laporan kunjungan perusahaan edit-1

60
Walk Through Survey in Bintang Toedjoe Company Limited Aspek Lingkungan Kerja / Higiene Perusahaan 5 July 2012 Disusun Oleh: Kelompok 3 Robiah Al Adawiyah S. 030.06.343 Endrico Xavierees 030.06.080 Tegoeh Winandar 030.06.255 Kartika Permatasari 030.05.129 Rahajeng Arianggarini 030.06.205 Oqtie Rodia 030.06.190 Satitra Dwima A. 030.06.235 Rainy Anjani 030.06.208 Qorie Fujiatma 030.06.200 Nathasha Adjani 030.06.176 1

Upload: endrico-xavierees-tungka

Post on 08-Feb-2016

110 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hiperkes

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

Walk Through Survey in

Bintang Toedjoe Company Limited

Aspek Lingkungan Kerja / Higiene Perusahaan

5 July 2012

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Robiah Al Adawiyah S. 030.06.343

Endrico Xavierees 030.06.080

Tegoeh Winandar 030.06.255

Kartika Permatasari 030.05.129

Rahajeng Arianggarini 030.06.205

Oqtie Rodia 030.06.190

Satitra Dwima A. 030.06.235

Rainy Anjani 030.06.208

Qorie Fujiatma 030.06.200

Nathasha Adjani 030.06.176

1

Page 2: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA

PERIODE 2 JULI 2012 – 6 JULI 2012

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

JAKARTA, 2012

Page 3: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja

bertujuan menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja

dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi lingkungan kerja yang

terintegrasi dalam rangka mencegah, mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat

kerja serta terciptanya akibat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Salah satu

caranya adalah menciptakan perusahaan yang higienis agar lingkungan kerja menjadi

aman, nyaman dan sehat.

Menurut Sumakmur (1999), higiene perusahaan adalah spesialisasi dalam ilmu

higiene beserta prakteknya dengan mengadakan penilaian kepada faktor-faktor

penyebab penyakit kualitatif dan kuantitatif dalam lingkungan kerja dan perusahaan

melalui pengukuran yang hasilnya dipergunakan untuk dasar tindakan korektif kepada

lingkungan tersebut serta bila diperlukan berupa tindakan pencegahan, agar pekerja

dan masyarakat sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja serta

diharapkan dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Untuk itu setiap perusahaan diharapkan untuk mampu menerapkan Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam perusahaannya

masing-masing. Sistem manajemen tersebut diharapkan menjadi siklus yang tidak

terputus dan berkesinambungan. Dimulai dengan penerapan K3, evaluasi dan

peninjauan ulang dan pada akhirnya peningkatan berkelanjutan.

Salah satu tahapan yang paling penting dari siklus tersebut adalah penentuan

hazard (potensi bahaya) yang terdapat pada perusahaan dan dapat menjadi faktor

risiko bagi tenaga kerja, baik itu dari faktor fisik, kimia dan biologi. Faktor yang juga

Page 4: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

tidak kalah pentingnya adalah penilaian upaya-upaya pencegahan kecelakaan kerja

yang telah dilakukan salah satunya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

B. Tujuan Kunjungan

Pada hari Kamis, 5 Juli 2012 telah dilakukan kunjungan ke pabrik yang terletak

di daerah Jakarta Timur yaitu PT. Bintang Toedjoe.

Dari kunjungan tersebut ditemukan beberapa masalah dalam industri hygiene.

Dari data-data yang ditemukan, akan dilakukan analisis masalah dan selanjutnya akan

diupayakan alternatif pemecahan masalah yang dapat diterapkan oleh pihak terkait.

Diharapkan alternatif pemecahan masalah yang ditawarkan dalam proses tersebut

dapat diterapkan kepada seluruh karyawan yang terlibat sehingga dapat mengurangi

potensi adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja guna memaksimalkan kinerja

para karyawan.

C. Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Bintang Toedjoe

Alamat : Jl. Jendral Ahmad Yani nomor 2, Pulo Mas, Jakarta

Timur

Jumlah Karyawan : 809 orang

Asuransi : Jamsostek

Jenis Usaha : Manufacturing

PT Bintang Toedjoe didirikan di Garut, Jawa Barat, pada tanggal 29 April 1946 oleh

Tan Jun She (seorang sinshe), Tjia Pu Tjien, dan Hioe On Tjan. Dipilihnya nama

Bintang Toedjoe adalah sesuai dengan jumlah anak perempuan yang dimiliki oleh Tan

Jun She yaitu 7 orang. Pada waktu itu, dengan alat-alat yang sederhana dan

Page 5: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

mempekerjakan beberapa orang karyawan, PT Bintang Toedjoe berhasil

memproduksi obat-obatan yang dijual bebas guna memenuhi kebutuhan

masyarakat akan obat. Salah satu obat yang diproduksi sejak berdirinya adalah

Puyer No. 16 (Obat Sakit Kepala No.16) yang sampai saat ini masih banyak

dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia dan diekspor ke beberapa negara.

Empat tahun sejak didirikan, PT Bintang Toedjoe pindah dari Garut ke kawasan

Krekot, Jakarta, dan pada tahun 1974 PT Bintang Toedjoe kembali pindah ke

kawasan Cempaka Putih, Jakarta. Pada tahun 1970-an ini PT Bintang Toedjoe mulai

memproduksi obat resep dokter. Pada tahun 1985, PT Bintang Toedjoe dibeli oleh

Kalbe Group dan berkembang dengan pesat. Tahun 1990 produk-produk PT Bintang

Toedjoe mulai diekspor ke mancanegara.

Sejalan dengan peningkatan produksinya, lokasi di kawasan Cempaka Putih

sudah tidak memadai lagi, sehingga pada tahun 1993 PT Bintang Toedjoe pindah

ke Kawasan Industri Pulogadung, menempati area seluas 12.000 meter persegi. Lalu

September 2002, Head Office pindah ke Pulomas, pabrik tetap di Pulogadung. Di

area yang ditempati sampai sekarang ini, selain pabrik juga terletak kantor pusat

PT Bintang Toedjoe.

Saat ini, dengan memperkerjakan lebih dari 1000 orang karyawan,

PT Bintang Toedjoe merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di

Indonesia yang tidak hanya memproduksi obat-obatan, melainkan juga memproduksi

suplemen makanan dan fitofarmaka.

