elvira sari dewi

12
Page 1 of 12 EFEKTIVITAS TERAPI KOMPRES DINGIN DALAM MENURUNKAN STRES ORANG DENGAN LUPUS (ODAPUS) DEWASA MUDA DI PERHIMPUNAN MASYARAKAT PEDULI LUPUS PARAHITA MALANG EFFECTIVENESS OF COLD COMPRESS THERAPY IN DECREASING STRESS OF ORANG DENGAN LUPUS (ODAPUS) AT PERHIMPUNAN MASYARAKAT PEDULI LUPUS PARAHITA MALANG Elvira Sari Dewi*, Soemardini**, Ika Setyo Rini* *Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya **Laboratorium Ilmu Faal/Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya ABSTRAK Kompres dingin dapat digunakan untuk menurunkan stres. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas terapi kompres dingin dalam menurunkan stres Odapus dewasa muda di Parahita. Penelitian ini dilakukan dengan studi eksperimental semu menggunakan one group pretest posttest design. Sampel dipilih dengan teknik total sampling dan didapatkan 25 sampel sesuai kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Variabel yang diukur adalah stres sebelum dan sesudah diberikan terapi kompres dingin baik secara fisik (tekanan darah, pernapasan, nyeri kepala, dan gangguan tidur), kognitif (gangguan konsentrasi dan daya ingat), maupun emosional (tingkat stres). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk pengaruh kompres dingin terhadap penurunan pernapasan, nyeri kepala, gangguan tidur, tingkat stres, dan gangguan konsentrasi adalah < 0,05 yang artinya ada perbedaan (berpengaruh). Sedangkan nilai signifikansi untuk pengaruh kompres dingin terhadap penurunan tekanan darah dan gangguan daya ingat adalah > 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan (tidak berpengaruh). Dapat disimpulkan bahwa terapi kompres dingin dapat digunakan untuk menurunkan stres Odapus dewasa muda di Parahita dengan efektivitas: (1) Terapi kompres dingin dapat digunakan untuk menurunkan respons stres berupa peningkatan pernapasan, nyeri kepala, gangguan tidur, tingkat stres, dan gangguan konsentrasi. (2) Terapi kompres dingin tidak dapat digunakan untuk menurunkan respons stres berupa peningkatan tekanan darah dan gangguan daya ingat. Kata kunci: Lupus, Odapus, stres, kompres dingin, Parahita. ABSTRACT Cold compress can be used to decrease stress. The purpose of this research knows effectiveness of cold compress therapy in decreasing stress of early adult Odapus at Parahita. This research is done with pseudo experimental study using one group pretest posttest design. Samples are chosen with total sampling technique and are gotten 25 samples that appropriate with inclusion criteria and exclusion criteria. The measured variable is stress before and after giving cold compress therapy in physic (blood pressure, respiration, head pain, and sleep disturbance), cognitive (concentration and memory disturbance), and emotional (level of stress). The results of this research show that signification value of influence of cold compress in decreasing respiration, head pain, sleep disturbance, level of stress, and concentration disturbance is < 0.05 that means present of difference (influential). While the signification value of influence of cold compress in decreasing blood pressure and memory disturbance is > 0.05 that means no difference (uninfluential). Can be concluded that cold compress therapy can be used to decrease stress of early adult Odapus at Parahita with effectiveness: (1) Cold compress therapy can be used to decrease stress responses like increasing of respiration, head pain, sleep disturbance, level of stress, and concentration disturbance. (2) Cold compress therapy can’t be used to decrease stress responses like increasing blood pressure and memory disturbance. Keyword: Lupus, Odapus, stress, cold compress, Parahita.

Upload: kiki-latapek

Post on 28-Sep-2015

255 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Berisi makalah keperawatan dan ilmu kesehatan. sangat berguna bagi mahasiswa keperawatan.

TRANSCRIPT

  • Page 1 of 12

    EFEKTIVITAS TERAPI KOMPRES DINGIN DALAM MENURUNKAN STRES ORANG DENGAN LUPUS (ODAPUS) DEWASA MUDA DI PERHIMPUNAN MASYARAKAT PEDULI LUPUS

    PARAHITA MALANG

    EFFECTIVENESS OF COLD COMPRESS THERAPY IN DECREASING STRESS OF ORANG DENGAN LUPUS (ODAPUS) AT PERHIMPUNAN MASYARAKAT PEDULI LUPUS

    PARAHITA MALANG

    Elvira Sari Dewi*, Soemardini**, Ika Setyo Rini* *Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya **Laboratorium Ilmu Faal/Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

    ABSTRAK

    Kompres dingin dapat digunakan untuk menurunkan stres. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas terapi kompres dingin dalam menurunkan stres Odapus dewasa muda di Parahita. Penelitian ini dilakukan dengan studi eksperimental semu menggunakan one group pretest posttest design. Sampel dipilih dengan teknik total sampling dan didapatkan 25 sampel sesuai kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Variabel yang diukur adalah stres sebelum dan sesudah diberikan terapi kompres dingin baik secara fisik (tekanan darah, pernapasan, nyeri kepala, dan gangguan tidur), kognitif (gangguan konsentrasi dan daya ingat), maupun emosional (tingkat stres). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk pengaruh kompres dingin terhadap penurunan pernapasan, nyeri kepala, gangguan tidur, tingkat stres, dan gangguan konsentrasi adalah < 0,05 yang artinya ada perbedaan (berpengaruh). Sedangkan nilai signifikansi untuk pengaruh kompres dingin terhadap penurunan tekanan darah dan gangguan daya ingat adalah > 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan (tidak berpengaruh). Dapat disimpulkan bahwa terapi kompres dingin dapat digunakan untuk menurunkan stres Odapus dewasa muda di Parahita dengan efektivitas: (1) Terapi kompres dingin dapat digunakan untuk menurunkan respons stres berupa peningkatan pernapasan, nyeri kepala, gangguan tidur, tingkat stres, dan gangguan konsentrasi. (2) Terapi kompres dingin tidak dapat digunakan untuk menurunkan respons stres berupa peningkatan tekanan darah dan gangguan daya ingat. Kata kunci: Lupus, Odapus, stres, kompres dingin, Parahita.

    ABSTRACT

    Cold compress can be used to decrease stress. The purpose of this research knows effectiveness of cold compress therapy in decreasing stress of early adult Odapus at Parahita. This research is done with pseudo experimental study using one group pretest posttest design. Samples are chosen with total sampling technique and are gotten 25 samples that appropriate with

    inclusion criteria and exclusion criteria. The measured variable is stress before and after giving cold compress therapy in physic (blood pressure, respiration, head pain, and sleep disturbance), cognitive (concentration and memory disturbance), and emotional (level of stress). The results of this research show that signification value of influence of cold compress in decreasing respiration, head pain, sleep disturbance, level of stress, and concentration disturbance is < 0.05 that means present of difference (influential). While the signification value of influence of cold compress in decreasing blood pressure and memory disturbance is > 0.05 that means no difference (uninfluential). Can be concluded that cold compress therapy can be used to decrease stress of early adult Odapus at Parahita with effectiveness: (1) Cold compress therapy can be used to decrease stress responses like increasing of respiration, head pain, sleep disturbance, level of stress, and concentration disturbance. (2) Cold compress therapy cant be used to decrease stress responses like increasing blood pressure and memory disturbance. Keyword: Lupus, Odapus, stress, cold compress, Parahita.

  • Page 2 of 12

    PENDAHULUAN

    Lupus adalah penyakit autoimun kro-

    nis.1-2 Autoimun adalah kelainan pada sistem

    imun di mana kekebalan tubuh tidak dapat

    membedakan jaringan tubuh sendiri dan or-

    ganisme asing (misalnya bakteri atau virus).

    Autoimun disebabkan oleh adanya autoanti-

    bodi (antibodi yang menyerang jaringan tu-

    buh sendiri) yang diproduksi tubuh dalam jum-

    lah besar dan terjadi pengendapan kompleks

    imun di dalam jaringan. Hal tersebut dapat

    membahayakan organ dan/atau sistem tubuh

    mana pun yang diserang.1-3 Kronis berarti tan-

    da gejalanya lebih dari enam bulan dan biasa-

    nya terjadi bertahun-tahun.3-4

    Lebih dari 5.000.000 orang dalam usia

    produktif di seluruh dunia terdiagnosis me-

    nyandang Lupus.1 Angka kejadian rata-rata

    Lupus di seluruh Asia adalah sekitar 1-25 ke-

    sakitan per 100.000 penduduk.5 Belum ada

    angka yang pasti untuk jumlah Orang dengan

    Lupus (Odapus) di seluruh Indonesia, namun

    perkiraannya adalah lebih dari 300.000 o-

    rang.6 Berdasarkan data Perhimpunan Masya-

    rakat Peduli Lupus Parahita Malang, jumlah

    Odapus di kota Malang dan sekitarnya yang

    tercatat sebagai anggota Parahita mencapai

    44 orang. Dengan kata lain, jumlah populasi

    penyandang Lupus di kota Malang dan seki-

    tarnya mencapai lebih kurang 0,00088% dari

    seluruh populasi pasien Lupus di dunia dan

    0,01467% dari seluruh populasi pasien Lupus

    di Indonesia.

    Dewasa muda adalah tahap tumbuh

    kembang antara usia 18 dan 40 tahun.7 Lebih

    dari 90% penyandang Lupus adalah wanita

    yang berusia 15 sampai 45 tahun. Dengan ka-

    ta lain, mayoritas dari Odapus berada pada

    rentang usia dewasa muda.3

    Dewasa muda umumnya aktif, produk-

    tif, dan minimum terkena masalah kesehatan

    utama.7 Namun kenyataan yang dihadapi o-

    leh Odapus berbeda dengan harapannya. Di

    saat dewasa muda pada umumnya mulai be-

    kerja, memilih pasangan, mulai membina ke-

    luarga, mengasuh anak, dan mengelola ru-

    mah tangga, Odapus harus menghadapi kon-

    disi keterbatasaan fisik yang dapat meng-

    hambat tugas perkembangannya. Hal ini da-

    pat menjadi stresor (penyebab stres) tersen-

    diri bagi Odapus.3-7

    Odapus akan dihadapkan dengan stre-

    sor fisik maupun stresor psikologis setiap hari-

    nya. Stresor fisik meliputi kerentanan tubuh-

    nya terhadap kelelahan fisik, kerentanan ter-

    hadap stres, kerentanan terhadap paparan si-

    nar matahari yang berlebihan, konsumsi obat

    terus-menerus, kondisi fisik yang naik turun,

    fatigue atau kelelahan, dan produktivitas yang

    menurun. Stresor psikologis meliputi lamanya

    pencarian diagnosis yang tepat, kenyataan

    yang harus dihadapi setelah didiagnosis Lu-

    pus, respons keluarga akan penyakitnya, ke-

    khawatiran akan masa depan, perasaan yang

    berat, perasaan tidak dapat mengontrol hidup,

    marah, depresi, dan berduka. Hal tersebut da-

    pat menyebabkan situasi penuh ketegangan

    atau stres yang terus-menerus dan berkepan-

    jangan.3-7

    Stres yang terus-menerus dan berke-

    panjangan dapat membahayakan kondisi O-

    dapus. Stres dapat menyebabkan kekambuh-

    an. Stres juga dapat memperparah kondisi pe-

    nyakit Lupus. Oleh karena itu, diperlukan cara

    untuk menurunkan stres yang dihadapi Oda-

    pus agar kekambuhan tidak terjadi dan kuali-

    tas hidup pasien Lupus dapat ditingkatkan.3-8

    Dewasa ini, banyak sekali terapi yang

    digunakan untuk menurunkan stres, misalnya

    dengan terapi humor, visualisasi, yoga, medi-

    tasi, akupuntur, rekreasi ke pegunungan, ata-

    u bahkan dengan terapi-terapi yang sifatnya

    farmakologis dan dapat menimbulkan efek

    samping. Tidak semua Odapus memiliki sele-

    ra humor yang tinggi dan tidak semua Oda-

    pus mempunyai uang lebih untuk mendapat-

    kan terapi-terapi yang dibutuhkan sehingga

    ditemukan cara yang mudah dan murah un-

    tuk menurunkan stres yang dihadapi Odapus

    yaitu dengan terapi kompres dingin.8-9

    Kompres dingin dapat digunakan se-

    bagai terapi untuk menurunkan stres pada O-

    dapus dewasa muda.8 Suhu sejuk kompres

    dingin mempunyai efek lokal memvasokons-

    triksi, menurunkan permeabilitas kapiler, me-

    relaksasi otot, dan menurunkan suhu prefron-

    tral korteks di otak sehingga dapat dimanfaat-

    kan untuk mengurangi rasa nyeri kepala, me-

    ngurangi respons fisiologis, meningkatkan

  • Page 3 of 12

    fungsi kognitif, dan menurunkan tekanan da-

    rah Odapus dewasa muda yang sedang

    mengalami stres. Namun masih diperlukan

    penelitian lebih lanjut untuk membuktikan ke-

    efektifan terapi kompres dingin pada Odapus

    agar didapatkan hasil yang maksimal dan ku-

    alitas hidup pasien Lupus di Indonesia dapat

    ditingkatkan.8-10-11

    Berdasarkan latar belakang tersebut,

    penulis merasa terdorong melakukan peneliti-

    an lebih lanjut untuk membuktikan keefektifan

    terapi kompres dingin dalam menurunkan

    stres pada Odapus dewasa muda di Perhim-

    punan Masyarakat Peduli Lupus Parahita Ma-

    lang. Oleh karena itu, penelitian ini diberi ju-

    dul Efektivitas Terapi Kompres Dingin dalam

    Menurunkan Stres Orang dengan Lupus

    (Odapus) Dewasa Muda di Perhimpunan Ma-

    syarakat Peduli Lupus Parahita Malang.

    Tujuan penelitian ini adalah mengeta-

    hui pengaruh kompres dingin terhadap penu-

    runan stres Orang dengan Lupus (Odapus)

    dewasa muda di Perhimpunan Masyarakat

    Peduli Lupus Parahita Malang.

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan pada Odapus

    dewasa muda di Parahita yang lokasinya ber-

    pusat di Klinik Reumatologi dan Alergi, Jalan

    Kawi No. 31 Malang dan di rumah masing-

    masing anggota Parahita yang terletak di wila-

    yah Malang dan sekitarnya dengan studi eks-

    perimental semu menggunakan one group

    pretest posttest design. Sampel dipilih dengan

    teknik total sampling dan didapatkan dua pu-

    luh lima sampel yang sesuai kriteria inklusi

    dan kriteria eksklusi.

    Kriteria inklusi meliputi: pasien dengan

    Lupus yang diagnosis medisnya sudah dite-

    gakkan, tercatat sebagai anggota Parahita, u-

    sia 18-40 tahun, mengalami stres (secara fisik

    atau kognitif atau emosional), bersedia menja-

    di subjek penelitian, bisa membaca dan me-

    nulis, bisa menyadari rasa dingin dan membe-

    dakan suhu yang terlalu dingin untuk jaringan

    tubuh, bisa menoleransi dingin dengan baik,

    status kesadaran penuh dan kondisi umum

    baik, serta mempunyai lemari es di rumahnya.

