determinasi anemia gizi

Post on 24-Feb-2016

125 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Determinasi anemia gizi. Ikeu Ekayanti Program studi IKM – S2 FKM UNAIR Sem ganjil 2013/2014. PERTEMUAN KE-1. I. Pendahuluan. darah dan Zat besi. CAIR TUBUH . TUBUH PADAT (40%) CAIR (60%) CAIRAN CAIRAN - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Determinasi anemia gizi

Ikeu EkayantiProgram studi IKM –S2

FKM UNAIRSem ganjil 2013/2014

PERTEMUAN KE-1

DARAH DAN ZAT BESII. Pendahuluan

CAIR TUBUH TUBUH PADAT (40%) CAIR (60%)

CAIRAN CAIRAN

EKSTRASEL(20%) INTRASEL (40%)

CAIRAN CAIRAN

INTRAVASKULAR (5%) INTERSTITIAL (15%)

Total Volume Darah : 8 %

DARAH• Darah merupakan unit fungsional

seluler pada manusia yang berperan untuk membantu proses fisiologis dalam tubuh

• Viskositas : 1,7 x air• pH : 7,38• darah : 8 % dari BB

Fungsi DarahMengangkut zat makanan dan oksigen ke seluruh tubuhMengangkut sisa-sisa metabolosme ke organ yang berfungsi untuk pembuanganMempertahankan tubuh dari serangan bibit penyakitMengedarkan hormon-hormon untuk membantu proses fisiologisMenjaga stabilitas suhu tubuhMenjaga kesetimbangan asam basa jaringan tubuh untuk menghindari kerusakanMencegah pendarahan

Komponen darah

Secara umum darah digolongkan dalam dua komponenPlasma darahSel-sel darah

Sel-sel darah

Plasma 55%

45%

KOMPOSISI DARAH

Perhatikan urutan komposisinya !

Sel-sel Darah

Terdiri dariEritrosit (sel darah merah)Leukosit (sel darah putih)Trombosit (keping-keping darah)

Animasi

GAMBARAN DARAH

Erythros = merahKytos = ruang sel

Warna merah pada sel dikarenakan adanya unsur haem yang lebih dikenal dengan kata Haemoglobin (Hb)

Eritrosit

Karakteristik ErythrocyteTerdapat Di pembuluh darahKomponen dasar Haemolobin yang

mengandung unsur besi (Fe)

Dihasilkan Bayi : hatiOrang dewasa: sumsum tulang belakang

bentuk bikonkaf, tidak mempunyai inti

umur 120 hariinti Tidak ada

Fungsinya mengangkut zat makanan, oksigen dan zat sisa metabolime

Hb(aq)+O2(g)HbO2(aq)

Sel darah merah dianggap tua ketika berumur 120 hari,

Hati & limpa

Haem →Zat warna empedu

Fe(besi) → Membentuk sel darah merah baru

PLASMABagian yang tidak mengandung sel darah.

Warna :

• tergantung species, jumlah, jenis makanan• warna kuning tergantung dari : pigmen

bilirubin, karotin dll.

Plasma Darah91 % AIR8 % SUBSTANSI LAIN terdiri dari albumin, fibrinogen, globulin 0,9 % ENZIM diantaranya asam amino, lemak, glukosa, urea, garam, sodium bikarbonat0,1 % HORMON, ANTIBODI, GAS

Komposisi Plasma Darah :Air 91-93%ProteinBahan organikBahan inorganik 7-9%Enzim, hormon, vitamin, pigmen

Bahan organik : - NPN ( Non Protein Nitrogen ) : urea, asam urat, kreatin, kreatinin , asam amino, glutathion, xanthine, hypoxanthin - Glukosa, fosfolipid, kolesterol dll.

Bahan inorganik :- Ca, Mg, K, Na, Cl, Co, Fe, I , Cu, Zn, Mn,

PO4, SO4 dll.

Protein plasma 7 gr/dl plasma terdiri dari :

1. Albumin ( 57% ) - menjaga tekanan osmotik koloid

2. Globulin ( 40% ) - terdiri dari α1, α 2, ß , γ globulin.

- berperan dlm kekebalan tubuh.3. Fibrinogen ( 3% )

- mengandung faktor-faktor koagulasi

Semua di sintesa di Hati, kecuali γ globulin di limfosit dan plasma sel.

Serumcairan berwarna kuning supernatan yg terdpt pd darah yg mengalami koagulasi

Tidak mengandung :1. fibrinogen2. faktor koagulasi

stem cell yg mampu membuat keseluruhan sel darah

belum dapat di identifikasi

merupakan cikal bakal keseluruhan darah.

