digital signal processing 05. operasi konvolusi - nadya amalia 2011

Upload: nadya-amalia

Post on 07-Aug-2018

309 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    1/17

    LAPORAN PRAKTIKUM

    DIGITAL SIGNAL PROCESSING

    PRAKTIKUM V

    OPERASI KONVOLUSI

    NAMA : NADYA AMALIA

    NIM : J1D108034

    ASISTEN : JEDIYANU WIGAS TU’U

    PROGRAM STUDI S-1 FISIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

    BANJARBARU

    2011

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    2/17

    PRAKTIKUM V

    OPERASI KONVOLUSI

    I. TUJUAN PERCOBAAN

    1. Siswa dapat memahami proses operasi konvolusi pada dua sinyal.

    2. Siswa dapat membuat sebuah program operasi konvolusi dan mengetahui

     pengaruhnya pada suatu sinyal

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konvolusi Dua Sinyal

    Konvolusi antara dua sinyal diskrit x[n] dan v[n] dapat dinyatakan sebagai:

    ... (i)

    Bentuk penjumlahan yang ada di bagian kanan pada persamaan (1) disebut

    sebagai convolution sum.  Jika x[n] dan v[n] memiliki nilai 0 untuk semua integer 

     pada n

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    3/17

    menjumlahkan nilai x[i]v[n-i] sesuai rentang i pada sederetan nilai integer 

    tertentu.

    Untuk lebih jelasnya permasalahan ini akan disajikan dengan suatu contoh

     penghitung konvolusi pada dua deret nilai integer berikut ini.

    Sinyal pertama : x[i]= 1 2 3

    Sinyal kedua : v[i] = 2 1 3

    - Step pertama adalah pembalikan sinyal kedua, v[n] sehingga didapatan

    kondisi seperti berikut:

    Sinyal pertama : x[i] = 1 2 3

    Sinyal kedua : v[-i] = 3 1 2

    - Step ke dua adalah pergeseran dan penjumlahan

    Sinyal pertama : 1 2 3

    Sinyal kedua : 3 1 2

    ------------------ x

     product and sum : 0 0 2 0 0 = 2

    - Step ke tiga adalah pergeseran satu step dan penjumlahan

    Sinyal pertama : 1 2 3

    Sinyal kedua : 3 1 2

    --------------------- x product and sum : 0 1 4 0 = 5

    - Step ke empat adalah pergeseran satu step dan penjumlahan

    Sinyal pertama : 1 2 3

    Sinyal kedua : 3 1 2

    ------------------- x

     product and sum : 3 2 6 = 11

    - Step ke lima adalah pergeseran satu step dan penjumlahan

    Sinyal pertama : 1 2 3Sinyal kedua : 3 1 2

    ------------------- x

     product and sum : 0 6 3 0 = 9

    - Step ke enam adalah pergeseran satu step dan penjumlahan

    Sinyal pertama : 1 2 3

    Sinyal kedua : 3 1 2

    ------------------- x

     product and sum : 0 0 9 0 0 = 9

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    4/17

    - Step ke tujuh adalah pergeseran satu step dan penjumlahan

    Sinyal pertama : 1 2 3

    Sinyal kedua : 3 1 2

    ------------------- x product and sum : 0 0 0 0 0 0 = 0

    Dari hasil product and sum tersebut hasilnya dapat kita lihat dalam bentuk deret

    sebagai berikut: 2 5 11 9 9.

    Hasil penghitungan product and sum sebelum step pertama dan step ke tujuh

    dan selanjutnya menunjukkan nilai 0, sehingga tidak ditampilkan. Secara grafis

    dapat dilihat seperti berikut ini:

    Gambar 1. Mekanisme konvolusi

    Pada   gambar 1 bagian atas, menunjukkan sinyal x[n], bagian kedua

    menunjukkan sinyal v[n], sedangkan bagian ketiga atau yang paling bawah

    merupakan hasil konvolusi.

    III. PERANGKAT YANG DIPERLUKAN

    1. PC yang dilengkapi dengan perangkat multimedia (sound card, Microphone,

    Speaker active, atau headset).

    2. Sistem Operasi Windows dan Perangkat Lunak Matlab yang dilengkapi

    dengan tool box DSP.