    Sedangkan kriteria eksklusi meliputi: alergi di-

    ngin, adanya luka terbuka pada daerah yang

    akan dikompres (dahi dan kulit kepala), gang-

    guan sirkulasi, sindrom Raynaud pada Lupus.

    Variabel yang diukur adalah stres se-

    belum dan sesudah diberikan terapi kompres

    dingin baik secara fisik (tekanan darah, perna-

    pasan, nyeri kepala, dan gangguan tidur),

    kognitif (gangguan konsentrasi dan daya i-

    ngat), maupun emosional (tingkat stres).

    Keduapuluh lima sampel dalam peneli-

    tian ini diberi instrument penelitian yang beru-

    pa: 1 leaflet; 1 informed consent; 1 alat kom-

    pres dingin buatan penulis yang digunakan

    sebagai alat terapi untuk menurunkan stres

    pada Odapus dewasa muda di Parahita;8-13 2

    kuesioner pengukur stres pada Odapus

    dewasa muda di Parahita Malang yang meru-

    pakan modifikasi dari kuesioner Depression

    Anxiety and Stress Scales (DASS),12 pengu-

    kuran biophysical oleh penulis, serta persepsi

    pasien terhadap Lupusnya; dan 1 format pe-

    laksanaan pemberian kompres dingin. Ma-

    sing-masing sampel diberikan pelatihan ten-

    tang penggunaan kompres dingin dan diukur

    stresnya terlebih dahulu sebelum diberikan te-

    rapi secara door to door ke rumah sampel.

    Selanjutnya tiap sampel mempraktikkan terapi

    yang telah diajarkan oleh penulis di rumahnya

    masing-masing dan satu minggu berikutnya

    penulis kembali lagi ke rumah sampel untuk

    mengukur stres sesudah diberikan terapi kom-

    pres dingin.

    Alat Kompres Dingin

    Bahan

    8-13

    1. 1 sdm air cuka 2. 3 sdm tepung kanji 3. 400 ml air Alat

    8

    1. 1 buah panci 2. 1 buah sendok makan 3. 2 buah kantong plastik 1 kg 4. Kain pembungkus 5. Kompor 6. Korek api 7. Lilin

    Cara Membuat

    8-13

    1. Masukkan 3 sdm tepung kanji, 1 sdm air cu-ka, dan 400 ml air ke dalam panci.

    2. Aduk sampai adonan tercampur rata. 3. Rebus adonan sampai mendidih sambil dia-

    duk. 4. Dinginkan adonan di udara terbuka.

  • Page 4 of 12

    5. Setelah dingin masukkan adonan ke kantong

    plastik 1 kg. 6. Usahakan tidak ada udara di dalam plastik. 7. Rekatkan plastik dengan menggunakan api

    dan lilin. 8. Rangkap dengan plastik dan rekatkan kemba-

    li. 9. Simpan di dalam lemari es dengan suhu 18-

    27C. 10. Apabila akan digunakan, bungkus dengan

    kain agar lebih nyaman jika dipakai di kepala.

    Cara Pengimplementasian Terapi Kompres Dingin

    10-12

    1. Odapus diberi 1 alat kompres dingin, 2 kuesi-oner pengukur stres pada Odapus dewasa muda di Parahita, dan 1 format pelaksanaan pemberian kompres dingin.

    2. Odapus mengisi kuesioner pengukur stres yang pertama untuk mengetahui stres yang sedang dihadapi.

    3. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus memasukkan alat kompres dingin ke dalam lemari es (bukan refrigerator). Lemari es mempunyai suhu 18-27C, sedangkan refrigerator mempunyai suhu < 15C.

    4. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus mempersiapkan pemberian kompres dingin pada saat pasien akan tidur malam.

    5. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus mencuci tangan.

    6. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus mengkaji apakah pasien dapat me-nyadari rasa dingin serta dapat membedakan suhu yang terlalu dingin untuk jaringan tubuh.

    7. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus mengkaji tingkat kesadaran dan kon-disi umum pasien. Pasien yang sangat muda, sangat tua, tidak sadar, atau yang lemah tidak dapat menoleransi dingin dengan baik.

    8. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus memastikan bahwa tidak ada luka, memar, perdarahan, warna pucat atau kebiru-an, suhu, dan kurangnya sensasi atau mati rasa pada dahi dan kulit kepala pasien.

    9. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus memastikan bahwa pasien tidak mempunyai alergi dingin dan fenomena Ray-naud.

    10. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus mengambil alat kompres dingin dari lemari es dan membungkusnya dengan kain yang telah disediakan.

    11. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus memberikan privasi pada pasien, memajankan area yang akan dikompres, dan memberikan kehangatan untuk menghindari pasien menggigil.

    12. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus menyiapkan pasien dan membantu pasien ke posisi yang nyaman.

    13. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus memberikan kompres dingin di dahi dan kulit kepala selama 20 menit sebelum tidur.

    14. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus mengajarkan pasien untuk tetap ber-ada pada posisi yang sama selama pemberian kompres dingin.

    15. Keluarga atau teman yang serumah dengan

    Odapus segera menelepon penulis jika mera-sa tidak nyaman.

    16. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus memonitor pasien selama kompres dan segera meghubungi penulis jika terdapat reaksi tidak baik seperti penampilan yang pu-cat dan berbintik-bintik.

    17. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus segera melepaskan alat kompres se-telah 20 menit berlangsung guna menghindari fenomena rebound dan efek yang membaha-

    yakan dari kompres dingin yang berkepan-jangan.

    18. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus melepaskan bungkusan kain yang te-lah dipasang pada alat kompres dingin.

    19. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus menyimpan kain pada tempat yang bersih.

    20. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus memasukkan kembali alat kompres dingin ke dalam lemari es.

    21. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus mencuci tangan.

    22. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus mencatat respons pasien selama pro-ses pemberian kompres dingin pada lembaran yang telah disediakan pada Lampiran Format Pelaksanaan Pemberian Kompres Dingin.

    23. Keluarga atau teman yang serumah dengan Odapus mengulangi prosedur pemberian kom-pres dingin selama satu minggu berturut-turut sesuai dengan panduan yang telah disediakan pada Lampiran Format Pelaksanaan Pemberi-an Kompres Dingin.

    24. Odapus mengulangi pengisian kuesioner pengukur stres yang kedua pada satu minggu berikutnya untuk mengetahui keefektifan terapi yang diberikan.

    Gambar Alat Kompres Dingin

    Data yang telah didapat dari subjek pe-

    nelitian dianalisis dengan dua cara, yaitu de-

    ngan analisis statistik univariat (deskriptif) dan

    analisis statistik bivariat (uji wilcoxon). Analisis

    statistik univariat (deskriptif) digunakan untuk

  • Page 5 of 12

    menganalisis kuesioner berupa stres Odapus

    dewasa muda di Parahita sebelum dan sesu-

    dah diberikan terapi kompres dingin. Sedang-

    kan analisis statistik bivariat (wilcoxon) digu-

    nakan untuk menguji pengaruh terapi kom-

    pres dingin terhadap penurunan stres meng-

    gunakan SPSS 16.0 for Windows dengan

    tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat

    kesalahan () sebesar 0,05.

    Dalam uji wilcoxon ini hipotesis yang

    digunakan adalah dengan satu arah sebagai

    berikut.18

    1. H0 : sbl = ssd {Tidak ada perbedaan rata-

    rata sebelum dan sesudah perlakuan}

    H1 : sbl > ssd {Nilai rata-rata sebelum

    perlakuan lebih besar dibandingkan nilai

    rata-rata sesudah perlakuan}

    2. H0 : sbl = ssd {Tidak ada perbedaan rata-

    rata sebelum dan sesudah perlakuan}

    H1 : sbl < ssd {Nilai rata-rata sebelum

    perlakuan lebih kecil dibandingkan nilai

    rata-rata sesudah perlakuan}

    Hipotesis nol (H0) ditolak jika nilai signi-

    fikansi (p) < dan diterima jika nilai signifikan-

    si (p) > . Apabila dalam penelitian ini H0 dito-

    lak artinya ada pengaruh pemberian terapi

    kompres dingin terhadap penurunan stres O-

    dapus dewasa muda di Parahita dan apabila

    H0 diterima artinya tidak ada pengaruh pem-

    berian terapi kompres dingin terhadap penu-

    runan stres Odapus dewasa muda di Parahi-

    ta.

    HASIL PENELITIAN

    Proses pengambilan data dalam pene-

    litian ini berlangsung selama kurang lebih satu

    setengah bulan, terhitung sejak akhir Februari

    2013 hingga pertengahan April 2013. Dari 25

    sampel yang diteliti, 14 sampel (56%) bertem-

    pat tinggal di wilayah kota Malang dan 11

    sampel (44%) bertempat tinggal di luar kota

    Malang.

    Setelah dilakukan analisis statistik uni-

    variat didapatkan data stres sebelum dan se-

    sudah diberikan terapi kompres dingin seperti

    yang disajikan pada Tabel 1 berikut ini.

    Tabel 1. Stres Odapus Dewasa Muda di

    Parahita Sebelum dan Sesudah Diberikan

    Terapi Kompres Dingin

    Respons stres Pretest % Posttest %

    Tekanan darah

    Normal 13 52 14 56

    Prehipertensi 12 48 11 44

    Pernapasan

    Normal 17 68 24 96

    Meningkat 8 32 1 4

    Nyeri kepala

    Tidak ada 10 40 23 92

    Tingkat ringan 7 28 2 8

    Tingkat sedang 4 16 0 0

    Tingkat berat 4 16 0 0

    Tingkat sangat

    berat

    0 0 0 0

    Gangguan tidur

    Tidak ada 8 32 23 92

    Ada 17 68 2 8

    Gangguan

    konsentrasi

    Tidak ada 14 56 23 84

    Ada 11 44 4 16

    Gangguan daya

    ingat

    Tidak ada 13 52 18 72

    Ada 12 48 7 28

    Tingkat stres

    Normal 9 36 21 84

    Ringan 5 20 3 12

    Sedang 9 36 1 4

    Berat 0 0 0 0

    Sangat berat 2 8 0 0

    Setelah data-data pada Tabel 1. terse-

    but dianalisis menggunakan uji wilcoxon de-

    ngan = 0,05 didapatkan nilai signifikansi (p)

    seperti pada Tabel 2 berikut ini.

    Tabel 2. Pengaruh Pemberian Terapi Kom-

    pres Dingin terhadap Penurunan Stres

    Odapus Dewasa Muda di Parahita

    No Respons Stres p-value Keterangan

    1. Peningkatan

    tekanan darah

    0,655 Terapi kompres

    dingin tidak

    dapat digunakan

    untuk

    menurunkan

    tekanan darah

    yang meningkat

    2. Peningkatan

    pernapasan

    0,008 Terapi kompres

    dingin dapat

    digunakan untuk

    menurunkan

    pernapasan

    yang meningkat

  • Page 6 of 12

    No Respons Stres p-value Keterangan

    3. Nyeri kepala 0,001 Terapi kompres

    dingin dapat

    digunakan untuk

    menurunkan

    nyeri kepala

    4. Gangguan tidur 0,000 Terapi kompres

    dingin dapat

    digunakan untuk

    menurunkan

    gangguan tidur

    5. Gangguan

    konsentrasi

    0,020 Terapi kompres

    dingin dapat

    digunakan untuk

    menurunkan

    gangguan

    konsentrasi

    6. Gangguan

    daya ingat

    0,059 Terapi kompres

    dingin tidak

    dapat digunakan

    untuk

    menurunkan

    gangguan daya

    ingat

    7. Tingkat stres 0,000 Terapi kompres

    dingin dapat

    digunakan untuk

    menurunkan

    tingkat stres

    PEMBAHASAN

    Kompres dingin dapat digunakan seba-

    gai terapi untuk menurunkan stres pada Oda-

    pus rentang usia dewasa muda.8 Untuk mem-

    buktikan kebenaran dari teori tersebut, penulis

    mencoba untuk melakukan penelitian dengan

    studi eksperimental semu ini pada Odapus

    dewasa muda di Parahita. Alasan dipilihnya

    studi eksperimental semu dalam penelitian ini

    adalah respons stres tiap-tiap orang tidaklah

    sama dan penulis tidak dapat mengontrol ko-

    ping masing-masing individu dalam mengha-

    dapi stresnya.

    Masing-masing orang mempunyai cara

    tersendiri dalam menghadapi stresornya. Hal

    tersebut didukung oleh pernyataan Odapus

    pada saat diwawancarai oleh penulis tentang

    persepsi pasien terhadap Lupus, bahwa ada

    pasien yang menanggapi dengan santai aja,

    memang sudah takdirnya, pasti ada hik-

    mahnya, Tuhan punya rencana lain dan ba-

    nyak yang harus disyukuri, capek, berpikir-

    an tidak punya penyakit biar tidak down, dan

    sebagainya. Semua cara tersebut merupakan

    persepsi dan koping pasien yang tidak dapat

    penulis seragamkan karena bisa jadi apabila

    diseragamkan malah menjadi stresor tersendi-

    ri bagi Odapus. Apabila stres terjadi pada O-

    dapus, regulasi sistem imun akan kacau, res-

    pons imun meningkat berlebihan, dan kekam-

    buhan Lupus dapat terjadi. Hal tersebut dapat

    membahayakan Odapus.14

    Dalam kurun waktu satu setengah bu-

    lan didapatkan sampel yang memenuhi krite-

    ria inklusi dan kriteria eksklusi sebanyak 25

    dari 44 pasien yang bisa dihubungi. Waktu

    tersebut dirasa kurang lama untuk penelitian

    yang proses pengambilan datanya secara

    door to door dari satu pasien ke pasien lain-

    nya ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    dari 25 sampel yang diteliti, 14 sampel (56%)

    bertempat tinggal di wilayah kota Malang dan

    11 sampel (44%) bertempat tinggal di luar ko-

    ta Malang (Dau, Pakis, Singosari, Lawang,

    Pasuruan, Karangploso, Kedungkandang, Ta-

    jinan, dan Bululawang). Hal ini menunjukkan

    bahwa dalam penelitian ini dibutuhkan waktu

    yang cukup panjang dan perjuangan lebih un-

    tuk mencapai daerah-daerah tersebut agar

    jumlah sampel mencukupi.

    Teknik door to door dipilih karena pe-

    nulis menyesuaikan dengan kondisi pasien

    yang sering mengalami remisi (hilang) dan ek-

    saserbasi (timbul) dalam perjalanan penyakit

    Lupusnya.1-21 Dengan teknik door to door ini

    diharapkan penulis dapat meminimalkan risiko

    gangguan keselamatan pada pasien selama

    berlangsungnya penelitian, namun dibutuhkan

    waktu, tenaga, dan biaya lebih untuk melak-

    sanakannya.

