paper ch.4-understanding social perception and managing diversity

Upload: edo-setiawan-putra

Post on 07-Jul-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Paper Ch.4-Understanding Social Perception and Managing Diversity

    1/9

    1

    DIYAH PRAMITA SARI

    ANGKATAN 65 KELAS B

    MM UGM

    ORGANIZATIONAL BEHAVIOR

    CHAPTER 4

    UNDERSTANDI NG SOCIAL PERCEPTION AND MANAGING DIVERSITY

    Tujuan pembelajaran bab 4 ini adalah:

       Describe perception in terms of the social information processing model.

       Identify and briefly explain seven managerial implications for social perception.

       Explain, according to Kelley’s model  , how external and internal causal attributions are

     formulated.

       Demonstrate your familiarity with the demographic trends that are creating an

    increasingly diverse workforce.

       Identify the barriers and challenges to managing diversity.

       Discuss organizational practices used to manage diversity

    4.1. 

    A Social I nformation Processing Model of Perception

     Perception  (persepsi) : proses kognitif yang memungkinkan kita menterjemahkan dan

    memahami lingkungan sekitar kita. Persepsi berasal dari dalam diri kita.

    4.2. Social Perception: A Social I nformation Processing Model

    Persepsi sosial adalah sebuah proses pembentukan informasi sosial. Dalam pembentukan

     persepsi sosial diperlukan 4 tahapan, yaitu:

    1. 

    Stage I: Selective Attention/ Comprehension

    Individu secara konstan dibombardir dengan rangsangan-rangsangan fisik dan

    sosial yang ada di dalam lingkungan. Karena seorang individu tidak memiliki

    kapasitas mental yang cukup untuk memahami semuanya, maka mereka secara

  • 8/18/2019 Paper Ch.4-Understanding Social Perception and Managing Diversity

    2/9

    2

    selektif memilih rangsangan-rangsangan mana yang akan masuk. Disinilah diperlukan

    adanya attention (perhatian).

    Attention (perhatian): Proses menyadari akan sesuatu atau seseorang. Penelitian

    menunjukkan bahwa orang cenderung memperhatikan berbagai stimulus-stimulus

    yang dianggap penting (salient stimuli).  Salient : something that stands out from

    context .

    2.  Stage II: Encoding and Simplification

    Rangsangan/stimulus yang masuk, tidak akan disimpan diingatan seseorang

    dalam bentuk aslinya, melainkan akan disimpan dalam bentuk kategori. Pemberian

    kategori ini diperlukan untuk menterjemahkan informasi mentah. Kategori umumnya

    dirancang oleh nama-nama tertentu dan dinilai dengan membandingkan karakteristik

    mereka dengan informasi yang terkandung di dalam skema.

    Kategori-kategori tersebut disimpan dalam bentuk skema. Skema adalah

    ringkasan suatu kejadian tertentu. Skema-skema ini akan membantu terbentuknya

     stereotype. Stereotype adalah kepercayaan seseorang tentang karakteristik seseorang

    atau sebuah kelompok. Stereotype  ini tidak selalu bersifat negatif  stereotype.

    Stereotype yang dibentuk oleh seseorang tidak selalu benar. 

    Stereotype seseorang dibentuk dengan proses dibawah ini, yaitu:

    a.  Mengelompokkan orang ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan berbagai

    kriteria, seperti: umur, gender, dll

     b. 

    Menyimpulkan bahwa semua orang dalam kategori yang sama memiliki

     perlakuan yang sama

    c.  Membentuk harapan atas orang lain dan menginterprestasikan perilaku mereka

    ke dalam stereotype kita.

    d. 

    Memelihara stereotype dengan cara:

    i. 

    Menganggap lebih perilaku stereotype yang ditunjukkan orang lain

    ii.  Menjelaskan kesalahan dalam menilai perilaku yang diharapkan dan yang

    tidak diharapkan

    iii.  Membedakan orang-orang minoritas dari orang lain

    3.  Stage III: Storage and Retention

    Fase penyimpanan dan ingatan, pada fase ini meliputi penyimpanan informasi

    dalam ingatan jangka panjang. Informasi jangka panjang dibentuk oleh 3 macam

    memory yaitu:

    i.  Event memory

    Informasi mengenai kejadian-kejadian umum dan khusus. Menjelaskan sesuatu

    yang sangat dikenal seperti: pergi ke bioskop, setelah pergi ke bioskop, kemudian

    makan siang di restoran.

