905-1758-3-pb

8
Unnes J Life Sci 1 (2) (2012) Unnes Journal of Life Science http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci © 2012 Universitas Negeri Semarang ISSN 2252-6277 Info Artikel Abstrak Abstract Distribusi dan Keanekaragaman Jenis Makrozoobentos di Sungai Damar Desa Weleri Kabupaten Kendal Suci Iswanti, Sri Ngabekti, Nana Kariada Tri Martuti Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Sejarah Artikel: Diterima Juli 2012 Disetujui Agustus 2012 Dipublikasikan November 2012 Sungai Damar merupakan sungai yang alirannya mendapat masukan limbah dari kegiatan industri rumah tangga dan kegiatan pertanian yang dapat berpengaruh terhadap kualitas airnya. Makrozoobentos dapat digunakan sebagai parameter biologi dalam menentukan kondisi suatu perairan, karena hidupnya relatif diam di dasar perairan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui distribusi dan keanekaragaman jenis makrozoobentos di Sungai Damar Desa Weleri. Penelitian ini dilakukan secara purpossive sampling, dengan pengambilan sampel tiap stasiun diambil sembilan titik pada substrat dasar perairan yang berbeda. Waktu pengambilan tiga kali dengan selang waktu dua minggu. Metode analisis data yang digunakan yaitu Distribusi longitudinal, Indeks keanekaragaman, Indeks kemerataan, dan Indeks dominansi. Hasil penelitian ditemukan 27 jenis makrozoobentos. Spesies yang terdistribusi di sepanjang Sungai Damar yaitu Littorina carinifera, Melanoides torulosa, Melanoides tuberculata, Melanoides granifera, dan Pilla ampullacea. Nilai Indeks Keanekaragaman pada semua stasiun pengamatan tergolong sedang (2,77). Keanekaragaman jenis makrozoobentosnya tergolong sedang, sehingga menunjukkan air Sungai Damar termasuk kriteria kualitas air yang setengah tercemar. Alamat korespondensi : Gedung D6 Lt.1 Jl Raya Sekaran GunungPati Semarang Indonesia 50229 [email protected] Kata kunci: Distribusi Keanekaragaman Makrozoobentos Sungai damar. Damar river is a river whose streams flow gets input wastes from domestic industrial activity and agricultural activities that may affect water quality. Macrozoobentos can be used as a biological parameter in determining the waters condition, because they live relatively silence in the bottom of water. The purpose of this study is to determine the distribution and diversity of makrozoobentos species in the Damar river in Weleri Village. This research used the purpossive sampling method, with the sample of each station was taken from nine poins on the different bottom substrates. It was done in three times removal at two weeks interval. The data analysis method that were used are Longitudinal Distribution, Diversity Index, Evenness Index and Dominance Index. The research found 27 species of macrozoobentos. The species that distributed along Damar river are Littorina carinifera, Melanoides torulosa, Melanoides tuberculata, Melanoides granifera, dan Pilla ampullacea. Diversity index at all observation station are classified as moderate (2,77). Based on the result, it can be concluded that there are five species that are distributed along Damar river. The macrozoobentos diversity is classified as moderate, that indicate there is light pollution that happened at Damar river.

Upload: kurniawan

Post on 16-Sep-2015

10 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

dfjrsjnrenrgmn

TRANSCRIPT

  • Unnes J Life Sci 1 (2) (2012)Unnes Journal of Life Science

    http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/UnnesJLifeSci

    2012 Universitas Negeri SemarangISSN 2252-6277

    Info Artikel Abstrak

    Abstract

    Distribusi dan Keanekaragaman Jenis Makrozoobentos di Sungai Damar DesaWeleri Kabupaten KendalSuci Iswanti, Sri Ngabekti, Nana Kariada Tri MartutiJurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

    Sejarah Artikel:Diterima Juli 2012Disetujui Agustus 2012Dipublikasikan November2012

    Sungai Damar merupakan sungai yang alirannya mendapat masukan limbah darikegiatan industri rumah tangga dan kegiatan pertanian yang dapat berpengaruhterhadap kualitas airnya. Makrozoobentos dapat digunakan sebagai parameterbiologi dalam menentukan kondisi suatu perairan, karena hidupnya relatif diamdi dasar perairan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui distribusi dankeanekaragaman jenis makrozoobentos di Sungai Damar Desa Weleri. Penelitianini dilakukan secara purpossive sampling, dengan pengambilan sampel tiapstasiun diambil sembilan titik pada substrat dasar perairan yang berbeda. Waktupengambilan tiga kali dengan selang waktu dua minggu. Metode analisis datayang digunakan yaitu Distribusi longitudinal, Indeks keanekaragaman, Indekskemerataan, dan Indeks dominansi. Hasil penelitian ditemukan 27 jenismakrozoobentos. Spesies yang terdistribusi di sepanjang Sungai Damar yaituLittorina carinifera, Melanoides torulosa, Melanoides tuberculata, Melanoidesgranifera, dan Pilla ampullacea. Nilai Indeks Keanekaragaman pada semuastasiun pengamatan tergolong sedang (2,77). Keanekaragaman jenismakrozoobentosnya tergolong sedang, sehingga menunjukkan air Sungai Damartermasuk kriteria kualitas air yang setengah tercemar.

    Alamat korespondensi :Gedung D6 Lt.1 Jl Raya SekaranGunungPati Semarang Indonesia [email protected]

    Kata kunci:DistribusiKeanekaragamanMakrozoobentosSungai damar.

    Damar river is a river whose streams flow gets input wastes from domesticindustrial activity and agricultural activities that may affect water quality.Macrozoobentos can be used as a biological parameter in determining the waterscondition, because they live relatively silence in the bottom of water. The purposeof this study is to determine the distribution and diversity of makrozoobentosspecies in the Damar river in Weleri Village. This research used the purpossivesampling method, with the sample of each station was taken from nine poins onthe different bottom substrates. It was done in three times removal at two weeksinterval. The data analysis method that were used are Longitudinal Distribution,Diversity Index, Evenness Index and Dominance Index. The research found 27species of macrozoobentos. The species that distributed along Damar river areLittorina carinifera, Melanoides torulosa, Melanoides tuberculata, Melanoidesgranifera, dan Pilla ampullacea. Diversity index at all observation station areclassified as moderate (2,77). Based on the result, it can be concluded that thereare five species that are distributed along Damar river. The macrozoobentosdiversity is classified as moderate, that indicate there is light pollution thathappened at Damar river.

  • 87

    S Iswanti dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)Pendahuluan

    Sungai Damar merupakan sungai yangterletak didesa Weleri, Kecamatan Weleri,Kabupaten Kendal. Berkembangnya kegiatanpenduduk di aliran Sungai Damar, sepertikegiatan industri rumah tangga dan kegiatanpertanian dapat berpengaruh terhadap kualitasairnya, karena limbah yang dihasilkan darikegiatan penduduk tersebut dibuang langsungke sungai. Adanya masukan bahan-bahanorganik dan anorganik terlarut yang dihasilkanoleh kegiatan penduduk di sekitar aliran SungaiDamar dapat menimbulkan permasalahan yangserius yaitu pencemaran perairan yang dapatberpengaruh terhadap kehidupan biota perairan,salah satunya adalah hewan bentos.

    Bentos merupakan organisme yanghidup di dasar perairan. Hewan bentos yangrelatif mudah diidentifikasi dan peka terhadapperubahan lingkungan perairan adalah jenis-jenis yang termasuk dalam kelompokmakrozoobentos (Rizky 2007). Hewan inisangat peka terhadap perubahan kualitas airtempat hidupnya sehingga akan berpengaruhterhadap komposisi dan distribusinya.Kelompok hewan tersebut dapat lebihmencerminkan adanya perubahan faktor-faktorlingkungan dari waktu ke waktu, karena hewanbentos terus menerus terdedah oleh air yangkualitasnya berubah-ubah. Quijon (1993)menyebutkan bahwa organisme bentos dapatdigunakan sebagai indikator biologis dalammempelajari ekosistem sungai. Hal inidisebabkan adanya respon yang berbedaterhadap suatu bahan pencemar yang masukdalam perairan sungai dan bersifat immobile.

    Distribusi dan keanekaragamanmakrozoobentos dapat menunjukkan kualitasperairan sungai. Dalam suatu perairan yangbelum tercemar, jumlah individu relatif meratadari semua spesies yang ada. Sebaliknya suatuperairan tercemar, penyebaran jumlah individutidak merata dan cenderung ada spesies yangmendominasi (Odum 2005). Berdasarkan haltersebut, penelitian ini bertujuan untukmengetahui distribusi dan keanekaragamanjenis makrozoobentos di Sungai Damar DesaWeleri Kabupaten Kendal.Metode Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitianeksplorasi yang dilaksanakan di perairan sungaiDamar Desa Weleri, Kabupaten Kendal denganpanjang 11, 185 Km dan kedalaman airsekitar 23 80 cm. Waktu penelitian pada bulan

    Juli 2011 saat musim kemarau. Pengambilansampel dilakukan secara terpilih (purpossivesampling) yaitu berdasarkan pertimbanganterwakilinya gambaran keadaan perairan sungaiyang berkaitan dengan kegiatan pembuanganlimbah ke dalam sungai. Titik pengambilansampel dilakukan pada dasar perairan yangmerupakan habitat makrozoobentos. Tiapstasiun diambil 9 titik pada substrat dasarperairan yang berbeda. Waktu pengambilan 3xdengan selang waktu 2 (dua) minggu.Berdasarkan penelitian sebelumnya, jarakpengambilan sampel selama 2 (dua) mingguakan memperoleh sampel yang berbeda secarasignifikan untuk tiap-tiap pengambilan sampel(Zahidin 2008). Sampel dalam penelitian iniadalah semua jenis makrozoobentos yang dapattertangkap pada alat keruk sederhana yangdimasukkan ke dalam ember berukuran 1 liter.Sampel air diambil dengan menggunakan watersampler volume 1 liter pada setiap stasiunpenelitian yang sudah ditentukan.

    Variabel utama yang diteliti adalahjenis dan jumlah individu setiap jenismakrozoobentos. Variabel pendukung meliputikeadaan abiotik perairan yaitu kecepatan arus,kedalaman, kecerahan, suhu, substrat dasar,keasaman (pH), Disolved Oxygen (DO),Biological Oxigen Demand (BOD), ChemicalOxigen Demand (COD), nitrat, fosfat, zat padattersuspensi, dan bahan organik. Sampelmakrozoobentos yang diperoleh, diidentifikasisampai tingkat spesies. Data-data yangdiperoleh disusun dalam tabel. Metode analisisdata yang digunakan yaitu analisis kerapatanuntuk menentukan distribusi longitudinal,indeks keanekaragaman Shannon-Wienner,indeks kemerataan / Evenness (Fachrul 2007),dan indeks dominasi (Odum 1993).Hasil dan Pembahasan

    Distribusi longitudinal makrozoobentosdapat ditentukan berdasarkan jumlah individupada setiap stasiun pengamatan dan padaperiode pengambilan sampel. Hasil identifikasidan perhitungan jumlah individu, indekskeanekaragaman, indeks kemerataan sertadominansi per stasiun pengamatan dapat dilihatpada Tabel 1.

    Hasil identifikasi dari perhitunganindeks keanekaragaman, indeks kemerataan dandominansi per periode pengambilan sampeldapat dilihat pada Tabel 2.

  • S Iswanti dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)

    88

    Keterangan :* : Jumlah individu yang ditemukan baru, karena sampel yang terambil tidak

    dikembalikanI : Stasiun pengamatan I (lokasi pembuangan limbah permukiman)II : Stasiun pengamatan II (lokasi pembuangan limbah industri tahu dan tempe)III : Stasiun pengamatan III (lokasi pembuangan limbah pertanian)IV : Stasiun pengamatan IV (muara sungai)

  • 89

    S Iswanti dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)

  • S Iswanti dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)

    90

    Hasil penelitian yang dilakukan diperairan Sungai Damar Desa Weleri KabupatenKendal ditemukan 27 jenis makrozoobentosdengan distribusi setiap jenis spesiesnyaberbeda-beda. Berdasarkan data pada Tabel 1dan Tabel 2 ditentukan pusat distribusiberdasarkan spesies yang jumlahnya palingbanyak setiap stasiun pengamatan. Hasilpenelitian dari empat stasiun pengamatandiperoleh jenis makrozoobentos yangterdistribusi di sepanjang Sungai Damar yaituLittorina carinifera, Melanoides torulosa,Melanoides tuberculata, Melanoides granifera,dan Pilla ampullacea. Spesies tersebutditemukan pada semua stasiun penelitian. Halini menunjukkan bahwa kelima spesies tersebutlebih toleran terhadap perubahan kondisilingkungan, sehingga memiliki tingkatkelangsungan hidup yang tinggi. Barnes (1999),menyatakan bahwa jenis Gastropoda biasahidup pada substrat berpasir dan lumpur. Selainitu, hal ini juga berhubungan dengan sifatGastropoda yang lebih toleran terhadapperubahan berbagai parameter lingkungansehingga distribusinya bersifat kosmopolit.

    Distribusi spesies dari kelas Gastropodadi sepanjang Sungai Damar tersebut tidakmerata dan cenderung ada spesies yangmendominasi pada setiap stasiun penelitian.Hal ini menunjukkan ada perubahan kualitasperairan ke arah pencemaran. Suin (2002)menyatakan bahwa faktor fisika dan kimia yanghampir merata pada suatu habitat sertatersedianya makanan bagi organisme yanghidup di dalamnya sangat menentukanorganisme tersebut hidup berkelompok atauacak maupun merata.

    Hasil pengukuran faktor fisika dankimia perairan yang mempengaruhiMakrozoobentos dapat dilihat pada Tabel 3.

    Spesies Melanoides torulosaterdistribusi paling banyak pada stasiun I, yaitualiran sungai yang mendapat masukan darikegiatan permukiman, dimana distribusinyadipengaruhi oleh substrat pasir dan lumpuryang memiliki kandungan oksigen (5,45 5,56mg/L) cukup untuk kelangsungan hidupnya.Fenomena hidup berkelompok pada jenis-jenismakrozoobentos yang telah ditemukan didugadisebabkan makrozoobentos tersebut memilihhidup pada habitat yang sesuai pada perairanbaik dari segi faktor fisik-kimia perairanmaupun tersedianya nutrisi. Menurut Suwondoet al (2005), mengelompoknya jenis Gastropoda

    diduga karena sifatnya yang hidup bergeromboldan menempel pada satu tempat sepanjangwaktu.

    Spesies yang hanya terdistribusi padastasiun II yaitu Tubifex tubifex, karena stasiunII merupakan area pembuangan limbah industritahu di Sungai Damar. Pada stasiun ini, airsungai mengandung bahan organik tertinggi(11,97 13,29 mg/l) sehingga kadar oksigennyaterendah (5,17 5,24), serta memiliki substratdasar berupa pasir berlumpur. Menurut Izmiarti(1990), kehadiran spesies dalam suatukomunitas zoobentos didukung olehkandungan organik yang tinggi dan tipesubstrat. Tingginya bahan organik yangmengendap di dasar sungai akan menimbulkanadanya sedimentasi, sehingga menyebabkanperairan tidak terlalu dalam, yakni dengankedalaman antara 35 45 cm. Tubifex tubifexmerupakan hewan yang resisten dan tolerandengan kadar O2 yang rendah, sehingga dayaadaptasinya tinggi daripada makrozoobentosyang lain. Menurut Simamora (2009),menyatakan bahwa Tubifex tubifex yangtermasuk famili Tubificidae terdistribusi luaspada perairan yang sedikit akan oksigen dantelah tercemar oleh bahan organik.

    Stasiun yang menjadi pusat distribusiyaitu stasiun IV karena jumlah spesies yangditemukan paling banyak (16 jenis spesies). Halini disebabkan pada stasiun IV merupakan zonapemulihan karena tidak ada bahan pencemaryang masuk ke dalam perairan sungai.Kandungan oksigen relatif lebih besar ( 5,30 5,46), daripada stasiun II yang mengandunglimbah organik tahu dan tempe.

    Berdasarkan Tabel 2 pada hasilpenelitian dari tiga periode pengambilansampel, jumlah spesies makrozoobentos yangpaling banyak ditemukan di sepanjang SungaiDamar yaitu pada periode pengambilan II (25jenis spesies). Hal ini disebabkan adanya selangwaktu pengambilan sampel selama 2 (dua)minggu, sehingga mempengaruhi terjadinyaperubahan populasi makrozoobentos. MenurutRifqi (2009), adanya faktor imigrasi danemigrasi dapat menambah dan mengurangibesarnya populasi. Selain itu, juga disebabkanadanya pengukuran kandungan oksigen terlarutyang berbeda, dimana pada periodepengambilan II kandungan oksigen terlarutlebih tinggi (5,24 5,60 mg/l) daripada periodepengambilan I dan III.Menurut Setyobudiandi(1997), kandungan oksigen terlarutmempengaruhi suatu perairan, semakin tinggi

  • 91

    S Iswanti dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)

    kadar O2 terlarut maka jumlah dan jenismakrozoobentos semakin besar.

    Perhitungan indeks keanekaragaman,indeks kemerataan jenis serta dominansi perstasiun dan per periode pengambilan sampeldapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2. Nilaiindeks keanekaragaman pada masing-masingstasiun pengamatan berkisar antara 0,54 0,90tergolong rendah karena H < 1. Hal inidisebabkan terjadinya pencemaran pada aliranSungai Damar, yaitu adanya limbahpermukiman, limbah industri tahu dan tempe,serta limbah pertanian. Selain itu, rendahnyaindeks keanekaragaman disebabkan karenasampel tidak dikembalikan ke dalam perairansungai.

    Indeks keanekaragaman stasiun Itermasuk kategori rendah (0,54), karena bahanpencemar yang masuk pada aliran sungai

    tersebut berasal dari limbah rumah tangga disekitar Sungai Damar yang merupakan sumberutama penghasil limbah organik maupunanorganik. Odum (2005) menyebutkan bahwakeanekaragaman spesies cenderung rendahdalam ekosistem yang mengalami tekanansecara fisik maupun kimia. Selain itu jugadipengaruhi oleh adanya faktor lingkungandalam perairan, seperti kedalaman perairan dankecerahan yang tinggi. Semakin tinggikedalaman perairan maka semakin tinggi pulajumlah jenis dan individu makrozoobentos yangditemukan, namun pada stasiun I ini terdapatspesies yang mendominasi yaitu Melanoidestorulosa.

    Pada stasiun II jumlah jenisnya lebihbesar daripada stasiun I dan III namun indekskeanekaragamannya sama rendah (0,69), hal inikarena jumlah individu tiap spesies yang

  • S Iswanti dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)

    92

    ditemukan pada stasiun I dan III lebih besar.Stasiun II ini memiliki padatan tersuspensi yangpaling tinggi (22 - 41,7) di dasar perairandibandingkan dengan stasiun yang lain sehinggakeanekaragamannya rendah. Menurut Mukhtar(2001), tingginya padatan tersuspensi padaperairan mempunyai pengaruh langsungterhadap organisme makrozoobentos, yaituberupa abrasi permukaan tubuh, khususnyastruktur tubuh yang halus seperti insang,sehingga akan mengganggu proses respirasi.Selain itu, rendahnya nilai indekskeanekaragaman stasiun II karenamelimpahnya jumlah dari Tubifex tubifex,sehingga menyebabkan distribusi jumlah dariindividu pada setiap spesiesnya tidak merata.

    Stasiun III merupakan aliran yangmendapat masukan pembuangan limbah darikegiatan pertanian yang memilikikeanekaragaman rendah yaitu 0,64. Hal inidisebabkan adanya kandungan nitrat (1,23 1,94 mg/l) dan fosfat (0,05 0,12 mg/l) yanglebih tinggi dari stasiun pengamatan yang lain.Sesuai kriteria Baku Mutu Air kelas I dan II,kandungan nitrat adalah sebesar 10 mg/l dankadar fosfat yang diperbolehkan yaitu 0,2 mg/l.Dalam penelitian ini kandungan nitrat danfosfat diseluruh stasiun penelitian di bawahbaku mutu yang ditetapkan sehinggamakrozoobentos mampu bertahan hidupdengan kisaran toleran tinggi terhadaplingkungan perairan yang mendapat masukandari limbah an-organik.

    Pada stasiun IV diperoleh spesies yangjumlahnya paling banyak yaitu 16 jenis spesies,sehingga Indeks Keanekaragaman terbesar jugapada stasiun IV (0,90). Tingginya indekskeanekaragaman di stasiun IV diduga karenamerupakan muara sungai yang sudah terjadiproses pemulihan dari adanya masukan limbahpermukiman, industri dan pertanian.Keberadaan bentos ini dipengaruhi olehsubstrat dasar pasir dan memiliki kedalamanperairan dan kecerahan yang tinggi. Susanto(2000), menyatakan bahwa kecerahan dankedalaman air mempunyai pengaruh terhadapjumlah dan jenis hewan bentos. Tipe substratdasar juga ikut menentukan jumlah dan jenishewan bentos disuatu perairan. Menurut Ramli(1989), pasir cenderung memudahkan untukbergeser dan bergerak ke tempat lain, biasanyamengandung oksigen lebih banyakdibandingkan substrat dasar lumpur.

    Meskipun Indeks Keanekaragaman tiapstasiun rendah karena sampel tidak

    dikembalikan, tetapi Indeks Keanekaragamandi sepanjang Sungai Damar sebesar 2,77termasuk dalam kategori keanekaragamansedang. Demikian pula IndeksKeanekaragaman per periode sebesar 2,42.Menurut Wilha (1975) dalam Fachrul (2007)bahwa klasifikasi derajat pencemaran airberdasarkan indeks keanekaragaman 1 3dapat digolongkan dalam perairan yangsetengah tercemar. Keanekaragaman spesies diSungai Damar termasuk kategori sedang, , halini disebabkan oleh faktor lingkungan jugadipengaruhi oleh tingkat kemerataan dandominansi.

    Indeks kemerataan yang diperoleh darikeempat stasiun pengambilan sampelmakrozoobentos ini tergolong rendah. Nilaiindeks kemerataan yang tertinggi terdapat padastasiun IV dan terendah pada stasiun I. Padastasiun I (limbah permukiman), terdapat genusyang jumlahnya sedikit dan terdapat spesiesyang jumlahnya mendominasi yaitu Melanoidestorulosa, sedangkan pada stasiun IV (muarasungai) jumlah spesies dari masing-masinggenus yang diperoleh ada yang mendominasitetapi paling rendah dari stasiun yang lain. Nilaiindeks kemerataan di Sungai Damar padaempat stasiun penelitian umumnyamemperlihatkan nilai kemerataan yang hampirmendekati nilai minimum, dengan kata lainpenyebaran populasi makrozoobentosnyaterjadi pendominasian jenis tertentu. Hal inididuga berkaitan dengan masuknya limbahkedalam perairan ataupun faktor lingkungandan jenis substrat yang kurang mendukungpopulasinya. Nilai indeks dominansi terendahterdapat pada stasiun IV dan tertinggi padastasiun I. Dengan demikian stasiun I memilikiIndeks Keanekaragaman dan IndeksKemerataan terendah, tetapi IndeksDominansinya tertinggi.Simpulan

    Makrozoobentos yang ditemukan diSungai Damar sebanyak 27 spesies yangtermasuk ke dalam 4 kelas, yaitu gastropoda,bivalvia, oligochaeta dan crustacea. Spesiesmakrozoobentos yang terdistribusi di sepanjangSungai Damar yaitu Littorina carinifera,Melanoides torulosa, Melanoides tuberculata,Melanoides granifera, dan Pilla ampullacea.Keanekaragaman jenis makrozoobentos yanghidup di sepanjang perairan Sungai DamarDesa Weleri tergolong sedang, karena airSungai Damar termasuk kriteria kualitas airyang setengah tercemar.

  • 93

    S Iswanti dkk. / Unnes Journal of Life Science 1 (2) (2012)Daftar PustakaBarnes RSK. and RN. Hughes. 1999. AnIntroduction to Marine Ecology 3rdEdition. Blackwell Science Ltd. London.Fachrul MF. 2007. Metode Sampling Bioekologi.Jakarta: Bumi Aksara.Izmiarti. 2004. Komunitas Makrozoobentos di SituLengkong dan Situ Kubang Panjalu Ciamis.Jurnal Andalas. 9: 51-59.Mukhtar AS & Ucup H. 2001. KajianKeanekaragaman MakrozoobentosInvertebrata Sebagai Bioindikator KualitasAir Danau Lido. Bul. Pen. Hutan 626 : 35-52.Odum EP. 1993. Dasar-dasar Ekologi. TerjemahanTjahjono Samingan. Edisi Ketiga.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Odum EP & GW Barrett. 2005. Fundamentals ofEcology. Brooks Cole. 5 edition. SoundersCompany, Toronto.Quijon P. and E. Jaramillo. 1993. Temporal

    variability in the intertidal macroinfauna inthe Queule Rever Estuary, South-CentralChilie. Estuarin Coastal and Shelf Science.37:655-667.Ramli D. 1989. Ekologi. Jakarta: Dirjend DiktiProyek Pengembangan Lembaga PendidikanTenaga Kependidikan.Rifqi MA. 2009. Ekologi; Hubungan Dengan IlmuLain, Populasi Dan Komunitas. On line athttp://rantanie.blogspot.com/2009/04/ekologi-hubungan-dengan-ilmu-lain.html[diakses tanggal 23 Mei 2011]Rizky H. 2007. Indikator Biologis. On line athttp://rizky.wordpress.com/2007/06/09/makrozoobentos-indikator-perairan-air-tawar/[diakses tanggal 3 Januari 2011]Simamora DR. 2009. Studi KeanekaragamanMakrozoobentos Di Aliran Sungai PadangKota Tebing Tinggi (Skripsi). Medan:Departemen Biologi Universitas SumateraUtara.Setyobudiandi I. 1997. Makrozoobentos. Bogor: