laporan journal reading saraf
DESCRIPTION
NeurologiTRANSCRIPT
LAPORAN JOURNAL READING DAN
CRITICAL APPRAISAL
STASE ILMU PENYAKIT SARAF
“Tranexamic Acid for Spontaneous Intracerebral Hemorrhage
A Randomized Controlled Pilot Trial”
Oleh:
Andikha Novitasari Caesaria Ningsih
09711217
Dokter Pembimbing Klinik:
dr. Ahmad Tanji, Sp.S
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2014
2
1. Judul Jurnal
Tranexamic Acid for Spontaneous Intracerebral Hemorrhage: A
Randomized Controlled Pilot Trial
2. Resume Jurnal
Tranexamic Acid for Spontaneous Intracerebral Hemorrhage:
A Randomized Controlled Pilot Trial
Nikola Sprigg, DM,* Cheryl J. Renton, BSc, MSc,* Robert A. Dineen, PhD,*
Yune Kwong, FRCR,† and Philip M. W. Bath, MD, FRCP*
Journal of Stroke and Cerebrovascular Diseases, Vol. 23, No. 6 (July), 2014:
pp 1312-1318
Pendahuluan
Intracerebral Hemoragi dapat menjadi penyebab kematian dan kecacatan
di seluruh dunia. Hal ini berkaitan dengan ukuran hematoma dan perluasan
hematoma yang ditimbulkan. Volume hematoma dapat dikurangi dengan
pembedahan, meskipun tidak dapat ditentukan prognosisnya.
Penelitian mengenai terapi hemostatik telah banyak dilakukan, seperti
faktor VIIa rekombinan, infuse trombosit, dan antiplatelet. Pada penelitian ini
reagen yang diteliti adalah obat antifibrinolitik, yaitu asam tranexamat yang dapat
mengurangi perdarahan. Asam tranexamat dapat diberikan secara oral maupun
intravena. Dikatakan dalam penelitian lain, asam tranexamat dapat mengurangi
angka kematian 20.000 pasien dengan perdarahan pasca trauma, dan mengurangi
risiko perdarahan berulang tetapi meningkatkan risiko iskemik serebri. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menguji kelayakan dan keamanan asam
tranexamat untuk pasien intraserebral hemoragi.
3
Metode
Penelitian ini menggunakan metode prospective, randomized, placebo-
controlled, blinded end point single-center pada pasien intraserebral hemoragi.
Penelitian telah disetujui oleh Cambridgeshire 2 Research Ethics Committee
(November 1, 2010, ref: 10/H0308/80) dan Medicines and Healthcare Products
Regulatory Agency Clinical Trial Authorization (03057/0044/0010001, October 4,
2010) dengan nomer registrasi ISRCTN 50867461 dan dilakukan sesuai dengan
Deklarasi Helsinki and Good Clinical Practice.
Data dianalisis dengan menggunakan uji Fisher exact, T-test, dan uji
Mann-Whitney U. Semua analisis dilakukan dengan menggunakan SPSS (Apple
Mac, versi 11, SPSS Inc, Chicago, IL). Analisa yang dilakukan dengan intention-
to-treat; dikatakan signifikan apabila nilai P<0,05.
Sebelum melakukan penelitian, pasien diberikan informed consent secara
tertulis. Apabila pasien tidak memungkinkan untuk dilakukan inform consent
dapat diwakilakn oleh keluarga pasien. Karena ini adalah studi kelayakan, tidak
ada perhitungan ukuran sampel dilakukan.
Sampel dan Desain Peneletian
Pasien dewasa dengan intraserebral hemoragi akut yang dirawat di
Nottingham University Hospital NHS Trust. Kriteria eksklusi yaitu riwayat
intraserebral hemoragi sebelumnya, riwayat penyakit tromboemboli, riwayat
stroke iskemik, infark miokard, penyakit arteri perifer, dan penurunan fungsi
ginjal dalam 12 bulan terakhir, kehamilan dan menyusui.