ERITROSIT = Sel Darah Merah

Fungsi : - membawa Hb u/ transport gas

pernafasan transport O2 HbO2 CO2 Hb CO2

- buffer/penyangga

Morfologi Eritrosit : bentuk : cakram bikonkaf : 7,5 m tebal : 0,8- 1,9 m luas : 135 m2

pada mamalia : tidak berinti

Volume Eritrosit• Pada spesies yang sama Vol. Eritrosit

tergantung dari:• umur• jenis kelamin • hormon

• Manusia : 5 - 6 juta/ mm3

Komposisi Eritrosit : Air 62-72%

Bahan padat - Hemoglobin 95 % - protein, lemak, vit, glukosa, enzim, mineral 5 %

Eritrogenesis

Dikontrol oleh :

Eritropoeitin ( EPO ) = haemopoeitinDiproduksi oleh : - ginjal 80-90 %

- hepar 10-20% Perangsang : -hipoksia, adrenalin,

prostaglandin

Zat-zat yang diperlukan untuk eritrogenesis :

1. Zat Besi (Fe ) sintesa Hb

2. Asam Folat pembentukan RNA

3. Vitamin B12 pendewasaan & pembelahan inti

4. Faktor intrisik terdapat di lambung u/ penyerapan vit B12 dan asam folat.

Masa hidup eritrosit :

manusia : 4 bulan ( 120 hari )anjing : 100- 130 harikucing : 70-80 harikuda : 140-150 hariayam : 20-30 hari

Σ eritrosit dalam sirkulasi terbatas

Regulasi Eritrogenesis1. bukan o/ konsentrasi eritrosit dlm

darah, ttp o/ kemampuan fungsional eritrosit u/ mentransport O2 ke jaringan.

2. Setiap keadaan yg menyebabkan O2 yg ditransport ke jaringan berkurang me kecepatan pembentukan eritrosit.

REGULASI ERITROSIT

Hematokrit (HCt)

= PCV ( Packed Cell Volume )

Banyaknya sel darah merah dalam presentase

Domestic animal rata-rata : 45 %

Hb terdiri dari : 4 rantai polipeptida yang masing-

masing mengikat heme,

tiap heme mengikat 1 atom Fe,

tiap Fe mengikat 1 molekul O2

METABOLISME ZAT BESI

Normal Peripheral Smear

Zat Gizi yang berperan dalam proses

Erythropatroesis

ZAT BESI (Iron Stores)

Humans contain ~2.5 g of iron, with 2.0 - 2.5 g circulating as part of heme in hemoglobinAnother ~0.3 g found in myoglobin, in heme in cytochromes, and in Fe-S complexesIron stored in body primarily as protein complexes (ferritin and hemosiderin)

Distribusi besi pada tubuh manusia (70 kg)

g %Hemoglobin 2.5 68Myoglobin 0.15 4Transferrin 0.003 0.1Ferritin tissue 0.1 27Ferritin serum 0.0001 0.0004Enzymes 0.02 0.6Total 3.7 100

Nutritional Iron Balance

Intake– Dietary iron intake– Medicinal iron – Red cell transfusions – Injection of iron complexes

Excretion– Gastrointestinal bleeding– Menses

Losses can be as much as 4 - 37mg/menstrual cycle

– Other forms of bleeding– Loss of epidermal cells from the skin and gut

Iron AbsorptionDietary iron content is closely related to total caloric intake (approximately 6 mg of elemental iron per 1000 calories)Iron bioavailability is affected by the nature of the foodstuff, with heme iron (e.g., red meat) being most readily absorbed– Heme iron> Organic iron (Ferrous gluconate)

> Inorganic iron (ferrous sulfate)Average iron intake in an adult male is 15 mg/d with 6% absorption; average female, the daily intake is 11 mg/d with 12% absorption– intestinal mucosa

– Acid pH and presence of reducing agents: ascorbic acid (vitamin C) reduces Fe+++ to Fe++ which promotes passage across

Vegetarians are at an additional disadvantage because certain foodstuffs that include phytates and phosphates reduce iron absorption by about 50% Takes place in the mucosa of the proximal small intestine–Absorption increase to 20% in iron-

deficient persons

Pangan sumber zat besi• Daging merah > unggas

& ikan• Sayuran secara umum

bkn pangan sumber fe yg baik, karena mengandung : oxalate, phytate, tannins, etc. • Bayam

mengandung , ~780 mg oxalate/100 g

catatan :penyerapan Heme iron dari diet tdk dipengaruhi oleh ascorbate atau phytate

