peranan photogenic space terhadap citra diri dalam …

16
Universitas Indonesia 1 PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM MEDIA SOSIAL INSTAGRAM Luthfina Fadliya Surjaatmadja, Mohammad Nanda Widyarta, M.Arch B.Arch Departemen Arsitektur, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia [email protected], [email protected] Abstrak Ruangan yang sangat menarik yang dilihat melalui sebuah foto atau istilah yang biasa disebut sebagai Photogenic Space ini muncul dan menjadi marak akibat penggunaan media sosial yang sudah melekat pada keseharian masyarakat. Media sosial ini sendiri sebagai konsumsi dari masyarakat sehari-hari memiliki dampak yang signifikan pada cara pandang, pola pikir, dan bahkan citra diri. Kasus yang akan diangkat pada penulisan skripsi ini adalah penggunaan media sosial Instagram yang berbasis foto. Melalui hasil analisis saya didapatkan bahwa indikator-indikator arsitektural yang membentuk Photogenic Space memiliki peranan pada pembangunan citra diri melalui media sosial Instagram. Kata Kunci: Ruang, Foto, Media Sosial, Citra Diri THE ROLE OF PHOTOGENIC SPACE TOWARDS SELF-IMAGE IN SOCIAL MEDIA INSTAGRAM Abstract Photogenic space or a space that looks appealing from a photo has become popular because of the high usage of social media. Social media itself has become a part of society’s daily life, which affected the society’s perspective, mindset, and also self- image. The case is analyzed further is one of the most popular picture based social media, Instagram. Indicators of photogenic space from architectural perspective were found throughout the analysis and have a part in the self-image development as a result of the Instagram usage. Keyword: Space, Photo, Social Media, Self-Image Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Upload: others

Post on 17-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

1

PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

Luthfina Fadliya Surjaatmadja, Mohammad Nanda Widyarta, M.Arch B.Arch

Departemen Arsitektur, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, Jawa Barat, 16424, Indonesia

[email protected], [email protected]

Abstrak

Ruangan yang sangat menarik yang dilihat melalui sebuah foto atau istilah yang biasa

disebut sebagai Photogenic Space ini muncul dan menjadi marak akibat penggunaan

media sosial yang sudah melekat pada keseharian masyarakat. Media sosial ini sendiri

sebagai konsumsi dari masyarakat sehari-hari memiliki dampak yang signifikan pada

cara pandang, pola pikir, dan bahkan citra diri. Kasus yang akan diangkat pada

penulisan skripsi ini adalah penggunaan media sosial Instagram yang berbasis foto.

Melalui hasil analisis saya didapatkan bahwa indikator-indikator arsitektural yang

membentuk Photogenic Space memiliki peranan pada pembangunan citra diri melalui

media sosial Instagram.

Kata Kunci: Ruang, Foto, Media Sosial, Citra Diri

THE ROLE OF PHOTOGENIC SPACE TOWARDS SELF-IMAGE IN SOCIAL MEDIA INSTAGRAM

Abstract

Photogenic space or a space that looks appealing from a photo has become popular

because of the high usage of social media. Social media itself has become a part of

society’s daily life, which affected the society’s perspective, mindset, and also self-

image. The case is analyzed further is one of the most popular picture based social

media, Instagram. Indicators of photogenic space from architectural perspective were

found throughout the analysis and have a part in the self-image development as a

result of the Instagram usage.

Keyword: Space, Photo, Social Media, Self-Image

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 2: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

2

Pendahuluan

Munculnya media sosial, akibat perkembangan teknologi dapat mempermudah

seseorang dalam proses mencari informasi. Sehingga rasa ingin tahu yang merupakan

sifat alami bagi manusia ini ‘terfasilitasi’ dengan baik. Media sosial merupakan salah

satu pemanfaatan teknologi untuk membantu manusia berinteraksi secara virtual.

Informasi yang mungkin didapatkan di media sosial ini tidak terbatas, hampir semua

informasi dapat ditemukan di media sosial. Salah satu kasusnya yang sering terjadi

ketika munculnya sosial media adalah rasa ingin tahu terhadap orang lain, yang mana

berbagai macam media sosial, beberapa diantaranya dirancang untuk menunjukkan

profil para pengguna.

Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan, terutama di

kalangan remaja. Media sosial Instagram merupakan salah satu media sosial yang

populer. Sesuai dengan hasil riset yang dilakukan oleh salah satu agen penelitia

terbesar di dunia, TNS, media sosial Instagram memiliki pengguna sebanyak kurang

lebih 400 juta dan jumlah pengguna media sosial Instagram di Indonesia menduduki

peringkat ke-3 setelah negara Jepang dan Brazil (www.tnsglobal.com, 25 Maret 2016)

Cara kerja media sosial Instagram adalah para pengguna memiliki halaman untuk diri

sendiri yang dapat diisi dengan foto-foto. Para pengguna media sosial Instagram

memiliki kebebasan untuk mengunggah foto-foto yang menurut mereka bagus dengan

tujuan mendapatkan like sebanyak mungkin, serta mampu merepresentasikan diri

mereka melalui foto-foto tersebut. Setiap orang memiliki standar masing-masing

dalam memilih foto yang akan diunggah di media sosial Instagram.

Dewasa ini, muncul istilah baru yaitu ‘insta-worthy’ yang berarti foto-foto yang patut

untuk diunggah. Menurut urbandictionary.com istilah ini biasa digunakan oleh para

pengguna ketika sebuah foto sudah cukup bagus untuk diunggah ke media sosial

Instagram. Secara tidak sadar, munculnya istilah ini menciptakan sebuah standar foto

yang akhirnya akan diapresiasi oleh orang-orang dalam bentuk jumlah like yang

didapat oleh foto tersebut.

Fenomena keinginan masyarakat untuk diapresiasi dalam bentuk like dalam media

sosial dapat dipahami melalui karya tulis Guy Debord yang berjudul The Society of

the Spectacle. Dalam buku tersebut, Debord menyinggung sifat alami manusia dalam

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 3: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

3

sebuah masyarakat yang mana mereka takut akan ketidaktertarikan masyarakat

terhadap dirinya atau yang disebut dengan ‘the fear of being undesirable’. Dengan

perkembangan teknologi dan munculnya sosial media, seseorang akan sangat lebih

mudah untuk membentuk citra diri yang akan membuat orang-orang tertarik pada

dirinya berdasarkan informasi (dalam hal media sosial Instagram disampaikan melalui

foto) yang diunggah ke media sosial yang mana dapat diakses oleh banyak orang.

Temuan menarik yang didapat dari hasil riset TNS yang merupakan salah satu agen

riset terbesar di dunia ialah salah satu kategori konten foto yang paling banyak

ditemui di media sosial Instagram adalah ‘tempat-tempat yang pernah dikunjungi’

(www.tnsglobal.com, 25 Maret 2016) Kota Jakarta yang mana area komersil sedang

berkembang secara pesat, menjadi sebuah ajang besar bagi para pengguna media

sosial Instagram untuk mengunjungi dan mengunggah foto di tempat-tempat yang

menurut mereka menarik dan unik dari segi visual. Tempat-tempat tersebut biasa

disebut dengan ‘photogenic space’. Unsur visual merupakan salah satu unsur yang

penting dalam ilmu arsitektur.

Dari bidang arsitektur, sangat lah penting untuk mengetahui dan mempelajari faktor-

faktor apa saja yang dapat meningkatkan ketertarikan sebuah ruang untuk difoto.

Untuk dapat menilai suatu daya akan sebuah ruangan, indera pengelihatan menjadi

indera yang pertama kali bekerja. Oleh karena itu, penggunaan indera pengelihatan

yang terkait dengan foto yang berbentuk 2 dimensi menjadi salah satu unsur yang

sangat penting. Faktor-faktor penentu tersebut dapat berupa berbagai hal yang

berkaitan dengan bidang arsitektural seperti komposisi, tata letak, hingga

pencahayaan.

Kaitan antara fenomena pembangunan citra diri melalui media sosial Instagram

dengan ilmu arsitektur menjadi hal yang menarik untuk dibahas lebih lanjut. Oleh

karena itu, melalui skripsi ini saya akan mengkaji faktor-faktor apa saja yang akhirnya

dapat mempengaruhi daya tarik seseorang secara visual, serta bagaimana pada

akhirnya ketertarikan seseorang pada sebuah ruang dapat membangun citra diri

mereka.