Visi, Misi, dan Core Values Perusahaan

Berikut adalah pernyataan visi, misi, core values PT. Bintang Toedjoe:

Visi: Menjadi produsen produk-produk kesehatan terkemuka yang mendominasi

Page 6: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

pasar di Indonesia dan Asia

Misi : Menyediakan produk-produk kesehatan yang terpercaya kepada setiap orang,

untuk kehidupan yang lebih baik

Core Values :

1. Kami peduli terhadap pelanggan

2. Kami sukses atas dasar semangat kerja sama

3. Kami senantiasa berinovasi dan berjuang untuk mencapai yg terbaik

4. Kami peka dan selalu menyesuaikan diri terhadap perubahan

5. Kami bekerja dengan penuh semangat dalam lingkungan yang

menyenangkan dan harmonis

3.3 Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang

1. Presiden Direktur

1) Mengadakan perencanaan untuk perusahaan secara umum.

2) Menyusun program kerja perusahaan.

3) Menentukan haluan kebijaksanaan yang sesuai dengan kebijaksanaan

umum.

2. Business Development Department

Departemen ini bertanggung jawab terhadap ide pengembangan produk baru dan

Quality System (HACCP, ISO9001, SMK3, dll) PT Bintang Toedjoe. Departemen ini

membawahi 3 bagian :

Scientific Affair

Fungsi tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Mendukung bagian Marketing dan Regulatory Affair untuk hal-hal berkaitan

dengan Scientific Issue

2. Membantu pengembangan bisnis PT Bintang Toedjoe dengan mencari produk

Page 7: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

baru yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ide dilakukan melalui

primary research dan secondary research. Data sekunder yang biasa

digunakan :

IPA (Index Pharmaceutical Audit)

IHPA (Index Hospital Pharmaceutical Audit)

IDA (Index Drugstore Audit)

ITMA Indonesia (Data real perusahaan-perusahaan farmasi)

3. Memberi pertimbangan terhadap claim / statement suatu produk

4. Memberi pertimbangan scientific, berkaitan dengan komposisi produk.

5. Memberikan training product knowledge, terhadap suatu produk baru

6. Memeriksa kebenaran isi artwork kemasan PT Bintang Toedjoe

7. Mengkoordinir pelaksanaan uji praklinis dan uji klinis produk PT Bintang

Toedjoe

8. Menyiapkan data-data farmakologi untuk registrasi

Regulatory Affair

Fungsi tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan proses untuk mendapatkan izin penayangan iklan

2. Melaksanakan proses pendaftaran / registrasi produk baru

3. Memeriksa kebenaran isi artwork kemasan sesuai perundangan yang berlaku

4. Koordinator planning produk baru

Quality System

Fungsi tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Agar semua sistem manajemen dapat diterapkan secara konsekuen di

PT Bintang Toedjoe

Page 8: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

2. Menjamin terimplementasinya Continuous Improvement (CI)

3. Mengawasi, memonitoring, mengevaluasi dan mereview implementasi ISO 9001,

HACCP dan sistem manajemen lainnya

3. Marketing & Sales Department

Departemen Marketing bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan pemasaran dan

penjualan produk-produk PT Bintang Toedjoe.

Yang dilakukan Departemen Marketing secara keseluruhan.

1. Menentukan target-target penjualan untuk tiap produk berdasarkan kondisi

perusahaan dan kondisi pasar

2. Menentukan strategi pemasaran untuk mencapai target penjualan, yaitu

peningkatan kualitas produk, distribusi, strategi penetapan harga serta strategi

promosi atau dengan kata lain menerapkan sistem 4 P : Product, Place, Price, and

Promotion dan sistem STP : Segmentation, Targeting, and Positioning

3. Menjaga dan terus meningkatkan kepuasan konsumen (Customer

Satisfaction) terhadap produk-produk PT Bintang Toedjoe dengan cara

menyediakan produk-produk dengan kualitas yang baik dan dengan harga yang

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

4. Membina hubungan baik dengan distibutor, advertising agency dan end user

(konsumen)

5. Sebagai Public Relation (PR) bagi PT. Bintang Toedjoe dengan cara melakukan

kegiatan pemasaran yang menimbulkan image yang positif dimata masyarakat

sekaligus mengimplementasikan CRM (Customer Relation Management)

Departemen Marketing terbagi dalam 4 bagian, yaitu :

SBA I, SBA II, dan SBA III

Fungsi tugasnya adalah sebagai berikut :

Page 9: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

Menentukan strategi promosi dan strategi pemasaran untuk tiap produk seperti :

1. Merencanakan kemungkinan suatu produk baru, mencakup ide, kelayakan

launching dan promosi

2. Mempertahankan brand awareness produk yang ada dengan melakukan :

Promosi (seperti : iklan, Off Air, dll)

Rolling Forecast

3. Melakukan survey pasar mengenai :

Availability (ketersediaan), yakni melakukan survey terhadap outlet yang menjual

produk PT. Bintang Toedjoe

Demand, yakni melakukan survey perbandingan penjualan produk sejenis

PT. Bintang Toedjoe dengan kompetitor

Harga, yakni survey harga produk PT. Bintang Toedjoe dan harga produk

kompetitor

SBA IV (International Business)

Fungsi tugasnya adalah melakukan perluasan pemasaran produk-produk

PT. Bintang Toedjoe di Asia (Philipina, Vietnam)

Sales Management

Fungsi tugasnya adalah sebagai berikut :

1. Mengatur distribusi produk PT Bintang Toedjoe sehingga sampai ke konsumen

2. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan Marketing di pusat maupun cabang

3. Memonitor dan mengevaluasi aktivitas distributor dan kantor cabang PT Bintang

Toedjoe di setiap daerah

4. Menciptakan dan mengembangkan sistem distribusi yang efisien dan efektif dengan

penekanan pada area coverage dan product avaibility seluas-luasnya

Page 10: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

5. Memperluas area penjualan produk PT Bintang Toedjoe, termasuk membuka cabang-

cabang baru

6. Menentukan target penjualan yang sudah ditetapkan

7. Membantu Product Management dalam melaksanakan promosi above the line di tiap

cabang (radio) dan below the line (poster, sticker, dan sebagainya)

8. Memberikan masukan dan mendukung terlaksananya program marketing

Internal Compliance

Fungsi tugasnya adalah mengawasi dan memonitor kegiatan setiap departemen dan

cabang-cabang PT Bintang Toedjoe serta memeriksa kebenaran laporan keuangan

pusat dan cabang-cabang PT Bintang Toedjoe

Marketing Service & Data Support

Fungsi umum Marketing Service & Customer Data (MCD) adalah mendukung dan

menjaga fungsi kerja dan aktivitas marketing

4. Manufacturing Department

Departemen ini bertanggung jawab atas proses produksi produk-produk PT. Bintang

Toedjoe serta pengembangannya. Departemen ini terbagi dalam 4 line produksi,

yaitu :

