PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL FILM ANIMASI PENDEK

“MACAN PEREDAM BAHAYA”

Erwin Janssen

Bina Nusantara School of Design Visual Communication Design Animation Program, Jln. K.H. Syahdan no.9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480

erwinj17@yahoo.com Erwin Janssen, Ardiyansah, ST, Ahmad Faisal Choiril Anam Fathoni, S.Sn

ABSTRACT

Chinese zodiac is the zodiac that uses animals to symbolize the year, month and time in Chinese astrology. Basically, these animals are taken symbolize the twelve earth branches which later merged with the five elements to form a 60-year period, these animals also have their advantages and disadvantages that make them berdeda one another. Purpose of the research conducted by the authors to suggest that the design and animation, not only in one culture, but from the mix of cultures that berbedapun can produce interesting results. The method used is a research / find data on the Internet about the characteristics of the tiger and lion as well as references to the story about the tiger and lion, the books that support the completion of the final project. Reference were obtained from books, Internet, DVD Multimedia. Results to be achieved is in the form of a combination of short animated films in 2D and 3D concepts that tell the Tiger's struggle to beat the lion. The inference that there are many research ideas that can be used and cultivated as a source of inspiration for making animated films.

ABSTRAK

Shio adalah zodiak Tionghoa yang memakai hewan-hewan untuk melambangkan tahun, bulan dan waktu dalam astrologi Tionghoa. Pada dasarnya, hewan-hewan ini diambil melambangkan dua belas cabang bumi yang kemudian digabung bersama lima unsur membentuk 1 periode 60 tahun, hewan-hewan ini pun memiliki kelebihan dan kekurangan yang membuat mereka berdeda satu dengan yang lain. Tujuan dilakukan penelitian oleh penulis untuk menunjukkan bahwa desain dan animasi tidak hanya terpaku pada satu budaya, melainkan dari perpaduan budaya yang berbedapun dapat menghasilkan hasil yang menarik. Metode yang digunakan adalah riset / mencari data di Internet seputar karakteristik macan dan singa serta referensi berupa cerita mengenai macan dan singa, buku-buku yang menunjang penyelesaian tugas akhir. Referensi yang digunakan diperoleh dari buku, Internet, DVD Multimedia. Hasil yang ingin dicapai adalah berupa sebuah film animasi pendek perpaduan konsep 2D dan 3D yang menceritakan perjuangan macan untuk mengalahkan singa. Simpulan penelitian bahwa masih banyak ide-ide yang dapat dipakai dan diolah sebagai sumber inspirasi untuk pembuatan film animasi.

Kata Kunci : Shio, Macan, Action

PENDAHULUAN

Animasi Pendek adalah cerita animasi yang durasinya tidak cukup panjang untuk dapat dikategorikan sebagai feature film. Animasi pendek biasanya sering diputar pada Festival film animasi semacam Hellofest. Tujuan pembuatan animasi pendek secara umum adalah memberikan suatu hiburan (menghibur) atau untuk membuktikan bakat sang kreator. Ciri-ciri short story yakni biasanya berdurasi singkat (2-5menit), hanya fokus dalan satu kejadian saja, Hanya mempunyai 1 alur cerita, jumlah karakter utama yang sedikit, Sampulnya sebuah masa pendek dari waktu,

Short story mempunyai element dramanya. Structure : exposition (pembukaan dari setting, situasi,

dan tokoh utama). Masalah : ( sebuah peristiwa adalah memperkenalkan konflik). Menaikan aksi dalam cerita. Krisis. Klimak (puncak cerita). Resolusi dan moral. Animasi di Indonesia bukanlah suatu hal yang asing, perkembangan animasi di Indonesia bisa dibilang cukup pesat, ini terbukti dengan adanya forum animasi Indonesia (Ainaki) dan website Indonesian CG Community (IndoCG), tetapi ada beberapa hal yang berpotensi menghalangi perkembangan animasi di Indonesia seperti kurangnya dukungan dari pemerintah untuk animasi di Indonesia, banyak yang salah menanggapi bahwa animasi itu untuk anak-anak, namun pada kenyataannya animasi itu tidak hanya untuk anak-anak saja. Beberapa film animasi buatan Indonesia yang pernah di tayangkan di bioskop antara lain Janus prajurit terakhir, Homeland, Sing to the dawn, dan film serial animasinya antara lain Dr. Contraptus, Petualangan didi tikus dan Kabayan.

