perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac · indicators namely observing, asking, collecting...
Post on 07-Sep-2019
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS PROSES PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH(PROBLEMBASED LEARNING)
MATEMATIKADENGANPENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFICAPPROACH ) DIKELAS X SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWITAHUN PELAJARAN 2013 / 2014
TESIS
DisusununtukMemenuhiSebagianPersyaratanMencapaiDerajat MagisterProgram StudiPendidikanMatematika
Oleh
Arum Dwi RahmawatiS851 302 017
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS
Sayamenyatakandengansebenarnyabahwa:
1. Tesis yang berjudul: “ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH (PROBLEMBASED LEARNING) MATEMATIKADENGAN
PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC APPROACH ) DI KELAS X
SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN NGAWITAHUN
PELAJARAN 2013 / 2014” ini adalah karya peneliti sendiri dan bebas plagiat,
serta tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis digunakan
sebagian acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber acuan serta
daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya
ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan (Permendiknas No. 17, tahun 2010)
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah
lain harus seijin dan menyertakan tim pembimbing sebagai author dan PPs
UNS sebagai institusinya. Apabila dalam waktu sekurang-kurangnya satu
semester (enam bulan sejak pengesahan Tesis) saya tidak melakukan publikasi
dari sebagian atau keseluruhan Tesis ini, maka Prodi Pendidikan Matematika
PPs-UNS berhak mempublikasikannya pada jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh
Prodi Pendidikan Matematika PPs-UNS. Apabila saya melakukan pelanggaran
dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia mendapatkan sanksi akademik
yang berlaku.
Surakarta,Mahasiswa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ARUM DWI RAHAMAWATIS851302017
MOTTO
“....., Hanya orang-orang yang bersabarlah yang balasannya akan diberikan (oleh
Allah) tanpa batas”
(Terjemahan Q.S Az Zumar: 10)
“Only life for other is a life worthwhile – Hidup hanya akan berharga jika
bermanfaat untuk orang lain”
(Albert Einstein)
“Harapan adalah sebuah hal yang dimiliki setiap manusia, dari harapan akan
muncul keyakinan, dari keyakinan akan ada sebuah usaha dan dari usaha akan ada
kesabaran yang diuji. Kesabaranlah yang membuat kita menjadi lebih baik”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
PERSEMBAHAN
TesisiniPenulispersembahkankepada:
1. Ibunda Suci Lestari dan ayahku Bapak Subagyo
yang saya cintai.
2. Teman-temanPascaSarjanPendidikanMatematika
yang sayasayangi.
3. Almamaterkutercinta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Puji sukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan
yang maha Esa, karena dengan nikamat dan ridhonya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul “ANALISIS PROSES
PEMBELAJARANBERBASIS MASALAH (PROBLEMBASED LEARNING)
MATEMATIKADENGAN PENDEKATAN ILMIAH (SCIENTIFIC
APPROACH ) DI KELAS X SMA NEGERI 1 JOGOROGO KABUPATEN
NGAWI TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014” ini dengan baik. Tesis ini disusun
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Magister Program
pascasarjana Pendidikan Matematika.
Dalam penulisan tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar besarnya, kepada :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan tesis ini.
2. Prof. Dr. Budiyono, M.Sc., Ketua Program Studi Magister Pendidikan
Matematika Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan penyusunan tesis ini.
3. Dr. Riyadi,M.Si., Dosen Pembimbing I dengan penuh kesabaran memberikan
motivasi, bimbingan dan masukan kepada penulis demi kesempurnaan
penyusunan tesis ini.
4. Dr. Sri Subanti, M.Si, Dosen pembimbing II dengan penuh kesabaran
memberikan motivasi, bimbingan dan masukan kepada penulis demi
kesempurnaan penyusunan tesis ini.
5. Seluruh Dosen Program Studi Magister Pendidikan Matematika Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan
yang sangat berguna bagi penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
6. Dra. Yayuk Sri Rahayu, M.Pd, Kepala SMA Negeri 1 Jogorogo yang telah
membantu pelaksanaan penelitian.
7. R. HobroPranasmoroHadi, S.Pd, Guru Matematika kelas X SMA Negeri 1
Jogorogo yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
8. Tatik Sriyati, S.Pd, Guru Matematika kelas X SMA Negeri 1 jogorogo yang
telah membantu pelaksanaan penelitian.
9. Kepada para Validator Dr. Budi Usodo, M.Pd,Dosen Program Studi
Pendidikan Matematika UNS Surakarta, Bambang Dwi Kurniawan, M.Pd,
Dosen bahasa Indonesia STAIFA Pacitan, danPuguh Susilo,M.Pd, guru
matematika SMP N 3Ngrambe,yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
10. Keluarga (BapakSubagyotercinta, ibunda tercinta Suci Lestari) yang selalu
memberikan doa dan semangat dan motivasi sehingga penulis dapat mengikuti
perkuliahan dan menyelesaikan penyusunan tesis ini.
11. dr. Muhammad Yusuf Arrozhiyang selalu memberikan doa, semangat, dan
motivasisehingga penulis dapat mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan
penyusunan tesis ini.
12. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan Matematika
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, khususnya angkatan Februari 2013
tambahan dua (Nunung dan Ariska) yang telah memberikan bantuan dan
semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Surakarta, Juni2014
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRAK
Arum Dwi Rahmawati. S851302017. 2014. Analisis Proses Pembelajaran BerbasisMasalah (Problem Based Learning) Matematika Dengan Pendekatan Ilmiah(Scientific Approach ) Di Kelas X SMAN 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi TahunPelajaran 2013 / 2014. TESIS. Pembimbing I: Dr. Riyadi, M.Si, Pembimbing II: Dr. Sri Subanti, M.Si. Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru matematika dankendala yang dialami selama proses pembelajaran berbasis masalah matematikadengan pendekatan ilmiah di kelas X SMAN 1 Jogorogo. Penelitian ini merupakanpenelitian kualitatif. Subjek penelitian ini diambil menggunakan purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah guru matematika kelas X.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, wawancara dan observasi. Teknik-teknik untuk memvalidasi data yaitu triangulasisumber dan triangulasi waktu. Teknik analisis data yang digunakan adalah konsep Miles dan Huberman terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikankesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan proses pembelajaranmatematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah masih belum maksimal, terlihat pada dalam penyusunan RPP dimana guru hanya melihat contoh darisekolah lain serta melihat acuan pada silabus. Pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru matematika di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo masih belummaksimal. Terlihat dalam indikator 5M pada kegiatan inti yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan belumterlaksana semua. Pada kegiatan mengamati siswa tidak mengalami kesulitan, namun masuk keindikator dan tahap selanjutnya siswa masih kesulitan dalammelakukannya. Pada kegiatan menanya siswa kesulitan membuat pertanyaan, kurangnya motivasi dan daya imajinasi. Pada kegiatan mengumpulkan informasisiswa juga mengalami kesulitan pada sumber belajar karena yang digunakan hanyabuku matematika kelas X. Pada tahap mengasosiasi siswa juga terlihat masihkesulitan dalam mengolah informasi, walaupun terkadang guru sudah memberikanarahan supaya siswa mencoba mengolah informasi yang telah diperoleh. Padatahap yang terkhir cukup baik dalam mengkomunikasikan hasil, respon siswacukup baik mengungkapkan hasil meskipun guru harus memanggil salah satu siswatelebih dahulu. Mengatasi permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah guru selalumemberikan motivasi pada setiap tahap pembelajaran dan mencobamengembangkan pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiahterutama pada kegiatan menanya guru mencoba menggunakan metode lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Kata kunci:PBL, Scientific Approach
ABSTRACT
Arum DwiRahmawati. S851302017. 2014. Analysis of mathematics learning process-based issues (Problem Based Learning) with scientific approach (Scientific Approach) in class X SMAN 1 JogorogoNgawi 2013/2014 School Year. THESIS. Supervisor I: Dr. Riyadi, M.Si, Supervisor II: Dr. Sri Subanti, M.Si.The Graduate Program. Faculty of Training Teacher and Education. Sebelas Maret University, Surakarta.
The aims of this research was to describe the planning and implementation of the learning process performed by a mathematics teacher and constraints experienced during the process of mathematical problem-based learning with a scientific approach in class XSMAN 1 Jogorogo. It was a qualitative research. The subjects were taken by purposive sampling. The subjects of this research were mathematics teachers of class X. Data collection techniques in this study were documentation, interviews, and observations. The techniques for validating data were source triangulation and time triangulation. Data analysis techniques were Miles and Huberman concept, namely data reduction, data display, and conclusion.
The research findings suggested that the planning process of mathematical problem-based learning with a scientific approach was still not maximal. It were seen in the preparation of teachers lesson plans. They only saw examples of the other schools and just saw a reference from the syllabus. Implementation of the learning process was done by the mathematics teacher in class X SMAN 1 Jogorogo still not maximal. It were seen in five indicators namely observing, asking, collecting information, associate bits on information that which has accrued and comunicate the result was not yet done all. In the observing the students didn’t find difficulty, observing students still difficult in making question. On the activity of collecting information, students also have difficulty in a source of learn because that is used only mathematical book of a class X. On the associate bits on information, students also still difficult in processes information, although sometimes he was giving directives to students trying to process information that has been obtained. In communicating result, response students good enough expressing the result even though the teacher should call one of the students beforehand. Overcome the problems found in the process-based learning of mathematics problem with a scientific approach the teacher always provide motivation at every stage of learning and trying to develop a problem-based learning with a scientific approach mainly on the activities of inquiring into the teacher tried using other methods
Keywords:PBL, Scientific Approach
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN REVIEWER ARTIKEL PENELITIAN......... ii
PENGESAHAN PENGUJI .......................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ................ iv
MOTTO ...................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ vii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
ABSTRACT .................................................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah ........................................................................ 1
B. RumusanMasalah ................................................................................ 6
C. TujuanPenelitian ................................................................................. 7
D. ManfaatPenelitian ............................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. KajianTeori ......................................................................................... 8
1. Proses Pembelajaran Matematika.................................................... 8
a. Pengertian Proses ...................................................................... 8
b. Pengertian Belajar ..................................................................... 8
c. Pengertian Pembelajan .............................................................. 9
d. Pengertian Proses Pembelajaran ................................................. 10
e. Proses Pembelajaran Matematika .............................................. 10
2. Kurikulum ...................................................................................... 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
a. Pengertian kurikulum ................................................................. 11
b. Kurikulum 2013 ......................................................................... 13
3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based learning)............. 26
a. Pengertian model pembelajaran Berbasis masalah ...................... 26
b. Ciri-ciri pembelajaran berbasis masalah ..................................... 28
c. Langkah-langkah pembelajaran berbsis masalah......................... 30
4. Penedekatan Ilmiah (ScientificApproach) ....................................... 33
5. Indikator Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) ............................ 35
6. Kendala Dalam Pembelajaran Matematika ..................................... 36
B. Penelitianyang relevan ........................................................................ 44
C. KerangkaBerpikir................................................................................ 46
BAB III METODE PENELITIAN
A. TempatdanWaktuPenelitian................................................................. 48
B. JenisPenelitian..................................................................................... 48
C. SubjekPenelitian.................................................................................. 48
D. Data danSumber Data ......................................................................... 49
E. MetodePengumpulan Data .................................................................. 49
F. InstrumenPengumpulan Data .............................................................. 50
G. TeknikAnalisis Data ........................................................................... 51
H. Validitas Data ..................................................................................... 53
I. Tahap-TahapPenelitian........................................................................ 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................. 56
B. HasilPenelitian .................................................................................... 56
1. Pengembangan Instrumen Penelitian............................................... 56
2. Penentuan Subjek penelitian ........................................................... 58
3. Hasil Analisis Data ......................................................................... 58
1) Analisis data perencanaan proses pembelajaran matematika
berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X .............. 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2) Analisis data pelaksanaan proses pembelajaran matematika
berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X.............. 68
3) Analisis data faktor kendala proses pembelajaran matematika
berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X .............. 83
C. Pembahasan Proses Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah
Dengan Pendekatan Ilmiah ................................................................. 85
1. Perencanaan proses pembelajaran matematika berbasis masalah
dengan pendekatan ilmiah di kelas X ............................................ 85
2. Pelaksanaan pembelajaran matematika berbasis masalah dengan
pendekatan ilmiah di kelas X .......................................................... 86
3. Faktor kendala dalam pembelajaran matematika berbasis masalah
dengan pendekatan ilmiah di kelas X ............................................. 90
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 92
B. Implikasi ............................................................................................. 93
1. ImplikasiTeoritis............................................................................. 93
2. ImplikasiPraktis.............................................................................. 93
C. Saran .................................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 96
LAMPIRAN-LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan
Belajar dan Maknanya ............................................................ 17
Tabel 2.2 : PerbandinganIndikator Pembelajaran Berbasis Masalah dengan
Pendekatan Ilmiah.................................................................... 36
Tabel 4.1 : Nama Validator Instrumen Bantu Kedua.................................. 57
Tabel 4.2 : Hasil Analisis Data Perumusan Tujuan Pembelajaran dan Hasil
Triangulasi Sumber.................................................................. 61
Tabel 4.3 : Hasil Analisis Data Pengembangan Kegiatan Pembelajaran dan
Hasil Triangulasi Sumber ........................................................ 63
Tabel 4.4 : Hasil Analisis Data Penentuan Penilaian dan Hasil Triangulasi
Sumber .................................................................................... 65
Tabel 4.5 : Hasil Analisis Data Penentuan Alokasi Waktu dan Hasil
Triangulasi Sumber.................................................................. 66
Tabel 4.6 : Hasil Analisis Data Penentuan Sumber Belajar dan Hasil
Triangulasi Sumber.................................................................. 67
Tabel 4.7 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Pendahuluan dalam Pelaksanaan
Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga
serta Hasil Triangulasi Waktu .................................................. 70
Tabel 4.8 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Mengamati dalam Pelaksanaan
Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga
serta Hasil Triangulasi Waktu ................................................. 73
Tabel 4.9 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Menanya dalam Pelaksanaan
Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga
serta Hasil Triangulasi Waktu .................................................. 75
Tabel 4.10 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Mengumpulkan Informasi dalam
Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
dan Ketiga serta Hasil Triangulasi Waktu................................... 77
Tabel 4.11 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Mengasosiasi dalam Pelaksanaan
Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama dan Ketiga
serta Hasil Triangulasi Waktu .................................................. 79
Tabel 4.12 : Kesimpulan Analisis Kegiatan Mengkomunikasikan dalam
Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X pada Observasi Pertama
dan Ketiga serta Hasil Triangulasi Waktu ................................ 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : LembarValidasiInstrumenObservasi .................................... 99
Lampiran 2 : Lembar Observasi .............................................................. 102
Lampiran 3 : Lembar Validasi Pedoman Wawancara ............................... 106
Lampiran 4 : Lembar Pedoman Wawancara ............................................. 109
Lampiran 5 : Silabus SMA/MA................................................................ 111
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................... 122
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................... 135
Lampiran 8 : Catatan Lapangan Wawancara Perencanaan Proses
Pembelajaran Matematika Terhadap Guru Matematika
Kelas X ............................................................................... 146
Lampiran 9 : CatatanLapanganWawancaraPerencanaan Proses
PembelajaranMatematikaTerhadap Guru Matematika
Kelas X ............................................................................... 150
Lampiran 10 : CatatanLapanganKegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah
Matematika dengan Pendekatan ilmiah Hasil Observasi
Pertama ............................................................................... 154
Lampiran 11 : CatatanLapanganKegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah
Matematika dengan Pendekatan ilmiah Hasil Observasi
Ketiga ................................................................................ 159
Lampiran 12 : HasilKegiatanPelaksanaan Proses Pembelajaran
MatematikaBerbasisMasalahMatematikadengan
pendekatanIlmiah di Kelas X SMA Negeri 1
JogorogoPadaObservasiPertama.......................................... 162
Lampiran 13 : HasilKegiatanPelaksanaan Proses Pembelajaran
MatematikaBerbasisMasalahMatematikadengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
pendekatanIlmiah di Kelas X SMA Negeri 1
JogorogoPadaObservasiKetiga ........................................... 165
Lampiran 14 : TranskripWawancaraPelaksanaan Proses Pembelajaran
BerbasisMasalahMatematikadenganpendekatanIlmiah
PadaObservasiPertama ........................................................ 167
Lampiran 15 : TranskripWawancaraPelaksanaan Proses Pembelajaran
BerbasisMasalahMatematikadenganpendekatanIlmiah
PadaObservasiKetiga........................................................... 172
Lampiran 16 :Proses Pembelajaran Observasi Pertama ............................... 177
Lampiran 17 :Proses Pembelajaran Observasi Ketiga ................................. 178
Lampiran 18 :Dokumentasi Wawancara ..................................................... 179
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam
menciptakan manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dipandang sebagai
sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil,
bertanggung jawab, produktif dan berbudi luhur. Salah satu unsur terpenting
dalam pendidikan utamanya di sekolah adalah kurikulum.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan
matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi masa depan
diperlukan penguasaan konsep-konsep matematika yang baik sejak dini
(Depdikbud, 2006: 476).Tujuan tersebut dapat terwujud diperlukan para
pendidik yang profesional di bidangnya termasuk pendidik matematika,
karena matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
setiap jenjang, baik jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, maupun
pendidikan tinggi.
Seorang pendidik dalam melaksanakan pembelajaran matematika
kepada peserta didik diharapkan menerapkan pembelajaran aktif, dimana
peserta didik mendominasi aktivitas pembelajaran. Siswa secara aktif
mengikuti pembelajaran, baik untuk menemukan konsep, memecahkan
persoalan, serta mengaplikasikan apa yang telah dipelajari untuk
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui
pembelajaran aktif, peserta didik diajak untuk turut serta dalam semua proses
pembelajaran, baik mental maupun fisik. Peserta didik akan memperoleh
pembelajaran yang bermakna, sehingga prestasi belajar dapat dimaksimalkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Pada kenyataanya pembelajaran matematika masih menggunakan
metode pembelajaran langsung, guru terlibat aktif dalam menyampaikan isi
pembelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya secara langsung
kepada seluruh kelas. Dengan demikian pembelajaran cenderung monoton
sehingga mengakibatkan peserta didik merasa jenuh. Oleh karena itu, dalam
pembelajaran matematika guru diharapkan lebih memilih berbagai variasi
pendekatan, strategi, metode, dan media pembelajaran yang sesuai dengan
situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Untuk
itu, penyempurnaannya terdapat dalam Kurikulum 2013 dimana dalam
Kurikulum 2013 tersebut menekankan penyempurnaan pola pikir, penguatan
tata kelola kurikulum, pendalaman materi dan perluasan materi, penguatan
proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin
kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Kurikulum menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1
Ayat (19) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Pengembangan kurikulum menjadi amat penting sejalan dengan kontinuitas
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya serta perubahan
masyarakat pada tataran lokal, nasional, regional dan global di masa depan.
Aneka kemajuan dan perubahan itu melahirkan tantangan internal dan
eksternal di bidang pendidikan dalam hal ini mata pelajaran matematika
khususnya.
Dalam rangka melaksanakan isi Kurikulum 2013 serta upaya
meningkatkan mutu proses pembelajaran, selama ini pengetahuan hanya
disampaikan untuk selanjutnya diharapkan penyampaian pengetahuan menuju
pertukaran pengetahuan. Supaya pembelajaran di dalam kelas menarik dan
penuh makna, guru perlu mendesain rencana pembelajaran yang
memungkinkan siswa berinteraksi aktif dalam pembelajaran. Begitu pula
dalam pembelajaran matematika yang selama ini dianggap sebagai
pembelajaran yang sulit dan membosankan. Motivasi serta minat belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
siswa kurang. Padahal pembelajaran matematika mempunyai peranan penting
dalam mengembangkan keterampilan dan berpikir logis, sistematis, dan
kreatif. Hal ini, karena matematika mempunyai fungsi untuk mengembangkan
kemampuan menghitung, mengukur dan menggunakan rumus matematika
yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu kreativitas guru
dalam proses pembelajaran matematika agar dapat menarik dan tidak
membosankan sangat diperlukan. Namun, banyak siswa menganggap
matematika sebagai materi yang sulit untuk dipelajari. Selain itu, banyak
siswa mempunyai sikap pesimis serta motivasi yang kurang dalam belajar
matematika. Akibatnya, prestasi belajar matematika siswa rendah. Indikator
yang digunakan sebagai acuan untuk menyatakan keberhasilan dalam
pembelajaran adalah daya serap siswa terhadap suatu materi yang diberikan.
Analisis hasil Trend In International Mathematic and Science Study
(TIMSS) tahun 2007 dan 2011 di bidang matematika dan IPA untuk peserta
didik kelas 2 SMP Untuk bidang matematika menunjukkan hasil, lebih dari
95% peserta didik Indonesia hanya mampu mencapai level menengah,
sementara misalnya di Taiwan hampir 50% peserta didiknya mampu
mencapai level tinggi dan advance. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa
yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan atau yang
distandarkan di tingkat internasional dan masih rendahnya perstasi.
Prestasi belajar siswa yang rendah tersebut dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain: faktor internal yaitu
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, tingkat
kecerdasan/intelegensi, sikap, bakat, minat dan motivasi, faktor eksternal
yaitu guru, para staf administrasi, teman sekelas, masyarakat, tetangga, orang
tua, gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal, alat-alat belajar,
keadaan cuaca, dan waktu belajar dan faktor pendekatan belajar yaitu jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran (Syah, 2013:
145-157).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Hal di atas hendaknya menjadi latar belakang tercipta pengembangan
dalam pembelajaran matematika. Salah satu solusi yang mungkin akan
membantu yakni dengan melakukan analisis terhadap sebuah metode
pembelajaran yang digunakan pada sebuah kurikulum. Diharapkan dengan
adanya analisis tersebut dapat membantu pencapaian tujuan dari sebuah
pembelajaran, serta tidak menutup kemungkinan analisis tersebut dapat
digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengembangan dari sebuah strategi
pembelajaran.
Pembelajaran berbasis masalah (Problem based Learning) merupakan
salah satu model pembelajaran untuk menciptakan pembelajaran yang aktif.
Pembelajaran ini dimulai (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk
menciptakan, menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2)
berpusat pada siswa; (3) kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru
dan pengetahuan yang sudah ada.
Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah akan lebih baik ketika ada
sebuah pendekatan pembelajaran yang mendukung, dalam konteks ini
pendekatan yang dimaksud yakni pendekatan ilmiah. Dengan pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan ilmiah diperlukan seorang guru yang dapat
mengutamakan aspek pengamatan, penalaran, penemuan, yaitu menggunakan
pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam
pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya,
menalar, mencoba, membentuk jejaring. Proses pembelajaran menyentuh tiga
ranah, yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Proses hasil belajar
menggunakan penilaian autentik (Authentic Assessment) yaitu pengukuran
yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah
sikap, keterampilan dan pengetahuan. Selama ini praktek pelaksanaan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah sudah sering
disarankan oleh pemerintah. Misalnya dengan dianjurkan penggunaan
pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran. Komponen dalam
pendekatan kontekstual sangat ‘dekat’ dengan langkah-langkah pada
pendekatan ilmiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Selama ini pendekatan ilmiah populer digunakan dalam proses
pembelajaran sains. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam
pembelajaran matematika sama seperti pada mata pelajaran lain yaitu
meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan,
kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi,
dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan
mencipta. pelaksanaan pembelajaran tersebut membutuhkan kelengkapan
pembelajaran yang sesuai dengan bahan ajar dan pelaksanaan pembelajaran.
Akan tetapi, hal tersebut menimbulkan masalah bagi guru yang belum
memahami pembelajaran ini untuk dapat melaksanakan sebagai salah satu
metode pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan analisis terhadap
pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah sehingga analisis
tersebut akan memberikan informasi apakah guru dapat melakukan metode
tersebut dan bagaimana dapat dipergunakan guru pada proses pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Penelitian-penelitian yang sudah dilakukan antara lain: Graff dan
Kolmos (2003) mengungkapkan bahwa Problem Based Learning (PBL)
secara luas dianggap sebagai metode yang sukses dan inovatif untuk
pendidikan teknik karena dalam kurikulum Problem Based Learning (PBL)
menjadi pembelajar seumur hidup untuk mengambil tanggung jawab untuk
proses belajar mereka sendiri. Sejalan dengan Kusmini (2005) menyatakan
bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat mengembangkan
kecakapan matematika siswa SD Kelas V secara optimal. Sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Muslimatun (2006) menyatakan bahwa
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Penekanan
Representasi dapat meningkatkan hasil belajar, aktivitas siswa dan
kemampuan kerjasama siswa dalam kelompok. Dari hasil penelitian yang
dilaksanakan diperoleh bahwa pada pertemuan pertama siklus I, rata-rata
kelasnya 7.54 dan ketuntasan belajarnya 76,01%. Sejalan pula dengan
Harvey, et al (2013) menyatakan bahwa proses PBL yang lebih luas dapat
menciptakan peluang untuk mengembangkan pengetahuan yang bermakna,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
sikap dan keterampilan yang berkaitan dengan pembelajaran kolaboratif,
sehingga dapat membangun pengetahuan bekerjasama yang berlangsung
efektif, membantu siswa untuk membuat eksplisit hubungan antara sikap
terhadap kerjasama dan mencapai hasil pembelajaran, dan mengidentifikasi
keterampilan kolaboratif khusus yang diperlukan oleh siswa, dan diperoleh
melalui hasil kerjasama kelompok. Dan Frank (2011) hasil menyatakan
pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran matematika
untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan karena itu merupakan
kendala kuat pada pendidikan dasar.
Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian berupa analisis proses pembelajaran berbasis masalah matematika
(Problem Based Learning) dengan pendekatan ilmiah (scientific) karena
sebagian guru dianggap belum mampu menerapakan atau menggunakan
metode pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah
pada kurikulum 2013.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran berbasis masalah matematika
dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi
yang sesuai dengan kurikulum 2013?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah matematika
dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi
yang sesuai dengan kurikulum 2013?
3. Kendala-kendala apakah yang dialami dalam proses pembelajaran
berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri
1 Jogorogo Kabupaten Ngawi?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang diutarakan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Menjabarkan perencanaan pembelajaran berbasis masalah matematika
dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi
sesuai dengan kurikulum 2013.
2. Menjabarkan proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan
pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi sesuai
dengan kurikulum 2013.
3. Menjabarkan kendala dalam proses pembelajaran berbasis masalah
matematika dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo
Kabupaten Ngawi.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan suatu kontribusi teori
tentang pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
dengan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Untuk guru
Memberikan informasi mengenai strategi pembelajaran berbasis
masalah matematika dengan pendekatan ilmiah sehingga dapat
digunakan dalam pembelajaran matematika SMA kelas X.
b. Untuk sekolah
Sebagai kajian yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran di
sekolah.
c. Untuk Siswa
Memberikan pengetahuan serta informasi terkait proses
pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Proses Pembelajaran matematika
a. Pengertian Proses
Dalam psikologi belajar, proses berarti cara atau langkah-
langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan
hingga tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber dalam Joesafira,
2010). Menurut Fitria (2009) proses adalah urutan langkah atau
kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Proses
adalah satu aktivitas yang memberikan nilai tambah untuk mengubah
input menjadi output (barang atau jasa). Sedangkan Tim (2005: 899),
proses adalah rangkaian tindakan, perbuatan, atau pengolahan yang
menghasilkan produk. Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa proses adalah urutan langkah-langkah baik
berupa tindakan, perbuatan maupun pengolahan untuk menghasilkan
suatu produk.
b. Pengertian Belajar
Menurut Winkel (Yatim Riyanto, 2009:5) belajar adalah suatu
aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dengan interaksi aktif
dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Pandangan
konstruktivisme (Bambang Warsita, 2008:63) belajar adalah
menyusun pengetahuan dan pengalaman konkret, aktivitas
kolaborasi dan refleksi serta interpretasi. Proses belajar pada
hakikatnya terjadi dalam diri seseorang, walaupun prosesnya
berlangsung dalam kelompok, bersama orang lain
Menurut kaum kontruktivisme, belajar merupakan proses aktif
pelajar mengkonstruksi arti baik teks, dialog, pengalaman fisi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
lain-lain, belajar juga merupakan proses mengasimilasi dan
menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan
pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya
dikembangkan (Paul Suprapto, 1997:61).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis dengan
memberikan rangsangan pada siswa yang bersifat permanen yang
meliputi pengetahuan dan pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi
dan refleksi serta interpretasi dalam berinteraksi aktif dengan
lingkungan.
c. Pengertian Pembelajaran
Tim (2005:17), pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan
menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran
merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru
dan siswa yaitu saling bertukar informasi.
Menurut Tina Afiatin (2008), pembelajaran adalah suatu
proses alamiah untuk mencapai tujuan yang bermakna secara
pribadi, bersifat aktif dan melalui mediasi secara internal, merupakan
proses pencarian dan pembentukan makna terhadap informasi dan
pengalaman yang dicari melalui persepsi unik, pemikiran dan
perasaan siswa.
Gagne, et al (1978) menyatakan bahwa pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang memungkinkan terjadinya proses belajar
pada siswa (instruction is a set of events that affect in such a way
that learning is facilitied). Menurut pengertian tersebut,
pembelajaran mengacu pada segala kegiatan yang berpengaruh
langsung terhadap proses belajar siswa.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
mempunyai pengertian sebagai suatu proses atau usaha sadar dan
aktif dari guru terhadap siswa agar siswa memiliki keinginan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
belajar serta saling bertukar informasi antara siswa dengan guru dan
siswa dengan siswa.
d. Pengertian Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran merupakan tahapan-tahapan yang dilalui
dalam mengembangkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik seseorang. Salah satu peran yang dimiliki seorang guru
untuk melalui tahap-tahap ini adalah sebagai fasilitator. Proses
pembelajaran adalah proses yang didalamnya terdapat kegiatan
interaksi anatar guru dan siswa, komunikasi timbal balik yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar
(Rustaman dalam Dalila sadida, 2011).
Prayudi (2007), proses pembelajaran adalah sebuah upaya
bersama antara guru dan siswa untuk berbagi dan mengolah
informasi dengan tujuan agar pengetahuan yang terbentuk
terinternalisasi dalam diri peserta pembelajaran dan menjadi
landasan belajar secara mandiri dan berkelanjutan.
Sejalan dengan Achmad Zaini (2007) yang menyatakan bahwa
proses pembelajaran adalah interaksi atau hubungan timbal balik
antara siswa dengan guru dan antara sesama siswa. Pengertian
interaksi mengandung unsur saling memberi dan menerima. Dalam
interaksi belajar mengajar ditandai sejumlah unsur, yaitu tujuan yang
hendak dicapai; siswa, guru dan sumber lainnya; bahan pelajaran dan
metode yang digunakan untuk mencapai situasi belajar mengajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian proses
pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
guru dan siswa untuk berinteraksi serta mengolah berbagai informasi
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
e. Proses Pembelajaran Matematika
Berdasarkan uraian sebelumnya pengertian proses
pembelajaran adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
guru dan siswa untuk berinteraksi serta mengolah berbagai informasi
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sedangkan matematika sendiri merupakan salah satu ilmu
dasar yang mempunyai ide-ide dasar atau konsep yang tersusun
secara hierarki yang dapat membantu meningkatkan kemajuan
penalaran siswa dan membantu dalam pemecahan atau penyelesaian
permasalahan.
Menurut Hamzah B. Uno (2007: 129-130) matematika adalah
suatu cabang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi untuk
memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsur logika
dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi dan invidualitas
serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,
geometri dan analisis.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran matematika suatu tahapan kegiatan, interaksi
antara guru dengan siswa untuk menyampaikan ide-ide dasar atau
konsep yang tersusun dengan menggunakan metode tertentu yang
dapat membantu siswa dalam pemecahan atau penyelesaian masalah
sehari-hari. Proses pembelajaran terdiri atas tiga tahapan, tahapan
yang dimaksud meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pembelajaran.
2. Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Malewski (2010), kurikulum bidang studi merupakan sebuah
usaha yang kompleks dan kontroversial, yang telah didekati secara
berbeda di seluruh dekade baru-baru ini. Seperti setiap bidang
disiplin, kurikulum secara mendalam tertanam dengan pertanyaan-
pertanyaan tentang alam epistemologisnya yang selalu sedang
dianalisis sesuai dengan hubungan antara teori dan praktek atau,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
menurut Alex (1992), antara wacana kurikulum akademik dan
praktek kurikulum.
Di lain pihak Ozmantar (2010) mengatakan bahwa “also the
new curriculum expects us to teach and creative thinking skills in
mathematics” (kurikulum baru mengharapkan kita untuk
mengajarkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif dalam
matematika). Dalam kurikulum matematika, terdapat dimensi yang
harus diwujudkan agar kurikulum matematika dapat berjalan dengan
baik.
Bulut (2007) menyatakan “the analysis of the curriculum was realized in there dimensions; (classroom management-classroom physical and emotional environments, teacher and student roles, and interactions, (2) instruction-objectives, planning, implementation, method and techniques, instructional media, and measurement and evaluation, and (3) strength (and/or benefits) and weaknesses (and/or limitation)”. (analisis kurikulum diwujudkan dalam tiga dimensi ; (manajemen kelas lingkungan fisik dan emosional, peran guru dan siswa, dan interaksi, (2) tujuan, perencanaan, implementasi, metode.
Daniel & Laurel (1975) menyatakan kurikulum merupakan
pengalaman pembelajaran yang terarah dan juga terencana secara
terstruktur dan tersusun melalui sebuah proses rekonstruksi
pengetahuan dan juga pengalaman yang secara sistematis berada
dibawah pengawasan lembaga pendidikan sehingga para pembelajar
dapat terus memiliki motivasi dan minat untuk belajar. Selanjtnya
menurut Hilda (1962) kurikulum adalah sebuah rancangan atau
sebuah sistem yang tersusun secara beralur dari sebuah
pembelajaran, dengan mempertimbangkan segala hal baik dari
proses pembelajaran serta mengenai perkembangan individu
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kurikulum adalah suatu program yang merupakan bagian dari sebuah
pendidikan yang sudah disediakan dari pihak sekolah untuk para
siswa atau peserta didik guna mendukung sistem pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Dengan adanya kurikulum, maka para siswa akan melakukan
berbagai kegiatan pembelajaran sehingga akan berdampak pada
perubahan dan juga perkembangan dari segi tingkah laku siswa
tersebut.
b. Kurikulum 2013
Kurikulum disusun mengacu pada suatu atau beberapa teori
kurikulum, dan suatu teori diturunkan atau dijabarkan dari satu atau
beberapa teori pendidikan. Landasan pengembangan kurikulum
meliputi tiga aspek yaitu aspek filosofis, aspek yuridis dan aspek
konseptual. Aspek filosofi meliputi filosofi pendidikan yang berbasis
pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat serta kurikulum berorientasi pada perkembangan
kompetensi. Aspek yuridis meliputi Pancasila dan Undang-undang
Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005,
dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,
Inpres Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional: Penyempurnaan kurikulum dan metode
pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai Budaya bangsa untuk
membentuk daya saing dan karakter bangsa. Sedangkan aspek
konseptual meliputi relevansi, Model Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Kurikulum lebih dari sekedar dokumen, proses belajar,
aktivitas belajar, output belajar, outcome belajar, penilaian.
Mengacu dalam Permendikbud (Peraturan menteri
pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) Nomor 70 Tahun
2013. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua
dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, sedangkan yang kedua
adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014
memenuhi kedua dimensi tersebut. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Penyusunan Kurikulum 2013 yang menitik beratkan pada
penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006
dimana masih terdapat beberapa permasalahan di antaranya:
1) Konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan
dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang
keluasan ditambah tingkat kesukarannya melampaui tingkat
perkembangan usia anak. Kompetensi belum menggambarkan
secara holistik domain sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter,
metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan
hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam
Kurikulum.
2) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan
pembelajaran yang rinci, sehingga membuka peluang penafsiran
yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang
berpusat pada guru.
3) Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis
kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut
adanya remediasi secara berkala.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dengan adanya perubahan kurikulum ke Kurikulum 2013
diharapkan dunia pendidikan mampu melahirkan insan Indonesia
yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap
(tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana) dan pengetahuan
(tahu apa) yang terintegrasi.
1) Standar Proses Pembelajaran pada kurikulum 2013
Berdasarkan lampiran permendikbud no 81A Lampiran
IV, Kurikulum 2013 menganut pandangan dasar bahwa
pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke
peserta didik. Peserta didik adalah subjek yang memiliki
kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah,
mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itu
pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang
diberikan kepada peserta didik untuk mengkonstruksi
pengetahuan dalam proses kognitifnya. Proses pembelajaran
terjadi secara internal pada diri peserta didik. Proses tersebut
mungkin saja terjadi akibat dari stimulus luar yang diberikan
guru, teman, lingkungan. Proses tersebut mungkin pula terjadi
akibat dari stimulus dalam diri peserta didik yang terutama
disebabkan oleh rasa ingin tahu. Proses pembelajaran dapat pula
terjadi sebagai gabungan dari stimulus luar dan dalam. Dalam
proses pembelajaran, guru perlu mengembangkan kedua
stimulus pada diri setiap peserta didik.
Dalam pembelajaran, peserta didik difasilitasi untuk
terlibat secara aktif mengembangkan potensi dirinya menjadi
kompetensi. Guru menyediakan pengalaman belajar bagi peserta
didik untuk melakukan berbagai kegiatan yang memungkinkan
mereka mengembangkan potensi yang dimiliki mereka menjadi
kompetensi yang ditetapkan dalam dokumen kurikulum atau
lebih. Pengalaman belajar tersebut semakin lama semakin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
meningkat menjadi kebiasaan belajar mandiri dan ajeg sebagai
salah satu dasar untuk belajar sepanjang hayat.
Dalam suatu kegiatan belajar dapat terjadi
pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam
kombinasi dan penekanan yang bervariasi. Setiap kegiatan
belajar memiliki kombinasi dan penekanan yang berbeda dari
kegiatan belajar lain tergantung dari sifat muatan yang
dipelajari. Meskipun demikian, pengetahuan selalu menjadi
unsur penggerak untuk pengembangan kemampuan lain.
Kurikulum 2013 mengembangkan dua modus proses
pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses
pembelajaran tidak langsung. Baik pembelajaran langsung
maupun pembelajaran tidak langsung terjadi secara terintegrasi
dan tidak terpisah. Pembelajaran langsung berkenaan dengan
pembelajaran yang menyangkut Kompetensi Dasar (KD) yang
dikembangkan dari Kompetensi Inti 3 (KI-3) yakni pengetahuan
dan Kompetensi Inti 4 (KI-4) yakni keterampilan. Keduanya,
dikembangkan secara bersamaan dalam suatu proses
pembelajaran dan menjadi wahana untuk mengembangkan
Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti 1 (KI-1) yakni religius
dan Kompetensi Inti 2 (KI-2). Pembelajaran tidak langsung
berkenaan dengan pembelajaran yang menyangkut Kompetensi
Dasar yang dikembangkan dari Kompetensi Inti 1 dan
Kompetensi Inti 2 Proses pembelajaran yang sesuai dengan
penjabaran di atas terdiri dari lima pengalaman belajar pokok
yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Kelima pembelajaran
pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
8
Tabel 2.1: Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan Maknanya.
Langkah Pembelajaran
Mengamati MenanyaMengumpulkan
InformasiMengasosiasi Mengkomunikasi
Kegiatan Belajar Membaca, mendengar, dan menyimak
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati
- Melakukan eksperimen
- Membaca sumber lain selain buku teks
- Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen
- Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi.
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya
Kompetensi yang dikembangkan
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan
Mengembangkan sikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan
menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
8
Menurut standar proses pembelajaran, pembelajaran terdiri
dari tiga Tahap. Yaitu tahap perencanaan, tahap proses dan
tahap penutup. Adapun rincian ketiga tahapan tersebut adalah
sebagai berikut:
a) Rencanaan Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana
pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi
pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP
mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester;
(2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran,
KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi
pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber
belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7)
penilaian.
Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar
(guru kelas) di SD dan untuk guru matapelajaran yang
diampunya untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK.
Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester
atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah
tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan
pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara
mandiri atau secara berkelompok.
Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara
mandiri dan/atau secara bersama-sama melalui Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) di dalam suatu sekolah tertentu
difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau guru senior yang
ditunjuk oleh kepala sekolah. Pengembangan RPP yang
dilakukan oleh guru secara berkelompok melalui MGMP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
antarsekolah atau antarwilayah dikoordinasikan dan disupervisi
oleh pengawas atau dinas pendidikan.
b) Komponen dan Sistematika RPP.
RPP paling sedikit memuat: (i) tujuan pembelajaran, (ii)
materi pembelajaran, (iii) metode pembelajaran, (iv) sumber
belajar, dan (v) penilaian.
Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang
pencapaian KD dengan mempertimbangkan: potensi peserta
didik, relevansi dengan karakteristik daerah, tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik, kebermanfaatan bagi peserta didik, struktur
keilmuan, aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi
pembelajaran, relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan
tuntutan lingkungan, dan alokasi waktu. Langkah-langkah
penyusunan RPP sebagai berikut.
1. Menentukan Tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau
diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Tujuan mengacu pada
indikator, paling tidak mengandung dua aspek: Audience
(peserta didik) dan Behavior (aspek kemampuan).
2. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian KD. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat
terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang
bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar
memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan
kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut. kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses
pembelajaran secara professional, kegiatan pembelajaran
memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru,
agar peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti di silabus,
kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan
skenario langkah-langkah guru dalam membuat peserta didik
aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan:
Pendahuluan, Inti, dan Penutup. Kegiatan inti dijabarkan lebih
lanjut menjadi rincian dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi, yakni: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Untuk
pembelajaran yang bertujuan menguasai prosedur untuk
melakukan sesuatu, kegiatan pembelajaran dapat berupa
pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peniruan oleh
peserta didik, pengecekan dan pemberian umpan balik oleh
guru, dan pelatihan lanjutan.
3. Penjabaran Jenis Penilaian
Dalam silabus telah ditentukan jnis penilaiannya. Penilaian
pencapaian KD peserta didik dilakukan berdasarkan indikator.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran
sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Oleh karena
pada setiap pembelajaran peserta didik didorong untuk
menghasilkan karya, maka penyajian portofolio merupakan cara
penilaian yang harus dilakukan untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses
dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian
yaitu sebagai berikut: Penilaian diarahkan untuk mengukur
pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4,
penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa
yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang
terhadap kelompoknya, sistem yang direncanakan adalah sistem
penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian
hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki
dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik,
hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
Tindak lanjut berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya,
program remedi bagi peserta didik yang pencapaian
kompetensinya di bawah ketuntasan, dan program pengayaan
bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan, sistem
penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika
pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi
lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses
misalnya teknik wawancara, maupun produk berupa hasil
melakukan observasi lapangan.
4. Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu matapelajaran per
minggu dengan mempertimbangkan jumlah KD, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan KD.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan
perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
oleh peserta didik yang beragam. Oleh karena itu, alokasi
tersebut dirinci dan disesuaikan lagi di RPP.
5. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media
cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam,
sosial, dan budaya.
c) Proses Pembelajaran
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses
yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru diantaranya menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang
materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang
akan dipelajari, mengantarkan peserta didik kepada suatu
permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk
mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
atau KD yang akan dicapai; dan menyampaikan garis besar
cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan
dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau
tugas.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang
meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi,
asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan
dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu,
guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan
pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau
ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan
pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan
kepada peserta didik.
Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan
kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja
sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang
lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan
data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang
dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan,
perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum
menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih
dilanjutkan dengan menerapkannya.
Berikutnya adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan
belajar (learning event) yang diuraikan dalam Tabel 1.
Keterkaitan antara Langkah Pembelajaran dengan Kegiatan
Belajar dan Maknanya.
a) Mengamati
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka secara luas dan
bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan
pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak, mendengar,
dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik untuk
melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan
(melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu
benda atau objek.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
b) Menanya
Dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan
secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa
yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau dilihat. Guru perlu
membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan:
pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit
sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep,
prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak. Pertanyaan yang
bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang bersifat
hipotetik.
Dari situasi di mana peserta didik dilatih menggunakan
pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk
mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik
mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri.
Dari kegiatan kedua dihasilkan sejumlah pertanyaan.
Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa ingin tahu peserta
didik. Semakin terlatih dalam bertanya maka rasa ingin tahu
semakin dapat dikembangkan. Pertanyaan terebut menjadi dasar
untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari
sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta
didik, dari sumber yang tunggal sampai sumber yang beragam.
c) Mengumpulkan informasi
Tindak lanjut dari bertanya adalah menggali dan
mengumpulkan informasi dari bernagai sumber melalui berbagai
cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku yang lebih
banyak, memperhatikan fenomen atau ojek yang lebih teliti, atau
bahkan melakukan eksperimen.
d) Mengasosiasikan
Dari kegiatan mengumpulkan informasi terkumpul sejumlah
informasi. Informasi tersebut menjadi dasar bagi kegiatan
berikutnya yaitu mengolah informasi untuk menemukan pola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai
kesimpulan dari pola yang telah ditemukan.
e) Mengkomunikasikan hasil
Kegiatan berikutnya adalah menuliskan atau menceritakan
apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi
mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut
disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar
peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya.
Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam
empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan
Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap
sosial. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar,
sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan. KI-1,
KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui
proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam
KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan
langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)
a. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Model Pembelajaran Berbasis Masalah dikembangkan
untuk pertama kali oleh Howard Barrows pada awal tahun 70-
an dalam pembelajaran Ilmu Pendidikan Medis di Southern
Illionis University School Barrows (1980). Para siswa
mempelajari berbagai kasus yang terjadi pada pasien yang
mengidap penyakit kemudian mencari cara atau teknik
penyembuhan yang harus dilakukan. Namun pada perkembangan
selanjutnya model ini meluas pada pembelajaran ilmu
Pengetahuan Alam di perguruan tinggi dan akhirnya
dikembangkan di sekolah-sekolah menengah. Model pembelajaran
berbasis Masalah ini telah dikenal sejak zaman John Dewwey.
Pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran
yang merangsang siswa aktif untuk memecahkan permasalahan
dalam situasi nyata Evan (2001). Dari beberapa uraian mengenai
pengertian pembelajaran berbasis masalah, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan pembelajaran
yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata real world
untuk memulai pembelajaran. Pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu pengembangan kurikulum dan model
pembelajaran. Barbara (1995) dalam Karim et al. (2007)
mengemukakan bahwa in problem based learning (PBL), students
are presented with an interesting, relevant problem “up front”. So
that they can experience for them selves the process of doing
science.
Menurut Ibrahim dalam Nurhasanah (2007) menyatakan
bahwa model PBM merupakan pembelajaran yang menyajikan
masalah, yang kemudian digunakan untuk merangsang berpikir
tingkat tinggi yang berorientasi pada masalah. Masalah diberikan
kepada siswa, sebelum siswa mempelajari konsep atau materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
yang berkenaan dengan masalah yang harus dipecahkan. Dengan
demikian untuk memecahkan masalah tersebut siswa akan
mengetahui bahwa mereka membutuhkan pengetaahuan baru
yang harus dipelajari untuk memecahkan masalah yang diberikan
Wood dalam Sugalayudhana
Shelagh and James (2013) menyatakan Salah satu tujuan dari
Departemen Pendidikan Amerika Serikat yang didanai Wawasan
Proyek adalah untuk melihat apakah penggunaan Problem Based
Learning (PBL) akan mendorong siswa untuk mengungkapkan
potensi akademik sebelumnya tak terlihat. Dua PBL diajarkan untuk
271 siswa kelas enam di 13 ruang kelas. Setelah itu, guru
mengidentifikasi siswa yang menunjukkan potensi akademik
sebelumnya tidak terlihat selama PBL. Kelompok potensi akademik
ini maju dibandingkan dengan siswa yang diidentifikasi sebagai
berbakat menggunakan kriteria kabupaten dan siswa kelas enam
yang tersisa. Tindakan termasuk standar nilai tes prestasi, peringkat
guru siswa keterlibatan dalam PBL, dan peringkat independen siswa
kinerja pada tugas PBL tertentu. Hasil perbandingan mendukung
identifikasi guru dari siswa yang potensial maju akademik sebagai
sebuah kelompok yang berbeda dari baik dari siswa tradisional
diidentifikasi dan siswa pendidikan umum. Temuan menunjukkan
bahwa welldesigned, melibatkan kurikulum seperti sebagai PBL
dapat menciptakan konteks belajar yang mendorong lebih banyak
siswa untuk mengungkapkan potensi akademik.
Hal di atas tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ahmed (2013) Pembelajaran berbasis masalah (PBL) metode
telah merevolusi bidang pendidikan kedokteran, sejak diperkenalkan
hampir 40 tahun yang lalu. Namun, ada banyak pertanyaan un-jawab
tentang manfaat dan efektivitas PBL. Para pendukung dan kritikus
PBL terus membantah manfaat pondasi kognitif pendekatan berbasis
PBL. Makalah ini melakukan tinjauan literatur dari berbagai tinjauan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
sistemik dan meta-analisis yang telah membahas efektivitas PBL.
Bukti yang disajikan dalam tinjauan ini menunjukkan bahwa PBL
tidak mempengaruhi perolehan pengetahuan, tetapi dampak
penerapan pengetahuan. Tidak ada bukti tegas mendukung PBL yang
meningkatkan pembelajaran. Banyak pekerjaan yang diperlukan
untuk mengidentifikasi ukuran hasil yang tepat dalam rangka untuk
menganalisis efektivitas PBL
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran berbasis masalah merupakan kerangka konseptual
yang menggambarkan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar yang ingin
dicapai dan berfungsi sebagai pedoman guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran mengelola lingkungan pembelajaran dan
mengelola kelas.
b. Ciri-ciri khusus pembelajaran berbasis masalah
Menurut Arends (2001:349), berbagai pengembangan
pengajaran berdasarkan masalah telah memberikan model
pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya
mengorganisasikan di sekitar prinsip-prinsip atau ketrampilan
akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah
mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan yang dua-
duanya secara sosial penting bagi siswa dan secara pribadi
bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan
nyata yang autentik,menghindari jawaban sederhana, dan
memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun
pembelajaran masalah berpusat pada mata pelajaran tertentu
(IPA, Matematika, ilmu-ilmu sosial), masalah yang akan
diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata
pelajaran. Sebagai contoh, masalah polusi yang dimunculkan
dalam pelajaran di teluk Chesapeake mencakup berbagai subyek
akademik dan terapan mata pelajaran seperti biologi, ekonomi,
sosiologi, pariwisata dan pemerintahan.
3) Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah
mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentik untuk
mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka
harus menganalisis dan mendefinisikan masalah,
mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpul
dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen jika
diperlukan, membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan.
Sudah barang tentu, metode penyelidikan yang digunakan,
bergantung kepada masalah yang sedang dipelajari.
4) Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran
berdasarkan masalah menuntut siswa untuk menghasilkan
produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan
peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian
masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa
transkrip debat seperti pada pelajaran ”Roots and wings”.
Produk itu dapat juga berupa laporan, model fisik, video
maupun program komputer. Karya nyata dan peragaan seperti
yang akan dijelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk
mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang
apa yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar
terhadap laporan tradisional atau makalah.
5) Kolaborasi. Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh
siswa yang bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling
sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerja
sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat
dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan
keterampilan sosial dan ketrampilan berfikir.
Perlu untuk dicatat bahwa hakikatnya, model pembelajaran
berbasis masalah berangkat dari model pembelajaran
konstruktivisme. Dalam model pembelajaran konstruktivisme, yang
paling penting dalam desain pembelajaran adalah bahwa
pembelajaran perlu di dukung oleh pemodelan (modelling),
coaching, dan scaffolding. Modeling berbentuk pemodelan tingkah
laku untuk mendorong kinerja dan pemodelan kognitif untuk
mendorong proses kognisi. Modelling difokuskan pada kinerja
ekspert sebagai model. Coaching dipakai untuk mengembangkan
kinerja (performance) siswa yang sifatnya sangat kompleks dan
tidak jelas (unclear). Coaching mencakup kegiatan pemberian
motivasi, memonitor dan meregulasi kinerja siswa dan mendorong
refleksi. Scaffolding merupakan suatu pendekatan sistematis
dibandingkan modelling atau coaching yang difoksukan pada tugas,
lingkungan belajar, guru dan siswa. Scaffolding memberikan
dukungan secara temporal yang mengikuti kapasitas dan kemampuan
siswa. Scaffolding mencakup penentuan tingkat kesulitan tugas,
restrukturisasi tugas dan penilaian alternatif.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Fogarty (1987) menyatakan bahwa proses pembelajaran
dengan pendekatan problem based-learning dijalankan dengan 8
langkah, yaitu: (1) menemukan masalah; (2) mendefinisikan
masalah; (3) mengumpulkan fakta-fakta; menyusun dugaan
sementara (hipotesis); (5) menyelidiki; (6) menyempurnakan
permasalahan yang telah didefinisikan; (7) menyimpulkan alternatif-
alternatif pemecahan secara kolaboratif; (8) menguji solusi
permasalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
1) Menemukan masalah
Siswa diberikan masalah berstruktur ill-defined yang
diangkat dari konteks kehidupan sehari-hari. Pernyataan
permasalahan diungkapkan dengan kalimat-kalimat yang pendek
dan memberikan sedikit fakta-fakta di seputar konteks
permasalahan. Pernyataan permasalahan diupayakan
memberikan peluang pada siswa untuk melakukan penyelidikan.
Siswa menggunakan kecerdasan inter dan intra-personal untuk
saling memahami dan saling berbagi pengetahuan antar anggota
kelompok terkait dengan masalah yang dikaji. Berdasarkan
strukturnya, masalah dalam pembelajaran dapat digolongkan
menjadi dua jenis yaitu, masalah yang terdefinisikan secara jelas
(well-defined) dan masalah yang tidak terdefinisikan secara jelas
(ill defined) Hudoyo (2002).
2) Mendefinisikan masalah
Siswa mendefinisikan masalah menggunakan kalimatnya
sendiri. Permasalahan dinyatakan dengan parameter yang jelas.
Siswa membuat beberapa definisi sebagai informasi awal yang
perlu disediakan. Pada langkah ini, siswa melibatkan kecerdasan
intra-personal dan kemampuan awal dalam memahami dan
mendefinisikan masalah.
3) Mengumpulkan fakta-fakta
Siswa membuka kembali pengalamannya yang sudah
diperoleh dan pengetahuan awal untuk mengumpulkan fakta-
fakta. Siswa melibatkan kecerdasan majemuk yang dimiliki
untuk mencari informasi yang berhubungan dengan
permasalahan. Pada tahap ini, siswa mengorganisasikan
informasiinformasi dengan menggunakan istilah apa yang
diketahui apa yang dibutuhkan dan apa yang dilakukan untuk
menganalisis permasalahan dan fakta-fakta yang berhubungan
dengan permasalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4) Menyusun dugaan sementara (hipotesis)
Siswa menyusun jawaban-jawaban sementara terhadap
permasalahan dengan melibatkan kecerdasan logic-
mathematical. Siswa juga melibatkan kecerdasan interpersonal
yang dimilikinya untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan,
membuat hubungan-hubungan, jawaban dugaannya, dan
penalaran mereka dengan langkah-langkah yang logis.
5) Menyelidiki
Siswa melakukan penyelidikan terhadap data-data dan
informasi yang diperolehnya berorientasi pada permasalahan.
Siswa melibatkan kecerdasan majemuk yang dimilikinya dalam
memahami dan memaknai informasi dan fakta-fakta yang
ditemukannya. Guru membuat struktur belajar yang
memungkinkan siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk
mengetahui dan memahami (multiple ways of knowing and
understanding) dunia mereka.
6) Menyempurnakan permasalahan yang telah terdefinisikan
Siswa menyempurnakan kembali perumusan masalah
dengan merefleksikan melalui gambaran nyata yang mereka
pahami. Siswa melibatkan kecerdasan verballinguistik
memperbaiki pernyataan rumusan masalah sedapat mungkin
menggunakan kata yang lebih tepat.Perumusan ulang lebih
memfokuskan penyelidikan, dan menunjukkan secara jelas
fakta-fakta dan informasi yang perlu dicari, serta memberikan
tujuan yang jelas dalam menganalisis data.
7) Menyimpulkan alternatif-alternatif pemecahan secara
kolaboratif.
Siswa berkolaborasi mendiskusikan data dan informasi
yang relevan dengan permasalahan. Setiap anggota kelompok
secara kolaboratif mulai bergelut untuk mendiskusikan
permasalahan dari berbagai sudut pandang. Pada tahap ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
proses pemecahan masalah berada pada tahap menyimpulkan
alternatifalternatif pemecahan yang dihasilkan dengan
berkolaborasil. Kolaborasi menjadi mediasi untuk menghimpun
sejumlah alternatif pemecahan masalah yang menghasilkan
alternatif yang lebih baiuk ketimbang dilakukan secara
individual.
8) Menguji solusi permasalahan.
Siswa menguji alternatif pemecahan yang sesuai dengan
permasalahan actual melalui diskusi secara komprehensif antar
anggota kelompok untuk memperoleh hasil pemecahan terbaik.
Siswa menggunakan kecerdasan majemuk untuk menguji
alternatif pemecahan masalah dengan membuat sketsa, menulis,
debat, membuat plot untuk mengungkapkan ide-ide yang dalam
menguji alternatif pemecahan.
4. Pendekatan Ilmiah (ScientificApproach )
Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode
pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu. Oleh karena itu
banyak pandangan yang menyatakan bahwa pendekatan sama artinya
dengan metode.
Metode ilmiah merujuk pada teknik-teknik investigasi atas suatu
atau beberapa fenomena atau gejala, memperoleh pengetahuan baru, atau
mengoreksi dan memadukan pengetahuan sebelumnya. Untuk dapat
disebut ilmiah, metode pencarian (method of inquiry) harus berbasis pada
bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur
dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik. Karena itu, metode
ilmiah umumnya memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data
melalui observasi atau ekperimen, mengolah informasi atau data,
menganalisis, kemudian memformulasi, dan menguji hipotesis
(Kemendikbud: 2013).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Proses pembelajaran dengan berbasis pendekatan ilmiah harus
dipandu dengan kaida-kaidah pendekatan ilmiah. Pendekatan ini
bercirikan penonjolan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,
pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Dengan demikian,
proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai,
prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Proses pembelajaran disebut ilmiah
jika memenuhi kriteria seperti berikut ini.
a. Substansi atau materi pembelajaran berbasis pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran
tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng
semata.
b. Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-
peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran
subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
c. Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,
analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan
masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
d. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir
hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu
dengan yang lain dari substansi atau materi pembelajaran.
e. Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan
objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat
dipertanggung-jawabkan.
g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana, jelas, dan
menarik sistem penyajiannya. (Kemendikbud, 2013)
Berdasarkan paparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa
Pendekatan ilmiah atau metode ilmiah merupakan serangkaian proses
ilmiah yang diawali dengan suatu pertanyaan, diikuti pengajuan hipotesis
sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang muncul, lalu dilakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
proses pengujian hipotesis melalui eksperimen, dan pada akhirnya
disusun kesimpulan sebagai jawaban yang lebih sahih atas pertanyaan
pada bagian awal. Bagi para saintis, Pendekatan ilmiah atau metode
ilmiah dapat digunakan sebagai alat bantu agar mereka tetap fokus pada
pertanyaan proyek, mengkonstruksi hipotesis, mendesain dan
mengevaluasi eksperimen.
5. Indikator Pembelajaran Berbasis masalah (Problem Based lerning)
dengan pendekatan ilmiah (Scientific Approach)
Adapaun indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu sebagai berikut.
Tabel 2.2 Indikator Pembelajaran Berbasis Masalah dengan
Pendekatan Ilmiah
Langkah Indikator
1. Orientasi pada masalah danmengamati
(a) Guru bersama seluruh siswa Menyimak atau melihat fenomena dalam lingkungan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan objek matematika.
(b) Guru bersama seluruh siswa membaca atau mendengar objek matematika yang abstrak.
2. Mengorganisasikan dan menanya (a)Guru bersama siswa membentuk kelompok belajar
(b)Guru memberikan atau memunculkan permasalahan autentik
(c)Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya ke guru atau teman terkait dengan apa yang telah diamati.
(d)Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Langkah Indikator
3. Membimbing penyelidikan dan Mengumpulkan informasi serta menganalisis
(a) Mengajak siswa untuk melakukan eksperimen
(b) Mengajak siswa membaca sumber lain selain buku teks dan melakukan analisa
4. Mengembangkan dan menghasilkan hasil karya dan Mengasosiasi dan mensintesis
Mengajak siswa untuk mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dan mengkomunikasikan
Mengajak seluruh siswa menyampaikan hasil pengama tan,kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan atau tertulis.
6. Kendala Dalam Pembelajaran Matematika
Kaitannya dengan konsep ketuntasan dalam belajar, tingkat
penguasaan bahan pelajaran biasanya ditetapkan antara 75% - 90%. Bila
peserta didik belum mampu menguasai bahan pelajaran seperti yang telah
ditetapkan, maka peserta didik tersebut harus dibantu sampai mencapai
penguasaan bahan pelajaran seperti yang telah ditetapkan. John (1986)
mengatakan: apabila peserta didik diberi kesempatan menggunakan
waktu yang dibutuhkan untuk belajar, dan mereka menggunakan dengan
sebaik-baiknya maka mereka akan mencapai tingkat hasil belajar seperti
yang diharapkan. Jadi setiap peserta didik yang memiliki kecakapan
normal, apabila diberi kecukupan waktu cukup untuk belajar, mereka
akan mampu menyelesaikan tugas-tugas belajarnya selama kondisi yang
tersedia menguntungkan. Lebih lanjut Caroll mengatakan bahwa hasil
belajar peserta didik dipengaruhi oleh :
a. Waktu yang tersedia untuk mempelajari bahan pelajaran yang telah
ditentukan
b. Usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai bahan
pelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c. Bakat yang dimiliki peserta didik
d. Kualitas pengajaran atau tingkat kejelasan pengajarannya.
e. Kemampuan peserta didik untuk mendapat manfaat yang optimal
dari keseluruhan proses pembelajaran yang sedang dihadapi.
Menurut Mrinal and Ahmed (2013) menyatakan matematika,
satu-satunya subjek, yang digunakan dalam setiap bidang kehidupan kita.
Namun, tidak bisa dipelajari dalam semalam. Memahami dan berlatih
matematika secara teratur membantu untuk membuat basis yang kuat.
Meskipun itu adalah subjek yang menarik, tetapi sangat sebagian besar
dari siswa menemukan subjek menyeramkan. Masalah tersebut dapat
muncul sebagai hasil dari bimbingan yang tidak benar dalam tahap awal
mereka. Terkait dengan hal di atas dalam proses pembelajaran ada
kemungkinan adanya beberapa kendala dalam pemebelajaran, sehingga
dalam konteks ini guru yang profesional dan kreatif sangat dibutuhkan.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
anak dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua
faktor tersebutlah yang mempengaruhi hasil belajar anak. Berikut akan
diuraikan tentang kedua faktor penghambat belajar.
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal
meliputi faktor fisiologis dan biologis serta faktor psikologis.
Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis
pada anak sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indera.
Panca indera yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas
belajar. Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau fisik)
tidak akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun juga
ada anak yang memiliki kecacatan fisik namun nilai akademiknya
memuaskan. Kecacatan yang diderita anak akan mempengaruhi
psikologisnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari keadaan
psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar anak adalah
kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat
a). Kecerdasan/ intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-
fisik dalam mereaksikan rangsangan atau menyesuaikan diri dengan
lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan demikian, kecerdasan bukan
hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ tubuh
lainnya. Namun bila dikaitan dengan kecerdasan, tentunya otak
merupakan organ yang penting dibandingkan dengan organ lain, karena
fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi dari seluruh aktivitas
manusia.
Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting
dalam proses belajar anak, karena menentukan kualitas belajar siswa.
Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar peluang
individu untuk meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu, perlu
bimbingan belajar dari orang lain seperti orang tua, guru, dan sebagainya.
Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan
belajar, maka pengetahuan dan pemahaman tentang kecerdasan perlu
dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga mereka dapat
memahami tingkat kecerdasannya.
b). Motivasi
Motivasi adalah salah satu factor yang mempengaruhi keefektifan
kegiatan belajar siswa. Motivasi yang mendorong siswa ingin melakukan
kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefisikan motivasi sebagai
proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah,
dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi diartikan
sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas
dan perilaku seseorang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri anak yang
menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan
memberi arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai motivasi belajar.
Dari sumbernya motivasi dibedakan menjadi: motivasi ekstrinsik dan
motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik adalah semua factor yang berasal
dari dalam individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu.
Dalam proses belajar, motivasi intrinsik relatif lebih lama dan tidak
tergantung pada motivasi dari luar (ekstrinsik).
Menurut Arden frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam
motivasi intrinsik untuk belajar antara lain: (1) Dorongan ingin tahu dan
ingin menyelidiki dunia yang lebih luas, (2) Adanya sifat positif dan
kreatif yang ada pada manusia dan kegiatan untuk maju, (3) Adanya
keinginan untuk mancapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari
orang-orang penting. Misalnya: orang tua, saudara, guru, teman, dan
sebagainya, (4) Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau
pengetahuan yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain.
Motivasi ekstrinsik adalah anak memulai dan meneruskan kegiatan
belajar berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak
berkaian dengan kegiatan belajar itu sendiri. Yang tergolong bentuk
motivasi belajar ekstrinsik antara lain: (a) Balajar demi memenuhi
kewajiban, (b) Menghindari hukuman, (c) Memperoleh hadiah material
yang telah dijanjikan oleh orang tua, (d) Meningkatkan gengsi dari orang
lain, (e) Memperoleh pujian dari orang lain, (f) Tuntutan jabatan yang
diinginkan.
d) Minat
Secara sederhana minat merupakan kecenderungan kegairahan yang
tinggi atau besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat
bukanlah istilah yang populer dalam psikologi karena disebabkan
ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti
pemusatan perhatian, keinginan, motivasi, dan kebutuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan
kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas
belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau belajar. Oleh
karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik
perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran
yang akan disampaikan dengan cara.
Materi bisa dibuat menarik melalui bentuk buku materi, desain
pembelajaran, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif,
psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, dan guru juga harus
memperhatikan performansi saat mengajar. Pemilihan sebaiknya
diserahkan pada siswa, sesuai dengan minatnya.
e) Sikap
Dalam proses belajar sikap dapat mempengaruhi keberhasilan proses
belajar. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif
tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif
maupun negatif (Syah, 2003).
Sikap siswa dalam belajar dipengaruhi oleh perasaan senang atau
tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.
Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar,
guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan
bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik
bagi siswanya, berusaha mengembang kepribadian sebagai seorang guru
yang empatik, sabar, dan tulus kepada muridnya, berusaha untuk
menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan menarik
sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan
tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang
dipelajarinya bermanfaat bagi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
f) Bakat
Faktor psikologis lain yang mempengaruhi proses belajar adalah
bakat. Secara umum bakat didefisikan sebagai kemampuan potensial
yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang (Syah, 2003). Berkaian dengan belajar, Slavin (1994)
mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki
seseorang siswa untuk belajar. Dengan demikian bakat adalah
kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan
dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan
bidang yang sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung
proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk
mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.
Karena itu bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar individu untuk
melakuakan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan
latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah
menyerap informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya.
Misalnya siswa yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah
mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.
Selain itu yang menjadi faktor psikologis lainnya adalah disiplin.
Disiplin diri adalah kemampuan diri yang kuat untuk mempertahankan
diri dari bermacam-macam gangguan dalam belajar. Misal, seorang anak
akan tetap belajar walaupun ada acara televisi yang menarik.
2. Faktor eksternal
Selain faktor internal, faktor eksternal juga dapat mempengaruhi
proses belajar anak. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi faktor lingkungan sosial dan non-sosial (Syah,
2003).
a) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial anak dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar.
Linkungan sosial dibagi manjadi tiga yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
b) Lingkungan sosial sekolah
Pendidikan di sekolah bukan sekedar bertujuan untuk melatih siswa
supaya “siap pakai” untuk kerja atau mampu meneruskan ke jenjang
pendidikan berikutnya atau mencapai angka rapor, melainkan untuk
membentuk peserta didik manjadi manusia sejati. Proses pembentukan
manusia sejati sudah mulai sejak anak hidup dalam keluarga, kemudian
dilanjutkan di sekolah, di masyarakat, di dunia kerja dan di lingkungan
sekitar.
Di sekolah, untuk membentuk manusia sejati ada salah satu harapan
dari pendidik yaitu Self Regulated Learner (SRL). SLR adalah murid-
murid yang memiliki kemampuan belajar tinggi dan disiplin sehingga
mereka membuat belajar itu lebih mudah dan menyenangkan. Namun
harapan itu tidak akan terwujud jika lingkungan sekolah seperti guru,
administrasi, dan teman-teman sekelas tidak mendukung. Faktor-faktor
yang dapat menghambat anak belajar di sekolah adalah:
1. Metode mengajar
Dalam mengajar guru memerlukan metode yang cocok.
Metode ini dimaksudkan agar materi yang disampaikan oleh guru
terasa menarik dan siswa mudah menyerapnya.
2. Kurikulum
Kurikulum yang kurang tepat dapat menjadi salah satu faktor
yang dapat menimbulkan kesukaran belajar. Kurikulum sangat
penting dan selalu ada dalam sebuah instansi pendidikan. Kurikulum
pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan psikologi anak.
3. Penerapan disiplin
Disiplin dalam sebuah sekolah sangat diperlukan untuk
meengontrol kegiatan siswa di sekolah. Namun kedisiplinan yang
terlalu ketat akan membuat siswa merasa terkekang dan merasa
ruang geraknya dibatasi.
4. Hubungan siswa dengan guru maupun teman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Suasana sebuah kelas didukung oleh peran guru dan anggota
kelas. Jika suasana kelas tidak mendukung, maka dapat menghambat
proses belajar anak. Hubungan siswa dengan guru, siswa dengan
teman juga perlu dibangun sedemikian rupa sehingga tercipta
suasana ynag baik dan nyaman bagi siswa, sehingga mereka betah
menjadi bagian dari kelas.
5. Tugas rumah yang terlalu banyak
Guru memberikan tugas untuk siswa merupakan hal yang
wajar. Tetapi siswa akan merasa jenuh dengan tugas yang terlalu
banyak. Bagi sebagian siswa tugas merupakan beban. Hal seperti
inilah yang akan menghambat proses belajar anak.
6. Sarana dan prasarana
Keberhasilan belajar anak juga didukung oleh sarana dan
prasarana yang ada. Sarana dan prasarana yang memadai juga
membantu tercapainya hasil belajar yang maksimal.
c) Lingkungan sosial masyarakat
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga
mempengaruhi proses belajar anak. Lingkungan siswa yang kumuh,
banyak pengangguran, dan banyak teman sebaya di lingkungan yang
tidak sekolah dapat menjadi faktor yang menimbulkan kesukaran
belajar bagi siswa. Misalnya siswa tidak memiliki teman belajar dan
diskusi maka akan merasa kesulitan saat akan meminjam buku atau
alat belajar yang lain.
d) Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar. Oleh
karena itu, lingkungan keluarga sangat mempengaruhi proses belajar
anak. Faktor dari keluarga yang dapat menimbulkan permasalahan
belajar anak diantaranya pola asuh orang tua, hubungan orang tua
dan anak, keadaan ekonomi, keharmonisan keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
B. Penelitian yang relevan
Rakhshanda (2013) dalam penelitian tentang kegunaan Problem
Based Learning dengan jenis penelitian kualitatif menyatakan bahwa
Problem Based Learning (PBL) bila digunakan sebagai metode pembelajaran
tidak secara signifikan mendorong berpikir kritis dan pemecahan masalah
keterampilan, sedangkan itu tidak begitu mempengaruhi pengetahuan. Di sisi
lain, mengajar melalui pendekatan tradisional lebih meningkatkan
pengetahuan tetapi tidak meningkatkan pemikiran kritis dan masalah
keterampilan pemecahan masalah. PBL merupakan alat pembelajaran yang
efektif untuk mendorong pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan
masalah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
sama-sama membahas mengenai model pembelajaran berbasis masalah.
Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian sebelumnya penelitian mengenai
model pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan ilmiah dilakukan
sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis menganalisis proses pembelajaran
matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1
Jogorogo apakah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013. Setting penelitian ini
secara nyata berbeda dengan penelitian lainnya.
Sharifah and Lee (2005) dalam penelitiannya tentang Problem Based
Learning dengan jenis penelitian kualitatif menyatakan bahwa dalam era
inovasi teknologi yang cepat, perguruan tinggi termasuk Universitas Malaya
dihadapkan dengan tantangan untuk mengembangkan lulusan yang
berkualitas dan terlatih. Karena inovasi saat untuk kompetensi baru,
keterampilan dan pengetahuan dari lulusan kami, pendekatan alternatif untuk
mengajar di lembaga-lembaga pendidikan tinggi tidak bisa dihindari. Dalam
hal ini, masalah - Based Learning (PBL) telah muncul sebagai pendekatan
yang menjanjikan untuk mencapai tujuan tersebut. Peserta penelitian ini
adalah 63 siswa yang terdaftar dalam kursus metode matematika sarjana.
Hasil penilaian menunjukkan bahwa metode PBL memiliki dampak positif
secara keseluruhan pada sikap siswa. Persamaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas mengenai model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian
sebelumnya penelitian mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan
pendekatan ilmiah dilakukan sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis
menganalisis proses pembelajaran matematika berbasis masalah dengan
pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo apakah sudah sesuai dengan
Kurikulum 2013. Setting penelitian ini secara nyata berbeda dengan
penelitian lainnya.
John (2006) tentang pendekatan pembelajaran dengan jenis penelitian
kualitatif menyatakan sebuah pendekatan pembelajaran yang telah digunakan
dengan berhasil selama lebih dari 30 tahun dan terus mendapatkan perubahan
dalam berbagai aspek. Sekarang berpusat pada peserta didik, pendekatan
yang mengutamakan peserta didik untuk melakukan penelitian,
mengitegrasikan teori dan praktik serta menerapkan pengetahuan dan
keterampilan untuk mengembangkan solusi yang layak untuk mendefinisikan
sebuah masalah. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah sama-sama membahas mengenai model pembelajaran berbasis
masalah. Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian sebelumnya penelitian
mengenai model pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan ilmiah
dilakukan sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis menganalisis proses
pembelajaran matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di
SMA Negeri 1 Jogorogo apakah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013.
Setting penelitian ini secara nyata berbeda dengan penelitian lainnya.
Frank (2011) tentang pendekatan pembelajaran dengan jenis
penelitian kualitatif menyatakan bahwa fokus dalam penelitian ini adalah
pendekatan pembelajaran matematika langsung pada individu. Pendekatan ini
adalah pendekatan ilmiah (scientific) dalam arti mengembangkan pengamatan
skala mikro. Tujuan proyek ini dalam jangka panjang untuk kemampuan dan
keterampilan karena ini merupakan kendala kuat pada pendidikan dasr.
Tujuan akhirnya adalah untuk menghasilkan warga Negara yang kompeten,
dan ilmuan serta insinyur. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
pendekatan pada abad ketiga akan menjadi tidak relevan, pada kenyataannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
pendekatan ilmiah (scientific) merupakan pendekatan yang kompetebel
dengan matematika modern, dan relevan dengan ajaran yang didasarkan pada
pendekatan ini. Selain itu, siswa dilatih dengan cara tidak menemukan
matematika modern dan kalkulus jadi benar-benar asing. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama membahas
mengenai model pembelajaran berbasis masalah. Sedangkan perbedaannya,
dalam penelitian sebelumnya penelitian mengenai model pembelajaran
berbasis masalah dan pendekatan ilmiah dilakukan sendiri-sendiri. Pada
penelitian ini penulis menganalisis proses pembelajaran matematika berbasis
masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo apakah sudah
sesuai dengan Kurikulum 2013. Setting penelitian ini secara nyata berbeda
dengan penelitian lainnya.
Ahmed (2013) tentang pembelajaran berbasis masalah dengan jenis
penelitian kualitatif menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (PBL)
telah merevolusi bidang pendidikan kedokteran, sejak diperkenalkan hampir
40 tahun yang lalu. Namun, ada banyak pertanyaan tentang manfaat dan
efektivitas PBL. Bukti yang disajikan dalam tinjauan ini menunjukkan bahwa
PBL tidak mempengaruhi perolehan pengetahuan, tetapi dampak penerapan
pengetahuan. Tidak ada bukti tegas mendukung PBL yang meningkatkan
pembelajaran. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
sama-sama membahas mengenai model pembelajaran berbasis masalah.
Sedangkan perbedaannya, dalam penelitian sebelumnya penelitian mengenai
model pembelajaran berbasis masalah dan pendekatan ilmiah dilakukan
sendiri-sendiri. Pada penelitian ini penulis menganalisis proses pembelajaran
matematika berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1
Jogorogo apakah sudah sesuai dengan Kurikulum 2013. Setting penelitian ini
secara nyata berbeda dengan penelitian lainnya.
C. Kerangka Berpikir
Data proses penyusunan RPP dalam penelitian ini berupa dokumentasi
dokumen pendukung yaitu RPP kelas X semester I pada materi pokok Relasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dan Fungsi. Dijelaskan langkah-langkah penyusunan meliputi: (1)
menentukan tujuan, (2) mengembangkan kegiatan pembelajaran, (3)
penjabaran jenis penilaian, (4) menetukan alokasi waktu, (5) menetukan
sumber belajar.
Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan memcapai tujuan
pendidikan jika dilakukan melalui tahap-tahap tertentu dan sistematis. Dalam
hal ini mengacu pada kurikulum 2013 yang telah dibuat beserta perangkat
serta strategi dari sebuah pemebelajaran. Salah satunya dengan menggunakan
strategi pemebelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah.
Pembelajaran dengan berbasis masalah (Problem Based Learning)
menyediakan pembelajaran dalam situasi problem yang nyata bagi siswa
sehingga dapat melahirkan pengetahuan yang bersifat permanen. Sedangkan
pendekatan pembelajaran ilmiah secara teori merupakan pendekatan
pembelajaran yang tepat untuk semua tipe gaya belajar siswa. Pelaksanaan
proses pembelajaran matematika ini meliputi: 1) kegiatan pendahuluan, 2)
kegiatan inti mencakup kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan hasil, 3) kegiatan penutup.
Maka data dalam bentuk transkrip pada observasi pertama dan ketiga
direduksi dengan cara mengkategorikan kegiatan pelaksanaan pembelajaran
pada kegiatan inti kedalam lima kategori. Kategori tersebut diantaranya
adalah kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan hasil. Masing-masing dijelaskan
sebagai berikut
Dalam sebuah proses pembelajaran kemungkinan tidak selalu dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tahapan-tahapan. Kendala-kendala
yang ada dalam sebuah proses pembelajaran akan sedikit banyak memberikan
pengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jogorogo Kabupaten Ngawi.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014
pada bulan Januari 2014 – Juni 2014. Penyusunan proposal dan persiapan
instrumen dilakukan pada bulan Januari sampai Februari 2014. Sedangkan
observasi dan pengambilan data dilakukan pada bulan Maret – April 2014.
Penyusunan laporan dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2014.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kualitatif. Menurut Nasution
(Sugiyono, 2008 : 205) penelitian diskriptif kualitatif pada hakikatnya adalah
mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka,
berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitar.
Dalam penelitian ini yang akan diamati yakni proses pembelajaran
berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah. Dengan
digunakannya penelitian kualitatif, maka data yang didapatkanakan lebih
lengkap, lebih mendalam dan bermakna sehingga tujuan dari penelitian ini
dapat tercapai.
C. Subjek Penelitian
Teknik pengambilan subjek penelitian ini adalah Purposive sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sumber data dengan
pertimbangan maksud tertentu sesuai dengan tujuan penelitian ini
dilaksanakan. Pengambilan subjek tersebut berdasarkan pertimbangan, guru
tersebut telah mengikuti pelatihan kurikulum 2013. Sekolah yang dipilh
dalam penelitian ini sekolah yang telah menerapkan kurikulum 2013 dalam
proses pembelajaran matematika yaitu SMA Negeri 1 Jogorogo. Sedangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
sumber informan penelitian adalah orang yang dianggap dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan peneliti.
D. Data dan Sumber Data
Data utama penelitian ini berupa informasi tentang informasi tentang
proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan kendala
yang dialami pada proses pembelajaran. Informasi tentang perencanaan
proses pembelajaran diperoleh melalui dokumentasi dokumen-dokumen
pendukung dan wawancara guru X IPA1dan X IPS1. Informasi tentang
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan kendala pembelajaran diperoleh
melalui observasi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan wawancara
terhadap guru matematika kelas X IPA1.
Ada tiga sumber data dalam penelitian ini, yaitu informan kunci (key
informan), tempat dan peristiwa serta dokumen.
1. Informan kunci (key informan), informan awal dipilih secara purposif.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006:102) “kekuatan dari sampel
purposif adalah dari sedikit kasus yang diteliti secara mendalam
memberikan banyak pemahaman tentang topik”.
2. Tempat dan peristiwa, yang meliputi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
beserta kelengkapan administrasi KBM di SMA Negeri 1 jogorogo.
3. Dokumen, antara lain rencana pengajaran guru, Proses Belajar Mengajar
(PBM) yang meliputi kegiatan belajar mengajar, perangkat mengajar
serta fasilitas pendukung. Data ini dipergunakan untuk melengkapi hasil
wawancara dan observasi terhadap tempat dan peristiwa.
E. Metode Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
1. Wawancara
Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi-informasi
tentang proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan
pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo kabupaten Ngawi.
2. Observasi
Dalam hal ini observasi yang dilakukan adalah turut mengawasi
berlangsungnya proses belajar mengajar. Pada waktu observasi
dilakukan, peneliti mengamati tingkahlaku dan proses yang dilakukan
pada saat itu.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengumpulan
dokumen yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti untuk ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan
menambah kepercayaan dan sebagai bukti kegiatan. Dokumen dalam
penilitian berupa rekaman video proses pembelajaran dari awal kegiatan
KBM hingga selesai.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Adapun instrumen pada penelitian ini adalah peneliti sebagai
instrumen utama dibantu dengan instrumen bantu pertama yaitu
dokumentasi guru, instrumen bantu kedua berupa lembar observasi dan
instrumen bantu ketiga berupa pedoman wawancara.
a. Instrumen Utama
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri
yang bertujuan untuk mencari dan mengumpulkan data langsung dari
sumber data. Karena peneliti sebagai instrumen, maka peneliti harus
sanggup menyesuaikan diri dan berinteraksi secara langsung dan
tuntas dengan fenomena yang sedang dipelajari.
b. Instrumen Bantu Pertama
Instrumen bantu pertama ini berupa dokumentasi Guru, yaitu
RPP semester genap untuk materi konsep dasar sudut dan trigonometri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
yang dimiliki guru. Instrumen ini digunakan untuk melihat metode
pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah yang
digunakan dalam pembelajaran dan yang akan dikembangkan guru
dalam kegiatan pembelajarannya dikelas.
c. Instrumen Bantu Kedua
Instrumen bantu kedua berupa lembar observasi yang memuat
indikator penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan
pendekatan ilmiah. Instrumen ini dibuat untuk mengumpulkan data
berdasarkan pengamatan langsung mengenai proses pembelajaran
berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah berdasarkan indikator
yang dikembangkan.
d. Instrumen Bantu Ketiga
Instrumen bantu ketiga ini berupa pedoman wawancara yang
dibuat oleh penelitisebagai alat bantu dalam pengambilan data
lapangan. Pedoman wawancara dibuat sebagai acuan dalam
melakukan wawancara kepada subjek penelitian, yaitu guru
matematika kelas XIPA1. Instrumen ini dibuat berdasarkan indikator
metode pembelajaran berbasis maslah dengan pendekatan ilmiah yang
telah dikembangkan dan mengacu pada Kurikulum 2013. Pedoman
wawancara ini bersifat tak terstruktur yang bertujuan untuk
menemukan permasalahan secara terbuka, artinya penelitian diajak
mengemukakan pendapat-pendaoat berkaitan dengan kegiatan yang
dilakukan.
G. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya yaitu menganalisis
data, teknik analisis data digunakan untuk menganalisis data yang telah
diperoleh untuk ditarik kesimpulan. Metode analisis yang digunakan
adalah analisis data kualitatif yang mengikuti konsep Miles dan
Huberman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Miles dan Huberman (Ikandar,2009: 138) menyatakan aktivitas dalam
analisis data berlangsung mulai dari awal penelitian sampai penelitian
berakhir yang digunakan dalam laporan penelitian dilakukan secara
simultan dan terus menerus.
Aktivitas dalam analisis data penelitian adalah penggunaan model alur
yang terdiri dari tiga alur kegiatan yang berlangsung secara bersamaan
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan Data
Data-data yang diperoleh dilapangan dicatat atau direkam dalam
bentuk naratif, yaitu data yang diperoleh dari lapangan apa adanya tanpa
adanya komentar peneliti yang berbentuk catatan kecil. Dari catatan
deskriptif ini, pendapat atau penafsiran peneliti/fenomena yang ditemui di
lapangan.
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Dalam hal ini penulis
membuat catatan lapangan kemudian apabila catatan lapangan sudah
terkumpul, maka penulis memilih di antara catatan-catatan itu, tentang
bagian data mana yang dipakai, dan mana yang dibuang. Reduksi data
merupakan suatu analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
dengan sedemikian rupa sehingga kesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasi.
3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari sebagian sumber, peneliti
mengambil kesimpulan yang masih tetaif. Akan tetapi, dengan
bertambahnya data melalui proses verifikasi, maka akan diperoleh
kesimpulan yang bersifat grounded. Dengan kata lain, tetap kesimpulan
senantiasa terus menerus dilakukan verifikasi selama penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
berlangsung. Kesimpulan yang diperoleh melalui analisis data tersebut
dijadikan pedoman untuk menyusun rekomendasi dan implikasi.
H. Validitas Data
Validitas data dalam penelitian ini ditentukan melalui teknik
trianggulasi. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluat data tersebut bagi keperluan
pengecekan atau sebagai bahan pembanding terhadap data tersebut (Moleong,
2011: 327-332). Hal itu dapat dicapai denagan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
c. Membandingkan apa yang dilakukan orang-orang tentang situasi peneliti
dengan apa yang dikatakanya sepanjang waktu.
d. Membandingakan keadaan dan pespektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang seperti rakyat, orang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang berada, dan orang pemerintah.
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Triangulasi dilakukan dengan cara trianggulasi sumber dan
trianggulasi waktu.
a. Triangulasi sumber data yaitu dimana peneliti berupaya untuk mengecek
keabsahan data yang diperoleh dari salah satu sumber dendan sumber
yang lain. Misalnya peneliti menggali data tentang fokus pertama, yaitu
proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan
ilmiah di kelas X. Selanjutnya, data tersebut dicek keabsahannya kepada
wakasek kurikulum dan dokumen, sehingga sampai ditemukan tingkat
akurasi data. Dengan demikian juga dilakukan terhadap sub fokus
penenelitian yang lain, atau untuk mencocokkan perolehan data tersebut,
peneliti melakukan langkah-langkah sebagai beriku.
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data wawancara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2) Membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi terkait.
3) Membandingkan pespektif seseorang dengan pendapat dan pandangan
orang lain.
b. Triangulasi waktu digunakan untuk pengecekan data pada waktu yang
berbeda sehingga dapat melengkapi kekurangan data yang telah diperoleh
sebelumnya.
I. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian lapangan dilakukan dalam dua tahapan, yaitu tahapan
pertama, kajian pusaka dengan mengkaji berbagi toeri dan implikasi
mengenai proses pembelajaran berbasis masalah matematika dengan
pendekatan ilmiah di kelas X. Pada tahapan kedua, mengumpulkan data
sesuai dengan metode-metode yang telah diharapkan.
Adapun langkah-langkah penelitian yang akan diambil adalah sebagai
berikut.
1. Menyampaikan pemberitahuan sekaligus permohonan ijin kepada Kepala
Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo untuk dapat melakukan penelitian d
SMA tersebut.
2. Memperkenalkan diri kepada kepala sekolah, guru, siswa kelas X yang
akan menjadi sasaran penelitian bahwa peneliti adalah mahasiswa Program
Pasca Sarjana Pendidikan Matematika UNS, yang bermaksud melakukan
penelitian tentang proses pembelajaran berbasis masalah matematika
dengan pendekatan ilmiah di SMA tersebut.
3. Menjelaskan tentang tujuan serta manfaat yang akan dihasilkan dari
penelitian tersebut, tanpa menyembunyikan maksud penelitian sehingga
akan menghilangkan kecurigaan mereka yang menganggap penelitian itu
bertujuan memata-matai dan mencari kesalahan dalam pelaksanaan tugas.
4. Menetapkan informasi kunci yang dapat memandu dan membantu peneliti
dalam mengumpulkan data.
5. Melakukan pemotretan terhadap gambaran umum proses pembelajaran
matematika dengan aktivitasnya untuk bahan dokumentasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
6. Membuat rekaman wawancara dengan informan.
7. Membuat catatan hasil pengamatan yang dituangkan ke dalam catatan dari
hasil pengamatan.
8. Melakukan analisis data yang dilaksanakan bersamaan dengan pelaksaan
pengumpulan data.
9. Membuat laporan tesis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
SMA Negeri 1 Jogorogo terletak di jalan Raya Jogorogo-Ngawi
RT 02 RW 01 Kecamatan Jogorogo Kabupaten Ngawi. SMA Negeri 1,
ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas,
laboratorium IPA, laboratorium komputer, ruang musik, perpustakaan,
UKS, mushola, dan ruang Tata Usaha.
Kelas X di SMA Negeri 1 Jogorogo terdiri dari 9 kelas dimana 5
kelas dengan minat IPA dan 4 kelas untuk minat IPS. Guru matematika
seluruhnya di SMA Negeri 1 Jogorogo 4 guru, matematika untuk kelas X
dibagi menjadi dua. Matematika wajib dan matematika minat. SMA
Negeri 1 Jogorogo merupakan salah satu dari sekolah yang ditunjuk oleh
pemerintah kabupaten Ngawi sebagai sekolah yang menerapkan
Kurikulum 2013.
B. Hasil Penelitian
1. Pengembangan Instrumen Penelitian
a. Instrumen Bantu Pertama
Instrumen bantu pertama ini berupa dokumentasi Guru, yaitu
RPP semester genap untuk materi konsep dasar sudut dan trigonometri
yang dimiliki guru. Instrumen ini digunakan untuk melihat metode
pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah yang
digunakan dalam pembelajaran dan yang akan dikembangkan guru
dalam kegiatan pembelajarannya dikelas.
b. Instrumen Bantu Kedua
Instrumen bantu kedua berupa lembar observasi yang memuat
indikator penerapan pembelajaran berbasis masalah dengan
pendekatan ilmiah. Instrumen ini dibuat untuk mengumpulkan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
berdasarkan pengamatan langsung mengenai proses pembelajaran
berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah berdasarkan indikator
yang dikembangkan. Selanjutnya dilakukan validasi, validasi
diarahkan pada kesesuaian aspek materi, konstruksi dan bahasa. Nama
Validator instrumen bantu kedua dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Nama Validator Instrumen Bantu Kedua
No Nama Jabatan1
2
3
Dr. Budi Usodo, M.Pd
Bambang Dwi Kurniawan, M.Pd
Puguh Susilo, M.Pd
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika UNS SurakartaDosen Bahasa Indonesia STAIFA Pacitan
Guru Mata Pelajaran Matematika SMP Negeri 3 Ngrambe
Hasil validitas menunjukkan bahwa ketiga orang validator
menyatakan bahwa pedoman wawancara valid atau layak digunakan.
Lembar validasi oleh validator dapat dilhat pada Lampiran 1
kemudian instrumen lembar observasi pada Lampiran 2 , dan
instrumen pedoman wawancara pada Lampiran 3.
c. Instrumen Bantu Ketiga
Instrumen bantu ketiga ini berupa pedoman wawancara yang
dibuat oleh peneliti sebagai alat bantu dalam pengambilan data
lapangan. Pedoman wawancara dibuat sebagai acuan dalam
melakukan wawancara kepada subjek penelitian, yaitu guru
matematika kelas XIPA1. Instrumen ini dibuat berdasarkan indikator
metode pembelajaran berbasis maslah dengan pendekatan ilmiah yang
telah dikembangkan dan mengacu pada Kurikulum 2013. Pedoman
wawancara ini bersifat tak terstruktur yang bertujuan untuk
menemukan permasalahan secara terbuka, artinya penelitian diajak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
mengemukakan pendapat-pendaoat berkaitan dengan kegiatan yang
dilakukan.
2. Penentuan Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian ini berdasarkan pada rekomendasi
dari Kepala sekolah. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo
merekomendasikan guru matematika kelas XIPA1 Bapak R. Hobro
Pranasmorohadi S.Pd (HP) sebagai subjek penelitian pelaksanaan
pembelajaran matematika. Wawancara dengan guru matematika kelas
XIPS1 Ibu Tatik S.Pd (TK) dilakukan untuk memperoleh informasi
perencanaan pembelajaran saja karena informasi dari Ibu Tatik
digunakan untuk analisis data perencanaan pembelajaran dalam hal ini
RPP.
3. Hasil Analisis Data
Sesuai dengan tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk
mendiskripsikan proses pembelajaran berbasis masalah matematika
dengan pendekatan ilmiah dan kendala dalam proses pembelajaran
yang masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut.
1) Analisis Data Perencanaan Proses Pembelajaran Berbasis Masalah
Matematika dengan Pendekatan Ilmiah di kelas X
Data perencanaan proses pembelajaran berbasis masalah
matematika dengan pendekatan ilmiah dijelaskan dalam BAB II
meliputi data tentang proses penyusunan RPP mata pelajaran
matematika. Data hasil dokumentasi dokumen-dokumen pendukung
dan data dalam bentuk transkrip wawancara subjek HP dengan subjek
TK.
Data proses penyusunan RPP dalam penelitian ini berupa
dokumentasi dokumen pendukung yaitu RPP kelas X semester I pada
materi pokok Relasi dan Fungsi. Dalam BAB II dijelaskan langkah-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
langkah penyusunan meliputi: (1) menentukan tujuan, (2)
mengembangkan kegiatan pembelajaran, (3) penjabaran jenis
penilaian, (4) menentukan alokasi waktu, (5) menentukan sumber
belajar.
Hasil wawancara pada nomor-nomor tertentut akan dikategorikan
kedalam 5 kategori yaitu proses menentukan tujuan, mengembangkan
kegiatan pembelajaran, penjabaran jenis penilaian, menetukan alokasi
waktu dan menentukan sumber belajar yang masing-masing akan
dijelaskan sebagai berikut.
a) Menetukan Tujuan Pembelajaran
Kategori ini berisi tentang ucapan guru dalam merumuskan
tujuan pembelajaran pada RPP kelas X. Data perumusan tujuan
pembelajaran hasil wawancara dengan subjek HP dan subjek TK
masing-masing akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Data Perumusan Tujuan Pembelajaran oleh Subjek HP
Pada penyusunan RPP kelas XIPA1 guru harus
mengembangkan sendiri indikator dalam pembelajaran karena
didalam silabus dari pusat belum terdapat indikator. Dari indikator
tersebut digunakan guru untuk merumuskan tujuan pembelajaran.
