur ditentukan dengan mengambil

    data dari Badan "eteorologi 3eofisika. -ering terjadi kesalahan dalam menentukan

    temperatur di tempat kejadian karena data temperatur yang digunakan terkadang diambil

     bukan dari lokasi jasad, sehingga data temperatur yang diperkirakan tidak 

    mencerminkan temperatur yang dialami serangga. (ntuk mengatasi hal ini biasanya

    digunakan alat perekam temperatur di lokasi yang akan mencatat temperatur selama

    # hingga & minggu.#

    #.4.2 Data "erkem%an$an

    (ntuk dapat menentukan umur serangga yang paling tua, entomologi harus

    mengetahui kecepatan perkembangan siklus dari spesies serangga yang berkoloni.

    8nformasi ini dapat diambil dari literatur yang menerangkan perkembangan siklus

    setiap spesies disertai dengan pengaruh temperatur pada perkembangan serangga.

    -etelah mendapatkan ke ) informasi diatas kita dapat menjaab pertanyaan

    IDalam kondisi seperti ini, berapa lama aktu yang dibutuhkan spesies ini untuk 

    mencapai stadium ini.I 5aktu kematian merupakan salah satu hal yang menjadi pertanyaan

    yang biasanya diajukan pada kasus pembunuhan, tetapi sangat sulit untuk dipecahkan.

    2ntomologi dapat memberikan titik terang untuk permasalahan ini.#

    #.7 Pen$uraian

    Banyak penelitian tentang penguraian yang dilakukan di seluruh negara dan kondisi

    lingkungan yang berbeda. "ayoritas dari penelitian dilakukan pada daerah tropis dan

    subtropis.Penelitian tersebut membagi proses penguraian ke dalam lima stadium. /

    #.7.1 Fresh Stage -Stadium awa+/

    -tadium ini dimulai saat kematian dan berakhir dengan adanya pembengkakan.

    -erangga yang pertama kali ditemukan adalah lalat dari famili 9alliphoridae dan

    -arcophagidae. Betina deasa akan mencari mayat, kemudian memakan dan menetaskan

    telur disekitar mayat,umumnya dimulai dari bagian kepala dan anogenital. Luka

    merupakan tempat kedua yang menarik bagi spesies daerah tropis di !aaii, tetapi juga dapat

    menjadi tempat utama.&

    #.7.#  Bloated Stage -Stadium Pem%en$kakan/

    Pembusukan merupakan komponen utama dari penguraian, dimulai dari stadium ini. 3as

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    36/73

    diproduksi dari aktivitas metabolik oleh bakteri anaerobik yang menyebabkan sedikit

     pengembangan dari abdomen dan pada akhirnya mayat akan tampak seperti balon.

    'emperatur tubuh yang meningkat selama stadium ini mengakibatkan proses

     pembusukan dan aktivitas metabolik oleh larva Diptera yang memakannya. 9alliphoridae

    sangat menyukai mayat pada stadium ini. -aat mayat membengkak, cairan dipaksa keluar 

    dari ronggarongga tubuh dan meresap ke dalam tanah. 9airan ini berkombinasi dengan

     produksi amoniak yang berasal dari aktivitas metabolik larva diptera, menyebabkan

    tanah di baah mayat tersebut menjadi alkalin dan binatang yang tinggal pada tanah

    tersebut menjauh.&

    #.7.,  Decay Stage -Stadium "en$&an6uran/

    Pada stadium ini dimulai dengan pengelupasan kulit, menyebabkan keluarnya

    gas dan mayat mulai mengempis. Pada akhir dari stadium ini, larva Diptera telah

    menghabiskan hampir seluruh daging mayat. -edangkan pada 9alliphoridae dan

    -arcophagidae pada akhir stadium penghancuran, telah menyelesaikan stadium

     perkembangan mereka dan telah meninggalkan mayat untuk kemudian masuk dalam stadium

     pupa.&

    #.7.2  Post Decay Stage -Stadium sete+a& "en$&an6uran/

    =dapun sisa yang tertinggal berupa kulit, kartilago dan tulang , Diptera

    tidak lagi menjadi spesies yang dominan. 9oleoptera mendominasi

    stadium ini. -elain dari peningkatan spesies ini, juga terjadi peningkatan parasit dan predator 

    dari kumbang.&

    #.7.4  Skeletal Stage -Stadium ske+eta+/

    Pada stadium ini hanya tertinggal tulang dan rambut, sudah tidak terdapat daging

     bangkai dan mulai kembalinya binatang yang tinggal pada tanah di baah mayat tersebut.

