m e w a r t a k a n i m a n d a n k a s i h berita...
TRANSCRIPT
GEREJA
St. Anselm’s Church
1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)
Toronto
ON M4G 3H3
Ph: (416) 485-1792
Subway Stn:
Davisville
Redaksi:
Angelina Hanapie
Julian Wibowo
Novius Handy
Randy Danurahardja
Yusup Yusup
Penasehat:
Rm. A. Purwono SCJ
Alamat Redaksi:
c/o Priests of the
Sacred Heart
58 High Park Blvd.
Toronto
ON M6R 1M8
Email:
Bersambung ke halaman 8,
BEING A YOUNG
CATHOLIC TODAY
So much noise, so much going on, so many different voices!
oving out from home can be a very stressful
time for any individual or family. Like most
people, beginning this journey of freedom
and independence means new beginnings. Sometimes in
the process you may leave important things back at
home, “in storage,” so to speak, sometimes that even
means packing up your relationship with God and leav-
ing Him behind. Having freedom and independence re-
quires a measure of responsibility; as a young adult, it is
you who are now responsible for maintaining and practising your own faith. This can now
be a very challenging feat when you hear so many other voices.
I remember when I started University, my own faith diminished rapidly. I got caught up jug-
gling so many other things, so many assignments, the newness of relationships and the new-
ness of the demands all around me. At times it seemed as if I was stepping on egg shells.
Thankfully, although I gave up on God, God showed countless times that He never gave up
on me. I would like to share with you “SOME TIPS”
that have helped me in my journey of life.
SOME TIPS FOR YOUNG ADULTS
TRUST YOUR INTUITION. Stay with the questions.
Questions will help you clarify your own values
and what is/will be important in your life.
CONTINUE TO BE AN ACTIVE MEMBER OF THE
UKI YOUTH GROUP. These are other young
people who understand “where you and your fami-
W W W . U K I . C A S E P T E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 6 8
BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h
M
Ziarah dan Rekreasi UKI 18 – 20 July 2014, Lancaster, Pennsylvania, Washington DC
K E G I A T A N
D I B U L A N
O K T O B E R
Misa Minggu II,
Thanksgiving Day
12 Oktober 2014
Misa Minggu IV,
26 Oktober 2014
UKI Seniors’ Appreciation Day 2014 Yang terkasih para Senior UKI,
Tahun ini Senior Day UKI akan berbeda dari tahun-tahun lalu.... Dewan Pengurus akan mengadakan
sebuah acara pengucapan rasa syukur atas perlindungan Tuhan dalam perjalanan UKI selama 34
tahun dan penghargaan kepada para Senior:
Senior UKI 1980 – 2014
“Apa Arti UKI bagi-ku?”
Pada hari Sabtu, 1 November 2014 jam 10 pagi sampai sekitar jam 2 siang.
Bertempat di Ruang Pertemuan St. Thomas More Parish, 1 Dormington Dr.,
Scarborough Romo Antonius Purwono SCJ dan Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ akan membawakan renungan
dan Misa Kudus bagi kita. Para volunteer UKI akan menyediakan snack dan lunch, serta membawak-
an lagu-lagu nostalgia.
Kami sangat berharap Oma/Opa/Tante/Om dapat hadir di acara Reuni ini karena kehadiran Oma/
Opa/Tante/Om akan memberikan semangat bagi kami untuk meneruskan perjalanan UKI di masa
depan.
Untuk memudahkan pengaturan konsumsi, persiapan tempat duduk, dll....mohon mendaftarkan diri
kepada:
EAST: Nita Hariman (Djiak) @ 416-987-4419 atau [email protected] Sofjan Suhadi (Chopi) @ 905-927-2041 atau [email protected]
WEST: Frans Sjah (Man Fung) @ 905-824-1694 atau [email protected] Ben Dijong @ 905-997-5765 atau [email protected]
Pendaftaran ditunggu paling lambat 26 October 2014.
Bagi teman-teman yang mempunyai orangtua di Toronto, mohon sampaikan undangan kami ini agar
mereka juga dapat bertemu dan berkumpul bersama.
Terima kasih dan sampai jumpa di Senior Day UKI 2014.
