kel. 10 parasitologi
TRANSCRIPT
Heligmosomoides polygyrus
Kelompok 10 Kelas B 2009Neni Yuningsih (0900581)
Nur Susinta Erviani (0907340)Tika Rohayati (0900430)
Heligmosomoides polygyrus
Kingdom : Animalia
Phylum : Nemathyhelminthes
Classis : Nematoda
Ordo : Strongylida
Familia : Heligmosomatidae
Genus : Heligmosomoides
Species :
Heligmosomoides
polygyrus
Deskripsi species• Heligmosomoides polygyrus
hidup parasit pada usus dua belas jari dan usus kecil woodmice dan tikus lainnya.
• Cacing dewasa memiliki ukuran panjang sekitar 5-20 mm
• Struktur cacing dewasa biasanya melingkar, betina memiliki 12-15 kumparan dan jantan memiliki 8-12 kumparan.
• Jantan memiliki bursa copulatory dan spikula tipis pada posterior
• Mengalami siklus hidup langsung
Gambar: cacing Heligmosomoides polygyrus dewasa
PenyebaranHeligmosomoides polygyrus banyak tersebar di negara-negara beriklim subtropik terutama di negara Portugal, ditemukan juga di Cina dan Mongolia.
Siklus Hidup
Infeksi Pada Usus Rodentia
Pada 7 hari pasca infeksi, parasit menjadi kista di dinding usus tapi akan segera bermigrasi kembali ke lumen usus.
Lesi submukosa usus duodenum karena larva Heligmosomoides polygyrus pada hospes.
Pencegahan Heligmosomoides polygyrus ini menginfeksi hewan
Rodentia melalui feces, maka kebersihan
lingkungan tempat hidup hewan tersebut haruslah
terjaga.
Penanganan/pengobatan Pemberian Protein Bacillus
thuringiensis (Bt) kristal (Cry) Pemberian obat cacing (anthelmintik) Pengobatan IL-4
Jurnal Ilmiah
• Judul Asli : Heligmosomoides polygyrus reduce infestation of Ixodes ricinus in free-living yellow-necked mice, Apodemus flavicollis (2008)
• Terjemahan : Heligmosomoides polygyrus mengurangi infestasi Ixodes ricinus pada tikus yang hidup bebas berleher kuning Apodemus flavicolis
• Oleh : N. FERRARI, I. M. CATTADORI, A. RIZZOLI and P. J. HUDSON (Milan, Italia)
Peranan Masing-masing Species
H. polygirus Ixodes ricinus A. flavicolis
Parasit 1 Parasit 2 Inang
Endoparasit Ektoparasit
Infeksi Infestasi
Apodemus flavicollisKingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Classis : Mammalia
Ordo : Rodentia
Superfamili : Muroidae
Famili : Muridae
Subfamili : Murinae
Genus : Apodemus
Species : Apodemus flavicollis
flickr.com
Apodemus flavicollis
• Tikus berleher kuning (rambut-rambut di sekitar leher berwarna kuning)
• Telinganya memiliki ukuran yang lebih besar bila dibandingkan dengan tikus kayu
• Memiliki panjang sekitar 100 mm• Dapat memanjat pohon dan kadang-kadang
ditemukan di rumah-rumah• Banyak ditemukan terutama di pegunungan wilayah
selatan Eropa, tetapi meluas ke bagian utara Skandinavia dan Inggris
Ixodes ricinus
Kingdom : Animalia
Phylum : Anthropoda
Classis : Arachnida
Subclassis : Acari
Ordo : Ixodida
Famili : Ixodidae
Genus : Ixodes
Species : Ixodes ricinushttp://www.eurospiders.com/Ixodes_ricinus.htm
Ixodes ricinus • Secara umum I. ricinus tidak memiliki mata dan tidak memiliki
festoons (kerutan di sepanjang posterior lateral tubuh)• Palpus lebih panjang dan ada alur anal di atas anus • Memiliki perisai punggung keras yang menutupi seluruh
opisthosoma (perut), tetapi hanya terdapat pada betina dan nympha.
• Tubuh jantan dewasa memiliki panjang 2,4-2,8 mm dan nymphanya memiliki panjang 1,3-1,5 mm.
• Panjang tubuh betina sekitar 3,0-3,6 mm sebelum makan dan setelah membesar panjangnya mencapai 11 mm.
• Ketika dewasa I. ricinus memakan darah dan dapat menularkan sejumlah penyakit kepada hospesnya.
Pendahuluan
• Dalam ekologi parasit interaksi antar parasit dapat menjadi sinergis (positif) atau antagonis (negatif)
• Interaksi negatif tersebut bisa timbul karena adanya persaingan langsung (misalnya : mendapat sumber makanan) sampai dengan tidak langsung misalnya melalui efek inang intermediet, termasuk peran aktif dari sistem kekebalan tubuh atau efek yang dihasilkan dari sisa-sisa metabolism parasit.
Pendahuluan
• Sebelumnya terdapat penelitian yang mengemukakan interaksi antar endoparasit nematode usus yakni antara Heligmosomoides bakeri dengan Trichinela spiralis (Behnke dkk, 2005)
• Hasilnya, ketika H.bakeri mencapai fase larva, tubuh inang menghasilkan semacam aktivitas kekebalan sehingga dapat menekan pertambahan nematode kedua.
• Namun ketika sudah mencapai fase dewasa, kekebalan tersebut menurun, dan jumlah kedua nematode bertambah
Pendahuluan
• Penelitian sebelumnya (Behnke etal, 2005) : kedua parasit adalah endoparasit
• Penelitian baru (Ferrari etal, 2008) : parasit 1 adalah endoparasit, sedangkan parasit 2 ektoparasit
Tujuan Penelitian
Latar Belakang Pemilihan
• Heligmosomoides polygirus : satu genus dengan Heligmosomoides bakeri, diharapkan fisiologisnya sama.
• Tikus berleher kuning (Apodemus flavicolis) : tidak ada alasan khusus, tapi nematode Heligmosomoides polygirus merupakan parasit umum yang sering menginfeksi tikus ini.
• Ixodes ricinus : vektor beberapa penyakit berbahaya
Hipotesis penelitian
Dengan bertambahnya kelimpahan infeksi Heligmosomoides polygyrus, jumlah infestasi
Ixodes ricinus juga bertambah.
• Hipotesis ini berdasarkan data hasil penelitian sebelumnya yakni kelimpahan H. bakeri bertambah seiring kelimpahan Trichinella spiralis
Metode Penelitian
1. Eksperimen manipulasi jumlah H. polygirus2. Studi Cross Sectional
Dilakukan dua metode, karena peneliti ingin membandingkan hasil eksperimen di laboratorium dan di habitat asli inang
1. Eksperimen manipulasi jumlah H. polygirus
Menangkap 230 ekor tikus berleher kuning di alam yang beratnya mencapai 15 gram (dewasa) dan tertular oleh kedua parasit tersebut tapi tidak tertulari parasit lainnya.
Di laboratorium, peneliti merekam semua data berkenaan dengan jenis kelamin, kematangan seksual dan infestasi oleh Ixodes ricinus.
Untuk mengetahui jumlah infeksi oleh H.polygirus peneliti menghitung jumlah telur per gram feses (EPG = Eggs per gram) per satu inang.
Membuat control dengan menemukan jumlah rata-rata Ixodes ricinus, dan rata-rata EPG per inang.
Memanipulasi (menambah dan atau mengurangi) jumlah nematode H. polygirus dengan cara pemberian Gellini parmachetical (anthelmintic/obat cacing)
Pemberian Gellini parmachetical dilakukan secara bertahap per 5 hari melalui mulut (dosis : 100mg/kg berat badan).
Menyimpan tikus-tikus tersebut di dalam laboratorium yang terkondisi
2. Studi Cross Sectional (SCS)
SCS : Menukar habitat asli inang dengan habitat yang sama sekali baru
Pepohonan beech (Fagus sylvatica), habitat asli sebanyak 230 ekor.
Pinus Scots (Pinus sylvestris) sebanyak 230 ekor Sejenis cemara, Picea abies sebanyak 230 ekor
Tikus yang dipilih memiliki karekter yang sama seperti di laboratorium, dan diberi label
Hasil Penelitian
1. Eksperimen manipulasi H. polygirusBerdasarkan hasil pengamatan, didapat
bahwa antara H. polygirus dengan Ixodes ricinus memiliki hubungan yang negatif, yakni dengan bertambahnya jumlah H. polygirus jumlah Ixodes ricinus berkurang per inang dan sebaliknya terutama pada tikus yang belum matang secara sexual.
Perubahan dalam geometric rata-rata infestasi Ixodes ricinus dengan jumlah EPG H.polygirus dalam anthelminthic experimental. Tingkat kepercayaan 95%
Hasil Penelitian
2. Hasil studi Cross sectionalBerdasarkan hasil penghitungan selama dua bulan,
didapatkan bahwa :• Dalam habitat aslinya (di pohon Fagus sylvatica),
interaksi antara Ixodes ricinus dengan H. polygirus memiliki hubungan yang positif terutama pada tikus dewasa, (jumlah nematode bertambah dan jumlah arthropoda juga bertambah)
• Tetapi pada dua habitat lain, keduanya memiiki hubungan yang negatif yakni, dimana jumlah H. polygirus bertambah, jumlah Ixodes ricinus berkurang.
Kesimpulan Peneliti
Berdasarkan hasil penelitian, maka hipotesis pertama tidak diterima karena rata-rata terjadi penurunan jumlah Ixodes ricinus seiring pertambahan nematode H. polygirus.
Namun demikian, hasil tersebut memang cenderung tidak sesuai jika inang berada pada kondisi breeding yakni siap berkembang biak dan berada di habitat aslinya.
Hipotesis Peneliti
• H. polygirus melepaskan produk racun (kemungkinan sisa metabolisme) yang berpotensi memengaruhi Ixodes ricinus
• Meskipun berasal dari genus yang sama, Heligmosomoides polygirus dan Heligmosomoides bakeri kemungkinan memiliki fisiologi yang berbeda, yakni dalam hal kekebalan pada stadium larva.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Siklus Hidup Heligmosomoides polygyrus [Online]. Tersedia: http://hpoly.blogspot.com/. [20 Maret 2011]
Anonim. 2010. Heligmosomoides polygyrus [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Heligmosomoides_polygyrus. [20 Maret 2011]
Anonim. 2010. Apodemus flavicollis [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Apodemus_flavicollis. [25 Maret 2011]
Anonim. 2011. Ixodes ricinus [Online]. Tersedia: http://en.wikipedia.org/wiki/Ixodes_ricinus. [26 Maret 2011]
Pertanyaan :1.
2.
3.
Dimanakah Neni, Susi dan Tika???