eksplorasi coal (resistivity)

Upload: sukawan-zaky

Post on 04-Apr-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Eksplorasi Coal (Resistivity)

    1/11

    KATA PENGANTAR

    Tugas Mata Kuliah Geologi Batubara ini berjudul Menentukan Lapisan Batubara dan

    batuan lainnya dengan metode Log Resistivity, Log Densitas dan Log sinar Gamma.

    Dalam Eksplorasi Batubara, data logging sangat diperlukan untuk mendapatkan data yang

    dapat digunakan dalam menentukan ketebalan batubara, kualitas dan kuantitas batubara, selain itu

    data logging dapat digunakan untuk mngidentifikasikan lapisan interburdent diantara lapisan

    batubara secara detail. Data logging ini akan di korelasikan dengan data-data lainnya yang dapat

    mendukung proses eksplorasi seperti data pemboran, kemudian dengan memperhitungkan

    stripping ratio kita dapat merekomendasikan system penambangan pada daerah tersebut. Tingkat

    akurasi dari data logging sangat tinggi tergantung pada interpretasi dari geologist dan resolusi dari

    alat yang digunakan dalam logging tersebut.

    Dalam setiap kegiatan eksplorasi, para geologist menggunakan data logging ini untuk

    menentukan lapisan overburden dan interburddent dari lapisan batubara untuk dapat

    memperhitungkan stripping ratio yang nantinya akan dijadikan acuan untuk dapat memberikan

    rekomendasi system penambangan batubara pada daerah tersebut. Data Loging yang didapatkan

    berupa Log Resistivity, Log Density dan Log sinar Gamma.

    Data Log Resistivity, Log Density dan Log sinar Gamma, ketiga Data Logging ini

    sangatlah efektif dan efisien dalam mengidentifikasikan ketebalan Batubara, kualitas dan kuantitas

    batubara dan juga dapat digunakan dalam menentukan lapisan overburden dan interburden

    batubara yang nantinya digunakan dalam perhitungan stripping ratio.

    Aplikasi Data Logging dapat menentukan system Penambangan dan daerah yang ekonomis

    untuk dilakukan kegiatan eksploitasi.

  • 7/30/2019 Eksplorasi Coal (Resistivity)

    2/11

    MAKSUD DAN TUJUAN

    Maksud ; Menentukan Ketebalan dan kuantitas Batubara yang di identifikasikan

    dari data Log Resistivity, Log Density daan Log Sinar Gamma.

    Tujuan: 1. Menentukan Posisi kedalaman Lapisan Batubara secara Teili

    2. Menentukan Lapisan Interburdent diantara Lapisan Batubara secara

    lebih teliti.

  • 7/30/2019 Eksplorasi Coal (Resistivity)

    3/11

    PENYELESAIAN

    Dalam Kegiatan Eksplorasi, interpretasi litologi yang merupakan hasil pemboran yang

    didapatkan dari data Log Resistivity, Log densitas dan Log Sinar Gamma. Kedalaman dari Lapisan

    Batubara dapat di hitung dengan menggunakan skala kedalaman yang terdapat pada hasil dapa

    loging.

    Awalnya penggunaan log ini dipakai dalam industri explorasi minyak sebagai alat bantu

    interpretasi porositas. Kemudian dalam explorasi batubara malah dikembangkan menjadi unsur

    utama dalam identifikasi ketebalan bahkan qualitas seam batubara. Dimana rapat masa batubara

    sangat khas yang hampir hanya setengah kali rapat masa batuan lain pada umumnya. Lebih extrem

    lagi dalam aplikasinya pada idustri batubara karena sifat fisik ini (rapat masa) hampir linier dengan

    kandungan abu sehingga pemakaian log ini akan memberikan gambaran khas bagi tiap daerah

    dengan karakteristik lingkungan pengendapannya.

