hidup adalah pergerakan

16
Hidup Adalah Pergerakan Buletin Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII); Agustus 2010 sebagai agen intelektual reaktualisasi peran mahasiswa mengenal fasilitas kampus info peluang, deadline & syarat tak selalu demo Menjadi pemimpin yang rendah hati

Upload: others

Post on 27-Feb-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hidup Adalah Pergerakan

Hidup Adalah Pergerakan

Buletin Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII); Agustus 2010

sebagai agen intelektual

reaktualisasi peran mahasiswa

mengenal fasilitas kampus

info peluang, deadline & syarat

tak selalu demo

Menjadi pemimpin yang rendah hati

Page 2: Hidup Adalah Pergerakan

Ahmad Wildan Masyari Pikat Han Chae Yong demi Sejahterakan Indonesia

Pemimpin Umum Abdul Rohman Pemimpin Redaksi Kartini L Makmur Redaktur Pelaksana Hasim A Rachmat Redaktur Artistik Ahmad Munir Staf Redaksi Faiqoh, Alin Aun Adyana, Senja Bagus Ananda, Ana Aniyatul Farihah, Ayu Novianti, Irma Gusmayanti, Dadan Nurhidayat, Ahmad Munir, Woro Rahmat, Mufti Sheva Ramdlani Sirkulasi dan Promosi Fredi, Muhammad Ahkam, Yuski Riswandi, Asep

intelektual

Siapakah intelektual itu? Julian Benda mencoba menjawab bahwa intelektual adalah orang-orang yang kegiatan utamanya bukan mengejar tujuan praktis tetapi mencari kegembiraan dalam mengolah ilmu pengetahuan, renungan ataupun seni. Berkaitan dengan pendapat itu, dapat dilihat bahwa intelektual semacam orang-orang pada zaman dulu yang berperan sebagai moralis. Sementara itu setelah abad 19, semua orang baik ilmuwan, filsuf, sastrawan maupun ulama bermai-ramai menggelorakan gairah politik yang bisa dilihat sebagai perbalikan fungsi. Menurut Benda, perbalikan fungsi inilah yang disebut penghianatan intelektual.

Jadi, apakah kini sudah tidak ada intelektual? Antonio Gramsci melalui bukunya yang berjudul Selections from Prison Noteboks dengan berani mengatakan bahwa intelektual senantiasa ada karena semua manusia adalah intelektual.

Dengan demikian, kita para mahasiswa pun merupakan entitas yang dimaksudkan Gramsci. Sehingga untuk membantah tesis Benda tentang pengkhianatan intelektual, mahasiswa harus menjalankan fungsi intelektual. Namun, sebagai mahasiswa kita tidak perlu melakukan hal yang sama terus menerus seperti yang dilakukan para administrator. Intelektual organik macam mahasiswa justru menunjukkan keintelektualan dengan menjalankan peran sebagai mahasiswa yang profesional.

Maka sebagai intelektual mahasiswa tidak boleh hidup dalam menara gading. Sebaliknya, senantiasa terlibat langsung dalam soal-soal kemasyarakatan. Sebab, sebagaimana pendapat Edward W Said, tugas utama kaum intelektual adalah bergerak dari titik kesejajaran dengan kaum lemah yang tertindas dan tidak terwakili.

salam pergerakan!

KLM

”Marhaban Yaa Ramadhan & Dirgahayu Indonesia”

salam pergerakan

inspirasi

”Education is the ”Education is the ”Education is the ”Education is the most powerful most powerful most powerful most powerful

weapon which you can weapon which you can weapon which you can weapon which you can use to change the use to change the use to change the use to change the

world!”world!”world!”world!” nelson mandela

ruang gerak

Beberapa aktivitas PMII

UI dalam semester ini:

Diskusi Panel

”BEDAH KASUS CENTURY”

Bimbel Gratis SIMAK UI

di Jakarta-Depok-Tangerang

Tahlil setiap Malam Jumat

di Masjid UI

Outbond

Pelatihan Kader Dasar

DITERBITKAN OLEH PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA [PMII] UNIVERSITAS INDONESIA pmiiui.wordpress.com fb: PMII Universitas Indonesia

sekretariat: Pesantren Mahasiswa Mutiara Bangsa tlp/sms: 021-94575715

Page 3: Hidup Adalah Pergerakan

flash news

mbah sapar man manusi a t er t ua di duni a

Guinness World Records mencatat bahwa manusia tertua berusia 114 tahun. Sedangkan Mbah Saparman Surodimejo yang tinggal di Desa Dukuh Segeran, Sragen Jawa Tengah diperkirakan berusia 140 tahun. Memang sangat disayangkan mbah yang masih tampak segar ini tidak mengingat tanggal lahirnya. Akan tetapi kisah masa kecil yang dituturkannya telah merujuk pada tahun sekitar 1880-an. Mbah Saparman mengaku menyaksikan pembangunan pabrik gula Kedung Banteng Gondang yang dibangun sekitar 130 tahun silam. Ia juga dapat dengan lincah menceritakan pengalamannya melalui zaman penjajahan Jepang dan Belanda. Mbah ini sempat menikah empat kali sehingga cicitnya telah berjumlah ratusan orang. (asep, Sastra Arab ‘10)

andr oi d 2. 2. bi sa j adi hot spot bagi 8

per angkat Google akan segera m

erilis sistem operasi

mobile terbaru, yaitu Android versi 2.2. (d

engan

kode nama Froyo) dalam bulan ini. Unikny

a, ponsel

ini bisa menjadi sebuah mobile hotspot Wi

-Fi.

Ponsel memiliki kapasitas untuk

membagikan koneksi internet nirkabel kep

ada

delapan perangkat. Kelebihannya dibandin

gkan

operasi buatan Apple, sistem operasi ini p

un

didukung oleh Adobe Flash.

Namun, untuk koneksi internetnya sendir

i

tetap harus membayar pada operator selu

ler yang

digunakan. (yuzki, Sastra Arab ’10)

mahasiswa itb dikecam karena status fb-nya

Status facebook Dzulkifly Imadul Bilad, mahasiswa

kimia ITB, yang di-update seusai pertandingan Persib vs Persipura menuai kecaman serius dari Solidaritas Mahasiswa Peduli Anti Rasis di Indonesia.