Page 11: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

1. Line Powder – Lokasi Pulogadung

Produk yang dihasilkan Proses Produksi- Packaging

Puyer 16 1. Proses pengayakan : Semua bahan baku

diayak

secara terpisah ataupun sekaligus

Proses Mixing : Setelah proses pengayakan

kemudian dimasukkan ke dalam drum mixer

3. Proses Filling : Proses memasukan Puyer

(bahan jadi) yang sudah di mixer ke dalam

sachet art paper

Tabel 3.1 Tabel Line Powder

2. Line Liquid - Lokasi Pulogadung

Produk yang dihasilkan Produk Produksi - Packaging

Komix (OBH, Jeruk

Nipis, Peppermint, Jahe)

IREX

Waisan

1. Proses Pelarutan : Semua bahan baku di

larutan

dipelarutnya / air dilanjutkan dengan proses mixing

sexara partial

2. Proses Final Mixing : Setelah proses mixing partial

kemudian masuk ke dalam proses final mixing

dimana semua bahan dijadikan satu untuk

Page 12: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

3. Proses Filling : Proses memasukan cairan (bahan jadi) yang sudah di

mixer kedalam sachet aluminium foil

4. Proses Packaging : Dimana setiap sachet dimasukkan ke dalam Box kecil

dimana kemudian box kecil tersebut dimasukkan ke dalam karton

yang dapat menampung beberapa box kecil

Tabel 3.2 Tabel Line Liquid

3. Line Efferverscent – Lokasi Pulogadung & Pulomas

Produk yang dihasilkan Proses Produksi - Packaging

Extra Joss

Joss Kid

Caxon Enace

Caxon Ion C ( Guava,

Ocean)

1. Proses Pengeringan : Proses dimana

campuran

bahan baku dikeringkan di FBD (Fluid Bed Dryer).

Setiap campuran bahan baku dikeringkan dan

menghasilkan fasa

Proses Pengayakan : Setelah proses pengeringan

kemudian masuk ke dalam proses pengayakan

dimana setiap fasa diayak secara terpisah,

dilanjutkan dengan proses pengayakan antara fasa

asam dan basa serta rasa flavour dan aspartasme.

Kemudian dilanjutkan pengayakan keseluruhan

bahan sampai menjadi bulk extra joss

Page 13: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

dilanjutkan dengan proses filling / memasukan bulk extra joss kedalam sachet

aluminium foil

4. Proses Packaging : Proses dimana setiap sachet dimasukkan ke dalam Pack

kemudian setiap pack dimasukkan ke dalam box kecil dan setiap box kecil

dimasukkan ke dalam karton yang dapat

menampung beberapa box kecil

Tabel 3.3 Tabel Line Efferverscent

PT. Bintang Toedjoe

BAB II

Address : Jl. Jend. A Yani No. 2, Pulomas 

Jakarta Timur 13210

Phone : (62-21) 475 7777

Fax : (62-21) 470 1678

Website : http://www.bintang7.com/

Page 14: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI

Yang dimaksud dengan hygiene perusahaan adalah merupakan

spesialisasi kesehatan lingkungan yang meliputi tindakan pencegahan dan

pengendalian terhadap faktor-faktor pengganggu kesehatan karyawan yang

bersifat medis.

Higiene perusahaan ini lebih mengarah pada :

a. Ditujukan terhadap masyarakat tenaga kerja yang lebih mudah didekati

dan diperiksa kesehatannya secara periodic dari pada masyarakat umum.

b. Khusus memperhatikan lingkungan kerja.

c. Bersasaran meningkatkan produktifitas.

d. Didukung oleh undang-undang dalam ruang lingkup ketenaga kerjaan.

Penerapan hygiene perusahaan ini hanya dapat dilaksanakan secara

tepat jika semua keaktifan dalam suatu perusahaan dikenal dengan jelas,

termasuk pemakaian macam-macam mesin dan alat-alat, perkakas dan

sebagainya. Atas dasar ini dapat dibuat dugaan tentang bahaya-bahaya yang

mungkin terjadi pada pekerja dan masyarakat luas. Dugaan sekedarnya ini

harus dibuktikan ketepatannya dengan pengukuran-pengukuran yang sesuai.

Dengan demikian diperoleh penilaian lingkungan kerja yang obyektif.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN KERJA

1. FAKTOR FISIK

a. Bising

Page 15: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki,

misalnya yang merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan

sebagainya atau yang menyebabkan rasa sakit atau yang menghalangi

gaya hidup.

Tipe-tipe Kebisingan:

Kebisingan spesifik : Kebisingan di antara jumlah kebisingan

yang dapat dengan jelas dibedakan untuk

alasan-alasan akustik. Seringkali sumber

kebisingan dapat diidentifikasikan

Kebisingan residual: Kebisingan yang tertinggal

sesudahpenghapusan seluruh kebisingan

spesifik dari jumlah kebisingan di suatu

tempat tertentu dan suatu waktu tertentu

Kebisingan latar belakang: Semua kebisingan lainnya ketika

memusatkan perhatian pada suatu

kebisingan tertentu. Penting untuk

membedakan antara kebisingan residual

dengan kebisingan latar belakang

Akibat Kebisingan

Tipe Uraian

Akibat lahiriah Kehilangan

pendengaran

Perubahan ambang batas sementara akibat

kebisingan, perubahan ambang batas

permanen akibat kebisingan

Akibat fisiologis Rasa tidak nyaman atau stress meningkat,

tekanan darah meningkat, sakit kepala, bunyi

Page 16: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

dering

Akibat

psikologis

Gangguan

emosional

Kejengkelan, kebingungan

Gangguan

gaya hidup

Gangguan tidur atau istirahat, hilang

konsentrasi waktu bekerja, membaca dan

sebagainya.

Gangguan

pendengaran

Merintangi kemampuan mendengarkan TV,

radio, percakapan, telpon dan sebagainya.