Namun guru terkadang hanya cukup melihat contoh dari RPP yang
digunakan dalam Kurikulum 2013. Sebagaimana hasil wawancara
dengan subjek HP nomor 6, 8 dan 9
6. Peneliti : kalo panduan khusus untuk penyusunan RPP ini, ada panduan khusus untuk penyusunan RPP seperti ini, ada tidak pak ?
HP : tidak ada, hanya mengacu pada K-13 kemudian dikembangkan sendiri sesuai contoh baik dari pelatihan Kurikulum 2013 atau contoh RPP dari sekolah yang ditunjuk menggunakan Kurikulum 2013 juga
8. Peneliti : kalau untuk menyusun RPP ini bagaimana caramenentukan indikatornya pak?
HP : merumuskan indikator kalau di K-13 kan disilabus belum ada, jadi kita kembangkan sendiri di RPP. Itu juga bisa dilihat dari materinya juga, maka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
pengembangan materi itu masing-masing guru ini merumuskan tergantung kreatifitas guru.
9. Peneliti : kalau menetukan tujuan pembelajarannya?HP : yha ini mengacu pada indikator
2. Data Perumusan Tujuan Pembelajaran Oleh Subjek TK
Pada penyususnan RPP kelas XIPS1 guru menyesuaiakan
dengan acuan Kurikulum 2013 dari pusat dan dibuat sesuai contoh.
Dan untuk penetuan indikator karena di silabus tidak ada maka
guru membuat sendiri dengan melihat Kompetensi dasar. Indikator
tersebut digunakan untuk acuan merumuskan tujuan
pemebelajaran. Sebagaimana hasil wawancara dengan TK nomor 5
dan 8 pada Lampiran 5 sebagai berikut.
5. Peneliti : untuk penyusunan silabus dan RPP gimana bu?TK : untuk silabus kita mengguanakan yang ada pada
Kurikulum 2013. Sedangkan RPP juga kita sesuaikan dan mengacu pada Kurikulum 2013, biasanya sesuai contoh yang ada. Kalo saya bingung yha tanya ke guru yang lain.
8. Peneliti : kalau untuk menyusun RPP ini bagaimana cara menentukan indikatornya bu?
TK : merumuskan indikator kalau di Kurikulum 2013 kan disilabus belum ada, jadi kita kembangkan sendiri di RPP. Kalau tidak kita lihat materinya dan Kompetensi Dasarnya. Dan biasanya mengguanakan RPP yang sudah ada.
Menurut pembahasan dalam menetukan tujuan guru
mengembangkan sendiri indikator dan kemudian indikator tesebut
dijadikan acuan untuk merumuskan tujuan pembelajaran dan
paling tidak mengandung dua aspek peserta dan aspek
kemampuan.
Berdasarkan analisis data tentang perumusan tujuan
pembelajaran dapat disimpulkan disimpulkan bahwa penyusunan
RPP kelas sepuluh kategori perumusan tujuan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Tabel 4.2 Hasil analisis data perumusan tujuan pembelajaran dan
hasil triangulasi sumber
Perumusan Tujuan Pembelajaran
Subjek HP Subjek TK
Dalam penyusunan RPP kelas XIPA1
guru guru tidak merumuskan tujuan
pembelajaran. RPP dibuat dengan
melihat contoh RPP yang dari sekolah
lain atau contoh RPP yang mengacu
pada K-13
Dalam penyusunan RPP kelas XIPS1
guru tidak merumuskan sendiri tujuan
pembelajaran. Guru tidak menyususn
RPP sendiri untuk pembelajaran dengan
mengguanakan PBL dengan pendekatan
ilmiah namun hanya melihat contoh yang
ada.
Hasil triangulasi sumber dari data perumusan tujuan pembelajaran:
Dalam penyusunan RPP kelas X guru tidak mengembangkan sendiri tujuan
pembelajaran melainkan menggunakan berdasarkan contoh tujuan pembelajaran
yang sudah ada. Guru tidak menyususn RPP sendiri melainkan mengguanakan RPP
yang sudah ada yaitu RPP dari sekolah lain atau contoh dari pelatihan K-13
b) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kategori ini berisi tentang ucapan guru dalam merencanakan
kegiatan pembelajaran pada RPP kelas X. Data mengembangkan kegiatan
pembelajaran hasil wawancara dengan subjek HP dan TK masing-masing
akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Data Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran oleh subjek HP
HP menjelaskan dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai. Dimulai dari pendahuluan, inti dan penutup, dimana dalam
kegiatan inti dijabarkan lebih lanjut menjadi rincian dari kegiatan
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan,
yang masing-masing urutannya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan. Sebagaimana hasil wawancara dengan HP nomor
12, 13 dan 14 pada Lampiran 4 sebagai berikut.
12. Peneliti : kalau untuk menyusun kegiatan pembelajaran bagaimana pak?
HP : ya ketika kita menggunakan PBL dengan pendekatan ilmiah ya kita sesuaikan dengan langkah-langkahnya. Ya..kalo untuk pendahuluan apersepsi tetap saya lakukan menanyakan PR, motivasi pentingnya materi yang akan dipelajari, kemudian kegitan inti, dan penutup, tadi apa saja yang kita sampaikan. Kan di silabus kegiatan pembelajaran juga sudah ada
13. Peneliti : menetukan kegiatan intinya ini bagaimana pak?HP : menetukannya ya dilihat dari tujuannya tadi....
14. Peneliti : apakah bapak sudah mengintegrasikan 5M (mengamati, menanya, memgumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan dalam RPP dan dlam pembelajaran?
HP : bisa dilihat kegiatan pembelajaran di RPP yang menggunakan metode PBL dengan pendekatan ilmiah ada kegiatan 5M yang masing-masing terdapat kegiatan yang dilaksanakan.kalau untuk di proses pembelajran saya selalu berusaha mengintegrasikan dan melaksanakan semampu saya
Meskipun guru dapat mendiskripsikan perencanaan kegiatan
pembelajaran, akan tetapi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
pada RPP guru tidak mengembangkannya. Sebagaimana sesuai dengan
pembahasan tentang pengembangan kegiatan pembelajaran melainkan
hanya mencoba mengintegrasikan kegiatan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasikann dan mengkomunikasikan.
2. Data Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran Oleh Subjek TK
TK dalam merencanakan kegiatan pembelajaran dimulai dari
merencanakan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup
sebagaimana yang sudah ada di silabus. Hasil wawancara dengan TK
nomor 12 dan 13 Lampiran 5 sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
12. Peneliti : kalau untuk menyusun kegiatan pembelajaran bagaimana bu?
TK : ya ketika kita menggunakan PBL dengan pendekatan ilmiah ya kita sesuaikan dengan langkah-langkahnya. Ya..kalo untuk pendahuluan apersepsi tetap saya lakukan menanyakan PR, motivasi pentingnya materi yang akan dipelajari, kemudian kegitan inti, dan penutup, tadi apa saja yang kita sampaikan.
13. Peneliti : kalau dalam silabus kan sudah ada kegiatan pembelajaran, apakah itu nanti dikembangkan sendiri? Atau memang cukup pakai itu saja.
TK : biasanya pakai itu mbak..., kalo dikembangkan paling pas kegiatan berlangsung tidak ditulis rinci di RPP
Berdasarkan analisis data tentang pengembangan kegiatan
pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil analisis data pengembangan kegiatan pembelajaran
hasil triangulasi sumber
Pengembangan Kegiatan Pembelajaran
Subjek HP Subjek TK
Dalam RPP guru tidak
mengembangkan kegiatan
pembelajaran secara langsung. Guru
menggunakan tahapan kegiatan
pembelajaran yang sudah ada dalam
silabus. Pada kegiatan mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan, guru hanya
menyalin dari yang sudah ada
disilabus.
Dalam RPP guru tidak
mengembangkan kegiatan
pembelajaran. Karena di dalam silabus
sudah terdapat kegiatan pembelajaran
terkait dengan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Jika ada
pengembangan tidak ditulis rinci pada
RPP, namun dilaksanakan ketika
pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Lanjutan
Hasil Triangulasi Sumber Analisis Pengembangan Kegiatan
Pembelajaran: Dalam RPP guru tidak mengembangkan kegiatan
pembelajaran sendiri. Kegiatan 5M yaitu mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan tersebut
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang ada pada silabus dari pusat
terkait dengan K-13.
c) Penjabaran Jenis Penilaian
Kategori ini berisi tentang ucapan guru dalam menetukan penilaian
dalam RPP. Dari hasil analisi dokumen penilaian pembelajaran sudah
tercantum dalam silabus.
Sedangkan data penetuan penilaian pembelajaran hasil wawancara
dengan subjek HP dan TK masing-masing akan dijeaskan sebagai
berikut.
1. Data Penentuan Penilaian Oleh Subjek HP
Dalam penyusunan RPP HP tidak menentukan penilaian sendiri.
HP mengguanakan acuan dari silabus yang diberikan pemerintah.
Sebagaimana sesuai dengan kutipan wawancara dengan HP nomor 15
Lampiran 4 sebagai berikut.
15. Peneliti : kalau untuk penilaian pembelajaran pak?bagaimana?
HP : itu masing-masing guru, kalo saya sama yang ditulis disilabus.
2. Data Penentuan Penialaian Oleh Subjek TK
Penetuan penilaian yang dilakukan guru mengacu pada silabus,
berarti guru tidak menentukan sendiri penilaian yang digunakan.
Sellain didukung hasil dokumentasi, hal tersebut juga sesuai dengan
kutipan wawancara dengan TK nomor 15 dan 16 Lampiran 5 sebagai
berikut.
15. Peneliti : kalau untuk penilaian bu?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
TK : disilabus kan sudah ada, di Kurikulum 2013 ini kan silabus sudah dibuatkan pusat kita tinggal menggakan itu untuk acuan membuat RPP
16. Peneliti : berarti sama yang disilabus bu?TK : iya sama..
Berdasarkan analisis data tentang penentuan penilaian dapat
disimpulkan bahwa proses penyusunan RPP kategori penetuan penilaian
adalah sebagai berikut.
Tabel. 4.4 Hasil Analisis Data Penetuan Penilaian Dan Hasil Triangulasi
Sumber
Pentuan Penilaian
Subjek HP Subjek TK
Guru tidak menentukan sendiri jenis penilaian melainkan mengguanakan penialaian yang dicantumkan didalam silabus. Terkait dengan tiga penilaian yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap, guru untuk penilaian pengetahuan menggunakan ulangan harian dan penilaian langsung dikelas, untuk keterampilan dan sikap menggunakan pengamatan. Guru dalam RPP menggunakan rubrik namun hal tersebut tidak digunakan.
Guru mengacu pada penilaian yang ada pada silabus yang diberikan pemerintah. Guru dalam RPP mencantumkan rubrik namun hal tersebut tidak digunakan ketika pembelajaran berlangsung.
Hasil Triangulasi sumber data penentuan penilaian:
Dalam RPP guru tidak menentukan sendiri penialaian pembelajaran karena didalam silabus yang diberikan dari pemerintah sudah ada penilaian yang digunakan,dalam RPP rubrik dicantumkan namun tidak digunakan guru dalam pemebelajaran dan guru menggunakan penilaian dalam silabus itu didalam membuat RPP.
d) Menentukan Alokasi Waktu
Data dari hasil wawancara dengan subjek HP dan TK sama-sama
mengguanakan acuan yang terdapat dalam silabus. Sesuai dengan
dokumentasi dan wawancara sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
1. Data penetuan Alokasi waktu oleh subjek HP
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan KD. Hasil wawancara dengan HP
nomor 17 Lampiran 4 sebagai berikut.
17. Peneliti : penentuan alokasi waktu bagaimana Pak?HP : gunakan acuan silabus yang sudah ada.
2. Data Penentuan Alokasi waktu oleh subjek TK
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan
perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD yang dibutuhkan oleh
peserta didik yang beragam. Sebagaiman hasil wawancara dengan TK
nomor 17 Lampiran 5 sebagai berikut.
17. Peneliti : kalau untuk alokasi waktu ini ditentukan dengan apa bu?
TK : ini mbak dengan mengacu pada silabus jan juga sudah ada.
Berdasarkan analisis data tentang alokasi waktu dapat
disimpulkan bahwa proses penyusunan RPP kategori penetuan
penilaian adalah sebagai berikut.
Tabel 4.5 Hasil analisi data penentuan alokasi waktu dan hasil
triangulasi sumber
Penetuan Alokasi WaktuSubjek HP Subjek TK
Penentuan Alokasi waktu pembelajaran melihat yang ada pada silabus.
Gunakan alokasi yang sudah ada pada silabus.
Hasil Triangulasi sumber data penentuan alokasi waktu:Guru hanya melihat alokasi waktu yang ada pada silabus yang diberikan pemerintah.
e) Menentukan Sumber Belajar
Data penentuan sumber belajar hasil wawancara dengan
subjek HP dan TK masing-masing akan dijelaskansebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
1. Data penentuan sumber belajar oleh subjek HP
Dalam silabus yang diberikan pemerntah sudah terdapat
sumber belajar yang digunakan. Guru tidak menguanakan semua
yang tercantum dalam silabus, guru hanya menggunakan buku
matematika kelas X dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sesuai dengan
wawancara dengan HP nomor 18 Lampiran 4 sebagai berikut.
18. Peneliti : kalau sumber belajarnya pak?HP : kalau penetuan sumber belajarnya satu kita buku
paket dari negara dan LKS. Klao anak punya refrensi buku yang lain saya juga tidak melarang. Tapi yang saya gunakan dalam mengajar dua itu.
2. Data penentuan sumber belajar oleh subjek TK
Tidak berbeda dengan subjek HP, subjek TK juga tidak
menggunakan semua sumber belajar yang tercantum didalam
silabus. Sesuai dengan kutipan wawancara dengan subjek TK
nomor 18 Lampiran 5 sebagai berikut.
Peneliti : untuk sumber belajarnya bagaimana bu?TK : sumber belajarnya kita tetap mengacu pada buku
yang ditetapkan negara, yang pasti kan kurikulum 2013 to mbak... sini juga ada LKS yang digunakan siswa.
Berdasarkan analisis data tentang penentuan sumber belajar
dapat disimpulkan bahwa penyusunan RPP kategori penentuan
sumber belajar sebagai berikut.
Tabel 4.6 Hasil analisis data penentuan sumber belajar dan hasil
triangulasi sumber
Penentuan Sumber BelajarSubjek HP Subjek TK
Sumber belajar yang terdapat didalam silabus yang dari pemerintah tidak digunakan semua dalam RPP. Guru hanya menggunakan buku matematika kelas X dan LKS sebagai sumber belajar.
Guru mengguanakan dua sumber belajar yaitu buku matematika kelas X dan LKS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Lanjutan Hasil triangulasi Sumber data Sumber belajar:Sumber belajar yang didalam silabus yang diberikan pemerintah yaitu buku matematika kelas X, artikel yang sesuai, internet tidak semua guru gunakan. Guru hanya menggunakan dua sumber belajar yaitu buku matematika kelas X dan LKS.
2) Analisis Data Pelaksanaan Proses Pembelajaran Berbasis Masalah
matematika dengan pendekatan Ilmiah dikelas X
Data pelaksanaan proses pembelajaran matematika ini
dijelaskan dalam BAB II meliputi: 1) kegiatan pendahuluan, 2)
kegiatan inti mencakup kegiatan mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan hasil, 3) kegiatan
penutup.
a. Data Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran Matematika Berbasis
Masalah dengan Pendekatan Ilmiah
Pada kegiatan pendahuluan guru diantaranya menyiapkan
peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi
yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari,
mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas
yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan
menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan
menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang
kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahan atau tugas.
a) Data kegiatan pendahuluan pada observasi pertama
pada kegiatan pendahuluan pembelajaran guru mengawali
pembelajaran dengan melihat kesiapan siswa dalam mengikuti
pelajaran matematika, dengan mengawalinya menggunakan salam,
dan dilanjutkan bertanya tentang tugas yang diberikan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
pertemuan sebelumnya. Dalam kegiatan ini dari lima kegiatan,
kegiatan mengmati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, yang nampak hanya
kegiatan mengkomunkasikan terlihat dari siswa yang menunjukkan
hasil pekerjaannya. Sesuai dengan hasil wawancara dengan HP
sebagai berikut.
Peneliti : biasanya bapak setelah salam bertanya adakah tugas pada pertemuan sebelumnya, tujuannya untuk apa pak?
HP : ya selain untuk mengecek pemahaman siswa, itu saya gunakan untuk melihat kesiapan mereka. Dan sedikit membimbing atau memberi batu loncatan terkait kegiatan 5M mbak..tapi ya bisa anda lihat hanya kegiatan menyampaikan hasil saja yang muncul.
b) Data kegiatan pendahuluan pada observasi ketiga
Pada observasi ketiga diperoleh data pada kegiatan
pendahuluan guru mengawali pembelajaran dengan salam dan
bertanya sampai mana materi dan adakah tugas pada pertemuan
sebelumnya. pada kegiatan tersebut kegiatan 5M belum nampak
karena ketika guru bertanya adakah kesulitan siswa hanya diam.
Sesuai dengan hasil wawancara dengan HP ebagai berikut.
Peneliti : ucapan salam dan pertanyaan adakah tugas itu bapak gunakan bertujuan untuk apa pak?
HP : itu saya gunakan pada kegiatan pendahuluan, maunya saya itu siswa ada yang mungkin masih kesulitan materi, kemudian berani bertanya. Tapi ya siswa hanya diam.
Dari analisis kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran
berbasis maslah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X
pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 4.7 Kesimpulan Analisis kegiatan pendahuluan dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi
pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu.
Kegiatan Pendahuluan
Observasi pertama Observasi ketiga
Guru membuka pelajaran dengan salam dan bertanya terkait tugas yang diberikan sebelumnya.tujuannya siswa bisa mulai mengaplikasikan kegiatan 5M, namun yang nampak hanya kegiatan menyampaikan hasil.
Guru membuka dengan salam dan bertnya adakah kesulitan terkait tugas seblumnya. Hal tersebut digunakan supaya dapat sedikit mengplikasikan kegiatan 5M sebagai awal dari kegiatan inti pembelajaran. Namun, siswa hanya diam.
Hasil triangulasi waktu data kegiatan pendahuluan dalam PBL dengan pendekatan ilmiah di kelas X:
Guru membuka dengan salam dan bertanya terkait tugas dipertemuan sebelumnya, namun jika dikaitkan dengan kegiatan 5M pada kegiatan pendahuluan belum nampak terlihat dari siswa yang masih kurang aktif.
b. Data Kegiatan Inti Pembelajaran Matematika Berbasis
Masalah dengan Pendekatan Ilmiah
Data dalam bentuk transkrip pada observasi pertama dan
ketiga direduksi dengan cara mengkategorikan kegiatan
pelaksanaan pembelajaran pada kegiatan inti kedalam lima
kategori. Kategori tersebut diantaranya adalah kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi,
dan menmgkomunikasikan hasil. Masing-masing dijelaskan
sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
a) Data kegiatan mengamati dalam pelaksanaan proses
pembelajaran berbasis masalah matematika dengan
pendekatan ilmiah di kelas X
Kategori ini berisi kumpulan aktivitas guru dalam kegiatan
mengamati pada saat pelaksanaan PBL dengan pendekatan ilmiah
di kelas X. Pada kategori ini data kegiatan mengamati pada
observasi pertama dan ketiga dijelaskan sebagai berikut.
a. Data kegiatan mengamati pada observasi pertama
Kegiatan mengamati dalam proses pembelajaran berbasis
masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X diharapkan guru
membuaka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik
untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat,
menyimak, mendengar dan membaca. Guru memfasilitasi peserta
didik untuk melakukan pengamatan.
Berdasarkan Lampiran 10 dalam kegiatan siswa mengamati,
siswa melakukan kegiatan membaca setelah guru memberikan
perintah kepada siswa untuk membaca. Hal tersebut diawali dengan
guru memberikan batu loncatan tentang materi yang akan dipelajari
yang dihubungkan dengan situasi kehidupan nyata siswa dengan
menerangkan contoh gambaran materi yang dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari siswa. Cara tersebut bertujuan supaya siswa
mengetahui contoh pemeblajatran matematika di kehidupan sehari-
hari. Sebagaimana hasil wawancara dengan guru nomor 1 dan 2
pada Lampiran 10 sebagai berikut.
1. Peneliti : awal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek mengamati guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, maksud bapak itu fungsinya untuk apa pak?
HP : Untuk memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan sehari-hari dan siswa mau mencobamengamati permasalahan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
b. Data kegiatan mengamati pada observasi ketiga
Guru dalam kegiatan ini setelah siswa diberikan
permasalahan, guru menerangkan atau memberikan sedikit batu
loncatan tentang materi yang akan dipelajari dengan cara
membahas tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya,
kemudian mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari. Cara
tersebut dipilh karena tugas yang diberikan masih ada kaitanya
dengan materi yang akan dipelajari agar siswa dalam kegiatan
mengamati juga lebuh mudah. Sebagaimana hasil wawancara
dengan PN nomor 1,2, dan 3 pada Lampiran 11 sebagai berikut.
1. Peneliti : pada awal pembelajaran guru memberikan batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, maksud bapak digunakan untuk apa?kenapa tidak langsung siswa mengamati permasalahan yang diberikan?
HP : untuk membantu siswa juga agar lebuh mudah melakukan kegiatan mengamati
2. Peneliti : kemarin batu loncatan yang digunakan apakah PR itu pak?
HP : iya mbak,3. Peneliti : kenapa menggunakan itu?
HP : ya karena materi itu kan masih ada hubungannya dengan materi selanjutnya dan bisa membantu siswa mempelajari materi yang akan dipalajari.
Dari analisis kegiatan mengamati dalam pembelajaran
berbasis maslah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X
pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.8 Kesimpulan Analisis kegiatan mengamati dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi
pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu.
Kegiatan Mengamati
Observasi pertama Observasi ketiga
Guru memberikan sedikit
penjelasan setelah permasalahan
diberikan kepada siswa, supaya
lebih mudah mengamati.
Kemudian siswa diminta untuk
membaca sumber belajar.
Guru memberikan batu loncatan
berupa PR yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya. PR
digunakan untuk membantu siswa
ketika diberikan permasalahan.
Hasil triangulasi waktu data kegiatan mengamati dalam PBL
dengan pendekatan ilmiah di kelas X:
Guru memberikan sedikit materi pengantar setelah memberikan
permasalahan. Guru meminta siswa membaca sumber belajar yang
dimiliki.
b) Data kegiatan menanya dalam pemebelajaran berbasis
masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X
Dalam ketegori ini diperoleh data dari hasil observasi
pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut.
a. Data kegiatan menanya pada observasi pertama
Dalam kegiatan sebelumnya yaitu mengamati, guru
membuka kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk
bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca atau
dilihat. Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat
mengajukan pertanyaan. Pertanyaan tentang yang hasil pengamatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
objek yang konkrit sampai kepada yang abstrak berkenaan dengan
fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain yang lebih abstrak.
Pembentukan kelompok juga diperlukan, untuk lebih
mengembangkan sosial siswa dan diharapkan siswa juga lebih bisa
mengembangkan rasa ingin tahu dan bertanya. Namun hal tersebut
belum dilaksanakan secara maksimal didalam pembelajaran
berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah. Sebagaimana hasil
wawancara dengan guru nomor 4,5 dan 6 Lampiran 10 sebagai
berikut.
4. Peneliti : didalam PBL dengan pendekatan ilmiah kan ada kegiatan membentuk kelompok pak, itu bagaimana pak?
HP : iya itu biasanya saya gunakan untuk lebih memancing sosial siswa dan meberikan kesempatan siswa supaya berdiskusi sehingga ketika diminta untuk bertanya mereka mempunyai gambaran dari apa yang diketahui
5. Peneliti : ooo, lalu bagaimana cara bapak menginspirasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan apa yang telah diamati?
HP : memberikan peta pemikiran siswa terkait yang telah diamati dengan yang ada dalam kehidupan nyata, sehingga siswa mampu terpancing untuk mengajukan pertanyaan
6. Peneliti : kalau untuk menciptakan susana kelas yang mengundang rasa ingin tahu bagaimana pak?
HP : kalau siswa masih belum bisa aktif saya biasanya memanggil salah satu nama untuk bertanya.
b. Data kegiatan menanya pada observasi ketiga
Berdasarkan Lampiran hasil observasi ketiga ini kegiatan
menanya dilakukan guru dan siswa. Dari kegiatan itu peserta
didik dilatih mengajukan pertanyaan, namun pada kenyataan
siswa masih memerlukan bantuan guru untuk mengajukan
pertanyaan dan siswa belum mampu mengajukan pertanyaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
secara mandiri. Hal tersebut juga sesuai dengan wawancara
dengan PN nomor 7,8 dan 9 pada lamapiran 11 sebagai berikut.
7. Peneliti : ketika masuk ke tahap menanya, usaha seperti apa yang dilakukan supaya siswa mau bertanya pak?
HP : yha biasanya anak itu sulit kalau diminta mengajukan pertanyaan, jadi ya saya siasati dengan menunjuk salah satu siswa untuk bertanya. Dengan begitu siswa lain terpancing untuk mengelurkan ide atau bertanya mbak.
8. Peneliti : oow, jadi siswa belum bisa secara mandiri mengajukan pertanyaan ya pak?
HP : iya, belum mampu sepenuhnya meski terkadang juga bisa mandiri
9. Peneliti : untuk kelompok pak kenapa tidak dibuat?HP : ya kelompok digunakan supaya siswa lebih
mudah mengajukan pertanyaan ketika bertukar pikir dengan temannya. Tapi tidak saya bentuk secara khusus hanya meminta siswa berdiskusi dengan teman sebangku.
Dari analisis kegiatan menanya dalam pembelajaran
berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di kelas X
pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut.
Tabel 4.9 Kesimpulan Analisis kegiatan menanya dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi
pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu.
Kegiatan Menanya
Observasi Pertama Observasi Ketiga
Guru memberikan peta pemikiran untuk siswa terkait yang telah diamati dengan yang ada dalam kehidupan nyata, sehingga siswa mampu terpancing untuk mengajukan pertanyaan. Guru juga menunjuk salah satu siswa untuk bertanya dan meminta siswa bediskusi dengan teman
Guru menunjuk salah satu siswa untuk memancing siswa lain untuk bertanya. Karena siswa belum mampu mengajukan pertanyaan secara mandiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Lanjutan
Hasil triangulasi waktu data kegiatan menanya dalam pembelajaran
berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah dikelas X:
Guru membantu siswa dalam mengajukan pertanyaan, karena siswa
belum bisa mengajukan pertanyaan secara mandiri. Hal tersebut
dilakukan dengan menunjuk salah satu siswa untuk mengajukan
pertanyaan atau sekedar menjawab pertanyaan dari guru.
c) Data kegiatan mengumpulkan informasi dalam pemebelajaran
berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X
Data pada kategori ini diperoleh dari observasi pertama dan
ketiga yaitu sebagai berikut.
a. Data kegiatan mengumpulkan informasi pada observasi
pertama
Tindak lanjut dari kegiatan bertanya adalah menggali dan
mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui
berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membaca buku
yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau objek yang
lebih teliti atau bahkan melakukan eksperimen
Pada lampiran observasi pertama pada kegiatan
mengumpulkan informasi, siswa kebanyakan hanya memiliki
sumber belajar yang diberikan sekolah yaitu buku matematika
kelas X dan LKS. Sesuai dengan lampiran hasil wawancara
dengan guru nomor 10 dan 11 pada Lampiran 10 sebagai
berikut.
10. Peneliti : untuk kegiatan mengumpulkan informasi, dilakukan dengan cara seperti apa pak?
HP : dengan membaca buku pegangan, buku yang dari sekolah untuk siswa dan LKS.
11. Peneliti : adakah sumber yang lain atau cara yang lain?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
HP : tidak mbak, karena biasanya siswa menggunakan itu saja.
b. Data kegiatan mengumpulkan informasi pada observasi
ketiga
Pada observasi ketiga diperoleh informasi dalam kegiatan
mengumpulkan informasi siswa hanya membaca buku yang
diberikan sekolah dan LKS. Sesuai dengan wawancara yang
dengan guru nomor 17 pada Lampiran 11 sebagai berikut.
17. Peneliti : siswa dalam kegiatan mengumpulkan informasi dibantu atau dengan cara seperti apa pak?
HP : biasanya membaca buku, terutama buku dan LKS yang diberikan sekolah.
Dari analisis kegiatan mengumpulkan informasi dalam
pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan
ilmiah di kelas X pada observasi pertama dan ketiga tersebut
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Tabel 4.10 Kesimpulan Analisis kegiatan mengumpulkan
informasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada
observasi pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu.
Kegiatan Mengumpulkan Informasi
Observasi pertama Observasi ketiga
Dalam kegiatan mengumpulakn informasi siswa membaca sumber belajar yaitu buku matematika kelas X dan LKS yang diberikan sekolah.
Usaha yang dilakukan siswa ketika mengumpulkan informasi salah satunya dengan membaca buku yang diberikan sekolah. Dan ada siswa yang terkadang membawa buku panduan yg belum menggunakan K-13.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
LanjutanHasil triangulasi waktu data kegiatan mengumpulkan informasi dalam pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X:
Pada kegiatan mengumpulkan informasi siswa hanya membaca buku dan LKS sebagai sumber belajar yang diberikan sekolah.
d) Data kegiatan mengasosiasi dalam pemebelajaran berbasis
masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X
Dalam ketegori ini diperoleh data dari hasil observasi
pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut.
a. Data kegiatan mengasosiasi pada observasi pertama
Dari kegiatan mengumpulkan informasi terkumpul
sejumlah informasi. Informasi tesebut menjadi dasar bagi
kegiatan berikutnya yaitu mengolah informasi untuk
menemukan pola. Pada kegiatan mengasosiasikan ini kegiatan
yang diperoleh dari observasi pertama yaitu guru menjadi
fasilitator dengan cara menjawab pertanyaan dan membantu
siswa mengolah informasi-informasi yang diperoleh.
Sebagaimana didukung dengan hasil wawancara dengan guru
nomor 18 Lampiran 10 sebagai berikut.
18. Peneliti : siswa berdiskusi dan guru sebagai fasilitator, maksudnya bagaimana pak?
HP : ya terkadang siswa masih kesulitan dalam mengumpulkan informasi dan mengolahnya.Jadi ketika ada siswa yang berani bertanyasaya akan menjawab atau terkadang saya berikan pertanyaan supaya siswa mulai menemukan pola untuk penyelesaian masalah.
b. Data kegiatan mengasosiasi pada observasi ketiga
Pada observasi ketiga diperoleh data tentang kegiatan
mengasosiasi, pada kegiatan ini siswa bersama guru mengolah
informasi yang telah diperoleh. Guru bertindak sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
fasilitator, ketika siswa menemukan informasi atau masih ragu
dengan informasi atau dugaan yang mereka peroleh. Guru
menjawab dan mengarahkan siswa untuk mendekati pola atas
penyelesaian permaslahan yang diberikan. Sebagaimana hasil
wawancara dengan guru nomor 17 Lampiran 11 sebagai
berikut.
17. Peneliti : dalam kegiatan mengasosiasi dan mengolah informasi, bapak menjawab pertanyaan siswa. Itu bertujuan untuk apa?
HP : ya sebenarnya dalam kegiatan mengasosiasi ini kan siswa berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpul apa yang telah dipelajari. Jadi saya hanya menfasilitasi supaya dugaan mereka mengarah ke penyelesaian.