Meskipun Dzulkifly telah meminta maaf melalui statusnya pula, tetapi kecaman terhadapnya tak kunjung mereda. Hal ini karena menurut banyak kalangan rasisme adalah isu yang cukup serius bagi kesatuan dan persatuan bangsa, terlebih pemicunya adalah seorang mahasiswa yang notabene intelektual harapan bangsa. (woro, Manajemen ‘08)

Page 4: Hidup Adalah Pergerakan

Menjadi mahasiswa artinya tidak lagi menjadi remaja yang menyandang status siswa biasa. Menjadi mahasiswa artinya ber-siap menghadapi dunia yang lebih luas den-gan pikulan harapan yang semakin besar di pundak. Apa saja yang harus dipersiapkan?

sistem kredit

Siswa yang berasal dari beberapa SMA unggulan ibu kota meman telah cukup akrab

dengan cara belajar sistem kredit. Akan tetapi pada umumnya, sistem kredit meru-pakan hal baru bagi mahasiswa baru.

Sistem Kredit Semester (SKS) adalah beban studi yang ditetapkan kampus tiap semesternya. Satu SKS adalah sebuah paket belajar yang terdiri dari 50 menit kegiatan tatap muka di kelas, 60 menit kegiatan ber-struktur, dan 60 menit kegiatan mandiri.

Artinya, tiap satu SKS kita harus belajar selama 170 menit. Sedangkan satu semester biasanya ditempuh selama 14-16 minggu.

Sangat berbeda dengan sistem belajar siswa di SMA yang mata pelajarannya sudah ditetapkan pihak sekolah, di perguruan tinggi mahasiswa bebas memilih mata kuliah dan beban SKS yang akan diambilnya. Mahasiswa juga bebas mengatur waktu ku-liahnya sendiri.

disiplin sendiri

Berstatus sebagai mahasiswa mengan-

info utama

dung konsekuensi harus mampu bertang-gung jawab terhadap diri sendiri, orang tua, lingkungan, dan masyarakat.

Tidak akan ada lagi satpam yang ber-jaga untuk menghukum orang-orang yang telat seperti di SMA, karena itu masuk ku-liah atau bolos sepenuhnya pilihan otonom seorang mahasiswa.

Mahasiswa tidak lagi dijejali dengan ketentuan-ketentuan yang mengha-ruskannya untuk disiplin sebagaimana di SMA, sebaliknya mahasiswa dituntut untuk menerapkan disiplin diri demi kesuksesan studi dan kehidupannya.

aktif mencari

Pada waktu menjadi anak-sekolah di SMA, guru mengambil peran sebagai sum-ber utama yang mengarahkan dan mem-bimbing. Di perguruan tinggi, dosen hanya-lah berperan sebagai fasilitator. Mahasiswa mau tidak mau harus aktif sendiri untuk mencari informasi dan belajar melalui sum-ber-sumber lain seperti buku-buku di per-pustakaan, media massa, atau mendatangi ahli-ahli.

Sigap dan tanggap adalah kunci untuk meraih kesuksesan dalam hal ini. Maha-siswa harus senantiasa up to date terhadap informasi-informasi yang berkaitan dengan bahan kuliah, teknis perkuliahan atau hal-hal lain yang berkaitan dengan itu. (alin, Kesehatan Masyarakat ‘08)

selamat datang mahasiswa baru

Kata “Maha” senantiasa menjadi kata sandang bagi Tuhan, kecuali satu:

Maha-siswa. Maka, banyak paradigma siswa yang harus segera

direkonstruksi untuk menjadi Mahasiswa.

bersiap menetas dari “kepompong” paradigma anak-sekolah

Page 5: Hidup Adalah Pergerakan

danau

Kampus UI memiliki banyak danau buatan yang suasananya sangat hijau me-neduhkan. Danau-danau tersebut dapat di-jumpai antara lain di dekat Masjid UI, dekat Fakultas Ekonomi, antara Fakultas Teknik-Fakultas Ilmu Budaya, dan dekat asrama mahasiswa.

Di sekeliling danau tumbuh banyak pepohonan. Tidak mengherankan jika danau menjadi tempat favorit untuk berceng-kerama bersama kawan-kawan ataupun be-lajar dalam ketenagan suasana alam.

perpustakaan

Sambutlah kebanggaan kampus UI yang paling memukau: gedung perpusta-kaan UI. Perpustakaan ini baru dibuka pada tahun akademik 2010-2011. Nantinya pe-layanan kepustakaan akan terpusat pada satu perpustakaan ini. Jadi, mahasiswa akan lebih mudah dalam mencari referensi karena tidak perlu repot melalui pelayanan antar perpustkaan fakultas.

Selain itu, yang memukau dari gedung

info utama

baru ini adalah arsitekturnya yang sangat artistik dan fasilitas-fasilitasnya yang me-manjakan mahasiswa dalam menunjang kegiatan akademik dan riset.

bikun go green

Dengan bus yang disebut bikun (bis kuning) karena warna domi-nannya adalah kuning ini UI mewu-

judkan visi go greennya. Bus ini beroperasi setiap Senin-Jumat pukul 07.00-19.00 dan Sabtu pukul 07.00-12.00, dengan dua rute, yaitu:

Bus berlabel merah: Asrama-Gerbatama-Stasiun UI-FH-Masjid-Balairung-FIK-FMIPA-Politeknik-FT-FE

Bus berlabel biru: Asrama-Gerbatama-Stasiun UI-FPsi-FISIP-FIB-FE

sepeda

Sepeda dapat digunakan oleh mahasiswa den-gan cara menunjukan KTM ke petugas yang menjaga. Sepeda dapat digunakan sepuasnya, tetapi tidak boleh keluar dari jalur se-

peda yang telah disediakan. Sepeda juga boleh dikembalikan di terminal mana saja. Sepeda dapat digunakan setiap Senin-Jumat pukul 07.30-17.00 dengan shelter di Balairung, Masjid UI, FIB, Perpustakaan, Fasilkom, PAUI, FPsi, Stasiun UI, FISIP, FE, FT, dan Wiramakara. (irma, Hukum ’09)

Universitas Indonesia

Menjadi bagian keluarga besar civitas academica Universitas Indonesia

adalah anugerah. Saatnya mengenal lebih dekat kampus tercinta ini.

kampus kuning yang hijau & memukau

Page 6: Hidup Adalah Pergerakan

tanoto foundation

Lembaga ini menyediakan beasiswa yang cukup menjamin kebutuhan studi se-lama menjadi mahasiswa. Seleksinya me-mang cukup ketat sehingga wajar menjadi beasiswa yang cukup bergengsi. Namun, persyaratan untuk meraihnya tidaklah terlalu sulit.