    'idak ada ketentuan lamanya stadium ini, stadium ini dapat ditentukan lamanya dari variasi

     binatang normal pada tanah serta kondisi lokal di mana mayat ditemukan.Pada dasarnya,

     perkiraan usia dari belatung yang ditemukan pada mayat dapat menunjukan aktu minimal

    sejak kematian. "isalnya jika usia belatung diperkirakan lima hari maka kesimpulannya

    kematian seharusnya telah terjadi paling sedikit lima hari tetapi kematian juga dapat

    terjadi 6 hari, hari atau lebih.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    37/73

    Dasar ilmu forensik entomologi adalah mengukur lama serangga berkoloni pada

     jasad, bukan menentukan aktu terjadinya kematian. 'elur lalat dapat diletakkan

     pada jasad dalam hitungan menit atau 1 hari kemudian jika jasad dalam keadaan terkubur,

    terbungkus atau berada pada lokasi dengan temperatur yang rendah sehingga menghambat

    kolonisasi serangga. Bila kondisi dilingkungan memungkinkan untuk terjadinya

    kolonisasi segera setelah kematian, terdapat hal * hal lain yang dapat mempengaruhi proses

    kolonisasi, contohnya pada satu kasus dimana seseorang dibunuh dimusim panas, ketika

    siang hari dan ditinggal dalam keadaan berlumuran darah, maka dapat diperkirakan baha

    serangga akan segera berkoloni dalam hitungan menit pada jasad. =kan tetapi hal itu belum

    tentu benar.

    Pada kasus * kasus tertentu serangga memang menaruh telur pada jasad dalam

    hitungan menit, tetapi mayoritas dari telur yang pertama kali diletakkan akan

    dimakan oleh predator   (espa sp.  Dalam jumlah yang besar (espa sp. dapat

    memakan semua telur yang diletakkan pada hari pertama, sehingga saat

     pemeriksaan yang dilakukan pada beberapa hari kemudian hanya akan didapatkan spesimen

    dalam usia yang muda. -elain itu terdapat kemungkinan penyimpangan aktu sebesar 1

    hari dalam menentukan aktu maksimum setelah kematian ditentukan berdasarkan

    serangga yang ditemukan pada jasad. !al ini dapat menyebabkan kesalahan yang

    signifikan. -ebagai contoh pada satu kasus seseorang ditemukan & hari kemudian

    dalam keadaan meninggal, artinya aktu lama minimal kematian yang diperkirakan oleh

    entomologisnya adalah # hari, hal itu adalah benar alaupun tidak benar * benar 

    tepat. Karena itu menentukan aktu minimal kematian lebih aman dan terjamin oleh

    entomologis.

    !al * hal yang biasa digunakan sebagai acuan oleh entomologis adalah aktu

    minimal kematian dan perkembangan siklus serangga. Beberapa serangga mungkin akan

     berkembang lebih lama dari perkiraan karena itu menggunakan aktu minimal kematian

    dapat meningkatkan keakuratan.Perkiraan aktu kematian sangat penting untuk kepentingan

    investigasi dalam mendukung atau menolak kesaksian. -ebagai contoh pada kasus

    ditemukannya jasad yang sudah mengalami dekomposisi, kemudian seseorang

    datang dengan kesaksian baha dia baru saja melihat kejadian pembunuhan yang terjadi

     pada jasad tersebut? dapat dipastikan baha kesaksiannya tidak dapat digunakan.

    Pada kasus lain dapat ditemukan dua kesaksian yang subjektif dan sangat bertolak belakang,

    dengan menggunakan bukti * bukti entomologi yang bersifat objektif maka akan dapat

    diketahui kesaksian mana yang benar.#

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    38/73

    #.; K!+!nisasi "ada Jasad

    asad dari suatu hean atau manusia merupakan sumber nutrisi yang

    memfasilitasi perubahan ekosistem yang cepat. Dalam hitungan menit atau bahkan

    detik setelah kematian, serangga :terutama blow flies; akan hinggap di jasad untuk 

    membentuk koloni. -eiring dengan proses dekomposisi, jasad semakin tidak menarik 

     bagi koloni yang pertama dan menarik serangga lainnya. Perubahan biologis, kimia dan

    fisik akan menarik serangga lain dan mengubah komposisi koloni yang akan terus terjadi

    hingga tidak ada nutrisi yang dapat digunakan dari jasad. enis serangga yang akan

    membentuk koloni pada jasad dipengaruhi oleh keadaan nutrisi pada jasad, keadaan

    geografis, habitat, musim, kondisi meteorologis.

    -elain itu, juga dapat memperkirakan aktu kematian berdasarkan adanya

    fakta baha serangga yang ditemukan pada tubuh akan berganti seiring

     berjalannya aktu dan terjadinya proses pembusukan. 'idak hanya jenis serangga pada tubuh

    mayat saja yang dapat digunakan untuk menentukan aktu kematian, jika tubuh mayat

    terbaring pada tanah untuk beberapa periode aktu, serangga dan hean tidak bertulang

     belakang lainnya yang ada pada tanah di baah mayat tersebut juga akan berganti. umlah

    spesies akan berkurang setelah komunitas baru dari spesies lain berkembang.

