refleksi diri dan peningkatan profesionalisme guru

12
REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU Bujang Rahman* Abstract: Keywords: The purpose of this study is to see how and to what extent self-reflection of teachers has contributed to the development efforts of professionalism. The study involved a total of 120 elementary school teachers in the province of Lampung. Sampling was done by random sampling. The research instrument in the form of teachers' perceptions questionnaire. Data analysis was performed using linear regression analysis. The results of this study suggested that teacher self-reflection significantly contribute positively to professional conduct and professional development efforts amounted to 35.1% (p <0.05). In other words, if the reflection is done with good teachers, efforts are being made to develop professionalism is also good. self-reflection, teacher professional development, professional conduct, professionalism *Alamat korespondensi: Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung, e-mail: [email protected] 1 Abstrak: Kata kunci: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dan sejauh mana refleksi diri guru memiliki kontribusi terhadap upaya pengembangan profesionalismenya. Penelitian ini melibatkan sebanyak 120 guru SD di Provinsi Lampung. Pengambilan sampel dilakukan secara . Instrumen penelitian berupa angket persepsi guru. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier. Hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa refleksi diri guru secara signifikan memberikan kontribusi positif terhadap perilaku profesional maupun upaya pengembangan profesionalisme sebesar 35,1% (p<0.05). Dengan kata lain, jika refleksi diri guru dilakukan dengan baik, maka upaya yang dilakukannya untuk mengembangkan profesionalisme juga baik. refleksi diri, pengembangan profesi guru, profesionalisme random sampling pembelajaran, Namun, membutuhkan ba- nyak belajar tentang bagaimana mengajar dan membelajarkan siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru dalam mening- katkan peran dan tanggung jawab profesi- PENDAHULUAN Belajar-mengajar merupakan pro- ses yang kompleks. Seorang guru tidak cukup hanya berbekal pengalaman saja untuk menjadi profesional dalam mengola Hal. 1-12 ISSN 1026-4109 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/paedagogia Jurnal Paedagogia, Vol. 17 No. 1 Tahun 2014 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATANPROFESIONALISME GURU

Bujang Rahman*

Abstract:

Keywords:

The purpose of this study is to see how and to what extent self-reflection ofteachers has contributed to the development efforts of professionalism. The studyinvolved a total of 120 elementary school teachers in the province of Lampung. Samplingwas done by random sampling. The research instrument in the form of teachers'perceptions questionnaire. Data analysis was performed using linear regressionanalysis. The results of this study suggested that teacher self-reflection significantlycontribute positively to professional conduct and professional development effortsamounted to 35.1% (p <0.05). In other words, if the reflection is done with good teachers,efforts are being made to develop professionalism is also good.

self-reflection, teacher professional development, professional conduct,professionalism

*Alamat korespondensi: Jalan Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1, Bandar Lampung, e-mail: [email protected]

1

Abstrak:

Kata kunci:

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana dan sejauh mana refleksidiri guru memiliki kontribusi terhadap upaya pengembangan profesionalismenya.Penelitian ini melibatkan sebanyak 120 guru SD di Provinsi Lampung. Pengambilansampel dilakukan secara . Instrumen penelitian berupa angket persepsiguru. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi linier. Hasilpenelitian dapat dikemukakan bahwa refleksi diri guru secara signifikan memberikankontribusi positif terhadap perilaku profesional maupun upaya pengembanganprofesionalisme sebesar 35,1% (p<0.05). Dengan kata lain, jika refleksi diri gurudilakukan dengan baik, maka upaya yang dilakukannya untuk mengembangkanprofesionalisme juga baik.

refleksi diri, pengembangan profesi guru, profesionalisme

random sampling

pembelajaran, Namun, membutuhkan ba-nyak belajar tentang bagaimana mengajardan membelajarkan siswa. Salah satu carayang dapat dilakukan guru dalam mening-katkan peran dan tanggung jawab profesi-

PENDAHULUANBelajar-mengajar merupakan pro-

ses yang kompleks. Seorang guru tidakcukup hanya berbekal pengalaman sajauntuk menjadi profesional dalam mengola

Hal. 1-12ISSN 1026-4109

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/paedagogia

Jurnal Paedagogia, Vol. 17 No. 1 Tahun 2014Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Sebelas Maret

Page 2: REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 1 - 122

sejumlah perbaikan kinerja profesional-nya. Oleh karena itu, guru-guru kita dilapangan kadang-kadang menghadapikendala dalam praktik profesionalnya, wa-laupun mereka sudah memiliki masa kerjayang cukup lama menjadi guru. Padahalrefleksi dapat dijadikan literatur utamaguru dalam mengembangkan strategi-stra-tegi baru dalam menyelesaikan permasa-lahan proses belajar dan mengajar sehing-ga secara kultur menjadi acuan dalam pe-ngembangan praktik profesional (Howard,2003).