Dr. Contraptus

Saint Seiya

Hal yang melatar belakangi penulis untuk membuat cerita ini karena penceritaan dongeng tentang shio umumnya masih cenderung menggunakan teknik 2D karena target audiens lebih mengacu pada anak-anak, dimana bentuk tiap shio digambarkan sama seperti wujud aslinya, sifat dan pengkarakterannya masih sederhana dan hanya mengandalkan ekspresi wajah saja. Kendala-kendala yang muncul berupa Jarangnya film animasi Indonesia yang bermutu dan dapat bersaing di kancah dalam dan luar negeri dikarenakan banyaknya film animasi yang beredar di Indonesia yang banyak di dominasi oleh film-film luar. serta mindset masyarakat yang masih menganggap bahwa film animasi hanya untuk anak kecil. Dari sini penulis merumuskan bagaimana membuat film animasi pendek mengenai sebuah cerita adventure yang unik dan menarik serta bermutu yang dapat mengubah anggapan/doktrin masyarakat tentang film animasi hanya untuk anak-anak.

Perlombaan kedua belas shio

kelinci dan harimau dalam kisah

perlombaan kedua belas shio

Film animasi pendek "Macan Peredam Bahaya" ini dibuat dengan eksekusi animasi agar bisa memvisualkan cerita petualangan macan. Dan style animasi yang di pakai pada film pendek ini adalah bergaya cartoon, animasi yang simple, dengan character hewan yang di stilasi dengan ke dalam bentuk manusia(humanoid) tetapi masih mempertahankan karakteristik hewan yang ada. tujuan pembuatuan film animasi pendek "Macan Peredam Bahaya" ini untuk menghibur penonton, serta mengubah mindset masyarakat tentang animasi hanyadapat dinikmati oleh seluruh kalangan dengan memberikan informasi kepada penonton mengapa macan dianggap sebagai simbol peredam bahaya oleh masyarakat Tionghoa.

Kungfu Panda

Untuk menunjang sisi estetika dari film ini, akan digunakan beberapa jenis komposisi yang di gunakan dalam ilmu fotografi dan sinematografi, warna-warna yang menunjang sisi emosional setiap adegan dalam film ini, akan digunakan ilmu teori warna dalam Desain Komunikasi Visual. Target penonton yang diharapkan penulis adalah remaja berusia 15-21 tahun, karena film ini bertema action yang menampilkan unsur kekerasan yang tidak layak untuk dilihat pada usia muda serta pada usia tersebut mereka sudah bisa menangkap isi dari sebuah film.

METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah metode pengamatan. sebagai permulaan, penulis mencari cerita mengenai shio, terutama cerita mengapa macan menjadi simbol peredam marabahaya. Setelah itu, penulis mencari artikel mengenai macan, referensi berupa gambar dan video terutama film,animasi yang sedang diminati oleh pemirsa. Dari data di atas, Penulis pun mendapatkan referensi gaya visual yang akan dipakai di dalam film animasi pendek "Macan Peredam Bahaya".