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    5/17

    IV. PROSEDUR KERJA

    4.1 Konvolusi Dua Sinyal Discrete Unit Step

    1. Membangkitkan sinyal x[n] dengan mengetikkan perintah berikut:

    L=input('Panjang gelombang(>=10) : ');P=input('Lebar pulsa (lebih kecil dari L): ');for n=1:L

    if n

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    6/17

    %Sinus pertamat=1:L;t=2*t/L;y1=A1*sin(2*pi*f1*t + teta1*pi);subplot(3,1,1)stem(y1)%SInus keduat=1:L;t=2*t/L;y2=A2*sin(2*pi*f2*t + teta2*pi);subplot(3,1,2)stem(y2)

    2. Menjalankan program dan mengisikan seperti berikut ini:

    Banyaknya titik sampel(>=20): 20Besarnya frekuensi gel 1 adalah Hz: 1

    Besarnya frekuensi gel 2 adalah Hz: 0.5Besarnya fase gel 1(dalam radiant): 0Besarnya fase gel 2(dalam radiant): 0.5Besarnya amplitudo gel 1: 1Besarnya amplitudo gel 2: 1

    3. Melanjutkan dengan menambahkan program berikut ini pada bagian bawah

     program sebelumnya.

    subplot(3,1,3)stem(conv(y1,y2))

    4. Menalankan program, dan kembali melakukan pengisian seperti pada

    langkah ke 3.

    5. Ulangi langkah ke 4, dengan menetapkan nilai sebagai berikut: L=50.

    w1=w2=2, teta1=1.5, teta2=0.5, dan A1=A2=1.

    4.3 Konvolusi Sinyal Bernoise dengan Raise Cosine

    1. Membangkitkan sinyal raise cosine dan sinyal sinus dengan program

     berikut:

    %convolusi sinyal sinus bernoise dengan raise cosine;

    n=-7.9:.5:8.1;y=sin(4*pi*n/8)./(4*pi*n/8);figure(1);plot(y,'linewidth',2)t=0.1:.1:8;x=sin(2*pi*t/4);figure(2);plot(x,'linewidth',2)

    2. Menambahkan noise pada sinyal sinus:

    t=0.1:.1:8;x_n=sin(2*pi*t/4)+0.5*randn*sin(2*pi*10*t/4) +0.2*randn*sin(2*pi*12*t/4);

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    7/17

    figure(3);plot(x_n,'linewidth',2)

    3. Melakukan konvolusi sinyal sinus bernoise dengan raise cosine:

    xy=conv(x_n,y);figure(4);plot(xy,'linewidth',2)

    4. Melakukan perubahan pada nilai sinyal raise cosine dengan mengurangi

    rentang nilai pada n.

    4.4 Konvolusi Pada Sinyal Audio

    1. Membuat sebuah program baru:

    clear all;[Y,Fs] = wavread('lagu_1_potong.wav');

    Fs = 16000;%nilai default Fs=16000sound(Y,Fs)

    2.   Memberi tanda % pada sound(Y,Fs) untuk membuatnya tidak diekesekusi oleh Matlab.

    sehingga menjadi % sound(Y,Fs). Kemudian menambahkan perintah berikut

    nois = randn(length(Y),1);Y_noise = Y + 0.08*nois;sound(Y_noise,Fs)

    3. Membuat perintah sound tidak aktif, kemudian bangkitkan sebuah sinyal

    yang bernilai dengan cara seperti berikut:

    satu = ones(4,1);

    4. Melakukan operasi konvolusi dan mendengarkan hasilnya pada speaker.

    Y_c = conv(satu,Y_noise);

    sound(Y_c,Fs)

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil

    1.   Konvolusi Dua Sinyal Discrete Unit Step

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    8/17

    Source code :

    Output :

    P = 20, L = 10

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    9/17

    P = 12, L = 10

    P = 15, L = 5

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    10/17

    P = 12, L = 12

    2.   Konvolusi Dua Sinyal Sinus

    Source code :

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    11/17

    Output :

    L = 20. w1 = 1, w2 = 0.5, teta1 = 0, teta2 = 0.5, dan A1=A2=1

    L=50. w1=w2=2, teta1=1.5, teta2=0.5, dan A1=A2=1

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    12/17

    3.   Konvolusi Sinyal Bernoise dengan Raise Cosine

    Source code :

    Output:

    n=-7.9:.5:8.1

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    13/17

    n=-5.9:.5:6.1

    n=-10.9:.5:11.1

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    14/17

    4.   Konvolusi Pada Sinyal Audio

    Source code :

    Output :