Bahan pangan Kandungan besi (mg/100mg)

Kacang hijau 7,5Kacang kedele 10.0

Tempe kedelei murni 4.0Tahu 3.4

Takwa 8.5Kacang merah kering 10.3

Kacang tanah 5.7Bayam 3.5

Kangkung 2.5Pepaya 1.7

Kandungan Besi berbagai bahan pangan nabati (mg/100g)

Bahan pangan Kandunhgan besi (mg/100mg)

Daging sapi 2.8Daging ayam 1.5

Ikan segar 2.0Telur bebek 5.5Telur ayam 3.0

Terasi 78.5Ugang segar 8.0

Hati sapi 6.6

Kandungan besi pada pangan hewani (mg/100 mg)

Availability Konsumsi pangan Penyerapan (%)Rendah Pangan hewani

< 100 gram Atau

Vitamin C < 25 mg

3

Sedang Pangan hewani 100 – 300 gram

AtauVitamin C 25 – 75 mg

5

Tinggi Pangan hewani > 300 gram atauo

vitamin C > 75 gramAtau

Pangan hewani > 100 gram dan

vitamin C > 25 mg

8

Konsumsi pangan hewani dan vitamin C Terhadap (%) penyerapan

Iron Exchange80% of iron passing through the plasma transferrin pool is recycled from broken-down red cellsAbsorption of about 1 mg/d is required from the diet in men, 1.4 mg/d in women to maintain homeostasis

II. ANEMIA

ANEMIA Suatu keadaan kekurangan eritrosit, yang disebabkan oleh hilangnya darah secara cepat atau lambatnya produksi eritrosit.

Kurang zat tertentu gizi : defisiensi besi, Vit B12, asam folat. Tembaga, Zn dll

Infeksi parasit : cacing

Kerusakan Ginjal eritropoietin tidak terproduksi

Penurunan produksi sel darah merah (RBC)– Sumsum tulang tidak mampu memproduksi dalam

jumlah yang cukup– Gangguan kematangan sel

Meningkatnya kehilangan sel darah merah– Perdarahaan

Dektrusi sel darah merah– Intrinsik (sikle cell)– Ekstrinsik (mechanical cardiac valve)– Kombinasi keduanya

Klasifikasi anemia berdasarkan etiologi

Classification of anemias by MCV

Microcytic (<80 fL)  – Iron deficiency  – Thalassemia – Anemia of chronic disease

Macrocytic (>100 fL)– Vitamin B12 deficiency– Folate deficiency  – Myelodysplasia– Chemotherapy– Liver disease   – Increased reticulocytosis– Myxedema

Normocytic– Anemia of chronic disease– Aplasia– Protein-energy malnutrition– Chronic renal failure– Post-hemorrhagic

1. Berdasarkan ukuran (size)– Microcytic : penurunan MCV– Normocytic : normal MCV– Macrocytic : peningkatan MCV

2. Berdasarkan Warna– Normochromic : normal– Hypochromic : pucat

Klasifikasi anemia berdasarkan morfologi sel darah merah (RBC)

Mekanisme terjadinya anemia

Marrow production defects/terganggunya produksi sel darah merah pada sumsum tulang belakang (hypoproliferation)– Low reticulocyte count– Little or no change in red cell morphology (a

normocytic, normochromic anemia Red cell maturation defects/terganggunya proses kematangan sel darah merah (ineffective erythropoiesis)

– Slight to moderately elevated reticulocyte count

– Macrocytic or microcytic anemia

Decreased red cell survival (blood loss/ hemolysis).

Proses terjadinya RBC yg tidak matang (Adolescent RBC)– Sekresi erythropoietin dari ginjal– Sumsum tulang merespon– Reticulocyte di produksi– Dilepas ke sirkulasi darah

Percepatan produksi RBC dapat menghasilkan reticulocyte yang lebih banyak

Reticulocytes ?

Kadar normal : 1 – 2 % dari RBC adalah reticulocytePenurunan terjadi ketika sumsum tulang tidak membuat RBC–Defisiensi besi–Anemia aplastik– Infeksi kronis–Anemia pernicious yang tidak rawat

Kapan retyculocyte menurun ?