Kebisingan yang dapat diterima oleh tanaga kerja tanpa

mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan

sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu

yaitu 85 dB(A) (KepMenNaker No.51 Tahun 1999, KepMenKes No.1405

Tahun 2002). Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau

membahayakan perlu diambil tindakan seperti penggunaan peredam pada

sumber bising, penyekatan, pemindahan, pemeliharaan, penanaman

pohon, pembuatan bukit buatan ataupun  pengaturan tata letak ruang dan

penggunaan alat pelindung diri sehingga kebisingan tidak mengganggu

kesehatan atau membahayakan. 

b. Getaran

Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur

dari benda atau media dengan arah bolak±balik dari kedudukan

Page 17: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan dengan

motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis.

Jenis Getaran:

- Getaran karena gerakan udara, pengaruhnya terutama pada akustik .

Getaran udara juga disebabkan oleh benda bergetar dan diteruskan

melalui udara sehingga akan mencapai telinga.

- Getaran karena getaran mekanis, mengakibatkan resonansi atau

turut bergetarnya alat-alat tubuh. Terdapat dua bentuk yaitu getaran

seluruh badan dan getaran pada lengan dan tangan.

Getaran Seluruh Tu buh

Getaran pada seluruh tubuh atau umum (whole body

vibration) yaitu terjadi getaran pada tubuh pekerja yang bekerja

sambil duduk atau sedang berdiri dimana landasanya yang

menimbulkan getaran. Biasanya frekuensi getaran ini adalah

sebesar 5-20 Hz.

Getaran Tangan Lengan

Getaran setempat yaitu getaran yang merambat melalui

tangan akibat pemakaian peralatan yang bergetar, frekuensinya

biasnya antara 20-500 Hz. Frekuensi yang paling berbahaya

adalah pada 128Hz, karena tubuh manusia sangat peka pada

frekuensi ini. Getaran ini berbahaya pada pekerjaan

seperti :1.Operator gergaji rantai 2. Tukang semprot, potong

rumput 3. Gerinda, 4. Penempa palu

c. Iklim dan Suhu

Page 18: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

Seorang tenaga kerja akan mampu bekerja secara efisien dan

produktif bila lingkungan tempat kerjanya nyaman. Suhu nyaman bagi

orang indonesia adalah 24°C – 26°C. Bila iklim kerja panas dapat

menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja dan gangguan

kesehatan.

Intervensi yang dapat dilakukan terhadap lingkungan kerja antara

lain:

1. Mereduksi panas konveksi

2. Memperbaiki sistem ventilasi

3. Mereduksi panas radiasi

4. Mengatur warna yang cerah pada ruangan

Intervensi yang dapat dilakukan terhadap lingkungan kerja antara

lain:

1. Menyediakan minuman dekat tempat kerja

2. Pakaian dengan bahan mudah menyerap keringat dan berwarna

cerah

3. Seleksi pekerja yang bekerja di lingkungan kerja panas : tidak

terlalu gemuk dan tidak mempunyai penyakit kardiovaskuler

d. Pencahayaan

Sifat-sifat pencahayaan yang baik :

Page 19: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

1. Pembagian iluminasi pada lapangan penglihatan

2. Pencegahan kesilauan

3. Arah sinar

4. Warna

5. Panas penerangan terhadap keadaan lingkungan

Pengaruh pencahayaan yang kurang terhadap penglihatan :

1. Iritasi, mata berair dan mata merah

2. Penglihatan rangkap

3. Sakit kepala

4. Ketajaman penglihatan menurun, begitu juga sensitifitas terhadap

kontras warna juga kecepatan pandangan

5. Akomodasi dan konvergensi menurun

Intensitas cahaya di ruang kerja adalah sebagai berikut :

Jenis KegiatanTingkat pencahayaan

minimal (Lux)Keterangan

Pekerjaan kasar & tidak

terus-menerus

100 Ruang penimpanan dan

ruang peralatan/instalasi

yang memerlukan pekerjaan

Page 20: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

yang kontinyu

Pekerjaan kasar dan

terus-menerus200

Pekerjaan dengan mesin dan

perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300

Pekerjaan

kantor/administrasi, ruang

kontrol dan pekerjaan mesin

dan perakitan atau penyusun

Pekerjaan agak halus 500

Pembuatan gambar atau

bekerja dengan mesin kantor

pekerja pemeriksaan atau

pekerjaan dengan mesin

Pekerjaan halus 1000

Pemilihan warna,

pemrosesan, tekstil,

pekerjaan mesin halus dan

perakitan halus

Pekerjaan amat halus

1500

(tidak menimbulkan

bayangan)

Mengukir dengan tangan,

pekerjaan mesin dan

perakitan yang sangat halus

Pekerjaan detail

3000

(tidak menimbulkan

bayangan)

Pemeriksaan pekerjaan,

perakitan sangat halus

Beberapa hal yang dapat menurunkan intensitas penerangan :

1. Adanya debu atau kotoran pada bola lampu

2. Bola lampu yang sudah lama

Page 21: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

3. Kotornya kaca jendela, untuk penerangan alami

4. Perubahan letak barang-barang

2. FAKTOR BIOLOGIS

Dasar hukum faktor biologis yang mempengaruhi lingkungan kerja

adalah Kepres No. 22/1993 tentang penyakit yang timbul karena

hubungan kerja (point) penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus,

bakteri, atau parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki

resiko kontaminan khusus.

Biological hazard adalah semua bentuk kehidupan atau mahkluk hidup

dan produknya yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan

hewan. Faktor biologis dapat dikategorikan menjadi:

- Mikroorganisme dan toksinnya (virus, bakteri, fungi, dan produknya)

- Arthopoda (crustacea, arachmid, insect)

- Alergen dan toksin tumbuhan tingkat tinggi (dermatitis kontak, rhinitis,

asma)

- Protein alergen dari tumbuhan tingkat rendah (lichen, liverwort, fern)

dan hewan invertebrata (protozoa, ascaris)

Faktor biologis dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara:

- Inhalasi/ pernafasan (udara terhirup)

- Ingesti/ saluran pencernaan

- Kontak dengan kulit

- Kontak dengan mata, hidung, mulut

3. FAKTOR KIMIA

Page 22: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

a. Klasifikasi:

Berdasarkan Bentuknya:

- Partikulat:

yaitu setiap sistem titik-titik cairan atau debu yang mendispersi

diudara yang mempunyai ukuran demikian lembutnya sehingga

kecepatan jatuhnya mempunyai stabilitas cukup sebagi suspensi

diudara. Perlu diingat bahwa partikel-partikel debu selalu berupa

suspensi.