Christine Budihardjo (Koordinator)
Pastor Pamong
Rm. Antonius Purwono SCJ, (647) 896.5945
Deacon
Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274
DEWAN PENGURUS
UMAT KATOLIK INDONESIA
Koordinator
Christine Budihardjo, (647) 895.7089 [email protected]
Wakil Koordinator
Albert Tee, (905) 824.1168 [email protected]
Sekretaris
Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801 [email protected]
Bendahara
Janto Solichin, (416) 587.2362 [email protected]
WILAYAH TIMUR
Ketua Wilayah
Adrianus Sofjan Suhadi, (416) 949.3900 [email protected]
Seksi Liturgi
Jeffrey Susilo, (416) 388.6169 [email protected]
Seksi Bina Iman
Esther Kurniadi
Seksi Sosial
Damianus Indyarta (416) 284.4707
Seksi Rumah Tangga
Selvie Widjaja, (647) 896.6121 [email protected]
Usher
Harty Doyle, (647) 533.6246
WILAYAH BARAT
Ketua Wilayah
Ben Dijong, (905) 997.5765
Seksi Liturgi
Raymond Wirahardja, (905) 812.9491
Seksi Bina Iman
Maya Adisuria, (905) 814.8475 [email protected]
Seksi Sosial
Lucas Noegroho, (416) 859.0222 [email protected]
Seksi Rumah Tangga
Ribkah Mesach, (905) 286.9081 [email protected]
Usher
Joyo Sudardi, (905) 785.6379 [email protected]
BIDANG KHUSUS
Mudika, Yoanitha [email protected]
PELAKSANA KHUSUS
Ketua Lektor
Lilian Tjokro, (905) 887.9546
Ketua Sakristi
Hendry Wijaya, (416) 450.6536
H A L A M A N 3
erencanaan dimulai sekitar bulan
October 2013 dengan tujuan utama
Sight & Sound Theatre di
Lancaster, Pennsylvania untuk
menonton Bible on Stage: MOSES.
Kemudian berkembang dengan kunjungan
ke Holy Land of America dan Basilica of
National Shrine di Washington, DC., dan
Penn’s Cave, Pennsylvania dalam
perjalanan kembali ke Toronto.
Supaya nggak berlama-lama di US border,
beberapa peserta yang masih
memegang passport RI diwajibkan
untuk memiliki I-94 terlebih dulu. Tak
pernah terbayangkan oleh Pengurus
UKI bagaimana harus mengurusi 158
orang peserta Ziarek, dengan 3 bus
Coach menempuh perjalanan lebih dari
8 jam, dari jam 6 pagi dan harus tiba di
Sight & Sound Theatre jam 5 sore.
Semua berjalan lancar, dengan
keterlambatan dan hambatan kecil, seluruh
peserta berangkat dan pulang kembali dalam
keadaan sehat dan gembira.
Sosok pribadi MOSES yang
ditayangkan dalam sebuah drama
kolosal, dengan tarian, lagu, teknik
sound system dan dekorasi yang indah
membuat semua peserta berdecak kagum.
“The burning bush”, Laut Merah yang
terbelah, berubahnya tongkat MOSES
menjadi ular yang hidup menggunakan
teknik seni yang tinggi, yang membuat
mata tak berkedip.
Belum pernah saya nonton
pertunjukan sebagus itu.
Saat menyaksikan MOSES, saya
sungguh takjub melihat karya-Nya lewat
tangan-tangan, talenta, serta merdunya
suara para pemain yang luar biasa itu
dan saya yakin sekali bahwa semua itu
bukan karena kehebatan mereka,
melainkan tangan Tuhan yang
menjadikannya.
Beruntunglah saya yang minim soal
Kitab Suci dapat dicerahkan lewat alur
cerita drama MOSES.
Pertunjukan sangat luar biasa, tak pernah
terbayangkan ada pertunjukan sebagus itu.
Siapakah sebenarnya MOSES? Seorang bayi
bangsa Ibrani yang terselamatkan dari
kekejaman Firaun. MOSES diangkat sebagai
anak oleh permaisuri namun dia tetap disusui
dan dibesarkan oleh ibu kandungnya. Dari
P
Lan Cast
er,
Penn
syl
vania Wash
ing
Ton, DC
Ziarah dan Rekreasi UKI 18 – 20 July 2014
Bersambung ke halaman 4
S E P T E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 6 8
H A L A M A N 4 S E P T E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 6 8
ibu kandungnya MOSES mengenal
Allah yang benar, yang membuat dia
tetap percaya dan rindu untuk
menyembah Allah
bangsa Ibrani.
