laporan blok ecce 1

34
Laporan Praktek Lapangan - Home Visit Diare Akut Et Causa Intoleransi Makanan Disusun Oleh : Kelompok 1.2 Siska Lia Kisdiyanti G1A009065 Suci Nuryanti G1A009067 Kunangkunang Permata Bulan G1A009091 Fitri Yulianti G1A009093 Pembimbing : dr. Joko Mulyanto, M.Sc Puskesmas Sokaraja 1

Upload: andrian-novat-miko

Post on 18-Nov-2015

31 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

laporan mantap,,,jos, dan insyaallah bermanfaat.blok ecce 1 fakultas kedokteran dan ilmu-ilmu kesehatan univeersitas jenderal soedirman.

TRANSCRIPT

Laporan Praktek Lapangan - Home VisitDiare Akut Et Causa Intoleransi Makanan

Disusun Oleh :Kelompok 1.2Siska Lia KisdiyantiG1A009065Suci NuryantiG1A009067Kunangkunang Permata BulanG1A009091Fitri YuliantiG1A009093Pembimbing : dr. Joko Mulyanto, M.ScPuskesmas Sokaraja 1BLOK EARLY CLINICAL AND COMMUNITY EXPOSURE I

JURUSAN KEDOKTERAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

DESEMBER 2011

Halaman PengesahanLaporan Home VisitDiare Akut Et Causa Intoleransi MakananDisusun Oleh :Siska Lia KisdiyantiG1A009065Suci NuryantiG1A009067Kunangkunang Permata BulanG1A009091Fitri YuliantiG1A009093 Telah Dipresentasikan Pada :Hari : JumatTanggal: 2 Desember 2011

Disetujui dan disahkan,Purwokerto, Desember 2011

Preseptor Fakultas,

dr. Joko Mulyanto, M.Sc NIP 197905022003121001I. KARAKTERISTIK DEMOGRAFI KELUARGA

A. IDENTITAS KK DAN PASANGANNYA

Nama KK: Yatin MadiasirNama Pasangan: SuwarniUsia: 47 tahunUsia: 42 tahunJenis kelamin: Laki-lakiJenis kelamin: PerempuanAgama: IslamAgama: IslamPendidikan: SMAPendidikan: SDAlamat lengkap: Karang Dadap RT 04 RW 01 KalibagorBentuk keluarga: Extended FamilyB. DAFTAR ANGGOTA KELUARGA

Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga

NamaKedudukan dalam keluargaL / PUsiaPendidikanPekerjaanKet.

Yatin MadiasirAyah/Kepala KK L47 tahunSMABuruh

SuwarniIbu P42 tahunSDPedagang

Agres LutfiAnak L23 tahunSMAKaryawan

LukiAnakP13 tahunSDPelajar

SatiniNenek P70 tahun--

Keluarga besar (extended family) adalah keluarga yang disamping terdiri dari suami, istrri, dan anak-anak kandung, juga terdiri dari sanak saudara lainnya, baik menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek, mantu, cucu, cicit) dan ataupun menurut garis horizontal (kakak, adik, ipar) yang dapat berasal dari pihak suami atau pihak istri (Azwar, 1997). Dari tabel 1 terlihat bahwa keluarga ini terdiri dari 5 anggota keluarga yang bertempat tinggal dalam satu rumah yang terdiri dari suami, istri, dua orang anak dan nenek dari ibu sehingga dapat disimpulkan bahwa bentuk keluarga ini adalah extended family.II. STATUS PENDERITA

A. IDENTITAS PASIEN

Nama

: Agres LutfiUsia

: 23 tahunJenis Kelamin

: Laki-lakiStatus

: Belum menikahAgama

: IslamSuku bangsa

: Jawa TengahKewarganegaraan: IndonesiaPekerjaan

: Karyawan

Pendidikan: SMAPenghasilan/bulan: Rp 1.500.000Alamat

: KarangdadapRT/RW04/01Kec : KalibagorKab

: Banyumas

Prop.: Jawa TengahPengantar

: Anggi

Hubungan dengan pasien : TemanB. ANAMNESISKELUHAN UTAMA

: Diare (Mencret)RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG: Onset: 2 hari yang lalu

Kuantitas: Lebih dari 6 kali dengan jumlah + 100 cc per BAB

Kualitas: Encer ,sedikit ampas, busa (-), darah (-), warna kuningProgresifitas: Memberat

Faktor memperberat: Makan-makanan pedas

Faktor memperingan: Minum obat warung (Diapet)

Keluhan penyerta: Pusing, lemas

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU : Bisul (diperberat terutama bila makan telur)

PilekBatuk RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA: Hipertensi

Nyeri sendi, diduga gout karena usia nenek pasien yang sudah tua dan diketahui bertambah nyeri apabila makan melinjo

Leukemia

RIWAYAT SOSIAL DAN EXPOSURE: Community : Aktif dalam organisasi kemasyarakatan yaitu karang tarunaHobby : Futsal, sepak bolaOccupation : Karyawan Pabrik Kitani, berangkat kerja dari jam 08.00 sampai 16.00 WIB dengan mengendarai sepeda motorPersonal Habits : Merokok, tidak minum-minuman beralkoholDiet : Suka makan pedas, sayur-sayuranOlahraga : Jarang berolahragaRekreasi : Sering rekreasi dengan teman Drugs : Menyangkal menggunakan obat-obat terlarang

REVIEW OF SYSTEM

Agres mengalami diare sejak 2 hari yang lalu dengan feses yang encer, sedikit ampas dan berwarna kuning. Frekuensi BAB lebih dari 6 kali dengan jumlah + 100 cc per BAB. Agres merasa baikan setelah minum obat warung dan bertambah parah apabila makan makanan pedas. Keluhan lain yang dirasakan adalah pusing dan lemas. Penyakit terdahulu pernah bisul, pilek, batuk dan apabila kelebihan telur akan merasakan gatalC. PEMERIKSAAN FISIK

KEADAAN UMUM : Baik, compos mentisTANDA VITAL:TENSI =110/70 mmHgNADI = 60 x/menitRR = 20 x/menitSUHU= 36,5CTB= 164 cmBB= 56 kg

KEPALA: dbn

MATA: Anemis (-). Sklera ikterik (-)HIDUNG: dbnGIGI & MULUT: dbnTENGGOROK: dbnTELINGA: dbnLEHER: dbnTHORAKS: dbn

JANTUNG: dbnPARU: dbnABDOMEN

Inspeksi: Terdapat skuama, simetrisAuskultasi: Bising usus meningkat 20 x/menitPerkusi: TympaniPalpasi: dbnHepar: dbnLimpa: dbn

GENITALIA: -ANOREKTAL: -EKSTREMITAS: Terdapat bekas lukaSTATUS LOKALIS: Banyak terdapat plak dan skuama tipis (diperkirakan sebagai bekas pecahnya bisul pada waktu lampau)

STATUS NEUROLOGIS: -D. HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENUNJANG

Tidak memerlukan laporan penunjangE. RESUMEAgres datang dengan keadaan umum baik dan masih dalam keadaan sadar. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan tekan darah 110/70 mmHg, nadi 60 x/menit, respirasi rate 20 x/menit dan suhu 36,5 (C. Pada status gizinya ditemukan tinggi badan 164 cm, berat badan 56 kg dalam perhitungan indeks masa tubuh {56 : (1,64 x 1,64) didapatkan hasil 20,82. Pada pemeriksaan kepala, mata, hidung, gigi dan mulut, tenggorok, telinga, leher, thoraks, jantung dan paru dalam batas normal karena tidak ditemukan adanya kelainan pada pemeriksaan ini. Bagian abdomen dapat dilihat bentuknya simetris, terdapat adanya skuama, dan terdapat bising usus yang meningkat sekitar 20 x/menit serta pada daerah ekstremitas maupun status lokalisnya banyak terdapat bekas luka, plak dan skuama yang sudah kering.III. IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

A. Fungsi biologik

1. Penyakit herediter/degeneratif (ditanyakan min 3 generasi):

DM Penyakit jantung Hipertensi Stroke Penyakit sendi lainnya, sebutkan_____________________________

2. Penyakit menular dan penyakit kronik selama 2 bulan terakhir : Tidak adaB. Fungsi Psikologis

Hubungan keluarga mereka secara umum terjalin sangat baik, hal ini terbukti dengan permasalahan permasalahan yang ada diatasi dengan bersama sama dalam keluarga ini. Sikap penderita sangat aktif dan interaksi dengan keluarga dan lingkungan sekitar sangat baik. Hubungan antar anggota keluarga ini sangat dekat, hal itu terlihat ketika penderita sakit, fungsi sosialnya tidak terganggu sama sekali, jadi pasien tidak pernah mengeluh tentang penyakit yang dideritanya dan selalu ceria dan anggota keluarganya pun senantiasa memberi dukungan kepada penderita agar lekas sembuh.

C. Genogram

Genogram adalah suatu alat bantu berupa peta skema (visual map) dari silsilah keluarga pasien yang berguna bagi pemberi layanan kesehatan untuk segera mendapatkan informasi tentang nama anggota keluarga pasien, kualitas hubungan antar anggota keluarga (Gan et al, 2004). Komponen dari genogram: terdiri dari 3 atau lebih generasi, tercantum nama anggota keluarga, usia atau tahun lahir, kematian, termasuk usia, tanggal, dan penyebab, penyakit/masalah anggota keluarga, indikasi anggota keluarga hidup bersama, tanggal pernikahan atau perceraian, anak 1 di kiri, selanjutnya di kanan, keterangan simbol yang digunakan, simbol untuk menyederhanakan dan mudah dilihat (Rakel, 2002).Gambar 1. Genogram Keluarga

Agres adalah seorang laki-laki yang belum menikah yang tinggal dalam satu rumah dengan dua orang orang tuanya bernama Yatin Madiasir dan Suwarni, adik perempuan bernama Luki. Agres merupakan anak laki-laki pertama dari dua bersaudara. Dia mempunyai alergi apabila terlalu banyak makan telur. Di dalam rumah itu juga tinggal neneknya yang bernama Satini yang sudah berusia 70 tahun yang sedang menderita gout dan merupakan Ibu dari Ibu Suwarni. Ibu Suwarni adalah anak ketiga dari 3 bersaudara yang semuanya masih hidup. Kakak pertama adalah laki-laki yang bernama Suwarjo. Bapak Suwarjo mempunyai anak 4, anak yang ketiga sudah meninggal sejak SMP karena penyakit leukimia. Dan kakak yang kedua dari bernama Suwarti. Ayah dari Ibu Suwarni yang sudah meninggal dunia karena hipertensi. Bapak Yatin adalah anak keempat dari 5 bersaudara. Bapak Yatin adalah perokok. Kakak pertama adalah laki-laki, Kakak yang kedua perempuan dan Kakak yang ketiga adalah perempuan yang lama sudah meninggal dunia dan akibatnya belum diketahui dari pihak keluarga. Ayah dan Ibu dari Bapak Yatin sudah meninggal karena usianya yang sudah dan tidak dalam keadaan sakit.D. Family Life Cycle

Untuk dapat memahami dengan lengkap tentang keluarga perlulah diketahui pula apa yang disebut dengan siklus kehidupan keluarga. Hal ini sangat penting dalam rangka mempertajam permasalahan yang dihadapi dan ataupun cara penyelsesaian masalah kesehatan yang ditemukan pada para anggota keluarga. Siklus kehidupan keluarga tersebut terdiri dari beberapa tahap pokok. Oleh Duvall (1067) dibagi dalam 8 tahap, yaitu (Azwar, 1997):1. Tahap awal perkawinan (newly married)

Pada tahap ini suatu pasangan baru saja menikah dan belum mempunyai anak. Di Amerika Serikat tahap ini biasanya berlangsung rata-rata selama 2 tahun.

