fitri amalia sari... · web viewand the perception of public figures in this case are taken from...

26
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SALES PROMOTION GIRL OTOMOTIF (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Sales Promotion Girl Otomotif Di Kota Surakarta Tahun 2014) Fitri Amalia Sari Subagyo Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract Automotive Sales Promotion Girl (SPG) in Surakarta is part of the product strategy which is identical with pretty woman, attractive, sexy, using short skirt and heavy make up, even up can to “lease” and etc. Society considers that the activities of the Sales Promotion Girl (SPG) bit showing her sexiness considered too vulgar to be shown in general and contrary to the Javanese culture especially Surakarta where Javanese of women especially Surakarta described as being graceful, refined, polite and has a good personality. The cultural life of a person greatly affect the perception and creation of meaning at all social events in each of the social life always involves the relationship between the subjective and the creation of meaning (Van Maanen, et al, 1982). This research is a qualitative descriptive research using sampling techniques that purposive sampling technique. While the data collection techniques used were in- depth interviews. The research subjects were selected in this research is the city of Surakarta, which is divided into three, among others, the general public, service users Sales Promotion Girl (SPG) and the automotive community leaders. This research was shows that public perception could arise positive, negative, or neutral .Ordinary people see the image of a Sales Promotion 1

Upload: phungnguyet

Post on 01-Apr-2018

214 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP SALES PROMOTION

GIRL OTOMOTIF

(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Masyarakat Terhadap Sales

Promotion Girl Otomotif Di Kota Surakarta Tahun 2014)

Fitri Amalia Sari

Subagyo

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

AbstractAutomotive Sales Promotion Girl (SPG) in Surakarta is part of the

product strategy which is identical with pretty woman, attractive, sexy, using short skirt and heavy make up, even up can to “lease” and etc. Society considers that the activities of the Sales Promotion Girl (SPG) bit showing her sexiness considered too vulgar to be shown in general and contrary to the Javanese culture especially Surakarta where Javanese of women especially Surakarta described as being graceful, refined, polite and has a good personality. The cultural life of a person greatly affect the perception and creation of meaning at all social events in each of the social life always involves the relationship between the subjective and the creation of meaning (Van Maanen, et al, 1982). This research is a qualitative descriptive research using sampling techniques that purposive sampling technique. While the data collection techniques used were in-depth interviews. The research subjects were selected in this research is the city of Surakarta, which is divided into three, among others, the general public, service users Sales Promotion Girl (SPG) and the automotive community leaders.

This research was shows that public perception could arise positive, negative, or neutral .Ordinary people see the image of a Sales Promotion Girl (SPG) automotive tend to be neutral. Service user perceptions Sales Promotion Girl (SPG) automotive neutral because mutual symbiotic mutualism between them. And the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta is a city of culture were synonymous with women her polite, friendly, and gentle regard physical appearance, body language, and how automotive Sales Promotion Girl (SPG) interact with the customer has been imaged less well than the first.Keywords: communication, society perceptions, and automotive sales promotion

girl.

1

Page 2: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

Pendahuluan

Apa yang terlintas pertama kali ketika melihat sosok Sales Promotion

Girl? Cantik, menarik, seksi, menggunakan rok mini dan make up tebal, bahkan

sampai bisa di “sewa” dan sebagainya. Bermacam-macam pandangan dari

masyarakat yang ditujukan kepada seorang Sales Promotion Girl. Sales

Promotion erat kaitannya dengan strategi pemasaran yang sering digunakan untuk

mendongkrak penjualan dan kebanyakan adalah dengan menggunakan Sales

Promotion Girl (selanjutnya disingkat SPG).

Otomotif yang identik dengan kaum laki-laki ini membuat suatu

perusahaan menggunakan perempuan sebagai alat promosi penjualan yang

menjanjikan. Lebih mudah menarik perhatian dan untuk menarik minat dari lawan

jenis. Seperti pada ajang event besar IIMS (Indonesia International Motor Show)

kadang dimanfaatkan oleh kau laki-laki untuk menggoda atau merayu Sales

Promotion Girl (SPG) dengan modus ingin membeli mobil atau motor yang

ditawarkan pada saat event berlangsung. Modusnya yaitu dengan meminta nomor

handphone atau pin BB Sales Promotion Girl (SPG) yang sedang menjaga stand.

Sukanya menjadi Sales Promotion Girl (SPG) otomotif fee lumayan dan dukanya

image nya itu jelek. (Merdeka.com, Selasa, 24 September 3013).

Masyarakat Kota Surakarta khususnya yang masih berlandaskan

kebudayaan Jawa dalam memberikan respon terhadap para Sales Promotion Girl

masih belum mampu menerima kegiatan Sales Promotion Girl tertentu yang

menampilkan keseksian seorang perempuan dalam menawarkan suatu produk

sebagai kegiatan yang sudah biasa atau wajar. Mereka masih beranggapan bahwa

kegiatan Sales Promotion Girl yang sedikit menampilkan keseksiannya dianggap

masih terlalu vulgar untuk dipertontonkan secara umum dan bertentangan dengan

budaya Jawa khususnya Surakarta dimana perempuan Jawa khususnya Surakarta

digambarkan sebagai makhluk yang anggun, halus, sopan, dan memiliki

kepribadian yang baik. Dari kegiatan promosi penjualan yang dilakukan oleh

Sales Promotion Girl mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap image nya

di Kota Surakarta. Pandangan negatif masyarakat Kota Surakarta sendiri muncul

ketika mereka kurang mengetahui segala informasi yang terkait dengan kegiatan

2

Page 3: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

Sales Promotion Girl. Setiap informasi yang datang dari luar melalui inderanya

belum mampu diterima secara logis dan teratur oleh masyarakat. Seperti yang

diungkapkan oleh Van Maanen bahwa kondisi kehidupan budaya seseorang

sangat mempengaruhi persepsi dan penciptaan makna pada setiap peristiwa sosial

yang dalam setiap kehidupan sosial selalu melibatkan hubungan antar subyektif

dan pembentukan makna. (Sutopo, 2002: 30).

Hubungan penelitian ini dengan kajian ilmu komunikasi adalah bagaimana

persepsi masyarakat Kota Surakarta terkait stereotype dalam konteks ini sebagai

komunikan yang di bagi menjadi tiga golongan yaitu masyarakat awam,

masyarakat pengguna jasa Sales Promotion Girl (SPG) otomotif, dan tokoh

masyarakat. Sehingga pada penelitian ini, aspek komunikasi yang akan diteliti

adalah salah satu unsur pokok yang harus ada dalam proses komunikasi, seperti

diungkapkan Laswell yaitu SMCRE (Source, Message, Channel, Receipent,

Effect). Karena bagaimana persepsi yang ditujukan kepada Sales Promotion Girl

(SPG) otomotif, maka penelitian ini merupakan sebuah proses komunikasi yang

melibatkan komunikan.

Penelitian ini menggunakan komponen komunikasi berupa komunikan

yaitu khalayak masyarakat Kota Surakarta sendiri bagaimana menerima pesan

yang diterima lebih tepatnya bagaimana makna pesan tersebut kemudian

ditafsirkan dari proses informasi yang diterimanya. Persepsi yang timbul

merupakan pengaruh dari rangsangan-rangsangan fisik yang ditimbulkan. Dalam

hal ini lack of information menjadi salah satu faktor bagaimana komunikan dalam

menghasilkan sebuah persepsi yang diakibatkan oleh stereotype (labelling negatif)

terkait penampilan fisik seorang Sales Promotion Girl (SPG) otomotif yang ada di

Kota Surakarta.

Penelitian ini tentang masyarakat Jawa khusunya Kota Surakarta dalam

memandang jenis pekerjaan seorang Sales Promotion Girl (SPG) otomotif.

Peneliti ingin mengetahui tanggapan atau persepsi dari masyarakat Kota Surakarta

terhadap Sales Promotion Girl (SPG) Otomotif terkait stereotipe yang saat ini

berkembang di masyarakat. Sejauh ini persepsi tentang pekerjaan Sales Promotion

Girl (SPG) Otomotif sangat beragam, oleh karena itu peneliti bermaksud

3

Page 4: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

melakukan penelitian terhadap masyarakat Kota Surakarta yang masih

menjunjung tinggi norma-norma dan adat budaya Jawa tentang bagaimana

persepsi mereka terhadap citra sales promosi yang merupakan bagian dari

pemasaran suatu produk. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui bagaimana

gambaran persepsi yang muncul di masyarakat terhadap Sales Promotion Girl

(SPG) khususnya otomotif yang saat ini sangat beragam.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana persepsi masyarakat awam terhadap Sales Promotion Girl (SPG)

otomotif di Kota Surakarta?