    Pengetahuan tentang kejadian ini dapat memungkinkan para entomologis untuk 

    memperkirakan seberapa lama tubuh terbaring pada lokasi ditemukannya. Benda * benda

    lain yang dapat digunakan untuk kepentingan entomologis antara lain adalah kulit larva, feses

    dan membrana peritropik yang berasal dari #oleoptera ) Dermestidae. "embran peritropik 

    memberi garis pada bagian perut dari serangga dan terbuang bersamaan ketika serangga

    tersebut defekasi pada kasus * kasus terkadang dapat ditemukan dilokasi sekitar jasad hingga

     bertahun * tahun.1

    #.< enentukan A"aka& Jasad di Pinda&kan

    Pada keadaan tertentu, serangga dapat digunakan untuk menentukan hal * hal selain

    aktu kematian minimal. -alah satunya adalah untuk menentukan apakah setelah

    kematian jasad dipindahkan atau tidak. 'empat dimana tubuh korban ditemukan

    tidak selalu menunjukkan tempat dia mati, seringnya tubuh dipindahkan dari tempat aal

    dari kejadian kriminal. -ebagai contoh, seseorang dibunuh suatu tempat, kemudian

     jasadnya dipindahkan ke tempat lain dengan maksud untuk disembunyikan. -egera

    setelah kematian, serangga yang berada di tempat itu akan hinggap di luka * luka atau di

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    39/73

    orifisium yang ada pada jasad dan berkoloni. Ketika jasad tersebut dibaa ke tempat baru

    maka serangga serangga dari tempat lokasi pembunuhan terbaa ke tempat baru.

    -erangga dan spesies hean tidak bertulang belakang yang memakan tubuh

    korban yang berada di dalam tanah berbeda dengan yang di lingkungan terbuka. Perbedaan

     binatang ini juga menjadi dasar untuk menentukkan apakah korban telah dikuburkan sejak 

    aal kematian atau berada di lingkungan terbuka sebelum dikuburkan.&

    #.= P!sisi Luka

    9ara kematian berbeda dengan penyebab kematian. -ebagai contoh cara kematian

    dengan tikaman atau bacokan, sedangkan penyebab kematian karena kehilangan darah.

    Penyebab kematian menjadi eenang patologi forensik. -edangkan ahli entomologi

    kadangkadang dipanggil untuk memberikan pendapat tentang cara kematian, khususnya

     pada kasuskasus dimana tubuh berada pada stadium lanjut pembusukan. -ebagai contoh,

     pada tubuh yang dihinggapi belatung luka mungkin akan dimakan belatung sehingga tidak 

    mungkin mengetahui apa yang menjadi penyebab luka. Dalam hal ini ahli

    entomologis dapat banyak membantu.

     $low flies adalah serangga yang pertama kali hinggap ke jasad dan

    menaruh telurnya didekat luka supaya larva pada instar stage %  mendapatkan nutrisi

    yang cukup. -esudah tubuh mengalami dekomposisi lebih lanjut akan lebih sulit untuk 

    menentukan ada atau tidaknya luka. ika luka tersebut tidak mengenai jaringan keras seperti

    tulang dan kartilago akan sangat mudah tidak terdeteksi, akan tetapi serangga dapat

    mendeteksi adanya luka yang sangat kecil. Lalat betina dapat mendeteksi adanya luka dalam

    ukuran yang kecil untuk dapat menaruh telur * telurnya, lalat bahkan dapat mendeteksi

    adanya bekas punksi vena yang menggunakan jarum paling kecil dimana tidak dapat

    dilihat oleh ahli patologis.

    Pada tahap dekomposisi lebih lanjut, kolonisasi dari serangga dapat

    digunakan untuk memperkirakan posisi luka, akan tetapi yang berhak untuk 

    menyatakan posisi luka*luka adalah forensik patologis, sedangkan entomologis berhak untuk 

    menyatakan baha ada pola kolonisasi serangga yang tidak umum yang mungkin

    mengindikasikan adanya luka. -ebagai contoh, pada suatu kasus ditemukan adanya

    seorang anita yang jasadnya ditemukan dalam tahap dekomposisi yang lanjut.

    Didapatkan pola kolonisasi yang tidak umum berupa lebih banyak kolonisasi pada daerah

    dada dan tangan dibandingkan dengan kepala. =tas pernyataan itu dilakukan

     pemeriksaan lebih lanjut dan akhirnya ditemukan adanya tanda * tanda bekas luka

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    40/73

    tusukan benda tajam disekitar dada dan tangan.