Partikel dapat diklasifikasikan:

Debu diudara (airbon dust) adalah suspensi partikel benda

padat diudara . Butiran debu ini dihasilkan oleh pekerjaan

yang berkaitan dengan gerinda, pemboran dan

penghancuran pada proses pemecahan bahan-bahan padat.

Kabut (mist) adalah sebaran butir-butir cairan diudara. Kabut

biasanya dihasilkan oleh proses penyemprotan dimana

cairanh tersebar, terpercik atau menjadi busa partikel buih

yang sangat kecil.

Asap (fume) adalah butiran-butiran benda padat hasil

kondensasi  bahan-bahan dari bentuk uap. Asap juga

ditemui pada sisa pembakaran tidak sempurna dari bahan-

bahan yang mengandung karbon, karbon ini mempunyai

ukuran lebih kecil dari 0,5 m  (micron)

- Non Partikulat

Gas adalah Bahan seperti oksigen, nitrogen, atau karbon

dioksida dalam bentuk gas pada suhu dan tekanan normal,

Page 23: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

dapat dirubah bentuknya hanya dengan kombinasi

penurunan suhu dan penambahan tekanan.

Uap Air (Vavor) adalah bentuk gas dari cairan pada suhu

dan tekanan ruangan cairan mengeluarkan uap, jumlahnya

tergantung dari kemampuan  penguapannya. Bahan-bahan

yang memiliki titik didih yang rendah lebih mudah menguap

dari pada yang memiliki titik didih yang tinggi.

b. Pengaruh Bahan Kimia

- Iritasi

adalah diartikan  suatu keadaan yang dapat menimbulkan bahaya

apabila tubuh kontak dengan bahan kimia. Bagian tubuh yang

terkena biasanya kulit, mata dan saluran pernapasan.

Iritasi melalui kulit, apabila terjadi kontak antara bahan kimia

tertentu dengan klulit, bahan itu akan merusak lapisan yang

berfungsi sebagai pelindung. Keadaan ini disebut dermatitis

(peradangan kulit).

Iritasi melalui mata kontak yang terjadi antara bahan-bahan

kimia dengan mata bisa menyebabkan rusaknya mulai yang

ringan sampai kerusakan permanen.

Iritasi saluran pernapasan oleh karena bahan-bahan kimia

berupa bercak-bercak cair, gas atau uap akan menimbulkan

rasa terbakar apabila terkena pada daerah saluran

pernapasan bagian atas (hidung dan Kerongkongan).

- Asfiksia

Page 24: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

Adalah istilah sesak napas dihubungkan dengan gangguan proses

oksigensi dalam jaringan tubuh yaitu ada dua jenis: Simple

asphyxiantion dan chemical asphyxiantion

Simple asphyxiation (sesak napas yang sederhana) karena

ini berhubungan dengan kadar oksigen di udara yang

digantikan dan didominasi oleh gas seperti nitrogen, karbon

dioksida, ethane, hydrogen  atau helium yang kadar tertentu

mempengaruhi kelangsungan hidup.

Chemical  asphyxiation (sesak napas karena bahan-bahan

kimia). Pada situasi ini, bahan-bahan kimia langsung dapat

mempengaruhi dan mengganggu kemampuan tubuh untuk

mengangkut dan menggunakan zat asam, sebagai contoh

adalah karbon monoksida.

- Kehilangan kesadaran dan mati rasa. Paparan terhadap

konsentrasi yang relatif tinggi dari bahan kimia tertentu seperti ethyl

dan prophyl alcohol (alipaphatic alcohol), dan methylethyl keton

(aliphatic keton), acetylene hydrocarbon ethyl dan isoprophyl ether,

dapat menekan susunan syaraf pusat.

- Keracunan  Tubuh

Manusia memiliki sistem yang komplek. Keracunan sistemika

dihubungkan dengan reaksi dari salah satu sistem atau lebih dari

tubuh terhadap bahan-bahan kimia yang mana reaksi ini merugikan

dan dapat menyebar keseluruh tubuh.

- Kanker

Page 25: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

Paparan bakan-bahan kimia tertentu bisa menyebabkan

pertumbuhan sel-sel yang tidak terkendali, menimbulkan tumor

(benjolan-benjolan) yang bersifat karsinogen. Tumor tersebut

mungkin baru muncul setelah beberapa tahun bevariasi antara 4

tahun sampai 40 tahun. Bahan kimia seperti arsenic, asbestos,

chromium, nikel dapat menyebabkan kanker paru-paru.

- Paru-paru kotor (pneumoconiosis) adalah suatu keadaan yang

disebabkan oleh mengendapnya partikel-partikel debu halus daerah

pertukaran gas dalam paru-paru dan adanya reaksi dari jaringan

paru.. Contoh  bahan-bahan yang menyebabkan  pneumoconiosis

adalah crystalline silica, asbestos, talc, batubara dan beryllium.

4. ALAT PELINDUNG DIRI

Alat pelindung diri wajib diisediakan bagi tenaga kerja dan bagi setiap

orang yang memasuki tempat kerja disertai dengan petunjuk-petunjuk

yang diperlukan sesuai dengan Undang-Undang No.1 Tahun 1970.

Undang-Undang No.1 tahun 1970 memiliki tujuan dan sasaran :

- Agar tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja

dalam keadaan selamat dan sehat.

- Agar sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.

- Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan

apapun.

Hal yang berkaitan dengan alat pelindung diri juga tertuang di Undang-

Undang No.13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada pasal 86

Page 26: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

dimana dikatakan bahwa pekerja/buruh mempunyai hak untuk

memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

Macam-macam alat pelindung diri antara lain:

a. Pelindung Mata dan Muka

Pelindung mata dan muka berfungsi untuk melindungi mata dan muka

dari percikan bahan-bahan korosif, debu-debu yang melayang di

udara. Lemparan benda-benda kecil, panas, pemajanan gas-gas atau

uap-uap kimia yang dapat menyebabkan iritasi pada mata, radiasi

gelombang elektromagnetik yang mengion maupun tak mengion,

pancaran cahaya, serta benturan/pukulan benda-benda keras atau

tajam. Jenis-jenisnya ialah kacamata (spectacles), goggles, dan

tameng muka (face shield).