PATHOLOGY, SYMPTOMS, AND SIGNS OF ANEMIA

II.1. ANEMIA GIZIPERTEMUAN KE -2

Anemia gizi : keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah merah berada di bawah nilaI normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau lebih zat gizi esensial yang dapat mempengaruhi terjadinya defisiensi tersebut

Anemia Gizi

ANEMIA DEFISIENSI BESI

II.1.A

Defisiensi besi : terjadi karena interaksi dari berbagai faktor penyebab yang menimbulkan ketidakseimbangan antara kebutuhan besi dengan jumlah besi yang berhasil diserap tubuh

Penyebab Defisiensi Besi

Diet (dietary)1. Rendahnya konsumsi pangan sumber besi2. Rendahnya bioavailabilitas besi dari

pangan yang di konsumsi3. Bentuk besi dalam pangan

(hewani/nabati=hem/nonheme)4. Tingginya faktor inhibitor5. Rendahnya faktor enhancerrs/pemicu

penyerapan

Faktor kunci penyebab defisiensi besi (Unicef/UNU/WHO/MI Technical

Workshop)

Gaya hidup (life style)1. Kehamilan yg berulang2. Perdarahan yg ada hubungan sedangan

pemakaian alat kontrasepsi intrauterine (IUDs)3. Mestruasi yang berlebihan (perdarahan)4. Meningkatan kebutuhan karena faktor

fisiologis (kehamilan, anak yang sedang tumbuh, remaja)

5. Bayi defisiensi besi krn lahir dari ibu yg defisiensi besi juga saat hamil

Status penyakit (disease states)Kehilangan darah kronis –Infestasi cacing–Schistosomiasis

Kehilangan darah patologis–Haemorrhoids–Petic ulcer–Penyakit GI lainnya

–Adanya proses yang mengganggu penyerapan dan utilisasi/penggunaan besi dalam tubuh

Malabsorption syndromesDiare kronis atau berulangFaktor genetik

Dampak dari status sosial ekonomi yang rendah1. Keamanan pangan2. Kurangnya perawatan kesehatan

dan akses terhadap pelayanan kesehatan

3. Sanitasi lingkungan yanhg buruk4. Higiene perorang yang jelek

Faktor genetik penyebab anemia1. Penyakit sickle cell2. Thalassemia mayor3. haemoglobinopathies

Causes of Iron DeficiencyIncreased demand for iron and/or hematopoiesis– Rapid growth in infancy or adolescence– Pregnancy– Erythropoietin therapy

Increased iron loss– Chronic blood loss– Menses– Acute blood loss– Blood donation– Phlebotomy as treatment for polycythemia vera

Decreased iron intake or absorption– Inadequate diet– Malabsorption from disease (sprue, Crohn's disease)– Malabsorption from surgery (post-gastrectomy)– Acute or chronic inflammation

Iron Deficiency AnemiaFacts and Figures– Most common cause of anemia– 500 million cases worldwide– Prevalence is higher in less developed

countries

Unique Physical Exam findings– Cheilosis

fissures at the corners of the mouth– Koilonychia

spooning of the fingernails

Iron Deficiency Anemia

Iron Deficiency Anemia - koilonychia

Tahap 1 : Iron depletion– Simpanan besi menurun (serum ferritin

menurun)– Besi serum dan hemoglobin normal

Tahap 2 : Iron deficient erythropoiesis (iron deficiency without anemia)– Serum ferrritin semakin menurun– Besi serum dan transferrin menurun– Hemoglobin menurun sedikit atau normal

Tahapan perkembangan defisiensi besi – anemia defisiensi besi (Gibson , 2005)

Tahap 3 : Iron deficiency anemia–Serum ferritin semakin menurun atau

habis–Besi serum, kejenuhan transferin

(TS) menunurun–Hemoglobin dan hematokrit menurun

Stages of Iron Deficiency

Iron Deficiency Anemia – Lab Findings

Serum IronLOW (< 60 micrograms/dL)

Total Iron Binding Capacity (TIBC)HIGH ( > 360 micrograms/dL)

Serum FerritinLOW (< 20 nanograms/mL)Can be “falsely”normal in inflammatory states

Nilai batas normal

IndikatorAnemia berdasarkan tahapannya

Golongan Umur Hemogllobin (g/dl)

Hematokrit(%)

Anak (6 bln – 5 thn) 11.0 33Anak (5 – 11 thn) 11.5 34Anak (12 – 13 thn) 12.0 36Laki-laki dewasa 13.0 39Wanita dewasa tdk hamil

12.0 36

Wanita hamil 11.0 33

Tabel 1. Ambang batas Hemoglobin dan Hematokrit menurut golongan umur dan jenis kelamin