    ii.  Semantic memory

    Memori yang berhubungan dengan kejadian umum di dunia (general knowledge

    about the world, mental dictionary of concepts). Contohnya: pernyataan emosional

    seseorang seperti perasaan bahagia, kemudian karakteristik fisik tubuh seseorang

    (tinggi, putih, kurus).

    iii.  Person memory

     Information about a single individual or groups of people

    4.  Stage IV: Retrieval and Response

  • 8/18/2019 Paper Ch.4-Understanding Social Perception and Managing Diversity

    3/9

    3

    Pada tahap ini penilaian dan keputusan akhir kita didasarkan pada proses

    menggambarkan, menerjemahkan, dan menyatukan informasi kategori yang disimpan

    dalam longterm memory. Kemudian terbentuklah sebuah kesimpulan persepsi kita

    terhadap sesuatu.

    4.3. 

    Manageri al Implication

    Berbagai aktivitas manajerial perusahaan dipengaruhi oleh pembentukkan

     persepsi sosial, diantaranya yaitu:

    1. 

     Hiring  (Perekrutan)

    Para interviewer membuat keputusan perekruktan berdasarkan kesan mereka atas

     bagaimana first impression pelamar saat pertama kali bertatap muka.

    2.   Performance Appraisal (Penilaian Kerja)

    Skema-skema yang salah tentang bagaimana kinerja yang baik dan yang buruk

    dapat membawa penilaian-penilaian kinerja yang tidak akurat, yang dapat

    menurunkan motivasi kerja,komitmen dan kesetiaan (loyalitas) pekerjanya.

    3. 

     Leadership (Kepemimpinan)

    Penilaian pegawai atas keefektifan pemimpin dipengaruhi oleh skema-skema yang

     baik dan buruk tentang pimpinan mereka. Contoh pemimpin yang baik yaitu:

    •   Assigning specific tasks to group members

    •  Telling others they had done well

    • 

    Setting specific goals for the group

    •   Letting other group members make decisions

    •  Trying to get the group to work as a team

    •   Maintaining definite standards of performance

    4. 

    Communication and Interpersonal Influence

    Persepsi sosial adalah sebuah proses penyaringan yang dapat mengubah

    komunikasi seseorang. Persepsi seseorang terhadap orang lain akan mempengaruhi

    cara komunikasi mereka.

    5.  Counterproductive Work Behavior

    Penting bagi manajer untuk memperlakukan karyawannya dengan adil. Persepsi

    keadilan dapat dirasakan oleh orang yang melihatnya

    6. 

     Physical and Psychological Well-Being

    Persepsi psikologis yang terbentuk seperti ketakutan, bahaya, kegelisahan dalam

     bekerja merupakan awal dari timbulnya ketidaknyamanan kemudian akan timbul

     penyakit pada pekerjanya, ketidakhadiran dan berakhir dengan pengunduran diri

    oleh pekerja.

    7.   Designing Web Pages

    Desain web dari sebuah perusahaan akan membentuk persepsi awal seseorang

    terhadap perusahaan tersebut.

    4.4.  Causal Attri bution  

    Teori ini didasarkan oleh dasar-dasar pemikiran atau alasan yang dilakukan individu

    untuk menyimpulkan penyebab perilaku yang terlihat. Stimulus atribusi biasanya berasal dari

    luar/lingkungan sosial, atribusi akan mempengaruhi bagaimana perilaku seseorang terhadap

    orang lain.

  • 8/18/2019 Paper Ch.4-Understanding Social Perception and Managing Diversity

    4/9

    4

    Causal attribution  ini penting untuk memahami bagaimana individu merumuskan

    hubungan-hubungan mereka karena sangat mempengaruhi saat mereka beroganisasi. Harold

    Kelly akan mengenalkan model atribusi dan dua hubungan penting dari atribusi.

    4.4.1. Model Atribusi menurut Kelly

    Fritz Heide sebagai penemu teori hubungan, mengatakan bahwa perilaku seseorang

    dapat dipengaruhi baik dengan faktor-faktor internal dalam diri seseorang atau faktor-

    faktor eksternal di dalam lingkungan.

    Kelly mengatakan bahwa orang-orang membuat atribusi setelah mengumpulkan

    informasi tentang 3 dimensi perilaku mereka,yaitu: konsensus, perbedaan, dan konsistensi.

    1.  Konsensus

    Meliputi suatu perbandingan dari perilaku individu dibandingkan dengan perilaku

    teman-temannya. Konsensus yang tinggi saat seseorang bertindak sama seperti

    kelompoknya, dan konsensus rendah saat seseorang bertindak berbeda dari

    kelompoknya.