Syaratnya, berjiwa kepemimpinan dan memiliki komitmen untuk ikut memajukan bangsa Indonesia, minimum nilai rata-rata raport kelas 3 SMA 8,0 (skala 10). Biasanya pendaftaran dibuka antara bulan Oktober-Desember.

Info: www.tanoto-foundation.or.id

pt. shell indonesia

Beasiswa yang dijanjikan amatlah menggiurkan. Selain menyediakan tunjan-gan biaya pendidikan, PT. Shell Indonesia juga memberikan biaya hidup. Utamanya, beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa yang benar-benar membutuhkan dukungan finansial. Selain itu, syarat uniknya calon penerima diharuskan pula membuat sebuah esai. Prosedur pendaftarannya adalah me-lalui mahalum fakultas dan biasanya dibuka sekitar bulan Juli.

Info: Gedung Pelayanan Mahasiswa Terpadu UI

info utama

bank rakyat Indonesia

Masing-masing fakultas hanya mere-komendasikan empat orang calon pene-rima. Oleh karenanya surat rekomendasi dari pimpinan fakultas menjadi syarat mut-lak untuk meraih beasiswa ini. Syarat lain-nya adalah mahasiswa tidak bekerja atau memiliki ikatan dinas. Biasanya beasiswa ini dibuka pada bulan November-Desember setiap tahunnya.

Info: Manager Urusan Mahasiswa dan Alumni masing-masing fakultas

yayasan goodwill

Beasiswa yang diberikan mencakup biaya pendidikan dan biaya hidup. Hal ini berkaitan dengan misi pemberian beasiswa Yayasan Goodwill untuk mengasah potensi mahasiswa, memberikan jaminan gizi dan kesehatan, memberikan pelatihan-pelatihan untuk mempertajam nilai-nilai kepribadian.

Info: goodwill.or.id

yayasan supersemar

Beasiswa yang telah dikenal sejak lama ini diberikan dengan mekanisme bu-lanan untuk menunjang biaya studi. Bi-asanya dibuka sekitar bulan Maret. Pen-daftarannya melalui mahalum masing-masing fakultas. Peluang untuk mendapat-kan beasiswa ini sangat besar, sebab, setiap tahunnya terbuka bagi 180 maha-siswa regular. (ahkam, Geografi ‘09)

Sekali lagi, bersyukur telah berkesempatan menjadi mahasiswa UI. Inilah kampus dengan berjuta peluang beasiswa yang senantiasa diraih setiap tahunnya. Ada beasiswa yang memprioritaskan penerimanya berasal dari keluarga yang mengalami kesulitan financial. Tak terhitung pula beasiswa yang mewarkan gengsi bagi para peraihnya. Tentu prestasi menjadi modal utama, lebih dari itu keberanian mencoba dan optimisme merupakan determinan lain yang cukup menentukan.

Di sini akan dikulik beberapa lembaga pemberi beasiswa yang cukup popular bagi mahasiswa UI. Selain itu, informasi mengenai lembaga pemberi beasiswa lain juga dapat dicari melalui akses mesin pencari seperti google. Selamat berburu beasiswa.

berjuta peluang telah menanti untuk diraih

Tahun pertama menjadi mahasiswa baru adalah momentum berburu

beasiswa. Demi jaminan kelangsungan studi dan atas nama prestige.

mari memburu beasiswa!

Page 7: Hidup Adalah Pergerakan

tugas cendekiawan muslim:

sebagai “direktur film” masyarakat

Dr. Ali Shariati adalah tokoh terkemuka yang memiliki kontribusi sangat besar dalam melakukan revolusi intelektual di kalangan terpelajar Iran, menjelang revolusi fisik tahun 1979. Tetapi ini bukanlah buku provokatif yang mengajak revolusi secara fisik. Lebih dari itu, tulisannya dalam buku ini sangat ”menggerakkan” untuk merelevansikan peranan mahasiswa (baca: intelektual) terhadap kondisi masyarakat.

Pada satu sisi, sebagai entitas dunia akademis, mahasiswa menyandang peran sebagai seorang intelektual. Di sisi lain, sebagai generasi muda penerus bangsa, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat menuntut sumbangsih nyata bagi pembangunan.

Berkaitan dengan ”peran-ganda” mahasiswa tersebut, Dr Ali Shariati menjabarkan pemikiran-pemikiran yang san-gat menarik untuk dicermati. Dikatakan olehnya, bahwa sesungguhnya seorang intelektual adalah layaknya direktur film. Sebagai seorang direktur, ia menjadi pengarah masyarakatnya yang ia amati dan yang berbagai tipe sosialnya harus ia ketahui dan kenal secara baik.

Sayangnya, dengan tegas pun Dr Ali Shariati menilai bahwa intelektual sekarang telah memisahkan diri dari masyarakat (hlm. 245). Intelektual memang berbicara mengenai masyarakat, tetapi apa yang dibicarakannya tidak lebih dari kata-kata dan gagasan-gagasan terjemahan dari Barat. Padahal sebagai seorang intelektual, senyatanya harus bisa menjaga jati diri bangsa tanpa membeo Barat ataupun Timur.

Konstruksi peranan intelektual dalam masyarakat yang dipaparkan oleh Shariati memang terlihat ideal. Akan tetapi, tidak perlu langsung bersikap apatis. Sebab, ia pun dengan rendah hati menjabarkan ”tips” untuk merealisasikan pemikirannya itu. Dengan gamblang ia menuturkan langkah-langkah apa yang perlu diambil. Namun diiakuinya, bahwa langkah-langkah yang diberikan sebagai inspirasi kaum intelektual dalam mencari pemecahan masalah di masyarakat membutuhkan waktu yang tak sekejap. Terlebih, tips Shariati juga berangkat dari pengalamannya mendorong kesuksesan revolusi intelektual Iran.