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 4: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

4

Landasan Teori

Vitruvius dalam bukunya yang berjudul The Ten Books on Architecture pada bagian

bab I menyebutkan cabang ilmu apa saja yang harus dipelajari untuk menguasai ilmu

arsitektur. Dari semua yang disebutkan, banyak diantaranya yang tidak disangka

memilki hubungan atau kaitan dengan ilmu arsitektur, namun Vitruvius berhasil

menjelaskan contoh-contoh kasus mendetail yang membuktikan bahwa untuk

menguasai ilmu arsitektur dibutuhkan pemahaman akan ilmu-ilmu lainnya.

Eurythmy merupakan kata yang jarang ditemukan dalam keseharian, namun hal ini lah

yang paling mudah disadari oleh banyak kalangan. Prinsip inilah yang akan dibahas

lebih lanjut dan digunakan untuk ‘mengupas’ fenomena yang menjadi topik skripsi

ini.

“Eurythmy is beauty and fitness in the adjustments of the members”

Vitruvius menyatakan bahwa beauty and fitness merupakan salah satu prinsip dalam

arsitektur. Walaupun beauty and fitness bukan merupakan esensi dari ilmu arsitektur,

namun harus diakui bahwa keindahan merupakan salah satu prinsip yang sangat

diutamakan dalam sebuah desain.

“Pulchrum splendor est vertatis” –Thomas Aquinas

Dikutip dari dalam tulisannya, Wastu Citra, Mangunwijaya menyinggung mengenai

rumusan dari seorang filsuf yang terkenal, Thomas Aquinas. Terjemahan rumusan

tersebut dalam bahasa Indonesia adalah ‘Keindahan adalah pancaran dalam

kebenaran’. Konsep mengenai keindahan ini secara sadar maupun tidak tertanam

kedalam kehidupan sehari-hari bahwa sesuatu yang benar pada hakekatnya indah. Hal

ini terkait dengan image atau citra, segala sesuatu yang terlihat indah merupakan

suatu hal yang terasa benar. Dengan menunjukkan sesuatu yang indah, maka sesuatu

akan dinilai positif.

Konsep mengenai keindahan ini berkaitan dengan penilaian dari masyarakat

berdasarkan teori Guy Debord dalam bukunya yang berjudul the Society of the

Spectacle.

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 5: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

5

Sebuah masyarakat yang dimediasi atau diperantarai oleh gambaran-gambaran yang

menurut mereka merupakan bagian dari kehidupan mereka kini berorientasi pada

gambaran-gambaran tersebut.

Karena gambaran-gambaran akan kehidupan memediasi atau menjadi mediator pada

sebuah relasi sosial, maka penampilan merupakan sesuatu yang sangat diperhatikan.

Oleh karena itu dalam tulisannya, Debord memberikan suatu pernyataan mengenai

tampilan.

Pembahasan mengenai human sense of sight ini lah yang akan dijadikan batasan

untuk membahas mengenai kaitan antara photogenic space dan pola pikir ‘the fear of

being undesirable’ yang muncul akibat adanya spectacle dalam sebuah masyarakat.

Bagaimana images yang dihasilkan oleh masyarakat itu sendiri yang merupakan

representasi dari kehidupan asli yang akhirnya menjadi social dream dan

menyebabkan seseorang fear of being undesirable.Ffear of being undesirable

berdasarkan teori Guy Debord dapat diaplikasikan dalam fenomena penggunaan

media sosial instagram dimana dalam kasus ini para pengguna media sosial Instagram

tersebut berperan sebagai society

Media sosial Instagram secara tidak langsung dapat memperjelas bagaimana peranan

sebuah individu dalam sebuah masyaraat dilihat dari berapa banyak yang peduli untuk

mengfollow account mereka dan mengapresiasi foto-foto yang diunggah.

Interaksi sosial yang terjadi di media sosial Instagram difasilitasi dengan adanya fitur-

fitur seperti Follow, Like dan Comment. Tiap fitur melakukan pekerjaan yang

berbeda dengan jenis interkasi yang berbeda juga. Fitur follow dalam Instagram

adalah untuk ‘mengikuti’ account lain, yang mana jika kita sudah memilih untuk

follow account tersebut maka kita akan terupdate dengan postingan account tersebut.