    Semua sampel diberikan perlakuan

    yang sama. Masing-masing sampel diberi 1

    leaflet, 1 informed consent, 1 alat kompres di-

    ngin yang telah dibuat oleh penulis, 2 kuesio-

    ner pengukur stres pada Odapus dewasa mu-

    da di Parahita, dan 1 format pelaksanaan

    pemberian kompres dingin yang semuanya di-

    buat sama untuk mengontrol jalannya peneliti-

    an.

    Setelah penulis menjelaskan semua

    prosedur penelitian dan sampel menandata-

    ngani informed consent, sampel penelitian di-

    beri pelatihan tentang penggunaan kompres

    dingin. Panduan dalam pelatihan tersebut a-

    dalah format pelaksanaan pemberian kom-

  • Page 7 of 12

    pres dingin yang sudah diberikan sehingga

    sampel bisa dengan mudah mempraktikkan-

    nya secara mandiri atau dibantu oleh keluar-

    ga/teman yang tinggal serumah dengan pasi-

    en.

    Dalam waktu satu minggu masing-ma-

    sing sampel mempraktikkan terapi kompres

    dingin sesuai dengan panduan yang ada pada

    format pelaksanaan pemberian kompres di-

    ngin di rumahnya masing-masing. Selama pe-

    nelitian berlangsung, tidak ada laporan dari O-

    dapus mengenai efek samping terapi yang

    terjadi padanya. Rata-rata laporan meliputi

    pengalamannya menggunakan kompres di-

    ngin yang datanya dapat diketahui dari doku-

    mentasi respons pasien selama pemberian

    kompres dingin.

    Tidak semua sampel mendokumentasi-

    kan responsnya terhadap kompres dingin. Be-

    berapa sampel menyatakan bahwa kompres

    dingin dapat menyebabkan cepat tidur dan

    pulas sehingga sampel tidak minum obat ti-

    durnya lagi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa

    suhu dingin yang dimiliki kompres dingin da-

    pat digunakan untuk menurunkan suhu pre-

    frontal korteks di otak sehingga mendorong

    seseorang untuk istirahat dan tidur lebih a-

    wal.11

    Dokumentasi selanjutnya adalah tiga

    sampel menyatakan tidak tahan dengan dura-

    si 20 menit pemberian kompres dingin di hari-

    hari awal sehingga kompres dingin hanya di-

    gunakan selama 5 menit dan baru pada hari

    ketiga dan seterusnya kompres dingin diguna-

    kan selama 20 menit. Ada dua kemungkinan

    alasan yang menyebabkan sampel tidak ta-

    han menggunakan kompres dingin selama 20

    menit, yang pertama sampel masih dalam ma-

    sa adaptasi dan yang kedua suhu lemari es-

    nya terlalu dingin. Suhu yang digunakan untuk

    terapi kompres dingin adalah suhu sejuk (18-

    27C) dan tidak boleh < 15C karena vaso-

    konstriksi maksimal terjadi ketika kulit yang di-

    kompres mencapai suhu 15C. Di bawah suhu

    15C vasodilatasi dimulai. Kondisi inilah yang

    dimaksud dengan fenomena Rebound yakni

    kondisi yang terjadi pada saat efek terapeutik

    dari kompres dingin telah dicapai dan kemudi-

    an efek yang berlawanan terjadi sehingga pa-

    sien akan merasakan sakit kepala.10

    Dokumentasi satu sampel menyatakan

    bahwa alat kompresnya bau busuk dan amis

    ikan campur daging saat digunakan di kepala

    sehingga sampel merasa tidak nyaman. Sete-

    lah ditanyakan langsung pada sampel, ternya-

    ta alat kompresnya sudah mencair dan tidak

    berupa jeli seperti semula. Hal tersebut dise-

    babkan oleh sampel yang tidak pernah me-

    nyimpan alat kompresnya di lemari es setelah

    tidak digunakan. Alat kompres hanya dibiar-

    kan di udara terbuka dan dimasukkan dua jam

    per harinya sebelum tidur malam di tempat

    penyimpanan ikan. Dari sini dapat ditarik ke-

    simpulan bahwa alat kompresnya harus dima-

    sukkan ke dalam lemari es dalam tempat

    yang aman (misalnya dikantongi dengan tas

    kresek atau tidak dicampur dengan ikan/da-

    ging) setelah tidak digunakan agar awet, tidak

    busuk, dan tidak campur bau amis daging ata-

    u ikan.

    Apabila alat kompresnya bau dan dipa-

    kai di dahi, ternyata efek baunya dapat dicium

    oleh hidung. Untuk ke depannya apabila bau

    amis ikan campur daging tersebut disubtitusi

    dengan aroma terapi, efek kompres dinginnya

    dalam menurunkan stres kemungkinan akan

    lebih efektif, mengingat aroma terapi juga me-

    rupakan salah satu bentuk terapi dari stres.19

    Dokumentasi dua sampel menyatakan

    mengalami pilek pada awal-awal pemakaian

    terapi, namun pasien mengatakan tidak per-

    nah mempunyai alergi dingin dan biasanya ti-

    dak apa-apa walaupun kehujanan deras. Ada

    banyak kemungkinan yang menyebabkan pa-

    sien pilek, bisa jadi pasien alergi atau keke-

    balan tubuhnya sedang kurang baik.20

    Dokumentasi selanjutnya ada seorang

    pasien yang menyatakan bahwa terapi kom-

    pres dingin ini lebih terasa efeknya apabila di-

    gunakan langsung pada saat penat (siang ha-

    ri), kalau pada saat malam sebelum tidur lebih

    cenderung tertidur dan lupa dengan stresnya.

    Harapan dari terapi kompres dingin ini me-

    mang demikian, dengan tidur lebih awal kadar

    kortisol, epinefrin, dan norepinefrin yang me-

    ningkat pada saat stres dapat diturunkan se-

    hingga respons stres bisa diturunkan. Karena

    kompres dingin juga mempunyai efek lokal va-

    sokonstriksi, pada saat penat di siang hari,

  • Page 8 of 12

    pembuluh darah yang sedang dilatasi dapat

    dikonstriksikan dengan terapi ini.

    Setelah diberikan terapi kompres di-

    ngin selama satu minggu berturut-turut pada

    Odapus dewasa muda di Parahita yang

    mengalami stres, diperoleh hasil yang me-

    muaskan dalam penelitian ini. Hasil pengo-

    lahan dan analisis data menunjukkan bahwa

    terapi kompres dingin dapat digunakan untuk

    menurunkan respons stres yang berupa pe-

    ningkatan pernapasan, nyeri kepala, gang-

    guan tidur, gangguan konsentrasi, dan tingkat

    stres. Sedangkan respons stres yang berupa

    peningkatan tekanan darah dan gangguan da-

    ya ingat dalam penelitian ini tidak dapat ditu-

    runkan dengan erapi kompres dingin.

    Pada saat stres, kadar CRH/CRF me-

    ningkat berlebihan sehingga menimbulkan va-

    sodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapi-

    ler di otak.15 Efek kompres dingin yang sifat-

    nya lokal dapat dimanfaatkan untuk memva-

    sokonstriksikan dan menurunkan permeabili-

    tas kapiler di otak sehingga respons nyeri ke-

    pala dapat dikurangi.10 Teori tersebut didu-

    kung oleh hasil penelitian yang menunjukkan

    bahwa nilai signifikansi (p) pada pengaruh

    kompres dingin terhadap penurunan nyeri ke-

    pala Odapus dewasa muda di Parahita ada-

    lah 0,000 (p < 0,05). Nilai p = 0,000 tersebut

    menunjukkan perbedaan yang bermakna an-

    tara nyeri kepala sebelum diberikan terapi

    kompres dingin dan nyeri kepala sesudah di-

    berikan terapi kompres dingin. Hal ini menun-

    jukkan bahwa terapi kompres dingin dapat di-

    gunakan untuk menurunkan respons stres

    yang berupa nyeri kepala.