Selain berisi pemikian-pemikiran yang menyegarkan wawasan baru tentang kehidupan modern dan pemikiran Islam, buku ini juga sangat asyik dinikmati karena ditransformasikan ke dalam bahasa Indonesia yang lugas dan mengalir. Dan seperti catatan kecil penerjemah (yang seorang Tokoh Muslim Sunni di Indonesia), sesungguhnya buku ini meskipun ditulis oleh seorang tokoh Muslim Syi’i, bukanlah menjadi sebuah percikan pemikiran Syi’ah di Indonesia. (senja, Sastra Indonesia ’08)

Mahasiswa sebagai kaum

intelektual memiliki tanggung

jawab untuk pembangunan

masyarakat. Seperti apakah

bentuk tanggung jawab itu? Dan

bagaimana merealisasikannya?

Buku ini memuat pemikiran yang

cukup radikal namun relevan

dalam menjawab pertanyaan itu.

ulasan buku

judul: Tugas Cendekiawan Muslim

penulis: Dr. Ali Shariati

penerjemah: Dr. M. Amien Rais

penerbit: Rajawali Pers, Jakarta

tebal: xii + 276 halaman

Page 8: Hidup Adalah Pergerakan

1908

Ini adalah tahun pertama kalinya mahasiswa menyadari betapa pentingnya pergerakan terwadahi dalam sebentuk organisasi. Maka pada 20 Mei 1908 terbentuklah Boedi Oe-tomo atas gagasan dr. Soetomo.

1928

Pada tanggal 28 oktober 1928 terjadi suatu momentum yang menjadi sumber api gelora pergerakan mahasiswa dan pemuda Indonesia yang takpernah padam: sumpah pemuda. Sumpah pemuda diadakan atas inisiatif PPPI (perhimpunan pelajar-pelajar Indonesia ), sebuah organisasi yang terdiri dari pelajar-pelajar seluruh Indonesia.

1945

Ketika Jepang berkuasa, pergerakan mahasiswa dikebiri secara ketat. Organisasi-organisai pelajar dan

isu utama

mahasiswa dilarang sama sekali. Sehingga terjadi pembubaran organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa pada masa itu. Hal ini membuat pola pergerakan mahasiswa dalam bentuk diskusi-diskusi kecil yang dilakukan di asrama-asrama seperti asrama Menteng Raya, asrama Cikini, dan asrama Kebon sirih. Diskusi-diskusi ini justru membentuk generasi 1945, yang menuliskan peristiwa terbesar dalam sejarah bangsa: kemerdekaan Negara Republik Indonesia.

1966

Pada masa ini pergerakan mahasiswa berpusat pada penolakan komunis. Mereka

dikenal dengan angkatan ’66, masa ini merupakan kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasionalis, yang sebelumnya masih ada yang bersifat kedaerahan. Angkatan ’66 berhasil

tak selalu berwarna demonstrasi sejarah pergerakan mahasiswa di Indonesia

Saat ini dalam keseharian mahasiswa, kembali menyeruak semangat pergerakan sebagai pengawas kebijakan pemerintah yang mulai melenceng. Sesungguhnya sejak kemerdekaan belum menjadi milik Negara Indonesia, pergerakan mahasiswa telah mencatat sejarahnya sendiri. Mari kembali sedikit kita kulik torehan catatannya!

Bagaimanakah bentuk dan peran mahasiswa sebagai agent of change

dalam pentas perjalanan sejarah bangsa?

Page 9: Hidup Adalah Pergerakan

membangun kepercayaan masyarakat atas bahaya komunis. Mereka menolak adanya komunis yang ada di Indonesia.

1974

Pada tanggal 15 Januari 1974 terjadi suatu peristiwa yang disebut ‘peristiwa malari’. Peristiwa ini dilatar belakangi kekecewaan terhadap pemerintahan Orde Baru yang melakukan tindakan-tindakan korupsi dan berusaha melakukan rekayasa politik demi mempertahankan status quo Orde Baru. Pada tahun 1974 ini pergerakan mahasiswa meneriakkan ‘Ganyang Korupsi’ dan menuntut untuk turunkan harga dan menghapus asisten pribadi presiden.

Akhirnya gerakan ini berbuntut kepada dihapuskannya sistem Asisten Pribadi Presiden.

1978

Tahun 1978 merupakan masa dimana mahasiswa semakin berani meneriakkan rasa ketidakpuasan terhadap pemerintahan Orde Baru yang otoriter. Awalnya pemerintah berusaha mengadakan dialog terhadap Mahasiswa, namun Mahasiswa menolaknya. Sehingga pada masa ini terjadi pendudukan militer terhadap kampus-kampus yang dianggap melakukan pembangkangan politik. Selanjutnya pemerintah membentuk NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan).

Dengan terbentuknya NKK/BKK dan muncul-nya UU yang berusaha mengatur seluruh kegiatan mahasiswa, terjadi kelesuan dalam pergerakan mahasiswa. Semua kegiatan mahasiswa telah ditentukan oleh rektor dan pembantu rektor. Kegiatan mahasiswa pada masa ini hanya diarahkan kepada kepentinagn akademis belaka.

1990

Mendikbud Fuad Hasan menghapus NKK/BKK, kemudian menggantinya dengan POUK (pedoman umum organisasi mahasiswa). Melalui PUOK ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). SK ini disambut dengan pro dan kontra dari kalangan mahasiswa sendiri. Kalangan pro menganggap bahwa dengan SK ini menandakan adanya basis kekuatan dari pergerakan mahasiswa. Sedangkan yang kontra beranggapan bahwa ini adalah merupakan suatu upaya pemerintah untuk menarik manusia ke kampus dan memotong

ekstra kampus seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan lainnya.

1998

Kediktatoran, KKN, tidak adanya ruang untuk berpendapat, kehidupan yang terkungkung dalam ruang-ruang yang disekat secara abstrak oleh pemerintah pada masa itu. Hal itu semua merupakan beberapa alasan yang kemudian mencuat-nya tindakan-tindakan menuntut turunnya rezim kediktatoran dan diadakannya refor-masi di Indonesia pada masa itu. Melalui pendudukan gedung MPR dan DPR oleh ribuan mahasiswa memaksa Presiden Soe-harto turun dari jabatannya.

2009

Pasca reformasi, tahun 2009 inilah pergerakan mahasiswa kembali menunjukkan dinamika yang begitu bergelora. Warna pergerakan ini semakin bervariatif, selain berbentuk demonstrasi di jalan-jalan protokol, juga dengan aksi teatrikal dalam bingkai gelaran aksi damai, pentas pertunjukan musik yang membawa muatan pesan filosofis, audiensi dan debat dengan penentu kebijakan seperti anggota DPR, menggelar diskusi publik di kampus maupun di stasiun televisi.