b. Pelindung Pendengaran

Pelindung pendengaran berfungsi melindungi telinga dari kebisingan

dan percikan api/logam-logam yang panas. Jenis pelindung

pendengaran antara lain sumbat telinga (ear plug) dan ear muff (tutup

telinga). Ear plug dimasukkan pada telinga sedangkan ear muff

ditutupkan pada seluruh daun telinga. Ear plug terbuat dari karet,

plastik, lilin, atau kapas. Ear plug bisa mereduksi suara frekuensi tinggi

(4000 dBA) masuk lubang telinga. Dengan earplug intensitas

Page 27: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

kebisingan diterima di tempat kerja dapat berkurang 85 Dba. Ear muff

berbentuk cup berisi cairan/busa berfungsi menyerap suara yang

frekuensinya tinggi. Ear muff dapat mereduksi suara frekuensi 2800-

4000 Hz sebesar 35-45 Dba.

c. Pelindung Pernapasan

Pelindung pernapasan (respirator) berfungsi melindungi organ

pernapasan akibat pencemaran udara oleh faktor kimia seperti debu,

uap, gas, fume, dan asap. Jenisnya antara lain respirator yang

memurnikan udara (air purifying respirator) dan respirator yang

memasok udara (air supplying respirator).

d. Pelindung Kepala

Pelindung kepala berfungsi melindungi kepala dari kejatuhan benda,

terbentur/terpukul, benda keras/tajam, radiasi panas, api, dan percikan

kimia. Jenis-jenis pelindung kepala antara lain topi pengaman (safety

helmet), tudung kepala (hood), penutup rambut (hair cup). Kegunaan

topi pengaman di lapangan ialah untuk melindungi kepala dari bahaya

sengatan arus listrik tegangan rendah dan tinggi serta terdapat pula

topi pengaman untuk pemadam kebakaran. Tudung kepala ( hood)

gunanya melindungi kepala dari kontak dengan bahan-bahan kimia,

api, panas, radiasi. Penutup rambut (hair cup) berguna untuk

melindungi kepala dan rambut dari kotoran serta melindungi rambut

dari bahaya terjerat mesin-mesin yang berputar.

e. Pelindung kaki

Pelindung kaki berfungsi melindungi kaki dari tertimpa benda-benda

berat, objek tajam yang melukai kaki, pemaparan logam yang meleleh,

Page 28: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

permukaan basah atau licin. Berdasarkan jenisnya masing-masing

terbagi menjadi sepatu keselamatan untuk pekerjaan peleburan

logam, bahaya peledakan, potensi bahaya listrik, konstruksi

bangunan, tempat kerja basah licin, dan kontak dengan benda-benda

kimia.

f. Pelindung Tangan

Pelindung tangan berfungsi melindungi tangan dan jari-jari

tangan dari pajanan api, panas, dingin, radiasi elektromagnetik, radiasi

mengion, listrik, dan bahan kimia. Jenisnya antara lain sarung tangan

biasa(gloves), darung tangan dengan ibu jari terpisah sedangkan

empat jari lainnya menjadi satu (mitten), Pelindung tangan yang hanya

telapak tangan (handa pad), dan pelindung pergelangan tangan

sampai lengan (sleeve) biasanya digabung dengan sarung tangan.

Pelindung tangan harus sesuai antara potensi bahaya dengan bahan

sarung tangan yang dikenakan oleh tenaga kerja.

Untuk potensi bahaya listrik digunakan jenis bahan sarung

tangan karet. Untuk radiasi mengion digunakan karet dan kulit yang

dilapisi timbal. Untuk potensi bahaya benda-benda tajam dan kasar

dapat digunakan sarung tangan berbahan kulit atau PVC ataupun kulit

yang dilapisi logam kromium. Untuk potensi bahaya asam dan alkai

yang korosif dapat digunakan jenis bahan sarung tangan karet. Untuk

potensi bahaya benda-benda panas digunakan sarung tangan kulit

atau asbes.

g. Pelindung Jatuh

Page 29: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

Pelindung jatuh (tali dan sabuk pengaman) berfungsi untuk

mengurangi risiko bahaya fisik apabila si pemakai jatuh. Jenis-jenisnya

antara lain jenis penggantung dan jenis pelana/harness. Jenis

penggantung terdiri atas penggantung unifilar, penggantung berbentuk

u, dan penggantung unifilar berbentuk u. Jenis pelana terdiri atas

penunjang dada (chest harness), penunjang dada dan punggung

(chest waist harness), dan penunjang seluruh tubuh (full body

harness).

h. Pakaian Pelindung

Pakaian pelindung atau pakaian keselamatan berfungsi melindungi

sebagian atau seluruh tubuh dari bahaya percikan bahan-bahan kimia,

radiasi, panas bunga api maupun api. Pakaian pelindung terbagi atas

pakaian pelindung yang menutup sebagian tubuh (mulai dari dada

sampai lutut)/apron dan pakaian pelindung yang menutupi seluruh

tubuh.

A. SANITASI INDUSTRI

Prinsip Dasar Sanitasi terdiri dari:

• Sanitasi adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menjaga

kebersihan.

• Sanitasi ini merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh industri dalam

menerapkan Good Manufacturing Practices (GMP).

• Sanitasi dilakukan sebagai usaha mencegah penyakit pada tenaga kerja

dan lingkungan sekitar perusahaan.

Page 30: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

• Manfaat yang diperoleh bagi konsumen bila industri pangan

adalah,konsumen terhindar dari penyakit atau kecelakaan karena

keracunan makanan.

• Manfaat yang diperoleh bagi produsen adalah produsen dapat

meningkatkan mutu dan umur simpan produk, mengurangi komplain dari

konsumen.

• mengurangi biaya recall.

• Praktik sanitasi meliputi pembersihan, pengelolaan limbah, dan higiene

pekerja yang terlibat.

Sanitasi industri meliputi:

• Water supply

Suplai air dibagi menjadi 2 berdasarkan penggunaannya yaitu:

- Domestik untuk karyawan, makan, minum, dll

- Proses produksi

• Pembuangan kotoran dan sampah

Sampah dibagi menjadi dua yaitu:

- Domestik berasal dari karyawan, bukan dari proses produksi

- Sampah industri padat, cair

Sampah ini memerlukan manajemen khusus dalam pengelolaannya.

Sampah dapat diolah kembali untuk menghasilkan sesuatu yang

bermanfaat ataupun sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi dan

dikembalikan ke alam sebagai bahan yang tidak berbahaya dan mudah

terurai.

• Sanitasi makanan

Page 31: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

Sanitasi makanan memegang peranan penting dalam proses produksi.

