m e w a r t a k a n i m a n d a n k a s i h -...
TRANSCRIPT
M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h
J U N I 2 0 1 8 / N O . 3 1 2 W W W . U K I . C A U K I T O R O N T O
Oma DAISY DJOHAN
Oma DEETJE TAHIR Opa KIAN AMIRUDDIN
Gereja: St Anselm’s Church, 1 Mc Naughton Rd. Toronto, ON M4G 3H3
Alamat Redaksi : c/o Pr iests of the Sacred Hear t, 58 High Park Blvd. Toronto, ON M6R 1M8 Email: [email protected]
Fo
to:
kole
ksi
kelu
arg
a,
Ari
es B
udh
yan
to, da
n J
uli
an
Wib
ow
o. D
esig
n:
Ste
fanu
s W
idya
Pastor Pamong
Rm. Johanes Juliwan Maslim SCJ,
(647) 532.1318
Deacon
Deacon Val Danukarjanto,
(416) 497.2274 [email protected]
DEWAN PENGURUS
UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Angelina Hanapie
[email protected] , (647) 463 2058
Wakil Koordinator
Rudy S B H
[email protected] , (416)6712648
Sekretaris
Christianita Kuswoyo,
(647) 774.3801 [email protected]
Bendahara
Evy Patuwo, (647) 323.3525
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah
Harty Tantono-Doyle, (647) 533.6246 [email protected]
Seksi Liturgi
Gabriella Eufrasia Laniewati, (647) 345.3896 [email protected]
Seksi Bina Iman
Natalia Yurita Saputra, (647) 293-5338 [email protected]
Seksi Sosial
Lusia Lie [email protected], (416) 903.9718
Seksi Rumah Tangga
Isabella Iman, (416) 838.6282
Usher
Sugianto Tanojo, (647) 625.2497
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Michael Karta Lanson, (416) 917.3888
Seksi Liturgi
Stephanus Limpi, (416)827.2800
Seksi Bina Iman
Sri Ratna Sari Djunaedi, (647) 404.8901
Seksi Sosial
Christine Tanuwijaya, (647) 818.2608
Seksi Rumah Tangga
Rica Hendra, (647) 994.7789
Usher
Diana Lucas, (416) 824.4069
BIDANG KHUSUS
Mudika, Felicia Wirahardja
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546
Ketua Sakristan/Pembagi Komuni
Hendry Wijaya, (416) 450.6536
Ketua Altar Server
Budiman Widjaja, (416) 250.1655
H A L A M A N 3 J U N I 2 0 1 8 / N O . 3 1 2
Bersambung ke halaman 4
H ari Raya Hati Yesus yang Mahakudus
Perjalanan bulan Juni selalu diwarnai oleh Perayaan Hati Yesus
yang Mahakudus dan selama Bulan Juni menjadi bulan yang
dikhususkan kepada Hati Kudus Yesus. Perayaan Hati Yesus
yang Mahakudus ini menjadi Perayaan Gereja yang menutup
semua rangkaian Perayaan yang ada setelah Perayaan Paskah,
yang secara khusus tertuju kepada Allah Tritunggal: Bapa-
Putera-Roh Kudus.
Hati Yesus yang Mahakudus menjadi pusat permenungan bagi
kita semua di Bulan Juni ini. Tentu saja yang dimaksud dengan
Hati ini adalah Jantung (cor, heart), yang merupakan organ
tubuh manusia. Namun demikian jika kita mengatakan Hati
Yesus yang Mahakudus, yang kita tuju adalah Pribadi Yesus
Kristus, yang adalah Allah dan manusia dan bukan hanya
jantung atau hatiNya. Pribadi Yesus Kristus menjadi pusat dan
sumber iman kita, maka kepadaNya kita selalu mengarahkan
diri kita. Dengan menghadirkan Hati Yesus yang Mahakudus
ini, kita semua diajak untuk menyadari kembali akan Kasih dan
Pengorbanan Kristus bagi keselamatan kita semua.
Lambung yang ditikam dan Hati yang terbuka Dalam Injil yang ditulis oleh Santo Yohanes, bab 19 ayat 31-37,
dikisahkan peristiwa penombakan lambung Yesus. Peristiwa
penombakan itu terjadi ketika Yesus sudah mati di kayu salib.
Dituliskan pada ayat 34: ”tetapi seorang dari prajurit itu
menikam lambungNya dengan tombak, dan segera mengalir
darah dan air.” Tombak prajurit itu telah menembus lambung
Yesus dan merobek jantungNya, sehingga mengalirlah darah
dan air dari jantung dan lambungNya yang terluka dan terbuka.
Ketika tombak prajurit itu ditarik kembali, maka segera darah
mengalir keluar dari jantung Yesus yang sobek. Bersamaan
dengan itu air juga keluar dari lambung Yesus yang ditembusi
oleh tombak itu. Jika kita hadir di bawah salib Yesus, seperti
Bunda Maria dan Yohanes
Rasul, apa yang muncul dalam pikiran dan perasaan kita? Tentu
ada berbagai pemikiran yang akan muncul dan mungkin juga
perasaan sebagai seorang manusia. Namun yang jelas bahwa
pada saat itu Yesus yang sudah mati, masih ditikam dan dari
tikaman itu mengalirkan darah dan air sebagai sumber
kehidupan kita manusia. Peristiwa penikaman ini menunjukkan
totalitas pemberian diri Yesus kepada BapaNya dan bagi
keselamatan manusia sampai tuntas.
Peristiwa lambung Yesus yang terbuka dan hatiNya yang terluka
mau mengungkapkan realita pemberian diri dan kasih Yesus
yang begitu besar kepada kita manusia. Peristiwa itu membuka
mata dan hati kita semua akan begitu besarnya kasih Tuhan yang
tercurah kepada kita semua sampai hari ini. Pengalaman akan
kasih Tuhan yang melimpah di dalam hidup kita inilah yang
perlu selalu kita sadari, karena hanya melalui kasih Tuhan, kita
diselamatkan. Kita ingat akan perkataan Yesus sendiri bahwa
Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ
Hati yang terluka
Fo
to:
SC
J T
oro
nto
, w
ww
.deh
on
.it
REGIONAL CHAPTER IN OTTAWA
THE FEAST OF THE SACRED HEART 2018
J U N I 2 0 1 8 / N O . 3 1 2 H A L A M A N 4 Sambungan dari halaman 3
tidak ada kasih yang paling besar dari pada kasih seseorang
yang memberikan nyawanya bagi sahabatnya. Yesus sendiri
membuktikannya di dalam hidupNya, yang memberikan diriNya
bagi keselamatan semua orang sebagai sahabat-sahabatNya.
Darah dan air yang mengalir dari pribadi Yesus Kristus ini
merupakan pemberian hidupNya sendiri kepada kita manusia, Ia
memberikan HidupNya kepada kita yang mati karena dosa kita.
Inilah Misteri Penebusan kita manusia, yang terjadi karena
Belaskasih Tuhan yang mencintai kita manusia melalui Yesus
Kristus PuteraNya. Oleh sebab itulah peristiwa lambung Yesus
yang ditikam dan jantungNya yang terluka itu merupakan
ungkapan terdalam akan aliran kasih Tuhan yang tidak pernah
berhenti.
Lambung yang ditikam dan Hati yang terbuka Yesus yang sudah mati dan masih dilukai dengen penikaman
lambungNya itu ingin menunjukkan sikap manusia yang
menolak cinta kasih Tuhan. Yesus hadir sebagai wujud kasih
Tuhan bagi keselamatan manusia, namun demikian tidak semua
orang menerimaNya dan bahkan menyingkirkanNya. Realita
inilah yang membuat penderitaan dan kematian Yesus, bahkan
ditambah lagi penikaman lambungNya. Sebenarnya penolakan
manusia akan kasih Tuhan inilah yang mengakibatkan
penderitaan dan malapetaka dalam kehidupan manusia, juga
hingga saat ini. Kita perlu menyadari bahwa ketika kita menolak
Kasih Tuhan berarti kita juga menolak keselamatan, maka
secara tidak sadar kita telah memilih kehancuran dan kematian.
Sebenarnya dengan membunuh Yesus, kita membunuh
keselamatan yang diberikan untuk kita. Namun apa yang
terjadi...?
Sungguh benar bahwa Tuhan itu adalah Kasih dan Kasih itu
tidak mungkin dihalangi oleh apapun juga. Maka walaupun
manusia menolak Kasih Tuhan, bahkan membunuhnya, Kasih
itu terus mengalir. Dari lambung yang ditikam dan jantung
yang terluka itulah kasih Tuhan terus mengalir bagi keselamatan
manusia. Ternyata Tuhan tidak murka atau marah dan
menghukum manusia, namun tetap menarik manusia untuk
menimba keselamatan dari Tuhan. Sampai hari ini, Tuhan tidak
pernah berhenti untuk mengingatkan kita manusia supaya
menimba dari darah dan air yang mengalir dari Tuhan Yesus,
yakni hidup dan keselamatan bagi kita.
Apakah kita masih akan terus berdiam diri dan membiarkan
keselamatan untuk kita itu berlalu? Inilah yang perlu kita
renungkan pada saat ini. Kalau kita melihat hidup kita masing-
masing dan dunia kita sekarang ini, maka undangan Tuhan ini
menjadi mendesak untuk dijawab sekarang ini.
Manusia yang terluka
Jika kita jujur, maka sebagai manusia, kita semua sudah terluka
oleh dosa, yang terus menguasai hidup kita. Kuasa jahat berhasil
menggoda kita manusia, maka kita semuanya sadar akan
keadaan kita sekarang ini. Oleh sebab itulah kita harus berani
bersikap tegas untuk keluar dari kenyamanan hidup dalam dosa
ini. Jika hati manusia menjauh dari Hati Tuhan, maka jelaslah
makin jauh juga manusia dari keselamatan, walaupun
keselamatan itu telah disediakan untuk kita manusia.
Jika kita perhatikan dalam kehidupan kita manusia sekarang ini,
ada berbagai beban dan permasalahan yang sedang dihadapi.
Terkadang karena manusia terlalu berfokus pada
kemanusiaannya saja, maka sisi keilahiannya kurang mendapat
perhatian. Oleh sebab itulah, ketika manusia mulai bermasalah,
tersinggung dan menghadapi berbagai tantangan, maka kita
sering terbakar oleh kemarahan yang berkaitan dengan dosa.
Belajar dari Yesus, yang dihina, disiksa, dibunuh dan bahkan
ditikam, namun tetap mengalirkan kasih dari HatiNya yang
terdalam. Memang seharusnya hati yang terluka, yang
mengeluarkan darah, bersama itu pula mengalirkan kasih dan
kehidupan dan bukan kebencian dan malah kematian.
Panggilan kita di jaman ini adalah menyatukan hati kita dengan
hati Yesus, yakni dengan pribadi Tuhan Yesus Kristus yang juga
menjadi makanan kehidupan kita semua. Maka saatnya kita
membuka pikiran dan hati bagi Tuhan yang telah membuka
HatiNya dan mengalirkan KasihNya kepada kita. Saatnya kita
menjadi manusia yang menghidupi kasih Tuhan dan jadilah nabi
cintakasih di jaman ini. Mari kita ubah wajah dunia menjadi
wajah kasih, mulai dari diri kita masing-masing dan semua yang
ada bersama kita. ||
J U N I 2 0 1 8 / N O . 3 1 2 H A L A M A N 5
T ahun lalu, tepatnya bulan November
2017, Bible Group Senior East telah
merayakan Anniversary yang ke-25.
Walaupun saya bukan termasuk salah
seorang Founder atau Pemrakarsa
Kelompok ini, namun saya berusaha
selalu hadir pada setiap pertemuan yang
dijadwalkan.
Saya merasa heran, kagum, bersyukur,
bahwa Kelompok ini sudah mencapai
usia seperempat abad! Lama saya
merenung : Faktor-faktor apa kiranya
yang menjadi kekuatan bagi Kelompok
Bible Group Senior East dapat bertahan
sampai hari ini ?