Dari analisis kegiatan mengasosiasi dalam pembelajaran
berbasis masalah matematika dengan pendekatan ilmiah di
kelas X pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut.
Tabel 4.11 Kesimpulan Analisis kegiatan mengasosiasi dalam
pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada observasi
pertama dan ketiga serta hasil triangulasi waktu.
Kegiatan mengasosiasi
Observasi pertama Observasi ketiga
Dalam kegiatan mengasosias,
menglah informasi siswa masih
kesulitan. Ketika siswa masih
ragu guru mengarahkan dengan
menjawab pertanyaan siswa
sampai siswa mendekati pola
penyelesaian yang dikehendaki.
Guru sebagai fasilitator yaitu
dengan menjawab dan
mengarahkan siswa supaya
mampu mengolah informasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Lanjutan
Hasil triangulasi waktu data kegiatan mengasosiasi dalam
pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di
kelas X:
Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan mengasosiasi, ketika siswa
masih kesulitan mengolah informasi guru memberikan pertanyaan
ataupun menjawab pertanyaan dari siswa kemudian mengarahkan
jawaban ke pola penyelesaian dari permasalahan yang diberikan.
e) Data kegiatan mengkomunikasikan dalam pembelajaran
berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X
Data dalam ketegori ini diperoleh dari hasil observasi
pertama dan ketiga yaitu sebagai berikut.
a. Data kegiatan mengkomunikasikan pada observasi pertama
Kegiatan mengkomunikasikan yaitu menuliskan atau
menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan-kegiatan
sebelumnya. Dalam observasi pertama diperoleh hasil siswa yang
sudah menemukan jawaban menampilkan jawaban yang ditemukan
di depan kelas dan menyampaikannya kepada teman-teman satu
kelas. Sebagaimana hasil wawancara dengan guru nomor 16
sebagai berikut.
16. peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak?
HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan.
b. Data kegiatan mengkomunikasikan pada observasi ketiga
pada observasi ketiga ini diperoleh data yaitu dalam
kegiatan mengkomunkasikan hasil, siswa masih belum mempunyai
keberanian pada kegiatan meyampaikan hasil pekerjaannya di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
depan kelas. Guru harus memanggil salah satu siswa untuk
mempresentasikan hasil.sebagaimana hasil wawancara dengan guru
nomor 25 sebagai berikut.
25. Peneliti : kenapa ketika kegiatan mengkomunikasikan atau mempresentasikan hasil bapak memanggil nama salah satu siswa?
HP : iya mbak, itu karena terkadang siswa tidak langsung mau menampilkan hasil yang diperoleh. Jadi ya harus ditunjuk dulu. Supaya tetap jalan kegiatannya.
Dari analisis kegiatan mengkomunikasikan dalam
pembelajaran berbasis masalah matematika dengan pendekatan
ilmiah di kelas X pada observasi pertama dan ketiga tersebut dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut.
Tabel 4.12 Kesimpulan Analisis kegiatan mengkomunikasikan
dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas X pada
observasi pertama dan ketiga serta hasil triangulasi
waktu.
Kegiatan mengkomunikasikan
Observasi pertama Observasi ketiga
Siswa mempresentasikan hasil
yang diperoleh dan menjelaskan di
depan kelas. Siswa yang lain
memberikan tanggapan dari apa
yang dijelaskan.
Siswa mempresentasikan hasil
pekerjaan dan menjelaskan hasil
yang diperoleh tetapi guru harus
menunjuk salah satu siswa.
Hasil triangulasi waktu data kegiatan mengkomunikasikan dalam pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di kelas X:Keberanian siswa masih belum maksimal karena terkadang guru harus memanggil salah satu siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Untuk respon ketika ada teman yang menjelaskan didepan kelas siswa yang lain cukup baik yaitu terihat dengan menanggapi atau sekedar bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
c. Data Kegiatan Penutup Pembelajaran Matematika Berbasis
Masalah Dengan Pendekatan Ilmiah
Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan
peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap
kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan
terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan
konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan
menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya. Namun dalam kegiatan penutup baik dalam
observasi pertama dan ketiga pada proses pembelajaran
berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1
Jogorogo ini guru hanya melakukan kegiatan menyimpulkan
bersama-sama dengan siswa tentang apa yang telah dipelajari
dan memberikan PR dan menutup dengan salam. Sesuai dengan
hasil wawancara dengan HP sebagai berikut.
Peneliti : untuk kegiatan penutup bapak menyimpulkan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan PR, tujuannya untuk apa pak?
HP : karena di RPP juga sudah ada kegiatan penutup kan guru bersama dengan siswa menyimpulkan tentang apa yang telah dipelajari kemudian saya memberikan PR untuk siswa tetap belajar dan mengulang kembali terkait apa yang telah dipelajari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
3. Analisis Data Faktor Kendala Dalam Proses Pembelajaran
Berbasis Masalah Dengan Pendekatan Ilmiah.
Dalam proses pembelajaran matematika di kelas X SMA
Negeri 1 Jogorogo tidak terlepas dari adanya faktor kendala
ataupun kesulitan yang dialami.
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses
belajar anak dibedakan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal. Berdasarkan wawancara antara peneliti dengan HP guru
matematika kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo, diperoleh data
bahwa secara umum yaitu mengubah pandangan guru maupun
siswa terkait Kurikulum 2013. Dalam Kurikulum 2013 guru hanya
sebagai pembimbing dan anak yang lebih aktif. Penerapan model
Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah masih
belum maksimal karena kendala dari siswa yang memiliki daya
imajinasi yang masih kurang dan kurangnya motivasi dalam diri
siswa untuk lebih aktif dan berani mengemukakan gagasan dan
pendapat. Sesuai hasil wawancara dengan HP nomor 15 Lampiran
10 sebagai berikut.
15. Peneliti : ada anak maju kedepan dan berani menjelaskan, nah itu bagaiman pak?untuk kegiatan mengasosiasi informasi?
HP : he em..iya he em.. ya itu kan menjadi.. ya materi matematika itu kan tidak semuanya siswa mempunyai kemampuan yang sama. Siswa kan tidak semua punya daya abstraksi, matematika kan abstrak. Kan daya abstraksi kan bernacam-macam..untuk membangkitkannya ya salah satunya dengan menjawab pertanyaan dan mengarahkannya supaya siswa yang mempunyai daya abstraksi dibwah yang lain ikut mau mengemukakan pendapatnya. Tapi ya paling 30% dari 100% kegiatan bisa berjalan.
Kendala yang lain juga berupa kendala waktu yakni
minimnya waktu ketika matematika berada di jam terakhir
pelajaran, hal tersebut membuat kegiatan-kegiatan didalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Pemebelajaran Berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah tidak
bisa dilakukan dengan maksimal. Khususnya dalam pembentukan
kelompok diskusi, terkadang tanpa pembentukan kelompok dan
hanya diminta berdiskusi dengan teman sebangku untuk
mempersingkat waktu.
Motivasi dan minat siswa dalam hal ini juga menjadi
kendala tersendiri dalam proses pembelajaran berbasis masalah
dengan pendekatan ilmiah karena terkadang siswa kurang berminat
dengan pembelajaran matematika jika materinya cukup dirasa sulit.
Terkait pula dengan motivasi siswa cenderung mengeluh ketika
baru diberikan permasalahan matematika dan diminta mencoba
membuat dugaan pemecahan dari permasalahan tersebut.
Sebagaimana hasil wawancara dengan PN nomor 6 dan 9
Lampiran 10 sebagai berikut.
6. Peneliti : kalau untuk menciptakan susana kelas yang mengundang rasa ingin tahu bagaimana pak?
HP : kalau siswa masih belum bisa aktif saya biasanya memanggil salah satu nama untuk bertanya lagi..
9. Peneliti : nah itu kan kelas dijam terakhir, suasana kelas juga ya....begitu, trik bapak yang bapak gunakn itu tujuan untuk apa?
HP : ya karena terkenal matemtaika itu menjadi momok (menakutkan dan sulit) maka saya itu saya ajak bukan kog saya tekan mereka dengan apa yang saya pelajari, tapi dengan saya senggol-senggolkan ( dikaitkan) dengan hal yang membuat mereka tersenyum. Kan ini jam terakhir jadi kalau mereka senyum kan jadi ndak ngantuk..kan tujuan gitu.
Untuk mengatasi kendala tersebut biasanya guru disetiap tahap
kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah
guru selalu menyelipkan motivasi-motivasi yang membuat siswa tetap
berusaha menemukan solusi dari permaslahan yang dibeikan. Selain
itu, jika dirasa siswa masih belum mau mengemukakan gagasan atau
pendapat yang mereka miliki, guru menunjuk salah satu siswa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
mengemukakan gagasannya, dengan begitu biasanya baru siswa yang
lain terpacu untuk mengutarakan pendapat mereka masing-masing.
C. Pembahasan Proses Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah
dengan Pendekatan Ilmiah
1. Perencanaan Proses Pembelajaran Berbasis Masalah matematika
dengan Pendekatan Ilmiah di kelas X
Hasil penelitian berkaitan dengan proses Pembelajaran Berbasis
Masalah dengan pendekatan ilmiah khususnya matematika terutama di
kelas XIPA1, kesiapan guru dan siswa sangat diperlukan sebelum
dimualinya pembelajaran. Di kelas XIPA1 SMA Negeri 1 Jogorogo,
sebelum pembelajaran dimulai guru matematika kelas Xipa-1 menyiapkan
media dan sumber belajar yang diperlukan untuk membantu selama proses
pembelajaran. Untuk siswa juga mempersiapkan tugas dan sumber belajar
yang digunakan selama proses pembelajaran matematika.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan guru
dalam proses pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah
pada dasarnya sama atau sesuai dengan Kurikulum 2013 yakni dalam
kegiatan inti memuat kegiatan mengamati, menanya, mengkomunikasikan,
mengasosiasi, dan mengeksplorasi. Dalam kegiatan inti tersebut pada
setiap kegiatan/tahap terdapat indikator-indikator yang guru dan siswa
lakukan.
Hasil penelitian berkaitan dengan kegiatan dalam proses
Pemebelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah menunjukkan
bahwa guru sudah berusaha melaksanakan semua tahapan atau kegiatan
yang ada dalam model pembelajaran tersebut.
Berdasarkan analisis data hasil dokumentasi dan wawancara
dengan guru kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo terdapat kesamaan bahwa
guru tidak menyusun RPP sendiri dan mengembangkannya. Karena RPP
dibuat mengacu pada silabus namun dibuat berdasarkan contoh atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
berdasar silabus yang dibuat dari sekolah yang lain. Alasan guru tidak
menyusun dan mengembangkan RPP sendiri pada Kurikulum 2013 ini
karena guru masih kesulitan mengubah pola pikir yang masih terbiasa
menggunakan kurikulum KTSP. Hal tersebut tidak sejalan dengan
Permendikbud (Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik
Indonesia) nomor 70 tahun 2013. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan
peradaban dunia. Oleh karenanya seharusnya guru dituntut lebih kreatif
dan inovatif, tujuannya supaya pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
2. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah matematika dengan
Pendekatan Ilmiah di kelas X
Tahap kedua dalam pembelajaran menurut standar proses yaitu
pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
Kegiatan pendahuluan guru membuka dengan salam dan bertanya
terkait tugas dipertemuan sebelumnya, namun jika dikaitkan dengan
kegiatan 5M pada kegiatan pendahuluan belum nampak terlihat dari siswa
yang masih kurang aktif.
Pada kegiatan inti pembelajaran berbasis masalah dengan
pendekatan ilmiah dikategorikan menjadi lima pengalaman belajar yaitu:
a) mengamati, b) menanya, c) mengumpulkan informasi, d) mengasosiasi,
dan e) mengkomunkasikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
a. Kegiatan Mengamati
Dimulai dari kegiatan orientasi pada masalah dan mengamati, guru
memberikan sebuah permasalahan yang kemudian siswa diminta mencari
pemecahannya dan siswa juga diminta membaca sumber belajar yang
digunakan dalam pemebalajaran. Guru juga memberikan sedikit materi
pengantar setelah memberikan permasalahan.
b. Kegiatan Menanya
Dalam kegiatan mengorganisasikan dan menanya, pada kegiatan
ini pembentukan kelompok tidak begitu maksimal karena terbatasnya
waktu, untuk memudahkan dalam pembuatan kelompok guru meminta
siswa berdiskusi dengan teman satu meja.
Guru membantu siswa dalam mengajukan pertanyaan, karena
siswa belum bisa mengajukan pertanyaan secara mandiri. Hal tersebut
dilakukan dengan manunjuk salah satu siswa untuk mengajukan
pertanyaan atau sekedar menjawab pertanyaan dari guru.
Namun dalam kegiatan ini cenderung siswa kurang aktif karena
kurangnya motivasi dan keberanian bertanya atau mengemukakan gagasan
atau pendapat. Usaha yang dilakukan guru yakni memberikan motivasi
dan kemudian guru menunjuk salah satu siswa untuk bertanya atau sekedar
mengemukakan gagasan dan pendapatnya, pancingan seperti itu dapat
membuat siswa yang lain akhirnya berani dan mampu mengeluarkan
pendapat yang mereka tentang pemecahan masalah yang diberikan.
Dengan itu pula komunikasi antar guru dengan siswa maupun siswa
dengan siswa dapat berjalan lebih baik sehingga dapat pula menciptakan
suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu. Pada tahap ini siswa
belum mampu mandiri atau pembelajaran belum berpusat pada peserta
didik.
Hasil di atas berbeda dengan oleh John (2006) menyatakan sebuah
pendekatan pembelajaran yang telah digunakan dengan berhasil selama
lebih dari 30 tahun dan terus mendapatkan penerimaan dalam berbagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
disiplin ilmu. Sekarang instruksional berpusat pada peserta didik,
pendekatan yang memberdayakan peserta didik untuk melakukan
penelitian, mengitegrasikan teori dan praktik serta menerapkan
pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan solusi yang layak
untuk mendefinisikan sebuah masalah.
b. Kegiatan Mengumpulkan informasi
Pada tahap berikutnya yakni membimbing penyelidikan dan
mengumpulkan informasi serta menganalisis. Dalam tahap ini siswa
cenderung kesulitan karena minimnya sumber belajar yang dimiliki jadi
siswa hanya sebatas bertanya kepada guru atau siswa yang lebih tahu.
Siswa hanya membaca buku matematika kelas X dan LKS sebagai sumber
belajar.
c. Kegiatan Mengasosiasi
Tahap berikutnya yakni mengembangkan hasil karya dan
mengasosiasi, pada kegiatan tersebut siswa cukup aktif ketika memang
siswa sudah mulai mengetahui perkiraan pemecahan masalah yang
diberikan. Namun, ketika materi dirasa sulit guru harus memberikan clue
atau memberikan bantuan agar siswa mampu mengolah informasi-
informasi yang telah ditemukan. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan
mengasosiasi, ketika siswa masih kesulitan mengolah informasi guru
memberikan pertanyaan ataupun menjawab pertanyaan dari siswa
kemudian mengarahkan jawaban ke pola penyelesaian dari permaslahan
yang diberikan.
d. Kegiatan Mengkomunikasikan
Kemudian pada tahap menganalisis, mengevaluasi dan
mengkomunikasikan, pada materi seperti trigonometri guru harus
menunjuk salah satu untuk menunjukan pemecahan dari permasalahan
yang diberikan dan memintanya untuk menjelaskan alasannya. Dengan
seperti itu siswa yang lain menjadi lebih berani bertanya dan
menyampaikan hasil pemngamatan dan analisis mereka terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
permasalahan matematika yang diberikan. Secara tidak langsung sikap
dalam belajar telah ditanamkan guru dalam Pembelajaran Berbasis
Masalah dengan pendekatan ilmiah, hal tersebut juga menjadi salah satu
alasan mengapa Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan
ilmiah dipilih yakni karena dapat mengembangkan sikap belajar yag baik.
Sejalan dengan Rakhshanda Tayyeb (2013) menyatakan meskipun
keterbatasan yang disebutkan di atas, hasil menunjukkan bahwa Problem
Based Learning bila digunakan sebagai alat pembelajaran tidak secara
signifikan mendorong berpikir kritis dan pemecahan masalah
keterampilan, sedangkan itu tidak lumayan mempengaruhi akuisisi
pengetahuan konten. Di sisi lain, mengajar melalui pendekatan tradisional
jauh meningkatkan pengetahuan konten tetapi tidak terutama
meningkatkan akuisisi berpikir kritis dan masalah keterampilan
pemecahan. Problem Based Learning merupakan alat pembelajaran yang
efektif untuk mendorong pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan
masalah. Sejalan dengan penelitian Sharifah Norul Akmar bt Syed Zamri,
Lee Siew Eng (2005) menyatakan Hasil penilaian menunjukkan bahwa
metode Problem Based Learning memiliki dampak positif secara
keseluruhan pada sikap siswa.
Dalam penilaian yang dilakukan guru matematika kelas X SMA
Negeri 1 Jogorogo yakni memantau kemajuan siswa selama pembelajaran
berlangsung, memberikan apresiasi terhadap apa yang sudah dikerjakan
baik berupa pujian ataupun nilai. Kemudian diakhir pembelajaran selalu
meberikan tugas ataupun pekerjaan rumah untuk siswa dan meminta siswa
memepelajari materi yang akan dipelajari dipertemuan berikutnya.
Kegiatan penutup dalam pembelajaran baik dalam observasi
pertama dan ketiga pada proses pembelajaran berbasis masalah dengan
pendekatan ilmiah di SMA Negeri 1 Jogorogo ini guru hanya melakukan
kegiatan menyimpulkan bersama-sama dengan siswa tentang apa yang
telah dipelajari dan memberikan PR dan menutup dengan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
3. Faktor Kendala dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan
Pendekatan ilmiah di kelas X
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
siswa dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Kedua
faktor tersebutlah yang mempengaruhi hasil belajar anak. Berikut akan
diuraikan tentang kedua faktor penghambat belajar. Faktor kendala yang
dialami oleh guru matematika kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo masih
pada penerapan kurikulum baru yakni Kurikulum 2013, karena sebagian
guru masih mengacu pada KTSP dan managemen waktu dalam
pembelajaran karena kurangnya managemen waktu sehingga tahapan
yang ada dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan
ilmiah terkadang kurang maksimal.
Kendala yang dialami siswa yakni kurangnya motivasi dan minat
dalam mengikuti pembelajaran matematika terlihat pada kegiatan
menanya masih banyak siswa cenderung diam dan kesulitan membuat
pertanyaan dan mengumpulkan informasi kemudian mengolah informasi
tersebut sehingga sampai ada hasil yang diharapkan, hal tersebut juga
terlihat dari kurangnya respon aktif siswa selama pembelajaran
berlangsung karena matematika berada pada jam terkhir. Kendala pada
materi, ketika siswa materi mudah siswa cenderung lebih aktif dan
kegiatan pada Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan
ilmiah berjalan cukup baik, hal tersebut terlihat ketika materi
mempelajari konsep dasar sudut. Namun, untuk materi yang dirasa sulit
oleh siswa hal yang terjadi pada tahap mengasosiasi ke tahap selanjutnya
siswa cenderung kesulitan.
Hasil di atas sejalan dengan paparan John (1986) yang
menyatakan bahwa hasil belajar peserta didik dipengaruhi oleh, waktu
yang tersedia untuk mempelajari bahan pelajaran yang telah ditentukan,
usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai bahan pelajaran,
bakat yang dimiliki peserta didik, kualitas pengajaran atau tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
kejelasan pengajarannya, kemampuan peserta didik untuk mendapat
manfaat yang optimal dari keseluruhan proses pembelajaran yang sedang
dihadapi.
Berdasarkan pembahasan diatas pelaksanaan pembelajaran
berbasis masalah dengan pendekatan ilmiah sesuai Kurikulum 2013 di
kelas XIPA1 masih belum bisa dilaksanakan dengan baik hal ini terlihat
pada tahapan atau indikator yang terdapat dalam kegiatan 5M yaitu
Mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan belum bisa dicapai. Pada tahap kedua yaitu
menanya siswa masih kesulitan melaksanakan indikator-indikator
didalammnya. Hal tersebut terjadi karena kendala dari siswa sendiri yang
masih kesulitan merumuskan atau membuat pertanyaan terkait dengan
permasalahan yang diberikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Perencanaan pembelajaran berbasis masalah matematika dengan
pendekatan ilmiah dilihat dari penyusunan RPP. Guru matematika belum
mengembangkan sepenuhnya terlihat dari penyusunan RPP yang masih
hanya melihat RPP dari sekolah lain dan melihat silabus.
2. Proses pelaksanaan pembelajaran matematika berbasis masalah dengan
pendekatan ilmiah di kelas X SMA Negeri 1 jogorogo belum berjalan
maksimal, terlihat pada indikator-indikator pada setiap tahapan kegiatan
inti dalam Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah
belum semua tercapai jadi guru dan siswa belum mampu melaksanakan
PBL dengan pendekatan ilmiah sesuai Kurikulum 2013. Pelaksanaan
Pembelajaran Berbasis Masalah dengan pendekatan ilmiah melalui tiga
tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Pada tahap pendahuluan dan
penutup guru cukup lancar. Sedangkan pada tahap inti kegiatan
pembelajaran guru dan siswa masih belum maksimal. Hal tersebut terlihat
dari indikator yang terdapat pada kegiatan inti Pembelajaran Berbasis
Masalah belum terpenuhi semua. Pada tahap pertama lancar, masuk ke
tahap berikutnya siswa mulai kesulitan. Misalnya pada kegiatan organisasi
dan proses tanya-jawab, pembuatan kelompok dilakukan oleh guru
dengan meminta siswa berdiskusi dengan teman satu meja. Guru
memberikan rangsangan kepada siswanya dengan jalan menunjuk salah
satu siswa untuk mengajukan pertanyaan atau sekedar memberikan ide.
Hal tersebut terbukti dapat membantu siswa dalam melatih sikap percaya
diri dan berani mengeluarkan pendapat, hal tersebut terlihat ketika ada
salah satu siswa bertanya terkait permasalahan trigonometri. Tahap
membimbing dan mengumpulkan informasi, siswa masih kesulitan karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
terbatasnya sumber belajar. Pada tahap mengasosiasi dan mensintesis,
guru memberikan rangsangan berupa pertanyaan atau sedikit penjelasan
karena siswa kesulitan membuat dugaan dan mengolah informasi. Tahap
yang terakhir mengkomunikasikan, siswa cenderung pasif karena kurang
memilki sikap percaya diri. Namun, ketika guru meminta salah satu siswa
untuk menyampaikan hasilnya di depan kelas, keaktifan siswa yang lain
cukup bagus.
3. Faktor kendala yang dialami oleh guru matematika kelas X SMA Negeri 1
Jogorogo yaitu sulitnya mengubah pandangan guru yang masih sedikit
terbawa dengan kurikulum sebelum Kurikulum 2013. Sedangkan kendala
dari siswa, pada kegiatan mengamati kurangnya referensi sumber belajar
yang dipergunakan siswa dalam pembelajaran, pada kegiatan menanya,
mengumpulkan informasi serta mengasosiasi masih kurangnya motivasi
belajar matematika, siswa cenderung diam dan kesulitan membuat
pertanyaan setelah kegiatan mengamati dilaksanakan dan kurangnya sikap
percaya diri dalam mengeluarkan pendapat pada kegiatan
mengkomunikasikan hasil.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Dalam proses Pembelajaran berbasis Masalah matematika dengan
pendekatan ilmiah di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo, secara teoritis hasil
ini dapat digunakan sebagai inspirasi dan dasar pengetahuan tentang
kurikulum 2013 serta penggunaan metode yang efektif dan efisien bagi
penelitian selanjutnya dengan sudut peninjauan atau jenjang pendidikan
yang mungkin saja berbeda.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, dapat menambah
pengetahuan dan wawasan tentang metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Matematika dengan pendekatan ilmiah dan cara menyikapi kesulitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
dalam memberikan pembelajaran matematika. Perencanaan yang baik dan
penyususnan rencana pembelajaran yang baik dan rutin mampu membantu
kelancaran pelaksanaan pembelajaran matematika. Berdasarkan
kesimpulan dalam penelitian ini, dapat memberikan masukan kepada guru
pentingnya persiapan dan pemahamanan metode yang tepat untuk
menunjang sebuah pelaksanaan pembelajaran yang baik sehingga
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, dapat disampaikan saran
sebagai berikut.
1. Bagi guru
Guru perlu terus meningkatkan profesionalisme, kreativitas, dan
kompetensinya dalam mendesain pembelajaran matematika dan
mengembangkan perangkat pembelajaran sendiri sesuai Kurikulum
2013. Guru juga perlu mengguanakan model pembelajaran yang
dikembangkan dalam Kurikulum 2013 serta mampu memanfaatkan
media yang mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran matematika.
Guru harus mampu memberikan motivasi yang baik, sehingga minat
siswa meningkat dalam belajar matematika dan memiliki sikap belajar
yang baik, serta menumbuhkan rasa ingin tahu.
2. Bagi siswa
Siswa hendaknya lebih berusaha menggali potensi yang dimiliki
dengan memanfaatkan kegiatan/tahapan yang ada pada setiap proses
pembelajaran matematika.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Zainuddin. 2007. Peningkatan Penguasaan Matematika Siswa Melalui Kombinasi Proses Pembelajaran Klasikal, Kelompok dan Perseorangan.
Ahmed ,Y. 2013. “Problem Based Learning as an Instructional Method”. Journal of the college of Physicians and Surgeons Pakistan. 23. (1). 83-85.
Bambang Wiranto. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Daniel, T. 1975.Curiculum Development. New York : Macmillan Publishing Co., Inc.
Depdiknas (a). 2012. Bahan Uji Publik Kurikulum 2013. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas (a). 2012. Dokumen Kurikulum 2013. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas (b). 2013. Majalah DIKBUD Edisi 01 januari 2013. Jakarta: Depdiknas.
Duch, J. B. (1995). Problems: A Key Factor in PBL. University of Delaware.12 Januari 2014
Frank, Q. 2011. “A Science of Learning Approach to Mathematics Education”.Notices of The AMS, Vol. 58, no. 9, hal. 1264-1275.
Fogarty, R. 1997. “Problem-based Learning and other Curiculum Models for the Multiple Intelligences Classroom”. 7-12.
Gagne & Briggs. 1978. Principles of Instructional Design. Second edition. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Graff, E.D. & Kolmos, A. 2003. “Caracteristic of Problem-Based Learning”. Int.J. Engng. Ed. 2003. Volume 19, no. 5, hal : 657-662.
Hida, T. 1962. Curiculum Development. New york: Harcourt, Brace & World, Inc.
John, M. and Mehmet, F. O. 2004. “procendings of the 28th Conference of the International Group for the Psycology of mathematics Education”. 33. 353-360.
John, R. S. 2006. “Overview of Problem-based Learning: Definitions and Distinctions”. Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning. 1 (1).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Karim S. (2007). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika serta Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi dan Kecakapan Ilmiah. Proposal Hibah Kompetitif UPI 2007. Bandung: Tidak diterbitkan
Kemendikbud. 2013. Modul Pelatihan Kurikulum 2013. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Kembikbud.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Kemdikbud.
Kusmini. 2005 . Model Pembelajaran berbasis Masalah Untuk Mengembangkan Kecakapan Matematika Siswa SD kelas V Sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.University perss, Semarang.
Monanghan, J. & Ozmantar, M.F. (2004). Abstraction and consolidation. In M. J. Hoines & A. B. Flugestad (Eds.), “Proceedings of the 28th Internation Conference for the Psychology of Matematics Education”, Vol. 3 (pp.353-360). Bergen, Norway: Bergen University College
Mrinal, S. & Majidul, A. 2013. “ A Study on the Difficulty of Teaching and Learning Mathematics in Under Graduate Level with Special Reference to Guwahati City“. International Journal of Soft Computing and Engineering (IJSCE). 3 (1).
Muslimatun. 2006. Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Penekanan Representasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Kerjasama Dalam kelompok Pokok Bahasan Dalil Phytaguras Siswa SMP N 1Semarang Kelas VIII Tahun pelajaran 2005/2006. University Press, Semarang.
Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Prayudi. (2007), Adversity Quotient (AQ), (ONLINE), http://prayudi.wordpress.com /2007/05/10/adversity-quotient-aq/, 12 Januari 2014.
Rakhshanda, T. 2013. “Effectiveness of problem based learning for acquition of knowledge and critical thinking”. Journal of the college of Physicians and Surgeons Pakistan. 23 (1). 42-46.
Sharifah, N. A. S. Z. & Lee, S.E. 2005. ”Integrating Problem-Based Learning (PBL) in Mathematics Method Course”. Vol . 3, Issue 1.
Shelagh, A. G & James J. G. 2013. “Using Problem-based Learning to Explore Unseen Academic Potential”. Interdiscrplinary Journal of Problem-based Leraning. 7 (1). 112-131.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Hamzah, B. Uno. 2007. Model PembelajaranMenciptakan Proses BelajarMengajar yang KreatifdanEfektif.
Yatim Riyanto. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Lampiran 2.LEMBAR OBSERVASI
Fase Kegiatan GuruHasil Kinerja
Kegiatan SiswaHasil Kinerja
Ya Tidak Ya Tidak
Fase 1
Orientasi pada
masalah
1. Membuka pelajaran dan
menyampaikan tujuan
pembelajaran
2. Menyampaikan model
pembelajaran yang akan
diterapkan
3. Dengan tanya jawab
siswa diingatkan kembali
tentang materi konsep
dasar sudut sebagai
materi prasyarat pada
materi .
4. Memberikan motivasi
siswa tentang pentingnya
1. Mempersiapkan kondisi kelas
2. Memperhatikan
3. Mengingat kembali
pengetahuan tentang konsep
dasar sudut
4. Memperhatikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Fase Kegiatan GuruHasil Kerja
Kegiatan SiswaHasil Kerja
Ya Tidak Ya Tudak
materi dalam kehidupan
sehari-hari.
5. Meminta beberapa siswa
untuk menyebutkan
beberapa benda di
lingkungannya yang
mempunyai sudut
5. Menyebutkan beberapa
benda di lingkungannya yang
mempunyai sudut
Fase 2
Mengorganisasikan
siswa untuk belajar
1. Membentuk kelompok
belajar yang terdiri dari
4-5 orang siswa
2. Memunculkan
permasalahan autentik
dalam bentuk LKS untuk
dipecahkan tiap
kelompok
1. Membentuk kelompok
belajar
2. Melakukan diskusi dengan
masing-masing kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Fase Kegiatan GuruHasil Kerja
Kegiatan SiswaHasil Kerja
Ya Tidak Ya Tidak
Fase 3
Membimbing
penyelidikan
individu atau
kelompok
1. Membimbing siswa
untuk mendapatkan
penjelasan dan
menyelesaikan soal
pemecahan masalah
2. Membantu siswa yang
mengalami kesulitan
1. Memperhatikan bimbingan
dari guru
2. Bertanya kepada guru apabila
mengalami kesulitan
Fase 4
Mengembangkan
dan menghasilkan
hasil karya
1. Membimbing kelompok
belajar untuk
menyimpulkan hasil
pemecahan masalah
yang akan
dipresentasikan
2. Meminta siswa
mempresentasikan
1. Bersama kelompoknya
menyimpulkan masalah
2. Kelompok mempresentasikan
hasil pemecahan di papan
tulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Fase Kegiatan GuruHsil Kerja
Kegiatan SiswaHasil Kerja
Ya Tidak Ya Tidak
Fase 5
Menganalisis dan
mengevaluasi
proses pemecahan
masalah
1. Meminta siswa memberi
tanggapan terhadap hasil
presenatasi dari
kelompok penyaji
2. Guru bersama siswa
membuat kesimpulan
3. Memberikan perluasan
latihan mandiri yaitu
pekerjaan rumah
1. Memberi tanggapan terhadap
hasil presentasi dalam
mengkaji langkah-langkah
dalam menyelesaikan
masalah
2. Membuat kesimpulan materi
yang materi yang telah
dipelajari
3. Memperhatikan
Catatan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
Lampiran 4.