Seluruh pasien yang telah memenuhi syarat sebagai sampel dibagi dalam
dua kelompok, yaitu kelompok pertama yang akan mendapat terapi asam
tranexamat 1gram loading-dose infus selama 10 menit kemudian dilanjutkan
1gram selama 8jam. Kelompok kedua mendapatkan 0,9% salin yang merupakan
plasebo. Pengacakan sampel 2:1 (asam tranexamat : plasebo) dengan
meminimalisasi pada usia, jenis kelamin, tingkat keparahan yang dinilai dengan
National Institutes of Health Stroke Scale (NIHSS), dan onset stroke.
4
Hasil
Dari 107 pasien yang diskrining antara Maret 2011 dan April 2012, 24
yang, ada 3 pasien yang menolak untuk menyetujui penelitian. Semua sampel
menerima semua injeksi bolus, dan 1 pasien dalam kelompok traneksamat tidak
menerima infu karena timbul reaksi alergi. Tidak ada pasien yang hilang untuk
menindaklanjuti. Namun, kognisi, mood, dan kualitas data hidup yang hilang di
sejumlah peserta yang tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan karena
masalah komunikasi. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hasil fungsional
antara kelompok yang diberikan asam tranexamat ataupun plasebo. Enam pasien
dalam kelompok asam tranexamat dan dua pada kelompok kontrol memiliki SAE.
Salah satu pasien mengalami deep vein thrombosis 8 hari setelah pengobatan
dengan asam tranexamat; 5 pasien dalam kelompok TA dan 2 pada kelompok
kontrol memiliki kerusakan neurologis (NIHSS skor> 1). Empat pasien memiliki
radiologi HE, 3 pada kelompok TA dan 1 pada kelompok kontrol. Ada
kecenderungan untuk peningkatan yang lebih besar persen HV pada kelompok
kontrol (9,7%) dibandingkan kelompok TA (5,4%).
Koefisien korelasi intraclass dari 0,997 (95% confidence interval 0,989-
0,999, P <0,0005) dan 0,953 (95% confidence interval 0,803-0,990, P <0,0005)
diperoleh untuk volume ICH mutlak dan untuk perubahan dihitung volume ICH.
Perbedaan rata-rata dalam pengukuran Volume ICH absolut antara 2 pembaca
adalah 1,75 mL (kisaran 0,01-4,91 mL).
Pembahasan
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa agen prohemostatic asam
tranexamat dapat digunakan pada pasien intraserebral hemoragi. Namun, angka
yang terdaftar dalam penelitian ini terlalu kecil untuk menarik kesimpulan tentang
keamanan atau keefektifan asam tranexamat.
Dua puluh empat sampel yang didapatkan selama lebih dari 2 tahun, baik
yang menerima asam tranexamat maupun plasebo tidak mempunyai perbedaan
yang signifikan terhadap efek samping yang ditimbulakn selama penelitian
berlangsung. Acara yang merugikan yang paling umum adalah kerusakan
5
neurologis, sering dikaitkan dengan HE, meskipun dalam sejumlah pasien, itu
terkait dengan penyebab sistemik, seperti pneumonia aspirasi atau fibrilasi atrium.
Sehubungan dengan VTE, komplikasi potensial dengan asam tranexamat, 1 pasien
memiliki deep vein thrombosis 8 hari setelah pengobatan dengan TA; angka yang
lebih besar diperlukan untuk menilai keamanan; Namun, ada peningkatan VTE
terlihat pada CRASH.