    Resistivity Logging Adalah metoda untuk mengukur sifat batuan dan fluida pori

    disepanjang lubang bor dengan mengukur sifat tahanan kelistrikannya. Besaran resistivitas batuan

    dideskripsikan dengan Ohm Meter, dan biasanya dibuat dalam skala logarithmic dengan nilai

    antara 0.2 sampai dengan 2000 Ohm Meter. Metoda resistivity logging ini dilakukan karena pada

    hakekatnya batuan, fluida dan hidrokarbon di dalam bumi memiliki nilai resistivitas tertentu.

    Berikut contohnya:

    Adapted from Colorado School of Mines

    Resistivity log memiliki kegunaan lain yakni untuk mendeterminasi tingkat saturasi air (Water

    Saturation). Semakin tinggi saturasi air maka resistivity akan semakin rendah.

  • 7/30/2019 Eksplorasi Coal (Resistivity)

    4/11

    Log density merupakan kurva yang menunjukan nilai densitas (bulk density) batuan yang

    ditembus lubang bor, dinyatakan dalam gr / cc. Besaran densitas ini selanjutnya digunakan untuk

    menentukan nilai porositas batuan tersebut. Log density bersama - sama dengan log neutron

    digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon. Alat density yang modern juga mengukur PEF

    (Photo Electric Effect) yang berguna untuk menentukan lithologi batuan, mengidentifikasi adanya

    heavy minerals dan untuk mengevaluasi clay.

    Alat ini bekerja dari suatu sumber radioaktif dari alat pengukur dipancarkan sinar gamma

    denga intensitas energi tertentu (umumnya 0.66 mev) menembus formasi / batuan. Batuan

    terbentuk dari butiran mineral mineral yang tersusun dari atom atom yang terdiri dari proton

    dan electron. Partikel sinar gamma akan membentur electron electron dsalam batuan, sehingga

    mengalami pengurangan energi (loose energi). Energi yang kembali (setelah mengalami benturan)

    akan diterima oleh detector, terpasang dalam sebuah protector berbentuk silinder sepanjang 3

    ft,yang selalu menempel pada dinding sumur. Intensitas energi yang diterima pada dasarnya

    berbanding terbalik dengan kepadatan electron. Makin lemah energi yang lembali maka makin

    banyak electron electron dalam batuan, yang berarti makin banyak / padat butiran / mineral

    penyusun batuan per satuan volume. Besarkecilnya energi yang diterima oleh detector tergantung

    dari :

    Densitas matriks batuan

    Porositas batuan

    Densitas kandungan yang ada dalam batuan

    Gamma Ray Log adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang dihasilkan oleh

    unsur-unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan di sepanjang lubang bor. Unsur

    radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan tersebut diantaranya Uranium, Thorium, Potassium,

    Radium, dll. Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam shale dan sedikit sekali terdapat

    dalam sandstone, limestone, dolomite, coal, gypsum, dll. Oleh karena itu shale akan memberikan

    response gamma ray yang sangat signifikan dibandingkan dengan batuan yang lainnya.

    Seperti halnya logging yang lainnya, pengukuran gamma ray log dilakukan dengan

    menurunkan instrument gamma ray log kedalam lubang bor dan merekam radiasi sinar gamma

    untuk setiap interval tertentu. Dikarenakan sinar gamma dapat menembus logam dan semen, maka

  • 7/30/2019 Eksplorasi Coal (Resistivity)

    5/11

    logging gamma ray dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang casing ataupun telah

    dilakukan cementing. Walaupun terjadi atenuasi sinar gamma karena casing dan semen, akan tetapi

    energinya masih cukup kuat untuk mengukur sifat radiasi gamma pada formasi batuan disamping.

    Seperti yang disebutkan diatas bahwa gammar ray log mengukur radiasi gamma yang

    dihasilkan oleh unsur-unsur radio aktif seperti Uranium, Thorium, Potassium dan Radium. Dengan

    demikian besaran gamma ray log yang terdapat didalam rekaman merupakan jumlah total dari

    radiasi yang dihasilkan oleh semua unsur radioaktif yang ada di dalam batuan. Untuk memisahkan

    jenis-jenis bahan radioaktif yang berpengaruh pada bacaan gamma ray dilakukan gamma ray

    spectroscopy. Karena pada hakikatnya besarnya energy dan intensitas setiap material radioaktif

    tersebut berbeda-beda. Spectroscopy ini penting dilakukan ketika kita berhadapan dengan batuan

    non-shale yang memungkinkan untuk memiliki unsur radioaktif, seperti mineralisasi uranium padasandstone, potassium feldsfar atau uranium yang mungkin terdapat pada coal dan dolomite.

