f e b r u a r i 2 0 1 6 / n o . 2 8 4 w w w . u k i . c a...

12
GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood) Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Christine Budihardjo Randy Danurahardja Penasehat: Rm. J. Juliwan M. SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Email: [email protected] FEBRUARI 2016/NO.284 BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h WWW.UKI.CA 36 YEARS TOGETHER 1980-2016

Upload: phungdat

Post on 29-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GEREJA

St. Anselm’s Church

1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)

Toronto

ON M4G 3H3

Ph: (416) 485-1792

Subway Stn:

Davisville

Redaksi:

Angelina Hanapie

Julian Wibowo

Christine Budihardjo

Randy Danurahardja

Penasehat:

Rm. J. Juliwan M. SCJ

Alamat Redaksi:

c/o Priests of the

Sacred Heart

58 High Park Blvd.

Toronto

ON M6R 1M8

Email:

[email protected]

F E B R U A R I 2 0 1 6 / N O . 2 8 4

BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h

W W W . U K I . C A

36 YEARS TOGETHER 1980-2016

Pastor Pamong Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,

(647) 532.1318 [email protected]

Deacon Deacon Val Danukarjanto,

(416) 497.2274 [email protected]

DEWAN PENGURUS UMAT KATOLIK INDONESIA

Koordinator Damianus Indyarta, (416) 284.4707

[email protected]

Sekretaris Christianita Kuswoyo,

(647) 774.3801 [email protected]

Bendahara Janto Solichin, (416) 587.2362

[email protected]

WILAYAH TIMUR Ketua Wilayah

Adrianus Sofjan Suhadi, (416) 949.3900 [email protected]

Seksi Liturgi Jeffrey Susilo, (416) 388.6169

[email protected] Seksi Bina Iman

Esther Kurniadi, (416) 371-2593 [email protected]

Seksi Sosial Lusia Lie

[email protected], (416) 903.9718

Seksi Rumah Tangga Selvie Widjaja, (647) 896.6121

[email protected] Usher

Harty Doyle, (647) 533.6246 [email protected]

WILAYAH BARAT Ketua Wilayah

Ben Dijong, (905) 997.5765 [email protected] Seksi Liturgi

Raymond Wirahardja, (905) 812.9491

[email protected] Seksi Bina Iman

Maya Adisuria, (905) 814.8475 [email protected]

Seksi Sosial Lucas Noegroho, (416) 859.0222

[email protected] Seksi Rumah Tangga

Ribkah Mesach, (905) 286.9081 [email protected]

Usher Joyo Sudardi, (905) 785.6379

[email protected]

BIDANG KHUSUS Mudika, Yoanitha

[email protected] PELAKSANA KHUSUS

Ketua Lektor Lilian Tjokro, (905) 887.9546

[email protected] Ketua Sakristi

Hendry Wijaya, (416) 450.6536 [email protected]

Minggu, 27 Maret 2016:

Misa Paska UKI dengan tema

“Cinta yang Bersemi” Pukul 14:00 di St. Anselm

Minggu, 20 Maret 2016: Minggu Palma. Tidak ada Misa UKI. Umat dimohon

menghadiri Misa Minggu Palma di paroki masing-masing.

Kamis Putih, 24 Maret 2016. Jumat Agung, 25 Maret

2016, Sabtu Suci, 26 Maret 2016: Tidak ada Misa

UKI. Umat dimohon menghadiri misa di paroki masing-masing.

F E B R U A R I 2 0 1 6 / N O . 2 8 4 H A L A M A N 3

Bersambung ke halaman 4,

iingatkan kembali...

Abu telah kita terima yang

menandakan perjalanan kita

dalam Masa Retret Agung Prapaskah

ini dimulai. Abu menjadi tanda yang

selanjutnya harus kita wujudkan

dalam hidup kita setiap hari. Kita

tidak ingin tanda itu hanya kelihatan

di dahi saja, melainkan di seluruh

kehidupan kita sebagai orang yang

ingin bertobat karena sadar akan

kelemahan kita.

Untuk membantu perjalanan

kita dalam Masa Retret Agung ini,

Sabda Tuhan melalui Kitab Suci

sudah menggambarkannya. Bantuan

itulah yang kita sebut sebagai 3 pilar

dalam Masa Prapaskah. Ketiga pilar

itu adalah: Amal kasih-sedekah

(almsgiving), Doa (prayer) dan Puasa

(fasting). Inilah 3 pokok yang

membantu kita untuk semakin

memperbaiki diri dan menyatukan

diri kepada Tuhan agar kita semakin

mampu menjadi pribadi Katolik

sejati, sebagai anak Allah. Puasa

menunjukkan bagaimana relasi kita

dengan diri sendiri, mengatur diri dan

tidak mengikuti begitu saja keinginan

dan nafsu kedagingan. Doa

merupakan relasi dengan Tuhan,

yang semakin diakrabkan sehingga

semakin menjadi pribadi yang

terberkati. Amal kasih merupakan

relasi dengan sesama, yang

merupakan wujud mengasihi sesama

dengan memberikan perhatian kepada

saudara kita. Perhatian juga dalam

bentuk berbagi kasih dengan

memberikan kebutuhan yang

diperlukan.

Belaskasih yang melimpah...

Secara khusus dalam Tahun

Suci Luar Biasa Belaskasih ini, kita

semakin disadarkan akan begitu

melimpahnya Belaskasih Tuhan

kepada kita semua. Belaskasih itu

tampak dalam pengampunan atas

kedosaan kita. Jelaslah bahwa hanya

Tuhan sendiri yang dapat

mengampuni dosa dan kesalahan kita.

Namun demikian Tuhan telah

berkenan memberikan kuasa

pengampunan itu kepada rasulNya

dan terus diwariskan kepada para

uskup dan imam. Dengan demikian

pengampungan Tuhan itu diberikan

secara melimpah kepada semua orang

yang datang dan memohon

pengampunan. Santo Paulus

mengatakan bahwa ketika dosa

bertambah banyak, maka rahmat

Tuhan semakin melimpah. Ini

menunjukkan kepada kita begitu

Tuhan itu memperhatikan kehidupan.