Keterbatasan penelitian ini adalah studi penelitian yang sangat kecil,
dirancang hanya untuk menguji kelayakan melakukan uji coba terkontrol secara
acak dari asam tranexamat pada pasien intraserebral hemoragi. Selain itu, sampel
yang direkrut pada waktu rata-rata 10-15 jam postonset, yaitu, dalam masa akut
daripada fase hiperakut setelah perdarahan intraserebal. Namun demikian, ada
kemungkinan bahwa agen prohemostatic perlu diberikan lebih awal jika ingin
lebih efektif dalam mengurangi hematom karena ekspansi terjadi awal setelah
onset. Semua sampel yang menjalani HE terdaftar lebih dari 4 jam setelah onset
stroke, dan 5 dari 6 menerima pengobatan lebih dari 12 jam setelah tekanan
ritmik. Pasien dalam kelompok perlakuan yang terdaftar lebih awal dan memiliki
volume hematoma awal agak lebih besar meskipun kedua pengamatan yang tidak
signifikan. Temuan ini tidak mengejutkan karena pengacakan sebelumnya
diharapkan akan terkait dengan stroke yang lebih parah presentations. Meskipun
pada penelitian ini tidak mengkonfirmasi fibrinolisis yang terhambat in vitro,
rezim dosis yang digunakan asam tranexamat sebagai antifibrinolytic pada
penelitian lainnya.
Kesimpulan
Asam tranexamata sebagai antifibrolitik dapat digunakan pada pasien
intraserebral hemoragi.
6
3. Worksheet Critical Appraisal
Worksheet Critical Appraisal
Jurnal Terapi
Judul : Tranexamic Acid for Spontaneous Intracerebral Hemorrhage: A
Randomized Controlled Pilot Trial.
Journal of Stroke and Cerebrovascular Diseases, Vol. 23, No. 6 (July), 2014.
Validitas
1a. Apakah alokasi pasien terhadap
terapi/perlakuan dikalukan secara
random?
Ya. Alokasi pasien dilakukan secara
random.
“We performed a prospective,
randomized, placebocontrolled,
blinded end point single-center phase
IIa trial of TA in patients with acute
spontaneous ICH.”
Terdapat pada method (halaman
1313)
1b. Apakah randomisasi dilakukan
tersembunyi?
Ya. Alokasi pasien dilakukan secara
tersembunyi.
“We performed a prospective,
randomized, placebocontrolled,
blinded end point single-center phase
IIa trial of TA in patients with acute
spontaneous ICH.”
Terdapat pada method (halaman
1313)
1c. Apakah antara subjek penelitian
dan peneliti „blind‟ terhadap
terapi/perlakuan yang diberikan?
Tidak. Subjek penelitian dan peneliti
mengetahui pengalokasian kelompok
pasien dan perlakuan yang diberikan.
“The Data Safety Monitoring
Committee reviewed unblinded safety
7
data after 6, 12, and 18 patients have
been recruited and followed for 7
days.”
Terdapat pada methode bagian
outcomes (halaman 1313)
2a. Apakah semua subjek yang ikut
serta dalam penelitian diperhitungkan
dalam hasil/kesimpulan? (Apakah
pengamatannya cukup lengkap?)
Ya. Penelitian yang dilakukan sudah
cukup lengkap.
“Patients were randomized to receive
either intravenous TA (Cyklokapron;
Phamacia Limited, Kent, UK)
administered as a 1-g loading dose
infusion for 10 minutes followed by a
1-g infusion for a period of 8 hours or
matching placebo (.9% saline)
administered by identical regime.”
”The primary outcome was trial
feasibility (surrogate for trial
acceptability:number of patients
screened who are eligible for
enrollment and who gave informed
consent). Secondary outcomes
included tolerability (adverse events
occurring during or after
administration of TA) and safety
(clinical information on ischemic
events [IS, transient ischemic attack,
acute coronary syndrome, PAD] and
VTE were also recorded).”
Terdapat pada methode bagian
intervention dan outcomes (halaman
1313)
8
2b. Apakah pengamatan yang
dilakukan cukup panjang?
Ya. Pengamatan yang dilakukan
cukup panjang untuk penelitian ini,
yaitu selama tujuh hari.
“… patients have been recruited and
followed for 7 days.”