Korthagen & Vasalos (2005)menyatakan bahwa paling tidak terdapat 4aspek yang merupakan fokus refleksi gurudalam praktik profesionalnya, yaitu: (1)Lingkungan, hal ini mengacu pada bagai-mana upaya guru memanfaatkan lingkung-an belajar dalam pengembangan profesi-onalnya; (2) Perilaku profesional, sepertirespons positif terhadap perubahan atauinovasi; (3) Kompetensi, terutama responsterhadap pentingnya meningkatkan kom-petensi profesional; dan (4) Keyakinanguru ( ) tentang profesinya. Dalamkonteks yang hampir senada, Beijaard,Meijer & Verloop (2004) sebelumnya telahmengemukakan tentang konsep identitasprofesional guru yang tidak bisa telepasdari upaya perbaikan diri guru dan praktikprofesionalnya melalaui refleksi “jati diri”seorang guru. Namun, proses dan upayarefkelsi guru dalam praktik profesionalnyaterkadang tidak efektif, sehingga refleksibelum dijadikan sebuah terapi untukmemperbaiki diri guru dalam melakukanperbaikan pendidikan dan pembelajaran(Korthagen & Vasalos, 2005). Oleh karenaitu, penelitian ini mencoba untuk melihathubungan antara refleksi diri guru selamakariernya dengan perilaku profesionalnyaterutama bagi guru SD.

beliefs

onalnya adalah dengan senantiasa melaku-kan refleksi diri. Menurut Bowman(1989), refleksi diri merupakan elemenutama profesionalisme. Melakukan re-fleksi atas praktik-praktik profesionalguru, terutama belajar dan mengajar meru-pakan faktor penting bagi terbentuknyainovasi dan revolusi pembelajaran di kelas(Loughran, 2005). Bahkan saat ini refleksidiri dalam konteks pengembangan profesi-onal berkelanjutan dijadikan sebagai kon-sep kunci pendidikan guru (Korthagen &Vasalos, 2005).

Selain itu, Loughran (2005) jugamenyatakan bahwa refleksi merupakankendaraan penting untuk memenuhi ke-luasan dan kedalaman pengetahuan pro-fesional guru. Paling tidak terdapat tiga un-sur pengetahuan profesional yang senan-tiasa menjadi bahan refleksi diri guru,yaitu: (1) pengetahuan konten (

), (2) pengetahuan paedagogi( ), dan (3)pengetahuan pengemasan konten dalampembelajaran bermakna (

) (Abdurrahman,2013). Pengetahuan profesional gurumembutuhkan bahasa khusus agar mampumemfasilitasi berbagai ungkapan yanglebih baik dan berbagi ide-ide dalam bel-ajar dan mengajar, sehingga harus tetapmenjadi bagian prioritas untuk direfleksioleh setiap guru bahkan sebaiknya sejakmasih menjadi mahasiswa calon guru(Loughran, Berry & Mulhall, 2006).

Dengan demikian refleksi guruyang terus-menerus dalam karier profesi-onalnya merupakan bagian dari literaturpendidikan guru (Howard, 2003). Namun,jika kita mengamati langsung ke lapangan,jarang sekali guru baik secara individumaupun sesama -nya melaku-kan proses refleksi diri untuk melakukan

ContentKnowledgePaedagogical Knowledge

PaedagogicalContent Knowledge

peer group

Page 3: REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

Bujang Rahman, Refleksi Diri dan Peningkatan ... 3

belajaran dan kompetensi paedagogislainnya.

Hal yang paling penting dari bebe-rapa faktor yang melekat pada profesi-onalisme seorang guru sebagaimana dise-butkan di atas adalah bagaimana seorangguru menyadari dan mampu memposisi-kan dirinya menjadi bagian dari komunitasprofesional yang senantiasa bekerja ber-sama untuk meningkatkan proses pembel-ajaran di kelas. Dengan hal ini, mau tidakmau guru akan senantiasa terpacu untukmenggali informasi dan pengetahuan yangpenting bagi dirinya untuk dijadikan seba-gai referensi dan bahan renungan dalammengembangkan potensi profesionalismedirinya sebagai seorang pendidik. Artinya,tugas guru bukan hanya berhenti padamengajar, Namun, dirinya sendiri jugapada saat yang sama sebagai pembelajar.

Sama halnya dengan siswa, gurusebagai pembelajar juga harus memperha-tikan aspek-aspek pembelajaran yang akanmembentuk karakter sebagai seorang pem-belajar. Seorang pembelajar selalu berpikirbagaimana dengan proses belajarnya,

atau perubahan apa yang akan menjadiindikator keberhasilan pembelajaran. Dariproses belajarnya tersebut, pada saat yangsama dia juga harus berpikir keras bagai-mana peserta didik juga melakukan halyang sama. Di sini tugas seorang guruadalah sebagai konduktor yang bersamasama dengan siswa membentuk karakteryang berbeda-beda, menjadi karakter pem-belajar. Hal ini memberikan isyarat bahwatugas seorang guru memang kompleks dania harus memperhatikan keseimbangan an-tara mengajar dan belajar. Keseimbanganinilah yang disebut oleh Loughran (2010:35) sebagai .