Pergerakan mahasiswa yang sangat menonjol di tahun 2009 sejak bulan Oktober lalu adalah dalam rangka merespon situasi bangsa atas isu kriminalisasi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menjadi garda terdepan pemberantasan korupsi di Indonesia. Gencarnya tekanan pergerakan mahasiswa menjadi salah satu faktor kuat segera diselesaikannya kasus tersebut. Antara lain terlihat, dari keputusan untuk membebaskan dua pimpinan KPK yang ditahan. (faiqoh, Sastra Rusia ’08)

Page 10: Hidup Adalah Pergerakan

inferioritas pintu masuk pragmatisme

wawancara tokoh

khofifah indar parawansa:

Khofifah Indar Parawansa, tokoh perempuan Indonesia yang sangat vokal. Menteri Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Abdurrahman

Wahid ini keberaniannya semakin mendatangkan simpati banyak kalangan ketika ia gigih menggugat kecurangan Pilkada Jawa Timur. Belum lama ia meluncurkan buku Khofifah Indar Parawansa: Melawan Pembajakan Demokras i , Pelajaran dari Tragedi Pilkada Jatim.

Tak hanya menembus jalur politik, kiprahnya dalam membela masyarakat masih t e r us be rgu l i r me l a lu i pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan. Kepeduliannya terhadap dunia p e n d i d i k a n p u n t e r e j awan tahkan da l am perjuangannya membangun Sekolah Khodijah Surabaya sebaga i seko lah is lami berkualitas internasional.

Pengalamannya sebagai aktivis gerakan mahasiswa, dapat menjadi inspirasi yang menggugah semangat dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang Khodimatul Ummah. Berikut petikan wawancaranya dengan Kartini, Fakultas Hukum ’08.

Berdasarkan pengalamannya ia melihat banyak aktivis mahasiswa yang

menjadi pragmatis saat keluar dari dunia kampus. Bagaimana solusinya?

Menurut Ibu bagaimana pergerakan mahasiswa saat ini?

Sebagian besar mahasiswa masih memiliki jiwa pergerakan, dan saya melihat pergerakannya itu masih dalam tataran idealisme dan kreativitas. Kalaupun ada yang menjadikan demo sebagai hal yang paling penting, ya saya pikir di setiap organisasi pasti ada satu dua orang.

Apakah itu berarti demo tidak penting?

Utamanya, yang lebih penting dari demo adalah pembangunan idealisme dan kreativitas tadi. Ini sangat penting karena

dapat menjadi benteng dari penetrasi pragmatisme yang sudah luar biasa.

Seperti dapat kita lihat dari kasus cicak vs buaya, kalau tidak di-support oleh kalangan mahasiswa barangkali Tim 8 juga tidak terbentuk, kita masih dalam proses kepura-puraan penegakkan hukum apakah itu oleh jajaran kepolisian atau kejaksaan mereka bisa menahan orang tanpa alat bukti yang cukup kuat... Dan kita melihat kan, idealisme yang ditunjukkan mahasiswa cukup tinggi. Mereka tidak hanya men-support dengan demonstrasi, tetapi lebih banyak justru dengan aksi-aksi di dalam ruangan.

Page 11: Hidup Adalah Pergerakan

ketika saya datang dengan mobil saya yang tidak mewah.

Tidak mudah, memang. Dan banyak orang yang tidak cukup pede jika tidak tampil dengan standar luxury semacam itu. Kalau kesetaraan kita diukur dengan standar lux semacam itu, betapa saya melihat betapa memprihatinkannya.

Tetapi, standar itu sudah menjadi semacam asumsi umum?

Justru itu, kalau memang kebanyakan orang meganggap itu standar umum, kita harus bisa merubah paradigma. Mulai dari diri sendiri. Tidak perlu lah, iku-ikut standar begitu. Kalau kita tidak pede dan menjadi inferior karena memilih pola hidup

sederhana pragmatisme malah mudah masuk. Infrioritas itulah yang menjadi pintu masuknya.

Seorang mahasiswa yang bergerak dengan ideologi maupun kreativitasnya harus senantiasa bangga dengan jati dirinya, dong!

Untuk meredam gejolak atas godaan seperti itu kan, tidak mudah?

Memang betul. Saya akui, hati saya pun tidak seratus persen bebas dari godaan itu. Tetapi inilah, berkaitan juga dengan stabilitas hati. Sebab, terhadap godaan itu yang terpenting adalah bagaimana kita meredamnya. Kebiasaan saya, untuk meredam godaan-godaan hati, saya selalu berpuasa diikuti shalat malam.

Kalau warna pergerakannya sendiri, dinamika yang Ibu lihat seperti apa?

Warnanya memang ada yang kanan terlalu kanan dan bermuara pada liberalisme. Sedangkan yang terlalu kiri, kelompok hardliners yang melihat segala hal haram semua. Saya rasa kita perlu tetap berdiri di titik keseimbangan.

Manifestasi pergerakan dalam bangunan idealisme dan kreativitas itu idealnya bagaimana?

Mahasiswa tetap menjadi moral force, sebab memang mahasiswa belum memiliki kapital. Persoalannya adalah bagaimana nanti setelah lepas dari kampus. Inilah yang menjadi penting untuk dikawal. Sebab

kita sudah melihat banyak aktivis kampus yang kemudian duduk di DPR, pada akhirnya tetap terkooptasi oleh pragmatisme. Aktivis kampus yang kemudian masuk ke dunia bisnis banyak juga yang terkooptasi oleh pragmatisme.

Menurut saya yang perlu dikawal itu bagaimana idealisme tidak mengalami erosi lalu pragmatisme itu bisa segera dilakukan

penetrasi karena masih ada tarikan-tarikan idealisme. Perlu hati-hati atas kooptasi dari godaan pragmatisme dan mungkin juga ”jebakan” ya, dari mereka yang sudah lebih dulu established.Biasanya kan, pada saat aktif di kampus mahasiswa langsung di-address oleh kelompok-kelompok yang sudah established. Mereka sudah dibangun link-nya, jadi komunikasinya sudah nyambung.

Lalu apa yang harus dilakukan untuk menghadapi godaan-godaan pragmatisme itu?