    Pemeriksaan untuk memeriksa bekas luka berdasarkan kolonisasi serangga harus

    dilakukan dengan hati * hati. -ebagai contoh, seringkali adanya belatung pada daerah

    genital dianggap sebagai kasus pemerkosaan. =pabila pada pemeriksaan lebih lanjut

    ditemukan baha serangga yang berkoloni di daerah genitalia adalah yang paling tertua, hal

    ini mengindikasikan adanya pemerkosaan :luka atau semen pada daerah genital

    mengakibatkan serangga tertarik;, tetapi bila pada pemeriksaan lebih lanjut ditemukan baha

    kolonisasi pada daerah genitalia dan daerah lainnya sama atau bahkan lebih lambat hal itu

    menunjukan baha kolonisasi yang terjadi adalah normal, tidak mengindikasikan

     pemerkosaan.&

    #.1> en$&u%un$kan Tersan$ka den$an Ke*adian

    -ebagai contoh, terjadi suatu pemerkosaan pada pertengahan musim panas.

    Korban anita mengaku baha pelaku menggunakan topeng ski. -eorang suspek 

    teridentifikasi dan dalam proses penggeledahan rumahnya didapatkan topeng ski,

    suspek mengaku baha tidak menggunakannya sejak musim dingin tahun lalu. Pada

     pemeriksaan lebih lanjut ditemukan pada topeng tersebut didapatkan sedikit

    kecacatan berupa lekukan dan didalam lekukan tersebut didapatkan ulat. -etelah

    dilakukan analisis didapatkan baha topeng ski tersebut dipastikan digunakan pada

    musim panas. -etelah menunjukan bukti tersebut suspek mengakui pemerkosaan

    tersebut.&

    #.11:%at

    -erangga yang berkolonisasi pada jasad memakan jaringan jasad sehingga secara

    tidak langsung mengkonsumsi substansi yang terdapat pada jasad. at * +at tersebut dapat

     berupa alkohol, racun dan obat. =lkohol adalah produk normal yang dihasilkan dari

     proses dekomposisi, sehingga serangga umumnya tidak dipengaruhi oleh adanya

    substansi alkohol. =pabila kematian disebabkan oleh racun atau obat, baik dalam

    maksud terapeutik atau pembunuhan, maka akan mengakibatkan perkembangan dari

    serangga.

    Pada kasus pembunuhan dan keracunan jaringan tubuh hampir seluruhnya dimakan

    oleh belatung. Belatung mempunyai kemampuan untuk menyimpan jaringan berupa

    cairan toksik sehingga dapat digunakan untuk analisa toksikologi. 5alaupun tidak seluruh

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    41/73

    mayat dimakan oleh belatung, tetapi masih lebih baik melakukan tes pada belatung daripada

     pada sisa pembusukan manusia, karena jaringan hidup akan lebih mudah untuk di analisa

    toksikologinya daripada tubuh yang sudah membusuk. =nalisis serangga untuk menentukan

    racun atau obat dapat dilakukan pada larva dan diptera dan coleoptera deasa dan coleoptera

    e*uviae. 4bat dapat mempengaruhi perkembangan dari serangga, yaitu mempercepat

    atau memperlambat perkembangan, karena itu entomologis harus memperhatikan pernyataan

    dari ahli toksikologi.#

    #.1# Ke+a+aian anusia

    Pada kasus * kasus ditemukan baha larva hanya memakan bagian jaringan yang

    sudah nekrotik, ganggren dan jaringanjaringan yang rusak. -ebagai contoh, pada

     pengadilan entomologis dapat memberi pernyataan baha popok seorang bayi tidak diganti

    selama hari karena dalam ) * hari pada pemeriksaan didapatkan belatung yang memakan

     jaringan * jaringan yang sudah rusak.

    #.1, Pen$um"u+an Bukti Ent!m!+!$is

    -ebaiknya bukti * bukti entomologis dikumpulkan oleh seorang ahli

    entomologis karena seorang entomologis sudah terlatih untuk mengidentifikasi,mengumpulkan serangga dan dapat mengetahui mana yang penting dan mana yang tidak 

     penting.

    #.12 Pen$um"u+an %ukti ent!m!+!$is "ada +!kasi ke*adian

    Bukti * bukti entomologis yang diambil harus berasal dari lokasi kejadian. Pada suatu

    kasus yang besar, setiap sentimeter dari lantai harus diperiksa dengan teliti dan setiap bukti

     potensial harus difoto, dibuat sketsanya dan dikumpulkan. -ebelum bukti entomologis

    diambil dari lokasi, lingkungan di sekitar lokasi harus diamati dan difoto terlebih dahulu.