Fitur ini dapat dikatakan sebagai langkah awal untuk terjalinnya suatu interaksi/relasi

dalam media sosial Instagram, namun hal tersebut tidak lazim karena media sosial

Instagram tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan fitur like atau comment

kepada account yang belum difollow. Dari fitur ini biasanya para pengguna media

sosial Instagram dapat ‘menilai’ para pengguna lainnya dilihat dari berapa jumlah

account yang mengfollow account tersebut.

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 6: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

6

Fitur selanjutnya dari media sosial Instagram yang tidak kalah menarik adalah fitur

like. Cara kerja fitur ini sendiri adalah dari tiap foto yang kita akses, kita diberikan

beberapa pilihan tombol dibawahnya yang salah satunya adalah tombol like, jika kita

memilih untuk menekan tombol like yang terdapat pada foto tersebut berarti

Dari tombol like inilah kita memberikan apresiasi akan foto tersebut dalam media

sosial Instagram. Semakin banyak like yang didapatkan dalam satu foto berarti

semakin banyak yang mengapresiasi foto tersebut.

Fitur penting dalam media sosial Instagram yang terakhir adalah Comment. Fitur ini

memberikan kebebasan bagi tiap pengguna untuk memberikan pendapatnya pada

suatu hasil foto dan pendapat tersebut dapat dilihat oleh semua orang. Namun dari

fitur comment ini tidak selalu hal-hal positif saja yang biasa diberikan oleh pengguna

lain, pendapat-pendapat yang mnegatif pun akan sering ditemukan dalam sebuah foto

yang diunggah oleh seseorang.

Berkaitan dengan image yang memediasi sebuah relasi sosial, penggunaan istilah baru

dalam penggunaan media sosial Instagram merupakan sebuah bentuk dari image itu

sendiri yang akhirnya menjadi panutan pengguna media sosial Instagram dalam

mengunggah foto dalam akun pribadinya masing-masing.

Dewasa ini, penggunaan terminologi ‘Insta-Worthy’ banyak digunakan oleh para

pengguna media sosial Instagram. Banyak pertanyaan yang muncul ketika seseorang

telah mengambil sebuah foto dan ingin mengupload foto tersebut ke media sosial

Instagram apakah foto tersebut sudah ‘Insta-worthy’ atau belum. Awalnya hal ini

disebabkan karena adanya keinginan para pengguna media sosial Instagram untuk

mengupload hasil foto terbaiknya yang pantas untuk diupload di media sosial

Instagram. Namun ‘Insta-worthy’ yang awalnya hanya sebuah istilah bagi sebuah foto

kini sudah menjadi sebuah indikator yang ‘sah’.

Penggunaan terminology ‘Insta-worthy’ sebagai indikator dalam penilaian sebuah

foto terbukti dari banyaknya artikel yang muncul di internet maupun dimajalah yang

memberikan tutorial mengenai cara menghasilkan foto yang ‘Insta-worthy’. Dengan

munculnya istilah ini, tanpa disadari perlahan perilaku para pengguna media sosial

Instagram mulai berubah pada saat mereka hendak mengambil foto, terlintas

dikepalanya mengenai cara mengambil sebuah foto agar foto tersebut menjadi sesuai

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 7: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

7

dengan standard ‘Insta-worthy’ yang sering mereka temukan di internet, majalah,

maupun media sosial Instagram itu sendiri.

Adanya pengaruh suatu image terhadap human behavior ini dapat dikaitkan dengan

teori Debord dari bukunya yang berjudul Society of the Spectacle yang menyinggung

mengenai ‘social dream’ dan bagaimana dampak tersebut kepada masyarakat yang

akhir menciptakan ‘fear of being undesirable’

Foto-foto yang masuk kedalam kategori ‘Insta-worthy’ ini diantaranya adalah

tempat-tempat yang pernah dikunjungi oleh para pemilik akun media sosial

instagram yang merupakan salah satu konten foto yang paling sering ditemukan

dalam media sosial Instagram. Tempat-tempat tersebut akan dijadikan studi kasus

dalam proses penulisan skripsi ini dan akan dikaitkan dengan pemahaman mengenai

photogenic space dan peranan arsitek dalam ‘pembuatan’ sebuah space. Yang mana

dalam penulisan skripsi ini pemahaman mengenai photogenic space sendiri berasal

dari beberapa sumber yaitu sebuah space as a physical property of dimension yang

dimanipulasi oleh arsitek yang terlihat menarik dalam sebuah foto.

Studi Kasus dan Analisis

Untuk memahami photogenic space lebih lanjut maka yang dilakukan dalam

penulisan skripsi ini adalah memilih tempat yang terletak di Jakarta. Kemudian

supaya tempat-tempat tersebut lebih mudah jangkau, maka tempat-tempat yang dipilih

ini termasuk dari kategori area komersil. Namun kategori area komersil ini masih

terlalu umum untuk akhirnya dapat dipilih beberapa spesifik tempat yang akan

dibahas lebih lajut, oleh karena itu sesuai dengan cepatnya perkembangan bidang

Food and Beverages di Jakarta, maka tempat yang akan dipilih untuk dibahas lebih

lanjut akan merupakan sebuah restoran atau kafe.

Metode pemilihan restoran atau kafe ini berangkat dari media sosial Instagram ini

sendiri. Sampai akhirnya penulis memilih 9 tempat yang akan dibahas, penulis

melakukan dua cara. Cara yang pertama adalah dengan cara membuka akun dari para

‘artis’ Instagram atau para Food and Lifestyle blogger yang selalu mengupdate feed

Instagramnya. Dari foto-foto yang diupload, muncul nama-nama restoran yang pernah

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 8: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

8

mereka kunjungi dan berhubung mengupdate tempat-tempat baru yang akan naik

daun merupakan salah satu pekerjaan Food and Lifestyle blogger maka memilih

restoran atau kafe dari akun instagramnya merupakan salah satu hal yang sangat

lazim.

Cara yang kedua adalah dengan memasukan nama-nama restoran, yang sedang naik

daun dan sering terdengar namanya terutama di majalah dan blog yang berbasis

lifestyle, kedalam fitur mesin pencari dalam Instagram. Dari situ akan muncul foto-

foto dari akun yang pernah mengambil foto disitu dan menandainya. Kemudian dapat

dilihat semua fotonya dan dapat diperkirakan jumlahnya. Metode tersebut dijadikan

cara untuk membandingkan restoran atau kafe mana kan yang dapat dijadikan kasus

dalam penulisan skripsi ini.

Berdasarkan foto dari 9 tempat yang telah dideskripsikan satu persatu, terdapat

benang merah yang membuat suatu space menjadi photogenic. Poin pertama adalah

keberadaan elemen arsitektural yang unik pada ruangan tersebut. Yang dimaksud dari

elemen arsitektural itu sendiri merupakan bagian-bagian dari ruangan yang

‘dirancang’ oleh arsitek dengan maksud dan tujuan tertentu berdasarkan kebutuhan

ruangan itu sendiri dan kebutuhan para pengguna ruangan. Dari 9 tempat tersebut,

elemen arsitektural yang banyak ditemukan yang dianggap unik sebagian besar terdiri

dari tangga, diikuti dengan bukaan seperti jendela, pintu, dan skylight. Beberapa

elemen arsitektural tersebut berperan menjadi semacam point of interest yang

akhirnya dapat membuat suatu space menjadi photogenic ketika difoto karena mereka

memiliki desain yang unik. Pengkategorian unik ini didasarkan oleh keseharian para

pengguna, yang mana suatu elemen arsitektural menjadi unik karena jarang

ditemukan di tempat yang dikunjungi sehari-hari. Keberadaan elemen arsitektural

yang unik ini juga didukung dengan pengambilan angle foto sehingga hasil foto akan

lebih menarik.

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 9: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

9

Tidak kalah dengan keberadaan elemen aristektural, pengaplikasian dekorasi pada

ruang tertentu juga mampu membuat suatu space menarik untuk difoto. Dekorasi

yang banyak ditemukan pada foto di 9 tempat tersebut adalah lampu, baik dalam

bentuk pendant lamp, standing lamp, maupun wall lamp. Selain itu bentuk dekorasi

lainnya seperti lukisan dan vas dengan tanaman hias juga mampu menjadi hal yang

‘mengundang’ untuk difoto. Walapun tidak bersifat masif, keberadaan dekorasi ini

dapat membuat komposisi suatu foto secara visual lebih enak untuk dilihat.