(INACG/WHO/UNICEF, 1998)

Status besi Single Multipledefisiensi besi Salah satu:

Serum ferritin ≤ 12μg/lSerum ferritin < 16 μg/lTransferin saturation < 16 %

Serum ferritin ≤ 12 μg/lDanTransferrin saturation < 16%

Anemia defisiensi besi

hemoglobin < 12.0 g?dl

Hemoglobin < 12.0 g/dlSerum Ferritin ≤ 12 μg/lTransferrin saturation < 16 %

Tabel 2. Kriteria penentuan statu besi (Rangan, AM, 1997 dan Hallberg, 1993)

Tingkat anemia Hemoglobin (g/dl)

Hematokrit (%)

Mild (ringan)

11.0 – 11.9 33 - 35

Moderate (sedang)

8.0 – 10.9 24 - 32

Severe (berat) < 8.0

Tabel 3. tingkat keparahan anemia pada wanita tdk hamil dan anak (6 – 14 thn) (WHO, 2000)

Tingkat anemia Hemoglobin(g/dl)

Hematokrit(%)

Mild(ringan)

10.0 – 10.9 30 - 32

Moderate(sedang)

7.0 – 9.9 21 - 29

Severe(berat)

< 7.0 < 21

Tabel 4. Tingkat keparahan anemia pada wanita hamil dan anak < 6 tahun (WHO, 2000)

Kategori masalah kesehatan masyarakat

Prevalensi anemia (%)

Tinggi ≥ 40Medium 20 - 40Rendah 5.0 - 20

Tabel 5. klasifikasi besaran prevalensi anemia dan defisiensi besi menjadi masalah kesehatan

masyarakat (WHO, 2000)

Treatment of Iron Deficiency1. Red Blood Cell Transfusion2. Oral Iron Therapy

– Ferrous sulfate– Ferrous fumarate– Ferrous gluconate

3. Parenteral Iron

Iron Supplementation in special populations

Pregnant Women– During the last two trimesters, daily iron

requirements increase to 5 to 6 mg Infancy– Normal-term infants are born with sufficient iron

stores to prevent iron deficiency for the first 4–5 months of life

– Thereafter, enough iron needs to be absorbed to keep pace with the needs of rapid growth

– Nutritional iron deficiency is most common between 6 and 24 months of life

ANEMIA MEGALOBLASTIKKelainan berkurangnya ∑ eritrosit akibat adanya gangguan sintesis DNA yg ditandai adanya sel megaloblastiSel yang paling dipengaruhi adalah sel yang membelah cepat : termasuk sel darah dan epitel usus

Kebanyakan disebabkan adanya defisiensi vitamin B-12 dan asam folatKekurangan keduanya dapat menyebabkan gangguan sintesa DNA sehingga proses pembelahan sel menjadi terganggu.

Megaloblastic AnemiaMacrocytic RBCHypersegmented Neutrophil

DEFISIENSI VITAMIN B-12II.1.B.

Causes of Vitamin B 12 deficiency

– Inadequate intake: vegans (rare) – Malabsorption 

Defective release of cobalamin from food Gastric achlorhydriaPartial gastrectomyDrugs that block acid secretion Inadequate production of intrinsic factor (IF) –Pernicious anemia–Total gastrectomy

Disorders of terminal ileum–Sprue–Regional enteritis–Intestinal resection

Competition for cobalamin –Fish tapeworm (Diphyllobothrium

latum)–Bacteria: "blind loop" syndrome –Drugs: p-aminosalicylic acid,

colchicine, neomycin

Clinical Manifestations of Vitamin B12 Deficiency

Hematologic– Macrocytic Anemia

Gastrointestinal– Glossitis– Anorexia– Diarrhea

Neurologic (found in 3/4th of individuals with pernicious anemia)– Numbness and paresthesia in the extremities, Weakness, Ataxia– Sphincter disturbances– Disturbances of mentation

Mild irritability and forgetfulness to severe dementia or frank psychosis. – Demyelination, Axonal degeneration, and then Neuronal death

Last stage is irreversible

Vitamin B12 affects two Major Pathways

Homocysteine

Methionine

Methylmalonyl CoA

Succinyl CoA

The effects of Vitamin B12 on the conversion of

homocysteine to methionine

Homocysteine

Methionine

Methylcobalamin

Methionine Synthase

5-methyltetrahydrofolate tetrahydrofolateTetrahydrofolate methyltransferase

The effects of Vitamin B12 on the conversion of

Methylmalonyl CoA to Succinyl CoA

Methylmalonyl Co A

Succinyl CoA

Adenosylcobalamin

Methylmalonyl CoA mutase

Vitamin B12 Deficiency homocysteine and methylmalonyl CoA

Increase in methylmalonyl CoA– Increased enzyme activity in fatty acid

synthesisBuild up of odd fatty acids around peripheral nerves

Increase in homocysteine– Vascular/nervous problems

Vitamin B12 DeficiencyExcess homocysteine & MMA excreted in urine– Diagnosis for cobalamin deficiencyMethylmalonyl CoA mutase & Methionine synthase affect amino acid metabolism– Amino acid metabolism inhibited by

deficiency

GEJALA KLINIS DEFISIENSI VITAMIN B12

AnemiaMuka pucat mata kekuninganKadar bilirubin meningkatNyeri lidah, lidah papilnya halus dan kemerahan.Anoreksia mungkin dengan diareMatirasa, kelemahan dan ataksia, mudah lupa, sampai psikosis, reflek lutut menurun

Vitamin B12 Absorption – Oral Phase

Vitamin B12 Absorption – Gastric Phase

Vitamin B12 Absorption – Intestinal Phase

Terapi defisiensi vitamin B12Kobalamin 1000 mikrogram tiap minggu sampai 6 mingguBila membaik diberikan 1 bulan sekaliBisa dilanjutkan oral 2 mg/hariBila perlu tranfusi PRC pelan pelanPengobatan penyakit penyebabAsam folat oral dosis tinggi

Sources of Vitamin B12FishEggsMeat Dairy Products                                                                          

DEFISIENSI ASAM FOLATII.1.C.

Causes of folat deficiency

– Inadequate intake: unbalanced diet (common in alcoholics, teenagers, some infants) 

– Increased requirements PregnancyInfancyMalignancyIncreased hematopoiesis (chronic hemolytic anemias)Chronic exfoliative skin disordersHemodialysis 

– Malabsorption SprueDrugs: Phenytoin, barbiturates, (?) ethanol  

– Impaired metabolismInhibitors of dihydrofolate reductase: methotrexate, pyrimethamine, triamterene, pentamidine, trimethoprim AlcoholRare enzyme deficiencies: dihydrofolate reductase, others

Tahapan defisiensi asam folat

1. Negative folate balance (decreased serum folate)

2. Decreased RBC folate levels and hypersegmented neutrophils

3. Macroovalocytes, increased MCV, and decreased hemoglobin

Diagnosis of folate deficiencyPeripheral blood and bone marrow biopsy look exactly like B12 deficiencyPlasma folate <3 ng/ml—fluctuates with recent dietary intakeRBC folate—more reliable of tissue stores <140 ng/mlOnly increased serum homocysteine levels but NOT serum methylmalonic acid levels

GEJALA KLINIS DEF ASAM FOLAT

Mirip def B12 tetapi tidak tampak gangguan neurologis

Vitamin B12 Deficiency Versus Folate Deficiency

Vitamin B 12 Deficiency

Folate Deficiency

MCV > 100 > 100Smear Macrocytosis

with hypersegmented neutrophils

Macrocytosis with hypersegmented neutrophils

Pernicious anemia

Yes NO

Homocystine Elevated Elevated

Methylmalonic Acid

Elevated NORMAL

Aspek gizi vitamin B12 dan asam folatVitamin B 12 Asam folatasupan

makananAsupan normal dalam makanan

7 – 30 μg 600 – 1000 μg

Sumber pangan Pangan hewani Sebagian besar pangan hewani (hati), sayuran hijau dan ragi

Efek pengolahan Sediikit pengaruh Mudah rusakKebutuhan min sehari 1 – 2 μg 100 – 200 μgSimpanan tubuh 2 – 3 μg ( untuk 2 –

4 tahun)10 – 12 μg (untuk 4 bulan )

Lanjutan …..Vitamin B 12 Asam folate

Tempat penyerapan Ileum Duodenum dan jejunum

Mekanisme penyerapan

Faktor intrinsik Dikonversi menjadi metiltetrahiklrofolat

Batas penyerapan 2 – 3 μg per hari 50 – 80 % kandungan asam folat dalam makanan

Bentuk fisiologis intrasel terutama

Metil dan adenosin cobalamin

Derivat poliglutamat tereduksi

Bentuk terapeutik hidroksicabalamin Asam folat ( peterolglutamat)

TERIMA KASIHATAS PERHATIANNYA……….

top related