    Deskripsi hasil juga meliputi/

    1. Daerah geografi/ kota, desa, alamat jika ada, dsb

    #.'ipe !abitat/ gurun, hutan, di dalam apartmen, daerah kumuh, padang

    rumput dsb.

    &. =rea / berbatu, pegunungan, atau dataran rendah

    ). 'ipe vegetasi/ tanaman yang ada., jika spesifik dikirim ke botanis

    . 'ipe tanah/ berpasir, berkerikil, berlumpur, atau artificial :semen, batu

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    42/73

      batuan dsb;

    Deskripsi tentang mayat termasuk/

    1.enis kelamin, berat badan, tinggi badan

    #. =da atau tidaknya pakaian dan deskripsi tentang pakaian.

    &. Postur mayat/ duduk, berbaring, tengkurap dsb

    ). Benda benda di sekitar mayat/ terbungkus, tertutup dengan tanaman.

    . Kerusakan fisik/ luka terbuka, memar dan daerah kerusakan.

    6. Penyebab kematian

    . -tadium pembusukan

    C. -erangga yang ditemukan,jika memungkinkan termasuk fotografi lengkap.

    Dicatat juga data tentang iklim yang lengkap tiap jam. perkembangan serangga

     berupa aktivitas deasa, termasuk penetasan telur dan perkembangan imatur. uga

    dicatat halhal yang aneh ditemukan pada 'KP. ika terdapat konsentrasi belatung,

    temperatur pada setiap konsentrasi harus dihitung dengan cara meletakkan

    termometer secara perlahan diatas konsentrasi belatung, kemudian tekan dengan lembut

     pada permukaan. !al ini akan mengakibatkan belatung * belatung bergerak disekitar 

    termometer sehingga mengurangi kemungkinan kerusakan pada jasad.&

    Pen$um"u+an %ukti %+!w f+ies

    Perkembangan blow flies  adalah bukti entomologis yang paling penting untuk

    menentukan aktu kematian pada hari pertama dan seminggu setelahkematian.

    -etiap stadium sangat penting. Berikut adalah ringkasan teknik mengumpulkan bukti

    entomologis blow flies.

    'elur

    Lokasi / Dekat luka dan orifisium

    Koleksi hidup / -impan setengah dari sampel untuk keperluan identifikasi nanti letak dalam

    vial diatas potongan hati sapi dan tutup menggunakan # lapis handuk dan ikat menggunakan

    karet pengikat. 'ulis pada vial tempat dan aktu pengambilan sampel.

    Koleksi cadangan / -impan setengah sampel pada vial dengan ethanol EG

    atau isopropil alkohol EG dengan segera setelah pengambilan sampel. 'ulis pada

    vial tempat dan aktu pengambilan sampel.

    9atatan /Kumpulkan sampel secara terpisah dengan cara mengambil dari beberapa

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    43/73

    area observasi dan catat aktu menetasnya telur. 'elur menjadi bukti yang tidak penting

     jika sudah didapatkan belatung.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    44/73

    / Kantung pupa menandakan baha siklus hidup sudah lengkap.

     $low flies deasa

    / Diseluruh bagian jasad. =mbil menggunakan kuas kecil yang basah.

    Koleksi hidup / -impan pada vial, tidak memerlukan udara.

    Koleksi cadangan / angan simpan jika sayap masih terlipat? taruh pada vial

    kering dan biarkan mongering, beri tanda sebagai lalat yang baru menetas.

    9atatan / Berguna jika baru saja menetas

    Lalat jenis lain

    / Diseluruh bagian jasad, mungkin ditemukan pada baju dan persendian. 3unakan jaring

    atau kuas kecil yang basah

    Koleksi deasa / Dapat disimpan di dalam vial dan tetap hidup tidak

    memerlukan udara.

    Koleksi imatur/ -impan dan jaga agar tetap hidup dalam vial dengan potongan handuk 

     basah. -impan sebagian dalam alkohol. -emua pupa sebaiknya disimpan dalam keadaan

    hidup.

    / -erangga yang deasa dan imatur sangat penting

    / Dimana saja, dibaah jasad, disekitar jasad atau di baju.

    =mbil menggunakan jaring atau kuas kecil yang basah.

    Koleksi deasa / Dapat disimpan dalam keadaan hidup atau taruh dalam

    alkohol.

    Koleksi imatur/ -impan dalam keadaan hidup dengan handuk basah simpan per 

    individu karena beetles punya sifat kanibalisme. -impan sebagian dalam alkohol. -etiap

     pupa sebaiknya disimpan dalam keadaan hidup.

    / -erangga deasa dan imatur sangatlah penting, kedua * duanya bergerak dengan

    cepat. Kulit larva dan kantung pupa sebaiknya juga disimpan.