2. Bagaimana persepsi pengguna jasa Sales Promotion Girl (SPG) otomotif di

Kota Surakarta?

3. Bagaimana persepsi tokoh masyarakat terhadap Sales Promotion Girl (SPG)

otomotif di Kota Surakarta?

Telaah Pustaka

A. Komunikasi

Komunikasi didefinisikan secara luas sebagai “berbagai pengalaman”

sampai batas tertentu, setiap makhluk dapat dikatakan melakukan komunikasi

dalam pengertian berbagai pengalaman. Keunikan komunikasi insani ialah

ketika kemampuannya yang istimewa untuk menciptakan lambang-lambang,

sehingga dengan kemampuan ini manusia dapat berbagi pengalaman secara

tidak langsung maupun memahami pengalaman orang lain. (Stewart L, Tubbs

& Silvia Moss, 2005: 4-5).

Dalam perkembangan selanjutnya, Kincaid dan Schramm (1977, 98)

memperkenalkan model yang lain, yaitu peserta pesan. Komunikator

dan komunikan digabung menjadi peserta, karena dalam suatu proses

komunikasi, misalnya percakapan dua orang, sulit untuk menetapkan mana

komunikator dan mana komunikan. Pada hakikatnya mereka bergantian

menjadi komunikator dan komunikan. Sedangkan unsur umpan balik atau

balikan, sesungguhnya juga adalah pesan dari peserta lain. (Arifin, 1998: 52).

4

Page 5: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

Fungsi komunikasi antara lain untuk memberikan informasi

(informatif), mendidik (edukatif), menghibur dan membujuk untuk melakukan

suatu hal tertentu yang dipesankan (persuasif). Dari situlah bagian inti dari

komunikasi yaitu persepsi. Persepsi meliputi pengindraan (sensasi), melalui

alat-alat indra (yakni indra peraba, indra penglihat, indra pencium, indra

pengecap dan indra pendengar), atensi dan interpretasi. Sensasi merujuk pada

pesan yang dikirimkan ke otak lewat penglihatan, pendengaran, sentuhan,

ciuman, dan pengecapan. Sebelum merespons atau menafsirkan kejadian atau

rangsangan berarti bahwa persepsi mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk

dipersepsi, termasuk orang lain dan juga diri sendiri.

Suatu kekeliruan persepsi adalah prasangka, suatu konsep yang sangat

dekat stereotype. Dapat dikatakan bahwa stereotype merupakan komponen

kognitif (kepercayaan) dari prasangka, sedangkan prasangka juga berdimensi

perilaku. Jadi, prasangka ini konsekuensi dari stereotype. Dari penjelasan di

atas dapat diartikan bahwa komunikasi merupakan penyampaian informasi

(pesan, gagasan, ide) dari komunikator kepada komunikan melalui media

tertentu dan menghasilkan dampak atau gejala tertentu pula. Jadi, proses

penyampaian pesan pada akhirnya akan memberikan dampak pada kedua

belah pihak, pihak antara komunikator dan komunikan. Kemudian bagaimana

gambaran komunikan dalam menerima pesan yang diterima dari komunikator.

Komunikan dalam menerima pesan dari komunikator disini Sales

Promotion Girl (SPG) otomotif sebagai komunikator yang sebagai pihak

pemberi pesan bagaimana dengan penampilan fisiknya selama bekerja dinilai

oleh komunikan. Komunikan sendiri dari khalayak masyarakat yang melihat

bagaimana seorang Sales Promotion Girl (SPG) dalam bekerja pada sebuah

perusahaan otomotif dalam berpenampilan dinilai oleh mata masyarakat yang

melihatnya. Kemudian dari situlah setelah indera penglihatan melihat

diinterpretasikan dengan penilaian berupa prasangka yang erat kaitannya

dengan stereotype.

5

Page 6: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

B. Persepsi

Persepsi merupakan bagian inti dari komunikasi yang terdapat banyak

pendapat mengenai pengertian tentang persepsi itu sendiri. Salah satunya

definisi persepsi menurut J. Cohen sebagai interpretasi bermakna atas sensasi

sebagai representatif objek ekstrnal. Maksudnya persepsi adalah pengetahuan

yang tampak mengenai apa yang ada di luar sana. (Mulyana, 2005: 167).