Sanitasi makanan berhubungan langsung kepada tenaga kerja

ataupun proses produksi dalam industri pangan. Sanitasi makanan

merupakan usaha pencegahan penyakit, dapat menjadi pertimbangan

ekonomi dalam penyediaan makanan dan merupakan pencegahan

penyakit yang efektif. Hal –hal yang diperhatikan dalam sanitasi

makanan adalah:

- Kebersihan makanan penyediaan bahan makanan, pengolahan

makanan, pengangkutan bahan makanan dan penyajian makanan

- Kebersihan peralatan

- Kebersihan fasilitas

- Kantin dan ruang makan

- Kercunan makanan

• Pencegahan dan pembasmian vektor dan roden

Vektor adalah binatang yang berperan dalam pemindahan penyakit

dari sumbernya ke manusia. Contoh – contoh vektor seperti tikus, lalat,

nyamuk, kecoa, kutu dan lain – lain. Masing – masing vektor membawa

penyakit tertentu dan dapat mengenai tenaga kerja, sehingga dapat

menurunkan produktivitas.

Pengendalian vektor dapat dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri

ataupun memakai jasa pengendalian vektor profesional

• Perlengkapan fasilitas sanitasi

Fasilitas kebersihan merupakan hal yang mutlak harus tersedia dalam

industri. Memgang peranan penting dalam proses produksi. Fasilitas

kebersihan menjamin tenaga kerja untuk menjalankan fungsi – fungsi

Page 32: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

biologis seperti buang air kecil, buang air besar, makan, tempat ganti

pakaian, dan lain – lain.

Hal – hal yang termasuk fasilitas kebersihan yaitu:

- WC (kakus) memenuhi syarat –syarat wc sehat, jumlah wc

sebanding dengan jumlah pekerja

- Tempat cuci

- Tempat mandi membersihkan badan sebelum pulang

- Tempat baju kerja (locker) tempat ganti pakaian sebelum dan

sesudah kerja

- Ruang makan dan kantin memenuhi syarat – syarat rumah

makan sehat atau kantin sehat.

• Ketata rumah tanggaan

Ruang lingkup kerumah tanggaan meliputi:

- Perencanaan yang baiki

- Pelaksanaan yang teratur dan terus menerus

- Pengecekan dan evaluasi

Pada prinsipnya ketata rumah tanggaan adalah usaha yang terus

menerus dan konsisten dalam menjalankan fungsi – fungsi sanitasi.

Page 33: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1
Page 34: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

BAB III

HASIL PENGAMATAN

I. Faktor Fisik

1.1 Bising

Secara umum keadaan bising di lokasi pabrik PT. Bintang

Toedjoe kami anggap dalam batas normal karena proses pengerjaan

yang kami lihat adalah tahap penerimaan bahan baku dasar di gudang

yang tidak menggunakan peralatan yang mengeluarkan bising.

Sehingga para pekerja tidak memerlukan alat perlindungan diri dari

bising. Namun, penilaian ini tidak terlalu valid karena kami tidak masuk

ke lokasi produksi secara langsung.

1.2 Penerangan

Pada siang hari sumber penerangan berasal dari matahari yang

masuk lewat jendela di bagian atas gudang dan ditambah dengan

lampu-lampu neon yang terpasang di langit-langit gudang secara

merata.

Sumber listrik yang digunakan berasal dari PLN, sehingga

apabila asupan listrik PLN mati mendadak proses kerja dapat berhenti

dan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.

1.3 Getaran

Selama melakukan kunjungan ke lokasi pabrik, kami tidak

menemukan adanya getaran yang dirasakan. Hal ini karena tidak

adanya penggunaan alat – alat yang menghasilkan getaran pada

gudang yang kami kunjungi.

Page 35: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

1.4 Radiasi

Berdasarkan pengamatan kami tidak menemukan adanya

radiasi. Pengamatan yang dilakukan berdasarkan lokasi pabrik,

penggunaan bahan material dan proses pengerjaan yang dilakukan

tenaga kerja.

1.5 Suhu

Pada saat di lokasi pabrik, kami tidak memasuki secara

langsung lokasi bagian produksi pabrik tersebut dikarenakan lokasi

proyek yang membutuhkan alat pelindung diri, sedangkan alat

pelindung diri tersebut tidak tersedia untuk kami. Dari penilaian bagian

depan gudang, kami mendapati bahwa suhu udara pada saat

kunjungan ke dalam bagian depan gudang cukup sejuk, namun untuk

bagian dalam gudang tidak diketahui karena kami tidak masuk hingga

ke bagian dalam. PT. Bintang Toedjoe telah melakukan pengukuran

suhu menggunakan ISBB (Indeks Suhu Bola Basal) beberapa saat

yang lalu namun hasilnya belum diketahui.

II. Faktor Kimia

Di lokasi proyek ditemukan adanya potensi para pekerja untuk terpapar

bahan – bahan kimia maupun debu melalui udara. Bahan-bahan kimianya

merupakan bahan-bahan dasar pembuatan obat dan minuman berenergi.

Kami menemukan tidak adanya pemakaian alat pelindung diri berupa masker

untuk menghalangi masuknya debu maupun bahan-bahan kimia di dalam

gudang pada para pekerja di lapangan. Kondisi ini dapat mengakibatkan

penyakit akibat kerja yaitu pneumokoniosis.

Page 36: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

Penyimpanan bahan baku tidak lebih dari 8 tumpuk per pallet agar

tidak terjadi kerusakan maupun kecelakaan. Untuk bahan kemas dalam

bentuk roll disimpan dalam sistem 2 lapis pengemasan dengan penanganan

khusus agar terjaga sanitasinya.

III. Faktor Biologis

Pada pengamatan kami, tidak terdapat adanya faktor-faktor biologis

yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia mapun hewan. Namun

beberapa pekerja pernah mengalami ISPA, sehingga kemungkinan terdapat

mikroorganisme dan toksinnya yang menyebabkan penyakit tersebut.

IV. Sanitasi

1. Penyediaan Air (Water Supply)

Sebagaimana disampaikan pihak perusahaan bahwa perusahaan

menyediakan sumber air minum bagi para pekerjanya di lokasi pabrik

sehingga para pekerja dapat minum air dari sumber air yang bersih.

2. Pembuangan kotoran dan sampah

Pada TPAL dibagi menjadi 2 yaitu sampah domestic dan sampah industri.

Hasil akhir dari proses pengolahan limbah tersebut dialirkan menuju suatu

kolam yang berisi ikan. Ikan merupakan indicator biologis yang

menentukan tingkat toksik dari hasil akhir proses pengolahan limbah. Bio

indikator lainnya dengan dilakukan pemeriksaan harian oleh petugas

quality control.

