gangguan mental organik
DESCRIPTION
presentationTRANSCRIPT
Page 1
Gangguan Mental Organik
Page 2
Gangguan Mental Organik
• Adanya penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi
• suasana afek yang tidak wajar atau tumpul
• Tanpa kemunduran dalam kesadaran, kemampuan intelektual dan kognitif.
Page 3
Diagnosis
– Adanya penyakit, kerusakan atau disfungi otak dan atau penyakit fisik sistemik yang berhubungan dengan salah satu sindrom mental.
– Adanya hubungan waktu antara perkembangan penyakit yang mendasari dengan timbulnya sindrom mental.
Page 4
– Kesembuhan dari gangguan mental terjadi setelah perbaikan atau dihilangkannya penyebab yang mendasari.
– Tidak ada bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindrom mental ini (seperti pengaruh yang kuat dari riwayat keluarga atau pengaruh stres sebagai pencetus).
Page 5
Diagnosis GMO
Halusinosis Organik Adanya halusinasi dalam segala bentuk (biasanya visual
atau auditorik) yang menetap atau berulang. Kesadaran jernih tidak berkabut.
Gangguan katatonik organik Adanya stupor (berkurang atau hilang sama sekali
gerakan spontan dengan mutisme parsial atau total, negativisme dan posisi tubuh yang kaku).
Gaduh gelisah, silih berganti secara cepat dan tak terduga dari hipo ke hiperaktivitas.
Page 6
Gangguan waham organik Adanya waham yang menetap atau berulang Halusinasi, gangguan proses pikir atau fenomena
katatonik mungkin ada. Kesadaran jernih dan daya ingat tidak terganggu.
Gangguan afektif organik Disertai kondisi yang sesuai dengan salah satu
diagnosis dari gangguan manik, gangguan bipolar, gangguan depresif.
Page 7
Gangguan ansietas organik Gambaran utama gangguan cemas menyeluruh,
gangguan panik atau campuran, tetapi timbul sebagai akibat gangguan organik yang dapat menyebabkan disfungsi otak (seperti epilepsi lobus temporalis, tirotoksikosis atau feokromositoma)
Tidak ada penurunan fungsi intelektual yang bermakna, tidak ada gangguan afektif yang menonjol dan tidak jelas adanya waham (seringkali insight masih baik).
Page 8
Penatalaksanaan
• Deteksi penyebab (dari riwayat pasien). • Mulai terapi bila diagnosis telah ditegakkan. • Buat daftar semua obat yang dikonsumsi oleh
pasien.• Bila perlu, lakukan pengekangan fisik terutama
pada pasien agitasi.• Periksa tanda vital pasien dan pemeriksaan fisik
lengkap.• Pemeriksaan status mental, terutama evaluasi
kesadaran, gangguan kognitif dan psikomotornya.
Page 9
• Pemeriksaan penunjang laboratorium (darah lengkap, kima darah lengkap), pemeriksaan fungsi organ, EKG, CT Scan kepala, pungsi lumbal.
• Bila pasien sangat gelisah antipsikotik potensi tinggi, Inj. Haloperidol 2-5 mg/ IM/ dapat diulangi setelah 30-45 menit.
• Bila pasien cukup tenang Haloperidol 2 x 0,5-1 mg/hari PO atau risperidon 2 x 0,5-1 mg/hari PO.
• Terapi atau tindakan lain terkait dengan penyebab.
Page 10
DELIRIUM
• Sindrom mental organik akut yang berakibat terjadinya hendaya kognitif menyeluruh.
• Diagnosis :– Gangguan kesadaran dan perhatian
kesadaran fluktuatif, tidak mampu untuk mengarahkan, memusatkan, mempertahankan, dan mengalihkan perhatian terhadap stimulus eksternal.
– Gangguan kognitif umum, distorsi persepsi, ilusi dan halusinasi (seringkali visual).
Page 11
– Kebingungan, ketakutan, tidak kooperatif, dan berusaha memahami sekelilingnya.