Berdasarkan kedua pengertian tersebut, maka persepsi dapat diartikan

sebagai suatu proses memahami, memaknai, dan menafsirkan suatu informasi

baik secara audio maupun visual secara lisan maupun tulisan, yang diterima

oleh panca indera kita. Dari proses itulah akan terjadi rangsangan-rangsangan

sebagai timbal balik dari apa yang diterima oleh panca indera.

1. Faktor yang mempengaruhi persepsi

Menurut Jalaludin Rahmat (1992: 52) menyatakan bahwa : “Faktor

yang mempengaruhi persepsi meliputi; faktor perhatian, faktor fungsional,

dan faktor struktural”. Mengenai penjelasan faktor-faktor tersebut sebagai

berikut :

a. Faktor Perhatian

Perhatian adalah proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli

menjadi perhatian menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya

melemah. Perhatian terjadi bila mengesampingkan masukan-masukan

melalui alat indera yang lain. Faktor perhatian masih terdapat dua

faktor lainnya yakni :

b. Faktor Eksternal Penarik Perhatian

Bahwa apa yang diperhatikan seseorang ditentukan oleh faktor-faktor

situasional dan personal. Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-

sifat yang menonjol, antara lain gerakan intensitas stimuli, kebaruan

dan perulangan.

c. Faktor Internal Penarik Perhatian

Alat indera manusia pada umumnya lemah tetapi, menunjukkan

perhatian yang selektif. Apa yang menjadi perhatian seseorang belum

tentu menyamai perhatian dari orang lain atau sebaliknya. Ada

6

Page 7: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

kecenderungan seseorang melihat apa yang ingin dilihat, mendengar

apa yang ingin didengar. Perbedaan perhatian ini timbul dari faktor-

faktor internal dalam diri seseorang, yaitu faktor biologis dan faktor

sosio psikologis.

1) Faktor Fungsional

Faktor fungsional berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu

dan hal-hal lain yang termasuk faktor personal. Yang menentukan

persepsi bukan jenis atau stimuli, tetapi karakteristik orang yang

memberikan respon pada stimuli itu.

2) Faktor Struktural

Faktor ini semata-mata berasal dari sifat stimuli fisik dan efek-efek

syaraf individu.

Selain dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut diatas, persepsi juga

dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan pemahaman yang tinggi, cara

mempersepsikan sesuatu hal juga akan berbeda dengan orang yang

mempunyai pengetahuan dan pemahaman rendah.

Sensasi adalah sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima

(seperti mata, telinga, hidung, mulut dan jari) terhadap stimuli dasar seperti

cahaya, warna, dan suara menurut Solomon. Sedangkan persepsi adalah proses

bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterpretasikan.

(Sutisna, 2002: 62).

Berikut gambar bagaimana stimuli ditangkap melalui indera (sensasi)

dan kemudian diproses oleh penerima stimuli (persepsi).

7

Page 8: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

Proses Perseptual

Sumber : Diadaptasi dari Michael R Solomon (1996), “ Consumer Behavior”

Prentice Hall International

Dari stimuli yang dihasilkan oleh masyarakat ketika melihat Sales

Promotion Girl (SPG) kemudian menghasilkan interpretasi dengan beragam

yang dapat menimbulkan tanggapan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Tanggapan tersebut bisa dikatakan dengan sebutan persepsi sesuai

8

Sensasi Pemberian Arti

PerhatianIndera Penerima

InterpretasiTanggapan

PERSEPSI

STIMULI

Penglihatan

Suara

Bau

Rasa

Texture

Page 9: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

dengan fungsinya untuk membantu memahami setiap informasi yang datang

dari luar melalui indera secara logis dan teratur.

C. Masyarakat

Masyarakat merupakan satu kesatuan yang bisa berubah yang dipengaruhi

oleh waktu dalam menerima berbagai informasi yang ada. Dalam

mempersepsikan masyarakat diharapkan bisa mampu membedakan informasi

antara yang baik dan yang buruk, yang penting dan tidak penting, yang

relevan dari yang tidak relevan. Seperti ada ungkapan yang menyatakan

terkadang kita cenderung untuk mendengar apa yang kita harapkan untuk

didengar dan melihat apa yang kita harapkan untuk dilihat. Namun pada

kenyataan tidak seperti itu, oleh karena itu persepsi masyarakat merupakan

proses dimana sekelompok manusia yang hidup dan tinggal bersama dalam

satu wilayah yang sama dan memberikan pemahaman atau tanggapan terhadap

sesuatu hal atau peristiwa yang terjadi di dalam lingkungannya tersebut.