Di samping guru harus mampumenjaga keseimbangan tersebut, guru

out-put

The heart of pedagogy

Persoalan profesionalisme ataumutu guru adalah persoalan mendasaryang tidak hanya berhenti pada bagaimanaguru mengajar dan mempersiapkan pesertadidik untuk belajar ataupun sekedar meng-gugurkan kewajibannya di dalam kelassaja. Akan tetapi bagaimana seorang guruselalu menambah wawasan dan pengeta-huannya, mengembangkan kompetensidirinya juga merupakan hal penting yangharus diperhatikan. Kedua aspek tersebut,baik dari aspek guru maupun siswa, harusberjalan seimbang untuk mewujudkanprofesionalisme yang lebih matang. Bah-kan bukan hanya dari dua aspek tersebutsaja, akan tetapi aspek-aspek seperti se-orang guru mampu memanfaatkan penge-tahuan paedagogis, budaya, bahasa,

, dan pembelajaran untukmemecahkan permasalahan praktis dilapangan juga merupakan faktor pentingyang mempengaruhi profesionalisme guru(Darling-Hammond, Holtzman, dkk.,2005).

Lebih lanjut, mereka juga menye-butkan bahwa seorang guru juga harusmampu menyeimbangkan kebutuhanindividu pembelajar dengan pembelajaryang beragam dengan tuntutan kurikulumdan tujuan pembelajaran yang lebih luas.Hal ini tentu saja bukanlah pekerjaan yangmudah di mana setiap siswa datang kekelas dengan segudang pengalaman dankarakternya masing-masing. Jika seorangguru hanya berfokus pada bagaimana diamengajar atau menyampaikan materi pem-belajaran, maka apa yang diterima olehsiswa pun bisa jadi tidak sebanyak yangguru sampaikan di kelas. Dalam hal ini,manajemen kelas menjadi isu penting yangharus dikembangkan oleh seorang gurudengan mengadopsi dari berbagai macamteori pembelajaran, metode/model pem-

subject matter

Page 4: REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

Gambar 1. Lapisan atau Pengembangan Profesional Guru(Diadaptasi dari European Commission, 2010)

Layer

Efektivitas Guru

Efektivitas Pengajaran

Pengaruh Sekolah pada Gurusebagai Anggota PembelajaranProfesional

Karakteristik Sistem PendidikanNasional

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 1 - 124

kualitas guru secara keseluruhan akan ber-dampak langsung pada capaian kompe-tensi siswa (Rahman, 2013; Darling-Hammond, dkk., 2005; Rivkin, Hanishek& Kain, 2005). Oleh karena itu, setiap guruharus merasa sangat penting untuk mema-hami bagaimana terus belajar meningkat-kan kompetensinya dalam konteks pem-belajaran bermakna, sehingga dapat me-ningkatkan capaian kompetensi pesertadidik dalam setiap aspek perilaku yangmenjadi tujuan pembelajaran baik sikap,pengetahuan, maupun keterampilan (Dar-ling-Hammond & Richardson, 2009). Intiatau pengembangan profesional me-nurut European Commission (2010) ada-lah efektivitas guru dengan segala perang-katnya. Lapisan atau dimensi pe-ngembangan guru dapat dilihat pada Gam-bar 1.

Pada Gambar 1 terlihat bahwa di-mulai dari karakteristik sistem pendidikannasional sebuah negara, keberadaan gurubeserta jaminan karier dan pengembangan

core

layer

Indonesia yang memiliki mutu yang baik(harus membangun struktur kompetensiyang profesional dan berkarakter (Rah-man, 2013). Guru yang profesional danberkarakter tersebut harus dibangun darisejumlah kompetensi yang saling berkait-an satu sama lainnya. Kompetensi kepriba-dian merupakan fondasi bagi kompetensiyang lainnya, sedangkan kompetensi so-sial menggambarkan apresiasi lingkunganbahkan publik terhadap kualitas profesi-onalisme guru. Oleh karena itu, kompe-tensi paedagogik dan profesional yangberpijak pada kompetensi kepribadian ha-rus berfungsi sebagai pilar untuk meno-pang kompetensi sosial.

Pengembangan profesional meru-pakan sebuah dimensi khusus pemberda-yaan sumber daya pembelajaran, terutamaguru beserta perangkatnya dengan tujuanakhir adalah peningkatan performansi pe-serta didik. Hal ini ditunjukkan oleh se-jumlah penelitian yang menemukan bahwa

Characterized Professional Teachers)

Page 5: REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

Tabel 1. Distribusi Responden

N total Gender Perguruan Tinggi Asal Masa Kerja

Laki-laki Perempuan Negeri Swasta >15 th <15th

43 77 96 24 80 40120

kompetensinya merupakan lapisan pem-bungkus yang melandasi kinerja sekolahsebagai institusi profesional guru, sehing-ga lapisan berikutnya efektivitas pembel-ajaran dan efektivitas guru bisa terjaminimplementasinya.