– Gangguan psikomotor (hipo atau hiperaktivitas).– Gangguan siklus tidur bangun, insomnia atau
terbaliknya siklus tidur bangun.– Gejala memburuk pada malam hari dan mimpi
buruk yang dapat berlanjut menjadi halusinasi setelah bangun tidur.
– Kekacauan emosional, seperti depresi, ansietas, mudah marah, takut, euforia dan apatis.
Page 12
• Awitan cepat
• perjalanan penyakit hilang timbul sepanjang hari
• berlangsung < 6 bulan.
• Pemeriksaan fisik internis dan neurologik yang diduga berkaitan dengan kondisi delirium
• Pemeriksaan Status Psikiatrik minimal kesan umum, perilaku psikomotor, persepsi, bentuk/proses pikir.
• Pemeriksaan gangguan fungsi kognitif
• Riwayat penggunaan zat psikoaktif
• Pemeriksaan penunjang: Lab. Radiologik,EKG,CT-Scan.
Page 13
Penatalaksanaan• Tempatkan pasien di ruangan tenang &
penerangan cukup.• Kontak dengan orang yang dikenal dapat
mengurangi kebingungan.• Informasikan kepada keluarga bahwa perilaku
atau pembicaraan yang aneh merupakan gejala penyakit.
• Jaga agar pasien tidak mencederai dirinya sendiri atau orang lain (misalnya singkirkan benda berbahaya)
Page 14
• Agitasi (Gaduh-gelisah) atau Agresi (menyerang orang-lain) dapat dilakukan:
• ”Fiksasi fisik” dan ditempatkan dalam ruang khusus (kamar ”High Care Unit”) dengan observasi tanda vital secara rutin tiap 15 menit secara ketat.
• ”Fiksasi medikasi” dengan:• Inj Haloperidol 2,5 – 5 mg/ IM /dapat
diulangi setelah 30-45 menit. • Inj Olanzapine Intra-muskular 10 mg atau:
Page 15
• Bila pasien tenang haloperidol 2 x 0,5-1 mg/hari PO atau risperidon 2 x 0,5-1 mg/hari PO.
• Prioritas pada Kondisi Medik Umum yang mendasari Rujuk RSU
• Hindari obat-obat psikotropika gol benzodiazepine dan gol antikolinergik:
– Diazepam– Lorazepam– Difenhidramin– Sulfas atropin– Trihexyphenidil tablet
Page 16
Demensia
Dr. Rina Hastuti Lubis, SpKJ
Page 17
Definisi• Kumpulan gejala klinik yang ditandai
penurunan fungsi mental intelektual (kognitif) yg progresif yg disebabkan oleh penyakit organik, dan telah mengganggu fungsi sosial, pekerjaan dan hubungan interpersonal.
• 60% irreversibel; 25% dpt dikontrol; 15%reversibel
Page 18
Etiologi• Common causes
– Alzheimer's disease– Vascular dementia
• Other causes– Lewy body disease– Pick's disease (dementia of the frontal lobe type) – Parkinson's disease with dementia – Metabolic and toxic encephalopathies– HIV infection– Korsakoff ‘s psychosis– Jacob-Creutzfeldt syndrome– Tumors– Normal pressure hydrocephalus
18
-Subdural hematoma-Wernicke’s syndrome-Neurosyphilis-B12 deficiency-Thyroid disease-Progressive supranuclear palsy-Hippocampal sclerosis
Page 19
Klasifikasi
Demensia irreversibe:
1.Demensia tipe Alzheimer
2.Korea Huntington
3.Penyakit Parkinson
4.Lain-lain
Page 20
Demensia reversibel:
1.Demensia vaskular
2.Hidosefalus tekanan normal
Demensia menetap yg diinduksi oleh zat
Page 21
Frekuensi demensia
21
DLB with AD 12%
Pure vascular dementia 5%
Alzheimer’s disease
Vascular dementia
Dementia with Lewy bodies
Frontotemporal dementia
Other dementiaswhite matter dementias subcortical (secondary) dementias transmissible encephalopathies
Gearing et al (1995); Kosunen et al (1996); Nagy et al (1998)
Mixed vascular dementia and AD 10%
Pure DLB 3%
60%
5%5%
Page 22
Tanda & Gejala• Fase dini:
– perubahan kepribadian– hendaya dlm ketrampilan sosial– Kurangnya minat dan ambisi– Afek labil dan dangkal– Agitasi– Sejumlah keluhan somatik– Penurunan bertahap dlm pekerjaan
Page 23
• Fase lanjut:– Penurunan memori (daya ingat) memori segera dan
jangka pendek (recent memory) recall– Perubahan mood dan kepribadian– Penurunan daya orientasi tu waktu dan tempat– Hendaya intelektual– Ggn daya nilai (judgment)– Gejala psikotik– Hendaya berbahasa