    -ampel tanah

    -erangga tanah dan hean tidak bertulang belakang sebaiknya tidak usah

    disingkirkan. -ample tanah dikumpulkan dan dibaa ke laboratotium.

    =mbil sebanyak kurang lebih ) gelas. 'aruh pada kaleng yang ukurannya # kali dari sampel.

    -ampel tanah biasanya diperiksa entomologis di laboratorium.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    45/73

    Protokol pengumpulan specimen entomologi /

     "rosedur olesi

    1. -erangga yang terbang

    Lebih kurang 1E1 menit daerah sekitar mayat harus dikosongkan, agar dapat

    menangkap serangga menggunakan net. -erangga yang sudah ditangkap dimasukkan ke

    dalam gelas yang berisi ECEG etil alkohol atau isopropyl alkohol. Perbandingan isopropyl

    alkohol dan air adalah 1/1, ika tidak serangga akan mengeras dan susah diidentifikasi.

    -ebaiknya tidak menggunakan formalin, kecuali jika terdesak. Perlu untuk diketahui tempat

    di mana lalat ditemukan, diberi label, bagaimana cara mengumpulkan, siapa yang

    mengumpulkan dan aktu pengumpulan.#

    #. -erangga yang merayap

    -erangga dikumpulkan harus dilabel berdasarkan tempat ditemukannya.

    -erangga diambil menggunakan forcep atau tangan. !arus menggunakan sarung tangan

    setiap aktu. -erangga yang ditangkap ada # jenis/ serangga dengan badan yang keras,

    seperti kumbang dan serangga dengan badan lunak. 'indakan terhadap serangga

    yang berbadan keras dilakukan sama halnya dengan serangga yang terbang. (ntuk 

    yang berbadan lunak perlu perlakuan khusus, karena lebih susah diidentifikasi. "ereka

    terdiri dari deasa dan belum matur. -erangga yang belum matur lebih susah untuk 

    diidentifikasi, sehingga biasanya mereka dibiarkan terlebih dahulu. -erangga ini

    dibagi menjadi dua kelompok, kelompok yang pertama akan dibunuh dan dianalisa

    entomologi, sedangkan kelompok yang kedua dibiarkan hidup untuk identifikasi

    spesies. -erangga yang belum matur umumnya berupa belatung, dibunuh dan dimasukkan

    kedalam solusi K== selama 1E menit tergantung ukuran belatung kemudian dipindahkan

    ke etil alkohol EG atau isopropyl alkohol yang ditambah air dengan perbandingan

    1/1. -olusi K== digunakan untuk melepaskan bagian luar permukaan serangga

    atau kutikula. . ika tidak dilakukan, alkohol akan masuk ke dalam tubuh dan

    membuat tubuh serangga menjadi hitam dan busuk. -olusi K== terdiri atas 1 bagian asam

    asetat, 1 bagian minyak tanah, &E bagian etil alkohol G. ika K== tidak ada, dapat

    digunakan air panas6, o9 selama #& menit dan ditransfer ke etil alkohol EG untuk 

     penyimpanan.1

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    46/73

    &. Pemberian Label

    a. 'anggal pengumpulan

     b. 5aktu pengumpulan

    c. Lokasi ditemukan pada tubuh, sespesifik mungkin.

    d. 'empat ditemukan tubuh/ di dalam rumah, di semaksemak, di pegunungan

    e.Daerah tubuh dimana spesimen ditemukan, jangan bercampur dengan specimen dari daerah

    tubuh lain.

    f.Aama, alamat, dan nomor telepon dari kolektor.

    )asis

    "yasis adalah suatu penyakit yang disebabkan masuknya belatung ke

     jaringan hidup. Beberapa spesies lalat termasuk yang umum ditemukan pada orang

    atau binatang hidup. -alah satu manifestasi yang ditemukan HsheepstrikeI. Dimana lalat

    meletakkan telurnya pada kulit yang tidak terluka, binatang menjadi lemah dan kematian

     pun mulai terjadi. Kemungkinan orangorang yang menderita myasis akan meninggal

    dengan cepat dengan tandatanda adanya larva pada tubuh.

    #.17 Ha+an$an untuk 0!rensik Ent!m!+!$i

    #.1;.1Tem"eratur

    -eperti yang sudah disebutkan sebelumnya baha temperatur sangat

    mempengaruhi perkembangan, sedangkan pada kenyataannya temperatur dilokasi sangat sulit

    untuk ditentukan dengan pasti. Data temperatur dapat diambil pada stasiun cuaca, akan tetapi

    akan lebih baik jika dilakukan pencatatan data temperatur pada lokasi secara langsung.

    Data statistik yang lengkap akan mempermudah entomologis untuk memprediksi

    temperatur yang ada di lokasi dengan memperbandingkan data dari stasiun cuaca dan data

    dari lokasi.