HASIL DAN BAHASAN Dikutip dari kompas 4 Februari 2010: Kita sering terheran dengan simbol-simbol mitologi China karena di mana pun di dunia, raja dari segala binatang adalah singa, bukan macan. Konon, menurut legenda China pada zaman dahulu kala, singa termasuk salah satu shio dari 12 binatang dalam kepercayaan masyarakat China. Tidak ada macan. Karena singa itu terlalu kejam, Dewa Utama mau menyingkirkan singa dari struktur shio. Tetapi Dewa Utama tidak bisa begitu saja melakukannya karena singa adalah raja dari segala raja binatang. Kalau singa mau disingkirkan, perlu binatang baru untuk mengontrol binatang-binatang yang ada. Dia teringat sama macan. Macan sendiri adalah makhluk yang tidak penting di dunia manusia, lanjut legenda yang ada. Namun, ketika macan belajar keahlian bertarung dari kucing, sang macan menjadi ksatria gagah berani. Semua binatang yang menantang dia akan mati atau luka parah sekali. Macan yang selalu menang dalam perkelahian menjadi terkenal karena keahliannya. Karena macan menjadi sangat terkenal, Dewa Utama memanggilnya ke kahyangan. Setibanya di sana, macan pun berhasil mengalahkan semua ksatria Dewa Utama. Setelah memenangkan semua pertempuran, macan pun menjadi salah satu ksatria penting Dewa Utama. Namun, setelah macan menjadi salah satu ksatria penting Dewa Utama, binatang-binatang di dunia mulai menyerang manusia karena kurangnya pengawasan. Berbagai kejadian telah menarik perhatian Dewa Utama, dan kemudian memerintahkan turun ke bumi untuk melindungi umat manusia. Macan kemudian meminta persyaratan untuk setiap perkelahian yang dimenangkan, ia ingin mendapat penghargaan. Permintaannya dikabulkan oleh Dewa Utama. Setelah tiba di bumi, macan mempelajari kalau singa, beruang, dan kuda adalah binatang paling kuat. Macan menantang semua dan menang. Ketika berbagai makhluk jahat mendengar kemenangan macan, semua bersembunyi di hutan yang tidak berpenghuni dan tidak pernah terlihat lagi. Seluruh umat manusia berterima kasih kepada macan karena mengalahkan makhluk-makhluk jahat. Macan pun kembali ke kahyangan. Karena macan telah menang tiga kali, Dewa Utama menempatkan tiga garis utama di kening sang macan. Lewat beberapa waktu, dunia kembali dikacaukan oleh seekor kura-kura yang memiliki kekuatan magis jahat. Bumi dibanjiri air bah oleh kura-kura tersebut. Macan kembali dikirim ke bumi dan membunuh kura-kura jahat tersebut. Dewa Utama kemudian memberikan penghargaan dengan menambah garis horizontal di tengah tiga garis yang dihadiahkan di kening macan. Penambahan garis ini membentuk aksara China ”wang” yang berarti raja. Aksara kanji ”wang” ini sampai sekarang masih terlihat di kening macan. Ketika Dewa Utama mendengar kebrutalan singa di dunia, diputuskan status shio singa dicopot dan macan dipilih untuk menggantikan singa dalam strata shio kepercayaan China. Selain memiliki status shio, macan pun dinobatkan sebagai raja dari segala binatang. Macan dalam legenda China disimbolkan sebagai peredam kekacauan yang terjadi di bumi.

Penulis menggunakan cerita tersebut sebagai basis untuk pembuatan cerita baru agar terlihat baru dan menarik dimata penonton. "Dahulu kala, Zulun sang raja rimba menebar terror di wilayah china. Hal ini mebuat dewa khawatir dan akhirnya mengutus Laohu si macan untuk mengalahkan zulun. Setelah mendapatkan perintah dari Sang Dewa, Laohupun melakukan perjalanan menuju hutan dimana Zulun berada Di tengah perjalanan, Laohu dihadang oleh tiga anak buah Zulun yaitu Cheng si beruang, Ma si kuda, dan Gui si kura-kura. pertarungan dengan mereka sudah tak mungkin dihindari. Serangan bertubi-tubi dilancarkan oleh anak buah Zulun, tetapi semua itu dapat ditangani dengan mudah oleh Laohu. Begitu mengalahkan Cheng, Ma dan Gui, Laohu mulai memasuki hutan. Setelah menerobos hutan akhirnya Laohu sampai di tempat Zulun. Disana Zulun sudah menunggu kedatangan Laohu. Tanpa pikir panjang pun Laohu segera menyerang Zulun. Serangan demi serangan dilancarkan Laohu namun semua itu dapat ditahan oleh Zulun dan dibalas dengan sebuah pukulan yang membuat Laohu terkapar. Merasa sudah berada di atas angin Zulun mulai tertawa bangga. Laohu memanfaatkan kesempatan ini untuk menghilang dari penglihatan Zulun. Begitu tersadar, Zulun mulai mencari Laohu yan hilang. Dari atas, Laohu mengawasi gerak gerik Zulun. Sampai pada saat dia lengah Laohu melancarkan serangan yang membuat Zulun kehilangan keseimbangan dan terperosok ke dalam jurang. Mengetahui bahwa Zulun berhasil dikalahkan Sang Dewapun memberikan penghargaan kepada Laohu berupa empat buah goresan di dahi yang membentuk huruf "wang"yang artinya Raja". Dari hasil pengamatan, penulis menghasilkan desain karakter untuk film animasi pendek "Macan Peredam Bahaya". terdapat 5 karakter yaitu Laohu, Zulun, cheng, Ma dan Gui. yang masing-masing memiliki watak yang berbeda. Laohu, Karakter utama dalam cerita ini. berwujud manusia harimau dengan badan kekar bersifat heroic dan pantang menyerah. Sedangkan untuk pihak antagonis Zulun, Musuh utama dalam cerita ini. seekor manusia singa yang berbadan besar dengan bekas luka di mata kiri, angkuh, kejam. Gui, Salah satu karakter pendukung dalam cerita ini. Kura-kura tua yang licik ini merupakan salah satu dari anak buah Zulun. Dia menguasai sihir. Cheng, Salah satu karakter pendukung dalam cerita ini. Beruang raksasa yang bodoh ini merupakan salah satu dari anak buah Zulun. Ma, Salah satu karakter pendukung dalam cerita ini. Kuda pemalas ini merupakan salah satu dari anak buah Zulun.

Karakter-karakter dalam film animasi pendek

"Macan Peredam Bahaya"

setelah mendapatkan desain karakter untuk film animasi pendek "Macan Peredam Bahaya", penulis melanjutkan mendesain environment yang bersetting di hutan yang kemudian akan dibuat ke dalam bentuk 3D menggunakan software 3D. Setting film animasi pendek "Macan Peredam Bahaya" ini terletak pada pegunungan dan hutan yang ditampilkan adalah warna-warna natural. dan penggunaan tone warna coklat pada saat penceritaan 2D agar lebih terlihat seperti komik.

gambar 15. design environment hutan

gambar 16. environment hutan 3D Tak lupa penulis membuat objek-objek yang nantinya akan dipakai pada keseluruhan film animasi

pendek "Macan Peredam Bahaya". Salah satunya adalah pohon yang merupakan objek mayoritas dalam

film animasi ini dimana settingan dalam cerita lebih banyak berada di dalam hutan. Serta singgasana milik

Zulun yang terbuat dari batu, terdapat tumpukan lempengan batuan dibawah yang membentuk tangga dan

juga mencerminkan posisi seorang raja.

Pohon

Singgasana Zulun

SIMPULAN DAN SARAN Meski bukan kebudayaan asli indonesia, shio sudah sangat melekat hampir di beberapa kalangan masyarakat indonesia. alasan penulis mengangkat tema ini karena bahan cerita ini belum pernah dijadikan sebuah film animasi. Banyak cerita moral yang berasal dari negeri bambu yang memiliki penceritaan yang unik. namun kurang mendapat perhatian. dengan menerapkan prinsip desain kedalam cerita moral, maka dapat menghasilkan sesuatu yang baru. Dalam pembuatan sebuah animasi yang perlu diperhatikan adalah alur cerita dan desain karakter. Kedua itu harus seimbang agar penonton dapat menikmati film animasi. Kaidah-kaidah desain dapat membantu pada saat proses brainstorming character. Dalam proses pembuatan animasi perlu diperhatikan workflow sehingga waktu bisa digunakan secara efektif dalam produksi film animasi. Melalui hasil perancangan ini, diharapkan dapat memberikan motivasi ke generasi selanjutnya untuk lebih peka dalam mencari ide.

REFERENSI Marion Hanks. Introduction to Cinematography. Digital Video Production. Coral Reef High School. Miami, Florida. Prakosa, Gatot. (2010). Animasi, Pengetahuan Dasar Film Animasi Indonesia. FFTV-IKJ, Jakarta http://www.kompas.com http://secrets-of-cats.com/lion-vs-tiger http://www.wikipedia.org

RIWAYAT PENULIS Erwin Janssen lahir di kota Jakarta pada 17 April 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Desain Komunikasi Visual Program Animasi pada tahun 2012. Penulis aktif sebagai freelancer 2D illustrator.