2. Tahap keluarga dengan bayi (birth of the first child)Pada tahp ini keluarga tersebut telah mempunyai bayi, dapat satu atau dua orang. Di Amerika Serikat yang dimaksud bayi adalah sampai dengan umur 30 bulan dan biasanya tahap ini berlangsung rata-rata selama 2,5 tahun.3. Tahap keluarga dengan anak usia prasekolah (family with preschool children)

Pada tahap ini keluarga tersebut telah mempunyai anak usia prasekolah. Di Amerika Serikat yang dimaksud anak prasekolah adalah yang berumur antara 30 bulan sampai dengan 6 tahun dan biasanya tahap ini berlangsung rata-rata 3,5 tahun.

4. Tahap keluarga dengan anak usia sekolah (family withchildren in school)

Pada tahap ini keluarga tersebut telah memiliki anak dengan usia sekolah. Di Amerika Serikat yang dimaksud anak usia sekolah adalah yng berumur antara 6 tahun sampai dengan 13 tahun dan biasanya tahap ini berlangsung selama 7 tahun.5. Tahap keluarga dengan anak usia remaja (family with teenagers)

Pada tahap ini keluarga tersebut telah memiliki anak dengan usia remaja. Di Amerika Serikat yang dimaksud dengan anak usia remaja adalah yang berumur antara 13 tahun sampai dengan 20 tahun dan tahap ini biasanya berlangsung rata-rata 7 tahun.

6. Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (family as launching centre)

Pada tahap ini satu persatu anak meninggalkan keluarga. Dimulai oleh anak tertua dan diakhiri oleh anak terkecil. Di Amerika Serikat tahap ini biasanya berlangsung rata-rata 8 tahun.

7. Tahap orang tua usia menengah (parent alone in middle years)

Pada tahap ini semua anak telah meninggalkan keluarga. Yang tinggal hanyalah suami isteri dengan usia menengah. Di Amerika Serikat yang dimaksud dengan usia menengah adalah sampai dengan masa pension dan tahap ini biasanya berlangsung rata-rata 15 tahun.

8. Tahap keluarga usia jompo (aging family members)

Pada tahap ini suami isteri telah berusia lanjut sampai meninggal dunia. Di Amerika Serikat yang dimaksud dengan usia lanjut adalah yang telah memasuki masa pension dan tahap ini biasanya berlangsung rata-rata selama 10 tahun sampai dengan 15 tahun.Gambar 2. Siklus Kehidupan Keluarga

Dari hasil pengamatan dan wawancara didapatkan bahwa pada orang tua Agres ini masuk dalam tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan. Meskipun Agres sudah berusia 23 tahun dan dia sudah bekerja setiap harinya sebagai karyawan di Pabrik Kitani berangkat pagi dan pulang ke rumah sore hari. Sedangkan adiknya usia 13 tahun masih berada dalam bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 4. E. Fungsi fisiologisTerwujudnya keluarga sejahtera adalah cita-cita semua pihak. Karena apabila keluarga sejahtera terwujud maka berarti telah terwujud pula keluarga yang sehat. untuk dapat mengukur sehat atau tidak nya suatu keluarga menurut Rosen, Geyman dan Layton, 1980, dikembangkanlah suatu metoda penilaian sederhana yang dikenal dengan nama APGAR Keluarga.

Pada metoda ini dilakukanlah terhadap lima fungsi pokok keluarga, yang kemudian tergantung dari pelaksanaan kelima fungsi keluarga tersebut dapat diketahui tingkat kesehatan keluarga yang dinilai. Kelima fungsi keluarga yang dinilai pada APGAR keluarga adalah:

1. Adaptation (A) adaptasi ( tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang dibutuhkannya dari anggota keluarga lainnya.

2. Partnership (P) kemitraan ( tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap berkomunikasi, urun rembug dalam mengambil suatu keputusan dan atau menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi dengan anggota keluarga lainnya.

3. Growth (G) pertumbuhan ( tingkat kepuasaan anggota keluarga terhadap kebebasan yang diberikan keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan atau kedewasaan setiap anggota keluarga.

4. Affection (A) kasih sayang ( tingkat kepuasaan anggota keluarga terhadap kasih sayang serta interaksi emosional yang berlangsung dalam keluarga.

5. Resolve (R) kebersamaan ( tingkat kepuasan anggota keluarga dalam kebersamaan membagi waktu dan ruang antar anggota keluarga.

Setiap aspek diberi skor 0-2, kemudian dijumlahkan.Lima hal tersebut dituangkan dalam sistem skoring, jika jawaban anggota keluarga terhadap pertanyaan adalah sering/selalu maka diberi skor 2, jawaban kadang-kadang diberi skor 1 dan jawaban tidak pernah diberi skor 0. Dengan demikian, penilaian terhadap fungsi keluarga bersifat kuantitatif dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jumlah skor 7-10 disebut highly functional family. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi fisiologis keluarga berjalan dengan baik sehingga dapat dikatakan keluarga tersebut sehat dan saling mendukung satu sama lain.