Page 2424
Gambaran Klinis
Functional impairment * IADL * ADL
Insidious onset Cognitive decline* Memory loss * Aphasia * Apraxia * Agnosia * Executive function difficulties
Behavioral signs * Mood swings * Agitation* Wandering
Neuropsychiatry symptoms* Delutions* Hallucinations* Anxiety* Personality alterations* Depression
Age over 60 yearsNo gait difficultiesIn mild & moderate AD
AD
Page 25
BPSD (Behaviour and Psychological Syndrome of Dementia)
• Perubahan perilaku dan berbagai aspek psikologis pd psn demensia: – Agitasi – Wandering– Depresi– Delusi paranoid– Apatis– Halusinasi– Agresivitas (fisik dan verbal)
Page 26
Standardized clinical diagnostic criteria for AD
26
Title Source Reference
ICD - 10 International Classification of Mental and Behavioural Disorders. In : International Classification of Diseases and Related Health Problem, 10 th edition.
World Health Organization, Geneva 1993.
DSM-IV Diagnostic and Statistical Manual for Mental Disorders; 4 Edition
American Psychiatric Association 1994
NINCDS/
ADRDA
National Institute of Neurological and Comunicative Disorders and Stroke/ AD and Related Disorders Association criteria
Mc. KcKhann et al.,1984
Page 27
Kriteria Diagnosis
• ICD 10 atau PPDGJ III
• DSM IV
• NINCDS-ADRDA1.Diagnosis pasti
2.Diagnosis probable
3.Diagnosis possible
Page 28
Diagnosis• Riwayat penyakit wawancara keluarga:
kepribadian, daya ingat, dll• Pemeriksaan dan observasi langsung
kesadaran baik (alert)• Tes psikometrik:
– MMSE dari Folstein skrining– Clock Drawing Test– Luria Nebraska– WAIS– Tes Bender Gestalt– Tes baterai Halstesd & Reitan
• Pemeriksaan laboratorium• Radio imaging
Page 29
MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Nama : Nama Pewawancara : Usia : Tanggal wawancara : Pendidikan : Jam mulai :
Skor Maksi-mum
Skor Responden
Orientasi 5 Sekarang (hari), (tanggal), (bulan), (tahun) berapa dan (musim) apa ? 5 Sekarang kita berada di mana ?
(jalan), (nomor rumah), (kota), (kabupaten), (propinsi) Registrasi 3 Pewawancara menyebutkan nama 3 buah benda, 1 detik untuk tiap benda.
Kemudian mintalah manula mengulang ke 3 nama benda tersebut. Berikan 1 angka untuk tiap jawaban yang benar. Bila masih salah, ulanglah penyebutan ke 3 nama benda tersebut sampai ia dapat mengulangnya dengan benar. Hitunglah jumlah percobaan dan catatlah (bola, kursi, sepatu). Jumlah pencobaan 1 kali
Atensi dan Kalkulasi 5 Hitunglah berturut-turut selang 7 mulai dari 100 ke bawah. Berilah 1
angka untuk tiap jawaban yang benar. Berhenti setelah 5 hitungan (93, 86, 79, 72, 65).Kemungkinan lain, ejalah kata “dunia” dari akhir ke awal (a-i-n-u-d). Satu (1) nilai untuk setiap jawaban yang benar
Mengingat 3 Tanyalah kembali nama ke 3 benda yang telah disebutkan di atas. Berilah
1 angka untuk tiap jawaban yang benar Bahasa 9 a. Apakah nama benda-benda ini ? Perlihatkan pensil dan arloji (2 nilai) b. Ulanglah kalimat berikut : “Jika Tidak, dan Atau Tapi” (1 nilai) c. Laksanakanlah 3 buah perintah ini : “ Peganglah selembar kertas dengan
tangan kananmu, lipatlah kertas itu pada pertengahan dan letakkan di lantai (3 nilai)
d. Bacalah dan laksanakan perintah berikut : PEJAMKAN MATA ANDA (1 nilai)
e. Tulislah sebuah kalimat (1 nilai) f. Tirulah gambar 1 ini (1 nilai)
Jumlah nilai
Tandai tingkat kesadaran manula pada garis aksis di bawah ini dengan huruf x : Sadar ( x ) Somnolen ( ) Stupor ( ) Koma ( )
Jam selesai : Tempat wawancara : Lembar lampiran MMSE (Bahasa) :
Bacalah dan laksanakankah perintah berikut : ” Pejamkan mata anda !“ Tulislah sebuah kalimat ! ……………………………………………………………… Tirulah gambar ini !