    #.1;.# usim

    Perkembangan serangga dipengaruhi oleh musim. Pada musim * musim tertentu

    dimana temperaturnya sangat rendah akan menghambat perkembangan.

    #.1;., Eksk+usi Seran$$a

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    47/73

    -erangga dapat pergi dari jasad dengan beberapa alasan. asad mungkin mengalami

     pembekuan sehingga serangga yang sudah berkoloni akan pergi. Pembekuan juga

    dapat mempengaruhi dekomposisi, sehingga akan mempengaruhi kolonisasi

    serangga.Penguburan juga mempengaruhi kolonisasi serangga hal ini disebabkan karena

    kedalaman dan jenis tanah sangat mempengaruhi. Pembungkus tubuh dapat

    membatasi atau menghambat aktivitas serangga. -erangga mungkin akan kesulitan untuk 

    mencapai jasad yang dibungkus sehingga akan menambah perkiraan aktu kematian,

    tetapi perkembangan pada jasad tetap sama sehingga aktu kematian minimal tetap dapat

    diprediksi.

    #.1;.2 Pe+a"!ran

    Laporan entomologis akan sangat berguna untuk kepentingan penyelidikan dan juga

    dapat digunakan sebagai bukti di pengadilan. Laporan yang digunakan untuk pengadilan

    harus dipisahkan dari laporan lainnya agar pembaca dapat memahami dasardasar 

    ilmu mengenai dari entomologi sehingga mereka dapat mengambil kesimpulan tanpa perlu

    mencari literatur lebih lanjut. Laporan sebaiknya dimulai dengan deskripsi singkat mengenai

    kejadian, tempat kejadian, korban dan kumpulan sampel yang ditemukan yang berkaitan

    dengan entomologi. Pada laporan harus dijelaskan mengenai bagaimana, kapan dan siapa

    yang menghubungi ahli entomologi serta bagaimana bukti entomologi tersebut diterima oleh

    ahli entomologi. !arus dijelaskan pula mengenai prosedur yang digunakan, data yang

    digunakan dan hasil identifikasi dari serangga. -elain itu, di dalam laporan juga harus

    terdapat mengenai latar belakang ilmu forensik ilmu entomologi dan harus dapat

    menyimpulkan mengenai spesies mana yang terlibat dan bagaimana perkembangan spesies

    tersebut sesuai dengan literatur.#

    #. Penentuan Waktu Kematian Berdasarkan Pemeriksaan +a%!rat!riumPemeriksaan penunjang diperlukan untuk membantu membuat jelasnya suatu perkasra

    kasus dalam menentukan identitad, saat kematian, sebab kematiab. Pemlihina pemeriksaan

     penunjang sesuai indikasi kasus dapat dilakukan satu macam pemeriksaan penunjang atau

    lebih. Pengambilan sampel, pengiriman dan pemeriksaan barang bukti medis adalah spesifik 

    untuk masing masing pemeriksaan penunjang.

    Laboratorium

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    48/73

    =. a6am(ma6am Pemeriksaan La%!rat!rium Seder&ana dan Pe+aksanaann)a

    1. Pemeriksaan La%!rat!rium 0!rensik Dara&

    Pemeriksaan bercak darah merupakan salah satu pemeriksaan yang paling

    sering dilakukan pada laboratorium forensik. Karena darah mudah sekali tercecer 

     pada hampir semua bentuk tindakan kekerasan, penyelidikan terhadap bercak darah

    ini sangat berguna untuk mengungkapkan suatu tindakan kriminil. :1;

    Pemeriksaan darah pada forensik sebenarnya bertujuan untuk membantu

    identifikasi pemilik darah tersebut.

    -ebelum dilakukan pemeriksaan darah yang lebih lengkap, terlebih dahulu kita

    harus dapat memastikan apakah bercak berarna merah itu darah. 4leh sebab itu

     perlu dilakukan pemeriksaan guna menentukan /

    a. Bercak tersebut benar darah

     b. Darah dari manusia atau hean

    c. 3olongan darahnya, bila darah tersebut benar dari manusia

    (ntuk menjaab pertanyaan * pertanyaan diatas, harus dilakukan

     pemeriksaan laboratorium sebagai berikut /

    a. Persia"an

    Bercak yang menempel pada suatu objek dapat dikerok kemudian

    direndam dalam larutan fisiologis, atau langsung direndam dengan larutan

    garam fisiologis bila menempel pada pakaian.