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA
Materi : ……………….……...………..
Hari/Tanggal : …………….….………………
Langkah Indikator Pertanyaan
1. Orientasi pada masalah danmengamati
(a) Guru bersama seluruhsiswa Menyimak ataumelihat fenomena dalamlingkungan kehidupansehari-hari yang berkaitandengan objek matematika.
(b) Guru bersama seluruhsiswa membaca ataumendengar objekmatematika yang abstrak.
a.Upaya apa yang saudaralakukan supaya siswa mudahmelaksanakan pengamatanpada obyek matematika yang abstrak?
2. Mengorganisasikan dan menanya
(a)Guru bersama siswa membentuk kelompok belajar
(b)Guru memberikan atau memunculkan permasalahan autentik
(c)Memberikan kesempatankepada siswa untukbertanya ke guru atauteman terkait dengan apa yang telah diamati.
(d)Menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu.
a.Bagaimana cara saudaramenginspirasi siswa untukmengajukan pertanyaan terkaitdengan apa yang telah diamati?
b.Bagaimana cara saudaramenciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingintahu seluruh siswa?
c.Kendala seperti apa yang saudara alami ketika berupaya menciptakan suasana kelas yang mengundang rasa ingin tahu siswa?
3. Membimbing penyelidikan dan Mengumpulkaninformasi serta menganalisis
(a) Mengajak siswa untukmelakukan eksperimen
a.Apa yang saudara lakukansupaya siswa ketika sudah memilki rasa ingin tahu membimbing siswa untuk menemukan dugaan ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
(b) Mengajak siswa membacasumber lain selain bukuteks dan melakukan analisa
b.Bagaimana strategi membimbing siswa untukmemperoleh informasi darisumber lain selain buku teksdan sumber apa yang suadaragunakan?
4. Mengembangkan dan menghasilkan hasil karya dan Mengasosiasi dan mensintesis
Mengajak siswa untukmengolah informasi yang sudah dikumpulkan baikterbatas dari hasil kegiatanmengumpulkan/eksperimenmaupun hasil dari kegiatanmengamati dan kegiatanmengumpulkan informasi.
Bagaimana upaya saudarasupaya siswa mampumenerapkan prosedur dankemampuan berpikir induktifserta deduktif dalammenyimpulkan apa yang telahdipelajari?
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dan mengkomunikasikan
Mengajak seluruh siswamenyampaikan hasil pengama tan,kesimpulan berdasarkanhasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya
Upaya apa yang saudaralakukan untuk membuat siswamengungkapkan pendapat, danmengembangkan kemampuanberbahasa mereka dengan baikdan benar?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
Lampiran 5SILABUS SMA/MA
Mata Pelajaran : Matematika Peminatan MIPAKelas : X
Kompetensi IntiKI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyaKI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar
2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujurdan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.
2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam
2.3 Berperilaku peduli, bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar
3.1. Mendeskripsikan dan menganalisis berbagai konsepdan prinsip fungsi eksponensial dan logaritma serta menggunakannya dalam menyelesaikan masalah
3.2. Menganalisis data sifat- sifat grafik fungsi eksponensial dan logaritma dari suatu permasalahan dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Fungsi Eksponensial dan Logaritma
MengamatiMembaca mengenai pengertian fungsi, mengamati grafik fungsi, sifat-sifat grafik fungsi eksponensial dan fungsi logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar.
MenanyaMembuat pertanyaan mengenai pengertian fungsi,grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.
MengeksplorasikanMenentukan unsu-unsur yang terdapat pada pengertian fungsi, grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.
MengasosiasikanMenganalisis dan membuat kategori dari unsur-
unsur yang terdapat pada pengertian fungsi,grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.
Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai pengertian fungsi, grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.
MengomunikasikanMenyampaikan pengertian fungsi, grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan grafik/diagram.
Tugas Membaca dan mencermati
mengenai pengertian fungsi,grafik fungsi, sifat-sifat grafik fungsi eksponensial dan fungsi logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik).
Mengerjakan latihan soal-soal mengenai pengertian fungsi,grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.
Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada.
TesTes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian fungsi,grafik fungsi eksponen dan logaritma, dan penerapannya pada masalah nyata.
9 x 3 jam pelajaran
Buku Matematika kelas X
Buku referensi dan artikel yang sesuai
Internet
4.1. Menyajikan grafik fungsi eksponensial dan logaritma dalam memecahkan masalah nyata terkait pertumbuhan dan peluruhan.
4.2. Mengolah data dan menganalisis menggunakan variabel dan menemukan relasi berupa fungsi eksponensial dan logaritma dari situasi masalah nyata serta menyelesaikannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar
2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujurdan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.
2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam
2.3 Berperilaku peduli, bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .
Sisten Persamaan Linier dan Kuadrat Dua Variabel
MengamatiMembaca dan mencermati mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar.
MenanyaMembuat pertanyaan mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.
MengeksplorasikanMenentukan unsu-unsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.
Mengasosiasikan
Tugas Membaca dan mencermati
mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik).
Mengerjakan latihan soal-soal mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.
Portofolio Menyusun dan membuat
6 x 3 jam pelajaran
Buku Matematika kelas X
Buku referensi dan artikel yang sesuai
Internet
3.3 Mendeskripsikan dan menerapkan konsep sistem persamaan linierdan kuadrat dua variabel (SPLKDV) dan memilih metodeyang efektif untuk menentukan himpunan penyelesaiaanya
3.4 Menganalisis nilai diskriminan persamaan linier dan kuadrat dua variabel dan menerapkannya untuk menentukan himpunan penyelesaian sistem persamaanyang diberikan.
4.3 Memecahkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah nyata sebagai terapan konsep dan aturan penyelesaian sistem persamaan linier dan kuadrat dua variabel.
4.4 Mengolah dan menganalisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar
informasi dari suatu permasalahan nyata dengan memilih variabel dan membuat model matematika berupa sistem persamaan linier dan kuadrat dua variabel dan mengiterpretasikan hasil penyelesaian sistem tersebut.
Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-unsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.
Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.
MengomunikasikanMenyampaikan pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan bagan.
rangkuman dari tugas-tugas yang ada.
TesTes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian, metode penyelesaian SPLKDV, diskriminan, dan penerapannya pada masalah nyata.
2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujur dan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.
2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam
2.3 Berperilaku peduli , bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar
3.5 Mendeskripsikan konsep sistem pertidaksamaan kuadrat dua variabel (SPtdKDV) danmenerapkannya untuk menentukan himpunan penyelesaiannya..
3.6 Menganalisis kurva pertidaksamaan kuadrat dua variabel pada sistem yangdiberikan dan mengarsir daerah sebagai himpunan penyelesaiaanya.
Sistem Pertidaksamaan Kuadrat Dua Variabel
MengamatiMembaca dan mencermati mengenai pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar.
MenanyaMembuat pertanyaan pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata.
MengeksplorasikanMenentukan unsu-unsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata.
Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-
unsur yang terdapat pada pengertian, metodepenyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata.
Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata.
MengomunikasikanMenyampaikan pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan grafik/ diagram.
Tugas Membaca dan mencermati mengenai pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik).
Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada.
TesTes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian, metode penyelesaian, kurva SPtdKDV, dan penerapannya pada masalah nyata.
6 x 3 jam pelajaran
Buku Matematika kelas X
Buku referensi dan artikel yang sesuai
Internet
4.5 Memecahkan masalah dengan membuat model matematikaberupa sistem pertidaksamaan kuadrat dua variabel serta menyajikan pemecahannyadengan berbagai cara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar
2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujurdan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.
2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam
2.3 Berperilaku peduli, bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .
Pertidaksamaanmutlak, pecahan, dan
irrasional
MengamatiMembaca dan mencermati mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata dariberbagai sumber belajar.
MenanyaMembuat pertanyaan mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata.
MengeksplorasikanMenentukan unsu-unsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan,
Tugas Membaca dan mencermati
mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan,irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik).
Mengerjakan latihan soal-soal mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan
6 x 3 jam pelajaran
Buku Matematika kelas X
Buku referensi dan artikel yang sesuai
Internet
3.7 Mendeskripsikan dan menerapkan konsep pertidaksamaan dan nilai mutlak dalam menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak.
3.8 Mendeskripsikan dan menerapkan konsep pertidaksamaan pecahan,irasional, dan mutlak dalam menyelesaikan masalah matematika.
3.9 Mendeskripsikan dan menerapkan konsep dan sifat-sifat pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak dengan melakukan manipulasi aljabar dalam menyelesaikan masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar
matematika.3.10 Menganalisis daerah
penyelesaian pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak.
irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata.
Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-
unsur yang terdapat pada pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata.
Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata
MengomunikasikanMenyampaikan pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan bagan.
pecahan, irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata.
Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada.
TesTes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian, metode penyelesaian pertidaksamaan dan nilai mutlak, pertidaksamaan pecahan,irrasional dan mutlak, dan penerapannya pada masalah nyata.
4.6 Memecahkan masalah pertidaksamaan pecahan,irrasional dan mutlak dalam penyelesaian masalah nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar
2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujurdan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.
2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam
2.3 Berperilaku peduli , bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .
Geometri Bidang Datar
MengamatiMembaca dan mencermati mengenai pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar.
MenanyaMembuat pertanyaan mengenai pengertian titik,garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.
MengeksplorasikanMenentukan unsu-unsur yang terdapat pada
Tugas Membaca dan mencermati
mengenai pengertian titik,garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut,dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik).
Mengerjakan latihan soal-soal mengenai pengertian titik, garis, sudut, bidang dansifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam
8 x 3 jam pelajaran
Buku Matematika kelas X
Buku referensi dan artikel yang sesuai
Internet
-
3.11 Mendekripsikan konsep danaturan pada bidang datar sertamenerapkannya dalam pembuktian sifat-sifat (simetris, sudut, dalil titik tengah segitiga, dalil intersep, dalil segmen garis, dll) dalam geometri bidang.
4.7 Menyajikan data terkait objek nyata dan mengajukan masalah serta mengidentifikasi sifat-sifat (kesimetrian, sudut, dalil titiktengah segitiga, dalil intersep, dalil segmen garis, dll) geometri bidang datar yang bermanfaat dalam pemecahan masalah nyatatersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar
pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat –sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.
Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-
unsur yang terdapat pada pengertian titik, garis,sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.
Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.
MengomunikasikanMenyampaikan pengertian titik, garis, sudut, bidang dan sifat-sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, tulisan, dan bagan.
geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.
Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada.
TesTes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian titik, garis,sudut, bidang dan sifat –sifat pada titik,garis, sudut, dan bidang dalam geometri bidang datar, dan penerapannya pada masalah nyata.
2.1 Menunjukkan sikap senang, percaya diri, motivasi internal, sikap kritis, bekerjasama, jujurdan percaya diri serta responsif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan nyata.
2.2 Memiliki rasa ingin tahu yang terbentuk dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar
pengalaman belajar dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial dan alam
2.3 Berperilaku peduli , bersikap terbuka dan toleransi terhadap berbagai perbedaan di dalam masyarakat .
Persamaan Trigonometri
MengamatiMembaca dan mencermati mengenai pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata dari berbagai sumber belajar.
MenanyaMembuat pertanyaan mengenai pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.
MengeksplorasikanMenentukan unsu-unsur yang terdapat pada pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.
Mengasosiasikan Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-
unsur yang terdapat pada pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.
Tugas Membaca dan mencermati mengenai pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.minimal dari 3 sumber belajar (buku atau artikel cetak atau elektronik). Mengerjakan latihan soal-soal mengenai pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.
Portofolio Menyusun dan membuat rangkuman dari tugas-tugas yang ada.
TesTes tertulis bentuk uraian mengenai pengertian, teknik
6 x 3 jam pelajaran
Buku Matematika kelas X
Buku referensi dan artikel yang sesuai
Internet
3.12 Mendeskripsikan konseppersamaan Trigonometri dan menganalisis untuk membuktikan sifat-sifat persamaan Trigonometri sederhana dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
4.8 Mengolah dan menganalisis informasi dari suatu permasalahan nyata dengan membuat model berupa fungsi dan persamaan Trigonometri serta menggunakannya dalammenyelesaikan masalah.
4.9 Merencanakan dan melaksanakan strategi dengan melakukan manipulasi aljabar dalam persamaan Trigonometri untuk membuktikan kebenaran identitas Trigonometri sertamenerapkannya dalam pemecahan masalah kontekstual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran PenilaianAlokasi Waktu
Sumber Belajar
Menghubungkan unsur-unsur yang sudah dikategorikan sehingga dapat dibuat kesimpulan pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.
MengomunikasikanMenyampaikan pengertian, teknik penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata dengan lisan, dan tulisan.
penyelesaian persamaan dan identitas trigonometri, dan penerapannya pada masalah nyata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Lampiran 6RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 JogorogoKelas/Semester : X/2Mata Pelajaran : Matematika-WajibTopik : TrigonometriWaktu : 2 × 45 menit
A. Kompetensi Inti SMA kelas X: 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 1. 2.1. Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap disiplin,
rasa percayadiri dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi penyelesaian masalah.
2. 2.3. Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan.
3. 3.14 Mendeskripsikan konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku melalui penyelidikan dan diskusi tentang hubungan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian dalam beberapa segitiga siku-siku sebangun.
4. 4.14 Menerapkan perbandingan trigonometri dalam penyelesaian masalah.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri.2. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.3. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.4. Menjelaskan pengertian perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.5. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan
yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri.
D. Tujuan Pembelajaran1. Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran
trigonometri inii diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat
2. Menjelaskan pengertian perbandingan trigonometri sinus, cosinus dan tangen pada segitiga siku-siku dengan menggunakan sisi-sisi segitiga siku-siku secara tepat, sistematis, dan menggunakan simbol yang benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku secara tepat dan kreatif.
E. Materi Pembelajaran Memperkenalkan siswa tentang ukuran sudut dalam derajat dan radian.Konsep kesebangunan pada segitiga siku-siku.Perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.
Pada segitiga ABC siku-siku di C didefinisikan
Sin A = miringsisi
sudutAdidepansisi =
c
a
AB
BC
Cos A = miringsisi
sudutAdisampingsisi=
c
b
AB
AC
Tan A = sudutAdisampingsisi
sudutAdidepansisi
=
b
a
AC
BC
Disamping itu ada relasi berkebalikan
Sec A = Acos
1
Cosec A = Asin
1
Cotan A = Atan
1
Contoh Pada segitiga ABC siku-siku di B, dengan AB = 4, BC = 3 Tentukan nilai sin A, cos A dan tan A!Jawab: :
AC = 22 BCAB
AC = 22 34
AC = 916
AC = 5
A C
B
c
b
a
C
BA
3
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
sin A = AC
BC=
5
3
cos A = AC
AB=
5
4
tan A = AB
BC =
4
3
F. Model/Metode Pembelajaran Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific). Pembelajaran koperatif (cooperative learning)Model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning).
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Siswa memimpin doa (Seorang siswa untuk memimpin doa )2. Guru mengecek kehadiran dan menanyakan kesehatan siswa.P13. Guru memberikan gambaran tentang pentingnya memahami
Trigonometri 4. Guru Memberikan gambaran tentang aplikasi Trigonometri
dalam kehidupan sehari-hari..P2 :5. Guru melakukan pengecekan hasil kerja siswa pada waktu P16,Guru memperkenalkan satuan ukuran sudut yaitu radian &derajat
10 menit
Inti P11. Guru memberikan informasi tentang KBM yang akan
menggunakan model project based learning.2. Guru membentuk kelompok dengan masing-masing
beranggotakan 4-5 siswa.3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai yaitu menentukan perbandingan trigonometri dalam segitiga siku-siku
4. Untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, siswa diajak memecahkan masalah / soal :
5. Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6m. Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah Dasar. Tinggi badannya 1,2m. Dani adalah anak yang baik dan suka bertanya. Dia pernah bertanya kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu. Dengan senyum, Ayahnya menjawab 8m. Suatu sore, disaat dia menemani ayahnya membersihkan rumput liar di lapangan, Dani melihat bayangan setiap benda ditanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera, yaitu 6,4m dan 32m.Tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya sendiri karena bayangannya mengikuti pergerakannya.
6. Guru bertanya kepada siswa bagaimana jika mereka
70 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
berperan sebagai Dani, apakah siswa dapat mengukurbayangannya sendiri?
7. Siswa menganalisis/menalar Tiap kelompok mendapat tugas untuk menyelesaikan masalah/soal diatas.
8. Selama siswa bekerja didalam kelompok, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk terlibat diskusi dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng jauh jawabannya.
9. Siswa mempresentasikanSalah satu dari kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi ke depan kelas.
10. Guru meminta siswa mengumpulkan hasil diskusi tiap kelompok.
11. Mengevaluasi proses pemecahan masalahBerdasarkan hasil revie terhadap presentasi salah satu kelompok, dengan tanya jawab guru mengarahkan semua siswa pada penyelesaian masalah/soal dengan menggunakan perbandingan sisi-sisi segitiga siku-siku yang sebangun ,sehingga diperoleh konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.Guru memberikan dua (2) soal untuk dikerjakan tiap siswa dan dikumpulkan.
P212. Guru memberikan informasi tentang KBM yang akan
menggunakan model Problem-Based Learning (PBL)13. Untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir kritis, siswa
diajak memecahkan masalah / soal yang diberikan oleh guruDi daerah pedesaan yang jauh dari bandar udara kebiasaan anak-anak jika nendengar pesawat udara sedang melintasi perkampungan mereka.bolang mengamati sebuah pesawat udara yang terbang dengan ketinggian 20 km.dengan sudut elevasi pengamat (bolang) terhadap pesawat adalah sebesar tentukan jarak pengamat ke pesawat jika besar sudutnya 30 derajat, 90 derajat dan 120 derajat
14. Semua kelompok menampilkan hasil kerjanya.15. Semua siswa mengamati dan membandingkan hasil kerja
kelompokknya dengan kelompok lain.16. Guru menanya tentang perbedaan nilai jika sudutnya
berbeda.17. Siswa menganalisis dari masing-masing besar sudutnya 30
derajat, 90 derajat dan 120 derajat .yang ditampilkan.18. Siswa mencoba menalar untuk berbagai macam besar
sudutnya 30 derajat, 90 derajat dan 120 derajat secara umum.19. Siswa menyimpulkan ciri-ciri besar sudutnya 30 derajat, 90
derajat dan 120 derajat secara umum.Penutup P 1.
1. Guru dan siswa menyimpulkan konsep perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku.
2. Guru memberikan PR soal uji kompetensi 8.2 buku siswa matematika halaman 268.
3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar
P 1.1. Siswa diminta menyimpulkan hasil yang diperoleh
10 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
selama kegiatan pembelajaran.
2. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.
H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran Penggaris, busur,Lembar penilaian
I. Penilaian Hasil Belajar Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulisProsedur Penilaian:
PERTEMUAN KE 1
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian1. Sikap
Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri.Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi dalam kelompok
2. PengetahuanMenjelaskan kembali pengertian perbandingan trigonometri pada segitiga siku-siku secara tepat, sistematis, dan menggunakan simbol yang benar.
Pengamatan dan tes
Penyelesaian tugas individu dan kelompok
3. KeterampilanTerampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri.
Pengamatan Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi
PERTEMUAN KE 2
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian1. Sikap
Terlibat aktif dalam pembelajaran trigonometri.Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi dalam kelompok
2. PengetahuanMenentukan besar sudut di beberapa kuadran
Pengamatan dan tes
Penyelesaian tugas individu dan kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
B
3
1
C
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian3. Keterampilan
Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan perbandingan trigonometri.
Pengamatan Penyelesaian tugas (baik individu maupun kelompok) dan saat diskusi
Instrumen Penilaian Hasil belajar
Tes tertulis uraianKisi-kisi Soal Ulangan Harian
Indikattor Pencapaian Kompetensi Tehnik Penilai
an
Bentuk Penilaian
Instrumen
1. Menentukan besr sudut dalam sebuah segitiga sikusiku
2. Menentukan panjang sisi sebuah segitiga
Tes tertulis
Tes tertulis
UH
UH
Diketahui suatu segitiga siku-siku, dengan nilai
sinus salah satu sudut lancipnya adalah 2
3.
Tentukan nilai cosinus, tangen sudut tersebut!
Pada sebuah segitiga KLM, dengan siku-siku di L,
berlaku sin M = 3
2dan panjang sisi KL = 10
cm, tentukan panjang sisi segitiga yang lain
Kunci jawaban tes tertulisDiketahui :
Sin B = 2
3
SKOR
AB2 + AC2 = BC2
………………………………………………………………………………………………………………..……………2
AB2 = BC2 – AC2
22 ACBCAB
22 )3(2
………………………………………………….……………………………..2
2
A
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
34
= 1
=1………………………………………………………………………….……………………….2
miringsisi
sudutBdisampingsisiBcos
cos B = ½
…………………………………………………………………….………………..2
sudutBdisampingsisi
sudutBdidepansisiB
tan
2
3tan B
...................................................................................................................2
JUMLAH 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
K
LM
10
Diketahui :.
KM
KLM tan
................................................................................................................2
KM
10
102
3KM
..............................................................................................................................2
LM2 = KM2 – KL222 KLKMLM ................................................................................................................2
22
10102
3
10104
9
4
40
4
90
4
50LM
...........................................................................................................2
2
2
5
.............................................................................................................2
Jumlah skor 10
Mengetahui Jogorogo, Agustus 2013Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo Guru Mata Pelajaran
Dra Yayuk Sri Rahayu M.Pd R. Hobro Pranasmoro Hadi S.PdPembina Utama Muda NIP. 19651213 198901 1 002NIP. 19640701 198711 2001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP
Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : X/2Tahun Pelajaran : 2013/2014Waktu Pengamatan : Pada saat kegiatan pembelajaran.
Indikator sikap aktif dalam pembelajaran Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-siku.Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaranBaik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi belum ajeg/konsisten Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten
Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok.Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.
Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yangberbeda dan kreatif.Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masuih belum ajeg/konsisten.Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan ajeg/konsisten.Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Siswa SikapAktif Bekerjasama Toleran
KB B SB KB B SB KB B SB123456789101112131415
Keterangan:KB : Kurang baikB : BaikSB : Sangat baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran : MatematikaKelas/Semester : X/2Tahun Pelajaran : 2013/2014Waktu Pengamatan :Pada saat kegiatan pembelajaran.
Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Perbandingan Trigonometri Pada Segitiga Siku-siku.
Kurangterampiljika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadranTerampiljika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadrantetapi belum tepat.Sangat terampill,jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran dan sudah tepat.
Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Siswa KeterampilanMenerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalahKT T ST
1234567891011121314151617181920
Keterangan:KT : Kurang terampilT : TerampilST : Sangat terampil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
LAMPIRAN 1
KUNCI JAWABAN PERMASALAHANKonsep kesebangunan pada segitiga terdapat pada cerita tersebut. Mari kita gambarkan segitiga sesuai cerita di atas.
Dimana: AB = tinggi tiang bendera (8 m) BC = panjang bayangan tiang (32 m) DE = tinggi pak Yahya (1,6 m)EC = panjang bayangan pak Yahya (6,4 m)
FG = tinggi Dani (1,2 m) GC = panjang bayangan Dani Berdasarkan gambar segitiga di atas terdapat tiga buah segitiga, yaitu ΔABC, ΔDEC, dan ΔFGC sebagai berikut.
Karena ∆ABC, ∆DEC dan ∆FGC adalah sebangun maka berlaku
DE
FG =
EC
GC=
6,1
2,1 =
4,6
f
Berdasarkan ∆ABC, ∆DEC dan ∆FGC diperoleh perbandingan sebagai berikut:
sudutmiringsisi
sudutdidepan .
sisi
AC
AB
DC
DE
FC
FGa
Perbandingani ini disebut sinus dari sudut C.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
sudutmiringsisi
sudutsampingdi .
sisi
AC
BC
DC
EC
FC
GCb
Perbandingani ini disebut cosinus dari sudut C.
sudutsampingdisisi
sudutdepan di.
sisi
BC
AB
EC
DE
GC
FGc
Perbandingani ini disebut tangen dari sudut C.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
Lampiran 7RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 1 jogorogoKelas/Semester : X/2Mata Pelajaran : Matematika-Wajib Topik : Limit Fungsi AljabarWaktu : 2 x pertemuan (1 pertenuan = 2 x 45 menit)
A. Kompetensi Inti SMA kelas X: 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerjasama, konsisten, sikap disiplin, rasa
percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah
2.2 Mampu mentrasformasi diri dalam berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan perilaku peduli lingkungan
3.18 Mendeskripsikan konsep limit fungsi aljabar dengan menggunakan konteks nyata dan menerapkannya.
3.19 Merumuskan aturan dan sifat limit fungsi aljabar melalui pengamatan contoh-contoh4.16 Memilih strategi yang efektif dan menyajikan model matematika dalam
memecahkan masalah nyata tentang limit fungsi aljabar.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Terlibat aktif dalam pembelajaran limit.2. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok.3. Toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.4. Menjelaskan kembali nilai suatu fungsi dengan metode subtitusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
5. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit fungsi aljabar
D. Tujuan PembelajaranDengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok dalam pembelajaran limit fungsi ini diharapkan siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik, serta dapat1. Menjelaskan konsep limit fungsi aljabar secara tepat, dan sistematis.2. Menerapkan/menyelesaikan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit
E. Materi Matematika
1. Menemukan Konsep Limit Fungsi Kita akan mencoba mencari pengertian atau konsep pendekatan suatu titik ke titik yang lain dengan mengamati dan memecahkan masalah.Masalah 10.1
Perhatikan masalah berikut. Seekor lebah diamati sedang hinggap di tanah pada sebuah lapangan. Pada suatu saat, lebah tersebut diamati terbang membentuk sebuah lintasan parabola. Setelah terbang selama 1 menit, lebah tersebut telah mencapai ketinggian maksimum sehingga ia terbang datar setinggi 5 meter selama 1 menit. Pada menit berikutnya, lebah tersebut terbang menukik lurus ke tanah sampai mendarat kembali pada akhir menit ketiga.
Gambar 10.2 Lebah ♦ Coba kamu modelkan fungsi lintasan lebah tersebut!
Petunjuk: – Model umum kurva parabola adalah f(t) = at2 + bt + c, dengan a, b, c bilangan real. – Model umum kurva linear adalah f(t) = mt + n dengan m, n bilangan real.
♦ Amatilah model yang kamu peroleh. Tunjukkanlah pola lintasan terbang lebah tersebut? Petunjuk: Pilihlah strategi numerik untuk menunjukkan pendekatan, kemudian bandingkan kembali jawaban kamu dengan strategi yang lain.
♦ Cobalah kamu tunjukkan grafik lintasan terbang lebah tersebut.
Alternatif Penyelesaian Perhatikan gambar dari ilustrasi Masalah 10.2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
Jadi, model fungsi lintasan lebah tersebut berdasarkan gambar di atas adalah:
32
215
10
)(
2
tjikanmt
tjika
tjikacbtat
tf
dengan a, b, c, m, n bilangan real. Dari ilustrasi, diperoleh data sebagai berikut. F• Misalkan posisi awal lebah pada saat hinggap di tanah adalah posisi pada waktu t = 0
dengan ketinggian 0, disebut titik awal O(0,0), • Kemudian lebah terbang mencapai ketinggian maksimum 5 meter pada waktu t = 1 sampai t
= 2, di titik A(1,5) dan B(2,5). • Pada akhir waktu t = 2, lebah kembali terbang menukik sampai hinggap kembali di tanah
dengan ketinggian 0, di titik C(3,0). Berdasarkan data tersebut, kita akan menentukan fungsi lintasan lebah, dengan langkah-langkah berikut. 1. Substitusi titik O(0,0) ke fungsi kuadrat f(t)= at2 + bt + c diperoleh c = 0. 2. Substitusi titik A(1,5) ke fungsi kuadrat f(t)= at2 + bt + c diperoleh a + b + c = 5, karena c
= 0, maka a + b = 5. 3. Karena fungsi kuadrat mencapai maksimum pada saat t = 1 maka –b/2a = 1 atau b = –2a. 4. Dengan mensubstitusi b = –2a ke a + b = 5 maka diperoleh a = –5 dan b = 10. 5. Jadi, fungsi kuadrat tersebut adalah f(t) = –5t2 + 10t. 6. Lebah tersebut terbang konstan pada ketinggian 5 maka fungsi lintasan tersebut adalah f(t)
= 5. 7. Substitusi titik B(2,5) ke fungsi linear f(t) = mt + n, diperoleh 5 = 2m + n. 8 Substitusi titik C(3,0) ke fungsi linear f(t) = mt + n, diperoleh 0 = 3m + n atau n = 3m. 9. Dengan mensubstitusi ke n = –3m maka diperoleh m = – 5 dan n = 15. 10. Fungsi linear yang dimaksud adalah f(t) = –5t + 15.
Dengan demikian, model fungsi lintasan lebah tersebut adalah:
32155
215
10105
)(
2
tjikat
tjika
tjikatt
tf
Selanjutnya limit fungsi pada saat t = 1 dan t = 2 dapat dicermati pada tabel berikut
Nilai pendekatan y = f(t) pada saat t mendekati 1 T 0,7 0,8 0,9 0,99 0,999 1 1,001 1,01 1,1 1,2 1,3f(t) 4,55 4,80 4,95 4,9995 5 5 5 5 5 5 5
Nilai pendekatan y = f(t) pada saat t mendekati 2T 1,7 1,8 1,9 1,99 1,999 2 2,001 2,01 2,1 2,2 2,3f(t) 5 5 5 5 5 5 4,995 4,95 4,5 4 3,5
Dari pengamatan pada tabel, dapat kita lihat bahwa y akan mendekati 5 pada saat t mendekati 1 dan y akan mendekati 5 pada saat t mendekati 2. Perhatikan strategi lainnya. Mari perhatikan nilai fungsi pada t mendekati 1 dari kiri dan kanan, sebagai berikut: I. Untuk t mendekati 1
5155lim1
tt
(makna t → 1– adalah nilai t yang didekati dari kiri)
55lim1
t
(makna t → 1+ adalah nilai t yang didekati dari kanan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
Ternyata saat t mendekati 1 dari kiri , nilai fungsi y = f(t) = –5t2 + 10t mendekati 5. Demikian saat t mendekati 1 dari kanan, nilai fungsi f(t) = 5 mendekati 5. Kita menulisnya
5lim5105lim1
2
1
tttt . Dengan demikian fungsi lintasan lebah mempunyai limit
sebesar 5 pada saat t mendekati 1. II. Untuk t mendekati 2
55lim2
t
(makna t → 2– adalah nilai t yang didekati dari kiri)
5155lim2
tt
(makna t → 2+ adalah nilai t yang didekati dari kanan)
Ternyata saat t mendekati 2 dari kiri, nilai fungsi f(t) = 5 mendekati 5. Demikian juga saat t mendekati 2 dari kanan, nilai fungsi y = f(t) = –5t + 15 mendekati 5. Hal ini dapat dinyatakan
5105lim5lim 2
22
tt
tt. Dengan demikian fungsi lintasan lebah mempunyai limit
sebesar 5 pada saat t mendekati 2.