    Selain itu kompres dingin juga dapat di-

    manfaatkan untuk menurunkan suhu prefron-

    tal korteks di otak sehingga mendorong sese-

    orang untuk istirahat dan tidur lebih awal.11

    Dari hasil penelitian, nilai signifikansi (p) untuk

    pengaruh terapi kompres dingin terhadap pe-

    nurunan gangguan tidur (sulit tidur) adalah

    0,000 (p < 0,05). Nilai p = 0,000 tersebut me-

    nunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

    bermakna antara gangguan tidur sebelum dan

    sesudah diberikan terapi kompres dingin. De-

    ngan kata lain hasil penelitian ini menunjuk-

    kan bahwa kompres dingin dapat digunakan

    untuk menurunkan gangguan tidur.

    Pada saat tidur, kadar norepinefrin se-

    seorang akan menurun sehingga respons e-

    mosionalnya yang berlebihan, fungsi rasional-

    nya yang menurun, dan peningkatan tekanan

    darahnya akibat stres dapat diperbaiki.7

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    kompres dingin tidak dapat digunakan untuk

    menurunkan tekanan darah Odapus yang se-

    dang mengalami stres. Nilai signifikansi (p)

    pada pengaruh pemberian terapi kompres di-

    ngin pada peningkatan tekanan darah Odapus

    pada saat stres adalah 0,655 (p < 0,05). Nilai

    0,655 tersebut sangat jauh jika dibandingkan

    dengan 0,05.

    Ada dua kemunginan yang menyebab-

    kan hipotesis bahwa terapi kompres dingin

    dapat digunakan untuk menurunkan respons

    peningkatan tekanan darah pada saat stres

    ditolak. Yang pertama, dalam penelitian ini ti-

    dak semua Odapus mengalami peningkatan

    tekanan darah pada saat stres sehingga di-

    perlukan lebih banyak responden yang meng-

    alami peningkatan tekanan darah pada saat

    stres agar hasilnya bisa memuaskan. Yang

    kedua, peningkatan tekanan darah tidak ha-

    nya disebabkan oleh pelepasan norepinefrin

    yang berlebihan pada sistem kardiovaskuler.

    Epinefrin juga ikut dilepaskan berlebihan ber-

    sama norepinefrin pada sistem kardiovaskuler

    sehingga dapat menyebabkan peningkatan te-

    kanan darah pada saat stres.16 Efek kompres

    dingin yang menyebabkan seseorang cepat ti-

    dur ini hanya dapat menurunkan kadar norepi-

    nefrin.7 Apabila dihubungkan dengan hasil pe-

    nelitian ini, kadar norepinefrinnya turun de-

    ngan kompres dingin, namun kadar epinefrin-

    nya tetap. Sehingga kompres dingin tidak da-

    pat digunakan untuk menurunkan tekanan da-

    rah Odapus yang meningkat pada saat stres.

    Pada saat stres pernapasan Odapus

    meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh pe-

    ningkatan kadar norepinefrin.14 Dalam peneliti-

    an ini kadar norepinefrin yang meningkat da-

    pat diturunkan dengan kompres dingin. Per-

    nyataan tersebut didukung oleh hasil peneliti-

    an yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi

    (p) untuk pengaruh kompres dingin terhadap

    penurunan pernapasan yang meningkat ada-

    lah 0,008 (p < 0,05). Nilai p = 0,008 ini me-

    nunjukkan ada perbedaan yang bermakna pa-

  • Page 9 of 12

    da pernapasan sebelum dan sesudah diberi-

    kan terapi kompres dingin. Dengan kata lain,

    kompres dingin dapat digunakan untuk menu-

    runkan pernapasan yang meningkat pada sa-

    at stres.

    Tidur penting sekali untuk memori dan

    konsentrasi.7 Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa nilai signifikansi (p) untuk pengaruh

    kompres dingin terhadap penurunan ganggu-

    an konsentrasi adalah 0,020 (p < 0,05). Hal ini

    menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

    yang bermakna pada gangguan konsentrasi

    sebelum dan sesudah diberikan terapi kom-

    pres dingin. Dapat disimpulkan bahwa terapi

    kompres dingin dapat digunakan untuk menu-

    runkan gangguan konsentrasi atau dengan

    kata lain dapat digunakan untuk meningkat-

    kan konsentrasi.

    Untuk pengaruh kompres dingin terha-

    dap penurunan gangguan memori atau daya i-

    ngat menunjukkan hasil p = 0,059. Nilai 0,059

    tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan

    0,05 sehingga hipotesis bahwa kompres di-

    ngin dapat digunakan untuk menurunkan ada-

    nya gangguan daya ingat pada saat stres

    ditolak.

    Persentase gangguan daya ingat (se-

    ring lupa) pada sampel yang diteliti sebelum

    diberikan terapi kompres dingin lebih besar

    (49%) dibandingkan dengan persentase sesu-

    dah diberikan terapi kompres dingin (28%).

    Hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh

    pemberian terapi kompres dingin terhadap pe-

    nurunan gangguan daya ingat, tetapi tidak

    memenuhi syarat untuk keefektifannya. Ada-

    nya gangguan daya ingat pada Odapus dewa-

    sa muda di Parahita tidak hanya disebabkan

    oleh peningkatan kadar norepinefrin yang ber-

    lebihan pada saat stres, namun bisa juga di-

    sebabkan oleh manifestasi Lupus yang beru-

    pa gangguan kognitif.1-2-3 Bisa jadi pada saat

    dilakukannya penelitian ini, para sampel se-

    dang mengalami eksaserbasi, mengingat da-

    lam perjalanan sakit Lupusnya Odapus sering

    mengalami remisi dan eksaserbasi sehingga

    pemberian terapi kompres dingin tidak dapat

    digunakan untuk menurunkan gangguan daya

    ingat pada saat stres.

    Tidur lebih awal dapat menurunkan ka-

    dar kortisol sebesar 50%. Jika kadar kortisol

    tidak terlalu tinggi, respons stres dapat diku-

    rangi dan pasien Lupus dapat lebih tenang.17

    Teori terebut didukung oleh penelitian yang

    menunjukkan hasil bahwa nilai signifikansi (p)

    untuk pengaruh pemberian terapi kompres di-

    ngin terhadap penurunan tingkat stres secara

    emosional adalah 0,000 (p < 0,05). Hal ini me-

    nunjukkan bahwa teradapat perbedaan yang

    bermakna pada tingkat stres sebelum dan se-

    sudah diberikan terapi kompres dingin. De-

    ngan kata lain terapi kompres dingin dapat di-

    gunakan untuk menurunkan tingkat stres.

    IMPLIKASI PENELITIAN UNTUK DUNIA

    KEPERAWATAN

    1. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa

    efek terapi kompres dingin dapat diguna-

    kan untuk menurunkan stres pada Odapus

    dewasa muda di Parahita ini dapat diguna-

    kan sebagai dasar ilmu dan praktik bahwa

    selain digunakan untuk menurunkan de-

    mam, nyeri, dan insomnia, kompres dingin

    juga dapat digunakan untuk menurunkan

    stres. Hal tersebut dapat menambah refe-

    rensi tentang terapi yang dapat diberikan

    perawat kepada pasiennya, khususnya ke-

    pada pasien Lupus yang mengalami stres.