Terkait dengan dimensi lapisan pe-ngembangan profesional guru yang ter-dapat pada Gambar 1, untuk membantudan memfasilitasi pertumbuhan pengem-bangan profesional guru melalui refleksiatau asesmen diri dapat bersumber daribeberapa strategi di antaranya: (1) mening-katkan peran melalui kegiatan

; (2) pengamatan oleh agenperubahan eksternal, termasuk peran pene-liti, dan (3) berfokus pada masukan strategipembelajaran (Ross & Bruce, 2007). Pene-litian ini mencoba untuk memberikan

peer grouppeer coaching

supporting external system

random sampling

proba-bility sampling

bagi upayarefleksi guru SD dalam upaya pengem-bangan profesional berkelanjutan.

Resonden penelitian terdiri atas120 orang guru SD di Provinsi Lampung.Teknik digunakan dalampengambilan sampel pada penelitian ini.Teknik ini termasuk dalam metode

yang menurut Fraenkel &Wallen (2008) adalah teknik pengambilansampel yang memberikan peluang yangsama bagi setiap unsur atau anggota po-pulasi untuk dipilih menjadi anggota sam-pel. Pengambilan sampel pada penelitianini dapat dilihat pada Tabel 1.

METODE PENELITIAN

5

knowledge

Cronbach Alpha

). Instrumen berupa angketyang berisi 20 pernyataan berbentuk skalaLikert dengan skor 1 sampai 4 yang ber-turut-turut menyatakan persepsi yangsangat kurang ke persepsi yang sangatcukup. Instrumen telah diujicobakan kesejumlah guru dengantotal sebesar 0,824 dan menunjukkan ting-kat keandalan yang tinggi. Data dianalisisdengan menggunakan metode deskripstif-naratif, yang datanya disajikan secaravisual maupun naratif serta analisis regresilinier untuk melihat hubungan antara indi-kator refleksi diri dan perilaku profesionalguru.

Metode survei dengandigunakan secara utuh dalam

penelitian ini. Fraenkel & Wallen (2008)menyatakan bahwa desain penelitian

digunakan untuk menggali sikap,pendapat, dan keyakinan responden secarakomprehensif mengenai topik yang men-jadi pembicaraan.

Data diambil dengan mengguna-kan instrumen berupa angket persepsi gurumengenai kompetensi atau

yang meliputi tiga kategori,yaitu: (1) penguasaan konten/materi ajar( ); (2) pengetahuanpaedagogi ( ); dan(3) pengemasan materi/konten dalampembelajaran (

cross sec-tional design

crosssectional

knowledgebased teacher

content knowledgepaedagogical knowledge

paedagogical content

Bujang Rahman, Refleksi Diri dan Peningkatan ...

Page 6: REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

HASIL DAN PEMBAHASANSebagaimana disebutkan sebelum-

nya, tujuan dari penelitian ini adalah untukmelihat sejauh mana refleksi diri yangdilakukan oleh seorang guru memberikandampak atau memiliki keterkaitan denganupaya yang dilakukan guru sebagai tenagaprofesional untuk melakukan upaya-upayapengembangan profesionalismenya. Se-tiap guru seyogyanya melakukan refleksidiri sebagai bagian penting dari pengem-bangan profesionalismenya yang ditun-jukkan dengan keputusan-keputusan un-tuk menjaga dari profesio-sustainability

nalismenya dengan kegiatan-kegiatan riilupaya pengembangan kompetensinya. Halini merupakan hal yang sangat pentinguntuk memahami bagaimana guru juga da-pat terus belajar untuk meningkatkan kom-petensinya dalam konteks pembelajaranbermakna, sehingga dapat meningkatkancapaian kompetensi peserta didik dalamsetiap aspek perilaku yag menjadi tujuanpembelajaran baik sikap, pengetahuan,maupun keterampilan selama kariernyasebagai perilaku profesional terutama bagiguru guru-guru SD di Provinsi Lampung.

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 1 - 126

Tabel 2. Model Analisis RegresiSummary

Model R R SquareAdjusted

SquareRStd. oError fthe Estimate

Change Statistics

R SquareChange F Change df1 df2

Sig. FChange

1 .351a .124 .116 .42147 .124 16.626 1 118 .000

a. : ( ), Refleksi Dirib. : Profesional

Predictors ConstantDependent Variable

terhadap upaya pengembangan profesi-onal guru sehingga bila dikaitkan dengansumbangan efektif refleksi diri tersebut,maka refleksi diri guru SD di ProvinsiLampung memberikan sumbangan efektifsebesar 12,4%.

