daur hidup kumbang penyerbuk, elaetdobius ktmerunicus f

3
Aentl\ vot. g, to.l" 10.12 (Agustug 2006) DAURHIDUP KUMBANG PENYERBUK, Elaetdobius ktmerunicus FAUST. (COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) BUNGA KELAPA SAWIT (f,/a eis g uineensis J ACQ,I Life Cycle ofPollinator Beetle (Elaeidobius kamerunicus Faust.) (Coleoptera: Curculionidae) on MaleFlowe r of Oil Palm (elae is guineensis Jacq,) in TheLaboratory S. Herlinda, Y. Pujiastuti, T. Adam drn R. Thalib Jurusan Hama & Penvakrt Tumbuhan. Fakultas Pertanian Universitas Sriwiiava ABSTMCT The laboratory research was condwted toinvestigate tife cg.le of Elaeidobius komerunicus Fat6t. reared on oit palm ftowen. Acouple ofbeetles was provided with the fresh floweF every.fays untitthey died. fhe tife cych from egg toadult laid her first egg took 1 5. 5da)A. Egg stadium was 3 days, shorter than tarvat (7. 2 days) and pupat (4. 3 days) stadia. l ean longevity ofthe female and male beetle was 5.9 and 7.1 days, respectivety. Female completed oviposition within the first day ofexposure tothe flou,ers and usuatty died within 9days. Sex ratio was predorninated by femate (53.6X). Eggs were taid inaverage of7.2 elgs perfemate. Kelrwords : tife cycte, Eloeidobl uskamerunlcus, Elaeis guin?gnsts PEI\DAIIT]LUAI{ Kelapa sawit (E/aeis guineensis lacq.)merupakan salah satu komoditas unggulan subsektor perkebunan. Pengembangan kelapa sawit antara lain memberi manfaat dalam peningkatan pendapatan petani dan masyarakat, produksi yang menjadi bahan bak'r industri pengolahan yang menciptakan nilai tambah didalam negeri dan untuk ekspor sebagai penghasil devisa. Pada tahun l9E9 permintaan CPO dan PKO dunia adalah sebesar 8.221.700 ton dan pada tahun I996telah meningkat menjadi 10.7E9.E00 ton (Ditj€nbun, 1999). Ekspor minyak sawit mentah (CPO) menghasilkan devisa senilai US$ E00 ribu pada tahun 1996, meningkat menjadiUS$ 2,1juta pada tahun 2003 (CIC,2004). Menyediakan kesempatan kerja bagi lebih dari 2juta tenaga kerja di berbagai sub sistem. Tanaman kelapa sawit menjadi sumber pangan dan gizi utama dalam menu penduduk. Selain itu, perkembangan penggunaan penggunaan minyak kelapasawit sebagai bahan bokar bio{ieseldi Eropa danAmerika mendorong kita untuk menguasai seluruh spektrum produk industri hilir k€lapa sawit yang menguntungkan (Media Indonesia 2006). Produksi kelapa sawit dalam bentuk TBS (Tandan Buah Segar) pada lahan kelas I rata-rata24,32 ton TBS/ha/tahun. Tingkat produksi ini masih rendah bila dibandingkan potensinya yang dapat mencapai lebih dari30 ton TBS/ha/ tahun (Lubis, 1990). Faktol penyebab rendahnya produksi TBS selain kesuburan tanah yang rundah, hama dan penyakit, dankendala iklim,juga dipengaruhi oleh belum maksimalnya proses penyerbukan pada produk:i buah sawit. Bungajantan dan betina kelapa sawitterdapat pada ketiak daunyangberbeda tetapi pada tanaman yangsama (nonoeciw). Penyerbukan bunga kelapa sawit terjadi secara silang karena kedua bunga mekar pada waktu yang tidak sama. Untuk itu, dalam proses penyerbukan perlu adanya 10 bantuan faktor luar agar didapat penyerbukan yang maksima Penyerbukan tidak hanya dilakukan oleh angin tetapijug perlu dibantu oleh serangga penyerbuk. Di Malaysi ditemukan serangga pada bungajantan kelapa sawit, yaitu Apisindica, Apis dorsata, dan Melifuna lueviceps,namu ketiga serangga initidak mengunjungi bunga kelapa sawi betina akibatnya penyerbukan tidak maksimal (Chairani & Taniputra, l9E5). Dalam upaya untuk mernperoleh hasilyang maksima pada produksitandan buah kelapa sawit, pemerintah lndones tefah mengintroduksi kumbang penyerbuk, Elaeidobis kauerunicus F aust, (Coleoptera: Curculionidae) pada bulan Maret tahun 19E3. Perubahan yang didapat menunjukk peningkatan terhadap persentase berat buah. Kumban peny€6uk inidapat m€nggantikan penyerbukan buatan yar6 dilakukan oleh manusia. Penyerbukan yang dilakukan olet kumbang inisecara signifikan dapat meningkatkan benl tandan (Chairani & Taniputra, 1985). Untuk lebil mengefekti{kan t kumerunicus dalam penyerbukan kelapr sawit, perlu dikajitentang kehidupan kumbang tersebu Tulisan ini melaporkan tentang daurhidup kumban penyerbuk, E.kamerunicusyang diberi pakan bungajanlr kelapa sawil di laboratorium. TMTODEPENELITIAN Penelitian inidilakukan di Laboratorium Entomoloi Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanii. Universitas Sriwijaya, dari bulan Oktober hingga Desembc 2004. Suhu dan kelembaban relatifselama penelitian adaE 25-30'C dan70%. Cara Kerja. Pengumpulan pupakumbugE. koncrnit yang diambil dari pertanaman kelapa sawit di sekitar kamp Univenitas Sriwijaya, lnderalaya. lalu pupa diletakkan Fi wadah plastik (tinggi 6,5cm,diameter 5,5 cm),prg