    2.   Distinctiveness (perbedaan)

    Ditentukan dengan membandingkan perilaku seseorang dengan perilakunya dalam

    menyelesaikan task   lainnya. Perbedaan yang tinggi berarti individu tersebut telah

    menyelesaikan task   dengan perlakuan yang berbeda signifikan pada setiap tasknya.

    Perbedaan yang rendah ketika individu tersebut kinerjanya stabil dalam menyelesaikan

    task.

  • 8/18/2019 Paper Ch.4-Understanding Social Perception and Managing Diversity

    5/9

    5

    3.  Konsistensi

    Ditentukan dengan menilai konsistensi kinerja

    individu saat menyelesaikan task  yang diberikan setiap

    waktu. Konsistensi tinggi ketika kinerja individu stabil

    dan seseorang mengerjakan tugas tertentu stabil dari

    waktu ke waktu. Dan konsistensi rendah ketika kinerja

    individu tidak stabil dalam menyelesaikan task dan

    tidak konsisten.

    Hubungan eksternal cenderung dibuat saat konsensus dan perbedaan tinggi serta

    konsistensi rendah. Sedangkan hubungan internal cenderung dbuat saat konsensus dan

     perbedaan rendah serta konsistensi tinggi

    Hubungan Eksternal 

    Hubun an Internal 

  • 8/18/2019 Paper Ch.4-Understanding Social Perception and Managing Diversity

    6/9

    6

    4.4.2.  Attributional Tendencies

    Peneliti menemukan 2 kecenderungan yang mengubah pandangan seseorang terhadap

     perilaku seseorang:

      Fundamental attri bution bias  

     Ignoring environment factors that affect behavior .Merefleksikan kecenderungan

    seseorang untuk menghubungkan perilaku orang lain dengan karakteristik pribadinya

    dan berlawanan dengan lingkungan sosial. Contohnya: penelitian terkini tentang

     pemegang saham, dimana para pemegang saham lebih menghubungkan harga sama

    tergantung pada perilaku CEO dibandingkan terhadap fluktuasi pasar.

      Self -serving bias  (prasangka mementingkan diri sendiri) 

    Taking more personal responsibility for success than failure. Mengambil tanggung

     jawab yang lebih untuk kesuksesan daripada kegagalan. Contohnya: atlet yang

    menggunakan doping untuk kemenangannya.

    4.5. 

    Defin ing and Managing Diversity

    Diversity  (keberagaman) adalah perbedaan individu yang membuat orang berbeda dan

    sama antar satu dengan yang lain.

    Lee Gardenswartz dan anita Rowe mengidentifikasi 4 lapis keberagaman untuk

    membantu menjelaskan dalam hal apa manusia berbeda. Secara umum, lapisan lapisan ini

    mendefiniskan identitas personal anda dan memperngaruhi pandangan kita terhadap dunia.

    1.  Personality berada bagian pusat lingkaran keberagaman. Hal ini dikarenakan

    merepresentasikan karakteristik yang stabil dan bertanggung jawab atas identitas

    seseorang

  • 8/18/2019 Paper Ch.4-Understanding Social Perception and Managing Diversity

    7/9

    7

    2.  Lapisan kedua yaitu dimensi internal (dimensi keberagaman tingkat permukaan).

    Dimensi ini diluar kendali kita,tetapi sangat mempengaruhi sikap dan ekspektasi serta

    asumsi kita terhadap orang lain yang akan mempengaruhi perilaku kita.

    3.  Dimensi eksternal yaitu keberagaman pengaruhi faktor ekternal (dimensi keberagaman

    sekunder). Perbedaan individu memiliki kemampuan yang lebih besar untuk

    memberikan pengaruh atau memegang kendali. Contoh: tempat kita tumbuh dan

    tinggal,latarbelakang pendidikan, agama akan memberikan pengaruh signifikan

    terhadap persepsi, perilaku dan sikap seseorang.

    4. 

    Lapisan terakhir yaitu dimensi organisasiona, seperti senioritas jabatan, lokasi kerja dan

    manajemen status.

    4.6.  Af fi rmative Action and Managing Diversity

    Untuk mengelola keberagaman secara efektif, perusahaan harus mengadopsi cara

     pemikiran baru mengenai perbedaan di antara individu-individu. Diantaranya yaitu affirmative

    action (tindakan afirmatif) dan managing diversity.

     Affirmative action (tindakan afirmatif) adalah tindakan untuk mencapai adanya kesetaraan

    kesempatan untuk setiap individu.  Tindakan affirmatif memperbaiki ketidakseimbangan,

    ketidakadilan,kesalahan, atau diskriminasi, yang terjadi pada masa lalu. Fokus pada pencapaian

    kesetaraan kesempatan pada suatu organisasi.

     Managing Diversity (mengelola keberagaman) yaitu suatu tindakan menciptakan

     perubahan organisasi yang memungkinkan setiap individu untuk dapat menunjukkan potensi

    maksimalnya. Fokus pada perubahan budaya dan infrastruktur perusahaan sehingga

     produktivitas semakin tinggi.

    4.7.  I ncreasing Di versity in The Workforce: Demographics Trends

    Alasan utama dalan pengelolaan keragaman adalah kemampuan untuk menumbuhkan dan

    mempertahankan bisnis pasar yang semakin kompetitif. Perusahaan seperti IBM, Pepsico,

    Deloitte memutuskan untuk fokus pada perekrutan dan mempromosikan karyawan yang

     beragam agar dapat membantu menciptakan dan memasarkan produk pada pelanggan yang

     beragam pula.

    Trend demografi memungkinkan manajer untuk mengantisipasi dan menyesuaikan

    kelebihan atau kekurangan tenaga kerja. 4 karakteristik tenaga kerja yang menyebabkan adanya

    keragaman di dalam perusahaan :

    a)  Women navigate a labyrinth after breaking the glass ceiling

    Glass ceiling : rintangan yang tidak terlihat, yang menghalangi perempuan dan minoritas

    dari posisi manajemen puncak. Glass ceiling   ini membuat wanita terjebak dalam

     pekerjaan tingkat rendah. Labirin disini dimaksudkan jalan wanita menuju sukses

    tidaklah sederhana namun berliku-liku. Oleh karena itu, para manajer dan perusahaan

    disarankan untuk mengembangkan kebijakan, prosedur, dan program guna membantu

    wanita melewati labirin karir mereka.

     b)   Racial groups are encountering a glass ceiling and perceived discrimation (Kelompok

    rasial mengahadapi glass ceiling  dan mengalami diskriminasi).

    Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa minoritas mengalami lebih banyak

    diskriminasi, stres terkait rasisme, dan dukungan yang lebih sedikit dibandingkan dengan

    orang orang kulit putih.

  • 8/18/2019 Paper Ch.4-Understanding Social Perception and Managing Diversity

    8/9

    8

    c)   Mismatch between worker ’s educational attainment and occupational requirements 

    (Ketidaksesuaian antara pencapaian pendidikan dengan persyaratan pekerjaan).

    Perusahaan Amerika lebih menyukai merekrut lebih banyak imigran contohnya dari india

    dan cina, mengeluarkan banyak uang untuk pelatihan karyawan mereka, serta

    menggunakan program pensiun secara bertahap yang mendorong karyawan yang

    terampil untuk bekerja setelah memasuki masa pensiun. Semua ini dilakukan untuk

    mencapai produktivitas yang tinggi.

    d)  Generational differences in an aging workforce (Perbedaan generasi dalam tenaga kerja

    yang usianya bertambah)

    Tantangan terkait tenaga kerja yang menua, selain tantangan tersebut sangat penting bagi

    manajer untuk menghadapi perbedaan generasi secara efektif dalam nilai, sikap dan

     perilaku yang ada dalam tenaga kerja tersebut. Perusahaan IBT, ernest and young LLP

    telah mengatasi permasalahan ini dengan memberikan pelatihan mengenai keragaman

    generasi.

    4.8. 

    Organizatinal Practices Used to Ef fectively M anage Di versi ty

    Di dalam mengelola suatu organisasi yang kondisi keragamannya tinggi, perusahaan juga

    mempunyai tantangan dan hambatan, diantaranya yaitu:

    1)  Stereotip dan prasangka yang tidak akurat

    Rintangan ini ada karena keyakinan bahwa perbedaan dianggap sebagai kelemahan.

    Mendorong pandangan bahwa merekrut karyawan yang beragam akan mengorbankan

    kompetensi dan kualitas.

    2)  Etnosentrisme

    Rintangan ini merepresentasikan perasaan bahwa aturan dan norma kultur seseorang

    lebih superior dibandingkan dengan norma budaya lain.

    3) 

    Perencanaan karir yang buruk

    Berkaitan dengan kurangnya peluang karyawan untuk memperoleh tugas yang

    membuat mereka mendapatkan kualifikasi untuk posisi senior.

    4)  Iklim keragaman yang negatif

    Iklim yang dipandang sebagai persepsi karyawan mengenai kebijakan, praktik, serta

     prosedur formal dan informal perusahaan. Iklim dianggap negatif saat karyawan

    memandang bahwa perusahaan tidak adil dalam memperlakukan karyawannya.