Temuan empirik ini juga sejalandengan kajian teoretik seperti yang dike-mukakan oleh Korthagen & Vasalos(2005) yang mengemukakan tentang pen-tingnya refleksi diri yang dilakukan olehseorang guru dalam upaya pengembanganprofesionalismenya. Lebih lanjut Kortha-gen & Vasalos (2005) mengklasifikanbagaimana upaya refleksi diri dapat (1)membantu guru dalam mengidentifikasidan melokalisasi masalah-masalah yangdihadapi guru dan sejauh mana hal tersebutdapat diperdalam atau diperluas. Bagaima-

Berdasarkan hasil analisis regresiseperti yang tergambar pada Tabel 2, jelasbahwa refleksi diri yang dilakukan olehguru SD secara signifikan memberikankontribusi positif terhadap perilaku profe-sional maupun upaya pengembangan pro-fesionalisme guru sebesar 35,1% (p<0.05).

Jika dilihat dari hasil kontribusivariabel refleksi diri sebesar 35,1 % terse-but memberikan gambaran yang cukupberarti bahwa semakin tinggi kesadaranguru untuk melakukan refleksi diri terha-dap pengembangan profesionalnya, se-makin baik pula upaya pengembanganprofesinal guru yanng ditunjukkan denganperilaku-perilaku profesionalnya. Jikadilihat dari koefisian determinasi yangditunjukkan oleh nilai R , maka determi-nasi dari refleksi diri guru sebesar 12,4 %

2

Page 7: REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

7

selama mereka mengajar, dan dengan caraini dapat membuat kontak dengan siswadalam proses pembelajarannya denganbaik. Kegiatan mengajar yang baik seyog-yanya ditandai dengan adanya keseim-bangan yang tepat dari aspek kesadarandirinya sebagai orang profesional dantuntutan-tuntutan profesonalisme seorangguru dalam berbagai hal baik akademismaupun nonakademis. Idealnya, programpengembangan profesi guru juga harusfokus pada potensi dan kebutuhan guruyang diawali dari adanya proses refleksiyang dilakukan oleh seorang guru dalampengembangan profesi guru. Bagian inisangat penting sebagai bahan pertimbang-an dalam perancangan proses kegiatan pe-ngembangan profesi guru

Refleksi diri memiliki potensi un-tuk merangsang kesadaran diri emosionalseseorang dengan cara yang lebih baik. Halini dapat membantu untuk membuatnyalebih alami memasukkan perasaan, emosi,kebutuhan, dan nilai-nilai dalam dirinyayang akan membantunya menjadi diriyang lebih baik. Keyakinan yang mem-batasi dalam banyak pendidik/guru tam-paknya belum menjadi hal yang begituperlu mendapat perhatian lebih bagi parapeneliti pengembangan profesi guru. Halini dapat dilihat dari masih relatif sedi-kitnya referensi-referensi yang membahassecara khusus pentingnya refleksi diri bagiguru dalam pengembangan profesionalis-menya. Secara lebih spesifik, keyakinanuntuk memulai perubahan yang baik bagipendidik/guru akan berdampak kepadapeningkatan kompetensi diperlukan untukmemperdalam pengembangan profesionalguru; tidak hanya kompetensi dipengaruhioleh keyakinan orang, tetapi keyakinanbahwa mereka memiliki atau dapat me-ngembangkan kompetensi untuk memiliki

na seorang guru dapat (2) meningkatkankesadarannya terhadap identitas dantanggung jawabnya juga dapat diraihdengan upaya refleksi diri guru. Selain itu,refleksi diri guru juga dapat (3) membantuguru mengintegrasikan seluruh aspekperkembangan profesional secara alamidan (4) membantu membangun kesadaranguru dalam menggali sumber-sumberinspirasi dan kekuatan diri.

Refleksi diri guru dalam kaitannyadengan upaya pengembangan profesi-onalismenya juga sejalan dengan peneli-tian-penelitian lain dalam konteks psiko-logi yang menunjukkan bahwa refleksi diridapat memberikan dampak positif terha-dap perkembangan diri manusia. Hal inidikaitkan dengan upaya pengembangankesadaran diri yang harus dipandang seba-gai sesuatu yang menyenangkan, peng-alaman yang berharga untuk menggali po-tensi dalam diri seseorang dan mengguna-kannya sebagai dasar dalam pengambilansuatu tindakan. Dengan hal ini, seorangguru tidak perlu terlalu mendalam larutdalam kesedihan atau keburukan masalalunya dan dapat lebih terfokus pada upa-ya-upaya pengembangan dirinya. Tentusaja, hal ini memberikan manfaat yangsangat besar bagi seorang pendidik yangtentu saja juga sangat memberikan penga-ruh terhadap kehidupan siswa-siswanya.Jika seorang guru memiliki dan menun-jukkan sifat-sifat positif dalam dirinyaketika berada di depan siswa, hal ini dapatmemberikan transfer energi positif terha-dap siswa siswanya (Korthagen & Vasalos,2005)

Dengan adanya refleksi diri, se-orang guru dapat belajar untuk mengaktif-kan proses kesadaran keprofesionalan diri

Aspek Psikologis Refleksi Diri

Bujang Rahman, Refleksi Diri dan Peningkatan ...