2. Jumlah skor 4-6 disebut moderately functional family menunjukkan adanya beberapa fungsi keluarga yang tidak berjalan dengan baik. Jika sebuah keluarga berada pada skor ini, maka perlu dilakukan family therapy untuk memperbaiki fungsi fisiologis keluarga.

3. Jumlah skor 0-3 disebut severely functional family. Hal ini menandakan fungsi fisiologis suatu keluarga tidak berjalan sebagainama mestinya. Family therapy harus segera diakukan pada keluarga yang berada pada skor ini.Tabel 2. APGAR Score KeluargaNOPERNYATAANAgres LutfiBapak Yatin MadiasirIbu Suwarni

1Saya puas bahwa saya dapat kembali kepada keluarga saya, bila saya menghadapi masalah.2

22

2Saya puas dengan cara-cara keluarga saya membahas serta membagi masalah dengan saya.222

3Saya puas bahwa keluarga saya menerima & mendukung keinginan saya melaksanakan kegiatan & ataupun arah hidup yang baru.211

4Saya puas dengan cara-cara keluarga saya menyatakan rasa kasih sayang & menanggapi emosi.222

5Saya puas dengan cara-cara keluarga saya membagi waktu bersama.222

Keterangan :(0)

: Jarang/tidak(1)

: Kadang-kadang

(2)

: Sering/selalu

Jumlah rata-rata family APGAR= 10 + 9 + 9

3

= 28

3

= 9.3 ( termasuk skor 7-10

Interpretasi: keluarga sehatF. Fungsi Patologis

Dalam kaitannya keluarga untuk ikut serta dalam program kesehatan dilingkungan rumah dapat dinilai dengan menggunakan SCREEM (social, cultural, religius, economic, education, medication). Faktor-faktor yang ada kemudian diklasifikasikan menjadi suatu sumber daya atau suatu hal yang patologis. Dari dua hal tersebut dapat dilihat kapasitas keluarga untuk beradaptasi dan mengatasi krisis yang disebabkan karena penyakit yang diderita pasien serta untuk berpartisipasi dalam proses penyembuhan pasien.1. Fungsi Social dan Cultural:a. Persiapan orang tua dalam menerjunkan anak ke masyarakat( mendukungb. Kedudukan keluarga di tengah lingkungan sosial( keluarga biasac. Status pekerjaan KK : atasan pekerjad. Status pekerjaan istri: atasan pekerja

e. Status pekerjaan anggota keluarga ( pekerjaf. Kepercayaan terhadap mitos atau hal-hal lain yang berhubungan dengan kesehatan : Tidak ada2. Fungsi religius :a. Kegiatan melakukan ibadah di rumah: ada tdk

b. Ruangan khusus untuk ibadah : ada tdk

c. Pendalaman agama : ada tdk

Sebutkan : Mengikuti kegiatan di madrasah3. Fungsi Economic :a. Pemenuhan financial :

Sumber penghasilan dalam keluarga

Penghasilan rata2 /bulan ( > Rp 2.000.000b. Pemenuhan kebutuhan :

Kebutuhan primer: terpenuhi secara penuh

Kebutuhan sekunder: terpenuhi cukup

Kebutuhan tersier: terpenuhi cukup4. Fungsi Education:Semua anak sekolah: ya tidak

Perencanaan khusus untuk anak sekolah : ada tdk

Dana khusus untuk pendidikan ; ada tdk

Pendidikan paling tinggi: SMA5. Fungsi Medication a).Jika ada anggotakeluarga yang sakit, maka yang

pertama dilakukan adalah:

diobati sendiri langsung ke dokter

langsung ke RS langsung ke mantri/bidan

langsung ke PKM Lainnya, sebutkan___________________________

b).Bila diobati sendiri dan belum sembuh, tindakan apa

yang selanjutnya dilakukan ? ke PKM terdekat c).Apakah ada fasilitas pelayanan kesehatan langganan?

ada, sebutkan_______________________

tdk ada

d).Pendanaan kesehatan ; ada tidak

Bila ada, asuransi kesehatan tabungan

jaminan khusus kantor

lainnya, sebutkan___________________

Tabel 3. SCREEM Score KeluargaNo.IndikatorResourcesPatologis

1.Fungsi SocialPasien aktif dalam organisasi kemasyarakatan, misalnya karang taruna. Dan Interaksi sosial antar anggota keluarga dan anggota masyarakat sudah cukup baik.

2.Fungsi CulturalPasien tidak percaya pengobatan yang dilakukan oleh dukun.

3.Fungsi ReligiusTerdapat tempat beribadah, kegiatan beribadah di rumah juga dilakukan serta juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengajian di lingkungan rumah.

4.Fungsi EconomicPasien bekerja sebagai karyawan Pabrik Kitani, penghasilan rata-rata per bulan sebesar Rp. 1.500.000

5.Fungsi EducationPendidikan terakhir pasien SMA

6.Fungsi MedicationDalam mencari pengobatan, pasien dan keluarganya langsung mencari layanan kesehatan ke puskesmas, dokter atau Rumah Sakit

IV. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN

A. Faktor Intrinsik1. Perilaku individu:

a. Pasien yang suka makan pedas (walau mengetahui kalau makan pedas maka akan diare)

b. Nenek pasien yang kadang-kadang tetap makan melinjo walau mengetahui bahwa dirinya terserang penyakit sendi

2. Riwayat penyakit keluarga

a. Hipertensi

b. Nyeri sendi, diduga gout karena :

1) Usia tua

2) Bertambah nyeri apabila makan melinjo

c. Leukemia

B. Faktor Ekstriksik1. Lingkungan rumah orang tua Agres :a) Letak rumah di daerah : perumahan biasab) Bentuk bangunan : tidak bertingkatc) Kepemilikan rumah : sendirid) Luas rumah : 8 x 7 m2 = 56 m2Jumlah orang 1 rumah : 5 orang

Rerata : 11,2 m2 per orang

e) Lantai rumah : keramik

f) Dinding rumah dari : tembok

g) Atapa rumah dari : genteng

h) Pembagian ruangan rumah :Ruang tamu : ada,ukuran 5 x 3,5 m2

Ruang makan : ada,ukuran 5 x 2,8 m2

Ruang keluarga : ada,ukuran 4 x3 m2

Ruang tidur : ada,ukuran 3 x 3 m2 jumlah 4

i) Jendela rumah :

i. Ruang tamu : ada,ukuran 2 x 2,5 m2

ii. Ruang makan : ada,ukuran 2 x 1 m2

iii. Ruang keluarga : ada,ukuran 2 x 1 m2

iv. Ruang tidur : ada,ukuran 1 x 0,5 m2 v. Perbandingan luas lantai dan jendela :

Ruang tamu: >25%

Ruang makan: 0.10 ppm/24 jam.

d. Pertukaran udara 5 kaki kubik / menit/ penghuni.

e. Konsentrasi gas CO2 tidak > 100 ppm/8 jam.

f. Konsentrasi gas formaldehid tidak > 120 mg/m3.

5. Ventilasi

a. Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai

b. Adanya lubang hawa yang berlokasi di bawah langit langit minimal 0.35% dari luas ruang yang bersangkutan

6. Binatang penular penyakit, tidak ada tikus yang bersarang di dalam rumah.

7. Air

a. Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/hari/orang.

b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan yang berlaku.

8. Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman

9. Limbah

a. Limbah cair yang berasal dari rumah tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, tidak mencemari tanah

b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau dan pencemaran terhadap tanah dan air tanah.

10. Kepadatan hunian

a. Tidak padat hunian adalah bila luas seluruh ruangan termasuk kamar mandi dan jamban dibagi jumlah penghuni 10 m2/jiwa.

b. Luas ruang tidur minimal 8 m2 untuk 2 orang, kecuali anak yang berusia < 5 tahunGambar 3. Denah Rumah

7 m

7 m

8 m

V. DIAGNOSTIK HOLISTIK DAN PENANGANAN KOMPREHENSIVE

DIAGNOSTIK HOLISTIK

A. Aspek Personal

1. RFE : diare sejak 2hari yang lalu2. Concern : nyeri perut regio lumbal sinistra3. Expectation : mengurangi rasa nyeri perutB. Aspek Klinis

1. Diagnosis klinis: Diare akut et causa intoleransi makanan

2. Diagnosis banding: gastroenteritisDiare akut et causa infeksi virus

Diare akut et causa infeksi bakteri

Diare akut et causa infeksi kolera

C. Aspek Faktor Risiko Internal (Intrinsik)

1. Hipertensi

2. Nyeri sendi, diduga gout karena :

a. Usia tua

b. Bertambah nyeri apabila makan melinjo

3. Leukemia

D. Aspek Faktor Risiko Eksternal (Extrinsik)

1. Kebersihan rumah yang dinilai cukup2. Pengetahuan tentang penyakit yg masih kurangE. Aspek skala skor (derajat keparahan penyakit) Tabel 4. Skala Skor Agres LutfiSkala FungsionalAktivitas Menjalankan FungsiKemampuan dalam menjalani kehidupan untuk tidak tergantung pada orang lain

Skala 1Mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit (tidak ada kesulitan)Perawatan diri, bekerja di dalam dan di luar rumah (mandiri)

Skala 2Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan di luar rumah (sedikit kesulitan)Mulai mengurangi aktivitas kerja (pekerjaan kantor)

Skala 3Mampu melakuka perawatan diri, tetapi mampu melakukan pekerjaan ringan (beberapa kesulitan)Perawatan diri masih bisa dilakukan, hanya mampu melakukan kerja ringan

Skala 4Dalam keadaan tertentu, masih mampu merawat diri, namun sebagian besar pekerjaan hanya duduk dan berbaring (banyak kesulitan)Tidak melakukan aktivitas kerja, tergantung pada keluangan

Skala 5Perawatan diri dilakukan orang lain, tidak mampu berbuat apa-apa, berbaring pasifTergantung pada pelaku rawat

Berdasarkan hasil wawancara, aspek skala fungsional Agres Lutfi, mampu melakukan pekerjaan seperti sebelum sakit (tidak ada kesulitan) serta dapa melakukan perawatan sendiri dan bekerja di dalam maupun luar rumah. Hal ini sesuai dengan skala fungsional ke satu.PENANGANAN KOMPREHENSIVE

Penanganan Komprehensif meliputi :

A. Personal care1. Plan penegakan diagnosis

Tidak ada pemeriksaan lain yang diperlukan untuk penegakan diagnosis karena berdasarkan anamnesis diketahui feses penderita tidak ada lendir maupun darah serta berwarna kuning.

2. Terapi medikamentosa

Golongan adsorben seperti attapulgit 600 mg digunakan untuk mengatasi gejala dimana mereka bekerja menyerap toksin.Contohnya :

Molagit 2x/BAB, maks : 12 tab/hari

Dosis : 2 mg/BAB (maksimal 16mg/hari)3. Terapi nonmedikamentosa

a. Tirah baring secukupnya

b. Konsumsi cairan adekuat untuk mencegah dehidrasi

4. Edukasi penyakit

Edukasikan bahwa sebaiknya kebiasaan pasien mengonsumsi makanan pedas bisa dikurangi.

5. Preventif dan promotif

a. Kurangi asupan makanan pedas

b. Mulai olahraga secara rutin

c. Menjaga kamar agar tetap bersih6. Monitoring

a. Awasi kemungkinan adanya dehidrasi dengan meminta pasien kembali ke pelayanan kesehatan apabila merasa keluaran fesesnya bertambah banyak

b. Awasi kemungkinan adanya iritasi berat pada usus dan lambung.

B. Family Care

1. Informasikan ke keluarga untuk senantiasa mengingatkan pasien minum obat

2. Informasikan ke keluarga untuk senantiasa mengawasi asupan nutrisi pasien (terutama mengenai makanan pedas)

3. Minta keluarga untuk meningkatkan kebersihan rumahnya

4. Informasikan ke keluarga untuk menjaga nutrisi nenek juga agar penyakitnya tidak kambuh lagi.C. Local Community Care

1. Memberikan edukasi kepada ibu untuk memasak makanan yang tidak terlalu pedas

2. Edukasi teman, lingkungan main atau kerja ( jangan terlalu mengajak makan pedas atau jajan di sembarang tempat

VI. TINJAUAN PUSTAKAA. Definisi Diare

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam (Simadibrata K, 2009).

Diare merupakan suatu gejala dari suatu penyakit, dan bukan suatu penyakit tersendiri. Banyak penderita diare yang sering mengeluh karena diare bahkan ada diantaranya yang keluhan utamanya ialah mencret-mencret. Pada umumnya timbulnya diare karena passage bolus makanan terlalu cepat dan terganggunya resopsi air dalam usus besar, sehingga menyebabkan sering berak-berak (Hadi, 2002).

B. Tanda dan Gejala

1) Diare (mencret)2) Muntah3) Mual4) Demam5) Nyeri abdomen6) Membran mukosa mulut dan bibir kering7) Fontanel cekung8) Kehilangan berat badan 9) Tidak nafsu makan10) Badan terasa lemah11) Tinja yang berbentuk encer12) BAB lebih dari 3 kali sehari atau bisa kurang dari 3 kali sehari tetapi yang keluar kebanyakan air (Price, 2005)C. Etiologi

Etiologi diare disebabkan oleh faktor infeksi, malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi), makanan dan faktor psikologis ( Widjaja,2002) :

a. Faktor infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab utama diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya menyerang antara lain:

1) Infeksi oleh bakteri : Escherichia coli, Salmonella thyposa, Vibrio cholerae (kolera), dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan dan patogenik seperti pseudomonas.2) Infeksi basil (disentri)

3) Infeksi virus rotavirus,

4) Infeksi parasit oleh cacing (Ascaris lumbricoides),5) Infeksi jamur (Candida albicans),

6) Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang tenggorokan, dan

7) Keracunan makanan.

D. Klasifikasi Diare

Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan (Simadibrata, 2009):

1) Lama waktu diare; akut atau kronik

2) Mekanisme patofisologis; osmotik atau sekretorik

3) Berat ringan diare; kecil atau besar

4) Penyebab infeksi atau tidak : infektif atau non-infektif

5) Penyebab organik atau tidak: organik atau fungsional

E. Ada lima jenis klinis penyakit diare :

1) Diare akut bercampur dengan air. Gejala akut memiliki gejala yang dating dengan tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 14 hari. Bila mengalami diare akut, penderita akan mengalami dehidrasi dan penurunan berat badan jika tidak diberikan makan dan minum yang cukup. Diare akut ini termasuk juga penyakit kolera.2) Diare kronik. Diare yang gejalanya berlangsung lebih dari 14 hari yang disebabkan oleh infeksi yang ditimbulkan oleh virus, bakteri dan parasit maupun non infeksi.3) Diare akut bercampur darah. Selain intensitas buang air besar yang meningkat, diare akut ini dapat menyebabkan kerusakan usus halus, sepsis yaitu infeksi bakteri dalam darah, malnutrisi atau kurang gizi dan dehidrasi.4) Diare persisten. Gejalanya berlangsung selama lebih dari 14 hari. Dengan bahaya utama adalah kurang gizi. Infeksi serius tidak hanya dalam usus tetapi menyebar hingga ke luar usus halus. 5) Diare dengan kurang gizi berat. Diare ini lebih parah dari diare yang lainnya, karena mengakibatkan infeksi yang sifatnya sistemik atau menyeluruh yang berat, dehidrasi, kekurangan vitamin dan mineral. Bahkan bisa mengakibatkan gagal jantung (Mansjoer, 2000).F. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penyakit Diare

a. Faktor SosiodemografiDemografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahan-perubahan penduduk yang berhubungan dengan komponenkomponen perubahan tersebut seperti kelahiran, kematian, migrasi sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu. Dalam pengertian yang lebih luas, demografi juga memperhatikan berbagai karakteristik individu maupun kelompok yang meliputi karakteristik sosial dan demografi, karakteristik pendidikan dan karakteristik ekonomi. Karakteristik sosial dan demografi meliputi: jenis kelamin, umur, status perkawinan, dan agama. Karakteristik pendidikan meliputi: tingkat pendidikan. Karakteristik ekonomi Karakteristik ekonomi meliputi jenis pekerjaan, status ekonomi dan pendapatan (Mantra, 2000)

1) Tingkat pendidikan

Jenjang pendidikan memegang peranan cukup penting dalam kesehatan masyarakat. Pendidikan masyarakat yang rendah menjadikan mereka sulit diberi tahu mengenai pentingnya higyene perorangan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah terjangkitnya penyakit menular, diantaranya diare. Dengan sulitnya mereka menerima penyuluhan, menyebabkan mereka tidak peduli terhadap upaya pencegahan penyakit menular (Sander, 2005).