3. Pengadaan makanan atau gizi tenaga kerja

Page 37: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

Pihak perusahaan memiliki 3 catering yang melakukan rolling 2 minggu

sekali dan bertanggung jawab menyediakan makanan bagi para pekerja

baik pekerja pabrik maupun office. Yang disediakan di 2 kantin yang

berbeda untuk pekerja pabrik dan office.

Jadwal makan untuk para pekerja pabrik dibagi 3 sesuai dengan

pembagian shiftnya. Untuk shift pagi makan siang pada pukul 11.30 –

12.30. Untuk shift sore pada pukul 17.30 – 18.30. Dan untuk shift malam

pada pukul 00.00 – 01.00. Misalkan ada pekerja shift pagi yang bekerja

lembur atau overtime, pekerja tersebut mendapat tambahan makan

bersamaan dengan pekerja shift sore.

Setiap porsi makanan sesuai dengan kebutuhan kalori selama 8 jam. Dan

bagi pekerja shift malam diberikan tambahan berupa susu dan salah satu

tambahan menu seperti telur.

4. Pencegahan dan Pembasmian Vektor dan Roden

Perusahaan menggunakan jasa servis untuk pengendalian dan

pembasmian vector dan roden. Dari hasil wawancara dengan petugas dari

perusahaan PT. Bintang Toedjoe, perusahaan menggunakan jasa

tersebut pada lokasi tertentu untuk masa percobaan. Dan selama masa

percobaan tersebut, perusahaan merasa puas dengan hasil ang dicapai

dari alat tersebut dan akan menggunakan alat tersebut di seluruh lokasi

perusahaan.

5. Toilet

Dari data yang diperoleh dari pihak perusahaan, jumlah Toilet yang

disediakan di dalam lingkungan proyek berjumlah 50 buah. Jumlah ini

Page 38: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

sesuai dengan jumlah pekerja yang berjumlah 809 orang. Dengan jumlah

masing-masing 10 WC di setiap lantai.

IV. APD

Sebagaimana disampaikan pihak perusahaan, para pekerja sudah disediakan

APD sesuai dengan masing-masing lokasi sesuai kebutuhannya. APD yang

disediakan antara lain adalah pelindung kaki/sepatu boot, pelindung

kepala/safety helmet, sarung tangan/glove, serta masker. Tanda-tanda atau

peringatan penggunaan APD di lokasi proyek sudah ada. Kenyataan yang

ditemukan di lokasi adalah bahwa seluruh pekerja sudah menggunakan APD

pada masing-masing lokasi sesuai dengan kebutuhannya. Namun untuk

bagian gudang tidak menggunakan masker untuk menghalangi terhirupnya

debu atau bahan-bahan kimia ke dalam paru-paru.

Dikatakan bahwa perusahaan akan memberikan peringatan berupa

pengurangan poin reward tiap departemen yang bertujuan untuk

memenangkan PT. Bintang Toedjoe Award kepada pekerja yang tidak

mematuhi peraturan termasuk penggunaan APD.

Page 39: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

a. Penilaian higiene pada faktor kimia ditemukan masalah berupa debu dan

bahan-bahan kimia.

b. Penggunaan APD sudah cukup diterapkan oleh tenaga kerja. Rata- rata

tenaga kerja telah menggunakan APD sehingga diharapakan dapat

meminimalisir risiko kecelakaan kerja.

c. Kelengkapan sanitasi untuk para pekerja di perusahaan ini sudah cukup

dimana terdapat 50 toilet yang disediakan untuk ± 809 orang tenaga kerja.

d. Kami menilai bahwa perusahaan ini sudah cukup baik menerakan prinsip-

prinsip hiperkes dan keselamatan kerja bagi tenaga kerjanya.

SARAN

a. Sebaiknya dilakukan pelatihan Hiperkes dan keselamatan kerja bagi para

tenaga kerja guna meningkatkan pengetahuan tenaga kerja terhadap

keselamatan kerja.

b. Penggunaan APD dalam kegiatan ini hendaknya dilengkapi guna

meminimalisir penyakit akibat kerja dan sebaiknya diberikan sanksi

kepada tenaga kerja yang lalai dalam penggunaan APD.

Page 40: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

REVISI

No. Nama Bagian Potensi Bahaya Sumber Upaya yang

telah

dilakukan

Rekomendasi

1. Gudang/Storage a. Faktor fisika :

Debu

Dari proses

pengangkatan,

pemindahan,

penumpukan,

knalpot truk

saat loading

barang

Bahan dasar

Menyiapkan

masker, point

reward untuk

memacu

kepatuhan

pekerja

Menyiapkan

masker, point

reward untuk

Promosi:

penyuluhan

mengenai

pentingnya

penggunan

masker, dan

bahaya jika

menggunakan

masker

Lanjutkan

system

reward, dan

tambahkan

punishment

jika

melanggar.

Promosi:

Page 41: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

b. Bahan kimia

c. Factor Biologi,

(vector:

rodent, kecoa,

nyamuk, lalat).

produksi

Kami tidak melihat adanya(vector: rodent, kecoa, nyamuk, lalat).

memacu

kepatuhan

pekerja.

Menyewa jasa

adwart pest

control untuk

membantu

memusnahkan

vector-vektor

tersebut.

penyuluhan

mengenai

pentingnya

penggunan

masker, dan

bahaya jika

menggunakan

masker

Lanjutkan

system

reward, dan

tambahkan

punishment

jika

melanggar.

-

2. Kantin (office) a. Factor

Biologi,

(vector:

Kami tidak

melihat

adanya(vector:

Beberapa

jenis makanan

memiliki

Smua

makanan

sebaiknya

Page 42: Laporan Kunjungan Perusahaan Edit-1

3.

Tempat

pengolahan

limbah

rodent,

kecoa,

nyamuk,

b. Sanitasi

a. Faktor fisik :

bising

b. Faktor kimia

rodent, kecoa,

nyamuk, lalat)

pada makanan

yang terbuka

Air cucian

piring dan sisa

makanan

Mesin pengolahan limbah

gas sisa produksi di TPAL

penutup

Dialirkan ke

tempat

pembuangan

limbah lalu

diolah sampai

tidak

mencemari

lingkungan

Mesin berada

di tempat yang

jarang dilewati

orang

Lokasi TPAL

sudah jauh

dari

lingkungan

kerja

menggunakan

penutup

-

-

-