Page 8: REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 1 - 128

kelas yang bermuara pada peningkatankompetensi peserta didik

Dua variabel penting dalam pene-litian ini, yaitu refleksi diri guru dan upayapeningkatan profesionalismenya dikem-bangkan dari beberapa hal penting. Dalampenelitian ini, refleksi diri dilihat dari per-sepsi guru mengenai kompetensi atau

yang meliputitiga kategori, yaitu: (1) penguasaan kon-ten/materi ajar ( ); (2)pengetahuan paedagogi (

); dan (3) pengemasan materi/konten dalam pembelajaran (

). Refleksi diridikembangkan dari bagaimana merekamempersepsikan kemampuan diri merekasendiri yang dikembangkan dari refleksimereka terhadap pengetahuan paedagogikmaupun substantif, pemahaman tentangkarakteristik belajar yang ideal, bagai-mana mereka mempersepsikan diri dalamrencana pembelajaran, metode, mediaserta hasil belajar siswa. Secara lebih jelaskomponen yang dikembangkan untukmengetahui bagaimana guru melakukanrefleksi diri mereka terhadap profesinyasebagaimana tercantum pada Tabel 3.

Refleksi diri guru dalam kaitannyadengan upaya mereka untuk mengem-bangkan profesionalismenya sebagaimanatercantum dalam poin-poin di atas diarah-kan untuk mengetahui sejauh mana gurusebagai tenaga profesional melakukan ke-giatan-kegiatan atau rambu-rambu yangharus dilakukan oleh seorang guru yangprofesional. Dengan hal tersebut, gurudapat melakukan penilaian terhadap diri-nya sendiri, apakah mereka sudah melak-sanakan tugas dengan sebaik-baiknya ataubelum. Dengannya guru akan dapat me-ngetahui kelemahan dan kelebihannya,dan nantinya akan mendorong diri mereka

knowledge based teacher

content knowledgepaedagogical

knowledgepaedago-

gical content knowledge

dampak yang lebih besar bagi pengem-bangan profesionalisme mereka

Pada akhirnya, memberikan perha-tian lebih untuk melakukan refleksi diridalam pengembangan profesional merekadapat membantu guru untuk menjadi lebihsadar akan kualitas peserta didik mereka,sehingga mereka akan lebih mampu untukmembimbing anak-anak ini dalam pem-belajaran mereka, dan membantu merekamemobilisasi kualitas peserta didik disekolah dan dalam kehidupan masa depanmereka. Hal ini penting dalam proseskonstruksi pengetahuan, sikap dan kete-rampilan baik guru maupun siswanya itusendiri.

Kegiatan refleksi diri merupakankegiatan yang memberikan banyakmanfaat dalam pengembangan profesi-onalisme guru (Bowman, 1989; Loughran,2005; Korthagen & Vasalos, 2005; Avalos,2011). Manfaat utama dari hal ini adalahmembantu guru dalam memperoleh pe-mahaman yang lebih mendalam tentangdiri, profesi dan bagaimana mereka dapatmenjadi guru yang efektif, efisien, danmembuat siswa berhasil dalam belajar. Disamping itu, refleksi diri juga dapat mem-bantu guru untuk mengeskplorasi potensi-potensi yang ada dalam diri, memperbaikikelemahan dan mencari solusi-solusi yangmereka butuhkan untuk pengembanganprofesi mereka. Oleh karenanya, sebagai-mana ditunjukkan oleh hasil penelitian ini,refleksi diri memberikan kontribusi yangtinggi untuk membantu guru dalam upayapengembangan profesionalismenya, dandampak berikutnya tentu saja akan mem-berikan pengaruh yang positif terhadapefektivitas kegiatan belajar-mengajar di

Refleksi Diri dan Pengembangan Profe-sionalisme

Page 9: REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

Tabel 3. Persepsi Guru terhadap Kemampuannya

No Pernyataan

Saya merujuk ke kompetensi apa yang harus dicapai dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Agar menguasai materi dalam pelajaran, saya menggali ilmu bidang studi yang sayaperoleh sewaktu kuliah .

Pengetahuan tentang pengelolaan kelas yang saya peroleh sewaktu kuliah.

Untuk memahami karakteristik siswa di sekolah, saya menerapkan ilmu psikologiyang saya peroleh sewaktu kuliah.

Untuk mengembangkan rencana pembelajaran yang baik, saya mengembangkan ilmusecara kontinyu.

Dalam mengevaluasi hasil belajar siswa dan membuat alat tes yang baik, saya menerapkanprinsip dan rambu-rambu yang disusun.

Untuk menggunakan metode mengajar yang efektif, saya mengaplikasikan ilmu tentangmetode pembelajaran yang saya peroleh sewaktu kuliah.

Saya melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah, sedang danakan saya lakukan.