Kita. Namun terutama karena Tuhan

menginginan keselamatan kita semua.

Memasuki Masa Prapaskah

ini, Paus Fransiskus mengutus para

imam (romo) yang disebut

‘Misionaris Belaskasih –

Missionaries of Mercy’. Mereka

adalah para imam yang diberi kuasa

khusus untuk melepaskan dosa-dosa

berat yang biasanya hanya bisa

dilepas oleh Uskup atau Paus. Inilah

tanda nyata Belaskasih Tuhan yang

secara lebar dibuka bagi kita semua

yang masih berjuang di dunia ini agar

kita selamat. Para ‘Misionaris

Belaskasih’ itu diutus ke seluruh

dunia dalam membawa warta

keselamatan dan membawa kita

semua kepada Bapa yang

berbelaskasih.

Jika Pintu Belaskasih Tuhan

sudah terbuka lebar, bagaimana sikap

kita secara pribadi? Tuhan melalui

Gereja sudah berusaha membawa kita

semua ke dalam keselamatan dan

persatuan dengan Tuhan yang

mencintai kita. Menghadapi realita

yang penuh berkat ini, akankah kita

berdiam saja dan membiarkan

Rahmat dan Pengampunan yang akan

tercurah bagi kita. Maka janganlah

kita berkeras hati untuk membuka

pintu hati kita bagi Belaskasih Tuhan

supaya kita diselamatkan.

Menjadi Misionaris Belaskasih

Mengalami Belaskasih Tuhan dan Membagikannya

D

Oleh Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ

H A L A M A N 4

Mengalami Belaskasih

Tuhan...

Kita hadir di tengah dunia ini

karena kasih Tuhan, yang telah

menciptakan, maka bersyukurlah.

Memang setiap pribadi mempunyai

kisahnya sendiri, yang tidak selalu

menggembirakan. Namun biarlah

mata kita melihat kasih dan

keselamatan Tuhan sejak kita

membuka mata di dunia ini. Awal

yang baik tentu saja akan menjadi

langkah yang menggembirakan.

Bersyukur adalah ungkapan

pengalaman akan kasih dan kebaikan

Tuhan. Ketika kita menyambutnya

dan membuka mata untuk melihat

kehadiran Tuhan, maka kita akan

menjadi tenang dan aman.

Jika kita jujur, ada banyak

peristiwa dalam kehidupan kita yang

menunjukkan begitu besarnya kasih

Tuhan. Tidak ada satupun peristiwa

atau kejadian dalam hidup kita yang

lepas dari tuntunan tangan Tuhan.

Mulailah melihat dari hal-hal kecil

dan sederhana, Tuhan sudah ada

menyertai kita. Terkadang kita

menjadi terkenal dan sukses namun

kita tidak selalu bahagia karena kita

peroleh bukan atas kerjasama kita

dengan rahmat Tuhan. Tuhan selalu

ingin membahagiakan manusia,

seperti yang tampak dalam Sabda

Bahagia, yang ditulis dalam Matius

5: 1-12. Kebahagiaan tentu saja

berkaitan dengan Keselamatan yang

berasal dari Tuhan. Semuanya itu

hanya mungkin karena Belaskasih

Tuhan bagi kita. Baiklah kita selalu

menyadari, juga dalam permasalahan

dan tantangan kehidupan yang kita

alami, Belaskasih Tuhan selalu hadir.

Saatnya untuk berbagi

Belaskasih...

Perjalanan Masa Prapaskah di

Tahun Suci Belaskasih ini mengajak

kita untuk meneruskan Belaskasih

Tuhan itu kepada sesama kita. Tentu

saja kita hanya dapat membagikan

Belaskasih Tuhan itu jika kita terlebih

dahulu mengalaminya dan

memilikinya. Kita semua sudah

diangkat menjadi anak-anak Allah

dan dengan demikian kita pun

meneruskan karya Keselamatan yang

sudah dilakukan oleh Yesus, Saudara

kita. Kepada kita semua Yesus

bersabda, “Pergilah ke seluruh dunia,

wartakanlah Kabar Gembira ...” .

Jelaslah bahwa kita juga diutus untuk

menjadi ‘Misionaris Belaskasih’ di

jaman sekarang ini. Kita diutus bukan

karena kita orang hebat, pinter atau

terkenal, namun karena kita adalah

anak Allah dan Allah adalah Bapa

kita. Kita ikut ambil bagian dalam

mewujudkan Keselamatan bagi semua

orang di dunia ini.

Baiklah kita secara pribadi

dan bersama mengadakan gerakan

Belaskasih mulai saat ini yang

digerakkan oleh Tahun Suci

Belaskasih ini. Seperti pesan Ibu

Teresa dari Kalkuta, ‘cinta itu mulai

dari rumah’, maka mulailah

menghidupi dan membagikan

Belaskasih itu dari rumah dan

keluarga kita masing-masing.

Kita berusaha untuk semakin

mengalami Belaskasih Tuhan

di dalam diri kita sehingga

kita pun akan semakin

mampu untuk Berbelaskasih

kepada keluarga kita. Jika hal

ini dihidupi dengan serius,

maka akan terhindarlah

berbagai ketegangan dalam

keluarga apalagi perceraian.

Kita harus berani

memutuskan tindakan yang

menyedihkan dan

menghancurkan kesucian

perkawinan dengan kasih.

Keluarga bahagia dengan

pancaran kasih akan

membawa kesaksian bagi

orang lain, maka Belaskasih

itu makin tampak ke luar.