2) Jenis pekerjaan

Karakteristik pekerjaan seseorang dapat mencerminkan pendapatan, status sosial, pendidikan, status sosial ekonomi, risiko cedera atau masalah kesehatan dalam suatu kelompok populasi. Pekerjaan juga merupakan suatu determinan risiko dan determinan terpapar yang khusus dalam bidang pekerjaan tertentu serta merupakan prediktor status kesehatan dan kondisi tempat suatu populasi bekerja (Widyastuti, 2005).

b. Faktor lingkungan

1) Sumber air minum

Air sangat penting bagi kehidupan manusia. Di dalam tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Tubuh orang dewasa sekitar 55- 60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan untuk bayi sekitar 80%. Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Di negaranegara berkembang, termasuk Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari. Di antara kegunaan-kegunaan air tersebut, yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum dan masak air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia (Notoatmodjo, 2003).

Sumber air minum utama merupakan salah satu sarana sanitasi yang tidak kalah pentingnya berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fekal oral. Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut, cairan atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya air minum, jari-jari tangan, dan makanan yang disiapkan dalam panci yang dicuci dengan air tercemar (Depkes RI, 2000).

2) Jenis tempat pembuangan tinja

Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari kesehatan lingkungan. Pembuangan tinja yang tidak menurut aturan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit tertentu yang penulurannya melalui tinja antara lain penyakit diare. syarat pembuangan kotoran yang memenuhi aturan kesehatan adalah (Notoatmodjo, 2003) :

a) Tidak mengotori permukaan tanah di sekitarnya,

b) Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya,

c) Tidak mengotori air dalam tanah di sekitarnya,

d) Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipakai sebagai tempat lalat bertelur atau perkembangbiakan vektor penyakit lainnya,

e) Tidak menimbulkan bau,

f) Pembuatannya murah, dan

g) Mudah digunakan dan dipelihara.

3) Jenis lantai rumah

Syarat rumah yang sehat jenis lantai yang tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak basah pada musim penghujan. Lantai rumah dapat terbuat dari: ubin atau semen, kayu, dan tanah yang disiram kemudian dipadatkan. Lantai yang basah dan berdebu dapat menimbulkan sarang penyakit (Notoatmodjo, 2003).c. Faktor nutrisi

Beberapa makanan diketahui dapat menjadi penyebab dari diare. Pada beberapa orang, makanan pedas juga dapat menyebabkan diare. Hal ini terkait capcaisin yang terkandung dalam cabai yang dapat mengiritasi mukosa usus. Keadaan mukosa yang teriritasi dapat menyebabkan pengeluaran cairan yang berlebihan ke lumen usus sehingga pasien mengalami diare.G. Patomekanisme diare

Diare terjadi karena adanya gangguan absorspi dan sekresi cairan serta elektrolit di dalam saluran cerna.pada keadan normal usus halus akan mengabsorpsi Na, Cl, HcO3,timbulnya penurunan dalam absopsi dan peningkatan sekresi dapat mengakibatkan cairan berlebihan melebihi kapastias kolon dalam mengabsopsi (Suthisarnsuntorn, 2002).

Mekanisme ini sangat dipengaruhi oleh faktor mukmosa maupun faktor intra luminal saluran cerna. Faktor mukosa dapat berupa perubahan dinamik mukosa yaituadanya peningkatan cell turnover Dan fungsi usus yang belum matang dapat menimbulkan gangguan absopsi- sekresi dalam saluran cerna. Penurunan area permukaan mukosa karena atrofi vilus, jejas pada brush border serta pemotongan usus dapat menurunkan absorpsi. Selain itu gangguan pada system pencernaan (enzim spesifik) atau transport berupa defisiensi enzim disakaridase dan enterokinase serta kerusakan pada ion transport juga menimbulkan gangguan absopsi (Suthisarnsuntorn, 2002).

Faktor-faktor dalam intraluminal sendiri juga ikut berpengaruh, seperti peningktana osmolaritas terhadap malabsorpsi ( defisiensi disakaridase ) dan bacterial overgrowth. Insufisensi pankreatik eksokrin, defisiensi garam empedu dan parasit adalah faktor intra luminal lain penyebab penurunan absorpsi. Sedangkan peningkatan sekresi disebabkan oleh toksin bakteri (toxin choler, E. coli) , mediator inflamasi (eicosanoids,produk sel mast lain), asam empedu dihidroksi, asm lemak hidroksi dan obat-obatan (Suthisarnsuntorn, 2002).

H. Terapi

Tabel 5. Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada Diare Akut

Indikasi Pemberian Antibiotik Pilihan Antibiotik

Demam (suhu oral >38,50C), bloody stools,leukosit, laktoferin, hemoccult, sindroma disentri Kuinolon 3 5 hari

Kotrimoksazole 3 5 hari

Travelers diarrhea Kuinolon 1 5 hari

Diare persisten (kemungkinan Giardiasis) Metronidazole 3x500 mg selama 7 hari

Shigellosis Kotrimoksazole selama 3 hari

Kuinolon selama 3 hari

Intestinal Salmonellosis Kloramfenikol/Kotrimoksazole/Kuinolon selama 7 hari

Campylobacteriosis Eritromisin selama 5 hari

EPEC Terapi sebagai Febrile Dysentry

ETEC Terapi sebagai Travelers diarrhea

EIEC Terapi sebagai Shigellosis

EHEC Peranan antibiotik belum jelas

Vibrio non kolera Terapi sebagai febrile dysentery

Aeromonas diarrhea Terapi sebagai febrile dysentery

Yersiniosis Umumnya dapat di terapi sebagai febrile dysentri.Pada kasus berat : Ceftriaxon IV 1 g/6 jam selama 5 hari

Giardiasis Metronidazole 4 x 250 mg selama 7 hari.