Saya mengembangkan media-media pembelajaran yang menarik, efektif, dan efisiensesuai dengan materi pembelajaran.

Saya senantiasa berusaha membuat siswa belajar aktif dan mandiri sesuai dengan kaidahpendekatan ilmiah.

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

9

pengetahuan mereka terhadap bidang ilmuyang mereka ajarkan. Lebih lanjut, kegi-atan yang dilakukan guru dalam pengem-bangan profesionalismenya juga dapatdilihat dari apakah guru aktif mengikutikegiatan-kegiatan forum diskusi ilmiahbaik melalui kelompok kegiatan guru(KKG) maupun musyawarah guru matapelajaran (MGMP).

Apakah guru sering melakukandiskusi dengan kolega di sekolah menge-nai hal-hal akademis juga merupakan bagi-an yang perlu dipertimbangkan sebagaiupaya peningkatan profesionalisme mere-ka di samping membaca buku-buku ilmi-ah. Bagaimana seorang guru membuat pe-rencanaan pembelajaran, skenario maupunevaluasi pembelajaran, apakah merekaproaktif mencari dan menggali info-infoterkini terkait tiga hal tersebut, atau apakahmereka memperolehnya dari pelatihan

sendiri untuk bergerak melakukan per-baikan perbaikan kompetensinya. Jika kitabandingkan dengan guru yang tidak per-nah melakukan refleksi terhadap kemam-puan profesionalnya, bisa jadi mereka ti-dak akan terdorong untuk melakukan upa-ya-upaya pengembangan profesionalismemereka, mulai dari bagaimana merekamerencanakan pembelajaran, menyiapkanproses pembelajaran sampai nantinya me-lakukan evaluasi terhadap ketercapaiankompetensi siswa yang diharapkan.

Sementara itu, sejauh mana upaya-upaya yang dilakukan guru dalam pe-ngembangan profesionalismenya dilihatdari berbagai hal seperti: seberapa seringmereka mengikuti kegiatan-kegiatan pela-tihan, ataupun seminar, terma-suk juga apakah mereka benar-benar mem-pelajari seluruh buku teks baik guru mau-pun siswa untuk memperbaiki kompetensi

workshop

Bujang Rahman, Refleksi Diri dan Peningkatan ...

Page 10: REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 1 - 1210

ide-ide dalam belajar dan mengajar, se-hingga harus tetap menjadi bagian prio-ritas untuk direfleksi oleh setiap guru(Loughran, Berry, & Mulhall, 2006).

Jika hal ini dimiliki dengan baikoleh guru, barangkali nanti tidak akanditemukan lagi guru baik secara individumaupun sesama -nya yang tidakmelakukan pengembangan diri dan pe-ngembangan profesionalisme dan merekadapat melakukan refleksi diri untuk mela-kukan sejumlah perbaikan profesionalis-menya. Jika ditemukan guru-guru di la-pangan yang menghadapi kendala dalamkaitannya dengan tugas dan fungsi kepro-fesionalannya, mereka dapat segera mela-kukan refleksi diri dapat mengembangkanstrategi-strategi baru dalam menyelesai-kan permasalahan proses belajar danmengajar sehingga muaranya secara kulturhal ini akan menjadi acuan dalampengembangan profesionalismenya

Guru harus banyak belajar bagai-mana mengajar, yaitu tentang bagaimanalebih banyak mendesain sejumlah aktivitasyang digunakan di kelas sehingga prosespembelajaran berlangsung secara efektif.Selain itu, juga guru harus memahamibagaimana siswa belajar dan mengingatsejumlah faktor yang mempengaruhi kua-litas belajar siswa serta pemahaman men-dasar tentang pemilihan dan penggunaanpendekatan dan strategi pembelajaran un-tuk meningkatkan kualitas pembelajaraan.Hal tersebut di atas dapat dikembangkandengan baik oleh guru jika mereka dapatmelakukan refleksi terhadap tugas danfungsi profesionalisme mereka denganbaik. Jika refleksi diri guru dilakukan de-ngan baik, maka upaya yang dilakukan

peer group

KESIMPULAN DAN SARAN

atau yang ada juga merupakanbagian yang dieksplorasi dalam upaya ataukegiatan pengembangan profesionalismeguru.

Implikasi lebih lanjut dari peneliti-an ini adalah sebagaimana diketahui bersa-ma bahwa pengembangan profesi gurudilakukan dalam rangka meningkatkanstandar mutu guru. Oleh karenanya, pro-fesionalisme yang dimaksud tentu sajatidak terlepas dari kompetensi teknis, tipsdan trik mengenai bagaimana guru bisamemahami dan mengorganisasi sedemiki-an rupa peran dan fungsinya sebagai pro-ses edukatif baik bagi dirinya sendiri mau-pun siswa (Loughran, 2010). Telah dipa-hami bersama bahwa guru sangat berperanpenting bukan saja dalam pembentukanprestasi akademik siswa di sekolah Na-mun, juga dalam pengembangan karaktersiswa sehingga hal ini menuntut sikap danperilaku profesional guru harus selaluberkembang. Pengembangan diri dan pe-ngembangan profesionalisme guru dari ha-sil refleksi diri mereka menjadi sebuahkeniscayaan.