Saya selalu melihat dunia ini fana. Memang tidak mudah menepis godaan-godaan—yang tidak hanya bersifat pragmatisme tetapi juga bersifat kapitalis. Tetapi kita bisa, dengan melakukan

perimbangan terhadap tujuan kita hidup dan kehidupan yang abadi justru setelah di dunia ini.

Kenapa sih, kita harus berpacu dengan kemewahan-kemewahan dunia? Toh, pada akhirnya yang kita bawa mati bukan itu. Saya melihat betapa banyak teman-teman yang aktivis kampus itu ketika masuk ke dalam dunia yang penuh dengan

establishment, justru menjadi pragmatis luar biasa.

Saya kalau dalam karier politik kan, pernah jadi menteri. Tetapi banyak orang yang tidak percaya rumah saya masuk gang. Banyak orang bertanya-tanya, masak ini rumah pejabat? Oh ini rumah satunya, ya? Ha ha ha.

Tetapi saya tidak pernah rendah diri dengan rumah yang saya punya. Dan orang juga tidak pernah membatalkan pertemuan

Nama: Hj. Khofifah Indar Parawansa

Lahir: Surabaya, 19 Mei 1965

Pengalaman organisasi:

1988-1991 Ketua PB Korps PMII Putri

1990-1995 Ketua Lingkungan Hidup KNPI Jawa

Timur

1990-1995 Ketua Pendidikan dan Pengkaderan

DPC PPP Jawa Timur

1999-sekarang Ketua Yayasan Taman

Pendidikan & Sosial NU Khodijah

1998 Ketua DPP KPB

2000-2005 Ketua Gerakan masyarakat

Pengembangan Keuangan Mikro Indonesia

2000-sekarang Ketua Umum PP Muslimat NU

Page 12: Hidup Adalah Pergerakan

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia

( G M N I )

Berangkat dari keinginan untuk menyatukan tiga

organisasi mahasiwa yang memiliki azas yang sama ke dalam satu wadah,

pada tanggal 22 Maret 1954 terbentuklah GMNI dengan azas Marhaenisme ajaran Bung Karno.

Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia

( P M K R I )

Didirikan pada tanggal 25 Mei 1947 dengan semboyan Religio Omnium Scientiarum

Anima (Agama adalah jiwa segala ilmu pengetahuan). Organisasi yang berazaskan Pancasila dengan jiwa kekatolikan ini memiliki visi menjadi wadah untuk menampung organisasi mahasiswa Katolik lainnya yang berdiri atas azas lain demi persatuan dan kesatuan Indonesia.

Himpunan Mahasiswa Islam

( H M I )

Berdiri pada tanggal 5 Februari 1947 di Yogyakarta. Sejak awal organisasi ini menetapkan Islam sebagai azasnya. Akan tetapi pada tahun 1986 organisasi ini terbagi menjadi dua kelompok dalam paradigma mengenai azas organisasi. Kelompok yang mene-

isu utama

rima Pancasila sebagai azas organisasi menjadi HMI-DIPO sedangkan kelompok yang menolak Pancasila bernama HMI-MPO.

Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia

(K A M M I)

Berdiri pada tanggal 29 Maret 1998 dalam sebuah Forum Lembaga Dakwah Kampus di Universitas

Muhammadiyah Malang. Orientasinya

antara lain pembentukan masyarakat Islami.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

(P M I I)

Lahir pada 17 April 1960 dalam menjawab tantangan zaman. Berideologi Ahluss-sunnah wal Jama'ah (yaitu pendekatan ter-

hadap ajaran agama Islam secara propor-sional antara iman, islam, dan ihsan yang tercermin dalam sikap selektif, akomodatif, dan integratif; Islam progresif, dan trans-formatif yang menerima dan menghargai perbedaan demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan civilized).

Awalnya, PMII di bawah naungan NU tetapi sejak tahun 1973 PMII independen dari kebijakan struktural & fungsional NU. (ana, Sastra Korea ’07)

Ketimpangan-ketimpangan yang terjadi pada diri, lingkungan, bahkan bangsa akan segera dengan mudah terkuak apabila nalar gerak mahasiswa tergelorakan. Berita positifnya yaitu hal tersebut hanya berbahaya bagi pihak yang melakukan hal di luar etika manusia dan mengingkari masyarakat umum. Kesadaran nalar gerak mahasiswa ini salah satunya tampak pada kesadaran untuk berkumpul dalam kelompok pergerakan, organisasi selain unit-unit kegiatan mahasiswa di bawah kebijakan kampus. Mari selayang pandang kita kenal profil beberapa organisasi pergerakan mahasiswa.

saluran nalar gerak mahasiswa selayang pandang organisasi pergerakan mahasiswa

Sejarah mencatat, pergerakan mahasiswa berakar dari organisasi ekstra

kampus. Seperti apakah wujud-wujudnya?

Page 13: Hidup Adalah Pergerakan

“Jika ada pertanyaan apakah pergera-kan mahasiswa saat ini mengalami kemun-duran, stagnasi, atau perkembangan, tentu untuk menjawabnya sebagai mahasiswa kita perlu melakukan refleksi yang cukup men-dalam.

“Kondisi sekarang adalah kondisi se-dang mencari dan belum menemukan ben-tuk yang sesuai. Belum ada bentuk yang bisa kita rasa pas.

“Fase terakhir yang telah menyatukan gerakan kita adalah momentum ‘98, dimana semua elemen menghadapi musuh yang sama yakni kediktatoran dan kesewenang-wenangan. Sehingga mereka dapat menyatu dan bergabung dalam aksi tersebut. Memang pergerakan mahasiswa telah berpindah arah, euforia jalanan sudah bukan pilihan bagi banyak mahasiswa sekarang karena tingkat efektivitas dan keberhasilan yang jauh lebih rendah.

“Saat ini, disamping tidak adanya mo-mentum yang dapat menyatukan pergerakan kita, maka wajar mahasiswa banyak yang lebih memilih jalur lain dalam melakukan gerakannya. Kini yang jelas harus men-jalankan fungsi sosialnya, sebagai gerakan perubahan ke arah yang lebih baik.

“Selain itu, profil mahasiswa secara umum pada generasi kita ini juga menjadi faktor lain atas hal-hal itu. Menurut saya, mahasiswa yang ideal adalah mahasiswa yang kritis tergadap kondisi di sekitarnya,

retorika utama

serta peka terhadap keadaan sosial di seki-tarnya. Kita jelas perlu melakukan usaha untuk merubah ke arah sana, yang paling penting adalah melakukan gerakan yang dapat memperbaiki kondisi masyarakat ke arah yang lebih baik.