    2. Hasil penelitian ini dapat digunakan seba-

    gai referensi tentang integrasi beberapa il-

    mu keperawatan yang meliputi ilmu kepe-

    rawatan dasar (kompres dingin), ilmu kepe-

    rawatan jiwa (stres), ilmu keperawatan me-

    dikal bedah (imunologi), dan psychoneuro-

    immunology (hubungan antara stres dan

    penyakit Lupus). Harapannya ilmu kepera-

    watan semakin berkembang dan banyak

    penelitian keperawatan yang menjadikan

    penelitian ini semakin sempurna.

    3. Dalam merawat pasien Lupus dengan stres

    perlu diperhatikan bahwa stres dapat me-

    nyebabkan kekambuhan atau dapat mem-

    perparah penyakit Lupus sehingga perlu di-

    minimalkan adanya stresor pada Odapus.

    Namun tidak semua pasien dapat diberikan

    terapi kompres dingin, beberapa pasien a-

    da yang mempunyai alergi terhadap dingin

    dan ada juga yang mempunyai manifestasi

    Lupus berupa fenomena Raynaud.

    4. Stres tidak hanya terjadi pada Odapus, se-

    mua pasien yang terpapar dengan stresor

  • Page 10 of 12

    akan menunjukkan suatu respons (baik fi-

    sik, kognitif, maupun emosional) yang dise-

    but dengan stres. Sehingga untuk pelak-

    sanaan ke depannya, alat kompres ini juga

    bisa diberikan perawat kepada pasien non-

    Odapus yang mengalami stres.

    5. Dengan menerapkan hasil penelitian ini se-

    cara efektif pada dunia praktik kepera-

    watan diharapkan kualitas pelayanan kepe-

    rawatan dapat ditingkatkan.

    KETERBATASAN PENELITIAN

    1. Desain yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah eksperimental semu sehingga pe-

    nulis tidak dapat mengontrol jalannya pe-

    nelitian secara ketat. Hal-hal yang tidak da-

    pat dikontrol oleh penulis meliputi: stresor

    yang dihadapi individu saat berlangsung-

    nya penelitian, respons stres masing-ma-

    sing individu, dan cara individu dalam me-

    ngoping stresnya. Apabila hal-hal tersebut

    dikontrol dan diseragamkan pada semua

    sampel, bisa jadi menimbulkan stresor ter-

    sendiri dan membahayakan Odapus.

    2. Proses pengambilan data dilakukan oleh

    penulis sendiri sehingga data-data yang di-

    peroleh dapat diukur dengan standar yang

    sama. Namun pelaksanaan pemberian

    kompres dinginnya didelegasikan kepada

    pasien dan keluarga karena keterbatasan

    waktu yang dimiliki oleh penulis, meng-

    ingat rumah Odapus yang diteliti tersebar

    di dalam dan luar kota Malang. Sehingga

    penulis tidak dapat mengontrol langsung

    jalannya penelitian kecuali dengan hasil

    format pelaksanaan pemberian kompres di-

    ngin dan dokumentasi respons pasien sela-

    ma pemberian kompres dingin yang telah

    diisikan oleh sampel penelitian.

    3. Belum ada kuesioner yang baku untuk

    mengukur stres secara keseluruhan (fisik,

    kognitif, dan emosional) sehingga pengo-

    lahan dan analisis data dalam penelitian ini

    dirasa kurang praktis dengan tujuh respons

    stres yang diukur, diolah, dan dianalisis sa-

    tu per satu. Hal tersebut dapat memakan

    banyak waktu, tenaga, dan pikiran.

    4. Pengambilan data untuk gangguan tidur,

    gangguan konsentrasi, dan gangguan daya

    ingat dalam penelitian ini dirasa kurang

    memuaskan karena hanya digunakan per-

    nyataan ya dan tidak dari sampel.

    5. Ada tiga sampel yang tidak tahan dengan

    dinginnya kompres pada tiga hari pertama

    pemakaian sehingga hal tersebut dapat

    mempengaruhi efek yang dihasilkan dalam

    pengukuran stres sesudah pemberian tera-

    pi kompres dingin.

    6. Tidak ditemukan rumus untuk mencari jum-

    lah sampel minimal dalam penelitian ini ka-

    rena belum ada penelitian tentang penga-

    ruh terapi kompres dingin terhadap penu-

    runan stres pada Odapus sebelumnya.

    7. Belum ada sumber dan penelitian sebelum-

    nya yang menjelaskan frekuensi dan durasi

    dari efek terapi kompres dingin ini terhadap

    penurunan stres sehingga dalam penelitian

    ini terapi kompres dingin diberikan setiap

    sebelum tidur selama satu minggu berturut-

    turut dengan alasan kuesioner DASS

    menggambarkan respons stres secara

    emosional selama satu minggu terakhir.

    KESIMPULAN

    Terapi kompres dingin terbukti dapat

    digunakan untuk menurunkan stres Orang de-

    ngan Lupus (Odapus) dewasa muda di Per-

    himpunan Masyarakat Peduli Lupus Parahita

    Malang secara aman, tanpa efek samping,

    murah, dan mudah digunakan dengan efekti-

    vitas sebagai berikut.

    1. Terapi kompres dingin dapat digunakan un-

    tuk menurunkan respons stres yang berupa

    peningkatan pernapasan, nyeri kepala,

    gangguan tidur, gangguan konsentrasi, dan

    tingkat stres.

    2. Terapi kompres dingin tidak dapat diguna-

    kan untuk menurunkan resons stres yang

    berupa peningkatan tekanan darah dan

    gangguan daya ingat.

    SARAN

    1. Mengingat terapi kompres dingin ini ter-

    bukti efektif, aman, tanpa efek samping,

    murah, dan mudah digunakan untuk menu-

    runkan stres, diharapkan seluruh Odapus

    di Indonesia, khususnya di Parahita, mau

    mengaplikasikannya setiap hari sebelum ti-

    dur agar diperoleh hasil yang maksimal yai-

    tu stres dapat diturunkan dan kekambuhan

  • Page 11 of 12

    Lupus dapat diminimalkan sehingga kuali-

    tas pasien Lupus di seluruh Indonesia da-

    pat ditingkatkan.

    2. Agar kompres dingin ini dapat diaplikasikan

    untuk menurunkan stres pada Odapus di

    seluruh Indonesia, penulis memerlukan

    kerja sama dari berbagai pihak, antara lain:

    a. Universitas Brawijaya, Parahita, Syamsi

    Dhuha Foundation (SDF), Yayasan Lu-

    pus Indonesia (YLI), pemerhati Lupus,

    dan pemerintah Indonesia untuk menso-

    sialisasikan terapi kompres dingin ini

    pada Odapus di seluruh Indonesia mela-

    lui seminar atau media internet.

    b. Perawat untuk membantu mengaplikasi-

    kan terapi kompres dingin ini pada pa-

    sien Lupusnya dan memberi edukasi ke-

    pada pasien dan keluarga.

    c. Keluarga Odapus untuk membantu pasi-

    en dan perawat dalam mengaplikasikan

    terapi kompres dingin ini di rumah seca-

    ra mandiri.

    3. Perlu diperhatikan cara penyimpanan alat

    kompresnya agar bisa bertahan lama, yaitu

    segera memasukkan kembali alat kompres

    ke lemari es setelah pemakaian dengan

    posisi terbungkus agar tidak mencair, tidak

    membusuk, dan tidak tercampur baunya

    dengan aroma lain yang ada di lemari es.

    4. Apabila alat kompres ini dipadukan dengan

    aroma terapi (misalnya memberikan pewa-

    ngi pada kain pembungkusnya) mungkin

    bisa menghasilkan efek yang lebih maksi-

    mal untuk menurunkan stres.

    5. Diharapkan ada penelitian lebih lanjut dari

    keperawatan mengenai terapi kompres di-

    ngin ini dengan desain yang lebih terkontrol

    dan menggunakan alat ukur stres (fisik,

    kognitif, dan emosional) secara keseluruh-

    an agar didapatkan hasil yang lebih sem-

    purna sehingga dapat meningkatkan kuali-

    tas dan kuantitas riset keperawatan.

    6. Mengingat ada Odapus yang tidak tahan

    dengan durasi pemberian kompres dingin

    selama 20 menit dan belum ada sumber

    serta penelitiaan sebelumnya yang menje-

    laskan tentang durasi dan frekuensi terapi

    kompres dingin untuk stres, diperlukan

    penelitian lebih lanjut untuk mengetahui du-

    rasi dan frekuensi paling efektif dalam

    pemberian terapi kompres dingin.

    7. Mengingat dampak terburuk dari stres ada-

    lah menyebabkan kekacauan pada sistem

    imun hingga kematian, pasien non-Odapus

    yang mengalami stres mungkin bisa juga

    mencoba keefektifan dari terapi kompres

    dingin ini.

    8. Mengingat terapi kompres dingin ini dapat

    digunakan untuk menurunkan respons

    stres yang berupa gangguan konsentrasi,

    perlu dikembangkan penelitian lebih lanjut

    mengenai efek terapi kompres dingin da-

    lam meningkatkan konsentrasi pada pela

    jar/mahasiswa dengan alat ukur yang lebih

    memuaskan.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Syamsi Dhuha Foundation (SDF). Lupus

    dan Penatalaksanaannya. Online [WWW].

    2011.

    http://www.research.ui.ac.id/v1/images/st

    ories/lupus/Lupus%20dan%20penatalaks

    anaannya.pdf [accesed 8 November

    2011].

    2. Stoppard M, 2006. Panduan Kesehatan

    Keluarga. Winardini, Damaring Tyas

    Wulandari (penerjemah), 2010. Jakarta:

    Penerbit Erlangga. p: 324-325.

    3. Departement of Health and Human

    Services of U. S. Lupus. Online [WWW].

    2011.

    http://www.womenshealth.gov/publication

    s/our-publications/factsheet/lupus.pdf

    [accesed 10 Oktober 2011].

    4. Herdman TH, 2009. NANDA International

    NURSING DIAGNOSES: Definitions &

    Classification 2009-2011. United States of

    America: Sheridan Books, Inc. p: 355.

    5. Pons-Estel GJ, Alarcon GS, & Scofield L.

    Understanding the epidemiology and

    progression of systemic lupus

    erythematosus. Semin Arthritis Rheum

    2010; 39: 257.

    6. Gunadi R. Siaran pers Care for Lupus

    SDF Awards 2011. Penghargaan untuk

    dorong penelitian terapi Lupus. Online

    [WWW]. 2011.

    http://www.syamsidhuhafoundation.org/de

    tailarticle-siaran-pers-care-for-lupus-sdf-

  • Page 12 of 12

    awards-2011-article [accesed 25 Februari

    2012].

    7. Potter PA, Perry AG, 2005. Buku ajar

    fundamental keperawatan: konsep,

    proses, dan praktik, Ed. 4, Vol. 1, Yasmin

    Asih, Made Sumarwadi, Dian Evriyani,

    Laily Mahmudah, Ellen Panggabean,

    Kusrini, Sari Kurnianingsih, dan Enie

    Novieastari (penerjemah), 2005. Jakarta:

    EGC. p: 476-494, 704-723.

    8. Dewi ES, Wibawani L, & Sari WR, 2012.

    ES POCONG: Aplikasi Terapi Kompres

    Dingin untuk Menurunkan Respons Stres

    Tingkat Berat pada Odapus Rentang Usia

    Dewasa Muda. [PKM-GT]. Tidak

    diterbitkan. Universitas Brawijaya.

    Malang.

    9. Wilkinson G, 2002. Seri Kesehatan

    Bimbingan Dokter pada Stres. Jakarta:

    Dian Rakyat. p: 81-89.

    10. Berman A, Snyder SJ, Kozier B, & Erb G,

    2009. Buku ajar praktik keperawatan

    klinis Kozier & Erb, Ed. 5, Eny Meiliya,

    Esty Wahyuningsuh, Devi Yulianti

    (penerjemah), 2009. Jakarta: EGC. p.

    402-412, 420.

    11. American Academy of Sleep Medicine.

    SLEEP 2011 Media Relations. Cooling

    the brain during sleep may be an easy,

    natural and effective treatment for

    insomnia. Online [WWW]. 2011.

    http://www.aasmnet.org/articles.aspx?id=

    2322 [accesed 30 Maret 2012].

    12. Psychology Foundation of Australia.

    Depression Anxiety Stress Scale (DASS).

    Online [WWW]. 2011.

    http://www2.psy.unsw.edu.au/groups/das

    s/ [accesed 26 Februari 2012].

    13. Yuyun, 2011. Kursus Memasak Ibu

    Yuyun. Makalah disajikan dalam Kursus

    Memasak Ibu Yuyun yang Disponsori

    Koran Kompas. 2011.

    14. Speert D, 2008. Brain Facts: A Primer on

    The Brain and Nervous System, 6th Ed.

    Washington, DC: Society for

    Neuroscience. p: 31-33.

    15. Theoharides TC. Migraine Headaches:

    the Immunologists View. Hospital

    Chronicles 2008; 3(4): 167-171.

    16. Sutikno. Hormon Epinefrin (Adrenalin).

    Online [WWW]. 2009.

    http://sutikno.blog.uns.ac.id/2009/04/05/hr

    mon-epinefrinadrenalin/ [accesed 13

    Februari 2012].

    17. Tarigan, I. Enam Cara Kurangi Hormon

    Stres. Online [WWW]. 2010.

    http://www.mediaindonesia.com/mediahid

    upsehat/index.php/read/2010/01/01/2098/

    4/Enam%20Cara%20Kurangi%20Hormon

    %20Stres [accesed 13 Februari 2012].

    18. Supriati L, 2012. Statistik Nonparametrik.

    Makalah disajikan dalam kuliah Nursing

    Research I di Fakultas Kedokteran

    Universitas Brawijaya Malang, Malang, 21

    Mei.

    19. Wahyuni S, 2012. Pengaruh Pemberian

    Aromaterapi Minyak Atsiri Bunga Mawar

    Terhadap Tingkat Stres Mahasiswa

    dalam Mengikuti Pembelajaran Klinik di

    PSIK FK-UNAND Tahap Profesi Tahun

    2012. [Penelitian]. Tidak diterbitkan.

    Fakultas Keperawatan Universitas

    Andalas. Padang.

    20. Smeltzer S, 2002. Buku Ajar

    Keperawatan Medikal Bedah Brunner &

    Suddarth, Ed. 8. Yasmin Asih

    (penerjemah), 2002. Jakarta: EGC. p:

    545.

    21. Leometa CH, 2007. Penerimaan Diri

    Penderita Systemic Lupus Erythematosus

    (SLE) Usia Dewasa Muda. [Skripsi]. Tidak

    diterbitkan. Fakultas Psikologi Universitas

    Indonesia. Depok.

    Telah disetujui oleh,

    Pembimbing I

    dr. Soemardini, MPd

    NIK. 110446417