Ada 3 faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat, antara lain :

1. Pelaku persepsi, bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba

menafsirkan apa yang dilihatnya dan penafsiran itu sangat dipengaruhi

oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu.

2. Target atau objek, karakteristik-karakteristik dan target yang diamati dapat

mempengaruhi apa yang dipersepsikan. Target tidak dipandang dalam

keadaan terisolasi, hubungan suatu target dengan latar belakangnya

mempengaruhi persepsi seperti kecenderungan kita untuk

mengelompokkan benda-benda yang berdekatan atau yang mirip.

3. Situasi, dalam hal ini penting untuk melihat konteks objek atau peristiwa

sebab unsur-unsur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita.

Persepsi adakalanya tidak dapat dipisahkan dengan interpretasi subyektif.

Antara individu yang satu dengan yang lainnya dalam lingkungan

bermasyarakat sangat berbeda tergantung pada bagaimana pengaruh

pengalaman dan banyaknya informasi yang diterima mengenai suatu objek

9

Page 10: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

tertentu. Adalah sangat langka ketika kita dapat mempersepsikan sesuatu

dengan secara netral tanpa memojokkan satu pihak.

D. Sales Promotion

Menurut Carter (1999: 37), kebutuhan perusahaan terhadap tenaga

Sales Promotion Girl disesuaikan dengan karakteristik suatu produk yang

akan dipasarkan. Kesesuaian antara produk yang dipromosikan dengan

kualifikasi Sales Promotion Girls memungkinkan akan meningkatkan daya

tarik konsumen pada produk yang dipromosikan.

Raharti (2001: 223) menjelaskan terdapat persyaratan yang harus

dipenuhi oleh Sales Promotion Girl yaitu :

1. Performance

Performance ini merupakan tampilan fisik yang dapat dilihat dengan

indera penglihatan. Dalam perspektif ini, performance juga

mengilustrasikan tentang pembawaan seseorang. Pembawaan seseorang

ini diukur melalui penampilan fisik dan cara berpakaiannya.

2. Communicating Style

Komunikasi menjadi syarat mutlak bagi para Sales Promotion Girl agar

dapat berkomunikasi dengan konsumen. Komunikasi ini diukur dari gaya

bicara dan cara bicara Sales Promotion Girl dengan para konsumen.

3. Body Language

Body Language ini mengarah pada gerakan fisik seperti lemah lembut,

lemah gemulai, dan lain sebagainya. Gerak tubuh dan sentuhan fisik

adalah deskripsi dari body language ini.

E. Stereotype

Stereotype adalah menyamaratakan citra kita tentang kelompok orang lain,

terutama tentang karakteristik psikologis mereka atau ciri kepribadiannya.

Stereotype merupakan bagian integral dan penting dari sebuah paket lengkap

dari proses psikologis yang merupakan rasa diri dan konsep diri. Mereka sangat

erat terkait dengan emosi, nilai, dan inti diri, dan dengan demikian, sulit untuk

mengubahnya. Stereotype erat kaitannya dengan prasangka, istilah prasangka

10

Page 11: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

sering digunakan untuk menggambarkan kecenderungan untuk menganggap

hal lain dengan cara negatif. Meskipun etnosentrisme dan stereotype

konsekuensi normal dan tak terhindarkan dari fungsi psikologis, prasangka

tidak demikian.

Prasangka hanya hasil dari ketidakmampuan individu untuk menyadari

keterbatasan dalam berpikir etnosentris dan stereotype nya. Prasangka

memiliki dua komponen yaitu komponen (berpikir) kognitif, dan komponen

(perasaan) afektif. Stereotype membentuk dasar dari komponen kognitif dari

prasangka, stereotype, keyakinan, pendapat, dan sikap terhadap orang lain.

Komponen afektif terdiri dari satu perasaan pribadi terhadap kelompok orang

lain. Perasaan ini mungkin termasuk kemarahan, penghinaan, kebencian,

penghinaan, atau bahkan kasih sayang, dan simpati. Walaupun komponen

kognitif serta afektif sering berhubungan, mereka tidak perlu, dan sebenarnya

mungkin ada secara independen satu sama lain dalam orang yang sama.

Artinya, seseorang mungkin memiliki perasaan tentang sekelompok orang

tertentu tanpa bisa menentukan stereotype tentang mereka, dan seseorang

mungkin memiliki keyakinan stereotype tentang orang lain yang terlepas dari

perasaan mereka.

F. Perempuan dalam Pandangan Masyarakat Jawa

Jawa adalah nama salah suku di Indonesia. Masyarakat Jawa mendiami

seluruh bagian tengah dan timur Pulau Jawa. Pusat kebudayaan Jawa berada di

Yogyakarta dan Surakarta. Sampai saat ini masyarakat Jawa masih mengikuti

kebudayaan Jawa. Di dalam pergaulan hidup dan hubungan sosial mereka

menggunakan bahasa Jawa. Tempat kediaman masyarakat Jawa, terdapat

berbagai variasi dan perbedaan yang bersifat lokal dalam beberapa unsur

kebudayaan seperti perbedaan mengenai bahasa, istilah teknis, dialek bahasa

dan sebagainya. Namun variasi dan perbedaan tersebut tidaklah besar karena

apabila diteliti hal itu masih menunjukkan satu pola ataupun satu sistem

kebudayaan Jawa.

11

Page 12: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

Kaum perempuan dianggap peragu, kurang percaya diri, tergantung

dan mudah menyerah pada keadaan. Anggapan tersebut seringkali

dihubungkan dengan pembawaan psikologis perempuan yang cenderung

emosional dan submisif. Berbeda halnya dengan laki-laki yang berpembawaan

agresif dan rasional. Kepribadian perempuan dinilai lemah, sehingga

masyarakat pun sudah yakin bahwa tempat bagi kaum perempuan adalah di

dalam rumah tangga. Analisis terhadap status dan peran perempuan Jawa

beragam. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan sudut pandang dan

pendekatan dalam mencermati eksploitasi dan dinamika yang terjadi dalam

hubungan pada masyarakat dan budaya Jawa.

Keadaan yang sekilas menunjukkan bahwa perempuan Jawa

mempunyai kekuasaan dan peran yang besar dalam keluarga dan masyarakat.

Sebenarnya masih terdapat berbagai rintangan cultural dan institusional yang

harus dihadapi oleh perempuan Jawa. Halangan yang mendasar yaitu masih

berlakunya sistem patriaki yang menghalangi kaum perempuan Jawa untuk

mendapatkan status dan peranan yang setara dengan laki-laki. Sistem patriaki

ini mengandung nilai yang mengutamakan laki-laki sehingga mempengaruhi

cara perempuan dan laki-laki mempersepsikan status dan peranannya dalam

keluarga dan masyarakat serta menentukan citra masing-masing jenis kelamin

dalam tatanan masyarakat.

Nilai patrikis tersebut dienternalisasikan dan dilanggengkan melalui

berbagai institusi sosial seperti lembaga politik, pendidikan, maupun

kepercayaan sehingga subordinasi tersebut tidak dirasakan sebagai suatu

sistem yang secara langsung sangat menekan dan memojokkan kaum

perempuan.

Metodologi

Mengacu kepada permasalahan yang diteliti, maka lebih tepat penelitian

ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan mendeskripsikan data yang telah

tergali secara naturalistik atau alamiah dari berbagai informasi, atau

mendeskripsikan data yang diperoleh.

12

Page 13: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

Dengan memilih Kotamadya Surakarta sebagai lokasi penelitian,

masyarakat Surakarta dibagi menjadi tiga kategori masyarakat yaitu masyarakat

awam, pengguna jasa Sales Promotion Girl (SPG) otomotif, dan tokoh

masyarakat.

Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan data

sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan

melalui proses wawancara dan observasi. Data sekunder diperoleh melalui studi

pustaka.

Sesuai dengan metodologi penelitian kualitatif, maka teknik pengambilan

sampel di dalam penelitian ini adalah jenis purposive sampling, yang

respondennya diambil secara selektif. Artinya peneliti cenderung untuk memilih

responden yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara

mendalam. Teknik purposive sampling di dalam penelitian kualitatif biasanya

dilakukan dengan cara mewakili responden, sehingga teknik ini juga sering di

sebut “criterion based selection” (Sutopo, 2002: 54).

Dalam teknik ini peneliti menggunakan pertimbangan tentang informasi

yang dipilih, yaitu berdasarkan penilaian bahwa responden yang akan diambil

tersebut adalah yang paling memenuhi syarat untuk maksud penelitian.

Sajian dan Analisis Data

Dalam bab ini akan dipaparkan deskripsi data sebagai hasil yang telah

dilakukan dalam proses pengumpulan data melalui teknik wawancara dan

pengampilan sampel dengan purposif sampel pada wilayah Surakarta.

Pengumpulan data dan informasi pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan metode wawancara secara mendalam. Wawancara yang dimaksud

adalah suatu bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang

ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya yang mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu dengan tanpa terstruktur dan terbuka.

(Moleong, 2008: 186).

Pilihan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data

yang penting berkaitan dengan permasalahan yang diteliti atau seringkali disebut

13

Page 14: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

purposive sampling. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Kota Surakarta, dan

wawancara akan diberhentikan apabila peneliti tidak menemukan aspek baru

dalam fenomena yang diteliti atau hingga data menjadi jenuh, yang menjadi

aturan umum dalam pengambilan sampel purposif. (Sutopo, 2005: 36-37).

Dalam temuan hasil penelitian ini akan dipaparkan hasil wawancara

dengan para narasumber. Data yang telah dikumpulkan kemudian diproses oleh

peneliti dengan melakukan kategorisasi dan disederhanakan. Cara penyajian

wawancara yaitu dengan menampilkan hasil wawancara yang dianggap dapat

menjawab tujuan penelitian ini dan telah dikelompok-kelompokkan sesuai dengan

pertanyaan penelitian ini. Peneliti mengambil informasi-informasi yang penting

dari hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah-masalah penelitian

yang hendak dicari jawabannya.

A. Persepsi Masyarakat Awam

Dari wawancara yang telah dilakukan kepada masyarakat awam dengan

mengambil 7 informan salah satu informan beranggapan netral terkait dengan

persepsi yang ditujukan kepada seorang Sales Promotion Girl (SPG) otomotif.

Andika Purniadi pada saat diwawancarai mengatakan bahwa sebelumnya

sudah pernah memiliki teman yang berprofesi sebagai Sales Promotion Girl

(SPG), banyaknya informasi yang didapatkannya mempengaruhi pendapatnya

dan lebih netral dalam mempersepsikan terkait dengan penampilan fisik, body

language, dan bagaimana berinteraksi dengan customer.

B. Persepsi Pengguna Jasa Sales Promotion Girl (SPG) Otomotif

Dari wawancara yang dilakukan dengan salah satu informan Iwan

Maryono yang latarbelakangnya seorang marketing dari perusahaan mobil

berpendapat netral terkait dengan penampilan fisik, body language, dan

bagaimana Sales Promotion Girl (SPG) otomotif berinteraksi dengan

customer. Untuk Sales Promotion Girl (SPG) otomotif di Kota Surakarta

sendiri masih biasa saja tidak terlalu vulgar dan masih dalam batas kewajaran.

Budaya di Kota Surakarta masih sangat kental.

14

Page 15: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

C. Persepsi Tokoh Masyarakat

Dari wawancara yang telah dilakukan dengan tokoh masyarakat dalam hal

ini pejabat publik dari Lembaga Pemberdayaan Perempuan Nuning Sri

Sulistyaningsih berpendapat bahwa persepsi terhadap Sales Promotion Girl

(SPG) otomotif dikatakan negatif terkait dengan penampilan fisik, body

language, dan bagaimana seorang Sales Promotion Girl (SPG) otomotif

berinteraksi dengan customer. Budaya di Indonesia khususnya di Solo

memandang seorang Sales Promotion Girl (SPG) otomotif masih negatif.

Dikatakan seperti itu, karena memiliki pengalaman sebelumnya melihat di

lapangan bagaimana seorang Sales Promotion Girl (SPG) otomotif di goda

atau bahkan di colak-colek.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap

Sales Promotion Girl (SPG) otomotif di Kota Surakarta, maka pada bab ini akan

di bahas mengenai kesimpulan dari penelitian sebagai berikut.

Pertama, persepsi masyarakat awam terhadap Sales Promotion Girl (SPG)

otomotif di Kota Surakarta memandang image nya masih tergolong netral.

Dengan beragam pendapat yang muncul saat diwawancarai, ada yang memandang

image seorang Sales Promotion Girl (SPG) otomotif itu positif, negatif dan netral.

Tetapi masyarakat pada umumnya memandangnya netral jika dilihat dari

penampilan fisik, body language, dan bagaimana seorang Sales Promotion Girl

(SPG) otomotif berinteraksi dengan customer.

Kedua, persepsi pengguna jasa Sales Promotion Girl (SPG) otomotif yang

merupakan klien dari perusahaan yang membutuhkan jasanya untuk melakukan

promosi produk otomotif yaitu netral. Dari penampilan fisiknya sendiri memang

sudah menjadi kewajiban dan keharusan yang dituntut oleh perusahaan agar lebih

menarik minat customer. Diantara pengguna jasa dan Sales Promotion Girl (SPG)

otomotif saling simbiosis mutualisme. Pengguna jasa membantu seorang Sales

Promotion Girl (SPG) otomotif mendapatkan pekerjaan sedangkan Sales

15

Page 16: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

Promotion Girl (SPG) otomotif digunakan untuk menarik minat customer demi

peningkatan penjualan produk otomotif.

Ketiga, persepsi tokoh masyarakat dalam hal ini diambil dari lembaga

pemberdayaan perempuan di Kota Surakarta terhadap Sales Promotion Girl

(SPG) otomotif di Kota Surakarta yaitu kurang baik atau negatif. Di Kota

Surakarta yang budayanya identik dengan perempuan yang sopan, ramah, lemah

lembut menganggap penampilan fisik, body language serta bagaimana seorang

Sales Promotion Girl (SPG) otomotif berinteraksi dengan customer sudah

dicitrakan kurang baik dari dahulu. Tetapi, setiap individu berhak menilai apapun

apa yang dilihat dan dirasakan.

Saran

Berdasarkan pada hasil kesimpulan yang telah di sampaikan diatas maka

peneliti memberikan saran yang sekiranya bisa bermanfaat.

Pertama, bagi masyarakat awam yang belum mengetahui bagaimana Sales

Promotion Girl (SPG) otomotif itu diharapkan lebih mampu menyaring segala

informasi yang didapatkan. Tidak menjudge orang lain dengan anggapan kurang

baik tanpa mengetahui keadaan yang sebenarnya. Masyarakat harus lebih cerdas

lagi dengan kemajuan teknologi dan informasi yang ada di Indonesia saat ini.

Kedua, bagi pengguna jasa Sales Promotion Girl (SPG) otomotif

diharapkan lebih memiliki kriteria-kriteria untuk menggunakan jasa seorang Sales

Promotion Girl (SPG) otomotif. Sales Promotion Girl (SPG) otomotif bagi

perusahaan-perusahaan otomotif merupakan bagian yang ditonjolkan ketika ada

pameran produk baru yang diluncurkan. Semoga lebih bisa memiliki citra yang

baik di mata masyarakat karena membawa nama baik perusahaan tersebut.

Ketiga, bagi peneliti selanjutnya penelitian ini jauh dari sempurna. Maka,

peneliti mengharapkan adanya peneliti lain yang tertarik dengan Sales Promotion

Girl (SPG) otomotif dan persepsi masyarakat sebagai subyek penelitiannya.

Informasi-informasi yang disampaikan pada penelitian ini diharapkan bisa

bermanfaat dan dapat mengubah cara pandang seseorang terhadap orang lain

bukan hanya melihat dari luarnya saja.

16

Page 17: FITRI AMALIA SARI... · Web viewAnd the perception of public figures in this case are taken from the body of women's empowerment in Surakarta is unfavorable or negative. Surakarta

Daftar Pustaka

Arifin, Anwar. (1998). Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

J Moleong, Lexy. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Stewart L. Tubbs dan Silvia Moss. (2005). Human Communication Konteks-Konteks Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suka duka SPG otomotif, mulai digoda, dicolek bahkan dipeluk - Yahoo News Indonesia.htm diakses tanggal 24 September 2013 08:39 WIB

Sutisna. (2002). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sutopo. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Sebelas Maret University Press.

17