Masalah 10.2Tiga anak (sebut nama mereka: Ani, Budi dan Candra) sedang bermain tebak angka. Ani memberikan pertanyaan dan kedua temannya akan berlomba memberikan jawaban yang terbaik. Perhatikanlah percakapan mereka berikut. Ani : Sebutkanlah bilangan real yang paling dekat ke 3? Budi : 2 Candra : 4 Budi : 2,5Candra : 3,5Budi : 2,9 Candra : 3,1 Budi : 2,99 Candra : 3,01 Budi : 2,999 Candra : 3,001 Budi : 2,9999 Candra : 3,0001
Gambar 10.4 Ilustrasi limit sebagai pendekatan nilai Alternatif Penyelesaian Kedua teman Ani berlomba memberikan jawaban bilangan terdekat ke 3, seperti pada Gambar 10.4. Pada awalnya Budi dan Candra mengambil bilangan yang terdekat ke 3 dari kiri dan kanan sehingga mereka menjawab 2 dan 4. Ternyata masih ada bilangan real lain yang terdekat ke 3, sehingga Budi harus memberi bilangan yang lebih dekat lagi ke 3 dari kiri, maka Budi menyebut 2,5. Hal ini membuat Candra ikut bersaing untuk mencari bilangan lain, sehingga ia menjawab 3,5. Demikianlah mereka terus-menerus memberikan jawaban sebanyak mungkin sampai akhirnya mereka menyerah untuk mendapatkan bilangan-bilangan terdekat ke-3. Berdasarkan pemahaman kasus ini, ternyata ketidakmampuan teman-teman Ani untuk menyebutkan semua bilangan tersebut telah membuktikan bahwa begitu banyak bilangan real di antara bilangan real lainnya. Jika dimisalkan x sebagai variabel yang dapat menggantikan jawaban-jawaban Budi dan Candra maka x akan disebut bilangan yang mendekati 3 (secara matematika, dituliskan x → 3)
Berdasarkan masalah dan contoh di atas, kita tetapkan pengertian limit fungsi, sebagai berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
Misalkan f sebuah fungsi f : R → R dan misalkan L dan c bilangan real. Lxfcx
)(lim jika
dan hanya jika f(x) mendekati L untuk semua x mendekati c.Catatan:
Lxfcx
)(lim dibaca limit fungsi f(x) untuk x mendekati c sama dengan L.
Kita menyatakan bahwa f mendekati L ketika x mendekati c yang terdefinisi pada selang/interval yang memuat c kecuali mungkin di c sendiri. Seperti yang telah dijelaskan di awal bab ini, sebuah pengamatan pada permasalahan akan melahirkan pengertian dan konsep umum. Tetapi ada baiknya kita harus menguji kembali konsep tersebut. Mari kita amati kembali konsep limit fungsi tersebut dengan mengambil strategi numerik, dengan langkah-langkah pengamatan sebagai berikut. 1. Tentukanlah titik-titik x yang mendekati c dari kiri dan kanan! 2. Hitung nilai f(x) untuk setiap nilai x yang diberikan? 3. Kemudian amatilah nilai-nilai f(x) dari kiri dan kanan. 4. Ada atau tidakkah suatu nilai pendekatan f(x) pada saat x mendekati c tersebut?
F. Model/Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran adalah pendekatan saintifik (scientific). Pembelajaran koperatif (cooperative learning) menggunakan kelompok diskusi yang berbasis masalah (problem-based learning).
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi Waktu
Pendahuluan 1. Siswa memimpin doa (Seorang siswa untuk memimpin doa )2. Guru mengecek kehadiran dan menanyakan kesehatan siswa.3. P1 : Guru memberikan informasi tentang pentingnya
memahami konsep limit fungsi aljabar dalam kehidupan sehari-hari..
P2 : Guru melakukan pengecekan hasil kerja siswa pada waktu P1
10 menit
Inti P11. Guru memberikan informasi tentang KBM yang akan
menggunakan model project based learning.2. Guru membentuk kelompok dengan masing-masing
beranggotakan 4-5 siswa.3. Guru memberikan masalah untuk di diskusikan4. Guru membimbing kelompok dalam menelaah, mengamati
dan memberikan scaffolding untuk menemukan konsep limit suatu fungsi aljabar di buku paket hal. 316 – 338.
5. Guru membimbing kelompok merumuskan pertanyaan(questioning), bagaimana cara menentukan nilai dari limit fungsi aljabar
6. Guru membimbing kelompok untuk menganalisis/menalar syarat apa yg harus dipenuhi supaya limit tersebut mempunyai nilai..
7. Satu kelompok diminta untuk memprentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Sementara kelompok lain,
70 menit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
menanggapi dan menyempurnakan apa yang dipresentasikan.8. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk membuat
suatu kesimpulan.
P29. Guru memberikan informasi tentang KBM yang akan
menggunakan model Problem-Based Learning (PBL)10. Guru memberikan masalah untuk di diskusikan11. Guru membimbing kelompok dalam menelaah, mengamati
dan memberikan scaffolding untuk menemukan konsep limit suatu fungsi aljabar di buku paket hal. 339 – 348.
12. Semua kelompok menampilkan hasil kerjanya.13. Semua siswa mengamati dan membandingkan hasil kerja
kelompokknya dengan kelompok lain.14. Guru membimbing kelompok merumuskan pertanyaan
(questioning), bagaimana cara menentukan nilai dari limit fungsi aljabar
15. Guru membimbing kelompok untuk menganalisis syarat apa yg harus dipenuhi supaya limit tersebut mempunyai nilai.
16. Satu kelompok diminta untuk memprentasikan hasil diskusinya ke depan kelas. Sementara kelompok lain, menanggapi dan menyempurnakan apa yang dipresentasikan.
17. Dengan tanya jawab, guru mengarahkan siswa untuk membuat suatu kesimpulan.
18. Guru memberikan soal-soalPenutup P 1.
1. Siswa diminta menyimpulkan hasil yang diperoleh selama kegiatan pembelajaran.
2. Guru memberikan tugas / pekerjaan rumah mengenaipenerapan limit suatu fungsi aljabar
3. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.
P 2.1. Siswa diminta menyimpulkan hasil yang diperoleh
selama kegiatan pembelajaran.
2. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk tetap belajar.
10 menit
H. ALAT/MEDIA/SUMBER PEMBELAJARAN1. Buku Guru dan referensi buku lain2. Lembar Kerja3. Lembar penilaian
I. PENILAIAN HASIL BELAJAR1. Teknik Penilaian: pengamatan, tes tertulis (Tes otentik)
2. Prosedur Penilaian:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
PERTEMUAN KE 1
No Aspek yang dinilaiTeknik
PenilaianWaktu Penilaian
1. Sikap
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran limit.b. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok dan
melakukan percobaan.c. Toleran terhadap proses dan selesaian
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi dan melakukan percobaan
2. Pengetahuan
a. Menjelaskan kembali pengertian limit fungsi aljabar
b. Menentukan nilai limit sederhana
Pengamatan dan tes
Penyelesaian kelompok
3. Keterampilan
Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit fungsi yang mungkin muncul dari suatu fenomena dan menentukan banyak dari semua kemungkinan tersebut.
Pengamatan Penyelesaian tugas (kelompok) dan saat diskusi
PERTEMUAN KE 2
No Aspek yang dinilaiTeknik
PenilaianWaktu Penilaian
1. Sikap
d. Terlibat aktif dalam pembelajaran limit.
e. Bekerjasama dalam kegiatan kelompok dan melakukan percobaan.
f. Toleran terhadap proses dan selesaian pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
Pengamatan Selama pembelajaran dan saat diskusi dan melakukan percobaan
2. Pengetahuan
Menentukan/menerapkan nilai limit Pengamatan dan tes
Penyelesaian kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
No Aspek yang dinilaiTeknik
PenilaianWaktu Penilaian
3. Keterampilan
Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit
Pengamatan Penyelesaian tugas (kelompok) dan saat diskusi
H. Instrumen Penilaian Hasil belajar Tes tertulis
1. ...5lim3
tt
2.34
22lim
2
2
1
xx
xxx
= …
3.6
8lim
2
3
2
xx
xx
= …
Catatan: Penyekoran bersifat holistik dan komprehensif, tidak saja memberi skor untuk jawaban akhir, tetapi juga proses pemecahan yang terutama meliputi pemahaman, komunikasi matematis (ketepatan penggunaan simbol dan istilah), penalaran (logis), serta ketepatan strategi memecahkan masalah.
Pedoman penskoran1. 8 .................................................. 202. – 1 .................................................. 353. 1 .................................................. 45Jumlah skor 100
Mengetahui Jogorogo, Agustus 2013
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jogorogo Guru Mata Pelajaran
Dra YAYUK SRI RAHAYU Mpd Tatik sriyati Spd
Pembina Utama Muda NIP: 19650901 199601 2001
NIP. 19640701 198711 2001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
Lampiran 1:
LEMBAR AKTIVITAS SISWA 1
(LAS 1)
1. Nilai dari lim → 3 + 5 =.
2. Nilai lim →~1582
9643345
235
xxxx
xxxx
3. Nilai lim →1
432
x
xx adalah
4. Nilai lim →~ 382 xx - 522 xx adalah
5. Nilai lim →1
13
x
xadalah
LEMBAR AKTIVITAS SISWA 2
(LAS 2)
1. Nilai dari lim → 3 + 5 =.
2. Nilai lim →~1582
9643345
235
xxxx
xxxxadalah
3. Nilai lim →1
432
x
xx adalah
4. Nilai lim →~ 382 xx - 522 xx adalah
5. Nilai lim →1
13
x
xadalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP
Mata Pelajaran : Matematika - WajinKelas/Semester : X IPA / GenapTahun Pelajaran : 2013 / 2014.Waktu Pengamatan : Saat Pelajaran Berlangsung.
Indikator perkembangan sikap: religius, jujur, disiplin, mandiri, rasa ingin tahu, dan tanggung jawab 1. BT (belum tampak) jika sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam
menyelesaikan tugas.
2. MT (mulai tampak) jika menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas tetapi masih sedikit dan belum ajeg/ konsisten.
3. MB (mulai berkembang) jika menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas yang cukup sering dan mulai ajeg/ konsisten.
4. MK (membudaya) jika menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas secara terus-menerus dan ajeg/ konsisten.
Bubuhkan tanda V pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan
Nama Ketelitian Jujur Disiplin MandiriRasa Ingin
Tahu
BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK BT MT MB MK
Keterangan
1 = Kurang
2 = Sedang
3 = Baik4 = Sangat Baik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
Lampiran 3 :
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X/1
Tahun Pelajaran : 2013/2014
Waktu Pengamatan :Pada saat proses pembelajaran
Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan limit.
1. Kurang terampil, jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran
2. Terampil, jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadrantetapi belum tepat.
3. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai fungsi di berbagai kuadran dan sudah tepat.
Bubuhkan tanda √ pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
No Nama Siswa
Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah
KT T ST
1
2
Keterangan :
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
Lampiran 8
Catatan Lapangan Wawancara Perencanaan Proses Pembelajaran
Matematika Terhadap Guru Matematika Kelas X
Hari/Tanggal : Senin, 21 april 2014
Inisial Subjek : HP
Tempat : Ruang tunggu tamu SMA Negeri 1 Jogorogo
Pukul : 13.00 – 13.30
Tujuan : Untuk memperoleh informasi tentang perencanaan proses pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo
A. Catatan Diskriptif
Pada hari itu menunggu kehadiran guru HP di ruang tunggu tamu.
Sebelumnya peneliti sudah membuat janji dengan HP untuk mengadakan
wawancara. HP pada waktu itu sudah berada dikantor, akan tetapi HP masih
menyelasaikan pekerjaan terkait beliau sebagai panitia Ujian Akhir Nasional.
Wawancara dilakukan di ruang tunggu tamu, berikut hasil transkrip wawancara
dengan HP.
1.
2.
Peneliti
HP
Peneliti
HP
:
:
:
:
Menurut pandangan bapak Kurikulum 2013 seperti apa?
kurikulum yang dibuat untuk bisa mengasah kemampuan
potensi peserta didik dalam memecahkan suatu masalah
dalam pembelajarn, sehingga siswa menjadi aktif, kreatif,
inovatif dan mandiri berdasarkan kompetensi inti yang
diimbangi dengan sikap dan perilaku sesuai ajaran agama
yang dianutnya.
iya pak, lalu terkait dengan K-13, menurut bapak
pembelajaran berbasis masalah itu seperti apa?
yaa, sebuah pembelajaran yang mengenalkan siswa pada
pokok suatu masalah yang nyata atau data real sehingga
siswa dapat terlibat langsung terhadap masalah yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Peneliti
HP
Peneliti
HP
Peneliti
HP
Peneliti
HP
Peneliti
HP
Peneliti
HP
Peneliti
HP
Peneliti
HP
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
ada tersebut, dan bisa dipecahkan secara bersama-sama.
untuk pendekatan dalam pembelajarannya pak?
ya di K-13 kan dimintanya pendekatan ilmiah mbak.
naah, kalo PBL dengan pendekatan ilmiah itu menurut
bapak seperti apa?
PBL dengan pendekatan ilmiah yaitu proses pembelajaran
yang mengenalkan siswa terhadap masalah yang nyata
sehingga timbul rasa ingin tahu berdasarkan pengetahuan
siswa untuk mencoba menyelesaikan masalah tersebut
untuk penyusunan silabus dan RPP gimana pak?
untuk silabus kita mengguanakan yang ada pada
Kurikulum 2013. Sedangkan RPP juga kita sesuaikan dan
mengacu pada Kurikulum 2013, biasanya sesuai contoh
yang ada
kalo panduan khusus untuk penyusunan RPP ini, ada
panduan khusus untuk penyusunan RPP seperti ini, ada
tidak pak ?
tidak ada, hanya mengacu pada K-13 kemudian
dikembangkan sendiri sesuai contoh baik dari pelatihan K-
13 atau contoh RPP dari sekolah yang ditunjuk
menggunakan K-13 juga
untuk penentuan sumber belajarnya bagaimana pak?
sumber belajarnya kita tetap mengacu pada buku yang
ditetapkan dari negara terkait dengan K-13 dan LKS yang
kalo kita liat mengacu pada K-13 baru kita ambil
kalau untuk menyusun RPP ini bagaimana cara
menentukan indikatornya pak?
merumuskan indikator kalau di K-13 kan disilabus belum
ada, jadi kita kembangkan sendiri di RPP. Itu juga bisa
dilihat dari materinya juga, maka pengembangan materi itu
masing-masing guru ini merumuskan tergantung kreatifitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Peneliti
HP
Peneliti
HP
Peneliti
HP
Peneliti
HP
Peneliti
HP
Peneliti
HP
Peneliti
HP
Peneliti
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
guru.
kalau menetukan tujuan pembelajarannya?
yha ini mengacu pada indikator
Untuk pengembangan materinya?
materi ya sesuai
kalau untuk metode PBL dengan pendekatan ilmiah
bagaimana pak merencanakannya
ya sebenarnya kita lihat materinya dulu, materinya itu bisa
tidak menggunakan metode itu
kalau untuk menyusun kegiatan pembelajaran bagaimana
pak?
ya ketika kita menggunakan PBL dengan pendekatan
ilmiah ya kita sesuaikan dengan langkah-langkahnya.
Ya..kalo untuk pendahuluan apersepsi tetap saya lakukan
menanyakan PR, motivasi pentingnya materi yang akan
dipelajari, kemudian kegitan inti, dan penutup, tadi apa
saja yang kita sampaikan.
menetukan kegiatan intinya ini bagaimana pak?
menetukannya ya dilihat dari tujuannya tadi....
apakah bapak sudah mengintegrasikan 5M (mengamati,
menanya, memgumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan dalam RPP dan dlam pembelajaran?
bisa dilihat kegiatan pembelajaran di RPP yang
menggunakan metode PBL dengan pendekatan ilmiah ada
kegiatan 5M yang masing-masing terdapat kegiatan yang
dilaksanakan.
kalau untuk di proses pembelajran saya selalu berusaha
mengintegrasikan dan melaksanakan semampu saya.
kalau untuk penilaian pak?
itu masing-masing guru, kalo saya sama disilabus
adakah panduan khusus untuk penilaian pak?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
19.
20.
HP
Peneliti
HP
Peneliti
HP
:
:
:
:
:
tidak.
ooo, untuk penentuan alokasi waktunya seperti apa?
ya disilabus ada, gunakan acuan yang ada di silabus.
o seperti itu pak, kalo untuk sumber belajarnya pak?
klo penentuan sumber belajarnya satu kita pake buku paket
dari negara dan LKS. Kalau anak-anak punya refrensi
buku yang lain saya juga tidak melarang. Tapi yang saya
gunakan dalam mengajar dua itu.
B. Catatan reflektif
Dalam wawancara, guru memahami bahwa dalam K-13 silabus
sudah diberikan dari pusat, hanya belum ada indikatornya. Hal tersebut
menjadi tuntututan bagi guru untuk mengembangkan sendiri indikatornya
dalam RPP. Dalam menerangkan proses penyusunan RPP, jawaban guru
belum begitu maksimal dalam penyusunan RPP ternyata guru tersebut hanya
menggunakan contoh dari pelatihan dan RPP dari sekolah yang telah ditunjuk
menggunakan K-13.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
Lampiran 9
Catatan Lapangan Wawancara Perencanaan Proses Pembelajaran
Matematika Terhadap Guru Matematika Kelas X
Hari/Tanggal : Senin, 26 Mei 2014
Inisial Subjek : TK
Tempat : Ruang Guru SMA Negeri 1 Jogorogo
Pukul : 10.15 – 10.45
Tujuan : Untuk memperoleh informasi tentang perencanaan proses pembelajaran matematika di kelas X SMA Negeri 1 Jogorogo
A. Catatan Diskriptif
Pada hari itu menunggu kehadiran guru TK di ruang tunggu tamu.
Sebelumnya peneliti sudah membuat janji dengan TK untuk mengadakan
wawancara. TK pada waktu itu sudah berada disekolah, akan tetapi TK masih
mengajar dikelas Xips-1. Wawancara dilakukan di ruang guru, berikut hasil
transkrip wawancara dengan TK.
1.
2.
3.
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
:
:
:
:
:
:
Menurut pandangan ibu Kurikulum 2013 seperti apa?
kurikulum yang setahu saya kurikulum yang cukup simple
sebab peran guru lebih condong hanya sebagai fasilitator saja
ooo bgtu bu, lalu terkait dengan K-13, menurut ibu
pembelajaran berbasis masalah itu seperti apa?
apa ya mbak.., sebuah pembelajaran yang melibatkan siswa
dalam pemecahan suatu masalah yang biasanya dihubungkan
degan kegiatan sehari-hari.
untuk pendekatan dalam pembelajarannya bu?
pendekatan ilmiah...
naah, kalo PBL dengan pendekatan ilmiah itu menurut ibu
seperti apa?
pendekatan ilmiah?..eemmmm..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Dalam pembelajaran PBL juga harus ada langkah-langkah
yang sistematis sepeti identifikasi masalah, mengumpulkan
data, menganlisisnya, memecahkan masalahnya,dan tindakan
apa yang akan kita lakukan apa..gitu
untuk penyusunan silabus dan RPP gimana bu?
untuk silabus kita mengguanakan yang ada pada Kurikulum
2013. Sedangkan RPP juga kita sesuaikan dan mengacu pada
Kurikulum 2013, biasanya sesuai contoh yang ada. Kalo saya
bingung yha tanya ke guru yang lain.
kalo panduan khusus untuk penyusunan RPP ini, ada
panduan khusus untuk penyusunan RPP seperti ini, ada tidak
bu ?
tidak ada, hanya mengacu pada K-13 kemudian
dikembangkan sendiri sesuai contoh RPP dari sekolah yang
ditunjuk menggunakan K-13 juga
untuk penetuan sumber belajarnya bagaimana bu?
kita pake buku paket dan LKS saja
kalau untuk menyusun RPP ini bagaimana cara menentukan
indikatornya bu?
merumuskan indikator kalau di K-13 kan disilabus belum
ada, jadi kita kembangkan sendiri di RPP. Kalau tidak kita
lihat materinya dan Kompetensi Dasarnya. Kalau saya
bingung lagi-lagi tanya ke guru yang lain.
kalau menetukan tujuan pembelajarannya?
tujuan kan ya mengacu pada indikator
Untuk pengembangan materinya?
materi masih sama
kalau untuk metode PBL dengan pendekatan ilmiah
bagaimana bu merencanakannya?
ya sebenarnya kita lihat materinya dulu, materinya itu bisa
tidak menggunakan metode itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
Peneliti
TK
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
ooo begitu bu,
iya..
kalau untuk menyusun kegiatan pembelajaran bagaimana bu?
ya ketika kita menggunakan PBL dengan pendekatan ilmiah
ya kita sesuaikan dengan langkah-langkahnya. Ya..kalo
untuk pendahuluan apersepsi tetap saya lakukan menanyakan
PR, motivasi pentingnya materi yang akan dipelajari,
kemudian kegitan inti, dan penutup, tadi apa saja yang kita
sampaikan.
apakah ibu sudah mengintegrasikan 5M (mengamati,
menanya, memgumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan dalam RPP dan dalam pembelajaran?
bisa dilihat kegiatan pembelajaran di RPP yang
menggunakan metode PBL dengan pendekatan ilmiah ada
kegiatan 5M yang masing-masing terdapat kegiatan yang
dilaksanakan.
kalau untuk di proses pembelajran saya selalu berusaha
mengintegrasikan dan melaksanakan semampu saya.
apakah dalam tahapan pembelajaran sudah bisa terlaksana
semua dengan baik?
kalau pendahuluan bisa berjalan baik, kalau kegiatan inti
masih sulit dilaksanakan secara maksimal mbak..., anak-anak
masih kurang memilki sikap mandiri.
kalau untuk penilaian bu?
itu masing-masing guru, kalo saya sama yang ditulis
disilabus.
adakah panduan khusus untuk penilaian bu?
tidak.
kalau untuk alokasi waktu ini ditentukan dengan apa bu?
ini mbak dengan mengacu pada silabus jan juga sudah ada.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
B. Catatan reflektif
Dalam wawancara, guru memahami bahwa dalam K-13 silabus
sudah diberikan dari pusat, hanya belum ada indikatornya. Hal tersebut
menjadi tuntututan bagi guru untuk mengembangkan sendiri indikatornya
dalam RPP. Dalam menerangkan proses penyusunan RPP, jawaban guru
belum begitu maksimal dalam penyusunan RPP ternyata guru tersebut hanya
menggunakan contoh dari pelatihan dan RPP dari sekolah yg telah ditunjuk
menggunakan K-13.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
Lampiran 10
Catatan Lapangan Kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah matematika dengan Pendekatan ilmiah Hasil Observasi Pertama
Hari/tanggal : Senin, 07 April 2014Pukul : 12.00 – 13.30Tujuan : Memperoleh informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran
matematika di kelas X khusunya Xipa-1 SMA Negeri 1 JogorogoTempat : Ruang kelas Xipa-1
A. Catatan DeskriptifR. Hobro Pranasmoro Hadi, S.Pd (HP) adalah guru laki-laki. Observasi
dilakukan pada hari senin, 07 April 2014 di kelas Xipa-1 SMAN 1 jogorogo. Pada hari itu, mata pelajaran matematika akan dimulai pada pukul 12.00 sampai 13.30. Beberapa menit sebelum bel mulai pembelajaran, peneliti menemui guru HP terlebih dahulu di ruang waka kurikulum. Kemudian, HP mengajak peneliti segera menuju kelas Xipa- 1. Sesampai di kelas terlihat siswa masih bergerombol dengan temannya, HP meminta siswa untuk cepat menyelesaikan istirahatnya. Di sisi lain pada saat itu peneliti mempersiapkan peralatan pengamatan. Pertama peneliti memilih berdiri di belakang kelas, karena hasil gambar yang didapat tidak jelas peneliti pindah ke pojok depan.
Ruang kelas Xipa-1 sebelah barat, ruangannya luas dan tertata rapi, berukuran sekitar 8x9 m menghadap ke timur. Pada sisi timur ruangan berderet jendela kaca yang bersih, di bagian depan atas terlihat gambar burung garuda. Gambar Presiden dan wakil Presiden terletak agak kebawah disisi kanan dan kiri gambar burung garuda dan di tengah-tengahnya terdapat jam dinding. Di bawah jam dinding terdapat whiteboard di sebelah kiri whiteboard terdapat papan Visi Misi dan kalender.
Sebelum pembelajaran HP meminta peneliti untuk memperkenalkan diri. Peneliti memperkenalkan nama dan maksud mengikuti HP kepada siswa. Di awal kegiatan pembelajaran,
HP : bertanya kepada siswa dan mengucapkan salam, “sudah siap?Assalamualaikum...... Mari kita mulai, kita sudah sampai mana?”
Siswa : terakhir ukran sudut drajat dan radian pak, tapi sudah selesaiHP : ada tugas tidak?Siswa : ada pak,...HP : bisa mengerjakan, coba tunjukkan kedepanSiswa : bisa pak..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
HP meminta beberapa siswa untuk menuliskan jawabannya dipapan tulis dan meminta sekalian untuk menjelaskan hasil pekerjaannya. Ada tiga siswa yang menuliskan jawaban didepan kelas, dua perem[uan dan satu laki-laki. Untuk siswa
laki-laki mengerjakan soal putaran diubah ke derajat dan radian.
putaran = 360 = 60.HP : kenapa 360?Siswa : karena satu putaran pak...HP mengulang kata-kata cahyo, “ kalau menurut cahyo kenapa dikalikan
360 karena satu putaran.” Tapi ternyata cahyo masih belum mengubahnya ke radian. Untuk dua siswa perempuan mengerjakan sudah benar dan dalam menjelaskan cukup baik. Namun ketika ditanya komplemen dan suplemen siswa terlihat masi sedikit kesulitan
HP : yang berlawanan arah dengan jarum jam itu... sudut positif. Kalo yang negatif bagaimana? Kalo searahkan cepet ta...seperti yang kamu harapkan to... setengah dua... siswa tertawa..
Kalau komplemen itu sudut berapa kalo dijumlahkan jadi 90 gtu ta..nah kalo dari 105 itu berapa biar jadi 90. Kan begitu kamu kan mengatakan -15 arahnya negatif untuk itu bagaimana untuk 105?Bagus ada yang membantu pakai gambar pakai lingkaran.
Terlihat ada siswa laki-laki yang membantu siswa perempuan memecahkan komplemen dari 105.
HP : buat lingkaran dulu...Biasane laki-laki itu pinter gawe bunderan (siswa tertawa)
HP mengarahkan sudut 105 nya mana dulu gambaren dulu.. terlihat dua siswa yang berdidri didean berdiskusi untuk menentukan sudut 105. Ada pertanyaan dari siswa lain 105 itu apa tidak di kuadran II ta? Siswa yang didepan menjawab..iyo ya..he..
HP : sekarang kamu liat 105 itu kalo pake putaran ..komplemennya -15 apakah bisa jadi 90 derajat?
HP : apakah setiap sudut punya supemen dan komplemenSiswa : tidakHP : nah kembalikan ke pengertian komplemen dan
suplemen...jadi 105 punya komplemen tidak?Siswa : tidak..HP : ada yang masih kesulitan, kalau tidak ada kita lanjutkan
dengan materi selanjutnya. Konsep dasar sudut (guru menulis dipapan tulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
HP mereview materi dengan menuliskan satu permasalahan yang pernahdihadapi siswa ketika mereka masih duduk di bangku SMP. HP memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa mengingat informasi yang sudah ada. HP memberikan berbagai macam pemasalahan dan terlihat beberapa siswamenjawabnya. Setelah permasalahan sudah terselesaikan, HP diawal pembelajaran memberikan batu loncatan terkait materi mengingatkan tentang kuadran I, II, III, dan IV. Hal tersebut diberikan setelah guru memberikan permasalahan kepada siswa pada kegiatan mengamati. Siswa diminta membaca materi kurang lebih diberikan waktu untuk membaca contoh-contoh yang ada di buku paket.
HP : Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6m. Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah Dasar. Tinggi badannya 1,2m. Dani adalah anak yang baik dan suka bertanya. Dia pernah bertanya kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera di lapangan itu. Dengan senyum, Ayahnya menjawab 8m. Suatu sore, disaat dia menemani ayahnya membersihkan rumput liar di lapangan, Dani melihat bayangan setiap benda ditanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera, yaitu 6,4m dan 32m.Tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya sendiri karena bayangannya mengikuti pergerakannya. Jika kamu sebagai Dani, dapatkah kamu mengukur bayangan dirimu sendiri?
Siswa : dengan menggunakan konsep kesebangunan pak...HP : kenapa segitiga bisa dikatan sebangun?Siswa : kalo punya sudut sama..
HP : dari segitiga ABC, DEC, FGC jadi diperoleh perbandingan =dengan FG tinggi dani (1,2m), DE tinggi pak yahya (1,6m)...
HP selanjutnya meminta siswa untuk menemukan pola dengan memberi pertanyaan-pertanyaan pancingan, dengan mengaitkan contoh-contoh soal yang sudah diberikan. Siswa terlihat berdiskusi dengan teman disampingnya sambil sesekali bertanya pada HP. Setelah menemukan pola, HP memberi contoh soal terkait dengan fenomena yang sedang hangat di sekitar siswa, ketika itu HPmemberi contoh tentang tiang bendera. Beberapa siswa terlihat sedikit bingung dan menjawab “ menghitungnya bagaimana pak?” ada nyang menjawab “susah pak”. Kemudian HP menjawab “itulah gunanya belajar matematika, hal yang difikirkan saja sulit tapi bisa diselesaikan, tidak ada ruginya belajar matematika”. Saat itu siswa terlihat bersemangat lagi dan mencoba menghitungnya.
Dari 1 permasalahan selanjutnya HP meminta siswa untuk membuat pertanyaan-pertanyaan lain yang mungkin dari permasalahan tersebut. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
terlihat mengeluarkan pendapatnya dan HP terlihat menanggapi seluruh pendapat siswa dan meminta siswa lain untuk berkomentar.
Sambil menunggu siswa selesai mengerjakan HP terlihat berkeliling dan melihat cara siswa mengerjakan. Selang beberapa menit terlihat banyak siswa yang sudah selesai, HP meminta salah satu dari mereka untuk menulis jawabannya. Terlihat salah satu siswa menulis jawaban. Kemudian HP bekatapada siswa lain “kira-kira ada jawaban lain tidak, kalau ada coba tuliskan di depan’. HP mencoba menyemangati siswa tersebut “coba kamu selesaikan dulu” kemudian HP terlihat berdiskusi di samping siswa, peneliti tidak mendengar percakapan mereka, karena pada saat itu peneliti berdiri di belakang kelas. kemudian HP meminta siswa untuk duduk kembali, HP bertanya kepada siswa lain kira-kira jawabannya bagaimana. Setelah itu ada siswi yang bertanya kalo sudutnya itu apa ndak kebalik boleh apa tidak? Siswa yang mengerjakan didepan menjawab dengan membacakan soal dan apa yang telah diketahui.
Pada pukul 13.30 tepat, bel pergantian jam berbunyi, HP mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan dan meminta siswa di rumah untuk membaca materi dan mengerjakan soal-soal terkait dengan konsep dasar sudut. Di sisi lain peneliti sedang membereskan peralatan pengamatan sambil berbincang-bincang dengan 2 orang siswa yang kebetulan saat itu duduk di dekat peneliti. Selesai pembelajaran HP mengajak peneliti menuju ruang guru, di sela-sela perjalanan peneliti bertanya kepada HP apakah peneliti boleh ikut di kelas beliau lagi apa tidak? Dengan senang hati dan terlihat tersenyum HP menjawab “boleh, silahkan tapi kasih kabar dahulu takutnya saya tidak bisa mengisi pelajaran”. Karena HP terlihat buru-buru ingin pulang, peneliti izin pulang terlebih dahulu.