Baru saja UKI

Toronto merayakan Ultah ke

36, usia yang sudah tidak terlalu muda

lagi. Perayaan ini menjadi saat syukur

atas banyaknya Belaskasih Tuhan

yang diterima melalui banyaknya

pribadi yang terlibat aktif dalam

mengembangkannya. Semua tentu

saja terlibat dalam kehidupan UKI,

apapun bentuknya. Inilah saatnya pula

kita membagikan Belaskasih itu di

dalam Keluarga UKI kita tercinta ini.

Kita ingin terus membagikan

Belaskasih Tuhan itu kepada semua

saudara di UKI, walaupun tidak

semua pribadi menyenangkan. Tuhan

Yesus selalu mengasihi dan

Berbelaskasih kepada para rasulNya

dan semua orang, walau ada di antara

mereka yang malah melukaiNya. Jika

kita semua membuka hati dan mau

berbagi Kasih, tentulah semakin

indahlah hidup dalam kebersamaan

sebagai anak-anak Allah, khususnya

di dalam UKI ini.

Semoga Masa Retret Agung

Prapaskah ini semakin menjadikan

kita sebagai pribadi yang mempunyai

hati terbuka bagi sesama dengan

berbagi Belaskasih Tuhan. □

1 Tesalonika 4:14 “Karena jikalau kita percaya, bahwa Yesus telah mati dan bangkit, maka

kita percaya juga bahwa mereka yang telah meninggal dalam Kristus akan dikumpulkan Allah bersama-sama

Dia”

Umat Katolik Indonesia di Toronto dan sekitarnya,

TURUT BERDUKA CITA, atas berpulangnya:

Bpk. Matthew Muljadi Pramana

(84 th) Meninggal, 15 Februari 2016 di Toronto

Suami dari Lestari Pramana Ayah dari Hendra Pramana (Coco) / Carol

Lesmana Pramana (Dede) / Vivi Bernie B. Pramana / Linn

Linda Pramana Hancott / Daren Hancott Grandpa dari Calvin, Edrick Pramana /

Stephanie, Ellysia, Dyllan, Garrett Great Grandpa dari Ethan

Semoga Tuhan Yang Maha Rahim memberi

keselamatan kekal dan tempat peristirahatan yang indah di rumah Bapa di sorga. Dan bagi

keluarga yang ditinggalkan diberi rahmat, kekuatan, ketabahan serta penghiburan dari-

Nya.

F E B R U A R I 2 0 1 6 / N O . 2 8 4 H A L A M A N 5

audara-saudari Umat katolik

Indonesia yang terkasih. Pintu

Masa Prapaskah segera kita

masuki melalui Perayaan Rabu

Abu. Dengan abu, kita semua disa-

darkan akan kerapuhan manusiawi

kita dan kedosaan kita. Dengan

demikian, kita diajak untuk membuka

hati bagi Belaskasih Tuhan yang be-

gitu besar. Pintu Belaskasih Tuhan

yang tampak dalam diri Yesus

Kristus, yang membuka hatiNya, su-

dah terbuka lebar. Dari Hati itulah

mengalir Belaskasih dan Pengam-

punan bagi kita semua.

Secara khusus pada tahun ini,

rahmat Belaskasih itu semakin

melimpah diberikan kepada kita

semua. Oleh sebab itu isilah Masa

Prapaskah ini dengan pertobatan total

hidup kita. Gereja menyediakan ban-

yak sarana dan jalan untuk menerima

pertobatan ini. Sepanjang ‘Year of

Mercy’ ini, pengampunan terus dicu-

rahkan. Namun dalam Masa

Prapaskah, secara khusus rahmat itu

diberikan. Maka janganlah sia-siakan

karunia Tuhan yang indah ini.

Kita tidak hanya sadar se-

bagai ‘anak bungsu’ yang berdosa

dan mau kembali. Sebaiknya, sadari

pula sikap kita sebagai ‘anak sulung’

yang merasa diri benar, selalu

melakukan yang baik, taat peraturan,

namun tidak bisa menerima ‘adik’nya

yang bersalah, yang berdosa dan

kembali. Inilah realita hidup kita,

yang perlu kita sadari. Terkadang kita

tidak mudah menerima sesama dan

saudara kita yang bersalah, yang ku-

rang baik, yang menyakiti kita ... Jika

Allah Bapa kita begitu berbelaskasih

dan mau mengampuni kita, mengapa

kita masih berkeras hati. Ingatlah te-

ma ‘Year of Mercy’ ini:

“Berbelaskasih seperti Bapa”.

Perjalanan kita sebagai

pribadi, keluarga, komunitas dan

UKI, sungguh memerlukan dimensi

Kasih dan Belaskasih ini. Seperti kata

Paus Fransisikus, “Jadilah misonaris

Belaskasih”. Jelas ini menjadi tugas

perutusan kita semua, yakni memba-

wa Belaskasih Allah kepada semua

manusia. Oleh sebab itu, jika kita

sendiri belum membuka hati dan

mengalaminya, maka menjadi tidak

mudah berbagi Belaskasih Tuhan itu.

Maka baiklah mulai dari diri kita

sendiri, menerima dan membagikann-

ya.

Dengan menghayati dan

menghidupi Belaskasih Allah ini,

banyak rencana dan kegiatan kita se-

bagai UKI dapat kita lakukan dengan

ringan dan kerjasama. Marilah kita

melangkah bersama dalam Keluarga

UKI dengan mengalami dan mem-

bagikan Belaskasih Allah sehingga

Masa Prapaskah ini akan berbuah

indah dalam Perayaan Paskah nanti.

Berkat Tuhan menyertai kita semua.

Rm. Johanes Juliwan Maslim,

SCJ

S

Oleh Johanes Juliwan Maslim SCJ

Membuka Hati untuk

Menyambut Belaskasih Tuhan

Keluarga besar UKI Toronto yang terkasih dalam Kristus,

Memasuki masa Prapaskah ini, kita bersiap-siap kembali untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan mengadakan pengumpulan dana Aksi

Puasa (di Indonesia biasa disebut APP). Adapun tahun 2016 ini, dewan pengurus telah memutuskan untuk menyalurkan dana Aksi Puasa kita ke 2 tempat di Indonesia:

1. Bagi pembangunan Gereja St.Mikael Nunang, Desa Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang - Manggarai Barat. Keuskupan Ruteng, Nusa Tenggara Timur. 2. Bagi Panti Asuhan Suster PPYK (Puteri-Puteri Yesus

Kristus) di Pakem, Yogyakarta, Jawa Tengah. Panti ini menerima anak-anak miskin terlantar, bahkan dari bayi.

Aksi Puasa ini akan dikumpulkan dalam bentuk Kolekte Kedua di setiap Misa UKI di masa Prapaskah. Yaitu: 1. Minggu, 14 Februari 2016 2. Minggu, 28 Februari 2016 3. Minggu, 13 Maret 2016 4. Sabtu, 19 Maret 2016 (Misa Minggu Palma saat Rekoleksi Prapaskah di Loretto Abbey)

Dengan tanpa mengurangi rasa hormat, tidak ada tax receipt untuk Aksi Puasa ini karena tujuan alokasi dana adalah ke Indonesia.

Sebelumnya, kami ucapkan banyak terima kasih atas segala bentuk cinta yang akan disumbangkan bagi Aksi Puasa UKI ini. Tuhan memberkati segala upaya dan niat baik kita semua. Salam Dalam Kasih, Dewan Pengurus UKI

Aksi

2016

Apa itu Tahun suci Kerahiman Ilahi (What is the Year of Mercy)? Yesus Kristus adalah wajah kerahiman Bapa (Jesus Christ is the face of the Father’s mercy). Dengan perkataan tersebut, Paus Fransiskus secara resmi memulai Tahun Suci/Yubileum Luar Biasa Kerahiman Allah, yaitu suatu masa doa yang dimulai pada tanggal 8 Desember 2015 - Hari Raya Maria Dikandung Tanpa Noda - dan berpuncak pada Hari Raya Kristus Raja Alam Semesta, tanggal 20 November 2016. Misteri Kerahiman Ilahi adalah pusat dari iman kristiani, selama tahun suci ini kita diharapkan untuk menjadi orang yang lebih mengasihi, lebih fokus kepada pengampunan dosa dan rekonsiliasi. Kita dipanggil untuk bertumbuh dalam iman kasih, berdoa bersama, dan menerima Sakramen Tobat. Paus Fransiskus lebih jauh mengajak kita semua untuk memperdalam pemahaman dan keyakinan kita bahwa Allah adalah Maharahim, mengalaminya secara pribadi, menjalankan pertobatan dan mewujudkan pertobatan itu dalam kehidupan yang nyata.

YUBILEUM – apa maksudnya? Tradisi Yubileum Tahun Suci ini berasal dari tradisi Perjanjian Lama. Setiap 50 tahun, Tahun Suci dirayakan untuk mengembalikan keseimbangan hidup bersama sebagai umat Allah. Pada Tahun itu semua warga Umat Allah yang menjadi hamba harus dibebaskan, semua tanah yang dijual harus dikembalikan kepada pemiliknya, semua hutang dihapus. Gereja mengambil alih tradisi ini sejak tahun 1475, atas penetapan oleh Paus Paulus II, merayakannya setiap 25 tahun. Tahun Suci “biasa” terakhir kita rayakan pada tahun 2000, ketika umat manusia memasuki millennium yang ketiga. Selain Tahun Suci “biasa”, Gereja juga merayakan Tahun Suci “Luar Biasa”. Tahun Suci “luar Biasa” terakhir kita rayakan pada tahun 1983, untuk mengenangkan 1550 tahun karya penebusan Kristus.

MOTO: MERCIFUL like the Father (Lukas 6:36) – apa maksudnya? Dengan moto “Hendaklah kamu murah hati seperti Bapamu” (Merciful like the Father) Paus Fransiskus mengajak umat untuk mengikuti contoh kerahiman Allah yang meminta kita untuk tidak menghakimi atau menyalahkan, tetapi memberikan kasih dan pengampunan. Logo yang dirancang oleh Pastor Marko I Ripnik, memperlihatkan Jesus, perwujudan dari kerahiman, memanggul “seorang yang hilang” diatas bahunya, menekankan betapa

dalamnya perikemanusian sang Juruselamat; keduamatanya menyatu dengan kedua mata orang yang diusung itu. Latar logo tersebut berupa tiga oval konsentris, dengan warna2 yang semakin terang ke sisi luar, yang berarti Yesus membawa orang tersebut keluar dari kegelapan dosa.

INDULGENSI untuk Tahun Kerahiman – apa maksudnya? Seperti pada setiap perayaan Yubileum sebelumnya, setiap umat dapat menerima Indulgensi penuh di Tahun suci kerahiman ini. Indulgensi adalah penghapusan dari hukuman-hukuman sementara atas dosa untuk orang beriman Kristiani yang berdiposisi baik serta memenuhi syarat tertentu (kanon 992). Dalam Tahun kerahiman ini, syarat untuk memperoleh indulgensi penuh adalah menerima sakramen tobat, berziarah dan mengikuti Novena yang ditetapkan gereja. Sedangkan Indulgensi sebagian diperoleh ketika salah satu dari syarat itu tidak dapat dipenuhi. Bagaimana kita bisa mendapatkan INDULGENSI? 1. Berziarah - mengunjungi tempat2 ziarah, terutama mengujungi PINTU SUCI (HOLY DOOR) yang sudah ditetapkan di setiap keusukupan setempat, atau mengunjungi salah satu Holy Door dari 4 Basilika utama di Roma. 2. Menerima Sakramen Tobat 3. Menerima Ekaristi dengan refleksi kerahiman Ilahi 4. Melakukan pengakuan Iman, merenungkan kehidupan doa,

dan beribadah. 5. Berdoa untuk Paus dan semua intensi-nya 6. Melakukan Karya Spiritual dan Jasmasi pelayanan Kasih (Corporal and Spiritual works of Mercy) 7. Konsesi diberikan kepada semua IMAM diizinkan untuk memberikan absolusi bagi pelaku aborsi; yang mana selain di Amerika Utara, wewenang ini hanya dimiliki oleh para uskup dan imam2 tertentu yang diberikan mandat oleh uskup mereka. Untuk umat yang tidak sanggup melakukan hal-hal tersebut diatas, seperti misalnya orang-orang tua, yang sedang sakit, dan di penjara, Paus Fransisksus mengatakan bahwa untuk mendapatkan indulgensi, dapat dilakukan dengan menjalankan hidup yang sehati dengan kristus dan selalu tabah dalam setiap cobaan, mengikuti sakramen Ekaristi dan menerima komuni. Apabila ada keterbatan fisik, hal-hal tersebut dapat dilakukan juga melalui berbagai media komunikasi yang ada. Hal ini sudah cukup dalam mendapatkan Yubileum indulgensi. Karya2 pelayanan belas kasih di bidang Jasmani dan Spiritual - (Corporal and Spiritual Works of Mercy) – apa maksudnya? Salah satu pokok perhatian dalam mendapatkan indulgensi penuh dalam Tahun Suci Luar biasa ini adalah membuka hati

Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Ilahi (Dikutip dari: Bull of Indiction Misericordiae Vultus, Panduan Umum Tahun Yubileum Kerahiman ALLAH – KAJ, OSV- 365 Days to Mercy, dan Year of Mercy – Dynamic Catholic)

H A L A M A N 6

dan hidup menyapa orang-orang yang terbuang atau berkesusahan, terutama kita diharapkan dapat melakukan “Karya spiritual dan Jasmani dalam pelayanan belas kasih”. Karya-karya belas kasihan di

bidang rohani/spritual antara lain adalah: Mengajar (instruct the ignorant), memberi nasihat (counsel the doubtful), menghibur, membesarkan hati, Serta mengampuni dan menanggung dengan sabar hati. Mendoakan sesama dan orang yang sudah meninggal.

Karya-karya belas kasihan di bidang jasmani terutama adalah: memberi makan kepada yang lapar, memberi minum orang yang haus, memberi tumpangan kepada tunawisma, mengenakan pakaian kepada yang telanjang, mengunjungi orang miskin, orang sakit atau orang ditahanan dan menguburkan orang mati Bdk.

Mat 25:31-46.. Dari semua karya itu, memberi derma kepada orang miskin Bdk. Tob 4:5-11; Sir 17:22. adalah satu dari kesaksian utama cinta kasih kepada sesama; ia juga merupakan satu perbuatan keadilan yang berkenan kepada Allah Bdk. Mat 6:2-4.:

Pintu Kerahiman (The Holy Door) – apa maksudnya?

Aku berkata kepadamu sesungguhnya akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu, barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput (Yoh 10: 7-9). Yubileum Luar Biasa Kerahiman secara resmi dideklarasikan melalui Bulla Kepausan - Misericordiæ Vultus (wajah kerahiman) yang

dikeluarkan pada tanggal 11 April 2015, yang mana menekankan pentingnya kerahiman atau belas kasih dan kebutuhan untuk "menatap" pada-NYA; bulla tersebut juga mengingatkan perlunya Gereja bersikap lebih terbuka, dan tetap

menghidupi semangat Konsili Vatikan II.

Pintu-pintu suci semua Basilika Utama di Roma (termasuk Pintu Suci Basilika SANTO PETRUS, Santo Paulus diluar tembok, SANTA MARIA MAGGIORE, dan Yohanes Lateran) telah dibuka, dan juga "Pintu-pintu Kerahiman" khusus dibuka di berbagai Katedral dan gereja utama lainnya di seluruh dunia.

Dengan berjalan melewati pintu-pintu suci tersebut, umat beriman dapat memperoleh indulgensi setelah memenuhi ketentuan seperti diatas, yaitu berdoa untuk intensi Paus, menerima Sakramen Rekonsiliasi, tidak terikat pada dosa apapun juga, dan menerima EKARISTI, Sepanjang masa PraPaskah pada tahun ini, secara khusus diadakan pelayanan PENITENSI selama 24 jam, imam-imam yang secara khusus memenuhi kualifikasi dan berpengalaman (disebut "Para Misionaris Kerahiman") akan tersedia di setiap keuskupan di seluruh dunia untuk melayankan pengampunan atas, BAHKAN, dosa-dosa yang sangat berat, termasuk kasus-kasus khusus yang umumnya merupakan wewenang Lembaga Penintensial Apostolik dari Takhta Suci.

Dalam Bulla tersebut, Paus Fransiskus Mengatakan: "Pintu

Suci akan menjadi sebuah Pintu Kerahiman di mana siapa pun yang memasukinya akan mengalami kasih Allah yang menentramkan, mengampuni, dan menanamkan pengharapan".

Semoga kita semua mendapatkan kesempatan mengalami Rahmat Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Ilahi dengan PENUH. Dan semoga Tuhan membantu upaya kita untuk semakin dapat memahami pesan Kerahiman ALLAH yang

membarui kehidupan kita dan keluarga. □ |Damianus Indyarta|

F E B R U A R I 2 0 1 6 / N O . 2 8 4 H A L A M A N 7

Galeri Foto Serba Serbi, Februari 2016

Choir Group West Misa Perayaan HUT UKI ke 36, 14 Februari 2016

Kiri, PI Tarcisius. Kanan PD UKI West merayakan Tahun Baru Imlek, Februari 2016

H A L A M A N 8 F E B R U A R I 2 0 1 6 / N O . 2 8 4

uhu pagi ini sangat dingin.

Enggan rasanya melepaskan

selimut tebal dan berbegas

bangun. Tapi, dorongan untuk

meneguk segelas kopi hangat dipagi

hari, sembari melanjutkan membaca

buku "The Genesis Diary, report from

a Trappist Monastery" karangan Henri

J Nouwen, membuat keputusanku

berbeda. Aku segera bangun.

Melangkah ke kamar

mandi, dan

memutar kran

merah untuk

mendapatkan air

hangat. Lalu

mengalirkannya ke

seluruh tubuh.

Kesegaran dan kehangatan segera

kudapatkan. Sungguh, sebuah

modal besar untuk mengawali hari ini.

Selesai mandi, aku turun ke

ruang makan, yang terletak di lantai

dasar. Sebuah ruangan besar dengan

meja dan kursi tersusun rapi. Sebelah

baratnya, terdapat dapur yang besar

pula dengan beberapa kulkas ukuran

jumbo. Maklumlah, dulunya biara ini

adalah rumah pendidikan calon romo

SCJ. Pada masa itu, ada banyak calon

sehingga rumah yang besar dengan

ruangan-ruangan yang memadai

sangat diperlukan. Seiring perjalanan

waktu, yang tersisa tinggal gedung

besar dan beberapa romo dan bruder

yang sudah lanjut usia dan purna

karya. Rumah yang begitu besar itu,

sekarang dihuni oleh lima romo dan

dua bruder. Setiap bulan, aku pergi ke

komunitas ini, untuk melayani

perayaan Ekaristi bagi KKI, (Keluarga

Katolik Indonesia). Sementara aku

tinggal di kota Toronto, 4,5-5 jam

naik kereta dari Toronto ke Montreal.

Sesampai di ruang makan, aku

belok ke dapur. Kulihat kopi sudah

tersedia di tempat pemanas. Artinya,

tinggal ambil gelas dan tuangkan kopi.

Bila mau, tambah sedikit gula dan

susu atau cream. Aku memilih segelas

kopi, 2 sendok gula dan 2 cream.

Orang-orang Kanada, yang terbiasa

minum kopi di Tim Hortons

menyebutnya double-double. Bila

mau beli kopi di Tim Hortons

dan menyebut; small

double-double

please, pelayan di

counter dengan

sangat cekatan

menyiapkannya. Dia akan mengambil

cup kecil lalu menuangkan air kopi,

kemudian menambalkannya dengan

dua sendok gula dan dua sendok susu

atau kream. jadilah Small double

double. Bila sudah “kecanduan” maka

pergi ke Tim Hortons sehari tiga atau

empat kali adalah hal lumrah.

Celakanya, efek dari kecanduan itu

tidak berhenti di Tim Hortons. Di

rumahpun, orang melanjutkan ngopi

dengan ramuan sendiri, segelas kopi,

dua sendok gula, dua sendok susu atau

kream dan menyebutnya double-

double. Padahal sebutan itu, khas

untuk kopi yang ada di Tim Hortons.

Dan itu sah sah saja, karna aku

melakukannya. Selain double-double

kuambil 2 dua keping roti untuk di

panggang. Sangat praktis dan tidak

ribet untuk sekedar mengganjal perut

di pagi hari.

Di meja makan sudah ada

romo Walter sedang sarapan. Jus jeruk

dengan sereal. Sarapan yang

menurutku aneh, tapi dah biasa bagi

orang Kanada atau orang bule pada

umumnya. Sebenarnya dia bukan

orang Kanada, dalam arti lahir dari

keturunan orang Kanada. Dia orang

Belanda, dan hampir seluruh

kehidupan imamatnya ia abdikan di

Montreal, Kanada. Dia sangat fasih

berbahasa Belanda, Perancis dan

Inggris. Tak heran jika saat ngobrol,

tiga bahasa silih berganti ia ucapkan.

Beberapa pertanyaan tidak kurespon,

karena menggunakan bahasa Belanda

yang tak sepatah

katapun

kumengerti.

Sampai

akhirnya dia

menyadari siapa

teman

bicaranya, dan

beralih

menggunakan bahasa Inggris. Lalu

terjadilah obrolan pagi yang asyik.

Karena asyik ngobrol, harapan saya

sejak bangun untuk menikmati kopi

dan baca buku tidak terwujud. Tapi,

kini mendapat kesempatan untuk

membaca diary hidup seorang romo

bernama Walter.

“Mo, apakah romo masih memiliki SIM?” Tanyaku.

"Sudah beberapa tahun saya tidak

membaharui SIM.” Jawabnya.

“Saya menyadari, jika saya memaksa

diri untuk nyopir maka bukan hanya

membahayakan diri saya, tapi juga

orang-orang lain. Saya sudah tua.

Cukup menyadari bahwa; waktu

berubah, ada saat dimana saya masih

kuat, ada saat dimana saya lemah

seperti sekarang ini. Itulah dinamika

hidup”. Jelasnya.

Obrolan berlanjut ke hal-hal

lain. Namun bagiku, kalimat itulah

yang membuatku hanya bisa diam dan

Sebuah Cerpen

(antonius purwono scj)

Meja Makan dan

Meja Ekaristi

S

Bersambung ke halaman 9,

H A L A M A N 9

merenungkan apa yang barusan dia

katakan; cukup menyadari, bahwa

waktu berubah, ada saat dimana saya

masih kuat, ada saat dimana saya

lemah seperti sekarang ini. itulah

dinamika hidup. Segala sesuatu ada

waktunya adalah ungkapan yang

sangat tegas diungkapkan oleh kitab

pengkotbah, untuk menyimpulkan

bacaan "hidup" pagi ini. Pagi ini

terasa padat bagiku. Bukan karena

aneka kegiatan yang memenuhi hari

ini, tapi ternyata, belajar memaknai

setiap sisi hidup, menjadikannya lebih

padat dari pada segudang kegiatan

yang tak satupun dimaknai. Maka

minimnya aktifitas, tak berarti tanpa

makna. Bisa jadi jusrtu menjadi saat

untuk mengumpulkan remah-remah

pengalaman hidup yang begitu kaya

dan berharga.

Orang seusia Romo Walter

(89) adalah orang yang sudah banyak

banyak garam kehidupan. Sebuah usia

yang banyak bonusnya. Dalam Kitab

Mazmur di katakan, usia manusia

adalah tujuh puluh tahun, atau delapan

puluh jika kuat. Dia, tidak hanya kuat,

tapi sangat kuat. Banyak orang takut

berumur panjang. tapi juga takut

berumur pendek. Membingungkan

bukan? Berumur panjang takut karena

khawatir, meski umurnya panjang tapi

raga manusiawi mulai lemah dan

menjadi sangat tergantung kepada

orang lain. Makan minum dibantu,

apalagi urusan kamar mandi, selalu

harus ditemani. Menginginkan

sesuatu, selalu ragu. Takut keinginan-

keinginannya menganggu. dan aneka

keluhan lain. Intinya; tergantung pada

orang lain, menjadi semacam momok

yang menakutkan. Maka tidak heran,

ketika usia beranjak tua, merasa

bahwa hidup ini sia-sia. Tidak ada

harganya.

Dalam diri Romo Walter ini,

aku justru menemukan sebaliknya.

Menjadi tua berarti saatnya menerima;

bahwa pernah muda dan gagah

perkasa. Pernah menjadi tempat orang

-orang bergantung padanya. Pernah

melanglang buana kemana hati suka.

Pernah ragu akan iman, namun dalam

pergulatan kembali menemukan. Kini,

menjadi tua adalah saat menjadi saksi,

bahwa tidak ada yang sia-sia. Bahwa

tergantung pada orang lain, ternyata

bagian dari percaya. Sulit

kubayangkan bisa menggantungkan

hidup pada Tuhan yang tak kelihatan,

sementara menggantungkan diri pada

sesama yang kelihatan saja tidak bisa.

Dan ingat, tergantung disini bukan

model orang yang selama hidup cuma

menjadi parasit. Sebuah

ketergantungan yang merugikan. Aku

berani menyimpulkan begitu, karena

obrolan meja makan dengannya,

membuatku menemukan kata-kata

hikmat keluar dari mulutnya. Kusebut

kata-kata hikmat bukan karena

menceritakan apa yang hebat-hebat,

tetapi juga kesadarannya untuk

mengakui kelemahannya. Inilah

kebijaksanaan, yakni kemampuan

mengolah dan mengemas sebuah

kelemahan dan kesulitan hidup

sebagai sebuah nasehat yang hidup,

dan bukan sebagai litani keluh kesah.

Karenanya, dia bahagia. Terlihat dari

raut wajah dan senyumannya, yang

menunjukkan perpaduan; syukur-

bahagia-menerima diri apa adanya.

Dan lihatlah, dia pergi meninggalkan

kamar makan, tertatih dengan

tongkatnya dan membiarkan orang

lain membersihkan peralatan

makannya. Dan dia tidak

meninggalkan sampah, tapi

meninggalkan kisah. Kisah itu,

berawal dari meja makan dan akan

berlanjut ke meja yang lain, meja

Ekaristi. Dan aku lupa, membiarkan

double double tersisa. Kuteguk

beberapa kali, meski dingin, namun

tetap memberikana kesegaran bersama

kisah meja makan.

———-000———

Pukul 9.30 Misa komunitas

dimulai. Koor yang sangat indah dari

tape menghantar kami berdelapan

mengawali perayaan Ekaristi. Lagu

tersebut diputar sebagai lagu

pembukaan. sementara kami

memegang teks lagu yang sudah

disiapkan. Dari situ, kami bernyanyi

mengikuti lagu yang sedang diputar

ditape. Pertama-tama terkesan aneh;

masa misa lagunya dari tape?

Keanehan itu segera sirna, manakala

menikmati musik dan suara koornya,

tertatih mengikuti menyanyikan

lagunya dengan khidmat. Lagu

pembukaanpun selesai dan dengan

sempurna. Menyanyikannya, tak perlu

pusing siapa yang jadi anggota

koornya. Mereka bisa baca not atau

tidak. Tak perlu mencari orang yang

menjadi dirigen juga organisnya.

Dengan tape, dirigen, koor, pemusik

dan urusan-urusan lain semudah pesan

double-double di Tim Hortons.

Nyanyian misa yang adalah

ungkapan khidmat hati untuk

menganggungkan Tuhan, kadang

menjadi ajang diskusi rumit berbelit

atas penafsiran aturan liturgy yang

berbeda. Lepas dari itu, kadang situasi

diperparah dengan sekelompok

oknum, bukan untuk mengajak

seluruh umat berpartisipasi, melainkan

justru mengajak umat untuk memberi

apresiasi; bahwa suara mereka yang

merdu seperti suara bidadari, yang tak

mampu diikuti namun mesti dipuji.

Apresiasi dan tepuk tangan meriah

menjadi semacam air segar pelepas

dahaga, karena untuk

menyanyikannya, mesti latihan

Bersambung ke halaman 10,

puluhan kali. Pernah terjadi, seorang

ibu datang kepadaku selesai misa.

Dengan penuh kebijaksanaan sebagai

orang yang memiliki etika dan sopan

santun dalam menghargai,

mengatakan;

“Romo, mengapa romo tidak

mengucapkan terimakasih kepada

anggota koor? Tahu tidak, mereka itu

meski sibuk seharian bekerja, masih

meluangkan waktu untuk latihan

koor. Bukan hanya sekali dua kali,

berkali-kali. Kadang mereka harus

mengeluarkan uang daari sakunya

untuk transport dan penggandaan

teks. Dimana penghargaan romo

terhadap mereka?” tanyanya dengan

nada tinggi.

“Bu, sebelum berkat penutup tadi

saya sudah mengucapkan terima

kasih. Apakah ibu tidak mendengar?”

“Tidak! Tidak ada sepatah katapun

romo mengucapkan terima kasih

kepada petugas koor” sanggahnya

dengan nada makin tinggi.

“Memang saya tidak

mengucapkan terima kasih secara

khusus kepada petugas koor, tapi

kepada semua petugas liturgi.

Bukankah koor juga termasuk petugas

liturgi? Sehingga ketika saya

mengucapkan terima kasih kepada

petugas liturgi, petugas koor juga

masuk didalamnya? Jelasku,

menyakinkan ibu tersebut.

“Tapi, lain kali, tolong

disebut secara khusus, ya mo.”

Pintanya dengan suara yang tidak

sekeras tadi. Lalu dia pergi dengan

muka masam. Dalam hati aku berkata,

kalau setiap orang menginginkan

untuk ucapan terimakasih satu per

satu, waktu misa menjadi semakin

panjang. Ekaristi, bagaimanapun

adalah perayaan keselamatan. Umat

berkumpul untuk mengucap syukur

atas keselamatan yang terjadi. Seluruh

pikiran, ucapan, gerak-gerik selama

Ekaristi adalah tindakan personal,

namun juga komunal yang

menanggapi undangan Tuhan untuk

bersatu dalam Ekaristi. Maka, segala

syukur puji pertama-tama diarahkan

pada Sang Ilahi. Secara personal,

Ekaristi menjadi sumber kekuatan dan

makanan rohani, sedangkan secara

komunal, karena menikmati

perjamuan dari meja yang satu dan

sama, membangun kesatuan yang

saling meneguhkan dan menguatkan.

Bukan sebaliknya, saling

menggungguli dan merasa hebat

sendiri.

Pengalaman Ekaristi yang

demikian tentu, menyukakan. Dan

kini semakin intens kurasakan.

Setelah doa Bapa Kami dan Salam

Damai, kami berdelapan maju

mengelilingi altar. Kemudian Romo

yang memimpin perayaan Ekaristi

mengatakan:

"Inilah anak domba Allah

yang menghapus dosa dunia,

berbahagialah kita yang diundang

ke perjamuanNya".

Seruan ini sungguh menegaskan apa

artinya membentuk dan menjadi

sebuah komunitas. Komunitas

dibentuk dan dijadikan, pertama tama

untuk menyadari sebagai komunitas

yang berbahagia secara pribadi dan

bersama karena selalu diundang

bersatu dengan Yesus. Berbagai

perbedaan, situasi hidup masing-

masing bukanlah penghalang untuk

menjadi satu. Karena unsur yang

menyatukan bukan diri masing-

masing, tapi Yesus sendiri. Yesus

yang menyatukan, Yesus yang

menguatkan. Kini saatnya menerima

Komuni.

“Tubuh Kristus”

“Amin”

Amin? Ya! Amin merupakan sebuah

persetujuan menerima DIA untuk

bersatu dan menguasai hidup

penerimanya. Kemana dan bagaimana

hidup ini akan dibawa, membiarkan

Dia menguasai nya, adalah bentuk

dari percaya.

Selesai misa, aku menunggu

jemputan untuk memimpin perayaan

Ekaristi di St. Josep Oratory bersama

umat KKI Montreal. Sebuah gereja

besar yang dibangun di atas bukit

Mount Royal. Gereja ini

didedikasikan untuk seorang bruder

yang menjadi santo. Terkenal dengan

sebutan Bruder Andre. Seorang

bruder yang bertugas sebagai penjaga

pintu biara. Sosok yang sangat

sederhana dan rendah hati. Tapi justru

itulah keunggulan yang menunjukkan

kualitas hidupnya. Status hidup

apapun tidak jadi soal, asal dijalani

dengan cinta dan kesetiaan. Gelar

santopun dianugerahkan untuk bruder

rendah hati ini. Keutamaan yang

demikian itu pastilah mengalir dari

daya Ekaristi yang dihayati.

Ekaristi yang demikian, bisa

menjadi daya yang menguatkan

berhadapan dengan dunia yang

dirasakan amat kejam dan

menakutkan. Aku yang baru saja

menerima Komuni Suci bersama

komunitas, mesti dan harus memberi

kesaksian bahwa bersama Yesus,

tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Maka dalam kotbah, tema “janganlah

khawatir” mendominasi permenungan

misa keduaku hari ini. Dengan yakin

kutakatan bahwa kekhawatiran sudah

menjadi bagian hidup kita yang tidak

mudah untuk disingkirkan. Terlebih

bila dikaitkan dengan kehidupan

H A L A M A N 1 0 F E B R U A R I 2 0 1 6 / N O . 2 8 4

Bersambung ke halaman 11,

nyata. Begitu mudah orang khawatir. Dari soal sepele

sampai soal serius. Mudah sekali khawatir. Menerima Dia

dari meja Ekaristi, berarti mengikutsertakan Dia dalam

setiap langkah hidup yang dihadapi. BersamaNya, masih

perlukah khawatir? Itu bukan hanya pertanyaan untuk

umat, tapi juga untukku yang berkotbah, juga sering

khawatir. Dan jawabannya kutemukan di dua meja. Meja

makan dan meja Ekaristi.

————-000—————-

Sayup-sayup aku mendengar suara orang mendorong

gerobak. Aku terkejut dan terbangun. Kulihat jam

menunjukkan pukul 7.30 malam. Sudah hampir 1 jam aku

tertidur. Gerobak itu mendekat menjual aneka makanan

dan minuman. Kupesan double double dan kunikmati

bersama roti bagel. Kereta terus melaju. Kota Montreal

kutinggalkan. Kota Torontopun menunggu. Di sela-

selanya, kuambil apa yang tadi pagi tertunda: "The

Genesis Diary, Report from a Trappist Monastery"

karangan Henri J Nouwen pun ku baca.

Ottawa, 25 Nopember 2015

Sambungan dari halaman 10 H A L A M A N 1 1

Team Redaksi

BERITA UKI

Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred

Heart 58 High Park Blvd.

Toronto ON M6R 1M8

Email: [email protected] www.UKI.CA