Page 3030
The Clock Draw Test
Cognitive Assessment
Time: 5.00 Score: 7 (normal)
Time: 'no real time' Score: 2 (demented)
Thalmann et al 1996.
Time: .10.30 Score: 3 (demented)
Time: 1/4 past 25 Score: 3 (demented)
Page 31
Diagnosis Banding
• Ansietas ringan
• Depresi berat pseudodemensia
• Ggn hipokondrik
• Skizofreniadeteriorisasi intelektual+rwyt psikotik, ggn proses pikir
• Deliriumkesadaran berfluktuasi
Page 32
Tatalaksana Komprehensif
• Terapi suportif :– Perawatan fisik : nutrisi, kacamata, alat bantu
dengar, alat proteksi (tongkat, obat-obatan dll)– Berada di lingkungan yg dikenal dgn baik (teman-
teman atau benda yg dikenalnya)– Tetap terlibat dlm kontak personal, orientasi yg
sering kalender, jam, radio, TV
Page 33
– Pertahankan rasa percaya diri pasien rawat sbg orang dewasa
– Hindari stimulasi berlebihan, suasana remang-remang, terpencil
• Terapi simptomatik:– Kegelisahan, agresi, agitasi
haloperidol 0,5mg PO 3x1 atau risperidone 1mg/hari
– Depresi SSRI– Insomnia pengobatan jangka pendek
Page 34
• Terapi khusus:– Tidak ada– Asetilkolin esterase inhibitor:
• Donepezil (Aricept ® ) 5-10mg 1x1 (malam)• Rivastigmine (Exelon ® ) 6-12mg 2x1 • Galantamine (Reminyl ® ) 8-16 mg 2x1
Page 35
Beda Delirium dan DemensiaDELIRIUM DEMENSIA
Terjadi secara tiba-tiba Terjadi secara perlahan
Berlangsung selama beberapa minggu Menetap
Berhubungan dengan pemakaian obat atau gejala putus obat, penyakit berat, kelainan metabolisme
Bisa tanpa penyakit
Hampir selalu memburuk malam hari Sering bertambah buruk di malam hari
Tidak mampu memusatkan perhatian Perhatiannya selalu ‘mengembara’
Kesiagaan berfluktuasi dari letargi menjadi agitasi
Kesiagaan selalu berkurang
Orientasi terhadap lingkungan bervariasi Orientasi terhadap lingkungan terganggu
Bahasanya lambat, seringkali tidak dapat dimengerti dan tidak tepat
Kadang mengalami kesulitan dalam menemukan kata-kata yg tepat
Ingatannya bercampur baur, linglung Ingatannya hilang, terutama untuk hal yang baru saja terjadi
Page 36
GMO akibat efek samping penggunaan antipsikotik
• Semua obat APG I dapat menimbulkan efek samping EPS
• Efek samping ini dibagi: – Akut: terjadi bbrp hari atau minggu-minggu
pertama pemberian obat– Efek kronik: terjadi setelah berbulan-bulan
atau bertahun-tahun menggunakan obat
Page 37
Page 38
• Parkinsonisme: rigiditas, bradikinesia, tremor, muka topeng, air liur yang menetes,berjalan dgn menyeret kaki, lenggang lengan berkurang atau spt robot
• Faktor risiko: – besarnya dosis– Tuanya umur– Riwayat parkinsonisme– Kerusakan ganglia basal
Page 39
Penatalaksanaan
• Efek samping yg muncul seharusnya diatasi dengan mengurangi dosis antipsikotik yg digunakan(bila memungkinkan)
• Mengganti dgn antipsikotik jenis lain
Page 40
