69296066 laporan solid kel 2 assisted(1)

Upload: wirdaniati-emilia

Post on 06-Apr-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    1/26

    LAPORAN PRAKTIKUM

    MODUL I

    ZAT PADAT (TOTAL SOLID, TOTAL SUSPENDED SOLIDS, TOTAL DISSOLVED

    SOLIDS, AND VOLATILE SUSPENDED SOLIDS) BERDASARKAN METODE

    GRAVIMETRI

    Kelompok 2 :

    Ayu Nitami

    Ikhtiar Jauhari

    Muhammad Anugrah

    Asisten : Citra AnindyaTanggal Praktikum :

    Tanggal Disetujui :

    Nilai Laporan :

    Paraf Asisten :

    LABORATORIUM TEKNK PENYEHATAN DAN LINGKUNGAN

    PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS INDONESIA

    2011

    1.1 TUJUAN

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    2/26

    Metode ini digunakan menentukan kadar padatan total (Total Solid/TS), padatan

    terlarut total (Total Suspended Solid/TSS), padatan terlarut total yang menguap (Volatile

    Suspended Solid/VSS), dan padatan terlarut yang terikat dalam air dan air limbah (Total

    Dissolved Solid/TDS) secara gravimetric. Dalam pengujiannya, penimbangan padatan

    terlarut total tidak boleh lebih dari 200 mg.

    1.2 DASAR TEORI

    Solid adalah zat sisa sebagai residu dari hasil penguapan dan pengeringan pada

    suhu 103oC sampai 105oC. Metode yang digunakan untuk mengukur kadar solid adalah

    gravimetric. Total solid dalam sampel cair terdiri dari total dissolved solid dan total

    suspended solid.Zat padat yang dievaporasi dan dilakukan pengeringan pada suhu 103-

    1050C, hal ini dilakukan karena pada suhu inilah material organik terlepas/terbebas dari

    air. Meskipun pada nantinya untuk mengetahui lebih spesifik mengenai kandungan zat

    padat (suspended solid, dissolvedsolid atau volatile solid) cara pengukurannya akan

    disesuaikan.

    1.2.1 Total Solid, Total Dissolved Solid, Total Suspended Solid, Volatile Suspended

    Solid dan Settleable Diskrit.

    Total Solid (Total kandungan zat padat) pada sampel air terdiri dari total padatan

    terendap (Suspended Solid) dan total padatan terlarut (Dissolved Solid). Total padatanterlarut adalah material di dalam air yang akan lolos saring pada saringan dengan ukuran

    pori 2 m atau lebih kecil. Sedangkan total padatan terendap adalah material yang

    tertahan pada saringan. Pengukuran Total Solid dilakukan dengan cara evaporasi dan

    pengeringan, yaitu memanaskan sample hingga suhu 103-1050C selama 1 jam. Hal ini

    dilakukan untuk memastikan semua material organik telah lepas dari air, kemudian

    diselisihkan antara berat setelah dan sebelum dipanaskan. Tapi, untuk menghindari masih

    adanya Volatile (padatan organik) pada sampel, maka sebaiknya dipanaskan dengan

    tungku hingga 5500C selama 1 jam.

    Biasanya total padatan terlarut yang terkandung dalam air minum bekisar antara 20-

    1000 mg/L. Nilai ini merupakan pertimbangan kenyamanan terhadap pemakaian air

    untuk keperluan domestik yaitu rumah tangga. Meningkatnya nilai total padatan terlarut

    maka kesadahan air akan meningkat. Air dengan nilai total padatan terlarut yang tinggi

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    3/26

    memiliki kecendrungan untuk mengotori wadahnya, dan juga berpengaruh buruk pada

    irigasi pertanian dan perkebunan. Cara pengukuran total padatan terlarut ialah dengan

    pemanasan sample hingga suhu 1800C selama 1 jam, kemudian diselisihkan antara berat

    setelah dan sebelum dipanaskan.

    Sebenarnya cara pengukuran total padatan terendap pada prinsipnya adalah dengan

    mengeringkan residu sample yang tertahan pada kertas saring hingga suhu 1030C -1050C

    selama 1 jam. Pengukuran total padatan terendap merupakan salah satu parameter penting

    untuk mengevaluasi seberapa tercemarnya air limbah domestik serta untuk menentukan

    efisiensi kerja unit pengolahan air. Kesalahan kecil dalam penimbangan bisa menjadi

    begitu signifikan. Cukup sample harus disaring, jika memungkinkan, hingga didapatkan

    berat padatan sekitar 10 mg. Hal ini memerlukan filtrasi dari 500 mL atau lebih sample.

    Pada kondisi di mana pengukuran kekeruhan tidak cukup dipertimbangkan untukmemberikan informasi terhadap sample air yang ada, maka perhitungan total padatan

    terendap diperlukan.

    Pengeringan hingga suhu 5500C diperlukan untuk memastikan telah hancurnya

    semua material organik, yaitu dengan mengoksidasi bahan organik hingga menjadi gas

    karbon dioksida dan air. Sementara itu suhu pun dikontrol untuk mencegah dekomposisi

    dan volatilisasi bahan inorganik. Cara ini merupakan pengukuran untuk Volatile Solid.

    Jika terdapat residu setelah pembakaran, maka residu itu merupakan mineral/garam

    inorganik.

    Total Dissolved Solid adalah ukuran dari isi gabungan dari semuaanorganik dan organic zat yang terkandung dalam cairan di molekul, terionisasi atau

    mikro-butiran dalam bentuk wujud terlarut. Umumnya definisi TDS adalah bahwa zat

    padat yang cukup kecil yang tertahan melalui saringan ukuran dua mikrometer. Total

    padatan terlarut biasanya dibahas hanya untuk sistem air tawar, seperti salinitas terdiri

    dari beberapa ion sesuai dengan definisi TDS itu sendiri. Aplikasi utama TDS adalah

    dalam studi kualitas air untuk sungai dan danau, walaupun TDS umumnya tidak dianggap

    sebagai polutan primer tetapi digunakan sebagai indikasi karakteristik estetika dari air

    minum dan sebagai indikator agregat ada atau tidaknya kontaminan kimia pada air

    tersebut.