Upload: doliem

Post on 19-Jan-2017

228 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAUR HIDUP KUMBANG PENYERBUK, Elaetdobius ktmerunicus F

Aentl\ vot. g, to.l" 10.12 (Agustug 2006)

DAUR HIDUP KUMBANG PENYERBUK, Elaetdobius ktmerunicus F AUST.(COLEOPTERA: CURCULIONIDAE) BUNGA KELAPA SAWIT (f,/a eis g uineensis J ACQ,I

Life Cycle ofPollinator Beetle (Elaeidobius kamerunicus Faust.) (Coleoptera:Curculionidae) on Male Flowe r of Oil Palm (elae is guineensis Jacq,) in The Laboratory

S. Herlinda, Y. Pujiastuti, T. Adam drn R. ThalibJurusan Hama & Penvakrt Tumbuhan. Fakultas Pertanian Universitas Sriwiiava

ABSTMCT

The laboratory research was condwted to investigate tife cg.le of Elaeidobius komerunicus Fat6t. reared on oitpalm ftowen. Acouple of beetles was provided with the fresh floweF every.fays untitthey died. fhe tife cych fromegg to adult laid her first egg took 1 5. 5 da)A. Egg stadium was 3 days, shorter than tarvat (7. 2 days) and pupat (4. 3days) stadia. l ean longevity of the female and male beetle was 5.9 and 7.1 days, respectivety. Female completedoviposition within the first day of exposure to the flou,ers and usuatty died within 9 days. Sex ratio was predorninatedby femate (53.6X). Eggs were taid in average of 7.2 elgs perfemate.

Kelrwords : tife cycte, Eloeidobl us kamerunlcus, Elaeis guin?gnsts

PEI\DAIIT]LUAI{

Kelapa sawit (E/aeis guineensis lacq.)merupakan salahsatu komoditas unggulan subsektor perkebunan.Pengembangan kelapa sawit antara lain memberi manfaatdalam peningkatan pendapatan petani dan masyarakat,produksi yang menjadi bahan bak'r industri pengolahan yangmenciptakan nilai tambah di dalam negeri dan untuk eksporsebagai penghasil devisa. Pada tahun l9E9 permintaanCPO dan PKO dunia adalah sebesar 8.221.700 ton dan padatahun I996 telah meningkat menjadi 10.7E9.E00 ton(Ditj€nbun, 1999). Ekspor minyak sawit mentah (CPO)menghasilkan devisa senilai US$ E00 ribu pada tahun 1996,meningkat menjadiUS$ 2,1juta pada tahun 2003 (CIC,2004).Menyediakan kesempatan kerja bagi lebih dari 2juta tenagakerja di berbagai sub sistem.

Tanaman kelapa sawit menjadi sumber pangan dan giziutama dalam menu penduduk. Selain itu, perkembanganpenggunaan penggunaan minyak kelapasawit sebagai bahanbokar bio{ieseldi Eropa danAmerika mendorong kita untukmenguasai seluruh spektrum produk industri hilir k€lapa sawityang menguntungkan (Media Indonesia 2006).

Produksi kelapa sawit dalam bentuk TBS (Tandan BuahSegar) pada lahan kelas I rata-rata24,32 ton TBS/ha/tahun.Tingkat produksi ini masih rendah bila dibandingkanpotensinya yang dapat mencapai lebih dari30 ton TBS/ha/tahun (Lubis, 1990). Faktol penyebab rendahnya produksiTBS selain kesuburan tanah yang rundah, hama dan penyakit,dankendala iklim,juga dipengaruhi oleh belum maksimalnyaproses penyerbukan pada produk:i buah sawit.

Bungajantan dan betina kelapa sawitterdapat pada ketiakdaun yang berbeda tetapi pada tanaman yang sama(nonoeciw). Penyerbukan bunga kelapa sawit terjadi secarasilang karena kedua bunga mekar pada waktu yang tidaksama. Untuk itu, dalam proses penyerbukan perlu adanya

10

bantuan faktor luar agar didapat penyerbukan yang maksimal.Penyerbukan tidak hanya dilakukan oleh angin tetapijugaperlu dibantu oleh serangga penyerbuk. Di Malaysieditemukan serangga pada bungajantan kelapa sawit, yaituApis indica, Apis dorsata, dan Melifuna lueviceps,namutketiga serangga ini tidak mengunjungi bunga kelapa sawilbetina akibatnya penyerbukan tidak maksimal (Chairani &Taniputra, l9E5).

Dalam upaya untuk mernperoleh hasilyang maksimalpada produksitandan buah kelapa sawit, pemerintah lndonesirtefah mengintroduksi kumbang penyerbuk, Elaeidobiskauerunicus F aust, (Coleoptera: Curculionidae) pada bulanMaret tahun 19E3. Perubahan yang didapat menunjukkarpeningkatan terhadap persentase berat buah. Kumbangpeny€6uk inidapat m€nggantikan penyerbukan buatan yar6dilakukan oleh manusia. Penyerbukan yang dilakukan oletkumbang inisecara signifikan dapat meningkatkan benltandan (Chairani & Taniputra, 1985). Untuk lebi lmengefekti{kan t kumerunicus dalam penyerbukan kelaprsawit, perlu dikajitentang kehidupan kumbang tersebulTulisan ini melaporkan tentang daur hidup kumbangpenyerbuk, E. kamerunicusyang diberi pakan bungajanlrkelapa sawil di laboratorium.

TMTODEPENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium EntomoloigiJurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanii.Universitas Sriwijaya, dari bulan Oktober hingga Desembcr2004. Suhu dan kelembaban relatifselama penelitian adaE25-30'C dan70%.

Cara Kerja. Pengumpulan pupakumbugE. koncrnityang diambil dari pertanaman kelapa sawit di sekitar kampUnivenitas Sriwijaya, lnderalaya. lalu pupa diletakkan Fiwadah plastik (tinggi 6,5 cm, diameter 5,5 cm), prg

Page 2: DAUR HIDUP KUMBANG PENYERBUK, Elaetdobius ktmerunicus F

il hr hlf4lunhng patyerbuk

Ifll ctor. Pupa dipelihara sampai muncul imago.Fr mcnjadi imago, kemudian diambil sePasang

E t*rtnicus dan dimasukkan ke dalam tabung

-.

yrrg sebelumnya telah diletakkan Potongan bungaqrjerg 3 cm) kelapa sawit yang baru mekar selamarcdr iiu polongan bunga tadi diganti dengan yang

-r

kumbang betina mati.E potongan bungajantan tadidiamati dan hitung

rctur yang diletakkan induk betina. Bunga yangrlur diletakkan pada wadah plastik (tinggi 6,5 cm,5.5 cm) dan diamati hingga telur m€netas. Lalu,

dibooglar dengan hati-hati agar tidak membunuh lan4dilakukan sampai ke bagian anakan bunga.