    Gamma ray log memiliki kegunaan lain diantaranya untuk melakukan well to well

    correlation dan penentuan Sequence Boundary (SB), yakni dengan mengidentifikasi Maximum

    Flooding Surface (MFS) sebagai spike dengan nilai gamma ray yang tinggi. Well to well

    correlation ini biasanya dilakukan dengan melibatkan log-log yang lainnya seperti sonic, density,

    porositas, dll.

    INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN

  • 7/30/2019 Eksplorasi Coal (Resistivity)

    6/11

    Batubara memiliki sifat resistivitas yang paling tinggi dibandingkan dengan batuan lainnya

    Karena sifat batubara yang tidak mengalirkan arus listrik sehingga memiliki kemampuan untuk

    menankap arus listrik lebi besar di bandingkan dengan batuan lainnya. Batu bara juga memilki sifat

    Radioaktif yang sangat rendah sehingga nilai density dan nilai Gamma rrays yang sangat kecil di

    bandingkan dengan batuan lainnya.

    Pada Batu Lempung memiliki sifat yang cenderung berlawanan dengan sifat Batubara, batu

    lempung ini memiliki sifat tahanan jenis yang sangat besar karena memiliki porositas yang sangat

    besar, ini dapat dilihat dari hasil resistivitas batu tersebut. Sedangkan pada density, batu lempung

    memiliki densitas yang sangat besar di bandingkan dengan batuan lainnya. Pada sinar Gamma,

    batu lempung memiliki nilai yang tertinggi di bandingkan dengan batuan lainnya karena batu

    lempung banyak mengandung unsure radioaktif (Potassium) sehingga menghasilkan nilai sinargamma yang besar.

    Pada Batu Lanau (shale) memiliki sifat resistifitas yang lebih besar di bandingkan dengan

    batu lempung karena memili porositas yang tidak sebesar atau sebanyak batu lempung sehingga

    nilai rresistivitasnya lebih besar di bandingkan dengan batu lempung dan lebih kecil bila di

    bandingkan dengan batubara. Pada nilai densitas, batu lanau memiliki densitas yang lebih kecil di

    bandingkan dengan batu lempung dan lebih besar apabila dibandingkan dengan batubara. Pada

    nilai Sinar Gamma, batu lanau memiliki nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan batu

    lempung Karen unsure radioaktif yang terkandung didalam batu lanau tidak sebanyak yang

    terkandung di dalam batu lempung tetapi bila dibandingkan dengan nilai sinar gamma pada

    batubara, batu lanau memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan batubara.

    Pada Batu Pasir (Sandstone) memiliki sifat resistifitas yang lebih besar dibandingkan

    dengan batu lempung dan batu lanau karena memiliki porositas yang baik (tidak terlalu banyak dan

    efektif) sehingga nilai resistifitasnya akan lebih besar apabbila dibandingkan dengan batu lempung

    dan batu lanau tetapi akan lebih kecil apabila dibandingkan dengan batubara. Pada nilai

    densitynya, batu pasir memiliki densitas yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan nilai

    densitas batu lempung dan batu lanau. Pada log sinar gamma, batu pasir memiliki nilai sinar

    gamma bila di bandingkan dengan batu pasir dan batu lanau karena unsure radioaktif yang

  • 7/30/2019 Eksplorasi Coal (Resistivity)

    7/11

    terkandung didalam batu pasir hanya sedikit tetapi apabila dibandingkan dengan nilai log sinar

    gamma pada batubara nilainya akan lebih besar.