    Dilain sisi ada beberapa yang menyebutkan bahwa Total Padatan Terlarut adalah

    total unsur atau element mineral yang terlarut di dalam air. TDS umumnya diukur dalam

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    4/26

    satuan ppm (part per million) atau mg/ liter. Contoh, TDS dengan nilai 1 ppm atau 1

    mg/L artinya dalam setiap 1 liter air mengandung 1 mg padatan atau unsur-unsur yang

    terlarut. Semakin tinggi nilai TDS dalam air, semakin banyak kandungan zat atau unsur

    yang terlarut didalamnya dan sebaliknya jika nilai TDS semakin rendah. TDS yang tinggi

    dapat mengganggubiota perairan seperti ikan karena tersaring oleh insang. Menurut

    Fardiaz (1992), padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi cahaya ke dalam air,

    sehingga mempengaruhi regenerasi oksigen secara fotosisntesis dan kekeruhan air juga

    semakin meningkat. Ditambahkan oleh Nybakken (1992), peningkatan kandungan

    padatan tersuspensi dalam air dapat mengakibatkan penurunan kedalaman eufotik,

    sehingga kedalaman perairan produktif menjadi turun.

    Penentuan padatan tersuspensi sangat berguna dalam analisis perairan tercemar

    dan buangan serta dapat digunakan untuk mengevaluasi kekuatan air, buangan domestik,

    maupun menentukan efisiensi unit pengolahan. Padatan tersuspensi mempengaruhi

    kekeruhan dan kecerahan air. Oleh karena itu pengendapan dan pembusukan bahan-

    bahan organik dapat mengurangi nilai guna perairan.

    Total padatan terlarut merupakan bahan-bahan terlarut dalam air yang tidak

    tersaring dengan kertas saring millipore dengan ukuran pori 0,45 m. Padatan ini terdiri

    dari senyawa-senyawa anorganik dan organik yang terlarut dalam air, mineral dan garam-

    garamnya. Penyebab utama terjadinya TDS adalah bahan anorganik berupa ion-ion yang

    umum dijumpai di perairan. Sebagai contoh air buangan sering mengandung molekul

    sabun, deterjen dan surfaktan yang larut air, misalnya pada air buangan rumah tangga dan

    industri pencucian.

    Total Suspended Solid (Total padatan tersuspensi) adalah padatan yang tersuspensi

    di dalam air berupa bahan-bahan organik dan inorganic yang dapat disaring dengan kertas

    millipore berpori-pori 0,45 m atau lebih besar dari ukuran koloid. Materi yang

    tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi

    matahari ke dalam badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan

    pertumbuhan bagi organisme produser.

    Volatile Suspended Solid Adalah jumlah padatan yang menguap dari Total

    Suspended solid yang telah dipanaskan pada suhu 550 C. Sedangkan Settleable Diskrit

    (Partikel Diskrit) Adalah Solid yang akan mengendap secara gravitasi bahkan pada

    kondisi yang tenang, contohnya adalah lumpur.

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    5/26

    1.2.2 Parameter Jumlah Zat Padat dalam Air

    Peraturan-peraturan yang mengatur masalah satandar air yang layak kita konsumsi

    antaralain yaitu:

    Permenkes RI nomor 907/MENKES/SK/VII/2002Mengenai kadar maksimum Total Zat Padat Terlarut yang diperbolehkan adalah 1000

    mg/L.

    Permenkes RI nomor 416/MENKES/PER/IX/1990Peraturan ini tentang syarat-syarat air minum menyatakan bahwa Jumlah Zat Padat

    Terlarut (TDS) maksimum yang diperbolehkan adalah 1000 mg/L. Menurut Standar Air

    Minum WHO, kadar Sisa Zat Padat untuk air minum adalah 500-1000 ppm. Menurut

    Syarat Air Minimum Standard Internasional, jumlah Total Solid yang Diperkenankan

    adalah 500mg/L dan batas Maksimumnya adalah 1500mg/L.

    Peraturan Pemerintah no.82 tahun 2001

    Peraturan ini mengenai Pengelolaan Kualitas Air dan Pencemaran Air menyatakan bahwa

    Residu Terlarut untuk air kelas I adalah 1000 mg/L, kelas II 1000 mg/L, kelas III 1000

    mg/L, dan kelas IV adalah 2000 mg/L. Untuk kadar Residu Tersuspensi untuk air kelas I

    adalah 50 mg/L, kelas II 50 mg/L, kelas III 400 mg/L, dan kelas IV adalah 400 mg/L.

    Pembagian kelas air adalah sebagai berikut:

    1) Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air , dan atau peruntukan

    lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;

    2) Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi

    air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi pertanaman, dan

    atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

    tersebut;

    3) Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air

    tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang

    mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan tersebut;

    4) Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi,pertanaman

    dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan

    kegunaan tersebut.

    1.2.2 Sumber Zat Padat dalam Air

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    6/26

    Sebenarnya sumber-sumber zat padat di air bermacam-macam. Pembagiannya terbagi

    menjadi tiga jenis, yaitu sumber organik, non organik, dan logam. Sumber organik bisa

    berasal dari dedaunan, debu, plankton, pupuk, limbah pestisida, limbah organik dari

    rumah tangga dan industri serta banyak lagi sumber bahan organik lainnya yang menjadi

    zat padat dalam air. Sumber non organik berasal dari batu dan udara yang mungkin

    mengandung bikarbonat kalsium, nitrogen, fosfor besi, belerang, mineral dan garam

    garam lainnya. Sumber logam biasanya mungkin terbawa dari pipa distribusi. Biasanya

    unsur yang terbawa berupa timah atau tembaga.

    1.2.3 Kegunaan Menentukan Nilai Zat Padat dalam Air

    Salah satu sasaran utama dalam menentukan padatan dalam limbah domestik, limbah

    industri, dan sampel lumpur adalah dengan mendapatkan pengukuran jumlah materi

    organik yang terkandung di dalamnya. Percobaan ini diperoleh dengan proses

    pembakaran dimana materi organik dikonversikan ke dalam gas karbon dioksida dan air,

    kemudian diuapkan, dimana suhu dikontrol untuk menghindari dekomposisi dan

    penguapan substansi anorganik. Kehilangan berat akibat oksidasi bertemperatur tinggi

    dan penguapan dianggap sebagai materi organik.

    Pengukuran settleable solid penting karena dalam prakteknya digunakan dalam

    penentuan keperluan unit sedimentasi dan perilaku fisik arus limbah yang memasuki

    badan air alami dan dapat digunakan secara luas dalam analisis limbah industri

    menentukan kebutuhan dan desain tank menetap utama dalam proses pengolahan

    tanaman mempekerjakan biologis. Jumlah total padatan yang lebih tinggi mengubah rasa

    air dan terkadang memberikan efek laksatif pada orang yang tidak terbiasanya dengan

    tingkat yang lebih tinggi. Air dengan padatan terlarut yang tinggi cenderung

    meninggalkan noda pada perabot kaca dan memiliki dampak merugikan seperti panen,

    tanaman, dan rerumputan yang diirigasi. Pada beberapa daerah, sangat tidak mungkin

    menemukan air alami dengan kandungan padatan kurang dari 500 mg/L, sehingga sangat

    tidak mungkin pula dapat menemui tingkat yang diinginkan tanpa pengolahan.

    Nilai kadar padatan terlarut sangat penting karena kadar padatan terlarut ini

    berkaitan dengan nilai kesadahan dan kekeruhan dalam air. Semakin banyak jumlah

    padatan, semakin tinggi nilai kesadahan dan kekeruhan dalam air tersebut. Kadar padatan

    dan kesadahan yang tinggi akan membuat nilai oksigen terlarut dalam air menjadi

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    7/26

    menurun. Air dengan kadar oksigen terlarut kurang dari standar tentu akan berdampak

    bagi kesehatan manusia. Unsur-unsur organik seperti logam dan non-logam dalam jumlah

    yang berlebih bisa membahayakan kesehatan manusia.

    1.2.5 Kerugian adanya Padatan dalam Air

    Dalam bidang penyediaan air untuk publik dan industri, pengukuran total padatan

    terlarut sangatlah penting. Hal ini digunakan untuk menentukan kelayakan pasokan

    potensial untuk pembangunan. Saat water-softening diperlukan, tipe prosedur water-

    softening yang digunakan dapat ditentukan dengan banyaknya padatan terlarut, karena

    metode presipitasi menurun, dan metode pertukaran meningkat. Air yang mengandung

    kadar zat padat yang tinggi akan berpotensi menimbulkan masalah, baik untuk manusia

    maupun unit pengolahan air. Kadar padatan terlarut ini berkaitan dengan nilai Kesadahan

    dan Kekeruhan dalam air. Semakin banyak jumlah padatan, semakin tinggi nilai

    kesadahan dan kekeruhan dalam air tersebut. Kadar kesadahan ini nantinya akan

    berpengaruh pada nilai Oksigen Terlarut dalam air. Kadar padatan dan kesadahan yang

    tinggi akan membuat nilai oksigen terlarut dalam air menjadi menurun. Air dengan kadar

    oksigen terlarut kurang dari standar tentu akan berdampak bagi kesehatan manusia.

    Unsur-unsur organik tertentu, logam dan non logam dalam jumlah yang berlebih juga

    bisa membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya.

    Permasalahan pada unit pengolahan air yaitu kandungan zat terlarut berupa ion-iondalam air dengan kadar zat padat tinggi akan berpotensi membuat korosiv pada pipa-pipa

    pengolahan sampai pipa distribusi. Jika dalam pengolahan kadar solid ini tidak

    diturunkan secara benar, maka akan merugikan unit pengolahan air itu sendiri karena bisa

    terjadi korosi yang justru akan merusak pipa dan bisa menurunkan kualitas air yang

    sudah diolah sebelumnya. Pengukuran padatan tersuspensi dan padat tersuspensi mudah

    menguap digunakan untuk mengevaluasi kekuatan limbah domestik dan industri. Pada

    pabrik yang lebih besar, pengukuran ini digunakan unutk menentukan efektifitas unit

    pengolahan. Dalam sudut padang pengawasan polusi, penghilangan padatan tersuspensi

    dama pentingnya dengan penghilangan BOD. Pengukuran baik padatan tersuspensi

    maupun padatan tersuspensi mudah menguap digunakan untuk mengontrol padatan

    biologis pada proses activated-sludge. Hanya percobaan pada total padatan dan padatan

    mudah menguap yang diterapkan pada lumpur. Keduanya tidak dapat dihilangkan dari

    rancangan dan operasi pengolahan lumpur, filter vakum, dan unit incinerasi.

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    8/26

    1.2.6 Metode menghilangkan Padatan dalam Air

    Biasanya partikel padatan besar dihilangkan dari dengan proses settling dan filtrasi

    sederhana. Penghilangan padatan koloid dari air bisanya membutuhkan proses koagulasi.

    Garam aluminium dan besi merupakan koagulan yang banyak dipakai dalam pengolahan

    air. Dari antaranya, alum atau filter alum paling banyak digunakan. Polielektrolit alami

    atau buatan digunakan dalam memflokulasi partikel. Di antara senyawa alami yang

    digunakan adalah kanji dan derivatif selulosa, materi berprotein, dan getah yang terbuat

    dari poliskarida. Akhir-akhir ini, polimer buatan pilihan, termasuk di dalamnya polimer

    netral dan polielektrolit baik anion dan kation, yang merupakan flokulan efektif, banyak

    digunakan.

    Koagulasi-filtrasi merupakan prosedur yang lebih efektif dibandingkan hanya

    filtrasi saja dalam menghilangkan materi tersuspensi dari dalam air. Proses ini terdiri atas

    penambahan koagulan yang mengagreasi partikel menjadi partikel yang lebih besar,

    diikuti dengan filtrasi. Baik alum maupun kapur, seringkali ditambahkan dengan

    polielektrolit, sering digunakan dalam koagulasi.

    1.2.7 Manfaat Padatan dalam Unit Pengolahan Air

    Dalam unit pengolahan air, nilai padatan berperan dalam unit prasedimentasi,

    koagulasi dan flokulasi, filtrasi, sedimentasi, dan disinfeksi.a) Pra-Sedimentasi

    Proses pra-sedimentasi adalah sebuah proses dimana sebelum air baku masuk

    dalam pengolahan lebih lanjut, air diendapkan secara gravitasi untuk menghilangkan

    partikel diskrit yang terdapat dalam air. Penetapan total padatan dilakukan pada air

    setelah melewati proses pra-sedimentasi. Hal ini dilakukan sebagai bentuk

    pengawasan terhadap kualitas air sebelum dan sesudah proses pengolahan air, selain

    itu dapat diketahui efisiensi pengolahan tersebut.

    b) Koagulasi dan Flokulasi

    Koagulasi adalah proses panambahan dan pengadukan cepat koagulan yang

    menghasilkan koloid yang tidak stabil dan padatan tersuspensi halus membentuk

    partikel yang tidak stabil. Flokulasi adalah pengadukan lambat atau penyempurna

    pembentukan partikel yang tidak stabil membentuk flok endapan. Prinsip koagulasi

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    9/26

    dan flokulasi yang digunakan pada pengolahan air adalah untuk mengumpulkan

    padatan yang terbentuk menjadi endapan.

    c) Sedimentasi

    Dalam pengolahan air, sedimentasi dapat diaplikasikan pada:

    Pengendapan sederhana dari air permukaan untuk pengolahan menggunakan

    instalasi saringan pasir cepat.

    Pengendapan dengan koagulasi dan fitrasi sebelumnya pada saringan pasir cepat.

    Pengendapan dengan koagulasi dan fitrasi pada lime-soda tipe instalasi pelunakan

    kesadahan.

    Pengendapan komponen air pada instalasi penghilang besi dan mangan.

    Pada unit sedimentasi terjadi pemisahan padatan dan cairan menggunakan proses

    gravitasi untuk menghilangkan padatan tersuspensi. Fungsi unit sedimentasi dalam

    instalasi pengolahan adalah:

    Mengurangi biaya operasi instalasi pengolahan karena unit sedimentasi ini hanya

    megandalkan gaya gravitasi dalam pengerjaannya. Selain bisa mengurangi pencemar

    secara alami, air yang sudah lebih bersih akan lebih mudah dan murah diolah. Hal ini

    karena jumlah konsentrasi zat pencemar sangat mempengaruhi jumlah koagulan,

    disinfektan dan bahan-bahan kimia lain dalam unit pengolahan air.

    Mengurangi beban kerja unit filtrasi dan memperpanjang umur pemakaian unit

    penyaring selanjutnya. Hal ini dikarenakan bahan tercemar yang masuk sudah

    berkurang dari unit sedimentasi ini. Zat padat sebagian akan mengendap secara

    gravitasi sehingga konsentrasi pencemar sudah menurun dan mempermudah

    pekerjaan unit lainnya.

    a) Desinfeksi

    Hubungan total padatan pada proses desinfeksi akan mempengaruhi konsentrasi

    desinfektan yang ditambahkan. Total padatan berbanding lurus dengan konsentrasi

    desinfektan yang harus ditambahkan Hal ini disebabkan karena keberadaan

    mikroorganisme yang akan dimatikan oleh desinfektan terhalangi oleh keberadaan

    partikel-partikel padatan.

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    10/26

    1.3 ALAT

    1. Sedimentasi Diskrit

    Alat :

    imhoff cone stop watch

    Bahan :

    1000 ml sampel dari Danau Mahoni

    1. Total Solid

    Alat :

    pipet volume 10 ml dan 50 ml

    cawan porselen / cawan gouch

    hot plate

    oven

    penjepit

    desikator yang berisi silika gel

    timbangan analitik

    Bahan :

    25 ml sampel yang di pipet dari permukaan imhoff cone

    1. Total Suspended Solid

    Alat :

    pipet volume 50 ml

    saringan vakum fiber glass

    kertas saring whatman grade 934 AH ukuran pori 1,5 m

    cawan porselen / cawan gouch

    oven

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    11/26

    penjepit

    desikator yang berisi silika gel

    timbangan analitik

    Bahan :

    100 ml air dari permukaan imhoff cone

    Air suling

    1. Total Dissolved Solid

    saringan vakum fiber glass

    cawan porselen / cawan gouch hot plate

    oven

    penjepit

    desikator yang berisi silika gel

    timbangan analitik

    Bahan :

    10 ml sampel hasil saringan vakum fiber glass pada percobaan TSS

    1. Volatile Suspended Solid

    Alat :

    cawan porselen / cawan gouch

    furnace

    penjepit

    desikator yang berisi silika gel

    timbangan analitik

    Bahan :

    residu hasil percobaan TSS

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    12/26

    1.5 PROSEDUR

    Sedimentasi Diskrit

    1. Aduk sample hingga homogen

    2. Tuangkan 1000 ml contoh ke dalam tabung imhoff

    3. Jalankan stopwatch, catat perolehan partikel yang terkumpul didasar tabung setiap 5, 10,

    15, 20, 30, 45, dan 60 menit

    4. Setelah 1 jam ambil 25 ml sample pada bagian permukaan tabung imhoff, untuk

    pengukuran sample TS

    5. Ambil 100 ml sample lagi untuk pengukuran TSS dan TDS

    Total Solid1. Pipet 25 ml contoh uji, masukan ke dalam cawan, volume contoh uji ini disesuaikan agar

    padatan tersuspensi yang ditimbang tidak lebih besar dari 200 mg

    2. Uapkan contoh uji yang ada dalam cawan sehingga kering pada kompor

    3. Masukkan cawan yang berisi padatan total yang sudah kering ke dalam oven pada suhu

    103oC-105oC selama 1 jam

    4. Pindahkan cawan dari oven dengan penjepit, dinginkan dalam desikator

    5. Timbang sampai diperoleh berat tetap/ konstan

    Total Suspended Solid dan Total Dissolved Solid1. Pipet 100 ml sampel ke dalam saringan vakum fiber glass.

    2. Bilas sebanyak tiga kali dengan masing-masing 10 mL air destilasi, biarkan penyaringan

    selesai terlebih dahulu sebelum membilas dan biarkan selama 3 menit setelah pembilasan

    selesai.

    3. Filter fiber glass dengan zat tersuspensi yang tertahan diambil dengan hati-hati dari

    saringan ,pindahkan pada cawan porselen kemudian dipanaskan dalam oven pada suhu

    105oC selama 1 jam

    4. Kemudian dinginkan dalam desikator, timbang sampai bobot tetap. Didapat nilai TSS

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    13/26

    5. Sampel yang lolos dari filter kertas, dituangkan dalam cawan penguapan. Volum sample

    diatur sehingga akan dihasilkan tidak lebih dari 200 mg Zat Padat Terlarut.

    6. Cawan yang berisi sample tersebut, diuapkan dan dikeringkan dalam oven pada suhu

    180oC selama 1 jam sampai semua air telah menguap.

    7. Didinginkan dalam desikator hingga suhu ruang, kemudian ditimbang sehingga diperoleh

    nilai TDS

    Volatile Suspended Solid1. Residu yang tertahan pada saringan pada proses TSS ditimbang lalu dibakar dalam

    tungku (furnace) pada temperatur 550o C selama 10 - 20 menit, setelah itu dipindahkan

    dalam oven dengan suhu 105o C selama 30 menit

    2. Didinginkan secara bertahap, kemudian dimasukkan ke dalam desikator hingga panasnya

    benar-benar hilang.

    3. Timbang Cawan setelah didinginkan sehingga didapatkan nilai VSS

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    14/26

    1.6 DATA HASIL PRAKTIKUM

    Pengukuran Sedimentasi Diskrit

    Volume sampel awal = 1000 ml

    Waktu (menit) Volume partikel diskrit yang mengendap (ml)

    Na 0

    10 0

    15 0

    20 0,1

    30 0,15

    45 0,15

    60 0,15

    Analisis Solid

    PengukuranTotal Solid(TS)

    Wcawan kosong setelah pemanasan = 31,8228 gram = 31822,8 mg (B)

    (diukur saat persiapan hanya untuk total padatan)

    Wcawan + residusesudahpemanasan= 31,8269 gram = 31826,9 mg (A)

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    15/26

    Vsampel = 25 ml

    PengukuranTotal Suspended Solid(TSS)

    Wcawan awal = 59,0584 gram = 59058,4 mg (B)

    (diukur saat persiapan hanya untuk total padatan)

    Wcawan+ kertas saring akhir = 59,0591 gram = 59059,1 mg (A)

    Vsampel = 100 ml

    PengukuranTotal Dissolved Solid(TDS)

    Wcawan awal = 35,3225 gram = 35322,5 mg (B)

    Wcawan akhir = 35,3238 gram = 35323,8 mg (A)

    Vsampel = 25 ml

    PengukuranVolatile Suspended Solid(VSS)

    Wcawan+ kertas saring + residu awal = 59,0591 gram

    Wcawan+ kertassaring + residu akhir = 59,0515 gram

    Vsampel = 100 ml

    1.7 PERHITUNGAN

    2 Hasil dari sedimentasi diskrit dicantumkan dalam tabel dibawah ini :

    Waktu (menit) Volume partikel diskrit yang mengendap (ml)

    5 0

    10 0

    15 0

    20 0,1

    30 0,15

    45 0,15

    60 0,15

    3 Dari tabel tersebut didapatkan grafik :

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    16/26

    Untuk menghitung Total Solid(TS) pada sampel digunakan rumus:

    A-BVolume Sample x 1000

    31826.9-31822.825 x 1000=164 mg/L

    dimana:

    A = berat cawan + residu setelah pemanasan = 31.8269 g = 31826.9 mg

    B = berat cawan kosong sebelum pemanasan = 31.8228 g = 31822.8 mg

    Untuk menghitung Total Suspended Solid(TSS) pada sampel digunakan rumus:

    A-BVolume Sample x 1000

    59059.1-59058.4100 x 1000=7 mg/L

    dimana:

    A = berat cawan + residu kering setelah pemanasan = 59.0591 gr = 59059.1 mg

    B = berat cawan kosong sebelum pemanasan = 59.0584 gr = 59058.4 mg

    Untuk menghitung Total Dissolved Solid(TDS) pada sampel digunakan rumus:

    A-BVolume Sample x 1000

    35323.8-35322.520 x 1000=65 mg/L

    dimana:A = berat cawan + residu kering setelah pemanasan = 35.3238 gr = 35323.8 mg

    B = berat cawan kosong sebelum pemanasan = 35.3225 gr = 35322.5 mg

    Untuk menghitungVolatile Suspended Solid(VSS) pada sampel digunakan rumus:

    A-BVolume Sample x 1000

    59059.1-59051.5100 x 1000=76 mg/L

    dimana:

    A = berat residu + filter + cawan sebelum pembakaran = 59.0591 gr = 59059.1 mg

    B = berat residu + filter + cawan setelah pembakaran = 59.0515 gr = 59051.5 mg

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    17/26

    1.8 ANALISA

    a) Analisa Percobaan

    Percobaan yang dilakukan oleh praktikan ini adalah analisa solids pada sampel

    air danau mahoni berdasarkan metoda gravimetris atau metoda menggunakan

    penimbangan. Metoda ini dipakai untuk mengetahui berat solid yang ada pada air sampel.

    Keadaan air dari danau yang digunakan untuk sample ini memiliki air yang keruh dan

    disekitar danau terdapat banyak sampah, danau ini memiliki kedalaman yang berbeda

    pada tepi dan tengah danau, pada tepi keadaan danau sangat dangkal sehingga air terlihat

    sangat keruh, sedangkan pada posisi tengah danau ini memiliki kedalaman yang cukup

    dalam sehingga air yang terlihat sedikit keruh. Analisa solid yang didapat pada praktikum

    ini adalah total solids, total suspended solid, total dissolved solid dan volatile suspended

    solids. Dalam praktikum ini penyajian padatan terlarut total tidak boleh lebih dari 200

    mg.

    Sample air yang digunakan untuk analisis solid diambil dari air danau, air yang

    diambil adalah air dari bagian tengah danau. Alat yang digunakan dalam percobaan ini

    adalah desikator yang berisi silika gel yang berfungsi untuk menurunkan suhu cawan dan

    sample, oven yang berfungsi untuk membakar atau mnguapkan sample, timbangan

    analitik untuk menimbang cawan dan sample, pipet volume yang bervolume 50 ml dan

    25 ml yang digunakan untuk memindahkan sample ke cawan, gelas ukur, untuk

    mengukur volume sample, cawan porselen sebagai wadah sample, penjepit untuk

    memindahkan cawan yang bersuhu tinggi, pompa vacuum dipakai pada proses

    penyaringan air sample untuk analisis total dissolved solid dan total suspended solids dan

    tungku pembakar untuk membakar sample hingga 500oC pada analisis volatile suspended

    solid. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah kertas saring untuk proses filtrasi

    dan air suling untuk mebantu proses filtrasi.

    Sedimentasi Diskrit

    Prosedur petama yang dilakukan dalam analisis solids adalah sedimentasi dikrit

    yang bertujuan untuk memisahkan padatan kasar atau lumpur dari air sample, sedimentasi

    diskrit akan membuat partikel padatan kasar tersedimentasi di dasar sehingga air sample

    yang digunakan tidak terdapat kandungan padatan kasar atau lumpur yang berjumlah

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    18/26

    besar. Air sample yang telah diambil dihomogenkan sehingga saat air sample dituangkan

    sejumlah 1000 ml kedalam imhoff cone akan bersifat homogen. Imhoff cone adalah alat

    untuk mengendapkan padatan-padatan seperti lumpur yang terlarut di dalam air. setelah

    air tersebut dimasukkan kedalam imhoff cone air didiamkan dan diamati volume padatan

    yang tersedimentasi pada menit ke-5, 10, 15, 20, 30, 45 dan 60. Setelah padatan kasar

    tersedimentasi dan ditunggu selama 60 menit air dari permukaan imhoff cone diambil

    sejumlah 25 ml untuk analisis total solid, 100 ml untuk total suspended solid dan total

    dissolved solid.

    Total Solid

    Setelah air sample diproses dalam sedimentasi diskrit air sejumlah 25 ml di proses

    untuk dianalisis total solid. Proses analisis solid menggunakan cawan porselen, cawan

    porselen ini sangat mudah terpengaruh terhadap sentuhan pada saat dilakukan

    penimbangan, seharusnya dalam uji solid ini menggunakan cawan platinum. Setelah

    cawan porselen dikeluarkan, cawan porselen diletakkan dalam ember untuk menghidari

    sentuhan, selain itu digunakan penjepit dalam melakukan penimbangan. Kelebihan dari

    cawan porselen adalah dapat mempercepat proses penguapan air. Cawan porselen

    ditimbang untuk mendapatkan berat kosong dari cawan, lalu air sample sejumlah 25 ml di

    masukkan kedalam cawan. Proses selanjutnya sample diuapkan hingga kering untuk

    menghilangkan air sehingga didapatkan padatan pada cawan. Cawan di pindahkan

    kedalam oven dan dipanaskan pada suhu 103oC hingga 105oC selama 1 jam proses ini

    dilakukan untuk menguapkan zat organik yang terkandung dalam padatan. Pada proses

    ini memakan waktu yang lebih lama karena oven yang digunakan akan mengalami

    penurunan suhu jika pintu oven dibuka sehingga dibutuhkan waktu lebih untuk

    menaikkan suhu hingga 103oC-105oC. Setelah kurang lebih 1 jam cawan dipindahkan

    kedalam desikator menggunakan penjepit untuk menurunkan suhu cawan. Proses terakhir

    adalah penimbangan cawan dan didapatkan berat total solid yang didapat dari selisih

    berat cawan dengan berat cawan kosong.

    Total Suspended Solid dan Total Dissolved Solid

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    19/26

    Analisis total suspended solid, total dissolved solid dan volatile suspended solid

    dilakukan dalam satu rangkaian yang menggunakan air sejumlah 100ml. sebelum

    memulai cawan ditimbang terlebih dalulu untuk mendapatkan berat awal cawan, dalam

    pecobaan ini digunakan 2 cawan yaitu cawan yang berisi filter yang akan digunakan

    dalam analisis total suspended solid serta volatile suspended solid dan cawan kosong

    untuk total dissolved solid. Setelah cawan ditimbang, air sample di saring menggunakan

    saringan vakum fiberglass, saringan vakum viberglass digunakan untuk mempermudah

    penyaringan, saringan yang berukuran sangat kecil maka penyaringan dibantu oleh

    pompa vakum. Saringan yang digunakan adalah saringan yang terdapat pada cawan.

    Penyaringan ini akan mendapatkan padatan yang tidak lolos saringan yang berpori

    kurang lebih 2 nm dan padatan yang lolos saringan 2 nm. Padatan yang tidak lolos

    saringan akan menyangkut di saringan sehingga akan digunakan untuk analisis total

    suspended solid sedangkan yang lolos saringan akan digunakan dalam analisis total

    dissolved solid.

    Saringan yang didapatkan dari proses penyaringan menggunakan vakum fiber

    glass dipindahakan ke cawan dan dimasukkan kedalam oven untuk dipanaskan pada suhu

    105oC untuk menghilangkan zat organik selama 1 jam dan selanjutnya dimasukkan dalam

    desikator untuk menurunkan suhu sehingga menjadi suhu normal lalu ditimbang untuk

    memperoleh hasil total suspended solid. Air sample yang lolos saringan di ambil

    sebanyak 20 ml dan dipindahkan kedalam cawan untuk selanjutanya dipanaskan sehingga

    seluruh air menguap. Setelah proses penguapan, cawan dimasukkan kedalam oven dan

    dipanaskan pada suhu 180oC selama 1 jam. Setelah proses pemanasan dalam oven, cawan

    dipindahkan kedalam desikator dan didinginkan hingga suhu normal untuk selanjutnya

    ditimbang sehingga didapatkan total dissolved solid.

    Volatile Suspended Solid

    Saringan yang telah diproses dalam analisis total suspended solid selanjutnyaakan digunakan dalam proses volatile suspended solid. Cawan yang berisi saringan

    tersebut dimasukkan kedalam furance yang bersuhu 550oC untuk mengabukan padatan

    tersuspensi selama kurang lebih 10-20 menit, sample di furnace karena suhu furnace

    lebih tinggi dari suhu oven dan oven memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai

    suhu 550oC setelah kurang lebih 30 menit cawan dikeluarkan dan dimasukkan kedalan

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    20/26

    desikator untuk menurunkan suhu secara bertahap hingga panas menghilang. Selanjutnya

    cawan ditimbang untuk mendapatkan berat akhir yang akan diselisihkan dengan berat

    hasil dari total suspended solid dan didapatkan volatile suspended solid.

    ANALISIS HASIL

    Sedimentasi Diskrit

    Pengujian sedimentasi diskrit didapatkan nilai volume dari endapadan pada menit

    ke 5, 10, 15, 20, 30, 45 dan 60. Endapan tersebut adalah endapan lumpur pada air sample.

    Hasil dari sedimentasi diskrit dicantumkan dalam tabel dibawah ini :

    Waktu (menit) Volume partikel diskrit yang mengendap (ml)

    5 0

    10 0

    15 0

    20 0,1

    30 0,15

    45 0,15

    60 0,15

    Dari tabel tersebut didapatkan grafik :

    Dari grafik diatas didapatkan perbandingan antara waktu dan volume endapan,

    didapatkan perbandingan lurus antara waktu dan volume endapan karena semakin lama

    waktu pengamatan semakin banyak endapan yang tertumpuk, endapan memerlukan

    waktu untuk memisahkan diri dari air sehingga didapatkan perbandingan lurus dengan

    waktu.

    Volume yang didapatkan pada sedimentasi diskrit paling banyak adalah 0,15 ml,

    endapan yang didapatkan pada percobaan ini termasuk kecil, volume kecil ini didapatkan

    karena air sample diambil dari danau mahoni bagian tengah sehingga lumpur yang

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    21/26

    terlalut dalam air sample tidak terlalu banyak. Danau mahoni bagian tengah memiliki

    kedalaman yang cukup dalama sehingga lumpur yang terlarut tidak terlalu banyak.

    Total Solid

    Dari hasil perhitungan penimbangan cawan kosong dan cawan setelah

    percobaan didapatkan hasil Wcawan kosong setelah pemanasan = 31,8228 gram = 31822,8 mg

    sedangkan untuk berat akhir didapatkan Wcawan + residusesudahpemanasan = 31,8268 gram =

    31826,8 mg percobaan ini dilakukan dengan mengambil sample sebesar 25 ml dari

    permukaan imhoff cone setelah sedimentasi diskrit.

    Untuke mengetahui kadar dari Total solid dalam sample maka dilakukan

    perhitungan dengan cara

    mg TS per Liter=A-Bx 1000volume contohsampel(mL)

    Dimana:

    A adalah berat cawan + residu sesudah pemanasan 105oC, mg

    B adalah berat cawan kosong sesudah pemanasan 105oC, mg

    Maka didapatkan hasil kadar total solid dalam air sample adalah 164 mg/L. Kadar total

    solid dalam air ini masih jauh di bawah batas maksimum yang diberikan oleh permenkes.

    Menurut Permenkes RI nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 mengenai kadar maksimum

    Total Zat Padat Terlarut yang diperbolehkan adalah 1000 mg/L.

    Total Suspeded Solid

    Pengujian total suspended solid secara grafimetris dengan melakukan

    penimbangan cawan saat kosong dan cawan setelah proses pengujian total suspended

    solid, dari hasil penimbangan didapatkan Berat cawan awal Wcawan awal = 59,0584 gram =

    59058,4 mg sedangkan untuk berat akhir dari cawan Wcawan+ kertas saring akhir = 59,0591

    gram = 59059,1 mg. Percobaan ini menggunakan air sample sejumlah 100 ml yang

    selanjutanya disaring dengan vakum fiberglass, saringan yang berisi padatan yang

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    22/26

    tersangkut dipindahkan ke cawan untuk selanjutnya dilakukan prosedur pengujian Total

    Suspended solid dan akhirnya dilakukan penimbangan.

    Untuk mengetahui kadar Total suspended solid atau kadar total padatan yang

    tersuspensi maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus :

    mg TSS per Liter=A-Bx 1000volume contohsampel(mL)

    Dimana:

    A adalah berat cawan + residu kering setelah pemanasan 105oC, mg;

    B adalah berat cawan kosong sesudah pemanasan 105oC, mg

    dari hasil perhitungan tersebut maka didapatkan padatan yang tersuspensi dalam air

    sample adalah 7 mg/L

    Total Dissolved Solid

    Kadar padatan yang terlarut dalam air didapatkan dengan pengujian air sample

    sejumlah 20 ml air sample yang telah disaring oleh vakum fiberglass. Air sample yang

    lolos saringan diambil sebanyak 20ml untuk selanjutnya dilakukan pengujian hingga

    didapatkan berat cawan setelah pengujian. Penimbangan cawan kosong dan cawan akhir

    didapatkan Wcawan awal = 35,3225 gram = 35322,5 mg sedangkan Wcawan akhir = 35,3238

    gram = 35323,8 mg dan julah sample adalah 20 ml, untuk mendapatkan kadar total

    dissolved solid maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus

    mg TDS per Liter=A-Bx 1000volume contohsampel(mL)

    Dimana:

    A adalah berat cawan + residu kering setelah pemanasan 180oC, mg;

    B adalah berat cawan kosong + kertas saring sebelum pemanasan 180oC, mg

    dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas maka didapatkan nilai dari

    padatan terlarut dalam air sample adalah 65 mg/L jumlah ini dibawah dari batas standar

    maksimum untuk jumlah solit yang dikeluarkan oleh permenkes dan WHO. Permenkes

    RI nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat air minum menyatakanbahwa jumlah zat padat terlarut (TDS) maksimum yang diperbolehkan adalah 1000 mg/L

    dan sesuai dengan Syarat Air Minum Standard Internasional atau standar yang

    dikeluarkan oleh WHO.

    Volatile Suspended Solid

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    23/26

    Kadar volatile suspended solid didapatkan melalui perhitungan jumlah padatan

    yang menjadi abu setelah pembakaran sample dalam furnace. Hasil penimbangan cawan

    didapatkan berat cawan awal Wcawan+ kertas saring + residu awal = 59,0591 gram sedangkan untuk

    berat akhir Wcawan+ kertassaring + residu akhir= 59,0515 gram sample yang digunakan berjumlah 100

    ml, sample yang sama digunakan dalam proses TSS dan TDS karena proses ini

    menggunakan padatan yang tersaring dalam proses total suspended solid

    Kadar VSS didapatkan melalui perhitungan dengan menggunakan rumus

    mg VSS per Liter=A-Bx 1000volume contohsampel(mL)

    Dimana:

    A adalah berat residu + filter + cawan sebelum pembakaran pada suhu 550C (mg)

    B adalah berat residu + filter + cawan sesudah pembakaran pada suhu 550C (mg)

    Dari hasil perhitungan dengan penggunaan rumus diatas maka didapatkan nilai volatile

    suspended solid sebesar 76 mg/L.

    Hasil yang didapatkan pada keempat pengujian diatas memiliki nilai kadar yang

    cukup kecil seperti tercantum dalam tabel di bawah ini

    Padatan Kadar (mg/L)

    Total Solid (TS) 164

    Padatan Terlarut Total (TSS) 7

    Total Dissolved Solid (TDS) 64

    Zat Padat Tersuspensi Mudah Menguap (VSS) 76

    Hasil perhitungan Total Solid

    Hasil ini lebih kecil dibandingkan dengan air sample yang diambil dari danau lain terlihat

    dalam proses sedimentasi diskrit air sample dalam percobaan ini juga memiliki endapan

    yang sangat sedikit. Pengambilan air di tengah danau juga menyebabkan jumlah solid

    yang sedikit karena air di tengah danau memiliki kedalaman yang lebih besar

    dibandingkan ditepi danau sehingga air yang ada tidak banyak tercemar oleh padatan-

    padatan yang berada pada dasar danau dan tepi danau.

    Menurut Peraturan Pemerintah no.82 tahun 2001 mengenai Pengelolaan Kualitas

    Air dan Pencemaran Air menyatakan bahwa Residu Terlarut untuk air kelas I adalah

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    24/26

    1000 mg/L, kelas II 1000 mg/L, kelas III 1000 mg/L, dan kelas IV adalah 2000 mg/L.

    Untuk kadar Residu Tersuspensi untuk air kelas I adalah 50 mg/L, kelas II 50 mg/L, kelas

    III 400 mg/L, dan kelas IV adalah 400 mg/L.

    Pembagian kelas air adalah sebagai berikut:

    1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air , dan atau

    peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan

    tersebut;

    2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana

    rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan ,air untuk mengairi

    pertanaman, dan atau peruntukkan lain yang mempersyaratkan mutu air yang

    sama dengan kegunaan tersebut;

    3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan

    ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau

    peruntukan lain yang mempersyaratkan air yang sama dengan kegunaan

    tersebut;

    4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk

    mengairi,pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu

    air yang sama dengan kegunaan tersebut.

    Menurut peraturan permenkes tersebut air dalam pengujian ini dapat dimasukkan

    dalam keempat kelas tersebut, akan tetapi menurut estetika dari air danau ini, air danau

    ini digunakan sebagai tempat pembuangan akhir dari saluran air seluruh aktivitas warga

    selain itu terdapat banyak sampah yang ada di sekitar danau. Walaupun dalam penelitian

    kadar solid yang didapatkan tidak terlalu besar penggunaan air danau ini tidak dapat

    langsung digunakan sesuai peruntukkan yang tercantum dalam permenkes tentang kadar

    padatan dalam air karena selain padatan faktor lain juga mempengaruhi keadaan air

    sehingga air dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan manusia. Parameter-parameter

    yang digunakan dalam analisa kualitas air tidak hanya parameter solid akan tetapi ada

    beberapa parameter yang harus digunakan seperti kekeruhan, bau, warna, temperatur, pH,

    unsur organik dan pemeriksaan organisme yang ada dalam air tersebut.

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    25/26

    KESIMPULAN

    1. Dari hasil perhitungan, didapat nilai padatan pada air sample seperti tercantum dalam

    tabel dibawah ini

    Padatan Kadar (mg/L)

    Total Solid (TS) 164

    Padatan Terlarut Total (TSS) 7

    Total Dissolved Solid (TDS) 64

    Zat Padat Tersuspensi Mudah Menguap

    (VSS)

    76

    2. Dari perhitungan tersebut didapatkan bahwa air sample memenuhi standar yang

    ditetapkan oleh Permenkes mengenai pengelolaan kualitas air

    3. Solid yang terkandung dalam air dapat dibedakan menjadi:

    1) Total solid adalah jumlah seluruh solid yang terdapat dalam sampel.

    2) Total dissolved solid merupakan padatan yang terlarut dalam air

    3) Total suspended solid, adalah jumlah padatan yang mengendap dalam air.

    4) Volatile solid, padatan yang mudah menguap.

  • 8/3/2019 69296066 Laporan Solid Kel 2 Assisted(1)

    26/26

    5) Fixed solid, merupakan padatan yang tersisa dari pemanasan volatile solid.

    6) Settleable solid adalah padatan yang dapat mengendap karena perngaruh

    gravitasi pada tabung imhoff.