Dalam rangka memperingati Silver
Anniversary ini tercetus gagasan untuk
menerbitkan sebuah Booklet
Kenangan yang menceritakan
asal mula berdirinya; suka
duka perjuangan yang
dialaminya dan buah-buah
yang telah dicapai selama ini.
Berkat idea kreatif dari
promotor kami (Wies
Danukarjanto) dan didukung
dengan foto-foto yang
terkumpul selama ini, maka
jadilah Booklet Kenangan;
walaupun sederhana, namun
cukup mencerminkan gagasan
kami.
Tentu saja kami tak lupa
mohon sumbangan "sambutan"
dari para Romo Pamong dan
para nara sumber yang pernah
mendampingi Kelompok ini.
Kami boleh bersyukur, di sela-
sela kesibukan beliau-beliau
ini ada lima "sambutan" yang kami
terima dan dimuat dalam Booklet
Kenangan tersebut.
Kembali pada pokok permenungan yang
mengawali tulisan ini yaitu: Faktor-faktor
apa yang kiranya menjadi kekuatan bagi
Kelompok ini dapat bertahan sampai hari
ini ?
Dari sambutan para Romo Pamong,
dapatlah diambil kesimpulan sebagai
berikut:
- Adanya kerinduan yang besar akan
Sabda Tuhan. Kerinduan hendak belajar
untuk menterjemahkan Sabda Tuhan ke
dalam kehidupan setiap hari, agar dapat
membantu untuk melihat berbagai
pergolakan kehidupan harian dengan
lebih tenang dan berserah diri pada
kehendak Tuhan.
- Adanya kehausan untuk berkumpul dan
bertemu satu sama lain dengan teman-
teman yang usianya relatif hampir sama.
- Ada bumbu penyedap bagi setiap
pertemuan yang berupa makan siang
bersama.
- (Pada halaman 16 Booklet Kenangan
kita baca): Semua ini kemudian menjadi
sebuah komitmen bersama yang
menjadikan semua anggota merasa
bertanggung jawab untuk bisa
menjadikan hari Jumat sebagai hari
"kramat" yang tidak boleh diganggu,
kecuali ada alasan yang lebih penting
atau urgent !
Saya kira hal "Jumat-an" ini merupakan
salah satu faktor yang sangat penting
sebagai kekuatan bertahannya Kelompok
ini. Misalnya saja, kalau saya
mendaftarkan diri hendak mulai
Physiotherapy lalu ditawarkan hari
Jumat, maka langsung saya akan merasa
keberatan; saya akan memilih hari lain!
Demikian pula kalau saya membuat
appointment ke Dokter, ke Dentist, ke
Laboratorium atau ke Hairdresser; saya
akan memilih hari lain; jangan hari
Jumat! Jika seandainya pertemuan
Kelompok ini hanya diadakan sebulan
sekali, maka biasanya kita akan lupa
untuk menyisihkan satu hari Jumat
tersebut.
Perihal makan siang bersama, pada awal
saya bergabung dengan Kelompok ini,
terus terang saja saya berpendapat, tidak
perlu menyediakan Lunch.
Setelah selesai pertemuan
Pendalaman Iman, ya langsung
saja pulang . . (dari
Scarborough). Saya lupa atau
tidak memperhatikan kebutuhan
teman-teman yang jauh
rumahnya: ada yang di
Mississauga, Newmarket,
Brampton, Richmond Hill . . . .,
kalau mereka harus menunda
makan siang sampai tiba di
rumah, tentunya akan makan
waktu lama, lebih-lebih kalau
macet di jalan (ada yang harus
minum obat "with food").
Oleh karena itu kami sangat
berterima kasih kepada Wies dan
Deacon Val yang bersedia
menyediakan tempat dan fasilitas
untuk kami makan siang
bersama: termasuk masak nasi
dan menyediakan minuman (air putih,
teh, kopi), piring, sendok-garpu dan
gelas! Juga memanaskan masakan yang
kami bawa. Bayangkan betapa repotnya
semua itu!
Untuk beberapa waktu pasutri Anton &
Suzanne Kwee pernah juga membuka
rumahnya untuk menampung pertemuan
Bible Group ini, termasuk makan siang.
Bible Group Senior East Kiriman dari salah seorang anggota Bible Group Senior East
Bersambung ke halaman 8
Indonesian Cultural P
The Martyrs’ Shrine, Foto lengkap acara di Midland dapat dilihat di www.uki.ca
ultural Pilgrimage 2018
Shrine, Midland Foto: Julian Wibowo dan Felix C. Nugraha. Design: Stefanus Widya
J U N I 2 0 1 8 / N O . 3 1 2 H A L A M A N 8
Akan tetapi karena rumah mereka di Richmond Hill dan sukar
dijangkau dengan kendaraan umum, maka akhirnya kami
memilih untuk kembali lagi memanfaatkan hospitality Wies &
Deacon Val.
Memang rumah mereka ini sangat strategis; mudah dijangkau
dengan kendaraan umum, walaupun buat Romo Pamong yang
mendampingi, beliau perlu minimal 90 menit (kalau
kendaraan lancar) untuk sampai ke tempat pertemuan kami!
Semoga Kelompok Bible Group Senior East bisa bertahan,
tetap bersemangat untuk mendengarkan Sabda Tuhan dan
menerapkannya dalam kehidupan keseharian. Semoga kami
bisa merasa damai, tenteram dan tidak takut menghadapi hari
depan jika tiba saatnya Tuhan memanggil pulang.
Secara khusus pada kesempatan ini kami juga mengucapkan SELAMAT
ULANGTAHUN ke-100 bagi Tante Daisy Djohan, Tante Deetje Tahir, dan Om Kian
Amiruddin. Semoga Tuhan memberkati selalu..
Sambungan dari halaman 5
dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus
Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu
kepada Allah dan Bapa kita (Efesus, 5: 20)
Daisy Melanie Djohan
nama lengkap Oma Daisy yang kita kenal selalu ceria, penuh tawa
ceria, suka ngebanyol… yang maunya minum 7-Up, gak suka air
putih biasa. Tanggal lahir Oma adalah 5 Mei 1918.
Bersama Alm. Opa Frits Johan Lie, dan dua puteri mereka yaitu
Almh. Sunny dan Rosie, Oma pindah ke Toronto di tahun 1972.
Oma Daisy punya 4 cucu, dan baru saja Tuhan mengkaruniakan
seorang buyut perempuan sebelum ultahnya yang ke-100.
J U N I 2 0 1 8 / N O . 3 1 2 H A L A M A N 9
Francisca Deetje Tahir
Sepuluh bersaudara, Oma Deetje dilahirkan 18 Mei 1918, adalah anak
ke-4 dan putri tertua. Oma dan Alm. Opa Tjioe Tjeng Hong / Husni
Tahir mempunyai 4 anak, yang dua diantaranya akrab kita kenal:
Budi Tahir & Theresia, serta Jeanne & Adrianto (Tek Sien) Suhendra.
Oma dan Opa datang ke Canada pada tahun 1975. Dulu Oma suka
masak, sekarang hobby yang masih berlanjut adalah nonton sepakbola
di televisi, entah menurun gak hobby yang satu ini ke 7 cucu dan 10
buyutnya.
dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus
Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu
kepada Allah dan Bapa kita (Efesus, 5: 20)
Kian Amiruddin Opa yang pendiam ini dilahirkan di ranah Minang pada
tanggal 17 Juni 1918, beristrikan Almh. Oma Jeanne Ma-
ria Wastuti. Opa hijrah ke Canada pada tahun 1981,
mempunyai putri tunggal, Siok Tin, yang bersuamikan
Leo Gan. Cucu Opa juga tunggal, Rudy.
Nama Leo dan Siok Tin tak asing bagi telinga kita, baik
pelayanannya maupun macam-macam masakan bagi UKI.
Di perayaan ulangtahun ke-100, Opa memberi kejutan:
makan nasi kuning karya putri tunggalnya dengan lahap.
Padahal biasa cuma mau roti tawar dan selai.
J U N I 2 0 1 8 / N O . 3 1 2 H A L A M A N 1 0
Pelayanan SCJ (Priests of the Sacred Heart of Jesus) Toronto
di dua paroki, St. Thomas More dan Our Lady of Rosary di
Scarborough dimulai tahun 2013 dengan Fr. Jim Casper di-
angkat sebagai Pastor Paroki, yang kemudian digantikan oleh
Fr. Willyans (Will) Prado Rapozo pada tahun
2015. Seperti yang kita ketahui pula bahwa
sejak 2013 Romo (Pamong UKI terlama hingga
saat ini), Romo Aegidius Warsito ikut
bergabung dalam pelayanan SCJ Toronto ini.
St. Thomas More merupakan paroki yang besar,
lebih dari 7000 keluarga bernaung di paroki ini,
berasal dari bermacam-macam kebudayaan,
antara lain Grenada, Philippines, India, Sri
Lanka, Indonesia, dan beberapa negara di benua
Afrika. Misa-misa di hari Minggu di-
persembahkan dalam Bahasa Inggris dan Span-
ish. Para pastornya pun Canadian, Brazillian,
India, dan Indonesia. Sedangkan paroki Our Lady of Rosary
yang mayoritas berwarga Portugis, sudah sangat akrab bagi
UKI karena hampir setiap Sabtu pertama di tiap bulan Ke-
lompok The Golden mengadakan kegiatan Pendalaman Iman di
hall gereja. Oleh karena itu tak salah bila pelayanan SCJ To-
ronto disebut: International Team for International Parish.
Semangat pelayanan yang penuh dedikasi telah berjalan selama
5 tahun, pantang menyerah dan tak kenal lelah… Fr. Jim dan Fr.
Peter, serta Romo Pamong UKI, Romo Purwono dan Romo
Juliwan, selalu membantu mempersembahkan misa, pengakuan
dosa, pembaptisan, dll.
Pada tanggal 10 Mei lalu Keuskupan Agung
Toronto telah menetapkan Romo Aegidius War-
sito sebagai pastor paroki St. Thomas More
dan Our Lady of the Rosary di Scarborough
mulai 1 Juni 2018, menggantikan Fr. Will yang
akan melanjutkan study-nya di Toronto, mesti
pindah ke 58 High Park. Romo Aegi akan
dibantu oleh Fr. Martin Kadamattue Antony
(dari India) dan “young blood” dari Brazil, Fr.
Antonio Resende Pereira.
Misa Pelantikan Romo Aegi sebagai Pastor Paroki St.
Thomas More dan Our Lady of Rosary akan berlang-
sung pada hari Minggu, 24 Juni 2018 jam 11.30 pagi
oleh Bishop Vincent Nguyen di gereja St. Thomas More.
SACRED HEART OF JESUS – SOLEMNITY – June 8, 2018
Pope Francis invites to pray to the Heart of Jesus during the month of June, in the
wake of the feast of the Sacred Heart, this Friday, June 8, 2018, World Day of Pray-
er for the Sanctification of Priests, instituted by John Paul II.
On the occasion of this Wednesday’s General Audience, June 6, 2018, in St. Peter’s
Square, the Holy Father reminded of the feast of the Heart of Jesus, saying in Ital-
ian: “Friday will be the Solemnity of the Sacred Heart of Jesus. I invite you to pray
to the Heart of Jesus during the month of June and to support your priests with
closeness and affection, so that they are the image of this Heart full of merciful love.
And, addressing young people, the sick, the elderly and newlyweds, the Pope added:
“Draw from the Heart of Jesus the spiritual food and drink for your life so that,
nourished by Christ, you are new persons, transformed in depth by this divine love.”
The two most known invocations of the Heart of Jesus are: “Jesus, meek and hum-
ble of heart, make my heart like unto thine,” and “Sacred Heart of Jesus, I trust in
You.”
Dengan bangga dan penuh syukur, kami memperkenalkan
Pastor Paroki
St. Thomas More & Our Lady of Rosary
Romo Aegidius Warsito, SCJ
Sumber: www.dehon.it