Bentuk Tangga yang Unik Olahan Pribadi berdasarkan www.anakjajan.files.wordpress.com

Chandelier Sebagai Dekorasi Olahan pribadi berdasarkan www.anakjajan.files.wordpress.com

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 10: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

10

Display atau pajangan menjadi kategori yang berbeda dengan dekorasi karena display

ini memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda dalam kasus ini yaitu sebagai storage

atau tempat penyimpanan. Keberadaan display ini memang tidak selalu menarik,

namun dalam beberapa kasus dari foto yang diambil dari 9 tempat tersebut justru

menjadi hal yang unik dan menjadi ciri khas dari tempat tersebut yang akhirnya

membuat suatu foto menjadi sangat appealing. Salah satu contoh kasus yang paling

terlihat adalah di Lewis and Carrol. Restoran spesialis teh tersebut jelas memiliki

banyak stok peralatan untuk minum teh, sebagian dari stok tersebut tidak disimpan di

area penyimpanan melainkan sengaja ditampilkan untuk dilihat para pengunjung.

Penataan peralatan minum teh tersbut mampu memaksimalkan desain dari peralatan

tersebut yang berpengaruh terhadap kualitas foto dari ruangan. Dalam kasus Lewis

and Carrol, area display terhitung luas sehingga sangat menentukan ‘penampilan’ dari

ruang tersebut sehingga ketika difoto, display tersebut akan terlihat menarik sebagai

center of attention maupun sebagai latar karena tidak mencolok.

Storage yang digunakan sebagai Display Olahan Pribadi berdasarkan www.manual.co.id

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 11: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

11

Karena pembahasan kasus 9 tempat ini dalam konteks foto, maka indera pengilahatan

lah yang paling berperan dalam menilai ruangan tersebut. Secara visual, dalam sebuah

foto maupun gambar, warna merupakan salah satu poin yang paling menentukan,

sehingga pemilihan skema warna dapat menentukan apakah foto dari sebuah space

dapat dikatakan photogenic atau tidak. Skema warna juga dapat menentukan karakter

sebuah ruang baik secara langsung ataukan berdasarkan foto. Dalam 9 kasus yang

telah dibahas pada bab sebelumnya, pemilihan skema warna nya berbeda-beda,

namun ruangan tersebut dapat menjadi menarik ketika dilihat dari foto dikarenakan

pemilihan skema warna karena adanya keselarasan dalam bentuk dan fungsinya.

Pemilihan warna biru pada Sophie’s Authentic Bakery menjadi salah satu hal yang

secara sengaja ingin ditangkap oleh kamera. Selain perpaduan warna biru tersebut

yang cocok dengan furniture dan penggunaan material sekitarnya, warna biru ini

menjadi sebuah statement yang menjadi ciri khas tempat tersebut dan salah satu

tempat yang mampu menampilkan warna tersebut dalam foto suatu space.

Mirip perihalnya dengan pemilihan warna, pemilihan material juga memberikan

statement yang kuat pada sebuah ruangan baik secara langsung maupun dari via foto.

Namun yang biasanya menjadi hal yang menarik dalam sebuah foto adalah komposisi

perpaduan antar material. Dalam 9 kasus tersebut, semakin beda karakter pada tiap

Color Blocking pada Sophie’s Authentic Olahan Pribadi Berdasarkan www.manual.co.id

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 12: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

12

material yang dipadukan, akan semakin menarik foto yang dihasilkan, oleh karena itu

beberapa spot foto yang memiliki perpaduan material yang pas menjadi sangat unggul

dibanding dengan tempat-tempat yang menggunakan material yang lebih monoton.

Bahasan terakhir mengenai hal apa saja yang menjadi benang merah dalam

menentukan apakah sebuah space itu photogenic berdasarkan 9 kasus sebelumnya

adalah pencahayaan alami. Delapan dari 9 contoh kasus yang dibahas sebelumnya

selaluu bergantung dengan adanya pencahayaan alami. Dalam sebuah foto, cahaya

alami mampu memaksimalkan karakter dan mempercantik sebuah space. Dari segi

arsitektural, pencahayaan alami merupakan salah satu pertimbangan utama dalam

merancang sebuah ruang berkaitan dengan aktivitas pengguna dalam ruangan

tersebut. kegiatan mengambil foto terhitung sebagai salah satu aktivitas pengguna

ruang, walaupun bukan sebagai aktivitas utama. Namun seusia dengan perkembangan

zaman, dimana teknologi semakin canggih dan penyebaran informasi semakin cepat,

dalam kasus ini melalui foto, maka penataan bukaan sebagai sumber cahaya alami

menjadi semakin penting.