dihitungjumlah larva yang terbentuk. Larva yangitu lalu dimasukkan pada tabung film yang

&rnya telah diletakkan bungajantan kelapasawit yangd dibclah-belah untuk pakannya, setiap hari pakan diganti

-;rr

yang baru. Kemudian diamati perkembangan frsebra Kegiatan inidilakukan hingga lana menjadipupa pupaq rrbentuk dicatot s€tiap hari.

h?s terbentuk, kemudian diletakkan didalam abung filmE seb€ lumnys te lah dimasukkan anakan dari bunga kelapari yang telah dipisah-pisah antara anakan pada satu tangkaibga (dalam kondisi sudah kering). Pupa yang adad.r.tkan di atas anakan bunga tersebut, lalu diamati;rtanbangan pupa tcrsebut sampai berubah menjadi imago.bgo imago yang terbentuk kemudian diamati morfologinya,

-

dihitungjumlah imago jantan dan betina. Perlakuan

-bng

l0 kali.Amlisis Drt!. Adapun peubah yang diamati pada

Felitian ini adalah keperidian dan mortalitas telur danrorfologi telur, stadia larva dan mortalitas larva, stadiaFa dan morralias pupa, jumlah imago yang muncul, lamaSdup imago, morfologi telur, larva, pupa, dan imago, danrisbah kelamin. Data yang didapat selanjutnya dianalisisrccara deskriptifdan ditampilkan dalam bentuk grafik danEbel.

IIASILDANPEMMHA.SAN

Deur Hidup, Lama perkembangan pradewasa E.ton erunicus ysngmerupakan hasil penjumlahan stad ia telur,bna, dan pupa be*isar antara I 4- I 6 hari (Tabel I ). Stad iat€lur rata-rala hanya 3 hari, namun fase larva membutuhkanwaktu perkembangan yang paling lama dibandingkan fasetelur dan pupa. Lama perkembangan pradewasa kumbangini lebih dipengaruhi suhu ruangan. Semakin tinggi suhu,semakin singkat lama perkembangan pradewasa. Suhu yangl€bih tinggi dapat lebih mempercepat metabolismeseranggayang akhir menrpercepat perkembangannya.

Daur hidup E laaeruricra erat kaitannya dengan lamaperkembangan pradewasa karena daur hidup merupakanlama perkembongan pradewasa diambah dengan waktu yangdibutuhkan imagoyang baru muncul untuk bertelur pertamakali. Rata-rata daur hidup kumbang penyerbuk adalah 15,5hari(Tabel l). Daur hidup paling lama mencapai lThari.

Kisaran lama hidup antarajantan dan betina adalah 4-Ehari(fabel I), namun rata-rata lama hidup betina lebih singkat

dibandingkanjantan. Lama hidup dapat diperparjang bilakumbang diberipakan, seperti madu l0%. Di lapangan,ketersediaan nektar yang dihasilkan oleh tumbuhan di sekiiarp€rtanaman kelapa sawit merupakan sumber pakan bagikumbang pnye uk ini.

Keperidian. Berdasarkan selang penggantian pakansetiap hari, ditemukan bahwa kumbang telah mampu benelursejak haripertama (Gambar l). Jumlah telur yang dilerakkanpada mulanya rendah, lalu terus terjadi peningkatan danjumlah tertinggi diletakkan saat kumbang berusia 4 hari.Semakin tua unrur kumbangjumlah telur yang diletakkansemakin berkurang, dan tidak ada lagitelur yang dilaakkansetelah kumbang berumur 9 jam,

Nisbah Kelamin. Rata-rata p€nientase keturunal beiinayangdihasilkan oleh seekor kumbang E. kamenrnicus lebihbanyak dibandingkan keturunanjantan (Tabel l). Umumnyaserangga menghasilkan nisbah kelamin bias betina apabilaserangga kondisi sepasang atau betina hanya sendirian, nilaianak betina cenderung akan meningkat sehingga indukcenderung mengatur pembuahan yang dapat menghasilkanlebih banyak keturunan betina.

Tabel l. Atribut biologi Elaeidohius kanerunicwFaust.