Terdapat pada methode bagian
outcomes (halaman 1313)
2c. Apakah subjek dianalisis pada
kelompok dimana subjek tersebut
dikelompokkan dalam randomisasi?
Ya. Subjek yang memenuhi kriteria
dibagi menjadi dua kelompok dan
tetap berada pada kelompoknya
masing-masing sampai penelitian
selesai dianalis.
Terdapat dalam Figure 1. Consort
flow diagram halaman 1314.
3a. Selain perlakuan yang
dieksperimenkan, apakah subjek
diperlakukan sama?
Ya sama dalam setiap kelompok
penelitian. Perlakuan yang diteliti
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok pertama yang diberikan
terapi asam tranexamat dan kelompok
kedua diberikan plasebo saline 9%.
“Patients were randomized to receive
either intravenous TA (Cyklokapron;
Phamacia Limited, Kent, UK)
administered as a 1-g loading dose
infusion for 10 minutes followed by a
1-g infusion for a period of 8 hours or
matching placebo (.9% saline)
administered by identical regime.”
Terdapat pada methode bagian
intervention (halaman 1314)
9
3b. Apakah kelompok dalam
penelitian sama pada awal penelitian?
Ya. Kedua kelompok sama secara
statistik.
“Adult patients with acute (,24 hours
after ictus) spontaneous ICH were
identified and enrolled from the
stroke service at Nottingham
University Hospital NHS Trust. The
principal exclusion criteria included
secondary ICH (anticoagulation,
known vascular malformations),
previous venous thromboembolic
disease (VTE), recent (,12 months)
ischemic events (ischemic stroke [IS],
myocardial infarction, peripheral
artery disease [PAD]), renal
impairment (estimated glomerular
filtration rate ,50 mmol), and
pregnancy or breast feeding.”
Terdapat pada methods bagian
subjects (halaman 1314)
Importance
1. Berapa besar efek terapi? 10% pada kelompok penelitian
menggunakan terapi asam tranexamat
dan 0% pada kelompok tobramisin
0,3%. Nilai p = 0,005.
CER = 100%
EER = 90%
ARR = CER – EER = 10%
RR = 0,9
RR < 1, terapi yang diberikan dapat
10
mengobati perdarahan intraserebral.
NNT primary end points = 1
𝐴𝑅𝑅 = 10
Sehingga membutuhkan 10 orang
yang mendapatkan terapi untuk
menyembuhkan 1 pasien perdarahan
intraserebral.
2. Seberapa tepat estimasi efek
terapi?
95%Cl = 98,9% sampai 99,9%
Applicable
1. Apakah pasien yang kita miliki
sangat berbeda dengan pasien
dalam penelitian?
Tidak. Pasien yang menjadi subjek
penelitian dengan pasien yang kita
miliki tidak jauh berbeda.
2. Apakah hasil yang baik dari
penelitian dapat diterapkan
dengan kondisi yang kita miliki?
Ya. Hasil dari penelitian ini dapat
diterapkan karena penyakit
perdarahan spontan pada intaserebral
tidak tergantung pada geografis,
tetapi lebih pada gaya hidup setiap
individu.
3. Apakah semua outcome klinis
yang penting dipertimbangkan
(efek samping yang mungkin
timbul)?
Ya. Pada peneltian ini, peniliti sudah
mempertimbangkan outcome klinis
yang mungkin terjadi. Tidak ada efek
samping yang ditimbulkan pada saat
penelitian.
4. Apakah sudah memahami harapan
dan pilihan pasien?
Ya. Penelitian ini sudah sesuai
dengan harapan dan pilihan paasien.
5. Apakah intervensi yang akan
diberikan akan memenuhi harapan
pasien? Pasien siap akan
konsekuensinya?
Ya. Apabila penelitian ini diterapkan
maka harapan pasien akan terpenuhi.
11
Kesimpulan
Dari hasil penelitian validitas dan kepentingan, dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi.