m e w a r t a k a n i m a n d a n k a s i h berita...

12
GEREJA St. Anselm’s Church 1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood) Toronto ON M4G 3H3 Ph: (416) 485-1792 Subway Stn: Davisville Redaksi: Angelina Hanapie Julian Wibowo Novius Handy Randy Danurahardja Yusup Yusup Penasehat: Rm. A. Purwono SCJ Alamat Redaksi: c/o Priests of the Sacred Heart 58 High Park Blvd. Toronto ON M6R 1M8 Email: [email protected] Bersambung ke halaman 8, BEING A YOUNG CATHOLIC TODAY So much noise, so much going on, so many different voices! oving out from home can be a very stressful time for any individual or family. Like most people, beginning this journey of freedom and independence means new beginnings. Sometimes in the process you may leave important things back at home, “in storage,” so to speak, sometimes that even means packing up your relationship with God and leav- ing Him behind. Having freedom and independence re- quires a measure of responsibility; as a young adult, it is you who are now responsible for maintaining and practising your own faith. This can now be a very challenging feat when you hear so many other voices. I remember when I started University, my own faith diminished rapidly. I got caught up jug- gling so many other things, so many assignments, the newness of relationships and the new- ness of the demands all around me. At times it seemed as if I was stepping on egg shells. Thankfully, although I gave up on God, God showed countless times that He never gave up on me. I would like to share with you “SOME TIPS” that have helped me in my journey of life. SOME TIPS FOR YOUNG ADULTS TRUST YOUR INTUITION. Stay with the questions. Questions will help you clarify your own values and what is/will be important in your life. CONTINUE TO BE AN ACTIVE MEMBER OF THE UKI YOUTH GROUP. These are other young people who understand “where you and your fami- WWW.UKI.CA SEPTEMBER 2014/NO.268 BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h M Ziarah dan Rekreasi UKI 18 – 20 July 2014, Lancaster, Pennsylvania, Washington DC KEGIATAN DI BULAN OKTOBER Misa Minggu II, Thanksgiving Day 12 Oktober 2014 Misa Minggu IV, 26 Oktober 2014

Upload: doancong

Post on 09-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GEREJA

St. Anselm’s Church

1 MacNaughton Rd. (Bayview & Millwood)

Toronto

ON M4G 3H3

Ph: (416) 485-1792

Subway Stn:

Davisville

Redaksi:

Angelina Hanapie

Julian Wibowo

Novius Handy

Randy Danurahardja

Yusup Yusup

Penasehat:

Rm. A. Purwono SCJ

Alamat Redaksi:

c/o Priests of the

Sacred Heart

58 High Park Blvd.

Toronto

ON M6R 1M8

Email:

[email protected]

Bersambung ke halaman 8,

BEING A YOUNG

CATHOLIC TODAY

So much noise, so much going on, so many different voices!

oving out from home can be a very stressful

time for any individual or family. Like most

people, beginning this journey of freedom

and independence means new beginnings. Sometimes in

the process you may leave important things back at

home, “in storage,” so to speak, sometimes that even

means packing up your relationship with God and leav-

ing Him behind. Having freedom and independence re-

quires a measure of responsibility; as a young adult, it is

you who are now responsible for maintaining and practising your own faith. This can now

be a very challenging feat when you hear so many other voices.

I remember when I started University, my own faith diminished rapidly. I got caught up jug-

gling so many other things, so many assignments, the newness of relationships and the new-

ness of the demands all around me. At times it seemed as if I was stepping on egg shells.

Thankfully, although I gave up on God, God showed countless times that He never gave up

on me. I would like to share with you “SOME TIPS”

that have helped me in my journey of life.

SOME TIPS FOR YOUNG ADULTS

TRUST YOUR INTUITION. Stay with the questions.

Questions will help you clarify your own values

and what is/will be important in your life.

CONTINUE TO BE AN ACTIVE MEMBER OF THE

UKI YOUTH GROUP. These are other young

people who understand “where you and your fami-

W W W . U K I . C A S E P T E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 6 8

BERITA U.K.I M e w a r t a k a n I m a n d a n K a s i h

M

Ziarah dan Rekreasi UKI 18 – 20 July 2014, Lancaster, Pennsylvania, Washington DC

K E G I A T A N

D I B U L A N

O K T O B E R

Misa Minggu II,

Thanksgiving Day

12 Oktober 2014

Misa Minggu IV,

26 Oktober 2014

UKI Seniors’ Appreciation Day 2014 Yang terkasih para Senior UKI,

Tahun ini Senior Day UKI akan berbeda dari tahun-tahun lalu.... Dewan Pengurus akan mengadakan

sebuah acara pengucapan rasa syukur atas perlindungan Tuhan dalam perjalanan UKI selama 34

tahun dan penghargaan kepada para Senior:

Senior UKI 1980 – 2014

“Apa Arti UKI bagi-ku?”

Pada hari Sabtu, 1 November 2014 jam 10 pagi sampai sekitar jam 2 siang.

Bertempat di Ruang Pertemuan St. Thomas More Parish, 1 Dormington Dr.,

Scarborough Romo Antonius Purwono SCJ dan Romo Johanes Juliwan Maslim SCJ akan membawakan renungan

dan Misa Kudus bagi kita. Para volunteer UKI akan menyediakan snack dan lunch, serta membawak-

an lagu-lagu nostalgia.

Kami sangat berharap Oma/Opa/Tante/Om dapat hadir di acara Reuni ini karena kehadiran Oma/

Opa/Tante/Om akan memberikan semangat bagi kami untuk meneruskan perjalanan UKI di masa

depan.

Untuk memudahkan pengaturan konsumsi, persiapan tempat duduk, dll....mohon mendaftarkan diri

kepada:

EAST: Nita Hariman (Djiak) @ 416-987-4419 atau [email protected] Sofjan Suhadi (Chopi) @ 905-927-2041 atau [email protected]

WEST: Frans Sjah (Man Fung) @ 905-824-1694 atau [email protected] Ben Dijong @ 905-997-5765 atau [email protected]

Pendaftaran ditunggu paling lambat 26 October 2014.

Bagi teman-teman yang mempunyai orangtua di Toronto, mohon sampaikan undangan kami ini agar

mereka juga dapat bertemu dan berkumpul bersama.

Terima kasih dan sampai jumpa di Senior Day UKI 2014.

Christine Budihardjo (Koordinator)

Pastor Pamong

Rm. Antonius Purwono SCJ, (647) 896.5945

[email protected]

Deacon

Deacon Val Danukarjanto, (416) 497.2274

[email protected]

DEWAN PENGURUS

UMAT KATOLIK INDONESIA

Koordinator

Christine Budihardjo, (647) 895.7089 [email protected]

Wakil Koordinator

Albert Tee, (905) 824.1168 [email protected]

Sekretaris

Christianita Kuswoyo, (647) 774.3801 [email protected]

Bendahara

Janto Solichin, (416) 587.2362 [email protected]

WILAYAH TIMUR

Ketua Wilayah

Adrianus Sofjan Suhadi, (416) 949.3900 [email protected]

Seksi Liturgi

Jeffrey Susilo, (416) 388.6169 [email protected]

Seksi Bina Iman

Esther Kurniadi

Seksi Sosial

Damianus Indyarta (416) 284.4707

[email protected]

Seksi Rumah Tangga

Selvie Widjaja, (647) 896.6121 [email protected]

Usher

Harty Doyle, (647) 533.6246

[email protected]

WILAYAH BARAT

Ketua Wilayah

Ben Dijong, (905) 997.5765

[email protected]

Seksi Liturgi

Raymond Wirahardja, (905) 812.9491

[email protected]

Seksi Bina Iman

Maya Adisuria, (905) 814.8475 [email protected]

Seksi Sosial

Lucas Noegroho, (416) 859.0222 [email protected]

Seksi Rumah Tangga

Ribkah Mesach, (905) 286.9081 [email protected]

Usher

Joyo Sudardi, (905) 785.6379 [email protected]

BIDANG KHUSUS

Mudika, Yoanitha [email protected]

PELAKSANA KHUSUS

Ketua Lektor

Lilian Tjokro, (905) 887.9546

[email protected]

Ketua Sakristi

Hendry Wijaya, (416) 450.6536

[email protected]

H A L A M A N 3

erencanaan dimulai sekitar bulan

October 2013 dengan tujuan utama

Sight & Sound Theatre di

Lancaster, Pennsylvania untuk

menonton Bible on Stage: MOSES.

Kemudian berkembang dengan kunjungan

ke Holy Land of America dan Basilica of

National Shrine di Washington, DC., dan

Penn’s Cave, Pennsylvania dalam

perjalanan kembali ke Toronto.

Supaya nggak berlama-lama di US border,

beberapa peserta yang masih

memegang passport RI diwajibkan

untuk memiliki I-94 terlebih dulu. Tak

pernah terbayangkan oleh Pengurus

UKI bagaimana harus mengurusi 158

orang peserta Ziarek, dengan 3 bus

Coach menempuh perjalanan lebih dari

8 jam, dari jam 6 pagi dan harus tiba di

Sight & Sound Theatre jam 5 sore.

Semua berjalan lancar, dengan

keterlambatan dan hambatan kecil, seluruh

peserta berangkat dan pulang kembali dalam

keadaan sehat dan gembira.

Sosok pribadi MOSES yang

ditayangkan dalam sebuah drama

kolosal, dengan tarian, lagu, teknik

sound system dan dekorasi yang indah

membuat semua peserta berdecak kagum.

“The burning bush”, Laut Merah yang

terbelah, berubahnya tongkat MOSES

menjadi ular yang hidup menggunakan

teknik seni yang tinggi, yang membuat

mata tak berkedip.

Belum pernah saya nonton

pertunjukan sebagus itu.

Saat menyaksikan MOSES, saya

sungguh takjub melihat karya-Nya lewat

tangan-tangan, talenta, serta merdunya

suara para pemain yang luar biasa itu

dan saya yakin sekali bahwa semua itu

bukan karena kehebatan mereka,

melainkan tangan Tuhan yang

menjadikannya.

Beruntunglah saya yang minim soal

Kitab Suci dapat dicerahkan lewat alur

cerita drama MOSES.

Pertunjukan sangat luar biasa, tak pernah

terbayangkan ada pertunjukan sebagus itu.

Siapakah sebenarnya MOSES? Seorang bayi

bangsa Ibrani yang terselamatkan dari

kekejaman Firaun. MOSES diangkat sebagai

anak oleh permaisuri namun dia tetap disusui

dan dibesarkan oleh ibu kandungnya. Dari

P

Lan Cast

er,

Penn

syl

vania Wash

ing

Ton, DC

Ziarah dan Rekreasi UKI 18 – 20 July 2014

Bersambung ke halaman 4

S E P T E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 6 8

H A L A M A N 4 S E P T E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 6 8

ibu kandungnya MOSES mengenal

Allah yang benar, yang membuat dia

tetap percaya dan rindu untuk

menyembah Allah

bangsa Ibrani.

Tuhan tidak

melihat

kekurangan

MOSES yang

gagap sebagai

penghalang

kelangsungan

karya-Nya.

MOSES yang

penakut bahkan

melarikan diri

dari kenyataan,

sebelum ia

percaya pada

kekuatan Tuhan

untuk memimpin bangsa Israel

keluar dari Mesir.

Tuhan melihat kemauan kita

(bukan kekurangan) untuk

dipakai-Nya. Tuhan tidak akan

meninggalkan kita berjuang

sendiri menghadapi

ketidakbenaran, ketidakadilan

dan kekejaman. Dia

senantiasa

mendampingi bahkan

memberi kemampuan

untuk menghadapinya.

Janganlah takut

dengan “apa kata

orang” tapi jadilah

murid yang takut akan

Tuhan.

Tuhan selalu

mengikutsertakan

sebanyak mungkin

orang dalam karya-

Nya, yang dalam kisah MOSES

ini diwakili oleh Harun dan

Miriam.

Kunjungan ke Holy Land of America,

yang berisi replica dari Holy Land

Israel. Kita dapat melihat dan

mengunjungi makam (tombs) orang-

orang Kristen yang dibunuh, taman

Lourdes, Getsemani, dll. Sempat

melakukan jalan salib bersama.

Di Basilica of National Shrine, gereja

besar yang mengundang decak kagum

karena kemegahannya. Banyak

dipamerkan kekayaan karya seni

tinggi seperti patung-patung para

Santo dan Santa, mosaic yang

sungguh indah, juga kemegahan

gereja itu sendiri. Belum lagi toko

buku dan souvenir-nya, cafeteria-nya

sanggup menampung seluruh peserta

Ziarek UKI (ada yang berdiri sih,

nggak kebagian kursi).

Karena terbatasnya kapasitas di Holy

Land dan Basilica seluruh peserta

tidak dapat berjalan bersama-sama,

harus bergantian antara 3 bus.

Ziarah dan Rekreasi UKI 2014 ini

didampingi oleh Romo Yulius

Sunardi (Sonny) SCJ dari Milwaukee

- USA, serta Sr. Elisabeth dan Sr.

Kristina dari Passionist, Toronto.

Kami berkesempatan mengadakan

Misa Kudus di gereja St. Anthony di

Washington, DC pada Sabtu sore, 19

July. Habis misa kita berfoto bersama

di depan gereja mengakibatkan lalu-

lintas macet selama 5 menit, dan

sepertinya foto ini adalah foto

terlengkap peserta Ziarek UKI

2014…..karena para photographers

ikutan difoto…

BUS UKI 1

Rame-rame mejeng di Holy Land of America,

Washington – DC 19 July 2014

Sambungan dari halaman 3,

Inilah foto beberapa rekan yang

sempat mejeng di jembatan “pelangi”

Niagara Falls.

Bersambung ke halaman 10,

H A L A M A N 5

the midst of my excitement to

transfer my leadership over,

I’ve completely forgotten to

say a couple words of thanks.

It’s safe to say that during the

past 3 years that I’ve been trusted

with this group of youths that you all

know as Mudika, has been

filled with ups and downs.

But I can truly say that I am

and will forever be grateful

to have this experience.

And for that, I have to thank

you all: Romo Aegi, Romo

Pur, Fr. Peter, Tante Christine, Dewan

UKI, the grandparents, the parents,

and everyone who has looked after,

guided, prayed for, and helped Mudi-

ka to reach where we are today. From

the very bottom of my heart, I’m so

thankful to have you all by the

youth’s side. And of course, I could

not have led this group of rambunc-

tious youths on my own, so I’d also

like to thank the members of the core

group and those who have stepped up

and dedicated their precious time and

energy. Felicia Wirahardja, Michael

Surya, Raynaldo Handojo, and in the

end, Brandon Surya, you’ve

all gone above and beyond

anyone’s expectations, thank you for

that.

And finally, I’d like to thank all of the

members of Mudika that have, for

some insane reason or another, trusted

me for the past three years. I would

like to think that being a part of Mudi-

ka has contributed something into

your lives. That the experiences that

we’ve gone through as a family will

be remembered for a long time and

that you have been able to encounter

and experience God in multi-

ple ways.

In the end, I would like to

apologize for any mistakes or

offenses that I have made

throughout the way, it was

not in my intentions to do so.

I’d also like to ask for your

continuous support, guidance,

and prayers for the years to

come so that Mudika can be a

significant part of UKI and God’s

family for a long, long time.

Thank you again, and may God be

with you all.

Yoanitha Sutrisno(Mudika ex-

president)

Thank You !

In

Who’s the new president? That seems

to be the question on everyone’s

mind. The answer is quite simple: no

one.

Instead of electing a president, vice

president, and so forth, Mudika has

chosen a group of people who has

shown their leadership potential

throughout the years. They will fore-

see and plan events, welcome new

and old members, and become active

individuals of UKI. They are what we

will call the core team.

Alongside of the core team, there is

an advisory team to supervise all the

events and maintain interpersonal

relationships between Mudika and

UKI, alongside other organizations.

In total, we will have 4 advisors and

around 6-10 core members. Wow,

that’s a lot of people!

Why do we need so many people? In

case you weren’t aware, we have

around 90 members registered with

Mudika at the moment. However, we

haven’t taken into account those who

choose to remain in the background,

become affiliated with other Christian

groups, those who have just turned

13, or those who just moved

into Canada. There is an

overwhelming amount of

Catholic Indonesian youths

out there, and we aim to reach out to

them all. On top of an amazing

amount of members, we also have 2

ongoing bible studies, the choir, the

fine arts crew, and other monthly ac-

tivities. Just as a sneak preview, we

are aiming to have Thanksgiving

event in October, a joint bible study

in November, and our annual end of

the year banquet, Christmas drive,

and youth mass in December. We will

also be fulfilling whatever tasks that

UKI will throw our way, whether it

be performances or helping set up,

serve, or clean up large events.

Mudika: 2014-2017

Bersambung ke halaman 10,

H A L A M A N 6 S E P T E M B E R 2 0 1 4 / N O . 2 6 8

ada tanggal 15 Oktober

2013 jam empat pagi

rombongan pilgrimage UKI

meninggalkan President

Hotel-Athens menuju ke bandara

untuk melanjutkan perziarahannya ke

Medjugorje. Tentu saja dengan

banyak kesan dan kenangan indah

yang dapat kami peroleh (paling tidak

saya sendiri) di dalam perjalanan

Cruise di Athens dan pulau-pulau

yang ada hubungannya dengan Paulus

dan Yohanes Rasul. Kenangan dan

kesan inilah yang menyertai

perjalanan kami (saya) menuju ke

Roma dan Medjugorje.

Bagi kami, Tuhan sungguh

memberkati dan campur tangan di

dalam pilgrimage ini. Campur tangan-

Nya seperti yang sudah saya tulis

pada tulisan yang sebelumnya yaitu

“saat Tuhan memberikan tempat

Misa di Ephesus”, kali ini campur

tangan-Nya juga kami rasakan

dengan nyata saat kami harus

berpisah dengan salah satu peserta

pilgrimage yang harus pulang ke

Toronto karena kondisi tubuhnya

yang tidak memungkinkan untuk

meneruskan pilgrimage. Semua

urusan berjalan lancar dan salah satu

guide yang akan kami pakai (pada

saat kami mengunjungi Roma)

dengan sukarela dan senang hati

meluangkan waktu untuk menemani

dan membantu mengurus tiket ke

Toronto, sehingga kami dapat

melanjutkan perjalanan ke

Medjugorje dengan tenang dan rekan

kami ini juga akan segera

mendapatkan penanganan medis yang

sangat dibutuhkannya di Toronto.

Campur tangan Tuhan yang

lain adalah kami diberi kesempatan

untuk mengunjungi tempat kelahiran

dan masa kecil Padre Pio. Mengapa

ini saya katakan campur tangan

Tuhan, karena kunjungan ke

tempat Padre Pio ini tidak ada dalam

schedule acara pilgrimage. Hal ini

bisa terjadi karena kapal Ferry yang

mestinya kami pakai dari Ancona

(Italia Utara) menuju Spilt (Croatia)

rusak dan tidak bisa dipakai. QS–

Toronto (agent travel yang kami

pakai) bekerja cukup keras supaya

acara tidak kacau balau, dan puji

Tuhan akhirnya QS-Toronto bisa

mendapatkan kapal Ferry yang

berangkat dari Bari (Italia Selatan)

menuju Dubrovnik. Walau ada

penyesuaian jadwal acara akan tetapi

tempat-tempat yang semestinya kami

kunjungi tetap bisa berjalan, malahan

kami seperti mendapatkan bonus

dengan mengunjungi tempat kelahiran

Padre Pio karena perjalanan dari

Roma menuju pelabuhan Ferry di

Bari melewati kota Pietrelcina (kota

kelahiran dan masa kecil Padre Pio).

Pietrelcina adalah kota kecil

yang penduduknya hanya 3056 jiwa

(berdasarkan data 2005) dengan luas

wilayah kurang lebih 28,8 km2 dan

bagian dari propinsi Benevento-Italia

Selatan. Pietrelcina menjadi terkenal

sekarang ini karena di tempat inilah

Santo Padre Pio lahir dan besar.

Sebagaimana kita ketahui St. Padre

Pio terkenal dengan keajaiban yang

ada dalam dirinya, yaitu stigmata di

kedua telapak tangan, kedua kaki,

dan lambungnya selama 50 th (luka

terbuka yang mengeluarkan darah

apalagi saat mempersembahkan

perayaan Ekaristi). Di tempat ini kita

bisa mengunjungi gereja tempat dia

dibaptis dan menjalani masa kecilnya

(di dalam gereja ini juga dipajang

relique Padre Pio dan tempat

pengakuan dosa yang dipakainya

pada th. 1910-1916) dan di tempat

yang berlawanan arah(tidak terlalu

berjauhan sekitar 15 menit jalan kaki

dari gereja dia dibaptis) kita akan

menjumpai sebuah gereja yang

dipersembahkan untuk Padre Pio dan

di belakangnya ada sebuah museum

yang berhubungan dengan Padre Pio

dan biara Fransiskan Kapusin.

Padre Pio adalah seorang

Roma - Pietrelcina - Bari

P

H A L A M A N 7 Sambungan dari halaman 1,

Imam dari ordo Fransiskan Kapusin.

Ia lahir di Piertrelcina pada tgl 25

Mei 1887 dan anak ke-5 dari 8

bersaudara dari keluarga petani,

pasangan Grazio Forgione dan

Maria Giuseppa De Nunzio dengan

nama Francisco. Sejak umur 5 th. dia

sudah mendapat berbagai

penampakan Yesus, Bunda Maria,

juga setan dan ini membuatnya

semakin menekuni hidup rohaninya

bahkan sejak umur 9 th. dia juga

sudah melakukan olah matiraga

dengan tidur di lantai tanpa kasur

dan bantal dari batu serta

mencambuk dirinya sendiri sebagai

ungkapan silih atas dosa-dosanya.

Kemudian pada usia 16 th (1903)

ia memutuskan diri untuk masuk ke

biara Fransiskan Kapusin dan

setelah diterima sebagai novis dari

biara ini, ia mendapat nama biara

Pio.

Stigmata pertama yang

dialami oleh Padre Pio sebenarnya

terjadi di Pietrelcina, sore hari, 7

September 1911. Karena ia takut, ia

lalu bertemu Monsigneur Salvatore

Panullo, Pastor Paroki Pieltrecina

untuk menolongnya, dengan cara

berdoa. Ajaibnya, luka-luka stigmata

itu hilang. Stigmata sesungguhnya

terjadi pada 20 September 1918.

Ketika itu, Padre Pio sedang sendirian

di sebuah kapel tua. Tiba-tiba, ia

ditampaki sosok-sosok seperti

malaikat dan memberinya sebuah

stigmata. Luka-luka itu terdiri dari

tangan kiri kanannya, juga di kakinya,

juga pada lambung. Luka-luka itu

terbuka dan mengeluarkan banyak

darah. Sebenarnya, kejadian ini amat

dirahasiakan Padre Pio. Namun untuk

kali ini ketahuan,

sebab ketika ia

bergegas ke kamar untuk

menghentikan pendarahan tersebut,

darah tercecer ke lantai yang

dilewatinya. Oleh karena itu, Superior

Biara memanggil dokter untuk

mengobatinya. Dokter itu bersaksi:

"Sungguh, ini bukan

luka yang dibuat-

buat. Di

lambungnya pun,

juga terdapat luka."

Padre Pio

adalah imam

pertama yang

menerima stigmata

Kristus. Para

superiornya

berusaha

merahasiakan

kejadian itu,

kendati demikian,

berita segera

menyebar dan ribuan orang berduyun-

duyun datang ke biara yang terpencil

itu, baik mereka yang saleh maupun

mereka yang sekedar ingin tahu.

Sesungguhnya, setiap pagi, sejak

pukul empat dini hari, selalu ada

ratusan orang dan kadang-kadang

bahkan ribuan orang menantinya.

Padre Pio tidur tak lebih dari

dua jam setiap harinya dan tak pernah

mengambil cuti barang sehari pun

selama limapuluh

tahun imamatnya! Ia

biasa bangun pagi-

pagi buta guna

mempersiapkan diri

mempersembahkan

Misa Kudus. Setelah

Misa, Padre Pio biasa

melewatkan sebagian

besar harinya dalam

doa dan melayani

Sakramen Pengakuan Dosa.

Hidupnya penuh dengan

berbagai karunia mistik,

termasuk kemampuan

membaca batin para peniten,

bilokasi, levitasi dan jamahan yang

menyembuhkan. Darah yang

mengucur dari stigmatanya

mengeluarkan bau harum mewangi

atau harum bunga-bungaan.

Roma - Pietrelcina - Bari

B E R I T A U . K . I Bersambung ke halaman 11,

Jenazah Padre Pio di San Giovani Rotondo

Kamar tidur Padre Pio

Karpet yang terkena tetesan darah dari Padre Pio

Gloves yang dipakai untuk membungkus Stigmata Padre Pio

dan perlengkapan Misa yang

pernah dipakai Padre Pio

Tempat Pengakuan Dosa yang dipakai Padre Pio

H A L A M A N 8

ly are coming from” and the uniqueness of your own

culture with all of its possibilities and its struggles.

ACTIVELY SEEK OUT YOUNG PEOPLE WHO

SHARE THE SAME BELIEFS. For example, at the

University of Toronto, there is the Newman Centre.

There is also “Theology on Tap,” geared for adults in

their 20s and 30s. As well, most parishes have groups

for young adults. These groups normally have speak-

ers who will help you to explore faith issues with your

peers.

BECOME INVOLVED IN SERVICE. Volunteer your

time. In the process you will receive greater clarity

about what is really important to you, your gifts and

your life choices. You will meet exciting people be-

sides it looks good on a resume!

COMMUNICATE. Be in contact with your parents.

Let them know what is happening in your life. Main-

tain an ongoing relationship with the senior members

of your family, your grandma/grandpa. Listen to their

stories even if it is the same story for the tenth time.

Don’t live with “shoulds.” Just do it! As you know,

“what goes around comes around.” The way we love

and care for each other is the way we will be loved

and cared for.

SOME TIPS FOR PARENTS

MAINTAIN ONGOING COMMUNICATION LINKS

WITH YOUR SON/DAUGHTER. Know their

friends. Know what they are up to, without nagging!!!

Let them know that you are always there. Your love is

unconditional, no matter what happens.

TRUST AND LET GO. Trust that you have planted the

seeds and that God will now nurture these seeds. Be

patient and allow them to grow in their own unique

way.

SURRENDER YOUR SON/DAUGHTER BACK TO

GOD. Unless we intentionally invite God to look after

our children, it is only us trying to control them and be

in charge.

ROLE OF THE UKI COMMUNITY

If the UKI is to be worthy of the loyalty

and active participation of youth, they

will need to become “youth-friendly,”

communities in which youth have a

conspicuous presence. The UKI com-

munity must be a community that val-

ues young people – welcoming them

into their midst, listening to them, re-

sponding to their needs, supporting

them with prayer, time, facilities and

money – recognizing and empowering their gifts and tal-

ents – giving them meaningful roles in leadership and

ministry and encouraging their contribution. The UKI

must provide young people with opportunities for inter-

generational relationships – developing relationships with

adults who serve as role models and mentors.□

YES, WE BECOME THE VOICES WE HEAR! [Fr. Peter McKenna, SCJ]

“Every Precious Gift Comes From Above” (James 1:17)

Maeve Elizabeth

September 13, 2014 7:00 pm, 2.89 kg, 50 cm

At Oakville Trafalgar Memorial Hospital, Oakville

Born to Maria Natasha & Yohanes Yulistyo Suwanda

Proud Grandparents

Eddy & Ayhwa Suwanda

Rudi B. Hartono & Maya Adisuria

Rejoicing with you on the arrival of

your precious baby girl

“ Umat Katolik Indonesia “

Sambungan dari halaman 1,

H A L A M A N 9 S E P T E M B E R 2 0 1 4 /

iselenggarakan pada hari Sabtu, 6 September 2014 di

tempat yang sama seperti tahun-tahun lalu, Transfig-

uration Church, Etobicoke. Dengan cara kerja yang

sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Bazaar UKI kali

ini tidak dipimpin oleh seorang ketua Panitia, melainkan oleh

seluruh Pengurus Dewan Inti. Foto di atas: Ketua Wilayah

East dan West bahu-membahu memimpin team volunteer

pemanggang sate.

Romo Aegi memimpin ibu-ibu dan bapak-bapak memborong

makanan yang dijual di Bazaar UKI…..hitung aja berapa

banyak tas belanjaannya.

Jeng Putri mengkoordinasikan kerja team Vendors dan

Sumbangan (Giok Pranadjaja dan Rosnini) serta Pre-order

special / Wajan (Angelina Evy)

BAZAAR UKI

Sekretaris UKI bekerja keras

(sampai lupa makan, untung

ada suami yang ingat…)

memimpin acara hiburan,

dan raffle tickets. Felix dan Fabian di atas panggung menyanyikan lagu-

lagu Chrisye, penjualan raffle tickets oleh Marina/Indy dan kawan-

kawan.

Dan akhirnya inilah hasil bersih

BAZAAR UKI 2014:

$6,549.66 Terima kasih kepada para pengunjung,

vendors, donatur makanan dan hadiah

raffle, serta VOLUNTEERS UKI!!!!

God bless us all.

Team pembuatan kupon dan penghitungan duit dipimpin oleh

Arif Liman, yang bertanggung jawab kepada Bendahara

UKI. Foto di samping ini memperlihatkan Arif makin kusut

aja

D

H A L A M A N 1 0

Kata pepatah, ada awal pasti ada

akhir….nah perjalanan Ziarek UKI

2014 ditutup dengan rekreasi

menikmati keagungan alam karya

Bapa…Penn’s Cave. Menelusuri gua

-gua batu stalaktit dan stalakmit

dengan perahu kecil (bermuatan

kurang lebih 20 orang) yang lebih

mirip “kotak sabun”, kita melihat

bentuk-bentuk batu besar yang sangat

unik, ada yang mirip patung

Liberty…. Di

tengah-tengah asrinya alam Penn’s

Cave kita juga makan siang dan foto

bersama.

Akhirnya kenangan Ziarek UKI 2014

kita tutup dengan ucapan syukur

kepada Tuhan atas perlindungan dan

bimbingan dalam perjalanan selama 3

hari ini. Terima kasih kepada seluruh

volunteers dan peserta yang telah

mengukir kegembiraan dan

kebersamaan sebagai satu keluarga

UKI Toronto. Semoga bukan hanya

kegembiraan saja, melainkan juga

keberanian kita sebagai anak-anak

Tuhan untuk menjawab panggilan-

Nya berkarya melayani sesama,

seperti MOSES….. dengan

kekurangan dan kelemahannya Tuhan

memakai dia mengantar bangsa Israel

ke tanah terjanji..

(CB – Markham, Sept 2014).

BUS UKI 3

sempat berfoto ria sehabis nonton

MOSES di Sight & Sound Thea-

tre, Lancaster – PA 18 July 2014

BUS UKI 2

Di depan kemegahan Basilica of

National Shrine, Washington – DC

19 July 2014

With the new organization structure

set in place, we will aim to become

bigger, better, and also to continue to

grow in faith together as a family of

God. If you have any questions, sug-

gestions, or feedback please email us

at: [email protected] Also,

like our Facebook page (Mudika UKI

Toronto)!

We ask for your blessings, prayers,

and continued support at this essential

time. Mudika Cores(Alvin Tanudja-

ya, Ozyka Videlia, Karina Kurnia,

Darren Suhadi, Brandon Surya, Na-

dine Wirahardja, Astrid Juwono, Lyo-

na Limpi, Nadia Hartono, Inez Poer-

nama, Mikha Muliadi, Austin Atmaja,

and Tiffany Noegroho)

Congratulations to all the

winners, but especially to

Alvin Tanudjaya & Nadina

Wirahardja for winning

the Most Valuable Mudika

Award! A special shout out

for Austin Atmaja, Tobias

Kurniawan, and Lyona

Limpi for winning the

Rookie of the Year awards.

See you all next year!

Sambungan dari halaman 4,

Sambungan dari halaman 4,

Apa yang terjadi dan dialami

oleh Padre Pio (dengan stigmata,

pengajaran, pengakuan dosa, dan

orang yang menerima mukjizat

melalui perantaraannya) tidak berarti

bahwa Gereja menerimanya begitu

saja. Bahkan pada tgl. 31 Mei 1923,

Vatikan mengumumkan bahwa

kejaian-kejadian yang berhubungan

dengan Padre Pio tidak berasal dari

kekuatan spiritual. Vatikan pun

memerintahkan untuk menghentikan

segala macam bentuk komunikasi

yang dilakukan kepada Padre Pio.

Mei dan Juni 1923, Vatikan

mengeluarkan perintah yang sangat

keras kepada Padre Pio yang

kemudian berujung pada pelarangan

untuk merayakan misa, memberikan

khotbah, bahkan memberikan

pengakuan dosa. Hal ini terjadi

sampai tahun 1931 karena pada tahun

ini Vatikan mengijinkan Padre Pio

untuk merayakan Ekaristi kembali

dan pada tahun 1964 Vatikan

memberikan kebebasan penuh

baginya untuk menjalankan tugasnya

seperti sediakala.

Padre Pio meninggal pada tgl.

23 September 1968 dalam usia 81 th.

dan di makamkan di San Giovanni

Rotondo. Atas persetujuan Vatikan,

jenazah Padre Pio dikeluarkan dari

makam sesudah 40 tahun meninggal

dunia. Upacara pengangkatan serta

pembukaan peti jenazah dilakukan

oleh Mgr Domenico Umberto

D’Ambrosio serta sejumlah umat.

Saat peti jenazah diangkat, secara

spontan umat bertepuk tangan meriah,

suatu tanda penghormatan khas Italia.

Lewat tayangan video, dapat terlihat

peti jenazah telah lapuk dan salib

telah berkarat. Dua lapis penutup peti

dibuka namun kaca yang merupakan

bagian akhir dari penutup peti tidak

dibuka. Kaca terlihat agak buram dan

jenazah hanya terlihat samar-samar.

Kepada Radio Vatikan, Mgr

Domenico menjelaskan bahwa secara

umum kondisi jenazah dalam keadaan

baik: janggut, kuku, lutut, dan tangan

masih terlihat jelas. Meski demikian,

jenazah tidak sepenuhnya utuh seperti

sediakala. Setelah jenasahnya

mendapatkan perbaikan maka, kita

sekarang bisa melihat secara utuh

tubuh St. Padre Pio di San Giovanni

Rotondo.

Padre Pio mendapatkan

Beatifikasi (diangkat sebagai Beato)

pada tgl. 2 Mei 1999 oleh Paus John

Paul II dan Canonized (diangkat jadi

Santo) pada tgl. 16 June 2002 juga

oleh John Paul II. Gereja

memperingati perayaan Pestanya

setiap tgl. 23 September.

Dari Pietrelcina rombongan

UKI melanjutkan perjalanan ke

pelabuhan Ferry di Bari dan sampai

di sana sekitar jam 6 pm. Kapal Ferry

“Jadrolinija”(yang kami pakai)

meninggalkan pelabuhan Bari sekitar

jam 8 malam menuju pelabuhan

Dubrovnik (Croasia). Kapal ini juga

pernah dipakai oleh Paus John Paul II

saat mengunjungi Crosia dan

Medjugorje. Kondisi kapal Ferry ini

memang tidak sebagus Louis

Olympia Cruse akan tetapi justru

kapal ini mempunyai fasilitas kapel

untuk orang berdoa, dan rombongan

UKI mendapatkan ijin untuk

mengadakan Misa di kapel yang ada

di kapal ini pada jam 9 malam untuk

mensyukuri campur tangan Tuhan

yang luar biasa pada hari ini.

Terimakasih Tuhan atas campur

tangan-Mu yang memungkinkan

semuanya ini terjadi.

Sambungan dari halaman 7,