Tuhan tidak
melihat
kekurangan
MOSES yang
gagap sebagai
penghalang
kelangsungan
karya-Nya.
MOSES yang
penakut bahkan
melarikan diri
dari kenyataan,
sebelum ia
percaya pada
kekuatan Tuhan
untuk memimpin bangsa Israel
keluar dari Mesir.
Tuhan melihat kemauan kita
(bukan kekurangan) untuk
dipakai-Nya. Tuhan tidak akan
meninggalkan kita berjuang
sendiri menghadapi
ketidakbenaran, ketidakadilan
dan kekejaman. Dia
senantiasa
mendampingi bahkan
memberi kemampuan
untuk menghadapinya.
Janganlah takut
dengan “apa kata
orang” tapi jadilah
murid yang takut akan
Tuhan.
Tuhan selalu
mengikutsertakan
sebanyak mungkin
orang dalam karya-
Nya, yang dalam kisah MOSES
ini diwakili oleh Harun dan
Miriam.
Kunjungan ke Holy Land of America,
yang berisi replica dari Holy Land
Israel. Kita dapat melihat dan
mengunjungi makam (tombs) orang-
orang Kristen yang dibunuh, taman
Lourdes, Getsemani, dll. Sempat
melakukan jalan salib bersama.
Di Basilica of National Shrine, gereja
besar yang mengundang decak kagum
karena kemegahannya. Banyak
dipamerkan kekayaan karya seni
tinggi seperti patung-patung para
Santo dan Santa, mosaic yang
sungguh indah, juga kemegahan
gereja itu sendiri. Belum lagi toko
buku dan souvenir-nya, cafeteria-nya
sanggup menampung seluruh peserta
Ziarek UKI (ada yang berdiri sih,
nggak kebagian kursi).
Karena terbatasnya kapasitas di Holy
Land dan Basilica seluruh peserta
tidak dapat berjalan bersama-sama,
harus bergantian antara 3 bus.
Ziarah dan Rekreasi UKI 2014 ini
didampingi oleh Romo Yulius
Sunardi (Sonny) SCJ dari Milwaukee
- USA, serta Sr. Elisabeth dan Sr.
Kristina dari Passionist, Toronto.
Kami berkesempatan mengadakan
Misa Kudus di gereja St. Anthony di
Washington, DC pada Sabtu sore, 19
July. Habis misa kita berfoto bersama
di depan gereja mengakibatkan lalu-
lintas macet selama 5 menit, dan
sepertinya foto ini adalah foto
terlengkap peserta Ziarek UKI
2014…..karena para photographers
ikutan difoto…
BUS UKI 1
Rame-rame mejeng di Holy Land of America,
Washington – DC 19 July 2014
Sambungan dari halaman 3,
Inilah foto beberapa rekan yang
sempat mejeng di jembatan “pelangi”
Niagara Falls.
Bersambung ke halaman 10,
H A L A M A N 5
the midst of my excitement to
transfer my leadership over,
I’ve completely forgotten to
say a couple words of thanks.
It’s safe to say that during the
past 3 years that I’ve been trusted
with this group of youths that you all
know as Mudika, has been
filled with ups and downs.
But I can truly say that I am
and will forever be grateful
to have this experience.
And for that, I have to thank
you all: Romo Aegi, Romo
Pur, Fr. Peter, Tante Christine, Dewan
UKI, the grandparents, the parents,
and everyone who has looked after,
guided, prayed for, and helped Mudi-
ka to reach where we are today. From
the very bottom of my heart, I’m so
thankful to have you all by the
youth’s side. And of course, I could
not have led this group of rambunc-
tious youths on my own, so I’d also
like to thank the members of the core
group and those who have stepped up
and dedicated their precious time and
energy. Felicia Wirahardja, Michael
Surya, Raynaldo Handojo, and in the
end, Brandon Surya, you’ve
all gone above and beyond
anyone’s expectations, thank you for
that.
And finally, I’d like to thank all of the
members of Mudika that have, for
some insane reason or another, trusted
me for the past three years. I would
like to think that being a part of Mudi-
ka has contributed something into
your lives. That the experiences that
we’ve gone through as a family will
be remembered for a long time and
that you have been able to encounter
and experience God in multi-
ple ways.
In the end, I would like to
apologize for any mistakes or
offenses that I have made
throughout the way, it was
not in my intentions to do so.
I’d also like to ask for your
continuous support, guidance,
and prayers for the years to
come so that Mudika can be a
significant part of UKI and God’s
family for a long, long time.
Thank you again, and may God be
with you all.
Yoanitha Sutrisno(Mudika ex-
president)
Thank You !
In
Who’s the new president? That seems
to be the question on everyone’s
mind. The answer is quite simple: no
one.
Instead of electing a president, vice
president, and so forth, Mudika has
chosen a group of people who has
shown their leadership potential
throughout the years. They will fore-
see and plan events, welcome new
and old members, and become active
individuals of UKI. They are what we
will call the core team.
Alongside of the core team, there is
an advisory team to supervise all the
events and maintain interpersonal
relationships between Mudika and
UKI, alongside other organizations.
In total, we will have 4 advisors and
around 6-10 core members. Wow,
that’s a lot of people!
Why do we need so many people? In
case you weren’t aware, we have
around 90 members registered with
Mudika at the moment. However, we
haven’t taken into account those who
choose to remain in the background,
become affiliated with other Christian
groups, those who have just turned
13, or those who just moved
into Canada. There is an
overwhelming amount of
Catholic Indonesian youths
out there, and we aim to reach out to
them all. On top of an amazing
amount of members, we also have 2
ongoing bible studies, the choir, the
fine arts crew, and other monthly ac-
tivities. Just as a sneak preview, we
are aiming to have Thanksgiving
event in October, a joint bible study
in November, and our annual end of
the year banquet, Christmas drive,
and youth mass in December. We will
also be fulfilling whatever tasks that
UKI will throw our way, whether it
be performances or helping set up,
serve, or clean up large events.
Mudika: 2014-2017
Bersambung ke halaman 10,
H A L A M A N 6 S E P T E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 6 8
ada tanggal 15 Oktober
2013 jam empat pagi
rombongan pilgrimage UKI
meninggalkan President
Hotel-Athens menuju ke bandara
untuk melanjutkan perziarahannya ke
Medjugorje. Tentu saja dengan
banyak kesan dan kenangan indah
yang dapat kami peroleh (paling tidak
saya sendiri) di dalam perjalanan
Cruise di Athens dan pulau-pulau
yang ada hubungannya dengan Paulus
dan Yohanes Rasul. Kenangan dan
kesan inilah yang menyertai
perjalanan kami (saya) menuju ke
Roma dan Medjugorje.
Bagi kami, Tuhan sungguh
memberkati dan campur tangan di
dalam pilgrimage ini. Campur tangan-
Nya seperti yang sudah saya tulis
pada tulisan yang sebelumnya yaitu
“saat Tuhan memberikan tempat
Misa di Ephesus”, kali ini campur
tangan-Nya juga kami rasakan
dengan nyata saat kami harus
berpisah dengan salah satu peserta
pilgrimage yang harus pulang ke
Toronto karena kondisi tubuhnya
yang tidak memungkinkan untuk
meneruskan pilgrimage. Semua
urusan berjalan lancar dan salah satu
guide yang akan kami pakai (pada
saat kami mengunjungi Roma)
dengan sukarela dan senang hati
meluangkan waktu untuk menemani
dan membantu mengurus tiket ke
Toronto, sehingga kami dapat
melanjutkan perjalanan ke
Medjugorje dengan tenang dan rekan
kami ini juga akan segera
mendapatkan penanganan medis yang
sangat dibutuhkannya di Toronto.
Campur tangan Tuhan yang
lain adalah kami diberi kesempatan
untuk mengunjungi tempat kelahiran
dan masa kecil Padre Pio. Mengapa
ini saya katakan campur tangan
Tuhan, karena kunjungan ke
tempat Padre Pio ini tidak ada dalam
schedule acara pilgrimage. Hal ini
bisa terjadi karena kapal Ferry yang
mestinya kami pakai dari Ancona
(Italia Utara) menuju Spilt (Croatia)
rusak dan tidak bisa dipakai. QS–
Toronto (agent travel yang kami
pakai) bekerja cukup keras supaya
acara tidak kacau balau, dan puji
Tuhan akhirnya QS-Toronto bisa
mendapatkan kapal Ferry yang
berangkat dari Bari (Italia Selatan)
menuju Dubrovnik. Walau ada
penyesuaian jadwal acara akan tetapi
tempat-tempat yang semestinya kami
kunjungi tetap bisa berjalan, malahan
kami seperti mendapatkan bonus
dengan mengunjungi tempat kelahiran
Padre Pio karena perjalanan dari
Roma menuju pelabuhan Ferry di
Bari melewati kota Pietrelcina (kota
kelahiran dan masa kecil Padre Pio).
Pietrelcina adalah kota kecil
yang penduduknya hanya 3056 jiwa
(berdasarkan data 2005) dengan luas
wilayah kurang lebih 28,8 km2 dan
bagian dari propinsi Benevento-Italia
Selatan. Pietrelcina menjadi terkenal
sekarang ini karena di tempat inilah
Santo Padre Pio lahir dan besar.
Sebagaimana kita ketahui St. Padre
Pio terkenal dengan keajaiban yang
ada dalam dirinya, yaitu stigmata di
kedua telapak tangan, kedua kaki,
dan lambungnya selama 50 th (luka
terbuka yang mengeluarkan darah
apalagi saat mempersembahkan
perayaan Ekaristi). Di tempat ini kita
bisa mengunjungi gereja tempat dia
dibaptis dan menjalani masa kecilnya
(di dalam gereja ini juga dipajang
relique Padre Pio dan tempat
pengakuan dosa yang dipakainya
pada th. 1910-1916) dan di tempat
yang berlawanan arah(tidak terlalu
berjauhan sekitar 15 menit jalan kaki
dari gereja dia dibaptis) kita akan
menjumpai sebuah gereja yang
dipersembahkan untuk Padre Pio dan
di belakangnya ada sebuah museum
yang berhubungan dengan Padre Pio
dan biara Fransiskan Kapusin.
Padre Pio adalah seorang
Roma - Pietrelcina - Bari
P
H A L A M A N 7 Sambungan dari halaman 1,
Imam dari ordo Fransiskan Kapusin.
Ia lahir di Piertrelcina pada tgl 25
Mei 1887 dan anak ke-5 dari 8
bersaudara dari keluarga petani,
pasangan Grazio Forgione dan
Maria Giuseppa De Nunzio dengan
nama Francisco. Sejak umur 5 th. dia
sudah mendapat berbagai
penampakan Yesus, Bunda Maria,
juga setan dan ini membuatnya
semakin menekuni hidup rohaninya
bahkan sejak umur 9 th. dia juga
sudah melakukan olah matiraga
dengan tidur di lantai tanpa kasur
dan bantal dari batu serta
mencambuk dirinya sendiri sebagai
ungkapan silih atas dosa-dosanya.
Kemudian pada usia 16 th (1903)
ia memutuskan diri untuk masuk ke
biara Fransiskan Kapusin dan
setelah diterima sebagai novis dari
biara ini, ia mendapat nama biara
Pio.
Stigmata pertama yang
dialami oleh Padre Pio sebenarnya
terjadi di Pietrelcina, sore hari, 7
September 1911. Karena ia takut, ia
lalu bertemu Monsigneur Salvatore
Panullo, Pastor Paroki Pieltrecina
untuk menolongnya, dengan cara
berdoa. Ajaibnya, luka-luka stigmata
itu hilang. Stigmata sesungguhnya
terjadi pada 20 September 1918.
Ketika itu, Padre Pio sedang sendirian
di sebuah kapel tua. Tiba-tiba, ia
ditampaki sosok-sosok seperti
malaikat dan memberinya sebuah
stigmata. Luka-luka itu terdiri dari
tangan kiri kanannya, juga di kakinya,
juga pada lambung. Luka-luka itu
terbuka dan mengeluarkan banyak
darah. Sebenarnya, kejadian ini amat
dirahasiakan Padre Pio. Namun untuk
kali ini ketahuan,
sebab ketika ia
bergegas ke kamar untuk
menghentikan pendarahan tersebut,
darah tercecer ke lantai yang
dilewatinya. Oleh karena itu, Superior
Biara memanggil dokter untuk
mengobatinya. Dokter itu bersaksi:
"Sungguh, ini bukan
luka yang dibuat-
buat. Di
lambungnya pun,
juga terdapat luka."
Padre Pio
adalah imam
pertama yang
menerima stigmata
Kristus. Para
superiornya
berusaha
merahasiakan
kejadian itu,
kendati demikian,
berita segera
menyebar dan ribuan orang berduyun-
duyun datang ke biara yang terpencil
itu, baik mereka yang saleh maupun
mereka yang sekedar ingin tahu.
Sesungguhnya, setiap pagi, sejak
pukul empat dini hari, selalu ada
ratusan orang dan kadang-kadang
bahkan ribuan orang menantinya.
Padre Pio tidur tak lebih dari
dua jam setiap harinya dan tak pernah
mengambil cuti barang sehari pun
selama limapuluh
tahun imamatnya! Ia
biasa bangun pagi-
pagi buta guna
mempersiapkan diri
mempersembahkan
Misa Kudus. Setelah
Misa, Padre Pio biasa
melewatkan sebagian
besar harinya dalam
doa dan melayani
Sakramen Pengakuan Dosa.
Hidupnya penuh dengan
berbagai karunia mistik,
termasuk kemampuan
membaca batin para peniten,
bilokasi, levitasi dan jamahan yang
menyembuhkan. Darah yang
mengucur dari stigmatanya
mengeluarkan bau harum mewangi
atau harum bunga-bungaan.
Roma - Pietrelcina - Bari
B E R I T A U . K . I Bersambung ke halaman 11,
Jenazah Padre Pio di San Giovani Rotondo
Kamar tidur Padre Pio
Karpet yang terkena tetesan darah dari Padre Pio
Gloves yang dipakai untuk membungkus Stigmata Padre Pio
dan perlengkapan Misa yang
pernah dipakai Padre Pio
Tempat Pengakuan Dosa yang dipakai Padre Pio
H A L A M A N 8
ly are coming from” and the uniqueness of your own
culture with all of its possibilities and its struggles.
ACTIVELY SEEK OUT YOUNG PEOPLE WHO
SHARE THE SAME BELIEFS. For example, at the
University of Toronto, there is the Newman Centre.
There is also “Theology on Tap,” geared for adults in
their 20s and 30s. As well, most parishes have groups
for young adults. These groups normally have speak-
ers who will help you to explore faith issues with your
peers.
BECOME INVOLVED IN SERVICE. Volunteer your
time. In the process you will receive greater clarity
about what is really important to you, your gifts and
your life choices. You will meet exciting people be-
sides it looks good on a resume!
COMMUNICATE. Be in contact with your parents.
Let them know what is happening in your life. Main-
tain an ongoing relationship with the senior members
of your family, your grandma/grandpa. Listen to their
stories even if it is the same story for the tenth time.
Don’t live with “shoulds.” Just do it! As you know,
“what goes around comes around.” The way we love
and care for each other is the way we will be loved
and cared for.
SOME TIPS FOR PARENTS
MAINTAIN ONGOING COMMUNICATION LINKS
WITH YOUR SON/DAUGHTER. Know their
friends. Know what they are up to, without nagging!!!
Let them know that you are always there. Your love is
unconditional, no matter what happens.
TRUST AND LET GO. Trust that you have planted the
seeds and that God will now nurture these seeds. Be
patient and allow them to grow in their own unique
way.
SURRENDER YOUR SON/DAUGHTER BACK TO
GOD. Unless we intentionally invite God to look after
our children, it is only us trying to control them and be
in charge.
ROLE OF THE UKI COMMUNITY
If the UKI is to be worthy of the loyalty
and active participation of youth, they
will need to become “youth-friendly,”
communities in which youth have a
conspicuous presence. The UKI com-
munity must be a community that val-
ues young people – welcoming them
into their midst, listening to them, re-
sponding to their needs, supporting
them with prayer, time, facilities and
money – recognizing and empowering their gifts and tal-
ents – giving them meaningful roles in leadership and
ministry and encouraging their contribution. The UKI
must provide young people with opportunities for inter-
generational relationships – developing relationships with
adults who serve as role models and mentors.□
YES, WE BECOME THE VOICES WE HEAR! [Fr. Peter McKenna, SCJ]
“Every Precious Gift Comes From Above” (James 1:17)
Maeve Elizabeth
September 13, 2014 7:00 pm, 2.89 kg, 50 cm
At Oakville Trafalgar Memorial Hospital, Oakville
Born to Maria Natasha & Yohanes Yulistyo Suwanda
Proud Grandparents
Eddy & Ayhwa Suwanda
Rudi B. Hartono & Maya Adisuria
Rejoicing with you on the arrival of
your precious baby girl
“ Umat Katolik Indonesia “
Sambungan dari halaman 1,
H A L A M A N 9 S E P T E M B E R 2 0 1 4 /
iselenggarakan pada hari Sabtu, 6 September 2014 di
tempat yang sama seperti tahun-tahun lalu, Transfig-
uration Church, Etobicoke. Dengan cara kerja yang
sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Bazaar UKI kali
ini tidak dipimpin oleh seorang ketua Panitia, melainkan oleh
seluruh Pengurus Dewan Inti. Foto di atas: Ketua Wilayah
East dan West bahu-membahu memimpin team volunteer
pemanggang sate.
Romo Aegi memimpin ibu-ibu dan bapak-bapak memborong
makanan yang dijual di Bazaar UKI…..hitung aja berapa
banyak tas belanjaannya.
Jeng Putri mengkoordinasikan kerja team Vendors dan
Sumbangan (Giok Pranadjaja dan Rosnini) serta Pre-order
special / Wajan (Angelina Evy)
BAZAAR UKI
Sekretaris UKI bekerja keras
(sampai lupa makan, untung
ada suami yang ingat…)
memimpin acara hiburan,
dan raffle tickets. Felix dan Fabian di atas panggung menyanyikan lagu-
lagu Chrisye, penjualan raffle tickets oleh Marina/Indy dan kawan-
kawan.
Dan akhirnya inilah hasil bersih
BAZAAR UKI 2014:
$6,549.66 Terima kasih kepada para pengunjung,
vendors, donatur makanan dan hadiah
raffle, serta VOLUNTEERS UKI!!!!
God bless us all.
Team pembuatan kupon dan penghitungan duit dipimpin oleh
Arif Liman, yang bertanggung jawab kepada Bendahara
UKI. Foto di samping ini memperlihatkan Arif makin kusut
aja
D
H A L A M A N 1 0
Kata pepatah, ada awal pasti ada
akhir….nah perjalanan Ziarek UKI
2014 ditutup dengan rekreasi
menikmati keagungan alam karya
Bapa…Penn’s Cave. Menelusuri gua
-gua batu stalaktit dan stalakmit
dengan perahu kecil (bermuatan
kurang lebih 20 orang) yang lebih
mirip “kotak sabun”, kita melihat
bentuk-bentuk batu besar yang sangat
unik, ada yang mirip patung
Liberty…. Di
tengah-tengah asrinya alam Penn’s
Cave kita juga makan siang dan foto
bersama.
Akhirnya kenangan Ziarek UKI 2014
kita tutup dengan ucapan syukur
kepada Tuhan atas perlindungan dan
bimbingan dalam perjalanan selama 3
hari ini. Terima kasih kepada seluruh
volunteers dan peserta yang telah
mengukir kegembiraan dan
kebersamaan sebagai satu keluarga
UKI Toronto. Semoga bukan hanya
kegembiraan saja, melainkan juga
keberanian kita sebagai anak-anak
Tuhan untuk menjawab panggilan-
Nya berkarya melayani sesama,
seperti MOSES….. dengan
kekurangan dan kelemahannya Tuhan
memakai dia mengantar bangsa Israel
ke tanah terjanji..
(CB – Markham, Sept 2014).
BUS UKI 3
sempat berfoto ria sehabis nonton
MOSES di Sight & Sound Thea-
tre, Lancaster – PA 18 July 2014
BUS UKI 2
Di depan kemegahan Basilica of
National Shrine, Washington – DC
19 July 2014
With the new organization structure
set in place, we will aim to become
bigger, better, and also to continue to
grow in faith together as a family of
God. If you have any questions, sug-
gestions, or feedback please email us
at: [email protected] Also,
like our Facebook page (Mudika UKI
Toronto)!
We ask for your blessings, prayers,
and continued support at this essential
time. Mudika Cores(Alvin Tanudja-
ya, Ozyka Videlia, Karina Kurnia,
Darren Suhadi, Brandon Surya, Na-
dine Wirahardja, Astrid Juwono, Lyo-
na Limpi, Nadia Hartono, Inez Poer-
nama, Mikha Muliadi, Austin Atmaja,
and Tiffany Noegroho)
Congratulations to all the
winners, but especially to
Alvin Tanudjaya & Nadina
Wirahardja for winning
the Most Valuable Mudika
Award! A special shout out
for Austin Atmaja, Tobias
Kurniawan, and Lyona
Limpi for winning the
Rookie of the Year awards.
See you all next year!
Sambungan dari halaman 4,
Sambungan dari halaman 4,
Apa yang terjadi dan dialami
oleh Padre Pio (dengan stigmata,
pengajaran, pengakuan dosa, dan
orang yang menerima mukjizat
melalui perantaraannya) tidak berarti
bahwa Gereja menerimanya begitu
saja. Bahkan pada tgl. 31 Mei 1923,
Vatikan mengumumkan bahwa
kejaian-kejadian yang berhubungan
dengan Padre Pio tidak berasal dari
kekuatan spiritual. Vatikan pun
memerintahkan untuk menghentikan
segala macam bentuk komunikasi
yang dilakukan kepada Padre Pio.
Mei dan Juni 1923, Vatikan
mengeluarkan perintah yang sangat
keras kepada Padre Pio yang
kemudian berujung pada pelarangan
untuk merayakan misa, memberikan
khotbah, bahkan memberikan
pengakuan dosa. Hal ini terjadi
sampai tahun 1931 karena pada tahun
ini Vatikan mengijinkan Padre Pio
untuk merayakan Ekaristi kembali
dan pada tahun 1964 Vatikan
memberikan kebebasan penuh
baginya untuk menjalankan tugasnya
seperti sediakala.
Padre Pio meninggal pada tgl.
23 September 1968 dalam usia 81 th.
dan di makamkan di San Giovanni
Rotondo. Atas persetujuan Vatikan,
jenazah Padre Pio dikeluarkan dari
makam sesudah 40 tahun meninggal
dunia. Upacara pengangkatan serta
pembukaan peti jenazah dilakukan
oleh Mgr Domenico Umberto
D’Ambrosio serta sejumlah umat.
Saat peti jenazah diangkat, secara
spontan umat bertepuk tangan meriah,
suatu tanda penghormatan khas Italia.
Lewat tayangan video, dapat terlihat
peti jenazah telah lapuk dan salib
telah berkarat. Dua lapis penutup peti
dibuka namun kaca yang merupakan
bagian akhir dari penutup peti tidak
dibuka. Kaca terlihat agak buram dan
jenazah hanya terlihat samar-samar.
Kepada Radio Vatikan, Mgr
Domenico menjelaskan bahwa secara
umum kondisi jenazah dalam keadaan
baik: janggut, kuku, lutut, dan tangan
masih terlihat jelas. Meski demikian,
jenazah tidak sepenuhnya utuh seperti
sediakala. Setelah jenasahnya
mendapatkan perbaikan maka, kita
sekarang bisa melihat secara utuh
tubuh St. Padre Pio di San Giovanni
Rotondo.
Padre Pio mendapatkan
Beatifikasi (diangkat sebagai Beato)
pada tgl. 2 Mei 1999 oleh Paus John
Paul II dan Canonized (diangkat jadi
Santo) pada tgl. 16 June 2002 juga
oleh John Paul II. Gereja
memperingati perayaan Pestanya
setiap tgl. 23 September.
Dari Pietrelcina rombongan
UKI melanjutkan perjalanan ke
pelabuhan Ferry di Bari dan sampai
di sana sekitar jam 6 pm. Kapal Ferry
“Jadrolinija”(yang kami pakai)
meninggalkan pelabuhan Bari sekitar
jam 8 malam menuju pelabuhan
Dubrovnik (Croasia). Kapal ini juga
pernah dipakai oleh Paus John Paul II
saat mengunjungi Crosia dan
Medjugorje. Kondisi kapal Ferry ini
memang tidak sebagus Louis
Olympia Cruse akan tetapi justru
kapal ini mempunyai fasilitas kapel
untuk orang berdoa, dan rombongan
UKI mendapatkan ijin untuk
mengadakan Misa di kapel yang ada
di kapal ini pada jam 9 malam untuk
mensyukuri campur tangan Tuhan
yang luar biasa pada hari ini.
Terimakasih Tuhan atas campur
tangan-Mu yang memungkinkan
semuanya ini terjadi.
Sambungan dari halaman 7,