Indikator-indikator dari photogenic space tersebut secara tidak langsung tertanam

pada masyarakat terutama bagi para pengguna media sosial yang memang memiliki

tujuan utama yaitu menyebarkan hasil-hasil foto. Sebagai masyarakat yang mana

Skylight Sebagai Sumber Cahaya Alami Olahan Pribadi Berdasarkan www.manual.co.id

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 13: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

13

gambaran-gambaran dari internet maupun media sosial sudah terlekat dengan

kesehariannya maka baik sadar maupun tidak sadar sudah memiliki semacam panduan

untuk menilai apakah suatu ruangan akan terlihat menarik atau tidak untuk difoto.

Pencahayaan alami memberikan efek lebih terang dan natural pada sebuah ruang yang

direpresentasikan oleh foto. Begitu juga indikator-indikator lain yang memberikan

efek tertentu pada ruangan yang direpresentasikan oleh foto sesuai dengan

pembahasan sebelumnya.

Indikator-indikator ini merupakan suatu hal yang menjadi penentu sebuah foto yang

akhirnya menjadi mediator dalam sebuah relasi sosial atau spectacle. Cara kerja

mediator ini sendiri adalah dengan menjadi konsumsi sehari-hari dari para masyarakat

pengguna Instagram.

Gambar di bawah merupakan diagram alur berpikir dan hubungan antara kajian

literatur dengan studi kasus. Indikator dari photogenic space tersebut memiliki peran

terhadap citra diri setelah dikaitkan dengan teori Debord dan didukung oleh teori

Beoudieu dan Darbel yang memiliki basis mengenai ilmu sosial ini.

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 14: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

14

Berdasarkan teori Debord, photogenic space inilah yang akhirnya menjadi sebuah

‘gambaran’ yang memediasi sebuah relasi sosial yang terdapat di media sosial yang

mana dalam kasus ini adalah Instagram. Dengan cara pandang dan pola pikir yang

sama mengenai seperti apa photogenic space itu, maka photogenic space dapat

dikatan sebagai mediator dalam sebuah spectacle.

Perananan mediator ini sendiri dalam sebuah spectacle adalah sebagai sebuah mediasi

atau perantara yang menyamakan pola pikir dan cara pandang. Oleh sebab itu dengan

adanya indikator-indikator tersebut yang berperan sebagai mediator maka hal tersebut

akan mementukan cara pandang masyarakat akan sebuah penilaian.

Keberadaan photogenic space sebagai mediator ini memunculkan apa yang dibahas

oleh Debord dalam teorinya yaitu ‘social dream’. Foto-foto ini lah yang dihebatkan

dan diinginkan oleh para masyarakat yaitu dalam kasus ini adalah para pengguna

media sosial Instagram. Dengan adanya social dream ini secara tidak langsung

membangunkan kesadaran para masyarakat akan the fear of being undesirable.

Rasa ketakutan tersebut secara tidak sadar mempengaruhi perilaku masyarakat untuk

bagaimana aksi yang seharusnya mereka lakukan di dalam relasi sosial ini.

Berdasarkan hasil kuesioner yang diisi oleh 86 orang dengan jarak umur 19-25 tahun

yang mana 96% merupakan pengguna media sosial Instagram, 70% diantara mengaku

pernah mengambil foto baik di salah satu maupun lebih dari 9 tempat yang telah

dibahas di bab sebelumnya. 45% dari para responden pernah mengupload foto yang

diambil dari tempat-tempat tersebut dengan alasan yang paling banyak ditemui adalah

karena spot foto tersebut bagus dan unik.

Berdasarkan tulisan Boudieu yang berjudul ‘The Love of Art’, kegiatan meng-upload

foto tersebut merupakan bagian dari sebuah usaha untuk mengolah diri supaya

‘terlihat’ desirable. Dalam kasus ini, yang dianggap diserable adalah orang-orang

yang memiliki good taste dalam pemilihan dan pengambilan foto yang bagus

sehingga menghasilkan photogenic space.

Usaha para individu dalam masyarakat untuk menampilkan yang terbaik dalam

sebuah relasi sosial merupakan salah satu kegiatan dan pembentukan citra diri.