“Yang hebat dalam bidang tulis-menulis ya melakukan gerakannya dengan aktivitas menulis. Kalau dikembalikan ke jatidiri bahwa gerakan mahasiswa adalah gerakan moral intelektual, maka apapun bentuknya gerakan mahasiswa harus melandaskan gerakanya pada moral in-telektual. Maka itulah mahasiswa ideal yang dapat berprestasi dan memberikan sumbangan baik bagi bangsa.

“Dalam lingkungan kampus, hingga saat ini banyak persoalan mahasiswa yang belum diselesesaikan seperti permasalahan BOP, hal ini tentu menuntut mahasiswa UI untuk bisa menentukan prioritas pergera-kan mahasiswa UI saat ini.

“Pergerakan kita harus seimbang, di dalam kita juga harus mengkritisi kebijakan yang tidak sesuai terhadap nilai-nilai yang dipegang mahasiswa, tapi diluar juga harus terus melakukan kritik yang membangun untuk pemerintah maupun elemen lain. Saat ini sebenarnya sudah diusahakan ke arah sana hanya memang membutuhkan usaha keras dan bersama-sama, bukan hanya BEM saja, tapi BEM salah satunya saja.” (munir, Geografi ‘07)

Pandangan pergerakan mahasiswa tidak terlepas dari promotor penggerak lembaga kemahasiswaan. Pada tahun 1998, terdapat beberapa penggerak aksi dari kalangan mahasiswa seperti PMII, HMI, GMNI, PMKRI dan lainya. Mereka melakukan aksi untuk mengkritisi kondisi yang tidak sesuai terhadap falsafah kehidupan bernegara kita. Demikian juga dengan BEM UI sebagai bagian dari lembaga kemahasiswaan yang konsen pada isu kebijakan publik, baik di internal kampus maupun eksternal kampus.

Berikut ini adalah penuturan mengenai pergerakan mahasiswa menurut perspektif Trie Setiatmoko, ketua BEM UI tahun 2009.

ketua bem ui 2009, trie setiatmoko:

pergerakan mahasiswa telah berpindah arah

Bagaimana pergerakan mahasiswa menurut perspektif orang yang

pernah menjadi ketua lembaga mahasiswa di UI ini?

Page 14: Hidup Adalah Pergerakan

Don’t ever let somebody tell you, you can’t do something!

Not even yourself..

You got a dream, you gotta protect.

If you want something,

Go get it. Period.

(Chris Gardner, dalam Pursuit of Happyness)

sejahterakan indonesia sambil “memikat” han chae yong

Mungkin seringkali, saat kita memiliki hasrat untuk melakukan sesuatu yang kita suka, banyak orang justru memberikan nasihat maut untuk mematikannya saja. Oleh karena itu, kita harus tahu orientasi yang mendorong untuk berkarya sampai akhirnya menimbulkan kepuasan dan penghargaan bagi diri sendiri.

Itulah filosofi Ahmad Wildan Masyari, mahasiswa angkatan tahun 2007 Fakultas Hukum UI dalam menjalani dua bidang berbeda yang secara sekilas terlihat dikotomis, belajar soal hukum dan praktik bisnis.

Awalnya dorongan itu adalah kecintaannya pada artis Korea bernama Han Chae Yong yang menikah dengan seorang wirausahawan besar, melahirkan sebuah cita-cita yang diutarakannya sambil tertawa kecil, “Siapa tahu nanti bisa nempel sama Han Chae Yong yang lainnya... He he he.”

Lebih dari itu, motivasi besarnya adalah karena ia ingin menyumbang kontribusi untuk membuat Indonesia sejahtera, makmur, dan damai. ” Ada riset yang menyatakan bahwa bila tujuan tersebut ingin tercapai, setidaknya negara membutuhkan 3% penduduknya sebagai entrepreneur. Sedangkan negara kita saja baru memenuhi 0,7% saja,” tandasnya.

Pada semester 4 ia mengikuti seleksi UI Young and Smart entrepreneur yang membuka peluangnya serius berbisnis. Setelah mendapatkan pelatihan – pelatihan bisnis Wildan pun mengambil tantangan untuk diwujudkan secara nyata ide bisnisnya.

Wildan mengajukan gagasan delivery order makanan yang disetujui untuk mendapatkan sponsor. ”Ide ini didasari oleh pengamatan terhadap mahasiswa yang nge-kost dan malas pergi keluar mencari makan,” katanya.

ahmad wildan masyari

profil mahasiswa

telah terjun dalam bisnis online pembuatan website dan pemasaran produk kopi luwak.

Wildan mengakui bahwa selama ini studinya di bidang hukum tak pernah berbenturan dengan aktivitas bisnisnya.

”Mungkin bisnis saya juga belum terlalu besar, namun tetap saja

membutuhkan konsentrasi dan keluangan waktu yang banyak. Namun sejak awal saya sudah berkomitmen bahwa bisnis dan studi harus jalan beriringan. Kalaupun harus memilih, prioritas tetap pada studi,”ujar alumnus SMA Negeri 2 Nganjuk ini.

Sedikit tips agar bisa teguh pada komitmen dalam menjalani bisnis adalah

tetap fokus pada tujuan. Dan yang penting pula didukung koneksi. Koneksi bisa dengan orang-orang penentu kebijakan atau pendukung usaha kita yang bisa kita perluas dengan mengikuti organisasi baik tingkat jurusan, fakultas, universitas maupun organisasi ekstra kampus. (ayu, Hukum ’09)

Page 15: Hidup Adalah Pergerakan

serambi aswaja

Suatu ketika seorang laki-laki mengha-dap Nabi Muhammad SAW dan gemetaran –oleh wibawa beliau-- saat berbicara. Nabi SAW pun berkata menenangkan: “Tenang saja! Aku bukan raja. Aku hanyalah anaknya perempuan Quraisy yang biasa makan ikan asin.” (Dalam haditsnya, menggunakan kata qadiid yang maknanya dendeng, makanan sederhana di Arab. Saya terjemahkan den-gan ikan asin yang merupakan makanan sederhana di Indonesia).