Penatalaksanaan
• Bila dijumpai EPS akut/ reversibel (distonia akut, parkinsonisme):
– Inj. Diphenhydramine (benadryl) 25-100mg IM– Inj. Diazepam 10 mg IM– Inj sulfas atropin 0,25 – 1 mg IM– Trihexyphenidil tablet 4 – 12 mg/hari– Antikolinergik -->
– Hati-hati:• Memburuknya TD• Risiko toksisitas antikolinergik• Gangguan memori• Interaksi farmakokinetik dgn obat lain yg digunakan
Page 41
• Akatisia– beta-blocker spt Propanolol (10-80mg/hari)– Alternatif lain: Klonidin 3 x 0,1 mg/hari PO.– Antikolinergik spt triheksiphenidil juga dapat
digunakan meskipun efektivitasnya tidak sebesar pada pengobatan sindrom extrapiramidal lain.
Page 42
SNM (Sindroma neuroleptik maligna)
• Jarang, tetapi berbahaya.• Kebanyakan kasus terjadi dalam 10 hari pertama
dari pengobatan antipsikotik
• pemberian antipsikotik potensi tinggi dalam dosis besar
• peningkatan dosis yang cepat. • penghentian penggunaan agonis dopaminergik,
contoh: karbidopa, levodopa, amantadin dan bromokriptin.
• Penggunaan kombinasi antara preparat litium dan antipsikotik (misalnya haloperidol) juga banyak menimbulkan sindrom ini.
Page 43
Gambaran klinis:
– hipertermia (hingga mencapai 40C)– kekakuan seperti pisau lipat (lead-pipe rigidity)
yang ringan hingga berat– ketidakstabilan autonomik (takikardia, tekanan
darah meningkat, takipneu, hipertermia, diaforesis)
– Penurunan kesadaran – Kekakuan yang hebat dapat menyebabkan
rabdomiolisis dan akhirnya menjadi mioglobinuria dan gagal ginjal.
– Penyulit lain: trombosis vena, emboli paru, renjatan (shock), dan kematian
Page 44
• Pasien yang mendapatkan antipsikotik yang kemudian mengalami demam tinggi dan kekakuan, patut dicurigai menderita Sindrom neuroleptika maligna.
• Penatalaksanaan: – Hentikan penggunaan antipsikotik segera.– Atasi gejala secara simtomatik (misalnya
turunkan demamnya dengan antipiretik dan kompres, atasi kekakuan ototnya).
– Pantau tanda vital pasien
Page 45
– Antikolinergik Benztropin (Cogentin) 2 x 2mg PO atau IM atau Lorazepam (Ativan) 3 x 1mg PO
– Bila antikolinergika dan benzodiazepin tidak efektif bromokriptin (zat agonis dopaminergik) 3 x 2,5 - 5 mg/hari PO dan ulangi bila tak efektif hingga 60 mg sehari.
– Rehidrasi untuk mencegah syok dan gangguan ginjal.– Pemeriksaan laboratorium darah perifer lengkap, diff
count, kimia darah, ureum darah (BUN), kreatinin, fungsi faal hati, dan kreatin fosfokinase (creatine phoshokinase, CPK)
Page 46
• Sindrom neuroleptik maligna biasanya berlangsung 15 hari.
• Kesulitan setelah pasien sembuhapakah antipsikotik tersebut dapat diberikan kembali? memberikan antipsikotik jenis yang berbeda tetapi harus mempertimbangkan risiko bahwa antipsikotik awal mungkin lebih efektif.
• Bila tidak mungkin diatasi, rujuk pasien segera ke RSU.