Hal ini merupakan konsekuensi lo-gis seorang guru yang tidak hanya dituntutuntuk menguasai konten materi pelajarandan sejumlah pengetahuan paedagogis,Namun, juga harus memahami bagaimanakeduanya dipadukan sehingga menjadi-kannya sebagai guru yang profesional,baik menyangkut pengetahuan konten( ), pengetahuanpaedagogi ( ), danpengetahuan pengemasan konten dalampembelajaran bermakna (

) (Abdurrahman, 2013).Di samping itu, guru profesionalseyogyanya memiliki kemampuan bahasakhusus agar mampu memfasilitasi berba-gai ungkapan yang lebih baik dan berbagi

workshop

content knowledgepaedagogical knowledge

paedagogicalcontent knowledge

Page 11: REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2013. “Identifikasi Paedagogical Content Knowledge Calon Guru FisikaMelalui Pembelajaran Berbasis Multirepresentasi”, dalam

, Volume 3, Nomor 2, halaman 86- .

Avalos, B. 2011. “Teacher Professional Development in Teaching and Teacher EducationOver Ten Years”, dalam , Volume 27, Nomor 1,halaman 10-20.

Beijaard, D.; Meijer, P. C.; & Verloop, N. 2004. “Reconsidering Research on Teachers'Professional Identity”, dalam , Volume 20, Nomor2, halaman 107-128.

Bowman, B. 1989. “Self-reflection as An Element of Professionalism”, dalam, Volume 90, Nomor 3, halaman 444-451.

Darling-Hammond, L.; Holtzman, D.J.; Gatlin, Su Jin; & Heilig, J.V. 2005. “Does TeacherPreparation Matter? Evidence about Teacher Certification, Teach for America, andTeacher Effectiveness”, dalam , Volume 13,Nomor 42, halaman16-17.

Darling-Hammond, L. & Richardson, N. 2009. “Teacher Learning: What Matters? Howteachers learn”, dalam . February 2009, Volume 66, Nomor 5,halaman 46-53.

European Commission. 2010.. Ed.:

Jaap Scheerens. Luxembourg 2010.

Fraenkel, J.R. & Wallen, N.E. 2008.New York: McGraw-Hill,Inc

Howard, T.C. 2003. “Culturally Relevant Pedagogy: Ingredients for Critical TeacherReflection”, dalam Summer 2003; Volume 42, Nomor 3,halaman 195-202.

Kennedy, A. 2005. “Models of Continuing Professional Development: A Framework forAnalysis”, dalam , Volume 31, Nomor 2, halaman235-250.

Korthagen, F. & Vasalos, A. 2005. “Levels in Reflection: Core Reflection as a Means toEnhance Professional Growth”, dalam , Volume 11, Nomor1, halaman 47-71.

Jurnal PendidikanProgresif

Teaching and Teacher Education

Teaching and Teacher Education

TheTeachers College Record

Education Policy Analysis Archives

Research Review

Teachers' Professional Development: Europe ininternational comparison, a secondary analysis based on the TALIS dataset

How to Design and Evaluate Research in Education .

Theory Into Practice;

Journal of In-service Education

Teachers and Teaching

11

Namun, refleksi diri merupakan bagianpenting dalam pengembangan profesi-onalisme guru.

untuk mengembangkan profesionalisme-nya pun juga baik. Tentu saja hal ini bukanmerupakan faktor utama dan satu-satunya,

Bujang Rahman, Refleksi Diri dan Peningkatan ...

Page 12: REFLEKSI DIRI DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU

Loughran, J.J. 2005.. Bristol: Falmer Press.

Loughran, J.J.; Berry, A.; & Mulhall, P. 2006.. Rotterdam: Sense Publisher.

Loughran, J.J. 2010.. Routledge.

Rahman, Bujang. 2013. “Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Prestasi Siswa:Analisis Persepsi Guru Lintas Jenjang”, dalam , 3(1).

Rivkin, S.G., Hanushek, E.A. & Kain, J.F. 2005.. , Vol. 73, No. 2, pp. 417–458.

Ross, J.A.; & Bruce, C.D. 2007. “Teacher self-assessment: A Mechanism for FacilitatingProfessional Growth”, dalam , (2), 146-159.

Developing Reflective Practice: Learning about Teaching andLearning through Modelling

Understanding and Developing ScienceTeachers' Paedagogical Content Knowledge

What Expert Teachers Do: Enhancing Professional Knowledge forClassroom Practice

Jurnal Pendidikan Progresif

Teachers, Schools, and AcademicAchievement Econometrica

Teaching and Teacher Education 23

PAEDAGOGIA, Jilid 17, Nomor 1, Februari 2014, halaman 1 - 1212