AtUf Udcri n X-{ri R|t.{aLgars|d.r (h{i)gdsIws(hri)gsla Fpa (hri)Dar l*lp (hri)

n2&33712 7€ 7,27i2 .l-5 .1,372 1$r7 rl5

10 313 7,2

tfl|a hit|.p krfltcE bdiE (l'ri) 10 ,l{ tgLrna hitp knta! iri'l (hri) 10 4{ 7.1fapcidtr (b(rtt/bdila)Fe,s8ni.. k8ftrun'l bdina (%) 7i2 3+75 53,6

n = jumlah contoh

Uraa l(llmb,|g bdiu (h!n)

Cambar I. Sintasan reproduksi harian kumbaog betinaEIae idob ius komeruricrc Faust.

Morfologi Inrgo. Kumbang pnyerbrk E. tanerunicasmemilikiciri khas, yaitu pada alat mulutrya terdapat moncoogsehingga disebut kunrbang moncong. Tclur yang barudiletakkan kuning bening, lalu telur rnenetas menjadi larvayang berwama putih kekuningan. Pupayang baru terbentukbarwarna kuning, semakin tua warnanya semakin coklat.Ukuran tubuh kumbang jantan cenderung lebih kecildibandingkan kumbang b€tina. Umumnya pada serrngga,tubuh imago betina relatif lebih besar dibandingkan imagojantan karena imago betina harus bugarguna menghasilkantelur dan meneruskan keturunannya (Tabel2).

ta)!

r l^c€

2 t-g

Ir lto

0

I o.eI'E 0.0aE 01

Fo,

12 3i | 5 6 7 8 9

1t

Page 3: DAUR HIDUP KUMBANG PENYERBUK, Elaetdobius ktmerunicus F

ACRn qt)t r.or: (Agustus 2006)

't'6h-t ? I

KBSIMPUI.ANDANSARAN

XESIMPTJIAN

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan daur hidupkumbang penyerbuk berkisar antara l5-17 hari, stadiatelur3 hari, larva 7-8 hari, pupa 4-5 hari, dan lama hidup kumbangmencapai E hari, dan keperidian kumbangE. kamerunicusmoncapai l3 butir/betina, keturunan betina lebih banyak(53,6%) dibandingkall. ia an (46,40/0).

SAR,{N

Berdasarkan data hasil penelitian ini diketahui kumbangE. kamerunicus memiliki keperid ian yang tidak begitu tinggi,namun lama hidup cukup panjang karena itu disarankan agarpemberian pakan tambahan di lapangan yang dapatmoningkatkan keperidian kumbang. Pakan tambahankumbang dapat berupa nektaryang dihasilkan oleh bungatumbuhan liaryang ada di sekitar portanaman kelapa sawit.

?4 ?'1,5 terle,td( pada moncong, tedapat dua buram pda kepala danpasarE sayap, sayap depan elytra, sedaJ€kan ? coldatdilindu€i oleh elytra, ? pada mer€kilst pada bagianmo.rcongn)tstebal,lilakbengkok tr.buhnyadan agak Fndek, sedarEkan ? alatmdd (moncorEnya) tipis, lebihpariary dari alat mulul ? , danbemkok pda morEongnya.

DAFTARPUSXAIq

Chairani, M & B. Taniputra. 1985. Pengaruh Elaeidobiuskamerunicus terhadap produks i kelapa sawit di BukitSentang. Buletin Perkebunan l6(4):149- 157.

CIC. 199E. Laporan khusus: Prospek perkebunan kelapasawit di Indonesia. lndocomercial3. No. 198.26 Marctt998.

Ditjenbun. 1999. Statistik perkebunan kelapa sawit.Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta.

Lubis,A.U. 1990. Paket teknologi pembangunan prtebuunkelapa sawit menuju keberhasilan dan efisiensi.Prosiding Pertemuan Teknis Kelapa Sawit, DinasPerkebunan, Propinsi Riau.

Media lndonesia.2006. Minyak nabati siap gerakkan mesindiesel. Rabu l0 Mei2006.

Tabel 2. Morfologi kumbang penyerbuk, Elaeidobiw kanermicus F aust.

k€pala, tur€kai dan

hari benbgh meriadi kunir€kecoklatan dan kerndien

r:

L2