B. Catatan ReflektifKegiatan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan batu loncatan
terkait materi yang akan dipelajari. Dalam kegiatan ini guru membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya, dalam kegiatan ini, guru sudah mulai meminta siswa untuk berpartisipasi aktif dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Masuk pada kegiatan inti, dimuali dari kegiatan mengamati siswa diminta membaca buku pelajaran setelah guru memberikan permaslahan. Berikutnya dalam kegiatan menanya terlihat siswa masih kesulitan merangkai pertanyaan yang mengarah pada pemecahan masalah, guru memberikan arahan dengan memanggil salah satu siswa untuk bertanya. Karena pada tahap kedua siswa sudah kesulitan pada kegiatan mengumpulkan informasi siswa juga mengalami kesulitan karena juga minimnya sumber belajar yang dimiliki. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan mengasosiasi siswa juga belum maksimal dalam mengolah informasi terlihat siswa masih ada yang belum paham terkait arah penyelesaian dari permasalahan. Namun, dengan bguru menjadi fasilitator dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
tetap memberikan motivasi siswa menjadi sedikit berusaha memahami materi. Untuk kegiatan terakhir mengkomunikasikan kemandirian dan keberanian siswa dalam menyampaikan hasil belum begitu maksimal karena terkadang guru harus memanggil salah satu siswa terlebih dahulu untuk mengerjakan didepan kelas baru siswa yang lain termotivasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
Lampiran 11
Catatan Lapangan Kegiatan Pembelajaran Berbasis Masalah matematika dengan Pendekatan ilmiah Hasil Observasi Ketiga
Hari/tanggal : Selasa, 15 April 2014Pukul : 12.00 – 13.30Tujuan : Memperoleh informasi tentang pelaksanaan proses pembelajaran
matematika di kelas X khusunya Xipa-1 SMA Negeri 1 JogorogoTempat : Ruang kelas Xipa-1
A. Catatan DeskriptifR. Hobro Pranasmoro Hadi, S.Pd (HP) adalah guru laki-laki. Observasi
dilakukan pada hari senin, 07 April 2014 di kelas Xipa-1 SMAN 1 jogorogo. Pada hari itu, mata pelajaran matematika akan dimulai pada pukul 12.00 sampai 13.30. Beberapa menit sebelum bel mulai pembelajaran, peneliti menemui guru HP terlebih dahulu di ruang waka kurikulum. Kemudian, HP mengajak peneliti segera menuju kelas Xipa- 1. Sesampai di kelas terlihat siswa masih bergerombol dengan temannya, HP meminta siswa untuk cepat menyelesaikan istirahatnya. Di sisi lain pada saat itu peneliti mempersiapkan peralatan pengamatan.
Sebelum pembelajaran HP meminta peneliti untuk memperkenalkan diri. Peneliti memperkenalkan nama dan maksud mengikuti HP kepada siswa. Di awal kegiatan pembelajaran,
HP : bertanya kepada siswa dan mengucapkan salam, “sudah siap?Assalamualaikum...... Mari kita mulai, kita sudah sampai mana?”
Siswa : walaikumsalam.......HP : ada yang masih kesulitan materi kemarin,? kalau tidak ada kita
lanjutkan dengan materi selanjutnya. trigonometri (guru menulis dipapan tulis)
HP memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa mengingat informasi yang sudah ada. HP memberikan berbagai macam pemasalahan dan terlihat beberapa siswa menjawabnya. Setelah permasalahan sudah terselesaikan,HP diawal pembelajaran memberikan batu loncatan terkait materi mengingatkan tentang kuadran I, II, III, dan IV. Hal tersebut diberikan setelah guru memberikan permasalahan kepada siswa pada kegiatan mengamati. Siswa diminta membaca materi kurang lebih diberikan waktu untuk membaca contoh-contoh yang ada di buku paket. Guru menulis dipapan tulis dan menggambar sumbu koordianat untuk grafik fungsi sinus, “sekarang saya kembalikan kepada kalian untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
menyampaikan pertanyaan terkait materi”. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
Siswa : mengapa pakai [0,2π] pak?HP : baik...kenapa bisa [0,2π]?,.... (sambil menulis dipapan tulis)HP melempar pertanyaan tersebut kepada siswa mungkin jika ada siswa
yang bisa membantu menjawabnya. Awalnya siswa hanya diam. Tidak ada yang menjawab. Selang beberapa saat siswa ada yang menjawab “berarti ukuranya ini dari 0 sampai 360 derajat”. Guru menjawab berarti apitanya itu dari 0 sampai 360 derajat. Kemudian guru menjelaskan terkiat interval yang digunakan. HP memberikan penjelasan terkait grafik fungsi sinus dan cara menggambarnya. Dengan melibatkan siswa untuk aktif dalam menetukan titik-titik. Dengan mensubtitusikan nilai dari x kedalam fungsi yang diketahui.
HP : ini akan memtotong di sumbu x dititik berapa koma berapa?Siswa : HP : apa hanya satu?Siswa : tidak...HP : (0,0), (180,0), dan.....Nah itu kan bukitnya....bagaiman untuk lembahnya...Terlihat disela pembelajaran HP memberikan sedikit gurauan “ayo siapa
yang berani menunjukna lembahnya?” siapa yang jadi pasukan berani..., “tapi jangan berani mati...” siswapun tertawa dan ada slah satu siswa yang maju kedepan dan melukiskan titik-titik sehingga dapat menunjukkan lembah dari grafik fungsi sinus.
HP : nah kalo f(x)= k sin x, apakah koefisen k ini nanti positif atau negatif? Misal ini f(x)= -2 sin x
Siswa terlihat bingung, namun tak lama kemudian ada slah satu siswa bertanya kepada HP “ bolehkah kurva dimulai dari lembah dulu pak?”. HP menjawab dengan sedikit gurauan “ ya boleh-boleh saja yang penting kan kalo ada lembah ya ada bukit”.
HP memberikan permaslahan terkait fungsi sinus dan meminta siswa menggambarkan grafiknya. Terlihat siswa berdiskusi dengan teman satu mejanya.
HP selanjutnya meminta siswa untuk menemukan pola dengan memberi pertanyaan-pertanyaan pancingan, dengan mengaitkan contoh-contoh soal yang sudah diberikan. Siswa terlihat berdiskusi dengan teman disampingnya sambil sesekali bertanya pada HP.
Sambil menunggu siswa selesai mengerjakan HP terlihat berkeliling dan melihat cara siswa mengerjakan. Selang beberapa menit terlihat banyak siswa yang sudah selesai, HP meminta salah satu dari mereka untuk menulis jawabannya. Terlihat salah satu siswa menulis jawaban. Kemudian HP mencoba menyemangati siswa tersebut “coba kamu selesaikan dulu” kemudian HP terlihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
berdiskusi di samping siswa, peneliti tidak mendengar percakapan mereka, karena pada saat itu peneliti berdiri di belakang kelas. kemudian HP meminta siswa untuk duduk kembali.
HP bersama siswa mebuat kesimpulan diantaranya yaitu panjang gelombang itu 360=2π, nilai maksimal fungsi = |k| dan nilai min = -|k|, koefisien k mempengaruhi tinggi rendahnya kurva, dan f(x)=-2 sin x berasal dari refleksi f(x) = 2 sin x (dengan melihat kurva).
Pada pukul 13.30 tepat, bel pergantian jam berbunyi, HP mengakhiri pembelajaran dengan menyimpulkan dan meminta siswa di rumah untuk membaca materi dan mengerjakan soal-soal terkait dengan fungsi trigonometri fungsi cosinus dan tangen dan meminta siswa menggambarnya. Di sisi lain peneliti sedang membereskan peralatan pengamatan sambil berbincang-bincang dengan 2 orang siswa yang kebetulan saat itu duduk di dekat peneliti. Selesai pembelajaran HP mengajak peneliti menuju ruang guru, di sela-sela perjalanan peneliti bertanya kepada HP apakah peneliti boleh ikut di kelas beliau lagi apa tidak? Dengan senang hati dan terlihat tersenyum HP menjawab “boleh, silahkan tapi kasih kabar dahulu takutnya saya tidak bisa mengisi pelajaran”. Karena HPterlihat buru-buru ingin pulang, peneliti izin pulang terlebih dahulu.
B. Catatan ReflektifKegiatan pembelajaran dimulai dengan guru memberikan batu loncatan
beupa PR terkait materi sebelumnya. Masuk pada kegiatan inti, dimuali dari kegiatan mengamati siswa diminta membaca buku pelajaran setelah guru memberikan permasalahan. Berikutnya dalam kegiatan menanya terlihat siswa masih kesulitan merangkai pertanyaan yang mengarah pada pemecahan masalah, namun ada beberapa siswa yang mau mencoba bertanya, guru memberikan arahan dengan memanggil salah satu siswa untuk bertanya. Karena pada tahap kedua siswa sudah kesulitan pada kegiatan mengumpulkan informasi siswa juga mengalami kesulitan karena juga minimnya sumber belajar yang dimiliki. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan mengasosiasi siswa juga belum maksimal dalam mengolah informasi terlihat siswa masih ada yang belum paham terkait arah penyelesaian dari permasalahan. Namun, dengan bguru menjadi fasilitator dan tetap memberikan motivasi siswa menjadi sedikit berusaha memahami materi. Untuk kegiatan terakhir mengkomunikasikan kemandirian dan keberanian siswa dalam menyampaikan hasil cukup bagus meski terkadang guru harus memanggil salah satu siswa terlebih dahulu untuk mengerjakan didepan kelas baru siswa yang lain termotivasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
Lampiran 12
Hasil Kegiatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Matematika Berbasis
Masalah Matematika dengan pendekatan Ilmiah di Kelas X SMA Negeri 1
Jogorogo Pada Observasi Pertama
Hari, tanggal : Senin, 7 April 2013
Pukul : 12.00 – 13.30
Aspek yang Damati
Kegiatan Inti
1. Langkah Mengamati:
a. Guru tidak memberikan informasi tentang KBM yang akan menggunakan
model PBL.
b. Guru tidak membentuk keompok secara pasti.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
d. Diawal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek mengamati
guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, Untuk
memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan sehari-hari dan siswa mau
mencoba mengamati permasalahan.
e. Pak Yahya adalah seorang penjaga sekolah. Tinggi pak Yahya adalah 1,6m.
Dia mempunyai seorang anak, namanya Dani. Dani masih kelas II Sekolah
Dasar. Tinggi badannya 1,2m. Dani adalah anak yang baik dan suka
bertanya. Dia pernah bertanya kepada ayahnya tentang tinggi tiang bendera
di lapangan itu. Dengan senyum, Ayahnya menjawab 8m. Suatu sore, disaat
dia menemani ayahnya membersihkan rumput liar di lapangan, Dani melihat
bayangan setiap benda ditanah. Dia mengambil tali meteran dan mengukur
panjang bayangan ayahnya dan panjang bayangan tiang bendera, yaitu 6,4m
dan 32m.Tetapi dia tidak dapat mengukur panjang bayangannya sendiri
karena bayangannya mengikuti pergerakannya.
f. Di daerah pedesaan yang jauh dari bandar udara kebiasaan anak-anak jika
mendengar pesawat udara sedang melintasi perkampungan mereka.bolang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
mengamati sebuah pesawat udara yang terbang dengan ketinggian 20
km.dengan sudut elevasi pengamat (bolang) terhadap pesawat adalah
sebesar tentukan jarak pengamat ke pesawat jika besar sudutnya 30
derajat, 90 derajat dan 120 derajat
2. Langkah Menanya:
a. Siswa masih kesulitan mengajukan pertanyaan
b. Guru bertanya kepada siswa bagaiman jika mereka berperan sebagai dani,
apakah siswa dapat mengukur bayangannya sendiri, pertanyaan itu
digunakan sebagai pertanyaan pancingan supaya siswa lebih mencoba
melakukan pengamatan.
c. Guru memberikan kesempatan siswa bertanya tentang tentang perbedaan nilai jika sudutnya berbeda.
3. Langkah Mengumpulkan Informasi
a. Siswa membaca sumber belajar yang diberikan sekolah yaitu buku
matematika SMA kelas X dan LKS
b. masing-masing besar sudutnya 30 derajat, 90 derajat dan 120 derajat .yang
ditampilkan.
4. Langkah Mengasosiasi
a. Selama siswa bekerja, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa
untuk terlibat diskusi dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng
jauh dari jawabannya.
b. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan mengasosiasi, ketika siswa masih
kesulitan mengolah informasi guru memberikan pertanyaan ataupun
menjawab pertanyaan dari siswa kemudian mengarahkan
5. Langkah Mengkomunikasikan
a. Salah siswa dari kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi ke
depan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
b. Guru menujuk salah satu sisa, karena ketika diminta untuk
mempresentasikan tidak ada yang langsung bersedia maju ke depan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
Lampiran 13
Hasil Kegiatan Pelaksanaan Proses Pembelajaran Matematika Berbasis
Masalah Matematika dengan pendekatan Ilmiah di Kelas X SMA Negeri 1
Jogorogo Pada Observasi Ketiga
Hari, tanggal : Selasa, 15 April 2013
Pukul : 12.00 – 13.30
Aspek yang Damati
Kegiatan Inti
1. Langkah Mengamati:
a. Guru tidak memberikan informasi tentang KBM yang akan menggunakan
model PBL.
b. Guru tidak membentuk keompok secara pasti, hanya dengan meminta siswa
berdisusi dengan teman satu meja. Untuk mempersingkat waktu.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan sedikit
mengingatkan materi sebelumnya, dan membahas PR yang diberikan pada
pertemuan sebelumnya.
d. Diawal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek mengamati
guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan dipelajari, Untuk
memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan sehari-hari dan siswa mau
mencoba mengamati permasalahan.
e. diberikan tugas mengamati dan menggambar kuva materi trigonometri.
2. Langkah Menanya:
a. Siswa masih kesulitan mengajukan pertanyaan
b. Guru memberikan pancingan dan motivasi kepada siswa untuk bertanya
c. Tiga orang siswa bertanya kenapa memakai 0,2π?
d. Dua orang mencoba memberikan jawaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
166
3. Langkah Mengumpulkan Informasi
a. Siswa membaca sumber belajar yang diberikan sekolah yaitu buku
matematika SMA kelas X dan LKS
b.Guru memberikan pertanyaan koefisien dari f(x)=k sin x apakah koefisien
tersebut positif atau negatif?
4. Langkah Mengasosiasi
a. Selama siswa bekerja, guru memperhatikan dan mendorong semua siswa
untuk terlibat diskusi dan mengarahkan bila ada kelompok yang melenceng
jauh dari jawabannya.
b. Guru sebagai fasilitator dalam kegiatan mengasosiasi, ketika siswa masih
kesulitan mengolah informasi guru memberikan pertanyaan ataupun
menjawab pertanyaan dari siswa kemudian mengarahkan
d. Jawaban siswa cukup kreatif terkait pertanyaan sebelumnya, dimulai dari
pertanyaan “ bolehkah kurva dimulai dari lembah dulu?” misalnya f(x)=-2
sin x
5. Langkah Mengkomunikasikan
a. Salah siswa dari kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi ke
depan kelas.
b. Guru menujuk salah satu sisa, karena ketika diminta untuk
mempresentasikan tidak ada yang langsung bersedia maju ke depan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
167
Lampiran 14
Transkrip Wawancara Pelaksanaan Proses pembelajaran Berbasis Masalah Matematika dengan pendekatan Ilmiah Pada Observasi Pertama
Insial Subjek : HP
Temapat : Ruang tunggu tamu SMA Negeri 1 Jogorogo
Hari/Yanggal : Selasa, 8 April 2014
Pukul : 11.00-11.45
1. Peneliti : awal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek
mengamati guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan
dipelajari, maksud bapak itu fungsinya untuk apa pak?
HP : Untuk memantapkan kalau pembelajaran itu dikehidupan sehari-
hari dan siswa mau mencoba mengamati permaslahan.
2. Peneliti : persiapan seperti apa pak yang dilakukan sebelum pelajaran
berlangsung?
HP : ya...dan mengingatkan materi sebelumnya dan diminta baca buku,
kalau materi kan sudah ada.
3. Peneliti : ini pak untuk kegiatan mengamati kan dengan memberikan batu
loncatan dan membaca, nah siswa itu dilbatkan secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran?
HP : ya...ya.. ya.. tidak semua siswa bisa manafsirkan dalam kegiatan
kan mengamati jadi yha tidak semua anak bisa merangkai suatu
pertanyaan...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
168
Karena apa,,,kan karena setiap anak berbeda-beda macamnya.
Makanya beberapa anak saya tunjuk saja karena itu kan sya tahu
yang biasanya kreatif. Itu saya lakukan supaya yang lain itu
termotivasi dan terpancing. Dan sebenarnya banyak yang
terpacing dari paparan temannya.
4. Peneliti : didalam PBL dengan pendekatan ilmiah kan ada kegiatan membentuk kelompok pak, itu bagaimana pak?
HP : iya itu biasanya saya gunakan untuk lebih memancing sosial siswa dan meberikan kesempatan siswa supaya berdiskusi sehingga ketika diminta untuk bertanya mereka mempunyai gambaran dari apa yang diketahui. Tapi ya kondisinya seperti itu.....
5. Peneliti : ooo, lalu bagaimana cara bapak menginspirasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan apa yang telah diamati?
HP : memberikan peta pemikiran siswa terkait yang telah diamati dengan yang ada dalam kehidupan nyata, sehingga siswa mampu terpancing untuk mengajukan pertanyaan
6. Peneliti : kalau untuk menciptakan susana kelas yang mengundang rasa ingin tahu bagaimana pak?
HP : kalau siswa masih belum bisa aktif saya biasanya memanggil salah satu nama untuk bertanya lagi..
7. Peneliti : biasanya motivasi digunakan untuk apa?HP : ya biasanya dengan motivasi, salah satu keguanaan materi itu apa....
8. Peneliti : jadi dengan memberitahukan manfaat atau guna dari materi itu apa gitu ya pak...?
HP : he em.... walaupun prosentasenya tidak terlalu berhasil.
9. Peneliti : nah itu kan kelas dijam terakhir, suasana kelas juga ya....begitu, trik bapak yang bapak gunakn itu tujuan untuk apa?
HP : ya karena terkenal matemtaika itu menjadi momok (menakutkan dan sulit) maka saya itu saya ajak bukan kog saya tekan mereka dengan apa yang saya pelajari, tapi dengan saya senggol-senggolkan ( dikaitkan) dengan hal yang membuat mereka tersenyum. Kan ini jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
169
terakhir jadi kalau mereka senyum kan jadi ndak ngantuk..kan tujuan gitu.
10. Peneliti : untuk kegiatan mengumpulkan informasi, dilakukan dengan cara seperti apa pak?
HP : dengan membaca buku pegangan, buku yang dari sekolah untuk siswa dan LKS.
11. Peneliti : adakah sumber yang lain atau cara yang lain?HP : tidak mbak, karena biasanya siswa menggunakan itu saja.
12. Peneliti : siswa berdiskusi dan guru sebagai fasilitator, maksudnya bagaimana pak?
HP : ya terkadang siswa masih kesulitan dalam mengumpulkan informasi dan mengolahnya.Jadi ketika ada siswa yang berani bertanyasaya akan menjawab atau terkadang saya berikan pertanyaan supaya siswa mulai menemukan pola untuk penyelesaian masalah.
13. Peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak?
HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan.
14. Peneliti : nah dari kegiatan 5M itu apakah sudah bisa dikatakan berjalan?HP : belum mbak belum..tapikan di K-13 ini kan model pembelajarannya
ada langkah-langkahnya ada, masalahnya ada banyak buku sebagai refrensi walaupun banyak siswa yang menggunakan buku yang lalu-lalu. Tapikan materinya kan materi yang teoritis dalam arti tidak sespesifik dengan masalah.
15. Peneliti : ada anak maju kedepan dan berani menjelaskan, nah itu bagaiman pak?untuk kegiatan mengasosiasi informasi?
HP : he em..iya he em.. ya itu kan menjadi.. ya materi matematika itu kan tidak semuanya siswa mempunyai kemampuan yang sama. Siswa kan tidak semua punya daya abstraksi, matematika kan abstrak. Kan daya abstraksi kan bernacam-macam..untuk membangkitkannya ya salah satunya dengan menjawab pertanyaan dan mengarahkannya supaya siswa yang mempunyai daya abstraksi dibwah yang lain ikut mau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
170
mengemukakan pendapatnya. Tapi ya paling 30% dari 100% kegiatan bisa berjalan.
16. Peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak?
HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan.
17. Peneliti : dalam kegiatan mengasosiasi dan mengolah informasi, bapak menjawab pertanyaan siswa. Itu bertujuan untuk apa?
HP : ya sebenarnya dalam kegiatan mengasosiasi ini kan siswa berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpul apa yang telah dipelajari. Jadi saya hanya menfasilitasi supaya dugaan mereka mengarah ke penyelesaian.
18. Peneliti : ketika ada siswa ya menyampaikan pendapat, respon siswa tidak terlalu antusias, itu bagaimana pak?
HP : nah itu yang sulit.. ya anak-anak kan kalo soal toeri itu cukup baik, tapi kalo sudah dihadapkan kasu-kasus biasanya masih kesulitan.
19. Peneliti : untuk mencoba dari siswa bagaimana pak?HP : untuk mencoba, ya anak mau mencoba walapun banyak macetnya...
20. Peneliti : untuk evaluasi?sikap?kendalanyaHP : ya ini jujur saja kita ini kan hanya pelaksana, itu banyak
kendala. Salah satu kendalanya adalah kitakan tidak mungkin hafal satu persatu siswa karakter siswa.
21. Peneliti : ini pak kalau dari kelima indikator ini atau kegiatan belajar ini, apakah sudah semua bisa dijalankan?
HP : yang point satu masih mudah..laaa untuk poin selanjutnya yang jadi malasah...kan poin berikutnya itu sbenarnya dasarnya di point kedua menanya, nah kemarin kan anak-anak sudah saya coba suruh saya buat pertanyaan tapi kan kenyataanya ndak bisa semua anak menyampaikan pertanyaan. Mungkin yha metode yang perlu saya evaluasi lagi, supaya anak-anak bisa menyampaikan pertanyaan. Dan waktunya kan ndak bisa untuk melihat semuanya kan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
171
semuanya punya ide-ide..timbulnya langkah-langkah ke3 ke-4 itu kan dari menanya td. Nek kui jalan 3,4,5 kan jalan to (kalau itu jalan 3,4,dan 5 juga bisa berjalan). Gitu lo..., makanya diperlukan teknik untuk mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan jadi tidak hanya tiga anak seperti kemarin. Saya pernah menggunakan teknik dulu bukan sekarang pake teknik shooping itu bagus. Artinya ide-ide dari anak bisa terlihat, anak-anak kan bisa berkeliling dan melihat pertanyaan yang ditempel ditembok dalam hal ini juga ngirit waktu karena dengan adanya kelompok jadi idenya bisa ditampung..
22. Peneliti : apakah sudah dicoba lagi?HP : belum belum saya coba
23s. Peneliti : kenapa?
HP : kalau itu saya lakukan, karena ada kendala-kendala. Pertama terbatas waktu, saya bilang terbatas waktu kenapa?,karena itu untuk menyusun pertanyaan saja sulit. Mungkin nanti saya akan menyederhanakan lagi misalnya dengan satu kelompok dua orang saja jadi idenya bisa lebih terlihat. Sulitnya melangkah kegiatan ketiga dan selanjutnya kan karena pintu yang kedua belum terbuka. Sebenarnya kemarin itu jalan kan sebenarnya berjalan tapi pertanyaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
172
Lampiran 15
Transkrip Wawancara Pelaksanaan Proses pembelajaran Berbasis Masalah Matematika dengan pendekatan Ilmiah Pada Observasi Ketiga
Insial Subjek : HP
Temapat : Ruang tunggu tamu SMA Negeri 1 Jogorogo
Hari/Yanggal : Selasa, 15 April 2014
Pukul : 10.15-10.45
1. Peneliti : diawal pembelajaran setelah diberikan permasalahan pada aspek
mengamati guru memberi batu loncatan terkait materi yang akan
dipelajari, maksud bapak itu fungsinya untuk apa pak?
HP : ya biasanya itu saya gunakan untuk memantapkan kalau
pembelajaran itu dikehidupan sehari-hari, kemudian materi yang
sebelumnya juga ada kaitannya dimateri selanjutnya dan siswa mau
mencoba mengamati permasalahan.
2. Peneliti : persiapan seperti apa pak yang dilakukan sebelum pelajaran
berlangsung?
HP : dingatkan materi sebelumnya dan diminta baca buku, kalau materi
kan sudah ada
3. Peneliti : ini pak untuk kegiatan mengamati kan dengan meberikan batu
loncatan dan membaca, nah siswa itu dilbatkan secara aktif dalam
kegiatan pembelajaran?
HP : memang tidak semua siswa bisa manafsirkan dalam kegiatan kan
mengamati jadi yha tidak semua anak bisa merangkai suatu
pertanyaan. Masih sulit..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
173
Karena apa,,,kan karena setiap anak berbeda-beda macamnya.
Makanya beberapa anak saya tunjuk saja karena itu kan sya tahu
yang biasanya kreatif. Itu saya lakukan supaya yang lain itu
termotivasi dan terpancing. Dan sebenarnya banyak yang
terpacing dari paparan temannya.
4. Peneliti : didalam PBL dengan pendekatan ilmiah kan ada kegiatan membentuk kelompok pak, itu bagaimana pak?
HP : saya gunakan untuk lebih memancing interaksi siswa dan memberikan kesempatan siswa supaya berdiskusi sehingga ketika diminta untuk bertanya mereka mempunyai gambaran dari apa yang diketahui.
5. Peneliti : ooo, lalu bagaimana cara bapak menginspirasi siswa untuk mengajukan pertanyaan terkait dengan apa yang telah diamati?
HP : saya berusaha memberikan pancingan sehingga siswa mampu terpancing untuk mengajukan pertanyaan
6. Peneliti : kalau untuk menciptakan susana kelas yang mengundang rasa ingin tahu bagaimana pak?
HP : kalau siswa masih belum bisa aktif saya biasanya memanggil salah satu nama untuk bertanya lagi..
7. Peneliti : biasanya motivasi digunakan untuk apa?HP : ya biasanya dengan motivasi, salah satu keguanaan materi itu apa
dalam kehidupan sehari-hari mbak..
8. Peneliti : jadi dengan memberitahukan manfaat atau guna dari materi itu apa gitu ya pak...?
HP : he em.... walaupun prosentasenya tidak terlalu berhasil.
9. Peneliti : kelas dijam terakhir, suasana kelas juga ya....begitu, trik bapak yang bapak gunakn itu tujuan untuk apa?
HP : ya karena terkenal matemtaika itu menjadi momok (menakutkan dan sulit) maka saya itu saya ajak bukan kog saya tekan mereka dengan apa yang saya pelajari, tapi dengan saya senggol-senggolkan ( dikaitkan) dengan hal yang membuat mereka tersenyum. Kan ini jam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
174
terakhir jadi kalau mereka senyum kan jadi ndak ngantuk..kan tujuan gitu.
10. Peneliti : untuk kegiatan mengumpulkan informasi, dilakukan dengan cara seperti apa pak?
HP : dengan membaca buku pegangan, buku yang dari sekolah untuk siswa dan LKS.
11. Peneliti : adakah sumber yang lain atau cara yang lain?HP : tidak mbak, karena biasanya siswa menggunakan itu saja.
12. Peneliti : siswa berdiskusi dan guru sebagai fasilitator, maksudnya bagaimana pak?
HP : ya terkadang siswa masih kesulitan dalam mengumpulkan informasi dan mengolahnya.Jadi ketika ada siswa yang berani bertanyasaya akan menjawab atau terkadang saya berikan pertanyaan supaya siswa mulai menemukan pola untuk penyelesaian masalah.
13. Peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak?
HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan.
14. Peneliti : nah dari kegiatan 5M itu apakah sudah bisa dikatakan berjalan?HP : belum mbak belum..tapikan di K-13 ini kan model pembelajarannya
ada langkah-langkahnya ada, masalahnya ada banyak buku sebagai refrensi walaupun banyak siswa yang menggunakan buku yang lalu-lalu. Tapikan materinya kan materi yang teoritis dalam arti tidak sespesifik dengan masalah.
15. Peneliti : ada anak maju kedepan dan berai menjelaskan, nah itu bagaiman pak?untuk kegiatan mengasosiasi informasi?
HP : he em..iya he em.. ya itu kan menjadi.. ya materi matematika itu kan tidak semuanya siswa mempunyai kemampuan yang sama. Siswa kan tidak semua punya daya abstraksi, matematika kan abstrak. Kan daya abstraksi kan bernacam-macam..untuk membangkitkannya ya salah satunya dengan menjawab pertanyaan dan mengarahkannya supaya siswa yang mempunyai daya abstraksi dibwah yang lain ikut mau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
175
mengemukakan pendapatnya. Tapi ya paling 30% dari 100% kegiatan bisa berjalan.
16. Peneliti : siswa diminta maju menuliskan jawaban apakah bentuk dari mengkomunkasikan pak?
HP : iya mbak, itu biasanya setelah saya minta menuliskan jawabannya siswa saya minta menjelaskan bagaimana pemecahan itu ditemukan.
17. Peneliti : ketika ada siswa ya menyampaikan pendapat, respon siswa tidak terlalu antusia, itu bagaimana pak? Dan pujian yang bapak berikan itu tujuannya apa pak?
HP : nah itu yang sulit.. ya anak-anak kan kalo soal toeri itu cukup baik, tapi kalo sudah dihadapkan kasu-kasus biasanya masih kesulitan.pujian dan motivasi saya gunakan agar siswa merasa hasil karyanya diterima dan dihargai kalau motivasi itu supaya anak tidak mudah menyerah dan mau berusaha belajar.
18. Peneliti : untuk mencoba dari siswa bagaimana pak?HP : untuk mencoba, ya anak mau mencoba walapun banyak macetnya...
19. Peneliti : untuk evaluasi?kendalanyaHP : ya ini jujur saja kita ini kan hanya pelaksana, itu banyak
kendala. Salah satu kendalanya adalah kitakan tidak mungkin hafal satu persatu siswa karakter siswa.
20. Peneliti : ini pak kalau dari kelima indikator ini atau kegiatan belajar ini, apakah sudah semua bisa dijalankan?
HP : yang point satu masi mudah..laaa untuk poin selanjutnya yang jadi malasah...kan poin berikutnya itu sbenarnya dasarnya di point kedua menanya, nah kemarin kan anak-anak sudah saya coba suruh saya buat pertanyaan tapi kan kenyataanya ndak bisa semua anak menyampaikan pertanyaan. Mungkin yha metode yang perlu saya evaluasi lagi, supaya anak-anak bisa menyampaikan pertanyaan. Dan waktunya kan ndak bisa untuk melihat semuanya kan semuanya punya ide-ide..timbulnya langkah-langkah ke3 ke-4 itu kan dari menanya td. Nek kui jalan 3,4,5 kan jalan to (kalau itu jalan 3,4,dan 5 juga bisa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
176
berjalan). Gitu lo..., makanya diperlukan teknik untuk mengumpulkan pertanyaan-pertanyaan jadi tidak hanya tiga anak seperti kemarin. Saya pernah menggunakan teknik dulu bukan sekarang pake teknik shooping itu bagus. Artinya ide-ide dari anak bisa terlihat, anak-anak kan bisa berkeliling dan melihat pertanyaan yang ditempel ditembok dalam hal ini juga ngirit waktu karena dengan adanya kelompok jadi idenya bisa ditampung..
21. Peneliti : apakah sudah dicoba lagi? kenapa?HP : belum belum saya coba, kalau itu saya lakukan, karena ada
kendala-kendala. Pertama terbatas waktu, saya bilang terbatas waktu kenapa?,karena itu untuk menyusun pertanyaan saja sulit. Mungkin nanti saya akan menyederhanakan lagi misalnya dengan satu kelompok dua orang saja jadi idenya bisa lebih terlihat. Sulitnya melangkah kegiatan ketiga dan selanjutnya kan karena pintu yang kedua belum terbuka. Sebenarnya kemarin itu jalan kan sebenarnya berjalan tapi pertanyaan.namun kan anak-anak itu saja...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
177
Lampiran 16
Proses pembelajaran observasi pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
178
Lampiran 17
Proses pembelajaran pada observasi ketiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
179
Lampiran 18
Dokumentasi Wawancara
Foto ketika wawancara dengan subjek HP
Foto ketika wawancara dengan subjek TK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
top related