    5) 

    Lingkungan kerja yang tidak mendukung dan tidak bersahabat

    Contohnya seperti pelecehan seksual, rasial dan usia baik bagi laki-laki atau wanita

    6)  Tidak memiliki kemahiran berpolitik yang cukup dengan kondisi karyawan yang

     beragam

    Karyawan yang beragam mungkin tidak akan mendapatkan promosi karena mereka

    tidak tahu “ aturan main” dalam perusahaan tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa

    wanita dan orang-orang dengan kulit berwarna tidak diikutsertakan dalam organisasi

    7) 

    Kesulitan dalam menyeimbangkan karir dan keluarga

    Masih ada anggapan bahwa tugas utama wanita adalah merawat anak. Hal ini membuat

    wanita sulit bekerja pada malam hari dan akhir pekan.

    8) 

    Ketakutan akan diskriminasi

    Ketakutan akan asumsi keberagaman menimbulkan dikriminasi.

    9)  Keragaman tidak dipandang sebagai prioritas organisasi

    Sehingga muncul keluhan dan sikap negatif karyawan terhadap adanya keragaman.

  • 8/18/2019 Paper Ch.4-Understanding Social Perception and Managing Diversity

    9/9

    9

    10) Kebutuhan untuk memperbarui sistem perusahaan dalam penilaian dan penghargaan

    kerja

    Keberhasilan berdasarkan pada sejumlah kriteria baru.

    11) Resistensi terhadap perubahan

    Mengelola keragaman secara efektif berkaitan erat dengan perubahan organisasi dan

     personal

    4.9.  R.Roosevelt Thomas Jr ’s Generic Actions Options 

    Thomas mengidentifikasikan delapan respons dasar untuk menangani permasalahan

    keragaman secara efektif,yaitu:

    1.   Include/exclude(Menyertakan/mengabaikan)

    Pilihan ini merupakan hasil dari program tindakan afirmatif. Tujuan utamanya yaitu

    menambah/mengurangi jumlah orang2 yang beragam disemua tingkat perusahaan

    tersebut.

    2.   Deny (Menyangkal atau menolak)

    Individu-individu menyangkal adanya perbedaan. Penyangkalan muncul dalam

     pernyataan bahwa semua keputusan tidak memandang warna kulit, gender, dan usia

    serta keberhasilan hanya ditentukan prestasi dan kinerja.

    3.   Assimilate(Mengasimilasi)

    Semua orang yang beragam akan belajar beradaptasi atau belajar menjadi kelompok

    yang dominan.

    4.  Suppress (Menekan)

    Ini dapat dilakukan dengan menyuruh atau memaksa orang lain untuk berhenti

    mengeluh tentang adanya keberagaman.

    5. 

     Isolate (Mengisolasi)

    Dengan menempatkan orang yang berbeda di tempat lain. Tujuannya individu tersebut

    tidak dapat mempengaruhi perubahan organisasi

    6. 

    Tolerate(Mentoleransi)

    Toleransi erat kaitannya dengan pengakuan perbedaan, tetapi tidak menghargai atau

    menerimanya. Merepresentasikannya dengan pendekatan “biarkan saja” 

    7.   Build Relationships (Membangun hubungan)

    Anggapan bahwa hubungan yang baik dapat mengatasi perbedaan.

    8. 

     Foster Mutual Adaptation (Menumbuhkan adaptasi mutual)

    Orang-orang yang ingin beradaptasi mengubah pandangan mereka demi menciptakan

    hubungan positif dengan orang lain.

    Menurut Thomas, strategi ke-1 sampai ke- 5 merupakan beberapa strategi yang jarang dipilih.

    Sedangkan strategi terbaik yaitu strategi ke-8 ( Foster Mutual Adaptation). 

    4.10. KESIMPULAN

    Persepsi adalah sesuatu yang berasal dari dalam diri dan biasanya sesuatu yang dianggap

     positif. Sesuatu yang tidak diinginkan dari orang lain, akan membentuk persepsi negatif.

    Sedangkan atribusi adalah sesuatu yang berasal dari luar diri kita, kesan yang dibawa

    orang lain dan kemudian kita tangkap. Keduanya merupakan hal yang penting dalam

    menciptakan suatu hubungan dan cara berperilaku kita terhadap lingkungan sosial.

    Terutama dalam menghadapi keragaman-keragaman individu di dalam lingkup

    organisasi ataupun lingkup yang lebih meluas.