Ketika Rasulullah SAW datang di Mek-kah, setelah sekian lama hijrah, sahabat Abu Bakar Siddiq r.a. sowan bersama ayahan-danya, Utsman yang lebih terkenal dengan julukan Abu Quhaafah. Melihat sahabat karib sekaligus mertuanya bersama ayahandanya itu, Rasulullah SAW pun bersabda “Wahai Abu Bakar, mengapa Sampeyan merepotkan orang tua? Mengapa tidak menunggu aku yang sowan beliau di kediamannya?”

***

Sahabat Abdurrahman Ibn Shakhr yang

lebih dikenal dengan Abu Hurairah r.a. ber-cerita: “Suatu ketika aku masuk pasar ber-sama Rasulullah SAW. Rasulullah berhenti, membeli celana dalam dan berkata: ‘Pilihkan yang baik lho!’ (Terjemahan dari aslinya: Rasulullah bersabda kepada si tukang tim-bang, ‘Timbang dan murahin – bahasa Jawa: sing anget—‘. Boleh jadi waktu itu, beli celana pun ditimbang). Mendengar suara Rasulullah SAW, si pedagang celana pun melompat mencium tangan beliau. Rasulul-lah menarik tangan beliau sambil bersabda: ‘Itu tindakan orang-orang asing terhadap raja mereka. Aku bukan raja. Aku hanyalah laki-laki biasa seperti kamu.’ Kemudian be-liau ambil celana yang sudah beliau beli. Aku berniat akan membawakannya, tapi beliau buru-buru bersabda: ‘Pemilik barang lebih berhak membawa barangnya.’”

***

Itu beberapa cuplikan yang saya terje-mahkan secara bebas dari kitab Nihayaayat al-Arab-nya Syeikh Syihabuddin Ahmad Ibn

Abdul Wahhab An-Nuweiry (677-733 H) jilid ke 18 hal 262-263. Saya nukilkan cuplikan-

cuplikan kecil itu untuk berbagi kesan den-gan Anda. Soalnya saya sendiri, saat mem-bacanya, mendapat gambaran betapa biasa dan rendah hatinya pemimpin agung kita Nabi Muhammad SAW.

Sikap dan gaya hidup sederhana se-bagaimana hamba biasa itu agaknya me-mang merupakan pilihan Rasulullah SAW sejak awal. Karena itu dan tentu saja juga karena kekuatan pribadi beliau, bahkan kebesaran beliau sebagai pemimpin agama maupun pemimpin Negara pun tidak mampu mengubah sikap dan gaya hidup sederhana beliau. Bandingkan misalnya, dengan kawan kita yang baru menjadi kepala desa saja sudah merasa lain; atau ikhwan kita yang baru menjadi pimpinan majlis taklim saja sudah merasa beda den-gan orang lain.

Memang tidak mudah untuk bersikap biasa; terutama bagi mereka yang terlalu ingin menjadi luar biasa atau mereka yang tidak tahan dengan ‘keluarbiasaan’. Apalagi sering kali masyarakat juga ikut mem-

bantu’ mempersulit orang istimewa untuk bersikap biasa. Orang yang semula biasa dan sederhana; ketika nasib baik mengis-timewakannya menjadi pemimpin, misal-nya, atau tokoh berilmu atau berada atau berpangkat atau terkenal, sehingga yang bersangkutan menjadi tidak istimewa. Keistimewaan orang istimewa terutama terletak pada kekuatannya untuk tidak terlena dan terpengaruh oleh keistime-waannya itu. Keistimewaan khalifah Allah terutama terletak pada kekuatannya untuk tidak terlena dan terpengaruh oleh kekhali-fahannya, mampu menjaga tetap menjadi hamba Allah.

Nabi Muhammad SAW adalah contoh paling baik dari seorang hamba Allah yang menjadi khalifahNya. Beliau sangat is-timewa justru karena sikap kehambaannya sedikit pun tidak menjadi luntur oleh keis-timewaannya sebagai khalifah Allah.

Selawat dan salam bagimu, ya Rasu-lallah, kami rindu!***

pemimpin yang rendah hati

KH A Mustofa Bisri

Page 16: Hidup Adalah Pergerakan

Woro, Manajemen, 2008

”Saya ingat, memilih belajar manajemen karena

menurut saya itulah jurusan yang sangat aktual berkaitan dengan pembangunan ekonomi bangsa ini. Memang, tersirat pula pola pikir pragmatis supaya bisa jadi top manajer yang gajinya gede. Tapi di tahun pertama kuliah saya masuk organisasi ekstra kampus dan di sana pun banyak belajar

bahwa kesuksesan tidak hanya untuk diri sendiri. Nilai yang lebih penting adalah bagaimana bisa bermanfaat untuk banyak orang.”

Alin, Kesehatan Masyarakat, 2008

”Sejak awal, saya memang suka kerja sosial karena

itu pas pertama masuk kuliah saya sudah mulai mencari wadah untuk bisa belajar hal lain selain kuliah-kuliah di kelas. Semester pertama saya masuk organisasi intra kampus yang berkaitan sama hobi menulis saya. Tapi saya merasa butuh wadah lain yang bisa lebih

mengakomodasi proses aktualisasi diri. Saya pun menemukan organisasi moderat yang punya dimensi spiritual, kultural dan intelektual bernama PMII .”

Munir, Geografi, 2007

”Sebelum jadi mahasiswa saya sudah sering

mendengar kiprah organisasi-organisasi ekstra kampus. Terutama berkaitan dengan respon terhadap masalah-masalah sosial yang aktual. Pertama masuk kampus saya pun menemui banyak organisasi itu. Tetapi saya rasa tidak semua memiliki kekentalan nilai ideologi yang toleran. Hanya saja

saya melihat PMII tidak cuma toleran tetapi juga masih sangat kental idealisme intelektualnya yang kaya akan aspek spiritual.”

Ayu, Ilmu Hukum, 2009 ”Saya merasa seperti baru keluar dari rumah.

Selama sekolah rasanya dunia yang saya kenal cuma yang ada di dalam dinding sekolah aja. Sedangkan pas kuliah, wow, banyak hal baru yang saya temui. Mulai dari sistem belajar yang lebih mandiri, teman-teman dari berbagai daerah, sampai organisasi ekstra kampus yang bikin saya banyak belajar untuk bisa lebih bermanfaat buat masyarakat. Sekarang paradigmaku pun mulai berubah. Saya pun semakin berproses untuk bisa jadi agen intelektual buat orang banyak...”

memori pergerakan

ketika pertama memakai jaket kuning...