k04-strategic to grow

63
KEWIRAUSAHAAN TKP 270214 K04-STRATEGIC TO GROW DOSEN PENGASUH : Ir. Mukiat, MS Ir. Makmur Asyik, MS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN 2014

Upload: parama-dinna

Post on 05-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kwu

TRANSCRIPT

Page 1: k04-Strategic to Grow

KEWIRAUSAHAAN

TKP 270214

K04-STRATEGIC TO GROW

DOSEN PENGASUH : Ir. Mukiat, MS Ir. Makmur Asyik, MS

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

2014

Page 2: k04-Strategic to Grow

POKOK BAHASAN STRATEGY TO GROW

Secara garis besar tema pembahasan pada bab ini adalah tentang strategi bertumbuh agar tak sekedar jalan di tempat. Pemilihan strategi yang sesuai diharapkan dapat member hasil yang lebih optimal. Keinginan untuk berkembang tidak lepas dari nilai yang dianut oleh entrepreneur. Pilihan apakah mau tumbuh dengan cepat atau lambat, serta seberapa besar, mempengaruhi strategi yang dipilih. Terlalu ambisius sehingga melangkah tergesa-gesa bisa membawa dampak bagi usaha. Pada bab ini akan dibahas tentang bagaimana menyelaraskan antara keinginan untuk bertumbuh pentingnya menentukan strategi.

SUB POKOK BAHASAN

1. Panduan menjadi Entrepreneur 2. Tantangan dalam menumbuhkan usaha, 3. Identifikasi peluang dari pelanggan untuk bertumbuh, 4. Pelangan adalah sumber Informasi, Inspirasi dan Inovasi, 5. Strategi bertumbuh berdasarkan daur hidup usaha, 6. Profesi dalam kehidupan, 7. Kerangka dasar Entrepreneur, 8. Personality Development.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Mengenalkan kreativitas sebagai modal penting seorang wirausahawan,

Menjelaskan hambatan berpikir kreatif yang dapat menghambat progress sebuah usaha,

Mengenalkan cara mengukur potensi kreatif, Mengenalkan cara meningkatkan kreativitas dan membebaskan diri

dari belenggu, Memperoleh pemahaman tentang bagaimana strategi yang dilakukan

dari seorang entrepreneur mempengaruhi tingkat kesuksesannya dalam bertumbuh.

BACAAN TAMBAHAN

Green, K. (2009). Entrepreneurial Small Business. New York: McGraw-Hill.

Mattews, K. C. (2001). Leading At The Speed Of Growth. New York: Hungry Minds.

Orsino, P. S. (1996). Strategi Ekspansi Bisnis. Jakarta: Gramedia.

Page 3: k04-Strategic to Grow

I. PANDUAN MENJADI ENTREPRENEUR

Dalam Kehidupan ini berprofesi sebagai Karyawan tidak lebih baik ataupun buruk dibandingkan sebagai Entrepreneur, keduanya sama saja, hal ini tergantung pada Niat, Sikap & Visi masing-masing individu, baik atau buruk akan jelas terlihat dari Proses dan hasil akhirnya.

Sabda Nabi, “Sesungguhnya dari sepuluh bagian Rezeki, sembilan bagian terletak dalam dunia Entrepreneur (bisnis)”, Maknanya, kita hendaknya memilih profesi Entrepreneur sebagai cara untuk memperoleh penghasilan, karena bisnis merupakan penghasilan yang besar dan barokah.

MANFAAT KEWIRAUSAHAN

Menambah daya tampung tenaga kerja, Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi,

pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraan, Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tekun dan memeiliki pribadi

unggul yang patu diteladai, Mendidik karyawan jadi orang mandiri, disiplin tekun, jujur dalam

menghadapi pekerjaan, Mendidik masyarakat hidup efisien dan sederhana.

KEUNTUNGAN

Terbuka lebar kesempatan untuk menjadi bos dalam perusahaan, Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara

maksimal, Terbuka peluang untuk memperlihatkan potensi wirausaha secara

penuh, Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dalam usaha, Terbuka peluang untuk mencapai tujuan usaha yang dikehendaki.

KELEMAHAN

Tanggung jawab sangat besar dan berat di dalam menghadapi permasalahan bisnis,

Bekerja keras dan waktunya sangat panjang, Memperoleh pendapatan yang tidak pasti dan memiliki resiko yang

sangat besar.

RUANG LINGKUP

Lapangan Agraris Lapangan Peternakan

Page 4: k04-Strategic to Grow

Lapangan Perkebunan Lapangan Pemberi jasa Pendidikan, Kesehatan & Perdagangan. Lapangan Pertambangan dan energi Lapangan Industri dan Kerajinan.

Kalau anda ingin berhasil & sukses dalam dunia entrepreneurship, maka anda harus antusias & bergairah, tidak akan bisa iseng-iseng untuk menjadi entrepreneur, motivasi iseng-iseng tidak cukup kuat untuk menghadapi tantangannya.

“Bagaimana cara anda memandang diri anda sendiri menentukan level kehidupan yang anda alami”.

PRINSIP ENTREPRENEUR

1. Pahami setiap Tindakan yang akan dilakukan, harus, Ikhlas, Terencana, Terkonsep, Dengan langkah & strategi yang jitu jangan sekedar iseng-iseng atau

coba-coba.

2. Peluang sukses selalu ada, jika, Kerja Cerdas, Lurus dan benar, Cermat, Serta hemat.

ENTREPRENEUR BERBASIS ILMU

1. Penguasaan terhadap Konsep Manajemen adalah kunci sukses menjalankan bisnis atas dasar Wawasan dan Cara Pandang ke depan yang akhirnya menjadi pilihan. Mengetahui teknik pemasaran, Menanamkan motivasi sehingga bergerak secara dinamis dan

kompak, Mengatur pos pengeluaran, tidak besar pasak dari pada tiang.

2. Mereka yang sukses dalam melakukan usaha adalah mereka yang

mempunya, Visi dan misi, Ketrampilan, Keberanian, Keyakinan, Integritas, Komitmen moral yang tinggi,

Page 5: k04-Strategic to Grow

Kedermawanan dan Tidak sekali-kali mencoba berbuat dusta atau bohong.

3. 90 presen orang kaya itu karena bisnis bukan menjadi pegawai atau

karyawan perusahan. 4. Kemiskinan dan kefakiran merupakan ancaman dan tantangan. 5. Yakinkan bahwa bisnis merupakan perintah Tuhan dalam mencari

nafkah sehingga dekatkanlah sikap dan tatacara bisnis anda dengan nilai spiritual.

6. Dapat dipercaya. 7. Kemampuan menghadapi berbagai karakter manusia. 8. Kemampuan dalam administrasi, 9. Dapat melihat resiko dalam penjualan, 10. Mengembangkan kreatifitas dan inovasi, 11. Mampu mengatur keuangan.

Jika anda memang harus berpikir, mengapa tidak berpikir

besar. (Donald Tramp).

Orang yang diajar hanya oleh dirinya sendiri artinya

memiliki orang bodoh sebagai Gurunya (Ben Jonson)

Sebagai panduan untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses,

maka anda harus mempunyai Jiwa Entrepreneurship dan Business

Plan, untuk mengukur sejauh mana anda akan berhasil, sebab bisnis yang

direncanakan dengan buruk bisa gagal, entah bisnis itu diawali dengan

kesuksesan ataupun tidak, oleh sebab itu untuk mengetahui kesuksesan

anda cobalah jawab Tujuh Pertanyaan (DR. Ir. Ciputra) berikut ini,

1. Pertanyaan 1, Apakah Anda sangat bersemangat (Passionate) dalam perjalanan menjadi seorang Entrepreneur?

Bila Anda ingin sukses, tidak ada jalan lain selain memiliki keinginan yang amat besar, semangat baja dan kepercayaan diri yang tidak mudah surut. Menjadi entrepreneur bukan sebuah tren sesaat, bukan pula sebuah kegiatan mengisi waktu atau iseng belaka. Anda harus berkorban dengan sukarela dan berani untuk melakukan hal-hal

Page 6: k04-Strategic to Grow

yang kurang lazim, melebihi apa yang orang lain telah lakukan, mencoba dunia baru, tidak mudah putus asa meski ditolak sana sini atau diabaikan atau dicibir, mau untuk belajar dari kegagalan sebelumnya, dan sebagainya.

2. Pertanyaan 2, Apakah Anda melihat sebuah Kesempatan besar melayani pasar secara kreatif?

Seringkali kita melihat banyak orang gagal dalam berbisnis karena tidak melihat peluang secara kreatif. Mereka hanya menyalin, meniru yang sudah ada, mencontek keberhasilan pebisnis lain tanpa menambahkan unsur kreatif yang baru dalam produk atau jasa yang ia tawarkan. Ada beberapa banyak peluang sesungguhnya? Banyak sekali ...!!! Tidak terhitung dan tidak terbatas ...!!! Masalahnya kita harus melihatnya dengan pola pikir kreatif. Berapa banyak peluang yang Anda bisa lihat tergantung pada sejernih apa pola pikir kreatif yang kita pakai.

3. Pertanyaan 3, Apakah Anda memiliki sebuah Produk Inovatif yang ketika Anda tawarkan maka prospek (calon pelanggan) Anda tidak mampu mengatakan tidak?

Sebuah produk inovatif memberikan nilai tambah yang paling maksimal hingga konsumen tidak mampu menolaknya. Karenanya verifikasi asumsi-asumsi Anda, lakukan uji pasar dan perbarui ide terus menerus hingga yakin bahwa pelanggan tidak sanggup mengatakan tidak kepada kita saat menawarkan produk.

4. Pertanyaan 4: Apakah Anda memiliki Kapabilitas untuk memenangkan persaingan secara efektif?

Pasar yang kita hadapi adalah pasar bebas yang membuka pintu lebar-lebar terhadap siapa saja. Jangan pernah memasuki sebuah pasar bebas tanpa melakukan kalkulasi yang matang sebelumnya. Perhitungkan pula apa yang sedang dan akan dilakukan oleh para kompetitor. Pastikan bahwa pelanggan akan memilih Anda. Nasihat ini perlu dipikirkan baik-baik: "Be better not behind, if you are not better, be different!". Jika Anda belum bisa untuk lebih baik dan berbeda maka tugas kita sebagai entrepreneur belum selesai.

5. Pertanyaan 5: Apakah Anda tahu Bagaimana menghasilkan produk atau jasa yang ingin Anda pasarkan dengan cara yang paling efisien?

Setelah Anda memastikan bahwa pelanggan bisa diraih dan merasa puas atas produk/ jasa maka pihak selanjutnya yang harus

Page 7: k04-Strategic to Grow

dipuaskan ialah pemegang saham dan karyawan perusahaan. Mereka harus Anda layani dengan margin laba yang memadai untuk gaji dan dividen yang layak dan memuaskan. Oleh karena itu lakukan eksplorasi terhadap berbagai kemungkinan produksi yang termurah namun dengan kualitas terbaik.

6. Pertanyaan 6: Apakah Anda tahu Bagaimana caranya mendanai keseluruhan usaha baru Anda dengan biaya termurah serta risiko terendah sementara hasil terbaik tetap dapat Anda dapatkan?

Ada berbagai cara untuk mendanai sebuah usaha baru dan ada beragam risiko yang bisa menimpa. Anda bisa meminjam uang dari keluarga, teman, tetangga atau bank. Anda bisa mengajak teman menjadi pemegang saham atau mengundang pemodal ventura (venture capitalists) untuk ikut memulai usaha. Tiap pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hasil akhir dan risikonya juga berbeda. Oleh karena itu jangan hanya membuat sebuah model bisnis, kembangkan juga berbagai alternatif dan pilih yang terbaik.

7. Pertanyaan 7: Apakah Anda Siap menghadapi tuntutan kerja keras, risiko gagal dan kerugian?

Tidak ada gading yang tak retak, tidak pernah ada rencana yang sempurna. perubahan bisa terjadi kapan saja. Karenanya penyesuaian-penyesuaian harus terus dilakukan. Walaupun demikian risiko gagal atau rugi atau risiko malu karena gagal akan terus ada. lakukan kalkulasi sebelumnya dan pastikan Anda berani menghadapinya.

II. TANTANGAN DALAM MENUMBUHKAN USAHA

Bagi seorang wirausaha, kreativitas adalah modal yang sangat penting. Sebagai wirausaha, sudah pasti Anda akan menghadapi medan persaingan yang ketat. Itu sebabnya Anda harus benar-benar kreatif dan tidak mudah mati akal. Tanpa krativitas, Anda terpaku oleh constraint. Dengan kreativitas, Anda mampu keluar, melihat, dan menangkap peluang. Tanpa kekuatan membongkar belenggu-belenggu itu, Anda tak akan bisa survive, tidak bisa beradaptasi mengarungi dunia yang selalu berubah.

Dalam situasi itu, Anda dituntut cerdik menghadapi berbagai

tekanan dan serangan. Kreativitas menjadi sangat penting karena,

Page 8: k04-Strategic to Grow

1. Wirausaha yang kreatif dapat meluncurkan Produk Baru yang belum pernah dibuat di pasar. Anda bisa memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat dengan memperkenalkan produk atau jasa baru yang terus-menerus diperbarui. Anda tidak harus menjadi penemu (inventor), tetapi sebagai wirausaha, anda menjembati penemu itu dengan pasar. Anda memberi arahan pada para penemu dan anda mengemasnya sebagai produk komersial yang harganya terjangkau dan menjadikannya bisa digemari konsumen.

2. Dengan menjadi manusia yang kreatif, anda bukanlah peniru, melainkan Pemimpin. Pemimpin pasar adalah orang yang disegani dan selalu menjadi benchmark. Brand anda akan menjadi sangat kuat dan menjadi legend. Anda bisa saja ditiru orang lain, tetapi peniru tidak bisa membuat sesuatu yang lebih bagus dari sang pelopor.

3. First mover advantage. Dengan menjadi manusia kreatif, anda akan memiliki keunggulan sebagai the first mover. Mereka yang merintis akan menjadi market leader dan selalu siap dengan gagasan-gagasan baru.

4. Persaingan akan membuat jalan yang dilewati seorang wirausaha menjadi semakin sempit dan banyak jalan yang semula terbuka lebar, kelak akan ditutup oleh pesaing-pesaing baru. Oleh karena itu, dibutuhkan kreativitas. Kreativitas juga berarti mencari cara atau jalan keluar baru, membuka terobosan-terobosan, dan menciptakan perbedaan-perbedaan yang menonjol dan disukai pasar.

5. Risiko adalah bagian dari kehidupan seorang wirausaha sehari-hari. Risiko itu berujung pada aspek finansial yang dapat mematikan usaha, yang tidak bisa diatasi, bahkan dapat merusak reputasi dan kepercayaan terhadap diri anda. Hanya manusia kreatif yang dapat lolos dari bencana dan kerugian. Kreativitas membuat anda mampu menembus pintu-pintu baja kesulitan.

6. Kreativitas menghubungkan titik-titik yang terpisah dan terisolasi. Orang yang kreatif mampu menyatukan “mozaik” yang menjadi sebuah kode rahasia yang mengandung arti untuk membuka pintu rahasia kesulitan. Kreativitas itu selalu beranjak dari sebuah ide yang muncul dari

pengamatan terhadap keadaan sehari-hari di sekeliling kita. Misalnya saja, pada awal 1980-an, ada seorang mantan pegawai PT Pertamina yang melihat banyak orang asing yang tidak berani minum dari air keran di hotel-hotel di Indonesia. Padahal di luar negeri, air keran bisa langsung

Page 9: k04-Strategic to Grow

diminum. Mereka merasa air kita tidak higienis dan mengandung banyak bakteri yang mematikan.

Setelah pensiun dari PT Pertamina, orang ini, yaitu Tirto Oetomo,

segera membangun usaha air yang layak diminum dalam kemasan. Sasaran awalnya adalah orang-orang asing yang berkunjung ke Indonesia. Kelak, air mineral dalam kemasan buatannya dikenal sebagai air minum dalam kemasan terbesar di Indonesia, yaitu Aqua. Dengan kreativitasnya, Aqua berhasil mengganti ceret-ceret yang biasa dipakai di rumah-rumah, dan konsumen dapat langsung mengonsumsi tanpa harus memasaknya terlebih dahulu. Aqua sekarang telah tumbuh menjadi perusahaan besar dan ratusan merek sejenis beredar di pasar. Semua itu dimulai dari manusia kreatif yang melihat celah di pasar dan mau mengomersialisasikannya dan menanam risiko. ORANG DEWASA YANG TIDAK KREATIF

Disadari atau tidak, sejak lahir, manusia sudah dibekali modal yang jauh lebih penting dari sekedar uang, yaitu OTAK. Dengan modal tersebut, kita dapat berpikir, bertindak, dan menyelesaikan masalah jauh lebih baik dari mesin atau makhluk hidup lainnya. Dengan otak yang sehat, kita dapat berpikir kreatif sehingga timbul gagasan-gagasan dan terobosan-terobosan usaha yang inovatif.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa pada masa kanak-kanak kita

jauh lebih kreatif dibandingkan saat dewasa. Saat kita berusia 5 tahun, kebanyakan dari kita mempunyai tingkat kreativitas sebesar 96,5%. Pasa saat itu, kita bertanya lebih banyak lima kali daripada orang dewasa. Pada usia 17 tahun, manusia mengalami penurunan tingkat kreativitas sehingga potensinya tinggal sekitar 86%. Dan pada saat berumur 30 tahun, secara rata-rata tingkat kreativitas kita tinggal 40%.

Penurunan tingkat kreativitas sejalan dengan makin lanjutnya usia

seseorang disebabkan oleh hubungan antara intensitas eksperimen dengan keinginan mencari aman. Semakin tua, langkah-langkah dan keinginan bereksperimen seseorang menjadi semakin rendah. Ini berarti, semakin tua, manusia semakin cenderung menghindari risiko dan ingin menjalani hal-hal yang aman saja (status quo). PEMBUKA PINTU KESULITAN

Dalam bukunya yang berjudul Toward a Theory of Instruction, Bruner mendefinisikan kreativitas sebagai “kejutan yang efektif”. Bila diduga hasil dari proses kreativitas adalah sesuatu (bisa produk atau gagasan) yang mengejutkan. Misalnya karena baru, belum pernah ada, belum pernah terpikirkan, unik, dan sebagainya. Karena terkejut itulah,

Page 10: k04-Strategic to Grow

pasar bisa sangat menaruh perhatian, berpikir atau menolak (karena belum terbiasa).

Newel, Shaw dan Simon dalam penelitian ilmiah yang berjudul

The Process of Creative Thinking membagi suatu kreativitas ke dalam tiga unsur, yaitu,

Melihat dengan Sudut Pandang (perspektif) yang baru, Menemukan Hubungan Baru, atau Membentuk Kombinasi baru dari objek, konsep atau fenomena.

Ide yang ideal dan bermanfaat adalah pikiran yang terarah pada

Invensi (pengembangan gagasan), Inovasi (mengubah gagasan menjadi produk), dan Paten (proteksi produk). Dengan paten, seorang wirausaha dapat mencegah masuknya pendatang-pendatang baru secara illegal dalam kurun waktu tertentu.

Pada tahapan penumbuhan ide, otak kanan kitalah yang paling berperan. Ingatkah bahwa kadang-kadang kita mendapatkan “ide” pada saat sedang melamun atau saat sedang melakukan ritual privasi tertentu. Secara teoritis, timbulnya ide pada saat bersantai dikarenakan Anda telah melepas pengendalian otak kiri Anda dan mengalihkannya pada otak kanan sebagaimana kasus penemuan berat jenis oleh Archimedes saat dia berendam di bak mandinya seorang diri.

Pemunculan ide sebagai jiwa dari kreativitas membutuhkan suatu fokus pemikiran konsentrasi. Dengan fokus dan konsentrasi, Anda dengan cepat memilah dan memilih mana informasi dan aktivitas yang mendukung “ide Anda” dan mana yang tidak. Misalnya, Anda sedang merintis bisnis rumah makan ikan bakar, maka hal-hal yang mendukung dan yang tidak mendukung misi Anda dapat digambarkan sebagai berikut,

Page 11: k04-Strategic to Grow

Pentingnya memfokuskan pikiran pada ide tertentu dapat disimpulkan dari pandangan orang paling kratif, Leonardo da Vinci, filsuf dan pelukis terkenal, “Ruang yang kecil mengontrol pikiran kita, sedangkan ruangan yang luas hanya akan membingungan kita.” Jelaslah, gagasan yang terlalu luas perlu dikerucutkan, dan usaha yang terlalu luas membuat Anda tidak fokus perlu dikecilkan agar Anda bisa fokus dan berkonsentrasi.

Dengan memfokuskan diri pada hal-hal yang mendukung serta

mengabaikan semua yang tidak mendukung, ide yang Anda gagas tersebut akan dapat berkembang dan mampu menghasilkan “nilai ekonomis”.

BISA DIPERCAYA (DAHLAN ISKAN)

Banyak orang ketika baru mulai berusaha itu mau usaha apa ya? Nanti aja deh kalau sudah punya modal. Atau nanti aja deh setelah tamat universitas. Atau nanti saja deh kalau sudah ketemu pintu baru kita masuk. Nah, orang yang berpikir seperti itu tidak akan pernah bisa menjadi entrepreneur. Entrepreneur yang menunggu modal pada dasarnya dia memang tidak mau jadi entrepreneur. Sehingga dia perlu cari kambing hitam. Kambing hitamnya adalah dia tidak punya modal. Atau kambing hitamnya adalah nanti nunggu setelah lulus. Dia lulus pun nanti tidak akan jadi entrepreneur. Dia akan nunggu apa lagi gitu.

Ada juga yang mengatakan, “Kita belum punya ide mau bisnis apa?”. Nah, yang berpikir seperti ini bukan entrepreneur. Kalau Anda memang mau menjadi entrepreneur, lakukan saat itu juga mulai dari yang sangat kecil, yang tanpa modal, mungkin modalnya kesungguhan, artinya meyakinkan orang (bisa dipercaya). Banyak saya ketemu mahasiswa di Universitas yang sejak semester satu sudah mulai menjadi pengusaha kecil-kecilan. Ada yang jual pulsa, ada yang jual jilbab, ada yang jual baju muslim, yang itu sebetulnya tanpa modal sama sekali. Modalnya adalah meyakinkan orang dan itu berarti bersungguh-sungguh bahwa, “Pak, saya mau usaha, tapi nggak punya modal, saya pengen menjualkan dagangan Bapak itu, atau dagangan Ibu itu, nanti barang ini saya akan jual dengan sungguh-sungguh”. Nah, tentu yang punya, “Ini anak ini bisa dipercaya nggak ya kalo bawa barang saya?”. Untuk meyakinkan bisa dipercaya, Anda harus pertaruhkan sesuatu. Termasuk misalnya kalau Anda punya handphone, handphonenya kalau perlu ditinggal di situ untuk jualan. Nanti pelan-pelan akan ketemu, o, cara jualan seperti ini, kemudian ditipu orang itu seperti ini, dan setelah itu nanti langsung terbuka pintu.

Misalnya begini, saya punya kisah satu teman yang kurang lebih juga mirip yang saya lakukan tapi lebih baik kisah teman saya itu. Dia tidak punya modal sama sekali. Dia jualan permen. Karena kalau jualan permen satu toples gitu untuk bisa dipercaya oleh toko permen, gampang. Kalau toh hilang satu toples. Dia jualan satu toples permen. Keliling dari kampung ke kampung jualan permen ini. Sore dia lapor ke toko, besok bawa lagi, sore

Page 12: k04-Strategic to Grow

lapor lagi. Lama-lama pemilik toko ini percaya. “O, anak ini bisa dipercaya”. Kemudian boleh bawa dua toples. Terus tiap hari lapor, tiap hari menyetorkan uang. “O, anak ini bisa dipercaya”. Jualan tiga toples. Nah, terus berkembang begitu. Tapi harus sabar. Mulainya dari satu toples. Jangan belum-belum menginginkan saya mau membawa sepuluh toples. Dia tidak akan dipercaya orang. Nah, ini tanpa modal. Lama-lama setelah dia bisa berjualan belasan toples, dia berpikir, “Saya kan bisa bikin sendiri permen”. Tiap hari dia jualan permen, jadi tiap hari dia tahu bungkusnya bagaimana, permen yang rusak dia perbaiki, lama-lama, “Lho, saya khan bisa bikin permen ini? Kan tinggal beli gula sama adonannya”.

Nah, kemudian dia bikin permen sendiri. Tapi tetep jualan permennya orang lain. Dia campur di situ, dia jualan permen sendiri, lama-lama permennya laku. Lama-lama dia memperbesar. Ya, bukan pabrik permen, tapi industry dia di rumah lah. Mula-mula satu kilo gula, kemudian dua kilo, tiga kilo, sampai berkuintal-kuintal. Akhirnya dia bikin pabrik permen kecil-kecilan, tetangga-tetangganya jadi karyawannya. Lama-lama dia berpikir, “Lho, saya ini kok beli gula berkuintal-kuintal? Mendingan saya kulakan sendiri saja daripada beli di toko harganya lebih mahal”. Lama-lama dia ke pabrik gula, boleh nggak beli satu ton ke pabrik gula? Akhirnya dia beli gula sendiri. Lama-lama pabrik permennya juga tambah besar, keperluan gulanya juga tambah banyak, dia akhirnya punya hubungan dengan pabrik gula. “Kok ini angkutannya mahal?”. Dia beli truk. Beli truk satu, kemudian permennya berkembang, beli truk dua.

Setelah punya truk dua, “kok ini berangkatnya kosong ya?”. Pulang dari pabrik gula penuh dengan gula, tapi berangkatnya kosong. Ini rugi. Kemudian dia hubungan dengan pabrik gula, barang apa yang bisa diangkut ke pabrik gula. Lama-lama truknya berangkat membawa barang-barangnya pabrik gula, pulang dia membawa gula yang dia beli dari pabrik gula. Jadi, dia sudah punya pabrik permen, punya usaha dagang gula, punya usaha truk.

Lama-lama dia dipercaya oleh pabrik gula. Suruh ngangkut barang-barang yang lain. Karena memang orang ini bisa dipercaya. Lama-lama dia beli truk, beli truk lagi, beli truk lagi, akhirnya punya 20 truk. Setelah punya 20 truk, dia berpikir, “Lho, pabrik gula ini khan tidak sepanjang tahun menggiling. Hanya delapan bulan, yang empat bulan truknya nganggur. Ini kan rugi truk nganggur?”. Dia cari pintu lagi apa yang bisa diangkut ketika tidak ada angkutan gula? Kemudian dia lihat ada kopra. Waktu itu dia ngangkut bahan minyak kelapa. Akhirnya pada saat tidak ada order dari pabrik gula, dia ngangkut kelapa. Ngangkut kelapa terus, untuk apa ya kelapa ini? O, dikirim ke pabrik minyak goreng. Lama-lama dia kenal di orang minyak goreng di pabrik minyak goreng itu beberapa hari ke situ lama-lama bikin pabrik minyak goreng. Nah, kemudian besar, besar, besar, besar, tetep sampai hari ini pabrik permennya yang kecil itu tetep dia

Page 13: k04-Strategic to Grow

pertahankan. Meskipun secara bisnis sebenarnya tidak ada artinya disbanding usaha-usaha dia yang baru.

Ini yang saya maksud pintu tadi. Mula-mula dia hanya jualan satu toples permen. Tidak punya modal, modalnya hanya kepercayaan dari toko permen. Tetapi terbuka karena sungguh-sungguh. Terbuka dia, “O, ternyata bikin permen itu gampang”. Dia bikin permen sendiri. Terbuka pintu membikin permen sendiri. Setelah sungguh, sungguh, sungguh, terbuka lagi pintu dagang gula. Terbuka lagi pintu angkutan truk. Terbuka lagi angkutan kelapa. Terbuka lagi pabrik minyak kelapa. Terus, dan dia tetap mempertahankan “istri pertama”nya tadi, pabrik permen tadi dan tetap di rumahnya, di depan rumah tetep jualan permen meskipun sekarang dia sudah jadi pengusaha besar pemilik toko emas dan perdagangan emas yang sangat besar, tetapi dia tetap menjaga permennya tadi. Itu pertanda bahwa ketika awal dia jualan permen, modal sungguh-sungguhnya itu luar biasa. Yang saya maksud sungguh-sungguh, inilah sungguh-sungguh 24 karat. Bukan sungguh-sungguh 20 karat atau bukan sungguh-sungguh 18 karat atau bukan sungguh-sungguh yang tidak berkarat sama sekali. Terimakasih. Salam Entrepreneur..

TANTANGAN DALAM MENUMBUHKAN USAHA (SANDIAGA UNO)

Waktu saya memulai suatu usaha, tiga rekan yang sama-sama memiliki background yang sama, keuangan dan investasi berkumpul karena krisis tahun 1997. Kita bisa menangani beberapa kredit, tetapi begitu pasar lain membesar seperti tadi, kita harus memiliki kemampuan karena khawatir tadinya semuanya kalau sebagai entrepreneur itu pengen dikerjain sendiri. Jadi, kita mulailah, buat proposal sendiri, kirim sendiri, jagain sendiri, loby sendiri, dan lain-lain, akhirnya sampai mendapatkan klien. Sampai kliennya cuma lima sampai sepuluh itu mungkin kita bisa menangani sendiri. Tapi begitu klien kita bertumbuh dan pasar itu berkembang, banyak lagi perusahaan yang membutuhkan servis kita, kita harus mampu tadi mengakses kepada partner yang baik. Jadi akhirnya kita mengembangkan usaha. Pertama kita sulit itu untuk menerima partner baru. Kami bertumbuh dari tiga ke sepuluh, sepuluh ke dua puluh, dan berinovasi sekaligus melakukan suatu terobosan-terobosan.

Salah satu terobosan terpenting dalam scaling up kita adalah mengubah bisnis model. Dulu kami hanya memberikan advice, tetapi pada suatu peristiwa dimana kami melihat bahwa ternyata memberikan advice itu juga memberikan akses kepada sebuah kegiatan investasi yang menarik.

Kami memulai bisnis model baru adalah bukan hanya memberikan advice, tapi kita juga ikut berinvestasi di perusahaan yang kita berikan advice. Dua tiga perusahaan yang kita berikan advice ternyata sukses menjadi pemain di skala nasional. Nah, ini yang mengakibatkan kita

Page 14: k04-Strategic to Grow

melakukan suatu Quantum Leap atau yang Pak Ciputra bilang suatu loncatan secara fenomenal dari memberikan advice, kita menjadi investor dan menjadi partner daripada perusahaan yang berkembang tersebut. Mulai berkembang bukan hanya dari sepuluh ke dua puluh, tetapi dari dua puluh ke seratus, seratus ke lima ratus, lima ratus ke lima ribu. Hari ini grup kami sudah mempekerjakan sekitar 30.000 di berbagai sector industry.

Ada tiga tantangan yang harus diperhatikan untuk melakukan scale up, yaitu,

1. Access to Human Capital. Hal ini merupakan tantangan scaling up pertama yang selalu

menjadi kesulitan bagi para entrepreneur. Human capital atau yang kita sering sebut sebagai SDM. Sumber

daya manusia itu menjadi batu sandungan pertama, atau anak tangga pertama yang perlu kita lalui untuk bisa melakukan scaling up.

Dalam setiap usaha yang kita lakukan, selalu kita menganalisa angka, kita menganalisa produk, kita menganalisa jasa, tetaapi di belakang angka, di belakang jasa, di belakang produk itu ada orangnya. Ada people. There are people behind number, there are number behind product, there are number behind services.

Kita harus menitik beratkan kepada people skills, human capital tersebut. Tanpa kemampuan kita mengakses human capital yang mumpu, yang bisa memberikan kita suatu tambahan dari pada performance kita, susah men-scale up bisnis kita.

2. Access to Market.

Akses kita kepada pasar. Bagaimana di pasar ini, ini adalah sebuah Kawah Candradimuka di mana kita hanya punya satu choice yaitu untuk membesarkan usaha kita. Kalau kita jalan di tempat atau kita tidak berkembang, kita pasti akan diimbas oleh pesaing kita. Jadi, kalau kita memiliki akses kepada market atau market memiliki environment yang kondusif kepada dunia usaha, kita akan mampu melakukan scale up itu. Karena market akan mendorong kita.

Pasar yang semakin besar itu akan mendorong kita untuk scale up. Misalnya kalu kita sebagai pebisnis kuliner, tiba-tiba rakyat Indonesia yang masuk menjadi kelas menengah itu adalah bukan hanya menjadi 45 juta seperti sekarang ini, tapi consuming class akan growth menjadi 100-115 juta dalam 10-15 tahun ke depan.

Ini pasar, inilah yang mendorong kita untuk scale up. Kalau kita berhenti, ya memang ada konsep “Small is Beautiful”, tapi kalau kita mampu bisa untuk meng-scale up, kita akan mampu menangkap peluang dari pasar itu.

Page 15: k04-Strategic to Grow

3. Akses to Capital. Tidak akan kita bisa bertumbuh, scale up tanpa ada akses terhadap

Capital. Permodalan itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Tapi modal

itu akan mengejar kita kalau kita punya SDM yang bagus, punya produk yang bagus, dan punya akses terhadap market.

Ini dana-dana, capital-capital baik itu pedapatan capital maupun perbankan akan bukan kita yang mengejar mereka, mereka yang akan mengejar kita kalau kita sudah mumpunyai pada akses pertama terhadap SDM, dan akses kedua terhadap pasar tadi.

Scaling up ini adalah key untuk kita maju. Starting up is one thing, tapi scaling up is the completely different

more GAME.

Selamat bagi scale up untuk para entrepreneur. Dan saya rasa juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari akses untuk SDM tadi adalah Mentorship. Saya yakin mentorship dan tentunya kegiatan yang berkaitan dengan kewirausahaan adalah entrepreneurship khususnya sekarang yang berbasis online akan menjadi sarana yang bagus untuk para entrepreneur meng-scaling up bisnis.

III. IDENTIFIKASI PELUANG DARI PELANGGAN

UNTUK BERTUMBUH

Sebagai manusia, Anda adalah ciptaan Tuhan yang unik. Perhatikanlah tidak ada dua orang manusia yang 100% sama, sekalipun mereka kembar. Dalam ilmu ekonomi, segala keunikan mempunyai nilai ekonomis yang dapat dibentuk menjadi sesuatu yang berharga sesuai fitrah keunikan Anda masing-masing, atau menghasilkan kesejahteraan. Dengan kata lain, bila Anda punya bakat seni lukis yang tinggi, maka bentuklah diri Anda menjadi pelukis yang andal, bukan menjadi dokter yang biasa-biasa saja. Bila Anda berbakat menjadi dokter, maka jadilah dokter yang terkenal, dan janganlah menjadi pelukis yang biasa-biasa saja karena bakat Anda di bidang melukis kurang.

Kesalahan terbesar yang dilakukan banyak para sarjana dalam

berkarier adalah ketidaktahuan dan keengganan dalam menggali dan memahami keunikan diri sendiri, serta ketidakmampuan dalam mengatasi hambatan berkreasi. Akibatnya, mereka memilih hidup yang biasa-biasa saja dan datar.

Mereka terbelenggu oleh apa yang mereka dapatkan dengan sulit

daripada mengenali potensinya sendiri. Banyak orang merasa tidak kreatif dan menyalahkan pekerjaannya tidak sesuai dengan bakatnya. Ada juga yang mengacaukan keadaan yang tidak mendukung untuk melakukan

Page 16: k04-Strategic to Grow

kreativitas. Atau selalu menyalahkan “Si Bos” yang tidak memberikan ruang gerak bagi dirinya. Apa pun alasannya, manusia yang tidak kreatif selalu melakukan hal yang sama berulang-ulang, cenderung menghindari risiko. Ingatlah, alasan hanya dibuat manusia untuk orang lain, bukan untuk memperbaiki dirinya sendiri.

James L Adams dalam bukunya conceptual Blockbusting (1986) telah mengidentifikasi hambatan kreativitas tersebut dalam bentuk klasifikasi sebagai berikut,

JENIS HAMBATAN CONTOH

Hambatan Persepsi Pola pikir stereotip Membatasi masalah secara berlebihan Terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi

Hambatan Emosi Takut mengambil risiko Tidak menyukai ketidakpastian Lebih suka menilai daripada menghasilkan gagasan Menganggap remeh suatu masalah Tergesa-gesa menyelesaikan masalah

Hambatan Kultural Kultur menghambat pengakumulasian gagasan

Hambatan Lingkungan Kurangnya dukungan sarana, prasarana kerja

Hambatan Intelektual Terlalu mengandalkan logika Enggan menggunakan intuisi Menggunakan pengalaman atau cara lama yang

terbukti efektif hasilnya

1. Hambatan Persepsi, Yaitu, merupakan hambatan yang membuat manusia sulit

mempersepsikan masalah atau menangkap informasi yang relevan.

Beberapa jenis hambatan kreativitas ini adalah,

a. Pola Pikir Stereotip

Misalnya, Anda sedang menumpang sebuah pesawat terbang yang

terpaksa mendarat darurat di sebuah gurun pasir. Sebagai satu-

satunya penumpang yang selamat, Anda harus menggunakan apa

saja yang ada untuk mempertahankan hidup sampai tim SAR datang.

Di dekat Anda ada sebuah senter. Secara stereotip, senter adalah alat

untuk menerangi, menemukan sesuatu dalam gelap, atau memberi

sinyal. Sebenarnya, senter juga dapat dimanfaatkan lebih dari yang

distereotipkan. Baterai dipakai untuk membuat api, selongsongnya

dapat dimanfaatkan untuk menampung air minum, reflektornya dapat

dipakai untuk membuat sinyal SOS (pertolongan) di siang hari, dan

seterusnya. Stereotip mengabaikan pandangan Anda, membuat Anda

tidak kreatif.

Page 17: k04-Strategic to Grow

b. Terlalu Banyak atau Terlalu Sedikit Informasi

Terlalu banyak informasi dapat mendatangkan kesulitan. Hal yang

sama juga terjadi bila informasi terlalu sedikit. Informasi yang

berlimpah, terlalu rinci, dapat membuat kita kesulitan menangkap

gambaran utamanya (big picture). Terlalu banyak informasi juga dapat

memperlebar masalah (tidak fokus). Akibatnya, Anda kesulitan

memilah-milahnya. Kedua masalah dalam kuantitas informasi ini akan

selalu ditemui oleh seorang entrepreneur saat dia mengambil

keputusan.

2. Hambatan Emosi

Hambatan ini dapat mengganggu kemampuan seseorang memecahkan masalah melalui berbagai cara. Beberapa jenis hambatan kreativitas yang tergolong dalam hambatan emosi dan contoh-contohnya adalah sebagai berikut, a. Takut Mengambil Risiko

Hambatan ini berakar dari pengalaman kultural di mana anak-anak selalu diberi hadiah jika mampu memecahkan masalah dengan benar, tetapi sebaliknya dihukum bila melakukan kesalahan. Karena tidak diberi peluang melakukan kesalahan, banyak orang takut salah dan akhirnya takut mengambil risiko. Ingatlah di dunia ini ada dua jenis kesalahan, yaitu kesalahan yang bodoh dan kesalahan yang pintar. Columbus pun pernah melakukan kesalahan, saat dia salah mendarat di India yang ternyata dia hanya mendarat di selatan Benua Amerika. Namun, kalau dia tidak pernah tersasar (melakukan kesalahan), manusia tidak akan pernah mengarungi bola dunia.

b. Takut Menghadapi Ketidakpastian

Untuk menjadi kreatif, seseorang perlu belajar menghadapi ketidakpastian atau kekacauan (chaos). Ini berarti kita harus berani berpindah dari zona nyaman ke zona baru. Ingatlah selalu bahwa seorang entrepreneur ada karena ada orang-orang yang mau mengarungi samudra ketidakpastian.

c. Lebih Suka Menilai Daripada Menghasilkan Gagasan Baru

Hambatan ini muncul ketika seseorang bersikap negatif. Ada banyak orang yang selalu negatif terhadap apa saja sehingga dia lebih piawai menjadi kritikus daripada pelaku usaha atau inovator. Sikap ini sangat

Page 18: k04-Strategic to Grow

merugikan. Karena bila penilaian dilakukan terlalu dini, maka akan banyak sekali gagasan hebat yang ditolak.

d. Kurang Tantangan

Kadang kala, kita malas memulai usaha karena memandang sepele. Permasalahan yang ada dianggap terlalu remeh untuk dipikirkan secara mendalam. Segala sesuatu yang dipandang sepele membuat kita kurang memiliki tantangan sehingga tidak bergerak.

e. Terburu-buru

Sikap terburu-buru untuk menyelesaikan masalah dapat menciptakan hambatan. Untuk menjadi kreatif, sering kali kita butuh tahapan inkubasi untuk memikirkan kembali permasalahan secara lebih mendalam dalam suasana yang lebih tenang.

3. Hambatan Kultural Hambatan ini dapat menjangkiti seseorang bila dia dihadapkan pada seperangkat pola kultural di lingkungannya. Salah satu jenis hambatan kultural yang paling umum adalah takut untuk tampil berbeda dari yang lain, atau takut mengambil tindakan / mengemukakan gagasan yang kemungkinan bakal dianggap kontroversial. PERHATIKAN PENGALAMAN BERIKUT INI,

Dalam sebuah Lokakarya Mengenai Kreativitas, setiap peserta diberi satu buah Melon Utuh. Pada putaran pertama setiap peserta diminta mengajukan gagasan sebanyak-banyaknya tentang apa yang akan dilakukannya secara bebas pada buah melon tersebut.

Pada putaran kedua, setiap peserta diminta mengajukan gagasan yang sama bila dirinya adalah Seekor Burung. Suasana lokakarya menjadi meriah penuh dengan gelak tawa.

Pada putaran ketiga, peserta diminta mengajukan gagasan yang sama bila dirinya adalah Bakteri. Benar-benar tugas yang sulit. Peserta berpikir keras, tetapi suasana tetap meriah.

Pada putaran keempat, diberikan tugas yang sama, tetapi kini peserta diminta untuk membayangkan bahwa dirinya adalah Seekor Anjing. Suasana menjadi tidak meriah lagi. Kebanyakan peserta menyatakan mereka tidak punya gagasan, bahkan ada yang menyatakan keberatan untuk membayangkan dirinya seekor anjing.

Kejadian di atas menunjukkan betapa kuatnya pengaruh kultural pada masyarakat dari mana peserta berasal. Anjing di Indonesia dianggap sebagai binatang yang tak layak sehingga membayangkan dirinya seekor anjing merupakan tindakan yang amat sulit.

Page 19: k04-Strategic to Grow

4. Hambatan Lingkungan

Merupakan hambatan kultural yang lebih luas. Iklim organisasi atau budaya perusahaan dapat menjadi penghambat atau perangsang kreativitas organisasi/perusahaan di mana dapat mengupayakan lingkungan yang kondusif terhadap kreativitas. Elemen organisasi dari nilai-nilai yang dianut manajer, bawahan, anggota kelompok, pelanggan, dan pesaing juga dapat menghambat atau merangsang kreativitas. Beberapa elemen penghambat misalnya, a. Tidak ada kerja sama dan rasa saling percaya antara tim kerja. b. Atasan bersikap otoriter, tidak menghargai pendapat orang lain. c. Gangguan rutin, misalnya telepon, tamu yang tak putus-putus, dan

ruang kerja yang riuh rendah. d. Kurangnya dukungan untuk mematangkan gagasan. e. Budaya kebersamaan (solidaritas) atau anti persaingan.

5. Hambatan Intelektual

Biasanya disebabkan oleh sikap mental yang tidak efisien atau keengganan untuk menggunakan pendekatan baru, misalnya, a. Kecenderungan yang sangat kuat untuk mempertahankan tradisi,

menggunakan metode atau cara yang dulu pernah terbukti efektif, b. Terlalu mengandalkan logika, c. Enggan menggunakan intuisi, d. Terlalu mengandalkan statistic dan pengalaman masa lalu sehingga

gagasan-gagasan baru terlalu cepat diuji secara mental.

Fogler & LeBlanc (2000) menambahkan satu faktor hambatan lagi berupa hambatan Ekspresif, yaitu ketidakmampuan seseorang untuk mengkomunikasikan gagasan, baik secara lisan maupun tertulis. Sebenarnya, mutu gagasan tidak harus selalu dikemukakan secara lisan. Bila kita kurang lancar berbicara, kekurangan tersebut bisa diatasi dengan membuat gambar, ilustrasi, bagan, atau memanfaatkan “bahasa tubuh” untuk lebih ekspresif. Kita tidak perlu ragu menghabiskan waktu untuk menyampaikan gagasan.

Carol Kinsey Goman, Ph.D. dalam bukunya yang berjudul Creativity in Business (2001) mengidentifikasi hambatan kreativitas beserta pendorong untuk keluar dari hambatan tersebut adalah sebagai berikut,

PENGHAMBAT KREATIVITAS PENDORONG KREATIVITAS

Sikap negatif Sikap positif

Taat pada Aturan Melanggar Aturan

Membuat Asumsi Memeriksa Asumsi

Stress yang Berlebihan Mampu Menyalurkan Stress

Page 20: k04-Strategic to Grow

Takut Gagal Teknik Mengambil Risiko

Berkeyakinan Bahwa Diri Sendiri Tidak Kreatif

Yakinlah Bahwa Anda Kreatif

Terlalu Mengandalkan Logika Menggunakan Imajinasi dan Intuisi

Bila Anda mampu mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan

menggantinya dengan pendorong-pendorong kreativitas, maka potensi kreativitas Anda menuju sukses dapat ditingkatkan.

WHERE IS THE BETTER FUTURE

Strategi apa yang dapat diterapkan saat membesarkan usaha?

Kita ini terlalu melihat bahwa bisnis itu hanya persoalan mencari untung. Ada motivasi yang terkait erat dengan satu konsep itu yang disebut dengan profit. Tadi saya katakan di awal, profit adalah penting karena itu adalah suntikan nutrisi supaya bisa tumbuh, tetapi kalau nutrisi itu berlebih-lebihan juga tidak baik. Segala sesuatu itu ada dosisnya, artinya profit itu penting, tapi perlu disadari bahwa profit bukan satu-satunya tujuan dalam perusahaan. Makanya saya katakan hidup itu kalau saya gunakan falsafahnya orang Jawa, URIP IKU URUP, artinya hidup itu harus berfaedah bagi orang lain. Begitu anda sudah mempunyai calling yang seperti itu bahwa hidup itu berfaedah bagi orang lain, anda sudah tidak lagi melihat hanya pada soal profit. Makanya kalau di dunia barat itu ada apa ya 3P itu, Profit, Planet, People itu sebetulnya di tempat kita itu ada filosofi yang lebih dalam urip iku urup itu dalam sekali kalau kita menguraikan itu dua jam itu belum tentu selesai.

Kita itu kadang-kadang lebih senang barat gitu gitu ya. Padahal Eastern Wisdom itu saya harus katakan jauh lebih mulia. Kenapa? Bisnis itu kalau dikatakan itu 3P atau urip itu urup, itu menunjukkan bisnis itu tidak hanya sekedar dari profit, bisnis itu tidak hanya untuk kepentingan kita sendiri yang dikatakan share holder. Bisnis itu keberadaannya diperlukan oleh banyak pemangku kepentingan dan ini semuanya saling merajut tidak terpisah-pisahkan. Kalau kita melihat kehidupan sesungguhnya adalah sebuah jaringan atau network, maka kita kemudian melihat bisnis itu tidak dengan cara yang dangkal. Kalau kita melihat bisnis itu hanya persoalan profit atau hanya kepentingan stake holder tertentu lebih komplitnya share holder, atau kemudian bisnis itu diadakan adalah untuk kepentingan manusia semata-mata, maka di situlah kemudian bisa terjadinya ketidakharmonisan dengan lingkungan kita terutamanya alam. Tapi kalau

LAKUKAN

PERUBAHAN

DENGAN

Page 21: k04-Strategic to Grow

kita melihat bisnis itu sesuatu yang harus dikelola untuk membangun sebuah network, sebuah web, maka akan lain bahwa kita membutuhkan alam. Alam juga membutuhkan campur tangan manusia. Nah kita membutuhkan dukungan dari share holder, tapi share holder juga memerlukan karyawan. Kita diperlukan suplier, tapi sebaliknya kita juga butuh suplier.

Kalau konsumer? Sama. Kita butuh konsumer, konsumer butuh kita nggak kita nggak? Oh butuh, kalau nggak ada barang mau mengkonsumsi apa? Jadi hidup nggak seperti itu, itulah sebetulnya pandangan hidup bahwa bisnis itu harus dilihat sebagai sebuah pendekatan network sentric. Sebuah network jaringan. Inilah sebetulnya apa yang saya katakan western wisdom itu. Ini adalah sudut pandang dari dunia timur yang melihat kehidupan itu tidak secara individualistik. Kalau kita antroposentric, kita human sentric, maka dari situlah munculnya individualisme. Dan begitu terjadinya individualisme ya sudah alam rusak tidak ada urusan. Saya untung sendiri, supplier saya rugi nggak masalah. Dia nggak mau supply, saya cari supplier yang lain. Bisa seperti itu. Pertanyaannya, berapa lama? Kalau nggak bisa lama dan pasti tidak bisa lama, itu kan akan mengganggu bisnis kita. Lalu apakah memang bisnis itu memang hanya dibangun dengan cara hit and run. Untung, habis itu besok tutup, nggak masalah. Bisa seperti itu tapi anda bukan seorang entrepreneur, kalau anda seorang entrepreneur horizonnya pasti jangka panjang.

Jadi di sini makanya seorang pengusaha seorang entrepreneur utamanya itu harus membangun bisnis itu dengan menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang dia yakini kebenarannya. Nilai-nilai itu saya sarankan galilah dari dunia timur. Timur itu lebih khususnya lagi mau cari di Indonesia itu banyak, karena nenek moyang kita itu mewariskan terlalu banyak wisdom. Jangan terlalu hanya terpana dan terpesona dengan nilai-nilai yang dibawa dari belahan yang lainnya. Barat, dia memberikan kontribusi yang baik sekali kepada sains, tapi dari aspek nilai-nilai manusia, dunia timur tidak kalah baiknya. Nah, seperti itu.

Permasalahan yang paling sulit dalam membesarkan usaha itu apa?

Setiap industri itu mempunyai tantangan sendiri-sendiri. Setiap industri saya selalu mengatakan di sana saya menggunakan kata-kata tantangan. Challenges, dari pada Difficulties. Karena kalau difficulties itu ada kecenderungan akan berfikirnya itu pesimis. Tapi kalau challenges itu kita akan bergairah. Namanya tantangan kita hadapi. Setiap industri pasti ada tantangannya masing-masing. Ada tantangannya di raw material, ada tantangannya di produksi. Di produksi ada lagi tantangannya kalau dipecah lagi di teknologi, bisa di manusianya, bisa di sistemnya bermacam-macam. Bisa juga di pasar. Pasar bisa di pedagang, bisa juga di konsumen. Tetapi memang ini perlu diidentifikasikan challenges itu ada di mana.

Page 22: k04-Strategic to Grow

Setiap industri itu perlu ditanyakan where are the better future. Padang Gurum sentra itu ada dimana, kalau saya sekarang di Garuda Food kalau ditanya dimana padang Gurum setra Garuda Food di industri makanan dan minuman termasuk FMCG yang lainnya? Itu ada di pasar. Pasar itu tentunya nomor satu konsumen, dan juga pedagang. Tetapi bukan berarti tidak ada tantangan di raw material. Ada, tetapi begitu industri yang lain misalnya katakanlah saya sekarang membantu anak saya memulai usaha baru di bidang kelapa sawit, resources ini sekarang saya terjemahkan dari mulai kelapa sawit. Kelapa sawit itu kalau ditanya dimana padang pertempurannya, where is the battlefield nya. Padang kuru setranya dimana? Bukan di pasar. Kalau menurut saya lebih di land acquisition. Anda punya tanah nggak? Kalau nggak punya tanah, nggak bisa menanam. Jadi tantangannya masing-masing industrinya.

Saya punya industri katakanlah, misalnya di stainless steel misalnya, itu padang kuru setranya lain lagi. Raw material, itu tantangan dia. Market, battlefieldnya. Proses produksinya, battle fieldnya. Nah, lalu kemudian itu yang saya ajarkan kepada anak saya pada waktu mau masuk usaha baru sebagai seorang calon pengusaha anda kan pertama kali yang bertanya itu yang ditanyakan adalah What industry are you going to be create? Mau masuk industri mana, ini yang kemudian perlu diidentifikasikan. Tantangan-tantangan mana yang paling banyak dan mana industri yang tantangannya relatif paling sedikit atau barangkali relatif lebih mudah diatasi? Nah kalau di industri barang konsumsi itu memang cukup melelahkan. Tantangannya dari ujung ke ujung, from end to end. Makanya saya dorong anak saya sudahlah jangan masuk di industri itu, biarkan itu papi saja yang sudah melewatinya kamu masuk ke industri yang berikutnya. Nah ini berarti mencari peluang dan mencari peluang itu tidak hanya berdasarkan knowledge versus knowledge, tapi bisa juga dengan menggunakan sistem tadi, menggunakan tools, pendekatan scientific itu bisa. Menemukan industri mana yang menarik itu kan bisa diawali dengan environment scanning dulu.

Kita tahu secara makro industri mana yang sedang tumbuh dengan pesat. Industri yang bagus itu kan seharusnya tumbuhnya pesat, kompetisinya belum banyak, profitnya tebal. Kan begitu. Orang kan maunya tiga-tiganya begitu kan, tapi ya tentunya sulit ya mengharapkan ketiga-tiganya begitu. Tapi dengan parameter tadi, kalau kita melakukan scanning kita pilih yang seperti itu. Nanti di antara itu baru kita shortlist yang mana yang anu. Karena bisa saja tumbuh pesat, profitnya tebal, tapi kompetisinya minta ampun. Sudah, jangan masuk. Kalau kita tidak punya capability yang bisa melampaui kita punya kompetitor. Seperti itu kira-kira.

Jadi semua itu relatif. Makanya bisnis itu memang supaya bisa sustainable, terus ciptakanlah nilai tambah. Karena pada akhirnya ini pesan saya terakhir, apapun industri dimana anda berada, terlepas dimana industri anda berada anda tidak menjual barang atau jasa, yang anda jual

Page 23: k04-Strategic to Grow

bukan barang atau jasa , yang anda jual adalah nilai tambah. Nilai dan tambah. Ada kata kuncinya. Nilai artinya yang dibeli oleh konsumen itu adalah hasil bagi, dan nilai orang marketing itu adalah total quality dibagi dengan total cost. Total quality itu tidak hanya dalam artian quality of produk, tetapi juga quality of apa namanya mengenai services, quality of brandnya dan sebagainya. Cost juga tidak dalam artian hanya monetery cost, tapi juga cost yang lainnya, time cost, energi cost dan seterusnya inilah value hasil baginya. Semakin value nya semakin tinggi, berarti kita memberikan value yang semakin baik kepada konsumen.

Tapi apakah sudah memberikan nilai tambah? Belum tentu, karena kalau misalnya kita ukur nilai yang kita berikan nilainya 3, kompetitor memberikan nilai 3.5 berarti kita belum memberikan nilai tambah, lalu itu yang harus dicari tahu kita kalahnya di bagian mana itu yang harus diperbaiki. Sepanjang anda memberikan nilai tambah anda akan terus didatangi oleh konsumen. Dan nilai tambah itu tadi seperti yang saya katakan differentation yang dipersepsi penting bagi konsumen. Jadi ini yang terus kita pikirkan. Makanya jadi pengusaha seperti yang Einstein bilang “never stop questioning”. Terus kita harus terus berpikir, dari pada ngerumpi kan lebih baik berpikir. Apalagi berpikir itu untuk menghasilkan sesuatu yang bermakna dan berfaedah bagi orang lain orang banyak. Itu kan hidupnya jauh lebih berbahagia, lebih berguna.

KNOWLEDGE MANAGEMENT SEBAGAI KUNCI SUSTAINABLE ENTERPRISE GARUDAFOOD (SUDHAMEK AWS)

Memasuki Era Knowledge-Based Economy, korporasi harus mampu menjadi learning organization yang melahirkan para Knowledge Worker, yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Garudafood Group telah menerapkan model knowledge management untuk melahirkan para knowledge worker yang mendukung terwujudnya sustainable enterprise, melalui kreativitas dan inovasi yang dihasilkan.

Setelah revolusi teknologi informasi, masalah utama abad ini adalah bagaimana memanfaatkan informasi dan data menjadi knowledge yang melahirkan informasi. Kemampuan knowledge management sangat penting namun belum banyak disentuh dan dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis di Indonesia.

Garudafood telah mengembangkan kultur yang membiasakan setiap orang semakin kritis dalam menganalisis fakta dan data sehingga menjadi knowledge yang akan melahirkan kreativitas dan inovasi yang mampu memberikan value added bagi perusahaan. Kultur ini pada akhirnya akan mendukung terwujudnya sustainable enterprise.

Page 24: k04-Strategic to Grow

Dalam struktur business model kami fondasinya ada pada knowledge worker. Kami melihat Knowledge Management (KM) merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sebuah perusahaan yang ingin memenangkan persaingan. Kami terus mengembangkan kemampuan Analytical Ability, membiasakan setiap orang cermat menganalisis data dan informasi, sehingga mendalami bidang pekerjaannya dan mampu memberikan penilaian yang kritis. Dalam setiap rapat, kami terbiasa dengan format ringkas yang berbicara data. Di Garudafood dikenal format seven sheets. Melalui kemampuan analisis yang tajam, masalah yang kompleks harus dapat dipresentasikan dalam format maksimal tujuh slide saja.

Pada akhirnya, kemampuan Knowledge Management (KM) ini harus bisa membuat setiap bagian mampu mengembangkan sendiri model of excellence di bagiannya masing-masing. Ini bagian dari functional management system. Kami meyakini, pada hakikatnya esensi bisnis itu sudah bukan lagi persaingan antara barang dan jasa melainkan sudah menjadi Persaingan Kompetensi. Bisnis sudah harus dapat dilihat dengan pengertian ini. Di Garudafood pengertian ini sudah diterima tanpa keraguan, bahkan telah menjadi keyakinan. Kami meyakini bahwa sebuah perusahaan untuk memenangkan persaingan perlu mengembangkan aspek kompetensinya. Karyawan Garudafood terus mengalami proses pengembangan kompetensi, baik dari skill, knowledge, hingga understanding dan attitude-nya. Oleh karena itu, muncul ungkapan bahwa bekerja di Garudafood itu “belajar yang dibayar”.

KULTUR YANG MENINGKATKAN VALUE ADDED PERUSAHAAN

Proses pengembangan kompetensi dimulai dari menggali core compentence dengan menilai generic competency, hingga masing-masing karyawan mendapatkan grade-nya. Tahap selanjutnya, karyawan akan dibekali dengan specific competency yang sesuai spesifikasi pekerjaannya. Ini adalah bagian dari learning model kami. Tidak hanya berhenti sampai di situ, kami bahkan mengembangkan tingkat kompetensi hingga mencapai wisdom dan intuition, supaya mereka semakin peka dan terlatih melakukan penilaian-penilaian yang tepat. Kemampuan ini kami yakini akan mendukung proses kreatif dan inovasi yang pada akhirnya meningkatkan value added bagi perusahaan. Jika proses ini dilakukan terus menerus akan menghasilkan sustainable enterprise.

Kami juga menerapkan project management untuk memberikan kesempatan kepada setiap karyawan bisa belajar di tempat lain atau di bidang-bidang lain melalui beberapa proyek tertentu. Mereka akan belajar bidang-bidang lain sesuai proyek yang sedang dikerjakan. Ini semua merupakan bagian dari cara kami menjalankan KM. Dengan cara ini setiap orang di Garudafood disiapkan untuk menjadi generalis, sehingga pada waktu perusahaan berkembang mereka siap mengisi berbagai kemungkinan posisi yang ada. Selain memberikan peluang career path yang lebih luas, cara ini juga akan membiasakan para karyawan bekerja

Page 25: k04-Strategic to Grow

sama dengan kolega-kolega yang lain dan membuat perusahaan tidak bergantung pada satu orang tertentu. Di Garudafood hampir tidak ada seorang pun yang hanya memegang satu jabatan.

Pengembangan multi-kompetensi ini manfaatnya sangat strategis. Ketika kami merencanakan bisnis baru, kami dapat langsung memilih beberapa calon project manager yang akan menjalankan rencana tersebut. Dengan cara ini kami juga dapat melakukan internal promotion. Merekrut dari luar sering kali memerlukan proses lagi untuk penyesuaian dengan kultur perusahaan. Organisasi kami relatif bertumbuh cukup cepat sehingga kami sering kekurangan orang. Jika kami tidak siasati dengan cara ini maka kami akan sulit mendapatkan orang yang siap untuk menjalankan pengembangan yang kami lakukan. Meskipun demikian kami masih merekrut dari luar karena sumber daya manusia yang ada tidak mencukupi.

Bersama 16.000 karyawan yang tergabung dalam sembilan anak perusahaan, saat ini Garudafood terus mengembangkan langkah-langkah ekspansif di industri makanan dan minuman. Para karyawan yang diarahkan untuk menjadi knowledge worker telah berhasil melahirkan beberapa produk inovatif yang beberapa di antaranya menjadi best brand. Melalui berbagai kompetensi yang dikembangkan, Garudafood menargetkan untuk menjadi the big five di bisnis makanan dan minuman nasional.

IV. PELANGGAN ADALAH SUMBER INFORMASI,

INSPIRASI DAN INOVASI

Secara praktis, untuk mengidentifikasi peluang dari pelanggan agar bisnis bertumbuh, Pak Ciputra pernah menyampaikan suatu konsep yang sangat penting tentang pelanggan, dinyatakan bahwa, “Pelanggan adalah sumber Informasi, sumber Inspirasi, dan sumber Inovasi”. Dan kemudian apa yang dikatakan oleh Peter Drucker? Peter Drucker mengatakan kalimat yang mirip yang menunjukkan betapa pentingnya pelanggan. Dia mengatakan, “The purpose of business it to create a keep a customer”. Pelanggan adalah esensi dari pada bisnis. Tanpa pelanggan, tidak ada bisnis.

Satu kalimat lagi yang menarik adalah yang mengatakan seperti begini. Ini tentang peluang. “If opportunity doesn't knock, build a door”. Maksudnya jangan tunggu peluang. Kalau kita lihat tidak ada peluang tampaknya, buat sebuah pintu secara sengaja, Sebuah pintu peluang. Kesimpulannya, Mari membangun pintu peluang untuk tumbuh melalui pelanggan. Sehingga nampak betapa pentingnya kita mengkaitkan peluang dengan pelanggan. Kenapa harus dikaitkan? Karena peluang ada di dalam diri pelanggan. Untuk lebih memudahkan, ingatlah selalu bahwa peluang sebagai, “Peluang adalah pelanggan bawa uang datang berulang-

Page 26: k04-Strategic to Grow

ulang”. Jadi, kita bisa mengidentifikasi peluang bila kita bisa memahami ada pelanggan yang bawa uang atau memiliki daya beli yang akan datang berulang-ulang. Untuk bisa terjadi seperti itu, apa yang harus kita lakukan? Ada tiga kata kunci di dalam entrepreneurship, yaitu,

1. PELUANG, Peluang kita dapatkan dengan cara mengubah masalah, yaitu Masalah jadi peluang.

2. SOLUSI, untuk mengembangkan solusi harus diinovasikan. Harus ada inovasi.

3. RESIKO, pasti ada faktor resiko. Resiko harus dikelola, dikecilkan, jika perlu dihapus.

Bagaimana melakukannya secara praktis? Kita semua bersama-sama sudah mendengar tentang bagaimana kalimat pak Ciputra yang mengatakan bahwa pelanggan adalah sumber informasi, inspirasi, dan inovasi. Bagaimana dari pelanggan kita memperoleh informasi dan kemudian menjadi inspirasi dan kemudian kita berinovasi. Dan dengan cara itu kita menumbuhkan usaha kita.

PELANGGAN ADALAH SUMBER INFORMASI, INSPIRASI & INOVASI.

Di ilustrasikan bahwa, ada sebuah kisah yang tidak sesungguhnya terjadi tetapi sengaja dikarang sedemikian rupa supaya semirip mungkin dengan dunia nyata. Tujuannya apa? Supaya kita belajar tentang sesuatu yang lebih praktis dan bisa digunakan di dalam bisnis kita masing-masing. Dikatakan bahwa, cerita Mas Joko, atau cerita Joko Mempersiapkan Pertumbuhan Usahanya. Simak dan dengarkanlah apa yang dilakukan Joko dan apa saja yang dipersiapkannya supaya usahanya bertumbuh?

Terdapat suatu Kios Kuliner Selera, terletak di sebuah basement gedung tinggi ada Foodcourt atau ada Pujasera tempat kios-kios makanan disediakan untuk para karyawan. Kalau Anda pergi ke gedung-gedung, di Jakarta biasanya bertemu dengan ini. Dalam satu ruangan bisa ada sepuluh, kadang ada yang dua puluh kios. Harga yang dijual biasanya tidak mahal. Sehingga banyak karyawan gedung yang datang ke sana.

Nah, alkisah ada seseorang yang namanya Joko memiliki sebiah kios di sana. Di sebuah kantin karyawan yang namanya Seroja. Dan di tempat itu ada sepuluh kios. Ternyata tidak semua laku. Hanya kira-kira dua puluh persen yang laku. Lima puluh persennya ya hanya biasa-biasa saja penghasilannya dan tiga puluh persen termasuk yang sepi. Dan yang sepi adalah salah satunya milik Joko ini.

Joko rupanya ingin maju. Dia sadar tahun depan anaknya akan masuk TK, akan masuk SD. Ada biaya yang harus dikeluarkan. Ada tambahan biaya untuk setiap bulannya. Sehingga dia mengatakan, “Tahun depan penjualanku harus naik dua kali. Tapi bagaimana caranya?”.

Page 27: k04-Strategic to Grow

Nah, rupanya Joko senang belajar dan kemudian dia ikut Pelatihan. Dia belajar bagaimana menumbuhkan usahanya. Mari kita ikuti kisahnya dari Joko ini menumbuhkan usahannya. Joko belajar bahwa peluang bersumber dari masalah. Lalu peluangnya harus diinovasikan dan kemudian resikonya harus dikelola. Sekarang bagaimana caranya? Praktisnya bagaimana? Dari masalah bisa menemukan peluang.

Nah, inilah yang Joko lakukan. Joko menggunakan Rumus ABBA. “A”nya apa? Amati, Bertanya, Berdiskusi, dan Analisa. Siapa yang diaamati? Siapa yang diajak bertanya? Siapa yang diajak berdiskusi? Siapa lagi kalau bukan pelanggan? Nah, Joko rupanya sudah paham bahwa pelanggan adalah sumber informasi, sumber inspirasi, dan sumber inovasi, seperti yang dikatakan oleh Pak Ciputra. Sehingga mereka harus diamati, harus ditanya, diajak diskusi, dan hasilnya kita analisa.

AMATI/MENGAMATI

Bagaimana mengamati secara praktis? Nah, Joko belajar mengamati dengan menggunakan Lima Panca Indera. Ketika mengamati sesuatu, sang entrepreneur menggunakan seluruh panca inderanya. Menggunakan matanya, menggunakan telinganya, menggunakan hidungnya, menggunakan mulutnya untuk mengecap, dan menggunakan tangannya untuk merasa. Dia meneropong pasar dengan panca inderanya dia. Dan inilah yang dilakukan oleh Joko, dia mengamati kantin, sekarang seluruh panca inderanya digunakan.

Mata, ternyata ketika dia menggunakan matanya dengan lebih awas, dia melihat kiosnya dia lebih berantakan. Tidak rapi, tidak bersih. Sementara yang lain bersih dan rapi. Khususnya yang punya antrian panjang dia lihat, “Wah, yang ini memang lebih bersih dan lebih rapi dari dia”.

Telinga, Dia sekarang pasang telinganya lebih tajam. Dia mendengar komentar-komentar orang. Dia mendengar ada pelanggan yang mengatakan, “Ini ukuran gelas tehnya tanggung. Minum sebanyak ini kurang. Kurang kenyang”. Ada yang mengatakan, “Ini porsi nasinya terlalu sedikit untuk laki-laki, tapi kebanyakan untuk perempuan”. Joko mulai sadar. Telinganya kurang dipergunakan dengan baik untuk mendengar pelanggan. Bahkan ada pelanggan mengatakan. “Kok nggak ada menu untuk sarapan?”. Dia baru sadar ternyata ada orang yang bermasalah perlu sarapan tapi tidak ada. Bukankah itu peluang?

Hidung. Dia sekarang menggunakan hidungnya untuk mencium lebih

baik. Ternyata ada kios yang menebar bau masakan lebih baik. Sehingga orang tertarik untuk datang.

Page 28: k04-Strategic to Grow

Mulut, dan ketika dia menggunakan lidahnya, dia datang kepada kios yang paling laku. Rupanya dia suruh orang lain untuk membeli dan membandingkan dengan masakan yang dia miliki. Dia harus akui ada masakan yang lebih enak. Yang lebih enak punya lebih banyak pelanggan.

Tangan, kemudian dia menggunakan tangannya untuk memeriksa

sejauh mana piring-piring yang dicuci bersih. Ternyata dia menemukan di tempat lain ada yang lebih bersih dicucinya.

Nah, rupanya dengan menggunakan seluruh panca inderanya, dia memahami lebih banyak. Menemukan lebih banyak masalah. Dan dengan lebih banyak masalah, lebih banyak peluang untuk memperbaiki bukan. Nah sekarang Joko mencatat itu semua dari pengamatan panca indera Joko menemukan banyak fakta bahwa kios kuliner miliknya memang dibawah standar rata-rata kios yang lain yang ada di kantin Seroja ini. Ia kemudian membuat daftar yang hal mana saja yang ia bisa perbaiki dengan segera namun ketika Joko membuat daftar "Wah kok banyak sekali, kalau dilakukan semua bisa repot." Belum tentu dia bisa melakukan semua lalu dia membuat Skala Prioritas dia membuat kategori A, B dan C. Apa itu kategori A,B, dan C, dimana,

"A" sangat mempengaruhi keputusan pelanggan dalam membeli jadi artinya apa kalau masuk A harus sungguh - sungguh dilakukan. Misalnya apa? Harga air minum yang sama dengan pesaing rupanya harga minumannya dia lebih mahal dia baru sadar ketika dia memperhatikan lalu harga dan besar porsi dari makanan rupanya para pelanggan di kantin Seroja sangat memperhitungkan besarnya porsi, mereka suka makan yang banyak, itu sangat penting sangat diperhitungkan harganya itu kelompok A jadi A harus dilakukan.

"B" cukup mempengaruhi pelanggan kalau bisa harus kita lakukan misalnya apa kebersihan, pelayanan yang ramah,

"C" Kerapihan. Rupanya dia melihat soal kerapihan tidak terlalu penting yang lain masih yang lain-lain juga tidak terlalu rapih tapi tetap laku.

Nah sehingga kemudian Joko mulai tahu yang mana yang ia harus lakukan harus dia temukan kalau ingin meningkatkan penjualannya. Mengamati tidak cukup, masih ingat ada ABBA masih ada B dan B yang lain yaitu bertanya dan berdiskusi,

BERTANYA & BERDISKUSI

Joko sengaja duduk diantara pengunjung seakan seorang karyawan gedung, dia ikut makan dan membuka percakapan dan akhirnya

Page 29: k04-Strategic to Grow

berkenalan dan sambil dia berkenalan dia memperhatikan, ini orang-orang yang disekitar sini memilih menunya apa saja dan dia membuka diskusi kenapa pilih ini, kenapa bukan ini dan lain-lain.

Jadi sekarang panca inderanya dibuka bukan dengan mengamati secara pasif tetapi juga dengan bertanya dan berdiskusi.

Setelah itu Joko membangun pertemanan dengan mereka dan melanjutkan diskusinya sehingga Joko semakin lama dia semakin tahu.

Kemudian apa yang dia temukan sangat menarik, ternyata Joko bertemu

dengan sekelompok orang yang sering bertemu bersama-sama disana, mereka menamakan dirinya sebagai sebuah komunitas tersendiri, yaitu Komunitas "PanSel", apa itu PanSel.

Pansel adalah Pantai Selatan mereka berasal dari pantai selatan Jawa

Tengah dan semua dari mereka lulusan SMK, ada yang dari jurusan mesin dan ada yang dari elektro, mereka semua atau kebanyakan mereka bekerja di Engineering mereka senang bertemu satu sama lain di Kantin Seroja yang merupakan adalah salah satu tempat untuk bertemu.

Nah sekarang dengan cara bertanya dan bertemu dengan pelanggan

Joko bertemu dengan satu pelanggan yang bisa menjadi prospek untuk bisnisnya,

Sekarang bukankah masalah mulai beralih jadi peluang ketika masalah

itu dihadapi dengan cerdik, Joko bertemu dengan peluang-peluang baru, percakapan dan pertemanan dengan kelompok pansel ini ternyata betul - betul menghasilkan sesuatu, Joko bertanya tentang masalah-masalah yang mereka hadapi ketika mereka makan siang atau makan sore, ada banyak usulan dari mereka termasuk mereka sepakat kalau setiap hari Jumat Joko bisa menyediakan menu khas pantai selatan yang lebih banyak, sebab mereka akan undang teman-temannya untuk makan di kiosnya Joko

Masalah dan usulan dari kiosnya Joko telah menciptakan inspirasi dan

inovasi, namun untuk dapat mengumpulkan lebih banyak gagasan Joko menggunakan sebuah Rumus Kreatifitas yang namanya TAKUTIRUKO.

ANALISA

Anda sudah mendengar cerita tentang Joko dan kiosnya yang bisa mengidentifikasi peluang dari masalah-masalah. Sekarang bagaimana Joko mengembangkan kreativitas dan inovasi sehingga dia menghasilkan

Page 30: k04-Strategic to Grow

produk dan layanan baru yang juga inovatif. Apa itu Takutiruko? Takutiruko adalah sebuah metoda bantu untuk membantu kita bisa mengahasilkan ide lebih banyak sehingga kita menjadi lebih kreatif. TaKuTirUKo, Ta adalah tambah, Ku adalah kurang, Tir – Tiru, Ubah, dan Kombinasi. Jadi kita berusaha memancing gagasan-gagasan lebih banyak.

Ta = Tambah, Joko berpikir, apa ya yang bisa ditambahkan di bisnis dia sekarang? Misalnya untuk paket nasinya. Ukuran nasinya tentu bisa ditambahkan. Ukuran daging, sayur, diskon juga bisa ditambah, pilihan menu juga bisa ditambah. Nah, Joko coba berpikir apa-apa saja yang bisa ditambah? Karena dia berpikir ini muncul gagasan. Kenapa tidak membuat paket nasi jumbo? Yaitu satu paket dengan jumlah nasinya satu setengah kali. Dan kemudian juga dia berpikir, “Wah, perlu ditambah menu baru yaitu tentang minuman, sebuah minum-minum teh atau kopi yang baru yang belum ada.

Ku = Kurang, Apa yang bisa dikurangkan? Ukuran nasi juga bisa dikurangkan, ukuran daging juga bisa dikurangkan, sayur juga, kepedasan juga bisa dikurangkan, pilihan menu dibuat lebih sederhana, dikurangkan. Karena Joko berpikir mengurangi-mengurangi, muncul gagasan. Paket langsing, yaitu paket untuk wanita atau ibu-ibu yang ingin punya berat badan lebih kurang. Keluar paket langsing.

Tir = Tiru, Joko berpikir dia bisa meniru dari perusahaan sukses mana saja. Dia terpikir KFC dan MC Donald. Salah satu hal yang dia ingin tiru adalah pesanan via telepon. Dia baru sadar, dia tidak pernah memberi tahu nomor teleponnya kepada pelanggan, padahal pelanggan bisa memesan. Sehingga dia mengatakan, “Nanti akan saya pasang nomor telepon di depan supaya pelanggan tahu”.

U = Ubah, Apa yang bisa diubahkan? Joko teringat bahwa tampilan

kiosnya agak kumuh sehingga dia berpikir untuk mengubah tampilan kios, tampilan penataan makanan, supaya lebih menarik dan lebih kreatif tentunya.

Ko = Kombinasi. Dari empat di atas, kalau dikombinasikan kira-kira

muncul gagasan apa? Untuk Joko, yang muncul adalah gagasan, setiap minggu ada pengumuman tentang paket istimewa. Rupanya dia sekarang bertekad untuk menghasilkan satu paket istimewa setiap hari minggunya.

Itulah suatu contoh bagaimana kita mendapatkan gagasan lebih banyak dengan menggunkakan Takutiruko. Baik, ini sebuah visualisasi sederhana tentang kantin karyawan Seroja.

Page 31: k04-Strategic to Grow

Joko sekarang sudah mendapatkan berbagai solusi yang dia pikir ini cukup inovatif. Dan Joko akhirnya memutuskan untuk fokus pada menu khas pantai selatan. Dia sekarang ketemu dengan sesuatu yang dia bisa tonjolkan. Ia melihat ini sebagai sebuah keunikan dan selain itu, sekarang dia sudah kenal komunitasnya. Dia sudah mendapatkan calon pelanggan yang fanatik. Untuk lebih memantapkan strateginya, warungnya dia, kiosnya dia yang tadinya namanya Warung Selera, diubah sekarang menjadi warung Selera Pansel, atau Warung Selera Pantai Selatan. Dan dia berpikir ada empat produk unggulannya, yaitu nasi jumbo pasel, nasi langsing pansel, teh pansel, dan kopi pansel. Joko sudah menyelesaikan bagian yang solusi yang inovatif.

Setelah joko bisa mengidentifikasi peluang, mengembangkan gagasan yang kreatif dan inovatif, sekarang tiba saatnya dia memverifikasi semua yang sudah dia persiapkan supaya resikonya bisa dikendalikan. Dan di bagian ini juga kita akan bersama-sama akan mendengar tentang kesimpulan dari semua yang sudah kita bahas bersama-sama. Masih ada satu lagi, bagaimana dia mengelola resikonya? Untuk itu ada rumus sederhananya. Namanya VIP, dimana,

V berarti Verifikasi atau menguji dan memastikan. I berarti Ikut sertakan pihak lain untuk bisa mengurangi resiko. P berarti Pemesanan dan pembayaran di muka.

Untuk Verifikasi, menguji dan memastikan, maka Joko melakukan berbagai hal ini. Joko membawa gagasan-gagasan kreatifnya kepada komunitas Pansel. Tadi contohnya menu-menu baru yang Jombo, yang langsing, the pansel, kopi pansel, dia buat contohnya. Lalu dia ajak teman-teman komunitas Pansel untuk mencoba, memberikan kritik dan saran lagi. Ah, ternyata mereka menyambut (bukankah Joko mengembangkan gagasan itu memang aslinya berasal dari masalah dan saran komunitas ini), Tidak heran ketika pototypingnya dibuat, itu mirip dengan harapannya komunitas Pansel ini. Bahkan komunitas Pansel ini minta saat ulang tahun komunitas dibuatkan menu-menu yang lebih khusus lagi. Namun, Joko kurang puas, dia ingin lebih memastikan dia ingin kurangi resiko kegagalannya sehingga kemudian dia survey, dia cari di Jakarta ini warung Pansel yang paling terkenal dimana? Dia datang ke sana, survey mengamati. Bukan itu saja, istrinya belajar dari seorang ibu ahli masak tentang menu Pansel supaya dia bisa yakin bahwa menu yang dia masak betul-betul cocok dengan lidahnya kelompok masyarakat dari Pantai selatan ini. Nah itulah berbagai cara yang kita bisa lakukan sebelum kita sungguh-sungguh melakukan bisnisnya, kita melakukan verifikasi dulu. Verifikasi tujuannya menguji dan memastikan apa yang sudah kita siapkan nanti di lapangan bisa terjadi sesuai cita-cita dan harapan kita. Itu yang V.

Page 32: k04-Strategic to Grow

Sekarang bagaimana yang I?, Salah satu cara untuk mengurangi resiko adalah mengikutsertakan pihak lain. Jadi, kita berbagi resiko. Joko ingin mengurangi resiko memiliki persediaan barang. Caranya bagaimana? Dia mengajak teman-teman dari komunitas Pansel untuk ikut menjadi pemasok untuk makanan-makanan camilan. Mengundang mereka untuk menjadi pemasok sehingga berbagi resiko, termasuk berbagi untung. Dengan cara itu bukan saja Joko mengurangi resiko, tapi dia juga membangun pertemanan yang lebih erat. Teman-teman dari komunitas Pansel ini bukan sekedar menjadi pelanggan dia, tapi juga punya kesempatan menjadi pemasok dia. Dengan cara cerdik, dia mengurangi resiko, dan juga dia membangun relasi dengan pelanggannya.

P apa? P adalah pemesanan dan pembayaran di muka. Bagaimana caranya untuk menciptakan ini? Joko kemudian berpikir untuk menawarkan diskon 10 % untuk pelanggan yang mau menyimpan deposit 100 ribu. Jadi pelanggan tidak perlu pusing setiap pesan harus bayar, dia sudah bayar deposit, tinggal dicatat, nanti setiap kali dia belanja depositnya berkurang, setiap akhir minggu dibuat perhitungan. Apakah ini suatu hal yang baik untuk Joko? Tentu. Joko memastikan pelanggan sementara itu dia juga memastikan barang-barangnya ada yang beli. Bukan kah ketika orang menyimpan deposit, dia cenderung datang ke tempat itu?

Filosofi Pak Ciputra tentang pelanggan yang mengatakan, Pelanggan adalah sumber informasi, sumber inspirasi, dan sumber inovasi. Kemudian kita berpikir bagaimana mewujudkan ini di lapangan sebagai seorang entrepreneur? Untuk itu, dari panduan utama ini kita bersama-sama belajar bagaimana panduan utama ini kita padukan dengan tiga kata kunci daripada entrepreneruship yaitu peluang, inovasi, dan resiko. Bagaimana kita bisa mengidentifikasi peluang dari pelanggan, berinovasi dari pelanggan dan untuk pelanggan, dan bagaimana kita mengurangi resiko bersama dengan pelanggan.

Untuk memudahkan, kami berbagi kepada Anda beberapa alat bantu. Bagaimana caranya untuk menemukan peluang dari masalah? Yaitu,

Gunakan ABBA. Amati pelanggan, Bertanya pada pelanggan, Berdiskusi dengan pelanggan, kemudian Analisa. Yang kedua, bagaimana mengembangkan gagasan-gagasan yang kreatif supaya gagasannya banyak? A good idea comes from a lot of idea.

Gunakan alat bantu takutirruko. Apa saja yang bisa ditambahkan? Apa saja yang bisa dikurangkan? Apa yang bisa kita tiru dari orang lain? Apa yang kita bisa ubah? Dan kemudian, apa yang kita bisa kombinasikan dari berbagai hal itu? Itu alat bantunya.

Bagaimana cara mengelola resiko supaya resikonya mengecil dan jika perlu hilang. Alat bantunya namanya VIP. V-nya verifikasi, Inya-Ikut

Page 33: k04-Strategic to Grow

sertakan pihak lain, P-nya pemesanan lebih dahulu atau pembayaran lebih dahulu.

Pak Ciputra mengatakan pelanggan adalah sumber informasi, inspirasi dan inovasi. Bagaimana dari pelanggan kita memperoleh informasi dan kemudian menjadi inspirasi, dan kemudian kita berinovasi. Dan dengan cara itu kita menumbuhkan usaha kita. Anda terus mengembangkan usaha Anda, dan Anda menajdi bagian dari perusahaan-perusahaan di Indonesia yang menciptakan lapangan kerja dan ikut serta memakmurkan negeri.

--------------------- SD K07 -----------------

V. STRATEGI BERTUMBUH BERDASARKAN DAUR

HIDUP USAHA

Selain melakukan latihan memfokuskan pikiran yang bersifat soft skill, pola pikir kreatif dapat ditingkatkan dengan Teknik Create dan Teknik Visual.

Quotation Kreativitas terdiri dari 1 persen Inspirasi dan 99 persen Prestasi (Thomas Alva Edison)

Teknik Create adalah, Combination : Membuat kombinasi baru Random : Menggunakan input yang random Elimination : Membuat eleminasi Alternative : Menggunakan alternative Turn around : Mencoba cara pikir terbalik Extreme : Ekstrem kasus Teknik Visual berhubungan dengan, Seeing, Imagining, Drawing.

Berpikir Kreatif

Cara berpikir kreatif Melihat dengan Sudut Pandang baru, Menemukan Hubungan Baru, Membentuk Kombinasi Baru.

Melihat dengan sudut pandang baru, Sebenarnya masalah yang kita hadapi tidak berubah, tetapi yang kita ubah adalah cara kita dalam memandang masalah tersebut melalui pola pikir positip.

Page 34: k04-Strategic to Grow

Misal, memandang kegagalan sebagai sukses yang tertunda, bukan kegagalan sebagai alasan untuk frustasi berat.

Pemikir kreatif selalu bertanya (SCUMPS) Shape Color Use Material Part Size

Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku (Khalifah Umar).

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna (Einstein).

Hambatan Kreativitas

Membatasi penyelesaian problem dengan asumsi yang tidak perlu, Stereotyping (Berpikir konvensional), Terlalu banyak informasi.

TIPS MENINGKATKAN KREATIVITAS Tingkatkan penggunaan otak kanan anda melalui stimulus visualisasi tujuan, mempelajari seni musik, serta berolahraga jalan kaki tanpa alas

Kenali hambatan kreatifitas anda, dan lakukan rencana aksi untuk mengeliminir hambatan tersebut

Biasakan berpikir berbeda

Page 35: k04-Strategic to Grow

TIPS PRAKTIS Ada banyak tips yang dapat diberikan untuk memperbaiki kreativitas

Anda. Semua itu harus dimulai dari diri Anda yang menyadari bahwa suasana atau cara berpikir yang tidak kreatif akan berbahaya bagi kesejahteraan dan kedamaian hidup Anda di kemudian hari, oleh sebab itu Anda harus Kreatif, caranya,

1. Jangan batasi diri (to limit self). Jangan batasi diri Anda atau anak-anak Anda, kecuali itu masalah moral dan integritas. Jangan batasi hidup dengan rutinitas, mengambil langkah yang mudah atau takut berlebihan.

2. Cobalah menjalani dan menjelajahi jalan-jalan baru saat mengendarai kendaraan Anda. Kendarailah seorang diri dan jangan khawatir akan tersesat. Kalau ada anggota keluarga yang selalu mengganggu dan membatasi Anda, turunkanlah dia di tempat yang aman, atau mintalah orang itu menghargai keputusan Anda.

3. Eksposlah diri Anda dengan orang yang berbeda-beda, datangilah mereka, ajaklah berbicara dan kawani orang-orang yang hidupnya tidak rutin. Ubah pergaulan Anda.

4. Tempa diri dalam hidup yang berwarna ketidakpastian. Beranilah menghadapi tantangan-tantangan baru. Keluarlah dari selimut rasa amanmu. Merantaulah. Hiduplah dalam lingkungan baru yang jauh dari aturan-aturan dan proteksi keluarga besar.

5. Buatlah selalu suasana-suasana baru. Ubah letak susunan meja-kursi, letak lukisan atau hiasan, tempat tidur beberapa bulan sekali. Latihlah berpikir dari hal-hal kecil.

6. Gunakan Cara berpikir Paradoks. Ingatlah dunia ini serba paradoks, carilah selalu pasangan paradoks pada setiap informasi yang Anda terima.

7. Kembangkan Cara berpikir besar. Jangan berpikir yang kerdil-kerdil seperti rumah kecil, hidup seadanya, karier sekadar untuk hidup, warung bakso, dan seterusnya. Mulailah berpikir bahwa Anda bisa membuat hal yang besar-besar. Bangunan tertinggi dan terbesar di dunia, bisnis termaju, restoran paling ramai, istri terbaik dan tercantik, dan seterusnya.

8. Jangan turuti mitos-mitos. Ingatlah, tak semua guru-guru Anda scientist sejati, mereka juga bisa terbelenggu oleh mitos-mitos. Demikian juga orangtua, teman, atasan, ulama, konsultan, dan sebagainya.

9. Berpikirlah kritis, tetapi selalu terbuka dan positif. Jangan menggunakan hujatan, kritik atau pendekatan-pendekatan kontra produktif yang menimbulkan konflik. Tinggalkan saja mitos-mitos itu sambil tersenyum dan berpikir bebas.

10. Lakukan perjalanan-perjalanan baru. Perluaslah wawasan Anda dan kunjungilah daerah-daerah baru. Jangan bepergian di saat liburan sehingga Anda tidak bisa berpikir bebas. Jangan bepergian ke tempat-

Page 36: k04-Strategic to Grow

tempat biasa yang selalu dikunjungi banyak orang. Lihatlah daerah-daerah baru dan datangilah kehidupan-kehidupan yang belum Anda kenal.

11. Bacalah bacaan-bacaan yang beragam. Perluas wawasan Anda dan tutuplah buku-buku yang datar dan tidak menantang. Perkaya diri Anda dengan buku-buku self help dan teori.

12. Ambillah kesempatan-kesempatan untuk mengembangkan hal-hal yang baru. Ambillah risiko itu dan telusuri terus apa yang terjadi. Pelajarilah dan bertindak proaktif dan memperbaiki segala hal yang muncul. Ada beberapa macam strategi untuk bertumbuh bagi usaha kecil.

Tentunya setiap pengusaha ingin usahanya makin lama makin berkembang kerena dengan makin berkembang tentunya akan semakin banyak profit atau untung yang bisa diperoleh, tetapi kalau kita salah strategi akibatnya bisa fatal, bukannya untung yang diperoleh, mungkin malah buntung. Setiap perusahaan akan melalui sebuah proses perjalanan kehidupannya, tahapannya adalah,

1. Proses Start Up, Pertama-tama sebuah usaha akan diawali dengan proses start up,

yaitu memulai dari nol. Ibarat manusia usaha tersebut baru lahir. Setelah lahir, masuklah ke tahap yang disebut dengan tahap

Perkenalan atau Introduction.

2. Tahap Perkenalan atau Introduction Pada tahap ini usaha mulai dikenalkan kepada pasar, kepada para

pelanggan dan kepada masyarakat. Apakah pelanggannya bisa menerima atau tidak merupakan sebuah proses dalam masa-masa perkenalan.

Setelah masa perkenalan lewat, perusahaan akan memasuki ke dalam fase yang disebut dengan Fase Pertumbuhan.

3. Fase Pertumbuhan,

Fase Growth. Apa yang membedakan? Atau pada titik ini ditentukan oleh apa?,

Ketika perusahaan itu dikatakan masih dalam Fase Perkenalan dan Fase Pertumbuhan, anda bisa melihat bahwa pada fase pertumbuhan itu diawali dengan mulainya perusahaan melewati titik impas. Artinya perusahaan sudah mulai mendapatkan keuntungan.

Dengan kata lain, semua keuntungan atau biaya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan bisa dicover oleh pendapatan yang diterima.

Pada saat itulah perusahaan mulai mengalami keuntungan dan dengan adanya keuntungan perusahaan bisa bertumbuh.

Ada banyak perusahaan yang dimodali dengan dana yang besar sehingga mungkin tidak ada masalah ketika masih dalam tahap-tahap

Page 37: k04-Strategic to Grow

perkenalan mereka bisa saja mengeluarkan pengeluaran untuk operasional dengan sangat eksklusif, sangat besar.

Untuk usaha-usaha mikro dan kecil, dimana juga modalnya juga sangat terbatas, maka titik dimana keuntungan mulai diperoleh, itulah titik yang sangat penting dan krusial.

Seringkali anda tidak bisa mengetahui dengan pasti karena pencatatan pembukuan atau keuangannya tidak dilakukan dengan disiplin. Ini membuat anda tidak tahu persis kapan titik impas itu terjadi. Kalau anda mengetahui kapan titik impas tersebut terjadi maka tentunya anda sudah mulai mendapatkan profit.

Biasanya orang sering melihat ketika masih dalam fase perkenalan atau introduction, yaitu ketika menerima uang dan dia merasa bahwa pendapatan yang dia terima itu lebih besar dari ketika membeli barang pada supplier misalnya, anda merasa sudah mulai untung.

Padahal itu belum tentu karena ada banyak biaya-biaya yang belum dibebankan, misalnya biaya penyusutan atau biaya-biaya yang sifatnya biaya tetap.

Inilah pentingnya mengetahui kapan titik impas. Sebab banyak perusahaan yang mengalami atau mendapatkan keuntungan itu yang bisa bertumbuh. Dia tidak mungkin perusahaan itu terus menerus disubsidi atau dimodali.

Perusahaan harus bisa membuat dirinya dan menghidupi dirinya sendiri dengan profit yang diperolehnya.

Kemudian setelah fase pertumbuhan ini, memang perusahaan mengalami yang disebut Fase Kematangan.

4. Fase Kematangan, Berbeda dengan fase pertumbuhan. Fase pertumbuhan itu ditandai

dengan peningkatan market share yang sangat cepat. Misalnya, sebuah perusahaan Majalah, maka pelanggan majalannya

pada fase pertumbuhan ini akan meningkat secara cepat, katakanlah bulan di bulan Januari pelanggannya 100 orang, Februari 200, bulan Maret 300 orang dan naik terus, tetapi ketika di fase kematangan, peningkatan market share ini sulit.

Pada fase kematangan ini uang masuknya itu banyak. Kenapa? Karena pada saat itu perusahaan telah mendapatkan atau mencapai sebuah tahapan yang disebut Economic of Scale, ataupun Economic of Scoop, artinya adalah bahwa Perusahaan semakin ahli menghasilkan sebuah produk dengan biaya yang lebih ekonomis dan memiliki keahlian-keahlian untuk berkembang yang lebih besar sehingga perusahaan bisa mendapatkan pendapatan lebih banyak.

Misalnya untuk produk majalah, oplahnya atau tirasnya sudah mencapai dua ratus ribu (misalnya) dan itu tidak bisa naik lagi dengan signifikan, tetapi di angka dua ratus ribu itu perusahaan bisa mengahasilkan pendapatan melalui iklan dengan sangat besar. Jadi,

Page 38: k04-Strategic to Grow

fase kematangan ditandai dengan mulai melambatnya angka pertumbuhan pasar tetapi pendapatannya banyak.

Kalau perusahan tidak melakukan inovasi, seperti diketahui bahwa teknologi selalu berkembang demikian juga persaingan juga semakin banyak, maka perusahaan akan masuk pada tahap berikutnya yaitu tahap kemunduran yang akhirnya nanti bisa berakibat pada kematian.

5. Tahap Kemunduran,

Sebetulnya sama dengan manusia, ada fase lahir, fase pertumbuhan, fase dewasa, dan fase penurunan.

Pada tiap tiap fase ini, ini kita harus hati-hati karena strateginya akan berbeda-beda. Orang seringkali ketika pertumbuhan yang dilakukan adalah melakukan ekspansi secara gencar. Padahal kalau dia memang modalnya tidak begitu kuat, ini bisa berbahaya sebab ekspansi yang gencar sebaiknya dilakukan ketika usaha masuk dalam tahap kematangan.

Sebab ketika usaha itu masuk dalam tahap pertumbuhan dimana artinya pendapatan lebih besar daripada biaya, dengan kata lain ada untung, maka untung itu harus kita gunakan dengan bijaksana.

Biasanya perusahaan-perusahaan mulai melakukan promosi, karena dengan adanya keuntungan, dia bisa menyisihkan dana-dananya untuk kegiatan promosi dan marketing. Baru ketika masuk dalam fase kematangan, setelah promosi yang sangat gencar, harus diikuti dengan pendistrubusian yang lebih luas. Artinya, ekspansi, buka cabang di berbagai tempat. Ini juga penting supaya mereka atau brandnya dikenal di makin banyak daerah.

Inilah strategi-strategi untuk bertumbuh karena seringkali orang tidak tepat melakukannya, misalnya, di masa kematangan, mungkin karena frustasi usahanya kok tidak bisa naik lagi, maka digenjot dengan model discount atau potong harga dan sebagainya. Padahal seharusnya terdapat banyak cara yang bisa dilakukan untuk menambah pendapatan makin banyak. Anda tahu dalam tahap-tahap tertentu pasar akan menjadi jenuh, maka jalan keluarnya adalah kita harus membuka pasar-pasar yang lain.

Strategi petumbuhan perusahan dapat dilakukan melalui dua hal, yaitu,

Pertumbuhan dengan market yang baru, Pertumbuhan dengan produk yang baru,

Perusahaan harus menghasilkan produk-produk baru untuk supaya

bisa terjadi cross selling, jadi pelanggan yang sudah membeli produk lama A, dia akan membeli produk baru B yang baru saja dikeluarkan. Kalau hal ini sulit dilakukan karena tidak melakukan diversifikasi dalam hal produk, maka dapat dilakukan dengan membuka cabang di tempat lain (Market).

Page 39: k04-Strategic to Grow

VI. PROFESI DALAM KEHIDUPAN

Penjelasan ini tidak dimaksudkan untuk menyatakan bahwa menjadi entrepreneur adalah lebih baik daripada menjadi pegawai atau sebaliknya. Urusan baik dan buruk itu terpulang kepada niat, itikad, dan tujuan masing-masing manusia. Baik atau buruknya itu akan jelas dari proses dan hasil akhirnya.

Di zaman reformasi ini masih banyak pegawai dan pejabat yang kaya raya karena menyalahgunakan jabatannya melalui korupsi atau kolusi. Namun jangan salah, banyak juga yang jujur. Selain itu banyak pula entrepreneur yang menjadi petualang dengan melakukan kolusi, menjadi konglomerat hitam, menipu bank, mengecewakan konsumen, dan sebagainya. Tetapi tidak sedikit pula entrepreneur yang jujur dan dapat menjadi teladan semua orang. Jadi, apapun cara seseorang mencari nafkah sebagai profesi, selama tidak bertentangan dengan norma-norma sosial, agama, etika, undang-undang ataupun peraturan Negara, maka pekerjaan itu mulia dan patut dihargai.

Di alam kemerdekaan di Negara kita yang tengah membangun tetapi belum pernah mencapai kemakmuran dan di era globalisasi saat ini, mengapa keberadaan entrepreneur menjadi begitu penting? Pada umumnya, setiap orang hanya menghadapi dua alternative dalam mencari nafkah, yakni menjadi pegawai atau pengusaha (entrepreneur) dan professional mandiri. Atau menurut Kiyosaki dalam bukunya Cash Flow Quadrant, manusia terbagi dalam empat golongan dalam mencari nafkah,

E = Employee (pegawai), Anda bekerja untuk orang lain. S = Self-employed (pekerja lepas), Anda memiliki pekerjaan sendiri. B = Business owner (pemilik usaha), orang lain bekerja untuk Anda I = Investor (penanaman modal), uang bekerja untuk Anda.

PERBEDAAN PEGAWAI DAN ENTREPENEUR

Perbedaan yang penting antara seorang pegawai dengan seorang entrepreneur akan sangat terlihat ketika kita membandingkan antara pemilik perusahaan dengan pegawainya dalam suatu perusahaan, karena bisa saja seorang pegawai di sebuah perusahaan besar atau BUMN lebih kaya karena penghasilannya jauh lebih besar daripada seorang entrepreneur di perusahaan yang lebih kecil. Perbedaan tersebut adalah sebagai berikut,

1. Seorang pegawai mencari dan mengisi lowongan kerja, sedangkan seorang entrepreneur membuka lapangan kerja.

2. Seorang pegawai ikut membesarkan tempat bekerja untuk meniti karir dan mendapatkan manfaat bagi dirinya.

Page 40: k04-Strategic to Grow

Sementara seorang entrepreneur membesarkan perusahaan yang berarti memperbesar lapangan kerja, aset, pasar, utang dari bank, dan perputaran uang serta ekonomi.

3. Hasil yang diperoleh seorang pegawai, berupa gaji dan lain-lain

adalah untuk keluarganya dan membayar pajak penghasilan dirinya kepada Negara. Seorang entrepreneur membayar pegawainya, menanggung pajak untuk pegawainya, juga membayar pajak-pajak lain dalam usahanya, seperti PPN dan PPh, melalui perusahaannya kepada Negara, karena dirinya juga berpenghasilan, maka seorang entrepreneur harus membayar pajak kepada pemerintah, seperti PPh pribadi.

4. Seorang pegawai tidak membangun mata rantai ekonomi.

Sedangkan seorang entrepreneur bisa melahirkan konsumen-konsumen sebagai mata rantai ekonomi dengan banyaknya pegawai akibat adanya lapangan kerja yang diciptakan. Posisi seorang pegawai dalam system ekonomi hanya menjadi konsumen membeli barang-barang konsumtif dan biaya hidup lainnya, mencari nafkah untuk dirinya dan keluarganya. Sedangkan selain membuka lapangan kerja, seorang entrepreneur ikut memutar roda ekonomi dengan berperan sebagai produsen barang atau jasa yang membangun mata rantai ekonomi, misalnya keterkaitan antara pemasok barang, distributor, pengecer, media promosi, kemasan, perbankan, serta mendukung pertumbuhan infrastruktur dan lainnya.

5. Seorang pegawai menjadi pengutang pada bank untuk tujuan

konsumtif sebatas kemampuan penghasilannya. Pada tahun 2004, kredit konsumtif di Jawa Barat adalah Rp. 17 triliun, sementara total kredit konsumsi di Indonesia per Juli 2004 mencapai Rp. 131 triliun, yang ternyata tidak menimbulkan dampak ekonomi yang dahsyat. Bandingkan dengan kredit investasi besarnya hanya Rp. 112,7 triliun. Seorang entrepreneur menjadi pengutang dengan tujuan untuk pengembangan usahanya. Kreditnya pun cukup besar sesuai dengan prospek bisnisnya dan dapat diperbesar lagi sesuai pertumbuhan perusahaannya.

6. Seorang pegawai mencari kesejahteraan untuk dirinya dan

keluarganya. Selain untuk kepentingan keluarganya, seorang entrepreneur berusaha menyejahterakan pegawainya. Karena di samping memberikan gaji kepada para pegawainya, seorang entrepreneur bisa juga memberikan manfaat lain berupa tunjangan kesehatan,

Page 41: k04-Strategic to Grow

perumahan, transportasi, asuransi, pension, serta tunjangan-tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan perusahaannya. Tentu hal ini akan tercapai apabila entrepreneur yang memiliki perusahaan bekerja sama membangun sinergi dengan para pegawainya agar bisnis perusahaannya maju, menguntungkan, dan semakin besar. Dengan demikian, sebaliknya perusahaan pun dapat pula meningkatkan kesejahteraan para pegawainya. Tanpa entrepreneur tidak ada bisnis yang bisa membuka lapangan kerja, tetapi tanpa pegawai yang baik, perusahaan tidak akan bisa maju, untung dan berkembang usahanya.

7. Seorang entrepreneur mempunyai peluang yang jauh lebih besar untuk menjadi orang kaya atau milyarder dibandingkan seorang pegawai, dan berpeluang jauh lebih besar pula untuk menghadapi risiko rugi bahkan bangkrut, dengan kehilangan modal yang ditanamkan karena usahanya gagal dibandingkan dengan seorang pegawai. Itulah dua kemungkinan yang akan dihadapi entrepreneur. Dibandingkan dengan pegawai dengan penghasilan tertinggi di suatu perusahaan, tentu penghasilan, kekayaan, dan aset seorang entrepreneur sebagai pemilik perusahaan yang sukses jauh lebih besar. Entrepreneur yang superkaya umumnya mau menyumbangkan kekayaannya untuk tujuan-tujuan social, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dan lain-lain. Semakin besar perusahaan, semakin besar keuntungannya, dan semakin besar pula sumbangannya, kecuali kalau entrepreneur itu pelit. Contohnya, Bill Gates dan istrinya Melinda Gates menyumbangkan kekayaannya yang sangat fantastis sebesar 22,9 miliar dollar AS – kira-kira setara dengan Rp. 155 triliun – untuk dibidang kesehatan dan pendidikan. Demikian pula di Indonesia, banyak pengusaha sukses dan superkaya menyumbangkan sebagian kekayaan dari hasil usahanya dengan memberikan beasiswa, mendirikan sekolah, tempat ibadah, dan sebagainya. Mereka merasa puas, bahagia dan mendapatkan makna yang diperoleh dari hasil kerja keras yang penuh risiko selama bertahun-tahun.

8. Jika sudah mencapai batas usia tertentu, pegawai harus berhenti bekerja atau pension dari tempat bekerjanya sesuai peraturan. Sementara entrepreneur tidak mempunyai batasan umur untuk berhenti bekerja selama dia merasa mau dan mampu menjalankan aktivitas bisnisnya. Jam kerja pegawai dibatasi sesuai dengan UU dan Peraturan Depnaker, yaitu maksimal 40 jam setiap minggu – baik untuk 5 hari kerja, 6 hari kerja, atau 7 hari kerja per minggunya. Diluar itu, harus

Page 42: k04-Strategic to Grow

diperhitungkan sebagai kerja lembur dengan mendapat upah tambahan. Pegawai pun mempunyai hak cuti setiap tahunnya. Sedangkan jam kerja entrepreneur tidak ada batasan sesuai kemampuan dan kebutuhan dalam menjalankan usahanya. Contohnya, pemilik took bisa bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 9 malam setiap hari selama 7 hari seminggu. Demikianlah, seorang entrepreneur harus siap bekerja 24 jam sehari dan 7 hari seminggu tanpa mendapat upah lembur – namun upahnya nanti didapat berupa keuntungan yang besar. Mau cuti atau tidak terserah saja, disesuaikan dengan kondisi kegiatan usahanya.

9. Derajat kebebasan pegawai lebih rendah dari entrepreneur karena pegawai memiliki keterikatan pada aturan-aturan mulai dari jam kerja, tugas-tugas yang harus dijalankan, dan lain-lain yang biasanya diatur dalam bentuk peraturan pegawai dan peraturan perusahaan. Pegawai juga mempunyai atasan langsung atau tidak langsung dimana segala aktivitasnya harus sepengetahuan atau diketahui atasannya. Sedangkan entrepreneur mempunyai derajat kebebasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pegawai, serta tidak mempunyai atasan. Semuanya bebas diatur oleh diri sendiri, tetapi kebebasan itu tidak semena-mena karena akan sejalan dengan tanggung jawabnya. Misalnya tanggung jawab membayar upah pegawai dan menyejahterakan mereka, membayar utang-utang pada bank, membayar pajak-pajak pada pemerintah, juga memenuhi kewajiban sosial-semakin sukses seorang pengusaha, maka akan semakin tinggi kewajiban sosialnya.

10. Pegawai mempunyai peran sebatas pada tugas dan wewenangnya sesuai dengan jabatannya, seperti eksekutif, manajer, operator, administrasi, sales, marketing, dan sebagainya. Peran dan tugas entrepreneur begitu banyak dan kompleks, antara lain sebagai pemimpin, manajer, pemasar, penjual, negosiator, perencana, motivator, eksekutor, pelobi, kreator, inovator, organisator, pengambil risiko, dan lain-lain. Oleh karena itu, seorang entrepreneur boleh dikatakan sebagai seorang manusia paripurna, karena meskipun sebagian pekerjaannya sudah dibagi-bagi dan didelegasikan kepada para pegawainya, tetapi acara menyeluruh perusahaan itu tetap menjadi tanggung jawab entrepreneur tersebut sebagai pemilik perusahaan.

Berapa pendapatan entrepreneur dan berapa besar pendapatan pegawai?, dimana,

Pendapatan Karyawan relatip stabil dari waktu ke waktu dengan peningkatan yang linier,

Page 43: k04-Strategic to Grow

Pendapatan pengusaha bilangannya dari minus sampai dengan miliar. Artinya antara kaya dan kere, sukses dan gagal.

Sedangkan pegawai dengan masa kerja rata-rata 30 tahun dan setiap bulan rata-rata menerima Rp. 1 juta, selama masa kerja tersebut (30 x 12 bulan = 360 bulan) hanya menerima Rp. 360 juta.

Atau katakanlah rata-rata pendapatan semasa kerja Rp. 10 juta/bulan, maka pendapatan rata-ratanya Rp. 3,6 miliar selama 30 tahun bekerja.

Waktu 30 tahun kalau dilakoni tidaklah sebentar. Lain lagi kalau dalam satu saat menerima langsung sebanyak Rp. 3,6 miliar, tentu itu merupakan uang yang sangat banyak.

Apalagi umumnya semakin besar pendapatan seseorang akan semakin besar pula pengeluarannya. Apakah mungkin seorang yang mempunyai penghasilan Rp. 10 juta setiap bulan mau atau bisa berpola hidup seperti orang yang mempunyai penghasilan Rp. 1 juta perbulan? Rasanya jarang ada yang bisa berpola hidup demikian.

Orang yang penghasilannya lebih tinggi tentu ingin memiliki rumah yang lebih besar dan lebih indah, mobil yang lebih bagus dan mewah, memakai pakaian dan perhiasan yang lebih mahal, makannya ingin yang enak-enak, ingin berlibur ke luar kota atau ke luar negeri pada setiap kesempatan dan lain-lain. Itulah sifat manusia, semakin besar pendapatan, semakin besar pula pengeluaran, tetapi yang penting janganlah hidup besar pasak dari pada tiang.

Untuk mendapat angka yang lebih pasti, silakan hitung sendiri berapa pendapatan Anda sebagai seorang pegawai selama 30 tahun bekerja. Apakah bisa memenuhi kewajiban dan tuntutan hidup untuk diri sendiri dan keluarga? Mudah-mudahan bisa atau sesuaikan tuntutan hidup dengan penghasilan sehingga tidak usah melakukan korupsi.

Demikian pula dengan pejabat politik, mulai dari presiden, menteri, gubernur, walikota, bupati dan anggota DPR baik pusat maupun daerah yang bekerja untuk satu kali masa jabatan yaitu selama lima tahun atau 60 bulan. Kalau pendapatan mereka, mulai dari gaji, tunjangan-tunjangan, dan lain-lain, setiap bulannya katakanlah sebesar Rp. 150 juta, maka penghasilan total selama lima tahun hanya Rp. 9 miliar. Jadi mana mungkin bisa memiliki kekayaan yang tiba-tiba melonjak berpuluh-puluh milyar rupiah di akhir masa jabatannya.

Dari mana mereka mendapatkan semua itu kalau bukan dari hasil korupsi dengan berbagai cara? Kecuali kalau ada di antara mereka yang mendapat harta warisan yang jumlahnya besar sekali. Tetapi apakah semuanya bisa mendapat warisan yang besar? Atau kekayaan bertambah karena mendapat hibah dari pihak tertentu? Sungguh baik benar pihak tertentu itu memberikan hibah pada para pejabat. Apa maksud di balik hibah itu? Bisa jadi ada udang di balik batu – ada maksud-maksud tertentu yang berarti KKN lagi. Bahkan kadang-kadang ada di antara pejabat yang

Page 44: k04-Strategic to Grow

enggan atau terlambat melaporkan harta kekayaan mereka melalui penyerahan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)

Gelas yang Penuh tidaklah berguna, hanya ketika kosonglah gelas itu akan berguna.

KARYAWAN & ENTREPRENEUR APA BEDANYA ?,

Hidup itu suatu pilihan …, menjadi sukses sebagai top eksekutif atau sukses menjadi entrepreneur ?. Mana yang bisa anda raih di usia muda ?. Karyawan & Entrepreneur sama saja, tidak berbeda sama-sama mempertaruhkan risiko dan mendapatkan manfaat. Perbedaannya hanya terletak pada Kadar yang diterima dari masing-masing risiko dan manfaat, ini sebanding, sebab, ‘high risk high return, low risk low return, mana yang akan anda pilih ?. Kesuksesan akan menjadi milik orang yang benar-benar mau menerima Kesuksesan, jika dipandang di sudut risiko & manfaat (analisa Resiko & Manfaat) maka perbedaan antara dunia Karyawan dan Entrepreneur adalah,

Mana yang anda pilih …?, perhatikan risiko & manfaat untuk jangka panjangnya dan renungkan, bagaimana kualitas kehidupan anda di masa mendatang. Lebih berkualitas sebagai karyawan atau entrepreneur.

ENTREPRENEUR VS KARYAWAN (Menurut Stevenson)

1. Berdasarkan Orientasi Strategi, Entrepreneur didorong oleh persepsi adanya peluang, Karyawan

didorong oleh kendali sumberdaya, Entrepreneur selalu mencari peluang tanpa terlalu memperhatikan

apakah mereka mempunyai sumberdaya atau tidak,

Page 45: k04-Strategic to Grow

Karyawan selalu berfokus pada sumberdaya apa yang mereka punya atau tidak punya,

2. BERDASARKAN STRUKTUR MANAGEMEN, Entrepreneur tidak mengejar jenjang karier, Karyawan memperhatikan jenjang karier, Entrepreneur akan menjaga organisasinya tetap kecil dan efisien, Karyawan ingin membangun rantai perintah dengan diri mereka di

bagian atas,

3. BERDASARKAN FILOSOFI PENGHARGAAN, Entrepreneur didorong oleh Nilai-nilai, berdasarkan kinerja dan

berorientasi pada tim, Karyawan didorong oleh rasa keinginan Keamanan hidup,

berdasarkan sumberdaya & berorientasi promosi jabatan. Entrepreneur tidak ingin mendaki tangga perusahaan, ia ingin memiliki

tangga perusahaan, tidak didorong oleh Gaji tetapi hasil kerja tim, Karyawan menginginkan Keamanan pekerjaan dengan sebuah

perusahaan yang kuat, gaji yang tetap dan peluang promosi, yaitu kesempatan untuk menaiki anak tangga perusahaan. Banyak Karyawan menganggap Promosi dan Jabatan lebih penting dari Uang.

Banyak Entrepreneur memulai sebuah usaha karena mereka memiliki nilai-nilai yang sangat kuat, nilai-nilai yang akan menjadi lebih penting dari pada Uang, mereka antusias dengan pekerjaan mereka, Impian mereka dan mereka mecintai apa yang mereka lakukan.

PERBEDAAN PENGUSAHA DAN KORUPTOR DALAM USAHA MENDAPATKAN Rp 1 MILIAR

Pengusaha bisa kaya dengan menjalankan usahanya yang penuh dengan tantangan dan risiko.

Koruptor pun ingin kaya dengan cara menyalahgunakan wewenang dan jabatannya. Sebab kalau koruptor yang berstatus pegawai atau pejabat hanya mengandalkan pemasukan dari penghasilannya yang sah, mana mungkin bisa hidup mewah seperti konglomerat? Perbedaannya seperti jauhnya langit dan bumi, yaitu dalam cara memperoleh kekayaan itu.

Koruptor,

Katakanlah seorang pejabat yang mempunyai kekuasaan mendapatkan uang dengan istilah korupsi, pungli, tanda terima kasih, suap; pelican, mark up, penyelewengan, dana taktis dan sebagainya, sebesar Rp. 1 miliar dari uang rakyat. Dengan uang sebesar itu dari hasil korupsi, pejabat tersebut tidak punya hak legal dalam mendapatkannya, berarti ia tidak membayar pajak penghasilan satu rupiah pun, karena uang diri cara

Page 46: k04-Strategic to Grow

tersebut tidak mungkin dilaporkan sebagai penghasilan untuk dibayarkan pajaknya.

Dengan demikian, apa yang didapat oleh pejabat dari hasil korupsi sebesar Rp. 1 miliar tersebut netto, tanpa membayar pajak dan tanpa mengeluarkan keringat hanya mengandalkan jabatan dan kekuasaan. Betapa nikmatnya jadi koruptor, kecuali kalau sudah dituduh, ditangkap, diadili, dihukum, dan dipenjara, barulah sadar bahwa perbuatannya salah dan memalukan.

Pengusaha/Entrepreneur,

Misalnya, seorang pengusaha tanpa KKN mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp. 1 miliar. Dengan anggapan persentase keuntungan usaha sebesar 5%, maka besar uang yang dipertaruhkan sebesar Rp. 20 miliar (bisa dari hasil perdagangan, pekerjaan proyek, industri, atau usaha lainnya yang legal).

Dari uang sebesar Rp. 20 miliar, PPN (10%) yang harus dibayarkan sebesar Rp. 2 miliar, dan PPh badan atau perorangan (30%) kira-kira sebesar Rp. 300 juta rupiah. Modal yang harus dipertaruhkan adalah sebesar Rp. 20 miliar dikurangi Rp. 2,3 miliar, yaitu Rp. 17,7 miliar. Jika pekerjaan tersebut harus diselesaikan dalam jangka waktu satu tahun, bunga yang harus dibayarkan untuk kredit pinjaman setidaknya Rp 1,7 miliar dengan asumsi suku bunga kredit 10% per tahun.

Jadi, betapa beratnya upaya seorang pengusaha yang tidak melakukan KKN untuk mendapatkan keuntungan netto sebesar Rp. 1 miliar. Ia mesti bekerja setidaknya selama setahun, membayar macam-macam pajak Rp. 2,3 miliar, membayar bunga kredit pada bank sebesar Rp. 1,7 miliar, dan mempertaruhkan modal sebesar Rp. 16 miliar rupiah. Itu pun jika tidak terjadi risiko yang bias membuat usahanya menjadi rugi. Bila keuntungan tersebut merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan sebagai deviden kepada dirinya sebagai pemegang saham perusahaan, harus dikeluarkan lagi PPh sebesar 30% dari Rp. 1 miliar atau Rp. 300 juta lagi.

Dengan demikian, untuk mendapatkan Rp 1 miliar netto yang akan dinikmati, pengusaha harus,

Bekerja setidaknya selama satu tahun untuk pekerjaan yang bernilai Rp. 20 miliar,

Menggaji pegawai, Membayar asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan pensiun hari tua untuk karyawannya,

Membayar subkontraktor, supplier, yang terkait dengan usahanya, Membayar bea masuk untuk barang-barang yang harus diimpor, Membayar bunga bank Rp. 1,7 miliar dari kredit modal kerja, Membayar pajak, berupa,

PPN Rp 2,0 M PPh jasa/konstruksi Rp 0,4 M PPh badan 30% Rp 0,3 M

Page 47: k04-Strategic to Grow

PPh pribadi 30% dari deviden Rp 0,3 M, Total Pajak Langsung Rp 3,0 M

Sedangkan koruptor, setelah menyabet Rp. 1 miliar uang rakyat tinggal melenggang berfoya-foya. Mereka lupa, bahkan menyepelekan sumpah jabatannya yang dengan gagah dan lantangnya diucapkan pada waktu pelantikannya sebagai pejabat dengan memegang kitab suci agama masing-masing yang dianutnya. Jadi apa artinya sumpah jabatan itu kalau masih melakukan korupsi?

Untuk menghadapi tudingan rakyat pun cukup menebalkan muka saja, kecuali kalau sudah dituduh, ditangkap, diadili, didakwa, dipidana, lalu dipenjara, baru tahu akibatnya. Keluarga yang tadinya ikut menikmati akhirnya menjadi korban pula, setidak-tidaknya ikut menanggung malu.

ENTREPRENEUR HARUS MAMPU MENDENGAR, MELIHAT DAN MEMANFAATKAN PELUANG PASAR

Membaca peluang pasar merupakan hal yang esensial yang wajib hukumnya bagi seorang entrepreneur. Membaca peluang pasar tidak hanya dilakukan untuk bagi seorang entrepreneur yang ingin memulai usahanya, namun sebagai pondasi saat kita bergelut di dunia bisnis. Kelihaian kita dalam membaca peluang pasar tidak hanya dilakukan untuk memulai suatu usaha, namun keahlian dalam membaca peluang usaha ini juga harus dimiliki pengusaha yang ingin mengembangkan usaha, melakukan segmentasi pasar, maupun pada saat melakukan perluasan usaha, namun seringkali, kemampuan membaca peluang pasar ini seringkali tidak pas sasaran, sehingga apa yang telah menjadi ekspektasi pada saat kita memulai usaha seringkali tidak tercapai,

Pertama-tama kita harus teliti dahulu konsep dari melihat peluang usaha. Apa yang kita inginkan dari melihat peluang usaha atau peluang bisnis? Jenis bisnis atau usaha untuk kita tekuni, benar. Apa yang kita cari dari usaha atau bisnis yang kita tekuni?

1. MELIHAT, Membaca peluang pasar diibaratkan seperti seorang anak yang ingin

membaca, namun sebelum ia bisa membaca ia harus bisa melihat hal apa saja yang harus ia baca.

Dalam konteks membaca peluang pasar, maksud dari melihat disini adalah kita melihat apa yang menjadi masalah dari fenomena fenomena yang ada di sekitar kita dan siapa yang mengalami masalah tersebut, yang kemudian kita cari celah agar kita dapat menembus peluang di dalam celah-celah kecil tersebut.

Page 48: k04-Strategic to Grow

2. MENDENGAR, Mendengar dalam hal ini maksudnya adalah bagaimana kita mengetahui

secara langsung tentang kebenaran masalah yang terjadi di pasar. Mendengar disini juga memiliki tujuan agar kita mengenal lebih dekat

dengan konsumen, sehingga masalah yang didapatkan lebih tepat sasaran.

3. MEMBACA, Setelah kita melihat dan mendengar mengenai masalah yang terjadi,

kemudian semuanya kita baca perlahan tentang apa yang telah kita lihat dan dengar.

Penting untuk diingat, kita membaca bukan untuk menghafal, tetapi untuk memahami.

Demikian juga yang terjadi pada tahap membaca berikut ini, usaha kita tidak akan pernah sukses apabila kita terpatok pada teori.

Sebaliknya apabila kita memahami apa yang telah kita lihat dan dengar, hasilnya akan lebih baik daripada kita menghafal.

Selain itu juga dalam tahap membaca ini, perlu diingat bahwa jangan ada satupun poin yang terlewatkan untuk dibaca, dipahami, dan dianalisis, karena seberapa kecilpun poin yang telah dihasilkan, akan memiliki peranan yang cukup dapat diperhitungkan dalam kesimpulan akhir yang dibuat.

4. MENULIS Menulis adalah tahap terakhir dari keempat hal yang dilakukan oleh

seorang anak kecil kita ia akan mempelajari hal baru. Setelah kita melihat, mendengar, dan membaca, kita perlu untuk

menuangkan semua analisis yang telah diambil dalam tahap membaca. Semua poin harus tertuang baik-baik di dalam sebuah tulisan yang

kemudian akan menjadi tolak-ukur atau pegangan yang akan menuntun kita saat kita benar-benar terjun dalam mengaplikasikan semua itu.

Sebelum anda memulai suatu usaha, anda juga harus

mempertimbangkan hal penting dalam memulai usaha. Seperti,

Jenis usaha, Jenis produk, Target konsumen (pasar), Lingkungan (usaha disekitar), Legalitas, Beresiko kecil, Modal.

Page 49: k04-Strategic to Grow

1. JENIS USAHA, Sebagai wirausahawan kita harus mempunyai visi dan misi. Jika usaha bersifat tren, usaha itu tidak akan berlangsung lama

setelah bergantinya tren jaman, namun usaha itu akan mempunyai prospek saat tren itu menjadi top topik jaman itu.

Jika usaha bersifat intuisi, atau dengan kata lain adalah obsesi, cita-cita, sebaiknya pikirkan ulang dan buat suatu hal yang unik dan berbeda, juga kembangkan bisnis panggilan jiwa (intuisi) tersebut.

2. JENIS PRODUK, Teliti dan kaji baik-baik produk yang akan dipasarkan, karena kita

akan mendapatkan keuntungan hanya dari produk yang terjual. Apakah produk tersebut cepat habis, sehingga pelanggan mempunyai

traffic atau perputaran omzet yang banyak? Apakah produk tersebut lama habisnya tetapi keuntungan besar ketika

produk terjual?

3. TARGET KONSUMEN (PASAR), Produk bisa terjual jika terdapat pasar yang mana produk tersebut

akan terjual di dalamnya. Tentukan pasar, atau tempat entah itu kota lain, pulau lain, bahkan

ekspor ke negara lain jika perlu agar produk tersebut terjual.

4. LINGKUNGAN (USAHA DISEKITAR), Apakah ada usaha di sekitar, Banyaknya pesaing mengakibatkan

produk kurang terjual, bahkan yang mengerikan adalah tidak terjualnya produk yang akan dipasarkan.

Harus melihat para pesaing dan harus yakin kita akan berhasil, terlebih kita harus mencobanya! Jangan takut mencoba, karena kita tahu bahwa langkah yang jauh dimulai dari langkah pertama.

Contoh, Menjual beberapa produk makanan pedas karena pada saat itu makanan tersebut sedang tren, dijualnya kepada para mahasiswa karena harga tersebut sangat terjangkau dikalangan mahasiswa, atau menjual pulsa dikelas karena dilihat dari posisi lingkungan sekitar disekitar tersebut jarang ditemui para penjual pulsa sehingga saya berfikiran untuk memanfaatkan kondisi tersebut dengan menjual pulsa dari mulut ke mulut.

Peluang bisnis dapat muncul dari hobi kita sendiri, yang sebelumnya

mungkin Anda tidak sadar bahwa hobi Anda bisa dijadikan sebagai usaha.

Kalau hobi atau bidang yang Anda kuasai saat ini belum layak untuk

dijadikan peluang bisnis, Anda membutuhkan ide-ide yang menimbulkan

peluang bisnis. Bagaimana cara menimbulkan ide itu?

Page 50: k04-Strategic to Grow

VII. KERANGKA DASAR ENTREPRENEUR

Pembentukan jiwa entrepreneur dapat dilakukan dengan memahami tiga tahapan atau kerangka dasar,

1. Makna entrepreneur, 2. Karakteristik entrepreneur, 3. Paradigma entrepreneur.

Percayalah pada diri anda sendiri, ciptakan diri anda yang akan membuat anda senang untuk menjalaninya. Maksimalkan diri

anda dengan memperbesar kemungkinan yang sangat kecil dalam diri anda menjadi kobaran kesuksesan. (Foster C

McClellan).

MAKNA ENTREPRENEUR

Artinya, Jiwa seseorang yang diekspresikan melalui SIKAP & PRILAKU yang Kreatif & Inovatif dalam melakukan suatu kegiatan untuk mencapai Kesuksesan dalam Kehidupan. Setiap Entrepreneur yang sukses pasti memiliki empat unsur pokok, yaitu,

Kemampuan (IQ & Skill), Keberanian ( EQ & Sikap Mental), Keteguhan hati (Impian & Motivasi), Kreativitas (Ilmu & Pengalaman), memerlukan inspirasi sebagai cikal

bakal timbul IDE untuk menemukan Peluang.

Diketahui bahwa, IQ, Kecerdasan untuk berhubungan dan mengelola alam, EQ, Kecerdasan untuk berhubungan dan bekerjasama dengan sesama manusia (mengelola Emosi),

SQ, Kecerdasan untuk berhubungan dan mengabdi kepada TUHAN YME.

Page 51: k04-Strategic to Grow

KARAKTERISTIK ENTREPRENEUR

Karakteristik atau ciri-ciri khusus seorang Entrepreneur yang telah

sukses dalam start up adalah,

Mandiri dan Jujur (Manjur), Mempunyai Profesionalisme bisnis, Disiplin, Inisiatif, Kreatif dan Inovatif (DIKI), Berorientasi pada Prestasi dan masa depan, Ulet, Optimis dan bertanggung jawab, Enerjik dan mampu beradaptasi dgn lingkungan sosial, Terampil dalam pengorganisasian, Mempunyai perencanaan yang realistis dan objektif, Berani mengambil risiko melalui Integritas pribadi, Senang dan mampu menghadapi tantangan, Memiliki Teknik Produksi.

Intropeksilah berapa banyak ciri-ciri tersebut yang telah dimiliki dan kembangkanlah terus, berlatihlah terus pada ciri-ciri yang belum dipunyai.

PARADIGMA ENTREPRENEUR

Apabila jiwa entrepreneur sudah terbentuk, maka diperlukan kebiasaan, untuk melakukan kebiasaan diperlukan paradigma. Paradigma adalah kerangka berpikir, persepsi, model, cara pandang kita, dari mana sikap dan prilaku seseorang mengalir, Beberapa hal yang harus dilakukan wirausaha sebagai pola pelaksanaan dari pengembangan usaha, adalah,

Memperluas kesempatan, Menggali sumberdaya, Mempercepat akses informasi, Menjadi sentra produksi dari beberapa pabrik, Memanfaatkan teknologi, Melakukan r & d meningkatkan mutu produk.

Page 52: k04-Strategic to Grow

KARAKTERISTIK SIKAP & PRILAKU ENTREPRENEUR (McCLELLAND) YANG SUKSES, ADALAH,

Memiliki Komitmen & Tekad yang bulat untuk mencurahkan semua perhatiannya pada usaha, sikap yang setengah hati mengakibatkan besarnya kemungkinan untuk gagal dalam berwirausaha,

Memiliki rasa Tanggung Jawab baik dalam mengendalikan sumberdaya yang digunakan maupun tanggung jawab terhadap keberhasilan berwirausaha,

Berambisi untuk selalu mencari peluang, keberhasilan usaha selalu diukur dengan keberhasilan untuk mencapai Impian, Pencapaian Impian terjadi apabila ada Peluang,

Tahan terhadap Risiko & Ketidakpastian, Entrepreneur harus belajar untuk mengelola risiko dengan cara mentrasper risiko ke pihak lain seperti bank, investor, konsumen, pemasok dll,

Percaya Diri, cendrung optimis dan memiliki keyakinan yg kuat terhadap kemampuan yg dimilikinya utk sukses,

Berdaya cipta dan Luwes, salah satu kunci penting adalah kemampuan untuk menghadapi perubahan, kekakuan dalam menghadapi perubahan ekonomi dunia yang serba cepat sering kali membawa kegagalan,

Selalu memperhatikan Umpan balik yang segera, selalu ingin tahu apa hasil dari yang dikerjakan, selalu belajar dari kegagalan,

Memiliki tingkat Mobilitas yang tinggi, Entrepreneur yang berhasil biasanya memiliki daya juang yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata orang lainnya,

Memiliki dorongan untuk selalu unggul, Entrepreneur ingin selalu lebih unggul dalam mengerjakan apa yang dilakukannya dengan melebihi standar yang ada,

Berfokus pada Impian, untuk tumbuh & berkembang, selalu berpandangan atau fokus ke depan yang lebih baik,

Page 53: k04-Strategic to Grow

Selalu Belajar dari Kegagalan, Entrepreneur yang Sukses tidak pernah takut gagal, selalu menfokuskan diri pada hasil akhir, yaitu tercapainya Impian,

Memiliki Kemampuan dalam Kepemimpinan, Entrepreneur yang berhasil memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tampa Kekuatan, harus lebih memiliki strategi mediator & negotiator daripada diktator.

KEPRIBADIAN SEORANG ENTREPRENEUR, tergantung kepada, Kepercayaan diri, Kemampuan mengorganisir, Kreativitas, Suka tantangan.

Kalau aku tidak melakukan penjualan, tidak akan ada penghasilan untuk bisnis ini, tidak ada gaji untukku, tidak ada

makanan di atas meja (robert t kiyosaki)

JOHN F BURGESS, MENGATAKAN BAHWA, Karakteristik yang diperlukan oleh Entrepreneur yg sukses adalah,

Memiliki Impian & Tujuan yang jelas, Bersedia menanggung risiko waktu dan uang, Berencana, mengorganisir, Bekerja keras sesuai dengan tingkat kepentingan, Mengembangan hubungan dengan Pelanggan, pemasok, pekerja dan

yang lainnya, Bertanggung jawab terhadap Keberhasilan dan Kegagalan.

A SANUSI MENGATAKAN BAHWA BEBERAPA PROFIL PRIBADI ENTREPRENEUR, YAITU,

Tidak menyenangi hal-hal yang monoton, Suka memandang keluar untuk mendapatkan peluang baru, Berani menunjukan Sikap Kemandirian, Suka berimijinasi dan mencoba menyatakan daya kreativitas kepada

pihak lain, Ada keinginan untuk tampil beda dan maju terus, Kerja keras dan kemajuan tahap demi tahap yang tercapai timbul rasa

Percaya diri & Optimis, Integritas pribadi yang mengandung Citra & harga diri, selalu bersikap

adil dan sangat menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh orang lain,

Punya kemampuan Intensif dan seimbang dalam memperhatikan imformasi dari pihak lain,

Memiliki toleransi terhadap kesalahan operasional atau penilaian,

Page 54: k04-Strategic to Grow

Hambatan, ujian, kegagalan dan hal-hal yang tidak teduga dianggap sebagai tantangan utk maju,

Sikap hati-hati dan cermat mendorong kesiapan bekerja sama dgn pihak lain yang sama-sama mencari kemajuan dan keuntungan.

VIII. PERSONALITY DEVELOPMENT

Inti dari pengembangan diri pada dasarnya menjawab suatu persoalan tentang, bagaimana seseorang dapat membentuk sikap yang antisipatif dan prilaku yang adaptif untuk memunculkan kreativitas dalam membangun serta melaksanakan kegiatan-kegiatan yang inovatif. Antisivatif berarti tanggap terhadap sesuatu yang sedang atau akan terjadi, sedangkan adaptif berarti mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.

Entrepreneur yang handal & profesional membutuhkan kemampuan, Technical skill, Managerial skill dan Personality development skill. Ternyata Technical Skill (TS) & Managerial Skill (MS) berawal dan bermuara pada Personality Skill (PS), jadi untuk memahami TS & MS sangat tergantung pada pemahamam PS atau sering disebut dengan pengembangan kepribadian.

Kepribadian adalah suatu sistem semua tingkah laku seseorang yang unik, terintegrasi dan terorganisasi, yang memiliki ciri-ciri, yaitu,

Berkembang secara berkelanjutan sepanjang hidup manusia, Pola organisasi kepridadian berbeda untuk setiap orang dan bersifat

unik, Kepribadian bersifat dinamis terus berubah melalui cara-cara tertentu.

Tingkah laku manusia memiliki dua aspek, yaitu, Aspek objektif (struktural/jasmaniah), Aspek subjektif (fungsional/rahaniah).

EMPAT UNSUR KEPRIBADIAN, YAITU,

DINAMIS, berarti bahwa Kpribadian itu selalu berubah, Perubahan ini digerakan oleh tenaga-tenaga dari dalam diri individu yang bersangkutan dan tetap dalam batas-batas bentuk polanya,

ORGANISASI SISTEM, berarti bahwa itu merupakan suatu keseluruhan yang bulat,

PHISIKOPHISIS, berarti bahwa Kpribadian itu bukan bersifat phisik dan bukan pula bersifat psikhis semata, akan tetapi mempunyai sifat keduanya,

Page 55: k04-Strategic to Grow

UNIK, berarti bahwa Kepribadian antara orang yang satu tidak ada yang sama dengan kpribadian orang lain.

STRUKTUR KPRIBADIAN

ID (Energi Rohaniah/Psikologis), daya khayal, EGO (biologis), cara kerja, SUPER EGO (aspek sosiologis), pendirian,

Ketiga faktor struktur Kpribadian terus menerus saling mempengaruhi & bersatu padu satu sama lain dalam hidup. ID adalah sumber Primer dari energi rohaniah dan tempat berkumpulnya naluri-naluri, merupakan hasil evolusi dan sebagai pembawaan biologis, yang mekanisme kerjanya mengejak Keenakan dengan membayangkan (merupakan aspek psikologis), yang kemampuanya tidak bisa mengjangkau alam nyata.

EGO adalah hasil tindakan timbal balik dengan kenyataan yang objektif dan lingkungan proses rohaniah yang lebih tinggi, yang mekanisme kerjanya melanjutkan kerja ID, sebagai pelaksana & penghubung (dunia batin) dengan dunia nyata, SUPER EGO adalah hasil sosialisasi dan adat tradisi kebudayaan, yang mekanisme kerjanya melanjutkan kerja EGO dengan cara Mempertimbangkan baik atau tidak,

Hasil keluaran yang berupa Keputusan sangat tergantung pada Super Ego yang dimiliki oleh pribadi yang bersangkutan, apabila Super Egonya baik, maka keluaran nya juga akan baik, demikian sebaliknya.

Keputusan IDIAL, artinya adanya keseimbangan pada ketiga aspek kepribadian, keputusan inilah yang seharusnya dimiliki oleh seorang Entrepreneur, Jika tidak terjadi keseimbangan antara ketiga aspek tersebut, maka keputusan yang keluar tidak maksimal.

Page 56: k04-Strategic to Grow

Seorang Etrepreneur wajib berusaha agar memiliki aspek-aspek Kepribadian yang proposional, artinya keberadaan ID, Ego & Super Ego seimbang dan dinamis, Ketika menemukan IDE, maka ID relatif banyak bekerja, pada waktu melaksanakan Ide tersebut Ego-lah yang menonjol perannya dan saat harus mempertimbangkan Super Ego-lah yang tampil dimuka,

Dalam kondisi Normal (Proposional), kegiatan ID, Ego dan Super Ego dikendalikan oleh PIKIRAN orang tersebut yang berada dalam ALAM SADAR (Rasional), Alam Sadar seseorang merupakan Fenomena Gunung Es di tengah lautan, yang merupakan Citra Diri atau Potensi Diri manusia. Potensi manusia sebagian besar berada di alam bawah sadarnya (2/3 bagian), maka diperlukan perjuangan untuk memperbesar alam sadar,

Setiap orang mampu melakukan proses idealisasi dalam kehidupannya, artinya, proses kegiatan yang mengarahkan semua faktor yang ada menjadi sesuatu yang sesuai dgn keinginan setiap pihak terkait.

Potensi manusia seperti ditunjukan pada fenomena gunung es, sebagian besar terletak di bawah permukaan laut, hanya 1/3 yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Perpaduan alam sadar dan alam bawah sadar disebut Four Basic Function (empat fungsi dasar) yang akan menghasilkan Gerakan Energi Kepribadian berupa kegiatan, yaitu,

Page 57: k04-Strategic to Grow

Thinking (Berpikir), dengan fungsi dasar ini manusia memahami dunianya dengan menggunakan akal pikirannya, dalam arti berdasarkan fakta dan hubungan logis,

Feeling (Merasakan), dengan fungsi dasar ini manusia memahami dunianya dengan menggunakan perasaanya (feeling), baik yang menyenangkan maupun tidak, yang ditimbulkan oleh pengalaman.

Sensation (Pengamatan), dengan fungsi ini manusia memahami dunianya dengan menggunakan pengamatan nya (visual), jadi memahami dunia dengan hal-hal atau barang-barang yang dapat dilihat secara kasat mata tanpa mengadakan evaluasi dan tafsiran lebih lanjut,

Intuition (Fisasat), dengan fungsi ini manusia memahami dunianya dengan menggunakan firasatnya.

Apabila manusia mampu memanfaatkan & seimbangkan Four Basic Function ini secara proposional, maka manusia tersebut akan mempunyai Kepribadian yang Idial. Kepribadian Idial akan membawa seseorang kedalam suatu zona, yang disebut Zona Ikhlas,

Zona Ikhlas adalah zona yang bebas hambatan, terasa lapang di hati, energi yang menyelimuti zona Ikhlas adalah berbagai perasaan Positif yg berenergi tinggi, sedangkan lawannya adalah Zona Dusta (Nafsu), yaitu daerah yang dipenuhi berbagai keinginan namun terasa menyesakan dada yang diselimuti oleh perasaan Negatif.

Perasaan yang ditimbulkan oleh Zona Ikhlas adalah perasaan Positif, yang berupa rasa Syuhkur, Sabar, Fokus, Tenang dan Bahagia. Ketika rasa Ikhlas timbul, maka akan timbul tenaga atau semangat.

Page 58: k04-Strategic to Grow

Perasaan yang ditimbulkan oleh Zona Nafsu adalah perasaan

Negatip, yang berupa Keluh Kesah, Cemas, Marah dan rasaTakut. Ketika

rasa tidak Iklas timbul, maka timbul perasaan resah, kacau, tidak bahagia

dan kehabisan tenaga.

Kesimpulan, Kepribadian didefinisikan sebagai sistem sikap dan prilaku yang didasari oleh struktur yang unik serta diekspresikan melalui tampilan fisik, mental & sosial dalam dinamika interaksi yang dinamis dengan lingkungannya. Unsur-unsur yang melingkupi Kepribadian seseorang adalah, Sistem, Sikap & Prilaku, Struktur Kepribadian yang unik, Tampilan Fisik, Mental & Sosial, Dinamika Interaksi dengan lingkungan.

Pikiran mengendalikan 95% kehidupan kita, pikiran dapat membuat kita merasa,

1. Percaya Diri atau Rendah diri, 2. Damai atau Tertekan,

3.Disukai atau ditolak, 4. Bersemangat atau

SIAPAKAH ANDA ... ???

Motivasi adalah Segala sesuatu yang meberikan dorongan dan semangat bagi diri kita untuk meraih cita-cita (impian).

Contoh, Kita berorganisasi karena ingin mencari pengalaman dan membentuk

suatu jaringan kerja, maka motivasinya adalah mencari pengalaman.

CERITA MENARIK Disuatu wilayah hiduplah dua orang bersaudara. Setelah besar, kakaknya menjadi seorang pemabuk berat, sementara adiknya menjadi pengusaha sukses.

Ketika seseorang bertanya kepada kakaknya, ”apa yang menyebabkan Anda menjadi pemabuk?” Ia Menjawab, ”Ayahku, Ia adalah pemabuk berat dan pecandu obat-obatan”

Kemudian orang itu bertanya lagi kepada adiknya, ”apa yang menyebabkan anda sukses?” si adik menjawab, ”Ayahku, ia adalah pemabuk dan pecandu obat-obatan, dan itu adalah sesuatu yang buruk , maka dari kecil aku berniat tidak menjadi seperti dia”

KENALILAH DIRIMU

Page 59: k04-Strategic to Grow

TSUN-TZU, adalah seorang ahli strategi perang dari negeri china, menyatakan bahwa ada TIGA syarat agar kita dapat menjadi pemenang yang sempurna (absolut), yaitu,

Kenalilah Siapa Dirimu, tidak hanya cukup sebuah nama. Kenalilah Musuhmu, lakukan “pendekatan dan pemahaman” Kuasai Medan Pertempuran

KAMU ADALAH ... Pemenang, artinya kamu mengalahkan ratusan juta yang akan menjadi calon manusia, sebab,

Akal, adalah Pengetahuan dan Perasaan yang diberikan sang pencipta, artinya anda adalah makhluk paling sempurna

Kamu adalah “sangat unik”, artinya diantara 6 milyar penduduk dunia tidak ada yang menyerupai kamu

FOKUS KEPADA TUJUAN

TETAPKAN TUJUAN, tetapkan sasaran/target yang akan dicapai,

FOKUS kepada tujuan yang akan dicapai. INGAT, anda bukanlah mesin yang dapat bekerja terus menerus, tetapi

anda adalah serangkaian “mesin organik” yang lebih hebat dari itu semua, gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan anda sendiri.

MENTAL BAJA DAN ETOS KERJA Tidak gampang menyerah, Memiliki semangat yang tinggi, Memahami setiap kesalahan diri sendiri dan orang lain, Mengakui kesalahan adalah orang yang berjiwa besar.

Ciptakan budaya kerja yang diterima orang, Jangan menjadi opurtunis, Cari aman saja yang Merusak organisasi, dimana “pertikaian internal” akan menyebabkan anda lemah dan tidak solid, jadi,

Tingatkan kerjasama, Jadikan orang lain menjadi bagian tidak terpisahkan, Bangun Komunikasi.

KUNCInya adalah “Bekerja Dengan Hati, Bukan Bekerja Sesuka Hati”, artinya anda harus selalu IKHLAS

Temukan benih dalam diri untuk menciptakan buah dari kerjasama, Gali Potensi, pahami kekuatan untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan kita, karena, Sebuah organisasi tanpa kerja sama yang solid, omong kosong dapat berjalan dengan baik, kerjasama merupakan landasan yang kuat untuk mencapai tujuan apa yang akan kita capai bersama, semuanya butuh Proses

Keringat yang anda keluarkan hari ini, dengan dilandasi usaha yang ikhlas akan menjadi “sungai-sungai” kebahagiaan di masa mendatang.

Page 60: k04-Strategic to Grow

TIGA SENI BERHENTI DARI PEKERJAAN ANDA

Jika Anda berpikir untuk meninggalkan

pekerjaan Anda sekarang sebagai

karyawan, ingatlah bahwa bagaimana Anda

berhenti dari posisi sekarang akan sedikit

banyak berdampak pada langkah Anda

selanjutnya.

Bagi Anda yang ingin berhenti -untuk menjadi entrepreneur-,

mengundurkan diri dengan baik tetap diperlukan karena kita juga harus

tetap menjaga hubungan baik dengan semua orang dan pihak yang di

kemudian hari bisa menjadi aset koneksi bisnis aset kita yang sangat

berharga. Berikut adalah 3 kiat untuk berhenti dari posisi Anda sekarang

sebagai karyawan dengan cara yang elegan,

1. Bersikap positif, Saat Anda memberitahukan berita pengunduran diri Anda kepada bagian personalia atau sumber daya manusia (SDM) atau atasan Anda, hindarilah berbicara terlalu banyak. Anda mungkin merasa lebih baik tetapi itu tidak akan membantu karir Anda. Jika Anda memiliki masukan yang konstruktif, jadwalkan pertemuan terpisah untuk mendiskusikannya dengan yang berwenang.

2. Temukan pengganti Anda, Jangan tinggalkan tim atau manajer Anda dalam kondisi yang terlantar. Lakukan apa yang Anda bisa untuk mendapatkan orang pengganti Anda di perusahaan yang sekarang. Temukan yang memenuhi syarat. Jika memungkinkan, Anda bisa tinggal sementara untuk jangka waktu tertentu hingga transisi orang yang menggantikan Anda bisa berjalan mulus.

3. Tetap menjaga hubungan, Jangan memutuskan semua hubungan dan komunikasi dengan perusahaan tempat Anda bekerja bahkan jika Anda memiliki pengalaman kurang menyenangkan di sana. Mantan kolega dan manajer Anda mungkin dapat menjadi aset berupa koneksi bagi Anda di masa mendatang.

WUJUDKAN MIMPI, BUKAN KEMBALI BERMIMPI

Selama kita masih hidup, kita pasti masih memiliki tanggung jawab dan kewajiban yang harus di selesaikan. Seperti konsep hak asasi manusia yang menyatakan bahwa kita telah memiliki hak–hak tertentu yang dimiliki sejak dilahirkan, begitu pula dengan kewajiban yang kita miliki. Kebiasaan manusia pada umumnya

Page 61: k04-Strategic to Grow

adalah selalu mengingat apa yang menjadi haknya dan cenderung melupakan hal–hal yang menjadi kewajibannya. Sehingga marilah kita mulai sadari apa saja kewajiban yang harus kita pertanggung jawabkan dan tidak hanya menuntut serta menerima hak tanpa menyelesaikan kewajiban yang kita miliki.

Wujudkan Mimpi, Bukan Kembali Bermimpi

Saat – saat kritis di pagi hari adalah pada saat bangun pagi. Sebagian besar orang pasti pernah merasa malas untuk beranjak dari tempat tidur yang nyaman dan terus memanggil –manggil kita di pagi hari. Namun, masa sulit yang harus kita hadapi adalah di saat kita harus menentukan pilihan apakah kita akan bangun lalu mulai beraktivitas atau kembali tidur dan kembali bermimpi. Dari pada melanjutkan bermimpi yang tidak akan pernah ada habisnya, sebaiknya kita mulai mewujudkan mimpi–mimpi kita. Perencanaan yang baik dan matang itu bagus, tetapi jangan terus menerus berencana mulailah mewujudkan rencana–rencana tersebut agar bisa berdampak pula pada orang lain. Seperti saat kita di tempat tidur, jika kita tidak mulai bangun maka kita tidak akan memulai aktivitas apa pun. Begitu pula dengan kewajiban yang kita miliki, jika kita tidak memulai kewajiban–kewajiban kita dan hanya terus berencana untuk mengerjakannya dengan cara ini dan itu maka kita tidak akan pernah menyelesaikannya.

The Power of Kepepet

Tidak dipungkiri banyak orang yang akan mulai melakukan kewajibannya saat waktu yang dimilikinya sudah hampir habis. Sebagai mahasiswa pasti banyak yang mengerjakan tugas dua hari sebelum tugas dikumpulkan dan bahkan ada yang memulainya beberapa jam sebelumnya, padahal waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas–tugas tersebut cukup panjang dan lama sehingga tugas – tugas itu hasilnya bisa dimaksimalkan. Mulailah dari kewajiban yang kita miliki sesegera mungkin dan tidak hanya menunggu hingga waktu tertentu untuk mengerjakannya agar kita bisa memaksimalkan hasilnya.

Beberapa waktu yang lalu muncul sebuah konsep yang sangat menarik, “The Power of Kepepet”. Dalam teori tersebut dinyatakan bahwa tiap orang memiliki kekuatan melebihi apa yang dipikirkannya, dan kekuatan tersebut akan muncul jika kita berada di dalam kondisi terdesak. Konsep ini cukup menarik, karena hal ini banyak terjadi dan ada banyak sekali orang yang bisa menjadi sukses karena kepepet. Tetapi pada umumnya masih banyak juga orang yang gagal karena tidak kunjung memulai pekerjaannya dan menunggu waktu–waktu kritis sehingga mereka tidak mampu menyelesaikan kewajiban–kewajiban yang dimiliki.

Page 62: k04-Strategic to Grow

Done is Better Than Perfect

Mengerjakan kewajiban jauh–jauh hari agar mendapatkan hasil yang baik dan sempurna memanglah sangat baik dan patut dijadikan acuan dalam hidup kita, tetapi menyelesaikan kewajiban kita jauh lebih baik dari pada membuatnya jadi sempurna. Kesempurnaan memang membutuhkan waktu yang lama untuk digapai, sedangkan kewajiban yang kita miliki terkadang hanya memiliki waktu yang terbatas untuk diselesaikan. Pada kondisi yang demikian dari pada hanya mengejar kesempurnaan yang berimbas pada tidak terselesaikannya tugas kita lebih baik kita menyelesaikannya sebaik mungkin dan diperbaiki serta disempurnakan jika ada waktu sisa yang bisa kita manfaatkan.

Sadar diri atas kewajiban yang kita miliki memang penting, menyelesaikannya dengan baik juga sama pentingnya. Tetapi lebih penting lagi untuk kita memaknai hidup kita dan membuatnya berharga, jangan sampai kewajiban yang kita miliki menjadi hal yang mengganggu dan membuat hidup kita jadi tidak bahagia.

KEBIASAAN BURUK INI BIKIN ANDA BANGKRUT

Hati-hati! Kebiasaan buruk Anda ternyata bisa menyebabkan kesulitan finansial hingga kebangkrutan. Baru-baru ini, hasil survei yang dihimpun lembaga konsultasi kredit Amerika Serikat (AS), National Foundation for Credit Counseling (NFCC) menemukan beberapa kebiasaan yang dapat membuat penduduknya bangkrut.

"Tahun ini, kebutuhan finansial untuk pendidikan sangat tinggi. Tanpa landasan keuangan yang kuat, masyarakat AS dapat terpeleset dan mengalami kesulitan finansial," ungkap CEO NFCC Susan Keating. Menurut dia, jumlah penduduk yang mengalami kebangkrutan dapat terus bertambah jika masyarakat tidak berusaha mengubah kebiasaannya.

Belajar dari temuan NFCC, berikut empat hal yang dapat membuat Anda bangkrut, seperti dilansir Liputan6.com:

1. Tidak punya Anggaran

NFCC menggambarkan faktor yang satu ini bagaikan hambatan stabilitas keuangan pribadi. Bahkan NFCC berhasil membuktikan, 61% penduduk AS ternyata tidak memiliki anggaran dalam mengelola keuangannya.

Page 63: k04-Strategic to Grow

2. Utang Kartu Kredit

Survei NFCC menunjukkan utang 34% penduduk AS bertambah karena penggunaan kartu kreditnya. Bahkan 15% penduduk AS tercatat menambah utangnya hingga US$ 2.500 per bulan. Akibatnya, para pengguna kartu kredit harus menanggung bunga hingga US$ 370 sendirian.

3. Tak punya Tabungan

Sekitar sepertiga partisipan dalam survei tersebut mengaku hanya menabung untuk dana pensiun. Bahkan sebagian partisipan mengaku sama sekali tidak memiliki tabungan dari penghasilannya.

4. Terlambat membayar Tagihan

Hampir 25% penduduk AS mengaku tidak membayar seluruh tagihan rumah tangganya tepat waktu. Telat membayar tagihan dapat membuat Anda menanggung bunga yang lebih besar dan menambah jumlah utang Anda. (as)

Ketika kehidupan masih menempatkan kita di atas dan bawah, terus lah belajar, berpikir untuk dirimu sendiri, kembangkan

kebiasaan baik, fokus untuk jangka waktu panjang, itu lah yang Anda butuhkan dalam perjalanan. Semudah itu (Warren

Buffett).

TUGAS STRATEGY TO GROW

1. Semua pengusaha besar dan sukses pasti berawal dari kecil. Carilah tokoh entrepreneur sukses dari Indonesia yang sukses dan bermula dari usaha yang kecil. Bisa dicari lewat google, youtube atau lainnya, seperti buku biografi pengusaha sukses. Anda juga dapat memilih pengusaha lain yang Anda kenal telah berhasil sukses melipatkan usahanya. Setelah itu, cobalah analisis apa kunci keberhasilannya, inspirasi apa yang Anda peroleh serta apa strateginya dalam mengembangkan usahanya.

2. Salah satu keberhasilan pembelajaran adalah dengan melakukan refleksi. Buatlah tulisan refleksi Tulisan refleksi adalah sebuah esai tentang pembelajaran apa yang telah Anda dapatkan dalam minggu ini, bagaimana perasaan Anda atau apa saja yang bisa Anda bagikan.