    5.2 Pembahasan

    Konvolusi dua sinyal discrete unit step dilakukan dengan membangkitkan

    Dan melakukan operasi konvolusi yang secara matematis dapat dituliskan sebagai

     berikut:

    x[n]*v[n]

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    15/17

    Sinyal x[n] dibangkitkan dengan panjang gelombang (L) harus lebih dari

    atau sama dengan 10 dan lebar pulsa (P) yang lebih kecil dari L. Setelah program

    dijalankan, untuk nilai awal P=20 dan L=10, untuk grafik pertama skala pada

    sumbu-x maksimal adalah 20 (0-L) dan x[n] bernilai 1 hingga  ≤   P, atau dengan

    kata lain hingga nilai 10 pada sumbu-x. Selebihnya x[n] bernilai 0. Hal yang sama

     berlaku untuk grafik yang kedua, hanya saja sinyal yang dibangkitkan adalah v[n].

    Adapun grafik ketiga merupakan grafik hasil konvolusi x[n] dengan v[n]. Begitu

     juga untuk nilai L dan P yang lain.

    Pada konvolusi dua sinyal sinus titik sampel dinyatakan dengan L(≥20)

    tidak jauh berbeda dengan proses konvolusi sebelumnya, nilai L akan menjadi

    skala maksimal untuk sumbu-x pada grafik pertama dan kedua. Pengamatan

     pertama dengan L = 20, w1 = 1, w2 = 0.5, teta1 = 0, teta2 = 0.5, dan A1=A2=1.

    Sinyal sinus pertama memiliki fase gelombang=0 sedangkan sinyal sinus kedua

    memiliki fase gelombang=0,5. Pengaruhnya terlihat pada grafik dimana untuk 

    sinyal sinus kedua mengalami pergeseran ke kiri sejauh setengah gelombang.

    Grafik ketiga menunjukkan hasil konvolusi dari sinyal sinus pertama dengan

    sinyal sinus kedua. Untuk L=50, w1=w2=2, teta1=1.5, teta2=0.5, dan A1=A2=1,

    output yang didapat pada grafik pertama dan kedua adalah frekuensi keduanya

    yang sama dengan fase yang berlawanan. Mendekati ujung dari sinyal hasil

    konvolusi, amplitude gelombang akan semakin kecil.

    Hal pertama yang yang dilakukan pada pengamatan untuk konvolusi sinyal

    sinus dan raise cosine adalah dengan membangkitkan sinyal dasar yakni sinyal

    sinus dan raise cosine. Sinyal sinus asli kemudian ditambahkan noise dan sinyal

    sinus bernoise yang dihasilkan tersebutlah yang akan dikonvolusi dengan sinyal

    raise cosine yang telah dibangkitkan sebelumnya. Untuk nilai n, semakin kecilrentang yang diberikan rentang sinyal yang dihasilkan akan semakin lebar.

    Sedangkan hasil konvolusi dari masing-masing tidak berbeda terlalu jauh. Sinyal

    hasil konvolusi akan mulai menanjak semakian juah dari skala nol untuk nilai

    rentang n yang semakin lebar pula.

    Adapun untuk konvolusi pada sinyal audio, file audio yang digunakan

    adalah yodel.wav dan dibangkitkan denga frekuensi sampling Fs=16000 Hz.

    Selanjutkan, sinyal audio tersebut diberikan noise dan sinyal audio bernoise inilah

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    16/17

    yang akan dikonvolusi dengan matriks satu = ones(4,1).

    VI. KESIMPULAN

    1. Nilai pada konvolusi x[n]*v[n] pada titik n dihitung dengan menjumlahkan

    nilai x[i]v[n-i] sesuai rentang i pada sederetan nilai integer tertentu.

    2. Semakin lebar rentang n pada konvolusi sinyal sinus bernoise dengan sinyal

    raise cosine, sinyal hasil konvolusi akan mengalami penanjakan pada skala

    sumbu-x yang semakin jauh dari skala nol.

    3. Sinyal audio hasil konvolusi sinyal audio asli yang bernoise akan

    menghasilkan bunyi yang terdengar ganda.

  • 8/20/2019 Digital Signal Processing 05. Operasi Konvolusi - Nadya Amalia 2011

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    Santoso, Tri Budi & Miftahul Huda. 2008.  Dasar-dasar Operasi Matlab: Modul 5 Praktikum Sinyal dan Sistem.

    Meddins, Bob. 2000.  Introduction to Digitl Signal Processing . University of East

    Anglia. United Kingdom.