    %. Pemeriksaan Pen)arin$an - presumptive test /

    =da banyak tes penyaring yang dapat dilakukan untuk membedakan apakah

     bercak tersebut berasal dari darah atau bukan, karena hanya yang hasilnya

     positif saja yang dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Prinsip pemeriksaan penyaringan/

    !#4# J !#4 M 4n

    $eagen J perubahan arna :teroksidasi;

    Pemeriksaan penyaringan yang biasa dilakukan adalah dengan reaksi

     ben+idine dan reaksi fenoftalin. $eagen dalam reaksi ben+idine adalah larutan

     jenuh Kristal Ben+idin dalam asetat glacial, sedangkan pada reaksi fenoftalin

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    49/73

    digunakan reagen yang dibuat dari

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    50/73

    Darah yang masih basah atau baru mengering ditaruh pada kaca obyek 

    kemudian ditambahkan 1 tetes larutan garam faal, dan ditutup dengan kaca

     penutup, lihat dibaah mikroskop.

    9ara lain, dengan membuat sediaan apus dengan pearnaan 5right atau

    3iemsa.

    !asil /

    Pemeriksaan mikroskopik kedua sediaan tersebut hanya dapat menentukan

    kelas dan bukan spesies darah tersebut.

    Kelas mamalia mempunyai sel darah merah berbentuk cakram dan tidak 

     berinti, sedangkan kelas lainnya berbentuk oval atau elips dan tidak berinti

    Bila terlihat adanya drum stic dalam jumlah lebih dari E,EG, dapat

    dipastikan baha darah tersebut berasal dari seorang anita.

    Kelebihan/

    Dapat terlihatnya sel *sel leukosit berinti banyak. Dapat terlihat

    adanya drum stic  pada pemeriksaan darah seorang anita.

    Pemeriksaan lanjutan yang dapat dilakukan setelah suatu bercak merah benar bercak 

    darah dan benar bercak darah manusia, meliputi /

    Penentuan 9!+!n$an Dara& -1/8 -2/

    =merican =ssociation of Blood Banks mendefinisikan golongan darah sebagai

    kumpulan antigen yang diproduksi oleh alel gen. Bagaimanapun, golongan darah

    secara genetic dikontrol dan merupakan karakteristik yang seumur hidup dapat

    diperiksa karena berbeda pada tiap individual. Darah yang telah mengering dapat

     berada dalam pelbagai tahap kesegaran.

    N Bercak dengan sel darah merah masih utuh.

    N Bercak dengan sel darah merah sudah rusak tetapi dengan aglutinin dan antigen

    yang masih dapat di deteksi?

    N -el darah merah sudah rusak dengan jenis antigen yang masih dapat dideteksi

    namun sudah terjadi kerusakan aglutinin.

    N -el darah merah sudah rusak dengan antigen dan agglutinin yang juga sudah

    tidak dapat dideteksi.

    Bila didapatkan sel darah merah dalam keadaan utuh

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    51/73

    Penentuan golongan darah dapat dilakukan secara langsung seperti pada penentuan

    golongan darah orang hidup, yaitu dengan meneteskan 1 tetes antiserum ke atas 1

    tetes darah dan dilihat terjadinya aglutinasi. =glutinasi yang terjadi pada suatu

    antiserum merupakan golongan darah bercak yang diperiksa, contoh bila terjadi

    aglutinasi pada antiserum = maka golongan darah bercak darah tersebut adalah =.

    0i$ure1. Penentuan $!+!n$an dara& AB: 6ara makr!sk!"ik 

    Bila sel darah merah sudah rusak penentuan golongan darah dapat dilakukan dengan

    cara menentukan jenis aglutinin dan antigen. =ntigen mempunyai sifat yang jauh

    lebih stabil dibandingkan dengan aglutinin. Di antara systemsistem golongan darah,

    yang paling lama bertahan adalah antigen dari system golongan darah =B4.

    Penentuan jenis antigen dapat dilakukan dengan cara absorpsi inhibisi, absorpsi elusi

    atau aglutinasi campuran. 9ara yang biasa dilakukan adalah 6ara a%s!r"si

    e+usi dengan prosedur sebagai berikut/ :#;

    9ara pemeriksaan /

    #& helai benang yang mengandung bercak kering difiksasi dengan metil alcohol

    selama 1 menit. Benang diangkat dan dibiarkan mengering. -elanjutnya dilakukan

     penguraian benang tersebut menjadi seratserat halus dengan menggunakan # buah

     jarum. Lakukan juga terhadap benang yang tidak mengandung bercak darah sebagai

    control negative.

  • 8/17/2019 Refrat thanatologi

    52/73

    -erat benang dimasukkan ke dalam # tabung reaksi. Ke dalam tabung pertama

    diteteskan serum anti= dan kedalam tabung kedua serum antiB hingga serabut

     benang tersebut teredam seluruhnya. Kemudian tabungtabung tersebut disimpan

    dalam lemari pendingin dengan suhu ) derajat 9elcius selama satu malam.

    Lakukan pencucian dengan menggunakan larutan garam faal d