Atau Tinidazole 2 g single dose atau Quinacine 3 x 100 mg selama 7 hari

Ingtestinal Amebiasis Metronidazole 3 x 750 mg 5 10 hari + pengobatan kista untuk mencegah relaps:

Diiodohydroxyquin 3 x 650 mg 10 hari atau Paramomycin 3 x 500 mg 10 hari atau Diloxanide furoate 3 x 500 mg 10 hari

Cryptosporidiosis Untuk kasus berat atau immunocompromised :

Paromomycin 3 x 500 selama 7 hari

Isopsoriasis Kotrimoksazole 2 x 160/800 7 hari

Terapi Supportif/Simtomatik : Selama periode diare, dibutuhkan intake kalori yang cukup bagi penderita yang berguna untuk energi dan membantu pemulihan enterosit yang rusak. Obat-obatan yang bersifat antimotiliti tidak dianjurkan pada diare dengan sindroma disentri yang disertai demam. Beberapa golongan obat yang bersifat simtomatik pada diare akut dapat diberikan dengan pertimbangan klinis yang matang terhadap cost-effective. Kontroversial seputar obat simtomatik tetap ada, meskipun uji klinis telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam pula, tergantung jenis diarenya dan terapi kombinasi yang diberikan. Pada prinsipnya, obat simtomatik bekerja dengan mengurangi volume feses dan frekwensi diare ataupun menyerap air. Beberapa obat seperti Loperamid, Difenoksilat, Kaolin, Pektin, Tannin albuminat, Aluminium silikat, Attapulgite, dan Diosmectite banyak beredar bahkan dijual bebas (Wingate, 2001).

I. Komplikasi

1) Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik/ hipertonik)

2) Syok hipovolemik

3) Hipokalemia/ dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, takikardia, perubahan EKG)

4) Hipoglikemia

5) Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktosa

6) Kejang, pada dehidrasi hipertonik

7) Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik)

8) Bakterimia (Carpernitto, 2000)

J. Prognosis

Prognosis diare kronik maupun diare akut ini sangat tergantung pada penyebabnya. Pada SKI prognosis adalah baik, Pada penyakit endokrin,prognosis tergantung pada penyakit dasarnya. Pada penyebab obat-obatan,tergantung pada kemampuan untuk menghindari pemakaian obat-obat tersebut. Pada pasca bedah prognosis tergantung pada sejauh mana akibat tindakan operasi pada penderita di samping faktor penyakit dasarnya sendiri (Carpenitto, 2000).

VII. PENUTUP

A. Kesimpulan1. Diagnosis klinik pada kasus yang ditemukan adalah diare et causa intoleransi makanan

2. Faktor instrinsik yang paling berpengaruh adalah kebiasaan pasien mengonsumsi makanan pedas, sedangkan faktor ekstrinsik kurang berpengaruh dalam perjalanan kasus ini

3. Penanganan pada pasien diberikan secara holistik, mencakup :

a. Personal care

b. Family care

c. Community care

B. Saran

1. Sebaiknya mahasiswa meningkatkan kemampuan berkomunikasi untuk menggali informasi yang benar dari pasien untuk menghindari terjadinya bias informasi

2. Sebaiknya pasien bisa memberitahukan info yang sebenar-benarnya kepada petugas kesehatan agar bisa menyembuhkan penyakitnya secara menyeluruh

DAFTAR PUSTAKAAzwar, Azrul. 1997. Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga. Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Dokter IndonesiaCarpenitto.LJ. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis Edisi 6. Jakarta : EGC

Depkes, R. I., 2000. Buku Pedoman Pelaksanaan Program P2 Diare. Jakarta : Ditjen PPM dan PL.

Gan, L.G, Azwar, A, Wonodirekso, S. 2004. A primer on Family Medicine Practice. SingaporeHadi, Sujono. 2002. Gatroenterologi. Bandung : P.T. Alumni BandungKesman, Soedjajadi. 2005. Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman. Available from URL : http://journal.unair.ac.id/filerPDF/KESLING-2-1-04.pdf. Diakses pada tanggal 29 November 2011. Mantra, I. B., 2000. Demografi Umum. Jakarta : Pustaka Pelajar.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi dalam Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta : EGC

Rakel, Robert E. 2002. Textbook of Family Practice. 6th ed. Pennsylvania: Saunders.Sander, M. A., 2005. Hubungan Faktor Sosio Budaya dengan Kejadian Diare di Desa Candinegoro Kecamatan Wonoayu Sidoarjo. Jurnal Medika. Vol 2. No.2. Juli-Desember 2005 : 163-193.

Simadibrata ,Marcellus dan daldiyono. 2009. Diare akut dalam buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta : internapublishing.

Suthisarnsuntorn. 2002. Bacteria Causing Diarrheal Diseases & Food Poisoning. Faculty of Tropical Medicine, Mahidol University, Bangkok, Thailand.

Widyastuti, P., (ed). 2005. Epidemiologi Suatu Pengantar, edisi 2. Jakarta : EGC.

Wingate D, Phillips SP, Lewis SJ, et al. 2001. Guidelines for adults on self-medication for the treatment of acute diarrhoea, Aliment Pharmacol Ther:15;771-82.

Dapur + ruang makan

Ruang Penyimpanan Barang

Kamar mandi

Sumur pompa

Kamar nenek

Ruang keluarga

Kamar ayah ibu

Kamar luki

Kamar Agres

Ruang tamu