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 15: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

15

Kesimpulan

Sesuai dengan kajian literatur, studi kasus, dan analisis yang dilakukan dalam

penulisan skripsi ini, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai photogenic

space. Yang didapatkan dari penulisan skripsi ini mengenai photogenic space adalah

indikator penentu photogenic space itu sendiri dan juga pernanannya dalam sebuah

spectacle yang mana fenomena yang diangkat adalah media sosial Instagram.

Pemilihan fenomena penggunaan media sosial Instagram ini disesuaikan dengan

keseharian dan lifestyle zaman sekarang yang sudah dipengaruhi oleh teknologi.

Munculnya Instagram yang merupakan media sosial yang berbasis foto akhirnya

memunculkan pola pikir dan cara pandang yang baru terhadap sebuah space yang

dilihat dari foto. Oleh Karena itu muncul lah istilah photogenic space yang

maksudnya adalah sebuah ruang yang terlihat menarik jika dilihat dari sebuah foto,

dalam masyarakat pengguna Instagram.

Mengangkat teori Debord mengenai Spectacle of the Society dan juga diperkuat oleh

tulisan Bourdieu yang berjudul ‘The Love of Art’ dalam kasus ini memiliki maksud

menjabarkan bagaimana peranan indikator pada photogenic space ini terhadap citra

diri yang dibangun melalui media sosial Instagram.

Indikator dari photogenic space memberikan dampak pada sebuah foto yang mana

menjadi salah satu cara untuk membangun citra diri. Kaitannya dengan membangun

citra diri ini sendiri karena foto yang kita upload dalam akun media sosial Instagram

merepresentasikan diri kita dan foto yang kita hasilkan merepresentasikan selera dan

cara pandang kita terhadap suatu space. Oleh karena itu dengan mengupload

photogenic space dalam akun media sosial dapat memberikan dampak dalam cara

orang menilai kita dan citra diri kita sendiri untuk menjadi lebih desirable.

Photogenic Space dapat mempengaruhi citra diri seseorang dalam media sosial dalam

bentuk sebuah ‘image’ yang berperan sebagai mediator dalam suatu society. Pada

kasus ini, konsep society dijelaskan dalam teori Debord adalah para pengguna

Instagram. Orang-orang berusaha untuk menampilkan image tersebut dalam akun

pribadi Instagram mereka agar mereka dapat diterima oleh masyarajat dan menjadi

lebih desirable

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016

Page 16: PERANAN PHOTOGENIC SPACE TERHADAP CITRA DIRI DALAM …

Universitas Indonesia

16

Kritik dan Saran Skripsi ini belum mencakup bahasan mengenai teori persepsi visual yang terkait

dengan indera pengelihatan dan psikologi manusia. Selain itu, analisis pernanan dan

cara kerja ruling system sebagaimana dijelaskan dalam teori Debors juga belum

dibahas pada fenomena penggunaan Instagram yang lebih mendalam.

Daftar Referensi

Buku:

Debord, Guy. "Seperation Prefected." Society of the Spectacle. Detroit: Black and Red, 1977. N. pag. Print.

Debord, Guy. "The Commodity as Spectacle." Society of the Spectacle. Detroit: Black and Red, 1977. N. pag. Print.

Debord, Guy. "Unity and Division Within Appearances." Society of the Spectacle. Detroit: Black and Red, 1977. N. pag. Print.

Forty, Adrian. "Space." Words and Buildings: A Vocabulary of Modern Architecture. New York: Thames & Hudson, 2000. N. pag. Print.

Bourdieu, Pierre, Alain Darbel, and Dominique Schnapper. The Love of Art: European Art Museums and Their Public. Stanford, CA: Stanford UP, 1991. Print.

Pollio, Vitruvius, and M. H. Morgan. "Book I." Vitruvius: The Ten Books on Architecture. New York: Dover Publications, 1960. N. pag. Print.

Website:

Edwin, Yoseph. "Instagram Beberkan Fakta-fakta Pengguna Di Indonesia." Https://beritagar.id/. N.p., 14 Jan. 2016. Web. 26 May 2016.

Wijaya, Ketut Krisna. "Indonesia Ternyata Pengguna Instagram Terbanyak Ketiga Di Dunia." Techinasia. N.p., 15 Jan. 2016. Web. 26 May 2016.

Peranan photogenic ..., Luthfina Fadliya Surjaatmadja, FT UI, 2016