    Dari hasil interpretasi data log di dapatkan hasil sebagai berikut;

    1. Jenis Batuan (Lithologi) yang teridentifikasikan dari data Log tersebut berupa;

    Batubara (coal)

    Batu Lempung (clay)

    Batu lanau (shale)

    Batu pasir (Sandstone)

    2. Dari setiap litologi memiliki ketebalan yang berbeda-beda pada jangkauan kedalaman

    lebih dari 110 m, dari data log tersebut didapatkan hasil berupa ketebalan dan posisi pada

    kedalaman;

    Batubara

    - Ketebalan 1,5 m pada kedalaman 16m di bawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1 m pada kedalaman 19 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1 m pada kedalaman 24 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2.5 m pada kedalaman 28 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2 m pada kedalaman 40 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 48 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2.5 m pada kedalaman 50 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 3.5 m pada kedalaman 58 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 3.5 m pada kedalaman 67 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2 m pada kedalaman 80 m dibawah permukaan tanah

  • 7/30/2019 Eksplorasi Coal (Resistivity)

    8/11

    - Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 84 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 4 m pada kedalaman 95 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 3.5 m pada kedalaman 100 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 7 m pada kedalaman 105 m dibawah permukaan tanah

    Total ketebalan Batu bara 37 m yang terpisah di dalam jangkauan kedalaman

    lebiih dari 110 m.

    Batu Lempung

    - Ketebalan 1 m pada kedalaman 0-16 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 4 m pada kedalaman 20 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 26 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2 m pada kedalaman 32 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 4 m pada kedalaman 36 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 42 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2 m pada kedalaman 46 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 0.5 m pada kedalaman 53.5 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2.5 m pada kedalaman 56 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1 m pada kedalaman 64 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1 m pada kedalaman 66 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 4 m pada kedalaman 72 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 78 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2.5 m pada kedalaman 84.5 m dibawah permukaan tanah

  • 7/30/2019 Eksplorasi Coal (Resistivity)

    9/11

    - Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 90 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2 m pada kedalaman 93 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 6 m pada kedalaman 110 m dibawah permukaan tanah

    Total ketebalan batu lempung dalam kisaran kedalaman 110m adalah 38.5 m

    Batu Lanau (Shale)

    - Ketebalan 1 m pada kedalaman 25 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 0.5 m pada kedalaman 27 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 43.5 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2 m pada kedalaman 54 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 62 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2 m pada kedalaman 88 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1 m pada kedalaman 91.5 m dibawah permukaan tanah

    Total ketebalan batu lampau dalam jangkauan kedalaman 110 m adalah 9.5m

    Batu Pasir (Sandstone)

    - Ketebalan 1 m pada kedalaman 18 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1 m pada kedalaman 31 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 34 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1 m pada kedalaman 45 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1 m pada kedalaman 49.5 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 64.5 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1 m pada kedalaman 71 m dibawah permukaan tanah

  • 7/30/2019 Eksplorasi Coal (Resistivity)

    10/11

    - Ketebalan 2 m pada kedalaman 76 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2 m pada kedalaman 82 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 1.5 m pada kedalaman 99 m dibawah permukaan tanah

    - Ketebalan 2 m pada kedalaman 104 m dibawah permukaan tanah

    Total ketebalan batu pasir pada jangkauan kedalaman 110m adalah 15.5m

    KESIMPULAN

  • 7/30/2019 Eksplorasi Coal (Resistivity)

    11/11

    Dari hasil interpretasi data Log Resistivity, sinar gamma dan Densitas, maka didapatkan hasil

    sebagai berikut;

    1. Nilai Resistivitas dari setiap batuan; Nilai resistivitas Batubara memiliki nilai yang

    terbesar, nilai resistivitas batu pasir > Batu Lanau > Batu Lempung.

    2. Nilai Log sinar Gamma; Nilai Log sinar gamma Batu Lempung > batu lanau > batu Pasir >

    Batubara

    3. Nilai Log Densitas; Nilai Log Densitas batu lempung > batu Lanauu > batu pasir >

    batubara

    4. Ketebalan dari setiap Batuan dalam jangkauan kedalaman 110m adalah sebagai berikut;

    Total Ketebalan Batubara = 37 m

    Total ketebalan batu lempung = 38.5 m

    Total ketebalan batu lanau = 9.5 m

    Total ketebalan batu pasir = 15.5 m